Ceritasilat Novel Online

Budha Pedang Penyamun Terbang 14

Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira Bagian 14 luar dugaan. (Oo-dwkz-oO) Episode 165: [Pekik Kematian di Balik Kabut] Dua belas pengawal rahasia istana itu masih kudengar tertawa-tawa, ketika di antara apa yang kudengar tersampaikan kepada telingaku suara pedang keluar dari sarungnya. Bukan hanya satu, tetapi dua pedang yang keluar dari sarungnya, dan dari cara menarik pedang seperti itu aku tahu, betapa pedang itu akan segera menumpahkan darah. Dalam sekejap kebisuan dan kesunyian lautan kelabu gunung batu segera terisi oleh suara-suara jerit kesakitan. Hanya sekejap. Sebelum akhirnya kesunyian berkuasa kembali. Rombongan itu belum melangkah terlalu jauh dariku. Jadi semuanya kudengar dengan jelas, meski sama sekali tidak dapat kulihat apapun. Dalam kabut seperti ini aku hanya dapat mendengar suara-suara, dan berdasarkan suara-suara itulah kubangun peristiwa yang terjadi. Dua pedang yang dicabut itu tersoren menyilang pada punggung salah satu penunggang kuda, yang segera melejit dari atas kudanya, berkelebat secepat kilat ke belakang dahulu, untuk membantai enam pengawal rahasia istana yang masih tertawa-tawa, lantas melesat ke depan untuk menyelesaikan enam orang sisanya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pilihan untuk bergerak ke belakang lebih dahulu memang tepat, karena meskipun yang berada di depan telah lebih dahulu mendengar pekik kematian yang di belakang, kedudukan mereka yang sedang berada di atas punggung kuda dan mendaki ke depan membuatnya sulit untuk langsung menanggapi. Saat itulah dalam sekejap nyawanya hilang dari badan. Dengan kedua pedang di tangan itu, ia membabat tiga penunggang kuda di belakangnya dengan pedang di tangan kiri, dan membantai lagi sisanya dengan pedang di tangan kanan. Ada-pun bagi keenam penunggang kuda di depannya, ia menyerang mereka mulai dari yang paling depan bergantian antara pedang yang berada di tangan kiri maupun yang berada di tangan kanan. Siasat ini juga merupakan pilihan yang baik dari sekian banyak kemungkinan, karena ketika keenam orang yang berada di depan ini siap berbalik siap menghadapi serangan dari belakang, ternyata pekik kematian terdengar lagi justru di depan. Namun tentunya saat mereka menyadari, gerakan pedang yang tak dapat ditebak arahnya itu telah membuat mereka memekik kesakitan pula. Suasana seperti mendadak sunyi, hening tapi mencekam. Angin terdengar meraung di sebuah lembah yang jauh. Namun di sini segala sesuatu terdengar dengan jelas. Hilang sudah suara terta-wa-tawa tadi, hanya desah kuda yang mendengus-dengus, karena dengan firasatnya tahu belaka telah berlangsung pertumpahan darah. Belum kudengar suara yang menunjukkan bahwa kedua pedang itu di-sa-rungkan. Apakah ia mengetahui kehadiranku" Aku ganti bernapas melalui pori-pori kulit dan menutupi detak jantung dengan mengalihkan tenaga prana pohon siong. Mengingat aku tak dapat melihat apa pun lebih dari jarak sedepa, sedangkan ia dapat membantai duabelas orang seketika, menunjukkan betapa ilmunya tinggi sekali. Betapapun ku-ragukan kemampuan mata manusia me-nembus TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kabut seperti ini, yang mampu menahan tembusnya cahaya maupun kegelapan malam. Ini berarti, seperti juga diriku sekarang, ia mengandalkan pendengaran. Apa yang tidak terlihat oleh mata, memang kemungkinan besar dapat didengar oleh telinga yang tajam, tetapi betapapun hanya ilmu pendengar-an, jika ia memilikinya, yang akan memberitahukan keberadaan diriku. Aku segera memejamkan mata dan memasang ilmu pendengaran Mende-ngar Semut Berbisik di Dalam Liang agar mengetahui kedudukannya dengan tepat, dan siap menanggapi dengan Ju-rus Tanpa Bentuk jika pemegang kedua pedang itu tiba-tiba menyerang. Segera tampak dalam pandangan mataku yang terpejam garis cahaya kehijauan membentuk sesosok tubuh dengan tangan memegang dua pedang. Ia memang masih memegang kedua pedang itu dan tidak menyarungkannya. Ia mengangkat kedua pedang satu demi satu ke dekat mulutnya, yang segera meniup pedang itu. Kulihat dalam pandangan yang terbentuk oleh telingaku, cairan kehijauan tertiup lepas ke udara. Itulah darah para korban yang bergelimang pada pedang tersebut. Sekali tiup segera terbang ke udara bagaikan air hujan yang tak mampu menembus la-pisan beludru dedaunan, dan meng-gelinding ke bumi tanpa membasahi-nya. Hanya saja darah ini tertiup ke atas jurang tidak tahu jatuh di mana karena segera lenyap di balik kabut. Setelah kedua pedang tersebut bersih kembali, ia pun ternyata belum me-nyarungkannya juga. Mungkinkah ia mengetahui keberadaan diriku dan menyerangku" Ia tidak menyerangku, hanya berbi-cara sendirian, seperti kepada dirinya sendiri. ''Mengapa manusia harus berbicara yang buruk tentang orang-orang kebiri" Mereka telah merelakan dirinya tidak menjadi lelaki, karena ingin mengabdi kepada Putera Langit, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ agar pemerintahannya di bumi takselalu meminta, tetapi juga memberi. Tanpa orang-orang kebiri, bagaimana mungkin istana tetap suci, sementara permaisuri, segenap selir, dan puteri-puteri, tetap dibaluti kemurnian surgawi. Orang-orang kebiri yang mengorbankan diri, menjamin dirinya sendiri dalam keterselibatan abadi, demi kepentingan Putera Surgawi, selalu dibenci orang-orang yang tidak mengerti, karena dianggap menghalangi kepentingan mereka, yang ha-nya menguntungkan dirinya sendiri. ''Bukan hanya Gao Lishi, tapi sejak Huang Hao melayani Wangsa Shu pada masa Tiga Negara, tidak kurang dari Maharaja Liu Shan sangat menya-yanginya karena jasa dan pengabdiannya, tetapi telah dihina begitu rupa dalam sejarah seolah-olah memang dialah yang telah membuat Liu Shan menyerahkan negerinya kepada Ke-rajaan Wei....'' Ia terus berbicara sambil masih memegang kedua pedang panjang yang telah bersih dari darah. Aku tidak merasa mampu menerjemahkan kata-kata selanjutnya, karena penguasaan bahasa Negeri Atap Langit yang sama sekali tidak sempurna, tetapi riwayat Huang Hao yang diucapkannya kulihat terda-pat pada sisa catatan dari bapak kedai yang belum kubaca. Aku menyesal tidak memiliki kemampuan membaca yang memadai sehingga tidak bisa membacanya dengan lebih cepat. Dengan kedua pedang di tangan itu, ia membabat tiga penunggang kuda di belakangnya dengan pedang di tangan kiri, dan membantai lagi sisanya dengan pedang di tangan kanan. Ada-pun bagi keenam penunggang kuda di depannya, ia menyerang mereka mulai dari yang paling depan bergantian antara pedang yang berada di tangan kiri maupun yang berada di tangan kanan. Siasat ini juga merupakan pilihan yang baik dari sekian banyak kemungkinan, karena ketika keenam orang yang berada di depan ini siap berbalik siap menghadapi serangan dari belakang, ternyata pekik kematian TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ terdengar lagi justru di depan. Namun tentunya saat mereka menyadari, gerakan pedang yang tak dapat ditebak arahnya itu telah membuat mereka memekik kesakitan pula. Suasana seperti mendadak sunyi, hening tapi mencekam. Angin terdengar meraung di sebuah lembah yang jauh. Namun di sini segala sesuatu terdengar dengan jelas. Hilang sudah suara terta-wa-tawa tadi, hanya desah kuda yang mendengus-dengus, karena dengan firasatnya tahu belaka telah berlangsung pertumpahan darah. Belum kudengar suara yang menunjukkan bahwa kedua pedang itu di-sa-rungkan. Apakah ia mengetahui kehadiranku" Aku ganti bernapas melalui pori-pori kulit dan menutupi detak jantung dengan mengalihkan tenaga prana pohon siong. Mengingat aku tak dapat melihat apa pun lebih dari jarak sedepa, sedangkan ia dapat membantai duabelas orang seketika, menunjukkan betapa ilmunya tinggi sekali. Betapapun ku-ragukan kemampuan mata manusia me-nembus kabut seperti ini, yang mampu menahan tembusnya cahaya maupun kegelapan malam. Ini berarti, seperti juga diriku sekarang, ia mengandalkan pendengaran. Apa yang tidak terlihat oleh mata, memang kemungkinan besar dapat didengar oleh telinga yang tajam, tetapi betapapun hanya ilmu pendengar-an, jika ia memilikinya, yang akan memberitahukan keberadaan diriku. Aku segera memejamkan mata dan memasang ilmu pendengaran Mende-ngar Semut Berbisik di Dalam Liang agar mengetahui kedudukannya dengan tepat, dan siap menanggapi dengan Ju-rus Tanpa Bentuk jika pemegang kedua pedang itu tiba-tiba menyerang. Segera tampak dalam pandangan mataku yang terpejam garis cahaya kehijauan membentuk sesosok tubuh dengan tangan memegang dua pedang. Ia memang masih memegang kedua pedang itu dan tidak menyarungkannya. Ia mengangkat kedua pedang satu demi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ satu ke dekat mulutnya, yang segera meniup pedang itu. Kulihat dalam pandangan yang terbentuk oleh telingaku, cairan kehijauan tertiup lepas ke udara. Itulah darah para korban yang bergelimang pada pedang tersebut. Sekali tiup segera terbang ke udara bagaikan air hujan yang tak mampu menembus la-pisan beludru dedaunan, dan meng-gelinding ke bumi tanpa membasahi-nya. Hanya saja darah ini tertiup ke atas jurang tidak tahu jatuh di mana karena segera lenyap di balik kabut. Setelah kedua pedang tersebut bersih kembali, ia pun ternyata belum me-nyarungkannya juga. Mungkinkah ia mengetahui keberadaan diriku dan menyerangku" Ia tidak menyerangku, hanya berbi-cara sendirian, seperti kepada dirinya sendiri. ''Mengapa manusia harus berbicara yang buruk tentang orang-orang kebiri" Mereka telah merelakan dirinya tidak menjadi lelaki, karena ingin mengabdi kepada Putera Langit, agar pemerintahannya di bumi takselalu meminta, tetapi juga memberi. Tanpa orang-orang kebiri, bagaimana mungkin istana tetap suci, sementara permaisuri, segenap selir, dan puteri-puteri, tetap dibaluti kemurnian surgawi. Orang-orang kebiri yang mengorbankan diri, menjamin dirinya sendiri dalam keterselibatan abadi, demi kepentingan Putera Surgawi, selalu dibenci orang-orang yang tidak mengerti, karena dianggap menghalangi kepentingan mereka, yang ha-nya menguntungkan dirinya sendiri. ''Bukan hanya Gao Lishi, tapi sejak Huang Hao melayani Wangsa Shu pada masa Tiga Negara, tidak kurang dari Maharaja Liu Shan sangat menya-yanginya karena jasa dan pengabdiannya, tetapi telah dihina begitu rupa dalam sejarah seolah-olah memang dialah yang telah membuat Liu Shan menyerahkan negerinya kepada Ke-rajaan Wei....'' Ia terus berbicara sambil masih memegang kedua pedang panjang yang telah bersih dari darah. Aku tidak merasa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mampu menerjemahkan kata-kata selanjutnya, karena penguasaan bahasa Negeri Atap Langit yang sama sekali tidak sempurna, tetapi riwayat Huang Hao yang diucapkannya kulihat terda-pat pada sisa catatan dari bapak kedai yang belum kubaca. Aku menyesal tidak memiliki kemampuan membaca yang memadai sehingga tidak bisa membacanya dengan lebih cepat. KEMUDIAN kudengar kedua pedangnya disarungkan. Segera kutahu itulah jenis pedang jian, yakni pedang panjang dengan dua mata atau dua sisi tajam. Pedang yang telah dibuat selama 1.300 tahun terakhir di Negeri Atap Langit ini memang untuk digunakan para penyoren pedang, dibuat untuk ilmu silat, tepatnya untuk ilmu pedang. Seperti apakah kiranya ilmu pedang yang dimilikinya" Di Jawadwipa atau Yawabhumipala, ilmu pedang yang banyak digunakan adalah ilmu pedang untuk pedang dengan satu mata atau satu sisi tajam, yang lebih tepat disebut golok, karena dalam kenyataannya juga digunakan demi keperluan sehari-hari seperti memotong dahan dan ranting atau membelah kayu bakar. Hanya para pendekar ilmu pedang yang ilmunya sudah lebih tinggi, akan memegang pedang dengan dua sisi tajam dan memainkan ilmu pedang yang diciptakan hanya untuk pedang seperti itu. Dengan demikian pedang jian disebut juga sebagai pedang ksatria, karena dibuat hanya demi ilmu pedang. Seperti yang pernah kudengar dari Iblis Suci Peremuk Tulang, keberadaan pedang ini sekitar seratus tahun lalu dicatat berawal dari kekuasaan Masa Musim Semi dan Musim Gugur, dan sejak itu mulai beredar ke mana-mana di Negeri Atap Langit. Panjangnya antara dua sampai tiga depa, dan beratnya pun bermacam-macam, seberat timbangan yang menengah sampai terberat. Meskipun terkadang tampak sebagai baja tipis yang hanya tepat untuk hiasan, karena kelenturannya memberi kesan ringan, tetapi tidak ada pedang baja yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ringan. Hanya tenaga dalam tingkat tinggi dan kecepatan bergerak melebihi kilat akan memberi kesan ringan itu. Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kudengar ia menaiki kuda dan pergi menjauh, sementara dua belas kuda lain, yang semua penunggangnya telah tewas, mengikuti saja kuda yang terdepan perlahan-lahan. Di balik kabut kudengar ia menggerutu, tetapi tidak jelas bagiku apa yang diucapkannya. Apakah ia menggerutu tentang kuda, ataukah para penunggang yang terpaksa dibunuhnya, ataukah karena suatu rencana yang gagal dan kini ia mendapat masalah karenanya" Bagiku, yang semula mendapatkan banyak hal dari percakapan, seperti yang menjelaskan perihal orang-orang kebiri itu, rasanya bagai tenggelam kembali dalam kebisuan. Bahkan kebisuan yang berbahaya, karena jika semula segala percakapan membuat yang berbicara tidak terlalu peduli kepada suara apa pun jua, kebisuan ini akan membuat seseorang mendengar segala suara lain. Kecuali jika betul-betul tenggelam dalam pikirannya sendiri, dan kemudian bahkan kudengar ia bersenandung. Orang aneh! Namun betapa yang disenandungkannya sungguh menggugah. Kata-katanya yang sederhana membuat diriku dapat mengikutinya: jika dikau ingin sesuatu mengerut dikau harus memuaikannya dulu jika dikau ingin sesuatu melemah dikau harus menguatkannya dulu jika dikau ingin sesuatu menyingkir dikau harus membangunnya dulu jika dikau ingin mengambil sesuatu dikau harus memberikannya dulu inilah yang disebut ketajaman nan halus yang tunduk dan lemah akan mengatasi yang keras dan kuat ikan jangan boleh meninggalkan kedalaman TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ alat kekuasaan negara jangan diungkapkan ke semua orang Inikah ujaran Laozi dalam Daodejing yang disebut juga sebagai Kitab Kebijakan dan Kebajikan itu" Tentu saja aku pernah mendengar ujaran-ujarannya dikutip dalam perbincangan tentang pemikiran Dao. Namun tidak seperti biasanya seperti ketika mendengar ujaran filsafat, ujaran ini tidak membuat aku berpikir untuk mengolahnya dalam suatu pembermaknaan, karena lebih tertarik menghubungkan ujaran tersebut dengan kejadian sebelumnya, bahwa terdapat perbincangan yang melecehkan orang-orang kebiri sebelum para pengawal rahasia istana itu dibunuhnya dengan sepasang pedang jian dalam sekejap mata. SEBAGAI nasihat kebajikan, pemikir Han Fei telah menafsirkan ikan sebagai penguasa, dan kedalaman sebagai daya kekuasaannya. Daya ini tidak boleh lepas dari tangannya, karena jika demikian, itu berarti membiarkan ikan meninggalkan kedalaman, yang tentu saja berarti kedudukannya menjadi lemah. Maksud nasihat ini, alat kekuasaan negara seperti penghargaan dan hukuman adalah senjata kembar, sebagai daya yang tidak boleh diungkapkan kerahasiaannya kepada pihak yang salah, karena pengetahuan tentang bagaimana mereka akan diperlakukan justru dapat menjadi sumber daya itu sendiri. Artinya ini ujaran yang lebih ditafs irkan sebagai nasihat, bahkan siasat, daripada filsafat, tetapi bagiku telah bermakna dalam cara berbeda. Aku memaknainya dalam pengertian seperti berikut: jika dua belas pengawal rahasia istana itu terbunuh karena ikan meninggalkan kedalaman, itu adalah rahasia yang tidak menjadi rahasia lagi. Suatu rahasia memiliki daya, hanya jika masih tetap merupakan rahasia. Aku tentu tak tahu apakah kiranya rahasia itu sebelumnya, tetapi aku layak menduga, bahwa jika setelah keduabelas pengawal rahasia istana itu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ melecehkan orang-orang kebiri dalam perbincangan mereka, lantas setelah pembunuh yang membantai mereka bicara tentang orang-orang kebiri juga dalam arti sebaliknya, maka masalah dibicarakannya orang kebiri itulah yang dimaksudkan sebagai ikan meninggalkan kedalaman. Maka aku pun tidak semestinya merasa keliru jika menafsirkan betapa orang-orang kebiri itulah yang dimaksudkan sebagai alat kekuasaan, yang di sini tentu maksudnya kerajaan atau negara. Orang-orang kebiri itu mungkin tidak harus selalu dihubungkan dengan suatu pengertian tentang mengerut dan memuai, melemah dan menguatkan, menyingkirkan dan membangun, atau mengambil dan memberikan, yang kukira memang merupakan permainan dan pertimbangan kebijakan yang bisa juga terhubungkan dengan apa saja. Namun kukira, jika mengingat segala cerita yang kudengar maupun catatan dalam kitab gulungan dari bapak kedai itu, maka pertentangan pengertian seperti dalam ketajaman nan halus maupun yang tunduk dan lemah akan mengatasi yang keras dan kuat sangatlah tepat dalam hubungannya dengan kedudukan orang-orang kebiri dalam jaringan rahasia istana. Terutama bahwa di balik pelecehan terhadapnya, orangorang kebiri berperan sangat menentukan dalam menyimpan rahasia, menyampaikan rahasia, dan membuat semua rahasia itu tetap tersimpan selama-lamanya. Jika setiap pihak yang berbagi rahasia hanya mengenal bagian mereka sendiri dalam jaringan kerahasiaan itu, maka orang-orang kebiri mengetahui semua dalam keseluruhannya sampai yang sekecil-kecilnya. Dengan kelebihan pengetahuan ini dapat diterima kelayakannya dalam memberi nasihat, yang pada dasarnya menjadi nasihat menentukan, karena peluangnya untuk melakukan pengarahan. Peluang pengarahan ini yang selalu dicurigai keberadaannya, terutama karena berhubungan dengan kepentingan diri mereka sendiri. Betapapun memang peluang inilah yang menjadi ajang perma inan kekuasaan di TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ antara orang-orang kebiri, antara mereka yang memanfaatkannya demi kelanggengan kedudukan mereka di istana, dengan mereka yang berusaha mencegahnya sebagai bagian pengabdian dan kesetiaan kepada negara dan raja. Dapatlah dimaklumi sekarang, bahwa orang-orang kebiri itu tidak dapat begitu saja dapat disamakan, karena pertentangan di antara mereka sendiri membuatnya terdapat setidaknya dua pihak, yakni pihak yang bercokol di istana maupun yang tersingkir keluar karenanya. Sangat penting dipahami, bahwa pertentangan dapat berlangsung justru dapat karena kepentingannya yang sama, yakni ingin tetap bercokol dan menguasai jaringan rahasia istana. JADI mereka yang kalah dalam persaingan dan tersingkir keluar gelanggang, bukan hanya yang berusaha mencegah persekongkolan jahat dalam kesetiaannya kepada negara dan raja, melainkan mereka yang juga berusaha mengambil peluang demi kepentingannya sendiri maupun golongannya. Sebaliknya, dalam jaringan orang-orang kebiri di istana pun berlangsung pertarungan tersembunyi antara mereka yang pada dasarnya ingin berkuasa melalui raja, berhadapan dengan mereka yang ingin menghindarkan raja dari pengaruh buruk tersebut. Demikianlah dari luar orang-orang kebiri ini hanya tampak sesuai dengan prasangka yang selalu ditimpakan kepada mereka, tetapi di dalamnya terdapat pertentangan saling bersilang yang sama sekali tidak sederhana. (Oo-dwkz-oO) Episode 166: [Olah Gerak Lima Hewan] Kabut membawaku pergi ke tengah jurang ketika berpendar menjelang fajar. Aku memang harus menjauh jika ingin tetap dapat mengamatinya tanpa diketahui sama sekali. Kabut berpendar karena angin dan terang langit yang meski TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sama sekali tanpa cahaya matahari secara samar-samar memperlihatkan pemandangan, dan karena itulah dari kejauhan dapat kusaksikan punggungnya, yang untuk sementara kuandaikan saja sebagai Harimau Perang itu, mengendarai kudanya menempuh jalan sepanjang tepi jurang yang berkelak-kelok mengikuti lingkar pinggang gunung, dengan lambat tapi pasti menuju Celah Dinding Berlian. Seingatku tiada jalan setapak berbelok ke pemukiman di balik semak-semak dan kabut dari titik pohon siong tempatku semula bersembunyi sampai ke Celah Dinding Berlian, sehingga tentunya Harimau Perang itu tidak akan berbelok ke mana pun. Jalan setapak ke pemukiman penduduk asli yang belum pernah kulihat, menurut Iblis Suci Peremuk Tulang, akan sangat banyak setelah Celah Dinding Berlian terlewati. Selain terdapat lebih dari satu jalan menuju Chang'an, yakni melalui Kunming maupun Dali, meski kedua-duanya akan melalui Chengdu, dari jalan yang banyak menuju Kunming dan Dali itu banyak jalan setapak yang menuju ke pemukiman di balik semak dan kabut, dan antara pemukiman yang satu dengan pemukiman yang lain, secara terputus-putus maupun bersambung, terdapat jalan setapak yang selain saling menghubungkan masih juga bercabang-cabang. Kiranya itulah yang membuat Iblis Suci Peremuk T ulang memastikan, bahwa aku bisa menunggu saja rombongan Harimau Perang di Celah Dinding Berlian, tetapi dari Celah Dinding Berlian jangan sampai kehilangan jejak, karena sekali lenyap menemukannya kembali adalah mustahil. Ini bagaikan terdapatnya sebuah dunia di balik dunia. Jalan sempit yang terletak antara dinding tebing dan jurang itu, meskipun merupakan jalan utama satu-satunya di sepanjang lautan kelabu gunung batu, tetaplah merupakan jalan sempit yang meskipun kadang-kadang membesar, dengan segala jenis titiannya yang serba mengkhawatirkan, sangatlah penuh bahaya. Bukan hanya jalan yang sempit kadang-kadang terputus karena batu besar yang longsor, melainkan juga TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ karena berbagai jenis binatang buas mungkin saja menyergap tiba-tiba tanpa pernah bisa diduga. Maka tiadalah bisa kubayangkan jika ternyata melalui jalan setapak yang menghilang di balik semak dan kabut masih terdapat juga dunia manusia yang lain. Jika seluruh wilayah perbatasan ini bagaikan hanya terdiri dari dinding, tebing, jalan sempit, pohon siong di sana-sini, semak-semak, gundukan batu-batu besar, titian, dan jurang, maka bagaimanakah kiranya pemukiman yang katanya memang ada itu berbentuk, dan bagaimanakah manusia yang bertempat tinggal di sana menjalani kehidupannya" Jika antara pemukiman yang satu dan pemukiman yang lain terdapat juga jalan setapak, yang mestinya juga dihubungkan oleh titian yang satu dengan titian lainnya, yang dalam kabut semua itu tidak tertampakkan, bukankah tidak terlalu keliru kukatakan sebagai keberadaan suatu dunia di balik dunia" Rombongan pemain wayang yang berpapasan itu, yang dalam kenyataannya mengembara dari pemukiman yang satu ke pemukiman lainnya, menunjukkan betapa dunia itu sebetulnya sungguh menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari juga. Betapapun, menurut Iblis Suci Peremuk Tulang, jika Harimau Perang masuk ke balik semak dan kabut, dan lolos dari pengamatanku, tidak akan mungkin menemukannya kembali ketika menyusul ke sana, karena serabut jalan-jalan sempit yang saling bersilang antara pemukiman satu dengan pemukiman lain sepanjang lautan kelabu gunung batu tidaklah terhitung banyaknya. Namun hanya ada satu jalan ke Celah Dinding Berlian dan kabut telah semakin berpendar ketika hari semakin menjadi terang. Hanya kulihat Harimau Perang menunggang kudanya dari belakang. Ia berambut panjang yang terurai menutupi punggungnya, sedangkan kepalanya bercaping lebar. TERLIHAT juga dua pedang ksatria yang disebut jian tersoren saling menyilang di punggungnya. Samar-samar TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ terlihat juga kuda-kuda lainnya mengikuti dari belakang. Kuda yang baik lebih berguna daripada manusia yang jahat. Begitukah" Kedua belas kuda itu penunggangnya sudah mati terbunuh. Kini mereka menjadi kuda terlatih tanpa penunggang, mengikuti saja kuda terdepan ke mana pun berjalan. Aku bergerak di tengah sisa kabut, yang dibawa angin langsung ke arah Celah Dinding Berlian, yang sedikit banyak telah kukenali lekuk liku celah-celahnya. Aku terbawa angin sampai menempel ke dinding raksasa menjulang yang dengan sedikit saja cahaya pantulannya akan memancar berkilaukilauan. Kegelapan malam telah berubah menjadi kekelabuan pagi. Aku memasang ilmu cicak dan ilmu bunglon, sehingga aku bisa merayap cepat menuju kedudukan yang dapat Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo melihat ke semua jurusan tanpa menarik perhatian. Mengingat tingginya ilmu silat Harimau Perang, kutunda keinginan berkelebat di udara dalam pengintaian. Memang bagaimana aku akan mengintainya menjadi pikiran berkepanjangan, karena membuntuti dan mengintai rombongan duapuluh orang berkuda yang saling berbincang, tentu lebih sulit dipergoki daripada mengikuti hanya satu orang dengan kewaspadaan terpasang. Namun aku masih punya waktu untuk berpikir. Kabut ini membawaku ke Celah Dinding dalam garis lurus, sementara ia dengan kudanya masih harus mengikuti lingkar pinggang beberapa puncak sebelum sampai, dan setelah sampai pun ia masih harus beristirahat sebelum melanjutkan yang masih akan berat. Betapapun tentu tahu betapa hanya di Celah Dinding Berlian, tempat siapa pun yang menempuh jalan ini bisa beristirahat dengan tenang, serta tak jarang memang menjadi tempat perhentian. Aku sendiri memang perlu beristirahat tentunya, tetapi aku merasa wajib membaca habis dulu kitab gulungan yang diberikan bapak kedai itu. Aku merasa, tanpa pengetahuan secukupnya tentang orang-orang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kebiri, aku tidak memahamin sepenuhnya pula sedang terlibat dengan persoalan macam apa. Aku merayap dengan cepat seperti cicak ke gua tempatku telah kehilangan jenazah bapak kedai itu, seperti bunglon seluruh tampak tubuhku berubah-ubah mengikuti warna dinding batu yang kurayapi. Tentu aku bisa melenting ke atas saja meski hanya menjejak udara saja, tetapi perasaan waswas bahwa aku mungkin saja terlihat dari kejauhan ternyata lebih besar daripada ketepatan pertimbanganku. Betapapun, Harimau Perang memang masih cukup jauh, tetapi pada dasarnya aku harus waspada terhadap segala macam kemungkinan. Kuingat juga ucapan bapak kedai itu, yang mengingatkan bahwa di wilayah setelah Celah Dinding Berlian terdapatlah Perguruan Kupu-kupu, yang meski tidak jelas bagiku bagaimana caranya mereka mendapat kabar, tidak akan mungkin membiarkan tewasnya Pendekar Kupu-kupu dengan cara seperti itu berlalu tanpa pembalasan. Mengingat segala kemungkinan itu, begitu tiba di dalam gua, dan melihat cuaca semakin cerah, untuk mengganti tidurku, aku segera melakukan Olah Gerak Lima Hewan yang telah diajarkan kepadaku oleh para rahib Kuil Pengabdian Sejati, yang juga mempelajarinya selama berguru di kuil-kuil Kaum Dao di Negeri Atap Langit. (Oo-dwkz-oO) KAUM Dao mengambil lima hewan sebagai contoh lima olahgerak, dengan mengacu kepada gerakan-gerakannya demi kepentingan penyembuhan. Artinya, meski aku tidak sakit, kelelahan tubuh karena kurang tidur untuk sementara dapat dipulihkan. Kusebut sementara, karena betapapun tidur yang cukup adalah prasyarat kesehatan. Lima hewan yang gerakannya diacu berasal dari kehidupan nyata maupun dongeng. Itulah naga, harimau, beruang, rajawali, dan kera. Dengan menirukan gerakan masing-masing yang tiada duanya, seseorang dapat meringankan keadaan tidak TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ seimbang dalam tubuhnya, terutama lima alat tubuh utama dan alat-alat tubuh lebih kecil yang terhubungkan kepadanya. Kuingat kata-kata bhiksu pelatihku saat itu. "Bagi siapa pun yang sehat, yang manapun dari Olahgerak Lima Hewan ini dapat digunakan untuk memelihara tubuh dan jiwa agar tetap berimbang. Jika terdapat masalah tertentu, dapat dipilih olahgerakmana yang paling mendekati kebutuhan, sesuai penerapan pemikiran Dao tentang Hukum Ibu dan Anak. "Adapun Hukum Ibu dan Anak, seperti diterapkan terhadap tubuh manusia, dilakukan berdasarkan persentuhan kelima unsurnya. Setiap unsur adalah Ibu dari unsur yang menggantikannya, dan pada waktu yang sama adalah Anak dari unsur mendahuluinya dalam lingkaran perjalanan, menggambarkan terdapatnya aliran daya pada seluruh unsur. "KETIKA daya beredar di seluruh tubuh, terlintasi setiap anggota tubuh dan isi perut dalam lingkaran perjalanan yang jelas. Setiap anggota tubuh atau isi perut adalah Ibu dari alat tubuh atau isi perut yang menggantikannya dalam perjalanan berkelilingnya itu. Gejala ini didasarkan kepada Praduga Lima Unsur, seperti paru-paru mendukung ginjal, maka paru-paru menjadi Ibu bagi ginjal, ketika terjadi kekurangan daya dalam ginjal pada kedudukan sebagai Anak, maka menurut Hukum Ibu dan Anak, merangsang daya paru-paru sebagai Ibu dengan Olahgerak Rajawali akan menghasilkan peningkatan daya dengan sendirinya dalam ginjal." Sampai di sini aku berhenti karena tiba-tiba badanku menjadi lumpuh kesemutan dan dalam sekejap aku tidak sadarkan diri. Kemudian segalanya kembali. Aku dilontarkan angin, tetapi aku merasa terhisap oleh suatu daya yang luar biasa. Apakah yang harus kulakukan" Pantulan cahaya serba terang yang sangat menyilaukan membuat aku semakin tidak dapat berpikir. Celah Dinding Berlian yang cahayanya dari jauh tampak lembut karena cahaya yang dipantulkannya adalah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ cahaya keperakan rembulan, ketika mendadak begini dekat ternyata menjadi sangat cemerlang, begitu berkilauannya sehingga membutakan. Jika dalam kebutaan bermakna gelap dapat kukerahkan ilmu pendengaran Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang yang akan menampilkan garis-garis cahaya kehijauan dalam keterpejaman, maka dalam kebutaan bermakna terang seperti kesilauan garis-garis cahaya kehijauan dalam keterpejaman menjadi tidak kelihatan. Dalam keterpejamanku hanya terdapat cahaya berkilau-kilauan, yang justru membuatku tenggelam dalam kebutaan. Demikianlah peristiwa ini berlangsung cepat sekali, begitu cepatnya, sehingga lebih cepat dari pikiran. Aku merasa diriku lenyap di telan cahaya dan hanya cahaya. Kilas-kilas cahaya berkelebat menelan dan menggulungku, mengunyah dan meremukkan diriku. Aku tak bertulang, aku tak berdaging, rasanya diriku tiada bertubuh. Aku menjadi cahaya dan hanya cahaya, tetapi tetap diriku, ditelan cahaya demi cahaya... Darah melepaskan diri dari tubuh, juga daging dan tulang saling berpisah, anggota badan terpencar-pencar, jangan dikatakan lagi mata, hidung, lidah, telinga, rambut, usus, ginjal, limpa, dan entah apa lagi... Ke mana diriku. Ke mana diriku. Ke mana diriku. Aku hanya cahaya tanpa mata sehingga tidak bisa melihat apa-apa. (Oo-dwkz-oO) AKU seperti hidup di dalam mimpi. Namun jika setiap mimpi datang dari dalam diri, apakah makna mimpiku kali ini" Aku adalah bayi dalam buaian. Tenang dan tenteram dalam tatapan mata terindah yang memang begitu indahnya sehingga tiada dapat dirumuskan. Mata yang indah dan suara yang merdu... Tak kutahu betapa itu terdapat dalam diriku. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Semula hanya sosok baur yang selalu bergerak, merengkuhku dalam jaminan kehangatan yang menenteramkan, sosok baur kekelabuan yang setiap kali mengendap ketika diriku menangis dalam keterasingan memberikan keakraban dan keteduhan. Mengapa begitu jauh segala kedamaian itu kini, ketika kutempuh jalan menuju kesempurnaan, yang ternyata begitu sepi dan sunyi, karena siapa pun yang bertujuan sama harus disingkirkan" Jika kesempurnaan hanya memberi tempat bagi satu manusia sempurna, berapa banyakkah manusia harus menjadi korban sepanjang jalan persilatan dalam perebutan tempat di puncak kesempurnaan itu" Tangisan itu tidak pernah pergi dariku. Setiap kali aku merasa terasing, sendirian, dan ditinggalkan, aku menangis, dan setiap kali menangis sosok kelabu itu selalu datang lagi dan datang lagi. Tangisan itu selalu datang lagi kemudian, ketika sosok kelabu itu berganti tiba-tiba, menjadi sosok kelabu lain, yang juga mendekapku setiap kali perasaan terasing yang mengilukan itu tiba, yang juga mendekap dan menghangatiku, sangat amat menyayangiku, bagaikan masih terasa olehku belaiannya yang begitu lembut dan sungguh meneduhkan itu... Namun aku kemudian diberi pelajaran agar membiasakan diri dengan keterasingan dan kesendirian itu. "Dikau tidak harus menjadi seorang pendekar, Anakku, meski segenap ilmu silat yang kami miliki juga telah menjadi milikmu, tetapi sekali dikau menempuh jalan persilatan, Anakku, ketahuilah betapa itu merupakan jalan yang sangat sepi, karena dikau akan selalu berjalan sendiri. Dikau hanya akan dicari oleh lawan yang akan menantangmu bertarung dan membunuhmu pada kesempatan pertama, dan karena itu dikau harus membunuhnya sehingga dikau akan selalu berjalan dalam sepi. Begitulah akan selalu terjadi sampai TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ suatu ketika seorang pendekar mengalahkanmu. Namun tak dapat kami bayangkan ilmu s ilat macam apa yang akan dapat mengalahkan dirimu, Anakku, apabila telah dikau pelajari segala kitab ilmu silat yang juga telah kami pelajari...." Demikian pula kini aku merasa sendiri, melayang-layang sendiri dalam dunia kelabu masa laluku yang tak pernah kuketahui meski kualami. BAGAIMANAKAH kenangan bisa datang seketika dengan begitu nyata dan hilang lagi dengan begitu cepatnya" Sebenarnyalah harus ku-katakan betapa kenyataan dan bayangan itu begitu tipis batasnya, sehingga terlalu sering bertukar tempat tanpa terasa. Kucari lagi keseim-banganku dan kujalani saja olah gerak itu. Dalam Olah Gerak Rajawali, terta-ngani dua anggota tubuh dalam satu olah gerakan. Selain menjaga daya tahan dan keseimbangan ang-gota tubuh, olah gerak ini juga secara mangkus mele-nyapkan ketegangan, perasaan tertekan, kemarahan, dan kegelisahan. Menurut pemikiran Dao, perasaan tertekan dan ketegangan adalah musuh-musuh kesehatan yang paling mengikis jaringan anggota tubuh. Mereka yang me-nyetujui pemikiran Dao yakin, segenap masalah kesehatan dapat di-telusuri ke arah perasaan tertekan dan ketegangan. Meskipun sudah me-nelan makanan dan obat yang terbaik, perasaan tertekan dan kete-gangan dapat membahayakan kerja alat-alat tubuh, yakni membuat zat gizi yang sangat diperlukan untuk perbaikan bagian-bagian terkecil pembentuk tubuh menjadi tidak terserap. Tentu peranan daya pembayangan yang tepat sangat penting dalam olah gerak dari kelima binatang itu masingmasing. Jika pikiran begitu nyata, sama nyata dengan keberada-an suatu benda padat, maka keduanya adalah sama, yakni ujud suatu daya. Maka pembayangan menjadi penting untuk menyatukan jiwa dan raga, agar bekerja bersama sebagai sesuatu yang utuh. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ''Bisakah kiranya dibayangkan bagaimana gambaran seekor bina-tang tertentu dileburkan dengan gambaran tubuh seseorang akan memperkuat tubuh dan jiwamu"'' Kuingat waktu itu bhiksu kepala mengujiku di ruang teratas pagoda tingkat tujuh, dan ketika aku belum menjawab, ia pun melanjutkan. ''Jika seseorang melakukan olah gerak, pikirannya harus dipusatkan kepada gambaran binatang-binatang itu, dan olah gerak itu harus dihentikan begitu pikiran mengembara ke mana-mana. Peniruan gerakan bi-natang juga harus mengalir bebas. ''Dalam olah gerak binatang jangan salah satu binatang ditirukan berlebihan dari yang lain, karena de-ngan mengarahkan perhatian hanya kepada Olah Gerak Rajawali saja misalnya, yakni logam, maka kerja hati yang terandaikan sebagai kayu akan terkurangi. Namun jika kegiat-an hati ini jadi berlebihan, akan dapat ditenangkan oleh Olah Gerak Rajawali. ''Kata kuncinya adalah keseim-bangan,'' demikian bhiksu kepala me-nutup pengantarnya. Kulihat di luar gua cahaya matahari berjuang memudarkan kabut. Angin membawa kabut melewati gua, sehingga pemandangan di ke-jauhan kadang tampak dan kadang menghilang. Namun dari kedudukan gua yang sangat bagus untuk mela-kukan pengawasan ini, masih dapat kulihat Harimau Perang di atas ku-danya menyusuri jalan sempit di pinggang tebing raksasa menjulang diikuti dua belas kuda tanpa penunggang. Betapapun mahirnya ia berkuda, ia tidak akan tiba dengan segera di Celah Dinding Berlian. Aku pun berdiri, menarik napas da-lam-dalam, mengembuskannya kembali perlahan-lahan, dan memulainya dengan Olah Gerak Naga. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Sejak masa yang purba di Negeri Atap Langit, naga adalah makhluk do--ngeng yang menggambarkan yang dari daya cipta dengan cahaya ha-lilin-tar dan ledakan guntur. Adalah Iblis Suci Peremuk Tulang yang menjelaskan kepadaku. ''Naga terbang selalu dilukiskan bersama dengan hujan, angin, mega-mega, dan kilat yang berkeredap. Gam-baran ini hanya demi pribadi Maharaja, Sang Putra Langit, karena naga mewa-kili gambaran atas kearifan, kekuasaan, dan Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kemangkusan berma-sya-rakat yang tinggi. ''Tujuan Olah Gerak Naga adalah untuk membangkitkan sifat naga ke dalam tubuh dan jiwa. Olah Gerak ini memberi pengaruh dalam menanggulangi rasa tertekan, kemarahan, ke-bencian, dan segenap kegelisahan yang disebabkan sulitnya menghadapi permusuhan.'' Lantas kuingat Iblis Suci Peremuk T ulang itu berpuisi. naga terbang menembus langit bebas dari segala persoalan dunia DALAM naskah-naskah tua Kaum Dao, Olah Gerak Naga ini muncul dengan nama-nama lain. Ternyata itu dimaksudkan agar orang awam tidak bergolak setelah membacanya, karena kemungkinan untuk menganggap diri sebagai naga dikhawatirkan membuat mereka berontak, dan berpikir untuk menggulingkan kekuasaan. Tidak kurang dari Maharaja yang melarang penggambaran diri sebagai naga ini. "Karena naga mewakili unsur api," ujar Iblis Suci Peremuk Tulang, "maka akibat ketubuhan dalam olah geraknya adalah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ keseimbangan jantung, pembuluh darah, dan penyerapan dalam usus kecil." Seperti apakah naga yang tergambar itu" Dalam hal diriku, segera terbayang naga dengan mata menyala, mulut terbuka dengan taring-taringnya, sisik-sisik zamrud berkilauan, ekor melingkar, cakar terbuka memperlihatkan kuku-kuku panjang. Dikatakan aku harus mengangkat kaki, mengambil sikap dan sifat naga. Tangan menjadi cakar, sebuah lengan dengan cakar ke atas, dan turunkan lengan lain dengan cakar ke atas. Ini bukan sikap yang dipaksakan, dalam derajat tertentu ungkapan dibebaskan selama memenuhi gambaran. Sikap ini harus dipertahankan sebisanya tanpa ketegangan, dan terus diulang selama merasa nyaman. Dalam olahgerak, kesatuan raga dan sukma adalah yang terpenting, karena itu saat gambaran memudar dan pikiran berjalan-jalan mesti segera berhenti untuk mulai kembali. Hanya raga dan sukma itu menyatu maka daya-daya olah gerak binatang ini akan bekerja. Begitulah olah gerak ini sama sekali tidak bergerak, tetapi menggerakkan suatu daya. Aku terus memperagakannya, sampai berganti kepada Olah Gerak Harimau. Terngiang kembali kata-kata Iblis Suci Peremuk Tulang tentang Olah Gerak Harimau ini. "Jika naga melambangkan maharaja, maka harimau mewakili panglima. Seorang pemimpin balatentara dengan cita-cita, pengetahuan, kekuasaan, dan kemangkusan raga yang melindungi tahta kemaharajaan, serta melaksanakan kehendak maharaja. "Padanan harimau adalah unsur kayu, jadi Olah Gerak Harimau memengaruhi hati dan syaraf. Kaum Dao meyakini bahwa bangunan syaraf bagaikan tanaman dalam wadah tembikar yang bertunas dari hati. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Olah Gerak Harimau berguna untuk mengatasi keadaan jiwa yang merugikan karena kegelisahan atau permusuhan, keadaan tanpa guna, dan tanpa kehendak. Keadaan jiwa yang merugikan ini berasal dari tidak seimbangnya penyerapan makanan ke dalam darah, karena gangguan kerja hati. "Olah Gerak ini dianjurkan untuk memunahkan akibat racun, menenangkan syaraf yang meradang, menyeimbangkan kerja kandung empedu, juga untuk memunahkan racun dari otak dan bagian-bagian terkecil tubuh. "Harimau menggunakan tenaganya dalam kemampuan untuk menangkap sesuatu untuk melompati dan menerkamnya. Sikap harimau adalah tiruan dari gerak melompat ini." Lantas kuingat bagaimana Iblis Suci Peremuk Tulang memperagakannya. Melompat tapi tidak melompat. Diam di tempat dalam kedudukan harimau siap menerkam. Bergerak tapi tidak bergerak. Maka gerak apakah kiranya yang diolah" Berbeda dengan jurus-jurus ilmu silat yang merujuk gerakgerik pertarungan binatang, yang kemudian menjadi rangkaian gerak, maka olah gerak tidak berurusan dengan gerak melainkan daya-daya dalam tubuh, yang akan bergerak justru ketika tubuh sama sekali tidak bergerak. Aku pun berdiri tegak. Bernapas beberapa kali dalam-dalam sambil membayangkan diri sebagai harimau. Maka dalam pembayanganku tubuhku sedikit demi sedikit berubah menjadi tubuh harimau. Mulai kaki, merayap ke betis, paha, sampai ke pinggang berubah bentuk, memunculkan cakar, keluar bulu, dari pinggang ke dada, merayapi kedua tangan, memunculkan cakar lagi, sampai mengubah kepalaku menjadi kepala harimau dengan mulut menyeringai. Aku terkejut mendengar raunganku sendiri. Maka buyarlah pembayangan dan aku harus memulainya lagi. Setelah pembayangan memunculkan gambaran lengkap, bahkan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ memunculkan pula ekor harimau dari tulang ekorku, kutekuk lutut sedikit dan berdiri di atas tumit sambil menggapaigapaikan tangan hingga lurus. Cakar tetap mengarah ke bawah, seperti berusaha menggapai sesuatu. Aku bertahan selama mungkin dalam kedudukan ini, sampai gambaran harimau dalam pembayanganku mengabur dan memudar, untuk setiap kali mengulanginya lagi. HARUS kuceritakan bahwa ada kalanya aku berhenti bukan karena gambaran harimau itu memudar, sebaliknya justru karena pembayangan itu merasuk semakin nyata, begitu rupa sehingga tidak bisa tinggal tenang seperti harimau yang tegak diam bertapa, melainkan sebagai harimau yang siap melompat untuk memangsa! Itulah yang membuat aku mengerti, mengapa maharaja masa lalu mengkhawatirkan orang banyak merasa dirinya sebagai naga, dan ingin menguasai segalanya, karena dalam pikirannya tentu hanya maharaja yang boleh berkuasa. Maka aku berhenti tidak selalu karena gambaran yang memudar, melainkan justru pembayangan yang berpeluang merasuk jadi kenyataan dan tidak bisa dipisahkan batasnya lagi, yang tidak akan berhenti sebagai olah gerak demi keseimbangan sukma raga semata. Agaknya inilah yang dimaksud bhiksu kepala betapa keseimbangan adalah kuncinya. Aku harus segera berpindah kepada Olah Gerak Beruang jika tidak ingin jiwa harimau itu meragasukma ke dalam diriku. "Beruang adalah binatang yang kuat, tetapi sangat suka menikmati kesenangan dunia," ujar Iblis Suci Peremuk T ulang waktu itu, "enak makan, enak tidur, berkeluyuran perlahanlahan, agak malas, dan kurang bergairah." Terus terang aku belum pernah me lihat beruang. Namun setidaknya aku tahu bagaimana para bhiksu penjaga TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ keamanan di Kuil Pengabdian Sejati memperagakannya jika mereka melakukan Olah Gerak Beruang. "Sebetulnya beruang dibiarkan dan tidak diganggu, karena memang dianggap memiliki kekuatan, keberanian, dan kegagahan untuk menghadapi lawan. Beruang mewakili mereka yang mencapai derajat kemudahan raga dan harta benda yang tinggi. Mereka melambangkan para pemimpin dalam perdagangan, dan mengatur perdagangannya dari suatu rumah besar yang menjadi pusat pengendalian segala urusan. "Olah Gerak Beruang dianjurkan untuk menunjang kerja berpikir, membantu penyusunan rancang bangun gagasan, dan secara berangsur membangkitkan ketegasan ketika memutuskan. Beruang diandaikan sebagai unsur bumi, olahgerak ini mempengaruhi keberadaan zat (enzima) dari limpa kecil atau kelenjar ludah perut, dan bekerjanya otot perut. Olah gerak ini juga dianjurkan jika untuk percernaan yang buruk (hiper dan hipoglikemia), maupun sakit kencing manis. "Tenaga dan kekuatan beruang menjadi jelas ketika ia berdiri, dan berjalan pada tungkai belakangnya. Dalam kedudukan ini, raga beruang yang paling menonjol, yakni perutnya, tampak jelas, karena menyodok ke depan dan menghalanginya berjalan tegak." Maka meskipun belum pernah melihat beruang, aku dapat mengawali Olah Gerak Beruang ini dengan berdiri tegak, menarik napas dan melakukan pembayangan sebagai beruang melalui beruang madu kecil yang terdapat di Javadvipa saja. Dengan kedua tungkai yang kaku, perut menonjol keluar, lengan condong ke depan, aku berjalan maju perlahan-lahan. Segera kurasakan gerakan perut maupun rangsangan sekitar limpa kecil atau kelenjar ludah perut itu. Untuk beberapa saat, aku berjalan di dalam gua dengan cara ini, mungkin seperti beruang dalam guanya sendiri. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Angin masih bertiup dingin, membawa burung-burung elang yang meluncur tanpa mengepak sama sekali. Maka pada akhir Olah Gerak Beruang, dalam pembayanganku aku langsung beralih rupa menjadi rajawali. Jadi kaki beruangku langsung berubah menjadi cakar rajawali, tetapi rajawali yang terbang diam tanpa mengepak dalam keheningan. Menurut Kaum Dao, rajawali terbang me lambangkan jiwa bersifat dewasa, yakni keheningan, ketenangan, dan ketakterlihatan. Rajawali adalah pemburu ulung, membubung tinggi tanpa tenaga, matanya tajam dan waspada terhadap lekuk liku daratan terbentang di bawahnya. Kecerdasan, kewaspadaan, dan ketenangan adalah sifat yang diperlihatkan ketika rajawali berburu. Teringat kembali petunjuk Iblis Suci Peremuk Tulang. "Rajawali diandaikan sebagai unsur logam, maka Olah Gerak Rajawali merangsang paru-paru, kulit, dan usus besar. Olah Gerak ini berguna untuk mengatasi kemurungan jiwa, putus harapan, dan perasaan tertekan, yang disebabkan maupun menyebabkan sakit paru-paru. Olah Gerak ini dianjurkan untuk mengobati busung angin pada penyakit paru-paru maupun masalah pada kulit." Aku teringat, bhiksu kepala Kuil Pengabdian Sejati menyatakan kepadaku, "Bagi Kaum Dao kulit adalah paru-paru ketiga." ''KEDUA sayap terbentang tanpa tenaga yang membuatnya bertahan pada ketinggian adalah ciri rajawali,'' sambung Iblis Suci Peremuk Tulang lagi, ''ingatlah, ketika rajawali terbang, matanya terbuka dan melihat segalanya.'' Aku mulai dengan berdiri dan diam. Bernapas dalam-dalam dengan pembayangan seutuhnya sebagai rajawali melayang tenang. Setelah itu aku berjalan perlahan dengan kedua tangan terentang miring ke samping; atau dengan kedua tangan saling menggenggam kendur di belakang. Sambil TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berjalan terus berlangsung pembayangan diri sebagai rajawali, melayang tanpa tenaga pada kebiruan langit, tak tersentuh, agung seperti dewa. T ubuhku tenang tetapi pikiran dan mata tajam waspada, memperhatikan segala tanpa terpusat kepada suatu benda. Selama pikiranku tidak terpecah, aku dapat terus melakukannya, tetapi begitu teralihkan harus memulainya lagi. Aku berada di tepi gua, di tempat udara terbuka sebagaimana dianjurkan dalam catatan tentang Olah Gerak Rajawali. Begitulah berlangsung sampai dari balik kabut nun jauh di bawah terdengar suara-suara jeritan dan cerecek yang sangat kukenal, sehingga berhasil menarik perhatian dari sang rajawali dalam pembayanganku. Itulah jeritan dan cerecek kera, karena di balik kabut agaknya terdapat hutan, yang juga berarti mengalihkanku kepada olah gerak terakhir dari Olah Gerak Lima Binatang, yakni Olah Gerak Kera. Menurut Kaum Dao lama, kera melambangkan kegiatan, keingintahuan, dan kemauan bebas tanpa batas. Kera selalu bergerak, apakah ia di atas tanah, berayun di pepohonan, atau melompat ke sana kemari, tidak dibatasi peraturan apa pun. Iblis Suci Peremuk Tulang menyatakan, ''Kera diandaikan sebagai air, karenanya Olah Gerak Kera merangsang kerja ginjal dan kandung kemih. Olah Gerak ini dianjurkan kepada mereka yang terbatasi oleh ketidakbebasan. Bagi Kaum Dao, kemauan yang keras berpusat pada ginjal. Maka Olah Gerak Kera dianjurkan juga untuk masalah pada ginjal, kandung kemih, dan saluran kemih. ''Sebagai ujud kemauan bebas, kera menjadi sumber gagasan olah gerak berbentuk bebas dalam arti sebebasbebasnya. Sebaiknya dikau me lakukan olah gerak ini sendiri TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dan betul-betul sendiri, karena kehadiran siapa pun akan sangat amat mengganggu.'' Seperti diperagakan oleh seorang bhiksu waktu itu, aku mulai dengan berdiri meski dapat juga dimulai dengan duduk. Kutarik napas dalam-dalam dan mengembuskan kembali, demikian berkali-kali, sembari melakukan pembayangan diri sebagai kera. Ketika gambaran kera itu menjadi lengkap, kulepaskan segenap busana yang membungkus tubuhku, juga kulepaskan alas kakiku yang belum juga berganti semenjak kukenakan dari tanah orang-orang Khmer itu. Aku duduk di lantai gua, meringkukkan badan di atas batu, melompat ke sana-sini, berlanting turun naik, bergantung Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo terbalik pada sela-sela tonjolan di atas gua, bergantungan satu lengan. Pada dasarnya aku bisa dan boleh melakukan gerak apa pun, selama melakukannya tanpa ketegangan dan tidak kehabisan tenaga. Kurasakan betapa Olah Gerak Kera ini memang paling memberi keriangan. Olah Gerak Kera ini memang sepenuhnya bebas, semua gerak dan tindakan menerjemahkan perasaan sesaat tepat pada saat timbulnya itu juga. Demikianlah Olah Gerak Kera ini bisa meledak-ledak seperti kera mengungkap perasaan dengan meloncat-loncat dan bergelantungan di atas dahan, bisa pula menggesekkan tubuh pada dinding atau menggaruk diri sendiri, terutama di sekitar ginjal. Tanpa terasa aku terus bergerak seperti kera gila sampai keluar gua dan mengambang di udara sebelum kembali masuk dan keluar lagi dan seterusnya. Kemudian, dengan telanjang bulat tanpa busana seperti itu rupanya aku juga telah menjerit-jerit dan mencerecek seperti kera dengan riang gembira. Telah kuceritakan bahwa gua ini merupakan sebuah ceruk yang dalam pada ketinggian di lapisan keras Celah Dinding Berlian. Namun aku bisa memperlakukan dinding tegak lurus menjulang ke atas, yang makin lama makin menyilaukan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ karena pantulan cahaya pagi yang menembus kabut itu, seolah sebagai lantai di bumi saja ketika aku duduk, tidurtiduran, meringkuk, meloncat dan melompat-lompat, dan berlari-lari kian kemari dalam kemiringan tubuhku. Siapa pun yang melihatku tentu akan bertanya-tanya kenapa aku tidak jatuh, tetapi dengan napas yang terolah berdasarkan penggabungan segala gerak ini, aku dapat memanfaatkan daya dalam gaya tarik bumi yang mengikuti putaran matahari itu untuk membuatku juga ikut berputar dan tidak jatuh, meskipun aku tak hanya berputar tetapi juga menari-nari. Pagi cerah dan cahaya matahari kekuningan menembus kabut. Aku sudah berlari nun jauh dari gua dan masih tanpa busana, berlari-lari dan meloncat-loncat dengan punggung dan kaki setengah menekuk seperti kera, pada dinding tegak lurus yang kalau dilihat dari bawah tentu saja miring, ketika titian-titian cahaya yang dibentuk matahari menembus sisasisa kabut itu ternyata membawa mereka yang datang membalas dendam dari Perguruan Kupu-kupu! MEREKA datang bersama cahaya kekuningan matahari, mirip dengan kedatangan Pendekar Kupu-kupu, bedanya kini bukan kupu-kupu beracun yang berdatangan di atas lapangan, melainkan para murid Perguruan Kupu-kupu yang bukan alang kepalang banyaknya berselancar di atas titian-titian cahaya yang mendadak memenuhi langit dan langsung menyerbuku dengan serentak dan seketika. Mereka datang berturut-turut seperti manusia-manusia kembar yang berselancar di atas cahaya untuk segera menyebar, mengepung, dan menyerang dengan Jurus Impian Kupu-Kupu yang sungguh membingungkan itu. Bukan hanya sepuluh, lima puluh, atau seratus. Kuhitung secepat kilat, tak kurang dari seribu manusia bersenjata, yang begitu lepas dan melenting dari titian cahaya tampak ringan seperti kapas yang turun pelahan, tapi hanya sejenak, bagaikan sekadar untuk dilihat, karena sebentar kemudian TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mereka sudah berkelebatan dengan hanya satu tujuan, yakni membunuhku! (Oo-dwkz-oO) Episode 167: [Jurus Naga Meringkuk di Dalam Telur] Dengan Jurus Impian Kupu-kupu yang mendasarkan dirinya kepada pengolahan filsafat Zhuangzi yang paling dikenal: Apakah aku Zhuangzi yang bermimpi menjadi kupu-kupu, ataukah aku kupu-kupu yang bermimpi menjadi Zhuangzi" Para murid Perguruan Kupu-kupu tanpa membuang waktu langsung menyerang tanpa tantangan dan peringatan. Namun jika perguruan ini memilih untuk datang menyerangku, dan tidak menunggu diriku meninggalkan Celah Dinding Berlian untuk me lewati wilayah mereka, tentulah terdapat sesuatu yang mereka andalkan, lebih daripada yang diandalkan murid uta-ma mereka, yakni Pendekar Kupu-kupu. Begitulah mereka berkelebatan dengan kecepatan cahaya, yang membuatku hanya bisa mengatasinya dengan Jurus Tanpa Bentuk, yang sebenarnyalah hanya bisa kugunakan jika sekali lagi memecahkan persoalan filsafatnya. Padahal jelas dengan kedudukan penyerangan seribu orang yang datang berselancar melalui titian-titian cahaya, dengan lebih dari satu jenis senjata, dasar filsafat mereka, meski masih mengacu kepada Zhuangzi, pastilah telah berkembang pula. Jurus Impian Kupu-kupu dalam permainan satu orang tentu berbeda dibanding penerapannya dalam serbuan seribu orang di atas langit Celah Dinding Berlian yang berkilauan. Namun kecepatan cahaya rupanya bisa mengimbangi bahkan melebihi kecepatan pikiran. Maka jangankan memecahkan persoalan filsafat, karena bahkan mengingat kembali ujaran-ujaran Zhuangzi pun adalah persoalan bagiku. Bukan sekadar karena bahasa Negeri Atap Langit yang kukuasai sangat terbatas, tetapi terdapat kekaburan antara TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ujaran-ujaran Zhuangzi sendiri maupun ujaran-ujaran orang lain tentang Zhuangzi dalam Kitab Zhuangzi. Perguruan ini bisa menggunakan hanya ujaran Zhuangzi, tetapi bisa juga mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan Zhuang-zi. Dalam Kitab Zhuangzi juga dikatakan: terdapat batas bagi kehidupan kita, tetapi tiada batas bagi pengetahuan. dengan apa yang terbatas untuk dikejar, setelah apa yang takterbatas adalah sesuatu yang berbahaya; dan setelah mengetahuinya, kita masih berusaha mengembangkan pengetahuan kita, bahaya itu tidak dapat dihindari. jangan melakukan yang baik dengan pikiran menjadi terkenal, atau yang jahat dengan perkiraan demi hukuman: berhubungan dengan Pusat Semesta adalah cara yang wajar untuk menjaga tubuh, memelihara kehidupan, merawat harapan orangtua, dan melengkapi jatah kehidupan kita Ini berarti aku tidak bisa sekadar memegang pendekatanku terhadap Jurus Impian Kupu-kupu seperti yang diperlihatkan Pendekar Kupu-kupu, meskipun tahu betapa filsafat keraguan merupakan pemikiran yang tidak akan ditinggalkan: Manusia atau kupu-kupu" Cahaya atau bayangan" Namun aku tidak bisa berpikir terlalu lama. Menghadapi seribu sosok yang berkelebat menyerang dari segala jurusan, dalam keadaan tanpa busana di udara terbuka karena masih memberlangsungkan Olahgerak Kera ketika mendadak diserang, secara naluriah kutekuk kedua kaki sampai kedua paha menempel dada, dan kupeluk kedua lututku dengan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kedua lengan, rapat erat bagai mulut yang terbungkam, sehingga diriku bagaikan bongkahan batu yang melayanglayang. Lantas sementara melayang-layang kian kemari menghindari sambaran senjata berkelebatan, kuputar-putar diriku dengan begitu cepatnya, yang membuat setiap usaha menatapku dengan tegas akan mengalami kegagalan. Itulah Jurus Naga Meringkuk di Dalam T elur yang baru kali pertama kugunakan. Meskipun langit penuh tarian maut dari cahaya berkelebatan, dan segalanya tiada dapat diikuti mata orang awam, bagiku semuanya tetap jelas karena kecepatan kutingkatkan berdasarkan pemahaman. Sebenarnyalah jika bergerak dalam kecepatan cahaya tubuh manusia akan hancur lebur berantakan, karena itulah ilmu silat menerjemahkan dirinya dalam kesusastraan, agar pengertian dapat disampaikan dalam pembahasaan. Demikianlah kelebat dalam kecepatan cahaya para murid Perguruan Kupu-kupu yang penuh hawa pembunuhan bagaikan keindahan gerak kupukupu bagiku, itu pun yang geraknya dilambatkan. Menjadi jelas sekarang, betapa mereka manfaatkan suatu jurus tipuan dalam pembayangan. Wajahku terbenam di balik lututku, segala senjata memapas, membacok, dan membabat di atas di bawah di samping kiri dan kananku, karena dalam Jurus Naga Meringkuk di Dalam Telur ini segenap daya serangan justru terubahkan menjadi daya penghindaran. Jadi serangan macam apapun, selama terdapat daya dalam kandungannya, hanya membuat diriku yang telah menjadi gumpalan berputar-putar dan melayang-layang dalam penghindaran seribu bacokan dari segala jurusan akan terselamatkan. Dalam kecepatanku, kulihat mereka bergerak dalam tarian lamban. Segera terlihat jurus tipuan yang membuat seribu orang menjadi dua ribu orang. Memang jumlah itu tidak pernah bertambah, tetapi pada saat mendekatiku dari setiap sosok muncul sosok kembaran, yang akan membabat bersamaan, dan jika mengenai sasaran tetap mengakibatkan kematian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Begitulah aku melayang-layang bagai gumpalan batu di langit di antara seribu orang yang berkelebatan. Setiap kali dibacok aku melenting dalam putaran, justru karena terdorong angin serangan. Para murid Perguruan Kupu-kupu telah menggunakan ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi, sehingga mereka bisa mengarahkan tubuhnya ke mana-mana tanpa menjejak apapun lagi, begitu ringan seperti kupu-kupu. Pagi semakin menguning, kabut menipis, pantulan cahaya matahari dari dinding raksasa yang berkilauan seperti berlian itu lambat laun menghadirkan keadaan serba menyilaukan, sehingga pandangan mata tiada lagi bisa diandalkan. Dalam pengamatan aku bertanya-tanya, setelah pendekar utama mereka terkalahkan oleh Jurus Naga Kembar Tujuh, jurus apalagikah kiranya yang masih akan mereka keluarkan" Jika filsafat Zhuangzi bisa terkembangkan menjadi Kitab Zhuangzi, mengapa pula Jurus Impian Kupu-kupu tidak bisa berkembang menjadi sesuatu yang sangat berbeda" Jurus Naga Meringkuk di Dalam Telur memang sangat kuperlukan untuk menyelamatkan, tetapi apakah kiranya yang bisa kulakukan untuk menyelesaikan pertarungan. Aku merasa curiga karena sampai saat ini serangan mereka dapat kuhindarkan dengan terlalu mudah. Pengertianku tentang yang mudah ini tentu saja bisa salah, karena dalam salah satu perbincangan Kitab Zhuangzi disebutkan istilah memiliki bukan pengetahuan, sehingga orang yang berani sebetulnya bukan berani, melainkan tidak mengetahui adanya rasa takut. Para pembahasnya memang menunjuk ini sebagai ketidakmampuan membedakan antara yang begitu pintarnya sehingga bersikap segala sesuatu tidak ada bedanya, dengan mereka yang tidak tahu menahu betapa segala sesuatu itu memang berbeda. Namun bukankah dengan begitu bisa saja keadaan ini diciptakan untuk menciptakan kekaburan" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ SALAH seorang di antara mereka kemudian mendekati, tetapi tidak se-gera menyerangku, dan keadaan se-ma-cam ini justru menyulitkan di-riku, ka-rena dengan perputaran tubuh yang le-bih cepat dari cepat seperti ini, sikap diam takbergerak merupakan lawan yang lebih dari sulit untuk diatas i. Ku-ingat ujaran dalam Kitab Zhuangzi tadi yang lebih sulit lagi untuk dime-ngerti: dengan apa yang terbatas, untuk dikejar, setelah apa yang takterbatas, ada-lah sesuatu yang berbahaya/ dan setelah mengetahui-nya, kita masih berusaha me-ngembangkan pengetahuan kita, bahaya itu tidak dapat dihindari. Bahasa filsafat yang rumit seperti ini membuat aku tidak bisa memecahkan masalah dengan cepat. Jadi mendadak kuluncurkan dulu diriku jatuh seperti batu, yang membuat mereka semua, seribu murid Perguru-an Kupu-kupu itu, terpaksa berkelebat mengejar dengan serabutan. Bahkan ada kalanya saling bertabrakan. Se-mentara aku berputar pelan, masih da-lam Jurus Naga Meringkuk di Dalam Telur, meluncur ke bawah sambil masih memeluk lu-tut-ku, menembus segalanya langsung ke dasar jurang. Aku meluncur dari tempat mega-mega tersangkut di puncak-puncak gunung batu yang menjulang ke langit, jadi tentunya masih lama aku sampai ke dasar jika memang terdapat dasar, tetapi betapapun sebelum tiba di sana, persoalan itu sudah harus kupecahkan, karena aku memang taktahu apakah di dasar jurang itu terdapat sungai deras dan dalam yang menyelamatkan, ataukah batu-batu besar yang keras dan meruncing tajam. Ujaran itu memberi kesempatan Jurus Impian Kupu-kupu dikembangkan, tetapi tidak melebihi batas tertentu, sementara akan membiarkan diriku mencapai batas-batasku, bah-kan melebihinya, agar diriku berada dal-am keadaan yang tidak bisa kukuasa i lagi. Aku tahu kalimat dari Kitab Zhuang-zi itu dapat ditafsirkan dengan segala cara, tetapi bagiku yang sedang meluncur ke TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bawah seperti batu ini hanya itulah yang dapat kuingat. Be-tapa-pun ujaran itu tidak memberi ke-pas-tian maupun Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo pemecahan apapun, ka--rena aku hanya bisa menghu-bungkan-nya dengan kemungkinan pe-ngem-bangan Jurus Impian Kupu-kupu, tetapi bukan jurus-jurus yang telah dikembangkan itu sendiri, yang sebetulnya belum digunakan kepadaku. Aku pun sadar, mungkin aku hanya berpikir terlalu jauh! Mungkin sebetulnya tidak berlangsung pengembangan apapun. Mungkin ini hanya orang-orang marah yang menyerbu serentak, karena murid utama mereka terbunuh dengan tujuh pedang menancap pada tubuhnya, bahkan mereka tidak me-nungguku melewati daerah mereka. Jika memang demikian, mengapa aku harus membuang waktu seperti ini" Masalahnya, bukankah aku me-mang sebaiknya berhati-hati" Dalam ilmu silat, yang tampak lemah belum tentu lemah, yang tampak kuat belum tentu kuat. Maka apakah yang harus kulakukan" Di kiri kanan dinding-dinding jurang yang gelap berkelebatan. Aku sudah mencapai tempat cahaya taktembus lagi. Kuangkat kepalaku sedikit dan para pengejarku masih memburu dengan tangan yang memegang senjata terjulur lurus ke depan. Mereka berlomba untuk menembusi tubuhku dalam kesempatan pertama. Tepian jurang semakin rimbun dan aku harus mengambil keputusan, karena tidak merasa harus menunggu sampai tercebur ke sungai untuk menyelesaikan persoalan. Ujaran Zhuangzu jua merang-sangku untuk menghadapi bahaya meski tiada kejelasan. manusia yang bekerja di laut tiada mengerut karena bertemu hiu dan paus itulah keberanian nelayan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ manusia yang bekerja di bumi tiada jeri karena bertemu badak dan macan itulah keberanian pemburu hutan jika manusia melihat senjata tajam membabat di depannya dan melihat kematian sekadar jalan pulang itulah keberanian seorang prajurit Teringat kata-kata senjata tajam itu pun mataku terbuka. Bukankah aku selalu penasaran untuk melihat bagaimana senjata yang belum kukenal dima inkan" Betapapun karena terlanjur menempuh jalan sungai telaga, setiap pertarungan harus kuhadapi dengan riang. TIDAK semua bisa dipikirkan dan dipecahkan sebelum menghadapinya, kecenderunganku untuk selalu me-mikirkan segala sesuatu sebelum ber-gerak dalam dunia persilatan tidak se-lalu bisa dijalankan. Adakalanya biar-lah tubuh bergerak dengan sendiri-nya menjawab setiap serangan. Menghin-dar, menangkis, atau membalas serangan, biarlah tubuh menjawabnya langsung tanpa pikiran seperti kehidupan alam. Teringat ujaran dari Kitab Zhuangzi, inikah yang dimaksud berhubungan dengan Pusat Semesta" Namun aku tidak bisa berpikir lebih lama lagi. Mendadak kuputar tubuh seribu kali lebih cepat hanya untuk melenting kembali ke atas menyambut para pemburu. Seribu murid Perguru-an Kupu-kupu yang memburuku itu tidak lagi berada dalam kedudukan menge-pung seperti semula yang penuh perhitungan. Setiap orang bagaikan ingin menjadi orang pertama yang menghabisi aku dengan senjata mereka yang bermacam-macam. Maka orang pertama yang terkejut karena aku mendadak berada di hadapannya dengan kece-patan kilat segera kurebut senjatanya, lantas kutotok ja-lan darah di tengkuk-nya, sehingga il-mu meringankan tubuhnya hilang beTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gitu saja, dan tubuhnya meluncur se-per-ti karung berisi batubatu berat ke bawah. Terdengar gema teriakan panjang dari seseorang yang sadar betapa tubuhnya akan menjadi begitu remuk dan redam. Belum berakhir teriakannya aku sudah menghadapi pemburu ke-dua. Sekilas kulihat senjata yang kurebut, meski baru kali ini kulihat segera kuketahui cara menggunakannya. Itulah yang dalam bahasa Negeri Atap Langit disebut hudie shuang dao atau pedang kupu-kupu, tampaknya memang dikembangkan secara tersen-diri oleh Perguruan Kupu-kupu. Pe-dang itu sepanjang lengan manusia, merupakan dua pedang dengan satu gagang, dengan pelindung bagi tangan yang memegang. Menilik bentuknya, jelas pedang kupu-kupu ini sangat berguna untuk mengunci dan merebut senjata lawan, setidaknya melepas senjata dari pegangan penyerang. Be-gitu dadao atau kelewang yang dipe-gang dua tangan membabat dari atas bagai mau membelah tubuhku menjadi dua dari kepala sampai ke bawah, se-gera kujaga dengan pedang kupu-ku-pu ini dan dengan sekali putar saja langsung berpindah ke tanganku. Jus-tru dengan tangan kiriku saja kelewang itu membuat bekas tuannya terbelah menjadi dua ketika meluncur ke bawah. Demikianlah pertarungan ini sebetulnya berlangsung begitu cepat sehingga tidak dapat dilihat mata orang biasa, tetapi bagiku setiap gerakan mereka cukup lamban untuk setiap kali dapat kutangkis senjatanya yang bermacam-macam itu dengan pedang kupu-kupu di tangan kananku yang mengunci, se-hingga sambaran kelewang di tangan kiriku tidak tertahankan lagi. Begitulah setiap kali aku selesa i dengan satu orang, aku naik lagi ke atas bagai menjadikan banyak korban tewas sebagai anak tangga pendakian. Namun gerakanku sebetulnya sangat amat cepat menyambut serbuan tiada henti-hentinya dari atas. Dengan kelewang di tangan kiri aku TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ membabat kian kemari seperti mengusir lalat, tetapi dalam setiap sapuan, nyawa dapat dipastikan melayang. Semakin ke atas cahaya semakin menyilaukan, pantulan dinding berlian raksasa berkeredap-keredap mengecoh pandangan. Tidak kuberi kesempatan siapa pun dari muridmurid Perguruan Kupu-kupu ini untuk memperagakan Jurus Impian Kupu-kupu mereka yang indah tetapi mematikan, apalagi jika mengeluarkam jurus-jurus di luar dugaan. Dari balik cahaya putih berkilau-kilau aku melejit dan me lesat tanpa terlihat, memanfaatkan titik lemah yang terbuka dari setiap serangan pertama. Setelah korban yang kelimaratus, aku tidak lagi menunggu serangan. Ku-buang kedua senjataku dan kurebut senjata lain yang menarik minatku, yakni liuxing chui atau godam cirit bintang. Senjata ini adalah seutas tali dengan panjang secukupnya, yang pada kedua ujungnya terdapat bandul besi. Talinya terbuat dari kulit badak yang telah dicelup ramuan pengawet sementara bandul besinya pun meruapkan hawa racun. Sebetulnya aku ingin menjauhi perma inan mengingat daya meru-sak-nya kepada tubuh yang sangat mengerikan, tetapi aku tidak bisa memeriksa terlebih dahulu senjata itu sebelum kurebut. Segalanya berlangsung lebih cepat dari cepat meski bagiku itu berarti lebih lambat dari lambat. Seperti selendang penari, kedua bandul itu berayun di sekitar tubuhku bagaikan memiliki mata sendiri. Menangkis dan menjirat segala senjata yang menyerang, lantas me-nyentaknya lepas dari pegangan, hanya untuk kembali sete lah membuang senjata itu, dengan kebutan mematikan. Memang dengan aku naik membubung kembali berarti telah kule-paskan Jurus Naga Meringkuk di Dalam Telur, dan ketika tadi sempat kukembalikan Jurus Impian Kupu-Kupu melalui Jurus Bayangan Cer-min, kini dengan menjadikan godam cirit bintang ini selendang bagi tarian berarti sedang kumainkan Jurus Naga Berjoged di Atas Awan. Namanya saja TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berjoged, seperti tari pergaulan, tetapi setiap kali selendang mengibas di kiri dan kanan, tidak sekadar satu atau dua nyawa melayang. KECEPATAN para penyerbu yang sangat tinggi ketika meluncur memburuku ke bawah dengan dua tangan me-megang gagang dao, dadao, maupun jian lurus ke depan agar langsung meng-hunjam itu membuat Jurus Naga Ber-joged di Atas Awan akan mengibaskan selendang dengan kecepatan yang sa-ma. Namun yang disebut mengibas ada-lah mematuk dan meski jurus berjoged mengandaikan selendang, inilah senjata godam cirit bintang dengan bandul besi beracun yang bermata tajam menari-nari di kiri dan kanan. Da-lam sekejap bisa dua puluh sampai empat puluh nyawa langsung melayang. Mereka yang meluncur dari atas ke bawah berebutan menyerbuku itu seperti mengantarkan diri untuk mati. Sekilas sempat kubayangkan betapa dalam kecepatan begitu tinggi seperti ini, seseorang tidak akan sempat me-nya-dari ketika sudah berpindah alam betapa dirinya sudah mati dan meski te-rus meluncur sudah tak bertubuh lagi... Dalam beberapa kejap aku sudah hampir mencapai kembali ketinggian Celah Dinding Berlian. Para penyerbu yang berjumlah seribu sudah hampir habis hanya karena terlalu bernafsu memburuku tanpa menerapkan Jurus Impian KupuKupu. Begitulah aku berkelebat membubung ke atas sembari mengayunkan kedua bandul besi beracun di kiri dan kanan sementara beratus-ratus murid Perguruan Kupu-kupu berkelebat ke bawah tak terbendung lagi. Seperti Pendekar Kupu-kupu, busana mereka berwarni-warni seperti kupu-kupu, sehingga bagi yang tidak mengikuti kecepatan ilmu persilatan, dari jurang ke langit terbentuk tiang cahaya pelangi warnawarni menjulang sepanjang wilayah pertarungan. Tiang cahaya pelangi yang kadang ternodai cipratan darah dari patukan bandul besi ke kepala lawan dengan kejam. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bukan maksudku tentu untuk bersikap kejam. Namun di dalam dunia persilatan, kematian dalam pertarungan telah menjadi pilihan, meski tiada pilihan bagi bentuk kematian macam apa yang akan menimpa dalam kekalahan. Apakah terkapar memuntahkan darah segar karena pukulan Telapak Darah, apakah kepala terpenggal dalam sambaran jian yang amat tajam, ataukah tertotok jalan darah dan hanya terdiam tanpa menyadari betapa nyawa sudah melayang. Maka tiadalah perlu pula kupersalahkan diriku betapa godam cirit bintang yang kurebut menerbangkan banyak sekali dengan sempurna, yakni betapa patukan langsung ke kepala yang melumpuhkan itu memberikan kematian tanpa penderitaan. Ketika kemudian langit tampak cerah terbuka dengan kilau pantulan cahaya berkeredapan, murid-murid Perguruan KupuKupu itu tinggal lima orang, dan tampaknya merupakan murid-murid pilihan. Kelima murid yang mungkin tingkat ilmunya hanya sedikit di bawah ilmu Pendekar Kupu-Kupu itu menggunakan lima senjata yang berbeda. Sembari berkelebat melayang-layang menghindari segenap serangan mematikan, kupelajari kelima senjata yang mereka pegang itu. Murid pertama, sebut saja begitu, menggunakan senjata yang disebut sekop pendeta atau yueyachan, yang sebenarnya berarti sekop gigi bulan. Disebut sekop pendeta karena banyak digunakan para rahib Perguruan Shaolin, perguruan silat paling ternama di Negeri Atap Langit, dan karena itu juga disebut sekop Shaolin. Sekop dalam kehidupan sehari-hari adalah alat untuk menggali tanah, tetapi sekop pendeta ini kegunaannya lebih dari itu. Sekop pendeta adalah suatu galah atau tongkat panjang dengan sekop pipih seperti belati, atau tepatnya belati pipih seperti sekop di satu ujung dan seperti bulan sabit berujung tajam di ujung lain. Di Negeri Atap Langit, sejak lama para bhiksu selalu membawa sekop seperti ini dalam pengembaraannya. Adapun gunanya, selain menggali tanah untuk menguburkan mayat yang terlantar di tepi jalan, agar manusia yang meninggal itu disempurnakan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dengan upacara Buddha, juga terutama sebagai senjata beladiri melawan para penyamun. Dari waktu ke waktu akhirnya sekop yang mereka bawa itu terus menerus disesuaikan bentuknya, sampai kini dikenal sebagai sekop pendeta atau sekop gigi bulan, yang maksudnya tentu taring bulan nan mengancam. Murid kedua membawa kapak silang atau yang disebut ge. Bentuknya sama sekali tidak seperti kapak, melainkan seperti belati yang bersilangan dengan belati lain tetapi berbentuk sabit. Senjata ini tua sekali usianya, sudah digunakan semenjak masa pemerintahan Wangsa Shang sampai setidaknya pemerintahan Wangsa Han. Pada umumnya adalah Wangsa Qin yang dianggap telah memanfaatkan sebesarbesarnya senjata ini, mengingat pembuatannya secara besarbesaran di masa itu. SEBAGAI benda upacara akan terbuat dari batu giok, tetapi sebagai senjata terbuat dari perunggu, dan kemudian besi. Hilang-nya senjata ini karena kemendataran kedua be-lati yang berhubungan itu bisa ditambah-kan saja kepada tombak, demi lebih termanfaatkannya lengan yang memegang galah tombak itu. Justru karena ge atau ko ini sudah sa-ngat jarang terlihat lagi, jurus-jurusnya menjadi tidak dikenali dan menjadi berbahaya sekali. Murid ketiga membawa sheng biao atau anak panah bertali. Adapun anak panah itu lebih berujud mata tombak. Sebuah senjata yang gunanya bermacam-macam dalam ilmu silat di Negeri Atap Langit. Talinya yang panjang itu berujung anak panah atau mata tombak logam, tidak hanya berguna senjata, melainkan untuk berayun, memanjat, mengikat, dan banyak lagi. Tali biasanya dipegang tangan kiri dan tali yang beranak panah dipegang dan dimainkan tangan kanan. Aku pernah menyaksikan seorang bhiksu penjaga keamanan Kuil Pengabdian Sejati memperagakan penggunaan sheng biao ini, dan memang sangat enak dipandang melihat mata anak TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ panah mematuk seperti ular lewat bawah kaki, lewat samping leher, dari jarak jauh secara mendadak. Murid keempat membawa sepasang lujiao dao atau pisau tanduk rusa yang berbentuk bulan sabit dan dipegang dengan satu tangan pada bagian tengahnya. Ini membuatnya bagaikan pisau bermata empat, dan apabila ia berpasangan Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo pada kedua tangan, mengakibatkan satu gerakan saja bagaikan telah menjadi delapan serangan. Banyaknya mata tajam yang membuatnya disebut pisau tanduk rusa tersebut, sebetulnya lebih ditujukan untuk memerangkap, mematahkan, atau melepaskan senjata la-wan daripada menyerang, sebagai apa yang disebut cara lembut seni beladiri Bau-gazhang, yang dikenal melahirkan berbagai senjata berbeda. Senjata seperti ini terutama digunakan dalam pertarungan jarak dekat, justru untuk lawan bersenjata jarak jauh, yang tidak akan bisa menggunakan panah atau lembing misalnya dalam jarak dekat. Murid kelima menggunakan tangan kosong, tetapi kutahu akan sama berbahaya seperti keempat murid Perguruan Kupukupu lain yang memegang berbagai macam senjata itu. Menurut Iblis Suci Peremuk Tulang, latihan menggunakan senjata dalam perguruan silat di Negeri Atap Langit, sebetulnya adalah bagian dari pelajaran tentang cara-cara bertarung tanpa senjata. Artinya, senjata dianggap sebagai kelanjutan tangan. Seperti itulah sebenarnya ilmu silat telah diajarkan selama berabad-abad di Negeri Atap Langit. Segenap gerakan, siasat, dan pendekatan dalam pengembangan ke arah kematangan memainkan senjata, segalanya teracu kepada jurus-jurus tangan kosong, karena setiap jenis senjata menuntut suatu keberdayaan tertentu dari tangan. Mengingat itu, jika setelah mempelajari segala senjata seseorang kembali mengandalkan tangan kosong, tentulah antara lain telah diatas inya segala jurus bersenjata itu, tentu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ seperti yang telah dikenalnya. Maka sembari masih terus berkelebat menghindari serangan seribu bayang-bayang yang tampak merupakan pengembangan Jurus Impian Kupu-kupu, kujaga diriku untuk tidak sekadar menganggap murid kelima yang hanya mengandalkan tangan kosong sebagai saIah satu dari lima sumber serangan mematikan. Seribu bayang-bayang timbul tenggelam di antara keredap pantulan cahaya serba berkilau yang membutakan. Keberadaan murid kelima yang bertangan kosong itu memang bisa sangat mengecoh, karena di antara ancaman maut empat senjata hebat seolah-olah menjadi kurang berbahaya di banding lainnya. Padahal aku tahu justru serangan-serangan tangan kosong itulah yang akan sangat menentukan. Serangan-serangan yang terpadu ini sulit dipisahkan, sementara supaya dapat memusatkan perhatian kepada murid kelima yang bertangan kosong, aku harus melum-puhkan, setidaknya memisahkan paduan ke-empat serangan lainnya. Sedangkan me-misahkan keterpaduan Jurus Impian Kupu-kupu sesungguhnyalah sesulit memisahkan persambungan siang dan malam. Jurus Impian Kupu-kupu mengandalkan pengandaian bahwa impian dan kenyataan tidak mungkin dipisahkan, yakni betapa kenyataan itu seperti impian dan impian itu seperti kenyataan. Adapun artinya betapa kita tidak akan pernah mengetahui dari seribu bayang-bayang yang terlahirkan dari keterpaduan serangan lima murid Perguruan Kupu-kupu ini, tubuh yang menjadikan bayang-bayang tertentu manakah yang harus dibunuh, sementara serangan tubuh yang semu pun dapat membunuh. Seperti sihir tetapi bukan sihir, dan berbeda dari bayangan semu yang dilahirkan kecepatan tinggi, maka Jurus Impian Kupu-kupu menampilkan ketergandaan memang karena suatu pedoman dalam filsafatnya, bahwa impian adalah bagian yang sah dari kenyataan itu sendiri, tetapi yang tidak dapat dipastikan meski sete lah dapat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ diuraikan, yang mana kenyataan dan yang mana mimpi, seperti keraguan seorang Zhuangzi. JADI aku hanya berpegang berdasarkan pedoman itu pula, bahwa ada kenyataan dan ada mimpi, dan adalah kenyataan yang harus kulumpuhkan untuk melenyapkan mimpi itu. Masalahnya, justru keraguan untuk membedakan mana kenyataan mana mimpi itulah yang akan dialam i setiap lawan ketika berhadapan dengan Jurus Impian Kupu-kupu. Kuingat ujaran Laozi tentang pertarungan dan pertempuran. senjata, betapapun indahnya, adalah alat-alat penanda iblis, harus disebut sebagai kebencian kepada semua makhluk senjata-senjata tajam ini bukanlah alat manusia perkasa ia menggunakannya hanya jika dipaksa kebutuhan ketenangan dan kesabaran adalah senjata sejatinya sementara kemenangan dengan kekuatan senjata adalah usaha menyiksa mempertimbangkan betapa senjata diinginkan akan menyenangkan dalam pembantaian manusia; dan siapa menjadi senang dalam pembantaian tiada akan mendapatkan kehendak sejatinya di dunia ia yang membunuh banyak manusia mesti menangis bagi mereka dalam sepahitnya kesedihan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Maka kulepaskan liuxing cui atau godam cirit bintang yang kupegang, dan kembali kutekuk kedua ke dada dan kupeluk erat dengan kedua tangan untuk segera berputar dalam Jurus Naga Meringkuk di Dalam Telur. Namun dalam penggunaan yang kedua kalinya, meski aku tetap berputar dan melayanglayang tiadalah sama sekali menghindarkan diri dari serangan, karena dalam lanjutannya kali ini diriku bagaikan diliputi oleh putih telur yang kenyal luar biasa. Senjata apa pun yang membacok, menusuk, atau menjiratku bagaikan menyentuh lapisan mahalicin yang langsung menggelincirkan dengan akibat di luar dugaan. Jika serangan dalam jurus tertentu ditangkis atau berhasil dihindarkan, biasanya sudah terdapat jurus susulan, tetapi daya lapisan putih telur dalam Jurus Naga Meringkuk di Dalam Telur dengan kemahalicinan tak terlawan ini tidak memungkinkan jurus susulan dilangsungkan, karena keterpelesetan dalam serangan sangat mengacaukan keseimbangan. Pilihan atas kugunakannya jurus ini adalah karena diriku tidak mungkin menyerang dalam ketiadapastian perbedaan antara impian dan kenyataan dalam Jurus Impian Kupu-Kupu yang sungguh menawan. Biarlah mereka menyerangku dan kuambil peluang dalam hilangnya mereka punya keseimbangan. Demikianlah pemegang senjata yueyachan atau sekop pendeta itu menyerangku dengan sepasang tangan di tengahtengah galah, sehingga aku tidak akan diserang oleh ujung sekop ataukah ujung bulan sabit, bahkan tidak mustahil justru sepasang kakinya yang terkatup lurus dalam kedudukan terbang melayang dan menyerang itulah akan menyasar diriku. Namun serangan dengan titik tajam sasaran yang mana pun tidaklah harus kuperhatikan, karena telah kusalurkan daya kelicinan dalam arus udara berputar yang dibentuk oleh perputaran tubuhku, bagaikan putih telur yang melindungi kuning telur, tentu dengan tenaga dalam yang mutlak dibutuhkan untuk itu. Maka gerak tipu yang mana pun tiada TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gunanya karena serangan apa pun menjerumuskan setiap penyerang dalam kelemahan. SEPERTI terjadi dengan penyerang yang tiba pertama ini, yang ternyata memang tidak menyambarkan salah satu dari kedua ujung senjatanya, melainkan kedua kakinya yang berkelebat terayun dari bawah dengan kedua tangannya berpegang pada galah seperti anak kecil bermain ayunan. Kelicinan lapisan daya putih telur membuat jejakan kedua kakinya melesat terus sehingga membuat ia berputar sendiri. Semua ini berlangsung dengan amat sangat cepat, tentu jauh lebih cepat dari susunan kata-kataku yang menceritakannya, dan karena itu memang diperlukan pembayangan yang agak lebih diperlambat untuk mengikutinya, seperti bahwa dalam waktu nyaris bersamaan ketiga murid berikutnya telah tiba dengan serangannya pula. Para penyerang berikutnya ini tentu tiada mengira, betapa murid pertama bersenjata sekop pendeta tadi telah berputar sendiri di udara, karena tendangan sepasang kaki terkatupnya menggelincir di tempat diriku seharusnya berada. Begitulah aku seharusnya berada di sana dalam kelemahan terbuka saat menghindari gerak tipu serangan yueyachan itu; terajam oleh hantaman kapak silang yang juga disebut ge atau ko dalam kelebat sambaran penyerang kedua; terjirat tali sheng biao atau anak panah bertali pada leherku sementara mata anak panahnya mematuk kepa-laku, menancap langsung tembus di ke-ningku dalam kelebat bayangan pe-nyerang ketiga; masih ditambah pe-nyerang keempat mendekat dengan pencacahan secepat kilat sepasang lujiao dao atau belati tanduk rusa yang membentuk sekaligus delapan serangan dari satu penyerang keempat. Serangan mereka cepat seperti kilat. Namun adalah saudara seperguruan mereka sendiri yang berada di tempat diriku seharusnya sudah terajam habis. Dalam sekejap senjata-senjata tajam itu menancap di tubuh penyerang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dengan sekop pendeta yang tendangannya menggelincir tersebut, tepat seperti yang dimaksudkan untuk diriku. Aku tidak membuang waktu terlalu lama. Belum sempat ketiga penyerang itu menyadari dan menyesali betapa senjata dan serangan mereka yang dahsyat bukan alang kepalang telah membunuh saudara seperguruan mereka yang malang itu, mereka telah kehilangan nyawa pula di tanganku, karena telah kulepaskan pelukan kedua tangan atas kedua lututku, lantas berkelebat menepuk ubun-ubun ketiga penyerang sasaran tersebut. Begitulah Laozi pun telah berkata: mereka yang menyerang dengan titik tajam sendirinya tiada akan selamat berkepanjangan Namun aku tidak sempat menyaksikan keempat tubuh yang dihubungkan senjata-senjata tertancap dalam tubuh itu melayang ke bawah tanpa daya ditelan kedalaman jurang, karena di antara kilau pantulan cahaya dinding berlian yang berkeredapan telah me lesat serangan tangan kosong yang lebih berbahaya dari senjata manapun di dunia. Namun aku tidak sempat menyaksikan keempat tubuh yang dihubungkan senjata-senjata tertancap dalam tubuh itu melayang ke bawah tanpa daya ditelan kedalaman jurang, karena di antara kilau pantulan cahaya dinding berlian yang berkeredapan telah me lesat serangan tangan kosong yang lebih berbahaya dari senjata manapun di dunia. Di antara kilau cahaya yang membutakan ia meluncur dengan dua cakar menyala keperakan. Seperti kupu-kupu ia tidak meluncur lurus seperti cahaya melainkan naik turun dan serong kiri kanan seperti kupu-kupu tetapi dengan kecepatan amat sangat tinggi, begitu rupa sehingga ketika terpandang sebetulnya ia sudah tidak berada di tempatnya. Ini membuat penampakannya berganda-ganda, masih ditambah kemampuan Jurus Impian Kupu-Kupu pada tahap manapun yang bukan karena kecepatan dapat membingungkan lawan oleh keraguan pembedaan antara kenyataan dan impian. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ia melesat dengan Jurus Impian Kupu-Kupu tahap akhir, tetapi kutahu cakarnya terkembang dalam Jurus Cakar Logam Menguak Pelangi. Adapun cahaya pelangi itu terbentuk oleh ekor cahaya yang ditimbulkan busana bak kupu-kupu warnawarni yang melesat sepanjang langit itu. Tanpa perlu dan memang tanpa sempat melihatnya lagi, betapapun aku hanya bisa menyambutnya, tetapi aku tidak ingin menyambutnya seperti tenaga dalam akan beradu dengan tenaga dalam. Memang aku sangat mungkin menyambutnya dengan pukulan Telapak Darah, yang tentu harus kulambari pula dengan Jurus Cakar Naga Menangkap Bola mengingat ia pun telah menggabungkan dua ilmu dalam satu pukulan. Namun Jurus Cakar Naga Menangkap Bola adalah jurus yang menyambut pukulan, sama sekali tidaklah mengadu tenaga, bahkan sebaliknya menyerap daya pukulan lawan. AKU belum memiliki ilmu ini ketika dahulu berhadapan dengan Pendekar Melati, dan baru mempelajarinya kemudian dalam pengembaraan, sebelum memperdalamnya secara lebih bersungguh di Kuil Pengabdian Sejati, hanya dengan ingatan kepada kitab-kitab yang kutinggalkan kepada Harini di Desa Balingawan. Tidak ada yang dapat kupikirkan selain menyambut pukulannya dengan Jurus Cakar Naga Menangkap Bola itu, yang membuat tubuhku terdorong begitu rupa sehingga aku berputar ke bawah dan muncul di belakang Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo punggungnya. Kudorong punggungnya dengan sentuhan ringan, tetapi lebih dari cukup baginya untuk terjerembab turun memuntahkan darah segar. Sebelum nyawanya hilang ia masih mengambang seperti ikan pingsan di permukaan kolam, tetapi setelah ilmu meringankan tubuhnya ikut meninggalkan dunia, tubuhnya jatuh seperti karung penuh barang, menyalip muntahan darahnya yang masih melayang. Habis sudah semuanya seribu penyerang. Apakah Perguruan Kupu-kupu masih akan menuntut balas kepadaku" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Jika murid-muridnya bisa bertarung di udara dengan ringan selincah kupu-kupu begitu bagaimanakah pula kesaktian gurunya jika suatu hari akan mencegatku pula untuk balas dendam" Aku meragukan betapa gurunya berada di tempat ketika seluruh muridnya keluar untuk ramai-ramai membunuhku dengan bernafsu. Guru yang bijak, setelah melihat murid utamanya tewas, akan melarang siapa pun yang tingkat ilmu silatnya lebih rendah maju menantang pembunuhnya, karena dalam dunia persilatan mengantarkan nyawa sebetulnya tidak dianjurkan. Kemungkinan besar ia akan mempelajari lebih dahulu apa yang menjadi penyebab kekalahan, sedangkan jika memutuskan bertarung pun ia akan maju sendiri dengan pesan agar jika kalah maka dendam tidak perlu diteruskan. Aku merasa sedih untuk mahaguru Perguruan Kupu-kupu itu nanti, jika menemukan perguruannya kosong dan muridmuridnya tiada tertinggal satu pun lagi. Membangun perguruan sampai bermurid seribu orang, di tempat terpencil pula, membutuhkan waktu tidak sedikit... (Oo-dwkz-oO) AKU mengarahkan tubuhku yang masih seringan bulu ke arah gua di dinding berlian dengan cahayanya yang masih berkeredapan. Di dalam gua kukenakan kembali pakaianku yang semula kubuka karena Olahgerak Kera yang membuat manusia seolah-olah gila itu. Baru terasa betapa lelahnya aku seusai pertarungan melawan seribu murid Perguruan Kupukupu di udara yang penuh pengerahan tenaga dalam demi ilmu meringankan tubuh agar tidak jatuh ke bawah. Kutengok ke arah Harimau Perang mestinya masih berjalan. Kulihat ia masih bersusah payah di atas kudanya dalam pendakian. Aku bersuit memanggil kuda Uighur yang menungguku. Nun di bawah gua ia muncul sambil meringkik dan mengibaskan ekornya. Aku masih punya waktu beristirahat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Namun sebelum tidur aku ingin menyelesaikan pembacaanku tentang orang-orang kebiri itu... (Oo-dwkz-oO) Episode 168: [Prasangka dan Kutukan Orang Kebiri] Harimau Perang menyebut nama Huang Hao. Jadi meskipun bapak kedai menyebut nama lain, yakni Y u Chao'en, aku lebih penasaran mengetahui perihal Huang Ho dahulu, meski belum kuketahui manakah di antara keduanya yang lebih penting. Untunglah betapa dalam kitab gulungan tersebut ada juga riwayat Huang Hao itu. Seperti yang kubaca, Huang Hao adalah orang kebiri yang melayani Liu Shan, raja kedua dan terakhir dari Wangsa Shu ketika Negeri Atap Langit berada dalam masa Tiga Kerajaan dalam sejarahnya. Karena sangat disukai oleh Liu Shan, ia sering dianggap telah menyesatkannya sehingga menyerah kepada Dinasti Wei. Huang Hao mulai mengabdi kepada Liu Shan sebagai orang kebiri pada 220. Dikisahkan betapa Huang Haoi itu disukai Liu Shan berkat kata-katanya yang selalu licin dan penuh pujian. Saat kepala pelayan istana yang bernama Dong Yun masih hidup, telah sering dinasehatinya Liu Shan tentang bahaya puji-pujian di satu pihak, dan bahkan diperingatkannya Huang Hao atas penyesatan sang maharaja muda di pihak lain. Setelah Dong Yun meninggal pada 246, ia digantikan Chen Qi, yang bekerjasama dengan Huang Hao dalam memberi pengaruh kepada masalah-masalah istana. Kemudian Huang Hao pun menjadi semakin berkuasa. Bahkan para menteri lanjut usia seperti Zhuge Zhan dan Dong Jue tidak dapat melakukan apa pun untuk menyingkirkannya. Kepala para panglima, Jiang Wei, pernah menasehati Liu Shan untuk menghukum mati Huang Hao, tetapi sang maharaja menolak, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dan menyatakan betapa orang kebiri ini tiada lain adalah pelayan yang menerima perintahnya. TAKUT akan terjadinya pembalasan, Jiang Wei meninggalkan Kotaraja Chengdu menuju barak tentara di Tazhong. Karena ia belum banyak meraih sesuatu selama bertahun-tahun menghadapi Wangsa Wei, Jiang Wei nyaris digantikan Y an Yu, seorang teman dekat Huang Ho. Pada 263, Jiang Wei menulis kepada Liu Shan, memperingatkannya tentang ber-kumpulnya pasukan Wei di bawah pimpinan Zhong Hui di dekat perbatasan. Huang Hao, yang percaya dukun, menyampaikan kepada Liu Shan bahwa musuh tidak akan pernah datang. Maka Liu Shan mengabaikan rencana pertahanan Jiang Wei. Ketika akhirnya Wangsa Shu dikalahkan, Huang Hao ditangkap oleh Deng Ai yang bermaksud menghukum mati manusia berbahaya itu. Namun Huang Hao berhasil me-nyuap mereka yang dekat kepada Deng Ai dan melarikan diri. Nasibnya setelah ini tidak pernah diketahui. Sambil membaca cerita tentang Huang Hao ini, aku teringat kata-kata Harimau Perang yang telah membantai para pengawalnya sendiri, karena perbincangan mereka yang penuh prasangka terhadap orang-orang kebiri. Artinya pandangan Harimau Perang terhadap Huang Hao maupun orang-orang kebiri jelas berbeda dengan apa yang tertulis dalam kitab gulungan tersebut, meski orang-orang kebiri di sana pun tidak lantas dianggap terkutuk. Sekarang kubaca catatan tentang Yu Chao'en, yang terasa dekat karena berlangsung selama pemerintahan Wangsa Tang yang sedang berkuasa sekarang. Ia dilahirkan tahun 722 semasa pemerintahan Maharaja Xuanzong. Keluarganya berasal dari wilayah Lu. Semasa akhir masa pemerintahan Maharaja Xuanzong, pada masa tianbao yang berlangsung dari tahun 742 sampai tahun 756, Yu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ adalah orang kebiri yang diperbantukan kepada badan pengelola ujian pemerintah atau menxia sheng. Dikatakan betapa ia pandai dan mampu dalam pemeriksaan keuangan maupun dalam penyampaian maklumat resmi istana. Pada masa zhide dari tahun 756 sampai tahun 758, ketika pemerintahan sudah dipegang penerus Maharaja Xuanzong, yakni Maharaja Suzong, selama Maharaja Suzong tersita dengan usaha menekan pemberontakan wilayah Yan, Yu Chaoien sering ditugaskan untuk mengamati pasukan, termasuk memberi pelayanan sebagai pengamat pasukan Li Guanjin ketika merebut kembali kotaraja Changian dari pasukan Yan pada 757. Atas jasanya dalam pertempuran, ia ditunjuk untuk memimpin badan orang-orang kebiri atau neishi sheng dan diberi gelar seperti panglima. Setelah Wangsa Tang juga merebut kembali ibukota wilayah timut, Luoyang, yang menjadi kotaraja pemberontak Yan, sehingga Maharaja Yan An Qingxu melarikan diri ke Yecheng, sembilan panglima pasukan atau jiedushi Wangsa Tang pun mengepung Yecheng. Dua panglima menonjol di antara yang sembilan itu adalah Guo Ziy i dan Li Guangbi, yang merupakan saudara Li Guangjin. Namun karena Maharaja Suzong tidak ingin terdapat satu panglima yang lebih berkuasa dari lainnya, ia tidak melantik seorang panglima besar; melainkan menunjuk Yu sebagai pengamat seluruh pasukan. Disebutkan bahwa Yu irihati terhadap Guo dan memberi laporan yang mengecam Guo. Meski disebutkan pula betapa Guo menghindarkan terjadinya ketegangan, dengan bersikap rendah hati terhadap Yu. Pada 759, panglima pihak Yan, Shi Siming, yang sempat menyerah kepada Wangsa Tang, tetapi kemudian memberontak kembali, menyerang pasukan Tang di Y echang, dan meski tidak mencapai kemenangan, menyebabkan pasukan Tang bercerai berai dengan sendirinya. Dengan segera ia membunuh rajanya sendiri, An Qingxu, dan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mengambil alih tahtanya. Sementara itu, Y u mempersalahkan kehancuran pasukan kepada Guo, dan sebagai hasilnya Li Guangbi didudukkan sebagai panglima. Shi Siming kemudian menyerang Luoyang, didesak oleh Yu dan dihadapi Li Guangbi. Shi mencoba menyerang ke barat menuju Changian, tetapi dipukul mundur oleh panglima Wei Boyu yang berada di bawah perintah Yu di wilayah Shan. Setelah pasukan Tang bergabung dengan pasukan Huige dan berhasil merebut Luoyang kembali pada 762, Yu menempatkan pasukan terpilihnya, yakni Pasukan Shence, ke wilayah Bian. Atas jasanya dalam pertempuran ini, ia diberi gelar sebagai Yang Dipertuan di Fengyi. PADA akhir 762 ia kembali ke wilayah Shan, dan tahun itu pula Maharaja Suzong mangkat, untuk digantikan puteranya, Ma-haraja Daizong. Pada 763, ketika Kerajaan Tufan melancarkan serangan mendadak ke Chang'an, Maharaja Daizong terpaksa melarikan diri ke wilayah Shan. Saat itu sedikit sekali pasukan pengawal istana mengikutinya. Hanya setelah Yu Chao'en menjemputnya di Huayin maka sang maharaja dapat dilindungi lagi. Maharaja Daizong memberi Yu kedudukan sebagai pengawas pasukan di seantero negeri atau tianxia guanjunrong xuanwei chuzhishi. Setelah Maharaja Xuanzong kembali ke Chang'an menjelang akhir tahun, Yu terus memegang tampuk pimpinan Pasukan Shence dan sangat disukai Maharaja Daizong, sehingga menerima banyak harta benda. Yu Chao'en juga diizinkan keluar masuk istana kapan saja dia menghendakinya. Dengan para panglima yang berada di bawah perintahnya terus mencapai kemenangan, terutama dalam bentrok berikutnya melawan panglima pemberontak, Pugu Huai'en, ia mempertimbangkan dirinya mampu memimpin balatentara, seperti juga menganggap dirinya menguasai ajaran Kong Fuzi dan mampu pula menulis. Pada 765, selama diserang pasukan Pugu, bersekutu dengan Huige TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dan Tufan, Yu berusaha menggunakan pasuk-annya untuk memaksa para pejabat istana bersama-sama memindahkan kotaraja ke Hezhong, tetapi ketika seorang pejabat bernama Liu mengumumkan rencana itu meski telah dikeliling para prajurit Y u, maka Yu membatalkannya. Masih pada 765, karena menganggap dirinya menguasai masalah-masalah ke-susastraan, ia pun menjadi pejabat sementara kepala perguruan tinggi kerajaan atau guozijian. Ia pun menciptakan gelar Yang Di-pertuan Zheng. Di bawahnya, perguruan tinggi kerajaan yang telah dihancurkan selama Pemberontakan Anshi dibangun kembali. Pada 766, ketika bangunan perguruan tinggi telah berdiri, adalah Yu sendiri yang mengajarkan perihal Y i Jing, berusaha membuat sindiran terhadap para ketua penanggungjawab, dengan berbicara tentang bagaimana suatu ding atau bejana besar lambang kepemimpinan akan terbalik jika tidak seimbang. Seorang pejabat perguruan tinggi, Wang Jin, tampak jelas tersinggung, tetapi yang lebih berkuasa seperti Yuan Zai tetap tinggal tenang, yang membuat Yu berkata, "Adalah wajar jika yang disasar marah, tetapi bagi yang tetap tersenyum perlu diberi perhatian lebih teliti." Yuan, betapapun, diam-diam sangat marah. Yu tetap menjadi kepala perguruan tinggi sampai 768, meskipun mendapat perlawanan pejabat Chang Gun, yang menyatakan bahwa seorang kebiri tidak semestinya memimpin perguruan tinggi. Pada 767, Yu menyumbangkan gedung miliknya di luar kota Chang'an untuk dibangun kembali menjadi kuil Buddha yang dipersembahkan kepada ibunda Maharaja Daizong yang sudah meninggal, Yang Diperistri Wu. Seperti juga nama yang diberikan setelah meninggalnya, Maharani Zhangjing, maka kuil itu pun dinamakan Kuil Zhangjing. Diceritakan betapa mewahnya kuil ini dibangun, sehingga hutan di sekitar Chang'an tidak cukup, dan sejumlah gedung kerajaan harus dirobohkan, agar kayunya dapat digunakan lagi. Termasuk TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kayu dari rumah-rumah para pejabat tinggi dan panglima, yang juga harus dirobohkan. Sampai di sini, kuletakkan sebentar kitab itu untuk minum dari air yang mengalir di tepian gua. Tidak dapat kubayangkan dari mana pula sumbernya air yang mengalir di dalam gua yang terletak sebagai lubang pada dinding puncak batu menjulang di antara mega-mega, tetapi jelas betapa kemurnian ini telah memberikan kepadaku suatu kesegaran. Kutengok ke kejauhan. Sungguh tepat letak gua dengan dua mulut di depan dan belakang ini, karena dapat memandang ke segala arah tanpa terpandang kembali, berkat pantulan cahaya dari dinding berlian berkilauan yang membutakan. Harimau Perang baru saja muncul dari balik kelokan di kejauhan itu, dan masih harus berputar melingkar-lingkar lagi sebelum sampai ke sini. Kuharap sudah kuselesaikan pembacaanku dan mampu memperhitungkan dugaan sebelum Harimau Perang tiba di Celah Dinding Berlian ini. Aku membaca lagi, dengan susah payah karena membaca aksara Negeri Atap Langit ini sungguh tidaklah mudah. Pada 768, Yu Chaoien diangkat sebagai Yang Dipertuan Han. Tahun itu juga, dalam peringatan meninggalnya Maharani Wu, Y u menyelenggarakan perjamuan untuk meng Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo hormatinya. Saat itu ia bicara terbuka tentang para penanggungjawab perguruan tinggi tidak memenuhi kelayakan dan seharusnya mengundurkan diri. Para pejabat yang disindir tidak berani menanggapi, tetapi pejabat muda bernama Xiangli Zao dan Li Kan menjawab dan bahkan memarahi Yu, yang menyebabkan Yu tersinggung dan menutup perjamuan lebih cepat. AKHIR tahun itu juga, kuburan ayah Guo Ziyi dibongkar oleh para penjarah kuburan, tetapi umumnya dipercaya sebagai tanggung jawab Y u, yang sangat tidak menyukai Guo. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Diperki-rakan Guo akan marah besar, tetapi Guo meredakan ketegangan dengan menyatakan bahwa para prajurit sendiri pun merampok banyak kuburan, sehingga tentu ini merupakan pembalasan dari langit. Pada 769, Maharaja Daizong menugaskan Yu mengawal Guo dalam perjalanan ke Kuil Zhangjing, Yuan berusaha memanfaatkan ketegangan antara keduanya dengan membuat bawahan Guo memperingatkan Guo bahwa Yu berencana membunuhnya, yang sebetulnya sama sekali tidak. Guo menolak untuk me lakukan tindak pencegahan, dan memberitahu Yu tentang desas-desus itu, yang menurunkan suhu ketegangan antara mereka berdua. Sementara itu, banyak hal membuat Maharaja mulai menyukai Yu. Adapun Yu mulai mengira Maharaja Daizong akan menerima setiap saran yang diberikannya, dan suatu ketika saat Maharaja Daizong tidak menerimanya, Yu menyatakan, ''Adakah sesuatu da-lam kerajaan ini yang tidak bisa kuputuskan"'' Anak pungut Yu, yakni Yu Linghui, yang juga bekerja sebagai orang kebiri di istana, mengenakan jubah hijau bagi jabatan peringkat keenam dan ketujuh. Suatu ketika ia bertengkar dengan teman-teman sejawatnya, dan menceritakannya kepada Yu Chao'en. Maka Yu Chao'en bertemu Maharaja Dai-zong keesokan harinya dan berkata, ''Peringkat jabatan anak saya terlalu rendah, dan temanteman sejawatnya memandang rendah. Mohon ia diizin-kan mengenakan jubah ungu.'' Me-mang jubah ungu dikenakan pejabat peringkat ketiga sampai ke atas. Bahkan sebelum Maharaja Daizong bisa menanggapi, pejabat di dekatnya atas perintah Yu Chao'en, telah membawa jubah ungu dan mengenakannya kepada Yu Linghui. Kepada Maharaja Daizong, Yu Linghui membungkuk hormat, dan Maharaja Daizong terse-nyum sembari menanggapi, ''Anak ini mengenakan jubah ungu. Semesti-nyalah ia senang.'' TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Betapapun maharaja kecewa terhadap berlangsungnya kejadian ini. Yuan melihat bahwa Maharaja Dai-zong menjadi tidak suka kepada Yu, dan menyarankan kepada Maharaja Daizong agar melenyapkan Yu. Mereka pun merancang alurnya bersa-ma. Yuan mulai dengan menyuap dua pembantu dekat Yu, Zhou Hao yang memimpin pasukan panah pengawal istana dan Huangfu Wen yang menjadi kepala daerah Shan. Mulai saat itu, Zhou dan Huangfu beralih menjadi pembantu dekat Yuan, dan beserta Maharaja Daizong pun Yuan dapat mendahului gerakan Yu. Pada musim semi 770, atas saran Yuan, Maharaja Daizong melakukan sejumlah tindakan yang dimaksudkan sebagai awal pelenyapan Yu. Mula-mula memindahkan panglima Li Bao-yu dari kedudukannya sebagai kepala pasukan atau jiedushi di wilayah Feng-x iang ke wilayah barat Shan-nan, sementara memindahkan Huangfu dari Shan ke Fengxiang. Untuk menghilangkan kecurigaan Yu, maka dipindahkanlah pengawasan empat wilayah di dekat Chang'an kepada pengawal istana, di bawah pimpinan Yu. Maksud Yuan adalah menggunakan pasukan Huangfu yang tiba di Chang'an untuk melawan Yu. Setibanya Huangfu di Chang'an, Yuan memasang jebakan bagi Y u dengan menggunakan pasukan Huangfui dan Zhou. Dalam suatu pertemuan rahasia antara Maharaja Daizong dan Yu, Yuan dan sang maharaja ber-tindak, mereka pun membunuh Yu. Maharaja Daizong kemudian mengumumkan kecaman masyarakat kepada Yu, dan menyatakan bahwa ketika Yu menerima kecaman tersebut, ia me-la-kukan bunuh diri. Namun Maharaja Dai-zong masih mengizinkan Yu Chao'en dikebumikan dengan kehormatan, atas beaya kerajaan... Angin bertiup menembus gua yang tembus ke belakang, bagaikan lorong angin yang panjang dan berkelak-kelok, sehingga tidak menjadi embusan yang terlalu kuat di puncak menjulang seperti ini. Angin bertiup pelahan dan menidurkan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Betapapun tubuhku lelah dan begitu pula jiwaku, dilelahkan oleh kewaspadaan dan ketegangan tiada habisnya yang sungguh menyita pe-rasaan. Hari makin cerah dan terang, tetapi cahaya berkilauan membuat aku me-ngantuk. Kupikir tentunya aku masih sempat tidur. Kudaku di bawah akan meringkik bahkan jika di kejauhan terdapat sesuatu yang mencurigakan. Jadi aku ingin mencoba tidur... HUANG Hao, Gao Lishi, Li Fuguo, dan Yu Chao'en, kukira hampir semua cerita tentang mereka menunjukkan suatu pandangan betapa golongan mereka selalu dipersalahkan. Bahwa mereka memanfaatkan kebebasan bergerak mereka di istana, yang terhubung dengan maharaja, permaisuri, para selir, para pangeran, para puteri, para menteri, para panglima, para pejabat tinggi, para tamu penting, para dayang, para pelayan, para pengawal, dan siapapun yang memiliki pekerjaan dan kepentingan di istana, demi penguasaan keterangan rahasia yang akan memberi mereka kekuasaan pula. Selain sang maharaja, memang hanya orang kebiri yang bebas keluar masuk ke mana pun juga, terutama ke dalam gedung permaisuri, gedung para selir, dan gedung para puteri, yang tiada seorang berkelamin jantan pun diizinkan menjejakkan kakinya. Aku memperhatikan betapa ketiga orang kebiri yang terakhir itu secara sambung menyambung terhubungkan dengan masa pemerintahan Maharaja Xuanzong, Maharaja Suzong, dan Maharaja Daizong, yang berarti bahwa kesinambungan jaringan orang-orang kebiri dari masa ke masa itu memang merupakan kenyataan. Betapapun orangorang kebiri memang memiliki kelebihan dalam berhubungan dengan seluruh bagian, sementara setiap bagian yang saling dihubungkan menjadi tergantung kepada keberadaan orangorang kebiri itu, yang jika ditinggalkan akan membuat hubungan setiap bagian itu berada dalam keterbatasan, Tangan Berbisa 8 Ilmu Ulat Sutera Karya Huang Ying Neraka Keraton Barat 1

Cari Blog Ini