Ceritasilat Novel Online

Budi Kesatria 16

Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen Bagian 16 'Engkau anggap aku tak bisa paksa engkau untuk keluar dari tempat persembunyianmu itu?"" Sambil berkata perlahan2 ia maju mendekati kereta kuda yang berkerudung kain itu. Ia tahu kalau penghuni dalam kereta itu memiliki ilmu pedang yang tinggi dan lihay maka gerak geriknya sama sekali tak berani terlalu gegabah, setibanya didepan kereta mendadak tangannya berkelebat kedepan lancarkan sebuah cengkeraman maut. Ia berharap dapat merobek kain hitam yaug menutupi kereta itu lebih dahulu sehingga dapat diketahui olehnya siapakah orang yang berada didalam kereta itu. Siapa tahu baru saja tangannya hampir menyentuh dinding kain yang menutupi kereta itu, mendadak pedang lawan diiringi desiran angin tajam telah menyambar keluar dan langsung mengancam telapak tangannya, yang lebih aneh lagi ternyata orang yang berada didalam kereta itu rupanya sudah tahu kalau sepasang tangan Siau Ling sama sekali tak mempan dibacok ataupun ditusuk dengan senjata ketika ujung pedang itu hampir mengena pada sasarannya tiba2 ditengah jalan dia merubah arah. Dari menusuk ia merubahkan serangannya jadi membabat daan langsung membacok pergelangan kanan Siau Ling . Buru2 sianak muda itu tarik kembali tangan kanannya, dan pedang panjang itupun segera ditarik kembali kedalam kereta. Rupa2nya orang yang berada dalam kereta itu telah memandang kereta kudanya sebagai daerah kekuasaan yarg terpisah dari segala2nya. Kendatipun pertarungan yang sedang berlangsung diluar kereta bagaimana dahsyat dan sengitnya, ia tetap tidak ambil perduli dan sama sekali tak ada minat untuk turut campur, bahkan terhadap kuda2 penghela keretanya pun ia tak mau ambil perduli. Rupanya dia hanya tahu melindungi kereta itu dan tidak sampai dimasuki orang lain. Secara beruntun Siau Ling sampai berganti menyerang dari berbagai arah, namun usahanya selalu mengalami kegagalan, setiap kali tubuhnya hampir mendekati kereta tersebut, pada saat yang tepat pedang itu menyambar tiba, bahkan arah yang diserang setiap kali merupakan tempat mematikan yang mau tak mau terpaksa dihindari. Lama kelamaan api amarah yang semula berkobar dalam dada Siau Ling makin berkurang dan akhirnya lenyap tak berbekas sekarang yang masih tersisa hanyalah rasa ingin tahu yang kian lama kian menebal. Sorot matanya segera dialihkan ketempat lain mendadak ia temukan sebilah golok menggeletak tak jauh dari situ dengan cepat ia memungut golok tersebut kemudian teriak nya dengan suara lantang: ''Ilmu pedang yang kau miliki benar2 sangat lihay hati2lah sekarang aku hendak menyerbu kedalam keratamu !" Ditengah bentakan keras tubuhnya segera menerjang naik keatas kereta kuda itu. Cahaya berkilauan menerobos diangkasa dan memancar keempat penjuru pada saat yang sangat tepat pedang mustika itu kembali melancarkan serangan. Siau Ling segera putar goloknya untuk menangkis datangnya tusukan pedang tadi traaang! Benturan nyaring mengakibatkan percikan bunga api memancar kesana sini. Kali ini Siau Ling menerjang kedepan dengan membawa tekad hendak menerobos masuk kedalam kereta tersebut, maka dari itu tenaga murni yang disalurkan kedalam bacokan goloknya kuat juga dahsyat melebihi pikiran. Sekali lagi terjadi bentaran nyaring yang sangat memekikan telinga, serangan pedang itu termakan oleh bacokan golok Siau Ling hingga terpental dan miring kesamping. Setelah berhasil menyingkirkan pedang itu. Serangan golok tersebut kembali menyebar kekiri kanan dan membacok kutung sebagian dari kereta kuda itu. Sebelum pemuda itu sempat membacok bagian yang lain serangan pedang itu kembali menyambar tiba. Sekali lagi Siau Ling menggerakkan goloknya untuk mementalkan serangan pedang tersebut Orang yang bersembunyi dibalik kereta itu melancarkan tusukan pedangnya secara beruntun, semua serangan ditujukan kebagian bagian yang mematikan ditubuh Siau Ling, tapi berhubung Siau Ling tak dapat menebak tempat persembunyian lawan, ia tak sanggup melancarkan serangan balasan terpaksa pemuda itu memilih dalam posisi bertahan. Pertarungan sudah berlangsung beberapa jurus akan tetapi Siau Ling masih tetap gagal untuk menyerbu kedalam kereta itu. Lama kelamaan ia jadi gelisah diam2 hawa murninya dihimpun se-hebat2nya dalam golok, Setelah mengarah tepat tusukan pedang lawan mendadak ia potong gerak sambaran pedang itu dan membacokan dengan keras. Bacokan ini aneh dan luar biasa dahsyatnya memaksa pedang yang berada diluar segera tertahan diluar. Menggunakan kesempatan yang sangat baik itu Siau Ling geserkan tubuhnya kesamping dan mendesak maju kedepan untuk lebih mendekati kereta kuda itu. Tiba2 cahaya putih berkelebat lewat di-angkasa sebilah pisau belati menyambar ke luar dari balik kereta dan langsung menusuk kearah tubuhnya. Tangan kanan Siau Ling mengenggam golok, tangan kirinya segera berkelebat cengkeram datangnya tusukan pisau belati tersebut. Menggunakan kesempatan yang sangat baik inilah sianak muda itu menengok ke arah dalam kereta, ia saksikan seorang pria berbaju serba hitam duduk bersila didalam kereta tangan kanannya menggenggam pedang dan tangan kirinya mencekal sebilah pisau belati. Siau Ling dengan tangan kirinya mencengkeram separoh dari pisau belati lawan sedang tangan kanannya yang mencekal golok menahan tusukan pedang musuh dengan demikian tak bisa dihindari lagi kedua belah pihak sama berhenti menyerang dan saling mempertahankan diri. Tiba2 pria baju hitam itu menarik kembali tangan kanannya kebelakang ia tarik pedangnya kemudian meneruskan dengan sebuah tusukan yang mengancam dada sianak muda itu. Siau Ling segera membuang Golok dalam cekalannya, dengan andalkan ampuhnya sarung tangan kulit ular berusia seribu tabun yang tahan bacokan, ia membentangkan ke lima jari tangannya lalu mencengkeram pedang itu. "Saudara siapakah engkau" Aku harap engkau bersedia menyebutkan namamu" tegurnya ketus: Bukan saja pria itu memakai pakaian serba hitam, mukapun ditutupi dengan selembar kain berwarna hitam pula. Ditengah kegelapan susah untuk membedakan kelima indera nya, yang nampak hanyalah sepasang biji matanya yang memancarkan cahaya tajam. "Siapa engkau..!?" "pria berbaju serba hitam itupun menegur dengan suara dingin. Siau Ling terperangah. "Aneh benar! aku toh sedang bertanya kepadamu?"" tegurnya. "Aku kenapa musti memberi jawaban atas pertanyaan yang kau ajukan." Siau Ling tertawa dingin. "heehh heehh heehh . . ! kalau engkau tidak bersedia untuk menjawab, maka dalam pertarungan yang berlangsung pada saat ini, salah satu diantara kita harus ada yang mampus, aku tahu ilmu silat yang kau miliki sangat tinggi, ilmu pedang yang kau yakinkan juga ampuh dan luar biasa, dalam perkampungan pek-hoa san-cung tu terhitung jago kelas satu, bila ini hari aku tidak berusaha untuk membereskan selembar jiwamu, dikemudian hari entah ada berapa banyak umat persilatan yang bakal menemui ajalnya diujung pedangmu itu..." Sesudah berhenti sebentar, dengan suara yang lebih gagah dan lantang ia melanjut kan : "Diantara kita berdua memang tak pernah terikat oleh dendam sakit hati ataupun perselisihan apapun, jika aku sampai mencabut jiwamu pada saat ini, maka tindakanku ini tidaklah benar, tetapi saat ini merupakan saat yang paling gawat bagi umat persilatan untuk menentukan siapa yang akan berkuasa dikolong langit, kaum sesat atau kaum lurus" karena engkau membantu shen bok hong untuk bikin kejahatan, maka mau tak mau terpaksa aku harus membinasakan dirimu" Mendengar ucapan tersebut pria baju hijau itu segera mendongak dan tertawa ter-bahak2. " Haaahbh ,.haaahbh. .haaahlh... kalau ku dengar dari nada suaramu itu seakan2 engkau sudah merasa yakin untuk bisa menangkan diriku?" "Ucapanmu tepat sekali aku yakin masih mampu uniuk melukai dirimu'.!" "Hmm! tapi sayang aku tak percaya" jengek pria baju hitam itu ketus, "Kalau engkau tak percaya apa salahnya kalau kita mencoba lebih dabulu?" Diam2 hawa murninya disalurkan keluar dengan suatu pancaran yang luar biasa dahsyatnya, serentetan aliran listrik langsung menembusi tubuh pedang dan pisau belati menyerang tubuh pria baju hitam itu. ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 28 Bagi orang2 persilatan yang memiliki tenaga dalam amat sempurna, seringkali mereka saling menempelkan sepasang telapaknya untuk saling beradu tenaga dalam, meskipun diluaran pertarungan ini tidak lebih seru dan mengerikan daripada pertarungan dengan tangan kosong ataupun dengan senjata, namun dalam kenyataan pertarungan yang sama sekali tak menimbulkan suara sedikitpun itu justru merupakan suatu pertarungan adu jiwa yang bisa membahayakan jiwa kedua belah pihak. Tapi serangan tenaga dalam lewat pedang dan pisau belati untuk menyerang tubuh lawan yang dilakukan Siau Ling barusan, merupakan sistim penyerangan yang setingkat jauh lebih dahsyat daripada kepandaian lainnya. Pria baju hitam itu kontan merasakan munCulnya segulung desiran angin serangan yang tajam lewat pedang dan pisau belatinya yang membuat sekujur badan jadi sakit dan dadanya jadi sesak. Ia merasa amat terperanjat sekali, sambil menghimpun segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk menahan Serangan tersebut, dia segera menegur dengan suara yang lantang: "Kau... kau... engkau adalah Siau Ling!!" Sementara itu Siau Ling sendiripun sedang merasakan datangnya tenaga perlawanan yang cukup tangguh untuk memukul balik tenaga serangannya, sementara ia hendak mengerahkan tenaga dalamnya lebih besar lagi, tiba2 terdengar olehnya teguran dari pihak lawan yang langsung menyebutkan namanya, ia jadi tertegun dan segera balik menegur: "Siapakah engkau.?"?" pria baju hitam itu menggeleng. "Jawab dulu pertanyaanku benarkah engkau adalah Siau Ling atau bukan...?"" "Aku beritahu kepadamu pun tak ada salahnya pokoknya hari ini aku tak akan berhenti menyerang sebelum berhasil membinasakan dirimu" "Kalau kudengar dari nada suaramu, rupanya engkau benar2 adalah Siau Ling!" "Sedikitpun tidak salah, aku memang Siau Ling! engkau mau apa..?"" "'Engkau benar2 seorang jago kenamaaan yang bukan bernama kosong belaka, untuk sementara waktu kita tunda dahulu pertarungan yang bakal dilangsungkan, aku ada beberapa patah kata hendak diutarakan kepadamu, selesai mendengar perkataanku ini apabila engkau merasa tak puas maka kita lanjutkan kembali pertarungan ini" "Hmm! aku tak takut engkau bermain curang..!" sambil berkata Siau Ling mengendorkan tangannya dan melepaskan cekalannya pada pedang serta pisau belati tersebut. Per-lahan2 pria baju hitam itu tarik kembali pedang panjang serta pisau belatinya kemudian diletakkan disisi tubuhnya, setelah itu barulah dia berkata : 'Bukankah engkau punya seorang adik angkat yang bernama Pek-li peng..?" Siau Ling terperangah. "Benar, sekarang nona Pek Li berada dimana?" "Ia tidak berada di sini, sekalipun engkau bunuh semua orang yang berada disini juga tak akan kau temukan nona Pek Li tersebut, dari mulut mereka semuapun engkau tak akan berhasil mengetahui jejak nona itu!" "Jadi kalau begitu maksudmu diantara orang2 yang hadir ditempai ini sekarang hanya engkau seorang yang mengetahui jejak dari nona Pek Li?"' "Engkau memang amat cerdik" Setelah berhenti sebentar terusnya. "Apakah engkau bertemu dengan nona Pek Li?" " Selama banyak waktu Siau Ling sudah seringkali menghadapi gelombang percobaan yang luar biasa besarnya. Pengalamannya dalam menghadapi musuh juga memperoleh kemajuan meskipun dalam hati kecilnya dia ingin cepat berjumpa dengan Pek Li Peng namun diatas paras mukanya masib tetap mempertahankan ketenangan dan keangkuhannya. "Syarat apa yang harus kupenuhi untuk bisa bertemu dengan nona itu" "Gampang sekali! "jawab pria baju hitam itu dengan dingin "Perintahkan sahabat2mu serta anak buahmu untuk segera berhenti bertempur, kita berdua dengan naik kuda segera berangkat menuju ketempat nona Pek Li disekap!" "Hmm...! rupanya Shen Bok Hong telah memasang jebakan untuk menunggu aku datang untuk masuk kedalam perangkap" "Nona Pek-li peng berada pula disana!" "Ada satu hal, Apakah engkau pernah memikirkannya?" "Persoalan mengenai apa?"! "Pada saat ini, kami bisa membasmi seluruh pengikutmu Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sehingga seorang pun tak tersisa?" Dalam pada itu empat pujangga besar dunia persilatatan bekerja sama dengan Cu Kun San serta Suma Kan telah berhasil membinasakan hampir sebagian besar musuh yang berada disitu, kebanyakan kalau bukan mati tentu sudah menderita luka yang sangat parah. Cu Bun Ciang pun dalam pertarungan itu sudah berhasil menawan telapak malaikat hitam Siang Peng dalam keadaan hidup2. Setelah selesai membinasakan kawanan penjahat, beberapa orang jago itu segera berkumpul jadi satu dan mengepung kereta kuda itu rapat2, dalam keadaan begini tak mungkin bagi pria baju hitam itu untuk melarikan diri. Terdengar Cu Kun San dengan suara keras berkata : "Siau tayhiap pasti sudah mengejar penghuni kereta kuda itu. Aku tidak percaya kalau mereka bisa melangsungkan serangannya didalam kereta kuda itu" Siau Ling yang sempat mendengar pembicaraan itu dalam hati kecilnya segera berpikir : "'Seringkali dikolong langit memang terjadi banyak kejadian yang sama sekali diluar dugaan orang." Dengan suara keras ia segera berseru : "Harap saudara sekalian suka menunggu sebentar, aku sedang bercakap2 dengan sahabat yang ada didalam kereta kuda ini!" Suma Kan segera tertawa "Cu-heng!" engkau tidak percaya kalau mereka bakal melangsungkan pertarungan didalam kereta itu tapi dalam kenyataan justru mereka sedang melangsungkan pertarungan didalam kereta. Kenyataan yang terbentang didepan mata pada saat ini tidak bisa dibantah lagi mau tak mau kita harus mempercayainya." "Aku sudah hidup sampai setua ini tapi belum pernah ada dua orang manusia melangsungkan pertarungan didalam ruang kereta peristiwa ini benar2 membuat pandangan mataku jadi terbuka!" Sementara itu sambil tertawa Siau Ling telah menegur. "Sudah engkau dengar apa yang mereka bicarakan?"" "Mendengar soal apa?"" "Kawan2 yang mengiringi kedatanganmu serta anak buah yang kau andalkan tenaganya pada saat ini mungkin tak seorang pun yang mampu membantu dirimu lagi" "Kalau dilihat dari gelagatnya mungkin pergerakanmu kali ini sudah disertai pula dengan suatu rencana yang banyak semua pengiringmu merupakan jago2 lihay kelas satu dalam dunia persilatan tapi sayang pengiringmu yang ampuh itu tak dapat ikut serta dalam perjalanan ini serta membantu usaha mu." Ia berhenti sebentar kemudian dengan suara yang dingin dan menyeramkan ia melanjutkan: "Kecuali kalau sudah tidak memperdulikan soal mati hidup dari nona Pek Li lagi! Siau Ling termenung dan berpikir beberapa saat lamanya kemudian sahutnya: "Baik aku akan menyanggupi syarat yang kau ajukan itu" "Apakah semua orarg yang berada diluar kereta dewasa ini merupakan jago2 kenamaan semua dikolong langit?" tanya pria baju hitam itu sambil pungut pedangnya. "Tebakanmu tepat sekali mereka semua adalah jago2 persilatan yang memiliki ilmu silat amat tinggi dikolong langit" "Jikalau Siau tayhiap tidak turun tangan untuk mencampuri urusan ini aku ingin sekali menjumpai bebera orang jago lihay itu serta menjajagi sampai dimanakah keyakinan ilmu silat yang mereka miliki! Kata pria baju hitam itu dingin. Siau Ling yang sudah bergebrak sebanyak belasan jurus dengan pria tersebut, dalam hati kecilnya ia menyadari bahwa ilmu silat yang dimiliki orang itu benar2 sangat lihay, untuk bertarung satu lawan satu beberapa orang jago tersebut belum tentu sanggup menandingi kepandaiannya, apalagi Pek Li sedang berada dalam keadaan bahaya dan harus segera diberi pertolongan, pemuda itu merasa tiada berkepentingan untuk membuang banyak waktu dengan percuma di sana. Berpikir sampai disitu, dengan suara dingin ia segera menukas : "Aku rasa hal itu tak perlu! Seandainya engkau benar ingin bertarung, akupun tak akan menghalangi keinginanmu itu, tapi kalau sampai menggusarkan hati mereka sehingga mereka mengerubuti engkau seorang, aku pun tak akan dapat membantu dirimu!" Pria baju hitam itu menggerakkan pedang nya mencokel sedikit horden diluar kereta dan melongok keluar, setelah menyapu sekejap wajah empat pujangga besar dunia persilatan Cu Kun San dan Suma Kan sekalian ujarnya dengan suara hambar: "Rupa2nya engkau lebih menaruh perhatian dan rasa kuatir terhadap mati hidupnya Pek-li ?" "Tentu saja aku sangat menaruh perhatian terhadap nasibnya.. !" sahut pemuda itu dengan ketus. Pria baju hitam itu masukkan kembali pedangnya kedalam sarungnya dan loncat keluar dari ruang kereta, dengan cepat ia dikepung oleh empat pujangga besar dunia persilatan. Cu Kun San serta Suma Kan. Menyaksikan tingkah laku rekan2nya Siau Ling segera menengadah dan tertawa tergelak. "Haaahh... haaahh... haaahhh .. harap kalian semua jangan turun tangan secara gegabah!" Sambil berseru ia loncat keluar dari balik ruang kereta. Suma Kan memasang obor dan mengangkatnya tinggi2, cahaya terang segera menyinari paras muka orang itu. Terlihat oleh mereka pria baju hitam itu mempunyai paras muka yang berwarna hitam Pekat bagaikan pantat kuali sehingga kelihatan aneh sekali, begitu hitam sama persis dengan pakaiannya yang serba hitam pula, dengan hati keheranan peramal sakti dari laut Tang hai ini segera berpikir dalam hatinya : ''Kalau dia mengenakan topeng kulit manusia diatas wajahnya maka warna yang dipilih sepantasnya kalau makin tipis semakin baik, kenapa ia kenakan topeng yang menyolok dan aneh bentuknya?"!" Berpikir sampai disitu, dengan suara dingin ia segera menegur "Apakah engkau bukan penduduk pribumi?"!!" "Hmm! aku toh memikai topeng kulit manusia" masa engkau tak dapat melihatnya ?" sahut pria baju hitam itu dengan nada suara yang ketus. Cu Kun San yang kasar dengan cepat membentak keras : "Mari kita lepaskan topeng kulit manusia yang dia kenakan, coba periksa bagaimana sih potongan wajah yang sebenarnya?"" "Suatu usul yang tepat" sambung empat pujangga besar dunia persilatan hampir ber bareng "Cukup ditinjau dari topeng kulit manusianya yang berbentuk aneh dan menyeramkan sudah bisa diketahui kalau dia bukan seorang manusia baik2" Maksud dari perkataan itu jelas sekali rupanya dia akan segera turun tangan. Tiba2 Siau Ling maju selangkah kedepan lalu mencegah; "Saudara2 sekalian harap jangan turun tangan dulu untuk sementara waktu!!" "Haaahh haaahh haaahhh " Cu Kun San tertawa terbahak2. 'Apakah Siau tay-hiap hendak bertarung satu lawan satu dengan dirinya?"' Siau Ling menggeleng. "Aku akan mengikuti sahabat ini untuk pergi menjumpai Shen Bok Hong." "Baik! kita akan pergi ber- sama2 sambung Cu Bun Ciang dari kota lok-yang dengan cepat." Siau Ling tertawa getir. "Tak mungkin terjadi, sahabat ini hanya bersedia membawa aku seorang diri" "Kalau begitu jelaslah sudah kalau perkataannya adalah suatu jebakan belaka teriak Cu kue san" "Siau tayhiap jangan se kali2 engkau pergi temui gembong iblis itu seorang diri." "Sekalipun aku tak ingin pergi juga tak mungkin, aku sudah tahu kalau Shen Bok Hong pasti telah siapkan jebakan untuk mancing aku masuk perangkap tapi bagaimanapun juga, mau tak mau terpaksa aku harus pergi juga." "Kenapa harus begitu?" "Kalau aku tidak pergi menjumpai dirinya maka seorang nona cantik akan dianiaya dan dibunuh secara brutal oleh Shen Bok Hong!" "Tapi dengan kekuatan Siau tayhiap seorang mana mungkin engkau berhasil menyelamatkan nona itu?" "Memang kuakui dalam tindakanku ini sama sekali tiada keyakinan apapun dalam hatiku untuk berhasil tapi urusan sudah jadi begini dan mau tak mau aku harus pergi juga untuk menempuh bahaya ini!" Sebelum Cu Kun San sempat memberikan tanggapannya Suma Kan berebut bicara lebih dahulu. "Rupanya Shen Bok Hong hanya memberi batas pada Siau tayhiap seorang yang boleh pergi menjumpai dirinya?" "Kalau memang begitu rasanya kami tak leluasa uatuk mengiringi kepergianmu ini tolong tanya kalian berdua kapan baru akan berangkat.'' "Lebih cepat sih lebih baik!" Bicara sampai disitu pemuda she Siau itu segera alihkan sorot ronanya keatas wajah pria baju hitam itu lanjutnya lebih jauh: "Sahabat bagaimana pendapat mu?"'" "Baik kita segera berangkai!" Suma Kan segera maju kedepan dengan menuntun kuda jempolan sambil menyerahkan kedua ekor binatang itu kepada mereka ujar nya: "silahkan kalian berdua segera berangkat" Siau Ling dan pria baju hitam itu menerima kuda tadi dan loncat naik keatas punggungnya, sekali cemplak mereka larikan kuda2 itu meninggalkan tempat tersebut. Memandang hingga bayangan punggung Siau Ling dan pria baja hitam itu sudah lenyap dibalik kegelapan perlahan2 Cu Kun San berkata dengan nada keheranan: "Suma loote. apa2an sih kamu ini?" perbuatanmu benar2 bikin aku tak habis mengerti dan kebingungan rasanya..." "Persoalan apa sih?"" "Bukankah secara terang2an Shen Bok Hong telah menyiapkan jebakan untuk memancing Siau tayhiap masuk perangkap kenapa engkau biarkan Siau tay hiap pergi seorang diri?"" Suma Kan tersenyum. "Apakah Siau tay hiap sendiri tidak tahu kalau pihak lawan secara terang2an telah menyiapkan jebakan untuk pancing dia agar masuk perangkap" Kenapa ia justru sengaja berangkat seorang diri untuk menempuh bahaya" Persoalannya justru terletak Shen Bok Hong hanya mengijinkan Siau tayhiap yang pergi memenuhi janji tersebut" "Kenapa kita harus mendengarkan perkataan Shen Bok Hong " bentak Cu Kun San "Buat kita tentu saja tak usah menuruti perkataannya tapi buat Siau tayhiap pribadi bagaimanapun juga mau tak mau harus mendengarkan perkataan itu" Se-akan2 memahami duduknya perkara itu Cu Kun San mengangguk tiada hentinya. "Oooh kiranya begitu kalau Siau tayhiap tidak menuruti perkataan dari Shen Bok Hong maka tak mungkin baginya untuk bertemu dengan nona itu?"" Suma Kan menghembuskan napas panjang"Aaaai Cu beng akhirnya toh engkau dapat memahami duduknya persoalan" "Paham sih paham tapi bagaimanapun juga toh kita tak bisa menyaksikan Siau tayhiap pergi seorang diri tanpa melakukan suatu perbuatan apapun jut!" "Memang kita tak boleh berpeluk targan belaka, dan satu2nya jalan yang bisa kita tempuh hanyalah menguntit perjalanannya secara diam2" 'Persoalan ini tak boleh di tunda2 lagi, ayoh kita segera berangkat!" "Baik! kita segera berangkat, tapi sebelum kita harus mengganti saruan kita lebih dahulu" Dalam pada itu Siau Ling dan pria baju hitam itu larikan kudanya cepat2 untuk lanjutkan perjalanannya, hingga dua ekor kuda itu basah kuyup oleh air keringat, pria baju hitam itu baru menarik tali les kuda nya sambil berkata : "Perjalanan yang kita tempuh sudah Cukup jauh, mari kita beristirahat dahulu!" "Benar. kita harus beristirahat sebentar, sebab kalau tidak beberapa puluh li lagi. ke dua ekor kuda ini pasti akan mati karena kehabisan tenaga" Dua orang itu menghentikan lari kudanya dan loncat turun dari tunggangan tersebut. Dengan sorot mata yang sangat tajam, pria baju hitam itu menatap wajah Siau Ling tak berkedip, beberapa saat kemudian katanya : "Siau Ling engkaupun mengenakan topeng kulit manusia?" "Dugaanmu tepat sekali!" "Bersediakah engkau untuk lepaskan topeng kulit manusia itu agar aku bisa melihat paras mukamu yang asli?"' "Seandainya engkaupun bersedia untuk menjumpai aku dengan paras mukamu yang asli pula aku sih dengan senang hati akan memperlihatkan pula paras muka asliku!" "Bagaimana kalau kita turun tangan ber-sama2?" Dua orang itu pada saat yang bersamaan melepaskan topeng kulit manusia yang menutupi paras muka asli mereka. Dengan pandangan tajam Siau Ling mengawasi orang itu dia lihat pria baju hitam itu adalah seorang pemuda berusia dua puluh tiga tahunan yang berwajah tampan sekali. Dalam hati kecilnya sianak muda itu segera berpikir: "Kalau ditinjau dari permainan jarus pedangnya serta tingkah polanya dalam berbicara maupun bersikap, ia mirip sekali dengan seorang jago persilatan yang sudah banyak tatun melakukan perjalanan dalam dunia persilatan, sungguh tak nyana ia masih muda belia dan lagi berparas tampan" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sementara itu pria baju hitam sendiripun menatap wajah Siau Ling beberapa saat lamanya, kemudian menegur "Siau Ling, engkau masih kenal dengan aku?" Mendengar pertanyaan itu, satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Siau Ling, tiba2 ia teringat kembali akan seseorang dan orang itu bukan lain adalah Lan Giok Tong yang pernah mencatut namanya untuk berkelana dalam dunia persilatan tempo hari. (untuk mengetahui kisah ini, silah kan membaca : rahasia kunci wasiat oleh penyadur yang sama) Dengan cepat pemuda itu menegur: "Apakah engkau adalah Lan Giok Tong?" "Benar, akulah orang she Lan." "Lan-heng adalah seorang enghiong hoo han dan berjiwa seorang kesatria, sungguh tak kusangka engkau telah menggabungkan diri dengan pihak perkampungan Pek hoa san Cung" Lan Giok Tong tertawa dingin. "hehhh...heeehhh...heeeshhh... Siau Ling nama besarmu kian lama kian bertambah cemerlang tapi musuh yang berselisian dengan engkaupun makin lama makin banyak, janganlah kau pandang dewasa ini terdapat banyak sekali jago persilatan yang melindungi dirimu tapi dalam kenyataan orang yang benar beuar memberi bantuan kepadamu hanyalan beberapa gelintir orang belaka." Ia menengadah keatas dan menghembuskan napas panjang sambungnya lebih jauh. "Menurut apa yang kuketahui gereja Siau lim si yang merupakan pusat kekuasaan dan kekuatan terbesar dalam dunia persilatan dewasa inipun telah dikuasai oleh Shen Bok Hong bukan saja meresa tak dapat membantu usahamu bahkan akan mengirim jago2 lihaynya untuk memusuhi dirimu" Dalam hati Siau Ling merasa terperanjat sekali setelah mendengar perkataan itu, namun diluar wajahnya ia masih tetap pura2 berlagak tenang katanya: "Aku sudah tahu kelau Shen Bok Hong telah mengirim mata2nya untuk menelusuri setiap partai, dan perguruan yarg ada dikolong langit dewasa ini" Lan Giok Tong tertawa dingin. "Heeehh...heeehh...heeeehah... aku rasa masih ada banyak persoalan yanp sama sekali tidak kau ketahui" 'Bolehkah aku mendengar penjelasanmu?" "Bulan berselang bukankah engkau telah bentrok dengan orang2 dari perkampungan Pek in san cung didasar jurang Toan Hun gay digunung Heng san.?"" "Banyak benar urusanku yang diketahui olehnya pikir" Siau Ling didalam hati. Diluaran ia segera mengangguk tanda membenarkan. "Betul memang sudah terjadi peristiwa tersebut!" Menurut apa yang berhasil kuketahui pihak perkampungan Pek in san Cung telah mengikat tali hubungan persahabatan yang sangat erat dengan orang2 perkampungan Pek-hoa san Cung, selain itu terdapat pula seorang jago yang tak memiliki pengalaman ataupun nama besar barang sedikitpun dikolong langit, tapi memiliki ilmu silat yang maha luar biasa dahsyatnya.." "Dia adalah seorang padri"!" sela Siau Ling ditengah pembicaraan itu. "Bukan, orang itu bukan seorang padri melainkan seorang pemuda yang baru berusia dua puluh empat, lima tahunan, ia telah bekerja sama dengan pihak perkumpulan Pek hoa-san Cung" Tiba2 Siau Ling teringat kembali akan kenangan lamanya pada lima tahun berselang, sewaktu ia tercebur kedalam sungai dan di tolong seseorang yang mengajak ia mengunjungi sebuan gua batu diatas sebuah tebing batu karang yang curam, disitu telah bertemu dengan seorang kakek tua yang penuh penyakitan. Kemudian, untuk mencuri jamur batu berusia seribu tahun guna mengobati penyakit Lam kiang giok, ia pernah mengunjungi Bu wu-san sekali lagi. Pada waktu itu ia malah sempat bertempur sengit melawan majikan muda dari gua batu itu. Berpikir sampai disana iapun berkata: "Apakah orang itu berdiam ditebing curam gunung Wu san dalam sebuah gua batu" "Dugaanmu tak keliru setelah engkau tahu akupun tak usah banyak bicara lagi" Setelah berhenti sebentar ia bertanya: "Tahukah engkau apa sebabnya orang itu pada memusuhi engkau seorang?" "Tentang soal ini aku sama sekali tak mengerti!" "Karena Gak Siau Cha." "Apa" karena enci Gak?" dari balik mata Siau Ling segera terpancar cahaya mata yang sangat berkilauan "Memang begitulah keadaannya" sahut Lan Giok Tong setelah mendehem sebentar dia lanjutkan "Beberapa orang itu merupakan jago2 kelas satu yang memiliki ilmu silat sangat tinggi dalam dunia persilatan mereka semua mempunyai satu tujuan yang sama terhadap dirimu yakni membunuh dirimu sampai mampus!" Mendengar perkataan itu Siau Ling segera menengadah keatas dan tertawa ter-bahak2. "Haaahh..haahh.-haahh.. karena persoalan itulah kalian rela berbakti dan mengabdi kepada pihak perkumpulan Pek-hoasan Cung. menuruti perintah dari Shen bok hong " "'Meskipun kami teluh bergabung dengan pihak perkumpulan Pek hoa-san cung, namun kedudukan kami hanyalah sebagai tamu belaka, kami telah mengadakan perjanjian lebih dahulu dengan Shen Bok Hong. Setelah membinasakan engkau Siau Ling maka itu berarti pula saat berakhirnya kerja sama diantara kami, Selanjutnya masing2 pihak tidak mempunyai hubungan apa2, dan keadaan kami bagaikan air sungai yang tidak mengganggu air sumur" "Dan kalian percaya dengan janji dari Shen Bok Hong"!" seru Siau Ling sambil tertawa dingin. "Shen Bok Hong tak boleh dipercaya dan tak ada harganya untuk dipercayai, beberapa orang ini bisa bekerja sama dengan seseorang yang sebenarnya tak dapat dipercayai, tahukah apa sebabnya?" "Tidak lain tidak bukan karena mereka mempunyai satu cita cita dan satu tujuan yang sama. yakni rasa benci mereka yang terlalu mendalam atas dirimu, sehingga mereka pernah bersumpah dengan cara apapun juga engkau harus dilenyapkan dari muka bumi!" Siau Ling tertawa ewa. "Diantara kalian bertiga memang sudah pernah kutemui semua aku percaya ilmu silat yang kalian semua miliki memang. sangat lihay dan termasuk luar biasa sekali..." Ia menengadah keatas dan tertawa terbahak-bahak, kemudian lanjutnya lebih jauh: "Padahal sebenarnya kalian tak usah bekerja sama dengan Shen Bok Hong pun tak jadi soal asal kamu bertiga dapat bersatu padu dan bekerja sama, aku rasa mungkin aku sudah tak sanggup untuk menghadapi tenaga gabungan dari kalian itu" "Tak mungkin kami tak mungkin bisa bekerja sama!" "Kenapa?"?" "Setelah kami bekerja sama untuk membinasakan dirimu, lalu akhirnya Gak Siau cha akan menjadi milik siapa?"" "Jadi kalau begitu, meskipun kalian telah bekerja sama dengan Shen Bok Hong untuk membinasakan aku, tapi setelah aku mati bukan sama saja kalian harus saling bunuh membunuh untuk akhirnya muncul seopemenang belaka..." Tiba2 paras mukanya berubah jadi serius sekali, sambungnya lebih jauh : "Gak Siau cha hanya seorang, sedangkan kalian bertiga! kecuali aku maka masih ada dua orang lagi diantara kalian bertiga yang harus dibunuh sampai mati!" "Perkataanmu memang benar!" jawab Lan Giok Tong. "Tapi bagaimanapun juga engkau adalah musuh cinta kami yang paling berat dan utama, dan engkau pula satu2nya orang diantara kita yang paling dicintai dan disayangi oleh Gak Siau cha, oleh sebab itu diantara kita berempat maka engkaulah per tama2 yang harus disingkirkan lebih dahulu, persoalan ini tak dapat dilakukan secara halus maupun dengan jalan damai, masing2 pihak harus menggunakan segala tipu muslihatnya untuk saling merobohkan, tentu saja orang pertama yang jadi sasaran adalah orang yang paling lemah kedudukannya', 'Baik, anggap saja apa yang kalian inginkan benar2 tercapai!" ujar Siau Ling dengan dingin, berkat kerja sama kalian dengan Shen Bok Hong maka aku berhasil di singkirkan, tapi berbicara menurut keadaan dan kenyataan maka diantara kalian bertiga, engkaulah yang paling lemah kedudukannya, jikalau kalian bertiga sampai saling bertempur dan saling bertarung, maka engkaulah per tama2 yang akau mampus!" "Hmm! Tentang hal itu sih tak usah kau kuatirkan bagi seseorang yang cari nama dan kekuasaan dalam dunia bersilatan. Cari mati dalam soal cinta, kecuali mengandalkan tenaga dalam dan ilmu silat, bukankah kita dapat mengandalkan pula cara lain yang lebih ampuh luar biasa ?"' "Rupanya engkau mempunyai rasa percaya pada diri sendiri yang begitu kuat?" "Aku telah mengatur segala sesuatunya secara teliti, aku percaya usahaku tak akan menemui kegagalan" "Baik! sekarang aku telah mengetahui keseluruhannya, dan untuk kesediaanmu untuk beritahu segala sesuatunya kepadaku ini, kuucapkan banyak2 terima kasih'' "Siau Ling tahukah apa sebabnya kuberitahukan segala sesuatunya kepadamu?" "Ooooh .soal itu sih aku kurang tahu" jawab sianak muda itu terperangah. "Bukankah engkau sudah mempunyai Pek-li peng yang kecantikan wajahnya tidak kalah dengan keayuan Gak Siau cha disamping itu engkaupun masih, mempunyai Lam kiong giok yang penyakitan dan kau tolong dengan pertaruhan jiwa ragamu" "Rupanya Lan heng sudah menyelidiki sampai jelas semua persoalan mengenai diriku?" "Tahu diri tahu lawan dengan begitu setiap pertempuran baru bisa dimenangkan, tentu saja aku harus menyelidiki nama lainmu dengan sejelas2nya dan seteliti2nya" Mendadak nada suaranya berubah jadi keras bercampur ketus lanjutnya lebih jauh: "Masa engkau tak cukup ditemani oleh dua orang cantik sekaligus" apakah engkau masih ada hasrat untuk mendapatkan pula diri Gak Siau cha?" Siau Ling tertawa ewa. "Lan heng janganlah berpikir yang bukan2 dan menilai seorang budiman dengan hati serta pikiran seorang manusia rendah yang bina dina martabatnya.," 'Engkau seorang budiman ?" ejek Lan Giok Tong ketus. "Meskipun aku bukan seorang budiman namun akupun tak pernah melakukan perbuatan yang dikutuk oleh langit dan dihina oleh sesama umat manusia, aku yakin perbuatan dan tingkah lakuku tak pernah merugikan siapapun juga." "Perduli amat engkau adalah seorang budiman atau seorang ksatria yang gagah sejati, tapi dalam kenyataan keadaanmu pada saat ini sudah diliputi tanda2 keruntuhan sekalipun ada kekuatan inti pihak partai Bu tong yang mendukung perjuangan ini, itupun ibaratnya cahaya kunang2 yang hendak berlomba dengan sinar rembulan" Setelah termenung dan berpikir sebentar ia melanjutkan jebih jauh: "Sekarang engkau telah dianggap oleh semua umat persilatan dikolong langit sebagai seorang pendekar besar, seorang ksatria ber jiwa jantan dan rrerupakan pelita dalam perjuangannya menantang kekuasaannya Shen Bok Hong, andaikata usahamu kali ini untuk memimpin para jago persilatan dalam membasmi kekuatan perkampungan Pek hoa san Cung benar2 mencapai sukses maka namamu akan cemerlang dimana2 dan kedudukkanmu akan dihormati oleh setiap umat manusia" "Lan heng toh sudah mengetahui dengan jelas keadaan yang benar" tukas Siau Ling "tapi apa sebabnya engkau tak mau berjuang demi keadilan dan kebenaran melainkan membantu kaum durjana untuk melakukan kelaliman dan kebejatan?"" "waktu yang tersedia buat kita tak Cukup banyak aku ingin menyelesaikan lebih dahulu semua perkataanku" dalam hati Siau Ling berpikir: "rupanya dia hendak tundukan hatiku dengan kata, coba akan kudengar perkataan apa saja yang akan dia katakan?"" Berpikir sampai disini ia lantas berkata: "silahkan Lan heng utarakan keluar akan kudengarkan dengan seksama!" Perlahan2 Lan giok tong mendehem ringan lalu berkata: "Seandainya Siau Ling bernasib jelek dan tak untung menderita kekalahan total, bukan saja semua pasukanmu akan musnah bahkan engkaupun harus mengorbankan jiwa ragamu sendiri, pada waktu itu seluruh kolong langit akan terjatuh dibawah kekuasaan Shen Bok Hong, keadaan tersebut pasti akan menyedihkan umat persilatan yang ada dikolong langit, penderitaan dan siksaan yang harus mereka alami pada wak tu itu benar2 tak berani dibayangkan mulai sekarang" "Lan beng toh sudah mengetahui persoalan itu sedemikian jelasnya, apa sebabnya engkau tak bersedia untuk tampil kedepan dan sumbangkan segenap tenagamu untuk menyelamatkan dunia persilatan dari musibah yang luar biasa itu?" "Dalam hati kecilnya sih memang ada niat untuk membantu segala usaha dan perjuangan Siau tayhiap. Cuma., sebelum itu aku harap Siau tayhiap pun menyanggupi dahulu sebuah permintaanku" "Apa permintaanmu itu"!" tanya pemuda Siau Ling sambil tertawa hambar. "Tentu saja persoalan itu ada sangkut pautnya dengan diri Gak Siau cha!!" Siau Ling tarik napas panjang . Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Bagaimana dengan diri Gak Siau cha?"" ia bertanya. "Asalkan Siau heng bersedia membantu diriku sehingga nona Gak akhirnya kawin dengan aku dan menjadi istriku, maka akupun dengan suka hati akan menyumbangkan segenap kemampuan serta tenaga yang kumiliki untuk membantu perjuangan Siau-heng melawan Shen Bok Hong, bukan saja usaha menolong nona Pek Li dapat kulakukan dengan mudah sekali bagaikan membalikkan telapak tanganku sendiri, Bahkan akupun akan membantu engkau sehingga tenaga terakhir dari perkumpulan Pek-hoa san Cung tersapu lenyap dari muka bumi?" Mendengar tawaran itu. dalam hati kecilnya Siau Ling merasa amat gusar sekali, tapi ia berusaha dengan sepenuh tenaga untuk menahan golakan hawa amarahnya itu, perlahan! katanya : "Kalau toh Lan-heng sangat mengagumi nona Gak, kenapa engkau tidak mohon sendiri kepadanya atau meminang langsung kepada nya" Aku rasa dalam urusan semacam ini, tak mungkin aku bisa memberikan bantuannya untukmu" "Bukannya engkau tak bisa membantu, tapi yang jelas engkau tak bersedia memberikan bantuannya, bukankah begitu?" desak Lan Giok Tong lebih jauh. Siau Ling segera tertawa dingin. "Perkataanmu yang hendak Lan beng ucapkan sekarang telah kudengar semua hingga selesai, aku rasa kitapun harus segera melanjutkan kembali perjalanan kita ini." "Aku lihat sebelum Siau-heng melihat peti mati engkau tak akan mengucurkan air mata; sebelum sampai ditepi sungai huang hoo engkau tidak putus hati!" "Maksud baikmu untuk membantu diriku biarlah aku terima dalam hati saja, tapi soal bantuan nona Gak, rasanya aku tetap tak bisa membantu engkau, rasanya kitapun tak usah banyak bicara lagi" Lan Giok Tong tidak banyak bicara, ia menuntun kudanya dan segera loncat naik keatas punggung tunggangannya. "Ayoh berangkat!" ia berseru, tali les kudanya disentak dan kuda itupun dengan cepatnya meluncur kedepan. Buru2 Siau Ling mengejar dari arah belakang dua ekor kuda itu bagaikan anak panah lepas dari busurnya segera kabur kearah depan. Rupanya Lan Giok Tong sudah hapal sekali dengan jalan disekitar tempat itu. Ditengah kegelapanpun tak usah menentukan arah guna mengenali kembali jalannya kuda mereka dilarikan terus dengan kencangnya. Setelah berlarian beberapa waktu lamanya lari kuda mereka berdua tiba2 jadi lambat keringat membasahi tubuh kuda jempolan itu dan lari merekapun seakan2 dibebani dengan benda yang berat sekali. "Lan-heng!" Siau Ling segera berseru ''aku rasa kuda tunggangan kita sudah tak mampu untuk melanjutkan perjalanan lagi!'' Baru saja perkataan itu keluar dari mulutnya. Tiba2 Lan Giok Tong loncat bangun dari kudanya dan baru saja sang badan melayang keangkasa. kuda itu sudah roboh binasa keatas tanah. Siau Ling segera mengempos tenaga dan melayang tinggalkan pelana kuda tunggangannya.dengan enteng ia melayang turun keatas permukaan tanah. Kuda yang ditungganginya tadi kembali lari beberapa jauh kearah depan, akhirnya binatang itupun menggeletak diatas tanah. Sambil berpaling memandang sekejap kearab dua ekor kuda yang menggeletak ditanab kembali Lan Giok Tong berkata : "Siau beng, sudahkah engkau pikirkan kembali apa yang kuucapkan tadi?" "Sudah kupikirkan!" "Apakah Siau heng bersedia untuk merubah jalan pikiranmu itu"!" "Maaf. aku tetap dalam pendirianku semula!" Lan Giok Tong segera tertawa dingin "kalau begitu mari kita lanjutkan perjalanan." Tanpa banyak bicara lagi ia mengepos te naga dan melanjutkan perjalanan dengan berlarian kearah depan. Siau Ling rasakan gerakan lari pemuda itu makin lama semakin cepat akhirnya tak kalah cepatnya dengan lari seekor kuda. Terpaksa ia mengempos tenaga dan mengejar dari belakang. Perjalanan yang dilakukan saat ini benar2 sangat cepat sekali kurang lebih tiga puluh li kemudian Lan Giok Tong baru menghentikan gerakan larinya. Ketika ia berpaling kebelakang tampaklah Siau Ling masih tetap mengejar dibelakang tubuhnya pada jarak tiga empat depa, paras mukanya tetap tenang dan paras mukanya tidak dibasahi oleh air keringat Dengusan napas pun biasa dan normal sekali. Sebaliknya Lan Giok Tong sendiri secara lapat2 mendengar bahwa dengusan napasnya agak memburu Dengan cepat dia kerahkan tenaga dalamnya untuk menekan napasnya yang agak memburu itu hingga tidak bersuara, sambil tertawa ewa pujinya: "Siau heng ilmu meringankan tubuh yang kau memiliki benar2 lihay sekali." "Saudara Lan terlalu memuji!" sementara dalam hati kecilnya diam2 ia berpikir dengan hati gelisah: "Dengan saudara lain aku telah berjanji untuk meninggalkan tanda rahasia disepanjang jalan agar mereka dapat mengajar diriku ketempat ini, tapi sepanjang perjalanan Lan Giok Tong melakukan perjalanannya dengan begitu cepat sehingga membuat orang sama sekali tak dapat berhenti barang sebentar pun juga untuk tinggalkan kode rahasia... aku tahu dua orang saudaraku itu bukanlah orang2 yang memandang rendah soal setia kawan, sekalipun mereka tidak berhasil menemukan tanda rahasia sepanjang jalan, tapi aku percaya mereka tak akan berhenti atau membatalkan perjalanan nya di tengah jalan, jikalau mereka sampai datang kemari secara ngawur dan gegabah, bukan saja tak akan membantu apa2 terhadap diriku, bahkan jiwa merekapun bakal terancam oleh mara bahaya, bagaimana baiknya sekarang?"" Sementara ia masih termenung, Lan Giok Tong dengan suara dingin telah berkata : "tiba2 aku telah teringat akan suatu persoalan, dan mau tak mau terpaksa aku harus beri tahu kepada Siau heng lebih dahulu?" 'Persoalan apa?"' "Apabila dugaanku tidak salah, maka semestinya dibelakang Siau-heng pastilah terdapat banyak jago lihay yang menyusul serta menguntit perjalananmu!!" Mendengar perkataan itu Siau Ling merasa amat terperanjat, pikirnya dihati: "Bukan saja orang ini memiliki ilmu silat yg sangat lihay, kecerdasan otaknya-pun sangat mengejutkan hati... aku harus bertindak lebih hati2 dalam menghadapi dirinya." Dalam hati meskipun berpikir demikian, namun diluaran ia tetap tertawa ewa. "Aku rasa mereka pasti akan menganggap persoalan ini sebagai suatu urusan yang tak perlu diherankan!" "Aku akan membuat mereka jadi kelabakan dan tak sanggup mengejar jejakmu, mungkin juga akan kurubah arah tujuannya agar mereka dengan sendirinya masuk perangkap" Siau Ling mendongkol sekali, diam diam ia mencaci maki didalam hatinya: "Kurang ajar ... benar2 keji dan telengas hati orang ini!" Dengan suara dingin ia segera berseru. "Lan-beng menganggap dirimu sebagai seorang manusia yang cerdik dan banyak akalnya, tapi menurut pandanganku, belum tentu apa yang kau harapkan bisa terpenuhi sesuai dengan apa yang kau inginkan ' Lan Giok Tong tertawa dingin. "heeehh...beeehh...heeehh... engkau anggap aku tak dapat melihat keadaan Siau-heng yang sebenarnya" Sekalipun diatas wajahmu engkau dapat mempertahankan ketenangan hatimu, dalam kenyataan hatimu sedang bergolak keras" Siau Ling menyadari, apabila ia banyak bicara maka suatu kali pasti akan salah berbicara, dengan cepat pemuda itu membungkam seribu bahasa. Ketika dilihatnya Siau Ling sama sekali tidak bersuara. Lan Giok Tong segera mendehem ringan sambil bertanya : "Siau-heng, apakah jalan pikiranmu sudah jauh lebih terbuka lagi?" "Pikiran soal apa"!" "Mengenai urusan yang menyangkut nona Gak, apakah Siau heng lebih memberatkan nona gak daripada keberhasilanmu dalam memenuhi cita2 yang kau idamkan?"" "Bagaimana kalau kita jangan membicarakan tentang urusan ini lagi .?"" "Bukankah engkau merasa serba salah menghadapi keadaan ini?"" Siau Ling mendengus dingin: "Dengan amat jelas dan tenang sudah kukatakan sejak tadi aku tak mungkin rmembantu dirimu sekalipun dibicarakan seribu kali atau sepuluh ribu kali juga sama sekali tak ada gunanya!' Lan Giok Tong berpaling dan memandang sianak muda itu sekejap ujarnya serius: "Siau heng inilah kesempatan terakhir bagimu jika kesempatan ini dilewatkan dengan begitu saja maka kendatipun akhirnya Siau heng merasa menyesal pada saat ini urusan sudah tak dapat diatasi lagi!" Siau Ling tidak memperdulikan Lan Giok Tong lagi dalam hati kecilnya secara diam2 sedang memperhitungkan bagaimana caranya meninggalkan tanda rahasia disepanjang jalan disekitar tempat itu tanpa sepengetahuan Lan Giok Tong. Terdengar pemuda she Lan tertawa dingin lalu berseru: "Apa yang dapat kuucapkan hanya sampai disini saja, apabila Siau heng tak mau mendengarkan nasehatku .. yaa apa boleh buat lagi" akupun tak bisa berbuat lain. ." Berbicara sampai disitu, mendadak ia bertepuk tangan tiga kali dengan nyaring. Bersamaan dengan menggemanya suara tepukan tangan itu, tiba2 dari tempat kegelapan dibalik semak belukar muncullah empat orang pria kekar. Keempat orang pria itu mengenakan pakaian ringkas berwarna hitam gelap, masing2 menyoren sebilah golok gan leng to diatas punggungnya. Dengan sorot mata yang tajam Siau Ling menyapu sekejap keempat orang itu, ia merasa tak seorangpun diantara mereka yang dikenal olehnya, sambil tertawa dingin pemuda itu membungkam dalam seribu bahasa. Dengan suara yang nyaring dan lantang Lan Giok Tong berkata: "Sudahkah kalian berempat perhatikan orang ini dengan seksama" dialah Siau Ling yang mempunyai nama besar yang amat tersohor sekali dikolong langit..." Sesudah berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh: "Segala sesuatunya ternyata persis tepat seperti apa yang di duga oleh Shen hoa Cuncu. Meskipun tayhiap ini berani kemari seorang diri namun dibelakang tubuhnya masih terdapat jago2 persilatan yang menguntit perjalanannya, kalian harus hati2 menjaga tempat ini" "Kami akan turut perintah! "jawab empat orang pria itu sambil membungkuk memberi hormat: Lan Giok Tong ulapkan tangannya "nah sekarang kalian berempat boleh segera mundur kembali ketempat semula!" Empat orang pria baju hitam itu sama2 memberi hormat kepada Lan Giok Tong kemudian mengundurkan diri kembali kedalam semak belukar dan menyembunyikan diri. Sepeninggal keempat orang itu Lan giok tong mendehem ringan lalu berkata: "Mari kita lanjutkan perjalanan kita!" dengan langkah lebar ia berangkat lebih dahulu meninggalkan tempat itu. Siau Ling segera menggerakan tubuhnya menyusul Lan giok tong. Gerakan tubuh mereka kian lama kian bertambah cepat dalam beberapa waktu saja mereka sudah menempuh perjalanan sejauh belasan li dari tempat semula. Suatu ketika Lan Giok Tong menghela napas panjang, ujarnya lirih : "Siau-heng, sudahlah kau lihat kesemuanya itu?"!" "ehmm! kenapa sih?" Menggunakan kesempatan dikala berlangsungnya pembicaraan itu, secara diam2 pemuda itu membuat dua buah kode rahasia disisi jalan. "Di-sepanjang jalan yang bakal kita tempuh, semuanya telah disiapkan tujuh tempat jebakan yang sangat tangguh " ujar Lan Giok Tong menerangkan, dalam setiap jebakan yang tersedia, bersiap siagalah beberapa orang jago lihay yang ampuh dalam melepaskan senjata rahasia.." "Kecuali kalau mereka tidak berhasil temukan jalaran ini, andaikata mereka betul! berhasil menjumpai jalanan yang kita tempuh ini. maka mereka yang berani munculkan diri berarti akan dipaksa oleh mereka untuk menjadi petunjuk jalan !" Mendengar perkataan itu, Lan Giok Tong segera menengadah keatas dan tertawa terbahak2. ''Haaahhe..haaahhh...haabii...rupanya kalau Shen Bok Hong ditandingkan dengan dirimu tayhiap maka otaknya engkau masih kalah jauh" "maksudmu?"" "engkau anggap orang2 itu mengetahui semua dimanalah Pek Li berada." Sesudah berhenti sebentar sambungnya lebih jauh: "Mereka hanya tahu menjaga pos mereka serta mempertahankan tempat itu dari serangan musuh, jalan kearah mana yang harus ditempuh tak mungkin bakal diketahui dari mulut mereka" "Cara Lan beng untuk memaksa dan menggertak orangpun hanya begitu2 saja" Aku telah memahami semua dengan sangat jelas mulai sekarang jikalau Lan beng masih Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mempunyai cara lain yang jauh lebih keji dan lihay silahkan dikeluarkan semua aku tak ingin diancam dan digertak oleh Lan heng dengan ketajaman lidahmu" "Baik ayoh kita lanjutkan perjalanan" Dua orang itu segera meneruskan kembali perjalanan mereka, satu berjalan didepan sedang yang lain mengikuti dari arah belakang, dalam perjalanan kali ini Lan Giok Tong benar2 tidak buka suara ataupun berbicara lagi. Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Siau Ling berasal dari ajaran Hu-sian Cu yang tersohor karena kelihayannya dikolong langit, tentu saja kalau dibandingkan dengan Lan Giok Tong maka ilmu meringankan tubuh yang dimliki sianak muda itu beberapa kali lipat jauh lebih lihay. Tetapi selama melakukan perjalanan tak pernah Siau Ling berusaha untuk melampaui Lan Giok Tong, ia selalu mengikuti dibelakang tubuhnya, disamping menggunakan kesempatan yang sangat baik itu untuk meninggalkan kode rahasia disepanjang jalan agar bisa berhubungan dengan Sang pat.. Hanya saja tanda rahasia yang ditinggalkan olehnya saat ini telah sedikit dirubah, meskipun dalam hati kecilnya ia tahu bahwa kode rahasia yang sedikit dirubah oleh nya itu mungkin akan menyulitkan diri sang pat namun asal It bun han too ikut hadir, maka sudah pasti jago lihay yang amat cerdik itu dapat memecahkan rahasia tersebut. Dalam hal ilmu silat walaupun kepandaian yang dimiliki It bun han too tidak banyak membantu usaha untuk menanggulangi masalab besar ini namun kecerdasan otaknya benar2 merupakan musuh tangguh dari Shen Bok Hong dalam pertempuran besar antara golongan lurus dan sesat. Kali ini bantuan bun han too sangat diperlukan mempengaruhi sekali perkembangan selanjutnya. Sementara pemuda itu masih melamun tiba2 Lan Giok Tong menghentikan getakan tubuhnya' Siau Ling yang selama ini hanya memikirkan masalah dalam hatinya sama sekali tak menyangka kalau musuhnya menghenti kan tubuh secara mendadak hampir saja ia menumbuk tubuh pemuda Lan tersebut. Lan Giok Tong tertawa ewa katanya "Siau beng apakah engkau ingin beristirahat sebentar?" 'Tentang soal itu sih terserah kepada Lan heng sendiri kalau kau ingin istirabat maka istirahatlah lebih dahulu!" Sorot matanya dialihkan kesekeliling tempat itu, tampaklah cahaya sang surya berwarna kuning ke emas2an memancar diatas rumput yang rimbun dan membiaskan cahaya tajam yang amat menyilaukan mata. Ternyata perjalanan mereka tanpa terasa telah berlangsung dari malam hari hingga fajar menyingsing. Sambil menuding kearah bukit hijau nun jauh disana yang kelihatan secara lapat2 Lan Giok Tong berkata: 'Bukit didepan sana itulah gunung soat hong san" "Bukankah Shen Bok Hong telah menantikan kedatanganku diatas bukit soat-hong san itu" Air muka Lan Giok Tong berubah jadi amat serius dengan nada dingin sahutnya. 'Tentang soal ini maaf! Aku tak dapat memberitahukan padamu. " SiauLing tertawa ewa dan tidak banyak bicara lagi. Tiba2 Lan Giok Tong duduk bersila diatas tanah pejamkan mata dan mengatur pernapasan. Rupanya setelah melakukan perjalanan jauh selama ini, ia merasakan badannya penat dan kehabisan tenaga. Lan Giok Tong memahami dengan jelas, sebelum Siau Ling berhasil temukan diri Pek-li maka sianak muda itu tak mungkin akan menyergap atau melukai dirinya, oleh sebab itulah ia dapat mengatur pernapasan dengan hati lega. Sebaliknya bagi Siau Ling sendiri, mau tak mau terpaksa ia harus mengadakan persiapan untuk menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan, pemuda itu bergerak menuju kebawah sebuah pohon kecil kurang lebih dua tombak dari Lan Giok Tong. duduk bersandar diatas dahan dan beristirahat sebentar. Kurang lebih sepertanak nasi kemudian, tiba2 terdengarlah suara derap kaki kuda yang santar berkumandang datang dari tempat kejauhan.. Ketika ia menengadah, tampaklah diatas kuda yang sedang lari mendekat duduklah seorang pemuda berpakaian serba hitam. Ketika tiba di hadapan Lan Giok Tong. pemuda baju hitam itu mendadak menarik tali les kudanya membuat kuda tunggangan itu secara mendadak berhenti berlari. Sikap pemuda itu terhadap Lan Giok Tong sopan dan sangat menghormat, setelah loncat turun dari atas kuda ia segera memberi hormat kepada Lan Giok Tong dan membisikan sesuatu dengan suara yang amat lirih. Tampaklah Lan Giok Tong anggukkan kepalanya dan menjawab pula beberapa patah kata. Karena jarak yang terlampau jauh, sulit bagi Siau Ling untuk mendengarkan pembicaraan dari kedua orang itu. Terlihatlah pria baju hitam itu menyahut dan loncat naik kembali keatas kudanya, kemudian menceplak tunggangan itu meninggalkan tenpat tersebut. Menunggu pria baju hitam itu sudah pergi jauh, Lan Giok Tong baru berpaling ke-arah Siau Ling dan berteriak keras : "Siau heng, mari kita segera lanjutkan perjalanan!" "Ayohlah, aku sih mengikuti maksud hatimu saja" "Baik! aku akan membawa jalan untukmu" dengan langkah lebar ia segera berangkat lebih dahulu. Siau ling segera menyusul dari belakang, beberapa saat kemudian ia telah berhasil mengejar sampai dibelakang Lan Giok Tong. rupanya atas penolakan dari Siau ling tadi Lan Giok Tong menaruh rasa benci dan dendam yang mendalam terhadap dirinya, sepanjang perjalanan ia tak pernah berpaling kebelakang untuk menengok sekejappun kearah musuhnya. Siau Ling sendiri walaupun dalam hati kecilnya terdapat banyak urusan yang hendak ditanyakan Lan Giok Tong, tapi dia sendiripun menyadari andaikata dia mengajukan pertanyaan kepada pemuda itu dalam keadaan seperti ini, bukan saja sukar untuk memperoleh jawaban bahkan akan disindir secara pedas oleh musuhnya itu, karenanya terpaksa ia menahan diri dan membungkam dalam seribu bahasa. Tanpa berpaling barang sekalipun.Lan Giok Tong melanjutkan perjalanannya sejauh beberapa puluh li, akhirnya mereka ber henti didepan sebuah rumah gubuk. Siau Ling mendehem ringan, tegurnya : "'Lan heng, tempat apakah ini?" tanpa berpaling Giok Tong menjawab : "Tempat untuk mengisi perut setelah melakukan perjalanan sejauh ini apakah Siau heng tak merasakan 1apar?" Siau Ling tidak berbicara lagi. sorot matanya dengan tajam menyapu sekejap sekali gubuk itu ia temukan dua batang pohon kecil didepan rumah tadi. maka dengan cepat ia meninggalkan tanda rahasia disana kemudian mengikuti dibelakang Lan Giok Tong masuk kedalam ruangan. Rumah gubuk itu sederhana sekali dan sama sekali tiada sesuatu keistimewaan apa-pun, hanya saja lantai dan ruangan disapu bersih sekali hingga tak nampak adanya debu yang menempel. Sebuah meja bulat berkaki delapan terletak ditengah ruangan, diatas meja sudah tersedia beberapa macam makanan ringan yang lezat. Begitu masuk kedalam ruangan. Lan Giok Tong segera mengambil kursi ditempat utama, lalu serunya: "Ada orang disini?"" Seorang gadis mengiakan dan buru2 munculkan diri dari balik ruangan. Lan Giok Tong segera mendehem ringan dan berseru: "Emas. kayu, air, api, tanah, orang pertama dari timur." Gadis cantik berbaju hijau itu mengernyit kan sepasang alisaya yang lentik, kemudian sambi1 memberi hormat sapanya. "Engkau adalah Lan toa ya! ' "Benar, setelab melakukan perjalanan jauh kami merasa lapar sekali, siapkan sayur dan arak!." Gadis itu menyahut dan buru2 mengundur kan diri. beberapa .saat kemudian sayur dan arak telah dihidangkan. Sesudah meneguk secawan arak, Lan Giok Tong berkata dengan suara dingin. "Sebelum senja menjelang tiba nanti, Siau-heng sudah dapat bertemu dengan nona Pek Li, andaikata Siau-heng punya keberanian mungkin saja pada saat itu juga engkau akan berhasil merebut kembali nona Pek Li Sekarang lebih baik makanlah sedikit untuk mengisi perut, agar supaya kekuatan badanmu masih tetap utuh " Siau Ling tidak segera menjawab dalam hati kecilnya ia berpikir: ''Shen Bok Hong adalah seorang manusia yang licik dan sangat berbahaya perbuatan macam apapun dapat dilakukan olehnya secara keji lebih baik sayur dan arak ini jangan dimakan saja dari pada terjadi hal yang tak diinginkan, berpikir sampai disini diapun berkata: "Aku tidak lapar pun tidak dahaga lebih baik Lan heng bersantap seorang diri" Setelah berhenti sebentar ia lanjutkan kembali. "Seandainya Lan heng tidak merasa lapar dan dahaga lebih baik bertindaklah sedikit lebih hati2!" Mula2 Lan Giok Tong terperangah kemudian sambil tertawa ter bahak2 serunya "Haaahhh . .haaahhh. .haaahhh... apakah Siau heng takut dalam sayur dan arak ini sudah dicampuri obat racun yang keji" "Bila ditinjau sikap serta watak Shen Bok Hong dihari2 biasa sukar dikatakan apakah ia telah mencampurkan obat racun kedalam sayur dan arak ini atau tidak?" Dari sakunya Lan Giok Tong ambil keluar sebatang tusuk konde yang dibuat dari gading kemudian dicelupkan kedalam sayur dan arak yang dihidangkan didepan mata setelah itu ujarnya sambil tertawa: 'Siau beng terlalu banyak curiga" dengan lahapnya ia minum dan makan hidangan yang ada didepan mata hingga ludas sama sekali. Siau Ling sendiri walaupun perutnya amat lapar namun dengan sekuat tenaga masih mempertahankan diri dan tak mau makan barang sesuappun. Dalam waktu singkat Lan Giok Tong telah selesai bersantap sementara Siau Ling sendiri tak setetes airpun yaog membasahi kerongkongannya. Gadis baju hijau itu membereskan sisa sayur dari meja lalu bertanya. "Lan toaya apakah engkau hendak beristirahat dahulu?" "Tak usah aku hendak melanjutkan perjalanan" Seraya berkata ia bangkit berdiri dan berjalan menuju keluar ruang gubug itu. Siau Ling teringat kembali akan peringatan dari Lan Giok Tong seandainya ia sama sekali tak makan maka kekuatan tubuhnya pasti akan menyusut dan mengalami kemunduran karena itu sewaktu lewat dirumah petani yang berdiam disekitar sana ia telah membeli kueh kering yang terbuat dari terigu untuk mengisi perut yang lapar. Lan Giok Tong yang menyaksikan perbuatannya itu dari samping kalangan segera menyindir dengan suara tajam. "Hmm! agaknya Siau heng takut menghadapi kematian?" "Darimana engkau bisa berkata begitu?" "Siau heng, tak berani makan dan minum sayuran dan arak yang dipersiapkan itu menandakan bahwa engkau takut sayur dan arak tersebut telah dimasuki racun keji yang mengakibatkan engkau mati akibat keracunan bukankah begitu?" Siau Ling tertawa ewa. "Cara Shen Bok Hong menguasai jago2 di dunia persilatan hingga tunduk pada perintahnya bukan lain adalah per tama2 melepaskan sejenis racun keji yang tak bisa di sembuhkan kedalam tubuh mereka semua, kecuali minum obat pemunah khusus yang hanya ada dalam sakunya kendatipun seorang tabib sakti romor wabid dikolong langitpun tak mungkin bisa menyembuhkan racun aneh hasil campurannya yang dibikin secara khusus itu. Lan heng lebih baik jangan menguatirkan nasibku tapi pikirkanlah lebih dulu nasib serta keselamatanmu pribadi." Ucapan tersebut dengan cepat menggerakkan hati Lan Giok Tong rasa kaget dan terkesiap melintas diatas wajahnya, tapi hanya sebentar saja ketenangan kembali menyelimuti seluruh wajahnya, ia tertawa ewa dan menjawab: "Sebelum engkau berhasil dibunuh sampai mati aku rasa belum tentu Shen bok hong sampai turun tangan sekeji itu terhadap anak buahnya terutama terhadap aku." 'Yaaa. . apa yang dapat kuucapkan hanya terbatas sampai disini saja, mau menurut atau tidak bukan menjadi urusanku kesemuanya tercerah pada keputusan lan-heng sendiri." Lan Giok Tong tak banyak bicara lagi ia segera melanjutkan perjalanan menuju kedepan. Setelah melanjutkan perjalanan selama kurang lebih satu jam kemudian, akhirnya tibalah kedua orang itu dibawah kaki sebuah bukit, ketika pemuda itu angkat kepalanya, tampaklah rentetan bukit memanjang hingga jauh sekali, sebuah jalan datar menghubungkan kaki bukit dengan puncaknya. Lan giok tong berpaling dan memandang sekejap kearah Siau Ling, kemudian serunya dingin : "kita sudah sampai ditempat tujuan!" Dengan langkah yang amat cepat ia menerotos naik keatas bukit tersebut. Siau Ling segera enjotkan badan dan nyusul dengan kencangnya dibelakang orang itu. Kurang lebih beberapa puluh tombak kemudian, tiba2 Lan Giok Tong membelok ke arah sebelah kanan. Dibalik rimbunrya dedaunan yang hijau dan segar, tampaklah dinding bangunan muncul dengan megahnya. Rupanya dipunggung bukit hutan yang lebat telah dibangun sebuah rumah bata yang indah, megah dan mentereng. Setibanya dihadapan bangunan rumah itu, terbaca oleh Siau Ling diatas sebuah papan nama yang terbentang didepan pintu bertulisan beberapa huruf yang berbunyi : "Pesanggrahan Bu wa Siau-Cut" Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Membaca tulisan itu, dalam hati kecilnya pemuda itu segera berpikir : "Entah tempat pertapaan dari jago lihay manakah yang telah dirampas dan dipergunakan oleh Shen Bok Hong?"" Dalam pada itu Lan Giok Tong telah mengetuk tiga kali diatas pintu kayu yang tertutup rapat diiringi suara gemericitan nyaring pintu itu segera terbentang lebar. Seorang pria tinggi besar yang berbadan bongkok berdiri angker didepan pintu, orang itu ternyata bukan lain adalah Shen Bok Hong sendiri. Disisi kiri Shen Bok Hong berdiri seorang padri tua berpakaian kasa warna kuning, sedang disebelah kanannya berdiri seorang wanita berbadan suku biau yaug bukan lain adalah Kim hoa hujin. Belum sempat Siau Ling buka mulut untuk mengucapkan sesuatu, Shen bok hong telah mengeluarkan telapak tangannya yang menyeramkan itu sambil tersenyum. "Saudara Siau" ia berseru "semoga dalam pertemuan kita saat ini, pembicaraan yang akan berlangsung bisa dilakukan dalam suasana riang gembira" Dalam keadaan terdesak dan posisi yang sangat tidak menguntungkan mau tak mau terpaksa Siau Ling harus mengeluarkan telapaknya untuk menjabat tangan Shen Bok Hong: "Suasana tentu saja dapat berjalan dengan riang gembira asal sikap Shen Hoa Cungcu terhadap aku orang she Siau pun berjalan sebagai mana mestinva" "Diruang tengah sudah tersedia aneka macam sayur dan arak wangi bagaimana kalau saudara Siau bersantap dan minum arak lebih dahulu sebelum pembicaraan kita langsungkan?" "Setelah datang kesini kenapa aku musti ragu2 menerima undangannya?" pikir Siau Ling dalam hati 'Akan kulihat dan kurasakan kelihayan macam apakah yang akan dia perlihatkan terhadap diriku." Berpikir sampai disitu tanpa diundang lebih jauh oleh Shen bok hong ia segera melangkah masuk lebih dahulu kedalam ruang tengah. Suasana dalam ruangan itu santai indah dan menyenangkan, beraneka macam sayuran lezat dan arak wangi telah tersedia diatas. sebuah meja perjamuan, bahkan cawan2 yang tersedia sudah diisi penuh dengan arak wangi. "Saudara Siau, silahkan untuk pilih tempat sendiri?" bisik Shen Bok Hong. Siau Ling alihkan sorot matanya menyapu sekejap sekeliling tempat itu, akhirnya ia pilih tempat tepat dibawah kursi utama. Shen Bok Hong sendiri duduk dikursi tuan rumah, padri baju kuning duduk disisi kiri nya sedangkan Kim hoa hujin serta Lan Giok Tong menempati disisi sebelah kanan. Siau Ling segera masukkan sepasang tangannya kedalam saku, diam2 ia kenakan sarung tangan kulit ular sementara hawa murni disalurkan keseluruh badan bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan, mulutnya tetap membungkam dalam seribu bahasa. Pertama2, Shen Bok Hong angkat cawan-nya lebih dahulu dan menghabiskan isi cawannya kemudian sambil tersenyum dia berkata: "Saudara Siau bagaimana kalau minum arak dan bersantap lebih dahulu?"" "Shen toa Cuncu" sahut Siau Ling cepat, Apabila engkau ada urusan yang hendak diutarakan keluar harap segera diucapkan, perutku sama sekali tidak lapar, biarlah arak wangi dan sayur itu kuterima dalam hati saja." Shen bok hong tertawa kering. 'Saudara Siau rupanya engkau mempunyai pandangan yang terlalu dalam terhadapku" " "Perkataan shen toa CunCu terlalu serius" sesudah berhenti sebentar ia melanjutkan "Sekarang nona Pek Li berada dimana" apakah syaratnya jikalau aku hendak membawanya tinggalkan tempat ini?" "Nona Pek Li tidak berada disini tapi ia berada dalam keadaan baik2 saja tanpa mengalami cindera berat sedikit juga, Tentu saja kalau saudara Siau mau membawanya pergi dari sini maka engkau musti mengabulkan dulu beberapa buah permintaanku." "Oooh jadi maksud tujuan shen toa-Cungcu memancing kedatanganku kemari, adalah untuk memaksa aku agar menyanggupi beberapa buah syarat yang kau ajukkan itu?" sela Siau Ling dengan cepat: "Bukan bukan itu ! perkataan muncul dari mulutku dan masuk kedalam telinga saudara Siau, mengenai soal mau mengabulkan permintaan itu atau tidak sama sekali terserah pada keputusanmu sendiri tak ada seorang manusiapun yang berani memaksa kemauanmu untuk terima syarat2 tersebut" "Baik! coba shen toa Cungcu sebutkan dahulu apa saja syarat yang akan kau ajukkan?"" "Kalau dibicarakan sebetulnya gampang dan sangat sederhana aku Cuma minta saudara Siau mulai detik ini juga mengundurkan diri dari dunia persilatan dan tidak memusuhi diriku lagi" ---ooo0dw0ooo--- Jilid: 29 "Andaikata aku tidak bersedia untuk mengabulkan permintaanmu itu" apa yang hendak kau lakukan"'. "Baiklah, kalau memang engkau tidak bersedia untuk penuhi permintaanku itu, terpaksa aku harus merepotkan saudara Siau untuk pergi menolong nona Pek Li sendiri!" Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sambaran kilat Siau Ling menyapu sekejap kearah empat orang itu, lalu tegurnya : "Jadi kalian berempat sudah bersiap sedia untuk mengerubuti diriku..?" Shen Bok-hong menengadah dan tertawa ter bahak2. "Haabh. haahh.haahh.. tak usah kuatir, aku tak nanti akan main kerubut dengan andalkan orang orang itu, aku tahu bahwa setiap orang yang yang hadir dimeja perjamuan saat ini sama2 merupakan jago lihay dari dunia persilatan diantara semua orang yeng hadir ilmu silat dari saudara Siaulah yang paling hebat, kami tak akan main kerubut" "Jadi kau hendak bertempur dengan sistim roda berputar". Tidak sistim itupun tidak akan kami pakai. "Kalau begitu Shen Toa cungcu akan menghadapi aku orang she Siau dengan satu lawan satu?" "Saudara Siau di saat dan tempat manapun engkau selalu menantangku untuk berduel aku rasa kesempatan baik ini suatu saat pasti akan kau temui cepat atau lambat" "Siang cung menari pedang tujuannya adalah untuk menggorok leher Bei kong eng, kau Shen Hoa cungcu menculik Pek Li Peng tujuannya juga untuk menghadapi aku orang sbe Siau, sekarang aku Siau Ling sudah jauh memasuki wilayah Shen Toa cungcu yang penuh disebari perangkap keji seorang diri, andaikata hari ini Shen Hoa cungcu tidak bunuh aku orang she Siau, maka selama hidup engkau akan selalu merasa menyesal" "Untuk bunuh dirimu sih sudah pasti, cuma aku tak ingin untuk melaksanakan sendiri rencanaku itu." Siau Ling segera alihkan sorot matanya dari atas wajah padri baju kuning perlahan2 bergeser keatas wajah Kim Hoa hujin serta Lan giok tong, kemudian ujarnya: "Kalau Shen Toa cungcu tak mau turun tangan sendiri, maka aku rasa orang yang hendak melaksanakan keinginanmu itu pastilah salah satu diantara ketiga orang itu" Kembali Shen Bok-hong gelengkan kepala nya. "Tiga orang jago lihay yang ikut hadir sekarang merupakan tamu2 kehormatanku, tentu saja tak nanti kubicarakan mereka untuk adu jiwa bagi kepentinganku." "Jadi maksudmu, dalam pesanggrahan Bu wa si au cut ini sudah kau siapkan perangkap lain?"" Shen Bok-hong gelengkan kepalanya. "Ratusan orang pria gagah lelaki sejati yang berada dalam perkumpulan Pek Hoa San-cung kami belum tentu mampu mengurung dirimu kendatipun akan siapkan pasukan besar di sini belum tentu mereka mampu membekuk engkau orang she Siau" "Shen Toa cungcu! Sebenarnya perangkap keji macam apakah yang telah kau siapkan bagi aku orang she Siau" Harap suka memberi penjelasan yang terang." "Sepuluh li masuk dari bukit ini terdapat sebuah lembah ymg menjorok jauh kedalam deretan bukit ini, ditengah lembah itu lah Pek Li Peng kami sekap." "Oooh! jadi Shen Toa cungcu sudah siapkan perangkap dalam lembah tersebut, dan sekarang mempersilahkan aku untuk menerobosi perangkap2mu itu untuk menolong orang." "Begitulah maksud hatiku, sepanjang lembah aku siapkan delapan buah perangkap untuk bertemu dengan nona Pek Li maka eng kau harus dapat menghancurkan dahulu ke delapan buah perangkapku itu." Bicara sampai disini ia tertawa terbahak2 dan membungkam. Siau Ling segera mengernyitkan alisnya sesudah mendengar perkataan itu, katanya. "Sebelum aku masuk kedalam lembah tersebut terlebih dahulu aku ingin memberitahukan suatu hal kepada diri Shen Toa cung cu" "Baik apa yang ingin kau katakan" utarakanlah keluar aku akan pentang telingaku lebar2 untuk mendengarkan perkataanmu itu." "Tahukah engkau Pek Li Peng sebetulnya putri siapa?" "Pak Thian cungcu!" "Anak buah dari Pak Thian cungcu ber-ratus2 orang banyaknya, kehebatan jago silat mereka sama sekali tak ada dibawah ke kuatan perkampungan Pek Hoa San-cungmu itu jikalau Pek Li sampai cindera atau luka itu berarti engkau orang Shen bakal memperoleh musuh tangguh lagi" Shen Bok-hong segera tertawa terbahak, "Haaahhh haaahhh haaahh tentang soal ini engkau tak usah kuatir" tukasnya "aku sudah mempunyai siasat bagus untuk menfitnah orang agar menanggung resiko tersebut!" Sorot matanya berputar dan memandang sekejap kearah baju kuning itu kemudian perlahan2 katanya: 'Saudara Siau diantara orang2 yang hadir disini ada seorang padri kenalkah engkau dengan taysu itu?"" "Apakah Shen Toa cungcu bersedia urtuk kenalkan taysu itu kepadaku?" "Oooh! tentu saja" Sesudah berbenti sebentar sambil menuding kearah padri baju kuning itu katanya "Taysu ini adalah seorang padri lihay dari gereja Siau lim si yang mengurusi ruang Tat mo tong ia biasa disebut sebagai Sip-hong taysu... " Kemudian sorot matanya dialihkan keatas wajah Siau Ling dan menambahkan! "Sedang saudara ini bukan lain adalah Siau Ling. Siau tayhap yang punya nama besar dalam kolong langit" Sip hong taysu segera merangkap tangannya didepan dada sambil memberi hormat. "Sudah lama aku dengar dan kagum akan nama besar dari Siau taybiap sungguh beruntung ini hari ktia dapat saling berjumpa muka!" Sikap Siau Ling dingin dan ketus sahutnya serius. "Selamanya padri Siau lim selalu dianggap kawanan persilatan sebagai tulang punggung aliran persilatan didunia. Sumber dari segala ilmu." Sip hong taysu tertawa, tukasnya: "Aaah! itu kan pujian dan sanjungan dari kawan2 persilatan terhadap partai Siau lim kami, sebagai murid gereja Siau lim si aku ikut merasa bangga." Siau Ling tertawa dingin. "Heehh heehh-heehh..! setiap murid gereja Siau lim si patut disanjung dan dibanggakan, tapi manusia seperti taysu rasanya belum pantas untuk menerima pujian dan sanjungan semacam itu. Sebab akhlak dan moral manusia2 semacam taysu sudah merosot terlalu rendah hingga sama sekali tak ada nilainya lagi." Senyum yang semula menghiasi wajah sip hong taysu kontan lenyap tak berbekas, namun ia tidak sampai menunjukkan tanda2 marah atau gusar, cuma dengan suara yang hambar ia berkata; "Siau taybiap, tabiatmu terlalu jelek" "Aku rasa untuk menghadapi manusia rendah semacam taysu tak perlu aku gunakan kata2 yang halus dan manis untuk melayaninya!" Sip hong taysu tertawa ia tidak bicara lagi. Shen Bok-hong yang berada disamping segera tertawa terbahak2 setelah menyaksikan kejadian itu ujarnya: "Saudara Siau nampaknya kita berdua sudah tak ada kesempatan lagi untuk bekerja sama" "Kesempatan masih ada asal engkau Shen Toa cungcu dapat menghilangkan ambisimu untuk menguasai dunia persilatan dan menjajah umat persilatan aku bersedia mewakili toa cungcu untuk tampil kedepan dan memberi penjelasan kepada rekan2 persila lainnya. Shen Bok-hong tertawa ewa. "tentang soal ini bagaimana kalau kita bicarakan lagi setelah saudara Siau berhasil selamatkan nona Pek Li dari dalam lembah itu" ' Siau Ling segera bangkit berdiri serunya 'Shen Toa cungcu jalan mana yang harus kutempuh" Harap engkau suka memberi petunjuk!" "Saudara Siau tidak makan dan minum arak lebih dulu sebelum berangkat..." "Aku tidak lapar...!" "Baik kalau toh Siau tayhiap sangat merindukan diri nona Pek Li, akupun tidak akan terlalu mendesak lagi" Gembong iblis itu segera bangkit berdiri dan berjalan menuju keluar ruangan. Lan Giok Tong, Kim-Hoa hujin serta Sip hong taysu segera ikut bangkit dan menuju keluar ruangan. Siau Ling berjalan dipaling belakang dan ikut berlalu dari ruangan tersebut. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mari kita lewat jalan kecil saja agar lebih cepat..." seru Shen Bok-hong. Ia tertawa terbahak2 kemudian melanjutkan "Saudara Siau, aku lihat banyak sekali bantuanmu yang telah mengejar sampai ditempai ini!" Tubuhnya bagaikan anak panah yang terlepas dari busurnya langsung meluncur kearah puncak bukit itu. Meskipun banyak pohon siong tumbuh di sepanjang tebing curam sehingga dahan pohon itu dapat dipergunakan untuk tempat pegangan. Namun karena terlalu curam dan tajam maka perjalanan tetap ditempuh dengan penuh bahaya maut. Untung beberapa orang itu merupakan jago2 silat kelas satu dalam kolong langit, ilmu meringankan tubuh yang mereka miliki masih sanggup untuk melewati tempat2 curam yang berbahaya itu. Setelah tiba diatas puncak bukit, mereka berpaling kearah bawah dan terlihatlah di dasar jurang yang curam dan dalam terdapatlah sebuah selat yang sempit jauh menjorok ketengah rentetan bukit yang menjulang tinggi keangkasa. Sambil menuding kearah selat tersebut Shen Bok-hong berkata : "Nah. itulah selat yang kumaksudkan tadi engkau boleh langsung menembusi lembah tersebut dan menembusi delapan buah rintangan yang telah kusiapkan, asal engkau mampu uutuk melewatinya maka dengan cepat engkau akan berhasil menjumpai nona Pek Li" Dengan pandangan mata yang tajam Siau Ling mengawasi sekejap lembah sempit itu. secara lapat2 ia dapat menyaksikan rumput liar yang tumbuh subur disana sini, dalam hati segera pikirnya: "Berjalan didalam lembah sempit itu mungkin jauh lebih berbahaya daripada berjalan diatas puncak tebing yang curam ini" Berpikir sebentar ia segera berkata: "Shen Bok-hong bagaimana caranya supaya aku dapat mempercayai perkataanmu itu?" ''Bagus pertanyaanmu itu" kata Shen Bok-hong sambil mengangguk "cuma sayang pada saat ini engkau sudah berada dalam keadaan yang tak mungkin bisa menanyakan sesuatu lagi kepadaku. Aku bersedia menunggu kedatanganmu kembali kesemuanya itu berdasarkan pada hubungan pribadi yang pernah terikat diantara kita dimasa lampau." "selain itu aku tahu masih ada satu alasan yang lain hanya saja Shen Toa cunecu tidak bersedia untuk mengutarakannya belaka bukan begitu " kata Siau dengan rada dingin. Shen Bok-hong segera tertawa terbahak2 "Haaahhh haaahhh haaahh saudaraku kita berpisah belum terlalu lama tapi rupanya kecerdasanmu sudah memperoleh kemajuan yang amat pesat tentang soal ini aku ingin sekali mengetahuinya apa sih alasannya" "Seandainya engkau tak dapat menerangkan kalau Pek-li benar2 berada dalam lembab ini bahkan masih dalam keadaan hidup tanpa kekurangan sesuatu apapun, mana mungkin aku orang she-Siau bersedia untuk menempuh bahaya melewati kedelapan buah rintanganmu itu, jika sampai begini bukankah semua usahamu selama ini hanya akan sia sia belaka?" "Ehmm ! masuk akal juga perkataanmu itu..." ujar Shen Bok-hong sambil mengangguk. Lan Giok Tong yang selama ini membungkam terus, tiba2 berseru dengan nada dingin: "Bicara yang sebenarnya saja kita tak usah membuang banyak waktu dan tenaga dengan begitu repotnya, Asal kita berempat bersatu padu dan mengerubuti dirinya, aku rasa untuk membunuh bangsat cilik ini gampang sekali bagaikan membalikkan telapak tangan sendiri." Siau Ling putar biji matanya dan menyapu sekejap keempat orang itu, kemudian ia menjawab dengan ketus: "Sekalipun aku masih bukan tandingan kamu sekalian jika kalian berempat bersatu padu, tapi untuk meloloskan diri dari kepungan rasanya masih bukan merupakan suatu kesulitan bagiku, kalau kalian berempat tidak percaya, silahkan uji untuk mencoba nya sendiri?" Shen Bok-hong tersenyum. "Aku percaya dengan kemampuanmu itu, saudara Siau memang benar2 memiliki kemampuan untuk menerobos keluar dari kepungan kami!" Setelah berhenti sebentar, ia melanjutkan: "Syarat yang bakal diajukan saudara Siau sudah kami pikirkan sejak permulaan, tentu saja engkau harus merasa yakin lebih dahulu kalau nona Pek Li benar2 berada dalam lembah tersebut sebelum berangkat untuk menempuh bahaya" Mendengar perkataan itu. diam2 Siau Ling berpikir didalam hatinya : "Kalau dilihat dari bentuk lembah tersebut mungkin luasnya mencapai puluhan li. Entah cara apa yang hendak dipergunakan olehnya untuk membuat aku percaya kalau Pek Li benar2 berada disitu..?" Terdengar Shen Bok-hong bertanya : ''Apakah engkau dapat mengenali gaya tulisan dari nona Pek Li?"" Siau Ling termenung beberapa saat lamanya sebelus menjawab kemudian ia mengangguk. "Tentu saja dapat!" "Kalau cuma tulisannya ,saja mungkin masih belum cukup untuk meyakinkan hatimu lebih baik lagi kalau dalam surat itu di sertai pula sejenis benda miliknya makin rahasia benda itu semakin baik, sebab kalau orang lainpun tidak tahu rasanya akupun tak dapat meluluskan benda tersebut untuk menipu kepercayaanmu!" "Baik aku cuma menginginkan sebuah anting-antingnya" kata Siau Ling kemudian. "Baik! " Shen Bok-hong segera menggape kearah samping, seorang pria dengan cepat rnengia-kan dan munculkan diri dari tempat persembunyiannya. Pria tersebut memakai baju abu2 ditangannya membawa sangkar yang besar. "Lepaskan burung merpati itu" perintah Shen Bok-hong "bawalah surat ini kepada nona Pek Li Peng, kalian mintakan sebuah anting2 yang dikenakan olehnya sebagai bukti" Pria kekar itu mengiakan. Dari pinggangnya dia lepaskan sebuah buntalan dan dari dalam buntalan dia ambil keluar alat2 tulis yang telah disediakan sebelumnya. Dengan cepat pria itu menulis sepucuk surat kemudian diberikan kepada Shen Bok-hong untuk diperiksa, setelah itu dia buka sangkar menangkap seekor burung merpati dan mengikat surat itu dibawah kakinya, ketika tangan kanannya digetarkan burung merpati itu segera meleset keudara. Shen Bok-hong tersenyum, ujarnya : "Saudara Siau mari kita duduk disini sambil menunggu datangnya kabar berita, tunggu burung merpati itu sudah kembali kesini dan membuktikan kalau apa yang kuucapkan bukan kata2 yang bohong belaka, saat itulah engkau baru boleh berangkat!" Siau Ling tidak berbicara lagi, ia awasi burung merpati putih yang terbang diangkasa itu, setelah berputar satu lingkaran burung tadi menyusup kearah lembah dan lenyap dibalik bukit. Setelah menunggu hampir satu jam lama nya diatas puncak bukit itu, akhirnya burung merpati putih itupun terbang kembali kearah mereka. Pria baju abu2 itu segera bangkit berdiri dan bersuit nyaring, tiba2 burung merpati itu meluncur dan menukik kearah bawah kemudian hinggap diatas lengan kirinya yang diangkat tinggi2 itu. Pria baju abu2 itu segera melepaskan secarik kertas yang diikat diatas kaki merpati tadi dan dengan sikap yang sangat hormat diserahkan kepada Shen bok hong. Ketua dari perkampungan Pek Hoa San-cung itu menyambut surat tadi, tiba2 dia ngerutkan dahinya sambil berseru : "Eei.. kenapa dalam surat ini tak ada anting2nya?" "Hamba telah menyebutkan hal tersebut dengan ama jelas sekali " buru2 pria baju abu2 itu menerangkan. "Bolehkah aku baca isi surat itu ?" ujar Siau dengan suara lambat. "Nah, ambil dan bacalah sendiri isi surat ini!'Siau liog membuka surat itu dan membaca isinya, terbaca olehnya tulisan itu berbunyi demikian: "aku berada dalam keadaan baik, sewaktu ditangkap aku tidak memakai anting2! " Beberapa tulisan itu tak lain tak bukan adalah tulisan dari Pek Li Peng sendiri. Walaupun Siau Ling tidak tahu apa saja yang ditulis didalam surat Shen Bok-hong buat Pek Li Peng itu, tetapi dari nada surat tersebut dapatlah diketahui olehnya kalau Pek Li Peng masih hidup sehat walafiat di-kolong langit "Kenapa dalam surat itu tidak disertai dengan anting2nya" tanya Shen Bok-hong kemudian. "Dia sama sekali tidak membawa anting2, tentu saja tak mungkin bagi gadis itu untuk serahkan anting2nya untuk dibawa kemari." "Mengatur tentara tak ada salahnya menggunakan siasat, makin licik siasatnya semakin baik, kemajuan yang diperoleh saudara Siau beberapa hari belakangan ini sungguh pesat sekali, dan tiga atau lima tahun kemudian aku yakin dalam hal menggunakan siasat dan mengatur rencana mungkin aku sudah bukan tandinganmu lagi" "Perkataanmu terlalu serius!" Shen Bok-hong mendehem ringan, sambil tertawa kembali ia bertanya lantang: "Saudara Siau, kapan engkau baru berangkat masuk gunung?"" "Segera aku akan berangkat !" Shen Bok hong segera ulapkan tangannya "Kalau begitu aku tak akan menghantar dirimu lebih jauh, kita berpisah dulu sampai disini." "Terima kasih, Siau te pun tak berani terlalu merepotkan dirimu...!" Berbicara sampai disitu, pemuda tadi segera bangkit berdiri dan mengepos tenaga, setelah mencari arah yang benar berangkatlah sianak muda itu menuruni tebing. Terdengar Shen bek hong berteriak keras dari arah belakang. "Saudara Siau, kalau nasibmu kurang baik sehingga menderita luka, atau sudah sadar bahwa kekuatan yang kamu miliki tidak mungkin bisa mereka lagi. Beritahukanlah keluhan tersebut kepada mereka dan katakan kalau engkau hendak bertemu dengan ak, dengan gerakan yang paling cepat aku akan berangkat untuk menjumpai dirimu." Sambil tetap meneruskan perjalanannya Siau Ling menyahut: "Harap Shen to cungcu legakan harimu, seandainya aku tidak berhasil selamatkan nona Pek Li dari kurungan, sekalipun Shen Toa cungcu tak dapat berjumpa lagi dengan aku orang Siau, tapi paling sedikit engkau akan bertemu dengan mayatku." Mendengar perkataan itu, Shen Bok-hong menghela napas panjang. "Aai..! saudara, apakah engkau tidak merasa terlalu keras kepala?" Siau Ling tidak menjawab pertanyaan dari Shen Bok-hong. Sambil pusatkan seluruh perhatiannya ia melanjutkan perjalanan, tidak lama kemudian tibalah dimulut lembah tersebut. Lembah tersebut merupakan sebuah lembah yang dijepit oleh tebing tinggi, luasnya kurang lebih tujuh delapan depa, tapi ketika menengok kearah dalam terlihatlah keadaan dalam lembah tersebut kian masuk kedalam kian melebar dan jauh kearah depan nampaklah luas lembah itu mencapai ribuan tombak luasnya. Tempat di sekitar sana tidak tampak jalanan kecil, hal itu membuktikan bahwa tempat tersebut jarang sekali dilalui orang. Rumput hijau tumbuh dengan suburnya disepanjang lembah, bunga pucung yang mekar dan menyiarkan bau harum semerbak tersebar disana sini hingga menambah semarak dan indahnya suasana. Perlahan2 Siau Ling berjalan masuk kedalam lembah, ia patahkan sebatang ranting dan digenggamnya ditangan. Pemuda itu pernah menyeberang lembah ular yang paling berbahaya ditebing toan hud gay tempo hari, Karena itu terhadap banyaknya ular berbisa atau binatang buas dalam lembab tersebut sama sekali tidak dipikirkan dalam hatinya, namun ia tetap bertindak waspada karena Shen Bok-hong telah menerangkan bahwa di dalam lembah ini sudah disiapkan delapan buah rintangan, jelas perkataan nya bukan gertak sambal belaka. Ia tak tahu apakah kedelapan buah rintangan tersebut berupa sergapan dari para jago2 lihay ataukah jebakan alat rahasia?" Dua puluh tombak sudah dilewati Siau Ling, akan tetapi tak nampak sebuah gerak gerikpun yang mencurigakan hatinya, ia segera berpikir. "Lembah ini entah berapa panjang dan berapa jaubnya kalau aku harus melakukan perjalanan dengan cara seperti ini, entah sampui kapan baru sampai ditempat tujuan" Menurut Shen Bok-hong disini ada delapan buah rintangan yang telah disiapkan, sedang tujuanku hanya untuk menolong orang, lebih baik hindari saja pertarungan2 yang tak berguna, asal bisa melewati rintangan tersebut bukankah sama artinya aku berhasil lampauinya..!?" Berpikir sampai disitu. ia segera kerahkan tenaga untuk meneruskan perjalanannya kearah depan. Kembali beberapa tikungan bukit sudah di lewati. Tiba2 pemandangan dihadapannya berubah. Pohon2 siong yang pendek menghadang jalan perginya, rumput ilalang sebatas pinggang tumbuh dengan suburnya disekeliling sana pemandangannya sangat mengenaskan sekali. Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Lembah itu penuh dengan tikungan2an tajam, setiap melewati tikungan pemandangannya selalu berbeda dan tak sama. Diam2 Siau Ling mengamati pepohonan pendek yang menghalangi jalannya itu. Ia merasa luas pepoHoaan tersebut mungkin mencapai ribuan tombak, pemuda itu segera kerahkan bawa murninya untuk melayang diatas pohon2an tersebut dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh yang sempurna. Kurang lebih belasan tombak kemudian pepobonan song pendek yang menghadang jalan tersebut terputus, di hadapannya segera muncul kembali sebuah tikungan bukit yang tajam. Siau Ling melayang turun keatas tanah dan menghembuskan napas panjang ketika sorot matanya dialihkan kearah depan maka tampaklah bukit yang terjaldan curam menjulang tinggi keangkasa. Batu cadas berserakan dimana2, pemandangan sangat gersang. Dalam hati kecilnya dia segera berpikir: "Aku sudah memasuki lembah ini kurang lebih sepuluh lie lebih, kenapa tak sebuah tantanganpun yang kujumpai" Memang aneh" Baru saja ingatan tersebut berkelebat dalam benaknya, tiba2 terdengarlah suara teguran manusia berkumandang datang : "Sungguh lihay dan indah ilmu meringankan tubuhmu, aku rasa engkau pastilah manusia yang disebut Siau Ling!" Siau Ling yang semula tak menjumpai sesuatu rintanganpun sepanjang perjalanan masuki lembah, dalam hati kecilnya sudah menaruh perasaan curiga, kini selelah mendengar suara teguran tanpa sadar semangatnya berkobar kembali, dengan cepat ia menjawab: "Benar, akulah Siau Ling! siapa engkau " harap segera tampakkan diri untuk bertemu" Sesosok bayangan manusia berkelebat jewat dari balik batu besar, dan tahu tahu, muncullah seorang kakek tua berambut putih berdiri dengan angkernya dihadapan pemuda itu. Siau Ling mengamati lawannya dengan tajam. Ia lihat paras muka orang itu berwarna kuning keemasan, Perawakan tubuhnya tinggi kekar tapi sama sekali tak dikenal olehnya, tanpa terasa ia segera menjura sambil menegur : "Kakek tua, bolehkah aku mengetahui siapa namamu?" Kakek tua bermuka kuning emas itu terta wa ewa. "Aku bernama Teng lun. Sudah puluhan tahun lamanya mengasingkan diri dari keramaian dunia, aku rasa jarang sekali ada orang persilatan yang kenal dengan diriku" Dalam hati kecilnya Siau Ling segera ber pikir : "Shen Bok-hong benar2 mempunyai kemampuan yang sukar ditandingi, entah cara apa saja yang digunakan olehnya sehingga begitu banyak jago2 persilatan yang sudah lama mengasingkan diri dari dunia persilatan rela munculkan diri kembali dan berbakti kepadanya..." Berpikir sampai disini ia lantas berkata. "Kakek tua kalau toh engkau sudah mengasingkan diri dari keramaian dunia persilatan mengapa sekarang munculkan diri lagi dan melibatkan diri dalam persoalan bu lim?" "Aku mendapat undangan dari Shen Toa-cung cu kepala kampung perkampungan Pek boa San-cung.... mau tak mau aku harus keluar dari tempat pengasingan untuk membantu dirinya"' "Nampaknya Shen Bok-hong benar2 adalah seorang tokoh persilatan yang mempunyai daya pengaruh hebat." Setelah berhenti sebentar tiba2 sambil memperkeras dan mempertajam nada suara nya dia melanjutkan: 'Apakah lociaupwee tahu dengan segala tingkah laku serta perbuatan dari Shen Bok-hong" kalau toh sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan sudah sepantasnya kalau sisa hidupmu kau lewatkan dengan sebaik baiknya mengarungi empat penjuru dan menikmati keindahan alam. Kenapa engkau munculkan diri kembali kedalam dunia persilatan untuk membantu manusia durjana yang melakukan kejahatan?" Teng lun tertawa dingin tiada hentinya. "Heeehh heeehh heeehhh Siau Ling, apakah engkau tidak merasa terlalu banyak perioalan yang telahh kau campuri?" "Meninjau dari paras muka Teng loocian-pwee, aku yakin engkau bukanlah seorang manusia bengis yang biasa melakukan kejahatan. Oleh sebab itu aku hendak menasehati dirimu secara baik2 sehingga tidak sampai menyesal dikemudian hari, ketahuilah jika nasi telah menjadi bubur maka menyesalpun tak ada gunanya." "Andaikata aku tidak bersedia untuk mendengarkan nasehatmu itu" apa yang hendak kau lakukan?" "Kalau engkau tetap keras kepala, terpaksa kita harus mengaldalkan ilmu silat masing2 untuk berduel hingga salah satu diantara kita lenyap dari muka bumi" Teng lun menghembuskan napas panjang. "Kalau kutinjau dari sikap Shen Toa cung cu yang begitu pandang tinggi dirimu, aku rasa ilmu silat yang kau miliki tentu lihay sekali, sekarang akupun tak ingin menegur dirimu karena nada ucapanmu yang jumawa dan tekebur, marilah! engkau boleh segera turun tangan" 'Baik! locianpwee bersiap sedia untuk bertanding dalam hal senjata tajam" ataukah cuma beradu kepalan kosong belaka?" "Senjata tajamku berada dibalik ujung baju setiap saat dapat kugunakan untuk menghadapi musub2ku.. Karenanya aku anjur kan kepadamu lebih baik gunakanlah senjata tajam selama pertarungan ini berlangsung" Siau Ling mengepos tenaga, tubuhnya mendadak meloncat ketengah udara dan langsung menerjang keatas batu cadas dimana Teng lun munculkan diri tadi. Sambil meluncur kedepan serunya lantang : "Aku lihat lociaopwee tidak mirip seorang penjabat, karena itu benar harapanku apabila locianpwee dapat bertobat dan menyesal setelah pertarungan seru antara kita berlangsung" Melihat pemuda lawannya merebut batu cadas tempat pijaknya. Teng lun merasa gusar bercampur kagum, pikirnya dihati: "Meskipun bocah ini masih muda sekali umurnya, tapi akalnya benar2 amat cerdik dan keberaniannya terpuji, begitu berani ia rebut batu cadas tempatku berpijak dengan menggunakan kekerasan.." Berpikir sampai disitu, tangan kanannya segera diayun kedepan dan melancarkan sebuah pukulan dahsyat kearah musuhnya itu. Serangan tersebut amat jujur dan terbuka sedikitpun tiada maksud untuk mencari keuntungan dengan andalkan kelicinan otak, jelas orang itu hendak mengandalkan kekuatan murninya untuk menghadang terjangan dari Siau Ling. Melihat datangnya ancaman, sepasang kaki Siau Ling menginjak batu kencang2, ujung kaki menempel diatas batu karang sementara telapak kanannya menerima serangan dari Teng lun dengan gerakan keras lawan keras serangan terarah yang jujur dan sama sekali terbuka dari Teng lun ini sama sekali berada diluar dugaan Siau Ling. Keadaan tersebut memaksa rencana semula yang telah dipersiapkan untuk menghadapi serangan lawan ini jadi terbengkalai dan tak bisa digunakan lagi. Dalam keadaan begitu pemuda tersebut dengan cepat ambil keputusan sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi, kakinya menempel permukaan tanah kuat2 sedang tubuhnya bagian atas terbaring kearah belakang. Sekalipun keadaan sangat tidak menguntungkan baginya, tapi pemuda itu nekad untuk menerima juga serangan tersebut dengan gerakan keras lawan keras. "Blaamm!" bentrokan nyaring berkumandang memecahkan kesunyian, Siau Ling yang berdiri setengah berbaring segera terdesak oleh gulungan angin pukulan lawan sehingga badannya terjatuh kembali kebawah. Tapi ketika badannya hampir menubruk permukaan tanah, tiba2 tangan kirinya melancarkan sebuah pukulan kencang keatas permukaan tanah. Menggunakan kekuatan daya pantul yang terpancar keluar dari balik permukaan tanah itulah, tiba2 badan Siau Ling meletik keudara dan melayang kembali keatas batu cadas tersebut! Teng lun sendiri yang menyambut datang serangan situ ling. seketika merasakan pergelangannya jadi kaku linu, tak kuasa lagi ia terperangah dibuatnya. Pada saat ia masih berdiri tertegun itulah, Siau Ling telah berdiri tegak diatas batu karang itu. Teng lun setera tertawa terbahak2 'Haah..haaa hh haaah. Siau tayhiap. nama besarmu benar2 bukan nama kosong belaka!" Ditengah bentakan keras yang amat nyaring, sekali lagi dia lancarkan sebuah babatan dahsyat kearah depan. Kali ini sepasang kaki Siau Ling sudah menempel diatas permukaan batu cadas, meskipun posisinya yang berada diatas masih tetap merugikan dirinya, tapi kalau dibanding kan dengan keadaan semula, posisinya saat ini jauh lebih menguntungkan, diam2 ia mengempos tenaga dan menerima kembali datangnya ancaman itu dengan keras lawan teras. Di dalam perasainnya, serangan yang dilancarkan teng lun kali ini agaknya jauh lebih berat daripada pukulan pertama tadi, tapi karena posisinya yang jauh lebih menguntungkan membuat pemuda itu sanggup menerima datangnya serangan secara baik tanpa dipaksa untuk terjatuh kembali dari atas batu cadas itu. Rupanya teng lun merasa agak tercengang dan agak diluar dugaan menyaksikan keampuban lawannya, serangan yang ketiga tidak berlangsung dilepaskan. Dengan pandangan yang tajam diawasinya paras muka Siau Ling tajam2 kemudian ujar nya : "Kalau engkau mampu untuk menerima sebuah pukulanku lagi, maka dengan aman dan bebas engkau dapat lewati rintangan yang pertama ini dengan selamat" Siau Ling dapat merasakan jiwa ksatria dan jujur dari lawannya, pemuda itu cuma sekali tidak menganggap lawannya sebagai orang jahat, ia tahu kakek tua ini bisa mem bantu Shen Bok-hong pastilah dikarenakan kesulitan hatinya yang tak dapat diucapkan dengan kata . karena berpendapat demikian, hawa napsu membunuh yang semula menyelimuti wajahnya kini lenyap tak berbekas, perlahan2 ujarnya: "Baiklah" silahkan engkau lancarkan kembali sebuah pukulan" Pada waktu itu sebenarnya Siau Ling mempunyai kesempatan untuk melancarkan serangan balasan, namun ia tetap tak berkutik dari tempat semula. Teng lun anggukkan kepalanya berulangkali, ia berkata. "Kegagahan dan kejantanan Siau taybiap sangat mengagumkan hatiku.." Sesudah berhenti sebentar ia melanjurkan: "Dalam serangan ini aku akan menghimpun segenap kekuatan yaag kumiliki, aku harap Siau Ling suka bertindak hati2" "Silahkan lociapwee turun tangan dengan sepenuh tenaga " sahut Siau Ling dengan muka serius. "Seandainya aku sampai terluka diujung telapakmu sekalipun mati tak kusesalkan!" "Baik harap Siau taybiap suka maju dua langkah kedepan aku ingin adu kekuatan sebaik2 dengan Siau tayhiap dan didalam pertarungan yang terakhir ini lebih baik kita berduel yang jujur dan adil hingga dapat kita ketahui kepandaian siapakah yang sebenarnya lebih tangguh!" Setelah menyambut dua buah serangan tadi Siau Ling pun tahu kalau musuhnya benar benar memiliki ilmu silat yang melebihi siapapun. Serangan yang bakal dilancarkan, dengan sepenuh tenaganya ini pasti mengerikan sekali karenanya ia tak berani bertindak gegabah. Hawa murninya segera disiapkan untuk menghadapi segala - kemungkinan yang tak diinginkan. Teng lun tarik napas panjang2 perlahan2 ia dorong telapak tangannya kedepan. Melihat gerak gerik dari musuhnya itu Siau Ling segera berpikir didalam hatinya "oooh rupanya dia hendak mengajakku untuk beradu tenaga dalam" Telapak kanannya segera diangkat keudara dan menyambut datangnya ancaman itu dengan kekerasan. "Duuk..! blaamm!" sepasang telapak ia menempel satu sama lainnya hingga menimbulkan ledakan. Begitu menempel, sepasang telapak tersebut sama sekali tidak berpisah lagi, kedua belah pihak sama2 mengerahkan segenap tenaga dalam yang dimilikinya untuk menyerang pihak musuh. Beberapa saat kemudian, batok kepala Teng lun sudah basah kuyup oleh butiran air keringat yang mengucur keluar tiada hentinya Siau Ling sendiri juga nampak basah oleh keringat, asap putih yang tipis mengepul keluar dari atas ubun2nya. Kedua belah pihak kembali bertempur beberapa saat lamanya. Tiba2 Teng lun kendorkan tangannya dan meloncat mundur lima depa kebelakang.! Sebetulnya Siau Ling dapat menggunakan kesempatan itu untuk menerjang kedepan dan melukai Teng lun, Namun ia tidak meneruskan gerakannya tapi menarik kembali hawa murninya dengan cepat! "Siau tayhiap, silahkan berlalu " ujar Teng lun kemudian, aku sadar bahwa kepandaianku masih belum mampu untuk menandingi dirimu! " "Terima kasih atas kesediaan lociaipwee untuk mengalah." kata Siau Ling sambil memberi hormat. Teng lun tertawa getir. ia segera menyingkir kesamping. Siau Ling sama sekali tak menduga kalau rintangan pertama dapat dia lewatkan dengan begitu gampang, Dengan gerakan cepat pemuda itu lanjutkan kembali perjalanannya kearah depan. Setelah membelok pada dua tikungan lembah yang semula melebar kini semakin menyempit sehingga akhirnya tinggal sebuah selat sempit yang luasnya hanya dua tombak. Ditengah selat yang amat sempit itulah berdirilah berjajar Budi Kesatria Karya Wo Lung-shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo empat orang pria kekar bersenjatakan golok, Paras muka keempat orang itu ditutup dengan secarik kain berwarna hitam sehingga raut muka yang sebenarnya tak kelihatan. Pakaian yang dikenakan adalah seperangkat baja ketat yang berwarna hitam pula! Siau Ling menyapu sekejap kearah lawan2nya. kemudian mematahkan dua batang ranting pohon satu keras yang lain lunak, digenggam ditangannya. Dalam pada itu keempat orang pria baju hitam itu tak berkutik ditempat semula. Delapan sorot mata mereka ditujukan kearah tubuh Siau tanpa mengucapkan sepatah katapun. Perlahan2 Siau Ling maju menghampiri keempat orang itu dengan suara dingin tegurnya: "Kenapa kalian berempat tidak mau perlihatkan paras muka asli kalian!" Keempat orang itu tidak menjawab tapi dengan gerakan yang cepat segera menyebarkan diri keempat penjuru dan siap melakukan pengerubutan. Melihat sikap lawannya Siau Ling tertawa dingin dan berkata. "Kalian berempat menutup paras muka asli kalian dengan kain berwarna hitam itu menunjukkan kalau kamu semua sudah tahu bahwa perbuatan yang hendak kalian lakukan adalah suatu perbuatan yang memalukan dan dikutuk setiap orang, tak mau bicara karena hati kalian merasa malu sekali, bukankah begitu?"" Empat orang jago berkerudung hitam itu tetap membungkam dalam seribu bahasa, golok yang berada dalam genggaman segera di angkat bersama ketengah udara. Ketika dilihatnya empat orang lawannya sama sekali lidak berbicara Siau Ling mengerutkan dahinya kemudian membentak keras: "Kenapa kalian berempat tidak berbicara" apakah kamu semua adalah orang bisu?"" Empat orang pria berkerudung hitam itu tetap membungkam dan tak menjawab barang sepatah katapun. Siau Ling merasa amat gusar, ranting pohon yang berada ditangan kanannya segera disentilkan kedepan dan melancarkan sebuah babatan maut dengan cepat. Melihat datangnya ancaman, keempat orang pria berkerudung hitam itu dengan gerakan yang cepat Segera bergeser ganti posisi, golok mereka membacok kedepan dari pelbagai arah yang sukar diikuti dengan pandangan mata. Dalam watu singkat cahaya golok memancar keempat penjuru, desingan tajam meluruk datang dari delapan arah yang sama sekali berlawanan antara yang satu dengan lainnya. Siau Ling merasa amat terperanjat, pikirnya "Suatu barisan golok yang sangat aku tak boleh bertindak gegabah" Ranting pohon siong dalam genggamannya buru2 dikebaskan kedepan menangkis datangnya ancaman tersebut. Berbicara menurut tenaga dalam yang dimiliki Siau Ling menggunakan pohon siong sebagai senjata, pada waktu itu bukanlah suatu rintangan atau penghalang baginya, hanya saja pemuda itu sama sekali tak menyangka kalau barisan golok musuh2nya mempunyai daya pengaruh yang amat besar dan kuat sekali. Salah bertindak besar sekali kerugiannya yang harus diterimanya. Dalam waktu singkat ranting2 pohon siong yang berada ditangan kanan dan kirinya kena tertabas kutung oleh cahaya golok yang datang dari empat arah penjuru itu. Cahaya golok yang menyerang datang kian lama kian bertambah hebat dan gencar berkilauan sinar tajam itu membentuk selapis jaring golok yang rapat dan ketat memaksa tubuh Siau Ling sama sekali terkurung didalam senjata lawan. Dalam hati kecilnya Siau Ling segera berpikir: "Andaikata aku harus layani pertarungan mereka dengan sistim dengan semacam ini meskipun aku masih bisa mempertahankan diri sampai berakhirnya pertempuran ini, tapi berapa waktu yang kubutuhkan untuk menyelesaikannya" Dan sampai kapan menang kalah bisa ditentukan?" Setelah berhenti sebentar pemuda itu berpikir lebih jauh: "Waktu makin lama keadaan tidak menguntungkan bagiku lebih baik pertarungan ini diselesaikan dalam waktu yang singkat mungkin kalau bisa, aku harus bisa menyelesaikan semua rintangan ini dalam waktu sesingkat2nya hingga sama sekali diluar dugaan Shen Bok-hong, sebab hanya bertindak semacam itulah aku hanya punya peluang untuk selamatkan nona Pek Li,' Berpikir sampai disitu ia segera membuang senjata yang berada digenggamannya tangan kanannya segera diayun kedepan berulang kali dengan menggunakan sentilan maut sian ci sinkang. "criiit...! criiit...!" desingan tajam menyambar lewat mementalkan dua bilah golok yang sedang meluncur datang, sementara tangan kirinya menyingkirkan golok lain yang sedang meluncur tiba. Bukan sampai disitu saja, tubuhnya segera loncat ketengah udara dengan lincah untuk melepaskan diri dari sergapan golok yang mengancam datang dari arah belakang. Rupanya Siau Ling telah mengenakan sarung tangan kulit ularnya, sehingga ia sama sekali kebal terhadap serangan senjata. Bersamaan dengan melayangnya sang badan ketengah udara, dengan cepat tangan kirinya merogoh kedalam saku untuk ambil keluar pedang pendeknya yang tajam. Barisan golok dari empat manusia berkerudung hitam itu sungguh memiliki daya pengaruh yang luar biasa sekali, begitu menyaksikan tubuh Siau Ling ketengah udara keempat orang itupun ikut meluncur keudara dengan kecepatan bagaikan kilat dari empat arah yang berlawanan, mereka rnasing lepaskan sebuah tusukkan maut. Diam2 Siau Ling memuji pula akan kedahsyatan ilmu barisan orang, pikirnya "luar biasa sekali barisan golok ini. Andaikata aku harus melayani keempat orang ini sebelum nasuk kedalam istana terlarang, mungkin sekarang aku sudah terluka ditangan mereka..!" Berpikir sampai disitu. mendadak timbullah perasaan sayang atas lawan2nya. dengan cepat pemuda itu mengeluarkan ilmu bobot seribu untuk meluncur kebawah dengan cepatnya. Gerakan ini dilakukan dengan gerakan yang cepat, dalam satu tindakan belaka empat buah bacokan golok lawan sekaligus berhasil dihindari dengan baik. Begitu badannya menempel diatas permukaan tanah, Siau Ling segera menjejakkan kakinya keras2, Tubuhnya ibarat anak panah yang terlepas dari busurnya mendadak meluncur kembali kearah depan. Sementara itu empat orang pria berkerudung hitam itu telah tarik kembali hawa murninya dan meluncur keatas permukaan tanah setelah tusukan maut mereka mengenai sasaran yang kosong. Baik didalam hal ilmu silat, hubungan batin maapun gerai gerik, empat orang itu bisa bekerja sama dan saling mengisi dengan begitu sempurna, walaupun harus loncat keudara bersama2 sambil melancarkan sebuah tusukan, ketika melayang kembali keatas permukran tanah posisi barisan mereka sama sekali tidak jadi buyar atau kacau karenanya. Tempat kedudukan mereka persis seperti komposisi semula. Sebaliknya Siau Ling sendiri telah berada kurang lebih satu tombak lebih dari tempat semula. Empat orang pria berkerudung itu segera alihkan sorot matinya kearah pemuda itu. kemudian ber-sama2 enjotkan badan dan mengejar kedepan. Bagaimanapun indah dan bagusnya barisan golok mereka, ketika empat orang itu sedang bergerak kedepan untuk mengejar musuhnya, maka posisi barisan mereka tak dapat dipertahankan seperti sedia kala. Kedudukan mereka jadi kelihatan goyah sekali. Siau Ling sendiri mengerti andaikata ia kerahkan ilmu meringankan tubuhnya maka pihak lawan tak nanti dapat menyusul dirinya, tapi diapun dapat memaklumi seandainya empat orang itu tidak dirobohkan lebih dahulu sehingga membiarkan mereka menyusul dirinya dan bergabung dalam para jago lihay yang berjaga pada rintangan berikutnya pada saat itu daya kekuatan yang terpancar keluar pasti luar biasa besarnya dan mungkin dalam keadaan begitu sulitlah bagi nya untuk melakukan perlawanan. Oleh sebab itulah sambil kabur kearah depan tangan kirinya merogoh saku untuk ambil keluar pedang pendek yang tajam itu kemudian sengaja memperlambat larinya. Sementara itu empat orang berkerudung hitam tersebut sambil acungkan goloknya mengejar ketat dari arah belakang kian lama jarak diantara mereka kian mendekat hingga akhirnya tinggal beberapa tombak saja. Siau Ling segera memperlambat gerakan larinya hingga dalam waktu singkat ia lelah kena dikejar oleh musuh2nya itu. Seorang pria baju hitam yang berada di barisan terdepan segera mendorong goloknya kearah depan dengan jurus sin liong hiat atau naga sakti keluar dari sarangnya ia tusuk punggung Siau Ling Merasakan datangnya desiran tajam dari arah belakang, Siau Ling putar tangan kanannya kebelakang. cahaya tajam berkelebat lewat dan. Traangl! golok pria itu kena ditebas hingga kutung jadi dua Hong Lui Bun 17 Pendekar Naga Putih 55 Panggung Kematian Tiga Dara Pendekar 26

Cari Blog Ini