Ceritasilat Novel Online

Ternyata Tidak Mudah 5

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake Bagian 5


Ya! Betul! Ini rumah gw, rumah yang dibangun diperumahan baru yang menurut gw mewah, rumah
dengan bangunan 2 tingkat nantinya akan jadi milik gw, tapi dengan syarat jika... gw
menikah dengan Chitra nanti.
Gw menghisap dan menghembuskan nafas dalam-dalam.
Berpikir.. Apa lagi rencana Tuhan kali ini ke gw"
Apa ini" Apakah secepat ini" Semudah inikah gw mendapatkan apa yang orang lain inginkan
(rumah)" Astagfirullah Gw beristigfar mungusap-usap muka gw, mengapa gw malah berprasangka buruk dengan
rezeki yang ditawarkanNya"
Menghisap sekali lagi rokok yang ada ditangan,
teringat kembali apa yang terjadi beberapa saat lalu
............. .......... ....... ..... ... Beberapa saat yang lalu "Ke alamat ini bisa?" kata Papanya Chitra sambil menyebutkan sebuah alamat
"Bisa Om, ada apa ya?"
"yaaah, Aku tunggulah ya disini, lekas ya"
Gw melihat jam tangan dan waktu memang menunjukkan sebentar lagi waktunya jam pulang
kantor. "Baik Om" Klik Telefonpun terputus. Gw langsung bergerak cepat, secepat apa yang gw bisa. Membereskan tas dan beberapa
dokumen diatas meja dan menghampiri Saffa.
"Saffa, aku pulang duluan"
"iya" Saffa mengangguk dan tersenyum
"Kamu dijemput Vega kan ya?" tanya gw
"iya Nda" "Syukurlah, Daagh" kata gw berlalu sambil melambaikan tangan ke arah nya
Sedikit berlari cepat kearah parkiran dan menyalakan motor terlebih dahulu gw memakai jaket, sarung tangan
dan masker. Ketika semuanya sudah gw pakai dan memakai helm gw melihat motor yang ga asing lagi
parkir persis disamping gw.
Gw membuka help lagi dan tersenyum ramah kearahnya
tapi Dia tidak. Yasudahlah.. Mengacuhkan balasan sifatnya, gw memakai helm gw lagi dan berlalu.
Gw mamacu motor gw secepat mungkin
berharap tidak terlambat dari apa yang udah gw janjikan kepada Papanya Chitra.
Sedikit banyak gw terus bertanya kepada orang sekitar karena gw khawatir tersasar yang
berakibat waktu yang akan terbuang percuma nantinya.
Gw pun akhirnya tiba dialamat yang dimaksud.
Di sebuah perumahan baru gw memasuki dengan ragu-ragu, karena terlalu aneh bagi gw
mengapa bertemu ditempat seperti ini.
"Blok F.....blok F..... F....." ucap gw sambil mencari-cari
Ga perlu waktu sampai gw menyadari bahwa perumahan ini masih dalam pembangunan dan
tentu aja mudah menemukan mobil Papanya Chitra di tempat seperti ini.
"Assalamulaikum" salam gw kepada Istrinya yang berada di luar ga jauh dari gw
memakirkan motor "Waalaikumsalam" ucapnya membalas salam gw
Gw pun menghampirinya dan salim.
"Cape?" tanyanya sambil mengelus kepala gw
"Hehehe engga, biasa Tante"
"hahaha.. Om didalam, Chitra juga didalam"
"Oh ya" iya tadi saya diminta kesini, kirain saya cuma berdua sama Om, tapi ternyata lagi
kumpul disini" Mamanya Chitra hanya tersenyum menjawabnya.
Gw.. Di keluarga ini memang sudah dekat sekali.
Gw merasa sudah dianggap sebagai selah satu keluarga mereka, gw bukan terlalu percaya
diri dianggap seperti demikian, tapi memang perlakuan mereka semua kepada gw seperti
menganggap gw bukanlah orang lain.
Baru aja gw mau masuk kedalam rumah yang belum jadi ini, Papanya Chitra keluar dan
langsung mengajak gw kerumah lain yang letaknya didepan rumah ini
"Kita kesana" tunjukknya sambil meminta gw mengikutinya
Gw pun mengikutinya "Gimana?" "apanya yang gimana Om?"
"Rumah didepan mata kau ini"
Gw melihat rumah yang sebelumnya gw tinggalkan
"Bagus Om, udah tinggal finishing aja, segini aja udah keliatan rumahnya bagus, tinggal
dikasih taman aja Om, biar ada ijo-ijonya"
"yayayay, Rumah ini adalah rumah baru kami. Kami hendak pindah dari rumah yang disana,
mungkin sekitar 6bulan lagi" jelasnya
"Kenapa pindah Om?"
"Istriku yang minta pindah, pusing aku"
"hahaha.. " tawa gw
Kami pun berbicara hal yang lainnya,
Chitra yang melihat gw dari jauh hanya melambaikan tangannya ga sekalipun mendekat,
Dia asik mengomentari setiap sudut rumahnya yang menurutnya perlu dikomentari.
Gw tertawa melihatnya Dia pun juga tertawa melihat gw
Gw gatau bahwa gw juga diperhatikan oleh Papanya Chitra sampai kemudian...
"Gimana?" "apaaan lagi Om yang gimana?"
"Dia" tunjuknya ke arah Chitra
"Chitra?" tanya gw
"Iya" "Kami baik Om" jawab gw mengerti apa yang dimaksudkan
"Kau tau sekarang berdiri dimana?" tanyanya
"Di...?" tanya gw heran karena gw mengerti
"Ini rumahmu" "rumah?" tanya gw makin heran
"tanah yang kau injak ini, akan jadi rumah nantinya, aku beli 2 kapling. Satu buat istriku dan
satu lagi buat Chitra"
"Rumah Chitra donk Om?" tanya gw makin bego
"Ah kau ini" jawab Papanya Chitra nyengir
"yaiya Om, kenapa rumah Chitra jadi rumah saya?"
"menurut kau?" "kalo ini rumah Chitra artinya Chitra yang bakal nempatin kan?"
"ya, lalu" kedepannya gimana?" kata Papanya Chitra
"kedepannya juga bakal ditempatin suaminya Chitra Om kalo emang buat kedepannya"
jawab gw masih belum mengerti
"Ya. ini rumah kau"
"......" gw diem bingung dan mencerna apa maksud perkataannya
"HAHAHA lambat kali kau berpikir ya" kalo kau nikah sama Chitra in ijadi rumah kau"
"Ha...?" "Aku serius" "ya tapi..?" "kenapa, kurang?"
"bukan Om, tapi?"
"Livina X-gear itu juga punya kau"
"iya Om, tapi..." gw mulai gelagapan ga percaya dengan apa yang gw dengar barusan
"Kau serius dengan dia kan?"
"Iya Om" "Aku pun melihatnya begitu, kau sudah aku anggap bagian dari kami" katanya sambil
memegang pundak gw "Om" "apa" gausahlah kaget, kalaupun kalian mau beli rumah sendiri nantinya, akupun tak apa,
ga ada masalah" "Bukan Om, apa Chitra tau semua ini Om?"
"Tentang rumah ini" dia tak tau, jangan kau bilang dulu ya" istrikupun ga tau aku beli satu
rumah lagi. Tapi.. kalo tentang hubungan kalian Aku tau"
"tau semua?" tanya gw dengan bodohnya
"Kalian ciuman berapa kali pun aku tau" jawabnya nyengir
"Kok bisa?" tanya gw makin bego dengan muka melongo
"Hahaha yasudahlah, gusah dipikirkan itu. Aku cuma nebak aja hahaha" jawabnya
Meskipun keliatan bercanda,
tapi gw merasa seperti Papanya Chitra serius tau hubungan gw dengan Chitra.
Di depan sana Chitra sekali lagi melambaikan tangannya meminta kami untuk mendekat
"Yuk.. Kita kesana, sudah cukup apa yang bicarakan barusan" kata Papanya Chitra sambil
berjalan kearah mereka Gw kembali mengikutinya, Chitra hanya memegang tangan gw sekali dan melepaskannya begitu terlihat oleh Mamanya.
"rumah kami ini Cu.." katanya manja
"iya aku tau" jawab gw tersenyum
"Oke, kita pulang, lapar aku" kata Papanya Chitra memotong pembicaraan kami
Chitra menggangguk kearah Papanya dan masuk kemobil mengikuti yang lainnya yang
sudah masuk kemobil duluan
"aku duluan ya.. kamu pulangnya tiati ya?"
"Sipppp" "Kau ngikut dibelakang kami aja, kita makan dulu" ucap Papanya dari dalam mobil dan
meminta gw untuk kesamping dia
"Makasih Om, saya masih mau disini dulu"
"ayolah, ngapain kau disini" gelap disini belum ada lampu"
"hehe iya Om, bentar lagi, duluan aja"
"Oke.. kami pulang dulu ya?" tanya Papanya Chitra sambil menepuk sekali lagi pundak gw
lewat kaca jendela mobilnya
"Iya Om" "Jangan terlalu malam"
"Siap Om" Lalu mereka semua pun pergi
... ..... ........ ........... Kembali lagi saat gw masih duduk sendiri diatas tanah yang akan jadi milik gw nantinya.
Rokok yang gw hisap pun sudah habis,
Sambil membuang puntung gw menuju ke motor kembali.
Memakai perlengkapan berkendara lalu menyalakannya.
Sebelum meninggalkan tempat ini,
Gw membuka kaca helm, Melihat sekali lagi... Tapi penglihatan gw berbeda, gw seperti melihat diri gw dan Chitra disana dengan rumah
yang sudah jadi dan bagus sekali, dengan anak kami juga, yang memegan tangan kami
manja kepada kami berdua Gw dan Chitra terlihat sangat bahagia, tertawa senang dan terlihat juga Chitra sangat
sayang kepada gw dan anak gw.
Tak terasa air mata gw meleleh melamunkan semuanya.
Gw pun menutup kaca helm dan semuanya menghilang dan kembali seperti semula yaitu
tanah kosong dengan puing-puingnya.
Tapi diluar itu semua, diluar lamunan itu semua, diluar bayangan itu semua...
Gw sekali lagi bersyukur bahwa meskipun gw tinggal di tanah orang ternyata gw dikelilingi
oleh orang-orang yang begitu baik kepada gw.
Tuhan.. jadikan ini kenyataan jangan hanya sebuah mimpi.
Waktupun terus berjalan.. berjalan semakin cepat.. secepat yang telah dituliskan olehNYA
Part 50 "Papa ngomong apa sih Cu kemaren itu?" tanya Chitra
"Mau jujur apa engga niiiiiiihhh?" goda gw
"Hmmm... bohong juga boleh"
"lah kok?" "liat aja kalo bohong, potong-potong ntar" ancamnya
"hahaha waduh, ampun deh kalo gitu, Papa waktu itu....ngomongin kita Cu" jawab gw jujur
Chitra sejenak berpikir "kita?" tanyanya heran
"iya.. kita" jawab gw mengulanginya
Chitra berpikir kembali dan tidak bertanya sejenak untuk kembali fokus pada jalan yang menuju kosan
gw. "ngomongin apa?" katanya kemudian ketika mobil sudah berhenti didepan kosan
"Masa depan kita Cu" jawab gw sambil meraih tas yang berada di jok tengah mobil
"maksudnya?" tanya Chitra dan menahan tangan gw untuk tidak keluar dulu dari mobil
"Papa tanya.... tidak. sebenarnya bukan nanya. Tapi mungkin Papa punya cita-cita untuk kita
kedepannya seperti apa" jawab gw
"aku masih belum ngerti cu?"
"Papa berharap kita kedepannya dapat menikah" jawab gw
Chitra tersenyum "Amin" ucapnya kemudian
Gantian gw yang tersenyum mendengar tanggapannya
"Amin" ucap gw juga mengamini ucapan gw sendiri
"Aku turun ya" udah malam, kita udah terlalu sering pulang malam Cu, makan bareng kamu kayanya
gabisa berhenti ngobrolnya hahaha" kata gw diiringi dengan tawa
"Iya. Kalo kita jadi menikah, artinya aku jadi Ny.Arfxxxxx donk?" tanyanya sekali lagi sebelum gw
benar-benar turun. "hahaha bisa aja kamu" jawab gw malu
"hahaha... okelaah. daaaagghhh bucuuu, jumpa lagi kita yaa besok yaaaaaa"
Kemudian Chitra pun pergi
.. ..... ......... Gwpun memasuki pagar kosan dan langsung menuju belakang, meja pingpong yang waktu itu sering
gw gunakan dengan Fajar kini tampak sudah berdebu tanda tidak pernah disentuh sama sekali.
Sepertinya yang hanya bermain ping-pong hanya gw dan Fajar dan saja, dan kini kedua pemain amatir
pingpong tersebut enggan memainkannya kembali.
Gw terus berjalan.. dan tiba-tiba terhenti, terhenti karena melihat sesosok wanita yang duduk sambil menundukkan kepalanya dikursi depan
kamar gw. "Saffa" panggil gw sambil melihat jam tangan yang gw kenakan
Saffa terus menunduk, badannya terayun-ayun pelan dalam tunduknya.
"Saffa.. hei.. Saffa" panggil gw sekali lagi begitu sudah dekat hingga disampingnya
"Hei juga.." Jawabnya masih menunduk
Gw mengeluarkan kunci kamar didalam tas dan membuka pintu kamar gw,
kemudian sambil membuka sepatu yang gw kenakan gw tinju pelan badannya
"Saff... diem aja, kenapa" ngantuk?" tanya gw sambil membuka sepatu
Saffa menengok kearah gw, rambutnya tidak rapih lagi, acak-acakan dan helai-helainya banyak
menempel disekitar mukanya
"Ndaa..." ucapnya pelan
Gw mencium aroma yang tidak beres ketika dia berbicara
"Kamu minum?" tanya gw kaget dan langsung menahan badannya yang hampir terjatuh ketika dia
mau menegakkan badannya Bukan jawaban yang gw dapatkan darinya,
tapi... air mata yang langsung menetes dari kedua matanya dan jatuh dipipinya.
"Ndaa.." ucapnya lagi
"nanti, kita masuk dulu"
"kenapa jadi kaya gini Fa" jawab gw
Gw membantunya berdiri dan gw papah masuk kekamar gw.
"Tiduran aja disana, aku kedapur dulu" perintah gw
Tanpa perlu mengulang perintah gw, Saffa langsung ambruk dengan sukses dikasur gw.


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jujur aja, gw bingung dan sebenarnya gw juga panik.
Gw harus bagaimana menghadapi situasi yang seperti ini. Ini pertama kali nya gw menghadapi
perempuan yang mabuk dikamar gw.
Gw tiba didapur. Dan gw malah bingung mengapa gw kedapur, gw hanya mencari-cari tapi apa yang gw cari gw
bahkan ga tau pasti. "Ah iya.. air hangat!"
Gw langsung mengambil air dalam teko
"air putih, paracetamol, handukhanduuuk mana handuk kecil, ahiya ada dikamar, kalo gitu baskom
aja" ucap gw lebih kepada diri gw sendiri sambil mencari-cari
Setelah mendapatkan apa yang gw cari gw secepat mungkin balik kekamar..
membuka pintunya dan... "Saffffaaaaaaaaaaaaaa........" teriak gw pasrah
Saffa jackpot. Muntahannya langsung dengan suksesnya membanjiri lantai kamar gw.
dan setelah muntah dia hanya mengelap mulutnya sedikit dan kembali tertidur.
Gw tepok jidat, Meratapi lantai kamar gw dengan penuh penyesalan
"Mengapaaa... Oh..Mengapaaaa Saaaafff....." gerutu gw sambil berjalan berbalik lagi kedapur untuk
mengambil alat pel lantai
Dan, bisa kebayang apa yang gw selanjutnya.
Gw membersihkan muntahannya yang sebagian besar terdiri dari air, yang kemudian gw tau dari
muntahannya itu ternyata dia pastinya belum makan apa-apa sebelum minum tadi makanya efeknya
jadi begini, parah!! ... ..... ....... .......... Beberapa jam pun berlalu, mungkin 2jam atau 3jam gw ga tau persis.
Gw sesekali duduk dikasur disebelah kepalanya, mengganti handuk kecil untuk mengkompres
kepalanya, mengganti kedua potongan tipis timun di kedua matanya yang membengkak dan mengelap
keringatnya. Setengah mengantuk gw berdiri dan ke luar kamar.
"Bucu" panggil gw
Chitra menengok pelan, mukanya sepucat saffa yang masih tertidur.
"Gimana?" "tidur lagi" jawab gw singkat dan duduk disebelahnya
"Hhhh..." chitra menghela nafasnya
Gw sengaja memang memanggil dia,
disamping alasan gw butuh bantuan, gw tetap ingin dipercayai olehnya. Gw ga ingin lagi Chitra
mengetahui tentang ini dari orang lain bahwa gw lagi-lagi membawa Saffa ke kamar dan tidur
dikamar gw. dan, Gw rasa gw udah melakukan hal yang tepat,
Gw memanggilnya disaat dia udah hampir terpejam dikasur empuknya dan masih dengan piyama
yang dibalut sweaternya dia terburu-buru datang ke kos ini.
"Maaf ya merepotkan kamu" ucap gw
"Parah banget dia" ucapnya juga hampir berbarengan dengan gw
"sepertinya baru pertama kali minum dan langsung banyak"
"mungkin, aku rasa dia orangnya juga ga kaya gitu Cu"
"Aku juga berpikir demikian cu"
Gw dan Chitra sependapat bahwa Saffa malam ini adalah bukan Saffa yang biasanya. Pasti ada
peristiwa dari sesuatu hal yang mengakibatkan dia seperti ini dan akhirnya ke kos gw.
Entah sengaja minum atau tidak sengaja, gw masih belum tau.
Beberapa menit lamanya kami menduga-duga tentang Saffa dan akhirnya gw dan chitra malah
membicarakan hal lain, berbicara hal yang lebih pribadi tentang kami berdua, berbicara dari hati ke
hati dan saling mengungkapkan perasaan kami.
Hingga.. Fajar pun datang. "hahaha..." tawa Chitra hingga keluar air mata saking lucunya lawakan gw
"terus gini cu blablablabla...." lanjut gw terus bercerita hal yang lucu
'HAhahAhA udahlah ampun bucu.. lucu kali lah teman kamu itu,Ari ya namanya?"
"iya dia emang gitu, jadi dia itu blablabla..." gw lanjutkan kembali
"adduuuhh udahlah, sakit perutku, kalian sama kali lah bodohnya hahaha"
Di tengah derai Tawa kami
tiba-tiba seperti mendapat serangan jantung mendadak, tawa gw terhenti, begitupun dengan Chitra
setelah beberapa saat kemudian dia juga berhenti tertawa ketika mengetahui siapa yang datang
"hai" ucap Fajar
"eh jar" ucap Chitra
"boleh gabung?" tanya Fajar
Tanpa menunggu jawaban gw, Fajar udah menyalakan rokoknya dan duduk disebelah gw.
"Dari mana jar baru pulang?" tanya Chitra
"abis manggung Chi"
"OOhhhh..." Garing.. Menyebalkan.. Bikin kesal.. Menggangu saja.. Lalu.. "Nda.. Nda....." panggil Saffa
Gw, Chitra dan menengok cepat ke arah suara itu berasal yaitu kamar gw.
"Siapa tu dikamar lo?" tanya Fajar ingin tau
"Saffa" ucap gw malah menjawabnya
"Nda...." panggil Saffa lagi yang gw lihat dia dari jendala mulai berdiri
"bentar Cu" Gw pun ikut berdiri dan langsung masuk kekamar meninggalkan Fajar dan Chitra berdua.
"Kenapa Fa" ga tidur aja?" tanya gw sambil terus melihat-lihat keluar mengawasi Chitra
"Aku.. mau pulang, makasih ya jadi ngerepotin" jawabnya pelan
"eeeh" engga. Gausah, masih kaya gini, lagian juga udah malem" larang gw
"Enggapapa, naik taksi"
"justru itu bahayanya, ga usahlah"
"aku mau keluar" katanya semakin pelan
Mengacuhkan kata-kata gw, Saffa pelan-pelan berjalan keluar lalu diikuti oleh gw.
"CiChi...." panggilnya
"Ya saffa" jawab Chitra dan menoleh
"Maaf" "Gapapa Saffa" jawab Chitra sambil tersenyum mengerti
"Saff lo?" tanya Fajar kaget
"Udah, gausah banyak tanya" potong gw
Saffa ikut duduk, dia duduk disamping Chitra
Gw diam Chitra diam Saffa diam Fajar pun diam Tak ada satupun dari kami yang saling berbicara satu sama lain.
Mungkin kami semua terlalu sibuk dengan pikiran-pikiran dan pertanyaan-pertanyaan di otak kami
sendiri, sehingga enggan untuk berbicara.
Sampai akhirnya Chitra berdiri diantara kami semua.
"yaaaah sepertinya ada yang perlu dibahas disini, yakan Saffa?"
Saffa mengangguk "Sepertinya juga ada yang harus diluruskan disini, yakan Fajar?"
Fajar yang tadinya bengong kemudian menangguk
"Dan.. sepertinya ada yang harus mau nmendengarkan, yakan Bucu?"
Gw kaget lalu tersenyum mengiyakan
"Sebelum itu... bentar ya.. aku kedapur dulu, 2kopi hitam pahit kan?" tanyanya menunjuk gw dan
Saffa "dan... 2 kopi hitam manis" katanya melanjutkan lebih kepada dirinya sendiri dan Fajar
Sepertinya.. Ini bakal jadi malam yang panjang....
Ini Tentangmu, Ini Tentang Kita, Bukan Tentang Dia
Part 51 Dua kopi manis dan pahit yang kini terhidang di depan kami perlahan semakin mendingin. Hanya
sesekali gw meminumnya dan mereka bertiga pun seperti mengikuti cara gw meminumnya.
"Lanjutkan Saf" pinta gw
Saffa terisak, menyesali kebodohan dirinya sendiri.
Kami pun menunggu dengan sabar, menanti penjelasan selanjutnya dari mulut Saffa sendiri yang
takunjung lagi keluar. "Saffa..." ucap Chitra sambil membelai kepala Saffa yang menangis di bahunya
Gw dan Fajar berpandangan,
Gw sendiri ga menyangka bahwa keadaannya bakal jadi seperti ini.
Memang.. Segalanya menjadi rumit jika berurusan dengan cinta,
Cinta menghilangkan logika, menghilangkan batas-batas cara berpikir seseorang.
Menit demi menit yang berlalu seperti mendengarkan konser dari sebuah tangisan, kadang pelan
kadang tangisan itu menjadi kencang tertahan. Namun kami bertiga tetap sabar menunggunya.
Menunggunya menumpahkan segala penyesalannya.
"Jadi.. Lo minum karena lo ingin ngerasin apa yang Vega yang rasain?"
Saffa mengangguk pelan "Lo minum karena mau tau apa yang Vega pikirkan ketika dia mabuk" apa yang dia rasakan ketika dia
memukul lo dalam keadaan seperti itu" apa yang dia rasakan ketika dia berbicara kasar ke elo dalam
keadaan seperti itu?" berondong Fajar
Saffa mengangguk dan semakin menunduk
"Akh gila" Fajar berucap kesal
"Saf... Ga ada yang dipikirkan orang mabuk Saff, ga ada orang mabuk yang berpikir normal dan
wajar" ucap gw "Ta..tapi.. terus mengapa dia selalu bilang sayang hanya ketika dia mabuk?"
Ga terasa gw ikut bersedih karena gw yakin itu bukan perasaan sayang,
air mata gw sedikit keluar dari kedua sudut mata gw yang sudah memerah sedari tadi.
Gw merasa... ikut..merasakan..apa..yang..Saffa..rasakan..
Cinta seperti apa ini"
Sikap sayang apa ini" Mengapa harus membuat luka dalam setiap kata-kata sayangnya"
"tinggalin aja dia sih Fa" kata Fajar
"ga semudah itu Jar, aku masih mengharapkan dia yang dulu, dahulu dia itu ga seperti ini, aku masih
ingat saat-saat dulu.. saat-saat kita kenal dan sama-sama berjuang untuk hubungan kita"
Fajar dan Chitra bertatapan.
"Aku masih menantikan dia berubah Nda" lanjut Saffa
Fajar dan Chitra masih bertapapan
Hati gw mencelos "Kalo dia pengen aku jadi seperti apa, aku turutin! Kalo dia pengen aku rusak aku akan rusak diri aku!
Makanya aku mau jadi seperti DIA!! Jika dia ga bisa seperti yang aku mau, AKU YANG AKAN
JADI SEPERTI DIA!!" ucap Saffa histeris
Ucapan Saffa yang penuh emosi ga lagi terdengar jelas di telinga gw. Gw kini lagi memikirkan hal
lain yang membuat hati gw ga karuan
Di depan mata gw sekarang..Fajar dan Chitra masih saling bertatapan.
Please.. Ini ga seperti yang gw pikirkan
Tidak.. Jangan... Ucapan Saffa sepertinya membangkitkan kenangan mereka saat itu, saat mereka ingin salah satunya
MENJADI SEPERTI YANG KITA MAU, PASANGAN YANG KITA HARAPKAN!!!
"Chi.." panggil gw kepada Chitra
"Jar" panggil gw juga kepad Fajar
Ga ada satupun dari mereka yang menoleh ketika gw panggil.
Sampai akhirnya.. Chitra sendiri yang seperti tersadar, kaget menengok ke arah gw.
Saat itu.. Gw tau dan gw yakin, ada perasaan bersalah yang dia rasakan.
Gw tersenyum pahit Chitra tersenyum memaksa Fajar memainkan korek api dengan kikuk saat gw melihat kearahnya
"Kadang...." ucapan gw yang tiba-tiba menyita perhatian mereka bertiga
"Kadang.. kita menginginkan pasangan kita menjadi apa yang kita mau" ucap gw melanjutkan
"Tapi.. kita ga bisa untuk memaksa nya agar menjadi apa yang kita mau"
"....." "Memaksakan dia berubah menjadi yang kita mau, akan membuat dia menjadi orang lain dan
melupakan dirinya sendiri" ucap gw menahan perih yang gw rasakan
Gw sadar apa yang gw ucapkan karena selain ditujukan kepada Saffa, ini juga ditujukan kepada Chitra
dan Fajar dan juga gw pribadi,
"Jika Dia akhirnya berubah sesuai yang kamu inginkan, Dia memang membuat kamu bahagia tapi..
juga dapat membuat kamu sedih"
"Saf..." panggil gw kepadanya
"Kamu ga harus jadi seperti Dia, jadi lah diri kamu sendiri, Jika dia mau kamu sepertinya sedangkan
kamu mau dia seperti yang kamu mau takkan menemukan jalannya, mungkin... kalian memang tidak
cocok" ucap gw "Cinta bukan bagaimana menjadi pasangan yang sempurna bagi seseorang, tapi bagaimana
menemukan seseorang yang dapat membantumu menjadi dirinya sendiri" lanjut gw
Saffa kembali terisak setelah mendengar perkataan gw
Gw pun sebenarnya ga mau mengatakan hal demikian.
Tapi.. gw cuma menyampaikan apa yang ada didalam hati gw, karena sebenarnya gw kasihan melihat
Saffa yang seperti ini. "Karena Laki-laki bukan hanya dia aja Saf.. Masih banyak laki-laki baik yang bersedia ngelindungin
kamu, bersedia membimbing kamu jadi wanita yang jauh lebih baik dari sekarang, yang
memperhatikan kamu dengan tulus"
"Jadi.." Gw mengangguk "Iya.. buka mata Saf, katakan dengan jujur padanya. Awalnya memang sulit, tapi aku bersedia
nemenin kamu nemuin dia"
"jangan Nda" "Aku temenin kamu malam ini juga kerumahnya"
"Jangan Nda, nanti dia marah"
"Biar. Biar dia melampiaskan marah nya dengan aku Saf"
"BUCU!!!!" protes chitra
"Kalian juga..." ucap gw pelan
"kenapa" kenapa gw?" jawab Fajar heran
"Kalian juga seperti harus jujur satu sama lain" jawab gw sedih
"BUCU!!! APA-APAAAN SIH!" kata Chitra dengan suara gemetar
"Chi... Gausah kalian cerita pun aku sudah tau, kalian bicara lah sekarang, aku pergi dulu, nganter
Saffa malam ini juga, ga mungkin dia nginep lagi disini dikamarku" ucap gw dengan hati yang
sebenarnya semakin sedih "NDA!" "JAR!!" Chitra berdiri, berlari keluar
Fajar berdiri, hendak mengejar Chitra
Gw berdiri, melarang tegas Fajar mengejar Chitra, Gw lalu mengejar Chitra dan menangkap
tangannya di dekatpagar "Kamu jahat kali Cu" ucapnya hampir mau menangis
"Iya, aku mungkin jadi orang paling jahat yang membiarkan dua orang yang.... mungkin masih
mencintai tapi aku larang"
"bucuuuuuuuu" "Chi..." "gak mau dengeeeeeeeeeeerrrrr akuuu"
"Chi...." "engggaaa..engga...enggaaaaa....enggaaaaa" katanya dan menutup kedua telinganya
"Chi...." "Gak mau dengerin kamu..bucu....udah berhenti ngomongnya" katanya pelan dan mulai menangis
"Chi.. kenapa kamu nangis" kamu nangis karena kamu bingungkan?"
"..." "Chi... tatap mata aku sekarang"
"gak mau" "Chi.. please" Chitra pun menatap mata gw
"Aku Cinta Kamu Chitra"
"Aku.." "Chi.. Aku cinta kamu yang seperti ini"
"Aku.." "Chi... Maaf" "Aku yang harusnya minta maaf"
"Engga kamu ga salah, ga ada dari diri kita yang salah, tombol ON dalam diri kita sebegitu mudah nya


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertekan bahkan sebelum kita mengenal satu sama lain, ya kan?"
"Bucu..udaaahh...ga mau dengeeer lagiiii"
"Iya, yaudah ya Chi... aku anter Saffa dulu ya"
"Bucuu.." "Chi.. kalian bicaralah, Fajar pun sudah menunggu lama, menunggu lama statusnya selama ini"
Gw mengajak Chitra balik lagi ketempat dimana Saffa dan Fajar berada.
"Saf, hayu kita jalan"
Saffa berdiri dan masuk kekamar mengambil tas dan memakai sepatunya
"Chi.. Jar.. Gw nemenin Saffa dulu. Kalian bicara aja dalam kamar gw tuh. Makin dingin disini
hahaha" jawab gw mencoba riang padahal hati gw lagi merasakan sakit yang amat sangat
"Nda, bentar" panggil Fajar dan menghampiri gw hingga begitu dekat
"apa lagi" apa lagi yang lo tunggu cuuuy"
"thanks" ucapnya pelan
"Jar.. kalo nanti jawaban dia memang mengatakan "Tidak" lagi dengan lo, dia ga bakalan bilang "Iya"
lagi setahun lagi atau 2 tahun lagi atau 10 tahun lagi.. Jadi biarkan dia pergi Jar, gw minta lo ga ngejar
dia lagi, gw minta lo tinggalin dia jar, menjauh darinya kalo bisa lo gausah lagi nongol didepan dia
lagi" "iya gw ngerti"
"Saf ayo...!" Gw menatap Chitra sekali dan tersenyum sambil berkata padanya
"Aku Pergi.. Aku baik-baik aja"
.. .... ...... ........ Kemudian Gw pun pergi ============== Chi.. Perasaan gw hancur seperti kaca yang pecah begitu melihat kalian yang saling bertatap-tatapan.
Tapi Chi.. Gw malah rela ngebiarin lo bahkan nyuruh bicara dari hati ke hati dengan fajar.
Apakah gw bodoh Chi"
Apakah gw malah seperti pahlawan kesiangan bagi hubungan kalian"
mungkin iya gw memang pahlawan kesiangan bodoh tolol bin bego, Tapi gw ga sanggup jika
hubungan gw harus ada bayang-bayang orang dari masa lalu lo yang sampai detik itu pun lo masih
memikirkannya. Gw ga salah kan Chi" ya kan" Gw benar kan sampai saat itu lo masih memikirkan Fajar"
Chi.. waktu gw ningggalin lo berdua, didalam perjalanan gw menemui Vega, gw berharap..
Gw mati aja Chi, Gw berharap perut gw ditusuk dan dikoyak-koyak olehnya nanti, gw lebih baik merasakan sakit
ketusuk daripada harus pulang lagi dan menemukan kenyataan bahwa kalian akhirnya KEMBALI
BERSAMA. Gw merasa...Ga lama lagi gw disini
Put.. Aku kangen Kamu.. Hibur aku.. Aku ketempatmu ya"
Part 52 Pertama gw pikir, Tuhan memberikan banyak cara ke gw untuk mendapatkan Cinta. Dan
memang Tuhan benar, gw mendapatkan cinta itu lewat caranya. Tapi Tuhan ga bilang
bahwa cinta yang gw dapatkan bukanlah jodoh gw nantinya (mungkin).
Seiring perjalanan gw mengantar Saffa, Pikiran-pikiran gila tentang Chitra berkelebat saling
menyusul dengan pikiran-pikiran gw lainnya.
Dan Saffa ga tau, dalam perjalanan ini, muka gw yang tertutup helm sebenarnya telah banjir
airmata. Berkali-kali gw harus menghapusnya karena airmata juga membahasi kacamata gw.
"Nda" panggilnya dari belakang punggung gw
"Ya Saf...." jawab gw
"kamu ga papa?"
Gw diam Gw ga yakin gw gapapa, Gw hancur Saf! Perasaan gw hancur Saf! "Gapapa" jawab gw berbohong
Saffa mengeratkan pegangan tangannya pada pinggang gw.
Pelukannya malah membuat gw semakin menangis didalam helm.
Karena pelukannya seperti mengingatkan gw pada pelukan yang lain yaitu..Dulu..
Gw pernah merasakan pelukan seperti ini dengannya
Chi.. Lo jahat banget. Harusnya dari awal gw tau
Harusnya dari awal gw bertanya, bukan membiarkan hubungan ini mengalir apa adanya saja.
Harusnya begitu gw tau semuanya gw ga akan pernah bilang "I LOVE YOU" dan harusnya
lo memberitahu gw bahwa hati lo sebenarnya masih terikat dengan yang lain bukannya
malah bilang "I LOVE YOU TOO"!!
"Nda.. Lo nangis ya?"
"Gw gapapa Saf"
"Nda.. nepi dulu"
"GW GAPAPA SAF!!" bentak gw gusar
Perjalanan terus gw lanjutkan dengan perasaan semakin campur aduk.
Sepintas gw mengingat masa lalu gw dengan Diana.
Sepertinya ini karma bagi gw.
Dulu gw pernah melakukan suatu hal yang membuat hancur perasaan seseorang, gw
melakukan hal yang paling buruk yaitu
"menyentuh hidup seseorang tapi tidak mau untuk meraihnya dan malah
menghancurkannya" Akh.. Hal itu malah terjadi dengan gw
dan..mungkin..dulu..Diana merasakan perasaan yang gw alami saat ini.
"Nda.. itu rumahnya" tunjuk Saffa memberi tahu
Motor gw pun berhenti tepat di depan rumah yang dia tunjuk
lalu Saffa pun turun. "Nda.. sampai sini aku aja ya" pintanya
"Gw ikut" jawab gw sambil membuka helm
"Nda.. kamu kayanya parah banget" ucapnya kaget begitu melihat muka gw
"gausah berlebihan Saf, gw gapapa kali"
"Yuk masuk" ajak gw
"Aku aja" "Bareng" "Nda, Aku bisa, ya?"
"Suruh dia keluar aja"
Meskipun bimbang saffa mengikuti saran yang gw pinta.
Dan ga perlu menunggu waktu lama Vega pun keluar.
Tampangnya udah bisa ditebak waktu ngeliat gw.
"Urusan lo bukan sama gw! dengan dia!!" kata gw begitu Vega mau menghampiri gw
"Kenapa dek?" tanya Vega kasar
Saffa melihat sebentar ke arah gw
"Ga.. Maaf, Kamu gabisa berubah dan Aku gabisa seperti kamu"
"...." Vega mengernyit
"Kita putus ya Ga"
"Kau sama dia sekarang?" tanya Vega gusar
"Engga, engga Ga"
"Semenjak ada Dia kau jadi seperti ini kan?" tanya Vega semakin Gusar
"Bukan Ga, bukan, ada dia atau engga ada itu semua ga ada hubungannya, semua dari diri
kamu Ga, Aku gabisa ga kamu sakitin terus, ngeliat kamu yang seperti ini aja aku sakit Ga"
Gw lalu menjauh, Gw ga ingin lagi mendengar mereka berdebat
Meskipun gw kasihan melihat Saffa yang mulai menangis akibat sifat keras kepalanya Vega
tapi gw gabisa berbuat banyak...
dan.. Sebenarnya keadaan gw sama kasihannya dengan Saffa. GW SAMA!! Gw terancam putus.
Perlahan.. Gw ga lagi mendengar lagi suara Saffa dan Vega, semuanya seperti berdengung. Kini gw
seperti menonton film TV tanpa suara dengan Vega dan Saffa yang berakting seru.
Lalu.. Gw malah melamun sambil memperhatikan awan-awan di langit malam yang bergerak
pelan. Sepertinya.. Gw udah berada dalam titik pasrah... gw bener-bener pasrah..
HHhhh .. .... ...... ........ PLAAAK Gw menengok cepat dan melihat sebuah tamparan mengenai pipinya Saffa. Awalnya gw
mencoba menganalisa apa yang sebenarnya terjadi dengan otak gw lemot.
dan begitu gw tersadar, gw tau bahwa didepan gw masih ada Saffa dan Vega yang sedang
bertengkar Dari tempat gw duduk ini, gw bisa melihat dengan jelas apa yang Vega akan lakukan
berikutnya. Seperti gerakan lambat gw bangkit dan berdiri lalu berlari kearah mereka
PLAAAAKK sebuah tamparan lagi mengenai pipinya tapi Saffa tak bergeming seakan-akan
dia sengaja menerima tamparan itu,
Gw tepat waktu saat Vega melayangkan tangannya lagi ke Saffa untuk ketigakalinya,
pukulannya mengenai tangan gw yang terjulur menghalangi tangannya yang sudah
melayang. "GA!" Sebuah tamparan melayang lagi ke Saffa yang lagi-lagi gw tangkus
"GA!! DIA ITU PEREMPUAN BANGS%$" ucap gw dengan marah
"ELO BANG!@#!!" teriak gw dengan penuh emosi
Gw dengan reflek mendorongnya dengan keras menjauh dari Saffa, seperti tak mau kalah
Vega merangsak maju masih penasaran karena pukulannya hanya mengenai angin.
dan.. hal yang gw yakin akan terjadi pun terjadi, hanya beberapa detik kemudian.
Vega kalap dan gw lebih kalap lagi.
Perut, dada, muka gw seperti udah mati rasa saat terkena pukulan dan menangkis
tendangannya. Kacamata gw pecah lagi karena terjatuh dan terinjak, pelipis gw sobek terkena tinjunya dan
berdarah. Hingga kemudian.. Vega mengambil gagang sapu kayu yang berada disamping pagar dan dipukulkannya
kearah gw. PRAAAKKK... Mulut gw terkena gagang kayu itu
Sakit.. dan Perih yang gw rasakan dan sekitaran mulut gw seperti mati rasa.
Gw mengaduh-aduh memegang mulut gw,
darah segar pun keluar dan tangan yang memegang mulut gw pun udah penuh darah dan
ada patahan gigi. Ternyata gigi depan gw patah dan satu gigi lagi lepas.
Saffa berteriak ketakutan saat darah segar tanpa ampun mengucur deras dari mulut gw,
Gw gulling-guling di tanah tanda gw lagi merasakan sakit yang amat sangat disekujur mulut
gw. Sakit.... Sakit banget.. Ya Tuhan ini luarbiasa sakitnya!!
AARRGGGGHHHHH.... BUNUH AJA GUAAAAA
Saffa memeluk gw untuk melindungi gw dari serangan Vega berikutnya.
"UDAH GA.. UDAH..!!!!"
Gagang sapu itu kembali melayang..
.. .... ....... .......... Gw menarik Saffa mundur ... ...... .......... ............. PRAAAAKK... Gw merelakan bahu gw terkena pukulan berikutnya
.. .... ....... Gagang sapu kayu itu patah dan berputar terpental..
.. ..... Terlempar kebelakang diri gw
... dan akhirnya DUAAAKKKkkkkk! Patahan gagang sapu itu mengenai kepala Saffa.
Gw ngeliat dengan jelas saat patahan kayu itu mengenainya
Darah pun menetes dari kepalanya melewati keduabelah matanya
Gw teriak dengan suara yang tidak jelas karena mulut gw bengkak dan masih berdarah
"BAAAFFAAAAAA" teriak gw
"BEGHAAAAA" teriak gw marah ke vega sambil memegangi tubuh saffa yang akan jatuh
lemas Gw sangka Vega masih akan memukul gw
Gw sangka Vega masih akan beringas
Tapi.. Ternyata tidak.. KLOTAK..KLOTAK.. Dia membuang sisa patahan gagang sapu yang masih dipegangnya dan dengan kasar
mendorong gw menjauh dari Saffa.
Vega tiba-tiba menangis histeris sambil memanggil-manggil nama Saffa yang kini
dipangkuan pahanya. "maaff..maa..ffff...maafff dek....." ucapnya dengan suara gemetar sambil menangis panik
"...." Saffa diam tak bersuara dan matanya sayu menatap Vega
"Aku ga senga...ja..maafff, dek.. maaaf..deeekk" pinta Vega panik
Ini pemandangan paling miris yang pernah gw liat seumur hidup gw,
Saat seseorang menangis meraung-raung menyesali perbuatannya ketika semua itu udah
terjadi. "Biba bawa ke bokter ba" ucap gw dari belakang (*kita bawa ke dokter ga)
"i..iya.. tapp..tapi mana ada dokter tenggah malem ini?" katanya terbata-bata
"....." .. .... ....... .......... ............. Beberapa Lama kemudian.. Gw dan Vega berdua udah berada di apotik, sama-sama duduk menunggu obat dan uang
kembalian yang lagi diproses di kasir.
Saffa tidak jadi dibawa kedokter dan hanya dirawat oleh orang rumah dirumahnya Vega,
sebenarnya gw juga harusnya ga ikut ke apotik dan harus mendapat perawatan tapi gw
malah memilih ikut menemani Vega.
"Ga..." panggil gw memecah kesunyian
"..." (sebenarnya obrolan ini ga jelas banget gw ngomongnya, karena mulut gw bengkak dan gigi
depan gw patah 1 ompong 1, jadi kalo ngomong gw agak tahan sedikit karena lidah gw
kegores dan luka oleh gigi yang patah).
"Sori" kata Vega sambil mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi
"Yaudah seharusnya lo minta maaf sama gw Ga"
"yaaah gua tau" jawabnya menirukan gaya bicara gw "gua dan elo" (tapi malah jadi aneh)
"Dan saffa" ucap gw hati-hati
"yah.. gua sadar itu"
"Tapi lo belum tau kan" gw yang nyaranin Saffa putus dari lo" tembak gw asal
Masa bodo misalkan gw harus berantem lagi di apotik
Karena gw memang selalu mengutarakan apa yang ada di otak gw dan gw ga puas kalo
belum mendapatkan jawabannya.
"yah.. elo emang ikut campur hubungan gua"
"Gw ga peduli sama lo, Gw cuma peduli sama Saffa, Gw kasian Ga sama dia"


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"...." "Dan gw mau lo bener-bener putus Ga, lo gabisa jaga perasaan dan fisik dia, lo selalu
nyakitin dia Ga, lo mendingan cari cewe yang mau lo terus sakitin aja sana, saffa bukan tipe
cewe kaya gitu Ga yang bisa terus-terus disakitin"
Vega diam dan menunduk memainkan jari-jarinya gelisah
"yaah gua tau" jawabnya pelan
"tau apa?" tanya gw lagi
"Tapi gua gamau putus, gua gabisa dia ninggalin gua"
"YA! Kalo gitu lo jangan sakitin dia!" kata gw dengan suara tertahan karena gw seperti
ngomong dengan batu "..." "alasan lo apa sih?" tanya gw memaksa
"Lo tau gua sekarang lagi ancur, ditambah misal Saffa menjauh gua pasti makin ancur, umur
gua udah segini tapi gua masih begini-begini aja, Saffa minta terus maksa minta kepastian
dari gua, gua bingung, gua stres, gua bisa apa" gua masih tergantung sama orangtua gua,
gua sebenarnya malu tapi gua gabisa apa-apa, ga ada yang mau ngasih kerja gua, gua
pukul dia karena udah buat gua kesinggung, gua mabok juga karena gua mau lupain
masalah dan rengekan dia, gua judi karena gua butuh uang cepet" katanya tanpa henti
Gw usap-usap muka gw, rambut gw juga udah acak-acakan gw acak-acak ga percaya
dengan apa yang gw dengar barusan.
GILAAA.. INI GILAAAA NAMANYA... Ternyata ini alasannya Vega berpilaku demikian, dia marah untuk menutupi rasa gengsinya
didepan wanita yang disukainya.
"Ga.." "terserah lo mau ngomong apa, tapi jangan elo minta Saffa putus dari gua please, gua
sekarang udah nyesel banget, gua sayang dia banget, gua janji gua bakal berubah sepulang
dari sini nemuin dia...."
"tapi.. please.. lo bujuk dia lagi jangan putus dari gua...." katanya dengan mata yang mulai
memerah "Gw ga percaya"
"Gua janji, gua ga akan lagi nyakitin dia, gua ga bakal lagi buat dia kecewa, gua bakal
mandiri, gua bakal tinggalin kebiasaan buruk gua, ini semua demi dia"
"Dan diri elo sendiri"
"Kalo itu emang dari dasar hati lo, gw bantu bujuk lagi, tapi gw gabisa bantu lebih, malam ini
lo udah keterlaluan banget, kepala Saffa sampe bocor Ga!, dan gw gatau dia bakal maafin lo
apa engga" "terserah lo mau ngomong apa, gua udah bilang gua nyesel, dan gua bakal minta maaf dan
janji kedia" "..." Gw diem "Gw minta maaf ke lo juga, Maafin gw" katanya sambil mengulurkan tangannya ke gw
"..." gw diam ga mengambil tangannya
"Buat gigi lo, lo boleh pukul gua juga sampe gigi gua patah semua Nda" katanya dengan
suara melas "itu ga merubah apapun Ga, selepas lo minta maaf gigi gua tetaplah patah"
"terus lo maunya apa?"
"Yaaaa.. lo minta maaf yaaa gw maafin, itu aja cukup" jawab gw lalu nyengir
"Lo serius" gua lagi ga becanda" tanyanya heran
"Ga.. ga aneh Ga, lo minta maaf karena lo nyesel dan gw maafin, itu udah cukup buat gw,
begitu juga buat lo, lo minta maaf dengan tulus ke Saffa dan gw yakin dia bakaln maafin lo
seperti yang gw lakuin sekarang"
"cuma itu aja" semudah itukah memaafkan orang?"
"YA! asal minta maaf dengan tulus" jawab gw nyengir lagi
Vega ikutan nyengir Cengiran gw nambah lebar begitu ngeliat raut muka Vega yang berubah
Kemudian gw pun meraih tangannya yang terjulur.
"Gw maafin elo ga"
"Makasih.. makasih Nda" balasnya sambil menyeka air matanya
Lalu gw dan Vega pun pulang kembali kerumahnya
..... ........ ............ Gw ga menyangka bahwa apa yang didepan mata gw bener-bener terjadi. Vega begitu
sampai rumah langsung menuju ke tempat Saffa berada, Dia meminta maaf sambil
memohon-mohon penuh penyesalan. Saffa melihat gw sebentar dan kemudian tersenyum
juga tanda ternyata dia juga telah memaafkannya.
Gw juga ga menyangka, bahwa malam ini bener-bener jadi malam yang panjang bagi gw.
Gw memang pahlawan kesiangan bego bodoh tolot bin idiot yang merelakan pacar sendiri
untuk berduaan dengan mantannya hanya untuk melihat pasangan ini berbaikan dan sadar
ternyata mereka sebenarnya saling mencintai.
HHh... Gw jadi teringat masalah gw kembali
Tugas gw disinipun selesai.
"Saffa.. Vega.." panggil gw ke keduanya
"Gw pulang dulu" lanjut gw
Seketika raut muka Saffa berubah
"Aku temenin" ucapnya
"Gua juga ikut" ucap Vega
Gw menggeleng "Engga..ga usah, mungkin aku lebih baik tanpa kalian" jawab gw
Benarkah" Benerkah gw akan lebih baik"
Setelah gw mengetahui kenyataan pahit nanti
Ga ada yang bakal memegang tangan gw untuk menahan luapan emosi yang keluar lagi,
Ga ada yang mengusap bahu gw untuk menenangkan hati gw,
dan ga ada yang menahan air mata gw ketika gw terlalu sakit menerimanya...
"Aku baik-baik aja" ucap gw sekali lagi
"Iya, Naik motornya tiati ya" kata Saffa
"Nda.. gigi lo?"
"Hahaha biarlah.. cuma pecah sama ompong doank ga ngurangin kegatantengan gw
hahaha" jawab gw mencoba becanda
"Ehya Ga Fa.." "apa?" "kalian itu pasangan yang unik, kalian saling menyakiti padahal kalian saling menyayangi.
Gw harap ga ada lagi air mata di hubungan kalian kecuali airmata bahagia"
"...." "Fa.. jangan terlalu memaksa, daripada memaksa lebih baik support dia. dan Elo Ga, Lo
jangan males, Lo udah disupport buat terus berusaha sebaiknya juga usaha lo diiringi sama
doa" kata gw malah memberi pesan-pesan
"Iya" kata Vega mantab yang diikuti anggukan Saffa
"Tiati, tapi lo gapapa kan?" tanya vega sebelum gw benar-benar pergi
Gw tersenyum "Gw bahkan pernah ditinggal mati" jawab gw mengakhir pertemuan malam itu yang malah
membuat Saffa dan Vega saling berpandangan penuh tanya
.. ... ..... ....... Gw pun segera menaiki motor, mengambil helm dan dengan muka yang terluka disana-sini
susah payah gw memakainya.
Baru saja bunyi "klik" ikatan helm berbunyi..
Seketika.. .. .... Tumpahlah airmata gw "Ternyata... Gw ga baik-baik aja... Seseorang... Siapa aja.. Siapa pun.. Tolong hentikan waktu
ini!!!" Tujuan berikutnya: K.e.p.a.s.t.i.a.n
Part 53 Entah yang keberapa kali, Lagi-lagi gw memberhentikan motor ini dipinggir jalan,
Gw ga ingin melanjutkan perjalanan ini,
Gw gw ingin.. Gw benar-benar ga ingin..
Tapi meskipun gw ingin berhenti, didalam hati ini selalu aja muncul rasa ingin mengetahui
"kepastian". Mencoba starter lagi motor ini
dan gw melanjutkan lagi perjalanan yang sangat menyiksa ini
Kemudian.. Beberapa meter sebelum pagar hitam itu gw masuki, badan gw merasa udah lemas, bahkan
untuk menelan ludah pun terasa sakit, kakipun seperti udah ga sanggup lagi berpijak.
Tapi.. lagi-lagi didalam hati ini ada yang terus memaksa gw untuk terus maju.
Gw buka pagar perlahan dan gw geser agar motor juga dapat masuk,
Suara pagar yang digeser ditengah malam ini seperti gesekan alat musik yang seram di
telinga gw, begitu memilukan dan menyanyat hati.
Grek..Grekk...Grekk..Krieeett...
SIAAAAALLLLLLL.. GW BENER-BENER GA KUAT!! Setelah gw berhasil memakirkan motor gw dengan benar, gw kembali menutup pgar dan
setelah itu langsung berlari menuju kamar gw...
JGLEK..BLAK.. Gw buka pintu kamar dengan kasar
KOSONG Gw ga melihat Chitra dan Fajar didalam kamar ini
Gw terduduk dengan lesu dikasur,
Merasakan rasa frustasi yang terus muncul gw mengacak-acak kembali rambut sendiri.
AArrghh. "Mereka kemana" kenapa mereka ga nunggu gw kembali?" ucap gw pelan
Arrrgghhh "Kenapa ga ada kabar yang masuk ke HP gw" Apa yang sebenarnya terjadi ?" ucap gw lagi
masih dengan suara pelan yang sama
Gw kembali berdiri, berjalan gontai menuju cermin yang berada persis disamping lemari baju.
Gw tatap cermin itu Di Cermin itu..Gw melihat..
Cowo dengan tampang paling menyedihkan disana
Cowo dengan muka melas seperti tanpa harapan
dan.. Cowo dengan muka yang dihiasi bengkak dan luka, urakan
Gw memegang muka gw sendiri yang berada didalam cermin, seakan-akan dapat
memegannya "Lo kasian banget Nda.." kata gw kepada Nanda yang berada didalam cermin
"LO pasti ngeliat apa yang terjadi didalam kamar ini kan tadi" LO SAKSINYA KAN?" kata gw
bertanya Gw mengelus muka gw sendiri didalam cermin
"LO pasti sakit kan?" tanya gw sendiri
"Gw juga sakit sama kaya lo..." jawab gw sendiri
"LO pasti merasa ga bisa berbuat apa-apa kan Nda?"
"Gw juga sama.. kita itu senasib"
Sepertinya.. Otak gw udah bener-bener terganggu,
Memang.. Gw udah berkali-kali "hampir" gila dikala perasaan gw hancur lebur dan gw pun
merasakannya. "Muka lo.. jelek banget, bibir bengkak menghitam, gigi patah, mata bengkak kebanyakan
ngeluarin air mata dan kerah baju yang basah oleh darah... LO GA PANTES NDA!! LO GA
PENTES DISANDINGKAN DENGAN CEWE SEPERTI CHITRA!!!"
"LIAT DIRI LO!!! LIAT DIA!! DIA SEMPURNA NDA!! LO JAUH DARI SEMPURNA DAN DUIT
LO JUGA GA ADA!! LO BAHKAN GA SANGGUP BUAT MENUHIN LEMARI SEPATUNYA
YANG ADA TIGA!!" "TAPI GW BISA USAHA!!" balas gw
"LO USAHA APA" LO MAU USAHA SEKERAS APA" LO SAMA CHITRA BENER-BENER
GA PANTES!!" jawab gw sendiri
"tapi..cinta kan bukan tentang harta, cinta itu bukan gimana kita mendapatkan harta nda.."
"BULLSHIT!!! MAKAN TUH CINTA GAPAKE UANG, MOTOR LO PINJEM, MOBIL LO
PINJEM, RUMAH LO NUMPANG"
"UDAH!! Cukuppp.. kenapa lo jadi ngebahas ini" kenapa jadi harta" kenapa bukan perasaan
gw yang lo pikirin" kenapa bukan perasaan chitra ke gw yang lo bahas" kenapa lo bahas
sesuatu yang seharusnya gw ga pikirin?"
"KARENA GW TAU ISI DIDALEM HATI LO NDA! LO ITU GW! GW ITU ELO! GW PAHAM
ELO SEPERTI GW PAHAM GW!"
DEG... Jantung gw berdegup kencang karena obrolan didalam otak gw tadi.
Tiba-tiba ada pernyataan dan pertanyaan yang keluar begitu aja tanpa gw inginkan..
Pertanyaannya" Apakah gw selama ini minder dengan Chitra"
Pernyataannya.. Jika Jawabannya "IYA". Ternyata Gw dan Chitra memang benar-benar jauh
berbeda. DUGH Gw memukul tembok disamping cermin dengan marah
"ENGGA! DARI AWAL GW GA MENGHARAPKAN APAPUN DARINYA!"
"DARI AWAL GW GA TAU BAKAL SEPERTI INI"
"DAN.. GW EMANG BELUM MENDAPATKAN APA-APA KAN DARINYA?"
KONYOOLLL dan INI GILA!! Pikiran gw dipenuhi RASA TIDAK PANTAS dan hati gw BERUSAHA MEMBENARKAN ITU
SEMUA. Padahal itu semua TIDAK BENAR.
GW GA TERTARIK dengan HARTA!
"SSstttt..." Lalu.. Gw berhenti berbicara kepada diri gw sendiri
Gw mendengar sesuatu... Meskipun samar.. Suara ini.. Tidak asing lagi..
Tawanya... Gw sangat mengenalnya.. tawa ini..
Gw berjalan pelan ke pintu kamar
Gw raih gagangnya dan gw buka
DEG..DEG.. DEG.. Suara itu semakin jelas..
Tapi.. Dimana" Dimana" DIMANA SUARA ITU?"
Gw mencarinya dan menatap liar keluar kamar gw ke arah parkiran dan lorong
TUHKAN!! TERDENGAR LAGI DIMANA" DEG..DEG.. Jantung gw berdetak menggila saking kencangnnya
Namun... Percuma...Tidak ada seorang pun diluar situ.. Gw ga melihat satupun orang, Tidak ada yang
tertawa.. Mungkin itu cuma halusinasi gw aja.. Dan mungkin gw telah benar-benar gila.. Gila
karena kepala ini terlalu banyak dipukul dan gila karena otak gw terus berpikir gabisa
menerima kenyataan. Kemudian.. Terdengar lagi.. AArrgghhh Gw memukul-mukul kepala gw sendiri..
"BERHENTI!!!! berhent..ti...pleaaaasseee berhen..ti" kata gw panik cacmpur sedih
Tapi suara perempuan itu terus terdengar walau samar
Gw menarik nafas panjang lalu gw melihat bintang di langit mencoba menenangkan diri,
sesuatu yang biasa gw lakukan ketika gw lagi galau.
dan.. ketika gw melihat langit disitu juga akhirnya gw melihatnya..
deretan bintang-bintang yang bersinar berjejer dari atas sampai bawah
Satu bintang teratas dan paling terang diantara semuanya
Bintang itu..Putri.. Agak geser sedikit dibawahnya,
Lisa.. Kemudian Diana.. Agak menjauh dari bintang Diana
Bintang redup Fika.. dan Bintang terakhir, yang sinarnya seperti berkelip-kelip.


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Chitra.. Bintang Chitra berada dideretan paling bawah, dan memang entah kebetulan bintang Chitra
itu tepat berada diatas tempat gw dan Fajar nongkrong, yaitu diatas atap jemuran.
Sandiwara Cinta Akhirnya Gw melihatnya.. Mereka membelakangi gw Mereka rupanya diatas sana.. dan akhirnya juga gw mengerti darimana suara samar itu
berasal Seketika gw lemas menyadarinya, hanya melihat mereka dari sini gw bisa membaca
jawabannya GW TELAH KALAH.. HHhhh.. Gw tersenyum kecut.. Ternyata Beginilah rasanya kalah..
Didalam dada ini gw merasa begitu sakit dan sangat menyakitkan begitu mengingat detail
kejadiannya. Tanpa sadar gw berjalan menuju kearah mereka
dan tanpa sepengetahuan mereka gw udah menaiki tangga dan hanya tinggal beberapa
anak tangga lagi diri gw dapat terlihat oleh mereka.
Tapi.. Gw malah terduduk di anak tangga..
Mendengarkan mereka berbicara singkat..
"Jar Kalo gitu.. Aku pulang dulu.."
"Aku antar ya" jawab Fajar
"Gausah. Nanda mungkin bentar lagi datang" larang Chitra
"Gw udah datang" ucap gw dari bawah sini
Gw tau.. Mereka mendengar suara gw
Karena berikutnya Fajar dan Chitra dengan shock udah tiba didepan mata gw
"Nda! Muka Lo kenapa" apa yang terjadi disana?"
Gw berdiri mengacuhkan mereka berdua..
Lalu Berjalan kearah mereka
Duduk dikursi gw Mengambil rokok Fajar, menyalakannya, menghisapnya sekali dan langsung membuangnya
"Sial! Gw gabisa ngerokok lagi, bibir gw sakit banget" kata gw asal
"Nda.." panggil Fajar lalu memegang bahu gw
Plak Gw menepisnya "Bucu..." panggil Chitra
"BUCU" BUCU UDAH GA ADA! TAKUSAH KAU PANGGIL BUCU PADAKU! APA ITU
ARTINYA" PANGGILAN SAYANGKAH" BOHONG!!" kata gw kasar
Akhirnya.. Emosi didalam diri gw meledak lagi setelah dari apa yang gw dengar Chitra masih
memanggil gw dengan sebutan sayangnya kepada gw
"Bucu.. dengar dulu.." kata Chitra udah mau menangis karena kaget gw berbicara kasar
"HAPAPUN ITU TAK MAU AKU DENGAR APA ITU" bentak gw lagi
"Nda... dengar dululah" Kata Fajar ikut berbicara
"Jar! kau liat mukaku yang hancur ini" kau liat Jar, ini muka udah kau injak-injak, muka ini
udah kalian permainkan, kau pun chi.. kau liat juga muka ku!" kata gw makin kasar
"Bucu.. maaf..maafin aku..bucu dengar dulu..tolongla dengar sebentar" pinta Chitra lagi
"Ga" "Bucu... aku.."
"NANDA! itu namaku"
Sebenarnya hati gw sakit melakukan ini
Ini bukan diri gw Gw ga seperti ini Ini pertama kalinya gw berlaku kasar terhadap seorang wanita
Tapi sebetulnya yang menjadi point penting dari semuanya adalah..
Gw seharusnya mengerti Ini semua terjadi karena gw mengijinkan mereka saling jujur
Seandainya gw ga ijinkan pasti ini semua ga terjadi, karena cuma ada dua kemungkinan
yang gw tau persis apa "mereka bersama lagi atau tidak"
"Bucu.. tolong..lah..dengar...ku...dulu" kata Chitra dan mulai sedikit gemetar suaranya
"Nda please dengerkan kita berdua"pinta Fajar juga
"Tinggalin gw sendiri disini" ucap gw semakin ga peduli
"Bu..cu.. jahat kali sama aku"
"....." gw diam membatu
"Chi.. udah kalo sekarang percuma.
Nda.. Kalo lo ga mau denger Chitra bicara, gw mau anter Chitra pulang dulu" kata Fajar
"Tinggalin gw sendiri" hanya itu jawab gw
"Bu..cu.. sekali lagi Maaf.." ucap Chitra lagi dan berbalik pergi
Gw berbalik "TUNGGU" panggil gw
Chitra berhenti Kami sejenak bertatapan "......." Gw diam
"......." Chitra pun diam
"Pergilah" ucap gw datar
Akh.. Gw merasa jadi cowo paling kejam
Gw menahannya pergi hanya untuk sekedar mengusirnya pergi.
dan ucapan kata pergi rupanya berpengaruh banyak ke Chitra,
Gw melihat air matanya langsung meleleh deras dari kedua matanya
Chitra pun berbalik cepat dan berlari pergi
Fajar juga berbalik.. sebelum dia mengejar Chitra Fajar memegang bahu gw
"Nda.. Hhhhh..." ucapnya dan menghela nafas panjang
"Lo kejar dia sana..." perintah gw
"Nda.. Lo salah! Tadinya Chitra yang mau bicara sendiri sama lo, dan gw ga boleh ngomong
sama sekali" "sama aja" "Nda.. ini terakhir gw ngomong sama lo. dan gw inget betul apa yang lo ucapkan sebelum lo
dan saffa pergi" "apa" ga usah bertele-tele.. gw cape"
"kalo dia mengatakan tidak sekarang, artinya juga tidak untuk setahun lagi, dua tahun lagi
bahkan sepuluh tahun lagi, betul" dan gw ga akan muncul lagi didepannya dan didepan elo"
ucap Fajar tegas DEG!! (benarkah apa yang barusan gw dengar")
"Maksud lo?" "YA! DAN LO BODOH MENGUSIR DIA YANG MASIH MENARUH HARAPAN SAMA LO!
DIA MEMILIH LO!! BUKAN GW!! NDA LO ITU ..."
Ga perlu menunggu fajar selesai berbicara
Ga perlu menunggu dua kali untuk Fajar mengatakannya lagi.
Gw langsung berlari Menuruni tangga secepat kilat, meloncati anak tangga sekaligus,
Terpeleset di lantai dan pinggang gw terpentok tiang jemuran
Gw terus berlari mengejar sosok yang udah cukup jauh disana
"CHI..!!!!!! " panggil gw meminta chitra untuk berhenti
CHitra berhenti dan gw tepat berhenti didepan dia..ngos-ngosan memegang pinggang gw yang ngilu...
"Janga..n.. Jangan.. Pergi.. " kata gw ngos-ngosan
"..." "Jangan pergi.. aku mohon.. maafin..maaf..fin aku tadi" lanjut gw
"Bucu..." panggilnya
HUaaaaaaaaa Gw langsung nangis begitu nama panggilan itu kembali diucapkan olehnya
"Bucu...." panggilnya sekali lagi
"Iya Chi.." "Bodoh" "iya aku memang bodoh"
"Jangan jahat lagi sama aku"
"iya.. iya.. ga akan.. ga akan.. ga akan aku ulangi"
Chitra mengulurkan tangannya
Gw lalu meraihnya dan dia pun tersenyum
Ga ada lagi kata-kata yang bisa gw ucapkan apalagi gw rangkai
Senyumnya seketika menghapus semua perasaan galau yang sedari tadi terus menghantui
gw. "Bucu.." panggilnya lagi
"ya...?" Dan.. Sekali lagi gw melihat.. Senyum itu mengembang dengan tulusnya
======== Malam itu benar-benar menjadi malam yang panjang bagi gw Chi.
Lo membuat gw gila Seandainya saja lo menerima Fajar, gw pasti udah gila beneran.
Gw ga tau kenapa gw begitu mencintai lo dan dengan mudahnya memaafkan lo hanya
dengan sebuah senyuman. Tapi Chi.. kenapa dalam hati gw masih merasa gw bukanlah orang yang pantas buat lo dimasa depan"
Gw minder" engga. Gw takut" engga. Gw juga bingung kenapa gw merasa ga pantes bagi elo.
Chitra Kamu itu Sempurna!!!
Gw" Gw merasa diri gw Cacat!! Cacat di mata lo!
Padahal cinta itu ga mesti sempurna, yakan Chi"
Part 54 Kira-kira 2bulan pun berlalu
Setelah kejadian di malam yang sangat panjang itu kehidupan percintaan gw kembali normal seiring
dengan normalnya juga kegiatan gw yang lain. Dan setelah malam itu gw juga berpikir bahwa setiap
kejadian pasti ada hikmahnya.
Sebuah pengalaman pendewasaan bertambah dalam diri gw, bahwa sebenarnya cinta yang harus
dipertahankan itu adalah cinta yang penuh dengan kejujuran baik di awal suatu hubungan dan
seterusnya. Cinta juga meskipun kadang atau sering menyakiti tetapi tetap aja ada suatu kejujuran
didalamnya. Keputusan gw dalam membuat Fajar dan Chitra jujur juga akhirnya melegakan hati gw saat ini, karena
gw mau hubungan gw dengan Chitra semakin terlanjur jauh dan tanpa gw sadari ternyata gw salah.
Vega dan Saffa Gw bisa tertawa lebar sekarang saat mereka berdua kembali akur.
Saat gw menemani Saffa untuk menunggunya di lobby kantor ini dan melihatnya dia datang.
"Pangeranmu tuh Fa sudah datang tuh...." kata gw kepadanya
"Iya Nda.." jawab Saffa sambil tersenyum
Vega datang setengah berlari kearah kami berdua. Terlihat sekarang bahwa Vega benar-benar berubah,
wajahnya lebih bersemangat daripada dulu, penampilannya juga menunjukan lebih baik dari
sebelumnya.. "Hei Nda..." sapanya
"Hei Ga" balas gw menyapanya
"Lama aku buat kau menunggu Nda?"
"Ah engga, lagian aku juga lagi nunggu kok, yakan Fa?"
Saffa mengangguk "Kami mau makan, kau mau ikut kami Nda" yaa bukan di resto sih tapi aku bisa traktir, aku baru
dapat rejeki ini" ajak Vega semangat
"hahaha ga usah Ga, kalian aja berdua"
"uangku ini halal kok" tambahnya
Gw langsung tambah tertawa mendengarnya
"Hahaha makasih Ga, bukan menolak tapi akupun ada rencana keluar ini"
"dengan chitra kah?" tanyanya lagi
"iya Ga" "okelah kalo begitu, giliran aku tunggu sampe pujaanmu datang haha"
Unik.. Persahabatan gw dan Vega tercipta juga gara-gara cinta.
Hikmah Cinta itu memang..
Ga ada habisnya, selalu ada misteri dibaliknya yang ga bisa dibilang logis.
Vega dan Saffa pun akhirnya menemani gw sampai Chitra pun datang menjemput. Chitra masih
dengan gayanya yang membuat mata lelaki berdecak kagum karena keanggunannya berjalan
mendekat dengan sejuta senyuman mencurigakan dibaliknya
"Ga usah nyengiir gitu, mengerikan kali laaah" kata gw begitu Chitra udah dekat dengan kami semua
"hiiyyyy... ge-er kalilaaah ya bucu ni ya, sapa juga yang senyum kepada dirimu" katanya geli
"Ha" lalu?"
"Safffaaaaaaaa......"
Gw dan Vega saling berpandangan heran karena kedua wanita itu kini saling heboh sendiri seperti
baru aja bertemu setelah sekian lama menghilang.
"Vegaaaa.. kau jagalah Saffa ini, kurang apalagi dia buat kamu, tiap kali aku liat kamulah Saf iri juga
liat kalian sekarang"
"iya" jawab Vega sambil tersenyum
"maksudnya apa ini" aku gabisa jaga kamu gitu?" protes gw
"hahaha hapaaapun bucu ni cemburu aja, aku juga percaya sama si ompong ini kok, lebih nekat dia
ya" tawa chitra Saffa dan Vega pun juga ikut tertawa
"dasar, yuklah kita pulang Cu, udah malam ini,belum juga kita makan, papa bisa ngomel lagi ntar"
ajak gw pulang Lalu.. Pertemuan kita pun berakhir dengan Vega dan Saffa berboncengan dan Gw serta Chitra masuk
kedalam mobil JLEG.. "Ini...." kata Chitra sambil memberikan sebuah kunci setelah menutup pintu
"apa ini?" tanya gw heran
"Hoooo... terlalu canggih kah ini Cu" dimasa depan ini disebut kunci mobil, kunci mobilpun masa
kamu ga tau, cemana ini pacarku"
"bukan itu maksudnya, dimasa sekarang juga sama sebutannya itu" jawab gw manyun panjang banget
"hahaha kamulah Cu yang bawa, masa aku aja,"
"Ha" aku belum bisa lancar mobil" elak gw
"bisaaaa.. dicoba ya" niihhh.." katanya sambil memberikan kunci mobilnya
"Sekarang..Kemana kita?" tanya gw ketika selesai bertukar tempat duduk dengannya
"Aku mau makan puding..coklat..eskrim...ya" ya bucu yaaa?" pintanya membujuk gw
Gw menimbang-nimbang sejenak meskipun kurang setuju
"oke.. yuk...."
Akhirnya.. Sejak malam itu, selain gw dipinjamkan motor sesekali gw juga membawa mobilnya
kemanapun..kapanpun ketika dia ingin...
.. .... ...... ......... Suatu pagi dihari Sabtu "Bucu... lari pagi yuuukkkkkkk?" tanyanya lewat telefon
"Film kartun aja belum habis kamu udah minta aku keluar kamar, hari sabtu inilah Chi....... siang aja
larinya ya?" protes gw malas
"ha" mau mati kita lari siang-siang" cemana pula kamu cu, entah hapa yang ada dikepalamu itu ya lari
kok di siang buta" "hahaha entah apa juga dikepalamu Chi mana ada siang buta" ada juga tengah malam buta"
"hehehe terserah lah, 5 menit ya.. aku tunggu"
"kalo lewat?" "aku cium ntar"
"kalo gitu aku telat aja ya" hehe"
"Coba aja, aku cium pake sendal maksudnya wahahaha.. udahlah la, bikin lama aja lah, pulsa habis ini
nelpon kamu ga ada habisnya, ga dipikirkankannya pun kalo pulsa artis habis jadi apa nanti, artis
macam aku..bla..bla..bla....." kata Chitra malah meracau kemana-mana
"iyaaaaaaa udahhh.. jadi bawel pun, 5menit aku udah disana. titik. dagh" kata gw dengan geli dan
mematikan hubungan telopon ini.
Gw yang setengah mengantuk langsung mengiyakan ajakannya dan segera berjalan kaki menuju
kerumahnya. Tapi.. bukan Chitra namanya kalo ingin segala sesuatunya menjadi sempurna, termasuk baju dan sepatunya
yang akan dipakai lari pagi.
Gw tiba dirumahnya kurang dari 5menit dan sekarang udah hampir setengah jam gw menunggu
diruang tamunya. "Lama!" umpat gw kesal


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Berkali-kali gw berjalan mondar-mandir dan menekan tuts piano sesekali.
Ting.. Tekan gw sekali lagi Ting..Ting...Ting.. Tekan gw asal karena bosan dan akhirnya malah memainkan lagu "Ibu kita Kartini"
Bosan dengan lagu "Ibu kita Kartini" gw mengalihkan pandangan lagi, kali ini gw melihat sebuah
gitar yang sudah berdebu di pojokan piano.
Gw ambil gitar itu dan.. sambil duduk gw bersihkan.
Masih bagus.. tapi sampai berdebu, berbeda dengan alat musik yang lainnya yang terlihat terawat.
Gw coba petik... Tring.. "Masih bagus" kata gw pelan
Lalu.. "Kamu bisa main gitar Cu" katanya ga bisa?" tanya Chitra tiba-tiba nongol sambil menguncir
rambutnya Gw tersenyum tipis. Gw bukannya ga bisa maen gitar tapi gw emang ga mau memainkannya lagi.
Karena bermain gitar seperti kutukan bagi gw.
Beberapa kali gw memainkan sebuah lagu untuk cewe yang gw sukai dulu dan semuanya berakhir
dengan sebuah lagu yang akhirnya jadi kenangan.
dan.. Sampai sekarang gw mau memainkannya lagi, meskipun ingin.
"Engga bisa hehe" jawab gw berbohong
"bohoooooong yaaaaaaa... aku liatin daritadi kamu kayanya pengen tuh mainin, ibu kita kartini aja
jago" "hahaha itu sih ujian pas SD, engga Chi aku ga bisa main gitar..."
"terus kenapa ga ditaro?"
"eh?" Benar kata Chitra, gw memang ga mau memainkannya tapi gitar nya tetap gw pegang
"dah ah, yuk... katanya mau lari pagi?" jawab gw sambil meletakkan lagi gitarnya ketempat semula
"Gak mau, udah gak mood Cu" tolaknya
"Lho?" "1 lagu" "apa?" "mainin aku satu lagu"
Akh.. Hati gw mencelos terjun bebas
"Aku gabisa" "Aku ga percaya"
"Gabisa Chi beneran"
Chitra lalu mengambil gitar yang gw letakkan barusan dan memberikannya ke gw
"1 lagu aja" Gw terlihat ragu, Gw bener-bener ga ingin lagi memainkan lagu dengan gitar
"ayolah Cu.. ya?" pintanya kali ini dengan senyumannya yang seperti biasa, senyuman yang bisa
ngebuat hati gw luluh "baiklah..." jawab gw membalas senyumannya
Chitra pun tersenyum lagi
"Tapi.. Chi.. mumpung keiinget nih"
"Ya?" "kamu masih ingat kan" waktu itu aku pernah bilang aku mau pulang kampung dulu dalam waktu
dekat ini?" "Iya bucu aku ingat, memang kapan mau jenguk ayah ibu?" tanyanya
"Besok, Minggu dan Aku disana 1 minggu"
"HAaaaaaa" udah mendadak juga lama kaliiiiiiiii bucu" beneran besok?"
"iya, aku diminta pulang besok. gapapa ya" nanti aku ijin cuti ke papa"
"iya gapapa" jawabnya
"tapi...." "tapi apa?" "1lagu duluuuuuuu hehehe... pintar kali yah kamu ngalihin pembicaraan, aku udah tau jebakan kamu
Cu... gabisa lagi kamu tipu tipu akuuu.."
"hahahha kirain apa.. oke 1 lagu dan hanya 1 lagu.. oke?"
"iyaaa" "hmmm.. aku rasa ini tepat, Perjalanan Cinta"
"Tic band?" "yup" ucap gw membenarkannya
"Atas nama Cinta.. Ku terlahir kedunia" gw pun mulai bernyanyi
"Dan menjalani waktuku.. sebagai pecinta.. hidup karena cinta"
"yang memberi arti di jiwa"
"Cinta.. dalam perjalanan hidup kita, memberi harapan.. untukku tetap berjuang demi semua mimpi..
hidupku..." Chitra terus tersenyum, dan gw terus melanjutkannya lagi
"Apa kau percaya..Tentang kekuatan cinta..Membeningkan pemahaman"
"Hakekat kehidupan..Yang kita jalani dan kita lalui"
"Dalam suka dan duka"
Gitar pun terus mengalun berirama..
tapi gw ga lagi bernyanyi
"Chi.." "Ya" "1 minggu.. tak apa ya?"
"ya bucu.." "Jaga diri kamu ya?"
"iyaa..." "jangan pernah berubah"
"bucu.. iya" Gw pun melanjutkan lirik lagunya
"Jangan pernah engkau ragu padaku..." nyanyi gw sambil menatap matanya
"...." "Atas semua yang kuberikan padamu"
"...." "Meskipun hanya keyakinanku atas cinta......"
"Cinta.. dalam perjalanan hidup kita, memberi harapan.. untukku tetap berjuang demi semua mimpi..
hidupku..." Gw tersenyum Chitra juga tersenyum mengiyakan lirik ini..
Gw mengulangi bait lagu terakhir dan Chitra bersama-sama bernyanyi dengan gw sekarang
"Jangan pernah engkau ragu..padaku... atas semua yang kuberikan padamu.. meskipun hanya..
keyakinanku atas...cintaaa... dalam perjalanan hidup kita.. memberi harapan.. untukku terus
berjuang..demi semua mimpiiii...hidupkuuu" nyanyi kita berbarengan
Lalu gw menyuruh nya diam..
lirik terakhir gw ulang hanya ingin gw yang bernyanyi
"Chitra.. Jangan pernah engkau ragu..padaku... atas semua yang kuberikan padamu.. meskipun hanya..
keyakinanku atas... Chitra... dalam perjalanan hidupku.. memberi harapan.. untukku terus
berjuang..demi semua mimpiiii...hidupkuuu" nyanyi gw dan merubah liriknya dari cinta menjadi
Chitra Lalu.. Ketika lagu ini selesai Gw dan Chitra sama-sama terdiam
Kami diam cukup lama, setelah lagu selesai gw malah terus menunduk salah tingkah dan kuatir jika
gw meninggalkannya besok.
"Bucu.." panggilnya pelan
"Ya?" Gw menengok cepat kearahnya
"Kamu pasti balik lagi kan kesini?" tanyanya
Kamipun bertatapan "Pasti... Aku Pasti balik lagi kesini, ketempatmu... disini." jawab gw berjanji sambil terus menatapnya
Chi.. Satu minggu.. Hanya Satu Minggu
dan itu tidaklah lama Jaga DIRI kamu dan HATI kamu ya..
Aku..Pulang Part 55a "Aku pulang..."
Gw memasuki rumah dan disambut dengan sejuta senyuman dan pelukan oleh penghuni
rumah ini yaitu keluarga gw. Tak terasa sudah lama gw ga menginjakkan kaki dirumah gw
sendiri. Hangatnya sambutan segera menghilangkan lelah yang ada dibadan ini ditambah dengan
segelas teh manis panas yang diberikan kedua orangtua gw semakin mengurangi lelah
dibadan. "Cape A?" ucap ibu gw bertanya
"Sudah hilang capenya bu" jawab gw dan tersenyum kepadanya
"Gimana kerjaannya, lancarkah?" beliau bertanya kembali
"Lancar, terimakasih bu yah doanya" jawab gw lagi dan memandang mereka berdoa sambil
menyeruput teh panas tersebut
Memandang mereka saat ini membuat hati gw terenyuh. Terlihat sekali Betapa mereka saat
ini merindukan kepulangan gw.
"Adik-adik gimana Bu" kuliah nya lancar?" tanya gw
"Oohh.. lancar.."
"Sering pulang?"
"Ahh.. Ibu sama Ayah mah ga usah ditengok gapapa A, biar aja mereka fokus belajarnya,
lagian dari Bandung kesini kan jauh, capek, kasian."
Gw tau. Dari caranya menjawab pertanyaan gw, gw tau Ibu gw berbohong bahwa beliau tidak apaapa tidak ditengok. Dan memang begitulah beliau, tak ingin merepotkan anak-anaknya
dengan menyuruh pulang setiap saat.
"Bu..." "Ya A?" "Masak apa?" tanya gw
Ibu gw hanya tersenyum dan segera menunjuk dapur
"liat aja, pasti Aa suka" katanya menjawab pertanyaan gw
Malam itu. Malam yang sudah lama gw rindukan. Malam dimana gw berkumpul lagi dengan kedua
orang tua gw dan makan bersama. Berkumpul dengan mereka lagi saat ini juga membuat
gw tersadar akan kondisi orang tua gw, mereka hanya berdua dan semakin menua.
Gw perhatikan mereka dari belakang.
Rambutnya semakin banyak yang memutih dari yang gw tau sejak terakhir kali dirumah ini
9bulan lalu. Gw perhatikan rumah ini. Meskipun sekilas tampak sama dan tidak banyak perubahan.
tapi.. malah membuat hati gw semakin terenyuh karena gw pun mengetahuinya bahwa mereka
mengurus rumah ini sendirian tanpa pembantu
Gw berjalan.. Mengitari setiap sudut rumah ini.
Memegang kursi..meja...pajangan dinding...foto...dan akhirnya berakhir dikamar gw.
Cklek.. Gw buka pintu kamarnya Masih tetao Rapih dan bersih..
Sreekk Gw buka laci mejanya, laci meja dimana terdapat sejuta kenangan waktu SMA dulu
didalamnya Gw ambil dan buka "kertas sahabat" dan tanpa sadar malah mulai membacanya satu
persatu, kemudian meraih album dimana foto kami berempat ada didalamnya (gw, Ari, Putri,
Lisa). Gw tersenyum dan kembali meletakkan itu semua kembali ke posisinya semula.
Gw pun rebahan di kasur dan menatap langit-langitnya.
"Inilah Rumah.." ucap gw pelan
Sambil rebahan gw berpikir.
Dulu berbeda dengan sekarang.
Dulu.. saat gw meninggalkan rumah ini begitu ringan
Tapi.. sekarang ingin meninggalkannya lagi rasanya jadi begitu berat.
Gw merasa tak ingin lagi pergi dari rumah ini dan ingin menjaga kedua orangtua gw, karena
kini kedua adik gw juga telah kuliah diluar kota.
"Chi..." tanpa sadar gw memanggilnya
Akh.. Sudahlah.. nanti saja gw memikirkan dia
dan Hari pertama pun berlalu .. ... ..... ....... "Aku masih dikantor bucu.. enak kali yaaa yang cuti panjaang"
"hahaha iya donk.. ehya kamu ngapain aja selama aku disini?"
"biasalah bucu, rumah kantor kuliah rumah"
"Ok.. tiati ya kemana-mananya"
"Pasti!" Panggilan telefon pun berakhir dengan Chitra yang menyetujui permintaan gw untuk selalu
berhati-hati kemanapun dan dimanapun.
Dan sekarang.. Tak terasa Hari kelima pun berlalu
Semakin lama tinggal dirumah ini malah semakin menguatkan gw untuk tidak lagi pergi dari
sini. Kegiatan gw pun berubah, mulai dari merapikan garasi hingga dapur. Disibukkan dengan
pekerjaan rumah yang menerut gw harus dibenahi dan diperbaiki.
Dan karena kesibukan itulah gw jadi agak sedikit jarang dan lama menjawab semua sms
ataupun telefon dari Chitra.
3 New Inbox: "Kamu ngapain aja siiih Cu?"
"kok lama?" "Hmmm.. dicuekinpun akunya kaaan?"
Gw cuma tersenyum saat membaca sms-sms diatas dan menjawabnya dengan apa-adanya
dan jujur dengan apa yang gw lakukan
Pernah suatu ketika gw mempertanyakan hubungan kami yang jauh sepertii ini.
" Chi.. kamu kangen aku?" tanya gw di awal pembicaraan kami di telefon
"Tentu, kamu?" jawabnya dan balik bertanya
"Banget" "apanya yang bikin kangen?"
"Cerewet kamu.. bawel kamu... iseng kamu..usil kamu... cemberut kamu... "
"huuu masa itu aja?"
"sssttt... aku belum selesai...dengarkan dulu"
"kangen saat kamu bilang sayang padaku, kangen saat kamu mengatakannya persis
didepanku dengan kedua bola matamu yang bersinar, kangen saat kamu mengatakan itu
sambil tersenyum padaku, senyum kamu yang membuat aku dapat terus
membayangkannya sampai saat ini..."
"....." "Aku kangen semua yang ada pada diri kamu Chi"
"....." "Chi kok diam?"
"iya" "Kenapa?" "gapapa..." "Aku salahkah?"
"engga bucu..."
"Lalu?" "Aku sedih kamu jauh Cu"
"Itu aja?" "Aku ga bisa jauh Cu... kamu tau aku orangnya seperti apa, aku gabisa jauh"
"Manja" "iya.. aku manja bucu, aku emang seneng dimanja Cu, dimanja kamu...."
"...." gantian gw yang terdiam
"Kok sekarang kamu yang diem" Kamu balik lagi kan kesini?"
"i..iya" Entah mengapa dan tak tau kenapa gw malah ragu dengan jawaban gw sendiri
Bisakah gw balik dengan hati yang belum tenang ini"
Bisakah" Bisakah gw kembali meninggalkan orangtua gw"
"Bucu...." "ya chi.."

Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Pokoknya" "ya?" "Kamu harus balik lagi kesini"
Dan Hari itu pun berakhir tanpa jawaban "iya" keluar dari mulut gw
Part 55b Dan tibalah hari itu. Hari dimana gw harus meninggalkan rumah ini sekali lagi.
Gw kembali berpamitan Mencium tangan kedua orangtua gw dan memeluknya.
Saat memeluk mereka.. Rasanya.. Gw semakin tak ingin pergi dari rumah ini.
Tapi gw tetap harus pergi..
Gw punya cinta yang menunggu gw disana
Gw punya masa depan gw sendiri
Gw punya harapan besar untuk mewujudkannya dengannya
Ini hanya sementara Ya! Ini hanya sementara dan takkan lama
"Aa pergi lagi ya Bu Yah..." ucap gw dan melambaikan tangan kepada mereka
Mereka tersenyum dan membalas lambaian tangan gw.
.. .... ...... ........ Medan Untuk yang keempat kalinya gw datang lagi ke kota ini dan kedua kalinya gw tiba dikota ini
masih dengan Chitra yang menjemput kedatangan gw.
"Buuuucccccuuuuuuuuu..." panggilnya dari jauh dan membuat orang-orang disekitarnya
kaget "hahaha" gw tertawa
Begitu melihatnya. Sejenak gw bisa melupakan keraguan gw meninggalkan rumah.
"Lama kaliii puunn" macet ya?"
"Hhahaha Once nyaaa yaaa.. mana ada pesawat macet Chi"
"Hehehe.. biarlah once, yang penting kangen kali lah aku sama kamu Cu"
"Aku pun begitu"
"Peluk?" tanyanya
Gw pun memeluknya sebentar
"EHEM! baru pisah seminggu aja udah begini apalagi setaun!" kata seseorang
Gw melepasnya karena gw tau itu adalah suara Papa.
"EH" kata gw "EH apa?" tanya Papanya Chitra lagi
"kok ikut Pah?" (gw sekarang memanggilnya dengan Papa juga)
"Tak boleh aku jemput calon suami anakku ini ha?" jawab Papanya Chitra asal
"aaaaaaaaah Papa hapapuun itu ngomongnya... bucuuuu jangan didengerin"
"hahahaha" gw hanya tertawa
"lho..tak mau kau sama Dia Chi?" tanya Papa kepada Chitra
"masih lama lah Pah kalo nikah, yakan Cu?"
Gw hanya tersenyum menjawabnya
Kemudian.. Kamipun pulang. .. .... ..... ....... Beberapa waktu pun berlalu,
Gw semakin berpikir bahwa hidup gw sangat indah sekarang.
Gw mensyukurinya. Gw sudah punya keluarga yang sama baiknya dengan keluarga gw sendiri.
DAN Gw punya rumah! Motor! JUGA Mobil! (walau dipinjemin sih) Kemudian tibalah hari ini, hari dimana seluruh keraguan gw akhirnya terjawab tentang
keberadaan gw disini. Hari dimana bahwa sesungguhnya sebuah skenario Tuhan berlaku sekali lagi terhadap hidup
gw. Hari dimana sekali lagi gw harus menerima kenyataan
Hari dimana sekali lagi kedewasaan seorang pria diuji.
Hari ini... adalah Hari Ulang Tahun Chitra
Awalnya gw pikir ini akan menjadi hari terindah baginya dan bagi gw.
Gw sudah tak sabar untuk memberikan hadiah spesial gw padanya dan tak sabar melihat
reaksi keterkejutannya. Di keluarga Chitra, Hari ulang tahun dirayakan dengan jalan-jalan dan makan-makan dari pagi hingga malam,
tapi hanya keluarga tidak dengan orang lain.
Pagi harinya gw memberikan hadiah ini padanya
"Bucuuu udah boleh buka matanya" gelaaaaap kali ini" pintanya merengek
"Belum.. sabar doonkkk...hehe"
Gw melirik Papa Mama Chitra yang tersenyum geli melihat kelakuan anaknya yang ternyata
masih aja seperti anak kecil diumur yang sudah bertambah ini.
"udah boleh buka" buka ya" jantungan aku ini saking degdegannnya bucuuuuuuuuu"
pintanya lagi "bentar.. belummm"
Gw mengambil bungkusan sangat besar yang sebelumnya gw sembunyikan di garasi.
"Kira-kira apa hadiah kamu Chi?" tanya gw
"hmmm... mobil BMW seri terbaru kah?"
"hahahaha" meledaklah tawa kami semua diruangan ini
"Hmmm. bukan ya" atau paket liburan ke eropa kah bucu?"
"HAHAHAHA" Meledak lagi tawa kami semua
"Haddduuu...beneran jantungan aku nih Cu.. hehehe"
"Ya..kamu pikirlahhh.. masa iya aku kasih kamu hadiah seperti itu, jantungan aku juga
ngasihnya" "Hmmmm.. kalo sekelas bucu sih.. hadiahnya paling.. hmmmmm"
"paling apa?" tanya gw dan menjitaknya
"Aaaauuucchh sakit lah Cu.."
"Oke buka aja yaa.." ucap Papa dan membuka penutup mata anaknya
Gw ingat. Gw ingat wajah itu. Wajah dengan tingkat keterkejutan tingkat tinggi.
Matanya berbinar-binar Mulutnya tak henti-hentinya memuji apa yang didepannya
dan tangannya yang meremas keras tangan gw
"WAAAAAAAAAAAAAAAAA"
Kami semua tersenyum "KOOOOOK TAAAUUUuuuuuuu"
Kami semua tersenyum tapi gw tau senyum gw adalah yang paling lebar diantara semuanya.
Chira berlari.. Berlari memeluk hadiahnya yang lebih besar dan tinggi dari dirinya sendiri.
Gw memandangnya geli saat dia memeluk boneka BESAR beruang coklat muda itu
"Buuuccuuu nemu dimana ini?" tanyanya dan mencoba mengangkatnya
"ada deeehh..." jawab gw sambil melirik Papa
"Paket kilat" jawab Papa
"Papa yang beli?"
"ya bukan laah.. Dia lah yang beli, papa hanya bantu dia cara membelinya"
Gw tersenyum padanya Dia juga tersenyum "Terimakasih ya" ucap Chitra
"ya" jawab gw "OKee... kalian ngobrol lah dulu ya.. Kami keluar dulu" kata Papa memotong pembicaraan
kami Kemudian, Papa, Mama dan kedua adiknya pun pergi meninggalkan kami berdua disini.
"Bucu..." "Ya?" "Makasih ya" "hehehe makasih mulu"
"iya.. aku suka banget"
"Suka mana antara mobil bmw seri terbaru atau liburan ke eropa atau boneka ini" hehe"
tanya gw bercanda "Huuuuu... boneka inilaaaaah.. tapi kedua hadiah itupun aku ga nolak Cu"
"hahaha dasar...udaaaaaaah itu bonekanya jangan dipelukin aja napaaaa"
"hehehe..abisnya empuk bucu, kaya perut bucu empukkkk..."
"hayyyaaahhh.."
"Kita kasih nama yuk Cu?"
"nama?" "iya nama" "nama apa Chi?"
"apa ya Cu..." "Hmmmm.. bagaimana kalo Chanda?" usul gw
"Chanda?" "Chitra dan Nanda" jawab gw dan tersenyum
"Chanda nama yang bagus" katanya ikut tersenyum dan mengangguk setuju
Part 55c Malamnya, Masih dihari yang sama
Setelah lelah berjalan-jalan seharian, kamipun pulang. Tapi tidak dengan Chitra, dia masih
ingin gw menemaninya hingga pergantian hari nanti, yaitu jam 00.00 tengah malam ini.
Kami lalu memutuskan untuk pindah ke kosan dan ketempat fovorit kami yaitu atap jemuran.
"Untung cerah ya Cu malam ini?"
"Ya.. cerah banget"
"Aku udah Ngantuk Chi"
"tanggungggg.. ini kan Hari ku, tinggal 30 menit lagi, tahan laah"
"30 menit lagi sama kamu bisa 2jam lagi, ngomong terussss hoooaammm" kata gw
meledeknya sambil menguap
"Huuu.. dasar" protesnya
"Chi... aku belum tanya nih, mumpung hari belum berganti, apa doa kamu Chi?"
"hmmmm... " "kok mikir?" "Aku ga ingin jauh dari orang yang aku sayang Cu.."
"kalo jauh?" "aku gabisa" "kalo memang harus jauh?"
"Aku gabisa" "Harus diMedan" disini maksudnya?"
"iya, kan orang yang aku sayang semua ada disini Cu"
Gw menelan ludah dengan susah payah
dan semakin membuat gw ragu-ragu akan keberadaan gw disini.
Jika gw terus dengannya gw pasti menetap disini sedangkan gw suatu saat juga ingin
pulang. "Aku bukan orang sini Cu.. aku suatu saat pasti pulang" ucap gw
Chitra menatap mata gw "Aku tau" "Seandainya aku pulang Cu?"
"aku gabisa" "kitakan masih bisa ketemu, kita susun jadwal ketemu"
"LDR maksud kamu?"
"yaaaa.. seperti itulah namanya"
"Kamu mau kita LDR cu?"
Akh.. "engga" jawab gw berbohong
Sebenarnya dalam hati gw..
Gw ingin pulang Sudah lama gw ingin balik lagi kerumah.
tapi gw ga ingin hubungan ini putus
Bagaimana cara gw mengatakannya ke dia"
Sudah sejak lama perasaan ini menggantung, sudah sejak lama gw ragu akan keberadaan
gw disini, dan sudah sejak lama gw ingin lagi berbakti kepada orang tua gw.
Keinginannya gw sepertinya konyol dan cengeng, tapi bagi gw yang selalu meninggalkan
rumah dari dulu itu semua adalah keinginan gw yang paling besar (gw dari SMP udah gw
serumah lagi, selalu beda kota).
"Aku beli kopi kaleng dulu ya di minimarket depan sana, kamu tunggu sini aja" pinta gw
"iya" "kamu mau?" "tak usah Cu.. jangan lama-lama, 15menit lagi udah mau ganti hari ya"
Gw mengangguk tanda gw berjanji padanya
lalu gw pun pergi meninggalkannya sendirian.
.. .... ..... ....... 15 Menit kemudian Gw datang dengan membawa sekaleng kopi dingin dan segera menaiki tangga atas
Namun.. Dari bawah gw mendengar Chitra sedang berbicara dengan seorang Pria
"Siapa" kata gw dalam hati dan mengendap-endap naik keatas
Dan.. mencelos lah hati gw, terjun bebas lah hati gw.
Ketika melihat Fajar dan Chitra saling berbicara satu sama lain
"Jar.. udah kamu turun, nanti Nanda bentar lagi datang"
"Chi.." "JAR!! kamu ngapai kesini!"
"Chi... please Chi, aku nyari kamu seharian ternyata pas aku pulang kamu ternyata malah
disini" "Kamu udah janji untuk ga ketemu aku lagi"
"Iya aku udah janji sama Nanda kalo aku bakal muncul lagi dihadapan dia dan kamu, tapi
aku gabisa Chi" "JAR sudahlah.. pergi.." pinta Chitra memohon dengan panik
"Chi..aku ga bisa lupain kamu, Chi kamu belum jujur sama kau, waktu itu (Red:insiden gigi)
kamu belum bilang yang sebenarnya, kamu masih bilang NANTI, GA TAU, LIAT AJA. aku ga
ngerti Chi" "Jar..pleaseee , kalo kamu ga mau turun aku yang turun" pinta Chitra terus memohon
"Chi.. jujurlah. Jujur sama diri kamu sendiri. Mau sampai kapan kamu berbohong Chi. Kasian
dia Chi, kasian Aku juga Chi"
Akh Apakah ini mimpi" Gw ga percaya dengan apa yang gw dengar
Gw ga yakin. Jadi" Gw" selama ini masih terus dibohonginya"
"Chi..." "jar..sudahlah. hubungan kita selesai"
"tapi aku ga melihatnya seperti itu"
"lihat apa?" "kamu ngapain datang kekos ini waktu nanda pulang kampung, aku liat kamu Chi diatas sini,
ditempat kita, tempat dimana kita bicara sekarang, DIATAS SINI! ini kan tempat kita, tempat
dimana dulu kita saling jujur tentang perasaan kita Chi"
DEG Benarkah" Itu juga tempat favorit gw
itu juga tempat gw dan chitra berbicara tentang perasaan kami
"Chi.." "Jar..udah..aku sudah nyaman dengan Nanda" rengek chitra
"Chi" "Dia itu baik Jar"
"iya.. tapi Chi"
"Dia.. rela berkorban Jar, ga seperti kamu"


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku berkorban jauh lebih besar daripada dia CHI!"
"aku pergi Jar, ga ada lagi yang kita bicarakan" Chitra berdiri dan berjalan menuju tangga
turun Tapi.. Dia salah Gw ada disitu "Bucu.. Sejak kapan?" tanyanya dan shock
"Sejak kalian mulai berbicara" jawab gw dan mengajaknya lagi kembali ketempatnya semula
"Akhh..elo.. " ucap Fajar pasrah
"Jar" panggil gw
"Hajar gua aja Nda, seperti lo ngahajar Vega, gw ga peduli"
"Jar" panggil gw lagi
"Gw gabisa bohongin lagi perasaan gw Nda. Chitra juga, Lo juga"
"Bucu...." panggil Chitra
"Ssssstt.. kamu duduk dulu ya Chi, Jar elo diem."
Gw mengajak Chitra duduk di bangku gw dan gw duduk dibangku sebelahnya
"Sekarang...." ucap gw pada Chitra
"Biarkan Chitra berdoa dulu" lanjut gw kepada Fajar
Fajar melongo terheran Chitra kaget akan sikap gw dan airmatanya pun keluar
"Udah pergantian hari, udah setaun ini dia nunggu hari ini Jar, elo tenang dulu"
"Chi.. udah lewat tengah malam, kamu berdoa dulu ya" pinta gw dan tersenyum padanya
Meskipun berat Chitra menuruti perkataan gw dan mulai memejamkan matanya untuk
berdoa "Sudah" kata Chitra beberapa saat kemudian
"Jar, tau doa Chitra?" tanya gw dan berdiri
"engga" jawabnya
"Gw tau" "tau keinginannya Chitra?" tanya gw lagi dan mendekat ke arah Fajar
"engga" jawabnya lagi
"Gw tau" "tau harapannya Chitra"!" tanya gw lagi dan kini pas didepan mukanya
"engga" fajar menggeleng
"GUA TAU JAR!!! GUA TAU DOA, KEINGINAN, HARAPAN CHITRA! LO MANA TAU!
KARENA LO GA ADA JAR! GUA ADA! LO DIMANA" GW DISINI DISEBELAHNYA! DUDUK
DISAMPINGNYA! ELO" ELO BERDIRI, KABUR" LARI" PENGECUT LO! " kata gw emosi
"Bucuuuuuu.. udaaaaahh" rengek Chitra
"Nda" "JAR! CUKUP! GW MUAK"
Gw melihat Fajar melemas, duduk diantara tas gitarnya.
"Gw cuma masih cinta sama dia Nda..... gw gabisa ngelupain dia Nda.. Lo kalo bisa bikin gw
gegar otak, pukul aja kepala gw Nda, gw rela, bayangan lo sama dia dikepala gw bikin gw
cemburu Nda.. hajar aja gw Nda"
"Fajaaaaaarr udaaaaaaaaaahhhh, kaliaaan udaaaaaaaahlaaaaaah T_T" rengek CHitra yang
mulai menangis "Kasih gw kesempatan sekali lagi Nda, dan gw bener-bener pergi, pegang ucapan gw Nda"
"Ga, gw udah pernah kasih lo kesempatan"
Gw menatap Chitra yang tersedu-sedu
"Nda.. ini hari ulang tahunn dia kan" meksipun udah lewat beberapa menit yang lalu, gw
cuma mau kasih kado Nda ke dia, ijinin gw Nda"
Gw menatap Chitra lagi yang bingung ditatap oleh gw
"Kado apa?" ucap gw bertanya
Lalu Fajar membuka tas gitarnya dan mengeluarkan gitarnya
"1Lagu aja, gw mau nyanyi ini buat dia, setelah itu gw pergi" pintanya
Gw menatap Chitra meminta persetujuan
dan CHitra pun mengangguk
Begitu melihat Chitra mengangguk
Fajar lalu mengatur posisi duduk dia dengan duduk dibawah lantai menyender pada dinding
dibelakangnya "Nda.. Gw minta Maaf, Jika gw harus begini, gw minta kebesaran hati lo"
"Chi.. Aku pun minta maaf jika selama ini terus mengharapkanmu Chi"
"Lagu ini mungkin jadi yang terakhir, lagu ini juga akan jadi lagu yang aku mainkan untuk
kamu Chi... Dari dulu..sampai..saat ini"
Petikan gitar pun mengalun
recommended buffer dengerin Fajar nyanyi
menghitung hari detik demi detik
Menunggu itukan menjemukan
tapi kusadar menanti jawabmu.. jawab cintamu
Jangan kau beri harapan padaku
Seperti ingin tapi tak ingin
Yang aku minta tulus hatimu.. bukan pura-pura
Jangan pergi dari cintaku
Biar saja tetap denganku Biar semua tau adanya... Dirimu punyaku..
Jangan kau beri harapan padaku
Seperti ingin tapi tak tak ingin
Yang aku minta..Tulus hatimu.. Bukan pura-pura
Jangan pergi dari cintaku
Biar saja tetap denganku Biar semua tau adanya.. Dirimu memang punyaku
Belum pernah kujatuh cinta
Sekeras ini seperti padamu
Jangan sebut aku lelaki bila tak dapatkan engkau
Jangan sebut lelaki Awalnya.. Gw melihat Fajar dengan penuh emosi dan kebencian
Tapi.. Kemudian gw melihatnya Fajar menyanyi dengan penuh penghayatan dan gw sepertinya
memahaminya. Fajar menyanyi dengan baik diawal
Namun.. diakhir.. Gw melihat dia tak ingin mengakhiri lagu ini segera,
Dia pun menangis Lirik lagu yang gw dengar pun seperti sebuah permintaan terakhirnya kepada Chitra bahwa
itu memang perasaannya. "Belum pernah..kujatuh cinta sekeras ini seperti padamu.." isaknya dalam nyanyinya
Dan lagu pun berakhir Gw menatap Chita dan Fajar bergantian
Fajar tertunduk pasrah sesenggukan pada gitarnya setelah lagu usai
dan Chitrapun tak sanggup menahan lagi tangisnya
Gw" Malah Tersenyum Gw menghampiri Chitra dan memegang bahunya.
"Bucu..." ucapnya lirih masih terisak-isak ketika melihat gw
"Bukan Bucu, Nanda.. Namaku Nanda..."
"Bu.." "Ssstt.. Nanda"
"Kamu hampiri dia. Kamu jawab dia." pinta gw sambil menahan kesedihan gw
"Tapi.." "Fajar benar, kamu gausahlah berbohong tentang perasaan kamu Chi"
"Maaf" "tak apa" "Maaf" katanya sekali lagi
"Terkabul doa mu Chi"
"Aku memang akan pulang gak lama lagi, dan memang aku sudah rencanakan sejak aku
pulang waktu itu, aku punya rumah, aku punya keluarga yang menanti aku agar terus dapat
dekat dengan mereka, Aku gabisa dekat dengan kamu, itukan yang kamu ga inginkan" jauh
dari orang yang kamu sayang."
Chitra menatap gw dan semakin menangis
"Aku... akan tetap jauh Chi, aku gabisa selamanya disini"
"...." "Doamu... terkabul" ucap gw sekali lagi lalu berdiri dan menghampiri Fajar
"Jar.." "Ya" jawab Fajar masih dengan tunduknya
"Lo emang cowo paling brengsek Jar"
"ya" jawab Fajar kali ini melihat gw
"Lo jaga dia ya. Bukan gw lagi dimatanya sekarang, dia sadar tuh. Dan lo emang tetep jadi
temen gw yang paling ** SENSOR ** yang pernah gw kenal"
"sory" "hahaha tak apa. begini lebih baik bukan?"
"sory Nda" Gw berdiri dan kembali menghampiri Chitra
"Aku turun dulu, aku dikamar Chi kalo butuh apa-apa, tapi aku rasa Dia (Fajar) lebih butuh
kamu" "...." Chitra masih diam
"Chi.... kenapa diam?"
"aku juga gabisa panggil kamu dengan nama Nanda" jawabnya
"Chi..." gw pegang bahunya
"ya?" "Aku memang pernah hadir di hati kamu Chi, kamu suka dia, kamu suka aku, tapi Chi...
meskipun kamu menyukai kamu, tapi tetap ada posri didalamnya, porsi perasaan kamu
terhadapku tidaklah sebanyak atau sedalam posri perasaan kamu terhadap Fajar yang
sudah sejak lama ada di hati kamu Chi"
"tapi.. " "Nanda.. namaku Nanda"
"nanti juga terbiasa" jawab gw sambil tersenyum dan turun meninggalkan mereka berdua
diatas sana Sambil berjalan menjauhi mereka
Gw masih tersenyum.. Namun kali ini gw tau jawabannya
Mungkin inilah takdir gw sekali lagi harus ditinggalkan
Mungkin inilah alasan gw berada disini sampai saat ini.
Mungkin inilah juga tujuan gw berada disini
Sebagai... Pahlawan kesiangan bego aneh tolol goblok yang bertugas menyatukan 2 hati
yang berbeda di 2 pasangan yang mempunyai hubungan yang unik, yang tidak bisa jujur
satu sama lain. Saffa dan Vegga Chitra dan Fajar Kedua pasangan itu membuat gw mengerti betapa Cinta memang butuh pengorbanan dan
kesetiaan yang luar biasa.
Bukan hanya ucapan aku suka kamu, aku cinta kamu atau aku sayang kamu. Tetapi
penyelarasan dan pembuktian kata-kata itu.
Jika suka dia" jangan sakitin dia
Jika cinta dia" jangan sia-siakan dia
Jika sayang dia" jaga dia untuk selamanya
Sampai pintu kamar, Gw menyalakan rokok ini. Menghisapnya dalam dan menghembuskannya
"Padahal baru putus, tapi kenapa gw bisa selega ini ya?" ucap gw
Dan.. Hari ini pun benar-benar berakhir
Seiring kisah Cinta gw di Medan
Part 55d-The End Februari 2013, 2 Minggu sebelum Hari Pernikahan gw
Gw menekan beberapa nomor di HP ini dan menunggu panggilan terjawab
"halo...." ucap seorang wanita diujung sana menjawab
"Chitra" jawab gw memanggil namanya
"......" "......" gw diam menunggu
"Aa..?" tanyanya kemudian
"Kamu masih hapal suaraku rupanya.. hehe" jawab gw
"Kamu.." "Chi.. Bisa kita ketemu" hari ini juga, Jam 12.00, Nelayan Restoran Sun Plasa" potong gw
cepat "eh" A" i..iya.. bisa, kamu kok?" jawabnya gagap
"Hehe iya. Nanti aja, aku lagi dimedan dihotel, kita ketemu ya"
"i..iya A" Dan percakapan pun berakhir.
Gw kembali merapikan barang-barang di lemari hotel untuk keperluan gw selama kurang
lebih 4hari di Medan, namun untuk dikotanya hanya 2hari sedangkan 2hari sisanya gw harus
ke daerah hingga ketingkat pedesaan.
Dan ini udah kali ketiganya gw datang sejak gw meninggalkan Medan saat itu, dan gw
sangat ga menyangka bahwa gw akan kembali secepat lagi kesini. Ini semua gara-gara gw
bekerja sebagai konsultan di salah satu program pemerintah dibidang infrastruktur dan
Sumatra Utara adalah salah satu dari 9provinsi yang harus gw kunjungi rutin setiap
tahunnya. Dua kunjungan sebelumnya gw memang tak ingin bertemu dengannya dan tetap
menghilang darinya, namun untuk Tahun ini mungkin inilah kunjungan gw yang terakhir
kalinya, karena itu gw ingin bertemu dengannya untuk menyampaikan sesuatu.
.. .... ...... ....... Waktu yang dijanjikan pun tiba
Gw melihat Chitra berjalan terburu-buru dan bertanya kepada pelayan restoran yang
kemudian pelayan itu memberitahu meja tempat dimana gw duduk menunggunya.
Dia melihat kearah yang ditunjuk oleh pelayan itu dan terkejut kaget bahwa gw memang
benar-benar ada disana. Gw melambaikan tangan dan tersenyum.
kemudian.. Chitra segera menghampiri gw
"Aa.." ucapnya "Ya Chi..." ucap gw lalu berdiri dan menjabat tangannya
"Apa kabar?" "baik A.." jawabnya dan duduk didepan gw
"sambil makan ya" aku udah laper kali ini Chi.. aku ga makan di hotel sengaja aku kesini,
kangen aku sama rasa Long Hong kien nya hahaha"
Chitra hanya mengangguk-angguk saja saat gw berbicara panjang lebar, sepertinya dia
masih kaget akan kedatangan gw dan tiba-tiba mengajaknya makan siang bareng.
"A.. kamu masih seperti dulu"
"maksudnya?" tanya gw heran sambil mengambil lagi satu Long HOngkien dengan sumpit
"Masih makan dengan cara yang sama, masih ngomong dengan cara yang sama, sikapmu
pun masih sama seolah tidak terjadi apa-apa"
"Aku masih tetap lah Aku Chi..." ucap gw kemudian meminum teh bunga matahari
"Aku masih sama, Seperti rasa long hong kien kesukaan ku ini dan teh bunga matahari
kesukaanmu ini, semuanya masih sama, dan rasanya pun masih sama" lanjut gw dan
meletakkan sumpit serta gelasnya
"A.. kamu kemana aja" kenapa menghilang ga ada kabar?"
"Aku" seperti yang kamu tau Chitra, Aku pulang" jawab gw lagi
"Terus kesini ada apa?"
"Aku kerja, aku sekarang nginap di hotel Antares 2hari"
"kerja?" "betul. Aku kerja.. aku sekarang kerja nya keliling Indooooneessiaaaaaaa haha"
"Sukses ya Aa sekarang..." ucapnya dan tersenyum
"Alhamdulilah Chi, masih ada rezeki, sukses sih belum lah, lagi meniti sukses ini namanya.. "
"Gimana dengan kamu Chi?"
"Aku" Aku sekarang ikut Papa A, pengusaha kaya Papa"
"hahaha hebaaattt... kamu juga sukses ya, lebih hebat kamu laaah"
"A.. " "ya?" "mumpung kamu ada disini ada yang mau aku bilang.."
"aku juga Chi, tujuan aku kesini juga itu, nepatin janji aku ke kamu"
"Ha?" "kamu lupa" dulu ketika aku pulang, kamu pernah buat aku berjanji, kalo aku nikah aku
harus kasih tau kamu, betul?"
"Aa..." "Ya?" "Jadi..." kamu mau nikah?"


Ternyata Tidak Mudah Menemukanmu Karya Raspcake di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Iya" "Aku juga" Gantian gw yang kaget "apa Chi?" "Aku juga mau nikah A"
Lalu Gw dan Chitra mengambil tas masing-masing dan mengeluarkan sesuatu dari dalamnya
"Ini..." kata kami berbarengan
"aa..." kata Chitra dan mengambil barang tersebut dari tangan gw
"Chi..." balas gw dan mengambil barang tersebut dari tangan dia
Kemudian.. Gw sejenak membacanya.. Membaca Undangan Pernikahan yang ada ditangan gw sekarang
Undangan pernikahan warna merah dengan tinta emas mengukir namanya dan
pasangannya sekarang. Gw melihat Chitra Dia juga lagi membaca undangan Pernikahan gw,
Undangan pernikahan warna merah dengan tinta emas juga.
Gw terus melihatnya.. Gw melihat nya meraba nama yang terukir disana
Gw melihat matanya yang melihat kedalam undangan itu tapi seperti melamun
"Chi...." panggil gw
"...." tak ada jawaban
"Chi....." panggil gw sekali lagi
Chitra menengok pelan kearah gw
"Ya A..." "Selamat ya" ucap gw
"Selamat juga untuk kamu A"
"Pernikahan kita rupanya cuma beda seminggu ya" aku di akhir Februari, kamu Di awal
Maret" "iya A..." "Calon kamu.. baikkah orangnya" Aku pikir Kamu dengan Fajar"
"Dia baik A.. sangat baik malahan"
"Fajar kemana?"
"Papa ga setuju A, waktu kamu putusin pergi dari sini sebulan sejak malam itu, Papa marah
sama aku A, aku pun lama didiamkannya, tapi setelah itu Papa ga marah lagi, Papa tau aku
punya kebebasan untuk memilih karena aku yang ngejalaninnya. Lalu Papa kembali
bersikap keras kepada setiap Cowo yang dateng kerumahku termasuk Fajar, dan sepertinya
Papa punya standar tersendiri buat pendamping hidup aku A.."
"standar" maksud kamu?"
"yaaah... minimal orangnya seperti kamu" jawab Chitra dan tersenyum tipis
"waduh.. sampe segitunya?" tanya gw kaget
"Huuuuh A.. semua gara-gara kamu laaaaaaaaah.. geraaaam aku sama kamu
jeleeeeeeeeeekkk" jawabnya pura-pura kesal
"hahaha... yeee salah sendiri"
"Hhh... iya A, ini salah aku"
"terus apa yang kamu lakukan Chi?"
"Aku" setelah kamu pergi tadinya aku mau menghubungi kamu lagi A.. tapi..." jawabnya dan
terhenti "tapi apa?" "Tapi... Aku tau dari FB temenku, kamu udah menjalin hubungan dengan yang lain..
Makanya aku ga jadi, setelah aku melihat hubungan kalian di FB, aku berpikir... aku ga
pantes buat kamu A" "......" Gw gabisa berkata-kata Gw ga menyangka Gw ga menyangka bahwa ceritanya akan seperti ini.
Pikiran gw udah mulai berandai..andai..
Jika saja ini.. Jika saja itu... Jika Dia menghubungi gw....
Ternyata.. Akhhh..... "Chi..." "ya A?" "Kalo kamu saat itu menghubungi aku... mungkin.. ceritanya akan lain bukan?"
"...." gantian Chitra yang terdiam
"Dan.. kamu memilih untuk tidak menghubungi aku.. maka ceritanya juga akan lain bukan?"
"Ya A..." "Chi.. kita hidup memang penuh pilihan, kita hidup memang ga jauh dari sebuah pilihan, dan
kita sendiri diberi kesempatan untuk memilih sendiri. Memilih dari hati kita, mau A atau B..
jika A ini yang terjadi.. jika B itulah yang terjadi"
"Iya A.. konyol ya aku.. "
"Ga ada yang konyol Chi... semua udah ada takdirnya, ini artinya kita memang tak berjodoh
bukan" kita hanya diberi kesempatan untuk saling kenal dan menjalin sejauh apa yang bisa
kita jalin. Dan Fajar pun hanya diberi kesempatan hanya sampai situ bukan" sedangkan
calon suami kamu sekarang... baru berapa lama kenal?"
"setengah tahun"
"sedangkan calon semua kamu sekarang yang punya waktu hubungan lebih singkat dari aku
dan Fajar malah yang akhirnya jadi suami kamu kan?"
"iya A" "Katamu dia juga sangat baik kan?"
"iya A" "udah memenuhi standar papa kamu?"
"kata Papa.. Dia mirip kamu A sopannya"
"waduuuh... keren kali dia ya" hahaha"
"iya hehe" "Tapi kamu Cinta dia kan?"
Chitra mengangguk dan tersenyum
Lalu.. Kami mengobrol hal yang lainnya, tentang keluarganya, tentang pekerjaan barunya dan
tentang calon suaminya. Yang gw tangkap dari itu semua, ternyata calon suaminya Chitra mampu membuat Chitra
lebih dewasa dan lebih baik dan tentu saja.. lebih hebat daripada gw.
"A..." "Ya Chi.." Chitra mengambil undangan pernikahnnya yang ada ditangan gw dan menyatukannya
dengan undangan pernikahan gw, melipatnya dibagian atas dan bawah.
"Nah... ini.... A..."
Saat Gw melihatnya.. Ingin rasanya gw memeluknya
Ingin rasanya gw memegang tangannya
Ingin rasanya kembali ke masa lalu
Kembali ke masa lalu dan memulainya dari awal
Tapi.. Gw menahannya, mencoba terus berpikir jernih..
karena hati gw saat ini tidaklah disini, ini hanya sepenggal kisah di masalalu yang diandaiandaikan olehnya
Kini.. didepan mata gw, tertumpuk undangan pernikahan warna merah dengan tinta emas yang
bertuliskan Nanda dan Chitra "Bucu..." panggilnya
DEG.. Hati gw mencelos untuk kedua kalinya
Mendengar Panggilan itu langsung memutar balik memori gw saat kami bertemu..
saat kami berkenalan.. saat kami berjanji untuk bertemu..
saat kami kemudian menyatakan cinta..
saat kami jujur terhadap hati kami masing-masing dan
saat kami berpisah... "ya chi..." jawab gw pelan
"terakhir kali mau panggil kamu bucu..." ucapnya sama pelannya dengan gw
Gw tersenyum Diapun tersenyum. Tanpa sadar kami pun tau bahwa perasaan itu masih ada, tapi bagi gw ini semua sudah
selesai. Dia bukan lagi wanita yang berarti bagi gw, dia bukanlah wanita yang harus gw
pertahankan dan dia bukanlah wanita yang akan menemani gw selamanya hingga akhir
hayat gw nanti. Dia.. Hanyalah wanita yang pernah mengisi hati gw, membantu gw ketika keadaan diri dan hati
gw hancur, menyadarkan gw bahwa wanita bukan hanya dia saja, wanita yang sanggup
membuat gw bangkit dari perasaan merasa kehilangan.
"A.. bentar lagi dia datang.. Kamu ketemu dia ya?" tawarnya
Gw melihat jam tangan Gw memang masih punya banyak waktu tapi...
"gak usahlah Chi.." tolak gw
"kenapa?" "aku lihat aja tak usah bertemu, jangan sampai dia menduga yang engga-engga ya"
Chitra mengangguk dan tersenyum paham maksud gw
Lalu.. Kami pun selesai makan dan keluar dari mall ini.
Gw menemani Chitra menunggu calon suaminya menjemputnya
Dan tak lama dia pun datang..
Seorang laki-laki tampan keluar dari mobil mewah lalu menunggu dengan menyender di
pintunya. "Dia?" tanya gw
"Iya A.." jawab Chitra
"Keren kali dia Chi.."
"Banget" "Dia kata Papa kaya kamu banget A..."
"haha kamu udah bilang itu berkali-kali, tapi... lebih keren dia.. jauhlah aku dengannya.. aku
masih kaya gini.. dia pengusaha kan" aku aja baru punya motor lunas hehehe"
"hehehe... ga penting itulaah A.."
"A..." panggilnya kemudian
"ya?" "Aku pamit ya" "Ya" "Doakan aku seperti dia ya, sukses juga hehehe..." pinta gw
"haha.. Aa pasti bisa!!! Istri Aa pasti beruntung banget punya Aa!!" ucapnya untuk yang
terakhir kalinya Kami pun berjabat tangan dan gw sekali lagi melihat senyumnya yang manis diwajahnya.
Kemudian.. Chitrapun pergi tanpa sekalipun lagi menatap gw yang berada dibelakangnya.
Karena.. Memang begitulah seharusnya.
Karena semua sudah tertulis
Karena Kita sudah punya masa depan masing-masing.
Ternyata.. Memang Sulit menemukannya
Memang Sulit menemukan apa yang jadi cinta sejati gw
Putri, Lisa, Diana, Fika dan Chitra adalah para wanita yang pernah mewarnai kehidupan gw
dimasa lalu, Semuanya memberikan pengalaman yang berbeda tapi dengan inti yang sama,
Bahwa sesungguhnya cinta memang penuh pengorbanan
Cinta memberikan kebahagiaan dan kesedihan, tawa dan air mata.
Kali ini cerita gw persembahkan khususnya bagi semua para pecinta sejati.
Pecinta sejati yang terus mencari cinta sejatinya. Yang terus menjadi dirinya sendiri dan
terus menghargai wanita selama hidupnya.
Dan.. Untuk gw pribadi, ada cerita yang membuat gw bisa menjadi sekarang, cerita yang sangat
berkesan ketika gw membacanya, cerita yang merubah cara pandang gw kepada wanita
Kira-kira seperti inilah ceritanya:
Jika ada nanti seorang Wanita berkata :
dia ingin menjadi bunga terindah di dunia, dan kamu mau jadi apa" aku menjawab dan
berkata ingin menjadi matahari.
Jika ada nanti seorang Wanita berkata :
dia ingin menjadi rembulan, dan kamu mau jadi apa" aku berkata dan menjawab aku ingin
tetap menjadi matahari. Jika ada nanti seorang Wanita berkata :
dia ingin menjadi Phoenix, dan kamu mau jadi apa" aku tetap berkata dan menjawab aku
tetap dan terus ingin jadi matahari.
Kenapa aku ingin tetap jadi matahari" padahal sang wanita sudah berubah 3 kali"
Kenapa bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga..."
Kenapa bukan bintang untuk rembulan" karena jika menjadi matahari, matahari dan
rembulan tidak akan bisa bertemu seperti siang dan malam..
kenapa" Karena.. Saat wanita itu jadi bunga,
aku ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup.
Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang... dan
terus hidup sebagai bunga yang cantik
Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh
Saat wanita jadi bulan, aku tetap menjadi matahari..... agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi.
Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari,
tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan, siapakah yang ingat kepada matahari"
Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati
cahaya bulan... dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya
agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut....
Saat wanita jadi phoenix yang dapat terbang tinggi, jauh ke langit bahkan di atas matahari...
Aku tetap selalu jadi matahari agar phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan
matahari tidak akan mencegahnya. Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh,
namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk
phoenix. Matahari selalu ada untuk phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada
untuk matahari. Tidak akan ada makhluk lain selain phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan
mendapatkan cintanya.....
untuk setiap wanita yang membacanya, adakah"
Siapakah "Matahari" yang ada di dalam kehidupan kamu?"
Bila sudah menemukan dan melihat Matahari dalam kehidupan kamu...
pergi,lihat dan jangan pernah meninggalkan nya ..
untuk setiap laki-laki yang membacanya, sudahkah seperti matahari "
memberi tanpa pamrih :') berkorban... menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.
setia..... walaupun ditinggal pergi dan dikhianati, namun tetap menanti dan mau memaafkan.
Untuk setiap laki-laki yang membacanya. Hargai dia! yang punya pacar hargai Dia! YAng
punya Istri Hargai Dia! Kalo memang kalian Cinta padanya Hargai Dia! Definisi Hargai gw
rasa kita sebagai laki-laki tau harus berbuat apa untuk menghargainya
Akhir kata Mohon Maaf Jika Gw ada salah,
Terimakasih... Terimakasih... dan Terimakasih sebanyak-banyaknya untuk semuanya yang ga akan bisa
gw sebutin satu-satu. Ternyata, Tidak Mudah Menemukanmu
Selesai Sampai jumpa lagi N.Arf NB: Cerita tentang Vega Dan Saffa tidak bisa dipublish lagi, karena request dari Saffa sendiri. Gw
menunggu confirm dari Saffa tentang akhir cerita cintanya. Saffa dan Vega menikah itu saja
NB2: Gw pensiun maen gitar+nyanyi
Ching Ching 13 Pedang Siluman Darah 21 Ratu Maksiat Telaga Warna Pendekar Panji Sakti 25

Cari Blog Ini