Wiro Sableng 117 Muka Tanah Liat Bagian 3
menanggungnya lebih lama...."
"Katakan! Apa yang tengah kau selidiki sebenarnya!" membentak Hantu Penjunjung
Roh. "Rahasia kehidupan diriku sendiri Nek...."
"Kalau kau menyelidiki rahasia kehidupan dirimu sendiri. mengapa menguntit
muridku kemana-mana! Kau mencuri bunga mawar batu merah!
Kau mengintipnya mandi...."
"Nek, batu merah hiasan rambut berbentuk bunga mawar itu adaiah salah satu benda
yang dapat menyingkap tabir gelap yang menyungkup diri saya selama ini.... Saya
merasa mempunyai kaitan dengan murid atau cucu kalian. Tapi sulit bagi saya
untuk membuktikan.
Penyelidikan yang saya lakukan selama ini selalu terbentur di jalan buntu.
Itu sebabnya saya memberanikan diri memeriksa kantong perbekalan Luhcinta. Hanya
saja saya berlaku ceroboh. Itu saya lakukan ketika dia sedang mandi. Tapi jika
tidak saya lakukan saya mungkin tidak akan pernah punya kesempatan lagi untuk
menyelidikinya...."
"Makhluk muka tanah liat! Jangan berani macam-macam mengatakan punya kaitan
dengan cucuku! Siapa kau sebenarnya"!"
Membentak Hantu Penjunjung Roh.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
86 "Kami tadi mendengar kau menangis di tempat persembunyianmu!
Apa yang kau tangiskan"!" bertanya Luhmasigi.
"Nek, dada ini rasanya mau meledak karena tidak dapat mengeluarkan sejuta ucapan
yang terpendam sejak belasan tahun silam.
Terus terang, diri saya telah hancur dalam duka berkepanjangan. Saya ingin
menerangkan siapa diri saya. Namun mungkin kalian tidak percaya.
Karenanya saya meminta agar kalian sudi melihat wajah yang selama ini selalu
saya sembunyikan. Saya berharap wajah saya ini bisa menjadi sejuta kata yang
bisa memberi kejelasan pada kalian."
Habis berkata begitu Si Penolong Budiman mencongkel tapisan tanah liat hitam
kering yang melapisi permukaan wajahnya. Saat itu hari mulai terang karena di
timur fajar telah menyingsing. Begitu lapisan tanah liat kering lepas dari
wajahnya, Si Penolong Budiman memandang ke arah Hantu Penjunjung Roh.
"Nenek, apakah kau mengenali wajah saya...?" Wajah tua keriputan Hantu
Penjunjung Roh kelihatan mengerenyit Lalu perlahan-lahan berubah pucat. Dua bola
matanya yang berbentuk kerucut merah memberojol keluar. Dari kepalanya mengepul
asap merah sedang asap berbentuk kerucut yang ada di atas batok kepalanya
bergerak turun naik!
Sekujur tubuh si nenek menggigil seperti orang diserang demam panas tinggi.
Badannya menghuyung. Dia cepat bersandar ke pohon di belakangnya.
"Luhniknik, kau kenapa"! Apa kau mendadak sakit..."!" bertanya Luhmasigi.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
87 "Demi seribu Dewa seribu Peri! Demi semua roh yang tergantung antara langit dan
bumi...!" "Nenek Luhniknik, apakah kau mengenali diri saya?"
"An... anakku Latampi..." suara Hantu Penjunjung Roh bergetar hebat "Benar,
benarkah kau yang berlutut di hadapanku ini" Wahai Yang Maha Kuasal Kau
kembalikan anakku... Latampi...." Sepasang mata si nenek tak kuasa menahan
jatuhnya air mata yang meluncur ke pipinya.
Si Penolong Budiman sendiri tampak berkaca-kaca dua matanya.
Hantu Lembah Laekatakhijau mulai sesenggukan.
"Kalau...kalau kau memang Latampi anakku, di punggungmu pasti ada tanda
kehijauan...."
Mendengar kata-kata Hantu Penjunjung Roh itu Si Penolong Budiman gerakkan tangan
kanan untuk menurunkan jubahnya sampai sebatas pinggang. Lalu dia memutar tubuh,
mengarahkan punggungnya pada Hantu Penjunjung Roh. Si nenek terdengar memekik
keras ketika dia melihat pada punggung Si Penolong Budiman ada tanda kehijauan
sebesar telapak tangan.
Si penolong Budiman tarik jubahnya ke atas kembali. Masih dalam keadaan berlutut
dia memutar tubuh, berhadap-hadapan lagi dengan si nenek.
"Nenek, apakah kau bisa membenkan satu kepastian siapa adanya diri saya
sebenarnya?"
Hantu Penjunjung Roh menggerung keras.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
88 "Kau... kau jangan panggil aku Nenek. Kau adalah anakku!
Latampi! Kau adalah anakku! Aku ini ibumu!" Tak dapat menahan hatinya lagi
Luhniknik alias Hantu Penjunjung Roh memeluk Si Penolong Budiman erat-erat
sambil meratap panjang. Luhmasigi alias Hantu Lembah Laekatakhijau ikut
merangkul kedua orang itu dan tak dapat pula menahan tangisnya.
Setelah puas berangkulan dan bertangisan, ketiga orang rtu terduduk diam, tak
bisa berucap, hanya bersaling pandang satu sama lain.
Akhirnya Hantu Lembah Laekatakhijau berkata.
"Latampi, mari aku obati cidera di bahu kirimu. Aku bersyukur pukulan yang
dilepaskan Luhcinta tidak menghantam telak dirimu. Kalau sampai anak itu
membunuhmu, lalu kemudian dia tahu siapa dirimu sebenarnya. Aku tak dapat
membayangkan apa yang bakal terjadi...."
"Nek, justru saat ini saya masih merasakan ada ganjalan berat dalam hati ini..."
menjawab Si Penolong Budiman yang sebenarnya adalah Latampi, ayah Luhcinta.
"Ganjalan apa maksudmu?" tanya si nenek. "Selama ini saya selalu ingin bertemu
dengan Luhcinta. Namun kini ada kebimbangan kehadiran saya akan memmbulkan duka
lara dalam dirinya. Sekalipun saya memang ayahnya, tetapi bukankah saya ini
kakak kandung dari Luhpiranti, ibunya" Kenyataan ini bukankah satu hal yang
sangat pahit baginya"
Apalagi dia juga tahu knlau dia anak yang terlahir di luar nikah. Anak
haram...."
Rhoel (arul2002@gmail.com)
89 Hantu Penjunjung Roh tundukkan kopala lalu memandang ke jurusan lain. Matanya
kembali berkaca-kaca. sementara Hantu Lembah Laekatakhijau pegang bahu Latampi
dan berucap. "Mengenai sebutan anak haram yang barusan kau ucapkan. Di dunia ini tidak ada
yang disebul anak haram wahai cucuku! Semua anak yang lahir ke dunla adalah anak
anak suci. Luhcinta sama sucinya dengan bayi-bayi lain yang pernah dilahirkan
seorang ibu. Dia tidak akan pernah menanggung segala dosa atau kekeliruan yang
dibuat kedua orang tuanya...."
"Ucapanmu itu menguatkan hati saya Nek. Saya sangat berterima kasih. Tapi saya
tidak bisa menduga bagaimana perasaan hati Luhcinta sendiri. Paling tidak dia
akan merasa malu berayahkan seorang lelaki seperti saya. Yang kawin dengan adik
kandungnya sendiri...."
"Kuatkan hatimu Latampi," berkata Hantu Penjunjung Roh.
"Jangan mengharapkan sesuatu yang tidak baik. Tabahkan hatimu!
Kuatkan jiwamu sambil meminta berkat dan perlindungan dari Yang Kuasa...."
"Luhniknik, pertama kali kau datang tadi, kau mengatakan ada tiga hal yang
hendak kau bicarakan. Kita sudah membicarakan mengenai Luhcinta. Apa hal ke dua
dan ke tiga?"
"Beberapa waktu lalu seorang perempuan tua bernama Luhmundinglaya pernah menyiar
kabar kalau dia ingin sekali menemui salah satu dari kita sebelum dia menemui
ajal. Waktu itu dia sedang dilanda sakit berat..."
Rhoel (arul2002@gmail.com)
90 "Luhmundinglaya,... Hantu Lembah Laekatakhijau mengulang menyebut nama itu.
"Bukankah dia perempuan yang pernah diam di rimba belantara tempat ditemukannya
mayat Luhpiranti tergantung" Ada apa dengan nenek itu dan mengapa mencari kita?"
"Katanya ada satu hal teramat penting yang hendak disampaikannya pada kita sebelum dia mati..." jawab Hantu Penjunjung Roh.
"Hal apa?" tanya Hantu Lembah Laekatakhijau.
"Dia tidak memberi tahu pada siapapun. Kecuali pada kita berdua.
Aku punya firasat apa yang hendak dikatakannya punya hubungan tertentu dengan
kematian Luhpiranti di dalam rimba belantara...."
"Kalau begitu kita harus mencari Luhmundinglaya!" kata Hantu Lembah
Laekatakhijau pula. "Tetapi yang lebih penting adalah agar Latampi segera
menemui Luhcinta lebih dulu!"
"Dengan izin kalian berdua saya akan mencarinya sekarang juga..." kata Si
Penolong Budiman alias Latampi.
"Itu memang harus kau lakukan anakku," kata Hantu Penjunjung Roh. "Hal ketiga
yang aku ingin sampaikan padamu ialah, apakah kau sudah mendengar kabar tentang
tersebar luasnya udangan yang datang dari Istana Hantu Muka Dua, Istana
Kebahagiaan?"
Luhmasigi gelengkan kepala. "Undangan apa?" si nenek bertanya.
"Hantu Muka Dua menyebar undangan dari mulut ke mulut. Pada hari ke lima belas
bulan dua belas akan diadakan satu pertemuan akbar dari semua tokoh dunia
persilatan di Negeri Latanahsilam ini."
Rhoel (arul2002@gmail.com)
91 "Dulu kudengar kabar dia hendak mendirikan semacam Kerajaan di negeri ini.
Kerajaan Kebahagiaan. Dia telah mulai dengan mendirikan Istana Kebahagiaan...."
Kata Luhmasigi pula.
"Kurasa dia belum siap untuk melakukan hal itu. Selain banyak tantangan dia juga
tidak mempunyai cukup banyak orang-orang tangguh yang mampu membantunya...."
"Dengan Hantu Muka Dua kita tidak bisa menilai sembarangan wahai kerabatku.
"Otaknya cerdik, akalnya panjang, tipu dayanya banyak.
Kita harus menyelidik. Untuk itu kita harus memenuhi undangan tersebut!
Jika dia berani berbuat macam-macam tak ada salahnya semua kita yang menentang
bersatu untuk menghancurkannya...."
"Aku memang sudah memutuskan untuk menghadiri undangan itu.
Sebelum pergi ada gunanya kita para kerabat sehaluan menyusun rencana. Bagaimana
harus bertindak jika ternyata undangan itu hanya satu perangkap atau jebakan
keji belaka!"
Luhmasigi mengangguk. "Rasanya sudah saatnya untuk menghancurkan makhluk penyebar angkara murka itu. Bukankah dia juga yang dulu
berusaha hendak merusak kehormatan Luhpiranti, lalu juga berbuat yang sama
terhadap Luhcinta?" Habis berkata begitu Luhmasigi buka jubah Latampi sampai
sebatas pinggang.
"Cidera di bahu kirimu harus kuobati dulu." Lalu nenek itu berseru.
"Anak-anak! Lekas kau periksa dan obati cidera di tubuh cucuku ini!" Si nenek
bertepuk tiga kali. Belasan katak hijau mengeluarkan suara riuh dan melesat ke
arah Latampi. Rhoel (arul2002@gmail.com)
92 Rhoel (arul2002@gmail.com)
93 10 DI UJUNG pedataran berumput, pada bagian ketinggian, di bawah sebatang pohon
besar Luhcinta hentikan larinya. Dia memandang pada ketiga orang yang sejak
beberapa lama ini selalu bersama-sama dengan dia. Mereka, adalah Naga Kuning,
Betina Bercula dan Setan Ngompol,
"Berhari-hari kita menyelidik, tapi orang yang dicari tak bisa ditemukan. Aku
khawatir orang itu sudah menemui ajal. Menyusul si nenek bernama Lamahila.
Berarti sia-sia semua perjalanan ini!"
"Aku memang kecewa," kata Luhcinta menanggapi ucapan Naga Kuning tadi. "Tapi aku
belum berputus asa! Bukankah kita semua ingin tahu mengapa Lamahila mati
terbunuh. Siapa pembunuhnya. Lalu yang paling penting keterangan dari Laduliu
yang saat ini tengah kita cari. Dan ingat wahai kawan-kawanku. Bukankah kalian
yang mendesak untuk mencari bukti bahwa Wiro benar-benar telah menikah dengan
seorang dara bernama Luhrembulan. Sebenarnya aku punya kepentingan lain yakni
mencari makhluk bermuka tanah liat Si Penolong Budiman."
"Mungkin si Laduliu itu sudah kabur meninggalkan Negeri Latanahsilam ini. Takut
dibunuh...."
"Atau masih di negeri ini tapi bersembunyi di suatu tempat," kata Betina
Bercula. Rhoel (arul2002@gmail.com)
94 "Wahai! Siapakah kalian yang tengah mencari orang bernama Laduliu?" Tiba-tiba
satu suara bertanya dari balik pohon besar, membuat terkejut Luhcinta dan kawankawannya. Keempat orang itu sama-sama melangkah ke balik pohon. Di situ tampak
seorang tua berdestar hitam, berpakaian dan bercelana gombrong hitam, duduk di
rumput sambil memegang sebuah joran pengail. Sikapnya seperti orang tengah
mengail padahal di tempat itu tidak ada tambak atau kolam memancing.
Naga Kuning, Betina Bercula dan Setan Ngompol jadi saling pandang. Si bocah
berbisik. "Ada orang gila di tempat ini. Masakan duduk mengail di pedataran
rumput!" Luhjelita juga menyadari keanehan itu, tapi dia tidak mau bertindak sembarangan.
Orang-orang aneh biasanya adalah mereka yang memiliki kepandaian tinggi dan
menyembunyikan ilmu mereka dibalik keanehan itu.
"Orang tua berdestar hitam. Kau siapa" Apakah kau kenal dengan Laduliu?"
bertanya Luhcinta.
"Aku kenal beberapa orang bernama Laduliu, Ada yang pendek, ada yang jangkung.
Ada juga yang gemuk tapi ada pula yang ceking kurus.
Hik... hik... hik! Laduliu yang mana yang kau cari wahai gadis cantik berbaju
biru?" Sambil bicara sepasang mata orang tua itu memandang liar, memperhatikan Luhcinta
mulai dari ujung rambut sampai ke kaki.
"Yang kami cari Laduliu pembantu nenek juru nikah bernama Lamahila," menjawab
Naga Kuning. Rhoel (arul2002@gmail.com)
95 "Ooo... Laduliu yang itu?" ujar si destar hitam. Dia menatap Naga Kuning sesaat
lalu beralih pada Setan Ngompol, terakhir sekali memandang Betina Bercula agak
lama baru kembali berpaling pada Luhcinta. "Mengapa kalian mencari orang itu?"
"Kami punya kepentingan. Ingin bertanyakan sesuatu padanya,"
jawab Luhcinta.
"Kalau cuma bertanyakan sesuatu katakan saja padaku, nanti aku sampaikan
padanya...."
"Lalu kapan kami mendapat jawabnya"!" tanya Betina Bercula yang menganggap orang
tak dikenal itu bicara seenaknya.
Si orang tua kembali memandang pada Betina Bercula lalu tersenyum sambil kedipkedipkan matanya. Betina Bercula yang memang nakal balas mengedipkan mata dan
unjukkan sikap genit
"Wajahmu sebenarnya cantik tapi dandananmu kacau tak karuan!
Hik...hik!" kata orang tua berdestar hitam.
"Terima kasih atas pujianmu," menyahuti Betina Bercula. "Kau baru melihat
luarnya saja, kalau sampai melihat sebelah dalam pasti kau akan terangsang
kelagapan! Hik... hik... hik!"
"Makhluk tak tahu diri. Memuji diri sendiri!" kata Naga Kuning. "Aku yakin
begitu melihat dirimu sebelah dalam, orang tua itu bukannya terangsang tapi
malah larikan diri ketakutan! Aku...."
Luhcinta memberi isyarat agar Naga Kuning tidak meneruskan ucapannya. Lalu
berkata pada si orang tua.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
96 "Orang tua jika kau tidak keberatan, maukah kau menunjukkan tempat kediaman
Laduliu" Antarkan kami ke sana."
"Yang meminta seorang gadis cantik! Mana aku berani menolak!
Ah.... Tentu saja aku tidak keberatan. Dari kemarin memancing, tak seekorpun
Wiro Sableng 117 Muka Tanah Liat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ikan memakan mata kailku. Tapi jika aku mengantarkan kalian ke tempat kediaman
Laduliu, kalian mau memberi aku hadiah apa?"
"Aku akan sangat berterima kasih. Tapi aku tidak punya barang berharga yang
dapat kuberikan padamu...."
Mendengar jawaban Luhcinta orang berdestar tertawa mengekeh, Sambil tertawa
kembali matanya jelalatan memperhatikan Luhcinta dari kepala sampai ke kaki.
Lidahnya beberapa kaii dijuiurkan dan tenggorokannya tampak turun naik seolah
saat itu dia tengah memandangi satu makanan yang sangat lezat.
Orang berdestar hitam itu kembali tertawa mengekeh. "Sudahlah, kau tak usah
memikirkan soal hadiah. Aku akan beri tahu dimana beradanya Laduliu." Perlahanlahan orang tua itu bangkit berdiri. Sambil matanya terus menatap Luhcinta,
orang ini gulung tali kailnya seputar joran. "Ikuti aku!" katanya kemudian pada
Luhcinta. Dia mulai melangkah.
Ketika Luhcinta dan yang lain-lainnya mengikuti tiba-tiba orang tua itu hentikan
langkahnya dan berpaling.
"Yang boleh mengikutiku hanya satu orang yaitu kau!" Si destar hitam berkata
pada Luhcinta. "Yang tiga ini harap menunggu di sini!"
Sambil berkata orang tua itu gerakkan tangan kanannya yang memegang joran.
Tangan kirinya ikut bergerak.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
97 "Sssttt... ssttt!"
Tali kail yang tadinya melilit di kayu joran tiba-tiba melesat di udara dan
tahu-tahu telah melibat Naga Kuning, Setan Ngompol dan Betina Bercula. Ketiga
orang ini berteriak kaget. Mereka coba lepaskan diri dari lilitan tali kail.
Tapi ternyata mereka tidak mampu lagi menggerakkan anggota badan masing-masing.
Di saat yang bersamaan dengan melesatnya tali kail, dari tangan kiri orang tua
berdestar menderu selarik angin dingin, mengarah pada Luhcinta. Untung gadis ini
berlaku waspada. Dengan cepatdia melompat jauh hingga terhindar dari serangan.
Wajahnya serta merta menujukkan kegusaran.
"Astaga! Apa yang terjadi"! Aku tak bisa menggerakkan tangan!"
Naga Kuning berseru kalang kabut
"Tanganku juga! Kakiku kaku berat!" berkata Betina Bercula dengan muka pucat
"Aih! Pinggulku juga tak bisa digoyangkan!"
"Sekujur tubuhku lumpuh! Tapi aku masih bisa kencing!" bersuara Si Setan
Ngompol. "Kerahkan tenaga dalam!" berseru Betina Bercula.
Tapi begitu mereka menghimpun tenaga dalam mendadak Naga Kuning dan Setan
Ngompol merasakan tubuh mereka menjadi lemas.
Dalam keadaan terikat begitu rupa ketiganya jatuh ke tanah. Naga Kuning di
samping kiri, Betina Bercula tertelentang di sebelah kanan. Celakanya Setan
Ngompol jatuh menelungkup tepat menindih sosok Betina Bercula!
Rhoel (arul2002@gmail.com)
98 "Kakek bau pesing! Awas kalau kau berani ngompol!" teriak Betina Bercula.
Baru saja dia berteriak begitu justru si kakek mata jereng itu malah pancarkan
air kencingnya.
"Gila kau! Tua bangka sinting! Kau kencingi diriku!" meraung Betina Bercula
seperti mau menangis. Tapi lelaki yang ada kelainan ini tak bisa berbuat apaapa. "Jangan ribut saja! Apa tidak sadar kalau kita berada dalam bahaya"!" Menghardik
Naga Kuning. "Bocah geblek! Lekas keluarkan naga kuning bermata merah yang ada di dadamu!"
kata Setan Ngompol.
"Aku tidak tahu bagaimana caranya! Naga jejadian itu hanya muncul kalau
keselamatanku benar-benar terancam...."
"Bocah tolol! Punya ilmu kesaktian tapi tidak tahu bagaimana menggunakan! Apa
saat ini kau kira keselamatan kita tidak terancam" Aku punya firasat orang tua
berdestar hitam itu hendak membunuh kita semua!"
merutuk Betina Bercula.
"Ala... kau diam sajalah. Kau kan lagi keenakan ditindih kakek tukang ngompol
itu!" "Sialan kau!" maki Betina Bercula.
"Anak setan! Dasar geblek!" ikut memaki Setan Ngompol.
Luhcinta terkejut sekali melihat apa yang terjadi dengan ketiga sahabatnya itu.
Sekali memperhatikan gadis berkepandaian tinggi ini segera mengetahui bahwa
bukan tali kail yang melibat itu yang Rhoel (arul2002@gmail.com)
99 melumpuhkan kawan-kawannya. Ada satu ilmu kesaktian lain yang dikeluarkan
bersamaan dengan libatan tali kail. Juga yang tadi dihantamkan kepadanya lewat
tangan kiri oleh orang berdestar hitam.
Sekali lag! Luhcinta memperhatikan. Seperti diketahui gadis ini memiliki satu
ilmu dimana dia sanggup melihat benda di kejauhan seolah satu jengkal di depan
matanya. Ketika dia mengeluarkan ilmu itu dan meneliti keadaan ketiga kawannya,
dia dapat melihat bagaimana otot dan urat Naga Kuning, Setan Ngompol serta
Betina Bercula seolah terbuhul di beberapa tempat! Paras si gadis berubah merah.
Dia berpaling pada orang tua berdestar hitam.
"Tiada permusuhan tiada perseteruan. Kami datang dengan baik-baik. Tapi kau
mencelakai tiga kawanku! Kau melumpuhkan mereka dengan ilmu
Membuhul Urat Mengikat Otot! Katakan siapa kau sebenarnya"!"
Orang tua berdestar hitam tertawa gelak-gelak.
"Matamu sungguh tajam Luhcinta!"
"Hai! Bagaimana kau tahu namaku"!" seru Luhcinta heran dan tambah kaget
"Delapan penjuru angin Negeri Siapa yang tidak tahu gadis cantik bernama
Luhcinta" Yang saat ini sedang patah hati karena ditinggal kawin sang kekasih!
Ha... ha... ha... ha!"
Luhcinta tersurut sampai dua langkah. Mukanya yang tadi merah mendadak berubah
pucat. Dia. memandang lekat-lekat ke wajah orang tua Rhoel (arul2002@gmail.com)
100 itu. Tapi dia tak bisa mengenali siapa orang ini adanya. Dia melirik ke arah
tiga kawannya, memperhatikan sekali lagi.
"Membuhul Urat Mengikat Otot adalah ilmu kepandaian kepunyaan Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab! Bagaimana kau bisa memilikinya! Siapa kau sebenarnya"!"
"Siapa diriku sebenarnya" Ha... ha... ha! Apakah sungguhan kau ingin mengetahui
diriku yang asli wahai Luhcinta"!"
"Kalau kau memang berhati jantan lekas unjukkan ujudmu sebenarnya!" menantang
Luhcinta. Tawa orang berdestar kembali meledak. "Untukmu aku akan melakukan segalanya!
Luhcinta, lihat siapa diriku ini!" Habis berkata begitu orang tua berdestar
hitam usapkan tangan kanannya ke wajahnya sementara tangan kiri dipergunakan
untuk menanggalkan destar hitam.
Sesaat kemudian terjadilah hal yang tidak tersangka-sangka.
Kepala orang tua itu berubah. Kini dia tidak hanya memiliki satu wajah tapi ada
dua wajah di satu kepala! Wajah sebelah depan berupa ujud seorang lelaki separuh
baya berkulit putih. Lalu wajah ke dua yang ada di sebelah belakang rupanya sama
dengan yang di depan hanya bedanya kulitnya berwarna hitam pekat dan berkilat.
"Hantu Muka Dua!" seru Luhcinta. Betina Bercula yang juga mengenali dua wajah
Itu ikut menjerit. Naga Kuning diam tercekat dengan mata melotot. Setan Ngompol
jangan ditanya. Saat itu juga dia sudah terkencing-kencing membuat Betina
Bercula yang ada di bawahnya memaki habis-habisan! "Wahai, ternyata kau tidak
melupakan dua Rhoel (arul2002@gmail.com)
101 wajahku! Luhcinta, aku sendiri juga tidak pernah melupakan dirimu.
Wajahmu selalu terbayang sejak peristiwa di tempat kediamanku duiu. Di bawah
Telaga Lasituhitam.... Betapa hasratku yang menyala-nyala dirusak oleh kehadiran
nenek keparat berjuluk Hantu Penjunjung Roh! Hari ini agaknya tidak ada yang
akan mengganggu kita. Luhcinta kekasihku, apa kau mau ikut secara baik-baik atau
aku terpaksa memaksamu?" Wajah Luhcinta menjadi merah seperti saga. Rahangnya
menggembung. Dia ingat bagaimana dulu Hantu Muka Dua menipunya dan menculiknya.
Dia dilarikan ke satu tempat dan hampir menjadi korban kebejatan makhluk jahanam
itu kalau tidak diselamatkan oleh Hantu Penjunjung Roh yang kemudian diketahui
ternyata adalah nenek kandungnya sendiri. (Baca serial Wiro Sableng di Negeri
Latanahsilam berjudul Rahasia Bayi
Tergantung) "Hantu Muka Dua! Hati dan otakmu rupanya telah membeku jadi batu! Bertahun-tahun
telah berlalu, ternyata kau tidak bisa merubah diri!
Kapan kau mau bertobat"!"
Hantu Muka Dua tertawa gelak-gelak mendengar ucapan Luhcinta itu. "Gadis cantik
kekasih hatiku! Aku tidak perlu merubah diri karena akulah yang merubah segala
sesuatunya di Negeri Latanahsilam ini. Dalam waktu dekat aku akan menjadi
ponguasa tunggal di negeri ini. Raja Diraja Hantu Negeri Latanahsilam! Dan aku
sudah memutuskan bahwa kau adalah orang yang tepat bersanding dengan diriku!
Menjadi permaisuriku di Istana Kebahagiaan!"
Rhoel (arul2002@gmail.com)
102 "Makhluk edan tak tahu diri!" memaki Naga Kuning. Suaranya sengaja dikeraskan
agar tordongar oteh Hantu Muka Dua. "Menyebut Luhcinta kekasihnya, Mau
menjadikan gadis itu sebagai permaisuri di Istana Kebahagiaan! Huh! Kalau saja
Hantu Selaksa Angin ada di tempat ini akan kusuruh dia memindahkan salah satu
muka si keparat itu ke pantatnya!"
Dua wajah Hantu Muka Dua sekilas berubah menjadi wajah-wajah raksasa mengerikan.
Ini pertanda dia sedang marah besar. Kemudian dua wajah ini kembali ke bentuknya
semula dan berpaling pada Luhcinta tepat pada saat gadis itu berucap.
"Penguasa Tunggal" Kau bermimpi Hantu Muka Dua..!"
"Bisa saja betul ucapanmu itu! Aku bermimpi! Tapi mimpi yang akan jadi
kenyataan! Ha... ha... ha!" Habis berkata begitu Hantu Muka Dua keluarkan suitan
keras. Belum lenyap suara gema suitan itu di pedataran berumput, tiba-tiba dari
arah kiri berkelebat muncul dua orang berjubah.
Yang pertama seorang kakek berambut putih awut-awutan.
Sebagian kepalanya tampak sulah dan ada bekas luka yang belum kering.
Dia mengenakan sehelai jubah kuning gelap. Mukanya dan bagian tubuhnya yang
tersembul dari balik jubah dipenuhi cacat mengerikan.
Dagingnya seolah terbakar melepuh mengerikan! Ini semua adalah akibat pukulan
Menebar Budi Hari Pertama yang dilancarkan Si Penolong Budiman ketika terjadi
pertempuran beberapa waktu lalu (Baca Episode berjudul Hantu Selaksa Angin)
Tidak mengherankan kalau orang ini yang Rhoel (arul2002@gmail.com)
103 dikenal dengan nama Lajahilio memendam dendam hebat terhadap Si Penolong
Budiman. Orang ke dua bukan lain si nenek pasangan Lajahilio yakni Luhjahilio. Cacat
akibat pukulan Kasih Mendorong Bumi yang pernah dihantamkan Luhcinta pada nenek
jahat ini membuat tubuhnya mengerikan luar biasa. Hidungnya gerumpung, dagingnya
di bagian muka, dada dan perut bertanggatan. Lalu ketika dia berhadapan dengan
Hantu Langit Terjungkir, dia dipaksa menerima hantaman keras yang membuat mata
kanannya mencelat lepas. Kini mata itu hanya merupakan rongga besar
menggidikkan. Keadaan si nenek lebih mengerikan lagi karena di kepalanya
menempel tangan kanannya sendiri yang ditanggalkan oleh Hantu Selaksa Angin dan
ditempelkan di jidatnya!
"Luhcinta!" seru Hantu Muka Dua. "Lihat siapa yang datang! Kau tentunya kenal
baik dengan sepasang kakek nenek ini! Ha... ha... ha!
Mereka datang membekal dendam setinggi tangit sedalam lautan! Tapi mereka tidak
akan melakukan apapun terhadapmu jika kau mau ikut aku secara baik-baik ke
Istana Kebahagiaan! Kau akan kujadikan permaisuriku!
Wahai! Tidak ada gadis yang seberuntung dirimu!"
Luhcinta sengaja tidak memperhatikan dan tidak memperdulikan dua kakek nenek
yang dikenal dengan julukan "Sepasang Hantu Bercinta"
itu. Malah dengan tersenyum dia berkata.
"Hantu Muka Dua, aku kagum akan kecerdikanmu. Hanya sayangnya kecerdikan itu kau
pergunakan untuk berbuat jahat Aku akan mempertimbangkan mau mengikutimu atau
tidak. Tapi harap kau bebaskan Rhoel (arul2002@gmail.com)
104 tiga kawanku lebih dulu! Perihal sepasang kakek nenek ini biar para roh yang
akan menentukan nasibnya! Mereka sudah beberapa kali diselamatkan para Dewa tapi
masih tetap muncul menebar kejahatan!
Nyatanya mereka telah menjadi kaki tanganmu! Perihal kau mau menjadikan diriku
sebagai permaisuri kukira ada gadis lain yang paling cocok. Lagi pula kudengar
kabar kau sudah lama bercinta dengannya...."
Wajah Hantu Muka Dua depan belakang mengerenyit "Heh... gadis mana maksudmu"
Siapa namanya"!"
"Luhjelita..." jawab Luhcinta pula.
Mendengar jawaban Luhcinta itu Hantu Muka Dua tertawa gelak-gelak. "Luhjelita
tidak ada apa-apanya dibanding dengan dirimu. Lagi pula aku mendengar dia telah
berbuat serong dengan pemuda asing bernama Wiro Sableng dari negeri seribu dua
ratus tahun mendatang itu! Dia tidak pantas jadi permaisuriku!"
"Kalau begitu dari sekarang lebih baik kau segera mencari calon permaisuri yang
lain..." kata Luhcinta sambil rangkapkan sepasang tangan di depan dada.
"Luhcinta, kau cantik jelita. Tap! keras kepala!" Hantu Muka Dua mulai jengkel
karena Luhcinta tidak mengikuti kemauannya. Dia mendongak ke langit. Sekali lagi
makhluk bermuka dua ini keluarkan suitan keras. Dari arah kanan berkelebatsatu
bayangan putih. Tahu-tahu sosok tubuh tinggi besar berjubah putih berdiri di
hadapan Luhcinta, Menyeringai memandang pada si gadis. Luhcinta sampai tersurut
dua langkah saking kagetnya.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
105 "Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!" seru Luhcinta. Naga Kuning dan dua kawannya
yang masih berada dalam keadaan tak berdaya tak kalah kejutnya.
"Celaka! Habis kita hari ini!" kata Setan Ngompol sambil menahan kencingnya.
"Ingat apa yang kita lakukan padanya dulu"!"
"Aku takut," kata Betina Bercula pula. Kalau saja tangan atau kakinya bisa
digerakkan pasti saat itu dia sudah merangkul Setan Ngompoi yang ada di atasnya,
Dalam Episode berjudul " Badai Fitnah Latanahsilam" diceritakan bagaimana Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab dibuat tak berdaya oleh Hantu Santet Laknat. Sedang
Lawungu berada dalam keadaan kaku akibat ditotok oleh Setan Ngompol. Dalam
keadaan seperti itulah dua tokoh silat itu kena dikerjai oleh Naga Kuning, Setan
Ngompol dan Betina Bercula.
Lawungu dikencingi mulutnya oleh Setan Ngompoi. Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
sendiri kemudian mereka siksa dengan semut rangrang, cacing tanah, kalajengking,
kadal dan kodok. Binatang-binatang itu mereka masukkan ke balik jubah si kakek,
tepat di bagian bawah perutnya! Tidak salah kalau Lawungu dan Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab menimbun dendam luar biasa terhadap Naga Kuning dan kawan-kawannya.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
106 11 HANTU Sejuta Tanya Sejuta Jawab bertolak pinggang di hadapan Luhcinta lalu
keluarkan tawa bergelak.
"Kau terkejut melihat kehadiranku di tempat ini"!" berucap kakek yang otaknya
ada di atas kepala itu.
"Aku tidak menyangka kalau kau rupanya teiah jadi kaki tangan Hantu Muka Dua
pula! Malang nian nasibmu..." kata Luhcinta sambil geleng-geleng kepala. "Kini
terungkap teka-teki mengapa Hantu Muka Dua memiliki ilmu Membuhul Urat Mengikat
Otot. Pasti kau yang memberi padanya!"
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab menyeringai. "Aku memberikan bukan secara cumacuma! Hantu Muka Dua cukup adil dengan menjanjikan satu jabatan penting di
Istana Kebahagiaan!"
"Hantu celaka!" memaki Naga Kuning. "Aku menyesal mengapa Kiai Cede Tapa
Pamungkas menyuruh Naga Hantu memuntahkan kakek keparat itu kembali. Kalau dia
mampus dulu-dulu tidak akan menimbulkan bencana baru lagi seperti saat ini!"
"Jabatan tinggi telah menyilaukan matamu walau itu baru sebuah janji. Padahal
kasih dari Yang Maha Kuasa menjanjikan sesuatu yang abadi!" kata Luhcinta pula
yang segera disambuti oleh Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab dengan ucapan keras.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
107 "Kalian mengaku orang-orang berbudi luhur, menggembar-gemborkan hidup
berdasarkan kasih sayang! Apa yang aku dapat dari kalian"! Dua cucuku dirusak
kehormatannya. Tak ada satupun yang perduli! Semua orang memusuhi diriku! Tak
ada satupun di antara kalian yang mau membela! Kalau aku memang tidak mendapat
tempat dalam barisan kalian, apa salahnya aku bergabung dengan kerabatku Hantu
Muka Dua!"
"Kau terjebak dalam kesesatan! Kesengsaraan yang menimpa dirimu akibat ulahmu
sendiri. Kasih yang kau maksudkan bukan kasih yang murni, tapi bercampur dengan
Wiro Sableng 117 Muka Tanah Liat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hasut fitnah, dengki khianat, berlapis dengan ketamakan! Kelak kau bakal
terpuruk lebih dalam di jurang kehinaan!"
"Para kerabatku! Jangan biarkan kekasihku itu bicara terlalu banyak! Kalian tahu
apa tugas masing!" Hantu Muka Dua berteriak.
Mendengar itu dua kakek nenek berjuluk Sepasang Hantu Bercinta dan Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab menjura memberi hormat. Mereka berkelebat saling menyebar.
Lajahilio dan Luhjahilio menggebrak ke arah Luhcinta sedang Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab melompat ke tempat dimana Naga Kuning, Setan Ngompol dan Betina
Bercula terikat lumpuh tak berdaya dan tergelimpang di tanah!
"Celaka! Culcul, riwayat kita benar-benar akan temat hari ini!" kata Naga Kuning
yang memanggil Betina Bercula dengan sebutan Culcul.
Suaranya bergetar. Betina Bercula sendiri saat itu sudah menggigil seperti
diserang demam panas sementara Setan Ngompol mancur habis-habisan air
kencingnya! Rhoel (arul2002@gmail.com)
108 Sekali Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab membetot tali kail yang melibat tubuh
ketiga orang itu maka tali itupun putuslah! Dengan tangan kirinya Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab kemudian menjambak rambut Setan Ngompol. Kakek ini mendelik
ketakutan, kencingnya muncrat
"Tua bangka jahanam! Kau yang dulu mengencingi mulut temanku, Lawungu! Hari ini
kau terima pembalasan dariku!" Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab mengangkat si
kakek tinggi-tinggi. Ketika dia hendak menghantam muka Setan Ngompol dengan
jotosan tangan kanannya, Naga Kuning berteriak.
"Hantu pengecut! Kakek itu dalam keadaan lumpuh tak berdaya!
Kau mau apakan dia"!"
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab menyeringai. Dia melirik ke arah Naga Kuning
lalu melangkah mendekati anak ini. Tiba-tiba kaki kanannya bergerak.
"Bukkk!"
Naga Kuning menjerit keras. Tubuhnya mencelat sampai dua tombak ketika tendangan
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab mendarat di sisinya. Dari mulutnya keluar suara
mengerang. Rusuknya sakit bukan main. Mungkin ada tulang iganya yang patah atau
remuk. "Seerrr...!"
Air kencing Setan Ngompol mancur deras. karena berbarengan yang itu Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab menjambak dan mengangkat tubuh si kakek tinggi-tinggi,
akibatnya air kencing mengguyur jatuh Rhoel (arul2002@gmail.com)
109 membasahi jubah putihnya. Amarah Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab jadi tambah
meledak. Tangan kanannya segera dihantamkan.
Setan Ngompol menjerit keras ketika jotosan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
mendarat di mulutnya. Tubuhnya terlempar sampai dua tombak. Melingkar di tanah,
mengerang kesakitan. Bibirnya pecah.
Beberapa giginya yang masih ada rontok. Darah mengucur.
"Hantu pengecut!" Betina Bercula berteriak memaki. "Beraninya pada kawanku yang
tidak berdaya!"
"Makhluk salah ujud! Sekarang giliranmu menerima pembalasanku!" Sekali lompat saja Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab sudah berada
di samping Betina Bercula. Lalu "breettt!" Kakek ini robek pakaian Betina
Bercula "Kurang ajar! Kau mau berbuat apa"!" teriak Betina Bercula.
"Aku akan telanjangi dirimu! Biar kelihatan ujudmu yang asli!"
Betina Bercula meraung panjang. "Jangan! Kau boleh lakukan apa saja! Tapi jangan
telanjangi diriku!"
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!" Hantu Muka Dua berteriak.
"Lekas kau telanjangi makhluk celaka itu! Aku juga ingin melihat ujudnya
sebenarnya! Ha... ha... ha!"
"Breettt!"
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab kembali menggerakkan tangannya. Pakaian Betina
Bercula robek sampai ke perut.
"Jangan! Jangan permalukan diriku! Aku mohon! Aku minta ampun!
Jangan...!"
Rhoel (arul2002@gmail.com)
110 Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab kini pergunakan tangannya untuk merobek habis
pakaian Betina Bercula dari perut sampai ke sebelah bawah.
Melihat kejadian itu Luhcinta marah besar. Dia berteriak keras dan berkelebat
cepat untuk menolong Betina Bercula. Tapi saat itu Sepasang Hantu Bercinta telah
melompat menghadang gerakannya! Akibatnya Luhcinta lampiaskan semua kemarahannya
pada dua kakek nenek ini.
Tubuhnya bergerai gemulai seperti seorang penari. Dua tangannya digerakkan
perlahan, melepas pukulan Kasih Mendorong Bumi.
Seperti diketahui pukulan inilah dulu yang telah mencelakai Luhjahilio. Si nenek
segera berteriak memberi ingat kekasihnya. Lajahilio cepat menyingkir. Dua kakek
ini melesat ke atas sampai setinggi dua tombak. Selagi melayang di udara
keduanya saling memberi isyarat Lalu sambil keluarkan suitan-suitan nyaring
menusuk gendang-gendang telinga, begitu melayang turun kakek nenek ini kebutkan
lengan jubah masing-masing. Di ujung lengan jubah kiri sebelah dalam Luhjahilio
dan lengan jubah kanan Lajahilio ternyata ada sebuah kantung merah. Begitu
lengan jubah dikebutkan maka dari dalam kantong melesat sejenis bubuk merah yang
demikian halusnya hingga menyerupai kepulan asap.
Luhcinta mencium bau yang tidak enak. Dia segera maklum kalau bubuk merah yang
dihamburkan dua lawan itu sangat berbahaya. Cepat gadis ini melompat menjauhi
seraya teruskan serangannya tadi. Namun ketika Luhjahilio dan Lajahilio samasama meniup, laksana topan, bubuk-bubuk merah di udara menderu to arah Luhcinta,
membungkus sosok gadis Rhoel (arul2002@gmail.com)
111 ini dari Kepala sampai ke pinggang! Terdengar satu pekikan halus. Lalu sosok
Luhcinta terhuyung limbung dan roboh!
Sebelum gadis ini jatuh terbanting ke tanah, didahului sambaran sinar hitam
berbentuk kipas disertai percikan-percikan bunga api, satu bayangan hitam
berkelebat menyambar tubuh Luhcinta.
"Pukulan Menebar Budi!" teriak Sepasang Hantu Bercinta.
Mendadak sontak wajah mereka menjadi pucat Sebelumnya mereka telah mengetahui
sendiri kehebatan ilmu pukulan yang telah menggemparkan rimba persilatan Negeri
Latanahsilam itu. Bahkan hampir celaka! Dua kakek ini terjungkir balik setengah
mati selamatkan nyawa. Begitu turun ke tanah mereka berhadap-hadapan dengan orang yang barusan menolong dan kini mendukung Luhcinta.
"Sosoknya sama, jubahnya sama, pukulannya sama. Tapi wajahnya lain..." berbisik
Luhjahilio pada Lajahilio.
Sementara itu antara sadar dan tiada Luhcinta pandangi wajah orang yang
mendukungnya. "Aku... aku seperti pernah melihat wajahmu sebelumnya. Kau... kau
siapa...?"
Orang yang mendukung si gadis yang bukan lain antara lain Latampi alias Si
Penolong Budiman menahan debaran dadanya. Hati kecilnya saat itu ingin menjawab,
ingin mengatakan siapa dirinya sebenarnya. Namun sebelum mulutnya berucap,
Luhcinta telah jatuh pingsan lebih dahulu. Bibir dan kelopak matanya tampak
kebiru-biruan. "Racun jahat! Nyawanya terancam. Aku harus cepat menolong...."
Si Penolong Budiman yang sebelumnya telah menanggalkan lapisan tanah Rhoel
(arul2002@gmail.com)
112 Hat yang selama ini menutup wajahnya segera hendak meninggalkan tempat itu.
Namun Sepasang Hantu Bercinta serta merta menghadangnya.
Tak ada jalan lain. Sosok Luhcinta dipindahkannya ke bahu kiri. Lalu dengan
tangan kanan dia menghantam ke arah dua kakek nenek. Kalau tadi dia hanya
melepas "Pukulan Menebar Budi Hari Pertama" maka kali ini tidak tanggungtanggung dia melabrak dengan "Pukulan Menebar Budi Hari Ke Empat!" "Wussss!"
Tempat itu laksana berubah menjadi malam begitu larikan sinar hitam pekat
ditaburi percikan-percikan menyala seperti bunga api menerpa ganas ke arah
Luhjahilio dan Lajahilio. Dua kakek nenek ini berseru tegang dan menyingkir
selamatkan diri dengan bergulingan di tanah. Sebenarnya mereka tidak akan mampu
menyelamatkan nyawa masing-masing. Kalau saja dari samping mendadak tidak ada
dua rangkum gelombang angin dahsyat menangkis, niscaya Sepasang Hantu Bercinta
saat itu sudah menemui ajal!
Hantu Muka Dua merasakan dadanya bergetar hebat dan lututnya bergoyang keras
sedang dua tangannya seperti kesemutan begitu pukulan
"Mengelupas Puncak Langit Mengeruk Kerak Bumi" dan pukulan "Hantu Hijau
Penjungkir Roh" yang dilepaskannya untuk menyelamatkan Sepasang Hantu Bercinta
bentrokan dengan pukulan "Menebar Budi Hart Ke Empat" Dengan mata berkilat-kilat
dan wajah serta merta berubah menjadi wajah-wajah raksasa, Hantu Muka Dua
memandang ke depan.
Tapi saat itu Si Penolong Budiman telah melesat beberapa tombak sambil mendukung
sosok Luhcinta di bahu kirinya.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
113 "Sepasang Hantu Bercinta! Kalian tolol semual Lekas kejar orang itu! Kau harus
dapatkan Luhcinta! Kalau gagal jangan harap jabatan tinggi di Istana
Kebahagiaan! Dan ilmu
Bubuk Penjungkir Syaraf akan kuambil
kembali!" Saat itu dalam keadaan masih terbaring menelungkup di tanah, Lajahilio berbisik
pada kekasihnya. "Makhluk yang melarikan gadis itu luar biasa ilmunya. Kita bisa
celaka di tangannya...."
"Saat ini kita tak ada pilihan lain!" jawab Luhjahilio. "Ikuti perintah Hantu
Muka Dua. Bagaimana jadinya nanti biar kita pikirkan nanti!"
Sepasang Hantu Bercinta segera meiompat bangkit "Kami siap menjalankan
perintahmu!" berucap Luhjahilio. Lalu tanpa banyak bicara lagi dua kakek nenek
ini segera berkelebat tinggalkan tempat itu.
Sementara itu pada saat Si Penolong Budiman pertama kali muncul lepaskan pukulan
"Menebar Budi Hari Pertama" untuk menolong Luhcinta, dari jurusan lain
berkelebat pula dua bayangan. Satu putih satunya lagi kuning. Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab menjadi kaget bukan kepalang ketika dia hendak merobek bagian bawah
pakaian Betina Bercula mendadak ada satu tangan mencekal lengan kanannya.
Sebelum dia sempat melihat siapa yang melakukan tiba-tiba tubuhnya terlempar ke
atas. Walau dia berusaha mengimbangi diri namun begitu jatuh tetap saja kakek
ini terhenyak di tanah pantat duluan!
"Kekasihku, terima kasih kau telah menolong diriku!" Betina Bercula berseru
ketika mengenali siapa tuan penolongnya.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
114 Di tempatnya berdiri Hantu Muka Dua keluarkan suara menggembor begitu melihat
siapa yang ada di hadapannya!
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawabi Kau yang jadi sesepuh di Negeri Latanahsilam
ini ternyata masih saja melakukan perbuatan memalukan!" satu suara keras
menegur. "Malah kini jadi kaki tangan Hantu Muka Dua!" kawan orang yang barusan menegur
ikut menimpali lalu "butt prett!" Terdengar suara ken tut terpancar keras. Dari
suara kentut itu jelas sudah yang barusan bicara ini bukan lain si nenek hantu
berjuluk Hantu Selaksa Angin alias Luhpingitan.
Sedang yang tadi melempar dan membanting Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab adalah
Pendekar 212 Wiro Sableng.
"Pemuda asing keparat! Lagi-lagi kau!" Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab mendidih
amarahnya. "Dosa perbuatan mesummu terhadap dua cucuku belum terampunkan! Dosa
perbuatan kejimu mencuri tongkat saktiku belum bisa kau tebus! Sekarang malah
beraninya kau mencampuri urusanku!"
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!" berteriak Hantu Muka Dua.
"Tidak perlu berbanyak bicara dengan pemuda keparat itu! Lekas kau habisi dial"
"Butt preett!"
Hantu Selaksa Angin tertawa cekikikan lalu maju satu langkah mendekati Hantu
Muka Dua yang memandang mendelik seperti mau melumat nenek itu.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
115 "Apa kau mengenali diriku, hingga kau memandang seperti itu padaku" Hik... hik!"
"Siapa tidak tahu dirimu! Kau nenek penyebar kentut busuk yang sudah lama
mencari mati!" Sepasang mata Hantu Muka Dua memandang begitu rupa seolah mau
menembus dada pakaian si nenek, untuk mengetahui apakah sendok emas Pemasung
Nasib yang dijadikan kalung masih tergantung di lehernya. "Tua bangka muka
kuning! Kalau kau memang mau mencari mati, datanglah ke Istana Kebahagiaan pada
hari ke lima belas bulan dua belas!"
"Begitu..." Hik... hik!"
"Butt prett!"
"Aku khawatir kau yang mati lebih dulu dari aku Hantu Muka Dua!"
"Nenek keparat! Kalau begitu War aku membunuhmu sekarang juga!" teriak Hantu
Muka Dua marah hingga dua wajah di kepalanya langsung berubah menjadi wajahwajah raksasa. "Aku siap mati di tanganmu!" kata Hantu Selaksa Angin sambil sodorkan kepalanya
siap minta digebuk. "Tapi apakah kau sudah tidak berpantang lagi membunuh
perempuan"!"
Hantu Muka Dua jadi terkesiap mendengar ucapan si nenek.
Gerakan tangannya tertahan. Langkahnya tersurut. Dia sadar kalau dirinya seumur
hidup memang mempunyai pantangan membunuh perempuan.
Otak cerdiknya segera diputar. Dari pada mencari urusan saat ini padahal dia
tengah menghadapi satu urusan besar dan lebih penting pada hari lima belas bulan
dua belas, Hantu Muka Dua akhirnya berkata.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
116 "Nenek muka kuning, untung kau memberi tahu pantanganku hingga nyawamu selamat!
Memang sebenarnya aku tidak layak menghadapi makhluk tak karuan rupa dan hina
dina sepertimu!"
"Sombongnya bicaramu! Kau tidak tahu siapa diriku sebenarnya!"
"Perlu apa aku mencari tahu siapa dirimu sebenarnya!" tukas Hantu Muka Dua.
"Dengar baik-baik makhluk laknat bermuka dua! Aku adalah istri Hantu Langit
Terjungkir alias Lasedayu! Puluhan tahun silam kau mencelakai suamiku itu.
Menguras semua ilmu kesaktiannya lalu mempergunakan ilmu itu untuk berbuat
kejahatan di mana-mana.... Kau berpantang membunuh perempuan. Tapi aku tidak
berpantang membunuh laki-laki. Apakah kau sudah siap mati, Hantu Muka Dua"!"
Walau sebenarnya terkejut mendengar ucapan si nenek tapi Hantu Muka Dua pandai
berpura-pura. Dia keluarkan tawa bergelak lalu berkata.
"Pantangan tinggal pantangan! Kalau kau keliwat memaksa, mengapa aku tidak bisa
berlaku nekad" Kupecahkan kepalamu lebih dulu! Urusan pantangan biar aku
pikirkan kemudian!"
Habis berkata begitu Hantu Muka Dua keluarkan bentakan keras.
Dua wajahnya berubah menjadi muka-muka raksasa. Tubuhnya melesat ke depan.
Tangannya sebelah kanan melepas pukulan Menghancur Karang
Membentuk Debu. Kehebatan pukulan sakti ini sanggup membuat batu besar hancur
berubah menjadi debu. Dapat dibayangkan bagaimana jadinya kalau yang kena hantam
adalah sosok tubuh manusia!
Rhoel (arul2002@gmail.com)
117 Hantu Selaksa Angin tertawa panjang lalu berkelebat dan siapa menghadapi
serangan lawan. Tapi tiba-tiba tangan Hantu Muka Dua membuat gerakan aneh. Lalu
"desss... desss!" Terdengar dua kali letusan kecil. Tempat itu serta merta
diselubungi asap hijau. Ketika asap lenyap, sosok Hantu Muka Dua ikut
menghilang! "Pengecut kurang ajar! Kabur dia rupanya!" teriak Hantu Selaksa Angin lalu
pancarkan kentutnya "butt prett!"
Sementara itu antara Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab dengan Pendekar 212 Wiro
Sableng telah terjadi perkelahian seru. Si kakek yang dipenuhi dendam kesumat
ini jadi terkejut ketika menyadari dirinya jurus demi jurus mulai terdesak.
Karenanya dia segera keluarkan ilmu kesaktiannya. Pertama dia coba melumpuhkan
Wiro dengan ilmu Membeku Jazad Membungkam Suara. Ini adalah semacam ilmu menotok
tanpa menyentuh. Tapi maksud ini gagal. Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab kerahkan
ilmu Membuhul Urat Mengikat Otot. Sebelumnya Wiro pernah celaka dan dibuat tak
berdaya dengan ilmu ini. Namun sekali ini Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab bukan
Wiro Sableng 117 Muka Tanah Liat di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
saja tidak berhasil melumpuhkan lawannya malah ketika Wiro mulai menabur
serangan balasan dengan jurus-jurus ilmu silat
Delapan Sabda Dewa sambil sesekali menyeling dengan pukulan-pukulan sakti
Dewa Topan Menggusur Gunung, Kilat
Menyambar Puncak Gunung
dan Tameng Sakti Menerpa Hujan. Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab terdesak hebat
Kakek ini segera keluarkan ilmu-ilmu andalannya.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
118 Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab membuat gerakan melompat-lompat Tubuhnya seolah
bola karet membal kian kemari. Setiap kali berada di atas tanah, kakinya melesat
mengirimkan Tendangan Hantu Racun
Tujuh. Tendangan ini sangat berbahaya karena mengandung racun jahat Namun
sebelumnya Wiro telah pernah menghadapi kakek ini dan bahkan sempat terkena
hantaman tendangan berbahaya itu. Jadi dia tahu seluk gerak serangan orang
hingga bisa berlaku waspada dan menghindar.
Tidak mampu menghajar lawan dengan tendangan mautnya Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab keluarkan pukulan
Menara Mayat Meminta
Nyawa. Segulung sinar kuning sebesar batang kelapa yang kemudian memecah menjadi tujuh
melanda murid Sinto Gendeng laksana topan prahara.
Untuk selamatkan diri Wiro melesat ke udara berjungkir balik sambil lindungi
diri dengan pukulan
Benteng Topan Melanda Samudera
yang dilepas dengan tangan kiri, lalu tangan kanan menghantam dengan pukulan
dahsyat yaitu Pukulan Sinar Matahari.
Cahaya putih dan panas berkiblat di udara.
Tujuh larik sinar kuning laksana dirobek-robek, hancur bertaburan di udara.
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab jatuh berlutut. Mukanya seputih kertas. Mulutnya
komat kamit. Otaknya yang terselubung tapian bening mendenyut keras. Dia merasa
ada cairan panas dan asin di mulutnya.
Darah! Rhoel (arul2002@gmail.com)
119 "Aku terluka di dalam...." Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab membatin menyadari
apa yang terjadi dengan dirinya. "Apa yang aku duga tentang pemuda ini ternyata
betul. Firasatku tentang kemunculannya puluhan tahun silam rnenjadi kenyataan.
Sayang, mengapa aku kini jadi bermusuhan dengannya...."
Perlahan-lahan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab bangkit berdiri.
Matanya memandang tajam mengawasi Wiro. Mulutnya berucap.
"Anak muda, sayang aku ada urusan lebih penting! Jika saat ini aku meninggalkan
tempat ini jangan menduga aku sengaja mengalah!
Apaiagi menyangka aku menaruh takut padamu! Bagaimanapun juga kelak dendam
kesumat sakit hatiku akan kulampiaskan terhadapmu! Aku tunggu kau di Istana
Kebahagiaan pada hari lima betas buian dua betas!"
Habis berkata begitu Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab meludah ke tanah. Ludahnya
tampak merah karena bercampur darah.
Saat itu akibat bentrokan pukulan sakti mengandung tenaga dalam Wiro sendiri
merasa tubuhnya bergetar hebat. Jalan darahnya seolah tersendat. Dadanya sesak
dan dia sulit bernafas. Keningnya mendenyut Kalau lawan kembali menggempurnya,
cukup sulit baginya untuk menghadapi. Murid Eyang Sinto Gendeng ini cepat
berusaha memulihkan keadaannya dengan mengerahkan hawa sakti dari pertengahan
perut lalu dialirkan ke dada. Di depannya Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tibatiba berkelebat hendak meninggalkan tempat Itu.
"Orang tua! Tunggu dulu!" teriak Pendekar 212. Sekali lompat saja dia sudah
melesat dan menghadang larinya si kakek.
Rhoel (arul2002@gmail.com)
120 "Kau masih belum puas"! Mau mencari kematianmu lebih cepat"!"
gertak Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Wiro menyeringai. Tangan kanannya menyelinap ke balik pakaiannya. Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab kerenyitkan kening dan sipitkan mata ketika pantulan sinar
matahari yang menyentuh mata kapak sakti berbalik menyambar wajahnya.
"Tadi kau hendak mempermalukan sahabatku Betina Bercula. Kini biar aku balas
melakukannya terhadapmu. Biar kau tahu bagaimana rasanya dipermalukan orang!"
"Apa maksudmu"!" hardik Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
"Maksudku begini!" jawab murid Sinto Gendeng. Tangan kanannya bergerak. Kapak
Maut Naga Geni 212 berkelebat Didahului suara menggaung seperti ada ribuan tawon
mengamuk cahaya putih berkiblat seputar pinggang Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab! Si kakek menjerit keras ketika jubahnya sebatas pinggang ke bawah telah
dibabat putus. Kini bagian jubah sebelah bawah yang putus itu jatuh ke tanah,
membuat si kakek kalang kabut menutupi auratnya yang tersingkap!
"Sekarang kau boleh pergi!" kata Wiro lalu dengan kakinya dia dorong pantat
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Dalam marah dan malu luar biasa si kakek tidak
ingat lagi untuk mengambil kutungan jubahnya yang tergeletak di tanah. Dia
langsung tancap diri lari tinggalkan tempat itu diikuti gelak tawa sorak sorai
semua orang yang ada di tempat itu.
"Aku tidak menyangka!" berseru Betina Bercula yang tadi hampir ditelanjangi
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. "Kakek gatal itu ternyata Rhoel
(arul2002@gmail.com)
121 tidak pakai celana dalam! Sayang dia menghadap ke jurusan sana!
Padahal aku ingin juga melihat potongan perabotannya! Hai! Bukan begitu istilah
kalian untuk barang lelaki yang ada di bawah perut" Hik... hik... hik!"
Semua yang ada di situ tertawa gelak-gelak. Tawa mereka semakin riuh setelah
Naga Kuning ikut menimpali. "Pasti perabotan kakek itu sudah kuncul seperti
terong kecil direbus!"
"Sudah! jangan tertawa saja! kita masih dalam keadaan kaku tak bisa bergerak!"
Si Setan Ngompol berseru. "Wiro, lekas kau tolong kami bertiga!"
"Kek!" kata Betina Bercula. "Aku tahu mengapa kau tidak mau membicarakan
perabotannya Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Agaknya perabotanmu tidak banyak
beda dengan punya kakek itu! Hik... hik... hik!"
"Bisa-bisa lebih jelek!" kata Naga Kuning pula. "Jangan kau berani menghina!"
Setan Ngompol marah. "Biar tua dan suka ngompol begini anuku masih mantap dan
mengkilap!"
"Hebat! Mengkilap ada sternya Kek"!" tanya Naga Kuning lalu tertawa memingkal.
"Sobat tua kita ini bohong!" ujar Betina Bercula. "Aku pemah melihat punyamu
Kek. Aku mengintip waktu kau mandi di sungai.
Bentuknya ya kira-kira seperti kata Naga Kuning tadi itu. Kuncup macam kecil
direbus! Hik... hik... hik!"
"Tinggal dicocol dengan sambal!" Wiro ikut menggoda Si Setan Ngompol hingga
kakek ini memaki panjang pendek.
TAMAT Rhoel (arul2002@gmail.com)
122 Suling Naga 20 Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung Pedang Asmara 15
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama