Ceritasilat Novel Online

Kembaran Ketiga 10

Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett Bagian 10


Justru di situ masalahnya. Aku membutuhkan kehadiranmu di sini, di
Baltimore, di Hotel Stouffler besok siang. Aku akan mengadakan konferensi
pers sebelum maju ke sidang, dan aku ingin kau muncul."
Siapa yang mau ke Baltimore" Mendingan ke Honolulu."
Jangan melantur, tolol. Sebuah tiket USAir atas nama Logan untuk
penerbangan pukul sembilan lewat empat puluh lima sudah tersedia untukmu.
Kau tinggal ambil itu di bandara."
Kau menawarkan untuk membagi sepuluh juta dolar denganku""
Tidak. Kau akan mendapat sepuluh juta dolarmu sendiri."
Apa tuntutannya""
612 Penyalahgunaan perjanjian."
Aku seorang mahasiswa manajemen. Bukankan ada batas waktu tertentu
untuk itu" Sesuatu yang terjadi sekitar dua puluh tiga tahun yang lalu &"
Memang ada, tapi masa berlakunya dihitung mulai dari saat kasus itu
terungkap. Dalam hal ini, itu terjadi minggu lalu."
Di latar belakang, sebuah suara Hispanik berteriak, Hei, Hank, masih ada
seratus orang yang belum kaula-yani!"
Hank berkata, Bicaramu mulai terdengar meyakinkan."
Jadi, kau mau datang""
Nggak. Artinya, aku akan memikirkannya begitu aku selesai dengan tugasku
malam ini. Sekarang aku mesti melayani orang-orang."
Kau bisa hubungi aku di hotel itu," ujar Steve, tapi terlambat. Hank sudah
keburu menutup pesawatnya
Jeannie dan Lisa menatapnya.
Steve angkat bahu. Aku tidak tahu," ujarnya dalam ada frustrasi. Aku tidak
tahu apakah aku berhasil meyakinkannya atau tidak."
Lisa berkata, Kita cuma bisa menunggu, untuk melihat apakah dia bakal
muncul atau tidak." Apa mata pencaharian Wayne Stattner""
Dia seorang pemilik kelab malam. Mungkin dia sudah memiliki sepuluh juta
dolar." Kalau begitu, kita harus berusaha menggelitik rasa ingin tahunya. Kau punya
nomornya"" Tidak." Steve menghubungi bagian informasi. Kalau dia seorang selebriti, nomornya
mungkin tidak terdaftar."
Mungkin ada nomor kantornya." Steve mendapat sambungan, lalu
menyebutkan namanya. Beberapa saat kemudian, ia memperoleh nomornya. Ia
memutar nomor 613 itu dan disambut sebuah perangkat penjawab telepon Hai, Wayne, namaku
Steve Logan, dan kalau kauper-hatikan, suaraku persis sama seperti suaramu.
Itu karena, kau boleh percaya atau tidak, kita ini memang kembar identik.
Tinggiku enam kaki dua inci dan beratku sembilan puluh lima kilo, dan
tampangku benar-benar persis seperti kau, kecuali warna rambut kita.
Beberapa hal lain yang mungkin sama di antara kita: aku alergi terhadap
macadamia nuts, aku tidak punya kuku di jari kelingking kakiku, dan kalau
sedang berpikir, aku akan menggaruk punggung tangan kiriku dengan jari-jari
tangan kananku. Nah, ini serunya: kita bukan pasangan kembar. Dan masih ada
beberapa orang lagi yang seperti kita. Salah satu di antaranya terlibat dalam
suatu tindak kejahatan di Jones Falls University hari Minggu yang lalu karena
itulah kau mendapat kunjungan dari dinas kepolisian Baltimore kemarin. Dan
kita akan mengadakan pertemuan besok siang di Hotel Stouffler, Baltimore.
Kedengarannya memang aneh, Wayue, tapi aku berani sumpah bahwa semua ini
benar. Hubungi aku atau Dr. Jean Ferrami di hotel itu, atau muncullah begitu
saja. Bakal menarik sekali." Steve menutup pesawatnya, lalu menatap Jeannie.
Bagaimana menurutmu""
Jeannie angkat bahu. Dia jenis yang bisa berbuat sesukanya Mungkin dia akan
tertarik. Dan seorang pemilik kelab malam tentunya tidak sibuk pada hari Senin
pagi. Di lain pihak, aku tidak akan mau naik pesawat hanya gara-gara sebuah
pesan telepon seperti itu."
Pesawat telepon itu berdering. Steve mengangkatnya secara otomatis. Halo""
Boleh bicara dengan Steve"" Suaranya tidak ia kenal. Ini Steve."
Aku Paman Preston. Ayahmu ingin bicara." Steve tidak memiliki seorang
Paman Preston. Ia mengerutkan alis, tidak mengerti. Sesaat kemudian, se
614 buah suara lain terdengar. Kau sendirian" Apa dia di situ""
Tiba-tiba Steve mengerti. Ekspresinya berubah menjadi bingung. Ia tidak tahu
harus menj awab apa. Sebentar," ujarnya. Ia menutup bagian mulut pesawat
itu dengan tangannya. Kurasa ini Berrington Jones ." ujarnya pada Jeannie.
Dan dia mengira aku Harvey. Apa yang mesti kulakukan""
Jeannie cuma bisa mengangkat tangannya ke atas. Coba berimprovisasi,"
ujarnya. Wauw, trims." Steve mendekatkan gagang pesawat itu ke telinganya. Ehm,
ya, ini Steve," ujarnya.
Ada apa" Lama benar kau di sana!"
A-aku kira begitu &"
Kau sudah tahu apa rencana Jeannie""
Ehm & ya, sudah."
Kalau begitu, kau harus pulang dan melapor pada kami!" Oke."
Kau tidak tertahan di situ, kan"" Nggak."
Tentunya kau menidurinya"" Bisa dibilang begitu."
Pakai celanamu sekarang juga dan pulang! Situasinya sudah betul-betul
gawat!" Oke." Nah, setelah menutup pesawatmu, bilang bahwa yang menelepon tadi adalah
orang yang bekerja untuk pengacara orangtuamu, untuk memanggilmu pulang
ke DC secepatnya. Begitu saja dalihmu, jadi kau punya alasan untuk buru-buru
pergi. Oke"" Oke. Aku akan pulang secepatnya."
Berrington menutup pesawatnya; Steve juga melakukan hal yang sama.
Steve menghela napas lega. Rasanya aku berhasil menipunya."
615 Jeannie bertanya, Apa katanya"*
Menarik sekali. Sepertinya Harvey memang dikirim kemari untuk mencari tahu
apa rencanamu. Mereka khawatir mengenai apa yang akan kaulakukan dengan
pengetahuan yang kaumiliki
Mereka" Siapa saja""
Berrington dan seseorang yang menyebut dirinya Parran Preston."
Preston Barck adalah presiden Genetico. Buat apa mereka menelepon
kemari" Mereka sudah nggak sabar rupanya. Berrington sudah bosan menunggu.
Sepertinya mereka ingin tahu, supaya mereka dapat mencari cara untuk
menghadapimu. Dia mengatakan supaya aku berpura-pura harus segera kembali
ke Washington untuk menemui pengacaraku, lalu segera kembali ke rumahnya
secepatnya. Jeannie tampak khawatir. Gawat. Kalau Harvey nggak muncul, Berrington
akan tahu bahwa ada yang tidak beres. Orang-orang Genetico itu akan segera
mengambil ancang-ancang. Tak seorang pun akan tahu, apa yang bakal mereka
lakukan: memindahkan acara konferensi pers itu ke lokasi lain, memasang
barisan sekuriti yang tidak dapat kita terobos, bahkan membatalkan seluruh
acara itu sama sekali dan langsung menandatangani berkas-berkas mereka di
sebuah kantor pengacara."
Steve mengerutkan alisnya, sambil menerawangi lantai. Ia memiliki sebuah ide,
tapi masih ragu untuk mengajukannya. Akhirnya ia berkata, Kalau begitu,
Harvey mesti pulang."
Jeannie menggeleng-gelengkan kepala. Dari tadi dia di situ mengikuti
pembicaraan kita. Dia akan membeberkan semuanya kepada mereka."
Tidak, kalau aku yang pergi sebagai gantinya."
Jeannie dan Lisa menatapnya terperangah.
Steve belum punya rencana, tapi berkata sambil ber
616 pikir, Aku akan ke rumah Berrington. pura-pura menjadi Harvey. Aku pasti
bisa meyakinkan mereka."
Steve, itu berbahaya sekali. Kau tidak tahu apa-apa mengenai kehidupan
mereka. Kau bahkan tidak tahu di mana kamar mandinya."
Kalau Harvey bisa menipumu, kukira aku bisa menipu Berrington," ujar Steve
sambil berusaha meninggalkan kesan lebih yakin dari yang sebetulnya ia
rasakan. Harvey tidak berhasil menipuku. Kedoknya tersingkap."
Tapi dia berhasil menipumu untuk sesaat."
Kurang dari sejam. JCau bakal lebih lama di sana."
Tidak begitu lama. Kita tahu bahwa Harvey selalu kembali ke Philadelphia
pada hari Minggu malam. Aku akan balik kemari sebelum tengah malam."
Tapi Berrington kan ayah Harvey. Mana mungkin kau dapat menipunya""
Steve tahu bahwa apa yang dikatakan Jeannie memang benar. Kau punya ide
yang lebih bagus""
Jeannie berpikir selama beberapa saat, kemudian menjawab, Tidak."
di-scan dan di-djvu-kan untuk dimhader dim liati, c o cc oleh:
Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan menimpa hidup anda selamanya.
617 BAB 59 Steve mengenakan celana korduroi biru Harvey dan baju biru langitnya, lalu
mengemudikan mobil Datsun Harvey ke Roland Park. Hari sudah gelap saat ia
tiba di rumah Berrington. Ia parkir di belakang sebuah Lincoln Town Car
berwarna abu-abu keperakan, lalu duduk diam-diam selama beberapa saat,
untuk mengumpulkan semua keberanian
nya. la harus melakukan ini dengan benar. Kalau ia ketahuan, habislah riwayat
Jeannie. Tapi ia tidak punya apa-apa sebagai pegangan; ia tidak memiliki
informasi sedikit pun. Ia harus bersikap waswas senantiasa, peka mengenai apa
yang diharapkan darinya, dan bersikap santai kalau ia sampai melakukan
kesalahan. Andai kata ia seorang aktor.
Bagaimana suasana hati Harvey saat ini" tanya Steve pada dirinya Dia
diperintahkan oleh ayahnya untuk segera pulang. Padahal, menurut skenario,
dia sedang bersenang-senang dengan Jeannie. Tentunya dia kesal sekarang.
Steve menghela napas, la tidak dapat menunda saat-saat yang ditakutinya itu
lebih lama lagi. Ia keluar dari mobil, lalu menuju pintu muka rumah Berrington.
Harvey memiliki beberapa buah anak kumi Steve mempelajari lubang kunci
pintu muka itu. Rasanya ada
618 tulisan Yale-nya. Ia mencari sebuah kunci Yale. Sebelum ia menemukannya,
Berrington membuka pintu itu. Buat apa kau berdiri diam di sini""
dampratnya. Ayo masuk."
Steve melangkah masuk. Ayo ke ruang keluarga," perintah Berrington.
Di mana ruang keluarga sialan itu" Steve berusaha mengatasi rasa paniknya.
Rumah itu bergaya rumah peternakan pinggiran kota yang standar dari tahun
tujuh puluhan. Di sebelah kirinya, melalui suatu lengkungan ia dapat melihat
sebuah ruang duduk berisi perabotan bergaya formal. Tidak ada siapa-siapa di
situ. Lurus di mukanya terdapat sebuah lorong dengan beberapa pintu, yang ia
perkirakan menuju kamar tidur. Di sebelah kanannya terdapat dua pintu
tertutup. Satu di antaranya tentunya ruang keluarga itu tapi yang mana"
Ayo ke ruang keluarga" ulang Berrington, seakan Steve tidak mendengar
perintahnya sebelumnya. Steve membuka sebuah pintu secara asal.
Ternyata pilihannya salah. Pintu itu menuju kamar mandi.
Berrington menatapnya dengan kesal.
Untuk sesaat Steve ragu, kemudian ia teringat bahwa suasana hatinya
seharusnya sedang tidak enak. ."Aku boleh kencing dulu, kan"" ujarnya ketus.
Tanpa menunggu jawaban, ia masuk ke kamar mandi itu, lalu menutup
pintunya. Yang ia masuki itu ternyata sebuah toilet duduk, hanya dengan sebuah kloset
dan wastafel. Ia mendoyongkan tubuhnya di muka wastafel itu, lalu bercermin.
Kau pasti edan," ujarnya pada bayangannya.
Ia membilas kloset itu. mencuci tangannya, kemudian kejuar.
la dapat menangkap suara beberapa laki-laki dari bagian dalam rumah itu. Ia
membuka pintu sebelah kamar mandi; jadi, di sinilah ruang keluarga itu. la
melangkah masuk, menutup pintu, lalu dengan cepat
619 melayangkan pandang ke sekelilingnya Ada sebuah meja tulis, sebuah lemari
arsip dari kayu, rak-rak buku, sebuah TV, dan beberapa kursi sofa. Di meja tulis
terdapat foto seorang wanita pirang yang menarik, berusia sekitar empat
puluhan, mengenakan pakaian yang kelihatannya ketinggalan zaman dua puluh
tahun. Wanita itu menggendong seorang bayi. Mantan istri Berrington" Ibuku""
Ia membuka laci-laci meja tulis itu, sambil memperhatikan isinya, kemudian
membuka lemari arsip. Ternyata ada sebotol wiski Springbank dan beberapa
gelas kristal di laci paling bawah, seakan sengaja disembunyikan. Mungkin ini
salah satu titik kelemahan Berrington. Saat ia menutup laci itu, pintu ruang
keluarga terbuka dan Berrington masuk ke dalam, diikuti oleh dua orang laki-laki. Steve mengenali Senator Proust, yang berkepala botak dan berhidung
besar, dari siaran berita di TV. la memperkirakan bahwa laki-laki berambut
hitam dan berpembawaan lebih diam itu adalah Paman" Preston Barck,
presiden Genetico. Ia teringat bahwa Harvey seharusnya sedang kesal. Ngapain aku disuruh buru-buru pulang""
Berrington berusaha membujuk. Kami baru saja se lesai makan," ujarnya.
Kau mau sesuatu" Marianne bisa menyiapkannya sebentar."
Perut Steve terasa mual karena tegang, tapi Harvey tentunya mau makan, dan
Steve harus berusaha tampil sewajar mungkin, karena itu ia berpura-pura mau
dibujuk dan berkata, Oke, aku mau sesuatu."
Berrington berteriak, Marianne"" Selang beberapa saat, seorang gadis kulit
hitam yang cantik dan tampak gugup muncul di pintu. Bawakan makanan
untuk Harvey," perintah Berrington.
Baik, Monsieur," bisi
k gadis itu. Steve mengikuti langkah-langkah gadis itu dengan matanya. Ia melihat
Marianne melewati ruang duduk dalam perjalanannya menuju dapur. Tentunya
ruang ma 620 kan juga di sekitar sana, kecuali kalau mereka makan di dapur.
Proust mendoyongkan tubuhnya ke muka, lalu bertanya, Oke, Nak, apa yang
kaudapat"" Steve sudah menyiapkan cerita mengenai apa-apa yang akan dilakukan Jeannie.
Kukira kalian bisa santai, setidaknya untuk sementara ini," ujamya. Jeannie
Ferrami akan menuntut Jones Falls University melalui jalur hukum, karena dia
merasa diperlakukan secara tidak adil. Dia menganggap bahwa dia bisa
menyinggung soal keberadaan clone-clone itu selagi prosesnya berlangsung.
Sampai sejauh ini, dia belum punya rencana untuk mempublikasi apa-apa. Dia
akan bertemu dengan seorang pengacara pada hari Rabu."
Ketiga laki-laki yang lebih tua itu tampak lega. Proust berkata, Perlakuan
tidak adil. Prosesnya akan memakan waktu paling sedikit setahun. Kita masih
punya banyak waktu untuk melakukan apa yang harus kita lakukan."
Kena tipu kalian, rasain.
Berrington berkata, Lalu bagaimana mengenai kasus Lisa Hoxton""
Jeannie sudah tahu siapa aku, dan dia menganggap aku pelakunya, tapi dia
belum bisa membuktikannya. Mungkin dia bakal menudingku, tapi kesannya
nanti paling-paling seperti ulah seorang mantan pegawai yang sedang kalap."
Berrington mengangguk. Bagus, tapi kau toh membutuhkan pengacara. Kau
tahu apa yang akan kami lakukan. Kau menginap saja di sini malam ini toh
sudah terlalu malam untuk kembali ke Philadelphia sekarang."
Aku tidak mau menghabiskan malam ini di sini! Entahlah &"
Kau bisa ikut bersamaku menghadiri acara konferensi pers itu besok pagi, dan
sesudahnya kita pergi menemui Henry Quinn."
Risikonya terlalu besar! Jangan panik, pusatkan pikiranmu.
Kalau aku tinggal di sini, aku akan tahu persis apa yang bakal dilakukan orang-orang licik ini setiap saat. Risikonya memang besar. Tapi tak mungkin akan
terjadi apa-apa selama aku tidur. Aku bisa menyelinap sebentar untuk
menelepon Jeannie, supaya dia tahu apa yang terjadi. Ia mengambil
keputusan. Oke," ujarnya.


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Proust berkata, Jadi, selama ini kita menunggu di sini dengan khawatir,
padahal tidak ada apa-apa."
Namun Barck rupanya tidak mau langsung menerima berita baik itu dengan
begitu saja. Dalam nada waswas ia bertanya, Apa tidak terpikir oleh cewek itu
untuk mencoba mensabotase proses akuisisi Genetico""
Dia memang pintar, tapi sepertinya pikirannya tidak berorientasi ke soal
bisnis,-" jawab Steve.
Proust mengedipkan matanya, lalu berkata, Bagaimana dia di tempat tidur,
he"" Asyik," sahut Steve sambil nyengir. Proust tertawa terbahak-bahak.
Marianne muncul dengan sebuah baki: irisan ayam, salad dengan bawang
bombay, roti, dan sekaleng bir Budweiser Steve tersenyum. Terima kasih,"
ujarnya. Asyik sekali."
Marianne menatapnya dengan tercengang. Steve menyadari bahwa Harvey
mungkin jarang sekali mengucapkan kata-kata terima kasih. Ia melirik ke arah
Preston Barck, yang tampak sedang mengerutkan alisnya. Awas, hati-hati!
Jangan sampai salah sekarang, kau sudah berhasil mengakali mereka sejauh ini,
kau cuma tinggal melewatkan satu jam lagi bersama mereka sebelum waktu
tidur. Steve mulai makan. Barck berkata, Kau masih ingat sewaktu kau kuajak ke
Plaza Hotel di New York untuk makan siang" Umurmu baru sepuluh tahun ketika
itu." Steve hampir mengatakan Ya ketika ia melihat kerut
622 di wajah Berrington. Apakah ini semacam tes" Apakah Barck curiga" Plaza""
ujarnya sambil mengerutkan dahi. Biar bagaimanapun, ia cuma bisa
memberikan satu jawaban. Wah, Paman Preston. Aku nggak ingat itu."
Mungkin yang kuajak itu keponakanku," ujar Barck. Huh.
Berrington berdiri. Aku mau ke kamar mandi dulu," ujarnya. Ia keluar.
Aku kepingin minum Scotch," ujar Proust.
Steve berkata, Buka saja laci paling bawah lemari itu. Biasanya Dad punya
persediaan di situ."
Proust pergi ke lemari itu dan membuka lacinya Hebat kau, Nak!" ujarnya. Ia
mengeluarkan botolnya dan beberapa buah gelas.
Aku sudah tahu tentang itu sejak umur dua belas," ujar Steve. Sejak itulah
aku mulai m encuri dari situ." Proust tertawa terbahak-bahak. Steve melirik ke arah Barck. Bayangan gelap
itu sudah menghilang dari wajahnya. Ia sedang tersenyum.
623 BAB 60 Mr. Oliver memperlihatkan sebuah pistol besar yang sudah ia simpan sejak
akhir Perang Dunia Kedua. Aku merampas ini dari tangan seorang tahanan
berkebangsaan Jerman," ujarnya. Para serdadu kulit berwarna biasanya tidak
boleh membawa senjata api di masa itu." Ia duduk di sofa Jeannie, sambil
mengacungkan pistol itu ke arah Harvey.
Lisa masih sibuk di telepon, mencoba menghubungi George Dassault.
Jeannie berkata, Sebaiknya aku check-in di hotel itu sekarang, sambil
meninjau." Ia mengisi sebuah koper, lalu berangkat ke Hotel Stouffler, sambil
memikirkan cara untuk membawa Harvey ke kamar hotel tanpa menarik
perhatian pihak sekuritinya.
Hotel Stouffler memiliki sebuah garasi bawah tanah: itu permulaan yang baik.
Jeannie meninggalkan mobilnya di sana, lalu naik lift. Ternyata lift itu hanya
dapat membawa mereka sampai ke lobi hotel, tidak ke kamar-kamarnya. Tapi
semua lift yang ada bermuara di sebuah lorong di belakang ruang lobi ulama,
yang tidak terlihat dari meja resepsi, dan untuk melintasi lorong itu dari lift
garasi ke lift kamar hanya memakan waktu beberapa detik. Apakah mereka
harus membopong Harvey, atau menyeretnya, atau apakah ia mau bekerja
sama dengan berjalan sendiri" Agak sulit memang.
624 Setelah check-in, Jeannie pergi ke kamarnya, meletakkan kopernya di sana,
lalu segera keluar lagi dan pulang ke apartemennya.
Aku berhasil menghubungi George Dassault!" seru Lisa dengan antusias begitu
ia muncul- Hebat! Di mana""
Aku berhasil menghubungi ibunya di Buffalo. Kemudian dia memberikan
kepadaku nomornya di New York. George Dassault seorang aktor di sebuah
teater kecil di Broadway."
Dia mau datang besok""
Ya. Apa pun akan kulakukan demi publisitas, katanya. Aku sudah mengatur
penerbangannya, dan aku bilang akan menjemputnya di bandara besok."
Bagus sekali!" Kita akan punya tiga clone nanti. Orang-orang yang nonton televisi bakal
gempar." Andai kata kita bisa membawa Harvey ke hotel itu." Jeannie berpaling ke arah
Mr. Oliver. Kita bisa mengelakkan petugas pintu hotel dengan langsung
menuju garasi bawah tanah. Lift garasi cuma bisa membawa kita sampai ke
lantai dasar hotel. Kita harus keluar dari sana dan mengambil lift lain untuk ke
kamar. Tapi lorong lift itu letaknya tersembunyi
Dalam nada waswas Mr. Oliver berkata, Biar bagaimanapun, kita harus
mengusahakan agar dia tenang selama sedikitnya lima sampai sepuluh menit,
sementara kita memindahkannya dari mobil ke kamar itu. Dan bagaimana kalau
ada tamu hotel yang melihat dia dalam keadaan terikat" Mungkin mereka
bertanya macam-macam, atau melaporkannya kepada pihak sekuriti."
Jeannie mengalihkan perhatiannya ke Harvey, yang masih tergeletak di lantai
dengan mulut tersumbat dan dalam keadaan tenkat. Ia sedang mengawasi
mereka sambil mendengarkan. Aku juga sudah memikirkan hal itu, dan aku
punya beberapa ide," ujar Jeannie.
625 Anda bisa ikat ulang kakinya sedemikian rupa, supaya dia bisa jalan, tapi tidak
terlalu cepat"" Tentu."
Sementara Mr. Oliver melakukan itu, Jeannie masuk ke kamar tidurnya. Dari
dalam lemari pakaiannya, ia mengeluarkan sebuah sarung berwarna, yang ia
beli untuk berlibur di pantai, sebuah syal besar, sehelai sapu tangan, dan
sebuah topeng Nancy Reagan yang ia peroleh dari sebuah pesta dan lupa ia
buang. Mr. Oliver membantu Harvey berdiri. Begitu sudah berdiri tegak. Harvey
berusaha memukul Mr. Oliver dengan tangannya yang masih terikat. Jeannie
menahan napas. Lisa menjerit Namun Mr. Oliver rupanya sudah mengantipasi
hal itu. Dengan sigap ia berkelit, kemudian menghajar perut Harvey dengan
gagang pistolnya. Harvey mengaduh, kemudian membungkuk. Mr. Oliver
menghantamnya sekali lagi, kali ini di kepalanya. Harvey ambruk di atas
lututnya. Mr. Oliver menariknya untuk berdiri lagi. Sesudah itu ia menjadi lebih
mudah diatur. Aku mau mendandaninya," ujar Jeannie.
Silakan," ujar Mr. Oliver. Aku akan mengawasi dia, dan menyakitinya sekali-sekali, supaya dia mau bekerja sama
." Dengan perasaan waswas, Jeannie melilitkan sarung itu di pinggang Harvey,
kemudian mengikatnya seperti sebuah rok. Tangannya bergetar; ia sama sekali
tidak suka berada dalam jarak begitu intim dengan Harvey. Sarung itu ternyata
cukup panjang untuk menutupi pergelangan kaki Harvey dan kabel listrik yang
membuat langkahnya nanti terseok-seok. la menyelempangkan syalnya di
pundak laki-laki itu, lalu menyematkan sebuah peniti di ikatan pada
pergelangan tangannya, supaya tampak seakan Harvey sedang memegangi
ujung syal itu, seperti nenek-nenek. Sesudah itu ia menggulung sapu
tangannya, yang ia ikatkan melalui mulut Harvey
626 dengan sebuah simpul di belakang kepalanya, supaya lap di dalam mulutnya
tidak jatuh keluar. Akhirnya ia memasang topeng Nancy Reagan itu untuk
menutupi sumbat mulutnya. Dia baru menghadiri pesta kostum, berpakaian
seperti Nancy Reagan, dan dia dalam keadaan mabuk," ujarnya.
Oke sekali," ujar Mr. Oliver.
Pesawat telepon berdering. Jeannie mengangkatnya. Halo""
Aku Mish Delaware." Jeannie telah melupakannya. Sudah empat belas atau lima belas jam berlalu
sejak ia merasa begitu perlu berbicara padanya. Hai," ujarnya.
Ternyata kau benar. Memang Harvey Jones pelakunya"
Dari mana kau tahu""
Dari pihak kepolisian Philadelphia. Mereka sudah ke apartemennya. Dia tidak
di sana, tapi seorang tetangga membantu mereka. Mereka menemukan topi pet
itu dan menyadari bahwa benda itu sesuai deskripsi."
Bagus!" Aku sudah siap menahannya, cuma aku belum tahu di mana dia. Kau tahu""
Jeannie melayangkan matanya ke arah Harvey, yang berpakaian seperti seorang
Nancy Reagan yang tingginya enam kaki dua inci. Tidak," sahutnya. Tapi aku
bisa mengatakan padamu di mana dia besok siang."
Oke." Regency Room, Hotel Stouffler. di sebuah konferensi pers." Trims."
Mish, boleh aku minta sesuatu darimu"" Apa""
Jangan tahan dia sebelum konferensi pers itu selesai. Keberadaannya di situ
amat berarti bagiku."
Untuk sesaat Mish ragu. Kemudian ia berkata, Oke."
627 Trims. Aku menghargai itu." Jeannie menutup pesawatnya. Oke, ayo kita
masukkan dia ke mobil."
Mr. Oliver berkata, Kalian duluan, untuk membuka pintunya. Aku yang akan
bawa dia." Jeannie menyambar kunci kuncinya, lalu lari ke bawah. Hari sudah gelap, tapi
langit penuh bintang dan suasana agak remang oleh penerangan dari lampu-lampu jalan. Ia melayangkan pandang ke sekelilingnya. Sepasang muda-mudi
dalam jeans sobek-sobek sedang berjalan ke arah berlawanan sambil
bergandengan tangan. Di sisi lain jalan itu, seorang laki-laki yang mengenakan
topi jerami sedang jalan-jalan dengan seekor anjing Labrador kuning. Mereka
bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi. Apakah mereka akan
menoleh" Apakah mereka akan peduli"
Jeannie memutar kunci mobilnya, lalu membuka pintu.
Harvey dan Mr. Oliver melangkah keluar rumah bersama-sama. Mr. Oliver
mendorong tahanannya. Harvey terhuyung. Lisa, yang mengikuti mereka dari
belakang, menutup pintu rumah.
Untuk sesaat, adegan itu tampak amat menggelikan. Tawa histeris nyaris
melanda diri Jeannie. Cepat-cepat ia membekap mulutnya dengan tangan.
Harvey sampai di mobil. Mr. Oliver mendorongnya sekali lagi. Harvey hampir
terjungkal di bangku belakang.
Jeannie berhasil menguasai diri kembali. Ia menoleh lagi ke orang-orang yang
sedang berada di jalanan saat itu. Si laki-laki bertopi jerami sedang mengawasi
anjingnya mengencingi ban sebuah mobil Subaru. Pasangan muda itu rupanya
belum sempat menoleh ke belakang.
Sejauh ini. semua oke. Aku akan duduk di belakang bersamanya," ujar Mr. Oliver. Oke."
628 Lisa duduk di depan, sementara Jeannie mengemudikan mobil itu.
Suasana pusat kota amat sepi pada malam hari Minggu itu. Jeannie melesat ke
dalam garasi bawah tanah hotel, laju memarkir kendaraannya sedekat mungkin
dengan lift. untuk mengurangi jarak yang harus mereka tempuh sambil
menyeret Harvey. Suasana di dalam garasi itu tidak sepi. Mereka harus
menunggu di dalam mobil, sementara sepasang suami-istri dalam pakaian pesta
keluar dari sebuah mobil Lexus, kemudian menuju ke arah hotel. Sesudah itu,
saat tidak ada siapa-siapa lagi ya
ng kelihatan, mereka keluar dari mobil.
Jeannie mengambil sebuah linggis dari bagasinya, yang ia perlihatkan kepada
Harvey, kemudian ia sembunyikan di dalam saku celana blue jeans-nya. Mr.
Oliver telah menyelipkan pistol masa perangnya di ban pinggangnya, di balik
kemeja. Mereka menghela Harvey keluar dari mobil. Semula Jeannie sudah
memperhitungkan bahwa ia akan berontak, tapi ternyata ia melangkah dengan
tenang ke arah lift. Sepertinya lama sekali baru lift itu turun.
Begitu sampai, mereka mendorong Harvey masuk. Jeannie menekan tombol
menuju ruang lobi. Sementara mereka naik, Mr. Oliver meninju perut Harvey sekali lagi.
Jeannie betul-betul tercengang; tidak ada periawanan.
Harvey mengerang, kemudian membungkuk persis pada saat pintu lift
membuka. Dua laki-laki yang sedang menunggu di luar memandang ke arah
Harvey. Mr. Oliver menggiring Harvey keluar, sambil berkata, Maaf, Tuan-tuan, anak muda ini kebanyakan minum." Mereka berhasil lolos dengan
selamat. Sebuah lift lain menunggu. Mereka memasukkan Harvey ke dalamnya, lalu
Jeannie menekan tombol menuju lantai delapan. Ia menghela napas lega saat
pintunya menutup. 629 Mereka melesat ke lantai delapan tanpa masalah. Harvey sudah mulai pulih dari
pukulan Mr. Oliver, dan mereka hampir sampai di tempat tujuan. Jeannie
segera menunjukkan jalan ke kamar yang telah diambilnya. Begitu mereka
sampai, hatinya langsung menciut melihat pintu kamar itu dalam keadaan
terbuka, dan pada pegangannya tergantung kartu yang bunyinya Kamar sedang
dibersihkan. Si pelayan hotel tentunya sedang membenahi tempat tidur atau
entah apa. Jeannie mengeluarkan suara erangan.
Tiba-tiba Harvey mulai membuat ulah, dengan mengeluarkan suara-suara
protes dari balik bekapannya, dan mengayun-ayunkan tangannya yang terikat.
Mr. Oliver mencoba memukulnya, tapi ia berkelit, lalu mengambil tiga langkah
menjauhi mereka. Jeannie membungkuk di depannya, memegang tali yang mengikat pergelangan
kaki laki-laki itu dengan kedua tangannya, lalu menyentaknya. Harvey
sempoyongan. Jeannie mencoba lagi. namun kali ini tanpa hasil. Astaga, berat
sekali dia. Harvey menaikkan tangannya untuk memukul Jeannie. Jeannie
memusatkan konsentrasinya, kemudian menarik dengan sekuat tenaga. Harvey
kehilangan pijakan dan tubuhnya terbanting ke lantai.
Astaga, ada apa ini"" ujar sebuah suara. Si pelayan hotel, seorang wanita kulit
hitam berusia sekitar enam puluhan dalam pakaian seragam yang rapi,
melangkah keluar dari kamar itu.
Mr. Oliver berlutut di dekat kepala Harvey, lalu mengangkatnya. Anak muda
ini baru keasyikan berpesta," ujarnya Mengotori seluruh lantai limousine-ku."
Aku mengerti, dia pura-pura menjadi sopir kami, untuk meyakinkan si pelayan
hotel, pikir Jeannie. Habis pesta"" ujar si pelayan. Kok tampangnya seperti habis berkelahi."
Kepada Jeannie, Mr. Oliver berkata, Anda bisa tolong angkat bagian kakinya""
Jeannie segera melakukan apa yang diminta.
630 Mereka menggotong Harvey yang mencoba meronta. Mr. Oliver berpura-pura
pegangannya terlepas, namun ia menempatkan lututnya sedemikian rupa,
sehingga Harvey jatuh persis di atasnya dan merasakan sakitnya.
Hati-hati!" seru pelayan itu.
Ayo kita angkat lagi, Nona," ujar Mr Oliver.
Mereka mengangkatnya lagi dan membopongnya masuk ke dalam kamar itu,
lalu menjatuhkannya di tempat tidur.
Si pelayan mengikuti mereka. Mudah-mudahan dia tidak muntah di sini."
Mr. Oliver tersenyum ke arahnya. Eh, kok aku belum pernah melihatmu di
sekitar tempat ini" Mataku jeli sekali soal cewek cantik, tapi rasanya aku belum
pernah melihatmu." Jangan macam-macam," ujar wanita itu. namun ia tersenyum. Aku kan sudah
tua." Aku sudah tujuh puluh satu, dan kau pasti belum empat lima."
Aku sudah lima puluh sembilan, dan terlalu tua untuk melayani ulahmu."
Mr. Oliver memegang lengan wanita itu, lalu dengan lembut menggiringnya
keluar sambil berkata, Hei, tugasku hampir selesai dengan mereka Kau mau
jalan-jalan naik Hmousine-Vu""
Dengan lantai penuh munjah" Tidak mau!" Ia tertawa.
Bisa kubersihkan dulu."
Aku punya suami yang menungguku di rumah, dan kalau dia sampai mendengar
ucapanmu tad i, di lantai mobilmu bukan cuma bakal ada muntah. Mr. Limo."
Oh-ho." Mr. Oliver mengangkat tangannya dalam gerakan menyerah. Aku
tidak punya maksud jelek." Pura-pura takut, ia melangkah mundur ke dalam
kamar, lalu menutup pintunya.


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jeannie menjatuhkan diri di sebuah kursi. Terima kasih. Tuhan. Kita berhasil,"
ujarnya. BAB 61 Begitu selesai makan, Steve bangkit berdiri dan berkata, Aku mau tidur." Ia
ingin masuk ke dalam kamar Harvey secepatnya. Begitu sendirian, situasinya
akan lebih aman baginya. Pesta itu pun bubar. Proust menghabiskan sisa wiskinya, kemudian Berrington
mengantar kedua tamunya ke mobil mereka masing-masing.
Steve menggunakan kesempatan itu untuk menelepon Jeannie dan
menceritakan apa yang terjadi, la menyambar pesawat telepon, lalu memutar
nomor informasi. Untuk waktu lama ia terpaksa menunggu. Ayo, ayo! Akhirnya
ia memperoleh sambungan. Ia menanyakan nomor telepon hotel itu. Mula-mula
ia memutar nomor yang salah, nomor sebuah restoran. Dengan panik ia
memutar sekali lagi, dan akhirnya dijawah oleh hotel itu. Aku ingin bicara
dengan Dr. Jean Ferrami," ujarnya.
Berrington muncul kembali di ruang duduk itu, persis saat Steve mendengar
suara Jeannie. Halo"" Hai, Linda, ini Harvey," ujarnya. Steve, kaukah itu""
Ya, aku memutuskan untuk menginap di tempat Dad, rasanya sudah terlalu
malam untuk kembali." Demi Tuhan, Steve, kan nggak apa-apa""
632 Ada yang masih harus kuselesaikan, tapi aku bisa mengatasinya. Bagaimana
harimu, Manis""
Kami berhasil memboyongnya ke kamar hotel. Tidak mudah, tapi toh berhasil.
Lisa sudah berbicara dengan George Dassault Dia mau datang, jadi kita akan
punya tiga orang, setidaknya."
Bagus. Aku mau tidur sekarang. Sampai ketemu besok pagi. Manis, oke""
Hei, sukses, ya." Kau juga Selamat malam."
Berrington mengedipkan matanya. Seru""
Asyik." Berrington mengeluarkan beberapa buah pil yang kemudian ia telan dengan
wiskinya. Melihat Steve melirik ke arah botol obatnya, ia berkata, Dalmane.
Aku butuh sesuatu untuk tidur, setelah semua ini."
Malam, Dad. Berrington meletakkan lengannya di pundak Steve. Malam, Nak," ujarnya.
Jangan khawatir, semuanya akan beres nanti."
Dia benar-benar mencintai putranya yang bajingan itu. pikir Steve; dan untuk
sesaat, entah mengapa, ia merasa bersalah telah membohongi seorang ayah
yang sedang mencurahkan kasihnya kepada putranya.
Kemudian ia menyadari bahwa ia tidak tahu di mana kamar tidurnya.
Ia meninggalkan ruang duduk itu, lalu menelusuri lorong yang ia perkirakan
akan menuju ke kamar-kamar tidur. Ia tidak tahu pintu mana yang membuka ke
kamar Harvey. Saat menoleh ke belakang, ia melihat bahwa Berrington tidak
dapat mengawasinya dari ruang duduk itu. Cepat-cepat ia membuka pintu
terdekat, sepelan mungkin.
Ternyata kamar mandi utama.
Ia menutupnya lagi dengan hati-hati.
633 Di sebelahnya ada sebuah ruangan penuh dengan handuk dan seprai.
la mencoba pintu di seberangnya. Sebuah kamar tidur besar dengan tempat
tidur untuk dua orang dan beberapa lemari pakaian. Sebuah setelan jas
bergaris-bergaris halus dalam kantong binatu tergantung di pegangan pintu.
Harvey tentunya tidak memiliki setelan seperti itu. Saat akan menutup kembali
pintu itu, ia dikejutkan oleh suara Berrington, persis di belakangnya. Kau
buluh sesuatu dari kamarku""
Tampangnya tentunya agak bersalah. Untuk sesaat ia tidak bisa menjawab. Aku
mesti bilang apa " Kemudian kata-kata itu terlompat keluar dari mulutnya.
Aku nggak punya apa-apa untuk tidur."
Sejak kapan kau pakai piama"" ujar Berrington. Nadanya entah curiga entah
cuma heran; Steve tidak dapat memastikannya.
Cepat-cepat ia berimprovisasi. Siapa tahu Dad punya baju kaus yang besar."
Tidak ada yang cukup buat pundakmu itu, Nak." ujar Berrington, untungnya
sambil tertawa. Steve angkat bahu. Ya sudah." Kemudian ia beranjak dari sana.
Di ujung lorong itu ada dua pintu, saling berseberangan: kamar Harvey, dan
kamar pelayan itu tentunya. Tapi yang mana"
Steve memperlambat langkahnya, sambil berharap Berrington segera masuk ke
kamarnya sendiri sebelum ia harus menentukan pilihan.
Begitu sampai di ujung loron
g, ia menoleh ke belakang. Berrington sedang
mengawasinya. Malam, Dad," ujarnya.
Malam." Kanan atau kiri" Nggak tahu. Buka saja salah satu. Steve membuka pintu di
sebelah kanannya. 634 Ada sebuah baju rugbi di punggung kursi, CD Snoop Doggy Dog di tempat tidur.
Playboy di meja tulis Kamar seorang cowok. Terima kasih, Tuhan. la melangkah
masuk, lalu menutup pintu di belakangnya dengan tumitnya.
la menyandarkan tubuhnya pada daun pintu dengan perasaan lega.
Selang beberapa saat, ia membuka pakaiannya, lalu naik ke tempat tidur.
Janggal sekali rasanya berada di tempat tidur Harvey, di kamar Harvey, di
rumah ayah Harvey. Ia mematikan lampunya, kemudian berbaring sambil
mendengarkan suara-suara di rumah yang asing baginya itu. Untuk sesaat ia
mendengar suara langkah-langkah kaki, pintu-pintu ditutup, suara air, dan
sesudah itu suasana tempat itu sunyi.
Untuk sesaat ia terlena, kemudian tiba-tiba ia tersentak. Ada orang lain di
dalam kamar itu. Tercium olehnya aroma parfum bernada bunga, yang berbaur dengan bau
bawang putih dan rempah-rempah, lalu ia melihat siluet mungil Marianne di
dekat jendela. Sebelum ia dapat mengatakan apa-apa, gadis itu sudah naik ke tempat tidur.
Dalam nada lembut Steve berbisik, Hei!" Aku akan melayani Tuan seperti
yang Tuan suka," ujar gadis itu, namun Steve dapat menangkap nada takut
dalam suaranya. Jangan," ujar Steve sambil mendorongnya saat gadis itu menyusup ke bawah
selimutnya. Ternyata ia sudah dalam keadaan telanjang.
Jangan sakiti aku malam ini, Arvey, ujar gadis ttu. Ia memiliki aksen Prancis.
Sieve mereka-reka. Marianne seorang imigran, dan Harvey telah membuatnya
begitu ketakutan, sehingga ia tidak hanya melakukan .apa pun yang diminta
anak muda itu, tapi juga mengantisipasi tuntutan-tuntutannya. Bisa-bisanya
Harvey memukuli gadis malang itu. semen
635 tara ayahnya berada di kamar sebelah. Kemudian Steve ingat akan pil-pil tidur
itu. Berrington tidur begitu nyenyak, sehingga jeritan-jeritan Marianne tidak
membuatnya terbangun. Aku tidak akan menyakitimu, Marianne." ujar Steve. Tenanglah."
Marianne mulai menciumi wajahnya. Yang baik, yang baik, ya. Aku akan
lakukan segala yang kaumau, tapi jangan sakiti aku."
Marianne," ujar Steve dalam nada berwibawa. Diam." - Marianne terenyak.
Steve merangkul pundak Marianne yang mungil. Kulitnya lembut dan hangat.
Berbaringlah diam-diam dan tenangkan dirimu," ujarnya sambil mengusap-usap punggungnya. Tidak ada yang akan menyakitimu lagi. Aku janji."
Tubuh Marianne menegang, seakan mengharapkan pukulan, tapi sesudah itu
pelan-pelan ia lebih tenang. Ia mulai merapatkan tubuhnya pada Steve.
Steve merasa terangsang; ia tak dapat mencegahnya. Ia tahu bahwa ia dapat
merengkuh gadis itu dengan mudah. Berbaring di sana, sambil memeluk
tubuhnya yang mungil dan gemetaran, membuatnya amat tergoda. Tidak akan
ada yang tahu. Betapa asyiknya membelai tubuh gadis itu dan membangkitkan
gairahnya. Marianne akan tercengang dan senang sekali diperlakukan dengan
begitu lembut dan penuh pengertian. Mereka akan berciuman dan saling
menyentuh sepanjang malam.
Steve menghela napas. Tapi itu perbuatan tercela. Marianne tidak
melakukannya dengan suka rela. Rasa tidak aman dan takutlah yang
membawanya ke tempat tidur ini, bukan nafsunya. Oke, Steve, kau bisa
menidurinya, tapi itu berarti kau> mengeksploitasi seorang imigran yang
ketakutan, yang memiliki keyakinan bahwa ia tidak mempunyai pilihan lain.
Dan itu perbuatan 636 yang amat rendah. Kau akan membenci laki-laki yang tega melakukan itu.
Kau sudah merasa lebih baik sekarang"" tanya Steve.
Y-ya &" Kembalilah ke kamarmu sendiri, kalau begitu."
Marianne menyentuh wajah Steve, lalu dengan lembut mencium bibirnya. Steve
tetap merapatkan bibirnya, namun ia menepuk-nepuk kepala Marianne dengan
cara bersahabat. Marianne menatapnya dalam keremangan. Kau bukan dia, kan"" ujarnya.
Betul," jawab Steve. Aku bukan dia."
Beberapa saat kemudian, Marianne meninggalkan kamar itu.
Steve masih merasa terangsang. Kenapa aku tidak seperti dia" Karena caraku
dibesarkan" Tak mungkin. " Aku bisa menidurinya. Aku bisa menjadi
Harvey. Aku bukan dia karena aku
memilih untuk tidak menjadi dia. Orangtuaku tidak membuat keputusan itu
tadi; akulah yang melakukannya. Teruna kasih atas apa yang telah kalian
lakukan selama ini. Mom dan Dad, tapi itu tadi aku, bukan kalian, yang
mengirim gadis itu kembali ke kamarnya sendiri.
Berrington tidak membuat aku. Kalian tidak membuat aku.
Aku sendirilah vang membuat diriku.
637 SENIN di-scan dan di-djvu-kan untuk dimhader dimhad.co.cc) oleh:
Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan menimpa hidup anda selamanya.
BAB 62 Steve tersentak bangun. Di mana aku" Seseorang mengguncang-guncang
tubuhnya, seorang laki-laki dalam piama bergaris. Berrington Jones. Untuk
sesaat Steve bingung, kemudian segalanya menjadi jelas lagi baginya.
Kenakan pakaian yang baik untuk acara pertemuan pers itu, oke"" ujar
Berrington. Di lemari pakaianmu ada kemejamu yang kautinggalkan di sini
beberapa minggu yang lalu. Marianne sudah mencucinya. Masuklah ke kamarku
untuk memilih dasi yang bisa kaupakai Berrington keluar.
Saat turun dari tempat tidur, Steve berpikir. Bemngton berbicara kepada
putranya seakan kepada seorang anak yang sulit diatur dan biasa membantah.
Kata-kata Jangan membantah, pokoknya lakukan saja mengembel-embeli
setiap ucapannya. Namun itu menjadikan situasinya lebih mudah untuk Steve.
Ia cukup menjawab dengan kalimat-kalimat pendek, sehingga risiko kedoknya
akan terbuka menjadi lebih kecil.
Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Dengan mengenakan pakaian dalam,
Steve menelusuri lorong, menuju kamar mandi. Ia mandi, kemudian bercukur,
la sengaja berlama-lama, untuk menunda sebisanya saat
641 saai ia harus mempertaruhkan keselamatannya dengan melibatkan diri dalam
perbincangan dengan Berrington.
Setelah melilitkan handuk di pinggangnya, ia pergi ke kamar Berrington, sesuai
dengan instruksi laki-laki itu. Ternyata Berrington tidak ada di situ. Steve
membuka lemari pakaiannya. Koleksi dasi Berrington ternyata cuma begitu-begitu saja: garis-garis, bintik-bintik, bercorak, semuanya dari bahan sutra
mengilat dan ketinggalan zaman. Steve memilih satu, dengan pola garis-garis
horizontal lebar. Ia juga membutuhkan pakaian dalam. Ia memeriksa koleksi
celana pendek Berrington. Meskipun postur tubuhnya lebih tinggi daripada
Berrington. mereka toh memiliki ukuran pinggang yang sama. Steve mengambil
sepasang yang berwarna biru polos.
Setelah selesai berpakaian, ia menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan
berikutnya. Hanya beberapa jam lagi, lalu semuanya akan berakhir. Ia harus
berusaha meredam rasa curiga Berrington sampai siang ini, saat Jeannie akan
memotong acara konferensi pers itu.
Ia menarik napas dalam-dalam, kemudian melangkah keluar.
Ia mengikuti aroma daging asap yang dibakar, menuju dapur. Marianne sedang
berdiri di muka kompor. Ia menatap Steve dengan mata terbeliak. Untuk sesaat
Steve menjadi panik: kalau Berrington sampai melihat ekspresi di wajahnya itu,
ia mungkin akan menanyakan apa yang tidak beres, dan gadis malang itu
tentunya akan begitu ketakutan, sehingga ia akan mengatakan apa adanya.
Namun Berrington sedang menonton acara CNN di sebuah pesawat televisi
kecil; selain itu, ia bukan tipe yang memperhatikan pelayannya.
Steve mengambil tempat duduk, sementara Marianne menuangkan kopi dan jus
untuknya. Ia tersenyum ke arah gadis itu, untuk menenangkan hatinya.
Berrington mengangkat tangannya untuk meminta
642 mereka agar tidak bersuara sebetulnya tidak perlu, mengingat Steve tidak
berniat berbasa-basi kemudian si penyiar TV membacakan berita mengenai
proses pengambilalihan Genetico. Michael Madigan, Presiden Direktur
Landsmann North America, mengatakan tadi malam bahwa mereka sudah
menyelesaikan tahap akhir persepakatan proses pengambilalihan itu, dan
transaksinya akan ditandatangani di depan umum dalam suatu konferensi pers
yang akan diselenggarakan di Baltimore hari ini. Nilai saham-saham Landsmann
naik lima puluh pfennig di bursa saham Frankfurt tadi pagi. General Motors
diduga &" Terdengar suara dering bel pintu. Berrington menekan tombol interkom. Sambil
melongok melalui jendela dapur, ia berkata, Ada mob
il polisi di luar." Tiba-tiba Steve didera oleh rasa takut. Andai kata Jeannie berhasil
menghubungi Mish Delaware dan mengungkapkan penemuannya tentang
Harvey, boleh jadi pihak kepolisian lalu memutuskan untuk menangkap Harvey.
Dan akan sulit bagi Steve untuk menyangkal - bahwa ia bukan Harvey Jones,
saat ia sedang mengenakan pakaian Harvey dan duduk di dapur ayah Harvey,
menikmati blueberry muffin yang dihidangkan juru masak ayah Harvey.
Ia tak ingin kembali kc penjara.
Tapi itu belum seberapa. Kalau ia sampai ditahan sekarang, ia tak mungkin
hadir dalam acara konferensi pers itu. Dan kalau tak satu elone-pun muncul,
Jeannie hanya akan memiliki Harvey. Dan kalau yang hadir hanya satu di antara
mereka, tentunya tidak akan membuktikan apa-apa.
Berrington berdiri untuk membukakan pintu.
Steve berkata, Bagaimana kalau mereka kemari untuk mencariku""
Tampang Marianne berubah, seakan hidupnya akan berakhir.
643 Berrington berkata, Akan kukatakan pada mereka bahwa kau tidak di sini." Ia
meninggalkan ruangan itu.
Steve tidak dapat mengikuti percakapan yang berlangsung di ambang pintu
rumah. Ia cuma duduk terpaku di tempatnya tanpa menyentuh makanan
ataupun minumannya. Marianne berdiri seperti patung di muka kompornya,
dengan sebuah sendok kayu di tangan.
Akhirnya Berrington muncul kembali. Tiga rumah di sekitar kita kemalingan
tadi malam,"- ujarnya. Rupanya kita beruntung."
Sepanjang malam Jeannie dan Mr. Oliver bangun secara bergiliran, yang satu
menjaga Harvey, sementara yang lain tidur, tapi mereka sama-sama tidak bisa
sungguh-sungguh beristirahat. Hanya Harvey yang tidur, mendengkur di balik
sumbat mulurnya. Paginya, mereka bergantian menggunakan kamar mandi. Jeannie mengenakan
pakaian yang dibawanya dalam kopernya, sehelai baju putih dan rok hitam,
supaya ia bisa dikira seorang pelayan.
Mereka memesan sarapan untuk dimakan di kamar. Mereka tidak membiarkan
pelayan hotel masuk ke dalam kamar itu, karena ia akan melihat Harvey di
tempat tidur dalam keadaan terikat Oleh sebab itu, Mr. Oliver menandatangani
bonnya di pintu, sambil berkata. Istriku sedang berpakaian, biar aku yang
bawa masuk kereta ini."
Mr. Oliver memberikan segelas jus jeruk pada Harvey dengan mendekatkan
minuman itu ke mulurnya, sementara Jeannie berdiri di belakangnya, siap
memukul dengan linggisnya begitu Harvey mencoba bertingkah.
Jeannie menanti telepon dari Steve dengan hati waswas. Apa yang terjadi atas
dirinya" Steve telah melewatkan malam itu di rumah Berrington. Apakah ia
berhasil mempertahankan lakonnya"


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lisa mampir sebentar pada pukul sembilan, dengan
644 setumpuk copy pernyataan pers yang sudah ia siapkan, kemudian berangkat ke
bandara untuk menjemput George Dassault dan entah clone mana yang
mungkin akan muncul. Tak seorang pun di antara ketiga clone yang lain
menghubungi mereka. Steve menelepon pada pukul setengah sepuluh. Aku mesti cepat-cepat,"
ujarnya. Berrington ada di kamar mandi sekarang. Semuanya oke, aku akan
hadir di konferensi pers itu bersamanya."
Dia tidak mencurigaimu sama sekali""
Tidak, meskipun aku sempat melewati beberapa saat yang menegangkan.
Bagaimana dengan kembaranku""
Terkendali." Sudah dulu, ya""
Steve"" Apa!" Aku mencintaimu." Jeannie menutup pesawatnya. Mestinya aku tidak
mengatakan itu. Seorang cewek mestinya jual mahal. Ah, peduli setan.
Pada pukul sepuluh, Jeannie melakukan peninjauan untuk mengecek situasi di
Regency Room. Ternyata tempat itu sebuah ruang pojok dengan lobi kecil dan
sebuah pintu menuju ruang sebelahnya. Seorang humas sudah berada di sana,
mengatur sebuah latar berlogo Genetico untuk disorot kamera televisi.
Jeannie berkeliling sebentar, kemudian kembali ke kamarnya.
Lisa menelepon dari bandara. Gawat," ujarnya. Tenerbangan dari New York
bakal terlambat." Astaga!" ujar Jeannie. Bagaimana dengan yang lain" Kau sudah melihat si
Wayne atau Hank""
Belum." Jam berapa pesawat yang ditumpangi George akan mendarat""
Sekitar pukul sebelas lewat tiga puluh." Mungkin masih keburu."
645 Aku akan ngebut sebisa-bisanya."
Pada pukul sebelas, Berrington keluar dari kamar tidurnya sambil me
ngenakan jas. Ia memakai setelan biru bergaris-garis halus putih, dengan sebuah vest di
atas sehelai kemeja putih bermanset gaya Prancis; agak kuno, tapi efektif.
Ayo kita berangkat," ujarnya.
Steve mengenakan jas Harvey dari bahan wol yang bermodel sportif. Benar-benar pas, tentunya, dan mirip sekali dengan jas milik Steve sendiri.
Mereka melangkah keluar. Pakaian mereka agak terlalu tebal untuk cuaca hari
itu. Mereka masuk ke dalam mobil Lincoln perak Berrington, lalu menyalakan
AC. Mobil itu melesat cepat ke arah pusat kota. Steve merasa lega bahwa
Berrington tidak banyak bicara dalam perjalanan. Ia memarkir kendaraannya di
garasi hotel. Genetico memakai tenaga sebuah biro humas untuk menyelenggarakan acara
ini," ujar Berrington saat mereka berada di dalam lift. Bagian humas kita
sendiri belum pernah menangani acara sebesar ini.Saat mereka menuju Regency Room, seorang wanita dengan tata rambut yang
gaya, dalam setelan hitam, menyambut mereka. Aku Caren Beamish dari Total
Communications," ujarnya dalam nada penuh percaya diri. Silakan ikut ke
ruang VIP." Ia mengantar mereka ke sebuah ruangan kecil, di mana sudah
terhidang minuman dan makanan kecil.
Steve merasa agak gelisah; ia ingin meninjau tata letak ruang konferensi itu.
Tapi mungkin itu tidak akan mempengaruhi apa-apa. Selama Berrington masih
percaya bahwa ia Harvey, sampai Jeannie muncul, tidak ada hal lain yang
penting. Di ruang VIP itu sudah ada enam atau tujuh orang lain, termasuk Proust dan
Barck. Bersama Proust berdiri seorang anak muda kekar dalam setelan hitam,
yang tampangnya seperti seorang pengawal pribadi. Berrington
646 memperkenalkan Steve pada Michael Madigan, presiden direktur Landsmann
North America. Berrington menenggak segelas anggur putih dengan gugup. Steve ingin minum
martini, tapi ia harus tetap bersikap waspada dan tidak boleh lengah sedikit
pun. Ia melirik ke arah arloji yang diambilnya dari pergelangan tangan Harvey.
Pukul lima kurang dua belas. Tinggal beberapa menit lagi. Lalu semuanya akan
berakhir, dan baru setelah itulah aku bisa minum martini.
Caren Beamish menepukkan tangan untuk meminta perhatian dari yang hadir,
lalu berkata, Tuan-tuan, sudah siap"" Orang-orang bergumam sambil
mengangguk. Kalau begitu, semua kecuali yang berada di panggung
dipersilakan mengambil tempat masing-masing."
Oke. Aku berhasil. Selesailah sudah.
Berrington menoleh ke arah Steve, lalu berkata, See yau sooner, Montezuma."
Ia menanti jawaban Steve.
Oke," jawab Steve. Berrington tertawa. Apa maksudmu, oke" Jawab dong terusannya!"
Tubuh Steve menjadi dingin. Ia tidak mengerti apa yang dimaksud Berrington.
Mungkin itu semacam sandi khusus antara Berrington dan Harvey, seperti See
yau later, alligator. Jelas bahwa ada jawabannya, tapi tentunya bukan In a
while, crocodile. Lalu apa" Steve mengumpat dalam hati. Acara konferensi pers
itu sebentar lagi akan dibuka ia harus bisa mempertahankan lakonnya sampai
beberapa detik lagi! Berrington mengerutkan alisnya dengan bingung, sambil menatapnya.
Steve merasa keringat mulai membasahi dahinya.
Masa kau lupa," ujar Berrington, dan Steve melihat rasa curiga mulai
membayang di matanya. Tentu saja tidak," sahut Steve cepat-cepat terlalu cepat, karena tiba-tiba ia
menyadari bahwa ia sudah terjebak sekarang.
647 Senator Proust mengalihkan perhatian ke arahnya. Berrington berkata. Kalau
begitu, apa terusannya"" Steve melihat bahwa ia melirik ke arah pengawal
pribadi Proust, yang langsung mengambil ancang-ancang.
Dalam keadaan putus asa, Steve menjawab, In an hour, Eisenhower."
Untuk sesaat suasana hening.
Kemudian Berrington berkata, Bagus sekali!" Lalu tertawa.
Steve lega. Jadi, itu permainannya: kau harus mencari jawaban baru setiap
kali. Ia mensyukuri nasibnya. Untuk menyembunyikan rasa leganya, ia menoleh
ke arah lain. Mari kita mulai," ujar si petugas humas.
Ayo kemari," ujar Proust pada Steve. Kau kan tidak mau muncul di
panggung." Ia membuka sebuah pintu, dan Steve melewatinya.
Ia mendapati dirinya berada di dalam sebuah kamar mandi. Sambil memutar
tubuh, ia berkata, Tapi ini &"
Pengawal pribadi Proust berada persis di belakangnya. Sebelum Steve
menyadari apa yang terjadi, laki-laki itu menghajarnya dengan keras. Kau
berani buka mulut, akan kupatahkan lenganmu," ancamnya.
Berrington melangkah masuk ke dalam kamar mandi itu, di belakang si
pengawal pribadi. Jim Proust mengikutinya, lalu menutup pintu.
Si pengawal mencengkeram anak muda itu kuat-kuat.
Berrington betul-betul marah. Kau anak kurang ajar," desisnya. Yang mana
kau" Steve Logan, tentunya."
Si anak muda mencoba mempertahankan lakonnya. Dad, ada apa sih""
Sudahlah, permainanmu sudah selesai. Mana anakku""
Si anak muda tidak menjawab.
Jim berkata, Berry, ada apa sebetulnya""
648 Berrington berusaha menguasai diri. Anak muda ini bukan Harvey," ujarnya
pada Jim. Dia salah satu kembarannya. Sepertinya si Logan. Rupanya dia pura-pura menjadi Harvey sejak kemarin malam. Harvey sendiri tentunya mereka
tahan entah di mana."
Wajah Jim memucat- Itu berarti apa yang dia ceritakan pada kita mengenai
rencana Jeannie Ferrami tidak benar!"
Berrington mengangguk dengan geram. Mungkin dia sudah merencanakan
untuk mengacaukan acara konferensi pers ini."
Sial, mudah-mudahan tidak di depan kamera-kamera itu!" umpat Proust.
Itu yang akan kulakukan kalau aku jadi dia ya, kan""
Proust berpikir sebentar. Apa Madigan bisa terpengaruh""
Berrington menggeleng-gelengkan kepala. Aku tidak tahu. Bakal konyol sekali
kalau dia membatalkan proses pengambilalihan itu pada saat-saat terakhir
begini. Di pihak lain, akan lebih konyol lagi kalau dia membayar seratus
delapan puluh juta dolar untuk sebuah perusahaan yang akan dituntut habis-habisan. Entah apa pilihannya."
Kalau begitu, kita harus mencari Jeannie Ferrami dan berusaha
menghentikannya!" Mungkin dia menginap di hotel ini." Berrington menyambar pesawat telepon
yang terletak di sebelah kloset kamar mandi itu. Aku Profesor Jones,
penyelenggara acara konferensi pers untuk Genetico di Regency Room,"
ujarnya dalam nada berwibawa. Kami sedang menanti kehadiran Dr. FetTami &
di kamar nomor berapa dia menginap""
Maaf, tapi kami tidak boleh memberikan nomor kamar tamu-tamu kami. Sir."
Amarah Berrington nyaris meledak, saat suara itu menambahkan, Bagaimana
kalau kami yang menyambungkan Anda dengan kamarnya""
649 Ya, baik." Berrington mendengar nada panggil itu. Setelah menunggu
sebentar, ia dijawab oleh seorang laki-laki yang kedengarannya sudah berumur.
Sambil berimprovisasi, Berrington berkata, Cucian Anda sudah siap, Mr.
Blenkinsop." Aku tidak punya cucian."
Oh, maaf, Sir Anda di kamar nomor berapa"" Berrington menahan napas.
Delapan dua satu." Aku harus menghubungi kamar delapan satu dua. Mohon maaf."
Tidak ada masalah." Berrington menutup pesawatnya. Mereka berada di kamar delapan dua satu,"
ujarnya dalam nada antusias. Aku berani bertaruh bahwa Harvey ada di situ."
Proust berkata, Acaranya akan segera dimulai."
Wah. mungkin sudah terlambat." Berrington tampak ragu dan bingung. Ia
tidak ingin acara itu sampai tertunda, biarpun hanya untuk sesaat, tapi ia harus
berusaha mencegah entah apa yang sudah direncanakan oleh Jeannie. Selang
beberapa saat, ia berkata kepada Jim. Bagaimana kalau kau duduk di
panggung bersama Madigan dan Preston" Aku akan berusaha sebisanya untuk
menemukan Harvey dan menghentikan Jeannie Ferrami."
Oke." Berrington melayangkan matanya ke arah Steve. Aku akan merasa lebih
mantap kalau bisa mengajak orang sekuritimu bersamaku. Tapi kita tidak bisa
membiarkan Steve lepas."
Si pengawal berkata, Itu bukan masalah, Sir. Aku bisa memborgolnya di
sebuah pipa." Bagus. Lakukan itu."
Berrington dan Proust kembali ke ruang VIP. Madigan menatap dengan penuh
rasa ingin tahu ke arah mereka. Ada masalah, Tuan-tuan""
650 Proust berkata, Cuma soal sekuriti, Mike. Berrington yang akan
membereskannya, sementara mulai saja acaranya."
Madigan rupanya tidak puas mendengar jawaban itu. Sekuriti""
Berrington berkata, Seorang wanita yang kupecat minggu lalu, Jeannie
Ferrami, ada di hotel ini sekarang. Mungkin dia akan mengacau, tapi aku akan
berusaha mencegahnya."
Ternyata itu cukup. Oke, ayo kita m
ulai." Madigan, Barck, dan Proust menuju ruang konferensi. Si pengawal pribadi
keluar dari kamar mandi. Berrington bergegas ke arah lorong bersamanya, lalu
menekan tombol untuk memanggil lift. Berrington tampak gelisah. Ia bukan
tipe yang suka beradu kekuatan fisik. Ajang baku hantamnya biasanya
berlangsung dalam bentuk adu kelihaian dalam komite-komite perguruan
tinggi, la berharap tidak perlu terlibat dalam perkelahian fisik.
Mereka menuju lantai delapan, kemudian lari ke kamar delapan dua satu.
Berrington mengetuk pintunya. Seorang laki-laki menjawab dari dalam, Siapa
itu"" Berrington menjawab, Bagian rumah tangga."
Kami tidak apa-apa, terima kasih."
Aku harus mengecek kamar Anda, Sir."
Kembalilah nanti." Ada masalah, Sir." Aku sibuk sekarang. Kembalilah sejam lagi."
Berrington menoleh ke arah si pengawal. Kau bisa tendang pintu ini sampai
jebol"" Laki-laki itu tampak senang, kemudian ia melayangkan matanya melalui pundak
Berrington, dan kelihatan ragu. Berrington mengikuti pandangannya, lalu
melihat sepasang suami-istri yang sudah tua dengan kantong-kantong belanjaan
melangkah keluar dari lift. Mereka berjalan pelan-pelan menelusuri lorong,
menuju ke arah kamar delapan dua satu Berrington menunggu sementara mereka lewat. Mereka
berhenti di muka kamar delapan tiga puluh. Si suami meletakkan kantong
belanjaannya, mencari kunci, dengan susah payah memasukkannya ke
lubangnya, lalu membuka pintu. Akhirnya pasangan itu menghilang ke dalam
kamar mereka. Si pengawal pribadi menendang pintu.
Kusen pintu itu retak, tapi pintunya masih bertahan. Terdengar suara langkah-langkah kaki dari dalam.
Ia menendang sekali lagi. Pintu itu pun terbuka.
Ia segera masuk ke dalam, diikuti Berrington.
Langkah mereka terhenti melihat seorang laki-laki tua kulit hitam
mengacungkan sebuah pistol antik tua ke arah mereka.
Angkat tangan, tutup pintu itu, lalu masuk sini dan tiaraplah di situ, atau
kutembak kalian sampai mati," ujar laki-laki itu. Mengingat cara kalian masuk
ke sini, tidak seorang juri pun di Baltimore akan menyalah kanku kalau aku
membunuh kalian." Berrington mengangkat kedua tangannya.
Tiba-tiba sebuah sosok melesat dari tempat tidur. Berrington masih sempat
melihat bahwa itu adalah Harvey, dengan pergelangan tangan diikat" dan
semacam bekap di mulurnya. Laki-laki itu mengalihkan pistol ke arahnya.
Berrington khawatir putranya akan kena tembak, la berteriak Jangan ."
Gerakan si pak tua kurang cepat. Harvey berhasil menjatuhkan pistol dari
tangannya. Si pengawal langsung melompat untnk menyambarnya dari karpet.
Sambil berdiri, pengawal itu mengacungkannya ke arah si pak tua.
Berrington bisa bernapas lagi.
Si pak tua mengangkat lengannya ke atas pelan-pelan.
Si pengawal mengangkat pesawat telepon kamar itu. Minta sekuriti hotel ke
kamar delapan dua satu," ujar
652 nya. Ada seorang tamu yang membawa senjata api di sini."
Berrington melayangkan matanya ke sekeliling kamar itu. Ia tidak melihat
Jeannie. Jeannie keluar dari lift, mengenakan baju putih dan rok hitam, sambil
membawa sebuah baki berisi teh yang ia pesan sebelumnya untuk diantar ke
kamarnya. Jantungnya berdebar-debar. Sambil melangkah dengan sigap, ia
memasuki Regency Room. Di ruang lobinya yang kecil, dua wanita dengan sebuah daftar duduk di
belakang meja. Seorang petugas sekuriti yang berdiri di dekat meja itu sedang
mengobrol dengan mereka. Rupanya orang tidak bisa masuk ke dalam tanpa
undangan, tapi Jeannie yakin mereka tidak akan mencegat seorang pelayan
yang membawa baki. Ia memaksakan diri tersenyum ke arah si penjaga saat
menuju pintu masuk ruang konferensi itu.
Hei " seru laki-laki itu.
Jeannie menoleh. Kan ada banyak kopi dan minuman lain di dalam sana."
Ini teh jasmine, ada yang pesan." Siapa""
Jeannie segera memutar otak. Senator Proust" Ia berharap laki-laki itu
memang di situ. Oke, silakan."
Jeannie tersenyum lagi. membuka pintunya, lalu masuk ke dalam.
Di sisi lain ruangan itu, tiga laki-laki dalam setelan jas duduk di belakang
sebuah meja yang terletak di atas panggung. Di muka mereka terdapat
setumpuk berkas. Satu di antara mereka sed
ang berpidato. Yang hadir terdiri


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

atas sekitar empat puluh orang dengan bloknot, kaset-kaset kecil, dan kamera
televisi genggam. Jeannie melangkah maju. Berdiri di sebelah panggung,
653 tampak seorang wanita dalam setelan hitam dan kacamata bermerek-Ia
memakai sebuah badge bertulisan:
CAREN BEAMISH Total Communications!
Ternyata si humas yang ia lihat sebelumnya mengatur latar untuk acara itu.
Wanita itu menatap Jeannie dengan heran, tapi tidak berusaha
menghentikannya; tentunya ia mengira seseorang memang telah memesan
sesuatu secara khusus. Orang-orang yang berada di panggung itu memakai kartu nama di dada mereka.
Jeannie mengenali Senator Proust yang duduk di sebelah kanan. Di sebelah kiri
duduk Preston Barck. Yang di tengah, yang sedang berbicara, adalah Michael
Madigan. Genetico bukan sekadar sebuah perusahaan bioteknologi yang amat
menjanjikan," ujarnya dalam nada membosankan.
Jeannie tersenyum sambil meletakkan bakinya di depan laki-laki itu. Ia tampak
tercengang, dan untuk sesaat berhenti berbicara.
Jeannie berpaling ke arah para hadirin. Aku akan membuat suatu pernyataan
khusus," ujarnya. Steve duduk di lantai dengan tangan kiri diborgol ke pipa pembuangan air
wastafel kamar mandi. Ia sangat marah, sekaligus putus asa. Berrington
berhasil membuka kedoknya hanya beberapa detik sebelum waktunya berakhir.
Kini ia sedang mencari Jeannie, dan mungkin akan menghancurkan seluruh
rencananya begitu ia berhasil menemukannya. Steve harus dapat melepaskan
diri untuk mengahari Jeannie.
Bagian atas pipa itu bersambung dengan tempat pembuangan air wastafel.
Ujungnya membentuk huruf S, kemudian menghilang ke dalam dinding. Setelah
654 mengubah posisi tubuhnya, Steve menjejakkan kaki pada pipa itu, kemudian
mengayunkan kakinya ke belakang dan menendang. Seluruh sistemnya
bergetar, la menendang sekali lagi. Plesteran semen di sekitar tempat pipa itu
masuk ke dalam dinding mulai retak. Ia menendang beberapa kali lagi.
Plesterannya mulai rontok, namun pipa itu ternyata tertanam kuat.
Dalam keadaan frustrasi, ia mempelajari di mana persisnya pipa itu
bersambung dengan wastafelnya. Mungkin sambungannya lebih lemah. Ia
mencengkeram pipa itu dengan kedua tangannya, lalu mulai menggoyang
goyangnya sekuat tenaga. Sekali lagi segalanya bergetar, tapi selain itu tidak
ada yang terjadi. Ia mengalihkan perhatiannya ke lengkungan yang membentuk huruf S itu. Ia
melihat sebuah ring, persis di atas lengkungan tersebut. Steve tahu bahwa
tukang ledeng biasanya memutar itu saat akan membersihkan lengkungan
tersebut dengan sebuah alat. Steve mencengkeram ring itu dengan tangan
kirinya kuat-kuat, lalu berusaha memutarnya. Pegangannya melejit, sehingga
tinjunya tergesek pada permukaan dinding.
Ia mengetuk-ngetuk bagian bawah wastafel itu. Ternyata terbuat dari semacam
marmer, lumayan keras. Ia mempelajari lagi tempat pipa itu bersambung
dengan wastafel. Kalau ia dapat merusaknya, mungkin ia dapat mencabut pipa
itu dari sana. Sesudah itu dengan mudah ia dapat meluncurkan borgolnya
melalui ujungnya, dan akhirnya bebas.
Ia mengubah posisinya, mengayunkan kakinya ke belakang, kemudian mulai
menendang lagi. Jeannie berkata, Dua puluh tiga tahun yang lalu, Genetico melakukan
beberapa eksperimen ilegal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atas diri
delapan orang wanita Amerika, di luar sepengetahuan mereka." Napasnya
mulai memburu, dan ia berusaha sebisanya untuk
655 r berbicara senormal mungkin, dengan memusatkan seluruh perhatian pada
suaranya. Mereka adalah istri-istri perwira militer." Ia mencari Steve di antara
para hadirin, namun tidak melihatnya. Di mana dia" Seharusnya ia ada di sini,
untuk membuktikan kebenaran ucapannya.
Caren Beamish berkata dalam nada terguncang, Ini bukan acara untuk umum.
mohon segera meninggalkan tempat ini."
Jeannie mengabaikan peringatan itu. Wanita-wanita ini mengunjungi klinik
Genetico di Philadelphia untuk menjalani perawatan kesuburan." Ia
membiarkan amarahnya tampak. Tanpa seizin mereka, kandungan mereka
ditanami embrio dari orang-orang yang sama sekali tidak mereka kenal."
Terdengar gumaman dari antara keru
munan para jurnalis. Mereka tertarik,
pikir Jeannie. Ia menaikkan volume suaranya. Preston Barck, yang sebetulnya dianggap
seorang ilmuwan yang bertanggung jawab, ternyata begitu terobsesi dengan
proses cloning yang dirintisnya, sehingga dia membelah sebuah embrio sampai
tujuh kali, menghasilkan delapan embrio yang identik, yang kemudian
ditanamkannya ke dalam kandungan delapan orang wanita, tanpa
sepengetahuan mereka."
Jeannie melihat Mish Delaware duduk di belakang, mengikuti pembicaraannya
dengan wajah geli. Tapi Berrington tidak berada di dalam ruangan itu. Ini aneh,
dan meresahkan. Di panggung, Preston Barck berdiri, lalu berkata, Para hadirin, aku mohon
maaf. Kami memang sudah mengantisipasi adanya gangguan seperti ini."
Jeannie melanjutkan, Skandal ini berhasil mereka rahasiakan selama dua
puluh tiga tahun. Ketiga pelakunya Preston Barck, Senator Proust, dan
Profesor Berrington Jones telah mengupayakan segalanya untuk menutupinya,
sebagaimana dapat kukatakan berdasarkan suatu pengalaman pahit."
656 Caren Beamish meraih pesawat interkom hotel. Jeannie dapat mendengar ia
berkata, Tolong panggil pihak sekuriti ke sini sekarang juga."
Di bawah bakinya, Jeannie membawa sejumlah copy pernyataan pers yang
telah ia tulis dan sudah diperbanyak oleh Lisa. Detail-detailnya ada di
selebaran ini," ujarnya, sambil mulai membagi-bagi dan terus berbicara.
Kedelapan embrio itu tumbuh dan kemudian dilahirkan. Tujuh di antara
mereka masih hidup saat ini. Anda akan mengenali mereka, karena tampang
mereka semua mirip satu sama lain."
Dari ekspresi wajah para jurnalis itu, ia tahu bahwa ia berhasil mencapai
tujuannya. Saat melirik ke arah panggung, terlihat olehnya wajah Proust yang
gelap menahan amarah dan Preston Barck yang tampak seakan mau mati.
Sekitar waktu ini, Mr. Oliver seharusnya masuk bersama Harvey, sehingga
semua akan melihat bahwa tampangnya persis seperti Steve, dan mungkin juga
George Dassault. Tapi tak seorang pun di antara ketiga orang itu tampak.
Gawat! Jeannie masih terus berbicara, Anda tentunya akan menganggap bahwa
mereka kembar nyatanya DNA mereka memang identik tapi mereka lahir dari
delapan ibu yang berbeda. Aku mendalami soal kekembaran, dan teka-teki
mengenai orang-orang kembar yang ternyata memiliki ibu berlainan ini
merupakan awal dari pelacakanku untuk menyingkapkan kisah yang amat
memprihatinkan ini."
Pintu belakang ruangan itu terbuka tiba-tiba. Jeannie mengangkat wajah,
dengan harapan akan melihat salah seorang clone. Tapi ternyata Berrington-lah
yang masuk. Dengan terengah-engah, seakan habis berlari, Berrington berkata,
Para hadirin, nona ini menderita gangguan jiwa, dan belum lama ini baru
dipecat dari pekerjaannya. Dia seorang peneliti dalam sebuah proyek yang
didanai 657 oleh Genetico dan menaruh dendam pada perusahaan ini. Pihak sekuriti hotel
baru saja menahan rekannya di lantai lain. Mohon sahar sementara mereka
mengawal orang ini keluar dari sini, sesudah itu kita dapat melanjutkan acara
knnferensi pers kita."
Jeannie berada dalam situasi terjepit sekarang. Mana Mr. Oliver dan Harvey"
Dan apa yang terjadi atas diri Steve" Penampilan dan selebarannya tidak akan
ada artinya tanpa bukti. Ia hanya memiliki beberapa detik lagi saat ini. Ada
sesuatu yang amat tidak beres rupanya. Entah bagaimana caranya, Berrington
berhasil mengacaukan rencananya.
Seorang petugas sekuriti dalam pakaian seragam memasuki ruangan itu, lalu
berbicara dengan Berrington.
Dalam keadaan putus asa, Jeannie berpaling ke arah Michael Madigan. Wajah
laki-laki itu suram sekali. Rupanya ia tipe laki-laki yang tidak suka kalau
acaranya yang sudah diatur dengan mulus terganggu. Namun demikian, Jeannie
toh mencobanya. Berkas-berkas itu rupanya sudah ada di hadapan Anda, Mr.
Madigan," ujarnya. Apakah tidak lebih baik kalau Anda mengecek lebih dahulu
kebenaran cerita ini, sebelum Anda menandatanganinya" Seandainya ucapanku
benar, bayangkan berapa banyak uang yang akan dituntut oleh kedelapan
wanita itu!" Dengan tenang Madigan berkata, Bukan kebiasaanku untuk membuat
keputusan bisnis berdasarkan masukan yang kuperoleh dari
penderita gangguan jiwa." Para jurnalis tertawa, dan Berrington mulai tampak lebih percaya diri. Si
petugas sekuriti menghampiri Jeannie.
Jeannie berkata kepada yang hadir, Semula aku berharap dapat menunjukkan
kepada Anda sekalian dua atau tiga di antara para clone itu, sebagai bukti.
Tapi & mereka rupanya berhalangan hadir."
Para reporter itu tertawa lagi, dan Jeannie menyadari
658 bahwa ia mulai menjadi bahan lelucon. Berakhir sudah segalanya, dan ia
terpaksa menyerah kalah. Si petugas mencengkeram lengannya, lalu menariknya ke arah pintu.
Sebetulnya ia dapat memberikan perlawanan, tapi untuk apa"
Ia lewat di muka Berrington dan melihat laki-laki itu tersenyum. Ia merasa air
mata mulai merambah di matanya, namun ia berusaha menahannya sambil
menegakkan kepala. Persetan dengan kalian semua, umpatnya dalam hati;
kelak kalian akan tahu bahwa apa yang kukatakan itu benar.
Di belakangnya, ia mendengar Caren Beamish berkata, Mr. Madigan, kalau
Anda tidak berkeberatan meneruskan sambutan Anda""
Pada saat Jeannie dan si petugas sampai di pintu, tiba-tiba pintu itu membuka
dan Lisa muncul. Jeannie menahan napas begitu merih.it salah seorang clone, persis di belakang
Lisa. Laki-laki itu pasti George Dassault. Ternyata ia datang! Tapi seorang saja tidak
cukup ia membutuhkan dua orang untuk menguatkan ceritanya. Andai kata
Steve muncul, atau Mr. Oliver bersama Harvey!
Kemudian, sama sekali di luar dugaannya, ia melihat clone yang kedua
melangkah masuk. Tentunya ini Henry King, la mengguncang-guncang lengan si
petugas sekuriti. Lihat!" serunya. Lihat itu!"
Sementara ia mengatakan itu, clone ketiga melangkah masuk. Dari rambutnya
yang hitam, ia tahu bahwa itu Wayne Stattner.
Lihat!" teriak Jeannie. Ini mereka! Mereka benar-benar persis sama!"
Semua kamera yang semula disorotkan ke arah panggung kini dialihkan ke
pendatang-pendatang baru itu Lampu-lampu blitz menyala saat para fotografer
mulai mengabadikan peristiwa itu.
Aku sudah bilang pada kalian!" seru Jeannie dengan
659 penuh antusias kepada para jurnalis itu. Sekarang tanyakan pada mereka
tentang orangtua mereka. Mereka bukan kembar tiga. Ibu-ibu mereka tidak
mengenal satu sama lain! Tanyakan pada mereka. Ayo, tanyakan!"
Jeannie menyadari bahwa ia terlalu antusias, dan ia berusaha menenangkan
diri. Ternyata tidak mudah. Ia merasa begitu bahagia. Beberapa reporter mulai
maju menghampiri ketiga clone itu, untuk menanyai mereka. Si petugas
sekuriti mencengkeram lengan Jeannie kembali, tapi kini Jeannie berada di
tengah-tengah kerumunan orang, dan tidak dapat bergerak ke mana-mana.
Di latar belakang, ia dapat mendengar suara Berrington yang berusaha
mengatasi suasana heboh itu. Para hadirin, mohon perhatian Anda!" Nadanya
semula terdengar marah, namun kemudian lebih di sabar sabarkan Kami akan
melanjutkan acara konferensi pers ini!" Ternyata percuma. Para pelacak berita
itu telah mengendus cerita yang lebih menarik. Mereka tidak berminat lagi
mendengarkan pidato-pidato itu.,.
Melalui sudut matanya, Jeannie melihat Senator Proust diam-diam menyelinap
keluar, meninggalkan ruangan itu.
Seorang anak muda menyodorkan mikrofon ke arahnya, lalu bertanya, Dari
mana Anda tahu mengenai eksperimen-eksperimen ini""
Jeannie menjawab, Namaku Dr. Jean Ferrami, dan aku seorang ilmuwan di
Jones Falls University, di departemen psikologi. Saat melakukan penelitian, aku
menemukan grup kembar ini, yang sepertinya identik, tapi ternyata sama sekali
tidak memiliki hubungan keluarga. Aku mulai melakukan penyelidikan
Berrington Jones mencoba memecatku untuk mencegah aku menemukan apa
yang selama ini mereka rahasiakan. Namun aku malah menemukan bahwa para
clone itu adalah hasil dari suatu eksperimen kemiliteran yang pernah dilakukan
Genetico." Ia melayangkan mata ke sekelilingnya.
660 Di mana Steve" Steve menendang sekali lagi, dan pipa pembuangan itu akhirnya jebol dari
bagian bawah wastafel. Semen dan serpihan marmer berhamburan. Setelah
mengangkat pipa itu dan menariknya dari wastafel, ia melungsurkan borgolnya
melalui celah yang terbentuk. Begitu bebas, ia langsung berdiri.
Ia memasukkan tangan kirinya ke saku untuk menyembunyikan borgol yang
menggelayut dari pergelangan tangannya, kemudian ia keluar dari kamar mandi
itu. Ruang VIP itu sekarang kosong.
Tidak yakin di mana letak ruang konferensi, ia melangkah ke arah lorong.
Di sebelah ruang VIP terdapat sebuah pintu bertulisan Regency Room. Di ujung
lain lorong itu berdiri salah satu kembarannya, menunggu lift.
Siapa dia" Laki-laki itu menggosok-gosok pergelangan tangannya, seakan-akan
pegal bekas diikat, dan ada memar merah melintang di kedua pipinya, seperti
bekas dibebat kuat-kuat. Ini pasti Harvey, yang telah melewatkan malam ini
dalam keadaan terikat. Harvey mengangkat wajahnya, lalu melihat Steve.
Mereka berpandangan selama beberapa saat. Kesannya seperti melihat ke
dalam cermin. Steve mencoba melihat pribadi di balik penampilan luar Harvey,
dengan membaca ekspresi di wajahnya, kemudian terus menembus ke dalam
hatinya, untuk memastikan apa sebetulnya yang membuatuya begitu jahat.
Ternyata ia tidak berhasil. Yang tampak cuma seorang laki-laki dengan wajah
persis seperti dirinya, yang telah menempuh jalan yang sama, namun di
tikungan mengambil arah berbeda.
Ia mengalihkan perhatiannya dari Harvey, lalu segera menuju Regency Room.
Suasananya kacau sekali. Jeannie dan Lisa berada di tengah-tengah kerumunan
sejumlah juru kamera. Ia 661 melihat seorang, bukan & dua, tidak & tiga clone bersama mereka. Ia menerobos
kerumunan itu sambil berseru, Jeannie .
Jeannie menengadah ke arahnya, ekspresi di wajahnya tidak terbaca.
Aku Steve!" seru Steve.
Mish Delaware berdiri di sebelah Jeannie.
Steve berkata kepada Mish, Kalau Anda mencari Harvey, dia ada di luar,
menunggu lift." Mish berkata kepada Jeannie. Kau bisa bedakan yang mana dia""
Tentu," ujar Jeannie sambil menatap Steve dan berkata, Aku juga bisa main
tenis sedikit." Steve tertawa. Kalau kau cuma bisa main tenis sedikit, kau bukan
tandinganku." Terima kasih. Tuhan!" ujar Jeannie. Ia segera memeluk Steve. Anak muda itu
tersenyum, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Jeannie untuk
menciumnya. Mereka segera dikerubuti oleh kamera, lampu-lampu blitz menyala, dan foto
itulah yang menghias halaman muka surat-surat kabar di seluruh dunia pada
hari berikutnya. 662 BULAN JUNI BERIKUTNYA di-scan dan di-djvu-kan untuk dimhader dimhad.co.cc) oleh:


Kembaran Ketiga The Third Twin Karya Ken Follett di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dilarang meng-komersil-kan atau kesialan menimpa hidup anda selamanya.
BAB 63 Forest Lawns amat mengingatkan akan sebuah hotel tempo dulu yang
bersuasana ramah. Dengan dinding-dinding dilapis kertas bercorak bunga-bunga, pernak-permk porselen dalam lemari-lemari kaca, dan meja-meja
berkaki ramping di sana-sini. Harum rangkaian potpourri memenuhi tempat itu,
bukan disinfektan, dan para anggota stafnya memanggil ibu Jeannie dengan
Mrs. Ferrami, bukan Maria atau dear. Mom menempati sebuah kamar suite
kecil, dengan sebuah ruang duduk mungil, tempat tamu-tamunya dapat duduk
dan minum-minum teh. Ini suamiku, Mom," ujar Jeannie. Steve tersenyum sesimpatik mungkin sambil
mengulurkan tangan. Gagah sekali," ujar Mom. Apa pekerjaanmu, Steve"" Aku mahasiswa
fakultas hukum." Hukum. Itu karier yang bagus." Ada saat-saat pikiran terang
Mom menyelingi periode-periode bingungnya yang semakin panjang.
Jeannie berkata, Daddy menghadiri upacara perkawinan kami."
Bagaimana kabar ayahmu""
Dia baik-baik saja. Dia sudah terlalu tua untuk merampok orang-orang, karena
itu dia malah memberikan perlindungan kepada mereka sekarang. Dia memiliki
perusahaan jasa sekuriti sendiri. Dan sepertinya lumayan maju."
665 Sudah dua puluh tahun aku tidak melihatnya."
Tapi Mom kan sudah bertemu dengannya. Dia mengunjungi Mom Tapi Mom
tidak ingat." Jeannie segera mengubah topik percakapan mereka. Mom
kelihatan segar." Ibu Jeannie mengenakan gaun panjang manis dari bahan
katun, dengan corak garis halus. Rambutnya tertata rapi, dan kukunya tampak
terawat. Mom suka di sini" Lebih menyenangkan daripada di Belia Vista,
bukan"" Wajah Mom mulai tampak waswas. Bagaimana kita akan membayar semua ini,
Jeannie" Aku tidak punya uang."
Aku punya pekerjaan baru. Mom. Aku mampu membayarnya."
Pekerjaan s ebagai apa"" Jeannie tahu bahwa ibunya tidak akan mengerti, tapi ia tph
mengungkapkannya. Aku pimpinan Genetics Research di sebuah perusahaan
besar bernama Landsmann." Michael Madigan menawarkan pekerjaan itu
kepadanya setelah seseorang memberikan penjelasan mengenai riset yang
ditekuninya selama ini. Gajinya tiga kali lebih banyak daripada yang
diperolehnya di Jones Falls. Dan yang membuatnya lebih antusias lagi adalah
pekerjaannya merupakan ujung tombak seluruh kegiatan dalam bidang riset
genetjka Bagus sekali," ujar Mom. Oh! Sebelum aku lupa, ada sebuah foto dirimu di
koran. Aku menyimpannya." la merogoh isi tas tangannya, lalu mengeluarkan
sehelai potongan koran. Ia membuka lipatannya, lalu menyodorkannya ke arah
Jeannie. Jeannie sudah pernah melihat gambar itu, namun ia mengamatinya seakan baru
pertama kali melihatnya. Foto itu menggambarkan dirinya dalam suatu kongres
untuk menyidangkan kegiatan-kegiatan yang pernah dilakukan di Aventine
Clinic. Hasil laporannya belum disebarluaskan secara resmi, tapi isinya sudah
bisa diperkirakan. Sidang pemeriksaan atas Jim Proust, yang
666 disiarkan melalui jaringan televisi nasional, ternyata amat menghebohkan.
Proust berusaha menyangkal sekeras-kerasnya, tapi semakin banyak ia
berbicara, semakin terbuka masalahnya. Setelah sidangnya berakhir, ia
mengundurkan diri sebagai senator.
Berrington Jones tidak diperkenankan mengundurkan diri dari Jones Falls. Ia
dipecat oleh komite penerapan disiplin. Jeannie mendengar bahwa ia sudah
pindah ke California, dan hidup dari tunjangan kecil yang diperolehnya dari
mantan istrinya. Preston Barck mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pimpinan Genetico,
yang dilikuidasi untuk membayar uang kompensasi pada kedelapan wanita yang
melahirkan para clone itu. Suatu jumlah yang lumayan juga disisihkan untuk
membayar biaya konsultasi, untuk membantu masing-masing clone mengatasi
dilema yang sedang mereka hadapi.
Harvey Jones dihukum selama lima tahun, dengan tuntutan sengaja
menimbulkan kebakaran dan melakukan tindak pemerkosaan.
Mom berkata, Menurut koran, kau harus memberikan kesaksian. Kau tidak
terlibat masalah, bukan""
Jeannie dan Steve bertukar pandang sambil tersenyum Ya, selama seminggu,
di bulan September yang lalu. Mom. Tapi semuanya kemudian berakhir dengan
baik." Itu bagus." Jeannie berdiri. Kami harus berangkat sekarang. Kami sedang berbulan madu,
dan harus mengejar pesawat." Ke mana kalian pergi""
Ke sebuah tempat peristirahatan kecil di Kepulauan Karibia. Kata orang, itu
tempat terindah di dunia."
Steve menjabat tangan Mom, dan Jeannie memberikan kecupan selamat tinggal
kepadanya. Selamat berlibur. Manis." seru Mom saat mereka pergi. Kau layak
mendapatkannya." UCAPAN TERIMA KASIH Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang namanya
tercantum di bawah ini, atas bantuan mereka dalam riset untuk buku The Third
Twin ini: Di Baltimore City Police: Letnan Frederic Tabor, Letnan Larry Leeson, Sersan
Sue Young, Detektif Alexis Russell, Detektif Aaron Stewart, Detektif Andrea
Nolan. Detektif Leonard Douglas;
Dl Baltimore County Police: Sersan David Moxley dan Detektif Karen Gentry;
Petugas Pengadilan Cheryl Alston, Hakim Barbara Baer Wax man. Asisten
Pembela Umum Negara Mark Cohen;
Carole Kimmell, RN, di Mercy Hospital; Profesor Trish VanZandt beserta para
koleganya di Johns Hopkins University; Ms. Bonnie Ariano, Pimpinan Pusat
Rehabilitasi Korban Kejahatan Seks & Tindak Kekerasan di Baltimore;
Di University of Minnesota: Profesor Thomas Bouchard, Profesor Matthew
McGue, Profesor David Lykken;
Di Pentagon: Letnan Kolonel Letwich, Kapten Regenor;
Di Fort Detrick di Frederick, Md: Ms. Eileen Mitchell, Mr. Chuck Dasey, Kolonel
David Franz; 669 Peter D. Martin dari Laboratorium Ilmu Forensik Dinas Kepolisian Metropolitan;
Ruth dan Norman Click; para pakar komputer Wade Chambers, Rob Cook, dan
Alan Gold; dan terutama peneliti profesional Dan Starer, dari Research for
Writers, New York City, yang memperkenalkan penulis pada hampir semua yang
namanya disebutkan di atas.
Penulis juga amat berterima kasih kepada editor pen
ulis, Suzanne Baboneau, Maijorie Chapman, dan Ann Patty; kepada para teman dan handai taulan yang
membaca konsep buku ini dan memberikan komentar mereka, terutama
Barbara Follett. Emanuele Follett. Katya Follett, Jann Turner, Kim Turner,
John Evans, George Brennan, dan Ken Burrows; kepada para agen Amy
Berkower, Bob Bookman, dan terutama sekali kepada kolaborator dan kritikus
penulis yang paling tajam, Al Zuckerman.
tamat Bangau Sakti 40 Animorphs - 40 Yang Lain The Other Kisah Pedang Di Sungai Es 1

Cari Blog Ini