Hotel Bertram 2
Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie Bagian 2 menentukan sendiri apa yang ingin diberikannya pada Anda." "Saya rasa itu cara yang terbaik," kata Elvira. "Supaya dia lebih merasa bahwa dia sendirilah yang telah memilih hadiah itu untuk saya, bukan?" Matanya yang cemerlang dan biru memandang wajah penjual barang-barang perhiasan itu. Pandangan mata itu telah pula melihat, bahwa saat itu tepat dua puluh lima menit lewat jam yang telah mereka tentukan. Di luar terdengar derit rem mobil dan teriakan nyaring seorang gadis. Mau tak mau mata semua orang yang ada di dalam toko itu beralih ke arah jendela toko yang menghadap ke Bond Street. Gerakan tangan Elvira di atas meja pajangan di hadapannya, yang lalu langsung masuk ke saku mantelnya yang terjahit dengan apik, demikian cepatnya dan tak kentara, hingga hampir-Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi hampir rak kelihatan meskipun umpamanya ada orang yang melihatnya. "Tsk, tsk," kata Mr. Bollard, sambil berbalik kembali setelah melihat ke jalan. "Hampir saja terjadi kecelakaan. Dasar gadis tolol! Seenaknya saja dia menyeberangi jalan." Elvira sudah berjalan ke arah pintu. Dia melihat ke arlojinya dan terpekik terkejut. "Aduh, saya sudah terlalu lama di sini. Saya akan ketinggalan kereta api untuk kembali. Terima kasih banyak, Mr. Bollard. Tolong jangan lupa empat barang itu, ya?" Semenit kemudian dia sudah berada di luar. Dia membelok ke kiri dengan agak terengah, lalu ke kiri lagi. Akhirnya dia tiba dan berhenti di bawah atap sebuah toko sepatu. Sebentar kemudian, Bridget mendatanginya dengan terengah-engah. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Aduuh," kata Bridget, "aku ketakutan sekali. Kupikir aku benar-benar akan mati ditabrak. Dan kaos kakiku sobek." "Tak apalah," kata Elvira. "Mari." Dia menyeret temannya itu cepat-cepat menyusuri jalan, dan membelok lagi di tikungan sebelah kanan. "Apakah-semuanya-beres ?" Elvira memasukkan tangannya ke dalam sakunya dan mengeluarkan sebentuk gelang bermata berlian dan safir. "Wah, Elvira, berani sekali kau!" "Sekarang, Bridget, kau harus ikut ke toko pegadaian yang sudah kita tandai. Nanti kau yang masuk dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tanyakan berapa harga gadai barang ini. Mintalah seratus pound." "Apakah kaupikir-bagaimana seandainya mereka berkata-maksudku-maksudku, mungkin barang itu sudah tercantum dalam daftar barang-barang hilang..." "Jangan tolol. Bagaimana bisa terdaftar begitu cepat" Mereka belum lagi tahu bahwa barang itu hilang." "Tapi, Elvira, bila mereka sampai tahu bahwa barang itu hilang, mereka akan menduga-mungkin mereka tahu bahwa kau yang mengambilnya." "Mungkin mereka akan berpikir begitu-kalau kehilangan itu cukup cepat ketahuan." "Nah, mereka lalu akan melapor ke polisi, dan...." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dia berhenti waktu dilihatnya Elvira menggeleng lambat-lambat, hingga rambutnya terayun-ayun ke kiri dan ke kanan. Dan tepi-tepi bibirnya terangkat ke atas, menyunggingkan sebuah senyuman yang penuh teka-teki. "Mereka tidak akan lapor ke polisi, Bridget. Apalagi kalau mereka tahu bahwa aku yang telah mengambilnya." "Mengapa-maksudmu... ?" "Telah kukatakan padamu, aku akan mendapatkan uang banyak sekali bila aku berumur dua puluh satu tahun. Aku akan bisa membeli banyak perhiasan dari mereka. Mereka tidak akan membesar-besarkan soal yang memalukan itu. Ayolah, dan ambil uangnya secepat mungkin. Setelah itu pergilah ke kantor Biro Perjalanan Aer Lingus dan belikan aku tiket-aku harus langsung naik taksi ke Prunier. Aku sudah terlambat sepuluh menit. Kita akan bertemu lagi kira-kira pukul setengah sebelas besok." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ah, Elvira, alangkah baiknya kalau kau tidak begitu berani menantang bahava," erang Bridget. Tapi Elvira sudah menghentikan sebuah taksi. Miss Marple menghabiskan waktunya dengan sangat menyenangkan di Toko Robinson and Cleaver. Dia membeli perlengkapan tempat tidur yang halus, tapi mahal-dia menyukai perlengkapan dari linen karena seratnya dan karena kesejukannya. Selain dari itu dia juga memanjakan dirinya dengan membeli lap pengering piring bertepi merah yang bermutu baik. Sulit sekali mendapatkan lap piring yang baik sekarang ini! Yang dijual orang hanya barang-barang yang pantasnya menjadi hiasan alas meja saja, yang bergambar lobak dan udang besar, atau Menara Eiffel atau Trafalgar Square, atau bermacam-macam jeruk yang berserakan. Setelah memberikan alamatnya di St. Mary Mead, Miss Marple menemukan bus yang tepat, yang membawanya ke Toko Army and Navy. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Jauh di masa lalu toko itu sering didatangi oleh bibi Miss Marple. Waktu itu keadaannya tentu jauh berbeda. Pikiran Miss Marple melayang kembali pada bibinya, Tante Helen, yang selalu mencari pelayan khususnya di bagian bahan-bahan keperluan dapur. Lalu duduk dengan nyaman di sebuah kursi. Dia mengenakan topi kecilnya dan mantel poplin hitam. Dan berlangsunglah belanja yang berkepanjangan. Tanpa buru-buru. Tante Helen mengingat-ingat bahan-bahan keperluan apa saja yang bisa dibelinya dan disimpannya untuk digunakan kemudian hari. Bahan-bahan untuk keperluan Natal sudah dilengkapi, dan Paskah yang masih lama pun sudah dipikirkan. Jane kecil mulai agak gelisah, dan disuruh pergi melihat-lihat bagian gelas-gelas untuk menyenangkan hatinya. Setelah selesai berbelanja, Tante Helen lalu bertanya panjang lebar pada pelayan toko pilihannya itu tentang ibunya, istrinya, putranya yang kedua, dan iparnya yang lumpuh. Setelah sepanjang pagi berlalu dengan sangat menyenangkan, Tante Helen pun akan bertanya dengan cara bergurau zaman itu, katanya, "Bagaimanakah kalau gadis kecilku diajak pergi makan?" Setelah itu mereka lalu masuk ke lift dan naik ke lantai empat untuk makan. Selesai makan, mereka selalu minum es sirup arbei. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Setelah itu mereka membeli seperempat kilo permen coklat kopi, lalu naik mobil untuk pergi nonton pertunjukan siang. Toko Army and Navy tentu sudah banyak mengalami perubahan sejak itu. Bahkan sekarang serasa sulit mengenalinya kembali dibandingkan dengan masa lalu itu. Tempat itu lebih ceria dan lebih cerah. Miss Marple yang selalu tersenyum bila teringat masa lalu tidak merasa keberatan melihat perubahan yang menyenangkan itu. Restorannya masih ada, dan dia pergi ke sana untuk memesan makan siang. Ketika dia sedang memperhatikan daftar nama-nama makanan dengan teliti dan kemudan memutuskan apa yang akan dimakannya, dia melihat ke seberang ruangan. Dan alisnya pun terangkat sedikit. Suatu kebetulan yang sungguh-sungguh luar biasa! Di tempat itu dilihatnya wanita yang baru saja ditemuinya kemarin. Padahal dia sudah sering melihat foto-fotonya di surat-surat kabar -pada peristiwa-peristiwa pacuan kuda di Bermuda, atau sedang berdiri di samping pesawat terbang atau mobil pribadinya. Kemarin, untuk pertama kalinya, dia melihat orangnya langsung. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dan sekarang, sebagaimana sering terjadi, terjadi pulalah kebetulan ini. Dia bertemu lagi dengannya, di tempat yang sama sekali tak diduganya. Karena bagaimanapun juga, dia tak bisa menghubungkan makan siang di Toserba Army and Navy dengan Bess Sedgwick. Dia tidak akan terkejut bila melihat Bess Sedgwick keluar dari sebuah restoran mahal di daerah Soho, atau melangkah keluar dari sebuah gedung opera di Covent Garden dengan mengenakan baju pesta dan sebuah tiara berlian di kepalanya. Pokoknya, tidak di Toserba Army and Navy, yang menurut penilaian Miss Marple selalu akan dihubungkan dengan para anggota angkatan perang, para istri dan anak-anak mereka, bibi-bibi dan nenek-nenek mereka. Tapi nyatanya Bess Sedgwick ada di situ. Seperti biasanya, dia kelihatan cantik. Dia memakai setelan berwarna gelap dan kemeja hijau zamrud. Dia sedang makan dengan seorang pria. Seorang pria muda yang berwajah tirus seperti burung gagak yang mengenakan jaket kulit berwarna hitam. Mereka masing-masing mencondongkan kepala ke depan karena sedang berbicara dengan bersungguhsungguh sambil makan, dan agaknya seperti tak peduli dengan apa yang mereka makan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Mungkinkah pertemuan itu direncanakan" Ya, mungkin begitu. Pria itu pasti berumur lima belas atau dua puluh tahun lebih muda daripada wanita itu. Tapi Bess Sedgwick adalah seorang wanita yang punya daya tarik sekuat magnet. Miss Marple melihat pada anak muda itu sambil berpikir dan memastikan bahwa dia boleh disebut anak muda yang tampan, tapi Miss Marple tidak menyukainya. "Dia seperti Harry Russell," kata Miss Marple kepada dirinya sendiri, seperti biasanya mengungkit seseorang yang mirip dari masa lalu. "Tak pernah dia berbuat baik. Dan setiap wanita yang pernah berhubungan dengannya bukan pula wanita baik-baik." Wanita itu pasti tak mau kalau kunasihati, pikir Miss Marple, padahal aku bisa memberinya peringatan. Tapi hubungan cinta orang, bukanlah urusannya. Dan kelihatannya Bess Sedgwick bisa menjaga dirinya dengan baik dalam hal hubungan cinta. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Miss Marple mendesah dan melanjutkan makannya. Dia merencanakan untuk pergi ke bagian penjualan alat-alat tulis. Salah satu ciri khas Miss Marple adalah sifat ingin tahunya mengenai urusan orang lain, tapi dia lebih suka menyebutnya 'menaruh perhatian' saja. Dengan sengaja dia meninggalkan sarung tangannya di meja, lalu bangkit dan berjalan menuju ke meja pembayaran. Dia memilih melewati jalan yang dekat sekali dengan meja Bess Sedgwick. Setelah dia membayar biaya makannya, 'baru disadarinya' bahwa sarung tangannya ketinggalan, lalu kembali untuk mengambilnya-malangnya, dalam perjalanannya kembali itu tasnya terjatuh. Tas itu terbuka dan berhamburanlah bermacam-macam barang tetekbengek. Seorang pelayan datang berlari-lari untuk membantunya memunguti barang-barang' itu. Miss Marple terpaksa harus berpura-pura gemetar, hingga berjatuhan pulalah uang-uang logam dan kunci-kunci. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Akal liciknya itu tidak begitu berhasil, tapi tidak pula gagal sama sekali. Dan yang menarik adalah bahwa kedua orang yang menjadi objek rasa ingin tahunya itu sama sekali tak menoleh pada wanita tua yang gemetaran yang barang-barangnya berjatuhan. Sambil menunggu lift untuk turun, Miss Marple mengingat-ingat potongan-potongan pembicaraan yang telah didengarnya. "Bagaimana dengan prakiraan cuaca?" "Beres, tak ada kabut." "Semuanya sudah siap untuk ke Lucerne?" "Sudah. Pesawat berangkat pukul sembilan lewat empat puluh." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Hanya itulah yang didengarnya waktu dia lewat pertama kali. Perjalanan lewatnya yang berikut berlangsung lebih lama. Waktu itu Bess Sedgwick berbicara dengan nada marah. "Apa-apaan kau datang ke Hotel Bertram kemarin" Kau tak boleh datang ke dekat tempat itu." "Tak apa-apa. Aku hanya bertanya apakah kau menginap di situ, dan semua orang tahu bahwa kita berteman akrab...." "Bukan itu soalnya. Hotel Bertram itu hanya pantas untukku-tidak untukmu. Kau mencolok sekali kalau berada di sana. Semua orang menatapmu." "Biar saja!" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kau benar-benar goblok. Mengapa" Mengapa" Apa alasanmu" Kau pasti punya alasanaku cukup mengenalmu...." "Tenang, Bess." "Kau pembohong besar!" Hanya itulah yang bisa didengar Miss Marple. Dia merasa tertarik. 7 Pada malam hari tanggal 19 November, Pater Pennyfather makan malam lebih awal di Restoran Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Athenaeum. Setelah selesai dia mengangguk pada satu dua orang temannya. Sebelum itu dia sempat berdebat mengenai kapan tepatnya ditemukannya gabungan naskah di Laut Mati. Kini dia melihat ke arlojinya dan menyadari bahwa sudah tiba saat baginya untuk mengejar pesawat terbang yang akan membawanya ke Lucerne. Ketika dia sedang melintasi ruangan, dia disapa lagi oleh seorang temannya, Dr. Whittaker, dari SOAS. Dengan ceria orang itu berkata, "Apa kabar, Pater" Sudah lama aku tak bertemu denganmu. Bagaimana jalannya kongres" Apakah akan muncul hal-hal yang menarik?" "Aku yakin bakal ada." "Kau kan baru kembali dari kongres itu?" Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Tidak. Aku sedang dalam perjalanan ke sana. Aku akan naik pesawat malam ini untuk berangkat ke sana." "Oh, begitu." Whittaker kelihatan agak heran. "Kupikir kongres itu berlangsung hari ini." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tidak. Besok, tanggal 19." Pater Pennyfather langsung keluar, sedang temannya yang memandanginya dari belakang baru tersadar dan berkata, "Tapi, Sahabatku, bukankah hari ini tanggal 19?" Tapi Pater Pennyfather sudah tak mendengarnya lagi. Dia mencegat sebuah taksi di Pall Mall, dan menuju ke Lapangan Udara Kensington yang malam itu dipenuhi orang. Setelah berdiri di depan meja pelayanan, akhirnya tibalah gilirannya. Dikeluarkannya tiket, paspor, dan semua surat-surat yang diperlukan untuk perjalanan itu. Gadis di balik meja, yang hampir saja mencap surat-surat keterangan itu, tiba-tiba terhenti "Maaf, Pater. Agaknya tiket ini salah." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tiket salah" Ah tidak, benar kok. Penerbangan nomor seratus... ah, saya tak bisa membaca tanpa kacamata-pokoknya nomor seratus sekian ke Lucerne." "Tapi tanggalnya, Pater. Tiket ini berlaku untuk hari Rabu, tanggal 18." "Tidak. Tentu saja tidak. Setidaknya-maksud saya-hari ini kan hari Rabu tanggal 18?" "Maaf, Pater. Hari ini tanggal 19." "Tanggal 19!" Pater itu kebingungan. Dikeluarkannya sebuah buku harian kecil, lalu dibalik-baliknya halamannya dengan semangat. Akhirnya barulah dia yakin. Hari ini adalah tanggal 19. Pesawat terbang yang seharusnya ditumpanginya sudah berangkat kemarin. "Jadi itu berarti-itu berarti-aduh, itu berarti bahwa kongres di Lucerne sudah berlangsung hari ini!" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dengan amat kebingungan dia hanya menatap saja ke meja pelayanan. Tapi ada banyak orang lain yang mau bepergian, dan Pater yang kebingungan itu pun digeser orang. Dengan sedih dia berdiri sambil menggenggam tiket yang sudah tak berguna. Dipikirkannya beberapa kemungkinan. Mungkinkah tiketnya bisa ditukar" Tapi itu tidak akan berguna sama sekali. Pukul berapa sekarang" Hampir pukul sembilan malam" Konperensi memang sudah berjalan, karena sudah dibuka pukul sepuluh pagi tadi. Pasti itulah maksud Whittaker di Restoran Athenaeum tadi itu. Dia mengira Pater Pennyfather sudah kembali dari kongres itu. "Aduh, aduh," kata Pater Pennyfather sendiri. "Aku telah mengacaukan segalagalanya!" Dengan sedih dia berjalan ke arah Cromwell Road, tempat yang kurang menyenangkan. Dia berjalan perlahan-lahan di sepanjang jalan dengan menjinjing tasnya dan rasa bingung mengacaukan pikirannya. Setelah akhirnya dia berhasil membuat berbagai macam alasan yang memuaskan atas Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi kesalahan yang dibuatnya hari itu, dia pun menggeleng dengan sedih. "Sekarang sebaiknya," katanya kepada dirinya sendiri, "sebaiknya aku-coba, pukul berapa sekarang, ya"-pukul sembilan lewat. Ya, kurasa sebaiknya aku pergi makan saja." Dia heran mengapa dia tidak merasa lapar. Sambil berjalan di sepanjang Cromwell Road itu dengan rasa putus asa, akhirnya dia berhenti di sebuah restoran kecil yang menghidangkan kari India. Pikirnya, meskipun dia tidak merasa lapar, sebaiknya dia membangkitkan semangatnya dengan makan, dan setelah itu dia harus mencari hotel, lalu-tapi tidak, dia tak perlu mencari hotel. Dia masih ada hotel! Tentu saja. Dia menginap di Hotel Bertram, dan telah memesan kamar untuk empat hari. Mujur sekali! Sungguh mujur sekali! Jadi kamarnya masih ada, masih tetap menunggunya. Dia hanya harus meminta kuncinya di meja resepsionis, dan-sampai di situ dia teringat sesuatu. Ada yang terasa berat dalam sakunya" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dimasukkannya tangannya ke dalam sakunya, lalu dikeluarkannya sebuah kunci yang besar dan kokoh. Hotel-hotel memang sengaja membuat kunci kuncinya begitu, supaya para tamu yang pelupa enggan membawanya di dalam saku mereka. Tapi Pater Pennyfather tetap saja membawanya! "Nomor sembilan belas," katanya dengan rasa senang. "Benar. Beruntung sekali aku tak perlu lagi mencari kamar di hotel lain. Kata orang, hotel-hotel penuh sekarang. Ya, Edmunds tadi berkata begitu di Restoran Athenaeum. Dia telah mengalami kesulitan besar mencari kamar." Dia agak memuji dirinya sendiri karena telah mengatur perjalanannya dengan begitu cermat, yaitu telah memesan kamar terlebih dahulu. Karena senangnya, dia lupa memakan karinya. Untung dia tak lupa membayarnya. Dan setelah itu dia keluar lagi ke Cromwell Road. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dia merasa tak enak untuk segera kembali, soalnya sebenarnya pada saat ini dia sedang makan malam di Lucerne dan bercakap-cakap tentang bermacam-macam masalah yang menarik dan memikat. Dia melihat poster bioskop yang berjudul: The Walls of Jericho. Judul yang bagus sekali. Senang rasanya melihat kebenaran Injil dilestarikan dalam bentuk film. Dia membeli karcis, lalu berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Dia menyukai film itu, meskipun menurut dia sama sekali tak ada hubungannya dengan cerita Injil. Bahkan tokoh Yusak ditiadakan. Dinding Jericho itu agaknya dijadikan suatu lambang janji pernikahan seorang wanita. Setelah beberapa kali mengalami kegagalan pernikahan, bintang yang cantik itu bertemu dengan sang pahlawan yang bengal dan kasar, yang agaknya sudah lama dan secara diam-diam dicintai oleh wanita itu. Lalu mereka berdua merencanakan membangun tembok itu, supaya lebih berhasil dalam menahan cobaan waktu. Film itu tidak seperti film yang sering ditontonnya, dan dia merasa bahwa film itu telah memperluas pengetahuannya tentang hidup. Film berakhir, lampu menyala, lagu kebangsaan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi diperdengarkan, dan Pater Pennyfather keluar melewati lampu-lampu kota London yang benderang. Dia merasa agak terhibur dari peristiwa sedih di awal malam itu. Malam itu cerah, dan dia berjalan kaki saja kembali ke Hotel Bertram, setelah terlebih dahulu naik bus ke arah yang berlawanan. Tengah malam barulah dia masuk hotel. Di tengah malam semua penghuni Hotel Bertram kelihatannya sudah tidur. Lift sedang berada di lantai atas, hingga Pater harus berjalan menaiki tangga. Dia tiba di kamarnya, dimasukkannya kunci ke dalam lubangnya, dibukanya pintunya, lalu masuk! Tapi, ya Tuhan, apakah dia salah lihat" Tapi siapa-mengapa-" Dia terlambat melihat tangan yang terangkat... Bintang-bintang meledak bagaikan pertunjukan bunga api Guy Fawkes di dalam kepalanya.... Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi 8 Kereta api pos Irlandia melaju membelah malam. Atau lebih tepat, membelah kegelapan di awal pagi. Sekali-sekali mesin diesel melengking memberi peringatan, bunyinya aneh seperti jeritan jin maut. Kereta melaju dengan kecepatan lebih dari delapan puluh mil per jam. Kereta itu tepat pada waktunya. Lalu tiba tiba kecepatannya berkurang, karena direm. Roda-roda menderit karena bergeseran dengan logam rel. Makin lambat... makin lambat.... Pengawal menjulurkan kepalanya ke luar jendela. Terlihat olehnya sinyal merah di depan dan kereta pun benar-benar berhenti. Beberapa di antara penumpang terbangun, tetapi lebih banyak yang tetap terlelap. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Seorang wanita tua, yang terkejut karena kereta melambat dengan mendadak itu, membuka pintu kamarnya dan menjenguk ke luar ke sepanjang lorong kereta. Tak jauh dari tempat itu salah satu pintu kereta terbuka. Seorang biarawan tua yang berambut putih dan tebal sedang naik ke kereta. Wanita tua itu berkesimpulan bahwa biarawan tua itu tadi turun untuk melihat apa yang terjadi. Udara pagi itu dingin sekali. Seseorang di ujung lorong berkata, "Hanya suatu sinyal." Wanita tua itu masuk kembali ke kamarnya dan mencoba tidur lagi. Jauh di atas sana, seorang laki-laki keluar dari ruang sinyal, lalu berlari ke arah kereta sambil mengayun-ayunkan sebuah lentera. Petugas pemadam kebakaran turun dari lokomotif. Pengawal yang tadi, turun dari kereta dan mendatanginya. Laki-laki yang membawa lentera itu tiba ke dekatnya dengan terengah-engah, dan berkata dengan terputusputus, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ada tabrakan di depan... kereta barang keluar dari rel...." Masinis menjenguk ke luar, lalu turun dari tempat duduknya dan keluar pula menyertai yang lain. Di sebelah belakang enam orang yang baru saja naik ke tanggul masuk ke kereta melalui pintu di gerbong terakhir, yang sengaja dibiarkan terbuka untuk mereka. Enam orang penumpang dari gerbong yang berlainan menemui mereka. Dengan kecekatan yang sudah terlatih dengan baik, mereka mulai menangani gerbong yang berisi barang-barang pos, memisahkannya dari barang-barang lainnya. Dua orang laki-laki yang memakai helm berjaga-jaga di depan dan di belakang gerbong, memegang pentungan logam. Seorang laki-laki yang mengenakan seragam perusahaan kereta api berjalan di lorong ke arah kereta pos itu, sambil memberikan penjelasan yang diminta oleh para penumpang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ada halangan pada rel di depan. Mungkin hanya keterlambatan sepuluh menit, tak lebih...." Kedengarannya ramah dan meyakinkan sekali. Di dekat lokomotif, masinis dan petugas pemadam kebakaran tergeletak dan mulutnya tersumbat dengan rapi. Kaki dan tangannya terikat. Laki-laki yang membawa lentera tadi berseru, "Semuanya beres di sini." Pengawal kereta terbaring di dekat tanggul, juga dalam keadaan terikat dan mulut tersumbat. Pendobrak-pendobrak yang ahli di gerbong barangbarang pos telah selesai menjalankan tugasnya. Ada dua tubuh lagi yang tergeletak dalam keadaan terikat di lantai. Kantong-kantong barang pos dilemparkan ke luar, dan jatuh di tempat di mana beberapa orang sudah siap menanti. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Di dalam gerbong-gerbong para penumpang menggerutu, mengatakan bahwa kereta api tidak lagi seperti dulu. Kemudian, waktu mereka bersiap-siap akan tidur lagi, kegelapan subuh itu dipecahkan oleh bunyi letupan knalpot yang nyaring sekali. "Astaga," gumam seorang wanita. "Pesawat jetkah itu?" "Saya rasa mobil balap." Suara nyaring itu kemudian menghilang. Di jalan bebas hambatan Bedhampton, sembilan mil dari tempat kejadian itu, sederetan mobil truk menderu ke arah utara. Sebuah mobil balap besar berwarna putih melesat melewati truk-truk itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Sepuluh menit kemudian mobil balap itu membelok keluar dari jalanan. Di bengkel yang terdapat di sudut Jalan B terpasang tanda TUTUP. Tapi pintunya yang besar-besar terbuka lebar-lebar dan mobil putih itu langsung masuk ke dalam. Lalu pintu-pintu itu tertutup lagi. Tiga orang bekerja secepat kilat. Sepasang pelat nomor polisi yang baru dipasang pada mobil itu. Pengemudinya menukar jaket dan topinya. Sebelum itu dia memakai jaket kulit domba berwarna putih. Sekarang dia memakai jaket kulit berwarna hitam. Dia mengemudikan mobil ke luar lagi. Tiga menit setelah mobil itu berangkat, sebuah mobil Morris Oxford yang dikemudikan oleh seorang biarawan keluar pula ke jalan, dan melaju menuju jalan-jalan desa yang berkelokkelok dan bercabang-cabang. Sebuah mobil station wagon yang sedang berjalan di sepanjang jalan desa itu memperlambat jalannya waktu mendekati sebuah mobil Morris Oxford tua, yang terparkir di dekat pagar tanaman hidup. Seorang pria tua membungkuk di tempat mesin mobil itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Pengemudi mobil station wagon tadi mengulurkan kepalanya ke luar. "Ada kesulitan?" tanyanya. "Perlu saya bantu?" "Anda baik sekali. Lampunya tak beres." Kedua pengemudi itu saling mendekati-lalu mendengarkan. "Semuanya aman." Beberapa buah kopor bergaya Amerika yang tampak mahal-mahal, dipindahkan dari Morris Oxford ke station wagon itu. Setelah berjalan satu atau dua mil, mobil station wagon itu membelok ke sebuah jalan yang kelihatannya rusak, tapi ternyata menembus ke bagian belakang sebuah rumah bangsawan yang besar dan luas. Dalam sebuah bangunan yang semula merupakan kandang kuda, terdapat sebuah mobil Mercedes besar yang berwarna putih. Pengemudi station wagon membuka ruang bagasi mobil Mercedes itu dengan kunci. Lalu kopor-kopor yang berada di ruang bagasi mobilnya dipindahkannya Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi ke mang bagasi mobil Mercedes itu, dan dia pergi lagi melarikan station wagonnya. Di pekarangan sebuah peternakan yang tak jauh dari situ, seekor ayam jantan berkokok dengan ribut. 9 Elvira blake mendongak ke langit. Dilihatnya bahwa cuaca pagi itu cerah, lalu dia masuk ke sebuah ruang telepon umum. Diputarnya nomor telepon Bridget di Onslow Square. Dia merasa puas karena telepon di ujung sana langsung diangkat, dan berkata, "Halo, Bridget?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Oh, Elvira, kaukah itu?" suara Bridget terdengar gelisah. Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Ya. Semuanya beres?" "Sama sekali tidak. Kacau, kacau. Saudara sepupumu, Mrs. Meliord, kemarin perang menelepon Mami." "Apa" Menanyakan aku?" "Ya. Kupikir aku sudah berhasil waktu aku meneleponnya pada waktu makan siang. Tapi agaknya dia merasa kuatir mengenai gigimu. Pikirnya ada sesuatu yang tak beres dengan gigimu itu. Dia takut ada yang bengkak atau apa. Jadi dia menelepon sendiri ke dokter gigi, dan tentu saja diberi tahu bahwa kau sama sekali tidak pergi ke sana. Jadi dia lalu menelepon Mami lagi. Dan sialnya, Mami sedang berada di dekat pesawat telepon. Jadi aku tak bisa mendahuluinya. Dan Mami tentu berkata bahwa dia tak tahu-menahu tentang hal itu, dan dikatakannya pula bahwa kau sama sekali tidak Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi menginap di rumah kami. Aku tak tahu lagi apa yang harus kuper-buat." "Apa yang kaulakukan pada saat itu?" "Aku pura-pura tak tahu apa-apa saja. Aku memang berkata bahwa kalau tak salah kau menyebut-nyebut mau pergi menemui beberapa orang teman di Wimbledon." "Mengapa Wimbledon?" "Itulah nama tempat yang pertama-tama muncul di kepalaku." Elvira mendesah. "Yah, kurasa aku harus mengarang sesuatu lagi. Mungkin seorang bekas guru dan pengasuh pribadi yang tinggal di Wimbledon. Kekacauan ini menyulitkan keadaan saja. Kuharap sepupuku Mildred itu tidak bertindak bodoh dengan menelepon polisi dan semacamnya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kau mau pergi ke sana sekarang?" "Tidak sekarang, nanti malam saja. Masih banyak yang harus kukerjakan dulu." "Kau sudah tiba di Irlandia. Apakah-semuanya beres?" "Sudah kutemukan apa yang ingin kuketahui." "Kedengarannya kau-agak murung." "Aku memang merasa murung." "Tak bisakah aku membantumu, Elvira" Melakukan apa saja?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tak ada yang bisa membantuku.... Ini adalah suatu hal yang harus kulakukan sendiri. Semula aku berharap bahwa apa yang telah kudengar tak benar. Tapi ternyata benar. Aku belum tahu apa yang harus kulakukan mengenai hal itu." "Apakah kau berada dalam bahaya, Elvira?" "Jangan membesarkan masalah, Bridget. Aku hanya harus berhati-hati. Itu saja. Aku harus sangat berhati-hati." "Kalau begitu kau dalam bahaya." Setelah diam sebentar, Elvira berkata lagi, "Kurasa aku hanya membayangkan yang bukan-bukan saja." "Elvira, apa yang akan kaulakukan dengan gelang itu?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ah, itu sih beres. Aku telah berhasil mendapatkan uang dari seseorang, jadi aku bisa menebusnya. Lalu mengembalikannya ke toko Mr. Bollards." "Apakah menurutmu mereka tidak akan ribut-ribut mengenai hal itu".... Tidak apaapa, Mam, ini tukang binatu. Kata mereka kita tidak menyerahkan seprei itu. Ya, baik, Mam, akan kukatakan pada pimpinannya. Baiklah kalau begitu." Di seberang lain Elvira tertawa geli, lalu mengembalikan gagang telepon. Dia membuka dompetnya, mencari-cari di celah-celah uangnya, menghitung uang logam sebanyak yang dibutuhkannya, lalu ditumpuknya di hadapannya. Dia bersiap-siap akan menelepon lagi. Setelah ditemukannya nomor yang diingininya, dimasukkannya uang logam yang diperlukan. Ditekannya tombol A, lalu berbicara dengan suara halus dan yang dibuat agak terputus-putus. "Halo, Kak Mildred. Ya, ini aku.... Maafkan aku sebesar-besarnya- Ya, aku tahu... ya aku memang akan ke sana... Ya, aku mengunjungi Maddy tua yang kusayangi, kau Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi ingat kau mademoiselle kita dulu itu.... Ya. Begini, aku sudah menulis surat padanya, tapi aku lupa mengirimkannya. Sampai sekarang masih ada di dalam sakuku.... Dia kan sakit, dan tak ada seorang pun yang mengurusnya, dan aku mampir sebentar untuk melihat apakah dia baik-baik saja. Ya, aku memang bermaksud mau pergi ke rumah Bridget, tapi aku mengubah rencanaku.... Aku tak mengerti tentang berita yang telah kauterima. Pasti ada seseorang yang mengada-ada saja-Ya, akan kujelaskan semuanya nanti, setelah aku kembali.... Ya, petang ini. Tidak, aku hanya akan menunggu dan mengatur perawat yang akan datang untuk mengurus Maddy. Yah, sebenarnya sih bukan perawat sungguhan-hanya semacam-pembantu perawat atau yang seperti itulah. Tidak, dia pasti tidak akan mau dibawa ke rumah sakit.... Tapi aku menyesal sekali, Kak Mildred. Maaf sebesar-besarnya." Diletakkannya kembali gagang telepon, lalu dia mendesah kuat-kuat. "Alangkah senangnya," gumamnya pada dirinya sendiri, "bila kita tak perlu begitu banyak berbohong." Waktu dia keluar dari ruang telepon umum, terbaca olehnya judul surat kabar yang berhuruf besar-besar: Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi PERAMPOKAN KERETA API BESAR-BESARAN. KERETA API POS IRLANDIA DISERANG BANDIT-BANDIT. Mr. Bollard sedang melayani seorang pembeli waktu pintu toko terbuka. Diangkatnya mukanya dan dilihatnya Miss Elvira Blake masuk. "Tidak," sahut gadis itu pada pelayan toko yang menyambutnya. "Saya lebih suka menunggu sampai Mr. Bollard selesai." Sebentar kemudian urusan pembeli yang dilayani Mr. Bollard selesai, dan Elvira masuk ke tempat yang kosong itu. "Selamat pagi, Mr. Bollard," katanya. "Arloji Anda belum selesai, Miss Elvira," kata Mr. Bollard. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Oh, bukan urusan arloji itu," kata Elvira. "Saya datang untuk meminta maaf. Ada kejadian yang memalukan sekali." Dibukanya tasnya dan dikeluarkannya sebuah kotak kecil. Dari kotak itu dikeluarkannya gelang yang bermata safir dan berlian. "Anda pasti ingat waktu saya datang kemari untuk meminta arloji saya diperbaiki. Waktu itu saya melihat-lihat barang-barang untuk hadiah Natal. Lalu saat itu di luar terjadi kecelakaan. Ada seseorang yang ditabrak atau hampir ditabrak. Kalau tak salah, saat itu saya sedang memegang gelang ini, lalu tanpa sengaja saya masukkan saja ke dalam saku jas saya. Baru tadi pagi saya menemukannya. Jadi saya cepat-cepat datang untuk mengantarkannya. Maafkan saya sebesar-besarnya, Mr. Bollard. Entah bagaimana saya sampai berbuat bodoh begitu." "Ah, tak apa-apalah, Miss Elvira," kata Mr. Bollard lambat-lambat. "Pasti Anda pikir seseorang telah mencurinya, ya?" kata Elvira. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Mata birunya yang cemerlang memandang tepat ke mata Mr. Bollard. "Kami memang telah menyadari hilangnya barang itu," kata. Mr. Bollard. "Terima kasih, Miss Elvira. Anda telah begitu cepat mengantarkannya kembali." "Saya merasa tak enak sekali waktu menemukan barang itu," kata Elvira. "Nah, terima kasih banyak, Mr. Bollard. Anda baik sekali." "Memang orang sering melakukan kesalahan-kesalahan yang aneh," kata Mr. Bollard. Dia tersenyum pada Elvira, dengan senyum seorang paman. "Kami tidak akan mengingat-ingatnya lagi. Tapi, jangan lakukan itu lagi." Dia tertawa seolah-olah dia telah membuat suatu lelucon. "Oh, tidak," kata vira, "lain kali saya akan sangat berhati-hati." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dia tersenyum pada Mr. Bollard, lalu berbalik dan meninggalkan toko itu. "Aku heran," kata Mr. Bollard sendiri. "Ya, aku benar-benar heran...." Salah seorang rekannya yang berdiri di dekatnya mendekatinya. "Jadi memang benar dia yang mengambilnya," katanya. "Ya. Memang dia yang telah mengambilnya," kata Mr. Bollard. "Tapi dikembalikannya," kata rekannya lagi. "Dia mengembalikannya." Mr. Bollard membenarkannya. "Aku sebenarnya tak menduga." "Maksudmu, kau tidak menduga bahwa dia akan mengembalikannya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya. Kalau memang dia yang mengambilnya?" "Apakah menurut kau kisahnya itu benar?" tanya rekannya ingin tahu. "Maksudku, bahwa dia telah memasukkannya ke dalam sakunya tanpa disengaja?" "Kurasa mungkin saja," kata Mr. Bollard sambil merenung. "Atau mungkin pula kasus kleptomania [kelainan jiwa yang sering menimbulkan keinginan untuk mencuri.]." "Mungkin juga kleptomania," Bollard membenarkan. "Tapi rasanya lebih besar kemungkinannya dia sengaja melakukannya.... Tapi, kalau demikian halnya, mengapa begitu cepat dia mengembalikannya" Aneh sekali...." "Untung kita tidak lapor ke polisi, padahal aku sudah mau melakukannya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Aku tahu. Aku tahu. Soalnya pengalamanmu belum sebanyak pengalamanku. Dalam hal ini memang sebaiknya tidak melapor." Ditambahkannya dengan suara halus pada dirinya sendiri, "Meskipun demikian, peristiwa ini menarik. Menarik sekali. Aku ingin tahu berapa umurnya. Paling-paling tujuh belas atau delapan belas. Bisa-bisa dia terlibat dalam suatu kejahatan." "Kalau tak salah, kau pernah mengatakan bahwa dia bakal punya banyak uang." "Kalau jadi pewaris, kan bergelimang uang," kata Bollard, "tapi kalau baru berumur tujuh belas, dia belum bisa mendapatkan uang itu. Yang lucu adalah, orang-orang suka membiarkan para pewaris lebih kekurangan uang daripada orangorang miskin. Itu sebenarnya pemikiran yang tak baik. Yah, kurasa kita tidak akan pernah tahu keadaan yang sebenarnya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Diletakkannya kembali gelang itu pada tempatnya di dalam kaca pajangan, lalu ditutupnya kembali. 10 Perkantoran Egerton, Forbes and Wilborough terletak di Bloomsbury, di sebuah lapangan yang luas dan anggun yang belum banyak mengalami perubahan. Papan nama mereka yang terbuat dari tembaga hampir tak terbaca karena usangnya. Perusahaan itu sudah berjalan lebih dari seratus tahun, dan hampir semua keluarga baik-baik yang memiliki tanah di Inggris adalah klien mereka. Dalam perusahaan itu sebenarnya tak ada lagi orang yang bernama Forbes dan Wilborough. Di situ bahkan ada yang bernama Atkinson, seorang ayah dan putranya. Ada pula seseorang yang bernama Welsh Lloyd dan seorang Skot yang bernama MacAllister. Tapi masih ada yang bernama Egerton, benar-benar Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi keturunan Egerton, salah satu pemilik perusahaan itu. Orang yang bernama Egerton itu adalah seorang pria berumur lima puluh lima tahun, dan dia bekerja sebagai pengacara bagi beberapa keluarga yang dulu pernah memakai jasa yang sama dari kakek, paman, dan ayahnya. Pada saat itu dia sedang duduk di belakang meja tulisnya yang besar yang terbuat dari kayu mahoni di dalam kamarnya yang bagus, di lantai dua. Dia sedang berbicara dengan ramah tapi tegas pada seorang klien yang kelihatan sedih sekali. Richard Egerton adalah seorang pria yang tampan. Dia tinggi, berambut hitam yang sedikit beruban di pelipisnya, dan matanya yang berwarna abu-abu tajam sekali. Nasihatnya selalu merupakan nasihat yang baik. Tapi dia tak suka bertele-tele. "Tenis terang, tak ada hal-hal yang mendukungmu, Freddie," katanya. "Dengan adanya surat-surat yang telah kautulis itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kaurasa kau tidak...," gumam Freddie dengan putus asa. "Tidak, kurasa tidak," kata Egerton. "Satu-satunya harapan adalah menyelesaikan persoalan ini di luar pengadilan. Di dalam pengadilan engkau bahkan bisa dinyatakan telah melakukan tindak kejahatan." "Ah, yang benar saja, Richard, itu terlalu berlebihan." Di meja tulis Egerton terdengar bel telepon mendengung dengan halus. Dia mengangkat gagangnya sambil mengerutkan dahi. "Kalau tak salah, aku sudah berkata bahwa aku tak mau diganggu!" Di ujung lain terdengar dengung suara. Lalu Egerton berkata, "Oh, ya-ya, aku mengerti. Suruh dia menunggu, ya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dikembalikannya gagang telepon itu, lalu berbalik lagi pada kliennya yang kelihatan sedih. "Begini, Freddie," katanya, "aku tahu undang-undang, sedang kau tidak. Kau berada dalam suatu kesulitan besar. Aku akan berusaha sekuatnya untuk membebaskan kau dari kesulitan itu. Tapi kau akan harus mengeluarkan sedikit biaya. Aku ragu apakah mereka akan mau menganggapnya selesai dengan imbalan kurang dari dua belas ribu." "Dua belas ribu!" Freddie yang malang itu terkejut sekali. "Ya, Tuhan! Aku tak punya uang sebanyak itu, Richard." "Yah, kalau begitu kau harus mengusahakannya. Selalu ada jalan dan caranya. Kalau wanita itu mau menerima dua belas ribu, kau beruntung. Dan bila kau melawan dalam perkara itu, kau akan harus membayar lebih banyak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Dasar kalian pengacara-pengacara!" kata Freddie. "Kalian semua serakah!" Dia bangkit. "Yah," katanya, "pokoknya berusaha keraslah untuk membelaku, Sahabatku Richard." Klien itu pergi sambil menggeleng-geleng dengan sedih. Richard Egerton menyingkirkan Freddie dan urusannya dari pikirannya, dan memikirkan tentang kliennya yang berikutnya. Dia berbisik pada dirinya sendiri, "Miss Elvira Blake Yang Mulia. Aku ingin tahu seperu apa dia...." Diangkatnya Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo teleponnya. "Lord Frederick sudah pergi. Persilakan Miss Elvira Blake masuk." Sambil menunggu dia menghitung-hitung di catatannya. Sudah berapa tahun yang lalu, ya..." Dia pasti sudah berumur lima belas-atau tujuh belas tahun-atau mungkin lebih. Cepat sekali waktu berlalu. Dia itu putri Coniston, pikirnya, dan putri Bess. Aku ingin melihat sifat-sifat siapa di antara mereka yang diwarisinya". Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Pintu terbuka dan pegawai mengantarkan Miss Elvira Blake masuk. Egerton bangkit dari kursinya dan menghampirinya. Menurutnya, penampilan gadis itu tidak mirip dengan ayah maupun ibunya. Dia tinggi, langsing, dan pirang sekali seperti Bess. Tapi dia sama sekali tidak memiliki gairah hidup Bess. Dia bahkan memberikan kesan kuno, meskipun tak begitu jelas, karena mode pakaian yang sedang mode saat ini memang penuh kerut-kerut seperti baju bayi. "Wah, wah," katanya sambil menyalami gadis itu. "Benar-benar suatu kejutan. Terakhir kali aku bertemu denganmu kau baru berumur sebelas tahun. Mari silakan duduk." Dia menarik sebuah kursi, dan gadis itu duduk. "Mungkin," kata Elvira agak kurang yakin, "seharusnya saya menulis surat dulu. Maksud saya, menulis surat untuk membuat janji. Tapi saya mengambil keputusan ini mendadak sekali, dan kebetulan saya berada di London." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Dan untuk apa kau ke London ini?" "Memeriksakan gigi saya." "Gigi memang menjengkelkan sekali," kata Egerton. "Menyusahkan orang sejak dari bayi sampai ke kubur. Tapi aku berterima kasihlah pada gigimu itu, karena telah memberikan kesempatan padaku untuk bertemu denganmu. Kalau tak salah, kau pernah pergi ke Italia, bukan" Untuk melanjutkan pelajaranmu di salah satu sekolah seperti halnya gadis-gadis lain zaman sekarang?" "Ya," kata Elvira. "Sekolah Contessa Martinelli. Tapi saya tidak akan kembali ke sekolah itu lagi sekarang. Saya tinggal dengan keluarga Melford di Kent sampai saya memutuskan mau bekerja apa." "Yah, kuharap kau akan mendapatkan pekerjaan yang menyenangkan. Apakah kau tak punya rencana untuk melanjutkan pelajaran ke perguruan tinggi atau semacamnya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tidak," kata Elvira, "saya rasa, saya tak cukup pintar untuk itu." Dia berhenti sebentar, lalu berkata lagi, "Saya rasa, Anda harus menyetujui apa saja yang ingin saya kerjakan, bukan?" Mata Egerton yang tajam menatapnya dengan keras. "Aku adalah salah seorang walimu yang dipercayakan berdasarkan surat wasiat ayahmu," katanya. "Oleh karenanya, kau berhak penuh untuk menghubungi aku setiap saat." Elvira berkata, "Terima kasih," dengan sopan. "Adakah sesuatu yang menyusahkanmu?" tanya Egerton. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Sebenarnya tidak ada. Tapi soalnya saya tak tahu apa-apa. Tak seorang pun pernah mengatakan apa-apa pada saya. Sedang saya tak suka selalu bertanya." Egerton memandanginya dengan penuh perhatian. "Maksudmu, soal-soal mengenai dirimu sendiri?" "Ya," sahut Elvira. "Anda baik sekali mau mengerti. Oom Derek...," Elvira bimbang. "Derek Luscombe maksudmu?" "Ya. Saya selalu menyebutnya Oom." "Oh, begitu." "Dia baik sekali," kata Elvira, "tapi dia tak pernah menceritakan apa-apa pada saya. Dia hanya mengurus segala keperluan saya, dan akan kuaur kalau kalau ada yang tak berkenan di hati saya. Memang dia banyak mendengar omongan orang-wanita-wanita, maksud saya-yang menyuruhnya melakukan macam-macam. Seperti Contessa Martinelli itu. Oom Derek mengurus ke sekolah-sekolah mana saya harus menuntut ilmu, dan ke mana saya harus melanjutkannya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Dan tempat-tempat itu bukan yang kauinginkan. Begitu?" "Bukan, bukan itu maksud saya. Tempat-tempat itu baik-baik saja. Maksud saya, boleh dikatakan semua orang pergi ke sekolah-sekolah itu." "Oh, begitu." "Tapi saya sendiri tak tahu apa-apa. Maksud saya, mengenai uang yang saya miliki. Berapa banyaknya, dan apa yang bisa saya lakukan dengan uang itu bila saya mau." "Sebenarnya," kata Egerton dengan senyumnya yang menarik, "kau rupanya ingin bicara urusan bisnis. Begitu, bukan" Yah, kurasa kau benar. Berapa umurmu sebenarnya" Enam belas atau tujuh belas tahun?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya sudah hampir dua puluh tahun." "Aduh. Tak kusangka." "Begini," jelas Elvira, "saya merasa bahwa saya selalu dijaga dan dilindungi. Memang ada enaknya, tapi bisa jadi sangat menjengkelkan." "Cara itu memang sudah ketinggalan zaman," Egerton membenarkannya, "tapi aku juga mengerti betul bahwa menurut Derek Luscombe cara itulah yang terbaik." "Dia memang baik sekali," kata Elvira, "tapi entah bagaimana, rasanya sulit sekali untuk diajak bicara serius." "Ya, aku mengerti itu. Nah, berapa banyak yang kauketahui tentang dirimu sendiri, Elvira" Dan mengenai keadaan keluargamu?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya tahu bahwa ayah saya meninggal waktu saya berumur lima tahun, dan bahwa ibu saya lari dengan seseorang meninggalkan kami waktu saya berumur kira-kira dua tahun. Saya sama sekali tak ingat padanya. Mengenai ayah saya pun, saya hanya ingat sedikit sekali. Dia sudah tua sekali dan kakinya harus diletakkan di atas kursi. Dia suka mengumpat. Saya agak takut padanya. Setelah Ayah meninggal, saya mula-mula tinggal dengan seorang bibi, atau seorang sepupu, atau entah siapa dari pihak ayah saya, sampai dia juga meninggal. Lalu saya tinggal dengan Oom Derek dan kakaknya. Tapi kemudian kakaknya itu meninggal, dan saya pergi ke Italia. Sekarang sudah diatur oleh Oom Derek, supaya saya tinggal dengan keluarga Melford, yaitu saudara sepupunya. Keluarga itu punya dua orang putri yang kira-kira sebaya dengan saya, dan mereka semua baik sekali." "Kau senang di sana?" "Saya belum tahu. Saya masih baru di sana. Mereka semua amat membosankan. Saya benar-benar ingin tahu berapa banyak uang yang saya miliki." "Jadi rupanya informasi tentang keuanganmu lah yang kauinginkan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya," sahut Elvira. "Saya tahu bahwa saya memiliki uang. Banyakkah?" Kini Egerton menjadi serius. "Ya," katanya. "Kau memiliki uang banyak sekali. Ayahmu kaya sekali. Kau adalah anak tunggalnya. Waktu dia meninggal, gelar dan tanah-tanah miliknya diwarisi oleh seorang saudara sepupunya. Dia tak suka pada sepupunya itu. Jadi semua kekayaan pribadinya yang besar jumlahnya diwariskannya pada putrinya-padamu, Elvira. Kau adalah seorang wanita kaya, artinya kelak, bila kau sudah berumur dua puluh satu tahun." "Maksud Anda, saya belum kaya sekarang?" "Ya," sahut Egerton, "sekarangpun kau kaya, tapi uang itu belum boleh kaupegang sebelum kau berumur dua puluh satu tahun atau menikah. Sampai saat itu uang tersebut disimpan oleh badan perwalianmu, yang terdiri atas Luscombe, aku sendiri, dan seorang lagi." Dia tersenyum pada gadis itu. "Kami tidak Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi menggelapkannya. Uang itu masih utuh. Kami bahkan telah banyak meningkatkan jumlahnya dengan cara investasi." "Berapa banyak yang akan saya terima?" "Begitu kau berumur dua puluh satu tahun atau menikah, kau akan menerima jumlah yang menurut perkiraan kasar akan mencapai enam atau tujuh ribu pound." "Banyak sekali," kata Elvira. Dia terkesan. "Memang banyak sekali. Mungkin karena itulah maka tak ada yang pernah mengatakannya padamu." Egerton memperhatikan gadis itu yang sedang merenungkan hal itu. Gadis ini cukup menarik, pikirnya. Dia kelihatan lugu sekali, tapi sebenarnya dia lebih daripada itu. Jauh lebih hebat. Dengan senyum yang agak ironis, dia berkata, "Apakah kau puas?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Elvira tiba-tiba tersenyum padanya. "Seharusnya saya puas, ya?" "Lebih dari sekadar memenangkan undian," tegas Egerton. Elvira mengangguk, tapi pikirannya melayang ke suatu soal lain. Lalu tiba-tiba dia mengajukan sebuah pertanyaan. "Siapa yang akan mendapatkan uang itu kalau saya meninggal?" "Setahu saya, akan diwarisi oleh sanakmu yang terdekat." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Maksud saya-saya sekarang belum bisa membuat surat wasiat, bukan" Karena saya belum berumur dua puluh satu tahun. Begitu kata seseorang pada saya." "Benar." "Menjengkelkan sekali. Bila saya menikah lalu meninggal, saya rasa suami saya yang akan mendapatkannya, bukan?" "Ya." "Dan bila saya tidak menikah, ibu sayalah yang akan merupakan sanak saya yang terdekat, dan dialah yang akan mendapatkannya. Agaknya saya tak punya banyak sanak saudara-saya bahkan tak mengenal ibu saya. Bagaimana dia?" "Dia adalah wanita yang luar biasa," kata Egerton singkat. "Semua orang pasti membenarkan pernyataanku itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tak pernahkah dia ingin bertemu dengan saya?" "Mungkin pernah... Kurasa besar kemungkinannya dia sangat ingin. Tapi mengingatdalam hal-hal tertentu-dia telah membuat hidupnya sendiri kacau, mungkin dia lalu berpikir bahwa lebih baik kau dibesarkan terpisah darinya." "Apakah Anda yakin bahwa dia berpikiran begitu?" "Tidak. Aku tak tahu apa-apa tentang hal itu." Elvira bangkit. "Terima kasih," katanya. "Anda baik sekali telah menceritakan semua ini pada saya." "Kurasa seharusnya kau diberi tahu lebih banyak tentang hal itu sebelumnya," kata Egerton. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Rasanya tak pada tempatnya saya tak tahu apa-apa," kata Elvira. "Soalnya, pikir Oom Derek, saya ini masih anak kecil." "Yah, dia sendiri sudah agak tua. Aku dan dia sama-sama sudah tua. Jadi harap kau mengerti jika kami bertindak sesuai dengan umur kami yang sudah lanjut." Elvira berdiri dan memandangi pria itu untuk beberapa lama. "Tapi Anda sendiri kan tidak menganggap saya anak kecil?" tanyanya dengan tajam. Lalu menambahkan, "Saya rasa Anda lebih banyak tahu tentang anak-anak gadis daripada Oom Derek. Soalnya dia hanya hidup dengan kakaknya." Kemudian diulurkannya tangannya, dan berkata dengan manis sekali, "Terima kasih banyak. Mudah-mudahan saja saya tidak mengganggu pekerjaan Anda." Setelah berkata begitu dia keluar. Egerton tetap berdiri sambil memandangi pintu yang telah ditutup oleh gadis itu. Dimonyongkan nya mulutnya, lalu bersiul pendek. Kemudian dia menggeleng dan duduk lagi. Diambilnya sebuah pena Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dan diketuk-ketukkannya di meja tulisnya sambil berpikir. Ditariknya beberapa helai kertas, tapi didorongnya kembali, lalu dia mengangkat telepon. "Miss Cordell, tolong hubungkan dengan Kolonel Luscombe. Coba dulu telepon ke klubnya. Kalau tak ada, baru ke alamatnya yang di Shropshire." Diletakkannya kembali gagang telepon itu. Ditariknya kembali surat-suratnya, lalu mulai membaca. Tapi pikirannya tidak terpusat pada apa yang sedang dilakukannya. Sebentar kemudian teleponnya berdering. "Kolonel Luscombe sudah saya hubungi, Mr. Egerton." "Bagus. Hubungkan dia padaku. Halo, Derek. Di sini Richard Egerton. Apa kabar" Aku baru saja dikunjungi oleh seseorang yang kaukenal. Anak asuhmu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Elvira, maksudmu?" Derek Luscombe kedengarannya terkejut sekali. "Ya." "Mengapa" Untuk apa dia mendatangimu" Dia tidak senang dalam kesulitan, kan?" "Tidak. Kurasa tidak. Sebaliknya, dia kelihatan agak-yah, gembira. Dia ingin sekali tahu segalanya tentang keadaan keuangannya." "Kau kan tidak menceritakannya?" tanya Kolonel Luscombe kuatir. "Mengapa tidak" Untuk apa dirahasiakan?" "Yah, mau tak mau aku merasa kurang baik bagi seorang gadis bila dia tahu bahwa dia akan mendapatkan uang sebanyak itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kalau bukan kita yang menceritakannya, pasti akan ada orang lain yang akan menceritakannya padanya. Bukankah dia harus dipersiapkan" Uang perlu tanggung jawab." "Tapi dia boleh dikatakan masih anak-anak." "Begitukah menurutmu?" "Apa maksudmu" Dia memang masih anak-anak." "Menurutku tidak. Siapa pacarnya?" "Apa?" "Aku bertanya siapa pacarnya. Pasti ada urusan dengan pacarnya, bukan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Sama sekali tidak. Tak ada soal itu. Mengapa kau sampai berpikir begitu?" "Dia memang tidak mengatakannya dengan terus terang. Tapi kau kan tahu, aku punya pengalaman. Kurasa kau pun tahu kalau dia punya pacar." Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku berani jamin kau keliru. Soalnya dia telah dididik dengan cermat sekali, sekolahnya ketat sekali, dan dia telah melanjutkan pendidikannya di tempat yang sangat terpilih di Italia. Aku pasti tahu kalau sedang pacaran. Kuakui bahwa dia pernah bertemu dengan satu atau dua pemuda yang menyenangkan, tapi bukan seperti yang kaukatakan itu." "Yah, pokoknya menurutku ada seorang teman pria-dan nampaknya bukan seorang pria yang baik-baik." "Tapi mengapa, Richard, mengapa?" Tahu apa kau tentang gadis-gadis?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Banyak sekali," kata Egerton datar. "Dalam tahun terakhir ini aku punya tiga orang klien. Dua di antaranya telah dimasukkan ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Remaja, dan yang satunya lagi telah berhasil menggertak orang tuanya hingga mereka terpaksa merestui pernikahannya yang hampir pasti akan membawa bencana baginya. Mengawasi gadis-gadis zaman sekarang tidak seperti dulu. Keadaannya sudah sedemikian rupa hingga sulit sekali mengawasi mereka...." "Tapi percayalah, Elvira telah mendapat pengawasan yang sempurna sekali." "Akal bulus anak-anak gadis zaman sekarang sukar sekali diperkirakan! Awasi dia baik-baik. Derek. Tanyai dia apayang pernah dilakukannya." "Omong kosong. Dia hanya seorang anak gadis yang manis dan sederhana." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Banyak sekali hal-hal yang tak kauketahui tentang seorang gadis manis yang sederhana! Ibunya saja telah melarikan diri dan membuat skandal-waktu dia masih lebih muda dari Elvira sekarang-kauingat itu" Sedang si tua Coniston, dia adalah laki-laki yang paling liar di Inggris ini." "Kau membuatku cemas, Richard. Aku jadi cemas sekali." "Jadikanlah itu suatu peringatan bagimu. Ada satu pertanyaannya yang mengganggu. Mengapa dia begitu ingin tahu siapa yang akan mewarisi uangnya bila dia meninggal?" "Aneh sekali kau mengatakan hal itu, karena dia menanyakan hal itu pula padaku." "Begitukah" Mengapa sampai dia berpikir mau mati pada usia muda" Ngomong-omong, dia juga menanyakan tentang ibunya padaku." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Suara Kolonel Luscombe terdengar kuatir waktu dia berkata, "Alangkah baiknya bila Bess mau bertemu dengan gadis itu." "Pernahkah kau berbicara dengannya tentang hal itu-maksudku dengan Bess?" "Ya, pernah.... Pernah. Aku kebetulan bertemu dengannya. Jelasnya, kami menginap di hotel yang sama. Kudesak Bess untuk mengatur pertemuan dengan gadis itu." "Apa jawabnya?" tanya Egerton dengan rasa ingin tahu. "Dia menolak mentah-mentah. Dia mengatakan bahwa akan berbahaya bila gadis itu mengenalnya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Dipandang dari satu segi memang benar juga," kata Egerton. "Sekarang dia sedang terlibat cinta dengan laki-laki pembalap itu, ya?" "Aku mendengar desas-desus itu." "Ya, aku juga mendengar. Aku tak tahu apakah hal itu benar. Kurasa mungkin ada benarnya. Itu sebabnya dia merasa begitu terhadap anaknya. Teman-teman si Bess itu kadang-kadang suka melanggar hukum. Tapi dia benar-benar wanita yang istimewa bukan, Derek" Wanita yang hebat." "Dia selalu memusuhi dirinya sendiri," kata Derek Luscombe menggeram. "Tanggapan yang bagus sekali," kata Egerton. "Nah, maafkan aku mengganggumu, Derek, tapi waspadalah terhadap hal-hal yang tak diinginkan. Jangan sampai kaukatakan tak ada yang memper-ingatkanmu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Gagang telepon diletakkannya kembali, dan ditariknya kembali halaman-halaman surat di atas meja. Kali ini dia bisa memusatkan pikirannya pada apa yang dikerjakannya. 11 Mrs. McCrae, pengurus rumah tangga Pater Pennyfather, telah memesan ikan dari Toko Dover untuk menyambut kedatangan majikannya malam itu. Ikan Dover yang terkenal gampang sekali memasaknya. Setelah Pater tiba dengan selamat di rumah, barulah ikan itu dipanggang atau digoreng. Kalau perlu ikan itu dapat pula disimpan sampai esok harinya. Pater Pennyfather suka sekali ikan Dover itu. Tapi bila ada telepon atau telegram yang menyatakan bahwa Pater akan berada di tempat lain pada malam ini, maka Mrs. McCrae sendiri pun akan dengan senang hati makan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi ikan Dover itu. Jadi semuanya sudah dipersiapkan untuk menyambut kembalinya Pater. Ikan Dover itu akan disusul dengan kue dadar. Ikan itu sudah siap di atas meja dapur, dan adonan kue dadar sudah siap di dalam baskomnya. Semuanya sudah siap. Barang-barang tembaga dan porselen mengkilap semua. Tak ada sebutir debu pun terlihat. Hanya tinggal satu yang kurang. Yaitu Pater sendiri. Pater dijadwalkan akan datang naik kereta api dari London pukul setengah tujuh. Pukul tujuh dia belum tiba. Pasti kereta api terlambat. Pukul setengah delapan dia masih belum kembali. Mrs. McCrae mendesah kesal. Dia menduga pasti akan berulang hal yang biasa terjadi. Jam berbunyi pukul delapan, dan pater belum datang juga. Mrs. McCrae mendesah panjang, dengan rasa putus asa. Pasti sebentar lagi dia akan menerima telepon, atau mungkin malah tidak sama sekali. Mungkin Pater telah menulis surat padanya, lalu lupa mengirimkannya. "Aduh, aduh!" keluh Mrs. McCrae. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Pukul sembilan dia membuat tiga buah kue dadar untuk dirinya sendiri dari adonan itu. Sedang ikan disimpannya baik-baik di dalam lemari es. "Entah sedang berada di mana Pater yang baik hati itu sekarang," katanya kepada dirinya sendiri. Berdasarkan pengalaman, dia menduga bahwa Pater mungkin kesasar di suatu tempat. Anehnya, dia baru akan menyadari kesalahannya itu lalu mengirim telegram padanya atau meneleponnya tepat pada saat dia mau pergi tidur. "Aku akan menunggu sampai pukul sebelas, tidak lebih lama lagi," kata Mrs. McCrae. Pukul setengah sebelas adalah jam tidurnya, dan mundur sampai pukul sebelas masih dianggapnya pantas. Tapi jika sampai pukul sebelas tak ada apa-apa, tak ada berita dari Pater, maka pada tempatnyalah kalau Mrs. McCrae mengunci pintu-pintu rumah dan pergi tidur. Tak dapat dikatakan bahwa dia merasa kuatir. Hal seperti itu sudah pernah terjadi. Tak ada yang bisa dilakukannya kecuali menunggu berita. Kemungkinannya banyak sekali. Mungkin Pater Pennyfather salah naik kereta api, dan setelah tiba di ujung negeri, atau entah di mana, barulah dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi menyadari kekeliruannya itu. Atau mungkin juga dia masih berada di London, salah melihat tanggal, dan oleh karenanya dia merasa yakin bahwa besok dia baru harus kembali. Mungkin pula dia bertemu dengan seorang sahabat, atau beberapa orang sahabat di kongres yang harus dihadirinya itu. Lalu dia terbujuk untuk tinggal dulu di sana sampai akhir pekan. Mungkin dia berniat untuk mengabarinya, tapi sama sekali lupa melakukannya. Jadi, seperti dinyatakan tadi, Mrs. McCrae tidak merasa kuatir. Padahal lusa teman lama Pater, Wakil Uskup Simmons, akan datang untuk menginap. Hal semacam itu biasanya diingat oleh Pater, jadi kalau bukan dia sendiri yang datang, pasti akan ada telegram dari dia besok. Dan paling lambat lusa dia sudah akan datang atau akan ada surat. Namun pagi esok harinya tiba tanpa kabar apa pun dari Pater. Baru sekaranglah Mrs. McCrae mulai gelisah. Antara pukul sembilan pagi sampai pukul satu siang dia terus memandangi pesawat telepon dengan rasa bimbang. Mrs. McCrae mempunyai pandangan tersendiri mengenai pesawat telepon. Dia menggunakan benda itu dan mengakui manfaatnya, tapi dia sama sekali tak suka pada telepon. Kadang-kadang dia memang memesan barang-barang keperluan rumah Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tangganya melalui telepon, meskipun dia jauh lebih suka pergi membelinya sendiri, karena menurutnya bila kita tidak melihat sendiri apa yang kita beli, maka pemilik toko pasti akan mencoba menipu kita. Bagaimanapun juga, telepon berguna untuk keperluan rumah tangga. Sekali-sekali dia menelepon teman-teman atau sanak saudaranya yang tinggal tak jauh meskipun itu jarang dilakukannya. Kalau harus menelepon jarak jauh, atau ke London, dia sama sekali tak senang. Menurutnya itu pemborosan. Namun demikian, sekarang dia sedang mempertimbangkan kemungkinan itu. Akhirnya, setelah sehari berlalu lagi tanpa ada berita dari majikannya, diputuskannya untuk berbuat sesuatu. Dia tahu di mana Pater menginap di London. Dia menginap di Hotel Bertram. Tempat yang kuno tetapi bagus. Mungkin akan lebih baik bila sekarang dia menelepon dan bertanya tentang Pater. Mungkin orang-orang di hotel itu tahu di mana Peter berada. Hotel itu bukan hotel biasa. Dia akan minta dihubungkan langsung pada Miss Gorringe. Miss Gorringe itu selalu efisien dan penuh perhatian. Pater mungkin kembali naik kereta api pukul setengah satu. Bila demikian halnya, maka dia akan tiba setiap saat. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Tetapi menit-menit berlalu dan masih saja belum ada Pater. Mrs. McCrae menarik napas panjang, diberanikannya dirinya lalu diputarnya nomor telepon dan minta dihubungkan ke London. Dia menunggu sambil menggigit bibirnya, dan menempelkan gagang telepon erat-erat di telinganya. "Hotel Bertram, selamat pagi," kata sebuah suara. "Kalau bisa saya ingin bicara dengan Miss Gorringe," kata Mrs. McCrae. "Tunggu sebentar. Siapa Anda?" "Saya Mrs. McCrae, pembantu rumah tangga Pater Pennyfather." "Tunggu sebentar." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Sebentar kemudian terdengar suara Miss Gorringe yang efisien dan tenang. "Di sini Miss Gorringe. Apakah Anda pembantu rumah tangga Pater Pennyfather?" "Benar. Saya Mrs. McCrae " "Oh, ya. Apa yang dapat saya bantu, Mrs. McCrae?" "Apakah Pater Pennyfather masih menginap di Hotel Bertram?" "Saya senang Anda menelepon," kata Miss Gorringe. "Kami juga agak bingung, apa sebenarnya yang harus kami Lakukan." "Maksud Anda, telah terjadi sesuatu atas diri Pater Pennyfather" Apakah dia telah mengalami kecelakaan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tidak, tidak, bukan begitu. Tapi kami mengharapkan dia kembali dari Lucerne pada hari Jumat atau hari Sabtu." "Ya-benar." "Tapi dia tak datang. Yah, sebenarnya tidak mengherankan. Dia menyewa kamarnya terus sampai kemarin, tapi sampai kemarin dia tak kembali juga tidak mengirimkan kabar, padahal barang-barangnya masih ada di sini. Maksud saya, sebagian besar dari barang-barangnya. Kami tak tahu apa yang harus kami lakukan dengan barang-barang itu." Ditambahkannya lagi cepat-cepat, "Kami memang tahu bahwa, eh-Pater agak pelupa." "Memang benar." "Hal itu jadi menyulitkan kami. Tamu kami banyak sekali. Dan kamarnya pun sebenarnya sudah dipesan oleh orang lain." Kemudian dia bertanya, "Apakah Anda tak ada bayangan di mana dia berada?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dengan nada getir Mrs. McCrae berkata, "Orang itu bisa berada di mana saja!" Lalu ditenangkannya dirinya sebelum berkata, "Yah, terima kasih, Miss Gorringe." "Bila ada sesuatu yang bisa saya lakukan...," kata Miss Gorringe menyatakan kesediaannya untuk membantu. "Saya pasti akan mendapatkan berita secepatnya," kata Mrs. McCrae. Diucapkannya terima kasih sekali lagi pada Miss Gorringe, lalu diputuskannya hubungan. Dia tetap duduk di dekat pesawat telepon. Dia kelihatan bingung- Yang dikuatirkannya bukanlah keselamatan Pater, sebab bila dia mendapat kecelakaan dia pasti sudah diberi kabar sekarang. Dia yakin akan hal itu. Apalagi boleh dikatakan bahwa Pater tak mudah ditimpa kecelakaan. Mrs. McCrae menyebutnya 'orang yang agak kacau pikirannya', dan agaknya orang-orang demikian selalu dilindungi oleh nasib baik. Meskipun mereka sembrono dan tak cermat, mereka selalu selamat, biar sedang menyeberangi jalan yang ramai Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sekalipun. Tidak, dia tidak membayangkan Pater Pennyfather terbaring mengerang-erang di rumah sakit. Dia pasti berada di suatu tempat, dan pasti sedang mengobrol dengan santainya dengan seorang temannya. Mungkin juga dia masih berada di luar negeri. Kesulitannya adalah bahwa Wakil Uskup Simmons akan datang malam ini. Dan tamu itu tentu mengharapkan tuan rumah yang menyambutnya. Dia tak pula bisa membatalkan kedatangan Wakil Uskup Simmons, karena dia tak tahu di mana orang itu berada. Semuanya serba sulit. Tetapi sebagaimana semua kesulitan, ada pula segi cerahnya. Segi cerah itu adalah Wakil Uskup Simmons sendiri. Wakil Uskup Simmons pasti tahu apa yang harus dilakukan. Dia akan menyerahkan urusan itu ke tangan tamunya itu. Wakil Uskup Simmons berlawanan sekali dengan majikannya. Dia tahu pasti ke mana dia akan pergi dan apa yang sedang dilakukannya. Dan dengan sikapnya yang ceria, dia tahu apa yang harus dilakukannya, dan dia melakukannya dengan yakin pula. Dia seorang biarawan yang penuh percaya diri. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Ketika Wakil Uskup Simmons tiba, dia disambut oleh Mrs. McCrae yang penuh dengan penjelasan, permintaan maaf, dan kebingungan. Biarawan itu Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo bagaikan batu karang yang kuat. Dia sama sekali tidak menjadi bingung. "Tak usah kuatir, Mrs. McCrae," katanya dengan ramah. Kemudian dia duduk akan makan, yang sudah disiapkan Mrs. McCrae untuk menyambut kedatangannya. "Akan kita cari orang linglung itu sampai ketemu. Pernahkah Anda mendengar tentang Chesterton" G.K. Chesterton, penulis itu, Anda pasti tahu. Pada suatu hari, ketika dia sedang dalam perjalanan untuk mengadakan ceramah, dia mengirim telegram pada istrinya, yang berbunyi, "Aku ada di Stasiun Crewe. Aku mau ke mana, sih?" Wakil Uskup Simmons tertawa. Mrs. McCrae ikut tertawa, sekadar basa-basi. Menurutnya itu bukan lelucon, karena hal yang persis seperti itulah yang mungkin sedang dilakukan oleh Pater Pennyfather. "Wah," kata Wakil Uskup Simmons memuji, "daging sapi goreng Anda ini enak sekali! Anda memang juru masak Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi yang hebat, Mrs. McCrae. Mudah-mudahan saja sahabat saya itu tak lupa menghargai Anda." Mrs. McCrae memang ingat bahwa daging sapi goreng merupakan makanan kegemaran Wakil Uskup Simmons. Setelah itu disusul pula dengan makanan penutup kegemarannya, yaitu puding kastil dengan saus arbei. Setelah selesai makan, pria yang baik hati itu segera memulai sungguh-sungguh berusaha mencari jejak sahabatnya yang hilang. Dengan bersemangat dia menggunakan telepon beberapa kali tanpa memikirkan biayanya sama sekali, hingga membuat Mrs. McCrae mengerutkan dahinya karena kuatir. Namun dia tidak bisa menyalahkan penggunaan itu, karena majikannya memang benar-benar harus dilacak. Pertama-tama dia mencoba menghubungi saudara perempuan Pater Pennyfather, yang tak pernah terlalu memperhatikan saudaranya itu. Dan sebagaimana yang diharapkan, dia sama sekali tak punya bayangan di mana Pater berada. Setelah gagal di situ, Wakil Uskup menyebarkan jaringannya lebih luas lagi. Sekali lagi dia menghubungi Hotel Bertram, dan mendapatkan penjelasan yang sangat terinci. Pater Pennyfather Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi benar-benar telah pergi dari situ pada awal malam tanggal sembilan belas. Dia membawa tas pakaian B.E.A. yang kecil, tapi barang-barangnya yang lain masih ditinggal di kamarnya, yang masih tetap disewanya. Dia berkata bahwa dia akan menghadiri semacam kongres di Lucerne. Dari hoteL dia tak langsung pergi ke lapangan terbang. Petugas penjaga pintu yang mengenalinya telah membantunya naik taksi, dan dia mendengar Pater minta diantar ke Restoran Athenaeum. Itulah kali terakhir seseorang di Hotel Bertram melihat Pater Pennyfather. Oh, ya, ada satu hal kecil-dia tidak meninggalkan kunci kamarnya di meja resepsionis. Kunci itu dibawanya. Tapi hal itu bukan pertama kali terjadi. Wakil Uskup Simmons berhenti untuk berpikir sebentar. Lalu dia menelpon Lagi. Dia bisa saja menelepon semua perusahaan penerbangan yang ada di London. Tapi itu akan makan waktu lama. Mungkin ada jalan pintas. Dia lalu menelepon Dr. Weissgarten, seorang sarjana bahasa Ibrani, yang boleh dipastikan ikut menghadiri kongres itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Dr. Weissgarten ada di rumahnya. Segera setelah didengarnya siapa yang berbicara dengannya, dia langsung menyemburkan kata-kata kritik yang mencemoohkan terhadap dua makalah yang dibahas dalam kongres di Lucerne itu. "Sama sekali tak bermutu makalah si Hogarov itu," katanya. "Sama sekali tak bermutu. Entah bagaimana dia bisa berhasil mengikuti kongres itu. Dia sama sekali bukan seorang sarjana. Tahukah kau apa yang sebenarnya dikatakannya?" Wakil Uskup mendesah dan terpaksa harus mengambil tindakan tegas. Kalau tidak, besar kemungkinannya bahwa sepanjang malam itu waktunya akan habis untuk mendengarkan kritik-kritik sesama sarjana dalam kongres di Lucerne itu. Dengan susah-payah akhirnya Dr. Weissgarten bisa diajak membicarakan soal-soal yang lebih pribadi. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Pennyfather?" katanya. "Pennyfather" Ya, seharusnya dia juga hadir di sana. Aku tak mengerti mengapa dia tak hadir di sana. Katanya dia akan datang. Seminggu sebelum kongres, waktu aku bertemu dengannya di Athenaeum dia berkata bahwa dia akan hadir." "Maksudmu dia sama sekali tak menghadiri kongres itu?" "Itulah yang baru saja kukatakan. Dia seharusnya hadir di sana." "Tahukah kau mengapa dia tak hadir" Adakah dia mengirimkan alasannya?" "Bagaimana aku tahu" Dia benar-benar berkata bahwa dia akan hadir. Ya, sekarang aku ingat. Dia diharapkan hadir. Ada beberapa orang yang mengungkapkan ketidakhadirannya itu. Mereka pikir, mungkin dia menggigil kedinginan atau bagaimana. Soalnya cuacanya memang buruk sekali." Lalu dia ingin mulai lagi mengeluarkan kritikkritiknya mengenai teman-Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi temannya sesama sarjana, teapi Wakil Uskup Simmons memutuskan hubungan. Dia telah mendapatkan sebuah fakta, tapi fakta itu justru untuk pertama kalinya menimbulkan rasa kuatir dalam dirinya. Pater Pennyfather tidak hadir di kongres Lucerne. Dia berniat untuk pergi ke kongres itu. Wakil Uskup merasa heran sekali mengapa dia tak hadir. Tentu ada kemungkinan dia keliru naik pesawat terbang, tapi biasanya biro perjalanan B.E.A. sangat cermat. Mereka pasti akan mencegah terjadinya kemungkinan semacam itu. Mungkinkah Pater Pennvfather lupa hari apa dia sebenarnya harus berangkat ke kongres itu" Mungkin, pikirnya. Tapi bila demikian halnya, ke mana dia pergi sebenarnya" Dia lalu menghubungi lapangan terbang. Dalam usahanya itu dia harus banyak sabar menunggu dan diminta menghubungi satu bagian lalu dilempar ke bagian lain lagi. Akhirnya diperolehnya juga kenyataan yang pasti. Pater Pennyfather benar telah membeli tiket pesawat yang akan berangkat ke Lucerne pada pukul sembilan lewat empat puluh menit malam, tanggal delapan belas. Tapi dia tak ada di pesawat terbang itu. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Kita sudah maju selangkah," kata Wakil Uskup Simmons pada Mrs. McCrae, yang hilir-mudik saja di belakangnya. "Coba ya, siapa lagi yang akan kuhubungi?" "Semua pembicaraan dengan telepon ini akan makan biaya banyak sekali," kata Mrs. McCrae. "Memang. Memang begitu," kata Wakil Uskup Simmons. "Tapi bukankah kita harus mencari jejaknya" Dia tak muda lagi." "Aduh. Anda kan tidak berpikir bahwa sesuatu benar-benar telah terjadi atas dirinya?" "Yah, kuharap saja tidak... tapi kurasa tidak. Sebab kalau itu terjadi, saya rasa Anda pasti sudah diberi kabar. Dia-eh-dia selalu membawa nama dan alamatnya, bukan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Oh, ya, dia membawa bermacam-macam kartu. Dia juga membawa bermacam-macam surat dalam dompetnya." "Nah, kalau begitu saya rasa tak mungkin dia berada di rumah sakit," kata Wakil Uskup. "Oh, ya, waktu dia meninggalkan hotel, dia naik taksi ke Athenaeum. Saya akan menelepon restoran itu." Dari tempat itu dia mendapatkan informasi yang meyakinkan. Pater Pennyfather, yang terkenal di restoran itu, pada tanggal sembilan belas malam makan malam di situ pada pukul setengah delapan. Pada saat itulah Wakil Uskup baru menyadari sesuatu yang tak terpikirkan olehnya sampai saat itu. Tiket pesawat terbangnya adalah untuk tanggal delapan belas, tetapi Pater berangkat dari Hotel Bertram naik taksi ke Athenaeum setelah lebih dulu mengatakan bahwa dia akan pergi ke Lucerne untuk mengikuti kongres pada tanggal sembilan belas. Dia mulai melihat titik terang. Goblok sekali aku, kau Wakil Uskup mengumpat dirinya sendiri, upi dia menjaga supaya dia Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi tidak mengucapkannya nyaring-nyaring di hadapan Mrs. McCrae. "Rupanya dia salah tanggal. Kongres itu diadakan tanggal sembilan belas. Aku tahu betul itu. Dia pasti mengira bahwa dia berangkat pada tanggal delapan belas. Dia keliru sehari." Berikutnya dia mereka-reka dengan cermat sekali Pater itu pergi ke Athenaeum, dia makan malam di sana, lalu dia pergi ke Lapangan Udara Kensington. Di sana pasti diberitahukan padanya bahwa tiketnya adalah untuk hari sebelumnya, dan dia lalu menyadari bahwa kongres yang seharusnya dihadirinya sudah selesai. "Itulah yang terjadi," kau Wakil Uskup Simmons. "Lalu kalau memang begitu," katanya pada Mrs. McCrae yang sependapat bahwa itu memang mungkin, "apa yang terjadi kemudian?" "Dia kembali ke hotelnya," kata Mrs. McCrae. "Dia tidak akan langsung kembali pulang -maksud saya tidak akan langsung pergi ke stasiun." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Memang tak mungkin, sebab barang-barangnya masih tertinggal di hotel. Paling tidak dia menelepon ke hotel itu meminta supaya barang-barangnya diantar." "Benar sekali," kata Simmons. "Baiklah. Kita bayangkan jalan kejadiannya begini. Dia berangkat ke lapangan udara, membawa tas kecilnya, lalu kembali ke hotel, atau setidaknya punya niat untuk kembali ke hotelnya. Mungkin dia lalu pergi makan malam-eh tidak, dia sudah makan di Athenaeum. Baiklah, dia kembali ke hotel. Tapi dia tak pernah tiba di sana." Dia berhenti sebentar, lalu berkata dengan ragu-ragu, "Benarkah itu" Agaknya tak ada seorang pun yang melihatnya di hotel. Jadi apa yang telah terjadi atas dirinya di jalan?" "Mungkin dia bertemu dengan seseorang," kata Mrs. McCrae ragu-ragu pula. "Ya. Mungkin sekali. Seorang sahabat lama yang sudah lama tak bertemu dengannya.... Mungkin dia lalu ikut ke hotel sahabatnya itu, atau ke rumah sahabat itu. Tapi Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi masakan dia tinggal disana sampai tiga hari" Masakan sampai tiga hari penuh dia lupa bahwa barang-barangnya masih ada di hotel" Pasti dia menelepon hotel, meminta barang-barang dikirimkan, atau kalau dia sedang benar-benar linglung dia akan langsung pulang. Tiga hari tanpa berita. Itulah yang tak bisa dimengerti." "Kalau dia mengalami kecelakaan..." "Ya, Mrs. McCrae. Itu tentu mungkin saja. Kita bisa bertanya ke rumah-rumah sakit. Kata Anda dia selalu membawa banyak surat-surat pengenal" Hm-kalau begitu, saya rasa hanya ada satu hal yang harus kita lakukan." Mrs. McCrae memandanginya tanpa mengerti maksudnya. "Saya rasa," kata Wakil Uskup dengan halus, "kita harus memberi tahu polisi." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi 12 Miss Marple tidak mengalami kesulitan untuk bersenang-senang selama berada di London. Banyak sekali yang dilakukannya, yaitu hal-hal yang selama ini dalam kunjungankunjungan singkatnya ke ibu kota itu selalu tak sempat dilakukannya. Tapi sangat disayangkan bahwa dia tidak memanfaatkan kesempatan itu untuk menikmati atraksi-atraksi kebudayaan, yang sebenarnya bisa dilakukannya. Tak ada sanggar lukisan yang dikunjunginya, tidak pula museum. Bahkan tak terpikir olehnya untuk nonton suatu peragaan pakaian atau semacamnya. Yang dikunjunginya adalah toko-toko besar yang menjual barang-barang kaca, porselen, dan barang-barang linen untuk keperluan rumah tangga. Dia juga sempat membeli barang-barang perabot rumah tangga pilihan. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Setelah membelanjakan cukup banyak uang untuk membeli barang-barang keperluan rumah tangga itu, dia mengunjungi tempat-tempat yang disenanginya. Dia pergi ke tempat-tempat dan toko-toko yang diingatnya dari masa mudanya, kadang-kadang hanya karena ingin tahu dan melihat apakah tempat-tempat itu masih ada. Untuk hal-hal semacam itu selama ini dia tak pernah sempat, jadi kesempatan kali ini benar-benar dinikmatinya. Setelah tidur sebentar seusai makan siang, dia pergi lagi. Sedapat mungkin dia selalu menghindari perhatian dari petugas penjaga pintu, karena menurut laki-laki itu seorang wanita seusia dia dan serapuh dia harus selalu naik taksi. Padahal Miss Marple lebih suka naik bus atau kereta api bawah tanah. Untuk itu dia membeli sebuah buku petunjuk kecil mengenai bus-bus dan rute-rutenya-juga sebuah buku tentang sistem kereta api bawah tanah. Dia juga selalu merencanakan perjalanannya dengan cermat. Pada suatu petang dia terlihat sedang berjalan dengan senangnya sambil bernostalgia, mengelilingi Evelyn Gardens di Onslow Square. Maka dia pun bergumam perlahan-lahan, "Ya, itu rumah Mrs. Van Dylan. Sekarang tentu sudah berubah. Kelihatannya mereka telah mengubah modelnya. Wah, kulihat belnya ada empat buah. Berarti tempat itu telah terbagi menjadi Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi empat flat. Tanah lapang itu memang sejak dulu kuno tetapi bagus." Dengan wajah agak malu dia mengunjungi gedung Madame Tussaud. Dia ingat benar bahwa dia senang sekali bila berkunjung ke tempat itu waktu dia masih kecil. Di Westbourne Grove dia mencari Toko Bradley, tapi sia-sia. Dulu Bibi Helen selalu pergi ke Toko Bradley untuk membeli jaket dari kulit anjing laut. Biasanya Miss Marple tidak begitu suka hanya melihat-lihat barang-barang yang dipajang. Tapi kali ini dia menghabiskan banyak waktu dengan senang, berkeliling melihat-lihat pola-pola rajutan, bermacam-macam jenis wol rajut yang baru, dan barang-barang lain semacamnya. Secara khusus, dia mengunjungi Richmond untuk melihat rumah yang pernah didiami oleh Kakek Thomas, pensiunan admiral. Terasnya yang indah masih ada, tapi juga di sini agaknya setiap rumah sudah diubah menjadi flat-flat. Jauh lebih menyedihkan lagi adalah rumah di Lowndes Square, di mana seorang sepupu jauhnya, Lady Merridew, pernah tinggal dengan penuh gaya. Di tempat itu kini terdapat sebuah bangunan pencakar langit yang luas sekali dengan Koleksi ebook inzomnia Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo http://inzomnia.wapka.mobi rancangan modern. Miss Marple menggeleng dengan sedih, dan berkata dengan tegas pada dirinya sendiri, "Kuakui memang harus ada kemajuan. Tapi bila Kak Ethel tahu, aku yakin dia akan bangkit dari kuburnya." Pada suatu petang yang sangat menyenangkan, Miss Marple naik bus yang membawanya ke Battersea Bridge. Ketika mengunjungi Battersea Bridge itu kegembiraannya berlipat ganda, karena dia kepingin melihat-lihat rumah-rumah bangsawan Princes Terrace, di mana bekas guru privatnya tinggal. Tapi keinginan itu gagal, karena rumah Miss Ledbury sudah lenyap tanpa bekas. Di tempat itu kini berdiri bangunan beton yang berkilat. Miss Marple berbalik lalu masuk ke Taman Battersea. Dia selalu suka dan kuat berjalan kaki. Tapi harus diakuinya bahwa sekarang kekuatannya berjalan tidak lagi seperti dulu. Berjalan setengah mil saja sudah cukup membuatnya letih. Menurut perhitungannya dia akan kuat menjalani taman itu, lalu keluar ke Chelsea Bridge, dan dia akan menemukan rute bus yang menguntungkan. Tapi langkahnya makin lama makin lambat, dan dia merasa Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi senang ketika tiba di sebuah warung minum teh yang terletak di tepi danau. Orang masih menghidangkan teh di situ, meskipun musim gugur sudah dingin sekali. Hari itu tak banyak orang di situ, hanya beberapa ibu dengan membawa kereta dorong bayi-bayi mereka, dan beberapa pasang muda-mudi yang berpacaran. Miss Marple mengambil sebuah nampan dengan teh dan dua potong kue busa. Dibawanya nampannya dengan hati-hati ke sebuah meja, lalu dia duduk. Tehnya tepat benar seperti yang dibutuhkannya. Panas, kental, dan dapat memulihkan tenaga. Setelah tenaganya pulih, dia melihat ke sekelilingnya. Tiba-tiba matanya terhenti di sebuah meja dan duduknya jadi makin tegak. Lagi-lagi suatu kebetulan yang aneh sekali. Aneh sekali! Mula-mula di Toserba Army And Navy, dan sekarang disini. Tempat-tempat yang aneh-aneh yang dipilih oleh dua orang itu! Tapi tidak! Dia keliru. Miss Marple mengeluarkan kacamata yang satunya, yang lebih terang, dari tasnya. Ya, dia keliru. Tapi memang mirip. Rambut yang lurus dan panjang itu sama, tapi ini bukan Bess Sedgwick. Dia jauh lebih muda. Ya, tentu! Itu adalah putrinya! Gadis yang datang ke Hotel Bertram dengan teman Lady Selina Hazy, yaitu Kolonel Luscombe. Tapi teman laki Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi lakinya itu adalah orang yang makan siang bersama Lady Sedgwick di Toserba Army and Navy dulu. Tak diragukan lagi. Anak muda tampan yang memberikan kesan seperti seekor burung elang, yang bertubuh kurus dan berpenampilan keras dan liar, dan-ya, benar-benar jantan. "Dia jahat," kata Miss Marple sendiri. "Dia benar-benar jahat! Kejam! Dia tak mengenal belas kasihan. Aku tak suka melihatnya. Mula-mula ibunya, sekarang putrinya. Apa artinya ini?" Itu berarti sesuatu yang tak baik. Miss Marple yakin itu. Miss Marple jarang menilai seseorang dengan raguragu. Dia lebih sering menilai yang terburuk, dan sembilan dari sepuluh penilaiannya ternyata benar. Dia yakin bahwa kedua pertemuan itu adalah pertemuan rahasia. Diperhatikannya keduanya duduk dengan membungkuk di atas meja, hingga kepala mereka hampir bersentuhan. Diperhatikannya pula betapa asyiknya mereka berbicara. Wajah gadis itu-Miss Marple menanggalkan kacamatanya, menggosok-gosok lensanya dengan cermat, lalu memasangnya lagi. Ya, gadis itu sedang jatuh cinta. Jatuh cinta setengah mati. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Hanya anak-anak muda yang bisa jatuh cinta seperti itu. Tapi bagaimana para walinya itu membiarkannya berkeliaran di London dan mengadakan pertemuan gelap di Taman Battersea ini" Padahal dia seorang gadis manis yang berkelakuan baik dan berpendidikan tinggi. Pasti dia telah mendapat pendidikan yang terlalu baik! Mungkin para walinya mengira bahwa dia sedang berada di suatu tempat yang lain. Dia tentunya berbohong. Dalam perjalanannya keluar, Miss Marple melewati tempat duduk mereka. Dia berjalan perlahan-lahan sekali, tanpa terlalu kentara. Sayangnya suara mereka demikian halusnya, hingga dia tak bisa mendengar apa yang mereka katakan. Yang laki-laki sedang berbicara, si gadis mendengarkan dengan agak senang, tapi juga agak takut. Mungkinkah mereka membuat rencana akan lari" pikir Miss Marple. Gadis itu masih di bawah umur. Miss Marple melewati pintu pagar yang kecil dan langsung keluar ke trotoar taman. Ada beberapa mobil yang parkir di situ. Miss Marple berhenti di dekat salah satu mobil. Dia tidak begitu tahu tentang mobilmobil, tapi mobil yang satu ini jarang dilihatnya. Jadi mobil itu Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi telah menarik perhatiannya dan diingatnya. Dia pernah mendapatkan sedikit penjelasan mengenai mobil-mobil model begini dari seorang cucu keponakannya yang gemar mobil. Itu adalah sebuah mobil balap. Mobil itu buatan luar negerisekarang ini dia tak ingat namanya. Bukan hanya itu, dia juga sudah pernah melihat mobil ini atau yang serupa benar dengan yang ini. Baru kemarin dia melihatnya di sebuah jalan kecil di dekat Hotel Bertram. Mobil itu telah menarik perhatiannya, bukan hanya karena besarnya dan penampilannya yang hebat dan luar biasa, tapi juga karena nomor polisinya telah menimbulkan suatu kenangan yang samar. Ada semacam kaitan dengan ingatannya. Nomornya FAN 2266. Itu membuatnya teringat pada saudara sepupunya Fanny Godfrey. Fanny yang malang, yang gagap, yang berkata, "A-aku punya-d-dua-b-bin-bintik...." Miss Marple berjalan terus dan melihat ke nomor polisi mobil itu. Ya, dia benar. Nomor itu FAN 2266. Jadi itu mobil yang sama dengan yang pernah dilihatnya. Dengan langkah-langkah yang makin lama makin menyiksa, Miss Marple tiba di seberang lain Jembatan Chelsea, sambil masih tenggelam dalam renungan yang dalam. Dia demikian letihnya, hingga langsung Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi memanggil taksi yang dilihatnya. Dia merasa khawatir karena merasa ada sesuatu yang harus dilakukannya sehubungan dengan suatu perkara. Tapi apa urusan itu, dan apa yang harus dilakukannya" Semuanya samar sekali. Dalam keadaan linglung dia membaca sesuatu yang ada pada papan berita, yang berbunyi: PERKEMBANGAN SENSASIONAL MENGENAI PERAMPOKAN KERETA API. PENGAKUAN DARI MASINIS. Bukan main! pikir Miss Marple. Agaknya setiap hari ada perampokan bank atau perampokan kereta api, atau perampasan uang gaji orang. Kejahatan makin lama makin meningkat. 13 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Inspektur Kepala Fred Davy, yang penampilannya mengingatkan orang pada seekor kumbang besar, sedang berjalan berkeliling di ruang Bagian Pelacakan Kejahatan sambil bersenandung. Itu ciri khasnya yang sudah terkenal, dan tidak lagi menarik perhatian banyak orang. Paling-paling orang hanya akan berkata, "Ayah sedang mengincar mangsanya lagi." Dalam perjalanan pengintaiannya itu sampailah akhirnya dia ke ruangan di mana Inspektur Campbell sedang duduk di balik meja kerjanya dengan air muka bosan. Inspektur Campbell adalah seorang pria muda yang penuh semangat, dan pekerjaannya dianggapnya membosankan sekali. Namun dia berhasil menjalankan tugas-tugas yang diserahkan padanya dengan baik. Para atasan suka padanya, dan menurut penilaian mereka dia akan berhasil, dan mereka terus memberinya dorongan. "Selamat pagi, Sir," kata Inspektur Campbell dengan sopan, waktu Ayah memasuki ruang kerjanya. Inspektur Kepala Davy tentulah disebutnya 'Ayah' juga di Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi belakangnya, karena semua orang menyebutnya begitu. Tapi dia belum cukup senior untuk menyebutnya "Ayah" di hadapannya secara langsung. "Adakah sesuatu yang bisa saya bantu, Sir?" tanyanya. "Tra-la-la, bum, bum." Inspektur Kepala bersenandung dengan nada sumbang. "Mengapa orang menyebutku Mary, padahal namaku Miss Gibbs?" Setelah tanpa disangka-sangka menyanyikan lagu lama yang lucu itu, ditariknya sebuah kursi, lalu duduk. "Sibuk?" tanyanya. "Lumayan." "Kau harus menyelesaikan suatu perkara kehilangan, kan" Sehubungan dengan sebuah hotel, bukan" Apa ya nama hotel itu" Hotel Bertram. Betul?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya. Benar, Sir. Hotel Bertram." "Apakah hotel itu telah melanggar peraturan mengenai izin jam-jam buka" Atau adakah urusan dengan 'wanita-wanita panggilan'?" "Oh, tidak, Sir," kata Inspektur Campbell. Dia agak terkejut karena Hotel Bertram dihubung-hubungkan dengan hal begituan. "Hotel itu adalah tempat yang baik-baik, tenang, dan kuno." "Apakah sekarang juga begitu?" tanya Ayah. "Ya, apakah masih begitu sekarang" Benar-benar menarik" Inspektur Campbell heran mengapa hal itu dianggap menarik. Tapi dia tak mau bertanya, dia takut-soalnya para atasan mudah sekali marah sejak perampokan kereta api pos yang sangat berhasil dilakukan penjahat itu. Dia memandang wajah Ayah yang besar, kasar, dan seperti muka sapi itu. Dan seperti dulu-dulu, dia bertanya-tanya bagaimana Inspektur Kepala Davy bisa mencapai kedudukannya yang sekarang ini, dan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi mengapa dia dijunjung begitu tinggi di departemen mereka. Kurasa dia hebat waktu dia masih muda, pikir Inspektur Campbell. Banyak orang lain yang cukup pandai yang sebenarnya sudah pantas mendapat promosi, kalau saja orang-orang tua seperti dia ini sudah disingkirkan. Tapi orang tua itu sudah mulai menyenandungkan sebuah lagu lagi, dan kadang-kadang di sana-sini diselingi sepatah dua patah kata. "Coba katakan, orang asing yang baik, masih adakah orang-orang sepertimu di negerimu?" Begitu nyanyian Ayah perlahan-lahan, tapi tiba-tiba suaranya meninggi dan menyanyikan, "Ada beberapa pemuda yang baik, dan gadis-gadis yang lebih manis yang tak Anda kenal. Ah, aku salah, bukan begitu. Aku bingung. Bagaimana ya" Floradora. Pertunjukan yang bagus sekali." "Kalau tak salah, saya pernah mendengarnya," kata Inspektur Campbell. "Ibumu pasti pernah meninabobokkan kau dengan lagu itu waktu kau masih dalam ayunan," kata Inspektur Kepala Davy. "Nah, apa sih sebenarnya yang terjadi di Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Hotel Bertram" Siapa yang hilang, bagaimana dan mengapa?" "Seorang pater yang bernama Pennyfather, Sir. Dia sudah tua." "Perkara yang membosankan, ya?" Inspektur Campbell tersenyum. "Benar, Sir, memang agak membosankan." "Bagaimana dia?" "Pater Pennyfather itu?" "Ya-kau pasti punya gambaran tentang dia, bukan?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tentu." Campbell mencari-cari di antara kertas-kertasnya, lalu membaca," Tinggi 1.70 meter. Rambut lebat beruban-jalan membungkuk...." "Dan dia hilang dari Hotel Bertram-kapan?" "Kira-kira seminggu yang lalu-tanggal sembilan belas November." "Dan mereka baru saja melaporkannya. Santai sekali mereka, ya?" "Yah, saya rasa semua orang mengira bahwa dia akan muncul kembali." "Apakah kau punya bayangan adanya sesuatu di balik peristiwa itu?" tanya Ayah. "Mungkinkah seorang pria yang begitu takut pada Tuhan tiba-tiba melarikan diri dengan istri salah seorang penjaga gereja" Atau apakah dia minum-minum dengan sembunyi-sembunyi, atau apakah dia telah menggelapkan dana gereja" Atau Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi apakah dia orang tua linglung yang memang biasa begitu?" "Yah, dari apa yang sudah saya dengar, Sir, saya rasa yang terakhir itulah yang benar. Dulu pun dia pernah begitu." "Apa" Menghilang dari sebuah hotel terhormat di daerah West End?" "Bukan. Bukan begitu. Tapi dia sering tak pulang pada waktu yang sudah dijanjikannya. Kadang-kadang dia muncul saja di rumah teman-temannya dan menginap di sana, padahal dia tidak diajak. Sebaliknya, dia tak muncul pada saat orang mengharapkan kehadirannya. Begitulah dia." "Ya," kata Ayah. "Ya. Kedengarannya baik sekali dan wajar, dan berdasarkan rencana, bukan" Kapan tepatnya dia hilang, katamu tadi?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Hari Kamis, tanggal sembilan belas November. Dia seharusnya pergi untuk menghadiri suatu kongres di...."-dia menunduk dan membaca kertas yang ada di atas meja kerjanya-"oh, ya, di Lucerne. Kongres Perkumpulan Pengamat Sejarah Injil. Begitulah terjemahannya. Saya rasa perkumpulan itu ada di Jerman." "Dan diadakan di Lucerne" Dan orang tua itu-kalau tak salah, dia orang tua, katamu, ya?" "Saya dengar umurnya enam puluh tiga tahun, Sir." "Orang tua itu tak muncul, bukan?" Inspektur Campbell menarik kertas-kertas yang ada di hadapannya dan memberikan pada Ayah fakta-fakta yang didapatkannya. "Kedengarannya tak mungkin dia melarikan diri dengan seorang anak laki-laki dari paduan suara gereja," kata Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Inspektur Kepala Davy sambil memperhatikan kertaskertas itu. "Saya rasa dia akan muncul sendiri nanti," kata Campbell, "tapi kami tentu harus menyelidikinya juga. Apakah Anda-eh-menaruh perhatian khusus dalam perkara itu, Sir?" Dia tak bisa menahan rasa ingin tahunya dalam hal itu. "Tidak," kata Davy sambil berpikir. "Tidak, aku tidak tertarik pada perkara itu. Aku tak melihat adanya Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sesuatu yang menarik dalam perkara itu." Keduanya berdiam diri. Tapi keheningan itu terasa sarat dengan kata-kata. "Jadi?" kata Inspektur Campbell, dengan nada yang sudah sangat terlatih. "Yang membuatku tertarik," kata Ayah, "adalah tanggalnya. Dan Hotel Bertram itu tentu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Hotel itu dikelola dengan baik, Sir. Tak ada masalah di situ." "Bagus sekali," kau Ayah. Kemudian dia berkata lagi sambil merenung, "Aku ingin sekali pergi melihat tempat itu." "Silakan, Sir," kata Inspektur Campbell. "Kapan saja Anda suka. Saya sendiri juga punya rencana untuk pergi ke sana." "Kalau begitu sebaiknya aku ikut kau saja," kata Ayah. "Bukannya mau mencampuri urusanmu, sama sekali tidak. Aku hanya ingin melihat tempat itu. Dan hilangnya wakil uskupmu itu, atau entah apalah dia, merupakan suatu alasan yang tepat. Tak usah menyebutku 'Sir' kalau kita di sana-kau harus bersikap berwibawa. Aku hanya pengikutmu saja." Inspektur Campbell jadi tertarik. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apakah menurut Anda ada sesuatu yang mungkin bersangkut-paut dengan sesuatu yang lain lagi?" "Sejauh ini, belum ada alasan untuk berpikiran begitu," kata Ayah. "Tapi kau tahu bagaimana biasanya. Orang sering punya pikiran yang aneh-aneh, begitu bukan" Bagaimanapun juga, Hotel Bertram itu rasanya terlalu baik untuk yang begituan." Dia kembali bersikap seperti kumbang, dan menyanyikan lagu Let's All Co Down the Strand. Kemudian kedua perwira detektif itu pergi bersamasama. Campbell mengenakan setelan resmi yang bagus (perawakannya sangat bagus pula), sedang Inspektur Kepala Davy hanya mengenakan setelan triko dan nampak seperti seseorang yang baru kembali dari desa. Mereka cocok sekali. Hanya mata Miss Gorringe yang tajam, yang diangkatnya dari buku kasnya, yang bisa mengenali mereka dalam kedudukan mereka sebenarnya dan memberi hormat pada mereka. Karena dia sendiri yang telah melaporkan tentang hilangnya Pater Pennyfather, dan telah pula berbicara dengan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi salah seorang petugas polisi yang lebih rendah pangkatnya, maka dia memang mengharapkan kedatangan mereka. Dia berbisik halus pada asistennya, seorang gadis berwajah serius. Gadis itu biasa bekerja di belakangnya, tak jauh dari dia. Kini gadis itu maju ke depan dan menggantikan melayani tamu-tamu, sedang Miss Gorringe diam-diam menggeser agak lebih jauh dari meja resepsionis itu, lalu melihat pada kedua orang pria itu. Inspektur Campbell meletakkan kartunya di atas meja di depan Miss Gorringe, dan wanita muda itu mengangguk. Lalu dia memandang melewati Inspektur Campbell, ke arah orang yang mengenakan setelan triko di belakangnya. Dilihatnya bahwa orang itu sudah pindah agak ke tepi dan sedang memperhatikan ruang duduk dan orang-orang yang ada di situ. Kelihatannya dia memperhatikan dengan rasa senang yang polos pada kumpulan orang dari kalangan atas yang berpendidikan baik, dengan kegiatannya masingmasing. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apakah Anda lebih suka kita masuk ke kantor?" tanya Miss Gorringe. "Mungkin di sana kita bisa berbicara dengan lebih leluasa." "Ya, saya rasa itulah yang terbaik." "Bagus sekali tempat Anda ini," kata pria yang besar, yang wajahnya seperti sapi itu. Dia menoleh pada Miss Gorringe. "Juga nyaman," tambahnya, sambil melihat dengan senang ke perapian yang besar. "Nyamannya seperti di masa silam." Miss Gorringe tersenyum senang. "Ya, itu benar. Kami membanggakan diri dalam hal membuat tamu-tamu kami merasa nyaman," katanya. Dia menoleh pada asistennya. "Tolong lanjutkan ya, Alice" Itu buku kasnya. Lady Jocelyn akan datang sebentar lagi. Dia pasti minta tukar kamarnya begitu melihat kamar yang kita berikan. Tapi kau harus menjelaskan padanya bahwa semua kamar sudah penuh. Bila perlu, bisa kauperlihatkan kamar nomor 340 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi di lantai tiga dan tawarkan itu padanya. Kamar itu tidak terlalu menyenangkan dan aku yakin Lady Jocelyn akan merasa puas dengan kamarnya yang sekarang." "Baik, Miss Gorringe. Akan segera saya laksanakan semua itu. Miss Gorringe." "Dan ingatkan Kolonel Mortimer bahwa teropongnya ada di sini. Dia minta tolong disim-pankan di sini tadi pagi. Jangan biarkan dia pergi tanpa teropong itu." "Baik, Miss Gorringe." Setelah menyelesaikan tugas-tugasnya. Miss Gorringe menoleh pada kedua pria itu. Dia keluat dari balik meja resepsionis, lalu berjalan ke arah sebuah pintu mahoni sederhana yang tak bertulis-kan apa-apa di arasnya. Miss Gorringe membuka pintu itu, dan mereka pun masuk ke sebuah kantor kecil yang agak menyedihkan. Ketiga orang itu pun duduk. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya dengar, pria yang hilang itu adalah Pater Pennyfather." Inspektur Campbell mulai berbicara. Dia melihat ke catatannya. "Saya telah menerima laporan dari Sersan Wadell. Mungkin Anda bisa menceritakan apa yang telah terjadi, dengan kata-kata Anda sendiri." "Saya rasa Pater Pennyfather sebenarnya bukan hilang dalam pengertian yang biasa," kata Miss Gorringe. "Saya rasa dia telah bertemu dengan seseorang di suatu tempat. Seorang sahabat lama atau semacamnya, dan mungkin dia lalu pergi bersamanya ke suatu pertemuan ilmiah atau reuni, atau semacamnya, di suatu tempat di Benua Eropa. Soalnya dia linglung sekali." "Sudah lamakah Anda mengenalnya?" "Oh, ya, saya rasa sudah-berapa lama ya-oh, ya, sekurang-kurangnya sudah lima atau enam tahun. Dia selalu menginap di sini bila sedang berada di kota ini." "Anda sendiri juga sudah lama di sini?" Inspektur Kepala Davy tiba-tiba menyela. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya sudah empat belas tahun di sini," kata Miss Gorringe. "Tempat ini bagus," ulang Davy lagi. "Dan Pater Pennyfather biasanya menginap di sini kalau dia berada di London" Benarkah begitu?" "Ya. Dia selalu menginap di sini. Sebelumnya dia selalu menulis surat untuk memesan kamar yang biasa ditempatinya. Dalam surat dia sama sekali tidak begitu linglung seperti dalam kelakuannya. Dia memesan kamar itu untuk tanggal tujuh belas sampai tanggal dua puluh satu. Selama waktu itu dia akan pergi dan menginap satu atau dua malam. Dijelaskannya bahwa dia akan tetap menyewa kamar itu selama dia tak berada di tempat. Dia sering berbuat begitu." "Kapan Anda mulai merasa kuatir mengenai dirinya?" tanya Campbell. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Yah, sebenarnya tidak juga. Memang tak enak rasanya. Sejak tanggal dua puluh tiga kamarnya sudah disewakan pada orang lain lagi. Mula-mula saya tidak menyadarinya-tapi ketika saya sadar -bahwa dia tak kembali dari Lugano...." "Dalam catatan saya tertulis Lucerne," kata Campbell. "Ya, ya, saya rasa memang Lucerne. Di sana ada semacam kongres tentang arkeologi atau semacamnya. Pokoknya waktu saya sadari bahwa dia tak kembali kemari dan bahwa bagasinya masih ada di sini, di kamarnya, semuanya jadi serba salah. Soalnya pada waktu-waktu begini selalu banyak tamu yang memesan kamar. Jadi saya lalu menerima orang lain di kamarnya itu. Seorang wanita ningrat, Mrs. Saunders, yang tinggal di Lyme Regis. Dia uga selalu memesan kamar itu. Kemudian pengurus rumah tangga Pater menelepon. Dia kuatir." "Saya dengar dari Wakil Uskup Simmons, pengurus rumah tangganya itu bernama Mrs. McCrae. Kenalkah Anda padanya?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Secara pribadi, tidak. Tapi saya sudah satu atau dua kali berbicara melalui telepon dengan dia. Saya rasa dia seorang wanita yang bisa diandalkan dan sudah beberapa tahun ikut Pater Pennyfather. Tentu saja dia kuatir. Saya dengar, dia dan Wakil Uskup Simmons menghubungi teman-teman dekat Pater, juga sanak saudaranya, tapi mereka tak tahu-menahu. Dan karena Pater tahu kalau Wakil Uskup Simmons akan datang untuk menginap di rumahnya, rasanya aneh sekali kalau dia tak pulang." "Apakah Pater memang linglung begitu?" tanya Ayah. Miss Gorringe tak menanggapi. Orang besar, yang mungkin hanya seorang sersan pengawal itu, dinilainya agak terlalu ingin menonjol. "Dan sekarang saya dengar," kata Miss Gorringe lagi dengan nada yang jengkel, "dari Wakil Uskup Simmons, bahwa Pater bahkan tidak pergi menghadiri kongres di Lucerne itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apakah dia mengirim pesan bahwa dia tidak akan pergi?" "Saya rasa tidak-dari sini jelas tidak. Tak ada telegram atau semacamnya. Saya sama sekali tak tahu apa-apa tentang Lucerne-saya benar-benar hanya memikirkan urusan itu dari segi kami. Saya lihat peristiwa itu diberitakan dalam suratsurat kabar malam-maksud saya, peristiwa hilangnya Pater. Mereka tidak menyebutkan bahwa dia menginap di sini. Mudahmudahan saja kelak juga tidak. Kami tak ingin orang-orang pers berdatangan kemari. Tamu-tamu kami tidak akan menyukai hal itu. Kami akan berterima kasih sekali bila Anda bisa mencegah mereka mendatangi kami. Inspektur Campbell. Maksud saya, dia sebenarnya tidak menghilang dari sini." "Barang-barangnya masih ada di sini?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Masih. Di kamar bagasi. Bila dia tak jadi pergi ke Lucerne, apakah Anda melihat kemungkinan dia ditabrak" Atau semacamnya?" "Tak ada kejadian semacam itu yang menimpa dirinya." "Rasanya benar-benar aneh," kata Miss Gorringe. Bayangan rasa jengkelnya hilang, berganti dengan minat yang samar-samar terkilas di wajahnya. "Maksud saya, kita jadi ingin tahu ke mana dia pergi dan mengapa?" Ayah memandang gadis itu dengan penuh pengertian. "Tentu aneh," katanya. "Soalnya Anda hanya memikirkannya dari sudut hotel saja. Tapi itu wajar." "Saya baca di sini," kata Inspektur Campbell, sekali lagi dia membaca catatannya, "bahwa Pater Pennyfather berangkat dari sini kira-kira pukul setengah tujuh malam pada hari Kamis tanggal sembilan belas. Dia membawa tas kecil berisi barang-barang keperluan satu malam saja, dan dia berangkat naik taksi. Dimintanya petugas Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi penjaga pintu mengatakan pada pengemudi untuk mengantarnya ke Restoran Athenaeum." Miss Gorringe mengangguk. "Ya, dia makan malam di Restoran Athenaeum-Wakil Uskup Simmons mengatakan pada saya bahwa di tempat itulah dia terakhir dilihat." Terdengar ketegasan dalam suara Miss Gorringe waktu dia mengalihkan tanggung jawab tempat Pater itu dilihat untuk terakhir kali, dari Hotel Bertram ke Restoran Athenaeum. "Yah, memang senang kalau kita bisa mendapatkan fakta-fakta secara langsung," kata Ayah, dengan suara yang menggemuruh namun halus. "Sekarang sudah jelas bagi kita. Dia pergi dengan membawa tas BOAC-nya yang kecil berwarna biru, atau entah tas apa. Benar tas dari BOAC yang berwarna biru, bukan" Dia pergi, dan dia tak kembali. Begitulah duduk perkaranya." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Jadi Anda lihat sendiri, saya benar-benar tak bisa membantu Anda lebih banyak lagi," kata Miss Gorringe, sambil memperlihatkan niatnya untuk bangkit dan kembali ke pekerjaannya. "Kelihatannya Anda memang tak bisa membantu kami lagi," kata Ayah, "tapi mungkin ada seseorang lain yang bisa," sambungnya. "Seseorang yang lain?" "Ya," kata Ayah. "Salah seorang karyawan di sini mungkin?" "Saya rasa tak seorang pun yang tahu. Kalau ada, mereka tentu sudah melaporkannya pada saya." "Yah, memang mungkin begitu. Tapi mungkin juga tidak. Maksud saya, mereka akan menceritakan pada Anda bila mereka benar-benar mengetahui sesuatu dengan Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi jelas. Tapi yang saya pikirkan adalah kemungkinan adanya sesuatu yang telah diucapkannya." "Umpamanya apa?" tanya Miss Gorringe. Dia kelihatan bingung. "Ah, mungkin hanya sesuatu perkataan yang kebetulan saja, yang mungkin bisa merupakan petunjuk. Sesuatu, umpamanya seperti, 'Malam ini aku akan menemui teman lamaku. Sudah lama aku tak bertemu dengannya, sejak kami bertemu di Arizona.' semacam itulah. Atau, 'Minggu depan aku akan menginap di rumah keponakan perempuanku dalam rangka pembaptisan putrinya.' Berhubungan dengan orang-orang yang linglung, petunjuk seperti itu merupakan bantuan besar. Katakata itu menunjukkan apa yang terdapat dalam pikirannya. Mungkin setelah makan malam di Restoran Athenaeum dia naik taksi, lalu berpikir, 'Lho, mau ke mana aku"' dan setelah mendapatkan jawaban yang meyakinkan, dia menyangka bahwa dia harus pergi ke sana." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Ya, saya mengerti maksud Anda," kata Miss Gorringe ragu-ragu. "Meskipun rasanya agak tak masuk akal." "Ah, kita tak tahu bagaimana nasib kita," kata Ayah dengan ceria. "Lalu ada pula bermacam-macam tamu di sini. Saya rasa Pater Pennyfather mengenal beberapa di antaranya, karena dia agak sering datang kemari." "Oh, ya," kata Miss Gorringe. "Coba saya ingat-ingat. Saya pernah melihatnya bercakap-cakap dengan-ya, dengan Lady Selina Hazy. Kemudian ada uskup dari Norwegia. Kalau tak salah, mereka itu teman lama Mereka sama-sama bersekolah di Oxford. Lalu Mr. Jameson dan putri-putrinya. Mereka datang dari luar negeri. Ya, cukup banyak orang yang dikenalnya." "Nah," kata Ayah, "Mungkin dia telah bercakap-cakap dengan salah seorang di antara mereka. Mungkin dia telah menyebutkan sesuatu yang bisa memberi Hotel Bertram At Bertrams Hotel Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo petunjuk pada kita. Adakah seseorang yang cukup dikenal baik oleh Pater yang masih menginap di sini?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Miss Gorringe berpikir sambil mengerutkan dahinya. "Yah, saya rasa Jenderal Radley masih ada di sini. Lalu ada seorang wanita tua yang datang dari desa-dia pernah bercerita pada saya, bahwa dia pernah menginap di sini waktu dia masih kecil. Siapa ya, namanya, saya tak ingat sekarang. Tapi saya bisa mencarikan namanya. Oh, ya, Miss Marple. Saya rasa dia kenal pada Pater." "Nah, kita bisa mulai dengan dua orang itu. Lalu saya rasa tentu ada pula pelayan kamarnya." "Oh, ya, ada," sahut Miss Gorringe. "Tapi dia sudah diwwancarai oleh Sersan Wadell." "Saya tahu. Tapi mungkin tidak dari segi ini. Bagaimana dengan pelayan yang melayaninya makan" Atau pelayan kepala?" "Ada Henry, tentu," kata Miss Gorringe. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Siapa Henry?" tanya Ayah. Miss Gorringe kelihatan terkejut sekali. Dia merasa tak mungkin ada orang yang tak kenal pada Henry. "Henry sudah lama sekali bekerja di sini-saya tak tahu lagi sudah berapa tahun," katanya. "Pasti Anda sudah melihatnya waktu Anda masuk. Dia bertugas melayani orang minum teh." "Dia orang yang punya kepribadian," kata Davy. "Saya ingat, saya memang pernah melihatnya." "Entah bagaimana kami kalau tak ada Henry," kata Miss Gorringe dengan tulus. "Dia benar-benar hebat. Dialah yang memberikan suasana khas di tempat ini." "Mungkin dia mau menyuguhkan teh pada saya," kata Inspektur Kepala Davy. "Kelihatannya dia juga menghidangkan kue muffin. Saya ingin merasakan lagi kue muffin yang enak." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Silakan kalau Anda suka," kata Miss Gorringe, agak dingin. "Bagaimana kalau saya pesankan dua cangkir teh untuk Anda di ruang tamu?" sambungnya sambil menoleh pada Inspektur Campbell. "Itu akan...," kata Inspektur, dia terhenti karena pintu tiba-tiba terbuka dan Mr. Humfries muncul. Dia agak terkejut, lalu melihat pada Miss Gorringe dengan pandangan bertanya. Miss Gorringe menjelaskan, "Ini Bapak-bapak dari Scotland Yard, Mr. Humfries," katanya. "Detektif Inspektur Campbell," kata Campbell. "Oh, ya. Ya, saya ingat," kata Mr. Humfries. "Urusan Pater Pennyfather, saya rasa, ya" Urusan yang aneh Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sekali. Mudah-mudahan tak terjadi apa-apa atas dirinya. Kasihan orang tua itu." "Saya juga berharap begitu," kata Miss Gorringe. "Kasihan sekali orang tua itu." "Dia adalah salah seorang dari masa silam," kata Mr. Humfries menegaskan. "Kelihatannya banyak orang dari masa silam di sini," kata Inspektur Kepala Davy. "Kelihatannya memang begitu," kata Mr. Humfries. "Ya, kami cukup bertahan dalam banyak hal." "Soalnya banyak orang yang boleh dikatakan sudah merupakan langganan kami," Miss Gorringe menimpali. Dia berbicara dengan nada bangga. "Orang-orang yang sama datang tahun demi tahun. Banyak pula orang-orang Amerika. Mereka datang dari Boston dan Washington. Mereka orang baik-baik dan tenang." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Mereka menyukai suasana Inggris di tempat kami ini," kata Mr. Humfries, memperlihatkan giginya yang putih" waktu tersenyum. Ayah memandanginya sambil berpikir. Inspektur Campbell berkata, "Apakah Anda yakin bahwa memang tak ada pesan dari Pater" Maksud saya, apakah tak mungkin orang yang menerima pesan itu lupa menuliskannya atau lupa menyampaikannya." "Pesan-pesan lewat telepon selalu ditulis dengan teliti," kata Miss Gorringe dengan nada dingin sekali. "Saya rasa, tak mungkin ada pesan yang tak disampaikan pada saya atau pada orang yang sedang bertugas." Wanita itu melihat pada Inspektur Kepala dengan melotot. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Inspektur Campbell kelihatan terkejut sebentar. "Kami sudah menjawab semua pertanyaan-pertanyaan semacam itu," kata Mr. Humfries, juga dengan nada agak dingin. "Kami telah memberikan semua informasi yang ada pada kami pada sersan Anda-saya tak ingat namanya." Ayah menggeser sedikit, lalu berkata dengan cara yang ramah dan merendah, "Yah, soalnya perkara ini mulai kelihatan lebih serius. Kelihatannya ini bukan lagi sekadar soal linglung. Sebab itu, saya rasa ada baiknya bila kami berbicara dengan dua orang yang Anda sebutkan tadi-Jenderal Radley dan Miss Marple." "Apakah Anda ingin-saya mengatur suatu wawancara dengan mereka?" tanya Mr. Humfries, dengan sikap kurang senang. "Jenderal Radley itu tuli sekali." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Saya rasa tak perlu terlalu resmi," kata Inspektur Kepala Davy. "Kami tak ingin menyusahkan orang. Biar serahkan saja pada kami. Tolong tunjukkan saja pada kami kedua orang yang Anda sebutkan itu. Mungkin saja Pater Pennyfather secara kebetulan mengatakan rencananya, atau menceritakan tentang seseorang yang akan ditemuinya di Lucerne, atau siapa yang akan ikut bersamanya ke Lucerne. Pokoknya, patut dicoba." Mr. Humfries kelihatan agak lega. "Tak adakah lagi yang bisa kami bantu?" tanyanya. "Saya yakin Anda maklum bahwa kami ingin membantu Anda dalam segala hal. Hanya Anda tentu maklum pula bagaimana perasaan kami bila sampai tersiar oleh pers." "Ya, kami mengerti," kata Inspektur Campbell. "Saya juga ingin berbicara dengan pelayan kamar," kata Ayah. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Tentu, silakan, kalau Anda mau. Tapi amat saya ragukan, apakah ada yang bisa diceritakannya pada Anda." "Mungkin tak banyak. Tapi mungkin ada hal kecil-ucapan yang mungkin dikatakan oleh Pater mengenai suatu surat atau suatu janji umpamanya. Kita tak tahu." Mr. Humfries melihat ke arlojinya. "Pukul enam dia akan mulai bertugas," katanya. "Dia bekerja di lantai atas. Sementara itu mungkin Anda mau minum teh dulu?" "Saya mau," jawab Ayah langsung. Mereka bersama-sama keluar dari kantor itu. "Jenderal Radley ada di ruang merokok," kata Miss Gorringe. "Kamar pertama di lorong itu, di sebelah kiri. Pasti dia sedang duduk di depan perapian sambil memegang surat kabar The Times. Dan saya rasa," Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sambungnya dengan berhati-hati, "mungkin dia sedang tidur. Yakinkah Anda tak ingin saya...," "Tidak, tidak, biar saya urus sendiri," kata Ayah. "Lalu bagaimana yang seorang lagi-wanita tua itu?" "Itu, dia sedang duduk di dekat perapian," kata Miss Gorringe. "Yang rambutnya putih dan lebat serta sedang merajut itu?" tanya Ayah, sambil memandang ke wanita yang ditunjuk Miss Gorringe. "Seperti tokoh di pentas saja, ya" Dia pantas sekali menjadi bibi bagi siapa saja di dunia ini." "Bibi-bibi zaman sekarang tidak lagi seperti itu," kata Miss Gorringe, "neneknenek atau nenek buyut pun tidak begitu lagi. Kemarin Marchioness [gelar kebangsawanan wanita] dari Barlowe datang. Dia seorang nenek buyut. Sungguh saya tak tahu siapa dia waktu dia datang. Dia baru kembali dari Paris. Wajahnya seperti topeng yang berwarna putih dan merah jambu, Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi dan rambutnya pirang keperakan. Dan penampilannya serba palsu. Tapi kelihatannya bagus juga." "Ah," kata Ayah, "saya sendiri lebih suka yang kuno. Nah, terima kasih." Dia menoleh pada Campbell. "Saya akan menangani soal itu, setuju, Sir" Saya tahu Anda ada janji penting." "Ya, benar," kata Campbell, yang mengerti isyarat itu. "Saya rasa tidak akan banyak informasi yang didapat dari pertemuan itu, tapi bisa saja dicoba." Mr. Humfries menghilang ke dalam kantornya. Sambil lalu dia berkata, "Miss Gorringe-kemari sebentar." Miss Gorringe menyusulnya, lalu menutup pintu itu. Humfries berjalan hilir-mudik di dalam kamarnya. "Untuk apa mereka ingin menemui si Rose, pelayan kamar itu?" tanyanya dengan tajam. "Bukankah Wadell Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi sudah menanyakan semua pertanyaan yang diperlukan." "Saya rasa itu hanya rutin saja," kata Miss Gorringe ragu-ragu. "Sebaiknya kau berbicara dulu dengan anak itu." Miss Gorringe kelihatan agak terkejut. "Tapi Inspektur Campbell tentu...." "Oh, bukan Campbell yang kukuatirkan. Tapi yang seorang itu. Tahukah kau siapa dia?" "Seingat saya dia tidak menyebutkan namanya. Saya rasa seorang sersan biasa. Kelihatannya orang dusun." "Orang dusun katamu?" kata Mr. Humfries dengan kasar, tanpa memperhatikan basabasi lagi. "Itu Inspektur Kepala Davy. Dia seorang jagoan tua yang Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi paling cerdik yang pernah dimiliki oleh kepolisian. Di Scotland Yard dia diperhitungkan orang. Aku kepingin tahu apa yang dilakukannya di sini, mendengus-dengus kian kemari dan berpura-pura menyerupai orang dusun yang ramah. Aku sama sekali tak suka itu." "Anda kan tidak berpikir...." "Aku tak bisa berpikir lagi. Tapi yang jelas, aku tak suka itu. Apakah dia mengatakan akan menemui orang lain lagi kecuali si Rose?" "Saya rasa dia juga ingin berbicara dengan Henry." Mr. Humfries tertawa. Miss Gorringe ikut tertawa. "Kita tak perlu menguatirkan Henry." "Memang tidak." "Bagaimana dengan tamu-tamu yang kenal pada Pater?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi Mr. Humfries tertawa lagi. "Kudoakan dia senang menghadapi Pak tua Radley itu. Dia akan harus berteriak kuat-kuat tanpa mendapatkan apa-apa yang berguna. Boleh-boleh saja dia berbicara dengan Radley dan Miss Marple, si kucing betina tua yang lucu itu. Tapi aku tetap tak suka laki-laki itu gentayangan mendengusdengus di sini...."14 "Tahukah kau," kata Inspektur Kepala Davy sambil berpikir, "aku tak begitu suka pada orang yang bernama Humfries itu." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi "Apakah menurut Anda ada sesuatu yang tak beres dengan dia?" tanya Campbell. "Yaah," suara Ayah terdengar mengandung rasa sesal, "ini hanya semacam perasaan seseorang saja. Pena Wasiat 21 Pendekar Kembar 6 Cumbuan Menjelang Ajal Kisah Bangsa Petualang 4