Northanger Abbey 1tti. 283
Rencana tamasya sederhana ini disambut gembira
oleh Catherine melebihi rencana menghadiri pesta dansa.
Keinginannya begitu kuat untuk diperkenalkan dengan
Woodston; clan hatinya masih diliputi rasa gembira ketika
Henry, sekitar satu jam kemudian, muncul dengan sudah
mengenakan jas cebal clan sepatu boot di ruangan ternpat dia
clan Eleanor sedang duduk, clan berkata, "Aku datang, gadis?
gadis, dengan perasaan yang sangat tegang, untuk mengatakan
bahwa kesenangan kica di dunia ini selalu harus diperjuangkan,
clan kita sering memperolehnya dengan kerugian besar, dengan
mengorbankan kebahagiaan demi rencana di masa depan, yang
mungkin cidak dihargai. Coba lihat diriku, saat ini. Karena aku
berharap dapat memberikan kepuasan saat bertemu kalian di
Woodston pada hari Rabu, yang mungkin hanya bisa dihalangi
karena cuaca buruk atau dua puluh alasan lainnya, aku harus
segera pergi, dua hari sebelum rencana awalku."
"Pergi!" kata Catherine, dengan wajah murung. "Mengapa?"
"Mengapa! Bagaimana kau bisa bertanya seperti itu" Karena
aku harus bergegas untuk menakut-nakuti penjaga rumahku
yang sudah cua, karena aku harus pergi clan mempersiapkan
makan malam untuk kalian, tentu saja."
"Oh, sungguhkah!"
"Ya, clan juga sangat disayangkan-karena aku lebih suka
tetap tinggal." "Tapi, bagaimana kau bisa berpikir demikian, setelah
apa yang dikacakan jenderal" Dia sangac tidak ingin kau
menyusahkan diri karena apa pun yang tersedia sudah cukup."
284 " Jane Austen Henry hanya tersenyum. "Kuyakin hal icu sangatlah tidak
penting bagi adikmu dan aku. Kau pasti tahu itu; dan jenderal
menegaskan kau tidak perlu menyediakan sesuatu yang luar
biasa. Lagi pula, jika dia tidak mengatakan setengah dari apa
yang telah dikatakannya, dia selalu makan hidangan yang enak
di rumah. Jadi, makan hidangan yang biasa untuk satu hari
tidak begitu penting."
"Kuharap aku dapat berpikir sepertimu, demi kebaikannya
dan diriku sendiri. Selamat tinggal. Karena besok hari Minggu,
Eleanor, aku tidak akan pulang."
Henry pun pergi; dan, sudah dipastikan Catherine
meragukan penilaiannya sendiri daripada penilaian Henry.
Dia terpaksa mengakui pria itu benar, betapapun tidak
menyenangkan kepergian pria itu baginya. Namun, ketidakjelasan perilaku sang jenderal menjadi beban pikirannya.
Dari pengamatannya sendiri Catherine telah mengetahui bahwa
sangjenderal sangat pemilih soal makanannya; tapi mengapa dia
harus mengatakan satu hal dengan sangat pasti, lalu bermaksud
sebaliknya. lni sungguh membingungkan! Bagaimana orang?
orang seperti ini bisa dimengeni" Selain Henry, siapa yang
dapat mengetahui apa yang dimaksud ayahnya"
Bagaimanapun, dari Sabtu hingga Rabu, mereka kini tanpa
ditemani Henry. lni menjadi akhir yang menyedihkan; dan
surat dari Kapten Tilney pasti akan datang saat Henry tidak
ada; dan Catherine sangat yakin cuaca di hari Rabu akan hujan.
Masa lalu, sekarang, dan mendatang selalu bersuasana suram.
Kakaknya sangat tidak bahagia, dan rasa kehilangannya atas
Isabella begitu besar; dan semangat Eleanor selalu berpengaruh
Northanger Abbey 1tti. 285
dengan ketidakhadiran Henry! Apa lagi yang dapat rnenarik
hatinya atau rnenghiburnya" Dia bosan rnendatangi hutan
dan semak belukar-keadaannya sela1u begitu tenang
dan kering; dan Abbey itu sendiri baginya sekarang hanya seperti
rurnah biasa. Ingatan rnenyakitkan akan kebodohannya yang
berkernbang dan rnenjadi sempurna karena Abbey, rnenjadi
satu-satunya emosi yang dirasakan saat memikirkan bangunan
itu. Betapa berbeda pernikirannya! Dia, yang selarna ini begitu
mendambakan berada di sebuah biara! Sekarang, tidak ada yang
begitu memikat bagi imajinasinya seperti kesenangan sederhana
dari rurnah pastoran dari keluarga terpandang, rurnah seperti
Fullerton, tapi lebih baik. Fullerton punya kekurangan, tapi
Woodston mungkin sama seka1i tidak. Kalau saja hari Rabu
akan datang! Rabu pun tiba, sebagaimana yang selama ini dinanti?
nantikan. Cuacanya cerah dan Catherine merasa gembira.
Pada pukul sepuluh, kereta rnembawa keduanya dari
Abbey; dan, setelah rnenempuh perjalanan menyenangkan
hampir sejauh tiga puluh dua kilometer, rnereka mernasuki
Woodston, sebuah desa besar dan padat penduduk, dengan
situasi yang rnenggembirakan. Catherine malu mengatakan
pendapatnya betapa indahnya tempat ini karena sang jendera1
sepertinya menganggap dia perlu meminta maaf atas keadaan
yang menjemukan dari desa ini, dan luas desa yang tidak
seberapa; tapi di da1am hatinya, Catherine lebih menyukai
desa ini daripada tempat lain yang pernah dikunjunginya.
Dia memandang dengan penuh kekaguman ke setiap rumah
sederhana yang terlihat lebih bagus dari pondok, dan ke semua
286" Jane Austen coko penjual lilin yang mereka lewati. Di ujung desa itu, dan
agak terpisah dari yang lain, berdirilah pastoran, sebuah rumah
batu yang besar dan baru dibangun, dengan jalan berbentuk
setengah lingkaran dan pagar hijaunya. Saat kereta mereka
bergerak menuju pintu, Henry, dengan teman-teman dalam
kesepiannya, seekor anak anjing Newfoundland yang benubuh
besar dan tiga anjing terrier, siap menyambut dan mencurahkan
perhatian pada mereka. Sewaktu memasuki rumah, benak Catherine terlalu penuh
sehingga sulit baginya untuk mengamati atau mengatakan
banyak hal; dan hingga diminta pendapatnya oleh sang jenderal,
dia tidak punya pendapat tentang ruangan di mana dia sedang
duduk. Tapi setelah melihat ke sekeliling, dia seketika merasa
ruangan ini paling menyenangkan; namun, dia terlalu berhati?
hati untuk mengatakan terus-terang,
dan pujiannya yang terkesan biasa saja mengecewakan sang jenderal.
"Kita tidak menyebut tempat ini rumah yang bagus,"
kata sang jenderal. "Kita tidak membandingkannya dengan
Fullerton dan Northanger-kita hanya menganggapnya sebagai
pastoran, kecil dan terbatas, capi layak dihuni; dan sama sekali
cidak lebih buruk dari rumah pada umumnya; acau, dengan
kaca lain, kurasa ada beberapa pastoran pedesaan di lnggris yang
tidak sebagus ini. Biarpun begitu, rumah ini perlu diperbaiki.
Aku cidak berhak mengacakan yang sebaliknya; dan segala
sesuatunya baik-kecuali mungkin jendela lengkung yang
menonjol ke luar-meskipun, di antara kita, jika ada satu
hal yang sangat tidak kusukai, itu adalah jendela lengkung."
Northanger Abbey 1tti. 287
Catherine tidak menyimak benar pembicaraan ini uncuk
memahaminya atau merasa jengkel karenanya; dan topik
lainnya cerus-menerus dimunculkan oleh Henry, pada saat
bersamaan senampan penuh makanan dan minuman dibawa
masuk oleh pelayannya. Sang jenderal sekecika kembali merasa
puas, dan Catherine merasa senang seperci biasanya.
Ruangan yang sedang dibicarakan campak luas, berukuran
pas, dan dengan indahnya diperlengkapi sebagai ruang makan;
dan saat mereka keluar dari ruangan icu untuk berjalan-jalan
di halaman, Catherine ditunjukkan, pertama ke sebuah kamar
yang lebih kecil, milik pemilik rumah ini, dan dirapikan untuk
kesempatan ini; setelah itu ke ruangan seperci ruang tamu,
yang penampilannya, meskipun tidak berperabot, Catherine
cukup menyukainya sekadar untuk memuaskan sangjenderal.
Ruangan itu berbentuk indah, jendela-jendelanya mencapai
lantai, dan pemandangan yang terlihat dari situ menyenangkan,
meskipun hanya memperlihatkan padang rumput hijau; dan dia
mengungkapkan kekagumannya pada saat itu dengan kepolosan
dan ketulusannya. "Oh, mengapa kau tidak mengisi ruangan
ini dengan perabotan, Mr. Tilney" Sayang sekali ruangan ini
tidak diperlengkapi! Ruangan ini tempat terindah yang pernah
kulihac; ruangan terindah di dunia!"
"Aku yak.in," ujar sang jenderal, dengan senyuman sangac
puas, "ruangan ini akan segera diperlengkapi. Hanya menunggu
sentuhan wanita!" "Andai ini rumahku, aku cidak akan pernah duduk di
ruangan lain. Oh, becapa manisnya pondok kecil di antara
pepohonan icu-pohon ape! pula! Pondok yang paling indah!"
288" Jane Austen "Kau menyukainya-kau menyetuJumya sebagai pelengkap-itu cukup. Henry, ingatlah Robinson pernah
bicara soal itu. Pondoknya akan tetap ada."
Pujian itu membuat Catherine tersadar, dan langsung
terdiam; dan meskipun dengan jelas dimintai oleh sang jenderal
tentang pilihannya akan warna kertas dinding dan hiasan yang
paling umum, tidak ada pendapat terkait topik itu yang bisa
diperoleh dari Catherine. Namun, hal-hal baru dan kegiatan di
luar rumah ini sangat berguna dalam menghilangkan pengaitan
yang memalukan ini; dan setelah mencapai bagian taman dari
tempat ini, yang terdiri dari jalan setapak yang mengitari dua
sisi padang rumput, yang telah mulai ditanami Henry sekitar
setengah tahun lalu, Catherine kembali menganggap tempat
ini lebih indah daripada taman lain yang pernah dilihamya,
meskipun semak-semak di sini tidak lebih tinggi dari bangku
hijau di pojokan. Jalan-jalan santai di sepanjang padang rumput, dan melalui
sebagian pedesaan, serta mengunjungi kandang kuda untuk
memeriksa beberapa perbaikan, dan melihat aksi anak-anak
anjing yang baru bisa berguling, membawa mereka ke pukul
empat sore, sementara Catherine hampir tidak menyangka
saat itu sudah pukul tiga. Pada pukul empat mereka makan
malam, dan pada pukul enam kembali pulang. Tidak pernah
hari berlalu secepat ini!
Catherine mau tak mau memperhatikan bahwa makan
malam yang berlimpah ini tampaknya tidak membangkitkan
sedikit pun ketakjuban dalam diri sang jenderal; selain itu,
dia bahkan melihat ke meja samping mencari daging dingin
Northanger Abbey 1tti. 289
padahal cidak tersedia. Pengamacan putra dan pucrinya berbeda.
Mereka jarang melihat ayahnya makan sebegicu lahapnya di
meja lain selain di meja makan di rumahnya sendiri, dan tidak
pernah melihac ayahnya sedikit bingung dengan mentega cair
yang diminyaki. Pada pukul enam, setelah sang jenderal menghabiskan
kopinya, kereta kembali menjemput mereka; dan begitu
menyenangkannya tingkah laku sang jenderal selama kunjungan
ini, begitu kuacnya keyakinan Catherine tencang harapan?
harapan pria itu, sehingga, seandainya Catherine dapat merasa
sama yakinnya akan harapan putranya, dia akan meninggalkan
Woodston canpa khawatir mengenai Bagaimana dan Kapan
dia mungkin kembali ke tempat itu.[}
290" Jane Austen "kuera- datanglah surat yang sangat tidak disangka?
sangka dari Isabella: Bai.A,, O.p;,;J, "k " aJw., " a.&.aJ;, " d;.,w, ". dam, m.aaG " PwR;, " ti.d.aJv
" e&APt, "? QJw, " " -maJ..u,
" "imi,; ? & Wmpd " imi,
" Q.i.a.a, " " " " "
a,aml,ai,. " Pwli, aJw., a"ul.ok " pun,o- dam, oi.op?
m.emu?i.a, o.wwt wni.uiimv.,.v a.do?u, ?"i'?' ada, Aol-U a".p".PA_,
?"? &tu,?" 011.fiop, luvU,"
" " Bai.A,. " Who, o.wwt ".
dam, PwwmJwm., " k "- "? kmi?
" lMnpd " imi, ". ?
" ? aJw, ti.doJi, " " di, "
" rydi, dun, OA.liap- " " d.Ji.ao;Ju, ry "r aJw, ?" " aJw, ti.doJi,
all.am.. " " "aim- " " M.,-iPi, "
" " " " " " fJ'P'V?
OJw, " " " ". ti.doJi, pvvnaA,
" " " " c/ia, " k", durv
aJw, taJu.d " o,e,diJuj, "? p"
" " " " "? c/ia, Mfu,
" pni,a, " pvvnaA, ofm.,, "f, ". clam, aJw,
" " all.am.. " di.a, " Ad du,. "
m.wWm, " ti.doJi, ". clam," " "
d.ipa!a;, ?" " p=l.aJw, " " ". di, ? " " ti.doJi, pvvnaA, "
OJw," ti.doJi, all.am.. " Ad " " " " " a,ad ihii, " " a/w,
" ti.doJi, all.am.. " "? ofm.,, "
?" " "
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"? ? " " wn/J.Ji,
" o,dafu, " . " clam,fUVUN pni,a,
" "f, " " piiwr.anv OJw, " " " prUa, " " ". d.wti,
prUa,. t.J..aJi., " BaiA,. 'kaJ.N ptUJik t.dw,, d.wti, " ihii,,
" " ad.aR-OPv 'Kapwn, J" "? " "
" "? " " wni;.Ji, " clam,
". " " "? " di.a, "
". durv " "? " " "
" pvvnaA, " ti.doJi, " all.am. ." " du,; ? aJw, " WuJ, " " ti.doJi,
o,efta, du, f)ia, " k " due, ful/li, eaf.u,, clam,
" aJw, ti.doJi, all.am.. pvvnaA, " " "?
m.
di, " " "- BwwJ,, a.daJj, "? ?
aJw., fidoJi, "- 'Kali, " bmi, "
di, BoiPv ". c&n, aJw., " m.a.ouk, ke, " Wi.o.
Q.aM.am, fidoJi, all.am..
" aJw., " fidoJi, 0Uf"'JO' di.a, "- [)La, ry ke, ?" "? ?
aJw., a.daJj, UdaJv "- " "
aMi.aM. di.a, d..anv "! J" " aJw., "
D1,o, " " " " "; di.a,
" " ?"P.io
" " ? aJw., " " ";
c&n, " aJw.,
" " dvmk ke.p11
oJ,au, " " di, P"
" inti, UdaJv " ry ke, Wrnpd, ".
oJ,au, k . kc'<
" " wrJ.ulv ilw.t; c&n, aJw.," "
UdaJv " " aJw., d.uvm, " J" "- 'K
f'WW' " ? " "- Oiw, fdw, "
?" ? i;ri,. J);, " " " UdaJv "aliJ.N
" ; ? ?" a.da/i, " ?" W.olv " GR.eA ". k.w, fdw, aJw., "
" " " ?"<
" "iitatk"Ra??"? =at
aJw, " " " " d;, ".
f_api, " " ?" "
WJJAat
" if,.,,, dam, "
f_api, di.a," " " kdar" akn, "?
<:WmU
" " " ". ?" " "a.tf? " " " l",ai&,, " "
OWUJi, " dam, pa.d.aii.u,.
". Rayuan penuh kelicikan seperti itu tidak ada gunanya
bagi Catherine. Ketidaktetapannya, penyangkalannya,
dan kebohongannya tercium olehnya sejak awal. Dia malu akan
Isabella, dan malu karena pernah mencintainya. Pernyataan kasih
sayangnya sekarang terasa menjijikkan seperti halnya alasan?
alasannya terasa hampa, dan lancang sekali permintaannya itu.
"Menulis surat pada James demi dirinyal Tidak, James tidak
akan pernah mendengar nama Isabella disebutkan lagi olehnya."
Saat Henry tiba dari Woodston, Catherine memberi
tahu keselamatan Kapten Tilney kepadanya dan Eleanor,
dengan memberi selamat pada mereka dengan tulus,
dan membacakan keras-keras bagian isi surat Isabella yang paling
penting dengan kejengkelan yang terlihat jelas. Ketika dia
selesai membacakannya- "Lupakan Isabella," serunya, "dan
juga semua kedekatan kami! Dia pasti menganggapku bodoh,
294 " Jane Austen karena kalau tidak, dia tidak mungkin menulis surat seperti
ini; tapi mungkin surat ini membantuku mengenal lebih baik
sifat Isabella. Aku tahu apa tujuannya selama ini. Dia wanita
genie yang sombong, dan muslihatnya tidak akan dikabulkan.
Kuyakin dia tidak pernah menaruh hormat padaJames ataupun
padaku, dan kuharap aku tidak pernah mengenalnya."
"Tak lama lagi kau akan merasa tidak pernah mengenalnya,"
ujar Henry. "Tapi, ada satu hal yang tidak dapat kumengerti. Aku
tahu Isabella punya tujuan dengan Kapten Tilney, yang tidak
berhasil; tapi, aku tidak mengerti apa maksud Kapten Tilney
selama ini. Mengapa dia memberi Isabella perhatian seperti
itu sehingga membuatnya berselisih dengan kakakku, dan lalu
pergi begitu saja?" "Aku tidak bisa berkomentar banyak tentang motif
Frederick karena dia memang seperri itu. Dia punya sifat
sombong seperti halnya Miss Thorpe, dan perbedaan utamanya
adalah, karena Frederick punya kebebasan bertindak yang
lebih besar, sifat sombongnya itu belum menyakitinya. Jika
menurutmu dampak perilakunya tidak dapat dibenarkan, kita
lebih baik tidak mencari-cari penyebabnya."
"Kalau begitu kau menganggap dia tidak pernah peduli
terhadap Isabella?" "Kuyakin dia tidak pernah peduli."
"Dan hanya berpura-pura peduli karena kenakalannya
saja?" Henry membenarkan. Northanger Abbey 1tti. 295
"Yah, kalau begitu, aku harus katakan kalau aku sama
sekali tidak menyukainya. Meskipun ternyata akibatnya sangat
baik bagi kami, aku sama sekali tidak suka padanya. Sebenarnya,
tidak ada yang tersakiti karena kurasa Isabella tidak patah hati.
Tapi, andaikan Frederick membuat Isabella benar-benar jatuh
hati padanya?" "Tapi, kita pertama-tarna harus mengandaikan Isabella
memang patah hati-akibatnya dia menjadi wanita yang sangat
berbeda; clan, dengan demikian, dia akan diperlakukan dengan
sangat berbeda." "Sangat tepat kalau kau mendukung kakakmu."
"Dan jika kau akan mendukung kakakmu, kau tidak
akan terlalu sedih dengan kekecewaan Miss Thorpe. Tapi,
pikiranmu dikecohkan oleh pendirian integritas yang umum,
dan karenanya tidak mungkin mengambil argumentasi yang
berpihak pada keluarga, acau menginginkan balas dendam."
Catherine mendapat perhatian karena kegetiran yang dialaminya. Frederick memang bersalah, sementara
Henry membuat dirinya sangat menyenangkan. Catherine
berkeputusan untuk tidak membalas surat Isabella,
mencoba tidak memikirkannya lagi. []
296" Jane Austen clan 7J " " Uu; sang jenderal mengetahui dirinya
harus pergi ke London selama seminggu; dan dia meninggalkan
Northanger dengan sangat menyesali bahwa keadaan mendesak
akan merampas kesemparannya menemani Miss Morland sacu
jam sekalipun, dan dengan cemas menasihatkan anak-anaknya
untuk bertanggung jawab atas kenyamanan dan kesenangan
Miss Morland selama dirinya tidak ada. Kepergian sang
jenderal membuat Catherine yakin untuk kali pertama bahwa
kehilangan kadang bisa menjadi keuntungan. Kebahagiaan
yang dirasakan saat mereka menghabiskan waktu sekarang ini,
setiap pekerjaan yang dilakukan serelanya, setiap canda-rawa
yang dinikmati sepuasnya, setiap makanan yang disantap dalam
suasana santai dan riang, berjalan-jalan ke mana pun mereka
sukai dan kapan pun mereka inginkan, waktu, kesenangan,
dan kelelahan sesuai keinginan mereka, membuat Catherine
sepenuhnya menyadari akan ketegangan yang ditimbulkan dari
kehadiran sang jenderal, dan merasakan kebebasan mereka saat
ini dengan penuh syukur. Ketenteraman dan kegembiraan ini
membuamya setiap hari makin mencintai tempat dan orang?
orang di sini; dan jika saja tidak merasa ketakutan karena
dirinya tidak lama lagi harus meninggalkan tempat ini,
dan ketakutan karena dirinya tidak dicintai lagi oleh orang-orang
di sini, dia akan merasa benar-benar bahagia di setiap saat di
setiap harinya. Namun, dia kini sudah memasuki minggu
keempat dari masa kunjungannya; sebelum sang jenderal
pulang, minggu keempat akan berakhir, dan mungkin
akan terkesan mengganggu apabila dia tinggal lebih lama lagi.
Setiap kali pikiran ini muncul terasa menyakitkan; dan karena
ingin sekali menyingkirkan beban pikirannya ini, dia segera
memutuskan untuk membicarakan masalah ini dengan Eleanor,
merencanakan akan pergi, dan perbuatannya dipandu oleh
sikap Eleanor dalam merespons usulannya.
Menyadari jika terus menunda-nunda, dia mungkin
merasa kesulitan untuk mengemukakan topik yang sangat tidak
menyenangkan ini, maka dia mengambil kesempatan pertama
saat tiba-tiba dirinya hanya bersama Eleanor. Saat Eleanor
tengah membicarakan sesuatu yang sangat berbeda, Catherine
mengungkapkan kewajibannya untuk pergi sesegera mungkin.
Eleanor memandang dan menyatakan kerisauannya. Dia telah
"berharap kegembiraan kebersamaannya bisa berlangsung
lebih lama lagi-disalahartikan (mungkin oleh keinginannya)
dengan mengira bahwa kunjungan yang lebih lama telah
dijanjikan-dan mau tak mau berpikir bahwa jika Mr. dan Mrs.
298" Jane Austen Morland mengecahui kesenangan yang dirasakannya dengan
kehadiran Catherine di sana, mereka tidak akan mempercepat
kepulangannya." Catherine menjelaskan, "Oh, mengenai hal
itu, ayah clan ibu sama sekali tidak akan menyuruhku cepat
pulang. Selama dia bahagia, mereka akan selalu puas."
"Lalu mengapa, jika dia boleh bertanya, dia sendiri
terburu-buru meninggalkan mereka?"
"Oh, karena dia sudah tinggal di sana begitu lama."
"Tidak, jika kau menggunakan kaca seperti itu, aku tidak
bisa lagi mendesakmu. Jika kau pikir ini terlalu lama-"
"Oh, tidak, aku sungguh tidak berpikir demikian. Dengan
senang haci, aku bisa tinggal bersamamu lebih lama lagi."
Dan masalah itu pun segera diputuskan bahwa, sampai tiba
waktunya dia harus pulang, kepergiannya meninggalkan
mereka bahkan tidak akan dipertimbangkan. Karena penyebab
kegelisahan ini telah disingkirkan, tekanan untuk segera pergi
pun jadi berkurang. Kebaikan dan kesungguhan sikap Eleanor
yang memaksanya untuk tetap tinggal, clan tatapan bahagia
Henry ketika diberi tahu bahwa Catherine dipastikan cetap
di sini, merupakan bukti pentingnya kebersamaan dia dengan
mereka, sehingga hanya menyisakan kecemasan-kecemasan
biasa yang tidak bisa dihilangkan dari pikiran manusia. Oia?
hampir selalu-yakin bahwa Henry mencintainya, clan bahwa
ayah clan adiknya mencintai clan bahkan mengharapkan dia
menjadi bagian keluarga mereka; clan dengan keyakinannya
sejauh ini, keraguan clan kecemasannya hanyalah gangguan
biasa. Northanger Abbey 1tti. 299
Henry tidak dapat mematuhi perincah ayahnya uncuk
tetap tinggal di Norchanger menemani para gadis, selama
kepergiannya ke London. Percunangan pembancu pendeca
di Woodston rnengharuskan Henry uncuk meninggalkan
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
rnereka pada hari Sabtu selama dua malam. Rasa kehilangan
acas kepergian Henry saac ini tidak dirasakan sama seperci
ketika ayahnya ada di rumah; keadaan ini memang mengurangi
kegembiraan mereka, tapi tidak merusak kesenangan mereka;
dan kedua gadis itu yang sepakat melakukan sacu kesibukan,
dan mempererat kedekatan mereka, menyadari mereka
begitu menikmati waktu luangnya, sehingga cidak terasa
waktu menunjukkan pukul sebelas malam, agak terlalu larut
di Abbey, sebelum mereka meninggalkan ruang makan pada
hari kepergian Henry. Mereka baru saja mencapai puncak
tangga ketika kedengarannya, sejauh rambatan suara yang
bisa didengar melalui cembok-cembok cebal, ada kereca yang
bergerak mendekati pincu, dan saat berikutnya perkiraan itu
diperkuac dengan bunyi keras lonceng di depan rumah. Setelah
kebingungan awal berlalu, disertai seruan "Astaga!
Ada apa ini?" dengan cepat Eleanor memutuskan bahwa icu adalah
kakak sulungnya, yang kedacangannya sering kali mendadak,
dan karenanya dia cepat-cepat turun untuk menyambucnya.
Catherine terus berjalan ke kamarnya, mengambil
keputusan sebisanya, untuk berkenalan lebih jauh dengan
Kapten Tilney, dan menenangkan dirinya di bawah pengaruh
kesan cidak menyenangkan yang dimilikinya cerhadap kelakuan
pria icu, dan keyakinan bahwa pria icu sejauh ini menyukainya,
sehingga secidaknya mereka sebaiknya tidak bercemu dalam
300" Jane Austen situasi yang akan membuat pertemuan mereka sangat tidak
mengenakkan. Catherine percaya pria itu tidak akan berbicara
tentang Miss Thorpe; dan tentunya, karena pria itu saat ini
merasa malu dengan perbuatannya, jadi situasinya tidak akan
berbahaya; dan selama tidak ada yang menyebutkan kejadian?
kejadian di Bath, Catherine merasa dapat bersikap sangat ramah
kepadanya. Pertimbangan-pertimbangan itu memakan waktu
beberapa lama, dan pastinya Eleanor senang sekali berjumpa
dengannya, dan ada banyak ha1 yang dikatakannya karena
setengah jam telah berlalu sejak kedatangannya, dan Eleanor
masih belum muncul juga. Pada saat itu, Catherine merasa dirinya mendengar bunyi
langkah Eleanor di serambi, dan menyimak gerakan langkah
selanjutnya; tapi suasananya menjadi hening. Baru saja dia
menyalahkan khayalannya yang keliru, ketika suara sesuatu
yang bergerak di dekat pintu membuatnya terkejut; sepertinya
seolah ada seseorang yang sedang menyentuh pintu-dan
sesaat kemudian sedikit gerakan kunci pintu membuktikan
bahwa ada tangan yang sedang memegangnya. Dia agak takut
membayangkan ada seseorang yang datang mendekat dengan
begitu hati-hati; tapi bertekad untuk tidak lagi dikuasai oleh rasa
takut yang tidak penting, atau dikecohkan oleh imajinasi yang
muncul, dia berjalan maju dengan perlahan, dan membuka
pintu. Rupanya hanya Eleanor yang berdiri di sana. Jiwa
Catherine menjadi tenang, tapi hanya sementara karena pipi
Eleanor memucat, dan sikapnya sangat gundah. Meskipun
jelas berniat masuk, Eleanor tampak susah payah memasuki
kamar, dan ingin sekali berbicara saat berada di kamar.
Northanger Abbey 1tti. 301
Mengira kegelisahannya karena keterangan Kapten Tilney,
Catherine hanya dapat mengutarakan keprihatinan dengan
memberi perhatian kepadanya dalam diam, membantunya
duduk, mengusapkan pelipisnya dengan wewangian dari bunga
lavendel, dan menunggu di dekatnya dengan perasaan cemas
penuh kasih sayang. "Catherine yang baik, janganlah kau?
kau sungguh jangan-" adalah kata-kata pertama Eleanor.
"Aku tidak apa-apa. Kebaikan ini membingungkanku-aku
tidak dapat menanggungnya-aku datang padamu untuk
menyampaikan pesan."
"Pesan! Untukku!"
"Bagaimana aku akan mengatakannya padamu! Oh,
bagaimana bisa!" Pemikiran baru kini terlintas di benak Catherine, dan
mukanya menjadi sepucat temannya, dia berseru, "Yang datang
kurir dari Woodston!"
"Kau salah," sahut Eleanor, menatapnya dengan penuh
kasih sayang; "yang datang bukan dari Woodston. Tapi, ayahku
sendiri." Suaranya menjadi terputus-putus, dan pandangan
matanya beralih ke lantai saat
dia menyebutkan nama sang
ayah. Kepulangannya yang tidak diduga-duga cukup membuat
hati Catherine mencelus, dan selama sesaat dia hampir tidak
mengira bahwa ada sesuatu buruk yang akan diceritakan. Dia
diam saja; dan Eleanor, yang berusaha keras mengendalikan
diri dan berbicara dengan tegas, tapi matanya masih terarah
ke bawah, segera melanjutkan. "Kau pasti terlalu baik untuk
menganggapku bersikap sangat buruk karena sesuatu yang
harus kusampaikan. Aku sungguh enggan menjadi penyampai
302 " Jane Austen pesan. Secelah apa yang telah terjadi belakangan ini, yang
akhir-akhir ini sudah diputuskan di antara kica-betapa aku
merasa amat bahagia, merasa sangat bersyukur! -karena kau
tetap tinggal di sini seperti yang kuharapkan selama mungkin,
bagaimana aku tega memberitahumu bahwa kebaikanmu tidak
diterima-dan bahwa kebahagiaan atas kebersamaanmu yang
telah diberikan kepada kami dibalas dengan-Tapi, aku tidak
pandai merangkai kata-kata. Catherine yang baik, kita harus
berpisah. Ayahku baru ceringat akan janji yang mengharuskan
kami sekeluarga pergi pada hari Senin. Kami akan pergi ke
kediaman Lord Longtown, dekat Hereford, selama dua minggu.
Penjelasan dan permintaan maafsama-sama tidak berarti. Jadi,
aku tidak mungkin mencobanya."
"Eleanor yang baik," seru Catherine, menyembunyikan
perasaannya sebisa mungkin, "jangan bersedih. Janji pertama
pasti digantikan oleh janji berikutnya. Aku sungguh amat
menyesal kita akan berpisah-begitu cepat, dan juga begitu
tiba-tiba; tapi aku tidak tersinggung, sungguh aku tidak merasa
demikian. Kau tahu aku bisa mengakhiri kunjunganku kapan
saja; atau kuharap kau akan mengunjungiku. Saat kau pulang
dari kediaman lord ini, bisakah kau datang ke Fullerton?"
"Bukan aku yang bisa memutuskannya, Catherine."
"Kalau begitu, datanglah kapan pun kau bisa."
Eleanor tidak menjawab; dan teringat sesuatu yang
lebih menarik, Catherine menambahkan, mengungkapkan
pikirannya, "Senin-sebegitu cepatnya; dan kalian semua pergi.
Yah, aku pasti-tapi, aku akan bisa berpamitan. Kau tahu, aku
tidak perlu pergi sampai kalian berangkat. Jangan bersedih,
Northanger Abbey 1tti. 303
Eleanor. Aku juga sama-sama bisa pergi hari Senin. Tidak begicu
pencingjika ayah dan ibuku cidak mengecahuinya. Aku yakin
ayahmu akan menyuruh seorang pelayan mengancarku sampai
setengah perjalanan-lalu aku akan segera tiba di Salisbury,
dan aku hanya berjarak empac belas kilometer dari rumah."
"Ah, Catherine! Andai saja demikian, situasi ini cidak
akan terasa terlalu kecerlaluan, meskipun menurut aturan
umum kesopanan, kau seharusnya menerima setengah dari
apa yang mungkin kau dapatkan. Tapi-bagaimana ini"?
sudah ditetapkan kau akan meninggalkan kami besok pagi,
dan bahkan kau tidak bisa memilih waktunya; kereta sudah
dipesan uncuk mengantarmu, dan akan siap di sini pada pukul
cujuh, dan tidak ada pelayan yang akan menemanimu."
Cacherine cerduduk, menahan napas dan cerdiam. ''Aku
nyaris tidak bisa memercayai indraku, saac mendengarnya;
dan perasaan tersinggung, kemarahan yang kau rasakan saat
ini, betapapun besarnya itu, tidak mungkin melebihi apa
yang kurasakan sendiri-tapi aku tidak boleh membicarakan
apa yang kurasakan. Oh, andaikan aku bisa mengusulkan
sesuatu yang lebih baik! Astaga! Apa yang akan
dikatakan ayah dan ibumu! Setelah memperlakukanmu sebagai teman
sejaci, lalu akhirnya begini-jarak perjalanannya begitu jauh
dari rumahmu, mengusirmu dari rumah, bahkan tanpa
mempertimbangkan kesopanan yang pantas! Catherine yang
baik, sebagai penyampai pesan ini, aku sendiri merasa bersalah
atas semua penghinaan ini; tapi, aku percaya kau tidak akan
menyalahkanku karena setelah kau tinggal cukup lama di
304 " Jane Austen rumah ini kau bisa melihat bahwa aku hanyalah nyonya rumah
yang cidak punya kekuasaan apa-apa."
"Apa aku sudah menyinggung perasaan jenderal?" kata
Catherine dengan suara tergagap.
"Aduh, menurut perasaanku sebagai pucri, yang
kucahu, yang bisa kukacakan, adalah kau tidak bisa sekadar
menyalahkannya sebagai penyebab kecidaksopanan ini. Dia
pasci merasa sangat, sangat gelisah; aku jarang melihatnya sepeni
icu. Dia tidak senang, dan ada sesuatu yang sangat mengganggu
dalarn dirinya; rasa kecewa, kesal, yang kelihatannya sangat
besar, tapi sepertinya kau tidak perlu mencemaskan, karena
bagaimana itu mungkin?"
Catherine hanya dapat berbicara dengan perasaan
sedih; clan hanya demi Eleanor-lah dia berusaha berbicara.
"Aku pastinya," kacanya, "aku sangat menyesal jika aku telah
menyinggungnya. Aku sarna sekali tidak ingin melakukannya.
Tapi, janganlah sedih, Eleanor. Kau tahu, sebuah janji harus
ditepati. Aku hanya menyesal janji ini cidak diingat lebih
cepat, sehingga aku bisa menulis surat ke rumah. Tapi, ini
tidak penting." "Kuharap, aku sungguh berharap, untuk keselamatanmu
hal itu tidak perlu; tapi untuk hal lainnya hal itu sangat
penting; demi menjaga sopan-santun terhadap keluargamu.
Andaikan teman-temanmu, suami-istri Allen, masih di Bath,
kau mungkin mudah menyusul mereka; perjalanannya hanya
memakan waktu beberapa jam; tapi perjalanan sejauh seratus
dua belas kilometer, yang harus ditempuh dengan kereta sewaan
olehmu, di usiarnu, sendirian, canpa ada yang menemani!"
Northanger Abbey 1tti. 305
"Oh, tidak apa-apa dengan perjalanannya. Jangan risaukan
itu. Dan jika kita akan berpisah, beberapa jam lebih cepat atau
lebih lama, tidaklah ada bedanya. Aku bisa siap pukul tujuh.
Panggil saja aku pada waktunya." Eleanor merasa temannya itu
ingin ditinggal sendirian; dan karena merasa yakin akan lebih
baik bagi mereka jika mereka menghindari percakapan yang
lebih lanjut, sekarang dia meninggalkannya seraya berkata,
"Aku akan menemuimu besok pagi."
Perasaan Catherine yang meluap perlu dilepaskan. Dengan
kehadiran Eleanor, rasa pertemanan dan harga dirinya telah
menahan air matanya, tapi tak lama sesudah Eleanor pergi air
mata itu meluap keluar. Diusir dari rumah ini, dengan cara
seperti itu! Tanpa alasan yang dapat membenarkan tindakan
ini, canpa maafyang bisa menebus kekasaran, ketidaksopanan,
bukan, penghinaan ini. Henry berada jauh-bahkan tidak
bisa berpamitan dengannya. Setiap harapan darinya tertunda,
setidaknya, dan entah sampai kapan. Siapa yang tahu kapan
mereka dapat bertemu lagi" Dan semuanya ini gara-gara seorang
pria seperti Jenderal Tilney, yang begitu santun, sangat bertabiat
baik, dan sampai sekarang terutama sungguh menyukainya!
Perbuatan ini sulit dimengerti sekaligus memalukan dan kejam.
Apa yang dapat menjadi penyebabnya, dan bagaimana akhirnya,
adalah ha! yang sama-sama menimbulkan kebingungan dan
kerisauan. Cara perlakuan terhadapnya sungguh tidak sopan,
mengusir dirinya tanpa ada pilihan demi kenyamanannya
sendiri, atau bahkan membolehkannya memilih waktu atau
cara perginya; dari sisa waktu dua hari, ditetapkan hari pertama,
dan jam yang terlalu pagi, seakan diputuskan agar dia sudah
306" Jane Austen pergi sebelum sangjenderal beraktivicas di pagi hari, sehingga
pria itu tidak harus menemuinya. Bukankah ini semata?
mata berarti penghinaan yang disengaja"
Entah bagaimana Catherine pasti telah menyinggungnya. Eleanor berharap dia
cidak mempercimbangkan pikiran seburuk itu, tapi Catherine
sulit memercayai bahwa perasaan Iuka atau kemalangan dapac
membangkitkan kebencian seperti ini terhadap orang yang
tidak terkait, atau, setidaknya, tidak dianggap terkait dengan
penyebab perasaan itu. Malam itu dilewati dengan susah payah. Tidur, atau
beristirahat yang layak disebut tidur, tidaklah memungkinkan.
Kamar itu, cempat di mana imajinasinya yang kacau celah
menyiksanya di hari pertama kedatangannya,
lagi-lagi menjadi tempat beristirahat jiwa yang gusar. Namun, betapa
berbedanya kini penyebab kegelisahannya dari apa yang
dirasakan waktu itu-betapa jauh lebih menyedihkannya
perasaan ini! Kegelisahannya berdasar pada kenyataan,
sedangkan ketakucannya pada kemungkinan yang ada; clan
dengan pikirannya yang sibuk merenungkan keburukan yang
sebenarnya, dalam kesendiriannya, kegelapan kamarnya,
kekunoan bangunannya, perasaan-perasaan ini terasa begitu
menyesakkan; clan meskipun angin berembus kencang,
dan sering kali menimbulkan suara-suara aneh yang begitu
mendadak di seluruh rumah itu, dia mendengarnya seraya
berbaring terjaga, selama berjam-jam, tanpa ada rasa penasaran
atau ketakutan. Sesaat setelah pukul enam Eleanor masuk ke kamarnya,
ingin sekali memberikan perhatian atau membantunya seNorthanger Abbey 1tei. 307
bisa mungkin; tapi hanya sedikit yang dapat dilakukan.
Catherine tidak bersantai-santai; dia hampir selesai berpakaian,
clan hampir usai berkemas-kemas. Sempat terpikir olehnya
kemungkinan adanya pesan rujuk dari sang jenderal ketika
putrinya muncul. Bukankah sangat wajar
jika kemarahan berlalu clan digantikan oleh penyesalan" Dan dia hanya
ingin tahu seberapa jauh, setelah apa yang terjadi, sebuah
permintaan maafmungkin dapat diterima olehnya dengan baik.
Namun, informasi mengenai hal itu tidak berguna sekarang;
itu tidak diperlukan; tidak ada ampunan atau harga diri yang
ditawarkan-Eleanor tidak membawapesan. Tidak banyak yang
mereka perbincangkan saat ini. Masing-masing menemukan
rasa aman dengan berdiam diri, clan kalimat-kalimat yang
terlontar di antara mereka sangat sedikit clan tidak penting
ketika mereka masih berada di atas. Dengan perasaan gelisah
Catherine menyelesaikan proses berpakaiannya, clan lebih
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
karena niat baik ketimbang pengalaman Eleanor memasukkan
pakaian ke dalam koper. Setelah semuanya heres mereka pun
keluar dari kamar, Catherine tinggal hanya setengah menit di
belakangnya untuk memandangi terakhir kalinya setiap barang
yang disayangi dan dikenalnya, lalu turun ke ruang makan,
di mana hidangan sarapan sudah disiapkan. Dia berusaha
makan, agar terhindar dari rasa sedih karena desakan untuk
membuat temannya merasa nyaman; namun dia tidak punya
nafsu makan, clan sulit menelan banyak suapan. Perbedaan
antara situasi ini clan situasi sarapan terakhirnya di ruangan itu
membuatnya merasakan derita yang baru, clan memperkuat
keengganannya menyantap segala makanan yang tersaji di
308" Jane Austen hadapannya. Belum berlalu dua puluh empac jam sejak mereka
berkumpul di sana untuk memakan jamuan yang sama, tapi
dalam situasi yang sungguh berbeda! Dengan rasa tenteram
yang menggembirakan, rasa aman yang membahagiakan meski
palsu, dia waktu itu memandang ke sekelilingnya, menikmati
segala hal yang ada, dan tanpa mengkhawatirkan apa yang
terjadi di kemudian, setelah kepergian Henry ke Woodston
selama sehari! Sarapan yang terasa bahagia! Karena Henry
hadir di sana; Henry duduk di sampingnya dan membantunya.
Pemikiran-pemikiran ini lama direnungkannya tanpa diganggu
oleh percakapan dari temannya, yang duduk termenung sendiri;
dan kemunculan kereta menjadi hal pertama yang mengejutkan
dan mengingatkan mereka akan kejadian saat ini. Muka
Catherine merona saat melihat kereta itu; dan penghinaan
yang diterimanya, yang terlintas seketika di benaknya dengan
desakan aneh, membuatnya selama sesaat hanya merasakan
kemarahan. Eleanor kini sepertinya terpaksa berbicara.
"Kau harus menulis surat padaku, Catherine," serunya;
"kau harus memberitahukan aku kabarmu sesegera mungkin.
Sampai aku tahu kau tiba di rumah dengan selamat, aku tidak
akan tenang sebentar pun. Untuk satu surat, dengan segala
risiko, segala rintangan, aku harus mohonkan dengan sangat.
lzinkan aku merasakan kepuasan karena mengetahui kau tiba
dengan selamat di Fullerton, dan mendapati keluargamu baik?
baik saja, lalu, sampai aku dapat meminta izin untuk melakukan
surat-menyurat denganmu seperti yang aku akan lakukan, aku
tidak akan berharap lebih. Tujukan suratnya langsung padaku
Northanger Abbey 1tti 309
di kediaman Lord Longtown, dan, aku harus meminranya,
dengan nama samaran Alice."
"Tidak, Eleanor, jika kau tidak boleh menerima surat
dariku, kuyakin lebih baik aku tidak menulis surat. Aku pasti
selamat tiba di rumah."
Eleanor hanya menjawab, "Aku mengenal hatimu. Aku
tidak akan mendesakmu. Aku akan percaya pada kebaikan
hatimu sendiri saat aku jauh darimu." Namun ucapan ini,
dengan disertai tatapan sedih, cukup meluluhkan harga diri
Catherine seketika, dan dia segera berkata, "Oh, Eleanor, aku
tentu akan menulis surat padamu."
Masih ada hal lain yang ingin sekali dipastikan oleh Miss
Tilney, meskipun agak memalukan untuk membicarakannya.
Sempat terpikir olehnya bahwa setelah begitu lama pergi
dari rumah, Catherine mungkin tidak diberikan cukup uang
uncuk membiayai perjalanannya, dan secelah mengusulkan
padanya bantuan akomodasi yang penuh kasih sayang,
ternyaca keadaannya memang demikian. Catherine tidak
pernah memikirkan masalah itu hingga saat ini, tapi, setelah
memeriksa dompetnya, merasa yak.in tanpa kebaikan temannya
ini, dia mungkin pergi dari rumah ini bahkan tanpa punya
cara untuk tiba di rumah; dan kesedihan yang ditimbulkan
oleh keadaan itu memenuhi benak keduanya, sehingga hampir
tidak ada kata lain yang diloncarkan oleh masing-masing
selama sisa waktu kebersamaan mereka. Namun, waktu yang
cersisa tidak lama. Terdengar pemberitahuan bahwa keretanya
sudah siap; dan Catherine, yang segera bangkit, memberikan
pelukan kasih sayang yang lama menggantikan ucapan selamat
310 " Jane Austen tinggal; dan, ketika mereka memasuki ruang depan, karena sulit
meninggalkan rumah itu tanpa menyebutkan nama seseorang
yang selama ini belum disebutkan oleh mereka, Catherine
berhenti sejenak. Dengan bibir yang gemetar dia berkata bahwa
dia pergi "dengan membawa kenangan indahnya terhadap
temannya yang tidak hadir." Tapi, ketika hendak menyebutkan
namanya, berakhirlah segala kemungkinan pengendalian
perasaannya; dan, seraya menutupi wajah sebisanya dengan
sapu tangan, dia berlari melintasi ruang depan, melompat
masuk ke kereta, dan sesaat kemudian keretanya bergerak
menjauh.O Northanger Abbey 1tti. 311
?" sedih, sehingga tidak merasakan ketakutan.
Perjalanannya itu sendiri tidak mengerikan baginya; dan dia
memulainya tanpa mencemaskan jaraknya yang jauh atau
merasakan kesepian. Bersandar pada satu sudut kereta, dengan
tangisannya yang meluap, dia sudah menempuh beberapa
kilometer melewati tembok-tembok Abbey sebelum dia
mendongak; dan titik tertinggi dari daerah di dalam taman
hampir tidak terlihat pandangannya lagi sebelum dia mampu
mengarahkan matanya ke sana. Sayangnya, jalan yang kini
dilaluinya adalah jalan yang juga dilewatinya dengan sangat
bahagia sepuluh hari lalu ketika bepergian menuju dan dari
Woodston; dan sepanjang dua puluh dua kilometer, setiap
perasaan pahit terasa semakin hebat karena melihat kembali
objek-objek yang kali pertama dipandangnya dengan kesan
yang sungguh berbeda. Setiap perjalanan satu kilometer,
yang membawanya makin mendekati Woodston, menambah
penderitaannya, dan ketika dalam jarak delapan kilometer, dia
melewati tikungan yang mengarah ke Woodston, dan dengan
memikirkan Henry, yang begitu dekat, tapi tidak terlihat,
kesedihan dan kekesalannya meluap.
Hari yang dilewatkannya di tempat itu menjadi salah satu
hari paling membahagiakan dalam hidupnya. Di sanalah, pada
hari itulah, sang jenderal melontarkan ungkapan-ungkapan
yang berkenaan dengan Henry dan dirinya sendiri, kelihatan
begitu jelas dalam ucapan dan tatapan seolah memberinya
kepastian bahwa sang jenderal sesungguhnya mengharapkan
pernikahan mereka. Ya, baru sepuluh hari yang lalu dia
membesarkan hatinya dengan perhatiannya yang terlihat jelas?
bahkan membingungkannya dengan petunjuknya yang terlalu
jelas! Dan sekarang-apa yang telah dilakukan Catherine, atau
apa yang telah abai dilakukannya, sehingga pantas menerima
perubahan perlakuan seperti ini"
Satu-satunya kejahatan terhadap sang jenderal yang
dapat dia tuduhkan pada dirinya sendiri tentu saja tidak
mungkin diketahui oleh pria itu. Henry dan suara hatinya
sendiri saja yang mengetahui rahasia kecurigaan buruk yang
dipikirkannya; dan dia percaya rahasianya itu aman bersama
mereka. Setidaknya, Henry tidak mungkin mengkhianatinya.
Jika, memang, karena kesialan yang aneh ayahnya mengetahui
apa yang berani dipikirkan dan dicarinya, mengetahui
khayalan-khayalan tak beralasannya dan penyelidikannya
yang berbahaya, dia tidak heran akan kemarahan pria itu.
Jika mengetahui dirinya menganggap pria itu sebagai seorang
Northanger Abbey 1tti. 313
pembunuh, Catherine tidak heran jika dia bahkan mengusir
dari rumahnya. Namun, pembenaran yang dipenuhi siksaan
terhadap dirinya, tidak berada dalam kendalinya.
Semua dugaannya tentang hal ini membuatnya gelisah,
tapi bukan itu saja yang paling dipikirkannya. Ada kecemasan
lain yang lebih kuat dan lebih membuat penasaran. Bagaimana
anggapan, perasaan, dan pandangan Henry ketika kembali ke
Northanger esok hari dan mendengar dia telah pergi. Pertanyaan
ini membangkitkan minat melebihi hal lainnya, yang tidak
pernah berhenti dipikirkannya, silih-berganti mengusik tapi
menenangkannya. Kadang terlintas ketakutan akan sikap Henry
yang menerima keadaan tanpa memprotes, dan terpikir juga
keyakinan bahwa Henry akan merasa menyesal dan marah.
Kepada sang jenderal, tentunya Henry tidak berani bicara.;
tapi pada Eleanor-apa yang mungkin tidak dia katakan pada
Eleanor tentang dirinya"
Dengan perasaan ragu dan pertanyaan yang berulang?
ulang tanpa henti ini, yang memenuhi benaknya sehingga
membuatnya hanya bisa beristirahat sejenak, jam demi
jam pun berlalu, dan perjalanannya berlangsung jauh lebih
cepat dari yang diharapkannya. Pikiran-pikiran gelisah yang
menekan, yang menghalanginya untuk melihat segala sesuatu
di hadapannya, ketika sudah melewati daerah Woodston, pada
saat yang bersamaan mencegahnya untuk memperhatikan
perjalanannya; dan meskipun tidak ada objek di jalan yang
dapat menarik perhatian sejenak pun, dia tidak menganggap
perjalanan itu membosankan. Dia juga dilindungi oleh sebab
lainnya, oleh perasaan enggannya terhadap akhir perjalanannya
314 " Jane Austen ini; karena pulang dengan cara seperti ini ke Fullerton nyaris
merusak kegembiraan momen pertemuan dengan orang?
orang yang paling dia kasihi, bahkan setelah pergi selama
sebelas pekan. Apa yang harus dikatakannya yang tidak akan
merendahkan dirinya sendiri dan menyakiti keluarganya, yang
tidak akan menambah kesedihannya sendiri karena mengakui
apa yang terjadi, memperpanjang kemarahan yang yang tidak
perlu, dan mungkin menuduhkan orang yang tidak bersalah
sebagai pihak yang bersalah atas kebencian yang tidak diketahui
ini" Dia tidak pernah bisa membela demi kebaikan Henry
dan Eleanor; dia merasa sangat yakin akan ha! ini; dan jika
timbul kebencian terhadap Henry dan Eleanor, andai mereka
dipandang tidak baik, karena perbuatan ayah mereka, hal ini
akan melukai perasaannya.
Dia lebih sibuk bergumul dengan perasaan-perasaan ini
daripada mencari pemandangan pertama dari puncak menara
yang terkenal yang akan memberi cahu dia jaraknya tinggal
tiga puluh dua kilometer dari rumah. Salisbury diketahuinya
menjadi tujuannya saat meninggalkan Northanger; tapi
setelah perhentian pertama dia berutang budi kepada pemilik
pos kereta kuda yang memberitahukan nama-nama tempat
yang akhirnya menuntunnya ke tempat ini; selama ini dia
sudah sangat mengabaikan perjalanannya. Namun, dia tidak
mengalami sesuatu yang menyusahkan atau menakutkannya.
Usia mudanya, sikap santunnya, dan bayarannya yang banyak
membuatnya mendapat semua perhatian yang dibutuhkan
seorang pelancong seperti dirinya; dan secelah berhenti hanya
untuk berganti kuda, dia melanjutkan perjalanan selama kiraNorthanger Abbey 1tti. 315
kira sebelas jam tanpa terjadi kecelakaan atau bahaya, dan
antara pukul enam dan tujuh malam mendapati dirinya sudah
memasuki Fullerton. Seorang cokoh utama wanita yang pulang, di penghujung
perjalanan hidupnya, ke kampung halamannya, dengan
segala keberhasilan mendapatkan reputasi yang lebih baik,
dan martabat seorang countess, diiringi rombongan panjang relasi-relasi bangsawan dalam beberapa kereta mereka,
dan tiga dayang-dayang dengan kereta tersendiri, di belakangnya,
menjadi suatu peristiwa yang mungkin senang ditekankan
oleh penulis; peristiwa ini dipercayai menjadi akhir setiap
cerita, dan penulis harus menggambarkan kemuliaan yang
diterima sang tokoh utama. Namun, peristiwa dalam tulisanku
sangadah berbeda; aku memulangkan tokoh utamaku ke
rumahnya dalam kesepian dan perasaan malu; dan tidak
ada kegembiraan yang dapat membuatku menceritakan
detailnya. Seorang cokoh utama yang menaiki kereta sewaan
adalah sebuah kemalangan besar. Karenanya dengan tangkas si
pengantarnya mengemudikan kereta melintasi desa, di antara
kelompok jemaat gereja yang menatap, dan dengan cepatnya
kereta bergerak menurun. Namun, sebesar apa pun kesedihan di benak Catherine,
sewaktu dia bergerak menuju rumah pastoran, dan sebesar
apa pun rasa malu yang digambarkan sang penulis riwayat
hidupnya, dia siap memberikan kegembiraan yang tidak seperti
biasanya untuk mereka yang sedang ditujunya; pertama, karena
kemunculan keretanya-
316 " Jane Austen yang jarang terlihat di Fullerton, seluruh keluarga langsung
mendekaci jendela; dan melihat kereta berhenti di depan
pagar yang lebar adalah kegembiraan yang membuat semua
orang senang dan menduga-duga-kegembiraan yang tidak
begitu dinanti-nantikan oleh semua keluarga kecuali dua anak
terkecil, seorang anak laki-laki dan perempuan berusia enam
dan empat tahun, yang mengharapkan kemunculan kakak di
setiap kereta yang datang. Tatapan bahagia terpancar ketika
melihat Catherine! Sorak bahagia terdengar saat mengetahui
kepulangannya! Namun, tidak pernah dapat dipahami benar
apakah George acau Harriet pantas merasakan kebahagiaan.
Melihat ayah dan ibunya, Sarah, George, serta Harriet,
semua berkumpul di pintu untuk menyambutnya dengan
penuh kasih sayang, membangkitkan perasaan sayang di hati
Catherine; dan dalam pelukan mereka masing-masing, sewaktu
Catherine melangkah keluar dari kereta, dia merasa tenang
melampaui bayangannya. Dikelilingi dengan pelukan kasih
sayang, dia bahkan merasa bahagia! Dilingkupi kegembiraan
cinta keluarga, segala sesuatu terasa dilupakan untuk sementara;
dan perasaan senang melihat dia, membuat mereka awalnya
tidak merasa sedikit penasaran. Melihat wajah letih dan pucat
Catherine, Mrs. Morland bergegas menyuruh semuanya duduk
mengelilingi meja teh demi kenyamanan putrinya yang malang,
sebelum pertanyaan diajukan kepadanya.
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dengan enggan, dan dengan sangat ragu ragu Catherine
lalu memulai apa yang mungkin dianggap sebagai penjelasan, di
akhir waktu setengah jam, oleh para pendengarnya yang baik.
Namun, dalam waktu sesingkat itu, tentu saja mereka tidak
Northanger Abbey 1tti. 317
dapat mengetahui penyebab, atau menghimpun keterangan?
keterangan, dari kepulangannya yang tiba-tiba. Mereka sama
sekali tidak marah; sama sekali tidak cepat mengerti, tidak
merasakan kebencian karena amarah, terhina. Namun di sini,
ketika semuanya diceritakan, sikap penghinaan tidak bisa
dimaafkan dengan mudah. Tanpa merasakan kekhawatiran
yang tidak realistis, bila mengingat perjalanan panjang dan
seorang diri yang dijalani putri mereka, Mr. dan Mrs. Morland
hanya dapat merasakan bahwa kejadian ini tidak menyenangkan
bagi Catherine; bahwa kejadian ini tidak pernah bisa mereka
coleransi; dan bahwa, dengan memaksa putrinya dengan
tindakan seperti itu, Jenderal Tilney telah bersikap tidak hormat
atau tanpa perasaan-baik sebagai seorang pria terhormat
ataupun sebagai orangtua. Mengapa sang jenderal berbuat
demikian, apa yang dapat menyebabkannya bertindak
kasar seperti itu, dan begitu tiba-tiba mengubah segala perhatiannya
pada putri mereka menjadi sikap permusuhan. Masalah inilah
yang setidaknya sejauh ini masih belum mereka ketahui seperti
halnya Catherine sendiri; tapi
hal ini tidak lama menekan
perasaan mereka; dan, setelah mengira-ngira tanpa hasil, bahwa
"masalah ini terasa aneh, dan bahwa pria itu pastinya sangat
aneh," mereka semua sudah cukup merasakan kejengkelan dan
keheranan; tapi Sarah yang masih asyik memikirkan hal-hal
yang sulit dimengerti, menyerukan dan menerka-nerka dengan
semangat mudanya. "Sayangku, kau menyusahkan dirimu
tanpa ada gunanya," kata sang ibu akhirnya; "hal semacam
ini sama sekali tidak layak dimengerti."
318 " Jane Austen "Aku bisa memaklumi pria itu ingin menyuruh Catherine
pergi, saat dia teringat janjinya," ujar Sarah, "tapi mengapa
tidak melakukannya dengan hormat?"
"Aku merasa kasihan pada orang-orang muda," sahut
Mrs. Morland; "mereka pasti tidak bahagia karenanya; tapi
masalah ini tidak penting sekarang; Catherine selamat tiba di
rumah, clan kesenangan kita tidak bergantung pada JenderaJ
Tilney." Catherine menghela napas. "Yah," lanjut ibu yang
bersikap tenang clan bijaksana, "aku senang aku tidak tahu
perjalananmu tadi; tapi sekarang semuanya sudah berakhir;
mungkin tidak ada kesaJahan besar yang dilakukan. Selalu
ada gunanya bagi orang muda dihadapkan pada siruasi yang
mengharuskannya berusaha keras; clan kau tahu, Catherine-ku
sayang, kau selalu menjadi gadis kecil yang kurang hati-hati;
tapi sekarang kau pasti dipaksa untuk bersikap waspada, dengan
begitu seringnya berganti kereta clan sebagainya; clan kuharap
kau tidak meninggalkan sesuatu di kereta."
Catherine juga berharap demikian, clan berusaha merasa
tertarik dengan perubahan dirinya, tapi semangatnya sangat
lesu; clan, ketika yang diinginkannya hanyalah berdiam diri
clan menyendiri, dia langsung menuruti nasihat ibu untuk
tidur lebih awaJ. Karena menganggap wajah putrinya yang lesu
clan perasaannya yang geUsah hanya disebabkan oleh perasaan
malu dan keletihan dari perjalanan sejauh itu, orangtuanya
pergi darinya tanpa merasa ragu mereka mampu segera terlelap.
Meskipun ketika mereka semua berkumpul keesokan paginya,
pemulihan Catherine tidak sesuai dengan harapan, mereka
masih belum menaruh curiga akan kemungkinan terjadi sesuatu
Northanger Abbey 1tei. 319
yang lebih serius. Mereka tidak pernah sekali pun terpikir
akan hati putrinya, yang, bagi orangtua dari seorang gadis
muda berusia tujuh belas tahun, yang baru saja kembali dari
perjalanan pertamanya, hal ini cukup aneh!
Begitu sarapan berakhir, Catherine duduk untuk memenuhi janjinya pada Miss Tilney, yang kepercayaannya
terhadap kecenderungan temannya ini sudah terbukti benar.
Catherine telah menyalahkan diri karena berpisah dari Eleanor
dengan sikap dingin, karena tidak pernah cukup menghargai
kebaikannya, dan tidak pernah cukup menaruh simpati padanya
atas apa yang dirasakannya kemarin. Namun, kekuatan dari
perasaan-perasaan ini sama sekali tidak menggerakkan penanya;
dan tidak pernah sesulit ini baginya untuk menulis surat
seperti ketika hendak menulis kepada Eleanor Tilney. Untuk
menyusun sebuah surat yang sekaligus dapat membenarkan
perasaan dan situasinya, menyampaikan rasa terima kasih
tanpa penyesalan, berhati-hati tanpa bersikap dingin, dan
jujur tanpa menunjukkan kemarahan-sebuah surat yang
mungkin tidak menyedihkan Eleanor saat membacanya?
dan terutama, yang tidak membuat malu dirinya sendiri, jika
saja Henry berkesempatan membacanya, menjadi tanggung
jawab yang menyingkirkan seluruh kemampuannya untuk
memulai menulis. Setelah berpikir lama dan merasa sangat
bingung, menulis surat yang sangat singkat adalah hal yang
dapat dilakukannya dengan perasaan aman. Maka, uang yang
sempat dipinjamkan Eleanor dilampirkan dengan rasa terima
kasih, dan salam hangat dari seseorang yang sangat menyayangi.
320 " Jane Austen "Sungguh aneh perkenalan dengan orang-orang ini,"
komentar Mrs. Morland, ketika suratnya selesai ditulis; "cepat
berteman dan cepat berakhir. Aku menyesal keadaannya
demikian karena Mrs. Allen menganggap mereka anak?
anak muda yang sangat baik; dan kau sayangnya juga tidak
beruntung dengan Isabella-mu. Ah, kasihan James! Yah, kita
harus tetap menjalani hidup dan mengambil hikmah; dan
teman-teman baru berikutnya yang kau peroleh semoga saja
akan lebih baik dan layak untuk dijadikan teman."
Catherine menjadi malu sewaktu menjawab, "Tidak ada
teman yang bisa lebih layak untuk dijadikan teman selain
Eleanor." "Kalau begitu, sayangku, aku yakin kau akan bertemu
dengannya entah kapan; jangan khawatir. Kemungkinan besar
kalian akan diperremukan lagi dalam waktu beberapa tahun;
dan betapa akan menyenangkannya bila itu terjadi!"
Mrs. Morland tidak bahagia dalam upayanya menghibur.
Harapan untuk bertemu lagi dalam waktu beberapa tahun
hanya memunculkan pemikiran di kepala Catherine tenrang
apa yang mungkin terjadi dalam kurun waktu itu sehingga
membuat perremuan itu mengerikan baginya. Dia tidak dapat
melupakan Henry Tilney, atau memikirkannya tanpa rasa
kasih sayang sebagaimana yang dilakukannya saat ini; tapi
pria itu mungkin melupakan dirinya; dan jika demikian, berarti
berjumpa-! Matanya berkaca-kaca saat dia membayangkan
kembali temannya itu; dan karena melihat nasihat baiknya
tidak berdampak bagus, sang ibu mengusulkan agar mereka
Northanger Abbey 1tti. 321
mengunjungi Mrs. Allen, sebagai cara lain untuk memulihkan
semangatnya. Rumah kedua keluarga itu hanya berjarak empat ratus
meter; clan, ketika mereka berjalan, Mrs. Morland dengan cepat
menyingkirkan semua yang dia rasakan mengenai kekecewaan
James. "Kita kasihan padanya," katanya; "tapi tidak ada yang
salah jika pernikahan itu dibatalkan; karena tidak baik bila
mengizinkannya bertunangan dengan seorang gadis yang tidak
terlalu kita kenal, clan yang sama sekali tidak punya kekayaan;
clan sekarang, setelah perilakunya yang seperti itu, kita tidak
mungkin beranggapan baik tentangnya. Hanya saat ini saja
masalah ini terasa berat bagi James yang malang; tapi ini tidak
akan berlangsung selamanya; clan aku yakin dia akan menjadi
pria yang lebih bijaksana dalam hidupnya karena kebodohan
pilihan pertamanya."
Demikianlah gambaran singkat dari masalah itu yang
mampu didengarkan Catherine; pernyataan berikumya mung?
kin bisa membahayakan sikap penurutnya,
clan membuat jawabannya kurang rasional; karena tak lama sesudahnya
seluruh kekuatan berpikirnya tertelan dalam perenungan akan
perubahan perasaan clan semangatnya sendiri sejak kali terakhir
dia melewati jalan yang begitu dikenalnya. Belum berselang
tiga bulan sejak, dengan harapan bahagia, dia berlari ke sana
bolak-balik sebanyak sepuluh kali sehari, dengan hati riang,
gembira, clan bebas; mengharapkan kesenangan yang belum
pernah dirasakannya, clan bebas dari kekhawatiran akan sesuatu
yang buruk. Tiga bulan lalu melihat dirinya seperti demikian;
clan sekarang, betapa berbeda pribadinya saat dia kembali!
322 " Jane Austen Catherine disambut oleh suami-istri Allen dengan se?
gala kebaikan yang dengan sendirinya tercurahkan saat
melihat penampilannya yang tidak disangka-sangka; mereka
sangat terkejut dan sungguh tidak senang ketika mendengar
bagaimana dia telah diperlakukan-meskipun cerita Mrs.
Morland tentang hal itu tidak dilebih-lebihkan, tidak berniat
untuk membangkitkan kemarahan mereka. "Catherine sangat
mengejutkan kami kemarin malam," katanya. "Dia bepergian
sendirian sepanjang perjalanan, dan kami tidak tahu tentang
kedatangannya hingga Sabtu malam; mengenai Jenderal Tilney,
yang awalnya menyukainya, tiba-tiba saja mulai bosan dengan
kehadirannya di sana, dan nyaris mengusirnya dari rumah.
Sangat tidak ramah, tentu saja; dan dia pasti orang yang sangat
aneh; tapi kami sungguh senang karena Catherine sudah
bersama kami lagi! Dan sungguh menenangkan mengetahui
bahwa dia gadis yang tegar, dia dapat menjaga dirinya dengan
sangat ba1"k" Mr. Allen mengungkapkan rasa marahnya terkait peristiwa
itu dengan cara pantas sebagai seorang teman yang bijaksana;
dan Mrs. Allen berpikir ungkapan suaminya cukup bagus untuk
segera digunakan lagi olehnya. Rasa heran Mr. Allen, dugaannya,
dan penjelasannya secara berturut-turut menjadi milik Mrs.
Allen, dengan tambahan satu ucapan ini, "Aku sungguh tidak
menyukai jenderal", untuk mengisi setiap jeda yang ada. Dan,
"aku sungguh tidak menyukai jenderal," diucapkan dua kali
setelah Mr. Allen meninggalkan ruangan, dengan kemarahan
yang sama, atau tanpa pendapat yang berbeda. Rasa keheranan
yang lebih besar mengiringi pengulangan yang ketiga kali;
Northanger Abbey 1tti. 323
dan, secelah menyelesaikan pengulangan yang keempat kali,
dia segera menambahkan, "Jadi teringac, Sayangku,
akan sobekan besar di renda cerbaikku yang ditambal dengan begitu
canciknya, sehingga tidak lagi cerlihat bekas sobekannya. Aku
akan cunjukkan padamu suatu hari nanti. Lagi pula., Catherine,
Bach adalah cempat yang menyenangkan. Aku pastikan aku
tidak senang meninggalkan ternpat itu. Kehadiran Mrs. Thorpe
menyenangkan kita, bukan" Kau tahu, kau dan
aku sangat sedih pada awalnya."
"Ya, tapi icu tidak berlangsung lama,"
ujar Catherine, matanya menjadi cerah ketika mengingat apa yang awalnya
membangkitkan semangac dari kehadirannya di sana.
"Benar sekali; kica segera berjumpa dengan Mrs. Thorpe,
lalu kita tidak menginginkan apa-apa. Sayangku, tidakkah kau
pikir sarung tangan sutra ini awet" Aku memakainya dalam
keadaan baru saat kica kali pertama pergi ke Lower Rooms,
kau tahu, dan sejak itu aku sering memakainya. Kau ingat
malam itu?" "Oh, ingat sekali."
"Sangac menyenangkan, bukan" Mr. Tilney minum teh
bersama kita, dan aku selalu berpikir sangatlah bagus dia bisa
bergabung, dia juga sangat menyenangkan. Aku mengira kau
sempat berdansa dengannya, tapi aku tidak begitu yakin. Yang
kuingat aku memakai gaun favoritku."
Catherine tidak dapat menyahut; dan, secelah membahas
topik lain sejenak, Mrs. Allen lagi-lagi kembali berkata, '"u
sungguh tidak menyukai jenderal! Padahal kelihatannya
324 " Jane Austen dia pria yang sangat terhormat! Kurasa, Mrs. Morland, kau
tidak pernah melihat pria yang lebih terpandang dalam
hidupmu. Penginapan mereka langsung ditempati begitu dia
meninggalkannya, Catherine. Tapi, tidaklah mengherankan;
Milsom Street, kau tahu."
Selagi mereka berjalan pulang, Mrs. Morland mencoba
mengingatkan putrinya betapa bahagianya punya orang?
orang yang selalu memberi semangat seperti Mr. dan Mrs.
Allen, dan dia tidak seharusnya memikirkan pengabaian atau
kekasaran teman yang belum lama dikenal seperti keluarga
Tilney, sementara dia dapat menjaga kasih sayang dari teman?
teman lamanya. Pemikiran-pemikiran ini sangatlah baik; tapi
ada kalanya pemikiran baik tidak banyak berpengaruh bagi
pikiran manusia.; dan perasaan Catherine bertentangan dengan
hampir semua pemikiran yang dikemukakan ibunya. Seluruh
kebahagiaannya saat ini bergantung pada reaksi kenalan yang
baru dikenalnya ini; dan sementara Mrs. Morland berhasil
menegaskan pendapatnya sendiri dengan gambaran yang tepat,
Catherine diam-diam memikirkan bahwa sekarang Henry pasti
sudah tiba di Northanger; sekarang dia pasti sudah mendengar
tentang kepulangannya; dan sekarang, mungkin, mereka semua
sedang menuju Hereford. O
Northanger Abbey 1tei. 325
" " pada dasarnya suka berubah-ubah, dan
tidak pernah sangat rajin; tapi apa pun yang sampai sekarang
ini mungkin menjadi kekurangannya, sang ibu mau
tak mau merasa kekurangannya ini kini kian bertambah besar.
Catherine tidak bisa duduk diam ataupun menyibukkan diri
selama sepuluh menit. Dia berjalan-jalan terus mengitari taman
dan kebun buah, seolah hanya dapat bergerak semaunya; dan
kelihatannya dia bahkan dapat berjalan mengelilingi rumah
daripada tetap diam selama beberapa waktu
di ruang tamu. Namun, hilangnya semangat dalam dirinyalah yang menjadi
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perubahan terbesar. Selagi berjalan-jalan tak tentu arah
dan bermalas-malasan, dia mungkin hanya membuat dirinya terlihat
bodoh; tapi ketika berdiam diri dan bersedih,
pribadi yang sama sekali berbeda.
dia menjadi Selama dua hari Mrs. Morland membiarkan ini berlalu
bahkan tanpa menyatakannya secara langsung; tapi ketika tidur
di malam ketiga tidak kunjung mengembalikan keceriaannya,
membuatnya melakukan kegiatan yang lebih berguna, atau
juga tidak membuatnya punya keinginan untuk menjahit,
Mrs. Morland tidak dapat menahan diri lebih lama lagi agar
tidak menegurnya dengan lembut, "Catherine Sayang, kurasa
kau bertumbuh menjadi wanita yang sangat baik. Aku tidak
tahu kapan dasi Richard akan selesai, jika dia tidak punya
teman selain kau. Kepalamu terlalu sering memikirkan Bath;
tapi ada waktunya untuk segala sesuatu-ada waktu untuk
pesta dansa dan sandiwara, dan ada waktu untuk bekerja Kau
sudah bersenang-senang dalam waktu lama, dan sekarang kau
harus berusaha membuat dirimu berguna.
Catherine langsung mengambil pekerjaannya, seraya
berkata dengan nada kesal, "kepalaku tidak memikirkan
Bath-terlalu sering."
"Kalau begitu kau meresahkan Jenderal Tilney, dan kau
polos sekali; kau sangat mungkin tidak bertemu dengannya
lagi. Jangan pernah kau meresahkan hal-hal sepele." Setelah
diam sebentar, Kuharap, Catherine, kau tidak merasa jengkel
dengan rumah karena tidak semegah Northanger. ltu akan
mengubah kunjunganmu menjadi sesuatu yang buruk. Di mana
pun kau berada kau harus selalu merasa senang, tapi terutama
di rumah, karena di sanalah kau harus menghabiskan sebagian
besar waktumu. Aku tidak suka, saat sarapan, mendengar kau
banyak bicara soal roti Prancis di Northanger.
Northanger Abbey 1tti. 327
"Aku tidak peduli dengan roti, bagiku apa yang kumakan
semua sama sap. "Ada karangan yang sangat bagus di salah satu buku di atas
yang banyak membahas masalah ini, tentang gadis-gadis muda
yang suka berkunjung ke banyak rumah teman-temannya yang
hebat-7he Mirror, kurasa. Aku akan mencarikannya untukmu
nanti karena kuyakin culisan itu akan bermanfaat untukmu."
Catherine tidak berkata lagi, clan, karena berusaha keras
melakukan hal yang benar, dia pun memusatkan perhatian
pada pekerjaannya. Namun setelah beberapa menit, menjadi
lesu lagi, canpa menyadarinya. Dia bergerak-gerak di kursinya,
karena kesal dengan kelesuannya, jauh lebih sering daripada
dia menggerakkan jarumnya. Mrs. Morland memperhatikan
perkembangan sikap buruknya ini; clan karena melihat, dari
tatapan putrinya yang sedih clan melamun, bukti kuat akan
keresahan yang kini mulai dianggapnya menjadi penyebab
hilangnya keceriaan putrinya, Mrs. Morland cepat-cepat
meninggalkan ruangan untuk mengambil buku yang tadi
dibicarakan. Dia tidak ingin membuang-buang waktu untuk
membasmi penyakit yang sangat mengerikan ini. Butuh
waktu beberapa lama sebelum dia dapat menemukan apa
yang dicarinya; clan urusan keluarga lainnya menghalanginya,
lima belas menit pun berlalu sebelum akhirnya dia kembali
turun dengan membawa buku yang darinya banyak hal sangat
diharapkan. Kesibukannya di atas telah menghalanginya
mendengar semua suara kecuali suaranya sendiri, sehingga dia
tidak tahu bahwa seorang tamu telah dacang dalam beberapa
menit cerakhir, clan saat memasuki cuangan,
328 " Jane Austen hal percama yang dilihatnya adalah seorang pemuda yang belum pernah
dilihatnya. Dengan tatapan penuh rasa hormat, pemuda
itu langsung berdiri. Sesudah diperkenalkan oleh putrinya
yang celah sadar sebagai "Mr. Henry Tilney," pemuda itu
dengan perasaan yang amat malu mulai meminta maaf atas
kemunculannya di sana, mengakui bahwa setelah apa yang
terjadi dia tidak berhak berharap diterima dengan senang di
Fullerton, dan mengungkapkan penyebab kedatangannya
yang tidak dikehendaki ini dikarenakan ketidaksabarannya
untuk memastikan bahwa Miss Morland telah tiba di
rumahnya dengan selamat. Dia tidak membicarakan centang
soal situasi yang tidak adil atau menjengkelkan icu. Sama
sekali tidak menyalahkan dia atau adik perempuannya atas
kelakuan buruk ayah mereka, Mrs. Morland selalu bersikap
baik terhadap pemuda itu, clan dengan segera menerimanya
dengan kebaikan yang tulus; bercerima kasih atas perhatiannya
yang besar terhadap putrinya, memastikan bahwa teman-teman
anaknya selalu diterima di sana, clan memohon padanya agar
tidak mengatakan lagi tentang kejadian lalu.
Henry tidak berniat untuk tidak menuruti permintaannya,
karena meskipun hatinya merasa sangat lega dengan sikap
lembut yang tidak diduga-duga ini, sekarang bukan waktunya
untuk mengatakan sesuatu tentang tujuan kedatangannya.
Karenanya dia kembali terdiam di kursinya, dan selama
beberapa menit menjawab dengan sangat santun semua ucapan
Mrs. Morland tentang kondisi cuaca clan jalan. Sedangkan
Catherine-Catherine yang gelisah, gusar, sangac bahagia?
berdiam diri; tapi pipinya yang berseri-seri dan matanya yang
Northanger Abbey 1tti. 329
bercahaya meyakinkan sang ibu bahwa kunjungan baik ini
setidaknya akan menenteramkan hatinya sementara waktu,
dan karenanya dengan senang dia menyingkirkan jilid pertama
1he Mirror untuk diberikan lain waktu.
Karena sangat menginginkan bantuan Mr. Morland, dalam
memberikan dukungan serta menemukan topik percakapan
uncuk tamunya, yang rasa malunya atas kelakuan sang ayah
sungguh membuatnya bersimpati, Mrs. Morland sudah sejak
tadi menyuruh salah satu anaknya untuk memanggil sang
suami; tapi Mr. Morland tidak ada di rumah-dan karena
tidak mendapat dukungan apa pun, di penghujung lima belas
menit tidak ada lagi yang bisa dikatakannya. Setelah berdiam
selama dua menit, Henry, yang berpaling pada Catherine untuk
kali pertama sejak kedatangan sang ibu, bertanya dengan sikap
sigap yang tiba-tiba, apakah Mr. dan Mrs. Allen sekarang ada di
Fullerton" Dan setelah mengemukakan maksudnya, di tengah
kebingungannya dalam menjawab, Henry segera mengutarakan
niatnya untuk mengunjungi mereka, dan dengan wajah merona,
bertanya padanya apakah dia bersedia menunjukkan jalannya.
"Anda bisa melihat rumah itu dari jendela ini,
Sir," Sarah memberi tahu, yang hanya direspons dengan bungkukan tanda
terima kasih dari si pemuda, dan anggukan tanda mendiamkan
dari sang ibu. Karena mempertimbangkan bahwa kemungkinan
keinginan pemuda ini untuk mengunjungi tetangga mereka
yang terhormat itu sekadar alasan untuk dapat menjelaskan
perilaku ayahnya yang tentu akan lebih baik baginya untuk
menyampaikannya hanya pada Catherine, Mrs. Morland sama
sekali tidak akan menghalangi putrinya menemani pemuda
330 " Jane Austen itu. Mereka pun mulai berjalan, clan Mrs. Morland tidak
sepenuhnya salah mengenai tujuan Henry menginginkan
kunjungan ini. Dia memang harus memberikan sedikit
penjelasan demi kepentingan ayahnya; tapi maksud awalnya
adalah mengungkapkan perasaannya sendiri, clan sebelum
mereka sampai di kebun Mr. Allen dia telah menyampaikannya
dengan sangat baik sehingga Catherine merasa hal itu tidak
dapat diulang-ulang terlalu sering. Catherine memastikan cinta
Henry; clan perasaan dnta ini dimohonkan agar dibalas, yang
mungkin, mereka sama-sama mengetahui hatinya sepenuhnya
telah menjadi milik pemuda itu. Meskipun Henry sekarang
dengan tulus mendntai Catherine, meskipun dia menyadari
clan menyukai segala kelebihan sifat gadis itu clan sungguh
mendntai persahabatannya, aku harus mengakui bahwa
perasaan sayang pemuda itu bermula dari sekadar rasa syukur,
acau dengan kaca lain, bahwa keyakinan akan kesukaan gadis icu
terhadapnya menjadi satu-satunya alasan mempertimbangkan
gadis itu. Aku akui ini hal baru dalam hubungan percintaan,
clan sangac meremehkan harga diri seorang tokoh ucarna
wanita; tapi jika hal ini sama barunya dalam kehidupan biasa,
setidaknya khayalan liar hanya ada padaku.
Kunjungan yang sangat singkat ke Mrs. Allen, di mana
Henry berbicara tanpa tujuan, tanpa makna ataupun hubungan,
clan Catherine yang asyik merenungkan kebahagiaannya
sendiri yang tak terkatakan, hampir tidak membuka mulutnya,
mencegah mereka merasakan kegembiraan bercakap-cakap
berduaan. Sebelum kunjungan ini diperbolehkan berakhir,
Catherine dapat menilai seberapa jauh pemuda itu disetujui
Northanger Abbey 1tti. 331
oleh orangtuanya mengenai pinangannya saat ini. Saat kembali
dari Woodston, dua hari lalu, dia ditemui di dekat Abbey oleh
ayahnya yang tidak sabar, yang tergesa-gesa memberi tahu
dengan perasaan marah akan kepergian Miss Morland, dan
memerintahkan agar tidak memikirkan gadis itu lagi.
Demikianlah izin yang diberikan yang dengannya pemuda
icu kini meminangnya. Catherine yang cemas, di tengah
ketakutan akan seluruh pengharapan, selagi dia mendengarkan
penjelasan ini, mau tak mau bergembira atas kehati-hatian
yang dengannya Henry telah mencegahnya agar tidak ditolak,
dengan mengikat kesetiaannya sebelum dia mengarakan
persoalan icu; dan ketika Henry mulai memberikan faktanya,
dan menjelaskan motif dari perilaku ayahnya, perasaan
Catherine segera menjadi semakin gembira. Sang jenderal
tidak punya alasan apa pun untuk menyalahkan dirinya, tidak
punya cuduhan yang bisa ditujukan kepadanya, selain Catherine
menjadi sasaran tipuan yang tidak bisa ditoleransi oleh harga
diri pria itu, dan yang akan enggan diakui oleh seseorang
dengan harga diri yang lebih baik. Dia bersalah hanya karena
kurang kaya dari dugaannya semula. Dengan keyakinan yang
salah akan kepemilikan dan hak yang dipunyai Catherine, sang
jenderal berusaha berkenalan dengannya di Bath, mengajaknya
bertamu di Northanger, dan berencana menjadikannya sebagai
menantu. Saat mengetahui kesalahannya, mengusir gadis itu
dari rumahnya rupa-rupanya menjadi pilihan terbaik, tapi
untuk perasaannya, ha! itu menjadi bukti yang tidak cukup
kuat ataS kemarahannya terhadap gadis icu, dan penghinaannya
terhadap keluarga gadis itu.
332 " Jane Austen John Thorpe-lah yang kall percama membohonginya.
Karena melihat putranya suatu malam
di teater begitu memperhatikan Miss Morland, sang jenderal secara kebetulan
bertanya pada Thorpe apakah dia mengenal gadis itu lebih dari
sekadar namanya. Thorpe, yang sangat senang dapat berbicara
dengan pria terhormat seperti Jenderal Tilney, bercakap-cakap
dengan gembira clan bangganya; clan karena saat itu tidak hanya
mengharapkan pertunangan Morland dengan Isabella, tapi
juga berkeputusan dirinya akan menikah dengan Catherine,
kesombongan Thorpe membuatnya menggambarkan keluarga
Morland lebih kaya daripada yang diyakini sang jenderal karena
keangkuhan clan ketamakannya. Dengan siapa pun dia, atau
mungkin, memiliki koneksi, kesimpulan logisnya sendiri selalu
mewajibkan bahwa orang-orang itu haruslah terhormat, clan
jika kedekatannya dengan setiap kenalan bertumbuh, kekayaan
mereka pun ikut berkembang. Pengharapan akan temannya,
Morland, yang sejak awal sudah tinggi, berangsur-angsur
bertambah besar sejak perkenalan Morland dengan Isabella.
Dengan hanya memperbesar pentingnya momen saat itu,
dengan menggandakan dugaannya akan kedudukan sosial Mr.
Morland, melipattigakan kekayaan pribadinya, menghadirkan
sosok bibi yang kaya, clan mengurangi jumlah anak hingga
separuhnya, Thorpe mampu menampilkan seluruh keluarga
Morland kepada sang jenderal dengan gambaran yang sangat
terhormat. Namun bagi Catherine, sasaran keingintahuan sang
jenderal yang aneh adalah, clan spekulasinya sendiri, bahwa
sepuluh atau lima belas ribu pound yang mungkin diberikan
sang ayah kepada gadis itu akan dicambahkan dengan tanah
Northanger Abbey 1tei. 333
milik Mr. Allen. Kedekatan Catherine dengan keluarga Allen
celah membuamya menetapkan bahwa gadis itu akan diberikan
warisan besar; clan dengan sendirinya penjelasan itu diikuti
kesimpulan bahwa gadis itu merupakan pewaris sah Fullerton.
Berdasarkan keterangan itulah sang jenderal bertindak; karena
tidak pernah terpikirkan olehnya untuk menyangsikan sumber
informasinya. Minar Thorpe terhadap keluarga Morland,
dengan hubungan adiknya yang semakin dekat dengan salah
satu anggora keluarga itu, clan anggapannya sendiri tentang
anggota keluarga lainnya (keadaan yangjuga dibanggakannya
secara terang-terangan}, sepertinya menjadi bukti yang cukup
untuk kebenarannya; clan ditambah lagi dengan kenyataan
bahwa suami-istri Allen kaya clan tidak punya anak, bahwa Miss
Morland berada di bawah pengawasan mereka, dan-begitu
perkenalannya dengan gadis itu memungkinkan dia untuk
menilai-benarlah bahwa suami-istri Allen memperlakukan
gadis itu dengan kasih sayang orangtua. Keputusan sangjenderal
pun segera terbentuk. Dia telah melihat tanda-tanda suka
terhadap Miss Morland di wajah putranya; clan berkat informasi
Mr. Thorpe, dia seketika memutuskan untuk berusaha keras
melemahkan ketertarikan Thorpe yang dibangga-banggakan
clan menghancurkan harapannya yang berharga. Catherine
sendiri sama-sama tidak tahu-menahu tenrang semua ini seperti
halnya anak-anak sang jenderal. Henry clan Eleanor, yang
merasa kedudukan sosial Catherine tidak mungkin memikat
rasa hormat ayahnya, memperhatikan dengan keheranan akan
perhatian sang ayah yang begitu tiba-tiba, berkelanjutan, clan
berlimpah. Meskipun belakangan ini, dari beberapa isyarat
334 " Jane Austen yang menyertai perintah sangat jelas agar putranya berusaha
mengasihi Catherine dengan
segenap kemampuannya, Henry meyakini bahwa ayahnya percaya hubungan itu akan
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menguntungkan, baru saat penjelasan terakhir di Northanger
itulah mereka bisa menduga adanya penilaian salah yang
membuatnya bertindak cepat-cepat. Bahwa keterangan itu
saJah, sang jenderal mengetahuinya dari orang yang sama yang
telah memberikan informasi itu, yaitu dari Thorpe sendiri.
Sang jenderaJ kebetulan berjumpa lagi dengannya di kota.
Namun, kali ini karena dikuasai oleh perasaan yang sangat
berlawanan, jengkel atas penolakan Catherine, dan terlebih
lagi karena gagaJnya upaya terakhir untuk merujukkan
Morland dan Isabella, sehingga merasa yakin bahwa mereka
berpisah selamanya, dan menolak pertemanan yang tidak
lagi bermanfaat, Thorpe cepat-cepat menyangkaJ semua hal
yang pernah dikatakannya sebelumnya yang menguntungkan
keluarga Morland. Thorpe mengakui dirinya telah memberikan
keterangan yang saJah tentang situasi dan karakter mereka,
dia dibohongi oleh buaJan temannya sehingga memercayai
ayahnya kaya dan terhormat, sementara dari percakapan
dua atau tiga minggu cerakhir cernyata keterangan itu tidak
benar; karena secelah dengan semangat mengajukan usulan
awaJ akan pernikahan antara kedua keluarga, dengan pinangan
yang sangat baik, dia terpaksa mengakui dirinya tidak mampu
memberikan sokongan yang layak sekalipun kepada anak? anak muda. Mereka ternyata keluarga yang sangac miskin;
jumlah anggota keluarganya juga banyak sekali; sama sekaJi
tidak dihormati di lingkungannya sendiri, saat dia akhir
akhir Northanger Abbey 1tti. 335
ini berkesempatan mengetahuinya; mencoba gaya hidup yang
tidakmampu ditanggung kekayaan mereka; berusaha membuat
hidup mereka lebih baik dengan koneksi-koneksi yang kaya;
sekelompok orang yang punya rencana jahat, pembuaJ, dan
kasar. Sang jenderaJ yang ketakutan menyebutkan nama Allen
dengan tatapan ingin tahu; dan di sini pula Thorpe telah
mengetahui kesalahannya. Suami-istri Allen telah lama sekali
tinggaJ berdekatan dengan mereka, dan dia mengenal pemuda
yang akan mewarisi tanah Fullerton. Informasinya sudah cukup
bagi sang jenderaJ. Marah sekali dengan hampir semua orang
di dunia kecuali dirinya sendiri, sang jenderal keesokan hari
pulang ke Abbey, di mana perbuatannya telah disaksikan.
Aku memercayakan kecerdasan pembacaku untuk menentukan seberapa banyak dari semua keterangan ini yang
mungkin disampaikan oleh Henry kepada Catherine pada
saat ini, seberapa banyak dari keterangan ini yang dapat dia
ketahui dari ayahnya, sebatas mana dugaannya sendiri mungkin
membantunya, dan bagian mana yang masih perlu diceritakan
daJam sebuah surat dari James. Aku harus menyacukan keadaan
mereka yang sebenarnya. Bagaimanapun, Catherine sudah
cukup mengetahui sehingga dapat merasakan bahwa mengenai
kecurigaannya terhadap Jenderal Tilney karena membunuh
atau mengurung s i trinya, dia tentu saja tidak salah menilai
karakter pria itu, atau melebih-lebihkan kekejamannya.
Setelah diceritakan semua ha! itu dari ayahnya, Henry
terlihat hampir sama menyedihkannya saat pengakuan pertama
mereka kepada dirinya sendiri. Dia merasa malu atas nasihat
336" Jane Austen picik yang cerpaksa dia singkapkan. Percakapan ancara mereka di
Northanger tidak berlangsung sangat baik. Kemarahan Henry
saat mendengar bagaimana Catherine telah diperlakukan, saat
memahami pandangan ayahnya, dan diperintahkan untuk
patuh, diungkapkan secara terang-terangan dan berani. Sang
jenderal, yang terbiasa sehari-harinya menetapkan aturan dalam
keluarganya dan tidak siap menghadapi perasaan enggan,
keinginan melawan yang berani diutarakan dengan kata-kata,
tidak dapat menoleransi perlawanan putranya, yang disebabkan
alasan dan prinsip pedoman yang kokoh. Namun dengan alasan
seperti itu, kemarahannya yang meski mengejutkan tidak dapat
memengaruhi Henry, yang mempertahankan maksudnya
dengan keyakinan akan kebenarannya. Henry merasa dirinya
terikat kuat dengan Miss Morland, dan meyakini bahwa hati
menjadi miliknya yang dia arahkan untuk kebaikan, sehingga
tidak ada penarikan kembali izin diam-diam yang memalukan,
tidak ada perintah amarah yang tidak dapat dibenarkan, dapat
menggoyahkan kesetiaannya, acau memengaruhi ketetapan
hatinya. Henry secara terus-terang menolak menemani ayahnya
ke Herefordshire, janji yang dibuat mendadak uncuk
memungkinkan pengusiran Catherine, dan menegaskan niatnya
untuk meminang Catherine. Sang jenderal marah besar, dan
mereka berpisah dalam suasana percekcokan. Henry, dengan
pikiran bergejolakyang harus ditenangkan dengan menyendiri,
seketika kembali ke Woodston, dan, pada siang keesokan
harinya, memulai perjalanannya ke Fullerton.O
Northanger Abbey 1tti. 337
" "a, keterkejutan Mr. clan Mrs. Morland
karena diminta oleh Mr. Tilney untuk memberikannya izin
menikahi putri mereka. Tidak pernah terlintas dugaan di benak
mereka adanya rasa kasih sayang di antara mereka. Namun
karena sudah sewajarnya jika Catherine dicintai, mereka segera
mencoba mempertimbangkan permintaan itu hanya dengan
perasaan bangga bercampur bahagia dan syukur, dan, dari
mereka sendiri, tidak ada keberatan sama sekali. Tata krama dan
pemikiran logis pemuda itu menjadi pertimbangan yang nyata;
dan karena tidak pernah mendengar cerita yang buruk tentang
pemuda itu, bukanlah kebiasaan mereka untuk menduga-duga
ada sesuatu buruk yang bisa diketahui. Keramahtamahan
mengisi kunjungan itu, sifat pemuda itu tidak perlu dibuktikan
lagi. "Catherine pasti akan menjadi pengurus keluarga yang
payah dan ceroboh," adalah ucapan sang ibu; tapi dengan
cepat ditambahkan bahwa kemampuannya akan terbentuk
dengan kebiasaan. Singkatnya, hanya ada satu rintangan yang perlu
disebutkan; tapi sebelum satu halangan itu berhasil disingkirkan,
mereka tidak mungkin menyetujui pertunangan itu. Sifat
mereka memang lemah-lembut, tapi prinsip mereka kukuh,
dan selama orangtua Henry dengan jelas melarang hubungan
ini, mereka sendiri tidak dapat memberikan dukungan. Entah
sang jenderal harus mengajukan sendiri permohonan ikatan itu,
atau entah dia harus menyetujuinya dengan sepenuh hati, syarat
ini tidak diperjelas lebih jauh; yang pasti, persetujuan yang
layak harus diberikan, dan begitu persetujuan itu diperoleh?
hati mereka membuat mereka percaya bahwa keinginan itu
tidak mungkin begitu lama ditolak-
mereka harapkan. Mereka tidak ingin apalagi berhak menuntut
uangnya. Memiliki kekayaan yang sangat besar, hidup putra
sang jenderal akhirnya terjamin berkat warisan pernikahan
(baca: harta milik ibu Henry yang diwariskan kepada anak?
anaknya saat mereka menikah). Penghasilan Henry saat
ini besar, dan ditinjau dari segi keuangan, pernikahan ini
melampaui apa yang berhak diterima putri mereka.
Orang muda tidak dapat merasa heran dengan keputusan
seperti ini. Mereka menyadari dan menyesalkan-tapi mereka
tidak bisa marah atas keputusan itu; dan mereka pun berpisah,
mencoba berharap bahwa perubahan sikap sang jenderal,
sebagaimana mereka percayai ha! itu nyaris mustahil, dapat
terwujud dengan cepat, sehingga menyatukan mereka kembali
Northanger Abbey 1tei. 339
dalam kesempurnaan cinta. Henry kembali ke tempat yang
kini menjadi rumah satu-sacunya, uncuk menjaga tanaman?
tanaman mudanya, dan memperluas perbaikannya demi
kebaikan Catherine, yang peranannya dalam upaya perbaikan
dia harapkan dengan cemas; sementara Catherine tetap tinggal
di Fullerton uncuk menangis. Apakah penderitaan karena
kepergian Henry berkurang dengan korespondensi rahasia,
janganlah kita selidiki. Mr. dan Mrs. Morland tidak pernah
melakukannya-mereka terlalu baik untuk menuntutjanji apa
pun; dan setiap kali Catherine menerima surat, sebagaimana
cukup sering terjadi saat itu, mereka selalu mengabaikannya.
Kegelisahan cerhadap peristiwa cerakhir ini, yang pasti
menjadi nasib Henry dan Catherine dalam kondisi hubungan
mereka, serca nasib semua orang yang mengasihi mereka, tidak
mungkin diperpanjang. Demi hati sanubari para pembacaku,
yang akan melihat dalam penyingkatan halaman-halaman
berikutnya yang mengungkap rahasia, kica sama-sama
mempercepat terjadinya kebahagiaan yang sempurna. Cara
agar pernikahan awal mereka dapat dijalankan masih tidak
pasti: situasi apa yang mungkin dapat mencairkan kemarahan
seperti yang dirasakan sang jenderal" Kenyacaan yang sangat
membantu di sini adalah pernikahan putrinya dengan seorang
pria kaya dan terhormat, yang berlangsung pada musim
panas-maccabatnya yang makin tinggi memberinya luapan
kebahagiaan, yang bacu terkendali secelah Eleanor berhasil
mendapat maafnya untuk Henry, dan izinnya bagi Henry
"yang berarti dia bodoh jika dia menyukainya!"
340 " Jane Austen Pernikahan Eleanor Tilney, kepindahannya dari segala
kemalangan dari rumah seperti Northanger diajukan karena
pengusiran Henry, dengan keluarga pilihannya
dan pria pilihannya, merupakan sebuah peristiwa yang kuharap
memberikan kepuasan bersama di antara semua kenalannya.
Kebahagiaanku sendiri atas peristiwa ini sungguh tulus. Aku
tidak tahu siapa lagi yang lebih berhak, karena kebaikannya
yang tulus, atau dipersiapkan lebih baik oleh penderitaan
terus-menerus, untuk menerima dan menikmati kebahagiaan.
Rasa suka Eleanor pada pria ini sudah berlangsung lama; dan
pria ini telah lama dicolak untuk berbicara langsung pada
Eleanor hanya karena keadaan ekonominya yang lebih rendah.
Peningkatan gelar dan kekayaan pria itu yang tidak diduga?
duga telah menyingkirkan semua kesukarannya; dan tidak
pernah sang jenderal begitu mencintai putrinya dalam seluruh
waktu kebersamaannya dan ketabahan uletnya seperti ketika
dia kali pertama menyebutnya "Tuan Putri!" Suaminya sangat
pantas mendapatkan Eleanor; yang mampu memperoleh
gelar kebangsawanannya, kekayaannya, dan kasih sayangnya
atas upaya sendiri, sehingga menjadikannya pemuda paling
memesona di dunia. Penjelasan lebih lanjut mengenai kebaikan
pria itu pasti tidak ada gunanya; pemuda paling memesona
di dunia seketika terbayang di imajinasi kita semua. Maka,
mengenai pemuda ini, aku hanya akan menambahkan-dengan
menyadari bahwa acuran dalam penyusunan karangan melarang
memperkenalkan suatu karakter yang tidak terkait dengan
cerita pendekku-bahwa pemuda ini adalah pria yang memiliki
pelayan lalai yang telah meninggalkan kumpulan kertas tagihan
Northanger Abbey 1tti. 341
cucian, yang terkumpul dari kunjungan lamanya di Norchanger,
sehingga membuat tokoh utama wanitaku terlibat dalam salah
satu petualangannya yang paling mengerikan.
Pengaruh viscount clan viscountess
untuk kepentingan kakak mereka dibantu oleh pemahaman yang benar mengenai
keadaan Mr. Morland yang, ketika sang jenderal mengizinkan
dirinya untuk diberitahukan, mereka mampu sampaikan. Dia
menjadi tahu bahwa rupanya dia telah dibohongi oleh bualan
Thorpe yang pertama tentang kekayaan keluarga Morland clan
juga oleh pernyataan dengkinya yang bertolak belakang dari
keterangan pertama; bahwa mereka sama sekali tidak miskin,
clan bahwa Catherine akan memiliki tiga ratus ribu pound.
Hal ini sangat penting untuk mengubah dugaan terakhirnya
sehingga berkontribusi besar dalam menghilangkan harga
dirinya yang turun; dan yang sama sekali sangat berguna
adalah keterangan rahasia, yang diperolehnya dengan susah
payah, bahwa tanah Fullerton, yang seluruhnya dipegang oleh
pemiliknya saat ini, dapat memunculkan berbagai macam
spekulasi yang tamak. Berdasarkan atas keterangan inilah, segera setelah
pernikahan Eleanor, sang jenderal mengizinkan putranya
untuk kembali ke Northanger, clan kemudian menyuruhnya
membawa pesan berisi persetujuannya, kata-kata yang
sangat sopan dalam satu halaman penuh dengan pernyataan
hampa kepada Mr. Morland. Peristiwa yang disetujui dengan
surat itu pun segera diselenggarakan. Henry clan Catherine
menikah, lonceng gereja berbunyi, clan semua orang yang
hadir tersenyum. Karena peristiwa ini berlangsung dalam
342 " Jane Austen kurun waktu dua belas bulan sejak hari pertama pertemuan
mereka, rupanya mereka tidak merasa sakit hati karenanya,
setelah adanya penundaan yang disebabkan oleh kekejaman
sang jenderal. Sangatlah baik memulai kebahagiaan yang
sempurna di usia mereka masing-masing, yaitu dua puluh
enam dan delapan belas tahun; dan selain itu, aku sendiri
meyakini bahwa campur tangan sangjenderal yang tidak adil,
yang sama sekali tidak merugikan bagi kebahagiaan mereka,
mungkin justru berguna bagi kebahagiaan mereka. Mereka
menjadi semakin mengenal satu sama lain, dan memperkuat
kasih sayang mereka. Mengenai karya tulis ini, aku biarkan
agar hal ini diputuskan oleh siapa pun yang berkepentingan,
apakah karya ini cenderung memuji didikan orangtua yang
bersifat tirani atau menghargai ketidakpatuhan anak. 0
Northanger Abbey 1tti. 343
Jane merupakan novelis besar lnggris pada era abad ke-18
sampai abad ke-19. Pada saat masih hidup, tidak sekali pun
namanya dicantumkan pada novel yang ditulisnya. Semuanya
hanya menyebut "Oleh Seorang Wanita''.
Jane Austen lahir clan besar dalam keluarga pencinta
buku. Pada 1801 Ayahnya mempunyai 500 judul buku dalam
perpustakaan pribadinya. Seluruh keluarganya gemar membaca,
menurucnya, "Kami senang membaca novel, clan kami tidak
merasa malu karenanya."
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lahir pada 16 Desember 1775 di Stevenson, Hampshire,
England, Jane tidak pernah mengenyam pendidikan di sekolah
lain, selain di sekolah Abbey, Reading. Jane bersama kakaknya
belajar menggambar clan bermain piano di rumahnya.
344 " Jane Austen Jane menulis novel pertamanya pada saat berumur
tahun. Novel-novel tersebut adalah: Love
and Friendship, Hisrory of England l!J a Partial, dan P,-ejudice andlgno,-a11t Historian.
Pride and Prejudice, Persuasion,The Three Sisters, Sense and
Sensibility dan Emma merupakan contoh novel yang tidak
jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari keluarga Austen.
Semuanya bertemakan kasih sayang dalam keluarga, serta
romantisme pria dan wanita. Hampir semua novelnya berakhir
dengan happy ending. Hingga menutup mata pada 1 8 Juli 1817, Jane Austen
tidak pernah menikah. Jane meninggal karena menderita sakit
Addison. Dia dimakamkan di Winchester Chatedral.[]
Northanger Abbey 1tti. 345
' . 111 i":j. " '\. " I . I "I " L .., I " . J " ... '> . ,, ?" ... t ... 111 i":j. . .... . J Apablla Anda menemukan cacat produksi-berupa halaman terballk, halaman tldak wurut.
halaman tldak lengkap, halaman terlepas-lepas. tulisan tidak terbaca, atau komblnasl darl hal-hal
di atas-silahkan klrimkan buku tersebut beserta aiamat lengkap Anda,
dan buktl pembeilan kepada:
Bagian Promosi {Pene
Telp: 021 ?78880556. Fax: 021?78880563
email: promosi@noura.mizan.com,http://noura.mizan.com
Penerbit Noura Books akan menggantinya dengan buku baru untuk judul yang sama,
dengan syarat: 1. Selambat?lambatnya 30 (tiga puluh) hari (cap pos) sejak tanggal pembelian,
2. Buku yang dlbeli adalah yang terblt tidak leblh dari 1 (satu) tahun.
?" -" .... . J -" ", ' " " ?1 "}. .l_ " . " . " ."'. Cdl.f Badik Sumpah Darah 2 Jingga Dan Senja Karya Esti Kinasih Kisah Pedang Bersatu Padu 18