Perang Bangsa Naga 1
Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi Bagian 1 War of The Dragons (Perang Bangsa Naga) By: Junaidi - warbots Pesan Penulis: War of The Dragons masih terkait erat dengan cerita The Chronicle of Flarion yang telah dimuat sebelumnya. Hanya saja kisah ini menceritakan tentang zaman lampau sebelum Para Guardian terbentuk (info mengenai zaman - zaman dunia dapat dilihat pada The Chrionicle of Flarion bab 56), dimana terjadi peperangan dashyat antara Bangsa Naga sebagai pemimpin dunia masa itu sehingga membuka celah bagi kejahatan untuk merajalela. Cerita ini juga memunculkan asal mula Orb - orb dunia dalam kisah The Chronicle of Flarion. Selamat menikmati! Prologue 'Galarien, saudariku, mengapa kau memanggilku ke tengah dunia ini"' tanya Armeron,' Bukankah kita ke-7 Ancient Keeper telah berjanji untuk tidak mencampuri urusan dunia ini lagi" Kita hanya bertugas menjaga dan hanya itulah yang akan kita lakukan. 'Armeron, tidakkah kau rasakan ketakutan dari bumi, jeritan bintang dan rintihan langit" Sesuatu yang amat sangat buruk dan jahat akan segera terjadi. Oleh karena itu aku memanggilmu,' Jawab Galarien sambil memandang Armeron. 'Sesuatu yang jahat terus terjadi sejak Bangsa Naga yang jatuh ke dalam kesombongan membunuh saudara kita, Agaril lalu merebut Jubah Perang Keyakinan warisan The Holy Light yang dijaga Agaril sebagai Ancient Keeper. Darah Agaril telah mengutuk Bangsa itu dalam keserakahan dan perang terus menerus dalam memperebutkan Jubah Perang Keyakinan itu,' Keluh Armeron,' Bukan tugas kita untuk mencampurinya, Galarien. Biar makhluk dunia yang berjuang untuk kehidupan mereka sementara kita hanya perlu menjaga warisan The Holy Light agar tidak jatuh ke tangan yang tidak tepat.' 'Astaga! Apa itu, Armeron"' Tanya Galarien terkejut ketika melihat sebuah cahaya hijau seperti meteor meluncur ke arah Puncak Gunung Putih yang merupakan tempat tinggal Tinuviran, Keeper yang menjaga Ketopong Pengetahuan warisan Holy Light. 'Cepat! Kita harus bergerak ke sana!' Seru Galarien,' Sesuatu yang jahat tengah mengancam Tinuviran.' Galarien dan Armeron segera melakukan teleport ke puncak Gunung Putih dan mereka menyaksikan hal yang mengerikan di mana Tinuviran tengah bertarung dengan makhluk besar setinggi 5 meter lebih dan tubuhnya terbuat dari batu kristal tajam dan mengeluarkan api beracun berwarna hijau dari sekujur tubuhnya. Makhluk itu memiliki 4 lengan dan sepasang sayap. 'Arnarock! Satu dari 13 Pengikut utama Lord of Darkness yang tersisa,' Seru Galarien. Tinuviran tengah berusaha bertahan dengan membuat tabir pelindung sihir sementara Arnarock terus menerus memukuli tabir pelindung itu dengan keempat tangannya hingga hancur. Tinuviran segera membalas serangan dengan sihir ledakan bintang Supernova. Puncak Gunung Putih langsung hancur lebur karena energi yang begitu dahsyat tetapi Arnarock tidak bergeming. Tubuh Arnarock sangat kuat dan mampu menahan sihir lawannya. Ia menggeram marah dan maju ke depan untuk mencekik Tinuviran. Tetapi Galarien tidak tinggal diam melihat saudarinya hampir terbunuh dan ia segera memukul tanah dengan keras. Tubuh Arnarock langsung terbelit akar yang kuat dan dalam sedetik kemudian berubah menjadi pohon hidup yang menjepit Arnarock. Tidak berhenti sampai di sana Galarien juga membangkitkan 5 Prajurit Pohon setinggi 4 meter dari dalam tanah. Tapi kekuatan Arnarock tidak kalah dashyat. Tiba - tiba api di tubuhnya meledak dan membakar habis pohon - pohon yang menjepitnya sekaligus membakar prajurit pohon dari Galarien. Tinuviran, Galarien dan Armeron sendiri dipaksa mundur karena kekuatan api yang luar biasa itu. 'Serang bersamaan, saudariku!' Seru Armeron memberi komando sambil kemudian mengeluarkan 100 sambaran halilintar berkekuatan dashyat untuk menghantam Arnarock. Bersamaan dengan itu Galarien langsung memanggil puluhan batu - batu besar dari dalam inti bumi untuk menghajar Arnarock dari bawah. Sementara itu Tinuviran menghujani Arnarock dengan puluhan bintang jatuh. Kekuatan tiga Keeper disatukan membuat Arnarock kewalahan dan Gunung Putih pun tidak dapat menahan kekuatan dashyat itu hingga hancur berkeping - keeping. Ketiga Keeper segera terbang menghindar. Dari dalam runtuhan gunung itu, bangkitlah Arnarock dengan keadaan yang sangat marah namun ia tidak berani meneruskan pertarungan karena sekarang di hadapannya telah ada 6 Keeper. Ajitera, Leskion dan Nimros telah berteleport untuk membantu Keeper yang lainnya. Melihat keadaan tidak menguntungkan, maka Arnarock memutuskan untuk pergi menghindar. Para Keeper tidak berani mengambil resiko mengejar Arnarock karena dari 13 Pengikut Lord of Darkness, empat di antaranya termasuk Arnarock masih berkeliaran. Para Keeper tidak mau sampai disergap keempat makhluk terkutuk ini dan warisan The Holy Light jatuh ke tangan Kegelapan. Mereka hanya terdiam menatap Arnarock terbang menjauh. Sementara itu, seorang wanita cantik tersenyum melihat semuanya itu dari dalam bola kristalnya. Wajahnya tidak terlihat jelas dan senyumnya begitu misterius. 'Zaman Para Naga telah berakhir dan zaman baru akan datang diawali dengan api peperangan,' Desis Sang Wanita. Bab 1. Permusuhan Bangsa Naga 'Fleira, mengapa kau membawa pasukanmu untuk mengacau di sini" Sudah begitu besarkah nyalimu sehingga menantang kami, Para Naga Langit" Desa Kurcaci kecil ini berada di bawah perlindungan kami jadi jangan coba - coba kalian berani mengganggu mereka!' Seru Awhair. Fleira tertawa terbahak - bahak dengan suara berat dan nyala api keluar dari moncongnya. Ia menjawab,' Awhair, sejak kapan Para Naga Langit berani melawan kami Para Naga Api. Bukankah kalian semua biasanya hanya pandai bersembunyi di balik awan sejak Agair Pemimpin Naga Langit kalah dengan memalukan"' Awhair meraung dashyat dengan penuh kemarahan,' Jangan pernah menghina ayahku! Kau akan membayarnya dengan mahal atas penghinaan ini!' Awhair Pun langsung mengepakkan sayapnya yang berkilauan keemasan. Tak lama kemudian angin badai pun berhembus dengan dashyat dan langsung menghantam Para Naga Api di hadapannya. Fleira yang tidak menyangka akan diserang secara mendadak tidak dapat meluputkan diri dari serangan. Ia terdorong mundur dan menabrak tebing karang hingga hancur. Beberapa anak buahnya tercabik - cabik oleh badai ganas Awhair yang mampu menyayat gunung batu menjadi berkeping - keping. Fleira segera terbang kembali dan meyemburkan api dari moncongnya. Api itu berhasil menghanguskan beberapa Naga Langit yang tidak berhasil mengelak. Fleira memanfaatkan serangannya untuk terbang menjauh. Ia kini telah terkutuk oleh sifat sombong dirinya sendiri sehingga berani menantang Awhair yang setingkat lebih sempurna daripadanya . Fleira tahu ia bertindak sangat bodoh dengan berani menghina Agair sendiri dan kebodohan yang lain adalah dengan berusaha lari dari Para Naga Langit. Dalam sekejap saja Awhair sudah berhasil mengejar Fleira dan menyemburkan badai angin yang dashyat dari moncongnya. Sia sia saja Fleira berusaha mengelak karena serangan angin sangat cepat dan sulit diprediksi arahnya. Tiba - tiba saja keseimbangan terbang Fleira terganggu dan ia jatuh dengan keras ke atas tanah. Belum sempat ia bangkit untuk membalas serangan, sebuah cakar sudah menghajar lehernya. Fleira meraung keras sekali sebelum serangan badai kedua Awhair menghabisi nyawanya. Beberapa Naga Api berhasil meloloskan diri ketika Para Naga Langit sedang mengkonsentrasikan serangan kepada Fleira. Para Naga Langit yang melihat lawannya melarikan diri segera menggeram marah dan berusaha mengejar tetapi Awhair segera melarangnya. 'Jangan kejar mereka! Ingat prioritas kita adalah menemukan dan mencari jantung ayahku. Lagipula siapa yang tahu ada berapa banyak jumlah mereka sebenarnya. Jangan sampai kita masuk ke dalam penyergapan akibat ingin menghabisi beberapa Naga kecil seperti itu. Saatnya akan datang ketika aku dapat menemukan jantung ayahku dan menemukan inti kekuatan Naga Langit yang sebenarnya,' Kata Awhair. Lalu Ahwair memandang para kurcaci dengan tatapan mata ganas,' Jadi katakan kepadaku, makhluk kerdil! Di mana The Yellow Orb yang kau maksudkan itu"' Bab 2. Mimpi Sang Raja Naga Api Naga itu mengamuk dengan hebat. Semburan apinya dapat mencapai jarak 100 meter dan batu Kristal pun tidak tahan menghadapi panas apinya yang luar biasa dashyat. Batu dan logam yang paling kuat pun meleleh karena panas yang lebih dashyat dari sengatan matahari itu. Namun api itu sama sekali tidak mampu melukai atau membakar sedikit saja kulit dari makhluk yang berada di hadapannya. Seekor unicorn hitam dengan tanduk berwarna keunguan berdiri tegak dan tidak bergeming sedikitpun terhadap semburan api yang paling panas itu. Raja Naga Api, Blaster tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. 'Siapa kau"' Tanya Blaster dengan raungan yang ganas,' Makhluk apa kau ini sehingga bisa menghadapi panas apiku tanpa terluka sedikit pun"' Makhluk itu tersenyum lemah. Kengerian terpancar dari wajah Unicorn itu ketika ia menatap Blaster dengan mata merahnya. 'Jadi setelah 500 tahun pertarungan dalam Ancient War dan 600 tahun masa kejayaan Bangsa Naga telah membuatmu lupa kepada musuhmu. Sungguh lucu, Bangsa Naga yang diberi umur rata - rata 3000 tahun ternyata tidak mempunyi ingatan selama itu,' jawab unicorn hitam itu. 'kurang ajar! Aku sudah berumur 2300 tahun lebih dan belum pernah bertemu dengan makhluk yang kurang ajar sepertimu!' Seru Blaster sambil meluncurkan serangan apinya kembali dengan panas 100 kali lipat dari sebelumnya. Bumi sampai merekah dan langit memerah seperti darah namun makhluk itu hanya tertawa seperti sedang menikmati semburan panas yang luar biasa dashyat itu. Lalu dengan muka serius ia menghembuskan nafas kecil dari hidungnya dan api Blaster pun lenyap seketika bahkan mulut Blaster membeku dalam keadaan terkatup. Blaster memberontak namun sekuat apapun ia berusaha tetap tidak dapat menghancurkan es yang menyumpal mulutnya. Baru pertama kalinya Blaster dipermalukan oleh makhluk kecil seperti ini. 'Ingat baik - baik Raja Naga Api. Namaku Nymsis, The Dark Unicorn. Kurasa kau sudah tahu siapa aku jadi tidak perlu kujelaskan panjang lebar, bukan"' Nymsis kembali tersenyum dengan menyebarkan kengerian. Blaster mendelik ketakutan ketika menyadari bahwa Unicorn itu adalah Nymsis, satu dari ketiga belas Zingamon yang merupakan bawahan langsung Lord of Darkness ketika ia masih berada di puncak kekuasaan dalam Ancient War. Namun di masa sekarang hanya ada empat Zingamon yang masih hidup dan Nymsis adalah salah satunya. Nymsis merupakan makhluk yang mengerikan karena ia adalah penguasa mimpi dengan jurus 'Nightmare' nya. Lebih parahnya, Blaster kini sadar bahwa ia sedang terperangkap dalam mimpinya sendiri. Jika Blaster berada di dunia alam sadar maka tentu ia masih bisa memperjuangkan hidupnya tetapi dalam dunia mimpi, Nymsis adalah dewa yang tidak terkalahkan. 'Yah, bisa kubaca pikiranmu, Blaster Sang Raja Naga Api. Sudah kuduga begitu aku menyebutkan namaku maka kau pasti akan segera menyadari siapa aku dan bagaimana kondisimu sekarang. Seekor ulat yang terperangkap di jaring laba - laba tentu tidak dapat melepaskan diri dengan begitu mudahnya, bukan"' Nymsis berkata sambil mendekati Blaster yang kini seluruh tubuhnya mulai membeku, tidak dapat bergerak. 'Apa yang diinginkan makhluk ini dariku" Apa yang dia rencanakan"' Pikir Blaster dengan heran sambil terus menatap Nymsis. 'Sabarlah Sang Raja, jangan terlalu tergesa - gesa. Akan tiba waktunya aku sendiri yang akan memberitahumu apa yang harus kaulakukan dan apa rencanaku sebenarnya kepadamu. Namun sekarang yang harus kau lakukan hanya jadilah budakku dan aku akan menjadi tuanmu. Kumpulkan seluruh anak buahmu dan bergeraklah ke arah timur. Kau harus menemukan sebuah benda untukku sebelum pihak lain menemukannya terlebih dahulu!' Perintah Nymsis. Blaster meraung hebat dan terbangun. Seluruh tubuhnya terasa panas seperti di neraka dan banjir keringat. Ia menatap ruangan batu permata dan Kristal yang menghiasi sarangnya yang berada di puncak gunung berapi. Mimpi buruknya baru saja berakhir tetapi kengeriannya masih terus terasa apalagi ia baru saja berhadapan dengan makhluk mengerikan Zingamon Nymsis. Baru saja ia bangun dan mulai mengepakkan sayapnya untuk terbang, beberapa naga api datang menghadapnya dan melaporkan diri mereka diserang oleh beberapa Naga Langit di sebuah desa kurcaci di sebelah timur. Blaster mendelik ngeri ketika hatinya merasa bahwa takdir telah menggiringnya untuk sesuatu hal yang mengerikan. Bab 3. Kenangan Masa Lampau The One berdiri dengan berselubungkan kemuliaan di hadapan Lord of Darkness dan menghukumnya untuk terkutuk jatuh dalam kegelapan untuk selamanya. Maka Holy Light beserta ketujuh ksatria utamanya turun ke dunia untuk melakukan pengadilan itu dan melakukan pertarungan kira - kira 500 tahun lamanya. Holy Light berhasil mengurung Lord of Darkness di dalam dimensi waktu dan menyegelnya dengan 5 elemen murni yang terdapat di dalam jantung Para Naga Utama yang juga dikenal dengan Raja Naga. Para Naga Utama ditakdirkan untuk memiliki hidup selamanya dengan jantung mereka sebagai segel (kecuali Agair yang memang telah mati sebelum Lord of Darkness dikurung namun jantungnya tetap merupakan salah satu segel dari dimensi waktu). Namun hidup abadi mereka dapat berakhir ketika mereka terbunuh dan diambil jantungnya. Jantung yang keluar dari tubuh Naga Utama akan berubah menjadi batu bulat yang disebut Orb seperti halnya The Yellow Orb milik Agair. Setelah kejatuhan Lord of Darkness maka selesailah tugas Holy Light di dunia ini dengan sempurna sehingga telah saatnya tiba untuk kembali ke sisi The One. Untuk menjaga kedamaian dunia yang baru usai perang selama 500 tahun maka Holy Light mengutus 7 orang ksatrianya untuk menjadi pemimpin yang adil dalam memelihara dunia. Mereka diberkati dengan 7 item dari Holy Light sendiri sehingga setiap dari mereka masing - masing mendapat 1 item. 7 makhluk super itu pun memimpin dengan baik di awal - awal tahun namun kekuasaan dapat mengubah mahkluk manapun dengan cepat. Dimulai dari perasaan kurang puas akan kekuasaan dan kekuatan yang diberikan Holy Light bagi mereka, makhluk penguasa itu mulai mencari kekuatan lain dari sisi yang gelap yaitu sihir (magic). Semua jenis sihir (magic) adalah milik Sang Master Kegelapan namun 7 makhluk itu membenarkan diri dengan mengatakan sihir sejahat apapun dapat dipakai untuk kebenaran. Lama kelamaan sihir itu mulai menguasai mereka dengan perasaan tidak pernah cukup dan selalu haus akan sihir yang lain hingga mereka pun mengajarkan sihir kepada Bangsa lain agar sihir dapat berkembang pesat untuk kepuasan mereka. Namun pada akhirnya mereka menyadari semakin kuat sihir mereka maka kekuatan sebenarnya yang berasal dari The One dan item Holy Light semakin lemah hingga puncaknya The One mengutuk mereka untuk tidak dapat lagi menggunakan item Holy Light dan hidup selamanya sebagai penjaga item tersebut, yang kemudian mereka disebut dengan The Keeper. Bangsa - bangsa dunia pun mulai jatuh dalam kegelapan kembali melalui sihir yang diajarkan para Keeper sebelumnya namun hanya ada 1 Bangsa yang tidak terpengaruh sihir karena memang mereka memiliki kekuatan alami yang cukup dashyat. Bangsa itu adalah Bangsa Naga. Karena itu The One menyerahkan kepemimpinan dunia kepada Bangsa ini walau Ia tahu Bangsa ini tidak akan memimpin untuk waktu yang lama karena sifat alami mereka yang buas. The One menjanjikan akan muncul suatu Bangsa baru yang terpilih dan akan memimpin dunia bukan karena kekuatan namun karena cinta kasih. Galarien masih terus berpikir dan menanti - nanti Bangsa yang dijanjikan itu karena sepertinya saat ini dunia tengah mengalami kehancuran yang dashyat. Bumi berteriak merasakan kekuatan jahat mulai bangkit dan bergerak. Apakah masih ada cukup waktu untuk menunggu lahirnya sebuah bangsa pilihan sebelum dunia ini dilumat kegelapan. Harus ada yang bergerak maju sebelum Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo semuanya terlambat tapi siapa yang bisa diharapkan" Bangsa Naga yang ganas dan sombong" Bangsa Raksasa yang tidak berotak" Bangsa Druid yang egois dan mengasingkan diri" Bangsa Centaur dan Unicorn yang jumlahnya semakin sedikit itu" Atau mungkin Bangsa Peri, Kurcaci dan Mermaid yang lemah" Galarien menatap benda yang berkilauan di tangannya itu, Rantai Kehidupan, Item dari Holy Light sendiri. Seandainya saja ia masih bisa menggunakannya seperti dulu, tentu dunia tidak akan jatuh sampai seperti sekarang ini. Galarien menghembuskan nafas dengan lesu. 'Mengapa kau begitu muram, saudariku, Galarien"' Tanya Armeron yang tiba - tiba muncul di belakang Galarien,' Apa kau masih memikirkan nasib dunia ini"' Galarien mengangguk tanpa memandang Armeron yang kini berada di sisinya. 'Sebegitu besarnyakah cintamu pada dunia ini" Jika memang iya, maka kurasa sudah tiba saatnya The Keeper bangkit kembali untuk berperang bagi dunia ini melawan kejahatan,' Kata Armeron sambil menatap Galarien. 'Tetapi kau tahu perintah The One yang mengatakan bahwa kita tidak boleh lagi turut campur akan dunia ini hingga akhir dunia,' Jawab Galarien. 'Sudah cukup! sampai kapan kau akan mematuhi The One yang hidup bagai dewa di atas sana tanpa peduli dengan nasib dunia ini. Ini adalah dunia kita, Glarien dan kita sendiri yang harus memperjuangkannya!' Seru Armeron dengan kesal. Galarien terkejut mendengar ucapan Armeron yang tidak seperti dirinya lagi. Galarien masih ingat bahwa sebelumnya Armeron sendiri yang menasehatinya untuk tidak ikut campur tetapi kenapa sekarang malah sebaliknya. Namun ia menjadi bimbang karena kata - kata Armeron ada benarnya juga. Galarien tidak tahu apa yang harus dilakukan dan bintang - bintang mulai meredup cahayanya. Bab 4. Bangsa Naga Hutan Embun pagi menetes pada bunga dan kelinci melompat - lompat dengan riang. Semuanya terlihat begitu damai hingga getaran ringan mulai tejadi dan tidak berhenti sampai di sana. Udara bergemuruh seperti badai dan getaran di bumi terasa semakin kencang. Semua hewan berlarian kalang kabut ketika dari kejauhan terlihat ratusan ekor Naga Api berterbangan di udara. Makhluk naga itu tidak segan - segan memangsa siapa saja yang berada di hadapannya dan menyemburkan apinya kemana - mana. Mereka semua terbang menuju ke arah timur dan dipimpin oleh Blaster, Sang Raja Naga Api sendiri. Dalam waktu singkat padang rumput hijau yang tadinya begitu segar dengan tumbuh - tumbuhan kini menjadi hangus terbakar. 'Kawan, apa kau melihat apa yang kulihat"' Tanya seekor Naga Hutan yang tiba tiba keluar dari balik pepohonan besar di sisi padang rumput. 'Melihat bagaimana padang rumput indah dihanguskan oleh gerombolan Naga gila yang dipimpin Blaster" Jika itu maksudmu maka hanya Naga buta yang tidak melihatnya. Kita harus melaporkan ini kepada Greenhost. Aku tidak tahan melihat Naga Api melintasi wilayah kita dan melakukan pengrusakkan,' Kata Naga yang lain. Maka kedua Naga itu pun terbang ke angkasa menuju ke sarang besar mereka di jantung hutan. 'Mereka mengarah ke arah timur" Jadi berita yang tersebar di luar memang benar bahwa jantung Naga Langit terkuat Agair ada di daerah timur. Barangsiapa yang menemukan jantung Agair maka ia akan dapat dipastikan menjadi penguasa dunia,' Gumam Greenhost, Raja Naga Hutan. 'Aku tahu Agair adalah Naga yang terkuat tetapi apakah jantungnya yang telah berubah menjadi Orb itu juga memiliki kekuatan yang sama seperti pemiliknya dahulu"' Tanya seekor Jenderal Naga Hutan kepada Greenhost. 'Jantung adalah intisari kekuatan dari Naga dan menyimpan energi yang dashyat dari pemiliknya. Namun hanya 5 Naga utama yang jantungnya berubah menjadi orb ketika mereka mati dan kekuatannya tersimpan selamanya di dalam orb itu. Sampai saat ini belum ada yang tahu bagaimana menggunakan kekuatan yang tersembunyi di dalam orb kuning itu tetapi setidaknya orb itu menjadi lambang pemersatu Naga Langit dan barang siapa yang memilikinya akan menguasai Bangsa Naga Langit. Namun tujuan mereka mencari The Yellow Orb adalah bukan karena orb itu sendiri tetapi karena mereka mencari Jubah Perang Holy Light, Jubah Keyakinan (The Faith Armor),' Jawab Greenhost. 'Jadi Legenda 7 Item Sang Holy Light yang dijaga oleh Para Keeper itu adalah nyata"' Tanya Jenderal Naga Hutan lainnya. Mereka saling berbisik - bisik satu sama lain dengan heboh. 'Nyata. Sangat nyata,' Greenhost menatap Para Jenderalnya dengan tatapan lesu,' Item - item itulah penyebab perang dan perselisihan kita dengan Bangsa Naga lain. Sejak jatuhnya Naga Langit Agair maka Bangsa Naga kehilangan pemimpin tunggal dan terpecah - pecah menjadi 5 Bangsa Naga termasuk Naga Hutan yang kupimpin. Selain itu ada Naga Api yang dipimpin Blaster, Naga Laut yang dipimpin Serene, Naga Es yang dipimpin Artix, dan Naga Langit yang dipimpin Putra Agair, Awhair. Api, Laut, Es dan Hutan saling mengalahkan dan sama kuatnya sementara Awhair lebih lemah daripada kami berempat tetapi dialah yang paling berambisi untuk menguasai dunia juga untuk mengembalikan kehormatan ayahnya.' 'Tetapi Item - item itu dijaga oleh The Keeper yang mengerikan kekuatannya. Bagaimana mungkin ada Bangsa Naga manapun yang berani mengambil resiko menghadapi The Keeper" Lagipula keberadaan mereka tidak diketahui siapapun dan mereka juga tidak pernah melibatkan diri ke dalam dunia ini sehingga lama kelamaan nama mereka lenyap dan hanya menjadi sekedar legenda kuno,' Tanya salah satu Jenderal Naga Hutan dengan heran. Greenhost tidak menjawab pertanyaan dan terdiam sambil mengatupkan kedua matanya seperti sedang berpikir keras atau mengenang sesuatu yang sangat pahit. ' Siapkan pasukan kita!' Seru Greenhost tak lama kemudian,' Kita akan segera berperang memperebutkan Jubah Perang Holy Light!' Bab 5. Pelanggaran dan Keserakahan Para Keeper dilarang untuk ikut campur kembali tentang masalah dunia bukan tanpa alasan. The One tidak pernah memerintahkan sesuatu yang tidak beralasan namun yang terjadi seringkali makhluk ciptaan Nya yang melanggar apa yang sudah Dia tetapkan. Hati para Keeper sudah terlalu terikat kepada dunia sehingga mereka kerapkali melupakan perintah The One. Demikianlah yang terjadi kepada Agaril, Keeper of The Wind. Persahabatan nya dengan Agair, sang Raja Naga Langit penguasa badai dan angin topan menjadikan hati Agaril The Keeper of The Wind bimbang ketika mengetahui jantung sang sahabat menjadi rebutan di antara Bangsa Naga. Apalagi setelah datang permintaan khusus dari Awhair, Putra dari Agair yang mewarisi tahta ayahnya untuk merebut The Yellow Orb yang merupakan jantung Agair dan mengembalikan nya kepada Bangsa Naga Langit sebagai pewaris yang benar. Meski Agaril tahu akan perintah The One dan resiko yang harus ditanggung olehnya dengan melanggar perintah ini namun ia tetap pergi untuk membela Bangsa temannya yang telah tiada itu. 'Lagipula yang kulakukan ini adalah hal yang baik dimana setelah The Yellow Orb kurebut dan kukembalikan kepada Awhair maka Bangsa Naga akan berdamai kembali karena siapa yang berani menentang kekuatan Keeper sepertiku,' Pikir Agaril. Maka Agaril pun memulai sebuah pertemuan yang dihadiri semua Pemimpin Bangsa Naga. Dalam pertemuan itu, Agaril mengemukakan maksudnya untuk mengambil Orb kuning dan mengembalikan kepada pemiliknya yang sah. Tidak ada yang berani membantah Agaril The Keeper of The Wind maka dengan mudahnya Orb Kuning itu berhasil direbut dan dikembalikan kepada Awhair. Namun keserakahan muncul di dalam hati Awhair. Jika Awhair mampu membuka rahasia Orb maka yang dimilikinya hanyalah kekuatan warisan Agair, sang ayah namun di tangan Agaril sendiri ada Item yang jauh lebih berharga dibanding orb manapun yaitu Jubah Perang Holy Light sendiri.Maka Awhair pun menyusun rencana busuk untuk menjebak teman ayahnya sendiri, Agaril. Awhair meracuni Agaril melalui makanan dengan racun seribu tahun. Agaril yang seketika sadar dirinya telah terkena racun sangat terkejut dan menyerang balik Awhair. Sia - sia saja Awhair melawan Keeper Agaril yang mengamuk hingga Orb kuning yang berada di genggaman tangannya jatuh ke lantai. Agaril menyadari bahwa racun di tubuhnya semakin mengganas dan ia harus mencari tempat aman untuk mengeluarkannya lagipula akan sangat berbahaya jika ia sampai tewas di sarang Naga karena itu berarti item yang dijaganya akan jatuh ke tangan Naga yang tidak tahu budi itu. Agaril pun memutuskan untuk melarikan diri namun sebelumnya ia juga mengambil Orb Kuning agar tidak jatuh ke tangan Awhair. Pelarian Agaril tidak mudah karena selain harus menghindari serangan Naga Langit, ia juga harus menghadapi serangan seluruh Bangsa Naga lainnya yang memiliki tujuan sama dengan Awhair apalagi ia sudah terluka akibat racun yang dashyat. Agaril akhirnya terus berlari dan terbang kesana kemari sementara Bangsa Naga terus melacak dirinya. Hingga akhirnya pertarungan tidak dapat dielakkan. Para Raja Naga mengeroyok Agaril seorang diri dan keracunan hebat hingga tewas. Lalu ketika mereka siap untuk mengambil Jubah Perang Holy Light maka terkejutlah semua Naga itu setelah mengetahui bahwa Item itu sudah lenyap bersama dengan The Yellow Orb. Dalam pelariannya Agaril telah mengirim dan menyembunyikan kedua item itu entah di mana. Hingga saat ini tidak ada yang mengetahui di mana Orb kuning dan Jubah Perang Holy Light berada termasuk Keeper yang lain. Sejak saat itu Para Keeper mencari tempat persembunyian masing masing agar tidak diketemukan Bangsa Naga yang haus akan kekuatan dan kekuasaan. Namun kondisi dunia menjadi lebih parah dengan kematian Agaril. Semua Bangsa mengetahui tentang Jubah Perang Holy Light yang tersembunyi entah dimana maka mereka mulai mencari bahkan hingga sampai bertempur untuk memperebutkan wilayah pencarian. Tidak sedikit yang mati karena disangka memiliki item itu secara diam - diam atau disiksa karena dituduh menyembunyikan informasi mengenainya. Bangsa - bangsa mulai mencurigai satu sama lain dan bertempur hingga punah. Bangsa yang paling kejam dan berambisi untuk menemukan item ini tentulah Bangsa Naga itu sendiri yang telah membuka pintu kutukan bagi seluruh dunia. Bab 6. Kedatangan Bangsa Naga 'Hei, bangun! Dasar pemalas!' Seru Missa sambil menjulurkan jarinya untuk mencubit pipi pemuda yang sedang tertidur lelap di hadapannya. Namun pemuda yang sebelumnya terlihat sedang tidak waspada itu segera menggenggam erat pergelangan tangan Missa yang lembut dan menariknya dengan keras hingga sang gadis terjatuh tertelungkup di sampingnya. Lalu dengan kesigapan yang luar biasa, sang pemuda segera bangkit sambil menekuk tangan sang gadis ke belakang hingga ia merintih kesakitan lalu dengan santainya sang pemuda menduduki punggung gadis yang mengganggunya. 'Lepaskan aku! Dasar Jack jahat. Lepaskan atau kulaporkan kau kepada ayahku!' Teriak Missa berusaha memberontak. 'Baiklah, tuan puteri Missa, tapi jika kulepaskan kau harus berjanji untuk tidak memukulku seperti yang biasa kaulakukan,' Kata Jack sambil terus memegangi tangan Missa. Missa menganggukkan kepala dengan cepat sebagai tanda persetujuan. 'Juga tidak boleh mencakar atau menamparku!' Seru Jack yang sekilas melihat senyum nakal di wajah Missa. Wajah cantik Missa langsung cemberut mendengar idenya telah ketahuan oleh Jack. 'Baiklah, aku tidak akan memukul, mencakar, menampar atau pun mengigitmu walau kau sudah berbuat jahat padaku!' Kata Missa. Kata - kata 'berbuat jahat' diucapkan lebih keras dan dengan penekanan nada yang mengancam. Setelah berpikir - pikir sejenak, Jack pun melepaskan pergelangan tangan Missa yang tertekuk di belakang punggungnya sendiri. Dengan sedikit kesal, Missa bangun dari posisi tertelungkup dan berdiri menghadap Jack yang sekepala lebih tinggi daripadanya. Ia mendongakkan wajahnya yang biasanya seputih salju kini menjadi merah padam entah karena marah atau habis menahan sakit lalu menatap Jack dengan tatapan sinis tanpa suara. 'Hei, jangan menatapku seperti itu, gadis manis,' Kata Jack,' Kau yang terlebih dahulu ingin mencubit pipiku maka aku hanya....' Jack tidak pernah bisa menyelesaikan kata - katanya karena sebuah tendangan sudahj mendarat di selangkangan nya dengan telak. Jack segera memegangi area tubuhnya yang terkena serangan Missa sambil menggigit bibirnya agar tidak menjerit kuat - kuat. 'Kau! Kau kan sudah berjanji untuk tidak memukulku!' Protes Jack yang masih memegangi selangkangannya. 'Itu tendangan, bodoh! Ini yang baru namanya pukulan!' Missa kembali berteriak sambil mengayunkan tinjunya ke pipi Jack. Pukulan Missa tidak keras sama sekali tetapi karena posisi Jack yang sudah oleng akibat tendangan di selangkangan maka sebuah pukulan ringan sudah cukup untuk membuatnya jatuh sambil mengaduh kesakitan. Rambut coklat Jack pun jadi sangat berantakan dan tidak keren lagi. Missa pun segera berbalik dan berlalu pergi dengan hati yang masih sangat kesal. Namun tiba - tiba Missa disergap dari belakang oleh Jack. Sebuah tangan kekar segera memeluk pinggangnya sementara tangan yang lainnya membekap mulutnya untuk mencegahnya berteriak minta tolong. Lalu Missa pun diseret ke arah semak - semak. Missa yang dapat menduga apa yang akan dilakukan Jack terhadap dirinya di semak - semak membuatnya semakin panik tetapi tenaganya kalah jauh dibanding pemuda pemburu itu. 'Jangan banyak bergerak, Missa atau kau akan mati di sini,' Bisik Jack dengan nada dingin sehingga Missa pun langsung menyadari Jack tidak sedang bercanda. Bagi Missa kata - kata Jack merupakan ancaman yang menakutkan sehingga ia tidak berani bertidak macam - macam lagi selain menangis ketika Jack terus menyeretnya ke semak - semak yang paling gelap. Missa masih tidak percaya Jack, temannya sejak kecil akan berani menculik dirinya ini. Memang selama ini ayah Missa yang merupakan Kepala Suku Klan Al-star selalu menasihati dirinya yang mulai beranjak dewasa agar tidak terlalu dekat dengan pemuda manapun apalagi yang bukan dari keturunan terkemuka di dalam klan mereka. Sekarang Missa baru mengerti mengapa ayahnya tidak begitu menyukai Jack yang hanya seorang pemburu berada terlalu dekat dengannya. Missa hanya dapat menahan nafas dan memejamkan mata sambil berharap dirinya tidak diapa - apakan oleh Jack. Namun tidak terjadi apapun hingga tanah di sekitar mereka mulai bergetar hebat. Missa pun langsung membuka matanya dan terbelalak melihat ratusan ekor ular besar bersayap terbang di atas padang rumput, tempat di mana ia dan Jack masih bercanda atau bertengkar lebih tepatnya beberapa menit yang lalu. Makhluk mengerikan itu mengepakkan sayapnya berulang kali dan rumput - rumput pun berhamburan porak poranda seperti terkena angin topan. Untung saja semak - semak tempat mereka berdua bersembunyi cukup jauh dari area melintas Para makhluk mengerikan itu sehingga dengan aman mereka dapat tetap bersembunyi di sana. Tak lama kemudian suara kehancuran itu pun lewat dan terdengar semakin menjauh. Jack langsung melepaskan kedua tangannya dari tubuh Missa. Missa yang awalnya merasa akan diculik oleh Jack menjadi salah tingkah ketika menyadari kesalah pahaman yang terjadi. Pikiran bodoh apa yang merasuki dirinya sehingga dapat berpikir Jack akan berlaku jahat seperti itu. Untunglah Jack tidak menyadari kesalah pahaman ini. Jika tidak, Missa yakin tidak akan berani bertemu dengan Jack lagi untuk seratus tahun ke depan atau mungkin seribu tahun jika perlu. 'Naga... Bangsa Naga,' Desis Jack. 'Hah" Apa"' Tanya Missa kebingungan karena pikirannya belum sadar sepenuhnya dari kesalahan pahaman yang dibuatnya. 'Itu Bangsa Naga yang tadi lewat, Missa,' Kata Jack menjelaskan kata - katanya dengan sedikit kesal karena merasa tidak didengarkan. 'Oh, yah. Naga, iyah, itu memang Naga karena ayah sering menceritakan ciri ciri mereka kepadaku. Seperti ular, besar, Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mengerikan dan punya sayap. Tapi ngapain juga Naga itu kemari, yah"' Tanya Missa heran sembari berusaha untuk tidak tampak canggung dan aneh di hadapan Jack. Wajah Jack mendadak berubah menjadi pucat. 'Aku tidak tahu mengapa mereka kemari tapi yang jelas mereka menuju ke tempat pemukiman klan kita.' Bab 7. Serangan kepada Klan Al-star Jack dan Missa berlari mengejar waktu. Harapan mereka sepertinya sia - sia mengingat gerakan naga yang sedang terbang secepat elang. Jack tidak berani memikirkan bagaimana kondisi Klan mereka jika Bangsa Naga itu benar - benar menyerang. Jika memang itu yang menjadi tujuan Bangsa Naga yaitu untuk menghancurkan Klan Al-star maka penghancuran itu pasti sedang terjadi kini, ketika dirinya dan Missa sedang berlari seperti dikejar Sang Iblis sendiri. 'Ayo, Missa!' Teriak Jack yang menyadari laju lari Missa semakin lambat dan gadis itu pun mulai terengah - engah kehabisan nafas. 'Aku... aku tidak bisa... berlari... lagi,' Sahut Missa terputus - putus karena kesulitan antara mengatur nafas dengan berbicara sekaligus. 'Kau pergilah, Jack. Aku akan mencoba mennyusul. Klan butuh bantuanmu.' Missa pun berhenti berlari dan terduduk mengambil nafas sebentar sementara Jack terus berlari tanpa mengurangi kecepatan sedikit pun. 'Tunggulah di sana, Missa. Aku pasti akan segera kembali,' teriak Jack dari kejauhan. Pemukiman Klan Al-star. Jerit ketakutan. Perang sedang terjadi namun tidak untuk waktu yang lama. Para Naga Langit sedang berpesta memangsa Bangsa Manusia yang tidak memiliki kekuatan cukup untuk melawan. Awhair dengan ganas mengibaskan sayapnya dan angin badai pun menghancurkan apa saja yang berani menghalanginya. Benteng - benteng pertahanan yang terbuat dari kayu dihancurkan seperti jerami. Rumah - rumah diterbangkan bersama dengan penghuninya. Lalu dari atas langit para Naga berpesta memakan orang - orang malang yang terombang - ambing oleh angin keras. 'Cari dan tangkap pemimpinnya! Aku ingin menanyakan sesuatu hal yang penting!' Seru Awhair dengan suara menggelegar bak halilintar sehingga tak ada seorang manusia pun yang berani melawannya. 'Tidak perlu mencari - cari lagi. Aku adalah Micha, pemimpin dari klan yang kau hancurkan ini,' Kata seorang Pria berbadan besar dan tinggi. Dua bilah Kapak ukuran raksasa berada di kedua tangannya, siap untu digunakan. 'Kalian memang binatang buas tanpa perasaan! Apa salah kami sehingga kau menyerang"' 'Aku tidak perlu alasan untuk memberi makan pasukanku dan mahkluk lemah seperti kalian memang merupakan makanan yang paling cocok. Seperti yang kulihat, Bangsa kalian tidak mempelajari sihir seperti bangsa lain dan tidak memiliki senjata mematikan. Bahkan sejujurnya, kalian tidak punya kemampuan apa - apa untuk dapat hidup bertahan di dunia ini. Sungguh memalukan The One dapat menciptakan makhluk tak berguna seperti kalian,' Kata Awhair yang dilanjutkan dengan tawa penuh kesombongan. 'Jangan Hina The One, makhluk busuk! Kau boleh hina bangsaku tapi tidak dengan penciptaku!' Teriak Micha dengan marah lalu tanpa peringatan lagi segera melemparkan kedua kapaknya bersamaan ke arah Awhair. Kapak itu meluncur dengan kekuatan luar biasa menuju ke arah batang leher Awhair. Menyadari datangnya bahaya, Awhair segera menghembuskan angin badai dari moncong naganya. Kekuatan angin Awhair sangat luar biasa sehingga kedua kapak Micha tertahan di udara dan hancur berkeping - keping terkena tebasan angin Sang Pemimpin Naga Langit. Awhair sangat terkejut dengan serangan mendadak Micha dan terlebih lagi Micha yang menyaksikan serangannya bukan hanya gagal tetapi ia malah kehilangan senjatanya yang biasanya dapat menghancurkan pohon dengan sekali tebas. 'Manusia kurang ajar! Akan kucincang tubuhmu hingga halus!' Seru Awhair. Micha segera mengambil sebuah tombak panjang dan melemparkan ke arah Awhair yang sedang terbang mendekat. Tombak itu menghantam telak Awhair dan hancur berkeping - keping tetapi tidak berhasil melukai Awhair sedikit pun karena kulit awhair sekeras intan dan batu permata. Bahkan kini Micha yang berada pada posisi terjepit ketika ekor Awhair melecut ke arahnya. Ia berhasil menghindar dengan menjatuhkan diri ke depan sehingga lecutan ekor Awhair pun luput dan menghantam rumah di sebelah kanan Micha. Tetapi sebelum Micha sempat bangun, cakar Sang Naga sudah menjepitnya dengan keras sehingga terdengar tulang - belulang yang dipatahkan. Micha berteriak kesakitan dengan sangat keras dan tergolek lemas di dalam cengkraman Awhair. 'Hanya ini kekuatan manusia" Sungguh mengecewakan! Namun sebelum kau mati, katakan padaku dimana kalian simpan Orb Kuning warisan ayahku" Jika kau katakan maka aku berjanji akan memberikan kematian yang cepat,' Ancam Awhair. 'Aku tidak akan membantu makhluk jahanam yang telah menghancurkan klan kami. Tutup moncongmu dan biarkan aku mati dengan kehormatan,' desis Micha dengan lemah. Awhair meraung marah dan akan mencabik - cabik tubuh Micha. Namun entah dari mana sebuah tombak terlontar di udara dan menghantam moncong Sang Naga. Tombak itu memang sama sekali tidak melukai Awhair tetapi cukup untuk membuat Awhair menoleh kepada seseorang yang berani mengganggu urusannya. Jack pun berdiri di hadapan Awhair dengan pedang di tangan kanannya. Tubuhnya penuh dengan keringat dan debu karena berlari jauh. Rambut coklatnya berantakan karena tertiup angin. Ia menatap Awhair dengan tatapan mata penuh kemarahan menyaksikan keadaan Klan Al-star yang porak poranda. Sebagian besar dari klan ini telah tewas dalam perperangan dan sebagian lagi dimakan hidup - hidup. 'Kubunuh kau, makhluk iblis!' Seru Jack sambil menerjang maju ke depan. Awhair hanya sedikit mengibaskan sayapnya untuk dapat membuat angin kencang menghantam Jack hingga terpental ke belakang dan menghantam tembok besar di belakangnya. 'Dengan apa kau dapat membunuhku, makhluk kecil" Dengan pedang anak - anak itu"' Tanya Awhair yang kemudian tertawa terbahak bahak,' Bunuh mereka satu per satu sampai ada yang mau memberitahu kepadaku di mana mereka menyimpan jantung ayahku!' Para Naga pun mulai bergerak untuk menghabisi manusia klan Al-star yang tersisa tapi seseorang pria berumur 30 tahun keluar dari dalam sebuah rumah dan berteriak - teriak,' Jangan bunuh aku! Aku tahu di mana batu itu berada. Aku tahu di mana benda yang kau inginkan! Kumohon, tuan Naga, jangan bunuh aku.' Wajahnya yang tidak terawat memohon belas kasihan. 'Jangan, Hammad! Jangan beritahu mereka apapun! Jika mereka sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan maka kita semua akan tetap dibantainya!' Seru Jack mencegah pria yang bernama Hamad itu untuk berbicara lebih jauh. Namun Hammad tidak mendengarkan Jack. Ia malah mendekati Awhair dan berkata,' Tuan, aku bahkan dapat mengantarmu ke sana. Batu kuning yang kau inginkan ada di tempat rahasia di balik bukit sebelah sana. Namun pintu masuk dan terowongannya dibuat begitu kecil sehingga tidak mungkin Naga besar dan perkasa seperti anda bisa masuk ke dalamnya. Suruh saja hambamu ini untuk ke sana dan mendapatkan apa pun yang kau inginkan, tuanku namun tentu saja dengan syarat. Pertama, aku minta kebebasan dan diangkat menjadi budakmu yang setia. Kedua, aku hanya minta sedikit harta yang dimiliki ketua Klan bernama Micha yang bodoh itu dan tentu saja aku ingin memiliki puterinya yang cantik sebagai selirku' Awhair tertawa kencang lalu berkata,' Aku mendengar dari Bangsa Kurcaci bahwa ada seorang manusia di desa ini yang berniat menjual Orb warisan ayahku dengan imbalan emas yang sangat banyak kepada mereka Jika melihat kelicikan dan keserakahan yang kau punyai, pastilah kaulah orang yang dimaksud itu. Bukan begitu, Hammad"' Kata Awhair dengan sorotan mata menyipit penuh curiga. 'Ya.. Iyah, itu memang aku, tuan. Tapi tuan, jika aku berani menjanjikan orb itu kepada Bangsa Kurcaci maka itu artinya aku yakin mampu mendapatkannya. Aku sudah hapal betul seluk beluk terowongan rahasia yang digunakan untuk menyimpan benda itu. Percayalah kepadaku, tuan,' Kata Hammad berusaha meyakinkan Awhair. 'Mempercayai seorang licik sepertimu tentu penuh dengan resiko, Hammad. Apa yang dapat menjamin agar kau tidak membawa lari jantung ayahku beserta jubah Perang Holy Light"' Tanya Awhair lagi. 'Jubah Perang Keyakinan,' Desis Jack dengan wajah pucat. Jadi makhluk ganas ini mengincar Jubah yang paling dashyat kepunyaan Holy Light. Jack tidak dapat membayangkan apa yang akan terjadi jika makhluk ini benar - benar mendapatkan The Yellow orb maupun Jubah itu. Kehancuran yang mengerikan akan terjadi dan perang besar akan segera pecah. 'Aku tidak tahu apa - apa tentang jubah perang apapun, tuan. Aku hanya tahu tentang batu itu tapi tidak tentang jubah,' Kata Hammad dengan ketakutan. 'Di mana tersembunyi Yellow Orb maka seharusnya Jubah itu tidak berada jauh daripadanya karena Agaril pasti tidak mungkin sempat menyembunyikan kedua benda itu berjauhan. Aku yajin akan hal itu. Jadi kalian berdua harus menemukan keduanya atau akan kuhancurkan semua manusia yang ada di muka bumi ini,' Ancam awhair. 'Berdua"' Tanya Hammad heran. 'Yah, kau Hammad yang licik dan pemuda berpedang kecil yang berani melawanku itu. Dengan begitu aku punya jaminan pemuda itu akan mencegahmu membawa lari item - item berhargaku. Karena jika kalian gagal, aku bersumpah demi jantung ayahku, akan kumusnahkan seluruh manusia dimulai dari Klan Al-star ini,' Kata Awhair yang disusul dengan raungan ganas. Bab 8. Pintu Masuk Terowongan Tacheron By: Junaidi Halim Terowongan Tacheron adalah tempat di mana dua leluhur Bangsa Manusia yang bernama Taccha dan Chieron menyembunyikan sebuah batu pusaka berwarna kuning yang disebut The Yellow Orb. Nama terowongan ini pun diambil dari kedua nama leluhur manusia itu, namun rahasia tentang keberadaan batu itu hanya diwariskan kepada pemimpin - pemimpin klan Bangsa Manusia agar mereka dapat terus menjaga terowongan itu dari siapapun. Dan itu berarti yang seharusnya mengetahu rahasia terowongan Tacheon hanyalah Miccha, pemimpin Klan Al-star dan Beron pemimpin Klan Chivon. Oleh karena itu terowongan ini menjadi tempat terlarang bagi siapapun yang tidak mengetahui keberadaan benda maha dashyat apa yang tersimpan di dalamnya. Jebakan dan makhluk buas menjadi penjaga yang sangat tepat untuk mencegah siapapun untuk berani melangkahkan kaki ke dalam terowongan. Namun Jack dan Hammad dengan terpaksa harus mengadu nasib mereka di Terowongan Tacheron ini. Berjalan bersama dengan pengkhianat licik tentu tidak membuat hati Jack senang apalagi penjahat di sebelahnya mengincar Missa juga untuk dijadikan selir. Sungguh manusia kurang ajar dan tidak bermoral. Entah kenapa Jack sangat membenci Hammad. Apakah ini karena Hammad telah mengkhianati klan nya sendiri atau karena sebenarnya ia cemburu. Tapi Jack menggeleng - gelengkan kepalanya dengan cepat untuk mengusir pikiran cemburu itu. Ia dan Missa sudah berteman akrab sejak kecil. Ia sudah menganggap Missa seperti saudara sendiri jadi mana mungkin ia bisa jatuh cinta. Missa harus mendapat seorang pria yang lebih baik tetapi bukan pengkhianat jelek seperti Hammad. 'Kita sudah sampai, Jack,' Kata Hammad yang menyadarkan Jack dari pikiran liarnya,' Kau lihat celah sempit yang tertutup oleh daun dan semak belukar itu. Kurasa itulah jalan masuknya.' Jack pun segera maju untuk memeriksa. Dengan pedangnya ia memotong semak - semak dan daun - daun liar yang menghalangi jalan masuk terowongan. Sarang laba - laba dan debu menjadi tanda bahwa sudah hampir puluhan tahun bahkan lebih daripada itu, terowongan ini tidak pernah lagi dimasuki siapapun. Jalan masuk Terowongan Tacheron yang dimaksud Hammad hanyalah sebuah retakan kecil dari bukit batu yang hanya muat dilalui satu orang dengan berjalan menyamping. Maka tidak heran jalan masuk Terowongan Tacheron tidak begitu banyak menarik perhatian orang apalagi di sekitar tempat ini memang banyak sekali bukit batu yang bentuknya serupa dengan kondisi bebatuan yang labil. Jika bernasib sial, orang yang masuk ke dalam terowongan dapat terkubur hidup hidup di dalamnya akibat satu getaran kecil saja. 'Baiklan, Hammad, kau masuk duluan dan tunjukkan ke arah mana jalan menuju batu penting yang kau maksudkan,' Kata Jack. 'Oh, tidak, Jack. Kau saja yang masuk duluan,' Kata Hammad gemetar melihat ke dalam terowongan yang sempit dan gelap. 'Apa - apaan kau ini. Kau kan penunjuk jalannya,' Kata Jack dengan sewot. 'Tapi kau yang bawa pedang. Jika ada monster atau binatang buas, kau dapat melawannya terlebih dahulu sementara aku melarikan diri,' Jawab Hammad dengan entengnya. Rasanya darah panas Jack sudah sampai ke ubun - ubun untuk menghajar manusia licik, pengecut dan tidak berguna seperti Hammad itu. Namun karena dirasa tidak ada gunanya juga berdebat lebih lama lagi maka Jack pun melangkah masuk ke dalam terowongan. Punggung Jack terasa begitu dingin ketika menempel di dinding terowongan sementara batang hidungnya hanya berjarak beberapa mili dari dinding batu di depannya. Bau lumut yang licin dan amis tercium begitu menyengat sementara Jack harus sangat berhati - hati dalam melangkah karena jalan batu yang dilalui pun ditumbuhi lumut yang tidak kalah suburnya. Hammad sendiri tidak henti - hentinya gemetar dan terus mengeluh ketakutan akan tempat sempit dan gelap padahal tangannya sedang memegang sebuah obor yang menjadi satu - satunya cahaya di tempat itu. Jack yang terus melangkah tiba - tiba dikejutkan dengan suara teriakan Hammad dan disusul gelap gulita total. Sepertinya si bodoh Hammad telah menjatuhkan obornya. Jack benar - benar marah dan panik apalagi Hammad terus berteriak teriak tentang makhluk kecil yang merayapi tubuhnya. Jack berusaha mencari cari obor yang dijatuhkan dengan kakinya karena mustahil bagi Jack untuk membengkokkan lututnya ke depan untuk berjongkok karena terbentur dinding di depannya. Satu - satunya cara ialah dengan membengkokkan tubuhnya ke kiri atau ke kanan agar tangannya bisa menyentuh obor yang dijatuhkan Hammad. Setelah beberapa kali mencoba barulah ia berhasil meraih obor yang dimaksudkan dan hatinya menjadi sedikit lebih tenang. Hammad juga sepertinya sudah jauh lebih tenang karena dapat berdiam diri sejenak dari rintihan rintihan konyolnya. Jack lalu meraih sakunya dan mencoba mencari batu api. Ketika ia berhasil menemukannya, Jack segera menggesek - gesek batu api itu agar menimbulkan percikan api yang dapat digunakan untuk menyalakan kembali obornya yang padam. Setelah semenit berusaha, akhirnya Jack berhasil menyalakan obor dan melihat bahwa Hammad sudah tidak berada di tempatnya. Jack menghela nafas karena berpikir Hammad sudah kabur seperti biasanya. Tetapi pikiran itu langsung berubah ketika ada cairan yang menetes jatuh ke bahunya dari atas. Jack segera meraba cairan itu dan menciumnya. Cairan itu adalah darah manusia yang masih segar. Dalam hitungan sepersekian detik Jack langsung menoleh ke atas dan membekap mulutnya dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya tetap memegang obor dengan erat agar tidak jatuh untuk kedua kalinya. Di atas kepala Jack, Hammad tengah dikerubuti ratusan serangga berbagai bentuk dan ukuran yang dengan lahap memakan dagingnya dan meminum darahnya. Hammad yang jelas - jelas telah tewas dengan mata terbelalak ketakutan, tergantung dengan kepala di bawah oleh jaring laba - laba. Jack pun langsung mempercepat langkahnya secepat dan sepelan mungkin agar tidak mengganggu waktu makan para serangga yang sedang melahap Hammad. Walaupun dia orang licik, jahat, tolol dan pengkhianat tetapi Hammad tetap saja tidak layak mati tragis dibantai dan dimakan hidup - hidup seperti ini. Jack merasa semakin dalam lorong itu semakin lembab dan dingin. Perasaan Jack menjadi Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sangat tidak enak karena merasa sesuatu yang mengerikan sudah menunggunya di ujung lorong yang gelap itu. Bab 9. Ibu Para Serangga By: Junaidi Halim 'Hooaaaa!' Teriak Jack ngeri ketika tubuhnya jatuh ke dalam lubang besar menganga yang merupakan ujung dari terowongan. Dengan cekatan, Jack meraih pedangnya dan menusukkan nya ke dinding terowongan di dekatnya sehingga dapat menahan tubuh Jack untuk jatuh lebih jauh. Namun retakan dinding yang tercipta karena tusukan pedang Jack semakin melebar dan malah menyebabkan longsor. Akibatnya Jack terseret longsor bebatuan dan terbawa hingga ke bawah. Untung saja di sepanjang jurang terbentang jaring - jaring halus yang sangat banyak dan berlapis - lapis sehingga dapat menahan kecepatan jatuh Jack hingga akhirnya ia menghantam tanah dengan cukup keras. Jack merintih kesakitan dan suaranya bergema nyaring. Setelah berbaring beberapa waktu sambil mengatur nafas, Jack mulai perlahan bangkit dan mengusap usap punggungnya yang sakit luar biasa. Ia masih dapat bernafas lega karena walau punggungnya begitu sakit tetapi Jack dapat memastikan tidak ada tulangnya yang patah. Ia harus berterima kasih kepada jaring - jaring yang menyelamatkan nyawanya tetapi mungkin tidak untuk waktu yang lama karena si pembuat jaring pasti mulai terusik akibat kehadiran dirinya. 'Laba - laba,' desis Jack terkejut setelah melihat jaring - jaring yang memenuhi tempatnya berpijak. Namun yang lebih mengerikan lagi Jack dapat melihat ribuan telur sebesar tubuhnya saling berhimpitan memenuhi ruangan itu seperti bukit - bukit batu yang besar berwarna hijau zamrud dan bersinar suram. Walaupun Telur telur itu bekum menunjukkan tanda - tanda akan menetas tetapi Jack dapat membayangkan sebesar apa induk yang menghasilkan telur itu. Obornya jatuh tak jauh dari dirinya dan telah padam namun hal itu tidak menjadi masalah besar karena telur - telur itu mempunyai cahaya sendiri sehingga seluruh ruangan menjadi penuh dengan cahaya hijau yang suram. Jack mengambil langkah mundur secara perlahan karena rasa takut yang mendadak menyergap dadanya. Sebuah desiran angin di belakangnya sudah cukup untuk membuat Jack segera berbalik dan terlonjak karena kaget hingga jatuh. Sebuah laba - laba raksasa dengan tinggi tubuh hampir 5 meter berdiri di atas delapan kaki yang panjangnya kurang lebih 4 meter menatap Jack dengan ke enam matanya yang menyerupai intan merah di pipih, menempel di tengah mukanya. Tubuh yang panjangnya 10 meter itu terus mendekati Jack secara perlahan dan sedikit demi sedikit mulai mendesaknya untuk mundur. 'Makhluk dunia atas mana yang berani berbuat onar dengan Arachas, Ibu dari Bangsa Serangga"' Kata Sang Laba - laba raksasa dengan suara yang berdesis seperti angin kematian Sang Dewa Maut. Jack terdiam dan tidak dapat menggerakkan ujung jari sekali pun. Kata - kata Arachas menjadi seperti vonis hukuman mati bagi Jack karena hal apa yang dapat membuat dirinya lolos dari makhluk mengerikan ini. 'Bicara, hai manusia bodoh! Atau akan kubuat kau tidak lagi bisa bicara untuk selamanya!' Seru Arachas meneriakkan ancaman. 'Kau.... tahu aku adalah manusia"' Tanya Jack yang merasa dirinya seperti orang bodoh sambil berharap pertanyaan itu dapat menyelamatkannya atau setidaknya memberi sedikit waktu untuk mencari cara untuk meloloskan diri. 'Tentu saja aku tahu kau adalah manusia karena beberapa ratus tahun yang lalu 2 orang manusia bernama Taccha dan Chieron membangun terowongan ini untuk kami tinggali. Terowongan ini menjadi tempat yang nyaman bagi kami, Bangsa Serangga, sangat cocok untuk bertelur dan berkembang biak Sebagai tanda terima kasih maka kami, Bangsa Serangga bersumpah untuk tidak keluar dari terowongan ini dan mencelakai manusia di luar sana. Namun kami tidak pernah berjanji untuk tidak mencelakai manusia yang berani menginjakkan kaki ke dalam sarang kami,' Kata Arachas sambil mengangkat ekornya tinggi - tinggi. Jack baru menyadari Arachas memiliki ekor sepanjang 6 meter dengan sengat berwarna hijau di ujungnya seperti ekor kalajengking. Mata Jack tidak dapat lepas dari senjata mematikan dan entah kenapa diyakininya sangat beracun itu. Namun Jack juga tidak tahu harus berbuat apa. Pikiran nya begitu dirasuki ketakutan yang luar biasa. Tiba - tiba sengat Arachas menyemburkan cairan hijau. Jack menghindar ke samping tepat pada waktunya sehingga cairan itu menghantam dinding batu di belakang Jack dan melelehkan nya seperti mentega terkena panas. Namun sialnya, saat menghantam batu, sedikit cairan itu terciprat ke arah Jack dan mengenai punggungnya. Dalam waktu singkat bagian belakang dari pakaian Jack yang terbuat dari kulit domba langsung meleleh dan Jack dapat merasakan racun mulai menjalar masuk ke dalam tubuhnya. Jack mulai merasakan tubuhnya melemah dan pandangannya menjadi kabur. Arachas segera menyerang mangsanya lagi dengan sengatnya yang tajam seperti tombak secepat kilat. Serangan itu berhasil dihindari oleh Jack dengan melompat ke samping hingga jatuh di sela - sela sempit tumpukkan telur serangga. Arachas menjerit,' Hati - hati dengan telurku! Jauhi telurku, manusia keparat!' Jack melihat adanya kesempatan. Jika ia berlari di antara telur - telur yang bersinar hijau itu maka Arachas tidak akan dapat menyerangnya dengan mudah karena walau sehebat apapun Arachas, ia tidak mungkin dapat melancarkan serangan dengan resiko menghancurkan telur - telurnya sendiri. Maka dengan sempoyongan karena efek racun sudah mulai bekerja, Jack terus melangkah ke depan sambil berharap dapat menemukan jalan keluar. Hingga akhirnya, Jack melihat sebuah lubang sempit di salah satu retakan dinding batu. Dengan secepat mungkin Jack berlari ke arah lubang itu sementara Arachas masih belum menyadari keberadaan Jack yang berada di sela - sela telurnya sendiri. Namun tidak lama kemudian Arachas segera dapat mendeteksi keberadaan Jack melalui bau dan suara derap langkah larinya. Dengan secepat kilat Arachas mengejar dan mengayunkan dua kaki depannya seperti pedang ke arah Jack dari atas. Jack mempertaruhkan nyawanya dengan melompat ke arah lubang sempit itu. Dalam hitungan detik, Jack berhasil melompat masuk ke dalam celah sempit itu sepersekian detik lebih cepat daripada tusukan kaki Arachas yang dengan keras menghujam tanah. Bab 10. Tipuan dalam Gelap By: Junaidi Halim Jack yang berhasil meloloskan diri dari Arachas terus merangkak maju, menjauhi suara raungan serangga yang dilontarkan dalam bahasa kuno. Jack sama sekali tidak mengerti artinya tetapi kurang lebih ia dapat mengira - ngira bahwa Arachas sedang mengutuki mangsanya yang berhasil melarikan diri. Selama bertahun - tahun ini pastilah tidak banyak mangsa yang berhasil lolos dari sergapan Laba - laba besar yang mengerikan itu. Namun Jack pun tidak berani mengambil kesimpulan terlalu cepat bahwa ia sudah lolos sepenuhnya. Rasa sakit dan ngilu di seluruh tubuhnya mulai mengingatkan bahwa racun di aliran darahnya mulai bereaksi. Jack harus menemukan tempat yang aman untuk mengeluarkan racun namun ia tidak yakin dapat melakukannya seorang diri. Cara paling sederhana untuk mengeluarkan racun adalah dengan menghisapnya tetapi hal itu akan menjadi hal yang sulit dilakukan seorang diri jika racun itu menjalar dari punggungmu. Apalagi racun ini sangat beracun dan menyebar dengan cepat. Peluh mulai membasahi tubuh Jack dan ia semakin sulit bergerak hingga Jack pun perlahan - lahan mulai kehilangan kesadarannya. Jack membuka matanya dan langsung bangun untuk mencari pedangnya namun ia tidak dapat menemukan senjatanya itu. Jack juga langsung menyadari bahwa bajunya telah dilepaskan dan diletakkan dengan rapi di samping tubuhnya. Bau daging bakar di atas api unggun langsung memenuhi penciuman Jack dan secarik kain dipakai untuk membalut luka - luka di tubuhnya. Jack memandang berkeliling dan menemukan seorang gadis berusia sekitar 18 tahun, 2 tahun lebih muda dari dirinya sedang tertidur karena kelelahan. Pakaian nya yang sederhana robek di sana - sini dan sebagian bahkan sudah terpakai untuk membalut luka - luka Jack. Gadis itu mulai bergerak dan terjaga dari tidurnya. Ia pun mengambil posisi duduk dan menghadap ke arah Jack. Mata polosnya yang indah menatap Jack dengan hangat sehingga langsung mengingatkan Jack kepada Missa. 'Apa kau yang menolongku"' Tanya Jack seramah mungkin. Gadis itu mengangguk pelan. 'Di mana ini"' Tanya Jack heran melihat sekeliling ruangan yang berdinding batu - batu putih yang terjal. 'Di terowongan yang banyak serangganya,' Jawab si gadis dengan polos. 'Lalu apa yang dilakukan seorang gadis sepertimu di terowongan yang banyak serangganya,' Tanya Jack kepada si gadis dengan nada penuh selidik. 'Aku tersesat setelah dikejar - kejar serangga. Aku sangat ketakutan dan menemukanmu sedang pingsan di salah satu terowongan jadi aku membawamu ke sini. Kau beruntung aku membawa obat - obatan bersamaku sehingga dapat mengobati racun di dalam tubuhmu,' Kata si gadis dengan ketakutan karena merasa Jack mencurigai dirinya. 'Yah, baiklah kalau begitu. Kurasa aku berhutang budi padamu dan dapat membalasnya dengan membawamu segera keluar dari sini. Ada serangga besar yang sedang mengejar - ngejarku dan kurasa kita tidak aman berada di sini karena bau daging bakar yang kau buat itu. Makanan lezat akan mengundang banyak pemangsa,' Kata Jack sambil tersenyum. Maka Jack dan gadis yang mengaku bernama Tyra itu memulai kembali perjalanan. Jack masih berharap di tengah perjalanan mencari jalan keluar itu mereka cukup beruntung dapat menemukan Orb yang diinginkan oleh Bangsa Naga. Karena jika tidak, maka Klan nya akan berada dalam masalah besar. Jack juga sangat mengkuatirkan keadaan Missa. Semoga saja Missa cukup pandai untuk tidak kembali ke Klan yang tengah dikuasai Bangsa Naga dan memilih untuk menyembunyikan diri. 'Hei, lihat ada cahaya dari balik dinding ini,' Teriak Tyra memberitahu Jack tentang cahaya kecil yang keluar dari retakan kecil di samping terowongan yang sedang mereka lalui. Terowongan sempit itu hanya dapat dilalui 2 orang secara berjejer dan diapit oleh 2 dinding batu di kanan kirinya hingga menjulang ke atapnya yang penuh dengan stalaktit putih yang bergantungan. Jack terkejut karena gema yang dihasilkan cukup untuk membuat retakan di dinding terowongan batu itu. Dengan cepat Jack segera menutup mulut Tyra. 'Kau bisa membangunkan seluruh koloni serangga dan membuat kita terbunuh jika bicara terlalu keras,' bisik Jack. Lalu Jack mulai mengawasi retakan yang terjadi dan berusaha mengintip keadaan di balik dinding. Namun sedetik kemudian suara derap - derap langkah ringan terdengar dari mana - mana. Wajah Jack langsung berubah pucat dan berdesis,'Serangga.' Pendengaran Jack tidak salah. Tak lama kemudian muncul puluhan atau mungkin ratusan laba - laba sepanjang 30 - 100 cm menyerbu ke arah Jack dan Tyra dari arah depan. Jack yang kehilangan pedangnya segera mengambil pisau kecil yang terselip di sepatu kulitnya. Namun rasanya sangat ganjil melawan laba - laba sebesar manusia hanya dengan menggunakan sebuah pisau kecil. Apalagi laba - laba memiliki senjata jaring yang dilontarkan dari jauh sehingga membuat tangan Jack yang memegang pisau menempel di dinding. Jack menghirup nafas panjang ketika melihat 2 buah kaki laba - laba yang runcing seperti pedang diarahkan ke dadanya. Dan pada saat itulah Tyra berteriak ketakutan dengan sangat kencang. Seketika itu juga kedua dinding yang mengapit terowongan tempat Jack dan Tyra berada roboh. Tangan Jack yang terjerat menempel di dinding pun segera terlepas bersamaan dengan robohnya dinding tersebut. Jack segera melompat dan menutupi tubuh Tyra. Runtuhan itu pun berhenti setelah beberapa detik. Dan sungguh luar biasa ternyata Jack dan Tyra tidak ikut tertimbun seperti laba - laba yang lainnya. Mereka hancur lebur tertimbun langit - langit dan dinding terowongan yang runtuh. Dan Jack baru menyadari bahwa mereka selamat hanya karena terowongan yang ada di hadapan Jack saja yang runtuh sementara di belakang dan tepat di sapingnya tidak ikut runtuh. Benarkah Jack sungguh beruntung" Apalagi ketika ia menoleh ke samping, ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi cahaya namun bukan cahaya matahari seperti yang dikira sebelumnya. Cahaya itu berasal dari sebuah kerangka tulang perak sebuah makhluk yang mirip dengan manusia namun memiliki 4 pasang rangka sayap di punggungnya. Kerangka itu sedang mengambil posisi duduk bersila. Tangan kanannya menggenggam sebuah pedang Kristal berwarna Putih dan tangan kirinya memegang sebuah batu bulat berwarna kuning sementara seluruh tubuhnya dilapisi oleh cahaya yang berbentuk jubah. 'The Yellow Orb,' desis Jack terpana. 'Dan Jubah Perang Holy Light, Jubah Keyakinan,' desis Tyra yang matanya juga tidak lepas memandangi cahaya yang terpancar di hadapannya. Namun entah kenapa tiba - tiba Jack memeluk Tyra dari belakang. Gadis muda itu langsung menjerit tertahan dan wajahnya bersemu merah karena malu. Jelas sekali ini adalah pengalaman pertama tubuhnya dipeluk lelaki seperti Jack. Apalagi Jack mendekatkan wajahnya di jenjang leher Tyra sehingga hembusan nafas Jack terasa lembut menyentuh kulitnya. 'Aku baru menyadari bahwa betapa cantiknya kau di tengah tengah cahaya terang seperti ini,' Rayu Jack,' Bau yang harum, kulit yang begitu putih dan halus, benar - benar tanpa noda ataupun luka. Rasanya mustahil jika gadis biasa tersesat di tengah - tengah laba laba pembunuh namun dapat tidak tergores sedikit pun apalagi tetap harum baunya. Bukan begitu, penyihir"' Bab 11. Penyihir Bersaudara by: Junaidi Halim Tyra terkejut dan berusaha meronta lepas dari pelukan Jack. Namun Jack terus memeluk Tyra dari belakang dan menempelkan pisau kecilnya di perut Tyra. 'Berhenti berontak atau jangan salahkan aku jika pisau ini merobek perutmu!' Bentak Jack dengan keras. Tyra pun berhenti berontak. 'Lepaskan aku! Aku bukan penyihir seperti yang kau kira!' 'Bukan penyihir, yah" Ehm, bisakah kau jelaskan bagaimana kau bisa menyembuhkan racun di tubuhku tanpa harus menghisapnya" Aku tahu kau tidak menghisap racun karena tidak ada ceceran darah di tempat aku tersadar. Kau tidak mungkin menelan darahku yang beracun dan tetap dapat hidup, kan"' Tanya Jack. 'Kan sudah kubilang aku membawa obat - obatan bersamaku termasuk di antaranya penawar racun,' Teriak Tyra berusaha memberi penjelasan. 'Oke, tapi penawar racun apa yang kau gunakan sehingga bisa mengeliminasi racun laba - laba raksasa yang tingginya hampir 5 meter" Jika pun ada penawar racun seperti itu maka kau pasti punya kenalan penyembuh yang hebat. Lalu katakan kepadaku, bagaimana gadis muda sepertimu bisa mengenali Item Holy Light yang disebut Jubah Keyakinan hanya dengan sekali lihat, kecuali tentu saja jika kau memang berniat mencari barang itu dari awal. Dengan kata lain keadaanmu yang sedang tersesat itu hanya pura - pura, kan" Lagipula apa kau pikir aku terlalu bodoh sehingga tidak mengetahui kekuatan yang kau gunakan untuk menghancurkan dinding terowongan" Jika terowongan itu runtuh karena suara teriakanmu maka pasti akan runtuh semuanya dan kita juga sudah mati tertimbun di sana bersama ratusan serangga busuk. Tetapi kau sengaja berteriak untuk mengalihkan perhatian sementara tanganmu mengalirkan energi sihir ke dinding batu di depan kita dan menghancurkannya untuk menimbun serangga - serangga itu, kan"' Kata Jack sambil terus mendesak Tyra. 'Pengamatan yang luar biasa namun tidak sepenuhnya tepat. Akulah yang menghancurkan dinding batu itu,' Kata seorang wanita yang tiba Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo tiba saja memunculkan dirinya di hadapan Jack. 'Kakak,' sapa Tyra kepada wanita yang tiba - tiba muncul itu dengan wajah tertunduk. 'Jadi kau selama ini mengikuti aku dan adikmu sendiri dengan tidak terlihat,' Seru Jack terkejut menyadari bahwa dirinya telah tertipu. 'Sihir untuk menjadi tidak terlihat bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan penyihir sakti sepertiku, manusia,' Kata wanita cantik yang berusia kurang lebih 25 tahun itu. Ia berjalan mendekati Jack dan Tyra dengan santai sementara tangan kanannya memegang sebuah tongkat dari emas sepanjang 2 meter dan di ujungnya terdapat sebuah batu permata berwarna merah. Jack langsung tahu bahwa penyihir wanita ini jauh lebih kuat daripada Tyra atau entah siapapun nama gadis yang sedang dipeluknya erat - erat ini. Jack tidak begitu berpengalaman menghadapi penyihir bahkan sebenarnya ia belum pernah bertemu dengan penyihir sebelumnya apalagi sekarang harus berhadapan dengan dua sekaligus. Jack hanya pernah mendengar sihir dari cerita cerita asal di tengah masyarakatnya yang tidak kenal bahkan anti terhadap segala jenis sihir. Jack yakin kuasa The One tidak menggunakan sihir. Sihir hanya dipakai oleh si jahat untuk memaksakan kekuasaan dan tidak berasal dari The One sendiri. Itulah sebabnya Jack dan klan nya menjauhi sihir dalam bentuk apapun. Jack hanya tahu Bangsa penyihir jumlahnya sangat sedikit bahkan mungkin hanya pantas disebut sebagai kelompok saja tetapi memegang pengaruh yang besar karena kekuatan sihir mereka yang diwariskan langsung dari Para Keeper yang telah jatuh sebelum Bangsa Naga menguasai dunia. Namun Bangsa ini menjadi begitu tertutup sejak jatuhnya Para Keeper dari pimpinan puncak dunia dan akhirnya lenyap begitu saja. Gerakan Para Penyihir ini baru mulai terdengar lagi setelah berita kematian Agaril, Keeper of The Wind yang menjaga Jubah Keyakinan menyebar kemana - mana. Namun gerakan ini pun masih menjadi sebuah misteri yang memiliki begitu banyak rahasi dan teka - teki. Yang jelas Bangsa Penyihir juga menginginkan kekuatan dari Jubah Keyakinan sama seperti yang diinginkan hampir semua Bangsa si dunia. 'Jadi apa yang kau inginkan, penyihir" Jika kau mendekat satu langkah lagi maka kupastikan perut adikmu ini akan berlubang,' Ancam Jack. 'Ehm, adik manisku, sampai kapan kau mau dipeluk oleh pemuda itu" Jangan katakan kau jatuh hati kepadanya,' Ejek si kakak kepada adiknya Wajah si gadis langsung merah padam dan dalam hitungan detik ia pun lenyap lalu muncul lagi di sebelah kakanya. Jack hanya bisa melongo menyadari bahwa kurang dari sedtik sanderanya telah berhasil meloloskan diri. 'Teleport jarak pendek. Sihir yang sangat sederhana untuk meloloskan diri,' Kata si kakak sambil tersenyum,' tapi terlalu sederhana bagiku.' Lalu wanita itu mengarahkan tongkatnya ke arah Jack dan sebuah cahaya merah keluar dari tongkat dan menghantam tubuh Jack. Jack langsung berlutut menahan sakit. Seluruh tubuhnya kaku dan tidak bisa digerakkan tetapi yang paling menyakitkan tubuhnya terasa terbakar oleh api. Jack menggigit bibirnya agar tidak menjerit dan tampak lemah di hadapan kedua penyihir itu. Namun tak lama kemudian si gadis penyihir memanggil tongkatnya yang terbuat dari kayu putih sepanjang 2 meter dengan permata biru di ujungnya. Ia mengibaskan tongkat itu dan meredakan sakit di seluruh tubuh Jack hanya saja Jack tetap tidak dapat bergerak sedikit pun. 'Tyrail, beraninya kau!' Teriak si kakak. 'Bukan waktunya bersenang - senang menyiksa makhluk lemah, kakakku Virail. Kita punya tugas yang harus dilakukan,' Jawab si adik dengan lemah lembut dan tersenyum manis. Bab 12. Tebusan Nyawa By: Junaidi Halim 'Lepaskan aku!' Teriak Jack sambil meronta - ronta tetapi seluruh tubuhnya seperti sedang diikat oleh tali yang tidak kelihatan. 'Diam!' Bentak Virail galak,' Kau mengganggu konsentrasiku untuk membaca tulisan kuno ini.' 'Apa yang tertulis di sana, kak"' Tanya Tyrail dengan pandangan ingin tahu. Mata Virail terus memandang tulisan yang terukir pada lantai batu tepat di depan kerangka Agaril. Kemudian Virail mengucapkan kata - kata yang tidak dimengerti Jack. Sepertinya ia berusaha melafalkan kata - kata yang tertulis pada lantai batu itu. 'Seperti yang kuduga, kita membutuhkan manusia bodoh itu hidup - hidup,' Kata Virail sambil tersenyum,' Tulisan ini terdiri dari 2 kalimat. Kalimat Pertama mengatakan manusia lama mati maka manusia baru akan lahir. Kalimat Kedua mengatakan keyakinan hanya dapat dibayar dengan kematian.' 'Sepertinya kedua kalimat itu tidak berhubungan,' Kata Tyrail ragu. 'Agaril itu tidak bodoh seperti engkau, adikku. Dia sengaja menciptakan teka teki rumit sehingga jubah yang dijaganya tidak dapat diambil begitu saja. Jika aku tidak salah kita harus mengorbankan seorang manusia agar dapat mengambil Jubah Keyakinan itu,' Kata Virail dengan yakin. 'Tapi, kak, apa maksudnya dengan manusia baru akan lahir"' Tanya Tyrail dengan bingung. 'Ehm, aku tidak tahu. Tapi hal itu tidak penting. Yang jelas kita tahu bahwa bayaran untuk mendapatkan jubah itu adalah dengan membunuh seorang manusia,' Kata Virail sambil menjentikkan jarinya. Tubuh Jack tiba - tiba terangkat dengan sendirinya dan terbang ke arah Virail. Jantung Jack berdebar keras. Ia tahu apa yang hendak dilakukan kedua penyihir itu pada dirinya pastilah bukan sesuatu hal yang baik. Virail mencengkram baju Jack dan menyeretnya mendekati kerangka Agaril. Virail lalu berkomat - kamit mengucapkan mantera yang tidak dapat dimengerti oleh Jack. Namun yang mengejutkan, tiba - tiba kerangka perak Agaril menggerakkan tangan kanannya yang masih memegang pedang Kristal berwarna putih. Tangan kanan Agaril mengacungkan pedangnya ke atas dan hampir menusuk punggung Jack dengan selisih 1 centimeter. Lalu Virail membalikkan tubuh Jack yang melayang - layang sehingga kini ia menatap kerangka Agaril yang siap menusukkan pedangnya tepat ke dadanya. 'Kakak, apakah kita memang harus membunuhnya"' Tanya Tyrail dengan tatapan tidak tega. Tapi Virail tidak memperdulikan kata - kata adiknya. 'Jack, sekarang jadikan dirimu berguna. Setidaknya berguna bagi kami.' Lalu Virail mengucap mantera lagi dan tubuh Jack perlahan mulai turun mili demi mili menuju tepat ke arah ujung pedang. Jack memejamkan matanya dan berdoa. Ia menyesal tidak dapat menolong klannya padahal orb itu telah berhasil diketemukan. Ia berharap Missa dapat menemukan pria baik yang akan menjadi suaminya. Dan ketika Jack terus berdoa maka terdengarlah suara di hatinya,' Yakinlah kepada-Ku, Jack.' Tiba - tiba saja pikiran jack terbuka dan ia tersenyum. 'Jika ingin lahir sebagai manusia baru yang penuh dengan keyakinan maka manusia yang lama harus mati terlebih dahulu,' Desis jack dan pedang kristal itu pun menikam Jack hingga tembus ke punggung. Detik - detik berikutnya menjadi hal yang luar biasa. Ledakan cahaya pun terjadi dan angin badai berhembus kencang. Tanah tempat berpijak kedua penyihir itu pun retak dan terbelah dua. Virail dan Tyrail segera menghindar tepat pada waktunya dengan melayang terbang dari atas permukaan tanah. Dari dalam tanah itulah keluarlah Laba - laba besar yang bernama Arachas, ibu dari Bangsa Serangga. 'Siapa yang berani mengusik makam sahabatku"' Tanya Arachas dengan seruan mengerikan,' Kalian semua harus mati!' Virail tidak tinggal diam menyaksikan laba - laba itu menghalangi tujuannya untuk mengambil Jubah Holy Light. Sebuah mantera terucap dan tongkatnya pun menyala dengan warna merah darah. 'Fleira-cesta,' Teriak Virail dan seketika itu juga udara di sekitar Arachas menajdi panas luar biasa dan berubah menjadi bola - bola api yang mengepungnya dari segala arah. Api itu pun langsung menyerang Arachas namun tidak disangka kulit cangkang Arachas sangat tebal dan kuat. Bola - bola api itu bahkan tidak dapat menghanguskan cangkang luarnya. Arachas pun menggunakan ekornya untuk memantulkan bola - bola api itu kembali ke arah Virail. Virail sungguh tidak menyangka Arachas begitu kuat bahkan dapat membalikkan sihirnya dan membuat dirinya menjadi kalang kabut. 'Osen - Chilica,' Seru Tyrail membantu kakaknya dan dari tongkatnya cahaya biru pun melesat keluar ke segala arah. Cahaya biru itu menghantam Arachas dan setiap benturan yang terjadi menimbulkan ledakan es yang membekukan. Kulit Arachas memang sangat tebal sehingga sihir inipun tidak dapat melukainya tetapi es yang timbul setelah ledakan menjadi semacam tembok yang mampu menghalangi gerakan Arachas. Namun Virail yang melihat serangan adiknya lebih efektif menjadi tidak senang dan merasa dipermalukan. Dengan gegabah ia kembali melancarkan serangan terkuatnya. 'Phoenix - Amatera,' Teriak Virail sembari menghantamkan tongkatnya ke tanah. Tongkat Virail bergetar hebat dan mengeluarkan api berbentuk seekor Phoenix yang langsung menerjang Arachas dengan kekuatan penuh. Ledakan panas seperti neraka pun terjadi. Semua es Tyrail lenyap menguap seketika di balik tebalnya asap dan merahnya nyala api. Virail terengah - engah karena mengeluarkan banyak tenaga dan tersenyum sombong karena mengira dirinya telah berhasil membunuh Arachas dengan jurusnya. Sebuah jaring pun melesat dan langsung menyelimuti tubuh Virail. Serangan mendadak ini membuat Virail terkejut dan menjatuhkan tongkatnya. Ia berusaha berontak dan meraih kembali senjata sihirnya namun jaring itu begitu lengket dan kuat sehingga semakin Virail bergerak maka semakin rapat ia terperangkap. Lalu dari jilatan api, keluarlah Arachas yang tidak terluka sedikit pun selain kulitnya yang memerah karena panas api. Ia pun menarik jaring yang berisi Virail untuk mendekat ke arahnya. Tyrail yang melihat kakaknya dalam bahaya segera bertindak. 'Dust - Alunian,' Desis Tyrail sambil mengayunkan tongkatnya. Debu debu berwarna putih tiba - tiba saja menyelimuti Arachas. Debu debu itu kemudian menempel di sekujur tubuh Arachas dan berubah menjadi kerak kerak es. Dalam sekejap tubuh Arachas terbalut oleh balok - balok es yang mengurungnya seperti serangga di dalam kaca. Tetapi es itu mencair sama cepatnya dengan proses terbentuknya karena kulit Arachas yang masih luar biasa panas. Arachas tertawa karena kegagalan jurus Tyrail tetapi tiba - tiba ia menggeram marah krena melihat jaringnya yang lentur dan lengket pun telah berubah menjadi es terkena debu - debu sihir itu. Tyrail segera maju dan menghantam jaring yang membeku itu dengan tongkatnya hingga hancur berkeping - keping. Dengan begitu Virail pun dapat membebaskan diri. Kedua saudara penyihir ini tidak berani bertindak gegabah lagi ketika mengetahui bahwa makhluk yang ada di hadapannya bisa dikatakan tidak mempan terhadap sihir karena kulitnya yang sangat keras. Arachas pun menggeram marah dan mulai menggoyangkan ekornya sebagai senjata beracun. Bab 13. Penyihir yang Ketiga By: Junaidi Halim 'Wah, dua wanita cantik bertarung bersama melawan seekor serangga. Ini akan menjadi tontonan yang menarik,' Kata seorang pria berpakaian dan berjubah serba hitam yang entah muncul dari mana berdiri di belakang Tyrail dan Virail. Tongkat pendeknya yang juga berwarna hitam diputar - putar dengan santai. 'Lexus! Dasar penjahat! Apa yang kaulakukan di sini"' Tanya Virail marah melihat kehadiran pemuda yang disebut Lexus itu,' Jika kau ingin merebut Jubah Holy Light juga maka akan kumampuskan kau di sini.' 'Duh, betapa sakitnya hatiku mendengar caci makimu, nona cantik,' Rayu Lexus sambil menggaruk - garuk kepalanya dengan tongkat hitam yang panjangnya hanya sekitar 30 - 40 cm itu. 'Awas, kakak!' Teriak Tyrail memberi peringatan. Arachas yang bosan mendengar celoteh lawan - lawannya segera menyerang kembali dengan sengatan ekornya. Virail menghindar tepat pada waktunya dengan melompat menjatuhkan diri ke depan sementara di belakangnya ekor kalajengking Arachas telah menusuk tanah hingga retak terbelah. Belum sempat Virail bangun, kedua kaki laba - laba itu sudah terangkat dan siap dihujamkan ke tubuh Virail. 'Stingerintum!' Seru Tyrail dan dari udara terbentuk puluhan paku es sebesar kepalan tangan manusia dewasa yang menyerang ke arah wajah Arachas. Serangan itu membuat Arachas terpaksa membatalakan serangan dan memilih melindungi wajah terutama matanya dengan dua kaki depannya. Arachas meraung marah karena serangan berbahaya yang dilontarkan Tyrail. 'Bagus gadis manis. Terus serang matanya. Memang di situlah bagian terlemahnya,' Kata Lexus senang namun sama sekali tidak turun tangan. 'Keparat kau, Lexus!' Maki Virail yang telah bangkit dan mengarahkan tongkatnya yang telah bersinar merah kembali ke arah mata Arachas,' Setelah laba - laba ini maka kau giliran berikutnya, Lexus! Hotten-Serpertion!' Tongkat Virail berubah menjadi 10 cambuk api yang memanjang dan menyerang Arachas dari sepuluh arah yang berbeda. Sia - sia saja Arachas berusaha melindungi matanya dari serangan Virail yang mampu berputar - putar, berkelit dan menghindar untuk mencari celah mengincar sasaran dengan ketepatan yang luar biasa. Walau serangan ini jauh lebih lemah dari jurus sihir Phoenix sebelumnya namun cukup efektif untuk membuat Arachas mundur, bukan karena serangan itu melukai matanya yang sekuat batu permata tetapi karena cahaya api yang menyambar di depan mata sungguh menyilaukan apalagi bagi makhluk yang selalu tinggal di lorong gelap seperti Arachas. Serangan Virail membuat mata Arachas buta untuk sementara dan serangan sebenarnya baru akan dimulai oleh Tyrail. 'Maximum Stingerintum!' Teriak Tyrail sambil menggenggam tongkatnya yang bersinar biru tua sekuat tenaga. Dalam sekejap ribuan paku es sebesar tangan manusia itu menghujam ke arah Arachas dan mengincar matanya. Arachas menjerit kesakitan namun tidak berdaya karena tidak dapat melihat arah serangan maut ini. Tyrail dengan segera terkapar karena kehabisan tenaga. Namun serangan terhadap Arachas belum berhenti. Sekarang giliran Virail yang menyerang sambil berseru,' Phoenix Amatera!' Burung api pun keluar dan menyerang mata Arachas dengan kekuatan penuh. Arachas pun meraung kesakitan dan berguling guling karena panas yang menyengat matanya. Arachas yang terluka matanya tidak dapat melihat maka sepertinya ia mustahil untuk dapat menyerang, maka Virail pun mendekati adiknya yang kelelahan sementara Lexus bertepuk atngan kegirangan. Namun Virail salah besar. Arachas yang masih kesakitan segera bangkit dan mengacungkan ekor kalajengkingnya ke atas tinggi - tinggi. Ujungnya yang beracun tiba - tiba membesar dan meledak menyemburkan cairan racun dalam jumlah yang luar biasa banyak. Lexus yang sudah melihat serangan brutal itu dari awal segera melakukan teleport pendek ke belakang untuk menghindar. Tapi Tyrail yang terkapar di tanah kehabisan tenaga maupun Virail yang tidak waspada tidak dapat meloloskan diri. Mereka berdua tersembur racun dalam jumlah banyak secara langsung. Kedua penyihir itu pun segera menelan obat penawar racun yang telah disiapkan sebelumnya dalam jumlah banyak sekaligus tetapi sakit yang dirasakan tetap luar biasa menyerang sehingga sedetik kemudian mereka berdua pun terkulai pingsan. 'Serangan racun yang luar biasa, laba - laba,' Kata Lexus yang memunculkan diri sedetik kemudian di samping Arachas,' Kurasa perlu waktu sehari penuh untuk mengumpulkan dan memulihkan sengatan ekormu lagi, bukan" Mengapa kau tidak pulang saja ke sarangmu lalu beristirahat dan biarkan aku bersenang - senang dengan dua gadis cantik itu"' 'Kau tidak mengincar gadis itu tetapi mengincar Jubah Holy Light. Kami Bangsa Serangga tidak bodoh untuk semudah itu kau tipu,' Kata Arachas yang masih buta dan hanya dapat mengandalkan pendengarannya saja. 'Kau salah, serangga. Aku mengincar Jubah dan juga gadisnya. Dan sebagai bonus untuk tuan rumah, aku akan pergi mengantarmu tidur.... untuk selamanya,' Kata Lexus dengan tersenyum,' Bersiaplah. Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Karena tanpa sengatan racun dan mata yang buta, kau bukan tandinganku!' Bab 14. Serangan Hitam By: Junaidi Halim 'Manusia jahat, walau sampai harus mempertaruhkan nyawaku pun, jangan harap kau boleh mengambil Jubah sahabatku Agaril,' Kata Arachas. 'Maaf, serangga. Aku akan mengkoreksi beberapa hal di sini. Pertama, aku penyihir bukan manusia. Manusia hanya makhluk lemah bodoh yang menolak kekuatan sihir. Kedua, Jubah itu bukan milik Agaril tapi hanya titipan dari Holy light dan sekarang akulah yang akan memilikinya. Ketiga, nyawamu tidak cukup berharga untuk dipertaruhkan. Aku akan menginjakmu di bawah kakiku seperti bagaimana layaknya seekor serangga dibasmi,' Jawab Lexus sambil menggerakkan tongkat pendeknya dan menunjuk kepada Arachas,' Darkenos-Cursio.' Sekeliling Arachas muncul kegelapan yang tidak wajar dan tiba - tiba dari dalam bumi keluarlah tangan - tangan yang panjangnya bervariasi dari 3 - 10 meter. Tangan - tangan itu memegangi kedelapan kaki Arachas dan semakin bertambah banyak sehingga mulai memegangi seluruh tubuh dari ekor hingga kepalanya. Tangan tangan itu berusaha menarik Arachas ke bawah hingga menempel pada tanah. Arachas pun dijatuhkan dan tangan - tangan itu mulai memukulinya bahakan berusaha untuk mematahkan kaki - kaki serangga itu. 'Wah, ternyata semudah ini. Jika tahu pertarungan kita akan membosankan seperti ini, tentu aku tidak perlu membuang waktu untuk menunggu wanita - wanita itu melemahkan dan memaksamu mengeluarkan jurus terakhir hingga harus meledakkan ekor beracun seperti tadi. Sungguh sia - sia waktuku terbuang percuma,' Kata Lexus sambil menguap sementara tangan kanannya masih memegang tongkat terarah kepada Arachas. 'Tidak semudah itu!' Raung Arachas penuh kemarahan. Laba laba itu pun mengamuk dan mengerahkan semua kekuatannya. Ia langsung menghentakkan kedelapan kakinya dan mulai bangkit berdiri. Walau tangan - tangan hitam yang keluar semakin banyak tetapi tenaga Arachas untuk bangkit juga bertambah luar biasa. Tongkat Lexus yang berhubungan dengan kutukan itu mulai bergetar karena tidak dapat menahan kekuatan Arachas untuk bengkit dan melepaskan diri. Lexus kini harus memegangi tongkatnya dengan dua tangan. Kini Arachas sudah berhasil berdiri lagi walau seluruh tubuhnya dibalut bayangan hitam yang sebenarnya terdiri dari ratusan tangan kegelapan. Lalu dengan sekali hentakan luar biasa keras, Arachas mengamuk dan menebas tagnan - tangan itu dengan kaki - kakinya yang kuar. Ujung tongkat Lexus meledak dan ia terpental ke belakang hingga menghantam dinding batu. Namun walau begitu Lexus hanya menderita luka ringan dengan tangan yang masih gemetar. Lexus tertawa ringan,' Ternyata memang tidak semudah itu, serangga. Tapi tetap tidak merubah keadaan bahwa kau akan segera kulumat habis.' 'Rasakan dulu jaringku ini!' Balas Arachas yang kemudian menyemburkan benang yang halus ke segala arah. Namun benang yang dilontakan kini berbeda dari yang sebelumnya. Jaring Arachas selama ini sangat lengket dan berguna untuk menjerat mangsa dengan membuatnya tidak dapat bergerak karena menempel pada jaringnya. Namun kali imi ia mengeluarkan jaring yang serupa dengan benang tipis namun sangat kuat dan tajam. Lexus yang selalu menjaga jarak dengan Arachas agar dapat melakukan serangan sihir jarak jauh menjadi kesulitan bergerak. Karena sekali saja ia salah bergerak maka jaring halus yang nyaris tidak terlihat itu dapat memotong tubuhnya menjadi dua. Lexus pun menjadi negeri ketika baru menyadari bahwa ratusan jaring sudah terpasang dengan rapat di dalam ruangan itu sehingga mustahil bagi Lexus untuk bergerak bebas lagi. 'Darkenos Clawsio,' Teriak Lexus sambil mengayunkan tongkatnya sekuat tenaga dan ribuan cakar hitam menyerang ke segala arah. Cakar yang kuat itu mampu memutuskan jaring yang tergantung di mana - mana. Tapi itu adalah kesalahan fatal bagi Lexus yang tidak pernah mengira akibat dari memutuskan jaring tajam begitu saja. Jaring yang putus itu kini bergetar dan mulai terbang kesana kemari. Namun jika tadi hanya ada ratusan jaring yang terpasang dari dinding ke dinding kini ada ribuan jaring halus yang terbang kesana kemari terbawa angin. Cakar Lexus telah membelah belah satu jaring panjang menjadi puluhan jaring yang lebih pendek dan karena ringannya dapat terbawa angin ke mana - mana lalu mulai memotong apa saja yang ada di ruangan itu, termasuk Lexus sendiri. Lexus coba keluar dari ruangan itu tetapi percuma karena dalam waktu singkat jaring - jaring itu telah jatuh ke bawah seperti air hujan yang setajam pedang. Tapi bagi Arachas jaring itu tidak menjadi masalah karena kulit cangkangnya yang lebih kuat dari batu mulai sekali pun. Lexus berteriak kesakitan ketika ribuan jaring halus itu mulai jatuh dan menggores kulit tubuhnya. Darah pun mulai keluar dari luka - luka Lexus sehingga ia pun mulai mengucap mantera sihir terkuatnya,' Darkenos - Transformio.' Kegelapan pekat langsung menyelimuti Lexus dan dari dalam sana muncullah sebuah makhluk hitam yang berkuping runcing, dua tanduk pendek di atas kepalanya dan memiliki ekor sepanjang 1 meter dengan ujung tajam seperti tombak. Selain matanya yang berwarna merah darah maka tidak ada warna lain yang dapat dilihat pada makhluk ini, hanya hitam yang gelap pekat. Makluk ini pun meraung ganas tanpa memperdulikan ribuan jaring tajam yang jatuh di tubuhnya. Namun ajaibnya, makhluk penjelmaan dari Lexus ini sama sekali tidak terluka walaupun jaring - jaring tajam itu menghujani tubuhnya. Sepertinya kulit tubuhnya menjadi sama keras atau bahkan lebih keras dibanding Arachas sendiri. Arachas yang buta tetap dapat merasakan kengerian ang dipancarkan makhluk asing di hadapannya ini. Tiba - tiba indera perasanya merasakan datangnya bahaya ketika mendengar makhluk ini melompat dan mengayunkan tangannya dari jarak jauh. Deru angin terdengar mendekat dan selanjutnya sakit yang luar biasa menghantam punggungnya. Cakar Kegelapan dari jurus Darkenos Clawsio Lexus dilancarkan tanpa harus mengucapkan mantera dan tidak perlu ayunan tongkat sihir. Namun yang paling mengerikan kekuatannya bertambah puluhan kali lipat sehingga dapat mencabik punggung Arachas yang tebal. Arachas menjerit kesakitan dan roboh dengan punggung terluka. Darah hitam mulai mengalir deras dari sana. Makhluk hitam itu pun melompat ke atas dan berniat melakukan serangan penghabisan namun sebuah cahaya terpancar menyilaukan mata membuatnya terpaksa mundur sejenak. 'Duh, menyelamatkan 2 wanita saja sudah cukup merepotkan. Sekarang ada laba - laba yang harus diselamatkan juga,' Kata seorang pria yang membopong Virail dan Tyrail, masing - masing di tangan kanan dan kirinya. Sementara dari jubahnya terpancar cahaya yang luar biasa sehingga menyilaukan mata siapa saja yang berani berhadapan dengannya. 'Jubah keyakinan,' desis makhluk hitam itu. Bab 15. Sang Pewaris Jubah By: Junaidi Halim 'Kau mau jubah ini, kan"' Tanya Jack,' Jadi ambillah sendiri jika kau bisa. Tidak perlu menyiksa siapa - siapa lagi.' Jack lalu meletakkan kedua wanita yang diselamatkannya dari hujan jaring tajam beberapa saat yang lalu. Kini ia pun berhadapan dengan makhluk hitam yang masih terbelalak dengan munculnya jack beserta Jubah Keyakinan yang dipakainya. Makhluk itu meraung dan dalam sekejap kembali ke rupa aslinya yaitu seorang penyihir bernama Lexus. 'Kau! Bagaimana mungkin kau masih bisa hidup"' Tanya Lexus heran,' Bukankah kau seharusnya sudah mati 'dikorbankan' oleh kedua penyihir wanita itu.' 'Tidak semudah itu mengharapkan kematian, penyihir hitam. Kematian dan kehidupan berada di tangan Sang Maha Kuasa. Siapa yang akan menyangka 'pengorbanan' yang aku lakukan malah membuat Jubah Keyakinan ini menjadi milikku dan kurasa aku juga pantas mendapat bonus Orb kuning ini, kan"' Kata Jack dengan ringan. 'Oh, tentu. Silakan kau ambil Orb itu, saudaraku. Tapi untuk Jubah itu kurasa sebaiknya kau menyerahkan ke orang yang lebih berpengalaman dalam menangani benda sakti. Karena percaya atau tidak ada jutaan makhluk di atas sana yang akan mencoba membunuhmu karena jubah itu. Jadi sebaiknya kau serahkan itu kepadaku dan biarlah kau hidup dengan nyaman bersama klanmu, bagaimana"' Rayu Lexus dengan ucapan yang manis dan ramah. 'Pertama, Kau bukan saudaraku bahkan sebenarnya aku benci penyihir yang suka menjilat sepertimu. Kedua, Jubah ini diwariskan kepadaku jadi ini adalah milikku dan aku pasti gila jika menyerahkannya kepada makhluk jahat sepertimu. Ketiga, seorang penyihir hitam akan segera mati di sini jika ia tidak segera pergi,' Jawab Jack. Lexus tertawa. 'Kau memang memakai jubah sakti itu, Jack tetapi kau belum menguasainya sama sekali. Kau terlalu sombong sehingga berani menantang aku. Matilah kau! Darkenos Cursio!' Tangan - tangan hitam pun bermunculan dan berusaha meremukkan Jack tetapi ketika mereka menyentuh cahaya Jubah Keyakinan maka dengan sendirinya tangan hitam itu tereliminasi dan lenyap. Wajah Lexus langsung berubah pucat menyaksikan sihirnya musnah walau Jack belum bergeming sedikit pun. 'Darkenos Clawsio!' Teriak Lexus sambil mengayunkan tongkatnya sekuat tenaga hingga ia pun jatuh ke depan karena kelelahan. Tapi cakar hitam yang muncul pun langsung tereliminasi begitu menyentuh Jack yang dikelilingi cahaya Jubah Keyakinan. 'Seperti yang kuduga. Kau kelelahan, penyihir dan sihirmu sama sekali tidak dapat menyentuh Jubah suci ini. Sekarang waktunya aku membalas serangan dan menepati janjiku bahwa akan ada penyihir hitam yang mati di sini,' Kata Jack sambil mencabut pedang kristal dan mulai berjalan menuju ke arah Lexus. 'Tidak hari ini, Jack. Aku tidak akan mati hari ini,' kata Lexus sambil tersenyum dan mulai berkomat - kamit. Tiba - tiba sebuah portal terbentuk di bawah kaki Lexus dan ia pun lenyap begitu saja. 'Teleport! Kurang ajar!' Teriak Jack yang menyadari lawannya telah melarikan diri. Lalu Jack pun berbalik dan berhadapan dengan Arachas yang sedang terluka. Walau pun sudah terluka tetapi Jack tidak mau memandang remeh laba - laba raksasa yang pernah meracuni dan hendak memakannya hidup - hidup. 'Sang Pewaris. Jadi kaulah sang pewaris yang akan menggantikan aku dan Agaril menjaga jubah itu, yah,' Kata Arachas dengan lemah,' Berarti memang sudah saatnya aku beristirahat dengan tenang namun hatiku masih berat untuk pergi meninggalkan anak - anakku yang masih muda ataupun yang berupa telur. Mereka butuh serangga yang dapat membantuku menetaskan mereka.' 'Hei serangga, jangan katakan kau akan mati begitu saja,' Kata Jack menyaksikan Arachas yang sepertinya sedang sekarat. 'Aku memang akan segera mati, sang pewaris. Lukaku memang tidak terlihat dalam tetapi cakar hitam itu mengandung racun kegelapan. Jika aku hidup pun maka lama kelamaan aku akan berubah jadi makhluk kegelapan juga. Oleh karena itu kumohon setelah aku mati maka kau harus membakar tubuhku hingga habis agar kegelapan tidak dapat memakai tubuhku dan membawa bencana bagi makhluk lain,' Rintih Arachas. 'Lalu bagaimana dengna nasib Bangsa Serangga di tempat ini" Bagaimana dengan telur dan anak - anakmu" Mereka akan kelaparan tanpamu dan secara naluri mereka pasti akan ke atas sana dan mulai berburu sendiri. Mereka semua pasti akan dibantai satu persatu seperti monster,' Kata Jack kuatir. 'Aku terlalu banyak memohon kepada manusia dan Agaril. Dulu ketika aku masih muda dan menemukan tempat ini, aku memohon kepada Agaril dan leluhur manusia bernama Taccha dan Chieron untuk berkembang biak di sini. Sebagai balasan, aku membantu Agaril menjaga Jubah Keyakinan dan malah kami menjadi sahabat karib. Aku juga tidak pernah membiarkan anak - anakku memangsa manusia kecuali jika ada yang datang ke sarang kami selain daripada Taccha dan Chieron. Hal itu juga karena tugas kami adalah melindungi Jubah itu walau apapun yang terjadi. Dan seperti yang kau tahu tidak semua manusia itu berhati mulia,' Kata Arachas. Jack sangat mengerti apa yang dimaksud oleh Arachas jika teringat kepada si pengkhianat Hammad. 'Jadi apa yang bisa aku bantu untukmu, Arachas sahabatku"' Sahabat dari leluhurku maka akan kujadikan dia sahabat juga. Dan aku, Jack, tidak akan membiarkan kematian sahabatku sia - sia.' 'Terima kasih. Kurasa Yang Maha Kuasa tidak salah menjadikanmu sebagai pewaris Jubah sakti ini. Kau baik hati dan gagah seperti leluhurmu. Aku minta setelah aku mati maka kau harus mencongkel mataku yang seperti permata ini lalu membawanya kepada Arachine di Hutan Besar (Great Forest). Dia adalah anakku yang terkuat dari generasi pertama. Dia dan saudara - saudaranya yang lain mengungsi ke hutan besar untuk mendirikan koloni baru sementara aku mendirikan koloni di sini. Minta tolonglah kepadanya agar ia kembali kemari dan merawat adik - adiknya. Aku mungkin tidak dapat membalas jasamu tetapi Yang Maha Kuasa pasti akan memperhitungkan kebaikanmu ini,' Kata Arachas yang semakin lemah saja. 'Jangan kuatir, sahabatku. Aku pasti akan menolong mempertahankan kolonimu ini,' Kata Jack sambil menepuk salah satu kaki Arachas sebagai tanda perjanjian. Lalu Arachas pun memanggil beberapa anaknya yang terkuat dan terbesar lalu mulai mewariskan pesan - pesannya dalam bahasa serangga. Tak lama kemudian Arachas pun tewas. Ribuan laba - laba berbagai ukuran menangisi kepergian Arachas namun tidak satu pun dari mereka berani mengganggu Jack atau pun kedua penyihir wanita yang dibawa Jack. Hal ini pasti karena Arachas berpesan agar mereka tidak mengganggu ataupun memangsa Jack. Bahkan laba - laba itu ikut membantu Jack membawa kedua wanita penyihir itu keluar dari Terowongan Tacheron kembali ke dunia atas. Bab 16. Klan yang Lenyap By: Junaidi Halim 'Lepaskan aku, lelaki keparat bodoh!' Teriak Virail yang telah sadar dari pingsan nya dan juga menyadari bahwa dirinya telah terikat kuat. Caci maki yang kasar terus dilontarkan oleh wanita itu kepada Jack yang sedang asyik mandi membersihkan luka maupun tubuhnya yang penuh dengan debu maupun tanah. Jubah Keyakinan yang kemudian disebut Jack sebagai Faith Armor itu pun lenyap ke dalam tubuhnya. Entah bagaimana Jack merasa yakin sekali Jubah itu mengetahui apa yang Jack rasakan dan pikirkan sehingga mereka terasa menjadi satu kesatuan, namun tetap saja Jack harus belajar banyak untuk dapat menggunakan Jubah sakti itu. 'Aduh, aku juga ingin mandi. Badanku terasa kotor. Jika kau mau kau bisa memandikan aku sebentar asal kau lepaskan ikatan ini,' Rayu Virail dengan senyum yang dipaksakan karena tahu kata - kata kasar tidak mempan untuk Jack. 'Tapi kak, aku tidak mau mandi bersama dengan pria,' Kata Tyrail polos. Virail langsung memelototi Tyrail sehingga membuat gadis lemah lembut itu segera menutup mulutnya. Jack pun melangkah ke arah kedua wanita itu. 'Baik, kalian kuijinkan mandi tapi jangan macam - macam karena kalian akan selalu kuawasi!' Lalu Jack pun mendorong kedua wanita yang masih terikat itu ke dalam air sungai dan menenggelamkan keduanya sebentar. Tak lama kemudian keduanya sudah diseret ke daratan kembali dalam keadaan pakaian basah kuyup dan tentu saja masih tetap terikat. Jack tersenyum geli dan berkata,' Baiklah, acara mandi telah selesai jadi kita harus berjalan kembali atau kalian kuikat di sini sebagai santapan hewan buas.' Jack pun bergegas mendorong kedua tawanannya untuk berjalan lebih cepat. Jack terus memastikan keberadaan dari Orb Kuningnya karena dengan benda ini, ia Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo berharap dapat menyelamatkan klan nya dari kehancuran. Dan jika naga - naga itu tidak puas maka Jack sudah siap untuk bertaruh nyawa dengan mereka. 'Seandainya saja aku sudah dapat menggunakan kekuatan sakti Faith Armor ini secara penuh,' kata Jack dalam hati. 'Aduh, aku lelah. Kenapa sih kita harus berjalan sehari penuh bersama pria bodoh sepertimu,' Gerutu Virail,' Jika kau melepaskan ikatanku maka aku dapat membawamu dengan teleport ke tempat di mana klanmu tinggal.' 'Yah, benar, tapi kau juga bisa langsung membawaku ke penjara bawah tanah penyihir dan menjadikanku kelinci percobaan ramuan sihir yang akan membuat kepalaku besar atau tanganku menjadi enam,' Balas Jack dengan kesal. 'Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya tetapi kurasa itu hal yang bagus. Terima kasih, Jack. Setelah aku bebas nanti, ingatkan aku untuk mengubahmu menjadi kodok busuk,' Ejek Virail. 'Sudahlah, kak. Kenapa, sih, kalian harus selalu bertengkar, seperti sepasang suami - istri saja,' Tyrail angkat bicara. 'Suami - istri"' Jerit Virail,' Jika kau yang jatuh cinta dengan pemuda sableng ini kenapa tidak kau saja yang jadi istrinya" Jangan bawa - bawa namaku! Lebih baik aku menikah dengan kodok!' 'Tapi, tadi kau bilang mau mengubah Jack menjadi kodok. Berarti kau memang berniat menikah dengannya, bukan"' Tanya Tyrail cemberut. 'Tapi bukan kodok yang busuk! Kuhajar kau nanti!' Ancam Virail. 'Sudah, diam!' Teriak Jack,' Kita sudah dekat dan sebaiknya kalian jangan berisik atau naga - naga itu akan segera mengetahui keberadaan kita.' 'Naga"' Teriak heran kedua wanita penyihir itu. 'Kau gila, yah, membawa kami kepada Bangsa Naga" Apa yang hendak kau lakukan" Jangan katakan kau mau menjadikan kami sebagai tumbal"' Tanya Virail dengan marah. 'Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya tetapi kurasa itu hal yang bagus. Terima kasih, Virail. Jika kau masih bawel, aku sendiri yang akan mencincang tubuhmu jadi kecil - kecil,' Jawab Jack kesal. 'Apakah desamu kebakaran, Jack"' Tanya Tyrail,' Karena asap yang kulihat terlalu tebal untuk ukuran api unggun atau sekedar perapian"' 'Oh, tidak!' Seru Jack dengan wajah yang pucat. Pemukiman Klan Al-star. Jack berlari memasuki pemukiman sambil terus memegang tali yang mengikat kedua tangan wanita penyihir di belakangnya. Virail dan Tyrail juga terus berlari agar tidak terseret oleh Jack. Dan ketika mereka memasuki pemukiman, Jack terkejut melihat kobaran api dan begitu banyak bangunan yang hancur. Memang pada saat diserang oleh Bangsa naga di bawah pimpinan Awhair, pemukiman Al-star sudah berantakan tetapi tidak hancur lebur seperti ini. Beberapa bangkai Naga dan manusia berserakan di mana - mana seperti habis terjadi perang dashyat. 'Apa yang sebenarnya terjadi"' Tanya Jack dengan lirih. Ia berjalan pelan dan mulai mengamati keadaan di sekitarnya. Separuh lebih dari klannya hilang dan tidak diketemukan di antara mayat - mayat manusia yang bergelimpangan. Bahkan lebih dari setengah jumlah naga yang menyerang klan nya mati terbunuh. Sebagian terbakar, sebagian membeku dan bahkan ada yang terpotong - potong. 'Hanya ada satu Bangsa yang mampu mengalahkan sekelompok Naga tanpa meninggalkan jejak sedikit pun,' Pikir Jack. 'Bangsa Penyihir!' Teriak Jack,' Ini pasti adalah perbuatan Bangsa kalian! Cepat katakan ke mana kalian bawa orang - orang Klanku"' Jack kemudian langsung memegang kedua tangan kedua wanita itu erat - erat hingga keduanya merintih kesakitan. 'Lepaskan tuan putri kami, manusia atau kami terpaksa membunuhmu!' Perintah sepuluh orang penyihir yang entah dari mana muncul dengan teleport. Jack tidak dapat melawan ke sepuluh tongkat sihir yang diarahkan kepadanya sekaligus. Ia pun melepaskan cengkramannya dan mengangkat tangan sementara dua orang di antara penyihir itu melangkah maju dan melepaskan ikatan Virail dan Tyrail. 'Ikat dia!' Seru Virail,' Dan jangan biarkan dia lolos karena di dalam tubuhnya terdapat Jubah sakti Holy Light, Jubah Keyakinan!' Virail pun tersenyum penuh kemenangan kepada Jack,' Sekarang giliranku membalasmu, Jack.' Bab 17. Kerajaan yang Tersembunyi By: Junaidi Halim Jack dibawa dengan teleport. Dalam sekejap mata Jack menemukan dirinya telah berada di dalam sebuah aula besar. Temboknya terbuat dari perak yang dilapisi batu permata sementara seluruh lantainya ditutupi karpet dari sutera. Di atas singgasana duduk seorang wanita berusia kurang lebih 40 tahun namun masih terlihat sangat cantik dan memancarkan keagungan. Sementara di sisi kiri maupun kanannya berdiri masing - masing seorang penyihir yang berpakaian emas dan perak. Mereka terlihat sangat tegas dan berwibawa. 'Beri hormat kepada ratu, bodoh!' Hardik penyihir yang berpakaian perak kepada Jack sambil mengarahkan tongkatnya yang terbuat dari perak putih. 'Hentikan itu, Algrin!' Seru Sang Ratu,' Hormatilah sedikit tamu kita yang malang ini.' 'Baik Ratu Divaril,' Sahut Pnyihir berpakaian serba perak itu. Kini sang ratu yang bernama Divaril itu menatap Jack dan langsung tersenyum. 'Ehm, manusia yang merendah. Mengapa kau biarkan kami menangkap dirimu, Hai, manusia"' Tanya sang Ratu sambil tersenyum. Jack terkejut karena tidak menyangka ratu bisa mengetahui siasatnya. Maka dengan sekali hentak, tubuh Jack bersinar terang dan tali sihir yang digunakan untuk mengikatnya pun langsung musnah tak berbekas. 'Ternyata kau sudah mengetahui tujuanku datang ke sini, bukan" Jadi tidak perlu basa - basi lagi dan segera kembalikan orang orang klan ku,' Kata Jack dengan tegas. 'Kau sudah tahu apa yang aku inginkan, Jack. Jubahmu itu yang dapat menyelamatkan kami semua dari kehancuran,' Kara Ratu Divaril dengan tatapan mata tajam. 'Jadi kau ingin menukar nyawa orang - orang klanku dengan jubah ini"' Tanya Jack ketus menahan marah. 'Seharusnya begitu jika saja kami bertindak lebih cepat. Tetapi nyawa orang orang klanmu tidak berada di tangan kami, Jack. Ada kelompok lain yang lebih cepat bertindak dibandingkan kami sehingga semua rencana kami berantakan. Selain kedua putriku gagal mendapatkan jubah itu, rencana untuk penukaran pun gagal dilakukan,' Jawab Sang Ratu dengan menahan kepedihan yang amat dalam,' Nasib seluruh Bangsaku kini berada di ujung tanduk.' 'Aku masih tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi di sini,' Kata Jack kebingungan,' Jika aku tidak mau menyerahkan Jubah Keyakinan ini maka kurasa kita harus bertarung, bukan"' 'Pertarungan akan menyebabkan kerugian di kedua belah pihak. Kau dengan Jubah keyakinan pasti akan menimbulkan banyak kerusakan di pihak kami sementara kau sendiri tidak akan memiliki banyak kesempatan melawan aku, kedua putri dan kedua jenderalku bersamaan dengan 3000 penyihir di luar sana. Lagipula musuh kami yang sebenarnya tentu akan senang sekali melihat pertarungan kita,' Jawab Sang Ratu. 'Siapa yang kau maksud dengan musuhmu"' Tanya Jack. 'Artix, The Ice Dragon, pemimpin Bangsa Naga yang menguasai dunia es di utara,' Jawab Tyrail,' Makhluk jahat inilah yang berhasil menemukan Kerajaan Sihir yang tersembunyi. Lalu mereka mengancam kami untuk menemukan dan menyerahkan Jubah Keyakinan atau Kerajaan Sihir akan dimusnahkan. Semua Bangsa kuno tahu bahwa hanya kami Bangsa Penyihir yang mungkin mengetahui dengan jelas tempat di mana Agaril menyembunyikan diri sebelum ia meninggal. Semua ini karena adanya hubungan khusus antara leluhur kami dengan Agaril sendiri. Leluhur kami yang bernama Irine adalah kekasih Agaril dan itulah sebabnya keturunan langsung Irine selalu memiliki akhiran 'il' di belakang nama Suramnya Bayang Bayang 4 Pendekar Romantis 02 Hancurnya Samurai Cabul Samurai Pengembara 10 2