Hotel Bertram 1
Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie Bagian 1 HOTEL BERTRAM At Bertram's Hotel by Agatha Christie, 1965 TOKOH-TOKOH CERITA Kolonel Derek Luscombe-Duda setengah baya yang baik budi. Gagasan-gagasannya yang kolot mengenai wanita mau tak mau menjadikannya korban tipu muslihat orang. Lady Selina Hazy-Seorang wanita tua. Ingatannya lebih tajam daripada penglihatannya.... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Miss Gorringe-Resepsionis hotel yang sempurna. Sikap tenangnya tak pernah berubah, apa pun juga yang akan terjadi.... Humfries-Manajer yang hebat sebuah hotel yang terhormat. Dia menyediakan apa saja yang diingini tamu-tamunya-tanpa memikirkan risikonya.... Miss Jane Marple-Seorang wanita yang bisa mencium, mencurigai, dan melihat adanya kejahatan di mana pun dia berada-tanpa bisa terkecoh oleh penipuan yang bagaimanapun hebatnya. Bess Sedgwick-wanita yang liar, yang memanfaatkan setiap kesempatan dengan nekat.... Elvira Blake-Putri Bess; nalurinya yang kejam bagai harimau betina terselubung oleh pendidikannya yang tinggi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Ladislaus Malinowski-Pembalap mobil sekaligus Don Juan petualang. Sering terlibat urusan dengan wanita yang tak baik. Pater Pennyfather-Sarjana yang linglung. Dia pergi ke suatu tempat pada waktu yang salah, dan hampir saja tewas gara-gara kesalahan itu. Inspektur Kepala Fred Davy-Tampangnya ke-bapakan dan punya naluri untuk menemukan hal-hal yang buruk di tengah-tengah keindahan.... Michael Gorman-Seorang pria sederhana. Dia menikah seenaknya saja, dan harus menanggung akibatnya dengan pembunuhan atas dirinya.... Bridget-Dengan mengecoh ibunya, dia terlibat pada suatu peristiwa-dan bahkan membantu terjadinya peristiwa itu... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Mr. Robinson-Mulai dari namanya, dan apa saja mengenai dirinya adalah palsu-tapi dia bisa memberikan informasi yang benar bila dia mau... Robert Hoffman-Seorang pria yang demikian kayanya, hingga perampokan sejumlah satu juta dollar dianggapnya hanya kejadian kecil.... 1 Di jantung West End, banyak daerah-daerah terpencil yang sepi. Boleh dikatakan tak banyak orang yang mengenal daerah-daerah itu, kecuali pengemudipengemudi taksi yang lewat untuk menuju Park Lane, Berkeley Square, atau South Audley Street. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Bila kita membelok dari Park Lane ke sebuah jalan kecil, kemudian membelok lagi ke kiri dan ke kanan satu atau dua kali, kita akan tiba di sebuah jalan yang sepi. Di sisi kanan jalann itu terletak Hotel Bertram. Hotel Bertram sudah lama sekali berdiri di sana. Selama perang dunia, rumah-rumah di sebelah kanannya musnah, demikian pula rumah-rumah yang agak jauh di sebelah kirinya. Tapi Bertram sendiri tetap tegak berdiri. Tentu saja tak dapat dihindari terjadinya retak-retak, goresan-goresan, dan bekas-bekas lain, tapi dengan biaya yang tak begitu banyak hotel itu sudah diperbaiki dan dikembalikan pada keadaannya semula. Pada tahun 1955 keadaan hotel itu sama dengan tahun 1939-anggun, tidak mencolok, tenang, dan mahal. Begitulah Hotel Bertram, yang selama bertahun-tahun telah menjadi langganan orang-orang lapisan atas, seperti pejabat-pejabat gereja, para janda kaum ningrat yang kaya dari pedesaan, dan gadis-gadis yang pulang berlibur dari sekolah-sekolah yang mahal. ("Sedikit sekali tempat di mana seorang gadis bisa menginap seorang diri di London. Tapi Hotel Bertram terpercaya. Sudah bertahun-tahun kami menginap di hotel itu.") Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Sebenarnya banyak hotel lain yang setaraf dengan Hotel Bertram, beberapa di antaranya masih ada, tapi hampir semua telah disesuaikan dengan perubahan zaman. Mereka harus mengubah diri menjadi modern, untuk melayani langganan yang berbeda. Hotel Bertram juga harus mengalami perubahan. Tapi perubahan itu telah dilakukan dengan demikian cerdiknya, hingga pada pandangan pertama sama sekali tak kelihatan. Di luar, di tangga yang menuju ke pintu model kupu-kupu, berdiri tegak seseorang, yang pada pandangan pertama nampak seperti seorang marsekal- Tali emas dan pita-pita medali menghiasi dadanya yang bidang. Sikapnya sempurna. Bila seseorang keluar dengan susah-payah dari sebuah taksi atau dari sebuah mobil pribadi, dia akan menyambut orang itu dengan lembut. Dituntunnya orang itu menaiki tangga dengan hati-hati, lalu dibawanya melewati pintu yang tak bersuara. Kalau kita baru pertamakali mengunjungi Hotel Bertram, maka begitu tiba di dalam kita akan agak terkejut, karena kita merasa seolah-olah masuk kembali ke dunia yang telah hilang. Waktu serasa kembali ke Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi masa lalu. Kita serasa berada di Inggris dalam masa pemerintahan Raja Edward. Di situ memang ada pusat pemanas ruangan, tapi benda itu tak kelihatan. Di ruang duduk yang besar terdapat perapian batu bara, seperti dulu. Di sampingnya terdapat wadah batu bara yang besar dari tembaga, yang berkilat seolah-olah masih tetap digosok oleh para pembantu rumah tangga dari zaman Raja Edward. Wadah-wadah itu berisi bongkah-bongkah batu bara yang sesuai ukurannya. Ruangan itu memberi kesan anggun, hangat dan nyaman. Kursi-kursinya kuno dan tinggi, sehingga wanitawanita tua yang rematik tak perlu bersusah-payah bila mereka mau bangkit. Tempat duduk kursi-kursi itu cukup lebar, tidak seperti kursi-kursi modern yang mahal, yang sering menyakiti orang-orang yang menderita sakit tulang dan linu-linu karena sempitnya. Dan kursi-kursi di situ berlain-lainan bentuknya. Ada yang bersandaran tegak, dan ada pula yang sandarannya miring. Lebarnya pun berbeda-beda, disesuaikan bagi yang kurus dan yang gemuk. Orangorang dengan semua ukuran bisa menemukan kursi yang nyaman di Hotel Bertram. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Karena kebetulan saat itu adalah waktu minum teh, maka ruang duduk itu penuh. Sebenarnya bukan hanya di ruang duduk itu saja kita bisa minum teh. Ada ruang duduk utama (yang seluruh dekorasinya terbuat dari kain warna-warni), sebuah ruangan merokok (yang dengan sendirinya hanya untuk kaum pria), di mana kursi-kursinya besar-besar, dan terbuat dari kulit yang halus. Ada pula dua buah kamar tulis, di mana kita bisa mengajak seorang teman istimewa mengobrol dengan santai di sebuah sudut yang tenang-dan tentu saja kita bisa menulis surat di situ kalau kita mau. Kecuali fasilitas-fasilitas yang bergaya zaman Edward itu, ada pula tempat-tempat tersembunyi yang tak diketahui umum tapi dikenal oleh orang-orang yang menginginkannya. Ada sebuah bar ganda yang dilayani oleh dua orang pelavan. Yang seorang adalah orang Amerika, untuk membuat orang-orang Amerika betah, dan yang menyiapkan minuman-minuman khas mereka, baik itu berupa bourbon, rye atau segala macam cocktail. Dan yang seorang lagi adalah orang Inggris, yang mengurus minumanminuman seperti sherry dan Pimm's No.1. Dia tahu banyak tentang pacuan-pacuan kuda Ascot dan Newbury dan sering membicarakannya dengan kaum pria setengah baya, yang biasanya menginap di Hotel Bertram untuk menghadiri pacuanpacuan yang terkenal itu. Dan ada pula sebuah kamar Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi untuk nonton televisi yang tersembunyi di sebuah lorong. Tetapi ruang duduk yang besar itulah yang paling disukai orang untuk minum teh petang hari. Wanitawanita tua senang melihat siapa-siapa yang lalu-lalang, mengenali teman-teman lama, dan tanpa tenggang rasa berkomentar betapa mereka itu sudah menjadi tua. Ada pula tamu-tamu dari Amerika yang terheran-heran melihat bagaimana kaum ningrat Inggris benar-benar menjalankan tradisi minum teh mereka pada petang hari. Dan saat minum teh petang hari memang merupakan keistimewaan Hotel Bertram. Saat itu benar-benar istimewa. Upacara itu dipimpin oleh Henry, seorang yang bertubuh besar, berumur lima puluhan. Sikapnya selalu simpatik, seperti seorang paman yang baik, dan budi bahasanya sempurna, seperti orang-orang di masa silam. Pokoknya dia seorang kepala pelayan yang sempurna. Anak-anak muda yang langsing menjalankan tugas mereka di bawah pimpinan Henry. Mereka menggunakan nampan berhias dari perak, dan poci teh gaya Georgia dari perak pula. Porselennya kelihatannya buatan Rockingham dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Davenport. Yang paling disukai orang adalah perangkat minuman gaya Blind Earl. Teh yang disuguhkan adalah yang terbaik dari India, Srilanka, Darjeeling, Lapsang, dan sebagainya. Sedang makanan kecilnya-kita bisa minta apa saja-semuanya tersedia! Pada hari itu, tanggal 17 November, Lady Selina Hazy yang berumur enam puluh lima tahun, yang datang dari Leicestershire, sedang makan kue muffin lezat yang penuh mentega kesukaan wanita-wanita tua. Tetapi, betapapun asyiknya dia menikmati kue muffin itu, dia tetap mengangkat kepalanya setiap kali pintu sebelah dalam terbuka dan ada orang yang baru masuk. Maka dia pun tersenyum dan mengangguk waktu Kolonel Luscombe masuk-pria itu tegap seperti sikap seorang prajurit, dan teropong pacuan tergantung di lehernya. Sebagaimana biasanya seorang otokrat tua, Lady Selina memanggil dengan lambaian tangannya, dan Luscombe pun segera menghampirinya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Halo, Selina. Mengapa kau ada di kota ini?" "Aku harus ke dokter gigi," kata Lady Selina, agak kurang jelas, gara-gara kue muffin yang memenuhi mulutnya. "Dan kupikir sebaiknya sekalian saja aku pergi ke dokter di Harley Street itu untuk memeriksakan sakit tulangku. Kau tentu tahu siapa yang kumaksud." Meskipun di Harley Street ada beberapa ratus orang dokter yang pandai-pandai untuk segala macam penyakit, Luscombe tahu dokter mana yang dimaksud. "Apakah kau merasa lebih baik?" tanya Luscombe. "Kurasa begitu," kata Lady Selina, lalu menambahkan dengan geram, "meskipun dia dokter yang aneh. Leherku ditangkapnya waktu aku sedang lengah, lalu diputarnya seperti orang memelintir leher ayam saja." Digerakkannya lehernya dengan berhati-hati. "Tentu kau kesakitan, ya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kurasa begitu, tapi aku sama sekali tak sempat merasakannya." Dia menggerakkan lehernya terus dengan berhati-hati. "Sekarang rasanya sudah tak apa-apa. Aku bisa lagi menoleh ke belakang melalui bahu kananku. Padahal sudah bertahun-tahun aku tak bisa melakukannya." Dia mempraktekkan ucapannya itu. Lalu dia berseru, "Astaga, kalau tak salah itu Jane Marple. Kukira dia sudah lama meninggal. Seperti orang yang sudah berumur seratus tahun saja dia kelihatannya." Kolonel Luscombe menoleh ke arah di mana Jane Marple seolah-olah baru muncul. Tapi dia tidak terlalu menaruh perhatian. Di Hotel Bertram selalu ada saja apa yang biasa disebutnya kucing-kucing tua yang berbulu lembut. Lady Selina berkata lagi, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Inilah satu-satunya tempat di London, di mana kita masih bisa makan kue muffin. Yang asli, maksudku. Waktu aku pergi ke Amerika tahun yang lalu mereka menyuguhkan apa yang mereka sebut kue muffin untuk sarapan. Padahal ternyata sama sekali bukan muffin asli. Hanya semacam kue yang diberi kismis saja. Maksudku, mengapa kue macam begitu disebut muffin?" Dimasukkannya potongan kue yang terakhir ke mulutnya, lalu dia melihat ke sekelilingnya. Henry segera muncul. Tidak cepatcepat atau terburu-buru, melainkan seolah-olah tiba-tiba saja dia sudah berada di situ. "Ada lagi yang bisa saya ambilkan untuk Anda, Nyonya" Kue atau apa?" "Kue?" Lady Selina berpikir sebentar dengan bimbang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kami menyediakan kue kacang yang enak, Nyonya. Saya berani menyarankannya." "Kue kacang" Sudah bertahun-tahun aku tak memakannya. Apakah itu kue kacang asli?" "Oh, asli, Nyonya. Juru masak kami sudah bertahun-tahun mempelajari resepnya. Saya yakin Anda akan menyukainya." Henry menoleh pada salah seorang anak buahnya, dan anak muda itu langsung pergi mencari kue kacang. "Kau pasti sudah pernah ke Newbury ya, Derek?" "Sudah. Dingin sekali di sana. Aku tak bisa tahan dua pacuan yang terakhir. Hari sial. Kuda si Harry payah sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Sudah kuduga bahwa dia jelek. Bagaimana dengan Swanhilda?" "Dia nomor empat." Luscombe bangkit. "Aku harus melihat keadaan kamarku." Dia belaian menyeberangi ruangan ke arah meja resepsionis. Sambil berjalan dia memperhatikan meja-meja dan orang-orang yang duduk di situ. Banyak sekali orang yang minum teh di situ. Seperti keadaan di masa silam. Minum teh sambil bersantap sebenarnya sudah tak biasa lagi sejak perang dunia. Tapi rupanya tidak demikian halnya di Hotel Bertram. Siapa orangorang itu sebenarnya" Ada dua orang pastor, dan pemimpin gereja Chislehampton. Di sudut ada pula seseorang yang kakinya bersarung sampai ke lututnya. Dia pasti seorang uskup! Pendeta-pendeta biasa jarang berada di sini. Seseorang harus paling tidak menjabat sebagai imam gereja untuk mampu menginap di Hotel Bertram, Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo pikirnya. Seorang rohaniwan biasa pasti tidak akan mampu. Penghasilan tahunannya kecil sekali. Begitulah, dia heran karena orang-orang seperti si tua Selina Hazy mampu menginap di Hotel Bertram. Dia juga melihat si Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tua Lady Berry, dan Mrs. Posselthwaite dari Somerset, juga Sybil Kerr-mereka semuanya miskin-miskin sekali. Pikirannya masih dipenuhi hal-hal itu waktu dia tiba di meja resepsionis. Dia disambut ramah oleh Miss Gorringe, resepsionis hotel itu. Miss Gorringe itu kenalan lamanya. Wanita itu mengenal baik semua langganannya, dan dia tak pernah lupa wajah seseorang. Penampilannya kuno, tapi cukup terhormat. Rambutnya keriting dan kekuning-kuningan (memberi kesan kuno). Bajunya sutra hitam yang berleher tinggi, di mana bertengger bandul kalung emas yang besar, dan sebuah bros cameo. "Nomor empat belas," kata Miss Gorringe. "Kalau tak salah, Anda juga menempati kamar nomor empat belas waktu Anda terakhir menginap di sini. Kolonel Luscombe, dan Anda menyukainya. Tempat itu memang tenang." "Saya tak bisa membayangkan bagaimana Anda bisa mengingat hal-hal seperti itu, Miss Gorringe." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kami suka membuat teman-teman lama kami merasa nyaman." "Setiap kali masuk di sini, saya terkenang akan masa silam yang sudah lama berlalu. Rasanya tak ada yang berubah." Kata-katanya terputus karena Mr. Humfries keluar dari ruangan dalam untuk berbasa-basi dengannya. Orang yang tak tahu pasti akan mengira bahwa Mr. Humfries-lah pemilik Hotel Bertram. Siapa yang sebenarnya memiliki hotel itu, kalau dia memang ada, sudah lama tak dipersoalkan orang lagi. Hotel Bertram sudah berdiri sejak tahun 1840, tapi tak seorang pun berminat menelusuri sejarah masa silamnya. Yang penting, hotel itu ada dan nyata. Bila ada orang yang memanggilnya sebagai Mr. Bertram, Mr. Humfries tak pernah membantah. Bila ada orang menghendakinya sebagai Mr. Bertram, ya, dia akan menjadi Mr. Bertram. Kolonel Luscombe tahu namanya, meskipun dia tak tahu apakah Mr. Humfries itu manajer hotel itu atau pemiliknya. Dia lebih cenderung menganggapnya sebagai pemiliknya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Mr. Humfries adalah seorang pria yang berumur kirakira lima puluh tahun. Budi bahasanya halus sekali dan penampilannya seperti seorang menteri muda. Setiap saat dia bisa menyesuaikan diri dengan macam-macam orang. Dia bisa berbicara tentang pacuan kuda dan taruhan-taruhan-nya, tentang politik luar negeri, menceritakan anekdot-anekdot tentang orang-orang ningrat, memberikan informasi tentang pertunjukan balap mobil, tahu drama-drama apa saja yang sedang dipertunjukkan, dan bisa pula memberikan saran pada orang-orang Amerika mengenai tempat-tempat mana di Inggris yang harus mereka lihat, betapapun singkatnya kunjungan mereka. Dia bisa memberi tahu di mana sebaiknya orang-orang makan, berdasarkan pertimbangan penghasilan dan selera orang-orang itu. Tapi, dia tak mudah ditemui. Miss Gorringe juga bisa melakukan hal-hal itu dengan sama baiknya. Hanya begitu dia muncul, seperti matahari di cakrawala, dia langsung memperlihatkan perhatiannya kepada seseorang. Kali ini Kolonel Luscombe yang mendapatkan kehormatan itu. Mereka berbasa-basi mengenai pacuan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kuda. Tapi ada yang mengganggu pikiran Kolonel Luscombe, dan Mr. Humfries-lah orang yang bisa memberikan jawabannya. "Ngomong-ngomong, Humfries, bagaimana semua orang tua ini sampai bisa berkumpul dan menginap di sini?" "Oh, Anda ingin tahu itu?" Mr. Humfries rampak senang. "Yah, jawabnya sederhana saja. Mereka sebenarnya tak mampu, tapi..." Dia berhenti. "Kalian memberikan harga khusus untuk mereka" Begitukah?" "Kira-kira begitulah. Biasanya mereka tidak menyadari bahwa itu harga khusus, atau bila mereka menyadarinya, mereka mengira bahwa itu kami berikan karena mereka langganan lama," Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tapi bukan hanya itu saja, bukan?" "Yah, Kolonel Luscombe, saya menjalankan sebuah hotel. Saya tak boleh sampai merugi, bukan?" "Tapi dengan begitu, bagaimana kau bisa mendapatkan keuntungan?" "Itu adalah soal suasana.... Orang-orang asing yang datang ke negeri initerutama orang-orang Amerika, karena merekalah yang punya banyak uang-punya pikiran yang aneh-aneh tentang Inggris. Ingat, saya tidak berbicara tentang pengusaha-pengusaha besar yang kaya, yang sering menyeberangi Samudra Atlantik. Mereka itu biasanya menginap di Hotel Savoy atau Hotel Dorchester. Mereka menginginkan dekorasi yang modern, makanan khas Amerika, segala-galanya yang akan membuat mereka betah. Tapi banyak pula orang yang datang dari luar negeri hanya sekali-sekali saja. Mereka ingin melihat keadaan negeri ini, seperti yang pernah mereka baca dalam buku-buku karangan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Cranford dan Henry James. Tak usah kita sebutkan buku-buku karangan Dickens, karena itu terlalu kuno. Mereka tak mau mendapatkan negeri ini sama saja dengan negeri mereka sendiri! Jadi, setelah mereka pulang, mereka bisa berkata, "Di London ada suatu tempat yang bagus sekali, namanya Hotel Bertram. Di sana kita akan merasa seperti melangkah kembali ke seratus tahun yang silam. Tempat itu benar-benar merupakan Inggris di masa lalu! Dan orang-orang yang menginap di sana tidak akan kita temui di mana pun juga. Wanita-wanita ningrat tua yang luar biasa. Mereka menghidangkan semua jenis lauk-pauk Inggris dari masa silam, dan ada pula puding gaya lama yang enak sekali! Tak pernah kita merasakan yang seperti itu. Ada pula masakan daging sapi has luar yang enak, dan daging biri-biri. Dan, jangan lupa minum teh Inggris dengan gaya lama, dan sarapan cara Inggris yang sedap. Dan hal-hal lain yang umum pada masa lalu. Tempat itu benar-benar nyaman dan hangat. Api kayu di perapiannya besar-besar." Mr. Humfries berhenti menggambarkan suasana itu, dan dia tersenyum kecil. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Oh, begitu," kata Luscombe merenung. "Jadi mereka semua itu, kaum ningrat yang sudah uzur, yang merupakan anggota keluarga-keluarga bangsawan tua yang sudah jatuh miskin, boleh dikatakan menjadi daya tarik tersendiri, begitukah?" Mr. Humfries mengangguk membenarkan. "Saya kira tak ada orang lain yang memikirkan hal itu. Waktu saya mulai bekerja di sini, Bertram sudah siap pakai. Hanya membutuhkan beberapa perbaikan yang agak mahal. Semua orang yang datang kemari mengira bahwa tempat ini merupakan penemuan mereka sendiri. Tak ada orang lain yang tahu." "Kurasa perbaikannya mahal sekali, ya?" tanya Luscombe. "Oh, ya. Tempat ini harus kelihatan bergaya zaman Edward, tapi harus pula memiliki ke-nyamanan-kenyamanan zaman modern yang sekarang ini dianggap perlu ada. Orang-orang tua kita tersayang itu-kalau Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi boleh saya menyebut mereka begitu-harus merasa bahwa tak ada yang berubah sejak pergantian abad ini. Sedang tamu-tamu kami yang mampir dalam perjalanannya harus merasa bahwa mereka sedang berada dalam suasana masa lalu. Namun mereka tetap mendapatkan fasilitas seperti yang mereka peroleh di negeri mereka sendiri, karena mereka tak bisa tahan tanpa itu!" "Kadang-kadang agak sulit juga, ya?" kata Luscombe. "Tidak juga. Umpamanya saja pusat pemanas ruangan. Orang Amerika menuntut-dan saya rasa mereka membutuhkannya-sekurang-kurangnya sepuluh derajat lebih tinggi daripada orang-orang Inggris. Kami juga menyediakan dua macam kamar tidur yang berlainan sekali. Kami tempatkan orang-orang Inggris di satu macam kamar tidur, dan orangorang Amerika di kamar yang lain jenisnya. Semua kamar kelihatannya sama, padahal banyak sekali perbedaannya-seperti adanya alat cukur listrik, fasilitas mandi dengan air mancur dan bak tempat berendam, yang tersedia di beberapa kamar mandi. Dan bila orang menginginkan sarapan dengan gaya orang Amerika, ada pula beberapa macam bubur Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi gandum, jus jeruk dingin, dan sebagainya. Dan bila kita lebih suka sarapan dengan gaya Inggris, kita juga bisa mendapatkannya." "Berupa telur dan bacon?" "Benar-bahkan lebih dari itu, kalau mau. Ada ikan haring yang diasapi, ginjal dan bacon, daging burung yang dingin, dan daging babi dari York. Juga selai marmalade dari Oxford." "Aku harus ingat semuanya itu besok pagi. Di rumah aku tak bisa lagi mendapatkan itu semua." Humfries tersenyum. 'Kebanyakan kaum pria hanya minta telur dan bacon. Mereka-yah, mereka sudah lupa makanan zaman dulu." "Ya, ya.... Aku ingat waktu aku masih kecil.... Bufet-bufet penuh dengan makanan panas. Ya, cara hidup zaman dulu memang mewah." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kami selalu berusaha untuk menyediakan apa yang mereka minta." "Termasuk kue kacang dan kue muffin-ya, aku mengerti. Setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan kebutuhannya -aku mengerti... seperti pada aliran Marxis." "Bagaimana?" "Ah, tidak. Aku hanya berpikir, Humfries, bahwa sifat-sifat yang bertentangan bisa juga dipadankan." Kolonel Luscombe berbalik, setelah mengambil kunci yang diberikan oleh Miss Gorringe. Seorang pesuruh segera datang membantu dan mengantarnya ke lift. Sambil lalu dilihatnya Selina Hazy kini duduk dengan temannya Jane entah-siapa. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi 2 "Apakah kau masih tinggal di St. Mary Mead tercinta itu?" tanya Lady Selina. "Desa yang menyenangkan. Aku sering mengenangnya. Kurasa keadaannya kini masih tetap seperti dulu, ya?" "Yah, tidak juga." Miss Marple membayangkan bagian-bagian tertentu desa tempat tinggalnya itu. Perkembangan perumahan baru. Tambahan bangunan pada balai desa. High Street yang sudah berubah, dengan etalase toko-toko berwajah baru.... Dia mendesah. "Yah, kurasa orang harus mau menerima perubahan." "Kemajuan," kata Lady Selina lirih. "Padahal menurutku, kelihatannya tak ada kemajuan. Banyak sekali peralatan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi pipa-pipa saluran yang mereka pakai sekarang. Warnanya bermacam-macam dan bagus-bagus-tapi apakah semuanya itu bisa menyalurkan dan mengeluarkan air dengan baik" Setiap kali kita pergi ke rumah seorang teman, kita sering menemukan pemberitahuan di WC-seperti Tekan kuat-kuat lalu lepaskan', atau "Tarik ke kiri' atau 'Lepaskan secepatnya'. Padahal dulu kita tinggal menarik satu alat dengan cara apa saja, dan air pun segera memancar dengan keras. Itu Bapak Uskup dari Medmenham," kata Lady Selina, tiba-tiba mengalihkan bahan pembicaraannya, waktu seorang rohaniwan tua yang tampan lewat. "Sudah agak buta, tapi dia seorang imam yang benar-benar penuh semangat." Maka beralihlah bahan pembicaraan ke soal-soal keagamaan, diselingi dengan teguran Lady Selina kepada beberapa orang yang diduga teman atau kenalannya dan ternyata bukan. Mereka juga berkisah tentang 'masa lalu'. Padahal latar belakang Miss Marple sangat berbeda dengan Lady Selina, dan pertemuan mereka dulu hanya selama beberapa tahun ketika Lady Selina yang belum lama ini menjadi janda dalam keadaan sangat kekurangan, menyewa sebuah rumah kecil di desa St. Mary Mead, mengikuti putranya yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi ditempatkan di sebuah lapangan udara tak jauh dari desa itu. "Apakah kau selalu menginap di sini kalau kau datang kemari, Jane" Aneh, aku tak pernah bertemu denganmu sebelum ini." "Oh, sama sekali tidak. Aku tak mampu untuk itu, apalagi aku jarang sekali meninggalkan rumah akhir-akhir ini. Ini kan gara-gara kebaikan hati seorang menantu keponakanku, yang beranggapan bahwa aku akan senang sekali kalau bisa berkunjung sebentar ke London. Joan memang anak yang baik sekali." Miss Marple teringat, dan lalu merasa tak enak, karena Joan yang disebutnya anak itu, sudah berumur hampir lima puluh tahun. "Dia seorang pelukis. Pelukis yang cukup terkenal. Namanya Joan West. Belum lama ini dia mengadakan pameran." Lady Selina kurang berminat terhadap pelukis-pelukis, dan bahkan terhadap segala sesuatu yang bersifat seni. Para penulis, artis, dan musisi, dianggapnya sebagai sejenis hewan yang pandai mengadakan pertunjukan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dia memang mau memahami mereka, tapi secara pribadi dia heran mengapa mereka mau melakukan pekerjaan semacam itu. "Lukisan-lukisan modern, ya?" katanya. Matanya sudah mulai melihat kian kemari lagi. "Itu Cicely Longhurst-kelihatannya dia mencat rambutnya lagi." "Kurasa Joan memang beraliran modern." Miss Marple keliru dalam hal itu. Joan West memang modern kira-kira dua puluh tahun yang lalu, tapi sekarang dia dianggap kuno sekali oleh senimanseniman pendatang baru. Setelah menoleh sebentar ke arah rambut Cicely Longhurst, Miss Marple tenggelam ke dalam ingatannya tentang betapa baik hatinya si Joan itu. Sebenarnya Joan berkata pada suaminya, "Bagaimana kalau kita berbuat sesuatu yang Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo menyenangkan untuk Bibi Jane" Kasihan dia. Tak pernah keluar rumah. Menurutmu, apakah dia akan mau pergi ke Bournemouth selama satu dua minggu?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ide yang bagus," sahut Raymond West, keponakan Miss Marple. Buku karangannya yang terakhir laku keras, sehingga dia sedang murah hati. "Kurasa dia menikmati perjalanannya ke Kepulauan Bahama dulu itu. Sayang dia terlibat dalam suatu perkara pembunuhan di sana. Itu tak baik untuk orang seumur dia." "Agaknya dia selalu mengalami hal-hal serupa itu." Raymond sayang sekali pada bibinya yang sudah tua itu, selalu mengongkosi keperluan-keperluannya, dan mengiriminya buku-buku yang menurutnya akan menyenangkan hati wanita tua itu. Dia heran karena bibinya itu sering kali menolak pemberian pemberiannya dengan sopan. Dan meskipun bibinya selalu mengatakan bahwa buku-buku itu 'sangat menarik', Raymond kadang-kadang curiga jangan-jangan buku-buku itu tak pernah dibacanya. Tapi itu tentu karena matanya yang sudah tak awas lagi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Tapi dugaannya yang terakhir itu salah. Untuk orang setua dia, mata Miss Marple masih cukup baik. Dan pada saat itu dia sedang mengamati segala sesuatu yang sedang terjadi di sekelilingnya, dengan senang dan penuh perhatian. Waktu Joan menawarkan supaya dia pergi ke Bournemouth dan menginap di sana selama satu dua minggu di salah satu hotel yang terbaik, Miss Marple bimbang, dan menggumam, "Kau betul-betul baik sekali, Joan. Tapi kurasa sebaiknya tidak saja." "Tapi itu baik untuk Bibi. Sebaiknya kita sekali-sekali bepergian. Akan memberikan gagasan-gagasan baru, dan hal-hal baru untuk dipikirkan." "Oh, ya, kau memang benar. Tapi kalau boleh aku ingin pergi ke tempat yang lain. Sebaiknya tidak ke Bournemouth." Joan agak heran. Dia mengira bahwa Bournemouth merupakan tempat idaman Bibi Jane. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kalau begitu ke Eastbourne" Atau Torquay?" "Aku ingin sekali...," Miss Marple bimbang lagi. "Ya?" "Kau pasti akan menganggapku tolol." "Tidak. Pasti tidak." (Ke mana orang tua ini ingin pergi") "Aku ingin sekali menginap di Hotel Bertram -di London." "Hotel Bertram?" Nama itu rasanya tak asing. Kemudian meluncurlah kata-kata Miss Marple dengan lancar. "Aku pernah menginap di sana -waktu aku Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi berumur empat belas tahun. Bersama paman dan bibiku. Waktu itu pamanku Thomas, adalah Pemimpin Gereja Ely. Dan aku tak pernah melupakan peristiwa itu. Aku akan senang sekali kalau aku bisa menginap di sana lagi-seminggu cukuplahdua minggu akan terlalu lama dan terlalu mahal." "Oh, tak apa-apa. Bibi tentu boleh pergi. Seharusnya saya tahu bahwa Bibi ingin ke London-melihat-lihat toko-toko dan sebagainya. Akan kami urus semuanya-kalau Hotel Bertram masih ada. Soalnya banyak sekali hotel yang sudah tak ada lagi. Ada yang dibom dalam peperangan, dan ada pula yang ditutup begitu saja." "Tidak, aku kebetulan mendengar bahwa Hotel Bertram masih ada. Kebetulan aku menerima surat dari tempat itu-dari seorang sahabatku, orang Amerika, Amy McAllister dari Boston. Dia dan suaminya menginap di hotel itu." "Baiklah, kalau begitu saya bisa langsung mengurusnya." Dengan halus ditambahkannya, "Saya kuatir tempat itu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sudah banyak berubah dari waktu Bibi mengenalnya. Jadi jangan sampai Bibi kecewa." Tapi ternyata Hotel Bertram tidak berubah. Keadaannya masih tetap seperti dulu. Menurut Miss Marple, itu luar biasa. Dia bahkan ingin tahu.... Kenyataan itu memang agak luar biasa. Dengan akal sehatnya yang tajam, dia menyadari benar bahwa yang diingininya hanyalah untuk memperbaharui kenangan lamanya di masa silam, dengan warna-warna aslinya. Sebagian besar dari hidupnya terpaksa harus dihabiskannya dengan mengenang kesenangankesenangan masa lalu saja. Bila dia bertemu dengan seseorang yang mengingatkannya akan masa itu, itu merupakan suatu kebahagiaan. Saat ini hal itu tak mudah, karena umurnya lebih panjang daripada orang-orang seusianya. Dia duduk saja sambil mengenang. Aneh, karena dengan mengenang itu dia merasa hidupnya terulang kembali-Jane Marple, gadis yang wajahnya selalu merah jambu, yang selalu bergairah.... Dalam banyak hal, dia adalah gadis yang bodoh.... Eh, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi siapa nama pria muda yang tak beres itu ya"-Aduh, dia tak ingat! Untunglah ibunya bijak, dan memutuskan dengan tegas persahabatan itu sebelum berkembang. Bertahun-tahun kemudian dia bertemu lagi dengan pria itu-keadaannya mengerikan sekali! Padahal pada saat ibunya mengambil tindakan dulu, dia menangis sampai tertidur selama sekurang-kurangnya seminggu! Tetapi sekarang-dia mengingat-ingat keadaan sekarang.... Kasihan gadis-gadis muda itu. Ada di antaranya yang punya ibu, tapi ibunya tak pernah ada gunanya-mereka tak mampu melindungi putri-putrinya dari peristiwa-peristiwa yang menyedihkan. Hingga lahirlah bayi-bayi yang tak sah, dan perkawinan dini yang tak menguntungkan. Semuanya menyedihkan sekali. Renungannya itu terganggu oleh suara temannya. "Ya, Tuhan. Apakah itu-ya, itu pasti Bess Sedgwick di sana itu! Bagaimana mungkin dia berada di sini...." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Sebelum itu Miss Marple hanya mendengarkan setengah-setengah saja komentar Lady Selina mengenai keadaan sekelilingnya. Dia dan Miss Marple hidup dalam lingkungan yang sama sekali berlainan, hingga Miss Marple tak bisa mengikuti gunjingan-gunjingan Lady Selina yang memalukan tentang teman-teman dan kenalan-kenalannya. Tetapi Bess Sedgwick lain. Bess Sedgwick adalah sebuah nama yang dikenal oleh hampir semua orang di Inggris. Selama tiga puluh tahun terakhir ini, Bess Sedgwick menjadi bahan pemberitaan pers karena telah melakukan sesuatu yang kelewat batas atau yang luar biasa. Selama hampir seluruh masa perang dunia, dia menjadi anggota Gerakan Pertahanan Prancis. Dan kata orang, pada pistolnya terdapat enam buah goresan, yang masing-masing menandai terbunuhnya seorang serdadu Jerman. Dia pernah terbang sendirian menyeberangi Samudra Atlantik bertahun-tahun yang lalu, pernah menunggang kuda melintasi Eropa sampai ke Danau Van. Dia biasa mengemudikan mobil balap, dan pernah menyelamatkan dua orang anak dari sebuah rumah yang terbakar. Dia telah menikah beberapa kali. Dan kata orang, dia adalah wanita berpakaian terbaik nomor dua di Eropa. Dikatakan orang pula bahwa dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi pernah menyelundup masuk ke sebuah kapal selam nuklir yang sedang mengadakan pelayaran percobaan. Itulah sebabnya maka minat Miss Marple benar-benar tergugah, dan dia terangterangan menatap wajah wanita itu dengan penuh perhatian. Apa pun yang dibayangkannya tentang Hotel Bertram, dia sama sekali tidak menduga akan bertemu dengan Bess Sedgwick di tempat itu. Di sebuah kelab malam yang mahal, atau di sebuah warung tempat para pengemudi truk makan-salah satu di antaranya akan lebih cocok mengingat minat Bess Sedgwick yang begitu luas. Tapi hotel terkenal yang tua dan sangat terhormat ini rasanya sama sekali tak cocok. Namun nyatanya dia ada di tempat itu-tak dapat diragukan lagi. Boleh dikatakan, setiap bulan wajah Bess Sedgwick muncul dalam majalah mode atau pers yang populer. Itu dia orangnya, sedang mengisap rokok dengan cara yang tak sabaran. Dia melihat ke nampan besar yang berisi perlengkapan minum teh yang ada di hadapannya dengan heran, seolah-olah dia tak pernah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi melihatnya. Karena tempat duduknya jauh, Miss Marple harus memusatkan pandangannya dan memperhatikannya benar-benar, dan tampaklah olehnya bahwa Bess Sedgwick memesan kue donat. Menarik sekali. Sedang dia mengamati itu, tampak Bess Sedgwick memadamkan api rokoknya di lepekan cangkirnya. Lalu diambilnya sebuah donat dan menggigitnya dengan gigitan besar. Selai arbei merah yang kental muncrat dan meleleh ke dagunya. Bess mendongakkan kepalanya, lalu tertawa. Sudah lama di ruang duduk Hotel Bertram tidak terdengar tawa senyaring dan seriang itu. Henry langsung muncul di sampingnya dan memberikan sehelai serbet kecil yang halus. Bess mengambilnya, lalu menggosok dagunya kuat-kuat seperti seorang anak laki-laki, lalu berseru, "Ini baru kue donat asli. Sedaap." Dilemparkannya serbet itu ke nampan, lalu bangkit. Sebagaimana biasa semua mau tertuju padanya. Dia sudah terbiasa dengan hal itu. Mungkin dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi menyukainya, dan mungkin dia tidak merasakannya lagi. Dia memang pantas dilihat-tidak terlalu cantik, api mempesona. Rambutnya yang lurus dan berwarna platina pucat sekali terurai dengan lembut mencapai pundaknya. Tulang kepala dan tulang-tulang wajahnya indah sekali. Hidung nya agak bengkok, matanya dalam dan berwarna abu-abu. Mulutnya besar, seperti mulut pelawak. Pakaiannya demikian sederhananya, hingga membuat kebanyakan orang merasa heran. Pakaian itu seperti karung yang kasar sekali, tanpa hiasan sama sekali, tanpa kancing atau lipit-lipit. Tapi kaum wanita lebih tahu. Bahkan wanita tua dari kota kecil yang sedang menginap di Hotel Bertram itu pun pasti tahu, bahwa harga baju itu selangit! Ketika dia berjalan dengan langkah panjang-panjang menyeberangi ruang duduk itu ke arah lift, dia lewat agak dekat pada tempat duduk Lady Selina dan Miss Marple. Dia mengangguk pada Lady Selina. "Halo, Lady Selina. Lama tak bertemu denganmu. Apa kabar?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apa kerjamu di sini, Bess?" "Hanya menginap saja. Aku baru saja datang naik mobil dari Land's End. Empat tiga perempat jam. Cukup baik." "Bisa-bisa kau tewas sebentar lagi. Atau menewaskan orang lain." "Oh, mudah-mudahan saja tidak." "Tapi mengapa kau menginap di sini?" Bess Sedgwick memandang sekelilingnya sekilas. Agaknya dia mengerti maksud pertanyaan itu, dan membenarkannya dengan senyuman ironis. "Ada orang yang menyuruhku mencoba. Kurasa mereka benar. Aku baru saja makan kue donat yang enak sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Oh, kue muffin-nya juga asli." "Kue muffin," kata Lady Sedgwick sambil merenung. "Ya...." Kelihatannya dia sependapat dengan hal itu. "Kue muffin!" Dia mengangguk lagi, lalu berjalan menuju lift. "Gadis yang luar biasa," kata Lady Selina. Bagi dia, seperti juga bagi Miss Marple, setiap wanita yang berumur di bawah enam puluh tahun adalah seorang gadis. "Saya mengenalnya sejak dia masih kanak-kanak. Tak seorang pun bisa berbuat sesuatu terhadapnya. Waktu berumur enam belas tahun, dia sudah kawin lari dengan seorang pemuda Irlandia. Keluarganya berhasil mengambilnya kembali pada waktunya-atau mungkin juga sudah terlambat. Pokoknya, mereka menyuap anak laki-laki itu dan menikahkan anak gadis mereka dengan si tua Coniston secara baik-baik-pria itu tiga puluh tahun lebih tua daripadanya dan tergila-gila sekali padanya. Pernikahan itu tak bertahan lama. Dia lari dengan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Johnnie Sedgwick. Pernikahan mereka mungkin bisa bertahan kalau saja Johnnie tidak patah lehernya dalam pacuan kuda. Setelah itu dia menikah dengan Ridgway Becker, orang Amerika yang memiliki kapal pesiar. Pria itu menceraikannya tiga tahun yang lalu, dan saya dengar sekarang dia punya hubungan cinta dengan seorang pengemudi mobil balap-kalau tak salah orang Polandia. Saya tak tahu apakah dia sudah menikah dengan pria itu atau belum. Setelah bercerai dengan orang Amerika itu, dia menggunakan nama keluarga Sedgwick lagi. Dia bergaul dengan orang-orang yang aneh-aneh. Kata orang, dia bahkan minum obat bius.... Entahlah, saya tak yakin." "Orang memang mempertanyakan apakah dia bahagia," kata Miss Marple. Lady Selina, yang jelas tak pernah berpikir begitu, kelihatan agak terkejut. "Saya rasa uangnya banyak sekali," katanya dengan ragu. "Antara lain karena dia menerima jaminan perceraian. Meskipun itu tentu bukanlah segalanya...." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Memang tidak." "Dan dia selalu terikat pada seorang atau bahkan beberapa laki-laki." "Begitukah?" "Sungguh. Ada wanita yang bila mencapai umur sekian, hanya laki-laki saja yang diingininya.... Tapi bagaimanapun juga...." Dia berhenti sebentar. "Tidak," kata Miss Marple. "Saya juga tidak merasa demikian." Pasti ada orang yang akan tersenyum mendengar seorang wanita tua yang kolot berkata begitu. Dia dianggap tidak berwenang memberikan komentar mengenai nymphomania (nafsu seks yang berlebihan pada seorang wanita). Dan Miss Marple memang tidak Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi akan mau menggunakan kata itu-dia lebih cenderung Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo akan berkata," Dia memang selalu suka sekali pada laki-laki." Tapi Lady Selina menerima pendapat Miss Marple itu sebagai membenarkan pendapatnya sendiri. "Memang, banyak sekali laki-laki yang terlibat dalam hidupnya," katanya menegaskan. "Oh, ya, tapi menurut saya, pria baginya hanya merupakan petualangan, bukan suatu kebutuhan. Bagaimana pendapat Anda?" Lagi pula, pikir Miss Marple, apakah akan ada wanita yang datang ke Hotel Bertram untuk memenuhi janji dengan seorang pria" Hotel Bertram sama sekali bukan tempat semacam itu. Tapi mungkin bagi orang semacam Bess Sedgwick, justru itulah sebabnya dia memilih hotel ini. Miss Marple mendesah, dan menengok ke jam antik yang bagus yang berdetak-detik dengan indahnya di sudut, lalu bangkit dengan susah-payah gara-gara Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi rematik kakinya. Dia berjalan perlahan-lahan ke arah lift. Lady Selina memandang ke sekelilingnya, lalu menegur seorang pria tua bertampang tentara yang sedang membaca surat kabar Spectator. "Senang sekali bertemu dengan Anda. Anda-eh, Jendral Arlington, bukan?" Tetapi dengan sopan pria tua itu menjawab bahwa dia bukanlah Jendral Arlington. Lady Selina meminta maaf tanpa merasa resah. Karena dia senang sekali bertemu dengan teman-teman dan kenalan-kenalan lama, dia sering membuat kekeliruan seperti itu. Menurut dia, orang lain pun membuat kesalahan yang serupa karena lampu-lampu yang temaram dan sangat terlindung. Pokoknya, tak ada orang yang tersinggung -kadangkadang kelihatannya bahkan merasa senang. Miss Marple, yang sedang menunggu lift turun, tersenyum sendiri. Itu ciri khas Selina! Dia selalu merasa yakin bahwa dia mengenali semua orang. Miss Marple merasa tak bisa menyainginya. Pernah sekali ia mengenali Uskup dari Westchester yang tampan, yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kakinya bersarung sampai ke lutut. Dengan penuh kasih dipanggilnya orang itu 'Robbie tersayang'. Dan orang itu pun membalas dengan penuh kasih sayang pula, dan mengenang dirinya kembali waktu masih kecil di rumah pendeta di Hampshire. Waktu itu dia berteriak-teriak gembira, "Bibi Janie, jadilah buaya sekarang, dan makanlah saya." Lift turun. Seorang pria setengah baya bersera-gam membuka pintunya. Miss Marple merasa heran, karena orang yang keluar dari lift itu adalah Bess Sedgwick yang baru beberapa menit yang lalu dilihatnya naik. Dan Bess Sedgwick sendiri, setelah maju selangkah, mendadak berhenti. Miss Marple menjadi heran sekali hingga kakinya yang sudah melangkah ke depan pun terhenti. Bess Sedgwick menatapnya dengan mata terbelalak hingga wanita tua itu pun menoleh ke belakang. Petugas penjaga pintu baru saja membuka pintu masuk dan memegangi pintu itu untuk memberi jalan pada dua wanita yang mau masuk ke ruang duduk. Salah seorang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi di antaranya adalah seorang wanita setengah baya yang nampaknya sedang kebingungan. Dia memakai topi berbunga-bunga berwarna ungu. Yang seorang lagi adalah seorang gadis jangkung yang berpakaian sederhana tapi menarik berumur mungkin tujuh belas atau delapan belas tahun. Rambutnya panjang, lurus, dan berwarna kekuningan. Bess Sedgwick memperbaiki sikapnya. Dia berputar dengan mendadak dan masuk kembali ke lift. Miss Marple menyusulnya. Bess Sedgwick berpaling padanya lalu meminta maaf. "Maafkan saya. Saya hampir menabrak Anda tadi." Suaranya hangat dan ramah. "Saya baru saja teringat telah kelupaan sesuatu-yah, kedengarannya omong kosong, tapi begitulah." "Lantai dua?" tanya petugas. Miss Marple tersenyum dan mengangguk menerima baik permintaan maaf itu. Dia keluar dari lift, lalu berjalan pelan-pelan ke kamarnya sambil memikirkan hal-hal kecil seperti kebiasaannya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Antara lain, dia yakin bahwa apa yang dikatakan Lady Sedgwick itu tak benar. Dia baru saja naik ke kamarnya, dan pasti pada saat itulah dia 'teringat bahwa dia telah kelupaan sesuatu' (kalau pernyataan itu memang ada benarnya), lalu dia turun lagi untuk mengambilnya. Atau mungkinkah dia turun untuk menemui atau mencari seseorang" Jika memang demikian, maka apa yang dilihatnya pada saat pintu lift terbuka telah sangat mengejutkan dan merisaukannya, dan dia lalu segera berbalik dan masuk kembali ke lift dan naik, supaya tak perlu bertemu dengan orang yang telah dilihatnya tadi. Pasti kedua pendatang baru tadi itu. Wanita setengah baya dan gadis itu. Apakah mereka itu ibu dan anak" Bukan, pikir Miss Marple, pasti bukan ibu dan anak. Di Hotel Bertram pun bisa terjadi hal-hal yang menarik, pikir Miss Marple dengan gembira. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi 3 "Eh-apakah Kolonel Luscombe...?" Wanita bertopi ungu itu berdiri di meja resepsionis. Miss Gorringe menyambut dengan tersenyum. Lalu seorang pesuruh, yang sejak tadi berdiri siap-siaga, segera dipanggil, tapi dia tak perlu menjalankan perintah itu, karena pada saat itu juga Kolonel Luscombe sendiri kebetulan masuk ke ruangan itu. Dia segera menuju ke meja resepsionis itu. "Apa kabar, Mrs. Carpenter?" Dia bersalaman dengan sopan, lalu dia berpaling pada gadis itu. "Elvira tersayang." Digenggamnya kedua belah tangan gadis itu dengan penuh kasih sayang. "Menyenangkan sekali. Bagus.... Bagus. Mari kita duduk." Dia mencari kursi untuk mereka, dan mempersilakan mereka duduk. "Nah," ulangnya, "sungguh menyenangkan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Jelas kelihatan bahwa dia berusaha keras untuk bersikap baik dan agak salah tingkah. Dia seolah-olah hampir tak bisa berkata lagi karena senangnya. Kedua wanita itu pun demikian. Elvira tersenyum manis sekali. Mrs. Carpenter hanya tertawa kecil saja tanpa makna, sambil melicinkan sarung tangannya. "Apakah perjalanan kalian menyenangkan?" "Ya, terima kasih," sahut Elvira. "Tak ada kabut atau semacamnya?" "Oh, tidak." "Penerbangan kami diajukan lima menit," kata Mrs. Carpenter. "Ya, ya. Bagus sekali." Dia berusaha menenangkan dirinya. "Saya harap tempat ini akar, menyenangkan Anda berdua." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Oh, pasti menyenangkan," kata Mrs. Carpenter dengan hangat, sambil melihat ke sekelilingnya. "Tempat ini nyaman." "Tapi saya rasa agak kuno," kata kolonel itu dengan sikap meminta maaf. "Banyak orang-orang kolot di sini-Dan tak ada acara dansa dan sebagainya." "Kelihatannya memang begitu," kata Elvira. Dia juga melihat ke sekelilingnya dengan wajah tanpa ekspresi. Kelihatannya memang Hotel Bertram bukan tempat yang cocok untuk dansa-dansi. "Saya rasa di sini banyak orang kolot," kata Kolonel Luscombe mengulangi ucapannya. "Barangkali seharusnya saya membawa Anda berdua ke tempat yang lebih modern. Soalnya, saya kurang mengerti soal-soal beginian." "Ini sudah cukup baik," kata Elvira dengan sopan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Hanya untuk beberapa malam," lanjut Kolonel Luscombe. "Saya pikir sebaiknya kita nonton suatu pertunjukan malam ini. Sebuah pertunjukan musik...." dia berkata dengan agak ragu, seolah-olah tak yakin apakah dia telah menggunakan istilah yang tepat. "Judulnya Let Down Your Hair, Girls. Saya harap Anda suka?" "Menyenangkan sekali," seru Mrs. Carpenter. "Hiburan bagi kita ya, Elvira?" "Menyenangkan sekali," kata Elvira datar. "Lalu setelah itu makan malam di Savoy?" Sekali lagi Mrs. Carpenter berseru gembira. Kolonel Luscombe mencuri pandang ke arah Elvira dan merasa lega. Pikirnya, Elvira pasti senang, hanya dia tak mau menyatakannya. Dia hanya mengiyakan dengan sopan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi di hadapan Mrs. Carpenter. "Aku maklum," katanya sendiri. Pada Mrs. Carpenter dia berkata, "Mungkin Anda ingin melihat kamar Anda-apakah Anda berkenan atau tidak." "Oh, saya yakin semuanya beres." "Kalau tidak berkenan di hati Anda, bisa diganti. Mereka di sini kenal baik pada saya." Miss Gorringe menyambut mereka dengan gembira di meja resepsionis. Mereka mendapatkan kamar nomor 28 dan 29 di lantai dua, dengan sebuah kamar mandi bersama. "Saya akan naik dan mengeluarkan barang-barang dari kopor," kata Mrs. Carpenter. "Elvira, mungkin kau lebih suka ngobrol dengan Kolonel Luscombe." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Itu siasatnya, pikir Kolonel Luscombe. Agak jelas kelihatan mungkin, tapi paling tidak akan memberi kesempatan pada mereka untuk berdua saja. Padahal Kolonel Luscombe tak tahu mau ngobrol tentang apa dengan Elvira. Dia menilai Elvira sebagai seorang gadis yang baik, tapi dia tak biasa berhubungan dengan gadis-gadis. Istrinya meninggal pada waktu melahirkan, dan bayinya, seorang anak laki-laki, dibesarkan oleh keluarga istrinya. Sedang rumah tangganya kini diurus oleh kakaknya. Kini putranya itu sudah menikah dan pergi menetap di Kenya. Cucu-cucunya berumur sebelas, lima, dan dua setengah tahun. Waktu mereka datang mengunjunginya, dia bermain sepak bola dengan mereka, ngobrol tentang pengetahuan angkasa luar, kereta api listrik, dan berayun-ayun pada kakinya. Itu mudah! Tapi dengan gadis-gadis...! Ditanyanya Elvira kalau kalau dia mau minum. Dia sudah akan menawarkan minuman ringan, tapi Elvira mendahuluinya. "Terima kasih. Saya ingin wiski campur vermouth." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Kolonel Luscombe memandangnya dengan agak ragu. Menurut dia, gadis yang berumur-berapa umurnya ya"enam belas atau tujuh belas"-tak pantas minum wiski campur vermouth. Tapi dia meyakinkan dirinya bahwa Elvira sendiri tahu mana yang terbaik. Maka dipesannyalah wiski campur vermouth dan sherryDia meneguk air ludahnya, lalu bertanya, "Bagaimana di Italia?" "Menyenangkan sekali." "Dan tempatmu kos itu" Contessa siapa itu" Apakah dia tidak terlalu kaku?" "Dia memang agak ketat. Tapi saya tak merisaukan hal itu." Pak Kolonel memandanginya. Dia tak begitu vakin apakah jawaban itu tidak berarti ganda. Dengan agak tergagap, tapi dengan cara yang lebih wajar daripada sebelumnya, dia berkata, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kurasa kita tidak saling mengenal sebagaimana mestinya. Padahal aku kan walimu, dan juga bapak permandianmu. Sulit bagiku-ya, sulit bagi seorang pelindung tua seperti aku ini-untuk mengetahui apa yang diingini seorang gadissekurang-kurangnya-aku ingin tahu apa yang harus diberikan pada seorang gadis. Setelah dia tamat sekolah, dan selesai pula mengikuti kursus tambahan. Kurasa zaman sekarang ini semuanya harus serius. Meniti karier, umpamanya. Atau mencari pekerjaan. Kita perlu membicarakan hal itu suatu saat. Adakah sesuatu yang khusus yang ingin kaulakukan?" "Saya rasa saya perlu ambil kursus sekretaris," kata Elvira tanpa semangat. "Oh. Kau ingin menjadi sekretaris rupanya." "Tidak juga." "Oh-jadi...." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Itu hanya sebagai langkah pertama," Elvira menjelaskan. Kolonel Luscombe merasa seolah-olah dia harus tahu diri. "Mengenai saudara-saudara sepupuku, keluarga Melford itu, apakah kaupikir kau akan senang tinggal dengan mereka" Kalau tidak...." "Oh, saya rasa demikian. Saya senang pada Nancy. Dan Kak Mildred baik sekali." "Jadi beres kalau begitu, ya?" "Ya, beres, sementara ini." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Luscombe tak tahu bagaimana harus menanggapi katakata itu. Ketika dia sedang menimbang-nimbang apa lagi yang harus dikatakannya, Elvira berbicara. Kata-katanya sederhana dan tepat. "Apakah saya punya uang?" tanyanya. Dia menunggu beberapa saat sebelum menyahut, sambil mengamati gadis itu dengan saksama. Kemudian dia berkata, "Ya. Kau punya uang banyak sekali. Maksudnya, kelak bila kau sudah berumur dua puluh satu tahun." "Ada pada siapa uang itu sekarang?" Dia tersenyum. "Uang itu disimpan di sebuah badan hukum perwalian. Setiap tahun diambil sebagian untuk membiayai pemeliharaan dan pendidikanmu." "Dan apakah Anda walinya?" "Aku hanya salah seorang di antaranya. Ada tiga orang." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apa yang akan terjadi bila saya meninggal?" "Aduh, aduh, Elvira, kau belum akan meninggal. Mengapa bicara omong kosong begitu?" "Mudah-mudahan saja tidak-tapi kita tak pernah tahu, bukan" Minggu yang lalu umpamanya, sebuah pesawat terbang meledak dan semua penumpangnya tewas." "Tapi hal itu tidak akan terjadi atas dirimu," kata Luscombe tegas. "Kita tak bisa tahu itu," kata Elvira. "Saya hanya ingin tahu siapa yang akan mendapatkan uang saya bila saya meninggal?" "Aku sama sekali tak tahu tentang itu," kata Pak Kolonel dengan jengkel. "Mengapa kauta-nyakan hal itu?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Mungkin saja menarik," kata Elvira sambil merenung. "Saya ingin tahu apakah akan ada artinya bagi seseorang untuk membunuh saya." "Aduh, Elvira! Percakapan ini jadi sangat tidak menyenangkan. Aku tak mengerti mengapa engkau sampai memikirkan hal-hal yang begituan." "Ah, itu kan hanya bayangan saya saja. Orang pasti ingin tahu kenyataan yang sebenarnya." "Kau kan tidak punya bayangan tentang Mafia-atau semacamnya?" "Oh, tidak. Itu pikiran yang bodoh. Siapa yang akan mendapatkan uang saya bila saya menikah?" "Kurasa suamimu. Tapi sudahlah...." "Yakinkah Anda?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tidak, aku tak yakin. Itu tergantung pada perjanjian dalam surat perwalian itu. Tapi kau kan tidak menikah, jadi mengapa risau?" Elvira tak menyahut. Dia kelihatan tenggelam dalam renungan. Akhirnya dia sadar dari renungannya dan bertanya, "Pernahkah Anda bertemu dengan ibu saya?" "Kadang-kadang. Tidak sering." "Di mana dia sekarang?" "Oh-di luar negeri." "Di luar negeri mana?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Entah di Prancis-entah di Portugal. Aku tak tahu pasti." "Pernahkah dia ingin bertemu dengan saya?" Pandangan matanya yang jernih menatap kolonel itu. Kolonel Luscombe tak tahu bagaimana harus menjawabnya. Apakah saat ini dia harus mengatakan yang sebenarnya" Atau bersikap samar" Atau terangterangan berbohong" Apa yang bisa dikatakan pada seorang gadis yang menanyakan pertanyaan yang begitu sederhana, tapi jawabannya sangat rumit" "Entahlah," sahutnya dengan rasa tak senang. Elvira memandanginya dengan murung. Luscombe benar-benar merasa tak enak. Dia telah mengacaukan keadaan. Gadis itu pasti jadi bertanya-tanya-jelas dia ingin tahu. Setiap gadis pasti begitu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Katanya, "Sudahlah, jangan pikirkan hal itu -maksudku, itu sulit dijelaskan. Ibumu, yah, agak berbeda dari...." Elvira mengangguk kuat-kuat. "Saya tahu. Saya sering membaca berita tentang dia di surat-surat kabar. Dia agak luar biasa, bukan" Pokoknya, dia bisa disebut orang yang hebat." "Ya," kolonel itu membenarkan. "Itu memang benar. Dia orang yang hebat." Dia diam sebentar, lalu melanjutkan lagi, "Memiliki seorang ibu yang hebat tidak selalu menyenangkan. Percayalah, kata-kataku itu benar." "Anda tidak mau membicarakan keadaan yang sebenarnya, bukan" Tapi saya rasa, apa yang barusan Anda katakan itu memang benar." Keduanya menoleh ke arah pintu yang berbingkai tembaga, yang menuju ke luar. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Tiba-tiba pintu itu didorong dengan kasar -suatu cara yang tak biasa terjadi di Hotel Bertram-lalu seorang pria muda masuk dengan langkah-langkah panjang. Dia langsung menuju ke meja resepsionis. Dia memakai jaket kulit berwarna hitam. Semangat hidupnya demikian berlawanan dengan Hotel Bertram yang tenang, hingga hotel itu terasa seperti sebuah museum. Sedang orang-orang yang ada di situ hanya merupakan barang-barang peninggalan dari masa lalu yang sudah berlapis debu. Dia membungkukkan tubuhnya ke arah Miss Gorringe. "Apakah Lady Sedgwick menginap di sini?" tanyanya. Kali ini Miss Gorringe tidak memperlihatkan senyum yang manis. Matanya dingin. "Ya," sahutnya Lalu dengan sangat enggan diulurkannya tangannya ke arah pesawat telepon. "Apakah Anda ingin....'" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tidak," kata anak muda itu. "Saya hanya ingin meninggalkan surat pendek untuknya." Surat kecil itu dikeluarkannya dari saku jaket kulitnya, lalu digeserkannya ke atas meja mahoni itu. "Saya hanya ingin meyakinkan diri bahwa memang ini hotelnya." Suaranya mengandung rasa tak percaya ketika dia melihat ke sekelilingnya. Lalu dia berbalik ke arah jalan masuk. Dengan tak acuh dia memandangi orang-orang yang duduk di tempat itu, termasuk Luscombe dan Elvira. Tanpa disadarinya, Luscombe tiba-tiba merasa marah. Sialan, pikirnya, bukankah Elvira ini seorang gadis yang cantik. Waktu aku masih muda, pasti terlihat olehku seorang gadis cantik, terutama bila dia berada di tengah-tengah orang-orang tua begini. Tapi anak muda itu agaknya tak mau memperlihatkan minatnya pada gadis-gadis cantik. Anak muda itu berbalik lagi ke meja resepsionis dan bertanya dengan suara agak nyaring, seolah-olah untuk menarik perhatian Miss Gorringe. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Berapa nomor telepon di sini-1129, bukan?" "Bukan," kata Miss Gorringe, "3925." "Daerah Regent?" "Bukan. Daerah Mayfair." Pria itu mengangguk. Lalu dengan cepat dia menyeberang ke arah pintu dan keluar, dengan meninggalkan pintu terayun-ayun kuat seperti saat dia masuk. Semua orang tampak menarik napas panjang karena merasa sulit untuk melanjutkan percakapan mereka. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Aduh," kata Kolonel Luscombe, seperti tak tahu apa yang harus dikatakannya. "Keterlaluan anak-anak muda zaman sekarang ini...." Elvira tersenyum. "Anda tahu siapa dia, bukan?" katanya. "Tahukah Anda siapa dia?" Suaranya mengandung rasa kagum, lalu melanjutkan, "Itu kan Ladislaus Malinowski!" "Oh, orang itu." Nama itu memang terasa tak asing bagi Kolonel Luscombe. "Dia pembalap, bukan?" "Ya. Dia juara dunia dalam kejuaraan dua tahun yang lalu. Setahun yang lalu dia mengalami tabrakan yang hebat. Banyak bagian tubuhnya yang patah. Tapi saya yakin dia akan ikut balapan lagi sekarang." Dia mengangkat kepalanya dan mendengarkan. "Itu mobil balap yang dikendarainya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Derum mesin yang nyaring menembus ke Hotel Bertram dari jalan di luar. Kolonel Luscombe menduga bahwa Ladislaus Malinowski adalah salah seorang yang dianggap pahlawan oleh Elvira. Yah, pikirnya, itu lebih baik daripada menggemari salah seorang penyanyi pop, atau anggota-anggota Beatles yang berambut gondrong, atau entah apa lagi namanya. Luscombe memang berpandangan kuno terhadap anak-anak muda. Pintu terbuka lagi. Baik Elvira maupun Kolonel Luscombe menoleh ke arah pintu itu dengan rasa ingin tahu. Tapi keadaan Hotel Bertram kini sudah normal kembali. Yang masuk hanyalah seorang biarawan tua yang berambut putih. Sesaat dia hanya berdiri sambil melihat ke sekelilingnya dengan heran, seperti seseorang yang tak tahu di mana dia berada dan bagaimana dia sampai berada di situ. Hal seperti itu tak aneh bagi Pater Pennyfather. Kadang-kadang dia mengalami keadaan, di mana dia tak ingat dari mana dia datang, ke mana akan pergi, atau untuk apa dia pergi ke sana! Hal semacam itu biasanya dialaminya ketika dia sedang berada di jalan, atau bahkan ketika sedang duduk dalam suatu rapat. Dan bahkan dia pernah mengalaminya ketika dia sedang berada di mimbar Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi katedral. Dia tak ingat apakah dia sudah membacakan khotbahnya, ataukah baru akan melakukannya. "Rasanya aku kenal orang tua itu," kata Luscombe sambil memandangnya. "Siapa dia, ya" Kalau tak salah dia sering menginap di sini. Apakah dia Abercrombie" Wakil Uskup Aber-crombie"-bukan, bukan Abercrombie, meskipun dia memang mirip dengan Abercrombie." Tanpa minat, Elvira menoleh pada Pater Pennyfather. Dibandingkan dengan seorang pembalap mobil, Pater itu sama sekali tak menarik. Dia tak pernah menaruh perhatian pada para rohaniwan. Tapi sejak dia berada di Italia, diakuinya bahwa dia merasa agak kagum pada para kardinal, yang dianggapnya seperti dalam lukisan. Wajah Pater Pennyfather menjadi cerah, lalu dia mengangguk dengan senang. Dia sudah tahu di mana dia berada. Di Hotel Bertram. Ya, tentu. Dia akan menginap di sini, dalam perjalanannya ke-ah, dalam perjalanan ke mana ya" Ke Chad-minster" Bukan, dia baru saja datang dari Chad-minster. Dia akan pergi keoh, ya-menghadiri kongres di Lucerne. Dengan wajah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi berseri-seri dia melangkah maju ke meja resepsionis. Dia disambut dengan hangat oleh Miss Gorringe. "Senang sekali bertemu dengan Anda, Pater Pennyfather. Anda kelihatan baik-baik saja." "Terima kasih-terima kasih-minggu lalu saya pilek hebat. Tapi sekarang sudah sembuh. Adakah Anda menyediakan kamar untuk saya" Saya ada menulis surat, kan?" Miss Gorringe membenarkan hal itu. "Oh, ya, Pater Pennyfather. Kami telah menerima surat Anda. Kami telah menyediakan kamar nomor 19 untuk Anda. Kamar itu Anda tempati juga waktu Anda terakhir menginap di sini." "Terima kasih-terima kasih-saya akan menempatinya selama-selama berapa lama, yaoh, ya, selama empat hari. Sebenarnya saya akan pergi ke Lucerne dan akan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi menginap di sana semalam. Tapi saya akan tetap menyewa kamar saya di sini. Saya akan meninggalkan sebagian besar barang-barang saya di sini dan hanya akan membawa sebuah tas kecil saja ke Swiss. Bisa, kan?" Miss Gorringe mengiyakan. "Semuanya akan beres. Anda sudah menerangkan semuanya dengan jelas sekali dalam surat Anda." Sebenarnya kata-kata 'dengan jelas sekali' kurang tepat. 'Seluruhnya', akan lebih tepat, karena pater itu telah menulis dengan panjang lebar. Setelah semua yang dirisaukannya selesai, Pater Pannyfather mendesah lega dan dia diantar ke kamar 19 bersama barang-barangnya. Di dalam kamar 28 Mrs. Carpenter telah melepas mahkotanya yang berwarna' ungu dari kepalanya. Lalu diletakkannya pakaian tidurnya di atas bantal di tempat Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tidur dengan rapi. Dia mengangkat kepalanya waktu Elvira masuk. "Oh, kau rupanya, Sayang. Apakah kau ingin kubantu mengeluarkan barangbarangmu?" "Tidak, terima kasih," kata Elvira dengan sopan. "Saya tidak akan mengeluarkan banyak barang." "Kau lebih suka kamar tidur yang mana" Kamar mandi ada di tengah-tengah di antara kamar kita. Mereka kusuruh menaruh barang-barangmu di kamar sebelah. Kupikir kamar ini mungkin agak ribut." "Anda baik sekali," kata Elvira datar. "Benarkah kau tak ingin kubantu?" "Tidak, terima kasih. Benar-benar tak perlu. Saya mau mandi." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya, kurasa itu baik sekali. Apakah kau mau mandi duluan" Aku harus menyelesaikan menyimpan barang-barangku ini." Elvira mengangguk. Dia masuk ke kamar mandi di sebelahnya, menutup pintunya, dan memasang grendel pintu itu. Lalu dia masuk ke kamarnya sendiri, membuka kopornya, dan melemparkan beberapa lembar baju ke tempat tidur. Setelah itu dia membuka pakaiannya, mengenakan kimono, lalu masuk ke kamar mandi dan membuka kran. Selesai mandi, dia kembali ke kamarnya sendiri, lalu duduk di tempat tidur di dekat pesawat telepon. Dia mendengarkan sebentar, kalau-kalau ada gangguan, lalu diangkatnya gagang telepon itu. "Di sini kamar 29. Bisakah Anda menyambungkan ke Regent 1129?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi 4 Di daerah perkantoran Scotland Yard sedang berlangsung semacam rapat tak resmi. Enam atau tujuh orang pria duduk dengan santai mengelilingi sebuah meja. Keenam orang pria itu adalah orang penting dalam bidangnya masing-masing. Persoalan yang sedang mendapat perhatian para pengawal hukum itu adalah suatu masalah yang sangat penting selama dua atau tiga tahun terakhir ini. Suatu jenis kejahatan yang sangat berhasil dan sangat mengganggu ketenangan masyarakat. Perampokan besar-besaran sedang meningkat. Perampokan bank, perampasan gaji pegawai, pencurian perhiasan yang dikirim melalui pos, juga perampokan kereta api. Belum sebulan yang lalu telah terjadi lagi suatu perampokan yang amat berani dan berhasil. Sir Ronald Graves, Asisten Komisaris Scotland Yard, duduk di kepala meja sebagai pemimpin. Sebagaimana kebiasaannya, dia lebih banyak mendengarkan daripada Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi berbicara. Tak ada laporan resmi yang dikemukakan pada kesempatan itu. Itu semua adalah pekerjaan rutin yang ditangani oleh CID (Bagian Intel). Sedang pertemuan itu merupakan tukar pikiran tingkat tinggi untuk merangkai gagasangagasan dari orang-orang yang meninjau persoalan dari segi pandang yang agak berbeda-beda. Sir Ronald Graves memandang anggota kelompoknya satu per satu, lalu dia mengangguk pada seorang pria di ujung meja. "Nah, Ayah," katanya, "coba kami dengar beberapa leluconmu, seperti biasa." Pria yang disebut 'Ayah' itu adalah Inspektur Kepala Fred Davy. Tak lama lagi dia akan pensiun, dan tampangnya lebih tua daripada umurnya. Sebab itulah dia dijuluki 'Ayah'. Kehadirannya selalu menimbulkan rasa senang, sikapnya selalu halus dan ramah, hingga banyak penjahat terkejut dan heran menghadapi kenyataan bahwa dia tak selalu ramah dan tak mudah ditipu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya, Ayah, kami ingin mendengar pandanganpandanganmu," kata seorang inspektur kepala yang lain. "Masalah besar," kata Inspektur Kepala Davy sambil mendesah dalam-dalam. "Ya, masalah besar. Dan mungkin akan menjadi lebih besar lagi." "Yang kaukatakan besar itu, apakah jumlahnya?" "Ya." Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Seorang pria lain yang bernama Comstock, yang berwajah tajam seperti musang dan bermata awas, menyela. "Apakah kau ingin mengatakan bahwa itu menguntungkan mereka?" "Ya dan tidak," kata Ayah. "Bisa menjadi bencana bagi mereka. Tapi sampai sejauh ini, dengan bantuan setan, mereka masih bisa menguasai keadaan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Komisaris Andrews, seorang pria berambut pirang, bertubuh kecil dan dengan pandangan mata yang menerawang, berkata sambil merenung, "Menurut saya, keadaannya lebih buruk daripada yang kita sadari. Lihat saja sebuah perusahaan kecil yang dimiliki oleh satu orang. Bila ditangani dengan baik dan besarnya usaha itu cukup, maka pasti akan berhasil. Bila perusahaan itu diperluas dengan cabang, dijadikan lebih besar, dan di tambah pegawainya, maka besarnya perusahaan itu tiba-tiba jadi tak sesuai lagi, dan keadaannya pun akan menurun. Demikian pula halnya dengan rangkaian toko-toko besar atau industri besar. Bila besarnya usaha memadai, dia akan berhasil. Bila kurang memadai, akan kurang berhasil. Segala-galanya ada ukurannya. Bila ukurannya tepat dan ditangani dengan baik, maka akan sukses." "Menurut kau, berapa besarnya masalah ini?" sergah Sir Ronald. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Lebih besar daripada yang kita duga semula," kata Comstock. Inspektur McNeill, seorang yang berwajah keras, berkata, "Menurut saya, gerakannya membesar. Ayah benar. Keadaannya berkembang terus." "Baik sekali," kata Davy. "Mungkin akan berkembang terlalu cepat, dan kemudian tak terkendalikan lagi." "Soalnya sekarang, Sir Ronald," kata McNeill, "siapa yang harus kita gerebek dan kapan?" "Ada selusin tempat yang bisa kita gerebek," kata Comstock. "Komplotan Harris terlibat di dalamnya, kita tahu itu. Lalu, ada daerah kecil di dekat Luton. Sebuah bengkel di Epsom, sebuah rumah minum di dekat Maidenhead, dan sebuah peternakan di Jalan Great North." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Adakah di antaranya yang boleh kita gerebek?" "Saya rasa tidak. Semuanya hanya kelas teri. Hanya merupakan mau rantai. Sebuah bengkel di mana mobil-mobil diubah, dan cepat-cepat diserahkan kembali; sebuah rumah minum terhormat di mana pesan-pesan disampaikan; sebuah toko pakaian bekas di mana penampilan orang bisa diubah, dan sebuah toko pakaian langganan teater mungkin juga berguna. Orang-orang itu dibayar. Mereka dibayar cukup mahal, tapi mereka benar-benar tak tahu apa-apa!" Komisaris Andrews, yang kelihatan sedang menerawang, berkata lagi, "Kita berhadapan dengan orang-orang yang berotak cemerlang. Kita belum tahu jejak mereka. Kita hanya tahu beberapa penghubung mereka, itu saja. Seperti kataku tadi, komplotan Harris ada di dalamnya, dan Marks juga terlibat dalam bidang keuangannya. Hubungan-hubungan dengan luar negeri dilakukan melalui Weber, tapi dia hanya kaki tangan. Kita sebenarnya tak punya tuduhan apa-apa atas diri salah seorang di antara mereka itu. Kita tahu bahwa Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi mereka semua punya cara tersendiri untuk saling berhubungan, juga dengan beberapa cabang komplotan itu. Tapi kita tak tahu betul bagaimana mereka melakukannya. Kita mengawasi mereka dan mengikuti mereka. Dan mereka tahu kita mengawasi mereka. Di suatu tempat ada kantor pusatnya yang besar. Yang perlu kita tangkap adalah otak perencananya." "Rasanya jaringannya besar sekali," kata Com-stock. "Aku sependapat bahwa pasti ada kantor pusat operasi yang besar di suatu tempat. Suatu tempat di mana setiap operasi direncanakan, dirinci, dan dirangkai dengan sempurna. Di tempat itu ada seseorang yang merancang semuanya, misalnya Operasi Kantong Pos atau Operasi Pembayaran Gaji. Orang-orang itulah yang harus kita cari." "Mungkin mereka bahkan tak berada di negeri ini," kata Ayah dengan tenang. "Ya, aku yakin itu benar. Mungkin mereka tinggal dalam sebuah igloo, di suatu tempat, atau dalam sebuah tenda Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi di Maroko, atau di sebuah rumah peristirahatan di pegunungan di Swiss." "Aku tak percaya adanya otak perencana itu," kata McNeill sambil menggeleng. "Itu hanya ada dalam cerita-cerita saja. Memang, tentu ada seorang kepalanya, tapi aku tak percaya adanya otak penjahat. Menurutku, mungkin ada suatu badan direksi yang pandai sekali di belakang gerakan ini. Dan gerakan ini direncanakan di pusatnya, dengan seorang ketua. Merekah berhasil dengan baik, dan mereka terus meningkatkan teknik mereka. Namun demikian...." "Ya?" tanya Sir Ronald mendorong. "Dalam suatu tim kecil yang bagaimanapun ketatnya, mungkin ada sistem pembuangan. Aku biasa menyebutnya azas kereta salju Rusia'. Sekali-sekali, bila mereka pikir kita sudah mencium jejak mereka, mereka lemparkan seorang di antara mereka. Seseorang yang menurut mereka tidak akan merugikan mereka." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Akan beranikah mereka berbuat begitu" Apakah itu tidak mengundang bahaya?" "Kurasa bisa dilakukan sedemikianrupa hingga siapa pun orangnya, dia tidak akan menyadari bahwa dia didorong dari kereta salju itu. Dia hanya menyangka bahwa dia terjatuh. Dia akan tutup mulut, karena dia pikir dia memang harus tutup mulut. Pasti begitulah keadaannya. Mereka memiliki banyak uang yang bisa mereka pertaruhkan, dan mereka mampu bertindak murah hati. Keluarganya, kalau ada, akan dijamin bila dia dipenjarakan. Bahkan mungkin bisa diatur usaha supaya dia bisa meloloskan diri." "Sudah terlalu banyak yang memakai cara itu," kata Comstock. "Kurasa kalian semua tahu," kata Sir Ronald, "bahwa tak ada gunanya kita berspekulasi lagi. Kita selalu mengucapkan hal-hal yang sama." McNeill tertawa. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Untuk apa sebenarnya Anda mengumpulkan kami, Sir?" "Yah...," Sir Ronald berpikir sebenar, "kita semuanya sependapat mengenai hal yang utama," katanya lambat-lambat. "Kita sependapat mengenai kebijaksanaan utama kita, mengenai apa yang akan kita lakukan. Kurasa akan menguntungkan bila kira menoleh ke soal-soal yang kecil, hal-hal yang tidak terlalu penting, yang hanya sedikit saja keluar dari kebiasaan. Sulit untuk menjelaskan apa maksudku, pokoknya seperti urusan dalam perkara Culver tahun yang lalu itu. Sebuah noda tinta. Ingatkah kalian" Sebuah noda tinta di sekeliling liang tikus. Mengapa seseorang harus menuangkan sebotol tinta ke dalam sebuah liang tikus" Kelihatannya tak penting. Sulit pula mendapatkan jawabannya. Tapi bila kita bisa mendapatkan jawabannya, maka jawaban itu akan menuntut kita ke arah penyelesaian. Itulah-pada garis besarnya-hal yang sedang kupikirkan. Hal-hal yang aneh. Jangan enggan mengatakan bila kalian menemukan sesuatu yang menurut kalian agak sedikit aneh. Nampaknya remeh, tapi menggelitik, karena tak biasa. Kulihat Ayah mengangguk." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya sependapat sekali dengan Anda," kata Inspektur Kepala Davy. "Ayo, Temanteman, coba kemukakan sesuatu. Bahkan kalau itu hanya seorang laki-laki yang mengenakan topi yang lucu." Tak ada tanggapan langsung. Semuanya kelihatan tak jelas dan agak ragu. "Ayolah," kata Ayah. "Aku saja yang akan maju dulu. Sebenarnya sih hanya suatu kisah lucu, tapi mungkin pantas untuk didengar. Mengenai Bank London and Metropolitan itu. Cabangnya di Carmolly Street. Ingat itu" Kita memiliki daftar penuh nomor polisi mobil-mobil, warnanya, dan mereknya. Kita minta bantuan masyarakat untuk memberikan informasi dan mereka memberikan tanggapan-hebat sekali tanggapan itu! Ada kira-kira seratus lima puluh informasi menyesatkan yang masuk! Kita berhasil menyaringnya, hingga akhirnya tinggal kira-kira tujuh buah mobil yang terlihat di sekitar tempat itu yang dicurigai. Masing-masing mobil itu mungkin ada hubungannya dengan perampokan itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya," kata Sir Ronald, "teruskan." "Ada satu atau dua mobil yang tak bisa kita lacak. Mungkin pelat nomor polisinya sudah diganti. Tak ada yang aneh mengenai hal itu karena orang sering melakukan itu. Kebanyakan di antaranya akhirnya bisa dilacak. Aku hanya akan mengemukakan satu contoh. Sebuah mobil sedan Morris Oxford, berwarna hitam, dengan nomor CMG 256, yang dilaporkan oleh seorang calon perwira. Katanya, mobil itu dikemudikan oleh Bapak Hakim Ludgrove." Ayah melihat ke sekelilingnya. Mereka sedang mendengarkannya, tapi tanpa memperlihatkan minat yang nyata. "Aku tahu," katanya, "sebagaimana biasanya informasi itu salah. Pak Hakim Ludgrove memang seorang pria tua yang mudah dikenali, antara lain karena wajahnya yang buruk. Nah, orang itu jelas bukan Pak Hakim Ludgrove, karena pada saat itu dia sedang berada di pengadilan. Dia memang memiliki sebuah mobil Morris Oxford, tapi nomornya bukan CMG 256." Dia memandang berkeliling Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi lagi. "Baiklah, baiklah. Jadi itu tak ada artinya bagi kalian. Tapi tahukah kalian, berapa nomor mobilnya" CMG 265. Mirip sekali, bukan" Suatu kekeliruan yang biasa dibuat orang kalau mencoba mengingat nomor sebuah mobil." "Maaf," kata Sir Ronald, "aku kurang mengerti...." "Tidak," kata Inspektur Kepala Davy, "memang tak ada yang perlu dimengerti, bukan" Hanya-nomor itu hampir persis dengan nomor yang sebenarnya, bukan" 265 dan 256, sama-sama CMG. Memang benar-benar suatu kebetulan kalau ada dua mobil Morris Oxford yang warnanya sama, dan nomor polisinya hanya satu angka saja bedanya, dan dengan pengemudinya yang sangat mirip dengan pemilik mobil lainnya." "Apakah maksudmu...?" "Hanya berbeda satu angka, 'kesalahan yang disengaja' di zaman sekarang. Agaknya begitulah keadaannya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Maaf, Davy. Aku masih belum mengerti." "Oh, saya rasa tak ada yang harus dimengerti. Ada sebuah mobil Morris Oxford, bernomor CMG 265, yang lewat di jalan hanya dua setengah menit setelah perampokan bank itu. Calon perwira itu mengenali pengemudi mobil itu sebagai Pak Hakim Ludgrove." "Apakah kau akan mengatakan bahwa itu memang benar Hakim Ludgrove" Jangan main-main, Davy," "Tidak, saya tidak mengatakan bahwa dia adalah Pak Hakim Ludgrove, dan bahwa dia terlibat dalam perampokan bank itu. Pada waktu itu dia sedang menginap di Hotel Bertram di Pond Street. Dan tepat pada saat itu dia sedang berada di kantor pengadilan. Semuanya terbukti dengan jelas. Yang ingin saya katakan adalah bahwa nomor dan merk mobil itu, serta pengenalan yang diberikan oleh seorang calon perwira yang kenal betul wajah Pak tua Ludgrove, adalah suatu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kebetulan yang sangat berarti. Ternyata tidak. Sayang sekali." Comstock bergerak dengan perasaan tak enak. "Ada suatu kejadian lain yang mirip kejadian itu, sehubungan dengan peristiwa perampokan toko perhiasan di Brighton. Menyangkut seorang admiral tua. Aku lupa namanya. Seorang wanita mengenali admiral itu dengan yakin di tempat kejadian itu." "Padahal bukan dia?" "Bukan. Dia berada di London malam itu. Kalau tak salah dia ke sana menghadiri jamuan makan malam dikalangan angkatan laut." "Dan dia menginap di klubnya?" "Tidak, dia menginap di sebuah hotel-kalau tak salah di hotel yang kausebutkan tadi itu, Ayah. Hotel Bertram, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi bukan" Tempat itu sepi. Kudengar banyak bekas anggota tentara menginap di sana." "Hotel Bertram," kata Inspektur Kepala Davy, sambil merenung. 5 Miss Marple terjaga ketika hari masih pagi benar, karena begitulah kebiasaannya. Dia memuji tempat tidurnya. Nyaman sekali. Dia menyeberangi kamar menuju ke jendela dan membuka gordennya. Maka masuklah sinar pagi London yang pucat. Tapi Miss Marple belum mau memadamkan lampu. Mereka telah memberinya sebuah kamar yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi bagus sekali. Itu merupakan suatu tradisi di Hotel Bertram. Kertas pelapis dindingnya bermotif bunga mawar, ada sebuah lemari mahoni berlaci-laci dan sebuah meja hias yang sesuai. Juga dua buah kursi yang bersandaran tegak, dan sebuah kursi santai yang cukup tinggi dari lantai. Ada sebuah pintu yang menuju ke kamar mandi modern, tapi dindingnya berlapis keramik yang bermotif bunga mawar pula, hingga menghilangkan kesan higienis yang kaku. Miss Marple kembali ke tempat tidurnya. Ditepuktepuknya bantalnya, lalu melihat ke jam. Pukul setengah delapan. Diambilnya buku ibadahnya yang kecil, yang selalu dibawanya ke mana-mana, dan sebagaimana biasa, dibacanya satu setengah halaman. Dia memang mengharuskan dirinya membaca buku itu sekian banyaknya dalam sehari. Lalu diambilnya pekerjaan rajutannya dan mulai merajut. Mula-mula perlahanlahan, karena jari-jarinya masih kaku dan sakit kalau dia baru bangun tidur. Tapi tak lama kemudian, kecepatannya bertambah, dan jemarinya tak sakit dan tak kaku lagi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Satu hari lagi," kata Miss Marple kepada dirinya sendiri, menyambut hari itu dengan perasaan senang. Satu hari lagi-dan kita tak tahu apa yang akan terjadi hari ini. Dia duduk dengan santai dan dia berhenti merajut, lalu membiarkan pikirannya mengalir tenang dalam Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kepalanya.... Selina Hazy.... Pondok kecil yang pernah didiaminya di St. Mary Mead, pondok yang cantik sekali-sayang, sekarang telah dipasangi genting berwarna hijau yang jelek... Kue muffin... banyak sekali menteganya... tapi enak sekali... Dan bayangkan, mereka juga menyediakan kue kacang kuno! Dia sama sekali tak menyangka bahwa segala-galanya tetap bisa seperti di masa silam... karena bagaimanapun juga, sang waktu tak pernah tinggal diam.... Dan untuk memaksakan agar waktu tinggal diam tanpa perubahan seperti ini, pasti memerlukan uang banyak.... Sedikit pun lak ada barang plastik di tempat ini!... Itu pasti memerlukan biaya, pikirnya. Apa-apa yang kuno bagaikan lukisan.... Lihat saja betapa banyaknya orang yang sekarang menginginkan bunga mawar kuno dan melecehkan teh hibrida!.... Tak ada satu pun di tempat ini yang kelihatan asli... Yah, mengapa harus asli"... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Sudah lima puluh-ah tidak, hampir enam puluh tahun yang lalu dia menginap di sini. Dan rasanya itu pun tak jelas, karena dia sudah terbiasa dengan tahun kalender yang sekarang ini. Semuanya itu benar-benar membukakan kumpulan masalah-masalah yang menarik.... Baik suasana maupun orang-orangnya.... Miss Marple menjauhkan pekerjaan rajutannya dari dirinya. "Daerah-daerah kota yang terpencil," katanya.... "Ya, daerah-daerah kota yang terpencil.... Dan sulit ditemukan..." Apakah itu ada hubungannya dengan perasaan aneh yang menggelisahkannya semalam" Perasaannya bahwa ada sesuatu yang tak beres... Orang-orang tua itu-mirip benar dengan orang yang diingatnya waktu dia menginap di sini lima puluh tahun yang lalu. Tapi pada waktu itu mereka wajar-sedang sekarang mereka tak wajar. Orang-orang tua zaman Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sekarang tak sama dengan orang-orang tua pada waktu itu. Mereka kelihatan susah dan tersiksa-karena kesulitan-kesulitan rumah tangga yang dihadapinya. Atau mereka kian kemari untuk menghadiri pertemuan dan berusaha supaya kelihatan sibuk dan mampu, lalu mereka mencat rambut mereka menjadi biru tua, atau memakai wig. Dan tangan mereka tidak lagi seperti tangan orang-orang yang dikenangnya, halus dan lembut-tangan orang-orang sekarang kasar karena kebanyakan mencuci memakai detergen.... Jadi-yah, orang-orang ini lalu kelihatan tak asli. Tapi yang penting adalah bahwa mereka benar-benar ada. Selina Hazy memang ada. Dan pria tentara tua yang tampan di sudut itu, nyata ada-Miss Marple pernah bertemu dengannya, meskipun dia tak ingat namanyadan Bapak Uskup (Robbie yang baik) sudah meninggal. Miss Marple melihat ke jamnya yang kecil. Pukul setengah sembilan. Sudah waktunya untuk sarapan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dia membaca peraturan-peraturan yang diberikan hotel-hurufnya besar-besar dan jelas hingga orang tak perlu memasang kacamatanya. Kita bisa memesan makanan lewat telepon, dengan meminta datang petugas pelayan kamar, atau dengan menekan bel pemanggil pelayan kamar. Miss Marple menekan bel pemanggil itu. Dia selalu gugup kalau harus berbicara dengan petugas pelayan kamar. Hasilnya hebat sekali. Dalam waktu singkat sekali terdengar ketukan pada pintu dan seorang pelayan kamar yang sangat memenuhi syarat muncul. Seorang pelayan kamar sungguhan yang kelihatan tak asli. Dia mengenakan baju katun bergaris-garis biru dan sebuah topi yang kelihatannya baru dicuci dan diseterika. Wajahnya merah jambu dan selalu tersenyum serta benar-benar menampakkan sifat kedesaannya. Dari mana mereka mendapatkan orang-orang seperti ini" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Miss Marple memesan sarapannya. Teh, telur rebus, dan roti. Pelayan kamar itu demikian cekatannya, hingga Miss Marple lupa menyebutkan bubur gandum atau jus jeruk. Lima menit kemudian sarapan yang dipesannya sudah datang. Dia membawa nampan yang menyenangkan, di mana terdapat sebuah teko teh bulat yang besar, susu sapi yang kental, dan sebuah kendi perak berisi air panas. Di atas roti terdapat dua buah telur rebus yang cantik. Rebusan telurnya bagus sekali. Sedang menteganya berbentuk bulatan-bulatan yang sedang besarnya. Selainya adalah selai marmalade, arbei, dan madu. Rotinya pun kelihatan enak sekali, tidak keras seperti kertas-baunya pun bau roti yang baru (bau yang paling sedap di dunia!). Ada pula sebuah apel, pir, dan pisang. Miss Marple menusukkan pisau dengan berhati-hati tapi mantap. Dia tak kecewa. Kuning telurnya yang berwarna kuning tua dan kental meleleh keluar. Ini baru telur! Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Semuanya masih panas berasap. Ini benar-benar sarapan. Seperti sarapan yang dimasaknya sendiri, tapi dia tak perlu memasaknya! Makanan itu diantarkan padanya, seolah-olah-tidak, bukan seolah-olah dia ratu-seolah-olah dia seorang wanita setengah baya yang menginap di sebuah hotel yang baik tapi tidak terlalu mahal, dengan keadaanseperti pada tahun 1909. Miss Marple menyatakan pujiannya pada pelayan kamar itu, dan dia menjawab sambil tersenyum, "Oh, ya, Madam, juru masak kami sangat berhati-hati menyiapkan sarapan." Miss Marple memandangnya dengan rasa kagum. Hotel Bertram benar-benar menyediakan segala sesuatu yang hebat. Pelayan ini umpamanya, juga hebat sekali. Diam-diam Miss Marple mencubit lengannya sendiri untuk meyakinkan dirinya. "Sudah lama Anda bekerja di sini?" tanyanya. "Baru tiga tahun lebih, Madam." "Dan sebelum itu?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya bekerja di sebuah hotel di Eastbourne. Hotel itu sangat modern dan mengikuti zaman-tapi saya lebih suka tempat yang kuno seperti ini." Miss Marple menghirup tehnya. Tanpa disadarinya, dia bersenandung perlahan-dan dengan sendirinya terucaplah kata-kata yang merupakan lirik sebuah lagu yang sudah lama terlupakan, 'Oh, di manakah kau berada selama hidupku....' Pelayan kamar itu tampak agak terkejut. "Saya terkenang sebuah lagu lama," celoteh Miss Marple, dengan nada meminta maaf. "Lagu itu pernah populer." Dia menyanyi lagi perlahan-lahan. "Oh, di mana kau berada selama hidupku...." "Mungkin Anda tahu lagu itu?" tanyanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Yaah...." Pelayan kamar kelihatan menyesal. "Barangkali lagu itu sudah terlalu tua untukmu," kata Miss Marple. "Ah, orang jadi senang bernostalgia-di tempat seperti ini." "Benar, Madam. Saya rasa banyak wanita yang menginap di sini merasa begitu." "Saya rasa, itulah antara lain sebabnya mengapa mereka datang kemari," kata Miss Marple. Pelayan kamar itu keluar. Agaknya dia sudah terbiasa dengan wanita-wanita yang suka berceloteh dan mengenang masa lalu. Miss Marple menyelesaikan sarapannya, lalu bangkit dengan santai dan senang. Dia sudah merencanakan untuk berbelanja pagi itu. Tidak terlalu banyak, supaya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tidak terlalu meletihkan-nya. Mungkin hari ini dia akan pergi ke Oxford Street, dan besok ke Knightsbridge. Dia mengatur acara dengan gembira. Kira-kira pukul sepuluh dia keluar dari kamarnya dengan perlengkapan sempurna: topi, sarung tangan, payung-sekadar persiapan, meskipun cuaca kelihatan cerahtas tangan-dan tas belanjanya yang terbagus. Pintu kamar yang berjarak dua ruangan dari kamarnya di lorong hotel terbuka dengan kasar, dan seseorang menjenguk ke luar. Dia adalah Bess Sedgwick. Dia cepat-cepat masuk kembali ke dalam kamarnya sambil menutup pintunya dengan kasar. Sambil menuruni tangga, Miss Marple berpikir-pikir. Dia lebih suka menggunakan tangga daripada lift kalau pagi-pagi begini. Itu merupakan pemanasan baginya. Langkah-langkahnya makin lama makin lambat... dan akhirnya dia berhenti. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Ketika Kolonel Luscombe sedang berjalan di sepanjang lorong dari kamarnya, pintu kamar yang terletak di bagian teratas dari tangga terbuka dengan kasar, dan Lady Sedgwick langsung berbicara padanya. "Akhirnya kau datang juga! Sudah lama aku mengintaimu-menunggu saat untuk menerkammu. Ke mana kita bisa pergi untuk berbicara" Maksudku, tanpa harus bertemu dengan kucing-kucing tua setiap saat." "Aduh, Bess. Entah ya-tapi kurasa di lantai satu setengah ada semacam ruangan tulis." "Sebaiknya kau segera masuk ke sini sebelum pelayan kamar punya pikiran yang tidak-tidak tentang kita." Dengan agak enggan Kolonel Luscombe masuk, lalu pintu segera ditutup rapat-rapat di belakangnya. "Aku tak tahu bahwa kau menginap di sini, Bess. Aku sama sekali tak mengira." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kurasa kau memang tak tahu." "Maksudku-kalau aku tahu, aku tidak akan membawa Elvira kemari. Tahukah kau-aku membawa Elvira kemari." "Ya, aku melihatnya bersamamu semalam." "Tapi aku benar-benar tak tahu bahwa kau ada di sini. Rasanya tempat ini kurang sesuai bagimu." "Mengapa tidak" Aku tak mengerti," kata Bess Sedgwick. "Ini merupakan hotel yang paling menyenangkan di London. Mengapa aku tak boleh menginap di sini?" "Kau harus mengerti bahwa aku tak punya pikiran tentang... maksudku...." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Bess Sedgwick melihat padanya, lalu tertawa. Dia sudah bersiap-siap untuk pergi. Dia mengenakan setelan berwarna gelap yang bagus potongannya dan jasnya berwarna hijau zamrud cerah. Dia kelihatan ceria dan bersemangat. Di sisinya, Kolonel Luscombe kelihatan tua dan lusuh. "Derek yang baik, jangan memandang dengan sedih begitu. Aku tidak menuduhmu mencoba mendramatisasikan pertemuan yang sentimentil antara seorang ibu dan anaknya. Hanya salah satu kebetulan saja, di mana orang-orang bertemu di suatu tempat yang tak diduga. Tapi kau harus mengusahakan untuk membawa Elvira keluar dari sini, Derek. Kau harus membawanya keluar dari sini, segera-hari ini juga." "Oh, dia memang akan pergi. Maksudku, aku membawanya kemari hanya untuk menginap beberapa malam. Nonton pertunjukan dan seba-gainya. Dia akan pergi ke rumah keluarga Melford besok." "Kasihan gadis itu, dia pasti akan merasa bosan." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Luscombe memandangnya dengan saksama. "Apakah kaupikir dia akan merasa bosan sekali?" Bess merasa kasihan pada pria itu. "Setelah merasakan seperti di rumah tahanan di Italia dulu itu, mungkin tidak juga. Dia bahkan mungkin akan merasa gembira sekali." Luscombe memberanikan dirinya. "Dengarkan, Bess. Aku terkejut sekali melihat kau berada di sini, tapi jangan kaukira-yah, mungkin-ini memang sudah diatur Tuhan. Maksudku, mungkin ini suatu kesempatan-kita sama sekali tak tahu-untuk mengerti perasaan gadis itu." "Apa maksudmu sebenarnya, Derek?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Yah, bukankah kau ibunya?" "Memang aku ibunya. Dia putriku. Lalu selama ini apa artinya kenyataan itu bagi kita, maupun di waktu yang akan datang?" "Kita tak tahu pasti. Kurasa-mungkin dia merasakannya." "Apa yang membuatmu berpikir begitu?" tanya Bess Sedgwick dengan tajam. "Sesuatu yang dikatakannya kemarin. Dia menanyakan kau ada di mana, dan apa kerjamu." Bess Sedgwick menyeberangi kamar, menuju ke jendela. Dia berdiri di sana sambil mengetuk-ngetuk ambang jendela. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kau baik sekali, Derek," katanya. "Kau punya ide yang baik. Tapi semuanya itu tak ada gunanya, malaikat penolongku yang malang. Itu harus kausadari. Semua ide itu tidak akan ada gunanya, dan mungkin malah akan berbahaya." "Oh, Bess. Berbahaya?" "Ya, ya. Berbahaya. Saya orang yang berbahaya. Sejak dulu demikian." "Tapi kalau kuingat hal-hal yang telah kaulakukan...," kata Kolonel Luscombe. "Itu urusanku sendiri," kata Bess Sedgwick. "Menantang bahaya telah menjadi semacam kebiasaan bagiku. Eh, tidak, aku tak mau menyebutnya kebiasaan. Lebih tepat kalau disebut kecanduan. Seperti obat bius. Seperti suntikan kecil heroin yang memberikan kenyamanan yang dibutuhkan oleh seorang pecandu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi selang beberapa waktu, untuk menjadikan hidup terasa cerah dan enak dijalani. Pokoknya, soal itu sudah beres. Itu sudah nasibku-atau entah apalah namanya itu. Aku tak pernah menggunakan obat-obat terlarang-aku tak pernah membutuhkannya. Bahaya-itulah candu bagiku. Tapi orang-orang yang hidup seperti aku bisa merugikan orang lain. Jadi, jangan Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo bodoh dan jangan ngotot, Derek. Jaga supaya gadis itu tetap jauh dariku. Aku tak berguna baginya. Aku hanya akan merugikannya. Kalau mungkin, bahkan jangan sampai dia tahu bahwa aku menginap di hotel ini juga. Teleponlah keluarga Melford dan bawa dia ke sana hari ini juga. Carilah alasan tentang adanya hal yang mendesak...." Kolonel Luscombe bimbang. Dia menarik-narik kumisnya. "Kurasa kau salah, Bess," katanya, lalu mendesah. "Dia bertanya kau ada di mana. Kukatakan bahwa kau berada di luar negeri." "Ya, aku memang akan ke luar negeri dua belas jam lagi. Jadi semuanya sudah cocok." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Bess Sedgwick mendekati kolonel itu. Diciumnya ujung dagu si kolonel, lalu diputarnya tubuh pria itu seolah-olah akan diajaknya bermain ular naga. Dibukanya pintu, lalu dengan halus didorongnya kolonel itu keluar. Waktu pintu tertutup di belakangnya, Kolonel Luscombe melihat seorang wanita tua membelok di tikungan dari arah tangga. Wanita tua itu sedang bergumam sendiri sambil melihat ke dalam tasnya, "Aduh, aduh. Pasti barang itu tertinggal di kamar." Dia melewati Kolonel Luscombe, seolah-olah tanpa mengacuhkannya. Tapi, begitu Pak Kolonel menuruni tangga, Miss Marple berhenti di depan pintu kamarnya dan memandangnya dengan tajam. Lalu dia melihat ke arah pintu Bess Sedgwick. "Jadi laki-laki itulah yang ditunggunya," gumamnya. "Aku ingin tahu untuk apa." Pater Pennyfather, yang merasa tubuhnya lebih kuat setelah sarapan, berjalan menyeberangi ruang duduk. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dia tak lupa meninggalkan kunci kamarnya di meja resepsionis. Dia mendorong pintu depan, lalu keluar. Kemudian dia diantar masuk ke dalam sebuah taksi oleh petugas penjaga pintu yang orang Irlandia itu. Itu memang tugasnya. "Ke mana, Pater?" "Aduuh," kata Pater Pennyfather kebingungan. "Tunggu, coba kuingat dulu-mau ke mana aku, ya?" Lalu lintas di Pond Street macet beberapa menit selama Pater Pennyfather dan petugas itu memperbincangkan hal itu. Akhirnya Pater Pennyfather dapat mengingat sesuatu dan taksi pun meluncur ke arah British Museum. Petugas penjaga pintu itu tetap berdiri di trotoar sambil tertawa lebar. Dan karena kelihatannya tak ada orang lain yang mau keluar, maka dia berjalan-jalan saja di depan hotel sambil menyiulkan lagu lama perlahan-lahan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Salah satu jendela kamar di lantai satu Hotel Bertram dibuka lebar-lebar. Tapi petugas itu sama sekali tidak menoleh, sampai tanpa diduganya seseorang berbicara padanya melalui jendela yang terbuka itu. "Rupanya kau di sini terdampar, Micky. Bagaimana kau sampai berada di tempat ini?" Laki-laki itu berputar dengan terkejut-lalu dia terbelalak. Lady Sedgwick menjulurkan kepalanya melalui jendela yang terbuka itu. "Apakah kau tak kenal lagi padaku?" tanyanya. Wajah laki-laki itu tiba-tiba berubah, pertanda dia mengenalnya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Astaga, si kecil Bessie rupanya! Bayangkan! Setelah sekian lama. Bessie kecil." "Tak ada orang yang menyebutku Bessie kecuali kau. Nama yang jelek. Apa kerjamu selama bertahun-tahun ini?" "Yah, macam-macamlah," sahut Micky dengan berhati-hati. "Aku memang tak pernah menjadi bahan berita seperti kau. Aku sering membaca tentang kegiatan-kegiatanmu dalam surat-surat kabar." Bess Sedgwick tertawa. "Bagaimanapun juga, hidupku lebih baik daripada hidupmu," katanya. "Kau terlalu banyak minum. Dari dulu kau begitu." "Hidupmu baik, karena kau banyak uang." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Uang pun tidak akan ada gunanya bagimu. Kau pasti akan minum lebih banyak dan keadaanmu akan lebih parah lagi. Pasti begitu! Bagaimana kau sampai di sini" Itu yang ingin kuketahui. Bagaimana kau sampai bisa diterima bekerja di sini?" "Aku memerlukan pekerjaan. Dan aku punya ini...," tangannya menepuk medali-medali yang berderet-deret di dadanya. "Ya, aku tahu." Dia merenung. "Semuanya asli, kan?" "Tentu saja asli. Mengapa tidak?" "Oh, aku percaya padamu. Kau memang pemberani. Dan kau memang seorang pejuang yang baik. Ya, kau memang cocok menjadi tentara. Aku yakin itu." "Tentara memang berguna dalam masa perang, tapi dalam masa damai tak ada gunanya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Jadi kau mau bekerja begini. Aku sama sekali tak menyangka-" Dia berhenti. "Apa yang sama sekali tak kausangka, Bessie?" "Tak apa-apa. Rasanya aneh bertemu denganmu lagi setelah sekian tahun." "Aku tak lupa," kata pria itu. "Aku tak pernah melupakan kau, Bessie cilik. Kau gadis yang cantik! Gadis kecil yang cantik." "Waktu itu aku gadis yang tolol sekali," kata Lady Sedgwick. "Itu memang benar. Kau tak punya akal sehat. Bila kau punya akal sehat, kau tidak akan mau berhubungan dengan aku. Tapi kau pandai sekali menunggang kuda. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Ingatkah kau kuda betina itu-siapa namanya, ya"-ya, Molly O'Flynn. Dia galak sekali." "Kaulah satu-satunya orang yang bisa menungganginya," kata Lady Sedgwick. "Dia ingin sekali melemparkan aku, kalau saja dia bisa! Waktu disadarinya bahwa dia tak bisa, dia mengalah. Ah, dia benar-benar cantik. Tapi bicara tentang menunggang kuda, tak ada wanita lain di daerah itu yang lebih pandai daripada kau. Alangkah cantiknya kau bila sedang duduk di punggung kuda. Kau tak pernah takut, sekejap pun! Dan kurasa, begitulah kau selamanya. Pesawat terbang, mobil balap." Bess Sedgwick tertawa. "Aku harus menyelesaikan surat-suratku." Dia menarik dirinya dari jendela. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Micky bersandar pada pagar hotel. "Aku tak pernah melupakan Ballygowlan," katanya bersungguh-sungguh. "Kadang-kadang timbul niatku untuk menulis surat padamu..." Suara Bess Sedgwick terdengar keras, waktu bertanya, "Apa maksudmu, Mick Gorman?" "Aku hanya mengatakan bahwa aku tak lupa -segala-galanya. Aku hanya inginmengingatkan kau." Suara Bess Sedgwick tetap bernada keras, "Bila maksudmu adalah seperti yang kuduga, sebaiknya kaudengar nasihatku. Bila aku mendapat kesulitan gara-gara kau, kutembak kau seperti aku menembak seekor tikus saja. Aku pernah menembak beberapa orang..." "Di negara-negara asing, mungkin bisa...." "Di negara-negara asing atau di sini-semuanya sama saja bagiku." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya, Tuhan. Tapi aku percaya kau bisa berbuat begitu!" suaranya mengandung rasa kagum. "Di Ballygowlan...." "Di Ballygowlan," Bess Sedgwick memotong bicaranya, "orang tuaku telah membayarmu supaya kau tutup mulut. Dan bayarannya tinggi. Kau telah menerima uang itu. Tapi kau tidak akan menerima apa-apa dari aku, jadi jangan mimpi." "Kisah romantis yang bagus untuk surat-surat kabar hari Minggu...." "Kau sudah mendengar apa kataku." "Ah," kata Micky tertawa, "aku kan tak serius, aku hanya bercanda. Aku tidak akan mau melakukan apa-apa yang akan merugikan Bessie cilikku. Aku akan tutup mulut." "Sebaiknya begitu," kata Lady Sedgwick. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Ditutupnya jendelanya. Dia menatap ke meja tulis di hadapannya. Terlihat olehnya suratnya yang belum selesai. Diambilnya surat itu, dibaca-nya sekali lagi, lalu dikepalnya dan dilemparkannya ke dalam keranjang sampah. Kemudian dengan kasar dia bangkit dari tempat duduknya, lalu keluar dari kamar. Dia sama sekali tak menoleh ke sekitarnya sebelum dia pergi. Kamar-kamar tulis yang berukuran agak kecil di Hotel Bertram sering kali kelihatan kosong, padahal sebenarnya tidak. Di jendela terdapat dua buah meja tulis yang cukup lengkap. Di sebelah kanan ada sebuah meja, di mana terdapat beberapa majalah. Di sebelah kiri ada dua buah kursi yang bersandaran tinggi sekali menghadap ke perapian. Kursi-kursi itulah yang paling disukai oleh orang-orang bekas anggota tentara dan angkatan laut. Mereka suka duduk di situ untuk menyendiri. Di situ mereka bisa tertidur dengan nyaman sambil menunggu waktu minum teh. Siapa pun yang datang untuk menulis surat biasanya bahkan tidak melihat mereka. Pada pagi hari kursi-kursi itu kurang diminati. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Tapi kebetulan pada pagi yang khusus itu kedua kursi tersebut diduduki. Seorang wanita tua duduk di salah satunya, dan yang sebuah lagi diduduki oleh seorang gadis. Setelah peristiwa di atas tadi, gadis itu lalu bangkit. Dia berdiri sebentar sambil melihat dengan rasa yang tak yakin ke arah pintu, yang baru saja dilalui Lady Sedgwick waktu dia keluar. Lalu perlahan-lahan gadis itu berjalan ke arah pintu itu. Wajah Elvira Blake tampak pucat sekali. Lima menit kemudian wanita tua itu pun bergerak. Miss Marple merasa bahwa istirahat pendek yang selalu dilakukannya, setelah dia berpakaian dan turun dari lantai atas, ternyata cukup lama juga. Sudah tiba waktunya untuk pergi dan menikmati kesenangankesenangan kota London. Dia bisa berjalan sampai ke Piccadilly, lalu naik bus nomor 9 ke High Street, Kensington, atau dia bisa berjalan di sepanjang Bond Street, lalu naik bus nomor 25 untuk pergi ke Toserba Marshall and Snelgrove. Atau bisa juga dia naik bus nomor 25 yang berlawanan arah, yang seingatnya akan bisa membawanya ke Toko Army and Navy. Ketika melewati pintu depan, dia masih tenggelam dalam pikiran-pikiran yang menyenangkan itu. Petugas penjaga pintu yang orang Irlandia itu sudah kembali pada Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tugasnya, dan dia membantu Miss Marple mengambil keputusan. "Anda pasti memerlukan taksi. Ma am, katanya tegas. "Saya rasa tidak," sahut Miss Marple. "Saya rasa, saya bisa naik bus nomor 25 di dekat sini-atau bus nomor dua yang dari Park Lane." "Masakan Anda mau naik bus," kata petugas itu. "Berbahaya sekali melompat naik ke bus bila Anda sudah berumur. Cara bus-bus itu mulai berjalan dan berhenti dan berjalan lagi membuat kita terlompat-lompat. Para pengemudi zaman sekarang ini tak punya perasaan. Sebaiknya saya panggilkan taksi untuk Anda, dan Anda akan bisa pergi ke mana saja yang Anda inginkan bagaikan seorang ratu." Miss Marple berpikir sebentar, lalu menyerah. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Baiklah," katanya, "barangkali memang lebih baik saya naik taksi." Petugas itu tak perlu bersusah-payah memanggil taksi. Baru saja dia menjentikkan jari-jarinya, sebuah taksi sudah muncul seperti disulap. Miss Marple dibantu masuk ke taksi dengan sangat hati-hati. Pada saat itu dia pun memutuskan untuk pergi ke Toko Robinson and Cleaver saja dan melihat-lihat persediaan perlengkapan tempat tidur yang bagusbagus dari bahan linen asli. Dia duduk santai di taksi itu, dan sebagaimana yang diramalkan petugas tadi, dia merasa bagaikan seorang ratu. Pikirannya dipenuhi oleh bayangan-bayangan indah tentang alas tempat tidur linen, sarung-sarung bantal linen, dan serbetserbet piring, juga lap-lap dapur yang bagus tanpa gambar-gambar pisang, buah zaitun, atau anjing yang sedang mengadakan pertunjukan, atau gambar-gambar lain yang hanya akan menjengkelkan kalau kita sedang mencuci piring. Lady Sedgwick datang ke meja resepsionis. "Mr. Humfries ada di dalam?" tanyanya. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ada, Lady Sedgwick." Miss Gorringe kelihatan terkejut. Lady Sedgwick melewati bagian belakang meja, mengetuk pintu, dan langsung masuk tanpa menunggu jawaban. Mr. Humfries mengangkat mukanya. "Apa... ?" "Siapa yang menerima laki-laki bernama Michael Gorman bekerja disini?" Mr. Humfries agak tergagap. "Parfitt berhenti-dia mengalami kecelakaan mobil sebulan yang lalu. Kami tentu harus cepat-cepat mencari gantinya. Laki-laki itu kelihatannya baik-baik. Surat-surat pengantarnya beres-dia bekas tentarariwayat hidupnya baik. Mungkin tidak begitu cerdas, tapi kadang-kadang itu malah lebih baik. Apakah Anda mendengar atau mengetahui sesuatu yang tak baik tentang dia?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Cukup banyak hingga aku tidak menginginkan dia di sini " "Kalau Anda berkeras," kata Humfries, "akan kami pecat...." "Jangan," kata Lady Sedgwick lambat-lambat. "Sekarang sudah terlambat. Biar sajalah." 6 "Elvira." "Halo, Bridget." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Elvira Blake memasuki pintu rumah nomor 180 di Onslow Square. Sebelumnya sahabatnya Bridget, yang telah melihatnya melalui jendela di atas, langsung berlari turun untuk membukakan pintu. "Mari kita ke lantai atas," kata Elvira. "Ya, sebaiknya begitu. Kalau tidak kita diganggu Mami." Kedua gadis itu berlari menaiki tangga. Dengan demikian mereka terhindar dari ibu Bridget, yang baru keluar dari kamar tidurnya sendiri, dan berjalan menuju ke tangga. Tapi dia terlambat. "Kau benar-benar beruntung tak punya ibu," kata Bridget dengan agak terengah, Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo setelah mengajak temannya ke kamar tidurnya dan menutup pintunya rapat-rapat. "Maksudku, Mami memang baik dan menyayangiku, tapi dia terlalu banyak bertanya! Pagi, siang, dan malam. Akan pergi ke mana kau, dan mau bertemu dengan siapa kau" Atau apakah mereka itu bersepupu dengan seseorang yang sama nama Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi keluarganya di Yorkshire! Maksudku, pertanyaanpertanyaan yang tak ada gunanya." "Kurasa itu karena tak ada lain yang harus mereka pikirkan," kata Elvira raguragu. "Dengarkan, Bridget. Ada sesuatu yang sangat penting yang harus kulakukan, dan kau harus membantuku." "Baiklah, kalau aku bisa. Soal apa sih-seorang laki-laki?" "Bukan, bukan soal itu." Bridget kelihatan kecewa. "Aku harus pergi ke Irlandia untuk selama dua puluh empat jam atau lebih, dan kau harus melindungiku." "Ke Irlandia" Untuk apa?" "Aku tak bisa menceritakan semuanya padamu sekarang. Aku tak sempat lagi. Aku harus menemui waliku, Kolonel Luscombe, di Restoran Prunier untuk makan siang pukul setengah dua." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apa yang telah kaulakukan terhadap Mrs. Carpenter?" "Aku menyelinap melarikan diri darinya di Toko Debenham." Bridget cekikikan. "Dan setelah makan siang mereka akan membawaku ke rumah keluarga Melford. Aku harus tinggal di rumah mereka sampai aku berumur dua puluh satu tahun." "Aduh, mengerikan sekali!" "Kuharap aku bisa tahan. Kak Mildred itu mudah sekali dibohongi. Sudah diatur bahwa aku akan mengikuti bermacam-macam kursus. Ada suatu tempat yang bernama World of Today (Dunia Masa Kini). Mereka membawa para pesertanya melihat-lihat museummuseum, ke sanggar-sanggar lukisan, mendengarkan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi ceramah-ceramah, mengunjungi House of Lords (Dewan Perwakilan para Ningrat), dan sebagainya. Semuanya direncanakan demikian, hingga tak ada orang menyadari apakah dia memang perlu berada di suatu tempat atau tidak! Pokoknya kita akan mengatur banyak hal." "Kurasa kita akan bisa." Bridget cekikikan. "Waktu di Italia juga bisa, bukan" Bu Macaroni mengira bahwa dia ketat sekali, ya" Padahal banyak yang kita lakukan yang tidak diketahuinya." Kedua gadis itu tertawa girang, menyadari betapa banyak pelanggaran yang telah berhasil mereka lakukan. "Tapi kita perlu banyak perencanaan waktu itu," kata Elvira. "Dan banyak berbohong," kata Bridget. "Pernahkah kau mendengar berita tentang Guido lagi?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ada. Dia menulis surat panjang dengan memakai nama Ginevra, seolah-olah surat itu dari seorang teman wanita. Tapi, kuminta kau jangan banyak bicara. Banyak sekali yang harus kita lakukan, dan waktunya hanya satu setengah jam untuk menyelesaikannya. Nah, sekarang pertama-tama dengarkan saja dulu. Besok aku harus memenuhi janji menemui dokter gigi. Itu mudah, aku bisa menundanya melalui telepon-atau kau juga bisa melakukannya dari sini. Lalu kira-kira tengah hari, tolong kautelepon keluarga Melford. Kau mengaku sebagai ibumu, dan jelaskan bahwa dokter gigi memintaku untuk datang lagi esok harinya hingga aku harus menginap di rumahmu." "Itu mudah saja. Mereka tentu akan berkata betapa baik hatinya kami. Tapi seandainya kau tak kembali esok harinya bagaimana?" "Maka kau harus menelepon lagi." Bridget kelihatan bimbang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Sebelum itu masih ada banyak waktu untuk merencanakan sesuatu," kata Elvira tak sabaran. "Yang merisaukan hatiku sekarang ini adalah uang. Kurasa kau juga tak punya, ya?" Elvira berbicara tanpa banyak harapan. "Hanya dua pound." "Tak ada gunanya. Aku harus membeli karcis pesawat terbang. Aku sudah memeriksa jadwal penerbangan ke sana yang hanya kira-kira dua jam saja. Tergantung pada berapa lama yang akan kubutuhkan untuk menyelesaikan urusanku di sana." "Tak bisakah kau menceritakan padaku apa yang akan kaulakukan di sana?" "Tidak, tak bisa. Tapi sangat, sangat penting sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Suara Elvira terdengar lain, hingga Bridget melihat padanya dengan heran. "Apakah ada masalah, Elvira?" "Ya." "Apakah masalahnya tak boleh diketahui oleh siapa pun juga?" "Ya, begitulah. Sesuatu yang sangat rahasia sifatnya. Aku harus menyelidiki apakah sesuatu benar-benar telah terjadi atau tidak. Aku kesal sekali mengenai uang, padahal aku sebenarnya kaya sekali. Waliku mengatakan hal itu padaku. Tapi mereka hanya memberikan uang saku yang sedikit sekali, sekadar untuk membeli pakaian. Padahal begitu kuterima uang itu langsung habis." "Apakah walimu-Kolonel Thingummybob itu-tak mau meminjamimu uang?" "Percuma saja. Dia akan bertanya banyak hal dan ingin tahu untuk apa aku memerlukannya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Astaga, benar juga. Aku tak mengerti mengapa semua orang suka bertanya banyak hal. Tahukah kau, bila ada seseorang menelepon aku Mami pasti bertanya dari siapa itu" Padahal itu sebenarnya kan bukan urusannya!" Elvira membenarkannya, tapi pikirannya dipenuhi hal lain. "Pernahkah kau menggadaikan sesuatu, Bridget?" "Tak pernah. Kurasa aku juga tak tahu bagaimana caranya." "Kurasa mudah saja," kata Elvira. "Pergi saja ke toko perhiasan yang bertanda tiga buah bola di atas pintunya. Begitu saja, bukan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tapi aku tak punya apa-apa yang pantas digadaikan," kata Bridget. "Apakah ibumu tak punya perhiasan?" "Kurasa sebaiknya kita jangan meminta bantuannya." "Mungkin sebaiknya tidak. Tapi barangkali kita bisa mengambil sesuatu secara diam-diam." "Oh, kurasa kita tak bisa melakukannya," kata Bridget terkejut. "Tak bisa, ya" Yah, mungkin kau benar. Tapi aku yakin dia tidak akan tahu. Kita bisa mengembalikannya sebelum dia merasa kehilangan.... Oh, aku tahu. Kita pergi saja ke toko Mr. Bollard." "Siapa Mr. Bollard?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Oh, dia pemilik toko perhiasan langganan keluargaku. Aku selalu membawa arlojiku ke sana untuk diperbaiki. Dia sudah kenal padaku sejak aku berumur enam tahun. Mari, Bridget, kita pergi ke sana sekarang juga. Kita masih ada waktu." "Sebaiknya kita pergi lewat jalan belakang," kata Bridget, "supaya Mami tidak bertanya ke mana kita pergi." Di depan Toko Bollard and Whitley yang sudah lama berdiri di Bond Street kedua gadis itu mengatur rencana terakhir. "Kau betul-betul mengerti kan, Bridget?" "Kurasa ya," kata Bridget, suaranya agak kurang gembira. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Pertama-tama," kata Elvira, "mari kita cocokkan dulu arloji kita." Bridget menjadi agak ceria. Ungkapan yang umum itu memberikan efek yang menyenangkan. Dengan bersungguh-sungguh mereka mencocokkan arloji mereka. Bridget mempercepat arlojinya satu menit. "Saatnya tepat dua puluh lima menit lagi," kata Elvira. "Aku akan punya cukup banyak waktu. Mungkin lebih banyak daripada yang kubutuhkan. Tapi itu lebih baik." "Tapi seandainya...," kata Bridget. "Seandainya apa?" tanya Elvira. "Maksudku-seandainya aku benar-benar ditabrak?" "Kau pasti tidak akan ditabrak," kata Elvira. "Kau akan menyadari betapa cepatnya kau kalau berjalan, dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi semua lalu lintas di London ini sudah terbiasa berhenti dengan mendadak. Pokoknya beres." Bridget benar-benar ragu. "Kau tidak akan mengecewakan aku kan, Bridget?" "Baiklah," sahut Bridget, "aku tidak akan mengecewakan kau." "Bagus," kata Elvira. Bridget menyeberangi Bond Street ke sisi yang lain, sedang Elvira mendorong pintu Toko Messrs. Bollard and Whitley hingga terbuka. Toko itu adalah toko perhiasan dan pembuat arloji yang sudah lama berdiri. Di dalam suasananya menyenangkan dan tenang. Seorang pria berjas panjang menghampiri Elvira dan bertanya padanya apa yang bisa dilakukannya untuknya. "Bisakah saya bertemu dengan Mr. Bollard?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Mr. Bollard" Siapa Anda?" "Miss Elvira Blake." Pria itu menghilang dan Elvira berjalan ke meja pajangan. Di meja yang permukaannya dari kaca itu bros-bros, cincin, dan gelang-gelang memamerkan diri dengan latar belakang beludru yang sesuai warnanya. Sebentar kemudian Mr. Bollard muncul. Dia adalah seorang pria tua yang sudah berumur enam puluh tahun. Dialah patner senior dalam perusahaan itu. Dia menyapa Elvira dengan hangat dan ramah. "Oh, Miss Blake. Anda ada di London, rupanya. Senang sekali bertemu dengan Anda. Nah, apa yang bisa saya lakukan untuk Anda?" Elvira mengeluarkan sebuah arloji kecil yang halus. "Arloji ini jalannya tak beres," kata Elvira. "Bisakah Anda memeriksanya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Oh, ya, tentu bisa. Sama sekali tak sulit." Mr. Bollard mengambil arloji itu dari Elvira. "Ke alamat mana harus saya kirimkan nanti?" Elvira memberikan alamatnya. "Lalu ada satu hal lagi," katanya. "Wali saya -Kolonel Luscombe-Anda pasti kenal padanya..." "Ya, tentu kenal." "Dia bertanya pada saya, apa yang saya inginkan untuk hadiah Natal," kata Elvira. "Dianjurkannya saya untuk datang kemari dan melihat-lihat barang-barang di sini. Dia bertanya apakah dia perlu ikut saya, saya katakan saya lebih suka datang sendirian dulu-karena saya selalu merasa malu. Bagaimana pendapat Anda" Maksud saya, mengenai harganya dan sebagainya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Yah, itu memang perlu dipertimbangkan," kata Mr. Bollard dengan wajah berseri-seri dan bersikap seperti seorang paman. "Lalu apa yang Anda ingini, Miss Blake" Sebuah bros, gelang-atau cincin?" "Saya rasa broslah yang paling berguna," kata Elvira. "Tapi bagaimana, ya"-bolehkah saya melihat bermacam-macam barang dulu?" Dia memandang pria itu dengan memohon. Dan pria itu tersenyum dengan simpatik. "Tentu, tentu. Sama sekali tak enak kalau kita harus mengambil keputusan terlalu cepat, bukan?" Selama lima atau enam menit berikutnya mereka lalui dengan menyenangkan. Mr. Bollard membantu dengan segala senang hati. Silih berganti barang-barang dikeluarkannya dari beberapa buah kotak. Bros-bros dan gelang-gelang bertumpukan di atas sehelai beludru yang digelarkan di hadapan Elvira. Gadis itu sekalisekali berputar ke samping untuk melihat dirinya di kaca, mencoba bagus tidaknya sebuah bros atau sebuah bandulan kalung. Akhirnya, dengan agak ragu, sebuah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi gelang kecil yang cantik, sebuah arloji bertatahkan berlian, dan dua bros disisihkan. "Barang-barang ini kita catat nanti," kata Mr. Bollard, "lalu bila Kolonel Luscombe datang ke London kelak, mungkin dia bisa mampir dan Sepasang Pendekar Dari Selatan 2 Roro Centil 14 Manusia Beracun Cambuk Getar Bumi 2