The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi Bagian 3
umurnya dua tahun lebih muda dari Soraya"memproses dan
membakarnya dalam sebuah CD. Biaya untuk semua itu RM
600, yang dibayarkan oleh'Rozana.
161 AMIR HAFIZI Meskipun begitu, saat menunggu Razlan di ruang tunggu
V Records membuat keraguan menjalar dalam pikiran Soraya.
Bisa saja terjadi kesalahan. Mungkin, Razian tidak mau
menemuinya. Demo CD"nya mungkin tidak cukup bagus. Ia
mungkin menampiikan kesan yang salah; mengenakan pakaian
yang tidak sesuai. Saat itu, ia ingin melangkah pergi.
. _Saat resepsionis mengantarkannya masuk, emosi Soraya
masih belum stabil. Sekarang, ia harus menunggu Razlan selesai
menelepon dan berdoa keberuntungan sedang berada di
pihaknya. ! ';Dia membuat perjanjian besar ini. Aku tidak tahu apa
maksudnya." _ Razlan mengedipkan matanya kepada Soraya. Seraya melihat mata laki-laki itu tidak fokus bagi seseorang yang sedang
bicara di telepon. Lagi-lagi; dia menangkap lakinlaki itu sedang
memandangi dirinya. Pada bagian tubuh tertentu. Dan, itu
membuat Soraya merasa tidak nyaman.Setelah memasang susuk dua minggu yang lalu, seraya ingin
tahu bagaimana hasilnya. Ia mencoba bernyanyi, tetapi suaranya terdengar sama. Ia memandang dirinya sendiri di cermin,
tetapi di samping benjolan-benjolanydi dadanya, yang hampir
sama dengan Mona, ia terlihat sama seperti dulu.
"Kau tidak akan bisa melihatnya," Ujar Rezana padanya
saat ia mengeluh tidak melihat adanya peningkatan apa-apa.
"Ini bukannya perubahan fisik sebenarnya. Lebih dari itu. Lebih
dalam dari itu. Aku tidak bisa menjelaskannya. Ketika aku
menunjukkan padamu efeknya seWaktu di kolam renang itu,
aku tidak bisa melihatnya. Itulah sebabnya mengapa reaksirnu
l62 Susun itu aku jadikan ukuran apakah Susuk yang kupakai berhasii
atau tidak. Dan Soraya, lain orang, maka lain pula-r'eaksinya terhadap
susuk: Reaksinya juga berbeda, tergantung siapa yang
memakainya." ' ' Soraya sudah memerhatikan reaksi iaki-iaki di sekelilingnya,
tetapi karena kebanyakan orang yang ia temui di bangsal
geriatrik sudah tua dan hanya bertemu dengan rekan
sekamarnya, jadi ia tidak begitu melihat adanya perbedaan.
. Soraya juga sudah tidak bicara lagi dengan Kamal. Sejak
pemakaman ibunya, mereka hanya bicara singkat di telepnn.
Soraya mengucapkan terima kasih atas dukimgannya, tetapi
reaksi Kamal dingin dan tidak ramah.- Lagi pula, Soraya agak
sibuk akhir"akhir mi.
"Ya.. ..,Dengar aku ada tamu penting Kita bicara lagi
nanti, oke?" ' ' ' Bersama Razlan, efek susuk terlihat dengan jelas. Matanya
' memandang liar menatap dirinya, membuat Soraya' ingin pergi
dan memanggil taksi' untuk mengantarnya pulang. Namun,
mungkin ini satu"satunya cara ia dapat membantu Sofia.
Mungkin juga satu-satunya'cara untuk membantu dirinya
sendiri. Dan, Razlan tidak akan menjadi orang pertama yang
'menelanjanginya, tidak secara mental. ' ' '
"Maaf soal tadi. Sekarang, apa yang bisa aku lakukan
untukmu?" Senyum Razlan nyaris seperti seringai mengejek, OtOt"Ot'ot
mengencang di sudut wajahnya tanpa kegembiraan, hanya
163 x. AMIR HAFIZI kesinisan. Soraya tidak berani melihat ke arah mana pandangan
laki-laki itu. ' "Rezana memberi aku nomor teleponmu," Ujar Soraya.
Bingung. "Oh, aku harap kau tidak seperti Rezana," Ujar Razlan. "Siasia saja. Apalagi, denganku." Soraya berharap dapat menggaruk kepalanya mendengar
ucapan itu, tetapi ia menahan tangannya.
"Aku datang untuk melihat apakah aku bisa menjadi seorang
penyanyi." "Apa kau yakin?"
Seringainya semakin lebar. Buriran"butiran keringat bermun?
cuian di wajah Razlan. Saat Soraya memandangnya, ia hampir
yakin kalau ia sedang memandang sepasang mata anjing, dari
bola mata Razian yang membesar.
Soraya mendengar bunyi menggerisik dan denting dari
pinggang Razian, dekat sabuknya.
Lirna menit kemudian, Soraya berlari menuju lift.
% "LAKl-LAKI itu orang yang menjijikkan!"
Masturameletakkan tangannya dengan penuh simpati pada
bahu Soraya. Mereka sedang duduk di' sofa. MTV's Total
Request Live sedang ditayangkan, tetapisuaranya kecil, mungkin
mereka menekan tombol muter
"Di semua industri, ada orang yang baik dan ada yang tidak, "
Ujar Mastura. "Bahkan, pada wawancaraku kemarin laki-laki
164 Susun itu ingin meniduriku. Ia'bahkan mendapatkan nama dan
posisiku untuk tujuan yang tidak senonoh. Sering kali, begitu.
Dan, kau tahu apa yang dikatakannya?"
"Apa?" "Dia bilang, "aku suka jeruk'."
"Hah?" _. "Hei. Soraya. Kau'na'if sekali, ya. Waktu itu, aku memakai
bra berwarna oranye." '
"Ewwww Ini seperti wabah."
"Ceritakan padaku apa yang aku tidak tahu."
"Mungkin, aku harus menyerah meneoba menjadi penyanyi.
Jika hal ini taruhannya. Aku tidak siap tidur dengan semua
laki"laki di KL." '
"Oke." _ _ Soraya memandang Mastura. Mastura hanya membalas
tatapannya. ' "Apa?" Ujar Mastura. "Jika kau tidak mau jadi penyanyi,
hentikan sekarang. Ambil apa saja yang kau punya dan jadilah
perawat sepanjang hidupmu." ' '
Soraya tidak yakin apakah ada sindiran tajam dalam ucapan
Mastura itu. Ia tidak akan mendapatkan simpati yang ia cari
dan mengalihkan pandangannya pada televisi. SamuellL. Jackson sedang mempromosikan Elm barunya yang berjudul Snake; .
On & Plane. ' Soraya tidak berani berkata apa-apa kepada Rezana, takut
kalau ia merasa bantuannya selama ini tidakdihargai. Dan,
Rozana juga tidak menghubunginya. Mungkin perempuan itu
sibuk. Teman serumahnya adalah orang yang paling dapat
165 AMIR HAFI'ZI diandalkan untuk membuatnya merasa lebih 'baik. Meskipun _
ia adalah perempuanyang sudah dewasa, Soraya masih merasa
memerlukan seseorang untuk menggenggam tangannya.
Mastura yang sepertinya dapat membaca pikiran Soraya,
mengubah kebijaksanaannya. ' _
"Dengar, kau satu"satunya orang yang kukenal yang punya '
impian menjadi orang yang lebih. Dan, satu"satunya orang yang '
berani mengikuti kata hatinya. Tidak semua penyanyi tidur
dengan banyak orang untuk mencapai puncak karier.
Sejujurnya, aku pikir kau perlu mencoba beberapa kali, sebelum
akhirnya menyerah." Soraya tidak menjawab. Matanya mulai berair. '
"Tentu saja, aku bicara kalau kau mencoba menyanyi bukan
mencoba tidur dengan para lelaki itu."
Soraya tertawa dan melempar bantal ke arah Mastura. Ia
baru saja akan melempar lagi ketika telepon berbunyi. Sambil
tertawa, Mastura beranjak mengangkat telepon.
- Soraya menyusun lagi bantal-bantal itu dan menghapus air
matanya. Kata-kata'sederhana Mastura"lah yang perlu didengarkannya, sungguh. Sekarang, ia dapat memulai lagi dan mentari
kesempatan lain untuk mewujudkan impiannya.
Bahkan, ia sedang bersenandung sendiri saat Mastura berteriak memanggil namanya. '
"Soraya! Ini Setia."
_Dan, hancurlahsemua lamunan Soraya.
l66 Susun M SORAYA dan Mastura bergegas masuk ke kamar Sofia dan
melihat perempuan itu bersimpuh di samping tempat tidur _
sambil memeluk anak perempuannya. Sambil terisak"isak,
mereka berpelukan dan mengayunkan badan ke kanan dan kiri
Tampaknya, Sofia tidak berhasil menghibur anak perempuannya itu, sementara air mata ikut membasahi kedua belah
.pipinya. ' "Apa yang terjadi" Di mana Iman?"
Sofia tidak menjawab, ia hanya menunjuk ke arah lemari.
Soraya ingin mengatakan sesuatu pada kakaknya, tetapi
memutuskan untuk tidak melakukan itu. Dengan tergesa,_ia
membuka semua pin'tu lemari pakaian.
Anak laki-laki, yang sedang bersembunyi di antara pakaian
ibunya itu, menunjukkan reaksi seolah-olah ada mobil dengan
delapan belas ban melindas tubuhnya. Matanya membesar dan
mulutnya menganga siap untuk menjerit. _
Saat dia melihat kalau yang membuka pintu lemari adalah
bibinya, Iman langsung menghambur ke' dalam pelukan Soraya.
Soraya menggendongnya dan mencium bau kapur harus dari
anak yang ada dalam pelukannya itu. Sudah berapa lama dia
di dalam lemari" "Farish terus menyebut-nyebut namamu, " Ujar Sofia
Mastura duduk di sampingnya, mengambil Salina, dan
'mendudukkannya di tempat tidur
"Dia bilang kau perempuan pengganggu."
167 ' A.Mln HAFIZI "Oh, Tuhan, aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf."
"Tidak perlu," Ujar Sofia, yang mengherankan suaranya '
terdengar begitu tenang. "Mungkin, ini cara Tuhan untuk
memberitahukan aku sesuatu." '
"Apa yang terjadi?" .
"Farish datang"menjen't"jerit dan betteriak"teriak padaku.
'Kepaia'nya diperban dan tangannya memakai kain gendongan.
Dia bilang, kau yang melakukan itu padanya. Apa yang sudah
kau lakukan, Soraya?"
"Tidak ada. Dia , . "Dia mencoba membawa Iman dan Salina. Aku berkelahi
dengannya, Soraya, ya, Tuhan, aku berkelahi dengan suamiku
sendiri." , "Mengapa kau menangis" Itu bagus," Ujar Mastura, tetapi
dengan cepat, Soraya menyuruhnya diam.
Perlahan-lahan, Sofia memberitahu mereka keseluruhan
ceritanya. Farish ingin membawa anak mereka, tetapi karena
tangannya yang _sehat hanya satu,. maka Sofia berhasil
menghalanginya. Setelah Sofia mengancam akan melaporkannya polisi, Parish menamparnya, kemudian pergi.
Soraya memeluk kakaknya saat perempuan itu bercerita.
Mastura mendekap a_nak"anak dalam pelukannya. Hening
sesaat sewaktu Sona selesai menceritakan semuanya. Hanya
ter"dengar isak tangisnya sesekali. '
"Dia mungkin akan kembali mengambil mereka,?" Ujarnya.
"Tapi, aku tidak akan membiarkannya membawa mereka. Tidak
lagi. Ini semua sudah cukup. Kita harus melakukan sesuatu."
158 ' Susux Soraya memandang'mata kakak perempuannya dengan
tajam. Untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun,ia tidak
memandangnya dengan rasa kasihan atau jengkel. Ia dapat
merasakan kekuatan hati yang halus dan kuat dalam diri Soiia,
yang ia tahu sudah ada di sana sejak lama.
"Ya, kita akan melakukan sesuatu," Ujar Soraya. Ia- sendiri
tidak melaporkan kepada polisi mengenai penyerangan Farish
atas dirinya beberapa waktu -la.lu. Ibunya dan Sofia sendiri
_ melarangnya untuk melakukan hal itu. Sekarang, tidak ada
yang dapat menghentikannya melakukan sesuatu yang dapat _
menghentikan laki-laki gila itu. _
"Kita akan pergi menginap di motel biasa. Dia tidak akan
menemukamnu di sana. Kita akan melaporkan perbuatannya
kepada polisi, menyidangkannya, dan mengurus perceraian.
Aku akan melakukan apa pun yang aku bisa."
Soraya merasakan gelombangketetapan hati muncul dari
rongga perutnya. _ ' "Jangan khawatir, Kak, aku janji dia tidak akan pernah
menyakitimu lagi. Aku janji."
SUZANA berada di kebun kecilnya, duduk sendiri di bangku
batu yang dibuat menyerupai kayu.
Ia memandang ke atas, pada sebuah pohon yang ditanamnya
sendiri di sana. "Apa kau melihat laba-laba di atas sana?" Tanyanya.
169 AMIR HA'FIZI Ia memandang ke sebelah kanannya dan iaki-laki berkulit
gelap itu berada di sana, seolah dia sudah menemani Suzana
sedari tadi. Laki"laki berkulitgeiap itu tidak menjawab, tetapi
' ikut menengadah melihat tempat yang ditunjuk Suzana."Akubaru saja melihatnya. Dia terjebak dan tidak bisa keluar.
Kad'ang"kad ang, mereka tei'perangkap dalam jaringnya sendiri."
Laki"laki berkulit gelap'itu tertawa.
"Kau bicara seakan hal itu masalah besar saja, padahai
bukan. Yang kau tunjukkan itu hanyalah sebuah jalur kehi_ tiupan. Semua makhluk yang hidup punya tujuan."
"Kau membicarakan kehidupan, tapi sejauh ini aku sudah
terlalu banyak melihat kematian."
_"Mereka' Juga akan mati, bahkan jika kau tidak ikut campur
tangan. Hal itu sudah tertulis dalam takdir."
"Kalau begitu katakan padaku kapan semua ini akan
berakhir" Kapan?" _
The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apa hasil yang akan didapat; jika menyelesaikan sebelum
waktunya?" . Suzana memandang laki- laki berkulit gelap itu, yang tidak
lagi memerhatikan laba"laba di atas sana. '
Akhirnya, laki-laki itu menolehkan kepalanya dan memandang Suzana. "Tidak lama lagi," Ujarnya.
' HARI sudah siang, saat Soraya sampai di rumah Bomoh Effendi.
Cuaca lumayan panas. Kabut yang terus menerus bergantung .
170 Su-sutc di langit KL membuat panas semakin menjadi-jadi. Dan,
keringat sudah- mengalir _di balik pakaian Soraya.
Keadaan Soraya tidak ada bedanya dengan laki"laki yang
baru saja keluar dari rumah atau kantor Batuah Effendi. Seluruh
kaos laki-laki itu basah oleh keringat. Soraya mengenalwajah
itu. ' . - "Halo," Ujar Soraya. Namun, mungkin ia berada terlalu jauh
atau mungkin laki"laki itu tidak ingin berpapasan dengannya.
Laki-laki itu masuk ke dalam mobilnya, sebuah BMW berwarna hitam, yang segera melaju kencang. '
Soraya masuk ke dalam rumah. Setelah melihat anggukan
dari sang sekretaris, ia masuk ke dalam kamar Bantah.
Soraya melepaskan pakaiannya di belakang Bomoh, yang
sedang menyiapkan perlengkapan susuk"nya. Ada sebuah
cermin kecil di depan Bomoh yang memungkinkan dia dapat
' dengan mudah melihatnya dari belakang, tetapi Soraya tidak
meributkan hal itu. "Kau sepertinya lumayan sibuk'hari ini," Ujar Soraya.
Saat menjawab pertanyaan itu, Bomoh Effendi tetap menunduk menyelesaikan pekerjaannya. ' '
"Sibuk?" ' "Aku melihat seseorang keluar dari sini sebelum aku masuk.?"
Soraya menyimpulkan sarung yang ia kenakan di dadanya
dan beranjak duduk di samping Bomoh.
"Sudah banyak orang yang mencariku,"' Ujar Bomoh itu.
"Seperti juga kau, mereka ingin meningkatkan kekuatan daya
tarik mereka. Bukan berarti mereka ingin publik mengetahui
hal ini." 171 AMIR HAFIZI' 111, dia berbalik dan memandangi wajah Soraya.
Jika aku adalah kau, aku tidak' ingin tahu urusan mereka."
Dia membantu Soraya masuk ke dalam bak mandi, tempat
perempuan itu akanrnandi dengan air kembang tujuh rupa.
"Aku punya masalah dengan hal itu."
"Pikiran kedua?"
"Tidak. Hanya saja aku sebenarnya tidak ingin menarik
perhatian laki-laki. Aku berharap kalau susuk ini bisa membantu
karierku dalam menyanyi."
"Tapi, aku memberikan susuk untuk itu, apa yang terjadi?"
Soraya menceritakan kejadian yang terjadi antara dirinya
dengan Razlan. Setelah Soraya selesai bercerita, Bomah Effendi
hanya diam dan tidak memberikan komentar apa pun selama
beberapa menit. "Mengapa bisa terjadi seperti itu?" Tanya Soraya.
"Apakah kau tahu, ada salah' seorang saudaramu yang
dilindungi sesuatu?"
"Apa maksudniu "dilindungi sesuatu?"
"Apakah ada di antara mereka yang mempunyai hubungan
dengan jin, atau roh"roh, atau makhluk halus lainnya?"
"Tidak. Setahuku tidak ada. Kenapa?"
_ Bomoh mengangkat bahu. "Kadang"kadang, kita mewarisi sesuatu yang tidak kita
ketahui, dan itu bisa mengakibatkan kesulitan."_
"Kesulitan seperti apa?"
"Tidak serius. Dengar, ini untuk menambah kekuatan susuk
yang sebelumnya. Jika kau ingin menjadi seorang penyanyi,
pastinya susuk ini tidak akan otomatis mengubahmu jadi
ITI Susuk penyanyi begitu saja. Tapi, jika kau bisa menyanyi, susuk ini
akan meningkatkan kemampuanmu menjadi lebih bagus lagi."
"Tapi, sebelumnya aku bukan. .bukan pelacur. Kenapa
Razlan bertingkah seperti binatang?"
"Mungkin, susuk ini membuka sesuatu yang tersembunyi
di d_aiam dirimu. Sesuatu yang kau tidak tahu kalau itu' ada.
Tapi, jangan khawatir. Apa pun yang terjadi, susuk"susuk ini
pastinya akan memberimu suara yang sangat mengagumkan,
tergantung seberapa jauh kau menggunakannya.
_"Seberapa jauh aku menggunakannya "."
"Ya. Beberapa orang menggunakan ratusan, sampai akhirnya
susuk itu sama sekali tidak ampuh lagi. Sampai mencapai
batasnya." ' "Seberapa banyak aku bisa menggunakannya?"
' "Tergantung pada orangnya. Beberapa orang perlu banyak
susuk untuk mendapatkan efek yang paling kecil. Yang lainnya,
satu atau dua buah susuk saja sudah bisa merasakan perubahan
' yang cukup memuaskan"
Bomoh berhenti sejenak. D'ia membantu Soraya keluar dari
bak mandi 'dan naik ke atas ranjang. '
"Dalam kasusmu ini, sepertinya hanya satu susuk untuk
suara bisa memberikan efek seperti susuk untuk seluruh tubuh."
' "Hmm. Bisakah k_au membuat efeknya hanya untuk suaraku
saja?" Bomoh mengangkat bahu sambil menyusun jarum-jarum
berwama keemasan di tenggorokan Soraya.
"Kemampuanku terbatas. Guruku, bapak mertuaku, hanya
mengajarkan setengah dari ilmu yang dia tahu. Aku kita, itu
173 AMIR HAFIZI sudah tradisi. Kau perlu mencari bomoh lain"seseorang yang
punyapengaiaman lebih banyak, seseorang dari masa lalu."
"Seseorang dari masa lalu, maksudmu hantu?"
"Mungkin," Ujar Bantah Effendi. "Tapi, bapak mertuaku
dulunya pernah memberitahu ada beberapa bomoh' dari masa
lalu yang bisa hidup abadi. Atau, yang seperti itulah. Hidup di
antara dunia sekarang dan masa depan. Jika kau bisa menemukan yang seperti itu, kau mungkin bisa memintanya membuatmu menjadi seorang Dewi." '
"Seorang Dewi?"
' "Atau, seperti seorang D'ewi."
. .ki-! "AKU bermimpi," Ujar Effendi.
Dia men'gepitkan kepala di antara kedua kakinya, dan di
atas bahunya terlihat panorama akan gelapnya malam.
Dia tahu kalau sedang bermimpi karena dia dapat melihat
dirinya sendiri"seolah dia seperti orang iain"keluar dari
tubuhnya. - ' ' 'ilika kau menginginkannya," Ujar iaki-laki berkulit gelap
itu. Laki-laki itu berdiri menjulang tinggi di atas tubuh Effendi,
' yang hanya sebatas pergelangan kakinya.
Saat dia bicara, suara laki-laki berkulit gelap menggelegar
dan bergema, seolah-olah mereka berada di dalam sebuah aula
besar. ' "Mengapa aku ada di sini?"
"Aku rasa kau bermimpi." .
174 Susut "'Si'apa kau" Apa maumu?"
Laki-laki berkulit gelap itu mengangkat bahu dan Effendi
berusaha menjaga keseimbangan dalam terpaan embusan angin
yangsangatkencang. ' "Aku tidak ada waktu untuk itu. Kau punya seseorang yang
menarikperhatianku. Pelanggan terakhirmu."
"Perempuan itu?"
"Benar. Perempuan itu."
"Ada yang aneh dengan dirinya." _
"Ceritakan." . _
E_foendi menelan ludah. Dia bertanya dalam hati, 'di mana
tenggorokannya. ' ? _ "Jadi, kau yang selama 'ini memerhatikannya', bukan"
Selama beberapa tahun- ini. Kau orangnya, kan?" "wa" ' ' "Kalau begitu, mertuaku benar! Kau orangnya! Selama
bertahun-tahun. Dia, dan ayahnya. Tapi, mengapa kau
menanyakan itu padaku" Kau seharusnya sudah tahu. Kau
punya cukup kekuatan untuk mengetahui semuanya."
'hku."tenkatdenganyanglau1__Janganadapenanyaan
lagi darimu. Aku ingin tahu tentang dia." '
."Aku memberinya susuk'normal. Jarum-jarum emas untuk
_' tenggorokannya dan pin-pin perak untuk wajahnya. Suara dan
penampilannya seharusnya sudah berubah."
"seharusnya?" Suara laki-laki berkulit gelap menggelegar.
"Perempuan itu . ,. ia tidak menunjukkan reaksi seperti yang
lainnya. Ia seperti memelintirnya. Membuat kekuatannya
175 AMIR HAFIZI semakin bertambah. Menjadi aneh. Aku tidak bisa mengontrolnya." Hening. Saat laki"laki berkulit gelap berbicara lagi, dia sudah sama
besarnya dengan ukuran badan Effendi. Bomoh yang lebih muda
itu merasa dia tidak bisa berlama"lama membalas-pandangan
laki"laki itu. "Apa yang kau katakan padanya" Tentang pantangan. "
"Aku katakan padanya jangan berjalan di bawah jemuran
pakaian. Tidak makan makanan biasa."
"Apakah kau memberitahunya agar tidak menyeberangi
aliran sungai di siang'hari?" _
"Tidak. Tidak, aku tidak mengatakan hal itu," Ujar Effendi.
"Pentingkah?" "Kau bodoh. Perempuan itu tidak seperti yang lainnya. Ia
pasti sudah menyeberangi sungai di siang hari! Katakan itu
padanya. Pergi dan katakan itu. Sekarang!" ' '
Effendi bangun dari tidurnya dengan jantung berdetak
kencang seolah-olah dia baru saja selesai lari maraton. Dia
duduk di sofa sebentar untuk mengatur napas, sebelum meraih
telepon dan menghubungi Soraya.
"KAMAL tadi menelepon," Ujar Sasha.
Soraya meneruskan kegiatannya mengiris bawang putih
halus-halus. Kemudian, mengangkat bawang itu, lalu
l75 Susun melemparnya ke dalam mangkuk kaca yang berisi ayam dan.
saus lada hitam. _ . Keduanya sedang menyiapkan makan malam. Soraya
membuat Ayam Lada Hitam, sementara Sasha memasak Nasi
Pushpanna. Sasha memeriksa nasi dan menyeduh dua ceret
teh lengan. ' . "Hei, tidakkah kau mendengar ucapanku"-'Dia tadi bertanya
kau ke mana?" ' "Oke." "Tidakkah kau akan meneleponnya?"
- "Nanti." _ Sasha berbalik dan memandang Soraya, yang sedang memasukkan hidangan ke dalam oven.
"Bagaimana kau bisa tidak menemuinya lagi" Terlalu sibuk
' dengan calon karier barumu?" '
"Ada apa denganmu. Kau senang, kan, jika aku memutuskan
hubungan dengannya?" '
"Apa" Dari mana kau bisa berpikiran seperti itu?"
Saat itu, keduanya berhadapan satu sama lain. Sasha ber"
. katak pinggang. ' . ' "Oh, ayoiah," Ujar Soraya. "Kamal itu tipe laki-laki
idamanmu. Maksudku, salah satu tipe laki-laki idaman'mu."
Sasha terhganga. Tangan kanannya lepas dari pinggangnya
dan baru saja akan melayang di udara sewaktu 'Mastura
melangkah masuk ke dapur. Masih _siegar dari kamar mandi, ia
mendengar akhir percakapan keduanya dan paham apa yang
Sedang terjadi. 177 AMIR HAFIZI "Hei, _h_ei, hei, kalian tenanglah! Tenang. Soraya, Sasha
hanya mencoba bersikap baik."
"Oh, jadi kau membelanya juga?"
"Dengar, Soraya," Ujar Sasha. "Aku tidak bermaksudmencampuri hubunganmu, oke" Kami hanya berusaha menjaga
dirimu.", . _ . "Kalau begitu, sebaiknya urus urusan kalian sendiri. Aku
akan pergi." ' Soraya masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu.
Sasha dan Mastura saling berpandangan, bingung.
Lima menit kemudian, Soraya keluar dari kamarnya dan
pergi meninggalkan apartemen, membiarkan temannya makan
malam berdua saja. % BEBERAPA hari kemudian, Soraya berada di ruangan Lee. Atas
desakannya, Rezana sudah mengatur pertemuan dirinya
dengan laki-laki itu. ' . _
"Aku harap kau tahu apa yang sedang kau lakukan," Ujar
Rozana. "Dia punya reputasi, kau tahu itu."
"dangan khawatir. Aku akan merahasiakannya," Ujar Soraya.
Dalam keadaan marah, Soraya pergi meninggalkan apartemennya dan pergi ke kediaman Rezana. Ia berharap penyanyi
itu dapat melakukan sesuatu yang dapat memberinya peluang
'menjadi bintang. Dalam perjalanan menuju ke sana, sebuah
ide perlahan-lahan muncul di kepalanya.
l78 Sasux Soraya tidak yakin apakah ide itu akan berhasil, tetapi'
rasanya sudah cukup ia menunggu selama ini. Soraya tahu
_kalau kini, Sofia dan anak-anaknya mengandalkan dirinya
dalam hal keuangan dan perlindungan. Ditambah lagi, ia tidak
ingin menjadi perawat tua pembe'rengut yang nantinya menan"
dingi orang tua yang lebih pemberengut seumur hidupnya.
'Soraya hanya mengangkat bahu dan membuat beberapa
janji telepon penting. Dan, di sinilah ia sekarang, duduk sambil
menyilangkan kaki dengan pakaian mini dan sepatu boot
setinggi lutut yang dipinjamnya dari Rezana.
The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aku sudah pernahbertemu denganmu, bukan?" Ujar Lee.
"Ya. Aku teman Sasha. Aku yang datang ke konser waktu
itu. Soraya." "Oh, ya. Kau tampak lain. Jadi, apa yang bisa'aku lakukan
untukmu hari ini." "Aku ingin jadi penyanyi."
Lee tertawa "Begitu juga dengan banyak orang lainnya, " Ujar laki-laki
itu. "Apa kau akan memberiku contoh suaramu?"
"Maksu'dmu, demo suaraku" Ini CD-nya." _
Lee mengambil CD yang disodorkan Soraya. Tanpa manga
lihkan pandangannya dari Soraya, dia melemparkannya CD
itu ke arah tumpukan kertas dan CD-CD yang ada di atas
mejanya. _Soraya dapat melihat 'pandangan laki laki itu dengan
perlahan menelusuri tubuhnya"pada bagian pahanya yang '
terbuka, perutnya yang kencang, dan payudaranya, yang
' ditambah dengan bantalan bra.
AMIR' HAFIZI "Apa kau serius?" Tanya Lee.
"Kau tahu siapa aku."
. "Dan, seberapa jauh kau akan mewujudkannya?"
"Semuanya," Ujar Soraya, tanpa terdengar nada ragu di
suaranya. Lee memandanginya, dan Soraya membalas pandangan lakilaki itu. Lee memalingkan muka dan beralih ke CD itu. Dia
memasukkannya ke dalam sound system yang besar sekali"
Soraya tidak pernah melihat yang sebesar itu"kemudian,
memutarnya. _ Soraya terkejut mendengar betapa bagus suaranya, bahkan
jika dibandingkan dengan sewaktu di studio.
Setelah beberapa saat mendengarkan dengan penuh
perhatian, Lee mematikannya. _
"Suaramu bagus," Ujarnya. Kemudian, dia memandang
Soraya, tepat di kedua bola matanya. "Dengar, Soraya, aku
katakan ini pada semua orang yang ingin menghasilkan uang
di dunia hiburan. Bukan hanya suara yang kau butuhkan. Tapi,
lihatlah banyaknya acara-acara pencarian bakat. Akademi
Fantasia, Malaysian Idol-mbeberapa di antara pemenangnya
tidak bisa bertahan. Bahkan, Gwen Stefani tidak bisa bertahan ."
"Aku tahu maksudmu." '
"Bagus! Kau harus punya paket lengkap."
."Dan, menurutmu aku tidak punya itu?"
"Bukan itu yang aku pikirkan. Tapi, apa yang orang-orang
pikirkan. Dengar, sepanjang hidup, aku mencari bakat"bakat
baru dan membantu banyak orang. Tetapi, aku tidak 'bisa
130 ' . Susux ' ' mengambil orang begitu saja dari jalanan, seseorang yang tidak
_ menjanjikan kesuksesan di mata penonton Malaysia."
' "Apa .maksudmu?" '
"Mengapa kau tidak melakukan uji coba dulu. Menyanyi di
klub-klub,mengikuti kompetisi karaoke, atau apa saja. Jika
kau bisa masuk salah satu variety show itu dan punya nama,
semuanya akan menjadi lebih baik."
Soraya dapat merasakan ke mana ujung dari semua
pembicaraan ini Jadi, ia memutuskan akan menggunakan kartu.
terakhirnya. Yang menurut pendapatnya, akan mengubah sikap
Lee terhadap dirinya. "Aku tahu tentang susuk."
"Apa?" . "Aku melihat kau keluar dan' rumah Bomoh Effendi. " '
Wajah Lee berubah pucat seperti topeng pualam putih._
"Apa maksud ucapanmu?"
- "Sabtu lalu. Aku melihat kau keluar dari rumah Bomoh
Effendi". Kau memasang susuk, kan."
"Apa kau sedang memerasku" Itu sebabnya kau datang hari
ini" Mengancamku dengan barang ilmu hitam itu?"
Wajah putih itu berubah merah, membuat Lee terlihat merah '
muda. _"Tidak, aku.. "Itu sebabnya kau datang ke sini, bukan" Dengan semua
rasa percaya diri dan kesombonganmu. Kau kita, hanya dengan
melihat aku keluar dari rumah murahan bomoh _itu akan.
memberimu kesempatan menekanku"-Bahwa aku' akan
AMIR HAFIZI menjadikanmu bintang sebagai balasan agar kau menjaga
rahasia itu?" ' Giliran Soraya yang terkejut. Ia pikir sindiran tidak langsung
dalam pertemuan itu akan membantunya membuka lebih
banyak jalan untuk mendekati Lee. Ternyata, ia benar" benar
salah. * Lee bangkit dari duduknya. Gerakannya begitu tiba-tiba
sehingga membuat Soraya spontan berdiri di waktu yang
bersamaan. Wajah Lee menjadi pucat kelabu. '
"Pergi! Pergi dan katakan semuanya pada media. Kita lihat
siapa yang akan mereka percayai, kau atau aku!" Ujar Lee
dengan nada tinggi. "Sudah dua puluh tahun lebih aku malang melintang di
bisnis ini, sayangku. Sudah banyak hal yang kuhadapi. deuhantuduhan, kebohongan, desas"desus, gosip. Aku sudah melihat
dan mendengar semuanya. Kau pikir dua paragraf gosip yang
' diterbitkan dua tabloid paling rendah akan menyakitiku"
Pikirkan lagi hal itu. Pergilah dan jangan pernah kembali. Kau
tidak akan pernah bekerja dalam bisnis ini. Aku pastikan itu."
Dengan cepat, Soraya meninggalkan kantor Lee. Di dalam
taksi menu'ju pulang, pertahanannya runtuh dan ia menangis
sepertianak kecil. Untunglah, pengemudi taksi yang membawanya cukup sopan dan tidak bertanya apa-apa. '
WM SAAT taksi berge'rak mendekati apartemennya, Soraya meme- '
riksa wajahnya di cermin. Maskaranya rusak, meleleh hingga
182 Susun pipi. Gadis itu melakukan apa yang ia bisa lakukan dengan
perlengkapan make-up-nya'. dan dengan 'cepat memperbaiki tata'
riasnya yang rusak. Meskipun begitu, tidak ada-alas bedak, eyeliner, atau lipstick apa pun di dunia ini yang dapat menutupi hatinya yang
sedangluka. ' Bagaimana dirinya bisa begitu bodoh" Ia berharap'dapat
masuk ke kantor Lee. ia berharap dengan mengetahui rahasia
kecil itu dapat menjadi jalan pintas untuk mendapatkan kontrak
rekaman atau mungkin beberapa perjanjian menyanyi. Dan,
sekarang, semuanya berantakan. ' '
Ia tidak menyangka Lee begitu ketakutan dan bereaksi
sekeras itu. Mengingat kejadian tadi, Soraya tidak dapat menemukan kesalahan dalam reaksi yang ditunjukkan Lee.
_ Taksi sampai di gerbang luar K'ondo Umum. Soraya meng".
.hela napas panjang, dan mencoba menghirup napa'sdalamdalam. Ia tidak akan membiarkan teman sekamarnya melihat
dirinya dalam keadaan seperti itu. Apalagi, setelah pertengkaran
mereka kemarin. Soraya membayar ongkos taksi, lalu melangkah keluar dan
melihat seorang laki-laki sedang menunggunya di gerbang. _
W SAAT _Soraya meninggalkan kantor Lee, Sasha sedang berbaring
setengah tertidur di ranjang sambil membaca koran.
AMIR HAFIZI Sewaktu pikirannya dipenuhi berita mengenai pemerkosaan,
anak yang disodomi, dan anggaran belanja baru, telinga Sasha
mendengar suara klik. Ia duduk dan mendadak sadar. Ada suara lain, bahkan lebih '
lunak dari suara besi berderak.
Gadis itu melihat ke arah jam di samping tempat tidurnya.
Hari menunjukkan pukul 7.30 malam dalam angka-angka digital berwarna hijau. Ruangan itu hanya diterangi sinar oranye
dari lampu yang terletak di samping tempat tidur."Mastura?" ' Hening. - Sasha bangkit dan membuka pintu kamarnya. Seluruh
ruangan apartemen itu gelap karena matahari baru saja teng"
gelam menggapai malam. Mengumpat sambil menghela napas,
Sasha mencari saklar lampu di dekat pintu utama.
Tiba"tiba, ada bunyi gemerisik dari dekatrak sepatu. Sasha
diam. Saat kedua matanya sudah terbiasa dalam kegelapan, ia
dapat melihat bayangan besar di samping rak sepatu. Bayangan
guci khas Sarawak milik Mastura yang dibelinya dengan '
harapan dapat membuat mangan apartemen itu terlihat seperti
rumah. Mungkin, ada tikus di dalam guci itu.
Sasha berjingkat menggapai saklar lampu di dekat rak
sepatu. Ia tetap mengawasi vas raksasa itu, takut kalau binatang
pengerat itu"wtentu saja jika memang ada"meiompat keluar.
_ la menghidupkan lampu dan mengintip ke dalamguci.
Tidak ada apa-apa di dalam sana, kecuali beberapa koran
lama yang sengaja mereka masukkan ke sana.
l84 Susun Sambil menarik napas lega, Sasha membalikkan badan
kembali ke kamarnya, dan pada saat itulah seseorang mendekapnya dari samping dan menutup multitnya.
W KAMAL memandang pakaian Soraya dengan pandangan
terluka. ' ' "Kau dari mana?" ,
"Sebuah. "pertunjukan Di sebuah klub."
"Aku tidak diundang?" ' .'
"Tidak ada waktu. Produsernya baru menelepon sore tadi.?"
Keduanya berdiri di depan lift. Soraya menghindari tatapan
kekasihnya itu. Hal terakhir yang 'ia inginkan adalah Kamal
menyadari kalau dirinya baru saja habis menangis.
"Aku kira kau melakukan kesalahan," Ujar Kamal.
"Dengar, kita memang masih berhubungan. Tapi, aku hanya
ingin kau memberi dukungan, bukan malah menjatuhkanku."
Soraya menyesali apa yang ia ucapkan.' Suara Kamal
berubah hampir terdengar seperti sebuah rengekan.
"Tolong, maafkan aku, ya?" Ujar Kamal.
' "Kamal, tolong, jangan sekarang." _
"Aku hanya tidak tahan dengan pikiran bahwa aku akan
kehilangan dirimu."Oh, ya, ampun. Sebuah ucapan yang murahan Soraya
hampir membelalakkan matanya. Namun, ia tahu Kamal pasti
memikirkan dirinya selama' mi. Soraya tidak pernah membalas
teleponnya. Soraya merasa kalau ia butuh waktu dan ruang
185 AMIR HAFIZI untuk mengurus Sofia dan kariernya yang sedang dirintisnya
dalam bisnis pertunjukan.
Mereka berdiii di sana tanpa bicara. Soraya berharap lift
turun secepat mungkin. _ "Aku hanya tidak tahu harus bersikap bagaimana," lanjut
Kamal. "Melihat kau seperti ini, seulah-olah kau seperti orang
lain. Aku hanya merasa bingung."
"Bukan kau sendiri saja yang merasakannya."
_Doa"do'a Soraya terjawab dan pintu lift terbuka. Perempuan
itu segera melangkah masuk, tetapi Kamal segera mengikutinya.
Kali ini, ia tidak dapat menghindar dari kekasihnya itu;
"Dengar, aku tidak butuh semua ini sekarang. Ada yang
harus aku kerjakan."
"Aku tidak mau mencampuri urusanmu," Ujar Kamal. "Tapi,
aku tidak ingin kehilangan apa yang kita miliki."
"Katakan kepadaku, Kamal. Menurutrnu, apa yang sudah
kita miliki?" ' ' "Setelah bertahun-tahun dan kau masih juga bertanya?"
"Katakan kepadaku. Apa yang kita miliki saat kita tidak
bisa membeli pakaian yang layak" Bahkan, di saat aku tidak
bisa membantu kakakku dari laki-laki bajingan dan bodoh,
suaminya itu" Bisakah kau membantunya" Jika kita punya
anak, apa yang bisa kita berikan untuk mereka" Bisakah kita
membawa anakanak kita dengan sepeda motor butuu'nu itu?"
Kamal menjauh dari Soraya. Soraya tidak ingin memandang
wajah kekasihnya itu, tetapi ia dapat membayangkan bagaimana reaksinya. Bahkan, matanya sendiri mulai berair.'
186 Susun 'Pintu lift terbuka. Ia sudah berada 'di lantai apartemennya.
Soraya melangkah ke pintu apartemennya dan dapat mendengar langkah Kamal yang mengikutinya dari belakang.
"Soraya, kita benar-benar perlu bicara."
Ada nada kekerasan hati dalam suaranya. Suara Soraya
hampir tidak terdengar waktu ia berkata,?"unggu aku sebentar.
Aku ganti baju. Lalu, kita bisa bicara."
Soraya membuka pintu apartemennya dan melangkah
masuk. "Ya, Tuhan!" li" ADA jejak telapak tangan berdarah di wajah Sasha. .Soraya
berharap kalau polisi mungkin dapat mengambil sidikjari dari
pipi Sasha. "Apakah ia ?""
"Ia masih bernapas," Ujar Soraya. "Bantu aku'mengangkatnya ke sofa." Mereka mengangkat tubuh Sasha ke atas sofa. Soraya duduk
' di dekat kepala Sasha dan mengelus rambutnya, melihat apakah '
. ada luka di sana. ' " "Tolong ambilkan aku es dan handuk muka. Di dapur dan
kamar mandi." . Sewaktu Soraya tidak mendengar ada langkah kaki yang
bergerak, ia menengadah memandang Kamal. 'Laki-laki itu
masih berdiri di sana, memandangi Sasha. Kemudian, dia
memandang sekeliling dengan tatapan gelisah.
AMIR HAFIZ! "Cepat, Kamal."
Kamal mengangguk dan pergi ke dapur. Tak lama, dia
membawa mangkuk berisi es dan sebuah handuk kecil berwarna
' hijau. Soraya mengambil es dan meletakkannya di dalam
handuk. Kemudian, ia meletakkan kompres dingin itu di dahi
' Sasha. Gadis yang tidak sadarkan diri itu mulai menggerakkan
kepalanya ke kiri dan kanan. Ia mulai merintih.
The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Sasha" Kau bisa mendengarkan aku?"
"m." _ ' Sasha membuka kedua matanya.
"Apa kau baik"baik saja" Kau tahu sekarang ada di mana?"
"Aku tidak peduli ada di mana asalkan aku bisa meletakkan
kepalaku di tempat lain."
Soraya berusaha memaksakan senyum. Gurauan yang
lemah, tetapi Sasha berusaha menunjukkan kalau dia baikwbaik
saja. Kedua gadis itu saling berpandangan dan tersenyum.
"Apa yang sudah tetjadi di sini?" tanya Kamal.
Raut wajah Sasha terlihat kesakitan mengingat hal itu.
"Oh tidak," Ujarnya. "Maafkan aku; Soraya. Laki-laki itu
tadi di sini. Aku katakan padanya. Dia tadi di sini dan dia
menamvparku dan berkata kalau dia akan membunuhku. J adi,
aku mengatakan padanya. Aku minta maaf. Aku tidak berani
untuk tidak mengatakan yang sebenamya." '
Sasha metenggut blus Soraya yang berkerut"kerut, matanya
menyiratkan tatapan memohon.
l88 Su'sux _- ?" akan memeriksa mungkin saja masih ada orang lain
di rumah ini," Ujar Kamal. Dia pergi memeriksa kamar"kamar
tidur dan menghidupkan semua lampunya.
%ku'minta maaf. Aku minta maaf." '_
Kali ini, terlihat air mata meluncur di pipi Sasha. Soraya
belum pernah melihat temannya seperti ini sebelumya.
"Tenang. Tenang. Mengatakan kepada siapa" Tentang apa?"
"Laki-iaki itu tadi di sini. Dia ingin tahu di mana Saha."
Soraya merasa jantungnya berhenti berdetak.
"Siapa?" _ ' Namun, ia sudah tahu jawabannya.
"Farish." ' ' Soraya menekan nomor telepon motel tempat Sofia tinggal.
Tidak ada yang mengangkat telepon. Laki"laki itu bisa berada
di mana saja"pergi keluar berbelanja dengan anakfanalmya,
sedang mandi, atau mungkin sedang tidur. .
Sesudah tiga kali mencoba, Soraya bangkit dan melangkah
menuju pintu. "Kamal! Kau jaga Sasha! Ia perlu-diantar ke rumah sakit."
Dan, kemudian, ia pergi, sambil berdoa dapat menemukan
Sofia sebelum Parish yang menemukannya.
SORAYA menggedcr"gedor pintu motel. Sepanjang jalan menu"
lju ke sana, ia berusaha berulang kali menghubungi Sofia
melalui telepon. 189 AMIR HAFIZI Sesampainya di sana, Soraya bertanya pada resepsionis
apakah ada orang memakai perban yang datang atau apakah
ada orang yang menanyakan kamar 403u"tempat Sofia dan
anaknya tinggal. Perempuan itu hanya memandang kosong dan mengatakan
kalau ia tidak melihat siapa-siapa.
Soraya bergegas naik ke atas untuk membawa Sofia pergi.
Ia berharap kalau itu adalah pertanda baik, atau ia tidak datang
terlambat, atau perkataan itu bukan hanya sekadar kebodohan
yang ditunjukkan oieh resepsionis itu.
"Buka pintu! Ini aku! Ini aku!"
Soraya melihat melalui lubang pengintip. Yang dapat
dilihatnya hanyalah lampu putih dan bayangan-bayangan.
"SoHa! Iman! Salina! Ini aku, Soraya!"
Soraya mengangkat bahu. Mungkin, mereka sedang tidak
berada di kamar. Namun, bagaimanapunjuga, ia harus menge- '
luarkan mereka semua dari sana secepatnya. Memindahkan
ke hotel lain, atau mengantar mereka ke rumah salah satu
saudara mereka. "Buka, ayo buka."
Soraya kembali mengetuk pintu kamar. Pintu terbuka, saat
Sofia sedang memikirkan rumah saudara yang mana yang akan
aman dan cocok bagi mereka. Di pintu muncul wajah Soha
yang kelihatan bingung. ' '
"Mengapa kau lama sekali," Ujar Soraya. "Aku sudah
menelepon berkali-kali."
Ia melangkah masuk, hampir saja menghiraukan kakaknya
sendiri, dan membuka leman' di samping pintu.
190 Susun _ "Kita harus pergi dari sini. Bawa Iman dan Selina."
Tiba"tiba, tubuh Soraya disentak dari belakang dengan
tangan yang sangat kuat. Ia menjerit, tetapi tangan itu telah
' membekap mulutnya. ' ' Soraya memandang Sofia dan melihat wajah kakalmya yang
menunjukkan perasaan penuh ketakutan. Jika saja Soraya
memerhatikan ekspresi kakaknya sebelum itu, ia mungkin dapat
mengetahui apa yang sedang terjadi. Parish menyeret Soraya ke dalam dan melemparkannya ke
atas tempat tidur. Kemudian, Farish menyuruh Sofia untuk
bergabung dengan Soraya di tempat tidur dan ia sendiri berdiri
di antara mereka dan pintu.
Kedua anak SoHa berdempeten di tempat tidur dan dengan
segera menghambur ke arah Soraya dan Sofia. Mereka memeluk
kedua perempuan itu dari belakang seolah menjadikan mereka
sebagai tameng untuk berlindung dari ayah mereka yang kejam.
A "Kau datang sendiri?" Tanyanya kepada Soraya. '
Masih dalam keadaan terkejut, Soraya mengangguk lemah.
Parish melangkah mendekat dan keempatnya serta merta
mundur. ' "Siapa yang datang bersamamu?"
"Tidak ada. Tidak ada. Aku datang sendirian."
Kepala-Farish setengahnya masih diperban. Bagian perban
yang berwarna kekuning"kuningan menutupi sebagian dahinya.
Tangan kirinya menggunakan gendongan, tetapi tangan
kanannya terlihat sehat dan dapat bergerak bebas.
Dengan tangan kanannya itu, dia menarik obeng yang kotor
oleh tanah dan oli motor dari dalam saku celananya.
19l RX AMIR HAFIZI Dia melambai-lambaikan senjatanya itu dengan'gaya
mengancam pada Soraya. _ '
"Farish, kumehon jangan!" Sofia memohon.
"Diam! Mundur kau!" '
Laki"laki itu memandang Seraya dan menggertaknya. '
"Kau pikir kau bisa menyembunyikan keluargaku dariku?"
"Kumohon .?" SoEa sudah menangis sekarang.
"Diam! Lihat apa yang sudah kau perbuat padaku. Apa yang
sudah kau lakukan kepada istriku. Dia berani melawanku...
suaminya sendiri!" "Apa yang kau inginkan, Parish?" Soraya balas memandangnya dengan tatapan mengancam sebisa mungkin. Namun,
ternyata hal itu malah membuat Farish semakin marah.
Dia merenggut rambut Soraya dengan gagang obeng dan
menyentak"nyentaknya. Sofia berusaha memisahkan suaminya
itu dari adiknya, tetapi Parish malah menyikutnya. Dia baru
menghentikan aksinya saat berteriak tepat di telinga Soraya.
"Apa yang akuinginkan" Apa yang aku inginkan. Aku sudah
punya apa yang aku inginkan. Kau tidak bisa mengambilnya
dariku dan kau tidak bisa menghentikanku. Aku ayah mereka!
Aku punya hak atas anak-anakku!" '
Laki"lakiitu melempar tubuh Soraya yang dipukulinya itu
ke arah Sofia. Ada beberapa gumpal rambut di tangan Parish,
yang kemudian dibuangnya ke samping.
"Kalian berdua perempuanjaiang, silakan bersenang-senang.
Salina! Iman! Kemari! Ayo, keluar dari neraka ini!"
Anak-anak bersembunyi di balik punggung Sdfia. Mata
192 SUSUK mereka membesar, memerhatikan laki-laki yang biasa mereka
panggil ayah itu. Soraya terkapar, kepalanya berada dalam
pangkuan Sofia. Kedua tangannya di lantai, mencariwcari,
menggapai"gapai. "'Iman!" Tidak ada respon. ?"Anak"anak tidak mau ikut denganmu,. Farish," Ujar Sofia
dengan nada memohon. "Mengapa kau tidak tinggalkan kami
sendiri?" _ Farish tidak mengacuhkan ucapan istrinya itu. Dia mengubahstrategi. Suaranya sedikit dilunakkan, tetapi masih
terdengar mengancam. "Salina, Iman, aku tidak datang ke sini untuk menyakiti
' kahan. Aku marah karena aku sudah dibohongi Aku tidak akan
menyakiti kalian." Salina menyembunyikan hampir seluruh kepalanya di balik
punggung ibunya; tidak ingin melihatayahnya lagi. Hanya
bagian atas kepalanya yang terlihat, begitu juga dengan kedua
tanggannya yang menjepit bahu ibunya, seperti seorang pendaki gunung yang mengggantung di ninggir jurang.
Iman hanya memandang ayahnya, air mata mengalir tanpa
isak tangis. "Aku tidak akan mengatakan mi lagi!" Usaha Parish mencoba
dengan cara lunak, hilang sudah
Sementara itu, tangan Soraya menemukan jam alarm,
kemudian pengering rambut, dan akhirnya menemukan sebuah
telepon. Farish melihat itu, tetapi tidak peduli. Dia memotong
ucapannya yang sebelumnya.
193 AMIR HAFIZI "Silakan pilih, kalian datang ke sini sendiri, atau aku akan
menarik kalian!" - Begitu kata-kata tersebut keluar dari mulutnya, Soraya
melepas dan melemparkan telepon tepat ke kepala Farish yang
masih diperban. _ ' Farish terhuyung-huyung ke belakang. Sebenarnya, dia
terhuyung-huyung karena terkejut akan serangan yang tibatiba, bukan karena kerasnya benturan yang dia' rasakan. Telepon
itu terbuat dari plastik dan kabel-kabelnya"meskipun putus"w
terjerat dengan jam alarm, pengering rambut, dan perlengkapan motel lainnya yang kemudian jatuh terhempas di lantai.
Soraya punya kesempatan meloncat menuju pintu. Far'ish
menutup pintu, tetapi tidak memasang kuncinya, jadi Soraya
dapat dengan mudah keluar.
"Sialan!" Parish berlari mengejarnya.
' W SORAYA berlari secepat mungkin, sekuat tenaga menyusuri
koridor motel. Tenggorokannya kering dan terasa sakit saat
mengembuskan napasnya yang terengah-engah, sementara
kakinya terasa panas seperti direbus asam laktat. Namun, ia
terus berlari, sering kali ia tersandung. Ia seolah-olah mendengar sebuah nyanyian dari sebuah film lama yang pernah
ditontonnya di televisi, berulang-ulang dimainkan di kepalanya.
Soraya mendengar keributan dari belakang"pastinya suara
Farish"dan berharap dirinya tidak terpengaruh dengan
194 Susun penganiayaan yang diterimanya dari laki-laki itu.
"Soraya." ' Sebuah suara lembut memanggil namanya. Entah mengapa,
Soraya tidak dapat menahan dorongan untuk melihat ke
belakang. Koridor kosong. Tidak ada siapa" siapa. Tidak ada 'Fansh gila
yang mengejarnya dengan obeng Kosong, tidak ada siapa pun.
Soraya memperlambat 1angkahnya,tetapi dengan cepat
memeriksa sekelilingnya. Ia sudah banyak menonyon film- Him
horor dan thriller saat biasanya seorang'pembunuh yang sakit
jiWa selalu balik menyerang setelah dia membiarkan korbannya
lengah. Soraya melanjutkan langkahnya menuju tangga.
Soraya meminta resepsionis yang kebingungan itu untuk
menghubungi polisi dan meminta penjaga ikut dengannya ke
lantai atas. Sofia dan anak- anaknya mungkin masih dalam
bahaya, pikir Soraya. . Ia menganggap pistol yang dibawa" penjaga itu sebanding
dengan kegilaan Farish. Mungkin ini adalah obat terbaikbagi
kondisi Farish saat ini. "Soraya," Ujar suara itu lagi. Itu bukan suara Farish.
"Apa kau dengar itu?"
"Dengar apa?" Tanya penjaga yang sudah tua itu.
"Tidak apa- apa. Ayo, 'cepatlah! Kakakku dan anak"anaknya
masih di dalam kamar!"
w 195 AMIR HAFIZI MEREKA tidak beralih ke mobil polisi. Mereka tidak me_m- "
butuhkannya. Tersangka penyerang itu tidak ada di sana. Tidak
ada seorang pun yang mereka temukan. Farish menghilang.
Meskipun demikian, adanya mobil polisi yang berwarna
putih dengan lampunya yang berwarna biru dan merah
memberikan ketenangan bagi diri Soraya, Sofia, Iman, dan
Salina.1tu artinya, untuk sementara waktu mi, mimpi buruk
mereka sudah berakhir. ' "Kau tidak ikut?" Tanya Sofia. Mereka sedang berada di
_ halaman depan motel. Penjaga keamanan dan juga beberapa
orang staf hotel berada di pintu-pintu mote1,memerhatikan '
' kejadian luar biasa yang pernah terjadi sejak tempat ini
dibangun. ?"Kau pergilah dulu. Kamal sedang menjemputku. Kami akan
menyusul." Sofia pergi bersama anak"anaknya masuk ke dalam mobil
patroli polisi. Mereka akan pergi ke kantor polisi untuk memberikan laporan. Mereka akan aman berada di sana, pikir Soraya.
Sementara itu, ia mengkhawatirkan beberapa hal.
"Kau yakin" Bagaimana jika iaki"laki itu masih di sini?"
'"Aku akan bersama para penjaga. Jangan khawatir, Sofia.
Selamatkan anak"anakmu terlebih dahulu. Aku akan sampai
di sana, secepatnya." '
Begitu kendaraan polisi itu hilang dari pandangannya,
Soraya melangkah kembali masuk ke dalam motel.
"Soraya." ' . .
Suara itu suara yang sama, yang memanggilnya saat ia
berlari dari kejaran Farish.
The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
196 Susun Soraya membalikkan badan, tetapi tidak ada siapa-siapa
di lapangan parkir. Ia memandang pintu-pinru utama motel
untuk menanyai pegawai apakah mereka mendengar sesuatu,
tetapi mereka sudah tidak lagi ada di sana.
Mendadak, Soraya menyadari kalau suasananya menjadi
sangat, sangat sunyi. Motel ini terletak di pinggir jalan kota"
biasanya, terdengar suara hiruk pikuk mobil yang lalu lalang
dan penjual keliling. Namun kini,'semuanya sunyi. _
Tidak terdengar suara jangkrik. Tidak ada suara binatangbinatang kecil. Tidak ada dengungan dari alat pendingin
mangan. Tidak terdengar suara apa pun. '
Hanya itu saja. Bahkan, suara angin pun tidak terdengar.
Tidak ada yang bergerak. Tanaman-tanaman di dalam pot"pot
raksasa di luar mote] hanya seperti lukisan saja. Tidak ada
bayang-bayang yang bergerak di jalanan atau di jendelajendela. ' ' "Dulu, orang"orangku"orang-orangmu"menyewa bintang;
bintang untuk mengarungi lautan."
Kedekatan sumber dari suara itu hampir membuat Soraya
melompat karena terkejutnya. Ia membalikkan badan, di
belakangnya berdiri seorang _laki-laki berkulit gelap yang
mengenakan pakaian tradisional Jawa, sedang memandangi
bintang-bintang. Soraya terpaku di tempatnya berdiri, kedua kakinya tidak'
dapat digerakkan. Laki-laki itu beralih memandang wajahnya.
"Kita sadar kalau mereka kadang berubah. Mereka bergerak.
Atau,.mereka menjadi lebih terang. Atau, kadang-kadang,
197 AMIR Hanz: mereka menghilang. Mereka mati. Itulah sebenarnya bagai"
mana cara semua dimulai. Bintang"bintang bergerak, berubah,
dan lenyap." ' "Siapa kau?" Soraya berusaha sangat keras untuk mengeluarkan kata"
kata itu dari mulutnya. . "Nama tidaklah penting. Yang penting adalah kau tahu
bahwa kehadiranku di sini bukanlah sebuah kebetulan semata.
Saat memandangmu, akuftahu bahwa kau ditakdirkan untuk
kejayaan. Anggaplah aku sebagai seorang pelayan yang
menemukan majikannya."
"Aku sudah pernah bertemu denganmu sebelumnya.
Farish...." "Oh, dia!" Laki-laki itu tertawa. Menakutkan. "Jangan
cemaskan dia. Aku yakin dia sedang bergantung di suatu tempat
sambil menyesali kalau dia pernah menyakiti kau dan
keluarganya." "Aku tidak mengerti."
"Pada-pertemuan berikutnya, aku bisa menjelaskan
semuanya sebaik mungkin padamu."
Laki-laki itu kemudian melangkah menjauh dan tak lama
dia pun hilang ditelan kegelapan'malam. Kemudian, seolah
seseorang menekan tombol 'play', semua suara hiruk pikuk di
sekeliling terdengar oleh telinga Soraya.
Orang-orang yang sedang berjalan. Mobii-mobil yang lalu
lalang dan-penjaga keamanan membukakan pintu untuknya.
Dari sudut matanya, Soraya dapat melihat sosok Kamal datang
mendekat dengan membawa dua buah helm.
198 Susun 139 _ WAKTU meninggalnya pukul 2 siang.-'Setelah Zaman kembali
dari istirahat makan siangnya. '
Saat ia datang untuk membangunkannyatadi' siang, Soraya
menemukan tubuh perempuan tua itu dingin dan tidak
bernapas lagi. Beberapa minggu terakhir ini, Khatijah sering
kali bangun terlambat. ' Soraya akan memanggil dokter, tetapi peremuan ini jelas
sudah meninggal. Prosedur yang tepat adalah melaporkannya,
tetapi Soraya tidak ingin melangkahi otoritas Zaman. Hal
' terakhir yang ia harapkan adalah terlibat masalah lagi dengan
laki- laki itu. Khususnya, setelah Zaman makan siang sedikit
lebih cepat dari biasanya pada hari itu.
Jika Soraya melaporkan kondisi Khatijah pada dokter, maka
dokter .akan menanyakan mengapa perawat zaman tidak
berada di posnya. Zaman paling-paiing hanya akan dimarahi,
sementara dirinya akan mendapat caci maki dari Zaman.
. Jadi perawat muda itu mengabaikan prosedur dan
menunggu perawat kepalanya kembali dari istirahat makannya.
Soraya tidak pergi makan siang, ia kehilangan selera makan
entahwkarena masalah Sofia atau karena susuknya.
"Siapkan dia dan- hubungi rumah jenazah," Ujar Zaman
pada Soraya. Dia dan seorang dokter, serta beberapa orang
perawat telah menyelesaikan apa yang harus mereka lakukan
sebelum mengumumkan kematian seseorang.
199 Ama Hanzr Soraya memandang formulir isian dan melihat kalau dokter
menuliskan "faktor umur" dibawah tulisan "penyebab
kematian". Soraya tidak pernah suka dengan istilah itu, meninggal
karena faktor umur. Istilah itu sebenarnya berarti, 'kami tidak
perlu bersusah payah mencari penyebab kematian yang
sebenarnya, jadi kami memberikan pernyataan tertutup seperti
ini hanya untuk melengkapi formulir".
Setelah beberapa saat membaca dan menyusun barangbarang perempuan itu, Soraya menyadari kalau ia hanya tinggal
sendirian di ruangan itu. Saat itu, ia hanya bersama dengan
jenazah Khatijah. Soraya mematikan mesik elektrokardiogram yang sudah
tidak digunakan lagi._Ia tidak yakin mengapa alat itu ada di
sana, mungkin untuk memenuhi ruangan atau berjaga-jaga
kalau ada kejadian yang tidak diinginkan. Selang-selangnya
tidak tersambung pada Khatijah dan hanya menimbulkan suara
desingan halus. Tidak seperti apa yang dilihat di televisi, saat
mata-rnata terpaku memandang graiik hijau, yang terdiri dari
titik"titik dan kurva yang bergerak naik turun yang memberitahu
apakah seseorang itu masih hidup atau sudah mati. - Soraya duduk di tempat tidur. Sebenarnya, tidak ada Iagi
yang harus ia kerjakan. Ia tinggal membawa perempuan malang
itu ke rumah jenazah." '
Semua barang"barang Khatijah sudah dibungkus dan siap
dibawa. Khatijah selalu mengatakan kalau ia sebentar lagi akan
keluar dan" rumah sakit, jadi ia sudah menyiapkan tas"tasnya.
200 Susux "Anak laki-lakiku akan menjemput," begitu yang dikatakan
perempuan tua itu- pada Soraya dan pada perawat lainnya.
Para perawat tidak memberitahukan pada perempuan itu
kalau anak laki-lakinya, satu-satunya keluarga'yang ia punya
dan mengurusnya itu, sudah tewas dalam sebuah kecelakaan.
Itulah sebabnya, mengapa ia yang pertama kali dibawa ke
tempat ini"t'idak ada yang seorang pun yang dapat memastikan dirinya mendapat suntikan insulin dan sebagai akibatnya
ia terkena serangan diabetes.
Kejadiannya sudah tiga'bulan yang'lalu, Soraya mengingat.
Ia kemudian berdiri dan meratakan kerut-kerut pada roknya.
Soraya baru saja akan melangkah pergi, saat terdengar Khatijah
memanggil namanya. "Soraya!" . Langkah perawat yang masih muda itu terhenti. Bertahuntahun mendapat pelatihan, ia menahan diri untuk berlari. Masih _
ada kemungkinan kalau dokter dan perawat salah dan
perempuan tua itu ternyata masih hidup. Bukan kemungkinan
besar, tetapi masih ada meskipun itu hanya satu berbanding
sejuta, kurang lebih. Soraya membalikkan badan hanya untuk memastikan kedua
mata'Khatijah masih tertutup rapat. Mayat itu masih tetap
mayat dan tidak tiba-tiba saja hidup.
Sambil menarik napas dari paru-parunya, Soraya duduk di '
ranjang untuk memeriksa kembali mayat tersebut.
'I'iba"tiba, Khatijah membuka kedua matanya.
"Soraya bemyanyilah untukku."
201 Ama HAFIZI .Seraya merasa darahnya membeku. Ada sesuatu dalam
dirinya yang dengan cepat melompat keluar dan membuat
tubuhnya dingin seperti es. '
Perempuan tua itu, jika ia memang hanya seorang
perempuan-tua, memohon padanya.
"Kumohon, bernyanyilah untukku?" Ujarnya. "Untuk
terakhir kali." _ . Dan, kemudian, ia menutup kedua matanya lagi. Khatijah
masih hidup. ' ' Soraya menahan keinginannya untuk berteriak. Ia meraih
tangan. perempuan tua itu dan merasakan kalau-kalau ada
denyut nadi, sementara kedua matanya memerhatikan-tekstur
kulit perempuan itu. Tidak ada apa-apa. Tidak ada denyut nadi. Kulitnya tidak
terasa panas. . ' ' Soraya harus memastikan. Ia mencondongkan tubuhnya ke
tubuh perempuan tua itu, dan meletakkan kepalanya di dada
perempuan tersebut.' Ia-mendengarkan kalau-kaiau ada bunyi detak jantung,"
dengan'sabar menunggu suara kehidupan, sehalus apa. pun
itu. . . Dan, kemudian, tirai terbuka disertai cahaya lampuL'orangorang dan sebuah suara dengan nada marah.
"Soraya!" ' Itu suara Zaman, Perawat Kepala. Wajahnya menunjukkan
kemarahan dan kebingungan. Soraya melempat karena
terkejut, menjatuhkan sebuah gelas di atas meja yang terletak
di samping tempat tidur. ' '
202 Susux ".Demi Tuhan, apa yang sedang kau lakukan" Apa kan sudah
sila?" &Di belakang Zaman, berdiri beberapa orang perawat yang
pura-pura tidak mendengar ucapannya itu.
Suara Soraya hilang. Ia memandang dengan tatapan
memohon pada Zaman. '."Tadi, aku katakan padamu untuk mengurus mayat ini, dan
sekarang kau apa yang kau lakukan pada mayat ini?"
"Tadi, kupikir aku mendengarnya memanggil namaku."
.- Hal yang salah untuk diucapkan dan Soraya tahu akan hal
itu. PeraWat Kepala itu menggelengkan kepalanya.
"Mengapa aku selalu bermasalah dengan dirimu" Kau baru
saja mengambil cuti beberapa hari, dan sekarang kau tidak
juga konsentrasi. Kau bisa pulang malam ini dan cuti sepanjang
minggu ini. Putuskan apakah kau akan kembali bekerja di sini
atau tidak. Aku tidak peduli-apakah kau kembali bekerja minggu
depan, atau tidak sama sekali."
Selesai mengatakan itu, Zaman pergi. Perawat yang lainnya
kembali melakukan apa- saja yang tadinya sedang mereka
kerjakan. Soraya menghapus air mata yang mengalir di kedua
pipinya dan meninggalkan bangsal itu.
w MALAM itu, KAMAL sedang menunggu Soraya sambil duduk
di atas sepeda motornya. Soraya sedapat mungkin mencoba
menyembunyikan kenyataan kalauiab'aru saja menangis. Ini
sudah untuk yang kedua kalinya ia melakukan hal ini dan ini
203 AMIR Hasim bukan sebuah pertanda bagus. Meskipun begitu, Kamal dapat
merasakan ada yang janggal pada diri kekasihnya itu.
"Ada masalah apa?"
"Oh, tidak ada apa-apa," Ujar Soraya sambil mengangkat
bahu. "Aku dimarahi lagi. Tapi, mungkin ini untuk terakhir
kalinya. Mungkin aku tidak akan bekeija di sini lagi."
"Kenapa" Aku pikir, kau tahu, meskipun banyak hal lain,
kau senang bekerja dengan orang"orang tua."
"Aku hanya butuh istirahat."
"Kau akan ke mana" Kau akan kembali mencoba menjadi
seorang penyanyi atau apa?" .
"Aku tidak tahu. Aku hanya ..._ tinggalkan aku sendiri untuk
sementara ini. Biarkan aku berpikir." ' "Baiklah, aku ingin kau tahu bahwa jika kau membutuhkanku, aku ada untukmu. Kau bisa bicara padaku."
"Aku baik"baik saja. Jangan cemas."
"Tidak, kau tidak baik"baik saja."
Soraya memandang Kamal dengan tatapan memohon. Ia
dapat melihat rahang Kamal mengeras dan kedua alisnya
berkemyit. Ia tahu Kamal tidak akan membiarkan masalah ini
Hal ini membuat hatinya sedikit terhibur, melihat Kamal
peduli akan dirinya. Namun, Soraya sudah membuat
keputusan. - "Dengar, ada masalah yang harus aku urus sekarang.
Masalah ini, tentang kita, adalah hal' yang sangat tidak aku
butuhkan saat ini. Bisakah kau membiarkan aku sendiri
sementara waktu" Nanti, aku akan kembali setelah masalahmasalah itu selesai."
204 SUSUK "Mengapa tidak kita selesaikan saja sekarang" Bersama!sama?" _ "Kamal, aku butuh sendiri saat ini! Beri aku waktu. Bisakah
kaulnenunggu?" Laki-laki'itu menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia
tersenyum. ' _ "Kau tahu, kadang aku tidak percaya pada dirimu. Kau
senang bersama denganku, dan kemudian begitu kesempatan
menyanyi muncul, k'au menghilang ke tempat yang hanya
'Ihhan yang tahu. Aku pikir kau ingin mengakhiri hubungan
ini, Soraya, sungguh. Lalu, kau ada masalah dan aku berguna
lagi aku ada di dekatmu lagi Lalu, kau kembali pergi
menghilang lagi dariku. Aku tahu keluargamu sedang bermasalah, tapi itu bukanlah alasan untuk mempermasalahkan
hubungan kita. Dengan tetap melakukan hal seperti itu, aku
mungkin tidak ada saat kau kembali nanti. Aku mungkin tidak
The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menunggumu. Asal kau tahu, aku juga punya kehidupan
sendiri." ' ' _ Kata"katanya terasa dingin seperti es. Sama dinginnya
' dengan kata-kata yang diucapkan Soraya pada malam itu..
"Tidak masalah, Kamal, " Ujar Soraya. "Kau tidak perlu
menungguku. Aku tidak mau membiarkan kau tergantung tidak
jelas. Aku harap kau mengerti."
Setelah mengucapkan itu, Soraya membalikkan badan
membelakangi kekasihnya dan melangkah menjauh. Mungkin,
Kamal terlalu terpaku, atau mungkin dia menyerah, tetapi dia
tidak mencoba menghentikan langkah Soraya. Jika saja-Kamal
205 AMIR HAFIZI menghentikan kekasihnya itu, mungkin dia akan melihat air
mata membasahi wajah Soraya.
"& "POHON itu, apakah ukiran itu masih ada di sana?" _
Sofia tersenyum. Ia sedang memberi makan ayam-ayam
dengan nasi sisa tadi malam. Mereka sekarang berada di rumah
tempat ia dan Soraya dulu dibesarkan"di rumah orang tua
perempuan mereka"semban' duduk di anak tangga, menikmati
segamya udara pagi. "Masih, kurasa," Ujar Sofia.
So'ray'a' menguap dan merenggangkan badannya.
"Di sini, selalu terasa tenang dan damai. Suasananya tidak
berubah," Ujarnya. '
"Kau selalu bisa tinggal di sini."
Setelah merasakan cobaan berat, kedua kakak beradik _itu
memutuskan hal yang terbaik bagi Sofia adalah membawa
' anak"anaknya kembali ke kampung. Lagipula, rumah dan taman
di sini perlu dirawat. Perlu waktu lama mengobati luka yang
diderita Sofia"baik secara Fisik maupun spiritual. Soraya dapat
melihat kalau kakaknya sudah merasakan ketenangan pada
dirinya, bahkan kelihatannya ia sudah mulai bersemangat.
Polisi tidak dapat menemukan Farish, tetapi memasukkan
namanya dalam daftar pencarian mereka. Hal itu bukan hanya
karena penyerangan terhadap Sofia, tetapi juga beberapa
tuduhan lainnya seperti pencurian mobil.
206 Susux ' Orang-orang kampung sudah mendengar berita tentang
Farish. Pada satu malam, kepala kampung datang mengunjungi
Sofia; dan menjanjikan bahwa lingkungan mereka, Rukun
Tetangga, akan terus menjaga tempat ini dan memerhatikan
orang baru yang datang ke kampung itu.
Keingintahuan tetangga-tetangga mereka, yang selama ini
terasa menganggu bagi Soraya, sekarang terbukti ada gunanya.
Bahkan, anak-anak sudah dapat beradaptasi dengan baik.
Hampir tiap hari [man pergi memancing dan membawa pulang
ikan-ikan kecil serta memaksa agar tangkapannya itu dimasak
untuk makan malam. Salina terlihat lebih berhati"hati, tetapi
perubahan akan terjadi pada dirinya seiring waktu berjalan.
Entah. mengapa, Soraya merasakan keyakinan yang luar
biasa kalau Parish tidak akan pernah terdengar lagi kabarnya..
"Tidak," Ujar Soraya. "Tidak, aku hanya butuh beberapa
hari, itu saja. Setenang-renangnya suasana di sini; ini bukanlah
tempatku." . Ayam-ayam itu saling berebutan, berebut buriran-butiran
nasi sisa semalam. "Ini rumah Ibu," Ujar Sofia. "Kau bisa datang ke sini
sesukamu." Soraya tidak menjawab. la bangkit dari duduknya dan
merenggangkan badannya lagi. Kemudian, ia menuruni anak
tangga dan memakai sandalnya.
"Kau mau pergi ke mana?"!
"Tidak tahu. Berkeliling, melihat-lihat lingkungan di sini."
Soraya berjalan menyusuri jalan kampung yang sempit.
Sambil berjalan kaki, ia menghirup napas dalam-dalam. Lama
207 AhilR HAFIZI tinggal di daerah kota membuatnya lupa bagaimana segamya
udara pagi terasa di sini. _
Dan, yang penting, di jalan ini ia tidak perlu berhati-hati.
Orang yang lalu lalang tidak terburu-buru. Beberapa sepeda
motor yang melintas, melaju dengan kecepatan setengah dan'
kebanyakan kendaraan motor di KL, pengendaranya merokok ,
dengan sopan, dan tidak membuang puntung rokoknya begitu
saja. ' . ' Anak"anak asyik bermain di bawah kain cucian yang baru
saja dijemur. Soraya iri dengan keceriaan mereka yang sedang
bennain-main berembus angin dingin pagi, yang kemudian
hilang ketika ibu mereka memanggil untuk segera mandi. !
"Rasanya seperti hari Minggu, padahal saat itu hari Kamis.
Udara pagi yang dingin membuat Soraya sedikit gemetar.
Setelah semua yang terjadi akhir"akhir ini, ia membutuhkan
kematian rasa yang dibawa angin dingin yang menerpanyapagi
itu. . ' aoraya berusaha menahan dorongan dari dalam dirinya
' untuk menangis. Ia benar-benar hancur, tetapi demi Sofia dan
yang lainnya; ia menunjukkan sosok perempuan yang berani.
Ia sendiri tidak yakin apa yang akan dilakukannya begitu '
kembali ke kota nanti. Ia terlalu malu untuk menemui Rozana
lagi dan memohon bantuannya. Apalagi, setelah ia banyak
membuat kekacauan. Begitu juga terhadap Razlan dan LeefNamun, tidak terhadap
. Perawat Kepala'Zaman. Soraya sudah merasakan kebencian
padanya saat masih menjadi perawat.
_208 Susux Dan, kemudian Kamal. Wajah Soraya tidak sengaja
mengerut saat memikirkannya. Ia sudah banyak melakukan
kesalahan pada laki-laki itu. Ia tidak dapat berharap Kamal
masih me-nunggu kehadirannya. '
" Sesungguhnya, tidak ada yang menunggunya. Sama sekali
tidak ada, Ia sudah kehilangan pekerjaan. Semua impiannya
sudah hancur. _Tidak ada yang dapat ia lakukan. Dan, tidak
ada tempat untuk kembali.
Saat berjalan menyusuri jalan setapak, Soraya menyadari
kalau ia sudah berada di bagian yang tidak ia kenal dari
kampungnya. ' Di sana, rumput tumbuh setinggi pinggangnya dan jalan
setapak' 1tu kelihatannya tidak-mengarahkemana pun. Kecuali,
satu. _ ' Di sebelah kiri jalan setapak itu, terdapat sebuah lahan
terbuka dan sebuah rumah. Sebuah rumah tua yang terbuat
dari kayu. Rumah seperti ini selalu dibangun dengan ukuran_ besar karena luasnya areal yang hanya dapat ditemukan di
daerah luar perkotaan. ' Ada kabut aneh yang menyelubungi sekeliling rumah itu.
Soraya sadar han' masih pagi, tetapi rasanya ada yang aneh. Keanehan semakin terasa saat ia melihat bagaimana sinar
matahari tidak menyinari rumah kayu itu sebagaimana adanya,
bahkan rumah itulah yang menyerap sinar matahari.
Ada 'seorang lald-laki di luar rumah itu, di halaman berumput
yang luasnya lebih besar dibandingkan dengan halaman
apartemennya. Laki-laki itu sedang memotong kayu.
209 AMIR HA'HZI Sorayawmerasakan kakinya bergerak menuju tempat itu.
Laki"laki itu membelakanginya. Dia tidak mengenakan baju,
dan Soraya dapat melihat bekas-bekas luka pada kulitnya yanghitam. Luka-luka yang sudah lama, saling bertindihan satu sama
lain. -' Mungkin luka bekas sayatan yang sudah lama. Jika itu
* adalah luka bekas operasi, Soraya pasti akan segera tahu.
Jahitannya terlihat begitu jelas. Terlihat agak menonjol di
bagian tengah dan meruncing serta rapi pada masing"masing
ujungnya. Soraya bertanya dalam hati, peristiwa apa yang membuat
luka"luka itu terjadi. Mungkin sebuah pedang yang besar, atau
mungkin juga cambuk. Laki-laki berkulit gelap itu berhenti memotong kayu. Soraya
berdiri tidak kurang dari dua kaki dari sosoknya. Laki-laki itu
sama sekali tidak berkeringat.
. "Selamat datang," Ujarnya sambil membalikkan badan serta
tersenyum ke arah Soraya.
w DI dalam rumah, kabut yang berada luar rumah juga terlihat
dengan jelas. Saat itu, Soraya sedang duduk di ruang utama
rumah itu. Ia dibawa masuk oleh lald-laki berkulit gelap ke
sana dan disuruh menunggu. Setidaknya, menurut Soraya, ini
adalah ruang utama karena ukurannya yang begitu besar.
Susux Ruangan itu sama sekali tidak memiliki pembatas. Di salah
satu sudut, terdapat sebuah tempat tidur kecil, cukup besar
untuk satu orang. Perkamen dan bahan-bahan seperti kertas yang sudah lama
bertebaran di sana. Beberapa buah buku besar juga tergeletak
di dekat tempat tidur, satu atau dua di antaranya, disangga
dengan dudukanyang terbuat dan" kayu, seperti dudukan AlQuran. Siapa pun laki-laki berkulit gelap itu, dia pasti sangat
senang membaca di tempat tidur.
Selebihnya, ruangan itu memiliki beberapa hiasanwhiasan
manis dan berwarna terang yang menarik. Pada sebuah mimbar,
terdapat beberapa wadah dari gelas dengan cairan hijau zaitun
dalam berbagai macam corak. '
Di lantai, terdapat beberapa buah guci dengan taburan
warna keemasan, pasir dan debu. Di sampingnya, terdapat satu
buah ceret minum yang'berwarna cokelat dengan aroma yang
manis. Aroma bunga lili dan buah kurma dari ceret itu terciumke seluruh mangan. ' _ ' ' Pada salah satu sisi dari ruang utama itu, terdapat sebuah
pintu yang entah mengarah ke mana. Laki-laki berkulit gelap
. itu muncul dari pintu tersebut sambil menyeka kedua
tangannya. Dia masih tidak mengenakan baju kaosnya.
Entah mengapa, laki laki gelap itu terlihat aneh di rumah
ini"lebih muda, lebih ramah.
"Kau ingat apa yang aku katakan tentang bintang-bintang?"
Soraya menganggukkan kepalanya. '
"Nah, beberapa di antaranya ada yang istimewa. Yang
lainnya, bahkan bukanlah bintang, hanya planet seperd tempat
2ll AMIR HAFIZI kita di sini. Seperti dunia ini, dalam dua hari mendatang, tiga
di antara bintang itu akan berada pada satu posisi, yang bisa
kita lihat bersama dari sini, dari bumi. _
Ini saat yang isrimewa," Ujarnya. "Inilah saatnya, bagi
mereka yang tahu, untuk mengetuk kekuatan-kekuatan dari
dunia"dunia lain."
"Apa yang sedang kau bicarakan?" Soraya bertanya pada
laki-laki gelap itu. Dia mengangkat bahu, tetapi tetap tersenyum. Laki-laki
berkulit gelap pergi mengambil ceret dan menuangkannya pada
gelas minum berbentuk piala yang terbuat dari logam.
' "Cepat atau lambat kau akan mengerti."
"Tempat apa ini" Kau tinggal di sini" Bagaimana bisa aku
tidak pernah melihatmu sebelumnya?"
Soraya menerima gelas minum berbentuk piala yang
disodorkan padanya. Gadis itu tidak tahu bagaimana ia dapat
langsung mengiyakan semua tindakan laki-laki aneh ini. Yang
ia tahu, laki-laki ini membiusnya dengan minuman ini. Namun,
entah mengapa Soraya sama sekali tidak merasa khawatir. . ?"Hal"hal tidak terjadi secara kebetulan, Soraya." Laki-laki
berkulit gelap memerhatikan Soraya minum dengan pandangan .
puas. ' "Selalu ingat itu." _ _
_ Airnya terasa begitu manis, hampir membuat tenggorokan
Soraya sakit. Entah mengapa, setelah meneguk tetesan terakhir,
ia merasakan tidak ada rasa yang tersisa di mulutnya. Meskipun
bau minuman itu masih tinggal di rongga hidung dan mulutnya,
membuat Soraya ingat akan ciuman pertamanya.
'212 Susun "Siapa kau?" "Seseorang seperti dirimu," Ujar laki-laki itu. "'Dulu, aku '
juga punya banyak impian. Inipian yang fantastis. Impian yang
lugu. Jadi, aku membuat persetujuan dengan seseorang. Itu
sudah lama sekali. Aku membuat tawaran yang sama
denganmu." _ _ "Mengapa aku" Mengapa kau membantuku" Apa yang kau
tawarkan" Aku tidak mengerti."
"Begitu juga denganku, Soraya, danakt'l sudah hidup lebih
lama dari umurmu. Aku merasa tertarik denganmu. Seperti
yang sudah aku katakan, kita mirip. Mungkin, ada sesuatu yang
mendorongku. Mungkin, aku hanya merasa kesepian. Tapi, aku
akan membagi berkahku, seperti telah dibagikan kepadaku
sebelumnya)" ' Dia memandang Soraya dengan kedua matanya yang
menembus segalanya itu. Entah mengapa, kali ini, Soraya dapat
membalas tatapan laki-laki berkulit gelap tersebut. Yang
mengherankan, ada semburat kesedihan tampak di sana.
"Apakah kau mau menerimanya?" '
Bayangan tentang Perawat Kepala Zaman melintas'lagi
dalam benak Soraya. Gadis itu memikirkan Lee, Razlan, dan
Rezana. Ia memikiran Kamal. Memikirkan Sofia dan anak' anaknya._Soraya menginginkannya, ia membutuhkan jalan
keluar. ' "Ya." "Ingatlah. Padasaat dua dunia bersatu."
213 AMIR Har" Hi "KATAKAN padaku,_ apakah aku dikutuk agar hidup seperti ini
selamanya?" tanya Suzana.
"Selamanya itu, bisa jadi waktu yang lama. Jika kau siap
untuk memaSuki dunia keabadian, kan harus memutuskannya
sekarang." Laki"laki berkulit gelap dan Suzana sedang duduk di bangku
yang dibuat menyerupai kayu. Laki-laki itu menanggalkan
kaosnya dan memegangnya seperti memegang handuk.
The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Meskipun dia tidak sedang berkeringat, laki-laki itu terlihat
seolah baru saja selesai melakukan pekerjaan berat.
Suzana memandang ke arah laki"laki itu, bingung.
"Keabadian?" "Hidup melebihi semua ini"melebihi kehidupan manusia."
"Aku tidak ingin dikutuk! Dikutuk untuk membunuh
selamanya!" "Tidak ada kutukan. Memang, itulah yang selalu dikatakan
' orang-orang, tapi sesungguhnya tidak ada kutukan._ Dan,
sebenarnya, ini adalah pilihanrnu, seperti saat kau memutuskan
untuk melanggar pantangan. Membebaskanmu dari moralitas.
Sebenarnya, apa itu moralitas" Itu hanya sebuah gagasan sosial
semata. Ciptaan manusia. Bisa diatur. Beberapa ratus tahun
yang lalu dan di masa yang akan datang, nilai-nilai moral itu
akan berubah. Kanibalisme mungkin akan diperbolehkan lagi."
Dia berbalik menghadap Suzana, memandang dengan kedua
matanya yang hitam pekat.
214 Susut "Bagaimanapun juga,' kau dan aku akan terus hidup sementara yang lain hilang musn ."
"Kau dan aku" Tapi, aku tidak seperti dirimu. Dekat, tapi
berbeda." ' "Kau hampir mencapai puncak kejayaan. Kau harus me"
makan daging seorang perempuan untuk terakhir kalinya. Dan,
kemudian kau akan abadi untuk selamanya. Rasa lapar itu
perlahan akan hilang dan kau tidak lagi membutuhkan daging _
manusia." ' "Lalu, apa yang akan aku butuhkan" Samakah seperti
dirimu?" _ Sesaat, laki?laki berkulit gelap itu tidak memberikan
jawaban. Saat dia akhimya bicara, yang dikatakarmya sama
sekali masalah lain. "Dengan rasa hormat, perkenankan aku mempersembahkan
santapan terakhirmu." '
w "SEKARANG buka pakaianmu."
Perempuan iru tersenyum pada laki"laki berkuht gelap, tetapi
tidak menatap matanya. Untuk alasan yang tidak diketahuinya,
perempuan itu pun tidak mampu memandang'wajah laki"laki
itu secara langsung. Masalah kecil. Lembaran RM 50 yang dilambai"lambaikan
di depan wajah perempuan itu beberapa menit yang lalu cukup '
untuk membuat laki-laki' itu mendapatkan semua yang. dia
. inginkan darinya. AMIR HAFIZI Biasanya,'ger1nonya akan mengambil lebih dari setengah
bayaran yang ia dapat. Sering kali, ia menghasilkan lebih
banyak uangjlka mendapat tips yang diberikan oleh pelanggan
yang baik hati. Terutama yang ini, sangat dermawan.
Seraya melepaskan pakaian dengan gaya yang menggairahkan, perempuan itu menggigit tahi lalat kecil yang
terletak tepat di sebelah kiri bibir bawahnya. ' '
Gaya yang khas. Saat perempuan itu menggigit tahi lalat
kecilnya, sebagian lalci-laki menganggap hal itu seksi. Suatu
kali, perempuan itu pernah mendatangi peramal yang menga"
takan padanya kalau ia akan "memakan" banyak orang. Dikritik
oleh para pelanggan dan permintaan mereka, sepertinya apa
yang dikatakan oleh peramal itu benar.
Persma] yang sama juga mengatakan kalau perempuan itu
ditakdirkan akan memiliki popularitas dan kekayaan. Ia
diperkirakan akan memiliki karier terbaik dalam dunia seni.
Semua itu sekarang sudah akan berakhir, tetapi ia ingin tetap
bertahan pada sepotong harapan yang sangat tersembunyi.
Mungkin salah satu dari para pelanggan setia yang ia miliki
suatu hari nanti akan menepati janji untuk menjadikannya
seorang bintang. "Berputar." _ Perempuan itu berputar. Ia sudah mengalami hal ini
sebelumnya dengan para laki-laki yang memiliki kebutuhan
khusus. Itu suatu pertanda kalau'ia akan mendapatkan tips
' yang besar. Laki?laki itu mungkin hanya tertarik'untuk
melihat"perempuan itu pernah melayani laki-laki yang sama
sekali tidak mau menyentuhnya.
2l6 SUSUK Perempuan itu tersenyum. Jika itu masalahnya, kali ini akan
menjadi mudah. "Kau akan'melakukannya."
Dan, kemudian, seluruh dunia. perempuan itu berubah
menjadi gelap. ' :n- FARISH terbangun dan merasakan aliran udara dingin di
sekujur tubuhnya." Setelah memeriksa dengan saksama,
penyebab dia kedinginan adalah karena dia hanya mengenakan
bra dan celana dalam. Payudaranya berguncang"gunc'ang saat dia menggoyang
keduanya. Dia menyentuh selangkangannya, merasakan adanya '
lekukan bukan sebuah "tonjolan.
Ada beberapa buah cermin di dalam mangan yang gelap
itu dan Farish dapat melihat bahwa tubuhnya terlihat agak kecil.
Tubuhnya lebih pendek dari sebelumnya. Lebih kurus. Dia nyaris .
tampak seperti anak terlantar. .
Parish kemudian menjeritsaat sepasang lengan kuat dan
berotot menyentuhnya dalam kegelapan dan mulai menarik
rambutnya, menamparnya, dan memukulinya. Lalu, dia mera-'
sakan tendangan demi tendangan dari kaki yang tak berwujud. Meskipun begitu, ini hanyalah sebuah permulaan. Setelah
satu jam, teriakannya tak lagi terdengar, digantikan oleh isak'
tangis, dan sesekali dengkingan. '
21" AMIR HAFIZI W LEE, sang produser kenamaan, juga mengenakan pakaian _
dalam perempuan. Meskipun hanya sedikit yang mengisi bra
yang dikenakannya dan terlalu banyak lemak memenuhi celana
dalamnya. Di atasnya, laki"laki itu mengenakan gaun 'malam.
Lee sedang berada di sebuah klub di 'Bukit Bintang,
' menyanyikan secara lip sing beberapa lagu yang dipopulerkan
oleh Christina Aguilera. Di seberang ruangan, terdapat sebuah spanduk raksasa yang
bertuliskan "Ratu Jumbo"Kompetisi Ratti Waria Paling Populer
untuk Kelas 80 kg ke Atas". Dia memutuskan bahwa tidak ada
yang lebih baik dibandingkan dengan pemasaran secara terangterangan meskipun dia dipilih sebagai waria menarik dan
dipanggil secara tidak langsung.
Namun, itu tidak masalah. Dia sudah mendapatkan
susuknya. Tidak lama lagi, dia akan mengetahui bagaimana
_ hasilnya. Tidak lama lagi, setelah menyelesaikan lagu dan tidak
lagi perlu berpura"pura. Dia akan segera tahu apakah masih
dapat mengubah kekalahan yang'selama bertahun-tahun
dirasakannya menjadi sebuah kemenangan. Apakah dia masih
dapat membuat kepala-kepala berpaling padanya.
Para penonton masih bersorak. Entah bagaimana, dia tidak
'ingin lagu yang dinyanyikannya berakhir.
W 218 SUSUK Beberapa minggu yang lalu, Rezana sedang bedalan-jaian
di Petala Street, membeli jeruk, saat ia menyadari bahwa di
sana terdapat lusinan jemuran pakaian bergantungan saling
silang di atasnya. Itulah saat semuanya berubah menjadi buruk. Jarum"jarum
emas mulai bermunculan keluar dari wajahnya. Suaranya
berubah menjadi serak dan saat memandangi dirinya sendiri
di kaca spion,'ia terlihat lebih tua lima belas tahun.
Ia sudah melanggar pantangan susuk dengan berjalan di
bawah jemuran pakaian. Lagi. ' '
Beberapa saat lamanya, Rezana memikirkan hal itu.
Kemudian, ia menghubungi asisten pribadinya melalui telepon
mobil. Ia menyuruh asistennya untuk membatalkan seluruh
perjanjian selama setahun ini dan memesankan tiket pesawat
ke Miami, Florida. _ Ini waktunya untuk berlibur. Dan, jika ia merasa suka, ada
cara yang lebih mudah untuk tetap kelihatan muda. Miami
punya banyak ahli bedah plastik terbaik di dunia.
Hii . HUJAN baru saja berhenti. Soraya masuk ke dalam taksi,
menghindari genangan air hitam di jalan.
Lampu penanda "kosong" di bagian atas taksi, mati.
' Beberapa yar di belakangnya, lampu depan sebuah sepeda
motor menyala. 219 Amu Hanz: W SUZANA masuk ke dalam Mercedes hitamnya dan keluar dari
kediamannya. "Kita akan pergi ke mana?" _
_Suzana tidak mengaeuhkan pertanyaan dari perempuan
yang duduk di kursi penumpang. '
Mobil itu bergerak menuju Federal Highway, bayang"bayang
lampu-lampu jalan terlihat menghiasi wajah Suzana.
SEPEDA motor itu berhenti di dekat lampu merah.
Pengemudinya membuka kaca depan helm yang dia kenakan
dan melihat sekeliling. Karna] kehilangan taksi yang ditumpangi Soraya. Ada lim'a
belas buah mobil di sana dan lampu berganti ketika dia
mendekat. ' Kamal hampir yakin kalau mobil yang ditumpangi Soraya
adalah yang berbelok ke kiri, tetapi ia menjadi tidak yakin
karena banyak taksi lainnya yang juga berbelok ke arah yang
sarna. Apakah Soraya pergi ke stasiun kereta api lania atau
sebuah klub di dekat Dataran Merdeka" Dia sendiri tidak yakin.
Lampu berganti hijau. Sebuah mobil di belakangnya
membunyikan klakson. Sekali. Dua kali.
Sambil menghela napas, Kamal mengumpat. Dia menutup
kaca helm danberbelok ke kiri.
220 S'LISLIK LAKI"LAKI berkulit gelap menaburkan tanah segar'di atas
panggung. Kemudian, dia membuka salah satu dari dua
gulungan kain besar berwarna kuning mililmya. '
Setelah mengeluarkan keris, dia menggambar garis-garis di
tanah tersebut. Kemudian, dia menyiapkan tempat pembakar
kemenyan pada tiga sudut garis yang tadi dibuatnya. '
Setelah itu, dia menyiapkan bangkai seekor ayam, tiga buah
jeruk limau, dan sebuah piring cawan dari kuningan. Piring
cawan itu berisi cairan yang terlihat gelap dalam cahaya bulan
yang temaram. _ Dia lalu mengambil gulungan kain yang satunya lagi dan
membuka ikatannya, saat itulah 'cahaya lampu senter
menyorotnya. _ Laki-lakiberk'ulit gelap itu berdiri. Seorang penjaga keu
_ amanan sedang berjalan mendekatinya. Dia tetap diam saat
laki-laki dengan perut buncit itu melangkah ke tempat dia tadi
berdiri. Penjaga keamanan itu mengayunkan lampu senternya dari
kiri ke kanan. Laki-laki berkulit gelap dapat melihat kalau lakilaki ini' berkeringat dan gemetar pada saat yang bersamaan.
Lakilaki berkulit gelap memandang tepat pada kedua mata
' penjaga itu,' yang hanya berjarak beberapa meter saja dari
dirinya. ' ' Tentu saja, laki-laki gemuk itu tidak dapat melihat dirinya.
Atau, melihat apa yang sedang dilakukannya. Laki-laki berkulit
211 AM": HAFIZI gelap sudah'memastikan hal itu. Namun, akan menjadi masalah
. jika penjaga keamanan itu berjalan melalui bagian "tidak
terlihat". Penjaga menghentikan langkahnya setengah meter dari lakilaki'berkulit gelap. Dia mulai batuk"batuk, mengeluarkan sapu tangan _untuk
menutup mulutnya. Kemudian, dia berbalik dan melangkah
menjauh. Mulanya, dia melangkah perlahan, kemudian mem"
percepat langkahnya, seolah seseorang"atau sesuatu"sedang
mengejarnya! Laki" laki- berkulit gelap' memandang punggung laki- laki
gemuk itu sampai dia, dan sorot dari lampu senternya, hilang
dari pandangan. _ _ Tak lama, dia kembali mengambil gulungan kedua kain
kuningnya. Gulungan yang ini lebih besar dari yang pertama
_tadi. Jauh lebih besar. Ukurannya sebesar permadani yang
digulung. ' Seseorang dapat masuk ke dalam gulunga'nnya. Dan,
ternyata, memang ada seseorang di dalam gulungan itu.
Laki-laki berkulit gelap mengangkat tubuh pelacur yang
tidak sadarkan diri itu dan meletakkannya di tengah-tengah
garis yang digambarnya di tanah.
MERCEDES hitam itu berhenti di dekat stasiun kereta yang
sudah tidak dipergunakan lagi
"Kau mau pergi ke mana?"
222 Susun "Tetap di mobil. Aku perlu..
Suzana melihat stasiun itu. Stasiun kereta yang 'sudah tua.
Sudah tidak digunakan lagi sejak sistem transit kereta api yang
lebih ringan untuk membawa penumpang pulang pergi
dibangun di K]... Setidaknya, sekitar lima tahun yang lalu, ingat '
Suzana. Meskipun begitu, stasiun ini masih merupakan monumen
bersejarah dan sebentar-sebentar, satu atau dua orang petugas
jaga akan berpatroli. Mereka khawatir kalau ada yang melakukan pembakaran daerah'ini dengan sengaja. _
Ada sesuatu yang menarik dirinya ke dalam stasiun kereta
itu. Sesuatu yang rasanya begitu' alami, seperti helaan napas.
Mungkin itu adalah sebuah perasaan bahwa ia sedang berada
di ambang pintu langkah berikutnya"loncatan besar menuju
sebuah keabadian"yang membuatnya berpikir dan rindu akan
tempat saat semuanya diperuntukkan untuk dirinya. Suatu
" tempat di mana ia akan memulai hidup baru sebagai Suzana.
The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sebagai seseorang yang lain daridirin'ya sebelumnya.
Sederhananya, peristiwa ini adalah sesuatu yang rasanya
harus dilakukan sebelum ia memasuki apa yang mungkin
disebut dengan perjalanan terakhirnya.
Sambil menghela napas panjang, seolah itu adalah helaan '
yang terakhir, Suzana melangkah masuk ke dalam stasiun.
W KAMAL hampir saja menyerah saat takdir menentukan garis
hidupnya. Dia melihat taksi-taksi tak berpenumpang menunggu
223 _ Ama HAFIZI di pemberhentian bis"taksi yang sama dengan yang dinaiki
Soraya. Kamal yakin karena dia ingat betul nomor platnya.
Setelah berbincang sebentar dengan pengemudinya dan
menyerahkan uang RM 10 kepadanya, Kamal kembali melaju
' di jalanan._ Beberapa saat kemudian, diawmemarkir sepeda
motornya di luar stasiun kereta yang sudah lama tidak dipakai.
Sambil melepas helm, dia bergegas masuk ke dalam. Kamal
melihat tidak ada siapa pun di dalam dan tidak ada yang
menemaninya selain kegelapan. Dia lalu berteriak memanggil
orang yang dikasihinya. "
"Soraya!" ' w LAKI-LAKI berkulit gelap menyambut Soraya dan menunjuk
kain sarung yang terlipat dengan rapi di'sudut mangan.
Soraya tidak mengatakan'sepatah kata pun, tetapi melangkah menuju sudut ruangan dan mulai melepas pakaiannya.
"Siapa perempuan ini?" tanya Soraya sambil menunjuk
perempuan, yang tidak mengenakan sehelai benang pun,
terbaring di tengah"tengah garis.
"Susuk terakhirmu," Ujar laki-laki berkulit gelap itu.
Soraya tidak bertanya lebih lanjut. Ia n'lelepaskan
pakaiannya dan mengenakan sarung.
Kemudian, Soraya dan laki"laki berkulit gelap mengambil
_ pnsisi"Soraya di bagian kepala, laki-laki berkulit gelap di
bagian kaki perempuan telanjang itu.
224 Susux Mereka mengambil posisi, duduk bersila dan upacara
dimulai. W "SORAYA!" Suzana mendekap telmganya. Wajahnya meringis kesakitan.
Ia berada di dalam stasiun kereta, dan dalam kegelapan ia
menangis. ' "Mengapa aku mendengar suaramn?" .
Suzanajatuh bersimpuh, sementara kedua tangannya masih
mendekap telinganya. - "Aku masih bisa mendengarnya."
W "SORAYA" 'Kamal memegang helm dengan 'tangan kirinya. Sambil
berlari melintasi bagian peron stasiun kereta yang sudah tidak
dipakai lagi itu, dia mengumpat. '
"Soraya! Jawab akui Apa kau baik"baik saja?"
Ada kemungkinan pengemudi taksi itu berbohong padanya
demi mendapatkan uang RM 10. Atau, Soraya berada di gedung
dekat stasiun. . Namun, entah bagaimana, Kamal yakin dan dapat rne"
rasakan kalau Seraya ada di dekat sana. Sangat dekat. Dan, ,
perempuan itu sedangcdalam bahaya. Kamal tidak akan pernah
memaafkan dirinya sendiri 'jika ternyata perempuan yang
225 AMIR HAFIZI dicintainya itu diperkosa atau didekati oleh seseorang sementara dia berada tidak jauh dari sana. .
Jadi, Kamal terus mencan'nya, berlari melintasi peron stasiun
dalam kegelapan. Sepanjang hidupnya, Kamal Tidak pernah
merasakan perasaan begitu tersesat dan sendiri seperti ini.
Matanya mulai berair. "Soraya!" _ . Kemudian, tiba-tiba, dan" sudut matanya, dia dapat melihat _
sesuatu di kejauhan, di ujung peron. Tadi, dia sudah melihat
ke sana, tetapi tidak melihat apa pun.
Dia menyipitkan matanya dan mulai berlari ke sana. Bahkan,
sebelum sampai, pemandangan di sana semakin jelas terlihat ' '
oleh Kamal. Pandangannya beralih melihat lakilaki berkulit
gelap dan Seraya secara bergantian. Perasaan dan pikirannya
yang terlalu letih menegaskan padanya bahwa sesuatu yang
ada di antara mereka adalah tubuh perempuan telanjang
sungguhan. Saat berpikir seperti itu, Kamal mulai menarik
' napas dengan berat. ' Berpikiran kalau laki- laki berkulit gelap mungkin sudah
menyakiti Soraya, secara naluri Kama] bertindak.
' Kedua mata Kamal melotot. Dengan jeritan tertahan, dia
menyerang laki"laki berkulit gelap itu.
Meskipun begitu, tubuh laki-laki itu terasa seolah dipahat batu dan terpaku di lantai. Dia tetap komatikamit melafalkan
mantra dan kedua matanya tetap tertutup rapat. Entah
bagaiman, Kamal dapat merasakan kalau laki-laki itu seolah
sedang menatap din'nya. '2'26 Su5ux Kamal dapat melihat Soraya juga sedang membaca mantra, kedua matanya juga tertutup rapat seperti lakillaki berkulit
gelap itu. Namun, tubuhnya gemetar seperti orang yang
kerasukan; Kamal hampir tidak mengenali perempuan yang
sudah menjadi kekasihnya sejak lama itu dan dadanya terasa
seperti ditikam senjata tajam.
W LAKI-LAKi berkulit gelap itu terkejut. Jarang sekali dia merasa
terkejut atau tergoncang, dan perasaan yang dia rasakan ini '
awalnya terasa sedikit asing. '
Pemuda itu berusaha mencari cara melintasi rintangan yang
dia buat. Tidak hanya itu, pemuda 'itu juga sungguh"sungg-uh
menyerang dirinya! Serangan Kamal tidak berhasil merobohkan laki- laki berkulit
gelap itu, yang sedang duduk bersila sambil melafalkan _
mantra. Laki- laki berkulit gelap itu sudah berusaha membuat
tubuhnya tidak bergerak, jadi itu artinya tidak ada bahaya.
Meskipun begitu, dia sedikit khawatir mengenai hal lain.
"Soraya! Demi Tuhan, apa yang sedang kau lakukan?" teriak
anak muda itu. ' ' Soraya, yang ada di ujung lain tubuh perempuan telanjang
itu, membuka kedua matanya. Mulutnya masih komat"karnit
- melafalkan mantra, dan ia tetap pada posisinya, tetapi kedua
matanya mulai mentari-cari ke sekelilingnya.
22" AMIR HAHZI W PERISTIWA ini seperti sebuah keabadian. Namun, kurang dari
setengah detik, Kamal bergerak dari laki-laki berkulit gelap
menuju tempat Soraya, meraih tangannya _dan menariknya
dari tempat it'u. Kamal sama sekali tidak tahu apa yang sedang
terjadi, tetapi dia dapat merasakan kalau'ISoraya akan pergi
meninggalkan dirinya. _ "Soraya! Bangun! Oh Tuhan, apa yang sedang kau kexjakan
ini?" . ' Soraya membuka kedua matanya ketika Kamal menyen"
tuhnya. Secara bersamaan terlihat kilauan ketakutan dan
tatapan bahwa ia mengenal Kamal.-Meskipun begitu", tubuhnya
tetap gemetar dan mulutnya tidak berhenti mengucapkan man?
tra terus menerus. "Ayo, kita pergi dari sini! Hentikan semua kegilaan ini,"
Kamal memohon. "Tidakkah kau punya malu" Ini salah besar!
Kau tidak boleh melakukan ini. Ayo, kita pergi sebelum
semuanya terlambat."
w LAKI-[AKI berkulit gelap itu tidakmelakukan tindakan apaapa. Tabuhnya sedikit gemetar. Dan, sebentuk sosok tembus _
cahaya yang menyerupai laki-laki berkulit gelap itu muncul
daii tubuhnya yang sedang dalam posisi bersila. Sosok tembus
cahaya itu mendorong Kamal menjauh dari Soraya.
228 Susux W SAAT itulah, Kamal merasakan sepasang tangan yang kuat
menariknya menjauh dari Soraya. Dia merasakan dirinya
terbang dan mendarat di atas peron dengan rasa sakit dan bunyi
gedebuk yang keras. ' Laki-laki berkulit gelap memandang Kamal yang sedang
jatuh terbaring di lantai. Dia melangkah ke samping,
membengkokkan lututnya, dan mulai menggerakkan kedua
tangannya, seolah sedang menari. Gerakan-gerakannya lambat
dan bertenaga. Cara berdiri lakilaki itu membuat terlihat seperti
macan tutul yang siap untuk menerkam.
Kamal bangkit dengan kedua tangan mengepal di sisinya. _
Dia mencengkeram helm dalam genggaman, yang masih dia
pegang, bahkan setelah. dia terjatuh dan mengayunnya ke
sekeliling tubuhnya dengan terhuyung-huyung.
Laki-iaki berkulit gelap itu mengelak dari serangan-serangan '
Kamal' yang janggal dan mendaratkan sebuah tendangan pada .
punggung Kamal. Kamal jatuh terlentang lagi di lantai.
Kamal dapat melihat Soraya yang ada di depannya masih
komat-kamit membaca mantra dan tubuhnya masih gemetar.
Kedua mata Soraya memandang ke arah Kamal dan dia hampir
dapat melihat bayangan ketakutan di sana. _
Hebatnya lagi, laki"laki berkulit gelap itu juga ada di sana,
duduk pada tempatnya semula, meskipun Kamal sedang
berkelahi dengannya. 229' AMIR HAFIZI Kaki yang sepertinya terbuat dari baja menendang punggung
Kamal. Rasa sakit menjalar, seperti sebuah baja panas menjalar
di sekujur tulang punggungnya. Kamal merasakan kakinya
menggelenyar dan sesaat kemudian tidak dapat merasakannya
lagi. "Tolong aku," pekik Kamal dengan suara lemah.
' "Tolong aku, Soraya."
Kamal dapat melihat sebutir air mata menetes di pipi Soraya
sementara mulutnya terus melafalkan mantra. Tak lama, kepala _
Kamal terasa berat dan kemudian yang ada hanyalah kegelapan
yang abadi. ' W SUZANA berlari kembali ke mobilnya, air mata mengalir membasahi wajahnya. _ Pintu mobil terbuka dan seorang perempuan melangkah
keluar. Ia berlari untuk memeluk Suzana.
"Aku tahu siapa kau," Ujar Mastura.
MEREKA sedang menari. Ketiganya.
Soraya, tubuhnya yang ramping bergoyang dan bergetar
diiringi musik yang tidak terdengar, sudah sedari tadi' ia melepaskan sarung. Perempuan itu telanjang dan terlihat kemilau
keringat jernih membasahi sekujur tubuhnya.
230 Susux_ Pelacur itu"dengan kedua mata yang masih tertutup"juga '
berdiri, bergerak seolah satu tangan besar yang tidak terlihat
memegangi tubuhnya. Dan, kemudian, perlahan kakinya melayang di udara Tubuhnya satu inci di udara dan berputar.
Laki- laki berkulit gelap berkeringat di balik pakaian yang '
dia kenakan. Dia juga bergerak, tetapi tariannya lebih mirip
dengan gerakan silat bukannya tarian._
Dia memegang sebuah kerambit"sebuah pisau yang
menyerupai cakar harimau"di tangan kanannya dan sebuah
keris di tangan kirinya. Setelah perempuan itu melayang di udara, laki- laki berkulit
gelap mendekat ke arahnya dan Soraya._
Dengan gerakan mengiris yang cepat, dia menggerakkan
keris dan kerambit-nya ke atas dan ke bawah. Sekali. Dua kali.
Bahkan, berkali-kali. Darah membasahi seluruh wajah dan tubuhnya, serta
mengotori lantai. ' 'Ibbuh berdarah yang tak lagi berkulit itu jatuh ke lantai.
Tidak berapa jauh dari tubuh Kamal yang juga tak lagi
bernyawa. ' Soraya"jika ia masih bisa dipanggil Soraya"masih berdiri.
Ia memandang sekitar, seolah untuk pertama kalinya, melalui
dua pasang mata. Sepasang di belakang kulit yang menutupi
wajahnya seperti topeng yang mengerikan, dan sepasang lagi '
dari mata yang melekat pada tubuhnya sendiri.
Seluruh tubuhnya dibalut dengan kulit perempuan tadi.
Dadanya, perutnya, kedua kakinya. Kulit itu tergantung longgar
23! AMIR HAFIZI ' seperti potongan-potongan_kain dari pakaian yang belum
selesai dijahit. ' . Kemudian, awalnya dengan perlahan, potongan-potungan
kulit itu mulai menyatu satu sama lain. Saling tarik satu sama
lain dan akhirnya bersatu. Tidak lama kemudian, dna pasang
matanya itu menjadi satu. ' _
Soraya meraba wajahnya; dadanya, dan perutnya. Kecuali,
ma'sih bersimbahkan darah, tidak ada bekas-bekas luka di
sekujur tubuhnya. Tanpa sadar, ia menjentikkan lidahnya pada
tahi lalat kecil tepat di bagian kiri bibir bawalmya.
Laki-laki berkulit gelap itu tersenyum melihat hasil karyanya.
HH "AKU melakukan kesalahan dengan meninggalkanmu," Ujar
Suzana. . Mereka sudah meninggalkan stasiun kereta itu dan kembali
melaju di jalanan. "Kami sangat mencemaskan keadaanmu," Ujar Mastura.
Setelah setelah mayat Kamal ditemukan. lima tahun yang
lalu dan kau tidak ditemukan, kami pikir kau juga sudah
meninggal. " "Aku punya rahasia yang sangat gelap. Aku bertanggung
jawab atas banyak kematian."
'ilangan salahkan kematian Kamal pada dirimu sendiri Aku
tahu kau tidak melakukannya, dan aku tahu itu sama sekali
tidak ada hubungannya denganmu. "
The Evil Within Susuk Suzanna Karya Amir Hafizi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
232 Susux Suzana hanya diam. Mastura'niemandangnya. Perempuan
itu terlihat berbeda, tetapi entah bagaimana Mastura dapat
melihat'kilasan"kilasan teman lamanya di dalam sosok pribadi
yang misterius ini. "Mungkin jika memang besar, kau bisa ,mempercayaiku.
Dengar, aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku mau men"
dengarkan. Jika kan mau," Ujar Mastura. "Kau punya pilihan."
"Pilihan?" '- '
"Ya. Kita selalu punya pilihan."
Suzana merapatkan mulutnya, diam. bengan lidah, ia
menyeka tahi lalat kecil di bagian bawah bibirnya. Mastura
memutuskan untuk melihat ke depan.Langit tidak terlihat gelap"tanipak semburat cahaya
matahari menembus awan. Hari hampir pagi, tetapi tidak untuk
dua jam lagi. ' _ Di depan sana, Mastura dapat melihat sebuah jembatan
yang panjang. Ia hampir dapat mendengar suara air sungai
yang mengalir di bawahnya. '
7.33 KIT INGAT WMAHNYA TAPI ma LUPA "h" Dan 6! Pedanyaan 'Kanwi Jani !!mlah' Lainnya Richard Ruhinson SC: 264 hal. Rp. 37.000.- APAKAH |im- VEGF" Dan 92 Perawan Unik lainnya Inhn Boyd :. ' ' John Mitchimn SC; 224 hal. Rp. 29.900.- WAYANG LEBIH WAR. ORANG HIDUP Mltk O'Hara SC: 276 ha]. Rp. 39.900.- Chen sua: & Wu dinamo SC; 392 halaman 12.5 x 19 cm Rp. 45.000.- ) Soraya"seorang suster di panti _iomPOw"tefobsesi menjadi seorang
J bintang panggung. tetapi bakatnya tak mendapat apresiasn Ia pun
menerima ainknn Rezana untuk menemui Bomoh (dukun) Effendi.
Sang Bomoh bersedia membantu mengubah kecantikan. kemolekan.
dan keindahan Suara Soraya yang dapat menylhir semua orang.
Namun, syarat-syaratnya harus dipenuhi.
Segala sesuatunya berjalan lancar. kisah cintanya pun semakin hangar.
Hingga suatu hari, bencana datang kepadanya. Wanna Cantlk Itu
berubah memadi wanua Lua bmuk rupa, Hal apakah yang meng
ubahnya) Bagaimana kelnnnitnn karier dan le'dll Cintanya" Dan.
apakah dengan mengambil kecantikan yang dimiliki oleh gadis lain.
maka semua bencana itu dapat teratasr"
N 602-8224-27-1 Wa.. , lilllllllli 22627 .:;ng 11111 Pena Wasiat 25 Hidup Abadi Eternally Karya Maureen Child Jaka Pesolek Penangkap Petir 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama