Ceritasilat Novel Online

Geger Di Pangandaran 2

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran Bagian 2


menyisihkan mana yang baik buat dirinya dan menimpakan mana yang buruk bagi
orang lain! Urusanku dengan gurumu biar kami yang tua-tua ini menyel
esai kan sendi r i . . . " " Aku tidak akan kembali ke Singgalang berhampa tangan!"jawab Puti Andini keras.
Lalu berkelebat kirimkan serangan ganas. Payung hitam disapukan ke udara hingga
mengeluarkan angin deras dan sinar redup hitam. Tangan kiri membuat gerakan
mencengkeram, diarahkan ke leher Tua Gila.
" Gadis laknat! Ambil payungmu!"Pendekar 212 menerjang ke depan
menyongsong serangan Puti Andini. Enam buah payung yang sejak tadi dipegangnya
dilemparkan ke arah si gadis. Lemparan ini bukan lemparan biasa karena disertai
tenaga dalam. Enam payung berubah menjadi enam senjata maut yang melesat ke arah
kepala dan bagian-bagian tubuh Puti Andini!
Si gadis kertakkan rahang. Dia melesat ke udara untuk menghindari
serangan payung miliknya sendiri. Dari udara payung hitam dilemparkannya ke arah
Wiro. Begitu melempar dia membuat gerakan jungkir balik. Tahu-tahu tubuhnya
menukik menyambar ke arah Tua Gila!
" Hebat! Luar biasa!
"memuji Tua Gila.
Sementara Wiro melompat menghindari serangan payung hitam. Tua Gila miringkan
badan ke samping. Sambaran tangan si gadis lewat di samping 089 Geger di
Pangandaran 31 telinga kirinya. Ketika dia hendak mencekal tangan itu tiba-tiba kaki kanan
lawan menghantam ke arah dadanya.
Bukkk! " Gur u! " t er i ak Wi r o ket i ka mel i hat Tua Gi l a t erlempar sampai dua tombak
akibat tendangan keras yang dilancarkan Puti Andini Tapi si orang tua sendiri
hanya senyum-senyum. Dia mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi memperlihatkan sesuatu.
Puti Andini keluarkan seruan tertahan. Wiro melotot lalu menyeringai sambil
garuk-garuk kepala. Di tangan kiri Tua Gila saat itu ada kasut kaki kanan milik
si gadis! Tua Gila dekatkan matanya ke kasut yang dipegangnya seolah-olah meneliti.
" Untung tak ada bagian kasut ini yang rusak. Kalau sampai rusak bagaimana aku
menggant i nya. Kasut seper t i i ni t ent u mahal sekal i har ganya! " Tua Gila tersenyum. Dia melangkah ke hadapan Puti Andini yang tegak bergerak
dengan muka merah padam. Jika orang tua
itu tadi mau mencelakainya pasti mudah saja baginya. Semudah dia mencabut kasut di kaki
kanannya tanpa dia merasakannya.
Di hadapan Puti Andini Tua Gila membungkuk seraya berkata, "
Harap maafkan tua bangka ini. Biar aku tolong mengenakan kasut ini ke kakimu kembali!"
Entah marah entah sangat malu Puti Andini melompat menjauhi Tua Gila.
Dia mengumpulkan tujuh payungnya dengan cepat lalu tanpa berkata apa-apa lagi
dia berlari kencang meninggalkan tempat itu. Di sudut matanya tampak genangan
air mata! Ketika si gadis melarikan diri. Pendekar 212 hendak mengejar tapi lengannya
cepat dipegang ol eh Tua Gi l a. " Tak per l u di kej ar . Nant i kau akan ber t emu j uga dengan dia! Lebih baik kita duduk-duduk dulu di sini. Berbincang-bincang.
Bertahun-tahun aku tidak bertemu denganmu. Tentu banyak cerita yang bakal aku
dengar dar i mu! " " Tua Gila, apakah selama ini kau baik-bai
k saj a?" t anya Wi r o. " Ya begi t ul ah Banyak per ubahan t er j adi di Pul au Andal as. Banyak perubahan terjadi pada diri tua ini. Semakin lama aku merasa diri yang sudah
rongsokan ini tidak ada harganya lagi. Kadang-kadang aku berpikir mengapa aku
tidak segera saja mati! Tapi malaikat rupanya selalu kesasar datang mencar
i ku namun or ang l ai n yang di cabut nya nyawanya. Ha. . . ha. . . ha. . . ! " " Tua Gila, aku perlu memberitahu padamu walau tadi kau sudah mendengar.
Gadis tadi bernama Puti Andini. Dia juga
dar i Pul au Andal as. . . " " Aku sudah t ahu si apa di a adanya! " memot ong Tua Gi l a. " Bagus kal au begi t u. Si apa pun di a adanya di a adal ah pembunuh sahabat dan tuan penolongku Raja Obat Delapan Penjuru Angin. Dia juga yang hendak
menggantung gadis yang kucintai.
. . " Tua Gila batuk-batuk beberapa kali.
" I ni ber i t a hebat ! Kau punya gadis yang dicintai. Berarti punya kekasih.
Punya kekasih berarti punya calon istri! Apakah gurumu si Sinto Gendeng itu
sudah kau ber

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

i t ahu?" " Memang bel um. Saat nya akan t i ba. . . " " Yang pent i ng apakah gadi s i t u menci nt ai di r i mu"' t anya Tua Gi l a ser aya senyum-senyum. 089 Geger di Pangandaran
32 " Dia mengaku mencintaiku. Bahkan untuk membuktikan cintanya dia
ber sedi a menyer ahkan t ubuhnya dan kehor mat annya! " Tua Gila menyeringai. Lalu keluarkan suara berdecak berulang kali.
Saat itu hari telah larut petang. Karena tempat itu ditumbuhi banyak pohon-pohon
rindang, keteduhan membuat keadaan di situ lebih cepat menjadi gelap.
Tanpa diketahui kedua orang yang asyik bercakap-cakap itu sesosok tubuh
mengendap-endap lalu mendekam di satu tempat mendengarkan pembicaraan mereka.
089 Geger di Pangandaran
33 BASTIAN TITO 8 GEGER DI PANGANDARAN
WIRO pandangi orang tua di hadapannya. Lalu bertanya. "
Kenapa kau menyer i ngai Tua Gi l a" Seper t i nya kau menganggap ci nt a i t u sat u ket ol ol an"! " Tua Gila tertawa mengekeh. Dia menepuk nyamuk yang lewat di depan
hidungnya. "
Cinta tidak tolol. Cinta sesuatu yang suci jika saja manusia mau
berlaku jujur. Justru para manusia yang katanya berotak dan lebih tinggi der
aj at nya dar i bi nat ang i t ul ah yang ber l aku t ol ol ! " " Kau menyi ndi r ku! " kat a Wi r o sambi l menggar uk kepal a. " Ti dak, t i dak menyi ndi r . Tapi sekedar unt uk membuat mat amu t er buka dan ot akmu beker j a! " " Heh, apa maksudmu sebenar nya, Gur u"! " " Kau dengar baik-baik apa yang aku ucapkan! Katamu gadis yang kau cintai itu
menyatakan cintanya dengan bersedia menyerahkan tubuh serta kehormatannya padamu! Hal seperti ini tidak akan ditemui dalam dunia percintaan
yang wajar. Muridku! Tidak ada seorang gadis akan mau
mengeluarkan ucapan seperti itu bagaimanapun dia mencintai seorang pemuda.
Kecual i . . . " " Kecual i apa"! ' t anya Wi r o ket i ka Tua Gi l a memut us ucapannya. " Kecuali ada sesuatu di luar wajar dibalik semua itu. Muridku, jika kau tidak
keberatan harap kau menceritakan secara jelas apa saja yang sebenarnya t
el ah t er j adi . " " Kal au begi t u maumu, bai kl ah Tua Gi l a. " Lal u Pendekar 212 mencer i t akan kisah panjang sejak terbunuhnya Raja Obat Delapan Penjuru Angin, ditemuinya
Bidadari Angin Timur yang hampir menemui ajal digantung kaki ke atas kepala ke
bawah. Lalu lenyapnya Bidadari Angin Timur bersama Kitab Putih Wasiat Dewa,
disusul pertempuran dengan Dewi Payung Tujuh di halaman rumah makan dan ditutup
dengan pertemuan terakhir kali dengan Bidadari Angin Timur yang dirasakan sangat
aneh oleh Wiro.
Mendengar cerita Wiro, Tua Gila geleng-gel
eng kepal a. "

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pul uhan t ahun hidup di dunia baru sekali ini aku mendengar cerita begini hebat! Tapi anak
muda, jika aku boleh mengeluarkan pendapat maka terus terang aku katakan siapa
pun gadis binal yang membunuh Raja Obat, dia bukanlah Puti Andini alias
Dewi Payung Tuj uh! " " Tua Gi l a! Kau membela gadis jahanam itu!
"kata Wiro dengan suara keras.
" Aku tidak membela siapa pun karena tidak ada untungnya bagiku! Tapi coba kau
pikir dalam-dalam. Kau bakal melihat keanehan dan kejanggalan. Mungkin benar ada
dua Bidadari Angin Timur, yang satu jahat yang satu baik. Entah yang mana
Bidadari yang kau cintai itu. Tapi mungkin pula cuma ada satu saja dan
menjalankan peran ganda. Sekarang tergantung pada kepandaianmu menyel
i di k! " Wiro menarik nafas panjang dan menggaruk kepala berulang kali.
" Kau masi h hendak membunuh gadi
s dar i Pul au Andal as i t u"! " t anya Tua Gila. 089 Geger di Pangandaran
34 Lama baru Wiro menjawab. "
Kedatangannya ke tanah Jawa ini jelas hendak
mendapat kan Ki t ab Put i h Wasi at Dewa dan membunuhku. . . " " Tunggu dulu anak muda! Hal yang satu itu jangan kau sangkut pautkan dengan
kematian Raja Obat serta penggantungan kekasihmu. Itu adalah dua hal
yang ber beda. . . " " Ah. semaki n bi ngung aku j adi nya! ' kat a Pendekar 212 pul a. " Kalau begitu biar kita alihkan pembicaraan pada hal lain. Aku ingin bertanya.
Di luar tersebar kabar akan terjadi satu peristiwa besar di Pengandaran pada
hari sepuluh bulan sepuluh! Tolong kau jelaskan kegilaan apa yang hendak dibuat
orang-or ang r i mba per si l at an kal i i ni ! " " Aku sendiri mendapat undangan datang ke sana
dar i I bl i s Pemabuk. . . " " Maksudmu si Dewa Tuak tua bangka geblek yang hendak menjodohkan
muridnya denganmu?"tanya Tua Gila lalu tertawa mengekeh.
Wiro menyengir. "
Rupanya urusan itu sampai juga ke telingamu! Iblis
Pemabuk tidak sama dengan Dewa Tuak. Dia seorang sakti aneh yang
membunuh manusia semudah dia mengedipkan mata. Aku sendiri hampir jadi kor
bannya! " " Hemmm... Mendengar keteranganmu rupanya semakin banyak orang-orang sakt
i yang t i dak aku kenal ber muncul an di r i mba per si l at an. . . " " Di t engah semua kejadian itu aku paling bernasib jelek. Dua senjataku
Kapak Naga Geni 212 dan batu hitam pasangannya lenyap dirampas kawanan Tiga
Bayangan Setan dan Elang Setan. Senjata-senjata itu diserahkannya pada Pangeran
Matahar i ! " " Kau menyebut nama itu! kata Tua Gila setengah
ber t er i ak. " Aku ber ani bertaruh mengentuti hidung masing-masing! Pangeran keparat itu racun yang
menjadi biang kerok semua ini! Berarti... lalu ada yang mengatur pertemuan kau
dengan dia di Pangandaran! Ada yang benar-benar menginginkan
kematian Pangeran Matahari, tapi ada yang berusaha mencari untung...
Kegeger an besar akan ber l angsung di sana! " " Kau mungki n benar Tua Gi l a. . . " " Hari sepuluh bulan sepuluh tidak berapa lama lagi. Apakah kau sudah bersiap-siap
Wiro?" " I t ul ah yang aku khawat i r kan.Pikiranku banyak tersita pada apa yang terjadi
belakangan ini. Dua senjata sakti andalanku tak ada di tanganku. Kitab Wasiat
Dewa lenyap begitu saja. Lalu Pangeran Matahari telah menguasai Kitab Wasi
at I bl i s. . . " " Tugasmu ber at amat . Mur i dku! Kal au saj a nyawamu ada tiga aku tak akan
ikut-i kut an bi ngung. . . " kat a Tua Gi l

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

a dengan nada sedi h t api l ant as di a t er t awa mengekeh membuat Pendekar 212 jadi jengkel.
" Ti ga Bayangan Set an akan menj adi sal ah sat u musuh ber at bagi ku, " kat a Wiro. Dia memiliki ilmu iblis yang membuatnya tidak bisa dikalahkan, tidak bisa
mati! Iblis Pemabuk pernah mengatakan padaku kelemahan manusia itu. Tapi aku tak
bisa memecahkan petunjuknya!'
" Apa yang di kat akannya padamu?" t anya Tua Gi l a pul a. " Tepat t engah har i bol ong. Pi l i h yang di t engah. " " Dasar I bl i s Pemabuk! Member i t ahu pun t i dak kar uan! " mengger ut u Tua Gi l a. " Sul i t aku memecahkan ar
t i pet unj uknya i t u. Mungki n aku har us mabuk 089 Geger di Pangandaran
35 dulu baru bisa menerka... Tapi! menurut keteranganmu dia memiliki ilmu hitam
aneh. Tiga makhluk jejadian ber
bent uk r aksasa kel uar dar i kepal anya dan. . . " Ucapan Tua Gila terputus ketika tiba-tiba dia melihat sesosok bayangan
berkelebat di kegelapan.
" Ada or ang mencur i dengar semua pembi car aan ki t a! " ser u si or ang t ua. Serta merta dia melompat ke arah kegelapan.
Wi r o mengi kut i . " Si al ! " ger ut u Tua Gila. Dia berhasil melarikan diri! Sosoknya seperti sosok perempuan!
Wiro mendongak lalu menghirup udara berulang kali.
" Kul i hat kau seper t i babi bunt i ng yang mau ber
anak! "kata Tua Gila lalu
t er t awa mengekeh. " Apa yang t engah kau l akukan?" " Aku ber usaha membaui . Kal au Bi dadar i Angi n Ti mur yang muncul bi asanya har um t ubuh dan pakai annya masi h t er t i nggal beber apa l ama. . . " " Lal u apa kau menci um bau har um i t u"' Wiro menggeleng.
" Berarti bukan bidadarimu it
u! " uj ar Tua Gi l

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

a. Dia memandang berkeliling.
" Ast aga! Ter nyat a mal am sudah t i ba! Aku har us meni nggal kanmu Mur i dku. . . " " Tua Gi l a! Tunggu dul u! " panggi l Wi r o. Tapi sang gur u sudah l enyap dal am kegelapan malam. (Mengenai Tua Gila harap baca serial Wiro Sableng berjudul
Banjir Dar ah di Tambun Tul ang" ) . Pendekar 212 dudukkan diri di bekas Tua Gila tadi duduk. Saat itu baru
disadarinya betapa letihnya sekujur tubuhnya. Dia berusaha mengatur jalan nafas
dan peredaran darah namun tidak mampu memusatkan pikiran. Wajah Bidadari Angin
Timur muncul silih berganti dengan paras Dewi Payung Tujuh.
Siapa di antara kedua gadis itu yang bisa dipercayanya"
" Puti Andini jelas tak bisa kupercaya. Dia datang membawa tugas untuk membunuhku!
Tapi Bidadari Angin Timur sendiri setelah mendapatkan Kitab Putih Wasiat Dewa
mengapa bersikap aneh terhadapku"! Sampai-sampai aku di
t ampar nya! Si al an bet ul ! " Wi r o bangki t ber di r i . Saat i t u t er bayang pul a par as Ratu Duyung di pelupuk mata Wiro. "
Bagaimana keadaan gadis itu" Kasihan
kalau dia tidak sampai mendapatkan jalan keluar penyembuhan atas kutukan yang
dialaminya... Kalau saja dia ada di sini mungkin banyak petunjuk yang bi
sa kudapat kan. Mungki nkah dar i si ni aku dapat mel i hat nya. . . ?" Pendekar 212 lantas salurkan tenaga dalamnya ke mata. Lalu dia berdiri menghadap
ke arah pantai selatan. Ke dua matanya dikedipkan dua kali. Dia kini mengerahkan
ilmu melihat jauh yang disebut "
Menembus Pandang" yang didapatnya dari Ratu Duy
ung. " Rat u, per l i hat kan di r i mu. . . " Dal am hat i Wi r o membatin. Mula-mula hanya kegelapan yang terlihat. Lalu samar-samar muncul
bentangan laut luas. "
Rat u Duyung. . . " bi si k Pendekar 212. Dadanya ber debar ketika tiba-tiba dia melihat sosok tubuh seorang perempuan berjalan
membelakanginya. Di kepalanya ada sebuah mahkota biru. Pakaiannya terbuat dari
untaian manik-manik berkilauan. "
Aku berhasil melihatnya. Dia melangkah
memasuki sebuah ruangan. Aku pernah berada di ruangan itu. Dia keluar dari
ruangan... memasuki sebuah lorong. Ah, sayang aku tidak dapat melihat wajahnya.
Di ujung lorong ada satu ruangan aneh... berbentuk bundar. Di tengah ruangan...
apa itu. Satu benda setinggi manusia tertutup selubung kain... Ratu Duyung
menarik kain penutup. Eh...! Astaga... Aku melihat diriku berdiri di tengah
ruangan bundar itu Bukan... bukan diriku. Tapi sebuah patung.
Rat u Duyung memel uki pat ung di r i ku. . . Aku. . . " 089 Geger di Pangandaran
36 Perlahan-lahan Ratu Duyung letakkan kepalanya di dada patung. Tangannya
merangkul ke punggung patung. Ketika kepalanya digeserkan ke samping kanan Wiro
dapat melihat sebagian paras sang Ratu. Ada air mata
menggelinding jatuh ke pipinya yang licin. Wiro merasakan tenggorokannya seperti
tersekat. Kepalanya mendenyut. Bayangan ruangan bundar, Ratu Duyung dan patung
dirinya lenyap dengan seketika.
" Pat ung i t u. . . " kat a Wi r o dal am hat i . " Wakt u aku di sana t ak pernah aku melihat. Berarti sengaja disembunyikan. Sejak kapan diriku dalam bentuk patung
berada di tempat itu" Ah anehnya dunia ini!"
Wi r o bangki t ber di r i . Dengan pikiran dibuncah oleh berbagai hal dia tinggalkan tempat itu.
089 Geger di Pangandaran
37 BASTIAN TITO 9 GEGER DI PANGANDARAN
DELAPAN bayangan merah berkelebat laksana topan menuju danau
Karangpucung yang terletak di tengah rimba belantara sunyi sepi. Di tengah danau
yang cukup luas itu terlihat satu bangunan bambu bertingkat dua. Antara tepi
danau dengan bangunan bambu sama sekali tidak ada jembatan
penghubung. Juga tidak kelihatan perahu atau getak di sekitar situ. Yang tampak
hanya potongan-potongan bambu menyembul setinggi dua jengkal di atas permukaan
air danau yang tenang. Potongan bambu ini ditancap ke dasar danau demikian rupa
berjarak satu tombak satu dengan lainnya, membentuk garis-garis patah, mulai
dari salah satu tepi danau sampai ke hadapan bangunan bambu.
Delapan bayangan tadi yang ternyata memiliki keringanan luar biasa, menjejakkan
kaki dari satu ujung bambu ke ujung bambu berikutnya hingga akhirnya sampai di
serambi bawah rumah bambu. Serambi itu tidak seberapa besar. Namun diberati oleh
delapan sosok tubuh tinggi besar berjubah merah darah sedikit pun tidak bergerak
apalagi miring. Delapan manusia ini memiliki kepala botak plontos bercat kuning.


Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Masing-masing kepala dihias dengan satu angka, mulai dari angka 1 sampai angka
8. Luar biasanya delapan orang berjubah dan botak ini memiliki wajah mirip satu
dengan lainnya. Mereka inilah yang dijuluki Delapan Tokoh Kembar. Selama
beberapa tahun mereka malang melintang d kawasan timur mencari pengalaman sambil
menambah ilmu. Kini mereka muncul di barat setelah mendengar banyak hal-hal
menarik dalam rimba persilatan di kawasan ini.
Orang yang kepalanya berangka 1 begitu menjejakkan kaki di lantai bambu memberi
tanda pada tujuh kawannya yang menyusul satu persatu.
" Jauh-j auh ki t a dat ang ke si ni , t er nyat a ki t a sudah kedahul uan or ang. . . " kat a si nomor 1. " Ada t amu t ak di undang menyusup ke t empat kedi aman ki t a! " Si botak bernomor 4 memandang berkeliling. "
Aku sudah punya firasat sejak
ber ada di t epi an danau t adi . Ki t a har us menggel edah sel ur uh bangunan i ni ! " " Mengapa susah-susah menggeledah segala!"kata orang si botak nomor 3.
" Mar i ki t a ber mai n j i ngkr ak-jingkrakan. Ingat waktu kita masih kanak-kanak dulu
ber mai n di at as r aki t di muar a Kal i Jat i r ot o"! " " Kau bet ul ! Mar i ki t a mul ai saj a! ' menj awab si bot ak nomor 8 yakni Del apan Tokoh Kembar paling bungsu.
Delapan orang berjubah angkat tangan mereka ke atas lurus-lurus. Kepala
didongakkan. Lalu serentak mereka meniup. Terjadilah satu hal yang hebat.
Angin tiupan mereka menggemuruh laksana puting beliung. Langit di atas danau
seperti terbongkar. Bangunan bambu bergoncang keras tetapi anehnya tidak ambruk
" Mul ai ! "Si Botak nomor 1 berteriak memberi! aba-aba.
Delapan pasang kaki di balik jubah merah darah melesat setengah tombak ke atas
lalu turun lagi menjejak lantai bambu. Demikian terus berulang ulang hingga
bangunan bambu bertingkat itu sebentar oleng ke kiri, sebentar oleng ke 089
Geger di Pangandaran
38 kanan seolah, mau roboh dan amblas ke dalam danau! Di lain saat bangunan
berputar keras hingga air danau bergejolak bergelombang keras. Sambil melompat
Delapan Tokoh Kembar ini terus saja meniup.
" Mer oboh Langi t Membuncah Bumi ! " t er i ak Del apan Tokoh Kembar nomor 1
menyebut nama jurus yang mereka lakukan. Tujuh saudaranya menyambut dengan
teriakan keras lalu kembali meniup dan terus berjingkrak-jingkrak.
Bangunan bambu berderak-derak. Gelombang air danau semakin membuncah.
" Sambi l menyel am mi num air! Ha... ha...! Mencari penyusup memunggah
i kan! Li hat ki t a kej at uhan r ej eki ! " Si bot ak nomor 6 ber ser u sambi l menunj uk ke seputar air danau. Saat itu di permukaan air danau kelihatan mengambang puluhan
ikan besar menggelepar-gelepar. Akibat perbuatan Delapan Tokoh Kembar yang
seolah membuncah air danau, ikan-ikan yang ada di danau itu menjadi mabuk, naik
ke atas air dalam keadaan setengah mati setengah hidup.
" Saudara saudaraku!"tiba-tiba si bungsu nomor 8 berseru. "
Tamu gelap kita
sudah ikut mabok! Lihat dia melayang turun dari bangunan sebelah atas. Aduh
harumnya... !"
Delapan pasang mata ditujukan ke bangunan bambu sebelah atas. Dari sebuah
jendela yang terbuka tampak melayang turun sosok perempuan
berambut pirang, berpakaian biru tipis. Angin kencang menebar bau harum yang
keluar dari tubuh dan pakaiannya.
" Amboi ! Tamu gel ap ki t a t er nyat a seor ang bi dadar i ! " t

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

er i ak si bot ak nomor 1. " Pakai annya t i pi s sekal i ! Aku dapat mel i hat set i ap l ekukan t ubuhnya! " ser u si botak nomor 7. Sosok yang melayang itu begitu menjejakkan kaki di lantai bambu segera saja
dikurung oleh delapan lelaki botak berjubah merah. Karena bangunan itu tidak
seberapa besar maka yang terkurung dan mengurung hanya terpisah beberapa jengkal
saja! Delapan pasang mata membeliak menyaksikan wajah seorang gadis cantik
jelita mengenakan pakaian tipis biru tembus pandang.
Delapan Tokoh Kembar berdiri dengan rangkapkan tangan di muka dada, memandang
tak berkesip. Sementara gadis baju biru itu sesaat tampak tegak dalam
keadaan masih menghuyung pertanda j ur us " Mer oboh Langi t Membuncah Bumi"yang dimainkan oleh Delapan Tokoh Kembar tadi masih
mempengaruhinya. Itulah yang menyebabkan dia tidak dapat bertahan lebih lama di
bangunan sebelah atas dan terpaksa turun ke bawah.
" Kal i an semua dengar ! " si gadi s tiba-tiba berkata sambil rapikan rambutnya
yang pi r ang. " Jangan sal ah sangka! Aku bukan t amu gel ap. . . " " Ah! Bagus!" Tokoh Kembar nomor 2 menyahut i . Kal au begi t u si apa di r i mu! Harap beri tahu nama!"
" Aku dat ang dengan maksud ber sahabat . Mengenai namaku kau boleh saja menyebut di r i ku Bi dadar i . Apa kau r asa i t u cukup cocok. . . ?" Sambi l ber t anya gadis berbaju biru itu menarik nafas panjang hingga dadanya yang montok
membusung. Apa lagi saat itu bagian atas pakaiannya agak tersingkap hingga semua
mata dapat melihat satu pemandangan mencolok yang mendebarkan.
" Cocok! Kau sangat cocok! "berkata si nomor 2.
" Bi dadar i ber ambut pi r ang! Kami i ngi n t ahu maksud kedat anganmu, masuk ke bangunan i ni t anpa set ahu dan i zi n kami ! " Tokoh Kembar nomor 5 aj ukan pertanyaan. 089 Geger di Pangandaran
39 Gadis berpakaian biru lemparkan senyum manis. Lidahnya dijulurkan sedikit untuk
membasahi bibirnya. Delapan Tokoh Kembar jadi semakin kelangsangan dan beberapa
di antara mereka jadi usap-usap kepala masing-masing.
" Aku dat ang kemar i membawa pesan ber sahabat dar i Panger an Mat ahar i ! ' " Ast aga! Jadi kau or angnya Panger an yang t er kenal i t u" Hemmm. . . " Tokoh Kembar nomor 3 geleng-geleng kepala.
St bot ak nomor 1 seger a membuka mul ut . " Sel

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ama i ni kami t i dak per nah berhubungan dengan Pangeran Matahari! Kami tidak menganggapnya sebagai teman
juga tidak sebagai musuh. Coba kau katakan apa pesan Pangeranmu i
t u! " " Kalian sudah mendengar tentang Kitab Wasiat Iblis?"
Delapan kepala botak sama mengangguk.
" Kitab maha sakti itu kini berada di tangan Pangeran Matahari. Ini berarti bahwa
sudah ada kepastian bahwa dia akan menjadi raja diraja dunia persilatan!"
Delapan Tokoh Kembar tertawa lalu mendongak dan sama meniup ke atas.
Suara menggemuruh merobek danau Karangpucung Air danau bergelombang.
" Kalian pernah mendengar satu senjata mustika luar biasa bernama Kapak Maut
Naga Geni 212"! " t anya si gadi s l agi . " Itu senjata sakti milik Pendekar 212 dari Gunung Gede!
"menyahuti si botak
nomor 3. " Sekarang tidak lagi! Senjata itu sudah jatuh ke tangan Pangeran Matahari!"
" Uuuuhhh.... ! "Delapan kepala kembali mendongak dan delapan mulut
kembali meniup. Suara bergemuruh kembali menggelagari seantero danau.
" Apa kalian juga sudah mendengar tentang satu kitab sakti lain bernama Kitab
Putih Wasiat Dewa?"
" Just r u kami j auh-jauh datang dari timur karena tertarik dengan kitab sakti
itu..."jawab Tokoh Kembar nomor 1.
" Ki t ab i t u akan menj adi mi l i k kal i an! "kata si gadis baju biru.
" Uhhh.... ! Apa"! " Del apan mul ut ber gumam dan ber t anya ber bar engan. " Dengar , pada har i sepul uh bul an sepul uh akan ada sat
u per i st iwa menggegerkan di Pangandaran. Pangeran Matahari akan menghabisi tokoh-tokoh
golongan putih dipimpin oleh Pendekar 212. Pangeran merasa kurang ber
kenan j i ka kal i an t i dak di ber i t ahu dan t i dak di mi nt a bant uannya. . . " " Ah, Panger an segal a cer di k segal a l i ci kitu hendak memperalat kita"kata si
bungsu nomor 8.
" Jangan sal ah menduga! " gadi s baj u bi r u cepat memot ong. " Jasa kal i an t i dak akan dilupakan. Kaitan akan mendapat kedudukan sangat tinggi begitu Panger
an Mat ahar i ber kuasa. . . " " Kami t i dak i ngi n j abat an set inggi apa pun. Kami lebih suka malang
melintang ke mana kami senang.
. . " " I t u bi sa di at ur . . . " " Ti dak! Bukan Panger anmu yang mengat
ur , t api kami Del apan Tokoh Kembar ! " t ukas Tokoh Kembar nomor 1. " Kal i an t i dak usah kawat i r . Kal au kal i an

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

t i dak suka j abat an t i nggi masih ada i mbal an l ai n yang di j anj i kan Panger an Mat ahar i unt uk kal i an. . . " " Hemmm. . . apa?"tanya si nomor 1.
089 Geger di Pangandaran
40 " Di r i ku! " j awab si gadi s baj u bi r u ser aya mer api kan r ambut pi r angnya dan mengangkat bagian bawah pakaiannya hingga kakinya yang putih tersingkap sampai
di atas lutut. Delapan pasang mata membeliak menyaksikan kaki putih mulus bagus itu.
" Del apan Tokoh Kembar , sel esai ur usan besar di Pangandar an kal i an bi sa memi l i ki di r i ku sampai kal i an bosan! " Delapan Tokoh Kembar saling pandang satu sama lain. Beberapa di antara mereka
usap-usap kepala botak mereka yang berwarna kuning. Lalu tampak mereka berbisikbisik. Si gadi s makl um kal au j er at nya mul ai mengena. Maka di a pun ber ser u. " Hai ! Apa yang kalian bisikkan"! Apa wajahku kurang cantik dan tubuhku tidak menar
i k"! " Habi s ber kat a begi t u si gadi s angkat l agi pakai annya l ebi h t i nggi dengan tangan kiri sementara tangan kanan dipakai untuk mengusap-usap perutnya.
Delapan pasang mata Delapan Tokoh Kembar seperti silau melihat paha yang
tersembul putih hampir sampai ke pangkal! Gerakan mengusap perut yang
diperagakan si gadis membakar nafsu mereka!
Tenggor okan Del apan Tokoh Kembar nomor 1 t ur un nai k. " Bai k! Kami t er i ma tawaran Pangeran Matahari. Tapi kami inginkan dirimu sekarang juga! Tidak
setelah urusan selesai
! " " Kalian boleh tidak percaya pada Pangeran Mata hari. Tapi aku tidak berdusta akan
menyerahkan diriku untuk kalian! Aku belum pernah melihat del
apan or ang gagah seper t i kal i an. Aku bel um per nah mer asakan. . . " Tokoh Kembar nomor 4 tiba-tiba melompat ke depan hendak merangkul si gadis penuh
nafsu. " Kalau kalian berlaku kurang ajar terpaksa aku meninggalkan tempat ini!
Kal i an akan menyesal dan kecewa besar ! " kat a si gadi s ser aya angkat t angan kirinya dan mendorong ke depan. Gerakan Tokoh Kembar nomor 4 tertahan.
Tubuhnya laksana didorong oleh satu tembok kokoh hingga ke dua kakinya bergetar
ketika berusaha bertahan. Walau berhasil menolak niat keji orang namun diam-diam
gadis berbaju biru itu merasa ngeri. Kalau semua lelaki botak di sekelilingnya
tidak dapat mengendalikan nafsunya, celakalah dirinya.
" Bai k! " t i ba-t i ba t okoh nomor 1 kembal i membuka suar a. " Kami per caya pada j

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

anj i mu. Tapi unt uk meyaki nkan kami t er paksa memi nt amu menel an sesuat u! " " Menel an apa"! " t anya si gadi s. Dadanya mendadak ber debar . " Obat. Obat ini baru bekerja dua hari setelah hari sepuluh bulan sepuluh.
Jika kau mendustai kami kau akan menemui ajal! Tapi kalau tidak kami akan member
i kan penangkal nya! " Tengkuk gadis berbaju biru menjadi dingin mendengar ucapan Tokoh
Kembar nomor 1 itu.
" Bidadar i ! Mengapa kau t er di am"! " si bungsu nomor 8 ber t anya. " Ji ka kau tidak menerima aturan kami berarti memang kau datang ke sini dengan maksud
licik!" " Kal au begi t u bi ar t ubuhnya ki t a pesi angi sekar ang j uga! " kat a si bot ak nomor 2 seraya maju mendekati si gadis.
Gadis yang terkurung di tengah-t
engah sunggi ngkan senyum l ebar . " Tadi sudah kubilang aku suka kalian... Kalian tuan rumah di sini. Aku harus mener
i ma at ur an yang kal i an buat . Mana obat i t u! " 089 Geger di Pangandaran
41 Baru saja si gadis bertanya si botak nomor 1 jentikkan jari-jari tangan
kanannya. Sebuah benda hitam seujung jari kelingking melesat. Sebelum gadis itu
sempat mengelak benda itu telah masuk ke dalam mulutnya langsung tertelan!
" Nah urusan pertama sudah selesai! Sekarang katakan ke mana kami harus mengi
kut i mu?" bertanya Tokoh Kembar nomor 1.
" Pengandar an cukup j auh dar i si ni . Har i sepul uh bul an sepul uh hanya t i nggal beber apa har i saj a. Sebai knya ki t a seger a menuj u ke sana, " menj awab gadi s baju biru. " Bagus, kalau begitu aku akan jalan duluan Kau berikutnya dan saudara saudar
aku menyusul di bel akang! " " Tunggu. . . " kat a si gadi s. Delapan Tokoh Kembar yang siap berkelebat urungkan gerakan mereka.
" Ada apa?" t anya si nomor sat u dengan pandangan mat a menyel i di k. " Saat ini kepalaku masih pusing akibat jurus Meroboh Langit Membuncah Bumi yang
kalian mainkan tadi! Kalau boleh aku minta tolong, harap ada seseor
ang yang menol ong menggendongku membawa ke seber ang. . . " Delapan Tokoh Silat serentak sama-sama maju berebut rejeki. Si gadis memandang
ber kel i l i ng sambi l t er senyum. " Aku memilih saudara kalian yang
nomor 4! " kat anya. Si botak nomor 4 tertawa bergelak sambil acung-acungkan tangan
kanannya. Tujuh saudaranya tampak kecewa. Si gadis langsung saja
sandarkan dirinya ke dada si nomor 4. Tidak tunggu lebih lama lelaki ini segera


Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggendong gadis cantik jelita yang harum tubuhnya menimbulkan rangsangan. Si gadis sebenarnya hanya berpura-pura. Sejak adi dia tahu di antara
Delapan Tokoh Kembar itu, yang. nomor empat adalah yang paling bernafsu terhadap
dirinya. Selagi berada dalam gendongan dan si nomor 4 itu melompat dari satu ujung bambu
ke ujung lainnya gadis berbaju biru berbisik. "
Kau tahu, kau adalah yang
paling gagah dan kekar di antara saudara-saudaramu. Jika ada kesempatan aku
ingin berdua-duaan
saj a denganmu. . . " Si botak berangka 4 ini menyeringai. Cuping hidungnya langsung mengembang dan darahnya, menjadi panas. Jangan khawatir, aku akan
mencar i kesempat an. . . " " Ah, bahagi a sekal i r asanya membayangkan ber
dua-dua denganmu. Aku
suka lelaki gagah dan kuat sepertimu. Kau pasti sanggup bercumbu berlamal
ama. . . " " Apa maumu akan kuturuti. Kau mau kucumbu, satu hari satu malam tidak ada
masalah. Sampai tiga hari tiga malam pun akan kulayani
"jawab si nomor
4. Lalu tangan kirinya bergerak mengelus bagian belakang tubuh si gadis.
" Ah,aku benar-benar bahagia menemui seorang lelaki jantan sepertimu.
Namun aku punya sat u syar at . . . " kat a si gadi s sambi l bal as membel ai t engkuk si nomor 4 ini.
Sebutkan saja apa yang harus kulakukan. Kukira malam ini kita bisa memisahkan
diri dengan mereka...
" " Berikan padaku obat penangkal racun yang tadi dimasukkan kakakmu ke dal
am mul ut ku. . . " 089 Geger di Pangandaran
42 " Ah, i t u! " suar a si nomor 4 set engah mengel uh. Aku t i dak punya obat penangkal itu. Yang memiliki hanya kakak sulungku si nomor 1 it
u. . . " " Aku tahu. Tapi kau pasti mampu mencurinya!"tekan si gadis seraya kembali
mengusap tengkuk si botak nomor 4 itu.
Kepala kuning si nomor 4 menggeleng. "
Ti dak mungki n, " kat anya. " Kakakku menyimpan obat penangkal itu di dalam mulutnya. Ditempelkan ke langit-langit di
at as l i dahnya. . . " " Jahanam! " maki gadi s baj u bi r u. Sayang sekal i kal au begi t u. Ter nyat a kau tidak sejantan yang aku duga. Lepaskan diriku!
Aku sanggup ber j al an sendi r i . . . " Gadis baju biru lepaskan dirinya dari dukungan si nomor 4. Tubuhnya melesat ke
udara dan sesaat kemudian tampak dia berada di belakang Tokoh Kembar nomor 3,
melompat dari ujung bambu satu ke ujung bambu lainnya, berkelebat menuju ke tepi
danau. 089 Geger di Pangandaran
43 BASTIAN TITO 10 GEGER DI PANGANDARAN
HARI delapan bulan sepuluh, Makhluk Pembawa Bala masih mendekam di dalam lobang
batu. Tak jauh dari lobang batu Si Muka Bangkai alias Si Muka Mayat duduk
bersila terbungkuk bungkuk di alas satu gundukan batu karang.
Sejak tadi malam dia melakukan samadi dan merencana baru akan
menyelesaikan samadinya sebelum matahari terbit pada hari sepuluh. Saat itu
rambutnya yang putih panjang kelihatan bergoyang-goyang. Bukan oleh tiupan angin
teluk tetapi oleh kekuatan dahsyat yang keluar dari tubuhnya. Tak lama kemudian
kepulan asap tipis berwarna kebiruan tampak mengepul keluar dari batok
kepalanya! Ini satu pertanda bahwa orang tua guru Pangeran Matahari ini memiliki
satu kekuatan hebat di dalam tubuhnya.
Namun agaknya Si Muka Bangkai tidak akan mampu meneruskan
samadinya. Dari arah teluk mendadak lapat-lapat terdengar suara orang menangis.
Suara tangis itu walaupun datang dari jauh tetapi mengiang masuk ke telinga dua
orang yang ada di bukit batu karang di mana menancap bendera besar warna hitam.
Bagaimana pun Makhluk Pembawa Bala dan Si Muka
Bangkai menutup jalan pendengarannya tetap saja telinganya seperti tersentaksentak. Si Muka Bangkai buka sepasang matanya. Mulutnya memaki.
" Jahanam! Makhl uk Pembawa Bal a, kau dengarsuar a or ang menangi s i t u"! " " Aku dengar sobat ku! " j awab Makhl uk Pembawa Bal a. Tubuhnya masi h saj a mendekam dalam lobang dan kepalanya mendongak ke arah langit.
" Belum sampai hari sepuluh bulan sepuluh. Sudah ada orang yang minta mampus!
Makhluk Pembawa Bala, aku minta kau menyelidik siapa adanya orang itu! Kalau
teman harap diberi nasihat agar jangan mengganggu dan minta dia datang bergabung
di sini. Kalau musuh kau tahu apa yang harus kau per
buat ! " "

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku cukup tahu sobatku!"kata Makhluk Pembawa Bala pula dengan
suaranya yang sember.
" Apa"! " t anya Si Muka Bangkai . " Membunuhnya! ' Si Muka Bangkai tertawa bergelak. Makhluk Pembawa Bala goyangkan
kepalanya yang ditancapi kayu. Lalu tubuhnya melesat keluar dari dalam lobang
batu karang. Di udara dia berjumpalitan tiga kali berturut-turut. Pada gerakan
berikutnya sepasang kakinya yang hanya merupakan tulang-tulang menghitam
menjejak kaki di batu karang. Dia mendongak ke langit. Lalu ber
kat a. " Dua t el i ngaku memang sumpl
ung! Tapi pendengar anku t ak bi sa ditipu! Yang menangis itu seorang lelaki tua! Dia berada di teluk! Sobatku Muka
Bangkai. Kau tunggu di sini. Aku tak bakal lama!
" " Hat i -hati bergerak! Jangan sampai tubuhmu cerai-berai oleh senjata rahasia yang
kau pasang sendi r i ! " memper i ngat kan Si Muka Bangkai . Makhluk Pembawa Bala ganda tertawa. "
Aku tahu setiap sudut di mana
senj at a r ahasi a i t u ku pasang! Tak per l u kawat i r ! " 089 Geger di Pangandaran
44 Habis berkata begitu Makhluk Pembawa Balai berkelebat menuruni bukit karang. Tak
lama kemudian dia sudah sampai di teluk. Sebuah perahu kecil kelihatan terdampar
di atas pasir pantai teluk Penanjung. Mata Makhluk Pembawa Bala yang cuma satu
dan melesak ke dalam sesaat berputar-putar.
Lalu dengan gerakan cepat dia berkelebat menuju perahu.
Di atas perahu duduk seorang kakek mengenakan pakaian selempang kain putih.
Kulitnya hitam legam. Rambutnya digulung dan dikonde di atas kepala.
Sepasang alis matanya panjang hitam, menjulai sampai ke pipi. Orang tua inilah
yang ternyata tengah menangis tersedu-sedu sedih sekali.
Untuk beberapa lamanya Makhluk Pembawa Bala tegak memperhatikan.
" Hemm.... !Aku rasa-rasanya pernah mendengar dajal yang punya ciri-ciri
seperti dia! " si makhl uk membat i n. Lal u di a membent ak " Orang gila! Siapa kau!
Mengapa kau menangi s di si ni "! " Suara tangisan serta merta lenyap. Kakek di atas perahu palingkan
kepalanya pada Makhluk Pembawa Bala. "
Huk. . . huk. . . huk. . . " di a t er i sak-isak beberapa kali. Matanya berputar-putar, sebentar menatap ke langit sebentar
menatap pada sosok mengerikan Makhluk Pembawa Bala. Tangan kirinya diangkat. Ibu
jarinya ditudingkan tepat-tepat ke hidung gerumpung Makhluk Pembawa
Bal a. " Kau. . . " desi s si kakek. Lal u suar a t angisnya meledak kembali.
Sambil menangis dia mengeluarkan ratapan aneh.
" Aku mel i hat l angi t . . . Hi k. . . hi k. . . hi k. . . Uhhhh sedi hnya duni a. . . Aku mel i hat laut... Hik... hik! Aduh biung sedihnya dunia... Aku melihat bukit-bukit
karang... Hemmm... hik... hik... Uhhhh.
. . Sedi hnya duni a! Aku mel i hat kau! Uhhh. . . " Kakek di atas perahu kembali menuding ke arah Makhluk Pembawa Bala lalu meratap
keras. " Aku melihat darah... darah... Sedih... sedih sekali! Aku melihat
maut gentayangan... Dan kau... Kau bakal anak manusia yang akan mampus pertama
kali di tempat ini! Hik... hik... hik! Sedihnya dunia... Aku sedih... Aku sedih!
"Orang tua di atas perahu lantas menangis melolong-lolong.
" Tua bangka j ahanam! "teriak Makhluk Pembawa Bala marah sekali. Dia
menggembor keras. Lalu melompat setinggi satu tombak. Di udara dia berjungkir
balik. Ketika melayang turun kaki kanannya yang hangus hitam melesat ke arah si
tua aneh yang menangis dalam perahu.
" Aku sedi h. . . aku sedi h. . . " Or ang dal am per ahu masi h t er us menangi s dan meratap. Lalu tiba-tiba tubuhnya rubuh sama rata dengan lantai perahu. "
Aku sedi h. . .

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku sedi h. . . ! " Wuuuttt! Tendangan Makhluk Pembawa Bala yang sanggup menghancurkan kepala
kerbau itu lewat menghantam angin.
" Bangsat r endah! Jangan mengira bisa lolos untuk ke dua kal
i ! " Hampir tubuhnya menyentuh air laut Makhluk Pembawa Bala kembali
melesat ke atas. Kini tubuhnya kelihatan seolah terbang satu jengkal di atas
permukaan air laut. Sesaat kemudian.
Braakk! Perahu kayu itu hancur berkeping-keping dihantam tumit kanan Makhluk Pembawa
Bala lalu tenggelam masuk ke dalam laut.
" Mampus kau sekar
ang! " uj ar si makhl uk. " Sebentar lagi mayatmu akan
mengambang di per mukaan l aut ! " Di a mengi r a or ang t ua dal am per ahu i kut tenggelam bersama hancuran debu.
089 Geger di Pangandaran
45 " Aku melihat laut... aku melihat darah! Hik... hik... hik! Uhh Aku sedih.
Sedihnya dunia...! Aku sedih... Aku sedih!"
Makhluk Pembawa Bala tersentak kaget dan cepat berpaling. Orang tua yang
disangkanya sudah hancur dan mati tenggelam di dalam air laut ternyata kini
kelihatan duduk di satu gundukan batu karang yang banyak bertebaran di teluk!
Dan meneruskan tangisnya!.
" Aku sedi h. . . Aku sedi h. . . " " Manusi a i bl i s! " ker t ak Makhl uk Pembawa Bal a. Dua kal i mel ompat di a sudah sampai di hadapan or ang t ua ber sel empang kai n put i h i t u. " Tamat r i wayatmu sekar ang! " Ter i ak Makhl uk Pembawa Bal a. Tubuhnya mel esat ke udar a. Kaki kanannya membabat ke arah tenggorokan orang tua yang tengah menangis.
" Makhl uk Pembawa Bal a! Tahan ser anganmu! " Ti ba-tiba satu bayangan
putih berkelebat. Makhluk Pembawa Bala terdorong ke belakang beberapa langkah.
Dia menggembor keras dan hendak menggebut. Tapi batalkan niatnya ketika melihat
yang barusan menghalanginya adalah Si Muka Bangkai alias Si Muka Mayat.
" Sobat ku! Apa kau sudah ber
ubah i ngat an hi ngga menghal angi aku menghajar pengacau itu"!"teriak Makhluk Pembawa Bala. Matanya yang tinggal
satu dan melesak ke dalam berputar-putar mengerikan. Tenggorokannya yang robek bergerak-gerak hingga darah busuk kembali mengucur.
" Jangan t ol ol ! Kau t i dak t ahu t engah ber hadapan dengan si apa! " bent ak Si Muka Bangkai. " Eh, memangnya or ang t ua gi l a i t u si apa. . . ?"Suara Makhluk Pembawa Bala
agak merendah sekarang.
" Di a adal ah sahabat yang akan membant
u ki t a! Di a t okoh besar duni a persilatan. Pasang baik-baik dua telingamu yang sumplung! Dia adalah tokoh hebat
dan t er hor mat Dewa Sedi h! " Dar i t enggor okan Makhl uk Pembawa Bal a kel uar suar a t er cekat . " Cel aka,

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku memang sudah sering mendengar nama besar manusia aneh ini. Tapi tidak per
nah ber t emu. Jadi mana aku bi sa mengenal ! " membat i n Makhl uk Pembawa Bala. Lalu cepat-c
epat di a mendekat Si Muka Bangkai dan ber bi si k. " Kau aturlah urusan dengan dia agar tidak jadi kapiran!
Tak usah kawat i r , aku bi sa membuj uk or ang gi l a sat u i ni ! " j awab Si Muka Bangkai. Lalu dia melangkah mendekati Dewa Sedih yang duduk di atas batu.
Sambil menjura dalam-dalam hingga mukanya hampir menyentuh lutut orang dia
berkata setengah meratap.
" Sobat ku paduka dewa segal
a dewa yang aku panggi
l dengan j ul ukan hormat Dewa Sedih, sedih hatimu melihat langit, lebih sedih lagi hatiku! Sedih
hatimu melihat laut, lebih sedih lagi hatiku! Hik... hik... Sedih hatimu melihat
bukit karang, aku terlebih sedih melihat Dunia penuh kesedihan hik... hik...
hi k. . . " Si Muka Bangkai kel uar kan suar a sesenggukan l
al u seol ah mengi r i ngi Dewa Sedih dia pun ikut menangis dan meratap.
Tiba-tiba Dewa Sedih hentikan tangis. Sambi! mengusut kedua matanya dengan
belakang telapak tangan dia menatap kearah Si Muka Bangkai. Lalu dari mulutnya
terdengar pertanyaan.
" Mayat hidup, siapakah kau yang lebih pandai menangis dari padaku" Hik...
hi k! " 089 Geger di Pangandaran
46 " Paduka yang terhormat Dewa Sedih, lama tak bersua menyebabkan lupa.
lama tidak bertemu menyebabkan mata menjadi semu. Aku yang rendah tiada lain
adalah sahabat lamamu Si Muka Bangkai alias Si Muka Mayat. Harap dimaafkan kalau
aku tidak menyambut kedatanganmu sebagaimana mustinya!
Tapi ketahuilah kau adalah tamu pertamaku di Pangandaran ini. Penghormatan t
er besar aku ber i kan padamu. . . " " Her nmm. . . Hi k. . . hi k! " Dewa Sedi h mengangguk sedi
ki t l al u sesenggukan lagi. Dia berpaling ke arah Makhluk Pembawa Bala. Sobatku Muka Bangkai, si
apakah sundal yang t ubuhnya menebar bau busuk i ni "! " Dalam hati Makhluk Pembawa Bala menggeram dipanggil sebagai sundal.
Namun karena sudah tahu gelagat dia terpaksa berdiam diri saja walau matanya
yang cuma satu kelihatan berkilat menahan amarah.
" Sobat ku, kau t ak per l u mengacuhkan di r i nya. . . " " Kau tahu Muka Bangkai Aku sedih melihatnya... Aku ingin menangis.
Kasi han di a. . . Huk. . . huk. . . " Lal u Dewa Sedi h mer aung dan menangi s panj ang. " Kasihan bagaimana mak
sudmu sobat ku Dewa Sedi h?" t anya Si Muka Bangkai pula. " Dia... dia... akan jadi korban pertama pada hari sepuluh bulan sepuluh! Hik...
hi k! " Paras pucat Si Muka Bangkai jadi bertambah pucat. Dia melirik sekilas ke arah
Makhluk Pembawa Bala dan melihat bagaimana muka angker manusia itu mengelam dan
tubuhnya bergetar karena menindih amarah.
" Sobat ku Dewa Sedi h, udar a di t empat i ni kur ang bai k. Angi n kencang dan hawa laut menebar garam yang bisa menyesakkan pernafasan. Mari ikut aku ke
puncak bukit karang sana. Sambil menunggu hari ke sepuluh ada baiknya kita
menghabiskan waktu berbincang-bi
ncang ber t ukar pi ki r an. . . " Si Muka Bangkai tersenyum dan ulurkan tangannya memegang lengan
Dewa Sedih. " Uhh... hik... hik! Hatiku sedih... Aku sedih... Aku melihat darah... aku sedih...!
Aku sedih! Teluk Penanjung akan geger Pengandaran akan geger!
Dunia persilatan akan geger! Aku sedih dalam semua kegegeran itu! Hik... hik...
hi k. " Sambi

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

l ber j al an, mengi kut i Si Muka Bangkai or ang t ua i t u kembal i menangis dan meratap.
089 Geger di Pangandaran
47 BASTIAN TITO 11 GEGER DI PANGANDARAN
HARI sembilan bulan sepuluh. Dua penunggang kuda bersipacu cepat
memasuki Penanjung dari arah utara. Lima tombak sebelum memasuki alur teluk yang
diapit oleh dua gugusan bukit karang mereka menghentikan kuda masing-masing.
Saat itu matahari sedang terik-teriknya. Sambil menadangkan tangan di depan
kening menangkis silaunya matahari mereka memandang berkeliling.
" Ada bender a hi t am di puncak buki t kar ang sebel ah bar at "kata penunggang
kuda sebel ah kanan. " Sesuai pet unj uk itu adalah tanda bukit tempat
berkumpulnya orang-orang Pangeran Matahari! Jadi kita harus segera menuju ke
sana! " " Menurutmu apakah Pangeran Matahari sudah berada di sana saat ini?"
tanya orang di sebelah kanan.
" Ti dak bi sa kuduga sebel
um ki t a sampai disana. Kalaupun dia belum
datang, kita harus menunggu sampai dia muncul!
" Ter us t er ang aku kawat i r . Apakah dia segera akan menghabisi kita begitu
bertemu muka"!"
Kawan si penanya menggel
eng. " Dal am ur usan besar begini rupa dia
membutuhkan kita. Kita tidak usah malu dan takut minta ampun padanya karena kita
telah menipunya. Aku akan katakan bahwa kita berdua bersedia menyabung nyawa
menghadapi orang-orang golongan putih demi menebus kesalahan
kita tempo hari. Menipunya dengan kepala Pendekar 212 bohongan! " " Kalau begitu katamu aku mengikut saja. Tapi hati-hatilah! Sang Pangeran adalah
manusia segala akal segala licik!"
Ke dua orang itu lantas melanjutkan perjalanan menuju bukit karang sebelah kanan
di mana tampak berkibar sehelai bendera hitam besar. Ketika mencapai puncak
bukit di satu tempat mereka dikejutkan oleh satu bentakan dahsyat.
" Ti dak bol eh ada bi nat ang mengot or i puncak buki t kar ang i ni ! " Wuuttt! Wuttt! Dua gelombang angin laksana prahara menghantam Dua penunggang kuda berseru keras
dan cepat melompat selamatkan diri. Kuda-kuda tunggangan mereka meringkik keras.
Dua ekor binatang itu kelihatan terlempar. Dari perut mereka yang jebol
berbusaian usus dan bermuncratan darah. Binatang-binatang yang malang ini
akhirnya amblas masuk ke dalam laut.
Keheningan hanya terjadi seketika. Sesaat kemudian terdengar suara mengekeh
ramai sekali. Ada dua orang yang tertawa! Mereka bukan lain adalah Si Muka
Bangkai dan Makhluk Pembawa Bala. Ketika suara kekehan lenyap, mendadak
terdengar suara orang meratapi.
" Sobat ku Elang Setan, jangan-j
angan ki t a dat ang ke t empat yang sal ah! " berkata lelaki tinggi besar di sebelah kanan. Orang ini mengenakan jubah hitam,
mata sebelah kanan mendelik besar sedang mata kiri tertutup seolah 089 Geger di
Pangandaran 48 terpejam. Kepala sebelah kanan berambut lebat sebaliknya yang kiri sudah
plontos. Ditambah dengan brewok cambang bawuk serta tiga guratan aneh di
keningnya manusia ini sungguh mengerikan untuk dipandang. Dia bukan lain adalah
Tiga Bayangan Setan. Momok golongan hitam yang bersama saudara angkat darahnya
berjuluk Elang Setan merupakan makhluk-makhluk ditakuti dan menjadi musuh besar
orang-orang golongan putih.
" Dua manusia berwajah setan!"
Ti ba-tiba ada suara berseru dari puncak
bukit karang. "
Teruskan langkah kalian ke puncak sini. Kalian tidak datang ke
tempat yang salah! Ini adalah tempat yang besok akan menjadi tempat pembantaian
para tokoh silat golongan putih!"
Tiga Bayangan Setan dan Elang Setan saling berpandangan. Baru saja mereka hendak
melangkah tiba-tiba di atas bukit sana terdengar suara orang menangis!
" Jahanam! Apa yang ki t a t akut kan! " ker t ak Ti ga Bayangan Set an. " Ayo!" Dua orang itu lalu berkelebat dan sesaat kemudian keduanya sudah berada di
puncak bukit karang. Di situ mereka melihat tiga orang yang membuat mereka jadi
kerenyitkan kening karena merasa aneh dan juga ngeri!
Orang pertama hanya kepalanya saja yang terlihat. Sebatas leher ke bawah
tenggelam dalam lobang batu. Kepalanya ditancapi sebatang kayu. Mukanya yang
seram tertutup darah kering. Bau busuk yang bukan alang kepalang membersit dari
kepala dan tubuhnya.
Orang kedua seorang kakek berselempang kain putih yang rambutnya
dikonde di atas kepala, duduk di atas gundukan batu karang dan menangis tiada
henti. Orang ke tiga kakek bungkuk bermuka seperti mayat hidup.
" Kal i an i ni si apa"! ' membent ak El ang Set an. Di a menut up hi dungnya dengan belakang telapak tangan kiri. Tidak tahan oleh bau busuk yang keluar dari tubuh
dan kepala Makhluk Pembawa Bala.
" Manusi a-manusia setan tidak tahu peradatan! Kami yang layak bertanya
siapa kalian!"
Elang Setan mendengus sedang Tiga Bayangan Setan menyeringai dan
mel udah ke t anah. " Sobat ku, kau ber i t ahu saj a si apa ki t a agar t ua bangka bungkuk ini tahu diri!
" Elang Setan yang mengenakan pakaian tebal dekil dan rombeng busungkan dada dan
angkat ke dua tanganny
a yang

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ber bent uk cakar el ang ke at as. " Aku dikenal dengan julukan Elang Setan. Saudaraku ini menyandang gelar Tiga Bayangan
Set an! " " Hemm...!Julukan-julukan bagus?"memuji kakek bungkuk lalu tertawa
mengekeh. " Aku mel i hat l angi t . . . Aku sedi h. . . hi k. . . hik... hik! Aku melihat laut... Aku
sedih...! Aku melihat bukit karang... Ooo sedihnya dunia! Aku sedih... Hik...
hi k. . . hi k! " Ti ba-tiba Dewa Sedih meratap keras membuat Tiga Bayangan Setan
dan Elang Setan palingkan kepala dan mendelikkan mata.
Belum pernah aku melihat orang yang gilanya macam begini! kata Tiga Bayangan
Setan. " Mul ut nya pant as di sumpal ! " t ukas El ang Set an! " Pant at nya sekal i an! " sambung Ti ga Bayangan Set an. Lal u ke dua or ang i ni tertawa gelak-gelak.
Hekk! 089 Geger di Pangandaran
49 Hekk! Suara tawa ke dua orang itu mendadak sontak lenyap. Keduanya pegangi leher
masing-masing yang seperti dicekik oleh tangan-tangan yang tidak kelihatan.
" Aku sedih... hik... hik... hik! Aku melihat dua makhluk biadab... Datang mencari
mati! Hari sepuluh bulan sepuluh! Di langit malaikat sudah mengukir nyawa
mer eka! Oo. . . duni a! Aku sedi h. . . Hi k. . . hi k. . . hi k! " Dewa Sedih meratap berhiba-hiba. Sambil menangis jari telunjuk tangan kanannya
diarahkan lurus-lurus ke leher Tiga Bayangan Setan dan Elang Setan. Saat itu
muka-muka seram ke dua orang itu telah membiru. Nafas mereka menyesak. Mereka
menggapai-gapai berusaha melepaskan cekikan tangan yang tidak kelihatan.
Perlahan-lahan Dewa Sedih turunkan ke dua tangannya ke bawah hingga menyentuh
batu di depan kakinya. Bersamaan dengan itu pula kepala Tiga Bayangan Setan dan
Elang Setan seolah ditarik oleh satu kekuatan dahsyat ikut rebah ke batu.
" Bersujud... bersujud... Nah bagus... bagus! Hik... hik! Kalian telah mencium
tanah daerah kematian kalian! Hik... hik... hik. Aku sedih... benar-benar
sedih...!"
Perlahan-lahan Dewa Sedih tarik tangannya. Bersamaan dengan itu tubuh Tiga
Bayangan Setan dan Elang Setan bergelimpangan di atas batu karang.
Cekikan pada leher masing-masing lenyap secara aneh. Megap-megap
keduanya bangkit berdiri.
Tiga Bayangan Setan memandang dengan mata menyorot pada Dewa Sedih yang kembali
meratap. Mulutnya berkomat-kamit. Tiba-tiba Tiga Bayangan Setan kepalkan kedua
tinjunya lalu diadu satu sama lain. Tiga guratan di keningnya mengeluarkan
kilatan-kilatan aneh. Dari mulut manusia ini kemudian keluar bentakan garang.
" Bunuh! " Tiga kepulan asap putih kelabu melesat keluar dari kepala Tiga Bayangan Setan.
Si kakek yang sudah tahu ilmu andalan lawan, sebelum kepulan asap kelabu berubah
menjadi tiga momok yang menakutkan segera dorongkan tangan. Tubuh Tiga Bayangan
Setan terjungkal jatuh duduk.
" Anj i ng t ak t ahu di r i ! Kau ki r a kau ber hadapan dengan si
apa saat i ni "! " bentak si bungkuk.
" Set an al as! Memangnya kau si
apa"! " bal as menghar di k Ti ga Bayangan Setan. Karena jampai-jampai yang dirapalnya tidak keterusan maka kepulan asap di
kepala pupus sirna.
" Aku Si Muka Bangkai al i as Si Muka Mayat ! Gur u Panger an Mat ahar i ! " Mendengar ucapan itu. Tiga Bayangan Setan dan Elang Setan menjadi
geger. Langsung tampang setan dua manusia di depan kakek bungkuk menjadi
berubah. Tiga Bayangan Setan cepat bangkit. Elang Setan segera jatuhkan diri.
Keduanya terus membual gerakan seperti menyembah.
" Harap dimaafkan dan mohon ampunanmu! Kami berdua tidak pernah
mengenalmu. Kami sendiri adalah teman-teman Pangeran Matahari. Kami datang ke
sini untuk menemuinya. Kami yang tidak punya kepandaian apa-apa ini ingin
menyumbangkan sedikit tenaga membantunya menghadapi musuh-musuhnya
pada har i sepul uh besok. . . " 089 Geger di Pangandaran
50 Si Muka Bangkai terdiam sesaat. Bola matanya yang berada dalam rongga mata dan
pipi sangat cekung tanpa daging berputar liar. Lalu meledak tawa dari mul
ut nya. " Mur i dku bel um dat ang. Tapi aku mewaki l i nya unt uk mener i ma kedat angan kal i an! " Si Muka Bangkai kembal i t er

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

t awa ber gel ak. Dewa Sedi h semakin keras sementara Makhluk Pembawa Bala mendongak ke langit,
mengeluarkan suara menggembor.
089 Geger di Pangandaran
51 BASTIAN TITO 12 GEGER DI PANGANDARAN
HARI sembilan bulan sepuluh malam hari. Langit gelap menghitam. Tak ada bulan
bahkan bintang-bintang pun seolah takut menampakkan diri. Angin dari teluk
bertiup kencang dan dingin, membuat bendera hitam yang menancap di puncak bukit
karang Pangandaran berkibar-kibar mengeluarkan suara angker.
Dalam kegelapan malam, laksana setan-setan bergentayangan tampak
berkelebat sosok-sosok tubuh manusia. Ada yang bergerak seorang diri, ada yang
berteman satu dua orang. Mereka datang dan muncul dari berbagai jurusan. Begitu
sampai di teluk mereka berkelebat memilih salah satu dari dua puncak bukit
karang sebagai tujuan. Satu kali terdengar suara aneh. Suara gemeletak roda-roda
yang berputar perlahan. Lalu melengking ringkikan kuda.
Seolah membangunkan makhluk lainnya, suara ringkikan itu disambut oleh suara
lolongan anjing dan suara berbagai binatang malam lainnya.
Malam merayap tenang dan sunyi. Sesekali terusik oleh debur ombak besar yang
memecah di pantai teluk. Dibalik ketenangan dan kesunyian itu sosok-sosok tubuh
yang berkelebat menyelinap me?nuju puncak dua bukit karang diam-diam merasakan
adanya satu ketegangan menggantungan di udara
malam yang hitam pekat dan dingin. Datangnya pagi sekali ini terasa lama dan
seolah menunggu sesuatu yang menakutkan!
Hari sepuluh bulan sepuluh akhirnya datang!
Beberapa saat sebelum sang surya muncul di timur di puncak bukit karang sebelah
timur yaitu di mana menancap bendera hitam sekonyong-konyong terdengar suara
aneh. Dikatakan terompet bukannya terompet. Diduga sebagai suara seruling juga
bukan. Suara itu mengalun perlahan, tapi menggetarkan telinga siapa saja yang
mendengar, mencekam hati dan membuat bulu tengkuk berdiri.
Perlahan-lahan langit di timur tampak kekuningan. Air laut laksana disepuh sinar
keemasan yang saat demi saat berubah menjadi putih. Matahari terbit sudah. Dalam
terangnya udara pagi ini segala sesuatunya terlihat dengan jelas.
Dan tampaklah satu pemandangan luar biasa.
Di bukit karang sebelah barat, tepat di bawah kibaran bendera hitam tegak
seorang lelaki gemuk pendek. Mukanya seram dan tambah seram karena warnanya yang
merah gelap. Pada cuping hidungnya sebelah kiri mencantel sebuah anting terbuat
dari akar bahar. Dia tidak mengenakan baju hingga dada dan perutnya yang gemuk
berlemak dan juga berwarna merah kelihatan bergoyang-goyang. Orang ini tegak
mendongak langit. Di mulutnya ada sebuah kendi yang bagian bawahnya diberi
berlobang. Kendi yang ditiup si gemuk pendek inilah ternyata yang mengeluarkan
suara aneh. Karena di dalam kendi terdapat cairan minuman keras maka alunan suara terdengar naik turun menyengat telinga! Orang ini
memakai sebuah ikat pinggang besar. Dua belas kendi berisi minuman keras
bergelantungan seputar ikat pinggang. Dari rambut sampai ke kaki si gemuk pendek
ini menebar bau minuman keras.
089 Geger di Pangandaran
52 Di belakang si gemuk pendek yang meniup kendi terletak lima buah gentong besar
berisi tuak. Di samping si gemuk tegak Elang Setan memegang sebuah gayung.
Sekali-sekali gayung dipakainya untuk menciduk tuak dalam gentong lalu
diguyurkan ke kepala si gemuk. Semakin sering minuman keras itu diguyurkan
semakin keras tiupan kendi! Di samping kanan Elang Setan tegaklah saudaranya
yaitu Tiga Bayangan Setan dengan mata jelalatan kian kemari.
Satu bayangan hitam berkelebat. Tiupan kendi si gemuk mencuat laksana mau
merobek langit.
" Panger an dat ang! " Seseor ang ber ser u. Si gemuk pendek merah segera berhenti meniup kendi. Dia berputar lalu melangkah
mendekati sebuah gentong. Enak saja kemudian dia mencelupkan kepalanya ke dalam
gentong berisi minuman keras itu. Dia tidak hanya membasahi kepala tapi juga
mereguk tuak keras itu selahap-lahapnya Seorang pemuda bertubuh tinggi kekar,
berikat kepala merah, mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan mantel tegak
dengan kaki direnggangkan dan dua tangan di pinggang. Tampangnya keren tapi
penuh keangkuhan dan tak dapat menyembunyikan kelicikan yang menjadi sifatnya
mendarah daging.
Ketika angin teluk menyingkapkan mantel hitamnya, di pinggang pemuda ini
kelihatan terselip Kapak Maut Naga Geni 212.
Begitu mengetahui siapa yang datang Tiga Bayangan Setan dan Elang
Setan segera mendatangi dan jatuhkan diri.
" Panger an! Kami dat ang kemar i unt uk mi nt a ampunan dar imu! "kata Tiga
Bayangan Setan.
El ang Set an l al u menyambung. " Ji ka di per kenankan kami i ngi n i kut menyabung nyawa membunuh musuh-musuhmu. Hitung-hitung sebagai penebus dosa mendust ai mu t empo har i " Pangeran Matahari melihat pun tidak kepada kedua orang itu. Kaki kanannya
diangkat. Tumitnya diletakkan di kening Tiga Bayangan Setan lalu didorongnya
hingga orang ini terjengkang menggeletak. Hal yang sama dilakukannya pada Elang
Setan. " Kalian kuampuni! Tapi setelah urusan hari sepuluh bulan sepuluh
ini selesai, aku minta kalian dengan suka rela menyerahkan jantung masing-masing
padaku!" " Panger an! "seru Tiga Bayangan Setan dan Elang Setan berbarengan.
" Jangan banyak mulut! Atau kau ingin aku mempercepat kematian kalian"!
bentak Pangeran Matahari.
Tiga Bayangan Setan dan Elang Setan beringsut mundur.
Pangeran Matahari memandang ke arah bukit karang di sebelah barat.
Seseorang melangkah mendekatinya. Tanpa menoleh Pangeran Matahari
sudah tahu siapa yang datang. Maka dia pun berkata.
" Guru, terima kasih kau mau datang!"
" Aku dan t eman-teman sengaja datang duluan. Untuk mengatur segala
sesuat unya. Membuat mul us j al anmu menj adi r aj a di r aj a duni a per si l at an! " " Sekali lagi terima kasih. Aku ingin tahu siapa saja teman-t
eman ki t a i t u! " " Kau sudah mel i hat si peni up sangkakala tadi. Iblis Pemabuk! Dia salah satu
andalan kita! Tidak percuma kita susah payah mengirimkan lima gentong besar ber
i si t uak ker as i t u ke si ni ! " Sang gur u yai t u Si Muka Bangkai t er t awa ber gel ak. 089 Geger di Pangandaran
53 Pangeran Matahari hanya sunggingkan seringai lalu berkata. "
Yang lain- lainnya siapa"!
" Si Muka Bangkai angkat tangan kanannya tinggi-tinggi lalu tukikkan kepalanya ke
arah lereng bukit karang di sebelah bawahnya. "
Teman-teman! Harap perlihatkan dirimu pada Pangeran Matahari!"
Saat itu juga dari balik gundukan batu-batu karang di lereng bukit sebelah bawah
bermunculan sepuluh sosok tubuh. Dua perempuan dan delapan orang lelaki. Yang
menarik adalah delapan lelaki ini. Mereka semua mengenakan jubah merah darah.
Kepala mereka yang botak licin dicat kuning. Tepat pada ubun-ubun masing-masing
tergurat dengan cat hitam angka 1 sampai 8. Yang luar biasanya mereka memiliki
wajah sama semua!
" Del apan Tokoh Kembar
. . .

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" desi s Panger an Mat ahar i dengan senyum dikulum. "
Hemm. . . " Di a ber pal i ng ke ki r i ke ar ah gundukan bat u kar ang l ancip di mana berdiri seorang gadis berpakaian serba biru berambut pirang panjang yang
melambai-l ambai di t i up angi n t el uk. " Di a ber hasi l membuj uk Del apan Tokoh Kembar dan membawanya ke mari. Kematiannya kelak akan kupilihkan yang
paling tidak menyakitkan...
" Sang Panger an l al u pal i ngkan kepal anya ke jurusan kanan. Di situ tegak seorang dara berpakaian merah, membekal sebuah
bungkusan ber i si t uj uh buah payung. " Hemm. . . Yang sat u i ni sungguh tidak terduga! Ini bakal menambah kegegeran di Pangandaran! Hemmm... apa yang
membuatnya memilih berada di pihakku" Aku akan membalas jasanya dengan keni
kmat an. . . " Kembal i senyum t er sunggi ng di mul ut Panger an Mat ahar i . Di a ber pal i ng pada Si Muka Bangkai . " Gur u, j adi i ni semua t eman- t eman ki t a?" " Masih ada satu lagi Muridku!
Bi ar aku panggi l ! " Si Muka Bangkai menol eh ke belakang lalu berseru. "
Sobat ku, har ap kau suka kel uar dar i dal am l obang! " Baru saja seruan kakek bungkuk itu lenyap sesosok tubuh yang menyebar bau busuk
melesat di udara, jungkir balik dua kali berturut-turut lalu settt. Dia tegak di
hadapan Pangeran Matahari dengan segala keseramannya. Dia bukan lain adalah
Makhluk Pembawa Bala.
" Tokoh besar maha gagah! " ber kat a Panger an Mat ahar i . Sat u kehor mat an bagiku kau berada di pihakku. Kelak aku akan memberikan satu jabatan tinggi
padamu j i ka aku sudah ber ada di t ampuk t er t i nggi r i mba per si l at an. . . " " Ter i ma kasi h Panger an! " kat a Makhl uk Pembawa Bal a dengan suar a sembernya. " Jahanam! Bel um per nah aku mel i hat makhl uk menger i kan dan busuk l uar biasa seperti ini! Rasanya mau kumuntahi mukanya saat ini juga!"menyumpah sang
Pangeran dalam hati.
Saat i t u Si Muka Bangkai t

Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

er dengar ber kat a pada mur i dnya. " Makhl uk Pembawa Bala telah mengatur segala peralatan rahasia di kawasan ini. Musuhmusuhmu akan menemui ajal sebelum mereka sempat menjamahmu!
" Hemmm... bagus! Hadiah untukmu akan kulipat gandakan. Sekarang harap kau suka
menyingkir dari hadapanku dan bersiaplah menentukan korban yang bakal
kau cabut nyawanya! " Gluk! Gluk! Gluk!
" Aku tidak perlu jabatan tinggi. Aku tak perlu hadiah berlipat ganda. Aku hanya
tahu minuman keras! Gluk! Gluk! Gluk!
Pangeran Matahari berpaling mendengar ucapan itu.
089 Geger di Pangandaran
54 " Ah! Orang hebat tiada tandingan! Aku benar-benar gembira melihat kau ada di sini
membantu perjuanganku! Aku tahu kalau bukan karenamu semua perhelatan besar di
Pangandaran yang kelak bakal menggegerkan dunia persilatan tidak bakal
kesampaian. Jasamu tidak akan aku lupakan. Begitu urusan di tempat ini selesai
aku akan membangunkan satu Istana dikelilingi kolam minuman untukmu. Sekarang,
Iblis Pemabuk terimalah hormatku!"
Pangeran Matahari lalu menjura pada Iblis Pemabuk yang duduk berjuntai di salah
satu pinggiran gentong. Yang diajak bicara hanya menyeringai lalu jatuhkan diri
ke dalam gentong berisi tuak keras itu!
Pangeran Matahari hendak melangkah ke kiri ketika tiba-tiba seolah untuk pertama
kalinya dia mendengar suara itu. Dia berpaling ke kanan.
" Dewa Sedih! Ternyata kau tidak melupakan diriku!
"seru Pangeran Matahari.
Laksana terbang dia melompat ke hadapan Dewa Sedih yang duduk di atas satu
gundukan batu dalam keadaan menangis.
" Aku mel i hat l angi t . . . Aku sedi hi Aku mel i hat l aut . . . Aku sedi h. . . Hi k. . . hi k. . . " Panger an Mat ahar i yang sudah t ahu gel agat seger a memot ong. " Apa yang kau lihat, juga terlihat olehku Dewa Sedih. Kesedihanmu adalah juga kesedihanku.
Aku akan membuatkan sebuah puri untukmu. Dipenuhi oleh orang-or
ang yang mau menangi s ber samamu seumur hi dupmu! " Tangis Dewa Sedih tersendat-sendat. Dia manggut-manggut beberapa kali lalu
kembali menyambung ratapannya
Sang Pangeran geleng-gelengkan kepala lalu beranjak mendekati gurunya.
" Bukit karang di seberang sana! Aku tidak melihat satu orang pun di situ! Apa mer
eka t er l al u pengecut unt uk dat ang"! " " Mer eka past i dat ang. Mur i dku! Dat ang unt uk mener i ma kemat i an! "jawab Si Muka Bangkai lalu tertawa gelak-gelak. Mendadak dia hentikan tawanya dan
memandang ke arah bukit batu karang di seberang sana. Aku mendengar suar
a sesuat u. . . " kat anya per l ahan. Semua mat a l al u di ar ahkan ke buki t bat u karang di seberang barat.
Dari balik bukit batu karang di sebelah timur kelihatan muncul sebuah kereta
kencana berwarna putih, ditarik oleh dua ekor kuda putih pula. Kusir kereta
seorang gadis cantik berpakaian panjang warna hitam yang sangat ketat. Di
sebelah atas dada pakaiannya dipotong rendah hingga hampir setengah dari
payudaranya yang putih tersingkap membusung. Di sebelah bawah pakaian hitam itu
dibelah setinggi pinggul. Duduk di atas kereta dengan sendirinya kakinya mulai
dari betis sampai ke paha tersingkap lebat. Di sebelah kusir kereta yang cantik
ini duduk seorang gadis yang parasnya tak kalah menawan, mengenakan pakaian yang
sama dan memegang sebatang tongkat terbuat dari besi.
Dua mata Pangeran Matahari berputar liar. Rahangnya menggembung.
Walaupun belum pernah bertemu tapi sang Pangeran sudah bisa menduga siapa adanya
orang di dalam kereta putih. Dia dan juga semua orang yang ada di bukit karang
sebelah barat tidak menunggu lama. Tepat di puncak bukit kereta berhenti. Pintu
kereta terbuka. Sesosok tubuh yang bagus terbungkus pakaian ketat terbuat dari
manik-manik merah turun dari kereta kencana. Di atas keningnya ada sebuah
mahkota kecil terbuat dari untaian kerang kerang berwarna biru. Kalung serta
gelang yang menjadi hiasannya juga terbuat dari benda yang sama. Sepasang
matanya yang sangat bagus berwarna biru.
089 Geger di Pangandaran
55 berkilat cemerlang. Wajahnya secantik bidadari. Di tangan kanannya gadis ini
memegang sebuah cermin bundar yang memantulkan sinar angker menyilaukan setiap terkena sinar matahari. Dia tegak dengan anggunnya di samping
kereta, memandang ke arah bukit di sebelah timur.
Semua orang yang ada di bukit karang barat menjadi geger.
" Rat u Duyung. . . "desis Pangeran Matahari. Suaranya jelas bergetar tanda
hatinya tidak enak. "
Bertahun-tahun dia tidak pernah muncul di daratan. Kalau
kini dia memperlihatkan diri benar-benar tidak terduga. Dia bisa melakukan apa
saja merusak keadaan! Perempuan terkutuk! Sejauh mana hubunganmu
dengan Pendekar 212 hingga kau mau-mauan keluar dari sarangmu di laut selatan"!"
Apa yang terasa di hati Pangeran Matahari terasa juga di hati sang guru Si Muka
Bangkai alias Si Muka Mayat. "
Kalau sampai Ratu Duyung muncul
urusan muridku tidak akan semulus yang aku perkirakan. Aku harus mencari akal
melumpuhkan musuh yang satu ini!"Orang tua bungkuk bermuka pucat ini berpaling
pada muridnya. Untuk membesarkan hati dan semangat sang
Pangeran dia berkata.
" Mur i dku, gadi s i t u pant as menj adi pendampi ngmu seumur hi dup. . . " " Kesaktiannya sukar dijajagi. Celakanya dia berada di pihak musuh!


Wiro Sableng 089 Geger Di Pangandaran di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

" " Dengan Kitab Wasiat Iblis berada di tanganmu apa sulitnya menundukkan
dirinya!"bisik Si Muka Bangkai. Lagipula aku punya satu gagasan. Sebelum
pertempuran berdarah yang menggegerkan di Pangandaran ini terjadi aku akan
mendatanginya. Aku punya akal untuk mengajaknya menyeberang ke pihak ki
t a. " Tanpa berpaling pada sang guru Pangeran Matahari sunggingkan seringai dan gosokgosokkan ke dua telapak tangannya.
" Aku per caya padamu Gur u. Mengapa kau t i dak seger a saj a menyeber ang ke buki t sana menemui Rat u Duyung"! " " Pintamu akan segera aku lakukan, Muridku. Namun aku harus memberi
nasihat. Harap kau berlaku tabah. Aku mendapat firasat tidak lama lagi akan
bermunculan tokoh-tokoh silat golongan putih di bukit sebelah timur sana. Kau
tak usah kawatir. Kau sudah ditakdirkan untuk menjadi penguasa tunggal rimba
persilatan! Kita akan benar-benar membuat kegegeran di tempat ini! Setelah
urusan selesai kuharap kau tidak lagi menolak menyerahkan Bidadarimu itu padaku!
Hi k. . . hi k. . . hi k! " Pangeran Matahari hanya mengangguk perlahan. Hatinya tetap saja tidak tenteram.
Sebelum pergi Si Muka Mayat mendekati Makhluk Pembawa Bala lalu berkata.
" Dalam waktu dekat di bukit sana akan segera bermunculan musuh-musuh kita. Harap
kau mengawasi baik-baik peralatan rahasiamu. Begitu mereka muncul lekas kau
hubungkan kawat-kawat penghidup semua peralatan rahasia dan bola-bola peledak!"
Makhluk Pembawa Bala menyeringai lalu berkata dengan suaranya yang sember. "
Kegegeran apa lagi yang paling hebat kalau tidak disertai genangan darah tokohtokoh persilatan golongan putih itu!"
TAMAT SEGERA MENYUSUL. KIAMAT DI PANGANDARAN
089 Geger di Pangandaran
56 Siluman Hutan Waringin 1 Pendekar Mabuk 073 Misteri Tuak Dewata Pendekar Elang Salju 4

Cari Blog Ini