Ceritasilat Novel Online

Budi Kesatria 14

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 14 tegak. Dengan sinar mata berkilat Seng Sam Koay mengawasi pihak lawannya lalu dengan suara dingin berkata: "Jago persilatan yang ada ditolong langit dewasa ini hanya ada beberapa orang saja yang mampu menyambut serangan aku orang she Seng dengan keras Lawan keras engkau sungguh hebat!' "Engkau terlalu memuji" Mendadak sianak muda itu menerjang maju lagi kedepan. sepasang telapaknya melancarkan serangan berantai. Seng Sam Koay tak sudi memperlihatkan kelemahannya, diapun melancarkan serangan-serangan balasan untuk mengimbangi gerakan musuhnya. Gerak serangan Siau Ling kian lama kian bertambah cepat, setelah Seng Sam Koay menyambut serangan yang pertama, mau tak mau dia harus menyambut pula serangan ke dua dan berikutnya, terpaksa ia menggigit bibir dan menyambut semua ancaman itu dengan sekuat tenaga. "Blaaam... Blaaam..!! bentrokan kekerasan berlangsung tiada hentinya, suara ledakan bergema saling susul menyusul membuat suasana jadi ramai dan memekikkan telinga. Dalam sekejap mata Siau Ling telah melancarkan delapan buah pukulan berantai, terpaksa Seng Sam Koay pun harus keraskan kepala untuk menyambut kedelapan buah ancaman tersebut dengan keras lawan keras. Selesai beradu tenaga sebanyak delapan jurus dengan musuhnya Seng Sam Koay merasa bahwa darah dalam dadanya bergelora keras peluh dingin membasahi seluruh tubuh nya. Siau Ling tertawa dingin ejeknya. "Engkau hebat juga ternyata sanggup menerima delapan buah serangan berantaiku dengan tenang!" Bersamaan dengan selesainya ucapan tersebut kembali ia lancarkan sebuah pukulan ke arah dada lawan. Seng Sam Koay rupanya mulai menyadari jika ia sambut serangan yang pertama ini maka serangan berikutnya terpaksa harus ia terima terus pada saat itu bila ia tak kuat menahan diri niscaya jiwanya akan melayang Karena itu buru2 badannya berkelit kesamping untuk menghindarkan diri. Menyaksikan Seng Sam Koay tidak berani menyambut datang serangan dengan keras lawan keras lagi Siau Ling segera tertawa dingin dan mengejek hina: "Seng Sam Koay, kamu sudah jeri" ayoh sambut lagi seranganku berikut ini.,." "Hmm!" Seng Sam Koay tidak gubris ejekan lawan, serunya dengan dingin: "Sebenarnya siapakah engkau" berani engkau utarakan namamu?"" ''Engkau tak usah bertanya siapakah aku, tetapi aku dapat memberi kesempatan bagimu untuk bertobat dan kembali kejalan yang besar, sekarang tempat tinggal kalian sudah dikepung oleh para jago dari seluruh kolong langit yang telah berkumpul dikota Tiang sah, mengingat ilmu silat yang kau miliki didapatkan dengan tidak mudah, aku bersedia membuka jaring dan memberi jalan kehidupan kepadamu, tentu saja asal engkau bersedia melepaskan diri dari pengaruh perkampungan Pek ho sian cung dia tidak mencampuri urusan dunia persilatan lagi" Seng Sam Koay tertawa dingin. "Sebenarnya Shen toa cungcu memandang kemurahan Thian menciptakan umatnya di-kolong langit merasa tak tega untuk melakukan pembunuhan secara besar2an, oleh sebab itu ia telah memberi waktu yang cukup lama bagi kalian untuk merenungkan diri dengan harapan, kamu semua bisa tahu diri dan per-lahan2 menggabungkan diri dengan perkampungan Pek hoa san cung, sungguh tak dinyana ternyata kalian adalah manusia2 yang tak tahu diri. berani melakukan perlawanan yang nekad,,." "Hmm...! jika tindakan kalian ini membangkitkan hawa gusar dari Shen toa cungcu, mungkin ia dapat merubah keputusannya dan didalam waktu singkat dunia persilatan akan terjadi perubahan besar, partai persilatan akan hancur dan lenyap dan muka bumi, pada saat itu kalian akan memperoleh kematian yang mengerikan tanpa tempat untuk kubur" "Besar amat nyalimu " tegur Siau Ling dengan suara ketus, Shen Bok Hong sendiri pun tidak berani mengatakan kalau ia berambisi untuk menguasai seluruh kolong langit" Maksud Seng Sam Koay yang sebenarnya adalah untuk menakutkan Siau Ling, siapa tahu sianak muda itu tak sudi menerima gertak sambalnya, hal ini membuat sepasang alis matanya kontan berkenyit. "Sebenarnya siapakah engkau?"" kernbali ia menegur. Sementara pembicaraan masih berlangsung, jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumandang memecahkan kesunyian, seorang pria baju hitam menemui ajalnya secara mengerikan diujung pedang Pek li Peng. Khong Siang yang menyaksikan ilmu silat pihak lawan sangat lihay. terutama sekali jurus pedang Pek li Peng yang begitu aneh. ampuh dan sukar diraba hingga membuat orang tak bisa menduganya sama sekali, tak berani berayal lebih jauh. ia miringkan badan dan segera menerjang kedepan. Ilmu silat yang ia miliki sangat dahsyat, terutama permainan jurus tombak berantainya yang luar biasa, setelah ia turun tangan dengan cepat serangan ganas dari Pek li Peng dan Tu Kiu berhasil ditahan dan dibendung olehnya. Diam2 Siau Ling memperhatikan sekejap keadaan medan pertarungan yang sedang berlangsung, kemudian pikirnya didalam hati: "Jikalau dilihat dari keadaan pertarungan antara Pengji dengan kawanan bandit yang dipimpin Khong Siang, mungkin pertarungan tersebut masih harus berlangsung beberapa waktu lamanya, terpaksa aku harus binasakan Seng Sam Koay lebih dahulu untuk menggetarkan hati lawan..." Berpikir sampai disitu dengan suara dingin ia lantas berkata: "Seng Sam Koay. aku telah menasehati dirimu dengan kata2 yang baik. seandainya engkau tidak mau juga mendengarkan nasehatku maka itu berani hanya mencari jalan kematian bagi diri sendiri, ayoh loloskan senjatamu! aku hendak mencabut jiwamu dalam seratus jurus!" Ucapannya tegas dan mantap, sama sekali tidak mengandung nada gertak sambal. "Katakan dahulu siapa namamu, kemudian aku pasti akan mengiringi kehendakmu itu!' ujar Seng Sam Koay. "Baik! agar engkau bisa mati dengan hati terang, aku adalan Siau Ling..." "Apa" engkau Siau Ling?" teriak Seng Sam Koay terpongah. "Sedikitpun tidak salah, Nah! cabutlah senjatamu...,." "Dalam permainan telapak kita belum sempat menentukan siapa menang siapa kalah, bagaimana kalau kita beradu pukulan lagi?"" "Baiklah!" Tanpa banyak bicara sianak muda itu menerjang maju kedepan. dan segera melancarkan sebuah pukulan dahsyat. Seng Sam Koay ayun telapaknya menangkis ancaman tersebut, dalam waktu singkat berkobarlah suatu pertempuran yang seru antara dua orang jago lihay itu. Serangan yang dilanncarkan Siau Ling di lakukan dengan gerakan yang sangat cepat bagaikan sambaran kilat, dalam sekejap mata ia telah melepaskan dua puluh buah serangan berantai. Setelah mengetahui musuh yang sedang dihadapinya adalah Siau Ling, Seng Sam Koay sadar bahwa pertarungan sengit yang sedang berlangsung ini menyangkut soal mati hidup bagi dirinya, oleh karena itu dia pusatkan segenap perhatiannya untuk melayani serangan2 lawan secara berTiraikasih Website http://kangzusi.com/ hati2, ia tak berani ambil resiko dan mengutamakan keselamatan jiwa sendiri, apabila bukan terpaksa oleh keadaan jago gemuk itu tak berani menyambut serangan lawan dengan keras lawan keras. Dalam sekejap mata kedua belah pihak telah saling bertempur hingga mencapai lima puluh jurus lebih. Makin bertempur Siau Ling merasa bersemangat dengan sorot mata memitcarkan cahaya kilat bentaknya: "Seng Sam Koay hati2lah dengan seranganku ini!" Ditengah bentakan keras telapak kirinya membabat kebawah dengan jurus pukulan Thian gwa lay in atau awan tebal dilangit terbuka sementara tangan kanannya mele paskan satu sentilan tajam. Segulung desiran angin tajam meluncur kedepan dengan sangat cepat dan dengan telak bersarang disikut kanan manusia she Seng itu. Dalam pada itu Seng Sam Koay baru saja akan menggerakkan tangan kanannya untuk menangkis pukulan dari Siau Ling mendadak ia merasa sikut kanannya jadi kaku dan se luruh lengan kanannya terkulai lemas kebawah... Ilmu sentilan sian ki sinkang ini merupakan salah satu dari ketujuh puluh dua macam ilmu sakti gereja Siau lim si bila tenaga dalam berhasil dilatih hingga mencapai kesempurnaan maka serangan tersebut mampu mencabut jiwa manusia dengan suatu totokan ke udara kosong. Kendatipun tenaga dalam yang dimiliki Seng Sam Koay amat sempurna namun ia tak rnampu menahan serangan yang maha besar itu. sikut kanannya terasa amat sakit bagaikan patah tulang Setelah lengan kanannya terluka tak sempat lagi Seng Sam Koay untuk menghindarkan diri dari datangnya serangan Siau Ling yang dilakukan dengan kecepatan bagaikan kilat itu. "Blaam...!" ditengah benturan yang sangat keras, pukulan kilat yang dilancarkan Siau Ling itu dengan telak bersarang dibahu kiri Seng Sam Koay. Tenaga pukulan itu cukup dahsyat dan mampu menghancurkan batu cadas, tulang bahu kiri Seng Sam Koay yang termakan oleh angin pukulan tersebut segera patah jadi dua bagian, ia mendengus berat dan mundur tiga langkah kebelakang dengan sempoyongan. Sebenarnya Siau Ling dapat menggunakan kesempatan yang sangat baik itu untuk membebaskan jiwa Seng Sam Koay. akan tetapi ia tidak turun tangan lebih jauh sebaliknya malah berhenti, ujarnya dengan suara dingin. "Seng Sam Koay, aku hendak membinasakan dirimu hingga kau bisa mati dengan mata meram, gunakanlah kesempatan ini untuk atur pernapasan dan pulihkan kembali kekuatanmu untuk bertempur lebih jauh" Bahu kiri Seng Sam Koay telah patah sedang sikut kanannya terluka parah, kedua tempat itu merupakan persediaan yang sangat penting, sekalipun berhasil disambung dan diobati, paling sedikit dalam tiga lima hari tak mungkin bisa digunakan untuk bertem pur lagi. Tapi bagaimanapun juga dia adalah seorang jago yang memiliki tenaga dalam amat sempurna, ia segera mengepos tenaga dan mendadak meloncat keudara, dengan cepatnya ia berhasil mencapai wuwungan rumah. Desingan angin tajam bergema memecahkan kesunyian, sebatang anak panah dengan hebatnya meluncur datang. Buru2 Seng Sam Koay menutul permukaan wuwungan rumah dengan ujung kakinya, ia melayang keudara untuk kedua kalinya lalu secepat kilat melayangkan diri dari situ. Siau Ling yang menyaksikan Seng Sam Koay melarikan diri, sama sekali tidak melakukan pengejaran, ia tetap berdiri ditempat semula. "Ploooooik,, " anak panah itu menyambar dalam rumah dan menembusi lantai hingga tembus segagangnya. Bayangan manusia berkelebat lewat Tong Goan Ki dan Liok Kui Chiang ber-sama2 melayang turun ketengah halaman. Khong Siang yang mimpin kawanan bandit bertarung melawan Pek Li Peng dan Tu Kiu berhasil mempertahankan posisi seimbang tapi setelah menyaksikan Seng Sam Koay melarikan diri dengan badan terluka sementara Pihak lawan mendapat bantuan dari jago2nya sang hati jadi gugup dan gelisah sekali pikirnya dalam hati: "Rupanya kalau pertarungan ini dilanjutan lebih jauh pihakku yang bakal menderita kerugian besar..." Tong Goan Ki dan Liok Kui Chiang segera meloloskan senjata dan bersiap sedia maju kedepan untuk membantu Pek Li Peng dan Tu Kiu Siau Ling yang menyaksikan hal itu segera tersenyum dan berkata: "Kalian berdua tak usah repot2 untuk turun tangan sendiri,." Jari tangannya menyentil kedsoan segulung desiran angin tajam dengan cepat luncur kedepan. ''Plaaank...! serangan itu dengan telak menghajar lengan kanan seorang pria kekar. Pria itu merasakan lengannya jadi kaku dan tak kuasa lagi senjata tajamnya terlepas dari cekalan. Tu Kiu yang kebetulan berada disisinya segera putar senjata pit nya dan langsung menusuk dada lawan diiringi menyembur nya darah segar, senjata itu menembusi dada lawan dan mampuslah orang itu seketika itu juga... Siau Ling menyentilkan jarinya berulang kali, desiran2 tajam menyambar memenuhi angasa, dengan putaran senjata pedang dan pit dari Pek li Peng dan Tu Kiu, kembali beberapa orang pria roboh binasa Dalam waktu singkat dalam gelangang tinggal Khong Siang seorang yang masih melakukan pertarungan sengit, tombak berantainya menyerang secara ber-tubi2 dengan harapan bisa melindungi keselamatan jiwa nya. Siau Ling segera menerjang maju kedepan ia sambar tombak berantai dari Khong Siang itu dan melancarkan satu tendangan kilat yang membuat jago itu jatuh terjungkal diatas tanah. Tegurnya dengan suara dingin: "Hmm' bagaimana sih kalau ilmu silatmu dibandingkan dengan kepandaian dari Seng Sam Koay?" apakah engkau masih akan meneruskan pertarungan nekadmu?"?" Per lahan2 Khong Siang bangkit berdiri. ia memandang Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sekejap kesekeliling tempat itu, ketika dilihatnya diantara para jago yang berpihak pada dirinya. kecuali Seng Sam Koay yang berhasil melarikan diri semuanya sudah mati binasa disitu segera menghela napas panjang. Ia cabuti keluar sebilah pisau belati dari sakunya, kemudian berkata dengan sedih: "Sekalipun Siau tayhiap telah berbuat murah hati dan mengampuni jiwaku, tapi aku tak punya muka untuk berkelana lagi didalam dunia persilatan... percuma aku hidup dikolong langit lebih jauh" Ii putar pisau belatinya dan segera ditusukkan keatas dada sendiri. Dengan enteng Siau Ling menyentilkan ujung jarinya, segulung desiran angin tajam menghantam diatas pisau belati itu membuat senjata tersebut mencelat dari cekalan dan jatuh kebawah katanya dengus wajah serius: ''Kalau Khong heng sudah tahu kalah mengapa engkau harus bunuh diri" dikolong langit terdapat banyak tempat yang lain panoramanya bukankah Khong heng bisa mengundurkan dari dunia persilatan dan hidup secara damai disuatu tempat yang lebih indah" Ia berhenti sebentar kemudian sambungnya lebih jauh: "'Lagi pula kalau Khong heng bersedia kembali kejalan yang benar aku tanggung para jago diseluruh kolong langit akan menyambut kedatanganmu dengan senang hati," Khong Siang tertawa getir. "Sekalipun aku punya maksud untuk menerima tawaran dari Siau tayhiap terpaksa yang jiwaku tak bisa hidup lebih dari tujuh hari lagi, tujuh hari kemudian racun keji yang mengeram dalam tubuhku akan bekerja seluruh urat nadiku akan mengerut dan akhirnya mati ...ooh penderitaan itu bukan bisa ditahan oleh sementara orang." "Jadi maksud Khong heng engkau hendak kembali keperkampungan Pek hoa san cung?" Khong Siang rrenggeleng. "Aku sudah muak dan sebal menyaksikan keganasan dan kekejaman Shen Bok Hong, aku tak sudi jual nyawa untuk diperbudak olehnya lebih lanjut..." Ia berhenti sebentar dan menghela napas panjarg. sambungnya lebih jauh: "Aaai...! kedudukanku terlalu rendah, tidak banyak yang kuketahui tentang rahasia mereka, kebaikan hati dari Siau tayhiap biarlah kubalas pada penitisan yang akan datang" Tiba2 ia ayun telapaknya dan menghajar ubun2 sendiri. Kalau berbicara menurut kepandaian silat yang dimiliki Siau Ling, dalam jarak yang begitu dekat sebenarnya besar sekali kesempatan baginya untuk memberi pertolongan, tapi berhubung ia tak menyangka sama sekali kalau Khong Siang mempunyai hasrat untuk bunuh diri yang begitu besar, ditambah pula ia tak tega melihat orang itu menderita siksaan batin karena bekerja nya racun dalam tubuhnya, dalam hati telah timbul ingatan untuk membiarkan dia mati... Pada saat hatinya masih sangsi itulah Khong Siang telah menghantam ubun-ubun sendiri dan menemui ajalnya seketika itu juga. Memandang jenasah dari Khong Siang terdengar Tu Kiu berkata: "Toako. orang yang mati ditangan kita ini sebagian besar terpaksa harus menjadi budak perkampungan Pek hoa san cung mari kita kubur mayat2 mereka!" "Serahkan saja satu tahil emas murni kepada para imam dalam kuil tersebut," ujar Siau Ling suruh mereka saja yang mengubur jenasah2 itu suruh mereka tak usah lapor kepengadilan aku menanti dirimu diluar kuil!" Tu Kiu mengiakan dan segera berlalu. Siau Ling dengan membawa Pek li peng sekalian berlalu dan kuil itu ketika mereka tiba dipintu kuil Tu Kie sudah menunggu disitu. ''Siau tayhiap! Tong Goan segera bertanya sekarang kita akan pergi kemana?" "Warung teh Jit ci teh wan terletak ditepi jaian besar kita tak bisa turun tangan disiang hari bolong sekarang kita cari rumah penginapan untuk beristirahat dahulu malam nanti kita baru satroni warung teh Jit-ci teh wan!" Beberapa orang itu segera mencari rumah penginapan dan beristirahat sehari 34 penuh, ketika malam menjelang tiba mereka baru berangkat menuju kewarung teh Jit ci-teh-wan. Pintu besar ditutup rapat, didepan pintu tergantung sebuah papan pengumuman Ketika beberapa orang itu mengamati papan pengumuman tersebut, ternyata isinya adalah pemberitahuan bahwa untuk sementara waktu warung teh itu ditutup. Siau Ling segera loncat masuk kedalam warung teh itu, Walaupun semua ruangan sudah diperiksa namun tak sesosok bayangan manusiapun yang berhasil mereka temukan. "Rupanya meteka sudah mendapat kabar" bisik Pek-li Peng. Siau Ling mengangguk tanda membenarkan "Jangan sentuh benda yang berada diruangan ini!" peringatnya dengan cepat. Para jago mengetahui betapa keji dan telengasnya hati Shen Bot Hong, mereka benar2 tak berani menyentuh benda2 yang ada disana. Siau Ling segera memimpin para jago mengundurkan diri dari warung teh Jit-ci-teh-wao tersebut, kemudian berkata : "Menurut apa yaog kuketahui, pusat mata2 Shen Bok Hong dikota Tiang sah adalah beberapa tempat ini, apakah kalian mengetahui tempat lainnya..." Walaupun pertanyaan itu sudah diulangi beberapakali, namun beberapa para jago tetap membungkam dalam seribu bahasa. Jelas semua orang tidak ada yang tahu lagi sarang mata" yang ditempatkan Shen Bok Hong dikota Tiang sah. Dengan suara lirih Tong Goan Ki segera berbisik : "Siau tayhiap, kalau tiada tujuan yang harus kira kunjungi lagi, bagaimana kalau sekarang juga kita kembali ketempat Be cong piau pacu, dari pada ia musti menguatirkan keselamatan kita terus menerus"'' "Baik! kita segera berangkat..." Mendadak pemuda itu teringat kembali akan sie poa emas Sang Pat, kepada Tu Kiu segera bisiknya : "Saudara Tu mungkinkah saudara Sang dapat pergi beretluk pasir ditengah sungai itu?"" Tu Kiu menggeleng. "Tidak, ia tak mungkin kesana!', "Kenapa?" "Karena ia sedang menjaga sebuah benda milik toako " "Sebuah kotak kayu: "Benar dia bilang kemungkinan besar benda itu sangat penting dan berharga sekali: "Apakah ia masih berdiam ditempat semula?" Kembali Tu Kiu menggeleng. "Tidak, ia sudah mencari suatu tempat lain yang jauh lebih terpencil dan rahasia, tempat itu hanya diketahui oleh siaute seorang. Situ Ling segera berpaling kearah Tong Goan Ki dan Liok Kui Ciang, kemudian ber kata. "Tong heng. Liok heng, silahkan kalian kembali dulu keteluk pasir, kami akan menjenguk seorang saudara lebih dulu, paling ce pat malam ini paling lambat besok pagi, kami pasti sudah kembali" Tong Goan Kie dan Liok Kui Ciang segera memberi hormat dan berkata: "Kalau memang begitu, kami mohon diri lebih dahulu." Habis berkata mereka berpamitan dan ber lalu dari situ. Dengan wataknya yang jujur dan terbuka, kedua orang ini tidak ingin banyak bertanya mengenai urusan pribadi orang, karenanya tanpa mengucapkan sebuah pertanyaan mereka segera berlalu. Memandang hingga bayang panggung dua orang itu lenyap dari pandangan Siau Ling berpaling kearah Tu Kiu sambil bertanya: "Saudara Tu sekarang saudara tinggal di-mana?" "Siaute aku membawa jalan silabkan mengikuti diriku!" berangkatlah Tu Kiu menuju kedepan Siau Ling serta Pek li peng membuntuti dari belakangnya. Setelah melalui kedua jalan raya sampailah Tu Kiu disebuah bangunan besar yang dipagar tembok pekarangan yang sangat tinggi. "Tempat apakah ini"'' bisik Siau Ling dengan suara lirih. "Gedung terapat tinggal keluarga dari pembesar kota Tiang sah!' "Saudara San kenal dengan pembesar itu?" "Tidak kenal!" "Kalau memang tidak kenal dari mana ia bisa berdiam disitu?" "Sang loo ji berkata kepadaku, meskipun orang2 dari perkumpulan Pekhoacung berhasil menyusup kesegala bidang dan tempat, tindak tanduk mereka kejam dan tidak kenal peri kemanusiaan, tetapi selamanya mereka segan untuk mengganggu orang2 dari pemerintah, kecuali kalau pembesar segera mendesak mereka sehingga tiada jalan lain, mereka tak mau mengganggu kaum pembesar, karena itulah menurut pendapatnya hanya tempat tinggal kaum pembesarlah merupakan tempat yang paling aman untuk menyimpan barang itu" Satu ingatan berkelebat dalam benak Siau Ling, pikirnya : "Secara tiba2 Sang Pat bisa menaruh perhatian yang khusus terhadap kotak peti itu, dibalik kejadian ini pasti ada hal lain yang luar biasa..." Maka diapun berkata : "Bagaimana caranya kita dapat menjumpai dirinya?" "Ditengah kebun yang letaknya dibelakang gedung terdapat sebuah ruang baca yang sudah tidak terpakai, kecuali tiap hari dibersihkan satu kali jarang ada orang yang berkunjung kesana, Sang loo ji berdiam disitu, biarlah siaute panggil dia keluar!" Siau Ling termenung sebentar kemudian jawabnya: "Baiklah kitapun tak leluasa untuk mengganggu ketenangan keluarga pembesar suruh saja dia keluar siau heng akan menanti di tempat ini saja..." Tu Kiu segera mengepas tenaga dan melayang masuk kedalam pekarangan orang tidak selang sepertanak nasi kemudian muncul kembali bersama Sang Pat yang membopong kotak kayu itu. Siau Ling segera alihkan sorot matanya ke arah Sang Pat ia melihat tangan kirinya di balut dengan kain putih rupanya baru saja ia menderita luka dengan dahi berkerut segera tegurnya: "Saudara Sang engkau terluka?"' "Tidak mengapa cuma luka yang kecil saja" "Ketika kita bertemu beberapa hari berselang aku rasa saudara Sang masih belum menderita luka" Sang Pat tersenyum. "Pertarungan itu baru berlangsung menjelang senja beberapa waktu berselang meskipun lengan kiri siaute menderita luka namun orang itupun tak akan memperoleh keuntungan apa2." "Apakah dia juga merupakan anggota perkampungan Pek hoa san cung?" Sang Pat menggeleng. "Apakah dia adalah anak buah perkampungan Pek hoa sao cung atau tidak, siaute tak berani memastikan, tapi kalau dilihat dari gerak geriknya aku rasa tidak mirip: "Macam apakah orang itu?"" 'Justru yang membuat siaute tidak habis mengerti adalah dandanan orang itu" seru Tu Kiu dari samping, "potongan pakaiannya membuat kita jadi bingung sekali." "Sebenarnya macam apa sih dandanan orang itu?"" anya Siau Ling keheranan. "Dia adalah seorang hweesiol'" "Seorang hweesio?" "Tidak salah, disieilah letak masalah yang membuat siaute tidak habis mengerti, orang orang yang tergabung dalam perkampungan Pek hoa sang cung memang terdiri dari beraneka ragam, seandainya terdapat pula beberapa orang hweesie, rasanya juga tidak terlalu aneh, tapi mereka tak mungkin akan munculkan diri didalam dunia persilatan dengan dandanan mereka sebagai seorang hweesio" "Mengapa ia sampai bertempur dengan dirimu?"" Sang Pat melirik sekejap kearah kotak kayu yang berada dalam bopongannya, kemudian menjawab : "Dia hendak merampas kotak kayu ini!'' Diam2 Siau Ling merasa keheranan, pikir nya didalam hati : "Kotak kayu itu kuno dan antik sekali, kecuali orang yang kenal dengan asal usul kotak kayu itu, tak mungkin ia bersedia merampasnya dengan kekerasan!" Berpikir sampai disitu ia lantas bertanya "Berapa besar usia hweesio itu?"" "Kurang lebih lima puluh tahunan!" Sepuluh orang manusia aneh yang terjerumus dalam istana terlarang, rata2 merupakan manusia yang telah lanjut usia, dengan usia sang hweesio yang masih begitu sedikit sudah tentu bukan orang dari seangkatan dengan mereka tapi dari mana ia bisa mengenali asal usul kotak tersebut,,." sungguh aneh!" Beberapa orang itu sambil ber-cakap2 sambil melanjutkan perjalanan, akhirnya sampailah didepan sebuah rumah penginapan Sementara itu malam telah menjelang datang pelayan dari rumah penginapan itu sedang memasang lampu lentera untuk menerangi ruangan. Tu Kiu segera maju kedepan menghalangi jalan pergi pelayan itu sambil menegur: "Masih ada kamar kosong"' Pelayan itu mengamti sekejap empat orang tamunya kemudian menjawab: "Masih ada sebuah halaman yang kosong entah kalian merasa cocok atau tidak..." "Cepat membawa jalan!" tukas Tu Kiu. Pelayan itu segera membawa beberapa orang tamunya Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo masuk kedalam ruangan dan menuju sebuah halaman yang luas. Bangunan dibelakang halaman itu berdiri sendiri disamping barat terdapat ruang tamu tempat itu merupakan suatu tempat yang terpisah dengan kamar2 tamu lainnya. Pelayan segera menghidangkan air teh memasang lampu lentera dan mengundurkan diri. Dengan cepat Tu Kiu melakukan pemeriksaan disekeliling ruangan itu. kemudian baru mengundurkan diri kembali kedalam kamar. Sementara itu Siau Ling telah mengamati sekejap kotak kayu itu. ia temukan dibalik kotak kayu bagian dasarnya terukir sebuah lukisan Buddha. Karena kotak itu telah dibersihkan oleh Sang Pat. maka ukiran2 tersebut dapat keliatan amat jelas. Tatkala Sang Pat menyaksikan Siau Ling telah menaruh perhatian terhadap kotak kayu itu. sambil tersenyum ia berkata: "Setelah siaute bersihkan kotak kayu ini dari lapisan debu. kutemukan ukiran2 indah ysng berbentuk Buddha itu didasar kotak, hal ini pernah kubicarakan dengan saudara Tu. menurut dugaan kami kemungkinan besar isi kotak ini adalah benda yang sangat berharga sekali: "Saudara Tu sudah memberitahukan hal ini kepadaku" sahut Siau Ling. "Karena kotak kayu ini, mau tak mau terpaksa siaute harus menghindarkan diri dari kelompok Bu Wi Tootiang dan Be Bun Hui sekalian para jago untuk sementara waktu, sebab diantara kelompok jago2 silat itu banyak terdapat jago kawakan yang berpengetahuan luas. seandainya ada orang yang bisa kenali asal usul kotak ini kemudian suruh siaute membukanya, bukankah siaute bakal serba salah" sedia payung sebelum hujan tak ada salahnya, karena itulab unti k sementara waktu aku menghindarkan diri dari pertemuannya dengan mereka semia, tapi secara diam2 berjanji dengan saudara Tu untuk bertemu disini, menanti toako sudah dijumpai dan toako telah mengemati benda yang berada dalam kotak kayu ini, barulah aku pergi menjumpai mereka" "Seingatku siauheng sudah pernah membuka kotak kayu ini dan isinya hanya sejilid kitab yang halaman depannya terbuat dari kulit kambing, diatas kitab itu rupanya berisikan kitab injil. bukankah begitu?" Sang Pat tertawa. "Tentang soal ini tentu saja siaute masih ingat, tapi pada saat itu kita toh belum melakukan pemeriksaan dengan seksama" dan lagi kitapun belum sempat membuka lembaran kitab sembahyangan itu" "Saudara Sang toh bisa membuka kocak itu dan melihat sendiri. ." "Tentang soal ini siaute tidak berani mengambil tindakan secara gegabah." tukas Sang Pat sambil gelengkan kepalanya. ''Kita toh saudara angkat yang sehidup semati, engkau terlalu kukuh dalam adat" seru Siau Ling. Setelah berhenti sebentar, sambungnya: "Nah sekarang, bukalah kotak itu dan periksalah isinya!" Sang Pat menurut dan segera membuka kotak kayu itu, isinya hanya berupa sejilid kitab berhalaman kulit kambing kecuali itu tiada benda lain yang kelihatan, Sang Pat segera mengambil lentera dan memeriksa sekitar kotak itu dengan seksama ketika ia gagal menemukan sesuatu yeng mencurigakan hati sambil geleng kepala katanya. "Aneh sekali masa kitab sembahyangan ini sangat berharga sekali hingga menjadi perhatian orang banyak?" Dengan penuh seksama ia mulai mengetuk permukaan kayu itu dan arah depan hingga arah belakang dengan harapan berhasil menemukan suatu tanda yang mencurigakan. Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benak Siau Ling, dengan suara rendah ia sege ra berbisik : "Saudara Sang, kalau toh permukaan kotak didasar sebelah luar dapat diukir dengan sebuah lukisan Buddha, apa salahnya kalau dibalik dasar kotak ini diukir pula dengan tulisan tulisan?" "Sedikitpun tidak salah !" seru Sang Pat dengan girang, dengan cepat ia bersihkan dasar kotak tersebut dengan sebuah kain lap. Sedikitpun tidak salah, dari dasar kotak tersebut ia benar2 menemukan lekukan2 tidak merata yang mirip dengan ukiran tulisan. segera teriaknya : "Oooh! dugaan toako tepat sekali, memang diisinilah tulisin itu diukir...!" Tu Kiu maju kedepan dan membersihkan kembali dasar kotak itu dengau lebih keras hingga permukaan kotak nampak licin dan berkilat, setelah itu barulah di teliti dengan seksama. Sekarang kelihatan ukiran ukiran didasar kotak serta dasar penutup kotak itu dengan jauh lebih jelas. Siau Ling sesera meletakkan kotak kayu itu diatas meja. kemudian mengambil lampu lentera dan didekatkan dengan kotak tadi, ia lihat ukiran2 tersebut berbentuk seperti tulisan bukan tulisan, bunga bukan bunga, luak liuk dan bungkak bengkok susah ditangkap apa arti daripada ukiran tersebut. Dengan dahi berkerut Sang Pat segera berkata: "Tulisan yang terukir diatas kotak kayu itu rupanya tulisan dari negeri Thian-tok (India), kita semua tak ada yang mengerti!" 'Kalau memang tidak di mengerti, dari mana saudara Sang dapat mengatakan kalau tulisan itu berasal dari negeri Thian tok?" "Tempo hari siaute pernah berjumpa dengan seorang hweesio dari gereja Siau-limsi yang membawa setumpukan kitab sembahyangan bertulisan huruf Thian tok. aku masih ingat dengan bentuk tu!isan2 itu, maka setelah menyaksikan tulisan diatas kotak ini mirip benar dengan tulisan yang kuingat maka bisa kuyakini bahwa tulisan tersebut pastilah bahasa negeri Thian tok!" "Sayang sekali orang yang mengerti tulisan itu sukar dicari", keluh Siau Ling. "manusia berbakat demikian jarang ada didaratan Tionggoan.. bagaimana baiknya"' 'Kecuali para hweesio yang berdiam didalam gereja siau lim si. Kemungkinan sekali orang yang mengerti tulisan tersebut memang susah ditemukan." sambung Sang Pat. Tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya, segera sambungnya lebih jauh: "Bagaimana dengan hweesio itu." "Hweesio yang mana?" tanya Tu Kui dengan cepat"Hweesio yang saling bertempur melawan aku dan sama2 terluka itu.. !" Setelah ia melihat kotak kayu tersebut, tanpa bertanya hijau atau merah ia segera turun tangan dan segera untuk merampasnya, jika ia tidak kenal huruf Thian tok. dari mana bisa kenali pula asal usul dari kotak kayu itu?" "Tidak salah, kini hweesio tersebut berada dimana?"" Sang Pat termenung dan berpikir sebentar, lalu jawabnya: "Aku rasa ia tak mungkin meninggalkan tempat ini terlalu jauh, sebab sebelum tinggalkan diriku tadi ia masih sempat memandang sekejap kearah kotak kayu milikku ini dengan pandangan kesemsem, itu berarti bahwa dia sangat tertarik dengan kotak kayu ini dan merasa keberatan untuk meninggalkan dengan begitu saja" "Parahkah luka yang diderita olehnya?" Sang Pat menggeleng. "Tidak terlalu parah tapi juga tak dapat dihitung terlalu enteng!' sahutnya. Kembali Siau Ling termenung beberapa saat lamanya lalu ujarnya kembali dengan suara lirih: "Jadi hweesio itu adalah seorang yang berasal dari negeri Thian tok...?"" "Menurut pendapat siaute dia adalah rakyat dari daratan Tionggoan, bahkan kemungkinan besar berasal dari gereja Siau lim si" "Apakah ia mempergunakan ilmu silat dari perguruan Siaulimsi?" Ketika terjadi pertarungan untuk pertama kalinya ia berusaha keras menggunakan pelbagai macam ilmu silat untuk menghadapi diriku, rupanya dia tidak ingin memperlihatkan ilmu silatnya yang berasal dari perguruan Siau lim pay, tapi kemudian setelah berhasil siaute lukai, dalam keadaan terdadak akhirnya toh ia gunakan ilmu silat dari perguruan Siau lim pay untuk melukai siau-te" "Dalam perkampungan Pek hoa san cung terdapat juga anak murid dari gereja Siau lim Si, jika ditinjau dari cerita saudara Sang, aku rasa dugaan ini tidak bakal salah lagi" seru Siau Ling. "Andaikata ia masih berada dikota Tiang sah maka kemungkinan besar padri itu masih berdiam disekitar dua belah jalan raya dari tempat ini, menurut penglihatan siaute agaknya tujuan dari hweesio itu hanyalah berusaha untuk merampas kotak kayu ini dan ia sama sekali tiada hubungannya dengan perkampungan Pek hoi san cung, siaute akan usahakan untuk mencari kabar berita tentang tinggalnya....." "Sekarang hari sudah jauh malam, engkau akan pergi kemana untuk mencari kabar?" "Tentu saja sukar untuk mencari kabar berita tentang jejaknya....!" kata Sang Pat. Ia memperendah suaranya dan melanjutkan "Kusir kereta, tukang perahu, kuli kasar pegawai negeri adalah manusia2 yang paling sukar dihadapi, dan jarang sekali ditemui orang2 jujur tapi justru manusia2 seperti inilah yang paling mudah digunakan tenaga mereka lagi pula pengetahuan mereka luas serta tamak akan harta asal diberi pahala yang besar muka pekerjaan macam apapun dapat dilakukan olehnya..." Bicara sampai disini ia membungkam dan putar badan lalu berlalu dari ruangan tersebut. Tidak selang beberapa saat kemudian Sang Pat telah muncul kembali didalam Kamar sambil tertawa haha hihi katanya: "Toako mari kita beristirahat sebentar! seandainya hweesio itu benar2 masih ada di sekitar sini maka tidak sampai satu jam kemudian pasti ada berita yang kami dapat kan" Siau Ling tabu bahwa saudaranya ini berakal cerdik dan berpengalaman amat luas diapun hanya tersenyum belaka tanpa banyak bertanya lagi. Sedikitpun tidak salah, tidak selang setengah jam kemudian muncullah seorang pelayan dengan wajah penuh keringat, sambil mengatur napasnya yang terengah engah bisiknya lirih. "Toako, tugas yang kau berikan kepada hamba telah berhasil hamba laksanakan dengan baik" "Bagaimana kabarnya?"" "Toa suhu itu berdiam dirumah penginapan Toa Seng!!" Sang Pat merogoh kedalam sakunya dan serahkan dua lembar daun emas kepada pelayan itu, katanya : "Baik! bawalah kami ketempat itu..." "Kita mau kemana?"" bisik Siau Ling. "Mengundang toa-suhu itu untuk menterjemahkan tulisan Thian tok yang ada diatas kotak kayu itu!" "Dari mana engkau bisa tabu kalau ia mengerti tulisan Tian tok?"" "Paling sedikit ia mengetahui akan asal usul dari kotak kayu itu. toako! duduklah sebentar disini, siau-te akan segera kembali!" "'Aku ikut! ' seru Tu Kiu sambil bangkit berdiri. "'Bagus! kita berangkat ber-sama2 dengan begitu kegagalanpun dapat diatasi!" Dengan membawa pelayan itu buru2 mereka berlalu dari ruangan tersebut. Sepeninggal beberapa orang tu Pek li Peng bertanya dengan suara lirih: "Apakah mereka akan pergi membekuk hweesio itu?" "Mungkin begitu!" Meskipun mulutnya menjawab namun sepasang matanya menatap ukiran diatas kotak kayu itu dengan saksama rupanya pemuda itu tertarik sekali oleh kotak mustika tersebut. Tatkala dilihatnya sianak muda itu sedang pusatkan seluruh perhatiannya pada ukiran diatas kotak kayu itu Pek li Peng pun tidak berani mengganggu lebih jauh dia hanya berdiri disamping Siau Ling sambil secara diam2 melakukan siap siagaan untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan. Kurang lebih sepenanak nasi kemudian, Tu Kiu muncul kembali dalam ruangan itu samoil membopong seorang hweesio berjubah abu2. Sang Pat mengikuti dibelakang Tu Kiu. Setelah berada dalam ruangan, Tu Kiu turunkan padri itu keatas tanah dan membebaskan dua buah jalan darahnya tertotok. Siau Ling mengawasi padri itu dengan seksama, ia lihat hweesio tersebut berusia antara lima puluh tabunan, diatas kepalanya mempunyai lima buah cap pantangan yang membekas dalam hal ini menunjukkan bahwa padri sersebut adalah seorang padri tinggi yang menjalankan pantangan secara keras... Setelah jalan darahnya dibebaskan, hweesio itu segera bangkit berdiri, tapi kemudian duduk kembali dengan sempoyongan. Ternyata sewaktu ia bangkit berdiri tadi, dirasakan jalan darah para sepasang kakinya masih tertotok, maka begitu bangkit berdiri dengan lemas ia terduduk kembali. Sang Pat mendehem ringan dan menegur. "Taysu coba lihat benda apakah yang berada diatas meja itu?"" Hweesio itu angkat kepala dan memandang sekejap, kemudian jawabnya. ''Sebuah kotak kayu! kenapa sih?"'' "Engkau pernah berusaha untuk merampas kotak kayu itu dus berarti engkau mengetahui asal usul dari kotak tersebut bukan?" Hweesio alihkan sorot matanya menyapu sekejap kearah Siau Ling. Pek li Peng Sang serta Tu Kiu bukannya menjawab sebaliknya dia malah bertanya: Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Siapakah kalian berempat?" Rupanya Siau Ling masih dalam keadaan menyaru maka asal usul mereka sulit diketahui orang. Sang Pat segera tertawa dingin: "Heehhh...heehhh..,heebhh...nampaknya taysu sangat memamdang enteng soal mati hidup ...Hmm! betulkah engkau tidak takut mati?" "Apa maksud ucapanmu" padri balik bertanya, "Kami sekalian belum sempat bertanya kepada taysu ternyata taysu malahan ajukan pertanyaan untuk mengetahui asal usul kami" Setelah berhenti sebentar, terusnya: "Engkau toh kenal akan asal usul dan kotak kayu itu" berarti engkau mengerti juga bukan akan tulisan Thian tok yang terukir diatas kotak ini." "Dekatkan kotak itu kepadaku, pinceng akan memperhatikannya dengan lebih seksama" Sang Pat tak dapat berbuat lain terpaksa ia dekatkan kotak kayu itu kehadapan taysu tersebut. Dengan penuh seksama dan teleti Hweesio itu memperhatikan seluruh kotak kayu itu. mendadak paras mukanya berubah hebat, gumamnya seorang diri. "Ooo..,rupanya benar2 kotak kayu ini, rupanya benar kotak kayu ini..." Sepasang matanya terbentang seksama lebar, dia awasi ukiran didasar kotak kayu itu dengan lebar seksama. Sang Pat letakkan lampu lentera di meja dan membuka kotak kayu itu ujarnya kembali "Apakah taysu sudah mengerti apa maksud tujuan kami mengundang taysu kemari" "Bukankah kalian berharap agar pinceng bersedia menerangkan isi dari tulisan Thian tok itu." "Kalau taysu sudah mengerti, hal itu jauh lebih bagus lagi!" Padri berjubah abu2 itu segera menggelengkan kepalanya berulangkali. "Apa yang hendak kalian lakukan atau diri pinceng silahkan segera dilaksanakan, aku tak nanti akan buka suara, Omintohud" Mendadak padri tersebut pejamkan matanya dan mulut membaca doa. Tindakan tersebut jauh diluar dugaan Sang Pat sekalian, untuk beberapa saat lamanya mereka berdiri terperangah. Tu Kiu segera mendengus dingin. "Hmm! taysu, engkau benar2 tidak takut mati" Hweesio baju abu2 itu membuka matanya kembali dan menjawab dengan ketus: "Kenapa aku musti takut mati." "Apakah engkau merasa bahwa mati dalam keadaan begini adalah satu kematian yang berharga?"" "Pinceng mengorbankan jiwa demi kepentingan umum dan keamanan manusia dikolong langit, tentu saja kematian sangat berharga" Pek li Peng melirik sekejap kearah Siau Ling, kemudian bisiknya: "Kalau ditinjau dari tindak tanduknya itu. Se-olah2 menerangkan isi dari tulisan Thian rok tersebut, bagi dirinya merupakan suatu perbuatan yang sangat berdosa sekali! apakah engkau tahu sebabnya?" "Aku rasa dibalik persoalan ini pasti ada sebab-sebab tertentu." Dalam pada itu Sang Pat telah bertanya dengan suara keheranan. "Eei... hweesio. apakah isi dari tulisan Thian tok itu jauh lebih penting daripada kematian sendiri?"" "Kendatipun pinceng memiliki delapan sampai sepuluh lembar nyawapun tak akan lebih penting dan berharganya daripada isi tulisan tersebut." ---ooo0dw0ooo--- Bab 82 "Ahhhh, masa iya ?" teriak Sang Pat dengan dahi berkerut. Hweesio baju abu2 itu tertawa dingin. "Omintohud..!" sepasang matanya kembali dipejamkan rapat2. Sang Pat segera berpaling kearah Siau Ling dan berbisik dengan suara lirih: "Toako, aku mulai agak mengerti! kemungkinan besar isi dari tulisan itu adalah sejenis ilmu silat yang maha dahsyat!" "Ia tidak takut mati, masa tidak takut juga menghadapi rasa sakit yang menyiksa badan?" seru Tu Kiu dari samping, "biar kita totok dulu jalan darah Ngo in Ciat hiat nya! ' Keringat sebesar kacang kedelai mulai mengucur keluar membasahi batok kepala sang hweesio yang gundul kelimis rupanya ia merasa jeri dan ngeri sekali terhadap ilmu totokan Ngo in ciat hiat seperti apa yang diucapkan Tu Kiu barusan. Dengan cepat ia membuka matanya kembali teriaknya penuh kegusaran. "Hmm! kendatipun kalian bendak menggunakan cara yang kejipun untuk menyiksa diriku, jangan harap pinceng bersedia buka mulut untuk menerangkan persoalan ini" Rupanya Tu Kiu sendiripun dibikin naik pitam oleh sikap sang padri yang keras kepala katanya: "Baiklah! akan kubuktikan bahwa kambing memang tak bisa memanjat pohon." Dia ayun tangan kirinya dan segera menotok jalan darah penting diatas padri itu. Siau Ling yang kebetulan berada di sisi nya segera bertindak cepat ia tangkis totokan dari Tu Kiu itu dengan tangan kanan dan serunya dengan keras: "Saudara Tu tahan! kita tak boleh melukai orang secara ngawur dan sembarangan." Kemudian sambil menjura kepada hweesio itu sambungnya lebih jauh: "Taysu, kalau engkau tidak memiliki iman yang teguh dan semangat jantan sebagai seorang pendekar besar yang tak takut mati tidak nanti engkau bisa menampilkan kegagahan yang luar biasa seperti ini aku merasa kagum sekali kepadamu!" "Tak usah menjilat pantat dan membaiki diriku maaf pinceng tidak doyan dengan cara permainan semacam itu " tukas sang hweesio sambil gelengkan kepala. Siau Ling tersenyum. "Baiklah! kita tak usah membicarakan soal tulisan diatas kotak kayu itu lagi, bagai mana kalau kiia bicarakan persoalan yang lain saja?" ''Boleh toleh saja !' "Apakah taysu berasal dari gereja Siau lim si?"" "Sedikitpun tidak salah!" "Taysu bisa membaca tulisan Thian tok itu berarti kedudukanmu didalam kuil tentu tinggi sekali bukankah begitu?" "Pinceng bertugas dalam ruang penyimpan kitab dan bertanggung jawab atas segala urusan mengenai soal kitab sembahyang." "Aaaah!" Siau Ling berseru tertahan "apa maksud dan tujuan taysu berkunjung kekota Tiang sah kali ini?" "Pinceng datang bersama suhengku tapi ketiga orang itu sudah menemui ajalnya semua ditangan kalian!" "Mati ditangan kami?"" seru Siau Ling terpongah. "Tak bakal salah lagi! kecuali kalian orang2 dari perkampungan Pek-boa-sancung siapa lagi yang dapat melakukan perbuatan serendah dan sihina ini, memberi racun lebih dahulu kemudian melakukan penyergapan!!" "Sayang dugaan taysu keliru besar, kami semua bukanlah anggota perkampungan Pek hoa san-cung!" "Kalau bukan anggota perkampungan Pek hoa san cung, mengapa kalian menyaru sebagai pelayan untuk menyusup kedalam kamar pinceng dan melakukan serangan menggelap untuk menotok jalan darahku?"" Siau Ling segera berpaling dan memandang sekejap kearah Sang Pat serta Tu Kiu kemudian tegurnya : "Benarkah kalian telah menyaru sebagai pelayan untuk menyusup kedalam kamarnya dan melancarkan serangan untuk menawan taysu ini?" Tu Kiu tertawa jengah jawabnya : "Kami takut toako sekalian menunggu terlalu lama, karena itu kami telah mengguna kan sedikit siasat untik menawan taysu ini hiduphidup" Siau Ling segera menghela napas panjang.. "Aaaai. .! tidak aneh kalau dia mengengira kita sebagai anggota dari perkumpulan Pek hoa- san-cung..." Setelah terhenti sebentar, terusnya : "Bebaskan jalan darahnya yang tertotok" Tu Kiu mengiakan, ia segera menepuk bebas jalan darah sang hweesio yang tertotok. Setelah melihat saudaranya menyelesaikan tugas itu, Siau Ling mendehem ringan dan berkata kembali : "Taysu, sekarang engkau boleh pergi dari ini!!" ---ooo0dw0oo--- Jilid: 25 HWEESIO itu menggerakkan lengannya hingga darah berjalan dengan lancar, kemudian bertanya, "Sebetulnya siapa engkau?"" "Aku adalah Siau Ling?" "Siau Ling ?" "Sedikitpun tidak salah apakah engkau tidak percaya?" "Meskipun aku belum pernah berjumpa muka dengan Siau Ling tapi sudah seringkali mendengar orang bercerita tentang paras mukanya, aku rasa paras muka dari Siau-Ling tidaklah berbentuk demikian!!" Sianak muda itu segera melepaskan topeng kulit manusia yang dii Kenakan, katanya: "Silahkao taysu periksa muka asliku, coba cocokkan apakah mirip dengan paras muka seperti apa yang paman taysu dengar dari pembicaraan orang!" Dengan seksama hweesio itu mengamati wajah Siau Ling tajam2 kemudian sahutnya: "Agak mirip juga!" Siau Ling tersenyum. "Rupanya taysu masih rada tidak percaya" Ia berpaling kearah sepasang pedagang dari Tiong ciu kemudian tambahnya lagi. "Harap saudara berdua suka melepaskan pula kulit topeng yang kalian kenakan" Sepasang pedagang dari Tiong ciu mengiakan dan segera melepaskan topeng yang mereka kenakan terlihatlah paras muka mereka yang asli dihalik topeng teisebut: Sambil menepuk perutnya yang gendut Sang Pat berseru, "Apakah taysu kenal dengan diriku?" Dengan pandangan yang tajam hweesio baju abu2 itu mengamati Sang Pat tajam2 kemudian sahutnya "Bukankah kalian berdua sepasang pendekar dari Tiong ciu yang amat tersohor itu?" San Pat tertawa ter bahak2. "Haahh..hahh..haaaha rupanya engkau masih rada kurang percaya?" "Pinceng bertugas untuk menjaga keamanan dipagoda penyimpan kitab. selamanya belum pernah melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, kepergianku kali inipun merupakan perjalanan yang pertama bagi pinceng dalam dunia persilatan" "Jadi kalau begitu, taysu masih bisa kenali diri Siau tayhiap, itu berarti pengetahuanmu masih lumayan juga" "Aku bisa kenali raut wajah kalian beberapa orangpun berkat penjelasan dan keterangan yang sempat kudengar sebelum terjun kedalam duoia persilatan kali ini,." Sorot matanya dialihkan keatas wajah Siau Ling. kemudian sambungnya lebih jauh: "Kendatipun aku baru pertama kali inl terjun kedalam dunia persilatan, akan tetapi nama besar Siau tayhiap sudah sering kali kudengar jauh sebelumnya..." "Seringkali mendengar juga tak ada gunanya " seru Tu Kiu dengan nada ketus, persoalan yang paling penting pada saat ini adalah apakah taysu percaya dengan asal usul kami?" "Pinceng sudah rada percaya, tapi aku masih belum berani memastikan dengaa hati yang se-yakin2nya, oleh karena itu akupun masih belum dapat memberi penjelasan kepada kalian tentang tulisan yang terukir didasar kotak kayu tersebut" Sang Pat merogoh ke dalam sakunya dan ambil keluar senjata Sie Poa nya yang memancar cahaya kemilauan, ujarnya kemhali, "Senjata tajam semacam ini dikolong langit tiada orang kedua yang pernah menggunakan. aku rasa taysu bisa mempercayai kami bukan ?" Hweesio baju abu2 itu termenung sebentar, lalu jawabnya : "Pinceng juga pernah dengar orang membicarakan tentang soal itu, menurut kebanyakan orang senjata tajam yang paling diandalkan Sang sicu adalah sebuah sie poa emas, bahkan biji2 sie poa nya dapat di pergunakan sebagai tumpukan senjata rahasia" "Haah...haahh...haahh... apakah engkau ingin mencoba kepandaian silatku"! '"Itu sih tak perlu!?" "Jadi kalau begitu taysu sudah percaya"' "Kalau dilihat keadaan yang tertera didepan mata. aku rasa delapan bagian kalian adalah manusia manusia yang sebenarnya, akan tetapi sebelum aku betul2 yakin dengan asal usul kalian, rahasia besar itu tak berani pinceng utarakan secara gegabah." Sang Pat kontan mengerutkan dahinya: "Pentingkah isi tulisan yang terukir pada dasar kotak kayu itu..." apakah engkau ber sedia menerangkan?" "Penting sekali, bahkan menyangkut soal mati hidupnya kaum lurus dan kaum sesat djdalam dunia persilatan." ''Apakah tulisan itu berupa semacam ilmu silat?" Hweesio baju abu2 itu termenung bebera pa saat lamanya, kemudian menggeleng. "Bukan!" "Kalau bukan ilmu silat, kenspa begitu penting artinya?"' "Baiklah, akan kuberitahukan sedikit tentang rahasia ini. aku rasa pemberitahuanku ini tak akan mempengaruhi apa2 Sebetulnya tulisan tadi menerangkan tentang letak dari sejenis ilmu silat yang disimpan oleh seorang jago silat yang maha sakti." Sang Pat yang menyaksikan tingkah laku padri tersebut Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo segera tertawa getir. "Toako" katanya "taysu ini demikian telii dan ber-hati2nya aku rasa dia tak akan buka mulut untuk menerangkan rahasia tersebut kepada kita!" "Seandainya tulisan yang terukir didasar kotak kayu itu benar" demikian pentingnya seperti apa yang dia katakan tentu saji dia harus bersikap hati2 dan teliti!" Setelah berhenti sebentar pemuda itu melanjutkan lebih jauh! "Taysu empat orang terjun kedunia persilaian ada tiga orang diantarsnya telah mati ditangan orang2 perkumpulan Pek- hoa-san cung sedangkan taysu sendiripun jarang sekali melakukan perjalanan didalam dunia persilaian aku lihat kecuali gurumu atau suhengmu yang dapat membuktikan asal usul ku aku rasa jika orang lain yang membuktikan engkau pasti tak akan percaya bukan?" "Jika orang yang membuktikan asal usul kalian itu adalah yang sama sekali tidak ku kenal bagaimana aku dapat mempercayai perkataannya?" "Persoalan ini benar2 amat sukar diselesaikan orang yang taysu kenal tidak banyak jumlahnya sedang kami pun tak mungkin bisa temukan orang yang kau kenali dalam waktu singkat, rupanya kita terpaksa harus berangkat sendiri kegeraja Siau lim si untuk minta petunjukmu dikemudian hari." "Orang2 yang berdiam dalam gereja siau lim si tidak banyak yang mengerti akan tulisan negeri Thian tok. ditambah pinceng maka jumlahnya hanya empat orang, tapi dalam kenyataan orang yang benar2 menguasai akan bahasa tersebut cnma dua orang belaka..." "Dan engkau adalah salah satu diantara-nya?" sambung Pek li peng dari samping. "Sedikitpun tidak salah" "Taysu!" sela Sang pat kemhali, "kecuali saudaraZ seperguruanmu sendiri, siapa lagi yang engkau kenal?"" Hweesio baju abu2 itu termenung beberapa saat lamanya, kemudian menjawab. "Pinceng tidak banyak kenalan orang yang kuketahui sedikit sekali" "Bagaimana dengan Bu Wi Tootiang, ketua dan partai Bu tong" apakah taysu kenal dengan dirinya?" "Nama besarnya pernah kudengar, tapi kami kelum pernah saling berjumpa muka." Mendengar pembicaraan tersebut Siau Ling segera menghela nafas panjang. "Aaai. .! harap taysu ingat baik2 tulisan yang terukir dibawah kotak kayu itu !" ujarnya. "Pinceng telah mengingatnya baik2 !!" "Bagus sekali, sekarang taysu boleh pergi dari sini!" "Apakah kita harus lepaskan dirinya dengan begitu saja?" tanya Sang Pat dari samping. Siau Ling tertawa. "Ia bersikeras tak mau menerangkan rahasia tersebut kepada kita sedangkan kita-pun tak bisa memaksa dia untuk bicara dengan kekerasan, tentu saja harus dilepaskan agar dia pergi !" "Taysu ini tidak percaya dengan kita maka sampai matipun ia tak mau bicara sehaliknya apakah kita dapat mempercayaii diri nya?"" bantah Sang Pat lagi. "Ooh! jadi engkau menaruh curiga bahwa dia adalah orang perkampangan Pek hoa-san cung yang menyaru sebagai padri dari gereja Siau lim si..." "Siapa tahu memang begitu, tapi aku tak berani memastikan!" "Kalau toh engkau tidak msrasa pasti bahwa dia adalah seorang padri gadungan aku rasa tak usah kita susahkan lagi" Sang Pat tidak berani banyak bicara ia segera menyingkir kesamping untuk memberi jalan. Dengan wajah serius Siau Ling berkata lagi "Taysu engkau harus ingat baik2 isi dari tulisan yang terukir didasar kotak kayu itu sebab setelah engkau pergi dari sini kemungkinan besar aku akan memusnahkan kotak kayu ini.." "Kenapa?" tanya hweesio baju abu2 itu dengan hati terperanjat. "Sebelum taysu menerangkan duduk persoalan akupun tidak tahu betapa pentingnya isi kotak kayu itu sekarang setelah mengetahui akan pentingnya benda itu maka timbullah rasa kuatir dalam hatiku seandainya kotak kayu ini sampai terjatuh ketangan orang2 dari perkampungan Peh hoa san cung bukankah keadaan menjadi berabe" karena aku tahu diantara orang2 perkampungan Pek hao san-cung terdapat juga yang mengerti bahasa Thiantok jika kotak kayu ini sampai terjatuh ketangan mereka dengan cepatnya mereka akan berhasil membongkar rahasia tulisan itu dan mengakibatkan dunia persilatan terancam bahaya. Demi keamanan sudah tentu aku harus memusnahkan kotak kayu ini!" Rupanya bweesio baju abu2 itu tidak mengetahui apa yang musti dijawab setelah termenung beberapa saat lamanya ia baru berkata: "Kalau di musnahkan rasanya terlalu sayang!" "Disimpan terus toh akhirnya akan mendatangkan bibit bencana yang besar bagi umat persilatan.." Ia menghela napas panjang sambungnya lebih jauh: "Setelah taysu tinggalkan tempat ini aku harap engkau bisa baik2 jaga diri sebab di-kolong langit hanya taysu seorang yang mengetahui rahasia ini." "Kalau memang begitu pinceng harus memperhatikan kemhali kotak kayu itu dengan lebih seksama" Sang Pat dengan cepat lintangkan tangannya menghadang jalan pergi padri tersebut katanya. "Sudah cukup Siau tayhiap adalah seorang kuncu yang budiman dan bijaksana kalau engkau toh sudah mengetahui bahwa dia adalah tayhlap tapi engkau tidak bersedia menerangkan duduk persoalan yang sebenarnya itu menunjukan bahwa hatimu licik dan keji permainanku itu tak nanti bisa mengelabui sepasang mata dari aku orang sheSang" Siau Ling yang berada disampingnya segera ulapkan tangannya. "Saudara San jangan menyusahkan dirinya" Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Sang Pat menyingkir kesamping untuk memberi jalan. Per-lahan2 ia mendekati Pek li Peng dan bisiknya lirih. "Nona Pek li kita bakal kejungkal diri perahu jika permainan ini diteruskan lebih jauh hweesio itu berwajah ramah dan saleh padahal berhati busuk dan licik aku rasa ia sengaja sedang mengatur siasat busuk untuk menjebak kita kira jangan se-kali2 famoai tertipu olehnya ..' "jangan kuatir aku dapat mengatasi pesoala ini 'seru Pek li Peng sambil tersenyum Tampaklah hweesio itu dengan langkah lebar telah maju kedepan kemudian memeriksa kotak kayu itu dengan penuh seksama setelah itu ia baru berkata: "Pinceng telah mengingatnya dihati" Siau Ling mengangguk "Ehmm engkau harus mengingatnya selalu dihati jangan sampai lupa dan tak usah berdiam terlalu lama dikota Tiangsah cepatlah kemhali kegereja Siau lim si dikemudian hari jika aku ada waktu akan datang kesitu untuk menyambangi dirimu" "Pinceng mohon diri" ujar hweesio tersebut kemudian ia putar badan dan berlalu dari ruangan itu. Sang Pat jadi amat gelisih tatkala dilhatnya hweesio itu sudah hampir keluar dari pintu ruangan namun Pek-li Peng belum nampak menunjukan suatu gerakan apapun tanpa terasa ia mendehem berat. Pek-li Peng tertawa manis ia berseru. "Toa suhu tunggu sebentar" "Peng ji ada urusan apa?" tegur Siau Ling "Aku hendak menghantar taysu ini' Sambil berkata ia segera ikut keluar dari ruangan tersebut. Siau Ling menurutkan dahinya, namun ia tidak buka suara untuk menghandang jalan perginya. Dengan langkah lebar Pek li Peng mengejar keluar, sebentar kemudian bayangan tubuhnya Sudah lenyap dari pandangan. Sepeinggalnya gadis itu, Siau Ling segera alihkan sinar matanya kearah Sang Pat. ia lihat saudaranya ini berdiri dengan kepala diangkat keatas dan dada dibusungkan, seakan2 tingkah laku yang dilakukan Pek-li Peng sama sekali tak ada hubungan dengan dirinya. Beberapa saat kemudian. Pek-li Peng telah muncul kemhali dalam ruangan itu. "Peng-ji. dimanakah toa-suhu itu?" tanya Siau Ling dengan wajah amat serius. "Ia sudah pergil" "Engkau tidak menyusahkan dirinya". "Toako. kalau kami sampai bertempur, masa engkau tidak mendengar suara pertarungan itu?" Siau Ling merasa ada benarnya juga perkataan itu sorot matanya segera dialihkan kearah Tu Kiu dan Sang Pat kemudian berkata: "'Hian-te berdua siau heng percaya bahwa hweesio itu kenal dengan tulisan Thian tok sebab kalau tidak mengapa dia berusaha untuk merampas koiak kayu tersebut dari tangan saudara Sang?" 'Ucapan toako sedikitpun tidak salah" Tu Kiu membenarkan. "Jikalau apa yang dia katakan tidak salah dan andaikata kita tetap menyimpan kotsk kayu ini hingga kena dirampas oleh She Bok Hong maka peristiwa ini boleh dibilang merupakan satu peristiwa yang tragis" "Jadi maksud toako ?" sambung Sang Pat. "Aku bermaksud hendak musnabkan kotak kayu ini!' "Jangan keburu napsu! "seru Pek-li Peng tiba tiba. "Kenapa?" "Sebab... sebab.," untuk beberapa saat lamanya gadis itu tidak berhasil temukan kata-kata yang cocok karenanya meskipun ucapan tersebut sampai diulang beberapa kali namun tidak muncul juga kata selanjutnya "Peng ji. apakah engkau telah bunuh hwesio itu?" tegur Siau Ling dengan wajah serius. "Tidak..! siapa yang bilang "!" tanya gadis itu setelah tertegun ssjenak. "Ayoh jawab yang jujur, apa yang telah kau lakukan terhadap hweesio itu?"!" "Sewaktu berjabatan tangan dengan dirinya. aku telah menusuk telapaknya dengan jarum" "Apakah jarum itu beracun?" "Tak ada racunnya, tapi aku membohongi dirinya bahwa diatas jarum itu telah dipolesi racun yang amat keji. dalam empat jam kemudian jika tidak minum obat pemunah maka ia bakal mati karena keracunan" "Mengapa engkau bohongi dirinya?" "Andaikata dia adalah anggota perkumpulan Pek-hoa san cung, tentu saja padri itu tak akan kemhali lagi ke sini. tapi seandainya dia bukan anggota perkampungan Pek hoa san cung. sebentar lagi dia pasti akaa kemhali kesini" 'Kenapa"!" tanya Siau Ling dengan nada yang dingin, paras mukanya menampilkan perasaan tak senang hati. "Seandainya dia adalah seorang padri yang saleh, setelah mendapat titipan yang amat berat darimu maka ia pasti akan datang kemhali pada saatnya serta memberikan keterangan kepadamu..." "Andaikata ia menaruh curiga bahwa kita sengaja sedang mengatur siasat untuk menjebak dirinya kemudian dalam gusarnya tak mau kemhali kesini bagaimana jadinya ?"" sambung Siau Ling lagi dengan suara dingin. "Dia pasti akan kemhali kemari ! jika ia takut menghadapi kematian dan timbul perasaan ingin melanjutkan hidup maka ia pasti akan datang kemari untuk minta obat pemunah kalau ia marah dan membeberkan persoalan ini kepada toako sekalipun mungkin ia mencurigai toako terlibat pula dalam siasat ini tapi asal rahasia tidak dibongkar maka paling sedikit kita dapat merundingkan soal pertukaran syarat dengan dirinya bila ia membutuhkan obat pemunah itu" Dengan pandangan termangu-mangu Siau Ling mengawasi lampu lilin yang ada diatas meja, ujarnya: "Perduli engkau telah menerangkan pelbagai alasan tapi yang jelas perbuatan semacam ini tidak pantas kita lakukan, untuk menghadapi Shen Bok Hong serta orang2 perkumpulan Pek hoa san cung. kita memang terpaksa harus menggunakan segala macam siasat licik, tapi untuk menghadapi sesama umat persilatan, tidak seharusnya kalau kita gunakan cara seperti itu'' "Ia percaya tujuh bagian bahwa toako adalah Siau Ling, tapi selalu tak mau mengakui bahwa engksu adalah Siau Ling, dan diapun tidak bersedia menerangkan isi tulisan itu.." "Walaupun tindakannya sedikit kelewat batas" tukas Siau Ling. namun semua perbuatannya ini dilakukan karena rasa hati2 dan waspadanya, aku rasa maksudnya tidaklah jelek" "Darimana toako bisa merasa yakin kalau dia benar2 adalah seorang padri saleh dari gereja siau-lim-si?" Siau Ling tertegun menghadapi pertanyaan ini. jawabnya : "Kalau dia bukan padri gereja siau lim si, toh engkaupun sudah melepaskan dirinya dengan begitu saja, lalu apa bedanya?" Pek Li Peng tertawa. "Secara diam2 aku telah melukai dua buah jalan darah anehnya dengan ilmu menotok yang maha sakti, setelah melakukan perjalanan beberapa saat lamanya maka dia akan mulai merasakan badannya tidak enak. pada saat itu dia pasti akan mengira bahwa racun keji yang mengeram dalam tubuhnya telah kambuh.." Ia berhenti sebentar, kemudian lanjutnya: "Para kakak seperguruan yang melakukan perjalanan bersama dirinya telah mati semua. hanya satu jalan yang bisa ia tempuh dalam keadaan begitu yakni kepada kita, tentu saja kecuali kalau semua perkataan yang d katakan olehnya adalah kata2 yang bohong!" Siau Ling termenung dan berpikir sebentar. lalu menghela Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo napas dan berkata : "Aaai ! Peng-ji. lain kali kalau ingin melakukan segala perbuatan, rundingkan dahulu dengan diriku, janganlah bertindak secara gegabah,.mengerti"!" Pek li Peng tersenyum manis "Seandainya perbuatan yang kulakukan kali ini salah, lain kali aku tak akan berani bertindak secara sembarangan. tapi bagaimana kalau seandainya tindakanku ini benar?" Siiu Ling mengerutkan dahinya, ia sebenarnya hendak menegur gadis itu dengan beberapa patah kata yang pedas tapi setelah teringat batowa gadis itu berulang kali menempuh bahaya ber sama2 dirinya terpaksa ia menahan sabar dan berkata: "Kalau dugaanmu memang benar kita bicarakan lagi soal teisebut sekarang kita tak usah pusing kepala memikirkan persoalan itu lagi" Pek Li Peng tidak banyak bicara lagi dan per-lahan2 duduk disamping Siau Ling. Diluaran meskipun ia tetap. menjaga ketenangannya, padahal perasaan hatinya bergolak keras. diam2 ia berdoa agar hweesio baju abu2 itu bisa cepat2 kemhali. Sementara Siau Ling sendiri diam2 menganalisa perkataan yang diucapkan Pek Li-Peng barusan ia merasa perkataannya ada benarnya juga, pikirnya: "Mungkin apa yang dia lakukan memang sama sekali tidak keliru.. ." Tiba2 ruangan itu berubah jadi hening dan sunyi sekali begitu sepi hingga sama sekali tidak kedengaran sedikit suarapun Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, tiba2 terdengar suara langkah kaki manusia berkumandang datang. Pek Li Peng kelihatan bergetar keras, ia segera berpaling kearah pintu depan disitu ia saksikan seorang hweesio baju abu2 dengan langkah sempoyongan sedang berjalan masak ruangan. Jubah abu2 yang dikenakan oleh padri itu sudah basah oleh air keringat sambil menatap wajah Siau Ling ujarnya dengan ketus: "Semua orang mengatakan bahwa Siau tayhiap adalah seorang lelaki budiman yang bijaksana. Hmm. tak tahunya mereka sudah kena tertipu semua oleh dirimu kebejadanmu tidak jauh berbeda dengan Shen Bok Hong!" Siau Ling melirik sekejap kearah Pek Li Peng kemudian alihkan sorot matanya keatos tubuh hweesio baju abu2 itu katanya: "Toa-suhu, aku tidak habis mengerti kenapa sih engkau memaki diriku...?"" "Setelah engkau bersedia melepaskan pinceng kenapa kau utus kemhali orang lain untuk menusuk badanku dengan jarum?" jarum itu mengandung racun yang amat keji dan empat jam kemudian bakal mematikan orang. Hmm! lain dimulut lain dihati, begitukah perbuatan dari seorang lelaki sejati" seorang ksatria?" Siau Ling tertawa ewa. "Taysu toh sama sekali tidak keracunan!!" katanya. "Hmm! pada saat ini racun yang mengeram dalam tubuhku telah kambuh, apakah engkau anggap aku sedang ber pura2 ?" teriak hweesio itu penuh kegusaran. "Taysu, sekarang apakah engkau percaya kalau dia adalah Siau Ling"!" tanya Pek li Peng dengan suara lembut. "Hmm! engkau sibudak sialan yang telah turun tangan keji itu..!" maki hweesio itu dengan gusar. "Aku sedang bertanya kepadamu, sekarang engkau sudah percaya tidak kalau dia adalah Siau Ling"!" tukas Pek li Peng ketus. "Tentu saja percaya!" "Kalau memang engkau sudah percaya, apa sebabnya engkau tidak bersedia untuk menerangkan isi dari tulisan dihalik kotak kayu itu?" "Ooo .. untung pinceng belum sempat, aku tak menyangka kalau Siau Ling sebenarnya adalah seorang manusia rendah yang tak tahu malu" Meskipun Siau Ling dimaki habis2an oleh hweesio itu namun ia masih tetap tenang dan sama sekali tidak menjadi marah. Diam2 Pek Li Peng melirik sekejap kearah Siau Ling dengan perasaan tidak tenang, pikirnya. "Aku yang turun tangan atas hwesio itu namun toakolah yang harus menanggung caci maki itu..." Per lahan2 dia maju kedepan dan berkata "Taysu, engkau sama sekali tidak terluka !" "Racun yang mengeram dalam tubuhku telah bekerja kenapa engkau mengatakan bahwa aku tidak keracunan" kau anggap pinceng. adalah seorang bocah cilik yang gampang di tipu?" maki hweesio itu makin marah. "Akulah yang menotok jalan darah ditubuh mu sehingga mengakibatkan engkau merasakan tanda2 seperti itu" Gadis itu maju kedepan dan menorok bebas jalan darah sang hweesio yang tertotok, kemudian melanjutkan : "Padahal asal engkau perhatikan dengan lebih seksama maka hal ini akan segera kau ketahui dengan jelas, coba periksalah mulut luka yang Terkena tusukariku itu, apakah tanda2nya menunjukkan kalau engkau sedang keracunan?"' Hweesio baju abu2 itu segera angkat lengan kirinya dan periksa mulut luka tersebut, dengan cepat ia temukan bahwa mulut lukanya berwarna merah dan sama sehali tidak menunjukkan tanda2 keracunan, hal ini segera membuat padri itu jadi tertegun Pek li Peng tersenyum, kemhali ujarnya: "Caraku menotok jalan darahmu sebetulnya enteng sekali, asal engkau tenang dan segera bersemedi untuk atur pernapasaan. maka kesehatanmu akan pulih kemhali seperti sedia kala..! Ia menghembuskan nipas panjang, sambungnya lebih jauh: "Meskipun aku telah me nakut2i dirimu, tapi persoalan ini sama sekali tak ada hubungannya dengan Siau tayhiap, dia adalah seorang pendekar besar, seorang lelaki sejati dan ksatria yang menjunjung tinggi keadilan dan kebenaran,sudah tentu ia tak suka mengajak dirimu untuk bergurau, lantaran urusan ini baru saja aku dicaci maki secara habis2an.,." "Oooh! kiranya begitu." kata sang padri setelah tertegun beberapa saat lamanya. Kami tahu. meskipun dalam hati kecilmu engkau telah mengakui bahwa dia adalah Siau Ling, tapi engkau masih tetap tak mau bocorkan rahasia tentang tulisan itu, hal ini dikarenakan engkau masih belum bisa mempercayai kami dengan seratus persen, sehaliknya apakah kami dapat mempercayai diri mu dengan begitu saja" oleh sebab itulah secara diam2 kutotok jalan darahmu kemudian pura2 kukatakan bahwa engkau telah tertusuk oleh jarum beracun, tujuanku tidak lain adalah untuk membuktikan apakah engkau adalah mata2 dari perkampungan Pek hoa san cung atau bukan." "Dan sekarang, menurut penglihatanmu apakah pinceng adalah mata-mata dari perkampungan Pek boa sancung?"" "Sekarang kami dapat membuktikan bahwa engkau bukan mata2 mereka.... " "Darimana engkau bisa tahu?" "Jika engkau adalah mata2 dari perkampungan Pek hoasancung sudah tentu saat ini tak akan kemhali lagi kemari tapi engkau telah muncul kemhali disini itu membuktikan bahwa engkau bukan mata2 pihak perkampungan Pek hoa-san-cung" "Pinceng masih tidak mengerti!" "Gampangnya saja kalau engkau adalah anggoia perkampungan Pek-hoa san cung maka pastilah orang2 dari perkampungan Pek-hoa-san cung yang bakal menyembuhkan lukamu itu dan itu berarti engkau pun tak usah kemhali lagi kesini." Tiba2 Siau Ling bangkit berdiri dan menjura katanya. "Bagaimanapun juga perbuatan yang kami lakukan ini adalah suatu perbuatan yang tidak patut aku disini mohon maaf yang sebesarnya kepada taysu harap taysu suka memaklumi perbuatan ini." Hweesio baju abu2 itu menghela napas panjang "Aaai.,! kalau ditinjau dari keadaan ini rupa2nya engkau Siau Ling yang asli" "Bagaimana caranya untuk membuat taysu jadi percaya kalau dia adalah Siau Ling yang asli"!' seru Sang Pat. "Sekarang pinceng sudah seratus persen mempercayai nya.."' Sorot matanya dialihkan keatas wajah Siau Ling dan melanjutkan lebih jauh : "Benarkah didalam kotak kayu ini terdapat sejilid kitab?" 'Sedikitpun tidak salah sejilid kitab sembahyangan!" "Bolehkah diambil keluar agar pinceng dapat memeriksanya dengan penuh seksama?" pinta hweesio itu lagi. "Tentu saja boleh !" pemuda ambil kitab sembayangan tersebut dari dalam kotak dan diangsurkan kedepan. Hweesio baju abu2 itu menerima kitab sembayangan tersebut dan dilihat dengan pe nuh seksama, tiba2 ia berhenti pada halaman tengab dan berkata : "Catatan ilmu silat itu berada disini!' "Apakah catatan tersebut juga ditulis dengan huruf Thian tok?" "Tidak, catatan itu dituliskan dengan huruf Han!" "Semestinya catatan itu harus ditulis dengan tulisan Thiantok dengan begitu kecuali para padri saleh dari gereja Siau lim si dikolong langit tiada beberapa orang yang bisa mengenali tulisan lersebut" "Orang yang bisa memahami huruf Thian tok belum tentu memiliki kecerdasan yang melampaui orang lain didasar kotak kayu itu dia telah meninggalkan catatan yang menerangkan bahwa catatan ilmu silat tersebut disembunyikan didalam sejilid kitab sembahyangan yang berada didalam kotak kayu" Per-lahan2 dia membuka lembaran kitab sembahyangan tersebut kemudian diangsurkan kedepan. Siiu Ling menerima kitab tersebut dan di telitinya dengan seksama terbaca olehnya bahwa tulisan2 yang rapat dan kecil itu ditulis dengan huruf Han. Pada tulisan yang paling depan tercatatlah kata2 demikian: "Bilamana seseorang tidak memiliki dasar ilmu silat yang sangat kuat serta kecerdasan otak yang melampaui orang lain dilarang mempelajari ilmu stlat yang tercatat dalam lembaran kertas ini" Siau Ling letakan kitab sembayangan itu diatas meja, ujarnya : "Taysu, siapakah nama julukanmu" dapatkah kami mengetahuinya?" "Pinceng bernama Toa Jin!" Mendengar nama itu, diam2 Pek-li Peng tertawa geli pikirnya : "Namun saja memakai Toa jin, tapi aku lihat engkau sama sekali tidak sabaran.... Huuh! kenapa tidak saja pakai julukan si berangasan...?" Terdengar Siau Ling tertawa kemhali : "Taysu. apakah engkau telah melihat catatan tulisan yang ditulis dengan huruf Han itu?" "Pinceng hanya mslibat dua barisan, dan selanjutnya tidak berani membaca lebih jauh" "Bagus sekali ...rupanya ia telah membaca sebanyak dua baris...', pikir Siau Ling dalam hati. Diluaran ia segera bertanya kemhali : "Betulkah apa yang tertulis diatas catatan tersebut adalah catatan yang asli. tentu saja kecuali kalau kotak kayu tersebut beserta kitab sembahyangan yang berada didalamnya adalah barang2 yang palsu..!" Siau Ling tersenyum. "Jika ada orang hendak memalsukan kotak kayu beserta kitab sembahyangan tersebut, maka persoalan paling penting yang harus dimiliki adalah memahami hurup Thin-tok." sambungnya. "Sedikitpun tidak salah, oleh karena itu pinceng rasa kotak kayu dan kitab sembahyangan ini tak mungkin bisa dipalsukan orang, atau dengan perkataan lain benda ini adalah benda asli!" "Perkataan dari taysu sedikitpun tidak salah!" Bicara sampai disini pemuda itu segera alihkan kemhali sorot matanya keatas kitab tersebut dan membaca lebih jauh : "Sekalipun memiliki dasar ilmu silat yang tinggi, tapi sang pembaca tidak memiliki dasar tenaga dalam yang cukup, bila memaksakan diri untuk melatih kepandaiaan yang tercantum diatas catatan ini maka seseorang akan mengalami jalan api menuju neraka jika kecerdasannya kurang hingga sukar memecahkan makna dari tiap kata yang tercantum dalam kitab ini jika paksakan diri untuk belajar maka kian membaca kian terjerumus lebih mendalam sehingga akhirnya tak bisa tertolong lagi dan mati karena kehabisan tenaga karena itulah kata kata peringitan yang sengaja dicantum kan ini bisa diindahkan oleh setiap pembaca." Selesai membaca kata pengantar tersebut Siau Ling segera menutup kemhali kitab sembahyang itu lalu sambil tertawa katanya: "Dalam sekilas pindangan taysu segera dapat kenali kotak kayu ini, itu berarti bahwa taysu sudah merasa hafal sekali dengan bentuk kotak kayu itu bukankah demikian"' Toa Jin taysu menghela nafas panjang: "Asaai...! setelah berita dibukanya istana terlarang tersiar luas didalam dunia persilatan dan terdengar oleh gereja siaulimsi, hongtiang dari gereja kami merasa amat terperanjat sekali, beliau kuatir jikalau sampai ilmu silat yang di tinggalkan sepuluh orang jago sakti yang terkurung dalam istana terlarang sampai diperoleh semua oleh Shen Bok Hong, maka itu berarti kejayaan dan pengaruh perkampungan Pek hoa san cung akan semakin meningkat dan meluas, oleh karena itulah semua tiang-loo yang ada dalam gereja Siau lim si segera dikumpulkaan untuk ber-sama2 merundingkan persoalan ini. kebetulan pinceng pun ikut hadir dalam perundingan tersebut" Siau Ling menghela napas panjang, katanya : "Selama ratusan tahun belakangan ini perguruan taysu selalu dianggap sebagai tulang punggung dunia persilatan, Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo pemimpin umat Bu lim dikolong langit, banyak pertikaian dan sengketa yang terjadi dalam dunia persilatan selalu berhasil diselesaikan secara baik oleh perguruan taysu, tapi didalam peristiwa yang mengangkut tentang urusan perkampungan Pak hoa san cung, ternyata perguruan taysu sama sekali tak mau tahu ataupun mengurusinya, se akan2 terhadap semua pergerakan yang dilakukan orang2 perkampungan Pek-hoasancung tak pernah dengar ataupun segan untuk mencampurinya..." "Dalam kenyataan perguruan kami mempunyai kesulitan yang tak bisa dipahami olei perguruan lain, sayang kedudukan pinceng terlalu rendah sehingga tidak tahu tentang keadaan latar belakang yang sebetulnya..." Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan. "Tetapi kalau dikatakan perguruan kami sama sekali tak mau tahu atau segan untuk mencapmurinya, ucapan ini pinceng rasa terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan keadaan yang sebetulnya. Menurut apa yang berhasil pinceng ketahui, karena persoalan ini pihak gereja Siau lim si telah mengadakan baberapa kali pertemuan rahasia antara para tiangloo. bahkan sudah pernah lakukan pula beberapa pergerakan, hanya saja dikarenakan pergerakan tersebut dilakukan amat rahasia dan hati2, maka sulit bagi orang luar untuk mengetahuinya" Siau Ling mengangguk. "Bagaimana dengan hasil yang kalian capai dalam pertemuan kali itu?"!" tanyanya. "Dalam pertemuan tersebut semua orang merasa terperanjat dan kaget atas keberhasilan Shen Bok Hong memasuki Istana terlarang, seandainya kesepuluh orang tokoh maha sakti itu tinggalkan catatan ilmu silat yang mereka miliki dalam istana terlarang dan kemudian seluruh peninggalan tersebut berhasil didapatkan oleh Shen Bok Hong. rasanya dengan kecerdasan yang dimiliki gembong iblis tersebut serta kesempurnaan ilmu silat yang dimilikinya, kemungkinan besar dalam waktu singkat ilmu silat pelbagai partai akan berhasil dikuasahi olehnya. Jika sampai benar2 terjadi peristiwa tersebut, maka bukan saja berarti sepuluh orang tokoh maha sakti itu sudah bangkit kemhali, bahkan sama artinya telah dipergunakan tenaganya oleh Shen Bok Hong, dalam Keadaan begini seluruh dunia persilatan akan terjerumus dalam kegelapan, perduli dalam dunia persilatan ada manusia yang bagaimana lihaypun tidak nanti akan berhasil menghadang ambisinya yang menyerupai jebolnya bendungan air ini. Oleh sebab itulah pihak gereja Siau lim si telah mengadakan persiapan untuk menghadapi perubahan tersebut, kami telah memilin empat puluh orang anak murid yang masih muda. cekatan, dan cerdik untuk menyingkir letempat lain kemudian mengutus pula dua orang tiangloo yang berpengalaman amat luas serta memiliki ilmn silat paling sempurna untuk mendidik mereka dalam ilmu silat maupun soal2 dunia persilatan!" ''Haahh..haahh..haahh...apakah kalian sedang mempersiapkan kekuatan untuk membangun kemhali gereja Siau lim si andaikata suatu ketika perguruan kalian ditumpas dari muka bumi?" seru Sang Pat sambil tertawa ter bahak2. "Sedikitpun tidak salah!" "Persiapan yang disiapkan pihak gereja kalian rasanya sama sekali tak ada hubungannya dengan soal kitab sembahyang ini sambung" Tu Kiu dengan suaranya yang dingin. "Tentu saja ada sangkut pautnya!" "Dimanakah letak hubungannya antara yang satu dengan yang lain. ." apakah engkau dapat terangkan!" "Dalam pertemuan itu pincsng telah mengemukakan satu harapan, dan harapan itu ada hubungannya dengan kitab sembahyang ini." "Begitu seriuskah persoalannya?" tanya Siau Ling dengan dahi berkerut. "Sedikitpun tidak salah, ketika pinceng sedang bertugas dalam ruangan penyimpan kitab dari dalam sebuah buku catatan telah berhasil menemukan saatu peristiwa besar peristiwa itu sudah terjadi pada seratus tahun berselang pada saat itu dari negeri Thian tok telah datang seorang padri saleh untuk berkunjung kedataran Tionggoan selama berada didalarn gereja Siau-lim-si- kami di-samping memjelajari kitab sembahyang dia pun mempelajati bahasa Han tiga puluh tahun lamanya ia berdiam dalam gereja kami setiap hari kerjanya hanya membenamkan diri dalam pagoda penyimpan kitab sambil membaca kitab sembahyangan..." "'Lalu apa hubungannya antara cerita tersebut dengan ilmu silat yang tercantum dalam kitab embahyang tersebut?" kemhali Tu Kiu menyela. 'Kenapa sih engkau selalu ter buru2?" kataJlin taysu "kisah ini bukan lain adalah cerita tentang asal usul munculnya catatan ilmu silat didalarn kitab sembahyang itu pinceng bercerita mulai awal sehingga dengan begiru kalian baru akan tehu duduk persoalan yang sebenarnya'' "Tak jadi soal silahkan taysu bercerita mulai awal sampai akhir kami akan dengar kan dengan sungguh2!'. sahut Siau Ling "Selama berdiam didalam gereja siau lim si hweesio itu memperoleh sanjungan dan pujian yang tiada taranya dari setiap manusia tapi tak seorangpun yang tahu kalau tujuan kedatangannya kesitu adalah untuk mencari sejilid kitab ilmu silat asal dari negeri Thian-tok yarg telah beredar didaratan Tionggoan, sudah lama melakukan penyelidikan dan pemeriksaan yang seksama setelah padri itu berhasil membuktikan kalau kitab ilmu silat tadi terjatuh dalam gereja Siau lim si kami maka dengan alasan hendak mempelajari kitab sembihyangan ia telah berdiam selama tiga puluh tahun lama nya dalam gereja kami sungguh tak nyana" akhirnya kitab ilmu silat yang dicari carinya itu berhasil juga ditemukan." "Apakah sebelum kejadian itu tak ada orang yang mengetahui tentang kitab ilmu silat tetsebut?" tanya Siau Ling. "Didalam pagoda penyimpan kitab tersimpan beratus ratus ribu jilid kitab, berhubung. kitab ilmu silat itu ditulis dengan huruf Thian-tok yang tidak diketahui orang maka selama ini kitab tadi hanya disimpan pada ujung ruangan, tak nyana akhirnya toh kitab pusaka tadi ditemukan juga olehnya." ''Lalu bagaimana kisah selanjutnya" secara bagaimana kitab itu sampai terjerumus kedalam istana terlarang dan telah diterjemahkan kedalam tulisan Han?" "Sejak padri dari negeri Thian-tok itu bermukim dalam gereja Siau lim si timbullah kemhali kegemarannya dan keinginan beberapa orang padri dalam gereja untuk mempelajari adat istiadat negeri Thian tok serta huruf tulisan Thian tok sebelumnya dalam eereja rremang sudah mendapat beberapa orang padri yang dapat membaca tulisan Thian tok tapi karena perubahan kebudayaan maka jarang ada orang yang mempelajari bahasa itu lagi sampai akhirnya hweesio itu bermukim dalam gereja kebudayaan untuk belajar tulisan Thaian tok baru timbul kemhali berhubung pinceng mempunyai bakat kesitu maka atas perintah ketua mulailah pinceng mempelajari dan mendalami tulisan tersebut lima tahun berselang ketika pinceng sedang membereskan rak2 kuno secara tidak sengaja berhasil kutemukan catatan harian yang ditinggalkan oleh hweesio dari negeri Thian tok itu dan akupun baru tahu kalau dalam gereja telah terjadi suatu peristiwa yang mengerikan sekali.. Siau Ling mengerutkan dahinya. "Darimana engkau bisa tahu kalau kitab ilmu silat itu sudah terjemahkan kedalam bahasa Han dan darimana pula engkau bisa tahu kalau kitab tersebut telah terjerumus kedalam istana terlarang?" "Setelah pinceng berhasil temukan rahasia tersebut aku telah membuka buku catatan yang berisikan tulisan Thian tok serta menelitinya satu persatu tiada sesuatu hasilpun yang berhasil kutemukan pada waktu itu sebenarnya aku hendak menyelidiki dahulu semua persoalan hingga jelas kemudian baru dilaporkan pada ketua tapi setelah membuang waktu selama setengah tahun toh tiada hasil yang dapat kutemukan setelah kusadari betapa pentingnya persoalan ini dan tak dapat diundur lebih jauh akhirnya kulepaskan juga masalah ini Kepada ciangbun hong tiang." 'Aku rasa eiangbun hong tiang itu pasti tak dapat membantu dirimu untuk memecahkan persoilan yang sulit ini juga bukan begitu " sela Siau Ling. "Benar!" Teng Jin taysu mengangguk tanda membenarkan tapi dari mulut cianbun hongtiang pinceng berhasil mengetahui akan suatu rahasia besar yaitu selama puluhan tahun terarkbir ini dari negeri Thian tok secara beruntun telah mengirim dua orang utusan untuk berkunjung kegereja Siau lim si serta mencari tahu jejak dari Bok-bok taysu tersebut.." Setelah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh: "Hal ini membuktikan bahwa padri dari negeri utara Thian tok itu kendatipun berahasia membawa pergi kitab ilmu silat tersebut namun tidak dibawa pulang kenegeri Thian tok kalau bukannya ia tinggal didaratan Tiong goan pastilah jiwanya sudah melayang ditangan orang." Padri itu menghela napas panjang setelah tarik napas terusnya lebih jauh: "Dihadapan hong tiang pinceng telah membeberkan betapa penting persoalan itu bagi keselamatan gereja Siau lim si dan mohon kepadanya untuk kirim orang menyelidiki persoalan tersebut Hong tiang kami ternyata menyetujui dan segera mengutus sepuluh orang padri untuk melakukan penyelidikan" "Apakah berhasil penyelidikan tersebut?" tukas Siau Ling. "Setelah melakukan penyelidikan selama dua tahun lamanya berhasil juga kami menemukan data2 yang amat penting ternyata telah meninggalkan gereja siau lim si dibawah bukit Bok Bok taysu telah ditunggu oleh Tiang Bi taysu dan kemudian diajak pergi.." "Pergi kemana?" "Hingga kini tiada seorangpun yang tahu akan nasib dari Bok Bok hweesio tersebut tapi kalau dilihat dari saat berlangsungnya peristiwa itu sembilan puluh persen dia sudah tak ada di kolong langit lagi." "Bagaimana dengan Tian Bi taysu?" sela Pek li Peng. "Hampir pada saat yang bersamaan lenyap dari peredaran dunia persilatan tapi beberapa waktu kemudian kami dapat kabar yang mengatakan bahwa ia muncul kemhali dalam dunia persilatan bahkan mengikuti pula pertarungan besar untuk memperebutkan gelar nama sepuluh tokoh besar.." Bicara sampai disini. seolah secara mendadak ia teringat akan Suatu persoalan yang maha penting, sambil memandang Siau Ling katanya : "Kotak kayu ini bukan lain adalah kotak yang dibawa Bok Bok taysu dari negeri Thian tok!" "Peristiwa ini toh sudah berlangsung beberapa ratus tahun lamanya.." sela Tu Kiu dengan ketus "darimana sekilas memandang engkau bisa mengenalinya kemhali" lagipula engkau toh belum pernah melihat kotak kayu tersebut?" "Tidak salah, peristiwa ini memang telah berlangsung seratus tahun lamanya dan pinceng belum pernah melihat kotak kayu tersebut, tetapi diatas kotak tersebut terukir nama dari Bok Bok taysu, oleh karena itulah sekilas memandang pinceng dapat segera mengenalinya kemhali" Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan: "Aku ingin mengajukan satu pertanyaan kepada saudara sekalian, aku harap cuwi sekalian bersedia memberi jawaban sejujurnya!" "Taysu, silahkan bertanya! asal pertanyaan yang kau ajukan itu diketahui oleh kami, pasti akan kami jawab sejujurnya!" "Saudara sekalian dapatkan peti kayu ini dari mana".' "Dari dalam istana terlarang! "Apakah kalian bersedia menceritakan kitab yang lengkap selama perjalanan hingga berhasil mendapatkan kotak kayu itu?" 'Tentu saja boleh! " Siau Ling menganguk tanda bersedia Maka secara singkat tapi jelas sianak muda itupun menceritakan pengalamannya selama dalam Istana terlarang hingga berhasil dapatkan kotak kayu tersebut. Selesai mendengarkan kisah tadi Toa Jin taysu termenung dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian kerkata: "Aaaah..! benarlah kalau begitu.. benarlah kalau begitu.." "Sebenarnya apa yang telah terjadi" tanya Tu Kiu tidak sabaran lagi. Toa Jin taysu termenung sebentar lalu ber tata: 'Keterangan yang dapat kuberikan kepada kalian hanyalah merupakan kesimpulan yang berhasil kutarik dengan dasar kumpulan catatan harian yang ditinggalkan Bok Bok taysu dtmasa lampau kisah dari Tiang Bi taysu yang kukumpulkan dari mulut ketua kami serta kisah saudara sekalian hingga memperoleh kotak kayu ini tentu saja dalam keterangan yang kuberikan ini masih terdapat banyak hal dan bagian yang dapat memuaskan hati kalian semua tapi dalam kenyataan aku pun hanya bisa menerangkan menurut data yang ada belaka sedang kenyataan yang sukar dicari mungkin selamanya hanya akan jadi rahasia persilatan yaug tak bakal diketahui orang lagi." ''Kalau toh pembicaraan dari taysu ini disadari pada keterangan dan fakta yang bisa dipercayai aku rasa kesimpulan yang berhasil ditarikpun dapat dipercaya seratus persen apakah kami punya rejeki untuk mengetahuinya?" "Secara singkat aku akan mengutarakan hasil dari kesimpulanku itu bila ada hal atau bagian yang tidak kuat dasarnya harap saudara sekalian suka memakluminya" Setelah berhenti sebentar padri itu meneruskan kata2nya: ''Mungkin sejak permulaan kalinya Tiang Bi bweesio sudah mengetahui maksud dan tujuan dari kedatangan Bok bok taysu kewilayah Timur bahkan kemungkinan besar dialah yang menganjurkan padri dari negeri Thian-tok ituuntuk bermukim dalam gereja siau-lim si sementara ia sendiri selama banyak tahun ditempat luar menunggu Bok bok taysu telah berhasil menemukan kitab catatan ilmu silat yang ditulis dengan huruf Thian toh itu dan meninggalkan gereja Siau lim si ia baru membawa pergi kesatu tempat....." "Jika mereka sudah kenal antara satu dengan yang lain Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kenapa Tiang Bi hweesio harus menawannya dengan kekerasan" toh ia bisa menipunya secara halus?" sela Tu Kui. Toa Jin taysu mengangguk "Dengan cara apa ia berhasil memancing kepergian Bokbok taysu lebih baik tak usah kita perbincangkan yang jelas ia berhasil dipancing pergi oleh Tiang bi taysu kemudian dengan suatu cara pula kitab pusaka itu berhasil didapatkan olehnya," "Bukankah isi catatan ilmu silat itu di tuliskan dalam huruf Thian tok" apakah Tiang Bi taysu memahami?" tanya Siau Ling. "Tbian Bi taysu adalah seorang jago kawakan dari perguruan Go-bi pay menurut hasil penyelidikan kami ternyata padri tersebut adalah seorang ahli tulisan yang menguasai hurup2 negeri Thian-tok!" "Tentu keahliannya sejajar dengan taysu?" sela Sang pat. "Waah... kalau aku dibandingkan dengan Tiang Bi taysu masih selisih terlalu jauh..." Sesudah berhenti sebentar ia melanjutkan "Bakatku tidak bagus, untuk belajar ilmu silat walaupun ada guru yang pandai dan sahabat yang setia namun keberhasilanku tua sih 'etap terbatas sehaliknya Tiang Bi taysu adalah seorang manusia aneh dari perguruan Gobi pay kalau dibandingkan dengan aku maka perbedaannya bagaikan langit dan bumi" "Bagaimana selanjutnya" apakah Tiang Bi taysu telah mewakili perguruan Gobi pay dan ikut serta dalam perebutan nama besar antara sepulub orang tokoh besar"' "Aku sebenarnya tidak mengerti ataupun mengenal urusan mengenai dunia persilatan tapi untuk menyelidiki jejak dari Bok Bok taysu hong tiang gereja kami telah memerintahkan diriku untuk sering mendapat pelajaran dan keterangan dari saudara seperguruan lainnya yang sering Kali melakukan perja lanan dalam dunia persilatan. "Menurut apa yang kudengar, Tiang Bi cinjin memang benar2 mengikuti perbuatan nama besar di antara sepuluh tokoh silat maha sakti, tapi dalam setiap pertemuan tersebut ia belum tentu menang, ditinjau dari beradanya kotak kayu ini didalarn istana terlarang sehingga berhasil kalian temukan hal itu membuktikan bahwa Tiang Bi taysu benar2 pernah memasuki istana terlarang, atau paling sedkit Bok Bok taysu pernah masuk ksdalam istana terlarang" "Mengenai asal usul dari Tiang Bi taysu, aku memang pernah mendengar pula dari mulut orang lain ''ujar Sang Pat, "meski pun jalannya cerita berbeda, namun garis besarnya tidak banyak perbedaannya dengan apa yang taysu utarakan barusan" Pek-li Peng yang selama ini membungkam terus, tiba2 menyela dari samping : 'Taysu, engkau toh menguasai penuh atas bahasa dan tulisan hian-tok asal engkau terjemahkan kemhali tulisan Han yang ada dalam kitab itu menjadi tulisan Thian tok, kemudian dicocokan dengan tulisan yang ditinggalkan Bok Bok taysu bukankah hal itu dengan mudah bisa membuktikan apakah benda itu benar2 adalah barang peninggalan dari Bok bok taysu atau bukan." ''Apakah yang kuucapkan tadi mungkin masih belum dipahami oleh Li sicu kitab catatan dalam huruf Thian tok tersebut telah dibawa kabur oleh Bok bok hweesio." "Jadi kalau begitu ilmu silat yang disembunyikan dalam kitab pusaka itu adalah catatan yang ditinggalkan oleh Tian Bi cinjin" tanya Siau Ling keheranan. "Kemungkinan besar memang begitulah!" Siau Ling segera menjura kepada hweesio itu sambil berseru: "Kalau begitu kuucapkan banyak terima kasih atas petunjuk dari taysu." "Hong tiang kamipun pernah menerima kabar yang mengatakan bahwa Istana terlarang telah dibuka " ujar Toa Jin taysu lagi "hanya saja dalam berita yang tersiar itu mengatakan hanya Shen Bok Hong seorang yang berhasil memasuki Istana tersebut.," Ia mendehem ringan ia melanjutkan: "Aku mendapat tugas untuk melakukan perjalanan dalam dunia persilatan dengan tujuan mencari kotak kayu itu, dan sekarang aku berhasil membuktikan bahwa kotak itu sudah terjatuh ketangan Siau tayhiap, dengan sendirinya akupun tak usah berkelana dan luntang lantung lagi dalam dunia persilatan" Habis berkata ia memberi hormat, lalu mengundurkan diri dari ruangan tersebut. 'Selamat jalan taysu, semoga engkau dapat tiba kembali digereja siau lim si dalam keadaan selamat" kata Siau Ling sambil memberi hormat. Tiba2 Toa Jin taysu menghentikan langkahnya, sambil putar badan ia berkata : "Siau tayhiap, aku mempunyai suatu permintaan yang sebetulnya tak pantas untuk diutarakan, apakah Siau tayhiap bersedia untuk mengabulkan permintaanku ini?" "Permintaan apa"'"Kalau toh kotak kayu itu didapatkan oleh Siau tayhiap. maka sudah sepantasnya kalau catatan ilmu silat yang ada didalarn kotak kayu itu menjadi milik Siau tayhiap, tapi kitab sembahyangan dan kotak kayu itu ditulis dalam huruf Thian tok yang tidak diketahui oleh Siau tayhiap, bagi diri tayhiap benda itu sama sekali tak ada guna nya bagaimana kalau serahkan saja kepadaku untuk dibawa pulang kegereja Siaulimsi" Siau Tian termenung dan berpikir sebentar kemudian jawabnya: "Baiklah!" Toa Jin taysu jadi amat girang pujinya ''Siau tayhiap betul2 seorang budiman yang besar jiwanya kegagahan dan kebijak sanaanmu luar biasa dan terpuji sekali" Sambil membalik halaman kitab itu Siau Ling berkata: "Bukanlah terlalu sayang jika kitab sembahyang ini dirobek halamannya..?" "Yaa...! tiada jalan lain kecuali berbuat demikian lain hari jika Siau tayhiap ada waktu silahkan mampir digereja Siau-lim si dan aku akan berusaha untuk menyempurnakan kembali kitab ini." 'Baiklah!" kata Siau Ling kemudian ia robek empat halaman kitab yang berisikan catatan ilmu silat kemudian diserahkan kembali kotak kayu dan kitab sembahyang itu ketangan Toa Jin taysu. Dengari amat girang padri itu menerma kotak kayu dan kitab sembahyang tersebut kemudian sambil mengucapkan banyak terima kasih ia berlalu dari sana. Memandang hingga bayangan punggung Toa Jin taysu lenyap dari pandangan Sang Pat segera mendehem ringan dan berkata: "Toako andaikata isi tulisan didasar kotak kayu itu adalah catatan ilmu silat maka perbuatan kita kali ini bukankah sama arti nya sudah masuk perangkap dari hweesio tersebut"." Siau Ling tersenyum. "Kendatipun isi kotak kayu itu adalah catatan ilmu silat toh tulisan itu terdiri d ri huruf Thian tok yang tidak kita kenali jika ia tidak memberitahukan kepada kita maka selama hidup kita tak akan memahaminya aku rasa di titipkan dalam gereja Siau lim si jauh lebih aman dari pada kita bawa dibadan" Sorot matanya dialihkan kearah Pek-li Peng dan Tu Kiu lalu tambahnya lebih jauh "Peng ji pergilah dengan saudara Tu untuk melindungi keselamatan hweesio itu secara diam2 hantar dia hingga keluar dari kota Tiang sah." Pek li Peng dan Tu Kio segera mengiakan, kedua orang itu dengan , cepat berangkat tinggalkan ruangan itu. Per-lahan2 Siau Ling sandarkan tubuhnya keatas kursi, sepeninggalnya kedua orang itu dia berkata "Saudara Sang! bagaimanakah perasaanmu mengenai situasi dalam kota Tiang sah belakangan ini?" 'Sebenarnya posisi kita Terdesak dibawah angin, tapi vang aneh ternyata Shen Bok Hong tidak melakukan pergerakan apapun tidak mengadakan penggeledahan pun tidak melakukan pembantaian. Tapi sejak kedatangan toako ketempat ini. serta keberhasilan toako melenyapkan beberapa buah sarang mata2nya. dari posisi yang terdesak rasanya kita sudah berada diatas angin!" "Shen Bok Hong amat membenci kita orang dan para jago dari Bu tong pay bahkan boleh dibilang kebenciannya sudah merasuk ketulang sumsum, tak munekin ia beriba hati atau tak tega membinasakan kita semua, menurut pendapatku, hingga sekarang ia masih belum juga turun tangan pastilah disebabkan oleh alasan2 tersebut, siapa tahu kalau luka yang diderita olehnya ketika berlangsungnya pertempuran sengit diluar istana terlarang, hingga kini masih belum juga sembuh!" "Benar, kemi'ngkinan besar memang begitu ! " Sang Pat mengangguk. "Didalam penilaian kira semua, keadaan seperti ini sebenarnya merupakan suatu kesempitan yang sangat baik, sebetulnya siau heng ada niat untuk memilih beberapa orang jajo yang berkepandaian tinggi dan bernyali besar untuk melangsungkan pembersihan dan pembantaian terhadap anggota perkumpulan Pek hoa san cung mumpung Shen Bok Hong masih lemah, menurut perkiraaanku kekuatan yang dibawanya dalam perjalanan jauh meninggalkan perkampungan Pek boa san cung pasti terbatas sekali, itu berarti kita memiliki separuh bagian harapan untuk berhasil dengan pergerakan ini. tapi sungguh taknyana... aaii. rupanya Thian belum bersedia memberikan kesempitan baik bagi kita" "Apakah ada yang tidak beres"!" tanya Sang Pat. ''Peristiwa pertama yang sangat diluar dugaan adalah berhasilnya diplomasi Shen Bok Hong untuk bekerja sama dengan Su Hay Kuncu dan Siau-yau-cu sekalian, kedua kelompok kekuatan itu merupakan dua kelompok kekuatan yang paling besar dari kaum sesat dalam dunia persilatan dewasa ini. kerja sama itu membuktikan akan kelihayan dan kecerdasan dari Shen Bok Hong yang betul2 melebihi batas pikiran orang lain. Peristiswa kedua adalah relanya Shen Pok Hong untuk meninggalkan kekuatan yang dia himpun untuk menemui seorang sahabat lamanya, menurut apa yang berhasil kudengar sahabat karibnya itu adalah seorang hweesio yang kehilangan sebuah jari tangannya, meskipun siau heng tidak begitu yakin namun delapan puluh persen dia sudah pasti adalah musuh besar dari suhu dan ayah angkatku.." Ia berhenti sebentar, kemudian menambahkan : Perduli siapakah orang itu, ia bisa membuat Shen Bok Hong rela meninggalkan himpunan kekuatan dan rencana besar yang telah disusunnya hanya untuk bertemu dengan dirinya, orang itu sudah pasti merupakan seorang jago lihay yang sulit di tandingi atau paling sedikit ilmu silatnya tidak berada dibawah Shen Bok Hong" "Perkataan toako sedikitpun tak salah!!" "Ilmu silat yang kumiliki telah memperoleh kemajuan yang pesat ilmu pedang Hoa san kiam hoat dari Tam In Cing pun sudah banyak bagian yang telah kukuasai sedang mengenai ilmu sentilan Sian ci sin kang aku rasa kekuatan daya seranganku sudah makin mendalam bila berjumpa kembali dengan Shen Bok Hong meskipun belum tentu bisa menangkan dirinya tapi aku percaya kekuatanku masih mampu jika digunakan untuk bergebrak dua sampai tiga ratus jurus sayang Sun loocianpwee dari pihak Kay pang tidak ada disini kalau toh Shen Bok Hong telah bekerja sama dengan Siau yau cu sekalian dan seorang sahabatnya telah menyusup pula kemari itu membuktikan bahwa kekuatan Shen Bok Hong sama sekali belum menjadi lemah kemungkinan besar dunia persilatan masih harus mengalami masa2 yang menyedihkan dan musibah2 hebat akibat dari ulah gembong iblis tersebut" Sang pat mendehem ringan ujarnya kemudian "Dewasa ini para enghiong hoohan dari empat samudra dan pelbagai perguruan besar telah sadar dari tidurnya aku rasa maksud toako untuk membinasakan Shen Bok Hong juga tak perlu dilaksanakan dengan terburu napsu menunggu setelah semua kekuatan dunia persilatan yang bangkit menentang kelaliman Shen Bak Hong telah terhimpun aku tidak sulit untuk membasmi kekuatan dari Shen Bok Hong beserta antek! perkampungan Pek hoa san cung nya!." Siau Ling tersenyum. "Meskipun apa yang saudara Sang katakan sedikitpun tak salah tapi dibalik persoalan ini sebenarnya masih terselinap banyak masalah" "Masalah apa?" "Pertama kebusukan nama She Bok Hong sudah amat tersohor dikolong langit meskipun para orang gagah dikolong langit telah sadar dari tidurnya tapi untuk beberapa saat lamanya masih sulit bagi mereka untuk melakukan suatu pergerakan yang serempak dalam hal ini aku rasa masih harus diulur sampai dua tahun mendatang. Walaupun Sekilas memandang waktu sangat menguntungkan kita. tapi Shen Bok Hong sendir pun pasti akan mempergunakan waktu yang ada sebaik mungkin, mereka telah bersatu padu dibawah satu komando, gerak gerikpun cepat sekali, kalau dibandingkan dengan kekuatan kita yang ibaratnya sebaskom pasir benar2 selisih jauh sekali, dewasa ini kekuatan dunia psrsilatan yang paling besar yakni partai Siau lim dan perkumpulan Kay pang agaknya belum punya niat untuk melakukan perlawanan atas kelaliman Shen Bok Hong dengan sungguh hati. apalagi mata2 yang diperintahkan gembong iblis itu untuk menyusup kedalam tubuh setiap partai telah melakukan pergerakan, mungkin saja sebelum persatuan terwujud pihak partai persilatan telah saling bentrok dan pecah lebih dahulu. Kedua, sekarang Shen Bok Hong sudah tidak takebur lagi. ia berusaha sekiitt tenaga untuk mengumpulkan semua kekuatan yang ada dikolong langit untuk berpihak kepadanya, sedangkan pihak kita sama sekali tiada organisasi yang kuat. mengulur waktu meskipun menguntungkan kita nampaknya, dalam kenyataan justru sangat merugikan" "Untuk mengorganisir semua kekuatan orang gagah dikolong langit dalam perlawanannya terhadap kelaliman Shen Bok Hong menurut pendapatku lebih baik diserahkan kepada Bu Wi tootiang saja!" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Berbicara tentang ilmu silat maupun kedudukannya dalam dunia persilatan Bu Wi Too tiang memang tepat untuk memikul tanggung jawab ini tapi sayang ia masih belum begitu memahami akan watak serta perangai dari Shen Bok Hong berbicira tenteng racun lawan racun maka dia masih kalah setingkat jika dibandingkan dengan gembong iblis itu" "Lalu menurut pendapat toako siapakah yang lebih cocok untuk memikul tanggung jawab ini?" tanya Sang Pat kemudian "Orangnya sih sudah ada hanya aku tak tahu apakah orang itu bersedia memberi bantuan dengan sepenuh tenaga atau tidak." "Siapa sih orang itu?" "It bun Han too.!!" "Pemilik rumah perpustakaan Sing Ki?" "Tidak salah ia telah berjanji dengan Siau heng untuk bertemu muka dalam kuil Leng in si dikota Hang-ciu bila sampai batas waktunya aku belum nampak juga maka dia akan cukur rambut jadi pendeta dan selamanya tak akan mencampuri urusan dunia persilatan lagi.." Pemuda itu menghembuskan napas panjang kemudian melanjutkan: "Pada waktu itu kutampik perintahnya untuk membantu pihak kita karena Siau-heng ada maksud hendak beradu kekuatan dengan Shen Bok Hong dengan mengandalkan ilmu silat tapi sekarang terpaksa kita harus mengundang dirinya untuk membantu pihak kita" "Benarkah It bun Han Too memiliki kemampuan sebebat itu?" "Menurut pendapat siau-heng ketajaman otaknya serta kemampuannya untuk menduga kejadian yang akan datang sama sekali tidak berada dibawah kemampuan dari Shen Bok Hong" "Kalau memang begitu mari kita undang dirinya!" Siau Ling mengangguk. 'Setelah Peng ji dan saudara Tu kemhali nanti kita segera kembali kepantai pasir dan merundingkan lebih dulu persoalan ini dengan Be Sun Hui serta Bu Wi Too tiang." Sementara pembicaraan masih berlangsung tiba2 terdengar suara langkah kaki yang sangat berat berkumandang datang. Siau Ling segera mengerutkan dahinya dan berbisik: "Mungkin pelayan!!" Sang Pat segera enjotkan badan dan berkelebat keluar dari ruangan itu. Beberapa saat kemudian sie poa emas telah muncul kembali sambil memayang tubuh Tu Kiu langkah mereka lambat sekali. Paras muka Tu Kiu pucat ke-hijau2an darah kental mengucur keluar dari ujung bibirnya membasahi pakaian dan mukanya. Siau Ling segera loncat maju kedepan dan memayang tubuh Tu Kiu sambil bertanya: "Parahkah luka yang kau derita?"" Tu Kiu mengangguk. "Nona Pek li....dia...." Siau Ling ulapkan tangannya kemudian menempelkan telapaknya keatas punggung Tu Kiu serunya: "Jangan berbicara dulu l" Rupanya Tu Kiu mau lanjutkan kembal perkataannya tapi dengan cepat Sang Pat menyela: "Tu loo sam dengarkanlah nasehat toako ! kalau engkau memaksakan diri untuk berbicara juga sebelum duduknya persoalan dibikin jelas engkau sudah tak akan kuat menahan diri' Tu Kiu mengangguk ia segera pejamkan matanya. Sementara itu Siau Ling telah menyalurkan hawa murninya kedalam tubub Tu Kiu sambil mengerahkan tenaga iapun memeriksa keadaan luka saudaranya itu dengan seksama ia lihat luka dalam yang dideritanya amat parah darah mengucur keluar dari mu lut dan hidungnya jelas pukulan yang berhasil mampir ditubuhnya berat sekali. Dengan disalurkannya hawa murni kedalam tubuhnya pergolakan hawa murni dalam dada Tu Kiu perlahan2 jadi reda dan tenang kembali. "Toako ! ' bisik Sang Pat dengan suara lirih "parahkah luka yang ia derita"." "Parah sekali tapi engkau tak usah kuatir pertolongan yang telah kita berikan tepat pada waktunya keadaan lukanya tidak akan memburuk lagi.." "Entah siapakah yang berhasil melukai dirinya sehingga begitu parahnya.." tapi yang jelas orang itu pasti memiliki tenaga dalam yang amat sempurna." Siau Ling tempelkan jarinya keeatas bibir. "Ssst jangan berisik sehingga mengganggu kontrasi. " ia memperingatkan. Meskipun dalam hati kecilnya pemuda itu ingin cepat2 mengetahui tentang keadaan dari Pek li Peng namun dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk menahan perasaan itu. Kurang lebih setengah jam kemudian Tu Kiu baru membuka kemhali matanya sembil memandang sekejap kearah Sang Pat dan Siao Ling ujarnya lirih: ''Nona Pek-li telah ditawan orang!." Siau Ling merasa amat terperanjat segera pikirnya: "ilmu silst yang dimiliki Pek-Ii Peng tidak lemah untuk merobohkan gadis itu bukanlah Suatu pekerjaan yang sangat mudah apalagi menangkap dirinya dalam keadaan hidup . Peristiwa ini luar biasa sekali entah siapakah yang mampu melakukan perbuatan itu?" Walaupun terperanjat namun sianak muda itu menekan perasaannya didalam hati ia tertawa ewa dan menjawab : "'Tidak menjadi soal, kalau toh dia sudah ditangkap hidup2 maka itu berarti babwa jiwanya tidak terancam oleh bahaya, ceritakan lah secira per-laban2, sebenarnya kalian telah berjumpa dengan siapa", "Kami telah bertemu dengan Shen Bok Hong!" "Shen Bok Hong?"" ulang Siau Ling dan Sang Pat dengan wajah terperangah. "Tidak salah! setelah Shen Bok Hong berhasil menangkap nona Pek li. ia memerseni sebuah pukulan keatas tubuhnya dan beritahu kepada siaute bahwa ia sudah mengetahui akan rumah penginapan yang kita diami sekarang, tapi ia bilang pada saat ini sedang sibuk dan untuk sementara waktu tak minat uniuk berjumpa dengan toako. pukulan yang dia hadiahkan kepadaku benar2 berat sekali namun tidak sampai membereskan jiwaku, ia telah memperhitungkan daya tahanku secara tepat..." ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 26 BICARA sampai di sini nafasnya mulai tersenggal2. Siau Ling segera tarik napas panjang dan berkata. "Saudara Tu bicaralah per-lahan2 jangan terburu nafsu!" Setelah mengatur nafasnya Tu Kiu melanjutkan kembali kata2nya. "Menurut dia setelah aku tiba kembali disni dengan susah payah maka semua tenagaku sudah habis dan letih sekali untuk memulihkan kembali keadaanku paling sedikit harus beristirahat selama satu jam mungkin toako akan membantu aku untuk memulihkan keadaanku itu dan tak mungkin bisa mem percepat waktunya untuk melakukan pengejaran dalam lagi selama masa satu jam aku tak dapat bicara kecuali kalau toako tidak memperdulikan keadaanku lagi tapi ia sudah memperhitungkan semuanya dengan tepat dengan kebesaran jiwa toako tak mungkin engkau....'" "Aaaai...! apa dia katakan memang tepat tekali segala sesuatunya telah berada dalam dugaannya" sahut Siau Ling "Aku rasa ada satu hal yang sama sekali diluar dugaan Shen bok hong...." sela Sang Pat. "Hal apa?"" "Kemajuan pesat dalam tenaga dalam yang dimiliki toako menurut dugaannya toako harus membuang waktu selama hampir satu jam untuk menyadarkan kembali diri sam-te, tapi dalam kenyataan hanya setengah jam belaka yang dibutuhkan toako untuk menolang saudara Tu " Siau Ling menghela nafas panjang. "Aaai.. ia tak membereskan jiwamu tapi sengaja melepaskan engkau kembali aku rasa pasti ada banyak persoalan yang disuruh sampaikan kepadaku, bukankah begitu?"" Sedikitpun tidak salah, meskipun siau-te tabu bahwa apa yang dia katakan kepadaku hanya berupa suatu jebakan belaka tapi bagaimanapun juga aku harus mengutarakan kepadamu. "Tak menjadi soal, katakanlah ! " Shen bok hong beritahu kepadaku katanya ia akan mengirim Pek-li keatas gunung soat-hong san!" "Luas gunung soat-bong-san mencapai be ribu2 li panjangnya, apakah Shen bok hong tidak menerangkan kita harus mencari kemana?" tanya Sang Pat. "Ia sama sekali tidak menerangkan persoalan itu. tapi ia pernah berkata asal toako berani pergi kesini maka pasti akan kirim orang untuk menyambut kedatangannya" "Mereka pasti telah mencari suatu tempat yang paling strategis dan paling bahaya keadaannya diatas gunung Soat hong san untuk menjebak kita, tindakannya yang sama sekali tidak menerangkan letak tempat itu yang sebenarnya Anak Berandalan 4 Dewi Ular 84 Racun Kecantikan Pangeran Matahari Dari Puncak 2

Cari Blog Ini