Ceritasilat Novel Online

Buku Catatan Josephine 1

Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie Bagian 1 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Buku Catatan Josephine Crocked House by Agatha Christie kiriman : Henri Koh pdf ebook : Dewi KZ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ CROOKED HOUSE by Agatha Christie Copyright ? 1949 Agatha Christie limited, a Chorion Company All rights reserved Agatha Christie's signature is a registered trademark of Agatha Christie Limited (a Chorion company). All rights reserved. BUKU CATATAN JOSEPHINE Alih bahasa: Mareta GM 402 09.018 Desain dan ilustrasi sampul: Satya Utama Jadi Hak cipta terjemahan Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama JI. Palmerah Barat 29-37 Blok 1, Lt. 4-5 Jakarta 10270 Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, anggota IKAPI, Jakarta, November 1986 Cetakan ketujuh: Desember 2000 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Cetakan kedelapan: Oktober 2002 Cetakan kesembilan: Maret 2009 272 hlm; 18 cm ISKAN-10:979-12-4430-1 ISKAN-13:978-979-22-4430-4 Dicetak oleh Percetakan Ikrar Mandiriabadi, Jakarta Isi diluar tanggung jawab percetakan Keluarga Leonides adalah keluarga besar yang hidup berkelimpahan di rumah besar di daerah terpandang di pinggiran kota London. Setelah kematian Aristide Leonides, baru terungkap bahwa salah satu anggota keluarga itu ternyata pembunuh "Buku ini salah satu favoritku. Menulisnya merupakan kenikmatan tersendiri. Dan aku yakin buku ini salah satu karya terbaikku." Agatha Christie Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ KATA PENGANTAR DARI PENGARANG BUKU ini salah satu buku favorit saya. Saya menyimpan dan menyiapkannya selama bertahun-tahun dan berpikir, "Kelak kalau punya banyak waktu, saya akan mulai mengerjakannya!" Dari semua hasil karya saya ada lima buku yang saya tulis dengan kegembiraan khusus, termasuk Buku Catatan Josephine. Saya sering berpikir apakah seseorang yang membaca buku bisa merasakan bahwa buku tersebut merupakan suatu hasil kerja keras atau hasil kegembiraan menulis. Sering kali orang berkata pada saya, "Kau pasti menikutati menulis cerita-cerita ini!" Padahal buku itu hasilnya tidak seperti yang diinginkan setidak-tidaknya begitulah perasaan kita. Barangkali pengarang bukamah seorang penilai terbaik bagi hasil karyanya sendiri. Akan tetapi hampir setiap orang menyukai Buku Catatan Josephine. Jadi penilaian saya bahwa buku ini merupakan salah satu buku saya yang terbaik tidaklah keliru. Saya sendiri tidak tahu bagaimana keluarga Leonides bisa berada di kepala saya - mereka tiba-tiba saja muncul. Kemudian mereka berkembang begitu saja. Saya merasa bahwa saya sendiri hanyalah penulis mereka. Agatha Christie Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 1 AKU kenal Sophia Leonides di Mesir ketika Perang Dunia hampir berakhir. Dia menduduki jabaran administratif yang cukup tinggi di salah satu kantor Departemen Luar Negeri di sana. Mula-mula aku mengenalnya sehubungan dengan tugas-tugas dinas. Kemudian aku bisa melihat dengan jelas cara kerjanya yang efisien yang membawanya ke posisi yang dijabatnya, walaupun usianya masih muda (waktu itu dia baru dua puluh dua tahun). Selain penampilannya menarik, Sophia juga gadis cerdas yang punya rasa humor tinggi - benar-benar menarik hatiku. Kami segera menjadi teman akrab. Dia tipe gadis yang enak diajak bicara dan kami menikmati saat-saat berkencan, makan malam bersama, dan sekali-sekali berdansa. Itu saja yang kuketahui sampai aku mendapat perintah untuk berangkat ke Timur waktu perang di Eropa hampir selesai. Pada saat itu baru kusadari bahwa aku mencintai Sophia dan aku ingin dia menjadi istriku. Kami sedang makan malam di Shepherd ketika aku menyadari hal tersebut. Hal ini memang tidak terlalu mengejutkan, tetapi lebih merupakan suatu pemahaman akan kenyataan yang telah lama kuketahui. Aku melihatnya dengan pandangan baru tapi apa yang kulihat adalah sesuatu yang sudah lama kuketahui. Dan aku senang dengan apa yang kulihat. Rambut hitam ikal yang menutupi dahinya, mata biru jernih, dagu persegi yang terangkat menantang, dan hidung mancung. Aku suka melihat jas abu-abu muda yang dijahit rapi dan blus putihnya yang dikenakan dengan rapi. Dia kelihatan begitu Inggris, dan ini terasa menyegarkan mataku yang belum sempat pulang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ selama tiga tahun. Tak seorang pun, pikirku, yang bisa lebih berpenampilan Inggris - dan bahkan pada saat aku memikirkan hal itu, aku tiba-tiba terperangah, sesungguhnya, dia memang, atau lebih tepat dapat, berpenampilan persis orang Inggris. Apakah gayanya itu sama sempurnanya dengan akting panggung" -o0dw0o- Aku sadar bahwa meskipun banyak hal telah kami bicarakan dengan terbuka - seperti mendiskusikan ide-ide, apa yang kami sukai dan kami benci, masa depan, kawan-kawan akrab, dan kenalan kami - namun Sophia belum pernah menceritakan rumah dan keluarganya. Dia tahu banyak hal tentang diriku (dia pendengar yang baik), tetapi aku tidak tahu apa-apa tentang dia. Dan sampai saat itu aku belum menyadari hal itu. Sophia bertanya, apa yang sedang kupikirkan. Aku menjawab dengan jujur, "Kau." "Oh, begitu," katanya seolah-olah dia mengerti. "Kita mungkin takkan bertemu lagi selama dua tahun," kataku. "Aku sendiri tak tahu persis kapan bisa pulang ke Inggris. Tetapi begitu aku sampai di rumah, aku akan mencarimu dan melamarmu." Dia mendengarkan tanpa berkedip. Dia duduk dengan tenang sambil mengisap rokok dan matanya memandang jauh. Sesaat aku gelisah karena kuatir dia tidak mengerti. "Sophia," kataku. "Satu-satunya hal yang tidak akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kulakukan adalah melamarmu sekarang. Pertama, kau mungkin menolak, dan itu akan membuatku patah hati, dan menyebabkan aku akan menjalin hubungan dengan sembarang perempuan yang kutemui sebagai kompensasi. Dan seandainya kauterima lamaranku, apa yang bisa kita lakukan" Menikah lalu berpisah" Bertunangan dan menunggu lama tanpa kepastian" Aku tak tahan melihatmu harus berbuat demikian. Mungkin suatu saat kau bertemu pria lain yang lebih cocok, tetapi kau merasa 'terikat', harus setia padaku. Aku tak ingin kau merasa begitu. Kita sekarang hidup dalam suasana tak menentu. Perkawinan dan percintaan, sekaligus perceraian dan perpisahan, terjadi di sekitar kita. Aku ingin bila kau pulang, kau merasa bebas dan merdeka untuk memandang sekelilingmu dan menentukan apa yang kauinginkan. Yang ada di antara kira, Sophia, haruslah abadi. Aku tak punya pandangan lain tentang perkawinan. "Aku pun demikian," kata Sophia. "Sebaliknya," kataku, "rasanya aku harus mengatakan padamu bahwa aku - ah - perasaanku." "Tanpa kata-kata sentimental?" gumamnya. "Sayangku - apa kau tidak mengerti" Aku telah berusaha untuk tidak mengatakan bahwa aku mencintaimu. " Dia menyela, "Aku mengerti Charles. Dan aku suka dengan caramu yang lucu. Kau boleh mencari dan datang padaku setelah pulang nanti - kalau kau masih ingin. ." Sekarang aku yang menyela, "Tak perlu ragu akan hal itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Segala sesuatu bisa membuat ragu, Charles. Selalu ada hal-hal yang bisa mengacaukan suatu rencana. Satu contoh saja, kau belum tahu banyak tentang diriku, kan?" "Rumahmu di Inggris pun aku tak tahu." "Aku tinggal di Swimy Dean." Aku mengangguk ketika mendengar nama daerah pinggiran London yang sangat terkenal dan mempunyai tiga lapangan golf bermutu untuk orang-orang berada itu. Dia menambahkan dengan lembut, "Dalam sebuah pondok kecil yang bobrok..." nadanya terdengar sedikit aneh. Pasti aku kelihatan terkejut, sebab dia tersenyum samar, lalu dia menjelaskan dengan mengutip baris sebuah puisi, "Dan mereka semua tinggal dalam sebuah pondok kecil yang bobrok. Itulah kami. Sebenarnya bukan pondok kecil. Tetapi memang bobrok - pondok setengah kayu yang bobrok." "Keluargamu besar" Banyak adik-kakak?" "Satu adik laki-laki, satu adik perempuan, satu ayah, satu ibu, satu paman, satu bibi (istri paman), satu kakek, satu adik perempuan nenek, dan satu nenek tiri." "Ya Tuhan!" seruku setengah tak percaya. Dia tertawa. "Tentu saja biasanya kami tidak tinggal bersama-sama. Peranglah yang membuat kami berkumpul - tapi aku tak tahu -" Dia merenung. "Barangkali memang keluargaku selalu berkumpul di bawah lindungan kakek. Kakek memang hebat. Umurnya delapan puluh tahun lebih, tingginya kira-kira satu setengah meter. Tetapi dia bisa kelihatan menonjol di tengah-tengah orang lain." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kedengarannya dia orang yang sangat menarik," kataku. "Memang. Dia memang menarik. Orang Yunani dari Smyrna. Aristide Leonides." Sambil mengedipkan mata, dia menambahkan, "Dia kayaraya." "Apa ada orang yang masih kaya setelah perang berakhir?" "Ya, kakekku," kata Sophia mantap. "Tak ada akal-akalan yang bisa memengaruhinya. Dia akan mengakali orang yang mencoba mengakali dia. "Aku tak tahu," tambahnya, "apakah kau akan menyukainya." "Kalau kau?" tanyaku. "Dia orang yang paling kusayangi di dunia ini," katanya. 2 DUA tahun kemudian aku pulang ke Inggris. Tahuntahun yang telah lewat adalah tahun-tahun yang sulit. Tetapi Sophia dan aku tetap berhubungan melalui surat, walaupun surat-surat kami tidak seperti layaknya surat dua orang kekasih. Surat-surat itu lebih bersifat surat persahabatan yang berisi ide, pikiran, dan komentar tentang kejadian sehari-hari. Tetapi aku yakin, perasaanku terhadap Sophia dan sebaliknya, semakin dalam. Aku tiba di Inggris pada suatu hari mendung di bulan September. Daun-daun telah berubah warna, bagaikan emas dalam keremangan cahaya lampu senja. Angin Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bertiup cukup dingin. Dari lapangan terbang aku mengirim telegram untuk Sophia. "Baru kembali. Bisakah makan malam bersama jam sembilan di Mario" Charles." Dua jam kemudian aku duduk-duduk membaca The Times. Aku melihat-lihat iklan mini tentang kelahiran, pernikahan, dan kematian, dan tiba-tiba mataku menangkap nama Leonides dengan berita, Tanggal 19 September, Three Gables, Swimy Dean. Telah meninggal dunia, Aristide Leonides, suami tercinta dari Brenda Leonides, dalam usia delapan puluh delapan tahun. Di bawahnya ada lagi sebuah iklan, LEONIDES - Meninggal dunia dengan tiba-tiba di kediamannya, Three Gables, Swimy Dean, Aristide Leonides. Di ringi rasa dukacita dari anak dan cucu. Bunga harap dikirim ke gereja St. Eldred, Swimy Dean. Menurut pendapatku, kedua pengumuman itu agak aneh. Mungkin karena kecerobohan pegawai penerbit surat kabar. Tapi pikiranku hanya tertuju pada Sophia. Cepat-cepat kukirim telegram kedua, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Baru membaca berita meninggalnya kakekmu. Ikut berdukacita. Beritahu kapan kita bisa bertemu. Charles." Sebuah telegram dari Sophia datang di rumah ayahku pukul enam sore, "Kita bertemu di Mario jam sembilan. Sophia." Membayangkan akan bertemu kembali dengan Sophia membuatku berdebar-debar. Waktu terasa lambat berjalan. Aku sudah berada di Mario dua puluh menit sebelum waktu yang dijanjikan. Sophia sendiri terlambat lima menit. Memang mendebarkan, berjumpa kembali dengan orang yang lama tidak kita lihat tetapi selalu ada di hati. Ketika Sophia masuk, aku Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo tak bisa memercayainya. Pertemuan itu seolah-olah bukan kenyataan. Dia mengenakan gaun hitam. Dia memang sedang berkabung tetapi rasanya aneh kalau Sophia mau bergaun hitam, walaupun untuk keluarga dekatnya. Kami minum koktail, lalu duduk-duduk. Dan kami berbicara cepat-cepat seolah-olah akan kehabisan waktu. Kami membicarakan kawan-kawan lama ketika masih di Kairo. Percakapan basa-basi itu cukup untuk menghilangkan kekakuan kami. Kuucapkan lagi ikut berdukacita atas meninggalnya kakeknya. Sophia berkata perlahan bahwa hal itu memang agak "mendadak". Lalu kami pun mengobrol lagi. Aku mulai merasa tidak enak karena merasa ada sesuatu yang mengganjal di antara kami. Tapi aku tahu bahwa itu bukamah karena pertemuan pertama kami setelah berpisah lama. Ada yang tidak beres Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pada Sophia. Apakah dia akan mengatakan bahwa dia telah bertemu dengan seorang lelaki yang lebih dicintainya" Bahwa perasaannya terhadapku adalah suatu "kekeliruan?" Tetapi rasanya bukan hal itu. Aku tidak tahu apa sebenarnya yang mengganggu perasaanku. Namun kami terus saja membicarakan hal-hal lain. Kemudian, sesudah pelayan meletakkan kopi di meja dan mengundurkan diri sambil membungkuk hormat, semuanya seolah-olah menjadi jelas. Sophia dan aku duduk berhadapan seperti telah sering kami lakukan. Tahun-tahun perpisahan seolah-olah tak pernah terjadi. "Sophia," kataku. "Charles!" sahutnya cepat. Aku menarik napas lega. "Syukurlah semua telah lewat," kataku. "Apa yang telah terjadi pada kita?" "Barangkali akulah yang salah. Aku memang tolol." "Tapi kau tak apa-apa lagi sekarang?" "Tidak." Kami tersenyum. "Sophia." bisikku. Dan, "Kapan kita menikah?" Senyumnya hilang. Ganjalan itu muncul lagi. "Aku tak tahu," katanya. "Aku tak bisa memastikan, Charles. Aku tak tahu apakah kita bisa menikah." "Tapi - kenapa" Apa kau masih merasa asing denganku" Atau perlu waktu untuk mengenalku kembali" Atau ada orang lain" Tidak - pasti bukan karena itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Memang bukan," katanya menggelengkan kepala. Aku menunggu. Dia berkata dengan suara rendah, "Kematian Kakek." "Kematian Kakek" Mengapa" Apa hubungannya" Tentunya - bukan soal uang, kan" Apa dia tak memberimu warisan" Tentunya. ." "Bukan, bukan uang," katanya, tersenyum sedih. "Aku tahu kau akan tetap mengawiniku walaupun aku miskin. Dan Kakek tidak pernah punya uang." "Lalu kenapa?" "Kematiannya, Charles. Aku merasa dia tidak meninggal secara wajar - dia dibunuh. ." Aku menatapnya dalam-dalam. "Fantastis. Apa yang membuatmu berpikir begitu'" "Aku tidak berpikir begitu. Pertama, dokternya aneh. Tak mau menandatangani sertifikat kematian. Mereka akan memeriksa mayatnya. Jelas mereka mencurigai sesuatu." Aku tidak mengomentari hal ini. Sophia gadis cerdas. Kesimpulan yang diambilnya bisa dipercaya. Aku berkata dengan sungguh-sungguh. "Kecurigaan mereka mungkin tak dapat dibuktikan. Tetapi seandainya benar, apa hubungannya dengan kita?" "Mungkin berpengaruh. Kau bekerja di Departemen Luar Negeri. Mereka menyoroti istri-istri pegawainya. Jangan jangan bicara dulu. Kau akan mengatakan sesuatu tentang mereka - dan secara teoretis aku pun setuju dengan mereka. Tetapi aku gadis angkuh - sangat angkuh. Aku ingin perkawinan kira benar-benar menyenangkan bagi kira Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ berdua. Aku tak ingin salah satu dari kita harus berkorban karena cinta! Dan aku telah bilang, mungkin tak apa-apa . ." "Maksudmu, mungkin dokter membuat kekeliruan?" "Walaupun tidak keliru, tak apa-apa asalkan si pembunuh adalah orang yang tepat." "Apa maksudmu, Sophia?" "Sesuatu yang menjijikkan. Tapi kita harus berterus terang." Dia menambahkan, "Charles, aku tak akan berkata terlalu banyak. Aku merasa sudah terlalu banyak bicara. Tapi aku memang ingin kemari dan bertemu denganmu malam ini - bertemu denganmu dan membuatmu mengerti. Kita tidak dapat memutuskan sesuatu sebelum semuanya beres." "Baik. Setidak-tidaknya ceritakan padaku tentang hal itu." Dia menggelengkan kepalanya. "Aku tak mau." "Tapi - Sophia. . " "Tidak, Charles. Aku tak ingin kau melihat kami dari sudut pandangku. Aku ingin kau melihat kami semua dengan lebih objektif." "Lalu, bagaimana aku harus melakukannya?" Dia menatapku, mata birunya bersinar aneh. "Kau akan tahu dari ayahmu." Waktu kami di Kairo, aku pernah memberitahu Sophia bahwa Ayah adalah Asisten Komisaris Scotland Yard. Aku merasa seolah-olah ada beban berat menindihku. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Begitu seriuskah?" "Kurasa begitu. Kaulihat laki-laki yang duduk sendirian di meja itu" Gayanya seperti tentara?" "Ya." "Dia berada di stasiun Swimy Dean ketika aku naik kereta kemari." "Maksudmu - dia membuntutimu?" "Ya. Kami semua ada di bawah pengawasan. Mereka berkata sebaiknya kami tidak keluar rumah. Tapi aku berniat menemuimu." Dagunya yang kecil mencuat tegas. "Aku keluar dari jendela kamar mandi, melorot lewat pipa air." "Sophia!" "Tapi polisi memang cermat. Dan lagi ada telegram yang kukirim kepadamu. Ah, sudahlah, tak apa-apa. Kita berada di sini sekarang. . Tapi mulai saat ini kira tak bisa bertemu lagi." Dia diam, lalu meneruskan, "Sayangnya, kita sama-sama yakin bahwa kita saling mencintai." "Kita tak perlu ragu akan hal itu," kataku. "Dan jangan kaukatakan 'sayangnya'. Kita telah berhasil melewati masa perang dan terhindar dari kematian yang bisa datang tanpa diduga. Tentunya kita juga bisa mengatasi kesulitan yang disebabkan oleh kematian seorang lelaki tua. Berapa sih umur kakekmu?" "Delapan puluh tujuh." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ah, ya. Kan ada di koran. Seandainya aku yang ditanya, aku pasti akan mengatakan dia meninggal karena tua. Dan dokter umum mana pun akan menerima jawaban ini." "Seandainya kau kenal kakekku, kau akan heran bila mendengar dia meninggal!" 3 Aku sering tertarik pada pekerjaan Ayah sebagai polisi. Tapi Aku tak pernah ambil bagian secara langsung dalam kasus-kasus yang ditanganinya. Sejak tadi aku belum bertemu Ayah. Ketika aku datang, dia sedang keluar. Setelah mandi dan bercukur, aku pergi untuk bertemu Sophia. Malam ini Glover mengatakan Ayah ada di ruang kerjanya. Dia sedang duduk menghadapi setumpuk dokumen di mejanya. Dan dia meloncat ketika melihat aku masuk. "Charles! Ah, begitu lama." Kerinduan dan perasaan yang kami pendam selama lima tahun itu kami rasakan, walaupun tidak terlihat berlebihan. Ayah dan aku saling mengasihi dan kami saling mengerti. "Aku punya wiski," katanya. "Sayang aku keluar ketika kau datang tadi. Pekerjaanku bertumpuk. Dan ada satu kasus yang baru masuk tadi." Aku bersandar di kursi dan menyalakan rokok. "Aristide Leonides?" tanyaku. Alis matanya berkerut cepat dan matanya memandang kagum padaku. Suatanya sopan tapi tegas. "Mengapa kautanyakan hal itu, Charles?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kalau begitu aku benar?" "Bagaimana kau tahu kasus itu?" "Ada yang memberi into." Ayah menunggu. "Info itu," kataku melanjutkan, "dari sumbernya sendiri." "Coba ceritakan, Charles." "Ayah mungkin tak akan senang mendengar ceritaku," kataku. "Aku berkenalan dengan Sophia Leonides waktu kami di Kairo. Aku jatuh cinta padanya. Dan aku bermaksud mengawininya. Malam ini aku bertemu dia. Kami makan bersama." "Makan malam denganmu" Di London" Bagaimana dia bisa melakukannya. Kami telah minta pada mereka dengan sangat sopan - agar tidak meninggalkan rumah." "Memang benar. Dia meluncur ke luar dari jendela kamar mandi, lewat pipa air." Bibir Ayah bergerak sekilas, membentuk senyum. "Kelihatannya gadis itu banyak akal." "Tetapi polisi Ayah memang cermat. Seorang polisi bertampang militer menguntitnya sampai ke Mario. Pasti ada di laporan yang Ayah terima. Tingginya kira-kira satu delapan puluh, rambut cokelat, mata cokelat, jas biru tua bersetrip-setrip." Ayah memandangku dengan tajam. "Apa ini - serius?" tanyanya. "Ya. Serius, Yah." Kami diam. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ayah keberatan?" "Tidak, bila kautanyakan seminggu sebelumnya. Mereka keluarga baik-baik. Gadis itu menerima warisan. Dan aku mengenalmu dengan baik. Kau bukan orang yang cepat kehilangan pegangan. Tapi. ." "Ya. Yah?" "Mungkin juga tak apa-apa kalau. ." "Kalau apa?" "Kalau si pembunuh adalah orang yang tepat." Untuk kedua kalinya aku mendengar kalimat yang sama malam itu. Aku mulai tertarik. "Jadi, siapa sebenarnya yang tepat?" Dia memandangku dengan tajam. "Apa saja yang kauketahui tentang kasus ini?" ''Tidak ada." "Tidak ada?" tanyanya heran. "Apa pacarmu tidak memberitahu?" "Tidak. Dia bilang sebaiknya aku melihatnya dari sudut pandang orang luar." "Mengapa?" "Apa itu tidak jelas?" "Aku tidak mengerti, Charles. Aku rasa tidak." Dia berjalan mondar-mandir sambil mengerutkan keningnya. Rokok yang dinyalakannya sudah mati. Aku mengerti berapa kacau pikiran Ayah. "Apa yang kauketahui tentang keluarganya?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku hanya tahu, di sana ada seorang kakek yang beranak banyak, ada cucu-cucu, dan beberapa ipar. Aku tak kenal dan tak tahu mereka satu per satu." Aku berhenti, lalu melanjutkan. "Sebaiknya Ayah ceritakan saja padaku." "Baik." Dia duduk. "Akan kumulai dari permulaan - mulai dari Aristide Leonides. Dia datang ke Inggris ketika berumur dua puluh empat." "Orang Yunani dari Smyrna?" "Kau tahu banyak tentang dia?" "Hanya itu." Pintu terbuka dan Glover berkata bahwa Inspektur Taverner ingin bertemu. "Dia yang menangani kasus ini," kata Ayah. "Suruh dia masuk. Dia telah memeriksa keluarga itu. Dia tahu lebih banyak daripadaku." Aku bertanya apakah polisi setempat sudah lapor ke Scotland Yard. "Daerah itu wilayah kami. Swimy Dean termasuk Greater London." Aku mengangguk ketika Inspektur Taverner masuk. Aku sudah lama kenal dia. Dia menyapaku dengan ramah dan memberi selamat atas keberhasilanku pulang ke Inggris. "Aku sedang memberi gambaran pada Charles," kata Ayah. "Tolong betulkan kalau salah. Leonides datang ke London tahun 1884. Dia membuka rumah makan kecil di Soho dan berhasil membuka rumah makan lain - berhasil. Begitu usahanya - sampai dia memiliki tujuh atau delapan rumah makan. Semuanya sukses." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Dia tak pernah gagal dengan bisnisnya," kata Inspektur Taverner. "Dia memang hebat," kata Ayah. "Akhirnya dia menguasai rumah-rumah makan terkenal di London. Lalu membuka katering besarbesaran." "Dia juga terjun dalam bisnis-bisnis lainnya," kata Taverner. "Penjualan baju-baju bekas, perhiasan-perhiasan, dan lain-lainnya. Dia memang licin." "Maksud Anda dia bajingan?" tanyaku. Taverner menggelengkan kepala. "Tidak. Bukan. Dia tak sejelek itu. Licin ya - tapi bukan bajingan. Dia banyak akal. Selalu melakukan sesuatu dalam batas-batas hukum. Dan dia masih melakukannya - juga di masa perang, padahal dia sudah tua sekali. Tidak pernah melanggar hukum. Tetapi begitu dia berbuat sesuatu, kita terpaksa menciptakan peraturan tentang hal tersebut kalau kau tahu apa maksudku. Tetapi setelah ada peraturan baru, dia akan melakukan sesuatu yang lain lagi." "Kedengarannya karakternya kurang menarik," kataku. "Anehnya, dia sangat menarik. Dia punya kepribadian. Kita bisa merasakannya. Potongannya memang tak ada. Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Hanya seorang lelaki bongkok berwajah buruk - tapi punya daya tarik - punya magnet. Banyak wanita yang tertarik." "Perkawinannya juga menarik," kata Ayah. "Menikah dengan anak tuan tanah." Aku mengernyitkan kening. "Uang?" Ayah menggelengkan kepala. "Bukan. Dijodohkan. Gadis itu kenal Aristide karena menangani katering untuk pesta pernikahan temannya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Lalu jatuh cinta pada laki-laki itu. Orangtuanya menentang mati-matian, tapi dia tetap pada pendiriannya. Aristide memang memiliki daya tarik. Ada sesuatu yang dinamis dan eksotis padanya. Ini merupakan daya tariknya." "Perkawinan itu bahagia?" "Memang aneh, tapi mereka bahagia. Tentu saja temanteman mereka tidak bisa berbaur (waktu itu perbedaan kelas masih mencolok). Tapi itu tidak menjadi soal. Mereka bisa hidup tanpa teman. Aristide membuat rumah mewah di Swimy Dean. Mereka tinggal di sana dan mempunyai delapan anak." "Wah, benar-benar sejarah keluarga." "Si tua Leonides itu memang genius. Waktu itu Swimy Dean belum terkenal. Lapangan golf kedua dan ketiga belum ada. Tapi daerah itu akhirnya menjadi tempat yang menyenangkan. Di situ tinggal penduduk lama yang bangga dengan kebun dan taman mereka dan menyukai Mrs. Leonides. Di situ juga tinggal orang kota, pendatang kaya yang ingin bertetangga dengan Leonides. Mereka bahagia sampai Mrs. Leonides meninggal karena radang paru-paru tahun 1905." "Meninggalkan suami dengan delapan anak?" "Seorang meninggal ketika masih bayi. Dua anak laki-laki meninggal dalam perang. Seorang anak perempuan menikah, merantau ke Australia dan meninggal di sana. Seorang anak perempuan yang belum menikah meninggal karena kecelakaan mobil. Seorang lagi meninggal satu atau dua tahun yang lalu. Masih ada dua yang hidup - anak laki-laki paling tua, Roger, menikah, tapi tidak punya anak, dan Philip yang menikah dengan artis terkenal serta punya tiga anak. Sophia pacarmu, Eustace, dan Josephine." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Dan mereka semua tinggal di - apa namanya" - Three Gables?" "Ya. Rumah Roger Leonides kena bom pada awal perang. Philip dan keluarganya telah tinggal di situ sejak 1937. Lalu ada Miss de Haviland, adik almarhumah Mrs. Leonides. Dia tidak suka pada kakak iparnya. Tapi ketika kakaknya meninggal, tawaran kakak iparnya untuk tinggal bersama diterimanya sebagai suatu kewajiban untuk membesarkan anak-anak." "Dia memang penuh tanggung jawab," kata Inspektur Taverner. "Tapi dia tipe orang yang tidak mudah mengubah pendapatnya tentang orang lain. Dia tidak pernah suka dengan cara-cara Leonides." "Wah, kelihatannya ruwet. Siapa kira-kira yang membunuh kakek itu?" tanyaku. Taverner menggelengkan kepala, "Terlalu awal untuk mengatakannya sekarang," katanya, "Kurasa Anda tahu siapa yang melakukannya. Ayolah katakan. Kita kan tidak berada di pengadilan." "Tidak," kata Taverner dengan wajah muram. "Barangkali kita tak akan pernah tahu siapa pelakunya." "Maksud Anda mungkin dia tidak dibunuh?" "Oh, dia jelas dibunuh. Keracunan. Tapi kasus keracunan kan sulit. Sulit memperoleh bukti. Sangat sulit. Semuanya serba mungkin. ." "Itulah yang kumaksud. Anda telah merekam semua di kepala bukan?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kasus ini punya banyak kemungkinan. Itulah yang menyulitkan. Semua teratur sempurna. Tapi saya sendiri tidak yakin. Banyak kemungkinan." Aku memandang Ayah dengan wajah bertanya-tanya. Dia berkata perlahan, "Kau kan tahu, Charles, dalam kasus-kasus pembunuhan, fakta-fakta yang jelas biasanya merupakan pemecahan yang benar. Si tua Leonides itu menikah lagi sepuluh tahun yang lalu." "Ketika dia berumur tujuh puluh tujuh?" "Ya, dengan gadis berumur dua puluh empat." Aku bersiul. "Gadis macam apa?" "Gadis muda dari warung teh. Gadis baik-baik. Cukup terhormat. Berpenampilan menarik dengan wajah kepucat-pucatan dan sikap tak berdaya." "Dan dia merupakan tersangka utama?" Taverner berkata, "Umurnya baru tiga puluh empat sekarang. Umur yang sensitif. Dia senang hidup enak. Dan ada seorang lelaki muda di rumah itu. Guru privat cucu Leonides. Tidak pernah dikirim perang, karena sakit jantung atau apa. Mereka bersahabat." Aku memandangnya sambil merenung. Hal yang sering terjadi. Bisa dikatakan biasa. Ayah bilang, Mrs. Leonides muda adalah orang terhormat. Tetapi banyak pembunuhan dilakukan dengan membonceng kehormatan. "Racun apa yang dipakai" Arsenik?" tanyaku. "Bukan. Kami belum menerima laporan analis, tapi dokter mengatakan, mungkin eserine." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Agak luar biasa. Pasti mudah melacak pembelinya." "Tidak dalam kasus ini. Racun itu berasal dari benda milik Aristide sendiri. Obat tetes matanya." "Leonides penderita diabetes," kata Ayah. "Dia biasa mendapat suntikan insulin dengan teratur". Insulin itu disimpan dalam botol-botol kecil bertutup karet. Lalu tinggal memasukkan jarum suntik lewat tutup karet tersebut untuk mengisinya." Aku menebak kelanjutannya. "Dan yang dimasukan dalam salah satu botol bukan insulin, tapi eserine?" "Persis." "Siapa yang menyuntik dia?" "Istrinya." Sekarang aku mengerti apa yang dimaksud Sophia dengan "orang yang tepat". Aku bertanya, "Apa Mrs. Leonides muda diterima baik oleh keluarga Leonides?" "Tidak. Mereka tidak saling berbicara." Gambaran yang ada di kepalaku bertambah jelas. Tetapi Inspektur Taverner tidak kelihatan gembira. "Apa yang menyulitkan?" tanyaku. "Seandainya dia yang melakukan, mudah baginya untuk mengganti dengan botol insulin setelah menyuntik. Kalau dia yang melakukan, dia pasti akan berbuat begitu." "Ya, benar. Banyak insulin di situ, kan?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Oh ya. Berbotol-botol - kosong dan isi. Dan kalau memang dia yang melakukannya, kemungkinan untuk diketahui dokter kecil sekali. Akibat keracunan eserine tidak bisa terlihat dengan mudah. Tetapi dokter mengecek insulinnya (kalau-kalau dosisnya berlebihan) dan ternyata memang bukan insulin yang diberikan." Aku berkata setengah merenung, "Kalau begitu ada dua kemungkinan. Mrs. Leonides itu bodoh - atau sangat cerdas." "Maksud Anda?" "Dia berspekulasi bahwa mungkin Anda akan menyimpulkan tak ada orang lain yang sebodoh dia. Dan alternatifnya" Ada lagi yang dicurigai?" Ayah berkata dengan tenang, "Setiap orang di rumah itu punya kemungkinan untuk berbuat. Di sana selalu ada persediaan insulin yang cukup banyak - paling tidak untuk dua minggu. Dan salah satu isi botolnya bisa diganti sewaktu-waktu." "Dan setiap orang bisa melakukannya dengan mudah." "Tempat botol-botol itu tidak terkunci. Botol-botol itu ditempatkan di sebuah rak obat di kamar mandinya. Setiap orang bisa keluar-masuk dengan bebas." "Ada motivasi kuat?" Ayah menarik napas panjang. "Charles, Aristide Leonides seorang jutawan. Walaupun dia telah membagi-bagi warisannya, tetapi selalu ada kemungkinan ada yang ingin mendapatkan lebih." "Tapi orang yang ingin mendapat lebih itu pasti istrinya yang sekarang. Apa pacarnya kaya?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tidak. Miskin sekali." Aku teringat puisi yang dikutip Sophia. Tiba-tiba saja aku ingat seluruh baitnya, Seorang lelaki bangkok berjalan terseok-seok, Dia menemukan keping bengkok di jalan berkelok, Dia punya kucing jorok yang suka menangkap kodok, Dan mereka semua tinggal dalam pondok kecil yang bobrok. Aku bertanya pada Taverner, "Apa pendapat Anda tentang Mrs. Leonides?" Dia menjawab perlahan, "Sulit untuk mengatakannya - sulit. Dia bukan orang yang mudah dihadapi. Sangat pendiam. Kita tak tahu apa yang dipikirkannya. Tapi dia orang yang senang hidup enak - itu saya yakin. Dia mengingatkan kita pada seekor kucing besar yang malas. . Bukannya saya tidak suka kucing. Kucing sih tak apa-apa. ." Dia menarik napas. "Yang kita perlukan adalah bukti." katanya. Ya, kupikir, kira semua menginginkan bukti bahwa Mrs. Leonides meracuni suaminya. Sophia menginginkannya, Aku menginginkannya, dan Inspektur Taverner juga menginginkannya. Lalu segalanya akan kelihatan manis dan cerah! Tapi Sophia tidak yakin, dan aku sendiri tidak yakin, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dan menurut pendapatku - Inspektur Taverner pun tidak yakin. . 4 KEESOKAN harinya aku pergi ke Three Gables bersama Taverner. Kedudukanku dalam masalah ini agak aneh. Dan Ayah memang bukan orang yang kolot. Aku orang yang punya kedudukan tertentu. Aku pernah bekerja di cabang khusus Scotland Yard, di awal Perang Dunia. Pekerjaan itu memang lain - tapi pengalaman itu telah memberikan suatu nilai pada diriku. Ayah berkata, "Kalau kita ingin menyelesaikan kasus ini, kita harus punya sumber khusus dari dalam. Kita harus tahu semua yang ada di dalam rumah itu. Kita harus kenal mereka dari dalam - bukan dari luar. Kaulah orang yang kami harapkan." Aku tidak senang mendengar kata-kata Ayah. Sambil membuang puntung aku menjawab, "Jadi aku akan dijadikan mata-mata polisi" Aku harus mencuri keterangan dari Sophia yang kucintai dan mencintaiku" Begitu?" Ayah tersinggung. Dia berkata dengan tajam, "Jangan sekali-kali berpikiran seperti itu. Kau kan tidak betanggapan bahwa Sophia bisa membunuh kakeknya, bukan?" "Tentu saja tidak. Itu konyol sekali." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Baik. Kami pun tidak. Dia pergi cukup lama dan tak ada hal-hal yang menyebabkan percekcokan di antara mereka. Gadis itu mendapat warisan yang cukup besar dan mungkin kakeknya akan senang bila tahu cucunya berpacaran dengan kau - sehingga dia menyisihkan sebagian lagi dari hartanya untuk kalian. Kami tidak mencurigai pacarmu. Tapi kau kan tahu situasinya. Kalau kasus ini tak terselesaikan, dia tak akan mau menikah denganmu. Dari ceritamu tadi, aku yakin akan hal itu. Sekarang perhatikan kata-kataku. Kasus itu adalah jenis kasus yang mungkin selamanya takkan tersingkap. Kita mungkin punya alasan kuat untuk menganggap istri Leonides dan pacarnya memang tersangkut dalam perkara ini - tetapi membuktikannya tidaklah mudah. Sedangkan kalau kita tidak punya bukti, kita akan selalu diliputi keragu-raguan. Kau mengerti, bukan?" Ya, aku mengerti. Ayah kemudian berbisik, "Beri tahu saja Sophia akan hal ini." "Maksud Ayah - minta Sophia agar - " Aku berhenti. Ayah mengangguk-anggukkan kepala dengan tegas. "Benar. Aku tak ingin kau diam-diam menyelidiki tanpa sepengetahuannya. Coba perhatikan apa pendapatnya." Jadi, besok pagi aku pun ikut Inspektur Taverner dan Sersan Detektif Lamb ke Swimy Dean. Setelah melewati lapangan golf, kami berbelok memasuki sebuah pintu pagar yang tentunya kelihatan megah sebelum perang. Kami menyusuri jalan kecil berkelok yang kiri-kanannya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ditumbuhi rhododendron. Akhirnya kami sampai di halaman berkerikil repat di depan rumahnya. Rumah itu luar biasa! Aku tak mengerti mengapa namanya Three Gables. Eleven Gables kurasa lebih tepat! Anehnya, rumah itu kelihatan seperti rumah bobrok. Dan setelah kuperhatikan. Aku tahu apa sebabnya. Sebenarnya rumah ini berbentuk pondok yang dibengkokan semua bagiannya. Aku seolah-olah melihat sebuah pondok biasa melalui kaca pembesar raksasa. Tiang-tiang yang miring, bahan-bahan setengah kayu, dan dinding arasnya - seperti pondok kecil doyong yang membengkak seperti jamur dalam waktu semalam! Tapi aku bisa memahaminya. Ini selera orang Yunani akan suatu hal yang berbau Inggris. Sebenarnya yang dimaksud adalah rumah Inggris - yang dibuat sebesar istana! Aku tak tahu bagaimana pendapat Mrs. Leonides Tua tentang rumahnya. Pasti sebelumnya dia tidak diberitahu. Kelihatannya rumah itu merupakan hadiah kejutan dari suaminya yang eksotis itu. Aku tak bisa membayangkan apakah wanita itu tertegun atau tersenyum ketika melihatnya. Tapi kelihatannya dia bahagia tinggal di situ. "Agak luar biasa, bukan?" kata Inspektur Taverner. "Tentu saja Mr. Leonides Tua itu telah menambah beberapa bagian - sehingga rumahnya menjadi tiga bagian yang terpisah, termasuk dapur dan ruangan lainnya. Di dalam semuanya serba mewah. Seperti hotel kelas satu." Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Sophia keluar dari pintu depan. Dia tidak memakai topi. Blusnya berwarna hijau dan roknya berlipit. Dia terkejut ketika melihatku. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kau?" serunya. Aku menimpali, "Sophia, ada yang ingin kukatakan padamu. Di mana kita bisa bicara?" Sejenak aku mengira dia keberatan, tapi kemudian dia berbalik dan berkata, "Ayo." Kami berjalan melewati halaman berumput. Dari situ kami bisa memandang lapangan golf pertama di Swimy Dean, bukit-bukit yang ditumbuhi cemara dan desa yang kelihatan samar-samar di kejauhan. Sophia membawaku ke sebuah bangku kayu yang kelihatannya tidak enak diduduki, lalu kami duduk. "Mulailah." katanya. Suatanya terdengar datar. Aku pun bercerita - semuanya. Dia mendengarkan dengan penuh perhatian. Ekspresi wajahnya menggambarkan apa yang sedang dipikirkannya. Ketika aku selesai, dia menarik napas panjang. "Ayahmu sangat bijaksana," katanya. "Memang Ayah yang punya keinginan. Aku sendiri kurang menyukai ide itu, tapi. ." Dia menyela, "Oh, idenya bukan ide buruk, Charles. Mungkin itu merupakan hal paling baik yang bisa kita lakukan. Ayahmu mengerti apa yang kaupikirkan, Charles. Dia lebih mengerti daripada aku." Dengan rasa jengkel dipukulnya sebelah tangannya dengan tinjunya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Aku harus bisa menemukan kebenaran itu. Aku harus tahu." "Demi kita" Tapi, Sophia. ." "Tidak hanya demi kepentingan kira, Charles. Aku harus tahu apa yang terjadi untuk kedamaian diriku sendiri. Memang aku tidak mengatakannya padamu tadi malam. Tapi sebenarnya - aku takut." "Takut?" "Ya. Takut-takut-takut. Polisi mengira, ayahmu mengira, kau mengira, setiap orang mengira - Brendalah pelakunya." "Kemungkinan-kemungkinannya. . " "Oh ya, memang sangat mungkin. Mungkin sekali. Tetapi kalau aku mengatakan, Brenda mungkin melakukannya, aku sadar - sadar sekali, bahwa itu hanya suatu kemungkinan. Karena aku menganggap bukan dia yang berbuat." "Kau menganggap bukan dia pelakunya?" kataku perlahan. "Aku tak tahu. Kau telah mendengarnya dari orang luar seperti yang kuinginkan. Sekarang akan kutunjukkan dari dalam. Aku yakin Brenda bukamah tipe orang - dia bukan orang yang berani berbuat hal-hal yang membahayakan dirinya. Dia sangat hati-hati." "Bagaimana dengan pacarnya" Laurence Brown?" "Laurence seperti kelinci. Dia tak akan berani." "Aku tak terlalu yakin." "Memang kita tidak tahu persis. Maksudku, ada juga orang-orang yang bisa membuat kejutan. Memang ide jahat Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ bisa saja masuk ke kepala orang sewaktu-waktu. Tapi bagaimanapun aku tetap berpendapat bahwa Brenda -" Dia menggelengkan kepalanya "Dia tidak pernah melakukan sesuatu yang tercela. Dia tipe perempuan harem. Senang duduk-duduk santai, makan enak-enak, berpakaian bagus, perhiasan mahal, membaca-baca novel picisan, menonton bioskop. Memang aneh, kalau Mengingat Kakek yang sudah berumur delapan puluh tujuh. Tapi aku rasa dia memang tertarik pada Kakek. Kakekku punya daya tarik. Dia bisa membuat orang wanita merasa diperlakukan seperti ratu atau istri kesayangan seorang sultan! Aku rasa - aku selalu berpendapat bahwa dia sudah membuat Brenda merasa dirinya seorang wanita yang romantis dan menggairahkan. Dia memang pandai menghadapi wanita - dan itu merupakan semacam seni - yang tak akan hilang berapapun lanjut usia seseorang." Aku membiarkan persoalan Brenda dan menanyakan hal yang telah mengusikku sejak tadi. "Mengapa kau mengatakan takut?" Dengan agak gemetar Sophia menekan kedua telapak tangannya. "Karena aku memang merasa takut," katanya dengan suara rendah. "Kau perlu mengetahui hal ini Charles. Keluarga kami memang aneh. . Banyak anggota keluarga kami yang punya sifat kejam. Kekejaman yang berbeda-beda. Itulah yang menggelisahkan. Perbedaanperbedaan itu." Dia pasti menangkap rasa bingung pada wajahku. Dia terus berbicara dengan penuh semangat. "Akan kujelaskan lagi. Kakek, misalnya. Dia bercerita pada kami tentang masa kanak-kanaknya di Smyrna. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dengan santai dia mengatakan dia pernah menusuk dua laki-laki. Itu terjadi dalam suatu percekcokan - suatu penghinaan. Aku tidak terlalu mengerti. Tapi hal itu terjadi begitu saja, seolah-olah sudah biasa. Dan dia telah banyak lupa tentang cerita yang sebenarnya, Tapi bagi kami yang mendengar di Inggris ini, itu benar-benar aneh." Aku mengangguk. "Itu baru satu contoh kekejaman," lanjutnya. "Sekarang nenekku. Aku hanya ingat samar-samar saja, tapi cerita tentang dia banyak kudengar. Aku rasa kejamannya disebabkan karena dia memang tidak punya imajinasi. Dia wanita yang gagah, pemberani, jujur, dan angkuh. Tak takut menerima tanggung jawab yang menyangkut hidup dan mati." "Apa kau tak terlalu berlebihan?" "Ya, aku rasa begitu. Tapi aku selalu takut pada orang-orang yang demikian. Penuh dengan kejujuran tapi kejam. Lalu ibuku sendiri. Dia seorang artis. Aku sayang padanya. Tapi dia tak punya tenggang rasa. Dia seorang egois yang hanya bisa melihat sesuatu yang ada kaitannya dengan dirinya sendiri. Hal itu kadang-kadang membuatku takut. Kemudian Clemency, istri Paman Roger. Seorang ilmuwan senang mengadakan penelitian - dia juga kejam, kurang belas kasihan dan berdarah dingin. Paman Roger adalah kebalikannya - sangat baik dan lembut, tapi mudah marah. Kalau sudah marah bisa kalap. Lalu Ayah -" Dia berhenti cukup lama. "Ayah," katanya perlahan, "sangat pandai mengekang diri. Sulit mengetahui apa yang ada di kepalanya. Dia tidak pernah menunjukkan emosi. Mungkin ini semacam Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ pertahanan diri terhadap emosi Ibu yang suka meledak. Tapi kadang-kadang hal ini membuatku khawatir.'" "Sayangku," kataku, "Kau berpikir terlalu jauh. Pada akhirnya kesimpulan akan menunjukkan bahwa setiap orang bisa atau punya kemungkinan untuk menjadi pembunuh." "Aku rasa kau benar. Tak terkecuali aku." "Tidak. Bukan kau!" "Oh ya, Charles. Kau tak bisa membuat pengecualian. Rasanya aku bisa membunuh seseorang. ." Dia diam sesaat, kemudian menambahkan, "Tapi kalau memang demikian, pasti aku akan melakukannya untuk sesuatu yang berharga!" Aku tertawa. Aku tak bisa menahan tawa. Dan Sophia tersenyum. "Barangkali aku memang tolol," katanya. "Tapi kita tetap harus mencari kebenaran tentang kematian Kakek. Kita harus menemukannya. Seandainya saja Brenda yang berbuat. ." Tiba-tiba Aku merasa kasihan pada Brenda Leonides. 5 DI jalan setapak yang menuju tempat kami duduk, muncul seorang wanita bertubuh tinggi dengan topi tua lusuh dan pakaian tidak rapi. "Bibi Edith," kata Sophia. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Wanita itu berhenti beberapa kali, membungkukkan badan ke semak-semak bunga yang menghiasi taman, kemudian berjalan ke arah kami. Aku berdiri. "Ini Charles Hayward, Bibi. Dan ini - Bibi de Haviland." Edith de Haviland kira-kira berumur tujuh puluh tahun. Rambutnya yang abu-abu kelihatan berantakan. Dari wajah yang kurang terawat itu memancar sepasang mata yang cerdas. "Apa kabar?" tanyanya. "Saya pernah mendengar tentang Anda. Baru pulang dari Timur" Bagaimana kabar ayah Anda?" Dengan agak terkejut aku menjawab bahwa Ayah sehatsehat saja. "Saya kenal dia ketika dia masih kecil," lanjut Miss de Haviland. "Saya kenal baik dengan ibunya. Anda kelihatan mirip ibunya. Apa Anda datang untuk membantu kami - atau ada hal lain?" "Saya ingin mencoba membantu," kataku ragu-ragu. Dia mengangguk. "Kami akan senang. Tempat ini penuh dengan polisi. Muncul di mana-mana. Saya tidak suka dengan beberapa dari mereka. Lulusan dari sekolah yang baik tidak akan jadi polisi. Saya melihat anak Moyra Kinoul di jalan, sedang mengatur lalu-lintas di perempatan Marble Arch. Sepertinya kita ini tidak tahu sedang berada di mana!" Dia berbicara kepada Sophia, "Nannie mencarimu. Sophia. Ikan." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ah, ada-ada saja," gumam Sophia. "Akan saya telepon mereka." Dengan cepat dia berjalan masuk rumah. Miss de Haviland membalikkan badan dan berjalan perlahan ke arah yang sama. Aku menjejerinya. "Tak bisa membayangkan hidup tanpa pembantu," katanya. "Hampir setiap orang punya pembantu. Mereka datang, mencuci, menyeterika, memasak, dan mengerjakan macam-macam. Setia. Saya juga punya pembantu. Saya pilih sendiri waktu itu." Dia berhenti untuk mencabut cumput hijau yang melintang di jalan. "Ah - rumput jelek! Malang melintang di mana-mana sulit dibasmi. Akarnya terlalu ke dalam." Dengan tumit sepatunya dia menginjak rumpur itu kuat-kuat. "Kami sedang menghadapi persoalan yang buruk, Charles Hayward," katanya. Dia memandang rumah di hadapannya. "Apa pendapat polisi" Seharusnya saya tidak menanyakan hal itu kepadamu. Aneh rasanya membayangkan Aristide keracunan. Tak masuk akal. Dan sulit untuk percaya bahwa dia telah meninggal. Saya memang tidak menyukainya - tidak pernah! Tapi sulit bagi saya untuk memercayai bahwa dia sudah tak ada. . Rumah itu terasa kosong." Aku diam saja. Walaupun cara bicatanya kasar, Edith de Haviland sedang dalam keadaan kehilangan. "Tadi pagi saya berpikir-pikir.. sudah lama saya tinggal di sini. Empat puluh tahun lebih. Pindah kemari setelah kakak meninggal. Dialah yang menyuruh saya kemari. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Tujuh anak-yang bungsu baru setahun. . Tak tega saya melihat mereka dibesarkan oleh ayah seperti dia. Ah perkawinan yang aneh. Saya selalu berpendapat bahwa Marcia telah disihirnya. Orang asing jelek, pendek, dan bongkok! Dia memang memberi kebebasan pada saya. Perawat, guru, sekolah. Dan makanan sehat. Bukan nasi pedas berbumbu aneh seperti yang biasa dimakannya." "Dan Anda tetap di sini sejak saat itu?" tanyaku. "Ya. Aneh - memang. Sebenarnya bisa saja saya pergi dari sini, ketika anak-anak sudah besar dan menikah. Tapi rupanya saya tertarik akan hal lain. Berkebun. Lalu - juga karena Philip. Kalau seorang laki-laki menikah dengan seorang artis, dia tidak bisa mengharapkan punya kehidupan rumah tangga seperti orang-orang lainnya. Saya tak mengerti mengapa artis-artis itu juga dikaruniai anak. Begitu anak mereka lahir, mereka akan cepat-cepat manggung lagi di Edinburgh atau tempat-tempat lain yang lebih jauh. Tapi Philip sudah melakukan hal yang benar. Dia pindah kemari dengan buku-bukunya." "Apa pekerjaan Philip Leonides?" "Menulis buku. Tak tahu saya mengapa dia memilih pekerjaan itu. Tak ada orang yang mau membaca bukubukunya. Semua yang ditulisnya berhubungan dengan detail-detail sejarah yang kurang jelas. Anda pasti belum pernah mendengar tentang hal itu, bukan?" Aku mengiyakan. "Terlalu banyak uang. Itulah persoalannya. Pada umumnya orang berhenti melakukan hal yang sia-sia dan berbuat sesuatu untuk mendapatkan uang," kata Miss de Haviland. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apa bukunya tidak laku?" "Tentu saja tidak. Yang penting, Philip seorang ahli. Dia tak perlu berusaha agar buku-bukunya laku. Aristide telah memberinya serarus ribu pound! Bukankah itu jumlah yang luar biasa" Untuk menghindari kewajiban-kewajiban setelah meninggal, Aristide mewariskan jumlah yang cukup banyak, sehingga kebutuhan masing-masing tercukupi. Roger memegang Associated Catering. Sophia mendapat uang saku cukup banyak. Uang anak-anak memang masih disimpankan untuk mereka gunakan sendiri kelak." "Jadi sebenarnya tidak ada seorang pun yang lebih beruntung karena kematiannya?" Dia memandangku dengan tatapan aneh. "Mereka semua akan mendapat uang lebih banyak, tentunya. Tetapi seandainya dia tidak meninggal pun mereka akan mendapat kalau mereka minta." "Menurut Anda, siapakah yang patut dicurigai melakukan perbuatan itu?" Dia menjawab dengan catanya yang khas, "Saya tidak tahu. Saya sendiri bingung. Saya sedih kalau memikirkan ada seorang pembunuh berkeliaran di dalam rumah. Saya kira polisi akan memerhatikan Brenda." "Anda berpendapat apa yang mereka lakukan tidak benar?" "Saya tidak punya pendapat apa-apa. Bagi saya dia Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo wanita biasa yang tolol dan berpandangan kuno. Bukan tipe rukang racun yang saya bayangkan. Tetapi kalau ada seorang gadis berumur dua puluh empat bersedia menikah dengan seorang laki-laki berumur hampir delapan puluh, pastilah tak ada alasan lain kecuali karena uang. Barangkali Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ saja dia berharap bisa menjadi janda kaya dalam waktu dekat. Tapi Aristide lain daripada yang lain. Dia kuat. Penyakit diabetesnya pun tidak bertambah buruk. Seolah-olah dia masih bisa hidup sampai umur seratus. Saya rasa wanita itu sudah bosan menunggu. . " "Kalau begitu," kataku memotong. "Kalau begitu halnya," kata Miss de Haviland cepat, "mungkin dugaan itu benar. Tentu saja hal itu menyebabkan publisitas buruk. Tapi dia kan bukan keluarga kita." "Ada pendapat Anda yang lain?" tanyaku. "Pendapat apa lagi?" Aku diam saja. Aku ingin tahu apakah masih ada hal-hal lain yang tidak kulihat di balik topi lusuh itu. Aku tahu bahwa di balik suara tegas dan kalimat-kalimat yang tak berhubungan itu ada otak yang masih cemerlang. Tiba-tiba terlintas sebuah pikiran di kepalaku. Bukan tidak mungkin bahwa Miss de Haviland sendirilah yang telah meracuni Aristide Leonides. . Bukan hal yang mustahil. Terbayang olehku catanya menginjak rumput yang menghalangi jalan dengan tumitnya. Dia melakukannya dengan sikap tanpa ampun. Aku teringat kata-kata Sophia. Kekejaman. Kulirik Edith de Haviland. Dengan alasan kuat dan masuk akal. . Tapi alasan apakah yang masuk akal bagi Edith de Haviland" Untuk mengetahui jawabannya, aku harus mengenalnya dengan lebih baik. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 6 PINTU depan terbuka. Kami masuk ruang depan yang luas. Dindingnya dilapisi kayu ek berwarna gelap yang bersih dipoles dan kuningan yang berkilauan. Di belakangnya, di tempat yang biasanya terdapat tangga, ada dinding putih dan sebuah pintu di tengahnya. "Bagian rumah ini ditempati kakak ipar saya," kata Miss de Haviland. "Lantai dasarnya ditempati Philip dan Magda." Kami melewati lorong di sebelah kiri, dan masuk ke dalam ruang keluarga yang besar. Dinding ruangan itu berwarna biru pucat dan perabot di dalamnya tertutup kain brokat yang tebal. Di meja-meja dan di sepanjang dinding terdapat foto-foto dan gambar artis-artis. Penari, dan babakbabak suatu pertunjukan di atas panggung. Sebuah gambar penari-penari balet tergantung di atas perapian. Di samping foto-foto dan gambar-gambar. Ruangan itu juga penuh dengan bunga. Karangan bunga krisan besar berwarna cokelat dan bunga-bunga lain dalam vas berserakan di mana-mana. "Tentunya Anda ingin bertemu Philip," kata Miss de Haviland. Apakah aku ingin bertemu Philip" Aku tak tahu. Yang ingin kutemui adalah Sophia. Dan itu sudah terlaksana. Dia sepenuhnya mendukung rencana Ayah. Tapi sekarang dia tidak kelihatan, barangkali sedang menelepon soal pesanan ikan itu. Aku bingung, bagaimana aku harus bersikap. Apakah aku akan menghadapi Philip Leonides sebagai lelaki muda yang ingin menikahi anaknya, atau sebagai teman biasa yang sedang berkunjung (tentunya tidak dalam situasi seperti itu!) atau sebagai rekanan polisi" Miss de Haviland tidak memberikan waktu cukup Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ lama untuk berpikir. Dia menyarankan - sebenarnya lebih tepat memerintahkan agar kami ke ruang perpustakaan. "Kita ke perpustakaan saja," katanya. Dia membawaku keluar dari ruang keluarga, melewati lorong yang panjang dan masuk ke ruang perpustakaan. Ruangan itu besar dan penuh dengan buku-buku. Tapi buku-buku itu tidak terletak rapi dalam rak-rak buku yang sampai ke langitlangit. Buku-buku itu berserakan di kursi-kursi, di meja-meja, bahkan di lantai. Namun demikian, buku-buku itu tidak kelihatan berantakan. Ruangan itu dingin. Dan aku tidak mencium bau yang biasa tercium dalam ruangan seperti itu. Yang tercium olehku adalah bau buku tua yang lapuk dan bau lilin tawon. Dalam sekejap aku tahu bau apa yang seharusnya ada di situ - yaitu bau tembakau. Philip Leonides memang bukan perokok. Dia berdiri dari kursinya ketika kami masuk. Seorang laki-laki setengah baya berperawakan jangkung dan sangat ganteng. Setiap orang mengatakan betapa buruknya wajah Aristide Leonides, sehingga aku membayangkan anaknya pun akan berwajah jelek. Aku tertegun memandang wajah lelaki di depanku hidung mancung, garis dagu sempurna, rambut pirang bersemburat warna abu-abu yang tersisir rapi menyingkapkan dahi yang bentuknya menarik. "Ini Charles Hayward, Philip," kata Edith de Haviland. "Ah, apa kabar?" Aku tak tahu apakah dia pernah mendengar namaku. Tangan yang diulurkannya kepadaku terasa dingin. Wajahnya tidak menunjukkan rasa ingin tahu. Dan itu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ membuatku sedikit gugup. Dia hanya berdiri dengan sabar, tanpa rasa ingin tahu. "Di mana polisi-polisi brengsek itu?" tanya Miss de Haviland. "Mereka sudah masuk kemari?" "Inspektur - " (dia memandang sebuah kartu di mejanya) -" eh, Taverner akan kemari sebentar lagi." "Di mana dia sekarang?" "Saya tidak tahu, Bibi Edith. Di atas barangkali." "Dengan Brenda?" "Saya kurang tahu." Setelah melihat Philip Leonides. sulit rasanya membayangkan suatu pembunuhan bisa terjadi di dekatnya. "Magda sudah bangun?" "Saya tidak tahu. Biasanya dia bangun sesudah jam sebelas." "Dasar Magda," kata Edith de Haviland. Aku mendengar suara bernada tinggi yang bicara dengan tempo cepat dan terdengar semakin mendekat. Pintu di belakangku terbuka lebar dan seorang wanita masuk. Entah bagaimana catanya, aku mendapat kesan bahwa yang masuk tadi bukan seorang wanita, tetapi tiga wanita. Wanita itu merokok dengan pipa panjang. Dia memakai baju tidur satin berwarna kuning. Rambutnya yang kuning kemerahan jatuh menutupi punggungnya. Wajahnya yang tanpa make-up itu kelihatan polos. Matanya besar dan biru. Dia bicara dengan cepat. Suatanya serak-serak basah dan kedengarannya mempesona. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Sayang, aku tidak tahan - benar-benar tidak tahan. Pemberitahuan itu. Memang belum ada di koran, tapi pasti akan dimuat tak lama lagi. Aku masih bingung akan memakai baju apa pada pemeriksaan nanti. Sebaiknya warna yang redup - tapi bukan hitam. Barangkali ungu tua. Dan aku kehabisan kupon. Alamat orang itu - yang menjual kain - hilang. Itu, bengkel di daerah Shaftesbury Avenue dan kalau aku ke sana naik mobil, polisi pasti menguntitku, dan mereka akan menanyakan macam-macam hal. Jadi, apa yang harus kukatakan" Kau kok tenangtenang begitu sih! Kau kok tidak ambil pusing sama sekali" Kita sekarang bisa pergi dari rumah ini, kan" Bebas - bebas! Oh. Alangkah jahatnya. Kasihan Ayah. Tentu saja kira tidak akan pergi meninggalkannya ketika dia masih ada. Dia benar-benar sayang pada kita. Tetapi wanita di atas itu benar-benar keterlaluan. Aku yakin seandainya kita tinggalkan dia dengan wanita itu sendirian, pasti kita tidak kebagian apaapa. Wanita menjijikkan! Dan Ayah hampir sembilan puluh umurnya - dan rasa kekeluargaan di mana pun tidak akan tahan menghadapi wanita semacam itu. Philip, sebenarnya saat ini adalah saat yang paling baik untuk mementaskan lakon Edith Thompson. Kasus ini akan menunjang publisitas kita. Bildenstein bilang dia bisa memerankan Thespian. Peran itu sangat Menarik. Menarik. Mereka bilang aku harus memainkan komedi karena hidungku cocok untuk itu - tapi terlalu banyak komedi yang disuguhkan Edith Thompson. Aku rasa si pengarang tidak sadar bahwa komedi selalu membangkitkan rasa ingin tahu yang lebih dalam. Dan aku tahu apa yang harus kulakukan-bersikap wajar, tolol, meyakinkan sampai cerita selesai, dan kemudian. ." Wanita itu merentangkan lengannya - rokok yang dipegangnya jatuh dari pipa ke atas meja Philip yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mengilat dan membakarnya. Dengan sabar Philip mengambil rokok itu dan membuangnya ke dalam keranjang sampah. "Dan kemudian," bisik Magda Leonides dengan mata yang tiba-tiba melebar dan wajah menegang, "yang tinggal hanya kengerian. ." Gelombang rasa takut terbayang di wajahnya selama dua puluh detik. Kemudian ketegangan itu mengendur, susut, dan terlihatlah wajah seorang kanak-kanak yang ketakutan, hampir menangis. Tiba-tiba semua emosi yang menyelimutinya lenyap bagaikan terhembus angin. Dia bertanya kepadaku dengan sikap tegas, "Bukankah begitu cara memainkan Edith Thompson?" Kukatakan memang begitulah seharusnya. Pada saat itu tak terlintas dalam pikiranku siapa sebenarnya Edith Thompson. Tetapi aku ingin suatu permulaan yang baik dengan ibu Sophia. "Dia seperti Brenda, ya kan?" kata Magda. "Tahukah Anda bahwa saya tak pernah punya ide seperti itu sebelumnya" Menarik sekali. Apa sebaiknya saya beritahukan pada Inspektur?" Laki-laki di belakang meja itu mengernyitkan alis matanya. "Tak ada gunanya. Magda," katanya. "Kau tak perlu menemui Inspektur. Aku bisa menjelaskan padanya apa pun yang ingin diketahuinya." "Tak perlu menemui dia?" Suatanya meninggi. "Tentu saja aku akan menemui dia! Kau benar-benar tak punya imajinasi! Tidak sadar akan pentingnya detail. Dia pasti Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ ingin tahu bagaimana dan kapan hal itu terjadi. Hal-hal yang diperhatikan oleh seseorang tapi tidak dimengerti. ." "Ibu," kata Sophia yang masuk dari pintu terbuka. "Ibu tidak akan mengatakan kebohongan-kebohongan pada Inspektur polisi." "Sophia - sayangku. ." "Aku tahu Ibu telah merencanakannya dan Ibu akan melakukannya dengan bagus sekali. Tapi Ibu salah. Salah sekali." "Omong kosong. Kau tak tahu. ." "Aku tahu. Ibu harus memainkannya dengan cara lain. Lembut. . berbicara sedikit-sedikit saja - seperlunya saja untuk melindungi keluarga kita." Wajah Magda Leonides menunjukkan kebingungan naif seorang kanak-kanak. "Sophia," katanya, "apakah kau. . " "Ya, benar. Lupakan saja semuanya." Ketika ibunya tersenyum senang, Sophia menambahkan, "Aku telah membuat cokelat untuk Ibu. Ada di ruang keluarga." "Oh - terima kasih. Aku memang lapar. ." Dia berhenti di pintu. "Anda tak tahu," katanya. "betapa senangnya punya anak perempuan!" Aku tak tahu apakah kata-kata itu ditujukan padaku atau pada rak buku di belakangku. Setelah itu dia keluar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Mudah-mudahan dia mengatakan hal-hal yang wajar," kata Miss de Haviland. "Tidak apa-apa," kata Sophia. "Dia bisa saja bicara yang tidak-tidak." "Jangan kuatir. Dia akan melakukannya sesuai dengan perintah sutradara. Dan sayalah sutradatanya!" Dia keluar mengikuti ibunya, tetapi kembali lagi dan berkata, "Ayah, Inspektur Taverner ingin bertemu. Ayah tak keberatan kalau Charles juga ikut duduk, bukan?" Aku merasa melihat wajah Philip Leonides sedikit memucat ketakutan. Yah, mungkin saja! Tetapi kebiasaannya untuk menghadapi sesuatu dengan sikap tenang tidak berubah. Dia bergumam, "Oh, tentu saja. " dengan suara lemah. Inspektur Taverner masuk, tegas, berwibawa, namun menyenangkan. "Mengganggu sebentar," sikapnya seolah-olah berkata demikian, "setelah itu kami akan meninggalkan tempat ini dan tak ada orang yang lebih gembira dari saya. Kami tidak ingin mondar-mandir di tempat ini. Percayalah. ." Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa bersikap seperti itu. Dia tak berkata apaapa, hanya menarik kursi, tapi semuanya berjalan dengan baik. Aku duduk agak jauh dari mereka. "Ya. Inspektur?" kata Philip. Miss de Haviland menyela dengan tiba-tiba, "Anda tidak ingin bicara dengan saya, bukan, Inspektur?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tidak sekarang, Miss de Haviland. Barangkali nanti saya bicara dengan Anda. " "Baiklah. Saya akan naik ke atas." Dia keluar sambil Menutup pintu. "Nah, Inspektur?" kata Philip. "Saya tahu Anda sedang sibuk. Dan saya tidak ingin mengganggu Anda terlalu lama. Tapi ada hal yang ingin saya percayakan pada Anda, yaitu bahwa kecurigaan kami memang bertambah kuat. Ayah Anda tidak meninggal Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo secara wajar. Kematiannya merupakan akibat overdosis physostiqmine - atau lebih dikenal dengan sebutan eserine." Philip menganggukkan kepalanya. Dia tidak menunjukkan emosi apa pun. "Apakah ada hal-hal yang menunjukkan sesuatu yang lain bagi Anda?" kata Taverner melanjutkan. "Menunjukkan apa" Saya berpendapat bahwa Ayah sudah melakukan suatu kekeliruan yang tak disengaja. "Anda menganggapnya demikian, Mr. Leonides?" "Ya. Bagi saya hal itu sangat mungkin terjadi. Umurnya hampir sembilan puluh, dan penglihatannya sudah tidak sempurna." "Jadi dia menuangkan isi botol obat matanya ke dalam botol insulin. Apakah ini bukan hal yang luar biasa bagi Anda?" Philip tidak menjawab. Wajahnya bahkan bertambah tenang. Taverner melanjutkan, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kami menemukan botol obat tetes mata itu. Kosong - di tempat sampah, tapi tanpa sidik jari. Ini mencurigakan. Tentunya sidik jari ayah Anda, atau istrinya, atau pelayan. ." Philip Leonides mengangkat kepala. "Bagaimana dengan pelayan?" tanyanya. "Bagaimana dengan Johnson?" "Anda menganggap Johnson sebagai suatu kemungkinan" Memang dia punya kesempatan untuk melakukannya. Tapi kalau kita berbicara mengenai motif, akan berbeda. Ayah Anda biasa memberikan bonus kepadanya setiap tahun - dan setiap tahun bonus itu bertambah besar. Ayah Anda menjelaskan bahwa jumlah itu adalah jumlah yang sebenarnya akan diterimanya sebagai warisan bila ayah Anda meninggal nanti. Dan setelah bekerja selama tujuh tahun, bonus itu bertambah besar - karena setiap tahun ditambah. Dengah demikian, yang diharapkan Johnson adaIah agar ayah Anda bertambah panjang umurnya. Di samping itu hubungan mereka sangat baik. Riwayat kerja Johnson tak ada yang bisa dicela - dia pelayan yang terampil dan setia." Taverner berhenti "Kami tidak mencurigai Johnson." Philip menjawab dengan datar, "Hm, begitu." "Mr. Leonides, barangkali Anda bisa menjelaskan apa saja yang Anda lakukan pada hari kematian ayah Anda?" "Tentu, Inspektur. Saya berada di ruangan ini seharian. Kecuali pada waktu makan, tentunya." "Anda berjumpa dengan ayah Anda hari itu?" "Saya mengucapkan selamat pagi padanya setelah sarapan - seperti biasanya." "Anda berdua saja dengan dia waktu itu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Eh - ibu tiri saya ada di ruangan itu juga." "Apa ayah Anda kelihatan biasa-biasa saja?" Dengan sedikit sinis Philip menjawab, "Dia tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan dibunuh hari itu." "Apakah bagian rumah ayah Anda benar-benar terpisah dari tempat Anda?" "Ya. Satu-satunya jalan masuk ke tempatnya adalah pintu depan." "Apa pintu itu selalu terkunci?" "Tidak. " "TIdak pernah?" "Saya tak pernah melihatnya demikian." "Siapa pun bisa masuk dengan mudah?" "Tentu saja. Bagian rumah itu terpisah hanya untuk keperluan kenyamanan saja." "Bagaimana Anda mula-mula tahu tentang kematian ayah Anda?" "Roger yang menempati bagian barat rumah itu datang dan memberitahukan bahwa Ayah mendapat serangan. Dia kelihatan kesakitan dan sulit bernapas." "Apa yang Anda lakukan?" "Saya menelepon dokter, tapi dia sedang keluar. Saya meninggalkan pesan agar segera datang ke rumah kami. Kemudian saya naik ke lantai atas." "Kemudian?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Ayah ternyata benar-benar sakit. Dia meninggal sebelum dokternya tiba." Tak ada emosi apa pun dalam suara Philip. Kalimatnya hanya merupakan pengungkapan fakta. "Di mana anggota keluarga yang lain pada waktu itu?" "Istri saya berada di London. Dia kembali tak lama kemudian. Sophia juga sedang ke luar rumah. Eustace dan Josephine ada di rumah." "Saya harap Anda tidak tersinggung dengan pertanyaan berikut ini. Mr. Leonides. Apakah kematian ayah Anda memengaruhi keadaan keuangan Anda?" "Saya mengerti bahwa Anda harus mengetahui semua fakta. Ayah saya telah mengatur agar secara finansial kami bisa berdiri sendiri. Roger, kakak saya, dijadikan ketua dan pemegang saham terbesar dari Associated Catering - yaitu perusahaannya yang paling besar, dan manajemennya diserahkan pada Roger. Ayah juga memberikan kepada saya sejumlah uang yang nilainya kira-kira sama - lebih-kurang seratus lima puluh ribu pound dalam bentuk obligasi dan surat-surat berharga - sehingga saya bisa memakainya sebagai modal, sesuai dengan kemauan saya. Ayah juga memberikan jumlah yang cukup besar pada dua adik perempuan saya yang kemudian meninggal." "Namun ayah Anda tetap seorang jutawan?" "Tidak. Sebenarnya dia hanya menyimpan secukupnya saja bagi dirinya sendiri. Ayah mengatakan jumlah itu akan menghasilkan bunga yang cukup. Sejak itu. ." Untuk pertama kali Philip tersenyum, "dia menjadi orang yang bertambah hari bertambah kaya." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Anda dan saudara Anda tinggal di sini bersama-sama. Apakah ini bukan karena. . kesulitan keuangan?" "Tentu saja bukan. Ini soal kemudahan saja. Ayah selalu berkata bahwa dia senang kalau kami mau tinggal bersama dia. Dan saya sangat mencintainya. Saya tinggal di sini dengan keluarga sejak tahun 1937. Saya tidak membayar sewa, tapi saya membayar bagian-bagian yang menjadi hak saya." "Dan kakak Anda?" "Dia kemari karena rumahnya yang di London kena bom tahun 1943." "Mr. Leonides, apakah Anda tahu tentang pembagian harta dalam surat wasiat ayah Anda?" "Ya. Dia memperbarui surat wasiatnya pada tahun 1946. Ayah bukamah orang yang senang berahasia. Dia akrab dengan keluarganya. Dia mengadakan pertemuan keluarga dan mengundang pengacatanya. Kemudian dia menerangkan tentang pembagian warisannya. Saya rasa Anda sudah tahu akan hal tersebut. Saya yakin Mr. Gaitskill telah memberitahu Anda. Secara garis besar, jumlah seratus ribu pound bebas pajak diwariskan kepada ibu tiri saya di samping benda-benda yang sudah menjadi miliknya. Sisa kekayaannya dibagi rata menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk saya, satu bagian untuk Roger, dan satu bagian lagi disimpan untuk ketiga cucunya. Rumah kami memang besar, tapi biaya kematian juga tinggi." "Ada bagian untuk pelayan atau panti sosial?" "Tidak ada. Gaji para pelayan dinaikkan setiap tahun bila mereka tetap bekerja di sini." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Maafkan pertanyaan Saya, Mr. Leonides - apakah Anda sedang memerlukan uang saat ini?" "Pajak pendapatan memang tinggi, Inspektur. Tetapi pendapatan saya lebih dari cukup untuk keperluan itu - dan keperluan istri saya. Kecuali itu Ayah sering memberi hadiah pada kami. Seandainya ada kebutuhan mendadak, dia akan mengulurkan bantuan pada kami." Philip menambahkan dengan nada dingin, "Percayalah bahwa saya tidak mempunyai kesulitan keuangan yang membuat saya menginginkan kematian ayah saya, Inspektur." "Maafkan saya kalau pertanyaan saya mengarah ke sana, Mr. Leonides. Tapi kami harus mengetahui semua fakta, Sekarang saya ingin mengajukan pertanyaan yang sangat sensitif. Ini mengenai hubungan ayah Anda dengan istrinya. Apa mereka bahagia?" "Setahu saya, ya." "Tak ada pertengkaran?" "Saya rasa tidak." "Ada perbedaan besar dalam umur?" "Benar." "Apa Anda - maaf - bisa menerima perkawinan ayah Anda yang kedua?" "Ayah tidak minta persetujuan saya." "Itu bukan jawaban yang tepat, Mr. Leonides.' "Karena Anda mendesak saya, saya akan mengatakan bahwa tindakannya itu kurang bijaksana." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apakah Anda memprores tindakan ayah Anda?" "Saya tahu setelah perkawinan itu terjadi." "Anda terkejut?" Philip tidak menjawab. "Apakah timbul perasaan-perasaan yang tidak enak tentang hal itu?" "Ayah saya mempunyai hak penuh untuk melakukan apa yang disukainya." "Hubungan Anda dengan Mrs. Leonides baik?" "Baik." "Anda beramah-tamah dengan dia?" "Kami jarang bertemu." Inspektur Taverner mengubah arah pembicaraan. "Coba Anda ceritakan tentang Mr. Laurence Brown. "Saya tidak bisa. Dia di sini karena dipanggil ayah saya." "Tetapi dia guru anak-anak Anda, Mr. Leonides." "Benar. Anak laki-laki saya menderita infantile paralysis. Untung termasuk penderita ringan - tapi dokter menyarankan agar dia tidak disekolahkan di sekolah biasa. Ayah menyarankan agar dia dan Josephine, adiknya, belajar dari guru privat saja. Pilihannya pada waktu itu memang terbatas - karena guru itu haruslah orang yang tidak bisa masuk kualifikasi untuk menjadi militer. Guru anak-anak saya punya surat-surat yang cukup baik. Ayah dan Bibi (yang selalu mengawasi anak-anak) puas dengan pernyataan-pernyataan itu. Bisa saya tambahkan lagi bahwa saya tidak pernah menemui kesalahan-kesalahan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mengenai pelajaran dan catanya mengajar. Saya menilainya cukup baik." "Dia tinggal di bagian rumah yang ditempati ayah Anda?" "Di sana ada lebih banyak kamar." "Apa Anda pernah melihat - maafkan pertanyaan saya ini - tanda-tanda keakraban antara Laurence Brown dengan ibu tiri Anda?" "Saya tidak punya kesempatan untuk memerhatikan halhal yang demikian." "Apakah Anda pernah mendengar gosip atau pembicaraan mengenai hal itu?" "Saya tidak mendengarkan gosip atau pembicaraanpembicaraan yang demikian, Inspektur." "Sangat terpuji," kata Inspektur Taverner. "Jadi Anda tidak pernah melihat, mendengar, dan membicarakan hal-hal yang jahat?" "Terserah cara, Anda menyebutkannya, Inspektur." Inspektur Taverner berdiri. "Baiklah. Terima kasih banyak, Mr. Leonides." Aku mengikuti dia ke luar ruangan. "Huh," kata Tavefner, "benar-benar ikan yang dingin!" 7 "SEKARANG kita akan bicara dengan Mrs. Philip. Magda West, nama panggungnya," kata Taverner. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Apa perlu?" tanyaku. "Saya pernah dengar tentang dia, dan saya pernah melihatnya dalam beberapa pertunjukkan. Tapi saya tidak ingat di mana dan kapan." "Dia salah satu artis yang cukup berbakat," kata Taverner. "Dia pernah main di West End satu atau dua kali. Dan dia pernah main dengan bagus di Reperuory. Dia sering main di teater-teater dan klub-klub elit. Saya rasa persoalannya adalah dia tidak perlu hidup dari hasil panggungnya. Dia bisa memilih dan mengambil apa pun yang dia suka, atau pergi pesiar ke mana saja. Kadang-kadang dia membiayai sendiri pertunjukan yang disukainya - dan dia sering memerankan tokoh yang sama sekali tak cocok baginya. Akibatnya dia tetap berada pada taraf amatir dan tidak pernah meningkat ke kelas profesional. Dia memang bisa bermain bagus - terutama dalam pertunjukan komedi. Tetapi banyak manajer yang tidak suka. Mereka mengatakan dia terlalu independen dan sering bikin ribut. Saya sendiri tidak tahu apakah semua itu benar, tetapi dia memang tidak terlalu disukai di kalangan para artis." Sophia keluar dari ruang keluarga dan berkata, "Ibu saya ada di sini, Inspektur." Aku mengikuti Taverner masuk ke dalam ruang keluarga yang besar. Sesaat aku tidak mengenali wanita yang duduk di kursi panjang itu. Rambutnya yang tadi tergerai kini ditata ke atas dan dia mengenakan jas abu-abu tua yang rapi jahitannya, dipadu dengan blus lembayung muda berhias bros di lehernya. Untuk pertama kalinya aku menyadari bentuk hidungnya yang menarik. Aku teringat pada Athene Scyler - dan sulit untuk percaya bahwa wanita yang ada di depanku adalah wanita yang sama dengan yang kulihat dalam pakaian tidur tadi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Inspektur Taverner?" katanya. "Silakan masuk dan duduk. Anda mau merokok" Ini memang urusan yang Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo menjengkelkan. Bagi saya tidak mudah menghadapinya." Suatanya rendah tanpa emosi, suara orang yang ingin memamerkan kemampuannya menguasai diri. Dia melanjutkan, "Katakan saja apa yang bisa saya bantu." "Terima kasih, Nyonya. Di mana Anda berada pada waktu kejadian itu?" "Saya rasa saya dalam perjalanan dari London. Hari itu saya makan siang di Ivy dengan seorang teman. Lalu kami nonton peragaan busana. Kami minum dengan beberapa teman lainnya di Berkeley. Lalu saya pulang. Ketika saya sampai, semuanya sedang ribut. Kelihatannya mertua saya mendapat serangan mendadak. Dia meninggal." Suatanya tergetar sedikit. "Anda suka pada mertua Anda?" "Saya mencintai. ." Suatanya meninggi. Sophia membetulkan sedikit letak lukisan Degas yang ada di situ. Suara Magda kembali rendah seperti semula. "Saya sangat sayang kepadanya," katanya tenang. "Kami menyayanginya. Dia sangatbaik kepada kami." "Bagaimana hubungan Anda dengan Mrs. Leonides?" "Kami tidak terlalu sering bertemu dengan Brenda." "Mengapa?" "Ya, karena kami mempunyai kegemaran yang berbeda. Kasihan Brenda. Hidupnya terlalu sulit." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Sekali lagi, Sophia memain-mainkan lukisan itu. "Benarkah" Bagaimana contohnya?" "Oh, saya tak tahu." Magda menggelengkan kepalanya dengan senyum sedih. "Apakah Mrs. Leonides bahagia dengan suaminya?" "Oh, saya rasa begitu." "Tak pernah bertengkar?" Sekali lagi, kepalanya bergoyang. "Saya benar-benar tidak tahu. Inspektur. Tempat kami terpisah." "Dia dengan Mr. Laurence Brown cukup intim, bukan?" Magda Leonides berubah kaku. Matanya menatap Taverner penuh celaan. "Saya rasa." katanya. "Anda seharusnya tidak menanyakan hal-hal seperti itu kepada saya. Brenda baik dengan siapa saja. Dia orang yang ramah-tamah." "Apakah Anda menyukai Mr. Laurence Brown?" "Dia pendiam. Baik. Tapi memang tidak menonjol. Saya jarang bertemu dengannya." "Apakah dia mengajar dengan baik?" "Saya kira begitu. Saya tidak tahu. Tapi Philips kelihatannya puas." Taverner memakai taktik kejutan. "Maaf dengan pertanyaan saya ini, tapi menurut Anda, apakah memang ada hubungan cinta antara Mr. Brown dengan Brenda Leonides?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Magda berdiri. Dia memang anggun. "Saya belum pernah menemukan bukti tentang hal tersebut," katanya. "Saya rasa pertanyaan itu tidak seharusnya Anda tanyakan pada saya. Brenda adalah istri mertua saya." Hampir saja aku bertepuk tangan. Inspektur juga ikut berdiri. "Lebih sesuai untuk ditanyakan pada para pelayan?" katanya. Magda tidak menjawab. "Terima kasih, Mrs. Leonides," kata Inspektur sambil keluar. "Ibu telah melakukannya dengan bagus sekali," kata Sophia senang. Magda membetulkan letak tambut di belakang telinga kanannya, kemudian memandang dirinya dalam kaca. "Ya. .," katanya, "memang begitulah seharusnya." Sophia memandangku. "Apakah tidak sebaiknya kau menemani Inspektur?" "Sophia, apa yang harus ku. ." Aku berhenti. Tentu saja aku tidak akan bertanya kepadanya peran apa yang harus kulakukan di depan ibunya. Magda Leonides kelihatannya tidak peduli denganku. Baginya aku mungkin seorang reporter, pacar anaknya, atau salah seorang anggota polisi yang mondar-mandir di situ. Bagi Magda Leonides semuanya sama saja. Sambil menunduk memandang kakinya, Magda berkata dengan rasa tidak puas, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Sepatu ini tidak cocok. Asal-asalan saja." Aku cepat-cepat keluar menemui Taverner setelah melihat kibasan tangan Sophia yang angkuh. Kudapati dia di luar ruangan, melewati pintu dan sedang menuju tangga. "Mau bertemu kakaknya," katanya menjelaskan. Cepat-cepat aku mengatakan kesulitanku. "Taverner, sebenarnya apa peran saya di sini?" Dia terkejut. "Peran Anda?" "Ya. Apa yang saya kerjakan di rumah ini" Kalau ada yang bertanya, apa jawabnya?" "Oh." Dia diam berpikir. Kemudian tersenyum "Sudah ada yang bertanya?" "Belum." "Ya begitu sajala. Jangan menjelaskan apa-apa. Itu sikap yang paling baik. Lebih-lebih dalam rumah yang kebingungan seperti ini. Setiap orang memikirkan kekuatirannya sendiri-sendiri dan takut untuk bertanya-tanya. Mereka akan diam saja selama Anda kelihatan yakin pada diri Anda sendiri. Merupakan kesalahan besar untuk mengatakan sesuatu bila tidak diminta. Hm, sekarang kita masuk pintu ini dan naik. Tak ada yang terkunci. Kurasa Anda mengerti bahwa pertanyaanpertanyaan yang saya ajukan banyak yang asal saja. Tak ada bedanya siapa yang ada di rumah dan siapa yang ada di luar rumah pada hari naas itu." "Kalau begitu mengapa. ." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia melanjutkan, "Karena dengan bertanya saya punya kesempatan untuk mengenal mereka semua, menilai mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan berharap ada yang bisa memberi petunjuk." Dia diam sejenak, kemudian bergumam, "Kurasa Mrs. Magda Leonides bisa mengeluarkan berjuta kalimat kalau dia mau.' "Apakah dia bisa dipercaya?" tanyaku "Oh, tidak," sahut Taverner. "Tidak bisa dipercaya. Tetapi bisa menjadi titik awal suatu penyelidikan. Setiap orang di rumah ini punya kesempatan dan cara. Yang kuperlukan adalah motif" Di tangga paling atas terdapat pintu di sebelah kanan. Di pintu itu ada pengetuk tembaga dan Inspektur Taverner memukul-mukulkannya ke pintu. Dengan amat tiba-tiba pintu tersebut dibuka. Seolaholah laki-laki itu sudah bersiap dari dalam. Badannya tinggi besar, postur tubuhnya kaku, dengan bahu amat lebar dan rambut hitam kusut. Wajahnya jelek sekali, tapi anehnya kelihatan menyenangkan. Matanya memandang kami, lalu dengan cepat dipalingkannya dengan sikap malu. "Oh," katanya, "silakan masuk. Silakan masuk. Saya sebenarnya akan keluar - tapi tak apa. Mari di ruang duduk saja. Akan saya panggilkan Clemency - oh, rupanya kau di situ. Ini Inspektur Polisi Taverner. Dia - Anda mau merokok" Sebentar, ya. Maaf." Dia menakatak dinding pemisah ruangan dan berkata "maaf" kepada benda itu, lalu cepat-cepat keluar. Rasanya kepergiannya seperti kepergjan seekor lebah yang meninggalkan keheningan di belakangnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Mrs. Roger Leonides berdiri di dekat jendela. Aku tertarik pada kepribadiannya dan suasana di ruangan tempat kamu berdiri. Dinding ruangan itu dicat putih, bukan warna gading atau krem pucat yang biasanya dipakai mengecat rumah, walaupun orang sering menyeburnya "putih'. Tak ada lukisan yang menghiasi dinding itu kecuali sebuah lukisan yang terletak di atas perapian, yang merupakan garis-garis geometris berbentuk segitiga abu-abu tua dan biru suram. Bisa dikatakan hampir tidak ada perabotan. Hanya tiga atau empat buah kursi, sebuah meja berlapis kaca dan sebuah rak buku kecil. Tidak ada hiasan apa-apa, yang kelihatan hanya lampu ruangan, dari udara. Sangat jauh berbeda dengan ruangan di bawah yang penuh bunga dan hiasan. Dan Mrs. Roger Leonides memang jauh berbeda dengan Mrs. Philip Leonides. Kalau Mrs. Magda Leonides memberi kesan bisa menjadi setengah lusin wanita yang berbeda-beda, maka Clemency Leonides hanya bisa menjadi dirinya sendiri. Dia wanita yang berkepribadian kuat. Umurnya sekitar lima puluhan. Rambutnya berwarna abu-abu dan dipotong sangat pendek. Tetapi kelihatan serasi dengan bentuk kepalanya yang mungil dan dan bagus. Wajahnya kelihatan sensitif dan cerdas. Matanya abu-abu muda dengan yatapan tajam yang aneh. Dia memakai baju wol merah tua berpotongan sederhana yang sangat sesuai dengan tubuhnya yang langsing. Aku merasa bahwa wanita itu agak menakutkan karena aku menilai bahwa standar kehidupannya bukamah standar yang biasa dipakai oleh wanita-wanita kebanyakan. Aku mengerti sekarang, mengapa Sophia menyebut kata Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ kekejaman ketika membicarakan Clemency. Ruangan itu dingin dan badanku gemetar. Clemency Leonides berbicara dengan suara tenang dan sopan, "Silakan duduk, Inspektur. Ada berita lagi?" "Kematian itu disebabkan oleh eserine, Nyonya." Dia berkata, "Jadi, ini suatu pembunuhan. Tidak mungkin merupakan kecelakaan, bukan?" "Tidak, Nyonya." "Tolong, saya harap Anda bersikap halus pada suami saya, Inspektur. Hal ini akan sangat memengaruhi dia. Dia sangat memuja ayahnya dan kejadian ini menyakitkan dia. Dia sangat emosional." "Hubungan Anda dengan mertua Anda baik-baik saja, Nyonya?" "Ya. Hubungan kami baik." Dia menambahkan, "Saya tidak terlalu menyukainya. "Mengapa?" "Saya tidak suka tujuan-tujuan hidupnya - dan cara dia mencapainya." "Dan Mrs. Brenda Leonides?" "Brenda" Saya jarang bertemu dia." "Apakah mungkin Brenda menjalin hubungan dengan Mr. Laurence Brown." "Maksud Anda - hubungan cinta, begitu" Saya rasa tidak. Tapi saya tidak memerhatikan hal-hal semacam itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia kedengaran tidak tertarik sama sekali pada hal itu. Roger Leobides kembali dengan tergesa-gesa. "Wah, tertunda," katanya. "Telepon. Nah, inspektur" Bagaimana" Ada kabar apa" Apa yang menyebabkan kematian Ayah?" "Kematian itu disebabkan oleh eserine." "Benarkah" Ya Tuhan! Pasti wanita itu! Tak bisa menunggu lebih lama! Ayah mengangkatnya dari comberan dan inilah imbalannya. Membunuh dengan darah dingin! Ya Tuhan, darah saya serasa mendidih." "Anda punya alasan mengapa mengatakan hal tersebut?" tanya Taverner. Roger berjalan mondar-mandir dengan kedua tangan menarik rambutnya kencang-kencang. "Alasan" Siapa lagi yang bisa berbuat begitu" Saya tidak pernah percaya pada wanita itu-saya tidak suka dia! Tak seorang pun di sini menyukainya. Philip dan saya benar-benar terkejut ketika Ayah memberitahu kami apa yang telah dilakukannya! Dalam umur setua itu. Gila - gila. Ayah saya memang mengagumkan, Inspektur. Pikirannya semuda dan sesegar lelaki empat puluhan. Apa pun yang saya miliki di dunia ini asalnya dari dia. Dia melakukan segalanya untuk saya - tak pernah mengecewakan saya. Sayalah yang mengecewakan dia - kalau saya berpikir tentang hal itu. " Dia duduk terenyak di kursi. Istrinya mendekat dengan tenang. "Sudah, Roger, cukup jangan terlalu dipikirkan." "Ya-ya-aku tahu." Dia menggenggam tangan istrinya. "Tapi bagaimana mungkin aku bisa tenang - bisa bersikap. ." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tapi kita semua harus tenang, Roger. Inspektur Taverner perlu bantuan kira." "Benar. Mrs. Leonides." Roger berteriak, "Tahukah Anda apa yang akan saya lakukan" Mencekik wanita itu dengan kedua tangan saya. Tidak bisa menyenangkan lelaki tua itu bebetapa tahun lagi. Seandainya dia di sini. ." Dia meloncat berdiri. Tubuhnya gemetar karena marah. Tangannya kejang. "Ya, saya akan memutar lehernya, memutar lehernya. ." "Roger!" kata Clemency tajam. Dia memandang istrinya, malu. "Maaf, Sayang." Dia berbalik pada kami. "Maafkan saya. Terbawa emosi. Maafkan saya. ." Dia keluar dari ruangan lagi. Clemency berkata dengan senyum-samar. "Dia tak akan sampai hari membunuh seekor lalat pun." Taverner menanggapi pernyataannya dengan sopan. Kemudian dia mulai dengan pertanyaan-pertanyaan rutin. Clemency Leonides menjawab dengan tepat dan singkat. Roger Leonides sedang berada di London pada hari kematian ayahnya, yaitu Box House, kantor pusat Associated Catering. Dia kembali sore hari dan bercakap-cakap dengan ayahnya seperti biasa. Clemency sendiri seperti biasanya ada di Lambert Institute, di Gower Street, tempatnya bekerja. Dia pulang sebelum pukul enam. "Anda bertemu dengan mertua Anda?" Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Tidak. Yang terakhir kali saya bertemu dia adalah sehari sebelumnya. Kami minum kopi bersama setelah makan malam." "Tetapi Anda tidak bertemu dengan dia pada hari kematiannya?" "Tidak. Sebenamya memang saya pergi ke tempatnya pada hari itu karena Roger mengira pipanya ketinggalan d sana - pipa yang sangat disayanginya. Tetapi pipa itu tergeletak di meja lorong rumah. Jadi saya tak pelu mengganggu orang tua itu. Dia sering tertidur sekitar pukul enam." "Kapan Anda mendengar dia sakit?" "Brenda datang tergesa-gesa. Itu kira-kira jam setengah tujuh lebih." Pertanyaan-pertanyaan itu memang tidak penting. Tetapi aku melihat berapa teliti Inspektur Taverner memeriksa wanita yang menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Dia bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya di London. Dia menjawab bahwa pekerjaan yang dilakukannya berhubungan dengan efek radiasi disintegrasi atom. "Jadi Anda membuat bom atom?" "Pekerjaan saya tidak ada hubungannya dengan perusakan. Institut saya melakukan percobaan-percobaan mengenai efek-efek disinregrasi atom untuk pengobatan." Ketika Taverner berdiri, dia berkata ingin melihat-lihat tempat tinggal mereka. Wanita itu nampak heran, tetapi menunjukkan pada Taverner apa yang ingin dilihatnya. Kamar tidur yang berisi dua tempat tidur kecil dengan seprai putih dan peralatan-peralatan sederhana yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ mengingatkan aku pada rumah-rumah sakit atau kamarkamar biara. Kamar mandinya pun sangat sederharta, tanpa peralatan mewah dan jajaran kosmetik. Dapurnya kosong, bersih tanpa noda dan dilengkapi peralatan-peralatan yang praktis. Kemudian kami smapai pada sebuah pintu. Sambil membukanya, Clemency berkata, "Ini kamar khusus suami saya." "Masuk," kata Roger. "Masuk" Aku menarik napas lega. Aku merasa tertekan dalam ruangan-ruangan bersih tanpa noda tadi. Tapi kamar ini benar-benar menyenangkan. Ada sebuah meja lipat besar yang tertutup kertas-kertas yang berceceran, pipapipa tua dan abu rokok. Ada kursi-kursi besar yang sudah lusuh dan permadanipermadani Persia menutup lantai. Di dinding ada beberapa foto yang sudah agak kusam. Grup-grup sekolah, grup cricket, grup militer. Ada lukisan cat air tentang padang pasir dan menara, tentang perahu layar, laut dan matahari terbenam. Ruangan ini menyenangkan. Kamar orang yang ramah, suka berteman, dan disukai banyak orang. Dengan kaku Roger menuang air dari sebuah teko, dan menjatuhkan kertas-kertas dan buku-buku ke sebuah kursi. "Berantakan. Saya sedang bongkar-bongkar. Memilihmilih dokumen." Inspektur Taverner menolak minuman yang disodorkan. Aku menerima. "Maafkan saya." katanya. Dia membawa minuman itu padaku dan menoleh ke arah Taverner. "Saya terbawa emosi." Dia memandang berkeliling dengan rasa bersalah, tetapi Clemency Leonides tidak ikut masuk. "Dia memang luar biasa," katanya. "Istri saya. Dia menghadapi semua ini dengan tenang. Hebat dia! Saya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ benar-benar kagum. Dia pernah mengalami masa-masa sulit - masa yang luar biasa. Saya ingin menceritakannya kepada Anda. Maksud saya, sebelum kami menikah. Suaminya yang pertama adalah orang baik - maksud saya cerdas - tapi sakitsakitan. Kena TBC. Dia mengadakan riset kristalografi, kalau tak salah. Gajinya kecil dan pas-pasan. Tapi dia tidak menyerah. Dan Clemency melayani suaminya bagaikan pelayan. Dia tahu umurnya tidak panjang. Clemency tak pernah mengaduh - tak pernah mengomel karena lelah. Dia selalu berkata bahwa dia bahagia. Lalu suaminya meninggal. Clemency sangat menderita. Akhirnya dia mau menikah dengan saya. Saya merasa senang bisa membuatnya bahagia, tanpa beban. Saya ingin dia tidak bekerja, tetapi dia merasa wajib bekerja dalam situasi perang seperti ini. Dan sampai sekarang dia masih merasa perlu bekerja. Tapi memang dia istri yang baik - istri terbaik yang bisa diharapkan oleh seorang lelaki. Ah, saya benar-benar beruntung! Saya akan melakukan apa saja untuknya!" Taverner menanggapi dengan sopan. Kemudian dia kembali pada pertanyaan-pertanyaan rutin. Kapan dia mendengar ayahnya sakit" "Brenda berlari-lari kemari memanggil saya. Ayah sakit dia mengatakan Ayah kena serangan. "Padahal setengah jam sebelumnya, saya bercakapcakap dengan Ayah. Waktu itu dia tidak apa-apa. Lalu saya cepat-cepat ke sana. Mukanya biru, napasnya sesak. Saya lari ke tempat Philip. Dia menelepon dokter. Saya - kami tidak dapat berbuat apa-apa. Tentu saja waktu itu tidak terpikir oleh saya bahwa ada yang aneh. Aneh, Benarkah saya bilang aneh" Ya Tuhan, itu kata yang sangat tidak tepat." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dengan agak sulit Taverner dan aku melepaskan diri dari libatan emosi Roger Leonides. Akhirnya kami pun tiba di luar, di atas tangga. "Wah!" kata Taverner. "Seperti bumi dengan langit kalau dibanding dengan adiknya." Dia menambahkan, "Barang-barang dan ruangan yang aneh. Bisa menjadl perunjuk tentang penghuninya." Aku mengiyakan dan dia menambahkan lagi, "Dan aneh juga ya, pasangan itu?" Aku tidak tahu apakah kalimat itu ditujukan pada pasangan Clemency dan Roger atau pasangan Philip dan Magda. Kata-katanya cocok untuk mereka semua. Tapi kelihatannya kedua perkawinan itu bisa dikatakan bahagia. Setidak-tidaknya untuk pasangan Roger dan Clemency. "Kelihatannya dia bukan tipe seorang peracun," kata Taverner. "Paling tidak dari apa yang telah saya lihat. Tentu saja kita tidak bisa percaya begitu saja. Kalau istrinya masih mungkin. Dia tipe orang yang suka menyendiri. Mungkin agak gila." Sekali lagi, aku mengiyakan pendapatnya. "Tapi saya rasa dia tidak akan membunuh orang hanya karena dia tidak suka tujuan dan cara hidup seseorang. Barangkali dia membenci mertuanya ah, tapi apa ada orang membunuh hanya karena benci?" "Memang sedikit," kata Taverner. "Aku sendiri belum pernah mendengar. Kurasa lebih baik kita anggap Brenda saja. Tapi rasanya tidak mungkin mendapatkan bukti untuk itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ 8 SEORANG pelayan wanita membukakan pintu di seberang. Dia kelihatan ketakutan tapi bersikap sedikit angkuh ketika melihat Taverner. "Anda ingin bertemu dengan Nyonya?" "Ya." Dia membawa kami ke ruang keluarga yang besar, lalu keluar. Ruangan itu sebesar ruang keluarga yang ada di bawah, terhias gorden sutra bergaris-garis dan dilengkapi kursi berjok katun dengan warna-warna cerah. Di atas perapian ada sebuah lukisan yang membuat mataku tidak berkedip. Bukan hanya keahlian si pelukis, tapi juga karena wajah yang terlukis di situ. Lukisan itu adalah lukisan seorang lelaki tua kecil yang bermata tajam. Dia memakai topi hitam beludru dan kepalanya kelihatan seolah-olah terbenam pada kedua bahunya. Tetapi ada vitalitas dan kekuatan yang terpancar darinya. Mata yang tajam itu seolah-olah menatap mataku. "Itu gambar dia." kata Inspektur Taverner. "Dilukis oleh Agustus John. Kelihatan punya karakter kuat, kan?" "Ya," kataku. Sekarang aku mengerti apa yang dimaksud Edith de Haviland ketika dia mengatakan bahwa rumah itu kosong tanpa kehadirannya. Dia adalah si Lelaki Bongkok yang sudah membangun Pondok Bobrok - dan tanpa dia, Pondok Bobrok itu tak berarti apa-apa lagi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Itu gambar istri pertamanya, digambar oleh Sargent," kata Taverner. Aku memandang lukisan itu, di dinding di antara dua jendela. Ada semacam kekejaman yang biasa ditemukan dalam lukisan-lukisan Sargent lainnya. Aku merasa, bahwa panjang wajahnya dilebih-lebihkan, juga kesan seperti kuda yang sedikit ditonjolkan. Ini memang lukisan khas seorang wanita Inggris - wanita desa (bukan wanita cerdas). Bagus, tapi tidak terlalu hidup. Bukan tipe wanita yang cocok mendampingi lelaki yang tersenyum di atas perapian itu. Pintu terbuka dan Sersan Lamb masuk. "Saya sudah selesai dengan pelayan-pelaayan, Pak," katanya. "Tidak ada yang bisa membantu." Taverner mendesah. Sersan Lamb mengeluarkan catatannya dan berjalan ke pojok ruangan, duduk di sana tanpa terganggu. Pintu terbuka lagi dan istri kedua Atistide Leonides masuk. Dia mengenakan gaun hitam-gaun hitam yang sangat mahal. Bajunya menutup sampai ke leher dan tangan. Dia melangkah santai dan lamban. Memang warna hitam sesuai untuknya. Rambut cokelatnya diatur rapi sekali. Wajahnya yang agak menarik berbedak rata. Dia memakai lipstik dan pemerah pipi, tapi kelihatan jelas bahwa dia baru menangis. Dia memakai seuntai kalung mutiara besar-besar. Di salah satu jari tangannya terpasang cincin berbatu jamrud yang besar dan di jari tangan lainnya ada sebuah cincin berbatu merah delima yang amar besar. Wanita itu kelihatan ketakutan "Selamat pagi, Mrs. Leonides." kata Taverner ramah. "Maaf Mengganggu Anda lagi." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Dia menjawab dengan suara datar, "Silakan kalau memang perlu." "Anda mengerti bukan, bahwa seandainya Anda kehendaki, pengacara Anda bisa mendampingi Anda?" Aku tak tahu apakah dia mengerti arti kata-kata itu. Tapi kelihatannya tidak. Dia hanya berkata dengan agak sedih, "Saya tidak suka Mr. Gaitskill." "Anda bisa memilih pengacara lain, Nyonya." "Apakah itu keharusan" Saya tak suka pengacara. Mereka membuat saya bingung." "Terserah apa yang Anda inginkan," kata Taverner sambil tersenyum cepat. "Kalau begitu bisa diteruskan?" Sersan Lamb menjilat pensilnya. Brenda Leonides duduk di depan Taverner. "Anda telah menemukan sesuatu?" tanyanya. Aku melihat jari-jarinya yang gemetar mempermainkan lipatan gaunnya. "Kami sekarang bisa menyatakan dengan pasti bahwa suami Nyonya meninggal karena keracunan eserine." "Maksud Anda, obat tetes itu menyebabkan kematiannya?" "Kelihatannya jelas bahwa yang Anda suntikkan terakhir kali adalah eserine dan bukan insulin." "Tetapi saya tidak tahu hal itu. Saya tidak mengganti isinya. Benar-benar bukan saya. Inspektur." "Kalau begitu pasti ada orang yang sengaja mengganti insulin dengan obat tetes mata itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Benar-benar kejam!'" "Anda benar, Nyonya." "Apakah menurut Anda - orang itu sengaja melakukannya" Atau kebetulan saja" Tidak mungkin dilakukan sebagai lelucon?" Taverner menjawab dengan lembut. "Kami tidak menganggapnya sebagai lelucon, Nyonya." "Pasti salah seorang pelayan kalau begitu." Taverner tidak menjawab. "Pasti. Saya tidak tahu lagi siapa yang mungkin melakukan hal seperti itu." "Apakah Anda yakin. Coba Anda pikir baik-baik, Nyonya. Apakah tidak ada hal-hal lain sama sekali" Tak ada rasa sakit hati" Pertengkaran" Kemarahan?" Wanita itu memandangnya dengan matanya yang besar dan menantang. "Tidak ada sama sekali," katanya. "Sore itu Anda pergi menonton bioskop, bukan?" "Ya. Saya tiba jam enam tiga puluh - sudah waktunya untuk memberi insulin - saya - saya - saya menyuntiknya seperti biasa dan kemudian dia - menjadi aneh. Saya ketakutan - saya lari ke Roger - saya telah menceritakan pada Anda. Apa saya harus mengulanginya berkali-kali?" Suatanya meninggi dan kedengaran histeris. "Maaf, Mrs. Leonides. Apakah saya bisa bicara dengan Mr. Brown sekarang?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Dengan Laurence" Mengapa" Dia tidak tahu apa-apa tentang hal itu." "Saya ingin berbicara dengan dia." Dia menatap Taverner dengan curiga. "Dia sedang mengajar Eustace di ruang belajar. Anda mau agar dia kemari?" "Tidak - kami akan ke sana." Taverner berjalan ke luar dengan cepat. Sersan Lamb dan aku mengikutinya. "Bapak sudah menggelitik rasa curiganya." kata Sersan Lamb. Taverner hanya menggeram. Dia naik tangga dan melewati sebuah ruangan besar yang menghadap taman. Di situ ada seorang lelaki muda berambut pirang, berumur sekitar tiga puluhan duduk dengan seorang anak laki-laki yang ganteng berumur kira-kira enam belas tahun. Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Mereka memandang kami. Adik Sophia, Eustace, memandangku dan Laurence Brown menatap Inspektur Taverner dengan gelisah. Belum pernah kulihat seorang laki-laki yang seperti lumpuh karena ketakutan. Dia berdiri, lalu duduk lagi. Dia berkata dengan suara hampir tercekik, "Oh - eh - selamat pagi, Inspektur." "Selamat pagi," kata Inspektur Taverner singkat. "Bisa saya bicara dengan Anda?" "Ya, tentu saja. Dengan senang hati. Paling tidak. ." Eustace berdiri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Anda tidak memerlukan saya bukan, lnspektur?" Suatanya terdengar menyenangkan namun nadanyaagak angkuh. "Kita - kita bisa meneruskan belajar nanti," kata si guru. Eustace berjalan sembrono ke pintu. Langkahnya agak kaku. Ketika sampai di pintu, dia memandangku, menggorokkan sebuah jarinya di depan lehernya sambil menyeringai. Kemudian menutup pintu. "Nah, Mr. Brown," kata Taverner. "Hasil analisa kami positif. Kematian Mr. Leonides disebabkan oleh eserine." "Saya - maksud Anda - Mr. Leonides diracun orang" Saya berharap agar. ." "Dia diracun," potong Taverner sinis. "Ada orang yang menuangkan obat tetes mata eserine ke dalam botol insulinnya." "Ah, sulit dipercaya. Benar-benar luar biasa." "Pertanyaannya adalah, siapa yang punya motif?" "Tak ada. Tidak seorang pun!" Suara laki-laki itu meninggi. "Anda tidak ingin dibantu oleh seorang pengacara?" tanya Taverner. "Saya tidak punya pengacara. Dan saya tidak memerlukannya. Tidak ada hal-hal yang perlu saya sembunyikan. ." "Dan Anda mengerti bukan, bahwa apa yang Anda ucapkan akan dicatat?" "Saya tidak terlibat apa-apa-saya tidak bersalah," Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Saya tidak mengatakan hal yang sebaliknya." Laverner berhenti. "Mrs. Leonides jauh lebih muda dari suaminya bukan?" "Saya kira - saya kira begitu." "Pasti kadang-kadang dia merasa kesepian." Laurence Brown tidak menyahut. Dia membasahi bibirnya dengan lidahnya. "Punya seorang teman sebaya yang sama-sama tinggal di sini tentunya sangat menyenangkan dia?" "Saya - tidak, tidak sama sekali - maksud saya - saya tak tahu." "Menurut pendapat saya, itu merupakan hal yang wajar apabila tumbuh rasa persahabatan di antara Anda berdua." Laki-laki muda itu menolak mentah-mentah. "Tidak ada hal semacam itu! Tidak ada! Saya tahu apa yang Anda pikirkan. Tapi itu tidak benar! Mrs. Leonides selalu baik kepada saya dan saya sangat - sangat menghormati dia - tak lebih dari itu. Pendapat yang Anda sodorkan benar-benar luar biasa! Keji! Saya tak akan membunuh siapa pun - atau mengganti isi botol atau melakukan hal-hal semacam itu. Saya adalah orang yang sensitif. Saya pikiran untuk membunuh merupakan suatu mimpi buruk buat saya - siapa pun tahu bahwa membunuh itu keji. Dan saya punya alasan-alasan religius untuk menolak ide semacam itu. Sebaliknya saya melakukan pekerjaan di rumah sakit - tukang api di rumah sakit-tapi mereka memperbolehkan saya melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan pendidikan. Saya sudah berusaha semampu saya dan bekerja dengan baik untuk Eustace dan Josephine - anak yang sangat cerdas tapi bandel. Dan setiap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ orang baik kepada saya - Mr. Leonides dan Mrs. Leonides dan Miss de Haviland. Dan sekarang ada kejadian seperti ini. . Dan Anda mencurigai saya - saya sebagai pelaku pembunuhan itu!" Inspektur Taverner memandangnya dengan mata memuji. "Saya tidak mengatakan demikian," katanya. "Tapi Anda berpendapat begitu! Saya tahu Anda berpendapat seperti itu! Mereka semua juga berpendapat demikian! Mereka melihat saya seperti itu - saya - saya tidak bisa bicara terus. Saya merasa tak enak badan." Cepat-cepat dia meninggalkan ruangan. Perlahan-lahan Taverner menoleh padaku. "Apa pendapat Anda?" "Dia takut setengah mati." "Ya, saya tahu. Tapi apa dia tipe seorang pembunuh?" "Kalau Bapak tanya saya," kata Sersan Lamb, "dia bukan tipe orang yang berani melakukan pembunuhan." "Dia memang bukan tipe orang yang berani memukul atau menodong dengan pistol," kata Inspektur mengiyakan. "Tapi dalam kasus ini lain. Dia tak perlu melakukan hal semacam itu. Hanya bermain-main dengan dua buah botol. . Hanya membantu seorang lelaki tua meninggalkan dunia tanpa rasa sakit." "Hanya membantu orang lain agar tidak menderita." kata Sersan. "Dan kemudian, barangkali, selang beberapa waktu, terjadilah perkawinan dengan seorang wanita yang punya warisan serarus ribu pound bebas pajak, ditambah dengan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ perhiasan-perhiasan seperti mutiara dan berlain dan jamrud sebesar telur!" "Ah, sudahlah. .," kata Taverner menarik napas. "Ini semua hanya teori saja! Saya memang sudah membuatnya ketakutan. Tapi itu bukan bukti. Dia tetap saja akan ketakutan walaupun tidak bersalah. Dan saya sendiri memang tidak yakin bahwa dialah pelakunya. Lebih masuk akal bila si wanita-lah yang melakukan hal itu. Tapi mengapa dia tidak membuang botol insulin dan mencucinya?" Dia bertanya pada Sersan, "Tidak ada bukti-bukti dari pemeriksaan para pelayan?" "Salah seorang mengatakan mereka sangat akrab." "Ada bukrtnya?" "Cara dia memandang wanita itu ketika menuangkan kopi untuknya." 'Tidak bisa dijadikan bukti di depan pengadilan. Ada yang lebih jelas?" "Tidak ada yang pernah melihat yang lebih jauh dari itu." "Saya kira pasti ada yang melihat kalau memang ada yang dilihat. Saya jadi tambah yakin bahwa memang tak ada apa-apa di antara mereka." Taverner memandangku. "Coba kembali dan bercakap-cakap dengan Brenda. Saya ingin mendengar kesan Anda mengenai dia." Dengan agak segan aku berdiri. Tapi aku juga ingin tahu. 9 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ KUTEMUI Brenda Leonides tetap duduk di kursinya seperti waktu kami tinggalkan. Dia memandangku dengan tajam "Mana Inspektur Taverner" Apa dia kembali?" "Belum." "Anda siapa?" Ternyata ada juga yang mengajukan pertanyaan yang sudah lama kutunggu sejak pagi. Dan aku menjawabnya dengan jujur. "Saya punya hubungan dengan polisi, tetapi saya juga teman keluarga ini." "Keluarga! Hmh - tak ada yang berperikemanusiaan! Saya benci pada mereka semua." Dia memandangku. Mulutnya menunjukkan rasa marahnya. Dia kelihatan cemberut dan ketakutan. "Mereka semua jahat pada saya - dari permulaan sampai sekarang. Mengapa saya tak boleh menikah dengan ayah mereka" Apa urusan mereka" Mereka toh sudah bertimbun uang. Dan ayah merekalah yang memberi. Mereka sendiri tidak bisa menghasilkan uang seperti ayah mereka!" Dia melanjutkan, "Kenapa seorang lelaki tidak boleh menikah lagi walaupun dia sudah agak tua" Dan dia tidaklah terlalu tua. Saya sangat sayang padanya. Saya sayang padanya." Dia memandangku dengan mata menantang. "Ya. Ya," kataku. "Tentunya Anda tidak percaya - tapi ini betu! Saya bosan pada laki-Iaki. Saya ingin mempunyai rumah tangga yang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ baik - saya ingin memiliki seseorang yang bisa diajak bercanda dan mengatakan hal-hal yang baik pada saya. Aristide mengatakan hal-hal yang manis - dan dia bisa membuat orang tertawa dan dia pintar. Dia bisa menghindar dengan licin dari peraturan-peraturan tolol yang berlaku. Dia sangat pandai. Saya tidak gembira dengan kematiannya. Saya sedih." Dia menyandarkan diri di sofa. Mulutnya kelihatan lebar - dan kedua sisinya tertarik membentuk senyum yang sedikit aneh. "Saya bahagia di sini. Saya merasa tenang. Saya bisa mendatangi perancangperancang mode terkenal. Saya bisa berbuat sama seperti orang-orang lain. Dan Aristide menghadiahi saya dengan benda-benda indah." Dia mengulurkan tangannya sambil melihat cincin berbatu merah delima. Terbayang olehku saat itu, seekor kucing yang menjulurkan cakar dan kuku yang tajam. Rasa-rasanya aku juga mendengar suara meongnya. Wanita itu tersenyum sendiri. "Apa salahnya dengan hal itu?" katanya. "Saya baik pada dia. Saya membuatnya bahagia." Dia membungkukkan badan ke depan. "Tahukah Anda bagaimana saya mengenal dia?" Dia terus berbicara tanpa menunggu jawaban. "Kami bertemu di Cay Shamrock. Dia memesan telur dadar dengan roti panggang. Ketika membawa pesanannya, saya menangis. 'Duduk sebentar', katanya. 'Saya adalah pemilik rumah makan ini.' Saya memandangnya. Dia hanyalah seorang lelaki tua kecil - tapi punya kekuatan. Saya cerirakan kesulitan saya padanya. . Barangkali Anda Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ telah mendengar hal itu dari mereka, tentunya dengan nada yang memburukkan diri saya. Tapi saya bukan gadis sembarangan. Saya dididik dengan keras. Kami punya sebuah toko-toko yang eksklusif dengan jahiran-jahitan artistik. Saya bukanlah gadis yang punya banyak pacar atau murahan. Tapi Terry memang lain. Dia keturunan Irlandia - dia berlayar. ., tapi tak pernah berkirim kabar. Barangkali memang saya yang tolol. Jadi begitulah. Saya ditinggalkan pacar saya. ." Suatanya terdengar menghina dalam keangkuhan. "Aristide memang luar biasa. Dia katakan semua akan beres. Dia kesepian. Katanya kami akan segera menikah. Semuanya seperti mimpi saja. Setelah itu baru saya ketahui bahwa dia adalah Mr. Leonides yang terkenal itu. Dia memiliki banyak toko dan rumah makan dan night club. Seperti dongeng, bukan?" "Ya, seperti dongeng," kataku. "Kami menikah di sebuah gereja kecil di kota - lalu kami pergi ke luar negeri." Dia memandangku dengan mata yang jauh menerawang. "Ternyata saya tidak mengandung. Saya keliru." Dia tersenyurn. Senyumnya culas. "Saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya akan menjadi istri yang baik, dan saya sudah menepati janji saya. Saya memesan makanan-makanan kesukaannya dan memakai warna-warna yang disukainya dan saya melakukan apa saja untuk membuatnya senang. Dan dia bahagia. Tapi kami tak pernah lepas dari gangguan keluarganya. Selalu datang meminta dan menempel pada dia. Miss de Haviland yang tua itu - menurut saya seharusnya dia pergi ketika Aristide Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ menikah lagi. Saya sudah berkata kepadanya. Tapi Aristide mengatakan, 'Dia sudah lama tinggal di sini. Ini adalah rumahnya, Aristide memang ingin agar mereka semua tinggal seatap dengannya. Mereka jahat pada saya. Tapi kelihatannya Aristide tidak tahu atau tidak peduli. Roger membenci saya - Anda sudah bertemu Roger" Dia selalu benci pada saya. Dan sekarang berusaha agar sayalah yang kena getah pembunuhan ini - padahal saya tidak melakukannya! Bukan saya!" Dia membungkuk padaku. "Percayalah, bukan saya." Dia kelihatan tidak berdaya. Cara keluarga Leonides membicarakan dirinya, dan tudingan mereka untuk membuktikan bahwa dialah yang bersalah dalam kasus ini memang tanpa didasari rasa kemanusiaan. Wanita itu sendiri, tak berdaya, dan selalu dikejar-kejar. "Dan kalau bukan saya, Laurence-lah yang mereka tuding," katanya melanjutkan. "Kenapa Laurence?" tanyaku. "Saya benar-benar kasihan padanya. Badannya tidak sehat dan tidak bisa ikut perang. Dia bukan pengecut. Dia sensitif. Saya sudah berusaha untuk membuatnya senang. Dia harus mengajar anak-anak yang nakal itu. Eustace selalu mencemooh dia, dan Josephine - yah, Anda tahu kan bagaimana badungnya anak itu." Kukatakan bahwa aku belum bertemu Josephine. "Kadang-kadang saya berpikir ada sesuatu yang tidak beres pada anak itu. Dia suka diam-diam, Mengendapendap, dan kelihatan aneh. . Kadang-kadang dia membuat saya gemetar ketakutan." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Aku tak ingin berbicara tentang Josephine. Kubelokkan pembicaraan pada Laurence Brown. "Siapa dia sebenarnya" Dan dari mana?" tanyaku. Pertanyaanku kedengaran kaku. Wajah Brenda menjadi merah. "Dia bukan orang penting. Dia orang biasa saja seperti saya. . Apa kekuatan kami melawan mereka?" "Apakah Anda tidak merasa sedikit terlalu emosional?" "Tidak. Mereka menginginkan agar Laurence yang dicurigai - atau saya. Polisi telah berada di pihak mereka. Apa lagi yang bisa saya harapkan?" "Jangan terlalu berpikir yang tidak-tidak," kataku. "Apa tidak mungkin kalau pelakunya adalah salah seorang dari mereka" Atau orang luar" Atau seorang pelayan?" "Karena tak ada motif" "Oh, motif! Motif apa yang membuat saya membunuh suami" Atau Laurence?" Dengan tidak enak aku berkata, "Saya rasa mereka menyangka bahwa Anda dan eh Laurence-saling jatuh cinta - dan ingin menikah." Dia duduk tegak. "Ini pikiran jahat! Dan itu tidak benar. Kami tak pernah nenbicarakan hal semacam itu. Saya hanya merasa kasihan padanya dan ibgin membuatnya gembira. Kami hanya berteman. Anda percaya, bukan?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ Buku Catatan Josephine Crocked House Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Aku percaya padanya. Yaitu bahwa dia dan Laurence hanyalah berteman. Tetapi aku juga percaya bahwa mungkin tanpa dia sadari - dia sebenarnya jatuh cinta pada Laurence. Dengan pikiran itu aku turun ke bawah. Mencari Sophia. Ketika aku menuju ruang keluarga, Sophia menjulurkan kepalanya dari salah satu pintu di gang itu. "Halo," katanya. "Aku sedang membantu Nannie menyiapkan makan siang." Sebelum aku sempat masuk ke ruang itu, tanganku sudah digandengnya dan kami berjalan ke ruang keluarga yang kosong. "Jadi kau sudah bertemu dengan Brenda. Apa pendapatmu?" "Terus terang aku kasihan padanya." Sophia kelihatan heran. "Hm. Jadi kau sudah kena rupanya." Aku agak tersinggung. "Persoalannya adalah - aku bisa melihat dari sudut pandangnya. Kelihatannya kau tidak." "Sudut pandangnya yang mana?" "Terus terang saja, Sophia, apakah keluargamu pernah bersikap baik kepadanya sejak dia datang kemari?" "Tidak, kami memang tidak bersikap baik. Kenapa kami harus bersikap begitu?" "Hanya sikap wajar seorang Krisren kalau toh tak ada alasan lain." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Wah. Kata-katamu memang bermoral tinggi, Charles. Brenda tentunya telah berusaha mati-matian." "Sophia - kau kelihatannya - ah, aku tak tahu apa yang telah terjadi dengan dirimu." "Aku hanya bersikap jujur dan tidak berpura-pura. Kau bilang bahwa kau sudah melihat dari sudut pandang Brenda. Sekarang lihadah sudut pandangku. Aku tidak suka wanita yang mengarang cerita sedih untuk dirinya sendiri supaya bisa menggaet seorang lelaki tua yang kaya. Dan aku punya hak untuk tidak menyukal wanita semacam itu dan tak ada alasan apa pun yang mengharuskan aku untuk berpura-pura menyukainya. Dan kalau seandainya fakta itu tertulis jelas di atas kertas, kau pun tidak akan menyukai wanita muda itu." "Apa sih yang dia karang?" tanyaku. "Tentang bayinya" Emahlah. Aku rasa itu cerita yang dibuat-buat saja." "Dan kau mengingkari fakta bahwa kakekmu terperangkap olehnya?" "Oh, Kakek sih tidak terperangkap." Sophia tertawa. "Kakek tidak bisa dikibuli siapa pun. Dia menginginkan Brenda. Dia ingin menjadi seorang Cophetua. Dia tahu apa yang dilakukannya dan semuanya berjalan lancarsesuai dengan rencana. Dari sudut pandang Kakek. perkawinan itu merupakan kesuksesan - seperti hal-hal lainnya." "Apakah mempekerjakan Laurence mempakan sukses kakekmu juga?" tanyaku dengan sinis. Sophia mengernyirkan alisnya. "He, aku rasa kau benar. Kakek tentunya punya suatu rencana dengan Laurence. Kakek ingin agar Brenda bahagia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ dan senang. Mungkin dia berpikir bahwa perhiasan dan pakaian saja tidak cukup untuknya. Barangkali dia pikir perlu ada penampungan emosi untuk Brendamaksudku, yang ringan saja. Mungkin dia sudah memperhitungkan bahwa seorang lelaki - seperti Laurence Brown, seorang yang cukup jinak - akan sesuai untuk peran itu. Suatu persahabatan yang indah, dibumbui dengan kesedihan, akan menahan Brenda untuk tidak membuat affair yang sebenarnya dengan pria luar. Ini bukan hal yang tidak mungkin dilakukan oleh kakek. Dia memang agak licik." "Aku rasa begitu," kataku. ''Tentu saja dia tidak membayangkan bahwa hal itu bisa mengakibarkan pembunuhan. . Dan itulah," kata Sophia dengan suara yang berubah geram, "yang menyebabkan aku tidak bisa percaya bahwa Brenda-lah yang melakukmnya. Seandainya dia merencanakan untuk membunuh kakek - atau dia bersama-sama Laurence - pasti kakek tahu akan hal itu. Tentunya kau heran mendengar aku bicara eperti ini tentang Kakek-" "Ya, memang," kataku. "Ya, karena kau tidak kenal Kakek. Dia tidak akan berdiam diri saja seandainya tahu! Jadi begitulah - tak ada jawabannya!" "Brenda benar-benar ketakutan, Sophia," kataku. "Karena Inspektur Taverner dan anak buahnya" Ya, memang mereka agak menakutkan. Aku rasa Laurence juga sudah histeris?" "Benar. Sikapnya memuakkan. Aku tak mengerti apa yang bisa dikagumi wanita pada seorang lelaki seperti itu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Benarkah, Charles" Sebenarnya Laurence punya banyak daya tarik, Iho" "Huh. Laki-laki banci seperti dia?" kataku sengit. "Kenapa sih laki-Iaki selalu betanggapan bahwa tipe lelaki yang menarik wanita hanyalah tipe orang hutan" Laurence punya daya tarik. Tapi tentu saja kau tidak bisa melihatnya." Dia memandangku. "Brenda telah berhasil mengaitkan kailnya padamu." "Jangan tolol. Cantik pun tidak. Dan tentu saja dia tidak. ." "Memamerkan daya tariknya" Memang tidak. Dia hanya cantik, dan dia sama sekali bukan wanita yang cerdas - tapi dia punya satu karakter yang menonjol. Dia bisa menimbulkan persoalan. Dan dia telah menimbulkan persoalan itu - antara kau dan aku." "Sophia!" aku berseru rerkejut. Sophia berjalan ke pintu. "Lupakan saja semuanya. Charles. Aku harus menyiapkan makan siang." "Aku ikut membantu." "Tidak. Kau di sini saja. Nannie akan gugup kalau kau ikut masuk dapur." "Sophia," aku menahannya lagi. "'Ya, ada apa?" "Soal pelayan. Kenapa kau tidak menggaji pelayan di sini dan di atas - yang memakai celemek dan topi dan membukakan pintu untuk tamu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/ "Kakek punya juru masak, pelavan rumah, pelayan kamar, dan pelayan meja. Dia suka dilayani. Tentu saja dia membayar mahal untuk itu. Clemency dan Roger hanya punya seorang pelayan harian yang datang dan membersihkan tempat mereka. Mereka - Clemency - tidak suka pelayan. Kalau Roger tidak makan di luar setiap hari, dia akan kelaparan. Bagi Clemency makan adalah selada, tomat, dan wortel mentah. Kami sendiri kadang-kadang punya pelayan. Tapi ibu suka bersikap emosional dan mereka tidak kerasan. Kami hanya mengambil pelayan harian. Lalu kami mengambil Nannie. Dia boleh dikatakan sudah menetap di sini dan sangat membantu bila kami menghadapi hal-hal darurat. Nah, kau mengerti, bukan?" Sophia keluar. Aku mengenyakkan tubuh ke dalam salah sebuah kursi besar dan berpikir. Di atas Aku telah melihat dari sudut pandang Brenda. Sekarang aku tahu pandangan Sophia tentang hal ltu. Aku sadar akan kebenaran pandangan Sophia - atau katakanlah pandangan keluarga Leonides. Mereka tidak bisa menerima kehadiran seorang asing dalam lingkungan mereka dengan cara yang bisa dikatakan tidak terhormat. Mereka memang punya hak untuk bersikap demikian. Seperti yang dikatakan oleh Sophia: di atas kertas hal itu tidak akan kelihatan bagus. . Tetapi ada unsur kemanusiaan di situ - sebuah sisi yang kulihat tetapi tidak bisa mereka lihat. Mereka terbiasa dengan keadaan lebih dari cukup. Mereka tidak bisa mengerti konsepsi godaan pihak yang kekurangan. Brenda Leonides mendambakan Misteri Pulau Neraka 6 Pendekar Mabuk 113 Tabib Sesat Badai Di Karang Langit 1

Cari Blog Ini