Ceritasilat Novel Online

Perjanjian Dengan Maut 3

Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie Bagian 3


dan berhati-hati. "Saya rasa tidak ada lagi yang bisa saya
jelaskan." Ia bangkit.
"Terserah," ujar Poirot.
Dipandangnya punggung pemuda itu sementara ia keluar.
Setelah itu, didekatkannya buku notesnya. Dengan tulisan
kecil-kecil yang rapi Poirot menambahkan, "R.B. 17-55."
Kemudian Poirot mengambil sehelai kertas yang agak lebar,
dan mulai menulis. Selesai menulis, ia duduk dengan sedikit memiringkan
kepala, memandangi hasil kerjanya. Tampak tertulis pada
kertas tadi: Anak-anak Boynton dan Jefferson Cope meninggalkan kemah
(kurang-lebih) 15.05 Dokter Gerard dan Sarah King meninggalkan Kemah(kurang-lebih) 15.15 Lennox Boynton kembali ke kemah
16.35 Nadine Boynton kembali ke kemah dan mengobrol dengan Mrs.
Boynton 16.50 Nadine Boynton meninggalkan ibu mertuanya dan pergi ke
pendopo (kurang-lebih) 16.50 http://dewi-kz.info/ 164 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Carol Boynton kembali ke kemah
17.10 Lady Westholme, Miss Pierce, dan Mr. Jefferson Cope kembali
ke kemah 17.40 Raymond Boynton kembali ke kemah
17.50 Sarah King kembali ke kemah
18.00 Mrs. Boynton ditemukan meninggal
18.30 "Hmmm," gumam Hercule Poirot. Dilipatnya catatannya,
dan ia keluar, menyuruh opsir memanggilkan Mahmud.
Pemandu wisata Arab itu sangat tangkas. Kata-katanya
bagaikan tak ada habisnya. "Selalu, selalu saya yang
disalahkan. Setiap kali terjadi sesuatu, selalu dikatakan
kesalahan saya. Selalu kesalahan saya. Betapa sedih hidup
saya ini, Tuan!" Akhirnya Poirot berhasil membendung kata-katanya, dan
mengajukan sebuah pertanyaan.
"Setengah enam" Tidak, saya pikir belum ada pelayan
yang keluar dari tempat istirahat mereka pada jam setengah
enam. Siang itu acara santap siang terlambat - jam dua.
Mereka sibuk membereskan meja, dan sesudahnya semua
tidur siang. Ya, biasanya orang
Amerika tidak minum teh. Kami semua berada di tempat
tidur sebelum jam setengah empat. Jam lima, saya bangun saya selalu ingin memastikan tuan-tuan dan nyonya-nyonya
yang saya layani merasa puas, Tuan. Jadi saya keluar. Saya
http://dewi-kz.info/ 165 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahu nyonya-nyonya Inggris itu suka minum teh pada sore
hari. Tapi tak seorang pun ada di sana. Mereka pergi
berjalan-jalan. Saya sih senang, Tuan. Saya bisa balik tidur.
Jam enam kurang seperempat, timbul keributan. Nyonya
Inggris yang gemuk besar itu pulang dan minta dibuatkan
teh. Padahal pelayan sedang sibuk menyiapkan santapan
malam. Cerewet sekali dia - bilang air mesti direbus sampai
mendidih - terpaksa saya awasi sendiri. Ah, Tuan, hidup ini
susah sekali. Saya selalu melakukan tugas saya sebaik-baiknya, tapi selalu disalahkan. Saya..."
Poirot menyela. "Ada satu hal lagi. Katanya nyonya yang
meninggal itu marah dengan salah seorang pelayan sore itu.
Tahukah kau pelayan yang mana dia itu, dan apa yang jadi
sebab kemarahan nyonya itu?"
Mahmud mengangkat kedua tangannya. "Mana mungkin
saya tahu" Tapi yang jelas - tidak, Tuan. Kalau memang
begitu, nyonya itu pasti melaporkan kepada saya."
"Bisa kau cari tahu?"
"Tidak mungkin, Tuan. Tak mungkin pelayan-pelayan itu
mengaku. Nyonya tua itu marah, kata Anda" Oh, sudah
pasti pelayan yang dimarahi tidak berani mengatakan
apa-apa. Abdul bilang Aziz yang dimarahi, Aziz bilang
Abdul, dan Abdul bilang Muhamad. Begitu selalu, Tuan.
Mereka itu Badui bodoh. Tidak mengerti apa-apa."
Poirot berusaha menghentikan celoteh si pemandu wisata,
dan membawa catatannya kepada Kolonel Carbury. Carbury
melonggarkan dasinya sedikit dan bertanya, "Ada hasilnya?"
Poirot duduk. "Boleh saya mengemukakan teori saya?"
"Kalau Anda suka," ujar Kolonel Carbury, berdesah.
"Teori saya begini, Kolonel: Kriminologi merupakan
http://dewi-kz.info/ 166 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cabang ilmu pengetahuan yang paling gampang! Suruh saja
pelakunya bicara - cepat atau lambat, semuanya akan
keluar!" "Kalau tak salah Anda pemah mengatakan itu sebelumnya. Yang mana yang memberi Anda informasi?"
"Semuanya." Secara singkat Poirot meringkas hasil
interviunya pagi itu. "Hmmm," ujar Carbury. "Anda sudah mendapatkan satu
atau dua petunjuk, mungkin. Sayangnya, tampaknya saling
bertolak belakang. Sudah ketahuankah kasus yang sesungguhnya?" "Belum." Kolonel Carbury mendesah. "Itu yang aku kuatirkan."
"Tapi jangan kuatir, Kolonel", ujar Poirot, "sebelum
malam tiba, Anda sudah akan mendapatkan jawabannya.
"Itu yang Anda janjikan," ujar Carbury. "Tapi aku ragu
Anda bisa memenuhinya! Anda yakin?"
"Sangat yakin."
"Senang kalau bisa merasa begitu."
Walau mata sang kolonel menunjukkan rasa ragunya,
Poirot pura-pura tak tahu. Ia mengeluarkan catatannya.
"Rapi," komentar Kolonel Carbury senang. Ditekuninya
daftar itu. Semenit atau dua menit kemudian katanya, "Tahu
apa yang kupikirkan?"
"Saya akan senang sekali jika Anda berkenan mengatakannya." "Raymond Boynton tak ada sangkut pautnya dengan
perkara ini." http://dewi-kz.info/ 167 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah! Anda pikir begitu?"
"Ya. Pikirannya jelas sekali terbaca. Walaupun secara
umum dia yang paling mungkin dituduh, umumnya - dalam
cerita-cerita detektif - bukan dia pelakunya. Karena Anda
mendengar dia mengatakan hendak membunuh ibu tirinya,
dari situ kita seharusnya tahu bahwa dia tidak bersalah!"
"Anda suka membaca cerita detektif?"
"Sudah beribu-ribu kubaca," sahut Kolonel Carbury.
Dengan suara kecewa seperti yang biasa terdengar diucapkan
anak-anak sekolah, sang kolonel menambahkan, "Kupikir
Anda tak bisa melakukan yang biasanya dilakukan detektif
dalam buku-buku cerita, bukan" Menuliskan suatu daftar
fakta-fakta-fakta yang tampaknya sepele tetapi sesungguhnya
sangat penting?" "Ah," Poirot berkata manis. "Anda menyukai cerita
detektif jenis begitu" Tentu saja saya bisa membuatnya - jika
Anda menginginkan, Kolonel." Poiror mengainbil sehelai
kertas dan menulis dengan cepat dan rapi:
1. Mrs. Boynton menggunakan obat dengan
campuran digitalis. 2. Dokter Gerard kehilangan alat penyuntik.
3. Mrs. Boynton kelihatan sekali tak suka membiarkan anak-anaknya bersenang-senang dengan orang
lain. 4. Mrs. Boynton, pada siang sebelum kematiannya, menyuruh anak-anaknya pergi meninggalkan dirinya sendirian.
5. Mrs. Boynton seorang sadistis.
http://dewi-kz.info/ 168 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
6. Jarak dari pendopo ke tempat Mrs. Boynton
duduk secara kasar adalah 200 meter.
7. Mr. Lennox Boynton semula mengatakan
tidak tahu jam berapa dia kembali ke kemah, tetapi kemudian mengaku telah mecocokkan jam tangan ibunya.
8. Dokter Gerard dan Miss Ginevra menempati
tenda yang letaknya bersebelahan.
9. Pada jam 18.30, setelah santapan malam siap
dihidangkan, seorang pelayan disuruh memberitahukan
kepada Mrs. Boynton. Kolonel Carbury membacanya dengan perasaan puas.
"Modal!" ujarnya. "Inilah maksudku! Anda membikinnya
sulit - dan kelihatan tidak relevan - sungguh-sungguh
sentuhan autentik! Omong-omong, kelihatannya ada beberapa hal yang Anda hilangkan. Tapi mungkin itu yang
disebut taktik." Mata Poirot bersinar, namun ia tidak menjawab.
"Poin kedua, misalnya," ujar Kolonel Carbury. "Dokter
Gerard kehilangan alat penyuntik - ya. Bukan cuma itu yang
hilang, bukan" Setahuku dia juga kehilangan semacam
konsentrat digitalis - atau sejenisnya."
"Itu," Poirot berkata, "tidak sepenting fakta hilangnya alat
penyuntiknya." "Bagus!" ujar sang kolonel, wajahnya berseri-seri. "Aku
tidak mengerti. Menurutku, hilangnya obat keras itu lebih
penting daripada hilangnya alat suntik! Lalu apa perlunya
pelayan disebut-sebut terus - pelayan disuruh memberitahukan kepada Mrs. Boynton bahwa makanan
telah siap - dan kudengar ada cerita Mrs. Boynton
http://dewi-kz.info/ 169 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengacung-acungkan tongkatnya kepada pelayan siang itu"
Anda tidak menuduh orang kecil daerahku membunuh Mrs.
Boynton, bukan" Sebab," tambahnya dengan keras, "kalau
Anda mengatakan begitu, Anda bohongl"
Poirot tersenyum, namun tidak menjawab.
cccdw-kzaaa 19 SARAH KING duduk di puncak bukit sambil mencabuti
bunga-bunga liar. Dokter Gerard duduk di atas bebatuan
kasar di dekatnya. Tiba-tiba, dengan nada kasar, Sarah
bertanya, "Mengapa kau bikin gara-gara" Kalau bukan
karena kau..." Perlahan Dokter Gerard berkata, "Jadi, kaupikir aku
mesti diam-diam saja?"
"Ya." "Walaupun tahu sesuatu?"
"Kau tak tahu apa-apa," ujar Sarah.


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lelaki Prancis itu mendesah. "Aku tahu. Tapi kuakui,
orang tak bisa merasa yakin sepenuhnya."
"Bisa saja," Sarah berkata tak mau kalah.
Lelaki Prancis itu mengangkat bahu. "Kau bisa,
mungkin." Sarah berkata, "Kau sedang demam - suhu tubuhmu saja
begitu tinggi waktu itu - tak mungkin kau bisa berpikir jernih.
Suntikan itu mungkin sudah sejak permulaan kautaruh di
http://dewi-kz.info/ 170 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
situ. Dan tidak mustahil kau salah tentang obat digitoxin itu.
Mungkin juga pelayan yang membersihkan tendamu yang
mengotak-atik tasmu."
Gerard berkata sinis, "Kau tak perlu kuatir! Fakta itu bisa
dikatakan tidak berpengaruh apa-apa. Percayalah, teman-temanmu-anak-anak keluarga Boynton itu - akan lolos
dari tuduhan!" "Aku tak menginginkan itu!" bantah Sarah tajam.
Dokter Gerard menggeleng-geleng. "Kau tidak logis!"
"Kau sendiri yang bilang di Jerusalem supaya tidak
mencampuri urusan orang lain. Betul, kan?" tanya Sarah.
"Aku tidak ikut campur. Aku cuma memberitahukan apa
yang kebetulan kuketahui."
"Kubilang kau tak tahu apa-apa - oh, kita kembali lagi ke
situ! Aku berbantah dengan lingkaran setan." Gerard berkata
lembut, "Maafkan aku, Miss King."
Dengan suara pelan Sarah berkata, "Tahukah kau: mereka
belum lolos. Dari kuburnya pun Mrs. Boynton masih ingin
menyiksa mereka. Aku yakin Mrs. Boynton senang
menyaksikan semuanya ini!" Kemudian, dengan nada
berbeda ia berkata, "Lelaki kecil itu mendaki ke sini."
Dengan mata muram Sarah melihat gerakan Hercule Poirot.
Ia sampai ke tempat mereka dengan melontarkan, "Uf"
dan menghapus keringat yang mengucur pada dahinya. Lalu
dengan sedih lelaki itu memandang sepatu kulit patennya.
"Oh," keluhnya, "kasihan benar sepatu ini kalau dipakai
di pelosok seperti ini!"
"Gampang! Pinjam saja peralatan semir sepatu Lady
Westholme," ujar Sarah ketus. "Lap debunya pun ada, kalau
http://dewi-kz.info/ 171 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perlu. Ke mana-mana dia tak pernah lupa membawa
peralatan itu." "Ya, tapi goresan-goresannya tak bisa dihilangkan dengan
semir, Mademoiselle."
"Goresan memang tidak bisa. Lalu mengapa Anda
memakai sepatu seperti itu untuk berjalan-jalan di alam
pedesaan begini?" Poirot memiringkan kepalanya sedikit. "Saya mementingkan penampilan yang soige," ujarnya.
"Di gurun seperti ini saya tak akan coba-coba memikirkan
penampilan." "Perempuan jarang kelihatan cantik di gurun," komentar
Dokter Gerard. "Miss King - ya, dia memang selalu
kelihatan rapi dan menarik. Tapi Lady Westholme dengan
jaket dan roknya yang begitu besar, atau dengan celana
berkudanya dan sepatu botnya... hmmm! Lain lagi Miss
Pierce - pakaiannya begitu kelimpis, seperti daun kol layu!
Bahkan Mrs. Lennox Boynton yang cantik pun tak bisa
dibilang chic! Pakaiannya tidak ada yang menarik."
Sarah berkata tak sabar, "Saya pikir M. Poirot ke sini
bukan buat memperbincangkan pakaian!"
"Benar," Ujar Poirot. "Saya ke sini untuk menanyakan
sesuatu kepada Dokter Gerard - saya memerlukan pendapatnya, dan pendapat Anda juga, Mademoiselle - Anda
masih muda dan pasti sangat up-to-date dalam bidang
psikologi. Saya ingin tahu pendapat Anda mengenai Mrs.
Boynton." "Bukankah dalam hati Anda sudah tahu semuanya itu,
M. Poirot?" tanya Sarah.
"Tidak. Saya hanya merasa - yakin, malahan -bahwa
http://dewi-kz.info/ 172 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mentalitas Mrs. Boynton sangat penting dalam kasus ini.
Dan orang sejenisnya pasti bukan hal baru bagi Dokter
Gerard." "Ditinjau dari segi saya, Mrs. Boynton merupakan studi
yang menarik," Dokter Gerard berkata.
"Coba ceritakan."
Dokter Gerard melukiskan rasa tertariknya pada keluarga
itu, percakapannya dengan Jefferson Cope, dan pandangan
Jefferson Cope yang salah sama sekali dalam situasi itu.
"Kalau begitu dia orang yang sentimental," ujar Poirot.
"Oh, itu pasti! Cita-citanya cuma didasari kemalasan.
Memang, menilai seseorang berdasarkan kebaikannya dan
menganggap dunia ini sebagai tempat paling menyenangkan
merupakan sikap paling gampang buat menghadapi hidup!
Akibatnya, Jefferson Cope tak tahu bagaimana orang itu
sebenarnya," "Sikap begitu kadang-kadang membahayakan," komentar
Poirot. Dokter Gerard menyambung, "Dia bersikeras menganggap situasi yang dihadapi keluarga Boynton sebagai
pengabdian berlebihan dari pihak si ibu. Mengenai kebencian
terpendam, rasa ingin memberontak, perbudakan, dari
kesedihan yang terjadi di dalamnya - dia hampir tak tahu
apa-apa." "Bodoh," ujar Poirot.
"Meskipun begitu," lanjut Dokter Gerard, "orang tak bisa
terlalu membutakan diri. Saya pikir, perjalanan ke Petra ini
membuat mata Jefferson Cope sedikit terbuka." Dokter
Gerard kemudian menceritakan percakapannya dengan
orang Amerika itu pada pagi hari sebelurn Mrs. Boynton
http://dewi-kz.info/ 173 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meninggal. "Wah, ceritanya menarik juga - tentang pembantu yang
pernah bekerja pada Mrs. Boynton itu, maksud saya," Poirot
berkata sambil berpikir, "Ini memberi gambaran mengenai
metode yang dipakai perempuan itu."
Gerard berkata, "Pagi itu memang aneh sekali! Anda
belum pernah ke Petra, M. Poirot" Jika ke sana, Anda harus
mendaki ke Tempat Berkurban. Suasananya lain daripada
yang lain!" Dokter Gerard menceritakan detail pemandangannya. Kemudian tambahnya, "Bahkan Miss
King pun duduk seperti hakim yang sedang memutuskan
mengurbankan seseorang demi membela yang lain. Anda
ingat bukan, Miss King?"
Sarah bergidik. "Oh, jangan bicarakan hari itu lagi!"
"Tidak, tidak," ujar Poirot. "Kita cuma akan membicarakan hal-hal yang telah lama terjadi. Bagaimana
mentalitas Mrs. Boynton menurut pengamatan Anda, Dokter
Gerard" Yang tidak bisa saya mengerti, mengapa setelah
mengurung anak-anaknya begitu lama tiba-tiba saja dia
memutuskan bepergian seperti ini - yang tentu saja
membawa risiko anak-anaknya akan berhubungan dengan
pihak luar dan bisa mengakibatkan kekuasaannya terhadap
mereka jadi berkurang."
Dokter Gerard mencondongkan tubuhnya ke depan,
penuh antusias. "Begitulah! Perempuan usia lanjut sama saja
di mana-mana. Mereka merasa bosan! Jika keistimewaannya
bersabar, maka dia bosan bersabar. Mereka bosan terhadap
hal-hal yang telah mereka ketahui begitu lama. Mereka ingin
mempelajari kesabaran yang baru. Hal yang sama terjadi
dengan perempuan lanjut usia yang mempunyai kesukaan
mendominasi dan menyiksa manusia! Mrs. Boynton sudah
http://dewi-kz.info/ 174 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjinakkan harimau-harimaunya! Mungkin dia menemukan hal-hal yang menyenangkan pada waktu mereka
menginjak akil balik. Perkawinan Lennox dengan Nadine
merupakan salah satu petualangannya. Tetapi semuanya itu
sudah basi. Keadaan Lennox sudah sedemikian rupa hingga
tak mungkin bereaksi terhadap perlakuan apa pun. Mrs.
Boynton tidak melihat lagi kesenangan yang bisa diperoleh
dari melukai atau menakut-nakutinya. Begitu pula Raymond
dan Carol. Mereka tidak menunjukkan perlawanan sedikit
pun. Ginevra -ah! La pauvre Ginevra - bagi ibunya dia yang
paling tidak menarik. Sebab Ginevra sudah menemukan
jalan keluar! Dia telah membebaskan dirinya dari alam
realita dan pergi menuju alam fantasi! Semakin ibunya
menyiksanya, semakin banyak kesenangan yang diperolehnya dengan berpura-pura dirinya menjadi pahlawan
yang berada dalam penyiksaan! Bagi Mrs. Boynton,
semuanya ini menjadi tidak menarik dan membosankan.
Seperti Alexander, dia berusaba mencari dunia baru yang
bisa ditundukkannya. Dan akhirnya dia memutuskan untuk
mengadakan perjalanan ke luar negeri. Dia tahu dengan
demikian ada kemungkinan harimau-harimaunya yang
sudah jinak itu jadi melawan. Dari baginya, itu berarti
kesempatan menghujamkan luka yang menyakitkan pada
mereka. Kedengarannya memang tidak masuk akal. Tetapi
begitulah adanya! Dia ingin merasakan kesenangan baru dari
hobi lamanya." Poirot mengeluh panjang. "Sempurna sekali. Ya, saya
bisa mengerti apa yang Anda maksudkan. Me mang begitu.
Semuanya ini cocok sekali. Mrs. Boynton suka akan
tantangan - dan dia terpaksa membayar akibatnya!"
Sarah beringsut. Wajahnya yang cerdik tampak serius.
"Maksud Anda," ujarnya, "Mrs. Boynton mencoba mereka
terialu jauh - dan mereka berbalik melawannya, atau salah
http://dewi-kz.info/ 175 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang dari mereka berbalik melawannya. Begitu?"
Poirot mengangguk. "Yang mana?" tanya Sarah tersendat.
Poirot memandangnya. Ia tidak menjawab - dan terbebas
dari kewajibannya menjawab, sebab tepat ketika itu Gerard
menyentuh pundaknya dan berkata, "Lihat!"
Seorang gadis tampak berjalan sendirian pada sisi bukit.
Gerakannya begitu fantastis hingga memberikan kesan dia
bukan manusia nyata. Rambutnya yang kemerah-merahan
berkilau-kilauan ditimpa sinar matahari. Senyumnya yang
aneh dan penuh rahasia membuat bibirnya tampak begitu
cantik. Poirot menarik napas. Katanya, "Cantik sekali! Luar
biasa! Begitulah seharusnya pemeran Ophelia - seperti dewi
muda remaja yang turun dari dunia lain - bahagia, karena
telah bebas dari kungkungan kesedihan manusia biasa."
"Ya, ya, Anda benar," ujar Gerard. "Wajahnya patut
diimpikan, bukan" Terus terang
saya pernah me- mimpikannya. Dalam demam saya, saya membuka mata dan
melihat wajah itu - tersenyum aneh. Mimpi itu indah.
Menyesal sekali saya terbangun...."
Lalu kembali kepada sikap semula, ia berkata, "Dia
Ginevra Boynton." Tak lama kemudian gadis itu sampai di tempat mereka.
Dokter Gerard memperkenalkan,
"Miss Boynton, perkenalkan - ini M. Poirot."
"Oh!" gadis itu memandang Poirot kebingungan. jari
kedua tangannya menyatu, dan mulai dipuntir-puntir. Dewi
jelita itu seolah kembali ke dunianya semula setelah
http://dewi-kz.info/ 176 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersenang-senang di dunia yang penuh keindahan. Kini dia
seperti gadis biasa yang kaku dan agak nervous.
Poirot berkata, "Beruntung sekali bisa bertemu dengan
Anda di sini, Mademoiselle. Saya mencoba mencari Anda di
hotel tadi." "Oh, ya?" Senyumnya kosong.
"Mau berjalan-jalan dengan saya sebentar?" tanya Poirot.
Ia mengikuti Poirot dengan jinaknya. Tanpa diduga-duga
ia bertanya dengan suara agak terburu-buru, "Anda detektif,
bukan?" "Ya, Mademoiselle."
Napas Ginevra Boynton terdengar lembut. "Anda datang
ke sini hendak melindungi saya?"
Poirot mengelus-elus kumisnya, berpikir. "Apakah Anda
dalam keadaan bahaya, Mademoiselle?"
"Ya, ya." Ia melihat berkeliling dengan penuh curiga.
"Saya pernah menceritakannya kepada Dokter Gerard di
Jerusalem. Dokter Gerard sangat pandai. Dia tidak


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memberikan isyarat apa-apa waktu itu. Tetapi dia mengikuti
saya - tempat berbatu-batu merah ini sangat mengerikan." Ia
bergidik. "Mereka berniat membunuh saya di situ. Saya
harus selalu berhati-hati."
Poirot mengangguk lembut, penuh pengertian.
"Dokter Gerard baik hati - dan manis. Dia cinta saya!"
"Ya?" "Oh, ya. Dia menyebut-nyebut nama saya dalam
tidurnya...." Wajahnya melembut - sekali lagi getaran lembut
dan kecantikannya itu kembali menghiasai wajahnya. "Saya
http://dewi-kz.info/ 177 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lihat dia berbaring sambil berguling ke kanan dan ke kiri dan dia menyebut nama saya... saya cepat-cepat keluar." Ia
berhenti. "Saya pikir - oh, diakah yang memanggil Anda ke
sini" Saya dikelilingi musuh di sini. Kadang-kadang mereka
menyamar." "Ya, ya." Poirot berkata lembut. "Tetapi Anda aman di
sini bersama keluarga Anda."
"Mereka bukan keluarga saya! Saya tidak punya
hubungan dengan mereka. Mereka tidak bisa mengatakan
siapa saya sebenarnya - itu rahasia besar."
Masih bernada lembut Poirot bertanya, "Kematian ibu
Anda sangat mengagetkan Andal Mademoiselle?"
Ginevra mengentakkan kakinya. "Sudah saya katakan dia bukan ibu saya! Musuh-musuh sayalah yang membayarnya supaya dia mau berpura-pura menjadi ibu
saya dan menjaga saya supaya saya tidak melarikan diri!"
"Di mana Anda pada siang hari sebelum beliau
meninggal?" Ginevra menjawab cepat, "Saya di kemah.... Panas sekali
di dalam situ, tetapi saya tidak berani keluar. Mereka bisa
menangkap saya kalau saya keluar." Tubuh gadis itu tampak
merinding. "Seorang di antara mereka melongok ke dalam
kemah saya. Dia menyamar, tapi saya kenal dia. Saya
berpura-pura tidur. Pasti Sheikh yang menyuruhnya. Sheikh
ingin menculik saya."
Beberapa lamanya Poirot berjalan tanpa bicara. Kemudian katanya, "Pandai sekali Anda mengarang cerita,
Mademoiselle." "Itu benar-benar terjadi, bukan cuma cerita," serunya.
Kemudian, dengan wajah marah sekali gadis itu http://dewi-kz.info/ 178 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membalikkan diri dan berlari menuruni bukit.
Poirot memandanginya. Tak lama kemudian terdengar
suara di belakangnya. "Apa yang Anda katakan kepadanya?"
Poirot menoleh. Dilihatnya Dokter Gerard berdiri di
dekatnya. Napasnya terengah-engah. Sarah menghampiri
mereka, tetapi gadis itu berjalan santai-santai saja.
Poirot menjawab pertanyaan Gerard. "Saya katakan dia
pandai mengarang cerita."
Dokter Gerard mengangguk. "Dan dia marah! Itu
pertanda bagus. Dari situ kita tahu dia belum seratus persen
keluar dari dunia realita. Dia masih tahu ceritanya itu tidak
benar! Akan saya obati dia!"
"Ah, jadi Anda mengobati juga, Dokter Gerard?"
"Ya. Sudah saya bicarakan dengan Mrs. Lennox dan
suaminya. Ginevra akan dibawa ke Paris dan dirawat di
klinik saya. Sesudah itu dia akan dimasukkan sekolah
drama." "Drama?" "Ya - sangat besar kemungkinannya dia bisa sukses dalam
bidang itu. Itulah yang dibutuhkan gadis itu - dan harus
dimilikinya! Dalam hal-hal tertentu, Ginevra sama dengan
ibunya." "Tidak!" bantah Sarah.
"Kelihatannya memang tidak mungkin, tetapi toh ada
hal-hal fundamental tertentu yang sama. Keduanya
dilahirkan dengan keinginan kuat untuk menjadi orang
penting. Keduanya ingin kepribadian mereka diakui dan
mengesankan! Ginevra selalu dihalanghalangi. Dia tidak
http://dewi-kz.info/ 179 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diberi kesempatan untuk menyalurkan ambisinya, untuk
mencintai kehidupan, untuk mengekspresikan kepribadiannya yang sangat romantis." Dokter Gerard
tertawa kedl. "Nous allons changer tout ca!' Kemudian, dengan
menganggukkan kepala, katanya, "Maafkan saya." Dan
dokter itu pun berlari-lari mengejar si gadis.
"Dokter Gerard sangat menyukai pekerjaaannya," ujar
Sarah. "Ya, saya merasakan kesukaannya itu," sahut Poirot.
Dengan dahi berkerut Sarah berkata, "Meskipun begitu,
saya tak suka dia membandingkan Ginevra dengan
perempuan tua yang mengerikan itu - walaupun, terus
terang, saya sendiri pernah merasa iba melihat Mrs.
Boynton." "Kapankah itu, Mademoiselle?"
"Pada peristiwa di Jerusalem yang pernah saya ceritakan
kepada Anda itu, M. Poirot. Tiba-tiba saja saya merasa
semuanya ini salah. Anda tahu, bukan, bagaimana perasaan
seorang setelah dia melihat suatu masalah dari segi yang lain
- dari arah sebaliknya. Rasanya saya jadi tidak bisa berpikir
waktu itu, dan saya bertindak sangat bodoh!"
"Oh, tidak!" Seperti biasanya, wajah Sarah selalu merah padam setiap
kali teringat percakapannya dengan Mrs. Boynton. "Saya
merasa diri saya begitu agung dan seolah-olah membawa
suatu misi! Setelahnya, ketika Lady Westholme mengatakan
dia melihat saya bercakap-cakap dengan Mrs. Boynton, saya
jadi kuatir Lady Westholme mendengar semua yang saya
katakan. Dan saya jadi merasa begitu tolol telah berlaku
seperti itu." http://dewi-kz.info/ 180 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa tepatnya yang dikatakan Mrs. Boynton kepada
Anda waktu itu" Bisa mencoba mengingatingat kata-katanya,
Mademoiselle?" "Bisa. Saya ingat benar, sebab saya merasa yang
diucapkan Mrs. Boymon tidak ada relevansinya dengan yang
saya katakan kepadanya sebelumnya. 'Aku tak pernah lupa.'
Begitu katanya. 'Ingatlah itu. Aku belum pernah lupa akan apa
pun-perbuatan, nama, atau pun wajah!"' Sarah bergidik.
"Caranya mengatakan itu penuh kedengkian - padahal
melihat kepada saya pun dia tidak. Rasanya-rasanya
sekarang pun saya bisa mendengar..."
"Anda sangat terkesan, Mademoiselle?" tanya Poirot
lembut. "Ya. Saya bukan orang penakut - tapi kadang-kadang saya
bermimpi melihat Mrs. Boynton mengucapkan kata-kata
itu-matanya yang jahat, kerlingnya yang penuh kemenangan... semuanya begitu jelas terlihat. Uh!" Sarah
bergidik. Tiba-tiba ia berpaling kepada Poirot. "M. Poirot,
saya tahu saya tidak berhak menanyakan ini. Tapi, sudah
adakah kesimpulan yang bisa Anda tarik dari kasus ini?"
"Sudah." Bibir Sarah bergetar ketika bertanya, "Apa?"
"Saya sudah tahu dengan siapa Raymond Boynton
berbicara malam-malam di Jerusalem itu. Dia berbicara
dengan adiknya, Carol."
"Oh, Carol!" Lalu lanjutnya, "Apakah Anda memberitahu - apakah Anda tanya kepadanya..." Sarah tak
kuasa melanjutkan kata-katanya.
Poirot memandangnya dalam-dalam dengan penuh iba.
"Begitu berartikah itu buat Anda, Mademoiselle?"
http://dewi-kz.info/ 181 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Itu berard segala-galanya!" ujar Sarah. Kemudian,
dengan mengangkat bahunya katanya, "Tapi saya harus
tahu." Poirot berkata tenang, "Raymond mengatakan percakapannya malam itu cuma pelampiasan emosi - tidak
lebih dari itu! Katanya, dia dan adiknya sedang merasa
sangat kesal dan tertekan. Dikatakannya juga bahwa
keesokan harinya rencananya itu terasa fantastis bagi mereka
berdua." "Oh...." Lembut, Poirot bertanya, "Miss Sarah, maukah Anda
mengatakan apa sebenarnya yang Anda kuatirkan?"
Wajah Sarah pucat dan putus asa. "Siang itu kami
berduaan. Tiba-tiba dia pergi - katanya ada sesuatu yang
ingin dia lakukan saat itu juga, sementara dia punya
keberanian. Saya pikir, dia cuma mau mengatakan sesuatu
kepada ibunya. Tapi, seandainya dia berniat..." Suara Sarah
hilang. Ia berdiri kaku, berusaha menguasai diri.
cccdw-kzaaa 20 NADINE BOYNTON keluar dari hotel. Ia tampak sangat
ragu. Seseorang yang sedang menunggunya segera mendekat. Mr. Jefferson Cope sebentar saja sudah berada di sisi
wanita pujaannya. "Kita berjalan ke sana" Kupikir ini yang
paling menyenangkan."
Mereka berjalan berdampingan sementara Mr. Cope
http://dewi-kz.info/ 182 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bicara. Kata-katanya lancar, meski sedikit monoton.
Tampaknya ia tidak merasa bahwa Nadine tidak mendengarkannya. Ketika mereka membelok ke bukit batu yang ditumbuhi
bunga-bungaan liar, Nadine menyela. "Jefferson, maaf. Aku
ingin mengatakan sesuatu." Wajahnya menjadi pucat.
"Oh, silakan, Sayang. Lakukan apa pun yang kauinginkan, asal jangan bikin dirimu sedih."
Nadine memulai, "Kau ternyata lebih pandai daripada
yang kuduga. Kau tahu, kan, apa yang hendak kukatakan
ini?" "Sudah tentu," ujar Mr. Cope, "situasi mengubah
masalah. Aku merasa dalam situasi yang baru ini keputusan
kita perlu dipertimbangkan kembali." Ia mengeluh. "Silakan,
Nadine - katakan saja perasaanmu."
Tersentuh hatinya, Nadine berkara, "Kau baik sekali,
Jefferson. Begitu sabar. Aku merasa telah memperlakukanmu tidak adil. Perlakuanku itu benar-benar jahat."
"Oh, Nadine. Aku tahu keterbatasanku dalam hal yang
menyangkut dirimu. Sejak dulu aku merasa sayang dan
hormat kepadamu. Yang kuinginkan cuma kau bahagia.
Cuma itu yang selalu kuinginkan. Melihatmu menderita
membuatku hampir gila. Terus terang aku menyalahkari
Lennox. Aku merasa dia tak berhak terus-terusan
memilikimu. Jika dia tidak memedulikan perasaanmu seperti
itu." Mr. Cope menarik napas berat dan menyambung,
"Setelah melakukan perjalanan ke Petra bersamamu, harus
kuakui mungkin Lennox tak bisa dipersalahkan sejauh itu.
Aku tak mau menjelekkan orang yang sudah meninggal, tapi
aku mengerti sekarang bahwa ibu mertuamu itu seorang
yang sangat sulit." http://dewi-kz.info/ 183 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, kau boleh bilang begitu," gumam Nadine.
"Bagaimanapun," lanjut Mr. Cope, "kau datang kepadaku
kemarin dan mengatakan kau telah mengambil keputusan


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hendak meninggalkan Lennox. Aku mendukung keputusanmu. Hidup yang kaujalani selama ini tidak layak
sama sekali. Kau berterus terang kepadaku. Kau tidak
berpura-pura bahwa perasaanmu terhadapku tak lebih dari
sekadar suka. Aku cuma minta diberi kesempatan buat
merawat dan memperlakukan dirimu sebagaimana seharusnya kau diperlakukan. Terus terang, siang itu
merupakan saat yang paling bahagia buatku."
Nadine berseru, "Maaf - maafkan aku, Jefferson."
"Jangan katakan itu, Sayang. Sebab selama ini aku
merasa itu bukan sesuatu yang nyata. Aku bahkan hampir
pasti kau akan menarik kembali kata-katamu keesokan
paginya. Yah, segalanya telah berubah sekarang. Kau dan
Lennox dapat hidup sendiri."
Nadine berkata lirih, "Ya. Aku tak tega meninggalkan
Lennox. Maafkan aku."
"Tidak, Nadine. Tak ada yang perlu kumaafkan," ucap
Mr. Cope. "Kita akan kembali menjadi sahabat lama. Kita
lupakan saja siang itu."
Nadine mengusap tangan Mr. Cope. "Oh, Jefferson terima kasih. Aku akan kembali ke Lennox sekarang."
Nadine berbalik dan meninggalkan Mr. Cope. Mr. Cope
melanjutkan perjalanannya sendirian.
Nadine melihat Lennox sedang duduk di teater Graeco
Roman. Lennox tidak melihatnya sampai Nadine terengah-engah menjatuhkan diri dan duduk di sisinya.
"Lennox." Lennox setengah memalingkan kepalanya. "Kita
http://dewi-kz.info/ 184 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum sempat omong-omong sampai saat ini. Tapi kau tahu,
kan, bahwa aku tak jadi meninggalkanmu?"
"Apakah kau pernah benar-benar berniat begitu, Nadine?"
Nadine mengangguk. "Ya. Sebab kelihatannya itu
satu-satunya yang masih bisa kulakukan. Aku berharap kau
akan mengejarku. Kasihan benar Jefferson, aku begitu jahat
terhadapnya." Tiba-tiba Lennox tertawa pendek. "Kau tidak jahat,
Nadine. Orang sebaik Cope mesti diberi keleluasaan
menunjukkan siapa dirinya! Dan kau benar. Ketika kau
bilang akan pergi bersamanya, aku merasakan shock yang
paling hebat dalam hidupku! Terus terang, akhir-akhir ini
kupikir aku hampir gila. Aku menyesal tidak melawan
Mama dan pergi bersamamu seperti yang kauminta."
Lembut Nadine berkata, "Kau tak bisa begitu, Sayang."
"Mama memang aneh sekali," Lennox berkata sambil
merenung. "Aku hampir yakin Mama hendak menghipnotis
kita semua." "Dia sudah menghipnotis kalian."
Lennox masih terus merenung beberapa saat lamanya.
Lalu katanya, "Ketika kau bilang mau pergi siang itu,
rasanya kepalaku kejatuhan batu besar! Aku balik dalam
keadaan setengah sadar, dan tiba-tiba aku merasa betapa
bodohnya aku ini! Aku sadar, ada yang masih bisa
kulakukan supaya aku tidak kehilangan kau." Nadanya
menjadi geram. "Kudatangi dia dan..."
"Jangan." Lennox meliriknya cepat. "Kudatangi dia dan... aku
berdebat dengannya." Nadanya berubah - hati-hati dan agak
kurang mantap. "Kukatakan kepadanya bahwa aku harus
http://dewi-kz.info/ 185 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memilih antara dia dan kau - dan bahwa aku memilih kau."
Lennox mengulangi kata-katanya sambil manggutmanggut. "Ya, begitulah yang kukatakan."
cccdw-kzaaa 21 POIROT bertemu dua orang dalam perjalanannya
kembali. Yang pertama adalah Mr. Jefferson Cope.
"M. Hercule Poirot" Saya Jefferson Cope."
Kedua lelaki itu berjabat tangan. Sambil berjalari di
samping Poirot, Mr. Cope bicara.
"Dengar-dengar Anda sedang menyelidiki kematian
teman lama saya, Mrs, Boynton. Kaget sekali saya
mendengarnya. Supaya Anda tahu saja, seharusnya Mrs.
Boynton tidak memforsir diri melakukan perjalanan berat
ini. Tapi dia keras kepala, M. Poirot. Anak-anaknya tidak
bisa berbuat apa-apa. Mrs. Boynton bisa dikatakan tiran
rumah tangga. Apa yang diucapkan harus dilaksanakan."
Diam. "Saya cuma ingin memberitahu Anda, M. Poirot,
bahwa saya teman dekat keluarga Boynton. Karena mereka
masih dalam keadaan kaget dan bingung, maka kalau ada
sesuatu yang bisa saya bantu - mengurus upacara
penguburan, atau menyiapkan angkutan untuk membawa
jenazahnya ke Jerusalem - jangan segan-segan menghubungi
saya. Saya bersedia melakukannya untuk meringankan
beban mereka." "Pasti keluarga Boynton sangat menghargai tawaran
Anda," ujar Poirot. Lalu tambahnya, "Kalau tidak salah,
Anda teman istimewa Mrs. Lennox Boynton, bukan?"
http://dewi-kz.info/ 186 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wajah Mr. Cope bersemu merah. "Saya rasa tidak banyak
yang bisa saya ceritakan kepada Anda, M. Poirot. Saya
dengar Anda menginterviu Mrs. Lennox Boynton tadi pagi.
Tentunya dia sudah sedikit menggambarkan hubungan kami.
Tapi semuanya sudah berlalu sekarang. Mrs. Lennox
Boynton betul-betul wanita terpuji. Dia merasa kewajiban
utamanya adalah mendampingi suaminya dalam kedukaan
ini." Poirot menerima informasi itu dengan sedikit menggerakkan kepalanya. "Kolonel Carbury ingin mendapatkan
pernyataan yang jelas mengenai kejadian-kejadihan pada
siang dan sore hari yang naas itu. Mungkin Anda berkenan
memberikan sedikit gambaran, Mr. Cope?"
"Oh, tentu. Sehabis bersantap siang dan beristirahat
sejenak, kami berangkat - mengadakan semacam tur tidak
resmi ke sekitar perkemahan. Rasanya lega bisa pergi sendiri
tanpa disertai pemandu wisata. Ketika itulah saya
berbincang-bincang dengan Nadine. Lalu Nadine ingin
membicarkan masalahnya dengan suaminya. Saya kembali
sendirian. Di perjalanan kembali itu, saya bertemu dengan
dua wanita Inggris yang pagi harinya berekspedisi bersama
rombongan kami. Kalau tak salah, salah seorang di antara
mereka itu bangsawan Inggris."
Poirot membenarkan. "Ah, dia memang hebat, sangat intelek dan berpengetahuan up-to-date. Yang seorang lagi kelihatannya agak
lemah; malah tampaknya sangat kecapekan. Ekspedisi pagi
itu memang berat sekali buat orang tua, lebih-lebih buat
mereka yang gamang melihat ke bawah dari ketinggian
tertentu. Saya mengobrol sebentar dengan mereka, memberitahukan bahwa tak jauh dari situ ada peninggalan-peninggalan zaman kuno yang menarik. Kami
http://dewi-kz.info/ 187 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pergi mengunjungi tempat itu, kemudian pulang ke kemah
kurang-lebih jam enam. Lady Westholme minta dibuatkan
teh dan mengajak saya ikut menikmati tehnya. Tehnya agak
encer, tapi ada rasa khasnya. Lalu pelayan mengatur meja
untuk bersantap malam, dan disuruh memanggil Mrs.
Boynton. Ternyata Mrs. Boynton sudah meninggal. Dia
meninggal dalam keadaan duduk di kursinya, di depan gua
tempatnya menginap."
"Apakah pada waktu kembali ke kemah, Anda
memerhatikannya?" "Saya lihat dia duduk di situ - tapi itu memang
kebiasaannya setiap siang dan sore. Jadi saya tidak terlalu
memerhatikan lagi. Pada waktu melewati gua Mrs. Boynton,
saya sedang menjelaskan mengenai merosotnya nilai dolar
belum lama berselang. Dan lagi, saya terpaksa memerhatikan
langkah Miss Pierce, sebab perempuan tua itu berkali-kali
hendak jatuh, kecapekan."
"Terima kasih, Mr. Cope. Kali ini saya terpaksa
menanyakan sesuatu yang rasanya kurang pantas ditanyakan. Apakah Mrs. Boynton meninggalkan harta
banyak?" "Oh, banyak sekali. Sebenarnya, harta itu bukan
miliknya. Dia cuma mendapat semacam uang saku dari
bunganya. Bila dia meninggal, kekayaan itu harus dibagi rata
kepada anak-anak almarhum Elmer Boynton. Oh, mereka
bisa hidup enak sekarang."
"Uang mengubah banyak hal," gumam Poirot. "Rasanya
tak terhitung lagi banyaknya kejahatan yang dilakukan
gara-gara uang." Mr. Cope tampak kaget. "Oh."
Poirot tersenyum manis. Gumamnya, "Tapi motif
http://dewi-kz.info/ 188 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pembunuhan bermacam-macam, bukan" Terima kasih, Mr.
Cope - atas kerja sama Anda."
"Oh, terima kasih kembali," balas Mr. Cope. "Kelihatannya yang duduk di situ itu Miss King. Saya perlu
bicara sedikit dengannya."
Poirot meneruskan perjalanarinya menuruni bukit.
Belum lama berjalan, ia bertemu Miss Pierce.
Miss Pierce menyapanya dengan napas tersengal-sengal.
"Oh, M. Poirot, senang sekali bertemu Anda. Barusan saya
mengobrol dengan gadis Boynton yang aneh itu - yang
bungsu, kalau tak salah. Yang diceritakannya sungguh aneh
dan tak masuk akal musuh mengelilingi, dan katanya ada
Sheikh yang berniat menculiknya. Sekararig ini dia
dimata-matai terus, katanya. Kedengarannya sangat romantis! Lady Westholine bilang semuanya itu omong
kosong. Katanya dia pernah punya pembantu yang suka
bicara yang tidak-tidak seperti itu, tapi, oh saya rasa kadangkadang Lady Westholme terlalu keras. Mungkin saja cerita
gadis itu benar. Bukankah begitu, M. Poirot" Beberapa tahun
yang lalu, pernah saya baca, salah seorang putri Czar
bukannya terbunuh pada zaman revolusi, tapi dilarikan ke
Amerika. Bukan main!" Miss Pierce tampak terharu.
"Memang benar, banyak hal-hal aneh dalam hidup ini,"
ujar Poirot. "Tadi pagi saya belum sadar siapa Anda sebenarnya, Miss
Pierce berkata, menepukkan kedua tangannya. "Padahal
Anda detektif kenamaan itu! Saya tak pernah alpa membaca
kasus A-B.C. Begitu hebat! P ada waktu itu saya sedang
bekerja sebagai guru di dekat Doncaster."
Poirot menggumamkan sesuatu.
http://dewi-kz.info/ 189 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, dengan agak gelisah Miss Pierce berkata,
"Itulah sebabnya saya jadi merasa... salah pagi tadi, M.
Poirot. Orang harus berterus terang mengenai segala sesuatu,
bukan" Bahkan mengenai hal-hal yang paling kecil
sekalipun, walaupun tampaknya tidak penting. Sebab, jika
Anda mempertimbangkan hal ini, mungkin benar Mrs.
Boynton dibunuh seseorang! Ya, saya mengerti sekarang.
Itulah sebabnya saya pikir saya mesti mengatakan kepada
Anda - sebab rasanya agak aneh bila dipikir-pikir."
"Tepat sekali," ujar Poirot. "Anda mau menceritakannya
kepada saya?" "Yah, sebetulnya sederhana saja. Pada pagi hari setelah
kematian Mrs. Boynton, saya bangun lebih pagi daripada
biasanya. Saya keluar dari kemah saya, ingin inelihat
matahari pagi." "Ya, ya. Dan Anda melihat..."
"Itulah. Ketika itu saya tidak menaruh curiga apa-apa.
Saya lihat gadis Boynton itu keluar dari kemahnya dan
melemparkan sesuatu ke sungai - benda itu berkilau-kilauan
tertimpa sinar matahari!"
"Gadis Boynton yang mana?"
"Kalau tak salah yang namanya Carol - cantik sekali,
mirip dengan saudara laki-lakinya - mula-mula saya kira
mereka anak kembar. Atau mungkin juga yang bungsu.


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Matahari tepat mengenai mata saya, jadi penglihatan saya
kurang jelas. Tapi rasanya rambut gadis itu bukan merah bronze." "Gadis itu melemparkan benda berkilau-kilauan?" tanya
Poirot. "Ya. Tapi, seperti saya katakan tadi, saya tidak terlalu
http://dewi-kz.info/ 190 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memikirkan hal itu. Cuma setelahnya, ketika saya
berjalan-jalan di tepi sungai itu - Miss King sedang berada di
situ waktu itu - saya lihat sebuah kotak logam
berkilau-kilauan di antara setumpuk sampah sungai."
"Ya, saya mengerti maksud Anda."
"Oh, Anda memang pandai! Ketika itu saya berpikir,
'Mungkin benda itulah yang dilemparkan gadis Boynton tadi,
tapi kok bagus sekali kotak kecil itu. Sekadar ingin tahu,
saya pungut kotak itu dan saya buka. Isinya semacam
suntikan - seperti yang dipakai menyuntik saya waktu timbul
wabah tifus. Saya jadi bertanya-tanya, mengapa dibuang,
sebab kelihatannya masih bagus. Tapi, sementara saya-berpikir-pikir begitu, Miss King rupanya sudah berdiri
di belakang saya. Saya tidak mendengar kedatangannya.
Katanya, 'Oh, terima kasih - itu alat penyuntik saya. Saya
justru sedang mencari-carinya.' Maka kotak itu pun saya
berikan kepadanya. Miss King kembali ke kemah membawa
suntikan itu." Miss Pierce terdiam sebentar. Kemudian dengan
terburu-buru katanya, "Mudah-mudahan saja tidak ada
apa-apanya; cuma saja aneh rasanya Carol Boynton
membuang suntikan Miss King. Tentu ada sebabnya."
Berhenti bicara, Miss Pierce memandang Poirot penuh
harap. Wajah Poirot kelihatan suram. "Terima kasih, Mademoiselle. Yang barusan Anda ceritakan itu mungkin
tidak penting, tapi terus terang, informasi ini melengkapi
data saya untuk menyimpulkan kasusnya! Sekarang
semuanya sudah lengkap dan jelas."
"Sungguh?" Wajah Miss Pierce merah kegirangan seperti
anak kecil. http://dewi-kz.info/ 191 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Poirot menemaninya sampai ke hotel.
Kembali ke kamamya sendiri, Poirot menambahkan
sebaris catatan pada memonya: 10. Aku tak pernah lupa.
Ingatlah itu. Aku belum pernah lupa akan apapun... Poirot
mengangguk-angguk. "Mais oui," ujar nya. Sekarang semuanya sudah jelas!"
cccdw-kzaaa 22 "PERSIAPAN saya sudah lengkap," Hercule Poirot
berkata. Sembari menarik napas panjang, lelaki itu mundur
beberapa langkah, memeriksa sekali lagi pengaturan sebuah
kamar kosong di hotel yang ditempatinya.
Sambil bersandar santai pada ranjang yang sudah
didorong ke pojok kamar, Kolonel Carbury tersenyum.
"Anda ini lucu," ujarnya. "Suka mendramatisir."
"Mungkin memang benar begitu," sahut si detektif
bertubuh kecil itu. "Tapi bukan omong kosong, sebelum
bermain sandiwara, orang mesti lebih dulu menyiapkan
panggungnya." "Sandiwarakah ini?"
"Sandiwara tragedi - dekorasinya mesti dibikin sempurna." Carbury memandang Poirot penuh tanda tanya. "Yah,
terserah! Aku tidak mengerti maksud Anda, M. Poirot.
Cuma, aku yakin Anda telah menemukan sesuatu."
"Ya, saya mendapat kehormatan membeberkan masalah
yang ingin Anda ketahui kebenarannya!"
http://dewi-kz.info/ 192 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Poirot melirik jam tangannya.
"Sudah waktunya kita mulai," ujarnya. "Anda, mon
Colonel, silakan duduk di belakang meja ini dengan sikap
resmi." "Oh, baiklah," gerutu Carbury.
"Di sini," lanjut Poirot sambil menunjuk sebaris kursi
kosong, "akan kita persilakan la famille Boynton duduk Dan di
situ," tambahnya, "kita tempatkan ketiga orang luar yang
punya peran tertentu dalam kasus ini: Dokter Gerard, yang
kesaksiannya menjadi dasar diajukannya tuntutan. Miss
Sarah King yang berperan ganda - sebagai orang yang
mempunyai kepentingan pribadi dan sekaligus sebagai dokter
yang pertama-tama merneriksa jenazah Mrs. Boynton. Di
samping itu, M. Jefferson Cope - teman dekat keluarga
Boynton, yang bisa disebut pula sebagai pihak yang
mempunyai kepentingan pribadi."
Poirot berhenti bicara. "Ah, ini dia mereka datang!"
Lennox Boynton dan istrinya masuk paling dulu.
Raymond dan Carol menyusul di belakangnya. Ginevra
berjalan sendirian - wajahnya berhiaskan senyum tipis
misterius. Dokter Gerard dan Sarah King masuk paling
belakang. Sedangkan Mr. Cope terlambat beberapa menit.
Setelah Mr. Cope duduk, Poirot melangkah ke depan.
"Saudara-saudara sekalian yang saya hormati" mulainya,
"ini bukanlah pertemuan resmi. Pertemuan semacam ini
kebetulan saja bisa diadakan karena saya sedang berada di
Amman. Kolonel Carbury memberi kehormatan - meminta
saya..." Seseorang menyela pembicaraan detektif itu.
"Mengapa" Mengapa dia mesti membawa-bawa Anda
http://dewi-kz.info/ 193 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam masalah ini?" Itu suara Lennox Boytiton. Nadanya
penuh perlawanan. Penuh sikap hormat, Poirot mengacungkan tangan.
"Saya, saya memang sering dimintai bantuan dalam kasus
kematian mendadak seperti ini."
"Apakah dokter juga memanggil Anda kalau ada orang
mati karena serangan jantung?" tanya Lennox sinis.
"Serangan jantung kurang tepat bila digunakan dalam
kasus ini." Kolonel Carbury berdeham. Dehamnya terdengar resmi
berwibawa. Lalu katanya, "Sebaiknya kujelaskan dulu duduk
perkaranya. Kematian Mrs. Boynton dilaporkan kepadaku
sebagai kasus kematian biasa. Udara panas melebihi
biasanya - perjalanan yang terlalu berat dan melelahkan bagi
seorang wanita tua dan kondisi kesehatannya yang buruk.
Semuanya itu bisa diterima dan dimengerti. Tetapi kemudian
Dokter Gerard datang menemuiku, dan menyatakan..."
Kolonel Carbury memandang Poirot seolah menanyakan
sesuatu. Poirot mengangguk.
"Dokter Gerard adalah dokter kenamaan yang reputasinya sudah diakui dunia internasional. Setiap
pernyataannya, menurut hematku, patut diperhatikan secara
serius. Pernyataan Dokter Gerard begini: Pada pagi hari
setelah kematian Mrs. Boynton, dia mendapati ada obat
yang hilang dari tas obatnya. Obar itu termasuk obat keras,
yang dalam dosis tertentu biasanya diberikan kepada
penderita jantung. Pada sore hari sebelumnya, dia mendapati
alat penyuntiknya hilang. Tetapi alat penyuntik itu
dikembalikan pada malam harinya. Ada satu hal lagi yang
penting dicatat - pada pergelangan tangan Mrs. Boynton
almarhum terdapat luka semacam bekas tusukan jarum
http://dewi-kz.info/ 194 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suntik." Sejenak Kolonel Carbury diam. "Menurutku, sudah
sepatutnya bila yang berwajib merasa perlu mengadakan
pemeriksaan dalam kasus seperti ini. M. Poirot kebetulan
sedang menjadi tamuku, dan dia menawarkan bantuan
dalam bidang yang memang merupakan keahliannya ini. M.
Hercule Poirot kuberi kuasa penuh untuk melakukan
pemeriksaan apa saja yang dianggapnya perlu. Kita
berkumpul sekarang ini untuk mendengarkan laporannya
mengenai pemeriksaan yang telah dilakukan."
Hening! Di kamar sebelah terdengar suara barang jatuh sepatu rupanya. Dalam keheningan yang demikian
sempurna, suara itu seperti bom yang mengagetkan.
Poirot melayangkan pandangannya kepada ketiga orang
yang duduk di sebelah kanannya, kemudian beralih kepada
kelima orang lain yang berada di sebelah kirinya.
Tenang dan perlahan, katanya, "Pada waktu Kolonel
Carbury menguratakan masalah ini kepada saya, saya
langsung memberikan pendapat saya sebagai ahli. Saya
katakan kepada beliau bahwa besar kemungkinan saya tidak
akan memperoleh bukti-maksud saya, bukti yang bisa
diterima oleh pengadilan, misalnya. Tetapi saya yakinkan
beliau bahwa saya bisa mengungkapkan apa yang
sebenarnya telah terjadi. Caranya cuma dengan inenginterviu
orang-orang yang bersangkutan. Sebab, untuk menyelidiki
suatu kasus kejahatan, yang diperlukan sebenarnya hanyalah
memberi kesempatan kepada pihak yang bersalah untuk
bicara. Cepat atau lambat, dia akan mengatakan sendiri
rahasianya!" Poirot berhenti. "Jadi, dalam hal ini, walaupun
Anda sekalian berbohong, Anda pun secara tak sadar telah
mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi."
Poirot mendengar suara orang mengeluh pelan, tetapi ia
tidak berusaha mencari siapa orangnya.
http://dewi-kz.info/ 195 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mula-mula saya memeriksa kemungkinan Mrs. Boynton
meninggal oleh sebab-sebab yang wajar - yaitu karena
penyakit yang telah lama diidapnya. Tetapi akhirnya saya
berkesimpulan bahwa hal itu tidak mungkin. Mengapa"
Sebab ada fakta yang jelas - hilangnya obat dari tas obat
Dokter Gerard serta alat penyunriknya. Lain daripada itu,
sikap seluruh keluarga Boynton ketika saya interviu lebih
meyakinkan saya bahwa kematian wajar dalam kasus ini
sama sekali tidak mungkin. Mungkin Mrs. Boynton mati
dibunuh - dibunuh dengan darah dingin. Bukan cuma itu.
Seluruh anggota keluarganya pun menyadari hal itu! Secara
umum, reaksi yang mereka tunjukkan adalah reaksi pihak
yang bersalah. "Meskipun begitu, berat kesalahannya tentu berbeda-beda. Saya telah meneliti fakta-fakta yang ada untuk
meyakinkan apakah pembunuhan - ya, pembunuhan - itu
dilakukan oleh keluarga korban dengan lebih dulu merencanakannya bersama-sama. Baik masing-masing maupun
secara bersama-sama - mereka mernperoleh keuntungan
dengan kematian korban. Pertama, mereka akan mendapatkan hak untuk menggunakan uang mereka dan
menikmati sebebas-bebasnya kekayaan yang melimpah ruah.
Kedua, mereka juga bebas dari kungkungan tirani yang
selarna ini menteror kehidupan mereka.
"Selanjutnya: dengan cepat saya bisa simpulkan bahwa
teori saya yang pertama itu tidak benar. Mengapa" Sebab
kisah yang diungkapkan oleh masing-masing anggota
keluarga korban tidak cocok satu sama lain. Bahkan
tampaknya mereka tidak berusaha membuat alibi. Fakta ini
lebih bisa menggambarkan bahwa mungkin seorang - atau
mungkin juga dua orang - anggota keluarga korban yang
menjadi pelaku utamanya, sementara yang lain cuma
pelengkap. Saya lalu mempertimbangkan anggota keluarga
http://dewi-kz.info/ 196 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang mana yang paling mungkin melakukannya" Di sini,
terus terang, saya cenderung terpengaruh oleh suatu fakta
yang kebetulan cuma saya sendiri yang tahu."
Poirot menceritakan pengalamannya di Jerusalem.
"Sudah barang tentu ini merupakan dasar yang kuat untuk
mencurigai M. Raymond Boynton

Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus ini. Setelah mempelajari watak
masing-masing anggota keluarga korban, saya bisa simpulkan bahwa yang diajak bicara oleh M. Raymond
Boymon malam itu adalah Carol, adiknya. Mereka berdua
sangat mirip, baik wajah maupun temperamennya. Itulah
Sebabnya keduanya sangat dekat, dan sama-sama mempunyai dorongan untuk melakukan perbuatan semacam
itu. Motif mereka bisa dikatakan bukan untuk kepentingan
pribadi, melainkan untuk membebaskan seluruh keluarga,
khususnya si bungsu. Tapi motif ini justru menguatkan
rencana mereka." Poirot berhenti sebentar.
Raymond Boynton membuka mulut, tapi segera
menutupnya kembali. Pemuda itu memandang Poirot
dengan kepedihan tak terungkapkan.
"Sebelum melanjutkan perkara Raymond Boynton, saya
ingin membacakan kepada Anda sekalian daftar fakta-fakta
penting yang saya ajukan kepada Kolonel Carbury siang tadi.
1. Mrs. Boynton menggunakan obat dengan
campuran digitalis. 2. Dokter Gerard kehilangan alat penyuntik.
3. Mrs. Boynton kelihatan sekali tak suka
membiarkan anak-anaknya bersenang-senang dengan
orang lain. http://dewi-kz.info/ 197 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
4. Mrs. Boynton, pada siang sebelum kematiannya, menyuruh anak-anaknya pergi meninggalkan dirinya sendirian.
5. Mrs. Boynton seorang sadistis.
6. Jarak dari pendopo ke tempat Mrs. Boynton
duduk kurang-lebih 200 meter.
7. Mr. Lennox Boynton semula mengatakan
tidak tahu jam berapa dia kembali ke kemah, tetapi
kemudian mengaku telah mencocokkan jam tangan
ibunya. 8 . Dokter Gerard dan Miss Ginevra menempati
tenda yang letaknya bersebelahan.
9. Pada jam 18.30, setelah santapan malam
dihidangkan, seorang pelayan disuruh memberitahukan
kepada Mrs. Boynton. IO. Mrs. Boynton pernah mengucapkan di
Jerusalem, 'Aku tak pernah lupa. Ingatlah itu. Aku tak
pernah lupa apa pun.' "Walaupun masing-masing fakta saya beri nomor
sendiri-sendiri, ada kalanya beberapa bisa digabungkan.
Misalnya kedua fakta pertama: Mrs. Boynton menggunakan
obat dengan campuran digitalis dan Dokter Gerard kehilangan
alat penyuntik. Kedua fakta tersebut sangat luar biasa dan
hampir-hampir tidak bisa dicocokkan. Anda tidak mengerti
maksud saya" Tidak jadi soal. Nanti saya jelaskan.
"Sekarang saya akan simpulkan mengenai kemungkinan
bersalahnya Raymond Boynton. Dia pernah membicarakan
kemungkinan untuk mengakhiri hidup ibunya. Dia sedang
dalam keadaan kritis emosional.
http://dewi-kz.info/ 198 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia - maaf, Mademoiselle," Poirot menganggukkan
kepalanya kepada Sarah, "baru saja mengalami jatuh cinta.
Campuran berbagai perasaan ini tidak mustahil mendorongnya berbuat sesuatu. Mungkin pandangannya
terhadap dunia pada umumnya, termasuk ibu tirinya, jadi
berubah - mungkin akhirnya dia merasa punya keberanian
buat menentang ibu tirinya dan menepiskan segala pengaruh
ibu tirinya - atau mungkin juga secara tiba-tiba dia terdorong
untuk mempraktikkan teori kriminalnya. Itu motif psikologinya! Sekarang, bagaimana faktanya"
"Raymond Boynton pergi meninggalkan perkemahan
pada jam tiga lima belas bersama saudara-saudaranya. Pada
waktu itu Mrs. Boynton masih hidup dan dalam keadaan
sehat. Tak lama kemudian, Raymond Boynton dan Sarah
King mengobrol dari hati ke hati. Lalu Raymond Boynton
pergi meninggalkan Miss Sarah King sendirian. Menurut
pengakuannya, Raymond Boynton sampai kembali ke
perkemahan pada jam enam kurang sepuluh. Dia
menghampiri ibunya, mengobrol sebentar, lalu pergi ke
kemahnya sendiri, dan sesudah itu ke pendopo. Raymond
Boynton mengatakan bahwa pada jam enam kurang sepuluh
itu Mrs. Boynton masih hidup dan dalam keadaan sehat. Tetapi
sampailah kita pada fakta lain yang sama sekali bertentangan
dengan pernyataan tersebut. Pada jam enam tiga puluh,
kematian Mrs. Boynton diketahui oleh seorang pelayan.
Miss King, yang menyandang gelar sarjana dalam ilmu
kedokteran, memeriksa Mrs. Boynton. Walaupun pada saat
itu Miss King kurang memerhatikan kapan tepatnya waktu
terjadinya kematian itu, namun dia yakin dan bisa
memastikan bahwa paling kurang Mrs. Boynton sudah
meninggal satu jam sebelum jam enam.
"Di sini kita lihat ada dua pernyataan yang saling
bertentangan. Dengan mengesampingkan kemungkinan Miss
http://dewi-kz.info/ 199 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
King salah memperhitungkan waktu..."
"Saya tidak salah!" sela Sarah. "Kalau toh saya salah,
saya pasti mengakui kesalahan saya."
Poirot mengangguk ramah kepada-nya. "Kalau demikian,
ada dua kemungkinan - salah satu, entah itu Miss King atau
M. Raymond Boynton, pasti berbohong! Coba kita teliti
alasan Raymond Boynton berbohong. Kita misalkan Miss
King tidak salah memperhitungkan waktu dan tidak
berbohong dengan sengaja. Lalu bagaimana urut-urutan
kejadiannya" Raymond Boynton kembali ke perkemahan.
Melihat ibunya masih duduk di muka guanya, dia datang
menghampirinya. Tapi apa yang didapatinya" Mrs. Boynton
sudah meninggal. Apa yang kemudian dilakukannya" Minta
tolong" Apakah dia segera memberitahu yang lain tentang
apa yang dilihatnya" Tidak. Dia diam semenit dua menit
lamanya, lalu pergi ke kemahnya sendiri dan ke pendopo
menemui saudarasaudaranya. Tetapi di situ pun dia tidak
mengatakan apa-apa. Sikapnya ini tentu sangat mencurigakan,
bukan?" Dengan suara tajam Raymond berkata, "Tidak. Mama
masih hidup dan sehat-sehat saja waktu itu. Sudah saya
katakan, Miss King gugup. Dia salah - dia pasti salah."
"Kita jadi bertanya-tanya," lanjut Poirot tenang, "apa
alasannya dia bersikap begitu" Jelas, bila ini masalahnya,
Raymond Boynton tidak bisa dituduh sebagai pelaku pembunuhan.
Mengapa" Sebab, pada satu-satunya kesempatan Raymond
Boynton mendekati ibunya sore itu, ibunya sudah meninggal.
Dengan beranggapan bahwa Raymond Boynton bukan yang
melakukan pernbunuhan, bisakah kita menjelaskan keganjilan sikapnya tadi"
"Bisa! Saya ingat benar percakapan yang saya dengar di
http://dewi-kz.info/ 200 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jerusalem itu. 'Kau mengerti, kan, bahwa dia mesti dibunuh"'
Ketika kembali dari berjalan-jalan dan mendapati ibunya
telah meninggal, dia segera teringat akan suatu kemungkinan. Rencana itu direalisir bukan olehnya, namun
oleh partnernya. Tout simplement - Raymond Boynton
mencurigai adiknya, Carol Boynton, melakukan pembunuhan itu." "Tidak benar," ucap Raymond Boynton. Suaranya pelan
dan bergetar. Poirot melanjutkan, "Sekarang, kita anggap Carol
Boynton pembunuhnya. Adakah fakta-fakta yang bisa
mendukung asumsi ini" Carol mempunyai temperamen yang
sama dengan kakaknya - orang bertemperamen macam
mereka sering menganggap perbuatan atau tindakan begitu
merupakan tindak kepahlawanan. Dialah yang diajak
Raymond Boynton bicara dalam percakapan yang saya
dengar di Jerusalem itu. Carol Boynton kembali ke kemah
pada jam lima lewat sepuluh. Menurut yang diceritakannya,
Carol menghampiri ibunya dan bicara sebentar dengannya.
Tak seorang pun menyaksikan Carol Boynton menghampiri
ibunya itu. Suasana di sekitar perkemahan sangat sepi - para
pelayan sedang tidur siang. Lady Westholine, Miss Pierce,
dan Mr. Cope sedang melihat-lihat peninggalan arsitektur
kuno. Pada saat itu, tak seorang pun memerhatikan apa yang
terjadi di perkemahan. Dan karenanya tak seorang pun
menyaksikan apa yang diperbuat Carol Boynton. Waktunya
cocok sekali. Dengan demikian, menganggap Carol Boynton
sebagai pelaku pembunuhan adalah sangat mungkin."
Poirot diam. Carol menatap lelaki itu lekat-lekat.
Pandangannya sedih. "Ada satu hal lain. Keesokan paginya, pagi-pagi sekali,
http://dewi-kz.info/ 201 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang melihat Carol Boynton melemparkan sesuatu ke
sungai. Sesuatu itu ternyata alat penyuntik."
"Comment?" Dokter Gerard tampak kaget. "Tapi alar
suntik saya dikembalikan. Ya, ya, alat suntik itu sudah ada
lagi pada saya sekarang."
Poirot mengangguk-angguk. "Benar. Tapi alat penyuntik
kedua ini sangat mencurigakan - dan sekaligus menarik
sekali. Saya dengar, yang satu ini kepunyaan Miss King.
Benar begitu?" Sarah diam. Cepat Carol berkata, "Itu bukan kepunyaan Miss King.
Itu kepunyaan saya sendiri."
"Jadi, Anda tidak menyangkal. bahwa Anda membuang
sebuah alat penyuntik ke sungai, Mademoiselle?"
Sejenak Carol ragu-ragu. "Mengapa mesti menyangkal?"
"Carol!" seru Nadine. Ia beringsut ke pinggir kursinya,
sementara itu matanya membelalak penuh kekuatiran.
"Carol - oh, aku tidak mengerti."
Carol menoleh. Pandangannya memusuhi Nadine. "Tidak
ada yang perlu kaumengerti! Aku cuma membuang
alat-penyuntik tua. Aku tidak pernah menyentuh-menyentuh
obat beracun itu!" Sarah ganti menyela, "Yang dikatakan Miss Pierce benar,
M. Poirot. Alat suntik itu kepunyaan saya."
Poirot tersenyum. "Membingungkan - benar-benar
membingungkan urusan alat penyuntik kedua ini! Meskipun
begitu, saya pikir ini bisa dijelaskan. Tadi telah kita periksa
kemungkinan Raymond Boynton tidak bersalah. Untuk
adilnya, sebaiknya kita periksa pula kemungkinan itu untuk
http://dewi-kz.info/ 202 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Carol. "Dia pulang ke kemah, datang di dekat ibunya, dan
melihat ibunya sudah meninggal. Apa yang pertama-tama
terpikir olehnya" Dia segera mengira Raymond-lah yang
melakukan pembunuhan. Dia tidak tahu mesti berbuat apa.
Jadi, dia memutuskan untuk berdiam diri. Lalu, kira-kira


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sejam setelahnya, Raymond Boynton kembali tanpa
mengatakan apa-apa walaupun jelas dia baru saja menghampiri ibunya. Kecurigaan Carol semakin kuat.
Mungkin diam-diam dia lalu pergi ke kemah kakaknya dan
menemnukan alat penyuntik di situ. Dia menjadi yakin!
Cepat diambilnya alat penyuntik itu, dan disembunyikan.
Keesokan harinya, pagi-pagi benar, Carol membuangnya ke
sungai. "Ini menunjukkan bahwa Carol bukan pelaku pembunuhan. Pada waktu saya tanyai, Carol menekankan
bahwa dia dan Raymond tak pernah bermaksud melaksanakan rencana mereka malam itu. Saya minta dia
bersumpah dan dengan cepat dia melakukannya - dengan
sangat khidmat dia menyatakan bahwa dia tidak merasa
bersalah atas pembunuhan itu! Itulah yang diucapkan Carol
Boynton. Carol Boynton bukan bersumpah bahwa mereka
tidak bersalah. Dia bersumpah atas nama dirinya sendiri bukan sekaligus atas nama kakaknya. Dipikirnya saya tidak
terlalu memerhatikan setiap kata-katanya.
"Eh bien, demikian- lah kisahnya bila kita mengasumsikan
Carol Boynton bukan pembunuhnya. Sekarang, coba kita
teliti sekali lagi bagaimana seandainya pelakunya adalah
Raymond Boynton. Misalnya Carol Boynton mengatakan
apa adanya, yaitu bahwa Mrs. Boynton masih hidup pada
jam lima lewat sepuluh. Di mana atau bagaimana kiranya
kesalahan Raymond Boynton" Kita menganggap Raymond
http://dewi-kz.info/ 203 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boynton membunuh ibunya pada waktu dia menemui
ibunya pada jam enam kurang sepuluh. Memang benar, saat
itu para pelayan sudah bangun dan mulai sibuk. Tetapi kita
harus ingat bahwa cahaya lampu kurang terang. Ini bisa saja
terjadi. Tapi, kalau hal ini memang benar, tak dapat
disangkal Miss King berbohong! Kita harus ingat bahwa
Miss King sampai kembali ke perkemahan cuma lima menit
saja setelah Raymond. Dari kejauhan, dia bisa melihat
Raymond menghampiri ibunya. Kemudian, ketika ternyata
Mrs. Boynton didapati meninggal, Miss King berpikir Raymond membunuh ibunya. Untuk melindungi Raymond,
Miss King berbohong. Dia tahu Dokter Gerard sedang sakit
dan tidak akan bisa menyanggah pernyataan yang tidak
benar itu!" "Saya tidak berbohong!" Sarah berkata jelas.
"Masih ada satu kemungkinan lain. Miss King, seperti
saya katakan tadi, tiba kembali ke perkemahan beberapa
menit setelah Raymond. Bila benar Raymond menemui
ibunya dan pada waktu itu ibunya masih hidup, mungkin
saja Miss King sendiri yang menyuntikkan obat beracun itu.
Dia punya keyakinan bahwa Mrs. Boynton orang jahat.
Karenanya, dia merasa tidak ada salahnya melakukan
pembunuhan atas diri orang itu. Bila ini benar, maka dapat
dimengerti mengapa Miss King berbohong mengenai waktu
kematian yang sebenarnya."
Wajah Sarah pucat pasi. Dengan suara pelan namun tegas
katanya, "M. Poirot, memang benar saya pernah
mengatakan tak ada salahnya seseorang mati demi yang lain.
Ide itu terlititas pada pikiran saya karena melihat tempat
kurban di puncak bukit itu. Tapi sungguh - saya berani
bersumpah - saya tidak pernah berbuat - atau berpikir untuk
berbuat - sesuatu yang merugikan perempuan tua itu!"
http://dewi-kz.info/ 204 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang jelas," ujar Poirot lembut, "salah seorang di antara
Anda berdua ada yang berbohong."
Raymond Boynton bergerak-gerak gelisah. "Anda menang, M. Poirot!" serunya lantang. "Sayalah yang
berbohong. Mama sudah meninggal waktu saya menemuinya. Dan saya kaget sekali. Sebab saya berniat berterus
terang kepada Mama. Saya ingin mengatakan bahwa mulai
saat itu saya bebas, tidak lagi merasa terikat atau mau diikat.
Tekad saya sudah bulat buat mengatakannya. Tapi yang saya
dapati Mama sudah meninggal! Tangannya
dingin menggelantung. Saya pikir - seperti Anda bilang tadi mungkin Carol pelakunya. Saya lihat di pergelangan tangan
Mama ada luka bekas tusukan...."
Cepat Poirot berkata, "Mengenai hal ini saya belum
mendapat penjelasan lengkap. Menurut pikiran Anda, cara
apa yang dipergunakan" Anda pernah pu nya ide - dan
caranya menggunakan alat penyuntik-"
Raymond buru-buru mengomentari, "Itu cuma cara yang
pernah saya baca dari buku detektif Inggris. Katanya,
menusukkan jarum suntik kosong pada seseorang merupakan
suatu trick. Kedengarannya cara itu sangat ilmiah."
"Ah," ujar Poirot, "saya mengerti sekarang. Jadi, Anda
membeli alat penyuntik?"
"Tidak. Kami mengambil kepunyaan Nadine."
Poirot mengalihkan perhatiannya kepada Nadine. "Alat
penyuntik yang disimpan di koper yang ditinggalkan di
Jerusalem?" gumamnya.
Wajah Nadine bersemu merah. "Saya... saya kurang
yakin di mana suntikan itu," ujarnya.
"Anda memang pemikir yang sangat cepat, Madame,"
http://dewi-kz.info/ 205 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
gumam Poirot. cccdw-kzaaa 23 HENING. Lalu, dengan berdeham lebih dulu, Poirot
melanjutkan, "Sekarang kita tahu misteri alat penyuntik yang
kedua itu. Alat penyuntik itu ternyata milik Mrs. Lennox
Boynton, Raymond mengambilnya sebelum meninggalkan
Jerusalem. Carol mengambil alat penyuntik itu dari tempat
Raymond setelah Mrs. Boynton diketahui meninggal. Lalu
Carol membuangnya ke sungai. Alat penyuntik itu
diternukan oleh Miss Pierce, dan Miss King mengaku bahwa
itu kepunyaannya. Saya kira alat penyuntik itu sekarang ada
pada Miss King, bukan?"
"Ya," ujar Sarah.
"Tadi Anda mengatakan alat penyuntik itu kepunyaan
Anda. Padahal sebenarnya bukan. Jadi, Anda berbohong,
Miss King." Sarah berkata tenang, "Ya - tapi yang ini lain. Ini bukan
berbohong yang menyangkut profesi."
"Benar. Saya mengerti maksud Anda."
"Terima kasih," ucap Sarah.
Sekali lagi Poirot berdeham.
"Nah, sekarang marilah kita periksa tabel waktunya,
Anak-anak Boynton dan Jefferson Cope meninggalkan kemah
(kurang-lebih) 15.05 http://dewi-kz.info/ 206 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dokter Gerard dan Sarah King meninggalkan Kemah(kurang-lebih) 15.15 Lennox Boynton kembali ke kemah
16.35 Nadine Boynton kembali ke kemah dan mengobrol dengan Mrs.
Boynton 16.50 Nadine Boynton meninggalkan ibu mertuanya dan pergi ke
pendopo (kurang-lebih) 16.50 Carol Boynton kembali ke kemah
17.10 Lady Westholme, Miss Pierce, dan Mr. Jefferson Cope kembali
ke kemah 17.40 Raymond Boynton kembali ke kemah
17.50 Sarah King kembali ke kemah
18.00 Mrs. Boynton ditemukan meninggal
18.30 "Seperti Anda sekalian lihat, ada beda waktu dua puluh
menit antara jam empat lima puluh, yaitu waktu Nadine
Boynton meninggalkan ibu mertuanya, dan jam lima lewat
sepuluh, yaitu waktu Carol kembali. Jadi, kalau Carol ketika
itu mendapati ibunya sudah meninggal, maka dapat
dipastikan Mrs. Boynton terbunuh dalam beda waktu dua
puluh menit itu. Jadi, siapakah pembunuhnya" Pada waktu
itu Miss King sedang berduaan dengan M. Raymond
http://dewi-kz.info/ 207 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boynton. Mr. Cope - walaupun tidak punya motif untuk
membunuh Mrs. Boynton - mempunyai alibi. Mr. Cope
sedang bersama-sama Lady Westholme dan Miss Pierce.
Lennox Boynton dan istrinya sama-sama ada di pendopo.
Dokter Gerard mengerang deMam dalam tendanya. Suasana
di sekitar perkemahan benar-benar lengang, karena para
pelayan sedang tidur siang. Situasinya sangat ideal untuk
melakukan perbuatan jahat! Adakah seseorang yang
menggunakan kesempatan bagus itu?"
Poirot memandang Ginevra Boynton. "Ada satu orang.
Ginevra Boynton tinggal di tendanya sesore itu. Itu yang
dikatakan kepada saya. Tapi kenyataannya dlia tidak
terus-menerus tinggal di dalam kemahnya. Ginevra sendiri
mengatakan Dokter Gerard menyebut namanya pada waktu
tidur dalam keadaan deMam. Dan Dokter Gerard
mengatakan dia bermimpi melihat wajah Ginevra pada
waktu deMam itu. Sesungguhnya itu bukanlah mimpi.
Wajah Ginevra yang sebenarnyalah yang dilihatnya. Ginevra
berdiri di dekat tempat tidur Dokter Gerard. Dokter Gerard
berpikir bayangan itu timbul karena pengaruh demamnya padahal sesungguhnya itu bukan bayangan, melainkan
kenyataan. Ginevra masuk ke dalam kemah Dokter Gerard.
Apakah tidak mungkin Ginevra masuk ke situ untuk
mengembalikan alat penyuntik yang telah selesai dipakainya?" Ginevra mengangkat wajahnya yang bermahkotakan
rambut merah keemasan. Matanya yang lebar dan indah
memandang Poirot. Tanpa ekspresi. Gadis itu tampak seperti
bayangan seorang santa. "Ah, ca non!" seru Dokter Gerard.
"Apakah secara psikologis itu mustahil?" tanya Poirot.
http://dewi-kz.info/ 208 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lelaki Prancis itu menundukkan muka.
Nadine Boynton berkata tajam, "Tidak mungkin!"
Cepat Poirot mengalihkan perhatiannya kepada perempuan muda itu. "Tak mungkin, Madame?"
"Ya." Nadine diam, menggigit bibir. Lalu lanjutnya,
"Saya tak mau mendengar tuduhan semacam itu kepada
adik ipar saya yang bungsu. Tidak, kami semua tahu - itu
tidak mungkin." Ginevra beringsut di kursinya. Seulas senyum tipis pada
wajahnya - senyum gadis remaja yang polos dan menyentuh
hati. Sekali lagi Nadine berkata, "Mustahil."
Poirot membungkukkan badannya sedikit, seolah memberi hormat. "Anda sangat pandai, Madame!"
"Apa maksud Anda, M. Poirot?" tanya Nadine tenang.
"Maksud saya, sejak lama saya sadar bahwa Anda
mempunyai otak yang luar biasa."
"Anda cuma menghibur."
"Tidak. Anda selalu mempertimbangkan setiap situasi


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan tenang dan kepala dingin. Dari luar Anda selalu
tampak baik dan sabar terhadap ibu suami Anda serta
berusaha melayaninya sebaik mungkin, walaupun dalam hati
Anda mengutuknya. Saya kira, sudah lama Anda menyadari
bahwa satu-satunya kemungkinan untuk membuat hidup
suami Anda bahagia adalah mengajaknya minggat dan
berjuang buat hidup di atas kaki sendiri - betapapun beratnya
hal itu. Anda berani menanggung segala risikonya, dan
karenanya Anda berusaha membujuk suami Anda. Tetapi
Anda gagal, Madame. Lennox Boynton sudah tidak lagi
http://dewi-kz.info/ 209 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menginginkan kebebasan. "Saya sama sekali tidak meragukan cinta kasih Anda
terhadap suami Anda, Madame. Keputusan Anda buat
meninggalkannya bukan dilandasi cinta yang lebih besar
terhadap lelaki lainnya. Keputusan itu Anda ambil sebagai
pilihan terakhir. Seorang wanita dalam posisi seperti Anda
cuma punya tiga pilihan. Berusaha membujuk. Tapi seperti
saya katakan tadi, itu gagal Anda lakukan. Dia bisa juga
mengancam hendak meninggalkan suaminya. Tapi besar
kemungkinan ancaman itu pun tak akan menggugah hati
Lennox Boynton. Dia akan semakin terjerumus ke dalam
kesedihan, namun tidak melawan atau memberontak.
Pilihan terakhir, Anda pergi ikut lelaki lain. Cemburu dan rasa
memiliki merupakan dua insting fundamental pada setiap
laki-laki. Dan Anda bijaksana memilih untuk menggugah
instingnya yang paling dalam ini. Jika Lennox membiarkan
Anda pergi bersama lelaki lain tanpa berusaha mencegahnya,
maka dia bukan lagi manusia normal. Dan tak ada salahnya
Anda mencoba menjalani hidup baru di tempat lain.
"Tetapi usaha terakhir ini pun gagal. Suami Anda sangat
marah mendengar keputusan Anda - tapi dia tidak
menunjukkan reaksi seperti yang Anda harapkan. Adakah
sesuatu yang bisa menyelamatkan suami Anda dari kondisi
mentalnya yang semakin menurun drastis itu" Cuma ada
satu cara. Bila ibu tirinya mati, mungkin belum terlambat. Dia
bisa memulai hidup baru sebagai lelaki yang bebas. Dia bisa
sekali lagi membangun kepercayaan diri serta kejantanannya." Mata Nadine tak lepas menatap Poirot. Dengan suara
lembut tak terpengaruh, katanya, "Anda mencoba mengatakan bahwa saya penyebab kernatian itu, bukan"
Anda tak bisa menuduh saya, M. Poirot. Setelah
http://dewi-kz.info/ 210 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menceritakan keputusan saya kepadanya, saya meninggalkan
ibu mertua saya dan pergi ke pendopo, menemui Lennox.
Saya tidak keluar dari situ sampai ibu mertua saya didapati
meninggal. Saya merasa menyesal - karena saya kuatir,
mungkin cerita sayalah yang mengagetkan dan akhirnya
mematikan ibu mertua saya. Tapi kalau Anda mengatakan
ibu mertua saya mati dibunuh... saya sama sekali tidak
punya kesempatan buat melakukannya."
"Anda tidak meninggalkan pendopo lagi sampai ibu
mertua Anda didapati meninggal, Madame" Ya, itu yang
barusan Anda katakan. Terus terang, ini sangat mencurigakan." "Maksud Anda?" "Ini - ada dalam daftar saya. Poin ke-9-pada jam enam
tiga puluh, ketika santap malam telah siap, seorang pelayan
disuruh memberitahu Mrs. Boynton."
Raymond berkata, "Saya tidak mengerti."
"Saya juga," sambung Carol.
Poirot memandang mereka berganti-ganti. "Tidak
mengerti, he" Seorang pelayan disuruh - mengapa mesti
pelayan" Bukankah kalian sendiri yang biasanya melayani
Mrs. Boynton" Bukankah salah seorang di antara kalian
paling tidak selalu menemani dan menuntunnya ke
mana-mana" Mrs. Boynton sudah tidak tegap lagi. Untuk
berdiri dari kursi pun sukar buatnya bila tidak dibantu. Salah
satu di antara kalian selalu siap membantunya. Karena itu,
seyogyanya dan sewajarnya salah seorang dari kalianlah
yang memberitahunya ketika santap malam telah siap. Tapi
rupanya tak seorang pun di antara kalian mau melakukannya." Nadine berkata Lajam, "Semua ini tidak masuk akal, M.
http://dewi-kz.info/ 211 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Poirot. Kami semua kecapekan malam itu. Saya akui,
memang seharusnya kami yang pergi memberitahu Mama tapi malam itu entah mengapa..."
"Tepat - malam itu! Lebih daripada yang lain, Madame,
seharusnya Andalah yang merasa itu tugas Anda. Itu sudah
merupakan rugas yang diam-diam Anda terima sebagai
kewajiban. Tetapi malam itu Anda tak mau keluar
menjemputnya. Mengapa" Ya - saya bertanya pada diri
sendiri - mengapa" Dan jawabnya adalah, karena Anda tahu
benar bahwa ibu mertua Anda su dah meninggal.. T unggu, jangan sela saya,
Madame." Poirot memberi isyarat dengan
tangannya. "Dengarkan apa yang dikatakan Hercule Poirot.
Ada orang yang menyaksikan pembicaraan Anda dengan ibu
mertua Anda. Orang itu bisa melihat, tapi tidak mendengar.
Lady Westholme dan Miss Pierce terlalu jauh dari tempat
ibu mertua Anda untuk bisa mendengar pembicaraan Anda.
Mereka melihat Anda datang ke gua tempat ibu mertua
Anda, dan tampaknya Anda mengobrol dengan beliau. Tapi,
apakah yang sebenarnya terjadi ketika itu" Ini teori saya.
Anda orang yang cerdas, Madame. Seandainya, dengan cara
Anda yang tenang dan tidak terburu-buru itu Anda
memutuskan untuk - katakanlah - menghabisi nyawa ibu
suami Anda, maka saya yakin Anda melaksanakannya
dengan cara yang cerdik dan dengan persiapan matang.
Anda bisa masuk ke kemah Dokter Gerard pada waktu dia
pergi pagi harinya. Anda yakin di situ ada obat yang cocok
untuk rencana Anda. Pendidikan Anda membantu dalam hal
ini. Anda memilih digitoxin - obat b erjenis sama dengan obat
yang biasa digunakan ibu mertua Anda. Anda sekaligus
mengambil alat penyuntiknya, sebab Anda dapati kepunyaan
Anda hilang. Anda bermaksud mengembalikan suntikan itu
sebelum Dokter Gerard tahu suntikan itu hilang. Sebelum
melaksanakan rencana Anda, Anda mencoba sekali lagi
http://dewi-kz.info/ 212 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membujuk suami Anda untuk berbuat sesuatu. Anda katakan
kepadanya bahwa Anda sangat marah, tapi dia tidak
menunjukkan reaksi yang Anda harapkan - jadi, Anda terpaksa melaksanakan rencana pembunuhan yang telah
Anda siapkan. Anda kembali ke perkemahan. Di jalan, Anda
sempat menyapa dan sedikit mengobrol dengan Lady
Westholme dan Miss Pierce. Anda langsung menuju tempat
ibu Anda duduk. Anda sudah membawa alat penyuntik
berisi obatnya. Mudah sekali meraih lengan ibu mertua Anda
dan menusukkan jarum suntik itu ke pergelangannya. Obat
beracun itu telah masuk ke dalam tubuh ibu mertua Anda
sebelum beliau menyadari apa yang sebenarnya Anda
lakukan. Dari bukit di kejauhan, orang cuma bisa melihat
Anda berbicara dengannya sambil menunduk. Setelahnya,
Anda sengaja pergi mengambil kursi dan duduk di samping
ibu mertua Anda, berpura-pura mengobrol beberapa menit
lamanya. Kematian perempuan tua itu tentu tidak memakan
waktu lama. Jadi, Anda duduk mengobrol dengan mayat ibu
mertua Anda. Tapi siapa yang akan mengira begitu" Anda
kemudian bangkit, mengembalikan kursi, dan pergi ke
pendopo, mendekati suami Anda yang sedang duduk
membaca baca. Dan Anda sengaja tidak meninggalkan
tempat itu lagi! Anda yakin orang akan mengira kematian
Mrs. Boynton disebabkan oleh penyakit jantungnya.
Rencana Anda cuma meleset sedikit! Anda tidak bisa
mengembalikan alat penyuntiknya, karena Dokter Gerard
berada dalam kemahnya akibat malaria yang tiba-tiba
menyerangnya. Tanpa sepengetahuan Anda, Dokter Gerard
sudah kehilangan suntikannya. Begitu lah, Madame, alur
ceritanya." Hening - hening sekali. Lalu Lennox bangkit. "Tidak!"
serunya. "Semuanya itu bohong! Nadine tidak berbuat
apa-apa. Tak mungkin dia berbuat itu. Mama... Mama sudah
http://dewi-kz.info/ 213 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meninggal waktu saya dekati."
"Ah!" mata Poirot bersinat lembut mamandang lelaki itu.
"Jadi, Anda yang membunuhnya, M. Boynton?"
Lagi-lagi hening - lalu Lennox menjatuhkan dirinya ke
kursi dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang
gemetar. "Ya, benar, saya yang membunuhnya"Anda mencuri digitoxin dari kemah Dokter Gerard?"
"Ya." "Kapan?" "Seperti... seperti yang Anda katakan-pagi harinya.
"Alat penyuntiknya juga?"
"Alat penyuntik" Ya."
"Mengapa Anda membunuhnya?"
"Mesti ditanyakan lagi?"
"Saya bertanya, M. Boynton!"
"Anda tahu sendiri - istri saya meninggalkan saya dengan
Cope..." "Ya, tapi Anda baru mengetahui hal itu pada sore
harinya." Lennox bengong. "Ya. Ketika kami keluar.."
"Tapi Anda bilang tadi, Anda mengambil obat dan
suntikan dari kemah Dokter Gerard pada pagi harinya. Jadi,
itu Anda lakukan sebelum Anda tahu rencana istri Anda,
bukan?" "Oh, mengapa Anda mesti menghujani saya dengan
macam-macam pertanyaan seperti ini?" Lennox diam sambil
mengusap dahinya dengan tangan gemetar. "Memangnya
http://dewi-kz.info/ 214 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apa pengaruhnya?" "Banyak! Katakan yang sejujur-jujurnya kepada saya, M.
Boynton!" "Jujur?" Lennox menatap Poirot.
Nadine segera beringsut, memandang wajah suaminya.
"Ya - yang sejujur-jujurnya."
"Demi Tuhan - akan saya katakan," ucap Lennox segera.
"Tapi saya tidak yakin Anda akan percaya."
Lennox menarik napas panjang. "Siang itu, sewaktu saya
meninggalkan Nadine, hati saya rasanya hancur berkeping-keping. Saya tak pernah mimpi dia akan
meninggalkan saya dan ikut lelaki lain. Rasanya... rasanya
saya hampir gila! Saya merasa mabuk - atau seperti orang
yang baru sembuh dari sakit parah."
Poirot mengangguk. "Ya, Lady Westholme mengatakan
melihat Anda lewat dengan terhuyung-huyung. Itulah
sebabnya saya tahu istri Anda berbohong waktu dia
mengatakan bahwa dia baru menceritakan keputusannya
kepada Anda setelah Anda dan istri Anda berada di pendopo
sore itu. Lanjutkan, M. Boynton."
"Saya hampir tak sadar apa yang saya lakukan. Tapi,
semakin dekat, otak saya rasanya menjadi jernih. Saya
tiba-tiba punya pikiran bahwa sayalah yang bersalah! Saya
seperti cacing bodoh selama ini! Seharusnya sudah lama saya
melawan ibu tiri saya dan melepaskan diri dari
kekuasaannya. Terpikir pula oleh saya, bahwa hal itu
mungkin belum terlambat. Lalu tampak oleh saya
perempuan tua itu duduk seperti makhluk raksasa di depan
guanya. Saya segera menghampirinya. Saya bermaksud
berterus terang kepadanya. Saya malah punya rencana gila http://dewi-kz.info/ 215 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hendak minggat saja bersama Nadine malam itu dan
berusaha paling tidak mencapai Ma'an."
"Oh, Lennox sayangku." Keluhan itu terdengar lembut
dan panjang. Lennox menyambung, "Tapi - oh, Tuhan-rasanya saya
seperti disambar petir! Mama sudah meninggal. Masih
duduk seperti waktu kami tinggalkan - tapi sudah mati. Saya


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tak tahu apa yang mesti saya lakukan. Pikiran saya buntu.
Ingin rasanya berteriak sekeras-kerasnya. Tapi seolah ada
sesuatu yang menghalangi. Saya merasa dihadapkan pada
batu - ya, batu! Tanpa sadar saya melakukan sesuatu - saya
ambil jam tangan Mama yang menggeletak di pangkuannya
dan saya pasangkan kembali pada pergelangan tangannya tangan itu terkulai, mati, dingin...." Lennox bergidik,
"Tuhan! Oh, rasanya! Lalu terhuyung-huyung saya menuju
pendopo. Seharusnya saya memanggil seseorang - memberitahukan hal itu. Tapi saya tak kuasa. Saya cuma
bisa duduk, membalik-balik halaman majalah - menunggu...." Lennox berhenti. "Anda pasti tidak percaya. Pasti.
Mengapa saya tidak memanggil bantuan" Atau mengapa
saya tidak memberitahu Nadine" Oh, saya sendiri tidak
tahu." Dokter Gerard berdeham. "Pernyataan Anda dapat
diterima, M. Boynton," ajarnya. "Anda sedang dalam
keadaan sangat nervous. Dua shock yang Anda alami
sekaligus dalam waktu hampir bersamaan bisa menyebabkan
Anda berada dalam kondisi yang Anda katakan itu.
Namanya reaksi Weissenhalter - contohnya, b urung yang
menabrak kaca jendela sewaktu terbang. Bahkan setelah
sembuh kagetnya pun, dia tak ingin berbuat apa-apa-semacam ingin memberikan waktu pada pusat
http://dewi-kz.info/ 216 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sarafnya untuk kembali pada susunannya semula. Ya,
mungkin saya menyatakannya kurang jelas. Maksud saya
begini: Anda memang tidak mungkin berbuat lain. Apalagi
memutuskan sesuatu - itu sangat mustahil Anda lakukan
dalam keadaan semacam itu. Anda mengalami semacam
kelumpuhan mental pada saat-saat itu." Dokter Gerard
berpaling kepada Poirot. "Percayalah, kawan - memang
begitu!" "Oh, saya tidak meragukan hal itu," ujar Poirot. "Ada
fakta kecil yang telah saya perhatikan - fakta bahwa M.
Boynton memasang kembali jam tangan ibunya. Fakta itu
bisa dijelaskan dengan dua cara - dilakukan untuk menutupi
perbuatan yang sesungguhnya, atau dilihat dan diinterpretasikan salah oleh Mrs. Lennox Boynton. Dia
pulang ke kemah cuma lima menit saja setelah suaminya.
Karenanya, tidak mustahil dia melihat apa yang dilakukan
suaminya itu. Ketika dia sendiri menghampiri ibu mertuanya
dan mendapati perempuan itu sudah meninggal, dan pada
pergelangan tangannya tampak bekas tusukan jarum suntik,
dia mengambil kesimpulan bahwa suaminyalah yang
melakukan pembunuhan itu - bahwa apa yang baru saja
diceritakannya kepada suaminya ternyata menimbulkan
reaksi yang sama sekali beda dari yang diharapkannya.
Pendeknya, Nadine merasa yakin dia telah mendorong
suaminya melakukan perbuatan keji itu." Poirot memandang
Nadine. "Benar, kan, Madame?"
Nadine menundukkan kepala. Lalu tanyanya,
"Apakah Anda tadi benar-benar mencurigai saya, M.
Poirot?" "Saya cuma memikirkan kemungkinan, Madame."
Nadine menggeser duduknya lebih ke muka. "Dan
http://dewi-kz.info/ 217 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang, apa sebenarnya yang terjadi, M. Poirot?"
cccdw-kzaaa 24 "APA yang sebenarnya terjadi?" ulang Poirot. Diraihnya
sebuah kursi dari belakangnya, dan ia pun duduk. Sikapnya
berubah menjadi ramah dan tidak resmi.
"Itu jadi pertanyaan, bukan" Sebab jelas ada yang mencuri
digitoxin- dan juga suntikan Dokter Gerard. Lalu, pada
pergelangan tangan korban terdapat luka bekas tusukan
jarum suntik. Beberapa hari lagi, dari hasil autopsi, kita akan
tahu apakah Mrs. Boynton meninggal karena dosis digitoxin
y ang berlebihan atau tidak. Tapi menunggu beberapa hari
bisa terlambat! Lebih baik kita selesaikan masalah ini sampai
tuntas sekarang, sementara pembunuhnya masih ada di sini."
Nadine mendongakkan kepalanya. "Maksud Anda, Anda
masih mencurigai salah seorang di antara kami..." Suaranya
hilang sebelum kalimatnya selesai.
Poirot mengangguk-angguk kepada dirinya sendiri. "Saya
berjanji kepada Kolonel Carbury untuk membongkar kasus
ini hingga tuntas. Karenanya, setelah menyiangi semak-semak yang menghalangi jalan kita, marilah kita
kembali pada yang tengah saya bahas tadi - daftar fakta, dan
dua hal yang tidak cocok dan sulit dipertemukan."
Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Kolonel
Carbury bersuara, "Bagaimana kalau sekarang Anda
kemukakan apa yang sebenarnya terjadi?"
"Akan saya katakan," ucap Poirot. "Sekali lagi kita
kembali pada dua fakta pertama yang Anda lihat tertulis
http://dewi-kz.info/ 218 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pada daftar yang saya buat. Mrs. Boynton menggunakan obat
dengan campuran digitalis dan Dokter Gerard kehilangan alat
penyuntik. Terima fakta-fakta itu dan anggap sebagai fakta
yang mau tak mau harus dihadapi. Kepada fakta-fakta itulah
saya dihadapkan. Dan dalam penyelidikan saya, saya dapati
semua anggota keluarga Boynton menunjukkan reaksi orang
yang punya kesalahan. Dari situ dapat dipastikan ada di
antara mereka yang melakukan pembunuhan itu! Walaupun
demikian, kedua fakta yang saya sebutkan tadi sama-sama
bertentangan dengan teori ini. Mengapa" Sebab, menggunakan digitalis sebagai racun dalam kasus ini sungguh
merupakan ide yang pintar. Mengapa" Sebab Mrs. Boynton
sudah lama menggunakan obat dengan campuran zat itu.
Lalu apa yang bisa dilakukan anggota keluarganya" Ah, ma
foi! Ada satu cara yang gampang sekali. Masukkan racun itu ke
dalam botol obatnya! Itulah yang akan dilakukan siapa pun siapa pun yang punya otak dan bisa mengambil botol obatnya!
"Cepat atau lambat Mrs. Boynton akan meminum racun
itu dan mati. Bila pun digitoxin itu kemudian ditemukan
dalam botol obatnya, kesalahannya bisa dilemparkan kepada
apotek yang menyiapkan obat itu. Dengan cara ini,
kejahatan tidak terbukti!
"Lalu mengapa perlu mencuri jarum penyuntik"
"Ada dua penjelasan yang bisa saya berikan - Dokter
Gerard salah lihat; jadi sebetulnya tidak ada yang mencuri
alat penyuntiknya - atau si pembunuh tidak bisa mengambil
botol obat Mrs. Boynton untuk memasukkan digitalis yang
dicuirinya; dengan kata lain, pembunuhnya bukan anggota
keluarga Boynton. Kedua fakta tadi menunjukkan dengan
jelas sekali bahwa orang luarlah yang melakukan pembunuhan itu! "Saya tahu itu - tapi saya masih ragu, sebab, seperti saya
http://dewi-kz.info/ 219 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
katakan tadi, masing-masing anggota keluarga Boynton
menunjukkan reaksi pihak yang bersalah. Mungkinkah
mereka merasa bersalah t api sebenarnya tidak" Saya berusaha
membuktikan - bukan kesalahan mereka - tetapi sebaliknya,
bahwa mereka memang benar tidak bersalah! Sampai di titik
itulah kita sekarang. Pembunuhan dilakukan oleh orang lain
- maksudnya, oleh seseorang yang tidak terlalu dekat hubungannya dengan Mrs. Boynton hingga tak mungkin bisa masuk
ke guanya atau mengambil botol obatnya."
Poirot diam. "Ada tiga orang dalam ruangan ini yang
secara teknis bisa disebut orang lain, tetapi punya hubungan
tertentu dengan kasus ini. M. Cope sudah lama berhubungan
baik dengan keluarga Boynton. Bisakah kita mencari motif
atau kesempatan untuk menganggapnya sebagai pelaku
pembunuhan" Rasanya tidak. Kematian Mrs. Boynton
bahkan bisa dikatakan merugikannya. Kecuali bila motif M.
Cope membunuh Mrs. Boynton adalah untuk menyelamatkan anak-anaknya, saya kira tidak ada motif lain yang cocok,
yang mungkin mendorongnya untuk membunuh perempuan
itu. Kecuali, tentu saja, bila dia mempunyai motif lain yang
tidak kita ketahui."
Dengan tersinggung, Mr. Cope berkata, "Saya rasa ini
terlalu jauh, M. Poirot. Anda harus ingat, saya tidak
mempunyai kesempatan sama sekali untiuk melakukan
perbuatan itu. Disamping itu, saya berprinsip bahwa
kehidupan manusia merupakan sesuatu yang suci dan harus
dihormati. "Anda memang tidak tercela, M. Cope" ujar Poirot berat.
"Orang sebaik Anda mungkin cuma ada dalam karya-karya
fiksi." Poirot mengalihkan perhatiannya. "Kini sampailah
kita kepada Miss King. Miss King cukup mempunyai motif
dan pengetahuannya dalam ilmu kedokteran. Dia juga
http://dewi-kz.info/ 220 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebetulan merupakan gadis berkarakter dan berkemauan
keras. Tetapi, karena dia keluar dari perkemahan bersama
yang lain-lain sebelum jam setengah empat, dan baru
kembali pada jam enam, sukar rasanya mencari kesempatan
untuk melakukan keiahatan itu.
"Selanjutnya, kita pertimbangkan Dokter Gerard. Di sini
kita harus tahu bila tepatnya pembunuhan itu ditakukan.
Menurut keterangan terakhir Mr. Lennox Boynton, ibunya
sudah meninggal pada jam empat tiga puluh lima. Menurut
Lady Westholme dan Miss Pierce, Mrs. Boynion masih
hidup pada jam empat lima belas, ketika mereka berangkat
berjalan-jalan. Ini berarti ada waktu dua puluh menit untuk
melakukan pembunuhan itu. Sementara kedua wanita itu
berjalan meninggalkan perkemahan, Dokter Gerard berpapasan dengan mereka, hendak kembali ke kemah.
Tidak ada yang tahu apa yang dilakukan Dokter Gerard
sesampalnya di perkemahan, sebab kedua wanita tadi berjalan
ke arah berlawanan dengan perkemahan. Karena itu,
mungkin saja Dokter Gerard-lah yang melakukan pembunuhan itu.
Sebagai dokter, mudah baginya berpura-pura terserang
malaria. Motifnya ada. Mungkin Dokter Gerard ingin
menyelamatkan seseorang yang sedang dalam bahaya, dan
mungkin dia menganggap lebih baik mengorbankan usia
lanjut daripada membiarkan yang muda terancam bahaya."
"Jalan pikiran Anda sangat fantastis," ujar Dokter Gerard.
Tanpa memedulikannya, Poirot melanjutkan. "Tapi,
seandainya begitu, mengapa Dokter Gerard justru melaporkan
kecurigaannya atas kematian Mrs. Boynton" Jelas tanpa laporan
Dokter Gerard kematian Mrs. Boynton akan dianggap kasus
kematian biasa. Dokter Gerard-lah yang pertama-tama
mencurigai adanya pembunuhan dalam kasus ini. Jadi,
menuduh dan menganggap Dokter Gerard sebagai pelaku
http://dewi-kz.info/ 221 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pembunuhan adalah tidak masuk akal!"
"Ya," gerutu Kolonel Carbury.
"Ada satu kemungkinan lagi," ujar Poirot. "Mrs. Lennox
Boynton sangat menentang kecurigaan terhadap adik iparnya
yang bungsu. Mengapa" Sebab dia tahu pasti bahwa ibu
mertuanya sudah meninggal pada waktu itu. Tapi ingat:
Ginevra Boynton berada di kemah sepanjang sore hari itu.
Dan ada perbedaan waktu antara kepergian Lady
Westholme dan Miss. Pierce serta kedatangan Dokter
Gerard." Ginevra beringsut. Ia duduk lebih ke muka pada kursinya.


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Matanya memandang Poirot. "Saya melakukan itu" Anda
pikir saya pembunuhnya?"
Tiba-tiba, dengan gerakan sangat cepat dan indah, ia
bangkit dari kursinya, berlari menyeberangi ruangan dan
berlutut di samping Dokter Gerard sambil memegangi lelaki
itu dan menatap sendu matanya. "Jangan! Jangan biarkan
mereka mengatakan itu! Mereka membuat tembok-tembok
itu kembali mengurungku! Itu tidak benar! Aku tak pernah
berbuat apa-apa! Mereka musuhku - mereka ingin memasukkanku ke dalam penjara. Tolonglah aku!"
"Baiklah, baiklah, anakku." Lalu kata Dokter Gerard
kepada Poirot, "Yang Anda katakan barusan khayal - tidak
masuk akal." "Apakah tidak mungkin ini merupakan gejala lebih lanjut
dari ... ?"gumam Poirot.
"Bisa saja. Tapi kalau memang benar dia pelakunya,
bukan cara itu yang dilakukannya. Dia akan mencari cara
yang dramatis - memakai belati, mungkin - atau sesuatu
yang lebih memesona dan menarik perhatian. Yang jelas, dia
tak mungkin menggunakan cara yang dingin dan logis seperti
http://dewi-kz.info/ 222 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu! Percayalah, kawan, pembunuhan yang kita hadapi ini
merupakan pembunuhan yang direncanakan dengan akal
sehat." Poirot tersenyum. Tanpa diduga-duga, ia mengangguk.
"Je suis entierement de votre avis," ujarnya lancar. "Saya setuju
sekali dengan pendapat Anda."
cccdw-kzaaa 25 "KITA lanjutkan," ucap Hercule Poirot pula.
"Tinggal sedikit lagi! Dokter Gerard telah mengemukakan
suatu faktor psikologi. Sekarang marilah kita periksa segi
psikologis dari kasusnya sendiri. Kita telah mengetahui
fakta-faktanya. Kita telah membuat urut-urutan kejadiannya.
Kita telah mendengar keterangan berbagai saksi. Yang belum
kita celaah tinggal segi psikologinya. Dan kebetulan fakta
psikologi terpenting dalam kasus ini adalah psikologi si
korban sendiri - maksud saya, faktor-faktor kejiwaan Mrs.
Boynton sendiri. "Coba kita lihat poin ketiga dan keempat pada daftar
fakta-fakta saya. Mrs. Boynton kelihatan sekali tidak suka
membiarkan anak-anaknya bersenang~senang dengan orang lain.
Dan Mrs. Boynton, pada siang sebelum kematiannya, menyuruh
anak-anaknya pergi meninggalkan dirinya sendirian. Kedua fakta
ini bertentangan satu sama lain! Mengapa siang itu Mrs.
Boynton tiba-tiba saja menunjukkan sikap berkebalikan
dengan biasanya" Apakah karena dia tiba-tiba terdorong oleh
insting tertentu - merasa ingin berbuat kebaikan" Dari
keterangan yang saya peroleh dari berbagai sumber,
http://dewi-kz.info/ 223 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelihatannya hal itu tidak mungkin! Meskipun demikian,
pasti ada alasannya. Apa alasannya"
"Marilah kita teliti bersama sifat-sifat Mrs. Boynton.
Banyak cerita yang saya dengar mengenai dirinya. Ada yang
mengatakan Mrs. Boynton itu tirani tua yang keras seperti
baja. Ada pula yang menyebutkan sadistis, inkarnasi iblis,
gila. Yang mana yang benar" Menurut saya, Miss Sarah
King-lah yang hampir bisa menggambarkan siapa Mrs.
Boynton sebenarnya. Pada suatu waktu di jerusalem, Miss
Mng tiba-tiba saja melihat Mrs. Boynton bukan sebagai tiran
yang berkuasa, namun sebagai perempuan tua yang sangat
memelas. Bukan cuma memelas, tapi malah tidak berarti.
"Bagaimana sebenarnya mentalitas Mrs. Boynton itu" Dia
dilahirkan sebagai manusia berambisi besar, yang selalu
ingin menguasai orang lain dan menunjukkan kekuasaan
serta kebesaran dirinya. Dia tidak pernah berusaha
mensublimasikan nafsunya itu. Tetapi dia juga tidak punya
kesempatan untuk menggunakannya. Akhirnya - coba
dengarkan ini baik-baik - apa yang didapati Mrs. Boynton"
Dia menyadari dirinya bukanlah orang berkuasa seperti yang
dibayangkannya. Tidak banyak orang yang takut atau
membencinya! Dia cuma tiran kecil yang kekuasaannya terbatas
pada sebuah keluarga yang terisolir! Seperti pernah dikatakan
Dokter Gerard. perempuan tua itu menjadi bosan. Dia ingin
memperluas cakrawalanya. Dia ingin memperoleh kesenangan baru. Dalam hal Mrs. Boynton, kesenangan itu
bisa diperolehnya bila melihat orang-orang yang dikuasainya
semakin menderita! Tapi ini ternyata membawa aspek yang
sangat berbeda! Dengan perjalanan ke luar negeri ini, dia
menjadi sadar untuk pertama kalinya betapa kecil sebetulnya
dirinya! "Dari sini kita langsung saja menuju poin keseputuh
http://dewi-kz.info/ 224 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam daftar saya, yaitu kata-kata yang diucapkan Mrs.
Boynton kepada Sarah King di Jerusalem. Sarah King telah
menunjukkan dengan tepat dan jelas siapa Mrs. Boynton
sebenarnya. Dia terang-terangan mengungkapkan kepada
Mrs. Boynton ketidak-bergunaan dan kesia-siaannya!
Sekarang, coba dengarkan baik-baik bagaimana reaksi Mrs.
Boynton terhadap ucapan Miss King. Menurut Miss King,
Mrs. Boynton berbicara ' dengan penuh kedengkian, bahkan
tanpa melihat kepadanya.' Begini kata-kata Mrs. Boynton, 'Aku
belum pernah lupa apa pun - perbuatan, nama, ataupun wajah.'
"Kata-katanya itu sangat berkesan di hati Miss Mng. Cara
Mrs. Boynton mengatakannya, suaranya yang keras dan
serak... semuanya itu begitu berkesan dan membekas pada
pikiran Miss Mng, hingga Miss Mng tidak menyadari
keganjilannya! Mes amis, apakah Anda sekalian juga tidak
sadar bahwa yang diucapkan Mrs. Boynton itu sama sekali
tidak ada hubungannya dengan yang diucapkan Miss King
sebelumnya" 'Aku belum pernah lupa apa pun - perbuatan, nama,
ataupun wajah.' Ini sama sekali tidak masuk akal Seandainya Mrs. Boynton waktu
itu mengatakan, 'Aku tak akan pernah
melupakan kekurangajaran'... itu bisa diterima. Tapi jelas dia
menyebutkan wajah.... "Ah!" seru Poirot sambil menepukkan kedua telapak
tangannya. "Masalahnya jelas sekaii! Kata-kata itu
sebenarnya sama sekali bukan ditujukan kepadanyd! Kata-kata
itu ditujukan kepada orang lain yang berada di belakang Miss
King." Poirot diam, memerhatikan ekspresi wajah di hadapannya. "Ya, itu merupakan suatu momen psikologis
dalam kehidupan Mrs. Boynton! Dia dipaksa melihat
gambaran dirinya sendiri oleh seorang perempuan muda
terpelajar! Sudah tentu dia sangat marah - -dan tepat pada
http://dewi-kz.info/ 225 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saat itu, terlihat olehnya wajah yang pernah dikenalnya pada
masa silamnya! "Kita kembali pada orang lain! Sekarang kita tahu maksud
kebaikan hati Mrs. Boynton yang tidak terduga-duga pada
siang hari sebelum kematiannya. Dia ingin menyendiri, karena
- kasarnya - dia punya mangsa lain! Dia ingin berbicara bebas
dengan mangsa barunya... Nah, dari segi baru ini, marilah
kita pertimbangkan sekali lagi apa saja yang terjadi sore hari
itu! Anak-anak Mrs. Boynton berangkat. Mrs. Boynton
duduk sendirian di muka pintu guanya. Kembali kepada
kesaksian Lady Westholme dan Miss Pierce. Miss Pierce
bukanlah saksi yang bisa diandalkan. Dia kurang teliti dan
mudah dipengaruhi. Sebaliknya, Lady Westholme sangat
cerdas dan tajam pengamatannya. Keduanya sama-sama
mengatakan melihat seorang pelayan Arab datang ke tempat Mrs.
Boynton duduk, Mrs. Boynton marah-marah, dan Pelayan itu lari
terbirit-birit meninggalkannya. Lady Westholme mengatakan,
sebelum itu si pelayan terlihat memasuki kemah Ginevra
Boynton. Tapi kita harus ingat bahwa kemah Ginevra dan
Dokter Gerard letaknya bersebelahan. Jadi, bukan mustahil
bila pelayan Arab itu sebetulnya masuk ke kemah Dokter
Gerard...." "Maksud Anda, orang Badui itu yang membunuh Mrs.
Boynton dengan menggunakan suntikan" Bukan main!"
komentar Kolonel Carbury.
"Tunggu, Kolonel Carbury; saya belum selesai. Sekarang,
kita anggap saja pelayan tadi masuk ke kemah Dokter
Gerard, bukannya ke kemah Ginevra Boynton. Lalu" Baik
Lady Westholme maupun Miss Pierce mengatakan mereka
tidak bisa melihat dengan jelas wajah pelayan itu, dan
mereka tidak bisa mendengar apa yang diucapkan Mrs.
Boynton dalam kemarahannya. Ini bisa dimengerti. Sebab
http://dewi-kz.info/ 226 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jarak dari pendopo ke gua Mrs. Boynton kira-kira dua ratus
meter. Lain daripada itu, Lady Westholme memberi
keterangan yang sangat jelas mengenai pelayan tadi. Dengan
sangat teliti Lady Westholme menggambarkan celananya
yang lusuh dan kaus kakinya yang tidak rapi."
Poirot sedikit membungkukkan badannya. "Kawan, ini
sunguh-sungguh aneh! Mengapa" Sebab, kalau Lady
Westholme tidak bisa melihat dengan jelas wajah pelayan itu atau
mendengar suaranya, maka tidak mungkin dia bisa memerhatikan
dengan begitu teliti bagaimana keadaaan celana dan kaus kaki
pelayan itu! Yang jelas, tidak dari jarak dua ratus meter! Ini
kesalahan! Dan kesalahan ini membuat saya bertanyatanya.
Mengapa Lady Westholme menekankan betul celana lusuh
serta kaus kakinya yang tidak rapi" Apakah karena
sebenarnya celana itu tidak lusuh dan sobek-sobek serta
pelayan itu tidak menggunakan kaus kaki" Keduanya, baik
Lady Westholme maupun Miss Pierce melihat pelayan itu tapi masing-masing duduk di tempat yang berlainan waktu
melihat itu, dan satu sama lain tidak bisa saling melihat.
Mengapa saya bisa memastikan hal ini" Sebab Lady
Westholme mengatakan dia menghampiri kemah Miss
Pierce sebelum berjalan-jalan, untuk melihat apakah Miss
Pierce sudah bangun. Pada waktu Lady Westholme sampai
di kemah Miss Pierce, Miss Pierce tengah duduk membaca
buku di muka pintu kemahnya."
"Oh, Tuhan," seru Kolonel Carbury. Lelaki itu tiba-tiba
saja duduk sangat tegak. "Maksud Anda..."
"Maksud saya, melihat Miss Pierce (satu-satunya saksi
yang ada pada waktu itu) duduk membaca di muka
kemahnya, Lady Westholme cepat-cepat kembali ke
kemahnya sendiri. Di sana, dia mengenakan celana kudanya,
sepatu bot, serta jaket khakinya. Ditutupnya kepalanya
http://dewi-kz.info/ 227 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan tutup kepala ala Arab yang dibentuk dari dasternya
dan diikat dengan benang wol. Berpakaian begitu, dia
langsung menuju kemah Dokter Gerard - membongkar tas
obatnya, memilih jenis obat yang cocok, mengambil alat penyuntik, mengisinya, dan langsung pergi ke tempat calon
korbannya. Kemungkinan Mrs. Boynton sedang tidur-tidur
ayam. Lady Westholme orang yang cekatan. Diraihnya
lengan Mrs. Boynton, dan langsung ditusuknya dengan alat
penyuntik yang dibawanya. Mrs. Boynton berteriak,
berusaha bangun dari kursinya, tetapi terjatuh kembali.
Pelayan Arab itu buru-buru melarikan diri, berpura-pura
malu dan ketakutan. Mrs. Boynton mengacung-acungkan
tongkatnya, berusaha berdiri, tetapi jatuh kembali ke
kursinya. "Lima menit kemudian Lady Westholme menemui Miss
Pierce, menceritakan kejadian yang baru saja 'dilihat'nya dan berusaha meyakinkan versi ceritanya kepada Miss Pierce.
Lalu mereka berangkat. Di depan gua Mrs. Boynton mereka
berhenti sebentar, dan Lady Westholme menyerukan sapaan
ramah kepada Mrs. Boynton. Mrs. Boynton tidak menyahut,
sebab dia sudah mati. Apa komentar Lady Westholme" Dia
mengatakan kepada Miss Pierce, 'Keterlaluan, Cuma dibalas
dengan dengkuran seperti itu!' Miss Pierce menerima itu sebagai
kenyataan. Kebetulan dia sudah beberapa kali mendengar
Mrs. Boynton menyahut sapaan orang dengan suara
binatang ngorok. Seandainya disuruh bersumpah pun, saya
rasa Miss Pierce yakin mendengar 'bunyi dengkuran' yang
dikatakan Lady Westholme itu. Lady Westholme sering
duduk sebagai pengurus berbagai panitia. Dia tahu benar,
perempuan-perempuan bertipe Miss Pierce bisa dengan
mudah dipengaruhinya. Cuma satu hal yang meleset dari
rencananya. Dia tidak bisa mengembalikan alat penyuntik
Dokter Gerard, sebab Dokter Gerard kembali ke kemahnya
http://dewi-kz.info/ 228 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih cepat daripada yang diduganya. Lady Westholme cuma
bisa berharap Dokter Gerard tidak tahu bahwa alat
penyuntiknya tidak ada di tempatnya. Dan pada malam
harinya, Lady Westholme barulah mengembalikan alat
penyuntik itu." Poirot diam.
Sarah berkata, "Tapi mengapa" Mengapa Lady Westholme
ingin membunuh Mrs. Boynton?"
"Bukankah Anda mengatakan kepada saya bahwa
Lady.Westholme berdiri tidak jauh dari Anda ketika Anda
berbicara dengan Mrs. Boynton di Jerusalem" Kepada Lady
Westholme-lah kata-kata itu ditujukan. 'Aku belum pernah
lupa apa pun - perbuatan, nama, ataupun wajah.' Hubungkan itu
dengan kenyataan bahwa Mrs. Boynton pernah menjadi sipir di
sebuah penjara - Anda p asti tahu maksudnya. Lord Westholme
bertemu Lady Westholme dalam perjalanan di kapal laut.
Sebelum kawin dengan Lord Westholme, Lady Westholme


Perjanjian Dengan Maut Appointment With Death Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

adalah penjahat yang pernah dihukum penjara.
"Tahukah Anda dilema yang dihadapi Lady Westholme"
Karier, ambisi, dan kedudukan sosialnya terancam!
Kejahatan apa yang membuatnya pernah dihukum penjara
itu - kita tidak tahu. Tapi tidak lama lagi kita bisa tahu. Yang
jelas, kalau sampai hal itu diumumkan, karier politiknya
akan hancur berantakan. Anda harus ingat, Mrs. Boynton
bukan pengancam biasa. Dia tidak butuh uang. Dia cuma ingin
mendapat kesenangan dengan menyaksikan penderitaan
mangsanya; setelah itu, dia akan membuka rahasianya
dengan cara tersendiri! Selama Mrs. Boynton hidup,
kedudukan Lady Westholme tidak aman. Lady Westholme
menuruti perintah Mrs. Boynton untuk menemuinya di
Petra. Saya pikir, aneh rasanya wanita yang merasa dirinya
penting seperti Lady Westholme mau bepergian sebagai turis
biasa. Sementara itu pikirannya sibuk berputar mencari jalan
http://dewi-kz.info/ 229 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan cara untuk membunuh Mrs. Boynton. Pada waktu
merasa ada kesempatan, tanpa ragu-ragu dia melaksanakan
rencananya. Dia cuma terpeleset dalam dua hal saja.
Pertama, terlalu menekankan gambaran celana pelayan yang
lusuh dan sobek-sobek. Inilah yang pertama-tama menarik
perhatian saya dan membuat saya berpikir. Yang kedua,
ketika dia salah masuk - mengira kemah Ginevra Boynton
sebagai kemah Dokter Gerard. Pada waktu Lady Westholme
masuk ke kemah Ginevral Ginevra sedang tidur. Antara
sadar dan tidak, Ginevra melihatnya dan kemudian mengarang cerita tentang Sheik yang ingin menculiknya. Inilah
yang diceritakan Ginevra. Tetapi dari ceritanya yang penuh
fantasi itu saya bisa mengambil kesimpulan."
Poirot berhenti. "Kita akan segera tahu. Saya sudab
mengambil sidik jari Lady Westholme hari ini, tanpa
sepengetahuannya. Jika sidik jari ini dikirimkan ke penjara
tempat Mrs. Boynton pernah bekerja, kita akan tahu siapa
sebenarnya Lady Westholme, dan apa yang telah
diperbuatnya." Poirot diam.
Pada keheningan yang menyusul kata-kata Poirot itu,
tiba-tiba saja terdengar bunyi letusan.
"Ada apa?" tanya Dokter Gerard.
"Kedengarannya bunyi tembakan," ujar Kolonel Carbury.
Kolonel itu segera bangkit dari kursinya. "Di kamar sebelah
rupanya. Siapa yang tinggal di situ?"
Poirot bergumam, "Kalau tak salah, itu kamar Lady
Westholme...." cccdw-kzaaa http://dewi-kz.info/ 230 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
26 CUPLIKAN dari Harian Seruan Senja: Dengan sangat
menyesal kami umumkan kematian Lady Westholme, M.P. akibat
kecelakaan. Lady Westholme yang suka berkelana ke berbagai
negeri, selalu membawa senapan kecilnya. Beliau sedang
membersihkan senapannya ketika tiba-tiba senapan itu meletus dan
mengenai dirinya. Lady Westholme meninggal seketika.
Belasungkawa sedalam-dalamnya bagi Lord Westholme, dsb. dsb.
Pada suatu malam di bulan Juni, lima tahun setelah
peristiwa itu, Sarah Boynton dan suaminya duduk di sebuah
teater di kota London. Pertunjukkan malam itu adalah
Hamlet. Sarah menggenggam lengan Raymond.
Sejak dulu suara itu selalu terdengar indah, merdu
berirama-namun kini terdengar lebih rapi dan teratur hingga
begitu memesona. Ketika tirai panggung ditutup pada akhir
pertunjukan, Sarah berkata pasti, "Jinny memang aktris yang
hebat sekali!" Dari sana, mereka pergi ke Savoy - bersantap malam.
Ginevra tersenyum lembut kepada seorang laki-laki
berjanggut yang duduk di sampingnya.
"Permainanku bagus, kan, Theodore?"
"Kau sangat mengagumkan, cherie."
Senyum bahagia menghiasi wajah cantiknya. Gumamnya,
"Kau selalu menaruh kepercayaan kepadaku. Sejak dulu kau
yakin aku bisa melakukan sesuatu yang hebat - menggugah
hati banyak orang...."
Nadine yang duduk di hadapan Ginevra berkata, "Senang
sekali rasanya berada di London sini, menyaksikan Jinny
http://dewi-kz.info/ 231 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memerankan tokoh Ophelia dan mengetahui dia begitu
terkenal!" Lembut Ginevra berkata, "Kau baik mau datang."
"Sekali-sekali perlu juga keluarga berkumpul," ujar
Nadine. Ia tersenyum sambil memandang berkeliling.
Kemudian katanya kepada Lennox, "Kupikir anak-anak baik
juga diajak nonton marine-nya. Bukankah begitu, Lennox"
Mereka sudah besar, dan lagi mereka ingin sekali melihat
Bibi Jinny di panggung!"
Lennox kini berwajah sehat dan gembira. Sambil
mengerling istrinya dengan pandangan jenaka dan mengangkat gelas ia berkata, "Kita belum bersulang buat
pasangan baru, Mr. dan Mrs. Cope!"
Jefferson Cope dan Carol menyambut sulang itu.
"Pacar tidak setia!" celetuk Carol, tertawa. "Jeff, kau
mesti ingat dong pada cinta pertamamu - kan dia duduk
persis di depanmu!" Raymond mengomentari, "Hii, wajah Jeff jadi merah.
Rupanya dia tidak suka diingatkan pada masa lalunya."
Wajah Raymond tiba-tiba tampak suram.
Sarah menyentuh lengan suaminya, dan keruh pada
wajah itu pun melenyap. Raymond memandangnya
menyeringai. "Seperti teringat mimpi buruk."'
Sesosok tubuh berhenti dekat meja mereka. Hercule
Poirot dengan kumisnya yang lebat dan terpelihara rapi
membungkuk hormat. "Mademoiselle," ujarnya kepada
Ginevra, "mes hommages. Permainan Anda luar biasa!"
Mereka menyambut kehadiran Poirot dengan gembira,
dan menyilakannya duduk dekat Sarah. Ia tersenyum ramah
kepada semuanya. Ketika yang lain sibuk mengobrol, ia
http://dewi-kz.info/ 232 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendekati Sarah dan berbisik, "Eh, bien, tampaknya la famille
Boynton hidup bahagia sekarang?"
"Berkat jasa Anda!" sahut Sarah.
"Suami Anda sangat termashyur sekarang. Tadi saya
membaca ulasan bukunya yang paling baru."
"Buku itu memang cukup bagus. Tahukah Anda, M.
Poirot, bahwa Carol dan Jefferson Cope akhirnya
berpasangan juga" Lennox dan Nadine sudah punya dua
anak yang manis-manis. Lucu - begitu kata Raymond. Dan
Jinny - yah, kelihatannya Jinny anak yang jenius."
Dipandangnya wajah cantik bermahkotakan rambut
merah keemasan yang duduk di seberangnya. Tiba-tiba
Sarah seperti terkesiap. Sejenak mendung meliputi wajahnya.
Diangkatnya gelasnya dan didekatkan ke bibirnya.
" Toast, Madame?" tanya Poirot.
Perlahan Sarah berkata, "Tiba-tiba saja rasanya saya
melihat dia. Ketika melihat Jinny barusan - untuk pertama
kalinya - saya menyaksikan persamaan mereka. Persis sama bedanya, Jinny berada di alam terang, sedangkan dia selalu
dalam kegelapan...."
Dari seberang meja, tanpa diduga-duga Ginevra
mengatakan, "Kasihan Mama, beliau lain dari yang lain....
Sekarang, setelah kita semua hidup bahagia, aku jadi trenyuh
bila ingat Mama. Mama tak pernah mendapatkan apa yang
diinginkannya dalam hidupnya. Betapa berat hari-hari yang
dilaluinya." cccdw-kzaaa END http://dewi-kz.info/ 233 Golok Sakti 7 Wiro Sableng 188 Bintang Langit Saptuning Jagat Pembalasan Nyoman Dwipa 1

Cari Blog Ini