nyaman di ruangan ini, meninggalkan dia dengan permohonan
yang sangat mendesak agar dia dapat berganti pakaian secepat
mungkin.O 216 " Jane Austen {7>" " cukup memuaskan Catherine bahwa
kamarnya sangat tidak mirip dengan kamar yang digambarkan
Henry untuk menakut-nakutinya. Kamar itu sama sekali
tidak besar, dan di dalamnya tidak ada permadani ataupun
kain beledu. Dindingnya berlapis kertas dinding, lantainya
berkarpet; jendelanya sama sempurnanya dan tidak lebih
buram dibanding jendela-jendela di ruang tamu di bawah;
perabotnya, meskipun bukan dari mode terbaru, terlihat indah
dan menyenangkan, dan udara dalam kamar sama sekali jauh
dari kesuraman. Hatinya seketika menjadi tenang dalam ha! ini.
Dia bertekad untuk tidak membuang waktu lagi mengamati
segala sesuatu karena sangat takut tidak mematuhi sang jenderal
dengan datang terlambat. Maka, mantel luarnya dilepaskan
dengan tergesa-gesa, dan ketika hendak membuka peniti
buntelan barang keperluannya, matanya tiba-tiba melihat
sebuah peti tinggi yang besar, terletak di ceruk dalam pada
satu sisi perapian. Pemandangan itu membuatnya terkejut;
dan lupa dengan segala sesuatu,
dia berdiri terpaku menatap
benda itu dengan penuh heran, sementara pikiran-pikiran ini
berseliweran di benaknya:
"lni sungguh aneh! Aku tidak menyangka melihat benda
seperti ini! Peti berat yang amat besar! Apa yang tersimpan
di dalamnya" Mengapa peti itu harus ditempatkan di sini"
Didorong ke belakang juga, seolah dimaksudkan agar tidak
terlihat! Aku akan melihat ke dalam-apa pun risikonya, aku
akan memeriksanya-dan dengan segera juga-pada waktu
siang. Jika aku di sini sampai malam, lilinku mungkin padam."
Dia melangkah maju dan memeriksanya dengan saksama: peti
itu terbuat dari kayu cedar, anehnya dilapisi dengan sedikit
kayu yang lebih gelap, dan ditinggikan, sekicar tiga puluh
sentimeter dari lantai, pada sebuah penyangga berukir dari
jenis kayu yang sama. Kuncinya berwarna perak, meski tampak
kusam karena usia; di setiap ujungnya terdapat sisa pegangan
yang patah juga dari perak, penyebabnya mungkin karena
dibuka secara paksa; dan di tengah bagian penutup, terdapat
sandi rahasia yang misterius, berbahan logam yang sama. Dia
membungkuk dan mengamati dengan serius, tapi tidak mampu
mengenali sesuatu dengan pasti. Dia tidak dapat, dari arah
mana pun dia melihatnya, yakin bahwa huruf terakhir adalah
T; namun, kenyataan bahwa benda ini berada di rumah itu
sangadah mengherankan. Jika benda ini awalnya bukan milik
mereka, peristiwa aneh apa yang dapat menjadikan benda itu
milik keluarga Tilney"
218 " Jane Austen Rasa penasarannya kian lama kian besar; dan seraya
menjangkau pengait kuncinya dengan tangan bergerar, dia
memuruskan menempuh segala risiko demi memuaskan
dirinya setidaknya untuk mengetahui isi peti. Dengan susah
payah, untuk sesuatu yang tampaknya menolak daya upayanya,
dia mengangkat tutupnya beberapa senti; tapi pada saat itu
sebuah ketukan yang tiba-tiba di pintu kamar membuatnya
terkejut sehingga melepaskan pegangannya, dan tutup peti
itu menutup dengan suara yang sangat keras. Si pengacau
yang tidak tepat waktunya ini rupanya pelayan Miss Tilney,
yang diucus oleh majikannya untuk membantu Miss Morland;
dan meskipun segera menolak bantuannya dan menyuruhnya
pergi, Catherine teringat akan hal yang seharusnya dilakukan,
dan walaupun rasanya ingin sekali memecahkan misteri ini,
dia terpaksa meneruskan berpakaiannya tanpa ditunda-tunda
lagi. Persiapannya tidak berjalan cepat karena pikiran dan
matanya masih ditujukan ke benda yang sangat menggugah rasa
ketertarikan sekaligus ketakutan; dan meskipun tidak berani
membuang waktu sekejap pun untuk melakukan percobaan
kedua, dia sulit menjauh dari peti itu. Namun akhirnya, setelah
memasukkan satu lengannya ke gaun, proses berpakaiannya
tampak hampir selesai sehingga rasa penasarannya yang begitu
besar mungkin bisa dituruti dengan aman. Waktu sesaat tentu
dapat diluangkan; dan jika tenaga yang dikerahkannya begitu
besar maka cutup peti itu harusnya dapat dibuka, kecuali benda
itu dikunci dengan cara gaib. Dengan semangat inilah dia
melompat maju, dan keyakinannya tidak memperdayainya.
Upaya bulatnya mampu membuka penutup itu, dan matanya
Northanger Abbey 1tti. 219
terkejut melihat kain penutup tempat tidur berwarna putih
dari katun, yang terlipat dengan rapi, terbaring di satu sisi peti.
Dia memandang kain itu dengan terkejut ketika Miss
Tilney, yang ingin sekali agar temannya segera siap, masuk
ke kamar. Rasa malu Catherine yang mulai muncul karena
telah menaruh harapan yang absurd selama beberapa menit,
diperparah dengan rasa malu akibat terpergok sedang mencari?
cari sesuatu yang tidak berguna. "Peti tua itu memang
membuat penasaran, bukan?" ujar Miss Tilney, saat Catherine
menutupnya dengan buru-buru clan berpaling ke kaca. "Sulit
mengatakan sudah berapa generasi peti itu ada
di sini. Aku tidak tahu bagaimana awalnya peti itu bisa ditaruh di kamar
ini, tapi aku tidak meminta untuk dipindahkan karena kupikir
peti itu mungkin kadang bisa berguna untuk menyimpan
topi-topi. Parahnya, beratnya membuat peti itu sulit dibuka.
Tapi, di sudut itu setidaknya benda itu tidak menghalangi."
Catherine tidak mempunyai waktu untuk berbicara, karena
merasa malu, mengaitkan gaunnya, sekaligus membangun
kebulatan tekad dengan sangat cepat. Miss Tilney secara halus
mengisyaratkan ketakutannya apabila mereka terlambat; clan
dalam setengah menit mereka sama-sama berlari menuruni
tangga, dengan ketakutan yang sepenuhnya beralasan karena
Jenderal Ttlney sedang berjalan mondar-mandir di ruang tamu,
tangannya memegang arloji, dan ketika Eleanor dan Catherine
muncul, dia seketika menarik lonceng dengan keras seraya
memerintahkan, "Makan malam segera siap di meja!"
Catherine gemetar karena penekanan suara pria itu
saat bicara, clan duduk dengan wajah pucat pasi clan napas
220 " Jane Austen cerengah-engah, serca rnerasa khawatir pada anak-anaknya
clan rnernbenci peti cua icu. Sang jenderal, yang kernbali
bersikap sopan saat rnenatap Catherine, rnenghabiskan sisa
wakcunya uncuk rnernarahi putrinya karena dengan begitu
bodohnya telah rnernbuat ternan cantiknya ini bergegas, yang
tentu saja rnenjadi tersengal-sengal karena datang terburu?
buru, padahal tidak ada sedikit pun alasan untuk tergesa?
gesa. Narnun, Catherine sarna sekali tidak dapat rnengatasi
kesedihannya yang berlipat ganda karena celah menyebabkan
cemannya diomeli clan menjadikan dirinya orang bodoh, hingga
mereka duduk dengan gembira di meja makan, clan saac senyum
puas sang jenderal clan nafsu rnakannya sendiri yang baik,
membuatnya merasa tenang kembali. Ruang rnakan itu indah,
luasnya cocok untuk sebuah ruang tamu yang jauh lebih besar
dibanding ruang tarnu yang dipergunakan untuk keseharian.
Ruangan itu diperlengkapi dengan berrnacarn barang mewah
yang nyaris tidak diketahui oleh mata Catherine yang bukan
ahli, yang hanya rnernperhatikan keluasannya clan jurnlah
pelayannya. Mengenai luasnya ruangan ini, dia rnengutarakan
kekagumannya; clan sang jenderal, dengan sikap yang sangac
ramah, rnengacakan bahwa ruangan ini rnernang sama sekali
cidak kecil, clan selanjutnya rnengakui bahwa, rneskipun
cidak rnernedulikan masalah ini seperci kebanyakan orang,
dia menganggap ruang makan yang amac besar sebagai salah
satu kebutuhan hidup. Narnun, dia rnengira, "Catherine
pasci telah terbiasa dengan ruangan yang jauh lebih besar di
kediaman Mr. Allen?"
Northanger Abbey 1tti. 221
"Tidak, sungguh," adalah penegasan Catherine yang jujur;
"luas ruang makan Mr. Allen tidak lebih dari separuh ruangan
ini," dan dia tidak pernah melihat ruangan seluas ini dalam
hidupnya. Keriangan jenderal bertambah. Karena dia punya
ruangan-ruangan seperti itu, dia beranggapan akan mudah
dimengerti bila tidak menggunakan ruangan-ruangan itu;
tapi, dia meyakini di ruangan dengan luas hanya setengahnya
mungkin suasananya lebih nyaman. Dia yakin rumah Mr.
Allen cukup luas untuk memberikan kebahagiaan.
Pecang itu berlalu tanpa ada kegelisahan lagi, dan dengan
kegembiraan yang sangat besar karena Jenderal Tilney tidak
hadir. Hanya saac bersama sang jenderal, Catherine merasakan
sedikit lelah akibat perjalanannya; dan bahkan dalam keadaan
tenang atau terkekang, rasa bahagianya begitu melimpah, dan
dia dapat memikirkan teman-temannya di Bath tanpa berharap
bisa bersama mereka. Malam itu berangin keras; angin telah berembus sebentar?
sebencar di sepanjang sore; dan pada saat mereka berpisah,
anginnya bertiup kencang disertai hujan. Catherine, seraya
melintasi aula, mendengarkan angin badai dengan perasaan
kagum; dan, ketika mendengar badainya mengamuk di sudut
bangunan kuno itu dan menutup pintu
di kejauhan dengan kedahsyatan yang tiba-tiba, dia merasa untuk
kali pertama bahwa dia benar-benar berada di dalam sebuah biara. Ya,
suara-suara ini khas sekali; Catherine jadi teringac akan
beragam situasi mengerikan dan adegan menakutkan, yang
telah disaksikan bangunan-bangunan seperti ini, dan dilatari
angin topan seperti ini; 222 " Jane Austen dan dia benar-benar gembira dalam
keadaan yang lebih cocok yang menyercai perjalanannya di
balik dinding-dinding bangunan itu. Dia tidak takut akan
pembunuh di tengah malam atau kesatria mabuk. Henry tentu
hanya bersenda gurau dengan apa yang diceritakan padanya
pagi tadi. Di rumah yang berdekorasi lengkap, dan begitu
terlindungi, tidak ada ha! yang perlu dia selidiki, dan dia dapat
pergi ke kamarnya dengan rasa aman seolah berada di kamarnya
sendiri di Fullerton. Diperkuat dengan pikiran-pikiran positif,
ketika mulai menaiki tangga, Catherine mampu memasuki
kamarnya dengan berani, terutama karena melihat bahwa
Miss Tilney tidur di kamar yang hanya berselang dua pintu
darinya. Keberaniannya dengan segera disokong oleh nyala
api yang menari-nari dari perapian. "Betapa keadaannya lebih
baik," katanya, seraya melangkah ke rangka besi pelindung di
perapian-"betapa keadaannya lebih baik
karena memiliki perapian yang sudah menyala, daripada harus menunggu
dalam kondisi menggigil hingga semua keluarga berkumpul di
tempat tidur, sebagaimana yang harus dilakukan begitu banyak
gadis mi kin, lalu mempunyai seorang pelayan tua setia yang
menakut-nakuti karena masuk dengan membawa seikat kayu
bakar. Betapa senangnya aku bahwa ternyata Northanger adalah
tempat seperci ini! Andaikan di sini seperti tempat lainnya,
aku tidak tahu, di malam seperci ini, aku bisa mengumpulkan
keberanian. Tapi sekarang ini, dipastikan tidak ada yang perlu
ditakutkan." Dia memandang ke sekeliling kamar. Tirai jendela tampak
bergerak-gerak. Bisa jadi penyebabnya hanyalah kencangnya
tiupan angin yang merembes melalui kisi-kisi daun penutup
Northanger Abbey 1tti. 223
jendela. Maka, dia melangkah maju dengan berani, seraya
bersenandung dengan riangnya, untuk meyakinkan diri akan
keberaniannya. Dia mengintip dari balik tirai, tidak melihat
apa-apa yang membuatnya takut, clan sewaktu menyentuhkan
tangannya pada daun penutup jendela, dia merasakan
kencangnya tiupan angin. Pandangan sekilas ke peti tua itu,
selagi dia berpaling dari pemeriksaannya di jendela, tidaklah
sia-sia. Dia menolak merasakan ketakutan tanpa sebab akan
sebuah khayalan sia-sia, clan mulai bersiap-siap tidur dengan
sikap acuh tak acuh disertai rasa bahagia. "Dia seharusnya
bermalas-malasan; dia seharusnya tidak memburu-buru diri
sendiri; dia tidak peduli jika dia orang terakhir yang masih
bangun di rumah itu. Tapi, dia tidak akan menambah kayu di
perapian; itu akan tampak pengecut, seolah dia mengharapkan
perlindungan cahaya setelah dia berbaring di tempat tidur."
Karenanya nyala apinya mulai padam. Setelah menghabiskan
satu jam bersiap-siap, Catherine mulai berpikir untuk naik ke
tempat tidur, tapi sewaktu memandang ke sekeliling kamar
untuk terakhir kalinya, dia tercengang saat melihat sebuah
lemari hitam yang kuno clan tinggi. Meskipun suasananya
cukup terang, anehnya benda itu tidak pernah terlihat olehnya
sebelumnya. Kata-kata Henry, penggambarannya tentang
lemari dari kayu hitam yang terluput dari pengamatannya di
awal, segera menyerbu benaknya. Walaupun mungkin tidak
ada apa-apa di dalamnya, terasa ada yang aneh. Ini pastinya
suatu kebetulan yang luar biasa! Dia mengambil lilinnya dan
mengamati lemari dengan cermat. lni sama sekali bukan
kayu hitam dan emas; tapi bahan pernis, jenis pernis yang
224 " Jane Austen terbaik berwarna hitam dan kuning; karena dia memegang
lilinnya, warna kuningnya tampak sangat mirip emas. Kuncinya
menggantung di pintu, dan dia punya khayalan aneh untuk
memeriksanya. Namun, tidak berarti dia sedikit berharap akan
menemukan sesuatu. lni terasa aneh sekali, setelah apa yang
dikatakan Henry. Pokoknya, dia tidak bisa tidur hingga dia
memeriksanya. Maka, setelah menaruh lilin pada sebuah kursi
dengan sangat hati-hati, dia menjangkau kuncinya dengan
tangan yang amat gemecar dan mencoba memucarnya. Tapi,
kunci itu menolak segala upaya yang telah dikerahkan. Merasa
gusar, capi tidak berkecil hati, dia mencoba cara lain; pengait
kuncinya berbunyi, dan dia yakin dirinya berhasil; tapi betapa
anehnya! Pintunya masih bergeming. Dia berhenti sejenak
dengan perasaan heran. Angin meraung-raung menerobos
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
cerobong asap, derasnya hujan menerpa jendela, dan segalanya
tampak mengucarakan kengerian situasinya. Namun, berbaring
di tempat tidur dengan perasaan tak puas seperti ini, akan
percuma karena dia tidak mungkin terlelap dengan kesadaran
bahwa ada sebuah lemari sebegitu misceriusnya yang terletak di
dekatnya. Karenanya, sekali lagi dia berusaha keras memutar
kuncinya, dan setelah menggerakkannya dengan setiap cara
yang memungkinkan disertai harapan terakhirnya yang bulat,
pintu itu tiba-tiba menyerah di tangannya. Hatinya meluap
bahagia atas keberhasilan ini. Setelah membuka setiap pintu
lipatnya, karena pintu keduanya tidak terkunci rapat, dia tidak
dapat melihat sesuatu yang tidak biasa. Di situ ada dua jajar laci
kecil, dengan beberapa laci yang lebih besar di bagian atas dan
bawahnya; dan di tengah, terdapat pintu kecil, tertutup juga
Northanger Abbey 1tti. 225
dengan kunci, terkunci dengan segala kemungkinan makna
yang ada. Jantung Catherine berdetak cepat, tapi keberaniannya
tidak meninggalkannya. Dengan pipi memerah karena
harapan, dan mata penuh penasaran, jemarinya memegang
pegangan laci dan menariknya. Di dalamnya kosong. Dengan
ketakutan yang berkurang dan hasrat yang bertambah dia
menarik laci kedua, ketiga, keempat; semuanya sama-sama
kosong. Tidak ada laci yang tidak diperiksa, dan tidak ada
apa pun yang ditemukan di satu pun laci. Karena banyak
membaca tentang seni menyembunyikan barang berharga,
kemungkinan adanya lapisan palsu pada laci-laci tidak luput
dari pertimbangannya, dan dia pun meraba-raba setiap laci
dengan sangat teliti tapi tanpa hasil. Bagian di tengah saja
yang kini belum terjamah. Meskipun dia awalnya tidak pernah
terpikir sedikit pun akan menemukan sesuatu di satu bagian
lemari, dan tidak kecewa dengan kegagalannya sejauh ini,
betapa bodohnya apabila tidak memeriksa seluruhnya selagi
dia melakukannya. Namun, butuh waktu agak lama sebelum
dia dapat membuka pintunya, kesulitan yang sama terjadi
pada penanganan kunci sebelah dalam ini seperti pada kunci
sebelah luar; tapi akhirnya pintu itu terbuka; dan sampai
saat ini, pencariannya tidaklah sia-sia. Mata tajamnya segera
melihat segulungan kertas yang didesak ke belakang ke bagian
yang paling jauh, rupanya sebagai tempat persembunyian.
Perasaannya saat itu tidak terlukiskan. Jantungnya berdebar?
debar, lutumya gemetar, dan pipinya memucat. Dengan tangan
yang gemetar, dia menjangkau naskah berharga itu karena
226 " Jane Austen sekilas cukup dipascikan di dalamnya cerdapac huruf culisan.
Saat menyadari dengan perasaan ngeri contoh mencolok ini
dari apa yang telah diceritakan Henry, dia segera berkeputusan
uncuk membaca seciap barisnya sebelum dia mencoba cidur.
Suramnya cahaya lilin membuatnya menoleh ke arah lilin
dengan khawatir; tapi lilin itu tidak mungkin padam; masih
bisa menyala selama beberapa jam; dan karena hanya dapac
membaca tulisan tanggal kunonya, dia memotong ujung sumbu
lilin dengan cergesa-gesa. Aduh! Sumbunya terpotong dan
apinya mati sekecika. Sebuah lampu tidak mungkin padam
dengan efek yang lebih menakutkan. Selama sesaat, Catherine
bergeming dengan ngeri. Nyalanya benar-benar padam; tidak
ada sisa cahaya di sumbu yang dapat memberi harapan akan
menyala kembali. Kegelapan yang pekat memenuhi kamar.
Embusan angin kencang, yang bertiup disertai amukan
badai yang tiba-tiba, menambah kengerian suasana saat
icu. Seluruh cubuh Catherine bergemetar. Di wakcu jeda
setelahnya, sebuah suara seperti langkah kaki yang menjauh
dan menutupnya pintu di kejauhan terdengar oleh telinganya
yang ketakutan. Sifat manusia tidak dapat lagi menopang
kondisi ini. Keringat dingin bermunculan di keningnya,
naskah icu terjatuh dari cangannya,
dan seraya meraba-raba menuju tempat tidur, dia melompat naik dengan terburu?
buru, dan bersusah payah merangkak di bawah selimuc. Dia
merasa mustahil dapat memejamkan macanya untuk tidur
malam itu. Dengan rasa penasaran yang baru saja muncul,
dan perasaannya yang begicu gelisah, beriscirahat sama sekali
mustahil. Badainya terlalu menakuckan! Dia cidak biasanya
Northanger Abbey 1tei. 227
merasa takut karena angin, tapi sekarang setiap embusannya
penuh dengan kengerian. Naskah sudah ditemukan, memenuhi
prediksi pagi hari dengan sangat baik, bagaimana naskah ini
dipertanggungjawabkan" Apa isinya" Terkait siapakah tulisan
itu" Apa sebabnya naskah itu disembunyikan begitu lama"
Dan betapa anehnya naskah itu ternyata harus ditemukan
olehnya! Namun, sampai dia mengetahui isinya, dia tidak
dapat tidur ataupun tenang; dan dengan sinar pertama mentari
dia bertekad untuk membacanya. Namun, waktu berjam-jam
yang membosankan masih menghalanginya. Dia merasa ngeri,
berbaring gelisah di tempat tidurnya, dan mengirikan setiap
orang yang tertidur lelap. Badai masih mengamuk, dan berbagai
suara, yang lebih menakutkan bahkan dibanding suara angin,
sekali-sekali terdengar oleh telinganya yang terkejut. Tirai di
dekat tempat tidurnya tampak bergerak-gerak di satu waktu,
dan di lain waktu kunci pintunya berguncang, seolah karena
ada seseorang yang mencoba masuk. Desiran yang bergema
seperti merambati serambi, dan lebih dari sekali dirinya dibuat
takut oleh suara erangan di kejauhan. Jam demi jam pun
berlalu, dan Catherine yang letih mendengar dentangan tiga
kali dikumandangkan oleh semua jam di rumah itu sebelum
angin badai mereda atau dia tanpa sadar tertidur pulas. 0
228 " Jane Austen " aauz, " si pelayan ketika menekuk daun penutup
jendelanya pada pukul delapan keesokan pagi yang kali penama
membangunkan Catherine. Dia membuka matanya, merasa
heran matanya akhirnya dapat terpejam. Api perapiannya sudah
menyala, dan pagi yang cerah telah menggantikan badai malam
hari. Dengan spontan, ketika menyadari keberadaan dirinya,
dia kembali teringat akan naskah itu; dan setelah melompat
dari tempat tidur begitu si pelayan keluar, dia dengan semangat
mengumpulkan setiap lembaran yang berserakan karena
terlepas dari gulungannya sewaktu jatuh ke lantai kemarin.
Lalu, dia kembali ke tempat tidur dan merasakan nikmatnya
membaca naskah itu di atas bantalnya. Dia kini jelas melihat
bahwa dirinya tidak dapat mengharapkan naskah yang sama
panjangnya dengan naskah yang umum membuatnya merasa
ngeri saat membacanya di buku karena gulungan naskah itu,
yang sepertinya terdiri dari lembaran-lembaran kecil terpisah,
sama sekali tidak panjang, dan jauh dari bayangannya semula.
Mata tamaknya membaca sepintas tulisan di satu halaman.
Dia terkejut dengan s i inya. Mungkinkah ini, atau tidakkah
perasaannya memperdayainya" Daftar kain katun, dalam gaya
tulisan yang kasar dan modern, rupanya menjadi isi tulisan di
hadapannya! Jika bukti penglihacannya itu dapat dipercaya, dia
memegang tagihan cucian di tangannya. Diraihnya lembaran
yang lain, dan melihat tulisan yang sama dengan sedikit variasi;
lembaran ketiga, keempat, dan kelima tidak memperlihatkan
sesuatu yang baru. Kemeja, kaos kaki, dasi, dan baju rompi
tertulis di masing-masing lembaran. Dua lembaran lain,
bertulisan tangan yang sama, menandai belanjaan yang
tentu tidak lebih menarik, seperti surat, bubuk rambut, tali
sepatu, dan penghilang noda di celana panjang. Dan lembaran
yang lebih besar, yang terlampir paling belakang, dari baris
pertamanya rupa-rupanya, "Memasang tapal pada kuda betina
berwarna cokelat kemerah-merahan" -tagihan tukang besi?
ladam! Begitulah isi kumpulan kertas itu (yang mungkin
ditinggalkan, sebagaimana perkiraannya saat itu, karena
kelalaian seorang pelayan dari ternpat dia telah mengambilnya)
yang telah membuatnya berharap-harap cemas, dan merampas
separuh waktu tidur malamnya! Dia merasa sangat malu.
Bukankah petualangan peti
ini telah mengajarkannya kearifan" Bagian sudut peti, yang tertangkap matanya selagi
dia berbaring, rasanya muncul untuk menghakiminya. Kini
tampaklah jelas khayalannya yang mengada-ada. Menganggap
bahwa sebuah naskah dari generasi-generasi sebelumnya masih
230 " Jane Austen belum ditemukan di kamar semodern, sering dihuni seperti
ini! -Atau bahwa dia menjadi orang pertama yang memiliki
kemampuan untuk membuka sebuah lemari, kunci yang
membuka semuanya! Bagaimana dia bisa begitu memaksa dirinya" Semoga
Henry Tilney tidak akan pernah mengetahui kebodohannya!
Dan ini tentu gaca-gara ulah pria itu sendiri karena jika lemari
itu tidak tampak sama persis dengan gambaran pria itu tentang
petualangan yang akan dialaminya, Catherine tidak akan
pernah merasa penasaran sedikit pun saat melihat lemari itu.
Inilah satu-satunya penghiburan yang terpikir olehnya. Tidak
sabar untuk menyingkirkan bukti-bukti menjijikkan akan
kebodohannya itu, yaitu kertas-kertas menyebalkan yang saat
iru bertebaran di tempat tidur, dia segera bangkit, dan melipat
kertas-kertas itu sebisa mungkin seperti kondisi sebelumnya.
Lalu, dikembalikannya kertas-kertas itu ke tempat semula di
dalam lemari, dengan sangat berharap bahwa tidak ada kejadian
buruk yang mungkin memunculkan mereka kembali, untuk
mempermalukan dirinya. Namun, mengapa kuncinya harus begicu susahnya dibuka.
Hal ini masih menarik perhatiannya karena dia sekarang dapat
membukanya dengan sangat mudah. Dalam hal ini, tentu ada
yang misterius, dan dia asyik menduga-duga selama setengah
menit, hingga terlintas di kepalanya kemungkinan bahwa pada
awalnya pintu memang tidak terkunci, dan dia sendirilah yang
menguncinya. Pikiran ini membuatnya lagi-lagi merasa malu.
Dia keluar sesegera mungkin dari kamar di mana
kelakuannya menimbulkan aib buruk, dan menemukan
Northanger Abbey 1tti. 231
jalan ke ruang makan dengan sangat cepat, seperti yang
telah dicunjukkan padanya oleh Miss Tilney pada malam
sebelumnya. Henry sendirian di sana; dan harapan pria itu
yang langsung diutarakan bahwa Catherine tidak terganggu
oleh angin badai, dengan keisengannya menyinggung karakter
bangunan yang mereka diami, cerasa agak menggusarkan.
Karena tidak ingin kelemahannya diketahui, tapi tidak mampu
mengarang kebohongan, terpaksalah Catherine mengakui
bahwa embusan angin sedikit membuatnya sulit cercidur.
"Tapi, kita menikmati pagi yang sangat indah sesudahnya,"
tambah Catherine, berkeinginan menyingkirkan topik itu;
"clan badai serta kesulitan tidur tidak berarti apa-apa ketika
semuanya berakhir. Betapa cantiknya bunga bakung! Aku baru
saja belajar mencintai bunga bakung."
"Dan, bagaimana kau bisa belajar" Secara kebetulan atau
karena ada alasan?" "Adikmu mengajariku; aku tidak tahu bagaimana caranya.
Mrs. Allen dulu bersusah payah bertahun-tahun uncuk
membuatku menyukai bunga bakung; tapi aku tidak pernah
bisa menyukainya, sampai aku melihat mereka lusa kemarin di
Milsom Street. Aku pada dasarnya tidak peduli dengan bunga."
"Tapi sekarang, kau mencintai bunga bakung. ltu jauh
lebih baik. Kau telah mendapat sumber kesenangan baru, clan
kebahagiaan sebanyak mungkin. Lagi pula, kecintaan pada
bunga selalu menguntungkan bagi kaummu, sebagai cara
untuk membuatmu keluar ruangan, clan menarikmu untuk
lebih sering berjalan-jalan daripada biasanya. Dan meskipun
kecintaan pada bunga bakung adalah hal yang agak biasa, siapa
232 " Jane Austen jalan ke ruang makan dengan sangat cepat, seperti yang
telah dicunjukkan padanya oleh Miss Tilney pada malam
sebelumnya. Henry sendirian di sana; dan harapan pria itu
yang langsung diutarakan bahwa Catherine tidak terganggu
oleh angin badai, dengan keisengannya menyinggung karakter
bangunan yang mereka diami, cerasa agak menggusarkan.
Karena tidak ingin kelemahannya diketahui, tapi tidak mampu
mengarang kebohongan, terpaksalah Catherine mengakui
bahwa embusan angin sedikit membuatnya sulit cercidur.
"Tapi, kita menikmati pagi yang sangat indah sesudahnya,"
tambah Catherine, berkeinginan menyingkirkan topik itu;
"clan badai serta kesulitan tidur tidak berarti apa-apa ketika
semuanya berakhir. Betapa cantiknya bunga bakung! Aku baru
saja belajar mencintai bunga bakung."
"Dan, bagaimana kau bisa belajar" Secara kebetulan atau
karena ada alasan?" "Adikmu mengajariku; aku tidak tahu bagaimana caranya.
Mrs. Allen dulu bersusah payah bertahun-tahun uncuk
membuatku menyukai bunga bakung; tapi aku tidak pernah
bisa menyukainya, sampai aku melihat mereka lusa kemarin di
Milsom Street. Aku pada dasarnya tidak peduli dengan bunga."
"Tapi sekarang, kau mencintai bunga bakung. ltu jauh
lebih baik. Kau telah mendapat sumber kesenangan baru, clan
kebahagiaan sebanyak mungkin. Lagi pula, kecintaan pada
bunga selalu menguntungkan bagi kaummu, sebagai cara
untuk membuatmu keluar ruangan, clan menarikmu untuk
lebih sering berjalan-jalan daripada biasanya. Dan meskipun
kecintaan pada bunga bakung adalah hal yang agak biasa, siapa
232 " Jane Austen tahu, karena perasaan suka itu sudah muncul, kau mungkin
akan menyukai bunga mawar pada waktunya nanti."
"Tapi, aku tidak butuh hobi apa pun untuk membuatku
keluar ruangan. Kesenangan berjalan-jalan dan menghirup
udara segar sudah cukup bagiku, dan saat cuaca cerah aku
keluar lebih sering. lbuku berkata
aku tidak pernah berada di dalam rumah." "Bagaimanapun, aku senang kau sudah belajar menyukai
bunga bakung. Kemampuan belajar mencintai saja sudah bagus,
apalagi kesediaan untuk diajari dalam diri seorang wanita
muda, itu merupakan berkah besar. Apakah adikku punya
cara pengajaran yang menyenangkan?"
Catherine terbebas dari rasa malu karena mencoba
menjawab dengan kedatangan sang jenderal, yang pujiannya
menandakan suasana hati yang bahagia, tapi rasa simpatiknya
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak menambah ketenangan Catherine.
Kemewahan perlengkapan porselen sarapan mau tak mau
menjadi perhatian Catherine ketika mereka duduk di meja;
dan, tentunya, ini merupakan pilihan sang jenderal. Pria itu
terpikat dengan pujian Catherine atas seleranya, mengakui
perlengkapan porselen ini bagus dan sederhana, beranggapan
ini baik untuk mendukung barang-barang kerajinan tangan
dari daerahnya. Mengenai perannya, atas seleranya yang tidak
biasa, perlengkapan minum teh sama bagusnya dari tanah
liat Staffordshire, seperti dari tanah liat Dresden atau Save.
Tapi, perlengkapan ini sudah cukup lama,
dibeli dua tahun lalu. Barang-barang kerajinan sekarang jauh lebih baik. Dia
telah melihat beberapa contoh bagus ketika terakhir berada di
Northanger Abbey 1tti. 233
kota, clan andaikan dia tidak merasa puas dengan barang yang
sudah dimilikinya, mungkin saja dia tergoda untuk memesan
yang baru. Namun, dia meyakini bahwa kesempatan untuk
memilih perlengkapan baru mungkin segera datang-meskipun
bukan untuk dirinya sendiri. Catherine barangkali menjadi
satu-satunya orang di antara mereka yang tidak memahami
maksud sang jenderal. Segera sesudah sarapan Henry meninggalkan mereka
untuk pergi ke Woodston, di mana ada urusan yang perlu
dikerjakan sehingga pria itu akan pergi selama dua atau tiga
hari. Mereka semua menyertainya ke ruang depan hingga dia
menaiki kudanya, dan begitu masuk kembali ke ruang sarapan,
Catherine berjalan ke jendela seraya berharap masih dapat
melihat sosok pria itu. "Panggilan tugas ini agak menuntut
keuletan kakakmu," kata sangjenderal kepada Eleanor. "Situasi
di Woodston akan suram hari ini."
'"pakah tempat itu indah?" tanya Catherine.
"Apa tanggapanmu, Eleanor" Katakan pendapatmu karena
wanita dapat mengetahui dengan baik selera wanita mengenai
tempat tinggal seperti halnya pria. Kurasa tempat itu
menerima banyak pujian akan dari orang-orang yang bersikap
objektif. Rumahnya terletak di antara padang rumput yang
indah yang menghadap ke tenggara, dengan kebun sayur
dan buah yang sangat subur di sisi yang
sama; tembok di sekelilingnya aku bangun sendiri sekitar sepuluh tahun lalu,
demi putraku. Rumah itu rumah keluarga, Miss Morland;
dan properti di tempat itu terutama menjadi milikku, kau
bisa percaya aku menjaga agar tempat itu tidak akan menjadi
234 " Jane Austen tempat yang buruk. Jika penghasilan Henry hanya bergantung
pada pekerjaan pelayanan ini, dia tidak akan berkekurangan.
Mungkin terkesan aneh, bahwa dengan hanya memiliki dua
anak kecil, kukira pekerjaan apa pun penting baginya;
dan tentu ada masa-masa ketika kita semua berharap dia tidak
berurusan dengan bisnis. Meskipun aku mungkin tidak bisa
mengubah cara pandang kalian para gadis muda, kuyakin
ayahmu, Miss Morland, akan sependapat denganku mengenai
pentingnya memberi pekerjaan kepada semua pemuda. Uang
tidak penting, itu bukan tujuannya, tapi pekerjaan itulah yang
penting. Bahkan Frederick, putra sulungku, kau tahu, yang
mungkin akan mewarisi properti tanah yang luas sama seperti
pria tanpa jabatan pemerintah di county ini, punya pekerjaannya
sendiri. Efek yang mengesankan dari pernyataan terakhir ini sesuai
dengan harapan pria itu. Sikap diam
dari kedua wanita ini membuktikan pernyataan itu tidak dapat disangkal.
Pada malam kemarin sempat disebutkan rencana untuk
memandu Catherine melihat-lihat rumah, dan sang jenderal
sekarang menawarkan diri sebagai pemandunya; dan meskipun
Catherine tadinya berharap dapat menjelajahinya dengan hanya
ditemani putrinya, usulan itu sendiri terlalu membahagiakan,
dalam kondisi apa pun, untuk tidak diterima dengan senang
hati; karena dia sudah tinggal selama delapan
belas jam di Abbey itu, tapi baru hanya melihat sedikit ruangan-ruangannya.
Kotak jahit, yang baru saja dikeluarkan, cepat-cepat ditutupnya
dengan gembira, dan dia siap mengikuti sang jenderal saat
itu juga. "Dan jika mereka telah menjelajahi
rumah, sang Northanger Abbey 1tti. 235
jenderal menjanjikan kesenangan yang lebih besar saat
menemaninya ke tempat tumbuhnya
semak belukar clan kebun." Catherine membungkuk tanda setuju. "Tapi, mungkin
akan lebih menyenangkan bagi Catherine jika kedua tempat
itu menjadi tujuannya yang pertama. Cuacanya saat ini cerah,
clan di musim ini cuacanya dapat berubah-ubah dengan cepat.
Manakah yang lebih disukai Catherine" Sang jenderal akan
siap melayaninya. Mana yang menurut putrinya akan paling
sesuai dengan keinginan teman cantiknya ini" Namun, sang
jenderal merasa dirinya dapat mengetahui dengan jelas. Ya,
dia tentu saja membaca di mata Miss Morland keinginan bijak
untuk memanfaatkan cuaca yang mendukung saat ini. Tapi,
kapan Catherine salah menilai" Abbey akan selalu aman clan
kering. Sang jenderal memutuskan secara tidak langsung, dan
akan mengambil topinya lalu menyertai mereka sebentar lagi."
Dia pun meninggalkan ruangan, clan Catherine, dengan wajah
yang gelisah clan kecewa, mulai mengutarakan keengganannya
bahwa sang jenderal akan mengajak mereka keluar ruangan
mengikuti kehendaknya sendiri, dengan salah mengira ha!
itu menyenangkan Catherine. Namun, dia dihentikan oleh
perkataan Miss Tilney, yang agak membingungkan, "Kukira
akan lebih bijaksana jika berjalan-jalan di pagi hari selagi
cuacanya cerah; clan jangan khawatir dengan ayahku; dia selalu
berjalan-jalan di pagi seperti ini."
Catherine tidak mengetahui persisnya bagaimana ha!
ini dapat dipahami. Mengapa Miss Tilney merasa malu"
Mungkinkah sangjenderal tidak bersedia memandunya untuk
melihat-lihat Abbey" Tapi, dia sendiri yang mengusulkannya.
236 " Jane Austen Dan tidakkah aneh kalau dia selalu berjalan-jalan sepagi ini"
Ayahnya atau Mr. Allen tidak melakukannya. lni tentu saja
amat mencurigakan. Dia sangat tidak sabar untuk melihat?
lihat rumah, clan sama sekali tidak penasaran dengan kebun.
Seandainya Henry bersama mereka! Tapi, sekarang dia tidak
akan mengetahui apa yang indah ketika dia melihatnya.
Demikianlah pikiran-pikiran yang melintas di benaknya, tapi
dia tidak mengutarakannya, clan mengenakan topinya dengan
perasaan tidak senang. Catherine terpana, melampaui harapannya, oleh kemegahan
bangunan Abbey, sewaktu dia melihatnya kali pertama dari
halaman. Keseluruhan bangunan mengelilingi halaman yang
luas, clan dua sisi yang berbenruk segi empat, kaya dengan
ornamen-ornamen Gotik, menjulang tinggi menakjubkan. Sisa
bangunan tertutupi bukit kecil yang ditumbuhi pohon-pohon
tua, atau perkebunan subur, clan bukit curam penuh pepohonan
yang menjulang di belakang, seakan memberi lindungan,
tampak indah bahkan pada bulan Maret, saat pohon-pohon
tidak berdaun. Catherine belum pernah melihat sesuaru yang
sebanding dengan ini; dan perasaan gembiranya sangat kuat,
sehingga tanpa menunggu kesempatan yang lebih baik lagi,
dia dengan terus-terang meluapkan ketakjuban dan pujiannya.
Sang jenderal mendengarkan dengan perasaan terima kasih
seraya membenarkan; dan sepertinya seolah pendapatnya
sendiri tentang Northanger belumlah pasti hingga saat itu.
Kebun sayur dan buahnya menjadi sasaran kekaguman
berikutnya, clan sang jenderal memimpin jalan melintasi
sepetak kecil taman. Northanger Abbey 1tti. 237
Luas tanah yang mencakup kebun ini tidak dapat didengar
Catherine tanpa menimbulkan kekagetan karena ukurannya
berlipat-lipat ganda dari luas seluruh tanah milik Mr. Allen,
serta tanah ayahnya, termasuk halaman gereja dan kebun
buah. Tembok-temboknya tampak tak terhitung jumlah dan
panjangnya; sederetan rumah kaca terlihat berdiri di antara
tembok-tembok itu, dan seluruh penduduk sedang bekerja di
dalam sekeliling tembok. Sang jenderal senang dengan wajah
cerkejut Catherine, yang memberitahunya dengan sangat jelas,
sehingga dia segera mendesak gadis itu untuk mengutarakan,
bahwa Catherine tidak pernah melihat kebun-kebun lain
yang sebanding dengan kebun ini sebelumnya. Sang jenderal
lalu dengan rendah hatinya mengakui bahwa, "tanpa dirinya
memiliki ambisi apa pun terhadap kebun ini, dia memang
yakin kebun-kebun ini tidak tertandingi di kerajaan ini. ltulah
hobinya. Dia mencintai kebun. Meskipun agak tidak acuh
dengan sebagian besar urusan makan, dia sangat suka buah
yang bagus-atau setidaknya, teman-teman dan anak-anaknya
menyukauinya. Namun, mengurus sebuah kebun seperti
miliknya itu menimbulkan perasaan sangat jengkel. Perawatan
terbaik sekalipun tidak dapat selalu menyelarnatkan buah-buah
yang paling berharga. Kebun nanas hanya menghasilkan seratus
pada tahun kemarin. Dia rasa Mr. Allen pasti juga menganggap
hal ini menyusahkan seperti dirinya."
"Tidak, sama sekali tidak. Mr. Allen tidak peduli dengan
kebun, dan tidak pernah pergi ke kebun."
Dengan senyuman penuh kepuasan diri, sang jenderal
berharap dirinya juga tidak peduli dengan kebun karena dia
238 " Jane Austen tidak pernah pergi ke kebunnya, tanpa merasa kesal akibat
perencanaan hasil panennya tidak terpenuhi.
"Bagaimana rumah Mr. Allen dikelola?" seraya menjelaskan
karakter rumahnya sendiri saat mereka memasuki rumah?
rumah kaca. "Mr. Allen hanya punya sacu rumah kaca berukuran kecil,
yang digunakan Mrs. Allen untuk tanaman-tanamannya di
musim dingin, dan kadang ada perapian di dalamnya."
"Dia pria bahagia!" kata sang jenderal, dengan pandangan
sangat jijik campur senang.
Setelah membawa Catherine ke setiap bagian, dan
menuntunnya ke bawah setiap tembok, hingga dia sangat
lelah melihat-lihat dan berdecak kagum, sang jenderal
akhirnya mengizinkan gadis-gadis itu keluar ruangan, lalu
menyampaikan keinginannya untuk memeriksa efek dari
beberapa perubahan terbaru di kedai teh, yang menurutnya hal
ini menjadi kelanjutan jalan-jalan mereka yang menyenangkan,
jika Miss Morland tidak letih. "Tapi, kau mau pergi ke mana,
Eleanor" Mengapa kau memilih jalan kecil yang dingin dan
becek itu" Miss Morland akan kebasahan. Jalan terbaik kita
adalah melewati taman."
"lni ternpat berjalan-jalan yang sangat kusukai," kata Miss
Tilney, "karena aku selalu merasa jalan ini terbaik dan terdekat.
Tapi, mungkin jalannya becek."
Jalan setapak yang sempit dan berliku itu melewati hutan
kecil pohon cemara Scotch
tua yang rimbun; dan karena terpesona oleh pemandangan suramnya, dan ingin sekali
Northanger Abbey 1tti. 239
melintasinya, Catherine tidak dapat dicegah untuk tidak
melangkah maju, bahkan oleh celaan sang jenderal. Pria itu
melihat kehendak hati Catherine, dan setelah sia-sia menolak
sekali lagi demi alasan kesehatan, pria itu enggan untuk
menentang lagi. Namun, dia tidak akan menyertai mereka:
"Sinar matahari tidak terlalu terik baginya,
dan dia akan menjumpai mereka di jalan lain." Dia pun berbalik pergi; dan
Catherine terkejut saat menyadari betapa besar semangatnya
pulih dengan perpisahan icu. Tapi, keterkejucan itu, yang
tidak sebesar kelegaan yang dirasakan, tidak menimbulkan
kerugian apa-apa; dan Catherine mulai berbicara dengan
riangnya cencang suasana melankolis yang dimunculkan cempat
berhucan seperti ini. "Aku terutama menyukai tempat ini," UJar teman
perjalanannya, seraya menghela napas. "lni jalan favoric ibuku."
Catherine tidak pernah mendengar nama Mrs. Tilney
disebut-sebut di keluarga ini sebelumnya, dan ketertarikan
yang dibangkitkan dari kenangan ini langsung terlihat sendiri
dalam sikapnya yang berubah, dan dalam sikap diamnya yang
penuh perhacian dia menunggu cerita selanjucnya.
"Biasanya aku sering kali berjalan-jalan di sini bersamanya!"
sambung Eleanor; "meskipun waktu itu aku tidak pernah
menyukainya, seperti aku mencincainya sejak saac itu. Pada
saat itu, aku memang biasanya heran dengan pilihannya. Tapi,
kenangannya membuat aku menyukai jalan ini sekarang."
"Dan tidakkah seharusnya," renung Catherine, "disukai
suaminya" Tapi, jenderal tidak ingin memasukinya." MissTilney
240 " Jane Austen cecap diam, clan Catherine berusaha berkaca, "Kemaciannya
pasti menimbulkan derita yang besar."
"Penderitaan yang besar," jawab Eleanor, dengan suara
rendah. "Aku baru berusia tiga belas tahun waktu peristiwa
itu terjadi; clan meskipun aku merasa kehilanganku mungkin
sebesar yang bisa dirasakan anak sekecil itu, waktu itu aku
tidak, aku tidak bisa tahu apa arti kehilangan itu." Dia berhenti
sejenak, lalu melanjutkan, dengan sikap cegar, "Aku tidak punya
saudara perempuan, kau tahu itu-dan walaupun Henry?
walaupun kakak-kakakku sangat penyayang, clan Henry lebih
sering di sini, yang karenanya aku sangat bersyukur, aku tidak
mungkin tidak sering sendirian."
"Tentu kau sangat merindukan Henry."
"Seorang ibu akan selalu hadir. Seorang ibu akan menjadi
teman setia; pengaruhnya akan melebihi pengaruh orang lain."
'"akah ibumu wanita yang sangat menawan" Cantikkah
dia" Adakah lukisannya di Abbey" Dan mengapa dia begitu
menyukai hucan itu" Apa karena hatinya bersedih?"?
adalah pertanyaan-pertanyaan yang kini diutarakan dengan
semangatnya;
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ciga pertanyaan pertama dijawab secara
positif, sementara dua lainnya diabaikan;
dan ketertarikan Catherine terhadap mendiang Mrs. Tilney bertambah di setiap
pertanyaan, entah itu dijawab atau tidak. Dia merasa yakin akan
ketidakbahagiaan Mrs. Ttlney dalam pernikahannya. Jenderal
Tilney pasti suami yang tidak baik. Dia tidak menyukai tempat
berjalan-jalan istrinya: karenanya mungkinkah dia mencintai
iscrinya" Dan selain itu, meskipun tampan, ada sesuatu pada
Northanger Abbey 1tti. 241
perubahan raut wajahnya yang menyiratkan dia tidak bersikap
baik terhadap istrinya. "Lukisannya, kukira," merasa malu dengan kecerdikan
pertanyaannya sendiri, "tergantung di kamar ayahmu?"
"Tidak; tadinya hendak digantung di ruang tamu; tapi
ayahku tidak puas dengan lukisannya, dan selama beberapa lama
lukisan itu tidak punya tempat. Segera setelah kematiannya aku
mendapatkan lukisan itu sebagai milikku, dan mengganrungnya
di kamar tidurku-dan aku akan senang memperlihatkannya
padamu; lukisannya sangat mirip." lni dia bukti lainnya. Sebuah
lukisan-yang sangat mirip-mendiang istrinya, tidak dihargai
oleh sang suami! Dia pasti sangat kejam padanya!
Catherine tidak lagi mencoba menyembunyikan perasaan?
perasaan yang sebelumnya telah ditimbulkan oleh sang
jenderal, meskipun dia begitu perhatian. Apa yang tadinya
mengerikan dan tidak disukai, kini menjadi kebencian yang
besar. Ya, kebencian! Kekejamannya terhadap seorang wanita
menawan seperti itu membuat dirinya tampak menjijikkan
bagi Catherine. Dia sering membaca karakter-karakter seperci
itu, yang biasanya disebut Mr. Allen sebagai karakter yang
tidak wajar dan dilebih-lebihkan; tapi inilah bukti positifdari
kebalikannya. Catherine telah menetapkan pendapatnya ini ketika
ujung jalan setapak itu membawa mereka langsung ke sang
jenderal; dan meskipun perasaannya sangat dongkol, Catherine
mendapati dirinya lagi-lagi terpaksa berjalan bersamanya,
mendengarkannya, dan bahkan rersenyum ketika pria itu
tersenyum. Namun, karena tidak mampu lagi merasakan
242 " Jane Austen kesenangan dari objek-objek di sekitarnya, Catherine mulai
berjalan dengan lesu. Sang jenderal memperhatikannya,
dan karena cemas dengan kesehatan Catherine, yang tampaknya
disebabkan pendapat gadis icu terhadap sang jenderal, dia
mendesaknya agar kembali ke rumah bersama putrinya.
Dia akan menyusul mereka lima belas menit lagi. Sekali lagi
mereka berpisah-tapi Eleanor dipanggil kembali setengah
menit kemudian dan diperintahkan agar tidak membawa
temannya melihat-lihat Abbey sampai dia kembali. Contoh
kedua dari keinginan sang jenderal untuk menunda apa yang
sangat dikehendaki gadis itu, menarik perhatian Catherine. D
Northanger Abbey 1tti. 243
"am."sebelum sang jenderal datang, digunakan
oleh tamu mudanya, untuk memikirkan sifat-sifatnya yang
sangat tidak baik. "Kepergiannya yang lama ini, kegiatan
berjalan-jalan seorang diri seperti ini tidak membuat pikiran
menjadi tenang, atau memunculkan kata hati tanpa celaan."
Akhirnya dia muncul; dan, betapapun suram perenungannya,
dia masih dapat tersenyum pada mereka. Miss Tilney, yang
memahami rasa penasaran temannya untuk melihat-lihat
rumah, segera mengingatkan kembali masalah itu; dan
berlawanan dengan dugaan Catherine, ayahnya yang tidak
berpura-pura ingin menundanya lagi, selain berhenti lima
menit untuk memesan agar makanan dan minuman sudah
tersaji di ruangan saat mereka kembali, akhirnya siap menemani
mereka. Mereka pun memulai turnya; dan, dengan sikap berwibawa,
langkah angkuh, yang menarik perhatian, tapi tidak dapat
menggoyahkan keraguan Catherine yang berpengetahuan luas,
sang jenderal memandu jalan melintasi aula, melewati ruang
tarnu yang biasa dan satu ruang tarnu yang tidak digunakan,
menuju sebuah ruangan yang luar biasa baik dari segi luasnya
maupun perabotnya. Ruang tamu yang sesungguhnya,
digunakan hanya bila ada tamu penting. Ruangannya sangat
indah, sangat agung, sangat memesona!-adalah kata-kata
yang harus diucapkan Catherine, karena matanya yang
tidak pernah pandang bulu tentu saja tidak mengenali sifat
satin; dan semua pujian yang mendetail, semua pujian yang
ada artinya, disampaikan oleh sang jenderal: mahal atau
mewahnya perlengkapan di setiap ruangan tidaklah penting
bagi Catherine; dia hanya peduli dengan perabot dari abad
kelima belas, bukannya perabot modern. Ketika sangjenderal
puas dengan rasa penasarannya sendiri, dengan memeriksa
dari dekat setiap ornamen-ornamen terkenal, mereka lanjut
ke perpustakaan, sebuah ruangan dengan gaya tersendiri dan
keindahan yang sama. Perpustakaan ini memamerkan koleksi
buku-buku, yang dipandang seorang rendah hati dengan rasa
bangga. Catherine mendengarkan, mengagumi, dan berdecak
kagum dengan perasaan yang lebih tulus daripada sebelumnya
-mengumpulkan sebanyak mungkin dari gudang pengetahuan
ini, dengan membaca cepat judul-judul dari separuh buku
pada sebuah rak, dan siap melanjutkan. Namun, deretan
ruangan tidak sesuai dengan harapannya. Bangunan biara
ini luas, dan dia telah mendatangi bagian terbesarnya; tapi,
Northanger Abbey 1tti. 245
setelah diberi tahu bahwa, dengan tambahan dapur, keenam
atau ketujuh kamar yang kini telah dilihatnya mengitari tiga
sisi halarnan, dia hampir tidak dapat memercayainya, atau
mengatasi kecurigaan adanya banyak kamar yang dirahasiakan.
Namun, betapa melegakan mereka kembali ke ruangan-ruangan
yang biasa, dengan melewati beberapa ruangan yang kurang
penting, memeriksa halaman, yang, dengan sedikit lorong,
tidak sepenuhnya berliku-liku, menghubungkan sisi-sisi
lain. Dia menjadi tenang dalam perjalanan itu karena diberi
tahu bahwa dia sedang menginjak tempat yang dulunya
adalah sebuah biara, menelusuri sel-sel yang ditunjukkan,
dan mengamati beberapa pintu yang tidak dibuka ataupun
dijelaskan padanya-karena mendapati dirinya berturut-turut
berada di ruang bilyar, dan di kamar pribadi sang jenderal,
tanpa memahami persambungannya, atau mampu membelok
dengan benar sewaktu dia meninggalkan tempat itu;
dan terakhir, karena melewati sebuah ruangan kecil yang gelap,
terlihat jelas milik Henry, dan di sana bertebaran buku-buku,
senapan, dan jas tebal yang diletakkan begitu saja.
Dari ruang makan, yang meskipun telah dilihat, dan selalu
dilihat pada pukul lima, sang jenderal tidak dapat mengabaikan
kesenangan menghitung luasnya, demi keterangan yang lebih
pasti untuk Miss Morland, yang tidak disangsikan ataupun
tidak dipedulikan oleh Catherine, mereka meneruskan ke
dapur melalui jalan penghubung yang cepat. Dapur kuno
dari bekas tempat tinggal biarawati, dengan tembok-tembok
lebarnya dan bersuasana gelap dari masa lalu, serta diisi tungku
dan tempat penghangat makanan dari masa sekarang. Ternpat
246 " Jane Austen ini ridak bebas dari sentuhan perbaikan sang jenderal: setiap
penemuan modern untuk memudahkan pekerjaan para tukang
masak telah dipakai di sini, medan mereka yang luas; dan, jika
kecerdasan orang lain gaga! melakukan perbaikan, kecerdasan
sang jenderal sendirilah yang sering membuat penyempurnaan
yang dikehendaki. Sokongannya
untuk tempat ini saja mungkin menempatkan dia di posisi lebih tinggi di antara
para penyokong biara ini.
Tembok-tembok dapur menandai berakhirnya semua
kekunoan bangunan Abbey ini; sisi keempat dari bangunan
segi empat ini, karena kondisinya rapuh, telah dihilangkan
oleh ayah sang jenderal, dan yang baru dibangun di tempatnya
sekarang. Semua yang patut dihargai berakhir di sini. Bangunan
barunya bukan hanya baru, tapi memperllhatkan kebaruannya
itu sendiri; dimaksudkan hanya untuk dapur dan tempat cuci,
dan dikelilingi di belakangnya oleh halaman kandang ternak,
tidak ada keseragaman arsitektur yang dirasa diperlukan.
Catherine bisa saja memuji orang yang telah menyingkirkan
hal-hal yang pasti tiada nilainya, hanya demi penghematan
rumah tangga; dan akan bersedia dibuat malu dengan berjalan
melewati tempat-tempat yang sudah dihancurkan, jikalau sang
jenderal mengizinkannya. Namun, kebanggaan pria itu terletak
pada pengaturan bagian rumahnya yang menjadi tempat para
pelayan bekerja. Sebagaimana dia menyakini bahwa, bagi orang
seperti Miss Morland, melihat fasilitas dan kenyamanan, yang
dengannya tugas para pekerja menjadi dipermudah, pasti selalu
menyenangkan, maka dia seharusnya memandunya. Mereka
melihat-lihat semuanya dengan singkat; dan Catherine cerkesan,
Northanger Abbey 1tei. 247
melebihi harapannya, dengan keanekaragaman alac-alat yang
memudahkan pekerjaan mereka. Jika kamar sepen yang cidak
berbencuk dan dapur cambahan yang tidak nyaman sudah
dianggap cukup di Fullerton, di sini dibuackan pembagian?
pembagian yang tepat, dengan ruangan luas. Jumlah pelayan
yang terus saja muncul dan jumlah tugas mereka sama-sama
membuat Catherine tercengang. Ke mana pun Mr. Tilney,
Miss Tilney, dan Catherine pergi, beberapa gadis berbakiak
berhenti untuk menghormat, atau beberapa pelayan pria yang
tidak berseragam rapi pergi dengan diam-diam. Meskipun
begitu, ini adalah biara! Betapa berbedanya pengaturan rumah
tangga di sini dari apa yang pernah dibacanya-dari biara dan
istana, meskipun pasti lebih besar daripada Northanger, di
sana semua pekerjaan kotor rumah tangga akan dikerjakan
oleh paling banyak dua pasang pekerja wanita. Bagaimana
mereka dapat menyelesaikan semua pekerjaan ini sering kali
mengherankan Mrs. Allen; dan, ketika Catherine melihat apa
yang berlangsung di sini, dia mulai merasa cakjub sendiri.
Mereka kembali ke ruang depan, sehingga dapat menaiki
tangga utama, dan keindahan kayunya serta ornamen-ornamen
ukiran yang berharga bisa dicunjukkan. Sewakcu mencapai
puncak tangga, mereka berbelok ke arah yang berlawanan
dari serambi tempat lokasi kamar Catherine, dan segera
memasuki serambi dengan rancangan sama, tapi jauh lebih
panjang dan lebar. Di sini dia diantar secara bergiliran ke
dalam tiga kamar tidur besar, dengan ruang berhiasnya, yang
diperlengkapi dengan sangat lengkap dan sangac indah. Segala
hal yang dapat diwujudkan dengan uang dan citarasa, demi
248 " Jane Austen memberikan kenyamanan dan keanggunan pada ruangan,
telah digunakan di sini. Diperlengkapi dalam lima tahun
terakhir, kamar-kamar ini sempurna dalam segala hal yang
umumnya akan memuaskan, dan kurang dalam segala sesuatu
yang dapat memberi kesenangan pada Catherine. Selagi
mereka memeriksa kamar terakhir, sang jenderal, secelah
sekilas menyebutkan beberapa orang terkenal yang darinya
mereka kadang mendapatkan kehormatan, berpaling dengan
tersenyum pada Catherine. Dia berharap bahwa mulai sekarang
beberapa penghuni ruangan ini mungkin saja "teman-teman
kami dari Fullerton." Catherine bersimpati terhadap pujian
yang tak terduga ini, dan sangat menyesali betapa mustahilnya
berprasangka baik terhadap seorang pria yang bersikap amat
baik terhadapnya, dan sungguh santun kepada seluruh
keluarganya. Serambi berakhir dengan pintu-pintu lipat, yang dibuka
oleh Miss Tilney yang berjalan mendahului, dan sepertinya
hendak melakukan hal yang sama pada pincu pertama di sisi
kiri, di serambi panjang lainnya, ketika sang jenderal, yang
bergerak maju, memanggilnya dengan tergesa-gesa. Catherine
merasa, pria itu agak marah seraya mendesak apa yang akan
Miss Tilney lakukan-Dan, apa lagi yang masih perlu dilihac"
-Tidakkah Miss Morland sudah melihat semua yang layak
dilihatnya" -Dan tidakkah menurutnya temannya itu akan
senang menyantap camilan setelah banyak berjalan-jalan" Miss
Tilney langsung mundur, dan pintu-pintu berat itu ditutup
di hadapan Catherine yang merasa malu, yang setelah sempat
melihat sekilas di balikpintu itu, yaitu sebuah lorong yang lebih
Northanger Abbey 1tti. 249
sempit, lebih banyak celah, clan randa-canda adanya cangga
putar, meyakini akhirnya dia mencapai sesuatu yang layak
dilihacnya. Selagi berjalan kembali ke serambi dengan langkah
enggan, Catherine merasa lebih baik diperbolehkan memeriksa
bagian ujung rumah itu daripada melihat semua perabotan
mewah di bagian lainnya. Keinginan sang jenderal yang cerang?
terangan menghalangi pemeriksaan terhadap tempat itu menjadi
pendorong tambahan. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan;
khayalannya, meskipun belakangan ini celah disalahgunakan
sekali atau dua kali, tidak mungkin menyesatkannya saat ini.
Hal ini tampak jelas dari kalimat pendek Miss Tilney, sewaktu
mereka mengikuti sang jenderal menuruni tangga:
'"u tadinya akan mengajakmu masuk ke bekas kamar ibuku-kamar
cempatnya meninggal-" Hanya itulah kata-katanya. Meskipun
singkat, kalimat itu menyampaikan banyak sekali informasi
kepada Catherine. Tidaklah mengherankan jika sang jenderal
mencoba menghindari melihat benda-benda yang pasti ada
di kamar itu; kamar yang kemungkinan besar tidak pernah
dimasuki olehnya sejak peristiwa mengerikan telah berlalu,
yang membebaskan s i trinya yang menderita, clan meninggalkan
rasa perih di hati nurani sang jenderal.
Ketika berduaan saja dengan Eleanor, Catherine mencoba
mengungkapkan keinginannya untuk diperbolehkan melihat
kamar itu, juga seluruh bagian rumah itu; clan Eleanor berjanji
akan mengantarnya ke sana, bilamana mereka mendapat waktu
yang pas. Catherine memahaminya: sang jenderal harus berada
di luar rumah, sebelum kamar itu dapat dimasuki. "Kukira,
250 " Jane Austen kamar itu masih seperti sediakala?" kacanya, dengan nada suara
penuh perasaan. , se1uruhnya. "Y:a "Dan sudah berapa lama ibumu meninggal?"
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Dia meninggal sembilan tahun lalu." Waktu sembilan
tahun, menurut Catherine, bukanlah waktu yang lama, bila
dibandingkan dengan apa yang telah berlalu setelah kematian
istri yang malang, sebelum kamarnya dirapikan.
"Kurasa, kau bersamanya saat dia meninggal?"
"Tidak," kata Miss Tilney, menghela napas; "Sayangnya
aku tidak di rumah. Penyakitnya mendadak dan singkat; dan
sebelum aku sampai di rumah, ibuku sudah meninggal."
Catherine merasa ngeri dengan pikiran menakutkan yang
dengan sendirinya muncul dari kata-kata ini. Mungkinkah ini"
Mungkinkah ayah Henry-" Namun, sudah berapa banyak
contoh yang menegaskan kecurigaan paling menyedihkan
sekalipun! Dan, sewaktu Catherine melihat sang jenderal
malam ini, ketika dia sedang menyulam bersama Eleanor, pria
itu berjalan bolak-balik dengan langkah lambat di ruang tamu
selama satu jam sambil berpikir khusyuk, dengan mata sedih
dan kening berkerut. Catherine merasa yakin pria itu bersalah.
Sikap dan kelakuannya seperci karakter Montoni! Apa lagi yang
dapat lebih menjelaskan murungnya pikiran
dari seseorang yang tidak sepenuhnya mati menurut aka! sehat manusia, yang
mengingat-ingat kesalahan masa lalu yang menyeramkan"
Pria yang tidak bahagia! Kecemasan Catherine mengarahkan
pandangan matanya ke sosok sang jenderal dengan begitu
Northanger Abbey 1tti. 251
seringnya, sehingga Miss Tilney memperhatikannya. 'J\.yahku,"
bisiknya, "sering berjalan mondar-mandir di ruangan seperti
itu; hal itu sudah biasa."
"Justru jauh lebih buruk!" pikir Catherine; kebiasaan ini
sama anehnya dengan jalan-jalan paginya yang tidak pada
waktunya, dan ha! ini bukan pertanda baik.
Setelah malam makin larut, lamanya waktu berlalu dan
sedikitnya kegiatan yang bisa dilakukan membuat Catherine
merasakan pentingnya kehadiran Henry di antara mereka. Dia
pun merasa sangat senang diizinkan untuk pergi ke kamar;
meskipun tatapan dari sang jenderal, yang bukan ditujukan
kepadanya, yang menyuruh putrinya pergi. Namun, ketika
pelayan hendak menyalakan lilin majikannya, sang jenderal
melarangnya. Dia tidak akan pergi tidur. 'J\.da banyak pamflet
yang harus kuselesaikan," katanya kepada Catherine, "sebelum
aku bisa memejamkan mata, dan mungkin mempelajari dengan
saksama masalah-masalah negara selama berjam-jam setelah
kau cercidur. Mungkinkah kita dipekerjakan dengan lebih
baik lagi" Mataku akan buta demi kebaikan orang lain, dan
matamu setelah istirahat siap menghadapi kekacauan di masa
mendatang." Namun, dalih atau pujian hebat apa pun tidak dapat
membujuk Catherine untuk berpikir bahwa hal yang sangat
berbeda dapat menjadi penyebab utama ditundanya wakcu
tidur. Tetap terjaga selama berjam-jam, setelah seluruh anggota
keluarga tertidur, karena mengerjakan pamflet-pamflet yang
tidak ada gunanya sangatlah tidak
masuk akal. Pasti ada penyebab yang lebih serius: sesuatu yang harus dilakukan dan
252 " Jane Austen hanya dapat dilakukan kerika seluruh keluarga terlelap; dan
kemungkinan bahwa Mrs. Tilney masih hidup, disembunyikan
untuk alasan yang tidak diketahui, dan menerima persediaan
makan malam yang basi dari tangan suarninya yang kejam,
adalah kesimpulan yang perlu dimunculkan. Meskipun
pemikiran itu begitu mengejutkan, setidaknya itu lebih baik
daripada kematian yang mendadak, dan Mrs. Tilney pasti segera
dibebaskan. Penyakimya yang dialami tiba-tiba, ketidakhadiran
putrinya, dan mungkin putra-putranya yang lain, pada waktu
itu-semuanya mendukung dugaan
akan pengurungannya. Sebabnya-mungkin kecemburuan, atau kekejaman tanpa
alasan-belum terkuak. Saat memikirkan masalah ini, seraya dia berganti
baju, mendadak terpikir olehnya bahwa mungkin saja dia
melewatkan waktu pagi ini
di dekat tempat dikurungnya
wanita malang ini-mungkin tidak jauh dari sel ternpat wanita
itu menghabiskan hari-harinya dalam penderitaan. Karena
bagian bangunan Abbey mana lagi yang dapat lebih cocok
untuk tujuan itu selain yang memperlihatkan bekas bagian
biara" Di lorong yang berkubah tinggi, dengan lantai ubin,
yang telah ditapakinya dengan ketakjuban yang aneh, dia
ingat betul pintu-pintu yang tidak dijelaskan sang jenderal.
Ke mana lagi pintu-pintu itu mengarah" Demi mendukung
kemungkinan dugaan ini, terpikir olehnya lagi bahwa serambi
terlarang itu, yang menjadi lokasi kamar Mrs. Tilney yang
malang, pasti, berdasarkan ingatan kuatnya, terletak tepat di
seberang derecan sel yang dicurigai ini. Dan tangga di sisi
kamar-kamar ini yang sempat dilihat Catherine sekilas, yang
Northanger Abbey 1tti. 253
terhubung dengan beberapa jalan rahasia dengan sel-sel itu,
bisa jadi mendukung perbuatan kejam suaminya. Mrs. Tilney
mungkin dibawa menuruni tangga dalam kondisi tidak sadar!
Catherine kadang tersentak dengan kelancangan dugaan?
dugaannya, dan kadang berharap atau khawatir dirinya telah
mengira-ngira terlalu jauh; tapi sangkaan itu didukung oleh
kesan buruk yang kuat yang membuatnya mustahil dihilangkan.
Sisi bangunan bersegi empat, yang diduganya menjadi
ternpat kejadian perkara, menurut keyakinan Catherine, terletak
tepat di seberang kamarnya. Terlintas di pikirannya bahwa
jika diamati dengan cermat, sedikit cahaya dari lampu sang
jenderal bisa berkerlip redup melalui jendela-jendela yang lebih
rendah, ketika pria itu melewatinya menuju tempat kurungan
istrinya; dan, sebelum naik ke tempat tidur, Catherine diam?
diam keluar kamarnya menuju jendela di serambi, untuk
melihat apakah dari sana terlihat sesuatu. Namun, keadaan
di luar gelap, dan sekarang pasti masih terlalu awal. Berbagai
suara yang merambat naik meyakinkan dia bahwa para pelayan
pasti masih bangun. Hingga tengah malam, dia menganggap
upaya pengawasannya akan sia-sia; tapi, saat jam berdentang
dua belas kali, dan keadaannya sunyi senyap, dia akan keluar
jika tidak dihalangi oleh situasi yang gelap gulita dan dia akan
mengamati sekali lagi. Jam berdentang dua belas kali-tapi
Catherine sudah tertidur pulas selama setengah jam.[]
254 " Jane Austen tZJ"'?"ia.u; tidak ada kesempatan untuk melakukan
pemeriksaan terhadap kamar misterius itu. Hari itu hari
Minggu, dan seluruh waktu yang tersedia antara ibadah gereja
di pagi clan sore hari diharuskan sang jenderal untuk dihabiskan
dengan berjalan-jalan di luar rumah atau makan daging dingin
di rumah. Dan meskipun rasa penasaran Catherine begitu
besar, keberaniannya tidak sebanding dengan hasratnya untuk
menjelajahi kamar-kamar itu setelah makan malam, baik
dengan bantuan cahaya temaram langit di antara jam enam
dan tujuh malam, ataupun dengan penerangan lampu yang
lebih terang tapi terbatas jangkauan cahayanya. Maka, hari
itu tidak ditandai dengan sesuatu yang memikat imajinasinya
selain sebuah monumen yang sangat indah untuk mengenang
Mrs. Tilney, yang letaknya menghadap bangku gereja keluarga
mereka. Monumen itu segera menarik perhatiannya dan
matanya mengamati lekac-lekat; dan dia bahkan meneteskan
air mata kecika membaca culisan di nisan, berisikan kebaikan
sifat Mrs. Tilney yang ditulis oleh sang suami yang bersedih,
yang pasti menjadi pembunuhnya entah bagaimana caranya.
Kenyataan bahwa sang jenderal, setelah membangun
monumen itu, mampu melihatnya, mungkin bukanlah ha! yang
sangat aneh. Namun, kenyataan bahwa pria itu dapat duduk
tenang di dekatnya, menjaga sikapnya yang bersemangat,
melihat ke sekeliling dengan berani, bahwa dia bahkan
dapat masuk ke gereja, tampak mengejutkan bagi Catherine.
Akan tetapi, banyak contoh manusia yang tidak lagi merasa
bersalah dapat memperlihatkan sikap seperti itu. Catherine
bisa mengingat puluhan orang yang sering berbuat jahat, terus
melakukan kejahatan demi kejahatan, membunuh siapa pun
yang mereka kehendaki, tanpa ada perasaan perikemanusiaan
atau penyesalan; hingga kematian atau penyepian spiritual
mengakhiri karier gelap mereka. Pemasangan monumen
itu sendiri tidak sedikit pun memengaruhi keraguannya
tentang kematian Mrs. Tilney yang sesungguhnya. Sekalipun
Catherine dapat mendatangi makam keluarga di mana abunya
bersemayam, jika dia melihat peti mati yang tertutup rapat-apa
gunanya semuanya itu" Catherine celah membaca terlalu banyak
sehingga tidak sungguh-sungguh menyadari kewajaran dari
patung lilin, dan kemungkinan adanya upacara pemakaman.
Pagi berikutnya memberikan harapan yang lebih baik.
Kegiatan jalan-jalan sang jenderal yang terlalu pagi, yang
dipandang tidak tepat waktunya, dianggap baik saat ini; dan
ketika Catherine tahu pria itu akan keluar rumah,
256 " Jane Austen dia segera menganjurkan agar Miss Tilney memenuhi janjinya. Eleanor
langsung menurutinya; dan karena Catherine mengingatkan
dia akan janji lain, kunjungan pertama mereka adalah
melihat lukisan Mrs. Tilney di kamar tidurnya. Lukisan
ini menggambarkan seorang wanita yang sangat baik,
dengan wajah lembut dan sedih, dan sejauh ini gambaran
ini membenarkan dugaan-dugaan dari pengamat barunya;
tapi, gambaran ini tidak memenuhi hal-hal tertentu karena
Catherine sangat berharap akan melihat wajah, rambut, corak
kulit yang seharusnya menyerupai, sangat mirip, jika bukan
dengan Henry, dengan Eleanor-satu-satunya lukisan yang
biasanya selalu menampilkan kemiripan antara ibu dan anak.
Wajah yang sekali dilukis akan tersimpan selama bergenerasi.
Namun, saat ini dia harus melihat, memikirkan, dan mengamati
kemiripannya. Meskipun begitu, Catherine menatapnya
dengan penuh perasaan, dan akan enggan meninggalkannya
jika tidak ada daya tarik lain yang lebih kuat.
Begitu besarnya semangat Catherine saat mereka
memasuki serambi luas, sehingga tidak mampu untuk memulai
bercakap-cakap; dia hanya dapat memperhatikan temannya.
Wajah Eleanor terlihat sedih, tapi tenang; dan ketenangannya
menunjukkan keterbiasaannya pada semua benda suram
yang mereka lewati. Sekali lagi dia melewati pintu-pintu
lipat, sekali lagi tangannya membuka pintu yang penting itu,
dan Catherine, yang nyaris sulit bernapas, berbalik untuk
menutup pintu dengan sangat hati-hati, ketika satu sosok,
sosok menakutkan dari sang jenderal di ujung terjauh serambi,
berdiri di hadapannya! Nama "Eleanor" yang didengungkan
Northanger Abbey 1tti. 257
pada saat yang bersamaan, dengan suara ternyaringnya,
bergaung ke seluruh bangunan. Suara ini memberi tahu
putrinya untuk kali pertama akan kehadirannya, clan membuat
Catherine sangat kecakucan. Mencoba bersembunyi menjadi
inisiarifpertamanya sewaktu melihat pria itu, tapi Catherine
tidak mungkin bisa berharap dirinya tidak terlihat oleh pria
itu; clan ketika temannya, yang dengan pandangan meminta
maafberlari cepat-cepat darinya, telah menghampiri clan pergi
bersama ayahnya, Catherine berlari menyelamatkan diri ke
kamarnya sendiri, clan setelah mengunci diri di dalam kamar,
dia merasa yakin dirinya tidak akan pernah berani turun
lagi. Dia tetap di kamar setidaknya selama satu jam, dengan
perasaan sangat gelisah. Dia menaruh simpati yang dalam
terhadap keadaan temannya yang malang. Dia juga menanti?
nantikan dengan cemas dirinya dipanggil oleh sang jenderal
yang marah untuk menemuinya di kamar pria itu. Namun,
tidak ada panggilan apa pun; dan akhirnya, setelah melihat
sebuah kereta bergerak mendekati Abbey, dia memberanikan
untuk turun dan menjumpai pria itu dengan perlindungan
para tamu. Suasana ruang makan tampak gembira dengan
kehadiran para tamu; clan Catherine diperkenalkan kepada
mereka oleh sang jenderal sebagai teman putrinya, dengan cara
memuji-muji, sehingga kemarahannya cersembunyi dengan
sangat baik, supaya Catherine merasa tenang setidaknya untuk
saat ini. Dan Eleanor, dengan sikap tenangnya yang memaklumi
kecemasannya terhadap sifat sang ayah, mengambil kesempatan
untuk berkata kepadanya, "Ayahku hanya ingin aku menjawab
sebuah surat." Catherine mulai berharap dirinya tadi tidak
258 " Jane Austen dilihat oleh sangjenderal, ataupun dari beberapa percimbangan
dia dapat menganggap dirinya memang tidak terlihat olehnya.
Dengan keyakinan ini, Catherine berani tetap tinggal saat sang
jenderal ada, setelah tamu meninggalkan mereka; dan tidak
terjadi apa pun yang mengganggu.
Selama berpikir sepagian ini, Catherine berkeputusan
untuk mencoba lagi memasuki pintu terlarang itu sendirian.
Akan jauh lebih baik apabila Eleanor tidak tahu-menahu
soal rencana ini. Melibatkan Eleanor dengan risiko ketahuan
untuk kedua kalinya, merayunya untuk pergi ke kamar yang
pasti membuatnya sedih, bukanlah tugas dari seorang teman.
Kemarahan sang jenderal tidak mungkin kepada dirinya seperti
kepada putrinya; lagi pula, dia mengira pemeriksaannya akan
lebih memuaskan jika dilakukan sendiri. Sangat mustahil
menjelaskan kecurigaan-kecurigaan itu kepada Eleanor;
dan karenanya Catherine juga sulit, dengan kehadiran
Eleanor, mencari-cari bukti kekejaman sang jenderal, yang
meskipun masih belum ditemukan, dia merasa yakin akan
bisa menemukannya di suatu ternpat, dalam bentuk potongan?
potongan buku catatan. Maka, melangkahlah dia menuju
kamar yang menjadi miliknya; dan karena ingin menyelesaikan
pemeriksaan ini sebelum kepulangan Henry, yang diharapkan
datang pagi besok, dia harus bergegas. Hari tampak cerah,
keberaniannya membumbung; pada pukul empat sore, matahari
masih menggantung di kaki langit selama dua jam lagi, dan
dia hanya akan berganti pakaian setengah jam lebih awal.
Semuanya sudah siap; dan Catherine menyadari dirinya
sendirian di serambi sebelum jam berhenti berdentang. Tidak
Northanger Abbey 1tei. 259
ada wakcu untuk berpikir; dia pun cepat-cepat berjalan, masuk
melalui pintu lipat dengan langkah yang sebisa mungkin
tidak menimbulkan suara berisik, dan tanpa berhenti untuk
menengok acau bernapas, buru-buru menuju kamar yang
dituju. Dia berhasil membuka kunci pincunya, dan, untunglah,
tanpa menimbulkan suara teredam yang dapat mengagetkan
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang. Dengan berjinjit dia masuk ke dalam; kamar itu
terhampar di hadapannya; tapi baru beberapa menit berselang
dia mampu meneruskan langkahnya. Dia melihat apa yang
membuatnya terpaku di tempat dan merasa kecewa dengan
seciap bagiannya. Dilihacnya sebuah kamar berukuran luas yang
sangat bagus, tempat tidur berbahan katun tipis yang indah,
ditata sebagai kamar kosong dengan perawatan dari seorang
pelayan, perapian model Bath yang terang, lemari pakaian dari
kayu mahoni, dan kursi-kursi yang dicat rapi, yang terkena
terpaan sinar hangar matahari sore yang mengalir masuk melalui
dua daun jendela! Catherine berharap perasaannya tergugah,
dan memang dia merasakan sesuatu. Rasa heran dan ragu
yang kali pertama menyergapnya; dan secuil aka! sehat yang
muncul kemudian menambah rasa malu yang menyesakkan.
Dia tidak keliru mengenai kamarnya; tapi jelas-jelas salah dalam
segala hal!-dengan maksud Miss Tilney, dengan perkiraannya
sendiri. Kamar ini, yang dianggapnya sangat kuno,
dan berkondisi mengerikan, rupanya menjadi salah satu bagian
yang dibangun ayah sang jenderal. Ada dua pintu lainnya di
kamar itu, yang mungkin mengarah ke kamar rias; tapi dia
tidak punya keinginan untuk membuka salah satunya. Adakah
kerudung yang terakhir dikenakan Mrs. Tilney, acau buku
260" Jane Austen yang cerakhir dibacanya, recap cersimpan uncuk membisikkan
sesuatu" Tidak: apa pun yang mungkin menjadi kejahacan sang
jenderal, dia terlalu cerdas untuk membiarkan benda-benda
icu ditemukan. Catherine muak dengan penjelajahannya,
dan hanya ingin berdiam di kamarnya sendiri dengan aman,
dengan hatinya sendiri saja yang tahu akan kebodohannya.
Ketika hendak beringsut pergi sepelan mungkin seperti saat
dia tadi masuk, suara langkah kaki, yang tidak bisa diketahui
arah surnbernya, membuat dia cerpaku dan gemecar. Tepergok
berada di sini, bahkan oleh seorang pelayan, bukanlah ha!
yang menyenangkan; lebih parahnya lagi bila kecahuan oleh
sang jenderal (dan dia tampaknya selalu hadir pada saat yang
paling tidak diinginkan). Catherine menyimak-suaranya
telah menghilang; dan bertekad untuk tidak membuang-buang
waktu lagi, dia pun melangkah keluar dan menutup pintunya.
Seketika itu juga sebuah pintu di lantai bawah dibuka dengan
buru-buru; dengan langkah cepat seseorang sepertinya menaiki
tangga, yang belum dilewati oleh Catherine sebelum dia dapat
mencapai serambi. Dia tidak mampu bergerak. Dengan amat
kecakutan, dia mengarahkan perhatiannya ke tangga, dan sesaat
kemudian dia mellhac sosok Henry.
"Mr. Tilney!" Dia berseru dengan suara yang penuh
keheranan. Pria itu juga terlihat heran.
"Astaga!" lanjut Catherine, tidak memperhatikan sikap
pria itu. "Bagaimana kau bisa ada di sini" Bagaimana kau bisa
menaiki tangga?" Northanger Abbey 1tti. 261
"Bagaimana aku bisa menaiki tangga!" jawabnya, dengan
sangat kaget. "Karena ini jalan terdekat dari kandang kuda ke
kamarku sendiri; dan mengapa aku tidak menaikinya?"
Catherine menenangkan dirinya, merasa sangat malu;
dan tidak dapat berkata-kata lagi. Pria itu tampak memeriksa
air muka Catherine demi mencari penjelasan yang sulit keluar
dari mulutnya. Catherine terus berjalan menuju serambi.
"Dan sebaliknya, tidakkah aku boleh," kata pria itu, seraya
mendorong pintu lipat, "bertanya bagaimana kau bisa ada
di sini" Lorong ini setidaknya bukan jalan biasa dari ruang
makan menuju kamarmu, seperti halnya tangga itu yang
menghubungkan kandang kuda dengan kamarku."
"Aku tadi," ujar Catherine, sambil menunduk, "melihat?
lihat kamar ibumu." "Kamar ibuku! Adakah sesuatu luar biasa yang terlihat
di sana?" "Tidak, sama sekali tidak ada. Kukira kau berniat pulang
besok." '"u juga tidak mengira dapat pulang lebih cepat, ketika
aku pergi; tapi tiga jam lalu aku merasa senang karena ternyata
tidak ada hal lain yang menghalangiku untuk pulang. Kau
tampak pucat. Sepertinya aku telah membuatmu kaget karena
berlari begitu cepat saat naik tangga tadi. Mungkin kau tidak
tahu-kau tidak menyadari tangga itu berasal dari bagian
dapur?" "Tidak, aku tidak tahu. Cuacanya pasti sangat cerah saat
tadi kau berkuda." 262 " Jane Austen "Sangat cerah; dan apakah Eleanor membiarkanmu
menemukan jalan menuju semua kamar di rumah ini
sendirian?" "Oh, tidak; dia memanduku ke sebagian besar rumah
pada hari Sabtu-dan kami datang ke sini ke kamar-kamar
ini-hanya kalau"-suaranya agak dipelankan- "ayahmu ada
bersama kami." "Dan itu menghalangimu," ujar Henry, seraya memandangnya lekat-lekat. "Sudahkah kau melihat ke dalam
seluruh kamar di lorong itu?"
"Belum, aku hanya ingin melihat-Bukankah sekarang
sudah malam" Aku harus pergi dan berganti pakaian."
"Sekarang baru jam empat lewat lima belas menit" sambil
menunjukkan arlojinya-"dan kau saat ini tidak berada di
Bath. Tidak ada pertunjukan sandiwara, tidak ada pesta dansa
yang perlu kau hadiri sehingga harus bersiap-siap. Setengah
jam di Northanger pasti cukup."
Catherine tidak dapat membantahnya, dan karenanya
membiarkan dirinya tetap di sana, meskipun ketakutan akan
pertanyaan-pertanyaan selanjutnya membuatnya, untuk kali
pertama dalam masa perkenalan mereka, ingin meninggalkan
pria itu. Mereka berjalan perlahan di serambi. "Kau sudah
menerima surat dari Bath sejak terakhir aku melihacmu?"
"Belum, dan aku sangat heran. Isabella berjanji dengan
setia untuk segera menulis surat."
"Berjanji dengan setia! Janji yang setia! Aku jadi bingung.
Aku pernah dengar kata tindakan yang setia. Tapi, janji yang
Northanger Abbey 1tti. 263
setia-kesetiaan janji! Bagaimanapun, itu kekuatan yang
tidak diperlu diketahui maknanya, karena ternyata dapat
memperdayai dan membuatmu menderita. Kamar ibuku
sangat luas, bukan" Besar dan bersuasana ceria, dan kamar
riasnya sangat apik! Kamar itu selalu membuatku terpesona
karena menjadi kamar paling nyaman di rumah ini,
dan aku agak heran Eleanor tidak menjadikannya kamarnya sendiri.
Kurasa dia menyuruhmu melihat-lihat kamar itu, ya?"
"Tidak." "Kau melakukannya sendiri?" Catherine diam saJa.
Setelah hening sesaat, dan selama itu Henry mengamatinya
dengan cermat, dia menambahkan, "Karena di kamar itu tidak
ada sesuatu yang dapat membangkitkan rasa penasaran, ini
pasti disebabkan karena rasa hormat terhadap sifat ibuku,
sebagaimana dijelaskan oleh Eleanor, demi menghormati
kenangannya. Kuyakin dunia tidak pernah melihat seorang
wanita yang lebih baik dari ibuku. Tapi, jarang terjadi kebaikan
dapat menimbulkan minat sebesar ini. Kebaikan seorang ibu
yang tidak pernah dikenal jarang menimbulkan kepedulian
besar yang akan mendorong keinginan untuk berkunjung
seperti yang kau rasakan. Eleanor, kurasa, telah bercerita banyak
sekali tentang ibuku?"
"Ya, banyak sekali. Maksudnya-tidak, tidak begitu
banyak, tapi yang dia ceritakan sangat menarik. Kematiannya
begitu tiba-tiba" (kalimat itu diucapkan dengan pelan, dan
dengan ragu), "dan kau-kalian tidak ada di rumah-dan
ayahmu, kupikir-mungkin tidak begitu cinta padanya."
264 " Jane Austen "Dan dari keadaan-keadaan ini," dia menjawab (mata
tajamnya menatap mata Catherine), "kau mungkin menduga
kemungkinan adanya kelalaian-adanya'' (Catherine menggeleng-geleng) "atau mungkin-sesuatu yang kurang
bisa dimaafkan." Mata Catherine membesar saat menatap
Henry. "Penyakit ibuku," lanjut pria itu, "serangan yang
berujung pada kematiannya, begitu tiba-tiba. Penyakitnya itu
sendiri, yang sering membuatnya menderita, adalah demam
tifus-maka penyebabnya tergantung kondisi tubuhnya.
Singkatnya, di hari ketiga, begitu dia bisa dibujuk, seorang
dokter merawamya. Dokter itu sangat disegani, dan dokter
yang selalu sangat dipercayai oleh ibuku. Karena dokter itu
berpendapat kondisi ibuku semakin berbahaya, dua dokter
lain dipanggil keesokan hari, dan tetap siaga selama dua puluh
empat jam. Di hari kelima, ibuku meninggal. Selama ibuku
mengalami sakit itu, Frederick dan aku (kami berdua ada di
rumah) menjenguknya berkali-kali; dan kami dapat melihat
sendiri ibuku begitu diperhatikan dengan kasih sayang dari
orang-orang di sekitarnya. Sayangnya Eleanor tidak di rumah,
dan karena jarak perjalanan pulang sangat jauh dia hanya bisa
melihat ibunya saat sudah terbaring di peti matinya."
"Tapi, ayahmu," kata Catherine, "apakah dia merasa
sangat sedih?" "Untuk sementara, dia sangat bersedih. Kau telah salah
mengira dia tidak sayang kepadanya. Dia mencintainya, aku
yakin, dengan caranya sendiri-kau tahu, kami tidak punya
perhatian yang sama-
Northanger Abbey 1tti. 265
Meskipun watak ayahku melukai ibuku, penilaiannya tidak
pernah. Ayahku menghargai ibuku dengan tulus; dan meskipun
tidak selamanya, ayahku sungguh-sungguh bersedih karena
kematiannya." "Aku sangat senang mendengarnya," ujar Catherine; "ha!
iru sangat mengejutkan."
"Jika aku memahamimu dengan benar, kau telah
membangun dugaan yang sangat mengerikan yang tidak
mungkin aku utarakan dengan kata-kata-Miss Morland
yang baik, pikirkan betapa mengerikannya kecurigaan yang
kau punya. Apa yang membuatmu menduga-duga seperti
iru" lngatlah negeri dan zaman di mana kita hidup. lngatlah
kita ini orang lnggris, kita ini orang Kristen. Periksa kembali
pemahamanmu sendiri, aka! sehatmu akan apa yang mungkin,
pengamatanmu terhadap apa yang terjadi di sekitarmu.
Apakah pendidikan yang kita terima mempersiapkan kita
untuk menghadapi kekejaman seperti ini" Apakah hukum
kita mengabaikan hal semacam itu" Dapatkah
hal-hal itu dilakukan tanpa diketahui, di negara seperti ini, di mana
hubungan sosialnya memiliki pijakan yang kuat, di mana setiap
warganya dikelilingi oleh suatu lingkungan yang penuh dengan
mata-mata sukarela, dan di mana jalan-jalan dan surat kabar
bersifat terbuka" Miss Morland yang baik, apa yang selama
ini kau pikirkan?" Mereka telah tiba di ujung serambi, dan dengan berlinang
air mata penuh rasa malu Catherine berlari ke kamarnya sendiri.
266" Jane Austen /" . terjalinnya hubungan percintaan berakhir
sudah. Catherine benar-benar tersadarkan. Ucapan Henry,
meskipun singkat, telah membuka matanya lebar-lebar terhadap
khayalan terakhirnya yang berlebih-lebihan. Dia merasa sangat
malu. Dia menangis dengan sedihnya. Tidak hanya dirinya
sendiri yang dia kecewakan-tapi juga Henry. Kebodohannya,
yang kini bahkan terkesan jahat, terbongkar di hadapan pria
itu, dan pria itu pasti membencinya selamanya. Keberaniannya
membayangkan keburukan sifat ayahnya-dapatkah pria itu
memaafkan" Rasa penasaran dan ketakutannya yang mengada?
ada-bisakah semua itu dilupakan" Dia membenci dirinya
sendiri lebih dari yang bisa diungkapkannya. Pria itu telah?
Catherine merasa pria itu telah, sekali atau dua kali sebelum
pagi yang menirnbulkan bencana ini, menunjukkan kasih
sayang kepadanya. Namun sekarang-singkatnya, Catherine
menangis sejadi-jadinya selama setengah jam, lalu turun ketika
jam berdentang lima kali, dengan hati yang sedih, dan nyaris
tidak bisa memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaan
Eleanor tentang keadaannya. Henry segera mengikutinya
ke ruangan, dan satu-satunya perbedaan pada sikap pria
itu terhadapnya adalah pria itu memberinya perhatian yang
sedikit lebih besar daripada biasanya. Catherine tidak pernah
menginginkan penghiburan lebih dari itu, dan Henry tampak
seolah mengetahui perasaan Catherine.
Malam itu berlalu tanpa ada ha! yang mengubah ketenangan
ini; dan semangat Catherine berangsur-angsur meningkat
hingga merasa sedikit damai. Dia tidak melupakan ataupun
membela diri atas kejadian yang telah lalu; tapi dia berharap
kejadian ini tidak berkelanjutan, dan tidak menghilangkan
seluruh rasa hormat Henry kepadanya. Pikirannya masih terruju
pada apa yang dirasakan dan dilakukannya dengan kengerian
tak beralasan itu. Jelas sekall bahwa semua itu hanyalah
khayalan yang diciptakannya sendiri. Setiap keadaan sepele
dianggap penting karena imajinasi yang dibuat menakutkan,
dan segala hal dipaksa mengarah ke satu tujuan oleh pikiran
yang, sebelum dia memasuki Abbey, telah diidamkan untuk
menakut-nakuti. Dia ingat dengan perasaan bagaimana dia
mempersiapkan diri untuk mengetahui tentang Northanger.
Dia menyadari bahwa perasaan kagum yang berlebihan telah
muncul, kejahatan terbentuk, lama sebelum dia meninggalkan
Bath, dan sepertinya seolah semua ini disebabkan karena
pengaruh dari jenis bacaan yang selama ini sangat disukainya.
268" Jane Austen Memang sangat menarik seluruh karya Mrs. Radcliffe, dan
bahkan menarik pula karya-karya para penirunya, tapi mungkin
sifat manusia, setidaknya di
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
county-county di wilayah bagian
tengah lnggris, tidak dapat ditemukan di dalamnya. Tentang
pegunungan Alpen dan Pyerenees, dengan hutan cemaranya
dan sifat buruknya, buku-buku itu mungkin memberikan
garnbaran yang tepat; dan Italia, Swiss, serta wilayah selatan
Prancis mungkin penuh dengan kengerian sebagaimana tempat?
tempat itu digarnbarkan di buku-buku itu. Catherine tidak
meragukan negerinya sendiri, dan kalaupun keadaan sukar
mendesak, akan menghasilkan ekstrernitas di wilayah utara dan
barat. Namun di bagian tengah lnggris, pastinya ada sedikit
keamanan bagi semua penduduknya bahkan bagi seorang istri
yang tidak dicintai, menurut hukum negeri ini, dan tata krama
di zaman ini. Pembunuhan tidak ditoleransi, para pelayan
bukanlah budak, dan baik racun ataupun racun tidur sulit
diperoleh, seperti tanaman kelembak, dari setiap ahli obat. Di
antara pegunungan Alpen dan Pyerenees, mungkin, tidak ada
karakter-karakter baik sekaligus jahat. Di sana, apabila orang?
orangnya tidak sesuci seperti malaikat mungkin cenderung
menjadi iblis. Namun di lnggris, kasusnya tidak demikian; di
antara orang-orang Inggris, Catherine meyakini, di hati nurani
dan kebiasaan mereka, ada percampuran sifat baik dan buruk
meski tidak seimbang. Dengan keyakinan ini, dia tidak akan
heran jika dalam diri Henry dan Eleanor Tilney sekalipun, ada
sedikit ketidaksempurnaan yang mungkin terlihat. Dengan
keyakinan ini pula, dia tidak perlu takut untuk mengakui
adanya sedikit cacat dalam sifat ayah mereka, yang meskipun
Northanger Abbey 1tti. 269
terbebas dari kecurigaan kejam yang selama ini dibayangkan
Catherine, dia yakin betul, dengan pertimbangan masak, sifat
itu tidaklah menyenangkan.
Masalah ini sudah diputuskan,
dan ketetapan hatinya telah terbentuk, untuk selalu menilai dan bertindak di masa
mendatang dengan penuh kebijaksanaan. Dia tidak bisa berbuat
apa-apa selain memaafkan dirinya sendiri dan menjadi lebih
bahagia daripada sebelumnya; dan seiring berjalannya waktu,
tanpa disadari Catherine mengalami perubahan secara bertahap.
Kemurahan hati Henry yang menakjubkan dan kelakuan
baiknya, dalam hal tidak pernah sedikit pun menyinggung?
nyinggung kejadian yang telah berlalu, merupakan bantuan
terbesar baginya; dan jiwanya menjadi senang lebih cepat
daripada yang disangkanya dapat terjadi di awal masa
kesedihannya, dan sejak saat itu, mampu terus membaik karena
segala ha! yang dikatakan Henry. Memang masih ada beberapa
topik yang membuatnya merasa gelisah-penyebutan kata
peti atau lemari, misalnya--dan dia tidak suka melihat pernis
dalam bentuk apa pun. Namun,
dia membenarkan bahwa ingatan akan kebodohan di masa lalu, seberapa pun sakitnya
itu, mungkin ada gunanya juga.
Keresahan dalam kehidupan mulai menggantikan kegellsahan hubungan percintaan. Keinginan Catherine
untuk mendengar kabar dari Isabella makin hari makin besar.
Dia jadi sangat tidak sabar untuk mengetahui bagaimana
keadaan di Bath, dan bagaimana suasana ruang-ruang
dansanya; dan terutama dia ingin sekall memastikan Isabella
sudah mencocokkan beberapa bahan katun yang bagus;
270 " Jane Austen dan memastikan hubungan Isabella clan James tetap berlangsung
baik. Satu-satunya harapannya untuk mendapatkan kabar apa
pun adalah dari Isabella. James telah menolak untuk menulis
surat kepadanya sampai dia kembali ke Oxford; clan Mrs.
Allen tidak akan menulis surat hingga dia pulang ke Fullerton.
Namun, Isabella telah berjanji clan berjanji lagi; clan jika dia
menjanjikan sesuatu, dia begitu cermat menepati janjinya!
Maka itulah, ini sangat aneh!
Selama sembilan hari berturut-turut, Catherine terus?
menerus dikecewakan, yang tiap harinya semakin besar rasa
kecewanya. Tapi pada hari kesepuluh, ketika dia masuk ke
ruang makan, benda yang dilihatnya kali pertama adalah sebuah
surat, yang diserahkan oleh Henry dengan senang hati. Dia
berterima kasih padanya dengan sepenuh hati seolah pria itu
sendirilah yang telah menulis surat itu. "Tapi, ini hanya dari
James," saat dia melihat nama pengirimnya. Dia membukanya;
surat itu ditulis dari Oxford; clan dengan maksud:
-" ". "ti.d.di,?" "owwi, v-ru,, "a/i,u,
" " Qdw.a, " " "
" ;]"cf.am, d.;;uiw,. OJw, " d.;,a, cf.am, BoJp.,
". Ud.aJv oJwm, " mdiAat odaJi, " "
OJw, Ud.aJv akn, ?" " k.atwn.a, " oJwm, " avmaJwn, o,e.diA,. 'Kev.,
oJwm, " " " d.aro, pi!.&, "aim, wnhA
" " di, " "; dam, "
" oJwnv " kaJwJvnw, d.ani o.e"ai.a, tud.uAam,
k.e.ci
Northanger Abbey 1tti. 271
" pak "! Japi" imi, " " "!
i. " :s&M.aJi, v.rv " " " (!.o"ih,
fApi, "- 'J.ram.if.o, Uu, tJ..o.A, " "
"! " alw, " cepat " Watv
" d.;, " " " "
d..aMr,rw, CciPwwn.;.e, kau, adaf.aA,
" J" " " hd.
J" " " a.da, d.;, "? alw, !did "?
" " W1w:v akam- "- OJw, a11daA, "
awr,aJ, " dam, "? " LNJ/nii,o, Uu, " "
d;.ui, " " aaJul Aali,; " a.ad WtaMv.,,
r alw, " "? LNJ/nii,o, Uu, "
" " " padoiw.-. dam, "
"- {)Jw, md.u, r " " eanna?
alw, " " " i/'lii,; fApi, r a.da, ptti,a,
" " " " ". a!w.f.aA, ptti,a, d,u,.
" " " alw, fi.d.aJi, dapat " Of=
" vcmAia, Uu, " " fi.d.aJi, " alw,
" " d.i.c., " " J".
'Kwrn;, " " " " k11.di1a.
Q,J,afv" a1w,p.a- kmi- fi.d.aJi, " "
" alw, fi.d.aJi, " " LNJ/nii,o,
" Uu, P.atfl " " "Pt.atdaiv aaat kau,
"! Pwnd.aJv " A.ahmw.,. 'P"?
Belum sampai membaca tiga baris kalimat, air muka
Catherine berubah tiba-tiba, dan seruan kekagetannya
menegaskan bahwa dia mendapat kabar yang tidak menyenangkan; dan Henry, yang memperhatikan dengan
272 " Jane Austen saksama selama gadis itu membaca suratnya, melihat dengan
jelas bahwa suratnya tidak diakhiri lebih bail< dari awalnya.
Namun, kehadiran ayahnya menghalangi pria itu untuk
memperlihatkan keheranannya. Mereka langsung sarapan;
tapi Catherine nyaris tidak bisa makan apa pun. Matanya
berkaca-kaca, dan bahkan air matanya mengalir ke pipi saat
dia duduk. Surat itu di satu tangannya, lalu di pangkuannya,
dan akhirnya tersimpan di sakunya; dan gadis itu terlihat
seolah dia tidak tahu apa yang dilakukannya. Untungnya
sang jenderal, yang sibuk menikmati minuman cokelatnya dan
membaca korannya, tidak memperhatikan gadis itu; tapi bagi
Henry dan Eleanor kesedihan Catherine terlihat jelas. Begitu
dia berani meninggalkan meja makan, dia cepat-cepat pergi
ke kamarnya; tapi pelayan sedang sibuk di dalam, sehingga
dia terpaksa turun lagi. Dia masuk ke ruang tamu agar bisa
menyendiri, tapi Henry dan Eleanor pun pergi ke situ, dan
mengajaknya bicara. Catherine menjauh, berusaha meminta
diri, tapi dipaksa dengan lembut untuk kembali; lalu Henry
dan Eleanor pergi, setelah Eleanor mengungkapkan dengan
rasa sayang keinginannya untuk menghiburnya.
Setelah setengah jam bebas meratapi kesedihannya,
Catherine merasa siap menemui teman-temannya; tapi
mengenai apakah dia harus memberitahukan kesedihannya
kepada mereka, masih perlu dipertimbangkan. Mungkin, jika
memang ditanyakan, dia hanya akan memberikan gambarannya
saja, tidak lebih dari itu. Membongkar perbuatan seorang
teman, seorang teman seperti lsabella-belum lagi kakak
mereka sendiri terlibat di dalamnya! Catherine yakin dia
Northanger Abbey 1tti. 273
harus melupakan topik ini. Di ruang makan hanya ada Henry
dan Eleanor; dan ketika Catherine masuk, mereka berdua
menatapnya dengan cemas. Catherine mengambil tempatnya
di meja makan, dan setelah diam sejenak, Eleanor berkata,
"Bukan kabar buruk dari Fullerton, kuharap" Mr. dan Mrs.
Morland-kakak dan adik-adikmu-semoga tidak ada dari
mereka yang sakit?" "Tidak, terima kasih" (seraya menghela napas saat
berbicara); "mereka semua sangat baik. Surat dari kakakku
di Oxford." Tidak ada lagi yang diucapkan selama beberapa menit;
lalu di tengah s i ak tangisnya, dia menambahkan, "Kurasa aku
tidak akan mengharapkan surat lagi!"
"Aku menyesal," kata Henry, sambil menutup buku yang
baru saja dibukanya; "jika aku dapat menduga surat itu berisi
sesuatu yang tidak menyenangkan, aku akan memberikannya
dengan perasaan yang sangat berbeda."
"lsinya lebih buruk daripada yang bisa dibayangkan siapa
pun! Kasihan James, dia sangat tidak bahagial Kalian
akan segera tahu alasannya."
"Memiliki seorang adik yang begitu baik hati, yang penuh
kasih sayang," jawab Henry dengan lembut, "pasti menjadi
penghiburan baginya di kala sedih."
"Aku ingin minca tolong," ujar Catherine, tak lama
kemudian, dengan cara bicara yang tidak tenang, "kalau
kakak kalian akan datang ke sini, kalian akan memberitahuku,
sehingga aku dapat pergi."
274 " Jane Austen "Kakak kami! Frederick!"
"Ya; aku pasti akan sangat menyesali meninggalkan
kalian begitu cepat, tapi sesuatu telah terjadi dan akan sangat
mengerikan bagiku jika serumah dengan Kapten Tilney."
Pekerjaan Eleanor terhenti selagi dia membelalak dengan
keheranan; tapi Henry mulai menduga-duga kebenarannya,
dan sesuatu, yang menyebutkan nama Miss Thorpe, terucap
dari mulutnya. "Betapa cerdasnya dirimu!" seru Catherine; "kau pasti
sudah menebaknya! Tapi, sewaktu kita membahas soal ini di
Bath, kau tidak mengira akhirnya akan jadi begini. lsabella?
tidak heran sekarang aku tidak mendengar kabar darinya?
Isabella telah meninggalkan kakakku, dan akan menikahi kakak
kalian! Bisakah kalian percaya ada orang yang bersikap tidak
menentu seperti itu, dan segala hal yang buruk di dunia?"
"Kuharap, sejauh menyangkut kakakku, kau menerima
keterangan yang salah. Semoga kakakku tidak turut berperan
dalam menyebabkan kekecewaan kakakmu. Tidak mungkin
kakakku menikahi Miss Thorpe. Kurasa kau pasti terkecoh
sejauh ini. Aku sangat menyesal untuk Mr. Morland-menyesal
karena orang yang kau cintai merasa tidak bahagia; tapi aku
akan jauh lebih terkejut dengan kabar bahwa Frederick akan
menikahi wanita itu daripada bagian cerita yang lain."
"Tapi, itu sangat benar; kau harus baca sendiri surat
James. Tunggu-Ada satu bagian-" teringat kembali pada
baris terakhir dari surat itu dan dia menjadi malu.
Northanger Abbey 1tti. 275
"Bersediakah kau membacakannya untuk kami bagian
yang menyangkut kakakku?"
"Tidak, baca saja sendiri," seru Catherine, yang sudah
mempertimbangkannya kembali. "Aku tidak tahu apa yang
tadi kupikirkan" (menjadi malu lagi karena tadi sempat merasa
malu); "James hanya bermaksud untuk memberiku nasihat
baik." Henry menerima surat itu dengan senang,
dan, setelah membaca seluruh isinya, dengan penuh perhatian,
mengembalikannya seraya berkata, "Yah, jika keadaannya
memang demikian, aku hanya dapat berkata aku sungguh
menyesalinya. Frederick tidak akan menjadi pria pertama yang
telah memilih seorang istri dengan kurang bijak daripada yang
diharapkan keluarganya. Aku tidak mengirikan situasinya, baik
sebagai seorang kekasih ataupun anak laki-laki."
Miss Tilney, setelah dirninta Catherine, kini juga membaca
suratnya, dan setelah mengungkapkan keprihatinan
dan keheranannya, mulai menanyakan relasi dan kekayaan Miss
Thorpe. "lbunya wanita yang sangat baik," adalah jawaban
Catherine.
Northanger Abbey Karya Jane Austen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Bagaimana dengan mendiang ayahnya?"
"Pengacara, kurasa. Mereka tinggal di Putney."
"Apa mereka keluarga kaya?"
"Tidak, sangat tidak kaya. Kurasa Isabella sama sekali tidak
punya kekayaan. Tapi, ha! itu tidak penting dalam keluarga
kalian. Ayah kalian sangat liberal! Dia berkata padaku tempo
276 " Jane Austen hari bahwa dia hanya menghargai uang jika hal itu dapat
memperbesar kebahagiaan anak-anaknya." Kakak beradik itu
saling berpandangan. "Tapi," ujar Eleanor, setelah diam sejenak,
"akankah kebahagiaannya bertambah, jika dia dimungkinkan
untuk menikahi gadis seperti itu" Gadis itu sungguh tidak
bermoral, kalau tidak, dia tidak mungkin memperalac kakakmu
demikian. Dan, betapa anehnya kegila-gilaan Frederick! Seorang
gadis, yang di hadapannya, melanggar pertunangan yang
dengan rela hati diikacnya dengan pria lain! Bukankah ini sulit
dipercaya, Henry" Frederick juga, yang selalu menunjukkan
perasaannya begitu bangganya! Yang menemukan wanita yang
tidak cukup baik untuk dicintai!"
"Situasi ini sangat tidak baik, kelancangan terbesarnya.
Jika aku mengingat pernyataannya di masa lalu, aku tidak
bisa lagi berharap padanya. Selain itu, aku punya pendapat
yang terlalu bagus tentang kebijaksanaan Miss Thorpe yang
mengira bahwa dia akan berpisah dengan satu pria sebelum
pria lain berhasil didapatnya. Berakhir sudah hidup Frederick!
Dia sudah mati-tidak punya akal lagi. Bersiaplah menghadapi
kakak iparmu, Eleanor, clan kakak ipar yang pasti kau senangi.
Bersifat terbuka, jujur, naif, tanpa aka! bulus, penuh kasih
sayang, tidak angkuh, clan tidak menyembunyikan sesuatu."
"Kakak ipar seperti itu, Henry, aku pasti menyukainya,"
kata Eleanor dengan tersenyum.
"Tapi, mungkin," kata Catherine, "meski dia telah bersikap
begitu buruk pada keluarga kami, dia mungkin bersikap lebih
baik pada keluarga kalian. Sekarang dia benar-benar mendapat
pria yang disukainya, dia mungkin setia."
Northanger Abbey 1tti. 277
"Sayangnya, sepertinya dia akan setia," jawab Henry;
"Sepertinya dia akan sangat setia, kecuali ada seorang baronet
yang mendekatinya; itulah satu-satunya peluang Frederick.
Aku akan mengambil surat kabar Bath, dan memeriksa orang?
orang yang baru datang."
"Kalau begitu kau pikir ini semua karena ambisi" Dan,
percayalah, ada beberapa hal yang kelihatannya memang seperti
itu. Aku tidak bisa lupa, sewaktu
dia kali pertama tahu apa
yang akan diberikan ayahku kepada mereka, dia tampak sangat
kecewa bahwa uang yang diterimanya tidak banyak. Aku tidak
pernah begitu tertipu dengan karakter orang selama hidupku."
"Di antara semua tipe orang yang telah kau kenal
amaa." dan "Kekecewaan dan rasa kehilanganku sendiri terhadap
dirinya sangatlah besar; tapi, bagi James yang malang, kurasa
dia akan sulit pulih dari keadaan ini."
"Kakakmu centunya yang harus sangat dikasihani saat
ini; tapi jangan sampai kita, karena saking cemasnya dengan
penderitaannya, malah mengabaikan penderitaanmu sendiri.
Kurasa kau merasa bahwa kehilangan Isabella sama dengan
kau kehilangan separuh dirimu. Kau merasa ada kekosongan
dalam hatimu yang tidak dapat digantikan oleh apa pun juga.
Masyarakat menjadi menjengkelkan; clan mengenai hiburan
yang biasanya kau nikmati di Bath, membayangkan semua itu
canpa dirinya sangaclah menakutkan. Kau sekarang tidak akan,
misalnya, pergi ke pesra dansa lagi. Kau merasa bahwa kau ridak
punya lagi ceman yang dengannya kau bisa berbicara dengan
278 " Jane Austen terbuka, yang dapat kau percayai, acau yang nasihacnya bisa
kau andalkan di masa-masa sulic. Kau merasakan semua ini?"
"Tidak," ucap Catherine, setelah berpikir sebentar, "Aku
tidak-haruskah begitu" Sejujurnya, meski aku sakit hati dan
bersedih, bahwa aku tidak bisa lagi mencintainya, bahwa aku
tidak pernah lagi mendengar kabar darinya, mungkin tidak
pernah melihatnya lagi, aku tidak merasa sangat menderita
seperci yang akan disangkakan orang."
"Kau mempertimbangkan, sebagaimana kau selalu begitu,
hal-hal yang baik dari sifat manusia. Perasaan seperti itu harus
diselidiki, bahwa mungkin perasaan itu benar."
Catherine, secara kebetulan, menyadari jiwanya merasa
sangat lega dengan percakapan ini, sehingga dia tidak menyesali
celah memulainya, meski pun sangac tidak bisa dibenarkan,
apalagi mengingat situasi yang telah menyebabkan hal ini
terjadi.[] Northanger Abbey 1tti. 279
sra.t"Wu;, topik itu sering didiskusikan oleh ketiga
orang muda itu; dan Catherine mengetahui, dengan sedikit
terkejut, bahwa dua temannya sama-sama beranggapan
bahwa kekurangan Isabella dalam ha! kedudukan sosial dan
kekayaan kemungkinan besar menyulitkan wanita itu untuk
menikahi kakak mereka. Mereka yakin bahwa sang jenderal
akan menentang hubungan ini, dengan alasan ini saja, terlepas
dari keberatannya yang mungkin muncul terkait sifat Isabella.
Keyakinan ini membuat hati Catherine merasa sedikit gusar.
Dia sendiri tidak berarti dan tidak punya warisan seperti
halnya Isabella; dan jika pewaris kekayaan keluarga Tilney
tidak hebat dan tidak cukup kaya, daya tarik apa yang dituntut
dari adik laki-lakinya" Renungan yang sangat menyakitkan
yang muncul dari pemikiran ini hanya dapat dihilangkan
oleh kepercayaan pada kecenderungan sikap sang jenderal
cerhadapnya. Sebagaimana dia pahami dari kaca-kata dan
tindakan sang jenderal, dia sejak awal sangat beruntung karena
sang jenderal menyukainya; dan dari ingacannya akan beberapa
pernyacaan sang jenderal yang sangat murah hati dan tidak
memihak pada masalah uang, yang Catherine dengar lebih
dari sekali, membuatnya berpikir bahwa kecenderungan sang
jenderal cencang masalah ini disalahpahami oleh anak-anaknya.
Namun, mereka benar-benar yakin bahwa kakak mereka
tidak akan berani untuk meminta persetujuan ayahnya secara
langsung, dan berulang kali meyakinkan Catherine bahwa
kakak mereka cidak mungkin akan dacang ke Northanger
apalagi dalam waktu sekarang, sehingga dia dapac merasa tenang
karena cidak perlu pergi secara tiba-tiba. Namun kalau Kapten
Tilney, kapan pun dia membuat permohonan, cidak akan
memberikan gambaran jelas tentang kelakuan Isabella kepada
ayahnya, Catherine beranggapan sangat penting agar Henry
menjelaskan seluruh masalah kepadanya sebagaimana adanya,
sehingga sang jenderal dapac membangun pendapat yang tidak
berpihak, dan penolakannya bisa didasarkan pada alasan yang
lebih adil daripada sekadar ketidaksamaan situasi ekonomi.
Catherine pun mengemukakan pendapatnya kepada Henry;
tapi pria itu tidak menanggapinya dengan penuh semangat
seperti yang diharapkannya. "Tidak," kaca pria itu, "kekuasaan
ayahku tidak perlu diperkuat, dan pengakuan kebodohan
Frederick tidak perlu dicegah. Dia harus mencericakan kisahnya
sendiri." "Tapi, dia hanya akan mencericakan setengahnya."
"Seperempatnya saja sudah cukup."
Northanger Abbey 1tei. 281
Dua hari berlalu tanpa ada kabar dari Kapten Tilney.
Adik-adiknya tidak tahu harus berpikir bagaimana. Terkadang
tampaknya bagi mereka seolah kebungkaman kakaknya
merupakan akibat dari dugaan pertunangan itu. Sementara
sang jenderal, meskipun dibuat marah setiap pagi oleh
kelalaian Frederick dalam menulis Surat, terbebas dari rasa
cemas yang sesungguhnya tentang putranya itu, clan tidak
memiliki kekhawatiran yang lebih besar selain membuat Miss
Morland menikmati waktunya
di Northanger. Dia sering
kali mengutarakan kegelisahannya mengenai masalah ini,
mencemaskan bahwa Catherine akan bosan dengan tempat
ini karena selalu bersama dengan orang-orang yang sama dan
tidak ada variasi kegiatan yang bisa dilakukan, mengharapkan
Lady Frasers ada di daerah ini, kadang membicarakan keinginan
untuk mengadakan pesta makan malam yang besar, clan sekali
atau dua kali bahkan mulai memperhitungkan jumlah orang?
orang muda yang berdansa di lingkungan sekitar. Namun,
sekarang waktunya tidak pas, tidak ada burung buruan,
tidak ada permainan, clan Lady Frasers tidak ada di sini. Dan
akhirnya semua ini berakhir saat dia memberi tahu Henry
suatu pagi bahwa jika dia lain kali pergi ke Woodston, mereka
akan memberinya kejutan dengan mengunjunginya di sana,
clan menyantap makan malam bersamanya. Henry merasa
sangat terhormat clan amat gembira, dan Catherine sungguh
senang dengan rencana ini. "Dan kira-kira kapan,
Sir, aku dapat menantikan kesenangan ini" Aku harus ada di Woodston
pada hari Senin untuk menghadiri pertemuan jemaat gereja,
clan mungkin harus tinggal selama dua atau tiga hari."
282 " Jane Austen "Yah kalau begitu, kami akan berkunjung di ancara waktu
itu. Tidak perlu menyiapkan apa-apa. Jangan merepotkan
dirimu sendiri. Apa pun yang kau punya di rumah itu akan
cukup. Kurasa aku bisa meminta gadis-gadis muda ini untuk
memaklumi hidangan yang nantinya akan disajikan di meja
seorang bujangan. Coba kupenimbangkan; kau akan sibuk
di hari Senin, jadi kami tidak akan datang di hari itu; clan
Selasa akan jadi hari yang sibuk untukku. Aku menantikan
juru ukur canah dari Brockham yang membawa laporannya
di pagi hari; clan setelahnya aku tidak dapat bersikap tidak
sopan dengan tidak menghadiri perkumpulan. Aku sungguh
tidak bisa menemui teman-cemanku jika aku pergi sekarang;
karena banyak yang tahu aku
ada di sini, tindakan itu akan
disalahartikan. Itulah prinsipku, Miss Morland, jangan pernah
menyinggung seorang teman pun, jika kica bisa mengorbankan
sedikit waktu dan perhatian demi mencegah ha! itu terjadi.
Mereka sekelompok orang yang sangat terhormat. Mereka
menerima daging rusa dari Northanger setiap dua kali setahun;
dan aku makan malam bersama mereka kapan pun aku bisa.
Maka, kita bisa katakan hari Selasa tidak memungkinkan. Tapi
di hari Rabu, kurasa, Henry, kau bisa menantikan kedatangan
kami; clan kami akan mengunjungimu di pagi hari, sehingga
kita bisa punya waktu untuk melihat-lihat. Kurasa, perjalanan
ke Woodston akan ditempuh dalam waktu dua jam tiga
perempat menit; kereta kami akan berangkat pukul sepuluh;
jadi, sekitar jam satu kurang lima belas menit di hari Rabu,
kau bisa mengharapkan kedatangan kami."
Lentera Kematian 3 Pedang Siluman Darah 12 Pembalasan Surti Kanti Iblis Berbaju Hijau 1