Ceritasilat Novel Online

Dosa Dosa Tak Berampun 2

Wiro Sableng 030 Dosa Dosa Tak Berampun Bagian 2


Orang di tengah mangan kembali tertawa. "Kau masih saja buta
dan lupa. Buka matamu besar-besar, pasang telingamu lebar-lebar.
Lihat dan dengar! Aku adalah Hang Kumbara alias Raja Rencong Dari
Utara!" "Hah"!" Panglima Sampono tentu saja tidak percaya.
Salah seorang muridnya berkata: "Mana mungkin! Raja Rencong
sudah mati di tangan para tokoh silat!"
29 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
"Budak lancang! Kau tahu apa tentang Raja Rencong!" menyentak
orang di tengah ruangan yang bukan lain memang adalah Raja Rencong
Dari Utara yang kini menyandang nama Iblis Sesat Jalan H,idup. "Raja
Rencong sudah lama mati! Tapi kini Hidup lagi dengan nama Iblis Sesat
Jalan Hidup! Hidup untuk membalaskan sakit hati dendam kesumat
setahun silam. Kau!" Iblis Sesat Jalan Hidup menunjuk dengan tangan
ke kanannya tepat-tepat ke arah Panglima Sampono. "Kau korban
pembalasanku yang pertama! Kau harus mampus di tanganku saat ini
juga! Dan sembilan pemuda muridmu ini! Karena mereka juga ada di
sini dan ada sangkut paut dengan dirimu, mereka juga harus mati!"
Iblis Sesat Jalan Hidup tiba-tiba jentikkan lima jari tangan
kanannya. Lima larik sinar merah yang memancarkan panas luar biasa
berkiblat mengerikan.
"Ilmu kuku api!" seru Panglima Sampono. Sulit baginya untukpercaya bahwa manusia iblis yang tegak dan menyerang itu adalah
benar-benar Raja Rencong yang telah mati setahun lalu. Tetapi ilmu
pukulan sakti tadi memang hanya Raja Renconglah yang memilikinya!
"Anak-anak, lekas menyingkir!" teriak Panglima Sampono lalu
jatuhkan diri ke lantai dan dari sini menghantam dengan tangan
kanannya, lepaskan serangan balasan yang disertai tenaga dalam
penuh! Tapi yang diserang sudah berpindah tempat. Pukulan tangan
kosong yang dilepaskan Panglima Sampono menghantam atap
bangunan kayu hingga sebagian atap itu hancur berantakan. Belum
sempat sang Panglima bergerak bangkit lima larik sinar merah panas
kembali menderu dari samping. Panglima Sampono gulingkan diri
selamatkan diri. Tapi di belakangnya tiga orang muridnya terdengar
menjerit dan roboh dengan tubuh hangus tanpa nyawa. Pemudapemuda lainnya cepat berlompatan ke halaman depan rumah kayu,
namun ketika sinar hitam kembali menyambar tak ampun lagi empat
orang roboh tergelimpang, putus nyawa! Hanya dua orang sempat
melarikan diri dan lenyap dalam kegelapan malam.
"Durjana biadab!" terdengar teriakan Panglima Sampono.
Tubuhnya berkelebat dan tahu-tahu kaki kanannya sudah meluncur
deras ke muka Iblis Sesat Jalan Hidup alias Raja Rencong. Yang
diserang mendengus, mundur selangkah sambil miringkan kepala.
Begitu tendangan lawan lewat dia susupkan satu jotosan ke lambung
sang Panglima. Sadar bahaya mengancam Panglima Sampono
selamatkan diri dengan berjungkir balik di udara sambil tahu-tahu
tangan kanannya mengemplang ke arah batok kepala Iblis Sesat Jalan
Hidup. Buk! Gebukan tangan kanan itu menghantam deras di kepala Iblis
Sesat Jalan Hidup, membuat tubuhnya terkapar ke lantai tapi cepat
bangkit kembali sambil tertawa mengekeh. Berdebarlah dada Panglima
Sampono. Kepala kerbau saja kalau terkena pukulannya tadi akan
30 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
hancur, tetapi bukan saja tidak terjadi apa-apa terhadap Kepala lawan,
malah manusia iblis itu tertawa mengekeh seperti mengejek.
"Mampuslah!" teriak Panglima.Sampono. Kembali serangannya
berkelebat. Kini berupa tendangan ke arah bawah perut lawan. Yang
diserang masih mengekeh. malah busungkan dada dan kangkangkan
kaki, menunggu datangnya tendangan.
Buk! Tendangan kaki kanan Panglima Sampono benar-benar
menghantam selangkangan Iblis Sesat Jalan Hidup. Tak dapat tidak
anggota rahasianya pasti hancur. Tubuhnya sendiri mencelat sampai
lima langkah. Tapi seperti tadi dia cepat bangkit berdiri dan lagi-lagi
sambil tertawa mengekeh.
"Yang kuhadapi ini bukan manusia. Benar-benar iblis agaknya!"
membatin Panglima Sampono. Rasa kawatir kini menyamaki dirinya.
Tapi untuk melarikan diri sangat berpantang baginya. Selagi dia masih
terkesiap melihat kehebatan lawan yang mengerikan itu, tiba-tiba Iblis
Sesat Jalan Hidup berteriak seperti srigala melolong. Serentak dengan
itu dia jentikkan lima jari tangan kanan. Sekali ini Panglima Sampono
terlambat bergerak untuk selamatkan diri. Dua larik sinar hitam
mengandung racun jahat sempat menyambar bahu dan pelipisnya. Jago
tua yang pernah menyandang nama harum di Pulau Andalas ini
terpuntir beberapa kali sebelum jatuh di lantai. Sesaat dia megapmegap, meregang nyawa. Iblis Sesat Jalan Hidup melangkah mendekati
dan praak! Kaki kanannya menendang kepala Panglima Sampono!
31 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
PASIR PUTIH sebuah kampung makmur terletak di pinggiran danau
berair hijau kebiruan. Penduduknya rata-rata berpenghasilan dari
bercocok tanam di tanahnya yang subur atau mencari ikan di danau
yang sepanjang tahun seperti tak pernah habis-habis ikannya.
Pemandangan di sekeliling danau indah sekali, apalagi tepian danau ini
ditebari dengan pasir putih hingga kampung yang ada di situ akhirnya
diberi nama Pasir Putih.
Rindang-Maruhun, Kepala Kampung Pasir Putih, pagi hari Mu
tampak duduk di atas sebuah kursi goyang terbuat dari rotan di serambi
depan rumah besarnya. Sebatang rokok daun jagung yang menebarkan
asap harum tak lepas-lepas dari sela bibirnya. Memang orang tua
berusia lebih setengah abad ini pecandu rokok jagung nomor satu.
Seharian dia bisa menghabiskan sampai tiga puluh batang. Meskipun
tua. Rindang Maruhun memiliki badan kekar dan rambutnya belum ada
yang putih, kumisnya hitam melebat di bawah hidung. Sambil
bergoyang-goyang dengan mata setengah terpejam dia menyahuti salam
orang yang melintas di depan rumahnya. Dia memang Kepala Kampung
yang disenangi dan dihormati penduduk di situ.
Pagi tadi dia telah berkeliling kampung. Memang begitu
kebiasaannya. Memperhatikan orang-orang yang bekerja di ladang
mereka, bercakap-cakap dengan mereka lalu pergi ke ladangnya sendiri.
Setelah bekerja cukup lama di ladang itu dia pergi ke danau melihatlihat penduduk yang mencari ikan. Tak jarang penduduk memberinya
ikan hasil tangkapan dalam jumlah cukup banyak. Tapi Rindang hanya
mengambil beberapa ekor. Itupun kalau dia memang kepingin makan
ikan. Kalau tidak maka pemberian itu selalu ditolaknya dengan halus.
Selagi duduk bergoyang-goyang seperti itu sambil tiada hentinya
menyedot dan menghembuskan asap rokok jagungnya yang harum,
tiba-tiba ada tiga orang penduduk lari memasuki halaman, langsung
menemuinya di serambi.
Rindang Maruhun buka kedua matanya yang setengah terpejam.
Tanpa mencabut rokok dari mulutnya dia bertanya: "Kalian muncul
seperti dikejar setan. Apa yang hendak kalian sampaikan padaku" Minta
rokok atau ingin kopi hangat?"
"Kepala Kampung, kami tidak minta rokok atau inginkan kopi
panas. Ada sesuatu yang hendak kami laporkan pada Bapak Kepala..."
menjawab penduduk yang bertopi hitam.
Kawan di sebelahnya langsung saja menyambung.
"Kami menemui dua orang pemuda tak dikenal. Tergeletak
pingsan di tepi kampung sebelah selatan.
Keduanya agak mencurigakan..."
32 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
"Hemm...Rindang Maruhun hentikan goyangan kursinya dengan
menekankan tumit kaki kanannya ke lantai. "Waspada adalah penting.
Tapi buru-buru curiga itu tidak baik. Kalian melihat dan menemui orang
pingsan. Mengapa tidak menolong dan membawa keduanya kemari...?"
"Jadi, kami boleh menolong dan membawanya kemari Bapak
Kepala?" "Tentu saja. Cari seorang teman lagi agar kalian berempat bisa
lebih mudah menggotongnya kemari..." kata Rindang Maruhun pula.
Tiga orang penduduk kampung Pasir Putih itu segera
meninggalkan rumah Kepala Kampung. Sebelum pergi ke tempat
dimana mereka menemui dua pemuda tergeletak pingsan, lebih dulu
ketiganya mencari seorang kawan lagi untuk membantu. Ternyata yang
ingin ikut lebih dari enam orang.
Tak selang beerapa lama mereka kembali ke rumah Kepala
Kampung dengan menggotong dua orang pemuda. Keduanya ternyata
memang dalam keadaan pingsan dan dibaringkan di lantai serambi.
Rindang Maruhun segera memeriksa keadaan kedua pemuda tak
dikenal itu. Tak ada tanda-tanda bekas penganiayaan. Baju dua pemuda
itu basah. Mungkin basah oleh embun, mungkin juga telah berpadu
dengan keringat. Sepasang kaki mereka tampak pecah-pecah, penuh
debu dan bekas-bekas tanah becek. Di beberapa bagian pakaian
keduanya kelihatan robek seperti terkait.
Rindang Maruhun mengangguk-angguk. "Tak ada satupun di
antara kalian yang mengenali mereka?"
Penduduk Kampung yang berkerubung di tempat itu sama
menidakkan. "Berarti dia memang bukan penduduk sekitar sini. Dua pemuda
ini datang dari jauh. Wajah mereka pucat. Mungkin karena tergeletak
lama dalam udara dingin malam tadi. Mungkin juga disebabkan oleh
sesuatu yang menakutkan. Mungkin mereka dikejar Begu Ganjang...?"
(Begu Ganjang = Hantu Panjang, yang dipercayai oleh orang-orang
Tapanuli sebagai penimbul malapetaka yang mengerikan).
Mendengar disebutnya Begu Ganjang penduduk yang ada di situ
tampak gelisah. Beberapa di antaranya segera meninggalkan rumah
Kepala Kampung karena takut kalau-kalau Begu Ganjang itu benarbenar muncul! "Apa yang harus kita lakukan Bapak Kepala?" tanya seorang
penduduk yaitu yang tadi ikut menggotong dua pemuda itu.
"Melihat denyutan urat nadi di leher keduanya, tak lama lagi
mereka akan segera siuman. Kalau mereka sudah sadar, kita bisa
menanyai," jawab Rindang Maruhun.
Betul saja, tak selang berapa lama kedua pemuda itu siuman dari
pingsan masing-masing. Begitu sadar tentu saja mereka terheran-heran
mendapatkan diri berada di tempat itu, dikelilingi banyak orang.
"Anak muda. Kami penduduk Kampung Pasir Putih menemui
kalian di pinggiran kampung sebelah selatan. Dalam keadaan pingsan.
33 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
Siapa kalian dan apa yang terjadi dengan kalian...?" bertanya Rindang
Maruhun. "Ah, kalian rupanya telah menolong kami. Terima kasih. Terima
kasih... dua pemuda itu membungkuk berulang kali.
"Eh, orang-orang di sini tidak butuh ucapan terima kasih itu.
Kami ingin tahu kalian berdua ini siapa dan mengapa kami temui dalam
keadaan pingsan"!" menegur sang Kepala Kampung.
Salah seorang pemuda itu lalu menjawab.
"Kami murid pengajian Panglima Sampono di Gunung Sinabung.
Menjelang subuh ketika kami
asyik mengaji menunggu saat
sembahyang tiba-tiba mendadak muncul seorang manusia dalam sosok
tubuh dan wajah yang mengerikan. Dia mengaku bernama Iblis Sesat
Jalan Hidup. Dia datang untuk membunuh Panglima Sampono dan
kami murid-murid yang berjumlah sembilan orang. Tujuh murid
sepengajian kami saksikan menemui kematian. Panglima sendiri kami
yakin pasti telah pula dibunuh oleh mahluk itu..."
Mendengar keterangan itu maka gemparlah semua orang yang ada
di rumah Kepala Kampung Pasir Putih, termasuk Rindang Maruhun
sendiri. Bedanya orang tua ini bisa bersikap lebih tenang. Dia berusaha
mendapatkan keterangan lebih jelas, lalu merenung sambil pejamkan
mata. Sesaat kemudian Kepala Kampung ini buka kedua matanya dan
berkata: "Aku pernah mendengar nama Iblis Sesat Jalan Hidup itu. Namun
apakah mahluk itu benar-benar ada sulit dipercaya. Dia gentayangan
melakukan segala kejahatan seperti dalam dongeng-dongeng yang
menakutkan. Sulit dipercaya..."
Baru saja Rindang Maruhun mengucapkan kata-kata itu tiba-tiba
terdengar suara tertawa mengekeh disusul oleh bentakan: "Dua anak
murid Panglima Sampono! Kalian berhasil melarikan diri! Tapi nyawa
kalian batasnya cuma sampai di sini!"
Sesosok tubuh menebar bau busuk berkelebat di udara. Dua
pemuda murid pengajian Panglima Sampono yang duduk di lantai
serambi rumah Kepala Kampung Pasir Putih itu mencelat ke dinding
rumah, terhempas di lantai. Mengerang sesaat lalu tak berkutik lagi.
Darah mengucur dari mulut mereka.
Di tengah serambi tegak sesosok tubuh berbau busuk,
mengerikan dan wajah seseram iblis. Tangan kiri buntung, tangan
kanan berkacak pinggang. Orang banyak berlarian lintang-pukang
sedang Rindang Maruhun tertegun sambil melangkah mundur dan
akhirnya terduduk di kursi goyangnya. Setan atau hantukah yang tegak
di hadapannya saat itu" Mahluk seram itu tiba-tiba menunjuk tepattepat ke arah sang Kepala Kampung.
"Kau yang tadi berkata Iblis Sesat Jalan Hidup sulit dipercaya
keberadaannya, apakah kau yang bernama Rindang Maruhun, Kepala
Kampung Pasir Putih"!"
"Aku... aku...!"
34 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
Braak! Mahluk seram bertopi tinggi hitam dan menyandang selendang
berbunga emas itu menendang kursi goyang yang diduduki Rindang
Maruhun hingga hancur berarit akan. Kepala Kampung itu sendiri
terguling beberapa kali, tapi selamat dan cepat berdiri.
"Kau yang bernama Rindang Maruhun"! Lekas jawab! Umurmu
tak lama lagi...!"
"Kau... kau hendak membunuhku"! Apa salahku ..."
Sekali lompat mahluk itu sudah menjambak rambut sang Kepala
Kampung. "Dengar... Akulah Iblis Sesat Jalan Hidup. Aku datang kemari
untuk mencari seseorang. Mana anak gadismu yang bernama
Pandansuri itu!"
Rindang Maruhun terbelalak mendengar orang menyebut nama
anak gadisnya. Dia berusaha berontak. Tapi sulit melepaskan jambakan
di kepalanya. Takut dan sekaligus sakit membuat Rindang Karuhun
nekad. Sebagai Kepala Kampung dia memang memiliki ilmu pukulan.
Namun hanya dari tingkatan rendah yang mengandalkan tenaga luar
dan kecepatan gerakan. Dengan tangan kanannya dia menghantam ke
arah hulu hati mahluk seram itu. Iblis Sesat JalanHidup mengekeh.


Wiro Sableng 030 Dosa Dosa Tak Berampun di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tangan kanannya yang menjambak ditebaskan ke bawah. Kraak!
Rindang Maruhun menjerit. Lengan kanannya patah. Tubuhnya
kemudian dibantingkan ke lantai. Kepala Kampung itu terpuruk
kesakitan di sudut serambi. Kemudian dia merasakan injakan kaki di
keningnya. "Mana anak gadismu" Lekas jawab!"
"Di... dia tak ada di sini. Pergi dua... dua hari lalu..."
"Bangsat! Kau berani dusta"!"
"Aku tidak dusta! Dia benar-benar tak ada di sini. Siapa kau"
Mengapa mencari anakku?"
"Siapa aku sudah kukatakan. Mengapa aku mencari gadis itu
karena ada sesuatu yang harus diselesaikan. Nyawa dibayar nyawa.
Darah dibayar dengan nyawa. Dosa di atas dosa! Dia mengkhianatiku
dan melarikan diri dari Bukit Toba setahun lalu. Lekas katakan ke mana
gadis itu pergi...!" "Aku tidak tahu..." "Kau pasti tahu! Dia anakmu!"
"Aku benar-benar tidak tahu..."
"Kalau begitu biarlah kau mampus dalam tidak tahu!"
Iblis Sesat Jalan Hidup tutup kata-katanya dengan menekankan
tumitnya ke kening Rindang Maruhun. Kepala Kampung yang malang
ini menggeliat-geliat dan melejang-lejangkan kaki. Ketika nyawanya
putus, tubuhnya pun tak bergerak lagi.
35 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
PANDANSURI duduk termenung di depan telaga. Kedua kakinya sampai
sebatas betis dimasukkan ke dalam air telaga yang jernih dan sejuk.
Saat itu hari masih pagi. Kicau burung masih terdengar di sana-sini. Di
atas langkan sebuah rumah bambu yang menjorok ke telaga, duduk
sosok tubuh berjubah biru dari seorang tua bermuka aneh dan seram.
Wajahnya berwarna biru, hampir segelap biru jubah yang dikenakan.
Kedua matanya hanya merupakan rongga berlobang sedang salah satu
telinganya sumplung.
Sesaat orang tua ini tengadahkan wajahnya ke atap langkan
seperti hendak menembus atap bambu itu dengan pandangan dua
matanya yang bolong kosong. Kemudian dia berpaling ke arah kiri
telaga, dimana Pandansuri duduk. Dulu gadis ini selalu mengenakan
kerudung muka dan pakaian serba ungu. Namun sejak peristiwa di
Bukit Toba dulu, sejak Pendekar 212 Wiro Sableng menyibakkan
kerudung yang selalu melindungi wajahnya, sejak itu pula dia tak
pernah lagi mengenakan kerudung muka ataupun pakaian berwarna
ungu. Kini dia selalu berpakaian serba putih, termasuk ikat kepala
untuk mengikat rambutnya yang panjang hitam.
"Masih sepagi ini kau sudah duduk melamun" Bukankah lebih
baik melatih jurus-jurus baru yang kuajarkan padamu" Atau melatih
ilmu pukulan sakti Surya Biru yang kurasa masih belum mantap kau
miliki" Berapa lama kau bersamaku Pandan" Satu tahun! Ah, itu jauh
dari cukup untuk mendalami ilmu pukulan sakti itu... "
Suara halus seperti suara perempuan itu datang dari langkan
rumah bambu dan ternyata adalah suara orang tua bermata bolong.
Pandansuri mengeluarkan kedua kakinya dari dalam air telaga.
Memang sudah setahun dia pulang balik meninggalkan kampungnya
Pasir Putih untuk menuntut ilmu kepandaian dari orang tua bernama
Nyanyuk Amber itu. Seperti dituturkan sebelumnya baik sang dara
maupun si kakek sama-sama diselamatkan oleh murid Eyang Sinto
Gandeng sewaktu terjadi malapetaka di Bukit Toba, yakni ketika
didirikannya Partai Topan Utara oleh Raja Rencong alias Hang Kumbara.
Atas petunjuk Wiro, Nyanyuk Amber kemudian memilih tinggal di telaga
yang sunyi tenang itu sedang Pandansuri kemudian diambil oleh si
kakek menjadi muridnya. Sebenarnya Nyanyuk Amber ingin pula
mewariskan pukulan satu "Surya Biru" pada pendekar 212 Wiro
Sableng, namun pendekar itu yang tidak mau dianggap mencari pamrih
menolak secara halus.
Seperti diketahui kedua tangan dan kaki Nyanyuk Amber telah
dibuat buntung oleh Raja Rencong karena pendekar sesat ini kawatir
sang guru akan menjatuhkan tangan keras dan hukuman kepadanya.
36 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
Karena itulah, selama Pandansuri berguru pada orang tua ini, sang dara
telah berusaha membuat sepasang kaki-kakian dari kayu dan rotan.
Dengan bantuan kaki palsu ini akhirnya Nyanyuk Amber mampu
berdiri, bahkan berjalan. Kini Pandansuri tengah merencanakan
membuat sepasang tangan palsu hingga kelak sang guru bisa hidup
secara lebih baik. Apa yang telah diperbuat gadis itu membuat Nyanyuk
Amber sangat sayang padanya hingga dia bertekad mewariskan seluruh
ilmu kepandaiannya pada Pandansuri. Karena sebelumnya sang dara
sudah memiliki ilmu silat dan ilmu sakti yang ampuh, maka dalam
waktu satu tahun pandansuri telah menguasai banyak ilmu kepandaian
yang diberikan gurunya. Terkadang
Nyanyuk Amber menggoda. Bahwa kelak jika sang dara sudah
berhasil penuh menguasai ilmu pukulan sakti "Surya Biru" maka
perlahan-lahan wajahnya akan berubah menjadi biru seperti wajah sang
guru! Tentu saja hal ini tidak sesungguhnya karena wajah biru si kakek
memang sudah begitu sejak dia dilahirkan!
Sebenarnya ada tiga hal yang membuat sepagi itu Pandansuri
duduk termenung di tepian telaga. Pertama kenangannya yang tak bisa
pupus terhadap pemuda gagah tapi suka menggoda dan berkepandaian
tinggi itu yakni bukan lain Wiro Sableng si gondrong yang selalu
dicapnya sebagai "pemuda konyol"! Tapi justru sejak pertama kali
bertemu dia tak bisa menipu perasaannya bahwa dia menyukai pemuda
itu dan tak dapat melupakannya. Setahun telah berlalu, sejak itu pula
dia tak pernah bertemu dengan pemuda itu. Padahal Wiro didengarnya
pernah berjanji pada Nyanyuk Amber akan datang menyambangi orang
tua itu. Tapi sampai hari itu dia tak pernah muncul.
Hal kedua yang menyamaki pikiran sang dara ialah apa yang
didengarnya terjadi di luaran sejak dua bulan terakhir ini. Beberapa
tokoh silat di pantai utara dan timur menemui kematian di tangan
seorang pembunuh yang dikatakan sebagai hantu mengerikan.
Beberapa perkumpulan persilatan dihancurkannya pula. Padahal semua
yang jadi korbannya adalah mereka yang tidak ada sangkut paut atau
silang sengketa. Apakah rupanya dunia persilatan ini tak pernah lepas
dari kehadiran manusia-manusia biadab dan terkutuk seperti itu"
Iblis Sesat Jalan Hidup! Begitu nama si pembunuh yang sampai
ke telinga Pandansuri. Ada dua hal yang membuat dia tidak enak dan
merasa heran. Yaitu si pembunuh kabarnya memiliki ilmu kebal hingga
tak mempan senjata, tak mempan pukulan sakti apapun. Kemudian ini yang membuat Pandansur risau - kabarnya pembunuh itu memiliki
ilmu kesaktian berupa jentikan jari-jari tangan yang mengeluarkan sinar
hitam panas menghanguskan. Setahu dia ilmu pukulan seperti itu
adalah "ilmu kuku api" yaitu seperti yang dipelajarinya dari Raja
Rencong, ayah angkatnya yang mati sesat itu. Di dunia persilatan hanya
ada dua orang yang memiliki ilmu kuku api itu yakni Raja Rencong dan
dirinya sendiri. Kini Raja Rencong sudah tiada, berarti hanya dia sendiri
yang menguasai ilmu itu. Tapi mengapa tahu-tahu kini muncul seorang
37 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
lain dengan nama mengerikan dan memiliki ilmu yang sama"
Hal ketiga yang menjadi pemikiran Pandansuri sepagi itu ialah
mimpinya tadi malam. Dia melihat ayah dan ibunya mengenakan
pakaian serba putih. Sang ayah yakni Rindang Maruhun Kepala
Kampung Pasir Putih mengenakan sorban putih lalu sang ibu memakai
selendang putih. Dalam mimpi kedua orang tuanya itu menaiki sebuah
kendaraan berbentuk aneh yang dapat meluncur di atas air danau di
pinggir kampung, lalu sambil melambai-lambaikan tangan mereka
terbang di atas danau, makin lama makin tinggi, makin jauh dan
akhirnya lenyap di balik awan.
Pandansuri tak dapat menerka apa arti atau mimpinya itu. Sebab
itulah sejak pagi dia sudah duduk di tepi telaga, merenung berpikirpikir. Ketika Nyanyuk Amber menegurnya gadis itu segera berdiri dan
pergi mendapatkan sang guru. Setelah diam sesaat maka diapun
mengutarakan dua dari tiga hal yang menjadi pikirannya itu. Hanya soal
pada mengenang Wiro Sableng yang tidak dikatakannya pada sang guru.
Nyanyuk Amber menghela napas dalam, mendongak ke atas lalu
memalingkan wajahnya ke arah telaga sementara burung-burung masih
terdengar berkicauan di pepohonan sekitar situ.
"Iblis Sesat Jalan Hidup..." desis si orang tua bermuka biru. "Satu
nama bejat yang pernah kudengar sejak enam puluh tahun lalu. Nama
itu seperti sebuah legenda. Dikatakan orangnya ada, tak pernah aku
menemuinya. Dikatakan tidak ada tapi malapetaka yang ditimbulkannya
terjadi di mana-mana. Bertahun-tahun nama itu lenyap seperti ditelan
bumi. Tahu-tahu kini muncul kembali. Sebelum kau mengatakannya
padaku Pandan, ada seorang sahabat menyambangiku seminggu lalu.
Diapun menceritakan hal yang sama. Juga mengutarakan kekawatiran
yang sama. "Siapa sebenarnya manusia itu guru" Jika dia memang seorang
manusia, bukan setan atau iblis?" bertanya Pandansuri.
"Sulit diduga. Dia muncul seperti ibiis. Lalu lenyap seperti setan.
Kematian dan darah ditinggalkannya di mana-mana. Seperti tak ada
yang sanggup menandinginya. Hanya yang mengherankan, jika nama
itu sudah muncul enam puluh tahun lalu, bagaimana masih terus ada
sampai saat ini" Seperti orangnya tak pernah mati-mati..." Orang tua ini
termenung sejurus. "Aku mendapat firasat, kemunculan manusia itu
kali ini seperti mencari sesuatu ..."
"Apakah dia demikian hebatnya hingga tak ada yang bisa
mengalahkannya?" bertanya lagi Pandansuri,
"Di dunia ini sesungguhnya tak ada manusia yang hebat atau luar
biasa muridku. Apalagi jika berhadapan dengan kekuatan dan
kekuasaan Tuhan. Segala sesuatunya hanya menunggu waktu saja.
Kalau aku tak salah ingat pernah seorang kawan mengatakan bahwa
manusia berjuluk Iblis Sesat Jalan Hidup itu konon mempunyai satu
pantangan. Pantangan inilah yang dapat mengalahkannya. Bahkan
menamatkan riwayatnya. Hanya sayang, sebelum sang kawan sempat
38 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
menerangkan rahasia kelemahan Iblis itu, dia mati terbunuh. Kurasa,
besar sekali kemungkinan Iblis Sesat Jalan Hiduplah yang telah
membunuhnya!"
"Tidakkah kita bisa melakukan sesuatu untuk mencegah manusia
terkutuk itu berbuat malapetaka lebih jauh...?"
"Aku senang mendengar pertanyaanmu itu Pandansuri. Hanya
saja apakah yang bisa kita lakukan" Mencarinya" Dicari ke mana?"
"Bagaimanapun kita harus berbuat sesuatu, guru ..."
"Betul muridku. Aku akan memikirkan hal itu mulai sekarang."
"Lalu bagaimana dengan mimpi saya yang tadi saya ceritakan itu,
guru?" "Mimpi adalah bunga tidur, Pandan. Mengingat Pasir Putih hanya
setengah hari perjalanan dari sini, ada baiknya kau pulang dulu.
Mungkin ayah atau ibumu kangen padamu... "
"Tak mungkin mereka kangen. Bukankah saya baru dua hari di
sini" Dulu-dulu sampai berminggu-minggu..."
Nyanyuk Amber tersenyum mendengar kata-kata muridnya itu
lalu menjawab. "Rindunya orang tua yang menandakan rasa sayang
sukar diukur. Kelak kalau kau nanti sudah berumah tangga dan punya
anak, kau akan merasakan seperti itu..."
Mendengar ucapan gurunya kembali terbayang wajah Pendekar
212 Wiro Sableng di pelupuk mata Pandansuri.
"Kau boleh memakai kudaku, biar cepat sampai di rumah..."
Terdengar ucapan Nyanyuk Amber.
"Terima kasih guru. Bolehkah saya pergi sekarang juga?"
'Tentu saja, pergilah. Tapi lekas kembali kemari. Aku punya firasat
ada orang jauh yang akan berkunjung ke tempat kita ini... "
"Siapakah guru?"
"Tak dapat kupastikan. Tapi mungkin dia seorang yang selama ini
selalu kau ingat-ingat... "
Wajah Pandansuri menjadi kemerahan. Hampir terlompat
mulutnya hendak menyebut nama Wiro Sableng. Tapi cepat-cepat dia
menutup mulut dengan jari-jari tangan.
Nyanyuk Amber tertawa mengekeh. "Pergilah Pandan. Hati-hati di
jalan." 39 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
MENJELANG sampai ke Pasir Putih, di kejauhan Pandansuri mendengar
suara beduk dan tong tong dipukul tiada henti. Sesaat gadis ini tercekat.
Suara beduk dan tongtong seperti itu hanya terdengar jika terjadi
bahaya atau ada penduduk yang meninggal. Bahaya apa yang menimpa
kampungnya" Atau siapa yang meninggal dunia" Pandansuri
menyentakkan tali kekang kuda dan memacu binatang itu secepat yang
bisa dilakukannya. Ketika dia sampai di halaman rumah, belum lagi
kuda berhenti, gadis ini sudah melompat turun. Halaman rumah yang
luas dipenuhi oleh penduduk. Rumah besar dipadati orang. Dari sebelah
dalam terdengar suara isak tangis. Pandansuri lari masuk ke dalam, tak
perduii lagi ada yang tersepak. Sampai di ruangan tengah gerakannya
tertahan. Kedua lututnya seperti goyah. Dua jenazah yang telah tertutup
kain kafan terbaring di atas kasur tinggi yang penuh dengan taburan
bunga. "Ayah...! Ibu!" raung Pandansuri. Gadis ini seolah-olah sudah tahu
betul siapa-siapa jenazah yang terbujur di ruangan itu. Beberapa orang
tua segera memeganginya ketika Pandansuri menjatuhkan diri dan
merangkuli kedua jenazah.
"Apa yang terjadi"! Apa yang terjadi dengan ayah dan ibu"!" Jerit
Pandansuri. "Tenang Pandan... Tenang anakku. Ini cobaan besar bagi kita
semua. Tabahkan hatimu. Iman anakku, imanlah..." yang berkata
adalah seorang lelaki tua berkumis putih, kakak tertua ayah
Pandansuri. Kalau tidak dicegah orang banyak Pandansuri seperti gila hendak
merobek kain kafan untuk melihat wajah ayah dan ibunya. Dengan
susah payah gadis ini dibawa ke sebuah kamar. Di situ diceritakan
padanya apa yang terjadi pagi kemarin.
"Beberapa pembantu ayahmu ikut terbunuh. Mereka sudah
dikuburkan kemarin..." menjelaskan orang tua berkumis putih. "Kami
tidak tahu harus mencarimu ke mana. Untung kau datang saat ini
Pandan. Kalau tidak terpaksa jenazah keduanya kami makamkan
karena tak mungkin menunggu lebih lama..."
Pandansuri duduk terhenyak di sudut kamar, bersimbah air mata
dan keringat. Inilah rupanya makna mimpinya malam tadi. Dan tidak
terduga manusia jahat yang selama imi gentayangan menyebar darah
dan nyawa, yang bernama Iblis Sesat Jalan Hidup itu yang menghabisi
kedua orang tuanya. Setahunya ayahnya tak pernah mempunyai
musuh. Kenapa dia dibunuh mengenaskan begitu rupa" Juga ibunya
yang tak berdosa. Lalu beberapa pembantu ayahnya"!
40 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
Gadis itu bangkit berdiri. Sikapnya agak tenang sekarang.
Matanya yang tadi basah oleh air mata kini tampak bersinar kemerahan.
Dia melangkah ke pintu.


Wiro Sableng 030 Dosa Dosa Tak Berampun di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau mau ke mana anakku?" tanya kakak ayah si gadis.
"Aku akan mencari bangsat bernama Iblis Sesat Jalan Hidup itu.
Dia harus matai di tanganku!"
"Jangan bertindak kesusu. Tidakkah kau ingin menyaksikan
pemakaman ayah ibumu lebih dulu.?"
Mendengar kata-kata itu Pandansuri segera sadar. Dia tak bisa
pergi begitu saja bagaimana pun hebatnya dendam kesumat membakar
dadanya. *** LAMA setelah muridnya pergi, Nyanyuk Amber masih duduk di
langkan rumah bambunya yang menjorok ke telaga. Lapat-lapat
diantara siuran angin dan gemericik air telaga yang terkena kibasan
ikan-ikan kecil, orang tua ini mendengar suara seseorang datang.
Bersamaan dengan itu hidungnya yang tajam mencium bau busuk tidak
enak. Nyanyuk Amber memutar kepalanya. Hatinya tiba-tiba saja
menjadi gelisah. Orang yang datang ini agaknya bukan tamu yang
ditunggu-tunggunya. Dia duduk tak bergerak, menanti dengan waspada.
Sesiur angin berhembus. Sesosok tubuh berkelebat naik ke atas
langkan bambu itu. Tak ada sedikit gerakan pun terasa pada lantai
bambu yang tak seberapa kokoh itu. Ini satu pertanda bagi si orang tua
bahwa orang yang datang memiliki gerakan sebat dan keringanan tubuh
yang luar biasa. Bau busuk bertambah santar.
'Tamu dari mana yang datang kemari... T' menyapa Nyanyuk
Amber. Sesaat tak ada jawaban. Lalu terdengar suara sember tapi garang.
"Jadi di sini kau bercokol tua bangka buruk! Jangan harap kau
bisa lari lebih jauh! Sekalipun kini kulihat kau memiliki sepasang
tangan dan kaki palsu yang membuatmu jauh jadi lebih jelek! Ha... ha...
ha...!" Nyanyuk Amber kerenyitkan kening. Sikapnya tetap tenang. Dia
coba mengingat-ingat suara itu. Tapi tetap saja dia tidak mengenali
siapa adanya yang bicara.
"Tamu yang datang. Terangkan siapa kau adanya dan ada
keperluan apa kau muncul di gubukku"!"
Sang tamu kembali tertawa. "Aku akan jawab pertanyaanmu yang
kedua lebih dulu. Aku datang kemari untuk mencabut nyawamu! Kau
dengar itu!"
"Hemmm... Tubuhmu memancarkan bau busuk. Pasti kau bukan
Malaikat Jibril si pencabut nyawa. Tapi mengapa merasa punya hak
hendak membunuhku"!"
"Hak" Tua bangka buta! Aku adalah raja diraja di dunia ini. Setiap
hak apa pun yang kau sebutkan aku mempunyainya. Termasuk hak
untuk menghabisi riwayatmu! Hutang nyawa dibayar nyawa. Darah
41 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
dibayar darah. Dosa di atas dosa
"Jelas kau ngacok. Sekarang jawab pertanyaanku yang pertama
tadi. Siapa dirimu!"
"Aku adalah bekas muridmu! Dulu aku bernama Hang Kumbara.
Bergelar Raja Rencong Dari Utara, Pemimpin Partai Topan Utara yang
hancur pada hari peresmiannya. Kau ikut ambil bagian dalam
menggagalkan berdirinya Partai itu. Kini dunia persilatan mengenalku
dengan nama baru. Iblis Sesat Jalan Hidup! Yang tak akan pernah mati
oleh kekuatan apa pun di dunia ini! Kau dengar itu tua bangka
keparat"!"
Tentu saja Nyanyuk Amber terkejut mendengar kata-kata orang
yang ada di hadapannya itu. Hang Kumbara! Raja Rencong Dari Utara!
Bukankah manusia durjana itu sudah menemui kematiannya lebih dari
satu tahun silam" Bagaimana kini dia bisa hidup lagi" Dan benarkah
dia yang kini tegak di hadapannya" Sungguh satu kenyataan yang sulit
dapat dipercaya.
Selagi Nyanyuk Amber terkesiap begitu rupa, Iblis Sesat Jalan
Hidup tiba-tiba merasakan tengkuknya dingin dan lutunya bergetar.
Kedua matanya menatap tajam pada pakaian dan wajah si orang tua.
Jubah dan muka orang tua itu berwarna biru. Warna pantangan yang
harus dijauhinya. Sekati salah satu bagian tubuhnya tersentuh pakaian
atau muka itu tamatlah riwayatnya. Berarti dia harus menjaga jarak dan
membunuh cepat-cepat orang tua ini!
"Nyanyuk Amber! Waktumu sudah sampai! Bersiaplah untuk
mampus!" teriak Iblis Sesat Jalan Hidup. Lalu dia jentikkan lima jari
tangan kanannya. Lima larik sinar hitam mengandung hawa luar biasa
panasnya berkiblat.
Nyanyuk Amber terkejut.
"Ilmu Kuku Api!" serunya ketika mengenali deru dan hawa ilju
pukulan maut itu. Tubuhnya yang duduk serta-merta melayang ke
samping. Meskipun kini hanya memiliki sepasang kaki kayu, namun
gerakannya tampak sebat. Begitu berdiri dia segera hantamkan tangan
kanannya. Angin deras menerpa ke arah Iblis Sesat Jalan Hidup tapi
dengan mudah dielakkan.
"Murid murtad! Siapapun kau adanya! Jika kau benar Iblis Sesat
Jalan Hidup maka aku akan membasmimu hari ini!" teriak Nyanyuk
Amber. Iblis Sesat Jalan Hidup tertawa mengejek.
Kraak! Dia patahkan salah satu tiang bambu penyanggah atap
langkan. Lalu dengan bersenjatakan potongan bambu yang cukup
panjang ini dia menyerang Nyanyuk Amber dengan ganas. Sejak Guli
Rampai - si Iblis Sesat Jalan Hidup perempuan tua itu - mengisi
tubuhnya dengan kekuatan aneh, kehebatan yang dimiliki Raja Rencong
alias Hang Kumbara memang luar biasa. Dalam waktu singkat, Nyanyuk
Amber yang penuh pengalaman dalam dunia persilatan itu terdesak
hebat. Salah satu dari kaki kayunya hancur dihantam potongan bambu.
42 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
Menyusul tangan kayu sebelah kanan. Orang tua ini menjadi kerepotan
dan bertahan mati-matian sambil bersiap-siap menyalurkan tenaga
dalam untuk melepaskan pukulan "Surya Biru". Namup meskipun dia
sanggup mewariskan ilmu sakti itu pada Pandansuri, untuk
mempergunakannya sendiri dia mengalami kesulitan karena keadaan
kedua tangannya yang cacat.
Kraak! Kaki kayu kedua hancur dihantam ujung bambu. Nyanyuk Amber
terbanting ke lantai langkan. Menyadari bahaya, orang tua ini cepat
gulingkan diri, tepat ketika Iblis Sesat Jalan Hidup lepaskan lagi
pukulan sakti ilmu kuku api! Lantai langkan hancur berentakan,
terbakar di beberapa bagian. Dalam waktu singkat api berkobar ganas.
Nyanyuk Amber bergulingan di tanah di tepi telaga. Ketika dia
kemudian terduduk di tanah jubah birunya kelihatan menggembung. Ini
satu pertanda dia tengah menghimpun seluruh tenaga dalam yang ada
dan siap melakukan sesuatu yang hebat. Sebagai bekas muridnya, Iblis
Sesat Jalan Hidup alias Hang Kumbara tahu ilmu apa yang hendak
dilancarkan oleh sang guru. Yakni hawa panas yang menebar asap
beracun berwarna kuning.
Tanpa rasa takut karena percaya akan kekebalan dirinya, Iblis
Sesat Jalan Hidup malah melangkah mendekati, tapi sejarak yang
cukup aman agar jubah biru si kakek tidak menyentuhnya.
"Kau hendak mengeluarkan ilmu racun kayangan" Ha... ha... ha.
Keluarkanlah! Ilmu butut itu stepa yang takut!"
Meskipun hatinya jadi panas namun diam-diam Nyanyuk Amber
merasa terkejut. Bagaimana musuh keparat itu berani menantang
seperti itu. Padahal selama ini tak satu orang pun sanggup
menyelamatkan diri dari kepungan asap mautnya.
Nyanyuk Amber menggembos. Jubah birunya yang tadi
menggembung tiba-tiba menjadi kempes. Bersamaan dengan itu dari
bagian bawah jubah melesat keluar asap kuning pekat, membuntal
dahsyat dan langsung menerpa deras ke arah Iblis Sesat Jalan Hidup.
Yang diserang tetap tegak tak bergerak dan masih terus
mengumbar tawa mengejek. Ternyata asap beracun ganas itu sama
sekali tidak mempan merusak kulit apa lagi membunuhnya!
Selagi Nyanyuk Amber terkesiap akan ini, didahului bentakan
garang Iblis Sesat Jalan Hidup melompat ke depan dan tusukkan ujung
bambu di tangan kanannya. Dia tak berani menusuk ke tubuh atau
muka Nyanyuk Amber. Karenanya yang menjadi sasarannya adalah
leher orang tua itu!
Dalam keadaan tercekat melihat ilmu racun kayangan tak
sanggup menghabisi lawannya, Nyanyuk Amber bertindak agak
terlambat ketika tusukan bambu menderu ke arah tenggorokannya.
Meskipun dia semapat mengelak, tetap saja ujung bambu menyerempet
lehernya, menimbulkan luka cukup parah. Darah mengucur. Dalam
keadaan seperti itu Iblis Sesat Jalan Hidup kemudian susul dengan
43 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
serangan ilmu kuku api. Tak adaa kesempatan lagi bagi orang tua yang
malang itu untuk selamatkan diri!
44 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
SAHABATKU tua bangka ompong! Siapa yang berani mencelakaimu"!"
Mendadak satu seruan keras terdengar. Bersamaan dengan itu berkiblat
sinar putih menyilaukan mata. Hawa panas luar biasa menebar, iblis
Sesat Jalan Hidup terpental enam langkah. Sesaat tubuhnya tergontaigontai, tapi dia tidak mengalami cidera apa-apa. Sebaliknya bangunan
bambu di belakangnya, yang sepertiganya telah dimakan api, hancur
lebur berantakan kena sambaran sinar putih perak tadi.
Tiga orang sama-sama terheran-heran. Pertama tentu saja si Iblis
Sesat Jalan Hidup. Selain heran juga terkejut mendapat serangan yang
tiba-tiba. Meskipun tubuhnya cidera tetapi sinar putih panas
menyilaukan tadi sanggup membuatnya terpental. Yang kedua adalah
Nyanyuk Amber. Orang tua ini heran tak menyangka kalau ketika ajal
sudah di depan mata ternyata masih ada uluran tangan Tuhan yang
menyelamatkannya. Dan orang yang ketiga adalah dia yang barusan
berkelebat muncul di tempat itu, yakni bukan lain Pendekar 212 Wiro
Sableng, murid Eyang Sinto Gendeng dari Gunung Gede. Selama malang
melintang dalam dunia persilatan, jika tidak menghadapi lawan
tangguh, tak akan dia melepaskan pukulan "sinar matahari!" Dan jika
sekali pukulan itu dilepaskan, maka korban akan jatuh tergelimpang.
Tapi adalah luar biasa bahwa sosok tubuh penuh cacat dengan wajah
seangker iblis itu tidak cidera seujung rambut pun. Padahal jelas
pukulan sinar matahari tadi tepat menghantam tubuhnya hingga
terpental. Bahkan selendang hitam berbunga kuning emas di bahunya
tidak bergeming sedikit pun!
"Keparat! Kau rupanya!" bentak Iblis Sesat Jalan Hidup.
"Heh, setan alas ini mengenaliku. Siapa dia sebenarnya,"
membatin Wiro. "Kau muncul sendiri di sini hingga tak susah-susah aku
mencarimu! Hutang nyawa bayar nyawa. Darah dibayar darah! Dosa di
atas dosa!" tentu saja dia tidak mengenali siapa sebenarnya manusia di
hadapannya itu.
"Bagus! Kau sudah muncul tanpa dicari! Berarti tak perlu
membuang-buang waktu! Kalian berdus memang layak mampus
berbarengan di tempat ini!"
"Kalau bukannya setan kau tentu iblis jejadian!" ujar Wiro
menyahut ucapan Iblis Sesat Jalan Hidup.
Nyanyuk Amber diam-diam merasa bersyukur atas munculnya
Wiro yang memang sudah lama ditunggu-tunggunya. Namun dia merasa
perlu memberi tahu. Maka dengan mempergunakan ilmu mengiangkan
suara, dia berkata pada Pendekar 212. "Wiro, hati-hati! Mahluk yang
dihadapanmu adalah Iblis Sesat Jalan Hidup. Ilmunya tinggi dan dia
kebal terhadap segala macam pukulan maupun senjata! Dia tidak bisa
45 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
dibikin mati!"
Karena sebelumnya tidak pernah mendengar tentang mahluk
bernama Iblis Sesat Jalan Hidup ini maka Wiro tentu saja tidak dapat
mempercayai kata-kata orang tua itu. Mana ada mahluk hidup yang
tidak dapat mati"
Mengetahui bagaimana jalan pikiran wiro maka Nyanyuk Amber
kembali kirimkan suaranya ke si pendekar: "Iblis itu adalah penjelmaan
Raja Rencong yang mati setahun silam!"
Makin tak mengerti pendekar kita jadinya. Dulu dia sendiri
bersama-sama puluhan tokoh silat mencincang Raja Rencong di Arena
Topan Utara. Kini diakah mahluk hidup bertubuh dan berwajah seram
ini" Sebelum dia sempat berpikir lebih lama, di hadapannya Iblis Sesat
Jalan Hidup jentikkan lima jari tangan kanannya. Lima sinar hitam
pekat dan panas menggebubu!
"Ah! Ilmu kuku api!" seru Wiro dalam hati. "Memang keparat itu
rupanya!" Untuk kedua kalinya Wiro lepaskan pukulan sinar matahari guna
menangkis ilmu kuku api. Sinar putih dan sinar hitam saling baku
hantam di udara, mengei-luarkan susara berdentum yang disertai
kilapan sinar api amat mengerikan. Ranting dan cabang serta daundaun pepohonan yang ada di sekitar situ hangus kehitaman. Nyanyuk
Amber leletkan lidah. Hawa panas terasa menjalar sampai ke tubuhnya.
Jengkel melihat pukulan saktinya tidak mempan maka Pendekar
212 Wiro Sableng cabut Kapak Maut Naga Geni 212. Suaara seperti
ribuan tawon mengamuk memenuhi udara ketika senjata mustika sakti
itu berkelebat ke arah Iblis Sesat Jalan Hidup.
Yang diserang tegak tak bergerak, bersikap menantang dan
sunggingkan senyum mengejek. Malah berkata: "Pilih bagian tubuhku
yang empuk anak muda!"
Buuk! Mata Kapak Naga Geni 212 menghantam dada
Iblis Sesat Jalan Hidup. Tak ampun lagi tubuhnya terpental lalu
jatuh duduk. Tapi di lain kejap dia sudah bangkit berdiri kembali tanpa
cidera sedikit pun! Kejut Wiro Sableng bukan alang kepalang! Ilmu
apakah yang kini dimiliki Raja Rencong hingga senjata saktinya tidak
mempan sama sekali. Hampir tak percaya, dia pandangi kapak di
tangannya. Di depannya terdengar suara tawa parau Iblis Sesat Jalan
Hidup. "Aku pernah kau bunuh! Sekarang kau ganti menemui kematian!
Arwahmu sudah lama ditunggu arwahku!" Iblis Sesat Jalan Hidup
melangkah mendekati Wiro. Tangan kanan terpentang seperti hendak
mencengkeram. Wiro tabaskan kapak saktinya.
Bukk! Kembali kapak itu menghantam dan tidak berdaya!
"Gila!" maki Wiro. Sebelum lawan datang lebih dekat pendekar ini
46 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
cepat menghantam dengan pukulan benteng topan melanda samudera.
Seperti tadi Iblis Sesat Jalan Hidup hanya terpental jatuh, bangkit
berdiri dan mendatangi Wiro kembali! Penasaran murid Sinto Gendeng
hantamkan kapak saktinya sekali lagi. Kali ini batok kepala Iblis Sesat
Jalan Hidup yang diarahnya. Kalau dulu senjata itu sempat membelah
kepala Raja Rencong maka sekali ini hanya mengeluarkan suara
bergedebuk dan ternyata kepala itupun tak mempan dikapak!
"Wiro, kita harus cepat menyingkir dari sini! Walaupun kita


Wiro Sableng 030 Dosa Dosa Tak Berampun di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sanggup menghajarnya sampai seribu jurus tapi dia tak akan dapat
dimatikan. Sebaliknya kita akan kehabisan tenaga dan menjadi
korbannya!" Terdengar suara mengiang di telinga Wiro. Itulah suara
Nyanyuk Amber. "Aku tidak akan berlaku sepengecut itu! Aku yakin bangsat ini
bisa dikalahkan!" menjawab Wiro.
"Jangan tolol! Sebelum kita dapat memecahkan teka-teki
kekebalannya, kita berdua bisa mati percuma di tempat ini! Lekas
dukung aku dan menyingkir dari sini! Cepat!"
Karena menyadari memang tak mungkin melanjutkan penyerangan terhadap Iblis Sesat Jalan Hidup mau tak mau Wiro
Sableng terpaksa mengikuti apa yang dikatakan Nyanyuk Amber.
Dengan kapak tetap di tangan kanan guna melindungi diri, Wiro sambar
tubuh si orang tua dan berkelebat ke jurusan timur.
Iblis Sesat Jalan Hidup mengejar sambil lepaskan pukulan ilmu
kuku api. Wiro putar Kapak Maut Naga Geni 212. Serangan lawan
musnah setengah jalan tapi manusia iblis itu terus mengejar. Hanya
saja dalam ilmu lari tingkat kepandaiannya tidak dapat menandingi
murid Sinto Gendeng itu. Dalam waktu singkat dia sudah tertinggal
jauh. Akhirnya dua orang yang dikejar itu lenyap di kejauhan di antara
kelebatan pepohonan.
"Kalian tak akan bisa lolos sekalipun lari ke ujung dunia! Tunggu
saja waktunya. Sekarang lebih baik aku mencari gadis keparat itu lebih
dulu! Jika dia tidak ada di di sini, pasti dia sudah kembali ke Pasir
Putih!" 47 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
SANG SURYA tampak merah membara tanda sebentar lagi akan masuk
ke titik tenggelamnya. Di tanah pekuburan yang terletak di sebelah
selatan Pasir Putih keadaannya sudah sepi. Dua jenazah telah
dimakamkan. Para pengantar telah lama pergi. Hanya ada satu orang
kelihatan masih duduk bersimpuh di hadapan dua tumpukan tanah
merah. Pakaiannya yang putih kotor oleh merahnya tanah liat. Orang ini
adalah Pandansuri yang tengah menghadapi makam ayah dan ibunya.
Perasaan dara ini saat itu bercampur aduk. Pertama tentu saja rasa
sedih dan duka cita yang mendalam karena kematian kedua orang
tuanya. Namun sekaligus dalam hatinya juga membara dendam
kesumat terhadap pelaku pembunuh yang tidak pernah dilihatnya,
hanya didengarnya bernama Iblis Sesat Jalan Hidup. Dalam hatinya
sudah bulat tekad untuk mencari manusia iblis itu guna menuntut
balas. Perlahan-lahan Pandansuri berdiri. Di saat dirasakannya harus
pergi meninggalkan tempat itu, kembali air mata memercik dan
meluncur di kedua pipinya.
"Ayah, ibu... Saya harus pergi sekarang. Saya bersumpah di
hadapan kubur ayah ibu untuk mencari pembunuh terkutuk itu. Saya
tak akan berhenti sebelum menemui dan membunuhnya!"
Ketika Pandansuri hendak mencium bagian tanah di kepala kubur
ibunya tiba-tiba di belakangnya terdengar suara orang menegur. Satu
suara yang keras tapi parau.
"Pandansuri! Kau tak perlu jauh-jauh mencari pembunuh kedua
orang tuamu! Orangnya sudah ada di sini. Aku orangnya...!"
Kejut gadis itu bukan kepalang. Sejak menerima tambahan ilmu
dari Nyanyuk Amber, perasaan dan pendengarannya jauh lebih tajam.
Mengapa kini ada orang datang dari belakang dia tidak dapat
mengetahuinya" Hanya ada satu jawaban. Mungkin pikiran dan
perasaannya terlalu tertumpah pada nasib malang yang dihadapinya.
Atau mungkin pula orang yang datang memiliki kepandaian tinggi luar
biasa. Secepat kilat Pandansuri balikkan tubuh.
Serta merta gadis ini terperangah, hampir keluarkan saruan kaget
karena ngeri. Di hadapannya berdiri sosok tubuh dan wajah yang sangat
menyeramkan. Sosok tubuh ini hanya mengenakan sehelai celana
pendek, bertelanjang dada. Ada sehelai selendang hitam berbungabunga kuning emas melintang di bahunya. Seluruh tubuh, mulai dari
kaki sampai ke dada, terus ke wajah penuh luka bekas cacat yang
mengerikan, terutama luka melintang di atas mata dan pipi kiri.
48 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
"Ha... ha...! Kau takut"! Kau tak mengenaliku"!"
Sosok tubuh mengerikan itu yang bukan lain adalah Iblis Sesat
Jalan Hidup menyeringai.
"Siapa kau"!" sentak Pandansuri setelah rasa kagetnya pulih.
"Aku Iblis Sesat Jalan Hidup! Aku yang membunuh kedua orang
tuamu...!"
"Iblis durjana!" teriak Pandansuri. Gadis ini langsung jentikkan
sepuluh jari tangannya. Sepuluh larik sinar merah yang luar biasa
panasnya berkiblat menghantam ke sepuluh bagian tubuh termasuk
kepala Iblis Sesat Jalan Hidup!
Yang diserang tak bergerak, malah bersikap menunggu dan
menantang. Lima larik sinar merah menghantam. Terdengar suara
berletupan. Sepuluh sinar merah musnah. Pukulan sakti tadi,
jangankan mencelakai atau membunuhnya, meninggalkan bekas pun
tidak! Dinginlah tengkuk Pandansuri. Wajahnya pucat lesu.
Iblis Sesat Jalan Hidup tertawa bergelak. "Ilmu Kuku Api! Ilmu itu
aku yang mengajarkannya padamu Pandansuri!"
"Apa katamu"!"
"Ilmu Kuku Api itu! Aku yang mengajarkannya padamu! Hari ini
kau harus mengembalikannya
padaku berikut nyawa dan kehormatanmu!"
"Manusia iblis! Apa maksudmu! Siapa kau sebenarnya"!"
"Aku bernama Hang Kumbara. Dulu bergelar
Raja Rencong Dari Utara. Dulu pernah menjadi ayah angkatmu!
Tapi kau mengkhianatiku! Kau bekerja-sama dengan musuh-musuhku.
Lalu kau melarikan diri...!"
"Gila! Kau iblis gila! Ayah angkatku menemui kematian setahun
lalu di Bukit Toba! Jangan mengaku-aku yang bukan-bukan. Dan ayah
angkatku tidak seburuk tubuh dan mukamu yang busuk!"
Iblis Sesat Jalan Hidup kembali tertawa. Tiba-tiba dia melompat
ke depan. Sekali tangannya bergerak, satu totokan melanda dada
Pandansuri, membuat gadis ini terjatuh rubuh dan kaku tegang tak bisa
bergerak lagi! Iblis Sesat Jalan Hidup berlutut di sampingnya.
"Dulu kau selalu mengenakan kerudung ungu. Kini kulihat kau
tidak memakainya lagi. Ternyata baru kini kusadari kau memiliki wajah
cantik. Juga tubuh yang bagus! Ha... ha... ha...! Hutang nyawa bayar
nyawa. Darah dibayar dengan darah. Dosa di atas dosa!"
Iblis Sesat Jalan Hidup lalu ulurkan tangannya.
Breet... bret... brettt!
Pakaian di tubuh Pandansuri habis dirobeknya hingga gadis yang
malang itu kini terbaring dalam keadaan hampir tidak tertutup lagi
auratnya. Yang bisa dilakukannya hanyalah memaki dan menyumpah.
"Terkutuk! Iblis terkutuk! Jika kau benar-benar Raja Rencong,
jika kau benar-benar ayah angkatku lebih baik bunuh aku dari pada
kau perlakukan keji begini!" teriak Pandansuri.
49 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
"Dulu aku Raja Rencong! Dulu aku ayah angkatmu! Sekarang aku
adalah Iblis Sesat Jalan Hidup! Kau minta mampus"! Aku akan
membunuhmu, jangan kawatir! Tapi kau rasakan dulu dosa di atas
dosa!" Lalu Iblis Sesat Jalan Hidup jatuhkan dirinya di atas tubuh
Pandansuri. Untuk kesekian kalinya gadis itu menjerit. Di langit sinar
merah telah meredup. Sang surya telah tenggelam dan keadaan di
pekuburan itu mulai gelap.
Tak jauh dari pekuburan...
Pendekar 212 Wiro Sableng berlari kencang sambil mendukung
kakek buntung Nyanyuk Amber.
"Hai... aku mendengar suara orang menjerit," berkata orang tua
itu. Saat itu Wiro masih belum mendengar apa-apa.
"Suara itu datang dari arah sana..." si kakek goyangkan kepalanya
ke kanan. "Mungkin hanya suara anak-anak gembala yang pulang ke
kampung sambil bermain berteriak-teriak..." ujar Wiro. Memang dalam
jarak sejauh itu dengan sumber suara, daya pendengaran Wiro masih
kalah jauh dari si kakek, karena itu dia masih juga belum mendengar
apa-apa. "Bocah torek! Telingamu perlu dibersihkan! Lekas bawa aku ke
jurusan sana..." Mengomel Nyanyuk Amber.
"Hari sudah hampir malam, kek! Sebaiknya kita terus saja ke
kampung. Bukankah ke situ tujuan kita guna mencari muridmu?" Baru
saja Wiro berkata demikian, dia merasakan kedua lutut orang tua yang
didukungnya menekan tubuhnya dan secara aneh gerakan larinya
terseret ke kanan. Dia kerahkan tenaga. Dia tahu kalau Nyanyuk Amber
pergunakan kepandaian untuk menguasainya agar menurut apa
maunya. Sadar kalau si kakek memang lebih lihay tenaga dalamnya,
Wiro terpaksa berbelok ke kanan. Sesaat kemudian pendekar ini berkata
seperti mengomel: "Apa kataku kek! Kau menyuruhku membawamu ke
jurusan ini. Tahukah kau apa yang ada di depan kita?"
"Katakanlah!"
"Pekuburan!" jawab Wiro.
"Pekuburan! Lalu apa salahnya" Jeritan itu semakin keras kini.
Dan aku membaui sesuatu yang busuk!"
Wiro kini sudah pula mendengar suara jeritan itu. Juga bau
busuk seperti yang dikatakan si kakek.
"Hai! Bau busuk itu! Bukankah ini bau busuk tubuh Iblis Sesat
Jalan Darah"! Dia pasti ada di sekitar sini!" kata Wiro.
"Tepat! Teruslah lari ke jurusan jeritan itu. Aku hampir pasti itu
adalah suara muridku!"
Ketika sampai di bagian pekuburan yang membukit, Wiro melihat
sosok tubuh Iblis Sesat Jalan Hidup di kejauhan, seperti tengah
menghimpit seseorang di bawahnya.
50 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
"Durjana terkutuk!" teriak Pendekar 212. Seperti terbang
tubuhnya melesat ke arah dua kubur yang masih merah, disamping
mana Pandansuri siap dirusak kehormatannya.
Iblis Sesat Jaian Hidup bukan tidak tahu kalau ada orang yang
datang. Masih dalam keadaan terbaring di atas tubuh Pandansuri dia
lepaskan pukulan Kuku Api. Secepat kilat Wiro balas menghantam
dengan pukulan matahari. Nyanyuk Amber yang ada dalam
dukungannya tiba-tiba melesat ke udara, lalu jatuh di tanah, bergulingguling sampai akhirnya berhenti karena tertahan oleh sebuah batu
nisan. Dari jeritan muridnya dia tahu persis di mana Pandansuri
berada. Maka tubuhnya pun digulingkan ke tempat gadis itu terbaring.
Iblis Sesat Jalan Hidup kembali lepaskan pukulan Ilmu Kuku Api. Kali
ini ke arah Nyanyuk Amber. Tapi lagi-lagi Wiro menghantam dengan
pukulan sinar matahari, malah tangan kirinya sekaligus lancarkan
pukulan yang dipelajarinya dari Tua Gila, yakni pukulan " Dewa topan
menggusur gunung".
Tubuh Iblis Sesat Jalan Hidup terpental. Tapi setelah bergulingan
beberapa kali dia cepat berdiri dan kini menyerbu Pendekar 212 dengan
pukulan sakti bernama "topan pemutus urat". Hebatnya bukan alang
kepalang. Selain mengeluarkan suara menggemuruh, sekali tubuh
tersambar angin pukulan sakti ini maka kontan urat-urat yang ada di
bagian tubuh itu hancur berputusan!
"Pukulan Topan Pemutus Urat!" seru Nyanyuk Amber ketika dia
mengenali suara angin pukulan yang dilepaskan Iblis Sesat Jalan
Hidup. "Ah! Keparat itu rupanya memang benar-benar si Hang Kumbara
laknat! Aneh luar biasa! Bagaimana sudah mampus dia bisa hidup
lagi"!"
Nyanyuk Amber terus menggulingkan tubuhnya hingga akhirnya
berhenti ketika menumbuk tubuh Pandansuri.
Di bagian lain Pendekar 212 Wiro Sableng merasakan tubuhnya
seperti dicengkeram oleh belasan tangan yang tak kelihatan. Sadar akan
bahaya kehebatan kesaktian lawan, murid Sinto Gendeng ini keluarkan
bentakan keras hantamkan Kapak Naga Geni 212 ke depan sedang
tangan kiri lepaskan pukulan "dinding angin berhembus tindihmenindih". Tapi sungguh di luar dugaan sang pendekar. Angin sakti
pukulan lawan masih terus melabraknya. Untuk selamatkan diri mau
tak mau Wiro terpaksa melompat ke udara. Tapi saat itu terdengar
teriakan Nyanyuk Amber.
"Jatuhkan dirimu ke tanah".
Rupanya orang tua itu tahu cara bagaimnana menghadapi
serangan "topan pemutus urat' maka secepat kilat Wiro Sableng
jatuhkan diri, menelungkup sama rata ke tanah! Angin maut lewat di
atas punggungnya, bersiur sejuk seperti hembusan angin gunung!
"Gila...!" rutuk Wiro dan melompat berdiri. Begitu berdiri dia
segera lindungi.diri dengan hantamkan pukulan "sinar matahari" ke
arah lawan. Sadar kalau sebelumnya pukulan itu tidak mampu
51 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
menciderai manusia iblis itu maka Wiro susul dengan membabatkan
Kapak Naga Geni 212. Tabasannya sengaja diarahkan ke batang leher
Iblis Sesat Jalan Hidup.
Buk! Mata kapak telak-telak menghajar batang leher Iblis Sesat Jalan
Hidup, membuat tubuhnya terbanting jungkir balik. Tapi di lain saat dia
kembali berdiri sambil keluarkan suara tertawa mengekeh. Murid Sinto
Gendeng dari Gunung Gede ini jadi keluarkan keringat dingin. "Kalau
iblis ini memang tidak bisa dibunuh, berarti nyawaku kali ini tak akan
ketolongan. Pasti juga orang tua dan gadis itu akan dibunuhnya!"
Akan Nyanyuk Amber, begitu tubuhnya membalik.
"Muridku... Kau tak apa-apa?"
"Kau mana bisa melihat guru!" sahut Pandansuri yang masih
terbungkus hawa amarah terhadap Iblis Sesat Jalan Hidup. "Mahluk
iblis itu hendak memperkosaku. Seluruh pakaianku habis dirobeknya..."
"Ah, untung mataku buta. Kalau tidak tentu aku menyaksikan
pemandangan yang..."
"Dalam keadaan seperti ini kau masih bisa bergurau! Guru! Kau
keterlaluan!" potong Pandansuri dengan suara keras tapi seperti hendak
menangis. "Sudah... sudah! Jangan marah padaku. Bahaya belum lewat.


Wiro Sableng 030 Dosa Dosa Tak Berampun di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lekas kau tutupi tubuhmu dengan jubah biruku ini!" kata Nyanyuk
Amber pula. Lalu jubahnya tampak menggembung. Secara aneh pakaian
yang sangat besar dan berwarna biru itu bergerak naik ke atas melewati
perut, dada dan akhirnya lolos dari kepalanya. Jubah itu kemudian
jatuh menutupi tubuh Pandansuri yang nyaris telanjang. Si orang tua
sendiri kini hanya mengenakan celana kolor dekil!
"Guru! Aku harus menuntut balas kematian ayah dan ibuku!
Mereka dibunuh oleh Iblis Sesat Jalan Hidup. Aku sudah bersumpah
untuk membunuhnya. Bisakah kau tolong melepaskan totokan di
tubuhku"!"
"Ain. rupanya kau kena ditotok oleh iblis itu. Pantas tadi kudengar
hanya suaramu saja yang menjerit-jerit! Lekas katakan bagian mana
tubuhmu yang ditotok?"
"Dada..." menerangkan Pandansuri.
Buk! Nyanyuk Amber hantamkan kepalanya ke dada gadis itu hingga
Pandansuri terpekik kesakitan. Tapi justru tumbukan kepala pada
bagian dadanya itu membuat totokannya punah. Begitu terlepas dari
totokan gadis ini melompat tegak dengan tubuh berselimutkan jubah
biru Nyanyuk Amber yang menjela-jela sampai ke tanah pekuburan.
"Iblis laknak! Kau harus mampus di tanganku!" teriak Pandansuri
seraya bergerak mendekati Iblis Sesat Jalan Hidup yang saat itu siap
menerjang Pendekar 212 Wiro Sableng yang berada dalam keadaan
terdesak. Iblis Sesat Jalan Hidup berpaling dan terkejut. Bukan ancaman
52 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
maut yang diteriakkan Pandansuri yang membuatnya terkejut, tetapi
jubah biru milik Nyanyuk Amber yang menyelubungi tubuh si gadis
membuatnya jadi kecut.
"Gadis pengkhianat ayah angkat! Pergi kau! Menjauh dari sini
kalau tidak ingin kubahabisi detik ini juga!"
Sebagai jawaban Pandansuri jentikkan lima jari tnagan kanannya.
Lima larik sinar merah ilmu kuku api menyambar ganas ke arah Iblis
Sesat Jalan Hidup. Terdengar suara berletupan ketika lima larik sinar
merah itu menghantam tubuhnya dengan tepat. Tapi tak sedikit cidera
pun yang kelihatan. Bahkan selendang hitam yang sampai saat itu
masih tersandang di bahu kanannya tidak rusak sedikit pun!
"Pergi!" teriak Iblis Sesat Jalan Hidup ketika Pandansuri semakin
mendekat. Satu-satunya daun telinga yang dimiliki Nyanyuk Amber tampak
bergerak-gerak. Orang tua ini memutar otak. "Aneh..." katanya dalam
hati. "Suara iblis itu seperti menunjukkan rasa takut. Apa yang
ditakutinya terhadap muridku" Bukankah mudah saja dia membunuh
sementara aku tak berdaya menolong...?"
"Pergi!" Iblis Sesat Jalan Hidup berteriak lagi. Pandansuri semakin
dekat. Takut jubah biru itu mengenai tubuhnya. Iblis Sesat Jalan Hidup
segera lepaskan pukulan "topan pemutus urat". Namun gebukan Kapak
Maut Naga Geni 212 yang menghantam perutnya, meskipun tidak dapat
melukai kulitnya, membuat tubuhnya terpental dan jatuh duduk di atas
sebuah kuburan tua.
Sementara itu Pandansuri yang penuh dengan dendam membara
serta penasaran melihat ilmu kuku apinya tidak mempan terhadap Iblis
Sesat Jalan Hidup tiba-tiba ingat pada ilmu pukulan sakti bernama
"Surya Biru" yang selama satu tahun belakangan ini dipelajarinya dari
Nyanyuk Amber. Memikir bahwa inilah kesempatan untuk mempergunakan dan menjajal kehebatan ilmu tersebut, dengan
pengerahan tenaga dalam sepenuhnya, dari jarak enam langkah
Pandansuri bersiap untuk menghantam. Tapi baru saja dia hendak
mengangkat tangan kanan, di depannya Iblis Sesat Jalan Hidup telah
melompat tegak seraya kirimkan pukulan topan pemutus urat! Debu
pasir dan tanah kuburan beterbangan ke udara!
Sebagai bekas anak angkat dan murid Raja Rencong alias Iblis
Sesat Jalan Hidup, Pandansuri tentu saja mengetahui bagaimana
kehebatan dan keganasan ilmu pukulan sakti itu. Namun dia pun
mengetahui pula bagaimana cara menyelamatkan diri. Maka cepat-cepat
gadis ini jatuhkan diri sama rata dengan tanah. Angin pukulan maut
lewat di atas tubuhnya.
"Keparat!" teriak Iblis Sesat Jalan Hidup. Ingin dia melompat dan
mencekik batang leher gadis itu. Menghancurkan tulang belulang di
sekujur tubuhnya.
Tapi jubah warna biru membuatnya takut tak berani mendekat,
apalagi sampai menyentuh jubah tersebut. Warna biru adalah pantang
53 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
yang berarti maut baginya!
Saat itu matahari sudah tenggelam. Keadaan di pekuburan itu
mulai gelap. Iblis Sesat Jalan Hidup keluarkan suara menggembor.
"Kalau kuserang terus-menerus masakan dua bangsat ini tak akan
mampu kubereskan!" begitu dia membatin. Yang dimaksudkannya
dengan dua bangsat adalah Pandansuri dan Wiro Sableng. Nyanyuk
Amber - orang tua yang tak berdaya karena cacat tubuhnya itu - tidak
dipandang sebelah mata oleh sang iblis. Maka kembali dia lepaskan
pukulan topan pemutus urat ke arah Wiro sedang ilmu kuku api ke
jurusan Pandansuri. Namun dengan Kapak Naga Geni 212 di tangan
Wiro mampu menangkis sambil jatuhkan diri ke tanah sedang
Pandansuri melihat gerakan lawan, lebih cepat melompat jauh berkelit.
Selagi Iblis Sesat Jalan Hidup geram dan gemas, dari samping Wiro
lepaskan pukulan sakti dengan tangan kirinya yakni pukulan topan
melanda samudera. Ketika Iblis Sesat Jalan Hidup jatuh dan terguling
kena hantaman pukulan itu, dia susul dengan pukulan sakti lainnya
yang selama ini jarang dikeluarkannya yakni pukulan angin es. Kapak
diselipkan di pinggang. Kedua tangan diangkat ke atas dengan telapak
terkembang ke arah Iblis Sesat Jalan Hidup. Dalam waktu singkat
mendadak saja udara di tempat itu menjadi dingin sekali seperti dibungkus es. Nyanyuk Amber merasakan tubuhnya bergetar kedinginan.
Apalagi saat itu dia hanya mengenakan celana kolor karena jubah
birunya dipakai Pandansuri untuk menutupi tubuhnya. Si gadis sendiri
merasakan tubuhnya menggigil dan gigi-giginya bergemeletukan. Makin
lama udara makin dingin.
"Hai! Apa yang terjadi di sini"! Mengapa tubuhku seperti beku"!"
seru Nyanyuk Amber. Orang ini kerahkan tenaga dalamnya untuk
melawan hawa dingin luar biasa itu, tapi sia-sia.
Pandansuri tersungkur ke tanah setelah kedua lututnya tertekuk
tak sanggup lagi berdiri menahan dingin. Akan halnya Iblis Sesat Jalan
Hidup, mahluk yang sebenarnya sudah mati ini sama sekali tidak
terpengaruh oleh ilmu kesaktian yang dikeluarkar Pendekar 212 Wiro
Sableng. "Pemuda keparat! Kau boleh keluarkan segudang ilmumu! Tak
satu pun yang bisa mencelakai apalagi membunuh Iblis Sesat Jalan
Hidup!" habis berkata begitu Iblis Sesat Jalan Hidup menghantam
dengan ilmu kuku api. Karena kali ini dia kerahkan seluruh tenaga
dalamnya yang ada maka lima larik sinar merah yang berkiblat
panasnya bukan alang kepalang. Udara dingin serta merta punah dan
murid Sinto Gendeng terpaksa jungkir balik selamatkan diri dari
serangan lawan sambil memaki tegang!
Segitu merasa hawa dingin lenyap dengan tiba-tiba, Pandansuri
cepat berdiri. Tepat pada saat Iblis Sesat Jalan Hidup berpaling ke
arahnya dan kembali menghantam dengan pukulan topan pemutus
urat. Namun sekali ini sang dara bergerak lebih cepat. Pukulan sakti
"Surya Biru" yang dipelajarinya dari Nyanyuk Amber, yang sejak tadi
54 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
ingin dikeluarkannya, kini begitu melihat kesempatan serta merta
dipukulkan ke arah Iblis Sesat Jalan Hidup.
Di ujung jari-jari Pandansuri menderu sebentuk sinar biru,
bergulung-gulung seperti mata kikir membuntal cepat ke arah sasaran,
iblis Sesat Jalan Hidup berseru tegang melihat sinar biru yang datang
menyambar. Sesaat dia tertegun bingung dan kecut, tak tahu apa yang
harus dilakukan. Untuk menangkis pukulan sakti lawan dia kawatir
cipratan atau taburan sinar biru masih sempat menyambar tubuhnya.
Mau tak mau dia terpaksa melompat ke samping untuk selamatkan diri.
Celakanya dari samping Pendekar 212 Wiro Sableng kembati
menghantam dengan pukulan sinar matahari. Akibatnya tubuh Iblis
Sesat Jalan Hidup yang barusan lepas dari hantaman gulungan sinar
biru, kini kembali terdorong dan langsung menabrak sinar biru pukulan
sakti Pandansuri.
Terjadilah satu hal yang menggidikkan.
Iblis Sesat Jalan Hidup terdengar menjerit seperti tolongan anjing.
Tubuhnya mengeluarkan suara seperti besi panas membara yang
dicelupkan ke dalam air. Sekujur kulit dan daging tubuhnya meleleh
seperti dikelupas. Bau busuk sengit memenuhi udara. Tubuh yang kini
hanya tinggal tulang-belulang itu - tak beda seperti jerangkong terkulai lalu jatuh roboh ke tanah pekuburan. Lapat-lapat di kejauhan
kembali terdengar suara seperti anjing melolong. Wiro rasakan bulu
kuduknya berdiri sedang Pandansuri gemetar ngeri.
"Hai! Apa yang terjadi"!" terdengar Nyanyuk Amber bertanya.
Pandansuri tak kuasa menjawab. Dirinya masih dicengkam rasa
ngeri. Wiro akhirnya membuka mulut.
"Muridmu berhasil membunuh mahluk terkutuk itu..."
"Eh... Betul begitu" Ah, sungguh luar biasa!" kata Nyanyuk
Amber. "Bagaimana kau bisa melakukannya Pandan?"
Sang dara masih belum bisa membuka mulut. Kembali /Viro yang
menjawab. "Tubuh manusia iblis itu seperti lilin meleleh ketika
muridmu menghantamnya dengan pukulan sakti yang memancarkan
gulungan sinar biru
"Pukulan Surya Biru!" seru si orang tua. "Jadi itulah yang
membunuhnya! Tuhan Maha Kuasa! Kini aku ingat! Iblis Sesat Jalan
Hidup berpantang dengan segala sesuatu berwarna biru!"
Wiro kerenyitkan kening sedang Pandansuri berpaling memperhatikan wajah orang tua itu dalam gelap.
"Kini aku tahu mengapa dia tadi seperti ketakutan ketika muridku
mendekatinya. Bukankah kau mengenakan jubahku yang berwarna
biru... " "Sulit kupercaya!" kata Wiro seraya garuk-garuk kepala.
"Jika kalian tidak percaya, coba tempelkan ujung jubahku pada
sisa-sisa bangkai iblis itu!" berkata Nyanyuk Amber.
Pandansuri melangkah mendekati sosok jerangkong yang
terhampar di tanah. Salah satu bagian ujung jubah yang menjela-jela
55 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
TIRAIKASIH - http://cerita-silat.co.cc/
diangkatnya lalu dilepaskannya tepat di atas batok kepala atau
tengkorak jerangkong.
Cess! Sang dara terloncat kaget dan cepat mundur. Nyanyuk Amber
tertawa. Seperti tadi pertama kali ketika sinar biru pukulan sakti yang
dilepaskan Pandansuri, terdengar suara laksana besi panas dicelup ke
dalam air sewaktu jubah biru menempel dengan tulang tengkorak.
Tengkorak itu sendiri kini tampak remuk seperti tertimpa batu besar
dan berat! "Kita patut bersyukur pada Tuhan! Satu lagi kejahatan punah dari
muka bumi ini!" berkata Nyanyuk Amber. Lalu seperti menggerutu orang
tua ini berseru: "Hai! Apakah kalian akan membiarkan aku setengah
telanjang seperti ini"!"
"Kami akan membawamu ke Pasir Putih, guru," menjawab
Pandansuri. Lalu dia berpaling pada Wiro. Sesaat dara ini menatap
wajah pemuda yang selama ini selalu dikenangnya. Ketika sang
pendekar balas menatap, wajah Pandansuri langsung berubah merah.
Cepat-cepat dia berkata: "Sahabat, tugasmu mendukung guruku sampai
ke rumah!"
"Ah, aku selalu kebagian pekerjaan yang tidak enak. Tapi tak apa.
Aku lebih suka mendukung tubuh gurumu daripada disuruh memakai
jubah birunya yang butut dan sedap baunya itu!"
"Hai! Jangan menghina jubahku! Ingat, kau pernah kususupkan
dalam jubah itu ketika Raja Rencong mencarimu!" berseru Nyanyuk
Amber. Wiro menyeringai. Tapi dia terus saja menggoda Pandansuri. "Kau
tahu..." katanya pada gadis itu. "Kalau aku tidak salah hitung, paling
tidak jubah itu tak pernah dicuci selama sepuluh tahun! Dan itu yang
kau pakai sekarang! Hah... ha... ha! Apakah tubuhmu tidak merasa
gatal"!"
"Kau keterlaluan! Menghina guru dan menggoda orang!" kata
Pandansuri. Lalu gadis ini balikkan diri dan tinggalkan tempat itu. Wiro
tak bisa berbuat lain daripada mendukung Nyanyuk Amber di
punggungnya dan mengejar Pandansuri yang berlari menuju kampung
Pasir Putih. TAMAT 56 030 Dosa-dosa Tak Berampun -WIRO SABLENG 212
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 12 Pendekar Bayangan Setan Karya Khu Lung Bloon Cari Jodoh 11

Cari Blog Ini