Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot Bagian 4
yang harus dipertimbangkan di sini."
"Tapi Mr. Farnon.........!"
"Sebentar Miss Harbottle, tunggu sampai kujelaskan ini pada Anda.
Adalah suatu kenyataan yang kita ketahui bahwa peternak-peternak itu
lebih bersedia membayar tagihan kita bila surat tagihannya mereka
terima pada tanggal satu setiap bulan. Dan ada pula satu faktor yang
lebih penting." Senyum manis di wajahnya hilang dan digantikan oleh
pandangan kesungguhan yang menyedihkan. "Pernahkah Anda berhenti
sebentar untuk merenungkan berapa banyak bunga uang yang hilang dari
praktek kita ini, karena semua uang pada mereka itu terbengkalai saja
gara-gara terlambat dikirimkannya surat-surat tagihan itu."
"Mr. Farnon......"
"Aku hampir selesai, Miss Harbottle, tapi percayalah aku sebenarnya
merasa sedih terpaksa berkata begini. Tapi terus terang, aku tak bisa
sampai kehilangan uang dengan cara begini." Diren-tangkannya
tangannya dengan gerak yang menunjukkan kejujuran yang menarik.
"Jadi kalau soal kecil itu Anda beri perhatian, aku yakin keadaan akan
baik." Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Tapi maukah Anda, memberi tahu saya bagaimana saya bisa
mengeluarkan surat-surat tagihan kalau Anda tak menuliskan........"
"Sebagai penutup, Miss Harbottle, akan kukatakan ini. Aku selalu
merasa puas dengan kemajuan pekerjaan Anda sejak Anda bekerja sama
dengan kami, dan aku yakin bahwa di waktu-waktu mendatang Anda akan
lebih memperhatikan soal-soal kecil yang baru saja kusematkan."
Senyumnya menjadi senyum nakal dan kepalanya dimiringkan sedikit.
Jari-jari Miss Harbottle yang kuat mencekam erat-erat sebuah
penggaris besar dari kayu arang.
"Efisiensi kerja," katanya dengan mengerutkan matanya. "Itu yang
harus kita jaga - efisiensi."
BAB 21 KULETAKKAN jarum jahitan luka itu ke kaki dan mundur untuk melihat
pekerjaanku yang sudah selesai. "Nah, bagus sekali kelihatannya,
meskipun aku sendiri yang mengatakannya."
Tristan membungkuk di atas anjing yang belum sadar itu dan memeriksa
bekas potongan yang rapi dengan jahitan yang rapi berderet-deret
halus. "Memang benar-benar bagus, Saudaraku. Aku sendiri pun tak bisa
mengerjakannya lebih baik."
Anjing labrador hitam yang besar itu terbaring dengan tenang di atas
meja, lidahnya terjulur ke luar, matanya suram dan tidak menampak
apa-apa. Dia dibawa ke mari dengan sesuatu yang tumbuh di atas tulang-tulang
rusuknya dan kupastikan bahwa itu adalah sebuah daging tumbuh biasa,
tidak ganas tapi sudah harus dibedah. Dan ternyata memang demikian.
Tumor itu dengan amat mudahnya bisa diangkat, rasanya terlalu mudah,
bentuknya bulat, utuh dan berkilat seperti telur rebus yang sudah
dikupas. Tak ada perdarahan, tak perlu kuatir akan timbul kembali.
Benjolan yang tak sedap dipandang mata itu sudah diganti dengan bekas
luka yang rapi ini dan dalam beberapa minggu akan tak kelihatan lagi.
Aku merasa senang. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Sebaiknya kita biarkan saja di sini sampai dia sadar," kataku. "Bantu
aku mengangkat dan memindahkannya ke atas selimut-selimut ini." Kami
letakkan anjing itu demikian hingga dia berbaring dengan enak di depan
alat pemanas listrik dan aku berangkat untuk menjalankan tugas
kelilingku pagi itu. Waktu kami sedang makan siang, kami pertama mendengar bunyi yang
aneh itu. Bunyi itu merupakan suatu bunyi antara suara erang dan suara
lolong, yang mulai dengan lembut sekali tapi meningkat sampai
melengking untuk kemudian menggetar kembali perlahan lalu diam.
Siegfried mengangkat mukanya dari supnya dengan terkejut. "Demi
Tuhan, apa itu?" "Tentu anjing yang kubedah tadi pagi," sahutku. "Memang ada yang
bangun dari keadaan dibius seperti itu. Kurasa dia akan segera
berhenti." Siegfried memandangku ragu. "Ya, kuharap saja demikian - aku bisa
segera bosan mendengarnya. Seram buluku."
Setelah makan sup kami pergi melihat anjing itu. Denyut nadi kuat,
pernafasan dalam dan teratur, selaput lendir bagus warnanya. Dia masih
terbujur, tak bergerak, dan satu-satunya tanda mulai kembalinya
kesadarannya adalah lolongnya yang lalu tetap berulang seperti suatu
kebiasaan setiap sepuluh detik sekali.
"Ya, keadaannya benar baik," kata Siegfried. "Tapi bukan main ributnya!
Ayolah kita keluar dari sini."
Kami cepat-cepat menghabiskan makan siang kami tanpa berkata apaapa karena
mendengarkan lolong yang tak henti-hentinya di latar
belakang kami. Baru saja menghabiskan suapannya yang terakhir,
Siegfried sudah berdiri. "Aku harus berlari. Banyak pekerjaanku petang
ini. Tristan, kurasa lebih baik anjing itu dibawa ke ruang duduk dan
diletakkan dekat tungku pemanasan. Lalu kau bisa tinggal dekat dia dan
melihat-lihatnya." Tristan terpana. "Maksudmu aku harus tinggal sekamar dengan suara
ribut itu sepanjang petang?"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, memang itu maksudku. Kita tak bisa mengirimnya pulang dalam
keadaannya seperti itu dan aku tak mau ada apa-apa dengan dia. Dia
membutuhkan perawatan dan perhatian."
"Mungkin kau ingin aku terus menggenggam kaki atau mungkin
mendorongnya dalam kereta berkeliling pasar?"
"Jangan banyak cingcong. Kau tinggal dengan anjing itu, itu suatu
perintah!" Tristan dan aku mengangkat binatang yang berat itu di sepanjang lorong
dengan memakai selimut sebagai tandu, kemudian aku pun harus pergi
untuk tugas keliling petang. Aku berhenti sebentar dan menoleh tubuh
hitam yang besar dekat api itu dan Tristan yang duduk melengkung di
kursi dengan jengkel. Suara ribut itu sangat mengganggu. Aku tergesagesa menutup
pintu. Waktu aku kembali hari sudah gelap dan rumah tua itu terasa hitam dan
sepi dalam udara yang membeku dinginnya itu. Sepi, tentulah kecuali
suara lorong yang masih menggema di sepanjang lorong dan menembus
ke jalan yang sepi merupakan suara yang mengerikan.
Aku memandang arlojiku waktu aku membanting pintu mobilku. Hari
pukul enam sore, jadi Tristan sudah empat jam menjalankan tugasnya.
Aku berlari menaiki tangga dan di sepanjang lorong dan ketika kubuka
pintu kamar duduk suara itu rasanya memecahkan kepalaku. Tristan
sedang berdiri membelakangi aku, memandang ke kebun yang gelap
melalui jendela. Tangannya terbenam dalam sakunya; sedang di
telinganya tersembul gulungan-gulungan kapas.
"Nah, bagaimana keadaannya?" tanyaku.
Tak ada jawaban, jadi aku mendekatinya dan menepuk pundaknya.
Akibatnya sungguh menyo-lok. Tristan terlompat ke udara dan berputar
seperti sekerup. Mukanya kelabu dan dia gemetar hebat.
"Tuhan Mahakuasa, Jim, hampir mati aku olehmu. Aku tak bisa
mendengar apa pun juga gara-gara penyumbat telinga ini - kecuali suara
anjing itu tentu. Tak satu pun bisa mencegah suara itu."
Aku berlutut dekat anjing labrador itu dan memeriksanya. Keadaan
anjing itu baik sekali, tapi tak ada tanda-tanda bahwa kesadarannya
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sudah kembali, kecuali adanya refleks sedikit di matanya. Dan selalu
saja terdengar lolong yang melengking dalam jangka waktu yang teratur.
"Lama benar dia baru sadar," kataku. "Apakah begini terus keadaannya
sepanjang petang?" "Ya, begitulah. Tak ada perubahan sedikit pun. Dan kau tak perlu merasa
kasihan padanya, setan pelolong itu. Dia keenakan dekat api itu - dia tak
sadar apa-apa. Tapi bagaimana dengan aku" Syarafku rasanya akan
putus harus mendengarkan dia selama berjam-jam ini. Kalau lebih lama
harus begini, kau akan harus memberiku suntikan juga." Dia melicinkan
rambutnya dengan tangan gemetar dan pipinya kelihatan menegang.
Kupegang lengannya. "Nah, tinggalkanlah dia dan makanlah. Kau akan
merasa lebih baik setelah makan." Aku menuntunnya ke kamar makan
tanpa mendapat perlawanan.
Keadaan Siegfried baik sekali sesudah makan. Kelihatannya hatinya
gembira sekali dan dia bercakap-cakap terus-menerus tapi sekali pun
dia tidak menyebut-nyebut soal suara yang melengking dari kamar
sebelah itu. Tapi jelas Tristan masih mendengarnya.
Waktu mereka akan meninggalkan kamar, Siegfried meletakkan
tangannya di pundakku. "Ingat kita harus menghadiri pertemuan di
Brawton nanti malam, Jim. Pak tua Reeves yang akan memberikan
ceramah tentang penyakit-penyakit biri-biri - biasanya ceramahnya
bagus sekali. Sayang kau tak bisa ikut juga, Tristan, aku takut kau akan
terpaksa tinggal dengan anjing itu sampai dia sadar."
Tristan mundur seolah-olah dia telah ditampar. "Aduh, janganlah aku
disiksa dengan binatang setan itu lagi! Aku bisa jadi gila!"
"Aku kuatir tak ada jalan lain. Sebenarnya malam ini James dan aku bisa
menggantikan, tapi kami harus muncul dalam pertemuan itu. Tak enak
kalau kami tak hadir."
Tristan masuk dengan lunglai ke kamar itu dan aku mengenakan
mantelku. Setelah aku keluar di jalan, aku berhenti sebentar dan
memasang telinga. Anjing itu masih melolong.
Pertemuan itu berhasil baik. Pertemuan itu diadakan di salah satu hotel
Brawton yang sejuk, dan sebagaimana biasa yang terpenting adalah
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
pertemuan minum-minum antara para dokter hewan itu sendiri, di bar,
setelah pertemuan selesai. Rasanya kita terhibur sekali mendengar
masalah dan kesalahan-kesalahan orang lain - lebih-lebih kesalahankesalahannya.
Aku senang melihat berkeliling dalam kamar yang penuh itu dan mencoba
menebak apa yang dibicarakan oleh kumpulan-kumpulan kecil orangorang itu. Pria
yang di sana itu, yang membungkuk sampai tubuhnya
seperti dilipat dan mengacung-acungkan tangannya ke udara - dia pasti
sedang berceri-ta bahwa dia mengebiri seekor anak kuda jantan dalam
keadaan berdiri. Dan yang seorang yang lengannya terentang lurus,
sedang jari-jari sibuk bergerak-gerak tak menentu - hampir pasti
sedang menceritakan tentang pesalinan seekor kuda betina, mungkin
sambil memperbaiki persendian yang terkilir. Dan dia telah melakukan
dengan mudah sekali. Pengobatan hewan itu merupakan suatu hal yang
sederhana seperti permainan anak saja, kalau kita mendengar hal itu
diceritakan dalam bar yang hangat dan setelah kita minum beberapa
gelas. Pukul sebelas malam, barulah kami semua masuk ke mobil kami dan
menuju ke rumah kami sendiri yang terpencil di Yorkshire - beberapa
orang kota-kota industri besar dari West Riding, beberapa orang lagi ke
tempat-tempat di tepi laut di pantai Timur sedang Siegfried dan aku
bergegas dengan rasa syukur kembali ke jalan sempit yang berbelitbelit di antara
dinding-dinding batunya ke Pennine Utara.
Beberapa jam lamanya aku sama sekali telah melupakan Tristan dan apa
yang harus dijaganya, pikirku dengan rasa bersalah. Namun anjing itu
pasti sudah lebih baik malam ini. Dia pasti sudah lebih tenang sekarang.
Tapi, waktu aku melompat dari mobil di Darrowby, aku terhenti seperti
membeku dalam melangkah karena terdengar suatu suara tangisan
lembut dari Rumah Skeldale. Rasanya tak dapat kupercayai; hari sudah
lewat tengah malam dan anjing itu masih saja bertingkah. Lalu
bagaimana nasib Tristan" Ngeri aku membayangkan bagaimana
keadaannya. Dengan rasa ngeri pula ku-putar gagang pintu kamar duduk.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kursi Tristan merupakan sebuah pulau kecil di tengah-tengah botolbotol bir yang
kosong. Sebuah peti yang terbalik tersandar di dinding
dan Tristan sedang duduk tegak lurus dan kelihatan khidmat. Aku
berjalan dengan memilih di antara botol-botol kosong itu.
"Bagaimana, mengalami kesulitankah kau, Tris" Bagaimana perasaanmu
sekarang?" "Bisa lebih buruk, Saudaraku, bisa lebih buruk. Segera setelah kalian
pergi, aku menyelinap pergi ke toko Drover untuk mengambil sepeti
minuman ini. Hal itu mengubah keadaan. Setelah minum tiga atau empat
botol, anjing itu tidak lagi merupakan gangguan bagiku - bahkan terus
terang, selama berjam-jam terakhir ini aku membalas lolongan-nya. Kami
telah menjalani malam yang menarik. Pokoknya, dia sudah akan sadar
sekarang. Lihatlah dia."
Anjing yang besar itu telah mengangkat kepalanya dan matanya sudah
kelihatan mengenal. Lolongnya sudah berhenti. Aku mendatanginya dan
menepuknya dan ekor panjangnya yang hitam menegang agaknya
berusaha akan mengibaskan-nya.
"Itu lebih baik, bujang," kataku. "Tapi sebaiknya kau berkelakuan manis
sekarang. Kau telah menyebabkan pamanmu Tristan menempuh hari yang
buruk, hari ini." Anjing labrador itu segera memberikan reaksi dengan jalan berusaha
untuk berdiri. Dia mencoba dan terhuyung-huyung beberapa langkah
tapi kemudian jatuh di tengah-tengah botol-botol.
Siegfried muncul di pintu dan memandang tak senang pada Tristan, yang
masih duduk tegak lurus dengan air muka seperti orang yang menunggu
keputusan hakim, lalu dia memandang ke anjing yang sedang mencakarcakar di
tengah-tengah botol-botol itu. "Berantakannya seperti dalam
neraka di sini! Mengapa kau tak bisa bekerja sedikit tanpa pesta pora
yang menyebabkan berantakan begini!"
Mendengar suaranya, anjing labrador itu berusaha berdiri lagi dan
dengan keyakinan yang lewat batas, dia mencoba berlari mengejarnya,
sambil mengibas-ngibaskan ekornya dengan gemetar. Tapi belum jauh
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dia berjalan dia jatuh lagi, dan waktu dia jatuh itu sebuah botol kosong
terguling perlahan ke kaki Siegfried.
Siegfried membungkuk dan mengelus kepala yang hitam berkilat.
"Binatang ramah yang baik hati. Kurasa dia anjing yang hebat kalau dia
sedang dalam keadaan biasa. Besok pagi dia akan normal lagi, tapi
masalahnya sekarang adalah, harus kita apa-kan dia sekarang. Kita tak
bisa membiarkan dia terhuyung-huyung sepanjang" malam di sini, bisabisa patah
kakinya." Dia menoleh ke Tristan yang sama sekali tak
berubah air mukanya. Duduknya lebih tegak daripada biasa, kaku dan
bergerak seperti seorang perwira Prusia. "Kau tahu, kurasa yang
terbaik adalah kalau kau membawanya ke kamarmu malam ini. Karena
kita sekarang sudah berhasil dengan baik, baiknya kita jaga supaya dia
tak apa-apa lagi. Ya, itulah yang terbaik, dia bisa tidur dengan kau."
"Terima kasih, terima kasih banyak-banyak sekali," kata Tristan dengan
suara datar, sambil terus memandang lurus ke depan.
Siegfried memandang tajam padanya beberapa lamanya, lalu berbalik.
"Baiklah kalau begitu, bereskan semua sampah ini dan mari kita tidur."
Kamar tidurku dan kamar tidur Tristan dihubungkan oleh sebuah pintu.
Kamarku merupakan kamar utama, yang besar, luas, dengan langit-langit
yang tinggi, tungku pemanasan yang bertiang besar dan ada lekuk-lekuk
yang bagus di dinding seperti di lantai bawah. Kalau aku sedang
berbaring di kamar itu aku merasa seperti seorang pangeran.
Kamar Tristan semula adalah sebuah kamar pakaian dan kamar itu
panjang dan sempit dengan tempat tidurnya yang kecil terselip di salah
satu ujungnya seolah-olah mencoba untuk bersembunyi.
Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Di lantai kayu yang halus berpernis itu tak ada alas, jadi anjing itu
kuletakkan di atas setumpukan selimut-selimut dan bercakap-cakap
membujuk sambil melihat wajah Tristan yang pucat di bantal.
"Dia sudah tenang sekarang - dia tidur seperti bayi dan kelihatannya dia
akan begitu terus. Sekarang kau akan bisa beristirahat sebagaimana
mestinya." Aku kembali ke kamarku sendiri, cepat-cepat membuka pakaianku dan
masuk ke tempat tidur. Aku segera tidur dan aku tak bisa berkata bila
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tepatnya suara-suara ribut-ribut di kamar sebelah mulai, tapi aku tibatiba sudah
bangun karena mendengar pekik amarah. Kemudian terdengar
suara menggeser dan suatu benturan yang disusul oleh suatu pekik
Tristan yang kebingungan.
Aku mempertimbangkan gagasan untuk pergi ke kamar pakaian itu bagaimanapun aku
tak bisa berbuat apa-apa - jadi aku lebih meringkuk
dalam selimutku dan mendengarkan. Berulang kali aku terlelap lalu
terbangun lagi, karena terdengar lagi benturan dan pekikan melalui
dinding. Setelah kira-kira dua jam, suara-suara itu mulai berubah. Rupanya
anjing labrador itu sudah bisa menguasai kakinya dan berbaris hilir
mudik dalam kamar itu, tapak kakinya membuat bunyi yang teratur: tck
- a - tck, tck - a - tck, tck - a - tck di lantai kayu itu. Hal itu
berlangsung terus tanpa berhenti sebentar pun. Sekali-sekali terdengar
suara Tristan yang kini parau memerik. "Hentikan itu, demi Tuhan!
Duduklah, anjing sialan!"
Aku tentunya telah tertidur nyenyak karena ketika aku terbangun,
kamarku sudah kelabu oleh cahaya pagi yang dingin. Aku berguling
menelentang dan mendengarkan. Aku masih mendengar bunyi kakinya
tck - a - tck, tapi bunyi itu menjadi tak teratur lagi seolah-olah anjing
itu sudah berjalan-jalan seenaknya, dan bukannya berjalan sembarangan dari satu
ujung ke ujung lain dalam kamar itu. Tidak terdengar suara
Tristan. Aku keluar dari tempat tidur sambil menggigil karena dihantam oleh
udara yang sedingin es. Aku cepat-cepat mengenakan celana dan
kemejaku. Aku berjalan berjingkat-jingkat menyeberangi kamarku lalu
membuka pintu penghubung kamar kami; aku hampir saja jatuh
tertelentang waktu dua buah kaki yang besar-besar tertanam di dadaku.
Anjing labrador itu merasa senang melihat aku dan kelihatan benarbenar merasa
betah. Matanya yang bagus berwarna coklat, berseri
membayangkan kecerdasannya dan kesehatannya dan waktu dia tertawa
lebar dengan terengah-engah, dia memperlihatkan sederetan gigi yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
berkilat dan lidah yang merah dadu tak bercacat. Jauh di bawahnya,
ekornya dikibas-kibaskannya dengan bersemangat.
"Nah, kau sudah baik, sobat," kataku. "Coba lihat lukamu." Kulepaskan
kaki yang berbelulang itu dari dadaku dan memeriksa deretan jahitan di
rusuknya. Tak ada yang bengkak, tak ada rasa sakit dan sama sekali tak
ada reaksi buruk apa-apa.
"Bagus!" aku berseru. "Cantik. Kau seperti berganti kulit baru saja." Aku
memberikan tamparan gurauan di pantatnya yang menyebabkan dia
bertambah gembira. Dilompatinya aku, sambil mencakar dan menjilatjilatku.
Ketika aku sedang berjuang melepaskan diriku daripadanya, aku
mendengar suatu suara erang dari tempat tidur, Tristan kelihatan pucat
sekali dalam cahaya yang suram itu. Dia sedang berbaring tertelentang
dengan kedua belah tangannya mencengkam selimutnya sedang matanya
liar. "Tak sepi-cing pun aku tidur, Jim," bisiknya. "Sungguh sepi-cing pun
tidak. Memang abangku itu betul-betul punya perasaan humor yang
hebat, menyuruh aku tidur dengan binatang ini. Dia pasti gembira sekali
kalau dia mendengar apa yang telah kualami. Coba perhatikan saja dia
nanti - aku mau bertaruh apa saja dengan kau, dia pasti senang."
Kemudian, waktu Siegfried mendengar tentang penderitaan adiknya
sepanjang malam sampai soal-soal yang sekecil-kecilnya, sambil kami
sarapan, dia menunjukkan rasa kasihannya. Dia menyatakan rasa
kasihannya itu dan minta maaf karena dia telah mendapat kesusahan
dari anjing itu. Tapi Tristan benar juga. Dia memang kelihatan senang.
BAB 22 WAKTU aku masuk ke kamar pemeriksaan, kulihat Siegfried punya
pasien di atas meja. Sambil merenung-renung dia sedang mengusap-usap
kepala seekor anjing terrier dari perbatasan, yang sudah agak tua dan
kelihatannya sedih sekali.
"James," katanya, "kuminta kau membawa anjing kecil ini ke Grier?"
"Grier?" Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Dokter hewan di Brawton. Dialah yang dulu mengobati penyakit anjing
ini sebelum pemiliknya pindah ke daerah kita. Sudah beberapa kali aku
melihatnya - batu dalam kandung kemihnya. Dia harus segera dibedah
dan kurasa sebaiknya kusuruh Grier melakukannya. Dia itu setan yang
mudah tersinggung dan aku tak ingin menyinggung perasaannya."
"O ya, aku sudah pernah mendengar tentang dia," kataku.
"Mungkin saja sudah. Seorang Aberdeen yang suka mencari
pertengkaran. Karena dia punya praktek di daerah terkemuka. Dia
mendapatkan agak banyak mahasiswa-mahasiswa dan mereka itu
ditindasnya mati-matian. Kejadian-kejadian seperti itu tentulah
tersiar." Diangkatnya anjing terrier itu dari meja lalu menyerahkannya
padaku. "Makin cepat selesai urusanmu di sana, makin baik. Kau boleh
melihat pembedahannya dan kalau sudah bawa kembali anjing itu ke
mari. Tapi jaga dirimu - jangan kau salah-salah terhadap dia, akan
dikata-katainya kau habis-habisan."
Waktu melihat Angus Grier untuk pertama kali, aku segera teringat
akan wiski. Umurnya kira-kira lima puluh tahun, dan tentu ada sesuatu
yang menyebabkan pipinya yang montok dan berbintik-bintik, mata yang
berair dan pola urat-uratnya yang ungu yang seolah-olah berkejarkejaran melalui
hidungnya yang besar. Air mukanya selalu seperti orang
tersinggung. Dia sama sekali tidak berbasa-basi padaku; dia hanya mengangguk dan
menggeram lalu langsung merebut anjing itu dari tanganku. Kemudian
ditusukkannya jarinya kepada seorang orang remaja bertubuh kecil dan
putih yang memakai pakaian dokter yang putih. "Ini Clinton - mahasiswa
tingkat terakhir. Tak pernahkah Anda menyangka bahwa bidang kita ini
akan dimasuki juga oleh orang-orang busuk yang rupanya seperti bunga
halus ini?" Selama pembedahan berlangsung, dia terus saja mencari-cari kesalahan
anak muda itu, dan dalam usahaku untuk mengalihkan sedikit
pembicaraan, aku bertanya kapan anak muda itu akan kembali kuliah.
"Awal minggu depan," sahutnya.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
"Ya, tapi dia akan pulang besok," gerutu Grier. "Membuang-buang waktu
saja, padahal dia sebenarnya bisa mendapatkan pengalaman yang baik di
sini." Merah muka mahasiswa itu. "Ya, tapi saya telah ikut praktek selama
sebulan lebih dan saya rasa saya harus juga berada bersama ibu saya
beberapa hari lamanya sebelum kuliah mulai."
"Oh, aku tahu, aku tahu. Kalian semua sama saja - tak bisa jauh dari
susu ibu." Pembedahan itu berjalan lancar dan setelah Grier menusukkan jahitan
yang terakhir dia mengangkat kepalanya melihat padaku. "Jangan Anda
bawa anjing itu kembali sebelum dia sadar dari pembiusannya. Aku harus
pergi kunjungan ke pasienku - Anda boleh ikut untuk pelengah waktu."
Dalam mobil kami tidak bercakap-cakap sebagaimana layaknya.
Percakapan hanya merupakan kisah sepihak, yang merupakan rentetan
perlakuan-perlakuan buruk dari para langganan yang jahat dan para
rekan yang merampas pasien. Kisah yang paling kusukai adalah tentang
seorang pensiunan admiral yang telah minta Grier untuk memeriksa
kesehatan kudanya. Grier berkata bahwa binatang mempunyai jantung
yang tak kuat dan tak baik di-tunggang. Hal ini menjadikan admiral itu
ngamuk dan mencari seorang dokter hewan lain untuk memeriksa kuda
itu. Dokter hewan yang kedua itu berkata bahwa jantung binatang itu
tidak apa-apa dan menyatakan bahwa binatang itu sehat.
Admiral itu menulis sepucuk surat pada Grier yang menyatakan apa
pendapatnya tentang Grier dengan menggunakan kata-kata kasar yang
biasa dipakai para kelasi di geladak kapal. Setelah mengeluarkan isi
hatinya itu, admiral itu merasa puas lalu pergi ke luar naik kuda; dalam
perjalanan itu, sedang melangkah panjang, kuda itu jatuh dan langsung
mati, hingga admiral itu jatuh terguling yang mengakibatkan kakinya
patah di beberapa bagian dan panggul yang hancur.
"Aduh," kata Grier dengan amat bersungguh-sungguh. "Aduh, bukan
main senangnya aku."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Kami berhenti di sebuah halaman peternakan yang luar biasa kotornya
dan Grier berpaling padaku. "Aku harus mengerjakan pembersihan
seekor sapi di sini."
"Baiklah," kataku. Aku memperbaiki dudukku dan mengeluarkan pipaku.
Grier yang sudah setengah keluar dari mobilnya, berhenti. "Tidakkah
Anda akan ikut membantuku?"
Aku tidak mengerti orang itu. Yang dinamakan "Pembersihan" sapi,
hanya berarti mengeluarkan ari-ari yang masih ketinggalan, dan itu
merupakan pekerjaan satu orang.
"Bukankah tak ada yang perlu saya kerjakan?" kataku. "Apalagi sepatu
Wellington dan jas saya ada dalam mobilku. Saya tadi tak menyangkal
bahwa kita akan mengadakan kunjungan ke peternakan - aku takut nanti
akan mengganggu saja."
Aku segera tahu bahwa aku telah berkata salah. Pipi jelek yang berkulit
seperti kulit katak itu memerah dan menjadi lebih gelap dan dia
memandangku dengan pandangan jahat sekali sebelum ber-balik; tapi
setelah menempuh setengah perjalanan menyeberangi halaman itu dia
berhenti dan berdiri beberapa saat dan berpikir lalu kembali ke mobil.
"Aku baru ingat. Aku punya sesuatu di sini yang bisa Anda pakai.
Sebaiknya Anda ikut masuk dengan aku - Anda akan bisa memberikan
apa-apa yang kubutuhkan."
Aku sebenarnya sama sekali tidak tertarik, tapi aku keluar dari mobil
dan berjalan ke bagian belakangnya. Grier sedang mengeluarkan sebuah
kotak kayu besar dari tempat barangnya.
"Nah, ini bisa Anda pakai. Ini baju untuk menolong sapi beranak yang
kudapat belum lama ini. Aku tak sering memakainya karena kurasa
terlalu berat, tapi itu akan menjaga agar Anda tetap bersih."
Aku menjenguk ke dalam kotak itu dan melihat seperangkat pakaian dari
karet yang tebal, hitam dan berkilat. Kuangkat jasnya; jas itu penuh
dengan ritsleting dan kancing-kancing ketup dan beratnya seperti timah
hitam. Celananya bahkan lebih berat, dengan banyak jepit-jepitnya dan
rits. Keseluruhannya merupakan ciptaan yang sangat menonjol, jelas
bahwa itu direncanakan oleh seseorang yang belum pernah melihat
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
orang menolong sapi beranak dan keburukan pakaian itu ialah, bila orang
memakainya, orang akan benar-benar tak bisa bergerak.
Kuperhatikan wajah Grier sebentar, tapi mata yang berair itu polos
saja. Aku mulai menanggalkan jasku - memang gila-gilaan, tapi aku tak
mau menyinggung orang itu.
Dan terus terang, Grier kelihatannya ingin benar agar aku mengenakan
pakaian itu karena dia memegangnya untuk membantuku. Memang harus
berdua mengenakannya. Mula-mula celana yang berkilat itu yang
dikenakan dan dipasang ritsnya di depan dan di belakang, lalu giliran
jasnya, suatu hasil karya yang hebat, ketat benar di pinggang dan
berlengan pendek yang kira-kira enam inch panjangnya dengan elastik
yang kuat mencengkam lengan atasku.
Sebelum aku bisa mengenakannya, aku harus menggulung lengan
kemejaku sampai ke bahu, kemudian Grier dengan segala susah payah
memasangkannya. Kudengar rits dipasangnya, rits yang terakhir
terdapat di belakang tengkukku, menutup leher baju yang tinggi dan
kaku, hingga sikap kepalaku harus mendongak saja seperti orang
memohon dan daguku terangkat menunjuk langit.
Rupanya Grier bekerja dengan sepenuh hatinya, dan sebagai tindakan
terakhir dikeluarkannya sebuah tutup kepala hitam dari karet. Aku
mundur melihat benda itu dan mulai mengeluarkan protes sepanjang
yang dimungkinkan oleh leher bajuku, tapi Grier bersikeras. "Berdiri
diamlah sebentar saja. Baiknya kita selesaikan sekali pekerjaan ini."
Setelah dia selesai dia mundur dan memandang dengan kagum. Rupaku
tentu lucu sekali, terbungkus dalam pakaian hitam berkilat dari kepala
sampai ke kaki, lenganku telanjang sampai ke pundak dan menonjol di
tempat-tempat yang tepat. Kelihatannya Grier puas. "Nah, marilah
sudah waktunya kita mulai bekerja." Dia berbalik dan bergegas ke arah
kandang sapi; aku berjalan dengan bersu-sah payah menyusulnya seperti
manusia mesin. Kedatangan kami di kandang sapi menimbulkan keributan. Yang hadir di
sana adalah pemilik peternakan itu, dua orang petugas dan seorang gadis
kecil. Orang-orang laki-laki yang semua akan memberi sambutan riang,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
terdiam terkejut waktu tokoh yang mengerikan masuk perlahan-lahan.
Gadis kecil itu memekik menangis lalu lari ke luar.
'Pembersihan' merupakan suatu pekerjaan yang kotor dan berbau bagi
yang bekerja dan membosankan bagi yang menonton yang mungkin harus
berdiri saja selama dua puluh menit tanpa bisa melihat apa-apa. Tapi
kali ini yang menonton tidak merasa bosan. Grier sedang mengerjakan isi
perut sapi itu sambil bergumam tentang cuaca, tapi orang-orang laki-laki
itu tidak mendengarkannya, sekali pun mereka tidak melepaskan
pandangannya dari diriku selama aku berdiri tegak seperti baju besi
dekat dinding. Dengan terheran-heran mereka memperhatikan setiap
bagian dari pakaian secara bergiliran. Aku tahu apa yang sedang mereka
pikirkan. Dan aku pun tahu apa yang akan terjadi kalau apa yang hebat
dan asing ini mulai bertugas. Seseorang yang berpakaian seperti itu
tentulah harus menghadapi tugas yang hebat pula.
Tekanan leher baju yang kuat pada jakunku, menyebabkan aku sama
sekali tak bisa berbicara dan hal itu tentulah menambah sifat misterius
pada diriku. Aku mulai berpeluh dalam pakaian itu.
Gadis kecil tadi telah mengumpulkan keberaniannya dan membawa adikkakak lakilaki perempuan untuk melihat aku. Aku bisa melihat deretan
kepala yang mengintip di balik pintu dan memutar kepalaku meskipun
sakit rasanya, aku mencoba untuk tersenyum pada mereka supaya
mereka jangan takut, tapi kepala-kepala itu menghilang dan kudengar
kaki-kaki mereka berlari menyeberangi halaman.
Aku tak bisa mengatakan berapa lama aku berdiri di sana, tapi Grier
akhirnya selesai dengan pekerjaannya dan berseru, "Nah, aku sekarang
sudah siap untukmu." Tiba-tiba suasananya menjadi merangsang. Orangorang lakilaki itu menjadi tegang dan menatapku dengan mulut yang
sedikit terbuka. Inilah saat yang telah mereka nanti-nantikan.
Aku mendorong diriku dari dinding dan membelok dengan tepat
meskipun dengan amat bersu-sah payah, lalu menuju ke tempat kaleng
peralatan itu. Letaknya hanya beberapa meter dari tempatku tapi
rasanya jauh sekali jarak yang harus kutempuh sebelum aku tiba ke
tempat itu seperti robot, kepala terangkat, lengan lurus dan kaku di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
sebelah menye-belah. Waktu aku tiba di tempat kaleng itu, aku menemui
kesulitan baru; aku tak bisa membungkuk. Setelah menggeliat-geliat
Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
beberapa kali barulah aku berhasil memasukkan tanganku ke dalam
kaleng itu, lalu aku harus membuka bungkusan kertas alat itu dengan
sebelah tanganku, suatu kesulitan baru lagi. Orang-orang itu
memperhatikan dengan terpesona tanpa bisa berkata apa-apa. Setelah
membuka bungkusan kertasnya, aku berputar berhati-hati dan menjalani
sepanjang kandang itu dengan langkah penuh perhitungan. Setelah aku
tiba sejajar dengan sapi itu kuulurkan lenganku kaku ke Grier yang
mengambil alat itu dan memasukkannya ke dalam kandung peranakannya.
Kemudian aku kembali ke tempatku semula dekat dinding sedang
rekanku membersihkan dirinya. Aku mengerling memandang orang-orang
itu; air muka mereka berubah sama sekali betul-betul membayangkan
rasa tak percaya. Tugas manusia misterius itu seharusnya tentu lebih
berat daripada itu - dia tak perlu memakai pakaian itu hanya untuk
menyampaikan alat. Tapi ketika Grier mulai pekerjaan yang sulit untuk
membuka kancing-kancing dan melepaskan rits-rits, sadarlah mereka
bahwa pertunjukan itu benar-benar sudah selesai; dan setelah perasaan
kecewa mereka berlalu, mereka pun merasakan kelucuannya.
Waktu aku mencoba menggosok-gosok lenganku yang bengkak supaya
darahnya jalan lagi karena sudah begitu tercekam oleh lengan elastik
tadi, aku dikelilingi wajah-wajah yang tertawa lebar. Kurasa mereka
sudah tak sabar lagi untuk pergi ke bar setempat malam itu untuk
menceritakan kisah itu. Sambil mengumpulkan kembali rasa harga diriku
yang sudah hancur, kukenakan jasku dan masuk ke mobil. Grier masih
tinggal untuk mengatakan beberapa hal pada orang-orang itu, tapi dia
tak berhasil mendapatkan perhatian mereka; semuanya tertuju pada
diriku yang sudah meringkuk di tempat dudukku. Mereka tak bisa
percaya bahwa aku manusia biasa.
Setelah kembali ke tempat pembedahan tadi, anjing terrier tadi sudah
sadar dari pingsannya. Dia mengangkat kepalanya dan dengan gagah
mencoba mengibaskan ekornya waktu dia melihatku. Ku-bungkus anjing
dalam sehelai selimut, kugendong dan bersiap-siap akan pergi, ketika
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kulihat Grier melalui pintu sebuah kamar gudang kecil yang terbuka
sedikit. Dia menghadapi peti kayu tadi yang kini ada di atas meja dan dia
sedang mengangkat baju itu; lelaki itu seolah-olah diserang semacam
gigil - tubuh menggetar-getar dan terangkat-angkat, muka yang
berbintik-bintik itu menceng-men-ceng dan terdengar suara seperti
setengah tangisan dari mulutnya.
Aku menatap keheranan. Aku bisa saja berkata bahwa itu tak mungkin,
namun hal itu terjadi di hadapan mataku sendiri. Tak ada sedikit pun
yang meragukan - Angus Grier sedang tertawa.
BAB 23 DEMAM susu adalah salah satu penyakit yang mudah diobati, tapi waktu
aku melihat ke sungai kecil dalam cahaya subuh yang suram itu, aku
menyadari bahwa yang ini merupakan jenis yang lebih sulit. Penyakit itu
telah menyerangnya segera setelah dia beranak dan sapi itu tergelincir
dari tebing yang berlumpur ke dalam sungai. Dia tak sadar waktu aku
tiba, dan bagian belakangnya terendam sama sekali sedang kepalanya
terletak di atas sebuah batu yang datar. Anaknya yang basah kuyup
dalam hujan yang bagai dicurahkan dari langit itu, ketakutan dan
menggigil di sampingnya. Mata Dan Cooper membayangkan rasa kuatir sekali waktu kami turun ke
sungai. "Aku kuatir kita sudah terlambat. Dia sudah mati kan" Aku tak
melihatnya bernafas lagi."
"Aku kuatir memang sudah parah," sahutku, "tapi kurasa dia masih
hidup. Kalau aku bisa menyuntikkan kalsium ke dalam urat darahnya, dia
masih bisa sembuh." "Aku benar-benar berharap demikian," geram Dan. "Dia adalah salah
satu sapiku yang paling banyak memberi susu. Penyakit selalu menyerang
yang terbaik." "Penyakit demam susu memang begitu. Coba tolong pegangkan botol ini."
Kukeluarkan kotak tempat alat suntik dan memilih jarum yang berlubang
besar. Jari-jariku yang kaku karena kedinginan, kedinginan khas yang
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kita rasakan awal-awal pagi hari karena peredaran darah kita masih
seret dan perut masih kosong, rasanya tak bisa memegang jarum itu.
Sungainya lebih dalam daripada dugaanku, dan airnya melewati bagian
atas sepatu Wel-lington-ku waktu aku mula-mula turun. Sambil
mendesah, aku menunduk dan membenamkan ibu jariku ke dalam lekuk di
dasar tengkuk. Urat darahnya keluar dan waktu kutusukkan jarumnya ke
dalam urat itu, mengalirlah darah hangat dan gelap di tanganku. Aku
meraba-raba mencari botol kecil berisi kalsium itu dalam sakuku, lalu
kutusukkan jarum ke ujungnya. Maka mengalirlah kalsium itu ke dalam
urat nadinya. Dengan berdiri dalam sungai yang airnya sedingin es itu, sambil
mengangkat botol kalsium tinggi-tinggi dengan tangan yang berdarahdarah serta
merasakan air hujan mengalir dalam leherku, aku mencoba
menghilangkan pikiran jahatku; tentang semua orang yang sedang enakenak tidur
dan baru akan bangun kalau jam alarm mereka berdering; lalu
mereka akan membaca koran-koran mereka sambil sarapan dan pergi ke
kantor-kantor bank atau kantor asuransi mereka yang nyaman itu
dengan mobil mereka. Mungkin aku sebaiknya menjadi dokter - mereka
mengobati pasien-pasiennya di kamar-kamar tidur yang bagus dan
hangat. Kucabut jarumnya dari urat nadinya dan kulemparkan botol yang kosong
ke tebing sungai. Tak ada reaksi apa-apa atas suntikan itu. Kuambil
botol yang sebuah lagi dan mulai menyuntikkan kalsium lagi ke bawah
kulitnya. Mungkin bisa melalui gerakan-gerakan, meskipun kelihatannya
sia-sia. Waktu aku sedang menggosok-gosok bekas suntikan di bawah
kulit itu, aku melihat kelopak matanya bergerak.
Aku langsung merasa lega dan gembira sekali. Aku mendongak
memandang peternak itu dan tertawa. "Dia masih bernyawa, Dan."
Kusentil telinganya dan matanya terbuka lebar. "Akan kita tunggu
beberapa menit, lalu akan kita coba untuk menggulingkannya supaya dia
bisa menelungkup." Dalam jangka waktu setengah jam dia mulai menggoyang kepalanya ke
kiri dan ke kanan dan tahulah aku bahwa waktunya telah tiba. Kutangkap
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tanduknya dan kutarik, sementara Dan dan anak laki lakinya yang
jangkung mendorong dari pundaknya. Sulit sekali kami membuat
kemajuan dengan pekerjaan kami itu, tapi setelah mengangkat dengan
amat bersusah payah, sapi itu berusaha sendiri lalu berbaring
menelungkup. Segera segala-galanya tampak memberi harapan; bila
seekor sapi berbaring miring dia selalu kelihatan seperti mati.
Waktu itu aku yakin benar bahwa dia akan sembuh, tapi aku tak bisa
pergi dan meninggalkannya masih terbaring di sungai kecil itu. Sapi-sapi
yang menderita demam susu bisa sakit berhari-hari lamanya, tapi aku
punya perasaan bahwa yang ini akan bisa segera bangun. Maka
kuputuskan untuk menunggunya sebentar lagi.
Dia kelihatannya tak senang berada dalam air berlumpur itu dan mulai
berusaha dengan sekuat-kuatnya untuk bangkit, tapi baru setengah jam
kemudian dan gigiku sudah gemeletuk tak tertahankan, barulah dia
akhirnya berdiri terhuyung.
"Wah, beruntung benar!" kata Dan. "Tak kusangka bahwa dia akan
pernah bisa berdiri lagi. Tentunya obat yang bagus yang Anda berikan
itu." "Kerjanya sedikit lebih cepat daripada pompa sepeda," aku tertawa.
Reaksi yang menyolok dari suntikan kalsium melalui urat nadi itu masih
merupakan sesuatu yang mengherankan aku. Selama beberapa
keturunan, sapi yang menderita demam susu pasti mati. Kemudian
pemompaan susunya telah bisa menyelamatkan banyak di antaranya; tapi
kalsiumlah obat yang paling tepat - kalau binatang-binatang itu bisa
bangun dalam jangka waktu satu jam seperti yang ini, aku selalu merasa
seperti seorang ahli sihir yang berhasil.
Kami menuntun sapi itu naik ke tebing sungai dan sesampainya di sana,
angin dan hujan yang amat keras menghantam kami. Rumah itu hanya
beberapa meter jauhnya dari situ dan kami berjuang untuk sampai ke
situ. Dan dan putranya berjalan di depan dengan membawa anak sapi
dalam karung yang mereka bawa berdua. Binatang kecil itu terayun-ayun
ke kiri dan ke kanan; dia memasang matanya tajam-tajam memandang
dunia yang keras ke mana dia telah lahir. Dekat di belakangnya,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
menyusul induknya yang penuh kuatir, masih agak terhuyung-huyung tapi
berusaha kuat untuk memasukkan moncongnya ke karung. Aku berjalan
tercepuk-cepuk di belakangnya.
Kami tinggalkan sapi itu di kandang hangat yang beralas rumput kering
setinggi lutut, dia menjilat-jilat anaknya dengan asyiknya. Di serambi
rumah, orang-orang yang lain membuka sepatu Welling-ton-nya menurut
kebiasaan; aku pun berbuat demikian, sambil mengeluarkan air sungai
tadi dari setiap sepatu. Mrs. Cooper terkenal selalu berpegang teguh
pada peraturan-peraturan itu; tapi dari pengalaman-pengalamanku yang
terdahulu dengan dia aku mendapat kesan bahwa Dan menjalankan
semua itu dengan senang hati.
Gagasan itu timbul kembali waktu aku melihat wanita itu, bertubuh
besar tapi manis, sedang menjalin anak perempuannya bersiap-siap
untuk ke sekolah. Api kayu yang berderak-derak terbayang di tungku
pemanasan dari kuningan yang berkilat dan di samping bau nyaman
rumah peternakan itu, tercium bau lemak babi buatan sendiri yang
sedang digoreng. Mrs. Cooper menyuruh Dan dan anaknya segera naik ke lantai atas dan
memandangku dengan tenang sedang aku berdiri basah kuyup di lantai
kayunya yang berkilat. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya seolah-olah
aku anak nakal. "Ayo, buka kaus kakinya," perintahnya. "Juga mantel Anda dan gulunglah
celana Anda, lalu duduk di sini dan keringkan rambut Anda dengan ini."
Sebuah handuk bersih terlempar ke pangkuanku dan Mrs. Cooper
membungkuk di atasku. "Tak pernahkah terniat di hati Anda untuk
memakai topi?" "Aku tak suka topi," gumamku, dan dia menggelengkan kepalanya lagi.
Dituangkannya air panas dari ketel ke dalam sebuah baskom besar lalu
dibubuhinya mustard dari sebuah kaleng berisi satu pon. "Nih, masukkan
kaki Anda ke dalam ini."
Aku mematuhi semua perintah-perintahnya dengan rela dan aku
memekik tak sadar waktu kakiku kumasukkan ke dalam campuran yang
mengge-lembung-gelembung itu. Mendengar itu, dia memandangku
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
dengan garang dan aku berusaha supaya kakiku tetap terendam dalam
baskom itu. Aku duduk dengan gigi terkatup rapat, terselubung dalam
uap, lalu dia memberikan secangkir besar teh panas.
Itu merupakan pertolongan cara lama, tapi bermanfaat sekali. Waktu
aku sudah menghabiskan setengah cangkir teh itu, aku merasa seolaholah aku
diberi makan api. Rasa dingin di tebing sungai tadi seolah-olah
merupakan sebuah impian sirna sama sekali waktu Mrs. Cooper
menambah baskomku dengan air mendidih lagi dari ketel.
Kemudian, ditangkapnya kursi dan baskom dan memutar aku hingga aku
duduk menghadapi meja, dengan kakiku masih terendam dalam air. Dan
dan anak-anak sudah mulai sarapan dan di hadapanku ada sebuah piring
berisi dua butir telur, sepotong besar lemak babi dan beberapa buah
usus babi. Aku sudah cukup tahu tentang adat istiadat Dales supaya
tidak bercakap-cakap waktu makan. Waktu aku mula-mula datang ke
daerah ini kusangka bahwa sepantasnyalah aku mengadakan percakapan
ringan akan menyatakan terima kasihku atas keramah-tamahan mereka,
tapi pandangan-pandangan bertanya yang saling mereka lontarkan
segera menyuruhku menutup mulutku.
Jadi pagi ini, kuserang makanan itu tanpa kata-kata pendahuluan, tapi
suap yang pertama hampir saja menyebabkan aku melanggar peraturan
yang baru saja kupelajari. Waktu itu adalah pertama kalinya aku
merasakan sosis Yorkshire buatan sendiri dan aku harus menahan diriku
kuat-kuat untuk mencegah diriku mengucapkan puji-pujian, yang dalam
lingkungan-lingkungan lain merupakan suatu yang biasa saja. Tapi Mrs.
Cooper memperhatikan aku melalui sudut matanya dan dia tentunya
melihat air mukaku yang merasa enak. Dia bangkit seenaknya, kembali
membawa sebuah penggorengan lalu menggulingkan beberapa batang
sosis lagi ke piringku. "Menyembelih babi minggu yang lalu," katanya, sambil membuka pintu
lemari makan. Aku bisa melihat piring-piring berisi bertumpuk-tumpuk
daging cincang, tulang rusuk, hati dan kue pastel yang berderet-deret
dengan selai yang berkilat-kilat di atas kuenya yang kuning keemasan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Setelah selesai makan aku mengenakan kaus kaki tebal yang kupinjam
dari Dan dan sepatuku yang sudah kering. Waktu aku akan pergi, Mrs.
Cooper menyelipkan sebuah bungkusan ke bawah lenganku. Aku tahu
bahwa bungkusan itu berisi apa-apa yang kulihat dari lemari makan tadi,
tapi matanya melarang aku berkata apa-apa. Aku menggumamkan terima
kasih saja, lalu keluar ke mobilku.
Jam gereja sedang berbunyi, pukul sembilan lima belas menit ketika aku
berhenti di depan Rumah Skeldale. Aku merasa puas - hangat, kenyang
makan enak dan dengan kenangan yang memuaskan tentang sapi yang
cepat sembuh itu. Dan di tempat duduk di belakang ada bungkusanku,
memang selalu merupakan nasib baik kalau kita dipanggil ke sebuah
peternakan kalau mereka baru saja habis menyembelih babi dan
biasanya selalu ada hadiah dari peternak-peternak yang baik hati itu,
namun sosis-sosis ini tidak akan pernah kulupakan.
Kulompati saja tangga-tangga tempat pemeriksaan dan berjalan
langsung ke lorong, tapi waktu aku membelok di suatu sudut, aku
terhenti. Siegfried sedang berdiri di sana, tegang dan punggungnya
tersandar pada dinding. Pada bahunya tergantung sebuah probang dari
kulit yang panjang dan lembut. Di antara aku dan dia terdapat pintu
kantor yang setengah terbuka dan melalui pintu itu jelas kelihatan Miss
Harbottle yang duduk di meja tulis.
Aku melambai gembira. Muka Siegfried menceng seperti tersiksa dan diangkatnya tangannya
memberi peringatan. Lalu dia mulai berjalan mengendap-endap melalui
pintu dengan menjijit-jinjit seperti pemain sirkus yang berjalan di tali.
Dia sudah melewati pintu dan ketegangan tubuhnya sudah mulai melemas
ketika ujung kuningan dari probang yang terayun-ayun itu berdentang
kena dinding, dan seperti suatu jawaban terdengarlah gemuruh suara
Miss Harbottle dari sudutnya. Siegfried memandangku dengan
pandangan putus asa, lalu dengan pundak terkulai, dia masuk perlahanlahan ke
dalam kamar. Sambil memperhatikannya berjalan, aku berpikirpikir bagaimana
persoalan-persoalan jadi berubah sejak kedatangan
sekretaris itu. Kini telah merupakan perang terbuka dan hal itu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
memberikan kehidupan suatu-daya tarik baru untuk memperhatikan
siasat dari kedua belah pihak.
Mula-mula kelihatannya Siegfried-lah yang bisa menjadi pemenang
dengan mudah sekali. Dialah yang majikan, dialah yang memegang pucuk
pimpinan dan kelihatannya Miss Harbottle akan tak berdaya dalam
menghadapi siasatnya yang merusak itu. Tapi Miss Harbottle adalah
seorang pejuang dan yang banyak akal pula dan tidaklah mungkin untuk
tidak mengagumi caranya memanfaatkan senjata-senjata yang
dikuasainya. Kenyataannya, setelah seminggu berlalu, kemenangan berada di pihak
Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Miss Harbottle. Dia mempermainkan Siegfried seperti seorang
pemancing yang ahli mempermainkan seekor ikan salem; berulang kali
menyuruh Siegfried menghadap ke meja kerjanya untuk
mempertanggungjawabkan per-buatan-perbuatannya. Kalau semula dia
hanya ber-dehem-dehem saja, kini ia sudah berani membentak-bentak
yang bisa menembusi sepanjang rumah. Apalagi dia punya senjata baru,
dia telah mulai dengan mencatat kesalahan-kesalahan tulis Siegfried
pada carikan-carikan kertas; salah eja, kesalahan menambahkan,
kesalahan dalam pembukuan - semuanya itu disalin dengan setia.
Miss Harbottle memakai carikan-carikan kertas itu sebagai senjata. Dia
tak pernah mengeluarkan catatan itu jika keadaan sedang tak
menguntungkan dan majikannya sedang sibuk dengan pemeriksaan.
Semuanya itu disimpannya sampai Siegfried dalam keadaan tertekan,
maka akan disodorkannya sebuah carikan itu dan berkata. "Bagaimana
ini?" Dia selalu bermuka polos dalam keadaan demikian dan tak bisa kita
mengatakan betapa besar hatinya melihat Siegfried memandangnya
ketakutan seperti seekor binatang yang dilecut. Tapi kejadian-kejadian
demikian selalu berakhir dengan cara yang sama - penjelasan-penjelasan
yang digumamkan dan permintaan maaf dari Siegfired, dan Miss Harbottle
memperbaiki pembukuan dengan sikap sok adil.
Aku memperhatikan melalui pintu yang setengah terbuka waktu
Siegfried masuk ke dalam kamar. Aku tahu bahwa aku harus
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mengadakan pemeriksaan keliling pagi itu tapi diserang penyakit ingin
tahu benar. Miss Harbottle yang kelihatan tegas dan ingin berurusan,
sedang menunjuk-nunjuk suatu pembukuan dengan sebuah pena dalam
bukunya sedang Siegfried menggumamkan jawaban-jawabannya sambil
menggeser-geserkan kakinya. Setelah beberapa waktu berlalu kulihat
dia membuat usaha yang sia-sia untuk pergi dan aku bisa melihat bahwa
dia sudah hampir tak bisa menguasai dirinya. Giginya terkatup rapat dan
matanya sudah mulai menonjol, ke luar.
Telepon berdering dan sekretaris yang menerimanya. Majikannya cepatcepat menuju
pintu, tapi Miss Harbottle berseru dengan gembira,
"Kolonel Brent ingin berbicara dengan Anda." Siegfried kembali seperti
orang dalam mimpi. Kolonel itu, seorang pemilik kuda pacuan, sudah lama
sangat tidak kami sukai karena banyaknya keluhan-keluhannya dan
banyaknya pertanyaan-pertanyaannya;
telepon dari dia selalu bisa menaikkan tekanan darah.
Kulihat demikian itulah keadaannya pagi ini. Menit-menit berdetik terus
dan kulihat muka Siegfried pun bertambah merah. Dia menyahut dengan
suara seperti orang tercekik yang akhirnya meningkat menjadi teriakan.
Akhirnya dihempaskannya alat penerima telepon itu dan bersandar ke
meja, dengan nafas berat.
Dan rasanya tak percaya aku waktu melihat Miss Harbottle membuka
laci mejanya di mana dia menyimpan carikan-carikan kertasnya.
Diambilnya selembar, mendehem lalu disodorkannya ke muka Siegfried.
"Bagaimana yang ini?" tanyanya.
Ingin aku menutup mataku, tapi kutahan dan menatap ngeri. Beberapa
detik lamanya tidak terjadi apa-apa dan ada saat-saat yang
menegangkan ketika Siegfried berdiri tak bergerak. Lalu mukanya
berubah dan sambil merampas carikan kertas itu dengan sikap menyapu
seperti sabit, dari tangan sekretaris itu, dia lalu merobek-robeknya
dengan geram. Dia tak berkata sepatah pun tapi dia bersandar pada
meja dan matanya yang membelalak makin lama makin mendekati Miss
Harbottle yang perlahan-lahan mengundurkan kursinya hingga akhirnya
kursi itu terjepit ke dinding.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sungguh suatu pemandangan yang mengerikan. Miss Harbottle yang
mundur dengan tegang, mulutnya agak terbuka, rambut keritingnya yang
dicat naik ke atas karena ketakutan, dan Siegfried yang dengan muka
geram dan garangnya dekat sekali ke muka Miss Harbottle masih terus
merobek-robek kertas tadi sampai kecil-kecil. Adegan itu berakhir
ketika Siegfried melempar kertas yang sudah diro-bek-robeknya ke
dalam keranjang sampah dengan mengumpulkan seluruh tenaganya
seperti sikap seorang pelempar lembing. Sobekan-sobekan itu jatuh
menghunjam seperti carikan kertas aneka warna yang ditaburkan pada
pengantin, ada yang masuk ke keranjang, ada yang jatuh di luarnya, dan
Siegfried masih tetap membungkam, melilitkan probang itu ke tubuhnya
dan berjalan dengan langkah-langkah panjang ke luar kamar.
Di dapur Mrs. Hall membuka bungkusanku dan mengeluarkan sebuah kue
pastel, sepotong hati dan seikat sosis yang istimewa. Perempuan itu
memandangku dengan pandangan bertanya. "Anda kelihatan senang
sekali pagi ini, Mr. Herriot."
Aku menyandarkan punggungku pada bupet dari kayu oak. "Ya, Mrs. Hall.
Aku berpikir. Kelihatannya tentu senang menjadi pemimpin suatu
praktek tapi tahukah kau, menjadi asisten pun tidaklah buruk benar
keadaannya." BAB 24 HARI itu telah mulai dengan buruk. Tristan tertangkap basah oleh
abangnya, kembali dari 'Bellringer Outing' pukul empat subuh.
Peristiwa demikian terjadi setahun sekali; satu bis penuh pemudapemuda yang
biasa membunyikan lonceng-lonceng gereja di seluruh
daerah bertamasya ke Morecambe. Tapi mereka hanya sebentar sekali
di pantai, dan kalau mereka tidak berpindah-pindah tempat dari satu
rumah minum ke bar yang lain, mereka menyerang peti bir yang telah
mereka bawa serta. Kalau mereka kembali ke Darrowby subuh-subuh, kebanyakan isi bis itu
sudah tak sadar. Tristan, seorang tamu terhormat, telah diturunkan di
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
jalan kecil di belakang Rumah Skeldale. Dia melambai lemah waktu bis
itu berangkat lagi, tapi sama sekali tidak mempedulikan muka-muka
orang yang tersembunyi di balik-balik jendela. Sambil menyelinap masuk
ke lorong kebun, dia merasa ngeri waktu melihat lampu di kamar
Siegfried. Dia tak mungkin bisa melarikan diri dan ketika dimintai
penjelasan dari mana dia, dia membuat bermacam-macam gerak tangan
untuk menyebutkan 'Bellringer Outing' namun tak berhasil.
Siegfried yang melihat bahwa dia membuang-buang waktu, menyimpan
caci makinya sampai waktu sarapan. Waktu itulah Tristan menceritakan
kisah itu padaku - yaitu sesaat sebelum abangnya masuk ke kamar
makan dan mulai ngamuk padanya.
Tapi sebagaimana biasa dia harus mendengar banyak dari Siegfried
yang berangkat berkeliling dengan muka masih masam dan suara yang
serak karena berteriak. Sepuluh menit setelah dia berangkat kudapati
Tristan berkurung dengan riang gembira dalam kamar kerja Boardman
yang kecil itu, Boardman mendengarkan kejadian-kejadian terbaru
sambil melihat-lihat bagian belakang dari amplop-amplop dan ikut
tertawa kecil sebagai penghormatan.
Orang tua itu menjadi senang sekali sejak Tristan pulang dan mereka
berdua menghabiskan banyak waktu berdua dalam kamar yang suram, di
mana sinar dari jendela yang kecil sekali menyinari alat-alat berkarat
yang berderet-deret, sedang kotak karton Bairnsfather tergantung
pada dinding. Tempat itu biasanya terkunci dan dia tidak menerima tamu
dengan senang hati, tapi Tristan selalu diterima dengan baik.
Sering kali bila aku lewat, aku hanya mengintip dan kulihat Tristan
dengan tenang menggulung-gulung rokok Woodbine-nya sedang
Boardman berceloteh terus. "Sudah enam minggu lamanya kami
bertempur. Orang-orang Perancis di sebelah kanan kami sedang orangorang Skot di
sebelah kiri kami......" atau "Kasihan si Fred yang malang
itu baru satu menit dia masih berdiri di sampingku dan saat berikutnya dia
sudah tiada. Lalu tidak pernah mendapat tanda penghargaan apa-apa......"
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Pagi ini Tristan menyambutku dengan riang dan penuh semangat dan aku
kagum melihat daya tahannya dan kemampuannya untuk menyesuaikan
diri dalam hal yang tak menyenangkan, seperti sebatang bambu yang
melengkung dalam oleh tiupan angin dan kemudian tegak kembali tanpa
bekas. Dia mengangkat dua buah karcis.
"Pesta dansa di desa malam ini, Jim, dan kuja-min menyenangkan.
Beberapa orang dari haremku di rumah sakit akan pergi, jadi akan
kuusahakan supaya kau senang. Dan bukan itu saja - lihat nih." Dia pergi
ke kamar tempat penyimpanan pelana -pelana, diangkatnya sebuah papan
lepas dan dikeluarkannya sebuah botol sherry. "Kita akan minum-minum
kalau tidak sedang dansa."
Aku tidak bertanya dari mana dia dapat karcis dan sherry itu. Aku suka
pesta-pesta dansa di desa itu. Bangsal yang penuh sesak yang di salah
satu ujungnya ada band yang beralat musik tiga macam - piano, biola dan
drum - sedang di ujung lain wanita-wanita berumur menjaga makananmakanan. Gelasgelas susu, bertumpuk-tumpuk sandwich, daging babi
panggang, otot-otot babi yang dimasak sendiri dan kue-kue kecil yang
ditumpahi cream tinggi-tinggi.
Malam itu waktu aku pergi kunjungan terakhir, Tristan ikut aku dan
dalam mobil kami terus membicarakan pesta dansa. Penyakit yang harus
ku-obati sederhana saja - seekor sapi dengan mata yang radang - tapi
peternakannya terletak tinggi di atas lembah dan waktu kami selesai,
hari sudah gelap. Aku merasa senang dan segala-galanya kelihatan
menguntungkan, jelas dan penuh arti. Satu-satunya jalan yang berbatu
kelabu yang kini kosong, berkas cahaya matahari yang terakhir di langit
dan warna ungu tua dari hutan yang mengelilingi tempat itu. Tak ada
angin bertiup, tapi dari padang-pa-dang rumput yang sepi ada tiupan
halus, lembut dan segar dan penuh janji. Di antara rumah-rumah, di
mana tercium bau nyaman dari asap kayu.
Waktu kami tiba di tempat pemeriksaan, Siegfried sedang keluar, tapi.
ada surat pendek untuk Tristan yang terselip di atas tungku pemanasan.
Bunyinya hanya: 'Tristan. Pulang. Siegfried.'
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Ini sudah pernah terjadi sebelumnya, karena di Rumah Skeldale serba
kekurangan persediaan, terutama tempat tempat tidur dan selimutselimut. Kalau
ada tamu yang tak diduga datang, maka Tristan disuruh
pergi semalam ke rumah ibu mereka di Brawton. Biasanya dia berangkat
saja naik kereta api tanpa komentar, tapi malam ini lain halnya.
"Tuhanku," katanya. "Tentu ada seseorang yang akan datang bermalam,
dan tentulah aku yang harus menghilang. Aku bisa berkata, bahwa itu
memang suatu kebiasaan yang bagus! Dan betapa menariknya surat itu!
Tak peduli apakah aku sudah ada rencana pribadi! Sama sekali tidak!
Tidak ditanyakan padaku apakah tidak menyusahkan kalau aku harus
pergi. Cukup dituliskan 'Tristan. Pulang.' Sopan dan penuh pertimbangan
bukan?" Tidak biasa dia memberungut seperti itu. Aku mencoba membujuknya.
"Begini, Tris. Tidakkah lebih baik kalau kita batalkan saja pesta dansa
ini" Yang lain lain nanti tentu ada."
Tristan mengepalkan tinjunya. "Mengapa kubiarkan dia memerintahkan
seenaknya saja seperti ini?" katanya dengan marah sekali. "Aku ini kan
orang" Aku mau hidup dengan caraku sendiri, dan dengarkan aku, aku
tidak akan pergi ke Brawton malam ini. Aku sudah punya rencana untuk
ke pesta dansa dan demi setan aku akan pergi ke pesta dansa itu."
Itu merupakan kata-kata perang, tapi aku agak merasa kecut. "Tunggu
sebentar. Bagaimana dengan Siegfried" Apakah katanya nanti kalau dia
pulang dan mendapatkan kau masih di sini?"
"Persetan dengan Siegfried!" kata Tristan. Jadi aku diam saja.
Siegfried datang waktu kami sedang di lantai atas berganti pakaian. Aku
yang mula-mula turun dan mendapatkannya duduk dekat tungku
pemanasan, membaca. Aku tidak berkata apa-apa melainkan duduk dan
menantikan ledakannya. Beberapa menit kemudian, Tristan masuk. Dia telah memilih baik-baik di
antara pakaiannya yang terbatas jumlahnya dan kelihatan berseri-seri
dalam pakaiannya yang berwarna abu-abu; mukanya berkilat karena
digosok bersih-bersih, rambutnya rapi dan dia memakai leher baju yang
bersih. Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Muka Siegfried merah waktu dia mengangkat mukanya dari bukunya.
"Mau apa kau di sini" Kau kan kusuruh pergi ke Brawton. Joe Ramage
akan datang malam ini."
"Tak bisa pergi."
"Mengapa tidak?"
"Tak ada kereta api."
"Apa maksudmu tak ada kereta api?"
"Ya, hanya - tak ada kereta api."
Seperti biasa tanya jawab semacam itu, menimbulkan ketegangan dalam
diriku. Dan tanya jawab itu mulai mengikuti pola seperti biasa; Siegfried
jadi bermuka merah karena jengkel; sedang air muka adiknya polos saja,
menjawab dengan nada datar, berjuang dengan sikap mempertahankan
diri, yang sudah menjadi keahliannya karena sudah terlatih.
Siegfried bersandar di kursinya. Dia terdiam sebentar, tapi terus
memandangi adiknya dengan mata terpicing. Pakaian yang bagus, rambut
yang licin dan sepatu yang disemir, semuanya itu rupanya lebih
menjengkelkannya lagi. "Baiklah," katanya tiba-tiba, "mungkin malah lebih baik kau tak pergi.
Aku ingin kau mengerjakan sesuatu untukku. Kau bisa memotong bisul di
telinga babi kepunyaan Charlie Dent."
Itulah yang merupakan bomnya. Telinga babi kepunyaan Charlie Dent
adalah sesuatu yang tidak kami bicarakan.
Beberapa minggu sebelum itu, Siegfried sendiri telah pergi ke tanah
peternakan sewaan di tepi kota untuk melihat seekor babi yang
telinganya bengkak. Bengkak itu merupakan bisul di telinga dan satusatunya
pengobatannya adalah dengan memotongnya, tapi entah dengan
alasan apa, Siegfried tidak mengerjakannya sendiri tapi menyuruhku
mengerjakannya esok harinya.
Aku bertanya-tanya mengapa, tapi tak lama. Waktu aku menaiki kandang
babi, seekor babi betina yang terbesar yang pernah kulihat, bangkit
dari rumput kering, suara geramnya meledak dan berlari menyerangku
dengan mulutnya yang besar ternganga. Aku tidak berhenti untuk
berpikir lama. Aku lari ke dinding yang enam inci tingginya dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
melompatinya langsung ke lorong. Di sana aku berdiri dan
mempertimbangkan keadaannya dan memperhatikan mata kecil yang
jahat merah itu sambil berpikir, juga ke mulut yang berbusa-busa
dengan gigi yang panjang-panjang dan kuning itu.
Aku biasanya tidak peduli kalau babi menyalak dan menggeram padaku,
tapi yang ini kelihatannya tak main-main. Waktu aku sedang berpikirpikir langkah
apa yang harus kuambil berikutnya, babi itu mengaum
marah, mundur lalu berdiri pada kaki belakangnya, dan mencoba
memanjat dinding akan mengejarku. Aku cepat-cepat ambil keputusan.
"Aku kuatir tak punya alat untuk itu sekarang, Mr. Dent. Aku akan
datang lagi lain hari dan memotong bisul itu. Tak parah benar - hanya
pekerjaan kecil. Selamat tinggal."
Dengan demikian berakhirlah persoalan itu; tak seorang pun mau
membicarakannya sampai sekarang.
Tristan terperanjat. "Maksudmu aku harus pergi ke sana malam ini.
Malam Minggu ini" lain kali tentu bisa" Aku akan pergi ke pesta dansa."
Siegfried tersenyum pahit dari dalam kursinya. "Harus dikerjakan
sekarang. Itu perintahku. Sesudah itu kau bisa pergi ke pesta dansamu."
Tristan akan mengatakan sesuatu, tapi dia tahu dia telah
mempertaruhkan nasibnya terlalu jauh. "Baiklah," katanya, "aku akan
Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pergi dan mengerjakannya."
Ditinggalkannya kamar itu dengan sikap anggun, Siegfried menekuni
bukunya lagi, sedang aku menatap api sambil berpikir bagaimana Tristan
akan menangani binatang ini. Dia seorang pemuda yang banyak sekali
akalnya, tapi kali ini dia betul-betul akan diuji.
Dalam waktu sepuluh menit dia sudah kembali. Siegfried memandangnya
dengan curiga. "Sudah kaupotong bisul itu?"
"Belum." "Mengapa tidak?"
"Tak bisa menemukan tempatnya. Kau tentu memberikan alamat yang
salah. Nomor sembilan puluh delapan katamu."
"Nomor delapan puluh sembilan, kau tahu betul itu nomornya. Ayo
kembali dan jalankan tugasmu."
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tristan menutup pintu dan aku menunggu lagi. Lima belas menit
kemudian pintu itu terbuka lagi dan Tristan muncul lagi dan memandang
dengan sikap kemenangan. Abangnya mengangkat mukanya dari bukunya.
"Sudah?" "Belum." "Mengapa belum?"
"Seluruh keluarga sedang ke bioskop. Kau kan tahu ini malam Minggu."
"Aku sama sekali tak peduli ada di mana keluarga itu. Masuk saja ke
kandang itu lalu potong bisul-bisul itu. Ayo, keluar, dan sekali ini
pekerjaan itu harus dikerjakan."
Tristan keluar lagi dan aku mengawasi pintu lagi. Siegfried tidak
berkata apa-apa, tapi aku bisa merasakan ketegangan meningkat.
Setelah dua puluh menit berlalu, Tristan sudah kembali lagi bersama
kami. "Sudahkah kaubedah bisul telinga itu?"
"Tidak." "Mengapa tidak?"
"Gelap gulita di sana. Bagaimana aku harus bekerja" Aku hanya punya
dua tangan - sebelah untuk pisau dan sebelah lagi untuk senter.
Bagaimana aku bisa memegang telinga itu?"
Sejak tadi Siegfried menahan kesabarannya kuat-kuat, tapi kini
kesabarannya hilang. "Jangan berikan alasan-alasan sialanmu itu lagi,"
teriaknya, sambil melompat dari kursinya. "Aku tak peduli bagaimana
kau melakukannya, tapi Tuhanku, kau musti memotong bisul itu malam
ini, kalau tidak hilang kesabaranku terhadap kau. Ayo keluar dari sini
dan jangan kembali sebelum selesai!"
Aku kasihan sekali pada Tristan. Dia telah diperlakukan dengan buruk
sekali dan telah sanggup menyesuaikan dirinya dengan pandai sekali, tapi
dia tak berdaya sekarang. Dia berdiri diam di ambang pintu beberapa
saat, lalu dia berbalik lalu keluar.
Kini lama kami menunggu. Siegfried kelihatannya sedang menikmati
bukunya dan aku sendiri pun mencoba juga; tapi aku tak mengerti apa
yang kubaca dan kepalaku jadi pusing, duduk menatap huruf-huruf itu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Sebenarnya akan lebih baik kalau aku bisa berjalan hilir-mudik di kamar,
tapi hal itu tentulah tak mungkin karena ada Siegfried. Aku baru saja
minta diri untuk keluar berjalan-jalan, ketika kudengar pintu luar
terbuka, lalu kudengar langkah-langkah Tristan di lorong.
Sebentar kemudian orang yang kutunggu-tunggu masuk tapi bau babi
yang menusuk hidung sudah masuk ke kamar mendahuluinya, dan waktu
dia berjalan ke dekat api, dia seperti diselubungi uap udara yang pedas.
Bajunya yang bagus penuh bercak-bercak kotoran babi, demikian pula
leher bajunya yang bersih, muka dan rambutnya.
Di bagian tempat duduk celananya ada kotoran tersapu lebar, tapi
meskipun rupanya acak-acakan begitu, sikapnya tetap anggun.
Siegfried cepat-cepat mendorong mundur kursinya tapi tidak mengubah
air mukanya. "Sudahkah kaupotong bisul itu?" tanyanya dengan tenang.
"Sudah." Siegfried meneruskan bacaannya tanpa komentar. Kelihatannya
persoalannya sudah selesai dan setelah menatap sebentar ke kepala
abangnya yang tertunduk, Tristan berbalik dan keluar dari kamar itu.
Tapi meskipun dia sudah pergi, bau kandang babi masih tergantung di
kamar itu seperti awan. Kemudian waktu kami berada di bar Drover, aku memperhatikan Tristan
menghabiskan gelas besarnya yang ketiga. Dia sudah mengganti
pakaiannya lagi dan meskipun dia tidak kelihatan sebagus pada awal
malam tadi, dia sekurang-kurangnya bersih dan hampir tak berbau lagi.
Aku belum berkata apa-apa, tapi matanya sudah membayangkan sinarnya
lagi. Aku pergi ke bar untuk memesan minuman lagi, yang kedua bagiku
dan yang keempat bagi Tristan, lalu setelah kuletakkan gelas-gelas itu
di meja, kupikir kini sudah waktunya.
"Nah, apa yang telah terjadi?"
Tristan menghirup minumannya panjang-panjang dengan nikmat dan
menyalakan rokoknya. "Yah Jim, yang terpenting, pekerjaannya lancar
sekali, tapi aku akan mulai dari awal. Kau bisa membayangkan aku
seorang diri di luar kandang dalam gelap gulita sedang binatang setan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
yang besar itu menggeram dan mengaum di pihak lain dari dinding. Terus
terang aku takut. "Kusorotkan senterku ke muka binatang itu dan dia melompat lalu
mengejarku, sambil bersuara seperti singa dan memperlihatkan semua
giginya yang kuning dan kotor itu. Hampir saja aku mengangkat barangbarangku dan
berlari pulang pada saat itu juga, tapi aku lalu teringat
akan dansa kita segala yang terdorong oleh pikiran itu, aku lompati
dinding itu. "Dua detik kemudian, aku sudah tertelentang. Dia tentu menyerang akan
menggigitku, tapi tak bisa melihat dengan jelas untuk melihat tempat
yang akan digigit. Aku hanya mendengar suara melolong, lalu terasa
sesuatu yang berat menimpa kakiku dan aku jatuh.
"Yah, memang lucu, Jim. Kau kan tahu bahwa aku bukan orang
pemberani, tapi waktu aku berbaring di situ, lenyaplah semua rasa
takutku dan yang kurasakan hanyalah kebencian yang tak ter-perikan
terhadap binatang sialan itu. Aku melihat bahwa dialah penyebab semua
kesusahanku dan sebelum aku tahu apa yang kulakukan, aku sudah
bangkit lagi dan kukejar dia berkeliling kandang itu sambil memukul
pantatnya. Dan, tahukah kau, dia sama sekali tak memberikan
perlawanan. Babi itu sebenarnya berjiwa pengecut."
Aku masih tak mengerti. "Tapi telinganya - bagaimana kau bisa
memotong bisulnya?" "Tak ada kesulitan, Jim. Bukan aku yang mengerjakannya."
"Maksudmu kau bukan...."
"Ya," kata Tristan, sambil memegang minumannya dan mengangkatnya ke
arah lampu dan memperhatikan sebuah tubuh kecil asing mengambang di
dalamnya. "Ya, sungguh-sungguh nasib baik. Dalam pertempuran hebat
dalam gelap itu, babi itu terbentur ke dinding dan dengan demikian
pecahlah bisul itu. Bagus benar hasilnya."
BAB 25 Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
TIBA-TIBA sekali aku sadar bahwa musim semi telah tiba. Waktu itu
akhir bulan Maret dan aku baru saja memeriksa beberapa ekor domba
di sebuah lembah dekat bukit. Dalam perjalanan turun, dalam keteduhan
sebuah pohon jarum-jarum, aku menyandarkan punggungku ke sebuah
pohon dan tiba-tiba sadar akan sinar matahari di kelopak mataku yang
tertutup, suara nyanyian burung-burung serta tiupan angin laut yang
membisu di dahan-dahan yang tinggi-tinggi. Dan meskipun di sana sini
masih terdapat salju dan rumput masih mati dan berwarna kuning
karena musim salju, sudah terasa adanya perubahan, semacam rasa
pembebasan, karena tanpa kusadari, aku telah membungkus diriku dalam
semacam rumah siput terhadap bulan-bulan yang keras itu, karena
dingin yang tak tertahan.
Musim itu bukanlah musim semi yang hangat tapi kering dengan angin
yang tajam yang menjatuhkan bola-bola salju yang putih dan
membengkokkan kelompok-kelompok pohon-pohon bunga daffodil di
padang-padang rumput desa itu. Dalam bulan April tebing-tebing di tepi
jalan, cemerlang oleh bunga primrose yang kuning segar.
Dan bulan April tiba pula masanya domba-domba beranak. Masa itu tiba
dalam gelombang-gelombang besar, yang merupakan suasana yang paling
hidup dan paling menarik dalam pekerjaan dokter hewan selama setahun,
puncak dari lingkaran tahunan, dan seperti biasa datangnya waktu kami
sedang sibuk-sibuknya dengan pekerjaan kami yang lain.
Dalam musim semi itulah binatang-binatang ternak merasakan akibat
musim salju yang panjang. Sapi-sapi berbulan-bulan lamanya harus
tinggal dalam kandang yang hanya beberapa puluh sentimeter luasnya
dan merasakan benar kebutuhannya akan rumput yang hijau dan panas
matahari di punggungnya, sedang anak-anaknya punya daya tahan yang
sedikit sekali terhadap penyakit. Dan tepat waktu kami sibuk
memikirkan bagaimana kami bisa mengatasi segala macam batuk, pilek,
pneumonia dan acetonaemia itu, tibalah gelombang beranak itu.
Yang anehnya ialah bahwa selama kira-kira sepuluh bulan dalam setahun,
domba jarang sekali masuk dalam acara hidup kami. Domba-domba itu
hanya merupakan binatang-binatang berbulu wol di bukit-bukit saja.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tapi selama dua bulan berikutnya, mereka mengalahkan segala sesuatu
yang lain. Mula-mula datang kesulitan-kesulitan awal musim, keracunan kehamilan
dan keguguran-keguguran. Kemudian harus tergesa-gesa menolongnya
beranak yang disusul oleh kurangnya kalk, penyakit gangrenous mastitis,
pada waktu masa susunya menjadi hitam dan berubah kulit; belum lagi
penyakit-penyakit yang menyerang anak-anaknya sendiri - penyakit
kejang, ginjal yang hancur atau disentri. Kemudian gelombang penyakit
itu berkurang, tinggal satu-satu dam akhirnya menjelang bulan Mei
boleh dikatakan berlalu. Domba menjadi binatang-binatang yang banyak
lagi wolnya di bukit-bukit.
Tapi dalam tahun pertama ini aku telah menemukan suatu pesona dalam
pekerjaan ini yang tetap kukenang. Bagiku, menolong domba beranak
memberikan rasa senang dan menarik, tanpa harus bekerja keras
seperti menolong sapi beranak. Hal itu biasanya menimbulkan rasa tak
enak karena harus dijalankan di alam terbuka; mungkin di tempattempat khusus
yang berangin yang hanya dilindungi oleh tumpukantumpukan rumput kering atau
pintu pagar atau lebih sering di padangpa-dang rumput saja. Rupanya tak pernah
terpikir oleh peternakpeternak itu bahwa domba-domba betina itu mungkin lebih
suka beranak di tempat yang hangat atau bahwa bagi dokter hewan mungkin tak enak
untuk berlutut selama sejam dalam hujan dengan hanya memakai
kemeja. Tapi pekerjaannya sendiri, semudah suatu permainan. Setelah
pengalaman-pengalamanku dalam memperbaiki letak bayi-bayi sapi
sebelum dilahirkan, rasanya menyenangkan sekali menangani makhlukmakhluk yang
lebih kecil itu. Anak-anak domba biasanya dilahirkan dua
atau tiga sekali dan kadang-kadang terjadi campuran-campurannya yang
mengagumkan; kekacauan-kekacauan antara kepala-kepala dan kaki-kaki
dari bayi-bayi itu yang berebutan akan keluar lebih dulu dan di sinilah
letak pekerjaan dokter hewan yaitu untuk memilih dan menentukan kaki
mana kepalanya yang mana. Itu pekerjaan yang amat menyenangkan
bagiku. Adalah suatu perubahan yang menyenangkan untuk sekali-sekali
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
merasa diri lebih kuat dan lebih besar daripada pasienku, tapi aku tidak
terlalu menekankan kesenangan itu; aku tak pernah mengubah pendirian
yang sudah kutetapkan, bahwa ada dua hal yang harus kuingat dalam
menolong domba beranak - kebersihan dan kelembutan.
Sedang anak dombanya sendiri. Semua anak binatang menarik tapi anak
domba telah diberi kelebihan daya tarik yang tak adil. Aku teringat lagi
saat-saat itu; waktu itu adalah malam yang bukan main dinginnya dan aku
sudah menolong seekor domba beranak kembar di sebuah lereng bukit
yang ditiup angin keras; anak-anak domba itu menggon-cang kepalanya
kuat-kuat. Dalam jangka waktu beberapa menit salah satu di antaranya
berjuang untuk berdiri dan dengan tertatih-tatih dan kadang-kadang
jatuh pada lututnya dia pergi ke susu induknya sedang yang seekor lagi
segera pula bangkit dan menyusul.
Gembala yang mukanya kasar oleh udara dan berwarna ungu kedinginan
meskipun hampir tersembunyi sama sekali oleh mantelnya yang berat
yang membungkusnya sampai ke telinganya, tertawa kecil. "Bagaimana
mereka itu tahu?" Dia telah melihat kejadian semacam itu beribu-ribu kali, namun dia
masih ingin tahu. Demikian pula aku.
Dan ada suatu kenangan lain tentang dua ratus ekor anak domba dalam
sebuah kandang pada suatu petang yang hangat. Kami sedang
memberinya suntikan pencegahan terhadap penyakit ginjal hancur dan
kami tidak bercakap-cakap karena suara kacau balau melengking yang
merupakan protes anak-anak domba itu dan suara baaa yang dalam dan
tak kenal ampun dari hampir seratus ekor induknya yang berkeliaran
dengan kuatir di luar. Aku tak bisa membayangkan bagaimana indukinduk itu akan
pernah bisa memilih yang mana anaknya dari gerombolan
anak-anak makhluk kecil-kecil yang semuanya hampir serupa itu. Itu
tentu akan makan waktu berjam-jam.
Kenyataannya hal itu hanya makan waktu dua puluh lima detik. Setelah
kami selesai menyuntik, kami buka pintu-pintu kandang dan anak-anak
domba yang mengalir ke luar itu disambut oleh induk-induk mereka yang
kebingungan yang menyerbu serentak. Mula-mula keributan itu
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
memekakkan telinga, tapi segera suara itu menghilang dan tinggal suara
embik sekali-sekali waktu masih ada beberapa ekor yang sesat baru
diketemukan. Kemudian dengan berkelompok rapi keluarga masingmasing, mereka
pergi menuju padang rumput dengan tenang.
Selama bulan Mei dan awal Juni, duniaku menjadi lebih lembut dan lebih
hangat. Angin dingin tidak lagi bertiup dan udara yang segar seperti
laut, membawa tiupan lembut dari beribu-ribu bunga-bunga liar yang
meronai padang-padang rumput. Kadang-kadang aku merasa tak adil
bahwa aku harus dibayar untuk pekerjaanku ini; untuk keluar pagi-pagi
sekali menempuh padang-padang rumput yang berbinar-binar ditimpa
sinar matahari pagi yang masih pucat dan berkas-berkas kabut yang
masih tergantung di puncak-puncak yang tinggi.
Di rumah Skeldale pohon wistaria seakan-akan meledak menjadi bungabunga yang
berwarna biru keunguan yang menjorok masuk ke jendelajendela yang terbuka dan
setiap pagi bila aku bercukur kuhirup bau yang
harum dari untaian bunga yang panjang-panjang yang tergantung dekat
kaca. Sungguh indah hidup ini.
Hanya ada satu nada sumbangnya; yaitu musim kuda. Dalam tahun-tahun
tiga puluhan masih banyak sekali kuda meskipun traktor sudah mulai
dipakai orang. Di tanah-tanah pertanian di Dale di mana terdapat
sejumlah besar tanah yang sudah dibajak, kandang-kandang kuda yang
berjajar-jajar itu setengahnya kosong, namun masih cukup banyak kuda
untuk menjadikan bulan-bulan Mei dan Juni, tidak menyenangkan. Dalam
bulan-bulan inilah dikerjakan pengebirian-pengebirian.
Sebelum itu adalah waktu kuda-kuda itu beranak dan adalah hal yang
biasa kita melihat seekor kuda betina dengan anaknya yang berjalan di
sampingnya atau seekor anak kuda terbaring di tanah sedang induknya
menggigit-gigit rumput. Jaman sekarang kalau aku terlihat seekor kuda
kereta dengan anaknya di padang rumput, aku akan menghentikan
Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mobilku untuk melihat sekali lagi.
Banyak pekerjaan yang berhubungan dengan kelahiran anak kuda;
membersihkan induknya, memotong ekor anaknya, mengobati bermacammacam penyakit
anak yang baru lahir itu - sakit persendian, penyakit
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
meconium yang tahan lama. Hal itu sulit tapi menarik, tapi dengan
menjadi lebih panasnya udara, peternak-peternak itu mulai berpikir
untuk mengebiri anak-anak kuda yang berumur satu tahun.
Aku tidak suka pekerjaan itu dan karena mungkin akan mencapai seratus
ekor yang harus dikebiri, hal itu akan merupakan bayangan yang tak
menyenangkan pada musim semi ini dan musim-musim semi yang akan
menyusul. Selama berpuluh-puluh tahun pembedahan itu telah dijalankan
dengan cara menyangga anak kuda itu dan mengikatnya dengan kaki ke
atas hingga kelihatannya seperti ayam kodok. Pekerjaannya memang
agak sulit, tapi bintang itu benar-benar terikat dan kita betul-betul
bisa memusatkan perhatian pada pekerjaan itu; tapi menjelang aku akan
tamat belajar, pengebirian dalam keadaan berdiri makin banyak
dijalankan*. Pekerjaannya seolah-olah hanya merupakan menarik bibir
atas anak kuda itu, memberikan suntikan kekebalan setempat ke dua
belah buah kemaluannya dan langsung mengerjakan selanjutnya. Tak
dapat disangkal bahwa itu lebih cepat.
Yang jelas, keburukannya ialah bahwa kemungkinan orang yang
mengerjakannya dan pembantu-pembantunya untuk mendapatkan bahaya
ditendang kuda itu, sepuluh kali lebih besar, tapi meskipun demikian
cara itu makin menjadi populer. Seorang peternak setempat bernama
Kenny Bright yang menganggap dirinya seorang pemikir yang maju
mengambil langkah untuk memperkenalkannya ke daerah itu. Diupahnya
Major Farley, spesialis kuda untuk memberikan demonstrasi atas diri
salah satu anak kudanya, dan suatu kumpulan besar terdiri dari
peternak-peternak datang untuk menyaksikan. Kenny, seseorang yang
perlente dan merasa diri penting sedang memegang alat suntik dan
memandang berkeliling dengan berseri-seri pada kumpulan orang-orang
itu, sedang anak buahnya bersiap-siap untuk membersihkan dari kuman,
bagian yang akan dibedah, tapi begitu major itu menyentuh kemaluannya
dengan antiseptiknya, binatang-binatang itu mundur lalu menghantamkan
kaki depannya ke kepala Kenny. Dia dibawa pergi dengan pintu pagar
sebagai tandu, dengan tulang tengkorak yang retak dan lama di rumah
sakit. Peternak-peternak lain berminggu-minggu lamanya tak berhenti
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tertawa tapi contoh itu tidak menyebabkan mereka mundur. Pengebirian
dengan sikap berdiri lalu digunakan orang.
Kukatakan cara itu lebih cepat. Maksudku, kalau segala sesuatu berjalan
lancar, tapi ada pula waktu di mana kuda itu menyepak atau menjatuhkan
dirinya di atas kami atau menjadi gila sama sekali. Dari sepuluh
pengebirian, yang sembilan kali akan mudah dan yang kesepuluh akan
merupakan suatu adu kekuatan dengan kuda. Aku tak tahu berapa besar
rasa takut yang ditimbulkan oleh keadaan seperti itu atas diri dari
hewan-hewan lainnya, tapi tak bisa dibantah bahwa aku sendiri benarbenar tegang
pada setiap pagi bila aku harus mengerjakan pengebirian.
Satu dari alasan-alasannya ialah bahwa aku baik dulu, sekarang maupun
di masa akan datang, tidak pernah merupakan seorang penunggang kuda.
Rasanya sulit untuk menjelaskannya, tapi aku yakin bahwa seorang
penunggang kuda itu atau berbakat sejak lahir atau memperoleh
bakatnya waktu masih kecil sekali. Aku tahu bahwa aku tak berhasil
ketika aku mencobakannya waktu aku berumur dua puluhan. Aku sudah
punya pengetahuan tentang penyakit-penyakit kuda dan aku merasa
bahwa aku punya kepandaian untuk mengobati kuda-kuda sakit dengan
efisien, tapi kemampuan yang dimiliki oleh seorang penunggang kuda
untuk membujuknya, memenangkannya dan menguasai mental binatang
itu tak dapat kumiliki. Aku bahkan tak mau mencoba untuk menipu
diriku. Hal itu tidak menguntungkan, karena tak dapat disangkal bahwa kuda
tahu. Hal itu berbeda sekali dengan sapi, sapi-sapi tak peduli apa-apa;
kalau seekor sapi ingin menyepak kita, dia menyepak, dia tak peduli
sedikit pun apakah kau seorang ahli atau bukan. Tapi kuda tahu.
Jadi pada pagi-pagi demikian itu, kepercayaan diriku tak pernah tinggi,
kalau aku pergi dengan alat-alat bedahku berdentingan dan bergulingguling di
baki di tempat duduk belakang. Apakah dia akan tenang atau
buas" Berapakah besarnya dia" Aku pernah mendengar rekan-rekanku
berkata dengan mulut besar, bahwa mereka lebih suka kuda yang besar
- kuda-kuda yang berumur dua tahun jauh lebih mudah kata mereka,
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kita akan bisa memegang batang kemaluannya lebih mudah. Tapi aku
sendiri tak pernah ragu. Aku suka yang kecil, makin kecil makin baik.
Pada suatu pagi waktu musim kuda itu sedang ramai-ramainya dan aku
sudah merasa bosan dengan bangsa kuda itu, Siegfried memanggilku
waktu dia akan keluar. "James, di peternakan Wilkinson di White Cross
ada seekor kuda dengan tumor dalam perutnya. Pergilah ke sana dan
keluarkan - kalau bisa hari ini, tapi kalau tak bisa atur sendiri; terserah
padamu." Dengan perasaan agak kecewa akan nasib burukku yang memberiku
tugas lagi di samping tugas-tugas musimanku, akan merebus pisau
bedahku, sendok-sendok tumor dan alat suntik dan kuletakkan semuanya
itu di bakiku bersama alat bius setempat, yodium dan obat antitetanus.
Aku pergi bermobil ke peternakan itu dengan baki itu bergemelinting di
belakangku. Bunyi itu selalu mempunyai arti tambahan kegagalan bagiku.
Aku berpikir-pikir tentang kuda itu - mungkin dia baru berumur satu
tahun; pada umur sekian itu mereka memang kadang-kadang ditumbuhi
benda-benda itu - peternak-peternak itu menyebutnya buah nanberry.
Setelah menjalani enam mil aku berhasil menciptakan gambaran yang
menyenangkan tentang seekor kuda kecil bermata lembut dengan perut
yang benjolan merupakan bandulan jam dan rambutnya yang terlalu
panjang; mungkin selama musim salju yang lalu dia sakit-sakitan dan kini
mungkin penuh cacing - kakinya gemetar karena lemah.
Di peternakan Wilkinson keadaannya sepi-sepi saja. Pekarangannya
kosong, yang ada hanya seorang anak laki-laki yang berumur kira-kira
sepuluh tahun dan tak tahu di mana pemiliknya.
"Lalu di mana kudanya?" tanyaku.
Anak itu menunjuk ke kandang. "Dia ada di sana.
Aku masuk. Di salah satu ujungnya terdapat sebuah peti yang tinggi
yang tak bertutup, sedang di sebelah atas dinding peti itu dipasangi
batang-batang besi dan dari dalamnya kudengar bunyi ringkik yang
dalam dan dengkur yang disusul oleh sejumlah degup-degup yang kuat
pada sisi peti itu. Aku merasa ngeri. Itu bukan kuda kecil, di dalam itu.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Aku membuka pintu setengah yang di bagian atas dan disana dengan
memandang ke bawah pada diriku adalah seekor binatang yang besar
sekali; aku tak menyangka bahwa kuda akan bisa mencapai sebesar itu,
seekor kuda jantan berwarna coklat dengan tengkuk yang melengkung
dengan penuh kebanggaan dan tapak kaki yang besar-besar. Otot-otot
besar bertonjolan di pundaknya serta persen-dian-persendiannya.
Waktu dia melihat aku, telinganya ditempelkannya ke kepalanya,
memandangku dengan putih matanya saja dan mengham-tam dinding peti
dengan mengamuk. Sebilah kayu sepanjang tiga puluh sentimeter
melayang ke udara waktu sepatu kuda memecahkan kayunya.
"Tuhan Mahakuasa," desahku lalu cepat-cepat menutup pintu itu. Aku
menyandarkan punggungku pada pintu itu dan mendengarkan jantungku
yang berdegup-degup keras.
Aku berpaling pada anak laki-laki itu. "Berapa umur kuda itu?"
"Enam tahun lebih Pak."
Aku mencoba berpikir dengan tenang. Bagaimana caranya menangani
binatang pemakan manusia seperti ini. Aku tak pernah melihat kuda
seperti itu - beratnya ada satu ton lebih. Aku menyadarkan diriku; aku
bahkan belum melihat tumor yang harus kubuang. Kuangkat palang
pintunya, kubuka pintunya selebar dua inci, lalu mengintip ke dalam. Aku
bisa melihatnya dengan jelas tergantung pada perutnya; mungkin itu
sebuah papilloma, besarnya kira-kira sama dengan sebuah bola cricket,
permukaannya bergelombang hingga kelihatannya hampir seperti
kembang kol. Waktu kuda itu bergerak-gerak, benjolan itu terayun-ayun
perlahan-lahan ke kiri dan ke kanan.
Tidak akan ada kesulitannya membuangnya. Akan kutarik hingga
terdapat seperti lehernya, beberapa cc suntikan pembiusan setempat
maka bisalah aku dengan mudah mencopotnya dengan sendok-sendok
tumorku. Tapi halangannya jelas sekali. Aku akan harus merangkak ke bawah
perut yang seperti tong bulat berkilat itu dan akan dekat sekali dengan
kaki yang begap-begap itu dan harus menusukkan jarumku ke kulit yang
beberapa inci tebalnya itu. Suatu pikiran yang tidak menyenangkan.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Tapi kukembalikan pikiranku pada hal-hal yang praktis,; seperti seember
air panas, sabun dan handuk. Dan aku akan membutuhkan seorang lelaki
kuat untuk membantuku. Aku berjalan menuju rumah.
Tak ada yang membukakan waktu aku mengetuk. Kucoba lagi - masih siasia - tak ada
orang di rumah itu. Kurasa amatlah masuk akal kalau pergi
saja dan kembali lain kali; tak ada masuk dalam akalku, gagasan untuk
mengelilingi bangunan-bangunan dan ladang-ladang itu sampai aku
bertemu dengan seseorang.
Aku boleh dikatakan berlari ke mobilku, mengundurkannya dengan ban
yang mencicit-cicit dan menderu ke luar pekarangan rumah itu.
Siegfried keheranan. "Tak ada seorang pun di sana" Aneh benar. Aku
boleh dikatakan yakin bahwa mereka mengharapkan kedatanganmu hari
ini. Tapi biarlah, itu urusanmu, James. Telepon saja mereka dan buat
saja perjanjian secepat mungkin."
Bukan main mudahnya rasanya melupakan kuda jantan itu dan setelah
beberapa hari dan minggu berikutnya; kecuali bila pertahananku sedang
lemah. Sekurang-kurangnya satu kali setiap malam, binatang itu
mengguruh dalam mimpiku dengan kuping hidung yang lebar dan rambut
yang melayang-layang dan aku jadi mendapatkan kebiasaan yang enak
yaitu bangun dan langsung duduk pada pukul lima subuh dan langsung
mulai membedah kuda itu dalam bayanganku. Rata-rata aku bisa
memotong tumor itu dua puluh menit sebelum sarapan setiap pagi.
Kukatakan pada diriku bahwa akan jauh lebih mudah untuk
menyelesaikan pekerjaan itu supaya beres. Apa sebenarnya yang
kutunggu" Apakah ada suatu harapan di bawah sadarku bahwa jika
pekerjaanku kuundur cukup lama, mungkin terjadi sesuatu yang
melepaskan aku dari tugas itu" Tumor itu mungkin tanggal dan
mengempis atau hilang begitu saja, atau kuda itu mungkin jatuh dan
langsung mati. Aku bisa saja menyerahkan pekerjaan itu kembali pada Siegfried - dia
pandai dengan kuda - tapi tanpa berbuat begitupun kepercayaanku pada
diriku sudah cukup rendah.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Semua keraguanku lenyap ketika Mr. Wilkinson pada suatu pagi
menelepon sendiri. Dia sama sekali tak risau karena lamanya hal itu
ditunda, tapi dia menegaskan bahwa dia tak dapat menunggu lebih lama.
"Soalnya begini, Anak muda, saya akan menjual kuda itu, tapi saya kan
tak bisa menjualnya kalau kuda itu ada tumornya?"
Perjalananku ke perternakan Wilkinson tidak lagi diramaikan oleh bunyi
gemelinting baki seperti biasa di tempat duduk belakang; hal itu
mengingatkan aku pada waktu lalu ketika aku ingin tahu apa yang akan
terjadi atas diriku. Kali ini aku sudah tahu.
Waktu aku melangkah keluar dari mobil, aku merasa seolah-olah
tubuhku hilang. Rasanya aku seolah-olah berjalan beberapa inci di atas
tanah. Aku disambut oleh bunyi ribut yang menggema hebat -dari
kotaknya; terdengar lagi ringkik yang marah dan dinding kayu yang
pecah seperti yang kudengar dahulu. Kucoba melemaskan mukaku yang
kaku menjadi suatu senyum waktu peternak itu datang.
"Anak buahku sedang memasang kekang padanya," katanya, tapi katakatanya terhenti
oleh suatu pekikan amukan dari peti itu serta dua buah
hantaman yang hebat atas dinding kayu itu. Kurasa mulutku jadi kering.
Bunyi ribut itu makin mendekat; lalu pintu kandang terbuka lebar dan
kuda yang besar itu bagai dilentingkan ke luar ke halaman, sambil
menyeret dua orang muda yang besar di ujung rantai pengekang. Batubatu kerikil
terpancar-pancar api dari sepatu bot laki-laki itu waktu
mereka terseret kian ke mari, tapi mereka tak bisa menghentikan kuda
jantan mundur dan menjatuhkan dirinya itu. Kurasa aku bisa merasa
tanah bergetar di bawah kakiku waktu sepatu kuda itu menghantam.
Akhirnya, setelah berusaha sekuat-kuatnya, orang-orang laki-laki itu
berhasil memaksa kuda itu berdiri dengan sisinya yang sebelah kanan
menempel ke dinding kandang itu. Salah seorang di antaranya memegang
bibir atasnya lalu mengikatnya dengan cekatan, yang lain mencekam tali
pengikatnya yang dari kulit dan berpaling padaku. "Siap untuk pekerjaan
Anda sekarang, Pak."
Kutusuk penutup karet dari botol cocaine, kucabut pengisap dari alat
suntik dan kuperhatikan cairan bersih itu mengalir ke dalam botol kecil
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
kaca itu. Tujuh, delapan, sepuluh cc. Kalau aku bisa memasukkan itu ke
dalam tubuh kuda itu, selebihnya akan mudah, tapi tanganku gemetar.
Waktu berjalan mendekati kuda itu aku rasanya sedang menonton suatu
adegan dari film. Sebenarnya bukan aku yang mengerjakan ini semua semuanya ini
tak sungguhan. Mata kuda itu berkedip dengan berbahaya
padaku waktu aku mengangkat tangan kiriku dan meraba otot
tengkuknya, lang-sung ke bokongnya yang lembut dan bergetar, menyelusur
perutnya, hingga aku bisa menangkap tumor itu. Kini aku sudah
menangkap benda itu, bentuk yang benjol-benjol itu terasa besar dan
keras dalam tanganku. Aku menarik benda itu ke bawah perlahan-lahan,
menarik kulit yang coklat yang menghubungkan benda tumbuh itu dengan
tubuh. Aku akan memasukkan suntikan pembiusan setempat itu. Tidak
akan terlalu sulit benar. Kuda itu menempelkan telinganya dan
memberikan peringatan dengan suatu gerak.
Aku berhati-hati menarik nafas panjang, kuambil alat suntik dengan
tangan kananku, kutem-patkan jarum itu ke dekat kulitnya lalu
kutusukkan. Tendangannya demikian luar biasa cepatnya hingga mula-mula aku hanya
merasa heran bahwa binatang sebesar itu bisa bergerak secepat itu.
Tendangan itu merupakan tendangan keras ke samping yang secepat
kilat hingga aku bahkan tidak melihatnya dan sepatunya mengenai bagian
dalam dari paha kananku, aku terputar tak berdaya. Waktu aku
terbanting di tanah aku diam saja, aku hanya merasakan rasa kaku yang
aneh. Lalu aku mencoba bergerak dan rasa sakit menusuk kakiku.
Waktu kubuka mataku, Mr. Wilkinson datang membungkuk di atasku.
"Tak apa-apakah Anda, Mr. Herriot?" suaranya mengandung rasa kuatir.
"Kurasa kakiku luka." Aku heran akan ketegasan bunyi kata-kataku
sendiri; tapi lebih aneh lagi adalah perasaan tenang dalam diriku yang
baru kurasakan sejak berminggu-minggu ini. Aku tenang dan benarbenar bisa
menguasai keadaan. "Kurasa aku tak bisa bangun, 'Mr. Wilkinson. Sebaiknya kembalikan saja
kuda itu ke dalam petinya sekarang - lain kali saja kita urus dia - dan
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
tolong telepon Mr. Farnon supaya dia datang menjemputku. Kurasa aku
tak bisa menyetir sendiri."
Kakiku tidak patah tapi mengalami perdarahan di dalam gara-gara
Seandainya Mereka Bisa Bicara If Only They Could Talk Karya James Herriot di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dihantam kuat, kemudian seluruh kakiku itu berubah menjadi warna yang
rasanya tak dapat kupercayai, mulai dari Jingga muda sampai hitam
pekat. Dua minggu kemudian, aku masih terpincang-pincang seperti
seorang veteran perang Krim, ketika Siegfried dan aku dengan
serombongan penolong-penolong kembali ke sana dan mengikat kuda
jantan itu, kami bius sama sekali dia dan berhasil membuang barang
tumbuh itu. Pada otot pahaku ada sebuah lubang akan mengingatkan diriku pada hari
itu, tapi kecelakaan itu ada baiknya juga. Aku menyadari bahwa rasa
takut kita lebih parah daripada kenyataannya dan sejak itu pekerjaan
dengan kuda tak pernah menyusahkan aku lagi.
BAB 26 AKU pertama kali melihat Phin Calvert dijalan di luar tempat
pemeriksaan waktu aku sedang bercakap-cakap dengan Brigadir Julian
Coutts-Braw-ne tentang anjing-anjing perburuannya. Brigadir itu boleh
dikatakan merupakan suatu contoh yang tepat tentang seorang ningrat
Inggris: jangkung sekali dengan roman muka serba bungkuk seperti
seekor burung rajawali dan hidung tinggi yang besar. Waktu dia sedang
bicara, dari celah bibirnya terhembus-hembus asap cari cerutu kecil.
Aku memalingkan kepalaku mendengar bunyi gemeretak sepatu bot di
trotoar. Sesosok tubuh yang gemuk pendek sedang melangkah dengan
cepat ke arah kami, tangannya dimasukkannya ke balik bre-telnya, jas
yang compang camping terbuka lebar hingga kelihatan kemeja garis
lekuk kemeja yang besar yang tidak berleher baju, sedang helaianhelaian rambut
yang kusut tersembunyi di bawah topi yang kotor. Dia
tersenyum lebar entah pada siapa dan dia asyik bersenandung sendiri.
Brigadir menoleh padanya. "Selamat pagi, Calvert," gumamnya dingin.
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
Phineas mengangkat kepalanya dengan riang karena mengenalinya. "Oh
kau, Charlie, apa kabar?" teriaknya.
Brigadir itu memandang seolah-olah dia telah meneguk segelas besar
cuka sekaligus. Dikeluarkannya cerutunya dengan tangan yang gemetar
dan menatap ke punggung yang sedang menjauh. "Setan tak tahu diri,"
gumamnya. Kalau kita melihat Phin, kita tidak akan menyangka bahwa dia adalah
seorang peternak yang kaya. Aku dipanggil ke tempatnya seminggu
kemudian dan aku keheranan mendapatkan sebuah rumah mewah lengkap
dengan bangunan-bangunan lain dan ternak penghasil susu yang sedang
makan rumput di padang rumput.
Aku sudah bisa mendengar suaranya sebelum aku keluar dari mobil.
"Halo, Halo, halo! Siapa nih yang datang. Anak muda baru ya" Sekarang
kita tentu akan mempelajari sesuatu yang baru!" Tangannya masih
berada di balik bretelnya dan tertawa lebih besar lagi.
"Nama saya Herriot," kataku.
"Begitukah?" Phin memiringkan kepalanya dan mengamati diriku,
kemudian dia berpaling pada tiga orang laki-laki muda yang siap berdiri.
"Bukan main manisnya senyumnya ya, Anak-anak. Benar-benar seorang
Bujang Periang!" Dia berpaling dan mulai menunjukkan jalan menyeberangi halaman.
"Marilah, kalau begitu, kita mau lihat bagaimana Anda. Kuharap Anda
tahu juga sedikit tentang anak sapi, karena aku ada beberapa ekor di
sini yang benar-benar buruk keadaannya."
Waktu dia mendahuluiku masuk ke kandang anak sapi, aku berharap agar
aku bisa berbuat sesuatu yang mengesankan - mungkin dengan
menggunakan obat-obat dan suntikan-suntikan baru yang kubawa di
mobil; harus ada sesuatu yang istimewa untuk bisa memberikan kesan
yang mendalam di sini. Ada enam ekor binatang-binatang muda yang bagus tumbuhnya,
besarnya boleh dikatakan biasa-biasa saja, dan tiga di antaranya
berkelakuan aneh; mereka itu menggertak-gertakkan giginya, berbuihbuih mulutnya
dan berkeliaran sembarangan di tempatnya seolah-olah
Koleksi ebook inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi
mereka tak bisa melihat. Sedang aku mengamat-amati mereka, salah
satu di antaranya berjalan langsung ke dinding dan berdiri dengan
hidungnya terhimpit ke batu.
Phin, yang kelihatannya tidak merasa kuatir, bersenandung dengan
senangnya di sudut. Waktu aku mengeluarkan termometerku dari
kotaknya, meledaklah komentarnya. "Hey, mau apa dia itu" Nah, kita
mulai, ayo berdiri!"
Selama setengah menit waktu termometerku berada dalam alat
pelepasan binatang, biasanya pikiranku sibuk sekali. Tapi kali ini aku tak
butuh waktu untuk mengerjakan diagnosaku; kebutaan binatangbinatang itu
mempermudahnya. Aku mulai melihat berkeliling ke dindingdinding kandang itu;
gelap sekali hingga aku harus mendekatkan mukaku
ke batu itu. Phin berkata lagi, "Hey, ada apa" Anda sama saja dengan anak sapi itu,
mendengus-dengus saja di situ, seperti orang mengantuk. Apa benar
yang Anda cari itu?"
"Cat, Mr. Calvert. Aku hampir yakin bahwa anak-anak sapi Anda telah
menderita keracunan timah."
Phin mengatakan apa yang biasa dikatakan oleh semua peternak dalam
keadaan demikian. "Tak mungkin. Sudah tiga puluh tahun ini aku
memelihara anak sapi di sini dan mereka tak pernah mendapat apa-apa
dari tempat ini. Pokoknya, di sini tak ada cat."
"Lalu bagaimana dengan ini?" Aku memandang tajam ke sudut yang
paling gelap lalu menarik sekeping papan yang lepas.
Naga Sakti Sungai Kuning 3 Goosebumps - 30 Makhluk Mungil Pembawa Bencana Pendekar Muka Buruk 20
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama