Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo Bagian 2
Dengan menggunakan tangan kiri melindungi matanya dari
cahaya lilin, guru silat ini memandang ke arah ranjang besar yang
diterangi oleh lilin di atas meja.
Tiba-tiba ia berteriak dan tubuhnya terhuyung-huyung. "Kui Lan....
Siang Lan....!" ia mengeluh dan ia tentu roboh terlentang kalau
saja Kwee Cun Gan tidak cepat-cepat memeluknya. Kwee Cun
Gan dan lima orang kawannya memandang ke dalam kamar,
mereka menahan seruan marah dan merasa ngeri. Pantas saja
14 ayah yang bernasib malang itu hampir pingsan melihat
pemandangan di dalam kamar itu.
Apakah yang dilihatnya dan yang dilihat pula oleh Liem Hoan"
Apakah betul-betul kedua orang anak daranya berada di dalam
kamar itu, yang oleh peronda dikatakan bahwa itu adalah kamar
Auwyang Tek" Dapat dibayangkan betapa hancur hati seorang
82 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ayah seperti Liem Hoan ketika melihat pemandangan di dalam
kamar yang serba indah perabotnya itu. Di atas sebuah ranjang
yang lebar, yang ditilami kain sutera merah muda dan bantalbantalnya berkembang indah,
menggeletak dua tubuh dara
remaja dalam keadaan tidak bernyawa pula. Itulah Liem Kui Lan
dan Liem Siang Lan, kakak beradik yang tertawan oleh Auwyang
Tek dan kini terdapat telah tewas di dalam kamar, putera menteri
yang keji itu. Ketika Liem Hoan dan kawan-kawannya memasuki kamar
menghampiri dua jenazah itu, ternyata bahwa dua orang gadis itu
tewas oleh pukulan Hek-tok-ciang. Hal ini mudah dilihat karena
pada dada dan pundak terdapat bekas tapak tangan menghitam
yang menghanguskan pakaian dan kulit terus menembus daging
dan tulang merenggut nyawa. Pukulan keji yang mengerikan.
"Jahanam keparat Auwyang....!" Liem Hoan memaki dan saking
marahnya ia hanya melotot, napasnya memburu. Ia dapat
menduga apa yang telah terjadi di kamar ini. Dua orang puterinya
tentu menolak akan maksud keji putera menteri itu dan
melakukan perlawanan sekuat tenaga untuk membela
kehormatan dirinya, sehingga Auwyang Tek menjadi marah dan
membunuh mereka dengan pukulan dahsyat itu.
Akan tetapi. Kwee Cun Gan berpikir lain. Tadinya iapun menduga
seperti Liem Hoan meng ingat akan watak mata keranjang dan
83 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
keji dari Auwyang Tek. akan tetapi ia lebih teliti. Kalau benar
pemuda iblis itu membunuh dua orang gadis Liem karena mereka
ini melawan kehendaknya, mengapa setelah dibunuh lalu
dibiarkan saja menggeletak di dalam kamarnya di atas ranjang"
Mengapa pula kamar ini kosong dan sekeliling rumah gedung itu
sunyi belaka" "Awas mungkin musuh memasang perangkap!" katanya. "Hayo
lekas kita bawa pergi jenazah mereka."
Baru saja kata-kata ini diucapkan terdengar suara ketawa dan
15 terdengar pula suara senjata dicabut. Kwee Cun Gan kaget
sekali, cepat ia menubruk ke depan, menyambar tubuh Kui Lan
dan Liem Hoan menyambar tubuh Siang Lan. Kemudian serentak
tujuh orang ini menerjang keluar kamar. Tempat yang tadinya
sunyi sekarang ternyata telah terkurung rapat oleh barisan
pengawal, dikepalai oleh Auwyang Tek sendiri. Melihat Auwyang
Tek sambil memaki Iblis kejam terima pakaian enam tujuh orang
pengawal di dekatnya, dapat diduga bahwa mereka ini adalah
pengawal-pengawal pilihan, karena lebih mewah dari pada
pakaian pengawal biasa yang memenuhi dan mengurung tempat
itu. "Harha-ha-ha, kiranya kau yang bernama Kwee Cun Gan! Ha,
kalau tahu demikian, tentu siang tadi tak kuberi ampun!" kata
Auwyang Tek dengan sombongnya sambil menuding ke arah
84 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kwee Cun Gan dengan tangannya yang keduanya memakai
sarung tangan. Diam-diam Kwee Cun Gan kaget.. Sekarang dia telah dikenal,
dan itu artinya pergerakannya di kota raja tidak aman dan tidak
mudah lagi. Dan diam-diam dia memuji kecerdikan putera menteri
ini yang selain cerdik juga memiliki kepandaian luar biasa, jarang
ada seorang demikian muda telah memiliki kepandaian tinggi.
"Buka jalan darah!" seru Kwee Cun Gan kepada kawankawannya. Pemimpin perkumpulan
Tiong-gi-pai ini sudah cukup
berpengalaman. Sekilas pandang saja ia maklum akan
bahayanya keadaan dia. dan kawan-kawannya, maka membuang
waktu dengan bercakap cakap takkan ada gunanya. Lebih cepat
lebih baik untuk segera menyelamatkan diri keluar dan kepungan.
Sambil berseru demikian, Kwee Cun Gan sudah menggerakkan
pedangnya, cepat sekali ia menusuk Auwyang Tek sambil
memaki "Iblis kejam terima pedangku"
Di lain fihak, Auwyang Tek sudah maklum akan kelihaian
pemimpin Tiong-gi-pai ini, maka ia cepat mengangkat tangan
menangkis pedang. Sarung tangannya adalah benda istimewa,
terbuat dari pada kulit ular putih yang sudah dimasak dengan
obat dan racun. Selain kulit ini kebal terhadap senjata tajam, juga
amat lemas sehingga mudah disaluri tenaga Iweekang. Sifatnya
yang lemas akan tetapi kuat ini amat cocok bagi Auwyang Tek
85 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
yang memiliki ilmu pukulan Hek-tok-ciang, apa lagi karena kulit
ular itu sendiri mengandung bisa sehingga menambah kelihaian
Hek-tok-ciang. 16 Pemuda ini memang lihai sekali. Telapak tangannya yang
terbungkus sarung itu. jangankan memukul orang, baru
menampar dengan pengerahan Ilmu Hek-tok-ciang saja, sudah
cukup untuk merenggut nyawa orang dan meninggalkan tanda
telapak tangan hitam pada tubuh si korban. Pedang Kwee Cun
Gan yang ditangkis tangan terpental dan di lain saat kedua orang
jago dari dua aliran ini sudah bertempur seru dan sengit.
Memang, Auwyang Tek masih kalah sedikit tenaga Iweekangnya,
apa lagi ketua Tiong-gi-pai itu mempergunakan pedang panjang
sehingga keadaannya lebih untung. Akan tetapi sebaliknya, Kwee
Cun Gan memondong mayat Liem Kui Lan sehingga gerakannya
tidak begitu gesit. Adapun Liem Hoan yang juga memondong tubuh puterinya yang
ke dua, mengamuk pula mempergunakan pedangnya Tadinya ia
hendak membantu Kwee Cun Gan saking bencinya ia melihat
Auwyang Tek. Akan tetapi seorang panglima pengawal sudah
menyambutnya dengan senjata golok besar. Lima orang kawan
Kwee Cun Gan atau anggota dari Tiong-gi-pai telah bertempur
pula dikeroyok oleh banyak orang pengawal pilihan sehingga
ruangan itu sebentar saja tdah menjadi medan pertempuran yang
ramai. 86 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Berkali-kali Kwee Cun Gan mendesak hebat untuk membuka
jalan darah, namun Auwyang Tek yang sudah dapat menduga,
mencegahnya mencari kesempatan. Pemuda ini mendesak
hebat, melancarkan pukulan-pukulan Hek-tok-ciang yang
hawanya mempengaruhi keadaan di sekelilingnya. Liem Hoan
sendiri pada suatu saat terkena sambaran angin pukulan Hek-tokciang, mengeluh dan
terhuyung-huyung. Seorang pengawal
menusuknya dengan tombak. Baiknya Liem Hoan masih dapat
menguasai diri, begitu melihat tombak meluncur, ia terus
melempar diri ke belakang dan melakukan gerakan poksai
(bersalto) sampai tiga kali.
"Bagus...!" Panglima pengawal yang menombaknya itu berteriak
memuji Memang indah sekali gerakan Liem Hoan tadi. Dalam
keadaan limbung dan lagi sedang memondong sebuah jenazah,
masih dapat melakukan gerakan poksai seperti itu, benar-benar
hanya dapat dilakukan oleh seorang ahli akrobat yang pandai.
Juga Kwee Cun Gan mulai terdesak hebat. Jenazah yang
dipondongnya merintangi gerakannya, padahal ilmu pedangnya
dari Kun Lun pai itu mengandalkan kelincahan dan kecepatan
gerakan. Betapapun juga, ilmu pedangnya benar-benar lihai.
17 87 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dua kali sudah seorang pengawal mencoba-coba untuk
membantu Auwyang Tek, akan tetapi tiap kali seorang pengawal
maju, ia roboh terkena sinar pedang yang gemilang itu. Terpaksa
pengawal-pengawal yang lain mundur tak berani sembrono
mendekati pertempuran hebat itu Dua orang yang bertempur ini
tingkatnya sudah terlampau tinggi sehingga hawa pukulan
masing-masing saja sudah tak tertahankan oleh para pengawal.
Sementara itu, lima orang kawan Kwee Cun Gan sudah terdesak
hebat oleh pengeroyokan para pengawal. Biarpun mereka inipun
gagah perkasa dan setiap orang dari mereka sudah merobohkan
sedikitnya tiga orang lawan sehingga di tempat itu sudah
bergelimpangan tubuh para pengawal, namun fihak lawan
terlampau banyak dan mereka sendiri sudah luka-luka. Jalan
keluar tak mungkin dibuka, pengepungan terlampau rapat. Oleh
karenanya, sebuah serampangan toya membuat ia jatuh terguling
bersama jenazah anaknya yang masih itu, para anggota Tiong-gipai ini menjadi nekat dan
bertempur mati-matian. Tingkat
kepandaian mereka sedikit lebih rendah dari pada Liem Hoan dan
dalam pertemputan mati-matian, seorang demi seorang dari lima
anggota Tiong-gi-pai ini roboh!
Kwee Cun Gan menjadi marah dan jengkel sekali. Untuk
menolong anak-anak Liem Hoan, ternyata sekarang anak-anak
itu tidak tertolong malah ia kehilangan kawan-kawannya! Bukan
itu saja, melihat keadaannya, agaknya dia sendiri dan Liem Hoan
takkan mampu keluar dari sini. Sebetulnya dia dan Liem Hoan
88 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
masih dapat mempertahankan diri oleh karena Auwyang Tek
berseru kepada orang-orangnya supaya yang dua ini ditawan
hidup-hidup. Setelah mengetahui bahwa yang datang adalah
Kwee Cun Gan ketua Tiong-gi-pai, tentu saja Auwryang Tek
menghendaki tokoh ini tertawan hidup-hidup agar ia dapat
menikmati jasanya ini di depan ayahnya dan juga di depan kaisar.
Liem Hoan tak dapat mempertahankan diri lebih lama lagi.
Beberapa kali jenazah Siang Lan terlepas dari pondongannya,
akan tetapi untuk ke sekian kalinya ia selalu menyambar pula
jenazah puterinya sambil mengamuk terus, tidak perduli akan
luka-luka di tubuhnya. Hebat amukan guru silat ini sehingga sejak
bertempur sedikitnya ada tujuh orang pengawal sudah
dirobohkannya. Akhirnya, sebuah serampangan toya membuat ia
jatuh terguling bersama jenazah anaknya yang masih dipeluknya.
Juga Kwee Cun Gan sudah payah sekali keadaannya, Kini
18 Auwyang Tek dibantu oleh empat orang panglima pengawal yang
cukup tangguh menggunakan tombak dan toya panjang
mengurung dan mendesaknya. Ketua Tiong-gi-pai ini benar-benar
gagah perkasa. Ia sudah lelah sekali, dan dua kali sudah
pundaknya kena serempet hawa pukulan Hek-tok-ciang yang
membuat ia merasa panas, namun pedangnya masih diputar
cepat melindungi seluruh tubuhnya. Semua ini ia lakukan dengan
memondong sebuah jenazah, benar-benar mengagumkan sekali.
89 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Ha-ha-ha, Kwee Cun Gan. Lebih baik kau melempar pedang dan
berlutut menyerah Kalau kau menyerah kalah, takluk dan
selanjutnya menunjukkan di mana adanya teman-temanmu, tentu
kaisar akan mengampunimu," kata Auwyang Tek mentertawakan.
Namun Kwee Cun Gan tidak menjawab, melainkan memainkan
pedangnya lebih cepat lagi sehingga seorang pengawal roboh
terbabat pedang, putus pinggangnya berikut tombak yang tadi
dipegangnya! "Setan, kau benar-benar sudah bosan hidup!" seru Auwyang Tek
marah sekali dan secepat kilat ia mengerjakan kedua tangannya,
bergantian melancarkan pukulan Hek-tok-ciang ke arah
lawannya. Saking marahnya, Auwyang Tek tidak perduli lagi
apakah ketua Tiong-gi-pai itu akan mati terkena pukulannya.
Sudah terlalu banyak pengawal tewas dalam pertempuran ini.
Pada saat itu, Kwee Cun Gan sedang menangkis serangan dari
kanan kiri dengan memutar-mutar pedangnya menjadi sinar
melebar dari kanan ke kiri. Ketika pukulan Auwyang Tek mencuit
bunyi anginnya menyambar dari depan, ia cepat mengumpulkan
tenaganya melakukan gerakan menangkis. Namun ia sudah
terlalu lelah dan pukulan bertubi-tubi itu terlalu kuat. Biarpun
Kwee Cun Gan berhasil menyelamatkan diri sehingga pukulan itu
tidak tepat mengenai dadanya, namun hawa pukulan yang
dahsyat itu membuatnya limbung.
90 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sodokan tombak yang hendak memasuki perutnya masih dapat
ia tangkis dengan pedang sehingga tombak itu patah tengahnya,
namun serampangan toya besi pada kakinya tak dapat ia
hindarkan lagi dan ia roboh terguling dengan pedang masih di
tangan. Namun dalam robohnya Kwee Cun Gan masih berusaha
menyelamatkan diri, cepat ia bergulingan menjauhkan diri dari
musuh-musuhnya dan terpaksa ia melepaskan jenazah Kui Lan
yang tak dapat dipertahankannva lagi. Sambil tertawa-tawa
mengejek Auwyang lek melangkah maju perlahan lahan
19 menghampiri Kwce Cun Gan.
Pada saat itu, terdengar suara ketawa bergelak-gelak. Suara ini
datangnya dari jauh akan tetapi demikian nyaring sehingga suara
ketawa Auwyang Tek tertindih. Auwyang Tek tertegun, sejenak
mengira bahwa gurunya yang datang. Gurunya, Tok-ong Kai
Song Cinjin adalah seorang sakti yang kadang-kadang kalau
ketawa juga mendatangkan pengaruh luar biasa sekali. Akan
tetapi ia tahu betul bahwa pada saat itu gurunya sedang pergi ke
Tibet, baru dua pekan perginya, mana mungkin sudah kembali"
Betapapun juga, suara ketawa itu membuat Auwyang Tek
berhenti sebentar dan (Lanjut ke Jilid 03) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
91 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Jilid 03 melupakan Kwee Cun Gan. Ternyata suara ketawa inilah yang
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menolong nyawa ketua Tiong-gi-pai itu karena kalau tidak tentu ia
akan mati dalam tangan Auwyang Tek dan anak buahnya.
Selenyapnya gema suara ketawa, terdengar bentakan keras,
"Siokhu (paman), siauwtit (keponakan) datang membantu!"
Auwyang Tek tertegun karena entah dari mana datangnya tahutahu di depannya menghadang
seorang kakek botak tua sekali
yang membawa sebuah guci tuak. Begitu ia muncul, di sekitar
tempat itu berbau tuak yang amat wangi dan keras. Kakek ini
tertawa dan ternyata suara ketawa tadi adalah suaranya,
ketawanya lembut namun nyaring menusuk telinga dan ketika ia
tertawa, bau arak makin menyengat hidung sampai beberapa
orang pengawal terbatuk-batuk, padahal mereka itu bukanlah
orang-orang yang tidak doyan arak.
Akan tetapi bau arak ini benar-benar amat kerasnya. Hanya
Auwyang Tek yang Iweekangnya sudah tinggi masih dapat
menahan, dan ia marah sekali melihat kakek ini. Sebelum ia
menegur, melayanglah dari atas bayangan seorang pemuda
berpakaian sasterawan yang halus gerak-geriknya, di tangan
kanannya nampak sebatang pedang panjang. Begitu pemuda itu
turun, ia diserbu oleh para pengawal, akan tetapi sekali pedang
92 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
berkelebat empat orang pengawal roboh dengan senjata patahpatah.
Auwyang Tek maklum bahwa ada orang pandai hendak
20 menolong ketua Tiong-gi-pai, maka cepat ia berseru keras sainbil
melancarkan pukulai Hek-tok-ciang sekuatnya ke arah kakek itu.
Pukulan ini bukan main kerasnya sehingga pemuda yang baru
turun itu nampak terkejut sekali dan melompat ke samping agar
jangan terkena hawa pukulan yang luar biasa itu. Akan tetapi
kakek yang dipukul itu tersenyum saja, guci arak yang berukir-kan
gambar naga itu diangkat tinggi lalu dituang-nya ke mulutnya,
setelah itu ia menyemburkan arak ke depan.
Semua ini dilakukan dengan gerakan lembut namun terjadi amat
cepatnya. Semburan arak ini mengandung kekuatan khikang
yang tidak terukur kuatnya, namun ternyata pukulan Hek-tokciang itu tertahan. Hawa pukulan itu
tidak kelihatan, yang kelihatan hanyalah uap arak yang disemburkan itu terhenti di
tengah-tengah untuk sesaat lalu maju lagi mengejar Auwyang
Tek! Karuan saja pemuda putera menteri itu kaget sekali. Maklum
menghadapi seorang lawan tangguh ia cepat memutar tubuh dan
melompat keluar dari ruangan itu, dikejar oleh uap arak! Akan
tetapi sekejap mata Auwyang Tek sudah lenyap dari situ ditelan
kegelapan malam. Juga para pengawal melihat tuan mudanya
lari, berserabutan lari tergesa-gesa.
93 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Kakek botak itu tertawa lalu menyambar tubuh Liem Hoan yang
pingsan dengan jenazah Siang Lan. Adapun pemuda sasterawan
yang tampan sekali itu memanggul tubuh Kwee Cun Gan yang
patah tulang kakinya, tidak lupa mengempit jenazah Kui Lan.
Dengan cepat sekali, kakek dan pemuda itu berkelebat dan
lenyap dari ruangan yang segera menjadi sunyi itu.
Pemuda tampan berpakaian sasterawan itu bukan lain adalah
Kwee Tiong, seorang pemuda yatim piatu keponakan Kwee Cun
Gan. Kwee Tiong ini adalah putera Kwee Hai kakak Kwee Cun
Gan, dan dahulunya juga seorang patriot pejuang yang gagah
perkasa di samping isterinya, seorang murid Siauw-lim yang
gagah pula. Suami isteri yang gagah ini gugur di medan juang
meninggalkan Kwee Tiong yang menjadi sebatangkara dan yatim
piatu. Kwee Cun Gan yang tidak menikah dan tidak mempunyai
anak, lalu merawat Kwee Tiong dan memberi pelajaran ilmu surat
kepada bocah itu sehingga Kwee Tiong berhasil menempuh ujian
dan menjadi siucai. Akan tetapi Kwee Cun Gan tidak memberi pelajaran ilmu silat
kepada keponakannya ini, bukan karena ia tidak mau
menurunkan ilmunya, melainkan karena ia ingin mencarikan guru
yang pandai untuk keponakan yang sudah dianggapnya seperti
anak sendiri itu. Akhirnya, ketika Kwee Tiong berusia empat belas
tahun, tercapailah cita-cita Kwee Cun Gan ini dan ia berhasil
21 mencari Pek Mao Lojin seorang kakek tua tokoh pantai timur
yang sakti. Melihat Kwee Tiong, kakek itupun suka menjadi
94 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
gurunya, bahkan kakek pemabokan yang luar biasa ini bersimpati
kepada Tiong-gi-pai. Demikianlah Kwee Tiong dibawanya ke
pantai timur dan mendapat gemblengan ilmu silat tinggi oleh
gurunya, Pek Mao Lojin. Pada malam hari itu, kebetulan sekali Kwee Tiong pulang ke Nanking untuk menjenguk pamannya
yang sudah lima tahun ia tinggalkan la datang bersama suhunya. Ketika tiba di kuil tua ia
mendapat kabar bahwa pamannya itu sedang menyerbu ke
istana Auw-yang-taijin. Maka ia segera menyusul bersama
gurunya dan berhasil menolong Kwee Cun Gan dan Liem Hoan
pada saat yang tepat. Pada keesokan harinya, mayat lima orang anggauta Tiong-gi-pai
digantung oleh Auwyang Tek di tengah-tengah tempat ramai agar
semua orang melihatnya dan membuat gentar mereka yang
memusuhi golongannya atau golongan ayahnya. Akan tetapi,
juga di tempat yang ramai ini Kwee Tiong bersama suhunya
memperlihatkan kepandaian, berhasil merampas lima jenazah itu
yang dibawa lari keluar kota.
"Kwee-sicu harap jangan gegabah," berkata Pek Mao Lojin
memberi nasihat kepada Kwee Cun Gan setelah mengobati
bekas pukulan Hek-tok-ang yang membuat tubuh ketua Tiong-gipai itu sedikit banyak kemasukan
hawa beracun. Pihak kaum bangsawan korup seperti Auwyang Peng itu tidak holeh
95 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dipandang ringan. Selain mereka telah berhasil mempengaruhi
kaisar, juga mereka ini dibantu oleh golongan shia pai (partai
kotor) yang mempunyai banyak tokoh besar. Lohu tadinya
mendengar bahwa Tok ong Kai Song Cinjin. itu raja racun dari
Tibet sudah pula turun gunung dan membantu golongan kan-sin
(menteri dorna) yang didukung oleh para ok pa (hartawan jahat),
dan terus terang saja lohu masih kurang percaya. Masa seorang
tokoh besar sakti seperti Tok-ong sudi diperalat oleh orang-orang
yang berkedudukan dan beruang. Akan tetapi, melihat Hek-tokciang dari orang -muda tadi,
keraguanku lenyap. Hanya Tok-ong
yang bisa mengajarkan ilmu pukulan sejahat itu."
"Memang benar apa yang diucapkan oleh locianpwe. Siauwte
sudah mendengar bahwa Auwyang Tek putera Menteri Auwyang
itu adalah murid Tok-ong Kai Song Cinjin," jawab Kwee Cun Gan.
22 Pek Mao Lojin mengangguk-anggukkan kepalanya yang botak.
"Berbahaya sekali! Kalau Si Raja Racun itu kebetulan berada di
sana, biarpun aku pertaruhkan kepalaku yang botak, sicu takkan
dapat tertolong. Mulai sekarang harap sicu jangan mencari
perkara dengan mereka. Memang harus menolong rakyat, akan
tetapi hal ini dapat dilakukan secara sembunyi, jangan
menentang mereka secara berterang sebelum fihak kita cukup
kuat. Pula, lohu mendengar bahwa keadaan di Peking lebih baik,
kalau Kaisar Thai Cu di sini terpengaruh oleh para kan-sin.
sebaliknya para tiong-sin (menteri bijaksana) sebagian besar
mengungsi ke utara untuk membantu raja muda di sana yang
96 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
bijaksana. Kalau demikian halnya, bukankah lebih baik sicu
sekalian membantu bintang baru yang gemilang dari pada
menunggu bulan yang sudah tertutup mendung?"
"Locianpwe bicara tepat sekali, terima kasih banyak atas segala
petunjuk dan pertolongan locianpwe. Akan tetapi siauwte dan
kawan-kawan tidak tega meninggalkan rakyat selatan yang
terhisap oleh lintah-lintah darat, buaya-buaya yang sekarang
menjadi pembesar korup itu. Kami tidak akan bertindak secara
berterang, akan tetapi kalau kami dapat membujuk orang-orang
gagah dan menundukkan orang-orang sesat dari partai shia-pai,
itupun merupakan bantuan yang besar artinya untuk mengangkai
nasib rakyai dari lembah penindasan."
Setelah memberikan janjinya untuk mendukung pergerakan
Tiong-gi-pai dan untuk kelak kalau perlu menyumbangkan tenaga
di bawah pimpinan Souw-taihiap yang masih dicari-cari, Pek Mao
Lojin lalu mengajak pergi muridnya. Mereka hanya berkumpul tiga
hari tiga malam dengan orang-orang Tiong-gi-pai. Yang paling
berduka adalah Liem Hoan. Selain kehilangan dua orang
puterinya. juga Liem Han Sin tidak diketahui ke mana perginya.
"Jangan-jangan puteraku itu menjadi korban pula..." keluhnya.
97 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kurasa tidak demikian," Kwee Cun Gan menghibur, "kalau belul
puteramu itu tewas, tentu jenazahnya akan digantung pula seperti
jenazah kawan-kawan lain. Agaknya puteramu itu dapat
melarikan diri." Akan tetapi sepekan kemudian, pada menjelang tengah malam,
Liem Hoan terbangun dari tidurnya mendengar seruan puteranya.
"Ayah......!" la mengira sedang mimpi, akan tetapi alangkah
herannya ketika ia melihat wajah Liem Han Sin di luar jendela
23 tersenyum kepadanya. Ketika ia melompat ke jendela, ia
mendengar angin menyambar dan bayangan puteranya lenyap.
Cepat ia menyalakan lilin dan..... di atas meja dalam kamar itu
telah terdapat coretan-coretan huruf dengan tinta hitam yang
indah sekali gayanya. Itulah empat baris sajak yang berbunyi
demikian: Bertemu menteri dorna, menderita sakit hati seluas lautan
Putera tunggal bertemu jodoh penuntun ke arah kemajuan
Peristiwa suka dan duka sudah ditentukan Thian
Ayah dan putera lima tahun lagi adakan pertemuan
Membaca tulisan ini, Liem Hoan menjadi terhibur. Ia maklum
bahwa puteranya telah bertemu guru yang sakti dan puteranya itu
akan dibawa selama lima tahun untuk menjadi murid guru itu.
98 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Hanya sayangnya, ia tidak tahu siapakah gerangan orang sakti
yang membawa pergi puteranya. Akan tetapi ketika Kwce Cun
Gan melihat tulisan ini, pendekar ini berseru kaget dan hampir
tidak percaya akan apa yang dilihatnya.
"Betul-betul diakah yang datang" Aneh dan hampir tak masuk di
akal!" katanya. "Siapakah dia itu?" Liem Hoan bertanya tak sabar.
Kwee Cun Gan menggeleng-geleng kepalanya. "Aku belum
berani memastikan bahwa beliau yang menulis sajak ini, akan
tetapi coba lihat saja. Biarpun huruf-huruf ini ditulis dengan pit
bulu, akan tetapi bekas bulu menggurat dalam-dalam pada meja
tanda bahwa penulisnya adalah seorang ahli Iweekeh yang
jarang tandigannya, dapat membuat bulu pit menjadi seperti
kawat kerasnya. Pula, bentuk huruf ini aneh, tintanya mendoyong
dan menyiprat ke kanan kiri demikian rata seperti ditiup atau
dikipasi selagi masih basah. Akan tetapi cipratannya demikian
rata seperti kembang. Di dunia ini hanya ada seorang tokoh saja
yang sudah terkenal dengan senjata anehnya, pit dan kipas ...
akan tetapi ia kabarnya menghilang di luar daratan, di antara
pulau-pulau kosong di lautan. Bagaimana dia bisa muncul di
sini..........?" 99 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Liem Hoan nampak kaget. "Apakah yang kau maksudkan itu
locianpwe Im-yang Thian-Cu...?"
Kwee Cun Gan mengangguk, kalau berkata, "Kau beruntung,
24 saudara Liem. Kalau betul puteramu itu menjadi murid beliau,
benar-benar penasaranmu telah terobati. Pada masa ini,
kedudukan Im-yang Thian-cu amat tinggi, kiranya tidak kalah
saktinya kalau dibanding dengan Pek Mao-Lojin yang menjadi
guru keponakanku." Demikianlah, hati Liem Hoan agak terhibur dan ia mengharapkan
puteranya kelak akan menjadi orang pandai dan selain dapat
membalaskan sakit hatinya, juga dapat menjadi pahlawan rakyat
yang patriotik. Dan demikian pula "perkenalan" pertama antara
fihak Tiong-gi-pai dengan fihak Auwyang-taijin dan semenjak itu.
Auwyang-taijin mengerahkan seluruh orangnya untuk menyelidiki
dan mengawasi gerak gerik perkumpulan ini.
Setahun telah lewat dan Liem Hoan kini menjadi anggauta Tionggi-pai yang biarpun berdiri dalam
rahasia, makin lama makin
banyak pendukungnya yang terdiri dari orang-orang kang-ouv
yang merasa prihatin melihat kesengsaraan rakyat di bawah
penghisapan lintah-lintah darat berupa pembesar-pembesar
korup. 100 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Karena sudah mendapat petunjuk dari Pek Mao Lojin, Kwee Cun
Gan membatasi gerakannya dengan membantu rakyat yang
membutuhkan pertolongan, juga ia telah mengadakan hubungan
dengan Raja Muda Yung Lo, putera selir dari Kaisar Thai Cu yang
mendapat tugas menjaga tapal batas utara. Raja Muda Yung Lo
juga melarang orang-orang gagah memusuhi ayahnya, karena
maklum bahwa ayahnya itu pada dasarnya seorang patriot, hanya
pada waktu ini terpengaruh oleh para kan-sin (menteri dorna).
Raja Muda Yung Lo di Peking hanya minta kepada Kwee Cun
Gan supaya berusaha mencari Souw Teng Wi, bahkan
menjanjikan hadiah seribu tail emas bagi siapa yang dapat
membawa Souw Teng Wi, menghadap kepadanya.
Di lain fihak, Auwyang-taijin juga menjanjikan hadiah lebih besar
lagi, yaitu duaribu tail dan kedudukan tinggi bagi siapa yang dapat
membawa ia "pemberontak" Souw Teng Wi! Dari dua janji ini saja
dapat diukur bagaimana pentingnya seorang seperti pahlawan
Souw Teng Wi itu. Kurang lebih setahun setelah peristiwa yang di
alami oleh keluarga Liem di kota raja. Seperti sudah diceritakan,
selama itu Liem Hoan menjadi anggauta setia dari Tiong-gi-pai. la
bekerja dengan baik, menjadi kepercayaan Kwee Cun Gan
sendiri. Pada Suatu hari Liem Hoan yang melakukan penyelidikan
tentang Souw Teng Wi tiba di kota Ki-liang. la pergi bersama
seorang anggauta Tiong-gi-pai yang dulu pernah menjadi anak
25 buah Souw-taihiap ketika berjuang melawan penjajah Mongol.
101 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Secara kebetulan sekali mereka bertemu dengan Lo Houw yang
berjalan tergesa-gesa. Thio Sek Eng, kawan Liem Hoan itu
mengenal Lo Houw bekas kawan seperjuangannya dan cepat
menegur. "Lo Houw, kau hendak ke mana?" Lo Houw terkejut akan tetapi
menjadi girang ketika mengenal Thio Sek Eng. Segera dua orang
kawar, lama ini bercakap-cakap.
"Lo Houw, tahukah kau di mana adanya tai-hiap sekarang?" tanya
Thio Sek Eng serta-merta.
"Akupun sedang mencarinya," jawab Lo Houw, kemudian dengan
suara perlahan ia melanjutkan, "Juga Haminto Losu dan Souwsiocia mencarinya..." tiba-tiba ia
menghentikan kata-katanya dan
nampak menyesal sambil melirik ke arah Liem Hoan yang tak
dikenalnya. Lo Houw merasa sudah bicara terlalu banyak.
"Apa kau bilang Haimnto Losuhu datang ke selatan bersama
Souw-siocia...." Souw-siocia yang mana" Apakah benar isteri
taihiap sudah mempunyai anak perempuan?" Didesak demikian
itu Lo Houw menjadi bingung.
102 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Aku.... hanya mendengar berita angin saja, benar tidaknya
entahlah" Kemudian dengan tergesa gesa ia minta diri dan pergi
tanpa dapat ditunda lagi. Mendengar berita itu. Liem Hoan dan
Thio Sek Eng cepat-cepat memberi kabar kepada Kwee Cun Gan
yang menjadi girang sekali,
"Kita harus mencari orang tua itu, dia mertua Souw-taihiap dan
terutama sekali puteri Souw-taihiap harus kita lindungi Kalau fihak
shia-pai dan para kaki tangan kan-sin (menteri dorna) tahu bahwa
Souw-taihiap mempunyai seorang puteri, mereka tentu akan
mencoba untuk mengganggunya. Lekas panggil kawan-kawan
untuk berkumpul malam nanti di Bukit Ratu Menara!"
Demikianlah, pada malam hari itu beberapa belas orang gagah
para anggauta Tiong-gi-pai berkumpul di sebuah bukit di mana
terdapat batu karang-batu karang yang bentuknya seperti
menara. Malam itu bulan hanya muncul sepotong kecil saja,
namun orang-orang gagah ini membuat api unggun besar
sehingga keadaan di bukit itu menjadi terang. Tempat pertemuan
mereka adalah di tempat terbuka, tempat duduk mereka hanya
26 batu-batu gunung. Seorang demi seorang datang dan tanpa
banyak cakap mereka mencari tempat duduk di sekeliling api
unggun. Selelah cukup empat belas orang anggauta Tiong-gi-pai
yang tergolong para pemuka berkumpul, Kwee Cun Gan yang
memimpin pertemuan itu berkata,
103 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kawan-kawan, kita berkumpul untuk membicarakan tiga hal yang
amat penting. Pertama-tama adanya berita buruk bahwa para
dorna telah membawa-bawa hongsiang (kaisar) sehingga beliau
kena mereka pengaruhi dan menganggap Tiong-gi-pai sebagai
partai pemberontak. Sekarang, thaicu (putera mahkota) sendiri
yang mengepalai para suwi (pahlawan istana) berusaha
menangkap kita, dibantu oleh Auw yang-taijin dan kaki
tangannya." "Ah, tidak aneh!" Tiba-tiba seorang hwesio berkata lantang dan
marah. "Thaicu bukan manusia baik-baik, segolongan dengan
manusia-manusia macam Auwyang Tek dan ayahnya!" Hwesio
yang usianya tiga puluh tahun lebih itu adalah Thian Le Hosiang,
seorang anak murid Siauw-lim-pai yang menggabung pada
Tiong-gi-pai karena bersimpati dengan usaha orang-orang gagah
ini, "Sudah banyak pinceng mendengar berita buruk tentang
keganasan pangeran sulung itu."
Kwee Cun Gan menarik napas panjang. "Memang sayang sekali,
semenjak bergaul dengan Auwyang Tek, thaicu menjadi tersesat.
Benar-benar merupakan awan gelap bagi Kerajaan Beng,
mempunyai calon junjungan seperti itu. Akan tetapi kita tidak
perlu takut, karena kita berada di fihak benar. Sekarang soal ke
dua yang lebih menggembirakan. Raja Muda Yung Lo yang mulia
telah berkenan mengirim utusan dari utara dan kabarnya pada
malam hari ini akan tiba di sini Kita bersiap untuk menyambut
utusan agung itu." 104 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mendengar ini, semua orang kelihatan gembira. Berbeda sekali
dengan putera sulung atau thaicu (putera mahkota) Kerajaan
Beng, Raja Muda Yung Lo yang menjabat kedudukan raja muda
di Peking itu adalah seorang gagah lahir batinnya, karenanya
menentang pembesar-pembesar bawahan ayahnya sendiri yang
korup dan menindas rakyat. Karena didesak oleh para dorna
yang meminjam tangan kaisar, kini Tiong-gi-pai berpaling ke utara
dan minta bantuan raja muda itu. Dengan gembira empat-belas
orang itu bercakap-cakap membicarakan hal ini dan mendugaduga siapa gerangan yang dijadikan
utusan Raja Muda Yung Lo.
27 "Di utara terdapat banyak sekali orang gagah," kata Liem Hoan
guru silat akrobat yang sering kali merantau ke utara, "Dan
dengan adanya raja muda bijaksana, tentu mereka semua
serempak membantu beliau. Dapat diduga bahwa utusan itu
tentulah seorang yang berilmu tinggi."
Setelah cukup mempercakapkan persoalan ini, Kwee Cun Gan
bicara tentang soal ke tiga. Wajahnya berubah keren dan
sungguh-sungguh ketika ia berkata, "Kawan-kawan, setelah lama
mencari-cari kini ada sedikit berita mengenai keluarga Souwtaihiap." Suara berisik orang-orang itu
tiba-tiba terhenti dan semua telinga mendengarkan penuh perhatian.
105 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Silahkan saudara Thio Sek Eng menceritakan pertemuannya
dengan Lo Houw." kata pula Kwee Cun Gan.
Thio Sek Eng yang duduk di dekat Liem Hoan lalu bercerita, "Lo
Houw adalah bekas kawan seperjuanganku ketika kami dahulu
berjuang di bawah pimpinan Souw-taihiap. Kemarin ketika aku
dan Liem lo-enghiong berada di Ki-liang, kami melihat Lo Houw
berjalan dan cepat aku tanya dia tentang Souw-taihiap. Dari Lo
Houw inilah aku mendengar bahwa Haminto Losu, ayah mertua
Souw-taihiap seorang tokoh Bangsa Hsi-sia. telah masuk ke
Tiong-goan bersama cucu perempuannya, puteri Souw-taihiap,
untuk mencari Souw-tai hiap pula."
"Di mana mereka berada sekarang?" serentak orang-orang
bertanya. "Itulah sayangnya. Lo Houw tergesa-gesa dan segera berlari
pergi, tak sempat memberi tahu dengan Jelas." Semua orang
juga merasa sayang dan menyesal karena mendengar berita
tentang puteri Souw-taihiap, semua orang ingin bertemu dengan
puteri pendekar besar itu.
"Betapapun juga, kita sudah mendengar bahwa Souw-taihiap
mempunyai seorang anak perempuan, dan lebih penting lagi,
106 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
anaknya itu bersama kongkongnya sekarang telah berada di
Tiong-goan (pedalaman Tiongkok). Oleh karena itu kita jangan
kurang waspada, harus memberi tahu kepada seluruh kawan kita
untuk membuka mata dan telinga, di mana saja mendengar
adanya Souw-sio-cia, kita harus segera mendapatkannya dan
melindunginya," kata Kwee Cun Gan.
28 Tiba tiba Kwee Cun Gan dan Thian Le Hosiang serentak berdiri,
wajah mereka tegang memandang ke arah selatan. Di antara
semua yang hadir Kwee Cun Gan memiliki kepandaian yang
paling tinggi, kemudian menyusul Thian Le Hosiang murid Siauwlim-pai itu. Oleh karena itu, hanya
dua orang ini yang lebih dulu
mendengar sesuatu yang mencurigakan.
"Heh-heh-heh, orang-orang gagah berkumpul mengelilingi api
unggun, sungguh menarik dan asyik. Heh-heh-heh!" Tiba-tiba
terdengar suara ini dan Muncullah seorang gundul tua yang
menggandeng tangan seorang dara cilik yang berpipi merah.
Orang gundul ini bukan lain adalah Bu Lek Hwesio dan dara cilik
itu tentu saja Souw Lee Ing. Sebelum datang ke tempat ini, lebih
dulu Bu Lek Hwes o menotok ya-hiat di leher gadis itu sehingga
seketika Souw Lee Ing kehilangan suaranya dan menjadi gagu!
Kemudian ia memegang pergelangan lengan gadis itu dengan
erat. Lee Ing tentu saja kaget sekali, juga heran mengapa orang
gundul yang katanya hendak menjadi gurunya, juga hendak
membawanya kepada ayahnya ini tahu-tahu mengandung
maksud yang tidak baik, buktinya telah menotoknya dan
memegang lengannya demikian erat. Mau apakah orang gundul
ini, akan tetapi Lee Ing tidak berdaya, tidak kuasa berteriak, tidak
107 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dapat bergerak. terpaksa melangkah dan menurut saja sambil
memandang ke arah orang-orang yang duduk mengelilingi api.
Mendengar suara Bu Lek Hwesio, orang-orang di situ menjadi
kaget dan menoleh. Liem Hoan yang duduknya paling dekat,
memutar tubuh dan meraba gagang pedangnya, akan tetapi hwes
o gundul itu hanya tertawa-tawa saja.
"Kawan-kawan, tenang jangan bergerak!" kata Kwee Cun Gan
yang merasa khawatir kawan-kawannya akan turun tangan
secara lancang. Kemudian ia menjura ke arah hwesio itu dan
berkata, "Losuhu yang baru datang ini siapakah dan apakah ada
keperluan penting?" Bu Lek Hwesio tertawa lagi. "Heh-heh-heh pinceng Bu Lek
Hwesio, ingin bertemu dengan Kwee Cun Gan ketua Tiong-gi-pai.
Bukankah kalian ini anggauta-anggauta Tiong-gi-pai" Heh-hehheh."
Mendengar pertanyaan ini. tahulah semua orang bahwa hwesio
yang baru datang ini belum kenal Kwee Cun Gan, maka Liem
Hoan cepat melangkah maju dan berkata, "Losuhu ada keperluan
apa mencari Kwee pangcu (ketua Kwee) Memang kami orang108 29 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
orang Tiong-gi-pai dan kalau ada keperluan, cukup losuhu bicara
dengan kami untuk disampaikan kepada ketua kami."
Liem Hoan mendahului kawan-kawannya karena ia berlaku hatihati tidak ingin Kwee Cun Gan
dikenal orang luar. Bu Lek Hwesio
memandang tajam kepada Liem Hoan dan matanya menyapu ke
arah pedang yang tergantung di pinggang guru silat itu. Ia pernah
mendengar bahwa Kwee Cun Gan adalah seorang setengah tua
yang berpakaian sederhana, berjenggot panjang dan selalu
membawa pedang, persis seperti orang yang kini berdiri tegak di
depannya ini. Akan tetapi Bu Lek Hwesio masih ragu-ragu dan
cepat ia mendorong dengan tangan kirinya ke arah dada Liem
Hoan sambil berkata. "Pergilah!"
Liem Hoan adalah seorang yang kepandaian silatnya sudah tinggi
menghadapi dorongan dari jarak dua meter ini ia maklum bahwa
hwesio itu seorang ahli Iweekeh, maka cepat ia menangkis
dengan tangannya. Akan tetapi, tetap saja dorongan angin
pukulan yang dahsyat membuat kuda-kudanya tergempur dan
tubuh Liem Hoan terhuyung mundur sampai tiga tindak tanpa
dapat la cegah lagi. "Heh-heh-heh-heh, kau bukan Kwee Cun Gan!" kata Bu Lek
Hwesio tertawa mengejek dan maklumlah Liem Hoan dan yang
lain-lain bahwa hwesio ini tadi hanya mencoba tenaga saja.
Namun Liem Hoan yang merasa terhina menjadi marah.
109 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dicabutnya pedang dari pinggangnya dan cepat ia menyerang
dengan tusukan ke leher hwesio itu.
"Bagus, ilmu pedangmu tidak buruki" seru Bu Lek Hwesio sambil
mengelak ke kanan, akan tetapi dengan amat cepatnya Liem
Hoan memutar pedang melakukan serangan membacok. Dan
pada saat itu Souw Lee Ing biarpun tak dapat bersuara dan
lengan kirinya sudah dipegang erat-erat, melihat ada orang
menempur hwesio ini, tidak mau menyia-nyiakan kesempatan
baik dan mengirim tendangan dengan kakinya ke arah lutut Bu
Lek Hwesio,hal yang tak disangka sama sekali oleh Bu Lek
Hwesio. Biarpun kepandaian Lee Ing belum tinggi namun dara cilik ini
pernah menerima gemblengan Haminto Losu dan tendangan
merupakan kepandaian istimewa dari Haminto Losu, maka
tendangan Lee Ing ini bukan tidak berbahaya. Apa lagi gerakan
pedang dari Liem Hoan juga cepat dan mantap. Dengan marah.
Bu Lek Hwesio menyendal tangan Lee Ing sehingga tubuh gadis
itu terayun, tendangannya gagal dan kini tubuh gadis itu
30 dipergunakan oleh Bu Lek Hwesio untuk menangkis datangnya
pedang Liem Hoan yang membacok ke arahnya.
Datangnya pedang dan tubuh demikian cepat sehingga biarpun
Liem Hoan menjadi amat kaget, namun ia tak kuasa menarik
kembali pedang itu. Agaknya tak dapat dicegah lagi tubuh dara
cilik itu tentu akan terbacok pedang.
110 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Traaanggg...!" Pedang terpental dari tangan Liem Hoan dan
menancap di atas lantai, bergoyang-goyang gagangnya. Liem
Hoan mencelat mundur dan memandang kepada Kwee Cun Gan
yang kini sudah berdiri dengan tenang. Pedangnya tetap berada
di punggungnya, akan tetapi semua orang tadi melihat betapa
dengan kecepatan kilat Kwee Cun Gan sudah menangkis pedang
Liem Hoan lalu menyarungkan lagi pedang itu.
"Bagus sekali kiam-hoat itu." Bu Lek Hwesio memuji melihat
gerakan tadi, kemudian "sett...
sett.." kedua kakinya melangkah maju ke arah Kwee Cun Gan
dan kembali tangan kirinya mendorong ke depan, ke arah dada
ketua Tiong-gi-pai itu.. Kwee Cun Gan tidak mengelak maupun
menangkis, melainkan mengerahkan khikangnya bertahan. Hawa
pukulan Bu Lek Hwesio membalik ketika bertemu dengan sinkang
yang dikerahkan oleh Kwee-pangcu, membuat Bu Lek Hwesio
merasa telapak tangan kirinya tergetar.
"Heh-heh-heh-heh..." Ia tertawa terkekeh girang sekali.
"Lweekangmu tinggi, kiam-hoatmu indah, tidak bisa lain, kaulah
tentu orangnya yang bernama Kwee Cun Gan ketua Tiong-gi-pai
yang pinceng cari!" Mendengar ini, untuk sejenak Kwee Cun Gan
berdebar hatinya. Inikah utusan Raja Muda Yung Lo" Mengapa
begini macamnya" Ah. tak mungkin raja muda itu mengutus
seorang kasar dan sombong macam ini!.
111 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Benar, aku bernama Kwee Cun Gan. Losuhu ini datang-datang
membuat ribut ada urusan apakah dengan aku orang she Kwee?"
katanya terus terang.
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Heh-heh, baru saja pinceng mendengar kalian bicara tentang
anak perempuan Souw Teng Wi. Nah, pinceng datang untuk
menyerahkan anak perempuan Souw Teng Wi yang kalian
bicarakan itu. Heh-heh-heh!" ia berkata demikian sambil
mendorong Lee Ing ke depan, akan tetapi pergelangan tangan kiri
gadis itu masih dipegangnya, kini lebih erat lagi. Semua orang
terkejut dan serentak mereka bersiap-siap.
31 "Lepaskan dia!" teriak beberapa orang yang sudah mencabut
pedang dan senjata lain. "Heh-heh, gentong-gentong kosong! Kalian mau apa?" Bu Lek
Hwesio mengejek sambil memencet pergelangan tangan Lee I
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
ng lebih keras sehingga gadis itu mukanya mengernyit kesakitan.
"Saudara-saudara, tahan senjata!" Kwee Cun Gan berseru,
mukanya berubah pucat ketika ia memandang kepada Lee Ing.
Kemudian kepada Bu Lek Hwesio ia berkata.
112 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Losuhu, bagaimana kami dapat yakin bahwa nona ini benarbenar Souw-siocia?"
Bu Lek Hwesio sambil terkekeh-kekeh lalu menggerakkan tangan
membebaskan totokan pada leher Lee Ing. Dara ini biarpun
merasa lehernya masih sakit dan serak, cepat berkata.
"Cu-wi jangan percaya pada hwesio ini. Dia penipu, katanya
hendak membawa aku kepada Souw Teng Wi, ternyata dia malah
menawanku. Serang saja dia!"
Akan tetapi Kwee Cun Gan yang menjadi girang, juga kaget
mendengar pengakuan gadis itu. cepat berkata kepada Bu Lek
Hwesio. "Bu Lek Hwesio, kau datang membawa Souw-siocia
kepada kami dengan maksud bagaimanakah?"
"Heh-heh Kwee Cun Can. Jangan kira aku menghendaki uang
hadiah. Pinceng datang dengan maksud baik, mengadakan
pertukaran yang adil. Pinceng hendak menukarkan bocah ini
dengan Lian-cu-sam-kiam (Ilmu Pedang Tiga Tikaman Berantai)."
Kwee Cun Gan terkejut sekali. Di antara ilmu pedang Kun-lun-pai,
terdapat tujuh belas ilmu pedang yang paling lihai dan jarang
sekali ada anak murid Kun-lun-pai mampu memainkan. Dan LianSu-sam-kiam adalah tiga di antara
tujuh-belas yang paling lihai
113 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
itu, yang merupakan inti ilmu pedang Kun-lun-pai dan yang
selama ini mengangkat nama besar Kwee Cun Gan. Biarpun
namanya hanya ''Tiga Tikaman Berantai" namun setiap tikaman
mengandung dua belas pecahan sehingga ilmu pedang ini
seluruhnya ada tiga puluh enam jurus yang sukar dilawan.
Bagaimana ia dapat memberikan ilmu ini begitu saja kepada
seorang hwesio yang dari gerak-geriknya dapat diketahui bukan
orang baik-baik" "Lopek (paman tua), jangan dengarkan omongannya! Serang dan
bunuh dial" Lee Ing berseru sambil meronta-ronta, tidak perduli
tangannya terasa sakit sekali. Orang-orang Tiong-gi-pai
dibangunkan semangatnya oleh suara Lee Ing ini. juga mereka
1 menganggap permintaan hwesio itu kurang ajar, dan tidak patut,
maka Serentak mereka bangkit. Thian Le Hosiang yang tinggi
kepandaiannya sudah memutar toyanya hendak menyerang.
Akan tetapi, sambil menggereng marah Bu Lek Hwesio
menggerakkan tangan dan tubuh Lee Ing kembali terayun,
diputar-putar seperti kitiran cepatnya, dipergunakan sebaga
senjata! "Cu-wi enghiong, jangan perdulikan aku. Serang dia! Bunuh dia.
biar aku matipun tidak apa!" Benar-benar hebat semangat bocah
perempuan itu. Dia diputar-putar, selain lengannya sakit sekali
rasanya, juga kepalanya menjadi pening, namun ia masih dapat
memberi dorongan semangat kepada orang-orang Tiong gi pai.
Menyaksikan kegagahan luar biasa ini. hati Kwee Cun Gan yang
114 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tadinya masih meragukan apakah betul bocah itu puteri Souw
Teng Wi. kini menjadi percaya dan yakin. Hanya keturunan orang
gagah luar biasa yang memiliki nyali dan semangat seperti dara
remaja itu. "Tahan!" serunya keras. "Bu Lek Hwesio. aku terima syaratmu!"
Bu Lek Hwesio tertawa terkekeh-kekeh, lalu melepaskan tubuh
Lee Ing. Begitu dilepas, Lee Ing terhuyung-huyung karena masih
pusing. Tanah yang diinjaknya berputaran seperti ada gempa
bumi besar. "Bagus. Kwee Cun Gan. Lekas keluarkan Lian-cu-sam-kiam itu
untuk pinceng lihat!"
Kwee Cun Gan dengan terpaksa lalu menyuruh kawan-kawannya
pergi. Kemudian dengan perlahan ia bersilat pedang yang tiga
puluh enam jurus banyaknya itu di depan Bu Lek Hwesio yang
memandang penuh perhatian. Bagian-bagian yang kurang
dimengertinya ia minta ketua Tiong-gi-pai itu mengulang. Dengan
terpaksa Kwee Cun Gan terus melayani permintaan Bu Lek
Hwesio. biarpun keringatnya sudah memenuhi muka dan
lehernya. Bu Lek Hwesio cerewet sekali dan ia menyuruh Kwee
Cun Gan mengulang sampai setengah malam penuh. Menjelang
pagi barulah ia merasa puas.
115 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Nah, kau terimalah bocah ini!" serunya sambil mendorong Lee
Ing ke arah Kwee Cun Gan. Dara remaja yang sudah lemas
karena menderita lahir batin itu roboh pingsan dalam pelukan
Kwee Cun Gan, sedangkan Bu Lek Hwesio cepat melarikan diri.
Di kaki gunung ia disambut oleh Thian Le Hosiang dan kawankawannya yang tanpa banyak cakap
2 segera menyerangnya! "Heh-heh-heh, orang-orang Tiong-gi-pai tak tahu malu! Mana sifat
kegagahan kalian?" bentaknya sambil melawan. Kepandaiannya
yang tinggi membuat dia dengan mudah merobohkan dua orang
pengeroyok dan Cepat ia melarikan diri. Betapapun juga ia
khawatir kalau sampai Kwee Cun Gan mengejar ke situ, sukarlah
baginya meloloskan diri. "Kawan-kawan, lepaskan dia! Janji laki-laki harus dipegang
teguh!" terdengar Kwee Cun Gan berseru keras. Mendengar ini,
para anggauta Tiong-gi-pai menahan senjata dan mengurungkan
niat mereka mengejar dan menyerang dengan senjata rahasia.
Kemudian mereka menolong kawan-kawan yang terluka lalu
menghampiri Kwee Cun Gan.
"Nona ini harus kita rawat baik-baik, agaknya ia lelah sekali.
Menurut pengakuannya tadi, dia benar-benar puteri Souwtaihiap."
116 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Lee Ing membuka matanya dan melompat bangun. "Aku memang
benar puteri Souw Teng Wi, namaku Souw Lee Ing. Tadinya aku
datang bersama kongkongku, Haminto Losu, akan tetapi kena
tertipu oleh hwesio keparat tadi. Dia pura-pura hendak mengambil
murid kepadaku dan mengajakku ke tempat ayah, tidak
tahunya...." Tiba-tiba terdengar bunyi "tarrr!!" tarrl!" seperti cambuk, akan
tetapi lebih keras dan nyaring sekali, disusul suara gerengan
seperti singa yang memekakkan telinga. Semua orang terkejut.
Suara ini membuat jantung mereka merasa berhenti berdetik dan
kedua kaki mereka emas. "Apa itu....?"?" tanya seorang dengan suara gemetar. Memang
hebat sekali suara tadi, membuat hati seorang yang bagaimana
tabahpun menjadi takut. "Celaka..." kata Thian Le Hosiang perlahan sekali, wajahnya
pucat. ''Jangan-jangan iblis itu.." Baru saja ia berkata demikian,
terdengar suara... tar..!!" yang keras sekali, lalu kelihatan sinar
hitam menyambar disusul pekik Thian Le Hosiang dan ketika
semua orang melihat... ternyata kepala hwesio itu sudah pecah
berantakan dan tubuhnya terguling menjadi mayat. Dapat
dibayangkan betapa terkejutnya semua orang melihat kejadian
hebat ini. 117 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
3 Ilmu kepandaian Thian Le Hosiang hwesio Siauw-lim-pai itu
bukannya rendah, kalau dibandingkan dengan yang lain, hanya
Kwee Cun Gan seorang yang dapat mengatasinya. Namun
dengan sekali serang dapat menghangurkan kepalanya, benarbenar musuh hebat
Sementara itu, Kwee Cun Gan dan yang lain-lain sudah
mencabut pedangnya dan memandang tajam ke depan. Entah
dari mana munculnya, di dalam cuaca pagi yang remang-remang
itu muncul seorang yang wajahnya seperti setan, atau lebih tepat
lagi seperti singa. Rambutnya hitam mengkilat dan panjang, digelung ke atas kepala
dan dibungkus kain, matanya besar-besar dilindungi alis yang
menjulang ke depan hidungnya besar dan mulutnya meringis
seperti mulut singa, di dagunya tumbuh rambut menjungkat ke
depan seperti janggut kambing bandot. Tubuhnya tinggi besar,
tertutup oleh pakaian yang longgar dan gedobyoran. Di tangan
kanannya terdapat sebatang cambuk yang mengerikan, yaitu
cambuk kelabang yang pada kanan kirinya dipasangi duri-duri
tajam. Cambuk inilah yang tadi berbunyi nyaring dan cambuk ini
pula yang sekali dipukulkan telah menghancurkan kepala Thian
Le Hosiang. Melihat cambuk dan muka orang itu, Kwee Cun Gan menjadi
pucat. Pernah ia mendengar seorang tokoh menyeramkan,
118 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
seorang manusia yang dianggap iblis, bernama Toat-beng-pian
Mo Hun. Dari julukan Toat-beng-pian (Pian Pencabut Nyawa)
saja dapat dibayangkan betapa hebatnya joan-pian (ruyung
lemas) itu. Kabarnya manusia iblis ini menyembunyikan diri di
batu-batu karang dekat laut selatan, bagaimana ia bisa muncul di
sini" "Hayaaaa, si gundul lancang mulut, masa aku disebutnya iblis.
Dasar dia mencari mampus sendiri!" katanya bersungut-sungut,
kemudian matanya yang besar itu menjuling dan tubuhnya
digerakkan sehingga baju luarnya tersingkap. Tersirab darah
semua orang melihat bahwa baju luar yang tadi menggembung
itu ternyata menutupi kepala seorang wanita. Kini karena jubah itu
tersingkap maka kepala itu terputar ke bawah dan tergantung
pada ikat pinggang dengan rambutnya yang panjang, sebuah
kepala wanita yang agaknya baru saja dipotong lehernya karena
masih ada tanda-tanda darah merah basah. Mata besar juling ini
tertuju kepada Lee Ing yang biarpun amat tabah menjadi gemetar
juga menyaksikan manusia iblis yang dahsyat ini.
"liiihhh. kepala manusia untuk apa...?" seru gadis itu tanpa terasa
lagi saking jijik dan ngerinya. Iblis itu tertawa, suara ketawanya
4 seperti singa mengaum dan Kwee Cun Gan sendiri yang lweekangnya sudah kuat tergetar juga
oleh suara ketawa ini. Ia ingat
bahwa ada ilmu lweekang yang disebut Saicu-hokang, yaitu ilmu
mengeluarkan suara mengaum seperti singa yang dilakukan
dengan tenaga lweekang serta khikang tinggi sekali. Orang yang
119 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
meyakinkan ilmu ini sampai sempurna, sekali menggertak akan
cukup menaklukkan lawan yang menjadi mengkeret nyalinya.
Kalau saikong ini sudah memiliki Saicu-hokang, alangkah tinggi
kepandaiannya dan tahulah Kwee Cun Gan bahwa mereka
semua bukanlah lawan manusia aneh ini.
Orang aneh itu memang betul Toat-beng-pian Mo Hun, seorang
tokoh besar selatan yang selama ini menyembunyikan diri di tepi
laut selatan, memperdalam ilmu-ilmunya setelah ia pernah
dikalahkan oleh seorang pendekar muda bernama Bu-beng Sinkun (Tangan Sakti Tak Bernama).
Dengan tekun Mo Hun ini mempelajari bermacam-macam ilmu silat untuk kelak mencari Bubeng Sin-kun dan menebus
kekalahannya. Bahkan akhir-akhir ini
ia melakukan semacam ilmu hitam yang amat mengerikan Ilmu
hitam ini kalau sudah dipelajari sempurna akan membuat
tubuhnya kebal dan usianya panjang dan awet muda. Akan tetapi
syaratnya juga gila, yaitu ia harus makan otak orang-orang muda
yang sehai, otak segar dari kepala yang baru dipenggal.!
"Sudah lama aku ingin mempunyai murid, kau selain cantik jelita
dan bertulang bersih, juga nyalimu besar Kau ikut aku!" kata Toatbeng-pian Mo Hun dan begitu
jari-jari tangannya bergerak, pian
kelabangnya tergulung mengkeret dan lenyap di balik bajunya,
kemudian mengulurkan tangan kanan ke arah Lee Ing. Gadis ini
kaget dan coba mengelak, akan tetapi lengan itu tiba-tiba
mengeluarkan bunyi berkerotokan dan menjadi lebih panjang tiga
puluh senti lebih! Tanpa dapat dicegah lagi pinggang Lee Ing
120 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kena dijambret lalu ditarik sehingga pada lain saat gadis itu telah
dikempit pinggangnya oleh lengan kanan kakek sakti itu yang
tertawa-tawa gembira. "Muridku, haa-ha, muridku." Dengan langkah lebar kakek ini
meninggalkan bukit batu karang itu. Tentu saja Kwee Cun Gian
tidak mau tinggal diam saja dan cepat melompat mengejar. diikuti
oleh Liem Hoan dan kawan-kawan lain.
"Locianpwe, harap sudi mendengarkan kami," kata Kwee Cun
Gan, tidak berani sembrono atau berlaku lancang. Toat-beng-pian
Mo Hun menghentikan tindakannya, memutar tubuh menghadapi
5 mereka, matanya berkedip-kedip menakutkan.
"Kalian mau apa" Ada yang iri melihat si gundul kuberi hadiah
dan ingin ikut dengan dia?" kata kakek ini menyindir, mulutnya
yang meringis itu makin lebar sehingga nampak dua gigi seperti
taring di kanan kiri. Benar-benar kakek ini dikurniai wajah seperti
iblis! "Kawan kami Thian Le Hosiang tewas oleh locianpwe karena dia
bicara lancang dan karena kepandaian locianpwe yang tinggi.
Mana kami orang-orang lemah berani mengantarkan nyawa sia121 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sia" Akan tetapi nona itu, kami harap locianpwe sudi melepaskan
dan membebaskannya!"
"Dia muridku, keparat!" kata kakek itu memandang penuh
ancaman kepada Kwee Cun Gan.
"Akan tetapi dia adalah puteri tunggal dari Souw Teng Wi taihiap,
kami harus melindunginya, biarpun untuk itu kami harus
berkorban nyawa. Kalau dia locianpwe bawa, bagaimana kami
harus mempertanggungjawabkan kalau Souw taihiap kelak
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menanyakan dia?" "Mana dia, Souw Teng Wi?" tiba tiba kakek ini bertanya penuh
gairah. "kami sedang mencari-carinya, ini hari bertemu dengan puterinya
kami sudah merasa amat girang, maka harap locianpwe sudi
melepas kannya." "Ha ha, bagus sekali. Jadi ini puteri orang she Souw yang
menjemukan" Ha-ha, biar anaknya menjadi muridku. dia anak
baik, cantik manis berkulit halus pipinya merah. Ayahnya biar
kutangkap belakangan..."
122 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Jantung Kwee Cuu Gan dan yang lain-lain serasa berhenti
berdetik Celaka, pikir mereka. Tidak tahunya kakek iblis inipun
memusuhi Souw Teng Wi. Kalau begini percuma saja minta dia
melepaskan Lee Ing. Dengan nekat Kwee Cun Gan mencabut
pedangnya, akan tetapi ia didahujui oleh Thio Sek Eng. Orang
she Thio ini seperti diketahui adalah bekas anak-buah Souw Teng
Wi dan ia masih mempunyai hati setia kepada pendekar itu.
6 Mendengar ada orang memusuhi Souw Teng Wi dan menculik
puterinya, timbul keberanian dan kenekatannya. Sambil memaki,
"Saikong siluman lepaskan Souw-siocia!" ia menyerbu dengan
senjata siang-to (golok kembar) dengan gerakan cepat dan kuat.
Golok menyambar dari atas dan tengah, akan tetapi Mo Hun tidak
bergerak, hanya tertawa bergelak dengan suara ketawanya yang
seperti setan-setan menangis di neraka. Akan tetapi begitu dua
batang golok itu mendekati bajunya, ia menggerakkan tangan kiri
ke arah golok-golok itu dan.... bagaikan dipegang oleh tangan
yang tidak kelihatan tiba-tiba saja dua batang golok itu membalik
tanpa dapat dicegah lagi oleh pemegangnya dan langsung
menyerang leher dan dada Thio Sek Eng sendiri. Orang she Thio
ini menjerit keras, dadanya tertancap golok lalu lehernya terbabat
sampai hampir putus. Dilihat begitu saja, Thio Sek Eng seakanakan mati membunuh diri, padahal
sebetulnya dia terkena hawa
pukulan yang lihai sekali dari Toat-beng-pian Mo Hun.
123 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dengan nekat dan marah Kwee Cun Gan dan kawan-kawannya
menyerbu. Lagi-lagi kakek itu
mengangkat tangan kiri, kini ujung lengan baju dikebut-kebutkan
ke depan, angin dingin menyambar-nyambar, mula-mula dari
depan menyambar keras membuat mereka tak dapat membuka
mata, kemudian hawa pukulan yang mendatangkan angin itu
berputaran seperti puyuh dan belasan orang itu terguncang dan
terhuyung saling tabrak. Di antara putaran angin ini terdengar
suara pletak-pletok dan senjata-senjata di tangan mereka patahpatah.
Hanya Kwee Cun Gan dan Liem Hoan saja yang masih dapat
memegang pedangnya, biarpun mereka juga limbung dan
terhuyung kesana-kemari, ini menandakan bahwa Iweekang
mereka sudah lebih tinggi dari pada kawan-kawan mereka. Dan
hanya Kwee Cun Gan seorang yang dapat melihat gerakan kakek
itu dan dia pula yang melihat kakek itu pergi dengan langkah
lebar sambil membawa Lee Ing. Yang lain-lain hanya tahu kakek
itu sudah lenyap setelah angin puyuh berhenti. Dengan tubuh
sakit-sakit mereka merangkak bangun, karena tadinya, kecuali
Kwee Cun Gan dan Liem Hoan, sudah roboh saling tindih!
"Hebat...!" Kwee Cun Gan menghela napas. Kemudian ia
membanting-banting kaki dengan gemas. "Souw-siocia dibawanya, bagaimana kita harus merampasnya kembali"
124 7 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Celaka... celaka, tak menduga nasib Souw-suheng (kakak
seperguruan) demikian buruknya..." Tak terasa lagi sepasang
mata pendekar Berhati Emas Bertangan Baja ini mengalirkan air
mata" Kawan-kawannya yang mendengar dan melihat sikap ini
menjadi terharu dan barulah mereka tahu bahwa sebetulnya
Kwee Cun Gan masih terhitung saudara seperguruan dengan
Souw Teng Wi. Kenyataan ini saja sudah menimbakan
kekaguman yang makin mendalam.
"Aku harus minta bantuan para locianpwe di Kun-Iun-san."
katanya kemudian. "Kalau manusia seperti Toat-beng-pian Mo
Hun sudah turun gunung, ditambah lagi dengan Auwyang Tek
yang menjadi murid Tok ong Kai Song Cinjin yang kiranya malah
lebih sakti dari pada Mo Hun tadi, hanya para couwsu di Kun-lunpai saja yang dapat menandingi
mereka Souw suheng sekeluarga
perlu ditolong, tidak saja karena dia seorang anak murid Kun-lunpai, akan tetapi terutama sekali
karena tenaga Souw-suheng
perlu didatangkan untuk memimpin kita melawan para menteri
dorna. Terutama sekali, kita harus memperkuat diri untuk
menghadapi merajalelanya para menteri dorna dengan kaki
tangan mereka yang demikian lihai "
"Mungkinkah Mo Hun tadipun kaki tangan para kan sin?" tanya
Liem Hoan ragu-ragu. 125 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Siapa tahu" Para pembesar korup itu sudah kelebihan harta
benda yang dapat mereka hamburkan untuk mempertahankan
kedudukan mereka." Kwee Cun Gan menarik napas panjang, lalu
katanya, "Aku Kwee r'un Gan hai i ini terpaksa membocorkan
rahasia Ilmu Pedang Lian-cu-sam-kam kepada seorang rendah
semacam Bu Lek Hwesio, kemudian terpaksa kehilangan puteri
Souw-suheng. Benar-benar penasaran, aku Kwee Cun Gan kalau
belum dapat membunuh Bu Lek Hwesio selama ludup akan
merasa menyesal. Kawan-kawan, mari kita segera pergi, siapa
tahu mata-mata Auwyang taijiin mengetahui tempat pertemuan
kita ini." Dengan hati gelisah dan kecewa, orang-orang gagah itu
berpencaran turun dari bukit itu. Akan tetapi tiba-tiba terdengar
suara dari jauh, "Cu-wi enghiong, tunggu dulu!"
Mereka behenti dan menengok. Dari kaki bukit itu datang
berlarian dua bayangan orang yang amat cepat dan gesit
gerakannya. Kwee Cun Gan tertegun. Lagi-lagi datang orangorang yang tinggi kepandaiannya,
lawan atau kawankah yang 8 datang lagi ini" Setelah dekat ternyata bahwa mereka itu adalah
seorang laki-laki gagah setengah tua, kurang lebih empat puluh
lima tahun usianya, memakai topi berbentuk batok, di sebelah
kirinya berlari seorang wanita cantik dan gagah berusia empat
puluh tahun lebih. Begitu berhadapan dengan Kwee Cun Gan dan
kawan-kawannya, orang itu menjura dengan hormat.
126 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Apakah siauwte berhadapan dengan para enghiong dari Tionggi-pai?" Perkumpulan Tiong-gi-pai
adalah perkumpulan rahasia
yang tidak boleh diperkenalkan kepada orang asing begitu saja,
maka Kwee Cun Gan menjawab singkat.
"Sahabat siapa dan dari manakah, datang mencari siapa?"
Orang itu mengerling, kepada wanita gagah di sebelahnya sambil
tersenyum, lalu memandang ke arah dua gundukan tanah yang
baru digali, agaknya baru saja untuk mengubur orang, yaitu
kuburan dari Thian Le Hosiang dan Thio Sek Eng yang dibuat
oleh para anggauta Tiong-gi-pai baru saja sebelum mereka pergi.
"Saudara-saudara Tiong gi-pai benar-benar teliti dan hati-hati.
Agaknya baru saja terjadi sesuatu yang hebat. Bekas-bekas
tangan Toat-beng-pian Mo Hun masih nampak jelas, agaknya
lagi-lagi pian pencabut nyawa dari iblis tua itu sudah mendapat
korban di antara saudara-saudara Tiong-gi-pai. Cu-wi enghiong
harap jangan menaruh curiga kepada kami, kiranya cu-wi
mengenal tanda ini?" Orang itu mengeluarkan sebuah lengki
(bendera tanda utusan raja) kecil dari saku bajunya. Melihat ini,
Kwee Cun Gan dan kawan-kawannya terkejut. Kiranya dua orang
inilah utusan-utusan dari Raja Muda Yung L o di Peking.
127 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Harap taijin maafkan kami yang tidak mengenal dan tidak
menyambut sepatutnya," kata Kwee Cun Gan yang hendak
menjatuhkan diri berlutut di depan utusan raja itu. Akan tetapi
orang itu cepat-cepat memegang pundaknya sambil berkata,
"Sahabat-sahabat Tiong-gi-pai jangan terlalu banyak sungkan.
Bangunlah agar kita enak bicara." Ketika kedua tangannya
memegang pundak Kwee Cun Gan, ketua Tiong-gi pai ini merasa
sepasang telapak tangan yang lunak, namun di dalamnya
mengandung tenaga menarik yang dia sendiri tak mampu
mempertahankan sehingga terpaksa ia bangkit lagi lalu menjura.
"Taijin benar-benar telah memberi pelajaran, hamba merasa
9 tunduk." "Adakah kau yang bernama Kwee Cun Gan?" tanya orang itu
sambil memandang tajam. "Betul, hamba yang rendah adalah Kwee Cun Gan."
Mendengar ini, orang itu memegang tangan Kwee Cun Gan
dengan girang lalu berkata,
128 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Kwee sicu. Buang jauh-jauh itu segala sebutan taijin dan hambahambaan! Copot jantungku
mendengar aku disebut-sebut taijin
utusan raja. Dengarlah, aku bukan seorang pembesar biarpun
kini terpilih menjadi utusan raja. Tentu Kwee-sicu dan kawankawan lain sudah mendengar namaku,
Siok Beng Hui. Dan ini isteriku Tan Sam Nio."
Kwee Cun Gan dan kawan-kawannya makin terkejut, akan tetapi
bercampur girang. Siapa pula yang belum mendengar nama Siok
Beng Hui yang berjuluk Pek-kong-sin-kauw (Senjata Kaitan Sakti
Bersinar Putih) dan isterinya, Tan Sam Nio yang berjuluk Anglian-ci (Biji Teratai Merah)" Sepasang
suami isteri yang mempunyai saham besar dalam jasa mengusir orang-orang
Mongol di utara! Nama mereka amat terkenal karena selain Siok
Beng Hui merupakan "raja kaitan" yang memiliki sepasang
senjata kaitan atau gaetan luar biasa lihainya, isterinya juga
terkenal dengan senjata rahasia Ang-lian-ci dengan timpukantimpukan seratus kali lepas seratus
kali kena". "Ah, kiranya kami berhadapan dengan Siok-taihiap dan toanio
yang gagah perkasa!" seru Kwee Cun Gan girang sekali.
"Apakah benar dugaan kami bahwa tadi Mo Hun si kakek iblis
datang ke sini dan menjatuhkan korban?"
129 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Memang betul, yang baru kami kubur adalah jenazah dua orang
kawan kami yang tewas oleh iblis itu. Bagaimana Siok-taihiap
bisa tahu?" "Ketika kami berangkat, kami diikuti oleh putera kami Siok Bun.
Tadi ketika kami tiba di kaki bukit, kami melihat seorang kakek
yang berlari cepat Kakek itu mengempit tubuh seorang gadis
remaja dan di pinggangnya tergantung sebuah kepala orang
wanita. Kami menjadi curiga dan menahannya, akan tetapi ia
malah menyerang dengan cambuk kelabang. Melihat
10 kelihaiannya dan melihat cambuk itu, tahulah aku bahwa dia
adalah Toat-beng-pian Mo Hun. Kami bertiga lalu mengeroyoknya
karena tahu bahwa orang macam dia selalu di mana-mana
melakukan hal-hal yang tidak baik. Biarpun kami tidak mengenal
siapa gadis itu, kami berusaha menolongnya. Akan tetapi dia
benar-benar amat lihai. Setelah kami bertiga mengurung rapat,
barulah ia merasa kewalahan dan melarikan diri. Kami mengejar,
isteriku melepas beberapa Ang-lian-ci akan tetapi senjata rahasia
itu dipukul hancur oleh kibasan tangan kirinya. Benar-benar iblis
yang jahat dan berbahaya sekali. Karena kami sedang
menjalankan tugas, terpaksa kami tidak mengejar lebih jauh,
hanya menyuruh putera kami Siok Bun untuk diam-diam
mengikuti jejaknya dan sedapat mungkin menolong gadis remaja
yang dibawa lari itu."
Orang-orang Tiong- gi-pai girang mendengar bahwa putera
pendekar ini mengikuti Mo Hun untuk berusaha menolong Lee
130 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Ing. "Apa yang taihiap lakukan benar-benar tepat sekali.
Hendaknya diketahui bahwa gadis itu adalah Souw Lee Ing,
puteri tunggaI Souw Teng Wi taihiap," kata Kwee Cun Gan yang
kini mendapat giliran menceritakan apa yang telah terjadi di situ.
Siok Beng Hui menarik napas panjang. "Ayaa, para kan-sin itu
benar-benar menjemukan sekali! Tapi lebih rendah adalah orangorang kang-ouw yang dapat
diperalat oleh mereka. Kwee-sicu,
kami mendapat tugas untuk menyampaikan surat pribadi Raja
Muda Yung Lo kepada kakak tirinya, putera mahkota di istana.
Surat pribadi ini harus dapat kusampaikan sendiri kepada thaicu
(putera mahkota). dan kami hanya menyerahkan hal ini kepada
kebijaksanaan Tiong-gi-pai bagaimana harus diaturnya agar kami
dapat bertemu dengan thaicu. Demikianlah pesan baginda
kepada kami." Dengan girang Kwee Cun Gan lalu mengajak suami isteri
pendekar itu menuju ke tempat persembunyiannya, yaitu di
sebuah kelenteng tua di mana mereka akan membicarakan tugas
itu. Kawan-kawan lain lalu bubaran, siap menanti tugas-tugas
selanjutnya di tempat masing-masing.
Hubungan Kwee Cun Gan di kota raja memang luas sekali.
Orang-orang yang bersimpati kepada pergerakan Tiong-gi pai
bukan hanya orang-orang kang-ouw. Juga banyak pembesarpembesar yang jujur dan berjiwa
patriot menaruh simpati kepada
131 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pergerakan Tiong-gi-pai yang membela Souw Teng Wi dan
11 memusuhi para kan-sin yang mempengaruhi para kaisar.
Dengan mempergunakan hubungan inilah, hubungan dengan
"orang-orang dalam", mudah saja bagi Kwee Cun Gan untuk
mempertemukan utusan Raja Muda Yung Lo dengan putera
mahkota, atau lebih tepat mendapatkan kesempatan untuk
menghadap putera mahkota itu.
Biarpun ia sendiri tidak terpengaruh oleh para kan-sin dan
kadang-kadang juga tahu bahwa para kan-sin itu adalah koruptorkoruptor besar yang menjilat-jilat
hati ayahnya, namun putera
mahkota tak dapat banyak bertindak. Ayahnya, kaisar, sudah
terlalu mendalam menaruh kepercayaan kepada menteri-menteri
dorna macam Auwyang Peng, maka kalau putera mahkota berani
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menentangnya, bisa berbahaya untuk diri calon pengganti kaisar
itu sendiri. Putera mahkota bukannya seorang pangeran muda, melainkan
seorang yang sudah berusia hampir empat puluh tahun, la
menerima kedatangan Siok Beng Hui dan isterinya di waktu senja
hari di mana istana sedang sunyi. Oleh perantara dikabarkan
bahwa yang datang menghadap adalah utusan raja muda di
Peking yang mnembawa hadiah-hadiah bagi saudaranya, putera
mahkota, maka para dorna tidak menaruh hati curiga. Kalau saja
para dorna dan kaki tangannya tahu bahwa utusan itu adalah
132 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui, tentu mereka akan menjadi
curiga dan akan berusaha mengorek rahasia kunjungan ini.
Siok Beng Hui tidak lama menghadap putera mahkota. Setelah
surat pribadi Raja Muda Yung Lo diterima oleh tangan putera
mahkota sendiri, suami isteri pendekar ini lalu meninggalkan
istana dan segera kembali ke utara sekalian mencari tahu tentang
putera mereka yang menyusul jejak kakek iblis Mo Hun.
Adapun putera mahkota setelah membaca surat dari adik tirinya,
mengunci diri di dalam kamarnya dan termenung-menung
laksana patung. Wajahnya berkerut membayangkan prihatin
besar. Berkali-kali ia menarik napas panjang dan mengeluh
seperti orang berduka. Di dalam suratnya itu adik tirinya yang
menjadi raja muda di utara secara terang-terangan
menggambarkan keadaan pemerintah Beng yang amat
menyedihkan, betapa ayahnya. Kaisar Thai Cu, telah menaruh
kepercayaan yang keliru, berada di bawah pengaruh para kan-sin
(menteri dorna) dan pembesar-pembesar busuk.
"Sungguh amat disayangkan," demikian antara lain Raja Muda
Yung Lo menulis. "Kerajaan Beng yang susah payah dibangun
12 oleh ayah, yang dengan taruhan nyawa seluruh rakyat berhasil
menggulingkan kekuasaan penjajah Mongol, kini dirusak dan
diinjak-injak oleh para menteri dorna. Dahulu sudah sering kali
ayah kuperingatkan akan bahaya yang mengancam dari para
133 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kan-sin, akan tetapi akibatnya aku malah dijauhkan atau
setengah diusir, diharuskan menempati kedudukan di utara yang
amat berat, setiap waktu menghadapi serbuan pembalasan dari
para Mongol. Namun demi keselamatan negara dan bangsa, aku
berusaha sekuat tenaga untuk berbakti kepada tanah air. sekuat
tenaga kuhantam setiap usaha musuh yang hendak menyerbu ke
Tiong-goan." Putera mahkota menghela napas panjang. Adiknya memang
betul. Dahulu sebelum Yung Lo dipindahkan ke utara, ia masih
tabah dan semangatnya besar. Namun semenjak adiknya yang
gagah berani itu tidak ada, putera mahkota merasa dirinya lemah
sekali, tidak berdaya sungguhpun ia maklum sedalam-dalamnya
akan tipu muslihat para menteri dorna yang menguasai
kepercayaan ayahnya. "Ayah sudah tua, tidak akan ada gunanya lagi bagiku untuk
memperingatkan beliau, takkan beliau turut. Akan tetapi kau,
saudaraku. Kau adalah putera mahkota yang tak lama lagi akan
menggantikan kedudukan ayah, kalau tidak dari sekarang kau
bertindak, kelak kaupun akan menjadi seorang raja yang lemah
tak berdaya. Namanya saja raja namun pada hakekatnya tiada
lain hanya sebagai boneka di tangan para kan-sin! Tahukah kau
bahwa seluruh orang gagah di negeri kita ini marah-marah
kepadamu" Kau dibenci karena kelemahanmu. Karena
kelemahanmu kau dianggap segolongan dengan para dorna!
Lekaslah bertindak, pergunakan kedudukanmu sebagai putera
134 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
mahkota. Basmi sampai habis para dorna dan pembesar korup
sebelum terlambat. Hanya kalau kau berani menempuh
perjuangan berbahaya melawan para penjilat itu, kerajaan kita
dapat diselamatkan. Lebih baik kita sendiri cepat-cepat
membersihkan kotoran yang menempel di badan sebelum rakyat
yang bertindak mendaulat kita. Bukankah kelak kau menjadi raja
juga demi rakyat" Rakyat sekarang terhisap oleh koruptorkoruptor yang menggantikan kedudukan
penjajah, mereka amat menderita, jangan kau enak-enak saja."
Isi surat Raja Muda Yung Lo yang penuh berisi peringatan pedas
itu menggugah hati putera mahkota, membuatnya semalam
suntuk tak dapat tidur. Beberapa kali pintu terketuk oleh pelayanpelayan dan dayang-dayang yang
13 datang hendak melayaninya,
namun semua ia usir pergi lagi. Pada keesokan harinya, dengan
muka pucat tubuh layu karena semalam tidak tidur, putera
mahkota terus berdandan dan mohon menghadap ayahnya. Di
depan ayahnya, dengan wajah sungguh-sungguh ia menyatakan
kekhawatirannya tentang keadaan pemerintahan. Tentang berita
yang didengarnya bahwa para menteri banyak yang tidak
melakukan tugas sebaiknya, banyak yang berkorupsi, bahkan
banyak peraturan berat di luar peraturan raja telah dilakukan oleh
para pembesar untuk menindas rakyat. Bahwa banyak orang
gagah merasa tidak puas. "Bodoh, kau tahu apa?" Raja membentaknya sambil menghirup
arak hangat yang disuguhkan oleh selir-selir cantik dan muda
135 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
untuk menghangatkan tubuhnya yang sudah tua dan suka sakitsakit tulang pada hawa dingin itu,
"menteri-menteriku semua setia
dan baik, bagaimana kau bisa mendengarkan hasutan-hasutan
orang luar yang merasa iri kepada kita" Itulah omongan para
musuh yang hendak memberontak, manusia-manusia macam
Souw Teng Wi yang berkepala dua, ingin merebut tahta kerajaan.
Kau harus hati-hati kelak kalau kau menggantikan aku, harus
banyak minta nasehat menteri-menteri kita yang sudah banyak
pengalaman menghadapi manusia-manusia durjana itu. Rakyat
tertindas" Hah! Siapa bilang" Kita sudah berjuang mati-matian
mcmbebaskan rakyat dari pada penindasan penjajah, bagaimana
sekarang bisa tertindas setelah merdeka" Lihat saja keadaan
rakyat di luar istana, bukankah mereka jauh lebih baik
keadaannya dari pada dahulu di jaman penjajahan?"
Putera mahkota menghela napas. Diam-diam ia membenarkan isi
surat Yung Lo bahwa percuma saja berunding dengan ayahnya
yang sudah tua. Ayahnya hanya melihat kehidupan di dalam kota
raja, pusat keramaian dan pusat perdagangan di mana orang
hidup serba cukup. Apa lagi memang para menteri dorna tidak
berani menjalankan peranannya di kota raja di depan hidung
kaisar. Akan tetapi coba saja lihat keadaan di kampung-kampung,
di dusun-dusun, biarpun ayahnya sendiri tentu akan kaget
setengah mati melihat penderitaan rakyat yang tak jauh bedanya
dengan masa penjajahan pemerintah Mongol.
136 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Dengan hati berat dan semangat patah kembali, putera mahkota
mengundurkan diri dari depan ayahnya, sama sekali tidak tahu
betapa beberapa pasang mata yang indah jeli dari selir dan
pelayan mengerling ke arahnya dengan tajam. Kerlingan maut
14 yang amat berbahaya karena beberapa orang di antara sekian
banyak juita yang setiap hari siang malam melayani dan
mendampingi kaisar ini adalah kaki tangan Auwyang-taijin!
(Lanjut ke Jilid 04) Pusaka Gua Siluman (Cerita Lepas)
Karya : Asmaraman S. Kho Ping Hoo
Jilid 04 Malam hari berikutnya terjadi hal yang hebat dan ngeri. Putera
mahkota kedapatan telah tewas di dalam tempat tidurnya sendiri!
Tidak terdapat tanda-tanda pembunuhan, tidak ada setetes
darah-pun mengalir, tidak ada luka sedikitpun. Para ahli
pengobatan yang datang memeriksa hanya menyatakan bahwa
putera mahkota meninggal dunia karena keracunan, akan tetapi
tak seorangpun di antara mereka tahu cara bagaimana pangeran
sulung itu terkena racun.
Yang bisa menjawab hanyalah Auwyang-taijin, karena menteri
dorna inilah yang minta pertolongan guru puteranya, yaitu Tok137
Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
ong Kay Song Cinjin yang luar biasa tinggi kepandaiannya. Hwe
sio Tibet yang sakti ini memberikan beberapa helai senjata
rahasia Sai-cu-kim-mau (Bulu Emas Singa) kepada muridnya dan
sebetulnya Auwyang Tek yang menyelundup ke dalam istana.
Tentu saja sebagai putera menteri yang disayang kaisar, mudah
saja baginya untuk memasuki bangunan istana tanpa
menimbulkan kecurigaan. Dan pada malam harinya, Mempergunakan kepandaiannya yang tinggi, Auwyang Tek
berhasil menyelinap ke atas genteng kamar putera mahkota dan
menyerangnya dari atas dengan senjata rahasia Sai-cu-kim-mau
itu. Senjata rahasia ini berupa jarum-jarum halus seperti bulu
yang menembus kulit dan memasuki jalan darah, terbawa oleh
aliran darah bergerak sampai ke jantung. Senjata rahasia ini
mengandung racun hebat yang hanya dapat dibuat oleh seorang
Raja Racun seperiti Kai Song Cinjin, dan hebatnya, saking
lembutnya ketika memasuki kulit tidak meninggalkan bekas apaapa, seperti bekas gigitan seekor
nyamuk saja. Auwyang-taijin dan para menteri menyatakan duka citanya atas
meninggalnya putera mahkota ini dan mereka mempergunakan
kesempatan ini untuk menimbulkan prasangka terhadap orangorang Tiong-gi-pai!
"Hamba mendengar bahwa Tiong-gi-pai mempunyai banyak
15 orang pandai. Siapa tahu kalau-kalau kematian thaicu bukan
kematian wajar, melainkan perbuatan keji dari pada Tiong-gi-pai.
Siapa lagi kalau bukan Tiong-gi-pai yang menghendaki kematian
138 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
putera mahkota karena bermaksud merebut tahta kerajaan?"
demikianlah antara lain suara-suara berbisa dari Auwyang-taijin
dan para menteri sehingga kaisar menjadi makin benci dan
marah, lalu memberi perintah kepada seluruh panglima untuk
membasmi Tiong-gi-pai. Sementara itu, para menteri juga mengusulkan agar kedudukan
putera mahkota diberikan kepada putera thaicu yang sudah
meninggal dunia, jadi kepada cucu baginda yang masih muda.
Kaisar yang sudah terlalu percaya kepada para dorna itu berbalik
curiga kepada putera-puteranya sendiri. terutama sekali kepada
Raja Muda Yung Lo, maka tanpa ragu-ragu kaisar menerima usul
ini. "Orang tua, kau hendak membawaku ce mana?" Lee Ing bertanya
ketika ia dapat memutar kepalanya sehingga tiupan angin
kencang tidak menyesakkan napasnya. Tubuhnya masih dikempit
oleh kakek iblis Toat beng-pian Mo Hun, dibawa lari cepat bukan
main melalui bukit-bukit yang penuh hutan menuju ke timur.
Akan tetapi kakek itu hanya terkekeh saja tanpa menjawab,
berlari-lari terus dengan cepatnya. Kepala yang tergantung di
pinggangnya bergerak-gerak dan rambut yang panjang itu
melambai-lambai mengerikan. Oleh tiupan angin rambut itu
menyapu-nyapu muka Lee Ing yang mencium bau rambut harum
tercampur bau amis darah. Menjijikkan sekali, Apa lagi ketika
139 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kepala itu bergeser ke belakang sehingga muka mayat tak
bertubuh itu berhadapan dengan mukanya, melihat kulit pucat
pasi, mata setengah terbuka dan bibir yang tadinya manis itu
seperti menyeringai kepadanya, Lee Ing menjadi muak dan takut.
Baru kali ini selama hidupnya ia merasa takut dan ngeri.
"Kakek tua, kau yang berkepandaian tinggi ternyata berhati kecil.
Pengecut!" makinya tanpa berdaya karena kempitan kakek itu
benar-benar erat sekali membuat ia tak dapat bergerak sama
sekali. Apa lagi karena pundaknya sudah ditotok membuat kedua
tangannya lumpuh. Mendengar dimaki pengecut, kakek itu menghentikan larinya, ia
melempar tubuh Lee Ing ke atas tanah seperti orang membenci.
Matanya yang lebar melotot seperti mau copot dari pelupuknya.
mulut yang tak pernah tertutup bibirnya itu menyeringai makin
16 lebar. "Selama hidup belum pernah ada orang berani memaki aku
pengecut. Kau bocah setan berani berlancang mulut!" bentaknya
marah sekali. Lee Ing sudah berlaku nekat. Lebih baik segera dibunuh dari
pada hidup tersiksa di tangan iblis ini. Ia tertawa nyaring, suara
ketawanya menggema di hutan itu. Ketika tadi terlempar ke atas
tanah yang penuh rumput, ia merasa betapa enaknya rebah di
140 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
situ, lebih baik rebah di situ selamanya dari pada dibawa lari
seperti tadi. Ia melihat di atasnya pohon-pohon raksasa dan
tanpa menoleh ke sana ke mari ia dapat menduga bahwa mereka
berada di sebuah hutan besar.
"Kakek iblis saikong busuk Kau lebih pengecut dari pada
pengecut yang paling hina!"
Rasa heran akan keberanian gadis mi mengalahkan
kemarahannya, bahkan kemarahan Mo Hun berangsur-angsur
lenyap, terganti oleh keinginan tahu sampai di mana keberanian
gadis cilik ini. "Gadis bernyali naga, mengapa menganggap aku pengecut?"
"Seorang dengan kedudukan tinggi seperti ini, beraninya hanya
menghina seorang anak perempuan kecil seperti aku. Tadi
menghadapi tiga orang gagah kau tidak berani banyak tingkah
dan melarikan diri. Huh, apakah sikapmu itu bukan sikap seorang
pengecut" terhadap mereka kau takut, beranimu hanya terhadap
aku bocah cilik!" 141 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Mo Hun menjadi marah sekali, akan tetapi karena takut dianggap
benar-benar hanya berani terhadap gadis itu, ia melampiaskan
marahnya pada kepala wanita yang tergantung di pinggangnya. la
merenggut putus rambut kepala itu, memegang kepala di tangan
kiri, lalu tangan kanannya bergerak memukul dengan jari-jari
tangan terbuka dimiringkan.
"Krakkk!" pecahlah kepala itu dan di lain saat tangan kanannya
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sudah menjumputi benda putih-putih lunak dan dimasuk kau ke
mulut, terus dikunyah kelihatan enak sekali. Akan tetapi muka
yang mengerikan itu nampak muram dan marah, matanya terus
memandang Lee Ing. 17 Dapat dibayangkan betapa hebat guncangan hati gadis itu
menyaksikan pemandangan yang mengerikan ini. Perutnya
seperti diaduk-aduk rasanya. hawanya naik ke dada terus ke
tenggorokan. Hanya dengan ketabahan luar biasa saja gadis itu
dapat menekan perasaannya hendak muntah-muntah karena ia
merasa muak sekali. Ia maklum bahwa di samping kesukaannya
makan otak manusia, kakek iblis ini sengaja hendak membikin dia
ketakutan. "Bocah lancang, siapa bilang aku takut kepada mereka"
Jangankan baru ada Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui bersama
anak dan isterinya, biarpun ada sepuluh Siok Beng Hui aku
takkan takut! Aku. Toat-beng-pian Mo Hun selama hidup tidak
142 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
takut siapa-siapa, dengan pian kelabangku ini aku sanggup
memenggal leher siapapun juga!"
Setelah berkata demikian, Mo Hun mencabut piannya dan "tartar-tar!!" pian kelabang itu berbunyi
dan menyambar dekat leher
Lee Ing. Akan tetapi gadis itu hanya tersenyum, bahkan berkata,
"Kau kira aku takut terhadap senjata brengsekmu itu" Hah, mau
bunuh lekas bunuh, siapa takut" Sebaliknya kau yang takut
kepadaku." "Ha-ha-ha, aku takut kepadamu?"
"Buktinya, mengapa kau menotok membikin lumpuh aku" Tentu
kau takut kalau-kalau aku menyerangmu kau takkan mampu
membela diri." Kakek iblis itu tertawa terpingkal-pingkal
mendengar ini. Masa dia takut kepada bocah yang diculiknya ini"
Benar-benar lucu, dan bocah ini benar-benar amat besar
nyalinya. Pian kelabangnya bergerak cepat menyambar tubuh
Lee Ing tanpa mengeluarkan bunyi dan tahu-tahu Lee Ing merasa
terbebas dari pada totokan.
143 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Diam-diam gadis ini merasa makin kagum melihat kelihaian iblis
itu dan maklum bahwa memang Toat-beng-pian Mo Hun seorang
yang memiliki kesaktian luar biasa. Akan tetapi ia tidak mau
memperlihatkan kelemahannya. Sambil berseru keras ia
melompat maju dan memukulkan tangan kanannya ke arah ulu
hati kakek itu. "Mampuslah!" bentaknya.
18 Seperti seorang dewasa menghadapi bocah cilik yang nakal, Mo
Hun hanya tertawa cengar-cengir, seakan-akan ia tidak melihat
datangnya pukulan. Kalau saja Lee Ing melanjutkan pukulannya,
tentu setidaknya kepalan tangannya yang kecil akan bengkak
atau tulang jarinya akan patah-patah bertemu dengan dada yang
sudah diisi penuh dengan tenaga Iweekang yang tinggi itu. Akan
tetapi, biarpun maklum akan kerendahan ilmu silat gadis itu, Mo
Hun masih belum tahu akan kecerdikan Lee Ing. Gadis cilik inipun
maklum bahwa memukul seorang sakti seperti Toat-beng-pian Mo
Hun adalah berbahaya sekali, maka begitu kepalan tangannya
menyambar lengan kakek itu dan dengan gerakan amat aneh,
cepat dan tidak terduga ia telah melemparkan tubuh kakek itu.
Toat-beng-pian Mo Hun tadi memang sengaja diam saja tidak
melawan. Ia sama sekali tidak pernah mengira bahwa gadis cilik
ini akan melakukan serangan aneh ini. bukan memukul melainkan
melemparkannya dengan gerakan aneh yang tidak dikenalnya.
144 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Memang itulah gerakan ilmu silat yang dipelajari oleh Lee Ing dari
kakeknya, Haminto Losu ahli gulat di utara. Karena tidak mau
kelihatan lucu dan kaget, Mo Hun terpaksa diam saja dan
tubuhnya terlempar ke depan. Orang lain tentu akan terbanding
ke atas tanah, akan tetapi Mo Hun jatuh berdiri, masih
menggeragoti otak dari kepala wanita tadi.
Melihat Lee Ing berdiri memandangnya dengan ejekan
menantang, ia membanting kepala itu yang otaknya sudah habis
dimakan, kemudian ia mengejek,
"Bocah macam kau ini masih berani banyak tingkah" Melihat
kepalamu yang mempunyai mata demikian terang indah, tentu
otakmu luar biasa enaknya dan segarnya. Akan tetapi sayang
kalau kepalamu dipisahkan dan tubuh yang indah itu. Aduh
sayang, kalau saja aku tidak sedang meyakinkan l-jwe-hoat-sut
(Ilmu Gaib Mengganti Sumsum), tentu kau dapat memberi banyak
kesenangan kepadaku. Ha-ha-ha!"
Lee Ing marah sekali dan cepat melompat ke depan menyerang
lagi, la telah nekat dan hendak melawan sampai mati. Kedua
kepalan tangannya yang kecil bergerak-gerak memukul bertubitubi. Akan tetapi, sekali tangan kiri
Mo Hun yang berjari panjangpanjang seperti cakar itu diangkat, dua pergelangan tangan Lee
Ing sudah ditangkapnya dan gadis itu ditarik dekat.
145 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Aduh bagusnya kepala ini..." Tangan kanan Toat-beng-pian Mo
19 Hun membelai-belai rambut dan kepala Lee Ing dengan mulut
berliur seperti seorang kelaparan melihat kepala babi panggang.!
Setiap saat dapat timbul seleranya untuk mencaplok kepala itu
dan makan otak di dalamnya.
Lee Ing yang tak berdaya lagi, yang ditarik sedemikian rupa
sehingga mukanya terdekap di atas dada kakek itu, menjadi
kelabakan, pengap dan hampir tak dapat bernapas karena bau
apak yang memuakkan keluar dari balik baju kakek iblis itu.
Agaknya sudah bertahun-tahun kakek ini tak pernah mandi,
jangan kata lagi memakai sabun mandi yang harum. Bajunya juga
mendekil penuh bekas peluh kehitaman dan inenjadi sarang kutu.
"Kepala bagus... enak... enak... enak... hem...." Selera Mo Hun
sudah timbul dan sudah gatal-gatal tangannya untuk
meremukkan kepala itu mencari oraknya. Tiba-tiba tampak
olehnya pipi yang kemerahan dan kulit muka yang halus itu.
Dijambaknya rambut Lee Ing yang hitam panjang dan ditariknya
ke belakang sehingga muka gadis itu menengadah ke atas.
Alangkah ngerinya hati Lee Ing ketika mukanya berhadapan
dengan muka iblis itu. Terasa olehnya dengus napas yang panas
sekali dari hidung dan mulut Mo Hun, tercium olehnya bau amis
146 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
dan busuk dari mulul itu, bau bangkai! Apa lagi ketika muka itu
menyeringai terkekeh, hampir tak tertahan pula bau menjijikkan
itu. "Heh-heh, sayang kalau dirusak. Kau cantik sekali, cantik sekali...
pipimu kemerahan. Aaahh, seperti buah masak... cantik...!"
Saking tak kuat menahan bau busuk dan kemarahannya, Lee Ing
mengumpulkan kekuatan lalu meludah ke arah muka itu!
"Iblis busuk, lepaskan nona itu!" tiba-tiba terdengar bentakan
keras dan muncullah seorang pemuda tampan yang langsung
menyerang Mo Hun dari belakang dengan sebuah senjata gaetan
di tangan kanannya. Pemuda ini bukan lain adalah Siok Bun,
putera Pek-kong sin kauw Siok Beng Hui yang ditugaskan oleh
ayahnya untuk mengikuti perjalanan Toat beng-pian Mo Hun.
Karena tadinya Mo Hun melakukan perjalanan dengan berlari
cepat sekali, Siok Bun tertinggal jauh. Akan tetapi pemuda yang
gigih ini terus mengejar sehingga akhirnya ia dapat juga
menyusul. Siok Bun maklum bahwa kepandaiannya masih jauh
untuk dapat menandingi kakek itu, namun melihat Lee Ing
diperlakukan seperti itu, ia tak dapat menahan gelora darah
mudanya, dengan nekat lalu maju menerjang. Entah mengapa,
melihat sikap yang berani dan kegagahan luar biasa dari gadis
itu, Siok Bun menjadi terharu dan tertarik, bahkan siap membela
20 dengan mempertaruhkan nyawanya.
147 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Sungguhpun tingkat kepandaian Toat-beng-pian Mo Hun masih
jauh lebih tinggi dari pada pemuda itu, namun ilmu kauw hoat dari
Siok Bun tak boleh dipandang ringan. Dia adalah putera tunggal
dari Pek-kongsin-kauw Siok Beng Hui, maka gerakan gaetannya
cepat dan mengeluarkan sinar putih menyilaukan mata. Ga?tan
ini dengau cepat dan kuatnya menyambar ke arah kepala Mo
Hun. Toat-beng-pian Mo Hun mengibaskan tangan kanannya dan
ujung lengan bajunya membentur gaetan. Senjata itu terpental
kembali dan Siok Bun kaget sekali karena dalam gebrakan
pertama ini saja hampir senjatanya terlepas dari pegangan
Sementara itu, Toat-beng-pian Mo Hun menggereng saking
marahnya dan mendorong Lee Ing ke samping. Gadis ini begitu
bebas lalu mencari batu dan membantu pemuda itu dengan,
menyambitkan batu ke arah Mo Hun. Namun, batu-batu itu
seperti, mengenai menara baja saja, terpental kembali dan ada
yang pecah-pecah begitu mengenai tubuh kakek sakti itu.
"Bocah lancang, apa kau ingin menyumbangkan kepalamu"
Bagus, ke sinikanlah!" Pian kelabang meluncur seperti kilat,
mengeluarkan suara meledak keras dan melayang ke arah leher
Siok Bun. Kalau mengenai, leher pemuda itu pasti akan tertabas
putus. Siok Bun mengerahkan tenaganya dan menangkis dengan
gaetan. 148 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Traaanggg...!" Gaetan itu terlempar dan tubuh Siok Bun
terhuyung-huyung ke belakang.
"Orang muda, tinggalkan kepalamu!" Pian menyambar lagi
mengarah leher Siok Bun. Pemuda itu dalam keadaan terhuyung
ternyata masih berlaku gesit, cepat merendahkan tubuh
mengelak. Lee Ing menjerit melihat pian itu membawa kepala Siok Bun,
akan tetapi menjadi lega ketika ternyata kemudian bahwa yang
"diambil" oleh pian kelabang itu bukannya kepala Siok Bun,
melainkan topinya. Memang pemuda ini memakai sebuah topi
batok model utara yang bentuknya bundar dan ketika ia mengelak
tadi, pian itu menyambar topinya membuai rambutnya awutawutan.
"Iblis, jangan membunuh dia!" Lee Ing berseru marah dan dari
21 belakang ia menyerang dengan tendangan Soan-hong-twi
(Tendangan Berantai) ajaran Haminto Losu kakeknya.
"Plak-plek-plak-plek!" Bertubi-tubi tendangannya mengenai betis,
paha dan pantat kakek itu, akan tetapi yang ditendang tidak apaapa, malah Lee Ing merasa kakinya
sakit. Bagaimanapun juga,
tendangannya ini memperlambat gerak Mo Hun sehingga
149 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
sebelum pian kelabang melayang kembali, Siok Bun sudah
keburu menyambar kembali gaetannya yang tadi terlempar dan
dapat bersiap untuk mempertahankan diri, Ia mengerling ke arah
Lee Ing yang masih pringisan karena kakinya sakit sekali
menendang pantat kakek itu, lalu berkata,
"Nona, kau baik sekali..."
"Siapa yang baik" Kaulah yang terlalu baik. Lebih baik lekas lari
sebelum nyawamu dicabut pula. Kakek ini jahanam benar!" jawab
Lee Ing. Akan tetapi, mana Siok Bun mau lari" Diapun seorang pemuda
yang berjiwa gagah perkasa tak kenal arti takut dalam membela
kebenaran. Tadi ia melihat sendiri betapa gadis itu biarpun
kepandaiannya tidak seberapa, telah berani menentang kakek
iblis itu untuk membantu dan menolongnya, bagaimana sekarang
dia mau lari meninggalkan gadis itu seorang diri menghadapi
kakek iblis yang lihai ini" Dengan gerakan cepat kembali Siok
Bun menggerakkan gaetannya menyerang. Akan tetapi ia berlaku
amat hati-hati. Kini tidak berani sembarangan mengadu
senjatanya dengan senjata aneh dari Toat beng-pian Mo Hun. la
mengerahkan seluruh ginkangnya dan mengandalkan kelincahannya untuk menyerang sambil mempertahankan diri.
150 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Di lain flhak, Mo Hun menghadapi pemuda itu seperti seekor
kucing menghadapi tikus. Ia tak pernah menggeser kaki, hanya
berdiri menyeringai dan setiap kali gaetan datang menyambar, ia
menangkis dan berusaha untuk melibat gaetan itu dengan pian
kelabangnya. Biarpun ia berlaku lambat dan tenang-tenang
seenaknya saja, namun payahlah Siok Bun untuk maju. Angin
pukulan pian yang menyambar-nyambar dahsyat cukup membuat
ia terhalang dan serangan-serangannya tidak ada artinya, bahkan
22 beberapa kali hampir saja gaetannya terlibat dan terampas lagi.
"Ha-ha-ha, nona cilik. Kau lihat saja tingkah pemuda goblok ini.
Kepandaiannya tidak ada artinya akan tetapi berani dia
mengganggu Toat-beng-pian Mo Hun. Ha-ha-ha, biar dia
keluarkan semua peluhnya dulu baru kuambil kepalanya agar
otaknya tidak berbau keringat!"
Sungguhpun kepandaian Lee Ing masih terlampau rendah untuk
dapat menilai pertempuran itu, namun dengan otaknya yang
cerdik begitu melihat sikap Mo Hun, tahulah dia bahwa pemuda
tampan itu bukan lawan kakek sakti ini.
"Tahan dulu" serunya nekat sambil melompat di depan Mo Hun.
Kakek ini terpaksa menahan senjatanya. "Aku mau bicara
sebentar dengan dia!" Dengan enaknya Lee Ing menghentikan
dua orang yang kepandaiannya jauh lebih tinggi dari padanya dari
151 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
pertempuran, benar-benar hal yang lucu dan aneh. Lee Ing
menghampiri Siok Bun yang juga terheran-heran.
"Kau baik sekali, siapa sih namamu?"
Melihat sikap polos gadis berpipi merah ini, makin terharu dan
tertariklah hati Siok Bun. la harus membela mati-matian, tidak
boleh gadis seperti ini dikorbankan kepada manusia iblis macam
Mo Hun. "Aku bernama Siok Bun, nona...."
"Aku Lee Ing. Souw Lee Ing anak tunggal Souw Teng Wi."
Pemuda itu kelihatan terkejut sekali mendengar disebutnya nama
pahlawan besar ini, saking herannya ia sampai tidak dapat
berkata apa-apa. "Siok Bun. kau percayalah kepadaku, kau tidak
akan menang melawan iblis jahat ini. Lebih baik kau lekas lari
menyelamatkan diri."
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku harus melindungimu. nona, biarpun harus mengorbankan
nyawa." Ucapan ini keluar dari hati pemuda itu karena begitu
mendengar bahwa nona ini puteri Souw Teng Wi, ia menjadi
makin kagum dan tertarik.
152 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Bodoh, dari pada kita dua-duanya mampus, lebih baik seorang
saja. Kelak kalau bertemu dengan ayah, katakan bahwa aku mati
di tangan iblis busuk bau. bangkai Mo Hun. Nah, kau pergilah
23 cepat!" Namun Siok Bun tetap tidak mau pergi. Sementara itu. Mo Hun
yang mendengarkan percakapan ini, tertawa menyeringai penuh
ejekan. Tiba-tiba pian kelabangnya berdetak di udara dan di lain
saat ujung pian sudah melihat pinggang Lee Ing dan sekali
disentakkan, tubuh nona itu sudah tergulung dan tertarik ke
dalam kempitan lengan kirinya lagi. Benar-benar hebat sekali
kepandaian Mo Hun. Pian itu penuh duri meruncing di kanan kiri, duri-duri yang amat
runcing dan tajam. Akan tetapi dapat digunakan untuk melibat
pinggang gadis itu tanpa melukainya. Hal ini membutuhkan
Iweekang yang sudah mencapai tingkat tinggi baru dapat orang
melakukan hal itu. Namun Siok Bun tidak kenal takut dan senjata
kauw-nya sudah bergerak lagi mengeluarkan sinar putih.
"Sekarang roboh kau!" Mo Hun membentak dan piannya
menangkis dengan tenaga sepenuhnya. Terdengar suara keras
karena Siok Bun tidak berhasil menarik kembali senjatanya
sehingga gaet-an itu kena digempur terlepas dari pegangannya.
153 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Pian menyambar lagi ke arah leher pemuda itu yang cepat
melompat mundur hampir dua tombak jauhnya. Namun mana Mo
Hun mau melepaskannya. Dengan lompatan seperti harimau
melompat, kakek ini mengejar dan piannya menyambar lagi.
Sekali lagi dengan susah payah Siok Bun mengelak dengan jalan
melempar diri ke atas tanah dan bergulingan. Hanya satu dim
terpisahnya pian itu dari leher.
"Ha-ha-ha, kau boleh juga. Dua kali dapat menghindarkan pianku, akan tetapi sekali lagi kepalamu
pasti putus!" Toat-beng-pian
Mo Hun memutar-mutar pian kelabang di atas kepalanya, kakinya
cepat melompat mendekat, sedangkan Siok Bun mencoba untuk
melompat menjauhi. Pada saat itu, tiga sinar merah menyambar.
"Traang traanggg. .!" tiga buah senjata rahasia Ang-lian-ci
terpukul oleh pian kelabang, pecah berantakan di atas tanah.
Akan tetapi serangan ini menyelamatkan nyawa Siok Bun karena
tadi pian itu tidak jadi menyerang pemuda itu melainkan ditarik
kembali untuk mcnyampok senjata rahasia. Menyusul sinar merah
ini, dua sinar putih meluncur cepat menyerang Toat-beng-pian Mo
Hun. Inilah sepasang gaetan di tangan Pek-kong-sin-kauw Siok Beng
Hui yang bersama isterinya pelepas senjata rahasia tadi sudah
berada di situ. Melihat ayah bundanya sudah datang, dengan
girang Siok Bun lari mengambil gaetannya yang tadi terlempar,
24 154 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
kemudian ia membantu ayah bundanya mendesak Mo Hun.
Ternyata bahwa suami isteri gagah ini dalam perjalanan kembali
ke Peking, kebetulan sekali mengambil jalan ini dan tepat dapat
menyelamatkan nyawa putera mereka dari jangkauan maut
Seperti ketika turun dari bukit batu karang menara, kini Mo Hun
menghadapi keroyokan Siok Beng Hui seanak isteri.
Biarpun kepandaian Mo Hun masih lebih tinggi, namun ia tidak
ada nafsu untuk bermusuhan dengan keluarga gagah ini. Apa lagi
Ang-lian-ci yang bertubi-tubi dilepas oleh nyonya Siok Beng Hui
benar-benar merupakan bahaya. Oleh karena itu selelah
memutar piannya sehingga tiga orang lawannya terpaksa
melompat mundur, sambil mengeluarkan suara ketawa panjang
Toat-beng-sin-pian Mo Hun melarikan diri.
Tiga orang itu tidak dapat mengejarnya, karena memang dalam
hal ilmu lari cepat, Mo Hun masih menang setingkat dari Siok
Beng Hui. sedangkan ilmu silatnya masih jauh lebih unggul. Kalau
saja Siok Beng Hui maju sendiri tanpa bantuan isterinya yang
selain ahli senjata rahasia Ang-lian-ci juga seorang ahli pedang
yang tidak rendah kepandaiannya, tentu pendekar she Siok itu
tidak akan dapat menandinginya.
Kembali Lee Ing dibawa lari cepat oleh Mo Hun. Akan tetapi gadis
ini sekarang agak terhibur mengingat bahwa Siok Bun. pemuda
yang gagah tampan dan baik hati itu, selamat dan tentu pemuda
155 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
itu kelak akan membalaskan sakit hatinya dan menyampaikan
kepada ayahnya sehingga iblis tua ini akan terbalas.
"Pengecut, menghadapi musuh kuat melarikan diri. Cih, tak tahu
malu!" kembali ia mengejek. Lee Ing sudah putus harapan untuk
dapat menyelamatkan diri. Dia sama sekali tidak takut mati,
biarpun nanti kepalanya dipecah dan otaknya dimakan, gadis
keturunan pahlawan ini tidak gentar menghadapi maut. Yang
membuat ia gelisah dan meremang bulu tengkuknya adalah sikap
Mo Hun yang agaknya suka kepadanya. Bahaya ini jauh lebih
besar dari pada bahaya maut, dan gadis ini maklum bahwa di
tangan iblis ini, ia selemah lilin, tidak berdaya apa-apa.
Oleh karena itu ia sengaja memancing-mancing kemarahan iblis
ini agar dia lekas dibunuh, habis perkara, tidak menanggung
kegelisahan yang hebat ini.
Kali ini Mo Hun menjawab sambil masih tetap berlari, "Siapa
takut" Aku hanya tidak mau melepaskan kau. Kalau tidak ada kau
yang merepotkan tentu mereka bertiga sekarang sudah menjadi
25 setan-setan tanpa kepala. Ha-ha-ha!"
"Hemmm, hanya menyombong saja pandai! Beraninya hanya
menghina anak kecil seperti aku. Coba kau bertemu dengan
ayah, kutanggung dalam sepuluh jurus kau akan terjungkal dan
pian bobrokmu itu patah-patah menjadi selusin!"
156 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tidak mungkin!" Kini Mo Hun berhenti dan melepaskan Lee Ing.
"Tidak percaya" Coba saja! Ayah baru seorang jantan gagah
perkasa, tidak sudi menghina perempuan kecil. Pantas saja kau
berani kepadaku, seorang bocah yang tidak berkepandaian. Coba
ada ayah di sini, kau diganyang habis dalam sepu..... eh tidak,
dalam tujuh jurus saja!" Memang Lee Ing pandai bicara dan
sikapnya begitu sungguh-sungguh sehingga Mo Hun terkena
bakarannya dan menjadi panas perutnya.
"Kau bohong! Aku mendengar Souw Teng Wi itu murid Kun-lunpai biasa saja, hanya terkenal berani
dan pandai mengalur barisan. Apanya yang lihai?"
"Hah, orang macam kau mana mengenal ayah" Ketika aku masih
kecil, aku menyaksikan sendiri betapa seribu orang tentara
Mongol diganyang habis oleh ayah seorang diri dalam waktu
kurang dari setengah hari saja. Kau mampu berbuat begitu?"
Mo Hun tertegun. Hebat juga, pikirnya. Dia ini memang hanya
pandai silat, otaknya tidak dapat dikata cerdik, bahkan mendekati
tolol. Kalau tidak manusia tolol, mana ada meyakinkan ilmu yang
syaratnya harus makan otak manusia" Kini ia mulai terpengaruh
oleh "gertak sambal" Lee Ing.
157 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Betul demikian lihaikah Souw Teng Wi ayah-mu itu" Lihai mana
dengan Pek-kong-sin-kauw Siok Beng Hui tadi?" tanyanya untuk
mencari perbandingan. Lee Ing masih ingat akan ucapan Mo Hun yang tadi bersumbar
tidak takut menghadapi sepuluh orang Siok Beng Hui, maka
tanpa ragu ragu ia menjawab. "Kau maksudkan laki-laki setengah
tua bertopi batok bersenjata kaitan tadi" Uhh! Dua puluh orang
seperti dia masih dapat dilawan oleh ayah dengan sebelah
tangan kiri saja." Mo Hun benar-benar terpukul oleh ucapan sombong ini.
26 Dicabutnya pian kelabangnya, diayun ke atas berkali-kali. "Tartar-tar!" Hawa dingin pian ini
menyerempetnya. Pian itu bergerak
terus, kadang-kadang menyambar tanah, debu mengebul tinggi.
Menyambar pohon sebesar tubuh manusia, dengan suara keras
pohon itu tumbang! Akhirnya menyambar ke arah sebuah batu
besar di pinggir jalan. Terdengar suara keras disusul oleh bunga
api berhamburan dan...... batu itu telah pecah di tengah! Ngeri juga
hati Lee Ing menyaksikan kehebatan ilmu silat semacam ini. Akan
tetapi gadis ini tertawa bergelak dengan suara nyaring.
158 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
"Tak mungkin ayahmu dapat melawan pian-ku. Tak mungkin!"
seperti orang gila Mo Hun marah-marah dan kakinya mencakmencak dibanting di atas tanah.
"Huh. pian bobrokmu ini hanya bisa untuk menakut-nakuti anjing
dan babi. Tentu saja aku anak kecil tidak menang melawannya,
jangan melotot macam itu kepadaku. Akan tetapi bagi ayah, yang
kau perlihatkan tadi hanya mainan anak kecil belaka!"
"Bohongi Aku tidak percaya!" Mo Hun membentak marah.
"Tidak percaya" Coba kau hadapi ayah kalau minta dibeset
kulitmu." "Mana....." Mana dia....." Suruh ke sini!" tantang Mo Hun. Pada
saat itu terselip sebuah akal yang cerdik dalam kepala Lee Ing.
Biarpun dia sudah tidak mempunyai harapan terlepas dari iblis ini,
akan, tetapi kalau waktunya diperpanjang, mungkin sekali waktu
ia akan dapat mengakali kakek bodoh ini.
"Betul-betul kau menjemputnya." berani kepada ayahku" Mari kuantar 159 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
Tiba-tiba pian yang masih diayun-ayunkan itu berhenti, mata Mo
27 Hun menyinarkan cahaya aneh. Dia memang sedang
mempertimbangkan permintaan Tok-ong Kai Song Cinjin untuk
membantu Auwyang-taijin dan kata Tok-ong, kalau dia bisa
menangkap Souw Teng Wi dan menyeretnya kehadapan
Auwyang-taijin, tentu ia akan mendapat hadial besar dan mungkin
pangkat tinggi. Kini mendengar bahwa gadis ini hendak
membawanya kepada Souw Teng Wi, tentu saja ia menjadi
tertarik dan penuh perhatian.
"Gadis bernyali naga, betul-betulkah kau mengetahui di mana
tempat tinggal ayahmu sekarang" Ke mana kau hendak
membawaku menjumpai ayahmu?"
"Kalau kau memang jantan dan betul-betul berani bertempur
melawan ayah, kau tentu tidak akan segan melakukan perjalanan
jauh. Ayah tinggal di sebuah pulau kosong di laut timur."
"Di pulau kosong yang mana" Pulau apa itu dan di mana" Ada
ribuan pulau di laut timur."
Tentu saja Lee Ing tidak tahu pulau apa itu karena dia sendiripun
hanya mengarang saja dan selama hidupnya belum pernah
melihat laut, hanya mendengar dongeng kakeknya. Akan tetapi ia
160 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
tahu bahwa sungai-sungai besar memuntahkan airnya di laut
timur, maka tanpa ragu-ragu dan dengan sikap sungguh-sungguh
ia menjawab, "Pulau itu letaknya tidak jauh dari pantai, dekat muara Sungai
Huang-ho. Nama pulau kosong itu tentu saja menurut nama
keturunan ayah, Souw-eng-to (Pulau Pendekar Souw)"
"Bagus, mari kita pergi mengunjungi ayahmu!" kata Mo Hun yang
cepat mengempit Lee Ing dan membawanya lari cepat menuju ke
Sungai Hoang-ho Berhari-hari, bahkan berpekan-pekan mereka melakukan
perjajanan. Dengan akal bulusnya lee Ing dapat membuat kakek
itu percaya, bahkan kakek itu berjanji takkan mengganggunya
sebelum bertanding dengan Souw Teng Wi.
"Kalau ayah sampai kalah olehmu, benar-benar kau seorang
jantan yang gagah luar biasa dan aku akan suka menjadi apa
saja yang kau inginkan. Jadi muridmu, atau isterimu, atau...
menyerahkan otakku dengan suka rela, tentu takkan membantah
lagi." Bukan main girangnya hati Toat-beng-pian Mo Hun mendengar
janji ini. Akhirnya mereka tiba di tepi Sungai Huang-ho yang
28 161 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
airnya sedang pasang. Mo Hun mencari tempat nelayan,
membunuh seorang nelayan tua dan merampas perahunya yang
masih baru dan besar, kemudian sambil mengempit tubuh Lee
Ing ia melompat ke dalam perahu dan perahu itu hanyut terbawa
aliran sungai yang deras. Mo Hun tidak pandai berlayar, akan
tetapi kalau mengatur jalannya perahu yang sudah hanyut
terbawa arus itu, tenaganya cukup besar.
Berhari-hari mereka berlayar. Kadang-kadang mendarat untuk
mencari buah-buah atau binatang hutan. Dengan penuh
kesabaran Lee Ing memasak daging untuk mereka berdua, setiap
saat tidak lengah untuk menjaga diri dan untuk mencari lubang
guna menyelamatkan diri. Namun kakek itu biarpun bodoh tahu
pula bahwa ia tidak boleh lupa menjaga agar gadis itu jangan lari.
Makin lama kakek ini makin tertarik oleh Lee Ing, makin tergiur
oleh kecantikan aseli gadis ini. Sudah bertahun-tahun dia tidak
perduli akan kecantikan wanita lagi, akan tetapi sekarang,
berpekan-pekan dekat dengan Lee Ing membangkitkan cintanya
terhadap wanita muda ini. Bukan cinta suci, melainkan cinta
seorang berwatak rendah, cinta yang terdorong oleh nafsu.
Pada suatu malam mereka tiba di dekat muara, hanya beberapa li
saja dari laut. Kebetulan udara bersih, bulan purnama
menyinarkan cahayanya yang lembut. Air mengalir tenang dan
angin sejuk menyegarkan badan. Entah karena angin itu, entah
karena pengaruh bulan yang katanya dapat membangkitkan
nafsu binatang dalam diri manusia, sejak tadi Mo Hun
162 Pusaka Gua Siluman - Asmaraman S Kho Ping Hoo
memandang kepada Lee Ing penuh gairah. Yang dipandang
bukan apa-apanya, melainkan kepalanya. Salahnya pada saat itu
Lee Ing sedang menyisiri rambutnya, sehingga bentuk kepala
Pusaka Gua Siluman Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang indah, kulit kepala keputih-putihan nampak di antara rambut,
membuat penyakit Mo Hun kambuh pula. Penyakit selera makan
otak wanita muda. "Lee Ing...kepalamu bagus sekali."
Suaranya serak, membuat Lee Ing kaget bukan main. Sudah
lama setan itu tidak pernah mengeluarkan suara seperti ini. Cepat
Lee Ing menggulung rambutnya lagi dan dari bawah ia melirik ke
arah kakek itu. Bulan purnama memancarkan cahaya
sepenuhnya sehingga ia dapat melihat betapa wajah kakek itu
berseri, matanya berapi-api mengerikan dan mulutnya
Tirai 4 Hantu Pegunungan Batu Karya Karl May Naga Dari Selatan 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama