The Brethren Karya John Grisham Bagian 5
Trevor. "Kami menginginkan kau di pihak kami. Kami ingin memakai jasamu."
"Untuk melakukan apa""
"Membantu kami melindungi klien kami," jawab Chap. "Inilah pendapat kami.
Kau terlibat dalam rencana pemerasan yang dioperasikan dari dalam penjara
federal, dan kami menangkap basah dirimu. Kami bisa melaporkanmu ke FBI,
membuat kau dan klienmu ditangkap, kau akan dipenjara tiga puluh
329 bulan, mungkin di Trumble di mana kalian akan menyaru dengan pas. Izin
praktek pengacaramu otomatis akan dicabut, berarti kau akan kehilangan
semua ini." Chap melambaikan tangan kanannya dengan santai, menyapu
segala tetek-bengek, debu, dan tumpukan-tumpukan arsip lama yang sudah
bertahun-tahun tak disentuh.
Wes langsung menyambar. "Kami siap mendatangi FBI sekarang, dan bisa
menghentikan surat-surat keluar dari Trumble. Klien kami mungkin dapat
dilindungi hingga tak disinggung-singgung. Tapi ada elemen risiko yang tak mau
diambil klien kami. Bagaimana kalau Ricky punya kaki tangan lain, entah di
dalam atau di luar Trumble, orang yang belum kami temukan, dan dia entah
bagaimana berhasil membeberkan klien kami untuk balas dendam""
Chap sudah menggeleng-geleng. "Terlalu riskan. Kami lebih suka bekerja
denganmu, Trevor. Kami lebih suka membelimu, dan membunuh tipuan itu dari
kantor ini." fil^ "Aku tak bisa dibeli," kata Trevor tak meyakinkan. "Kalau begitu kau kami
sewa beberapa lama, bagaimana"" usul Wes. "Bukankah pengacara memang
disewa per jam"" "Kupikir ya, tapi kalian memintaku menjual klien." "Klienmu
penjahat yang setiap hari melakukan perbuatan kriminal dari dalam penjara
federal. Dan kau sama bersalahnya dengan dia. Jangan sok suci."
"Begitu kau jadi penjahat, Trevor," kata Chap serius, "kau kehilangan hak
bersikap suci. Jangan ceramahi kami. Kami tahu masalahnya cuma berapa
banyak kami bersedia membayarmu."
Trevor melupakan senjata tadi sesaat, dan melupakan izin prakteknya yang
tergantung pada dinding di belakangnya, agak miring. Seperti yang sering
dilakukannya akhir-akhir ini ketika berhadapan dengan hal tidak enak dalam
praktek hukum, dia memejamkan mata dan memimpikan sekunar 12 meternya,
berlabuh di air hangat dan tenang sebuah teluk tertutup, gadis-gadis
bertelanjang dada di pantai yang berjarak seratus meter darinya, dan dia
sendiri nyaris tak berpakaian, merasakan tiupan lembut angin, menikmati rum,
mendengarkan gadis-gadis itu.
Dia membuka mata dan mencoba memfokuskan pandangan pada Wes di
seberang meja. "Siapa klien kalian"" dia bertanya.
"Tak secepat itu," tukas Chap. "Kita buat kesepakatan dulu."
"Kesepakatan apa""
"Kami memberimu uang, dan kau bekerja sebagai agen ganda. Kami mendapat
akses ke segala hal. Kami memasang alat penyadap di mbuhmu waktu kau
bicara dengan Ricky. Kami melihat semua surat. Kau tak boleh bertindak
sebelum kita membicarakannya."
"Kenapa kalian tak langsung memberikan uangnya saja"" tanya Trevor. "Pasti
jauh lebih mudah." "Kami sudah memikirkannya," kata Wes. "Tapi Ricky bermain curang. Kalau
kami memberinya uang, dia akan kembali untuk minta lagi. Dan lagi"
"Tidak." "O ya" Bagaimana dengan Quince Garbe di Bakers, Iowa""
Oh, Tuhanku, pikir Trevor, dan dia nyaris mengucapkannya kera s-keras. Berapa banyak yang mereka ketahui" Dia hanya
sanggup berkata sangat lemah, "Siapa dia""
"Sudahlah, Trevor," cemooh Chap. "Kami tahu di mana uang itu disembunyikan
di Bahama. Kami tahu tentang Boomer Realty, dan tentang rekening rahasiamu,
saat ini saldonya hampir $70.000." r$jM "Kami menggali sedalam mungkin,
Trevor," kata Wes, ikut bicara di saat yang tepat. Trevor seperti menonton
pertandingan tenis, maju-mundur, maju-mundur. Tapi kami akhirnya menemui
jalan buntu. Itu sebabnya kami memeriukanmu."
Sejujurnya, Trevor tidak pernah menyukai Spicer. Pria itu dingin, kejam, dan
jahat, berani-beraninya dia memotong persentase bagian Trevor. Beech dan
Yarber tidak apa-apa, tapi masa bodoh dengan mereka. Lagi pula Trevor
memang tidak punya banyak pilihan. "Berapa"" tanyanya.
"Klien kami bersedia membayar $100.000, tunai," kata Chap.
Tentu saja tunai," balas Trevor. "Seratus ribu dolar sih kecil. Itu cuma
bayaran pertama Ricky. Harga diriku jauh lebih dari 100.000."
"Dua ratus ribu," kata Wes.
"Begini saja," potong Trevor, berusaha keras menenangkan debar jantungnya.
"Klienmu berani bayar berapa supaya rahasianya terkubur""
"Dan kau mau menguburnya"" tanya Wes.
"Yep." "Sebentar," kata Chap, menyentakkan telepon mungil dari sakunya. Dia
menekan beberapa angka sambil membuka pintu dan melangkah ke koridor,
lalu menggumamkan beberapa kalimat yang hanya samar-samar didengar
Trevor. Wes menatap dinding, senjatanya diletakkan di samping kursinya.
Trevor tidak bisa melihatnya, meskipun sudah berusaha.
Chap kembali dan menatap tajam Wes, seolah alis dan kerut di dahinya bisa
menyampaikan pesan penting. Dalam suasana ragu-ragu sesaat itu, Trevor
cepat-cepat bicara. "Kurasa bayaranku sejuta dolar," katanya. "Ini bisa jadi
kasus terakhirku. Kalian memintaku mengungkapkan informasi rahasia klien,
pelanggaran kode etik pengacara yang cukup berat. Aku bisa langsung
ditendang dari asosiasi pengacara."
Pemecatan dari asosiasi pengacara terlalu hebat bagi si Trevor ini, tapi Wes
dan Chap tidak menanggapinya. Tidak ada gunanya berdebat mengenai
seberapa penting izin prakteknya.
"Klien kami akan membayar satu juta dolar," kata Chap.
Dan Trevor tertawa, tidak tahan. Dia terbahak-bahak seolah barusan
mendengar lelucon hebat, dan di rumah sewaan di seberang jalan mereka
tertawa karena Trevor tertawa.
Trevor berhasil mengendalikan diri. Dia berhenti tertawa tapi tidak bisa
menghapus senyumnya. Sejuta dolar. Tunai. Bebas pajak. Tersembunyi di luar
negeri, di bank lain, tentu saja, tak terjangkau IRS dan tangan-tangan lain
pemerintah. Lalu dia mengerutkan kening gaya pengacara, agak malu karena bereaksi begitu
tidak profesional. Dia akan melontarkan komentar cerdas ketika dari depan
terdengar tiga ketukan cepat di kaca. "Oh ya," katanya. "Pasti itu kopinya."
"Dia harus pergi," kata Chap.
"Akan kusuruh dia pulang," kata Trevor, berdiri untuk pertama kalinya, agak
pusing. "Tidak. Untuk selamanya. Singkirkan dia dari kantor ini."
"Seberapa banyak yang diketahuinya"" tanya Wes.
"Otaknya sebeku es," sahut Trevor senang.
"Itu termasuk kesepakatan," kata Chap. "Dia harus pergi, sekarang juga.
Banyak yang harus kita bicarakan, dan kami tak mau dia ada di sini."
Ketukan makin keras. Jan sudah membuka kunci pintu tapi tertahan rantai.
"Trevor! Ini aku!" teriaknya di celah selebar lima senti.
Trevor berjalan pelan menyusuri koridor, menggaruk-garuk kepala, mencari
kata-kata yang tepat. Dia berhadapan dengan Jan dari balik kaca pintu depan,
dan dia tampak sangat bingung.
"Buka," geram sekretarisnya. "Kopi ini panas."
"Aku mau kau pulang," katanya.
"Kenapa"" "Kenapa"" "Ya, kenapa""
"Karena, yah, uh-" Sesaat dia kehabisan kata-kata, lalu teringat pada uang
itu. Kepergian Jan termasuk dalam kesepakatan. "Karena kau dipecat,"
katanya. "Apa"" "Kubilang kau dipecati" teriaknya, cukup keras supaya teman-teman barunya di
belakang bisa mendengar. "Kau tak bisa memecatku! Utangmu padaku terlalu banyak."
"Aku tak berutang apa-apa!"
"Kau harus memberiku seribu dolar untuk mengganti gajiku!"
Jendela-jendela rumah sewaan di seberang penuh dengan wajah-wajah yang
t ersembunyi di balik tirai. Suara kedua orang itu menggema di jalanan yang
sepi. "Kau sinting!" jerit Trevor. "Aku tak berutang sepeser pun padamu!" "Seribu
empat puluh dolar, persisnya!" "Kau gila."
"Dasar bangsat! Aku setia padamu selama delapan tahun, menerima gaji
minimum, lalu kau akhirnya mendapat kasus besar, dan kau memecatku. Itukah
yang kaulakukan, Trevor!""
"Begitulah! Sekarang pergi!"
"Buka pintu, pengecut sialan!"
"Pergi, Jan!" "Tidak sampai kuambil barang-barangku!"
"Kembalilah besok. Aku sedang rapat dengan Mr. Newman." Setelah berkata
begitu, Trevor mundur selangkah. Begitu melihat Trevor tidak mau
membukakan pintu, kesabaran Jan habis. "Bangsat!" jeritnya lebih keras lagi,
lalu melemparkan latte ke pintu. Kaca tipis rapuh itu bergetar tapi tidak
pecah, dan langsung tertutup cairan cokelat kental.
Trevor, aman di dalam, tetap mengernyit dan melihat dengan ngeri ketika
wanita yang sangat dikenalnya itu mengamuk. Jan bergegas pergi, mukanya
merah padam, memaki-maki, dan menjauh beberapa langkah sampai sebongkah
batu menarik perhatiannya. Batu itu sisa proyek pembangunan beranggaran
kecil yang sudah lama terlupakan, dulu disetujui Trevor
karena Jan berkeras. Wanita itu menyambarnya, mengenakkan gigi, memaki
lagi, lalu melemparkannya ke pintu.
Wes dan Chap sejak tadi mengerahkan segenap kemampuannya untuk
memasang tampang serius, tapi ketika batu itu menghancurkan jendela pintu,
mereka tak bisa menahan tawa. Trevor berteriak, "Perempuan gila!" Mereka
tertawa lagi dan membuang muka, berusaha menenangkan diri.
Setelah itu hening. Ketenangan telah muncul di sekitar ruang penerimaan
tamu. Trevor berdiri di ambang pintu ruang kerjanya, sehat walafiat, tidak tampak
terluka. "Maaf atas kejadian tadi," katanya pelan, dan menghampiri kursinya.
"Kau baik-baik saja"" tanya Chap.
"Tentu. Tidak masalah. Mau kopi biasa"" dia bertanya pada Wes.
"Lupakan saja."
Detail-detailnya dibahas selama makan siang. Trevor mendesak mereka makan
di Pete s. Mereka menemukan meja di belakang, dekat mesin-mesin pinball.
Wes dan Chap memikirkan privasi, tapi segera sadar bahwa tidak ada yang
mendengarkan, karena tidak ada yang melakukan bisnis di Pete s.
Trevor menenggak tiga botol bir sambil makan kentang goreng. Mereka
memesan minuman ringan dan burger.
Trevor ingin memperoleh semua uang itu sebelum mengkhianati kliennya.
Mereka sepakat menyerahkan $100.000 siang itu, dan segera mentransfer
sisanya ke bank. Trevor minta bank yang berbeda, tapi mereka berkeras tetap
menggunakan Geneva Trust di Nassau. Mereka menenangkannya bahwa akses
mereka terbatas hanya untuk mengamati rekening itu; mereka tidak bisa
menyentuh dananya. Lagi pula, uangnya akan tiba di sana sore nanti. Kalau
mereka berganti bank, urusannya bisa makan satu-dua hari. Kedua belah pihak
tidak sabar untuk menuntaskan kesepakatan. Wes dan Chap mengmginkan
perlindungan penuh dan segera untuk klien mereka. Trevor menginginkan
hartanya. Setelah tiga botol bir dia sudah membelanjakannya.
Chap pergi lebih dulu untuk mengambil uang. Trevor memesan sebotol lagi
untuk di perjalanan, dan mereka naik ke mobil Wes untuk berkeliling kota.
Rencananya adalah menjumpai Chap di suatu tempat dan menerima uang itu.
Ketika mereka melaju ke selatan di Highway AIA, di sepanjang pantai, Trevor
mulai bicara. "Menakjubkan, ya," katanya, matanya tersembunyi di balik kacamata hitam
murahan, kepalanya bersandar pada jok.
"Apa yang menakjubkan"" "Risiko yang rela diambil orang-orang ini. Klienmu,
umpamanya. Orang kaya. Dia bisa menyewa pemuda mana saja yang
diinginkannya, tapi dia malah menanggapi iklan di majalah homo dan
menyurati orang yang sama sekali tak dikenalnya."
"Aku juga tak mengerti," kata Wes, dan sesaat kedua pria normal itu
sependapat. "Bukan tugasku bertanya-tanya."
"Kurasa daya tariknya karena tak dikenal itu," kata Trevor dan meneguk birnya
sedikit. "Yeah, mungkin saja. Siapa Ricky""
"Kau akan kuberitahu setelah uang itu kudapat. Yang mana klienmu""
"Yang mana" Memangnya berapa korban yang sedang kaugarap sekarang""
"Ricky giat akhir-akhir mi. Barangkali sekitar dua puluh."
"Berapa yang kauperas"" "Dua atau tiga. Bisnis yang menjijikkan."
"Bagaimana kau bisa terlibat""
"Aku pengacara Ricky. Dia sangat cerdas, sangat bosan, entah bagaimana dia
mendapat ide untuk memeras pria-pria homo yang masih menyembunyikan
kondisinya. Bertentangan dengan akal sehatku, aku melibatkan diri."
"Apakah dia homo"" tanya Wes. Wes tahu nama cucu-cucu Beech. Dia tahu
golongan darah Yarber. Dia tahu siapa pacar istri Spicer di Mississippi sana.
"Tidak," jawab Trevor.
"Kalau begitu dia maniak."
"Tidak, dia orang baik. Jadi, siapa klienmu""
"Al Konyers." Trevor mengangguk dan mencoba mengingat jumlah surat antara Ricky dan Al
yang telah diurus-* nya. "Kebetulan sekali. Aku merencanakan pergi ke
Washington untuk menyelidiki latar belakang Mr. Konyers. Bukan nama
sebenarnya, tentu saja,"
"Jelas." "Kau tahu nama aslinya"" "Tidak. Kami disewa orang-orangnya." "Menarik
sekali. Jadi tak satu pun dari kita mengetahui Al Konyers yang sebenarnya""
"Tepat. Dan aku yakin keadaannya akan tetap seperti itu."
Trevor menunjuk sebuah toserba dan berkata, "Berhenti di situ. Aku mau beli
bir." Wes menunggu di dekat pompa bensin. Mereka sudah memutuskan takkan
berkomentar tentang kebiasaan minumnya sampai uang berpindah tangan dan
pengacara itu menceritakan semuanya. Mereka akan memperoleh
kepercayaannya dulu, lantas pelan-pelan berusaha menyadarkannya. Mereka
tidak ingin Trevor di Pete s tiap malam, minum dan bicara terlalu banyak.
Chap menunggu di mobil sewaan, di depan Laundromat delapan kilometer di
selatan Ponte Vedra Beach. Dia menyerahkan tas kerja murahan tipis pada
Trevor dan berkata, "Semua ada di situ. Seratus ribu. Kutemui lagi kalian di
kantor." Trevor tidak mendengarnya. Dia membuka tas itu dan mulai menghitung
uangnya. Wes berbalik dan melaju ke utara. Sepuluh tumpuk $10.000,
semuanya berupa pecahan $100.
Trevor menutup tas itu, dan menyeberang ke pihak mereka.
Dua Puluh Tujuh TUGAS pertama Chap sebagai paralegal baru Trevor adalah merapikan meja
depan dan menyingkirkan apa saja yang bersifat feminin. Dimasukkannya
barang-barang Jan ke kardus, mulai dari lipstik, kikir kuku, permen kacang,
sampai beberapa novel roman porno. Ada amplop berisi $80 dan uang receh. Si
bos mengatakan uang itu miliknya.
Chap membungkus foto-foto sekretaris itu dengan koran bekas dan dengan hati-hati meletakkannya di dalam kotak lain, bersama pernik-pernik mudah pecah
yang biasa ada di meja depan. Difotokopinya semua buku janji Jan, supaya
mereka tahu siapa yang dijadwalkan muncul nanti. Jumlahnya ternyata sedikit,
dia tidak terkejut melihatnya. Tak ada satu pun pemunculan di pengadilan. Dua
janji temu di kantor minggu ini, dua lagi minggu depannya, lalu kosong. Ketika
Chap memeriksa kalender, jelas kelihatan bahwa Trevor mulai mengurangi
kegiatannya sekitar saat uang dari Quince Garbe datang.
Mereka tahu Trevor makin sering berjudi minggu-minggu ini, dan mungkin
makin sering minum juga. Beberapa kali Jan memberitahu teman-temannya melalui telepon bahwa Trevor
lebih lama di Pete s daripada di kantor.
The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sementara Chap menyibukkan diri di mang depan, mengemasi barang-barang
Jan, mengatur meja, mengelap, menyedot debu, dan membuang majalah-majalah lama, telepon sesekali berdering. Tugasnya termasuk mengangkat
telepon, dan dia selalu di dekat benda itu. Sebagian besar telepon itu untuk
Jan, dan dengan sopan dia menjelaskan bahwa wanita itu sudah tidak bekerja
di sana lagi. "Bagus untuk dia," rasanya merupakan tanggapan pada umumnya.
Seorang agen yang berpakaian seperti tukang kayu datang pagi-pagi untuk
mengganti pintu depan. Trevor mengagumi efisiensi Chap. "Kok kau bisa
menemukan tukang secepat itu"" tanyanya.
"Tinggal cari di halaman kuning," jawab Chap. Agen lain yang berperan sebagai
tukang kunci datang setelah si tukang kayu dan mengganti semua kunci di
bangunan itu. Perjanjian mereka mencakup kesepakatan bahwa Trevor tidak boleh menerima
klien baru selama paling tidak tiga puluh hari yang akan datang. Dia berdebat
lama dan ngotot tentang larangan itu, seolah dia punya reputasi luar biasa yang
hams dilindunginya. Pikirkan orang-orang yang mungkin membut
uhkanku, omelnya. Tapi mereka tahu seberapa sepi tiga puluh hari terakhir ini, dan
mendesaknya sampai dia mengalah. Mereka ingin menguasai tempat ini. Chap
menelepon klien-klien yang sudah dijadwalkan datang dan memberitahu bahwa
Mr. Carson akan sibuk di pengadilan pada hari mereka dijadwalkan datang.
341 Penjadwalan ulang sulit, Chap menjelaskan, tapi dia I akan menelepon mereka
kalau Mr. Carson ada waktu luang.
"Aku tak tahu dia mau ke pengadilan," kata salah satu dari mereka.
"Oh ya," kata Chap. "Kasus ini benar-benar penting."
Setelah daftar klien dibabat habis, hanya satu kasus yang memerlukan
pertemuan di kantor. Kasus itu menyangkut tunjangan anak, dan Trevor sudah
tiga tahun mewakili wanita itu. Dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
Jan mampir untuk menimbulkan keributan, dan membawa pacarnya. Pemuda
itu kerempeng dan berjenggot kambing, memakai celana poliester, kemeja
putih, dan dasi. Chap menebak dia penjual mobil bekas. Dia pasti dengan
mudah bisa mengalahkan Trevor, tapi tidak mau berhadapan dengan Chap.
"Aku ingin bicara dengan Trevor," kata Jan, matanya memandangi mejanya
yang sudah ditata ulang. "Maaf. Dia sedang rapat."
"Dan siapa kau""
"Aku paralegal."
"Yeah, minta gajimu dibayar di muka."
"Terima kasih. Barang-barangmu ada dalam dua kotak di sana itu," Chap
memberitahu sambil menunjuk.
Jan melihat rak majalah telah dibersihkan dan dirapikan, tempat sampah
kosong, perabotan dipelitur. Tercium bau antiseptik, seolah mereka
mensterilkan tempat yang pernah didudukinya. Dia tidak dibutuhkan lagi.
"Bilang pada Trevor, dia berutang seribu dolar padaku dalam bentuk gaji yang
belum dibayarnya," katanya. "Baik," jawab Chap. "Ada lagi""
"Yeah, klien baru kemarin itu, Yates Newman. Beritahu Trevor, aku sudah
memeriksa surat kabar. Selama dua minggu terakhir tak ada kematian akibat
kecelakaan di 1-95. Juga tak ada catatan tentang tewasnya wanita bernama
Newman. Ada yang tak beres."
"Terima kasih. Akan kuberitahu dia."
Jan memandang berkeliling untuk teraldiir kali, dan mencibir lagi waktu
melihat pintu baru. Pacarnya melotot pada Chap seakan ingin mendekat dan
mematahkan batang lehernya, namun pelototannya berakhir waktu dia berjalan
ke pintu. Mereka pergi tanpa memecahkan apa-apa, masing-masing membawa
satu kotak sambil terseret-seret menyusuri trotoar.
Chap mengawasi kepergian mereka, lalu mulai menyiapkan diri untuk makan
siang. Makan malam kemarin tidak jauh-jauh, di restoran makanan laut baru yang
penuh sesak, dua blok dari Sea Turtle Inn. Melihat ukuran porsinya, harganya
keterlaluan, dan itulah sebabnya Trevor, si jutawan terbaru di Jacksonville,
bersikeras mereka makan di sana. Tentu saja dia yang mentraktir, dia tidak
sayang menghamburkan uangnya. Dia mabuk setelah martini pertama, dan tak
ingat apa yang dimakannya. Wes dan Chap sudah menjelaskan bahwa klien
mereka tidak mengizinkan mereka minum alkohol. Mereka minum air dan terus
memenuhi gelas anggur pengacara itu.
"Kalau aku sih lebih baik mencari klien lain saja," kata Trevor, tertawa
mendengar leluconnya sendiri.
"Kalau begitu kurasa aku harus minum untuk kita bertiga," katanya di tengah
makan malam, lalu melaksanakan omongannya.
Mereka lega ketika mengetahui dia pemabuk yang tenang. Mereka terus
menuangkan minuman, ingin tahu sampai seberapa jauh dia tahan. Trevor jadi
lebih diam dan duduk makin merosot, dan lama setelah makan hidangan
penutup dia memberi pelayan tip $300. Mereka membantunya masuk ke mobil
dan mengantarkannya pulang.
Pengacara itu tidur sambil mendekap tas kerja baru tadi. Ketika Wes
mematikan lampu, Trevor terkapar di tempat tidur, memakai celana kusut dan
kemeja katun putih, dasi kupu-kupunya terbuka, sepatu masih di kaki,
mendengkur, dan memeluk erat tas kerja dengan dua tangan.
Transfer tiba sebelum pukul 17.00. Uang itu telah sampai. Klockner menyuruh
mereka membuat Trevor mabuk, melihat bagaimana kelakuannya dalam kondisi
itu, lalu mulai bekerja pagi harinya.
Pukul 07.30 mereka kembali ke rumahnya, membuka pintu dengan anak kunci
mereka, dan mendapati pengacara itu nyaris seperti ketika mereka
meninggalkannya. Sebelah se
patunya terlepas, dan dia bergelung miring seperti
bola dengan tas kerja terkempit.
"Ayo! Ayo!" teriak Chap sementara Wes menyalakan lampu, menaikkan kerai
jendela, dan menimbulkan kegaduhan sekeras-kerasnya. Trevor bergegas
bangun, lari ke kamar mandi, mandi kilat, dan dua
puluh menit kemudian masuk ke ruang kerja dengan dasi kupu-kupu baru dan
tanpa kerut sedikit pmb Matanya agak sembap, namun dia tersenyum dan
bertekad menaklukkan hari ini.
Uang jutaan dolar membantunya. Tidak pernah dia mengatasi pusing setelah
mabuk secepat ini. Mereka sarapan muffin dan kopi pekat di Beach Java, lalu menggarap kantornya
dengan penuh semangat. Sementara Chap mengurus bagian depan, Wes
menahan Trevor di ruangannya.
Beberapa teka-teki terpecahkan selama makan malam. Nama-nama Majelis
akhirnya berhasil dikorek dari Trevor. Wes dan Chap berakting luar biasa
dengan pura-pura terkejut.
"Tiga hakim"" ulang mereka serentak, dengan ekspresi tak percaya.
Trevor tersenyum dan mengangguk bangga, seakan dia sendirian yang jadi
arsitek tipuan hebat ini. Dia ingin mereka percaya bahwa dia punya otak dan
kemampuan untuk meyakinkan tiga mantan hakim bahwa mereka bisa mengisi
waktu dengan menulis surat pada pria-pria homo kesepian supaya dia, Trevor,
dapat memperoleh sepertiga hasil pemerasan mereka. Bukan main, dia betul-betul jenius.
Teka-teki lain tetap tidak jelas, dan Wes bertekad tetap mengurung Trevor
sampai dia punya jawabannya.
"Mari kita bicara soal Quince Garbe,"-katanya. "Kotak posnya disewa sebuah
perusahaan palsu. Bagaimana kau bisa tahu identitasnya yang sebenarnya""
"Gampang," jawab Trevor, bangga sekali pada
dirinya sendiri. Sekarang dia bukan sekadar jenius, tapi jenius yang sangat
kaya. Kemarin dia bangun dengan kepala pusing, dan selama setengah jam
tergeletak di tempat tidur, mencemaskan kekalahan judinya, mencemaskan
praktek hukumnya yang makin suram, mencemaskan kondisinya yang makin
mengandalkan Majelis dan tipuan mereka. Dua puluh empat jam kemudian, dia
bangun dengan kepala lebih pusing, tapi terobati uang sejuta dolar.
Dia serasa di awang-awang, penuh semangat, dan tidak sabar untuk
menyelesaikan tugasnya supaya bisa melanjutkan hidup.
"Aku menemukan detektif swasta di Des Moines," katanya, sambil meneguk
kopi dan mengangkat kaki ke meja, ke tempat biasanya. "Kukirimi dia cek
senilai seribu dolar. Dua hari dia di Bakers-kau pernah ke Bakers""
"Yep." "Tadinya aku takut akulah yang harus pergi. Tipuan berhasil kalau kau bisa
menjaring pria penting yang berduit Dia rela membayar berapa pun untuk
membungkammu. Begitulah, detektif ini menemukan pegawai pos yang butuh
uang. Wanita itu orangtua tunggal, banyak anak, mobil tua, apartemen kecil,
kau tahu seperti apa. Dia menelepon si pegawai malam hari dan mengatakan
akan memberinya $500 kalau dia bisa memberitahukan siapa penyewa Kotak
788 atas nama CMT Investments. Keesokan paginya dia menelepon wanita itu di
kantor pos. Mereka bertemu di tempat parkir waktu istirahat makan siang.
Pegawai pos itu menyerahkan secarik kertas bertuliskan nama Quince Garbe,
dan detektif itu memberinya
amplop berisi uang $500. Wanita itu tak pernah menanyakan siapa dia."
"Itu metode yang biasa""
"Dengan Garbe sukses. Curtis Cates di Dallas, korban kedua kami, agak lebih
rumit. Detektif yang kami sewa di sana tak bisa menemukan orang dalam, jadi
dia harus mengawasi kantor pos sampai tiga hari. Menghabiskan biaya $1.800,
tapi dia akhirnya melihat orang itu dan memperoleh pelat nomor mobilnya.
"Siapa berikutnya""
"Mungkin pria dari Upper Darby, Pennsylvania. Nama aliasnya Brant White, dan
tampaknya dia prospek bagus."
"Kau pernah membaca surat-suratnya""
"Tidak. Aku tak tahu apa isinya; tak mau tahu. Begitu mereka siap menghajar
seseorang, mereka akan menyuruhku menyelidiki kotak posnya dan nama
aslinya. Itu kalau sahabat pena mereka menggunakan nama palsu, seperti
klienmu, Mr. Konyers. Kau akan takjub kalau tahu berapa yang menggunakan
nama asli mereka. Luar biasa."
"Kau tahu kapan mereka mengirim surat pemerasannya""
"Oh, yeah. Mereka memberitahuku supaya aku bisa mengabari bank di Bahama
bahwa sebent ar lagi ada transfer. Bank meneleponku begitu uangnya masuk."
"Ceritakan padaku tentang si Brant White di Upper Darby ini," kata Wes. Dia
mencatat berhalaman-halaman, seolah takut ada yang terlewati. Setiap patah
kata direkam empat mesin yang berbeda di seberang jalan.
"Mereka siap melabraknya, cuma itu yang kutahu. Dia tampaknya tak sabaran,
karena mereka baru bersurat-suratan beberapa kali. Beberapa korban mereka
sulit sekali, seperti mencabut gigi saja, kelihatan dari jumlah surat-surat itu."
Tapi kau tak mencatat surat-surat itu""
"Tak ada catatan. Aku takut FBI tiba-tiba datang membawa surat perintah
penggeledahan, dan aku tak mau ada bukti keterlibatanku."
"Pintar, sangat pintar."
Trevor tersenyum dan menikmati kepandaiannya. "Yeah, well, aku banyak
menangani kasus kriminal. Setelah beberapa lama, aku mulai berpikir seperti
aku kriminal. Begitulah, aku belum memperoleh detektif yang tepat di wilayah
Philadelphia. Masih terus mencarinya."
Brant White rekaan Langley. Trevor boleh menyewa semua detektif di
Northeast, tapi mereka takkan pernah menemukan orang di balik kotak pos itu.
"Malahan," dia melanjutkan, "aku sedang bersiap-siap pergi ke sana sendiri
waktu menerima telepon dari Spicer yang menyuruhku ke Washington dan
melacak Al Konyers. Lalu kalian datang, dan, yah, selanjutnya sudah
kauketahui." Suaranya menghilang ketika dia sekali lagi memikirkan uangnya.
Pasti cuma kebetulan bahwa Wes dan Chap memasuki hidupnya hanya beberapa
jam sesudah dia diperintahkan menyelidiki klien mereka. Tapi dia tidak peduli.
Dia seperti bisa mendengar suara burung-burung camar dan merasakan pasir
panas di kakinya. Dia seolah dapat mendengar musik reggae dari band di pulau,
dan merasakan angin mendorong bbcJt- t ^t~-"Ada kontak lain di luar"" tanya Wes. "Oh, tidak," sahutnya samar. "Aku tak
membutuhkan bantuan. Makin sedikit yang terlibat, makin lancar, operasinya."
"Pintar sekali," komentar Wes. Trevor bersandar makin dalam di kursinya.
Langit-langit di atasnya retak dan mengelupas, perlu dilapisi enamel lagi.
Beberapa hari yang lalu itu mungkin bisa membuatnya pusing. Sekarang dia
tahu langit-langit itu tak bakal dicat, kalau mereka mengharapkan dia yang
membayar tagihannya. Dia sebentar lagi akan meninggalkan tempat ini, begitu
Wes dan Chap selesai berurusan dengan Majelis. Dia akan menyisihkan satu-dua
hari untuk menyimpan arsip-arsipnya, karena alasan yang tidak diketahuinya
dengan pasti. Lalu dia akan menyumbangkan buku-buku hiikurnnya yang sudah
ketinggalan zaman dan tak pernah dibaca itu. Pasti ada lulusan baru sekolah
hukum tak berduit yang mengais-ngais rezeki di pengadilan kota, dia akan
menjual perabotan dan komputernya dengan harga sangat murah pada bocah
itu. Dan setelah semua urusan beres, dia-L. Trevor Carson, pengacara dan
penasihat hukum, akan pergi dari kantor ini dan tak pernah mengingatnya lagi.
Pasti akan merupakan hari yang luar biasa. Chap membuyarkan lamunan singkat
itu dengan sekantong taco dan minuman ringan. Makan siang belum
dibicarakan, tapi Trevor sudah melihat jam tangan, ingin segera makan
berlama-lama di Pete s lagi. Sambil mengomel dia mengambil taco dan
cemberut sebentar. Dia butuh minum.
,v,,T.a. tak nHa salahnya berhenti minum alkohol
selama makan siang," kata Chap ketika mereka berkumpul di sekeliling meja
Trevor, sambil berusaha tidak menumpahkan kacang hitam dan daging giling.
"Terserah kalian," kata Trevor.
"Aku bicara padamu," tukas Chap. "Paling tidak selama tiga puluh hari
mendatang." "Itu tak termasuk dalam kesepakatan."
"Sekarang ya. Kau harus .waras dan waspada."
"Kenapa, tepatnya""
"Karena klien kami menginginkannya. Dan dia membayarmu sejuta dolar."
"Apa dia ingin aku membersihkan gigi dua kali sehari dan makan bayam""
"Akan kutanyakan."
"Mumpung kau bicara dengannya, suruh dia tutup mulut."
"Jangan berlebihan, Trevor," kata Wes. "Kurangilah minuman alkoholmu
selama beberapa hari. Pasti berpengaruh baik padamu."
Uang itu membuatnya bebas, tetapi kedua orang ini mulai membuatnya sesak.
Sekarang mereka bersama-sama selama 24 jam, dan tidak ada tanda-tanda
mereka akan pergi. Malah sebaliknya yang terjadi. Mereka semakin merapat.
Chap pergi pagi-pagi untuk mengambil surat. Mereka meyakinkan Trevor bahwa
dia sangat ceroboh dalam melaksanakan tugasnya, dan itulah penyebab mereka
,begitu mudah menemukannya. Bagaimana kalau korban-korban lain
mengintainya di luar sana" Trevor tidak sulit mengetahui nama asli para
korban. Bagaimana kalau mereka begitu juga dalam menyelidiki orang di balik
Aladdin North dan Laurel Bridge" Mulai sekarang, Wes dan Chap akan bergantian mengambil surat.
Mereka akan mengacak semuanya, mendatangi kantor pos di waktu-waktu yang
berlainan, menyamar, pokoknya serbamisterius.
Trevor aldiirnya setuju. Mereka tampaknya memang bisa diandalkan.
Empat surat untuk Ricky sudah menunggu di kantor pos Neptune Beach, dan
dua untuk Percy di Atlantic Beach. Chap melakukan tugasnya dengan cepat,
diiringi sebuah tim, yang mengawasi siapa saja yang mungkin mengawasinya.
Surat-surat itu dibawa ke rumah sewaan tempat semuanya cepat-cepat Mibuka,
difotokopi, lalu dikembalikan ke keadaan semula.
Fotokopinya dibaca dan dianalisis agen-agen yang tidak sabar untuk melakukan
sesuatu. Klockner membacanya juga. Dari enam nama, mereka sudah pernah
melihat lima di antaranya. Semua pria setengah baya kesepian yang mencoba
mengumpulkan keberanian untuk mengambil langkah, selanjutnya dengan Ricky
atau Percy. Tidak ada yang tampak agresif.
Salah satu dinding kamar di rumah sewaan telah dicat putih dan di situ
digambar peta besar lima puluh negara bagian. Paku-paku merah digunakan
untuk menandai para sahabat pena Ricky. Hijau untuk Percy. Nama dan kota
tempat tinggal seluruh koresponden ditulis dengan tinta hitam di bawah paku.
Jaringannya makin luas. Ricky punya 23 pria yang mengiriminya surat; Percy
punya 18. Tiga puluh negara bagian tercakup. Makin lama Majelis makin lihai.
Mereka sekarang memasang iklan di tiga majalah, sejauh yang diketahui
Klockner. Mereka mempertahankan profil mereka, dan setelah surat ketiga biasanya mereka tahu
apakah seorang pendatang baru punya uang atau tidak. Atau istri.
Permainan mereka asyik ditonton, dan karena mereka sekarang punya akses
total terhadap Trevor, tak ada surat yang terlewatkan.
Surat hari itu dirangkum dalam dua halaman, lalu diserahkan pada agen yang
The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terbang ke Langley. Deville sudah memegangnya pada pukul 19.00.
Telepon pertama siang itu, pukul 15.10, masuk ketika Chap sedang
membersihkan jendela. Wes masih di ruangan Trevor, mencecarnya dengan
serentetan pertanyaan. Trevor capek. Dia ingin tidur siang dan sangat
membutuhkan minuman. "Kantor pengacara," jawab Chap.
"Ini kantor Trevor"" tanya penelepon itu.
"Betul. Siapa ini""
"Siapa kau""
"Saya Chap, paralegal baru." "Gadis itu kenapa""
"Dia tidak bekerja di sini lagi. Ada yang bisa saya bantu"" __
"Ini Joe Roy Spicer. Aku klien Trevor, dan aku menelepon dari Trumble."
"Dari mana""
"Trumble. Penjara federal. Trevor ada"" "Tidak, Sir. Dia di Washington, dan
beberapa jam lagi akan kembali"
"Oke. Bilang dia aku akan menelepon lagi pukul lima."
"Ya, Sir." Chap meletakkan telepon dan menarik napas dalam-dalam, begitu juga
Klockner di seberang jalan. CIA baru saja mengalami kontak langsung
pertamanya dengan salah satu anggota Majelis.
Telepon kedua masuk tepat pada pukul 17.00. Chap mengangkat telepon dan
mengenali suara itu. Trevor menunggu di ruangannya. "Halo."
"Trevor, ini Joe Roy Spicer."
"Halo, Judge." "Apa yang kaudapat di Washington""
"Kami masih menyelidikinya. Kasus ini sulit, tapi kami pasti bisa
menemukannya." Lama hening, seolah Spicer tidak menyukai kabar ini dan tidak tahu harus
mengatakan apa. "Besok kau datang""
"Aku akan sampai di sana pukul tiga."
"Bawa uang $5.000."
"Lima ribu dolar""
"Begitu kataku. Ambil uang itu dan bawa kemari. Semua dalam pecahan 20-an
dan 50-an." "Apa yang akan kaulakukan-"
"Jangan banyak tanya, Trevor. Bawa saja uang sialan itu. Masukkan ke amplop
bersama surat lain. Kau pernah melakukannya."
"Baik." Spicer menutup telepon tanpa bicara lagi. Lalu Trevor membicarakan keadaan
ekonomi di Trumble selama sejam. Uang tunai dilarang. Setiap narapidana
punya pekerjaan dan upahnya d
ikreditkan ke rekeningnya. Pengeluaran, seperti
telepon interlokal, tagihan
toko, biaya fotokopi, prangko, semua di* u rekeningnya. Ua dlde"etkan ke
Tapi uang tunai ada, meskipun jarang v r, Uang tersebut diselundupkan masuk
dan d atan kan, digunakan untuk membayar utang "Sembunyi-menyuap
penjaga supaya mau menolong Tr^ dan melakukannya. Jika sebagai pengacarai
di"T takqt" menyelundupkannya, hak berkunjungnya akan Tu untuk selamanya.
Dia pernah meny^undtp^* dua kali, masing-masing $500, W^S^T8 10-an dan 20-an. bentuk pecahan
Dia tidak dapat membayangkan apa van* ,w mereka lakukan dengan $5.000 Y 8
Dua Puluh Delapan SETELAH tiga hari selalu bersama Wes dan Chap, Trevor membutuhkan jeda.
Mereka ingin sarapan, makan siang, dan makan malam bersama. Mereka ingin
mengantarnya pulang dan menjemputnya setiap hari, pagi-pagi sekali. Mereka
mengelola apa yang tersisa dari prakteknya-Chap si paralegal, Wes si manajer
kantor, mereka berdua menghujaninya dengan berbagai pertanyaan yang tidak
ada habisnya, karena pekerjaan membantunya sebagai pengacara hanya
sedikit. Jadi tidak mengherankan waktu mereka bilang akan mengantarkannya ke
Trumble. Dia tidak butuh sopir, Trevor menjelaskan. Dia sudah sering ke sana,
naik Beetle kecil andalannya, dan dia akan melakukannya sendirian. Mereka
jadi gusar, dan mengancam akan menelepon klien mereka untuk minta
petunjuk-"Telepon saja klien terkutuk kalian, aku tak peduli," teriak Trevor
pada mereka, dan mereka mundur. "Klien kalian tak boleh mengatur hidupku."
Tapi kenyataannya sebaliknya, dan mereka semua tahu itu. Hanya uang yang
penting sekarang. Trevor sudah melakukan pengkhianatan.
Dia meninggalkan Neptune Beach naik Beetle, sendirian, dibuntuti Wes dan
Chap dalam mobil sewaan mereka, dan di belakang iring-iringan itu ada van
putih berisi orang-orang yang takkan pernah dilihat Trevor. Dia juga tidak ingin
melihat mereka. Hanya karena iseng, dia tiba-tiba membelok ke toserba untuk
membeli bir, dan tertawa ketika kedua mobil lainnya direm kuat-kuat dan
nyaris bertabrakan. Begitu sampai di luar kota, dia menyetir pelan sekali,
meneguk bir, menikmati privasinya, mengatakan pada dirinya sendiri dia
sanggup mengalami semua penderitaan ini selama tiga puluh hari mendatang.
Dia sanggup mengalami penderitaan apa saja demi sejuta dolar.
Ketika dia mendekati wilayah Trumble, perasaan bersalah melandanya untuk
pertama kali. Bisakah dia melakukan ini" Dia akan berhadapan dengan Spicer,
klien yang mempercayainya, narapidana yang mem-butahkaiinya, partner
dalam melakukan kejahatan. Mampukah dia memasang tampang tenang dan
bersikap seolah semuanya beres, sementara setiap patah kata ditangkap
mikrofon berfrekuensi tinggi di dalam tas kerjanya" Sanggupkah dia bertukar
surat-surat dengan Spicer seakan tak ada yang berubah, tahu surat-surat itu
sebetulnya dimonitor" Apalagi dia mencampakkan karier hukumnya, yang
dengan susah payah diperolehnya dan pernah dibanggakannya.
Dia menjual etiknya, standarnya, bahkan moralnya demi uang. Apakah kata
hatinya bisa dibeli dengan uang sejuta dolar" Sudah terlambat sekarang. Uang
telah tersimpan di bank. Dia meneguk bir dan menyiram perasaan bersalah
yang semakin memudar. Spicer bandit, begitu juga Beech dan Yarber, dan
dia, Trevor Carson, sama kotornya. Tak ada kehormatan di antara pencuri, dia
terus mengatakannya dalam hati.
Link mencium bau bir menguar dari tubuh Trevor ketika mereka menyusuri
koridor dan memasuki area pengunjung. Di ruang pengacara Trevor memandang
ke dalam. Dia melihat Spicer, agak tersembunyi di balik surat kabar, dan
mendadak dia gugup. Pengacara busuk macam apa yang membawa alat
penyadap elektronik ke pertemuan rahasia dengan klien" Rasa bersalah
menghantam Trevor bagai tinju, tapi dia tidak bisa berubah pikiran sekarang.
Mikrofonnya hampir sebesar bola golf, dan dipasang Wes dengan cermat di
dasar tas kerja kulit hitam Trevor yang sudah usang dan lusuh. Alat itu sangat
kuat, dan dengan mudah akan memancarkan apa saja ke bocah-bocah tanpa
nama di dalam van putih. Wes dan Chap ada di sana juga, siap dengan
earphone, tak sabar untuk mendengar semuanya
. "Siang, Joe Roy," sapa
Trevor. "Sama-sama," balas Spicer. "Coba kulihat dulu tas kerjamu," kata
Link. Dia memandang sekilas, lalu berkata, "Kelihatannya beres." Trevor sudah
memperingatkan Wes dan Chap bahwa Link kadang-kadang mengintip ke dalam
tas kerjanya. Mikrofonnya ditutupi setumpuk kertas. "Ada surat," Trevor
memberitahu. "Berapa"" tanya Link. "Delapan."
"Kau punya surat"" tanya Link pada Spicer. "Tidak. Hari ini tak ada," jawab
Spicer. "Aku menunggu di luar," kata Link.
Pintu ditutup; terdengar langkah kaki, dan tiba-tiba suasana hening.
Keheningan yang sangat panjang. Nihil. Tak sepatah kata pun antara pengacara
dan klien. Mereka terus menunggu di dalam van putih, sampai mereka
menyadari jelas ada yang tidak beres.
Ketika Link meninggalkan ruangan kecil itu, dengan cepat dan sigap Trevor
meletakkan tas kerjanya di luar pintu, di lantai, tempat benda itu berdiri
selama pertemuan pengacara-klien. Link melihatnya, dan tak ambil pusing.
"Kenapa kau berbuat begitu"" tanya Spicer.
Tasnya kosong kok," kata Trevor, mengangkat bahu. "Biar kamera closed-circuit melihatnya. Kita tak menyembunyikan apa-apa." Trevor dilanda
gelombang etik terakhir yang singkat. Mungkin dia akan menyadap pembicaraan
berikutnya dengan kliennya, tapi yang ini tidak. Dia akan memberitahu Wes dan
Chap bahwa penjaga mengambil tas kerjanya, hal yang sesekali terjadi.
"Terserahlah," kata Spicer, memeriksa surat-surat sampai menemukan dua
amplop yang sedikit lebih tebal. "Ini uangnya""
"Ya. Aku terpaksa menggunakan beberapa pecahan seratusan."
"Kenapa" Aku kan jelas-jelas bilang 20-an dan 50-an."
"Cuma itu yang bisa kudapatkan. Aku tak mengira akan membutuhkan uang
tunai sebanyak itu."
Joe Roy mengamati alamat di surat-surat lain. Lalu dia bertanya, agak ketus,
"Jadi apa yang terjadi di Washington""
"Kasusnya sulit. Salah satu perusahaan penyewaan kotak pos di daerah
pinggiran, buka 24 jam, tujuh hari seminggu, selalu ada yang menjaga, banyak
orang lalu-lalang. Keamanan ketat. Kami akan membereskannya,"
"Siapa yang kaupakai""
"Suatu perusahaan di Chevy Chase."
"Sebutkan namanya."
"Apa maksudmu, sebutkan namanya""
"Beritahu aku nama detektif di Chevy Chase itu."
Trevor terdiam; otaknya membeku. Spicer punya maksud tertentu, mata
hitamnya berkilat tajam. "Aku tak ingat," kata Trevor.
"Di mana kau menginap""
"Apa-apaan ini, Joe Roy""
"Beritahu aku nama hotelmu."
"Kenapa"" "Aku berhak tahu. Aku klienmu. Aku yang membayar pengeluaranmu. Di mana
kau menginap"" "Ritz-Carlton." "Yang mana"" "Entahlah. Ritz-Carlton." "Ada
dua Ritz-Carlton. Yang mana"" "Aku tak tahu. Bukan di tengah kota."
"Penerbangan apa yang kaunaiki"" "Ayolah, Joe Roy. Ada apa sih""
"Perusahaan penerbangan apa"" "Delta."
"Nomor penerbangan"" "Aku tak ingat."
"Kau pulang kemarin. Tak sampai 24 jam yang lalu. Rerana nomor
penerbanganmu""
"Aku lupa." "Kau yakin pergi ke Washington""
"Tentu saja aku pergi," tukas Trevor, tapi suaranya bergetar sedikit karena
ragu-ragu. Dia tidak menyiapkan kebohongannya, dan semua langsung buyar
begitu dia mengatakannya.
"Kau tak mengetahui nomor penerbanganmu, di hotel mana kau menginap,
atau nama detektif yang bersamamu dua hari terakhir ini. Kau pasti mengira
aku goblok." Trevor tidak menjawab. Dia cuma bisa memikirkan mikrofon di dalam tas
kerjanya dan betapa beruntungnya dia tas itu ada di luar. Dia tidak ingin Wes
dan Chap mendengarnya diberondong seperti ini.
"Akhir-aidiir ini kau banyak minum, ya"" tanya Spicer, menyerang.
"Ya," jawab Trevor, diam sebentar. "Aku mampir ke toko dan membeli
sekaleng bir." "Atau dua." "Ya, dua." Spicer bertumpu pada sikunya, menyorongkan wajahnya ke tengah meja. "Aku
punya kabar buruk untukmu, Trevor. Kau dipecat."
"Apa"" mf "Riwayatmu tamat. Berakhir, Untuk selamanya."
"Kau tak bisa memecatku."
"Baru saja kulakukan. Berlaku segera. Dengan suara bulat Majelis. Kami akan
memberitahu sipir sehingga namamu akan dicoret dari daftar pengacara. Begitu
kau pergi nanti, Trevor, jangan kembali."
"Kenapa"" "Berbohong, terlalu banyak minum, ceroboh, tak bisa dipercaya."
Kedengarannya cukup benar, tapi Trevor tetap sulit meneri
manya. Tak pernah terlintas di benaknya mereka berani memecatnya. Dia mengertakkan gigi dan
bertanya, "Bagaimana dengan usaha kecil kita""
"Penyelesaiannya gampang. Kau boleh simpan uangmu, kami akan menyimpan
uang kami." "Siapa yang akan mengurusnya di luar"" "Biar kami yang
memikirkannya. Kau boleh melakukan pekerjaan jujur, kalau mampu."
"Memangnya kau tahu pekerjaan jujur"" "Bagaimana kalau kau pergi saja,
Trevor" Berdiri dan keluarlah! Senang berurusan denganmu."
"Tentu," gumamnya, pikirannya kacau tapi dia lalu menyadari dua hal.
Pertama, Spicer tidak membawa surat-surat, baru kali ini terjadi setelah
berminggu-minggu. Kedua, uang itu. Untuk apa mereka membutuhkan $5.000"
Mungkin untuk menyuap pengacara baru. Mereka merencanakan serangan
mereka dengan baik, yang selalu merupakan keunggulan mereka, karena
mereka punya begitu banyak waktu. Tiga pria yang sangat pintar, dengan
banyak waktu kosong. Tidak adil.
Harga diri membuatnya berdiri. Dia mengulurkan tangan dan berkata, "Maaf ini
harus terjadi." Spicer menjabatnya dengan enggan. Cepatlah pergi dari sini, dia ingin berkata.
Ketika mereka berpandangan untuk terakhir kali, Trevor berkata, nyaris
berbisik, "Konyers-lah orangnya. Sangat kaya. Sangat berkuasa. Dia tahu
tentang kau." Spicer melompat berdiri seperti kucing. Dengan wajah mereka hanya terpisah
beberapa inci, dia juga berbisik, "Apakah dia mengawasimu""
Trevor mengangguk dan* mengedipkan mata. Lalu menyambar pintu.
Diambilnya tas kerjanya tanpa bicara pada Link. Mau bilang apa dia pada
pengawal itu" Maaf, sobat tua, seribu dolar sebulan yang kauperoleh di kolong
meja baru saja dihentikan. Sedih" Kalau begitu tanya saja pada Hakim Spicer
kenapa itu terjadi. Tapi dia tidak melakukannya. Kepalanya pusing dan nyaris berdenyut-denyut,
dan alkohol tidak membantu. Apa yang akan dikatakannya pada Wes dan Chap"
Itulah pertanyaan terpenting saat ini. Mereka akan mencecarnya begitu bisa
menemuinya. Dia berpamitan pada Link, Vince, Mackey, dan Rums di depan, seperti biasa,,
tapi sekarang untuk terakhir kali, dan berjalan ke bawah sinar matahari panas.
Mobil Wes dan Chap diparkir tiga mobil dari Beetle-nya. Mereka ingin bicara
tapi rela menunggu sampai situasi aman. Tanpa memedulikan mereka Trevor
melemparkan tas kerja ke kursi penumpang dan masuk mobil. Konvoi
mengikutinya meninggalkan penjara, dan pelan-pelan melaju di jalan raya
menuju Jacksonville. Keputusan mereka menyingkirkan Trevor diperoleh setelah dipertimbangkan
masak-masak. Selama berjam-jam mereka berkurung di ruangan kecil mereka,
mempelajari arsip Konyers sampai hafal setiap patah kata dalam setiap surat.
Mereka berjalan bermil-mil
di trek, bertiga, menyusun skenario terbaik. Mereka makan bersama, main
kartu bersama, sambil membisikkan teori-teori baru tentang siapa yang
mungkin mengawasi surat mereka. ^49
Trevor pelaku yang paling mungkin, dan satu-satunya yang bisa mereka kontrol.
Kalau korban-korban mereka bersikap ceroboh, mereka tidak bisa melakukan
apa-apa. Tapi kalau pengacara mereka tidak berhati-hati, dia harus dipecat.
Lagi pula orang itu memang tidak bisa dipercaya. Berapa sih pengacara bagus
dan sibuk yang rela mempertaruhkan karier mereka dengan terlibat dalam
pemerasan homo" Satu-satunya keraguan dalam memecat Trevor adalah ketakutan tentang apa
yang akan dilakukannya dengan uang mereka. Terus terang, mereka yakin
pengacara itu akan mencurinya, dan mereka tidak bisa menghentikannya.
Namun mereka bersedia mengambil risiko itu demi hasil yang lebih besar
dengan Mr. Aaron Lake. Untuk mencapai Lake, mereka merasa harus
menyingkirkan Trevor. Spicer menceritakan detail-detail pertemuan mereka, kata demi kata. Pesan
misterius Trevor di akhir pertemuan mengejutkan mereka. Konyers mengawasi
Trevor. Konyers tahu tentang Majelis. Apakah itu berarti Lake tahu tentang
Majelis" Siapa sebenarnya Konyers" Kenapa Trevor membisikkannya dan kenapa
dia meletakkan tas kerjanya di luar"
Dengan ketelitian yang hanya dapat dimiliki sekumpulan hakim bosan,
pertanyaan-pertanyaan itu dibahas. Lalu strateginya.
Trevor sedang membuat kopi di dapurnya yang sekarang b ersih dan mengilap ketika Wes dan Chap masuk tanpa suara dan langsung
menanyainya. "Apa yang terjadi"" tanya Wes. Mereka mengerutkan kening dan menimbulkan
kesan sudah beberapa lama gusar.
"Apa maksudmu"" tanya Trevor, seolah semua lancar.
The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mikrofonnya kenapa""
"Oh, itu. Penjaga mengambil tasku dan menaruhnya di luar."
Mereka berpandangan lagi. Trevor menuangkan air ke mesin pembuat kopi.
Fakta bahwa sekarang sudah pukul 17.00 dan dia membuat kopi tidak lolos dari
pengamatan kedua agen tersebut. "Kenapa dia berbuat begitu"" "Memang
biasanya seperti itu. Kira-kira sebulan sekali penjaga menahan tas kerja selama
kunjungan." "Apakah dia memeriksanya"" Trevor menyibukkan diri dengan
mengamati kopi menetes. Sama sekali tidak ada yang tak beres. "Dia
memeriksa sekilas seperti biasa, yang kurasa dilakukannya dengan mata
terpejam. Dia mengeluarkan surat-surat masuk, lalu mengambilnya.
Mikrofonnya aman." "Apakah dia melihat amplop-amplop tebal itu""
Tentu saja tidak. Tenang."
"Dan pertemuannya berjalan lancar""
"Biasalah, tapi Spicer tak punya surat untuk dikirimkan, yang agak tak lazim
akhir-akhir ini, tapi bisa saja terjadi. Aku akan kembali dua hari lagi, dia akan
menyodorkan setumpuk surat, dan oeniaga bahkan takkan menyentuh tas
kerjaku. Kau akan bisa mendengar setiap patah kata. Mau kopi""
Mereka serentak tenang. "Terima kasih, tapi kami hams pergi," kata Chap.
Mereka harus membuat laporan, menjawab pertanyaan-pertanyaan. Mereka
berjalan ke pintu, tapi Trevor menghentikan mereka.
"Dengar, fellas" katanya sangat sopan. "Aku sangat mampu berpakaian sendiri,
dan makan sereal sendirian, seperti yang bertahun-tahun kulakukan. Dan aku
ingin membuka kantorku di .sini tak lebih cepat dari pukul sembilan. Karena ini
kantorku, kita akan buka pukul sembilan, dan tak semenit pun lebih awal.
Kalian boleh datang kemari saat itu, tapi bukan pukul 08.59. Jauhi rumahku,
dan jauhi kantor ini sampai pukul sembilan. Mengerti""
"Tentu," kata salah satu, dan mereka pun pergi. Bukan masalah bagi mereka.
Alat penyadap bertebaran di kantor, rumah, mobil, bahkan tas kerjanya.
Mereka tahu di mana dia membeli pasta gigi.
Trevor menghabiskan seteko penuh kopi itu dan otaknya menjernih. Lalu dia
mulai bergerak, semua direncanakan dengan cermat. Dia sudah mulai bersiap-siap begitu meninggalkan Trumble. Dia menduga mereka mengawasi, di
belakang sana dengan bocah-bocah dari van putih. Mereka memiliki berbagai
perlengkapan, mikrofon dan alat penyadap, Wes dan Chap pasti tahu cara
menggunakannya. Uang bukan masalah. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa
mereka tahu segalanya, biarkan khayalannya berkembang ke mana-mana dan
asumsikan mereka mendengar setiap kata, membuntutinya ke mana pun, dan
selalu tahu persis di mana dia berada.
Makin paranoid dia, makin besar peluangnya kabur.
Dia menyetir sejauh 25 kilometer lebih ke mal di dekat Orange Park, di
pemukiman di selatan Jacksonville. Dia keluyuran, melihat-lihat etalase, dan
makan piza di pujasera yang nyaris kosong. Sulit untuk tidak melesat ke balik
rak pakaian di toko dan menunggu orang-orang yang membayanginya lewat.
Namun dia menahan diri. Di Radio Shack, dia membeli ponsel kecik Paketnya
termasuk sebulan sambungan jarak jauh dengan pelayanan setempat, dan
Trevor memperoleh apa yang mbutuhkannya.
Dia pulang setelah pukul 21.00, yakin mereka mengawasi. Dia menyalakan
televisi dengan suara maksimal, dan membuat kopi lagi. Di kamar mandi dia
menjejalkan uangnya ke saku-sakunya.
Tengah malam, dengan rumah gelap dan sunyi serta Trevor tampaknya pulas,
dia menyelinap keluar dari pintu belakang dan hilang ditelan malam. Udara
segar, bulan purnama, dan dia berusaha sebisa mungkin agar kelihatan seperti
hanya akan berjalan-jalan di pantai. Dia memakai celana kargo longgar dengan
saku-saku dari pinggang ke bawah, dua kemeja denim, dan jaket kebesaran
dengan uang berjejalan di lapisan dalamnya. Secara keseluruhan, Trevor
menyembunyikan $80.000 di tabuhnya ketika lontang-lantung ke selatan,
sepanjang tepi air, seolah cuma berjalan-jalan di pantai tengah malam.
Satu setengah kilo kemudian langkahnya makin cepat.
Setelah lima kilo tenaganya habis, tapi dia perlu bergegas. Tidur dan istirahat harus menunggu.
Dia meninggalkan pantai dan memasuki lobi kumuh motel murahan. Tidak ada
kendaraan yang melintas di Highway AIA; tidak ada yang buka selain motel itu dan toserba di
kejauhan. Pintu berderak cukup keras untuk membangunkan petugas motel. Dari suatu
tempat di belakang terdengar suara televisi. Seorang pemuda gendut berusia
tidak sampai dua puluh muncul dan berkata, "Selamat malam. Membutuhkan
kamar"" "Tidak, Sir," jawab Trevor, sambil pelan-pelan mengeluarkan tangan dari saku
dan menunjukkan segulung besar uang. Dia mengambil beberapa lembar dan
menjajarkannya dengan rapi di meja layan. "Aku mau minta tolong."
Si petugas menatap uang itu, lalu membelalak. Di pantai memang ada
bermacam-macam orang. "Kamar-kamar di sini tak semahal itu," katanya.
"Siapa namamu"" tanya Trevor.
"Oh, bagaimana ya. Panggil saja Sammy Sosa."
"Baiklah, Sammy. Ini ada seribu dolar. Uang ini jadi milikmu kalau kau mau
mengantarkanku ke Daytona Beach. Lama perjalanannya sembilan puluh
menit." "Aku akan butuh waktu tiga jam karena hams kembali kemari lagi."
"Terserahlah. Itu berarti lebih dari $300 per jam. Kapan terakhir kali kau
memperoleh $300 sejam""
"Sudah lama. Aku tak bisa melakukannya. Kau tahu, aku mendapat giliran kerja
malam. Tugasku dari pukul sepuluh sampai delapan."
"Siapa bosmu""
"Dia di Atlanta."
"Kapan dia terakhir datang""
"Aku tak pernah bertemu dia."
Tentu saja. Kalau punya tempat kumuh begini kenapa mau repot-repot
datang"" Tempat ini tak jelek-jelek amat kok. Kami punya TV warna gratis dan sebagian
besar AC-nya berfungsi."
Tempat ini payah, Sammy. Kau bisa mengunci pintu itu, mengantarkanku, dan
kembali tiga jam kemudian. Takkan ada yang tahu."
Sammy memandang uang itu lagi. "Kau melarikan diri dari polisi""
"Tidak. Dan aku tak bersenjata. Aku cuma buru-buru."
"Jadi apa masalahnya""
"Perceraian ribut, Sammy. Uangku sedikit. Istriku menginginkan semuanya dan
dia punya pengacara-pengacara galak. Aku harus meninggalkan kota ini."
"Kau punya uang, tapi tak punya mobil""
"Dengar, Sammy. Kau mau atau tidak" Kalau tidak, aku akan pergi ke toserba di
ujung jalan itu dan menemukan orang yang cukup pintar untuk menerima
uangku." "Dua ribu." "Kau mau melakukannya dengan bayaran dua
ribu"" "Yep." B^, Mobilnya lebih jelek dari perkiraan Trevor. Honda tua yang tidak pernah
dibersihkan Sammy maupun kelima pemiliknya sebelum ini. Tapi AIA sepi, dan
jalanan ke Daytona Beach memakan waktu tepat "o menit.
wa^U2403 20 Honda to berhenti di depan kedai Jam Trevor keluar. Dia
berterima kasih pada Sammy, mengucapkan selamat tinggal, dan memandanginya pergi.
Di dalam, dia minum kopi dan berbicara dengan pelayan cukup lama untuk
membujuk wanita itu supaya mengambilkan buku telepon setempat. Dia
memesan pancake dan menggunakan ponsel Radio Shack barunya untuk
mengenal kota itu. Bandara terdekat adalah Daytona Beach International. Beberapa menit setelah
pukul 04.00, taksinya berhenti di terminal pesawat umum. Puluhan pesawat
kecil berbaris rapi di lapangan. Dia memandanginya sementara taksinya melaju
pergi. Pasti salah satu bisa dicarter, katanya dalam hati. Dia hanya butuh satu,
mungkin yang bermesin ganda.
Dua Puluh Sembilan KAMAR belakang ramah sewaan itu telah diubah menjadi ruang rapat, dengan
empat meja lipat yang disatukan membentuk meja besar. Meja itu tertutup
berbagai surat kabar, majalah, dan kotak donat. Tiap pukul 07.30 Klockner dan
timnya berkumpul sambil menikmati kopi dan kue-kue untuk membahas tadi
malam dan merencanakan hari ini. Wes dan Chap selalu ada, dan enam atau
tujuh agen lain bergabung dengan mereka, tergantung siapa yang datang dari
Langley. Para teknisi dari ruang depan sesekali ikut, meskipun Klockner tidak
mewajibkan. Karena Trevor sekarang sudah di pihak mereka, hanya beberapa
orang dibutuhkan untuk membuntutinya.
Atau begitulah perkiraan mereka. Pengintaian tidak mendeteksi adanya
gerakan di dalam rumahnya sebelum pukul 07.30, bukan hal yang ganjil bagi
orang yang sering tidur dalam keadaan mabuk dan bangun siang. Pukul 08.0
0, sementara Klockner masih rapat di belakang, seorang teknisi menelepon rumah
itu dengan berpura-pura salah sambung. Setelah tiga
deringan, terdengar mesin penjawab dan Trevor memberitahukan dia tidak
berada di tempat, silakan tinggalkan pesan. Ini kadang-kadang terjadi kalau dia
berusaha tidur sampai siang, tapi biasanya telepon bisa membangunkannya dari
tempat tidur. Pukul 08.30, Klockner diberitahu bahwa ramah tersebut sunyi senyap; tidak ada
bunyi shower, radio, televisi, stereo, tak ada suara kegiatan rutin biasa.
Sangat mungkin Trevor teler di rumahnya, sendirian, tapi mereka tahu tadi
malam dia tidak pergi ke Pete s. Dia pergi ke mal dan tampaknya pulang dalam
keadaan waras. "Dia mungkin masih tidur," kata Klockner, tidak khawatir. "Di mana mobilnya""
"Di jalur masuk."
Pukul 09.00, Wes dan Chap mengetuk pintu Trevor, lalu membukanya karena
tidak ada jawaban. Orang-orang di rumah sewaan langsung bergerak ketika
dilapori bahwa pengacara itu tidak kelihatan, dan mobilnya masih ada. Tanpa
panik Klockner menyuruh orang-orang ke pantai, ke kedai-kedai kopi di dekat
Sea Turtle, bahkan ke Pete s, yang belum buka. Mereka menyisir area di sekitar
rumah dan kantornya, berjalan kaki dan bermobil, dan tidak melihat apa-apa.
Pukul 10.00, Klockner menelepon Deville di Langley. Pengacara itu hilang,
begitulah pesannya. Semua penerbangan ke Nassau diperiksa; tidak ditemukan apa pun, tidak ada
tanda-tanda orang bernama Trevor Carson. Kontak Deville di pabean Bahama
tidak bisa ditemukan, begitu juga penyelia bank yang pernah mereka suap.
Teddy Maynard sedang memimpin brifing tentang gerakan pasukan Korea Utara
waktu diinterupsi pesan mendesak bahwa Trevor Carson, pengacara mabuk
mereka di Neptune Beach, Florida, hilang.
"Bagaimana kau bisa kehilangan jejak orang tolol macam dia"" geram Teddy
marah pada Deville, sesuatu yang jarang terjadi.
"Aku tak tahu."
"Aku tak habis pikir!"
"Maaf, Teddy." Teddy mengubah posisi tubuhnya dan mengernyit kesakitan. "Temukan dia,
brengsek!" desisnya.
Pesawatnya jenis Beech Baron, pesawat bermesin ganda milik beberapa dokter
dan dicarter Eddie, pilot yang dibujuk Trevor supaya mau bangun pukul 06.00
dengan janji pembayaran di tempat dan lebih banyak lagi secara diam-diam.
Tarif resminya $2.200 untuk perjalanan bolak-balik antara Daytona Beach dan
Nassau-masing-masing dua jam, total empat jam dengan bayaran $400 per
jam, plus biaya untuk pendaratan, imigrasi, dan istirahat pilot. Trevor
memberikan $2.000 lagi untuk Eddie jika penerbangan segera dilakukan.
Geneva Trust Bank di tengah kota Nassau buka pukul 09.00 waktu bagian timur,
dan Trevor sudah menunggu ketika pintu-pintunya dibuka. Dia menyerbu kantor
Mr. Brayshears dan minta segera dibantu. Di rekeningnya tersimpan hampir
sejuta dolar-$900.000 dari Mr. Al Konyers, melalui Wes dan Chap; sekitar
$68.000 dari kesepakatannya dengan Majelis.
372 Sambil mengawasi pintu!, dia mendesak Brayshears untuk membantunya
memindahkan uang itu, dengan cepat. Uang itu milik Trevor Carson sendiri.
Brayshears tidak punya pilihan lain. Ada bank di Bermuda yang dikelola
temannya, dan Trevor tidak keberatan. Dia tidak mempercayai Brayshears, dan
berencana untuk terus memindahkan uangnya sampai dia merasa aman.
Sesaat, Trevor memandang penuh nafsu rekening Boomer Realty, sekarang
saldonya $189.000 plus pecahannya. Saat itu dia bisa menyikat uang mereka
juga. Mereka toh penjahat-Beech, Yarber, si Spicer yang menyebalkan,
semuanya kotor. Dan berani-beraninya mereka memecatnya. Mereka
membuatnya terpaksa kabur. Dia mencoba membenci mereka sehingga
mengambil uang mereka, tapi ketika ragu-ragu dia kasihan juga pada ketiga
mantan hakim itu. Tiga laki-laki tua yang menghabiskan sisa hidup di dalam
penjara. Sejuta sudah cukup. Lagi pula, dia sedang buru-buru. Jika Wes dan Chap
mendadak menyerbu dengan membawa senjata, dia takkan terkejut. Dia
mengucapkan terima kasih pada Brayshears dan berlari ke luar gedung.
Ketika Beech Baron meninggalkan landasan Nassau International, Trevor tak
bisa menahan tawa. Dia tertawa karena pencuriannya, keberhasilannya lolos,
kemujurannya, Wes d an Chap dan klien kaya mereka yang uangnya sekarang
berkurang satu juta, kantor pengacara kecil kusamnya yang sekarang kosong.
Dia tertawa karena masa lalunya dan masa depannya yang cerah.
Di ketinggian 900 meter dia memandang air biru
tenang Laut Karibia, Sebuah perahu layar terapung-apung sendirian, kaptennya
memegang kemudi, di dekatnya ada seorang wanita berpakaian minim.
Beberapa hari lagi dia akan seperti pria itu.
Dia menemukan bir di pendingin portabel. Dia meminumnya, lalu tertidur
pulas. Mereka mendarat di Pulau Tileuthera, tempat yang dilihat Trevor di
majalah wisata yang dibelinya tadi malam. Di sana terdapat pantai, hotel-hotel, dan semua olahraga air. Dia membayar tunai Eddie, lalu menunggu taksi
lewat selama sejam di bandara kecil itu.
Dia membeli pakaian di toko turis di Governor s Harbour, kemudian berjalan
kaki ke hotel di pantai. Dia senang ketika sadar betapa cepat dia berhenti
mengawasi belakangnya karena takut dibuntuti. Mr. Konyers pasti punya
banyak uang, tapi tak seorang pun mampu membiayai pasukan rahasia yang
cukup besar untuk mengikuti seseorang sampai Bahama. Masa depannya akan
penuh kegembiraan. Dia tidak mau merusaknya dengan perasaan waswas.
Dia rninum rum di pinggir kolam renang secepat pelayan bar bisa
membawakannya. Pada usia 48 tahun, Trevor Carson menyambut hidup barunya
dalam kondisi yang hampir sama dengan ketika dia meninggalkan hidup
lamanya. Kantor pengacara Trevor Carson buka pada waktunya dan beroperasi seolah
tidak ada masalah. Pemiliknya telah kabur, namun paralegal dan manajer
kantornya tetap bekerja untuk menangani urusan apa saja yang mungkin
terjadi. Mereka memasang telinga di semua tempat yang tepat, dan.tidak
mendengar apa-apa. Telepon berdering dua kali sebelum tengah hari, dua orang yang keliru memilih
pengacara di halaman kuning. Tak ada klien yang memerlukan Trevor. Tak ada
teman yang menelepon untuk mengetahui kabarnya. Wes dan Chap
menyibukkan diri dengan memeriksa beberapa laci dan arsip yang belum
mereka periksa. Tidak ada yang penting.
Kru lain menyisir setiap inci rumah Trevor, terutama mencari uang yang telah
diterimanya. Tidak mengejutkan, mereka tidak menemukannya. Tas kerja
murahannya tersimpan di lemari, kosong. Tidak ada jejak. Trevor pergi begitu
saja, bersama uangnya. Pegawai perbankan Bahama itu dilacak sampai New York, tempat yang sedang
dikunjunginya karena urusan pemerintah. Dia enggan terlibat dari jarak sejauh
itu, namun akhirnya menelepon beberapa orang. Sekitar pukul 13.00
dikonfirmasikan bahwa uang itu telah dipindah. Si pemilik melakukannya
sendiri, dan si petugas tidak mau mengungkapkan lebih banyak.
Ke mana uang itu pergi" Uang itu dipindah melalui transfer, dan dia mau
memberitahu Deville hanya itu. Reputasi perbankan negaranya tergantung pada
kerahasiaan, dan dia cuma bisa mengatakan sebanyak itu. Dia memang korup,
tapi dia punya batasan. Pabean AS mau bekerja sama setelah mula-mula enggan. Paspor Trevor di-scan
di Nassau International tadi pagi, dan sejauh ini dia belum meninggalkan
Bahama, paling tidak secara resmi. Paspornya dimasukkan daftar merah. Jika
dia menggunakannya untuk memasuki negara lain, Pabean AS akan
mengetahuinya dalam dua jam.
The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Deville menyampaikan laporan singkat pada Teddy
dan York, yang keempat kali hari itu, lalu menunggu perintah lebih lanjut
"Dia akan melakukan kesalahan," kata York. "Dia akan menggunakan paspornya
di suatu tempat, dan kita akan menangkapnya. Dia tak tahu siapa yang
mengejarnya." Teddy marah tapi tidak mengatakan apa-apa. Lembaga yang dipimpinnya
sanggup menumbangkan beberapa pemerintahan dan membunuh raja-raja, tapi
dia selalu takjub pada fakta betapa hal-hal sepele sering membuat kacau.
Sedikit saja lengah dan pengacara tak berotak dari Neptune Beach lolos dari
jaring mereka, padahal selusin orang mengawasinya. Dia merasa tak ada yang
dapat membuatnya terperangah lagi.
Pengacara itu tadinya akan menjadi penghubung mereka, jembatan ke dalam
Trumble. Untuk sejuta dolar mereka mengira bisa mempercayainya. Tidak ada
rencana cadangan untuk mengantisipasi kepergian mendadak orang itu.
Sekarang merek a gelagapan untuk menyusun rencana tersebut.
"Kita membutuhkan seseorang di dalam penjara itu," kata Teddy. JBJ^v
"Kita sudah dekat," jawab Deville. "Kita sedang mengusahakannya dengan
Kehakiman dan Bureau of Prisons." IpK
"Seberapa dekat""
"Yah, mempertimbangkan apa yang terjadi hari ini, saya rasa kita bisa punya
orang di sana, di dalam Trumble, dalam 48 jam."
"Siapa dia""
"Namanya Argrow, sebelas tahun di CIA, umur 39, kredibilitasnya mantap."
"Kisahnya""
"Dia akan dipindah ke Trumble dari penjara federal di Virgin Islands. Surat-suratnya akan dibereskan Bureau di Washington sini, supaya sipir di sana tak
curiga. Dia cuma narapidana federal biasa yang minta pindah."
"Dan dia siap ditugaskan""
"Hampir. 48 jam."
"Lakukan sekarang."
Deville pergi, sekali lagi dengan beban tugas sulit yang mendadak harus
dibereskan dalam waktu semalam.
"Kita harus mencari tahu seberapa banyak yang mereka ketahui," kata Teddy,
nyaris menggumam. "Ya, tapi kita tak punya alasan untuk berpikir mereka curiga," kata York. "Aku
sudah membaca semua surat mereka. Tak ada indikasi mereka punya minat
lebih pada Konyers. Pria itu cuma salah satu korban potensial mereka. Kita
membeli si pengacara untuk menghentikannya menyelidiki kotak pos Konyers.
Dia sedang di Bahama sekarang, mabuk dengan uangnya, jadi bukan merupakan
ancaman." "Tapi kita tetap harus menyingkirkannya," kata Teddy. Itu bukan pertanyaan.
"Tentu saja." "Aku akan merasa lebih baik setelah dia lenyap," kata Teddy.
Seorang penjaga berseragam tapi tak bersenjata memasuki perpustakaan
hukum tengah hari. Mula-mula
dia bertemu Joe Roy Spicer, yang berada di samping pintu mangan.
"Sipir ingin bertemu dengan kalian," kata penjaga itu. "Kau, Yarber, dan
Beech." "Ada apa"" tanya Spicer. Dia sedang membaca Field & Stream lama.
"Bukan u nisanku. Dia menunggu di depan." "Bilang kami sedang sibuk." Tak
mau. Ayo kita pergi." Mereka mengikutinya ke gedung administrasi. Dalam
perjalanan, penjaga-penjaga lain bergabung sampai mereka membentuk
rombongan ketika keluar dari lift dan berdiri di hadapan sekretaris sipir.
Wanita itu seorang diri mengantarkan Majelis ke kantor besar tempat Emmitt
Broon sudah menunggu. Setelah dia pergi, sipir tiba-tiba berkata, "Aku
diberitahu FBI bahwa pengacara kalian menghilang."
Tidak tampak reaksi dari ketiganya, namun masing-masing langsung memikirkan
uang mereka yang disembunyikan di luar negeri.
Sipir melanjutkan, "Dia menghilang pagi ini, dan ada uang yang lenyap. Aku tak
tahu detail-detailnya."
Uang siapa" mereka ingin bertanya. Tidak ada yang tahu tentang dana rahasia
mereka. Apakah Trevor mencuri uang orang lain" "Kenapa kau memberitahu
kami"" tanya Beech. Alasan sesungguhnya adalah karena Departemen
Kehakiman di Washington meminta Broon menginformasikan kabar terakhir itu
pada ketiganya. Tapi alasan yang dikatakannya adalah, "Aku cuma merasa
kalian ingin mengetahuinya, siapa tahu kalian perlu meneleponnya."
Mereka sudah memecat Trevor kemarin, dan belum memberitahu bagian
administrasi bahwa pria itu sudah bukan pengacara mereka lagi.
"Apa yang akan kami lakukan tanpa pengacara"" tanya Spicer, seolah hidup tak
bisa berlanjut. "Itu masalah kalian. Terus terang, menurutku kalian sudah cukup banyak
pengalaman dalam urusan hukum bertahun-tahun."
"Bagaimana kalau dia menghubungi kami"" tanya Yarber, tahu pasti mereka
takkan mendapat kabar dari Trevor lagi. "Kalian harus segera memberitahuku."
Mereka setuju untuk berbuat begitu. Apa pun yang diinginkan sipir. Dia
mempersilakan mereka pergi.
Kaburnya Buster segampang pergi ke toserba. Mereka menunggu hingga
keesokan paginya, sampai sarapan selesai dan sebagian besar narapidana sibuk
mengerjakan tugas-tugas sepele mereka. Yarber dan Beech di trek, berjalan
terpisah 200 meter hingga selalu ada yang mengawasi penjara sementara yang
lain mengawasi hutan di kejauhan. Spicer berdiri di dekat lapangan basket,
mengawasi penjaga. Tanpa adanya pagar, menara, atau masalah keamanan mendesak, penjaga
tidak terlalu diperlukan di Trumble. Spicer tidak melihat satu orang pun.
Buster tenggelam dalam dengung berisik Weed Eater-nya, yan
g pelan-pelan diarahkannya ke trek. Dia berhenti untuk menyeka muka dan memandang
berkeliling. Dari jarak 50 meter, Spicer mendengar mesin pemotong rumput itu
mati. Dia berbalik dan cepat-cepat mengacungkan jempol, tanda untuk segera melakukannya. Buster
masuk ke trek, menyusul Yarber, dan mereka berjalan bersama beberapa
langkah. "Kau yakin ingin melakukan ini"" tanya Yarber. "Ya. Aku yakin." Anak itu
tampak tenang dan siap. "Kalau begitu lakukan sekarang. Pacu dirimu. Tapi tetap bersikap tenang."
"Terima kasih, Finn." "Jangan sampai tertangkap, Nak." "Tak akan"
Di belokan, Buster terus berjalan, keluar dari trek, menyeberangi rumput yang
baru dipotong, seratus meter ke semak-semak, lalu dia pun lenyap. Beech dan
Yarber melihatnya pergi, kemudian menoleh untuk melihat penjara. Spicer
berjalan tenang ke arah mereka. Tidak tampak kegaduhan di sekitar halaman,
asrama, atau bangunan lain di kawasan penjara. Tidak seorang penjaga pun
kelihatan. fe%>" Mereka berjalan sejauh hampir lima meter, dua belas putaran, dengan langkah
santai sembilan menit per kilometer, dan ketika merasa sudah cukup mereka
pergi ke ruangan mereka yang sejuk untuk beristirahat dan mendengarkan
berita kaburnya Buster. Baru berjam-jam kemudian mereka akan
mendengarnya. Langkah Buster lebih cepat. Begitu masuk hutan, dia mulai berlari tanpa
menoleh, ke belakang. Berpedoman pada matahari, dia bergerak ke selatan
selama setengah jam. Hutannya tidak lebat; semak-semaknya jarang dan tidak
memperlambat langkahnya. Dia melewati pos pengintaian kijang enam meter di
atas pohon jati, dan tak lama kemudian menemukan jalan setapak yang menuju
ke barat daya. Di saku kiri depan celananya tersimpan uang $2.000, pemberian Finn Yarber. Di
saku depan lainnya ada peta buatan Beech. Dan di saku belakang dia
menyimpan amplop kuning yang dialamatkan kepada pria bernama Al Konyers
di Chevy Chase, Maryland. Ketiganya penting, tapi amplop itu yang paling
diperhatikan Majelis. Setelan sejam, dia berhenti untuk beristirahat, dan memasang telinga. Highway
30 adalah patokan pertamanya. Jalan raya itu membentang dari timur ke barat
dan Beech memperkirakan dia akan menemukannya dalam dua jam. Dia tidak
mendengar apa-apa, dan mulai berlari lagi.
Dia harus cepat-cepat. Ada kemungkinan ketidakhadirannya disadari setelah
makan siang, ketika para penjaga kadang-kadang mengitari area penjara untuk
melakukan pemeriksaan yang sangat longgar. Jika salah seorang dari mereka
kebetulan mencari Buster, mungkin akan timbul pertanyaan-pertanyaan lain.
Tapi setelah dua minggu mengawasi penjaga, baik Buster maupun Tvlajelis
merasa itu mustahil. Jadi dia punya waktu paling tidak empat jam. Dan mungkin jauh lebih banyak,
karena jam kerjanya berakhir pukul 17.00, ketika dia hams mengembalikan
Weed Eater-nya. Kalau dia tidak muncul, mereka akan mencari di sekitar
penjara. Dua jam kemudian, mereka akan memberitahu kantor-kantor polisi di
dekat penjara itu bahwa ada lagi yang telah meninggalkan Trumble. Mereka
tidak pernah bersenjata dan berbahaya, dan tidak ada yang terlalu meributkan-nya. Tidak ada regu pencari. Tidak ada anjing pem. buru. Tidak ada helikopter
menderu-deru di atas hutan. Sheriff county dan para anak buahnya akan patroli
di jalan-jalan utama dan memperingatkan warga supaya mengunci pintu.
Nama si pelarian masuk komputer nasional. Mereka mengawasi rumahnya dan
pacarnya, dan menunggunya melakukan tindakan bodoh.
Setelah bebas selama sembilan puluh menit, Buster berhenti sebentar dan
mendengar dengung truk delapan belas roda tidak jauh dari tempatnya. Hutan
tiba-tiba beralchir di selokan pembatas, dan tampaklah jalan raya. Menurut
peta Beech, kota terdekat berada beberapa mil ke barat. Rencananya adalah
berjalan kaki menyusuri jalan raya, menghindari lalu lintas dengan
menggunakan selokan dan jembatan, sampai ditemukan pemukiman.
Buster mengenakan seragam penjara berupa celana khaki dan kemeja lengan
pendek warna cokelat zaitun, warna keduanya jadi lebih gelap karena keringat.
Penduduk setempat tahu seragam penjara, dan jika dia terlihat berjalan di
Highway 30, pasti akan ada yang menghubu
ngi sheriff. Pergilah ke kota, kata
Beech dan Spicer, dan cari pakaian lain. Lalu bayar toi karcis bus, dan jangan
pernah berhenti berlari. Dia harus merunduk di balik pepohonan dan melompati selokan-selokan di
pinggir jalan selama tiga jam sebelum melihat bangunan pertama. Dia
menjauhi jalan raya, dan menerobos ladang hay. Seekor anjing va"0Tam.ke
arahnya ketika dia memasuki jalan satunvf!! " "beraPa rumah. Di belakang salah
Ya dla melihat jemuran yang penuh dan
tergantung diam karena tak ada angin. Dia mengambil kaus lengan panjang
merah-putih, lalu membuang kemeja cokelatnya.
Pusat kota tidak lebih dari dua blok toko, beberapa pompa bensin, sebuah
bank, semacam balai kota, dan sebuah kantor pos. Dia membeli celana pendek
denim, kaus, dan sepatu bot di toko diskon, kemudian berganti pakaian di
kamar mandi pegawai. Dia menemukan kantor pos di dalam balai kota. Dia
tersenyum dan berterima kasih pada teman-temannya di Trumble ketika
menyusupkan amplop berharga mereka ke celah Luar Kota.
Buster naik bus ke Gainesville, di sana dia membeli karcis seharga $480 untuk
pergi ke mana saja di Amerika Serikat selama enam puluh hari. Dia menuju ke
barat. Dia ingin menghilang di Meksiko.
Tiga Puluh PEMILIHAN pendahuluan Pennsylvania tanggal 25 April akan menjadi usaha
keras terakhir Gubernur Tarry. Tanpa terpengaruh penampilannya yang
mengecewakan dalam perdebatan dua minggu lalu, dia berkampanye dengan
semangat menggebu-gebu, tapi dengan uang sangat sedikit. "Lake memiliki
semuanya," katanya di setiap tempat yang didatanginya, pura-pura bangga jadi
si miskin. Dia berada di negara bagian itu selama sebelas hari penuh.
Kemampuan finansialnya merosot hingga terpaksa bepergian naik mobil camper
Winnebago besar, dia makan di rumah para pendukungnya, menginap di motel
murahan, dan tenaganya terkuras karena harus bersalaman dan berjalan kaki
mendatangi para pemilih. "Mari kita bicara tentang isu-isu," dia memohon. "Jangan soal uang."
Lake juga bekerja sangat keras di Pennsylvania. Jetnya melaju sepuluh kali
lebih cepat daripada mobil Tarry. Lake menyalami lebih banyak orang,
berpidato lebih banyak, dan jelas menghabiskan uang lebih banyak.
Hasilnya sudah bisa ditebak. Lake memperoleh 71
persen suara, kemenangan mutlak yang begitu memalukan Tarry sehingga dia
secara terbuka mengatakan berniat mengundurkan diri. Tapi pria itu bertekad
untuk bertahan paling tidak seminggu lagi, sampai pemilihan pendahuluan
Indiana. Stafnya telah meninggalkannya. Utangnya $11 juta. Dia diusir dari
markas besar kampanyenya di Arlington.
Namun, dia ingin rakyat Indiana yang baik mempunyai kesempatan melihat
namanya di kertas pemilu.
Dan siapa tahu, jet baru mengilat Lake bisa saja terbakar, seperti yang telah
terjadi. Tarry memulihkan kekuatannya yang berkurang banyak, dan sehari setelah
pemilihan pendahuluan berjanji akan terus berjuang.
Lake merasa kasihan padanya, dan kagum pada tekadnya untuk bertahan
sampai konvensi. Tapi Lake, juga orang-orang lain, tahu peluangnya. Lake
cuma perlu empat puluh delegasi lagi untuk memperoleh nominasi, padahal
yang bisa diperebutkan masih hampir lima ratus. Perlombaan telah berakhir.
Setelah Pennsylvania, ^surat kabar-surat kabar di seluruh negeri
mengkonfirmasi nominasinya. Wajah tampan bahagianya muncul di mana-mana, sebuah keajaiban politis. Dia banyak dipuji sebagai simbol mengapa
sistem bekerja-seorang tak dikenal dengan pesan yang sama sekali baru dan
menarik perhatian rakyat. Kampanye Lake membangkitkan harapan setiap
orang yang bermimpi ikut pemilihan presiden. Tidak perlu berbulan-bulan
menjelajahi pelosok lowa. Lompati saja New Hampshire, itu toh hanya negara
bagian kecil. Dan dia dituduh membeli nominasinya. Sebelum
Pennsylvania, diperkirakan dia menghabiskan $40 juta. Angka yang lebih tepat
sulit diperoleh, karena uangInya dihabiskan untuk begitu banyak hal. $20 juta lagi dipakai D-PAC dan
setengah lusin grup pelobi tingkat tinggi lainnya, semuanya, bekerja untuk
Lake. Sepanjang sejarah belum pernah ada kandidat lain yang menghabiskan
sebanyak itu. Kritik tersebut menyentakkan Lake, dan menghantuinya siang-m
alam. Tapi dia lebih suka memperoleh uang dan nominasi daripada
alternatifnya. Uang dalam jumlah raksasa bukan tabu. Pengusaha-pengusaha
online menghasilkan miliaran. Pemerintah federal, dari semua badan yang
megap-megap, menunjukkan surplus! Hampir setiap orang punya pekerjaan,
hipotek yang bisa dibayar, dan beberapa mobil. Jajak pendapat Lake yang
nonstop membuatnya percaya bahwa uang dalam jumlah raksasa bukan
masalah bagi para pemilih. Dalam pertarungan November melawan Wakil
Presiden, Lake sekarang bisa dibilang sama kuat. Dia kembali lagi ke
Washington, dari pertempuran di Barat, penuh kemenangan bagai pahlawan.
Aaron Lake, anggota Kongres biasa dari Arizona, sekarang menjadi bintang.
Sambil sarapan yang tenang dan sangat lama, Majelis membaca surat kabar
pagi Jacksonville, satu-satunya surat kabar yang diizinkan di Trumble. Mereka
sangat senang dengan kemenangan Aaron Lake. Mereka
tbahkan bahagia dengan nominasinya. Sekarang mereka termasuk
pendukungnya yang paling bersemangat. Terus, Aaron, terus.
Berita kaburnya Buster nyaris tak diperhatikan orang. Bagus, kata para
narapidana. Dia cuma bocah yang dihukum penjara lama. Terus, Buster, terus.
Berita itu tidak dimuat dalam surat kabar pagi. Mereka mengedarkannya,
membaca setiap patah kata kecuali iklan lowongan dan berita kematian.
Mereka menunggu sekarang. Tidak ada surat yang harus ditulis; tidak ada surat
yang akan diterima karena mereka telah kehilangan kurir. Tipuan mereka
ditunda sampai mereka mendapat.kabar dari Mr. Lake.
Wilson Argrow tiba di Trumble naik van hijau tak berpelat nomor, diborgol,
dikawal dua marshal. Dia dan para pengawalnya terbang dari Miami ke
Jacksonville, tentu saja atas tanggungan para wajib pajak
Menurut surat-suratnya, dia sudah menjalani empat bulan dari enam puluh
bulan hukuman penjara karena penipuan perbankan. Dia minta dipindahkan
karena sebab-sebab yang masih belum jelas, namun itu bukan urusan orang-orang di Trumble. Dia cuma tahanan berisiko rendah biasa dalam sistem
federal. Mereka memang selalu berpindah-pindah.
Dia berusia 39 tahun, duda cerai, lulusan college^ dan alamat rumahnya, untuk
catatan penjara, adalah di Coral Gables, Florida. Nama aslinya Kenny Sands,
sudah sebelas tahun di CIA, dan meskipun belum pernah dipenjara, dia pernah
diberi tugas-tugas yang lebih berat daripada Trumble. Dia akan di sana selama
satu-dua bulan, lalu minta pindah lagi. Argrow bersikap sebagai narapidana
kawakan yang tenang ketika diproses, tapi perutnya sebetulnya mulas. Dia
sudah diberitahu bahwa kekerasan tidak
ditolerir di Trumble, dan jelas dia bisa menjaga diri.
Tapi penjara tetap penjara. Dia mendengarkan pidato orientasi asisten sipir
The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
selama sejam, lalu dibawa mengelilingi area penjara. Dia mulai rileks ketika
melihat sendiri Trumble. Penjaganya tidak bersenjata, dan kebanyakan
narapidananya tampak tidak berbahaya.
Teman satu selnya adalah pria tua berjanggut putih, penjahat kambuhan yang
sudah merasakan banyak penjara dan menyukai Trumble. Dia memberitahu
Argrow bahwa dia berniat mati di sana. Pria itu mengajak Argrow makan siang
dan menjelaskan menunya yang tidak bisa ditebak. Dia menunjukkan ruang
rekreasi, tempat berkelompok-kelompok pria gemuk berkumpul di sekeliling
meja lipat, mempelajari kartu mereka, di bibir masing-masing terselip rokok.
"Perjudian dilarang," kata teman seselnya sambil mengedip.
Mereka berjalan ke area angkat berat di luar, tempat pria-pria yang lebih muda
berkeringat di bawah sinar matahari, memoles kulit cokelat mereka sementara
otot-otot mereka membesar. Dia menunjuk trek di kejauhan dan berkata, "Kau
harus menyukai pemerintah federal."
Dia menunjukkan perpustakaan pada Argrow, tempat yang tak pernah
didatanginya, dan menunjuk sebuah sudut sambil memberitahu, "Itu
perpustakaan hukum."
"Siapa yang menggunakannya"" tanya Argrow. "Biasanya di sini ada beberapa
pengacara. Saat ini kami punya beberapa hakim juga." "Hakim""
"Ada tiga." Orang tua itu tidak berminat pada perpustakaan. Argrow mengikutinya ke
kapel, lalu mengitari area itu lagi.
Argrow berterima kasih padanya karena telah diajak keliling, lalu mi
nta diri dan kembali ke perpustakaan. Tidak ada siapa-siapa di sana selain seorang
narapidana yang sedang mengepel lantai. Argrow pergi ke sudut, dan membuka
pintu perpustakaan hukum.
Joe Roy Spicer mengangkat kepala dari majalahnya dan melihat seorang yang
belum pernah dilihatnya. "Ada yang kaucari"" dia bertanya, tanpa berusaha
membantu. Argrow mengenali wajahnya dari arsip. Seorang Hakim Perdamaian yang
dipergoki mencuri keuntungan bingo. Rendah sekali.
"Aku orang baru," katanya, memaksa dirinya tersenyum. "Baru datang. Ini
perpustakaan hukum""
"Betul." "Kurasa siapa saja boleh menggunakannya, heh"" "Kurasa," jawab Spicer. "Kau
pengacara"" "Bukan, bankir."
Beberapa bulan lalu, Spicer pasti sudah menawarkan bantuan hukum Majelis
padanya, tentu saja secara ilegal. Tapi sekarang tidak. Mereka sudah tidak
membutuhkan lagi yang kelas teri begini. Argrow memandang sekelilingnya dan
tidak melihat Beech dan Yarber. Dia minta diri dan kembali ke kamar.
Kontak telah terjadi. Rencana Lake untuk melupakan kenangan apa pun tentang Ricky dan
korespondensi mereka tergantung
pada orang lain. Dia terlalu takut dan terlalu terkenal untuk kembali
menyelinap tengah malam, menyamar, naik taksi, melesat melewati daerah
pinggiran menuju kotak pos 24 jam. Risikonya terlalu tinggi; lagi pula dia
sangat ragu bisa lolos dari Secret Service lagi. Dia tidak bisa menghitung jumlah
agen yang sekarang ditugaskan untuk melindunginya. Jangankan menghitung,
melihat semuanya saja dia tidak bisa.
Nama wanita muda itu Jayne. Dia bergabung dengan kampanyenya di Wisconsin
dan dengan cepat berhasil masuk ke kalangan dalam. Mula-mula sukarelawan,
sekarang dia memperoleh $55.000 setahun sebagai asisten pribadi Mr. Lake,
yang mempercayainya seratus persen. Dia jarang meninggalkan atasannya itu,
dan mereka sudah dua kali berbincang-bincang tentang pekerjaan Jayne di
Gedung Putih nanti. Di saat yang tepat, Lake akan memberi Jayne kunci kotak pos yang disewa Mr.
Al Konyers, dan memerintahkannya untuk -mengambil surat-surat, mengakhiri
penyewaannya, dan tidak memberikan alamat baru. Dia akan memberitahu
Jayne bahwa kotak itu disewanya untuk memonitor penjualan kontrak-kontrak
pertahanan rahasia, dulu waktu dia yakin Iran membeli data yang seharusnya
tidak boleh mereka lihat. Atait kisah seperti itulah. Jayne akan
mempercayainya karena wanita itu ingin mempercayainya.
Kalau dia sangat beruntung, takkan ada surat dari Ricky. Kotak itu akan ditutup
untuk selamanya. Dan jika memang ada surat, dan Jayne bertanya, Lake akan
mengatakan sama sekali tidak tahu siapa orang
jayne takkan bertanya lebih lanjut. Kesetiaan 111 adalah sifatnya.
Lake menunggu saat yang tepat. Dia menunggu terlalu lama.
Tiga Puluh Satu SURAT itu sampai dengan selamat bersama sejuta surat lain, berton-ton kertas
yang dikirim ke ibu kota untuk memperpanjang masa tugas pemerintah satu
hari lagi. Surat itu disortir menurut kode pos, lalu menurut jalan. Tiga hari
setelah Buster mengeposkannya, surat terakhir Ricky kepada Al Konyers
berhasil tiba di Chevy Chase. Regu pengintai yang melakukan pemeriksaan rutin
Mailbox America menemukannya Amplopnya dipelajari, lalu cepat-cepat
dibawa ke Langley.. Teddy sedang menunggu brifing berikutoya, sendirian di kantor, ketika Deville
bergegas masuk, memegang map tipis. "Kami memperoleh ini tiga puluh menit
yang lalu," katanya sambil menyerahkan tiga lembar kertas. "Ini kopinya.
Aslinya ada dalam map."
Direktur mengatur kacamata bifokalnya dan memandang kopi itu sebelum mulai
membaca. Tampak cap pos Jacksonville, seperti biasa. Tulisan tangannya
sangat familier. Sebelum membacanya dia sudah tahu surat itu berisi masalah
serius. Dear Al: Dalam surat terakhirmu kau berusaha mengakhiri korespondensi kita. Maaf, tak
segampang itu. Aku akan langsung ke pokok permasalahan. Aku bukan Ricky,
dan kau bukan Al. Aku di penjara, bukan di klinik mewah rehabilitasi obat bius.
Aku tahu siapa kau, Mr. Lake. Aku tahu tahun ini kau sukses besar, baru saja
mendapat nominasi dan segalanya, uang mengalir deras ke kantongmu. Mereka
menyediakan surat kabar di Trumble sini, dan kami mengik
uti kesuksesanmu dengan sangat bangga. |||||
Karena sekarang aku tahu siapa Al Konyers sebenarnya, aku yakin kau ingin aku
tutup mulut tentang rahasia kecil kita. Dengan senang hati aku mau tetap
diam, tapi kau harus membayarku mahal.
Aku butuh uang, dan aku ingin keluar dari penjara. Aku dapat menyimpan
rahasia dan tahu cara bernegosiasi.
Uang bukan masalah bagimu, karena kau punya begitu banyak. Pembebasanku
akan lebih rumit, tapi kau kan punya segala macam teman yang sangat
berkuasa. Aku yakin kau bisa mencari jalan.
Aku tidak punya risiko apa pun, dan aku tidak segan-segan menghancurkanmu
kalau kau tidak mau bernegosiasi denganku.
Namaku Joe Roy Spicer. Aku narapidana di Trumble Federal Prison. Pikirkanlah
cara untuk menghubungiku, dan lakukan dengan cepat Aku takkan ke mana-mana.
Salam, Joe Roy Spicer Brifing berikutnya dibatalkan. Deville mencari York, dan sepuluh menit
kemudian mereka berkumpul di bungker.
Membunuh mereka adalah pilihan pertama yang didiskusikan. Argrow mampu
melakukannya dengan alat-alat yang tepat; pil, racun, dan sebagainya. Yarber
bisa meninggal dalam tidur. Spicer bisa mati mendadak di trek. Beech si
hipokondriak bisa memperoleh resep yang salah dari apotek penjara. Mereka
toh tidak terlalu fit atau sehat, dan jelas bukan tandingan Argrow. Jatuh dari
tempat tinggi, patah leher. Begitu banyak cara untuk membuatnya tampak
seperti kematian wajar atau kecelakaan.
Pembunuhan itu harus mlakukan segera, sementara mereka masih menunggu
jawaban dari Lake. Namun urusannya akan repot, dan sangat kompleks. Tiga mayat sekaligus, di
penjara tenang seperti Trumble. Dan ketiganya sahabat karib yang sering
bersama, dan mereka masing-masing akan mati dengan cara-cara berlainan
dalam jangka waktu yang sangat singkat. Akan timbul kecurigaan besar.
Bagaimana kalau Argrow jadi tersangka" Latar belakangnya saja tidak jelas.
Dan faktor Trevor menakutkan mereka. Di mana pun pengacara itu berada, ada
peluang dia akan mendengar tentang kematian mereka. Berita tersebut akan
membuatnya makin ketakutan, namun mungkin juga membuatnya tak bisa
diduga. Ada kemungkinan dia tahu lebih banyak daripada yang mereka kira.
Deville akan menyusun beberapa rencana untuk mengeluarkan mereka, tapi
Teddy sangat enggan. Dia tidak keberatan membunuh ketiganya, tapi tidak
yakin itu akan melindungi Lake.
Bagaimana kalau Majelis telah memberitahu orang lain"
Terlalu banyak yang tidak diketahui. Susun rencana, begitu Deville
diperintahkan, tapi rencana-rencana itu baru akan digunakan kalau pilihan lain
tidak ada. Semua skenario telah dibahas. York mengusulkan surat itu dikembalikan ke
kotak pos supaya Lake bisa menemukannya. Lagi pula, ini kan masalahnya.
"Dia takkan tahu harus berbuat apa," kata Teddy.
"Kita tahu""
"Belum." Pikiran bagaimana Aaron Lake bereaksi terhadap serangan ini dan dengan suatu
cara mencoba membungkam Majelis-nyaris terasa menggelikan, namun pikiran
itu memang terasa adil. Lake yang membuat kekacauan ini; biarkan dia
membereskannya. "Sebetulnya, kita yang membuat kekacauan ini," kata Teddy, "dan kita akan
menyelesaikannya." Mereka tidak bisa meramalkan, dan karena itu tidak bisa mengontrol, apa yang
akan dilakukan Lake. Entah bagaimana si tolol itu berhasil lolos dari jaring
mereka cukup lama untuk mengirim surat pada Ricky. Dan dia begitu bodoh
sehingga Majelis sekarang tahu siapa dirinya.
Belum lagi fakta yang sudah jelas: Lake adalah tipe orang yang diam-diam
bersurat-suratan dengan sahabat pena homo. Dia menjalani kehidupan ganda,
dan tidak pantas dipercaya.
Mereka membicarakan sebentar rencana untuk mengkonfrontasi Lake. York
sudah menyarankan konfrontasi sejak surat pertama dari Trumble, namun
Teddy tidak yakin. Saat-saat dia tidak bisa tidur
karena memikirkan Lake, dirinya selalu dipenuhi pikiran dan harapan tentang
menghentikan surat-me-nyurat ini lama sebelum sekarang. Bereskan masalah
ini tanpa ribut-ribut, lalu bicara dengan si kandidat.
Oh, betapa inginnya dia mengkonfrontasi Lake. Dia ingin sekali
mendudukkannya di kursi sebelah sana itu dan menampilkan kopi semua surat
sialannya di layar. Dan kopi iklan d
ari Out and About tersebut. Dia akan
memberitahunya tentang Mr. Quince Garbe di Bakers, Iowa, idiot lain yang
termakan tipuan, dan Curtis Vann Gates di Dallas. "Kenapa kau bisa setolol
itu!"" dia ingin berteriak pada Aaron Lake.
Namun Teddy tetap berpikiran jauh ke depan. Masalah-masalah dengan Lake
kecikjika dibandingkan dengan mendesaknya pertahanan nasional. Rusia
datang, dan kalau Natty Chenkov serta rezim barunya berkuasa, dunia akan
berubah untuk selamanya. Teddy pernah membungkam orang-orang yang jauh lebih kuat daripada tiga
hakim kriminal yang membusuk di penjara federal. Perencanaan teliti
merupakan keunggulannya. Perencanaan yang sabar dan cermat.
Pertemuan mereka diselingi pesan dari kantor Deville. Paspor Trevor Carson
telah di-scan di pos pemeriksaan keberangkatan bandara di Hamilton,
Bermuda. Dia pergi naik penerbangan ke San Juan, Puerto Rico, dijadwalkan
mendarat lima puluh menit lagi. "Apa kita tahu dia di Bermuda"" tanya York.
"Tidak," jawab Deville. "Rupanya dia masuk tanpa menggunakan paspornya."
"Mungkin dia tak semabuk yang kita kira." "Apa kita punya orang di Puerto
Rico"" tanya Teddy, suaranya hanya sedikit lebih bersemangat.
"Tentu," jawab Teddy. "Mari kita kejar dia."
"Apakah rencana-rencana untuk si Trevor sudah X berubah"" tanya Deville.
"Tidak, sama sekali tidak," kata Teddy. "Sedikit pun tidak."
Deville pergi untuk mengurus krisis terakhir Trevor. Teddy memanggil seorang
asisten dan memesan teh mint. York membaca lagi surat itu. Setelah mereka
tinggal berdua, dia bertanya, "Bagaimana kalau kita pisahkan mereka""
"Ya, aku juga memikirkannya. Lakukan dengan cepat, sebelum mereka sempat
berunding. Kirim mereka ke tiga penjara yang terpisah jauh, isolasi mereka
beberapa lama, pastikan mereka tak boleh menelepon, tak boleh bersurat-suratan. Lalu apa" Mereka masih punya rahasia mereka. Salah satu dari mereka
bisa menghancurkan Lake."
"Aku tak yakin kita punya kontak di Bureau of Prisons."
"Itu bisa diatasi. Kalau perlu, aku akan bicara dengan Jaksa Agung."
"Sejak kapan kau berteman dengan Jaksa Agung""
"Ini masalah keamanan nasional."
"Tiga hakim kotor di penjara federal di Florida bisa mempengaruhi keamanan
nasional" Aku ingin mendengar pembicaraan kalian."
Teddy meneguk teh dengan mata terpejam, sepuluh jarinya memegang cangkir.
"Terlalu riskan," dia berbisik. "Kita bikin mereka marah, mereka makin kacau.
Kita tak boleh mengambil risiko."
"Andaikan Argrow dapat menemukan catatan mereka," kata York. "Coba pikir
-mereka bandit, kriminal. Takkan ada yang mempercayai cerita mereka
tentang Lake kalau mereka tak punya bukti. Buktinya adalah dokumentasi,
surat-surat, asli dan kopi korespondensi mereka. Bukti itu ada di mana-mana.
Kalau kita temukan, lalu kita ambil dari mereka, siapa yang akan
mendengarkan"" Teddy meneguk lagi dengan mata terpejam, kembali berdiam diri lama.
Direktur CIA itu mengubah posisi duduknya sedikit dan meringis kesakitan.
"Betul," katanya pelan. Tapi aku mengkhawatirkan seseorang di luar, orang
yang tak kita ketahui. Hakim-hakim ini selangkah di depan kita, dan akan selalu
begitu. Kita berusaha mengetahui apa yang sudah lama mereka ketahui Aku tak
yakin kita akan bisa menyusul mereka. Mungkin mereka sudah memikirkan
kehilangan arsip mereka. Aku yakin penjara punya peraturan yang melarang
penyimpanan arsip seperti itu, jadi mereka sudah menyembunyikannya. Surat-surat Lake terlalu berharga untuk tidak difotokopi dan disimpan di luar."
Trevor kurir mereka. Kita sudah melihat semua surat yang dibawanya keluar
dari Trumble selama sebulan terakhir." "Kita pikir begitu. Tapi kita tak tahu
pasti." Tapi siapa""
"Spicer punya istri. Wanita itu pernah mengunjunginya. Yarber akan bercerai,
tapi siapa tahu apa yang mereka lakukan. Istrinya datang dalam tiga bulan
terakhir ini. Atau mungkin mereka menyuap penjaga untuk mengurus surat-surat mereka. Orang-orang ini
bosan, pintar, dan sangat kreatif. Kita tak boleh begitu saja berasumsi kita
tahu segala rencana mereka. Dan jika kita melakukan kesalahan di sini, kalau
kita berasumsi terlalu jauh, Mr. Aaron Lake akan ditelanjangi."
"Bagaima na" Bagaimana cara mereka melakukannya""
"Mungkin menghubungi reporter, memberinya surat satu per satu sampai orang
itu percaya. Bisa saja berhasil."
"Pers akan kalap."
"Itu tak boleh terjadi, York. Kita tak boleh membiarkannya terjadi."
Deville terburu-buru kembali. Pabean AS telah diberitahu pihak berwenang di
Bermuda sepuluh menit setelah pesawat berangkat ke San Juan. Trevor akan
mendarat delapan belas menit lagi.
Trevor cuma mengikuti uangnya. Dengan cepat dia mempelajari dasar-dasar
pentransferan uang, dan se^ karang mengasah kemampuannya itu. Di Bermuda,
dia mengirim setengahnya ke bank di Swiss, dan setengahnya lagi ke bank di
Grand Cayman. Timur atau barat" Itulah masalahnya. Penerbangan tercepat
dari Bermuda menuju London, tapi dia takut membayangkan harus menyusup
melalui Heathrow. Dia bukan buronan, setidaknya bukan buronan pemerintah.
Tidak ada dakwaan terhadapnya. Namun Pabean Inggris begitu efisien. Dia akan
ke barat dan mengadu nasib di Karibia.
Dia mendarat di San Juan dan langsung pergi ke bar, di sana dia memesan bir
dalam gelas tinggi dan mempelajari jadwal penerbangan. Tidak terburu-buru,
tidak ada tekanan, banyak uang. Dia bisa pergi ke mana saja, melakukan apa
saja, dan sampai kapan saja. Dia minum segelas bir lagi dan memutuskan
menghabiskan beberapa hari di Grand Cayman, dengan uangnya. Dia
mendatangi counter Air Jamaica dan membeli tiket, lalu kembali ke bar, sebab
sudah hampir pukul 17.00 dan dia punya waktu tiga puluh menit sebelum
boarding. Tentu saja dia memilih kelas satu. Dia naik pesawat cepat-cepat supaya bisa
minum lagi, dan ketika mengamati para penumpang lain lalu lalang, dia
melihat wajah yang pernah dilihatnya.
Di mana ya" Beberapa saat lalu, di suatu tempat di bandara. Wajah kurus
panjang, dengan janggut kecokelatan, dan mata sipit di balik kacamata hitam
The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
persegi. Orang itu melirik Trevor cukup lama sampai pandangan mereka
bertemu, lalu membuang muka, memandang ke lorong, seakan tidak melihat
apa-apa. Tempatnya di dekat counter perusahaan penerbangan, ketika Trevor berbalik
pergi setelah membeli tiket. Wajah itu mengawasinya. Pria itu berdiri di
dekatnya, mempelajari pengumuman keberangkatan.
Kalau kau sedang melarikan diri, semua lirikan, pandangan kedua, dan tatapan
sambil lalu terasa mencurigakan. Kalau melihat wajah seseorang satu kau
bahkan tidak menyadarinya. Tapi kalau melihat lagi wajah itu setengah jam
kemudian, berarti ^yang sedang mengamati setiap gerak-gerikmu. send6^1311
minum Trevor memerintah dirinya dan mmta k0pi setelah Pesawat tinggal
landas, ^meminumnya cepat-cepat. Dia penumpang yang turun dari pesawat di
Kingston, dan berjalan cepat-cepat di terminal, melewati imigrasi. Pria itu tidak tampak di
belakangnya. Dia menyambar dua tas kecilnya dan berlari menuju pangkalan taksi.
f Tiga Puluh Dua foto Tre m-. fotonya" K;, Menui
SURAT KABAR Jacksonville itu tiba di Trumble setiap pagi sekitar pukul 07.00.
Empat eksemplar dibawa ke ruang rekreasi, ditinggalkan di sana dan dibaca
oleh narapidana yang memedulikan kehidupan di luar. Biasanya hanya Joe Roy
Spicer yang menunggu pada pukul 07.00, dia mengambil satu surat kabar untuk
dirinya, karena perlu mempelajari pasar taruhan Vegas sepanjang hari.
Pemandangan itu jarang berubah: Spicer memegang cangkir tinggi Styrofoam
berisi kopi, kaki di meja kartu, menunggu Roderick si penjaga membawakan
surat kabar. Jadi Spicer yang pertama melihat berita itu, di bagian terbawah halaman
depan. Trevor Carson, pengacara setempat yang menghilang tanpa alasan jelas,
ditemukan meninggal di luar hotel di Kingston, Jamaika. Kepalanya tertembak
dua kali tadi malam, tak lama setelah hari gelap. Spicer melihat berita itu
tidak dilengkapi foto Trevor. Kenapa surat kabar itu mesti punya fotonya"
Kenapa orang mesti peduli jika Trevor mati" irut pihak berwenang Jamaika,
Carson adalah turis yang rupanya dirampok. Sumber anonim yang berada di dekat lokasi
kejadian memberitahu polisi tentang identitas Mr. Carson, karena dompetnya
hilang. Sumber tersebut tampaknya tahu banyak.
Paragraf yang menceritakan karier hukum Trevor cukup singkat. Seorang
man tan sekretaris, Jan anu, tidak memberikan komentar. Berita itu diperoleh,
dan ditempatkan di halaman depan hanya karena korban seorang pengacara
yang terbunuh. Finn berada jauh di ujung trek, membelok di tikungan, berjalan cepat dengan
langkah-langkah kecil di udara pagi yang lembap, kemejanya sudah dilepas.
Spicer menunggu di dekat garis finis, dan menyodorkan surat kabar itu tanpa
bicara. Mereka menemukan Beech sedang antre di kafeteria, memegang baki plastik
dan memandangi tumpukan telur orak-arik tanpa nafsu. Mereka duduk bersama
di pojok, jauh dari siapa pun, makan pelan-pelan, berbicara dengan suara
tertahan. "Kalau dia lari, dia lari dari siapa"" "Mungkin Lake memburunya."
"Dia tak tahu orang itu Lake. Dia tak tahu apa-apa, kan""
"Oke, kalau begitu dia lari dari Konyers. Saat terakhir kemari, dia bilang
Konyers-lah mangsa kakap kita. Dia mengatakan Konyers tahu mengenai kita,
lalu keesokan harinya dia menghilang."
"Mungkin dia cuma ketakutan. Konyers mengonfrontasinya, mengancam akan
membeberkan perannya dalam tipuan kita, jadi Trevor, yang memang tak
stabil, memutuskan mencuri sebanyak mungkin dan menghilang."
"Uang siapa yang hilang, itu yang ingin kuketahui." Tak seorang pun tahu
tentang uang kita. Bagaimana bisa hilang""
Trevor mungkin mencuri dari siapa saja yang bisa dicurinya, lalu menghilang.
Sering terjadi. Pengacara terlibat masalah, jadi kacau. Mereka merampok dana
klien mereka dan kabur." "Sungguh begitu"" tanya Spicer. Beech dapat
memberikan tiga contoh, dan Yarber menambahkan beberapa.
"Jadi siapa yang membunuhnya"" "Kemungkinan besar dia cuma berada di
wilayah yang tak aman."
"Di luar Sheraton Hotel" Kurasa tidak." "Oke, bagaimana kalau Konyers
membungkamnya""
"Itu mungkin. Dengan suatu cara Konyers memaksanya bicara, karena tahu
Trevor kontak luar untuk Ricky. Konyers menekannya, mengancam akan
menangkapnya atau apa, dan Trevor melarikan diri ke Karibia. Trevor tak tahu
Konyers adalah Aaron Lake."
"Dan Lake jelas punya uang dan kemampuan untuk melacak pengacara
pemabuk." "Kita bagaimana" Saat ini, Lake tahu Ricky bukan Ricky, bahwa Joe Roy ini
orangnya, dan bahwa dia punya teman-teman di penjara/
"Pertanyaannya, bisakah dia menyentuh kita"" "Kurasa aku akan tahu duluan,"
kata Spicer sambil tertawa gugup.
"Dan selalu ada kemungkinan bahwa Trevor di Jamaika sana berada di tempat
yang tak aman, mungkin mabuk dan mencoba merayu wanita, hingga
menyebabkan dirinya tertembak."
Mereka semua sepakat bahwa Trevor sangat mampu membuat dirinya
terbunuh. Semoga dia beristirahat dengan tenang. Tapi hanya kalau dia tidak mencuri
uang mereka. Mereka menyebar selama sekitar satu jam. Beech pergi ke trek, untuk berjalan
dan berpikir. Yarber bekerja, dua puluh sen per jam untuk berusaha
memperbaiki komputer di kantor pendeta. Spicer pergi ke perpustakaan dan
bertemu dengan Mr. Argrow yang sedang membaca buku-buku hukum.
Perpustakaan hukum terbuka, tidak perlu membuat janji dulu, tapi ada
peraturan tidak tertulis bahwa siapa pun seharusnya paling tidak minta izin
pada salah satu anggota Majelis sebelum membaca buku-buku mereka. Spicer
memutuskan membiarkannya.
Mereka saling mengangguk, lalu Spicer sibuk membenahi meja dan merapikan
buku. "Katanya kalian menangani masalah hukum," kata Argrow dari seberang
ruangan. Tidak ada orang lain di ruangan itu.
"Di sini memang banyak desas-desus." "Kasusku sedang naik banding." "Apa
yang terjadi di persidangan"" "Juri menganggapku bersalah untuk tiga dakwaan
penipuan bank, menyembunyikan uang di luar negeri, di Bahama. Hakim
memvonisku enam puluh bulan. Aku sudah menjalani empat bulan. Aku tak
yakin sanggup bertahan 56 bulan lagi. Aku butuh bantuan untuk permohonan
bandingku." "Pengadilan mana""
"Virgin Islands. Dulu aku bekerja di bank besar di Miami. Banyak uang obat
bius." Argrow lihai, cepat, dan sangat ingin bicara-ini menjengkelkan Spicer, tapi
hanya sedikit. Omongan pria itu tentang Bahama menarik perhatiannya.
Tadinya. Entah kenapa, aku jadi menyukai pencucian uang. Tiap hari aku
mengurus puluhan juta, dan rasanya memabukkan. Aku sanggup memindahkan
uang kotor lebih cepat daripada bankir mana pun di South Florida. Sekarang
pun masih sanggup. Tapi aku memilih teman-teman yang salah, dan mengambil
pilihan-pilihan yang salah." "Kau mengakui dirimu bersalah"" Tentu."
"Kau termasuk golongan minoritas di sini."
Tidak, aku memang salah, tapi menurutku hukumannya terlalu berat. Ada yang
bilang kalian bisa mengurangi lama hukuman."
Spicer tidak lagi memedulikan meja-meja berantakan dan buku-buku
semrawut. Dia mengambil kursi dan menyediakan waktu. "Kami bisa memeriksa
surat-suratmu," katanya, seolah dia sudah menangani ribuan permohonan
banding. Dasar tolol, Argrow ingin berkata. Kau dropout dari high school saat kelas
sepuluh, dan mencuri mobil waktu berusia sembilan belas. Ayahmu
menggunakan koneksinya dan membuat dakwaan dibatalkan. Kau membuat
dirimu terpilih sebagai Hakim Perdamaian dengan menggunakan suara orang-orang yang sudah meninggal dan yang tidak datang, sekarang kau terperangkap
di penjara federal dan mencoba berperan sebagai jagoan.
Dan sekarang kau punya kemampuan untuk men jatuhkan presiden Amerika
Serikat berikutnya, Mr. Spicer, Argrow mengakui dalam hati.
"Berapa biayanya"" tanya Argrow.
"Berapa yang kaupunyai"" tanya Spicer, persis pengacara sungguhan.
"Tak banyak." "Kupikir kau tahu cara menyembunyikan uang di luar negeri."
"Oh, aku tahu, percayalah. Dan aku pernah punya banyak uang, tapi kubiarkan
lenyap." "Jadi kau tak bisa membayar sedikit pun""
"Tak banyak. Mungkin beberapa ribu."
"Pengacaramu bagaimana""
"Dia membuatku dipenjara. Aku tak punya cukup uang untuk menyewa
pengacara baru." Spicer memikirkan situasi ini beberapa lama. Dia sadar ternyata dia memang
kehilangan Trevor. Segalanya terasa jauh lebih gampang bila mereka punya
orang itu di luar untuk mengumpulkan uang. "Kau masih punya kontak di
Bahama"" "Aku punya kontak di seluruh penjuru Karibia. Kenapa""
"Karena kau harus mentransfer uang itu. Di sini tak boleh ada uang tunai."
"Kau ingin aku mentransfer $2.000""
"Tidak. Aku ingin kau mentransfer $5.000. Itu bayaran minimum kami."
"Di mana bankmu""
"Di Bahama." Mata Argrow menyipit. Alisnya berkerut, dan sementara dia berpikir keras,
Spicer juga melakukan 407 hal yang sama. Pikiran mereka sedang dalam proses untuk bertemu.
"Kenapa Bahama"" Argrow bertanya.
"Sama dengan alasanmu menggunakan Bahama."
Pilriian-pikiran berputar di kepala mereka. "Aku ingin tanya," kata Spicer.
"Kau tadi bilang bisa memindahkan uang kotor lebih cepat daripada siapa pun."
Argrow mengangguk dan berkata, "Tidak masalah."
"Kau masih bisa melakukannya""
"Maksudmu, dari dalam sini""
"Ya. Dari sini."
Argrow tertawa dan mengangkat bahu seolah itu gampang sekali. Tentu. Aku
masih punya teman-teman."
Temui aku di sini sejam lagi. Aku mungkin punya tawaran untukmu."
Sejam kemudian, Argrow kembali ke perpustakaan hukum dan mendapati
ketiga hakim itu sudah mengambil posisi, di belakang meja dengan kertas-kertas dan buku-buku hukum bertebaran, seolah Mahkamah Agung Florida
sedang bersidang. Spicer memperkenalkannya pada Beech dan Yarber, lalu dia
duduk di seberang meja. Tidak ada orang lain di situ.
Mereka berbicara sebentar tentang permohonan bandingnya, dan Argrow pura-pura tidak mengetahui detail-detailnya. Arsipnya sedang dikirim dari penjara
lain, dan mereka tidak bisa berbuat banyak tanpa arsip tersebut.
Permohonan banding itu cuma topik pembuka pembicaraan, dan kedua belah
pihak mengetahuinya. "Mr. Spicer memberitahu kami kau ahli dai memindahkan uang kotor," kata
Beech. "Begitulah, sampai aku tertangkap," jawab Argrow merendah. "Kuduga kalian
punya uang seperti itu."
"Kami memiliki rekening bank di luar negeri, uang yang kami peroleh dari
memberikan bantuan hukum dan beberapa hal lain yang tak bisa kami
ceritakan. Seperti yang kau tahu, kami tak boleh minta bayaran untuk bantuan
hukum kami." "Tapi kami tetap memintanya," tambah Yarber. "Dan kami dibayar."
"Berapa isi rekening ini"" tanya Argrow, tahu saldo kemarinnya sampai ke
jumlah sennya. "Sabar," kata Spicer. "Ada kemungkinan besar uang itu telah lenyap."
Argrow membiarkan kata-kata itu mengambang sedetik, dan menampakkan
tamp ang bingung. "Apa"" tanyanya.
"Dulu kami punya pengacara," Beech bercerita pelan-pelan, setiap kata
ditimbang. "Dia menghilang dan mungkin telah mengambil uang kami."
"Begitu. Dan rekening ini di bank di Bahama""
"Tadinya. Kami tak yakin uang itu masih di sana."
"Kami ragu uang itu masih ada," Yarber menambahkan.
"Tapi kami ingin tahu pasti," timpal Beech.
"Bank yang mana"" tanya Argrow.
"Geneva Trust, di Nassau," jawab Spicer, melirik kolega-koleganya.
Argrow mengangguk angkuh, seakan mengetahui rahasia-rahasia kotor bank
tersebut. "Kau tahu bank itu"" tanya Beech.
"Jelas," sahut Argrow, dan membiarkan mereka menunggu lama. "Dan"" kejar
Spicer. Argrow dilanda perasaan sombong karena tahu banyak, jadi dia berdiri dengan
gaya dramatis dan mengitari perpustakaan kecil itu beberapa saat, tenggelam
dalam pikirannya, lalu mendekati meja lagi. "Dengar, kalian ingin aku
melakukan apa" Tak usah kita berpanjang-panjang."
Ketiga mantan hakim itu menatapnya, lalu berpandangan, dan kelihatan jelas
bahwa mereka tidak pasti tentang dua hal: (a) seberapa mereka mempercayai
orang yang baru mereka kenal ini, dan (b) apa yang sebetulnya mereka
inginkant darinya. Tapi mereka berpendapat uang itu toh sudah hilang, jadi tidak ada ruginya.
Yarber berkata, "Kami tidak terlalu canggih dalam urusan memindahkan uang
kotor. Itu bukan keahlian kami. Maafkan saja ke-kurangtahuan kami, tapi
adakah cara untuk mengetahui apakah uang itu masih di tempatnya semula""
"Kami tak yakin apakah pengacara itu mencurinya," tambah Beech.
"Kalian mau aku memeriksa saldo rekening rahasia"" tanya Argrow.
"Ya, betul," jawab Yarber.
"Kami kira kau mungkin masih punya teman dalam bisnis ini," kata Spicer,
mencoba-coba. "Dan kami juga ingin tahu apakah ada jalan untuk melakukan
ini." "Kalian beruntung," kata Argrow, dan membiarkan kata-katanya mengendap.
"Maksudmu"" tanya Beech.
"Kalian memilih Bahama."
"Sebetulnya, pengacara itu yang memilih Bahama, Spicer memberitahu.
"Yah, bank-bank di sana lumayan longgar. Banyak rahasia dibeberkan. Banyak
pegawai disuap. Kebanyakan kegiatan pencucian uang tak dilakukan di Bahama.
Saat ini Panama tempat paling top, dan tentu saja Grand Cayman masih tak
tergoyahkan." Tentu, tentu, mereka bertiga mengangguk-angguk. Luar negeri ya luar negeri,
bukan" Satu lagi contoh kebodohan mempercayai orang tolol macam Trevor.
Argrow mengamati wajah bingung mereka dan berpikir betapa tidak tahunya
hakim-hakim itu. Untuk ukuran tiga pria yang punya kemampuan
menghancurleburkan proses pemilihan presiden Amerika, mereka tampak
sangat naif. "Kau belum menjawab pertanyaan kami," kata Spicer.
"Apa saja mungkin di Bahama."
"Jadi kau bisa melakukannya""
"Aku bisa mencoba. Tak ada jaminan."
"Begini saja," kata Spicer. "Kaucek rekening itu, dan kami akan menangani
permohonan bandingmu tanpa bayaran."
"Bukan kesepakatan yang jelek," kata Argrow.
"Kami pikir juga begitu. Setuju""
"Setuju." v, tt 1
Sesaat mereka cuma berpandangan kaku, bangga pada kesepakatan saling
menguntungkan mereka, tapi tidak yakin siapa yang hams bergerak lebih dulu.
Akhirnya, Argrow berkata, "Ada yang harus kuketahui tentang rekening itu."
"Misalnya"" tanya Beech.
"Misalnya nama atau nomornya."
"Rekeningnya atas nama Boomer Realty, Ltd. Nomornya 144-DXN-9593."
Argrow mencatatnya pada secarik kertas.
"Aku cuma ingin tahu," kata Spicer, sementara mereka memandanginya.
"Bagaimana kau akan berkomunikasi dengan kontakmu di luar""
Telepon," sahut Argrow tanpa mengangkat muka.
"Jangan pakai telepon-telepon di sini," kata Beech.
The Brethren Karya John Grisham di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Telepon-telepon di suri tak aman," tambah Yarber.
"Kau tak boleh menggunakan telepon-telepon ini," kata Spicer tegas.
Argrow tersenyum dan memaklumi kekhawatiran mereka, lalu menoleh ke
belakang dan mengeluarkan dari saku celananya semacam alat, lebih besar
sedikit daripada pisau lipat Dia memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk, dan
berkata, Tni telepon, gentlemen."
Mereka memandang tak percaya, lalu mengawasi ketika pria itu dengan cepat
membukanya dari atas dan bawah serta dari satu sisi sehingga setelah selesai
pun benda itu tampak tetap terlalu kecil sebagai al
at berkomunikasi. Tni digital," katanya. "Sangat aman."
"Siapa yang menerima tagihan bulanannya"" tanya Beech.
"Aku punya saudara laki-laki di Boca Raton. Telepon ini dan sambungannya
hadiah darinya." Dia melipatnya lagi dengan sigap, dan telepon itu pun lenyap
di depan mata mereka. Lalu Argrow menunjuk ruang rapat kecil di belakang
mereka, ruang kerja mereka. "Ada apa di situ"" tanyanya. "Cuma ruang rapat,"
jawab Spicer. "Tak ada jendelanya, kan""
"Tak ada, cuma jendela kecil di pintu."
"Baik. Bagaimana kalau aku masuk ke sana, menelepon, dan bekerja" Kalian
bertiga di sini saja dan pasang mata. Kalau ada yang memasuki perpustakaan,
ketuk pintunya." Majelis langsung setuju, meskipun tidak percaya Argrow akan berhasil.
Telepon itu disambungkan ke van putih, diparkir 2,5 kilometer dari Trumble, di
jalan berkerikil yang sesekali dibersihkan pemerintah daerah. Jalan itu terletak
di sebelah ladang hay milik seseorang yang belum pernah mereka lihat. Batas
daerah yang dimiliki pemerintah federal berada 400 meter, dari situ, tapi dari
tempat van itu berada tidak tampak adanya penjara.
Hanya ada dua teknisi dalam van, yang satu pulas di bangku depan, yang lain
setengah tertidur di belakang dengan headphone di kepala. Ketika Argrow
menekan tombol Send di alat kecil canggihnya, pesawat penerima di van
menyala, dan kedua pria itu langsung bangun.
"Halo," katanya. "Ini Argrow."
"Ya, Argrow, di sini Chevy One, .silakan," kata teknisi di belakang.
"Aku di dekat ketiga badut itu, sedang beraksi, pura-pura menelepon teman-teman di luar untuk memeriksa keberadaan rekening luar negeri mereka Sejauh
ini segala sesuatunya berjalan bahkan lebih lancar dari yang kuharapkan."
"Kedengarannya begitu."
"Roger. Aku akan melapor lagi nanti." Dia menekan tombol Endy namun tetap
memegang telepon di telinga dan tampak asyik berbicara. Dia duduk di tepi
meja, lalu berjalan sedikit, sesekali melirik Majelis dan sekitarnya.
Spicer tidak bisa menahan diri untuk tidak mengintip dari jendela pintu. "Dia
sedang menelepon," katanya penuh semangat.
"Memangnya kaukira dia sedang melakukan apa"" tanya Yarber, yang sedang
membaca berbagai putusan pengadilan akhir-akhir ini.
Tenang, Joe Roy," kata Beech. "Uang itu lenyap bersama Trevor."
Pertempuran Di Lembah Bunga Hay Tong 5 Satria Gendeng 14 Tiga Pendekar Aneh Pertapa Cemara Tunggal 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama