Ceritasilat Novel Online

Mimpi Mimpi Terpendam 2

Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W Bagian 2


parkir Orange Resto. Mereka memilih tempat di dekat akuarium laut besar di tengah-tengah
ruangan. Beberapa menu sudah mereka pesan dan saat Michel sedang
membenarkan letak dasi barunya yang terasa mencekik leher, matanya
terbelalak. Beberapa meter di hadapannya ia melihat sesosok pria yang
dikenalnya. Pria bersetelan gelap itu membelakanginya namun ia hapal betul
dengan posturnya. Andre! Ia memperhatikan Andre duduk berhadap-hadapan dengan seorang wanita
berkaos merah . Wanita itu kelihatan muda dan energik dengan rambut coklat
gelap seleher. Michel memperhatikannya menatap Andre dengan penuh
perhatian. Dirinya menduga wanita itu bukan isteri Andre.
Michel, aku ke toilet dulu... , Yammy membuyarkan perhatiannya. Michel
mengangguk tak menjawab dan memperhatikan isterinya melangkah menuju
toilet. Ditatapnya kembali wanita di hadapan Andre. Ia menyukai style wanita
itu. Wanita muda bertubuh langsing dan kelihatan energik serta moderen.
Yammy, isterinya cantik dan sexy namun tidak seenergik wanita yang bersama
Andre itu. Baginya Yammy terlihat lebih menggoda dengan selalu
berpenampilan ketat pada pinggul dan payudaranya namun wanita di hadapan
Andre itu terlihat lain. Tiba-tiba ia tersadar bahwa letak toilet itu di belakang meja Andre. Saat
Yammy ke toilet tadi tentu Andre tidak terlalu memperhatikannya karena
Yammy berjalan membelakanginya. Dirinya ingin tahu apa reaksi Andre bila
melihat Yammy yang tak lama lagi akan muncul dari toilet. Yammy akan
berjalan di hadapannya pasti bedebah itu akan menyapanya dan
memperkenalkan pada wanita di hadapannya sebagai isteri salah satu
karyawannya. Meski seharusnya Andre menyadari bahwa ia kini telah
kehilangan perusahaan yang dibanggakannya dan mengakui bahwa dirinya tak
lebih dari pengangguran. Mendadak dirinya merasa puas mengingat hutang-hutang Andre dalam jumlah besar pada Bank. Bahkan sambil mengunyah
kentang gorengnya saat inipun Michel masih ingat persis jumlah hutang terakhir
Andre berikut bunganya sesaat sebelum dirinya dikeluarkan dari perusahaan
Andre. Michel ingin tahu apa yang sedang mereka bicarakan, kelihatannya mereka
berdua mengobrol dalam suasana santai dan bergembira. Persis reuni bertemu
teman lama. Saat Michel sedang mencoba memperhatikan menu apa yang
mereka santap, Yammy muncul dari toilet. Stelan blezer putih dengan dalaman
kaos putih ketat terlihat mempesona. Michel tak pernah bosan dengannya dan
dadanya tiba-tiba merasa terbakar mengingat Andre juga pernah merasakan
isterinya. Yammy melangkah tenang sambil menjinjing tas kecilnya, Michel
memperhatikan dengan seksama saat Yammy melintas di sebelah meja mereka.
Andre sama sekali tak menoleh begitu juga dengan isterinya. Jelas-jelas
mereka dalam posisi saling berhadapan dan harusnya saling melihat. Benaknya
berpikir, apakah Yammy dan Andre merupakan makhluk yang pandai berpura-pura.
Nah, Michel hidangan utama kita belum datang juga rupanya" Yammy
menarik kursinya. ehm..iya. Ini kentang gorengnya.
kau makanlah. Aku harus menjaga dietku, ujar Yammy.
Michel menarik piring kentang goreng itu lebih dekat dan mencelupkan
sepotong kentang pada saos di sisinya.
Yammy memperhatikan potongan kentang tersebut, jangan terlalu banyak
sayang. Nanti kau kenyang sebelum makan siang kita datang.
Michel manatap mata isterinya sejenak, membatalkan suapannya dan
meletakkan kembali kentang tersebut ke piring. Dilihatnya sekilas Andre dan
wanita itu masih mengobrol sambil sesekali tertawa-tawa kecil.
Yammy, kita pindah meja saja.
Kenapa" Aku ingin melihat pemandangan di jendela itu, Michel menjawab sambil
menjulurkan lehernya ke arah jendela.
Yammy menoleh ke arah yang ditunjuk Michel, baiklah..
Setelah memanggil pelayan untuk membantu memindahkan minuman dan
kentang mereka, Michel memilih kursi yang menghadap jendela. Meja mereka
kini persis di belakang meja Andre. Ia ingin mendengar percakapan mereka.
ya...kau memang nekat. Tapi aku senang bisa bertemu dengan kau, suara
wanita dari belakangnya terdengar renyah.
Michel memperhatikan isterinya mengamati p
emandangan dari jendela sambil menyedot juice apelnya.
haha...aku juga senang. Aku merindukanmu, kau tahu itu" suara Andre
terdengar jelas. jadi kapan kita akan bertemu lagi"
tentu saja sesering mungkin.. suara Andre kembali terdengar diiringi
dentingan gelas. ya & kapan" suara wanita itu agak serak bagi telinga Michel.
minggu depan..bagaimana" Aku masih harus menyelesaikan pekerjaanku di
Pizzo Car. Mereka nol besar infrastrukturnya. Perusahaan besar itu sama sekali
tidak memiliki ahli IT yang bisa menjaga sistem mereka.
Michel tersenyum, siang ini tanpa diduganya,ia memperoleh informasi yang
sangat diinginkannya. Paling tidak ia tahu Andre tengah mengerjakan proyek di
Pizzo Car. Michel sangat mengenal perusahaan rental mobil terbesar di wilayah
timur itu. Diteguknya juize avocado, agak pahit rasanya. Michel melirik ke arah
Yammy, isterinya itu masih asyik menatap pemandangan dari balik jendela. Ia
mengikuti arah pandangan isterinya. Menara Cruisse Emperial terlihat megah
dengan dinding coklatnya di antara bangunan lain. Michel ingin tahu apakah
Yammy mengenal suara Andre namun isterinya itu masih tak berkedip
menyaksikan pemandangan di balik jendela kelihatannya tak terpengaruh oleh
suara Andre. Setelah memperhatikan isterinya sekali lagi, ia mulai
berkonsentrasi mendengarkan percakapan pasangan di belakangnya.
Nah, Wisdom &jadi minggu depan aku akan hubungi kau lagi..sementara ini
kita berhubungan lewat telepon saja. Aku harus mengejar kereta kembali ke
kotaku, suara wanita di belakangnya terdengar agak serak.
Oke, Janet & suara Andre kembali terdengar di belakangnya.
Michel mengelus-ngelus dagunya. Jadi bedebah itu memperkenalkan dirinya
dengan nama Wisdom. Benaknya berpikir, pasti wanita bernama Janet itu calon
korban Andre berikutnya. Tak lama kemudian terdengar bunyi bangku digeser dan mereka melangkah
ke meja pembayaran melintas di samping meja Michel. Michel kini dapat lebih
jelas menatap pasangan itu. Sang wanita mengenakan kaos merah dengan
celana jeans biru. Tas putihnya terlihat serasi dengan sepatu kets putihnya.
Dipandangnya wanita itu menggenggam tangan Andre layaknya pengantin baru
sebelum mereka melangkah menuju pintu.
Michel, makanlah, Yammy mengagetkannya. Michel tersentak. Sepiring
besar lobster dengan sop kepiting yang mengepulkan asap telah tertata rapi di
meja. Rupanya ia terlalu asyik memperhatikan Andre hingga tak sadar pelayan
sudah menyajikan hidangan.
aku perhatikan kau tertarik dengan pasangan yang baru saja keluar itu,
Yammy berkata menyelidik.
Michel tersenyum. Ia memutuskan untuk tidak berbohong. Yammy pasti
telah melihat Andre jadi tak ada artinya ia berkelit. Itu Andre... Michel
berkata singkat. Yammy tiba-tiba tersedak. Juice dalam sedotannya mengalir turun kembali
ke gelas. Bibirnya masih menempel di sedotan namun matanya membelalak.
Michel melihat mata isterinya yang bulat besar.
Ada apa" tanya Michel keheranan.
Isterinya menatap kembali ke arah pintu restaurant, kau bilang itu
Andre" Ya. Itu Andre. Kau pasti tahu bukan" Michel bertanya dengan nada
rendah. Dadanya terasa terbakar api cemburu. Ia harus mengakui wajah Andre
yang tidak terlalu tampan telah membuktikan bahwa wajah bukan segalanya.
Banyak wanita tergila-gila oleh Andre. Bukan hal yang mustahil isterinyapun
hanya berpura-pura saat mengatakan bahwa Andre bukan pecinta yang baik.
Yammy tersenyum kecut. Ia merasa suaminya mempermainkan dirinya.
Kau bilang itu Andre. Bekas bosmu" Yammy balik bertanya.
Kini Michel yang keheranan. Kepalanya tiba-tiba dipenuhi pikiran bahwa
Yammy tidak mau mengakui bahwa pria itu adalah Andre. Pria yang pernah
tidur bersamanya selama tiga hari di villa mereka. Ia mulai menyangka bahwa
Yammy berusaha membuat kejadian ini menjadi lebih rumit dengan
mengingkari pria itu adalah Andre.
Tentu saja ia Andre! Bukan! Michel melongo. Mengapa kau memaksaku mengakui pria itu adalah Andre" Yammy kembali
bertanya. Ia merasa ada yang aneh pada diri Michel. Dirinya pernah tidur
bersama pria bernama Andre itu tentu saja ia tahu pasti bila pria itu adalah
Andre bahkan ia masih in gat caranya bercinta yang menjijikkan. Namun Michel
memaksanya mengakui bahwa pria yang baru saja mereka lihat itu adalah
Andre. Michel sebenarnya ingin berteriak bahwa Yammy pernah tidur dengan pria
itu selama tiga hari jadi mengapa harus lupa dan mengingkarinya. Na
un ditahannya perasaan yang menggelegak itu, diraihnya juice avocado dan
rasa pahit kembali mengalir di tenggorokannya.
sudahlah, mungkin aku yang salah lihat, Michel berkata datar. Ia tak ingin
mengungkit-ungkit masa lalu. Mungkin memang Yammy sedang berusaha
melupakan kejadian itu dengan mengingkari bahwa pria yang dilihatnya itu
adalah Andre. Yammy masih diam menatapnya.
Sudahlah, ayo kita makan.. , Michel berusaha mengembalikan suasana
yang penuh kecanggungan itu. Yammy masih memandangnya curiga sebelum
mulai meraih sendok di hadapannya. Merekapun menghabiskan hidangan tanpa
berbicara dan saling menatap penuh keheranan akan apa yang ada dalam
kepala masing-masing. Saat mereka pulang, Michel masih bertanya-tanya dalam hati untuk apa
Yammy berbohong padanya. -- Jadi keretamu akan berangkat tiga jam lagi bukan" Andre
menggenggam tangan Janet seakan-akan tak ingin melepaskannya.
Mereka kini berada di pinggiran trotoar depan stasiun kereta antar kota.
Siang tadi ia tengah menyelesaikan instalasi programnya di Pizzo Car ketika
Janet mengajaknya bertemu. Andre membereskan perangkatnya dalam lima
belas menit , izin kepada Mr.Manuel dengan alasan mengambil beberapa source
code yang dibutuhkan dan bergegas menuju bandara. Beruntung jadual
keberangkatan pesawatnya bertepatan dengan saat ia tiba di bandara. Kini ia
mendapati hidungnya telah mencium aroma Clinique Happy dari leher Janet
yang berjalan di sisinya.
terus kemana kita sekarang" Janet bertanya sambil menatap mata Andre,
aku belum memesan tiket kereta lanjutnya.
kau ingin memesan tiket dahulu" Andre balik bertanya dengan mata
berkeliling waspada. Bagaimanapun berada di kotanya sendiri bersama seorang
wanita yang bukan isterinya mengandung resiko. Herald atau kawan-kawannya
yang lain bisa saja memergoki mereka.
Terserah. Enaknya bagaimana" Janet masih menatap mata Andre.
enaknya kau tak usah kembali hari ini, kata Andre sambil tertawa
mencoba mengalihkan kekuatirannya. Dipandangnya mata Janet lekat-lekat
dan tiba-tiba ia menyadari dirinya bahagia sekali sore ini. Benaknya heran
betapa ia sangat merasa dekat dengan wanita yang baru dijumpainya ini.
Mungkin obrolan-obrolan mereka melalui ruang chat yang membuatnya merasa
Janet bukan orang asing baginya.
stasiun sudah di depan kita, Janet berkata sambil memandang atap
stasiun yang tinggi. Bangunan itu berlantai tiga dengan tiang-tiang hijau besar
sebagai penopangnya. kita pesan sekarang" tanya Andre ragu. Ia masih ingin menghabiskan
waktu bersama Janet. mmm...bagaimana bila kita berkeliling dulu, nanti malam saja aku kembali
dengan kereta terakhir. Toh loket dibuka satu jam sebelum keberangkatan,
Janet berkata sambil tersenyum.
Andre merasa lega dan menarik tangan Janet. Sebuah ide melintas di
benaknya, kau ingin lihat kantorku"
Janet mengangguk dan merekapun menghentikan taxi yang berseliweran di
depan stasiun. Mereka sudah memasuki ruang kerja Andre. Janet menatap penuh perhatian
ke sekeliling ruangan. Ruang kerja itu tanpa karpet dengan lantai keramik putih
besar. Jendelanya tak akan terjangkau oleh tangannya. Letaknya dekat langit-langit ruangan dengan pinggiran dari kayu mahoni. Ruangan itu berisi dua meja
besar dan tiga meja yang lebih kecil. Dua meja besar berada di masing-masing
sisi ruangan saling berhadapan. Tiga meja kecilnya berjejer rapi di sisi yang
lainnya. Pada ketiga meja itu tergeletak beberapa alat elektronik rancangan
Andre. Alat apa itu" untuk mengirim sinyal ke satelit. Semacam GPS namun berbeda, Andre
menoleh ke arah Janet. Ia ragu-ragu untuk meneruskan menjelaskan perangkat
tersebut. Janet bukan orang yang dilihatnya akrab dengan chip-chip elektronik.
dan itu" Janet kini menunjuk ke alat yang lainnya.
itu pengirim text over GSM. Pesan melalui jaringan GSM.
sms" yah, semacam itulah. kau pan dai menciptakan alat rupanya.
Hmm... Andre tersenyum tak menjawab.
ini mejaku, Andre menghampiri salah satu meja kerja besar dan menata
kabel-kabel data yang berserakan di atasnya. Ia bersyukur dalam kantor
barunya yang kecil ini mejanya hanya dipenuhi kabel dan tidak ada foto Anna
dan Rachel. itu" Janet bertanya menunjukkan jari ke meja besar satunya.
meja Herald. Rekananku. kau hanya berdua" ya.sejak kami memutuskan untuk memberhentikan seluruh karyawan.
Belum lama berselang, Andre berkata datar, ini kantor baruku, lanjutnya.
Janet membalikkan badannya. Kaos merahnya yang ketat menempel di
lengan Andre. Ia menatap Andre dan mereka berdua hanya diam tanpa tahu
harus melakukan apa. Janet mencium aroma rempah dan ia yakin Andre bisa
merasakan aroma wangi yang manis dari parfum Janet.
Beberapa saat lamanya mereka saling pandang dengan berdiri. Gejolak
hangat menjalar di tubuh Andre, ia bisa merasakan kekenyalan payudara Janet
di lengannya. kau tidak ingin menciumku" . Suaranya terdengar agak serak. Dilihatnya
Janet hanya tersenyum dengan mata berbinar seperti Rachel yang nakal.
di chat, kau berani sekali, Andre berkata sambil melingkarkan tangannya
di pinggang Janet dan memberanikan diri menyelipkan salah satu jarinya.
Bibir Janet kini sudah tak tersenyum, ia bisa merasakan jari Andre di kulit
pinggangnya. Ketika Andre mencoba mencium Janet, wanita itu menghindar ke
belakang dan sebelum Andre sempat melakukan apapun,Janet sudah
memberinya kecupan di pipi.
Dada Andre berdegup, hanya itu"
Janet tersenyum, mau yang seperti apa"
nih, Andre menunjuk bibirnya sendiri.
Janet menarik tubuh Andre lebih rapat dan mencium bibirnya.
Mereka merasakan desakan yang sama dan bibir mereka saling berpagutan.
Mereka ingin melepaskan seluruh kerinduan yang terpendam.
kau pernah bercinta" Andre tiba-tiba bertanya memberanikan diri di sela-sela ciuman mereka.
Janet menggelengkan kepala dan Andre memeluknya lebih rapat.
--- Jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam. Berarti masih dua tiga
jam lagi Michel kembali. Sepulang mereka makan siang bersama tadi suaminya
langsung pergi lagi dan Yammy malas untuk bertanya kemana ia pergi.
Diangkatnya sepanci besar sup panas dari atas kompor. Perutnya sudah terasa
kosong, sejak acara makan bersama Michel yang tidak mengenakkan tadi.
Diambilnya mangkuk kecil dari atas rak dan sesaat kemudian Yammy merasakan
suapan supnya yang pertama. Sambil makan dirinya masih bertanya-tanya akan
kejadian di restaurant. Ia yakin Michel mempunyai maksud tersembunyi dengan
mengatakan bahwa pria yang mereka lihat adalah Andre. Yammy heran
mengapa Michel membohonginya. Ia sendiri pernah tidur bersama pria bernama
Andre itu selama tiga hari untuk menolong Michel dari jeratan penjara jadi


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mana mungkin ia lupa bentuk pria itu.
Sesekali sendoknya mengaduk-ngaduk supnya yang panas. Dipandangnya
seledri segar dengan wortel-wortel di mangkuknya. Potongan wortel itu seperti
liontin berliannya. Tiba-tiba ia teringat akan Marion. Pria yang hanya
dikenalnya lewat telepon misterius itu tahu semua hal yang terjadi dan Yammy
merasa harus menemukan pria itu. Ada yang tidak beres dengan Michel, ia ingin
mengetahuinya. Sementara itu Michel sedang memacu kendaraannya cepat-cepat melintasi
jalan bebas hambatan. Ia berharap malam ini jalanan akan bersahabat
dengannya, ia lelah melihat kemacetan tiap hari dalam hidupnya. Benaknya
masih bertanya-tanya akan sikap Yammy tadi siang. Ini bukan hal yang normal!
Isterinya itu sudah pernah tidur dengan bosnya selama tiga hari dan tadi siang
menolak mentah-mentah bahwa pria yang mereka lihat adalah Andre.
Diliriknya jarum spedometer menunjukkan kecepatan seratus lima puluh
kilometer per jam dan Michel tidak berniat menguranginya. Ditekannya
perlahan-lahan pedal gas semakin dalam sementara sesuatu dalam benaknya
terlintas. Ada sesuatu yang tidak beres pada kejadian di villa itu! Bila memang
Yammy benar bahwa pria itu bukan Andre berarti Yammy memang belum
pernah bertemu dengan Andre hingga saat ini dan itu membuatnya semakin
penasaran. Setelah melintas Route Overfly , Michel
membawa kendaraannya menukik
turun melalui terowongan dan beberapa menit kemudian ia menepikan
kendaraanya di depan sebuah bangunan bercat putih.
-- jadi ada apa kau kemari" Herald memandangnya sambil duduk. Michel
bekas akuntingnya itu kini duduk di hadapannya dengan wajah penuh pikiran.
Sejak Michel dikeluarkan ia tidak pernah bertemu dengannya. Herald tidak
terlalu menyukai Michel. Andre telah membuktikan bahwa Michel seorang yang
tidak dapat dipercaya untuk urusan uang.
aku hanya ingin tahu apakah Andre pernah menceritakan sesuatu tentang
villa, Michel membuka suara. Michel nekat berkunjung ke tempat Herald, ia
berharap Herald dapat membantunya membuka keanehan sikap Yammy tadi
siang. Villa" Herald bertanya dengan nada bingung.
Ya. Villa kecilku di perkebunan teh, Michel menatap bekas atasannya itu
dengan serius. Herald melongo tak tahu apa yang diinginkan Michel, Aku tak tahu apa
yang kau maksudkan. Coba kau tanya saja padanya,
Michel diam tak menjawab. Ia bingung harus memulai dari mana.
ada apa sebenarnya" Herald kembali bertanya.
Michel menatap mata bekas atasannya itu. Ia ragu untuk menceritakan
semuanya. Biar bagaimanapun menceritakan isterinya telah ditiduri orang atas
ijinnya selama tiga hari adalah hal yang sangat bodoh. Namun ia mengerti
bahwa Herald adalah salah satu peluangnya meraih informasi.
begini...apa kau tahu akan kasusku " Michel bertanya dengan perasaan
ragu. kasus.." kasus mengapa aku dikeluarkan.
oo... Herald menatap lawan bicaranya, tentu. Semua karyawan
diberhentikan. Tidak terkecuali kau, lanjutnya.
ehm...maksudku bukan itu..,
lalu" Apa maksudmu. Jangan berputar-putar Michel, Herald merasa ia
mulai membuang-buang waktu dengan berbicara hal yang tidak ia mengerti.
apa kau benar-benar tak mengerti" Michel kini yang kebingungan. Herald
tak menjawab dan Michel memutuskan bahwa ini semua percuma. Ia bangkit
dari duduk menyalami Herald yang masih belum mengerti apa yang terjadi dan
melangkah ke luar pintu. Saat mobil Michel telah berlalu, Herald mengangkat gagang telepon dan
memutar nomor telepon Andre.
jadi kapan kau kembali dari Pizzo" Herald membuka pembicaraan.
aku belum tahu. Banyak lubang di sini.
well, aku ingin bicara padamu terutama masalah Michel. Ia baru saja ke
rumahku. Michel &" Ada apa"
aku tak tahu. Ia menyebut-nyebut villanya dengan kebun teh dan dirimu.
Aku tak mengerti. Jadi kuharap kau segera menyelesaikan urusan Pizzo dan
cepat kembali kemari. apa tidak bisa dibicarakan lewat telepon saja sekarang"
tidak. Aku ingin bicara langsung dengan kau. Ada yang aneh dengan sikap
Michel tadi. baiklah. Minggu depan aku kembali.
Klik. Telepon ditutup dan Herald merebahkan tubuhnya di kursi. Semangatnya
menulis berbaris-baris source code menjadi hilang karena kedatangan Michel
yang aneh. Sementara itu dua jam kemudian jauh dari kediaman Herald, di ruang
server Pizzo Car Co. Andre masih berdiri tegak memandang layar komputer di
hadapannya. Namun pikirannya tak di situ, ia merasakan bahwa kejadian di
villa Michel akan terbongkar juga pada akhirnya. Dirinya tak pernah menyangka
Michel menghubungi Herald dan berbicara tentang peristiwa itu. Apakah
Yammy telah mengetahui bahwa pria yang ia temui itu adalah Herald dan
bukan dirinya. Kalau itu terjadi berarti bukan tak mungkin Michel pun akan
tahu. Sebenarnya bukan masalah bagi Andre apakah dirinya atau Herald yang
meniduri isteri Michel namun Herald lah yang ia takuti. Bila Michel terus
berusaha mendesak Herald, lama kelamaan Herald akan menyadari bahwa
liburan tiga harinya bersama seorang wanita cantik di villa kebun teh itu ada
hubungannya dengan Michel.
Andre menimbang-nimbang seluruh kemungkinan dan benaknya
membayangkan bila Herald akhirnya sadar bahwa villa itu adalah villa Michel.
Herald juga akan tahu bahwa wanita yang ditidurinya itu adalah Yammy isteri
Michel. Akhirnya hal yang paling ditakuti Andre akan terjadi bila mereka
bertiga bertemu dan saling berterus terang. Bukan mustahil Yammy akan
mengakui telah mencuri filenya atas perintah seseorang bernama Marion.
Herald pasti langsu ng tahu bahwa itu semua hanya akal-akalan Andre dan ia
akan kesulitan menjelaskan kecurangannya pada Herald.
Andre menekan beberapa tombol di keyboardnya, menunggu hingga layar
komputer menampilkan tulisan safe to shut down sebelum akhirnya bergegas
meninggalkan kantor Pizzo menuju hotelnya. Hari ini ia pulang pergi dengan
pesawat menembus jarak ribuan kilometer demi bertemu Janet dan berendam
dalam bak hangat akan mengusir jet lag yang mendera tubuhnya.
*/10/* Andre melempar tubuhnya ke atas ranjang hotel dengan handuk mandi yang
masih melilit di pinggangnya. Hari ini hatinya merasa puas sebelum datang
telepon dari Herald tadi. Ini adalah hari pertama ia bertemu dengan Janet,
wanita itu lebih cantik dari yang dibayangkannya. Setelah mengantar Janet ke
stasiun ia langsung bergegas ke bandara mengejar pesawat terakhir. Sepanjang
perjalanan tadi ke bandara Andre memasang matanya waspada. Ia masih
merasa kuatir akan bertemu Herald. Pria itu pasti akan mengajukan banyak
pertanyaan bila mengetahui Andre sudah kembali. Namun semuanya berjalan
normal dan aman, Andre berhasil naik pesawat untuk kembali menuju kota
dimana Pizzo Rent Car berkantor.
Kini ia sudah kembali ke hotelnya, matanya terasa berat dan hanya tidur
yang diinginkannya. Saat dirinya mulai terlelap tiba-tiba telepon berdering.
Andre bangkit dengan malas dan meraih gagang telepon dengan susah payah.
Hallo.. Andre berkata malas.
belum tidur " Suara Anna terdengar.
Hmm..belum. kau sendiri bagaimana"
aku hanya ingin mengucapkan selamat tidur saja. Bagaimana Pizzo"
belum selesai. Masih ada beberapa titik yang aku harus selesaikan.
kau tentu lelah bekerja keras Andre...
Andre ragu sejenak sebelum menjawab, ya..lumayanlah. instalasi
software memang membuatku penat tiap malamnya.
kapan kau kembali" suara isterinya kembali terdengar dari gagang
telepon. belum tahu. Ada apa"
tidak apa-apa. Semua baik-baik di sini. Oiya, Rachel sudah tidur.
... Hening sejenak, Andre tak tahu harus menjawab apa. Ia ingin menanyakan
kabar Rachel namun ia lelah sekali malam ini. Jet lag pesawat masih terasa di
badannya. andre... ya. selamat istirahat. ya. Kau juga. klik. Telepon diputus dan Andre langsung berguling kembali ke tengah ranjang.
Lima menit kemudian ia sudah nyenyak dalam tidurnya ketika teleponnya
mendapat pesan sms dari Janet. Isinya
Kau buas sekali. Bulatan merah di dadaku belum bisa hilang..bobok yang
nyenyak ya J Sementara itu ribuan kilometer darinya Anna masih terjaga di tempat tidur.
Sudah berulangkali ia mengganti saluran televisi namun semua tidak menarik
minatnya. Ia bangkit dari ranjang dan menuju ke meja rias. Ia membuka laci
dan mengeluarkan tumpukan kertas-kertas yang berkali-kali telah dibacanya.
Suasana hatinya kini benar-benar menginginkannya menyaksikan kembali bukti-bukti pengkhianatan Andre. Tumpukan kertas itu seakan menjadi obat bagi
keperihan dan kemarahan yang terpendam di hatinya. Dipandangnya seluruh
kertas-kertas itu kemudian didekapnya. Dirinya ingin tidur sambil memeluk
pengkhianatan Andre. Setelah beberapa saat matanya terpejam juga dan Anna
bermimpi menonton film dengan pemeran utama Andre lengkap beserta
wanita-wanita cantik yang mengelilinginya.
Ketika ia terbangun jam hampir menunjukkan pukul delapan pagi. Ia
bergegas bangkit dari ranjang dan berlari turun untuk menyiapkan makan pagi
Rachel. Saat ia sedang menata sendok dan gelas di meja makan, bel rumahnya
berbunyi. Anna membuka pintu rumahnya dan mendapati seorang pria bersetelan
hitam dengan dasi bergaris yang sangat konservatif berdiri di hadapannya.
selamat pagi Nyonya. Saya Alan dari FSDC, pria itu mengulurkan
tangannya. ya. Selamat pagi, Anna menyalami tamunya dan mempersilakannya
masuk. ada keperluan apa anda kemari" Anna bertanya menyelidik. Ia merasa
sudah membayar lunas tiga puluh lima ribu dollar tunai dan mereka tidak
mempunyai urusan lagi dengan perusahaan debt collector itu.
ehm...begini Nyonya. Anda Nyonya Andre bukan"
ya. Benar beberapa waktu yang lalu orang kami menagih hutang kemari bukan"
tentu. Tiga orang dan sudah ku
bayar lunas, Anna memperhatikan tamunya
baik-baik. Ia merasa ada yang tak beres telah terjadi.
ehm...mereka tidak kembali ke kantor sejak itu Nyonya,
ya .. lalu" Anna bertanya bingung.
artinya...mereka melarikan uang yang anda bayarkan Nyonya, tamunya
berkata sambil menatap mata Anna dalam-dalam.
ya..lalu apa hubungannya denganku" Anna balik menatap tajam tamunya.
Ia merasa telah memegang kertas bersegel tanda pembayaran itu.
kami harap anda tidak tertipu Nyonya. Bila anda berkenan apakah saya
bisa melihat bukti pembayarannya"
baik. Saya ambilkan, Anna bergegas melangkah masuk. Beberapa saat
kemudian ia telah kembali dan menyodorkan kertas bersegel itu.
Pria di hadapannya itu mengamati kertas di tangannya dan mengeluarkan
sebuah alat seperti detektor. Didekatkannya alat itu pada kertas bersegel
tersebut dan alisnya mengkerut sebelum akhirnya mendesah berat.
maaf Nyonya. Anda tertipu. Ini palsu, tamunya berkata datar menatap
Anna. maksud anda" Kertas ini palsu Nyonya. Alat ini akan berbunyi jika kertas ini asli. Mari
saya tunjukkan. Pria itu mengeluarkan beberapa lembar kertas bersegel yang
masih kosong dan didekatkannya satu persatu ke alat detektor itu. Anna
menyaksikan setiap lembarnya membuat alat itu mengeluarkan bunyi beep .
Anna melongo mulutnya terbuka , tapi saya telah membayarnya. Ini bukan
kesalahan kami. Nyonya. Sebaiknya ini diurus oleh pengacara anda dan pengacara kami
saja. Ini adalah kasus hukum Nyonya. Bila benar mereka telah menerima uang
pembayaran dari anda dan kertas ini yang mereka berikan kepada anda berarti
anda ditipu oleh mereka yang mengatasnamakan FSDC. Kamipun berarti tertipu
oleh mereka bertiga karena hingga kini mereka tak pernah muncul dan tempat
tinggalnyapun sudah ditinggalkan, Pria dari FSDC itu berusaha mengatakan
dengan tenang dan tegas. Bukan sekali ini ia menghadapi kasus penipuan yang
dilakukan oleh agen-agen debt collector.
Anna tak percaya dengan yang didengarnya. Tigapuluh lima ribu dollar!
Sisanya ada dua puluh lima ribu dan semuanya telah ia transfer kembali ke
Andre. Mungkin saja uang itu telah menipis sekarang. Andre bukan orang yang
hemat bila memegang uang dan dirinya merasa seperti melihat jurang yang
dalam. Nyonya & tamu itu mencondongkan kepalanya mendekat agar Anna
tersadar dari lamunannya.
ya &saya mengerti &lalu apa yang harus saya lakukan" Anna bertanya
bingung. Ini sama sekali tak diduganya.
Nyonya, sebaiknya anda segera menghubungi polisi. Sementara itu kami
tetap mencari mereka namun itu semua berarti anda masih mempunyai
kewajiban kepada bank. Perusahaan kami FSDC sendiri sudah tidak ditunjuk
lagi oleh Rich Bank untuk menagih hutang anda.
Kepala Anna terasa berputar. Ia rebahkan punggungnya ke sandaran sofa
sebelum akhirnya berkata, jadi kami masih berhutang pada Rich Bank"
tentu Nyonya. Di komputer mereka, anda masih berhutang. Kami menyesal
atas kejadian ini Nyonya. Kami harap anda segera menghubungi polisi,
tamunya itu menatap Anna dalam-dalam sebelum akhirnya beranjak dari sofa ,
selamat pagi Nyonya. Saya mohon diri. Terima kasih atas waktunya,
lanjutnya. Anna membiarkan tamunya melangkah pergi sendiri. Ia hanya merasa bahwa
ini semua akan semakin buruk. /Aku harus menghubungi Andre./
Sementara itu Andre sudah sibuk kembali di Pizzo Car. Ia datang pagi-pagi
benar dan pagi ini semuanya berjalan lancar. Ia menyaksikan tak satu
lubang pun muncul di komputernya. Mungkin hacker sedang tidur pada waktu
pagi seperti ini. Beberapa menit kemudian ia telah menyelesaikan
pekerjaannya. Install program yang sempurna! Ia merasa puas dan ditutupnya
laptop di depannya. Kini tinggal mengamati apakah program itu berjalan
sempurna selama beberapa hari. Namun itu semua bisa dimonitor dari mana
saja melalui laptopnya. Ia belum berminat kembali ke rumah. Sakunya masih
mengantungi ribuan dollar dan di rekeningnya masih ada beberapa ribu dollar
lainnya. Andre merasa ini adalah waktu yang tepat untuk menghibur dirinya.
Saat ia akan melangkah ke luar pintu ruang server itu tiba-tiba telepon
genggamnya berbunyi. Nomor telepon Anna ter tera di layar telepon dan jarinya langsung menekan
tombol buzy. Ia memutuskan untuk mengunjungi Janet hari ini, telepon dari
Anna hanya akan merusak kebahagiaannya.
Setelah menjelaskan kepada Mr. Manuel secara singkat, Andre bergegas
menuju bandara. Belum tengah hari ketika dirinya beserta koper di tangan kiri
dan tas laptop di bahunya turun dari pesawat dan berjalan melangkah ke lobby
hotel Parmount, salah satu hotel mewah dalam komplek bandara di kota Janet
tinggal. saya pesan satu kamar dengan pemandangan menghadap gunung itu,
Andre berkata sambil menunjuk jendela kaca besar dengan pemandangan
gunung jauh di belakangnya.
baik. Kamar suite lantai paling atas Tuan & kasir hotel tersenyum
menunggu. Ia belum tahu nama tamunya.
andre, ya &Tuan Andre. Silakan kamar anda nomor 181 , resepsionis hotel itu


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyerahkan kunci kamar. Andre menerimanya dan sepuluh menit kemudian ia
menceburkan dirinya ke dalam bak mandi hangat. Andre ingin tampil segar saat
bertemu Janet nanti. Tiga ribu dollar untuk kamar suite bukan masalah.
*/11/* Andre memeriksa sekali lagi penampilannya di cermin. Kaos kerah bermotif
merah tua dan celana krem terlihat serasi dengan sepatu merah maroon yang
dikenakannya. Setelah yakin dengan penampilannya ia turun ke lobby .
Saya chek out sekarang, Andre meletakkan tasnya di meja resepsionis.
Wanita petugas hotel itu memandangnya keheranan.
Anda tidak jadi bermalam di sini"
Saya memang tak beniat untuk bermalam.
Maaf, apa service kami tidak memuaskan anda Tuan Andre" petugas
wanita itu bertanya sopan dengan pandangan heran. Selama ia bekerja belum
pernah ada tamu hotel yang hanya tinggal beberapa jam saja untuk tiga ribu
dollar. Andre tersenyum, service hotel anda memuaskan namun ada hal luar biasa
yang memaksa saya harus segera pergi.
baiklah Tuan, dengan kartu atau tunai"
Tunai saja, Andre mengeluarkan dompetnya.
Setelah menyelesaikan pembayaran Andre chek-out menuju AZ Mall sambil
membawa tas kerja dan kopernya. Sepuluh menit yang lalu ia telepon Janet
dan membuat janji temu. Wanita itu terpekik gembira di telepon. Andre bisa
membayangkan wajah Janet yang terkejut mendengar dirinya sudah berada
dalam kota yang sama. Hanya perlu waktu seperempat jam untuk tiba di AZ Mall. Andre
memutuskan berkeliling melihat-lihat sambil menunggu Janet datang. Di depan
sebuah toko perhiasan, ia tertarik dengan kemilau berliannya dan saat Andre
sedang menimbang-nimbang apakah ia akan membeli cincin berlian yang
terpampang di etalase tiba-tiba teleponnya berbunyi. Dilihatnya panggilan
tersebut dari Anna. Jarinya secepat kilat menekan tombol buzy. Tombol itu
jalan pintas untuk mencegah rusaknya hari yang indah bersama Janet sesaat
lagi. Dipandangnya kembali cincin itu. Warnanya putih dengan dua mata kecil
terbuat dari berlian di tengahnya. Andre membayangkan wajah Janet bila ia
memberi cincin itu padanya. Setelah membanding-bandingkan dengan
beberapa cincin di sebelahnya ia memutuskan untuk membeli cincin bermata
dua itu. Beberapa menit kemudian Andre telah membawa kotak biru kecil
berisi cincin dalam kantung celananya. Ia kembali berkeliling dengan langkah
santai. Ia menikmati semua pendar lampu mall. Sinar lampu dari etalase yang
berjejer itu seakan menyinari hatinya yang berbunga. Hatinya sudah tak sabar
ingin bertemu Janet. Setiap teringat wajah Janet dadanya selalu berdebar dan
Andre menikmatinya. Bila memang ia harus jatuh cinta pada wanita itu, dirinya
tak akan mengingkari. Saat Andre sedang beristirahat dengan bersandar pada salah satu tiang di
tengah lobby mall tiba-tiba sepasang tangan menutup matanya. Sekilas Andre
mencium aroma yang dikenalnya dan dadanya berdebar senang.
hallo sayang &, Andre berkata sambil membiarkan tangan itu tetap
menutup matanya. Telinganya mendengar tawa kecil Janet sebelum akhirnya ia
membalikkan badan dan mereka saling berpelukan.
Setelah melepaskan pelukan, dilihatnya wanita yang dirindukan itu ada di
depannya. Janet terlihat cantik dan energik dengan blazer merah dan dalaman
putih. kau...kau..cantik sekali Janet. Hanya itu yang bisa dikatakan Andre.
Sepert inya ia kehabisan akal untuk memulai pembicaraan. Rasa rindu di
dadanya seperti mengunci mulutnya rapat-rapat.
Gombal.., Janet melengos sejenak sebelum kedua tangannya menarik
gemas pipi Andre. Andre membiarkan pipinya dijadikan bulan-bulanan jari Janet selama
beberapa saat. Setelah Janet puas, Andre menarik tangan Janet.
Ayo kita berkeliling. Kau sudah pulang kerja rupanya jam segini" Andre bertanya sambil tetap
menggenggam tangan Janet.
Ya. Aku kaget kau telepon. Ingin membuat surprise rupanya, Janet
mengerling ke arah Andre. Mereka berjalan berdampingan.
Andre hanya tersenyum, Janet, aku ingin menginap di kotamu. Hotel mana
yang enak ya" oiya" Waw & kenapa" Andre menghentikan langkahnya menatap Janet.
haha...it s okay honey, Janet berkata senang dengan hati yang berdebar
menanti apa yang akan terjadi di antara mereka nanti, ada hotel mungil bagus
di pinggir kota. Kau tak membawa kendaraan kan" lanjutnya.
Tidak. okay, apa kau ingin berkeliling di sini atau ingin menaruh barang-barangmu
dulu" sebaiknya tas-tas ini tidak memberatkan pundakku, Andre berkata sambil
membetulkan tali tas laptopnya yang melorot di pundak.
mobilku di basement. Ayo, Janet menarik Andre menuju lift ke lantai
bawah. Beberapa saat kemudian mereka sudah di dalam mobil. Janet baru hendak
memasang sabuk pengamannya ketika ia merasakan kecupan di pipinya.
dasar! rengeknya manja. Andre tersenyum, boleh sun bibir"
Janet menatap pria di sampingnya. Ia menyalakan mobil dan mengecup
bibir Andre singkat sebelum mulai menjalankan kendaraannya. Belum sempat
kendaraan itu keluar dari pelataran parkir mall ketika Janet merasakan sebuah
sentuhan di blazernya. Persis di bagian payudara.
aku ingin mengulum ini, Andre berkata sambil tangannya menyelinap ke
balik blazer dan menarik lembut puting Janet.
Auww...gila! Janet memekik kaget kemudian tertawa lepas. Ia menyukai
keterus terangan dan kekurang ajaran pria yang baru dua kali ini ditemuinya.
Satu jam kemudian mereka sudah memasuki lapangan parkir hotel mungil
itu. Letaknya di perbukitan dengan pohon pinus dan cemara di sekelilingnya.
Setelah chek-in, mereka masuk ke kamar. Kamarnya sebuah ruangan mungil
dengan karpet tebal, televisi satelit dan pendingin udara. Di pojok ruang
sebuah kulkas mini tersedia.
mengapa kau yang membayar tadi" Andre bertanya sambil meletakkan
bawaannya. kau tamu. Aku tuan rumah jadi kau kulayani, okay " Janet berkata riang
kekanak-kanakan sambil melepas sepatunya dan menghampiri ranjang.
namamu Andre ngaku Wisdom,huh! lanjut Janet merengut.
Andre diam tak menjawab mulanya ia memang ingin mengakui bahwa
Wisdom hanyalah nama nicknya dan belum sempat ia mengatakannya rahasia
sudah terbongkar. Tadi saat membayar di resepsionis hotel identitasnya
terkuak. maaf..aku tak bermaksud membohongi kau, Andre sungguh-sungguh
menyesal. Janet tersenyum, tak apa. Aku tak perduli siapa namamu yang sebenarnya,
toh aku bisa memanggilmu dengan sebutan brown banana bukan"
Andre menatap Janet mengerling nakal menggoda. Makhluk cantik itu duduk
di pinggir ranjang. Rok kerjanya tidak bisa menyembunyikan paha putih mulus
di baliknya. Andre mendekat dan mencium leher Janet. Mereka berdua tahu ini
adalah permulaan dari suatu peristiwa yang mereka inginkan. Keduanya
bergulingan di ranjang saling membelai dan mengecup. Andre tak ingin terburu-buru. Janet bukanlah Anna dan Andre ingin menikmati tiap detailnya. Andre
ingin merasakan debaran hatinya pada tiap elusan dan belaian. Andre
merasakan sesuatu di antara pahanya mengeras dan ia membisikkan sesuatu ke
telinga Janet. Dilihatnya wajah Janet tertegun sejenak sebelum Andre sempat
mendengar Janet berkata lirih, brown banana jelek!
Andre tersenyum geli dan melanjutkan serangannya lebih ganas.
aku belum mandi loh! kata Janet di sela-sela ciuman mereka. Tangannya
bergerak ke segala arah berusaha menahan serangan nakal tangan Andre.
tapi kau wangi, jawab Andre.
tubuhku masih berkeringat, Janet kembali berkata sambil menekuk rapat
lututnya berusaha menutup gerakan tangan Andre yang semakin liar.
keringatmu enak Gomb al! benar! Janet berguling ke sisi ranjang lain namun terlambat tangan Andre sudah
hinggap di antara kedua pahanya.
kau basah..., Andre berkata serak
itu keringat tolol! Andre tertawa geli mendengar komentar Janet dan Janet tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, ia mengangkat bahunya berusaha duduk untuk
segera melarikan diri dari pertempuran itu namun usahanya inipun gagal .
Situasi semakin parah. Kedua tangan Janet yang dijadikan penopang untuk
bangkit tidak berfungsi ketika tubuh Andre yang jauh lebih berat menindih
tubuhnya. Kini kedua tangannya terkunci oleh berat tubuh mereka berdua dan
ketika Janet ingin mengatakan sesuatu bibirnya kembali dilumat dan ia
merasakan jari Andre yang nakal telah bereksplorasi di daerah paling
pribadinya. oh, sayang..., Janet mendesah pasrah. Ia putus asa tidak bisa melarikan
diri dari tekanan Andre. Ia menggerak-gerakkan tubuhnya berusaha melepaskan
diri namun tidak membuahkan hasil bahkan ia menyadari semakin lama semakin
banyak pelumasnya yang mulai bekerja. Janet beberapa kali basah karena
obrolan mereka di chat dan kini ia mendapati hal yang lebih tak masuk akal.
Cairan kewanitaannya lepas tak terkendali. Tubuhnya merasakan aliran darah
mengucur deras dari kepala dan kaki berkumpul di bawah perutnya. Saat Janet
sedang kebingungan dengan apa yang dirasakan pertama kali dalam tubuhnya
itu tiba-tiba sebuah kecupan di belakang telinganya membangkitkan sesuatu
yang meledak di dalam tubuhnya.
Ohhh...ohhh....G..Goddd & Janet mengerang. Ia merasakan kepalanya
berputar penuh bayangan terang gelap. Dirinya bagai terangkat tinggi ke langit-langit kamar sebelum jatuh kembali. Janet merasakan nafasnya menderu.
Seluruh sendinya lemas. Tubuhnya bagai tak bertulang. Beberapa saat nafasnya
yang memburu kencang perlahan mulai melemah dan akal sehatnya berkata
aku orgasme! Sementara itu pada saat yang sama Anna sedang duduk merenung seorang
diri di teras atas. Ia sudah berulangkali menghubungi Andre namun telepon itu
selalu tidak aktif. Anna sudah berusaha menyegarkan diri dengan mandi
berlam-lama tadi namun perasaannya hari ini tidak seperti biasanya. Sebuah
perasaan tidak mengenakkan selalu melintas di hatinya. Ia kenal perasaan ini.
Ini adalah perasaan seperti kerap ia alami dulu. Perasaan yang muncul tanpa
diketahui penyebabnya dan barulah ia tahu ketika pertama kali ia menemukan
kertas-kertas bukti pengkhianatan Andre itu. Waktu saat perasaan seperti ini
muncul persis sama dengan waktu-waktu yang tertera pada kertas-kertas itu!
Anna menyilangkan kakinya menarik nafas dalam-dalam. Ia harus berusaha
menenangkan diri. Andre kini sedang mengerjakan installnya di Pizzo dan ia
merasa malu telah curiga pada Andre. Perlahan lahan kepalanya terasa mulai
berdenyut. Tagihan Rich Bank itu memenuhi pikirannya. Bagaimana mungkin ia
setolol itu menukar tiga puluh lima ribu dollar dengan selembar kertas palsu!
Kalau saja sisa uangnya tak ia transfer kembali ke Andre ia masih bisa
melakukan negosiasi dengan bank dan mungkin saja bank akan lebih berbaik
hati padanya. Biar bagaimanapun bank telah jelas-jelas menolak pembayaran
langsung saat ia menawarkannya dan harusnya mereka mempunyai tanggung
jawab moral atas peraturan yang ditetapkannya itu.
Anna meraih telepon genggamnya dan menekan nomor telepon Andre. Ia
inginmencobanya kembali. Didekatkannya telepon itu ke telinga setelah
beberapa saat hening terdengar nada sibuk kembali. Anna mendesah pelan dan
diletakkannya telepon itu di meja teras. Ia mencoba menebak-nebak apa yang
sedang dilakukan Andre sore seperti ini. Ia ingin menelpon langsung ke kantor
Pizzo Car namun dibatalkannya niatnya itu.
Benaknya mencoba mengalihkan pikiran. Kini yang harus dilakukannya
adalah mencoba fokus pada masalah Rich Bank itu tanpa bantuan Andre .
Dicobanya mengingat-ingat semua kejadian saat ia melakukan pembayaran.
Ketiga orang itu kelihatannya bukan orang baik-baik. Mereka kurang ajar
namun tak terlintas dalam pikiran Anna bahwa ia tertipu. Mr.Wiliams dari Rich
Bank sendiri pernah mengatakan bahwa kertas segel itu memang syah.
Syaratnya harus ditanda tangan
i oleh salah seorang dari mereka yang bernama
Andre, pria yang paling sopan diantara mereka. Tiba-tiba sesuatu terlintas
dalam benaknya. Mungkinkah Mr.Wiliams terlibat dengan mereka"
Mr.Alan, tamunya tadi mengaku dari FSDC dan menyarankan ia segera
menghubungi pihak berwajib, namun Anna ingin minta pendapat Andre terlebih
dahulu. Anna kuatir dengan langsung menghubungi polisi masalah ini akan
makin melebar. Ia sebenarnya hanya ingin memastikan berapa uang yang ada di
Andre saat ini dan ia akan mencoba sendiri bernegosiasi dengan pihak bank.
Namun Andre tak bisa dihubungi dan Anna tak tahu apa yang harus
dilakukannya. Saat Anna sedang merenungkan semuanya yang terjadi, telepon
genggamnya berbunyi. hallo, ya...siapa ini" Anna tidak mengenal nomor telepon pemanggil.
kau Anna bukan" suara itu terdengar dari teleponnya.
ya benar. Ini siapa"
Janus. Kau lupa Anna"
Anna terkejut mendengar nama itu. Janus! Teman lama tempatnya bekerja
dulu sebelum menikah dengan Andre.
apa kabar Janus. Kau dimana sekarang"
mall P&P collection. Kau tahu tempatnya bukan"
ohh..... Anna bertanya-tanya dalam hati apa yang sedang dilakukan Janus
di kotanya sekarang. ada pekerjaan yang harus aku selesaikan di kotamu ini. Anna kau punya
waktu" Aku ingin bertemu,
sekarang" kalau tak keberatan. Anna menimbang-nimbang sesaat. Pikirannya sedang buntu tak ada salahnya
ia melonggarkan kepalanya sejenak.
baiklah. Aku ke sana. Kau tunggu di mana"
lobby lantai dua. okay.bye. bye. Klik. Telepon ditutup. Anna bangkit dari duduk dan segera turun mempersiapkan diri. Setelah
memberitahu Rachel dan Mercy ia bergegas mencari taxi.
Lantai escalator ini mempunyai karet penahan yang mencegah orang di
atasnya tergelincir. Anna memperhatikan karet bermotif kembang tersebut
sebelum melompat dari tangga berjalan itu begitu tiba di lantai dua. Mall P&P
Collection merupakan salah satu tempat belanja termewah dan Anna pernah
beberapa kali berkunjung kemari bersama Andre. Anna selalu menyukai
pendaran lampu mall seperti halnya Andre.
Setelah melintas air mancur di tengah lobby, Anna melihat Janus sedang
duduk menunggunya. Janus bangkit dan menghampirinya. Janus mengenakan
stelan krem dan berkas sinar temaram dari lampu mall di belakangnya seakan
menambah daya tarik penampilannya. Kacamata yang dikenakannya menambah
dewasa sosoknya. Anna &bagaimana kabarmu" Janus menyalaminya, kau kelihatan tambah
cantik sekarang, lanjutnya.
baik-baik saja. Kau juga terlihat beda sekarang Janus, Anna
memperhatikan pria di hadapannya itu. Janus dulu pernah berusaha mendekati
Anna tanpa kenal lelah dan akhirnya mereka pernah terlibat hubungan yang
sangat dekat. Anna sempat membenci Janus karena ia merasa Januslah yang
membuatnya mempunyai dosa terhadap Andre. Namun Anna berkali-kali
mengingatkan dirinya bahwa saat itu Andre belum menjadi suaminya dan ia
bebas menentukan pilihan meskipun Anna dan Andre sudah merupakan
sepasang kekasih. hai...jangan melamun! Janus mengagetkannya.
Anna tersipu malu, ia merasa dirinya seperti gadis tolol .
kau ada pekerjaan apa di sini" Anna berusaha mengalihkan situasi yang
memojokannya itu. biasalah. Untuk membereskan laporan keuangan group company, Janus
berkata ringan.

Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Anna bisa melihat betapa bedanya Janus yang dulu dan sekarang. Kini ia
kelihatan jauh lebih percaya diri dan matang. Janus masih bekerja di konsultan
finance dan Anna mengetahuinya dari beberapa rekan mereka.
sukses ya &, Anna bingung apa yang harus dikatakannya.
Anna, kita minum di caf" itu. Aku yang traktir, Janus menunjuk salah satu
cafe di sisi seberang lobby.
Anna mengangguk saja dan mereka melangkah ke arah cafe.
kau sudah jadi ibu rumah tangga sekarang Anna.. Janus bicara sambil
berjalan. kau juga. Kau sudah menjadi kepala keluarga. Berapa anakmu"
satu, Janus menjawab datar, dan kau Anna"
sama Janus mengucapkan terima kasih pada pelayan cafe yang membukakan
pintu. Ruangan cafe terlihat temaram dengan ornamen kayu dan beberapa lilin
di tengah-tengah kolam kecil buatan.
kau ingin pesan apa Anna" Janus menarik kursi mempersilakan Anna
duduk . Anna melihat-lihat menu yang tersedia, capucino saja.
Janus memanggil pelayan, dua capucino dan bitter ballen.
Ketika pelayan sudah meninggalkan mereka Janus berkata, Anna aku
sudah dua minggu pindah kantor. Sekarang kita tinggal dalam satu kota.
Oiya..." Anna agak terkejut mendengarnya. Janus adalah masa lalunya
dan Anna merasa lebih baik mereka berada dalam kota yang berbeda.
kau kelihatan kurang senang mendengarnya Anna, Janus menatapnya
sambil membenarkan duduknya.
oh...tidak Janus. Aku senang mendengar kemajuanmu. Ini kota metropolis.
Kau bisa lebih berkembang di sini.
ya. Semoga saja. kau bekerja di perusahaan apa sekarang" Anna tertarik ingin tahu lebih
lanjut. P&P Group. Ini salah satu mallnya, Janus berkata bangga.
waw..luar biasa. Kau pasti berbeda kini.., Anna menatapnya kagum. Ia
masih tak percaya ,Janus pria yang dulu dikenalnya pemalu dan agak rendah
diri itu kini sudah bekerja dalam satu company besar.
aku mencoba-coba melamar begitu ada lowongan ternyata diterima. Pagi
tadi aku mendapat kabar gembira. Kau tahu Anna, aku dipromosikan padahal
baru dua minggu. oiya.. Anna mencoba menutupi kekagetannya. Janus yang sekarang
berbeda sekali dengan Janus yang ia kenal.
ya...aku terpilih menjadi salah satu manager yang mengelola mall-mall
P&P. Setiap mall sebenarnya dimiliki dua pihak atau lebih. Mall ini sebagian
besar sahamnya milik P&P dan Mc Mars Co. Sebagian kecil lainnya dimiliki
investor-investor asing, Janus menerangkan dengan penuh kebanggaan.
Anna masih menatap Janus tak percaya. Terus terang ia kagum atas
kemajuan karir yang diperoleh Janus. Ia melihat Janus benar-benar
menampilkan sosok seorang eksekutif muda yang sukses.
keluargamu kau bawa kemari" Anna kembali bertanya. Ia makin tertarik
untuk mendengar detail kehidupan Janus saat ini.
ehm...tidak. tidak" Kenapa" isteriku lebih memilih tinggal di kotanya. Orangtuanya sakit-sakitan dan ia
tidak mau meninggalkannya. Anakku lebih memilih bersama ibunya.
Anna mendengarkan dan bertanya , jadi kau tinggal dimana sekarang"
dua minggu ini aku masih tinggal di hotel murahan. Besok pagi sudah ada
apartemen yang disiapkan untukku. Kau tahu Anna, seluruh manager wajib
tinggal di flat yang disediakan P&P. Mereka ingin dapat menghubungi manager-managernya untuk rapat sewaktu-waktu bila dibutuhkan.
ohhh &apartemennya berdekatan dengan kantor P&P"
bukan hanya berdekatan tapi dalam satu gedung. Lantai dua puluh hingga
tiga puluh tiga disediakan untuk flat manager. jawab Janus dengan mata
berbinar-binar bangga, aku di lantai dua puluh, lanjutnya.
jadi kau tinggal di asrama manager ya" Anna tersenyum geli
membayangkan seluruh manager berkumpul dalam satu gedung.
begitulah. Meskipun aku akan sering tidak berada di apartemen itu.
Pekerjaanku menuntut aku selalu berkeliling, Janus berkata datar.
Mereka terus mengobrol dan saling menanyakan keadaan masing-masing
sambil menikmati capucino panas hingga tanpa terasa waktu mengalir cepat.
Tiba-tiba Anna memekik kaget, ohh &sudah hampir jam sepuluh Janus, Anna
memandang jam tangannya, aku harus kembali.
baiklah. Aku antar ya, Janus berusaha menahan diri. Sebenarnya ia masih
ingin mengobrol lebih lama dengan Anna.
tidak usah. Merepotkanmu nanti, aku naik taxi saja, Anna menggeser
bangkunya ke belakang bangkit dari duduk.
tidak kok. Aku antar Anna, aku bawa mobil. Sebentar aku bayar bill dulu,
Janus bergegas memanggil pelayan dan menyerahkan sebuah kartu berwarna
emas. Anna memperhatikannya, Janus teman lamanya kini benar-benar
berbeda. Ia membayar dengan kartu kredit gold.
Satu jam kemudian Janus menepikan kendaraannya di depan rumah Anna.
suamimu tidak menanyakan mengapa kau pulang selarut ini"
Anna membuka sabuk pengamannya dan berkata, tidak. Ia sedang ke luar
kota. Terima kasih Janus.
Janus memperhatikannya turun dari mobil dan setelah melambaikan tangan
ia segera tancap gas. Wajahnya mengulum sebuah senyuman kecil.
-- Keesokan paginya Anna menemani Rachel sarapan hingga selesai dan
ketika ia mengantar Rachel dan Mercy ke depan pintu seikat bunga m
awar tergeletak di teras rumahnya.
bunga siapa itu Mercy" Anna bertanya.
Mercy hanya mengangkat pundaknya dan segera berlalu mengantar Rachel.
Ia sedang terburu-buru. Rachel akan terlambat sekolahnya bila mereka tidak
bergegas pergi. Anna membawa masuk ikatan bunga itu. Tak ada kartu di dalamnya.
/Mungkin salah kirim/. Anna meletakkan ikatan bunga itu di meja depan dan
menelpon Andre. Anna berharap pagi ini ia bisa berbicara dengan Andre.
Semalam tidurnya tidak nyenyak dan kertas segel palsu itu yang terbayang
terus menerus. Anna benar-benar menyesali ketololannya. Ia berniat
menghubungi polisi pagi ini setelah berbicara dengan Andre. Gagang telepon di
telinganya hening tak ada suara sesaat dan akhirnya nada sibuk kembali yang
terdengar. Sambil menatap meja makan yang berantakan belum sempat
dibereskan Mercy, Anna mencoba menghubungi Andre kembali dan lagi-lagi
nada sibuk yang hadir di gagang teleponnya.
Anna meletakkan gagang telepon itu. Ia kembali ke ruang tengah
menyalakan televisi dan mencoba menikmati acara yang mengudara. Anna
memutuskan untuk menghubungi Andre lagi nanti. Ia benar-benar
membutuhkan Andre saat ini.
Sementara itu di saat yang sama Andre tengah terbaring lelah. Tubuh di
sisinya tergolek tanpa busana. Mereka semalaman bermesraan dan Andre
mengalami kepuasan yang luar biasa bersama Janet meski hingga kini ia belum
pernah memasuki tubuh Janet. /Aku terlalu menyayanginya. Aku tak ingin
memaksanya/. -- Reynold membanting pintu mobil sewaannya dengan kesal. Sudah tiga kali
ban mobilnya kempes. Ia telah berhasil membawa kabur uang itu dengan
menghabisi Fred beserta Andre. Mulanya Fred yang mempunyai ide membuat
kertas segel palsu dan membawa kabur uang itu. Tiga puluh lima ribu dollar
bukan jumlah yang sedikit dan mereka bisa bagi rata. Namun beberapa jam
setelah mereka meninggalkan rumah Anna tiba-tiba saja ide untuk menguasai
seluruh uang hadir di benaknya. Ia mengajak Fred dan Andre bersenang-senang
di pinggiran kota. Malamnya mereka menyewa mobil dan minum sampai mabuk.
Tengah malam saat Fred tertidur Reynold menusuknya. Setelah meyakinkan
Fred tewas, Reynold menikam Andre. Keduanya ia lempar ke pinggir jurang di
tengah kegelapan malam. Mobil sial! Reynold menendang ban kiri depan yang kempes.
Dikeluarkannya dongkrak dari bagasi dan ia mulai mengganti ban.
Beberapa menit kemudian Reynold telah menyelesaikan pekerjaannya dan
bergegas menjalankan mobilnya kembali. Tujuannya adalah kabur secepatnya
ke arah timur. Ia mempunyai rencana bagus dan malam ini ia akan
melaksanakannya. Biar bagaimanapun Reynold harus berhati-hati meninggalkan
barang bukti. Terlalu banyak sidik jarinya di mobil ini. Ia berencana membakar
mobil sewaannya. Pada saat yang sama, Yammy mengendarai mobilnya ke daerah perbukitan.
Beberapa hari ini ia memikirkan cara untuk menemukan Marion. Namun ia
belum mempunyai jawabannya. Michel sedang mendapat tugas luar kota
selama beberapa hari dan ia memutuskan untuk menghibur kepalanya dengan
berkeliling memandang daerah perbukitan di luar kota. Mobilnya dijalankan
menyusuri aspal yang berliku-liku tajam. Ia melirik ke kaca spion. Tak ada
mobil sama sekali di sini. Ia menekan gasnya lebih dalam. Yammy ingin
mencoba kemampuan menyetirnya. Daerah ini sepi dari kendaraan dan ia
semakin kencang melajukan mobilnya. Beberapa tikungan dilibasnya dan ia
tertawa senang. Adrenalin dalam tubuhnya meningkat cepat seiring deru mesin
dan decit remnya tiap memasuki tikungan. Ia mendapati dirinya merasa bebas.
Sebuah perasaan yang lama tak ia temui.
Sambil menikmati musik disco yang hingar bingar di kabinnya, Yammy
melesak memasuki tikungan. Tiba-tiba sebuah mobil muncul dari depan dengan
cepat. Yammy ingin membanting setirnya ke kiri namun itu berarti bunuh diri.
Jurang sedalam puluhan meter di kirinya dan ia hanya memegang setirnya erat-erat. Kakinya menginjak rem sampai habis. Namun terlambat laju mobil di
hadapannya sangat cepat. Sesaat saja Yammy merasakan mobilnya oleng
sebelum sebuah suara seperti dentuman memenuhi telinganya dan kepalanya
terasa menghantam sesuatu.
Be berapa saat Yammy merasakan kegelapan sebelum akhirnya tersadar.
Ditatapnya kaca mobilnya yang pecah berantakan seperti pasir memenuhi
dashboard. /Aku mengalami kecelakaan!/
Ia bergegas keluar dari mobilnya yang melintang di tengah jalan. Kepalanya
masih terasa agak pening dan saat ia keluar dari pintu mobil sebuah tangan
mencekal lengannya. Heh..kau mabuk ya! Yammy menoleh dan melihat pria tinggi besar berjaket kulit menatapnya.
Ada darah di hidung dan keningnya.
Cari mati kau ya! pria itu membentak dengan aksen timur. Yammy
berusaha melepaskan lengannya. Kepalanya pening namun pria di hadapannya
ini benar-benar membutuhkan perhatian.
eh...eh..a..apa yang terjadi" Yammy berusaha tenang. Dirinya tahu ia
bersalah. apa yang terjadi" Kau tidak lihat,heh! Kau tubruk aku! Pria itu
mendorongnya bersandar di pintu mobil.
ya..ya &tapi kau mengambil lajurku, Yammy berusaha membela diri.
bangsat! Sudah salah masih mau mengelak! Pria itu kelihatan geram.
Yammy melihatnya tak ubah seperti beruang yang terluka.
ka..ka..kau yang menubrukku! pekik Yammy. Ia tahu sebentar lagi ia akan
menangis dan ia tetap berusaha tegar.
heh..lihat mobilmu yang melintang! Mobilku masih di lajurnya. Kurang ajar
kau! Yammy berusaha menenangkan pikirannya, sejenak ia memejamkan mata
dan membukanya, kita telepon polisi saja. Biar mereka yang menentukan,
Yammy berkata pelan sambil mencoba meraih teleponnya di jok mobil.
persetan, tidak ada polisi di sini! pria itu masih mencekal keras
lengannya, ini mobil sewaan. Bukan mobilku! lanjut pria itu sambil menunjuk
mobilnya. Yammy tidak jadi mengambil teleponnya dan memandang arah yang
ditunjuk. Mobil itu hancur bagian depannya. Kacanya pecah semua sama persis
dengan miliknya. Asap mengepul dari roda depannya.
kita telepon polisi saja. Aku ganti kerugianmu, Yammy berkata sambil
tetap berusaha menenangkan diri. Dadanya masih berdetak kencang kaget
dengan kecelakaan ini. tidak usah telepon polisi. Kau ganti saja mobilku! bentak pria itu.
Yammy menatapnya sejenak dan berkata, berapa"
Pria itu melepaskan cengkraman di lengannya dan menghampiri mobilnya
yang masih mengepulkan asap. Ia berkeliling mengamati mobilnya dan
mematikan mesin mobil. Setelah dicobanya menyalakan mesin dan berhasil pria
itu kembali menghampirinya, kau hitung sendiri. Beruntung mobil ini masih
bisa jalan. aku tak tahu mobil.. jawab Yammy ragu. Ia wanita yang akan menjawab
cepat bila ditanya harga sepatu Guy Laroche atau harga parfum Joy tapi tidak
untuk urusan mobil. aku juga tak tahu... pria itu bersungut-sungut menatap mobilnya.
Kemarahannya kelihatan mulai reda.
Yammy menatap pria yang membelakanginya itu. Jaket kulitnyapun ada
noda darah. Pria itu tentu terluka lebih parah dari dirinya.
kau terluka parah.. tiba-tiba mulutnya bersuara tanpa Yammy
menginginkannya. Pria itu menoleh dan memgikuti arah tatapan Yammy di jaketnya. Ia
melepas jaket itu dan memandang banyak noda darah yang masih basah di
jaketnya. mobilmu masih bisa dinyalakan" Pria itu bertanya tak mengindahkan
Yammy yang masih memandang luka-luka di tubuhnya.
Yammy hanya mengangkat pundaknya.
Pria itu mendorongnya menjauhi pintu dan mencoba mematikan mesin
kemudian menyalakannya kembali.
mobilmu normal, pria itu keluar dari mobil, kau ganti saja kerusakan
mobilku, lanjutnya. berapa" aku tak tahu Nona. Kau hitung saja sendiri, pria itu menyandarkan
tubuhnya di pintu mobil Yammy. Yammy memperhatikannya mengeluarkan
sebatang rokok dan membakarnya.
aku tak tahu mobil.., Yammy kembali mengingatkan.
akupun demikian.., pria itu berkata tanpa menoleh. Asap rokoknya
mengepul di sela-sela jarinya yang penuh noda darah.
mm..maaf, apa kau tidak sebaiknya ke rumah sakit dahulu" Yammy
memberanikan diri bertanya.
Pria itu menoleh ke arahnya dan menunduk memeriksa tubuhnya.
aku tak apa-apa, pria itu berkata setelah yakin atas keadaannya, kau
bagaimana" tanyanya.
Yammy kaget ditanya seperti itu. Pria itu membuka komunikasi dengan
membentak-bentaknya dengan wajah seperti beruang marah yang terluka dan
kini ia menanyakan kondisinya.
aku ba ik baik saja, Yammy berkata jujur. Kepalanya sudah tak terasa
pening. Dan luka di keningnya hanya luka kecil.
Pria itu menatapnya dan berkata, aku pakai mobilmu. Kau urus mobilku.
Terserah kau caranya. Yammy melongo, kau pakai mobilku"
ya. lalu bagaimana aku bisa pergi dari sini" Yammy memekik. Dipandangnya
sekeliling. Baru kali ini ia menyadari bahwa perbukitan ini sama sekali sepi dan
jauh dari manapun. Ia berusaha menenangkan pikirannya kembali dan berkata,
kita pergi bersama saja ke kota terdekat. Aku akan telepon agar mobil derek
mengambil mobilmu. Pria itu tidak mengindahkannya dan masuk ke mobil Yammy, dipasangnya
sabuk pengaman dan berkata kita berlainan arah. .
aku ingin pulang, Yammy berkata lirih sambil menahan pintu mobilnya
tetap terbuka. Pria itu menatapnya sejenak, kau bisa telepon. Diulurkannya tas Yammy.
Yammy meraih tas itu dan mengambil telepon genggam di dalamnya. Tidak
ada sinyal! aku tak bisa.. Yammy berkata cepat penuh kebingungan membayangkan
sebentar lagi dirinya akan di tempat ini sendirian dengan mobil yang rusak
parah. kau bilang tadi akan telepon!
tak ada sinyal! Yammy tetap berusaha menahan pintu mobilnya yang
terbuka sambil menyodorkan teleponnya ke wajah pria itu. Ia tak mau ditinggal


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendirian di sini. Pria itu merengut dan menatap Yammy sejenak, masuklah.
Yammy ragu ragu. Atau kau ingin di sini sampai malam tiba" pria itu berusaha menarik pintu
mobil yang ditahan Yammy.
Yammy memandang sekeliling sejenak , aku saja yang mengendarainya. Ini
mobilku, kata Yammy. aku saja. Kau duduklah di sini, pria itu menunjukkan bangku kosong di
sisinya. Yammy mengalah dan memutari mobil kemudian masuk.
Setelah memundurkan mobil dan berbalik arah, merekapun melaju.
Beberapa tikungan tempat Yammy tadi melibasnya kembali dilalui.
Kau urus mobilku. pria itu membuka percakapan sambil membelokkan
setir memasuki tikungan berikutnya.
Ya.. kata Yammy lirih tetap memandang ke jalan.
Bangsat! sembur pria itu mengagetkannya sambil menginjak rem. Yammy
terdorong ke depan dan menoleh ke pria di sisinya. Dadanya kembali berdebar-debar seperti saat kecelakaan tadi. Ia masih merasa trauma.
ada apa" tanya Yammy keheranan memandang pria itu.
kunci mobilnya tertinggal, pria itu merengut sambil memutar arah
kembali. Perut Yammy geli melihatnya.
kenapa kau senyum-senyum, heh"
Yammy terkejut dan menahan senyuman di bibirnya. Binatang satu ini
benar-benar temperamen. kau dari timur ya"
Pria itu menoleh sebentar dan memandang jalanan di depannya kembali tak
menjawab. aku Yammy, kau " Yammy mengulurkan tangannya. Ia mulai merasa tidak
takut lagi dengan pria ini.
Pria itu kembali menoleh dan mengulurkan tangan, Reynold
-- Anna menghubungi Andre sudah lebih dari sepuluh kali hari ini. Namun
semuanya tak tersambung. Mungkin Andre benar-benar sibuk dan nanti saat ia
telah senggang pasti ia akan tahu banyak miscall pada teleponnya. Kini Anna
hanya cukup menunggu telepon Andre. Anna merebahkan dirinya di sofa
tengah. Rachel sudah tidur bersama Mercy namun dirinya belum mengantuk.
Saat pikirannya mulai melayang ke masalah Rich Bank tiba-tiba teleponnya
berbunyi. /Pasti Andre!/ Anna melangkah ke meja telepon dan mengangkat gagangnya,
hallo Andre..sudah berulangkali aku menghubungimu tapi selalu tak bisa..
Anna langsung memberondongkan kalimat.
Andre"...aku Janus, sebuah suara terdengar dari gagang telepon.
Anna terkesiap kaget. Janus"
Ohh &kau Janus. Aku kira suamiku, Anna menjawab sambil bertanya-tanya
dalam hati bagaimana Janus tahu nomor telepon rumahnya.
suamimu masih di luar kota"
ya. kapan kembali" Anna berpikir sejenak dan menjawab, mungkin besok atau lusa.
mungkin" ia sedang sibuk dengan proyeknya, Anna mulai kesal dengan pertanyaan-pertanyaan Janus.
kau belum tidur rupanya sudah jam segini, suara Janus kembali
terdengar. ya.belum mengantuk. Ada apa Janus" Anna sedang malas untuk
memperpanjang percakapan.
aku hanya mau mengucapkan selamat tidur.
Anna terdiam sesaat. Ia menjadi agak rikuh dengan perhatian Janus yang
tiba-tiba itu dan dijawabnya singk
at, ya.terima kasih. oke. Bye, suara Janus kembali terdengar.
Klik. Telepon ditutup dari seberang.
Anna menjauhkan gagang telepon dari telinga dan memandangnya sejenak
sebelum meletakkannya kembali di tempatnya. Ia berdiri dalam diam.
Benaknya berkecamuk. Apakah Janus ingin memulai lagi hubungan mereka
seperti dulu" Darimana ia tahu nomor telepon rumahku" Anna mendesah
gelisah. Ia mengintip kamar Rachel sejenak dan naik ke lantai atas. Hanya tidur
yang diinginkannya. Malam ini ia kecewa. Ucapan selamat tidur yang biasa
didengarnya dari bibir Andre digantikan oleh Janus, pria yang pernah sangat
dibencinya dulu. */12/* Pagi ini bagai hari pertama kelahirannya. Sejak bangun semangatnya
meluap-luap. Sinar matahari menerobos tirai jendela membakar semangatnya
yang menggebu. Suasana benar-benar bersahabat baginya. Dengan sebatang
rokok di tangan, Andre melanjutkan memeriksa koneksi jaringan Pizzo Car
melalui laptopnya. Semuanya berjalan lancar. Andre bersyukur pada Tuhan atas
semua karunia ini. Hari ini ia merencanakan berkeliling di pegunungan sekitar
hotelnya bersama Janet. Wanita itu sudah izin tidak masuk kerja dengan alasan
sakit. Andre menunggunya di kamar hotel sambil melanjutkan pekerjaannya.
Internet benar-benar membantunya bekerja dari tempat yang jauh. Jaringan
komputer yang terpampang di layar laptopnya itu berada ribuan kilometer dari
ranjang yang ia duduki sekarang.
Disesapnya capucino hangat dalam cangkir dan saat Andre meletakkan
cangkir itu kembali terdengar ketukan di pintu.
Andre bangkit melangkah ke pintu. Melalui kaca kecil di pintu ia mengintip
keluar. Wajah yang dirindukannya tampak.
pagi sayang.., Andre membuka pintu dan memberi jalan pada Janet.
pagi brown banana yang baik hati....
Baru dua langkah Janet masuk ke kamar hotelnya, Andre menarik lengan
Janet dan langsung mengecup bibir merah yang merekah itu.
kau buas sekali.. Janet berkata manja sambil melepaskan diri dari
dekapan Andre dan melangkah ke ranjang.
wah..wah...berantakan sekali..., Janet berkacak pinggang memandang
sekeliling ruangan. Selimut sebagian tergeletak di lantai sebagian lagi di atas
ranjang. Asbak di samping laptop sudah penuh dengan puntung rokok.
Andre mengikuti Janet ke dalam dan berdiri di sisinya.
aku sedang bekerja. Pizzo" Janet bertanya sambil membenahi selimut dan bantal yang
berserakan. Andre mengangguk tak menjawab.
kau jadi ijin hari ini" Andre bertanya sambil membereskan laptopnya.
Janet hanya mengangguk sambil merapikan tempat tidur.
Setelah dirasanya rapi, Janet menarik tangan Andre. ayo sayang kita
berangkat sekarang, okay. Kemana kita" Andre bertanya sambil merapikan bajunya.
ikut sajalah, Janet mengedipkan matanya dan sengaja menyenggol bagian
menyembul di celana Andre sebelum mendahului melangkah keluar kamar.
Ternyata tempat itu begitu indah. Andre bahkan merasa bagai dewa di
sorga. Pohon-pohon pinus di pinggir jalan dan kabut tipis serta hutan tropis.
Mobil Janet diparkir di pelataran parkir sebuah resto di pucuk gunung.
steak di sini enak sekali. Kau pasti suka, Janet menggeretnya menuju
sebuah gazebo. Resto itu terdiri dari gazebo-gazebo yang terpisah oleh
kerimbunan pohon tropis. Andre menurut saja mengikuti Janet mendaki jalan
setapak menuju sebuah gazebo yang paling atas.
nah, lihatlah sayang...pemandangan di sini benar-benar indah..., Janet
melayangkan pandangan ke sekeliling sambil melepas sepatunya.
Andre mengikuti melepas sepatunya dan melangkah masuk. Gazebo ini luar
biasa. Dengan letaknya yang tertinggi mereka bisa bebas memandang ke
seluruh pelosok hutan tropis di bawahnya. Sesekali cicit burung terdengar. Di
kejauhan tampak sebuah pesawat sedang melayang turun.
itu bandara, Janet memeluk pinggang Andre sambil menunjuk ke arah
pesawat. waw &kita lebih tinggi dari pesawat rupanya, Andre bergumam kagum.
hampir dua ribu meter dari laut tempat ini, Janet berkata bangga. Ia
sendiri sudah berulangkali kemari dan tidak bosan-bosannya menatap
pemandangan sekitar. kau ingin pesan sekarang Andre"
Boleh, jawab Andre sambil menarik turun tubuh Janet. Mereka duduk
berda mpingan rapat. Tangan Janet masih melingkar di pinggang Andre.
steak dua, Andre berkata kepada pelayan yang membuntuti mereka sejak
dari pelataran parkir tadi.
tenderloin,kau" Janet bertanya
sirloin. Pelayan itu meninggalkan mereka setelah mencatat pesanan.
kau sering kemari" Andre bertanya sambil merogoh sakunya mengeluarkan
rokok. beberapa kali. Kau selalu merokok di mana saja ya" Janet menahan rokok
itu tidak keluar dari saku Andre.
Andre menoleh dan menatap Janet. kau keberatan"
tidak, Janet melepaskan tangannya membiarkan Andre mengeluarkan
rokoknya. kau suka pemandangan di sini" Janet bertanya sambil meluruskan
kakinya. Menyusuri pengunungan ini dengan mobil membuat kakinya terasa
agak pegal. bagus sekali. Aku suka, Andre berkata sambil merogoh sakunya kembali.
ini untukmu. Bukalah, Andre mengulurkan sebuah kotak kecil dari
beludru. apa ini" Janet bertanya memandang kotak di tangan Andre.
ambilah Janet meraih kotak itu dan dibukanya. Sebuah cincin bermata dua dari
berlian berkilauan di dalamnya. Mulut Janet terbuka dan belum sempat ia
mengatakan apapun Andre telah menarik jari manisnya dan memasukkan cincin
itu. Mereka berdua diam menatap bagaimana cincin itu meluncur tanpa
halangan dan tergantung di jari Janet.
kebesaran.., mereka berkata berbarengan dan Janet tertawa melihat
wajah Andre yang memerah.
aku kira ukurannya sesuai.. Andre bergumam pelan dan perut Janet makin
terasa geli. Sikap Andre yang terkadang salah tingkah selalu membuat Janet
merindukannya siang malam.
Di tempat lain, beberapa jam sebelum Andre dan Janet tiba di resto
pegunungan itu, Anna menerima telepon.
pagi Anna, sebuah suara yang mulai dikenalnya itu terdengar di gagang
telepon. pagi. Ada apa Janus"
hanya ingin mengucapkan selamat pagi.
Anna terdiam dan suara dari seberang terdengar lagi
kau sudah makan Anna"
belum. Aku baru selesai menyiapkan sarapan.
oh..kalau begitu selamat makan ya.
klik. Telepon diputus dari seberang. Anna meletakkan gagang telepon ke
tempatnya dan memulai sarapannya sambil memandang paket bunga mawar
baru yang ditemuinya di teras pagi ini. Benaknya berpikir bahkan Janus yang
menanyakan dirinya sudah sarapan atau belum.
Pada saat yang sama di sebuah villa mungil yang dikelilingi panorama kebun
teh, Yammy sedang bersama Reynold.
jadi ini villamu" Reynold bertanya memandang sekeliling ruang makan
dengan meja kaca kecil yang antik itu.
Yammy mengangguk. Setelah kecelakaan itu, mereka semakin akrab dan
Yammy mengetahui bahwa Reynod tidak mempunyai keluarga dan tempat
tinggal. Entah mengapa Yammy percaya saja padanya dan mempersilakan
Reynold tinggal di villanya.
bagaimana dengan suamimu bila tahu aku di sini" Reynold bertanya sambil
menjatuhkan tubuhnya ke sofa empuk di ruang depan.
itu urusanku. Kau tinggalah di sini sampai kau memperoleh tempat tinggal
yang baru. Yammy melangkah keluar pintu dan sebelum masuk ke mobil ia
berkata, anggap saja rumahmu sendiri. Aku akan sering-sering kemari
menengokmu. Reynold memandang sedan hitam itu perlahan-lahan pergi meninggalkan
halaman villa. Benaknya berpikir, ini semua akan bergeser di luar perkiraannya.
Rencana membakar mobil sewaan itu gagal padahal sidik jarinya memenuhi
seluruh bagian mobil tersebut.
--*13* Andre merebahkan punggungnya di ranjang hotel. Malam ini ia merasa
sangat bersemangat dan matanya belum mengantuk. Urusan Rich Bank sudah
selesai, pekerjaan di Pizzo juga berjalan lancar dan yang pasti hari ini ia lalui
dengan penuh kegairahan dan keceriaan. Cincin itu memang terlalu besar bagi
jari Janet namun ia bisa merasakan kebahagiaan Janet saat menerimanya.
Andre berpikir bagaimana mungkin para dewa di atas sana mengirim Anna
terlebih dahulu dalam hidupnya sedangkan ada seorang wanita bernama Janet
yang benar-benar bisa mengisi relung hati terdalamnya.
Setelah makan pagi bersama Janet tadi mereka menghabiskan waktu
berkeliling di antara pepohonan pinus dan kembali ke resto yang sama untuk
mengisi perut mereka sebelum akhirnya percumbuan yang menegangkan di
dalam mobil berlangsung berulangkali diantara bunyi d
ecit rem Janet mengendalikan setir. Andre suka dengan kelincahan Janet melajukan mobil dan ia
membandingkan dengan caranya menjalankan bisnis. Beberapa kali Andre
menyaksikan Janet berani mengambil resiko di jalan raya sebagaimana Andre
mengambil resiko dalam pekerjaannya. Mungkin akan lebih menyenangkan
bekerja membangun bisnis baru bersama Janet,pikirnya.
Andre bangkit dari ranjang dan membuka laptopnya. Tubuhnya masih
terlalu bersemangat untuk segera tidur malam ini jadi menulis beberapa
proposal bisnis bukan pilihan buruk di saat seperti ini. Pikirannya menerawang
mengingat-ingat apa yang bisa digali untuk menjalankan bisnis bersama Janet.
Tiba-tiba benaknya teringat akan Herald, dan ia merasa urusan Michel ke
rumah Herald bukan hal yang bisa dikesampingkan. Diraihnya gagang telepon
hotel dan menghubungi Herald . Ia masih menon-aktifkan handphonenya.
Telepon dari Anna hanya akan merusak hari-harinya yang mulai bersinar cerah
kembali belakangan ini. hallo, sebuah suara terdengar dari seberang.
Herald, kau sedang apa sekarang" Andre bertanya sambil menyalakan
speaker luar dan menghampiri kulkas mini di samping ranjang.
menyelesaikan bugs kecil dalam software kita. Kau masih di Pizzo" suara
Herald terdengar kembali.
Ya. Semua berjalan lancar namun ada beberapa yang harus diselesaikan
terhadap jaringan komputer Pizzo, Andre berbohong sambil membuka botol
minuman dingin dari dalam kulkas. Telepon rumah Herald tidak dilengkapi ID
Caller sehingga ia tak kuatir Herald akan tahu bahwa dirinya sekarang berada
ribuan kilometer dari kantor Pizzo.
kapan kau kembali" nanti aku kabari. Semua berjalan lancar,kau tak usah kuatir. Bagianmu
sudah kau terima" Aku mentransfernya beberapa hari lalu ke rekeningmu.
oh..ya..sudah masuk rekeningku. Terima kasih.
Andre kembali ke sisi telepon dan meluruskan kakinya di ranjang. Herald,
Michel ada perlu apa ke rumah kau waktu itu" Andre mulai masuk ke
permasalahan. sudah kukatakan dia menanyakan apakah aku mengerti tentang villa kecil
dan proses penghentian dia sebagai akunting kita.
Andre diam tak menjawab. jadi sebenarnya ada apa Andre" suara Herald kembali terdengar.
tidak ada apa-apa. Ia hanya terlihat kecewa sekali saat kita berhentikan.
Namun kau tahu Herald, perusahaan kita tak mungkin bisa berjalan tanpa
membayar gaji karyawan. Kau juga sudah tahu bahwa dia bukan orang yang
jujur dalam keuangan. Masih bagus kita tak laporkan ia ke polisi, Andre
berkata dengan tekanan mantap. Ia tak ingin Herald menjadi curiga dan
mengorek ngorek keterangan pada Michel. Biar bagaimanapun mencuri file
rekan bisnis bukan hal yang patut dibanggakan. Ia masih membutuhkan Herald
dan berperang dengan Herald hanya akan menghancurkan impian-impiannya
membangun bisnis yang besar dan kuat.
lalu bagaimana dengan villa yang ia sebut-sebukan itu"


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku tak tahu. Mungkin ia mempunyai masalah yang begitu banyak dan
menjadi tertukar-tukar dengan kekesalannya pada kita. Mengingat sifatnya tak
mustahil ia pernah melakukan kecurangan pada tempatnya bekerja sebelum
bersama kita. Andre menunggu jawaban Herald namun tak ada suara sama sekali. nah,
Herald bagimana menurutmu" Apa yang sebenarnya diinginkan Michel pada
kita" Andre kembali bekata.
well, itu bukan urusan kita Andre. Aku ingin meneruskan kembali
pekerjaanku. oke,bye Herald. Andre menekan tombol mematikan telepon.
Saat Andre sudah mulai melanjutkan proposal bisnisnya, di rumahnya Herald
berdiri menghadap jendela.
nah, kau lihat. Pada saat yang tepat, Andre menelpon bukan" Herald
menoleh pada pria di belakangnya.
Apa yang ia katakan"
ia berkata tidak tahu menahu tentang villa yang kau tanyakan itu
Michel... well, jadi bagaimana menurutmu Herald" Michel menghampiri Herald dan
berdiri di sampingnya. kau tahu, ia sudah berbohong pada kita berdua.
Herald menatap bekas akuntingnya itu. Pikirannya bekerja keras. Ia ingin
tahu apa yang sebenarnya terjadi. Beberapa saat sebelum Andre menelpon
tadi, Michel datang ke rumahnya dan bercerita bahwa Andre telah meniduri
isterinya untuk menyelamatkan Michel dari tuntutan hukum. Namun di
telepon tadi Andre mengelak mengetahui sesuatu tentang villa itu. Jelas-jelas Michel
bercerita padanya bahwa Andre dan isteri Michel pernah beberapa hari tidur
bersama di villa Michel. Herald membalik badan dan menghampiri meja kerjanya. Ia menulis
selembar cek sambil berdiri. ini untukmu.. Herald menyerahkan cek
tersebut. Michel menatap lembar cek itu keheranan. ini untuk apa"
anggap saja itu tanda persahabatan kita atau bisa juga kau anggap sebagi
bonus pesangon kau tempo hari, Herald menepuk bahu Michel dan membuka
pintu keluar sambil berkata, aku masih harus menyelesaikan beberapa
pekerjaan Michel. Michel memandang bekas bos-nya itu dengan penuh keheranan. Namun
dimasukkannya selembar cek itu ke dalam saku dan melangkah keluar,
baiklah. Terima kasih Herald. Sampai jumpa lagi dan selamat bekerja.
Beberapa saat Herald menatap mobil Michel melaju meninggalkan rumahnya
dan ia menyandarkan tubuhnya di sofa. Pikirannya agak kacau saat ini. Hanya
satu keyakinannya bahwa dirinyalah yang meniduri isteri Michel dan bukan
Andre. Herald memandang ke jendela, langit gelap malam ini tanpa bintang sama
sekali. Ia menaikkan kakinya ke atas meja dan berharap untuk selamanya
Michel tak akan pernah tahu bahwa dirinyalah yang meniduri isterinya. Cek tadi
bukti rasa bersalah yang memenuhi dadanya.
Sementara itu di rumah Andre, Anna baru saja selesai menidurkan Rachel.
Anak itu rewel sekali hari ini dan Mercy benar-benar kewalahan
menghadapinya. Anna meraih gagang kulkas dan membukanya. Sebotol
minuman dingin ditenggaknya habis sambil berjalan ke arah sofa tengah.
Hingga kini Andre belum menelponnya. Anna masih ragu untuk menghubungi
langsung telepon kantor Pizzo Rent Car. Ia mulai menyalakan televisi dan
memilih-milih saluran. Benaknya berpikir bagaimana caranya menghindari
kekalutan keuangan mereka. Rich Bank pasti masih mencatat dalam komputer
mereka bahwa suaminya belum membayar hutang-hutangnya. Ia lagi-lagi
mendesah berat menyesali ketololannya mempercayai selembar kertas segel
palsu. Sudah beberapa hari ini ia menunda melaporkan kasus itu ke polisi hanya
karena ingin menunggu keputusan Andre terlebih dahulu. Biar bagaimanapun
Anna menyadari urusan dengan polisi hanya akan menambah lebar
permasalahan. Targetnya jelas, ia tak perduli akan penipuan yang dilakukan
agen-agen debt colector itu ia hanya ingin hutangnya pada Rich Bank dianggap
lunas dan mereka bisa memulai hidup baru yang merdeka tanpa hutang.
Saat Anna sedang sibuk menyesali kecerobohannya itu tiba-tiba telepon
berbunyi. Ia hanya menatap telepon itu tak bergerak. Sudah beberapa hari
terakhir ini pada jam-jam yang sama di pagi, siang dan malam hari ia menerima
telepon dari orang yang sama dan ia tahu telepon itu sekarang berasal dari
mana. Dibiarkannya telepon itu berdering berulang kali hingga berhenti sama
sekali. Ia malas dan merasa canggung menerima perhatian Janus dengan
hai,Anna sudah makan" atau Anna,kok belum tidur sudah selarut ini" dan
Anna juga makin galau mengingat setiap pagi ada antaran bunga mawar ke
rumahnya. Ia belum bertanya pada Janus apakah mawar itu darinya. Namun ia
bisa menebaknya dan itu membuatnya menjadi bertambah khawatir ketika
Mercy berkata pada suatu pagi Nyonya, saya rasa anda mempunyai pengagum
gelap. Andre mungkin bukan tipe suami yang setia namun kiriman bunga tiap pagi
itu bisa memicu perang rumah tangganya yang sedang kelabu dengan adanya
persoalan Rich Bank. Anna mengalihkan pikirannya dan memilih saluran televisi lain ketika
telepon itu kembali berbunyi. Mulanya Anna malas mengangkat telepon namun
suara dering telepon yang keras mengkuatirkannya akan membangunkan Rachel
yang sudah tertidur. Anna bangkit dari sofa dan menghampiri telepon.
hallo, selamat malam, Anna berkata malas.
malam,Anna...kok belum tidur sudah selarut ini"
Anna menarik nafasnya dalam-dalam. Tebakannya tak pernah meleset.
Kau sendiri belum tidur, Anna menjawab sekenanya.
aku belum bisa tidur. Apartemen ini bagai penjara. Mereka seenaknya
membangunkan aku di tengah malam hanya untuk bertanya nomor surat-surat
perjanjian P&P, suara Janus ter
dengar bersemangat walau agak jengkel.
ya.itu resiko pekerjaan. Kau tahu itu Janus. Ini kota metropolis. Uang
bekerja 24 jam sehari.tujuh hari seminggu.
kau benar Anna. Oh,iya, besok aku ada acara melihat calon lokasi mall P&P
yang baru di sekitar rumahmu. Apa kau bersedia menemaniku" Kau tak ada
acara besok " suara Janus terdengar agak ragu.
besok" ya. aku menemanimu" ya.sekedar melihat lokasi. Kau arsitek, aku ingin bertukar pikiran
denganmu. untuk apa" sekedar bertukar pikiran. Lahannya berbentuk huruf L. Mungkin kau
mempunyai ide bagus bagaimana merancang bangunan itu.
Anna terkesiap mendengar tawaran Janus.
Hallo,Anna....kau masih di situ"
ya..tentu saja....ini ajakan bisnis" Anna bertanya tak percaya.
kalau kau tak berkebaratan tentu saja. Aku bisa mengenalkanmu pada para
pemegang keputusan di P&P dan rasany
a tidak sulit menjadikanmu sebagai rekanan kami, suara Janus terdengar
jelas dan mantap. ehm...baiklah,Janus.besok pagi kita bicarakan lagi, Anna menjawab
masih penuh keraguan. baiklah. Aku menunggumu. Selamat tidur ya...oh,iya..kau sudah makan
Anna" Anna menelan ludah , sudah.
oke..bye. Janus menutup telepon.
Anna berdiri sejenak memandang telepon di tangannya sebelum meletakkan
kembali ke tempatnya dan bergegas mematikan televisi. Ia setengah berlari ke
kamar atas dan mendapati tiba-tiba saja semangat hidupnya hadir kembali.
/Aku akan bisa membantu Andre bila mempunyai pekerjaan./
Malam itu Anna bermimpi seekor kuda putih melintasi padang bunga mawar.
*14* Michel bangkit dari ranjang hotel dan bergegas berendam dalam bak mandi.
Ia telah menginap beberapa hari di hotel ini karena enggan bertemu muka
dengan isterinya. Kepada Yammy dikatakannya ia mendapat tugas luar kota.
Yammy isteri yang sexy dan menggairahkan bagi tiap pria normal namun Michel
merasa ada yang aneh dengan sikap Yammy tentang pria yang mereka lihat di
resto beberapa waktu lampau dan itu membuatnya memilih mengasingkan diri
di hotel selama beberapa hari daripada harus bertemu muka dengan Yammy.
Sambil menikmati air hangat yang memijat seluruh kulitnya Michel
merenungkan semuanya kembali. Pertama-tama ia melakukan kesalahan dan
Andre mencium kecurangannya itu. Lalu mereka membuat perjanjian dengan
Yammy sebagai hadiahnya. Kemudian setelah semua berjalan normal dan
kembali seperti biasa, mereka melihat Andre di sebuah resto dan Yammy
mengingkari pria itu adalah Andre yang menidurinya. Saat ia mengambil
keputusan untuk menceritakan semuanya pada Herald, ia mendapati kebuntuan
dan tadi malam ia bahkan menerima selembar cek dari Herald. Keanehan satu
lagi bertambah dan Michel masih belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Michel terus berendam dalam kubangan hangat penuh sabun itu sejam
penuh sebelum akhirnya turun untuk makan pagi dan bergegas menuju
kantornya. Hari ini ia memutuskan ingin mencari informasi tentang pekerjaan
yang sedang dilakukan Andre di Pizo Car. Sebenarnya ia bisa menanyakan pada
Herald namun itu terlalu mencolok dan bisa menarik perhatian Herald lebih
jauh. Setibanya di kantor, Michel meletakkan tas kerjanya dan menelpon
isterinya. hallo..selamat pagi. Di sini kediaman tuan Michel, suara pelayan
rumahnya terdengar dari seberang.
ya...yammy ada" oh,tuan...Nyonya sudah keluar pagi-pagi tadi.
kemana" tidak tahu tuan...Nyonya tidak meninggalkan pesan.
Michel menutup telepon. Isterinya itu suka sekali menghabiskan uangnya di
mall-mall belanja. Ia heran terkadang isterinya berangkat lebih pagi dari jam
kerjanya sendiri hanya untuk menjadi tamu pertama mall yang akan
dikunjunginya. Michel bahkan pernah melihat schedule isterinya. Agendanya
bagai agenda kerja. Namun isinya adalah mall itu,mall ini,plaza itu dan plaza
ini. Michel heran bagaimana mungkin ada makhluk yang otaknya hanya berisi
dua kata mall dan belanja .
Diraihnya buku telepon company dan dicarinya index R. Setelah mengamati
sejenak, Michel menemui yang dicarinya. Rent Car Pizzo hotline: 323-5000
Diangkatnya gagang telepon dan ia menghubungi nomor hotline tersebut.
Pizzo rent Car. Selamat Pagi. Ada yang bisa dibantu"
suara wanita terdengar dari seberang. ya..saya dari Loan&Benefit Co. Saya membutuhkan informasi apakah saya
bisa bertemu dengan kepala IT Pizzo"
maaf nama anda" Michel berpikir sejenak, Browning.
baik Tuan Browning. Kami akan sambungkan. Apakah anda sudah ada
janji " belum. silakan ditunggu. Kami hubungkan dengan sekertarisnya.
Setelah hening sejenak sebuah suara terdengar.
haloo.. ya...saya Browning dari Loan&Benefit Co. Apakah saya bisa bisa bicara
dengan kepala IT Pizzo"
selamat pagi Tuan Browning. Tuan Manuel sedang tidak ada di tempat. Ada
yang bisa kami bantu"
ya. Kami ingin menawarkan jaminan bagi pekerjaan-pekerjaan software
dan hardware dalam sistem IT anda, Michel berusaha berkata dengan tenang.
Ia tak ingin kelihatan berbohong. Meskipun ia belum tahu apa yang harus
dilakukannya namun ia merasa sudah cukup puas bila mengetahui apa yang
sebenarnya sedang di kerjakan Andre di sistem komputer Pizzo.
baiklah. Anda bisa mengirim penawaran anda melalui sites kami yang
baru. oh...Pizzo mengganti site" Michel mulai tertarik.
ya...dikerjakan oleh rekanan Pizzo sehingga sites tersebut kini telah
terintegerasi dengan sistem GPS kami.
oh...itu bagus sekali...kami menawarkan jaminan garansi bagi kerusakan
sistem semacam itu. semacam asuransi Tuan Browning"
ya..semacam itulah...namun kami spesialisasi dalam menjamin bidang
pekerjaan komputerisasi saja, Michel berkata dengan tetap berusaha tenang,
oh..iya rekanan pembuat sistem itu perusahaan apa" lanjutnya bertanya.
ada dalam file kami. Tapi kami butuh waktu untuk mengeceknya. Kalau
tidak salah orangnya bernama Andre, suara sekertaris itu kembali terdengar.
oh..begitu.. Michel berusaha tidak menunjukkan ketertarikannya. baiklah
saya akan mengirim penawaran kami. Terima kasih dan selamat pagi.
Michel menutup telepon dan bangkit berdiri menghadap jendela kamar
kerjanya di lantai dua puluh satu bangunan tinggi di belantara gedung pencakar
langit metropolis. Benaknya sudah bisa menduga bahwa Andre mengerjakan
proyek besar. Tentu keuangan Andre sudah membaik sekarang dan Michel bisa
mengira-ngira berapa besar nilai kontrak dari Pizzo Car itu. Sekarang tinggal
mencari pintu masuknya. Biar bagaimanapun ia masih sangat membenci Andre.
-- Anna sedang mengganti stelan blazernya lagi. Sudah setengah jam ia
memilah-milah busana yang pantas untuk hari ini. Pagi-pagi sekali tadi ia sudah
menelpon Andre namun belum tersambung juga dan Anna memutuskan untuk
mencoba melihat-lihat lokasi mall P&P bersama Janus. Setelah ditatapnya
sekali lagi penampilannya di cermin, Anna merasa stelan yang dikenakannya
sudah serasi. Celana panjang katun yang dikenakannya cukup longgar bila nanti
ia perlu melangkah melompati genangan air .
Anna membalik badannya dan memperhatikan bayangan di cermin sekali
lagi sebelum akhirnya turun dan bergegas menelpon Janus.
Pagi Janus.. Ya Anna...bagaimana " suara Janus di gagang telepon terdengar penuh
harap. aku siap. Kita bertemu dimana" Anna bertanya sambil memperhatikan
Mercy yang sedang membantu Rachel berpakaian.
aku jemput kau sekarang. Anna baru saja membuka mulut akan menjawab ketika didengarnya telepon
sudah diputus. Anna bergegas menyelesaikan sarapannya bersama Mercy dan Rachel.
Setelah selesai Anna mengantar mereka ke pintu depan. Untuk kesekian kalinya
seikat bunga mawar tergeletak di teras rumahnya dan Mercy hanya
memandangnya sejenak dengan senyum kecil sebelum bergegas mendorong
Rachel agar berjalan lebih cepat.
Setelah memasukkan paket bunga itu ke ruang tengah tempat ia menumpuk
kiriman-kiriman sebelumnya, Anna menyalakan televisi menunggu Janus
datang. Sejam kemudian Janus menjemputnya dan setelah melalui masa-masa
membosankan berdiam diri mendengarkan celoteh Janus sepanjang perjalanan
Anna sudah berdiri berdampingan dengan Janus di sebuah lahan kosong yang
penuh ilalang. Anna memperhatikannya sejenak. Kontur tanah yang datar
memudahkannya merancang bentuk gedung mall dalam otaknya.
apa kau ingin melihat-lihat area di dadalamnya" Janus menoleh ke arah
Anna yang berdiri di sampingnya. Blaze
r Anna melambai-lambai tertiup angin.
Baiklah kita coba lihat lahan ini dari sisi sebelah sana, Anna menunjuk
arah yang dimaksud dan mendahului berjalan tanpa menunggu persetujuan
Janus. Janus hanya diam mengikuti Anna, baginya bisa bersama Anna berdua
sudah sangat membahagiakannya. Mereka melintasi lahan kosong itu yang
penuh ilalang dan semak-semak hampir setinggi lutut. Beberapa genangan air
dilompati Anna dengan lincah dan Janus benar-benar terpesona oleh gerakan-gerakan Anna. Caranya berjalan, berkacak pinggang menatap lahan
sekelilingnya dan loncatan-loncatan kecilnya begitu indah.
nah kau lihat Janus, bentuk L dari lahan ini akan menambah artistik bentuk
bangunan di atasnya. Kau lihat saja nanti, Anna berbicara tanpa menghentikan
langkahnya. kau sudah punya bayangan bentuk mall di sini"
kau ingin berapa lantai"
lima, Janus mempercepat langkahnya mengejar Anna.


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tak masalah. Kalau P&P mau akan lebih baik bila dibangun apartemen di
atas mall. Janus diam saja, ia sendiri tidak terpikir untuk mengajukan ide membangun
apartemen di atas mall. Bagaimanapun mall yang ingin dibangun di lahan ini
oleh P&P bukan apartemen.
Setelah melompati beberapa genangan air lagi mereka tiba di bidang tanah
rata tanpa ilalang sama sekali di tengah-tengah lahan. Anna menghentikan
langkahnya dan berbalik menghadap Janus, bagaimana Janus" Aku sudah
mempunyai bayangan akan diapakan lahan ini untuk membangun sebuha mall.
Kau serius ingin menawariku dalam pekerjaan ini"
Janus menatap mata Anna dan menjawab, tentu Anna. Hari ini juga kita
bisa langsung bertemu muka dengan para pengambil kebijakan di P&P. Aku
akan perkenalkan kau pada mereka.
Dua jam kemudian Anna sudah duduk berhadap-hadapan dengan Benito,CEO
dari P&P. Janus meninggalkan mereka karena masih harus menyelesaikan
pekerjaan lainnya. jadi kau berpikir apartemen di atas mall akan lebih prospektif" Benito
mengajukan pertanyaan sambil mencondongkan tubuhnya yang kecil.
Kepalanya tanpa rambut sama sekali dan kaca mata bulat yang dikenakannya
makin menambah kesan dingin dalam sikapnya.
tentu tuan Benito. Apartemen dengan sewa harian akan menambah value
bagi mall di bawahnya. Sekitar lokasi banyak terdapat perkantoran dan hanya
beberapa mall yang tidak terlalu besar. Kantor-kantor itu butuh tempat bagi
para tenaga ahlinya dan juga bagi para relasi bisnisnya, Anna menjawab yakin.
Dirinya bergairah saat ini. Ini adalah ajang pembuktian dirinya sebagai seorang
arsitek. Ia benar-benar menginginkan proyek ini.
tentu saja itu sekedar ide Tuan Benito. Saya seorang arsitek bukan
pebisnis, lanjut Anna buru-buru. Ia tak ingin dianggap terlalu sok tahu dalam
bisnis P&P. Tuan Benito diam menatap lawan bicaranya. Wanita di hadapannya ini
kelihatan menarik dan mempunyai otak juga. Ia berdehem sejenak dan
berkata, aku menginginkan gambar gedung itu dalam tiga hari, kau sanggup"
Anna bagai tak percaya pada pendengarannya sendiri, lima lantai Tuan
Benito" Untuk pertama kalinya sejak tadi Anna melihat Tuan Benito tersenyum,
kau bercanda. Aku menginginkan mall lima lantai dan beberapa lantai
apartemen di atasnya. Anna terpana membuka mulutnya dan cepat-cepat menutupnya kembali.
Idenya akan apartemen disetujui P&P. Bahkan Anna sendiri sudah hampir tak
perduli dengan berapa nilai proyek gambar ini. Baginya ide apartemen yang
disetujui sudah merupakan keajaiban.
Aku ingin dua belas hingga dua puluh lantai untuk apartemennya. Mengenai
harga kita bicarakan setelah gambarmu kami terima. Nah, ada yang perlu
dibicarakan lagi" Tuan Benito bangkit dari kursinya.
Anna mengikuti bangkit dari duduk dan menyalami Tuan Benito, terima
kasih. Anda akan terima gambarnya tiga hari lagi.
Sejak hari itu selama tiga hari Anna sibuk menyelesaikan gambar gedung
dan tak menghubungi Andre sama sekali. Kalau ia berhasil mendapat pekerjaan
ini akan segera ia beritahukan pada Andre sebagai kejutan.
Hari yang ditentukan tiba dan Anna membawa sketsa gedung tersebut ke
meja Tuan Benito bersama Janus. Anna diberi waktu sepuluh menit untuk
menerangkan gambar-gambar tersebut dan dipersilakan menung
gu di ruang tamu P&P. Selama setengah jam Anna hanya duduk diam berharap-harap cemas
menunggu keputusan Tuan Benito. Janus masih di dalam ruang kerja Tuan
Benito untuk membahas gambar rancangannya. Akhirnya pintu ruangan terbuka
dan Janus melangkah masuk sambil membawa tas kerjanya.
Bagaimana" Anna bangkit berdiri menghampiri Janus. Dirinya sudah tak
sabar menunggu keputusan P&P.
kau duduklah Anna, Janus mempersilakan Anna yang bergegas
menghampirinya. Anna kembali duduk dan diam menatap kawan lamanya itu. Janus
mengenakan stelan resmi berwarna coklat muda yang cerah. Dilihatnya Janus
mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam tasnya dan menyerahkan
sebuah pena padanya. tanda tanganilah kontrak ini. Gambarmu diterima. P&P mempunyai tenaga
konsultan untuk urusan arsitektur bangunan dan kau diharapkan memandu
mereka menyelesaikan bangunan ini. P&P menginginkan sebuah suite di lantai
paling atas.... Anna sudah tidak mendengarkan lagi perkataan Janus. Dadanya serasa ingin
meledak, seluruh sendi-sendi dalam tubuhnya menegang karena terlalu
bersemangat dan berbahagia. Sorenya saat Anna selesai dengan detail
gambarnya dan menyempatkan diri membaca ulang kertas kontrak baru ia
mengetahui nilai proyek itu hampir dua puluh ribu dollar!
--*/15/* Anna keluar dari salon dan bergegas mencari taxi. Pagi-pagi tadi ia
mencairkan cek di bank dan setelahnya menuju salon untuk creambath.
Kepalanya terasa ringan dan fresh sekarang. Ia ingin segera kembali ke rumah
untuk menyelesaikan revisi detail ruangan gedung mall tersebut. Tadi malam ia
sudah menghubungi Andre dan teleponnya masih tidak aktif juga. Anna sudah
bisa merasakan bahwa Andre mungkin kini bukan sedang bekerja di Pizzo
namun sedang bersenang-senang dengan seseorang entah dimana dan Anna
membiarkannya. Pekerjaan dari P&P sudah menghabiskan waktu dan
perhatiannya, jadi Anna sudah tidak terlalu memperdulikan masalah Rich Bank.
Paling tidak sampai gambarnya selesai.
Setibanya di rumah, Anna membawa masuk paket bunga mawar yang
tergeletak begitu saja di lantai depan. Tadi pagi saat ia berangkat ke bank
paket baru itu sudah ada di terasnya namun belum sempat ia bawa masuk dan
ia biarkan saja di tempatnya.
Ditumpuknya paket bunga itu bersama kiriman-kiriman terdahulu. Sebagian
sudah layu namun Anna biarkan saja. Bagimanapun ia sudah bisa menebak
bahwa itu adalah kiriman Janus namun pria itu ternyata masih sepengecut yang
dikiranya. Anna memang tidak menanyakannya namun Janus juga tidak pernah
menyinggung-nyinggungnya jadi Anna biarkan saja kelakuan kawan lamanya itu.
Anna sudah berjanji pada dirinya tak ada tempat untuk Janus merusak
kehidupan keluarganya. Anna bergegas menuju meja gambar dan mulai bekerja. Baru beberapa
menit Anna menggambar ketika bel pintu rumahnya berbunyi. Anna melangkah
menuju pintu dan membukanya. Di hadapannya seorang pria yang pernah
ditemuinya berdiri tegak membawa tas kecil.
selamat pagi Nyonya Andre, pria berdasi itu mengucapkan salam sambil
tersenyum. selamat pagi. Anda Mr.Wiliams bukan" Rich Bank" Anna memperhatikan
tamunya baik-baik dan mempersilakannya masuk.
Mr.Wiliams mengambil tempat dekat jendela dan setelah duduk ia langsung
berbicara, Nyonya Anna, saya sudah mendapat kabar mengenai peristiwa yang
menimpa anda dari FSDC. Anna duduk diam mendengarkan dan tamunya itu berbicara kembali, Tuan
Alan dari FSDC menceritakan semuanya pada kami. Namun sesuai prosedure
bank, kami tetap harus memastikannya pada anda.
Wiliams mengeluakan beberapa lembar foto dari tangannya dan
menyerahkan pada Anna. Anna memperhatikan foto-foto itu sejenak.
iya,itu mereka. Reynold,Andre dan Fred, Anna menunjuk ketiga pria yang
ada di foto. Tamunya memperhatikan Anna dengan seksama dan bertanya, apa anda
masih memegang kertas segelnya"
Anna mengangguk dan masuk ke dalam. Beberapa menit kemudian ia
membawa kertas segel itu dan menunjukkannya pada Wiliams. Pria itu
memeriksa kertas segel di tangannya dengan alat yang persis sama dengan yang
pernah dibawa Tuan Alan dari FSDC.
ini memang kertas palsu. Mereka cukup profesional. Nomor seri kertas
segel ini mem ang benar kami terbitkan. Dari mana mereka tahu nomor ini"
Wiliams berkata pelan bertanya pada dirinya sendiri.
menyesal sekali Nyonya. Anda harus mengalami peristiwa ini. Namun
komputer kami tetap mencatat hutang suami anda. Kami rasa anda harus
melakukan proses hukum pada FSDC dan sementara itu anda tetap mempunyai
kewajiban melunasi hutangnya pada bank kami.
Anna hanya diam tak menjawab. Ia sudah tahu ini yang akan terjadi dan
hingga kini Andre belum berhasil dihubungi jadi ia hanya pasrah saja.
Wiliams mengamatinya sejenak dan berkata lagi, kami pernah mengalami
hal yang serupa Nyonya dan kami bisa memberikan pertimbangan khusus dalam
penyelesaiannya. Bagaimanapun anda telah menunjukkan niat baik dengan
membayar pada FSDC. Anda yang memaksanya. Kami ingin membayar langsung pada bank anda
namun anda berkeras kami harus membayar melalui FSDC! tiba-tiba Anna
berkata ketus. Ia ingat sekali bahwa tamunya inilah yang mengatakan prosedur
pelunasan harus melalui perusahaan debt colector semacam FSDC.
Tuan Wiliams terkesiap kaget di tempat duduknya, ia menyadari bahwa
dirinyalah yang memicu peristiwa ini, tapi nyonya, memang demikian
prosedurnya. Suami anda lama tak membayar dan memberi kabar pada bank.
Seluruh tagihan semacam itu diserahkan pada pihak ketiga. Begini saja Nyonya,
anda lebih baik membuat tuntutan pada FSDC dan sambil menunggu keputusan
pengadilan, anda dapat mengajukan permohonan mencicil hutang itu pada
bank. Saya yang akan membantu anda mengurusnya sendiri di Rich Bank,
bagaimana" Anna memperhatikan tamunya itu memandang dengan lembut dan penuh
empati pada dirinya. Mungkin ia merasa bersalah juga dalam kasus ini.
baiklah akan kusampaikan pada suamiku. Ia sedang tugas luar kota dan
belum berhasil aku hubungi beberapa hari terakhir ini, Anna berkata sambil
menyilangkan kakinya. tidak masalah Nyonya. tamunya berkata singkat.
kalau memang kami harus mencicilnya. Berapa lama jangka waktunya"
Wiliams menggeser duduknya dan berkata, bisa anda angsur selama satu
tahun Nyonya. dengan bunga" Tentu Nyonya. Seluruh pinjaman bank disertai bunga.
ohh..God..! Anna menyandarkan tubuhnya di sofa. Kepalanya
membayangkan hutang Andre akan semakin bertambah besar.
apa hanya bisa diangsur dalam satu tahun"
itu sudah kebijakan dari kami Nyonya. Namun mungkin ada cara lain yang
lebih baik bila anda berkenan..., Wiliams mencondongkan tubuhnya ke depan.
bagaimana" anda mengajukan pinjaman baru senilai hutang yang lama pada bank
berikut provisi tentunya. Bank akan membuka kontrak pinjaman baru bagi anda
dan dapat dicicil sesuai jangka waktu yang anda inginkan. Paling lama dua
puluh lima tahun, kata tamunya.
Anna diam tak bergeming. /Bagus! Bahkan sampai Rachel sudah mempunyai
anak nanti, kami masih harus membayar angsuran!/
bagaimana Nyonya" Anna berpikir sejenak. satu minggu lagi saya hubungi anda. Saya harus
bicarakan ini pada suami saya.
baiklah Nyonya. Saya harap tidak terlalu lama. Bank menginginkan
kepastian dari status hutang anda. Oh ya Nyonya. Ada satu berita yang mungkin
anda perlu tahu. Dua hari yang lalu polisi menemukan tubuh Fred yang sudah
tak bernyawa di pinggiran kota.
Anna memekik kaget dan cepat mengendalikan dirinya.
sepertinya Reynold dan Andre otak dari penipuan ini. Setelah menghabisi
Fred mereka mungkin kini sedang bersenang-senang dengan uang anda. Saya
mohon diri Nyonya. Foto-foto itu anda simpan saja mungkin suatu waktu anda
membutuhkannya. Selamat pagi... Wiliams bangkit dari duduk dan melangkah
keluar pintu. Sepeninggal orang dari Rich Bank itu Anna duduk terpaku di depan meja
gambar. Seleranya menyelesaikan gambar sudah hilang. Dipandanginya
beberapa lembar foto di tangannya. Salah seorang dari mereka kini sudah
menjadi mayat dan Anna merebahkan bahunya di kursi.
-- Pada waktu yang sama di tempat yang jauhnya beribu kilometer, Andre
dan Janet sedang berbelanja di mall. Hari ini Janet membuat alasan
mengunjungi acara keluarga dan kantornya memberi ijin.
kau suka yang ini" Janet merentangkan baju tidur tipis di hadapannya.
Andre tersenyum dan berkata , aku l
ebih suka kau tak memakai apa-apa...
Janet mendelikkan matanya tidak memperdulikan komentar Andre dan
mulai memilah-milah baju lainnya.
Andre mengikuti dari belakang. Ia tak pernah tertarik dengan baju apa yang
dikenakan Janet. Baginya tubuh di balik baju itu yang lebih menarik.
Saat Andre sedang mengikuti Janet yang sibuk memilah-milah di antara
deretan baju tidur yang tergantung memanjang itu, sesosok tubuh yang
dikenalnya melintas tak jauh dari tempatnya berdiri. Yammy,isteri Michel!
Andre kaget bagaimana mungkin ia bisa bertemu Yammy di luar kota.
Dilihatnya Yammy sedang berjalan bersama seorang pria yang berperawakan
tinggi besar dan terlihat agak kasar wajahnya. Mereka sedang memilah-milah
baju di area pakaian dalam pria. Andre mengamati mereka berdua dan ia
memperoleh kesan mereka tak ubah dirinya dengan Janet. Keduanya terlihat
intim meskipun tidak saling berpegangan tangan.
aku ambil ini saja ya, Janet membuyarkannya.
Andre memandang baju tidur di tangan Janet dan mengangguk saja.
kau ingin cari pakaian dalam kan" Janet menggeret tangan Andre ke arah
lokasi pakaian pria. Tidak., Andre berkata cepat.
Janet memandangnya, tadi kau bilang ingin membeli pakaian dalam untuk
ganti. tidak usahlah. Aku sudah memasukkannya ke loundry pagi-pagi tadi. Siang
ini pasti sudah selesai semua.
baiklah. Kalau begitu kita cari minuman segar saja.., Janet menarik
lengan Andre turun ke lantai bawah.
Andre mengikuti Janet menuruni tangga jalan dan sesaat ia sempat melihat
Yammy tengah bergelayut di lengan pria itu.
--*/16/* Michel masuk ke kamar tidurnya yang berantakan. Sejak pulang tadi, ia tak
menemukan Yammy. Mungkin isterinya itu sedang berbelanja di salah satu mall
yang tumbuh menjamur di kotanya. Setelah berendam dalam air hangat dan
mengenakan pakaian santai Michel duduk di ranjang menyalakan televisi. Saat
ia sedang mengamati pertandingan tinju yang disiarkan oleh salah satu stasiun
televisi, pintu kamarnya terbuka.
oh..honey, kau sudah pulang rupanya, Yammy menghampirinya sambil
membawa beberapa tas belanja.
Michel bangkit dari ranjang mengecup pipi isterinya dan kembali duduk
menyandarkan tubuhnya di sisi ranjang.
kau tidak memberiku kabar akan pulang. Aku bisa menjemputmu di
bandara, Yammy berkata sambil mulai membuka bungkusan belanjanya.
aku bisa naik taxi. Tak masalah kok, Michel menoleh sesaat ke isterinya
dan asyik kembali menekuri layar televisi.
aku kemarin menginap di villa kita dua hari.
oh iya" Michel tak menoleh.
Yammy melihat suaminya asik saja menonton pertandingan tinju tak terlalu
mengindahkan perkataannya. Untung saja ia membatalkan niatnya untuk
memperpanjang waktu menginap di villa bersama Reynold. Bulu tubuhnya
meremang ingat kejadian selama di villa bersama pria itu. Binatang itu benar-benar perkasa berbeda sekali dengan Michel. Yammy menarik nafas panjang
mengalihkan lamunannya dan melepas sepatunya. Ia membereskan kembali
bawaannya dan mulai membuka baju. aku mandi dulu sayang.
Michel melihat isterinya membuka satu persatu pakaiannya hingga
bertelanjang bulat dan melangkah ke kamar mandi. Michel selalu terangsang
bila melihat isterinya tak mengenakan selembar benangpun dan ia mematikan
televisi meloncat dari ranjang. Michel mengejar Yammy dan mendekapnya di
pintu kamar mandi. aku ingin bercinta... katanya serak.
-- Hari ini dirinya sudah bersiap-siap akan pulang ketika ia menerima pesan
dari resepsionis hotel bahwa Janet mengajaknya bertemu sore nanti. Wanita
itu akan menginap malam ini di hotel bersamanya dan itu bukan tawaran yang


Mimpi Mimpi Terpendam Karya Mira W di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

patut ditolak. Andre membatalkan tiketnya dan mengundurnya hingga esok
pagi. Bagaimanapun semalam lagi bersama Janet merupakan hal yang sangat
dirindukannya. Andre duduk di ranjang membuka laptopnya dan mulai mengamati kembali
jaringan komputer Pizzo, ia sudah berniat tidak akan ada celah bagi hacker
untuk masuk ke sistem Pizzo dan mengganggu kerja softwarenya. Andre
bekerja sambil menjelajah internet dan memeriksa emailnya. Ada beberapa
email yang masuk namun hanya satu yang menarik minatnya.
Email itu dari Herald dan Andre membukanya. Layarnya
bertuliskan : Andre, apa kau benar sedang di Pizzo saat ini" Aku menghubungi telepon
genggammu selalu tidak aktif dan aku menghubungi langsung ke kantor Pizzo.
Kata mereka kau sudah lebih seminggu yang lalu menyelesaikan installnya. Tapi
Kemelut Di Ujung Ruyung Emas 16 Dewi Sri Tanjung 6 Tersiksa Seperti Di Neraka Keris Maut 2

Cari Blog Ini