Ceritasilat Novel Online

Pendekar Muka Buruk 18

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id Bagian 18


Enci Kwik, bagaimana kalau kau membantu kami untuk
?membekuk perempuan itu " .
? Aku tak ingin bertarung melawannya !" .
? ? Kenapa ". Siapa orang itu " .
? ? Bila dugaanku tidak salah. Seharusnya orang itu adalah Ensoku sendiri Ko Kiok
?Ciu " . ? Benarkah dia adalah Ensomu " seru Giam In Kok berseru
? ?dengan perasaan terkejut.
Dengan sedih Perempuan Cantik Berwajah Dingin berkata :
Asal dia sudah ditangkap dan kita perksa, tentu akan menjadi?jelas dengan sendirinya bila dia benar benar adalah Ensoku yang binal. Kuharap
kalian sudi memberi belas kasihan kepadanya " .
? Bila dia adalah Enco nona, bagaimana caraku untuk merebut
?kembali kekuatan yang kumiliki " .
" Enso memang berwatak cabul dan jalang, apalagi diapun telah
?melakukan hubungan badan denganmu. Apa bedanya satu kali atau
dua kali ". Cuma masalahnya sekarang andaikata dia mengeluarkan ilmunya untuk
menutup diri .. . ?Giam In Kok melirik sekejab kearah arena pertarungan. Ia
saksikan Ciu Li Ya sudah terdesak mundur berulang kali, bahkan
sekeliling tubuh musuh telah diliputi selapis kabut berwarna merah.
Menyaksikan hal ini dengan perasaan terkejut Giam In Kok
kangzusi.com segera berseru : Adik Koan, cepat pergi, kalau terlambat bisa berabe
?.. . ?Ho Koan Kim tak sempat berpikir panjang lagi, dia segera
membentak keras dan menerjang kedepan. Serangkaian pukulan
berantai yang maha dahsyatpun dilontarkan untuk mengurung
tubuh lawan. Orang itu tertawa dingin, sepasang telapak tangannya segera
diputar balik, maka hawa murni Ceng Goan Hiat Khi milik Giam In Kokpun memancar
keluar dari balik telapak tangannya.
Blaammmmm ?.. ! . ?Menyusul suara benturan yang amat keras, kabut tipis yang
menyelimuti arena nampak terpisah lalu merapat lagi, orang itu
tetap berdiri tegak bagaikan bukit karang. Sebaliknya Ho Koan Kim serta Siluman
Perempuan Berhati Racun masing masing tergetar
mundur sampai lima langkah kebelakang.
Tanpa terasa lagi Perempuan Cantik Berwajah Dingin menjerit
kaget : Enso?!! . ?Orang itu mendengus dingin, serunya :
Hemmm, kau tak usah turut campur dalam persoalan ini.
?Tunggu saja sampai aku berhasil menghabisi nyawa mereka berdua
sebelum berbincang bincang denganmu .
?Menyaksikan bahwa orang itu memang Ensonya Ko Kiok Ciu, si
Perempuan Cantik Berwajah Dingin buru buru berkata :
Bagaimana kalau kubantu untuk membunuh mereka berdua,
?lalu kita berkumpul lagi bersama sama, bukankah hal ini jauh lebih menyenangkan
lagi ". Ko Kiok Ciu mula mula nampak tertegun, sepertinya hatinya
tertarik dengan tawaran itu. Tapi kemudian sambil tertawa dingin dia berseru :
kangzusi.com Orang ini tak lebih tinggal badan kasarnya yang kosong, apa
?gunanya ". Bila kau memang senang bawa saja kemana kau pergi,
tapi kedua orang perempuan itu harus kubunuh, kalau tidak niscaya mereka akan
banyak bicara .. . ?Sementara mulutnya berbicara, telapak tangannya sama sekali
tidak berhenti bergerak, pukulan yang menderu deru membuat
Siluman Perempuan Berhati Racun serta Ho Koan Kim tak mampu
mendekatinya. Tiba tiba dia berseru lagi :
Oooohhh ?rupanya kau yang telah membebaskan perempuan
rendah she Ciu ini secara diam diam " .
? Ya, memang aku yang telah membebaskan. Ada apa ". jawab
? ?Perempuan Cantik Berwajah Dingin dengan suara sedingin es.
Kau begitu kaupun harus kubunuh
?. . ?Perempuan yang bermoral rendah memang susah diajak bicara
memakai aturan, apalagi kalau dia sudah tak mau mengenal sanak
kekuarga lagi. Ko Kiok Ciu membentak nyaring, tubuhnya melambung keatas
udara melintasi kedua orang lawannya dan langsung menerjang
kearah Perempuan Cantik Berwajah Dingin.
Aduh celaka ! pekik Perempuan Cantik Berwajah Dingin? ?terkejut.
Sambil menggendong tubuh Giam In Kok, cepat cepat dia
mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya dan kabur dari situ.
Dalam pada itu tubuh Giam In Kok sendiri amat lemas dan sama
sekali tidak bertenaga untuk meronta, ia membiarkan dirinya dibawa lari oleh
Kwik Hui Hun. Sementara suara umpatan dari Ko Kiok Ciu makin lama makin lirih.
Dengan susah payah akhirnya Kwik Hui Hun berhasil membawa
pemuda tersebut memasuki sebuah hutan. Giam In Kok segera
kangzusi.com memejamkan matanya dan berkata sambil menghela nafas panjang
Aaiiii Enci Kwik, sekalipun kau berhasil menyelamatkan aku
?ketempat ini, namun kemungkinan besar kedua orang rekan kita
akan tertangkap oleh musuh "! .
?Mendengar perkataan tersebut, Perempuan Cantik Berwajah
Dingin Kwik Hui Hun segera berkata :
Tak disangka dalam keadaan seperti inipun kau masih sempat
?menguatirkan keselamatan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
kau memang berhati mulia. Tapi kau tak usah kuatir, mereka berdua toh punya kaki
dan bisa melarikan diri dengan sendirinya
.. . ? Ensomu memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi, apalagi
?setelah berhasil merebut tenaga dalamku, mana mungkin mereka
berdua bisa meloloskan diri dari cengkeramannya " .
? Yahhhh ?. Paling banter mereka berdua harus mengorbankan
jiwanya, tapi apakah kau tidak mendengar Ensoku sempat
membentak mereka berdua jangan kabur, tapi tiada jawaban dari
mereka berdua " . ? Aaiiiii?.. sejak kehilangan tenaga dalamku, aku sudah tidak
memiliki ketajaman pendengaran seperti dulu lagi, bagaimana
mungkin suara mereka bisa kudengar ". Akupun menjadi agak lega.
Semoga saja mereka berdua benar benar dapat meloloskan diri
sehingga bila Giam In Kok akhirnya nanti mati, akupun tak usah
mati dengan perasaan menyesal
. "! . ? Melihat ketulusan hatimu ini rasanya orang lain jadi berharga juga untuk
?menjual nyawa kepadamu. Sekarang coba kau telan dulu ketiga butir pil Hang Liong
Wan ini. Coba dilihat berapa banyak tenaga dalammu yang berhasil dipulihkan
kembali . ? Hang Liong Wan ". Belum pernah kudengar nama obat tersebut
?"! . ? Ditelan saja. Aku toh tak akan mencelakai dirimu " .
? ?Berada dalam keadaan begini Giam In Kok memang
kangzusi.com membutuhkan tenaga dalam untuk memulihkan kembali sebagian
dari kondisi badannya. Dengan timbulnya harapan tersebut, tentu saja dia tidak
akan menampik pemberian tersebut.
Siapa tahu belum lama ketiga butir pil tersebut masuk kedalam
perutnya, tiba tiba saja dari bawah pusarnya telah muncul segulung hawa panas
yang segera menyebar keseluruh badannya dalam
waktu singkat. Keadaan yang dialaminya sekarang ternyata tidak
jauh berbeda seperti keadaan setelah minum arak bersama Ko Kiok Ciu tadi.
Tanpa terasa au berseru dengan perasaan kaget :
Cici, kenapa kau memberikan obat semacam itu kepadaku " .
" ?Saat itu, beberapa tetes air mata telah jatuh berlinang
membasahi wajah Perempuan Cantik Berwajah Dingin, sahutnya
dengan sedih : Engkoh In, masa depanmu masih panjang, akupun tidak
?berniat mencelakaimu, aku ingin menggunakan kesempatan ini
untuk mempersembahkan tenaga dalam yang aku miliki
kepadamu .. . ? Aaahhhh?. Hal ini mana boleh !" seru Giam In Kok terkejut
?bercampur gelisah. Bukankah kejadian ini justru akan merugikan Cici sendiri
?. ? Kau jangan bodoh. Aku hidup sebagai seorang gadis. Apa yang
?bisa kuperbuat selama ini ". paling paling berbelanja dipasar,
mendidik anak dan berada dirumah. Selain itu tenaga dalam yang
kumilikipun cuma dua tiga puluh tahun hasil latihan. Untuk
memulihkan, untuk memulihkan kembali kekuatan tersebut seperti
sedia kalapun rasanya jauh lebih gampang. Maka kesempatan yang
sangat baik pada malam ini merupakan kebanggaan tersendiri
bagiku. Jangan kau bilang kejadian ini malah mencelakai diriku.
Apalagi saat kau menelan pil Hong Liong Wan tadi, akupun ikut
menelan Ki Hong Wan. Jadi bila kau tampik pemberianmu ini, malah akulah yang
bakal celaka . ?kangzusi.com Selesai mengucapkan perkataan tersebut. Ia segera menjatuhkan
diri kedalam pelukan Giam In Kok.
Sekalipun Giam In Kok sendiri merasa masalah ini terlampau
besar dan tidak sepantasnya dia berbuat demikian, namun
berhubung daya kerja Hang Liong Wan sudah mulai beraksi apalagi berada dalam
rangkulan Perempuan Cantik Berwajah Dingin yang
hangat. Bau khas kegadisan nona tersebut, kontan saja
membangkitkan gairah nafsu birahinya semakin membara.
Tak selang beberapa saat kemudian, suatu badai hujan deraspun
melanda hutan tersebut, yang terdengar hanya dengusan dan
keluhan kesakitan. Entah berapa lama saat sudah lewat. Akhirnya Giam In Kok
hanya bisa mengawasi noda darah yang membasahi permukaan
tanah serta tubuh Perempuan Cantik Berwajah Dingin yang
terbaring bugil sambil menghela nafas katanya lembut :
Cici, budimu kebaikanmu ini tak akan terlupakan untuk
?selamanya, sekalipun tubuhku harus hancur lebur, pasti akan
kubalas kebaikanmu tersebut
. " ." Jangan bilang soal balas budi tukas Perempuan Cantik
? ?Berwajah Dingin agak terkejut. Tapi sungguh aneh
?.. sekuat tenaga aku telah berupaya untuk mempersembahan tenaga
dalamku, mengapa sekarang kekuatan tubuhku tidak berkurang
barang sedikitpun ". Apa yang sesungguhnya yang terjadi " .
?Giam In Kok menghela nafas
? Aaaaiiiii ". Apabila kita bisa memahami isi pelajaran Tiong Giok Sam Keng, tenaga dalam
akan tumbuh secara otomatis tanpa henti
hentinya. Mengapa kita merampas tenaga dalam orang lain ".
Aaaiiii . Kawanan siluman tua itu tak mau mendalami kepandaian
masing masing. Sebaliknya malah mendirikan Tay Goan Tian, Liong Yang Wan serta
Koan Wa Kiong untuk menghisap kekuatan orang
dan melakukan banyak kejahatan
..Cici, istirahatlah sejenak, aku hendak pergi mencari mereka
. . ?kangzusi.com Kau hendak kemana " . tanya Perempuan Cantik Berwajah
? "Dingin Kwik Hui Hun sambil merapatkan tubuhnya kedalam pelukan
pemuda tersebut. Aku hendak kembali kekota Mao Tay sambil menemukan
?kembali senjata andalanku " .
" Seandainya bertemu lagi dengan perempuan cabul itu " .
? ? Sekarang aku telah memperoleh bantuan tenaga dalam dari
?Cici, apalagi yang harus kita takuti " .
? Tapi kemampuanku tidak mungkin bisa mengalahkan Ensoku
?yang cabul itu . ?Baru selesai perkataan itu diucapkan, mendadak dari kejauhan
terdengar seseorang berseru sambil tertawa nyaring :
Rupanya kau si perempuan rendah berada disitu bersama lelaki?liar. Hayo cepat keluar untuk menerima kematian ! .
?Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun segera
mengenali suara Ko Kiok Ciu tersebut. Cepat cepat dia merangkul pemuda itu
kencang kencang lalu bisiknya
? Kau jangan keluar dulu, biar aku mengumpatnya habis habis
?sehingga dia mendongkol setengah mati .
?Sementara pembicaraan masih berlangsung, Ko Kiok Ciu
bagaikan sesosok sukma gentayangan telah berdiri diluar hutan.
Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun segera
mengumpat habis habisan dengan keras
Semula aku masih belum mengetahui darimana kau peroleh
?kepandaian silat sehebat itu. Rupanya kau telah mengkhianati
Kakakku dengan memelihara entah berapa orang lelaki liar diluar.
Hemm jangan kau menuduh aku yang bukan bukan, padahal kau
sendiri tak tahu malu. Buat apa aku berbicara melulu disini ". Lihat saja nanti,
akan kulaporkan kejadian tersebut kepada Kakakku agar nyawamu dicabut .
?kangzusi.com Heehhh ?.heehhhh .heehhh . seharusnya kau merasa bangga karena selain mempunyai kakak yang beristeri suka serong, mempunyai pula
orang tua yang suka bermain mesum. Hayo keluar,
baru berbuat apa kau disitu ". Masa selama ini kalian berbuat,
belum juga merasa puas ".
"Giam In Kok tak mampu menahan diri lagi, dengan cepat dia
melompat bangun dan melepaskan diri dari pelukan Perempuan
Cantik Berwajah Dingin, lalu bentaknya keras :
Perempuan rendah. Dendam sakit hati apakah yang terjalin
"diantara kau dan aku ". Mengapa kau berniat membunuhku " .
?Ko Kiok Ciu nampak agak tertegun, kemudian serunya sambil
tertawa dingin : Kau telah mewakili Kakaknya perempuan rendah itu untuk?memuaskan nafsuku, apalagi kitapun sudah pernah berbuat
sebagaimana suami isteri, kenapa aku meski membunuhmu ".
Seandainya aku berniat menghabisi nyawamu itu. Heeemmmm, biar
aku mempunyai seratus lembar jiwapun tak cukup, hei
. Ngomong ngomong rupanya perempuan rendah itu sudah cukup banyak
mempersembahkan kekuatannya kepadamu. Mengapa tidak kau
serahkan semuanya kepadaku " .
?Giam In Kok benar benar dibikin habis daya menghadapi


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perempuan cabul yang jalang dan tidak tahu malu ini, akhirnya
umpatnya penuh gusar Perempuan cabul ?.. . ?Dia bersuit untuk melompat keluar dari balik hutan.
Tapi Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun segera
berteriak Engkoh In, kau jangan termakan oleh tipu muslihatnya ! .
? ? Ohhhhh, sudah memanggil dengan sebutan Engkoh In ". Kalau
?begitu dugaan Ensomu tak salah lagi, rupanya kita Ipar dan Enso mempunyai laki
laki yang sama. Bagaimana kalau kita tidur bertiga malam nanti
. "!. kangzusi.com Perempuan cabul. Siapa yang tidak tahu kalau kau hendak
?membalaskan dendam bagi adikmu. Coba lihat
.. dia sudah kau hancurkan hingga menjadi begitu rupa ! .
?Giam In Kok yang mendengar perkataan tersebut menjadi
keheranan, segera tanyanya :
Siapa sih saudaranya " .
? ? Ko Seng Jin, bangsat yang mampus ditanganmu itu " .
? ? Ohhhh"tak heran kalau dia menyaru sebagai Enci Ciu untuk
mencelakai aku ! . ?Ko Kiok Ciu segera berseru sambil tertawa dingin :
Lebih baik bila kau sudah mengetahui akan hal ini. Hayo cepat serahkan
?nyawamu . ? Ooohhh ?. Rupanya kau . mendadak terdengar seseorang
?berseru lantang. Menyusul seruan tersebut, tampak sesosok bayangan manusia
langsung meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Ketika Giam In Kok berpaling, dia segera mengenali orang itu
sebagai Siluman Perempuan Berhati Racun Ciu Li Ya. Kejut dan
gembira rasa hatinya, segera serunya :
Enci Ciu, rupanya kaupun telah datang. Bagaimana dengan
?adik Koan . " . ?Mendadak dari balik hutan muncul kembali sesosok bayangan
manusia dan langsung meluncur kearah pemuda tersebut sambil
berteriak dengan gembira :
Engkong In. rupanya kau telah sembuh. Ini dia senjatamu ada
?disini . . ?Gian In Kok merasa lega setelah mejumpai Ho Koan Kim telah
berada disitu. Ujarnya kemudian :
kangzusi.com Tak akan selesai dibicarakan persoalan tersebut dengan
?sepuluh kata. Tapi kesemuanya itu harus berterima kasih sekali
kepada Enci Kwik . . ?Sementara itu Ko Kiok Ciu sudah berseru sambil tertawa dingin :
Bagus sekali. Rupanya kalian ingin hidup bersama sama,
? matipun bersama. Kini semuanya telah berkumpul, maka akupun
tidak usah repot repot lagi mencari kalian. Sekarang berundinglah dulu, ingin
mampus dengan cara bagaimana, kemudian baru
disampaikan kepadaku " .?Setelah menerima Cakar Elang serta Kipas Emas pemberian Suto
Liong, diam diam Giam In Kok mencoba untuk mengatur
pernafasan. Ternyata segulung tenaga dalam yang amat kuat serasa menggulung
ditubuhnya. Tiba tiba saja Kwik Hui Hun yang berdiri disisinya berseru
perlahan : Hei sungguh aneh, mengapa tubuhmu seharum ini " .
? ?Perkataan yang diucapkan tanpa sengaja ini ternyata segera
mendatangkan perasan percaya diri, tanpa terasa Giam In Kok
berkata sambil tertawa Perempuan rendah dari Marga Ko, jangan kau anggap dengan
?mendapatkan sedikit keberuntungan itu lantas dapat menyudutkan
siauyamu. Ketahuilah meskipun siauya telah kehilangan sebagian
tenaga murni, namun dari Mutiara Giok Li Cu aku masih memiliki
sejumlah kekuatan yang cukup besar, bukan berarti semua
kekuatanku tadi sudah kuserahkan kepadamu. Maka jika kau
menginginkan jiwamu hidup terus, lebih baik cepat cepatlah enyah dari hadapanku
. ?Begitu mendengar perkataan itu, Ciu Li Ya segera mendapat tahu
kalau kerugian tenaga dalam yang dialami anak muda itu tidak
terlalu banyak. Maka tanpa bicara lagi dia segera meloloskan
pedangnya dan menerjang maju kehadapan Ko Kiok Ciu sambil
berseru : kangzusi.com Lihat serangan ! . ? ?Tampak pedangnya digetarkan membentuk serentetan bunga
pedang, lalu dengan hebatnya menerjang ketubuh musuhnya.
Ho Koan Kim yang sudah beberapa kali bertarung berdampingan
dengan Siluman Perempuan Berhati Racun saat inipun tak ingin
berpeluk tangan belaka. Sambil membentak nyaring ia menerjang
pula kedepan sambil melancarkan serentetan serangan berantai.
Ketika berlangsung pertarungan di Mao Tay semalam., Ko Kiok
Ciu telah berhasil menghajar kedua orang lawannya ini hingga kocar kacir. Tentu
saja dia tidak memandang sebelah mata terhadap
kemampuan kedua gadis itu. Ditunggunya sampai serangan mereka
berdua hampir menyentuh tubuhnya. Secara tiba tiba sepasang
telapak tangannya dilontarkan kedepan.
Mendadak .. Weeesssss?. ! . ?Segulung tenaga pukulan yang maha dahsyat bagikan amukan
angin topan diiringi asap putih yang begitu tebal seperti kabut meluncur
kehadapan kedua orang gadis itu dengan hebatnya.
Agaknya Ciu Li Ya berdua cukup mengetahui akan kelihaian
lawannya, serentak mereka melejit keudara dan menyingkir sejauh lima kaki lebih
dari posisi semua. Sementara itu Giam In Kok tak ambil diam, dengan
mempersiapkan senjata Cakar Elangnya diapun membentak keras
Perempuan jalan. Lihat serangan ! .
? ?Menyusul bentakan tersebut, senjata Cakar Elang dan Kipasnya
dilancarkan bersama untuk menggencet tubuh lawan.
Serangan yang bagus " bentak Ko Kiok Ciu.
? ?Sepasang telapak tangannya segera diayunkan berulang kali.
Secara beruntun dia melepaskan tiga buah serangan berantai.
Siapa tahu Giam In Kok telah merentangkan Kipasnya dan
kangzusi.com menerobos diantara deruan angin serangannya mendesak
kehadapan perempuan cabul itu, bentaknya keras :
Kena ! . ? ?Cakar Elangnya langsung menyambar keiga kiri musuh.
Kok Kiok Ciu sama sekali tidak menyangka kalau dibalik Kipas
Baja tersebut sesungguhnya terselip Mutiara Penenang Angin.
Menyaksikan Giam In Kok tidak takut dengan serangan dahsyatnya
sementara senjata Cakar Elangnya dengan membawa lima gulung
cahaya emas menyambar tiba, ia segera menjerit kaget dan
meloncat mundur sejauh beberapa kaki.
Breeettt?.. . ?Tahu tahu pakaian yang dikenakan telah tersambar hingga robek
sebagaian besar. Berhasil dengan serangannya, Giam In Kok makin bersemangat.
Tahu tahu serunya sambil tertawa :
Perempuan jalang, berhati hatilah. Siauya akan merebut
?kembali benda milikku .
?Sementara itu HoKon Kim telah berseru kegirangan :
Enci Ciu, Cici Kwik, mari kita beramai ramai membekuk
?perempuan cabul ini "! .
?Ko Kiok Ciu tertawa dingin, dia melompat kehadapan Ho Koan
Kim dan bentaknya : Lihat serangan ! . ? ?Tapi baru saja serangannya dilancarkan, Ciu Li Ya telah
membentak nyaring. Dua rentetan bahaya tajam telah muncul
dibelakang tubuhnya memaksa perempuan cabul itu harus mundur
sejauh beberapa kaki dari posisi semula.
Sementara itu Kwik Hui Hun telah bergabung dengan Giam In
Kok, tentu saja diapun tak ingin memberi kesempatan kepada
Ensonya yang cabul itu untuk bertindaklebih lanjut, segera serunya :
kangzusi.com Lihat serangan ! . ? ?Dalam waktu singkat Ko Kiok Ciu sudah terkurung ditengah
kepungan tiga orang perempuan dan seorang pria. Andaikata
mereka tidak berhasrat untuk membekuk lawannya dalam keadaan
hidup hidup, mungkin Ko Kiok Ciu sudah tewas sedari tadi.
Sebaliknya Giam In Kok yang sudah kehilangan banyak
tenagapun tak sanggup bertarung terlalu lama, untungnya Cakar
Elangnya sangat hebat sehingga dalam waktu singkat pakaian yang dikenakan Ko
Kiok Ciu sudah tercabik cabik hancur.
Mendadak Adik, kau sudah gila " .? ?Suara bentakan yang menggeledek bagaikan guntur membelah
bumi bergema memecah keheningan, disusul kemudian nampak
sesosok bayangan hitam meluncur masuk kedalam arena
pertarungan dan langsung membabat ketubuh Ho Koan Kim.
Cepat cepat Ho Koan Kim menghindar kesamping untuk
meloloskan diri. Menggunakan kesempatan yang baik inilah Ko Kiok Ciu segera
tertawa nyaring dan kabur masuk kedalam hutan.
Dalam pada itu Kwik Hui Hun telah menerjang kehadapan
dipendatang itu sambil serunya dengan gemas
? Koko mengapa kau lepaskan perempuan cabul itu "
? "Tindakanmu itu ibarat melepaskan harimau pulang kegunung ! .
?Rupanya orang yang baru saja datang adalah Kakak Kandung si
Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun yang disebut Kwik Hui Liong.
Ketika mendengar ucapan itu, Kwik Hui Liong nampak agak
tercengang. Segera serunya :
Mengapa kau membantu orang lain untuk mengerubuti
?Ensomu sendiri .. " . " Heeemmm ?. Enso apa ". Bila kau rela menerima seorang
perempuan cabul sebagai isteri, silahkan saja menerimanya kembali.
kangzusi.com Tapi jangan lupa, isterimu sudah terlalu sering bermain serong
dengan lelaki lain . ? Eehhh, adikku. Sebenarnya apa yang telah terjadi " .
? ? Aaahhh,,,,, kau masih saja dibodohi
?.. seru Kwik Hui Hun ? dengan suara dingin. Mendadak Ko Kiok Ciu berseru dari dalam hutan sambil tertawa
dingin : Ya?. Betul adik membawa lelaki asing untuk memperkosa
Ensonya. Sebaliknya si Kakak rela melihat isterinya dinodai orang lain, huuhhhh
. Huuuhhhh .. manusia macam begitu memang
pikun dan bodoh namanya .
?Giam In Kok yang mendengar perkataan tersebut segera tertawa
tergelak saking gusarnya. Ia berseru :
Perempuan cabul. Kau jangan memfitnah orang semaumu
?sendiri. Kalau memang punya kemampuan, ayoh cepat tampil
kemari untuk membela diri ! .
? Hemmmm, kenapa aku mesti berbuat bodoh. Kenapa aku
?mesti menghantarkan diri agar diperkosa sekali lagi " .
?Kwik Hui Hun yang mendengar ucapan tersebut menjadi gusar.
Bentaknya nyaring ? Hei, sebetulnya kau masih punya rasa malu tidak ". Tak nyana
?masih berani mengucapkan kata kata seperti itu " .
? Adikku, malam ini Enso sudah merasakan kebaikan hatimu itu,
?orang yang sudah ternoda memang tak punya muka lagi untuk
bertemu orang. Tapi aku tidak takut. Toh Engkohmu bakal
membalaskan dendam bagiku .
?Dari pembicaraan yang berlangsung, dengan cepat Kwik Hui
Liong bisa meraba sebagian dari duduk persoalan itu.
Akan tetapi dia sama sekali tak menyangka kalau isterinya telah kangzusi.com
mencuri tenaga dalam orang lain dengan cara yang licik dan cabul.
Disangkanya apa yang dikatakan isterinya itu benar.
Buru buru serunya dengan perasan cemas :
Adik Kiok jangan pergi ! dengan cepat diapun menyusul
? ?kedalam hutan. Menyaksikan hal itu Kwik Hui Hun segera mendengus dingin.
Serunya dengan gemas : Dasar pikun dan tolol. Benar benar manusia tak tahu diri .? ?Giam In Kok menghela nafas panjang, katanya :
Kini Kakakmu sudah menaruh kesalah pahaman. Bagaimana
?baiknya kita sekarang " .
? Kita tak usah ambil peduli dengan si orang dungu itu. Bila ia datang lagi
"untuk ribut ribut, kalian boleh pergi dahulu. Aku rasa mereka berdua tak mungkin
bisa mengapa apakan aku .
? Cici, walaupun kau bermaksud baik, namun kita tak boleh
?berbuat demikian "! .
?Dalam pada itu, Kwik Hui Liong yang menerobos masuk kedalam
hutan dan tak berhasil menemukan jejak isterinya, terpaksa
membalikkan badan dan melayang kembali ketempat semula.
Kepada Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun tegurnya :
Adik, apakah kau yang bersekongkol dengan bocah keparat itu
?" . ?Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun segera
mendengus, sahutnya Mengapa kau tidak menanyakan sendiri persoalan tersebut
?kepada isterimu yang baik itu " .
? Sebenarnya kau mau berbicara atau tidak ".
? Kalau tidak kenapa " .
? ? Baik. Akan kubawa kalian sekawanan anjing laki dan
?kangzusi.com perempuan untuk menghadap ayah
.. " . ? Heemmm ?. Sungguh menggelikan. Atas dasar apa kau hendak
mengajak orang lain pergi " .
?Setelah mendamprat Kakaknya dengan kata kata pedas, si
Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun segera berpaling
kembali kearah Giam In Kok dan serunya :
Mari kita pergi dari sini .? ?Dengan langkah cepat Kwik Hui Liong maju kedepan dan
menghadang didepan Giam In Kok sambil serunya diiringi suara
tertawa dingin yang menggidikkan :


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kau ingin pergi dari sini ". Hemmmm tak akan segampang itu
?. ?Padahal Giam In Kok sama sekali tak berniat untuk pergi, sebab
dari pembicaraan Kwik Hui Liong barusan, bisa disimpulkan bahwa Ketua dari
Perkumpulan Su Hay Pang-pun sudah berada disekitar
kota Mao Tay. Bahkan bisa jadi disekitar tempat inilah markas besar Su Hay Pang
untuk berpindah kewilayah Holam.
Karena itulah dengan sikap yang tenang, dia segera berkata
sambil tertawa Anda tak usah kuatir, aku masih ingin menanyakan persoalan
?lebih dulu kepadamu, masa sebelum bertanya sudah pergi " .
?Kwik Hui Liong segera dibuat tertegun atas pertanyaan ini.
Segera katanya : Memang paling baik kalau tidak pergi dari sini. Apa yang ini
?kau tanyakan " . ?Dengan sepasang mata bersinar tajam Giam In Kok mengawasi
lawannya tanpa berkedip lalu ujarnya dengan serius :
Aku ingin bertanya kepada anda, apa benar Giam Ong Hui dari
?Perkampungan Ang Sin Sancung telah berpindah kemari " .
? Siapa yang mengatakan hal itu padamu " Kwik Hui Liong
" "kangzusi.com
segera bertanya keheranan.
Aku hanya ingin bertanya betul atau tidak, buat apa kau mesti bertanya siapa
?yang mengatakannya " .
?Kwik Hui Liong segera mendesak maju lagi. Bentaknya dengan
suara keras : Sebenarnya kau hendak menjawab atau tidak "! .
? ? Mengapa tidak kau tanyakan dulu kepada isterimu " ejek
? ?Giam In Kok sambil tertawa.
Apa ". Dia yang bilang " Kwik Hui Liong kelihatannya agak
? " terkejut. Begitu perkataan tersebut diutarakan, ketiga orang nona yang
berada disitu tak bisa mengendalikan diri lagi. Mereka tertawa
terbahak bahak. Dengan gemas Kwik Hui Liong berseru :
Baik, aku orang she Kwik akan membunuh kau si bajingan cilik?lebih dulu, kemudian baru membuat perhitungan dengan
perempuan rendah itu ! .
?Mendadak terdengar Ko Kiok Ciu mengumpat lagi dari balik hutan
Hem. Sudah seluruh dunia persilatan ku arungi, tapi belum
?pernah kujumpai keledai goblok seperti kau ! .
?Kwik Hui Liong yang mendengar seruan tersebut segera berteriak
dengan wajah berseri : Adik Kiok, cepat keluar, aku hendak mengadu kalian berdua
?untuk mencari keterangan yang pasti .
? Kentut busuk. Kenapa kau tidak segera membunuh bajingan
?cilik itu untuk membalaskan dendam bagiku " .
? Tentu saja bajingan itu akan kubunuh. Tapi kau harus keluar
?untuk membantu usahaku iini
. . ? Tapi adikmu toh berada disitu. Aku kuatir kau tak akan berhasil kangzusi.com
?dengan rencanamu itu . ?Giam In Kok benar benar sangat mendongkol. Sambil mendengus
dingin tak tahan serunya :
Perempuan cabul dari marga Ko. Kalau berani ayoh keluar dari
?tempat persembunyianmu. Lihat saja siauya akan membuatmu
mengerti apa artinya keadilan .
? Hemmmm, memangnya kau anggap aku tak berani " .
? ?Mendadak tampak sesosok bayangan manusia berkelebat keluar
dari balik hutan. Kemudian bagaikan burung rajawali raksasa dia melintasi hutan
dan melayang turun didepan sana
kwik Hui Liong segera bersorak kegirangan :
Adik Kiok ! .? ?Baru saja dia maju menghampirinya.
(o0o-dw-o0o) Jilid : 40 Ketika semua orang mendengar Ko Kiok Ciu hendak
memunculkan diri, segera terlintas dalam ingatan mereka untuk
membekuk perempuan tersebut. Karenanya secara diam diam
mereka segera menghimpun tenaga dalamnya dan bersiap sedia
untuk menyerang. Siapa tahu secara mendadak terdengar Kwik Hui Liong menjerit
kesakitan dengan suara memilukan hati, tubuhnya roboh
terjengkang seketika keatas tanah.
Sebaliknya Ko Kiok Ciu telah balik kembali kedalam hutan dan
berseru sambil tertawa cekikikan :
Manusia tak berguna ini tak ada gunanya dibiarkan hidup terus, apalagi si
?ikan hiu tua akan segera datang kemari. Lebih baik
tunggu saja sampai kehadirannya untuk berurusan dengannya .
?kangzusi.com Biarpun cukup banyak perempuan keji yang membunuh
suaminya sendiri, namun tindakan dari Ko Kiok Ciu yang melakukan dihadapan umum
seperti apa yang dilakukannya sekarang oleh
dibilang belum pernah terjadi.
Percuma Giam In Kok disebut sebagai si Bocah Ajaib, ternyata
dia sama sekali tak menyangka kalau perempuan jalang tersebut
akan melancarkan serangan sekeji ini.
Ia terlambat bertindak. Tahu tahu saja bayangan Ko Kiok Ciu
telah menerobos masuk kembali kedalam hutan.
Dengan perasaan kaget, katanya kemudian :
Apa yang dikatakan perempuan jalang itu memang benar. Kali
?ini kita benar benar tak bisa membantah lagi .
? Perempuan kejam berhati busuk seperti dia benar benar jarang
?sekali dijumpai didunia ini seru Perempuan Berhati Racun dengan rasa gemas
?dan benci. Bila kita bersua kembali dengannya
? dikemudian hari, jangan diberi kesempatan lagi kepadanya untuk
melarikan diri. Pokoknya kita sikat saja perempuan itu, baik hidup maupun mati !
.?Sebetulnya Giam In Kok mempunyai rencana untuk menangkap
perempuan cabul itu untuk merebut kembali tenaga dalamnya yang
hilang. Itulah sebabnya dia mengusulkan untuk menangkap
musuhnya dalam keadaan hidup.
Siapa tahu gara gara pikiran tersebut akibatnya selembar nyawa
telah hilang percuma. Itulah sebabnya setelah mendengar perkataan dari Siluman
Perempuan Berhati Racun ini, tanpa terasa pipinya berubah menjadi merah dan
panas sekali. Perempuan Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun menangis
tersedu sedu melihat kematian kakaknya. Selang sesaat kemudian
satu ingatan mendadak melintas dalam benaknya. Buru buru dia
berseru : kangzusi.com Sudah pasti perempuan cabul itu pulang kerumah untuk
?mengundang kedatangan ayahku. Lebih baik kalian cepat cepat
pergi dari sini "! .
? Cici, kalau hendak pergi, lebih baik kita pergi bersama ! teriak Ho Koan
? ?Kim cepat. Tidak. Bila aku turut pergi maka semakin terbukti kalau urusan ini merupakan
?hasil perbuatan kita. Lebih baik biar aku yang
melakukan pembelaan didepan ayah. Bila urusan disini telah selesai, aku pasti
pergi ke Liong Li untuk mencarimu ! .
? Jadi Cici menyuruh kami pergi ke Liong Li " tanya Giam In Kok.
? " Si Rase Kecil, Enci Tiangsun memang pergi ke Kui Yang dan Liong Li untuk
?mencari jejakmu. Disamping itu hanya di Liong Li-lah persoalanmu baru bisa
diselidiki hingga tuntas .
? Konon Perkampungan Ang Sin Sancung berada disekitar Lu Pan
?Ceng " seru Ciu Li Ya tercengang.
? Enci Ciu, kau tidak tahu. Sesungguhnya Perkampungan Ang
?Sin Sancung yang dibangun di Lu Pan Ceng cuma sebuah
perangkap. Kalian jangan kesana hingga masuk jebakan .
? Ooohhh kiranya begitu. Terima kasih banyak atas?petunjukmu
.. . ? Aaaii ?asal kalian tidak akan melupakan Encimu ini, sudah
lebih dari cukup . . ?Mendadak dari kejauhan berkumandang datangnya suara pekikan
yang amat nyaring. Buru buru Kwik Hui Hun mendesak rekan rekannya untuk segera
pergi meninggalkan tempat tersebut.
Giam In Kok tahu. Berada disitu lebih lamapun tidak ada
manfaatnya, maka diapun berkata :
Semoga kau bisa menjaga diri baik baik
?. . ?Kemudian bersama kedua orang gadis tersebut, berangkatlah
kangzusi.com mereka menuju keselatan. Dari jauh sana terdengar suara isak tangis Kwik Hui Hun yang
bergema terbawa angin malam.
Sambil menahan air matanya Ho Koan Kim meninggalkan tempat
tersebut, sampai lama kemudian dia baru berkata sambil menghela nafas panjang :
Aaaiii ?aku benar benar seorang manusia yang sial. Gara gara
untuk perasaan pribadiku, bukan saja Engkoh In menjadi korban,
bahkan harus membuat kita kehilangan Enci Kwik dan selembar jiwa dari Kwik Hui
Liong .. . ? Hemmmm ?.. bagi manusia yang tak bisa membedakan mana
yang benar dan mana yang salah semacam Kwik Hui Liong itu,
apanya yang perlu disayangkan dengan kematiannya ". tapi
berbicara tentang pribadimu itu, sebenarnya apa yang telah terjadi
"."Dengan air mata berlinang Ho Koan Kim segera berkata sedih :
Setelah kukatakan nanti, aku kuatir Cici menjadi marah .
? ?Agaknya Giam In Kok-pun merasa takut bila Siluman Perempuan
Berhati Racun menjadi tak senang hati. Cepat cepat dia menarik
ujung baju sinona dan memintanya agar tidak berbicara.
Sebagai seorang yang cerdik dan berpandangan tajam. Dalam
sekilas pandangan saja Siluman Perempuan Berhati Racun telah
menyaksikan perbuatan itu. Sambil mendengus dingin serunya :
Ooo, rupanya kaupun belum menganggap diriku bukan sebagai
?orang sendiri. Baik. Kalau begitu biar aku pergi dari sini "! .
?Buru buru Ho Koan Kim berseru :
Aku telah mengulangi perkataan tersebut dihadapan Enci Kwik.
?Waktu itu Enci Ciu sedang bertarung sengit dengan perempuan
cabul tersebut, itulah sebabnya kau tak turut mendengar .
?Dengan gemas Siluman Perempuan Berhati Racun melotot
kangzusi.com sekejab kearah Giam In Kok, kemudian serunya :
Bagus sekali. Rupanya kau tidak lebih penting daripada budak
?Kwik. Tak heran kalau persoalan tersebut tak boleh ku ketahui .
?Dengan gelisah Giam In Kok berseru :
Ciciku yang baik. Kalau toh kau ingin tahu, biar adik Koan saja yang
?mengatakan kepadamu " .
?Tiba tiba saja Siluman Perempuan Berhati Racun Ciu Li Ya
teringat kembali suasana saat membaca Kitab Tiong Giok Sam Keng tempo hari.
Hatinya menjadi manis, tentu saja ia memasang telinga untuk mendengarkan
penuturan mereka dengan seksama.
Tapi setelah mengetahui bahwasanya Ho Koan Kim berniat
menjodohkan dia dan Giam In Kok serta memberi kesempatan
untuk berbuat intim, dia menjadi malu bercampur gelisah. Segera bentaknya :
Budak sialan, ternyata kau hendak memperdayaiku ".
?Memangnya kau anggap diriku ini sebagai manusia apa " .
?Sambil tertawa cekikikan sahut Ho Koan Kim :
Engkoh In seringkali merindukan Cici, lagi pula Koanji mengerti bahwa aku ?berasal dari keadaan yang tidak normal, aku tak
pantas .. . ?Dengan perasaan gelisah Siluman Perempuan Berhati Racun Ciu
Li Ya menutup mulutnya dan berseru sambil tertawa :
Budak cilik, kaupun tak usah berbicara lagi. Peduli kekasih atau bukan, tapi
?jangan kau sebut begitu sehingga yang mendengarpun
merasakan bulu kuduknya pada bangun berdiri, lebih baik ceritakan saja
pengalamanmu hingga bisa berkenalan dengannya .
?Giam In Kok merasa kurang leluasa untuk mencampuri urusan
ini, maka dia berjalan seorang diri dibelakang kedua gadis tersebut.
Dari penuturan Ciu Li Ya inilah Giam In Kok baru mendapat tahu
kalau Siluman Perempuan Berhati Racun memang datang ke kota
kangzusi.com Mao Tay dengan menunggang kuda merah. Tapi dikedai arak itu ia
telah dibikin mabuk dengan obat pemabuk dan dikirim kesebuah
gedung besar. Untung saja dia segera dibebaskan oleh Perempuan
Cantik Berwajah Dingin Kwik Hui Hun sehingga lolos dari
cengkeraman bahaya. Bila kesemuanya ini dipikirkan kembali, bisa diduga bahwa
sebagian besar merupakan hasil karya Ko Kiok Ciu yang mengatur
siasat licin dan lihai itu.
Seandainya dia pribadi tidak sering menjumpai penemuan aneh,
andaikata Ho Koan Kim tidak pura pura mabuk dan Kwik Hui Hun
tidak mempersembahkan tubuhnya, sekalipun dia tak sampai mati,
paling tidak keadaannya pasti akan merasa payah sekali.
Tanpa terasa dia menghela nafas panjang dan mengangkat
kepalanya memandang kemuka.
Siapa tahu begitu ia mengangkat kepala, yang terlihat hanya
kabut tebal yang menyelimuti daerah disekeliling tempat itu.
Dengan ketajaman mata yang dimilikinya paling banter dia hanya
bisa melewati kawasan sejauh satu kaki, sedangkan kedua gadis
tersebut sudah tidak nampak lagi bayangan tubuhnya.
Dengan perasaan terperanjat ia segera berseru :
Adik Koan?. ?Namun selain suara dengusan keras dari pantulan suaranya
sendiri, disitu tak terdengar lagi suara jawaban lain.
Dia tahu suaranya tak dapat memancar jauh ditengah lapisan
kabut tebal tersebut. Sementara saat itu dia sedang menyelusuri sebuah jalan
setapak yang amat sempit, tanpa terasa pikirnya :
Selisih jarak kami paling banter hanya satu panahan, suatu
?jarak yang tak terlalu jauh. Andaikata mereka melihat hubungan
denganku putus mendadak, seharusnya sedih sekali dan balik
kemari untuk bergabung denganku. Kenapa hingga sekarang belum
kangzusi.com nampak juga mereka muncul disini " .
?Akhirnya sambil berjalan cepat pemuda ini berteriak memanggil
nama kedua orang nona itu. Tanpa terasa sampailah ia disebuah
persimpangan jalan. Kali ini bakal celaka ?.. pikirnya dalam hati.
?Tanpa terasa dia menghentikan perjalanan dan mencoba
mengendus. Tiba tiba tercium bau harum berhembus datang dari
sisi sebelah kiri. Dengan wajah berseri segera pikirnya lagi :


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan bau harum tersebut sebagai penuntun, rasanya tak
?akan sulit untuk menemukan jejak mereka .
?Dengan langkah cepat dia berjalan kedepan. Entah berapa lama
sudah dilaluinya. Kabut yang menyelimuti sekeliling tempat itu telah berubah
menjadi warna kuning emas. Semestinya bayangan matahari makin
tinggi, namun suasana disekeliling tempat itu tetap diliputi kabut yang amat
tebal, yang nampak hanyalah bayangan yang lamat
lamat sejauh beberapa depa.
Tapi dia tahu jalan tersebut makin lama makin menanjak naik.
Yang lebih mengherankan adalah kedua gadis itu, hingga
semalaman mereka berpisah, mengapa mereka berdua tak nampak
datang mencari diriku, mungkin mereka mengambil jalan pintas
yang lain ". Berpikir demikian diapun mencoba untuk mengendus kembali
dengan seksama, ternyata bau harum tersebut masih tercium.
Bahkan jauh lebih tebal baunya dibandingkan semula.
Benar benar suatu kejadian yang sangat aneh
. Seandainya tak ada orang yang berjalan dimuka serta
meninggalkan bau harum dibalik kabut, kenapa bisa muncul bau
harum yang bisa menyebar sampai sejauh beberapa puluh li " .
kangzusi.com Kalau dibilang bau itu berasal dari Ciu Li Ya berdua, mengapa
tidak nampak gadis itu balik mencarinya ". lagipula bau harum
tersebut seharusnya makin lama makin tawar, kenapa yang
terendus justru makin merangsang ".
Dalam herannya, buru buru Giam In Kok berjongkok untuk
memeriksa bekas telapak kaki yang tertinggal diatas tanah.
Dibawah sinar berwarna kuning, tampaklah jalan setapak yang
dilaluinya mempunyai lebar empat lima depa, lagipula amat licin, permukaan
tanahnya berlekuk lekuk tampaknya bikinan manusia.
Namun setelah diteliti sampai jauh, dia belum juga berhasil
menemukan bekas kaki manusia. Bahkan bekas kaki binatangpun
tidak nampak, yang nampak sekarang hanya bekas telapak kakinya
sendiri diatas tanah dengan jelas.
Biarpun Giam In Kok telah kehilangan sebagian tenaga dalamnya,
namun kepandaiannya masih jauh lebih tinggi daripada kedua gadis tersebut. Dia
tak percaya kalau kedua gadis tersebut telah
melanjutkan perjalanan dengan mengerahkan ilmu meringankan
tubuhnya ditengah liputan kabut tebal begini.
Namun apa sebabnya kudua gadis itu tidak meninggalkan jejak
telapak kaki diatas tanah ".
Ia pernah berpikir untuk meneruskan perjalanan setelah kabut
hilang, tapi kabut yang menyelimuti daerah pegunungan seringkali tak akan buyar
selama tiga hari. Sampai kapankah dia harus
menunggu hingga kabut itu hilang ".
Dengan perasaan apa boleh buat, terpaksa dia meneruskan
kembali perjalanannya kedepan.
Kurang lebih dua, tiga jam kemudian, tiba tiba jalan setapak itu terputus sama
sekali, yang terbentang dihadapannya adalah lautan kabut yang bergulung gulung
disertai deru suara yang keras.
Jurangkah disitu ". Ataukah gua ". atau tebing curam ". pemuda
itu tidak berhasil melihat dengan jelas.
kangzusi.com Mendadak . Dari balik kabut yang tebal muncul dua rentetan cahaya
berwarna biru, disusul pula dengan munculnya segulung tenaga
hisapan yang maha besar sehingga membuat badannya
meninggalkan permukaan tanah dan tanpa sadar tersedot kearas
cahaya biru tersebut. Aduh Celaka?.. jeritnya terkejut.
?Cepat cepat ia mencabut keluar senjata Cakar Elangnya sambil
bersiap siap menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
Ternyata seekor makhluk aneh yang bermata besar berwarna
merah bagaikan bara api tahu tahu muncul dihadap mukanya.
Dalam keadaan seperti ini, ia tidak sempat lagi untuk berpikir
makhluk apakah itu. Dengan mengerahkan segenap kekuatan yang
dimilikinya dia memutar Cakar Elang saktinya dan langsung
dibabatkan ketubuh makhluk aneh tersebut.
Craakkk ?. ! . ?Ketiga kuku tajam dari Cakar Elang menyerupai kaitan baja itu
sudah menusuk tubuh makhluk itu diam diam. Mendadak makhluk
itu menarik diri kebelakang dan daya hisapnya hilang lenyap
seketika. Dengan hilangnya tenaga hisapan tersebut secara otomatis tubuh
Giam In Kok terjerumus kebawah. Untung Cakar Elangnya segera
menyambar sisi tebing batu dan bergelantungan disitu. Kalau tidak, niscaya
tubuhnya akan terjatuh diatas bebatuan dan meremukkan
tubuhnya. Sesudah berhasil menenangkan hatinya, dia mencoba untuk
mendongakkan kepalanya dan mengawasi keadaan disekitarnya.
Ternyata dia telah tergantung dibawah sebuah tebing batu
berwarna putih. Tebing tersebut terasa bergoncang terus dengan
hebatnya. Bahkan setiap kali terjadi goncangan, tubuhnya ikut
bergetar seperti dilanda gempa bumi hebat.
kangzusi.com Mula mula dia masih keheranan, tapi setelah diamati dengan
seksama, akhirnya dapat diketahui bahwa tebing yang semula
disangka terdiri dari batu cadas itu ternyata adalah dagu seekor ular raksasa.
Sedang Cakar Elangnya sekarang berpegangan pada lidah
tersebut. Penemuan yang tidak terduga ini kontan membuat hatinya
bergidik dan bulu kuduknya pada bangun berdiri.
Diatas menanti mulut ular raksasa, sedang dibawah terbentang
jurang. Betapa dalamnya jurang tersebut sulit untuk diketahui
karena diselimuti kabut yang tebal. Tapi bila dilihat dari lapisan kabutnya,
sudah jelas keadaannya mengerikan sekali.
Baiklah ! akhirnya pemuda itu mengambil keputusan. Siauya? ? ?akan beradu sabar denganmu. Kita lihat saja siapa yang bisa
bertahan sampai akhir nanti
. . ?Dengan mengeluarkan ilmu bobot seribu, tubuh pemuda itu
segera bergelantungan kebawah. Akibatnya lidah ular yang
digunakan sebagai tempat bergelantungan turut terbetot sampai
sepanjang dua depa lebih. Akibat kesakitan ujung lidah yang lain segera
menyambar ketubuhnya. Masih untung saja Cakar Elangnya bergelantungan pada ujung
lidah sehingga sambaran ujung lidah yang lain tak sampai
menghantam tubuhnya. Jaraknya masih terpaut dua depa.
Tapi dengan tindakannya itu, tubuhnya yang bergelantungan
ditengah udara tak bisa dipertahankan lebih jauh. Tenaga bobot
seribunya menjadi kendor dan secara otomatis lidah ular itu tertarik kembali
setinggi dua depa. Agaknya si ular merasa kesakitan setengah mati karena lidahnya
tertarik kebawah dan lagi terkait oleh ujung Cakar Elang yang
tajam. Beberapa kali dia mencoba menarik kembali lidahnya. Namun rasa sakit yang
sukar ditahan membuatnya tidak berhasil menarik lidahnya tersebut kedalam
mulutnya. Beberapa saat telah berlalu. Kabut tebalpun semakin menipis,
tetapi sepasang tangan Giam In Kok sudah merasa kaku dan linu.
kangzusi.com Ketika ia mencoba menengok kebawah. Tampak tulang belulang
berserakkan dipermukaan jurang. Jelas sudah tulang belulang itu berasal dari
korban yang berhasil ditelan ular raksasa itu.
Mendadak terdengar suara pekikan burung bergema dari tengah
udara. Giam In Kok mencoba untuk mendongakkan kepalanya.
Tampak seekor burung raksasa sedang terbang mendekat dengan
menimbulkan deruan angin yang keras sekali,
Celaka aku kali ini?bukankah burung itu adalah burung
andalan Ban Keh Seng Hud " .
?Ternyata yang muncul memang burung elang raksasa yang
cakarnya berhasil dibabat sebelah itu. Bahkan saat itu diapun sudah dapat
melihat dengan jelas bahwa elang raksasa yang sedang
terbang mendekat memang hanya memiliki kaki tunggal. Hal ini
membuktikan kalau dugaannya tidak salah.
Agaknya ular raksasa itu tahu kalau musuh tandingannya telah
datang. Sambil mengangkat kepalanya ia segera menyemburkan
kabut berwarna kuning kearah burung tersebut. Seketika itu juga baru harum
semerbak menyebar kemana mana.
Ooohhhhh ? . Rupanya binatang ini yang membuat gara gara .?Giam In Kok menemukan bahwa bau harum dari kabut kuning
yang disemburkan ular raksasa itu tak jauh berbeda dengan bau
harum yang terendus ditengah jalan dan disangka sebagai bau
harum kedua orang gadis rekannya. Dengan cepat dia menjadi
paham, rupanya ular tersebut memang sengaja menggunakan bau
harumnya untuk memancing kedatangan binatang binatang liar
disekitar sana, bahkan ular itupun sering berkeliaran sampai
puluhan li dari sekitar sana. Itulah sebabnya permukaan tanah
menjadi licin dan dalam jarak puluhan li tak nampak seekor
binatangpun. Sementara itu si ular raksasa tersebut telah mendongakkan
kepalanya, dengan sendirinya tubuh ikut tertarik keatas dan
kangzusi.com membentur bawah dagunya. Sisik yang terdiri dari lempengan kulit keras itu
seketika membuat tubuhnya yang tertumbuk menjadi sakit sekali, nyaris
pegangannya pada tubuh ular tersebut terlepas.
Agaknya si elang raksasa itu merasa takut sekali dengan
semburan kabut berwarna kuning itu, cepat cepat dia memekik dan terbang keatas
dengan cepatnya. Mendadak terdengar seseorang berseru tertahan. Suara itu
berasal dari punggung burung raksasa itu.
Hei ?. Sudah matikah orang yang bergelantungan pada lidah
ular itu . . ?Begitu mendengar nada suara orang itu, Giam In Kok segera
mengenali sebagai suara Ban Keh Seng Hud, tentu saja ia tidak
berani bersuara lagi . Tampak elang raksasa itu berniat hendak membunuh ular
raksasa tersebut. Setelah terbang setinggi sepuluh kaki lebih, tiba tiba dia
menukik dan menerjang kembali kebawah.
Kali ini dia terbang kebawah sambil melancarkan serangan kilat, Giam In Kok yang
tergantung dibawah dagu ular tersebut nyaris
terpatuk paruh burung elang raksasa itu.
Namun si ular tampaknya lupa kalau dibawah dagunya masih
bergelantungan seseorang. Dengan cepat ia menundukkan kepala
sambil menyemburkan kembali kabut berwarna kuning.
Untuk kedua kalinya tubuh Giam In Kok terbentur diatas sisik ular tersebut.
Haahhhh?.haahhhh hahhh rupanya kau sisetan cilik
. ?terdengar Ban Keh Seng Hud berseru.
Giam In Kok tahu pihak lawan bisa mengenali dirinya
berdasarkan Cakar elang yang digunakan itu.
Pemuda itu memang tidak mau menunjukkan kelemahannya
kangzusi.com dihadapan musuhnya, dia segera berseru :
Kalau memang aku lantas bagaimana " .
? ? Bagaimana kalau kutolong dirimu dari situ " .
? ? Apa syaratnya " .
? ? Menjadi muridku . ? ? Hem, jangan harap permintaanmu itu bisa terkabul
?selamanya . ". Kalau memang begitu Hud-ya akan membiarkan tubuhmu
?tergantung terus diatas lidah ular itu .
? Siapa bilang siauya tidak bisa turun kebawah " .
? ? Kecuali burungku datang menolongmu. Kalau tidak, kau pasti
?akan terjatuh kedalam telaga lumpur itu dan mati tenggelam disana
. ? Hemmmm, asal siauya bermain ayunan selama beberapa hari,
?aku yakin ular ini bakal mampus dengan sendirinya .
? Heehhh ? . Heehhhh enak betul kalau bicara. Kau anggap
Ular Bunga Dari Kabut ini bisa mati dengan begitu saja ". Kalau dia gampang
dibunuh, orang tidak akan menganggap sebagai makhluk
buas dari jaman purba .?Begitu mendengar nama ular tersebut, Giam In Kok menjadi
terkejut bercampur girang. Dia tahu, seandainya empedu ular
tersebut bisa diperoleh dan dimakan, maka setelah melalui proses semedi selama
delapan puluh hari maka tenaga dalamnya akan
pulih kembali seperti sedia kala, bahkan ada harapan untuk berumur panjang dan
bertubuh kuat. Disamping itu sepasang mata ular itupun bermanfaat untuk anti
kabut. Hitung hitung merupakan mustika yang langka dalam dunia
ini, maka tidak heran banyak sekali orang berniat untuk
mendapatkannya. Tapi apakah Ban Keh Seng Hud akan membiarkan dia berusaha
kangzusi.com membunuh ular raksasa tersebut dengan begitu saja tanpa
berusaha untuk merebutnya ".
Sementara itu Ban Keh Seng Hud yang terbang tinggi keangkasa
telah berseru kembali : Hei setan cilik. Kau merasa takut ". Bila kau tidak bersedia
?menerima syarat dari Hudyamu, maka burung elangku segera
membuat perhitungan denganmu atas cakarnya yang kau tebas
kutung . ? Hemmmm, bila kau berani datang lagi. Lihat saja siauya akan
?memotong pula kaki sebelahnya .
? Baiklah. Kalau demikian tak ada salahnya kalau kita coba
?. . ?Ban Keh Seng Hud segera berpekik nyaring. Burung elang
tersebut dengan cepat menukik kebawah dan mematuk si ular.
Dalam waktu singkat terdengar deruan suara keras membelah
angkasa. Burung elang itu langsung menyambar kearah Giam In
Kok yang bergelantungan pada ujung dagu ular tersebut.
Tampaknya ular raksasa itu menganggap dirinya tak akan lolos
dari ancaman bahaya maut. Tiba tiba dia menarik tubuhnya dan
menyemburkan kembali kabut kuning yang amat tebal itu.
Mendadak dari mulut ular tersebut menyembur kembali sebutir
benda sebesar telur itik yang berwarna merah darah. Butiran bola daging itu
langsung meluncur keluar dan menyambar kelambung
burung elang tersebut. Ahhhh empedu ular?. pekik Giam In Kok.


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Dengan sekuat tenaga dia membetot lidah ular tersebut lalu
memanfaatkan tenaga pantulannya dia meluncur kedepan dengan
sangat cepatnya. Berkat tindakannya yang sangat cepat tadi, dengan cepat
empedu tersebut berhasil disambar olehnya dan segera ditelan
kangzusi.com kedalam perut. Tapi sebagaimana diketahui bahwa ular raksasa itu sengaja
menyemburkan empedunya dengan niat untuk melukai burung
raksasa musuh bebuyutannya, karena itu siburungpun segera
mengkibaskan sayapnya dengan maksud untuk melepaskan diri dari
timpukan. Tapi dengan gerakan Giam In Kok barusan, maka dengan
sendirinya tenaga serangan yang maha dahsyat itupun langsung
menghantam tubuh anak muda itu.
Padahal tubuhnya waktu itu masih berada diudara, sedang
dibawah kakinya terbentang jurang yang dalamnya tidak bertepi.
Apakah tubuhnya tak akan hancur lebur ".
Disaat seperti inilah tampak siburung elang tersebut belum lupa dengan dendam
lamanya.. tiba tiba ia pentangkan cakar tunggalnya dan langsung menghantam
keatas kepala Giam In Kok.
Waktu itu Giam In Kok mengira dirinya pasti mati, sekalipun dia beruntung dapat
menelan empedu ular raksasa tersebut, tapi apa
artinya bila mesti dibayar dengan selembar nyawanya ".
Siapa tahu disaat ia hendak pejamkan mata untuk menunggu
datangnya kematian, mendadak terasa desingan angin tajam
menyambar keatas kepalanya.
Berada dalam keadaan begini, ia tidak berpikir lebih jauh benda apakah itu.
Tubuhnya yang sedang meluncur kebawah itu segera
dicoba untuk menahannya dengan menarik nafas panjang,
sementara kesepuluh jarinya dipentangkan lebar lebar dan langsung mencengkeram
cakar elang tersebut. Sesungguhnya elang raksasa itu berniat hendak membalas sakit
hatinya, siapa tahu kaki tunggalnya malah kena cengkeram musuh.
Dalam marahnya burung itu memekik keras dan langsung terbang
menuju kearah barat. Dalam keadaan kritis tadi pada hakekatnya Giam In Kok tidak
mengetahui benda apakah yang berhasil terpegang olehnya. Setelah kangzusi.com
suasana menjadi tenang kembali, dia baru tahu kalau kaki elang
raksasa yang telah terpegang dan kini dia sedang dibawa terbang menuju ketengah
udara. Berada dalam keadaan begini Giam In Kok segera membalikkan
badannya dan duduk diatas leher elang tersebut dengan punggung
menghadap kebelakang, sementara sepasang tangannya memeluk
kaki tunggal elang tersebut dengan kencang.
Ban Keh Seng Hud sendiri tidak menyangka kalau elangnya akan
terbang tinggi. Semula ia mengira binatang itu bermaksud lain.
Namun setelah melihat arah yang dituju ia baru curiga. Apalagi
setelah mendengar pekikan gusar elang tersebut. Ia semakin
mengerti apa gerangan apa yang terjadi.
Maka sambil tertawa keras, serunya :
Heeehhhhh?. Heeehhhhh . Heeehhhhh .setan cilik, rupanya kaupun ikut mendompleng diatas punggung elangku. Hemmmm
dengan begitu Hudyapun tak usah bersusah payah untuk
memaksamu memuntahkan kembali empedu ular tadi, kalau kau
enggan menyerahkannya. Hemmmm, akan kusuruh kau mampus
tanpa liang kubur .?Giam In Kok tak mau kalah, segera serunya sambil tertawa
nyaring : Haahhhh ".haahhhh ..haahhhh . empedu tersebut telah masuk keperutku dan telah menjadi kotoran. Bila kau ingin sambil saja kotoranku
nanti ! . ?Ban Keh Seng Hud seketika dibuat bungkam. Selang kemudian ia
telah berkata lagi sambil tertawa dingin :
Begini saja. Lebih baik kau mengikat diri diatas kaki burung itu, aku akan
?mengambilnya sendiri ! .
? Hanya orang bodoh yang akan menuruti permintaanmu itu.
?Siauya bukan orang bodoh, tak nanti aku akan berbuat demikian
gobloknya . kangzusi.com
? Hemmmm, bila kau tak menyerahkan empedu ular itu
?kepadaku. Hudya segera akan menyuruh badanmu hancur lebur tak
berwujud lagi . ? Kalau memang menganggap mempunyai kepandaian. Silahkan
?saja untuk dicoba . . ? Hemmm, jadi kau anggap Hudya tidak mampu " .
? ? Mampu atau tidak, asal dicoba kau bakal tahu ! .
? ?Giam In Kok mengira dengan duduk dikaki burung elang tersebut
maka tubuhnya ibarat terkait sehingga betapapun cepatnya burung itu terbang tak
mungkin Ban Keh Seng Hud dapat turun kebawah
untuk beradu jiwa dengannya,
Siapa tahu baru selesai perkataan itu diutarakan. Mendadak
terasa desingan angin tajam menyambar datang dari belakang
tubuhnya. Ketika berpaling. Tampak sebatang senjata rahasia
sedang mengancam jiwanya tiba.
Cepat cepat dia melepaskan sebuah pukulan untuk merontokkan
senjata rahasia tersebut. Kemudian serunya sambil tertawa dingin :
Heehhh?heehhh .heehhh namanya saja mentereng, Ban
Keh Seng Hud, Budha Suci Dari Selaksa Keluarga. Huhhhh
. Padahal pandainya cuma main bokong ! .
?Ban Keh Seng Hud segera tertawa bergelak, serunya :
Setan cilik, kau jangan sembarangan bicara. Apa yang barusan
?kuperbuat hanya merupakan satu peringatan bagimu. Bila aku benar benar
menginginkan kematianmu, semenjak tadi nyawamu sudah
melayang meninggalkan ragamu .
? Hemmmmm, paling banter kita berdua sama sama jatuh dari
?punggung elangmu ini ! .
? Mana mungkin hal ini bisa terjadi " .
? ?Kembali Giam In Kok mendengus dingin
? Hemmmm, asal siauya bermain gila sedikit saja nicaya
?kangzusi.com burungmu akan melemparkanmu dari punggungmu .
?Ketika tidak mendengar jawaban dari musuhnya, Ban Keh Seng
Hud merasa agak geli. Segera serunya kembali :
Nah bagaimana ". Kau sudah mulai takut ". Saat ini Hudya
?telah mengikat tubuhku erat erat, aku tak akan takut untuk
terlempar jatuh kebawah .
? Haahhh ?haahhh .haahhhh kalau begitu begitu biarlah kau
mampus bersama sama binatang peliharaanmu ini .
? Belum tentu kau mampu .
? ? Siauya bisa membuat burung ini bergulingan diudara. Nah
?disaat dia berguling nanti maka aku akan melepaskan satu
tendangan kearahmu. Coba bayangkan sendiri, siapakah yang
akhirnya bakal rontok dulu keatas tanah
. " .?Ban Keh Seng Hud menjadi terperanjat sekali. Segera bentaknya
dengan penuh kegusaran : Kau berani " . ? ? Haahhh ?haahhh haahhh mengapa tidak jawab Giam In
?Kok sambil tertawa terkekeh kekeh.
Namun baru selesai perkataaan itu terucap, tiba tiba ia
menjumpai munculnya tebaran bubuk berupa kabut dari kedua sisi
sayap burung elang tersebut, mengikuti arah angin, kabut tersebut segera menerpa
kearah wajahnya. Bersama dengan tersebarnya bubuk ini maka terendus pula bau
harum yang sangat aneh. Giam In Kok tahu pasti musuhnya telah menyebarkan sejenis
bubuk harum kearahnya dan bubuk itu merupakan sejenis obat
pemabuk yang amat lihai. Buru buru sepasang kakinya dikaitkan
kencang kencang pada kaki burung elang itu. Kemudian melepaskan pukulan dengan
sepasang tangannya untuk membuyarkan bubuk
pemabuk itu. Ban Keh Seng Hud segera terawa terkekeh kekeh, jengeknya :
kangzusi.com Bocah keparat, akan Hudya saksikan berapa banyak tenaga
?yang bisa kau gunakan ". Bubuk itu merupakan bubuk Ban Li Hiang yang sangat
memabukkan, lagipula persediaan dalam sakuku cukup
banyak . ?Giam In Kok mulai gelisah, tapi ia segera teringat kembali dengan kipas bajanya
yang berkasiat untuk menyegarkan udara. Siapa tahu kipas tersebut dapat dipakai
untuk membuyarkan dupa pemabuk
tersebut " Berpikir demikian dia segera merogoh kedalam sakunya dan
mengeluarkan Kipas Bajanya kemudian digoyangkan beberapa kali.
Benar juga, bau harum bubuk pemabuk itu segera membuyar
keudara dan lenyap tak berbekas
. Ban Keh Seng Hud tidak tahu kalau lawannya sudah memiliki alat
untuk memunahkan serangan racunnya. Sambil tertawa bangga ia
masih berceloteh : Nah bocah keparat, kau jangan takut. Setelah Hudya?membawamu pulang kegunung, tentu banyak kebaikkan yang akan
ku berikan kepadamu . ? Keledai bajingan, silahkan saja berkentut terus, siauya tidak sudi menerima
?belas kasihanmu sahut Giam In Kok sambil
?tertawa. Demikianlah, kedua orang tersebut dipisahkan oleh tubuh
sielang, dimana satu duduk dipunggung dan lainnya duduk dikaki
burung elang, dan kedua belah pihak sekali tidak mau mengalah.
Mereka saling mengejek dan mendamprat lawannya. Sementara
burung elang itu sudah terbang entah berapa jauhnya.
Ketika Ban Keh Seng Hud menyaksikan dupa pemabuknya sama
sekali tidak mendatangkan hasil, dia tak tahan lagi, segera
membungkukkan badannya dan mengintip kebawah lewat celah
sayap. Menyaksikan hal ini Giam In Kok segera berseru sambil tertawa
geli : kangzusi.com Hei keledai bajingan, aku bilang kau kau benar benar sudah
?kupecundangi, apalagi yang ingin kau lihat " .
?Mula mula Ban Keh Seng Hud agak tertegun, kemudian
bentaknya dengan keras : Darimana kau dapatkan Kipas Emas tersebut " .
? ?Giam In Kok terawa terkekeh kekeh :
Mengapa sih kau nampak begitu panik. Memangnya kipas ini
?milikmu .. " . ? Kau bersedia tidak untuk mengaku " kata Ban Keh Seng Hud? ?semakin gusar.
Yu Kim Sui yang menghadiahkan kepadaku. Kenapa ". Kau
"pengin berbuat apa " .
? Dia menghadiahkan kepadamu " .
? ? Tentu saja. Malah selembar jiwanyapun ikut diserahkan
?kepadaku .. . ?Ban Keh Seng Hud segera berpekik sedih. Sepasang tangannya
segera diayunkan kebawah. Serentetan cahaya tajampun
berhamburan kearah kaki burung itu dengan gencarnya.
Giam In Kok tahu pihak lawan pasti telah mengetahui asal usul
Kipas Emas tersebut sehingga mengeluarkan senjata rahasia
tersebut untuk menghadapinya. Diam diam ia berpekik
Aduh celaka !" . ? ?Cepat cepat dia menyusutkan tubuhnya sambil menelusuri kaki
burung elang itu kemudian mencengkeram bulu diperut tersebut lalu seluruh
badannya menempel dilambungnya.
Srettt ?.. . ?Segulung desingan angin tajam dengan membawa suara yang
memekikkan telingan menyambar kebawah dengan hebatnya.
Beratus ratus batang jarum lembut itu seketika mengenai sasaran kangzusi.com
kosong dan tersebar kemana mana.
Sambil tertawa terkekeh kekeh Giam In Kok mengejek lagi
Bajingan gundul. Masih berapa banyak yang kau miliki " .
? ?Mendadak Ban Keh Seng Hud menggantung tubuhnya kebawah
dan merayap kelambung burungnya, kemudian bentaknya dengan
keras : Lihat serangan ! . ? ?Serentak sepasang tangannya diayunkan kedepan.
Giam In Kok sama sekali tidak menyangka kalau musuhnya
berani turun kebawah untuk bertarung melawannya. Padahal waktu
itu tangannya yang sebelah memegangi bulu rambut burung elang
itu, sementara tangan yang lain membawa kipas. Dalam gugup dan
terdesaknya cepat cepat dia melepaskan satu kebutan dengan
senjata kipasnya. Weeessss?.. . ?Diiringi suara benturan keras, kekuatan dari kedua belah pihak
telah saling beradu, tubuh Ban Keh Seng Hud segera tergetar balik keatas
punggung burungnya. Elang raksasa itu segera berpekik nyaring. Mendadak Giam In
Kok merasakan tangan kanannya kenjadi kendor, tubuhnya segera
terperosok kebawah dengan cepatnya.
Aduh celaka ?.. ! . Kembali ia terpekik kaget.
?Ternyata bulu perut elang yang digenggam olehnya sudah
tercomot oleh getaran tenaga pukulan tadi, otomatis badannyapun terjatuh dari
tengah udara. Menyaksikan hal ini, Ban Keh Seng Hud segera tertawa terbahak
bahak, serunya : Hei setan cilik, bila kau bersedia minta ampun, Hudyapun
?bersedia untuk menolong selembar jiwamu ! .
?kangzusi.com Giam In Kok mencoba untuk menengok kebawah. Ternyata
selisih dengan permukaan tanah mencapai ribuan kaki
.. Sekalipun dia tahu dirinya pasti mati, namun dalam keadaan
yang kritis dia enggan untuk menyerah kalah. Sambil tertawa
nyaring serunya lantang Keledai gundul, kau jangan sok bangga dulu. Biarpun harus
?mati, siauya tidak akan menyerah kalah
.. .

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

? Baiklah ? . Kalau begitu bagaimana kalau Hudya akan
menghantarkanmu agar berangkat lebih cepat dulu " .?Sementara pembicaraan masih berlangsung, tubuh Giam In Kok
sudah terperosok lagi beberapa puluh kaki kebawah.
Namun ia tidak gugup dalam menghadapi ancaman itu. Sambil
mendengus, kembali serunya :
Hei keledai gundul, bila kau punya kepandaian, ayolah turun
?kebawah .. . ? Hemmmm ?kematian sudah didepan mata, kau masih berani
bicara sombong .. baik, Hudya akan melihat bagaimana kau
mampus secara pelan pelan
. . ?Agaknya Ban Keh Seng Hud melihat daya luncur Giam In Kok
terlalu besar sehingga kemungkinan untuk mati cepat kemungkinan ada. Karena ia
berpekik nyaring dan melemparkan kembali dua
pukulan dahsyat. Maksudnya untuk memperlambat daya luncur
pemuda itu sehingga musuhnya bisa mati secara perlahan lahan.
Giam In Kok tertawa dingin, diapun mengerahkan tenaga
dalamnya sambil melepaskan pukulan dahsyat.
Blammmmm ! Blammmmmm ?.. ! . ?Setelah terjadi dua kali benturan keras, bukan saja daya luncur tubuh Giam In
Kok menjadi lamban, malah akibat getaran tersebut badannya melambung dua kaki
semakin keatas. Ban Keh Seng Hud segera tertawa terbahan bahak :
Haahhh "haahhh haahhh bocah keparat, sudah kau kangzusi.com bayangkan bagaimana keadaanmu disaat menjelang ajal nanti ".
Hudya cuma merasa sayang dengan kepandaian silatmu itu.
Bagaimana kalau kau menyerah saja dan mempersembahkan
empedu ular tadi . .? Tahiku mau tidak !" tukas Giam In Kok mendongkol.
? ?Tiba tiba .. Dari atas permukaan tanah terdengar seorang berseru dengan
suara merdu : Cici, coba lihat suatu kejadian aneh. Ada orang sedang
?bertarung diatas angkasa !" .
? Setan binal. Kau ada ada saja. Itu kan burung raksasa yang
?sering kita lihat . ? Huuuuhhh ?buat apa kau membohongiku ". Coba lihat burung
itu besar sekali. . ? Yah, bukankah burung itu Cuma berkaki tunggal " .
? ?Ketika Giam In Kok mendengar nada suara gadis tersebut. Ia
segera teringat kembali dengan dinona yang telah menotok jalan
darah Ci Kut Hiat ditubuh Nenek Pertapa Nelayan serta merebut
kulit serta kepala ular bermata tunggal tempo hari.
Diam diam ia menjadi terkejut sekali, pikirnya :
Andaikata perempuan sialan itu turun tangan bersama, aku
?. . ?Tapi belum habis ingatan itu melintas, sinona yang berseru
pertama kali tadi telah berkata kata seakan akan memahami akan
sesuatu : Ya benar, burung itu hanya mempunyai kaki sebelah. Aku tahu
?sekarang. Kau tentu pernah melihatnya ketika mencari kulit ular dulu bukan
. ". " Tebakanmu tepat sekali. Orang yang duduk dipunggung
? burung itu adalah si keledai gundul yang mengaku sebagai Budha
kangzusi.com itu. Hei . Coba lihat orang yang ada dibawah sana, dia adalah si anak muda tersebut."Sekali lagi Giam In Kok merasa terkejut sekali.
Terdengar sinona yang masih muda itu segera berteriak keras :
Cici, kita harus menolong jiwanya .
? ?Ban Keh Seng Hud yang ikut mendengarkan pembicaraan
tersebut segera membentak keras :
Lebih baik kau jangan ikut campur dalam urusanku "!! .
? ?Gadis yang berumur lebih besar itu kontan saja tertawa dingin,
jengeknya keras : Seandainya kau tidak membentak, belum tentu nonamu akan
"menolongnya. Tapi dengan sikapmu, aku justru akan menolongnya.
Akan kulihat apa yang bisa kau perbuat " .
?Dengan penuh kegusaran Ban Keh Seng Hud berseru :
Perempuan rendah. Kau murid siapa ". Berani benar
"mencampuri urusan Hudyamu " .
?Tampak dua sosok bayangan manusia melompat keluar dari balik
pepohonan. Si nona yang lebih muda itu segera menuding dengan
pedangnya sambil membentak :
Bajingan tua, kau belum berhak untuk mengetahui nama
?perguruan kami. Ayoh turun dan rasakan sebuah tusukanu lebih
dahulu " . ?Tapi sinona yang lebih tua itu segera berkata :
Sumoay, kau pergilah menolong orang itu. Biar aku yang
?mengusir Hwesio palsu ini ! .
? Aku tak bisa menolongnya ! .
? ? Hemmmm. Cepat dibopong turun, urusan toh beres dengan
?cepat .. . kangzusi.com ? Huhhh, kau saja yang membopongnya
? . .?Giam In Kok girang sekali mendengar perkataan itu. Buru buru
serunya dengan cepat : Cici berdua, tak usah menghiraukan diriku, yang penting hajar dulu Hwesio
?gadungan ini, aku tidak menderita apa apa
.. . ?Ban Keh Seng Hud sangat gusar, sambil tertawa dingin serunya :
Hudya akan menyuruh kau mampus lebih dulu .
? ?Begitu selesai berkata, ia segera menitahkan burung elangnya
menukik kebawah. Belum lagi orangnya tiba, serangan telah
dilancarkan terlebih dahulu.
Tampak cahaya emas berkilauan tajam bagaikan selembar jaring
raksasa langsung mengurung seluruh tubuhnya.
Setelah mengetahui datangnya bantuan dari kedua gadis
tersebut. Giam In Kok merasa hatinya senang, segera bentaknya
keras : Serangan yang hebat ! . ? ?Kipas ditangan kirinya segera dikibaskan berulang kali, sementara telapak tangan
kanannya melancarkan serangkaian pukulan
berantai. Deru angin pukulan yang maha dahsyat itu kontan saja
memporak porandakan jaring cahaya yang mengurung tubuhnya
itu. Mendadak terdengar sinonan yang berusia agak muda itu
berteriak sambil tertawa :
Cici, coba kau lihat bocah muda itu pandai bersandiwara,
?bagaimana kalau kita biarkan saja dia sampai jatuh kebawah " .
? Aneh benar, mengapa kau bocah perempuan berubah
?pendapat lagi ". Kukira kau benar benar membopongnya turun
untuk dijadikan suami .. . ?kangzusi.com Hemmmm dasar mulut anjing, tak mungkin akan keluar
?dagingnya . ? Giam In Kok cukup tahu akan watak aneh dari sepasang gadis
muda itu. Ia mengerti bila sedikit saja ia salah menangani hal
tersebut, akibatnya mereka akan memusuhinya. Maka diapun tak
ambil perduli dengan ejekan tersebut, sebaliknya ia pusatkan
perhatian semua untuk menghadapi sergapan dari Ban Keh Seng
Hud. Dalam pada itu Ban Keh Seng Hud pun segera memikirkan asal
usul kedua garis tersebut, untuk sementara waktu dia menjadi lupa untuk
melakukan serangan. Tapi keadaan semacam ini sama sekali tidak menguntungkan
bagi Giam In Kok, Tubuhnya yang meluncur kebawah bergerak semakin cepat. Ia
hanya mendengar suara deru angin yang kencang sekali,
pandangan matanya berkunang kunang membuat kepalanya terasa
pusing. Cepat cepat ia membalikkan badannya dengan kaki diatas dan
kepala dibawah. Kipasnya dimasukkan kembali kedalam saku
sementara sepasang tangannya bersiap sedia menghadapi
serangan. Daya luncur tubuhnya saat ini jauh lebih cepat daripada daya
luncur burung elang itu, keadaannya benar benar sangat kritis.
Ban Keh Seng Hud segera tertawa terbahak bahak, serunya
mengejek : Bagaimana rasanya bocah keparat " Lebih baik kau menyerah? "saja
. " . ?Kemudian sambil berpaling kearah dua gadis yang berada
dibawah, kembali teriaknya :
Hei nona cilik. Lebih baik kalian jangan mencampuri urusanku
?! . ?kangzusi.com Namun kedua gadis itu amat binal dan tidak sudi menuruti
perkataannya. Tiba tiba sinona yang masih muda itu mengeluarkan segulung jaring
dari sakunya dan segera dibentangkan menjadi
sebuah jaring selebar puluhan kaki. Setelah itu ia berseru sambil tertawa
terbahak bahak : Jaring ular ini baru pertama kali dipergunakan, entah berkasiat atau tidak " ?.
?Sebaliknya sinona yang agak besar menggerakkan tangan
kananya dan mengeluarkan seutas tali panjang dari balik bajunya.
Lalu katanya pula sambil tertawa terkekeh kekeh :
Akupun tak tahu ilmu pelangi terbangku bisa mengenai
?sasaran tidak " . ?Dari sikap kedua gadis itu, Giam In Kok mengerti bahwa mereka
berniat untuk menyelamatkan dirinya. Namun diapun takut bila
perhitungannya sempat meleset, bila jaring kulit ular tersebut tak mampu menahan
daya luncurnya, bukankah dia bakal mati dengan
badan remuk. Baru saja Giam In Kok hendak menyuruh mereka mengurungkan
perbuatannya, tiba tiba terdengar Ban Keh Seng Hud membentak :
Budak rendah. Kau berani mencampuri uurusanku " .
? ?Tampak ia berpekik nyaring, burung elang raksasa itu segera
meluncur kebawah dengan kecepatan luar biasa langsung
menyerang kedua gadis tersebut.
Gadis yang berusia agak tua itu segera membentak keras :
Bajingan tua ?. ?Dengan cepat ia menggetarkan tangannya dan kulit ular
sepanjang beberapa puluh kaki itu segera meluncur kedepan
membentuk sebuah jala besar dan mengancam tubuh elang raksasa
itu. Tampaknya elang itu cukup mengetahui akan kelihaian jaring itu, kangzusi.com
tiba tiba ia mengurungkan niatnya untuk menukik kebawah dan
segera meluncur naik kembali ketengah angkasa.
Sementara itu tubuh Giam In Kok sudah tinggal dua puluh kaki
dari permukaan tanah. Cepat cepat ia menjerit keras :
Cici cepat menyingkir ! .? ?Tenaga pukulan yang telah dihimpunnya segera dilontarkan
kebawah untuk melepaskan sepuluh buah serangan berantai.
Blammmm ?. !... Blaaammmmm . ?Tenaga pukulan yang membentur permukaan tanah itu segera
menimbulkan suara getaran yang luar biasa kerasnya membuat
seluruh bumi seakan akan ikut tergoncang.
Gadis yang membentangkan jaringnya itu menjadi terkejut.
Segera teriaknya keras keras :
Hei ?. Apa yang hendak kau perbuat !" .
?Tapi sebelum perkataannya tersebut selesai diucapkan,
kesepuluh buah pukulan beruntun dari Giam In Kok berhasil
memperlambat daya luncur tubuhnya, dengan cepat dia terjatuh
kedalam jaring tadi dengan selamat.
Terima kasih atas bantuanmu nona "! Giam In Kok segera
" "berseru sambil menjura.
Dalam perkiraan Ban Keh Seng Hud tadi, Giam In Kok yang
terjatuh dari ribuan kaki tingginya pasti akan tewas atau paling tidak akan
terluka parah. Siapa tahu dugaannya itu meleset sama sekali.
Maka begitu melihat Giam In Kok telah mendarat dengan
selamat, ia menjadi benar benar jengkel dan mendongkol. Sambil
membentak keras diapun ikut melompat turun dari punggung elang
raksasanya, lalu memburu kesamping jaring.
Si nona yang berusia agak tua segera menggetarkan tangannya
dan memutar tali panjangnya untuk menghadang Ban Keh Seng
Hud. Serunya sambil tertawa dingin :
kangzusi.com Bajingan tua, kau berani membuat keonaran dibukit Ngo Kui
?San " . ?Ban Keh Seng Hud mundur selangkah dengan perasaan terkejut,
segera serunya tertahan :
Tempat ini adalah Ngo Kui San " .? ?Kembali gadis itu mendengus dingin
Hem, rupanya kau tak punya biji mata, tak heran kalau
?nyalimu begitu besar . . ?Merah padam wajah Ban Keh Seng Hud setelah mendengar
perkataan tersebut. Serunya dengan marah :
Ban Keh Seng Hud pribadi masih menunjukkan sikap sungkan
?kepada Say Lo Seng Bo guru kalian .
? Hemmmm, mengingat kau masih dapat mengingat guru kami.
?Untuk sementara waktu jiwamu bisa kuampuni. Ayo cepat
menggelinding pergi dari sini
.. , ?Sekalipun Say Lo Seng Bo termasyur karena memiliki ilmu silat
yang hebat, namun Ban Keh Seng Hud sendiripun terhitung seorang gembong iblis
yang termasyur. Tentu saja ia tak mau pergi dari situ karena diusir oleh seorang
gadis muda. Dengan penuh kegusaran dia berpekik nyaring, suaranya keras
sekali sampai jarak sepuluh li-pun terdengar jelas. Kemudian
dengan sorot mata memancarkan sinar buas serunya dingin :
Hudya tak ingin menganiaya anak kecil, memangnya kau
?anggap aku takut denganmu " .


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?Paras muka sinonapun nampak berubah hebat setelah
mendengar suara pekikan lawan yang begitu nyaring. Sambil
berpaling kearah rekannya, ia segera berseru
? Bajingan tua ini berani menjual lagak kepada kita. Bagaimana
?kangzusi.com kalau kita sikat saja dia
. . ?Mengetahui kedua gadis itu adalah murid Say Lo Seng Bo, Giam
In Kok merasa kegirangan, buru buru serunya cepat :
(Oo-dw-oO) Jilid : 41 Tak usah merepotkan Cici untuk bertarung melawan Iblis cabul"ini .
?Siapa tahu baru berbicara sampai ditengah jalan, gadis yang
muda itu sudah mendampratnya :
Lelaki busuk. Tempat ini tak ada kesempatan bagimu untuk
?turut berbicara ! . ?Ketika pertama kali bersua dengan Ciu Li Ya tempo hari, Giam In Kok pernah pula
diumpat habis habisan, karena itu dia sama sekali tidak merasa tersinggung.
Sambil melompat turun dari atas jaring, serunya lagi sambil
menjura : Aku dan Enci Ciu mempunyai hubungan melebihi hubungan
"tulang dan daging . . ? Apa ". Kau mengatakan Enci Ciu ". Siapa dia " tanya gadis itu segera
? ?berseru tertahan. Dia adalah saudara seperguruan kalian, Enci Ciu Li Ya ! .
? ? Kau kenal dengannya " .
? ? Tentu saja. Hubungan kami bagaikan tulang dan daging
?.. . ? Apa maksudmu bagaikan tulang dan daging " .
? ?Ban Keh Seng Hud merasa amat mendongkol karena dirinya tidak
digubris, sambil tertawa dingin dia segera menyela :
kangzusi.com Maksudnya tulang belulang bocah busuk itu tergabung didalam
?daging Encimu sehingga tidak bisa dibedakan lagi mana tulang dan mana dagingnya
.. . ?Namun sayang gadis itu baru berusia sembilan dua puluh
tahunan, tentu saja dia tak mengerti apa maksud perkataan
tersebut, serunya kemudian :
Tapi ?.. tulang dan daging, toh tidak bisa dipisahkan " .
?Sebaliknya sinona yang lebih tua usianya segera berubah hebat
paras mukanya. Dengan wajah tersipu karena malu, ia berteriak :
Sumoay, tutup mulutmu ! .? ?Setelah itu dia berkata lagi :
Menyingkirlah dulu, biar kubunuh bangsat ini ! .
? ? Siapa yang hendak kau bunuh " tanya nona cilik itu terkejut.
? ? Kedua duanya harus dibunuh ! .
? ? Kenapa " . ? ? Karena perkataannya barusan !" .
? ?Giam In Kok menjadi tercengang, segera serunya :
Aku toh tidak salah bicara, mengapa kau hendak membunuhku
?juga .. " . ? Seandainya bukan gara gara anjing busuk ini, Ciu Samcay-ku
?tak akan menderita malu. Kedua orang itu sekali tiga uang. Sama sama busuknya
.. . ? Bila Cici bisa menerangkan alasannya aku pasti akan
?menerimanya dengan senang hati, tapi
? Hei bocah busuk, nampaknya kau tak sabar untuk hidup terus
? sela Ban keh Seng Hud sambil tertawa. Bila kita mau
? ?bekerjasama dan melarikan kedua gadis ini kita masing masing bisa mendapatkan
manfaatnya. Tapi bila kau tak mau, silahkan saja
kangzusi.com dibantai oleh kedua gadis itu .
?Waktu itu, meskipun Giam In Kok sama sekali tidak terluka,
namun peristiwa yang baru saja dialami cukup banyak menguras
tenaga dalamnya, maka dari itu sebisa mungkin dia hendak
mengulur waktu untuk mengatur nafasnya.
Karenanya setelah mendengar perkataan ini segera ia tertawa
getir sambil berkata : Hemmm, kau iblis tua berniat mengadu domba. Siauya tidak
?akan terperangkap oleh siasatmu itu " .
? Kita sama sama meraih keuntungan. Masa cara kerjasama?beginipun disebut masuk perangkap segala ! .
?Hawa amarah menyelumuti wajah Giam In Kok, dia hanya
mendengus tanpa menjawab.
Dalam pada itu meskipun sinona kecil tadinya belum bisa
mengartikan maksud yang sebenarnya dari tulang dan daging tadi.
Namun ia menjadi benci setelah mendengar Ban keh Seng Hud
hendak menculiknya. Tanpa ambil perduli sampai dimanakah taraf kepandaian silat
yang dimiliki, ia segera membentak keras dan melontarkar jaring mustikanya
ketubuh lawan. Ban keh Seng Hud tertawa terbahak bahak dan menggerakkan
tanganya untuk menyambar jaring ular tersebut, kemudian ia
membentak : Hayo kemari "! . ? ?Tampak dia menggetarkan pergelangan tangannya. Tahu tahu
sinona kecil itu sudah sempoyongan dan terjatuh. Seandainya ia
tidak mengibaskan tangannya dengan cepat niscaya tubuhnya benar benar akan
terjatuh kedalam pelukan iblis tua tersebut.
Berubah hebat paras muka gadis itu saking terkejutnya, dengan
suara bentakan keras ia menyerang :
Lihat serangan ! . ? ?kangzusi.com Senjata angkinnya digulung kedepan bagaikan pelangi.
Sementara pukulan dahsyat yang dilepaskan dengan telapak tangan kirinya langsung
membabat kearah dada lawan.
Tapi Ban keh Seng Hud telah mengibaskan ujung bajunya sambil
merampas jaring kulit ular tadi, kemudian sambil melompat mundur sejauh sepuluh
kaki, katanya sambil tertawa :
Nama besar Say Lo Seng Bo sudah menggemparkan seluruh
?dunia persilatan, tak nyana begitu geblek murid yang diajarkan
olehnya. Hemmmm, murid bodoh seperti kalian ini apa gunanya " .
?Saking malunya sinona kecil tadi segera menangis tersedu sedu
sambil meloloskan pedangnya ia segera berteriak :
Cici, aku akan beradu jiwa denganmu ! .? ?Ibarat naik dipunggung harimau, gadis itu mendadak turut
membentak dan maju melanjutkan serangannya pula.
Waktu itu walaupun Giam In Kok bermaksud mengatur
pernafasannya untuk melebur kasiat dari empedu ular kedalam
tubuhnya, namun ditengah suara bentakan yang begitu keras,
pikirannya menjadi kalut. Dia kuatir kedua gadis tersebut
dipecundangi lawan, takut pula musuh mencari gara gara
dengannya. Dalam keadaan seperti ini bagaimana mungkin
pikirannya bisa dibikin tenang.
Dengan dasar tenaga dalam yang dimilikinya sekarang, asal
memperoleh ketenangan sejenak saja maka dia akan berhasil
melebur kasiat empedu ular tersebut. Tapi agaknya situasi seperti mengancam
terus, tak sedikit waktupun dapat dipergunakan secara baik.
Ban keh Seng Hud sendiripun jarang menemui musuh tangguh.
Tapi sejak menderita kekalahan ditangan Giam In Kok tahun lalu, ia telah melatih
diri secara tekun hingga ilmu silatnya memperoleh kemajuan yang amat pesat. Tak
heran kalau tak sampai sepuluh
gebrakan saja kedua gadis itu sudah terjerumus kedalam bahaya.
kangzusi.com Menyaksikan peristiwa ini, tahu tahu Giam In Kok berseru keras :
Harap kalian menunggu sebentar ! menyusul seruan itu ia
? ?segera melontarkan pukulan kedepan.
Blaanggg ?. ! . ?Menyusul bentrokan senjata. Tampak Ban keh Seng Hud
terhuyung huyung mundur sejauh tiga langkah lebih.
Tetapi Giam In Kok sendiripun tergetar mundur sampai lima
langkah lebih, bahkan sepasang bahunya turut tergetar.
Melihat peristiwa ini, Ban keh Seng Hud segera tertawa terbahak bahak, kemudian
jengeknya : Haahhhh ?.haaahhh .haaahhh . Bocah Ajaib Bermuka Seribu . Ternyata ilmu silat Cing Khu Hu Pit hanya begitu saja
.. .?Ditengah gelak tawanya yang nyaring, sepasang tangannya
segera diluruskan kebawah, kemudian diiringi suara gemerutukan
nyaring, tampak selapis kabut merah segera menyelimuti telapak
tangannya. Sambil tertawa tinggi Giam In Kok segera berseru :
Hwesio gadungan, ilmu pukulan berapimu dulu tak membara
?kini berubah menjadi membara. Nampaknya kau sudah kehabisan
kemampuan sehingga akan mengeluarkan ilmu andalan
. . ?Tapi sebelum perkataan ini selesai diucapkan, mendadak
terdengar seseorang berbisik didekat telinganya dengan suara yang lembut
Harap suahiap jangan bertindak gegabah. Tenaga pukulan
?musuh telah berhasil mencapai ketingkatan yang tidak berwujud lagi
. ?Giam In Kok dapat mengenali suara tersebut sebagai suara
perempuan. Namun ia tidak melihat bayangan tubuhnya juga tidak
tahu berasal dari mana. Ketika melihat lawan dan kedua gadis itu tidak
menunjukkan sikap seperti turut mendengar bisik bisik
kangzusi.com tersebut. Dengan cepat tahulah dia bahwa ada orang yang telah
memberi peringatan kepadanya dengan menggunakan ilmu
menyampaikan suara. Peristiwa ini dengan cepat membuatnya terkejut bercampur
girang . Ia merasa girang karena ada tokoh sakti yang turut menyaksikan
kejadian tersebut sehingga tak nanti dia akan kehilangan nyawa, tapi diapun
kuatir kemampuannya tidak mampu membendung
serangan musuh dengan segenap tenaga, terutama setelah
sebagian tenaga dalamnya tercuri oleh Ko Kiok Ciu.
Berbeda dengan kedua gadis itu, mereka tidak mengerti apa
bedanya pukulan membara atau tidak, meski Giam In Kok tidak
memiliki kekuatan yang cukup besar, namun paling tidak masih
sanggup memukul mundur musuhnya sejauh tiga langkah.
Karenanya sambil membentak, serentak mereka menerjang maju
kedua sisi arena. Jangan ! teriak Giam In Kok dengan perasaan terkejut.? ?Bersamaan waktunya dia segera menerjang maju.
Tapi pada saat itulah Ban keh Seng Hud telah melepaskan
pukulannya kearah sepasang gadis tersebut.
Sinona berusia berusia agak tua segera mengetahui datangnya
ancaman bahaya. Cepat dia menutup diri sambil melompat mundur
kebelakang. Berbeda dengan sinona kecil itu, selain ilmu silatnya masih
rendah, gerakan tubuhnyapun lamban, sembil menjerit kaget
pakaiannya segera terbakar.
Cepat cepat Giam In Kok memburu maju kedepan dan
memadamkan kobaran api tersebut dengan sebuah pukulan. Siapa
tahu punggung nona itupun ikut terbakar. Dalam keadaan begini
terpaksa dia menyambar tubuh gadis tersebut dan diajak
bergulingan diatas tanah. Dengan tindakan tersebut api segera
dapat dipadamkan. kangzusi.com Namun akibatnya dari peristiwa tersebut separuh pakaian nona
kecil itu jadi hancur dan terlepas dari tubuhnya. Dalam keadaan demikian nona
kecil itu terduduk diatas tanah sambil menangis
tersedu sedu. Ban keh Seng Hud yang menyaksikan kejadian ini kontan saja
tertawa terbahak bahak, serunya :
Haahhh ?.haahhh ..haahhh . bocah busuk, bagus amat
nasibmu enak sekali memeluk gadis mulus itu
.. .?Sesungguhnya Giam In Kok hanya bertujuan menolong orang. Ia
sama sekali tidak mempunyai pikiran bercabang. Setelah
menurunkan sinona keatas tanah, dia segera memburu maju
kedepan melintangkan tangannya didepan dada, serunya kemudian
: Hemmmm ?. Jelek jelek begini kau masih terhitung pentolan
dari kaum sesat yang berusia seabad lebih dan mempunyai pamor
tinggi. Mengapa perbuatanmu justru cabul dan tidak mengerti sopan santun sama
sekali "! . ?Haahhh ?haahhh haahhh kau sibocah busuk ingin menasehati aku jengek Ban keh Seng Hud dingin.
? Mengapa tidak !. Bahkan aku perlu memberi pelajaran
?kepadamu. Lihat serangan ! .
?Dalam gusarnya karena perlakuannya terhadap kedua nona itu,
Giam In Kok segera melancarkan serangan dengan ganas dan tanpa
mengenal ampun lagi. Dalam waktu singkat bayangan tangan menyelimuti seluruh
angkasa. Angin pukulan menderu deru. Dalam waktu singkat
seluruh tubuh lawan telah terbungkus desingan angin tajam
tersebut. Mendadak Ban keh Seng Hud berpekik nyaring, telapak
tangannya diputar sangat kencang sehingga menciptakan gulungan
bayangan merah yang makin mengembang luas. Dalam waktu
kangzusi.com singkat sekeliling arena telah diselimuti kabut tersebut.
Sinona yang agak tua itu merasa pemuda ini sangat aneh, maka
sambil membopong adik seperguruannya yang bugil dan
bersembunyi dibalik batang pohon besar, diam diam dia mengikuti jalannya
pertarungan itu. Mula pertama Ban keh Seng Hud menyangka si Bocah Ajaib
Bermuka Seribu sedang menggunakan siasat untuk menjebaknya,
karena iitu setiap langkahnya dilakukan dengan berhati hati sekali, bahkan
mengambil sikap untuk mempertahankan diri.
Tapi lama kelamaan setelah dilihatnya peluh mulai membasahi
jidat Giam In Kok, nafasnya mulai memburu dan pukulannyapun
makin lama makin pendek. Tak tahan lagi ia segera tertawa
terbahak bahak : Haahhhh?. Haahhh .haahhhh

Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rupanya kau sibocah keparat
kelewat banyak bermain cinta sehingga banyak kehilangan tenaga
dalam. Hemmmm, hari ini jangan harap kau bisa lolos dari tanganku dalam keadaan
hidup . . ?Melihat rahasianya sudah terbongkar. Giam In Kok merasa
semakin gelisah, segera bentaknya :
Iblis tua, lihat saja nanti apakah siauya mampu merenggut
?nyawamu atau tidak " .
?Masih mending kalau ia tidak berbicara. Begitu ia selesai
mengeluarkan suara, nada suaranya kedengarannya gemetar. Hawa
murninyapun ikut pula tersendat sendat.
Ban keh Seng Hud adalah seorang jago kawakan yang sangat
berpengalaman, melihat kejadian ini dia segera mengejek dengan
wajah berseri seri : Bocah keparat, hari ini kau pasti akan mampus. Aku lihat Say
?Lo Seng Bo telah mampus pula sehingga tidak mingkin ada orang
lain yang bisa menolong jiwamu lagi, maka Hudya akan bikin kau
kalah dengan hati puas. Silahkan beristirahat dulu sebelum
kangzusi.com melanjutkan pertarungan .?Sekalipun Giam In Kok memang membutuhkan waktu untuk
beristirahat agar ia bisa melebur empedu ular dan tenaga dalamnya namun diluar
dia tetap bersikap tenang. Serunya sambil tertawa
dingin. Hemmm, tanpa beristirahatpun siauya masih mampu untuk
?membunuh kau sisetan tua .
?Sambil memburu maju kedepan dia segera melencarkan dua
buah serangan beruntun Sebetulnya Ban keh Seng Hud telah menyebarkan hawa
murninya yang dihimpun keseluruh tubuhnya.
Tapi jangan dilihat keadaan Giam In Kok sudah lemah, ternyata
tenaga pukulan yang dihasilkan masih memiliki kekuatan seribu kati keatas.
Blaaammmmm, blammmmm ! .
? ?Gara gara sikapnya yang terlalu gegabah nyaris hawa murni Ban
keh Seng Hud buyar oleh serangan tersebut. Secara beruntun dia
mundur sejauh lima langkah lebih sebelum berdiri tegak kembali.
Kontan saja hawa amarahnya meluap. Dengan wajah merah
padam bentaknya keras : Bocah busuk, kau memang tidak tahu diri
?.. . ?Giam In Kok yang berhasil menempati posisi diatas angin tentu
saja tidak menyia nyiakan kesempatan baik itu dengan begitu saja.
Tanpa menunggu sampai musuhnya selesai bicara, permainan
pukulannya segera berubah. Kali ini dia melepaskan serangkaian
pukulan gencar yang datang dari empat arah delapan penjuru.
Sekalipun tenaga dalamnya lama kelamaan makin menyusut
lemah, namun ilmu pukulan Cing Khu Ciang Hoat, Giam Tok Liong
Ciang, Siau Hun Kou Lian dan aneka macam ilmu pukulan lainnya
benar benar ganas luar biasa.
Akibatnya Ban keh Seng Hud keteter hebat. Untuk sesaat diapun
kangzusi.com tidak ada kesempatan untuk menghimpun kembali tenaga
dalamnya. Maka untuk sementara waktu posisinya tetap berimbang.
Biarpun begitu Giam In Kok menyadari posisinya yang berbahaya
sekali. Andaikata lawannya sampai mengeluarkan ilmu pukulan
kabut merahnya lagi, sudah dapat dipastikan nasibnya akan
mengalami akhir yang tragis.
Maka sambil bertarung dia berpikir terus, tiba tiba pemuda itu
melompat mundur sejauh beberapa kali, kemudian ujarnya sambil
tertawa : Hwesio gadungan, kita sudah pernah bertemu sebanyak dua?kali. Namun bila pertarungan seperti ini berlangsung terus, bagi dirimu pasti
tak akan memperlihatkan kepandaianmu yang
sebenarnya. Kalau kita ganti pertarungan dengan cara lain
bagaimana " . ? Hemmmm, kau sibocah licik sudah kalap sejak tadi, masa
?Hudya yang dibilang tak berkepandaian ". .
? Atas dasar apa kau mengatakan aku sudah keok " .
? ? Tadi kau sudah mundur lima langkah secara beruntun bahkan
?sepasang bahumu turut bergoncang keras .
?Mendengar ucapan tersebut Giamm In Kok tertawa terbahak
bahak, serunya : Haaahhhh ?..haaahhhh ..haahhhh . bagi taktik ilmu perang,
soal main siasat sudah jamak, apalagi bukankah kau sendiri juga kena kuhajar
mundur sebanyak lima langkah, bahkan pertarungan
yang barusan berlangsung tadi diakhiri dengan seri .
? Baiklah, anggap saja perkataanmu itu betul , lalu siasat busuk apalagi yang
?hendak kau kemukakan " .
?Sambil menuding kearah sebuah puncak kecil beberapa puluh
kaki dihadapannya itu Giam In Kok berkata lagi :
Sewaktu berada ditengah udara tadi, aku sudah melihat bahwa?disitu terdapat beberapa buah batu hijau. Bagaimana kalau kita
duduk saling berhadapan disana dan kita beradu tenaga dalam ".
kangzusi.com Siapa yang kalah dan mampus tentu tak mampu berbicara lagi !" .
?Ban keh Seng Hud segera memutar biji matanya berulang kali.
Tiba tiba ia berkata sambil tertawa :
Sebetulnya siasat busuk apakah yang hendak kau siapkan
?untuk menipuku ". Atas dasar apa kau menuduh aku sedang menipu dirimu " .
? ? Hemmmm, sederhana sekali alasannya. Bukankah kau ingin
?menggunakan kesempatan itu untuk mengatur pernafasan serta
mengembalikan hawa murnimu ." .
? Haaahhhh ?.haahhhh .haahhhh . Hwesio gadungan, tak nyana kau cerdik. Bagimana ". Memangnya kau merasa takut " .
?Bagi orang persilatan yang menomer satukan soal nama dan
kedudukan, mereka paling pantang bila dikatakan orang lain takut .
? "Walaupun tahu kalau dia akan dapat meraih kemenangan bila
pertarungan dilanjutkan sekarang juga, tapi diapun tidak mau
diremehkan orang sebagai penakut, dia percaya masih memiliki
keyakinan untuk meraih kemenangan.
Diapun tahu kalau pihak lawan telah kehilangan sebagian tenaga
murninya. Sekalipun bocah itu pernah menelan Cairan Mustika dan Buah Thio Ko
namun mustahil pemuda tersebut dapat memperoleh
kembali kekuatan tubuhnya hanya dalam waktu singkat.
Andaikata dia bisa menghimpun hawa Yang Hong Im Hwe-nya,
bukankah sesaat kemudian di Bocah Ajaib Bermuka Seribu bakal
mampus ditangannya ".
Ban keh Seng Hud memang memperhitungkan segala sesuatunya
dengan cermat, tapi sayang dia tidak tahu kalau setelah kejadian itu Giam In Kok
sempat menelan Pil Api dan Mutiara Giok Li Li Cu
sehingga mendatangkan unsur panas dan dingin dalam tubuhnya.
Bukan Cuma begitu, tanpa sengaja diapun telah mempelajari
ilmu Tiong Giok Sam Ceng sehingga kemampuan untuk memulihkan
kangzusi.com kembali tenaga dalamnya memiliki suatu cara yang unik.
Maka sambil tertawa terbahak bahak katanya kemudian :
Hahhhh?.haahhhh haahhhh bocah busuk, sekalipun kau
berniat untuk memanaskah hati, pokoknya Hudya pasti akan
membuat kau takluk dengan perasaan puas ! .
?Diam diam Giam In Kok merasa kegelian, pikirnya :
Hemmmm, kau menganggap dirimu amat pintar, padahal
?bodohnya setengah mati, coba kalau kau tidak memikirkan soal
gengsi dan nama, siauya tidak akan berhasil menjebakmu. Sekarang aku pasti akan
mendesak kau mampus gara gara gengsi dan nama "
. ?Tapi diapun tahu apabila rahasia ini sempat terbongkar, pihak
musuhnya tentu menyesal dan mengurungkan niatnya, sebab itu
katanya kemudian sambil tertawa :
Siauya mempersilahkan kau berangkat dulu .
? ? Dan kau ingin melarikan diri tanpa sepengetahuanku .
? ? Hemmm. Masa kau tak tahu kalau siauya selalu mengalah tiga
?jurus kepada siapapun juga " .
? Huh !, omong kosong. Buktinya mengapa kau melancarkan
?serangan lebih dahulu tadi " .
?Aku memang sengaja berbuat demikian untuk memberi
"pelajaran kepada kau simanusia latah .
?Ban keh Seng Hud menjadi sangat mendongkol, dia tak berbicara
lebih jauh hanya serunya dengan gemas :
Aku tidak kuatir kau bisa terbang kelangit ! .? ?Selesai berkata, Ban keh Seng Hud memungut jaring ular dari
atas tanah dan siap berlalu dari situ.
Tiba tiba Giam In Kok berseru dengan suara dingin :
Kembalikan barang milik orang lain " .
? ?kangzusi.com Kau ingin mengambilnya " .
? ? Huhhh. Siauya tak akan rakus seperti kau ! .
? ?Ban keh Seng Hud agak ragu, tapi akhirnya dia meninggalkan
jaring kulit ular itu, kemudian dalam beberapa kali lompatan saja ia telah
mendaki kepuncak bukit itu.
Giam In Kok tersenyum, dengan menggunakan kesempatan yang
amat baik ini dia mengatur pernafasan dan dengan pelan pelan
mendaki keatas bukit. Waktu itu Ban keh Seng Hud sudah menunggu dengan hati tidak
sabar. Begitu melihat Giam In Kok telah mencapai puncak ia segera menuding
kesebuiah batu hijau lima kaki dihadapannya sambil
membentak : Bocah busuk, kau duduk disebelah situ. Nah katakan
?bagaimana cara kita bertanding " .
? Tentu saja aku akan menerangkan sahut Giam In Kok
? ?tertawa. Kalau tadi aku sudah mengajukan satu persoalan, maka sekarang
?giliranmu untuk mengajukan persoalan kedua .
? Hemmmm ?! Ban keh Seng Hud mendengus. Mengingat
? ?tidak gampang bagimu untuk mencapai puncak ini, aku akan
memberi seperempat jam kepadamu untuk beristirahat. Kemudian
pertandingan baru dimulai
.. . ? Apakah kau tidak merasa dirugikan " .
? ? Hehhh ?heeehhh heehhh Ban keh Seng Hud segera terawa
" dingin Kau sibocah busuk, apakah kau anggap dirimu sebagai bocah?ajaib. Tahukah kau bahwa Hudyapun menganggap diriku sebagai
Budha hidup ". " Ah kalau begitu kita sama sama setali tiga uang. Mulai hari ini kita mesti
?seia sekata .. . ? Hemmmm, seia sekata sih tidak. Kau yang akan berangkat
?kangzusi.com kelangit barat lebih dulu. Hemmmm
.. heemmm kau anggap dengan jalan pelan pelan sambil mengatur pernafasan maka Hudya
akan kau kelabui ". tapi Hudyapun sudah tiba lebih dulu disini untuk mengatur
pernafasan jauh lebih awal daripada dirimu
.. . ?Perkataan dari Ban keh Seng Hud memang benar, karena diapun
berusaha untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengatur
pernafasan serta berusaha untuk menggunakan taktik tenang untuk mengawasi gerak.
Giam In Kok tetap tersenyum dikulum, katanya kemudian :
Hwesio gadungan, kau jangan keburu merasa bangga hati,
"akhirnya kau pasti akan merasa menyesal setengah mati
. . ?Melihat sikap musuhnya yang tenang dan seolah olah acuh tak
acuh, tanpa terasa Ban keh Seng Hud berpaling dan mengawasi
kearah Giam In Kok sekejap, tapi dengan cepat ia dibuat
tercengang. Ternyata hanya beristirahat sejenak saja keadaan Giam In Kok
saat ini sudah berubah sama sekali. Sepasang matanya bersinar
tajam dan jauh berbeda daripada keadaan sebelum pertarungan
dilangsungkan tadi. Ban Keh Seng Hud tidak tahu kalau tenaga dalam Giam In Kok
tersebut telah pulih kembali tujuh bagian, tentu saja ia merasa terkejut. Sambil
mengibaskan ujung bajunya ia segera membentak :
Tak usah menjual lagak lagi didepan Hudya, ayo cepat?mengatur pernafasan dulu sebelum menunggu kematian .
? Mengapa kaupun tidak menggunakan kesempatan ini untuk
?duduk bersemedi lebih dulu, kemudian baru mengajak siauya untuk berbicara " .
? Kenapa " . ? ? Setiap menghadapi pertarungan, siauya selalu mengalah tiga
?jurus kepada musuhku, maka sebelum pertarungan tenaga dalam
dimulai, akupun akan memberlakukan peraturan yang sama .
?kangzusi.com Hemmmmm ! dengan nada mendongkol Ban keh Seng Hud
? ?mendengus berat. Giam In Kok kembali mengejek :
Sudah, tak usah bergaya lagi. Coba kalau siauya tidak takut
?pukulanku terbakar, tentu saja akan kupersilahkan kau
menyerangku dengan ilmu pukulan berapimu, akan kulihat sampai
dimana kehebatannya " .
? Haahhh ?.haahh .haahhh . jangan lagi bocah busuk seperti
kau, dewapun tak akan berani .
? Masa iya. Tapi siauya percaya, bila kukatakan bisa, pasti bisa .
? ?Dia menengok sekejab kebawah tebing. Sewaktu melihat kedua
gadis itu tidak menyusul keatas, sedang perempuan yang memberi
peringatan kepadanya dengan ilmu menyampaikan suarapun tidak
diketahui kemana perginya. Maka setelah tertawa katanya lagi
Bagaimana kalau kita mencoba kemampuan kita disini saja " .
? ?Ketika Ban keh Seng Hud menyaksikan pihak lawan betul betul
hendak melepaskan pukulan, tentu saja ia tidak membiarkan
pemuda itu berbuat begitu. Segera bentaknya dengn keras :
Coba sambut dulu sebuah pukulan dari Hudya ! .
? ? Selesai berkata, sebuah pukulan dahsyat dilontarkan kedepan
dengan hebatnya. Dengan suatu gerakan yang cekatan Giam In Kok melejit
kesamping untuk meloloskan dari dari ancaman tersebut. Serunya
sambil tertawa : Jurus pertama ! .? ? Apa jurus pertama " .
? ? Aku telah mengalah satu jurus kepadamu


Pendekar Muka Buruk Pendekar Berwajah Seribu Karya Tjan Id di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

?.. ! sahut Giam In ?Kok menerangkan. Ucapan tersebut seketika membangkitkan kemarahan Ban keh
kangzusi.com Seng Hud, dia seperti telah melupakan janji untuk beradu tenaga dalam. Sambil
mendengus dingin bukan saja sepasang tangannya
berubah menjadi merah membara, lagipula secara lamat lamat
tersembur keluar asap yang membara. Secara beruntun dia
melancarkan serangkaian serangan dahsyat.
Giam In Kok bergerak menghindar dengan gerakan yang enteng
dan cekatan. Kemudian serunya sambil tertawa :
Jurus kedua ?. ? Jurus ketiga ?.. . ?Menurut kebiasaan yang berlaku, begitu ucapan jurus ketiga
telah diucapkan, maka dia akan melancarkan serangan balasan.
Tapi saat ini tiba tiba saja satu ingatan melintas didalam
benaknya, dengan cepat tubuhnya meloncat mundur sejauh sepuluh
kaki, kemudian bentaknya dengan keras :
Tahan !! . ? ? Bocah busuk, permainan apalagi yang hendak kau persiapkan
?" seru Ban keh Seng Hud dengan wajah tertegun.
" Siauya ingin bertanya kepadamu. Sepanjang hidupmu berapa
?orang murid yang pernah kau terima " .
? Apa kau ingin menjadi muridku " Ban keh Seng Hud balik? ?bertanya.
Menjadi muridmu ". Huhhh
?!, mengapa kau tidak bercermin
dulu diatas air kencingmu, manusia bertampang apakah kau ini " .
?Ban keh Seng Hud benar benar sangat gusar, kemudian
umpatnya : Dasar bocah keparat yang tidak pernah didik orang tua. Tak
?heran mulutmu kotor dan tidak mengerti sopan santun .
?Perkataan tersebut ibarat menggosok luka hatinya. Paras muka
Giam In Kok seketika beribah menjadi dingin bagaikan es, serunya kangzusi.com
sambil tertawa dingin : Heehhhh ?heehhh .heehhh . aku bertanya kepadamu karena
siauya menilai tindakanmu meski keji dan banyak sudah yang
menjadi korbanmu, itulah sebabnya kau sibinatang busuk telah
melanggar pantanganmu. Hemmmm, tak tahunya kau malah
mengejekku dengan kata kata seperti itu. Kelihatannya kau memang pengin mampus
. . ?Baru selesai perkataan itu diucapkan menddadak terdengar suara
perempuan tadi bergema ditelinganya lagi :
Siauhiap, untuk menghadapi musuh yang berada
?dihadapanmu, kau meski bersikap lebih hati hati dan waspada .
?Hampir pada saat yang bersamaan Ban keh Seng Hud berkata
dengan tertawa : Bocah busuk, kau ingin menyelidiki keadaan Hudyamu yang
?sebenarnya ". Hemmmm, ini berarti kaupun sudah bosan hidup .
?Tapi Giam In Kok sedang memperhatikan bisikan dari perempuan
tersebut dengan penuh seksama, tanpa disadari ia berseru :
Turut perintah ! . ? ? Ban keh Seng Hud mengira jawaban tersebut ditujukan
kepadanya, maka sambil tertawa segera katanya :
Asal kau sudah tahu saja, ini lebih baik lagi .? ? Soal apa " tiba tiba Giam In Kok bertanya dengan wajah
? ?tertegun bercampur keheranan.
Kau sudah tidak pengin hidup lagi bukan " .
? ? Aaahhh, tak usah banyak bicara lagi
?. . ? Kalau memang begitu, sambutlah seranganku ini
?.. ! . ?Sejak tadi Ban keh Seng Hud telah menghimpun segenap tenaga
dalamnya dan bersiap melancarkan serangan, maka begitu selesai
berkata, sepasang telapak tangannya segera dilontarkan kedepan.
Kabut berwarna merahpun memancarkan desingan tajam yang
kangzusi.com memekakkan telinga langsung menggulung kemuka.
Giam In Kok tidak diam saja. Tenaga Ceng Goan Hiat Khi-nya
telah pulih kembali segera dikerahkan keluar. Dalam waktu sekejap daerah seluas
beberapa kaki disekeliling tempat itu sudah diliputi hawa serangan yang menyebar
kemana mana. Ban keh Seng Hud kembali membentak keras, tenaga pukulannya
segera dihimpun hingga mencapai delapan bagian.
Blammmmm ?. ! . ?Serangan ini dengan cepat membelah celah jalan pintas
menembusi kabut pelindung badan Giam In Kok, tapi setiap waktu
menyentuh tubuhnya tenaga serangan tersebut justru seakan akan
menghantam selembar lempengan baja diiringi desingan nyaring,
Ban keh Seng Hud justru malah terpental mundur sendiri sejauh
satu langkah. Kabut yang menyebar kembali terhimpun menjadi satu. Keadaan
Giam In Kok sekarang ibarat sekuntum bunga yang baru mekar.
Betapa terkejutnya Ban keh Seng Hud ketika menyaksikan
serangan yang mempunyai kekuatan untuk mencabut sebatang
pohon sampai keakar akarnya itu ternyata tidak berhasil
merobohkan pertahanan lawan, bahkan sepasang tangannya sendiri
malah terasa kaku. Apalagi setelah dia mencium bau harum yang sangat aneh dari
tubuh pemuda itu hatinya semakin terkesiap.
Bocah busuk teriaknya kemudian. Apakah empedu ular? ? ?bunga tadi telah berhasil kau lebur dalam tubuhmu " .
?Giam In Kok terbahak bahak :
Haahhhh ?. Haahhhh ..haahhhh . terima kasih banyak atas
bantuanmu, kalau bisa silahkan kau menambahi dua pukulan lagi
untukku . . ?Ternyata gumpalan kabut tersebut merupakan hawa Ceng Goan
kangzusi.com Hiat Khi yang memang dihimpun oleh tubuhnya sedangkan hawa
lembut berbau harum yang menyelimuti sekeliling badannya justru terbentuk dari
gabungan mutiara Giok Li Li Cu serta Empedu Ular Bunga tadi.
Sebagai seorang jago yang berilmu tinggi dan berpengalaman
luas, Ban keh Seng Hud segera dapat membedakan kalau dibalik
bau harum tadi terselip pula bau harumnya Empedu Ular Bunga.
Bertapa terkejutnya dan mendendamnya Ban keh Seng Hud ini
begitu mendengar pengakuan dari Giam In Kok. Dengan penuh
amarah dan rasa iri hati, segera bentaknya :
Baiklah, biar Hudya segera mengirimkanmu pulang kerumah
?nenek ! . ?Tampak sepasang matanya melotot penuh kegusaran. Rambut
dan jenggotnya bergetar karena emosi. Sementara hawa merah
yang terbentuk dari telapak tangannya secepat kilat dilontarkan kebalik kabut
pelindung tubuh lawan. Dia tahu, untuk bisa melebur empedu Ular Bunga kedalam tubuh
seseorang tersebut dibutuhkan waktu paling sedikit delapan puluh hari latihan.
Ini berarti dia masih punya kesempatan untuk
menggempur pusar lawan dengan tenaga sebesar dua belas bagian
untuk merebut empedu tersebut dan segera melarikann diri dari
sana. Siapa tahu baru saja ilmu pukulan bara api Lie Hwe Sio Ciang
yang dahsyat dan khusus menembusi hawa khikang pelindung
tubuh lawan ini baru membakar sebagian dari kabut pelindung
tubuh Giam In Kok, tahu tahu pandangan matanya terasa kabur dan ia kehilangan
jejak musuh. Sejak semula Giam In Kok sudah tahu bahwa ilmu pukulan bara
api Lie Hwe Sio Ciang dari lawan adalah ilmu yang khusus untuk
merusak hawa khikang pelindung badan, apalagi setelah
menyaksikan hawa pukulan berwarna merah itu terhimpun dalam
kangzusi.com satu garis dan khusus menyerang kesatu tempat. Bagaimana
mungkin dia berani mencoba dengan taruhan tubuhnya.
Dengan pulihnya tenaga dalam yang dimilikinya, maka sekalipun
belum berhasil melebur empedu ular tersebut kedalam tubuhnya,
kepandaian yang dimiliki sudah beberapa tingkat diatas Ban keh
Seng Hud. Itulah sebabnya dia segera mengeluarkan ilmu meringankan
tubuhnya yang sempurna untuk menyelinap kebelakang tubuh
musuhnya, kemudian jengeknya sambil terkekeh kekeh :
Haaahhhhh?.haahhhh .haahhhh sudah susah payah menghimpun seonggok api untuk membakar orang, tak tahunya
usaha tersebut sia sia belaka
. . ?Mendengar seruan tersebut Ban Keh Seng Hud mencoba untuk
membalikkan badan, namun siapa tahu dia tidak berhasil
melepaskan diri dari ulah Giam In Kok yang terus menempel
dibelakang punggungnya itu.
Dalam keadaan apa boleh buat dia segera berpekik nyaring,
tubuhnya melejit keudara setinggi sepuluh kaki kemudian
berjumplitan beberapa kali, sementara telapak tangannya diayunkan kedepan
sehingga menciptakan sekuntum cahaya. Cahaya merah
Kitab Mudjidjad 18 Pendekar Naga Geni 3 Badai Di Selat Karimata Rahasia Kunci Wasiat 5

Cari Blog Ini