Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara Bagian 14
masalah di dunia sendirian. ~ 579 ~ - B L E S S E D H E A R T Ingin rasanya Nadia memaki tapi dia tidak terdidik untuk memaki orang dan
akhirnya hanya bisa berteriak kesal. Tak berapa lama ia menyentuh dadanya merasakan suatu
perasaan yang mengganggunya ... kesepian.
*** Saat mataku kembali terbuka aku sedang tergeletak di lantai dan bunyi shower
masih terdengar. Majalah-majalah di atas meja belajar Nadia terlihat berserakan di
lantai, mungkin tertabrak jatuh olehku tanpa sadar.
Aku menarik nafas dalam-dalam menenangkan diriku yang masih terbaring di lantai,
berusaha mengumpulkan kekuatan untuk bangkit, namun tubuhku terasa luar biasa
lemas dan sakit jika digerakkan. Seluruh saraf tubuhku berdenyut dengan irama cepat. Kini
aku hanya bisa menutup mata beristirahat, mencoba bernafas panjang menenangkan diriku
sambil memikirkan ke mana aku akan bersembunyi untuk sementara waktu. Aku membutuhkan
tempat tinggal dan aku tidak mau tetap di Viginia, terlalu berbahaya. Juga tidak
mungkin kembali ke kampungku, sama sekali tidak ingin mereka terlibat. Tempat
persembunyian yang aman dari Kelompok Pembebas dan tempat dari mana aku bisa membuka data-data
informasi tentang mereka tanpa terlacak.
Suara shower berhenti. Aku menarik nafasku lagi dan terasa tenaga sudah mulai memenuhi tubuhku.
Sebaiknya aku segera berdiri sebelum Nadia keluar dari kamar mandi. Tanganku berusaha keras
membantu tubuhku untuk duduk dan melihat ke tumpukan majalah-majalah yang berserakan, aku
segera menggerakkan tanganku untuk menyusun mereka untuk dikembalikan ke atas meja.
Majalah-majalah yang dibaca Nadia.
Jika aku sedang tidak dalam keadaan seperti ini tentu aku akan sangat ingin
mengetahui semua tentang Nadia, minat dan kesukaannya juga majalah yang di bacanya. Mataku
melirik cepat di antara majalah-majalah itu dan melihat sebuah majalah travel, dengan
penasaran tanganku menggapainya dan melihat isinya. Tulisan-tulisan tentang hotel-hotel
yang mewah dan tempat-tempat bersantai di sekeliling dunia. Setelah membolak-balik beberapa
halaman mataku tertuju pada gambar sebuah penginapan tradisional dari kayu yang terletak
di daerah pegunungan. Terlihat sekelilingnya dipenuhi hutan alami dan jauh dari keramaian
kota. Aku membaca sedikit ulasannya, sekitar 30 km dari perkotaan dengan suasana yang
alami dan menyenangkan untuk beristirahat. Dengan pemandian sumber air panas pegunungan
alami yang bagus untuk kesehatan, dapat mengobati kelelahan tubuh, rematik, sakit
pinggang hingga bermacam-macam penyakit lainnya. Aku teringat di kampungku juga memiliki
pemandian air panas alami yang digunakan untuk mengobati kelelahan tubuh dan
sebagainya. ~ 580 ~ - B L E S S E D H E A R T Tempat yang tenang dan jauh dari kota.
Otakku kembali berdenyut sakit, mungkin ini adalah tempat yang terbaik untuk
bersembunyi. Tempat itu jelas jauh dari perkotaan, ruangannya terlihat cantik dan sederhana
dengan corak Asia dan tradisional, jadi mungkin saja cukup murah untukku. Juga tempat
pemandian air panasnya ada yang tertutup dan juga ada yang langsung menghadap ke alam terbuka,
indah sekali. Memikirkan aku akan segera berendam di air panas membuat kebahagiaan
mengalir di dadaku. Aku mencoba mengingat gambar tempat ini, tepatnya ruangan depannya dan
segera menyusun majalah-majalah Nadia kembali pada tempatnya.
Nadia terlihat keluar dari kamar mandi dan membawa serta aroma sabun yang harum.
Rambutnya yang basah jatuh di bahunya dan wajahnya yang terlihat sedikit
memerah. Jantungku berdetak keras oleh kecantikannya, mulutku kelu tidak tahu hendak
berkata apa sehingga hanya dapat menatapnya dalam hening. Berikutnya aku melihatnya
mengeluarkan sebuah tas yang cukup besar dan memasukkan beberapa pakaian ke dalamnya. Aku
menatapnya sibuk menyusun pakaian dan mulai berpikir langkah selanjutnya,
tepatnya setelah aku mengantarkan Nadia ke mana pun tempat yang diinginkannya, aku akan
pergi ke tempat penginapan tersebut. Beristirahat seharian dan membiarkan tubuhku yang
terasa sakit dan lelah ini mengumpulkan kekuatannya kembali.
Mataku terasa lelah. *** Nadia menyusun pakaiannya sambil berjanji pada dirinya untuk pergi ke mana pun
dia sukai. Dia tidak membutuhkan Jaime. Benarkah itu"
Sudut mata Nadia melirik Jaime yang terduduk di kursi belajarnya dan
kelihatannya tertidur. Nadia menghembuskan nafas dari paru-parunya dan mendekati Jaime sambil
mengendap- ngendap. Dia melihat pada Jaime dan mendapati lehernya yang memiliki bercak
darah dan bajunya, pada kulit tangan dan bajunya terlihat bekas noda hitam seperti arang
bercampur darah. Nadia mengamati lebih dalam lagi dan terlihat wajah Jaime pucat dengan
rambut yang melekat dengan noda darah.
Tubuh Jaime terlihat kumal dan kelelahan luar biasa. Mata Nadia menjadi basah
dan meneteskan air mata. Mengapa pria ini begitu keras kepala mau mengangkat semua beban pada punggungnya
sendirian. Mengapa dia tidak mau berbagi denganku" Apakah tidak mempercayaiku"
Apakah dia tidak mencintaiku"
~ 581 ~ - B L E S S E D H E A R T Tangan Nadia mengusap air matanya, dia tahu dirinya saat ini begitu tidak
berguna setelah kehilangan kekuatannya. Tapi ... tapi... ia ingin menjadi kekuatan bagi Jaime. Ia
tidak mau lagi meninggalkan Jaime sendirian. Nadia menyentuh tangan Jaime yang kasar dan
menutup mata berdoa. Ya, Tuhan jadikanlah aku berguna baginya ...
*** "Jaime, Jaime."
Seseorang mengguncang tubuhku, aku menatap ke depan dan mendapati Nadia sedang
menatapku. Aku tertidur di atas kursi.
"Kamu sudah siap?" tanyaku dan melihat tasnya yang berada di sampingnya, "Ke
mana kamu akan pergi." "Ke tempatmu," kata Nadia tegas menatap ke arahku.
"Tempatku?" Ulangku tidak percaya.
"Kamu berhasil menyembunyikan Xian di tempatmu. Mengapa aku tidak boleh
bersembunyi di tempatmu hingga aku dapat memikirkan apa yang harus kulakukan berikutnya."
"Tidak," kataku sungguh-sungguh, "Apakah kamu tidak punya saudara atau tempat
untuk pergi yang lebih aman?"
"Jaime, mereka BtP. Punya semua informasi tentangku dan keluargaku, mereka akan
dengan mudah melacakku. Dan tentu saja aku juga tidak ingin keluargaku terutama ibuku
mengetahui kalau aku kehilangan kekuatanku," jelas Nadia dengan alasan yang
menurutku tidak begitu masuk akal. Kepalaku terasa berdenyut lebih lama dan sakit, aku tidak bisa berpikir jernih
saat ini. "Baiklah kamu boleh mengikutiku hari ini tapi besok kamu harus memutuskan ke
mana kamu akan pergi," jelasku. Nadia terlihat tidak suka dengan penjelasanku.
Aku mengulurkan tanganku dan Nadia menyelinapkan tangannya dengan lembut dan
mengenggam tanganku. Hatiku terasa senang. Kami berpindah ke belakang rumahku.
Kegelapan menyelimuti kami dan angin berhembus keras. Tubuhku kembali terguncang
hebat dan terjatuh ke tanah tidak dapat bergerak, seketika aku muntah di atas
rumput pendek. "Jaime, apa yang terjadi padamu?" tanya Nadia terlihat khawatir dan segera
menyentuh punggungku. ~ 582 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku menepis tangan Nadia dan mencoba berdiri. "Aku tidak apa-apa."
Perhatian ini. Semakin banyak kudapatkan akan semakin berat bagiku untuk
meninggalkannya nanti. Nadia melihatku sejenak dan berbalik melihat ke arah rumahku. "Apa yang terjadi
dengan rumahmu?" tanya Nadia menatap puing-puing rumahku.
"Mereka baru saja membakarnya dan tolong ambilkan laptopku yang tepat berada di
bawah tempat duduk di samping pohon itu." Kedua kakiku bergetar dan tidak dapat
berjalan. Terpaksa aku menunjukkan pohon besar yang kumaksud dengan jariku dan Nadia
segera berlalu ke tempat itu menemukan laptopku dan membawanya kembali.
"Kamu baik-baik saja?" tatap Nadia padaku, terlihat sungguh khawatir. Aku hanya
dapat meringis tertawa dan berusaha berdiri.
Aku benar-benar terlihat sangat memalukan.
"Pegang tasmu," kataku ketus sambil memegang tangan lainnya, kami dalam seketika
berpindah dan muncul di sebuah ruangan tamu penginapan tradisional yang indah.
Otakku berdenyut keras sekali, jantungku terasa memompa begitu keras dan perutku mual,
tubuhku langsung limbung terjatuh ke lantai kayu.
"Jaime, apa sebenarnya yang terjadi denganmu," Nadia segera menyentuh kedua
lenganku. "Hanya kelelahan, bawa aku ke kursi," mohonku. Nadia segera membantu
mengangkatku yang berusaha keras berdiri dengan kedua kakiku yang tidak memiliki kekuatan,
serta membimbingku ke sebuah kursi dan membiarkanku duduk. Wajahnya terlihat cemaskan.
Penglihatanku mulai bergoyang, aku melihat sekeliling ruangan yang terdiri dari
kursi dan meja kayu yang indah serta juga pemandangan dari jendela besar yang menunjukkan
taman yang dipenuhi pepohonan Sakura yang sedang mekar di bawah kegelapan malam,
mataku bergerak melihat ke sebuah jam di dinding yang menunjukkan jam 03.05 pagi.
Perbedaan waktu yang cukup jauh.
"Pesankan kamar untukmu dan untukku. Tolong mintakan kamar yang besar untukku di
lantai atas," bisikku.
Nadia menatapku sejenak memastikan aku dalam keadaan baik-baik dan
meninggalkanku berjalan menuju ke tempat penerimaan tamu yang kosong serta menekan belnya
beberapa kali. Aku menutup mataku menenangkan diri dan gejolak dalam tubuhku. Setelah
tiga kali panggilan seorang wania berusia empat puluhan berlari mendatangi kami sambil
berbicara dengan cepat. ~ 583 ~ - B L E S S E D H E A R T Dalam bahasa yang tidak kukenal.
Harus kuakui Nadia terlihat sama terkejutnya denganku dan setelah ia melihat
sekeliling, kupikir ia tahu di mana kami berada karena ia berbicara dengan wanita setengah
tua itu dalam bahasa yang sama namun sedikit terbata-bata.
"Jaime, dia bertanya kamar luas bagaimana yang kamu maksudkan?" tanya Nadia
menatap ke arahku. Sebuah kamar tempat di mana aku bisa menjadikannya tempat menyimpan senjata dan
mengakses informasi seluruh Kelompok Pembebas, kamar yang dapat dengan mudah
bagiku untuk melarikan diri jika mereka mengetahui tempat ini. "Pesankan kamar yang
paling atas untukku. Kamar yang paling besar yang bisa dia sediakan dan memiliki jendela
langsung keluar," kataku dan kepalaku mulai begoyang seperti orang mabuk berat dan mual.
Nadia segera kembali berbicara dengannya. Nyonya itu terlihat bersemangat dan
terus bercerita hingga Nadia melihat ke arahku. "Katanya kita harus membayar lebih
dahulu dan membutuhkan kartu identitas kita."
Aku menarik nafas dengan susah payah mengeluarkan dompetku dan seluruh uang
tunai di dalamnya untuk diserahkan pada Nadia yang sedang berjalan ke sampingku, mendadak
aku teringat untuk mengeluarkan kartu identitas palsuku dan mengeluarkan sebuah
kartu kosong. "Nadia, pegang kartu itu."
Nadia memegangnya dan aku mencoba untuk menyinkronkan energiku padanya, berharap
kartu itu dapat bekerja, saat itu juga kartu tersebut memunculkan wajah Nadia,
nama dan alamatnya yang jelas palsu. "Gunakan kartu palsu kita untuk mendaftar," kataku
yang tentunya dalam bahasa kami yang tidak dapat dimengerti oleh Nyonya itu. "Dan
beritahu dia
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kalau kita datang untuk berobat sedangkan aku hanya kelelahan karena perjalanan
panjang mabuk darat dan butuh tidur jangan bawa aku ke rumah sakit jika aku pingsan."
Nadia terlihat keberatan, akan tetapi ia menggangguk dan menjelaskan pada Nyonya
itu. Membuat membuatnya melihat ke arahku dan pakaianku yang cukup kotor serta
berdebu juga sedikit percikan darah jika dia benar-benar memperhatikan, seketika wajahnya
langsung tersenyum ceria dan mulai bercerita panjang lebar. Nadia segera menerjemahkan,
"Katanya pemandian air panas di sini bisa membantu mengobati banyak penyakit dan kalau
cuma mabuk kendaraan, tidur atau berendam sebentar juga pasti sembuh. Dia akan
memanggil pelayannya untuk membantu membawa kita ke atas."
Aku tersenyum membalasnya. Sesaat berikutnya aku melihat wajah Nyonya itu
berubah seolah-olah menolak sesuatu dan Nadia terlihat terkejut dan mereka lanjut
berbicara panjang lebar. Secara insting aku merasakan sesuatu yang tidak beres. "Nadia, ada apa?"
~ 584 ~ - B L E S S E D H E A R T Dengan ragu Nadia melihat ke arahku, "Katanya mereka tidak menerima uang negara
kita, aku akan membayarnya dengan kartu bankku," sahut Nadia sambil mengeluarkan
dompetnya. "Jangan," kataku langsung. "Mereka akan menemukan jejakmu melalui catatan
kartumu." "Jadi apa yang harus kita lakukan?"
Tanganku bergerak menyerahkan laptopku pada Nadia, "Katakan padanya kita
kehabisan uang negaranya di perjalanan kemari dan dia boleh menahan laptopku ini hingga
besok pagi aku akan menukarkan uang kita di bank untuk membayarnya." Nadia menerima
laptopku dan menyerahkannya pada Nyonya itu sambil berbicara panjang lebar.
Seorang pelayan pria datang dengan wajah yang masih mengantuk dan kelihatannya
bertanya pada Nyonya itu ke kamar mana harus mengantarkan kami, yang membuat Nyonya itu
terlihat serba salah. Akan tetapi ... akhirnya ia mengambil laptop LXX-ku dan
menyuruh pelayan itu membawa tas Nadia. Perasaan lega mengalir pada diriku, untuk sesaat
aku bersandar pada kursi empuk itu dan setelahnya semuanya kembali menjadi gelap.
~ 585 ~ - B L E S S E D H E A R T Bab 35 PEMBURU YANG LAPAR Saat aku terbangun terlihat cahaya matahari sudah cukup tinggi di atas karena
seluruh ruangan terlihat terang. Suara kicau burung terdengar merdu di telingaku dan
tercium aroma segar serta harum pepohonan di sekeliling ruangan. Aku melihat langit-langit
ruangan yang indah dengan rangka-rangka atap yang tersusun rapi. Menggeser selimutku, aku
mencoba untuk duduk akan tetapi kembali seluruh tubuhku tegang dan ototku tertarik keras
serta mengalami kejang-kejang yang membuat seluruh syarafku terasa tertarik. Tanpa
sadar aku segera berteriak kesakitan dan duduk memeluk tubuhku mencoba menarik nafas
menenangkan jeritan setiap urat tubuhku.
Sekitar tiga langkah dari tempatku terlihat Nadia terbangun dan segera bangun
untuk duduk menatapku. "Jaime, ada apa?"
Untuk sesaat aku terbengong menatapnya yang terbangun di atas kasur gulungnya
dan terlihat mengenakan pakaian kimono penginapan yang membuat sukmaku terbang ke langit
ketujuh. Benar-benar terpesona karena betapa cantik dirinya dan melupakan semua rasa
sakit. Oh Tuhan, bagaimana Engkau dapat membuat makhluk secantik ini.
Nadia menggeser selimutnya dan bergerak menuju ke tempatku. "Kamu sudah sadar?"
Rambutnya yang terurai melewati bahu, wajahnya yang lembut, bibirnya yang merah
menggoda, matanya yang begitu mempesona.
~ 586 ~ - B L E S S E D H E A R T Oh Tuhan jadikan dia milikku akan kuserahkan apa pun untukMu.
"Jaime, ada apa?" Nadia terlihat cemas.
"Demi Tuhan, Nadia, kamu sangat cantik sekali," kataku. Nadia melihatku dan
kupikir dia hampir tidak percaya dengan kata-kataku, namun pipinya segera menjadi merah.
"Katakan padaku, aku tidak sedang bermimpi dan menatap seorang malaikat. Kamu sungguh
dapat membunuhku dengan kecantikanmu," kataku serius.
"Berhentilah bercanda." dia segera mendorongku jatuh ke kasurku dan membuatku
secara spontan berteriak kesakitan kembali.
"Maaf, maaf aku tidak bermaksud...," katanya mendekatiku dan memegang bahuku.
"Yah, kamu jelas bermaksud menyakitku," kataku meggodanya. "Dan kamu bahkan
boleh membunuhku jika kamu memperbolehkanku menciummu." aku tertawa, sambil kesakitan
dan oh, betapa terasa hangat dan harumnya dirinya. Mendadak pintu kamar diketok
dan terdengar suara yang berbicara dalam bahasa asing dari baliknya. Nadia
melepaskan diriku dan membuka pintu geser itu, kami melihat nyonya pemilik penginapan di depan
dengan wajah yang terlihat cemas.
Nadia berbicara dengannya terbata-bata dan aku mencoba membaca pikiran Nyonya
itu. Aku jelas ingat Xian berbicara dalam bahasa asing akan tetapi begitu ia berbicara di
dalam pikiran semuanya menjadi jelas. Yang pastinya komunikasi antar pikiran tidak akan
terhambat oleh perbedaan bahasa, mungkin karena komunikasi pikiran lebih pada perpindahan
gambaran otak. Nyonya itu kebetulan di berada di samping dan mendengar teriakanku
berpikir jika terjadi sesuatu, juga karena mengkhawatirkan kesehatanku karena ternyata kemarin
aku tertidur atau pingsan. Aku tertawa dan melihat ke arahnya. Dari jarak jauh aku membuka mulut seakanakan berbicara akan tetapi tidak ada suara yang keluar. Aku mengirimkan gambaran
pikiran dan maksudku padanya langsung ke dalam pikirannya, gambaran tentang aku membutuhkan
makan sarapan, tukang pijat badan dan air panas. Juga memberikan gambaran
padanya bahwa otot-ototku kecapaian karena perjalanan jauh. Mata Nyonya itu langsung terlihat
berbinar dan berceloteh begitu cepat, intinya dia akan mengantarkan sarapan kami dan
mempersilakan agar aku turun untuk berendam air panas juga akan menyediakan seorang tukang
pijat untuk mengobati otot-ototku. "Terima kasih," ucapku. Ia segera membalas ucapan terima kasih berkali-kali
serta menarik tutup pintu kamar kami. ~ 587 ~ - B L E S S E D H E A R T Orang yang sangat ramah, tentu aku akan memberikan rating lima jika aku adalah
seorang petugas penilai hotel. Nadia menatap ke arahku. "Kamu mengerti bahasanya?"
"Sama sekali tidak," kataku. "Tapi aku bisa membaca pikirannya."
"Kamu mindreader?" tanya Nadia mendadak terkejut.
Aku meringis. "Bukan, tapi yah ... maksudku..." Susah sekali menjawab pertanyaan
itu, "Yah, aku bisa membaca pikiran tapi aku bukan mindreader atau mungkin juga aku
adalah mindreader." "Aku tidak mengerti," kata Nadia dia melihatku sedikit ketakutan. "Apakah kamu
menggunakan kekuatan membaca pikiranmu saat di pesta topeng" Atau kamu melakukan
sesuatu pada pikiranku dan mempengaruhiku?" Tentu saja semua alinergi sudah
pernah mengetahui sedikit banyak tentang mindreader dan kemampuan mereka untuk
memanipulasi orang tanpa sepengetahuan orang yang terkena manipulasi.
"Demi Tuhan, Nadia, berhentilah meragukanku. Aku baru bisa membaca pikiran
kemarin siang," jelasku. "Bagaimana?" tanya Nadia menatapku meminta jawaban.
"Bagaimana apanya?"
"Bagaimana kamu bisa tiba-tiba membaca pikiran."
Apakah aku harus menjawabnya"
"Dan juga kekuatanmu, kamu bisa teleport, bisa terbang, bisa membaca pikiran,
dapat menyembuhkan dengan kecepatan yang luar biasa dan entah apalagi yang dapat kamu
lakukan. Jaime siapa sebenarnya kamu?" Nadia menatapku dalam-dalam.
"Aku hanyalah seorang bartender," kataku memaksakan diri untuk berdiri, mungkin
sebaiknya aku menuju ke pemandian air panas sebelum sarapan, lebih lama lagi di
tempat ini mungkin Nadia akan menanyakan seluruhnya. Aku tidak dapat menjelaskan bahwa aku
menerima kekuatan dari Vito dengan perjanjian. "Mengapa kamu tidur di sini?"
tanyaku mendadak melihat kamar yang cukup luas mungkin cukup untuk sepuluh orang dan aku
melihat tempat tidur kami adalah jenis tempat tidur gulung, satu untuk setiap
orang. "Kita tidak memiliki uang tunai negara ini dan aku tidak dapat menggunakan
kartuku, sudah syukur jika kita diberikan satu kamar ini," protes Nadia. Aku menggangguk dan
memutuskan ~ 588 ~ - B L E S S E D H E A R T untuk mencairkan uang dari Vito dan menukarkan uang nantinya. Saat aku berdiri
aku baru menyadari jika aku juga memakai kimono penginapan. "Apakah kamu mengganti
pakaianku?" "Tidak!! Pelayan kamar yang melakukannya," jawab Nadia buru-buru sambil membuang
muka tidak berani menatapku dan wajahnya menjadi merah begitu manis.
Bibirku tersenyum menggodanya. "Apa kamu yakin jika pelayan itu yang menukarnya"
Aku menebak kamulah yang menggantikannya. Apa kamu mau aku membaca pikiranmu?"
"Ya!!! Tidak!!! Ya!!! Tidak." Nadia terlihat gagap sementara dan akhirnya
menenangkan dirinya dan menjawab, "Maksudku, ya aku yang mengganti pakaianmu karena
pakaianmu begitu kotor dan juga memiliki noda darah jadi aku menggantikannya dengan piyama
penginapan dan tidak, jangan membaca pikiranku."
"Mengapa tidak sekalian celanaku?" tanyaku karena melihat celana yang kukenakan
masih sama seperti kemarin. Wajah Nadia menjadi begitu merah dan terdiam membuang
muka. Aku tersenyum. "Kamu tahu, kamu juga boleh memperkosaku saat aku pingsan dan aku
akan pasrah saja menerimanya" kataku sambil tertawa keras.
"Tidak tahu malu!!!" Nadia mengambil bantalnya dan melemparkannya tepat ke
wajahku. Oh, aroma bantalnya harum sekali. Ya Tuhan, aku berterima kasih kepadaMu.
Aku berendam sekitar satu jam di kolam air panas yang sangat menyenangkan tubuh
dan ototku ditambah dengan pemandangan alam bebas yang indah, aku hampir lupa bahwa
aku sebelumnya mengalami kejang otot dan juga masih memiliki banyak tugas yang
sedang menunggu. Setelah selesai berendam aku menuju ke sebuah ruangan yang katanya
merupakan tempat pijat, akan tetapi sesampai di ruangan terbuka yang memiliki
beberapa tempat tidur pijat itu aku hanya melihat seorang gadis muda berusia belasan
tahun dengan pakaian pelayan dan lumayan cantik.
Kuharap tangan-tangan kurusnya memiliki kekuatan untuk memijat.
Nyonya itu terlihat mendekatiku dan berbicara, yang tentunya aku tidak mendengar
bahasanya tapi membaca pikirannya. "Maaf karena ini bukan musim liburan, kami
jarang memiliki tamu dan kebetulan tukang pijatnya sedang tidak ada di tempat. Jika
tidak keberatan Marlyn akan membantumu, dia tidak bisa memijat akan tetapi dia dapat memberikan
pengobatan alternatif yang menyehatkan tubuh."
"Pengobatan alternatif?" tanyaku menyakinkan dirinya dan sebelah alisku
terdorong naik. Maksudnya pengobatan alternatif mana nih"Mungkin pengobatan alternatif yang
melibatkan gadis-gadis cantik itu tuh.
~ 589 ~ - B L E S S E D H E A R T Tanpa sadar bibirku menyinggungkan sebuah senyuman menatap gadis cantik
tersebut. "Ya sejenis pengobatan dengan energi," kata Nyonya itu.
"Dia tidak memijat?" tanyaku hampir setengah menyesal senyum di bibirku langsung
menghilang. Nyonya itu tersenyum. "Tidak, kamu hanya perlu tidur terlentang dan dia akan
mengalirkan energi untukmu." Aku melihat gadis itu. Apakah dia Alinergi" Karena aku tidak melihat lambang BtP sama sekali.
Nyonya itu menarik tanganku dan memaksaku untuk tidur. "Cobalah, jika tidak
menyegarkan tubuh, tidak perlu bayar."
Apa yang dapat kulakukan" Saat ini aku membutuhkan tubuhku agar sehat untuk
dapat bekerja, sekecil apa pun bantuan itu aku akan menerimanya.
Apa pun itu, pikirku membiarkan tubuhku tidur di tempat tidur yang disediakan
dan menutup mata. Nyonya itu berbicara pada gadis tersebut dan gadis itu duduk di belakang
kepalaku. Mendadak aku merasakan sebuah perasaan hangat, sebuah energi yang menyegarkan
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memasuki kepalaku dan menembus seluruh tubuhku. Menggetarkan seluruh otot-ototku
yang kelelahan dan hampir seperti tersengat aliran listrik kecil di seluruh syarafku
yang membebaskan seluruh ketegangan tubuh. Rasanya menyenangkan sekali dan sekaligus
membuat perasaanku terasa begitu damai. Aku segera membuka mata dan duduk
menatapnya yang terkejut melihatku menatapnya.
"Apa kamu alinergi?" tanyaku pada gadis itu.
Gadis itu menggelengkan kepalanya, aku menatap pada Nyonya itu dan melihatnya
tersenyum. "Dia bukan alinergi, dia hanya melakukan ilmu pengobatan bernama Reiki Tummo."
"Reiki Tummo?" tanyaku.
"Ya, Tummo yang juga berarti Kundalini."
Baiklah, aku tidak mengenal kata itu dan juga tidak mengerti hal itu.
Energiku segera mengalir ke sekeliling untuk segera mendeteksi energi dari gadis
itu dan harus kuakui gadis tersebut dan juga Nyonya itu memiliki energi di atas ratarata di atas orang normal, yang berbeda dengan energi alinergi. "Coba alirkan energimu,"
kataku. Gadis ~ 590 ~ - B L E S S E D H E A R T itu menggangguk dan menyalurkan energinya kembali, aku dapat merasakan tubuh
gadis itu bersinar penuh energi serta energinya yang keluar dari tubuhnya melewati kedua
belah tangan dan mengalir kepadaku. Yang menyebabkan aku terperangah adalah sebuah pilar
energi dari atas langit turun masuk ke dalam tubuhnya dan mengalir melalui tubuhnya.
"Reiki Tummo adalah ilmu yang menggunakan energi paling murni dari semesta untuk
disalurkan kepada orang lain yang semuanya hanya untuk kepentingan pengobatan
dan kesehatan. Tidak dapat digunakan sebagai kekuatan negatif apa pun. Juga selama
penyembuhan, penyembuhnya tidak akan membuat kelelahan seperti penyembuh lainnya
yang mengirimkan energi tenaga dalam mereka sendiri pada para pasien mereka,"
kata nyonya itu. Aku menggangguk setuju karena menggunakan energi sendiri terlalu
banyak hanya akan membuat tubuh kelelahan.
Tapi menggunakan energi paling murni dari semesta"
"Bagaimana mempelajarinya?" tanyaku penasaran dan penuh minat.
"Kamu hanya bisa mendapatkannya melalui attunement dari Reiki Master aliran
Reiki Tummo, agar cakra-cakra tubuhmu atau roda-roda energi di seluruh tubuhmu terbuka
dan bersih berkembang sehingga dapat mengakses energi yang lebih tinggi dan pada
tingkatan yang lebih tinggi energi kundalinimu akan diaktifkan."
Mendapatkan attunement" Apakah hal ini sama dengan cara attunement dari Xian"
Karena warna energi kami tidak terlalu berbeda jauh.
"Bagaimana cara menyalurkan energinya?" tanyaku penuh minat.
Nyonya itu segera menambahkan dengan semangat, "Sederhana saja setelah kamu
mendapatkan attunement kamu hanya perlu meniatkan untuk mengalirkan energi dari
paling murni dari semesta untuk mengalir melalui dirimu. Senyum, santai dan pasrah saja
semuanya akan mengalir dengan sendirinya."
Seketika itu juga aku mencobanya, meniatkan energi paling murni dari semesta
untuk mengalir melalui tubuhku dan serasa sebuah pilar energi turun dari atas memasuki
kepalaku dan mengalir keluar dari tubuhku, sebuah aliran hangat yang menyenangkan sekali.
Energi yang sangat dahsyat, namun terasa sangat lembut dan membuat perasaanku semakin
damai. Energi yang menyelimuti seluruh tubuhku mengalir keluar dalam jumlah yang sangat
luar biasa besar dan perlahan-lahan membuang kelelahan dalam tubuhku. Meski energiku
terus mengalir keluar, aku sama sekali tidak merasa kelelahan malah merasa semakin
sehat dan kekuatan yang mengalir seakan-akan tiada batasnya.
~ 591 ~ - B L E S S E D H E A R T Apakah aku juga sebenarnya di-attunement oleh Xian dengan aliran yang sama
dengan Reiki Tummo yang diikuti nyonya ini"
"Nyonya, sebenarnya apa yang dimaksud dengan energi paling murni dari semesta?"
tanyaku yang merasakan energi yang terus membanjiri diriku tanpa batas.
"Hmm... Energi paling murni dari alam semesta mungkin dapat dikatakan sebagai
energi atau kasih dari Tuhan. Energi yang paling awal menciptakan segala sesuatu benda
dan ruang di seluruh semesta kita sehingga energi itu merupakan energi yang paling murni,
energi yang dapat menjadi awal dan segala penciptaan."
"Energi yang merupakan awal dari segala penciptaan, tapi dari mana semua ini
berasal?" tanyaku karena seakan-akan energi ini tiada batasnya.
Nyonya itu tersenyum melihat pada Marlyn dan menunjuk ke atas. "Tentu saja semua
energi paling murni itu dari Tuhan, Sang Pencipta segalanya, makanya energi itu juga
dinamakan sebagai Kasih Tuhan."
Kata-kata itu membuatku teringat pada kata-kata Xian, Apakah kamu percaya pada
Tuhan" Nyonya itu segera menambahkan, "Aku sarankan dirimu untuk mempelajari Reiki
Tummo, aliran reiki yang tertinggi dan terbaik di seluruh dunia dan juga alam semesta."
Mata nyonya itu terlihat berbinar terang menambahkan, "Dengar-dengar jika kamu mempelajari
Reiki Tummo hingga ke tingkat lanjutan di mana hanya sedikit Master saja yang dapat
mencapainya dan mendapatkan attunement khusus mereka maka kamu bahkan bisa
menjadi lebih hebat dari alinergi."
Aku melihat Marlyn mengganggukkan kepalanya menyetujui.
Lebih hebat dari alinergi" Reiki tummo"Attunement, Xian.
*** Makanan di penginapan ini benar-benar nikmat dan lezat. Aku makan seperti orang
yang sudah kelaparan selama bertahun-tahun dan berikutnya setelah kenyang, aku
membiarkan diriku teleport ke sebuah kota besar bernama Brigim yang merupakan kota tetangga
Viginia. Di sana aku memasuki bank dan mencairkan cek yang diberikan oleh Vito ke dalam
bentuk tunai serta menukarkan sebagian uangnya ke uang Negara yang berlaku untuk
penginapan itu. Saat aku kembali ke dalam penginapan aku sudah membawa kantong kertas berwarna
coklat dengan tumpukan uang di dalamnya yang membuat Nadia menatapku penuh tanya.
"Biaya perang," kataku ringan. "Dan aku tidak merampok, jika itu yang ingin kamu
tanyakan." ~ 592 ~ - B L E S S E D H E A R T Nadia tetap saja melihatku dengan curiga. Jika ada hal yang menarik, maka itu
adalah kekuatanku yang serasa mengalir tanpa batas. Saat aku akan melakukan
teleportasi, aku membiarkan energi paling murni dari semesta mengalir ke dalam tubuhku dan ke
semua arah yang sangat menyegarkan. Kemudian dengan mudah aku mengerahkan energiku untuk
membuatku teleport dan dalam sekejap aku berpindah tempat, tanpa kelelahan
ataupun menguras energiku bahkan kecepatan berpindah semakin stabil dan mulus. Jika
sebelumnya aku teleport dengan kekuatan sendiri serasa dilempar ke dalam sebuah lorong
panjang yang mengakibatkan sakit di seluruh badan. Sekarang dengan bantuan energi paling
murni dari semesta ini, rasanya aku didudukkan pada sebuah sofa empuk dan melewati lorong
panjang dengan nyaman. Aku merasa tidak terkalahkan lagi.
Tanganku menuangkan uang dari dalam kantong dan menyerahkan sebagian uang pada
Nadia. "Aku tidak butuh?" kata Nadia.
Aku memaksa dan mendorong uang itu pada Nadia. "Kamu sudah tidak dapat
menggunakan kartumu lagi dan itu berarti kamu sama sekali tidak memiliki uang," kataku.
"Lagipula ini bukan uangku, setidaknya bantulah aku untuk membayar uang penginapan kita."
Nadia akhirnya terpaksa menerimanya setelah aku memaksa berkali-kali lagi. Angin
bertiup lembut memasuki ruangan penginapan dan tubuhku bersandar pada dinding penginapan,
menatap keluar jendela yang besar melihat puncak-puncak pepohonan Sakura, sambil membuat
rencana. Tumpukan uang di atas lantai tatami terlihat begitu kecil jika aku
mengingat dari awal, perangku belum juga dimulai tapi kerugianku sudah mencapai tingkat yang
tidak dapat kukendalikan, mobil Michelle dan rumah Master yang kutinggali. Kedua hal itu
adalah tanggung jawabku, setengah dari uang ini mungkin dapat digunakan untuk membangun
kembali rumah tersebut akan tetapi untuk Mobil Michelle sebaiknya asuransi atau
BtP yang akan membayarnya. Kuharap mobil mewah itu punya asuransi.
Aku mengeluarkan setengah dari uang itu dan membungkusnya dalam kantong khusus,
untuk diserahkan pada Master nantinya. Dengan demikian aku sudah mendapatkan jumlah
total yang dapat kugunakan untuk membeli alat-alat perangku. "Aku akan ke kota untuk
membeli pakaianku, laptop, telepon, kamera, kertas, printer dan barang lainnya, apakah
kamu mau ikut?" tanyaku pada Nadia.
"Apa yang akan kamu lakukan dengan semua benda itu?" balas Nadia yang juga duduk
bersandar di sebuah kursi tidak berkaki ... menatap keluar ruangan yang indah.
~ 593 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku menarik nafas. "Aku sudah mendapatkan kekuatan dari orang tua itu dan
mengambil uangnya, setidaknya aku harus menghancurkan Kelompok Pembebas. Meski aku tidak
memiliki gambaran dari mana harus memulai, setidaknya aku akan membuat markas
sementara di sini dan mencoba mendapatkan informasi tentang mereka." Aku berdiri
dan memasukkan uang ke dalam kimono penginapanku. "Nadia," panggilku menatapnya
dengan lembut dan penuh perasaan, aku benar-benar tidak ingin membahayakannya. "Aku
tidak ingin merepotkanmu dan kupikir sebaiknya kamu memesan kamar terpisah karena
kamar ini akan sangat berisik saat aku mulai kerja."
"Jaime," panggil Nadia sambil tetap mengarahkan matanya ke arah luar.
"Ya?" "Apakah kamu melakukan semua ini untukku?" kata Nadia yang mengarahkan matanya
menatapku dalam-dalam, membuatku membalas menatap bola matanya yang gelap.
Perasaanku begitu terharu hingga mataku menjadi basah. Hanya Tuhan yang tahu
mengapa aku dapat tergila-gila padanya, karena aku sendiri tidak tahu.
Sebuah perasaan lembut terjalin di antara kami melalui tatapan kami.
Dan sungguh aku begitu mencintainya.
Kembali angin sepoi-sepoi bertiup melalui jendela, membawa helai-helai merah
muda bunga sakura serta aroma pegunungan dan sedikit aroma belerang dari air panas. Di
sini, saat ini, sesuatu yang terasa sakral dan indah terjalin di antara kami.
"Nadia," bisikku lirih. Aku akan jujur padanya. Karena dirinyalah aku bisa
berada di sini, memiliki semua kekuatan dan kemampuan ini. Tanpa dirinya, aku hanyalah seorang
pelayan yang puas dengan kehidupan sehari-hariku, puas berada dalam sumurku sendiri. Dia
telah mengantarku ke tempat yang bahkan tidak berani kuimpikan, dia membawaku pada
ketinggian langit yang selalu kurindukan dan menjadi seorang putri untukku
cintai. Aku benar-benar ingin menjadi kekuatan baginya.
"Ya?" balasnya dengan suara merdu membuat hatiku tergetar.
"Apakah kamu tidak merasa malu mengatakan hal itu?" Aku tersenyum padanya. "Kamu
sudah bermimpi terlalu jauh hingga aku bersedia membantumu dan mau mengorbankan
nyawaku." Alis Nadia berkerut menatapku. Aku mengeluarkan setumpuk uang dari dalam kantong
dan menepuk-nepuknya di atas tanganku serta tertawa. "Ini semua demi uang dan juga
kekuatan dari Orang tua itu."
~ 594 ~ - B L E S S E D H E A R T "Benarkah itu?" tatap Nadia dengan mata yang tersirat sedikit kemarahan.
"Nadia," kataku kepalaku melihat ke arah luar jendela menatap langit biru di
kejauhan, "Untuk saat ini janganlah berpikir terlalu banyak. Cukup pikirkan apakah kamu
akan bersedia mengambil risiko mengembalikan kekuatanmu dengan cara paksa yang mungkin
berakibat fatal atau kamu akan memilih untuk melarikan diri dari BtP..." Suasana menjadi
hening dan Nadia ikut menatap keluar jendela dengan perasaan yang berat. "Dan jika kamu
akan melarikan diri dari BtP," aku menarik nafas memutuskan dengan sesungguhsungguhnya dari hati terdalamku, "Aku akan ikut denganmu ke mana pun kamu akan pergi."
*** Nadia menutup matanya dan merasakan sebuah gejolak lembut dalam dirinya.
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ia mempercayai kata-kata itu.
*** Di bawah penginapan aku meminta disediakan mobil untuk disewa dan nyonya itu
dengan senang hati menyewakan sebuah minibus bertuliskan nama penginapannya dengan
syarat harus menggunakan supir mereka, seorang pria yang berumur sekitar limapuluhan.
Aku juga berhasil menyelamatkan kembali laptop LXX-ku setelah membayar uang penginapan
empat hari ke depan lengkap dengan uang makannya, yang membuat mata nyonya itu
berbinar-binar. Pelayanannya dan senyumnya bahkan menjadi semakin baik mengikuti banyaknya
jumlah uang yang kuberikan, itu adalah ilmu pasti. Lagipula uang adalah bahasa
universal untuk saling memahami meski berbeda bahasa, negara dan latar belakang.
Kami menuju ke kota setelah Nadia memutuskan untuk mengikutiku. Di sepanjang
jalan di dalam Mobil, Nadia melihat ke arah luar dari jendela mobil dan memanggil, "Jaime
..." "Ya?" jawabku yang sedang sibuk meneliti kembali catatan kecil berisi barangbarang yang akan kubeli. "Aku sedang berpikir jika aku membiarkanmu mengikutiku nantinya, apakah aku
harus membayarmu sebagai bodyguard-ku atau kamu harus membayarku karena aku
membiarkanmu mengikutiku?"
Aku menggerakkan kepalaku ke arahnya dan mendapati dia sedang melihatku dengan
jahil dan membuatku tersenyum. "Manapun pilihan itu, selama kamu membiarkan aku
mengikutimu, bulan pun bisa kucuri untukmu."
Kami berdua kemudian tertawa. Sebuah lagu merdu mengalir dari radio mobil dan
udara segar bertiup sepanjang jalanan, aku menyentuh tangannya dengan lembut dan Nadia
~ 595 ~ - B L E S S E D H E A R T mengaitkan jarinya pada jariku, saling terjalin sepanjang perjalanan ke kota.
Perasaanku menjadi begitu teduh dan menatap pemandangan keluar jendela mobil yang juga
membiarkan udara hangat berhembus masuk.
Semoga waktu seperti ini tidak akan pernah berlalu.
Jari-jariku bergerak merasakan jari-jarinya yang hangat dan lembut serta menatap
dirinya. Wajahnya yang menikmati pemandangan sepanjang jalan dan rambutnya yang tergerai
dihembus angin. Tidak ada lagi yang kubutuhkan dalam hidup ini kecuali dirinya.
Dipandu oleh pria penginapan, kami dibawa ke sebuah toko elektronik yang katanya
terlengkap di kota ini. Di sana kami memilih banyak barang-barang elektronik
yang cukup murah sejak pria dari penginapan cukup tangguh dalam hal tawar-menawar dan
kelihatannya dia berteman akrab dengan pemilik tokonya, mungkin teman sedari kecil.
Selanjutnya kami menuju ke toko pakaian karena jelas aku membutuhkannya setelah rumahku terbakar
dengan semua buku dan pakaian-pakaianku. Nadia juga ikut memilih beberapa potong
pakaian untukku dan tentunya aku juga memaksanya membeli beberapa untuk dirinya sendiri.
Waktu sudah menjelang sore, saat aku menitipkan semua barang-barang belanjaan
kami pada pria penginapan bernama Kurata dan menyuruhnya untuk kembali ke penginapan
terlebih dahulu. Aku memintanya mengangkat semua barang-barang itu ke dalam kamar
penginapan kami dan membekalinya dengan tip yang besar. Hal yang membuatnya tertawa keras
dan memukul dada memastikan semuanya barangnya akan berada di kamar tanpa kekurangan
apa pun juga. Kota kecil ini dipenuhi dengan suasana yang tenang dan damai membuat orang ingin
berjalan lebih jauh melihat kota ini lebih dekat. Aku dan Nadia berjalan lambat sambil
melihat-lihat pertokoan kecil yang tersusun rapi dan mencoba beberapa makanan ringan khas
daerah mereka. Nadia terlihat bahagia dan tertawa beberapa kali.
Sedikit banyak, sakit hatiku karena melihatnya mengalirkan air mata beberapa
hari belakangan ini dapat terobati.
Di saat senja mulai memerah menerangi jalanan, kami melihat empat orang bocah
lelaki berumur sekitar delapan atau sepuluh tahun sedang berlarian melewati kami. Di
belakang mereka terlihat seorang gadis kecil yang mungkin baru berusia empat atau lima
tahun mencoba mengejar mereka sambil berteriak memanggil kakaknya. Gadis kecil itu
terlihat berusaha keras untuk tidak mau ketinggalan sehingga berlari mati-matian dan
menabrak sisi tubuh Nadia saat ia masih melihat ke belakang. Gadis cilik itu terjatuh ke depan
dan menangis begitu keras. ~ 596 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku dapat melihat wajah panik Nadia yang segera menunduk dan membantu gadis
cilik itu berdiri. Ia mengeluarkan tisu untuk mengusap air mata juga ingus gadis kecil itu
dan juga meneliti luka di lutut dan siku tangannya. Aku melihat ke belakang di mana
seorang bocah lelaki segera berbalik karena mendengar suara tangis itu dan berlari mendekati
gadis cilik. Dia berkata-kata dalam bahasa yang tidak kumengerti pada gadis itu. Tersinggung
sebuah senyum di bibirku karena aku dapat melihat meski gadis cilik itu menangis keras
dengan sebelah tangannya mengusap air matanya, sebelah tangannya yang lain kini
memegang baju kakaknya. Memegangnya dengan sangat erat-erat dan bertekad tidak akan
melepaskannya lagi. Bocah lelaki itu menghadap ke arah Nadia dan dengan gaya sombong bocahnya
meminta maaf serta menundukkan kepalanya.
Bocah yang sopan dan tegas.
Tiga bocah lain segera datang mendekati kami dan gadis kecil tersebut masih
menangis. Aku melihat dua luka kecil pada siku tangan dan kaki lututnya sehingga menegur
mereka dengan menggunakan kekuatan pikiranku. Aku mengeluarkan selembar uang kertas paling
besar di tempat ini dan menunjuk pada sebuah toko permen tradisional di dekat kami.
Mereka segera melompat dan berteriak gembira yang segera membuatku ikut berteriak semangat dan
Nadia melihatku dengan tatapan geli.
Melihat mereka membuatku teringat di saat aku sedang kecil dan pastinya saat itu
aku selalu bermimpi memiliki banyak permen dan coklat.
Di dalam toko permen dan coklat ini bocah-bocah lelaki terlihat ribut memilih
permen dan Nadia menemani gadis cilik itu yang mulai berusaha berhenti menangis. Aku
melihat darah mengalir dari lukanya dan tersenyum padanya, tanpa terlihat orang lain tanganku
mengusap luka di lutut dan sikunya, segera lukanya menutup. Membuat gadis cilik itu
menatapku dengan dua bola matanya yang besar dan berair, Nadia tersenyum padaku membuat
hatiku menjadi hangat. Hatiku menjadi teduh dan mengusap rambut gadis kecil itu, membiarkan Nadia
memilihkan beberapa permen dan coklat untuknya. Saat bocah-bocah itu meninggalkan kami,
mereka berjalan sambil melambaikan tangan mereka pada kami berdua. Gadis itu
bergandengan tangan dengan kakaknya berjalan pulang dan pastinya kini gadis cilik itu
memiliki sekantong penuh permen, coklat dan apa pun yang diambilnya tadi.
Lebih banyak dari siapa pun juga.
Dan gadis cilik itu tersenyum begitu indah dengan gigi ompongnya. Kota ini
begitu indah dan damai, aku menyukainya. Orang-orang terlihat lebih banyak memberi senyuman dan
salam pada kami, semuanya terasa begitu jauh dari masalah yang ada, membuat perasaanku
menjadi ~ 597 ~ - B L E S S E D H E A R T teduh. Aku dan Nadia melanjutkan perjalanan kami menelurusi jalanan pertokoan,
sambil bergandengan tangan. Aku ingin waktu seperti ini tidak pernah berakhir.
Pada saat kami pulang kembali ke penginapan dengan taksi. Barang-barang kami
sudah diangkat ke atas kamar. Dua buah laptop yang terhubung dengan internet, sebuah
printer, dua buah telepon genggam canggih beserta nomornya yang terpisah, sebuah papan
whiteboard besar, sebuah kamera kecil, kertas, dua buah pad elektronik berukuran sembilan
inci, sebuah tas ransel dan peralatan tulis lainnya. Aku segera sibuk menyusun semua benda
itu dan menghidupkannya, Nadia sendiri meninggalkanku untuk menuju ke pemandian air
panas. Aku juga ingin mandi tapi masih ada yang harus kukerjakan. Tanganku mengeluarkan
pakaian yang baru kubeli, menarik keluar sepatu dan mulai berganti pakaian.
Akhirnya dengan sebuah jaket berwarna coklat tua untuk menutupi sabuk senjata api,
memakai kacamata hitam, sebuah topi baseball dan ransel yang dipenuhi uang, aku segera
menghilang dan meneleportkan diriku ke sebuah lorong kecil di pasar ramai Viginia.
Seseorang tuna wisma terlihat terkejut menatapku yang muncul tiba-tiba saat dia sedang menggali
tempat sampah, dengan mudah aku menatapnya, mengakses pikirannya serta menghapus
ingatan tentangku begitu saja. Tanganku mengeluarkan selembar uang, memberikan padanya
dan berjalan keluar. Saat di tengah jalanan wajahku sudah berubah menjadi seorang
berusia 40 tahunan, aku dapat dengan mudah menggunakan kekuatan mimikri Michelle dan
menggunakannya untuk menyamarkan diriku.
Di sebuah toko buku aku membeli dua buah peta kota Viginia dan memanggil taksi
menuju ke tempat penyewaan mobil. Aku menandatangani lembaran penyewaan sebuah mobil
van besar yang tertutup di belakangnya, seperti yang biasa digunakan oleh orangorang untuk mengirimkan uang dari bank. Sebagai jaminan atas mobil tersebut, aku meletakkan
hampir dua per tiga dari uang yang tersisa padaku. Juga menyelipkan beberapa lembar
uang untuk pegawainya agar mempercepat proses pengecekannya karena kartu identitas yang
kugunakan jelas palsu dan yang menakjubkannya, kartu identitas palsuku ikut berubah di
bagian wajah saat aku berubah. Kartu identitas yang benar-benar praktis.
Karena mengingat aku menjaminkan sejumlah besar uang yang dapat digunakan oleh
mereka bahkan untuk membeli kendaraan baru dan mendapatkan keuntungan ganda dengan
mengklaim asuransi mobil jika mobil van tersebut mengalami masalah di tanganku,
maka proses penyewaannya selesai hanya dalam hitungan menit.
~ 598 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku segera mengendarai mobil van itu memasuki jalanan, bagian belakang mobil
yang tertutup ini akan menjadi pintu tempat masuk dan keluarku ke Viginia jika aku
harus teleport tanpa terlihat orang. Di jalanan ramai aku memutuskan untuk bergerak menuju ke
daerah perkotaan tempat Kafe Shangri-la berada namun sebelum itu karena mengingat
sebuah janji aku terpaksa berhenti di sebuah toko game dan baru kemudian aku memarkirkan van
di tempat terdekat untuk mencapai Kafe Shangri-la dan berjalan ke tempat itu. Jika
perkiraanku tidak salah maka aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan dari tempat ini.
Seingatku saat terakhir kali aku membaca semua pikiran anggota 3rd di atas gedung dengan
bantuan Lily, aku membaca pikiran seorang alinergi bernama Biggs. Seorang alinergi ahli
komputer yang dapat membuat program-program rumit atau bahasa-bahasa angka komputer menjadi
semudah memecahkan soal pertambahan dan pengurangan. Aku membutuhkannya untuk
mengakses informasi dan data dari BtP yang berhubungan dengan Kelompok Pembebas,
tanganku membuka pintu kafe dan turun melalui tangga ke bawah. Aku mengerahkan
kekuatanku untuk melindungi diriku dari kemampuan apa pun yang mencoba menipu
penglihatan siapa pun seperti sebelumnya
"Hai, Maria," sapaku ramah padanya setelah melihatnya di belakang meja kasir dan
karena melihat Jack ada di dekatnya, aku mencoba mengakrabinya. "Hei Jack, gimana
kabarmu?" Mereka berdua melihatku penuh tanda tanya tapi aku tidak memberi kesempatan bagi
mereka untuk menjawab atau bertanya. "Di mana Biggs" Aku sedang mencarinya."
Jack mengerutkan kening dan menunjuk ke ujung, sebuah sudut di mana seorang pria
sedang
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bermain dengan laptopnya. "Terima kasih, Maria tolong jus orange dingin seperti
biasa," kataku meletakkan selembar uang dan meninggalkan mereka menuju ke tempat Biggs.
"Baik," kata Maria yang menatap ke arah Jack seakan-akan bertanya dengan tatapan
matanya dan Jack mengangkat bahunya.
Seorang pria berumur 40 tahunan yang muncul tiba-tiba dan sok kenal serta sok
dekat dengan mereka. Biar mereka memikirkannya sendiri.
Aku menuju ke tempat Biggs, menepuk bahunya dan segera menyerap kekuatannya
serta sedikit ingatannya tentang pengunaan kekuatannya. "Hei Biggs?"
Biggs terkejut dan melihat ke arahku. "Ya?"
"Di mana kamar mandi?" tanyaku.
"Di belakang sana," jawabnya sedikit kesal.
Aku tersenyum dan menuju kamar kecilnya. Menutup pintu kamar mandi serta
teleport ke dalam mobil van-ku yang sedang parkir.
~ 599 ~ - B L E S S E D H E A R T *** Maria melihat jus orange dingin itu yang es di atasnya mulai mencair dan menatap
ke arah Jack. "Apakah kamu tidak merasa pria itu sudah terlalu lama berada di dalam
kamar mandi?" "Aku akan melihatnya," kata Jack meninggalkan tempat duduknya dan tak lama
kemudian ia kembali dengan sebuah kantong plastik tebal serta menyerahkannya pada Maria.
"Dia tidak ada di dalam sebagai gantinya aku menemukan benda ini." Maria melihat kantong
yang memiliki tulisan dari spidol hitam bertuliskan, "CD game untuk Lily," dan saat
membukanya Maria menemukan puluhan CD game.
"Biggs, siapa temanmu tadi yang pergi ke kamar kecil?" tanya Jack.
Biggs mengangkat bahu, "Aku tidak mengenalnya dia hanya menanyakan di mana letak
kamar kecil." *** Aku telah mendapatkan yang kuinginkan dan juga sudah mengetahui apa yang
kubutuhkan untuk membobol bank data BtP. Mobil van-ku bergerak keluar menuju ke sebuah toko
elektronik untuk membeli dua buah laptop dan dua buah modem dengan akses
kecepatan tinggi. Di sana aku mengambil selembar koran harian untuk mencari sebuah kamar
kos atau apartemen kecil yang dapat disewakan perminggu. Setelah menemukan tempat yang
dapat disewa, mobilku segera menuju ke alamat tersebut dan menghentikan mobil van
beberapa blok dari tempat yang ingin kutuju.
Aku berjalan memasuki kawasan yang jelas tidak ramah karena saat aku memasuki
gedung tersebut terdengar teriakan-teriakan orang bertengkar, anak-anak menangis, suara
musik yang terlalu keras dan juga botol-botol kosong minuman terlihat tergeletak di
sepanjang lorong. Seorang pria tua gemuk berbau apek membawaku melihat kamar yang akan disewakan.
Sebuah kamar dengan sudut atas langit-langit yang bocor dan meneteskan air
berwarna coklat mungkin air pembuangan dari lantai atas, kaca jendela yang sudah pecah dan
ditempeli poster, ruangan yang kotor dan berdebu dengan sampah-sampah peninggalan penghuni
sebelumnya juga botol-botol pecah bahkan beberapa tikus dan kecoa melewati kami.
"Tempat yang sempurna," kataku padanya yang mengejutkan dirinya dan aku langsung
membayar uang sewa seminggu ke depan untuk kamar tersebut, masuk ke dalam kamar
dan menguncinya dari dalam. Tidak membuang-buang waktu lagi aku menuju ke dalam
kamar mandi, meletakkan sebuah papan bekas lemari kayu rusak yang kutemukan dari
ruangan depan di atas bibir bak dan meletakkan dua buah laptopku di atas papan tersebut.
~ 600 ~ - B L E S S E D H E A R T Tanganku bergerak menghidupkan laptop serta mengisi keduanya dengan sebuah
program khusus dengan masing-masing terhubung sambungan internet. Terdiam sejenak, aku
mendadak berminat mengunjungi seorang teman lama dan menghilang menuju ke gedung
berlantai 27 tempat pembuat meth berada.
Semoga dia tidak keberatan menemuiku.
Aku menemukan pembuat meth itu sedang tertidur di atas sofa dan membangunkannya
sambil menodongkan senjata api desert eagle pada dahinya, "Aku membutuhkanmu."
... Sepuluh menit kemudian aku sudah teleport kembali ke dalam van.
Persiapan sudah selesai. Aku pun mengendarai van ke sebuah gedung tempat parkir yang murah dan aman dari
sana langsung menghilang menuju ke penginapan, Nadia tidak terlihat berada di dalam
kamar penginapan sehingga aku segera memulai pekerjaanku, menghubungkan sebuah laptop
dengan saluran internet dan mengaktifkan kemampuan alinergi Biggs.
"Wow!!!" teriakku karena otakku terasa dialiri sebuah kesegaran baru yang
mendadak membuatku melihat semua tulisan-tulisan di dalam komputer kini terlihat seperti
buku bacaan anak sekolah dasar yang sebelumnya hanyalah angka-angka rumit yang tidak jelas.
Aku menghidupkan LXX-ku dan mengakses identitas Michelle di BtP Pusat serta
mengirimkan sebuah file kecil sejenis virus yang hampir tidak memiliki jejak ke dalam pusat
data mereka dan dengan cepat menghapus semua jejak pengiriman file tersebut. Sehingga jika
ditelusuri bagaimana pun juga mereka tidak akan mengetahui file kecil tersebut adalah
dikirim melalui identitas Michelle. Sampai di sana aku memutuskan hubungan LXX-ku dengan
internet dan kembali pada laptop lainnya.
Di sanalah aku mulai bekerja mencoba menembus sistem pertahanan database BtP
Pusat yang terkenal keras dan tangguh. Akan tetapi, tidak demikian untuk saat ini
karena sebuah file milikku sudah berada di dalam database mereka. Dengan mudah virus yang
sudah menyusup di dalam database BtP Pusat membuka sebuah lubang kecil pada sistem
pertahanan mereka yang dapat dengan mudah dimasuki olehku melewati sistem
penjagaan BtP, langsung menuju ke dalam database mereka. Dengan kata kunci yang tepat aku
segera mendapatkan nama-nama dan informasi orang-orang yang dicurigai sebagai anggota
Kelompok Pembebas. Ada puluhan tepatnya yang secara keseluruhan kumasukkan
datanya ke dalam laptopku dan segera mencetak semuanya dengan mesin printer.
~ 601 ~ - B L E S S E D H E A R T Kumpulan informasi selama bertahun-tahun dari BtP mengenai Kelompok Pembebas
pastinya akan mempercepat proses pekerjaanku.
*** Nadia terlihat sedang duduk di sebuah kursi di samping taman penginapan, ia baru
saja selesai mandi dan duduk untuk menikmati segelas minuman hangat sambil menikmati
udara dingin di bawah pohon sakura di sekitar taman. Nadia mendesah mengingat bahwa
setiap anggota BtP diharuskan melakukan pemeriksaan energi mereka setahun sekali, namun
karena dirinya akan segera menjalani proses calon finder pada BtP internasional, maka
dalam beberapa bulan belakangan ini ia diharuskan melakukan pemeriksaan kesehatan juga
energi tubuhnya setiap dua minggu sekali yang hasilnya akan dikirimkan ke BtP
internasional. Dr. Kumar memberikannya izin padanya untuk tidak perlu berada di BtP selama satu
minggu dengan alasan sakit namun jika setelah masa itu berlalu dan ia belum kembali
maka BtP pasti akan mengirimkan orang untuk mencarinya. Jika mereka mengetahui energinya
menghilang, maka Divisi Penelitian dapat dipastikan akan mengincarnya dengan berbagai
alasan. Waktunya hanya tertinggal tiga hari, ia harus memutuskan untuk mengambil risiko
atau melarikan diri. Nadia menarik nafas dalam-dalam dan bergerak ke atas penginapan,
mendorong pintu kamar yang segera disambut dengan suara berisik mesin printer
yang sedang mencetak dan Jaime yang sedang sibuk menarikan tangannya di atas laptop.
*** BtP internasional di bagian pusat data. Di tengah ketentraman mereka yang
seperti biasa, mendadak terdengar teriakan yang belum pernah terdengar dalam empat tahun
terakhir. "Seseorang menyerobot masuk ke dalam pusat data kita!" teriak seorang
berkacamata yang menatap layar komputernya. Untuk sesaat semua orang di ruangan itu yang sedang
berdiri mengorbol dan bercanda dengan lainnya seketika terdiam dan melihat ke arahnya
dengan tatapan tidak percaya. "Lihatlah jika tidak percaya," kata pria berkaca mata memindahkan layar
komputernya ke layar utama yang sangar besar dan membuat semua orang yang melihatnya terburuburu melompat kembali pada tempat masing-masing.
"Kirimkan padaku datanya dan segera lacak lokasinya," teriak seorang yang pria
yang merupakan kepala Divisi Sistem Keamanan database BtP. "Prioritaskan untuk
menahan data yang keluar!" perintahnya yang langsung membuat lima orang anggota BtP di tempat
itu segera bergerak serempak menggerakkan jari-jari mereka pada layar komputer di
depan mereka. ~ 602 ~ - B L E S S E D H E A R T "Periksa data apa saja yang sedang diambil olehnya." Kepala Divisi itu mengigit
jarinya. Belum pernah dalam sejarahnya ada yang dapat menembus sistem pertahanan mereka
yang terkenal sangat tangguh. *** Aku melihat waktu sudah berlalu sekitar dua menit sejak pertama kali aku
menerobos database BtP dan karena masih ada beberapa waktu tersisa, aku sekalian mengambil
informasi tentang orang-orang yang dicurigai sebagai alinergi di seluruh negara
meski aku hanya menginginkan daerah Viginia akan tetapi lebih baik menarik keseluruhan
data daripada membuat mereka curiga bahwa aku hanya mencuri informasi mengenai Viginia.
*** "Semua data tentang Kelompok Pembebas sudah berhasil diambil dan saat ini data
mengenai orang-orang yang dicurigai sebagai alinergi di seluruh negara sedang didownload olehnya," jawab seorang anggota BtP.
"Lokasi komputer yang membajak berhasil ditemukan," kata seorang pegawai BtP
lainnya. "Komputer yang membajak juga sedang mengirimkan data ke komputer lainnya."
Kepala Divisi itu segera berdiri dan berkata, "Bagus! Komputer pertama yang
membajak mungkin cuma pengalih perhatian. Temukan lokasi komputer kedua yang menerima
data dari komputer yang membajak. Kemungkinan besar pembajaknya berada di sana. Segera
kirimkan anggota BtP terdekat untuk menangkap pelakunya, berikan tanda prioritas
tertinggi untuk misi ini." "Posisi komputer kedua sudah diberikan pada cabang BtP terdekat. Mereka
mengonfirmasi dapat tiba di lokasi dalam waktu dua menit," jawab seorang anggota BtP wanita.
"Bagus, usahakan untuk menghancurkan data yang sudah berhasil diambilnya," kata
kepala divisi itu penuh ketegasan. "Jangan harap ada yang bisa lolos setelah mencuri
data dari BtP internasional. Tidak perduli ia bersembunyi di negara mana pun juga, dengan cara
apa pun juga, ia akan tertangkap dan menyesali perbuatannya dalam waktu lima menit."
*** Empat orang anggota BtP jenis penerbang bersenjata lengkap dari pasukan khusus
segera mencapai lokasi yang dikirim oleh pusat data BtP dan dengan cepat menerobos
masuk ke tempat yang sudah menjadi target tersebut. Beberapa orang yang berada di depan
tempat itu melihat mereka dengan terkejut, tapi anggota BtP segera menyuruh mereka jangan
berisik dan segera melewati kamar demi kamar dan menaiki tangga untuk mencari tempat
yang tepat sesuai informasi dengan begitu senyap.
~ 603 ~ - B L E S S E D H E A R T Anggota BtP itu adalah pasukan khusus gerak cepat dan dipersenjatai dengan semua
alat untuk menerobos rintangan seperti apa pun juga. Dengan bantuan sebuah pad
elektronik mereka menemukan kamar yang dimaksud di lantai atas dan kemudian bersiap untuk
mendobrak pintunya. *** Mendadak aku mendengar suara langkah beberapa orang di depan pintu yang berjalan
dengan senyap tapi tidak memperdulikannya, mungkin saja hanya para pelayan. Setelah
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berhasil mendapatkan informasi tentang Kelompok Pembebas dan orang-orang yang dicurigai
sebagai alinergi di seluruh negara, aku segera mengirimkan sejenis virus perusak ke
kedua laptop yang kugunakan sebagai jembatan antara diriku dengan database BtP agar tidak
terdeteksi. *** Melalui bahasa isyarat, seorang bergerak di depan pintu segera menendang pintu
kamar itu dan menemukan ruangan kosong.
"Tidak ada orang," lapor seorang anggota pasukan khusus BtP langsung kepada
kepala Divisi Sistem Keamanan BtP. Kepala bagian itu marah dan memukul meja kemudian
menambahkan, "Amankan barang bukti dan bawa ke sini, akan ku sediakan alinergi yang dapat
mengungkapkan bajingan itu."
Seorang anggota pasukan khusus lainnya bergerak di depan pintu kamar mandi dan
menendangnya dengan keras, membuat pintu terbuka lebar. Sebuah tali yang terikat
pada pintu kamar mandi dan papan diatas bak mandi dengan sendirinya menarik papan di
atas bak mandi hingga membuatnya terjatuh ke dalam bak kosong bersama dengan laptop dan
dua buah cairan di atasnya. *** Aku yakin bahwa kedua komputer itu sudah terkena virus yang melumatkan segala
isinya dan ditambah dengan siapa pun yang membuka pintu kamar mandi akan menjatuhkan kedua
laptop bersama cairan yang kudapat dari pembuat meth itu.
Setetes dari pencampuran dari kedua cairan itu saja dapat membuat ledakan keras.
Bayangkan jika gabungan kedua cairan itu dalam jumlah besar.
*** "DUARRRRR!!!!!!" Anggota khusus BtP yang berada di depan kamar mandi bersama
temannya terlempar terbang ke belakang. Kamar mandi yang tadinya berdiri kokoh
sudah ~ 604 ~ - B L E S S E D H E A R T hancur berantakan dan meninggalkan lubang yang besar memperlihatkan ruangan
dibawahnya. Seorang anggota BtP bangkit dari hujan debu yang berterbangan dengan telinga
berdenging, segera menyelamatkan temannya dan memberi laporan kembali ke pusat, akan
kegagalan mereka. Kepala divisi itu hanya dapat terduduk lesu, "Sampaikan pada divisi lain bahwa
data kita telah dicuri dan berhati-hati akan kemungkinan semua informasi itu digunakan
untuk melawan kita." *** Aku menggunakan jaringan internet pada dua buah laptop dan mengendalikannya dari
jarak jauh untuk mencuri data BtP. Satu laptop berfungsi sebagai penerobos database
dan melalui jaringan wi-finya, data itu dikirimkan ke laptop di sebelahnya yang segera
mengirimkan data ke komputerku di sini melalui jaringan internet. Mereka tidak akan dapat melacak
siapa pencurinya. Nadia memasuki kamar ketika aku sedang mencetak seluruh data-data diri Kelompok
Pembebas dan orang-orang yang dicurigai sebagai alinergi di daerah Viginia. Ia
melihat lembaran demi lembaran yang sedang tercetak.
"Apa ini?" Aku tersenyum dan mengeluarkan peta kota Viginia untuk ditempel pada papan
whiteboard, "Data anggota Kelompok Pembebas dari BtP, aku akan menentukan letak mereka dan
menandainya di seluruh kota sehingga aku memiliki lokasi di mana aku akan
memulai semua perburuan ini." "Mandilah terlebih dahulu," kata Nadia.
Aku mencium bau badanku yang terasa amis, mungkin aku akan melanjutkannya
setelah berendam. Lagipula, kepalaku terasa berdenyut setelah melakukan teleport
berkali-kali. Meski kali ini aku sudah menggunakan energi paling murni dari semesta untuk
membantuku tetap saja tubuhku belum terbiasa dan belum mampu menangani penggunaan kekuatan
berlebihan. "Ada keramaian apa di luar?" tanyaku pada Nadia melihat banyak orang
berlalu lalang. "Katanya akan ada perayaan kota dalam beberapa hari ini," jawab Nadia, "Mereka
sedang mencoba pakaian." ~ 605 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku mengangkat bahu dan hanya bisa mengatakan, "Sampai nanti," dan turun ke
bawah untuk berendam. Sepanjang lorong penginapan menuju tempat pemandian terlihat
hamparan bebatuan yang tertata menarik dengan lampu-lampu redup dan di tempat pemandian
terlihat air panas yang beruap putih. Rasanya menyenangkan sekali saat aku memasuki air
panas itu dan berendam selama satu jam. Saat aku kembali ke kamar, aku sudah melihat
titik-titik merah dan biru di sepanjang peta kota Viginia yang di sampingnya terdapat foto
masing- masing orang yang akan di cari. Nadia mengerjakannya.
"Wow, kamu banyak membantu."
Nadia melihat ke arahku dan tersenyum begitu manis, "Hanya karena aku tidak
memiliki pekerjaan lain." "Nadia," kataku menatapnya dalam-dalam.
"Apa?" "Berhentilah membuatku semakin menyukaimu," sahutku jujur.
~ 606 ~ - B L E S S E D H E A R T Bab 36 MELACAK MUSUH Hari kelima dan aku hanya punya dua hari tersisa untuk membereskan semua masalah
Kelompok Pembebas ini. Pagi-pagi sekali aku teleport kembali ke dalam van dan
mulai mengemudi mengelilingi Viginia untuk memulai penyelidikan. Sudah beberapa jam
berlalu sejak aku memarkirkan van di pinggir jalan, mengintai rumah kediaman salah
seorang yang dicurigai sebagai Kelompok Pembebas bernama Dylan Agustine, seorang kurus dan
berambut cepak dengan sebuah tindik di telinganya.
Kuharap dia dapat membawaku pada markasnya.
Aku berniat untuk memburu siapa pun alinergi yang terdeteksi di sekitar
tempatnya ini. Lamanya waktu yang kulalui untuk mengintai, membuatku semakin resah. Detik demi
detik berlalu dan menit pun datang serta berganti jam, aku sama sekali belum melihat
batang hidung Dylan. Tubuhku mulai menunjukkan tanda-tanda gelisah dan mulai berpikir,
berapa lama waktu yang akan kubutuhkan untuk mengikuti seorang tersangka Kelompok
Pembebas hingga dia akan membawaku ke markas kelompoknya" Karena jika aku salah mengikuti
orang maka kemungkinan besar seluruh waktuku akan terbuang sia-sia. Ada sekitar
14 orang yang dicurigai sebagai Kelompok Pembebas di Viginia namun untuk menemukan
seorang dari mereka saja sudah begitu susah, aku telah mengecek tempat biasa mereka
berada, tempat kerja mereka, rumah mereka dan kini setelah enam jam terbuang sia-sia aku tidak
mendapatkan apa pun juga.
~ 607 ~ - B L E S S E D H E A R T Bagaimana aku bisa menemukan markas mereka jika tidak seorang pun yang bisa
kutemui. Mereka memiliki nomor telepon yang tercatat namun saat aku berhasil mendapatkan
lokasi telepon mereka berada, aku tidak dapat menemukan mereka. Jelas ini adalah
jebakan karena mereka menghidupkan telepon genggam mereka dan meninggalkannya di suatu tempat
atau menyuruh orang lain membawanya untuk menghilangkan jejak mereka. Dengan kesal
aku harus mengakui data yang diberikan oleh BtP tidak berguna sama sekali. Akan
tetapi sepanjang siang ini aku sudah berhasil memotret beberapa orang alinergi bukan
anggota BtP yang kudapatkan secara tidak sengaja di sepanjang jalan.
Foto-foto itu kukirimkan ke telepon genggam Nadia. Yang akan segera memproses
wajah yang kukirimkan itu untuk dilacak dan didapatkan seluruh informasi mengenai
orang tersebut. Tentunya melalui database kepolisian Viginia yang telah kususupi dengan cara
yang sama membajak database BtP akan tetapi kali ini lebih mudah karena sistem pengaman
mereka tidak sekuat BtP. Jadi kami bebas mengakses database mereka tanpa ketahuan.
Tetap saja semua proses ini berjalan begitu lambat, membuatku begitu gelisah. Aku segera
membuka sebuah peta kecil di mana aku sudah mencatat empat buah kemungkinan sarang
Kelompok Pembebas menurut informasi BtP.
Sebaiknya aku ke sana daripada mengincar individu per individu yang berlarian
entah di mana. Tidak mau membuang-buang waktu lagi, aku menghidupkan mesin van dan meninggalkan
rumah Dylan. Segera menuju ke lokasi yang dicurigai sebagai markas Kelompok
Pembebas terdekat yang berada di sebuah daerah pergudangan kota Viginia. Mobilku
perlahan-lahan melaju melewati gudang-gudang besar yang berdiri dan truk-truk besar berkeliaran
sambil membiarkan energiku mengalir mendeteksi alinergi mana pun yang berada di sekitar
sini. Membuang dua jam berikutnya tanpa hasil. Aku mengambil foto setiap wilayah yang
dicurigai dengan telepon genggamku untuk menandainya jika kelak aku harus
teleport ke sini lagi. Hari sudah menjelang sore dan aku tidak mendapatkan kemajuan apa pun juga
setelah melewati tempat persembunyian mereka yang ketiga. Aku merasa kesal dan semakin
gelisah. Persis seperti perasaan seorang salesman yang belum berhasil menjual satu buah
barangp un setelah berkeliling kota dua hari dan kelelahan. Apakah aku mengendus pada jejak
yang salah" Mengapa data dari BtP begitu tidak berguna. Memikirkan lebih jauh aku
segera menepuk kepalaku. Jika pada BtP juga mengalami jalan buntu dengan penyelidikan mereka selama
bertahun- tahun terhadap Kelompok Pembebas, mengapa aku mau mengikuti jejak mereka.
~ 608 ~ - B L E S S E D H E A R T "Sialan!!!" makiku memukul kemudi mobil, baru menyadari begitu bodohnya diriku
seharian ini. Semua ini sama saja seperti aku telah mengikuti jejak basi yang sudah lama
mendingin, aku benar-benar menghabiskan waktuku dengan percuma. Mobil van-ku melaju
memasuki gedung perparkiran dan aku segera menghilang kembali ke penginapan. Perutku
terasa lapar karena aku tidak memasukkan apa pun sedari pagi, waktu sudah menunjukkan pukul
12 malam di dalam penginapan dan Nadia terlihat sedang tertidur di atas laptop saat
aku kembali. Di sampingnya tertata rapi dokumen data tujuh orang alinergi yang berhasil
kuambil fotonya hari ini. Aku mengambil data itu dan membacanya segera menggaruk kepalaku karena
jelas aku tidak tahu siapa di antara tujuh orang ini yang termasuk kelompok mafia,
Kelompok 3rd, kelompok penjual jasa atau orang alinergi tanpa kelompok. Aku mendesah dan di
meja kecil lain terlihat beberapa piring dan mangkok untuk makan malam yang tertutup rapi.
Makan malam yang jelas untuk porsi dua orang.
Apakah dia belum makan"
"Kamu sudah pulang?" tanya Nadia dengan suara lembut dan bangun sambil mengusap
matanya. "Baru saja," kataku dan segera bertanya, "Kamu belum makan?"
Nadia melihat pada makan malam dan balik bertanya, "Bagaimana denganmu?"
"Belum," sahutku ringan.
Nadia mendadak berdiri dan berjalan untuk mengambil beberapa mangkok makan malam
menuju ke pintu keluar sambil berteriak, "Aku akan meminjam dapur memanaskan
makan malam kita, kamu pergilah mandi terlebih dahulu."
Aku berdiri sendirian di dalam kamar dengan suara binatang malam yang menemani.
Apakah dia menungguku" Wow... rasanya hatiku ingin meledak oleh kebahagiaan.
Dengan gembira aku mengambil kimono penginapan dan memasuki pemandian air panas.
Mandi secepatnya dan saat kembali ke kamar aku telah melihat Nadia menungguku
dengan senyuman dan makan malam yang mengepulkan panas.
Adakah manusia sebahagia diriku ini"
*** Di tengah tempat berkumpulnya Kelompok Pembebas.
"Di mana Jaime?" tanya seorang yang kelihatannya marah.
~ 609 ~ - B L E S S E D H E A R T "Kami tidak tahu," kata seorang alinergi mewakili dua puluhan orang di
belakangannya yang
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terdiam. Mendadak seorang itu berteriak tinggi memegang kepalanya dan jatuh
menggelepar. Badannya terus bergerak-gerak hingga akhirnya terdiam dan mengeluarkan asap
mulai mencair menjadi cairan hitam.
"Sebaiknya kalian menemukannya," kata seseorang itu, "Secepatnya!!!"
*** Jam menunjukkan pukul 02.15 dan aku sama sekali tidak mampu untuk tidur. Nadia
terlihat sudah lama terlelap dan perlahan-lahan aku terbang keluar untuk menuju ke tengah
taman. Duduk di atas kursi dari batu dan mulai mengeluarkan kegelisahan yang tertahan
sedari tadi. Hari kelima telah terbuang sia-sia dengan hasil tujuh orang alinergi yang tidak
jelas. Aku menarik nafas dalam-dalam.
Bagaimana aku bisa mengetahui mereka dari kelompok mana" Bagaimana aku dapat
menemukan markas Kelompok Pembebas" Atau setidaknya bagaimana agar aku dapat
memancing mereka keluar dari kandang mereka"
Ada begitu banyak masalah sedangkan waktuku semakin sedikit, aku benar-benar
putus asa. Dengan waktu yang tersisa hampir mustahil aku dapat menemukan apalagi
menghancurkan Kelompok Pembebas. Apa aku akan gagal" Jika aku gagal bukankah aku akan dikejar oleh kelompok Mafia" Nyawaku akan
terancam. Mungkin saat ini aku sebaiknya mempersiapkan jalur melarikan diriku daripada
menyerang Kelompok Pembebas. Sialan aku tidak akan ingkar janji dan aku tidak akan pernah menjadi pengecut
untuk menyelamatkan selembar jiwaku. Sesungguhnya aku bahkan sangat ingin mengadu
jiwaku pada Kelompok Pembebas tapi masalahnya sekarang ini, tidak ada tempat untuk
mengadunya. Mencoba menenangkan diri, aku menatap hamparan bintang di langit yang terlihat
jelas. Membuatku merasa sendirian di tengah-tengah kehidupan ini. Teringat aku sedang
menghadapi begitu banyak masalah. Teringat Nadia yang merupakan seorang putri
yang kucari-cari sejak kecil. Teringat aku sudah memiliki kekuatan alinergi yang
sejak lama kuinginkan. Teringat akan desaku dan semua hal. Aku menghembuskan nafas ...
Apakah kehidupan ini"
Gema itu mengetar dalam tubuhku.
Apakah Tuhan itu ada" Apakah arti dari Tuhan menciptakan diriku di dunia ini"
~ 610 ~ - B L E S S E D H E A R T "Jaime.. ." panggil sebuah suara dan saat aku menoleh kebelakang aku melihat
Xian. Kemudian melihat sekeliling, aku berada di atas sebuah bukit di bawah pohon yang
begitu besar dan rindang. Matahari bersinar tinggi.
Di mana aku" Xian melihat ke arahku dan berkata dalam sebuah nada berkesan sakral dan penuh
hormat, "Kamu berada di bukit tempat guruku pernah mengajarku. Tempat di mana gurunya
guruku mengajarnya dan begitu juga guru-guru sebelumnya ... di sinilah kami dari generasi
ke generasi mengajarkan ilmu tertinggi dari semua semesta kepada penerus kami.
"Mengapa aku ke sini?" tanyaku.
"Karena suatu saat kamu akan bertanya tentang arti dari kehidupan ini, maka di
sinilah kamu berada," kata Xian duduk diatas sebuah batu besar dan menunjuk pada rerumputan.
"Duduklah dan dengarkanlah."
Apa yang bisa kulakukan selain menurutinya"
Aku pun duduk disamping dan mendengarkan, seluruh suasana di tempat ini begitu
tenang bersama dengan suara kicau burung.
"Jaime, kekuatan terbesar dari semesta dan keseluruhan keberadaan kita adalah
Kasih Tuhan. Hanya setitik dari KasihNya saja sudah dapat membuat jutaan bahkan milyaran tata
surya," kata Xian yang tubuhnya mendadak bersinar. "Dengan membuka hatimu untuk menerima
KasihNya dan membiarkan tubuhmu menjadi alat Nya. Kamu akan mendapatkan kekuatan
yang tiada batas untuk melakukan banyak hal-hal baik dan juga membiarkan Kasih
Tuhan mengubah setiap hal negatif dalam tubuhmu."
Sebuah gelombang energi yang terang menerjang keluar dari tubuh Xian dan
menyebar ke semua arah ... jauh ... jauh sekali hingga melewati jarak pandangku dan seolah-olah
memenuhi langit dan bumi, menyebarkan energi yang lembut penuh ketenangan.
"Belajarlah untuk menjadi alat Tuhan setiap saat dan ... " Xian melihatku dan
berbisik, "Setelah itu belajarlah untuk memasrahkan diri, jiwa, hati dan keberadaanmu
padaNya." Tubuh Xian kemudian bercahaya menjadi begitu terang sekali dan perlahan-lahan
terasa melarut dengan sekelilingnya. Aku dapat melihat tubuh fisiknya sedang melihat ke
arahku dengan mata teduhnya namun secara energi ... secara energi ... aku hanya merasakan
cahaya yang telah melarut dengan sekeliling, tidak lagi membentuk sebuah energi di
sekelilingnya seperti layaknya manusia biasa. Seakan-akan selain tubuhnya yang terlihat,
seluruh jiwa dan keberadaannya telah menjadi cahaya."
~ 611 ~ - B L E S S E D H E A R T Aku terdiam melihatnya dan akhirnya Xian berkata, "Tugas setiap manusia adalah
kembali kepadaNya. Itulah tujuan hidup setiap manusia."
Seketika bayangan itu hilang digantikan dengan taman tempat aku sedang duduk dan
langit dipenuhi bintang-bintang. Aku menarik nafas dan mulai memikirkan apa yang
terjadi. Kelihatannya semua hal tadi adalah sebuah ingatan yang disembunyikan oleh Xian
padaku dan hanya akan terbuka jika aku memikirkan hal-hal yang menjadi kunci.
Seperti tadi, aku bertanya akan tujuan hidupku dan kata kunci itu membuka
ingatan yang sudah pernah kulalui dengan Xian tapi dihapus olehnya karena merasa penjelasan
itu belum sampai waktunya untuk kuketahui. Dia meneleportkanku pada tempat itu saat aku
sedang bersamanya menunggu kedatangan Vito di tengah taman kediaman Vito sambil
mengajari beberapa hal mengenai kekuatan baruku. Dan membuatku melupakannya.
Kembali aku menarik nafas dalam-dalam dan membiarkan diriku menerima Kasih
Tuhan. Merasakan sebuah pilar cahaya turun memasuki tubuhku kemudian membiarkannya
mengalir keluar dari seluruh tubuhku, sejauh mungkin. Ketenangan dan kedamaian segera
menyelimutiku dan saat itu aku mendengar suara burung hantu berbunyi di kejauhan
serta lolongan serigala. Binatang" Seketika pikiranku bekerja begitu cepat mengingatkanku akan kelompok Almaria
atau 3rd yang memiliki lambang merpati, dan tentunya setiap anggota kelompok memiliki
pelindung mereka sendiri. Lambang dari ketua mereka yang katanya akan memproteksi pikiran
anggotanya dari perubahan yang akan dilakukan mindreader musuh mereka. Pikiranku
tidak dapat diubah oleh Almaria karena kekuatan Xian melindungiku, tentu saja anggota
Almaria seperti Rick kebal dari pengubahan pikiran karena Almaria melindunginya dan
pelindung itu akan menyala jika aku dapat melemparkan sejenis kabut yang dilempar oleh pria
bertopeng Zeus atau Vito kemarin. Aku menaikkan tanganku dan mencoba membayangkan kejadian seperti kemarin karena
saat itu aku belum merekamnya, namun mungkin saja dengan membayangkan atau mengingat
kembali energi kabut yang menyerang pada diriku dan pelindungku.
Setiap manusia memiliki ingatan bawah sadar yang merekam segala sesuatu tanpa
disadarinya. Aku mungkin dapat melakukannya.
Menunggu beberapa menit berlalu, tidak ada sebuah asap pun yang keluar dari
tanganku. Benar-benar membuatku kesal untuk terus mencoba hingga akhirnya sepuluh menit
berikutnya berlalu tanpa hasil. Aku merebahkan diri pada kursi taman dan
berpikir mungkin ada baiknya aku ke tempat Vito untuk minta diajari.
~ 612 ~ - B L E S S E D H E A R T Semua energi alinergi berasal dari energi yang sama.
Teringat perkataan Xian dahulu aku segera bangkit berdiri dan menenangkan diriku
membiarkan energi Ilahi mengalir keluar dari tubuhku. Jika semua energi berasal
dari satu energi maka tergantung dari pikiranku dapat menghasilkan kekuatan seperti apa
pun juga. Energi menghilang memiliki bobot kosong dan tubuhku menghilang merasakan energi
itu. Energi terbang memiliki coraknya tersendiri yang ringan dan tubuhku muncul serta
melayang terbang. Jika kedua warna energi itu bergabung dalam sinkronisasi maka ... tubuhku
segera melayang dan menghilang sekaligus sambil merasakan energi dengan corak ringan
dan kosong sekaligus. Aku kembali mengingat perasaan energi kabut itu dan dengan tenang mencoba
membuat energi itu kembali pada tangan kananku dan mendadak dari telapak tanganku muncul
kabut kebiruan. Alisku berdiri sebelah takjub bahwa aku berhasil melakukannya. Aku
tersenyum melihat ke atas langit gelap berbintang. Malam hari adalah waktu yang bagus
untuk memburu binatang, di mana semua binatang kembali ke sarangnya beristirahat.
Begitu juga memburu para alinergi.
*** Pagi menjelang saat Nadia terbangun, ia melihat lampu kecil telepon genggam
barunya berkedap-kedip menandakan adanya pesan yang masuk, kiranya Jaime telah mengubah
nada menerima pesannya untuk memasuki mode diam.
Saat ia melihat ke dalam kotak pesannya, ia melihat adanya 154 pesan masuk dari
Jaime. Nadia segera melompat bangun menghubungkan telepon genggamnya pada laptop untuk
segera membuka seluruh pesan tersebut yang keseluruhannya merupakan foto wajah
orang dalam keadaan sedang tertidur, sedang berpesta dan bahkan ada yang sedang
terkejut. Mata Nadia menatap tidak percaya bahwa ada 154 orang alinergi di seluruh Viginia saja
dan belum termasuk anggota BtP. Sebuah pesan baru masuk dan Nadia membuka pesan tersebut,
sebuah foto lagi, jumlahnya terus bertambah.
Bagaimana Jaime menemukan mereka semua"
Nadia menghubungi pelayanan penginapan melalui telepon dan meminta agar
sarapannya diantarkan ke kamar, kini ia memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
*** Aku sedang berdiri di atas sebuah atap gedung tinggi di Viginia, sambil melihat
ke layar telepon genggamku yang menunjukkan posisiku dalam GPS peta kota Viginia. Aku
baru ~ 613 ~ - B L E S S E D H E A R T menyisir separuh dari kota Viginia dan nafasku sudah kembang kempis juga ototototku mulai menjerit kembali. Tidak perlu menunggu lama tubuhku langsung tumbang
tertidur di lantai atas sebuah gedung tinggi sambil melihat kegelapan langit. Kupikir aku
tidak akan mampu melanjutkannya lagi. Yang pasti setelah semua ini selesai aku akan tidur
dan beristirahat sebanyak yang kuinginkan. Aku membuat alarm untuk telepon genggamku
agar berbunyi setelah satu jam, aku akan tidur selama itu sebelum mulai bergerak
kembali. Menyantaikan tubuhku aku mulai meniatkan diriku untuk mengakses dan menerima
energi paling murni dari semesta serta membiarkannya mengalir ke seluruh tubuhku dan
keluar tubuhku. Rasanya sangat menyenangkan.
Benarkah Sang Pencipta selalu mengasihi makhluknya" Karena energi ini begitu
teduh, nyaman, lembut dan menenangkan.
*** Nadia melihat di setiap foto yang dikirim sudah memiliki nama mereka sehingga
memudahkan pencarian data dan di belakang nama mereka terdapat sebuah tanda
kurung dengan abjad yang terbagi menjadi huruf M, P, S, K dan 0. Nadia tidak begitu
memahami artinya, akan tetapi ia tahu Jaime pasti menginginkan pembagian menurut abjad
itu dan ia pun meletakkan serta menyusun data diri mereka sesuai dengan pembagian tersebut.
Suara telepon genggam Nadia berbunyi dan foto-foto wajah terbaru mulai bermasukan
kembali. *** Aku kembali melanjutkan tugasku dan mengenakan topeng hitam lamaku. Topeng yang
tadinya membuatku harus kembali ke rumah menatap puing-puing rumahku dan aku
berhasil menemukannya di bawah puing-puing dengan bantuan pencarian energiku. Topeng ini
kiranya memancarkan energi yang cukup tinggi dibandingkan benda-benda lain
sehingga
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memudahkanku untuk menemukannya. Aku memakainya hanya untuk berjaga-jaga jika
seseorang akan mengenaliku. Diriku kembali terbang menyisir perkotaan dengan
berpatokan pada posisi GPS pada layar telepon genggamku. Saat aku menemukan seorang
alinergi dalam jarak energiku, aku akan segera menghilangkan tubuhku dan terbang mendekatinya
untuk mengambil foto wajahnya. Sedangkan jika orang tersebut berada di dalam kamar
atau gedung, aku harus berterima kasih pada kedua musuh yang menerobos ke apartemen Michelle
yang sudah memberiku kekuatan untuk menembus dinding.
Akan tetapi untuk menyinkronkan tiga buah energi sekaligus seperti energi
terbang, menghilang dan menembus pada saat bersamaan sangatlah melelahkan. Ditambah lagi
dengan setiap kali aku selesai mengambil foto, aku akan mengerahkan kekuatanku
untuk membaca pikirannya untuk mendapatkan nama mereka. Karena tanpa mengambil nama
mereka, maka komputer akan memakan waktu sangat lama untuk mendeteksi sebuah
wajah. ~ 614 ~ - B L E S S E D H E A R T Selain itu aku juga harus mengerahkan kekuatanku untuk menghasilkan kabut biru
dan menerjang tubuh orang tersebut. Saat kabut itu menerobos tubuh mereka maka akan
ada beberapa bentuk binatang yang terlihat atau sama sekali tidak memiliki
pelindung. Bentuk merpati adalah untuk kelompok 3rd, bentuk serigala untuk mereka yang merupakan
kelompok mafia, bentuk puma untuk kelompok penjual jasa dan pemburu bayaran yang dari apa
yang kulihat dalam pikiran mereka lebih sering menerima pekerjaan dari kelompok
Mafia. Mungkin saja mereka adalah satu kesatuan. Sedangkan anggota Kelompok Pembebas
memiliki pelindung yang bergambar kelinci putih.
Dengan meletakkan gambar kelinci tentu ketuanya memiliki selera humor yang
buruk, itu sama saja dengan mengatakan tangkap kami karena kami adalah rabbit.
Aku harus terus bekerja sehingga aku terus terbang dari satu tempat ke tempat
yang lain dengan cara menyisir seluruh kota Viginia perlahan-lahan. Bertekad tidak akan
membiarkan siapa pun kabur dari deteksiku dan hal yang membuatku kesal adalah para anggota
BtP. Saat aku memasuki tempat mereka dan melihat seragam ataupun benda ikat lengan berlogo
BtP mereka di samping ranjang, aku akan langsung meninggalkan mereka. Dan jika
kebetulan aku memfoto mereka, maka aku akan segera menghapusnya. Akan tetapi ... beberapa
kali aku tanpa sengaja menemukan lambang binatang pada anggota BtP yang tampaknya
hanya dimiliki sebagian para senior BtP, mereka memiliki pelindung berbentuk harimau.
Entah siapa yang membuat lambang itu untuk mereka namun dapat dikatakan lambang
harimau adalah untuk menjaga anggota BtP dari mindreader musuh.
Aku terus bekerja, hingga saat mataku melihat cahaya pagi pertama kali muncul di
atas kota Viginia, aku baru menyisir 89% dari seluruh kota Viginia. Dan aku tidak mungkin
melakukannya lagi di pagi hari, oleh karenanya aku segera meneleportkan diri
kembali ke penginapan. *** Nadia sedang sibuk melakukan pekerjaannya dan waktu makan siang sudah berlalu
saat Jaime mendadak muncul di dalam penginapan. Wajahnya terlihat begitu pucat dan
tubuhnya gemetaran. "Aku hanya perlu sedikit istirahat," katanya dan keluar sambil
membawa kimono penginapan. Tidak berapa lama dia kembali dan langsung tertidur di atas lantai
penginapan dengan wajah kelelahan. Nadia mendekatinya dan meletakkan sebuah selimut padanya
serta kembali pada meja kerjanya dan melihat pada foto yang terlampir dan berjumlah
289 orang. Apa yang dilakukannya sepanjang malam dan bagaimana dia bisa mendapatkan
sebanyak ini. Dan Nadia pun mulai bekerja.
~ 615 ~ - B L E S S E D H E A R T *** Saat aku terbangun aku melihat hari sudah gelap dan lampu dalam penginapan sudah
menyala, satu hari terbuang lagi. Aku melihat Nadia masih sibuk mengerjakan
sesuatu. "Kamu sudah bangun?" tanya Nadia melihatku.
"Sudah pukul berapa?"
"Mendekati jam delapan malam. Apa kamu mau makan malam sekarang?" balas Nadia.
Aku merasakan perutku lapar. "Mungkin sebaiknya aku makan," kataku tertawa.
"Aku akan memesan makan malam untuk kita," kata Nadia dan mendekati telepon
penginapan untuk memesan makan malam.
Sedikit banyak aku tersentuh atas perhatiannya. "Sebaiknya kamu makan tanpa
menungguku." "Aku hanya belum lapar," balas Nadia. Aku berdiri dan mendekatinya melihat lima
buah tumpukan kertas yang terpisah menurut huruf yang kuletakkan pada setiap foto. M,
P, S, K dan 0. "Apa arti dari tanda itu?" tanya Nadia.
"Merpati, Puma, Serigala, Kelinci dan tidak ada gambar," kataku. "Mereka
mewakili kelompok mereka masing-masing."
Nadia menambahkan tulisan baru pada tumpukan yang ada. "Kalau begitu semua data
berjumlah 289, yang terbagi atas 32 untuk merpati, 28 untuk puma, 97 untuk
serigala, 94 untuk kelinci dan 38 untuk yang bertanda 0," kata Nadia menatapku dan
menyodorkan tumpukan untuk kelinci padaku. "Kupikir kamu mencari mereka."
Aku melihat tumpukan itu dan menatap Nadia. "Bagaimana kamu bisa tahu" Aku belum
memberitahu arti dari setiap lambang itu?"
"Dua orang yang menyerangku di apartemen Michelle ada di dalam kelompok
kelinci," Nadia menatapku. "Apakah kamu melakukan sesuatu pada kedua orang?"
Aku mengambil tumpukan kertas itu dan melihat data diri mereka. "Mereka sudah
mati ... " bisikku lirih. "Kamu membunuh mereka?" tanya Nadia terkejut.
Aku menggelengkan kepala. "Mereka bunuh diri." Melihat kembali foto kedua pria
yang menyerang Nadia membuatku teringat saat itu.
~ 616 ~ - B L E S S E D H E A R T *** Sekitar pukul 03.35 pagi waktu Viginia, aku menemukan pria berambut pirang yang
menyerang Nadia sedang mabuk berat di sebuah lorong samping sebuah bar minuman.
Jelas aku mengenalnya dan kemarahanku mendidih mengingat apa yang sudah dilakukannya
pada Nadia, akan tetapi aku tidak melakukan apa pun padanya saat itu karena aku masih
memerlukan informasi darinya. Aku memotret wajahnya dan kemudian menerjangkan
kabut biru padanya, kelinci putih seperti yang kuduga. Aku kemudian memaksa membuka
pikirannya dan melihat semua isinya. Termasuk markas persembunyian mereka di
kota Viginia. Mendadak aku merasakan ada hal janggal. Karena ada bagian dari ingatannya yang
terlihat tidak asli, seolah-olah seseorang telah menghapus beberapa bagian ingatan
aslinya dan menggantinya dengan hal yang lain.
Apakah ia tengah dimanipulasi oleh seseorang"
Aku menatap pemabuk itu. Apakah aku akan mencoba menolongnya, karena aku juga akan segera mengobrak-abrik
ingatan Nadia jika saatnya dia meminta bantuanku. Mencoba di sini terlebih
dahulu dan mengetahui efek buruknya akan jauh lebih baik.
Dengan memfokuskan diri menyentuh pemabuk berambut pirang yang sudah tergeletak
itu, aku mengerahkan seluruh energi dari diriku untuk mencoba menerobos ke dalam
pikirannya. Membaca pikirannya sangat mudah, akan tetapi saat aku berusaha mengubah
pikirannya, pelindung energinya mulai aktif dan terjadi gesekan antara energiku dan energi
pelindungnya. Dengan cepat aku mengerahkan lebih banyak energi lagi untuk menghancurkan
pelindung itu, keringatku mengalir dan energiku terus menerus mengalir membobol energi
pelindungnya hingga akhirnya tubuhku merasa kelelahan luar biasa dan energiku habis namun
pelindung itu masih utuh. Aku tidak mampu menembusnya, setengah kesal aku mencoba lagi namun
kali ini aku menggunakan energi paling murni dari semesta yang mengalir dari atas dan
turun melalui tubuhku menembus pelindungnya terus menerus hingga kemudian aku dapat
merasakan energi pelindungnya pecah dan gelombang energiku segera membanjiri
tubuh dan pikirannya. Jalur pada ingatannya segera terbuka. Beberapa ingatan palsu yang kulihat pada
dirinya berkisar antara ingatan pembunuhan atau penganiayaan anggota BtP terhadap
anggota keluarganya yang jelas merupakan ingatan palsu atau buatan yang ditanamkan
seseorang agar dirinya membenci BtP. Dan lagipula ingatan itu terkesan sangat nyata meski
hanyalah buatan. Ingatan buatan biasanya lebih pada ingatan dengan gambaran penglihatan atau
pendengaran ~ 617 ~ - B L E S S E D H E A R T dan memiliki banyak latar yang kabur atau tidak jelas. Sedangkan ingatan yang
asli adalah campuran dari gambaran penglihatan, pendengaran dan perasaan yang mendalam dan
penuh detail kecil. Sedangkan ingatan yang ada di sini adalah ingatan yang memiliki
penglihatan dan pendengaran yang kabur tapi dengan perasaan yang sangat mendalam. Tampaknya
ingatan ini adalah ingatan asli dari seseorang lain yang anggota keluarganya
pernah dibunuh orang BtP dan ditanamkan padanya.
Siapa sebenarnya orang yang menanamkan pikiran itu apakah ketua Kelompok
Pembebas" Keringat bercucuran saat aku mencoba membersihkan seluruh ingatan palsu yang
tertanam dengan hati-hati dan menjaga agar tidak ada ingatan lain yang terhapus serta
berusaha membiarkan ingatan aslinya muncul ke permukaan. Wajahnya menjadi sedikit tenang
saat aku berhasil menyelesaikan semuanya, terlalu banyak ingatan palsu yang
menyedihkan baginya mungkin telah membebani hidupnya.
Aku menarik nafas beristirahat dan menatapnya. Tiba-tiba saja dirinya berteriak
keras sekali seperti kehilangan akal sehat dan bangkit berdiri sambil memegang kepalanya. Tak
berapa lama berteriak ia akhirnya jatuh dengan tubuh yang menggelepar dan mayat yang
mulai mencair serta mengeluarkan bau busuk tajam.
Aku menelan ludah dan kedua tanganku gemetaran. Aku segera duduk bersandar pada
dinding lorong, kedua kakiku serasa kehilangan kekuatan. Detak jantungku
berdenyut keras juga dipenuhi rasa bersalah karena mengakibatkan sebuah nyawa terbang.
Apakah aku melakukan kesalahan hingga membunuhnya" Di mana aku melakukan
kesalahan! *** Aku melihat data berikutnya, foto si botak bertato yang keluar setelah mendengar
teriakan temannya. *** Tubuh pria berambut pirang kini sudah menjadi cairan kental sepenuhnya. Dan aku
segera menghilangkan diriku saat melihat pria botak bertato kalajengking keluar dari
pintu samping bar. Wajahnya masih meninggalkan luka bekas dihajar Nadia. Dia menghampiri
pakaian kosong temannya dengan kebingungan tanpa menyadari keberadaanku. Aku berdiri dan
menyentuh bahunya serta menyetrumnya dengan kekuatan listik hingga dirinya jatuh
lumpuh. Berikutnya memunculkan diriku mengambil foto wajahnya dan kemudian membaca
pikirannya. Ingatan palsu yang sama juga ada di dalamnya.
Apakah semua anggota Kelompok Pembebas sudah dimanipulasi oleh seseorang"
~ 618 ~ - B L E S S E D H E A R T Dengan cepat dan bercucuran keringat, aku menerobos pelindung pikirannya dengan
bantuan energi murni dari semesta. Setelah berhasil menerobos energi pelindung yang
pertama tadi, menerobos energi pelindungyang kedua ini tidak sesusah sebelumnya. Aku segera
mengakses ingatannya dan membersihkan semua ingatan palsu yang ada, namun kali ini aku
tidak melepaskan perhatianku dari pikirannya begitu saja, aku akan terus
memperhatikannya. Kali ini tidak akan mungkin gagal lagi, aku ingin melihat apa yang menyebabkan pria
tadi bunuh diri dan begitu juga dua orang pria sebelumnya di belakang rumahku.
Pikiran orang ini tenang sekali dan damai setelah pembersihan, mendadak sesuatu
muncul
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dari tengah ketenangan itu.
Sesuatu yang mengerikan. Sebuah pikiran jahat yang tiba-tiba muncul dari sebuah tempat yang tersembunyi
di bawah sadar. Memenuhi pikiran pria itu dengan begitu banyak hal-hal mengerikan seperti
kemarahan, kebencian, kesedihan, penderitaan, kesakitan, keputusasaan dan banyak
emosi negatif lainnya yang membuat setiap orang akan lebih memilih membunuh diri
daripada menghadapi permasalahan ini. Aku dan pria itu sama-sama berteriak keras, aku
terjatuh sambil memegang kepalaku karena pikiranku terhubung padanya. Dengan keras aku
menghajar kepalaku pada dinding batu samping bar dan berteriak kesakitan.
Aku ingin dibebaskan dari penderitaan ini. Kepalaku terasa begitu sakit.
Pria botak bertato berteriak-teriak kesakitan dan akhirnya membunuh diri. Aku
dapat membaca sebagian pikirannya yang memaksanya untuk segera mengeluarkan sebuah
obat yang tersembunyi di antara giginya dan menggigitnya keras-keras untuk memecahkan
isi di dalamnya. Sejenis cairan yang jika ditelan akan membuat seluruh darah dalam
tubuh berubah menjadi cairan asam yang sangat kuat dan melelehkan seluruh tubuh. Tubuh pria
botak itu akhirnya terjatuh dan seketika itu juga hubungan pikiranku padanya terlepas, aku
baru saja diselamatkan dari ujung maut, kepalaku mengucurkan darah dan aku segera muntah.
Untuk sesaat pikiranku terbebas dari semua hal yang mengerikan, siksaan, kesakitan,
penderitaan batin serta begitu banyak kesedihan dan hal yang begitu menghancurkan. Siapa pun
orang yang melakukan itu kelihatannya meletakkan sebuah pikiran jahat yang tersembunyi
jauh di dasar pikiran dan akan keluar apabila seseorang mencoba menghapus ingatan palsu
itu atau mungkin mengubah pikiran mereka.
Ranjau yang sangat berbahaya.
Menanam sebuah pikiran mungkin adalah hal yang tidak begitu sulit, akan tetapi
menanamkan sebuah pikiran atau perintah pada bawah sadar seseorang sangatlah
jahat. Karena tidak mungkin bagi siapa pun kecuali orang yang meletakkannya untuk
menemukan ~ 619 ~ - B L E S S E D H E A R T dan mencabut pikiran jahat yang tersembunyi di antara begitu banyak ingatan dan
sampah ingatan dalam bawah sadar.
Hampir tidak mungkin mengeluarkan ingatan itu kecuali penanamnya sendiri.
Siapa pun ketua Kelompok Pembebas, dia bukan saja telah memanipulasi ingatan
para anggotanya untuk berjuang untuknya dan membenci BtP. Dia juga menaman ingatan
jahat di dalam pikiran mereka yang hanya akan mendorong mereka pada kematian. Pilihan
yang tersedia bagi mereka sebagai anggota Kelompok Pembebas mungkin cuma mengerjakan
tugas atau mati. Budak sempurna. *** Aku mendesah. Ketua Kelompok Pembebas, dia benar-benar seorang kejam dan seorang manipulator.
Aku tidak akan memaafkannya. "Sialan," makiku pada diriku sendiri yang tidak berguna dan juga telah
mengakibatkan dua orang meninggal. Tubuhku mendadak mual dan hendak muntah karena mengingat
kembali pikiran jahat itu. "Jaime, kamu kenapa?" tanya Nadia terkejut.
"Tidak, apa-apa," kataku menatap Nadia yang wajahnya terlihat mencemaskanku.
Hatiku segera menjadi hangat. Aku punya alasan untuk tetap bertahan hidup dan memiliki masa depan yang
bahagia. "Kamu sakit?" tanya Nadia mengulurkan tangannya menyentuh dahiku. Aku menutup
mata menghembuskan nafas dan merasakan hangat tangannya.
Aku menginginkannya. "Aku hanya kelelahan," sahutku. Saat aku membuka mata, terlihat dirinya sedang
menatapku. Tanpa sadar tanganku bergerak menyentuh pipinya, mengelusnya dan aku begitu
ingin menciumnya, wajahku perlahan-lahan bergerak mendekatinya.
Dia terlihat menutup matanya memberiku izin.
Oh betapa aku mencintainya dan lapar akan dirinya.
Bibirku semakin mendekati bibirnya.
~ 620 ~ - B L E S S E D H E A R T "Tok, Tok, Tok..." suara pintu terketuk dan sebuah suara di baliknya berkata,
"makan malam." Kami berdua melompat mundur terkejut dan Nadia langsung berlari ke depan pintu
dengan wajah sedikit merah dan mempersilakan pelayan membawa masuk makan malam kami.
Aku melihat pelayan itu tersenyum meminta tip dan aku memberikannya selembar uang
serta memaki dalam hati untuk waktunya yang sangat tidak tepat.
"Mari makan," kata Nadia memaksa diri menyendok makan malamnya dan memulai
makan, "Hidangannya akan dingin."
Aku melihat makan malam yang lumayan mewah dan melihat Nadia. Aku lebih lapar
untuk memakan Nadia, akan tetapi mungkin sebaiknya aku juga mengisi perutku terlebih
dahulu. Sebelum menerkamnya. ~ 621 ~ - B L E S S E D H E A R T Bab 37 MENGHANCURKAN SARANG Aku mempelajari data setiap alinergi yang menjadi anggota Kelompok Pembebas,
menatap foto wajah mereka satu persatu.
Apakah mereka juga adalah orang-orang yang dimanipulasi untuk bergabung dengan
Kelompok Pembebas" Hidup sebagai boneka pesuruh Kelompok Pembebas dan akan mati
jika seseorang mencoba membebaskan mereka" Aku tidak tahu.
Setiap wajah di sana mengingatkanku kembali ingatan apa yang kudapat dari setiap
mereka. Sedikit-banyak aku berhasil membaca pikiran mereka tentang tempat-tempat
pertemuan kecil mereka dan tempat di mana senjata-senjata mereka disimpan. Aku segera menandai
beberapa tempat pada peta, hasil dari apa yang kulihat dari ingatan mereka, ada sebanyak
sebelas tempat yang tersebar di seluruh kota Viginia. Tempat itu merupakan tempat-tempat
pertemuan, tempat-tempat di mana semua senjata-senjata mereka disimpan ataupun
sekedar tempat berkumpul mereka. Kini aku sudah memiliki semua yang kubutuhkan untuk
menghancurkan Kelompok Pembebas.
Tapi... Aku mendesah dan tanganku tanpa sengaja menggaruk kepalaku serta terduduk lesu
bersandar pada dinding penginapan. Apa yang harus kulakukan untuk melawan
mereka, apakah satu per satu tempat mereka akan kusabotase" Apakah tempat-tempat
persenjataan mereka akan kuledakan satu per satu" Dan seberapa besar kerusakan yang
diinginkan Vito sebenarnya" Waktuku tertinggal satu hari atau dua hari paling banyak. Sebelas
markas, 94 ~ 622 ~ - B L E S S E D H E A R T alinergi Kelompok Pembebas dengan dua orang yang sudah meninggal dan belum lagi
kelompok manusia biasa anti-alinergi yang membantu Kelompok Pembebas. Apa yang
dapat kulakukan untuk waktu sesingkat ini"
Tubuhku rebah ke lantai tatami dan menatap langit-langit, memikirkan cara paling
cepat menghancurkan mereka atau setidaknya menemukan ketua mereka. Mungkin aku memang
harus memasuki tempat mereka satu per satu dan meledakan granat sebanyak mungkin
di dalamnya hingga ketua mereka mengamuk dan mengejarku. Jauh lebih baik membiarkan
orang yang tak terlihat mengejarku daripada aku harus capek mengejarnya. Waktu
terus berlalu dan angin sepoi-sepoi berhembus memasuki jendela kamar. "Benar juga!!!"
teriakku mendadak sambil melompat berdiri, mengejutkan Nadia.
Ide ini sangat bagus, aku akan dapat melumpuhkan seluruh Kelompok Pembebas
Viginia sekali untuk selamanya, bahkan tanpa bekerja keras dan mungkin akan segera
menemukan ketua kelompoknya jika rencanaku berjalan sempurna. Apa pun itu, tugasku pada
Vito akan segera selesai dan aku akan dapat memfokuskan pikiranku untuk membantu Nadia,
mengembalikan kekuatannya.
"Aku akan keluar," kataku pada Nadia dan berganti pakaian.
"Tapi sudah malam," balasnya.
Waktu sudah malam di tempat ini, akan tetapi di daerah Viginia waktu masih siang
hari dan mungkin masih pagi hari di tempat yang ingin kutuju. Aku masih memiliki waktu
untuk menjalankan rencanaku dan jika semuanya berjalan dengan baik, maka Kelompok
Pembebas akan bersih dari Viginia malam ini juga.
Semuanya. "Cuma sebentar," sahutku ringan dan menghilang.
*** Michelle sedang berada di dalam gedung Pusat BtP Internasional, menghadiri rapat
Divisi Intelijen terkait masalah Kelompok Pembebas yang kini sedang berfokus pada
daerah Viginia. Seluruh personil BtP Divisi Intelijen dari Graceland bersama dengan puluhan
personil BtP Divisi Intelijen Pusat yang berkaitan dengan Kelompok Pembebas sedang
mendapatkan pengarahan langsung dari Pemimpin Utama Divisi Intelijen, Albert. D. Lecheruen.
Hal pertama yang sedang dibahas oleh rapat adalah mengenai mobil anggota BtP
intelijen yang diledakan oleh Kelompok Pembebas, yang berarti mobilnya. Hal kedua adalah
apartemennya terbakar habis dan diperkirakan tempat tinggalnya telah diketahui
musuh. Hal ketiga adalah sebuah rumah di dekat Markas Besar Graceland yang terbakar, dalam
hal ini ~ 623 ~ - B L E S S E D H E A R T rumah Jaime, yang di mana ditemukan dua buah pakaian dan cairan yang persis sama
dengan apa yang biasanya ditinggalkan oleh anggota Kelompok Pembebas.
Kelompok Pembebas tidak pernah dapat ditangkap hidup-hidup untuk diinterogasi
atau membiarkan pikiran mereka dibaca.
Menurut dugaan, kemungkinan besar Kelompok Pembebaslah yang bertanggung jawab
atas kerusakan semuanya. Namun siapa yang menyebabkan kematian mereka berdua masih
sulit diketahui dan menurut laporan terakhir dari Viginia, tadi padi juga ditemukan
dua buah pakaian dan cairan yang sama di sebuah lorong pinggir Bar. Dua orang anggota
Kelompok Pembebas yang bunuh diri atau dibunuh.
Kelihatannya seseorang sedang memburu Kelompok Pembebas.
Dan hal lainnya adalah Kelompok Pembebas terlihat sedang melakukan aktivitas
penuh dalam beberapa hari terakhir di Viginia, mungkin sedang mencari seseorang.
Apakah mereka sedang memburu orang yang telah menyebabkan kematian anggota
mereka" "Sir, Apakah ada kemungkinan seorang yang benama Jaime Hunter itu terlibat
dengan Kelompok Pembebas" Mengingat tempat tinggalnya yang terbakar dan cairan tubuh
kedua anggota Kelompok Pembebas ada di belakang rumahnya." tanya seorang anggota
senior BtP. Michelle mendesah kesal karena Jaime sama sekali tidak mengabarinya.
Albert menanggapi pertanyaan itu. "Tidak tertutup kemungkinan bahwa dia terlibat
dalam hal ini akan tetapi untuk saat ini, mengenai Jaime Hunter, agen Janice akan
memberikan hasil penyelidikannya pada kalian."
Seorang anggota wanita BtP yang memiliki rambut sebatas bahu dan berkacamata
tebal berdiri mulai menyampaikan laporannya, "Menurut hasil penyelidikan kami mengenai
kejadian akhir-akhir ini, Kelompok Pembebas sedang mengincar salah satu anggota
dari kita, yaitu Michelle, yang sudah beberapa kali hampir mendapatkan informasi dari
mereka. Seperti yang kita ketahui, sudah ada lima anggota kita yang menghilang saat sedang
menyelidiki dan memata-matai pergerakan mereka." Dia menggerakkan tubuhnya sedikit dan menarik
nafas. "Jaime Hunter, menurut informasi dari agen Michelle, saat itu sedang membawa
mobil miliknya untuk diperbaiki dan Kelompok Pembebas mungkin mengenali mobil tersebut
sebagai miliknya, namun tidak mengenal wajahnya karena dirinya adalah salah satu
alinergi bertipe Mimikri." Beberapa suara desahan tanda setuju terdengar.
~ 624 ~ - B L E S S E D H E A R T "Seperti yang dilaporkan, mobil itu diledakan oleh mereka dan nyawa Jaime
berhasil diselamatkan. Jaime kemudian menghilang dari rumah sakit dan kami juga menemukan
Hati Yang Terberkahi Blessed Heart Karya Adam Aksara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dua buah bekas tembakan di dalam kamar mandi rumah sakit yang kemungkinan besar
adalah milik Kelompok Pembebas yang sedang memburu Jaime. Mereka menganggap Jaime
sebagai salah satu dari anggota kita sehingga mulai memburunya hingga pada tempat
tinggalnya. Sedangkan Jaime, kami berasumsi dia sudah ditangkap oleh Kelompok Pembebas atau
memiliki kemungkinan sudah tewas."
"Apakah Jaime Hunter adalah salah satu anggota kita?" tanya seorang staf
anggota. "Tidak," jawab Albert langsung. "Dia hanya seorang bartender yang bekerja di
Kafe Eve dan terjebak di antara pertempuran kita, sama sekali bukan anggota BtP."
"Bagaimana penjelasan tentang dua orang anggota Kelompok Pembebas di belakang
Riwayat Lie Bouw Pek 14 Fear Street - Kucing Cat Bloon Cari Jodoh 11
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama