Ceritasilat Novel Online

Perintah Maut 15

Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 15


Goan Tian Hoat, dia sendiri, Cu Liong Cu, Sun Hui
Eng dan Kang Han Cing. Dari sekian banyak
orang2 itu, keadaan Kang Han Cing yang seperti
tidak mengijinkan, memandang si pemuda, Kakek
Beracun bertanya : "Apa Jie kongcu masih kuat
naik kuda ?" 1302 "Hanya luka ditangan ini tidak ada artinya."
Berkata Kang Han Cing sok sombong. Dan ia
menghampiri seekor dari 6 ekor kuda yang sudah
tersedia. Cu Hoay Uh sudah lompat kearah kuda yang
pertama. Sun Hui Eng mendekati Kang Han Cing, dengan
penuh perhatian berkata perlahan : "Keadaan
lukamu belum sembuh betul. Bagaimana bisa
melakukan perjalanan dengan kuda ?"
"Kukira aku masih bisa bertahan." berkata Kang
Han Cing. Goan Tian Hoat menuntun seekor kuda yang
tidak terlalu tinggi, mendekati Kang Han Cing
seraya berkata : "Jie kongcu, biar kupayang kau
naik." "Akh, masakan naik kuda saja harus
dipepayang ?" Kang Han Cing menolak. Sesudah
itu ia mengangkat sebelah kaki, dan lompat naik
keatas kuda tersebut. Segala sesuatunya itu tidak bisa dipaksakan,
keadaan Kang Han Cing yang mengalami totokan
Ngo hang-ciat-mek-ciang membekukan semua
jalan2 darahnya, sedikit gerakan saja sudah cukup
membetot otot2 itu, apa lagi mau lompat keatas
punggung kuda " Mana bisa ! Sebelum ia bisa
berpegangan kuat, rasa sakitnya yang menguasai
separuh badannya bergetar, ia terjengkang jatuh.
Sun Hui Eng kaget, dengan mulut menjerit, ia
memayang pemuda itu. 1303 "Jie kongcu," Goan Tian Hoat juga segera
membantu. "bagaimana ?"
"Uh"." Kang Han Cing mengeluarkan keluhan rasa sakit.
hanya bisa Sun Hui Eng menotok jalan darah tidur Kang
Han Cing, dengan cara seperti ini, ia bisa
meringankan penderitaan si pemuda, sebagai
jawaban atas pertanyaan Goan Tian Hoat, ia
berkata : "Lukanya tidak ringan. Sudah kutotok
jalan darah tidurnya. Serahkan saja kepadaku.
Dengan satu kuda tunggangan, aku bisa banyak
memperhatikannya." Sesudah itu, dengan menggendong Kang Han
Cing, Sun Hui Eng menggunakan satu kuda
tunggangan. Goan Tian Hoat juga mencongklang kuda yang
sudah tersedia. Dipihak lain Cu Liong Cu sudah memilih seekor
kuda berbulu merah, mendekati mereka, ia
bertanya penuh perhatian : "Bagaimana keadaan
Jie kongcu ?" "Sudah kutotok jalan darah tidurnya. Biar saja
satu kuda denganku." Sun Hui Eng tidak main2
lagi, menggendong Kang Han Cing.
"Rejeki Kang Jie kongcu memang bagus. Selalu
mendapat kawan wanita yang baik hati." Berkata
Cu Liong Cu tertawa. Sun Hui Eng meng-erlip2kan kedua matanya.
"Adik Liong Cu," ia berkata. "Jangan jauh2 dariku.
1304 Sebentar kalau aku kecapaian, kau
menggantikan diriku, memondongnya."
harus Cu Liong Cu menjadi jengah sendirinya.
"Terimakasih," katanya. "Bukan hak bagianku
untuk menggendong." "Ya, kalau orang lain tentu saja bukan hak
bagianmu," berkata Sun Hui Eng. "Tapi ketahuilah,
Kang Jie kongcu terkena Jarum Ular karena demi
kepentinganmu, bukan" Bagaimana kau tega,
membalas air susu dengan air tuba?"
Cu Liong Cu menundukkan kepala.
Demikianlah kedua gadis itu bergilir merawat
dan menggendong Kang Han Cing menuju ke arah
Lembah Baru. *** Bab 84 MEREKA TIBA di Lembah Baru, suatu tempat
yahg terasing, seperti makna arti dari kata2 "Baru",
tempat itu memang baru saja ditempati.
Lahirnya Lembah Baru adalah sejalan dengan
munculnya partay Ngo-hong-bun.
Nenek Goa Naga Siluman terpukul oleh
Sepasang Pendekar dari Tong hay, sebelah
tangannya menyusut dan menderita penyakit
tahunan, sengaja menyuruh Coa Khu Po
menciptakan Ular Lindung, sedianya untuk
menyembuhkan daging2 dan tulang yang susut itu.
1305 Maka kelima muridnya mendirikan partay Ngohong bun.
Kelahiran Ngo-hong-bun berarti bencana bagi
rimba persilatan. Tokoh dari keempat Datuk
Persilatan menjadi sasaran utama. Dengan
demikian lahirlah Lembah Baru. Mau tahu
pemimpin utama Lembah Baru"
Dan jawaban ini tidak terlalu lama lagi terpecah,
sementara ada baiknya juga kita rahasiakan.
Rombongan Co Hoay Uh dkk tiba di Lembah
Baru, mereka disambut oleh seorang gadis cantik.
"Paman Cu".." Panggil gadis lincah itu.
"Ha, ha"." Co
kuperkenalkan." Hoay Uh tertawa. "Mari "Inilah putra Datuk Utara Lie Wie Neng," Sambil
menunjuk kearah putra Lie Kong Tie.
Dan menunjuk Kang Han Cing yang dipepayang
oleh Cu Liong Cu dan Sun Hui Eng, ia berkata :
"Inilah putra Datuk Selatan Kang Han Cing."
Dan satu persatu diperkenalkan kepada gadis
lincah itu. Terakhir, baru ia mengenalkan utusan Lembah
Baru kepada semua orang. Ternyata si gadis
adalah cucu perempuan Nenek Wie Tay Kun,
keturunan bengcu rimba persilatan lama, nama si
gadis ialah Wie Ceng Ceng.
Sikap Wie Ceng Ceng sangat hormat kepada
semua orang, hanya bersikap dingin kepada Sun
Hui Eng seorang. "Oh?" Katanya. "Ternyata Sam
Kiongcu dari Ngo-hong-bun."
1306 Acuh tak acuh ! Suaranya mengandung cemoohan. mengejek dan Sun Hui Eng juga bisa membedakan ketidaksamaan dari sikap yang diperlihatkan Wie Ceng
Ceng kepada dirinya, wajahnya berubah.
Wie Ceng Ceng mengalihkan pandangannya ke
arah si Kakek Beracun. "Paman Cu," katanya.
"Beberapa hari ini kedatangan banyak tamu,
kedatanganmu sedang di-tunggu2. Harap bisa
turut serta didalam perundingan mereka itu. Dan
yang lain2nya sudah tersedia petak2 dibagian
timur." "Siapa2 saja yang datang ?" Bertanya Cu Hoay
Uh. "Datuk Timur Kho See Ouw ayah dan putra,
Kang Toa kongcu dari Datuk Selatan, dari Benteng
Penganungan Jaya adalah paman Yen Yu San dan
putri Datuk Barat Cin Giok Tin, Datuk Utara Lie
Kong Tie dan lain2nya sudah komplit hadir
semua." "Aaaa....." Cu Hoay Uh bersorak girang. "Sudah
komplit ?" "Toako berada disini ?" Kang Han Cing juga
turut gembira. "Kang Toa kongcu baru saja tiba dua hari." Wie
Ceng Ceng tertawa manis. "Nona Wie," berkata Lie Wie Neng. "Bagaimana
keadaan penyakit ayahku ?" Ia belum tahu
keadaan penyakit ayah itu.
1307 "Dibawah perawatan Tian-hung Totiang dkk,
kesehatan paman Lie Kong Tie sudah pulih
kembali," jawab Wie Ceng Ceng.
Masing2 menanyakan keadaan sanak famili
mereka. Semua jago segera berkumpul di Lembah
Baru. Siapakah kokcu atau ketua lembah kekuatan
baru itu " Sebentar lagi akan kita ketahui.
Kita bayangi perjalanan Wie Ceng Ceng yang
mengajak Cu Hoay Uh, Lie Wie Neng, Goan Tian
Hoat dan Kang Han Cing. Melalui lorong2 panjang,
mereka tiba disebuah ruangan besar.
Dari ruang itu keluar sepasang pemuda dan
seorang pemudi, melihat kedatangan rombongan
orang yang dibawa oleh Wie Ceng Ceng, mereka
kemekmek sebentar, seorang pemuda diantaranya
segera berteriak : "Jie-tee." langsung ia menubruk
Kang Han Cing. "Toako".." Kang Han Cing juga berteriak girang.
Orang itu adalah putra pertama dari Datuk
Selatan, engkoh Kang Han Cing yang bernama
Kang Puh Cing. Sedari terculiknya Kang Puh Cing
oleh rombongan Perintah Maut, inilah perjumpaan
mereka engkoh dan adik yang pertama kali. Mereka
saling ber-peluk2an. Atas geseran jiwa itu, Kang Han Cing meringis
lagi, menahan rasa sakit yang terkena pukulan Ngo
hang ciat mek-ciang. "Jie-tee, mengapa ?" Bertanya Kang Puh Cing.
1308 "Tidak apa2," lagi2 Kang Han Cing meringis
sakit. "Oh, lupa kuperkenalkan," Berkata Kang Puh
Cing. "Inilah adikku."
Dan menunjuk kearah sepasang muda-mudi
yang tadi bersama-sama dengannya, ia berkata :
"Inilah Kho Siang Siang dan Kho In In, kedua
putra-putri dari Datuk Timur Kho See ouw."
Mereka saling berjabatan tangan. Dan sesudah
itu baru diperkenalkan dengan rombongan
lain2nya. Dikala memperkenalkan Sun Hui Eng, suara
Kang Han Cing agak gugup : "Nona Sun Hui Eng..."
Kang Puh Cing memberi hormat kepada Sun
Hui Eng. "Sam Kiongcu dari Ngo-hong-bun !" Wie Ceng
Ceng turut nimbrung. Kang Puh Cing, Kho Siang Siang dan Kho In In
kemekmek, tidak disangka kalau Kang Han Cing
mengajak salah satu dari anggota musuh mereka.
Keadaan itu sangat canggung sekali. Akhirnya
Goan Tian Hoat meminta bantuan Lie Wie Neng,
dengan memberi satu lirikan mata, agar putra
Datuk Utara itu bisa memberi sedikit keterangan.
Lie Wie Neng tampil kemuka dan berkata :
"Didalam membebaskan diri dari partay Ngo hongbun, nona Sun Hui Eng mempunyai andil jasa
yang terbesar. Nona Sun rela meninggalkan
kepentingannya, demi keselamatan kita semua."
Kemudian diceritakan juga jalannya cerita.
1309 Kang Puh Cing mulai tertarik. "Istana Naga"
Gunung Tulang Ikan " Dimanakah letak tempat2
itu " Begitu hebat " Sampai Cu cianpwe juga bisa
tertawan ditempat itu !"
"Istana Naga adalah tempat persembunyian
baru dari Nenek Goa Naga Siluman." Lie Wie Neng
memberi keterangan. "Aaaa?"." "Nenek Goa Naga Siluman " Nenek Siluman
yang pernah digembar-gemborkan orang dahulu itu
?" "Ya ! Dan nona Sun ini adalah salah satu dari
kelima muridnya." "Oh?"" Dijelaskan juga, bagaimana kelima Kiongcu itu
mendirikan sebuah partay yang diberi nama Ngohong-bun bagaimana menerima partay2 atau
golongan2 sesat yang mau bernaung dibawah panji
kebesarannya, salah satu dari golongan itu adalah
golongan Perintah Maut. Jelaslah sudah, siapa yang menjadi biang keladi
rimba persilatan. Rasa curiga kepada Sun Hui Eng
bisa mereda, Kang Puh Cing memberi hormat dan


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkata : "Atas bantuan nona yang sudah
dicurahkan kepada saudaraku, dengan ini aku
mengucapkan banyak terima kasih. Kalau ada
sesuatu keperluan, keluarga Kang selalu siap
membantu." Putri Datuk Timur Kho In In tertawa. "Semua
orang yang berada ditempat ini adalah orang
1310 sendiri. Setiap orang wajib bantu membantu."
katanya tertawa. "Lihat, ayah pun datang."
Dari arah yang ditunjuk, datang seorang tua
berjenggot putih, itulah Datuk Timur Kho See Ouw
yang ternama. Mengiringi Datuk Timur adalah Yen Yu San dan
Yen Siu Hiat. Dibelakang mereka turut serta juga
putri Benteng Penganungan Jaya Cin Siok Tin.
"Ha, ha, ha?"" Terdengar suara gelak tawa Yen
Yu San yang menyerobot maju kedepan. "Jie
kongcu berhasil membebaskan diri " Ha, ha, ha"..
Mereka semua mengkhawatirkan keselamatanmu.
Kukatakan tidak perlu, dengan ilmu kepandaian
yang kau miliki, siapakah yang bisa mengganggu"
Ha, ha, ha" betul saja. Kau sudah bebas, bukan?"
Kang Han Cing menyengir, mana si Hakim Muka
Merah tahu kalau jiwanya sudah berulang kali
menempuh maut " Tidak lama, Lie Kong Tie juga muncul di
ruangan itu. Hal ini sangat menggirangkan Lie Wie
Neng. Kalau Wie Ceng Ceng sangat ramah kepada
semua orang, sikap yang diperlihatkan kepada Sun
Hui Eng sangat menyolok sekali, se-olah2
memandang rendah gadis itu.
Cu Liong Cu mendampingi Sun Hui Eng dengan
suara perlahan berkata : "Gadis ini menjabat
Tongcu Lembah Baru, putri bengcu lama, turun
menurun keluarganya menduduki pemimpin rimba
persilatan, kalau saja ia berkepandaian tinggi,
1311 entah bagaimana lagi sombongnya " Huh ! Sedari
kecil ia dimanjakan oleh neneknya, maka suka
memandang rendah orang. Jangan kau tersinggung." "Kita sebagai tamu mana berani disamakan
dengannya," berkata Sun Hui Eng.
Dari sekian banyak orang itu, keadaan Kang
Han Cing yang paling menderita, sakitnya ditahan
sedapat mungkin. Dan hal ini tidak lepas dari
penilaian Kang Puh Cing. ?" "Jie-tee," katanya. "Apa yang kau rasakan sakit
"Pundak Jie kongcu terkena pukulan." Goan
Tian Hoat menalangi memberi jawaban.
"Biar kuantar istirahat." Berkata sang toako.
Ber-sama2 Goan Tian Hoat, Kang Han Cing
diantar ke kamar yang sudah tersedia.
Itu waktu, Pendekar Kipas Wasiat Sin Soan Cu,
Tan Siauw Tian, Kong Kun Bu dan lain2nya belum
kembali dari pencarian Kang Han Cing, Cu Liong
Cu dkk. Tapi mereka sudah diberi tahu tentang
keselamatan orang yang dicari. Pada hari
berikutnya satu persatu mulai kembali ke Lembah
Baru. Keadaan semakin meriah.
Lie Wie Neng mendekati gurunya dan memberi
tahu tentang luka Kang Han Cing yang agak aneh.
"Apa betul ia terkena pukulan in-khiu-pit-hiat?"
Pendekar Kipas Wasiat Sin Soan Cu berkerut alis.
1312 "Cu cianpwe mengatakan terkena pukulan Inkhiu pit-hui." Jawab Lie Wie Neng.
"Jago mana lagi yang bisa menggunakan
pukulan In-khiu-pit-hiat ?" Kerut Sin Soan Cu
semakin dalam, "Ilmu In-khiu-pit-hiat berupa ilmu
sesat jaman silam. Tidak mudah dipelajari orang.
Mungkinkah masih ada jago tersembunyi ?"
Yen Yu San memandang Tian hung Totiang dan
Sin Soan Cu bergantian, dengan tertawa ia berkata
: "Kehadiran kalian berdua sungguh kebetulan,
bukan " Yang satu akhli obat2an, dan yang lain
akhli ilmu totokan2, mengapa tidak mau bekerja
sama menyembuhkan penyakit Kang Jie kongcu ?"
"Kau tahu apa ?" Berkata Sin Soan Cu.
"Yang kutahu, sesudah penyakit Kang Jie
kongcu sembuh ! Beres ! Ha, ha".." Hakim Muka
Merah Yen Yu San tertawa berkakakan.
"Tidak mudah, kawan." Berkata Pendekar Kipas
Wasiat Sin Soan Cu. "Apa lagi yang tidak mudah ?"
"Luka In-khiu pit-hiat bukan termasuk luka
ringan." "Aku tahu. Tapi kalian berdua juga bukan jago2
kelas ringan, bukan ?"
"Huh ! Kalau betul Kang Jie kongcu terkena
pukulan in khiu pit hiat, kalian juga tidak bisa
berpeluk tangan," Berkata Sin Soan Cu sambil
memandang Yen Yu San dan Kho See Ouw
sekalian. 1313 "Eh"..?"!!"
"Jangan takut. Kita selala siap sedia." Kho See
Ouw memberikan janjinya. "Untuk menyembuhkan penyakit In-khiu-pithiat, kita harus mencari 6 jago kuat yang
mempunyai kekuatan hampir sama." berkata Sin
Soan Cu. "Enam jago kuat, buat apa ?"
"Pukulan In-khiu pit-hiat digerakkan dengan 6
jari kuat, menutup dan merusaki tempat jalan
darah. Maka kita membutuhkan 6 tokoh silat,
masing2 mengarah satu tempat, secara serentak
memecahkan tempat2 yang buntu itu." Sin Soan
Cu memberi keterangan. Tan Siauw Tian memandang kepada orang2
yang hadir ditempat itu, kecuali pengurus Lembah
Baru Ouwyang Goan, disana masih ada Datuk
Timur Kho See Ouw, pejabat Benteng Penganungan
Jaya Yen Yu San, ketua kelenteng Pek-yun-koan
Tian-hung Totiang dan Pendekar Kipas Wasiat Sin
Soan Cu. Dengan dia pribadi, jumlah mereka
hanya lima orang. "Disini sudah ada 5 orang, masih kurang satu,"
ia kata. "Bagaimana kalau meminta
Manusia Beracun Cu Hoay Uh ?"
bantuannya si "Mungkin..." "Tidak ada mungkin lagi, lekas panggil orang
beracun itu." 1314 Putusan rapat selesai, 6 jago utama berusaha
menyembuhkan penyakit Kang Han Cing yang
dianggap terkena pukulan in-khiu-pit hiat.
Bagaimana hasilnya "
Tentu saja salah jalan. Bukan caranya
menyembuhkan penyakit pukulan Ngo-hang ciatmek-ciang dengan cara menyembuhkan pukulan
in-khiu pit hiat. Betapa kuat daya pendobrakan ke 6 jago itu,
cukup menghancurkan sebuah gunung, secara
bertahap diselipkannya ke urat-urat Kang Han
Cing, dengan maksud menjebol bagian2 yang
buntu. Kekuatan Tian-hung Totiang masuk dari jalan
darah Tay in-keng, Tan Siauw Tian masuk dari Ciat
in-keng, Kho See Ouw masuk dari Tay yang keng,
Cu Hoay Uh dari Yang beng-keng, Yen Yu San dari
Yang yu keng, dan Sin Soan Cu dari Siauw yangkeng.
Enam jalur kekuatan itu per-lahan2 bertambah.
Kang Han Cing yang sudah mendapat
pemberitahuan, mengikuti datangnya bantuan
keenam jalur tenaga tadi, diteroboskannya kearah
tangan kanan dengan maksud memecah otot2 yang
tertutup atau tersumbat. Rambatee ratas hayoo...
Terdengar suara jeritan Kang Han Cing, si jago
muda jatuh pingsan. Perubahan itu mengejutkan semua orang,
terutama Sun Hui Eng yang menantikan hasil
baiknya, ia berteriak : "Jie kongcu...Jie kongcu".."
1315 Kang Puh Cing juga menjadi bingung.
Memandang ke arah 6 jago kelas satu, mereka
sudah mulai menarik tenaganya.
"Dia tidak tahan !"
menggelengkan kepala. Berkata Yen Yu San "Heran !" Berkata Sin Soan Cu. "Kemana larinya
enam kekuatan kita itu ?"
Dengan wajah tegang, Tian-hung Totiang
memeriksa urat nadi Kang Han Cing, berkerut alis
sebentar dan berkata : "Jangan takut. Ia tidak
mengalami suatu apa. Hanya pingsan karena tidak
tahan menerima kekuatan yang besar. Bukan
kekuatan kita berenam saja yang berada didalam
tubuhnya. Masih ada satu kekuatan liar yang tidak
terkendalikan turut merajalela, kekuatan inilah
yang mengacau rencana."
"Kekuatan apakah itu ?"
"Ini yang membuat aku tidak mengerti." Berkata
Sin Soan Cu. Bukan Sin Soan Cu seorang yang tidak
mengerti, semuapun tidak mengerti, mengapa
kekuatan gabungan 6 tokoh kelas satu tidak bisa
mengusir virus jahat yang mengganggu Kang Han
Cing itu " Itulah kekuatan hasil campuran obat
Thian-kie-in-kang-tan dan Ular Lindung.
Sun Hui Eng menangis sesambatan. Kang Puh
Cing bingung tidak keruan. Dan begitupun yang
lain2nya. 1316 Beberapa saat kemudian, Kang Han Cing bisa
sadarkan diri, menyaksikan keadaan penolongnya
yang seperti itu, ia menyengir.
"Tidak perlu para cianpwe menyusahkan diri,"
katanya lemah. "paling2 hanya kehilangan sebelah
tangan saja, bukan ?"
Dan ia siap membacok tangan yang menyusahkan banyak orang itu. Hal mana cepat2
dicegah oleh mereka. Tiba2 Sun Hui Eng bangkit berdiri merapikan
rambut dan berkata : "Jie kongcu, tunggu
sebentar. Biar kutemukan Go sumoay." Ia siap
kembali ke gunung Tulang Ikan.
Cu Liong Cu terkejut, cepat2 meng-halang2inya.
"Tidak mungkin," ia berkata. "Itulah satu
perbuatan yang mengandung resiko."
Sun Hui Eng sudah melarikan diri dari Ngo
hong bun, kembali berarti mencari kematiannya.
"Walau apapun yang terjadi, akan kuseret Co
Hui Hee ke tempat ini." Berkata Sun Hui Eng.
Tian-hung Totiang turun tangan, katanya :
"Nona Sun, harap kau bersabar. Walau kita belum
berhasil menemukan cara2 untuk menyembuhkan
Kang Jie kongcu, tapi jiwanya belum terancam
bahaya. Lain lagi kepergianmu ke tempat itu.
Bagaimana pula kalau terjadi sesuatu?"
Atas bujukan2 yang lain2nya, Sun Hui Eng bisa
diberi mengerti. "Begini saja," berkata Cu Liong Cu. "Kita tunggu
hasil mereka. Kalau 3 hari masih tidak ada
1317 perubahan, biar kukawani kau memasuki Istana
Naga." Demikian hari itu dilewatkan.
Hari berikutnya, ketua Lembah Baru mengadakan perjamuan makan, turut hadir 4
datuk persilatan dan semua tokoh yang ada di
tempat itu. Semua belum pernah bertemu muka dengan
ketua Lembah Baru, tokoh misterius yang bisa
menghubungi tokoh2 tidak terkendalikan seperti
Cu Hoay Uh, Sin Soan Cu, Ciok-kiam Sianseng dan
lain2nya. Dan kini mereka berhadapan muka dengan
kokcu itu, ia mengenakan tutup kerudung muka,
berarti masih gelap pula asal usulnya.
Meja perjamuan dipecah menjadi 6 rombongan.


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pada meja kesatu tampak Datuk Timur Kho See
Ouw beserta kedua putra-putrinya. Meja berikutnya adalah Kang Puh Cing dan Kang Han
Cing. Mereka sebagai wakil2 dari Datuk Selatan. Di
meja ini turut memeriahkan juga Goan Tian Hoat
dan Sun Hui Eng. Meja ketiga adalah Yen Yu San, Yen Siu Hiat
dan Cin Siok Tin, mereka sebagai wakil2 Datuk
Barat. Meja keempat adalah Lie Kong Tie, Lie Wie Neng,
sepasang jago dari gunung Yen-san Yo Su Kiat dan
Khong Bun Hui. Mereka dari pihak Datuk Utara.
Meja kelima adalah penasehat2 Lembah Baru
yang terdiri dari Pendekar Kipas Wasiat Sin Soan
1318 Cu, ketua kelenteng Pek yun koan Tian-hung
Totiang dan Kakek Beracun ayah dan anak Cu
Hoay Uh-Cu Liong Cu. Kecuali mereka, terdapat juga jago2 Lembah
Baru lainnya, seperti Tan Siauw Tian, Kong Kun
Bu, Wie Ceng Ceng, Ouwyang Goan dan beberapa
orang lagi. Sesudah semua orang duduk komplit, ketua
Lembah Baru memberi hormat dan mengucapkan
'Selamat datang di Lembah Baru', ia membawakan
sikap dan kemisteriusannya. Di sebelah ketua
Lembah Baru duduk seorang tosu tua, tidak
seorangpun yang kenal kepada tosu tua ini.
Sesudah mengucapkan beberapa kata sambutan, ketua Lembah Baru memperkenalkan
tosu tua yang duduk disebelahnya itu.
"Mari kuperkenalkan tokoh satu2nya yang
pernah berhubungan dengan Nenek Goa Naga
Siluman, inilah ex ketua partay Hoa-san-pay Seelie-cu."
"Aaaa?"." Semua
kepada tosu tua itu. orang memberi hormat Ketua Lembah Baru meneruskan kata-katanya :
"Hubungan kami dengan See Lie cu totiang sudah
berlangsung tahunan, sifatnya tidak mau tahu
urusan orang. Hari ini kita berhasil menahannya
karena ia mendengar diantara kita turut hadir
salah satu murid Nenek Goa Naga Siluman, ia
hendak berkenalan dengan nona Sun Hui Eng."
1319 Sun hui Eng bangkit dari tempat duduknya,
memberi hormat kepada See-lie-cu.
"Sebelumnya," berkata lagi ketua Lembah Baru.
"Biar kujelaskan maksud dari pertemuan ini.
Seperti apa yang cuwie sekalian sudah maklum,
Lembah Baru bukan berupa partay atau golongan
yang berambisi kekuasaan, Lembah Baru lahir
karena adanya pertentangan dengan partay Ngo
hong bun. Lembah Baru untuk menolong rimba
persilatan dari gangguan2 Ngo-hong-bun. Cerita
dimulai dari belasan tahun yang lalu, secara tidak
disengaja, Pendekar Bambu Kuning Ciok-kiam
Sianseng menemukan murid tertua dari Nenek Goa
Naga Siluman mengadakan gerakan2, menarik
kekuatan dari golongan hitam, suatu bukti kalau
Nenek Goa Naga Siluman bisa bangkit kembali.
Untuk menghadapi Ngo-hong-bun secara perorangan tentu tidak mungkin, bukan" Maka
lahirlah Lembah Baru."
Ia menelan ludah sebentar dan meneruskan
ceritanya : "Tiga puluh tahun yang lalu, rimba
persilatan pernah mengalami masa kegelapan.
Nenek Goa Naga Siluman merajalela dan
mengganas, masa2 gelap itu berakhir sesudah
munculnya Sepasang Dewa dari daerah Tong-hay
yang mengalahkannya."
"Tapi".." Meneruskan lagi cerita ketua Lembah
Baru. "Apa yang pernah terjadi sebelum itu " Mari
kita saksikan sebuah gambar."
Dari salah satu orang bawahannya, ketua
Lembah Baru membentangkan sebuah gulungan
1320 kertas, itulah gambar punggung dari seorang
pendekar. Semua orang sedang menimbang2, apa maksud
tujuan ketua Lembah Baru yang membentangkan
gambar tersebut" Diantaranya, Sun Hui Eng lebih mengerti,
mendekati Kang Han Cing dan bertanya: "Jie
kongcu, kau sudah mengerti?"
"Mengerti apa?" Kang Han Cing heran.
"Gambar itu adalah tanda2 luka dari seseorang."
"Luka2 seseorang?"
"Sudah lupa kepada pelajaran Tiga Pukulan
Burung Maut?" bertanya Sun Hui Eng. "Orang di
dalam gambar adalah terkena luka2 ilmu pedang
Hui-hong-kiam hoat, inti dari Tiga Pukulan Burung
Maut." "Aaaa?"." Kang Han Cing mulai sadar. "Orang
itu terkena goresan2 luka pedang dari gurumu?"
Sun Hui Eng menganggukkan kepala.
Terdengar lagi suara kokcu Lembah Baru :
"Cuwie sekalian sudah melihat jelas, gambar ini
adalah gambar seseorang yang terkena luka
pedang Hui-hong kiam hoat di 18 tempat. Hanya
seorang ini yang lolos dari kematian karena
serangan Nenek Goa Naga Siluman, walau ia
menderita luka2 yang begitu banyak. Betul, ia
meninggal juga, tapi berhasil meninggalkan gambar
ini kepada anak cucunya, gambar bersejarah
penting untuk dipelajari agar sang anak cucu bisa
1321 lebih berhati2 untuk menghadapi Nenek Goa Naga
Siluman." Terbayang kembali keganasan2 Nenek Goa Naga
Siluman sebelum tokoh itu dikalahkan oleh
Sepasang Dewa dari daerah Tong-hay.
Betul saja, ketua Lembah Baru masih
meneruskan cerita : "Ketua Tian khong-pay Kat Tay
Hian, ketua Siauw lim pay Hian-hoat Taysu, ketua
Ngo-bie-pay Hoan-hoan Siansu dan lain-lainnya
tidak luput dari kematian....."
Cerita ketua Lembah Baru adalah cerita lama
yang sudah diketahui umum, hampir sebagian
besar dari orang2 yang berada di tempat itu pernah
mendengar cerita tadi. Itulah keganasan2 Nenek
Goa Naga Siluman. Ketua Lembah Baru meneruskan cerita : "Tahun
ketiga dari terjadinya drama2 diatas, muncul
seorang kakek tanpa nama, langsung mencari
Nenek Goa Naga Siluman, tidak terlalu sulit untuk
ditemukan, terjadi pertempuran, yang dinamakan
pertempuran hanya dua kali gebrakan, didalam
dua jurus serangan, kakek tanpa nama itu
menderita luka di 18 tempat. Nah ! Inilah gambar
luka dari si kakek tanpa nama."
Pusat mata tertuju kepada gambar yang
terpancang, ternyata gambar luka di 18 tempat
dari kakek tanpa nama yang diceritakan.
"Siapakah kakek tanpa nama itu ?" Bertanya
Datuk Timur Kho See Ouw. 1322 "Itulah ayahku yang rendah," Berkata ketua
Lembah Baru. "Aaa?"" Ternyata si kakek tanpa nama yang
berhasil memberi gambaran2 ilmu pedang Nenek
Goa Naga Siluman adalah ayah dari ketua Lembah
Baru. Yen Yu San berkata : "Belum pernah ada orang
yang bisa menghindarkan diri dari permainan ilmu
pedang Hui-hong kiam hoat si Nenek Goa Naga
Siluman." berkata Yen Yu San. "Termasuk ketua2
partay dari aliran ternama. Kalau ayah kokcu bisa
menerima 2 jurus serangannya, dan kembali
sehingga bisa membuat gambar luka2nya, inilah
suatu bukti, kalau ilmu kepandaian ayah kokcu
sudah berada diatas kepandaian orang."
"Menurut cerita ayah," berkata ketua Lembah
Baru. "Beliau hanya bisa menerima satu jurus
saja. Jurus berikutnya berarti pengorbanan,
disengajakan untuk menjelajahi ilmu pedang Huihong-kiam-hoat."
"Dengan maksud memberi petunjuk kepada
keturunan dan generasi selanjutnya untuk berdaya
upaya, mencari jalan memecahkan ilmu pedang
Hui-hong-kiam-hoat yang ganas," sambung Yen Yu
San. "Itulah tujuan utamanya. Kalau dibiarkan
Nenek Goa Naga Siluman mengganas terus
menerus, tanpa ada yang mengenal permainan
ilmu pedang Hui-hong-kiam-hoat, apakah jadinya
rimba persilatan kita ?"
1323 Lie Kong Tie memberi pujian : "Pengorbanan
ayah kokcu adalah pengorbanan yang berbudi
luhur." Ketua Lembah Baru berkata : "Dan ditahun itu
juga Nenek Goa Naga Siluman dikalahkan oleh
Sepasang Dewa dari Tong-hay. Tahun berikutnya,
ayah kami meninggal dunia, dan sebelum itu
beliau berpesan : Walau Nenek Goa Naga Siluman
tidak ada berita, bahaya Hui-hong-kiam-hoat
merupakan bahaya latent yang tidak bisa
dimusnahkan, harus tetap waspada. Kita diwajibkan mencari penyelesaian untuk mengalahkannya. Dan dugaan itu tepat, 20 tahun
kemudian, ilmu pedang Hui hong-kiam-hoat
muncul diantara anggota2 Ngo hong bun".."
"Tentunya kokcu sudah bisa menemukan cara
untuk memecahkan ilmu pedang Hui-hong-kiamhoat itu, bukan ?" Bertanya Kho See Ouw.
"Sangat malu diceritakan," berkata kokcu
Lembah Baru. "Untuk menghadapi ilmu pedang
hui-hong-kiam-hoat yang lemas, mungkin bisa
bertahan sampai beberapa jurus. Tapi....Untuk
mengalahkannya kukira...kukira masih jauh. Apa
lagi kalau mengingat Nenek Goa Naga Siluman
tidak tinggal diam, dimisalkan dia juga mendapat
kemajuan baru, bukankah sulit ditandingi "
Kebetulan nona Sun Hui Eng bersedia memihak
kepada kita, bisakah nona memberi sedikit
gambaran ?" Kata2 yang terakhir ditujukan kepada Sun Hui
Eng. 1324 "Suhu telah menciptakan semacam ilmu baru
yang diberi nama Tiga pukulan Burung Maut, yang
terdiri dari inti2 ilmu pedang Hui-hong-kiam-hoat,"
berkata Sun Hui Eng. Kokcu lembah Baru menoleh kearah Ketua
partay Hoa-san-pay See-lie-cu. "Bagaimana ?" Ia
tertawa, "Ha, ha, ha".dugaanku tidak salah,
bukan ?" Suara tertawa kokcu Lembah Baru berkumandang diseluruh ruangan, dan suara ini
menggetarkan jiwa Kang Han Cing dan Kang Puh
Cing, inilah suara tertawa yang tidak asing bagi
telinga mereka. Demikian Sun Hui Eng mendemonstrasikan
ilmu pedang Hui-hong-kiam-hoat, juga memperlihatkan ilmu Tiga Pukulan Burung Maut.
Semua orang yang menonton memberi pujian
kepada dua macam ilmu hebat itu. Sun Hui Eng
kembali ke tempat duduknya. Masih berdengung
dan memperbincangkan ilmu pedang Hui hong
kiam hoat dan ilmu Tiga Pukulan Burung Maut.
Hanya seorang yang tidak puas, itulah Wie Ceng
Ceng yang menaruh sentimen besar kepada Sun
Hui Eng, hal ini bisa dimaklumi, mengingat Kang
Han Cing lepas dari bagiannya. Dari penuturan
sang nenek, jodohnya hendak dirangkapkan sedari


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kecil, tapi yang mendampingi Kang Han Cing
sekarang adalah gadis lain, bagaimana Wie Ceng
Ceng tidak menaruh cemburu "
Dikala semua orang memuji ilmu pedang dan
ilmu pukulan Sun Hui Eng, di kala semua orang
1325 berkecap-kecup atas pemberontakan yang sudah
dilakukan Sun Hui Eng kepada partay dan pintu
perguruannya, secara diam2, Wie Ceng Ceng
meninggalkan ruangan. Pesta masih dilanjutkan. Bekas ketua Hoa san-pay lama See lie-cu
meminta beberapa petunjuk dari keistimewaan
ilmu pedang Hui-hong-kiam-hoat dan ilmu Tiga
Pukulan Burung Maut. Dengan tidak bosan2nya menjelaskan apa yang diminta.
Sun Hui Eng Dikala pesta masih berlangsung, tiba2 Wie Ceng
Ceng masuk kembali, langsung mendatangi kokcu
Lembah Baru, memberi hormat dan berkata :
"Lapor kepada kokcu. Lembah Baru kedatangan
dua mata2 musuh, sesudah berhasil banyak
melukai orang kita. Mereka berhasil ditangkap.
Atas keterangan yang mereka berikan, kedatangan
mereka dengan maksud untuk menemukan Sam
kiongcu." Sengaja atau tidak sengaja Wie Ceng Ceng
melirik ke arah Sun Hui Eng.
Wajah Sun Hui Eng berubah. "Mencari aku ?" ia
tidak mengerti. "Wie Tongcu, bagaimanakah kedua
orang itu " Laki atau wanita?"
"Nona Sun jangan gugup," berkata
Lembah Baru. "Duduk saja tenang2."
ketua Dihadapi Wie Ceng Ceng dan berkata : "tolong
kau bawa mereka masuk."
1326 Dengan bangga Wie Ceng Ceng membalikkan
badan, didepan pintu ruangan ia berteriak keras :
"Giring masuk kedua mata2 itu !"
Seiring dengan kata2nya, empat anak buah Wie
Ceng Ceng yang mengenakan pakaian seragam
hijau menggiring masuk 2 pengemis kotor yang
penuh luka, beberapa pengiring Wie Ceng Ceng itu
terdiri dari kaum wanita, mereka dari gedung
keluarga Wie, beberapa diantaranya terluka, hal ini
yang menambah dendam dan kemarahan Wie Ceng
Ceng. Kedua mata2 yang tertangkap oleh Wie Ceng
Ceng itu segera menemukan adanya Sun Hui Eng
diantara rombongan orang2 yang hadir ditempat
itu, mereka berteriak keras : "Sam Kiongcu, hamba
A Wan dan Bu Lan." Ternyata kedua pengemis yang tertawan itu
adalah samarannya A Wan dan Bu Lan, kedua
dayang terpercaya Sun Hui Eng di dalam jabatan
Sam Kiongcu Ngo-hong-bun.
"Heeei, bagaimana kalian bisa mencari
tempat ini ?" Sun Hui Eng juga merasa heran.
ke "Jie Kiongcu memenjarakan kami dan kami
melarikan diri dari tahanan." A Wan memberi
keterangan. Sun Hui Eng menganggukkan kepala, memandang Wie Ceng Ceng dan berkata : "Wie
Tongcu, mereka betul2 adalah kedua dayangku.
Bisakah tolong membebaskan ikatannya ?"
1327 "Membebaskan ikatan mata2 dari Ngo-hong-bun
?" Wie Ceng Ceng berdengus. "Begitu mudah ?"
"Mereka adalah orang2ku," Sun Hui Eng masih
merendah diri. "Apa Sam Kiongcu berani menjamin, kalau
mereka tidak memata2i Lembah Baru ?" Wie Ceng
Ceng masih tidak mau membebaskan ikatan A
Wan dan Bu Lan. "Aku sudah bukan Sam Kiongcu lagi." berkata
Sun Hui Eng. "Tentang kejujuran mereka, tentu
menjadi tanggung jawabku."
"Tanggung jawab yang bagaimana ?" Wie Ceng
Ceng masih ngotot. Maksudnya jelas dan
gamblang. Ia menyangsikan keputihan hatinya Sun
Hui Eng, tidak percaya kepada tanggungan
jawabnya. Semutpun bisa berteriak, kalau diinjak terus
menerus, penghinaan Wie Ceng Ceng yang terlalu
menyolok mata mengakibatkan kemarahan Sun
Hui Eng, alisnya melentik naik, dengan tidak puas
berkata : "Wie Tongcu, jangan anggap aku takut
kepadamu. Merendah berarti memberi penghormatan. Tapi junjung tinggilah sesama
maksud baik, jangan terlalu menghina orang....."
"Kalau aku mau menghina, bagaimana ?" Wie
Ceng Ceng juga tidak kalah galak. Kedua gadis itu
siap adu urat ! Kokcu Lembah Baru tidak menghendaki terjadi
percekcokan seperti itu, segera ia melerai mereka,
1328 katanya : "Ceng Ceng, jangan kau membawakan
adat lamamu. Biar bagaimana nona Sun adalah
tamu kita, hormatilah setiap tamu yang datang di
Lembah Baru." Kemudian, tanpa menunggu reaksinya, menggunakan kekuasaannya sebagai ketua setempat, ia membentak ke empat dayang Wie
Ceng Ceng : "Bebaskan ikatan !"
Orang2 itu segera membebaskan ikatan yang
mengekang kebebasan A Wan dan Bu Lan.
Kemarahan Sun Hui Eng masih belum mereda,
menggunakan kesempatan itu, segera ia mengutarakannya : "Kokcu, pernahkah aku melakukan kesalahan.
Begitu tiba ditempat ini, Wie Tongcu seperti tidak
puas, seperti menaruh dendam yang sangat besar.
Untuk meredakan ketegangan ini, biar sampai
disini saja pertemuan kita. Aku meminta diri."
Cepat2 kokcu Lembah Baru menggoyangkan
tangan, katanya : "Nona Sun salah paham. Adat
Wie Tongcu memang demikian. Bukannya ia
menaruh dendam. Memang sifat2 orang itu tidak
sama. Pandanglah muka terangku, dan sudahilah
persoalan ini." Dihadapinya Wie Ceng Ceng dan berkata : "Ceng
Ceng, nona Sun berbudi luhur. Secara rela sudah
memihak kepada kita, inilah suatu kebanggaan.
Tidak dibenarkan untuk menaruh dendam.
Mari".Mari".. kudamaikan kalian berdua."
1329 "Oh ! Dia berbudi luhur ?" Berkata Wie Ceng
Ceng dingin. "Kalau begitu tentunya aku yang
bersalah ?" Ia membalikkan badan, memandang dayangdayangnya dan berkata : "Berangkat pulang !"
Dan rombongan dari meninggalkan ruangan. keluarga Wie itu Kokcu Lembah Baru meng-geleng2kan kepala,
dihadapi lagi Sun Hui Eng dan berkata : "Sedari
kecil, dia sudah kehilangan kasih sayang kedua
orang tuanya. Terlalu dimanjakan oleh Nenek Wie
Tay Kun. Sifatnya menjadi seperti ini. Jangan kau
menaruh didalam hati."
Disaat ini terdengar lagi suara gaduh2, kokcu
Lembah Baru bengong sejenak. "Mata-mata dari
mana lagi yang berani mendatangi Lembah Baru ?"
Ia bergumam. Siuuuttttt?". Entah bagaimana, disana bertambah seorang
tua beralis putih. "Ha, ha......" Ia tertawa. "Aku juga
dianggap sebagai mata2 ?"
Kedatangan orang tua bermuka putih ini sangat
menggirangkan Yen Yu San dan Cin Siok Tin, yang
satu berteriak 'Cin pocu" dan lainnya berteriak
'ayah" ! Orang yang datang adalah Datuk Barat Cin Jin
Cin, ketua Benteng Penganungan Jaya yang
ternama. Sesudah lama ia menghilang, 1330 menyembunyikan diri secara misterius, mendadak
sontak bisa muncul di tempat itu.
"Ha, ha, ha?"" Kokcu Lembah Baru juga
tertawa. Suara tertawa ketua Lembah Baru ini lagi yang
menggerakkan hati Kang Han Cing dan Kang Puh
Cing, mereka teringat kepada suara seseorang yang
sudah tiada. Datuk Barat Cin Jin Cin memandang kokcu
Lembah Baru yang mengenakan tutup kerudung
muka itu, beberapa lama kemudian ia membentak
: "siapa kau ?"
Disaat ini, muncul lagi satu bayangan, inilah
Pendekar Bambu Kuning Ciok-kiam sianseng !
"Saudara Cin." teriak Ciok-kiam Sianseng.
"Sungguh keliwatan kau ! Membuat aku capai
percuma." Cin Jin Cin memandang Ciok kiam Sianseng
dan mengajukan pertanyaan : "inikah ketua
Lembah Baru ?" Ia menunding kearah si orang
berkerudung yang mengepalai rombongan orang2
ditempat itu. Ciok kiam Sianseng menganggukkan kepala.
"Mari kuperkenalkan," ia berkata. "Inilah kokcu
Lembah Baru, Datuk Selatan Kang Sang Fung !"
"Aaaa".".."
"Oh?".." "Eeeee?""."
1331 Semua orang terbelalak atas ucapan Ciok kiam
Sianseng itu. Ketua Lembah Baru adalah Datuk
Selatan Kang Sang Fung yang diceritakan sudah
meninggal dunia " Bukan diceritakan saja bagi
Kang Han Cing yang sudah melihat bagaimana
mayat sang ayah dipantek didalam peti mati, tentu
saja merasa bingung, bagaimana ayah itu bisa
bangkit dan hidup kembali "
Kang Han Cing dan Kang Puh Cing saling
pandang ! Betulkah keterangan Ciok kiam sianseng
itu " "Suhu !" Teriak Kang Han Cing. "Apa betul dia
ayahku ?" Ciok-kiam Sianseng menoleh, memandang ketua
Lembah Baru dan bertanya : "Eh, apa belum kau
beritahu ?" "Ha, ha, ha?"." Ketua Lembah Baru membuka
tutup kerudungnya. Disana terpeta wajah orang
tua tidak berjenggot, inilah Datuk Selatan Kang
Sang Fung ! "Ayah !!!" Secara berbareng Kang Han Cing dan
Kang Puh Cing berteriak. Betul2 Kang Sang Fung yang sudah dimasukkan kedalam peti mati bangkit kembali !
Dan kini dia menjabat sebagai kokcu Lembah
Baru. Perubahan itu membingungkan semua orang
yang hadir. Kecuali tokoh2 yang terdekat seperti
Sin Soan Cu, Tian hung Totiang dan beberapa
orang lagi. 1332 ***

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bab 85 GETARAN JIWA Kang Han Cing menyeret
otot2nya yang masih membeku, ia berteriak,
menjerit dan jatuh. Cepat2 Sun Hui Eng memayang bangun pemuda
itu. "Hei," Pendekar Bambu Kuning Ciok-kiam
Sianseng juga terkejut. "Kau menderita luka ?" Ia
menghampiri muridnya. "Dia terkena pukulan In khiu pit-hiat." Cu Hoay
Uh memberi keterangan. Didalam hal ini, bukan pengalaman Cu Hoay Uh
yang serampangan menduga penyakit orang, tapi
memang sewajarnya, ciri2 penyakit orang yang
terkena pukulan In-khiu pit hiat itu memang tidak
jauh berbeda dengan orang yang terkena pukulan
Ngo-hang ciat mek-ciang. Seperti apa yang pembaca maklumi, asal usul
Tong Jie Peng adalah keturunan Liu Ang Ciauw,
didalam cerita ANAK PENDEKAR sedikit banyak
sudah kita ungkapkan. Pelajaran Ngo-hang-ciatmek ciang memang satu aliran dengan pukulan In
khiu-pit-hiat. Maka Kakek Beracun mengatakan
kalau Kang Han Cing terkena pukulan In-khiu-pit
hiat. 1333 "Pukulan In-khiu pit-hiat ?" Bergumam Ciok
kiam Sianseng. "Apa Tian hung Totiang belum
diberitahu ?" Begitu percayanya kepada ilmu ketabiban Tian
hung Totiang, anggapnya penyakit Kang Han Cing
belum bisa disembuhkan, karena Tian-hung
Totiang belum tahu. "Sungguh malu diceritakan," Tian hung Totiang
turut bicara, "Penyakit muridmu adalah penyakit
luar biasa yang baru kutemukan."
"Ouw?".." "Spirma2nya seperti spirma pukulan In-khiu pit
hiat. Tapi agak mengalami perubahan. Disamping
itu, masih ada kekuatan tenaga liar yang sukar
dikendalikan turut bicara, ini yang lebih
menyulitkan kita." "Ohhh......" Ciok-kiam Sianseng mendekati sang
murid, tentu saja ia tidak bisa menemukan
sesuatu yang baru. Kalau tokoh2 yang seperti Sin
Soan Cu dan Tian hung Totiang tidak berdaya,
mana mungkin Ciok-kiam Sianseng lebih hebat
darinya " Ketua Lembah Baru Kang Sang Fung menyuruh
orang menambah meja baru, menyediakan Cin Jin
Cin dan Ciok-kiam Sianseng.
Disaat perjamuan masih berlangsung, masuk
seorang pelapor. "Laporan." katanya lantang. "Wie
Tongcu mengajak 4 pengikutnya keluar lembah."
1334 Pengurus lembah Auw-yang Goan terbelalak, ia
bertanya : "Apa sebelumnya Wie Tongcu tidak
memberitahu maksud kepergiannya ?"
"Dari cetusan Wie Tongcu, agaknya mereka
hendak pulang ke gedung keluarga Wie dikota
Heng-ciu." "Akh, Wie Tongcu terlalu susah dikendalikan."
Berkata Auwyang Goan. "Kurang memahami
disiplin organisasi."
"Biar saja," berkata Kang Sang Fung. "Aku
percaya Nenek Wie Tay Kun akan menyuruhnya
kembali lagi." "Ya," berkata Auwyang Goan.
Dan penjaga lembah itu sudah mengundurkan
diri. Hampir semua jago rimba persilatan berkumpul
diruangan persahabatan Lembah Baru. Dari Datuk
Selatan Kang Sang Fung, Datuk Utara Lie Kong tie,
Datuk Barat Cin Jin Cin dan Datuk Timur Kho See
Ouw beserta putra-putri mereka, tokoh2 ternama
seperti Pendekar Kipas Wasiat Sin Soan Cu,
Pendekar Bambu Kuning Ciok kiam Sianseng,
ketua kelenteng Pek-yun-koan tian-hung Totiang,
Hakim Bermuka Merah Yen Yu San, Jaksa
Bermata Satu Tan Siauw Tian dan lain2nya, tidak
satupun yang tidak hadir, itulah pertemuan
terbesar di dalam sejarah rimba persilatan.
Ya ! Perselisihan diantara Datuk2 persilatan itu
belum pernah mereda. Tapi sesudah terjadinya
perserikatan 4 Datuk diteken, gap dan perbedaan
1335 idiologi mereka itu bisa dikesampingkan. Mereka
sedang menghadapi musuh utama, Nenek Gua
Naga Siluman beserta partay murid2nya yang
bernama partay Ngo hong bun.
Mungkin, ada juga beberapa tokoh yang tidak
puas atas kursi kedudukan ketua Lembah Baru
yang dipegang oleh Datuk Selatan, mengingat
perlunya kekompakan, mereka tidak segera
mengetengahkan ketidak-puasan itu.
Kang Sang Fung memiliki peta gambar cara2
permainan ilmu pedang Ngo-hong kiam-hoat, Sun
Hui Eng begitu rapet dengan Kang Han Cing,
otomatis ilmu Tiga Pukulan Burung Maut tidak
sulit dihadapi lagi. Hal ini yang memperkokoh
kedudukan Datuk Selatan. Disaat itu tiba2 terdengar suara kentongan
dipukul, itulah tanda bahaya Lembah Baru !
Wajah Auw-yang Goan berubah. "Lembah Baru
kedatangan musuh !" Katanya sambil meninggalkan orang2 itu demi tugasnya sebagai
pengurus lembah. Tidak lama, terdengar suara pertempuran,
sebentar kemudian suara itu terhenti sebentar,
berkumandanglah satu suara nyaring : "Siapa
menjadi ketua Lembah Baru" Lekas tampilkan diri
! Sambut kedatangan jago2 Ngo hong bun !" Suara
itu berdengung dan memasuki telinga semua
orang. Wajah Sun Hui Eng berubah. "Itulah Toa sucie,"
katanya. "Namanya Pan Hui Hong."
1336 Kang Sang Fung mengenakan kembali tutup
kerudung mukanya, di dalam hal ini ia masih wajib
mempertahankan kemisteriusannya ketua Lembah
Baru, agar bisa memperlambat turun tangannya
Nenek Goa Naga Siluman yang masih tetap berupa
momok terbesar. Turut dibelakang ketua Lembah Baru adalah
Datuk Utara Lie Kong Tie, Datuk Barat Cin Jin Cin,
Datuk Timur Kho See Ouw, Ciok-kiam Sianseng,
Sin Soan Cu, ex ketua partay Hoa-san pay Sie lie
cu dan lain2nya. Di depan Lembah Baru sudah berkumpul
banyak orang, membuat satu garis pertahanan,
para anggota Lembah Baru sedang menghadang
pihak musuh, orang2 ini berada di bawah
pimpinan Auwyang Goan. Melihat sang ketua sudah menampilkan diri,
Auw-yang Goan memberi jalan.
Maka jelaslah sudah, siapa2 yang menyatroni
Lembah Baru. Di barisan terdepan adalah 4
manusia bertopeng, mereka adalah keempat
kiongcu Ngo hong bun. Dari Topeng Emas Toa
Kiongcu, Topeng Perak Jie Kiongcu, Topeng
Aluminium Su Kiongcu dan Topeng Besi Go
Kiongcu. Hanya Topeng Perunggu Sam Kiongcu Sun Hui
Eng yang sudah melepaskan diri dari barisan itu.
Mengapit 4 Kiongcu Ngo-hong bun adalah Nenek
Ular Coa Khu Po, ketua kelenteng Sin-kho-sie Huikeng, huhuat kelas satu Hian-keng dan seorang
berjubah putih bertongkat yang bernama Bak Cang
1337 Ong. Harus diketahui nama Bak Cang Ong ini
sejajar dengan nama Kakek Beracun Cu Hoay Uh,
juga seorang akhli racun2an, mereka adalah jago2
inti dari Ngo hong-bun. Jago inti Ngo-hong bun bertemu dengan jago
komplit dari Lembah Baru. Inilah pertemuan yang
bersejarah besar. Ketua Lembah Baru diapit oleh Datuk2 rimba
persilatan lainnya menghadapi kedatangan orang2
itu. Memandang jago berkerudung kita, Toa Kiongcu
Pan Hui Hong memberi hormat, katanya : "Kukira
aku sedang berhadapan dengan pemimpin Lembah
Baru. Apa kau yang menjadi ketua perkumpulan
ini ?" "Tidak salah," berkata Kang Sang Fung. "Apa
maksud kedatangan Toa Kiongcu di tempat ini?"
"Sebelumnya aku hendak bertanya, apa kokcu
pernah melihat Kang Jie kongcu dari Kim leng?"
"Oh ! Kang Jie kongcu ?" Berkata Kang Sang
Fung dengan satu senyuman. "Dia sebagai tamu
Lembah Baru, mengapa ?"
Luar biasa ! Anaknya sendiri dikatakan sebagai
tamu ! Mentang2 orang tidak tahu !
"Dan ada seorang yang menyertai Kang Jie
kongcu," berkata Pian Hui Hong. "Namanya Sun
Hui Eng, ada turut serta juga ?"
"Oh ! Maksud kedatangan Toa Kiongcu hanya
untuk menanyakan kedua orang ini ?"
1338 "Kuharap kokcu bisa menyerahkan kedua orang
itu. Maka urusanpun beres," berkata Toa Kiongcu.
"Alasannya ?" "Kokcu memang tidak berpura2 tidak tahu ?"
tahu, atau sengaja "Artinya ?" "Sun Hui Eng yang menyertai Kang Jie kongcu
itu adalah pelarian dari Ngo-hong bun dan kami
dari pihak Ngo hong bun wajib menangkapnya
kembali." "Dan bagaimana hubungannya dengan Kang Jie
kongcu ?" "Kang Jie kongcu sudah mencuri pelajaran Ngo
hong bun, tentu saja harus ditarik kembali."
"Jadi kalian menghendaki kedua orang itu,
bukan ?" "Tentu. Seharusnya kokcu bisa menyerahkan
mereka." "Kalau tidak, bagaimana ?" Berkata ketua
Lembah Baru. "Lembah Baru tidak akan tunduk
dibawah kekuasaan Ngo hong bun."
"Oh ! Apa kokcu sudah memikirkan masakmasak akibat dari kata2 ini " Apa tidak terlalu
pagi?" "Lembah Baru berani menantang Ngo-hong bun,
tentu saja berani mengambil resiko," Berkata Kang
Sang Fung. "Apa yang Toa Kiongcu hendak
lakukan " Kami selalu siap sedia."
1339 "Jangan keliwat memaksa orang, ketahuilah,
perintahku berarti kehancuran total Lembah Baru.
Satupun tidak ada yang hidup lagi."
"Oh ! Begitu ?" Berdengus Kang Sang Fung. "Toa
Kiongcu memang lebih congkak dari gurumu.
Dimisalkan gurumu itu datang sendiri, belum
tentu ia berani mengucapkan kata2 seperti tadi."
"Kokcu kenal kepada suhu ?" Toa Kiongcu Ngo
hong-bun itu merasa heran.
"Dari orang2 yang hadir ditempat ini, paling
sedikit ada tiga orang yang kenal kepada suhu Toa
Kiongcu, mereka adalah sahabat-sahabat lama."
"Huh ! Suhu belum pernah berkenalan dengan
orang. Ia tidak mempunyai sahabat."
"Kalau tidak mau dikatakan sahabat, tentunya
musuh2 lama," Berkata kokcu Lembah Baru.
"Mengapa kokcu tidak memperkenalkan orang
itu ?" Bertanya Toa Kiongcu.
"Aku adalah salah satu diantaranya." berkata ex
ketua Hoa san-pay Sie-lie cu. Dan ia bergerak
kedepan. Membarengi gerakan Sie-lie cu, yang lainlainnya turut bergerak maju, tidak terkecuali juga
jago2 mudanya, seperti Kang Han Cing, Goan Tian
Hoat, Lie Wie Neng, Kong Kun Bu, Yen Siu Hiat,
Kho Siang Siang, Kho In In, Cu Liong Cu, Cin Siok
Tin, Khong Bun Hui, Yo Su Kiat dan lain-lainnya.
"Eh." hati Pan Hui Hong juga tercekat. "Kau siap
main keroyokan ?" 1340 "Ha, ha, ha?".." Kang Sang Fung tertawa.
Diantara rombongan jago muda itu tampak
hadir juga Sun Hui Eng, hal ini membuat Pan Hui
Hong semakin marah. "Sun Hui Eng," bentaknya.
"Keluar !" Menoleh kepada orang2 rombongannya, Topeng
Emas ini memberi komando : "Siapa yang mau
menalangi diriku membekuk Sam Kiongcu ?"
Pian Hui Hong maklum sampai dimana ilmu


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepandaian Sun Hui Eng, kecuali dia pribadi dan
Sin Hui Siang, yang lain2nya tidak akan bisa
menandingi Sam Kiongcu itu, maka walau ia
mengucapkan kata2 tadi kepada semua orang,
matanya diarahkan ke tempat Topeng Perak Jie
Kiongcu. Tanpa ragu2, Sin Hui Siang lompat ke depan, ia
menerima perintah dan berkata : "Kalau ternyata
Sam sumoay sudah berkhianat kepada partay, biar
aku yang menangkapnya."
Dihadapinya Sun Hui Eng dan membentak :
"Sam sumoay, sesudah kedatangan Toa-sucie, apa
kau masih belum mau menyerahkan diri ?"
"Aku sudah bukan orang Ngo-hong bun lagi,"
berkata Sun hui Eng. "Bagaimanapun tidak pulang
kembali." "Sam sumoay apa hendak memaksa aku turun
tangan ?" Sin Hui Siang mengancam.
"Lebih baik Jie sucie jangan terlalu mendesak."
Berkata Sun Hui Eng. 1341 "Perempuan hina, jangan kira aku tidak berani !
Walau dibelakangmu sudah siap dengan jago2
Lembah Baru, Ngo hong bun tidak pernah takut
kepada siapapun juga. Hayo lekas menyerahkan
diri !" "Hua, hua, ha, ha?"" Kang Sang Fung tertawa.
"Jie Kiongcu kau tidak bisa mendesak seorang
tamu Lembah Baru seperti itu. Ketahuilah,
memukul anjing pun harus melongok majikannya
dahulu. Apa lagi orang yang akan dihadapi itu
masih sumoaymu sendiri, bukan " Kau tidak
berhak mengadakan paksaan."
"Eh, apa kokcu juga sudah gatal tangan ?"
Bertanya Sin Hui Siang menantang.
Sin Soan Cu menggoyangkan kipas, dengan
tertawa ia tampil kedepan, katanya : "Jie Kiongcu,
kau tidak mempunyai hak bicara seperti itu.
Mari....Mari kita bertanding lagi. Kita lawan lama,
bukan?" Kalau musuh lama bertemu muka, panasnya
memang tidak terkira, tanpa menerima tantangan
kedua, Sin Hui Siang sudah menerjang Sin Soan
Cu, inilah pertempuran mereka yang kedua
kalinya. Seru ! Tegang dan hebat !
Masing2 sudah mengetahui keunggulan lawan,
kalau Sin Soan Cu berusaha menekan lawan
dengan kekuatan, Sin Hui Siang berusaha
memperlincah variasi ilmu pedang. Masing2
berkutet mempertahankan kemampuannya, mengelakkan kelemahannya. Tidak seorangpun
yang bisa menarik keunggulannya.
1342 Kang Sang Fung mendekati Sun Hui Eng dan
berkata dengan perlahan : "Silahkan nona Sun
menarik diri kebarisan belakang."
Sun Hui Eng memandang kokcu itu, mulutnya
sudah berkemak kemik, hendak mengutarakan
sesuatu tapi dibatalkan, ia mengundurkan diri,
lagi2 berdiri disamping sisi Kang Han Cing.
Terdengar suara bentakan Toa
"Tunggu ! Jangan kau melarikan diri."
Kiongcu : Kokcu Lembah Baru sudah menghadang di
tengah2. "Sesudah Toa Kiongcu berada di Lembah
Baru, semua urusan boleh diselesaikan denganku,"
katanya tertawa. "Ha, ha, ha?".."
Hui keng Hweeshio mendekati pemimpinnya, ia
berbisik : "Toa Kiongcu, suara kokcu ini seperti
seseorang yang dikenal, biar serahkan kepadaku
saja." Hui keng Hweeshio memang pernah kenal Kang
Sang Fung, dari suara tertawa tadi, tiba2 ia
teringat peti mati Datuk Selatan yang tidak berisi,
karena itu ia tidak berani memastikan, dengan
permintaan izin tempur tadi, ia hendak mendapat
kepastian dari apa yang diduga semula.
"Baiklah, tapi berhati2." Toa Kiongcu memberi
izin tempur. Pengurus Lembah Baru Auwyang Goan tentu
saja tidak membiarkan ketuanya dijajal pulang
pergi, karena itu iapun menampilkan diri,
mulutnya berteriak : "Hui-keng menangkan aku
1343 dahulu, baru kau mempunyai hak kesempatan
itu." Hian-keng sudah mendampingi suhengnya dan
hweeshio ini turut mengirim tantangan : "Auwyang
Goan, kau bukan tandingan suhengku. Mari, mari
kita bermain beberapa jurus."
Tantang menantang ! Auw-yang Goan merasa terhina, tanpa pikir
panjang, ia menerima tantangan Hian-keng
Hweeshio, maka terjadi gelanggang pertempuran
yang kedua, disamping pertempuran Sin Hui Siang
kontra Sin Soan cu yang masih berlangsung seru !
Menggunakan kesempatan ini, Toa Kiongcu
menghampiri Kang Sang Fung.
Jaksa Bermata Satu Tan Siauw Tian selalu siap
sedia, begitu melihat gelagat yang kurang baik, ia
berteriak : "Tunggu dulu !"
Kemudian menoleh kepada ketua Lembah Baru
dan meminta izin tempur : "Kokcu, serahkan orang
ini kepadaku." Ketua lembah Baru menganggukkan kepala.
"Awas ! Jangan sekali2 lengah." Ia memberi
peringatan. Tongkat Kulit Beracun Bak Cang Ong turut
tampil kedepan, membungkukkan badan dan
berkata : "Toa Kiongcu, serahkan orang ini
kepadaku !" Pian Hui Hong menggelengkan kepala bertopeng
emasnya, inilah suatu tanda, kalau ia tidak setuju
main ganti2an seperti itu. Tidak perduli siapa,
1344 hendak disingkirkan satu persatu, baru ia bisa
berhadapan dengan kokcu Lembah Baru. Nah ! Itu
waktu, sesudah mengalahkan mereka, masakan
Sun Hui Eng bisa melarikan diri "
Pian Hui Hong mempunyai pegangan penuh
untuk mengalahkan Tan Siauw Tian, dihadapinya
Tongcu Lembah Baru itu dan membentak: "Kau ini
kiranya yang bernama Jaksa Bermata Satu Tan
Siauw Tian ?" Tan Siauw Tian pernah mempelajari ilmu
'Gambar luka ilmu pedang Hui-hong-kiam-hoat,
anggapnya, iapun bisa mengimbangi kekuatan
murid Nenek Goa Naga Siluman itu, mendapat
teguran yang kurang sedap, ia balik bercemooh :
"Kau inikah murid Nenek Goa Naga Siluman yang
bernama Toa kiongcu Pian Hui Hong ?"
"Kurang ajar !" Bentak Pian Hui Hong sambil
mengirim satu pukulan. Tan Siauw Tian mengelakkan datangnya
serangan itu. "Toa Kiongcu," cemoohnya. "Mengapa
kau tidak menggunakan pedang?"
"Untuk melawan jaksa yang sepertimu belum
waktunya menggunakan pedang," berkata Pian Hui
Hong. Lagi2 ia menyerang dan mendesak si Jaksa
Bermata Satu. (Bersambung 26) *** 1345 Jilid 26 TERJADI arena pertempuran ketiga di samping
pertempuran Sin Soan Cu kontra Sin Hui Siang
dan Hian-keng hweeshio lawan Auwyang Goan.
Tan Siauw Tian mengeluarkan senjatanya yang
berupa ruyung Kiu-kiat-pian, dengan senjata ini ia
membuka serangannya, hendak disaksikan bagaimana Toa kiongcu Ngo-hong-bun itu melawan
tanpa senjata. Jaksa bermata satu memang luar biasa, yang
lebih hebat adalah lawannya, murid tertua dari
Nenek Naga Siluman yang dijadikan momok rimba
persilatan, dengan gerak2annya yang lincah, setiap
saat bisa mengelakkan serangan ruyung Kiu-kiatpian Tan Siauw Tian.
Dari tiga gelanggang pertandingan, arena inilah
yang paling menarik. Semua jago menyaksikan
dengan menahan napas. "Gerakan Naga Siluman !" Kang Han Cing
mengeluarkan keluhan perlahan.
Ya ! Gerakan Toa Kiongcu Ngo hong bun itu
adalah gerakan Naga Siluman, ilmu terbaru yang
bisa mengimbangi ketenaran ilmu pedang Huihong-kiam-hoat dan ilmu pukulan Tiga Pukulan
Burung Maut. Perubahan itu terlalu cepat, sebelum Tan Siauw
Tian dapat menarik pulang senjatanya yang
hendak digunakan membela diri, perubahan Pian
Hui Hong terlalu cepat, walau bertangan kosong,
1346 dengan lincah mendesak menggunakan ruyung. lawannya yang Berkutet setengah mati Tan Siauw Tian
mempertahankan diri. Satu saat, terdengar suara
Pian Hui Hong : "Sudah cukup, bukan ?"
Tangannya dijulurkan mengincar ruyung Kiu
kiat-pian Tan Siauw Tian.
Tidak bisa dielakkan lagi, ruyung itu berpindah
tangan. "Pergi !" terdengar bentakan Pian Hui Hong
yang disertai terpentalnya tubuh Tan Siauw Tian.
Pertarungan tercepat di dalam sejarah setempat.
Pian Hui Hong tidak mengejar jatuhnya lawan
itu, melempar senjata rebutannya dan memandang
kearah pihak lawan. "Siapa yang hendak maju !" Ia
menantang. Hampir di-saat2 yang bersamaan, 2 arena
lainnyapun mengalami kejadian sama. Terdengar
dentingan senjata pecah, berbareng turut lenyap
pula suara gemuruh kipas wasiat Sin Soan Cu,
kedua bayangan yang saling serang itu terpisah,
pertempuran inipun terhenti. Pada pundak Sin
Soan Cu tertancap belahan pedang Sin Hui Siang,
sedangkan sang Jie Kiongcu meringis dengan
belahan pedang yang terputus itu. Lagi2
pertempuran remis ! Masing2 menderita kekalahan
yang tidak sama. "Sin Soan Cu," bentak Sin Hui Siang. "Apa kau
masih mempunyai kemampuan tempur ?"
Disaat Sin Soan Cu hendak menjawab
tantangan itu, sebuah bayangan terlempar ke
1347 arahnya, itulah tubuh Auwyang Goan. Tanpa ayal
ia menyanggah datangnya tubuh itu.
Ternyata pertempuran terakhirpun telah selesai,
Hian-Keng hweeshio terjerembab dengan muntah
darah, tapi sebelum itu, ia masih sempat
mengirimkan pukulan mautnya, menerbangkan
tubuh Auwyang Goan. Kekuatan mereka tidak jauh
berbeda, setali tiga uang.
Sesudah mempernahkan Auwyang Goan, Sin
Soan Cu masih penasaran, ia masih siap menerima
tantangan Sin Hui Siang, disaat ini ketua Lembah
Baru tampil kedepan, dengan suaranya yang
berwibawa, menghentikan semua pertempuran :
"Tunggu dulu ! Pertempuran lebih baik
ditangguhkan. Kalian sama kuat. Yang satu kena
pukulan, yang lain tertusuk belahan pedang. Sama
kuat, siapapun tidak kalah."
Pian Hui Hong juga membentak sumoaynya :
"Kembali !" Sin Soan Cu dan Sin Hui Siang kembali ke regu
masing2. Masih Pian Hui Hong dan kokcu Lembah Baru
yang berhadap2an. "Bagaimana dengan kita ?" Bertanya Pian Hui
Hong menantang. Sebelum Datuk Selatan menjawab pertanyaan
itu, tiba2 terdengar satu suara : "Tunggu dulu.
Tiba2 saja tanganku gatal. Biar aku yang melawan
Toa Kiongcu Ngo-hong bun."
1348 Datuk Timur Kho See Ouw sudah menyelak
didepan dan menghadapi Pian Hui Hong, jago
inilah yang belum lama pentang suara.
"Kebetulan," berkata Toa Kiongcu Pian Hui
Hong. "Kau berani menempur diriku" Berapa jurus
bisa sanggup bertahan ?"
Tanggapan yang lebih sombong dari pada
lawannya, masakan seorang Datuk Persilatan


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ditantang seperti itu "
Dada Kho See Ouw dirasakan mau meledak,
ditekannya kemarahan itu sedapat mungkin,
dengan berdengus ia berkata : "Berapa lama
pertempuran selesai. Sampai saat itulah kita bisa
sanggup bertahan." Yang dimaksud dengan kata2 "kita", mengandung dua macam arti : Mungkin Kho See
Ouw yang dikalahkan, mungkin juga Pian Hui
Hong yang dikalahkan. "Untuk melawan jago kelas satu, aku
membutuhkan sepuluh ronde, dan untukmu
sembilan juruspun cukuplah sudah." berkata Pian
Hui Hong. Keterlaluan ! Datuk Timur Kho See Ouw juga
termasuk jago kelas satu, tapi diturunkan
derajatnya sebegitu rupa. Perang fisik !
Kalau saja Kho See Ouw tersinggung dan naik
darah lagi, masuk perangkaplah dia ! di dalam
keadaan kemarahan yang memuncak, seseorang
lebih mudah melakukan kesalahan.
1349 Wajah Datuk Timur matang biru, ia berdengus :
"Kalau aku bisa bertahan sampai sepuluh jurus,
bagaimana?" "Kalau kau sanggup bertahan lebih dari 10
gebrakan, anggap saja aku yang kalah."
"Mengaku kalah memang mudah," berkata Kho
See Ouw. "Sesudah kalah, hasil perjanjian
bagaimana yang Toa kiongcu bisa beri jaminan?"
"Kalau kalah, aku segera membubarkan partay
Ngo-hong-bun. Untuk selanjutnya Pian Hui Hong
tidak menampilkan diri didalam rimba persilatan."
"Bagus," berkata Kho See Ouw. "Bila kita mulai
mengadakan pertandingan?"
"Segera, sesudah kau mengeluarkan senjata,"
berkata Pian Hui Hong. "Disini selalu siap tersedia senjata," berkata Kho
See Ouw. Ia memperlihatkan kedua lengan
bajunya. "Baiklah kau boleh mulai," berkata Toa Kiongcu.
Kho See Ouw menepuk kedua tangan, sesudah
itu ia merentangkannya pula, kedua telapak
didorong kedepan, merah membara !
Kang Sang Fung yang menyaksikannya bersorak
didalam hati : "Ilmu Api Membara Cek-san-ciang!"
Tepat ! Ilmu yang digunakan oleh si Datuk
Timur adalah ilmu Api Membara Cek-san-ciang.
Bisa menyerang orang tanpa geseran angin, ciri2
istimewanya, orang yang terkena pukulan Cek-san1350
ciang sulit ditolong, mati mereres selama 7 hari.
Dan tidak lebih dari 7 hari itu !
Toa Kiongcu juga mengenali ilmu Cek san-ciang
itu, ia tidak berani menerima pukulannya, dengan
menggeser telapak kaki, mengelakkan datangnya
pukulan. Kho See Ouw menduduki urutan Datuk Timur
dari 4 datuk persilatan, orang hanya mengenal
nama, tidak mengenal ilmu silatnya. Menyaksikan
ia mendesak Toa kiongcu Ngo-hong bun didalam
satu gebrakan, semua orang bersorak girang !
Mundurnya Pian Hui Hong bukan mundur
kekalahan, ia mengelakkan bahaya yang mengancam, sesudah itu menempati posisi yang
baik menyerang kedepan. Kho See Ouw mengebutkan lengan bajunya, dari
sana tampak sesuatu yang bergulung-gulung,
dilemparkan kearah Pian Hui Hong, benda tersebut
segera melibat kiongcu itu. Ternyata itulah senjata
simpanannya berupa gulungan tali dadung !
Terlalu cepat diceritakan, bagaimana cara
pelemparannya, sulit diikuti dengan mata. Dan
disaat Pian Hui Hong maju, ia sudah terlibat oleh
senjata aneh lawannya. Terdengar suara lengkingan panjang Pian Hui
Hong, dengan mengerahkan tenaga dalamnya, tali2
itu beterbangan diudara, ter-potong2 menjadi
ratusan belah. Tubuhnya tetap mengancam daerah
lemah. Semua penonton berteriak kaget !
1351 Didalam keadaan terdesak, Kho See Ouw
membungkukkan badan, lagi2 ia mengeluarkan
sesuatu, kali ini senjata yang digunakan olehnya
berupa sepasang gelang emas murni 1000 gram !
Ditempulungkannya ke arah leher Toa Kiongcu.
Para penonton mengeluarkan napas lega.
Pian Hui Hong lebih tepat melihat adanya gelang
1000 gram yang mau merantai lehernya itu, ia
cepat maju, lebih cepat lagi kemundurannya,
ciiit?" Menjauhi musuh.
"Tidak sedikit benda2 anehmu, he "!" Ia
bercemooh. "Apa namanya benda yang berbengkung itu " Termasuk senjata resmi atau
senjata gelap ?" "Terserah nama yang Toa Kiongcu berikan,"
jawab Kho See Ouw. "Toa Kiongcu bisa berkenalan
lagi. Tapi harap berhati-hati, masih banyak
permainan yang mengisi perutnya si 1000 gram ini
!" "Oh, begitu ?" Berkata Toa Kiongcu mengeluarkan pedang. "Silahkan kau perkenalkan
senjata2 lainnya itu."
Dengan pedang di tangan, Toa Kiongcu lebih
galak dan lebih berani ! Kho See Ouw menyerang dengan sepasang
gelang 1000 gram. Toa Kiongcu juga menyerang
dengan pedang. Masing2 sama2 menyerang !
Diantara para jago Lembah Baru, Ciok kiam
Sianseng sering membanggakan ilmu pedangnya,
menyaksikan permainan Ilmu pedang Pian Hui
1352 Hong yang berupa ilmu pedang Hui-hong Kiam
hoat, hatinya menjadi tunduk dan takluk. "Dari
permainan ilmu pedang yang seperti ini, bukan
mustahil kalau Kho See Ouw tidak sanggup
bertahan sampai 10 jurus," gumamnya didalam
hati. Itulah kenyataan ! Kho See Ouw mulai terdesak, pada jurus yang
ketujuh, gelang emas murni 1000 gram terpapas,
dari sana menyembur aneka macam senjata halus !
Wajah Pian Hui Hong berubah, itulah cairan
beracun, tubuhnya melejit tinggi bagaikan seekor
burung alap2 ia menukik kembali, pedangnya
terayun, tanpa bisa dielakkan, tubuh Kho See Ouw
terpental jauh, tentu saja dengan luka2 berat, luka
di 7 tempat. Pada detik2 bersamaan, Kho In In dan Kho
Siang Siang, Ciok-kiam Sianseng dan Sie lie-cu
sudah lompat ke medan gelanggang perang, tokh
mereka terlambat datang. Pendekar Bambu Kuning memayang bangun
kawan seperjuangannya, Kho In In dan Kho Siang
Siang mengeluarkan obat2an, merawat luka2 ayah
mereka. Sedangkan ex ketua hoa san-pay Sie lie cu
sudah menghadapi Pian Hui Hong.
"Eh, tokoh silat terpendam dari mana lagi yang
datang ?" Pian Hui Hong bercemooh.
"Aku Sie-lie-cu." Jawab tosu tua ini secara
singkat. 1353 Toa Kiongcu Ngo hong bun Pian Hui Hong
menoleh kesamping, disana ia didatangi oleh 2 jago
kelas satu, itulah Ciok-kiam Sianseng dan Kho See
Ouw, ternyata si Datuk Timur masih penasaran,
sesudah mendapat balutan2 seperlunya, ia maju
kembali. Ciok-kiam Sianseng memberi bujukan,
mendampinginya. "Bagus," Pian Hui Hong berkata kepada mereka.
"Nah ! Kalian boleh maju bersama."
Sie lie-cu, Ciok kiam Sianseng dan Kho See Ouw
saling pandang, betapapun tidak becusnya
kepandaian mereka, tidak mungkin mengadakan
pengeroyokan seperti itu, apa lagi mengingat
simpanan2 mereka sebagai jago kelas satu,
sungguh memalukan sekali kalau diberi merk
mengeroyok seseorang jago Ngo-hong-bun, dan
yang dikeroyok itu adalah seorang gadis muda.
Pian Hui Hong seperti bisa menduga isi hati dari
ketiga jago yang sudah berada di depannya, dari
balik topeng emasnya, ia berdengus: "Jangan
malu2," katanya. "Lekas selesaikan pertikaian ini,
agar aku bisa cepat-cepat pulang tidur."
Satu penghinaan yang terlalu besar ! Dan
terpercik satu rumusan, memang tidak mudah
mengalahkan pemimpin Ngo hong bun ini,
mengingat kalau Pian Hui Hong adalah murid dari
Nenek Naga Siluman. Agaknya Pian Hui Hong sangat yakin kalau ia
bisa mengalahkan ketiga jago itu sekaligus,
mengingat keadaan Kho See Ouw yang sudah
terluka, tanpa memberi kesempatan lawan2nya
1354 mengundurkan diri, mengingat sudah kepalang
tanggung dengan pedang terayun menyerang
mereka ! Itulah ilmu pedang Hui-hong-kiam hoat !
Ilmu pedang Hui-hong kiam-hoat adalah ilmu
pedang musuh dari jago2 Lembah Baru. Ayah Kang
Sang Fung almarhum sengaja menjajalkan dirinya
untuk mendapat lukisan gambar bekas2 luka ilmu
pedang tersebut. Ber-tahun2 para jago utama
Lembah Baru meyakinkan ilmu pedang tersebut
dan tentu saja disertai dengan pemecahan2nya,
selalu siap untuk mengelakkan ilmu pedang lihay
si Nenek Naga Siluman. Cara Pian Hui Hong yang menggunakan ilmu
pedang Hui-hong Kiam-Hoat agak kurang bijaksana. Permainan inilah yang diharapkan oleh
Ciok-kiam Sianseng dan Sie-lie-cu, secara serentak
mereka menerjang kuat2. Kedatangan Kho See Ouw di Lembah Baru
terlalu lambat, dan keadaannya yang dipaksakan
dengan membawa luka juga tidak mengijinkan ia
berlaku nekad. Dibiarkan saja kedua rekan
tersebut menerjang, ia menyerang dari posisi
sayap. Akibatnya sungguh luar biasa, tubuh si Topeng
Emas terpental naik, menerjang awang-awang !
Suatu kejadian yang sangat menggembirakan
para jago Lembah Baru ! Sebelum ada orang yang sempat berteriak,
mereka dikejutkan lagi oleh demonstrasi Toa
kiongcu Ngo-hong-bun, bagaikan manusia bersayap, Pian Hui Hong mengapung secara luar
1355 biasa, begitu pandainya ia melatih diri, tidak
menunggu sampai ujung kaki menyentuh tanah,
langsung menyerang ketiga lawannya. Hai ini
membuat Sie-lie-cu gelagapan.
Ilmu yang Pian Hui Hong gunakan adalah ilmu
tiga Pukulan Burung Maut ! Ilmu terbaru yang
diolah dari ilmu Hui hong Kiam-hoat.
Karena terjangan mereka yang pertama
membawa hasil, Sie-lie cu dan Ciok-kiam Sianseng
mengulang perlawanannya. Kini ditambah dengan
kekuatan Kho See Ouw yang sudah siap.
Akibatnya memang luar biasa, kesudahan dari
penerjangan keras itu menghasilkan suatu akhir
pertempuran. Mata semua orang terbelalak, dari
Topeng Emas Toa Kiongcu yang terpental copot,
tampaklah wajah Pian Hui Hong yang cantik,
walau didalam keadaan pucat pias, hal mana tidak
mengurangi sifat2 kegadisannya. Dikeroyok dan
diterjang keras, walau menderita luka yang tidak
berarti, iapun tunggang langgang juga.


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ujung pedang si Pendekar Bambu Kuning Ciokkiam sianseng sudah tidak berada pada tempatnya,
yang dipegangi hanya gagang buntung. Pada
pundak, punggung, iga dan 4 bagian lainnya
tertancap pecahan hancuran pedang sendiri,
ternyata pedang itu sudah terpotong menjadi 7
bagian dan membungai 7 bagian ditubuhnya.
Darah bercucuran dari luka2 itu.
Sie-lie-cu tangan. meringis dengan teklek sebelah 1356 Yang paling parah adalah keadaan Kho See
Ouw, ia jatuh pingsan. Membiarkan pecundang2nya itu, Pian Hui Hong
belum mundur, dia memang seorang pemimpin
yang pantang mundur, kini dihadapi ketua Lembah
Baru, membentaknya dengan suara geram : "Masih
tidak mau menyerahkan Sun Hui Eng dan Kang
Han Cing ?" Sebelum ketua Lembah Baru mengeluarkan
tanggapan, beberapa orang sudah minta ijin
perang, mereka terdiri dari jago2 muda kita yang
berada dibawah pimpinan Kang Han Cing, itulah
Lie Wie Neng, Cin Siok Tin, Cu Liong Cu dan
lain2nya. Ketua Lembah Baru Kang Sang Fung
mengulapkan tangan kepada anak2 muda itu.
"Mundur !" Ia menolak permintaan bertanding
mereka. Lie Wie Neng dkk mengundurkan diri.
"Bagaimana ?" Pian Hui Hong masih menantang.
"Sudah siap mengadakan perundingan ?"
"Sudah kukatakan," berkata Kang Sang Fung.
"Nona Sun Hui Eng adalah tamu Lembah Baru.
Sebagai tuan rumah yang tahu diri, tidak mungkin
menjual tamunya, bukan ?"
Sesudah itu tanpa memperdulikan kemarahan
Pian Hui Hong, sang ketua Lembah Baru
menggapaikan tangan kepada 4 bocah pengiringnya, dan menganggukkan kepala kepada
mereka. 1357 Creng"... creng"... creng"...
Secara serentak, keempat bocah pengiring ketua
Lembah Baru mengeluarkan pedang, masing2 2
batang, berkilauan dan bercahaya, jumlah itu
menjadi 8 bilah pedang, mengelilingi Pian Hui
Hong, membawakan sikapnya yang mengurung.
"Oh"...!" Pian Hui Hong tidak menjadi gentar.
"Hendak menggunakan barisan tin ?" ia bisa
menduga maksud tujuan ketua Lembah Baru.
"Tidak salah." Kang Sang Fung tertawa. "Aku
mendidik mereka selama 10 tahun, untuk
menunggu kedatangannya hari ini. Kuharap saja
Toa Kiongcu bisa memberi pelajaran kepada
mereka didalam barisan tin Anti Hui-hong Kiamhoat."
Barisan tin Anti Hui hong Kiam hoat ! Demikian
nama barisan tin ini, ternyata disediakan
terang2an untuk menghadapi ilmu pedang Huihong Kiam hoat.
"Bedebah !" Pian Hui Hong naik darah.
Bagaimana tidak, kalau ilmu kesayangan gurunya
hendak disaingi oleh sebuah barisan tin yang
mengandung nama seperti itu" Tentu saja
membuat sang Toa Kiongcu marah2. "Hanya 4
bocah yang belum lepas ingusan ini ?" ia
bercemooh. "Ha, ha?""
Untuk melepaskan kejengkelannya, Pian hui
Hong menerjang kedepan. Disambut oleh Kang
Sang Fung dengan satu sontekan pedang. Keempat
bocah Lembah Baru tidak berpeluk tangan, mereka
sudah selesai membuat posisi baik, maka
1358 terjadilah hujan pedang. 8 pedang yang sudah
ditaburi racun itu menggerumut ke pusat.
Salah besar kalau Pian Hui Hong menggunakan
ilmu pedang Hui hong Kiam-hoat untuk
menghadapi barisan tin Anti Hui-hong Kiam-hoat.
Adanya lukisan Berdarah dari bekas korban Huihong Kiam hoat sangat menguntungkan Kang Sang
Fung, puluhan tahun ia mempelajari ilmu itu
untuk mencari jalan keluar dari mengatasinya.
Dan kini betul2 ia berhasil. Dengan dibantu oleh
keempat bocah pengiringnya mendesak Pian Hui
Hong. Beberapa jurus kemudian, Pian Hui Hong mulai
kejepit. Sun Hui Eng selalu mendampingi Kang
Han Cing, mereka juga turut menyaksikan
jalannya pertempuran itu. Beberapa waktu
kemudian, Sun Hui Eng berbisik perlahan :
"Kukira barisan tin tidak bisa mengalahkan Toa
sucie." "Alasannya?" berkata Kang Han Cing.
"Nah, lihat !" berkata Sun Hui Eng. "Toa sucie
sudah mulai mengadakan perubahan. Dia tidak
lagi menggunakan ilmu pedang Hui-hong kiamhoat."
"Oh !" Kang Han Cing mulai sadar. "Kalian
masih memiliki senjata lain, gerakan Naga Siluman
memang luar biasa." "Teristimewa Tiga pukulan
Sambung Sun Hui Eng. Burung Maut." 1359 Seperti apa yang mereka perbincangkan, Pian
Hui Hong sudah mengganti politik tempurnya
maka tidak lama kemudian, ia berhasil meloloskan
diri dari kepungannya Kang Sang Fung dkk. Tanpa
menggunakan pedang, gadis itu mengelakkan 8
pedang para bocah Lembah Baru dan pedang inti
ketua Lembah Baru. Kang Sang Fung berdiri dengan wajah pucat
pasi. Tiba2 terdengar pekik suara burung, entah
bagaimana, disana sudah bertambah seorang
pemuda berpakaian putih, menyelak diantara Kang
Sang Fung dan Pian Hui Hong.
"Tong Toako !" Kang Han Cing bersorak girang.
Ya ! Orang yang baru datang adalah akhli waris
Tong-hay Tong Jie Peng ! Kecuali Kang Han Cing, masih ada seorang yang
mengenali asal usul Tong Jie Peng, bahkan lebih
jelas dan lebih mengerti, orang ini adalah Go
kiongcu Ngo-hong nun Co Hui Hee.
Sampai dimana kepandaian Tong Jie Peng, Co
Hui Hee mengerti secara mendalam. Hanya 1 jurus
pelajarannya, ia berhasil mengalahkan Kang Han
Cing yang sulit dijatuhkan. Takut kalau sang Toa
sucie menderita sesuatu atas kelengahannya
kepada musuh yang belum jelas asal usulnya ini,
Co Hui Hee lari kedepan dan membisiki sesuatu.
Pian Hui Hong menganggukkan kepala. Co Hui
Hee mengundurkan diri lagi.
1360 "Apa maksud kedatanganmu ditengah2 urusan orang ?" Pian
mengadakan teguran. menyelak Hui Hong "Apa kau juga hendak mengikuti perjalanan
gurumu, dikalahkan oleh kami ?" Balik tanya Tong
Jie Peng. "Siapa yang akan dikalahkan ?" Bertanya Pian
Hui Hong dengan satu dengusan. "Aku hendak
menuntut balas atas perbuatan guru-gurumu itu."
Tong Jie Peng menoleh ke arah Co Hui Hee, ia
membentak : "Sudah kau beritahu kepadanya?"
"Sudah selayaknya kalau seorang adik seperguruan memberitahu kepada Toa sucienya,
bukan?" berkata Co Hui Hee tanpa gentar.
"Ya." Sambung Pian Hui Hong. "Kau sudah
memberi pelajaran kepadanya, mungkinkah ilmu?" "Namanya pukulan Ngo-hang Sin-ciang," Potong
Tong Jie Peng. "Bagus, kini aku hendak menjajal permainan
ilmu pedangmu." tantang Pian Hui Hong.
"Kau hendak mengadu ilmu pedang ?" Bertanya
Tong Jie Peng tersenyum. "Mengapa tidak ?" Berkata Pian Hui Hong. "Ilmu
pedang Hui-hong Kiam-hoat sudah menciutkan
dirimu ?" "Baiklah," berkata Tong Jie Peng. Per-lahan2 ia
mengeluarkan pedangnya, "Biar kuperlihatkan lain
1361 ilmu pedang yang bisa mengalahkan Hui-hong
kiam hoat agar kalian tidak terlalu jumawa."
"Silahkan !" berkata Pian Hui Hong.
Seerrr?". Tong Jie Peng melempar pedangnya, diarahkan
kepada Pian Hui Hong. Cara permainan ilmu
pedang yang lain daripada yang lain. itulah ilmu
pedang terbang ! Traaaannnggg?".. Pian Hui Hong menangkis datangnya serangan,
sesudah itu semakin lama semakin cepat,
benturan2 pedangpun kian menghebat. Mereka
berupa tandingan yang setimpal. Sungguh
pertandingan yang mendebarkan hati.
Tampak keistimewaan Tong Jie Peng, gadis
berpakaian pria dari daerah Tong-hay ini berputar
cepat, maka turut melibat2 pula cahaya kemilauan
pedangnya, menggulung Pian Hui Hong.
Sesudah melakukan pertempuran terus menerus sampai beberapa kali, betapa kuatpun
kondisi badan Pian Hui Hong, sebagaimana
layaknya seorang wanita, pimpinan pertama Ngohong-bun ini mulai semper. Beberapa jago yang
ditandingi olehnya berupa jago2 kelas satu. Tanpa
mendapat istirahat sama sekali, muncul jago
istimewa yang seperti Tong Jie Peng, bagaimana ia
tidak kewalahan" Tapi ia bertekad bulat untuk
menyeret Sun Hui Eng dan Kang Han Cing dari
sarang Lembah Baru, karena itu dipertahankannya
1362 semua kepandaian, untuk mengimbangi jago muda
dari Tong-hay kita. Pedang Pian Hui Hong turut berputar, dan kini
lenyaplah bayangan Toa Kiongcu itu. Yang tampak
hanya gulungan sinar pedang, hendak memecah
cahaya pedang Tong Jie Peng yang mengurung.
Kedua sinar pedang itu ber-gulung2 seperti dua
ekor bianglala panjang. Semakin lama semakin
cepat, mempesonakan semua orang yang ada.
Cahaya sinar pedang Tong Jie Peng semakin
terang, suatu tanda kalau latihan tenaga dalamnya
tetap membara. Berbeda dengan keadaan ini, sinar
pedang milik Pian Hui Hong sudah mulai menipis,
samar2 tampak bayangan rambut si gadis yang
kusut. Suatu saat, terdengar suara benturan senjata
yang panjang, lenyaplah kedua bianglala yang
panjang itu, bayangan Tong Jie Peng dan Pian Hui
Hong terpecah, masing-masing melempar diri
kebelakang. Tong Jie Peng menancap kaki,
wajahnya pucat pasi, napasnya sengal2, dengan
menggunakan pedang sebagai penunjang, berdiri
dengan tongkat senjata itu. Keadaannya seperti
seorang yang sudah sakit payah.
Keadaan Pian Hui Hong lebih mengenaskan lagi,
ia jatuh terpelanting dengan memegangi gagang
pedang yang sudah hancur, pakaiannya koyak2,
cuwiran kain sudah basah dengan darahnya.
Gedebuk, tidak bisa dielakkan benturan yang
sangat keras, karena ia sudah tidak sadarkan diri
lagi. 1363 Nenek Ular Coa Khu Po meluncur kedepan,
menyerobot junjungannya untuk dibawa pulang ke
rombongan. Hampir detik2 yang bersamaan, terdengar
lengkingan2 yang seram, Sin Hui Siang, Co Hui
Hee, Hui-keng hweeshio dan Bak Cang Ong
berempat turun tangan, mereka menyergap Tong


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jie Peng ! Serangan2 itu terlalu mendadak sekali !
Maksudnya sangat jelas, melenyapkan musuh
kuat sebelum orang yang bersangkutan bisa
memperbaiki posisi diri. Kang Sang Fung dan jago2 Lembah Baru
lainnya yang sadar kepada bahaya itu menjerit !
Mereka tidak keburu untuk memberi pertolongannya. Jiwa seorang jago muda yang sangat berbakat
terancam bahaya kemusnahan !
Secepat itu pula tampak perubahan, sepasang
sinar mata Tong Jie Peng yang terkatup mulai
direntangkan, tampak cahaya sinar matanya yang
tajam, berbareng tampak cahaya sinar pedang yang
ke-hijau2an, menyapu kepada keempat penyerangnya. Dua batang pedang Sin Hui Siang dan Co Hui
Hee, tongkat Bak Cang Ong dan tongkat Hui-keng
hweeshio terpapas putus. Keempat orang itu menyerang secara pengecut,
dengan harapan bisa membunuh lawan didalam
keadaan tidak berdaya. Hasilnya terbalik dari
kenyataan, sebelum mereka bisa melihat 1364 bagaimana Tong Jie Peng menggerakkan pedang,
senjatanya sudah terpapas putus, serentak mereka
lompat mundur dengan wajah pucat pasi.
Dengan tenang, Tong Jie Peng menyorenkan
pedangnya ke dalam kerangka, dihadapinya Sin
Hui Siang dkk dan berkata dingin:
"Kalian boleh pergi dari sini ! Pian Hui Hong
pingsan karena terlalu mengempos tenaga, jiwanya
tidak terancam bahaya. Cukup dengan istirahat 3
bulan, dia akan sembuh seperti sediakala."
Seperti apa yang Tong Jie Peng katakan, Pian
Hui Hong sudah sadarkan diri, ia jatuh pingsan
karena terlalu makan banyak tenaga. Lukanya
hanya luka biasa, tanpa membahayakan jiwanya.
Sesudah mengatur jalan pernapasannya beberapa
kali, ia memberi perintah : "Semua pulang !"
Sin Hui Siang berempat sudah kehilangan
pegangan, tidak mungkin memberi perlawanan
lagi, sedangkan jago2 Ngo-hong bun lainnya tidak
berarti, kecuali mengundurkan diri dari persengketaan itu, memang tidak ada jalan lain.
Mendengar komando sang pimpinan, be-ramai2
mereka mengundurkan diri dari Lembah Baru.
Demikian ancaman bahaya Ngo hong bun
disisihkan. *** 1365 Bab 86 KETUA LEMBAH BARU menghampiri Tong Jie
Peng, memberi hormat dan mengucapkan terima
kasih. "Beruntung saudara datang tepat pada
waktunya, sehingga kami tidak mengalami sesuatu
apa." Katanya tersenyum girang.
Tong Jie Peng membalas hormat itu, "Hanya
satu kebetulan." Ia merendah diri. "Ilmu murid si
Nenek Naga Siluman memang luar biasa, kalau
saja tidak mengetahui isi dalamnya, memang sulit
mengalahkan mereka."
Kang Han Cing bersorak girang. "Tong Toako, menakjupkan." turut betul2 menyongsong ilmu silat dan yang Kang Sang Fung tidak menduga kalau sang
putra bisa berkenalan kepada seorang jago
istimewa yang seperti Tong Jie Peng, lebih
mengejutkan lagi adalah panggilan mereka,
ternyata kedua anak muda itu sudah mengikat tali
persaudaraan. "Ha." soraknya girang. "Ternyata kalian sudah
saling mengenal ?" "Ayah," Kang Han Cing memberi penjelasan.
"Tong Toako adalah saudara angkatku."
Panggilan "ayah" kepada ketua Lembah Baru itu
mengejutkan Tong Jie Peng, ia tidak menyangka
kalau ketua Lembah Baru yang misterius itu
adalah Datuk Selatan Kang Sang Fung.
1366 Kang Han Cing memberi penjelasan : "Tong
Toako, inilah ayahku." Tong Jie Peng memberi
hormat kepada sang datuk rimba persilatan. Hal
mana cepat-cepat dibalas oleh Kang Sang Fung. Ia
sangat gembira sekali. Sesudah itu, kang Han Cing memperkenalkan
kepada kawan2 lainnya. Dikala memperkenalkan
Sun Hui Eng, Tong Jie Peng memperhatikan wajah
Sam Kiongcu Ngo-hong-bun itu, ia berkata : "Eh,
kita seperti pernah bertemu, bukan ?"
"Tong Toako," cepat2 Kang Han Cing berkata.
"Nona Sun Hui Eng adalah Sam Kiongcu Ngo-hong
bun yang kini memihak kepada kita."
"Oh".." Tong Jie Peng tertawa. "Rejeki hiantee
memang bagus, beberapa kiongcu Ngo hong bun
mempunyai hubungan baik denganmu."
Terakhir wajah Tong Jie Peng merah sendiri, ia
jengah juga. Kang Sang Fung mengajak Tong Jie Peng dan
diperkenalkannya kepada para jago Lembah Baru.
Pesta perjamuan dilanjutkan lagi.
Sun Hui Eng memiliki perasaan yang lebih
tajam, adanya perbedaan2 kecil dari Tong Jie Peng
tidak lepas dari penilaiannya. Betapapun pandai si
jago muda dari Tong-hay menyamar, sebagai murid
kesayangan Nenek Naga Siluman, Sun Hui Eng
sudah mengendus ketidak-samaan itu.
Karena perkenalan mereka baru saja berjalan
belum lama, Sun Hui Eng menyimpan kecurigaan
itu di dalam hati pribadi sendiri.
1367 Tong Jie Peng dikerumuni oleh jago2 muda
sepantarannya, duduk diapit oleh Kang Han Cing
dan Sun Hui Eng. "Tong Toako." Tanya Kang Han Cing. "Bagaimana kau bisa menyusul ke tempat ini?"
"Hanya karena lukamu itulah, aku mundarmandir kian kemari," berkata Tong Jie Peng
tersenyum. "Karena aku ?" Kang Han Cing terbelalak.
"Apa kau bisa meng-ingat2, bagaimana keadaanmu sesudah terkena Jarum Ular Co Hui
Hee?" Tanya Tong Jie Peng.
"Itu waktu, siauwtee tidur terus menerus, tidak
ingat sesuatu." "Nah ! Ceritanya terlalu panjang untuk
dituturkan." Tong Jie Peng menoleh ke arah Sun
Hui Eng. "Kuharap kau tidak menjadi marah kalau
mendengar cerita ini." Kata2 terakhir ditujukan
kepada bekas Sam Kiongcu Ngo-hong bun itu.
"Siapa yang marah ?" Berkata Sun Hui Eng.
"Hubungan Co Hui Hee dengannya sudah
kuketahui semua." "Syukur saja, kalau begitu." Berkata Tong Jie
Peng. Dan diceritakan, bagaimana ia menyaksikan
Kang Han Cing terkena Jarum Ular, bagaimana Jie
Kiongcu Sin Hui Siang sedang memaksa Co Hui
Hee untuk membawa Kang Han Cing pulang ke
markas, bagaimana Co Hui Hee membangkang
perintah, bagaimana ia menggunakan air liur
bangau sakti mengadakan pengobatan darurat,
1368 meminta Co Hui Hee menjaga, karena ia harus
pulang ke Tong hay meminta obat, karena itu
dibekalinya ilmu hebat untuk menjaga keamanan
Kang Han Cing, dan tatkala Tong Jie Peng berhasil
menunggang burung kembali, ia sudah kehilangannya. Menyelidiki ke markas Ngo-hong
bun, baru berhasil menyusul ke Lembah Baru.
Semua cerita sangat jelas dan terperinci, hanya
disembunyikan urusan penyamarannya yang
sudah diketahui Co Hui Hee. Sehingga disaat itu,
penyamaran Tong Jie Peng sebagai gadis yang
berpakaian dinas pria hanya diketahui oleh Co Hui
Hee seorang saja. Maka tidak diuwarkan keadaan
itu. Sepasang mata Sun Hui Eng bercahaya terang,
katanya : "Kalau begitu, ilmu in-khiu-pit-hiat Co
Hui Hee didapat dari Tong Toako ?"
Karena adanya Kang Han Cing yang membahasakan Tong Jie Peng dengan panggilan
Tong Toako, maka Sun Hui Eng menggunakan
istilah yang sama pula. Tong Jie Peng menggelengkan kepala dan
berkata : "Nama ilmu yang kuberikan adalah
Pukulan Ngo hang Sin ciang. Bukan in-khiu pit
hiat." "Syukurlah," Sun Hui Eng mengeluarkan
keluhan napas lega. "Kalau begitu, luka Jie kongcu
mudah ditolong." "Luka apa ?" Bertanya Tong Jie Peng heran.
1369 "Pundaknya kena pukulan aneh Co Hui Hee itu,
sehingga kini belum berhasil diperbaiki," berkata
Sun Hui Eng. "Kau terkena pukulan Ngo-hang Sin ciang ?"
Tong Jie Peng menoleh dan memandang Kang Han
Cing, tentu saja dengan sepasang sinar mata yang
penuh perhatian. Hal ini tidak lepas dari penyelidikan Sun Hui
Eng, semakin pasti kecurigaannya, kalau pemuda
berpakaian putih ini adalah samaran seorang gadis
jelita. Kang Han Cing menganggukkan kepala.
"Tidak kusangka," katanya. "Ilmu pelajaran
pemberianmu yang seharusnya menjaga kebaikanku itu digunakan untuk melukaiku
sendiri." Cu Liong Cu turut ambil hak bicara : "Ya. Kalau
bukan menggunakan ilmu aneh itu, jangan harap
dia bisa mengalahkan Jie kongcu."
Dengan penuh penyesalan Tong Jie Peng
berkata : "Tidak kusangka kalau Co Hui Hee
berkelakuan seperti itu. Hiantee, tentunya kau
banyak menderita karena pukulan itu, bukan"
Orang yang terkena pukulan Ngo-hang Sin-ciang
mengalami pembekuan darah. Sakitnya memang
tidak terkira. Bagaimana keadaanmu selama ini?"
"Lumayan," berkata Kang han Cing.
"Huh ! Lumayan ?" teriak Sun Hui Eng. "Kalau
tidak kucegah, dia hendak membuang sebelah
tangannya yang terkena pukulan itu. Dikala
1370 sakitnya kambuh, hampir dia mengucurkan air
mata, tahu ?" Dari sikap2 Sun Hui Eng, maka sadarlah Tong


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jie Peng, seorang gadis pula yang kena jirat tali
asmara Kang Han Cing. Tidak bisa disangkal,
pemuda tampan banyak yang suka, daya tarik
pemuda kosen memang sangat esentrik. Sungguh
mustahil kalau Sun Hui Eng tidak jatuh cinta
kepada putra Datuk Selatan itu.
Diam2 Tong Jie Peng menarik napas. Dia rela
melepaskan diri dari perpacuan memperebutkan
Kang Han Cing. Hendak menyerahkannya kepada
Co Hui Hee, sayang gadis itu lebih suka Ngo-hongbun dan melepaskan kesempatan baik.
Pengunduran dirinya Co Hui Hee bukan berarti
bebas dari persaingan, kini muncul pula satru
baru. Apa yang harus dilakukan olehnya " Karena
itu ia menarik napas sendiri.
Ya. Putusannya sudah dibulatkan. Kalau dia
berani menyerahkan Kang Han Cing kepada Co Hui
Hee, mengapa takut menyerahkannya kepada Sun
Hui Eng " Lagi2 Tong Jie Peng melangkah kebelakang satu
tapak. Sesudah mengambil putusan itu, ia bangkit
dari tempat duduknya, memandang Kang Han Cing
dan berkata : "Hiantee, duduklah baik2. Biar
kubaiki lukamu yang terkena pukulan Ngo-hang
Sin ciang itu." "Apa tidak lebih baik kalau membaringkannya
didalam kamar saja ?" Bertanya Sun Hui Eng
perlahan. 1371 "Disinipun cukup," Berkata Tong Jie Peng tegas.
Berita tentang maksud Tong Jie Peng yang
hendak menyembuhkan luka Ngo-hang Sin-ciang
menggemparkan semua orang. Pendekar Kipas
Wasiat Sin Soan Cu, ketua kelenteng Pek yun-koan
Tian hung Totiang dan lain2nya berkerumun
datang, hendak mereka saksikan, bagaimana Tong
Jie Peng menghilangkan belenggu tekanan darah
tertutup Kang Han Cing yang sulit dicairkan itu.
Kang Puh Cing juga mengharapkan sang
saudara cepat2 pulih seperti sediakala, karena itu
ia menghampiri Tong Jie Peng dan bertanya : "Apa
sekiranya membutuhkan bantuan ?"
"Aku seorang sudah cukup," Berkata Tong Jie
peng tertawa. Kini ia mulai menyingkapkan lengan
bajunya, tampak kulitnya yang putih mulus,
memegang jari-jari Kang Han Cing dan dari tempat
itu mengurut ke atas. Dari jari2 Tong Jie Peng yang putih halus itu
menjulur keluar kekuatan panas, bagaikan
penggantian musim diair sungai yang membeku,
hawa panas itu melelehkan jalan2 darah yang
tersumbat, mencair kembali dan mengalir dengan
lancar, tanpa adanya gangguan2 lain.
Tong Jie Peng mengurut sampai beberapa kali,
dan akhirnya ia menepuk pundak sang adik
angkat. "Nah ! Bagaimana perasaanmu ?"
"Tong Toako, terima kasih." Berkata Kang Han
Cing segar seperti sediakala.
1372 "Apa betul2 kau sudah sembuh ?" Bertanya Sun
Hui Eng mendekati si pemuda. "Coba sekali lagi."
"Betul2 sudah sembuh." Berkata Kang Han Cing
sambil meng-keprek2kan tangannya yang bekas
kena luka pukulan Ngo-hang Sin-ciang itu.
"Tong Toako, terima kasih. Terima
banyak." Ia berkata kepada Tong Jie Peng.
kasih "Sesama saudara sendiri, mengapa harus
sungkan2 seperti itu ?" Berkata Tong Jie Peng
tertawa. Pendekar Kipas Wasiat mendelongkan sepasang
matanya lebar2, ia masih kurang yakin akan
adanya keajaiban yang seperti itu, menghampiri
Tong Jie Peng dan mengajukan pertanyaan:
"Saudara Tong, cara penyembuhan yang baru
digunakan sudah berhasil menembus jalan2 darah
yang tersumbat ?" "Bukannya menembus." Tong Jie Peng mengadakan pengkoreksian. "Tapi memperlancar
dengan cara2 pukulan Ngo-hang sin-ciang pula."
"Apa saudara tidak menemukan adanya sesuatu
tenaga rahasia yang mengeram didalam tubuh Jie
kongcu ?" tanya lagi Sin Soan Cu.
"Tidak," berkata Tong Jie Peng.
"Aneh ! Aneh !" Berulang kali Sin Soan Cu
bergumam. Disaat ia dan kelima rekan2 lainnya
mencoba untuk menjebol jalan2 darah Kang Han
Cing yang tersumbat, mereka kebentur oleh satu
kekuatan raksasa terpendam yang hebat luar
biasa. Dari manakah adanya kekuatan raksasa itu
1373 " Mengapa Tong Jie Peng
perlawanan yang seperti itu "
tidak mendapat Tong Jie Peng tersenyum, kini ia memberi
penjelasan : "Cara pengobatan dengan cara Ngo
hang sin-ciang mengikuti aliran, semakin kuat
latihan si penderita, semakin cepat pula
penyembuhannya. Tidak bertentangan dengan apa
yang ada dan tidak bersitegang dengan keadaan
situasi daerah." "Ohhh," Tian-hung Totiang bisa mengerti dan
menyelami arti kata2 itu. "Disini kita mendapat
pengalaman baru. Kami berenam menggabungkan
kekuatan, dengan harapan bisa menjebol jalan
darah buntu itu. Ternyata kami mengalami
kegagalan, kekuatan aneh didalam tubuh Kang Jie
kongcu hampir2 membuat luka bersama."
"Aneh !" berkata Tong Jie Peng. "Kang hiantee
sedang menderita luka. Dari mana pula kekuatan
yang bisa menahan tenaga2 gabungan kalian ?"
"Besar kemungkinannya darah Ular Lindung itu
menjadi biang keroknya." Berkata Tian hung
Totiang mengemukakan pendapat.
"Darah Ular Lindung ?" Bertanya Tong Jie Peng
heran. "Dari mana datangnya darah Ular Lindung
?" "Nenek Naga Siluman pernah kena pukulan Ngo
hang Sin ciang, karena itu sebelah lengannya
menciut kecil, kembali seperti tangan orok yang
baru keluar. Karena itu ia membutuhkan darah
Ular Lindung, ditugaskan Coa Khu Po yang
1374 memeliharanya, tanpa disengaja, Kang Jie kongcu
sudah menyerobot minum darah itu."
"Kang hiantee," berkata Tong Jie Peng. "Betul2
ada kejadian yang seperti ini ?"
Kang Han Cing mengulang cerita yang pernah
terjadi didalam ruangan bawah tanah Nenek Ular
Coa Khu Po, terakhir ia bergelut dan menyedot
darah Ular Lindung itu. Tong Jie Peng berkata : "Hiantee, coba kau
putarkan peredaran jalan darahmu, kalau2 ada
segumpalan kekuatan yang berada di luar
kekuasaanmu." Kang Han Cing menganggukkan kepala dan
berkata : "Memang ada. Entah bagaimana harus
menyatukan kekuatan liar ini ?"
"Serahkan kepadaku," berkata Tong Jie Peng.
"Didalam keadaan terpaksa, aku menggunakan
pengobatan darurat, menyuruh si Putih menuangkan air liurnya yang beracun. Sesudah itu
kuserahkan keselamatanmu kepada Co Hui Hee
dan aku pulang ke Tong hay untuk meminta obat
Tay hoan-tan. Kini obat tersebut masih berguna
untuk menyatukan kekuatan darah Ular Lindung
dengan kekuatan darahmu sendiri. Sesudah itu
kekuatan latihanmu akan bertambah kuat 20 kali
lipat." Kang Han Cing berkata : "Obat Tay-hoan-tan
adalah obat tidak mudah didapat. Akupun sudah
sembuh. Mengapa harus membuang obat percuma" Simpan saja obat itu, agar bisa
digunakan lain waktu."
1375 "Hiantee, obat ini memang disediakan untukmu,
jangan mencoba membantah," berkata Tong Jie
Peng. "Tong Toako, pertolonganmu terus menerus ini
membuat aku tidak enak hati. Bagaimana bisa
membalas budi2 jasa itu ?"
"Haa, kita sudah mengikat tali persaudaraan,
bukan" Mengapa bicara seperti itu?" Berkata Tong
Jie Peng. "Memang," Sun Hui Eng turut bicara. "Tong
toako sudah banyak memberi kepadamu. Kau
harus ingat baik2 budi itu, jangan hanya
diucapkan dimulut saja. Percuma saja namanya."
"Nona Sun memang pandai bicara," Berkata
Tong Jie Peng. Disaat ini seorang penjaga Lembah Baru masuk
ter-sipu2, menghampiri Auwyang Goan dan
memberi hormat, sesudah itu melapor sesuatu.
"Suruh perintah. masuk !" Auwyang Goan memberi Maka penjaga Lembah itu keluar lagi.
Auwyang Goan melapor kepada ketuanya :
"Seorang utusan Ngo-hong-bun hendak meminta
bertemu dengan kokcu, maka hamba sudah
menyuruhnya menghadap."
Kang Sang Fung berkerut alis, "Baru saja
mereka kalah perang," katanya. "Kini mengirim
utusan lagi, tentu hendak menggunakan permainan baru. Entah apa lagi yang hendak
dipertontonkan ?" 1376 Disaat itu, seorang berbaju hijau sudah digiring
masuk, dia membungkukkan badan, memberi
hormat dan berkata : "Hamba Cong Su, anggota
Ngo hong bun memberi hormat kepada kokcu."
Kokcu Lembah Baru menganggukkan kepala
sebagai balasan hormat itu, ia bertanya: "Baru saja
kalian pergi dari sini, ada urusan apa lagi ?"
"Kedatangan hamba atas perintah Toa Kiongcu
yang hendak menyerahkan surat."
Sambil berkata, orang yang bernama Cong Su
itu menyerahkan sepucuk surat.
Kang Sang Fung menyodorkan tangan dengan
maksud menerima surat itu.
Tiba-tiba terdengar Cu Hoay Uh berteriak :
"Tunggu dulu !"
Ia bergerak cepat, mewakili ketua lembah baru,
menerima surat itu, diperiksanya sebentar,
sesudah mengetahui pasti tidak mengandung satu
permainan aneh, baru diserahkan kepada Kang
Sang Fung. Ternyata pengalaman Cu hoay uh memang
pengalaman asam garam kelicikan dunia persilatan, mengingat turut sertanya Bak cang ong
didalam rombongan Ngo-hong-bun mempertimbangkan adanya satu permainan beracun dari pihak Ngo hong bun, maka ia
menerima surat yang hendak disampaikan kepada
pimpinan golongan lembah baru. Sesudah
mengetahui pasti tidak mengandung racun, baru
hatinya menjadi lega. 1377 Kang Sang Fung menerima surat tersebut dari
tangan Cu Hoay uh, membuka dan membaca isi
surat, tiba2 wajahnya berubah. "Perbuatan


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terkutuk !" ia memaki, "apa artinya langkah
kiongcu kalian seperti ini?"
Laki2 berpakaian hijau Ceng su memperlihatkan
ketenangannya yang luar biasa, mendapat teguran
itu, wajahnya tidak berubah, dengan kalem ia
menjawab : "Hamba hanya mendapat tugas didalam soal
pengiriman surat. Lain dari pada itu, hamba tidak
tahu." Semua orang sedang ber-pikir2, bagaimana
bunyi isi surat yang menyebabkan kemarahan
ketua Lembah Baru " Dari perubahan yang seperti
itu sudah bisa dipastikan, tentu terjadi sesuatu
yang tidak menguntungkan mereka.
Memandang beberapa saat, ketua Lembah Baru
berkata : "Baiklah, kau boleh pergi. Dan katakan
kepada Kiongcu kalian, aku sudah menerima surat
ini." Laki2 berpakaian hijau membungkukkann
badan, memberi hormat dan mengundurkan diri.
Sesudah kepergian orang yang bernama Ceng
Su itu, tanpa bisa mengendalikan emosinya, Ciokkiam Sianseng maju dan mengajukan pertanyaan :
"Apa yang sudah terjadi ?"
"Nona Wie Ceng jatuh kedalam tangan mereka,"
Berkata Kang Sang Fung singkat.
1378 Wie Ceng adalah cucu perempuan Nenek Wie
Tay kun, ia lari ngambek, meninggalkan Lembah
Baru, karena sedikit pertikaian dengan Sun Hui
Eng. Entah bagaimana kini sudah jatuh kedalam
tangan Pian Hui Hong. Sin Soan Cu segera bisa menduga isi surat yang
menyebabkan kemarahan Kang Sang Fung, ia
mengeluarkan dugaannya : "Mereka menangkap
nona Wie Ceng, dengan maksud meminta sesuatu
dari kita ?" "Mereka menghendaki Kang Han Cing dan nona
Sun Hui Eng yang ditunggu kedatangannya
digunung Tulang Ikan, baru bersedia membebaskan Wie Ceng," Berkata ketua Lembah
Baru. "Huh ! Dua tukar satu ?" Berdengus Ciok kiam
Sianseng. Sesudah itu, ia menoleh kearah Sin Soan
Cu. "Bagaimana ?" Tantangnya. "Apa ada niatan
untuk menerjang gunung Tulang Ikan" Mari kita
meringkus beberapa orang mereka untuk digunakan sebagai barang tukaran." Jago tua
itupun naik darah juga ! "Ide bagus !" Berkata Sin Soan Cu, "Tapi orang
tangkapan kita itu harus berupa tokoh penting
mereka." "Tentu saja. Paling sedikit
menduduki pangkat tancu keatas."
orang yang "Aku turut serta," teriak Cu Hoay Uh. "Mari
ganyang beberapa orang mereka."
1379 Sesudah itu, ketiga jago tua ini sudah siap2
mengadakan penculikan balik.
Kang Sang Fung menjadi bingung, cepat2 ia
berteriak : "Sam-wie, tunggu dulu !"
Ciok-kiam Sianseng, Sin Soan Cu dan Cu Hoay
uh harus menangguhkan rencana mereka, sambil
menunggu putusan tokoh silat luar biasa itu.
Dan disaat yang bersamaan, Kang Han Cing
mengajukan diri memandang kepada para
penyokongnya, ia berkata : "Ayah, suhu dan Cu
cianpwe sekalian, maksud dari Ngo-hong-bun
hanya menghendaki aku dan nona Sun Hui Eng.
Agak kurang tepat kalau urusan ini menyusahkan
kalian." Samar2 Kang Han Cing memberi peringatan
kalau ilmu kepandaian Pian Hui Hong itu tidak
mudah dihadapi. Disaat yang sama, Sun Hui Eng turut bicara :
"Betul, lebih baik kami saja yang pergi."
Kang Sang Fung sulit memberi putusan.
"Bagaimana kalau kita turut serta ?" Ciok kiam
Sianseng memberi usul. "Lebih banyak orang lebih baik," Berkata Lie Wie
Neng. "Mari kita pergi bersama."
"Toa sucie bukan orang yang mudah dihadapi,"
berkata Sun Hui Eng. "Bukan mustahil kalau dia
berani membunuh sandera. Keselamatan nona Wie
Ceng tergantung dari gerakan ini."
1380 "Lebih baik jangan terlalu banyak yang pergi."
Berkata Kang Sang Fung. "Ayah, aku saja." Berkata Kang Han Cing. "Aku
memiliki tanda jalan Tulang Ikan Kumala Nenek
Naga Siluman. Lebih bebas dan lebih aman. Istana
Naga Siluman tidak asing lagi bagiku."
"Huh !" Berdengus Sun Hui Eng. "Jangan
meremehkan istana Naga Siluman. Kalau aku tidak
turut serta kau kira mudah berkeliaran ditempat
itu ?" "Maksudmu, pergi berdua?" Berkata Kang Han
Cing. "Begitulah." "Lebih baik nona Sun di sini saja." Berkata Kang
Sang Fung. "Betapa kebencian mereka, kukira
keselamatanmu susah dipertahankan."
"Ya !" Kang Han Cing setuju. "Aku seorang pun
sudah cukup." "Bagaimana kalau sampai terjadi sesuatu apa ?"
Sun Hui Eng memperlihatkan keperhatiannya.
"Biar aku mendampingi Jietee," berkata Kang
Puh Cing. Kang Sang Fung menggelengkan kepala, ia tidak
setuju kalau Kang Puh Cing turut serta.
"Begini saja," Tong Jie Peng yang sedari tadi
membawakan sikap pasif, kini harus turut terjun
didalam hak bicaranya, "Kalau kokcu setuju
bagaimana kalau aku yang menjaga Jie kongcu
secara diam-diam ?" 1381 Ketua Lembah Baru memperlihatkan wajahnya
yang cerah. "Kalau Tong siecu bersedia, inilah yang
sangat kuharapkan." Katanya.
Demikian putusan mereka yang seperti itu,
ditetapkan Kang Han Cing pergi ke gunung Tulang
Ikan untuk meminta kembali Wie Ceng yang sudah
jatuh kedalam pihak Ngo hong-bun. Disamping itu
Tong Jie Peng siap memberi bantuan dimana perlu.
*** Bab 87 DIAM2 CU LIONG Cu menarik tangan Sun Hui
Eng, meninggalkan rombongan orang2 itu dan
berkata : "Cicie Sun, coba kau usahakan kepada
Tong Toako, agar kita berdua bisa turut menyertai
mereka." Sun Hui Eng melirik kearah gadis yang
mendapat julukan Putri Beracun ini, ia tersenyum.
"Mengapa kau tidak berusaha sendiri ?" ia
bertanya. "Kedudukanku tidak bisa denganmu." Berkata Cu Liong Cu.
disamakan "Memangnya aku mempunyai kedudukan apa ?"
"Siapa yang tidak tahu kalau hubunganmu
dengan Kang Jie kongcu adalah".."
"Kau berani ?" Sun Hui Eng berpura-pura galak.
"Ha, ha, ha".."
pembicaraannya. Cu Liong Cu menutup 1382 "Tidak mungkin mereka mengijinkan." Berkata
Sun Hui Eng. "Aku tahu," berkata Cu Liong Cu lemah. "Biar
bagaimanapun, walau dilarang mereka, cicie akan
pergi juga, bukan ?"
"Huh !" Sun Hui Eng menarik baju Cu Liong Cu,
"Awas kalau diketahui mereka."
"Pokoknya aku turut serta," berkata Cu Liong
Cu. "Kita mengikuti mereka secara diam2." Berkata
Sun hui Eng perlahan. Cu Liong Cu lompat girang. Demikian putusan
kedua gadis ini yang bertekad membela Kang Han
Cing dimana perlu. Menjelang senja, api penerangan dipasang
terang benderang, itulah perjamuan atas kemenangan Lembah Baru. Semua menjamu Tong Jie Peng ! Si jago Tonghay sedang menjadi biang acara !
Terus menerus sampai 2 jam, baru perjamuan
itu ditutup. Auwyang Goan sudah menyediakan kamarkamar, Kang Han Cing mendapat kamar yang
sebelah menyebelah dengan Tong Jie Peng. Dan
lain2nya masing2 mendapat kamar yang tersendiri.
Malam harinya, para jago2 muda tidak
melepaskan kesempatan mereka untuk bergaul
dengan Tong Jie Peng, sesudah mengajak Kang
Han Cing, panggilan "Tong Toako", "Tong toako' itu
1383 berkumandang tidak henti2nya. Karena adanya
panggilan Kang Han Cing yang membahasakan
jago Tong-hay kita seperti itu, mereka pun turut
memanggilnya dengan sebutan "Tong Toako" pula.
Kho Siang Siang dan Kho In In mempernahkan
ayah mereka yang terluka agak berat, sesudah itu
merekapun tidak mau ketinggalan menyusul
datang. Para jago2 muda dari keempat datuk persilatan
berkumpul menjadi satu, dengan pokok acara pada
Tong Jie Peng. Dari antara sekian banyak orang, hanya Sun
Hui Eng yang berperasaan lain. Ia mengikuti
mereka tertawa dan bergembira ria, dengan tidak
luput dari penyelidikan2 tertentu.
Setiap gerakan kecil Tong Jie Peng tidak pernah
lepas dari ex Sam Kiongcu Ngo hong-bun kita.
Perasaan yang tajam menghasilkan sesuatu
yang melebihi orang biasa, bagaimanapun pandainya Tong Jie Peng membawakan sikap pria,
tokh tidak lepas sudut mata Sun Hui Eng, kian
lama kepastiannya tidak perlu diragukan lagi. Dan
karena itulah, hati bekas Sam kiongcu semakin
khawatir. Apa yang dikhawatirkan olehnya "
Hanya Sun Hui Eng pribadi yang tahu,
mengikuti keramaian itu, ditungkulinya sampai
tengah malam. 1384 Anak2 muda lainnya bubar pada jam 2 malam.
Yang tinggal hanya Kang Han Cing, Kang Puh Cing,
Sun Hui Eng, Cu Liong Cu berlima.
Tong Jie Peng mengeluarkan obat Tay-hoan-tan
dan berkata : "Saudara Kang, sudah waktunya kau
memakan obat." Maka seluruh isi ruangan berserak bau harum
semerbak dari obat Tay-hoan-tan.
"Obat luar biasa !" Cu Liong Cu memberikan
pujiannya. "Biar kuambilkan air untuk Jie
kongcu." "Nona Cu, tidak usah." cegah Tong Jie Peng.
"Obat Tay huan-tan segera mencair sendiri
manakala bertemu dengan air liur."
Sambil menyerahkan obat itu kepada Kang Han
Cing ia berkata lagi : "Hiantee, telanlah ! Biar
kubantu kau menyempurnakan jalan2 darah
penting." Mengikuti petunjuk itu, Kang Han Cing
menerima obat Tay hoan-tan, diletakkannya
didalam mulut dan duduk bersila,

Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyempurnakan jalan darahnya.
Tong Jie Peng juga duduk didepan si pemuda,
mereka hadap berhadapan. Walau menggunakan pakaian pria, sifat2 wanita
Tong Jie Peng tidak bisa dihapus begitu saja,
duduk dengan jarak dekat dengan seorang
pemuda, hatinya memukul keras. Kedua pipinya
bersemu dadu. 1385 Hanya Sun Hui Eng yang bisa membedakan
perobahan2 kecil ini. Tidak perlu disangsikan lagi,
kalau dugaannya itu memang tepat.
Kang Puh Cing, Cu Liong Cu dan Sun Hui Eng
meninggalkan kamar, agar tidak mengganggu Kang
Han Cing, mereka menunggu diluar.
Tidak lama kemudian, Tong Jie Peng sudah
menampakkan diri, kepada ketiga orang itu ia
berkata : "Jie kongcu sudah menelan obat Tayhoan-tan, dan sesudah mendapat bantuanku
mengatur peredaran jalan darah Ngo-hang-cin-kie,
kini ia berhasil menembus perbatasan Seng-su
hian-koan. Keadaannya tidak boleh diganggu, dia
sedang menerobos puncak kebebasannya."
Mendengar kalau Kang Han Cing segera berhasil
menembus jalan darah Seng-su hian-koan, semua
bergembira hati, terutama Sun Hui Eng, ia hampir
bersorak karenanya. Tong Jie Peng mendekati gadis itu dan berkata
perlahan : "Nona Sun, ada sesuatu yang hendak
kusampaikan." "Silahkan," berkata Sun Hui Eng.
"Mari ikut !" Berkata Tong Jie Peng sambil
berjalan pergi. Sun Hui Eng memandang Kang Puh Cing dan
Cu Liong Cu. "Tong Toako ada urusan," katanya.
"Aku pergi sebentar."
Kang Puh Cing berkata : "Waktu sudah malam,
nona Sun dan nona Cu sudah boleh istirahat.
Penjagaan Jie-ya boleh serahkan kepadaku saja."
1386 Sun Hui Eng memandang Cu Liong Cu dan
berkata : "Ya ! Adik Cu, mengapa kau tidak
istirahat " Besok masih banyak urusan, bukan ?"
"Baiklah." Cu Liong Cu mengundurkan diri.
Sun Hui Eng juga menyusul Tong Jie Peng yang
sudah berada diberanda depan. Meninggalkan
Kang Puh Cing yang menjaga Kang Han Cing.
"Tong Toako," panggil Sun Hui Eng perlahan.
"Apa yang hendak kau katakan kepadaku ?"
Tong Jie Peng memperlihatkan wajahnya yang
sungguh2, diperhatikannya Sun Hui Eng beberapa
saat, ia berkata : "Ada sesuatu yang hendak
kuketahui betul-betul, bagaimana perasaanmu
kepada Kang Han Cing ?"
"Apa maksud Tong Toako ?" Bertanya Sun Hui
Eng. "Maksudku apa betul2 kau mencintai Kang Han
Cing ?" Wajah Sun Hui Eng berubah.
"Jawab pertanyaan ini !" Berkata Tong Jie Peng.
"Huh !" Sun Hui Eng berdengus. "Apa Tong
Toako masih belum bisa melihat ?"
"Aku hendak meminta kepastian."
"Mengapa ?" "Karena aku pernah salah melihat orang.
Kepercayaanku kepada Co Hui Hee hampir
mencelakakan dirinya. Karena itu, aku tidak mau
ambil resiko yang kedua kali."
1387 "Urusan ini ada hubungan apa denganku?"
bertanya Sun Hui Eng. "Sangat erat sekali." Berkata Tong Jie Peng.
"Urusan ini menyangkut kepentingan Kang Han
Cing. Juga kepentingan nona Sun sendiri. Karena
itu, jawablah secara jujur, betul2 kau mencinta
dengan setulus hati ?"
"Baiklah. Kalau Tong Toako hendak meminta
kepastian. Kuberikan secara kontan, cintaku
kepada Kang Han Cing tidak akan luntur
disepanjang masa." "Baiklah. Dengan adanya jaminan ini hatiku
menjadi lega," Tong Jie Peng mengeluarkan
sesuatu, diserahkan kepada Sun Hui Eng dan
berkata : "inilah 25 jurus ilmu Ngo-hang Sin-ciang,
dengan bakat yang nona miliki, tidak sulit
dipelajari. Kuserahkan kepadamu, demi kepentingan menjaga Kang Han Cing dikemudian
hari." Sesudah menyerahkan catatan ilmu Ngo hang
Sin ciang itu, Tong Jie Peng meninggalkan Sun Hui
Eng. "Tong Toako".." Panggil Sun Hui Eng.
Tapi Tong panggilan itu. Jie Peng tidak menghiraukan Dengan memegangi catatan Ngo hang Sin ciang,
Sun Hui Eng termangu2. Tong Jie Peng pernah
memberi satu jurus ilmu Ngo hang Sin ciang
kepada Co Hui Hee, dengan maksud agar Go
sumoay itu menjaga keselamatannya, siapa tahu,
1388 dengan ilmu itu pula Co Hui Hee melukainya. Ini
yang dinamakan senjata makan kawan tuan.
Sekarang lagi2 Tong Jie Peng menyerahkan ilmu
Ngo-hang Sin-ciang, lebih banyak dari pada apa
yang sudah diberikan kepada Co Hui Hee. Apa
yang Sun Hui Eng dapatkan adalah pelajaran
komplit, 25 kali pelajaran yang didapat oleh Go
sumoay itu. Dengan dalih yang sama, Tong Jie Peng juga
hendak menyerahkan keselamatan Kang Han Cing
kepadanya. Apa hanya keselamatan Kang Han Cing saja
yang harus dijaga " Lebih dari pada itu. Tong Jie
Peng juga menyerahkan semua apa yang dimiliki
oleh Kang Han Cing. Mengapa " Hanya satu jawabannya : Yaitu Tong Jie Peng
rela mengorbankan cintanya !
Sun Hui Eng bergumam didalam hati : "Huh !
Betul dia seorang wanita ! Dengan adanya
penyerahan yang besar2an seperti ini, apa
mungkin dimiliki oleh seorang laki2 " Aha ! Kau
kira Sun Hui Eng ini macam apa " Oh ! Anggapmu,
cinta bisa ditimbang terimakan begitu saja ?"
Dengan menyimpan ilmu Ngo-hang Sin-ciang
itu, Sun Hui Eng berjalan balik. Tentu saja dengan
keputusannya yang tersendiri, dengan rencana
persoalan timbang terimakan Kang Han Cing
kepada dirinya. *** 1389 Bab 88 PADA MALAM ITU JUGA, ketua Lembah Baru
Kang Sang Fung mempersiapkan seluruh kekuatannya membuat penyerbuan ke pihak Ngo
hong-bun. Hasil penyelidikan Jaksa Bermata Satu Tan
Siauw Tian memberitahu kalau markas besar Ngohong-bun berada disuatu tempat yang bernama
Pek-niauw co-ong, termasuk daerah pegunungan
Hoay-giok san. Persiapan kekuatan Lembah Baru sedang
disusun untuk menyerang tempat itu, ini yang
disamakan taktik penyerangan sekaligus, disamping persiapan jago2 yang harus menyertai
Kang Han Cing menuju ke istana Nenek Naga
Siluman digunung Tulang Ikan.
Kalau Pian Hui Hong dkk berada didalam
perjalanan ke gunung Tulang Ikan, tentunya
mengalami kekosongan dimarkas besarnya dan
dengan mencurahkan semua kekuatan Lembah
Baru, mungkinkah Ngo-hong-bun tidak bisa
dihancurkan " Kekuatan penyerangan kekuatan inti. dibagi dari lima Pasukan ke 1 dibawah pimpinan Datuk Timur
Kho See Ouw, dibantu oleh putra dan putrinya Kho
Siang Siang dan Kho In In, disamping mereka turut
serta juga Kang Puh Cing dan Goan Tian Hoat.
1390 Pasukan ke-2 berada dibawah pimpinan Datuk
Barat Cin Khin Jin, disertai oleh Hakim Bermuka
Merah Yen Yu San, putri Benteng Penganungan
Jaya Cin Siok Tin, Pendekar baju Besi Yen Siu Hiat
dan lain2nya. Pasukan ke-3 dibawah pimpinan Jaksa Bermata
Satu Tan Siauw Tian dan jago2 Lembah Baru
didikan Kang Sang Fung. Pasukan ke-4 dibawah pimpinan Kakek Beracun
Cu Hoay Uh dibantu kekuatan dari Datuk Utara
Lie Wie Neng dkk. Pasukan ke-5 adalah sektor inti, langsung
dibawah pimpinan Kang Sang Fung, didampingi
oleh ex ketua Hoa-san-pay Sie-lie-cu, Pendekar
Kipas Wasiat Sin Soan Cu, Pendekar Bambu
Kuning Ciok-kiam Sianseng, ketua Pek-yun-koan
Tian-hung totiang dan lain2nya.
Gerakan dimulai dari urutan nomor Pasukan.
Datuk Timur Kho See Ouw mendapat tugas sebagai
perintis jalan. Untuk sementara Lembah Baru berada di bawah
pengawasan Auwyang Goan. Keberangkatan kelima barisan ini bersamasama dengan keberangkatan rombongan Kang Han
Cing, hanya beda didalam persoalan jurusan.
*** PEGUNUNGAN Hoay goak-san melingkari daerah Tian sim peng, Hian-kee-leng, Hoey-giok,
Heng-kan dan Hong-gie-bun.
1391 Disalah satu lembah dari daerah inilah Ngohong-bun menyembunyikan markasnya. Pek-niauw
Co-ong, demikian nama tempat itu.
Untuk memasuki daerah Pek-niauw Co-Ong,
orang harus melalui sebuah tempat yang sangat
strategis, namanya Hong-gie-bun. Melewati Honggie bun, maka termasuk daerah kekuasaan Ngohong-bun yang bernama Pek-niauw Co-ong itu.
Lima pasukan Lembah Baru melakukan
perjalanan dengan menyebar diri, maksudnya agar
pihak Ngo hong bun tidak mendapat tahu, dengan
demikian memudahkan penyergapan.
Sekarang pasukan pertama yang berada
dibawah pimpinan Kho See Ouw sudah mendekat
Hong-gie-bun. Mereka terdiri dari Kho See Ouw,
Kho Siang Siang, Kho In In, Kang puh Cing, Goan
Tian Hoat dan 16 jago Lembah Baru. Masing2
berpakaian sebagai petani, tukang kayu, pedagang
dan tukang jual obat, hal ini penting, mengingat
pihak Ngo hong bun banyak memelihara burung
merpati. Maka tanpa diketahui, pasukan ini bisa
tiba dengan aman. Bukan pasukan kesatu saja yang menyamar,
semua pasukan2 lainnyapun tidak bergerak
sekaligus, dengan aneka macam pakaian yang
tidak sama, dengan tempat2 dan waktu2 yang
sudah dijanjikan, mereka bergerak dan berkumpul
kembali. Direncanakan, semua pasukan akan berkumpul
di Hong-gie-bun, sesudah itu, kalau mereka sudah
1392 berkumpul semua, secara melakukan penyergapan ! serentak mereka Sekarang pasukan ke-1 yang bergerak lebih
pesat sudah berada ditempat itu. Kho See Ouw
pernah dikalahkan oleh Toa Kiongcu, didalam hati
sang datuk, inilah penasaran. Mendapat tugas
mengepalai pasukan ke-1, hatinya agak bangga
juga, agak terhibur, sengaja Kang Sang Fung
menempatkan putranya yang pertama didalam
pasukan ini dengan maksud mencari hubungan
baik, siapa tahu kalau Kang Puh Cing bisa tertarik
kepada Kho In In, maka hubungan kedua datuk itu


Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bisa mempererat sebagai hubungan kekeluargaan.
Disamping maksud itu, memberi sedikit hiburan
kepada Kho See Ouw yang membiarkannya
memimpin tokoh silat dari golongan Datuk Selatan.
Waktu yang ditetapkan oleh Kang Sang Fung
adalah mereka berkumpul di Hong-gie-bun pada 3
Pedang Naga Kemala 10 You Are My Happines Karya Baskoro Prahara Raden Klowor 1

Cari Blog Ini