Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 15
lambat. Formasi pedang telah berganti lagi,
tiga pedang dengan tenaga penuh menyerang
Wu Ling-feng.
Wu Ling-feng merasa tenaga dalam
mereka sangat besar, tangannya mulai terasa
panas, hampir saja pedang terlepas dari
genggamannya. Dengan cepat dia
mengumpulkan kembali tenaganya, baru bisa
menahan semua serangan mereka. Tapi dia
telah mundur setengah meter.
Xin Jie terkejut, dia menepis untuk
membantu Wu Ling-feng menahan beberapa
jurus yang menyerang ke belakang Wu Lingfeng. Tapi telah terdengar suara, TASH!
Ternyata ikat pinggang Wu Ling-feng telah
terpotong separuh.1483
Tapi jurus pedang lawan belum
berhenti, Wu Ling-feng bergerak dari kiri
ke kanan untuk bertahan, sedangkan Xin Jie
tertawa dingin, pedangnya diturunkan.
Segera terasa angin yang dihasilkan
dari pedangnya, pedang Xin Jie mendekat
dengan cepat.
Ujung pedang Xin Jie telah menyerang
musuh yang dilewatinya.
Jurus itu disebut jurus 'Fang Sheng
Bu Xi' bagian dari ilmu 'Da Yan Shen Jian'.
Jurus 'Gai Wang Ba Huo' milik Wu
Ling-feng yang galak juga telah
dikeluarkan untuk menyerang musuhnya,
kecepatannya benar-benar membuat orang
terkejut dan pedang bergerak seiring dengan
angin yang dikeluarkan.
Setiap musuh yang lewat akan beradu
pedang dengannnya, maka terdengarlah suara
TING, TING, TING! Kemudian suara CHA,
CHA, CHA. Wu Ling-feng mengambil
kesempatan ini untuk menyerang, keadaan
ini benar-benar sangat tepat, semua bisa
terjadi karena mereka tidak gugup dalam
bertindak. Juga karena mereka telah ada
pengalaman. Kemudian terdengar empat
pedang beradu, beradu lalu terpisah lagi.1484
Mereka telah menggunakan jurus 'semua
penjuru' untuk menyelamatkan nyawa
masing-masing. Dengan cara ini mereka bisa
keluar dari kurungan pedang.
Empat ketua dengan terpaksa mundur
beberapa meter, dengan pedangnya Wu Lingfeng berusaha menyingkup tanah, dan
tertawa, "Ayo majulah...."
Empat ketua itu diam tidak
menanggapi, tapi Xin Jie melihat wajah Li-e
yang kurus tiba-tiba berekspresi kejam, dia
mengangkat Mei Xian Jian dan mendekati
mereka.
Ooo)*(ooO
BAB 45
Pertarungan hidup dan mati
Xin Jie melihat Mei Xian Jian
miliknya berada di tangan Li-e, dan Li-e
terlihat sangat sombong. Xin Jie telah
memutuskan untuk mengambil kembali
pedangnya, Li-e telah mendekat.
Chi-yang, Ku An Shang-ren, Xie
Chang-jin, bersama-sama mendekat sambil
membawa pedang.
Xin Jie tertawa dingin, dengan cepat
pedang panjangnya diayunkan, dan membentuk
lingkaran mengarah pada Li-e. Jian Shen1485
Li-e sangat berpengalaman, dia berhenti
maju, dengan Mei Xiang Jian di tangannya
dia siap menerima serangan Xin Jie.
Wu Ling-feng tahu kalau Xin Jie
ingin merebut kembali Mei Xiang Jian, maka
dia pun berusaha menghalangi kawan Li-e
yang datang menghampiri Xin Jie, termasuk
Chi-yang. Tujuannya adalah menarik Chiyang supaya tidak mendekati Xin Jie yang
akan menyerang Li-e sehingga Xin Jie bisa
berkonsentrasi menghadapi LiEsaja.
Sebuah serangan dilancarkan kemudian
ditarik kembali, lalu mengeluarkan
serangan lagi, secara berturut-turut dia
telah menyerang sebanyak 10 jurus lebih.
Dia bisa membuat Ku An Shang-ren dan Chiyang yang bergabung tidak berkutik sama
sekali.
Luo Ying-jian, Xie Chang-jin bersiul
panjang, pedang diangkatnya, dia berusaha
menemukan celah untuk menyerang Wu Lingfeng, supaya Wu Ling-feng tidak
menghalangi gerakan Ku An Shang-ren dan
Chi-yang. Karena Wu Ling-feng merasa ada
angin menyerangnya dengan cepat, dia
membalikkan tangan dan menepis.
Xin Jie yang berada di sebelah sana1486
terus menggunakan jurus 'Da Yan Shi Shi',
walaupun Li-e kuat tapi tetap saja dia
merasa terkejut.
Semakin bertarung Xin Jie semakin
bersemangat, seperti harimau meraung lalu
pedangnya pun diturunkan. Jurus itu seperti
tidak ada perubahan tapi sebenarnya di
balik semua itu tersimpan jurus membunuh.
Li-e mengetahui semua jurus mematikan itu,
karena itu dia terkejut.
Tiba-tiba Li-e bersiul, Mei Xiang
Jian diayunkan lalu beradu dengan pedang
Xin Jie. Xin Jie telah mengeluarkan semua
tenaga dalamnya, dia ingin pedangnya
mementalkan pedang Li-e setelah itu baru
dia membunuh Li-e.
Tapi lawan juga mengerahkan
tenaganya, entah dari mana datangnya tenaga
itu dan terus menerus datang, tiba-tiba
tenaga lawan seperti bertambah besar.
Xin Jie terkejut, dia sudah tidak ada
waktu untuk berpikir lagi, dia menarik
kembali tenaga yang telah dikeluarkan, dia
juga mengeluarkan jurus menempel. Dia
menempel pada Mei Xian Jian, dia bergerak
maju.
Semua terjadi begitu tiba-tiba, Xin1487
Jie melihat formasi berputar dengan cepat,
serangan musuh seperti datang dari seluruh
penjuru.
Dengan cepat Xin Jie mengayunkan
pedangnya, dada dan perutnya ditarik,
tangan kiri dengan jurus 'Kong Kong Quan
Shi' secepat kilat mencengkram ketiak Li-e.
Li-e ingin mundur tapi pedangnya
telah ditempel oleh tenaga dalam Xin Jie,
hingga Li-e tidak bisa mengeluarkan
tenaganya. Dia tertawa dingin, tangan
kirinya balas menyerang.
Xin Jie merasa di belakangnya ada
angin menyerang, dia tahu itu pasti
serangan dari musuh, dia tidak berani
bertindak ceroboh, tenaga dalamnya ditarik
kembali untuk menghindari serangan pedang,
kemudian dia terbang ke pinggir! Terdengar
suara TANG, dia telah menggetarkan pedang
musuh dan mengikuti tenaga itu meloncat
dan berlari ke hadapan Li-e. Dia siap
melancarkan pukulan.
Pukulan itu menggunakan tenaga besar,
angin serangannya mengeluarkan suara HU,
HU. HU! Benar-benar membuat siapa pun
yang melihatnya terkejut, tapi Li-e tampak
sangat tenang. Hanya terlihat wajahnya1488
sedikit berubah, dia ke depan menyambut
serangan Xin Jie....
DASH, kedua telapak tangan beradu....
Tubuh Xin Jie masih berada di tengah
udara, dia merasa ada tenaga besar
membentur dorongannya, dia merasa sangat
terkejut, dia tidak menyangka kalau tenaga
Li-e sudah bertambah maju.
Li-e tertawa terbahak-bahak, Mei Xian
Jian membawa angin kencang menusuk Xin
Jie. Hatinya merasa senang, karena dia
berpikir akal-akalannya berhasil. Dan dia
yakin Xin Jie tidak bisa menghindar lagi.
Tapi dalam keadaan bahaya, Xin Jie
membentak, dan tubuhnya tiba-tiba
berputar....
Xin Jie bersiul panjang, dalam keadaan
berbahaya, dia menggunakan jurus 'Ji Mo Bu
Fa', langkahnya terlihat aneh, tubuh Xin
Jie tampak berputar di udara lalu berhenti.
Xin Jie meloncat ke atas dengan
menggunakan sisa tenaganya, pedangnya
menahan pedang Mei Xian Jian milik LiE.
Xin Jie bisa menarik nafas kembali,
tubuhnya menggantung di atas Mei Xian
Jian, tapi tangan kirinya tetap menyerang.
Pedang Li-e menusuk ke tempat kosong,1489
melihat musuh menyerangnya lagi, dia
meraung marah, tangan kirinya dijulurkan.
Tangan kiri Xin Jie dibalikkan, dia
bisa mendorong tenaga besar Li-e ke
samping. Ini adalah jurus andalan ketua Daji-dao, yang luar biasa.
Hampir dalam waktu bersamaan, Xin
Jie dengan tangan kiri dan tangan kanannya
menerjang tubuh bagian bawah Li-e.
Tubuh Li-e tidak bisa berdiri tetap,
sedang serangan musuh telah datang
menghampirinya, dia tidak bisa menyerang,
maka dia pun berada dalam posisi serba
salah, Xin Jie berteriak, "Lepas...."
Tenaga di tangan kanannya ditambah,
kedua kakinya menendang lagi.
Li-e memang seorang pesilat tangguh,
dan pengalamannya sangat banyak. Dia
segera mengambil keputusan, tangan
kanannya melonggarkan pegangan pedangnya.
Tangan kirinya dengan cepat memukul,
supaya dalam posisi kalah dia bisa
mendapatkan kemenangan kembali.
Xin Jie tertawa panjang, tangan
kanannya diangkat, Mei Xian Jian terbang
ke atas, tangan kirinya langsung menyambut
serangan Li-e. Tangan kanan melayang dan1490
dia berkata dengan suara keras, "Jurus ini
bernama 'barang kembali kepada pemiliknya',
apakah Pak Tua Li-e bisa menerimanya....?"
Tangannya melayang, pedang yang tadi
dipegangnya dilepas dari tangannya, dan
pedang Mei Xiang Jian pun disambutnya. Dia
melempar pedang, bicara, menyambut pedang,
semua sekaligus dilakukannya. Pedang sakti
telah berada di tangannya, dia bertambah
semangat seperti naga tua, dia pun bersiul
panjang.
Li-e sungguh sangat berpengalaman,
dia sudah kalah tapi dia tidak segera
menjadi patah semangat, tangan kirinya
terkepal, tangan kanannya telah
mengeluarkan serangan. Tampak kilauan
hijau naik ke udara, berputar lalu turun.
Ternyata Li-e mengambil kesempatan
ini dengan cepat mencabut pedang 'Qi Hong
Jian' yang terselip di punggungnya.
Dia mencabut pedang dengan gerakan
cepat, membuat orang yang melihat terkejut.
Xin Jie tidak menyangka kalau kilauan
hijau bisa dengan cepat menyerang. Dia
tidak dapat menghindar lagi.
Tubuh Xin Jie memang bergerak dengan
bagus, secara refleks dia bergerak dengan1491
cepat. Apalagi selama ini dia selalu bertemu
dengan pesilat tangguh yang selalu
mengajarkan ilmu tinggi kepadanya, maka
dia langsung mengeluarkan jurus 'Feng Dian
Tou' (phoenbc menganggukkan kepala) untuk
menghindari serangan dari Li-e.
Jurus pedang Li-e datang seperti
pelangi, cahaya berwarna hijau tampak
berkilau, untung Xin Jie berhasil
menghindar dengan cepat, tapi beberapa
helai rambutnya telah tertebas pedang.
Xin Jie berhasil menghindar dari
bahaya, tapi keringat dingin mengucur dari
dahinya, dia terkejut dengan perubahan yang
terjadi begitu cepat. Pengalaman Li-e yang
banyak membuatnya terkagum-kagum.
Xin Jie berusaha menenangkan dirinya,
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dia berkata dengan dingin, "Kelihatannya
Pak Tua Li-e masih banyak menyimpan ilmu
andalan yang belum dikeluarkan semua.
Kalau masih ada, silakan dikeluarkan!"
Xin Jie merasa tenaga dalam Li-e
tiba-tiba bertambah besar, dia merasa Li-e
pasti masih menyimpan ilmu lainnya.
Memang dugaan Xin Jie tidak meleset,
semenjak Li-e mendapatkan buku rahasia
Shang Qing Qi Gong, dia telah berlatih ilmu1492
silat dengan giat. Sewaktu Yu Yi-fei
memberikan undangan itu kepadanya, dia
segera menulis surat kepada Xie Chang-jin,
dan segera kembali memperdalam ilmu 'Shang
Qing Qi Gong'. Dia sadar dia tidak akan bisa
menghindar dari Xin Jie lagi. Maka dia pun
segera berangkat menuju Wu Hua Shan. Dia
adalah seorang pesilat yang licik, takut
kalau kekuatannya sendiri tidak cukup
melawan Xin Jie, maka dia tidak
mengeluarkan seluruh ilmunya.
Begitu Xin Jie berhasil merebut
pedang Mei Xiang Jian, baru Shang Qing Qi
Gong dikeluarkan. Ilmu dari orang jaman
dulu itu benar-benar aneh dan dahsyat,
begitu dilancar-kan hampir saja membuat
Xin Jie mati.
Karena itu hatinya mulai merasa
berani, tapi ketika Xin Jie berada dalam
keadaan bahaya, Xin Jie mengeluarkan
langkah kaki yang aneh. Dia ingat sewaktu
rapat di Tai Shan, dengan cara seperti itu
dia berhasil keluar dari formasi pedang.
Karena iu sekarang dia merasa kecewa.
Serangan diam-diam yang dilancarkan
Li-e telah gagal, dia terus menarik nafas
menyayangkan keadaan yang terjadi. Tapi1493
formasi pedang masih tidak tampak berubah.
Di belakang Xin Jie ada beberapa pedang
yang menyerangnya, Xin Jie tidak
membalikkan tubuh untuk melihat,
tangannya dibalikkan untuk menahan ke kiri
dan ke kanan berusaha mencairkan serangan.
Dengan sombong dia berkata lagi, "Hei marga
Li, perhatikan ini...."
Suaranya belum selesai, pedangnya
berubah seperti pelangi.
Mei Xiang Jian telah berada di
tangannya, dia tidak ragu lagi, dengan ilmu
Ji Mo Bu Fa' tubuhnya bergerak seperti
hantu gentayangan. Ke kiri sebentar lalu
ke kanan, pedang tampak berkilauan. Pedang
Duan Hun milik Wu Ling-feng ikut
menyerang, dengan ilmu meringankan tubuh
dari India, bila dilihat sekilas benar-benar
seperti pelangi, membuat orang terkejut.
Terdengar beberapa kali bunyi pedang
beradu, dua pedang milik Xin Jie dan Wu
Ling-feng bergabung, pedang bergerak dari
kiri ke kanan, mereka saling mendukung.
Seperti menganyam jala kemudian keluar
dari formasi pedang yang terkenal itu.
Setelah mereka berhasil keluar dari
formasi pedang, 4 ketua perkumpulan sudah1494
tahu kalau nasib mereka kurang beruntung.
Xin Jie tidak berhenti bergerak, baru
saja dia berhasil keluar dari formasi
pedang, dia telah menusuk Li-e dengan Mei
Xiang Jian, dan waktu itu juga tangan
kirinya telah melancarkan serangan,
diarahkan pada Ku An Shang-ren.
Setelah berhasil keluar dari formasi
pedang, mereka seperti ikan yang kembali ke
air lagi, pedangnya berputar ke kiri lalu
ke kanan, tampak Mei Xiang Jian milik Xin
Jie beradu dengan pedang Li-e.
Mereka sama-sama mengeluarkan
tenaga, menang atau kalah, semua ditentukan
sekarang, maka Li-e mulai menggunakan
jurus 'Shang Qing Qi Gong'. Dua pedang sakti
saling terpental, pergelangan tangan Xin
Jie bergetar. Pedang yang dipegang Li-e
terlepas dari tangannya.
Jian Shen Li-e telah kalah tapi dia
tidak terlihat gugup. Tangan kiri memegang
dadanya tapi kepalan tangan kanannya sudah
menyerang kembali.
Xin Jie tertawa panjang, pedang
ditancapkan ke tanah kemudian dengan dia
memukul dengan telapaknya.
Tenaga Xin Jie benar-benar aneh, 30%1495
tenaga telah dikeluarkan sedangkan sisa 70%
tenaga disimpan, begitu beradu tenaga dalam,
tenaga Xin Jie segera menyedot tenaga Li-e
dengan kuat. Tangannya dengan kuat
menyedot tenaga dalam Li-e, mereka mulai
beradu tenaga dalam.
Di sebelah sana tampak pedang Wu
Ling-feng sedang menahan 3 pedang. Jurus
pedang semakin cepat diayunkan, membuat 3
orang itu bergeser, memaksa ketiga orang
itu bergeser terus ke kiri.
Li-e dan Xin Jie beradu tenaga dalam,
sekarang tampak siapa yang berada di atas
angin. Shang Qing Qi Gong memang sakti,
tapi Li-e tetap bukan lawan Xin Jie. Dia
semakin terdesak mundur.
Ku An Shang-ren dan Pendeta Chi-yang
mengerti keadaan yang terjadi, tapi mereka
tidak bisa membantu Li-e. Pedang Wu Lingfeng seperti hembusan angin terus
mengikuti ketiga orang itu.
Dengan mengerahkan tenaga
sepenuhnya, pedang Chi-yang dan Xie Changjin berhasil menutupi jurus pedang Wu
Ling-feng. Ku An Shang-ren mengambil
kesempatan ini keluar dari libatan pedang
Wu Ling-feng dan berlari ke arah Li-e1496
untuk membantu. Wu Ling-feng terkejut,
pedang berputar, dia ingin menghadang Ku
An Shang-ren tapi tidak berhasil. Setiba di
tempat Li-e, tangannya telah ditempelkan
ke punggung Li-e. Tenaga dalamnya
dialirkan ke tubuh Li-e melalui tangannya.
Tenaga dalam Ku An Shang-ren memang
tinggi, Xin Jie merasa tangannya menjadi
sangat berat.
Karena itu pikirannya terasa
melayang sebentar, tapi dia berusaha
mengumpulkan kembali konsentrasinya dan
beradu telapak lagi dengan Li-e.
Melihat Xin Jie masih bisa menahan
tenaga dalam Li-e dan pedang Xin Jie masih
bisa terus bergerak. Dia mulai menggunakan
jurus membunuh. Formasi pedang yang dibuat
oleh keempat ketua itu telah terurai hanya
tersisa Chi-yang dan Xie Chang-jin yang
masih melawan Wu Ling-feng. Karena terus
bertarung membuat Xin Jie bertambah
bersemangat. Jurus 'Qi Jue' dikeluarkan.
Setelah lama bertarung tidak
mendapatkan kemenangan, Chi-yang mulai
merasa cemas. Dia membentak, gerakan
pedangnya berubah, jurus 'Jiu Gong Shen
Xing Jian' nya dikeluarkan, dia1497
menggunakan jurus tipuan ini untuk mundur.
Wu Ling-feng tidak tahu kalau itu
adalah serangan tipuan dari Chi-yang, tapi
Wu Ling-feng sadar cara Chi-yang untuk
menyerang Xin Jie yang berada dalam
keadaan tidak waspada dan berniat
membunuhnya. Hal ini membuat Wu Ling-feng
terkejut, pedang Duan Hun diputar, dia
menahan serangan pedang Xie Chang-jin
kemudian memiringkan tubuhnya ke kiri
supaya bisa datang menolong.
Wu Ling-feng sekuat tenaga berusaha
menghindar, bajunya terkait oleh pedang Xie
Chang-jin dan Chi-yang sudah berlari sejauh
10 meter.
Wu Ling-feng membentak, dia tahu
sifat Chi-yang, orang itu memang tidak tahu
malu, jurus apa pun bisa dikeluarkannya
tanpa memandang siapa pun orang yang
menjadi lawannya. Karena cemas, dia tidak
memikirkan hal lainnya lagi, dengan tenaga
penuh dia mengeluarkan ilmu meringankan
tubuh dari India. Ilmu meringankan tubuh
India memang bukan ilmu sembarangan tubuh
Wu Ling-feng bergerak seperti asap, hanya
terlihat dia turun dan naik dan tiba-tiba
saja dia sudah berada di belakang Chi-yang.1498
Karena merasa cemas, Chi-yang terus
berlari dengan sekuat tenaga tapi dia
mendengar di belakangnya ada suara kelebat
angin. Dia terkejut. Ilmu meringankan tubuh
milik Wu Ling-feng benar-benar
mengejutkan.
Dia telah mengumpulkan tenaga, jurus
andalan Wu Dang dikeluarkannya, dengan
jurus 'Gan Yuan Zhi' yang telah beberapa
tahun tidak pernah digunakan. Dari jauh dia
menotok Xin Jie.
'Gan Yuan Zhi' memang hebat. Kedua
mata Wu Ling-feng menjadi merah, dia
memben-tak, dia terbang ke udara, jurus
'Tian Ma Xing Kong' (kuda langit berjalan
diudara) telah digunakan dan sekarang dia
berada di atas kepala Chi-yang. Bersamaan
itu kakinya menendang ke bawah.
Chi-yang sama sekali tidak menyangka
kalau Wu Ling-feng berada di atas, secara
reflek dia berhenti. Jurus 'Phoenix
Mengangguk' digunakannya untuk
menghindar. Waktu itu Xin Jie telah
mengeluarkan tangan untuk menahan
serangannya.
Wu Ling-feng berada di tengah udara,
dia merasa ada kilauan pedang1499
menyerangnya. Setelah dilihat ternyata
adalah Xie Chang-jin yang mengejarnya. Dia
datang untuk menahan serangan Wu Lingfeng.
Xin Jie sendirian menahan serangan
dari 3 orang. Dia berusaha menahan
serangan itu, tapi masih terdengar dia
tertawa terbahak-bahak.
"Para ketua perkumpulan, aku yakin
kalian masih ingat dengan apa yang terjadi
di sini 15 tahun yang lalu. Di sini Qi-mao
Shen-jun beradu tenaga dalam dengan ketiga
orang ini, dan Xie Chang-jin yang
memberi...."
Pada saat Xin Jie bicara, Li-e
mengerahkan 'Shang Qing Qi Gong' dengan
sekuat tenaga. Xin Jie mulai merasa
tangannya panas tapi tenaga dalamnya masih
terus dikerahkan. Dia berusaha keras
menahan dan Xin Jie masih bisa berkata
menghina!
'Qi Jue' telah dilakukan Guru Xie
kepada Qi-mao Shen-jun. Jurus ini benarbenar hebat....
Setiap perkataan Xin Jie terdengar
menyindir, membuat hati Xie Chang-jin
terasa sakit seperti diiris pisau. Pedangnya1500
bergetar, Wu Ling-feng merasakan ada
tenaga yang sangat besar, dia terkejut, tapi
Xie Chang-jin sudah meloncatjauh.
Wajah Luo Ying-jian terlihat sangat
pucat, dia tertawa dingin, "Hei marga Xin,
dendam harus diarahkan pada sasaran yang
tepat, hutang tetap akan kembali pada
orangnya. Dulu He Luo Yi Wu Zhao-yun
telah membunuh ayahku, dendam tiba pada
generasiku, aku anggap ini sudah selesai...."
Sehabis bicara, pedangnya telah
menggorok lehernya sendiri.
Sebenarnya Xin Jie tidak begitu
membenci Xie Chang-jin. Kata-kata Xin Jie
hanya untuk memancing Xie Chang-jin marah,
tidak disangka kalau dia akan bunuh diri
dengan mengenaskan, Xie Chang-jin selama
ini siang malam selalu menyesali
perbuatannya dia merasa malu, dia ingin
mengakhiri hidupnya dengan cepat....
Wu Ling-feng berteriak, "Berhenti...."
Teriakan Wu Ling-feng yang
menggunakan tenaga dalam, suaranya keras
seperti suara lonceng besar. Suara ini bisa
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
membuat batu terbelah, orang yang berada di
arena pertarungan walaupun mereka adalah
pesilat tangguh tapi suara ini tetap1501
membuat mereka terkejut.
Badan Wu Ling-feng bergerak dengan
cepat, mengambil kesempatan pada saat Xie
Chang-jin sedang bengong, pedangnya
menahan Luo Ying-jian. Xie Chang-jin
menarik nafas panjang dan berkata,
"Baiklah! Hei marga Wu, sekarang apa
maumu...."
Wu Ling-feng berkata lantang, "Guru
Xie, jangan salah paham, aku.... aku...."
Wu Ling-feng baru berkelana di dunia
persilatan, pengalamannya belum banyak.
Dia tidak bisa menjelaskan maksudnya, maka
dia hanya berkata 'aku.... aku.... ', hal ini
membuat wajah tampannya merah.
Tiba-tiba di bawah pohon Mei
terdengar suara seorang pak tua berbicara,
"Adik Xie, lihat siapa aku."
Suara keluar dari balik pohon Mei,
tidak terdengar dingin. Xie Chang-jin
sedikit terpaku. Dari balik pohon muncul
seorang pak tua.
Kali ini Xie Chang-jin terkejut,
wajahnya pucat dan dia tidak sanggup bicara.
Ketua perkumpulan yang lain yang
masih berada di arena pertarungan bereaksi
sama seperti Xie Chang-jin. Orang yang1502
muncul di hadapan mereka adalah orang yang
10 tahun lalu telah mereka bunuh dengan
cara licik.
Dulu Mei Shan-ming berkelana di
dunia persilatan terkenal karena dingin dan
kejam. Sampai sekarang kebiasaannya tampak
belum berubah. Setiap perkataannya
diucapkan dengan tenang, tapi nada
bicaranya membuat orang merasa ada angin
dingin menyerang. Tapi itu lebih mending
daripada berpura-pura seperti ketika Li-e
bicara.
Kemunculan Qi-mao Shen-jun membuat
4 ketua itu merasa terkejut. Mereka benarbenar takut, tapi Mei Shan-ming tidak
melihat ke arah mereka. Dengan perlahanlahan dia berkata kepada Xie Chang-jin,
"Tuhan memberi pekerjaan, Dia ingin tahu
apakah pekerjaan yang diberikan....
dikerjakan dengan baik. Dia pun
menyuruhnya semua orang bekerja keras. Dia
juga membimbing manusia bila ada kesalahan
dan membuat manusia mengerti dan tidak
melakukan kesalahan yang sama. Dulu Qi-mao
Shen-jun terkenal ilmu silat dan ilmu
sastranya. 15 tahun yang lalu dia saat
pertama kali dia bertemu dengan Xie Chang-1503
jin, dia mengerti posisi Xie Chang-jin."
Sering Mei Shan-ming berpikir, "Jika
aku menjadi dirinya, aku akan berbuat apa?"
Karena Xie Chang-jin, maka telah
terjadi perubahan besar dalam hidup Mei
Shan-ming, tapi Mei Shan-ming bisa
memaafkannya. Semua orang berkata kalau
kebesaran jiwa Qi-mao Shen-jun sangat
kecil, ada dendam pasti akan dibalas tapi dia
memaafkan Xie Chang-jin. Apakah ini bukan
berarti dia adalah seorang pemaaf?
Xin Jie dan Wu Ling-feng tidak
membenci Xie Chang-jin, tapi dia adalah
orang yang telah memusnahkan ilmu silat
Paman Mei. Begitu mendengar perkataaan
Paman Mei, mereka tahu Paman Mei telah
memaafkan Luo Ying-jian. Mereka pun
merasa senang dan lega. Begitu Mei Shanming muncul, Xie Chang-jin merasa kecewa
berat.
Pikirannya kacau, tapi dia seperti
tidak ingat apa pun, dia hanya berdiri
dengan bengong. Pedangnya terjulur ke
bawah.
Begitu dia mendengar, "Jika sudah
tahu salah, bisa berubah...."
Dia seperti disambar petir, seperti1504
orang yang terjatuh ke dalam jurang yang
dalam kemudian menemukan benda yang bisa
menolongnya memanjat ke atas lagi.
Penyesalannya selama 15 tahun menjadi
terbuka dan seperti berpindahnya masa muda
ke masa tua. Dia seperti telah mengerti
banyak hal yang tidak bisa diungkapkan....
Dia melayangkan pedangnya lalu
melihat Mei Shan-ming, kemudian pedang
dioper ke kiri dan terdengar lagi suara
CHA.... tampak dua tangannya penuh dengan
darah dan kedua ibu jarinya sudah terjatuh
ke tanah.
Pedang 'Luo Ying' seperti cahaya
terbang jauh karena dilempar oleh Xie
Chang-jin kemudian pedang terpaku di
batang pohon.
Pedang masih bergetar tapi Xie Changjin sudah pergi dari sana tanpa bicara lagi.
Kedua ibu jari Xie Chang-jin telah
putus, dia tidak akan bisa menggunakan
pedang lagi seumur hidupnya. Xin Jie dan
Wu Ling-feng merasa tidak enak.
Mei Shan-ming menatap langit tanpa
berbicara. Dalam hati dia memuji, "Xie
Chang-jin benar-benar seorang laki-laki
sejati." Angin gunung meniup daun-daun,1505
pohon bergoyangan.
Xin Jie dan Wu Ling-feng merasa
sedih. Chi-yang, Li-e, dan Ku An Shang-ren,
mereka tahu belum tentu mereka bisa
melewati hari ini dengan selamat. Li-e dan
Chi-yang masih tidak menyesali
perbuatannya, dan mengambil kesem-patan
pada saat Xin Jie sedang sedih dan mulai
menyerangnya.
Xin Jie tertawa panjang, kedua
telapaknya dibuka. Dia menolak serangan
Li-e, dengan melayangkan tangan kirinya
dia menepis. Dia menghilangkan tenaga Chiyang yang menyerangnya, dia berhasil
menggetarkan Chi-yang hingga mundur 5-6
langkah.
Wu Ling-feng mengetahui maksud Xin
Jie, pedangnya dilayangkan. Dia menghadang
didepan Chi-yang dan tidak membiarkan dia
masuk ke dalam arena pertarungan. Chi-yang
mengetahui rencana Xin Jie dan membiarkan
Wu Ling-feng mengalahkan mereka satu per
satu.
Pedang Wu Ling-feng terus
dilayangkan, orang yang paling tidak
disukainya adalah Chi-yang, apalagi sejak
kematian Jin Lao Er. Semua itu adalah hasil1506
perbuatannya. Semakin dipikir dia semakin
marah, jurus yang dikeluarkan pun semakin
ganas.
Chi-yang pernah bertarung dengan Wu
Ling-feng dan tahu bagaimana lihainya ilmu
pedang Wu Ling-feng. Dia tidak berani
bertindak ceroboh, setiap jurus yang
dikeluarkan Chi-yang tidak ada niat untuk
memperoleh kemenangan, asalkan tidak kalah
itu sudah cukup untuknya. Maka dia
bertahan sampai sekarang.
Mei Shan-ming yang diam di pinggir
sudah mengetahui Wu Ling-feng memang
mempunyai ilmu tinggi, tapi pengalamannya
bertarung sangat sedikit. Dia mengerutkan
alisnya dan berpikir, "Anak itu berilmu
tinggi, tapi dia tidak selincah Jie Er...."
Sewaktu dia sedang berpikir pedang Wu
Ling-feng tampak berkilau, pedangnya telah
menyerang ke sisi Chi-yang, dan jurus yang
dikeluarkan sangat hebat dan ganas.
Jurus itu digunakan dengan baik,
membuat Chi-yang terpaku, terpaksa dia
memutar pedangnya, dia berniat menutup
serangan Wu Ling-feng.
Wu Ling-feng tiba-tiba mengerahkan
tenaga lembut.1507
Qi-mao Shen-jun segera berkata
dengan dingin, "Serang bagian bawahnya!"
Awalnya Wu Ling-feng hanya terpaku,
tapi segera dia mengerti maksud Mei Shanming, ilmu dan pengalaman Mei Shan-ming
sangat hebat. Kaki Wu Ling-feng menendang
secepat kilat dan tepat mengenai sasaran,
pedang Chi-yang tertendang hingga terlepas
dari tangannya dan terlempar jauh.
Karena Chi-yang kehilangan
pedangnya, dia benar-benar terkejut tanpa
terasa dia telah mundur 10 langkah lebih,
tapi api dendam Wu Ling-feng masih
berkobar. Matanya tampak merah, selangkah
demi selangkah dia mendekati Chi-yang. Wu
Ling-feng meraung, "Penjahat Chi-yang,
seumur hidupmu kau selalu berbuat
kejahatan, hari ini kau harus mati!"
Chi-yang sadar dia tidak bisa melawan
Wu Ling-feng, tapi dia tidak mau
melepaskan harapan terakhirnya begitu saja,
dia mundur dan terduduk di bawah,
tangannya tanpa terasa telah memegang 'Qi
Hong Jian' milik Li-e yang tadi terjatuh
karena telah digetarkan oleh Xin Jie. Wu
Ling-feng membentak sambil menghindari
tusukan Chi-yang, dan dia menerjang maju.1508
Chi-yang tidak menyangka ilmu silat
Wu Ling-feng begitu cepat, dia tidak sempat
membalikkan tubuh, pedang Wu Ling-feng
telah menusuknya, sebelum mati dia masih
ingin membuat perlawanan. Qi Hong Shen
Jian dilempar dari ketiaknya ke arah Wu
Ling-feng. Pedang Wu Ling-feng dengan
cepat melubangi tubuh Chi-yang.
Tiba-tiba dia merasa ada kilauan hijau
mendekat, itu adalah pedang Qi Hong Shen
Jian yang dilempar Chi-yang sebelum dia
mati. Chi-yang melempar dengan sekuat
tenaga, pedang datang dengan cepat dan
membawa kelebat angin besar. Wu Ling-feng
tidak ada pengalaman dalam menghadapi
situasi seperti ini, dia malah berdiri
terpaku.
Mei Shan-ming membentak, "Gunakan
pedang...."
Wu Ling-feng segera sadar. Duan Hun
Jian dilempar, terdengar suara TRANG,
kedua pedang beradu di udara, timbullah
percikan api menyilaukan.
Qi Hong Jian adalah sebuah pedang
kuno yang tajam. Duan Hun Jian juga sebuah
pedang tajam yang bisa memotong besi
menjadi dua bagian. Qi Hong Jian terpental1509
dan berbalik arah terbang ke arah kiri.
Tenaga Chi-yang benar-benar besar,
sekarang dihalangi oleh Duan Hun Jian, laju
pedang masih tidak berkurang, pedang
seperti sebuah bintang jatuh. Lalu terbang
lagi 20-30 meter dan terjatuh ke jurang.
Qi Hong Jian adalah senjata tertajam
di dunia persilatan, sekarang pedang itu
telah jatuh ke dalam jurang, dia telah
kembali ke asalnya.
Chi-yang berteriak, teriakannya
memanggil dua orang temannya, Xin Jie
berteriak, "Paman Mei...."
Tadinya dia ingin memanas-manasi Li-e
dan Ku An Shang-ren, tapi baru saja dia
bersuara, dia melihat tangan Ku An Shangren yang ada di punggung Li-e telah
dilepas.
Li-e merasa tenaga yang mengalir di
punggungnya menghilang, dia tahu kalau dia
akan celaka, dan dia pun tahu kalau Ku An
Shang-ren akan meninggalkannya. Karena
cemas dia hanya bisa dengan marah berkata,
"Shang-ren, tunggu!"
Tangan kirinya dibalikkan dan
menyerang Ku An Shang-ren.
Kedua tangan Ku An Shang-ren1510
terbuka, dia menyambut jurus Li-e, dan
kemudian dia mundur sejauh 15 meter. Dan
dia pun segera kabur.
Duan Hun Jian milik Wu Ling-feng
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
telah menghilang, tapi Wu Ling-feng tetap
meloncat ke depan, dia berniat menghadang,
tiba-tiba Qi-mao Shen-jun berteriak, "Feng
Er, biarkan dia pergi!"
Wu Ling-feng terpaku, Ku An Shangren telah pergi jauh, Mei Shan-ming dengan
sedih menarik nafas, "Orang itu jarang
berbuat kejahatan, dia juga seorang biksu,
biarkan dia pergi!.
Xin Jie mengambil kesempatan ini,
yaitu saat Li-e dan Ku An Shang-ren
bentrok. Dia mengumpulkan tenaganya dan
membuat Shang Qing Qi Gong membalik, hal
ini membuat tubuh Li-e terpental hingga 15
meter jauhnya.
^ Xin Jie berdiri dan berkata, "Hei
marga Li, hari ini aku tidak akan berbaik
hati lagi padamu...."
Li-e tidak menjawab, dia menarik
nafas panjang, "Sudahlah, sudahlah, aku
marga Li, hari ini mengaku kalah...."
Suaranya baru selesai, dia mengangkat
telapaknya dan memukul ke arah kepalanya1511
sendiri.
PRAK, kepalanya hancur seketika.
Jian Shen Li-e seumur hidupnya
sering melakukan kejahatan, dia juga
seorang yang licik dan kejam, akhirnya dia
mati di tangannya sendiri....
Angin gunung terus berhembus,
membawa harum buah pohon cemara. Siapa
yang percaya, di sebuah gunung indah ini
baru saja terjadi pertarungan yang sengit
dan keras.
Ooo)*(ooO
BAB 46
Perasaan yang dalam pada Xue Guo
Shao-lin-sie adalah sebuah
perkumpulan di Zhong Zhou, tapi sudah
ratusan tahun mereka jarang berbaur dan
ikut campur dalam masalah dunia persilatan.
Karena itu orang-orang yang ilmu silatnya
kuat selalu bersikap angkuh. Tapi sekarang
ini sikap mereka hancur di tangan Xin Jie
dan Wu Ling-feng. Perubahan yang terjadi
di dunia persilatan berlangsung sangat
cepat, membuat siapa pun menjadi terkejut
karenanya.
Di Wu Hua Shan, angin musim dingin
masih terus berhembus.1512
Qi-mao Shen-jun sebelah tangannya
memegang Xin Jie, sedangkan satu tangan
lainnya memegang Wu Ling-feng. Selama
puluhan tahun dendam dan budi yang selalu
melintas di pikirannya. 15 tahun yang lalu
orang-orang yang bergabung membunuhnya,
sekarang telah mati di hadapannya. Ada juga
yang melarikan diri. Dia sudah tidak
mempunyai permintaan apa pun lagi.
Ilmu silat para pemuda ini lebih
hebat darinya, bisa dikatakan mereka adalah
pemuda berbakat selama kurun waktu ratusan
tahun ini. Untuk Qi-mao Shen-jun apakah
hal seperti ini masih belum cukup puas
baginya?
Maka dengan hati riang, Mei Shanming bernyanyi.
Semalam turun hujan salju, salju
membuat kota Chang An menjadi kota putih
yang tertutup salju. Pagi-pagi salju telah
berhenti turun dan cuaca pun mulai terang.
Kusir keledai Lao Wang, terus menarik
keledai yang masih tampak gemetar
kedinginan. Lao Wang memasang tali kereta
di tubuhnya. Dia membuka pintu dan keluar.
Dia menatap langit berwarna biru,
langit yang baru selesai menurunkan1513
saljunya. Melihat salju yang bertumpuk di
bawah dia berkata pada dirinya sendiri,
"Semalam turun salju dengan lebat,
sepertinya sebentar lagi akan masuk musim
semi."
Angin dingin berhembus ke tubuhnya,
Lao Wang gemetar, dia menarik kerah
mantelnya hingga menutupi leher bahkan
menutupi telinganya.
Sepanjang perjalanan tidak terlihat
ada pejalan kaki. Pikir Lao Wang, "Sebentar
lagi saatnya semua orang terbangun dan
pergi. Jalanan tampak begitu licin, orangorang pasti akan menyewa keretaku."
Dia berjalan ke arah timur, lalu
berhenti di sebuah rumah makan. Dia
melihat ada seorang anak yang sedang
menyapu salju yang bertumpuk. Dia tahu
kalau anak itu bernama Xiao Yu, pekerja
lepasan di rumah makan itu, dia berteriak,
"Xiao Yu, sudah sebulan lebih kita tidak
bertemu, ternyata kau bekerja pada Tuan
Lin. Wei! Mengapa sekarang malam-malam
kau tidak pernah bermain kartu lagi?"
Anak yang dipanggil Xiao Yu itu
adalah seorang anak berusia sekitar 14
tahun. Bajunya sudah tipis dan usang, tapi1514
dia terlihat sangat bersemangat, sama
sekali tidak terlihat kalau dia merasa
kedinginan.
Jawab Xiao Yu, "Kakak Wang, aku tidak
mau berjudi lagi, sekarang aku sangat sibuk,
setiap malam Bibi Lan mengajarkanku
membaca dan menulis."
Lao Wang tertawa terbahak-bahak,
"Aku tidak menyangka kau sudah begitu
besar baru belajar membaca dan menulis.
Apakah kau mau menjadi seorang pelajar?"
Dengan serius Xiao Yu menjawab, "Dulu
aku sadar kalau kami hanya orang miskin.
Kami mencari makan dengan mengandalkan
tenaga, kami tidak bisa melakukan hal
lainnya. Semenjak aku belajar membaca dan
menulis dari Bibi Lan, pikiranku jadi
berubah. Menurut Bibi Lan, orang miskin
juga manusia, mengapa orang lain bisa
melakukan sesuatu sedangkan kami tidak?
Kau jangan menertawakanku karena sudah
besar begini baru belajar membaca dan
menulis. Kata Bibi Lan, pada Dinasti Song
ada seorang pelajar bermarga Su, dia
berusia 20 tahun saat mulai belajar membaca
dan menulis."
Lao Wang menggoyang-goyangkan1515
tangannya, "Aku tidak mau ribut denganmu,
aku hanya tahu Bibi Lan itu sangat pintar
membuat kerajinan tangan, tidak disangka
dia juga seorang pelajar perempuan."
Xiao Yu mendengar Lao Wang memuji
orang yang dikaguminya, dengan senang dia
berkata, "Masih banyak hal yang Bibi Lan
kuasai, Apakah kau pernah makan sayur
buatannya, benar-benar lezat."
Lao Wang mengangguk, "Dia dan Nenek
Fang tadinya tinggal di belakang rumahku,
selama hidupku, belum pernah ada orang
yang menyulam begitu indah. Belum pernah
kulihat orang sesabar dia. Jangankan orang
buta, orang bermata normal pun belum tentu
akan menghasilkan sulaman sebagus dirinya.
Xiao Yu, hhhh, tuan besar kalian...."
"Xiao Yu! Xiao Yu!" panggilan
nyaring terdengar di telinga mereka.
Xiao Yu dengan cepat menyapu, lalu
dia mengangguk pada Lao Wang dan segera
berlari masuk.
Di dalam rumah, tungku tampak
menyala membuat rumah terasa hangat. Di
dekat jendela duduk seorang gadis cantik.
Gadis itu mulai mengomel, "Udara
begitu dingin, kau hanya mengenakan dua1516
lapis baju, kalau kau kedinginan
bagaimana?"
Dari belakangnya dia mengeluarkan
sebuah mantel dan memaksa Xiao Yu
memakainya. Xiao Yu tidak merasa
kedinginan saat di luar rumah, apalagi
sekarang dia berada di dalam, dalam rumah
terasa hangat. Dahinya mulai berkeringat
tapi mendengar omelan lembut gadis itu, dia
merasa hatinya menjadi hangat. Dia segera
memakai mantel itu.
"Bibi Lan, apakah besok lusa tuan
besar akan pulang?"
"Sebelum beliau pulang, kita harus
menengok Nenek Fang dulu di penjara."
"Nenek Fang telah pergi."
Bibi Lan terkejut dan bertanya,
"Kapan Nenek Fang keluar dari penjara?"
"Beberapa hari lalu, aku bertemu
dengan Lao Li penjaga penjara, dia yang
memberitahuku."
Bibi Lan tampak terpana lalu menarik
nafas panjang, "Hhhh, usianya sudah tua,
bisa pergi ke mana dia? Aku yang telah
membuatnya menjadi seperti ini."
"Bibi tidak boleh menyalahkan diri
sendiri, polisi-polisi di sini hanya bisa1517
melecehkan orang tua dan orang lemah,
sedangkan penjahat sesungguhnya,
bayangannya saja tidak bisa mereka
tangkap."
Dengan cemas Bibi Lan berkata lagi,
"Xiao Yu, jangan terus berkata seperti itu,
kalau terdengar oleh tuan besar, itu bukan
hal main-main lagi."
"Aku tidak takut, paling-paling
kepalaku akan dipenggal."
Bibi Lan tampak marah dan berkata,
"Baiklah, kalau kau tidak mau mendengar
nasihatku, aku tidak memaksa, toh semua ini
untuk kebaikanmu juga."
Melihat Bibi Lan mulai marah, hati
Xiao Yu merasa cemas, lalu dia berkata,
"Bibi Lan, jangan marah, aku tidak akan
bicara seperti itu lagi."
Bibi Lan tampak tertawa, "Itu baru
anak baik."
Sore hari, cuaca semakin cerah, udara
terasa sangat segar. Bibi Lan sedang
membuat baju untuk Xiao Yu, tiba-tiba dia
mencium wangi bunga dan bertanya, "Xiao
Yu, apakah bunga anggrek di dekat pintu
sudah mekar?"
"Bunga anggrek sudah mekar, Mei-hua1518
pun sudah mekar, aku akan memetik beberapa
tangkai untuk ditaruh di dalam vas bunga,"
kata Xiao Yu.
"Jangan memetik bunga yang masih ada
di pohon, hanya saja bunga-bunga itu sangat
harum, aku ingin mendekati bunga-bunga itu
dan mencium wanginya."
Dengan langkah ringan Bibi Lan
keluar rumah dan berjalan ke sebuah pohon
Mei-hua yang berada di sudut dinding.
Gerakannya sangat lincah, dia tidak
terlihat seperti orang buta.
Dia membungkukkan tubuhnya dan
mencium anggrek yang sedang mekar. Dalam
pikirannya melintas wajah yang dikenalnya.
Sejak kecil, dia selalu menyukai
bunga, apalagi bunga anggrek. Karena itu
mungkin namanya sama dengan nama anggrek,
(lan hua=bunga anggrek).
'Sebelum mataku buta,' dia berpikir,
'setiap tahun di awal musim dingin, di
sekeliling gubukku ditanami anggrek dan
selalu mekar, aku selalu berdiri di antara
bunga-bunga dan mencium wanginya yang
segar. Setiap kali saat aku sedang
menikmati harumnya bunga, di belakangku
selalu ada orang yang bertangan kuat1519
menutupi mataku dan berkata, 'tebak siapa
aku?' Dia adalah Kakak Wu.... orang yang
paling kuhormati dan kucintai, aku tidak
perlu menebak, aku sudah tahu kalau orang
itu adalah Kakak Wu."
Bibi Lan tersenyum, berpikir lagi,
"Setelah itu mataku buta, ibu dan Kakak Wu
selalu menuruti keinginanku, bila aku ingin
sesuatu Kakak Wu tidak pernah
mengecewakanku, aku tidak bisa melihat
sorot matanya yang mencintaiku dan
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sekaligus mengasihaniku. Tapi di dalam
hatiku aku merasa dia bertambah suka
padaku. Di dunia ini hanya ibu dan Kakak
Wu yang baik padaku, jangankan kedua
mataku yang buta, bila kaki dan tanganku
cacat pun mereka tidak akan
meninggalkanku, mereka tetap akan
mencintaiku."
"Setiap hari aku hanya menghitung
hari, saat matahari terbenam, di ujung jalan
aku sudah bisa menebak itu adalah sosok
Kakak Wu. Harus setengah tahun kau baru
bisa pulang, tapi aku berharap terjadi
mujizat. Matahari terbenam, di langit
muncul bintang, ibu sedang membuat mantel,
dia sering menatap langit yang tinggi....1520
dalam hati dia pun pasti sedang merindukan
kakak! Hari-hari berlalu dengan lambat,
tapi masih ada harapan.... cahaya harapan,
karena itu kehidupanku dan ibu bisa
dilewati dengan tenang."
"Beberapa hari terus hujan, air sungai
mulai meluap dan semakin tinggi. Penduduk
semakin merasa cemas, tapi tidak ada
seorang pun yang menyangka kalau banjir
akan datang begitu cepat. Malam itu...."
teringat sampai di sana, wajahnya terlihat
ketakutan, yang pasti malam itu dalam
pikirannya tertinggal goresan yang
menyedihkan, membuatnya merasa takut.
"Air bah datang begitu cepat dan
besar. Begitu aku dan ibu terbangun dari
tidur, kami terkejut mendengar suara air
bah yang datang. Air sudah setinggi dada
aku dan ibu memeluk gentong yang terbuat
dari kayu. Kami terbawa oleh arus dan terus
berjalan, gelombang air sungai terus
mengalir, tiba-tiba ada sebuah gelombang
besar datang, aku dan ibu terpisah, aku
merasa cemas kemudian aku tidak ingat apaapa lagi karena aku pingsan. Begitu sadar,
hari mulai terang, aku tidak menyangka
sewaktu pingsan kedua tanganku masih1521
mencengkram erat gentong kayu itu.
Mungkin ini adalah salah satu sifat manusia
untuk terus bertahan hidup."
Dia menertawakan dirinya sendiri, dan
berpikir lagi, "Kaki dan tanganku terasa
membeku, aku mendengar gelombang besar,
suara air bah semakin besar. Kemanakah
ibuku yang tercinta? Firasat buruk muncul
di dalam hatiku.... aku tidak tahan lagi, aku
ingin melepaskan tangan yang masih
mencengkram gentong itu. Biar gelombang
air mengelilingi dan menenggelamkanku
hingga mati. Tapi aku merasa ada suatu
kekuatan yang terus mendukungku, aku pikir
kalau aku mati, aku harus bertemu dengan
Kakak Wu terlebih dulu. Akhirnya aku pun
tertolong! Aku ditolong oleh Pejabat Jin
yang kebetulan sedang mengontrol tempat
musibah. Pejabat Jin sangat baik, anak
angkatnya yang bernama Nona Su pun sangat
ramah, aku tinggal di rumah Pejabat Jin,
aku selalu berusaha mencari jejak ibuku,
tapi dunia ini begitu luas, kalau nasib ibu
beruntung, dia tidak akan terbawa oleh air
bah, tapi aku harus mencarinya ke mana?
Aku berencana begitu air bah surut aku
akan kembali ke rumah, kalau Kakak Wu1522
pulang, kita bisa bertemu di sana."
"Tidak disangka, Kakak Wu ternyata
kenal dengan Nona Su, dan mereka terlihat
begitu dekat. Kakak Wu memang bukan tipe
laki-laki playboy, tapi aku mendengar
dengan telingaku sendiri kata-kata mesra
Kakak Wu kepada Nona Su, apakah itu bukan
hal sebenarnya? Mana boleh dia berkata
seperti itu kepada perempuan lain dengan
mesranya?"
Pikirannya mulai kacau, api cemburu
mulai membakar hatinya, tapi nama lembut
sedalam sungai dan laut.... Hanya sebentar
kemarahannya menghilang, dan dia berpikir
kembali, "Untuk apa aku terus mengingat
hal ini? Aku percaya dalam hati Kakak Wu
akan tetap terus mengingatku. Nona Su
adalah seorang nona kaya, tapi bila dia
ingin mengambil semua hati Kakak Wu,
sepertinya tidak semudah itu. Kakak Wu
mencintainya, tapi merindukanku, dia pasti
tidak bisa hidup senang, aku.... Lebih baik
aku terbawa oleh air bah...."
Semakin dipikir dia merasa semakin
sedih, tiba-tiba terdengar suara yang
membuatnya tersadar dari kesedihan.
Sejak tadi Xiao Yu terus diam berdiri1523
di sisinya, melihat Bibi Lan terlihat begitu
sedih, dia bingung harus bagaimana
menghibur Bibi Lan. Dia sedang kebingungan
tiba-tiba terdengar suara ramai-ramai.
Sifat kekanak-kanakannya muncul, dia
berlari keluar melihat keramaian.
A Lan bersiap kembali ke kamarnya,
tiba-tiba ada suara nyaring yang
menyapanya, "Nona Lan! Nona Lan!"
Matanya tidak bisa melihat tapi
telinganya sangat tajam, dia merasa kenal
dengan suara itu. Tapi dia tidak ingat siapa
pemilik suara itu.
Xiao Yu masuk dengan nafas terengahengah dan berkata, "Putri Pejabat Jin dari
San Xi, yaitu Nona Su memanggil Bibi!"
A Lan baru sadar dan berpikir,
"Ternyata Nona Su, Nona Su datang, dia juga
pasti ada, untuk apa aku harus bertemu
mereka?"
Dia segera berkata pada Xiao Yu,
"Beritahu Nona Su, aku tidak mengenalnya,
mungkin dia salah melihat orang."
Xiao Yu merasa serba salah, karena
Nona Su telah berdiri di depan pintu, dan
dia tertawa, "Nona Lan, apakah benar kau
tidak kenal denganku?"1524
A Lan merasa sedikit malu, tapi
mengingat kebahagiaannya telah dirusak
oleh nona ini, dia merasa marah dengan nada
menyindir dia berkata, "Ternyata yang
datang Nona Besar Su, rumahku sangat kecil
dan jelek, maka aku tidak menerima tamu
besar di rumahku."
Kata-kata A Lan telah terucap, dia
merasa menyesal, dia tidak percaya dia bisa
berkata begitu pedas.
Tapi Nona Su tidak marah, dengan
lembut dia berkata, "Nona Lan, apakah kau
masih marah kepadaku? Apakah kau tahu di
mana Kakak Wu?"
Begitu mendengar nama Kakak Wu
disebut, A Lan langsung memasang
telinganya, dia menggelengkan kepala dan
menjawab, "Bukankah dia selalu bersamamu?"
Dengan sedih Nona Su berkata, "Kakak
Wu sedang mencarimu ke seluruh penjuru
dunia!"
A Lan bagaikan disambar geledek, dia
berusaha menahan emosinya, dengan gemetar
dia bertanya, "Apakah kata-katamu itu
betul?"
Nona Su mendekat, dia memegang kedua
tangan A Lan dan berkata dengan lembut,1525
"Nona Lan, oh tidak, lebih baik aku
memanggilmu Adik Lan, apakah boleh?"
Mendengar Nona Su begitu bersungguhsungguh, A Lan mengangguk.
Dengan sungguh-sungguh Nona Su
berkata, "Hari itu ketika kau marah dan
pergi dari rumahku, hari kedua paginya
Kakak Wu mengetahui hal ini, dia
bertingkah seperti orang gila, dengan
terburu-buru dia pamitan dan pergi untuk
mencarimu. Adik Lan, Kakak Wu hanya
menyayangimu, kau.... kau benar-benar
bernasib baik."
Kemudian dengan malu-malu dia
berkata lagi, "Adik Lan, sebenarnya aku....
aku sangat suka.... suka kepada Kakak Wu,
tapi aku memang bodoh, aku kira dia juga
suka padaku, sampai saat ini aku baru
mengerti ternyata di dalam hatinya cuma
ada Adik Lan saja. Waktu itu dia sedang
mabuk karena telah minum terlalu banyak,
dia menganggap aku adalah dirimu, maka
terjadilah kesalahpahaman itu. Adik Lan,
dia adalah seorang laki-laki yang sangat
setia, dia pemuda tampan dan begitu setia
mencintaimu, kau pasti akan bahagia, aku....
aku juga senang kepadamu."1526
Semakin mendengar penjelasan Nona Su,
A Lan semakin merasa sedih, dia merasa
menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri,
semua muncul di hatinya. Wajahnya sebentar
merah, sebentar pucat, dia tidak kuat
menahan perasaannya akhirnya dia pun
ambruk.
Xiao Yu memapahnya, dengan cemas
Nona Su bertanya, "Adik Lan, ada apa
denganmu? Bagian mana yang terasa tidak
nyaman?"
A Lan hanya tertawa sedih, "Kakak Su,
kepalaku pusing, karena itu aku tidak
kuat."
"Kau masuk dulu untuk beristirahat,
aku akan pamit dulu, nanti aku baru akan
mengunjungimu lagi."
A Lan mengangguk, dia dipapah masuk
oleh Xiao Yu dan masuk ke dalam kamar,
sebelum pintu ditutup dia berkata pada Xiao
Yu, "Aku ingin tidur dulu, tolongjangan
ganggu aku dulu."
Xiao Yu yang telah mendengar
pembicaraan antara Bibi Lan dengan Nona Su
mulai mengerti apa yang terjadi di antara
mereka, dia merasa hal yang tidak
diinginkan akan terjadi, dia berpesan pada A1527
Lan, "Bibi Lan, jangan sedih, nanti tubuhmu
akan melemah lagi."
A Lan tertawa sedih, "Xiao Yu, kau
jangan berpikir terlalu jauh, aku tidak
marah dan tidak banyak pikiran."
Terpaksa Xiao Yu keluar dari
kamarnya.
A Lan terbaring di atas tempat tidur,
hatinya terasa sakit seperti diiris pisau,
dia berpikir, "Ternyata Kakak Wu masih
begitu mencintaiku, aku sudah tidak ada
muka lagi bertemu dengannya, tidak perlu
dia yang mengatakannya aku telah mengerti,
seperti dia yang selalu berada di dalam
hatiku, aku.... aku harus membuat dia
berpikir seperti itu, tapi harus dengan cara
apa? Ah benar, hanya dengan kematian,
hanya dengan kematian baru bisa tercapai
tujuanku."
Mengingat pada kematian, hati A Lan
menjadi tenang, tapi dia berpikir lagi,
"Tapi, tapi aku ingin bertemu dengannya,
setelah itu aku baru akan menghabisi
hidupku."
Dia telah mengambil keputusam,
kematian malah membuatnya merasa tenang.
Dia mengenang kembali masa lalu, hidupnya1528
selama 10 tahun ini, satu per satu melintas
di benaknya, tapi dengan cepat telah
menghilang lagi.
Matahari menyinari dinding kamar,
salju belum mencair, wajah A Lan pucat dan
terbias oleh salju yang belum mencair,
hatinya semakin tenggelam dan tenggelam....
Ooo)*(ooO
Semua hal yang ada di dunia ini
sering kali tidak disangka, setelah Nona Su
mencari A Lan, pada hari kedua Wu Lingfeng juga tiba di Chang An. Secara
kebetulan dia bertemu dengan pelayan Su
Hui Zhi yang bernama Xiao Fu. Xiao Fu
memberitahu keadaan A Lan kepadanya. Hati
Wu Ling-feng berdebar-debar, setelah
bertanya dengan jelas di mana rumah A Lan,
dia segera pergi ke sana.
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ternyata Wu Ling-feng dan Xin Jie
berhasil memperoleh kemenangan total
setelah bertarung dengan empat ketua
perkumpulan di Wu Hua Shan. Dendam ayah
sudah terbalaskan, ada satu masalah lagi
yang belum diselesaikan olehnya.... mencari
A Lan dan ibunya. Xin Jie pun ingin cepatcepat mencari Zhang Qing yang lucu dan
polos. Maka mereka pun berpamitan kepada1529
Paman Mei, akhirnya mereka pun berpisah di
sana dan berjanji sebulan kemudian akan
bertemu di kota Chang An di pintu barat.
Sepanjang perjalanan Wu Ling-feng
terus mencari A Lan, tapi hasil yang
diperolehnya sangat nihil. Setelah hitung
punya hitung, waktu perjanjiannya dengan
Xin Jie hampir tiba, terpaksa dia haru s
pergi ke kota Chang An.
Pagi-pagi dia telah memasuki kota
Chang An, tidak disangka dia bertabrakan
dengan Xiao Fu. Xiao Fu adalah pelayan
yang hubungannya dekat dengan Su Hui Zhi,
maka dia sangat mengerti apa yang telah
terjadi antara Wu Ling-feng, A Lan, dan Su
Hui Zhi. Kemarin Su Hui Zhi telah bertemu
dengan A Lan, saat itu dia ikut dengan
nonanya. Dia menaruh iba kepada Wu Lingfeng, maka dia segera memberitahu keadaan
A Lan kepada Wu Ling-feng.
Mengikuti alamat yang diberikan Xiao
Fu kepadanya, Wu Ling-feng berada di jalan
bagian barat. Dia merasa semakin tegang
tapi juga senang. Dia berpikir, "Kalau Xiao
Lan tahu aku mencarinya, dia pasti akan
merasa senang. Nona Su pasti telah
menjelaskan keadaan yang terjadi padanya.1530
Dia pasti tidak akan membenciku, kalau dia
tahu kakaknya ini telah susah payah
membawa Xue Guo langka untuknya dan bisa
membuatnya kembali bisa melihat, dia pasti
akan merasa berterima kasih padaku."
Akhirnya dia tiba di depan rumah yang
diberitahu oleh Xiao Fu, lalu dengan pelan
dia mengetuk pintu, seorang anak keluar
membukakan pintu.
"Apakah Nona Lan ada?"
Anak itu adalah Xiao Yu, dia menatap
Wu Ling-feng, kemudian membawa Wu Lingfeng masuk ke ruang tamu, dia segera
memberitahu Bibi Lan.
Wu Ling-feng melihat sekeliling,
terlihat barang pajangan yang mewah, dia
merasa sedikit terkejut dan berpikir, "Xiao
Fu tidak bercerita kalau A Lan tinggal di
rumah siapa, kelihatannya pemilik rumah
ini adalah orang kaya."
Setelah ditunggu-tunggu, A Lan tidak
muncul. Wu Ling-feng mulai merasa tidak
tenang, dia ingin berdiri dan masuk ke
dalam untuk melihat, tiba-tiba tirai pintu
terkuak, seraut wajah cantik muncul dari
balik tirai.
Ternyata begitu mendengar Xiao Yu1531
bercerita bahwa ada orang yang
mengunjunginya, dia tahu kalau yang datang
adalah Wu Ling-feng, tapi dia tidak
menyangka kalau Wu Ling-feng akan begitu
cepat mencarinya. Setiap hari dia berharap
bisa bertemu dengan Wu Ling-feng, tapi
sekarang setelah Wu Ling-feng berada di
depannya, dia malah ragu, seperti seorang
anak kecil yang telah melakukan kesalahan
dan takut bertemu dengan ayah dan ibunya.
"Di dunia ini apakah ada hal yang
lebih menakutkan dibandingkan dengan
kematian? Mati pun aku tidak takut, apakah
yang lainnya harus kutakutkan?" maka dia
pun keluar dari kamar.
Wajah A Lan selalu membuat Wu Lingfeng mabuk juga selalu membuatnya lupa
akan segala hal. Sekarang tiba-tiba muncul
di hadapannya, membuat Wu Ling-feng
terpaku entah apa yang harus dia katakan
sekarang.
Dia berusaha menenangkan dirinya,
kemudian dia pun maju, tangan A Lan
dipegangnya lalu dengan gugup berkata, "A
Lan, aku.... aku.... akhirnya kita bertemu....
bertemu lagi denganmu."
A Lan masuk ke dalam pelukannya dan1532
terus menangis, "Kakak Wu, akhirnya kau
datang juga. Setiap hari aku terus
menunggumu, akhirnya kau berhasil
mencariku."
Mata Wu Ling-feng telah basah oleh
air mata, lalu dengan lembut dia berkata,
"A Lan, jangan menangis lagi, cepat hapus
air matamu, kita harus merasa gembira
karena telah bertemu kembali. Jangan
menangis lagi, ada sesuatu yang ingin
kuberikan padamu, kau pasti akan merasa
senang."
A Lan berusaha menenangkan dirinya
dan berpikir, "Ini adalah terakhir kalinya
aku bertemu dengan Kakak Wu, setelah itu
kita tidak akan bertemu lagi. Benar, aku
harus membuatnya merasa senang dan
gembira."
Dia menghapus air matanya dan
bertanya, "Kakak, setengah tahun ini kau
pergi ke mana saja? Apakah dendam paman
telah terbalas?"
Baru saja mereka bertemu A Lan
langsung menanyakan tentang dendam
ayahnya, malah tidak menyinggung tentang
Xue Guo sama sekali, karena itu Wu Lingfeng terpengaruh dan bertanya,1533
"Kehidupanku selama setengah tahun ini
sangat seru dan berbahaya, nanti kalau ada
waktu aku pasti akan menceritakan semuanya
padamu. Aku jamin, kau pasti akan senang
mendengarnya. Sebulan lalu aku dan Adik
Jie di Wu Hua Shan melawan empat ketua
perkumpulan itu, membuat empat ketua itu
lari terbirit-birit. Chi-yang dan Li-e
berhasil kami bunuh, dulu mereka bergabung
membunuh ayah, tidak disangka 10 tahun
kemudian mereka mati karena formasi buatan
mereka sendiri."
Hati A Lan sedih, tapi mendengar
cerita Wu Ling-feng yang berhasil
membalaskan dendam ayahnya, dia pun ikut
senang dan memuji, "Kak, kau benar-benar
hebat!"
"A Lan, mana bibi?"
Begitu Wu Ling-feng menanyakan
ibunya, air mata A Lan menetes lagi, dia
menangis dan berkata, "Ibu telah terbawa
banjir." A Lan menceritakan apa yang
terjadi pada mereka sewaktu banjir datang.
Wu Ling-feng menghibur dan berkata,
"Kalau begitu tidak akan terjadi apa-apa
pada bibi, Tuhan selalu membantu orang
baik, bibi pasti akan selamat."1534
"A Lan, coba tebak apa yang kubawa
untukmu?"
A Lem menggelengkan kepalanya, "Aku
tidak bisa menebaknya."
"Apa yang selalu kau harapkan?" tanya
Wu Ling-feng.
"Asalkan Kakak dan ibu selamat, tidak
ada hal lain yang kuharapkan, Tuhan akan
marah kalau manusia meminta terlalu
banyak." W u Ling Feng mengeluarkan dua
buah botol dari balik dadanya, yang satu
diisi oleh air gunung pemberian Kakek Yun,
sedangkan yang satu lagi berisi air Xue Guo
yang didapatkannya di Da JiDao.
Dengan lembut Wu Ling-feng berkata
lagi, "A Lan, aku sudah mengatakan kalau
aku akan mencari Xue Guo untukmu, supaya
sepasang matamu bisa melihat kembali.
Tuhan telah melindungiku, akhirnya aku
berhasil mendapatkan Xue Guo, mari biarkan
aku mengobati matamu."
A Lan merasa sangat senang.... tapi
hanya sebentar, "Waktu berkumpul dengan
Kakak Wu semakin pendek, untuk apa mataku
diobati dan menghabiskan waktu yang
berharga ini?" dia segera berkata, "Kita
mengobrol yang lain dulu, pengobatan bisa1535
dilakukan nanti."
Melihat sikapnya sangat tenang, Wu
Ling-feng merasa terkejut, dan berkata,
"Tabib Zhi Fu pernah mengatakan asalkan
meminum air Xue Guo dan didiamkan selama
tiga jam, hasilnya akan terlihat, apalagi
ada air pemberian Kakek Yun, bisa
membersihkan daging yang telah membusuk
karena keracunan. A Lan, minumlah dulu air
Xue Guo ini."
A Lan tidak bisa membantah lagi,
terpaksa dia pun meminumnya.
Wu Ling-feng membawa secangkir air
dan dia meneteskan beberapa air pemberian
Kakek Yun, kemudian dengan kain bersih dia
mulai membersihkan mata A Lan. Setelah itu
mata A Lan dibalut dengan kain, dengan
senang Wu Ling-feng berkata, "Tiga jam
lagi sewaktu kain dibuka, kau akan melihat
cahaya lagi."
Denagn lembut A Lan berkata, "Kak,
terima kasih."
"Istirahatlah!" pesan Wu Ling-feng.
"Tidak, Kak, aku ingin mendengar
ceritamu tentang apa yang telah Kakak
alami selama ini."
Terpaksa Wu Ling-feng bercerita apa1536
yang terjadi selama setengah tahun ini, tapi
dia memilih cerita yang lucu dan ringan.
Semakin bercerita Wu Ling-feng semakin
merasa senang. A Lan hanya diam
mendengarkan, begitu tahu Xue Guo yang
dimakannya didapatkan dengan susah payah,
dia terharu dan berterima kasih.
"Sekarang kau telah melewati
kesulitan, dendam pun telah terbalas, A
Lan, lebih baik kita kembali ke kampung
halaman dan bercocok tanam, kita berladang,
menanam sayur, bunga, kita hidup bersama
selamanya, dan kita tidak akan berpisah
lagi!" kata Wu Ling-feng.
A Lan tersenyum, tapi dari sudut
matanya terlihat ada air mata kesedihan.
Wu Ling-feng merasa sangat gembira,
dia tidak memperhatikan keadaan A Lan,
lalu dia berkata lagi, "Kita cari bibi dulu,
aku harus membalas budi kepadanya. Rumah
di desa pasti telah hancur oleh banjir, kita
pindah saja ke kaki gunung Tai Shan. Di
sana kita akan membangun sebuah rumah,
kita bisa sering menengok Kakek Yun. A
Lan, Kakek Yun pasti sangat menyukaimu,
beliau telah beberapa kali berpesan padaku
untuk membawamu ke sana dan bertemu1537
dengan beliau! Ya benar, Zao yang Kakek
Yun berikan sangat besar dan manis, kau
pasti akan suka."
Tiba-tiba A Lan merasa matanya gatal,
dia membuka perban yang membungkus
matanya.
Wu Ling-feng melarangnya dan
bertanya, "Apa yang kau rasakan sekarang?"
"Mataku terasa gatal."
Wu Ling-feng merasa sangat senang
dan berteriak, "Berhasil, berhasil, tidak
disangka obat itu benar-benar manjur, A
Lan, bersabarlah, aku akan membuka
perbannya."
Wu Ling-feng terus berdoa di dalam
hati, kemudian dia membuka perban matanya,
terlihat cahaya sangat menyilaukan,
membuat mata A Lan tidak bisa terbuka,
akhirnya dia pingsan.
Dengan cemas Wu Ling-feng terus
memanggil, "A Lan, A Lan, bagaimana
perasaanmu?"
A Lan bangun pelan-pelan, dia
menarik nafas panjang, dan terus menatap
Wu Ling-feng setelah lama air matanya
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
baru menetes.
"Apakah kau bisa melihatku?"1538
A Lan mengangguk, dengan senang Wu
Ling-feng berteriak dan memeluknya, dan
berputar-putar di kamar itu.
Dengan lembut A Lan berkata, "Kak,
jangan terus berputar-putar, turunkan aku."
Wu Ling-feng merasa terkejut,
kemudian dia berkata, "Kau lihat, aku
terlalu senang, A Lan matamu sudah sembuh,
kau jangan terlalu lama melihat, cepat
kembali ke tempat tidur, dan tidurlah
barang sebentar." dia menggendong A Lan
masuk ke dalam kamar.
Dengan pelan dia meletakkan A Lan di
atas tempat tidur lalu Wu Ling-feng
menyelimutinya, dengan lembut dia berkata,
"Nanti aku akan kembali untuk melihatmu."
A Lan memegang tangan Wu Ling-feng
dan berkata, "Kak, jangan tinggalkan aku
lagi!"
Melihat wajah A Lan yang ketakutan
dengan terpaksa Wu Ling-feng duduk di sisi
ranjang.
Ooo)*(ooO
BAB 47
Tian Yu Ru Jian (kehendak Tuhan
tajam seperti pedang)
A Lan melihat Wu Ling-feng, mata Wu1539
Ling-feng yang bagus memancarkan
kelembutan dan kasih sayang, hal ini
membuatnya tidak bisa menahan diri.
Tiba-tiba A Lan berkata, "Kakak Wu,
apakah kau tahu di langit ada taman
kesenangan?"
Wu Ling-feng kebingungan, dia tidak
mengerti apa yang dimaksud A Lan, Wu
Ling-feng menggelengkan kepala.
"Mungkin itu tidak benar!"
A Lan sangat kecewa, berpikir,
'Apakah semua cerita ibu itu bohong?'
Wu Ling-feng berusaha menghibur-nya,
"Jangan terus menduga-duga, istirahatlah
dulu!"
A Lan menolak, dia tetap menginginkan
Wu Ling-feng menceritakan pengalamannya,
dan tentang apa yang mereka alami sewaktu
mereka kecil dulu. Karena A Lan terus
menceritakan tentang dirinya sendiri, Wu
Ling-feng pun teringat pada masa kecilnya,
hatinya terasa hangat.
"Kakak, apakah kau masih ingat, suatu
kali sewaktu kita pergi ke gunung mencari
sayuran liar, kita bertemu dengan seekor
beruang besar?"
Wu Ling-feng menjawab, "Waktu itu1540
kita terkejut sampai tidak berani bernafas,
untung beruang itu tidak tahu, kita ada
disana."
"Selamanya aku akan terus ingat,
waktu itu kau sangat ketakutan, tapi tangan
kecilmu tetap memegang ranting pohon, lalu
berdiri di depanku berusaha melindungiku,
Kak, kau benar-benar baik kepadaku, kalau
aku tidak bisa membalas budi seumur
hidupku, aku akan menjadi setan untuk
membalaskan budimu," kata A Lan.
"A Lan, jangan terus berkata tentang
hal yang tidak enak didengar, hari-hari
sulit telah berlalu, kebahagiaan kita akan
datang. A Lan, aku selalu tidak suka pada
hal-hal yang terjadi di dunia persilatan,
aku hanya ingin hidup bersama denganmu.
Walaupun merasa lapar dan dingin, hatiku
tetap akan merasa senang, kita akan tinggal
di kaki gunung, setiap hari kita bisa naik
gunung dan berjalan-jalan, mendengarkan
gemericik suara air, memetik buah-buahan.
Lalu masih ada Adik Xin, dia adalah adik
angkatku yang hebat ilmu silatnya, dia akan
datang mengunjungi kita. Menurutmu, apakah
kau akan suka dengan kehidupan seperti
ini?"1541
Melihat wajah tampan Wu Ling-feng
tampak bercahaya dan bersemangat, beberapa
kali A Lan ingin mengatakan sesuatu tapi
tidak jadi diucapkan.
Hari telah siang, Wu Ling-feng tibatiba teringat janjinya dengan Xin Jie, dia
berkata pada A Lan kalau dia akan pergi
dulu sebentar.
A Lan terus menatapnya dan berkata
dengan suara kecil, "Kakak Wu, apakah benar
selamanya kau akan selalu ingat padaku?"
Wu Ling-feng terpaku, tapi segera
mengangguk.
"Kakak, kalau.... kalau aku berbuat
salah padamu, apakah kau mau memaafkanku?"
Wu Ling-feng tertawa, "A Lan, kau
selalu menyayangiku, bagaimana kau bisa
berbuat salah kepadaku?"
A Lan menghembuskan nafas, "Kalau
begitu aku merasa tenang. Baiklah! Kak,
kalau kau mau pergi, pergilah dulu!"
Wu Ling-feng merasa aneh dengan
sikap A Lan, dia merasa gerak gerik A Lan
rada aneh, tapi karena dia merasa terlalu
gembira dia tidak memperhatikan dengan
seksama.
A Lan terus menatap Wu Ling-feng,1542
dia merasa dalam hidupnya telah cukup puas,
tidak ada hal yang membuatnya menyesal, dia
tertawa, "Nanti cepat kembali lagi."
A Lan mengantarkan Wu Ling-feng
sampai ke depan pintu, wajahnya penuh
dengan tawa, dia berpikir, "Di dunia ini
tidak ada yang hal sempurna, sesuatu yang
sempurna pasti tidak akan bertahan lama, di
antara kekasih semakin dalam cinta semakin
tidak akan bisa bertahan hingga tua. Suami
yang biasa, istri yang biasa bisa sehidup
semati hingga tua, dalam hidup ini aku
telah merasa cukup puas, aku telah
mendapatkan kasih sayang yang dalam!
Walaupun itu tidak berlangsung lama, bisa
dikatakan sangat singkat, tapi dibandingkan
dengan cinta yang tidak jelas, hidup lebih
berarti walaupun hanya mendapatkan dalam
waktu singkat."
A Lan membuka jendela, menatap langit
berwarna biru, mencium harumnya bunga
anggrek, dengan tenang dia mengatur
dirinya....
Dengan gembira Wu Ling-feng keluar
dari kota Chang An. Begitu tiba di pintu
kota, Xin Jie belum tiba, dia berjalan-jalan
di sekitar sana.1543
Waktu itu keadaan aman, apalagi di
daerah sana selama tiga tahun berturutturut panen melimpah, maka wajah petani
dan pedagang terlihat gembira.
Dia menunggu selama setengah jam,
tapi Xin Jie belum muncul juga, dia tahu
tentu ada suatu hal yang belum sempat
diselesaikan Xin Jie. Akhirnya dia meminta
kertas dan pena pada seorang bos toko yang
ada di pinggir jalan itu. Dia menulis surat
untuk Xin Jie dan memberitahu di mana dia
tinggal.
Kemudian dengan santai dia berjalan
pulang, dia merasa dia telah mendapatkan
semuanya. Matahari menyinari tubuhnya, dia
merasa hangat, dalam hatinya yang paling
dalam pun dia merasa hangat.
Dia terus memikirkan kata-kata A Lan
tadi.
Tiba-tiba timbul perasaan yang belum
pernah dia rasakan terus menerpanya,
apakah rasa ini sedih atau gembira? Dia
tidak tahu, dia berusaha menenangkan
dirinya berpikir, "Apakah aku sedang
merasa terlalu gembira?"
Tiba-tiba seperti ada firasat buruk
menyerangnya, semakin lama perasaannya1544
semakin tidak enak.
Sebenarnya Wu Ling-feng adalah
seorang yang sangat pintar, begitu rasa
gembiranya hilang, otaknya bisa berpikir
dengan jernih kembali. Begitu teringat pada
tawa terakhir A Lan kepadanya, dia baru
sadar itu adalah tawa kesedihan yang dalam,
hatinya seperti hancur....
Wu Ling-feng mulai ketakutan, dia
berlari kembali ke tempat A Lan, tapi
begitu tiba di sana, terdengar tangisan
keluar dari rumah itu.
Wu Ling-feng merasa ada sesuatu yang
telah terjadi. Dia mengumpulkan tenaga,
meloncati dinding dan masuk ke dalam
rumah.
Tampak olehnya, A Lan terbaring di
bawah, Xiao Yu sedang menangis
meratapinya, "Bibi Lan telah meninggal, kau
datang lagi untuk apa?"
Wu Ling-feng berlari menghampiri
lalu mengendong A Lan, dia mencoba
memeriksa nadi A Lan, tapi kaki dan tangan
A Lan telah dingin.
Wu Ling-feng hampir pingsan.
Dia meletakkan kembali A Lan di
bawah, dengan bingung dia melihat ke1545
sekeliling, tiba-tiba dia bernyanyi dengan
suara kecil, "Langit tinggi, bumi begitu
luas, dalam kehidupan manusia selalu tidak
tahu siapa yang akan dipanggil dulu...."
Begitu lagu selesai dinyanyikan, Wu
Ling-feng telah muntah darah.
Melihat pemuda tampan itu dalam
sekejap telah berubah menjadi orang lain.
Matanya gelap, putus asa, membuatnya
seperti jatuh ke dalam lubang es yang
dalam. Xiao Yu gemetar seperti kedinginan.
Wu Ling-feng benar-benar sedih, tapi
dia malah terlihat tenang kemudian dia
menggendong mayat A Lan lalu pergi dari
sana begitu saja.
Xiao Yu menghapus air matanya, dia
ingat pada kata-kata Bibi Lan, ".... Xiao Yu,
kau sangat tahu tentang diriku, sekarang
aku akan pergi ke tempat jauh, kau harus
menjadi orang, apa yang terjadi padaku
jangan katakan pada Tuan Wu...."
Teringat pada kata-kata Bibi Lan,
Xiao Yu menangis lagi, dia marah kepada
dirinya sendiri, "Xiao Yu, kau benar-benar
bodoh, kau kira Bibi Lan benar akan pergi
ke tempat jauh, tidak disangka dia malah
bunuh diri dengan cara menggantungkan1546
diri."
Kemudian dia berpikir lagi, "Nenek
Fang dan Bibi Lan adalah orang yang paling
baik di dunia ini, tapi bagaimana nasib
mereka....? Pejabat kota itu benar-benar
kurang ajar, melihat Bibi Lan yang cantik
dan seorang diri merantau di tempat orang,
dia menuduh kalau mereka adalah keluarga
penjahat, kemudian dengan namanya, purapura membantu mereka terlepas dari
penjara, tapi Bibi Lan adalah seorang yang
polos, dia tidak tahu kalau semua ini hanya
akal-akalan saja. Dia mengambil kesempatan
pada saat Bibi Lan merasa berhutang budi
pada mereka, lalu memberikan obat kepada
Bibi Lan sampai pingsan lalu
memperkosanya. Semua orang tahu kejadian
ini, tapi orang jahat seperti ini tetap bisa
kaya dan terus naik jabatan, apakah semua
ini karena nasib?
Bibi Lan menelan rasa pahit ini,
ternyata dia hanya ingin bertemu dengan
Tuan Muda Wu dan mencoba untuk bertahan,
sekarang keinginannya telah tercapai, Bibi
Lan lebih memilih mengakhiri hidupnya. Dia
tidak ingin Tuan Muda Wu tahu tentang
kehidupannya karena dia ingin dalam1547
bayangan Tuan Muda Wu dia menjadi sosok
yang sempurna. Karena mencintai Tuan Muda
Wu dia menelan semua ini. Semua ini hanya
aku yang tahu, Bibi Lan tidak pernah
menganggapku sebagai pelayannya, dia selalu
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
merawatku seperti seorang kakak, sejak
kecil aku tidak pernah disayang oleh siapa
pun. Bibi Lan! Bibi Lan! Kalau aku tidak
membalas dendam untukmu, aku benar-benar
lebih buruk dari seekor anjing dan babi!"
Dengari marah Xiao Yu keluar dari
rumah untuk berkelana dan mencari guru
silat untuk belajar ilmu silat. Di kemudian
hari dia menjadi seorang pesilat terkenal
dan mencapai tujuannya. Kita tidak akan
membahasnya di sini.
Ooo)*(ooO
Wu Ling-feng menyewa sebuah kereta,
dia takut kalau terus menggendong mayat A
Lan, akan menarik perhatian orang-orang.
Setelah berada di luar kota, dia
memberikan uang satu tail kepada sang
kusir, lalu menggendong mayat A Lan dengan
cepat. Kusir masih menganggap dia telah
bertemu dengan dewa uang, dia merasa sangat
senang.
Wu Ling-feng memilih jalan kecil, dia1548
berlari sebentar, di sebuah kaki gunung
dengan ilmu meringankan tubuh yang tinggi
dia berlari seperti orang gila, turun dan
naik gunung. Jalan di gunung itu menanjak
dan berliku-liku.
Di sebuah gua, Wu Ling-feng
meletakkan A Lan di bawah.
Dalam hidup Wu Ling-feng, dia selalu
hidup dengan susah, apalagi sekarang, dia
merasa sangat kecewa, tidak ada yang bisa
dia rindukan lagi. Pedangnya dikeluarkan
untuk menggali lubang. Dia mengubur mayat
A Lan di sana. Kemudian di depan kuburan A
Lan dia berkata, "A Lan, dalam hidup ini
kakak telah mengambil keputusan untuk
menemanimu.... Di langit, bumi, atau di mana
pun, tunggulah aku sebentar, aku akan
menyusulmu!"
Dia berhenti bicara, dia seperti
bermimpi, tidak ada perasaan, sepertinya dia
sedang mengambil keputusan biasa yang
tidak perlu dipikirkan lebih jauh.
Dia menarik nafas, dia berjalan ke
sisi gunung, matahari mulai terbenam, kota
Chang An terlihat jelas, Wu Ling-feng
merasa hidupnya cukup sampai di sini. Dia
berdiri di depan kuburan A Lan, pedangnya1549
diangkat dan dia siap menggores lehernya.
Tiba-tiba tangan kanan Wu Ling-feng
gemetar, satu tenaga besar membuat
pedangnya tidak dapat dipegang. Suara besar
seperti lonceng berdentang, "Perasaan
kepada perempuan adalah kosong, kosong
adalah perempuan. Kesedihan tidak terbatas,
berpalinglah ke darat."
Wu Ling-feng merasa kepalanya
seperti disiram air juga merasa seperti
disambar petir. Waktu itu dia seperti
bingung dan tidak sadar, tapi kemudian dia
merasa sangat sadar.
Begitu membalikkan tubuh untuk
melihat, tidak ada siapa pun di sana. Begitu
melihat ke depan, terlihat ada dua sosok
yang telah menjauh dari sana. Yang satu
adalah seorang biksu dengan perawakan
kurus, sedangkan yang satu lagi dari
belakang, Wu Ling-feng merasa mengenalnya.
Anehnya biksu tua itu seperti sedang
mengepit seorang perempuan yang tidak
sadarkan diri....
Tapi Wu Ling-feng tidak merasa aneh,
karena saat itu pikirannya sedang kacau.
Dia tidak bisa berpikir hal lain. Dia merasa
seperti sedang digulung ombak besar, kadang1550
seperti berada di sebuah danau yang tenang
yang permukaannya seperti kaca. Tidak
terlihat ada riak air tapi suara,
"Perempuan adalah kosong, kosong adalah
perempuan...." terus berdenging seperti
suara lonceng.
Tiba-tiba dia seperti mengerti.
Wajahnya yang tampan terlihat sebuah tekad
besar, dia melangkah ke depan.... tapi segera
berhenti.
Dalam hati dia berpikir, "Tadinya aku
ingin mencari Kakek Yun dan menemaninya
seumur hidup, tapi bagaimana janjiku dengan
Adik Jie? Di dunia ini tidak ada hal yang
perlu kucemaskan lagi, tapi aku adalah
seorang laki-laki aku harus menepati janji,
aku harus menunggunya, kemudian.... Hhhh!
Apakah aku masih mempunyai kesempatan?"
Mengingat hal ini dia pun terkejut.
Dia ingat perempuan yang terkepit
biksu itu, dia seperti mengenalnya,
perempuan itu seperti Zhang Qing....
Dia tidak ragu lagi mengejar dua
orang tadi.
Semenjak dia minum air Xue Guo, ilmu
meringankan tubuhnya termasuk jarang ada
yang bisa menyaingi. Dia bergerak seperti1551
asap, terus berlari ke depan. Tak lama
kemudian dia berada di luar kota.
Tiba-tiba terdengar siulan panjang
dari arah kiri, dia berpikir sebentar, dan
berhenti untuk membalas siulan itu.
Tidak lama kemudian muncul bayangan
seseorang. Kecepatannya membuat dia
terkejut, hanya meloncat beberapa kali dia
telah mencapai 100 meter, dan dia sekarang
telah berada di depan Wu Ling-feng,
ternyata dia adalah Xin Jie.
Posisi Xin Jie sangat indah, tapi
wajahnya terlihat ada kekecewaan dan rasa
cemas, kelihatannya dia belum berhasil
menemukan Qing Er.
Melihat Xin Jie, air mata Wu Lingfeng hampir mengalir, dia menahan perasaan
hatinya yang bergejolak. Dengan suara
gemetar dia bertanya, "Adik Jie, di depan,
depan.... ada orang.... dan seorang
perempuan.... sepertinya dia adalah Qing
Er...." dia berkata dengan terpatah-patah,
tapi Xin Jie mengerti maksud perkataannya.
Hati Xin Jie benar-benar merasa
senang, dia berteriak, "Cepat, kita kejar
mereka!" seperti terbang mereka terus
mengejar kedua orang itu.1552
Xin Jie tidak memperhatikan wajah Wu
Ling-feng yang sedang sedih, dia masih
tetap tampan seperti dulu, tapi dia tampak
kurus dan lemas, sorot matanya tidak
bercahaya, seperti bertambah tua 10 tahun.
Xin Jie tidak menyangka semenjak
mereka berpisah, Kakak Wu telah bertemu
dengan A Lan dan sekarang hatinya sedang
hancur!
Di luar kota, di daerah gunung mereka
turun naik beberapa kali dengan ilmu
meringankan tubuh yang tinggi. Gunung
yang terjal tidak menjadi masalah buat
mereka, seperti sedang menapak di tanah
datar.
Tiba-tiba mereka berhenti, karena di
depan adajalan bercabang.
Kata Wu Ling-feng, "Kita masingmasing mengambil jalan ini...."
"Tidak, kalau akhirnya kita tidak
berhasil menemukan mereka, kita malah
semakin jauh...."
Mereka sulit mengambil keputusan,
akhirnya Xin Jie berkata, "Kita sama-sama
mengambil jalan kiri, terserah nasib...."
Saat mengatakan 'nasib' ucapan Xin Jie
berhenti dia menatap langit, terlihat ada1553
semburat kuning dan ungu, terlihat ada
awan....
Ooo)*(ooO
BAB 48
Lima orang aneh dari Po Luo
Kadang-kadang hal yang terjadi di
dunia ini seperti sudah diatur dengan
semestinya. Kalau saja Xin Jie memilih
jalan yang ada di sebelah kanan,
kehidupannya mungkin akan berubah.
Di ujung jalan kiri, ada sebuah
lembah, mereka mencari di sana tapi tidak
berhasil menemukannya.
Xin Jie menarik nafas panjang,
"Mungkin kita salah jalan...."
Tiba-tiba Wu Ling-feng berteriak,
"Lihat! Adik Jie, di sana ada gua, kita coba
ke sana mencarinya!"
Xin Jie seperti sedang berjalan dalam
kegelapan lalu tiba-tiba menemukan cahaya,
lalu dia segera terbang ke arah sana.
Semenjak dia mencari Qing Er, dia
selalu merasa kecewa, tapi dia bisa
menerima rasa kecewa itu, mungkin ini yang
disebut kekuatan cinta yang selalu
mendukung.
Dari jauh terlihat di depan gua ada1554
seseorang yang sedang berdiri. Benar, itu
adalah sosok seseorang, ternyata orang itu
pun telah melihat Xin Jie dan Wu Lingfeng. Dari pinggangnya dia mengeluarkan
sebilah pedang dan langsung bersiap siaga.
Xin Jie dan Wu Ling-feng meloncat ke
depan, bersamaan waktu itu terdengar suara,
"Oh!"
Ternyata orang itu adalah Wu Lin Zi
Xiu, Sun Qi-zhong.
Hati Xin Jie seperti dipanah oleh
beribu-ribu anak panah, kalau orang itu
adalah Sun Qi-zhong, Qing Er pasti tidak
ada di sana.
Tapi dia tetap berusaha berkata,
"Kakak Sun, apa kabar?"
Sun Qi-zhong bertanya balik, "Mengapa
kalian bisa datang ke sini...."
Wu Ling-feng tiba-tiba berkata, "Adik
Jie, lihat siapa orang itu?"
Terlihat ada seseorang yang sedang
berjongkok, di bawahnya ada sebuah lubang.
Dia sedang meniup asap ke dalam lubang itu,
dia memegang segenggam dupa yang masih
menyala dan meniup asap dupa itu ke dalam
lubang. Xin Jie sudah mengenal beberapa
jenis racun, sekali melihat dia tahu kalau1555
orang itu sedang berusaha menangkap ular
beracun 'Jin Shi Er' (ular lidah emas) yang
sangat langka.
Setelah melihat dengan teliti, mereka
sama-sama terkejut karena wajah orang itu
banyak terdapat bekas goresan pedang, dia
ternyata adalah Tian Mo Jin Qi.
Melihat orang itu, Xin Jie malah
merasa lebih tenang.
Dia berpikir, "Tian Mo Jin Qi jauhjauh datang ke sini, pasti dia sedang
membuat racun 'XueHunDu Sha'."
Mungkin semua itu dia dapatkan dari
'Du Jing'. Tian Mo Jin Qi adalah orang
kedua tertinggi yang bisa menggunakan
racun, tapi dia tidak melihat Xin Jie dan
Wu Ling-feng sama sekali.
Wu Ling-feng takut Xin Jie akan
kecewa, dia berkata, "Adik Jie, coba kita
cari di gua itu dulu!"
Sun Qi-zhong dengan tegang berkata,
"Tidak boleh!"
Xin Jie merasa aneh dan bertanya,
"Mengapa tidak boleh?"
Mungkin Sun Qi-zhong sadar dia
terlalu tegang, dia menjelaskan, "Maksudku
adalah, untuk sementara kalian jangan1556
masuk dulu ke dalam gua...."
Xin Jie cemas, bertanya, "Mengapa?"
Karena cemas tanpa sadar suaranya
menjadi keras, Sun Qi-zhong sepertinya
mulai marah, tapi dia tidak mengatakan apa
pun. Xin Jie mulai merasa curiga, dan
bertanya dengan marah, "Ada apa? Cepat
katakan...."
Sun Qi-zhong pun mulai marah dan
menjawab, "Tidak ada apa-apa, kenapa?"
Tadinya Xin Jie mengira Qing Er tidak
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mungkin berada di dalam gua itu, tapi
begitu melihat sikap Sun Qi-zhong, dia
malah ingin masuk untuk melihat, maka
tanpa banyak bicara dia bersiap-siap masuk
ke dalam gua Tapi pedang Sun Qi-zhong
diluruskan dan dia berdiri di depan gua.
Waktu itu terdengar suara dingin dan
menyeramkan, terdengar dari belakangnya,
setelah dilihat dengan teliti, 12 meter dari
tempat itu, ada 5 orang yang sedang berdiri.
Yang paling depan adalah pesilat
tangguh dari India, Jinlul!
Xin Jie terkejut, dia melihat Jinlul
maju 2 langkah!
Dengan dingin dia berkata, "Apa kabar,1557
Pendekar Xin!"
Xin Jie tertawa dingin, tapi tidak
menjawab.
Tian Mo Jin Qi yang masih berusaha
menangkap ular, sama sekali tidak melihat
ke arah mereka, juga tidak bergerak,
sepertinya dia juga tidak melihat ada
Jinlul di sana.
Jinlul mendengar Xin Jie tidak
menjawab, dia tidak marah, hanya dengan
dingin berkata, "Hari ini kami lima
bersaudara ingin meminta bantuan kepada
Pendekar Xin.... Pedang Pendekar Xin adalah
barang yang sangat langka"
Xin Jie tidak menyangka, Jinlul bisa
tahu kalau pedang yang dipegangnya adalah
salah satu benda langka, penilaiannya
sangat bagus.
Dalam hati Xin Jie berpikir, "Bantuan
apa yang dia inginkan dariku? Pasti rencana
busuk lagi...."
Tapi di mulut dia bertanya, "Apa?"
Jinlul tertawa, "Bukan apa-apa, masih
mengenai hal dulu, kami ingin agar
Pendekar Xin mengakui satu kalimat dan
kami akan merasa sangat berterima kasih."
Xin Jie bertanya, "Mengakui apa?"1558
"Mengakui kalau ilmu silat India
berada di atas ilmu silat Zhong Yuan...."
Xin Jie marah, "Dulu di Da-ji-dao,
kalian Heng-he San-fu telah bertarung
dengan Shi Wai San Xian, apakah kalian
mendapat keuntungan dari sana, sekalipun
itu hanya sedikit?"
Jinlul tertawa dingin, "Karena
penyakit ketua Wu Ji Dao tiba-tiba saja
kambuh, terpaksa guruku pergi dari sana,
aku tidak menyangka Pendekar Xin begitu
tidak tahu diri...."
Xin Jie menahan amarahnya dengan
tertawa terbahak-bahak, "Apakah Tuan
mencariku hanya karena hal ini saja?"
Dengan sombong Jinlul mengangguk.
Merasa pikiran dan dadanya dipenuhi
dengan darah panas, Xin Jie tidak bisa
menguasai diri lagi, dia lupa kalau dia
sedang mencari Qing Er, juga lupa pada
bahaya, dia menjawab dengan lantang, "Marga
Xin akan menjawabnya, keluarlah dari Zhong
Yuan...."
Benar, dia lupa kepada Qing Er.
Mungkin di kemudian hari dia akan
merasa menyesal karena ini.
Tapi karena sekarang hatinya sedang1559
marah dan ada hal yang lebih penting dari
cinta. Bisa dikatakan lebih penting dari
nyawanya ratusan kali lipat!
Jinlul tertawa dingin, dia tidak
menjawab.
Dia menunjuk seorang biksu pendek dan
dengan suara kecil berkata, "Dia adalah
kakak tertua dari perkumpulanku, nama
Budhanya adalah Mi Duo Bao Shu...."
Biksu pendek itu di kedua belah nadi
Tai Yang nya terlihat menggembung, kedua
matanya terlihat bersemangat, tubuhnya
kecil dan dia bersikap tenang, dia berdiri
kokoh seperti Tai Shan. Xin Jie merasa
terkejut dan berpikir, "Kelihatannya ilmu
biksu pendek itu dengan Heng-he San-fu
hampir berimbang, di antara kelima orang
itu sepertinya ilmu silatnya paling tinggi."
Jinlul menunjuk biksu yang ada di
sebelah kiri yang berbaju kuning dan
berkata, "Dia adalah kakak keduaku, Qing
Zheng Luo Han...."
Kemudian menunjuk orang kedua dari
kiri, "Dia adalah kakak ketigaku, Jie Ke
Da.... kalian pasti kenal dengannya dia
adalah kakak keempatku Wen Cheng Bai Luo,
ha ha ha! Kami lima bersaudara dijuluki Po1560
Luo 5 Qi...."
Xin Jie mengingat-ingat isi catatan
buku India itu, dengan dingin segera
bertanya, "Bukan Po Luo 6 Qi?"
Wajah Jinlul berubah katanya,
"Pendekar Xin sangat pandai bercanda....
maksud kami mencari Pendekar Xin adalah...."
Dia sengaja berhenti bicara dan
berkata lagi, "Kalau Pendekar Xin tidak mau
mengakui kalau ilmu India tidak berada di
atas Zhong Yuan, tidak apa, kami tidak akan
memaksa, tapi saat kita bertarung di Gui
Shan, begitu kembali ke India aku
menceritakan ilmu silat Pendekar Xin yang
begitu hebat kepada semua saudara
seperguruanku, mereka sangat kagum, maka
kami pun bertekad mencari Pendekar Xin
untuk bertarung kembali."
Kedua mata Jinlul terus menatap Xin
Jie. Xin Jie berusaha untuk tetap tenang
dan memperhitungkan situasi yang sedang
terjadi di depan matanya.
Tapi dia tidak berhasil menemukan
cara supaya bisa meloloskan diri dari
keadaan ini, dia membalikkan kepala melihat
Wu Ling-feng, Wu Ling-feng pun sedang1561
menatapnya, Xin Jie tertawa kecut, diamdiam bertanya, "Bagaimana?"
Wu Ling-feng menggelengkan kepala.
Tapi dengan nada keras dia berkata,
"Bunuh satu hitung satu!"
Wajahnya yang tampan memancarkan
sikap tegas, sikap ini membuat Wu Lingfeng terlihat gagah layaknya seorang lakilaki sejati.
Xin Jie tertawa terbahak-bahak, dia
menjawab dengan lantang, "Air mengalir,
angin berhembus, kalau seorang laki-laki
tidak bisa mempertahankan nama baik, mati
pun akan terkubur gunung.... Kakak, apakah
julukan Po Luo 5 Qi bisa menghalangi kita
kakak beradik?"
Jinlul tertawa dingin, "Kakak
beradik? Hanya kalian berdua? Ha ha ha....
hanya berdua...."
Xin Jie ingin menjawab, tiba-tiba di
belakangnya terdengar suara gagah yang
menjawab, "Bertiga!"
Dengan cepat Jinlul menoleh, kirakira jarak 10 meter dari sana ada seorang
pemuda berbaju hijau sedang berdiri, pita
pedang panjangnya tampak berkibar-kibar
tertiup angin, dia adalah Wu Lin Zi Xiu,1562
Sun Qi-zhong yang tadi mereka temui.
Jinlul tertawa dingin dan berkata,
"Baiklah, kau pun diperhitungkan...."
Tiba-tiba ada suara dingin
menyeramkan berkata, "Hei, masih ada aku!"
Po Luo 5 Qi bersamaan membalikkan
kepala untuk melihat, di sebuah batu besar
berdiri seorang pesilat yang wajahnya
sangat jelek dan rambutnya berantakan.
Wajah orang itu tampak ada bekas luka
goresan dari pisau, lubang hidungnya pun
sudah cacat. Wajahnya sangat jelek dan
menyeramkan, dia adalah Tian Mo Jin Qi
yang terkenal jahat!
Jinlul pernah bertemu dengan Jin Qi,
tapi melihat wajahnya yang menyeramkan,
dia merasa terkejutjuga.
Xin Jie tidak menyangka kalau kedua
orang itu akan membantunya, dia merasa
sangat senang, dia tertawa panjang,
kemudian dia memegang pedang, pedang Mei
Xiang Jian yang sakti.
Wajah tampan Wu Ling-feng bercahaya
membuat orang merasa takjub melihatnya.
Dia maju selangkah dengan gagah,
pedangnya dipegang dengan erat.
Xin Jie berkata dengan pelan kepada1563
Wu Ling-feng, "Biksu yang pendek itu,
bagianku...."
Baru selesai bicara, pedangnya
mengeluarkan suara SHHAT, SHHHAT!
Wu Lin Zi Xiu, Sun Qi-zhong dan Tian
Mo Jin Qi bersama-sama mendekat.
Jinlul pernah bertemu dengan mereka
tapi dia tidak tahu nama mereka, maka
dengan dingin dia bertanya, "Siapa nama dan
marga kalian berdua?"
Sun Qi-zhong tertawa terbahak-bahak,
"Mari bertarung saja, untuk apa tanya-tanya
nama segala?"
Apalagi Tian Mo Jin Qi, dia sama
sekali tidak meladeni mereka!
Jinlul malah tertawa panjang, setelah
lama baru berhenti dan dengan keras
berkata, "Kalian jangan keterlaluan, hari
ini adalah hari kematian kalian!"
Suaranya baru selesai, tali panjang
dan hitam telah berada di tangannya,
kemudian keluar suara CETAK, tali panjang
seperti seekor ular beracun terus
berputar-putar.
Wu Ling-feng mengayunkan langkah
kakinya, pedangnya diangkat, tangan
kanannya mengangkat pedang, pedang1564
terdengar membawa angin kencang. Itu
adalah jurusnya yang lihai yang bernama
'Fui Wang Ba Huo'.
Po Luo 4 Qi yang lainnya melihat
Jinlul siap bertarung maka mereka pun
segera mengambil posisi, siap bertarung.
Xin Jie mencabut pedang Mei Xiang
Jian, kemudian membalikkan kepala
mengangguk pada Sun Qi-zhong dan Tian Mo
Jin Qi. Dia membalikkan tubuhnya dan
menyerang salah satu dari Po Luo 5 Qi,
Lao-da Mi Duo Bao Shu. Jurusnya sangat
aneh.
Mei Xiang Jian seperti sebuah pecut
lemas, dilipat membentuk lingkaran,
kemudian memental keluar, saat mental
terdengar suara WENG. Ujung pedang
terlihat meloncat-loncat ke kiri dan ke
kanan, ke atas ke bawah. Tepat membentuk
sebuah lingkaran bulat. Lingkaran ini
mengurung empat nadi Mi Duo Bao Shu!
Mi Duo Bao Shu tidak menyangka jurus
Xin Jie begitu aneh dan hebat.
Kedua bahunya diturunkan, tubuhnya
yang kecil, lewat di bawah pedang Xin Jie.
Tubuhnya belum tegak kedua telapaknya
telah memukul ke belakang.1565
Telapaknya yang kecil membawa angin
kencang dan terus menyerang Xin Jie.
Tubuh Xin Jie yang bergerak cepat
tidak sempat menarik kembali pedang Mei
Xiang Jian. Terpaksa tangan kiri Xin Jie
membentuk lingkaran dan menyambut. BAG,
satu tangan Xin Jie menyambut kedua
telapaknya dan dia tergetar hingga mundur
2 langkah.
Xin Jie berpikir, "Pantas dia menjadi
pemimpin Po Luo 5 Qi tenaga dalamnya
sangat hebat, mungkin berada di atas
Jinlul."
Xin Jie melihat Mei Xiang Jian yang
masih dipegangnya, ujung pedangnya tampak
bersih dan bercahaya, pedang itu
mengeluarkan cahaya yang membuat orang
takut. Pita pedang berwarna kuning tampak
berkibar tertiup angin.
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Xin Jie mengangkat kepalanya,
wajahnya yang putih tampak kemerahmerahan yang tidak biasa. Pedang panjangnya
diputar keluar dan masuk. Membentuk
bayangan pedang menutupi kepala Mi Duo Bao
Shu....
Mi Duo Bao Shu tampak berputar,
kemudian dia telah memegang sebuah singkup1566
kecil, singkup itu bukan terbuat dari emas
atau batu, tapi tampak berkilauan. Entah
terbuat dari bahan apa singkup itu.
Melihat serangan Xin Jie, Mi Duo Bao
Shu merasa mempunyai perasaan yang dulu
belum pernah dia rasakan.
Dia merasa semua nadi di tubuhnya
terancam dengan keberadaan pedang Xin Jie.
Tapi dia tidak tahu nadi mana yang
akan diserang Xin Jie....
Tidak perlu dijelaskan lagi, jurusjurus Xin Jie yang dikeluarkan sekarang
adalah jurus 'Fang Sheng Bu Xi' dan 'Da Yan
Shi Shi'.
Mi Duo Bao Shu terus berpikir,
singkup kecilnya diayunkan ke kiri dan ke
kanan, begitu pedang Xin Jie diturunkan,
singkup itu telah berganti jurus menyerang
dan menotok Xin Jie ke bagian kiri.
Pegangan singkup menotok nadi kanan
Xin Jie, sebenarnya jurus ini keluar secara
refleks, tapi tepat mengenai sasaran,
memaksa Xin Jie membalikkan tubuh untuk
menjaga diri.
Tadinya Xin Jie akan membentak, dia
memutar tubuhnya, dengan pose indah dia
berhasil lolos dari serangan singkup itu.1567
Tiba-tiba dia menyerang Lao Si dari Po Luo
5 Qi yang bernama Wen Cheng Bai Luo.
Ternyata sewaktu Xin Jie bertarung,
mereka pun bertarung.
Lao San, Katai melihat Wu Lin Zi Xiu,
Sun Qi-zhong seperti dengan sombong
menertawakan mereka. Dia menjadi marah dan
maju ke depan siap bertarung.
Tapi sewaktu dia melewati Tian Mo Jin
Qi tiba-tiba Tian Mo Jin Qi menyerangnya.
Jurusnya sangat ganas.
Katai berguling-guling di bawah
berusaha menghindari serangan tiba-tiba
itu. Dalam mimpi pun dia tidak menyangka,
di dunia ini masih ada orang yang lebih
licik darinya. Dia meraung dan kepalan
tangannya dikeluarkan, dan bersamaan waktu
itu pedang di punggungnya dicabut, dia ikut
bertarung!
Ooo)*(ooO
BAB 49
Terulang pertarungan bangsa Hoa
dengan bangsa asing
Melihat semua orang mulai bertarung,
Sun Qi-zhong tertawa terbahak-bahak, dia
pun mencabut pedangnya dan berteriak,1568
"Baiklah!"
Dia menantang Qing Cheng Luo Han
yang ada di depannya. Qing Cheng Luo Han
salah satu dari Po Luo 5 Qi termasuk orang
kedua terpenting. Dia mengangkat pedangnya
dan mulai bertarung, yang tersisa hanya
Wen Cheng Bai Luo. Dia tidak peduli dengan
aturan dunia persilatan, dia membalikkan
tangan dan menyerang Sun Qi-zhong dari
belakang....
Saat itu adalah saat di mana Xin Jie
berhasil melewati singkup Mi Duo Bao Shu,
dia melihat Wen Cheng Bai Luo diam-diam
akan menyerang Sun Qi-zhong. Dia segera
berlari untuk menyelamatkan Sun Qi-zhong
dari serangan itu!
Sewaktu kepalan Wen Cheng Bai Luo
baru keluar, ujung pedang Xin Jie telah
membawa angin besar datang menghampirinya.
Ilmu Wen Cheng Bai Luo sangat tinggi, dia
menarik kembali kepalannya, malah dengan
cepat mencabut pedangnya. Tanpa melihat dia
telah menusuk....
Pedang Xin Jie tampak berkilau,
dengan satu jurus, dia telah menyerang Wen
Cheng Bai Luo dan Mi Duo Bao Shu!
Wu Ling-feng yang bertarung dengan1569
Jinlul, keadaan tidak sama, di antara Po Luo
5 Qi, Jinlul adalah yang terkecil dan dia
paling disayang oleh gurunya, tapi ilmu
silatnya sangat tinggi, kemampuannya hanya
berada sedikit di bawah kakak terbesarnya,
Mi Duo Bao Shu. Jinlul mengira kecuali Xin
Jie, di Zhong Yuan tidak ada lagi pesilat
tangguh. Maka begitu melihat Wu Ling-feng
datang dia hanya tertawa dingin. Kemudian
pecut panjangnya digulung ke arah Wu Lingfeng. Tapi dengan jurus andalan-nya, 'Duan
Hun Jian' dia berhasil meloloskan diri dari
gulungan pecut Jinlu, tampak ujung pedang
Wu Ling-feng berusaha menotok nadi paha
Jinlul.
Jinlul tidak menyangka jurus pedang
Wu Ling-feng bisa bergerak begitu cepat,
setelah beberapa kali mengeluarkan segenap
kemampuannya dia baru berhasil meloloskan
diri dari bahaya!
Dulu He Luo Yi Jian, Wu Zhao-yun
bertarung dengan 'Chang Bai San Ying' (tiga
elang Chang Bai), begitu Gui Wang Dian Huo
(raja setan menyalakan api) dilancarkan, dia
berhasil melukai dua elang. Sisa satu elang
yang ada tidak sanggup bertarung lagi dan
dia pun melarikan diri. Karena itu Duan1570
Hun Jian terkenal di mana-mana, sekarang
Wu Ling-feng mengeluarkan jurus yang
pernah dipakai ayahnya. Meski usianya
masih muda tapi dia selalu mendapatkan
penemuan aneh, ilmunya sekarang ini telah
berada di atas ilmu ayahnya, Wu Zhao-yun!
Jinlul menatap Wu Ling-feng, wajah
Wu Ling-feng tampak tampan dan
mengeluarkan cahaya hidup, pedang di
tangannya dipalangkan secara horisontal di
depan dadanya. Dia merasa beberapa bulan
tidak bertemu, ilmu silat pemuda tampan ini
telah maju lagi dengan pesat!
Karena itu dia melihat ke
sekelilingnya, kakak keduanya bertarung
dengan Wu Lin Zi Xiu, Sun Qi-zhong. Kedua
pedang bergerak seperti dua ekor naga hijau
yang terbang ke atas langit. Dia terus
melihat bayangan pedang yang memenuhi
langit. Dia terkejut dan berpikir, "Ilmu
pedang kakak kedua adalah yang terbagus di
antara kami, mengapa dia tidak sanggup
membereskan bocah itu? Apakah keempat
orang ini adalah pesilat tangguh?"
Dugaannya memang tidak salah.
Keempat orang itu memang adalah
pesilat tangguh di Zhong Yuan sekarang1571
ini! Yang terkuat di antara Po Luo 5 Qi
adalah Mi Duo Bao Shu dan si tali panjang
Jinlul, kemudian disusul Lao Er, Qing Cheng
Luo Han.
Dengan sebilah pedang dia pernah
mengalahkan 28 pesilat India, hingga di
India atau Tibet tidak ada seorang pun yang
tidak mengenal Qing Cheng Luo Han. Tapi
sekarang Sun Qi-zhong menggunakan jurus
'Hai Bi Jian Shi' yang baru dipelajarinya
dari Pin Fan Shang-ren.... dan Qing Cheng
Luo Han tidak sanggup menghadapinya!
Jurus itu adalah salah satu jurus
Shao-lin yang telah lama menghilang,
walaupun serangan Qing Cheng Luo Han
sangat gencar, tapi Sun Qi-zhong tetap bisa
bertahan dengan ketat!
Jinlul melihat ke kiri, tampak Katai
sedang menyerang dengan pedangnya juga
dengan kepalannya, ditambah lagi suaranya
besar seperti guntur. Dia seperti seekor
harimau gila menyerang pemuda jelek.
Pemuda jelek itu pun terlihat tidak
sungkan-sungkan lagi, membalas dengan
jurus pedang dan kepalan, benar-benar
pertarungan sengit.1572
Tapi dia sangat tenang dan tampak
berpikir, "Orang jelek itu hanya wajahnya
saja yang terlihat menyeramkan, sebenarnya
di antara keempat orang itu dialah yang
paling lemah. Katai pasti sanggup
melawannya, asalkan aku dan kakak tertua
salah satu dari kami bisa menang, aku jamin
mereka tidak akan lolos satu pun...."
Dia berbalik lagi melihat kakak
tertuanya yang sedang bertarung dengan Xin
Jie....
Waktu itu dia mendengar teriakan
lantang dari Wu Ling-feng.
"Awas pedang!"
Suaranya belum selesai, pedang seperti
cahaya terbang mendekat. Jinlul melihat
situasi yang terjadi, dia merasa tidak ada
hal yang perlu ditakuti, maka tanpa melihat
ke belakang dia telah memecut ke belakang.
Tali menggulung ke nadi tangan Wu
Ling-feng.
Kedua mata Wu Ling-feng terus
melihat, tangan kanannya mengikuti tali
Jinlul yang berputar dua kali. Saat bisa
menghindar, pedangnya diangkat, sekali lagi
jurus Gui Wang Ba Huo dilancarkan.
Jinlul tidak menyangka kalau ilmu1573
pedang Wu Ling-feng begitu tinggi, dia
tidak berani bertindak ceroboh, tangannya
sudah bersiap-siap. Kemudian terdengar
suara siulan dan bayangan tali telah
memenuhi langit.
Semenjak pertarungan di Wu Hua Shan,
ilmu pedang Wu Ling-feng telah maju pesat,
begitu dia bersiul lagi. Pedangnya terus
bercahaya, dia bertarung dengan pesilat
tangguh dari India, Jinlul.
Tiba-tiba terdengar suara amarah.
Ternyata Katai dan Jin Qi telah
bertarung menggunakan tangan dan pedang....
Katai yang datang dari India adalah
seorang yang pemberani, tapi dia tidak
pernah melihat ada orang yang lebih berani
darinya. Tian Mo Jin Qi sama sekali tidak
memberi ampun padanya, dia terus melawan,
setiap jurus datang dari arah yang tidak
disangka. Hal ini membuat Katai marahmarah.
Yang membuatnya marah juga adalah
wajah Jin Qi yang jelek dan dingin.
Terlihat Jin Qi sangat sombong, apalagi
bekas goresan itu terlihat menakutkan,
membuat dia merasa seram karenanya.
Hanya terlihat bayangan yang bersatu1574
kemudian berpisah lagi. Pundak kiri Jin Qi
telah tergores pedang Katai, darah terus
mengalir, tapi Tian Mo Jin Qi tidak
bersuara, kedua kakinya bergerak terus.
Dia mengeluarkan jurus andalan dari
Jin Yi-peng, 'Bai Zu Jian Fa' yaitu 'Du Gong
Heng Shi' (racun kaki seribu menyengat
datar). Diam-diam dia menusuk dada Katai.
Ooo)*(ooO
Di kaki gunung Liu Pan Shan, 9
pesilat tangguh bertarung dengan sengit.
Tiba-tiba.... terdengar teriakan.
Walaupun setiap orang sedang
bertarung sepenuh hati tapi tetap tidak
tahan dengan suara teriakan itu.
Ternyata pertarungan antara pesilat
pedang nomor satu di India yaitu Qing Cheng
Luo Han dan Wu Lin Zi Xiu, Sun Qi-zhong
terjadi perubahan yang mengejutkan siapa
pun....
Mereka berdua terbang ke langit,
cahaya pedang dan bayangan manusia menjadi
satu. Lingkaran cahaya pedang mencapai luas
9 meter persegi!
Karena Qing Cheng Luo Han telah lama
bertarung dengan Sun Qi-zhong, dan tidak
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memperoleh kemenangan, maka dia pun1575
menjadi marah, jurus andalannya 'Bai He Hui
Jian' dikeluarkan!
Ooo)*(ooO
Jurus 'Bai He Hui Jian' berjumlah 19
jurus, ini adalah ilmu sakti dari jaman dulu
yaitu 'Feng Long Jiao' dari India. Secara
tidak sengaja Qing Cheng Luo Han
mendapatkan jurus pedang ini, maka jurus
ini bukan diajarkan oleh Heng-he San-fu.
Sekarang dia telah mengeluarkan
jurus yang telah dipelajarinya ini. Tapi
tetap saja tidak bisa menyerang lingkaran
pedang yang dibentuk oleh Sun Qi-zhong.
Karena marah jurus andalannya dikeluarkan.
Begitu Bai He Hui Jian dikeluarkan,
Sun Qi-zhong merasa keadaan yang terjadi
tidak menguntungkan baginya, karena dari
jurus Qing Cheng Luo Han keluar tenaga
aneh. Dia berputar hingga ujung pedang Sun
Qi-zhong kehilangan arah.
Waktu itu langit dipenuhi dengan
bayangan pedangnya, ternyata Sun Qi-zhong
telah menggunakan jurus Fang Sheng Bu Xi
yang terdapat dalam ilmu 'Da Yan Shi Shi'.
'Da Yan Shi Shi' adalah perubahan
yang diciptakan oleh Pin Fan Shang-ren
dalam 'Bu Da San Shi'.1576
Jurus 'Fang Sheng Bu Xi' ini adalah
jurus aneh, di lingkungan Budha bisa
dikatakan itu adalah ilmu yang tiada
tandingannya, kedahsyatannya bisa dilihat
dari orang yang menggunakan jurus ini.
Jurus 'Fang Sheng Bu Xi' milik Sun
Qi-zhong tidak segalak dan seberingas Xin
Jie, karena dia adalah orang Budha, maka
pada saat digunakan oleh Sun Qi-zhong
terlihat luwes.
Tadinya Qing Cheng Luo Han merasa
akan menang, tapi dari kiri dan kanan
terasa ada angin berputar, saat tenaganya
bertemu dengan lingkaran pedang lawan
tiba-tiba saja seperti batu yang terjatuh ke
dalam laut yang dalamnya tidak diketahui.
Dia marah dan terkejut, pedang
berkilau lagi, semua jurus yang terdapat
dalam 'Bai He Hui Jian' dikeluarkan
bersamaan itu tubuhnya pun terbang,
seperti seekor naga yang keluar dari laut
begitu gagah dan tidak terbendung kekuatannya.
Setelah Sun Qi-zhong berhasil
memenangkan satu jurus, jurus 'Da Yan Shi
Shi' terus dikeluarkan, Sun Qi-zhong
menyerang dengan cepat, cahaya pedang terus1577
terlihat dan terus berputarhal ini membuat
semua orang berteriak.
Kedua ilmu pedang tinggi terus
dikeluarkan, pertarungan semakin sengit.
Cahaya pedang semakin meluas, sekarang
cahaya itu telah mencapai radius 15 meter!
Yang lain takut akan mengganggu
pertarungan orang mereka sendiri, maka
mereka pun mundur ke tempat lebih jauh
untuk bertarung lagi.
Jinlul merasa dia tidak bisa dengan
cepat mengalahkan Wu Ling-feng. Dia
berharap antara kakak tertua atau kakak
keduanya, salah satu bisa ada yang menang.
Terlihat Qing Cheng Luo Han mengeluarkan
jurus 'Bai He Hui Jian' tapi tetap tidak bisa
menang, maka dia pun mulai merasa cemas.
Dia menutup lawan dengan tali panjangnya,
dia berbalik melihat pertarungan kakak
tertuanya....
Begitu melihat hampir saja dia lupa
melayangkan tali untuk menahan serangan
musuh....
Ternyata Xin Jie sedang bertarung
dengan Lao-da dan Lao Si dari Po Luo 5 Qi,
dia diserang oleh dua pesilat tangguh, tapi
Xin Jie tetap dengan bersemangat dan gagah1578
berani. Telapak kiri pedang di kanan, kaki
bergerak dengan jurus Ji Mo Bu Fa' yang
sakti.
Walaupun Mi Duo Bao Shu dan Wen
Cheng Bai Luo mempunyai ilmu sangat
tinggi, tapi Xin Jie mengeluarkan jurus
seperti angin. Kadang jurus 'Da Yan Shi Shi'
dikeluarkan kadang berganti dengan jurus
'Kong Kong Quan Fa'.
Gerakan itu membuat posenya terlihat
indah, jurus dari tangan atau kaki, semua
berasal dari jurus terkenal, suaranya yang
besar membuat orang terpana!
Karena terkejut Jinlul hampir saja
terkena tusukan Wu Ling-feng.
Jinlul membentak, berturut-turut
melayangkan talinya sebanyak lima kali,
setelah itu dia baru bisa lolos dari bahaya.
Di sebelah sana pedang Katai dan Tian
Mo Jin Qi telah menjadi satu, mereka sedang
beradu tenaga dalam dan bersama-sama
mengeluarkan tangan kirinya!
Suara BAG terdengar, kedua telapak
beradu, tubuh mereka sempoyongan, dan
mundur beberapa langkah. Wajah mereka
pucat tapi mereka sama-sama bersuara.
Jinlul merasa keadaan tidak1579
menguntungkan, saat itu dia sedang menahan
serangan pedang Wu Ling-feng.
Dengan suara besar dia berteriak,
"Apakah marga Xin keberatan untuk
berhenti sejenak?"
Xin Jie menjawab angkuh, "Mengapa
aku takut?"
Tampak Xin Jie dengan tangan kiri
menggunakan telapak, tangan kanan
memegang pedang, dia melangkah mundur
beberapa langkah.
Semua orang yang melihat Xin Jie
berhenti bertarung tanpa sadar jadi ikut
berhenti.
Hanya Jinlul yang terlihat tertawa
dan berkata, "Ilmu Zhong Yuan memang
hebat, tapi kami lima bersaudara mempunyai
formasi yang kami harap bisa kalian
pecahkan. He he he! Di mata Pendekar Xin
formasi kami ini mungkin hanya dianggap
sebagai salah satu permainan saja...."
Kemudian dia membalikkan tubuh dan
berkata pada kakak tertuanya dengan bahasa
India.
Xin Jie dan yang lainnya hanya
melihat bayangan orang yang bergerak, Po
Luo 5 Qi dengan cepat mengambil posisi1580
masing-masing dan mengurung mereka
berempat dalam formasi ini.
Kali ini Xin Jie dan teman-teman
merasa terkejut, karena gerakan Po Luo 5
Qi sangat cepat, hanya terlihat bayangan
yang berkelebat, mereka sudah berada di
posisi masing-masing.
Tiba-tiba Mi Duo Bao Shu berkata pada
Jinlul dengan bahasa India yang kurang
lebih artinya adalah sebagai berikut : Bocah
Xin ini mempunyai jurus aneh, kalau
diteruskan aku mempunyai cara
mengalahkannya.
Mungkin saat bertarung tadi dia telah
terkena serangan Xin Jie yang aneh, maka
dia tidak dapat mengeluarkan jurusjurusnya. Dia tidak menerima keadaan ini.
Jinlul dengan bahasa India memberitahu, "Bagaimana pun juga kita tetap harus
menggunakan formasi ini supaya serangan
kita lebih mantap."
Di antara Po Luo 5 Qi, Jinlul adalah
yang terkecil tapi dia adalah perencana
dari Po Luo 5 Qi. Kakak tertuanya yang
bernama Mi Duo Bao Shu tetap harus
mendengarkan rencananya.
Xin Jie, Wu Ling-feng, Jin Qi, dan1581
Sun Qi-zhong tidak banyak bicara, tapi
dalam hati mereka mempunyai satu
pemikiran.... orang-orang India ini pasti
mempunyai formasi yang kuat.
Dengan tenang Xin Jie melihat keadaan
yang terjadi, Xin Jie menguasai bermacammacam formasi, dia sudah tahu kalau Mi Duo
Bao Shu berada di posisi sebagai pemimpin.
Di kiri dan kanannya adalah Katai dan
Wen Cheng Bai Luo, di depan adalah Qing
Cheng Luo Han dan Jinlul!
Dia terus berpikir, "Kakak Wu, Sun
Qi-zhong, dan Jin Qi tidak mengerti tentang
formasi, tapi mereka tahu harus dengan cara
diam menguasai gerakan, maka sebelum lawan
bergerak mereka tidak akan bergerak dulu,
aku harus tetap mencobanya, tapi mungkin
itu akan sangat berbahaya!"
Ooo)*(ooO
BAB 50
Mei Xiang Jian
Di sekeliling sana terasa sunyi dan
senyap, sampai-sampai salju yang turun pun
terdengar cukup keras ketikajatuh.
Kedua mata Xin Jie terus menatap Po
Luo 5 Qi, dalam hati dia terus
memperhitungkan keadaan, "Formasi apa pun1582
yang mereka susun, biksu pendek itu
pemimpinnya, pada saat mereka baru akan
mulai bergerak, aku harus membuat biksu
pendekku roboh terlebih dulu...."
"Meski tidak berhasil paling sedikit
harus mengacaukan formasi mereka...."
Suara HU dari singkup kecil milik Mi
Duo Bao Shu mulai melayang....
Wu Ling-feng, Jin Qi, dan Sun Qizhong tetap tidak bergerak mereka
berkonsentrasi penuh melihat kelima orang
itu....
Xin Jie tahu kesempatan harus diambil
sekarang juga, dia mengumpulkan tenaga
dalamnya, pedang dikeluarkan. Mei Xiang
Jian mengeluarkan cahaya berkilauan.
Kedua kakinya bergeser dia seperti
terbang melewati mereka, ujung pedang
tampak berkilau, cahaya pedang mencapai 10
meter jauhnya, bersamaan waktunya tangan
kiri Xin Jie siap menyerang....
Jurus yang dilancarkan adalah jurus
terhebat dari 'Da Yan Shi Shi'.... 'Wu Huan
Xing Yi' (benda berganti bintang bergeser).
Jurus yang dilancarkan Xin Jie lebih
ganas dibandingkan Sun Qi-zhong. Apalagi
jurus itu digunakan oleh Xin Jie dengan1583
kekuatan penuh.
Semua orang mengira Xin Jie akan
menghadapi formasi itu dengan gerakan, tapi
ternyata mereka salah duga, dengan cepat
Mei Xiang Jian dikelu arkan....
Mi Duo Bao Shu membentak, singkup
kecilnya ditegakan menjaga. Tenaga besar
keluar dari ujung singkup.
Xin Jie terkejut, jurus 'Wu Huan Xing
Yi' sudah dilancar-kan.
Tapi tenaga dari singkup Mi Duo Bao
Shu membuatnya tidak bisa menyerang.
Karena menyerang dari arah mana pun
seperti terhalang oleh tembok tidak
terlihat, jurus lawannya sungguh sulit
dipecahkan.
Untuk pertama kalinya dia mengalami
pedang di tangannya tidak berdaya. Semenjak
dia menggunakan jurus 'Da Yan Shi Shi' dia
tidak pernah mengalami hal ini, apalagi
tangan kirinya mengandung jurus membunuh.
Tenaga Xin Jie seperti terkuras habis....
Dia mulai merasa cemas.... Sebenarnya
dia tidak boleh meremehkan tenaga dari
biksu pendek itu....
Waktu itu juga terdengar suara
senjata beradu, ternyata yang lain pun1584
mulai bergerak.
Xin Jie merasa di belakang
punggungnya ada angin kencang yang
menyerangnya. Xin Jie sudah tidak berpikir
panjang lagi, kedua kakinya bergerak, dia
meloncat ke atas dengan ringan dia
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menghindari serangan musuh, sewaktu dia
sedang berusaha berputar dan turun
menyerang musuh, tiba-tiba bagian kakinya
merasakan ada angin datang, tidak perlu
dilihat lagi, Xin Jie tahu itu adalah tali
Jinlul yang datang menyerangnya, Xin Jie
benar-benar terkejut, karena formasi
mereka berubah dengan cepat.
Dia naik hingga ke atas dan saat
turun tali Jinlul tepat menyapu ke
arahnya....
Kelihatannya Xin Jie akan terkena
serangan tali Jinlul, tiba-tiba Xin Jie
menendang lagi, tubuh Xin Jie naik lagi
hingga satu meter lebih. Tali Jinlul
melewati bawah sepatu Xin Jie.
Xin Jie mendarat, di kiri dan
kanannya sudah ada senjata yang
menyambutnya, Xin Jie berusaha menepis
dengan pedangnya dan dia sedikit mundur.
Tapi baru saja kakinya bergerak tali Jinlul1585
telah berada di atas kepalanya lagi.
Xin Jie benar-benar terkejut.
Dia benar-benar tidak menyangka
kalau formasi mereka begitu cepat bergeser.
Jurus berganti dengan jurus lain, seperti
tidak membutuhkan waktu. Seperti ada satu
orang memiliki delapan tangan dan
dipergunakan dengan sangat lincah.
Xin Jie menarik nafas dingin, Mei
Xiang Jian telah menyerang melancarkan
dua jurus. Dengan mata melotot dia menatap
Wu Ling-feng, Sun Qi-zhong, dan Jin Qi.
Sepertinya mereka juga sedang kalang kabut.
Formasi yang dibentuk Po Luo 5 Qi
semakin cepat mengurungnya, sekarang
seperti ada ratusan senjata berputar di
sekelilingnya, berganti posisi dan
menyerang, benar-benar seperti satu orang
yang melakukannya, gerakan mereka sedikit
pun tidak terlihat kacau. Xin Jie terus
mengganti jurus pedangnya, tapi rasanya
sedikit pun tidak ada gunanya.
Sekarang Mi Duo Bao Shu mulai
menyerang. Pedang Qing Cheng Luo Han dan
tali Jinlul menyerang dari arah depan.
Katai dan Wu Cheng Bai Luo menyerang dari
pinggir, benar-benar sangat tepat dan cepat.1586
Xin Jie merasa tekanan di pedangnya
semakin berat, sepuluh jurus lebih telah
berlalu, dia merasa serba salah, karena
setiap jurus mereka yang datang dari
berbagai penjuru membuat Xin Jie
menghadapinya dengan kalang kabut.
Sambil bertarung Xin Jie terus
berpikir, tapi dia tetap tidak tahu formasi
apa yang mereka bentuk.
Mi Duo Bao Shu menyerang dengan
singkupnya, Xin Jie mundur, dia beradu
punggung dengan Wu Ling-feng....
Makin lama lingkaran yang
mengelilingi mereka semakin mengecil, dan
gerakan mereka semakin sulit, tadinya
lingkaran itu berdiameter 3-4 meter,
sekarang hanya tersisa tempat untuk 4
orang, punggung berhadapan dengan
punggung untuk bertarung!
Xin Jie menarik nafas, begitu jurus
pedangnya sedikit melambat, lengan bajunya
telah tergulung sebagian oleh tali Jinlul!
Terdengar suara CHA, pedang panjang
Sun Qi-zhong telah ditepis oleh Qing Cheng
Luo Han, dengan terburu-buru dia mundur
dua langkah. Setelah dipegang Wu Ling-feng
dia baru bisa berdiri tegak, pedang panjang1587
yang dipegang Qing Cheng Luo Han bukan
pedang sembarangan.
Wu Ling-feng menahan ke kiri dan
kanan, keringat dingin mengucur seperti
hujan, dia merasa tangannya semakin berat
dan semakin tidak bisa bertahan....
Salju telah berhenti turun tapi
langit masih tetap gelap, gunung Wu Ji
seperti seorang raksasa yang berdiri
tegak....
Formasi yang dibentuk Po Luo 5 Qi
semakin mengecil dan berputar semakin
cepat.
Xin Jie dan Wu Ling-feng mulai tidak
kuat, apalagi dengan Sun Qi-zhong,
pedangnya telah patah menjadi dua bagian,
dia tampak tidak mempunyai semangat
bertarung lagi....
Hanya Tian Mo Jin Qi yang masih
sekuat tenaga melawan, di antara keempat
orang Zhong Yuan ini hanya dia yang
berpengalaman dalam menghadapi musuh, dan
dia pun yang paling tahan banting, dia
tetap bersemangat dan tidak putus asa meski
ketiga temannya mulai putus asa. Dia tidak
terganggu dengan keadaan tiga orang
lainnya.1588
Jurus 'Bai Zu Jian Fa' yang galak
terus dikeluarkan, ditambah dengan wajah
jeleknya benar-benar terlihat seperti setan
gentayangan.
Pedang Jin Qi baru dilancarkan
separuh, tiba-tiba dia menarik kembali dan
menusuk ke arah kanan, tapi Wu Cheng Bai
Luo pun menusuk ke arah pundaknya, kalau
dia ingin menyelamatkan diri, dia tidak
akan bisa melukai musuh....
Kedua alisnya terangkat, dia tidak
meladeni tusukan Katai yang menyerang
pundaknya, tapi pedangnya terus
dilancarkan, jurusnya bisa melukai kaki
Katai, tapi pundaknya telah tergores
sedalam 3 sentimeter.
Dia sama sekali tidak mengerutkan
alisnya, dia berbalik untuk menusuk, Mi Duo
Bao Shu secara sekelebat melewatinya dan
dia menyerang Xin Jie dengan singkupnya....
Xin Jie menahan dengan asal-asalan.
Tiba-tiba Jin Qi marah, "Hei marga
Xin, mengapa kau menjadi loyo begitu?"
Xin Jie merasa kepalanya bagai
disambar petir, Mei Xiang Jian yang
dipegangnya bergetar hingga sejauh 1.50
meter dan hampir terlepas dari1589
pegangannya. Dengan cepat dia mengambil
nafas, tubuhnya bergoyang ke kiri dan ke
kanan, kedua kakinya tidak bergeser, tapi
dengan cepat dia menghindari serangan
lawan, tidak perlu dipertanyakan lagi Xin
Jie menggunakan jurus 'Ji Mo Bu Fa'.
Dia melihat pundak Jin Qi yang terus
mengeluarkan darah, Wu Ling-feng tampak
berkeringat, apalagi Sun Qi-zhong, dengan
tidak bersemangat dia mengayunkan pedang
yang tinggal separuh. Dia sama sekali tidak
mempunyai semangat juang dan tidak
berkonsentrasi dalam pertarungan ini.
Dengan tangan kanan menggunakan
jurus Leng Mei Fei Mian' sedangkan tangan
Api Di Bukit Menoreh 21 Malaikat Dan Iblis Angels And Demons Karya Dan Brown Dating With Dark 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama