Penumpang Ke Frankfurt Passenger To Frankfurt Karya Agatha Christie Bagian 3
pagi ini. Ia tidak yakin mengapa....
Angannya berkilas balik ke ruang tunggu bandara dulu itu. Perempuan yang datang
kepadanya dan berdiri di hadapannya. Gelas Pilsner di meja.... Tak ada apa-apa
yang tidak perlu dalam semuanya itu baik saat itu, maupun kemudian. Sebuah
?risiko yang sudah diterimanya dengan sadar. Jadi kenapa, setelah lama lewat,
harus ada ketidaknyamanan dalam dirinya sekarang"
Setelah melewati pohon-pohon, kuda berlari dengan santai. Sebuah milik yang
indah, hutan yang indah. Dari kejauhan tampak binatang-binatang bertanduk.
Sebuah surga bagi olahragawan, sebuah surga sisa-sisa cara hidup tempo dulu,
sebuah surga yang berisi apa" Seekor ular berbisa" Memang begitu juga halnya
?pada awal segala sesuatu. Surga selalu dihadiri oleh ular berbisa. Kendali
ditariknya dan kuda sekarang berjalan biasa. Ia dan Renata sendirian sekarang
?tak ada mikrofon, tak ada dinding bertelinga. Waktunya sudah tiba untuk
pertanyaannya. "Siapa dia?" Sir Stafford berkata dengan serius. "Orang apa?"
195 "Jawabnya mudah. Begitu mudahnya, sampai sulit dipercaya."
"Bagaimana?" katanya.
"Dia adalah minyak. Tembaga. Tambang-tambang emas di Afrika Selatan. Industri
senjata di Swedia. Deposit uranium di utara Percobaan nuklir, ladang-ladang
kobalt mahaluas. Dia adalah semuanya itu menjadi satu."
"Tapi, saya belum pernah mendengar tentang dia. Saya tak tahu namanya, saya tak
tahu..." "Dia memang tak ingin orang tahu."
"Apa bisa hal seperti itu disembunyikan?"
"Gampang saja, jika orang punya cukup tembaga, minyak bumi, deposit nuklir,
senjata, dan semuanya itu. Uang bisa membuat publikasi, atau menyimpan rahasia,
bisa membungkam berita."
"Tapi sebenarnya dia itu siapa?"
"Kakeknya orang Amerika. Bergerak terutama di bidang jalan kereta api, saya
kira. Mungkin salah satu bos Chicago saat itu. Ini seperti menelusuri sejarah.
Kakeknya kawin dengan seorang wanita Jerman. Saya kira Anda sudah pernah
mendengar tentang dia. Big Belinda, begitu orang biasa menjulukinya. Usahanya di
bidang senjata, perkapalan, semua industri gemuk di Eropa. Belinda adalah
pewaris kekayaan ayahnya."
"Keduanya bergabung, jadilah kekayaan yang sulit diukur itu," kata Sir Stafford
Nye. "Hasil - 196 nya yaitu kekuasaan. Itukah yang sedang Anda jelaskan pada saya sekarang?"
"Ya. Dia bukan hanya mewarisi semua itu, tahu" Dia juga mencetak uang lebih
banyak lagi. Dia mewarisi kecerdasan generasi pendahulunya. Dia seorang ahli
uang yang berkembang dari bakatnya sendiri. Apa saja yang disentuhnya jadi
beranak-pinak. Menjelma menjadi timbunan uang yang tak terkira, lalu dia membuat
investasi-investasi baru. Minta nasihat, minta "pendapat orang lain, tapi
keputusan akhirnya ada pada dirinya. Dan selalu berhasil. Setiap kali
kekayaannya bertambah, sehingga makin sulit dipercaya. Uang beranak uang."
'Ya, saya bisa mengerti itu. Kekayaan harus bisa tambah jika sudah terlalu
likuid. Tapi, apa yang dimauinya" Apa yang sudah dimilikinya?"
"Anda sudah bilang barusan. Kekuasaan."
"Dan dia memang tinggal di sini" Atau dia...?"
"Dia bepergian ke Amerika dan Swedia. O, ya, dia suka bepergian, tapi tidak
sering. Ini tempat yang paling disukainya, berada di pusat sarang, bagaikan
seekor labah-labah besar yang mengontrol jaring-jaringnya. Jaring-jaring
keuangan. Jaring-jaring lainnya juga."
"Jaring-jaring lain?"
"Kesenian. Musik, lukisan, para penulis. Manusia manusia-manusia muda."?"Ya. Itu jelas. Lukisan-lukisan itu, sebuah koleksi yang amat bagus."
"Ada banyak lagi galeri-galeri yang memuat lukisan-lukisan seperti itu di lantai
atas istana ini. Di sana ada Rembrandt, Giotto, dan Raphael, dan banyak peti
permata permata-permata terindah di dunia."
?"Semua itu jadi milik seorang wanita tua yang jelek dan kasar. Apa dia puas
dengan semua itu?" "Belum, tapi rupanya dia sedang menuju ke situ."
"Mau ke mana dia" Ingin apa dia?"
"Dia cinta para pemuda. Itulah caranya membentuk kekuasaan. Mengendalikan kaum
muda. Dunia ini penuh dengan kaum muda yang ingin berontak saat ini. Dan dia
membantu mereka. Filsafat modern, gagasan modern, para penulis, dan lain-lain
yang dibiayai dan dikendalikannya."
"Tapi bagaimana bisa...?" Sir Stafford terhenti.
"Saya tak bisa mengatakannya, karena saya tidak tahu. Sebuah jaringan yang
kompleks dan ruwet. Dia berada di balik semua itu, membiayai badan-badan sosial
yang aneh-aneh, para idealis dan para humanis yang serius, memberi beasisiwabeasiswa yang tak terhitung jumlahnya untuk siswa, seniman, dan penulis."
"Tapi Anda bilang semua ini belum cukup?"
"Memang, belum cukup. Ada suatu gerakan dahsyat yang sedang direncanakan. Itu
nanti akan menjadi surga baru dan dunia baru. Ini adalah hal yang dijanjikan
oleh para pemimpin selama beribu-ribu tahun. Dijanjikan oleh agama, oleh mereka
yang percaya akan datangnya Mesias, oleh para guru besar yang mengajarkan
198 hukum-hukum kehidupan, seperti sang Buddha. Juga dijanjikan oleh para politisi.
Surga nyata yang bisa diciptakan dengan mudah, seperti yang diyakini oleh para
pembunuh, dan-yang dijanjikan oleh pemimpin para pembunuh itu, dan yang telah
pernah dipenuhinya sekali dalam sejarah."
"Apa dia bergerak di bidang obat terlarang juga?"
"Ya. Tapi tentu saja tanpa idealisme. Cuma sebagai alat untuk membuat orang
tunduk pada kemauannya. Juga satu cara untuk menghancurkan orang. Orang-orang
lemah. Orang-orang yang menurutnya tak bermutu, walaupun tadinya tampak
menjanjikan sesuatu. Dia sendiri takkan pernah menggunakan narkotik dia' kuat. ?Tapi narkotik menghancurkan orang-orang lemah lebih mudah dan lebih wajar
daripada apa saja." "Dan kekuatan" Bagaimana dengan kekuatan" Kan tak bisa mencapai semuanya hanya
dengan propaganda." "Tentu saja tak bisa. Propaganda hanya dipakai pada tingkat awalnya saja, dan di
balik itu pengembangan senjata besar-besaran sedang dilakukan. Senjata-senjata
yang dikirim ke negara-negara yang tertindas dan dilanjutkan lagi ke tempattempat lain di dunia. Tank-tank, meriam-meriam, dan senjata nuklir yang dikirim
ke Afrika, Laut-laut Selatan, dan Amerika Selatan. Di Amerika Selatan sedang
terjadi banyak pergolak ?199 an. Kekuatan-kekuatan pemuda-pemudi sedang digembleng dan dilatih. Timbunantimbunan senjata yang jumlahnya luar biasa berbagai senjata kimia juga."
?"Mengerikan! Bagaimana Anda bisa tahu semua ini, Renata?" .
"Sebagian karena orang bilang pada saya dari informasi yang sampai kepada
?saya. Sebagian lagi karena saya sendiri ikut terlibat di dalamnya,
menyaksikannya dengan mata kepala sendiri."
"Tapi Anda. Anda dan dia?"
"Di balik semua proyek besar dan hebat selalu ada sesuatu yang gila." Ia tertawa
tiba-tiba. "Pernah, dia jatuh cinta pada kakek saya. Sebuah kisah konyol. Kakek
memang tinggal di daerah ini. Dia punya istana yang jaraknya satu atau dua mil
dari sini." "Dia seorang jenius?" "Sama sekali bukan. Dia cuma seorang olahragawan yang amat andal. Tampan,
penggoda, dan sangat menawan hati wanita. Begitulah, karena itu, sekarang ini
dia seperti pelindung saya. Dan saya menjadi salah satu pengikut atau budaknya!
Saya bekerja untuknya. Saya mencari orang-orang untuknya. Saya melaksanakan
perintahnya di berbagai tempat di dunia."
"Sungguhkah begitu?"
"Apa maksud Anda?"
"Saya tak percaya benar," kata Sir Stafford
Nye. 200 Memang ia kurang percaya itu. Dipandanginya Renata, dan angannya melayang
kembali ke bandara yang dulu. Ia kini bekerja untuk Renata, ia bekerja dengan
Renata. Renata telah membawanya' ke istana benteng ini. Siapa yang menyuruhnya
membawanya ke "ini" Charlotte, si gemuk kasar yang berada di pusat sarang labahlabah" Ia punya reputasi tertentu, reputasi yang kurang bagus di kalangan
diplomatik tertentu. Ia mungkin bisa berguna untuk orang-orang itu, tapi berguna
secara kerdil dan tidak terhormat. Dan tiba-tiba ia jadi berpikir, sebuah tanda
tanya besar dan kabur: Renata?"" Aku menempuh risiko untuknya di bandara
Frankfurt dulu itu. Tapi aku benar. Semuanya berjalan lancar. Tak ada yang
terjadi pada diriku. Tapi tetap saja, pikirnya, siapa dia" Apakah dia itu" Aku
tak tahu. Aku tak pasti. Di dunia sekarang ini tak pernah bisa pasti akan siapa
pun. Siapa pun. Mungkin ia disuruh untuk menjebakku. Menangkapku bulat-bulat,
masuk dalam cengkeraman tangannya kejadian di Frankfurt itu. hanyalah sebuah ?skenario belaka. Itu dibuat sesuai dengan kegemaranku menempuh bahaya, dan itu
bisa membuatku merasa aman dengannya. Membuatku percaya kepadanya.
"Mari pelankan lagi jalannya kuda," katanya. "Terlalu lama kita berpacu."
"Saya belum pernah bertanya, apa peranan Anda dalam semua ini?"
"Saya cuma menjalankan perintah."
201 "Dari siapa?" ?"Ada oposisi. Selalu ada posjsi. Ada orang-orang yang curiga tentang apa yang
sedang terjadi, tentang cara dunia ini akan diubah, de-.ngan penggunaan uang
sebagai alat, kekayaan, persenjataan, idealisme, kata-kata yang memberikan
pengaruh besar, tentang apa yang direncanakan akan terjadi. Ada orang-orang yang
tidak suka itu akan terjadi."
"Dan Anda berada di pihak mereka?"
"Begitulah kata saya."
"Apa maksud Anda dengan itu, Renata?"
Katanya, "Begitulah kata saya."
Katanya, "Pemuda yang tadi malam itu..."
"Franz Joseph?"
"Itukah namanya?"
"Itu nama yang dipakai orang untuknya."
"Tapi dia punya nama lain, kan?"
"Anda pikir begitu?"
"Apa dia bukan Siegfried Muda itu, ya?" - "Begitukah cara Anda melihatnya" Anda
sadar itu dia, itulah yang diwakilinya?"
"Saya kira begitu. Kaum muda. Kaum muda heroik. Kaum muda Arya. Pasti kaum muda
Arya yang ada di daerah ini. Pandangan itu ternyata masih hidup. Sebuah ras
super, para superman. Mereka pasti keturunan Arya."
"Oh> ya, pandangan itu terus hidup sejak zaman Hitler. Memang tidak banyak
muncul di forum umum atau di tempat-tempat lain di dunia ini, tak banyak
ditekankan. Amerika Selatan,
202 seperti katanya tadi, merupakan salah satu pusatnya. Peru dan Afrika Selatan
juga." "Apa kegiatan Siegfried Muda itu" Apa yang dilakukannya selain memamerkan
wajahnya yang tampan dan mencium tangan pelindungnya itu?"
"Oh, dia seorang ahli pidato. Dia bicara dan pengikutnya mengikutinya sampai
mati." "Benar begitu?" "Dia amat yakin akan itu." "Dan Anda?"
"Saya kira saya percaya itu." Ditambahkannya, "Seni pidato itu bisa menakutkan,
tahu" Kemampuan suara manusia, kekuatan yang terkandung dalam kata-kata, padahal
belum tentu ada isinya. Tapi cara mengucapkannya. Suaranya berdentang bagai
lonceng, para wanita menangis, berteriak, dan pingsan saat dia berpidato Anda ?akan lihat sendiri nanti.
"Anda lihat semalam, para bodyguard Charlotte berpakaian bagus-bagus. Orang suka
berpakaian bagus-bagus di zaman ini. Anda akan lihat orang-orang seperti ini di
seluruh dunia, berpakaian menurut pilihan mereka sendiri, berbeda-beda di setiap
tempat, ada yang berambut gondrong dan berjanggut, dan gadis-gadisnya mengenakan
gaun malam putih yang anggun, berbicara tentang perdamaian dan keindahan, dan
tentang dunia cantik milik kaum muda yang akan segera dihuninya jika mereka
telah berhasil menghancurkan cukup banyak dunia
203 lama. Negara Kaum Muda yang lama terletak di barat Laut Irlandia, bukan" Sebuah
tempat sederhana, Negara Kaum Muda yang berbeda dari yang kita rencanakan
sekarang pasir putih, sinar matahari, dan nyanyian ombak.
?"Tapi kini yang kita inginkan adalah anarki, pengrusakan, dan penghancuran.
Hanya melalui anarki tujuan bisa dicapai. Mengerikan, tapi juga indah, karena
hadirnya kekerasan itulah, karena tujuan itu dicapai lewat kesakitan dan
penderitaan." "Jadi begitukah pandangan Anda tentang dunia kini?"
"Kadang-kadang."
"Dan apa yang mesti saya lakukan setelah ini?"
"Ikuti saja pemandu Anda. Saya adalah pemandu Anda. Seperti Virgil dan Dante,
akan saya bawa Anda masuk ke neraka, akan saya tunjukkan film-film sadis yang
diambil dari koleksi SS dulu. Akan Anda lihat betapa kekejaman dan kesakitan dan
kekerasan dipuja. Dan akan saya tunjukkan mimpi tentang surga dalam damai dan
keindahan. Anda akan bingung, mana yang benar dan apa yang benar. Tapi kelak
Anda harus mengambil keputusan."
"Apa saya bisa mempercayai Anda, Renata?"
"Anda sendirilah yang harus memutuskannya. Anda boleh lari dari saya jika mau,
atau bisa tinggal bersama saya dan menyaksikan dunia baru dunia baru yang ?sedang dalam proses."
204 "Ajang perjudian," kata Sir Stafford Nye dengan tajam.
Ia memandangnya dengan tanda tanya.
"Seperti Alice in Wonderland. Kartu-kartu, kartu-kartu judi semuanya bertebaran
di angkasa. Berserakan. Raja dan ratu dan ksatria. Segala macam hal."
"Maksud Anda... apa maksud Anda sebenarnya?"
"Maksud saya, semua itu tidak nyata. Semua itu angan-angan. Seluruh skenario ini
adalah angan-angan."
"Dari satu segi memang begitu."
"Semua berpakaian bagus, main kartu, mempergelarkan sebuah pertunjukan. Sudah
lebih jelas, ya, apa maksudnya semua ini?"
"Dari satu segi, ya, tapi dari segi lain, tidak."
"Ada satu yang ingin saya tanyakan pada Anda sebab ini membingungkan. Big
Charlotte menyuruh Anda membawa saya menemuinya kenapa" Apa yang diketahuinya
?tentang diri saya" Apa kiranya kegunaan saya baginya?"
"Saya tak yakin barangkali semacam Eminence Grise bekerja di balik selubung.
? ?Itu mungkin cocok bagi Anda."
"Tapi dia tak tahu apa-apa tentang diri saya!"
"Oh, ituV Tiba-tiba Renata tertawa tergelak-gelak.
"Benar-benar menggelikan, sungguh lagi-lagi nonsens yang sama terjadi lagi di
?sini." "Saya tak paham, Renata."
205 "Tentu karena begitu sederhananya. Mr. Robinson akan segera mengerti."
?"Sudikah Anda jelaskan apa yang sedang Anda bicarakan ini?"
"Masalahnya sama 'Yang penting bukan siapa Anda. Tapi siapa yang Anda kenal/
?Bibi Buyut Matilda dan Big Charlotte dulu teman sekolah."
"Maksud Anda, mereka itu..."
"Biasa... dua wanita..."
Sir Stafford memandangi Renata, lalu kepalanya terlempar ke belakang, dan ia
tertawa berderai-derai. 206 12. Badut Kerajaan Mereka meninggalkan istana pada tengah hari, setelah mengucapkan selamat tinggal
pada nyonya rumah. Mereka lalu menuruni jalanan yang berliku itu, meninggalkan
istana di bukit yang tinggi itu, dan setelah berjam-jam perjalanan, mereka
akhirnya tiba di sebuah benteng di Dolomite semacam amfiteater di pegunungan, ?tempat pertemuan, konser, dan reuni-reuni berbagai kelompok pemuda
diselenggarakan. Renata, pemandunya, telah membawanya ke situ. Kini ia duduk di atas karang
telanjang, menyaksikan apa yang sedang terjadi dan menyimak dengan khusyuk. Di
sini ia makin mengerti tentang apa yang dijelaskan Renata pagi tadi. Kumpulan
orang banyak ini yang dibakar semangatnya seperti semua kumpulan sejenis, baik
?jika dilakukan oleh seorang pemimpin evan-gelis di Madison Square Garden, New
York, atau di bawah bayangan sebuah gereja Welsh, atau dalam massa sepakbola,
atau dalam demonstrasi-demonstrasi raksasa yang bergerak untuk menye-207
rang kedutaan-kedutaan besar, polisi, universitas-universitas, dan apa saja.
Wanita itu telah membawanya ke situ untuk menunjukkan arti dari satu frasa itu:
Sang Siegfried Muda. Franz Joseph, kalau benar itu namanya, sedang berpidato di depan massa tersebut.
Suaranya meninggi dan menurun, dengan nuansa memikat yang membangkitkan emosi,
membuai-buai massa yang terdiri atas gadis-gadis muda dan pemuda-pemuda yang
Penumpang Ke Frankfurt Passenger To Frankfurt Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
masih belia, yang gemuruh menggumam, hampir-hampir merintih. Setiap kata yang
diucapkannya seakan membengkak penuh arti, menghasilkan dampak yang luar biasa.
Massa menyambut bagai orkestra. Suaranya seakan berfungsi sebagai tongkat ajaib
sang konduktor. Tapi, apa yang dikatakannya" Apa bunyi pesan Siegfried itu" Tak
ada kata yang diingatnya benar setelah pidato itu usai, tapi ia tahu bahwa
perasaannya telah disentuh, diberi janji-janji, semangatnya dibangkitkan. Dan
kini pidato itu selesai. Massa mengelilingi panggung batu itu, memanggilmanggil, berteriak. Sebagian gadis itu berseru dengan penuh semangat. Sebagian
ada yang pingsan. Dunia macam apa sekarang ini, pikirnya. Semua cara dipakai
setiap saat untuk membangkitkan emosi. Disiplin" Tata cara" Hal-hal seperti ini
tidak berlaku di sini. Tak ada yang penting, kecuali mengikuti perasaan.
Dunia macam apa, pikir Stafford Nye, yang akan dibentuk dengan cara begini"
208 Pemandunya menyentuh lengannya. Keduanya lalu melepaskan diri dari kerumunan
massa. Mereka naik mobil, dan sopir membawa mereka lewat jalan-jalan yang
rupanya sudah dikenalnya dengan baik, menuju ke sebuah kota dan ke sebuah
penginapan di lereng sebuah bukit, di mana kamar-kamar telah dipesan sebelumnya
untuk mereka. Kemudian mereka berjalan ke luar penginapan, mendaki lereng bukit, menapaki
jalan kecil yang tampak sering dilalui orang sampai ke suatu tempat di mana
?mereka bisa duduk. Mereka duduk diam sampai beberapa saat. Lalu sekali lagi
Stafford Nye berkata, "Sangat rapuh."
Kira-kira lima menit mereka tepekur memandangi lembah di bawah, lalu Renata
berkata, "Bagaimana?"
"Apa yang mau kautanyakan?"
"Apa pendapatmu tentang semua yang telah kutunjukkan padamu selama ini?"
"Aku tidak yakin," kata Stafford Nye.
Perempuan itu menarik napas, dalam-dalam tak terduga.?"Memang aku berharap kau akan berkata begitu."
"Semuanya itu, tak ada yang benar kan" Suatu pertunjukan raksasa. Sebuah
pertunjukan yang digelar oleh seorang produser sebuah kelompok produser yang
?lengkap, barangkali."
"Wanita monster itu membayar produsernya, menggaji produsernya. Kita belum
melihat siapa 209 produsernya. Yang hari ini kita lihat adalah bintang pemainnya."
"Apa pendapatmu tentang dia?"
"Dia juga tidak nyata," kata Stafford Nye. "Dia cuma seorang aktor. Aktor kelas
saru, sangat andal."
Sebuah bunyi membuatnya terkejut. Ternyata Renata tertawa. Ia bangkit dari
duduknya. Tiba-tiba ia tampak bersemangat, senang, dan sedikit sinis.
"Aku tahu," kata perempuan itu. "Aku tahu kau akan bisa melihat semua itu. Aku
tahu bahwa kau akan tetap berpijak di bumi. Kau selalu tahu tentang apa saja
yang kaualami dalam hidup. Kau tahu jika orang membohongi-mu, kau selalu tahu
apa saja dan siapa saja dalam bentuk yang sebenarnya."
"Tak usah pergi ke Stratford, melihat drama-drama Shakespeare untuk bisa tahu
peran apa yang diperuntukkan bagimu. Para raja dan para pembesar harus punya
seorang badut badut raja yang menceritakan pada raja tentang apa-apa yang
?sebenarnya terjadi, membicarakan hal-hal yang masuk akal, tapi bercanda tentang
semua yang berkenaan dengan orang lain."
'Jadi, itukah aku" Seorang badut kerajaan?"
"Tidakkah kau merasa begitu" Itulah yang kami maui. Itulah yang kami perlukan.
'Sangat rapuh/ katamu tadi. 'Sungguh sangat rapuh/ Sebuah tipuan besar-besaran
yang dahsyat dan dirancang dengan rapi! Betapa benarnya ucapan 210 mu tadi. Tapi orang memang sudah terkecoh. Mereka mengira ini sesuatu yang
hebat, atau seram, atau mereka mengira ini sesuatu yang teramat penting. Tentu
saja semua itu tidak benar. Cuma... cuma harus ada orang yang tahu caranya,
bagaimana menunjukkan pada publik bahwa semuanya ini, semua hal ini, hanyalah
sebuah lelucon. Sebuah lelucon konyol. Itulah yang kau dan aku harus lakukan."
"Maksudmu, akhirnya nanti kita harus membuktikan ketidakbenaran ini?"
"Memang tidak mudah, aku tahu itu. Tapi jika sekali bisa ditunjukkan bahwa
sesuatu ternyata tidak benar, bahwa itu hanya sebuah tipuan kelas tinggi... nah..."
"Kau bermaksud berkhotbah tentang kebenaran dan akal sehat?"
"Tentu saja tidak," kata Renata. "Tak ada yang mau mendengarkannya, kan?" "S*aat
ini pasti tidak." "Tidak. Kita harus memberikan pada mereka bukti-bukti, data-data kebenaran."
?"Apa kita punya semua itu?" "Ya. Itu yang kubawa pulang lewat Frankfurt yang
? kau bantu membawanya dengan aman ke " Inggris."?"Aku tak mengerti."
"Belum. Kau akan mengerti nanti. Untuk sekarang, kita harus memainkan peran yang
diberikan pada kita. Kita bersedia dan mau, dengan senang hati diindoktrinasi.
Kita memuja 211 kaum muda. Kita adalah pengikut dan pemuja sang Siegfried Muda."
"Kau memang bisa melakukan yang seperti itu, itu jelas. Tapi aku tak yakin akan
diriku. Aku belum pernah bisa menjadi pemuja apa pun. Badut raja bukanlah
seorang pemuja. Dia malahan seorang pembelot besar. Orang tak menyukai hal itu
sekarang ini, ya?" "Tentu saja tidak. Jangan. Jangan sampai itu tampak keluar darimu. Kecuali,
tentu saja, jika kau sedang berbicara tentang atasanmu, tentang para politisi
dan diplomat, Kementerian Luar Negeri, Lembaga Pemerintahan, semua yang lainlain itu. Saat itu kau boleh menunjukkan rasa tak puasmu, sikap jahatmu,
kecerdikanmu, dan sedikit sikap kejammu kalau perlu."
"Tetap saja aku masih tak mengerti apa peranku dalam penyelamatan dunia ini."
"Itu peran klasik yang dipahami dan disenangi semua orang. Sesuatu yang memang
diperuntukkan bagimu. Cocok untukmu. Kau tak pernah dihargai di masa lalumu,
tapi Siegfried Muda itu dan semua yang diwakilinya kelak akan memberimu banyak
penghargaan. Karena kau memberikan semua yang diinginkannya tentang negerimu
sendiri, dia akan menjanjikan padamu posisi-posisi kekuasaan di negeri itu jika
kelak dia menang." "Kau tetap saja percaya bahwa yang sedang terjadi ini adalah suatu pergerakan
dunia. Benarkah begitu?"
212 "Tentu saja itu benar. Mirip dengan topan-topan itu, yang semuanya punya nama.
Flora atau Little Annie. Mereka datang dari selatan atau utara atau timur atau
barat, tapi mereka berasal entah dari mana dan menghancurkan segalanya. Itulah
yang diinginkan orang banyak saat ini. Di Eropa, Asia, dan Amerika. Barang* kali juga Afrika, walaupun saat ini sedikit kurang bergairah. Itu karena
mereka belum mengenal arti kekuasaan, kecurangan politik, dan hal-hal seperti
itu. O, ya, ini benar-benar suatu pergerakan dunia. Dipimpin oleh kaum muda dan
kekuatan dahsyat kaum muda. Mereka memang tak memiliki cukup pengertian dan tak
punya pengalaman, tapi mereka punya visi dan vitalitas, dan mereka didukung oleh
uang. Uang " mengalir seperti air bah dari segala penjuru. Materialisme sudah terlalu
merajalela, jadi orang menginginkan sesuatu yang lain, dan itulah yang sedang
terjadi. Tapi karena semua itu didasarkan pada kebencian, maka takkan pernah
berhasil. Takkan pernah bisa lepas landas. Ingatkah kau di tahun sembilan belas
sembilan belas setiap orang berbicara dengan wajah tegar bahwa komunisme
merupakan jawaban bagi se-f mua masalah" Bahwa doktrin Marxis akan bisa
menciptakan surga bagi seluruh dunia baru" Begitu banyak gagasan indah mengalir.
Lalu, kita lihat, dengan siapa harus dilaksanakan gagasan-gagasan itu" Pada
akhirnya tetap saja kita harus bekerja sama dengan orang-orang
213 yang itu-itu juga. Bisa juga orang menciptakan dunia ketiga sekarang ini, atau
begitu yang dikira orang, tapi dunia ketiga ini akan dihuni oleh orang-orang
yang sifatnya sama dengan yang menghuni dunia pertama dan kedua, atau dunia
dengan nama apa saja. Dan jika orang-orang yang sama yang melaksanakannya,
pelaksanaannya akan sama saja dengan yang sudah-sudah. Kita cuma perlu melihat
sejarah lagi." "Tapi apakah orang mau menengok sejarah sekarang ini?"
"Tidak. Mereka jauh lebih senang melihat ke masa depan yang tidak menentu. Di
masa lalu, ilmu pengetahuan pernah berperan sebagai penyelamat dunia. Doktrindoktrin Freud dan seks bebas dianggap bisa mengatasi kesengsaraan umat manusia.
Ternyata tidak. Jika saat itu ada yang bilang bahwa rumah-rumah Sakit jiwa
malahan akan menjadi semakin penuh karena dibebaskannya seks, takkan ada orang
yang percaya." Stafford Nye menyelanya. "Aku ingin tahu saru hal." kata Stafford Nye.
"Apa itu?" "Kita ke mana setelah ini?"
"Amerika Selatan. Barangkali singgah di Pakistan atau India. Dan pasti kita akan
ke USA. Ada. banyak yang terjadi di sana yang sungguh menarik. Terutama di
California." "Di universitas-universitaskah?" Sir Stafford menarik napas. "Orang jadi kesal
dengan univer - 214 sitas-universitas. Selalu saja hal yang sama terulang."
Mereka lalu terdiam selama beberapa menit. Hari semakin gelap, tapi ada rona
merah lembut di puncak bukit.
Stafford Nye berkata dalam nada menerawang,
"Seandainya kita boleh memesan musik sekarang di saat ini tahukah kau apa yang? ?ingin kupesan?"
"Wagner lagi" Atau kau sudah membebaskan kalbumu dari Wagner?"
"Tidak kau benar sekali Wagner lagi. Aku akan bisa melihat Hans Sachs duduk di
? ?bawah pohon, berkomentar terhadap dunia ini: 'Gila, gila, semuanya sudah gila.'"
'Ya, memang itulah yang diungkapkan oleh lagu itu. Tapi musiknya juga enak. Tapi
kita tidak gila. Kita waras."
"Sangat waras sekali," kata Stafford Nye. "Justru inilah yang akan menjadi
masalah nanti. Ada satu hal lagi yang ingin kuketahui."
"Apa?" "Mungkin kau tak mau mengatakannya. Tapi aku harus tahu. Apakah akan
menyenangkan untuk terlibat dalam urusan gila ini dan nanti keluar darinya?"
"Tentu saja. Mengapa tidak?"
"Gila, gila. Semuanya gila tapi kita akan sangat menyukainya. Apakah kita akan
?hidup lama, Mary Ann?"
215 "Barangkali tidak," kata Renata.
"Itu namanya romantika. Aku bersamamu, sahabat dan pemanduku. Apakah dunia akan
jadi lebih baik dengan usaha kita ini?"
"Kukira tidak, tapi mungkin jadi sedikit lebih manusiawi. Saat ini dunia penuh
dengan gagasan-gagasan baru, tapi tanpa kemanusiaan."
"Itu cukup," kata Stafford Nye. "Maju terus!"
216 BUKU III DI DALAM DAN DI LUAR NEGERI
13. Konferensi di Paris Di sebuah ruangan di Paris, lima orang pria bertemu. Ruang itu pernah menjadi
saksi bagi pertemuan-pertemuan bersejarah sebelumnya. Cukup banyak. Pertemuan
kali ini berbeda dalam banyak hal, tapi tampaknya tak kurang arti sejarahnya.
Monsieur Grosjean bertindak sebagai pemimpin. Ia tipe orang yang tidak tenang,
yang mengurus persoalan-persoalannya dengan mengandalkan kecakapan dan
karismanya yang dalam waktu-waktu lalu sering membantunya. Ia merasa hari ini
semua itu tidak terlalu membantu. Signor Vitelli telah tiba dari Itali dengan
pesawat sejam sebelumnya. Gerak-geriknya gugup, perangainya tidak stabil.
"Benar-benar gawat," katanya. "Benar-benar lebih dari apa saja yang sanggup
dibayangkan orang." "Mahasiswa-mahasiswa ini," kata Monsieur Grosjean, "apakah tidak membuat kita
jadi susah?" "Ini lebih dari sekadar mahasiswa. Ini jauh
219 lebih dari itu. Seperti apa, ya" Seperti kawanan lebah. Sebuah bencana alam yang
dahsyat. Sedahsyat yang tak bisa dibayangkan-orang. Mereka berpawai. Mereka
membawa senapan mesin. Entah dari mana mereka bisa punya pesawat terbang. Mereka
menuntut untuk menduduki seluruh Itali Utara. Bukankah itu gila, semua itu!
Mereka cuma anak-anak tak lebih dari itu. Tapi mereka punya bom dan bahan- ,. ?bahan peledak. Di kota Milan saja mereka sudah melebihi jumlah polisi. Kita mau
apa" Saya bertanya pada Anda. Militer" Angkatan Darat juga sedang memberontak.
Katanya mereka ada di pihak kaum muda. Katanya tak ada harapan bagi dunia ini,
kecuali melalui anarki. Mereka berbicara tentang sesuatu yang disebut Dunia
Ketiga, tapi ini tak boleh terjadi."
Monsieur Grosjean menarik napas. "Sangat populer di kalangan muda," katanya.
"Kata anarki itu. Kepercayaan terhadap anarki. Kita sudah mengenal hal ini sejak
zaman Aljazair dulu, -melalui kesulitan-kesulitan yang pernah membuat negeri
kami dan kekaisaran kolonial kami menderita. Dan apa yang bisa kita lakukan"
Militer" Pada akhirnya mereka akan mendukung para mahasiswa."
"Mahasiswa, ah, mahasiswa," kata Monsieur Poissonier.
Ia orang Pemerintah Prancis yang menganggap kata "mahasiswa" sebagai sesuatu
yang laknat. Seandainya ditanyai, ia akan memilih flu Asia atau
220 bahkan wabah infeksi kelenjar limpa. Keduanya masih lebih menyenangkan
dibandingkan dengan ulah para mahasiswa itu. Sebuah dunia tanpa mahasiswa! Ini
yang kadang-kadang diimpikan oleh Monsieur Poissonier. Mimpi yang menyenangkan,
tapi tak sering muncul. "Akan halnya para hakim," Kata Monsieur Grosjean, "apa yang terjadi pada pejabat
hukum kita" Polisi ya, mereka masih tetap setia, tapi para pejabat hukum itu, ?mereka tak mau menjatuhkan hukuman, tidak pada pemuda-pemuda yang dibawa ke
hadapan mereka itu, pemuda-pemuda yang telah menghancurkan barang milik orang,
barang milik Pemerintah, barang milik perseorangan semua jenis barang milik.
?Mengapa tidak" Orang ingin tahu ini. Saya baru saja melakukan penyelidikan
tentang itu, belum lama ini. Para camat mengusulkan beberapa hal pada saya.
Mereka bilang, para pejabat hukum perlu dinaikkan gajinya, terutama yang
bertugas ' di daerah-daerah."
"Ayo, ayo," kata Monsieur Poissonier, "Anda sebaiknya hati-hati dengan kata-kata
Anda itu." "Ma foi, mengapa saya harus berhati-hati" Semua ini perlu dibicarakan dengan
terbuka. Banyak kecurangan terjadi di negeri ini, kecurangan-kecurangan besar,
dan kini uang beredar di mana-mana. Uang, dan kita tak tahu dari mana asalnya,
tapi para camat itu bilang dan saya percaya itu bahwa mereka mulai bisa
? ?menduga ke mana uang itu menuju. Maukah kita
221 renungkan, bisakah kita renungkan bahwa negeri korup ini dikendalikan oleh
sebuah sumber luar yang kuat dana?"
"Di Itali juga," kata Signor Vitelli. "Di Itali, ah, saya bisa bercerita banyak.
Ya, saya bisa bercerita banyak tentang siapa yang kami curigai. Tapi siapa,
siapa yang sedang merusak dunia kita ini" Sekelompok industrialis, sekelompok
taipan" Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi?"
"Semua ini harus dihentikan," kata Monsieur Grosjean. "Harus ambil tindakan.
Tindakan militer. Tindakan dari Angkatan Udara. Para anarkis, para pengacau ini,
mereka berasal dari semua lapisan. Harus dihentikan."
"Penggunaan gas air mata cukup berhasil," kata Poissonier dengan ragu.
"Gas air mata saja tidak cukup," kata Monsieur Grosjean. "Kalau kita suruh
mengupas bawang merah, hasilnya juga sama. Air mata akan keluar juga. Itu tidak
cukup." Monsieur berkata dengan nada terkejut, "Anda kan tidak mengusulkan penggunaan
senjata nuklir?" "Senjata nuklir" Bagaimana jadinya bumi Prancis ini, udara Prancis ini, jika
kita menggunakan senjata nuklir" Kita memang bisa menghancurkan Rusia, kita tahu
itu. Kita juga tahu bahwa Rusia juga bisa menghancurkan kita."
"Anda kan tidak bermaksud mengatakan bahwa kelompok mahasiswa yang berpawai dan
222 berunjuk rasa itu bisa menghancurkan angkatan perang kita?"
"Persis, justru itulah yang saya maksudkan. Saya menerima banyak indikasi
mengenai hal itu. Adanya penimbunan senjata, berjenis-jenis senjata kimia, dan
lain-lain. Saya menerima laporan-laporan dari sejumlah ilmuwan terkemuka kita.
Banyak rahasia yang telah disingkap. Gudang-gudang terselubung, senjata-senjata
yang dicuri secara besar-besaran. Apa yang akan terjadi setelah ini?"
Pertanyaan ini ternyata dijawab secara tak terduga dengan begitu cepat, sama
sekali di luar perhitungan Monsieur Grosjean. Pintu terbuka dan sekretaris
utamanya menghampiri wajahnya tegang dan cemas. Monsieur memandangnya kurang
senang. "Kan saya sudah bilang tadi, saya tak mau diinterupsi."
"Ya, benar, Monsieur le President, tapi ini sesuatu yang tidak biasa." Ia lalu
membungkuk ke telinga tuannya. "Marshal ada di sini. Dia memaksa masuk."
"Marshal" Maksudmu..."
Penumpang Ke Frankfurt Passenger To Frankfurt Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sekretaris itu menganggukkan kepalanya dengan tegas beberapa kali, untuk
meyakinkan bahwa memang itu maksudnya. Monsieur Poissonier memandang ke arah
rekannya dengan bingung. - "Dia menuntut masuk. Dia tak mau dilarang." Dua pria lain di ruang itu melihat
ke arah tuannya, . Gn"an 223 Grosjean, lalu ke arah pria Itali yang tampak terguncang itu.
Monsieur Coin, menteri urusan dalam negeri, berkata, "Apakah tidak sebaiknya
jika..." Ia terputus pada kata "jika" ketika pintu sekali lagi terbuka dengan keras, dan
seorang pria melangkah masuk. Seorang pria yang amat terkenal. Seorang pria yang
kata-katanya bukan hanya merupakan hukum, tapi di atas hukum di negeri Prancis
selama bertahun-tahun. Bertemu dengannya pada saat seperti ini merupakan sebuah
kejutan yang tidak diharapkan bagi mereka yang duduk di situ.
"Ah, selamat bertemu, rekan-rekanku," kata sang Marshal. "Saya datang untuk
menolong kalian. Negeri kita sedang dalam bahaya. Tin-dawm harus
diambil tindakan cepat! Saya datang untuk membantu. Saya mengambil alih semua ?tanggung jawab untuk bertindak dalam krisis ini. Ini mungkin berbahaya, tapi
kehormatan berada di atas bahaya itu. Penyelamatan Prancis lebih penting dari
itu. Mereka sedang berpawai menuju ke sini sekarang. Segerombolan besar
mahasiswa, para penjahat yang baru saja dibebaskan dari penjara, ada juga yang
pernah melakukan pembunuhan. Para pelaku pembakaran rumah-rumah. Mereka
meneriakkan nama-nama. Mereka menyanyikan lagu-lagu. Mereka memanggil nama-nama
gurunya, para filsufnya, nama-nama orang yang telah mengarahkan mereka ke jalan
pemberontakan ini. Nama-nama orang yang akan
224 membawa Prancis ke jurang kehancuran jika tidak dicegah. Kalian duduk di sini,
berbicara, menyesali hal-hal yang sudah terjadi. Tapi itu tidak cukup. Saya
telah mengirim dua resimen tentara. Saya telah menyiapkan Angkatan Udara,
telegram-telegram berkode khusus telah dikirim ke negara tetangga sahabat kita,
ke teman-teman saya di Jerman, karena negeri itu adalah sekutu kita sekarang
dalam krisis ini! "Huru-hara harus dipadamkan. Pemberontakan! Makar! Bahaya bagi pria, wanita, dan
anak-anak, bagi harta benda. Saya harus maju ke depan sekarang, untuk menumpas
pemberontakan itu, untuk berbicara pada mereka sebagai bapak, sebagai pemimpin
mereka. Mahasiswa-mahasiswa ini, bahkan para penjahat ini, adalah anak-anak
saya. Mereka adalah kaum muda Prancis. Saya akan berbicara tentang itu. Mereka
akan mendengarkan saya, pemerintahan akan diperbaiki, mereka harus mulai belajar
lagi. Beasiswa selama ini tidak cukup, hidup mereka kurang nyaman, tak ada yang
memimpin mereka. Saya datang untuk menjanjikan semua ini. Saya berbicara atas
nama saya sendiri. Saya akan berbicara atas nama kalian juga, atas nama
Pemerintah. Kalian telah mengusahakan yang terbaik, kalian telah berbuat
semaksimal mungkin. Tapi diperlukan kepemimpinan yang lebih tinggi. Diperlukan
kepemimpinan saya. Saya pergi sekarang. Saya punya daftar telegram khusus lagi
yang harus segera dikirim. Kita bisa menggunakan perintang-perintang nu-225
klir di tempat-tempat tertentu yang tidak ramai, dalam bentuk yang sudah
diperlunak, sehingga walaupun itu akan membuat mereka panik, sebenarnya tidak
sangat berbahaya. Saya telah memikirkan segala sesuatunya. Rencana saya akan
berjalan baik. Mari, kawan-kawanku yang setia, dukunglah saya."
"Marshal, kami tak bisa membiarkan ini. Anda tak boleh membahayakan diri
sendiri. Kami harus..."
"Saya tak akan mendengarkan Anda. Saya merangkul nasib, takdir saya."
Sang Marshal melangkah ke pintu.
"Staf saya ada di luar. Pengawal-pengawal pilihan saya. Saya pergi sekarang,
untuk berbicara kepada para pemberontak muda ini, kuncup-kuncup muda yang
memancarkan keindahan dan teror, untuk menunjukkan di mana kewajiban mereka."
Ia menghilang di balik pintu dengan gaya anggun seorang aktor yang sedang
memerankan adegan favoritnya.
"Bon dieu, dia tidak main-main!" kata Monsieur Poissonier.
"Dia mempertaruhkan nyawanya," kata Sig-nor Vitelli. "Siapa yang bisa tahu" Itu
berani, dia orang yang berani. Tindakannya sangat gagah, ya, tapi apa yang akan
terjadi atas dirinya" Kaum muda yang sedang berang itu bisa saja membunuhnya."
Sebuah tarikan napas keluar dari bibir Mon 226 sieur Poissonier. Bisa jadi begitu, pikirnya. Ya, bisa jadi begitu.
"Mungkin saja," katanya. "Ya, mereka mungkin membunuhnya."
"Kita tidak mengharapkan itu, tentu saja," kata Monsieur Grosjean hati-hati.
Sebenarnya Monsieur Grosjean mengharapkan itu. Ia ingin itu terjadi, walaupun
sejenak ia ragu. Sering kali yang diharapkan malahan tidak terjadi. Ia jadi
berpikir, barangkali bisa terjadi sebaliknya, yang tidak disukainya. Mungkin
saja dan ini memang sudah terjadi dalam hidup sang Marshal bahwa dengan suatu ? ?cara, ia akan bisa mempengaruhi gerombolan mahasiswa yang buas dan haus darah
itu untuk mau mendengarkan kata-katanya, percaya pada janji-janjinya, dan
malahan mendesak untuk mengembalikannya ke puncak kekuasaan yang pernah
dipegangnya sebelumnya. Ini pernah terjadi sekali-dua kali dalam perjalanan
karier sang Marshal. Pesona pribadinya begitu hebat, sehingga para politisi
lawannya selalu kalah tanpa terduga.
"Kita harus mencegah dia," teriak Grosjean.
"Ya, ya," kata Signor Vitelli. "Jangan sampai dia bebas melakukan apa saja."
"Banyak orang khawatir," kata Monsieur Poissonier. "Terlalu banyak temannya di
Jerman, terlalu banyak koneksi, dan Anda tahu dalam hal militer orang Jerman
paling gesit bergerak. Mereka akan melahap kesempatan seperti ini."
"Bon dieu, bon dieu," kata Monsieur Grosjean,
227 mengelus alisnya. "Apa yang akan kita lakukan" Apa yang bisa kita lakukan" Suara
apa itu" Itu bunyi senapan, bukan?"
"Bukan, bukan," kata Monsieur Poissonier menghibur. "Itu suara nampan kopi di
kantin." "Ada kutipan yang bisa saya pakai," kata Monsieur Grosjean yang pencinta drama.
"Mudah-mudahan saya ingat. Sebuah kutipan dari Shakespeare. Tak adakah yang bisa
menyelamatkan aku dari..."
"...pendeta kejam ini," kata Monsieur Poissonier. "Dari drama berjudul Bccket."
"Seorang gila seperti si Marshal itu lebih buruk dari seorang pendeta. Seorang
pendeta setidaknya takkan bisa apa-apa, walaupun sang Paus yang Mahasuci baru
kemarin menerima sebuah delegasi mahasiswa. Dia memberkati mereka. Dia menyebut
mereka anak-anaknya."
"Itu hanya sebuah tingkah laku Kristiani saja," kata Monsieur Coin dengan tidak
tegas. "Ya, tapi tak bisa bertindak terlalu jauh begitu, walaupun dengan sebuah tingkah
laku Kristiani seperti itu," kata Monsieur Grosjean.
228 14. Konferensi di London Di Ruang Kabinet di Downing Street 10, sang Perdana Menteri, Mr. Cedric Lazenby,
duduk di kepala meja dan memandang kumpulan anggota kabinetnya dengan wajah
murung. Ekspresi wajahnya jelas tak bergairah, yang anehnya dirasakannya sebagai
suatu pelepasan. Ia mulai berpikir bahwa ternyata hanya pada kesempatan seperti
ini, dalam lingkungan kabinetnya ini, ia bisa membiarkan wajahnya menyandang
kemurungan. Hanya di sinilah ia benar-benar bisa meninggalkan ekspresi wajah
sehari-hari yang ditampilkannya pada dunia, yaitu wajah cerah penuh optimisme
yang telah berkali-kali menyelamatkannya dari berbagai krisis politik.
Ia memandang berkeliling ke Gordon Chetwynd yang sedang mengerutkan dahi; ke Sir
George Packham yang jelas tampak cemas, tepekur, dan merenung seperti biasanya;
ke Kolonel Munro yang menampilkan ketenangan seorang perwira militer; ke
Marsekal Udara Kenwood, seorang pria yang tajam bicaranya, yang tidak
229 merasa perlu menyembunyikan rasa tak senangnya yang mendalam terhadap para
politisi. Ada juga Admiral Blunt, seorang pria tinggi besar yang seram, yang
mengetuk-ngetukkan jari-jarinya ke meja dan menanti saat ia bisa bertindak.
"Situasi tidak terlalu baik," sang Marsekal Udara berkata. "Mau tak mau harus
kita akui. Empat pesawat dibajak selama minggu lalu ini. Diterbangkan ke Milan.
Penumpang diturunkan dan pesawat diterbangkan lagi. Ke Afrika. Di situ pilotpilot sudah menunggu. Orang-orang hitam."
"Black Power," kata Kolonel Munro termenung.
"Atau Red Power?" Lazenby berkomentar. "Saya kira, Anda tahu, kesulitan ini bisa
berasal dari pengaruh indoktrinasi Rusia. Jika ada yang bisa menghubungi pihak
Rusia maksud saya sebuah kunjungan pribadi di tingkat puncak..."?"Jangan beranjak dari posisi Anda, .Perdana Menteri," kata Admiral Blunt.
"Jangan mulai berurusan dengan Rusia-Rusia itu lagi. Mereka justru tak mau
terlibat dengan semua urusan ini. Di negerinya, mereka tak punya masalah
mahasiswa seperti kita. Satu-satunya yang ingin mereka lakukan adalah mengawasi
Cina untuk memantau apa yang dilakukan setelah itu."
"Saya berpendapat bahwa pengaruh hubungan pribadi..."
"Anda diam saja di sini dan mengurus negara Anda sendiri," kata Admiral Blunt.
Cocok de - 230 ngan namanya, Blunt gamblang dan memang itu sifatnya. Ia mengucapkannya dengan? ?gamblang, tanpa tedeng aling-aling.
"Apa tidak sebaiknya kita mendengarkan dulu, menengok dulu laporan rinci
mengenai apa sebenarnya yang telah terjadi?" Gordon Chetwynd memandang ke arah
Kolonel Munro. "Mau fakta-fakta" Baik. Tidak terlalu nyaman untuk didengar. Saya kira yang Anda
inginkan bukan hanya yang terjadi di negeri ini, tapi juga situasi dunia pada
umumnya?" "Benar." "Nah, Di Prancis sang Marshal masih di rumah sakit. Dua butir peluru menembus
lengannya. Kalangan politik sedang panik. Daerah-daerah . luas di negeri itu
kini dikuasai oleh apa yang mereka sebut sebagai Tentara Kaum Muda."
"Maksud Anda mereka memiliki senjata?" kata Gordon Chetwynd dengan nada
ketakutan. "Luar biasa banyaknya," kata sang Kolonel. "Saya tidak tahu, dari mana
sebenarnya semua senjata itu. Telah terjadi pengiriman senjata besar-besaran
dari Swedia ke Afrika Barat." *
"Apa hubungannya dengan ini?" kata Mr. Lazenby. 'Peduli apa" Biar saja mereka
punya senjata sebanyak-banyaknya di Afrika Barat. Biar mereka lanjutkan tembakmenembak di antara mereka sendiri."
"Yah, memang ada sesuatu yang agak aneh mengenai itu, jika kita simak laporan
InteL kita. Ini ada daftar senjata yang dikirim ke Afrika
231 Barat itu. Yang menarik adalah bahwa senjata itu benar dikirim ke sana, tapi
lalu dikirim ke luar lagi. Senjata itu diterima, kiriman diakui dengan resmi,
pembayaran entah sudah atau belum dilakukan, tapi yang jelas senjata-senjata itu
dikirim lagi ke luar negeri itu sebelum lewat lima hari. Dikirim ke luar,
ditransfer lagi entah ke mana."
"Ya, tapi apa maksudnya semua itu?"
"Maksudnya rupanya," kata Munro, "adalah bahwa barang itu tidak dimaksudkan
untuk Afrika Barat. Barang dibayar, lalu dikirim lagi ke tempat lain. Rupanya
mungkin barang itu diteruskan dari Afrika Barat ke Asia Minor. Ke Teluk Persia,
ke Yunani, dan ke Turki. Juga ada kiriman pesawat terbang ke Mesir. Dari Mesir
lalu dikirim ke India, dari India terus ke Rusia."
"Tadinya saya kira barang itu dikirim dari Rusia."
"...dan dari Rusia terus ke Praha. Seluruh masalah ini benar-benar tak masuk
akal." "Saya tidak mengerti," kata Sir George. "Bisa
jadi..." * "Di suatu tempat tampaknya ada organisasi pusat yang mengatur pasokan berbagai
jenis barang ini. Pesawat, persenjataan, bom, baik bahan peledak maupun senjata
kuman. Semua kiriman ini bergerak ke jurusan-jurusan yang tidak terduga. Dikirim
lewat rute-rute cross-country seperti itu ke daerah-daerah rawan, untuk dipakai
oleh para pimpinan dan resimen-resimen kalau?232
Anda mau menyebutnya begitu dari Angkatan Muda itu. Kebanyakan dikirim ke
?pemimpin-pemimpin gerilya muda usia, kaum anarkis profesional yang berkhotbah
tentang anarki. Mereka ini menerima persenjataan jenis terbaru dan paling up-todate, walaupun barangkali tak pernah mereka bayar."
"Anda sedang berusaha menjelaskan bahwa kita sedang menghadapi sesuatu yang
mirip perang dunia?" Cedric Lazenby tampak terguncang hebat.
Pria kecil berperangai halus dengan wajah Asia yang duduk rendah di depan meja,
yang sejak tadi belum juga mengucapkan sepatah kata, kini mendongakkan wajahnya
yang dihiasi senyum Mongolia, dan berkata,
"Itulah yang kini terpaksa harus diterima sebagai kenyataan. Pengamatan kami
menunjukkan bahwa..."
Lazenby memotong bicaranya.
"Anda tak cukup hanya mengamati saja. PBB akan segera menggunakan senjata untuk
menumpas semua ini."
Wajah tenang itu sama sekali tidak terpengaruh.
"Itu akan bertentangan dengan prinsip-prinsip kami," katanya.
Kolonel Munro mengeraskan suaranya dan melanjutkan kesimpulannya.
"Ada kerusuhan di sana-sini di setiap negara. Asia Tenggara sudah lama
memproklamirkan 233 kemerdekaan, dan ada empat atau lima divisi kekuatan di Amerika Selatan, Kuba,
Peru, Guatemala, dan lain-lain. Akan halnya Amerika Serikat, Anda tahu
Washington boleh dikatakan sudah lumpuh total. Barat sudah dikuasai oleh Tentara
Kaum Muda. Chicago berada dalam keadaan darurat perang. Kalian tahu tentang Sam
Cortman" Ditembak semalam, di undakan gedung Kedutaan Amerika di kota ini."
"Dia mestinya hadir di sini saat ini," kata Lazenby. Ia bermaksud menyampaikan
pandangannya tentang situasi saat ini."
"Saya kira itu tak akan bisa banyak membantu," kata Kolonel Munro. "Dia orang
baik, tapi tidak begitu pintar."
"Tapi siapakah yang berada di belakang semua ini?" Suara Lazenby meninggi
seperti suara nenek-nenek cerewet.
"Mungkin Rusia, tentu saja." Wajahnya penuh harapan. Ia masih saja membayangkan
dirinya terbang ke Moskow.
Kolonel Munro menggelengkan kepala. ' Saya meragukan itu," katanya.
"Pendekatan pribadi," kata Lazenby. Wajahnya bersinar lagi. "Atau suatu lingkup
pengaruh yang sama sekali baru. Cina...?"
"Juga bukan Cina," kata Kolonel Munro. "Tapi Anda tahu, telah terjadi
kebangkitan kembali Neo-Fasisme secara besar-besaran di Jerman."
"Anda kan tidak berpendapat bahwa Jerman akan bisa..."
234 "Saya tidak mengatakan mereka pasti berperan di balik semua ini, tapi jika Anda
bilang mungkin ya, saya kira itu memang sangat mungkin. Ingat, mereka pernah ?melakukannya sebelumnya. Waktu itu semua sudah direncanakan sebelumnya,
dipersiapkan dengan rapi, semuanya siap, tinggal menunggu kata GO. Mereka adalah
perencana-perencana ulung, perencana-perencana hebat. Stafnya bekerja dengan
sangat efisien. Saya mengagumi mereka. Mau tak mau."
"Tapi Jerman tampaknya begitu damai dan dikelola dengan baik."
"Ya, tapi mereka sedang merencanakan sesuatu. Adakah Anda sadari bahwa Amerika
Selatan bergairah karena banyak sekali orang Jerman di sana, dengan para pemuda
Neo-Fasis, dan mereka punya Federasi Pemuda yang besar di sana. Menyebut diri
sebagai Super Arya, atau yang semacam itu. Itu, sisa-sisa kenangan lama,
swastika dan cara menghormat khusus itu, dan orang yang memimpinnya, disebut
Young Wotan atau Young Siegfried atau yang semacam itu. Itu semua omongan Arya."
Ada ketukan di pintu dan sang Sekretaris masuk.
"Profesor Eckstein ada di sini, Sir."
"Sebaiknya diminta masuk saja," kata Cedrick Lazenby. "Jika ada yang bisa
menjelaskan tentang perkembangan senjata-senjata hasil riset baru, dialah
orangnya. Mungkin kita akan menemukan cara mengakhiri semua nonsens ini."
235 Di samping jabatannya sebagai pengelana profesional ke negeri-negeri asing untuk
mendamaikan konflik-konflik, Mr. Lazenby selalu punya optimisme berlebihan yang
jarang terbukti. "Kita bisa mengatasi ini dengan sebuah senjata rahasia yang ampuh," kata sang
Marsekal Udara dengan penuh harap.
Profesor Eckstein, yang dianggap sebagai ilmuwan paling top di Inggris, jika
Anda belum kenal tampak seperti orang yang teramat tidak penting. Ia seorang
pria kecil dengan jenggot gaya kuno dan batuk-batuk asthmatic. Sikapnya seperti
seseorang yang selalu ingin minta maaf. Ia mengeluarkan suara-suara seperti
"ah," "hrrumph," "mrrh," membuang ingus, batuk-batuk asthmatic lagi, dan
menggerak-gerakkan tangan dengan kemalu-maluan ketika diperkenalkan pada yang
hadir. Cukup banyak yang sudah dikenalnya, yang disalaminya dengan anggukan
gugup. Ia lalu duduk di kursi yang disediakan baginya dan memandang-berkeliling
dengan tatapan hampa. Sebuah tangannya naik ke mulutnya, lalu ia mulai
menggigiti kuku-kuku jarinya.
"Semua kepala pemerintahan hadir di sini," kata Sir George Packham. "Kami sangat
Penumpang Ke Frankfurt Passenger To Frankfurt Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ingin mendengar pendapat Anda tentang apa yang bisa dilakukan."
"Oh," kata Profesor Eckstein. "Dilakukan" Ya, ya, dilakukan?"
Semuanya diam menunggu. 236 "Dunia dengan cepat sedang menuju anarki," kata Sir George.
"Tampaknya begitu, ya" Setidaknya, dari apa yang saya baca di surat kabar. Bukan
berarti saya percaya sepenuhnya. Semua itu bikinan para jurnalis. Berita-berita
tak pernah benar-benar ditulis dengan cermat."
"Kami tahu bahwa Anda baru saja melakukan penemuan-penemuan yang teramat
penting, Profesor," kata Cedric Lazenby dengan penuh harap.
"Ah, ya, memang benar. Memang benar." Profesor Eckstein tampak lebih ceria.
"Kami baru saja menciptakan senjata kimia yang benar-benar hebat. Kalau-kalau
diperlukan. Senjata kuman, bahan-bahan biologis, gas beracun yang " disalurkan
lewat saluran gas biasa ke rumah-rumah, pencemaran udara dan peracunan air
minum. Ya, seandainya dikehendaki, saya kira bisa saja dalam tiga hari separo
penduduk London dimusnahkan." Ia menggaruk tangannya. "Itukah yang kalian
kehendaki?" "Tidak, sungguh tidak. Oh, tentu saja tidak." Mr. Lazenby tampak ngeri.
"Nah, itulah yang saya maksud. Masalahnya bukan apakah cukup banyak senjata
pamungkas yang kita miliki. Masalahnya adalah bahwa kita punya terlalu banyak.
Semua yang kita punyai terlalu dashyat daya bunuhnya. Kesulitannya malahan,
bagaimana supaya kita semua tidak ikut mati, termasuk kita-kita di sini ini. Eh"
Semua 237 yang di pusat pemerintahan. Yah... kita. misalnya." Ia tergelak senang, sedikit
tersengal. "Tapi bukan itu yang kita kehendaki," Mr. Lazenby menegaskan.
"Ini bukan masalah apa yang kita kehendaki. Ini masalah apa yang kita miliki.
Semua yang kita miliki benar-benar mematikan. Jika Anda mau semua orang di bawah
umur tiga puluh dihapuskan dari peta bumi, saya kira Anda bisa melakukannya.
Tapi ingat, akan banyak yang tua-tua ikut terbunuh. Sulit untuk memisahkannya
dengan rapi. Secara pribadi, saya tidak setuju. Kita punya banyak sekali anak
muda ahli yang tangguh. Cara berpikirnya brengsek, tapi sangat pintar."
"Apa yang salah dengan dunia kita ini?" Tiba-tiba Kenwood bertanya.
"Ya itu titik permasalahannya," kata Profesor Eckstein. "Kita tidak tahu. Kita
sama sekali tidak tahu, walaupun kita banyak tahu tentang ini-itu dan lain-lain.
Kita tahu banyak tentang bulan dan tentang biologi. Kita sudah bisa
mentransplantasi jantung dan hati; juga otak, tak lama lagi, saya kira, walaupun
saat ini belum jelas bagi saya bagaimana itu tepatnya. Tapi kita tidak tahu
siapa yang melakukan ini. Ada seseorang di balik semua ini. Suatu dukungan super
kuat yang menunjang semua ini. O, ya, itu terjelma dalam bentuk-bentuk yang
berbeda. Lingkaran kejahatan, lingkaran obat bius, semua itu. Sebualj gerakan
besar yang dikendalikan 238 oleh segelintir manusia berotak cerdas yang beraksi di belakang layar. Mulanya
terjadi di satu negeri dan di lain negeri, tapi masih dalam lingkup Eropa. Tapi
kini sudah meluas sedikit, di bagian dunia lain belahan bumi Selatan. Ke bawah ?terus, sampai ke Lengkung Antartika, sebelum yang di sini tuntas, saya rasa." Ia
tampak senang dengan analisisnya.
"Manusia-manusia jahat."
'Yah, boleh dibilang begitu. Kejahatan yang dilakukan demi kejahatan itu
sendiri, atau kejahatan demi uang atau kekuasaan. Sulit untuk sampai pada suatu
kesimpulan tentang semua ini. Pelaku-pelakunya sendiri pun tidak tahu. Mereka
menghendaki kekerasan dan mereka suka kekerasan. Mereka tidak menyukai dunia
ini, mereka tidak suka akan sikap kita yang materialistis. Mereka tidak suka
cara-cara negatif kita dalam memburu uang, mereka tidak suka akan banyak hal
yang akan kita lakukan. Mereka tidak suka melihat kemiskinan. Mereka
menginginkan dunia yang lebih baik. Yah, kita bisa membuat dunia yang lebih
baik, barangkali, jika cukup lama kita pikirkan. Tapi masalahnya adalah, jika
kita ingin membuang sesuatu, kita harus menggantinya dengan sesuatu yang lain.
Alam tidak mengizinkan adanya kekosongan sebuah pepatah kuno, tapi benar. Ya, ?seperti transplantasi jantung saja. Kita membuang sebuah jantung, harus kita
gantikan dengan sebuah jantung yang sehat. Dan harus
239 diyakinkan bahwa jantung pengganti itu siap sebelum jantung yang rusak diambil.
Terus terang saja, saya berpendapat banyak hal sebenarnya lebih baik dibiarkan
saja, tapi tak seorang pun akan mau mendengarkan saya, saya kira. Lagi pula, itu
bukan urusan saya." "Sejenis gaskah?" Kolonel Munro menyarankan.
Profesor Eckstein tampak cerah.
"Oh, kita punya segala macam persediaan gas. Ingat, beberapa jenis gas itu tidak
berbahaya. Senjata-senjata lunak, begitulah. Kita punya semua itu." Wajahnya
berbinar, seperti seorang salesman alat berat yang puas diri.
"Senjata nuklir?" Mr. Lazenby mencoba.
"Jangan main-main dengan itu\ Anda tak mau Inggris jadi radioaktif, kan, atau
dunia ini jadi radioaktif?"
"Jadi Anda tak bisa membantu kita," kata Kolonel Munro.
"Tidak, sampai ada yang bisa mengetahui sedikit lagi tentang apa yang kini
sedang terjadi," kata Profesor Eckstein. "Nah, saya minta maaf. Tapi harus saya
jelaskan dan tegaskan pada Anda semua bahwa senjata-senjata yang kita ciptakan
semuanya berbahaya." Ia menegaskan kata itu. "Benar-benar berbahaya."
Ia memandang semua yang hadir dengan cemas, bagaikan seorang paman yang melihat
anak-anak bermain-main dengan korek api, yang dengan gampang bisa membuat rumah
terbakar. 240 "Yah, terima kasih, Profesor Eckstein," kata Mr. Lazenby. Tapi nada suaranya
tidak mencerminkan rasa terima kasih itu.
Sang Profesor, tahu bahwa dirinya sudah tidak diperlukan lagi, tersenyum kepada
semua yang hadir, lalu melangkah ke luar ruang itu.
Mr. Lazenby tak sabar menunggu pintu ditutup. Segera saja ia melontarkan
perasaan tak senangnya. "Semua sama, para ilmuwan ini," katanya kecewa. "Tak pernah bisa berguna. Tidak
praktis. Tak pernah mengusulkan sesuatu yang masuk akal. Yang mereka lakukan
cuma membelah atom, lalu bilang pada kita agar atom itu jangan dipakai!"
"Memang benar begitu seharusnya," kata Admiral Blunt, lagi-lagi dengan gamblang.
"Yang kita inginkan adalah sesuatu^ang berskala kecil dan domestik, misalnya
sejenis bahan kimia pembasmi alang-alang yang bisa..." Ia terhenti tiba-tiba.
"Gila, apa ini.:."
"Ya, Admiral?" kata sang Perdana Menteri dengan sopan.
"Tak ada apa-apa. Saya tiba-tiba ingat sesuatu. Tapi tak jelas benar." Sang
?Perdana Menteri menarik napas.
"Apa masih ada lagi pakar iptek yang bisa membantu?" tanya Gordon Chetwynd,
melihat sekilas dengan penuh harap ke arlojinya.
"Pak Tua Pikeaway ada di sini, saya kira," kata Lazenby. "Katanya dia punya
gambar, ran - 241 cangan, atau sebuah peta atau sesuatu yang mau ditunjukkan..." "Tentang apa itu?"
"Saya tidak tahu. Rupanya cuma isapan jempol saja," kata Mr. Lazenby ragu.
"Isapan jempol" Kenapa begitu?"
"Entahlah. Yah," ia menarik napas, "sebaiknya kita lihat saja itu."
"Horsham juga ada di sini."
"Barangkali ada berita baru yang akan disampaikannya," kata Chetwynd.
Kolonel Pikeaway masuk. Ia membawa sebuah benda tergulung yang dengan bantuan
Horsham lalu dibuka, dan dengan sedikit kerepotan berhasil ditegakkan, sehingga
yang hadir di sekeliling meja itu bisa melihatnya.
"Belum digambar secara tepat, tapi Anda bisa melihat bentuk umumnya," kata
Kolonel Pikeaway. 242 "Apa artinya semua ini, sih?"
"Gelembung-gelembung?" gumam Sir George. Sebuah gagasan terlintas di benaknya.
"Gas" Sejenis gas baru?"
"Sebaiknya Anda jelaskan, Horsham," kata Pikeaway. "Anda tahu gagasan dasarnya."
"Saya cuma tahu sejauh yang dijelaskan pada saya. Ini pola umum suatu organisasi
yang mengontrol dunia."
"Siapa?" "Kelompok-kelompok yang memiliki atau mempunyai kuasa terhadap sumber-sumber
kekuatan bahan-bahan mentah kekuatan."?"Dan huruf-huruf alfabet itu?"
"Mewakili seseorang atau sebuah nama sandi bagi sebuah kelompok khusus. Mereka
merupakan lingkaran-lingkaran saling bertaut yang saat ini menguasai dunia."
"Lingkaran bertanda 'A' itu artinya armaments persenjataan. Seseorang atau
?sebuah kelompok, punya kuasa atas persenjataan. Bahan peledak, meriam, senapan.
Di segenap penjuru dunia, senjata sedang diproduksi sesuai rencana, lalu seakanakan dikirim ke negara-negara berkembang, negara-negara terbelakang, negaranegara yang sedang berperang. Tapi senjata itu tidak tinggal di tempatnya
dikirim, melainkan segera dioper lagi ke tempat lain. Ke kancah perang gerilya
di Benua Amerika Selatan, ke ajang kerusuhan dan konflik di Amerika Serikat,
243 ke pusat-pusat Black Power, ke berbagai negara di Eropa.
'"D' melambangkan drugs obat bius. Sebuah jaringan pemasok mengendalikan
?kegiatan ini dari berbagai depo dan gudang. Semua jenis obat bius, dari yang
ringan sampai jenis yang benar-benar fatal. Markas-markasnya rupanya terletak di
Levant, kemudian disalurkan ke Turki, Pakistan, India, dan Asia Tenggara."
"Mereka memperoleh uang dari situ?"
"Uang dalam jumlah besar-besaran. Tapi kegiatan ini lebih dari sekadar
sekumpulan pengedar obat bius. Ada rencana jahat di balik itu. Ini dipakai untuk
menghancurkan kaum muda yang lemah pribadinya. Dengan kata lain, membuat mereka
jadi budak total. Budak-budak yang tak sanggup hidup atau bereksistensi atau
melakukan pekerjaan untuk majikannya tanpa dipenuhi kebutuhan obat biusnya."
Kenwood bersiul. "Benar-benar jahat, ya" Apa Anda sama sekali tak tahu siapa-siapa pengedarnya?"
"Beberapa, ya. Tapi cuma kelas-kelas terinya. Bukan dalang-dalangnya. Setahu
kami, markas-markasnya terletak di Asia Tengah dan di Levant. Dari situ, barang
tersebut dikirim lewat ban-ban mobil, disamarkan sebagai semen, beton, diselundupkan dalam berbagai jenis mesin dan peralatan industri. Obat-obat
bius itu dikirim ke seluruh dunia dan disalurkan dalam
244 samaran barang-barang perdagangan biasa ke tujuan-tujuan yang sudah ditentukan.
"'F' artinya finance. Uang! Sebuah jaringan labah-labah keuangan di tengahtengah semua kegiatan ini. Anda bisa bertanya pada Mr. Robinson jika menyangkut
yang satu ini. Menurut sebuah info, sebagian besar uang berasal dari Amerika,
dan ada juga sebuah markas di Bavaria. Ada juga sumber yang melimpah di Afrika
Selatan, hasil perdagangan emas dan berlian. Sebagian besar uang itu larinya ke
Amerika Selatan. Salah seorang pengendali utama, jika bisa saya sebut begitu,
adalah seorang wanita yang sangat berkuasa dan berbakat. Dia sudah tua sekarang,
hampir menemui ajal. Tapi dia masih tegar dan aktif. Dulu namanya Charlotte
Krapp. Ayahnya memiliki tanah-tanah Krapp yang teramat luas di Jerman. Dia
sendiri seorang jenius keuangan dan beroperasi di Wall Street. Dia
melipatgandakan kekayaannya dengan membuat investasi di segenap penjuru dunia.
Dia bergerak di bidang transportasi, dan permesinan, memiliki jaringan
perusahaan dan industri. Usaha-usaha seperti itulah. Dia tinggal di sebuah
istana yang mahabesar di Bavaria. Dari sana, dia mengendalikan arus uang ke
segenap penjuru dunia. "'S' adalah singkatan dari science temuan baru senjata kimia dan senjata ?biologi. Banyak ilmuwan telah membelot. Kelompok intinya berada di USA, kami
rasa, fanatik dan penuh pengabdian kepada anarki."
245 "Berjuang demi anarki" Sebuah kontradiksi peristilahan. Apa ada hal seperti
itu?" "Anda percaya pada anarki jika Anda masih muda. Anda menginginkan dunia baru,
dan untuk memulainya. Anda harus merobohkan yang lama, seperti kalau anda
merobohkan rumah lama sebelum Anda membangun yang baru untuk menggantikannya.
Tapi jika Anda tidak tahu sedang menuju ke mana, jika Anda tidak tahu Anda
sedang diarahkan ke mana, atau bahkan didorong ke mana, akan seperti apa nanti
jadinya dunia baru ini, dan akan berada di mana para penganutnya jika tujuan itu
tercapai nanti" Ada yang jadi budak, ada yang buta karena kebencian, karena
kekasaran dan kekejaman, yang dipropagandakan dan benar-benar dipraktekkan. Ada
juga yang semoga Tuhan mengampuni masih tetap idealis, masih percaya seperti
? ?yang dilakukan orang di Prancis saat Revolusi Prancis, bahwa revolusi akan
mendatangkan kemakmuran, perdamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan bagi
rakyatnya." "Dan apa yang akan kita lakukan untuk mengatasi hal ini" Apa gagasan kita untuk
mengatasi hal ini?" Admiral Blunt-lah yang menanyakan itu.
"Apa yang kita lakukan" Apa saja yang bisa. Saya tekankan pada Anda, pada semua
yang hadir di sini, kami sedang melakukan apa saja yang bisa kami lakukan. Kami
punya orang-orang yang bekerja untuk kami di tiap negara. Kami punya agen-agen,
penyelidik, orang-orang yang mencari informasi dan membawanya ke sini."
246 "Yang memang amat perlu," kata Kolonel Pikeaway. "Pertama, kita mesti tahu tahu
?seseorang itu siapa, siapa kawan dan siapa lawan. Dan setelah itu, kita harus
mengkaji apa yang bisa dilakukan, kalau ada yang bisa dilakukan."
"Nama yang kita pakai untuk diagram ini adalah Arena. Ini daftar yang kita
ketahui tentang para pimpinan Arena. Yang ada tanda-tandanya artinya kita hanya
tahu nama saja, atau bisa juga kita hanya menduga bahwa mereka ini orang yang
kita cari." ARENA F Big Charlotte - Bavaria A Eric Olafsson - Swedia, Industrialis,
persenjataan D Dilaporkan - Smyrna, obat bius
beroperasi dengan nama Demetrios
S Dr, Sarolensky - Colorado, USA, Ahli Fisika-Kimia. Hanya dugaan.
J - Wanita. Beroperasi dengan nama sandi Juanita. Dilaporkan sebagai berbahaya. Tidak diketahui nama
sebenarnya. 247 15. Bibi Matilda Melakukan Penyembuhan Diri
"Sebuah cara penyembuhan, bukan begitukah?" Lady Matilda mencoba bertanya.
"Penyembuhan?" kata Dr. Donaldson. Ia tampak agak bingung sesaat, kemahatahuan
medisnya lenyap. Ya, ini memang salah satu kerugian berkonsultasi dengan dokter
muda, bukan dengan dokter yang lebih tua, yang sudah menjadi langganannya selama
bertahun-tahun. "Kami biasa menyebutnya begitu dulu," Lady Matilda menjelaskan. "Di masa muda
saya, kami bepergian untuk menyembuhkan diri. Ke Marienbad, Carlsbad, BadenBaden, dan semuanya itu. Baru saja saya membaca tentang sebuah tempat baru di
surat kabar. Baru dan up-to-date. Penuh gagasan baru dan semuanya itu. Bukannya
saya mudah percaya pada gagasan baru, tapi saya juga tidak anti. Maksud saya,
mungkin itu cuma hal sama yang diulang-ulang saja. Air yang rasanya seperti
telur busuk, jenis makanan paling baru, dan berjalan-jalan sebagai cara
penyembuhan, atau perairan, atau apa saja
248 namanya sekarang, pada jam-jam yang kurang nyaman di pagi hari. Dan saya duga
Anda akan dipijat atau apa. Dulu biasanya rumput laut. Tapi tempat ini terletak
di daerah pegunungan. Bavaria atau Austria atau di sekitar itu. Jadi tak mungkin
rumput laut. Lumut tebal, barangkali kedengarannya seperti seekor anjing. Dan ?barangkali air mineral segar atau air belerang kekuningan, maksud saya. Bangunan
yang megah, saya tahu itu. Satu-satunya yang membuat orang cemas adalah bahwa
tak ada pegangan untuk tangan di tangga gedung-gedung modern yang up-to-date
itu. Tangga-tangga indah dari marmer, tapi tak satu pun dilengkapi dengan
pegangan tangan." "Saya rasa saya tahu tempat yang Anda maksudkan itu," kata Dr. Donaldson. "Cukup
sering dipublikasikan di surat kabar."
"Yah, Anda kan tahu bagaimana orang tua seperti saya ini," kata Lady Matilda.
"Senang mencoba hal-hal baru. Padahal benar, saya rasa itu cuma untuk
menyenangkan hati saja. Itu tidak akan membuat kita merasa lebih sehat Toh Anda
setuju bahwa itu bukan hal buruk, bukan. Dr. Donaldson?"
Dr. Donaldson memandangnya. Ia tidak semuda yang dianggap Lady Matilda. Ia
hampir empat puluh tahun, dan ia adalah seorang pria yang luwes dan baik hati,
yang selalu mencoba menyenangkan perasaan pasien-pasiennya yang
249 telah berumur, membolehkan mereka melakukan apa saja, asal risikonya tidak
terlalu besar. "Saya yakin itu tak akan membahayakan kesehatan Anda," katanya. "Bisa jadi
gagasan bagus. Tentu saja bepergian itu agak melelahkan, walaupun kita bisa
terbang dengan cepat dan gampang ke mana-mana pada zaman sekarang."
"Cepat memang benar. Gampang, tidak," kata Lady Matilda. "Jalan-jalan yang
miring dan tangga-tangga berjalan dan naik-turun bus di bandara menuju pesawat,
dari pesawat ke bandara lain, dan dari bandara itu jalan ke bus lain. Semuanya
itu. Tapi saya tahu kita bisa minta kursi roda di bandara."
Penumpang Ke Frankfurt Passenger To Frankfurt Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tentu saja bisa. Ide bagus. Kalau Anda mau berjanji dan tidak bersikeras untuk
berjalan ke mana-mana..."?"Saya tahu, saya tahu," kata pasiennya, menyela bicaranya. "Anda tidak mengerti.
Padahal Anda ini orang yang penuh pengertian. Orang kan punya harga diri, dan
jika orang masih bisa berjalan tertatih dengan tongkat atau sedikit dibantu,
orang akan malu jika tampak seperti orang lumpuh atau invalid. Kalau saja saya
pria, akan lebih gampang jadinya." Ia merenung. "Maksud saya, saya bisa berpurapura membalut kaki saya dengan perban sebanyak-banyaknya dan berbuat seolah-olah
sakit gout. Maksud saya, penyakit itu wajar bagi pria. Itu tidak dianggap amat
buruk. 'rematik dengan benjolan-benjolan
250 Mereka yang lebih tua berpendapat bahwa penyebabnya adalah terlalu banyak minum
anggur port. Itu gagasan orang kuno, tapi saya sama sekali tak percaya itu.
Anggur port tidak menyebabkan gout. Benar, kursi roda, dengan itu saya akan bisa
terbang ke Munich atau ke mana saja. Mobil jemputan di bandara bisa diatur."
"Anda tentu akan mengajak Miss Leatheran." "Amy" Oh, tentu. Saya tak bisa apaapa tanpa dia. Jadi, menurut Anda tidak apa-apa, ya?" "Saya pikir malahan sangat
baik buat Anda." "Anda benar-benar orang baik." Lady Matilda melemparkan sebuah
kerling -manis untuk kesekian kalinya. Dokter itu sudah terbiasa rupanya,
"Menurut Anda, bepergian ke tempat baru dan melihat wajah-wajah baru akan
membuat hati saya senang, dan tentu saja Anda benar sekali. Tapi saya lebih suka
melihat hal ini sebagai semacam penyembuhan bagi diri saya, .walaupun sebenarnya
tak ada yang perlu disembuhkan. Tak ada, toh" Ya, kecuali usia lanjut ini.
Sayangnya usia lanjut tak bisa disembuhkan, hanya bisa terus bertambah lanjut,
ya?" "Yang penting adalah, apakah Anda akan senang" Nah, saya kira Anda pasti senang.
Kalau Anda lelah melakukan sesuatu, cepatlah berhenti."
"Saya juga akan tetap minum air yang rasanya seperti telur busuk. Bukan karena
saya menyukainya, atau karena saya percaya itu baik
251 buat saya. Tapi karena itu memberi semacam perasaan malu pada diri saya. Seperti
yang dirasakan oleh wanita-wanita tua di desa kami. Mereka selalu menginginkan
obat keras yang diwarnai hitam atau ungu atau merah jambu tua, dengan rasa
pepermin yang keras. Mereka mengira itu lebih manjur daripada sebotol obat atau
sebuah pil biasa yang tampak kurang mantap tanpa warna-warna eksotik itu."
"Anda terlalu banyak tahu tentang sifat manusia," kata Dr. Donaldson.
"Anda baik sekali pada saya," kata Lady Matilda. "Saya benar-benar menghargai
itu. Amy!" "Ya, Lady Matilda?"
"Tolong ambilkan aku atlas, ya" Aku tidak ingat letak Bavaria dan negara-negara
yang mengitarinya." "Coba saya ingat-ingat dulu. Atlas. Saya kira ada di perpustakaan. Pasti ada
atlas-atlas tua tahun 1920-an atau sekitar itu, saya kira."
"Apa kita tida,k punya yang sedikit lebih modern?"
"Atlas," kata Amy, merenung dalam-dalam.
"Kalau tidak, begini saja, kau beli saja satu dan bawa ke sini besok pagi. Akan
menyulitkan memang, karena semua nama telah diganti, negara-negaranya berbeda,
dan aku tidak tahu akan di mana aku berada. Tapi kau harus membantuku. Cari kaca
pembesar yang besar, ya" Aku ingat pernah membaca di tempat tidur memakai kaca
itu, dan barangkali kaca itu jatuh
252 dan terselip di antara tempat tidur dan dinding."
Permintaan-permintaannya itu memerlukan waktu untuk bisa dipenuhi, tapi atlas
itu, kaca pembesar, dan atlas kuno untuk mencocokkan akhirnya bisa diperoleh
dari Amy, wanita yang sungguh baik begitu pikir Lady Matilda yang benar-benar ? ?sangat membantu.
"Nah, ini dia. Rupanya masih tetap disebut Monbrugge atau mirip begitu: Kalau
bukan di Tyrol, di Bavaria. Semuanya telah berpindah dan diganti nama-namanya."
II Lady Matilda memandang berkeliling kamar tidurnya di Gasthaus itu. Kamar itu
dilengkapi dengan baik. Semuanya tampak sangat mahal. Suasananya merupakan
gabungan antara kenyamanan dan kedisiplinan yang membuat penghuninya
membayangkan latihan-latihan keras, pantang makanan, dan mungkin juga pijat
badan yang keras dan menyakitkan. Perabot dan hiasannya sangat menarik. Bisa
diterima oleh semua selera. Di dinding tergantung sebuah pigura berisi tulisan
Jerman. Bahasa Jerman Lady Matilda tidak sebagus saat ia masih remaja, tapi ia
tahu tulisan itu berbicara tentang sebuah gagasan indah dan memikat tentang
kembali ke dunia kemudian. Bukan saja masa depan ini adalah milik kaum muda,
tapi kaum tua juga 253 diindoktrinasi dengan halus, supaya merasa bahwa mereka juga berhak atas
mekarnya kuncup baru yang kedua dalam hidup mereka.
Di sana-sini juga terdapat berbagai benda yang bisa membantu orang menghayati
jalan hidup mana saja yang dianut berbagai kelompok masyarakat. (Dengan
menganggap mereka semua punya uang untuk membeli benda-benda ini). Di samping
tempat tidur ada Kitab Suci Gideon, sama seperti yang sering dijumpai Lady
Matilda di hotel-hotel bila bepergian ke Amerika. Dengan senang hati diambilnya,
dibukanya sekenanya, dan jarinya menunjuk ke satu ayat khusus. Dibacanya, dan ia
mengangguk sangat puas, lalu dibuatnya sedikit catatan pada sebuah buku catatan
yang terletak di meja sebelah tempat tidurnya. Ia sering melakukan hal seperti
itu dalam kurun hidupnya. Itulah caranya memperoleh bimbingan dari atas dengan
cara praktis. Dulu saya muda dan sekarang sudah tua, tapi saya belum pernah melihat bahwa
orang yang benar ditelantarkan.
Ia terus menyelidiki ruangan itu. Ditaruh di tempat yang mudah dicapai, tapi
tidak begitu nyata, adalah sebuah Almanack de Gotha, ada di rak bawah meja
tempat tidur tadi. Sebuah buku yang tak ternilai bagi mereka yang ingin
menghayati masyarakat kelas tinggi beberapa ratus tahun silam, dan sampai
sekarang masih dipelajari, dicatat, dan diperiksa oleh kaum bangsa-254
wan atau yang tertarik pada kaum itu. Cukup menarik, begitu pikirnya. Boleh
kubaca cukup banyak tentang itu.
Di sebelah meja tulis, dekat tungku dari porselen kuno, ada buku-buku berkulit
tipis yang memuat khotbah dan ajaran para nabi baru zacj man modern. Mereka yang
berteriak di padang gersang sekarang dihayati dan dianut oleh penganut-penganut
muda bermahkota keagungan, berpakaian ganjil,' tapi mengabdi sepenuh hati.
Mercuse, Guevara, Levi-Strauss, Fanon.
Siapa tahu ia nanti akan berbicara dengan kaum muda cemerlang ini. Sebaiknya
dibacanya juga sedikit tentang itu.
Saat itu ada ketukan halus di pintu. Pintu terbuka sedikit dan wajah Amy yang
setia muncul. Amy, tiba-tiba terlintas di beriak Lady Matilda, akan tampak
persis seperti seekor domba, sepuluh tahun lagi. Seekor domba yang baik, setia,
dan menyenangkan. Saat itu, Lady Matilda merasa puas diri karena dalam umur
setua itu ia masih tampak seperti seekor domba muda yang montok dan lucu, dengan
keriting-keriting cantik, mata tulus dan ramah, dan suaranya belum mengembik.
"Saya harap Anda tidur lelap semalam."
"Ya, Sayang, lelap sekali dan enak. Sudah kaudapat barang itu?"
Amy selalu tahu apa yang dimaksud. Disampaikannya itu kepada majikannya.
"Ah, daftar dietku. Terima kasih." Lady Matilda
255 mengkaji daftar itu, lalu berkata, "Wah benar-benar payah! Ini air macam apa,
ya?" "Rasanya kurang enak."
"Benar, pasti kurang enak. Kembali setengah jam lagi. Ada surat yang perlu
kauposkan nanti." Setelah menyingkirkan nampan makan paginya, ia lalu menuju meja tulis. Ia
berpikir beberapa menit, lalu menulis suratnya itu. "Ini pasti akan berhasil,"
ia menggumam. "Maaf, Lady Matilda. Tadi Anda bilang apa?"
"Aku sedang menulis surat pada teman lama yang kuceritakan itu."
"Yang sudah lima atau enam puluh tahun tidak ketemu itu?"
Lady Matilda mengangguk. "Saya ikut berharap..." Amy tampak tersipu. "Maksud saya, saya... itu kan sudah lama
sekali. Orang zaman sekarang suka lupa. Saya harap dia masih ingat semua hal
tentang Anda dan semua yang lain." .
"Pasti dia masih ingat," kata Lady Matilda. "Orang-orang yang tak bisa dilupakan
adalah orang-orang yang kaukenal di umur sepuluh sampai dua puluh. Mereka itu
lekat di pikiran kita untuk selamanya. Kau akan ingat mereka suka pakai topi
macam apa, cara mereka tertawa, dan kau ingat sifat-sifat jelek dan sifat-sifat
baik mereka dan apa saja tentang diri mereka. Tapi orang yang kukenal dua puluh
tahun yang lalu misalnya, malahan tak bisa kuingat
256 lagi. Meskipun namanya disebut lagi di depanku, atau bahkan jika aku bertemu
sendiri dengan mereka. Pasti, pasti dia akan ingat tentang aku. Dan semua hal
tentang Lausanne. Tolong poskan surat itu. Aku masih ada kerjaan lagi sedikit."
Ia mengambil Almanack de Gotha itu dan kembali ke tempat tidur. Di situ ia
mengkaji pokok-pokok yang tertulis di Almanack tersebut, yang nanti mungkin ada
gunanya. Pertalian-pertalian keluarga dan hubungan-hubungan kekerabatan lain
yang penting. Siapa menikah dengan siapa, siapa tinggal di mana, nasib jelek
yang menimpa beberapa orang di situ. Bukan karena orang yang ada di benaknya
saat itu termasuk golongan orang yang layak dimuat dalam Almanack de Gotha itu.
Tapi orang ini sekarang tinggal di suatu bagian dunia, datang ke sana dengan
sengaja untuk tinggal di sebuah schloss milik para bangsawan, dan ia telah
menyerap pandangan hidup yang menjunjung tinggi nilai-nilai ke-bangsawanan ini.
Padahal orang ini sebenarnya tidak begitu peduli akan darah biru, yang kaya atau
yang sudah jatuh miskin, begitulah seperti yang dikenal Matilda. Minatnya yang
utama adalah uang. Lautan uang. Timbunan uang tanpa batas.
Lady Matilda Cleckheaton tak ragu sama sekali bahwa ia sendiri, putri seorang
duke kedelapan, akan disambut dengan kebesaran. Kopi, barangkali, dan kue-kue
dengan krim lezat. 257 Ill Lady Matilda memasuki salah satu ruang resepsi mewah di schloss itu. Jaraknya
lima belas mil dari hotelnya. Ia menentukan pakaiannya dengan hati-hati,
walaupun masih kurang pas di mata Amy. Amy jarang sekali mengeluarkan pendapat,
tapi kali ini ia benar-benar khawatir atas kelayakan berpakaian majikannya,
sehingga ia mencoba melancarkan sedikit protes.
"Apa menurut Anda gaun merah Anda ini tidak sedikit usang, kalau Anda tahu
maksud saya. Maksud saya, itu di bawah lengan-lengannya, dan... ada dua atau tiga
tambalan yang cukup mencolok."
"Aku tahu, sayangku, aku tahu. Ini memang gaun usang, tapi modelnya model Patou.
Gaun ini tua, tapi luar biasa mahalnya. Bukannya aku ingin tampak kaya atau
mewah. Aku ini anggota keluarga bangsawan yang sudah jatuh mis-Jdn. Semua orang
di bawah umur lima puluh tahun pasti tak akan melihatku dengan sebelah mata pun.
Tapi nyonya rumah saya ini hidup di bagian dunia di mana si kaya akan diminta
menunggu untuk mulai makan, sementara nyonya rumah juga mau menunggu seorang
wanita tua keturunan bangsawan agung tanpa cela. Tradisi keluarga merupakan
sesuatu yang tak mudah hilang dari seseorang. Orang cenderung menyerapnya,
walaupun dia sudah pindah ke
258 lingkungan yang baru. Omong-omong, tolong ambilkan syal buluku, di dalam koper."
"Anda akan mengenakan syal bulu?"
"Benar. Syal bulu burung unta."
"Oh, tapi, itu pasti sudah amat tua."
"Memang benar, tapi kurawat dengan baik. Kau akan lihat nanti, Charlotte akan
mengenalinya. Dia akan berpikir bahwa salah satu anggota keluarga paling agung
dari Inggris sekali lagi berkenan mengenakan pakaian lamanya yang telah
dirawatnya dengan baik selama bertahun-tahun. Dan aku juga akan mengenakan
mantel bulu anjing laut. Itu memang agak usang, tapi dulu amat mewah."
Dengan persiapan seperti itu, ia lalu berangkat. Amy mengiringinya, bagai
seorang pengiring cerdik yang pendiam dan berpakaian rapi.
Matilda Cleckheaton sudah bersiap-siap untuk apa yang akan dilihatnya. Seperti
ikan paus raksasa, seperti yang digambarkan Stafford. Ikan paus dahsyat yang
berkilauan, wanita tua seram yang duduk di sebuah ruang berhiaskan lukisanlukisan yang tak ternilai harganya. Wanita itu "bangkit dengan susah payah dari
sebuah kursi mirip singgasana, seperti yang sering dilihat orang di panggung
teater yang menggambarkan istana pangeran agung di abad pertengahan ke bawah.
"Matilda!" "Charlotte!" "Ah! Sudah bertahun-tahun. Semua tampak begitu ganjil!"
259 Mereka saling bersalam-salaman dengan riang, berbicara bahasa Jerman sebagian
dan Inggris sebagian. Bahasa Jerman Lady Matilda agak kurang lancar. Charlotte
berbahasa Jerman dengan sangat bagus, Inggris dengan sangat bagus, walaupun
dengan aksen tenggorokan yang kuat, dan terkadang Inggris dengan aksen Amerika.
Dia ini benar-benar seram, tapi pintar, begitu pikir Lady Matilda. Sesaat ia
merasa begitu dekat dengan orang ini, seperti dulu, walaupun di saat lain ia
ingat bahwa Charlotte ini dulu gadis yang sangat dibenci. Tak ada orang yang
suka padanya, dan ia pun tidak suka pada orang-orang itu. Tapi ada semacam
ikatan kuat, dari kenangan masa lalu saat bersekolah. Apakah Charlotte suka
padanya, ia tidak tahu. Tapi Charlotte, ia ingat, pasti telah istilah yang ?dipakai saat itu "terpana" olehnya. Barangkali saat itu ia telah punya angan?angan untuk tinggal di sebuah istana duke di Inggris. Ayah Lady Matilda,
walaupun berasal dari keturunan yang amat tinggi martabatnya, adalah salah satu
duke Inggris yang amat miskin. Hartanya diurus oleh istrinya yang kaya, yang
dilakukannya dengan teramat sopan, tapi yang selalu mencoba menggertak setiap
saat. Lady Matilda cukup beruntung menjadi putrinya dari perkawinan kedua.
Ibunya adalah wanita yang sangat menyenangkan, dan juga seorang aktris yang amat
sukses, yang bisa memainkan peranan seorang duchess, dan tampak lebih pantas
daripada duchess yang asli.
260 Mereka saling bertukar kenangan masa lalu, gangguan-gangguan pada guru-guru
mereka, perkawinan yang bahagia dan tidak bahagia yang terjadi pada teman-teman
sekolah. Matilda menyebutkan beberapa keluarga dan ikatan keluarga yang
diingatnya dari Almanach de Gotha. 'Tentu itu merupakan perkawinan yang sangat
menyedihkan bagi Elsa. Salah satu dari Bourbon de Parme, bukan" Ya, ya, bisa
dibayangkan bagaimana jadinya perkawinan semacam itu. Sangat menyedihkan."
Lalu kopi dihidangkan, kopi yang amat enak, beraneka kue millefeuille, dan kuekue lezat. "Aku seharusnya tidak menyentuh makanan seperti ini," Lady Matilda berseru.
"Benar-benar tidak boleh. Dokterku itu, dia amat keras. Katanya aku harus
mengikuti diet dengan ketat selama aku berada di sini. Tapi ini kan hari libur,
ya" Hari Pembaharuan Kaum Muda. Ini yang amat menarik perhatianku. Keponakanku
yang belum lama ini mengunjungimu aku lupa siapa yang membawanya ke sini.
?Countess itu ah, namanya dimulai dengan Z, aku tak bisa Ingat namanya."
?"Sang Countess Renata Zerkowski..."
"Ah, itulah dia namanya, betul. Seorang wanita muda yang amat menarik, kurasa.
Dan dia membawa keponakanku berkunjung padamu. Dia baik sekali mau melakukan hal
itu. Keponakanku itu amat terkesan. Juga terkesan dengan semua barangmu yang
indah-indah. Cara hidup yang
261 kautempuh dan, benar, semua kehebatan yang didengarnya tentang kau. Tentang
bagaimana kau mengelola sebuah gerakan besar dari... oh, aku tak tahu apa
istilahnya yang tepat. Suatu Galaksi Kaum Muda. Kaum muda yang indah dan
keemasan. Mereka mengerumunimu. Mereka memujamu. Betapa menyenangkan
kehidupanmu. Aku tak akan pernah sanggup menjalani hidup seperti itu. Aku harus
hidup dalam kesunyian. Rheumatoid arthritis. Ditambah dengan kesulitan keuangan.
Kesulitan untuk menunjang rumah keluarga. Ah, kau tahu bagaimana keadaan kami di
Inggris masalah-masalah pajak."?"Aku ingat keponakanmu itu. Dia seorang pria yang menyenangkan, sangat
menyenangkah. Departemen Luar Negeri, ya?"
"Ah, ya. Tapi... begini, aku merasa kemampuan-kemampuannya tidak cukup dihargai di
sana. Dia tidak mengatakan apa-apa tentang itu. Dia tidak mengeluh, tapi dia
merasa... Yah... dia merasa tidak dihargai sebagaimana layaknya. Yang
berwenang itu, orang-orang yang memegang jabatan sekarang, siapa mereka?"
?"Canaille!" kata Big Charlotte.
"Kaum cendekiawan yang tak punya savoir-faire dalam hidup. Akan lain sekali
jadinya lima puluh tahun lalu," kata Lady Matilda. "Kenaikan pangkat belum
pernah dialaminya seperti selayaknya. Malahan bisa kukatakan padamu, tentunya
ini rahasia, bahwa selama ini dia tidak dipercaya. Mereka mencurigainya sebagai
orang 262 yang memiliki kecenderungan-kecenderungan enaknya kusebut apa ya"
? ?memberontak, revolusioner. Yah, harus disadari masa depan seperti apa yang
menunggu orang yang punya pandangan-pandangan maju seperti itu."
Penumpang Ke Frankfurt Passenger To Frankfurt Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kalau begitu, maksudmu dia itu tidak apa istilahnya di Inggris, ya" tidak
? ?bersimpati terhadap Tara pimpinan atas', seperti yang di* sebut orang?"
"Hus, hus, kita tidak boleh bicara begini. Setidaknya aku tidak boleh
mengatakannya," kata Lady Matilda.
"Aku makin ingin tahu," kata Charlotte.
Matilda Cleckheaton menarik napas.
"Begini, anggap saja ini cuma perasaan khusus seorang bibi kepada keponakannya.
Staffy memang selalu menjadi favoritku. Dia punya daya tarik dan kecerdasan.
Kurasa dia juga berpandangan jauh. Dia memandang jauh ke masa depan, suatu masa
depan yang akan amat berbeda dari masa yang kini sedang kita alami. Dan, benar,
negeri kami secara politis sedang dalam kondisi yang amat gawat. Stafford
tambaknya sangat terkesan akan hal-hal yang kau" katakan atau tunjukkan
kepadanya. Aku juga tahu kau telah berbuat sangat banyak untuk musik. Yang kita
butuhkan sekarang adalah cita-cita ras super."
"Ras super itu memang bisa ada dan seharusnya ada. Adolf Hitler ternyata benar,"
kata Charlotte. "Dia bukan seorang yang terlalu is 263 timewa sebenarnya, tapi dia memiliki unsur-unsur artistik dalam kepribadiannya.
Dan tak bisa diragukan lagi, dia memiliki kemampuan untuk memimpin."
"Ah, ya. Kepemimpinan, itulah yang kita perlukan."
"Sekutu-sekutumu dalam perang yang lalu keliru, sayangku. Seandainya dulu
Inggris dan Jerman berdiri bahu-membahu, seandainya kedua negara itu punya citacita sama tentang kekuatan kaum muda, dua negara Arya dengan cita-cita yang
benar. Bayangkan apa saja yang sudah bisa dicapai negerimu dan negeriku saat
ini. Toh pandangan tersebut bahkan masih terlalu sempit. Dalam beberapa hal,
kaum komunis dan aliran-aliran lain telah memberikan kita pelajaran yang
berguna. Kaum buruh seluruh dunia, bersatulah. Itu suatu pandangan yang kurang
luas. Kaum buruh itu cuma sekadar bahan kita. Yang benar adalah, 'Pemimpinpemimpin di seluruh dunia, bersatulah!' Kaum muda yang berbakat memimpin, yang
darahnya murni. Dan kita harus mulai, bukan dengan mereka yang sudah setengah
baya dan sudah mapan, yang berjalan berputar-putar seperti piringan hitam yang
macet. Kita harus mencari di antara para mahasiswa, kaum muda yang pemberani,
yang punya gagasan besar, yang mau berbaris maju, yang rela dibunuh tapi juga
bisa membunuh. Membunuh tanpa rasa bersalah, karena sudah bisa dipastikan bahwa
tanpa agresi, tanpa 264 kekerasan, tanpa serbuan takkan ada kemenangan-. Aku perlu menunjukkan sesuatu
padamu." Dengan susah payah ia berhasil bangkit dari duduknya. Lady Matilda mengikutinya,
bangkit dengan susah payah juga, tapi tidak separah rekannya itu.
"Waktu itu bulan Mei sembilan belas empat puluh," kata Charlotte, "ketika Pemuda
Hitler sampai pada tingkatan kedua. Ketika Himmler memperoleh sebuah ketetapan
dari Hitler. Ketetapan tentang SS yang termashyur itu. Ketetapan itu dibuat
untuk pembinasaan bangsa-bangsa Timur, para budak, budak-budak buatan manusia di
seluruh dunia. Itu akan membuat ras utama Jerman bisa bergerak leluasa. Maka
lahirlah SS, alat pelaksananya." Suaranya sedikit surut. Berhenti sejenak karena
kekaguman religius yang tertahan.
Lady Matilda hampir saja, dengan tak sengaja, membuat tanda salib.
"Orde Kepala Kematian," kata Big Charlotte.
Ia lalu berjalan pelan dan dengan perasaan tercekam ke ruang itu, dan menunjuk
sesuatu yang tergantung di dinding, berpinggir emas dan dinaungi sebuah
tengkorak Orde Kepala Kematian.?"Lihat, ini milikku yang paling berharga. Tergantung di sini, di dindingku.
Kelompok pemuda emasku, jika mereka berkunjung ke sini, memberi hormat
kepadanya. Dan arsip-arsip kami di istana ini menyimpan catatan-catatan
perjalanan seja - 265 rahnya. Sebagian di antaranya merupakan bacaan bagi mereka yang bermental baja
saja, tapi orang harus belajar untuk menerima hal-hal seperti ini. Kematian di
kamar gas, ruang-ruang penyiksaan, pengadilan di Nuremberg. Semua itu berbicara
dengan pahit tentang hal itu. Tapi itu merupakan sebuah tradisi yang hebat.
Kekuatan melalui penderitaan. Orang-orang itu dilatih sejak muda, sehingga
mereka tidak goyah atau berbalik atau dikuasai oleh semua jenis kelunakan.
Bahkan Lenin, ketika berbicara tentang doktrin Marxis-nya, menegaskan,
'Singkirkan segala kelunakan!' Itu merupakan salah satu aturan-aturan pertamanya
untuk menciptakan sebuah negara yang sempurna. Tapi pandangan kami terlalu
sempit saat itu. Kami membatasi mimpi kami hanya untuk ras utama Jermania.
Padahal ada ras-ras lainnya juga. Mereka juga bisa mencapai kejayaan melalui
penderitaan, kekerasan, dan melalui praktek anarki yang diperhitungkan. Kita
harus menyingkirkan, menyingkirkan semua lembaga yang mentolerir kelunakan.
Menyingkirkan lembaga-lembaga yang terlebih memalukan lembaga-lembaga
?keagamaan. Yang ada hanyalah agama* kekuatan, agama kuno orang Viking. Dan kita
akan punya pemimpin yang masih muda, yang setiap hari bertambah kuat. Apa yang
dikatakan orang-orang besar" Beri saya sarananya, dan akan saya lakukan kerja
itu. Kira-kira begitu. Pemimpin kami telah memiliki sarananya. Dia akan
memperoleh lebih banyak lagi sarana. Dia akan
266 memperoleh pesawat, bom, senjata kimia. Dia akan punya alat untuk berperan. Dia
akan punya alat pengangkutannya. Dia akan punya kapal-kapal dan minyak. Dia akan
punya apa yang disebut sebagai jin ciptaan Aladin. Kaugosok saja lampunya, dan
sang Jin muncul. Semua ada dalam genggamanmu. Alat-alat produksi, sarana-sarana
keuangan, dan pemimpin muda kami pemimpin karena darahnya dan karena ?kemampuannya. Dia memiliki semuanya itu."
Ia lalu tersengal dan batuk-batuk.
"Mari kubantu."
Lady Matilda membantunya kembali ke kursinya. Charlotte tampak sedikit terengah
pada saat duduk kembali. "Memang repot kalau sudah tua, tapi aku masih bisa bertahan cukup lama. Cukup
lama untuk menyaksikan kemenangan suatu dunia baru, suatu ciptaan baru. Itulah
yang kauinginkan untuk keponakanmu itu. Akan kuatur itu*. Kekuasaan di negerinya
sendiri, itulah yang diinginkannya, bukan" Kau akan ikut mempengaruhi orangorang yang berada di pusat di sana, bukan?"
"Dulu aku memang punya pengaruh. Tapi sekarang..." Lady Matilda menggelengkan
kepalanya dengan sedih. "Semuanya itu sudah hilang."
"Nanti akan kembali lagi, Sayang," kata temannya. "Kau tak salah datang
kepadaku. Aku punya pengaruh tertentu."
267 "Ini benar-benar pergerakan besar," kata Lady Matilda. Ia menarik napas dan
bergumam, "Sang Siegfried Muda."
"Kuharap kau senang bertemu kembali dengan kawan lamamu," kata Amy saat mereka
mengendarai mobil, balik ke Wisma Tamu.
"Kalau saja kaudengar semua omong kosong yang pernah kubuat, kau pasti takkan
percaya," kata Lady Matilda Cleckheaton.
268 16. Pikeaway Angkat Bicara
"Berita dari Prancis sangat buruk," kata Kolonel Pikeaway sambil menepis abu
cerutu dari jasnya. "Saya pernah mendengar Winston Churchill mengucapkan hal
yang sama saat perang yang lalu. Ada orang yang bisa berbicara dengan kata-kata
gamblang dan tidak lebih daripada yang diperlukan. Sangat mengesankan.
Menjelaskan pada kita apa yang perlu kita ketahui. Yah, itu memang sudah lama
lewat, tapi saya katakan lagi hari ini. Berita dari Prancis Seingat buruk."
Ia batuk, tersengal, dan lagi-lagi menepiskan abu dari badannya.
"Berita dari Italia sangat buruk," katanya. "Berita dari Rusia juga buruk,
seandainya mereka mau mengatakannya. Di sana pun ada kerusuhan. Gerombolangerombolan mahasiswa yang berpawai di jalan-jalan, etalase-etalase dipecahkan,
kedutaan-kedutaan diserbu. Berita dari Mesir sangat buruk. Berita dari Yerusalem
sangat buruk. Berita dari Syria sangat buruk. Itu sudah
269 biasa, jadi kita tak perlu khawatir. Berita dari Argentina yang saya anggap
aneh. Sangat aneh. Argentina, Brazil, Kuba, mereka bersatu sekarang. Menyebut
diri Golden Youth Federated States Negara Serikat Kaum Muda Emas, atau kira-?kira begitu. Punya angkatan bersenjata pula. Yang terlatih baik, dipersenjatai
lengkap, dan dikomando dengan rapi. Mereka punya pesawat, bom, mereka punya apa
saja yang hanya Tuhan yang tahu. Dan mereka tampaknya tahu benar bagaimana
memanfaatkan semua itu, yang menambah gawatnya situasi. Juga ada kelompok yang
suka menyanyi rupanya. Lagu-lagu pop, lagu-lagu rakyat setempat yang kuno, dan
himne-himne perang kuno. Mereka mirip Bala Keselamatan. Bukan maksud saya untuk
menghujat Tuhan. Saya tidak merendahkan pekerjaan Beda Keselamatan. Mereka
selalu melakukan hal-hal yang baik dan menyenangkan. Dan gadis-gadisnya begitu
?manis dengan topi yang mereka kenakan." Dilanjutkannya lagi,
"Saya mendengar bahwa hal-hal seperti itu sedang terjadi di negeri-negeri
beradab, mulai dengan kita sendiri. Masih ada di antara kita yang masih bisa
disebut beradab, saya kira" Salah satu politisi kita, saya ingat waktu itu,
mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang hebat, terutama kerena kita bebas
melakukan apa saja. Kita berdemonstrasi, menghancurkan barang-barang, memukuli
orang-orang jika kita 270 sedang tidak tahu apa yang lebih baik yang bisa dilakukan, 4dta menyalurkan
energi yang berlebih dengan melakukan kekerasan dan menyangkal kemurnian moral
kita dengan menanggalkan hampir seluruh pakaian kita. Saya tidak tahu saat itu
dia sadar atau tidak akan maksud perkataannya itu. Kebanyakan politisi tidak
sadar, tapi mereka bisa membuat kata-katanya kedengaran benar. Karena itulah
mereka disebut politisi."
Ia lalu berhenti berbicara dan memandang pria di depannya yang diajaknya
berbicara. "Mencemaskan mencemaskan dan menyedihkan," kata Sir George Packham. "Orang
?sulit percaya itu. Orang cemas kalau saja kita bisa. Cuma itukah berita yang
?Anda peroleh?" ia bertanya dengan lugu.
"Apa belum cukup" Anda ini sulit dipuaskan. Dunia sedang dilanda anarki global.
Itulah yang sedang terjadi. Masih sempoyongan memang, belum bangkit sepenuhnya,
tapi sudah amat dekat amat sangat dekat."
?"Tapi kan bisa diambil tindakan untuk mengatasi semua ini?"
"Tak semudah yang Anda kira. Gas air mata cuma menghentikan kerusuhan sementara
dan memberikan istirahat bagi polisi. Kita memang punya banyak senjata kuman dan
bom nuklir, segala jenis persenjataan. Tapi menurut Anda, apa yang akan terjadi
bila kita mulai memakainya" Pembantaian massal pemudi dan pemuda
271 pemrotes tadi, juga ibu-ibu rumah tangga yang tak berdosa, para pensiunan
manula^yang tinggal di rumah, dan sejumlah besar politisi kita yang angkuh, yang
sangat menikmati hidup ini, dan sebagai tambahan, Anda dan saya. Ha, ha!"
"Omong-omong," Kolonel Pikeaway menambahkan, "jika cuma berita yang Anda kejar,
saya tahu Anda sendiri punya berita panas yang datang hari ini. Top secret dari
Jerman. Herr Heinrich Spiess sendiri yang akan berkunjung."
"Gila, bagaimana Anda bisa tahu itu" Itu seharusnya sama sekali..."
"Kami di sini tahu semuanya," kata Kolonel Pikeaway, mengucapkan ungkapan
kegemarannya. "Kami kan di sini untuk itu."
"Dengan membawa seorang doktor juga, katanya," ia menambahkan.
"Ya, namanya Dr. Reichardt ilmuwan kelas satu, saya kira."
? "Bukan. Dia dokter medis. Mengurus orang
"Oh, seorang psikolog?"
"Barangkali. Orang-orang yang suka mengurus orang gila biasanya juga ikut
begitu. Kalau tak ada aral melintang, dia akan dibawa ke sini, supaya bisa
memeriksa kepala-kepala beberapa penghasut muda kita itu, yang diisi penuh
dengan falsafah Jerman, falsafah Black Power, falsafah para penulis Prancis yang
sudah mati, dan sebagainya. Barangkali dia akan diminta juga untuk memeriksa
kepala dari sejumlah pe-272
jabat hukum kita yang berwenang mengadili perkara, yang berpendapat bahwa kita
harus berhati-hati, jangan melakukan apa-apa yang bisa merusak ego seorang anak
muda, sebab dia nanti masih harus mencari nafkah untuk hidupnya. Padahal
sebenarnya akan jauh lebih aman bagi kita seandainya anak-anak muda ini
dibebaskan saja, lalu diberi tunjangan sosial banyak-banyak untuk bisa hidup,
jadi mereka bisa kembali masuk ke kamar-kamar mereka, tak perlu bekerja, dan
bersenang-senang membaca lebih banyak lagi tentang filsafat. Tapi, yah, saya
memang kuno. Saya tahu itu. Tak perlu Anda katakan itu pada saya."
"Orang harus mau menerima aliran-aliran baru dalam berpikir," kata Sir George
Packham. "Kita merasa, maksud saya kita berharap... wah, sulit mengatakannya."
"Pasti amat mencemaskan bagi Anda," kata Kolonel Pikeaway. "Sampai begitu sulit
mengatakannya." Lalu teleponnya berdering. Didengarkannya, lalu diberikannya kepada Sir George.
"Ya?" kata Sir George. "Ya" Oh, ya. Ya. Saya setuju. Saya rasa...
tidak tidak bukan Kantor Kementerian Dalam Negeri. Bukan. Secara pribadi, ? ?maksud Anda. Yah, saya rasa sebaiknya kita pakai saja...," Sir George melihat
berkeliling dengan waswas.
"Tempat ini tidak disadap," kata Kolonel Pikeaway dengan ramah.
273 "Kata sandinya Blue Danube," kata Sir George Packham dalam bisikan keras dan
kasar. "Ya, ya. Saya akan mengajak Pikeaway. Oh, ya, tentu. Ya, ya. Hubungi dia.
Ya, katakan Anda secara khusus mengharapkan kehadirannya, tapi harap diingat
bahwa pertemuan kita ini sifatnya amat rahasia."
"Kalau begitu, tak bisa dengan mobil saya," kata Pikeaway. "Terlalu dikenal
orang." "Henry Horsham akan datang menjemput kita dengan Volkswagen."
"Baik," kata Kolonel Pikeaway. "Sangat menarik. Ya, semua ini."
"Anda kan tidak berpikir bahwa...?" kata Sir George, lalu terdiam ragu.
"Saya tidak berpikir apa?"
"Maksud saya sebenarnya... yah... maksud saya, kalau Anda tidak keberatan dengan
usul saya ini... sikat pembersih pakaian?"
"Oh, ini." Kolonel Pikeaway menepis sedikit pundaknya, dan segumpal abu cerutu
beterbangan, membuat Sir George pengap.
"Nanny," Kolonel Pikeaway berseru. Ia memukul bel yang berada di meja tulisnya.
Seorang wanita setengah baya masuk dengan membawa sebuah sikat pembersih
pakaian, muncul dengan begitu tiba-tiba, bagaikan jin yang dipanggil lewat lampu
Aladin. "Mohon tahan napas Anda, Sir George," katanya. "Mungkin akan sedikit pengap."
Lalu pintu dibukanya untuk Sir George yang
274 segera keluar, sementara ia menyikat pakaian Kolonel Pikeaway yang terbatukbatuk dan mengeluh, "Benar-benar menyebalkai^Wrig-orang ini. Selalu ingin merapikan o.anu dan
menganggap orang seperti boneka tukang cukur."
"Saya tak akan menggambarkan penampilan Anda seperti itu, Kolonel Pikeaway. Anda
harus membiasa^m diri dengan pembersihan yang saya lakukan di*iari-hari ini. Dan
Anda tahu bahwa Menteri Dalam Negeri menderita sakit asma."
"Yah^u salahnya sendiri. Tidak cukup meng-usahakalrpolusi disingkirkan dari
jalan-jalan kota London."
' Ayo, Sir George, mari kita dengarkan teman-teman Jerman kita ini. Mereka
datang ke sini untuk apa" Tampaknya masalahnya cukup gawat "
275 17. Herr Hehirich Spiess Herr Heinrich Spiess seorang pria yang selalu cemas. Ia tidak berusaha
menyembunyikan hal itu. Ia memang menyadari, tanpa ditutup-tutupi, bahwa situasi
yang akan dibahas oleh kelima orang yang datang berkumpul ini aulalah situasi
^^us. Pada saat yang sama, ia juga meltvandang rasa percaya diri yang merupakan
bekal ampuh baginya selama ini, dajjdf mengatasi kehidupan politik yang akhkakhrr ini teramat sulit di Jerman. Ia seorang laki-laki yang mantap, penuh
gagasan, seorang yang bisa membawakan akal sehat di pertemuan mana pun yang
dihadirinya. Ia tidak tampak seperti orang yang cemerlang, dan justrn, karena
itulah ia tampak lebih meyakinkan, politisi-politisi cemerlang, telah menyebabkaru^sekitar dua pertiga dari kondisi krisis nasional di lebih dari satu
negara. Masalah yang sepertiganya lagi disebabkan oleh para politisi yang,
walaupun dipilih secara sah oleh pemerintah yang demokratis, mereka tak bisa
menutupi kemampuan analisis mereka yang payah, juga
F 276 akal sehat dan kemampuan-kemampuan otak lainnya yang sungguh tidak memadai.
"Ini sama sekali bukan kunjungan resmi, mohon diketahui," kata sang Kanselir.
"Oh, benar, benar." ^/^r
"Ada satu fakta baru yang saya terima, yang saya pikir perlu kita ketahui
bersama. Fakta ini dengan sangat menarik memberi kejelasan bagi kejadiankejadian tertentu yang selama ini membingungkan dan mencemaskan kita. Ini Dr.
Reichardt." Perkenalan-perkenalan dilakukan. Dr. Reichardt berperawakan tinggi besar dan
tampak menyenangkan, dengan kebiasaan mengucapkan "Ach, sd&tH waktu ke waktu.
Penumpang Ke Frankfurt Passenger To Frankfurt Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dr. Reichardt ini mengepalai sebuah lembaga besar di daerah Karlsruhe. Di sana
ia merawat pasien-pasien penyakit jiwa. Saya kira benar jika saya katakan bahwa
Anda merawat sekitar lima sampai enam ratus pasien, ya?"
"Ach, so," kata Dr. Reichardt.
"Katanya lembaga Anda itu merawat bermacam-macam jenis gangguan jiwa?"
"Ach, so. Memang ada berjenis-jenis bentuk gangguan^iwa, tapVsaya punya minat
khusus, dan hanya merawat satu jenis khusus gangguan jiwa." Ia lalu beralih 1^
bahasa Jerman, dan Herr Spiess menerjemahkannya dengan singkat, kalau-kalau ada
rekan InggW-nya yang tidak mengerti. Ini memang perlu^^n taktis. Dua
bisa mengerti sebagian, satu tidak mengerti, dan dua lainnya benar-benar
bingung. "Dr. Reichardt ini telah mencapai sukses besar dalam perawatan yang dikenal oleh
awam seperti saya ini sebagai megalomania," Herr Spiess menjelaskan. Keyakinan
bahwa Anda adalah seorang yang lain daripada diri Anda. Gagasan bahwa Anda lebih
penting daripada diri Anda sebenarnya. Gagasan bahwa jika Anda memiliki maniak
penganiayaan "?"Ach, no!" kata Dr. Reichardt. "Maniak penganiayaan, tidak, itu tidak saya
tangani. Tak ada maniak penganiayaan di klinik saya. Tidak ada kelompok yang
khusus menarik minat saya. Malahan sebaliknya, mereka ini berkhayal bahwa mereka
melakukannya karena ingin oahagia. Dan mereka memang bahagia, dan saya bisa
membuat mereka tetap bahagia. Tapi jika saya menyembuhkan mereka, mereka tidak
akan bahagia. Jadi harus saya temukan penyembuhan yang bisa mengembalikan
kewarasan mereka, tapi mereka tetap masih bahagia. Kondisi pikiran seperti ini
kami sebut sebagai-."
Ia mengucapkan sebuah kata Jerman yang panjang dan menakutkan bunyinya, terdiri
atas paling sedikit delapan suki/kata.
"Untuk kepentingan teman-teman Inggris kita, saya akan tetap memakai istilah
megalomania, walau saya tahu," Herr Spiess melanjutkan dengan agak cepat, "bahwa
itu bukan istilah yang dipakai sekarang Dr Reichardt Jadi, seperti
saya katakan tadi, Anda mempunyai enam ratus pasien di klinik Anda."
"Dan pada suatu saat, suatu saat tertentu yang akan saya bicarakan nanti, saya
punya delapan ratus."
"Delapan ratus!"
"Menarik... itu amat menarik."
"Dan jenis-jenis pasiennya, mulai dari jenis pertama..."
"Ada Tuhan Yang Mahakuasa," Dr. Reichardt menjelaskan. "Anda mengerti?"
Mr. Lazenby tampak agak terperanjat.
"Oh-eh-ya-eh-ya. Sangat menarik, tentu."
"Ada satu atau dua orang muda, tentu saja, yang mengira dirinya Yesus Kristus.
Tapi itu kalah populer dengan Tuhan Yang Mahakuasa. Lalu masih ada jenis-jenis
lainnya. Saat itu saya punya dua puluh empat Adolf Hitler. Ini, Anda harus
paham, terjadi pada saat Hitler masih hidup. Ya, dua puluh empat atau dua puluh
lima Adolf Hitler." Ia lalu melihat ke sebuah buku catatan kecil yang diambilnya
dari sakunya. "Saya membuat beberapa catatan di sini, ya. Lima belas Napoleon.
Napoleon. Dia memang selalu populer; sepuluh Mussolini; lima reinkarnasi dari
Julius Caesar; dan banyak kasus lainnya, sangat aneh dan sangat menarik. Tapi
saya tak akan merepotkan Anda dengan hal-hal itu saat ini. Tak akan terlalu
menarik bagi Anda, karena sifatnya terlalu medis. Kita hanya
279 278 akan membicarakan peristiwa yang menjadi pokok masalah."
Dr. Reichardt berbicara lagi dengan agak lebih singkat, dan Herr Spiess
melanjutkan dengan penerjemahannya.
"Pada suatu hari, datang kepadanya seorang pejabat pemerintah. Orang yang sangat
terpandang di kalangan pemerintah yang berkuasa saat itu. Harap diingat, ini
masa perang. Untuk saat ini, baiklah untuk saat ini saya sebut Martin B. Anda
pasti tahu siapa yang saya maksudkan. Dia membawa atasannya bersamanya. Benarbenar dia membawa atasannya. Nah, baiklah, saya langsung saja ke intinya. Dia
membawa sang Fuhrer sendiri."
"Ach, so," kata Dr. Reichardt.
"Suatu kehormatan besar, tentunya, bahwa dia mau datang untuk melakukan
inspeksi," doktor itu melanjutkan. "Dia bersikap ramah, Fuhrer saya itu.
Dikatakannya pada saya bahwa dia telah menerima laporan-laporan bagus tentang
kesuksesan saya. Dikatakannya bahwa akhir-akhir ini banyak masalah. Masalahmasalah di ketentaraan. Di sana, lebih dari sekali ada orang-orang yang percaya
bahwa mereka itu Napoleon, kadang-kadang percaya bahwa mereka adalah marsekal
Napoleon, dan kadang-kadang Anda pasti mengerti ini bertingkah dalam peran ? ?tadi, lalu beraksi memberi perintah-perintah militer yang mengakibatkan
kesulitan-kesulitan militer. Saya sangat bersedia membantunya dengan
280 pengetahuan profesional saya yang mungkin bisa berguna, tapi Martin B., yang
menemaninya, mengatakan bahwa itu tidak perlu. Rupanya Pemimpin Besar kami itu,"
kata Dr. Reichardt sambil memandang ke Herr Spiess dengan agak kikuk, "tak mau
direpotkan dengan tetek-bengek seperti itu. Katanya, memang akan sangat membantu
jika orang-orang yang mampu secara medis dan punya pengalaman sebagai neurolog
datang dan memberikan konsultasi. Yang diinginkannya adalah... ach, well, dia
ingin berkeliling melihat-lihat, dan saya segera tahu apa yang sebenarnya
membuatnya tertarik. Itu mestinya tidak perlu membuat saya heran. Oh, tidak,
karena itu merupakan gejala yang mudah dilihat. Tekanan hidup telah mulai
melemahkan sang Fuhrer."
"Saya kira dia mulai berpikir bahwa dia adalah Tuhan Yang Mahakuasa sendiri pada
saat itu," kata Kolonel Pikeaway tanpa disangka-sangka, lalu tertawa tergelak.
Dr. Reichardt tampak terkejut.
"Dia lalu minta saya memberitahunya tentang beberapa hal tertentu. Katanya
Martin B. telah memberitahunya bahwa saya punya sejumlah besar pasien yang saya
?kurang enak mengatakan hal ini mengira mereka adalah Adolf Hitler. Saya
?jelaskan padanya bahwa ini bukan sesuatu yang luar biasa, bahwa orang, karena
rasa hormat dan pemujaannya kepada Hitler, akhirnya keinginan untuk menjadi
tokoh pujaannya itu berubah menjadi identifikasi diri. Saya agak khawatir
281 ketika mengatakan hal ini, tapi saya senang ketika tahu bahwa dia malahan
menunjukkan rasa puas yang besar. Saya sungguh merasa berterima kasih bahwa
ternyata dia menerima semua itu sebagai penghargaan, keinginan menggebu untuk
menjadi seperti dia itu. Lalu dia bertanya apa bisa bertemu dengan sejumlah
pasien dengan kelainan khusus yang seperti itu tadi. Kami melakukan sedikit
perundingan. Martin B. tampak ragu, tapi dia lalu menarik saya ke samping dan
meyakinkan saya bahwa Herr Hitler memang menghendaki hal itu. Yang
dikhawatirkannya adalah jangan sampai Herr Hitler... Yah, pendeknya, jangan sampai
Herr Hitler menempuh risiko yang bisa membahayakan dirinya. Seandainya salah
satu dari yang menyebut dirinya Hitler ini, yang begitu yakin bahwa dia benar
memang Hitler, jadi sedikit buas atau berbahaya... Saya meyakinkan dia untuk tidak
mencemaskan hal itu. Saya bilang akan mengumpulkan sekelompok 'Hitler' yang
paling baik perangainya untuk berjumpa dengannya. Herr B. menekankan bahwa sang
Fuhrer sangat ingin mewawancarai dan berkumpul dengan mereka tanpa kehadiran
saya. Pasien-pasien itu, katanya, tak akan bertingkah laku dengan wajar apabila
mereka melihat kepala lembaga itu berada di situ, dan jika memang tak ada
bahaya... Saya yakinkan dia lagi bahwa tak ada bahaya apa-apa. Tapi saya bilang
bahwa saya akan bersenang hati jika Herr B. mau menungguinya. Tak ada masalah.
Semua lalu dilaksanakan. Pesan
282 dikirim kepada para 'Fuhrer' untuk berkumpul di sebuah ruangan, untuk berjumpa
dengan seorang tamu yang amat terhormat, yang sangat ingin bertukar pendapat
dengan mereka. "Ach, so. Martin B. dan sang Fuhrer lalu diperkenalkan kepada kelompok itu. Saya
mengundurkan diri, menutup pintu, dan mengobrol dengan kedua pengawal yang
menyertai mereka tadi. Sang Fuhrer, kata saya, tampak sangat tegang. Pasti dia
banyak masalah akhir-akhir ini. Saat itu, bisa saya katakan di sini adalah saat
perang hampir berakhir, yaitu ketika semua hal mulai tampak sangat
mengkhawatirkan. Sang Fuhrer sendiri, kata mereka, sangat kecewa akhir-akhir
ini, tapi masih tetap yakin bahwa dia sanggup membawa perang itu menuju
kemenangan di pihaknya, jika gagasan-gagasan yang terus diajukannya kepada staf
umumnya segera diterima dan cepat dilaksanakan."
"Sang Fuhrer, saya kira," kata Sir George Packham, "pada saat itu, maksud saya,
tak ragu lagi dia pasti dalam kondisi..."
"Kita tak perlu menekankan hal-hal itu," kata Herr Spiess. "Dia sudah berada
jauh di luar jalur. Banyak wewenangnya yang harus diwakilkan dalam banyak hal.
Tapi semua itu akan Anda ketahui, cukup dari hasil-hasil riset yang telah Anda
lakukan di negeri saya."
"Orang masih ingat bahwa di persidangan Nuremberg..."
"Tak perlu mengacu kepada persidangan
283 Nuremberg, saya yakin itu," kata Mr. Lazenby tegas. "Semua itu telah jauh di
belakang kita. Kita memandang ke masa depan yang cerah melalui Pasaran Bersama,
dengan bantuan Pemerintah Anda, Pemerintah Monsieur Grosjean, dan rekan-rekan
Eropa lainnya. Masa yang sudah lewat biarlah lewat."
"Benar," kata Herr Spiess, "dan tentang masa yang lewat itulah sekarang kita
bicara. Martin B. dan Herr Hitler berada di ruangan tempat berkumpul itu hanya
sebentar sekali. Mereka sudah muncul kembali setelah hanya tujuh menit. Herr B.
mengatakan pada Dr. Reichardt bahwa dia sangat puas dengan pengalaman ini. Mobil
mereka menunggu, dan dia serta Herr Hitler harus segera melanjutkan perjalanan
ke acara berikutnya. Mereka cepat-cepat berangkat."
Kemudian hening sejenak. "Lalu?" tanya Kolonel Pikeaway. "Sesuatu terjadi" Atau telah terjadi?"
"Kelakuan salah satu pasien Hitler kami setelah itu sangat tidak biasa," kata
Dr. Reichardt. "Orang ini memang sangat mirip dengan Hitler asli, yang
membuatnya selalu punya rasa percaya diri yang khusus atas perannya itu. Dia
bersikeras, lebih dari yang sudah-sudah, bahwa dia memang sang Fuhrer, dan bahwa
dia harus segera pergi ke Berlin, untuk mengetuai sebuah sidang Staf Umum.
Sebelumnya dia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, tapi
284 kini tingkah lakunya sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda itu. Dia benarbenar tidak seperti dirinya sendiri, sehingga saya benar-benar tidak mengetahui
bagaimana bisa terjadi begitu cepat. Saya sangat lega ketika dua hari kemudian
keluarganya datang dan membawanya pulang, untuk dirawat di sana."
"Dan Anda membiarkannya pergi?" kata Herr Spiess.
"Tentu saja. Mereka datang dengan seorang dokter. Lagi pula pasien itu. pasien
lepas, tidak terdaftar, jadi dia memang berhak minta keluar. Jadi pergilah dia."
"Saya tidak mengerti...," Sir George Packham membuka pembicaraan:
"Herr Spiess punya sebuah teori..."
"Bukan teori," kata Spiess. "Yang akan saya ceritakan ini adalah fakta. Orangorang Rusia merahasiakannya. Kami merahasiakannya. Banyak bukti dan data telah
masuk. Hitler, Fuhrer kami, tinggal di klinik jiwa itu atas kemauannya sendiri
hari itu, dan orang yang paling mirip dengan Hitler yang asli meninggalkan
tempat itu bersama Martin B. Yang mayatnya kemudian ditemukan di lubang
perlindungan itu adalah mayat si pasien jiwa tadi. Saya tak akan berpanjangpanjang mengenai ini. Kita tak perlu membicarakan detail-detail yang kurang
penting." "Kita semua harus tahu, apa sebenarnya yang telah terjadi," kata Lazenby.
285 "Sang Fuhrer asli diselundupkan lewat rute rahasia yang telah direncanakan
sebelumnya ke Argentina, lalu tinggal di sana untuk beberapa tahun. Di sana dia
mempunyai putra yang lahir dari seorang gadis Arya cantik dari keluarga baikbaik. Ada yang bilang sebenarnya gadis itu berdarah Inggris. Setelah itu kondisi
mental Hitler memburuk, dan dia meninggal dalam " keadaan gila, meyakini bahwa
dia sedang memimpin angkatan perangnya di medan perang. Itu memang satu-satunya
cara yang memungkinkan dia untuk bisa lari dari Jerman. Dan dia menyetujuinya."
"Dan Anda bermaksud mengatakan bahwa selama ini, bertahun-tahun, tak ada yang
membocorkan rahasia ini, tak ada data yang diketahui orang?"
"Ada desas-desus, selalu ada desas-desus. Jika Anda masih ingat, salah satu
putri Tsar Rusia diberitakan telah lolos dari pembantaian besar-besaran yang
dilakukan terhadap keluarganya."
"Tapi itu...," George Packham terhenti bicaranya. "Tidak benar sangat tidak ?benar."
"Segolongan orang memang membuktikan bahwa itu tidak benar. Tapi segolongan
orang menerimanya, dan kedua golongan tersebut mengenal putri itu. Bahwa
Anastasia itu memang benar Anastasia, atau bahwa Anastasia, grand duchess dari
Rusia itu hanyalah seorang gadis desa. Cerita mana yang benar" Desas-desus!
Makin lama didengungkan, makin sedikit orang
286 yang percaya, kecuali mereka yang berjiwa romantik yang masih terus
mempercayainya. Sudah sering diisukan bahwa Hitler masih hidup, belum mati. Tak
ada seorang pun yang bisa mengatakan dengan pasti bahwa jenazahnya sudah pernah
diperiksa. Orang-orang Rusia mengatakan begitu. Tapi mereka tidak punya bukti."
"Jadi maksud Anda, Dr. Reichardt, Anda mempercayai kisah yang luar biasa ini?"
"Ach," kata Dr. Reichardt. "Anda bertanya pada saya, tapi telah saya ceritakan
apa yang saya ketahui. Sudah pasti Martin B. yang datang ke sanatorium saya.
Martin B. yang membawa sang Fuhrer itu. Martin B.-lah yang telah memperlakukan
dia sebagai sang Fuhrer, yang 1" berbicara kepadanya dengan sikap hormat,
seperti lazimnya orang yang berbicara dengan sang Fuhrer. Kalau saya, saya telah
pernah hidup bersama beberapa Fuhrer, Napoleon, Julius Caesar. Anda harus paham
bahwa Hitler-Hitler yang tinggal di sanatorium saya, mereka semuanya mirip. Yang
mana saja, salah satu yang mana saja bisa jadi Adolf Hitler yang asli. Mereka
tak akan bisa mempunyai perasaan seperti ^ itu, perasaan kuat yang membuat
mereka yakin bahwa mereka adalah Hitler, jika mereka tak punya persamaan fisik
seperti itu, ditambah dengan makeup, pakaian, akting yang terus-menerus,
memainkan peranannya. Saya sendiri sebelum saat itu belum pernah bertemu secara
287 pribadi dengan Herr Adolf Hitler. Orang melihat gambar-gambarnya di surat kabar,
orang tahu secara umum bagaimana tampang si jenius besar kami, tapi orang hanya
tahu gambar-gambar yang ditampilkan olehnya secara selektif. Jadi dia datang,
dan memang dia sang Fuhrer. Martin B., orang yang paling kompeten akan hal di
atas tadi, mengatakan bahwa dia adalah Fuhrer. Tidak, saya tak punya keraguan.
Saya menaati perintahnya. Herr Hitler ingin masuk sendirian ke dalam sebuah
ruang, untuk menjumpai satu grup pilihan dari apa, ya, istilahnya" para ? ?"duplikatnya. Dia lalu masuk. Lalu keluar lagi. Telah terjadi pergantian
pakaian, pakaian yang memang sudah mirip. Apakah yang keluar itu dia sendiri
atau salah satu dari Hitler-Hitler-an itu" Cepat-cepat dibawa keluar oleh Martin
B. dan segera dilarikan, sedangkan yang asli mungkin saja tetap tinggal,
menikmati penyamarannya barangkali, sadar bahwa dengan cara ini dan hanya dengan
cara ini saja dia bisa lolos dari negeri yang setiap saat bisa menyerah.
Sebelumnya memang dia sudah agak terguncang pikirannya, karena kekecewaan dan
kemarahan, karena perintah-perintah yang diberikannya, pesan-pesan liar yang
gila-gilaan kepada stafnya, apa yang harus mereka lakukan, hal-hal tak masuk
akal yang harus coba dilakukan, tidak dituruti dengan segera, seperti yang
sudah-sudah. Dia sudah bisa merasakan bahwa dia sudah tidak lagi berada di
posisi 288 kekuasaan puncak. Tapi dia masih punya dua atau tiga orang yang masih setia, dan
mereka ini membuat rencana baginya, untuk mengeluarkannya dari negeri ini, dari
Eropa, ke suatu tempat dia bisa berkampanye lagi mengumpulkan para pengikutnya
yang percaya pada Nazi, di sebuah benua lain, kaum muda yang begitu percaya
kepadanya. Swastika akan bangkit lagi di sana. Dia memainkan peranannya. Tak
pelak lagi, dia menyukainya. Ya, ini memang cerita seseorang yang pikirannya
sudah agak terganggu. Dia berusaha menunjukkan bahwa dia bisa memainkan peranan
Adolf Hitler lebih bagus dari yang lain. Kadang-kadang dia tertawa sendiri, dan
dokter-dokter saya, perawat-perawat saya, mereka menjenguk dan melihat ada
sedikit perubahan. Satu pasien yang terganggu pikirannya secara agak tidak
biasa, barangkali. Pah, itu hal biasa. Selalu terjadi. Dengan para Napoleon,
dengan para Julius Caesar, dengan mereka semua itu. Memang biasa, pada hari-hari
tertentu ada yang kegilaannya agak berlebihan. Begitulah ceritanya, menurut
saya. Sekarang giliran Herr Spiess berbicara."
"Fantastis!" kata sang Sekretaris Kementerian Dalam Negeri.
Memburu Bah Jenar 2 Boma Gendeng 5 Topan Di Borobudur Hantu Langit Terjungkir 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama