menunggu untuk mengambilnya! Kalau sudah begitu bagaimana">
Ia benar, tapi nada amarahnya menyakitkan.
Aku merasa sangat bodoh. Seperti seharusnya aku mengetahui hal itu.
Hanya saja, apa aku harus berdiri saja disana dan membiarkan Taxxon itu
mencabik-cabik Tobias" Tidak.
bahasa pikiran pribadi.
Jawabku.
Saat kau melakukan hal yang benar, aku melakukan hal yang diperlukan.
Mengerti, kan">
SLASH! CRAAACCCKKK! Hork-Bajir mulai berdatangan dari segala penjuru hutan.
Dan di depan, aku mendengar Jake meraung kesakitan.
BAB 12 Aku merasa sangat tersiksa.
Berteriak. Meraung. Geraman kesakitan. Auman. Rachel berlari mendahuluiku, sekelebat bulu dan gigi meluncur ke arah
Hork-Bajir terdekat dan merobek tenggorokannya.
Saat itulah si kerbau datang dari belakangku dan mengikut sertakan
dirinya ke dalam pertarungan, membanting dan menginjak-injak Hork-Bajir
dengan kemauannya sendiri.
TSSEEEWW! TSSEEWW! Sekelebat cahaya menyilaukan menerobos dan meledakkan sebuah
pohon. Aku tidak bisa meninggalkan kotak birunya, jadi aku tidak bisa ikut
bertarung. Aku tidak bisa membantu teman-temanku. Aku lega si kerbau
mengikuti kami, lega ia bisa menggantikanku dalam pertarungan, tapi aku
juga merasa takut. Jika salah satu pengendali Hork-Bajir menyadari aku
tidak ikut bertempur, melihat mulutku tidak bebas untuk mempertahankan
Aku merendah dan merangkak di bawah semak-semak.
THWOK! THWOK! THWOK! Helikopter itu melayang tepat di atas kami. udara dipenuhi kotoran,
pinus, dan puing-puing yng berterbangan. Sorotan cahaya menyoroti
sekeliling. Tidak ada tempat lagi untuk bersembunyi.
Ini seperti scene yang penuh darah dan menyeramkan.
Lengan dan kaki Hork-Bajir yang putus bergelimpangan menjadi
kubangan darah. Para Taxxon berpesta dan saling memakan, seperti di
film-film horror- hanya saja ini sungguhan.
TSEEWW! Aku berlari keluar dari bawah semak-semak.
Tempat dekat aku bersembunyi tadi meledak dan hancur berkepingkeping.
Meninggalkan mereka dan lari" Aku berhenti di tengah bayangbayang. THWOK! THWOK! TSEEWW! Sebuah pohon pinus meledak.
Sorotan cahaya bergerak ke arahku mencari energi morf.
Mengincar kotak birunya. Kami segera keluar dan berlari zig-zag mencari cara untuk mengecoh
helikopternya. Bug fighter menukik di langit, menghancurkan apa pun yang bergerak,
namun mereka masih berfokus pada hutan di belakang kami.
berkata letih.
Ia pasti menyadari nada bicaraku, karena ia berbicara lewat bahasa
pikiran pribadi.
Ax, melamban.
Jake.
berkata pelan.
Dan mungkin juga ada banyak Hork-bajir, pikirku.
Kami merayap di bawah semak-semak yang melapisi tepi jalan.
mereka sudah tahu kita berada di area ini dan mereka berusaha
menangkap kita. Kita tidak perlu memberitahu mereka dimana tepatnya
lokasi kita saat ini.>
Rachel itu berarti ia ingin meninju wajahmu.
Kami masuk lebih dalam ke dalam semak-semak saat mobil patroli
melintas lamban, memancarkan sinar lampu mobilnya ke dalam hutan.
kepada masalah utama.
Kemudian, sebuah ide datang padaku. Murni, sangat mudah, dan
sangat sederhana.
ada yang melihat. Yang telah berhasil menyebrang menangkapnya. Sang
pelempar awal morf menjadi lalat, terbang dan selanjutnya kita semua
pergi! Sederhana.>
Tobias resah.
mengingatkan. Thwok! Thwok! Thwok! Helikopternya.
Ini adalah rencana yang sangat sederhana dan seharusnya akan
sangat mudah dilakukan. Seharusnya aku lebih tahu.
Bab 13 Demorf. Morf kembali ke wujud lalat. Marco tetap menjadi manusia saat ia
memutuskan ia lah yang akan melemparkan kubusnya.
Memang melelahkan. Namun harus dilakukan. Mata besar dan berkilau muncul dari dahiku.
Kaki-kaki bermunculan dari dadaku, sayap tipis mencuat dari
punggungku dan membentang.
Isi perutku bergerak, berdecit, dan teraduk-aduk.
Belalai panjang membentang dari tengah wajah lalatku.
Sayapku berkibas dua ratus kali per detik. Aku segera meluncur
terbang dengan lincah dan mendarat di hidung Marco.
menangkapnya, lalu kau morf menjadi lalat dan kita semua segera pergi
dari sini.> - semak-semak.
perjam, tapi saat kau hanya bergerak delapan inchi, bagi lalat itu hanya
sebuah kedipan mata. Aku menahan segala dorongan dan tetap fokus
untuk menyebrangi jalan. Lampu utama mobil patroli memecah kegelapan.
Aku terbang lurus ke depan sepersekian detik sebelum lampu itu
menabrakku.
secepatnya demorf.
kembali morf ke bentuk serigala.
bergabung bersama kami. Melakukan morf dengan cepat sangat melelahkan, seperti kami harus
morf dari serigala ke bentuk manusia kemudian ke bentuk lalat, lalu bentuk
manusia dan ke bentuk serigala lagi. Namun, tubuh serigala yang ramping
dan kuat sangat bugar dan inderanya sangat tajam sehingga mereka tidak
akan bisa menangkap kami sampai kami kembali ke bentuk manusia lagi.
Thwok! Thwok! Thwok!
Marco tidak bisa menjawab karena ia sudah demorf.
Kotak biru itu terlempar keluar dari semak-semak, membumbung tinggi
dan menukik ke tengah jalan raya.
Thwok! Thwok! Thwok! Puncak-puncak pohon mulai bergoyang.
Sorotan cahaya memecah kegelapan hanya beberapa inchi dari kotak
biru yang melayang. Aku menarik napas. THWOK! THWOK! THWOK! Helikopter itu terbang diatas pepohonan menerbangkan debu-debu
dan memporak-porandakan semak-semak.
Para pengendali berlarian keluar dari mobil dengan kepala
membungkuk terkena kibasan angin.
kotak birunya terbang cepat dan meluncur ke tanah. Kemudian, aku
memusatkan ototku, lompat dan menyambar kotak itu dengan rahangku
yang kuat tepat sebelum jatuh ke tanah.
Dengan hidung bergetar dan kepala tegak, kerbau itu melangkah ke
jalan raya.
Kerbau itu saling bertatapan dengan sekumpulan pengendali.
Salah satu polisi membuat gerakan cepat dan sekitar empat atau lima
Hork-Bajir melangkah keluar dari dalam hutan di sekitar mobil patroli.
Kerbau itu mendengus dan menggoyangkan kepalanya.
Sekarang aku tahu apa arti gerakan itu. Aku sudah memahaminya.
Perlawanan. Ia akan melawan mereka.
suaranya.
Tidak ada pilihan menguntungkan. Jika kerbau itu terbunuh dalam
pertarungan, kami semua akan selamat. Dan tangan kami tanganku
tidak akan ternodai dengan darah yang mengandung DNA manusia.
Tapi aku tahu Marco benar. Pengendali yang berhasil menangkap
-hidup akan mendapat hadiah. Pengendali yang
membunuhnya mungkin akan, ya, membunuh dirinya sendiri juga.
Kami harus membunuh kerbau itu. Jika kami berada dekat dengan
rumah, mungkin kami bisa menggunakan cara yang lebih manusiawi
seperti memberikan obat bius dari persediaan klinik hewan. Tapi ini
bukanlah dirumah, dan aku tidak tahu kapan kesempatan akan datang,
atau jenis morf apa yang harus kami gunakan untuk menghancurkan
hewan yang kuat seperti itu. Namun, yang ada dipikiranku hanyalah
membuat kerbau melawan kerbau.
berkata dengan tenang.
BAB 14 Helikopter itu mendekat ke arah kami.
Pertarungan terhenti.
Jake sebisaku. Cukup untuk membuatnya terhindar dari bawah helikopter
Animorphs - 39 Tersembunyi The Hidden di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang turun dengan cepat.
menengadah dan menatap sesosok yang muncul dari dalam helikopter.
dengar kami semua saat sang pemimpin invasi Yeerk tersebut melompat
gesit keluar dari helikopter.
memandang kami semua dan tertawa terbahak-bahak.
menemukan kalian!> Tatapannya tertahan pada kerbau yang berdiri di
dekatnya.
kerbau dan menusukkan jari rampingnya ke arah luka menganganya.
Sang kerbau mendengus dan memutar kepalanya, tanduknya nyaris
mengenai Visser Three. Visser Three menjauh perlahan, mata utamanya
setengah terkejut. Mata utama Visser Three menjadi sayu. Hampir seperti
sedang kecanduan.
Para Hork-Bajir meringis ngeri. Begitu pula dengan para pengendali
manusia dan kami. Aku tidak bisa melihat sekeliling. Aku tengah berdiri dengan kepala
menunduk berusaha menyembunyikan kubus yang masih terselip di
mulutku.
Three tiba-tiba. Suaranya merendah dan halus. Ia berbalik dari si kerbau
dan menatap kami satu persatu.
Sementara Visser Three yang asli mengamuk kepada para Hork-Bajir
yang tidak menemukan kubusnya, kerbau itu berubah menjadi biru, serta
mulai tumbuh mata tangkai yang tipis dan lengan yang lemah. Ia berubah
menjadi replika tubuh Andalite curian Visser Three.
Lengkap dengan ekor pisau yang mematikan.
pergi dari sini! Jalan lurus menuju pantai!>
kerbau mulai bereksperimen dengan ekornya hingga tak sengaja
memutuskan lengan salah satu Hork-Bajir.
kesakitan. Visser Three berbalik ke arah suara itu.
Aku menerobos melewati kerumunan pengendali
yang ketakutan. TSEEW! TSEEW!
kerbau-Andalite. Sang kerbau menunjuk juga, menirunya.
Para Hork-Bajir menjadi ragu-ragu terpecah antara dua sosok kembar.
Ekor Andalite Visser Three terangkat ke atas.
Ekor sang kerbau-Andalite melakukannya juga.
FWAAP! Ekor Visser Three memotong salah satu lengan si kerbauAndalite. Si kerbau-Andalite berteriak dalam bahasa pikiran. Menampar
dan mencambuk ekor pisaunya dengan sedikit keahlian namun dengan
kemarahan yang besar menuju Visser Three.
Hork-Bajir dan para pengendali tidak membantu karena bingung dan
tidak ingin salah menyerang Visser Three yang asli.
belakangnya, menginjak-injak apa saja yang menghalangi jalan kami.
Aku harap aku bisa memanggil si kerbau untuk mengikuti kami. Ia bisa
menolong kami dalam pertarungan dan aku tidak ingin meninggalkannya
terbunuh atau lebih buruk dari itu.
FWAAP! Ekor Visser Three menebas lagi. Salah satu mata tangkai
sang kerbau jatuh ke tanah.
Ekor sang kerbau tersentak ke depan karena merasakan sakit yang
melebihi apa pun, dan mata pisau tumpulnya memukul Visser Three tepat
di sisi kepalanya. Visser Three segera roboh bagai batu.
Para Hork-Bajir berdiri tidak bersuara. Masih tidak memahaminya.
Sang kerbau dalam tubuh Andalite itu berlari melewati Hork-Bajir
masuk ke dalam hutan. Mengikuti kami. BAB 15 Pantai terlihat semakin dekat tapi kami sudah lelah dan terluka.
Aku bisa mendengar para Hork-Bajir berlari di belakang kami, tidak
terlalu dekat tapi cukup cepat.
Jake menghela napas.
Aku gemetaran. Begitu banyak hal yang bisa saja salah.
Dan mungkin juga akan terbunuh. Aku merasa seperti penghianat
paling buruk.
Semoga. Pikirku. Tapi aku tidak mengatakannya, bahkan tidak dengan
bahasa pikiran pribadi. Sebaliknya, aku hanya menatap mereka semua
berlari menjauh menembus hutan.
Sang kerbau bergeser. Aku berbalik dan memandangnya.
Satu mata tangkainya terkulai dan berdarah. Entah bagaimana
caranya, aku harus memaksanya untuk kembali ke bentuk kerbaunya,
dimana ia berada pada bentuk yang paling berbahaya.
Dimana aku akan bisa menggunakannya dengan efektif.
Dan aku harus menggunakan morf kerbauku sendiri sehingga kami
bisa bertempur berdampingan dengan kekuatan penuh.
Aku berfokus pada DNA manusiaku. Demorf secepat aku bisa,
mencoba untuk tidak memberikan waktu bagi si kerbau untuk meniruku.
Aku sudah sangat lelah, berubah dari serigala yang terluka menjadi
seorang gadis lemah, dan kemudian ditumbuhi tanduk yang tebal, tajam,
dan melengkung. Sang kerbau mulai berubah gelap dan menggembung, meniru bentuk
tubuhku, demorf kembali ke bentuk aslinya. Ia memandangku dengan hatihati untuk sesaat, namun ketegangan itu segera mereda. Ia mengikutiku
menjadi seekor kerbau seperti sebelumnya, dan kali ini hirearki kami telah
dibangun. Kami berdua mengangkat kepala dengan hidung mendengus.
Mencium aroma bahaya dan memiliki naluri untuk melindungi kawanan.
Aku mendengus. Ia mendengus. Kami saling menabrakkan tanduk dan terhuyung-huyung ke dalam
semak-semak rimbun. Kami akan menunggu dan kemudian menyergap para Hork-Bajir itu.
Saat itulah aku baru menyadari tepian jurang itu. Memang tidak terlalu
tinggi namun akan membuat luka yang parah bila terjatuh.
Mereka mulai menuju kesini dalam beberapa menit dengan tenang
dan hati-hati. Kami menunggu hingga mereka tepat berada pada posisi kami
Aku menyeruak keluar dari semak-semak, menginjak-injak dan
menebas pohon seraya membiarkan insting kerbauku mengamuk dan
membawaku ke dalam keliaran dan kemarahan yang dahsyat.
Dan lebih banyak Hork-Bajir bertarung sambil melalui jurang sempit.
Darahku membeku. Ia dalam wujud morf. Tubuh Andalite curiannya menggembung dan
meleleh serta berubah menjadi abu-abu dan kental. Tubuhnya mengalir ke
depan mencemari apa pun yang ia sentuh. Membuat kulit Hork-Bajir
terdekat menggembung seperti terkena asam.
Tentakel pendek dan tebal mencuat dari tubuhnya dan mulut besar
serta dipenuhi gigi-gigi pisau mengunyah dan mengecap meneteskan air
liur asam. Waktunya kabur, pikirku ketika tentakel Visser Three mengincarku.
Cairan asam terlempar di udara mengenai salah satu Hork-Bajir di
depanku dan segera Hork-Bajir itu melolong dan menggeliat di tanah.
Lubang-lubang di kulitnya menggelegak dan berbau busuk.
Aku segera berlari. Mengerahkan kaki kecil dan berototku.
Dan dengan dengusan yang keras memanggil kerbau, aku meluncur
ke tepian jurang dan melompat.
BAB 16 Teror. Panik luar biasa. Jatuh berbeda dengan terbang.
Tidak ada kendali sedikit pun.
Insting kerbauku menggila.
Aku meronta, kakiku menggaruk-garuk sesuatu atau apa pun untuk
berpegangan. Jantungku serasa mau copot dan darahku membeku karena
panik. Aku jatuh menghantam lapisan rapuh semakBatu-batu menghantamku dengan keras, menyakitkan dan
WRAAMPPHNCH! Aku tidak bisa bernapas. Tidak bisa bergerak. Rasa sakit menyebar ke
sekujur tubuhku. WHUMPFF! CRAACK! Tanah bergetar ketika si kerbau mendarat di sampingku.
Aku membuka mataku. Bingung. Dan dalam keremangan kesakitan,
aku melihat si kerbau mengangkat kepalanya dan melihat ke arahku. Ia
meringis pilu dan berjuang untuk bangkit.
Namun tidak bisa. Kedua kakinya patah; tulang kakinya mencuat
keluar dari kulitnya yang robek. Darah mengucur dan membanjiri tanah.
Ia sekarat. Tapi ia belum mati.
Aku terluka juga oleh ranting yang menusuk perutku saat terjatuh tadi.
Luka ini akan menjdi infeksi dalam, aku berfikir samar-samar.
Seseorang harus benar-benar membersihkannya secara mendalam atau
Tidak. Tidak akan ada seorang pun yang akan membersihkan lukaku.
Tidak akan ada seorang pun yang akan menyelamatkanku.
Dunia seakan menyempit, kemudian kembali meluas. Aku mencoba
berkedip, melawan rasa pusingku.
Darahku terpompa ke luar dari dadaku selaras dengan setiap gemuruh
degupan jantungku. Aku mungkin akan mati terlebih dahulu dari si kerbau.
Jika ia mati. Kerbau itu meringis lagi. Kakinya yang patah bergerak.
Hanya ada satu cara untuk menyelamatkan kami.
Kepalanya tersentak dan matanya berfokus padaku.
Aku memulai demorf, berawal perlahan namun segera menjadi cepat.
Tulang-tulangku hancur dan membentuk kembali.
bentuk. Aku berjongkok di bawah semak-semak di sampingnya.
Merasa mual dengan perubahan itu, namun aku tidak bisa
meninggalkannya disini untuk mati seperti itu atau hidup sebagai tubuh
yang sekarat. Atau ditangkap oleh Yeerk.
Sebuah kepala manusia terbentuk. Hidungnya meregang dan menjadi
kecil. Matanya membentuk ke depan sisi wajahnya. Gigi-gigi menyusut dan
muncul telinga. Si manusia-kerbau membuka matanya dan memandangku.
Si manusia-kerbau Chapman berdiri di atas lutut. Dengan
gemetaran, ia berdiri di atas kedua kakinya. Melangkah dengan goyah ke
arahku dan mendengus. Kami berjalan perlahan, tetap berdekatan dengan dasar jurang dimana
Hork-Bajir tidak bisa melihat kami. Kami telah selamat untuk sementara.
Mereka tidak akan mengikuti kesini dengan menggunakan cara kami
kesini. Visser Three tahu itu, dan teriakan amarahnya menggema ke seluruh
penjuru jurang. Si manusia kerbau menegang. Ia menggoyangkan kepalanya.
PHQHPXNDQ\DQJODLQ" Tapi ketika aku mengatakan itu, perasaanku bercampur dengan
harapan dan ketakutan. Apa yang akan terjadi dengan mahkluk sedih dan
kacau ini ketika kami tidak
Kami tidak bisa membiarkannya hidup sebelum segala sesuatu dalam
diriku menolak pikiran untuk membunuhnya. Aku harus bisa
membiarkannya mati Marco dan Rachel mungkin akan mendesakku
seperti itu dan Jake juga mengharapkanku namun, aku hanya tidak bisa.
Dan aku sebenarnya sedikit bertanggung jawab atas situasi mengerikan
yang menimpanya. Saat aku mengetahui cara untuk lepas tangan dan
Jika ia harus mati, ia harus mati dengan cepat tanpa merasakan sakit.
Tidak berlama-lama dan lebih manusiawi.
belakang manusianya - SLMDNDQ EDWX KDOXV WHPSDW DNX EHUGLUL "/LKDW"" $NX PHODQJNDK NH
permukaan batu halus lainnya sambil menghindari lilitan semak-semak.
Si manusia-kerbau mengerutkan kening dan melangkah ke tempat aku
perutku. Apa yang sedang ku lakukan" Seharusnya aku tidak berbicara
dengannya tapi aku selalu berbicara dengan hewan-hewan terluka di
klinik rehabilitas satwa liar ayahku, terutama saat sedang mengganti
perban atau membersihkan kandang. Kata-kata tenang nampaknya bisa
menenangkan mereka Tapi ini berbeda dan aku tahu itu.
" Teriakan samar. Aku mendongak ke atas dan melihat Jake melambaikan tangan.
Semangatku kembali lagi dan tiba-tiba manusia kerbau atau bukan,
aku senang bertemu lagi dengan teman-temanku.
Apa pun yang akan terjadi pada akhirnya.
BAB 17 tajam ke arah si manusia-kerbau lalu menatapku lekat-lekat.
GLQJLQQ\D",DPHOLKDWNXGHPRUIEHUILNLUGDQODOXPHQLUXNX.XUDVDitu yang
Hanya perkiraanku. Bagaimana dengan
Animorphs - 39 Tersembunyi The Hidden di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang ku tahu" cukup buruk memiliki mutant yang mengikuti kita kemana saja, tapi
haruskah ia menjadi seseorang yang kita kenal" Aku tahu aku tidak pernah
Si manusia-kerbau kini berjongkok di pinggir kami. Matanya menatap
kosong, tanpa sadar menggunakan daya pikir dan kecerdasan manusia. Ia
memandang kami, berfikir, dan mengendus udara perlahan. Ia
mendengarkan juga, mengukur nada komunikasi kami dan waspada oleh
jenis panggilan apa pun. Ia seperti kerbau dalam kulit manusia.
Sangat membingungkan. HQMLMLNDQ".DWD0DUFRPHPEXDQJSDQGDQJDQ
pengintainya meniti ke segala area.
di atas batu tepat di sampingnya, menjaga kotak biru tetap di antara kami.
sungguh tidak baik Bhaai -kerbau tegang saat semua menoleh ke
Bhaai , bukan baik. Tapi buruk cemberut.
Si manusia-kerbau mengerutkan kening lalu menekan bibirnya
bersama- KXNXPDQDWDXDSD""
kotak morf. Semut itu jatuh ke tanah dan merayap di kakiku.
Rachel bersikeras, menggelengkan
punya alasan untuk terus membiarkannya hidup, Cassie. Sekarang, salah
Ada jeda yang tidak menyenangkan.
Baiklahya kita bergegas pergi
lagi. Yeerk akan segera menemukan kita, tidak diragukan lagi, dan kita
-anvil Aku bangkit perlahan. Begitu juga si manusia-kerbau.
PHQJKLQGDULWDWDSDQNX",WXPXQJNLQDNDQOHELKDPDQ6LVDQ\DMDODQWHUXV
.DPLDNDQEHUJHUDNODPEDQVXSD\DNDXELVDPHQ\XVXO&DVVLH"
Dan kerbaunya" Aku ingin bertanya. Bagaimana dengannya" Apakah
aku harus menuntunnya ke tebing yang lain atau haruskah aku
meninggalkannya" Apa yang harus aku lakukan dengan mutant malang
yang seharusnya tidak pernah ada ini" Dan kenapa aku adalah satusatunya yang harus membunuhnya"
Tapi aku tidak menanyakan pertanyaan yang terakhir karena aku tahu
jawaban mereka. Aku berpaling saat yang lain mulai morf.
penglihatannya kepada yang lain.
Ia mengangkat kep '1$NHUEDX"6HNDUDQg Aku merasakan perubahannya dimulai. Seperti biasa, tulang-tulang
bergeser, berputar, bergerak maju dan mundur, memanjang dan
menghilang. Perasaan bahwa tubuhmu sedang ditembak oleh Novocain,
jadi kau menyadari adanya pergeseran dan gejolak yang mustahil namun
kau tidak benar-benar merasakannya.
Aku membuka mata dan melihat si kerbau menyelesaikan morfnya.
Tanduk tebal mencuat keluar dari tengah kepala besarnya, meluncur turun
melewati telinganya dan melengkung dengan ketajaman yang luar biasa.
SPROOT! Ekornya muncul dan ia mengibaskannya.
berkibas dan bergoyang, terganggu oleh suara di luar kepalanya.
Thwok! Thwok! Thwok! Jake mengambil kotak biru dan mengapit erat di rahangnya.
dapat melihat, demorf dan morf kembali menjadi serigala.
Aku merasakan gigiku saling bergeser di dalam gusiku, memanjang
dan berubah menjadi taring yang berkilauan. Merasakan tubuhku
memanjang dan meramping dengan otot-otot yang kuat. Meraskan bulubulu tebal tumbuh melingkari leherku dan menyebar ke seluruh tubuhku.
Bantalan tebal mengeras dan menonjol di bawah kaki-kakiku.
Tengkorak kepalaku bergerak dan membentuk ulang mejadi moncong
anjing.
Udara terkibas ketika yang lain mulai bergerak pergi.
Aku mencium kebingungan si kerbau. Mendengar hentakan dari kukukukunya yang menerpa bebatuan, mendengus dan memanggil karena
merasa telah ditinggalkan.
Dan tiba-tiba, aku merasa ketakutan. Frustasi. Panik. Lelah.
Mengapa semua ini terjadi! Pada kami" pada mahkluk malang ini"
Aku tidak tahu dan tidak akan pernah tahu. Dan aku lelah tidak
mendapat jawaban. Dengan kerisauan, aku melesat ke dalam hutan menyusul yang lain.
Mengabaikan panggilan sedihnya.
Aku terus berlari dan berlari hingga aroma samar air laut asin
memenuhi hidungku. Berlari sampai raungan menyedihkan si kerbau
berubah menjadi bisikan, tergantikan oleh suara angin yang bergemuruh
dari helikopter di kejauhan.
BAB 18 Aku bisa mendengar langkah kaki yang lainnya dengan cepat melewati
hutan di depanku dan samar-samar suara ombak menerpa pantai.
Aku tidak ingin memikirkan tentang si kerbau yang telah hilang di
belakangku.
memanggil.
Thwok! Thwok! Thwok! Helikopter itu semakin mendekat.
Rencananya sedang berjalan.
Aku mulai demorf. Sesuatu bergerak di depanku.
Ternganga memandang tanah di depanku.
Sesuatu tumbuh dengan cepat!
Hitam. Menonjol. Tiga inchi enam inchi.
Sekarang ia setinggi satu kaki.
Itu adalah semut. Antenanya melambai dan capitannya bergetar.
Dan ia terus bertambah besar.
Dua kaki. Dan terus bertambah.
Demorf! Pikirku panik, berusaha menjauh dari capitan tajam si semut.
Demorf! Dan semut itu terus tumbuh besar, tangan dan kakinya terjuntai,
rambut-rambut mulai bermunculan dari kepala bulatnya.
Rambut" Ujung kakinya membengkak dan meletup membentuk jari-jari. Tubuh
segmennya meleleh dan membentuk kembali menjadi tubuh kokoh
manusia. Mata lebar manusia muncul dari kepalanya, mengapit hidung kokoh
yang terlihat familiar. SCHWIP! SCHWIP! Capitnya tersentak dan terhisap ke dalam kepalanya, meninggalkan
segaris kulit, dan diantaranya, dalam proses morf yang mengerikan, wajah
semut terbelah secara vertical dan muncul bibir.
Terbuka lebar jeritan dalam diam, munculah gigi-gigi putih dari gusi
merah muda. Kumohon, jangan. Aku memandang diriku sendiri.
BAB 19 Entah bagaimana, dan tak tahu mengapa, mungkin melalui insting
bertahan manusiaku, aku menyelesaikan demorf, mengembalikan tubuhku
ke tinggi asliku. Sekarang, aku memandang ke arah mata si semut-Cassie.
Ini sungguh mengerikan. Menakutkan.
Dia menggeliat dan tersentak, bagian tubuhnya meleleh lalu mengeras
dari tubuh semut menjadi tubuh manusia.
Ia menatap sekeliling, matanya menyalak dengan panik, dan
membuka mulutnya lalu berteriak dengan suara mengerikanku.
Aku terhuyung-huyung, menutup telingaku dengan tanganku, mencoba
untuk tidak mendengar jeritan tidak wajar itu.
Bagaimana ini bisa terjadi" Darimana mahkluk mengerikan kedua ini
datang" Bagaimana bisa seekor semut memiliki kekuatan untuk morf!
Hanya ada satu jawaban. Kotak birunya. Semut itu pasti telah menyentuhnya.
Ya, dia pasti telah menyentuhnya saat kami beristirahat di bebatuan.
Semut itu merangkak ke kotak biru dan aku menyapunya. Kemudian, ia
merangkak di kakiku. Dia pasti telah menyadapku tanpa tahu apa yang
telah ia lakukan. Aku melirik kembali ke arahnya, melihatnya berteriak seperti sangat
menderita. Dan kemudian ingatan saat aku menjadi semut muncul kembali dan
aku tahu mengapa si semut-Cassie begitu merasa ketakutan. Untuk alasan
yang sama, kecuali secara terbalik aku tidak akan pernah morf menjadi
semut lagi. Dia adalah bagian dari sebuah kumpulan. Tanpa pikiran, tanpa jiwa,
tanpa kehendak dan keinginan mereka sendiri.
Saat seekor semut berubah menjadi manusia, ia menjadi individu yang
memiliki kebebasan untuk memilih. Dengan kehendak bebas. Otak
manusia dengan segala keanekaragaman, keingintahuan pastilah sangat
luar biasa. Secara logika aku mengetahuinya. Secara emosional, aku melihat
diriku sendiri berputar, menggeliat dalam kesengsaraan yang tak bisa
kuterima. Langkah buruk. Ia berbalik dan menatapku.
Dan kemudian, capitnya mulai tumbuh pada kedua sisi mulut
manusianya dan siap menyerang.
Aku berdiri membeku saat ia melempar dirinya ke arahku, tersandung
oleh kedua kakinya. Capitnya menjepit. Berusaha memotong kakiku.
Rasa sakitnya membangkitkanku.
Semut itu melesat bersamaku, menggerakan tangannya memukul dan
menamparku. mengerikan ini, menjauh dari kegilaan ini. Tapi aku tersandung cabang
pohon dan jatuh keras tersungkur.
Seketika, semut itu melompat. Mendarat di atasku. Pencapitnya
menjulang membuka dan menutup.
Lengannya mencair menjadi kaki semut yang kurus, kemudian remorf
kembali ke bentuk manusia. Menghalangi pukulan dan tendangan
kepanikanku. Tumbuh gigi-gigi putih tajam di dalam mulut yang basah dan
lebar kemudian bergeser kembali menjadi rahang semut.
Pencapitnya menjepit lenganku. Menekannya dengan keras dan lebih
keras. Ia akan mematahkan lenganku dan rasa sakitnya sungguh tak
tertahankan. Saat itulah aku mendengar suara yang familiar.
Si semut-Cassie tersentak.
Thwok! Thwok! Thwok! Si kerbau mengangkat kepalanya dan menghirup udara. Melemparkan
tanduknya. -Cassie berteriak, menjatuhkanku dan bersiap
menghadapinya. Sambil meringis dan memeluk lenganku yang terluka dan robek, aku
menyeret diriku menjauh. Si semut-Cassie melambaikan antenanya marah serta pencapitnya
mencapit seperti perangkap baja tajam, lalu berlari ke arah si kerbau.
THUNK! Si kerbau memutar tanduknya dan menusuk tepat melewati perutnya.
((($$$$+++"7HULDNQ\DPHPXWDUWXEXKQ\DGDQPHPXNXO-mukul
kepala si kerbau dengan tinjunya, kemudian dengan suara tarikan keras ia
berhasil melepaskan diri.
Ia terhuyung mundur sambil memegangi perutnya yang penuh darah.
Capitnya bergerak lemah serta mulut manusianya terbuka dan menutup.
Aku melihat diriku sendiri sekarat. Bukan sebagai manusia atau
hewan, tetapi sebagai mahkluk tak berakal yang mengerikan.
Sebuah mimpi buruk. Aku melemparkan diriku ke dalam semak-semak. Duduk dan menyeka
mulutku. Si kerbau meraung penuh kemenangan.
Namun, itu bukan benar-benar raungan kemenangan, karena Cassie
yang sedang sekarat sekarang telah menyusut. Berubah menjadi
campuran bagian semut dan manusia. Menjadi mengecil dan terus
mengecil. Aku terhuyung, melangkahi tanah. Menginjak dan menabrak apa pun.
Menginjak-injakkan kaki tanpa alasku lagi dan lagi hingga ia mati
seakan mahkluk mengerikan itu tidak pernah diijinkan untuk hidup.
Thwok! Thwok! Thwok! Helikopter semakin mendekat, tertarik oleh energi morf.
Aku harus bergegas pergi sekarang atau rencana kami akan
berantakan. Si kerbau sedang beristirahat sebentar sambil memakan rumput di
sekitar tepi hutan. Aku melangkah ke bawah pohon. Berfokus pada DNA elang laut.
Seketika, segera aku menyusut ke tanah, menyusut dengan kecepatan
yang memusingkan lalu tiba-tiba berhenti seperti elevator kencang yang
tiba-tiba berhenti di lantai berikutnya.
Pola-pola berenda terukir di kulitku kemudian berubah menjadi bulubulu. Wajahku memanjang, bibirku menyusut menjadi paruh dan mengeras
seperti semen yang mengering. Mataku tertarik ke samping dan
penglihatanku menajam. Tulangku meleleh dan mencuat.
Ekor bulu muncul. Kini morf telah selesai. Aku merentangkan sayapku yang kuat dan melompat ke arah batu.
Si kerbau memandangku, bingung dan tidak mengerti.
Aku balik memandangnya, tak tahu apa yang harus ku katakan atau
lakukan. Ia mendengus bertanya dan melangkah mendekat.
THWOK! THWOK! THWOK!
mengerti.
Telinga kerbau itu bergetar.
Dan kemudian, aku tahu apa yang ku katakan.
Telinganya bergerak dan membuat suara lembut dan ramah.
Helikopter telah terlihat.
TSEEEW! Kemudian, sinar Dracon meledakkan sang kerbau.
BAB 20 Aku menerobos pepohonan dengan selusin ketakutan burung yang
melarikan diri, mengepakkan sayapku dengan kuat berjuang panik untuk
Animorphs - 39 Tersembunyi The Hidden di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melawan kibasan helikopter.
Helikopter itu mengitari kepulan asap dari tempat si kerbau terbaring.
Mereka telah membunuhnya dan yeah, mereka membantuku untuk
kembali bangkit dan berjuang sendiri.
Tapi itu tidak menghentikan perasaanku. Tidak sama sekali.
Kerbau itu telah mempercayaiku, dan untuk alasan yang tidak ia
mengerti bahkan tidak akan pernah ia mengerti, aku telah membiarkannya
mati. Atau mungkin saat ia berkembang dan mempelajari pikiran manusia, ia
akan mengerti. Aku tidak akan pernah tahu.
Aku berhasil lolos dari arus putaran helikopter dan menuju ke lautan
yang kelam, cahaya fajar setengah abu-abu berlomba untuk menampakan
diri. Jauh di bawahku, aku bisa melihat lima lumba-lumba identik berenangrenang di lautan. Dan sekarang, tidak jauh di bawahku juga menukik sebuah Bug
Fighter diikuti oleh helikopter.
Aku berjuang untuk terbang, mengepak keras di udara yang mati.
Jika operasi anvil ini ingin bekerja dan kami ingin menghancurkan
sensor Helmacron beserta kapal dan helikopternya, aku harus berada
cukup tinggi untuk menjatuhkan anvil-nya.
TSEW! TSEW! Yeerk menembakan sinar Dracon ke arah lumba-lumba.
Para lumba-lumba segera menyelam, tapi aku tidak bisa memberitahu
mereka saat mereka tepat waktu untuk bisa menghindar.
Lebih tinggi Cassie, lebih tinggi. Aku berbicara pada diriku sendiri.
Berjuang. TSEEW! TSEEW!
TSEEW! TSEEW! Bug Fighter itu menukik lebih dekat, seperti bisa mencium bau darah.
Para lumba-lumba menghilang lagi.
Mereka sengaja menarik perhatian untuk mengecoh Bug Fighter dan
helikopternya sehingga aku bisa menjalankan rencananya.
Tapi apakah akan berhasil"
Sementara Bug Fighter itu terbang rendah di atas laut, helikopter itu
melayang-layang seperti capung raksasa mengincar sosok lumba-lumba
yang terakhir dilihatnya.
Dan karena tugasku menjatuhkan anvil-nya, aku harus secara
langsung berada di atas helikopter. Jika ia berpindah, rencana ini akan
gagal. Sebuah helikopter bisa terbang lebih cepat daripada elang laut.
Namun, aku tidak mau memikirkan hal itu karena jika aku
memikirkannya, aku akan memikirkan hal-hal lain yang mungkin bisa salah.
Dan kemudian, aku akan memikirkan jika terjadi kesalahan dan aku gagal.
Para lumba-lemba kembali muncul di kejauhan.
Helikopter itu segera berpindah lagi sambil melayang di atas Bug
Fighter yang terus menembakan sinar Dracon.
Jantungku berdetak cepat.
Darah berarti hiu, dan mereka adalah hal terakhir yang kami butuhkan
saat ini.
menyamakan tinggiku tepat di atas helikopter.
Jawabannya terdengar sangat samar.
TSEEW! TSEEW! Para lumba-lumba meloncat dan menyelam lagi.
Aku mengikutinya sampai benar-benar secara langsung ada di atas
mereka. TSEEW! TSEEW! Bahasa pikiran mereka mulai sangat samar, terputus-putus, dan tidak
jelas. Aku harus mengambil resiko. Resiko dari salah satu model rencana
gila yang di ambil dari kartun lama yang bahkan tidak kusukai.
Dan aku harus melakukannya dengan sangat cepat.
Jadi, di atas langit berawan yang membentang di atas laut yang maha
luas, di atas sebuah Bug Fighter yang penuh dengan Yeerk dan helikopter
dengan baling-baling tajam serta mesin penghisap yang mematikan, aku
demorf. Tanpa penadah. BAB 21 Proses demorf seharusnya berjalan mulus.
Aku harus bisa berpegangan pada sayapku hingga menit-menit
terakhir. Namun, aku benar-benar terbakar.
Proses demorf berjalan buruk, bukannya aku menjadi elang laut
setengah Cassie dengan sayap, malah sayapku hilang pertama kali dan
mulai jatuh menerobos udara, terpontang-panting berusaha keras untuk
menyelesaikan morfnya. Aku jatuh dengan cepat, angin tajam dan keras membuatku kesulitan
bernapas. Konsentrasi! Bulu-bulu segera menghilang dan kulit manusia menyebar di sekujur
tubuhku. Aku tumbuh dengan kecepatan luar biasa ke ukuran tubuh
manusia. Paruhku mengerucut dan menghilang. Tangan dan kaki muncul.
Dengan panik, aku berfokus pada DNA paus bungkuk yang mengalir
dalam darahku. Ya, itulah rencananya. Aku morf menjadi paus raksasa anvil-nya dan jatuh menimpa
helikopter, merusakannya dan menjatuhkannya ke laut. Itu seperti ide
sederhana yang pernah kami lakukan sekali dan ide itu digunakan lagi.
Aku hanya berharap ide itu akan berhasil lagi.
Dan berharap, aku tidak akan mati terpotong-potong saat
melakukannya. Atau membuat anggota Animorphs terperangkap di reruntuhan.
Tapi aku jatuh dengan sangat cepat. Aku bisa merasakannya.
TSEEW! TSEEW! Aku mulai mengembang dan menggembung. Tubuhku menjadi
sebesar minivan namun tidak cukup besar.
Kulit kepalaku merangkak dan membuka menjadi lubang sembur.
Tulangku bergeser, memipih, dan terjalin menjadi tulang paus yang
kecil namun panjang. Tanganku memipih menjadi sirip.
Deru helikopter itu membekukan otakku.
Aku bisa merasakan udara bergetar tiap kali pisau baling-baling itu
berputar. Aku tidak akan berhasil! Aku tidak akan bisa cukup besar dan aku tidak akan bisa tepat waktu
sebelum menimpa helikopternya.
Aku akan teriris-iris menjadi daging cincang makan siang kemudian
terlempar jauh ke laut dan menjadi makanan hiu.
Saat itulah sebuah pergerakan tertangkap oleh mataku.
Pada awalnya aku tidak yakin apa itu.
Kemudian aku menyadari itu adalah salah satu dari sekelompok
burung camar yang ketakutan akan hembusan helikopter.
Dan tiba-tiba pilot helikopter mendongak melihatku. Matanya melotot
dan dengan cepat ia membelokan helikopter menjauh dari bawahku.
Aku akan kehilangan dia! Bahkan setelah tubuhku cukup besar, aku
tetap akan kehilangan dia!
Misi ini telah gagal! Aku gagal! TSEEW! TSEEW! Bug Fighter itu melesat ke bawah helikopter, membuka mesin
penembak dan menembak para lumba-lumba berkali-kali.
Ini semua telah berakhir.
Beberapa detik lagi yang lainnya akan mati. Bahkan jika mereka tidak
berhasil membunuh yang lain, aku akan berakhir menimpa mereka hingga
tewas. Yeerk akan mendapatkan kubus morfnya dan umat manusia akan
berakhir. SCHWOOK! Aku tidak percaya. Salah satu burung camar tersedot ke dalam mesin jet pesawat seperti
bola bulu yang tersedot penyedot ruangan.
KA-BOOM! Helikopter itu meledak dengan gumpalan bola api.
Kekuatannya menghantamku seperti kecepatan delapan belas roda.
Menghantam udara di paru-paruku. Membuatku mati rasa, buta dan tuli.
Kemudian datang gelombang panas dari ledakan.
Aku terlempar oleh reruntuhan pesawat yang meledak jatuh ke dalam
laut. Dan hal terakhir yang bisa kupikirkan pada detik-detik terakhir sebelum
semuanya menjadi gelap adalah, setelah semua ini, korbannya adalah
BAB 22
GHQJDQKLGXQJSHQXKDLUJDUDP"*DN8JK"$NXWHUEDWXNPHQJJHOHSDU
dan ketika tidak mendapatkan pegangan, aku panik. Mataku terbuka.
Hal pertama yang kulihat adalah seekor lumba-lumba dengan kotak
biru di mulutnya. Hal kedua yang kulihat adalah bermil-mil air abu-abu jauh dari daratan.
Tidak heran jika aku basah, menggigil, dan kedinginan. Aku telah
menjadi manusia lagi dan mengambang telentang di tengah lautan,
dikelilingi oleh lumba-lumba yang dengan lembut mendorongku dengan
moncongnya menuju pantai.
Otakku tersentil dan semua ingatan itu telah kembali. Kerbaunya,
semut-Cassie, dan ledakan maha dahsyat. Dengan panik, aku meronta
dan tenggelam seperti batu.
kembali ke permukaan.
tuk-batuk karena air garam yang pahit dan mencoba untuk mengontrol diriku kembali
normal, otak manusia cukup lama untuk bisa menenangkan semua
ketakutan ini. Maksudku, coba lihat. Lautan ini dalam, luas dan telah
menenelan ratusan bahkan ribuan perenang yang lebih hebat daripada
aku. Belum lagi adalah rumah bagi para hiu.
Jadi tentu saja, aku sebutkan fakta-fakta ini.
Marco, berenang mengelilingi kami.
dia tidak cukup besar untuk menimpa helikopternya dan melaluinya->
Hening.
memunculkan kepalanya ke atas air dan mengeluarkan salah satu tawa
gilanya.
ikopter. Tapi itu tidak
seberapa dibandingkan dengan semut-Cassie (Ant-Cassie) yang hampir
PHQ\HODPDWNDQKLGXSNX"
Gumam Marco. Aku berpaling sebentar saat mereka saling melempar candaan, berfikir
tentang si kerbau dan betapa berani perjuangannya bertarung bersama
kami. Apakah ia melakukannya karena DNA manusia telah tercampur
dalam pembuluh darahnya dan entah bagaimana memiliki hubungan
bersama" Atau ia hanya mengikuti insting sederhana kerbau dan
melakukan apapun yang ia bisa untuk melindungi kawanan yang
mengadopsinya" Atau bisa jadi keduanya"
Aku tidak pernah tahu, tapi aku lebih mengerti si kerbau. Insting
bertahan dan melindunginya sangat kuat, sangat hebat dan kuat, dalam
sisi itu, kami adalah sama. Bagaimana teman-temanku dan aku berjuang
untuk menyelamatkan spesies kami dari invasi Yeerk" Dan Bagimana
kerbau itu berjuang untuk melindungi kaumnya dari predator bahkan
manusia"
Bantah Marco.
"'HQJDQEHJLWXVHQVRU+HOPDFURQMXJDPXVQDKNDQ""
DNLQVHQVRULWXVXGDKOHQ\DSNDQ""7DQ\DNXKatakan
ya, Jake, aku memohon tanpa suara. Katakan, ya.
Tolong jangan katakan padaku semua misi ini telah gagal. Bahwa aku
semua menyingkir dan menyelam saat kau terjatuh, tapi saat kau jatuh ke
dalam air, kau terbakar->
Aku menutup mata dan mengingat rasa sakit terbakar dan bau
mendesis dari lapisan lemak ikan paus.
<- dan kami kewalahan untuk menyuruhmu demorf. Kau seperti
setengah tak sadarkan diri tapi pada akhirnya, aku merasa lega.> Ia
berkata singkat. Insting bertahan. Lucu, bagaimana program genetik kami akan secara
otomatis terpanggil saat logika dan kesadaran otak manusia sedang tidak
bekerja.
Aku tertawa tapi aku sedang menggigil sehingga yang keluar hanya
suara parau dan kasar. Aku tidak merasa malu bahwa Marco bisa
menebak yang terjadi. Jake dan aku saling menyukai dan tidak ada rahasia
mengenai hal itu.
Kami semua memandangnya. Terkejut.
Animorphs - 39 Tersembunyi The Hidden di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
benar.> Katanya tenang, kemudian menyelam dan beberapa saat
kemudian mendorong tubuh licin lumba-lumbanya ke atas air dan
membumbung ke udara.
Tapi ia tidak akan pernah keluar. Kami tahu itu.
Tidak satu pun dari kami.
Tidak perduli seberapa buruknya itu.
Atau pun leluconnya. JOIN US NOW!! Kami sedang mencari teman-teman sesama pecinta
Animorphs untuk bergabung bersama kami dalam :
?$QLPRUSOV 7UMQVOMPLRQ 3UR?H"P HQGRQHVLM?
Kami memiliki tujuan untuk melanjutkan
penerjemahan Animorphs yang terhenti pada serial ke27 di Indonesia. Sampai saat ini sudah ada 7 serial
Animorphs yang diterjemahkan secara pribadi.
Namun, seperti layaknya para prajurit Animorphs
yang selalu bersama dalam memerangi invasi Yeerk,
tentu akan lebih baik jika kita melakukan translation
project ini secara bersama-sama juga, kan"
So, jangan ragu lagi! Kami tunggu partisipasi kamu
di : animorphsindonesia.blogspot.com
See ya! - Anna - Perjodohan Busur Kumala 25 Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Karya Kho Ping Hoo Bangkitnya Pandan Wangi 2