Pedang Bunga Mei Karya Gu Long Bagian 6
Dia hanya sempat mengedipkan matanya
sebentar, mereka berdua telah beradu
ratusan jurus, tubuh bergerak dengan cepat,
jurus dikeluarkan sangat cepat, kalau orang
persilatan tidak melihatnya sendiri530
mungkin mereka tidak akan percaya.
Sejak tadi hingga saat ini telah lewat
ratusan jurus, tapi Pin Fan Shang-ren
selalu berjaga dan jarang menyerang, tibatiba dia bersiul panjang, telapak berganti
dengan jari. Jari dianggap sebagai pedang,
dia menyerang Guru Hui dengan arah yang
aneh. Pin Fan Shang-ren mulai menggunakan
jurus Da Yan Jian Fa.
'10 jurus Da Yan' adalah ilmu
tertinggi dan tidak ada duanya di dunia ini,
begitu Pin Fan Shang-ren menggunakan
jurus ini, bagaimana kedahsyatan ilmu ini
tentu bisa dibayangkan, keadaan berubah,
jurus-jurus Guru Hui tidak bisa digunakan
lagi, dia yang tadinya menyerang sekarang
berjaga, posisi sudah berbalik.
Hanya dalam waktu singkat puluhan
jurus telah berlalu. '10 jurus Da Yan'
dikeluarkan untuk menyerang, tapi tetap
tidak bisa melukai Guru Hui sedikit pun.
Xin Jie melihat Pin Fan Shang-ren
memperagakan '10 jurus Da Yan' terlihat
sangat gagah, dia seperti melihat dirinya
sendiri sedang bertarung, tangan dan
kakinya terus bergerak, secara tidak
sengaja dia telah mengerti perubahan yang531
terjadi dengan aneh.
Bersamaan waktu itu dia juga melihat
Guru Hui hanya berjaga tidak bisa
menyerang. Tapi jurus '10 jurus Da Yan'
tetap tidak sanggup melukainya. Semua ini
karena Guru Hui mengandalkan langkahlangkah anehnya. Xin Jie melihat langkahlangkah Guru Hui, tapi dia tetap tidak
mengerti.
Dia tidak tahu kalau itu adalah ilmu
andalan Guru Hui yang bernama Ji Mi Shen
Bu' (langkah sakti siluman bertanya), dalam
memperlajari jurus langkah ini Guru Hui
banyak menemui kesulitan. Guru Hui
mendapatkan jurus ini dari sebuah buku
kuno, kemudian dalam jangka waktu panjang
disusunnya kembali. Mana mungkin Xin Jie
akan mengerti dalam waktu singkat?
Mereka berdua telah bertarung ribuan
jurus, bermacam-macam jurus dikeluarkan,
Xin Jie yang berada di sisi terus menatap
pertarungan mereka hingga lupa pada
segalanya.
Tiba-tiba dari jauh terdengar siulan,
siulannya tajam dan tinggi, tapi bisa
menutupi suara gelombang besar. Suara ini
terdengar dengan jelas oleh setiap orang532
yang berada di pulau itu. Begitu mendengar
suara siulan itu, hati siapa pun akan
merasa tenang dan nyaman, dan membuat
orang enggan untuk bergerak.
Sampai-sampai Guru Hui dan Pin Fan
Shang-ren pun berhenti bertarung lalu
mendengar siulan itu. Xin Jie merasa aneh
dan terkejut.
Dari ekspresi wajah Guru Hui yang
terlihat aneh dan terkejut, dia merasa ada
sesuatu, tapi wajah Pin Fan Shang-ren
terlihat aneh dan dia menatap langit.
Xin Jie mengikuti arah pandangan Pin
Fan Shang-ren ke langit, langit terlihat
hitam, hanya ada beberapa bintang, tidak ada
yang aneh di sana.
Tapi suara tinggi dan tajam itu terus
terdengar, terdengar suara tapi tidak ada
sosoknya, mereka merasa aneh. Xin Jie
melihat Pin Fan Shang-ren, wajah Pin Fan
Shang-ren pun tampak aneh, kemudian dia
bersiul panjang, menyatu dengan suara
siulan tadi.
Awalnya siulan itu tidak sama,
sepertinya Pin Fan Shang-ren sedang
memberikan pendapat yang berbeda, kemudian
siulan Pin Fan Shang-ren semakin mirip533
dengan siulan tadi.
Xin Jie melihat wajah Pin Fan Shangren, sekarang dia tampak tenang, kemudian
kedua siulan itu pun menjadi sangat tenang,
Guru Hui dengan wajah serius berdiri di
sisi.
Tiba-tiba terdengar teriakan bangau,
dari kejauhan terlihat ada seekor burung
bangau terbang ke arah mereka. Begitu
dekat terlihat di atas ada seorang biksu tua
kurus, ternyata dia yang bersiul tadi.
Biksu itu tinggi, dia duduk di
punggung bangau, dia lebih tinggi dari
orang biasa dan sangat kurus. Dia seperti
sebatang bambu, tapi janggutnya sangat
lebat.
Melihat kedatangannya Guru Hui
sangat terkejut, kelihatannya dia tidak
mengenal biksu yang baru datang itu, tapi
wajah Pin Fan Shang-ren terlihat tenang
dan serius, pelan-pelan dia mendekati
bangau besar itu.
Bangau berputar-putar, lalu mendarat
ke bawah, kedua sayapnya dibentangkan
mencapai 5-6 meter, angin yang dikepakkepakkan dari sayapnya membuat pasir
beterbangan.534
Biksu tua itu membawa 'ikan kayu'
(alat untuk memukul di kuil dan berbentuk
seperti ikan), entah terbuat dari apa alat
itu. Kalau diketuk suaranya nyaring bisa
mencapai beberapa kilometer dan terdengar
sangat nyaring. Pin Fan Shang-ren memberi
hormat kepada biksu tua dan membalikkan
kepala melihat Guru Hui, tapi dia tidak
bicara sepatah kata pun. Kemudian dia naik
ke punggung bangau itu, dia mengangguk
kepada Xin Jie. Bangau itu mengepakkan
sayapnya dan terbang ke langit. Biksu kurus
itu melihat Xin Jie, wajahnya terlihat
kaget. Sebelum pergi dia masih terus
menatap Xin Jie, tiba-tiba dia membaca,
"Harimau meloncat naga terbang, di hari
esok, bangau akan berteriak pergi ke Hu
Bei."
Bangau putih terbang sebentar telah
mencapai ratusan meter, tapi kata-kata
biksu tua itu tetap terdengar jelas.
Guru Hui terus melihat biksu tua itu
pergi, sampai bangau itu terbang ke atas dia
masih tidak mengerti, tapi sewaktu dia
melihat Xin Jie, dia tersenyum.
Tiba-tiba kedua lengan bajunya
dikibaskan, di pantai itu dia memperagakan535
'Ji Mo Shen Bu' miliknya yang sakti.
Terdiri dari 49 langkah, kemudian terbang
ke atas, setinggi 30 meter, dan dia pergi
tanpa pamit.
Xin Jie berjalan mendekati pantai, di
atas pasir terlihat jejak kaki sedalam
beberapa sentimeter. Dalam hati Xin Jie
merasa senang, dia tahu Guru Hui sengaja
meninggalkan jejak kakinya di atas pasir
dengan tujuan mengajarkan kepada Xin Jie
ilmu langkah kakinya. Karena merasa
terlalu senang Xin Jie malah terpaku.
Dari jauh terdengar suara, "Ji Mo
Shen Bu berjodoh denganmu, aku turunkan
ilmu itu untukmu, dalam waktu setengah jam
ini apakah kau bisa mengerti atau tidak,
semua harus mengandalkan bakatmu," sambil
berkata seperti itu Guru Hui telah
pergijauh.
Xin Jie tidak mengerti, "Mengapa
harus dalam waktu setengah jam menguasai
semuanya?"
Tapi dia sudah berlutut memberi
hormat dan mengucapkan terima kasih,
kemudian dia pergi ke pantai untuk
memperhatikan langkah-langkah yang
ditinggalkan oleh biksuni tua itu.536
Dengan kepintaran dan ilmu silat yang
dmiliki Xin Jie, dia masih sulit untuk
mengerti, kalau bukan karena dia telah
melihat beberapa kali saat biksuni itu
memperagakannya, Xin Jie sama sekali tidak
akan mengerti. 'Ji Mo Shen Bu' memang
hebat, membuat Xin Jie tertarik kepada
jurus ini, semakin sulit dimengerti dia
malah tampak semakin senang.
Waktu setengah jam dengan cepat
berlalu, Xin Jie masih tenggelam dalam
memperhatikan jejak langkah biksuni tua
itu. Dari jauh terlihat ada gelombang
besar yang datang, semakin lama semakin
kencang dan semakin tinggi. Hanya dalam
waktu singkat gelombang besar datang
menyerbu pantai.
Xin Jie sedang memikirkan 5 langkah
terakhir dari 'Ji Mo Shen Bu', kelima
langkah ini adalah titik terpenting dalam
Ji Mo Shen Bu, dan tentunya paling sulit,
maka dia berkonsentrasi penuh dalam
mempelajarinya, gelombang datang
bergulung-gulung, dia masih tidak
merasakannya.
Xin Jie membuka sepatunya, dia537
mengikuti jejak langkah biksuni tua itu
saat berjalan. Dengan mempraktekannya
secara langsung dia segera mengerti 5
langkah terakhir dari Ji Mo Shen.
Dia ingin meloncat tapi kakinya
terasa dingin, begitu membalikkan kepala
untuk melihat, dia lebih terkejut lagi,
karena gelombang besar mendekatinya.
Dengan ilmu 'An Xiang Fu Ying' dia terbang
sekitar 20 meter, begitu kakinya menapak
tanah, air telah memenuhi pantai tadi.
Gelombang naik begitu cepat, membuat
lututnya basah, Xin Jie meloncat lagi,
meninggalkan pantai.
Kemudian dia berlari puluhan meter
dan baru berhenti, terlihat gelombang telah
baik hingga ke tempat di mana tadi dia
berdiri, dan sudah dipenuhi dengan air laut.
Ji Mo Shen Bu yang ditinggalkan biksuni
tua tadi, secara otomatis terhapus air laut
tidak tersisa. Pantas biksuni tua itu
mengatakan kalau dia harus mengerti dalam
waktu setengah jam.
Melihat keindahan laut, Xin Jie
merasa dadanya terasa lapang dan luas,
karena terpengaruh dengan situasi ini maka
Xin Jie pun bernyanyi dengan gagah.538
Xin Jie berpikir, sehari kemarin dia
masih terkurung perasaan antara laki-laki
dan perempuan, sekarang laut telah
membuatnya harus berlapang dada besar dan
diam-diam dia telah bertekad dia harus
melakukan hal penting, untuk hubungan
cinta, adalah hal terakhir yang dia
pikirkan.
Malam telah berlalu, di ufuk timur
muncul sedikit cahaya terang, matahari
mulai terbit.
Tanpa terasa, Xin Jie berjalan dari
arah timur kebarat pulau itu. Dalam hati
dia berpikir, dengan cara apa dia bisa
meninggalkan pulau ini. Begitu melihat
laut, gelombang sudah mereda. Langit bersih
tanpa awan, cuaca membaik. Ada sesuatu yang
menarik perhatiannya, di pantai ada sebuah
perahu layar yang sedang berlabuh.
Dengan cepat Xin Jie melihat perahu
itu. Di depan perahu di atas pasir tertulis,
"Dari pulau ini teruslah berlayar ke barat.
Sekarang angin barat berhembus sangat
kencang. Dalam waktu satu hari kau akan
tiba di daratan."
Itu adalah tulisan Guru Hui. Perahu
layar itu disiapkannya untuk Xin Jie. Xin539
Jie terkejut dan berpikir, "Benarkah dalam
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
waktu satu hari aku akan tiba di daratan?
Berarti pulau kecil ini letaknya tidak jauh
dari daratan." Xin Jie melihat ke kejauhan.
Benar, di seberang sana terlihat bayangan
gunung tapi tidak begitu jelas, gunung
berwarna biru muda. Itu sangat jelas
terlihat.
Xin Jie kembali kepulau, dia berlutut
dan pamit untuk pulang, kemudian dia
menaiki perahu layar yang telah disiapkan
oleh Guru Hui.
Angin barat berhembus sangat kencang.
Perahu meluncur dengan tenang dan cepat.
Layar perahu tertiup angin kencang, hanya
dalam waktu singkat dia telah meninggalkan
pulau itu. Begitu Xin Jie melihat, pulau
tadi sudah menjadi sebuah titik hitam, tapi
batu tertinggi di pulau itu masih terlihat
walaupun tidak jelas.
Chang Jiang mengalir di daerah Wu
Han. Cabang Sungai Chang Jiang disebut Han
Shui. Kota Wu Chang, Han Gou, dan Han Yang
adalah 3 kota terpenting di propinsi Hu
Bei. Kota-kota itu sangat ramai, banyak
orang berlalu lalang di ketiga kota itu.
Semenjak Qi-mao Shen-jun muncul540
kembali di dunia persilatan, di Wu Han
terjadi beberapa peristiwa yang
menggegerkan dunia persilatan. Pendekarpendekar selalu berkumpul di Wu Han.
Pesilat-pesilat tangguh datang dari semua
penjuru. Mereka ingin tahu, apakah benar
Qi-mao Shen-jun muncul kembali?
Apalagi kelima perkumpulan yang dulu
membunuh Qi-mao Shen-jun, mereka benarbenar sangat ingin tahu, maka keadaan di
kota Wu Han terasa tegang.
Sekarang ini adalah akhir dari musim
panas, udara di Wu Han memang belum
dingin, tapi terasa ada angin sejuk.
Hari ini dari tengah sungai muncul
sebuah perahu kecil. Perahu itu mendekati
pelabuhan dan berjalan sangat lamban.
Karena perahu berjalan melawan arus, maka
perahu itu tampak seperti tidak berjalan.
Perahu yang ada di sungai itu sangat
banyak, tapi perahu seperti hanya
berputar-putar mendekati daratan. Dari
perahu itu turun seorang pemuda yang
berusia sekitar 20 tahun, bajunya berwarna
hijau. Perlahan-lahan dia naik ke darat.
Gerakannya sangat mantap.
Pemuda ini seperti tidak mau sampai541
terhalang oleh orang-orang yang sedang
berjalan. Begitu naik ke darat, dia melewati
jalan itu dan berjalan ke Han Gou.
Jika dilihat dengan teliti, sikap
pemuda itu tampak percaya diri. Dia sangat
bersemangat, wajahnya tampan, tubuhnya
tegap, gerakannya luwes, benar-benar sangat
gagah.
Satu-satunya kekurangan adalah
wajahnya terlihat sedikit pucat. Pemuda itu
berjalan sangat cepat, hanya sebentar dia
sudah berada di tengah kota.
Sekarang adalah siang, udara terasa
sedikit pengap. Jika ada angin besar
berhembus ke tengah kota mungkin udara
akan terasa agak lumayan sejuk, tapi di
luar kota, angin besar menggulung pasir
kering membuat udara dipenuhi dengan
pasir. Tapi pemuda yang baru saja masuk
kota bajunya tampak bersih, tidak ada debu
atau pasir yang menempel, benar-benar
sangat aneh. Di depan adalah jalan menuju
arah timur. Pemuda itu tanpa berpikir
panjang berjalan ke arah timur menuju toko
perhiasaan Shan Mei yang baru dibuka.
Begitu dekat dengan toko Shan Mei,
pemuda itu sepertinya sangat terkejut.542
Langkahnya dipercepat dan memanggil,
"Kakak Zhang...."
Dari toko perhiasaan muncul seorang
laki-laki setengah baya. Dengan senang dia
berteriak, "Bos Xin, Anda sudah pulang?
Setiap hari aku menunggu kepulangan Anda,
sampai mata ini rasanya hampir buta...."
Dari sorot matanya tampak dia sangat
sedih.
Pemuda itu bertanya dengan aneh, "Ada
apa? Kakak Zhang...."
Laki-laki bermarga Zhang itu dengan
nada sedih menjawab, "Paman Hou.... dia.... dia
telah meninggal...."
Pemuda bermarga Xin itu sepertinya
sangat terkejut. Dia mendekati laki-laki
bermarga Zhang. Xin Jie menggunakan ilmu
menggeser tubuh, dengan cepat dia telah
bergeser. Jika ada orang yang bisa ilmu
silat melihat gerakannya, orang itu pasti
akan terkejut.
Pemuda itu mencengkram baju laki-laki
bermarga Zhang. Dengan gemetar dia
bertanya, "Apa.... apa yang kau katakan
barusan.... Paman Hou Er telah meninggal...."
Karena dicengkram baju bagian
lehernya, membuat marga Zhang ini tidak543
bisa memberontak. Dia segera menjawab,
"Benar, ceritanya sangat panjang. Kita
masuk kedalam dulu. Aku akan menceritakan
semuanya kepada Tuan"
Pemuda bermarga Xin itu sangat ingin
tahu. Dia bertanya, "Mengapa Paman Hou bisa
meninggal? Mengapa?"
Laki-laki bermarga Zhang itu
terkejut. Dengan suara gemetar dia
menjawab, "Dia meninggal...."
Baru saja selesai bicara, pemuda
bermarga Xin itu sudah roboh. Dia pingsan.
Laki-laki bermarga Zhang itu
terkejut. Dengan cepat dia memapah pemuda
bermarga Xin dan membawanya masuk,
kemudian menyuruh pelayan menunggu Xin
Jie. Dia sendiri pergi ke dapur untuk
membuat air jahe dicampur gula merah untuk
diberikan kepada pemuda bermarga Xin itu.
Sebelum air gula jahe selesai dimasak,
pemuda itu sudah siuman. Dia bertanya
kepada pelayan lainnya, "Mengapa Paman Hou
bisa meninggal?"
Pemuda itu adalah bos toko perhiasan
Shan Mei, bernama Xin Jie. Setelah dia
meninggalkan pulau kecil itu, dengan cepat
dia kembali ke Wu Han. Tidak disangka544
Paman Hou yang sangat baik kepadanya sejak
dia kecil sudah meninggal, karena itu juga
maka tiba-tiba dia bisa pingsan.
Xin Jie bertanya kepada pelayan itu.
Jawab pelayan itu, "Sepuluh hari yang lalu,
di suatu pagi, sewaktu Kakak Zhang ke
sumur, dia melihat Paman Hou terbaring di
sana ternyata dia sudah meninggal. Tadinya
kami mengira Paman Hou terkena serangan
jantung, terakhir setelah dilihat ternyata
di punggungnya banyak bekas luka dalam.
Kami baru tahu kalau dia meninggal karena
diserang seseorang. Kakak Zhang merasa
takut dan cemas, dia mengira karena Bos
berteman dengan orang persilatan malka
terjadilah bencana ini. Dia juga takut
penjahat itu akan kembali lagi. Kemarin
Paman Hou baru saja dikebumikan. Untung
hari ini Bos Xin sudah kembali!"
Hati Xin Jie benar-benar terasa
sangat sakit. Dia menghentakkan kaki dan
berdiri, lalu bertanya, "Di mana Paman Hou
dikebumikan?"
Laki-laki bermarga Zhang itu menarik
nafas. "Aku tahu Bos Xin sangat
menghormati Pak Hou, karena itu aku
mengambil keputusan mengadakan upacara545
besar-besaran untuk mengebumikan Pak Hou.
Kuburannya ada di luar kota, tidakjauh dari
sini."
Xin Jie mengangguk. Dia keluar dari
kamar. Zhang ingin melarangnya karena Xin
Jie baru saja siuman, dia takut Xin Jie
tidak kuat berjalan. Xin Jie melihat rasa
cemas dari marga Zhang. Dengan pandangan
berterima kasih sambil berjalan keluar.
Begitu sampai di luar kota, dia mengikuti
petunjuk Tuan Zhang, dan menemukan gunung
itu, lalu melihat ada sebuah kuburan besar.
Dia segera berlari ke arah sana.
Sejak kecil Xin Jie sudah tidak
mempunyai ibu dan ayah. Satu-satunya
saudaranya adalah Paman Mei dan Paman Hou.
Setelah dia dewasa, dia menganggap mereka
berdua seperti ayah dan paman sendiri dan
dia sangat menghormati mereka. Kabar duka
mendalam seperti ini mana mungkin dia
tidak sedih? Tadi dia berusaha untuk tidak
meneteskan air mata. Sekarang setelah
melihat nisan Paman Hou, air mata pun
sudah tidak terbendung lagi.
Dia adalah seorang pesilat, walaupun
merasa sedih tapi dia masih bisa menahan
kesedihannya, berdiri terpaku di depan546
kuburan Paman Hou.
Xin Jie belum pernah mengalami
kesedihan seperti ini selama hidupnya.
Sewaktu kecil, ayah dan ibunya terbunuh di
depan matanya. Dia terkejut dan bengong.
Sekarang setelah dewasa perasaan seperti
inilah yang membuatnya sangat sedih.
Xin Jie berdiri terpaku di depan
kuburan Hou Er. Sorot matanya bengong.
Masih terlihat bekas air mata di sudut
matanya. Sekarang semua sikap waspadanya
hilang. Jika ada orang menyerangnya, dia
pasti akan mati. Dia terus bicara sendiri.
Otaknya terus berpikir siapa yang telah
membunuh Paman Hou? Ada hal yang tidak
dia mengerti, mengapa Paman Hou yang
mempunyai ilmu silat bisa terbunuh? Dia
ingin membongkar kuburan Paman Hou dan
memeriksa mayatnya lalu mencari tahu siapa
yang telah membunuh Paman Hou, tapi dia
tidak bergeming. Tiba-tiba tangannya
menepak papan nisan dan berkata, "Jika aku
bertemu dengan orang yang telah membunuh
Paman Hou, aku akan mencincangnya sampai
hancur!"
Setelah bersumpah seperti itu, dia
segera membalikkan badan dan turun gunung.547
Tiba-tiba sudut matanya melihat ada
sesosok bayangan yang bergerak dari arah
hutan. Karena dia sedang merasa sedih, dia
selalu curiga kepada sekelilingnya. Karena
itu dia segera masuk ke dalam hutan.
Begitu masuk ke dalam hutan, terlihat
ada 2 orang laki-laki sedang bertarung.
Mereka sedang bertarung dengan hebat,
mereka tidak tahu Xin Jie telah berjalan
mendekati mereka.
Xin Jie bersembunyi di balik sebuah
pohon. Terlihat salah satu dari mereka
berperawakan sangat tinggi dan besar.
Wajahnya dipenuhi cambang. Dia membawa
sebuah pedang dan menyerang lawannya.
Lawannya membelakangi Xin Jie, sehingga
Xin Jie tidak bisa melihat wajahnya. Dia
hanya memegang kayu sepanjang 75
sentimeter dan bertarung dengan laki-laki
bercambang itu.
Orang yang memegang ranting itu,
seperti tidak bisa bergerak leluasa, apalagi
tangan kanannya kurang lincah. Langkah
kakinya sedikit terpincang-pincang.
Ilmu pedangnya sangat bagus, mereka
hanya dalam waktu singkat telah bertarung
beberapa jurus. Senjata mereka tidak pernah548
beradu. Pantas sejak tadi Xin Jie tidak tahu
ada orang yang sedang bertarung di hutan.
Pertarungan mereka berjalan dengan
diam-diam. Karena dia tidak bisa bergerak
dengan lincah, laki-laki yang memegang
kayu berada di pihak yang dirugikan.
Sekarang dia dipaksa mundur hingga ke
pinggir hutan.
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Laki-laki bercambang membentak, "Aku
ingin tahu kau akan kabur kemana...."
Pedangnya mengarah pada laki-laki
yang memegang ranting.
Sejak awal Xin Jie melihat mereka
bertarung, tidak mendengar mereka
bersuara. Sekarang mendengar laki-laki itu
membentak, nafasnya sangat kuat. Dia
terkejut. Melihat orang yang
memunggunginya, dengan sedikit berjongkok
dia sudah meluncur. Dia berhasil terlepas
dari serangan laki-laki bercambang.
Dia membalikkan kepala bersiap lagi
menerima serangan laki-laki bercambang.
Sekarang Xin Jie baru melihat
wajahnya dengan jelas. Umurnya sekitar 2122 tahun. Wajahnya tampan. Walaupun sudah
terluka tapi dia berusaha untuk menang.
Melihat hal ini Xin Jie jatuh iba.549
Setelah berhasil menghindari serangan
laki-laki itu, terlihat dia seperti
kesakitan. Xin Jie melihat dia telah
ditotok, maka tubuh bagian atasnya tidak
bisa bergerak dengan lincah tapi tangan
kirinya tetap berusaha memegang kayu.
Dalam hati Xin Jie benar-benar terkejut
karena orang itu masih bisa bertahan.
Hatinya segera tergerak. Dia memetik
ranting kayu yang sudah layu.
Tampak laki-laki bercambang itu
menusukkan pedangnya lagi. Tiba-tiba
tangan kiri pemuda itu melambai. Di
depannya ada jaring kayu. Apalagi tangan
yang memegang kayu adalah tangan kiri,
benar-benar sangat aneh. Beberapa kali
laki-laki itu menyerang, tapi selalu
tertutup. Hal ini membuat Xin Jie terkejut.
Dengan cepat tangan Xin Jie menyentil kayu
yang dipetiknya tadi, secepat kilat kayu itu
terus meluncur.
Cara Xin Jie menggunakan tenaganya
sangat tepat. Terlihat ranting kayu itu
mengenai ketiak kanan dan tulang rusuk ke11 pemuda itu.
Tubuh pemuda itu tampak ringan.
Tangan kirinya melayang. Langit terlihat550
dipenuhi dengan bayangan pedang. Tiba-tiba
ada ranting yang memukul laki-laki
bercambang itu. Dengan cepat laki-laki itu
melambaikan pedangnya. Jurus yang
dikeluarkan adalah jurus andalannya,
terlihat ranting kayu itu meluncur ke
bawah kemudian membawa angin besar
mencari celah untuk masuk.
Sepertinya laki-laki itu tidak
sanggup menahan kayu itudan tidak berani
menganggap remeh kayu ini. Jika mengenai
tubuhnya maka tubuhnya akan berlubang.
Xin Jie yang berada di pinggir tidak
berniat ingin membantu, tapi tiba-tiba dia
berlari masuk ke dalam hutan dan berkata,
"Kalian berhenti!" Dia sudah mengeluarkan
satu pukulan.
Pemuda itu melihat ada orang berlari
mendekati mereka kemudian mengeluarkan
pukulan untuk menghentikan pertarungan.
Dia segera mundur beberapa meter. Xin Jie
sudah memberi hormat kepada laki-laki
bercambang itu, "Apakah Kakak adalah Zhong
Zhou Yi Jian Meng Fei?"
Laki-laki bercambang itu mengangguk.
Xin Jie tersenyum dan berkata lagi,
"Sudah lama aku mendengar nama besar...."551
Zhong Zhou Yi Jian menarik nafas dan
berkata, "Sudahlah, sudahlah!" Dia
melempar pedangnya itu kepada pemuda itu
dan membalikkan badan berlalu dari sana.
Ooo)*(ooO
Bersambung....
552 Jilid ke Dua
BAB 16
He Luo Yi Jian
Xin Jie melihat sosok punggung lakilaki itu, dia tersenyum lalu membalikkan
kepala melihat pemuda itu.
Pedang panjang itu dilempar, begitu
pedang mendekatinya, pemuda itu baru
meloncat dan menyambut pedang itu.
Xin Jie tersenyum dan memuji, "Ilmu
meringankan tubuh Kakak sangat.... Ah!
Apakah kakak bermarga Wu?"
Pemuda itu sedikit terkejut dan
menjawab, "Benar, aku bermarga Wu, mengapa
Kakak bisa tahu?"
"Kau benar Kakak Wu, aku bermarga
Xin, namaku Jie. Guruku yang bernama Mei
Shan-ming dan Tetua Wu adalah teman
baik!"
Pemuda bermarga Wu itu sangat senang
dan berkata, "Ternyata Kakak Xin adalah
murid Paman Mei...."
Ternyata dia pun memanggil Mei Shanming dengan sebutan paman. Ternyata pemuda
ini adalah putra Wu Zhao-yun. Wu Zhao-yun
mati karena dikepung oleh 5 perkumpulan553
pedang. Semenjak ayahnya meninggal, Wu
Ling-feng diangkat anak oleh seorang
pesilat tangguh. Dia diajarkan ilmu silat,
tapi yang diajarkan kepadanya adalah ilmu
silat peninggalan Wu Zhao-yun. Maka itu
ilmu silat Wu Ling-feng sama dengan
ayahnya.
Wu Ling-feng baru berkelana di dunia
persilatan. Dia mendengar Qi-mao Shen-jun
muncul kembali. Mei Shan-ming adalah teman
baik ayahnya maka dia segera datang untuk
melihat kebenarannya. Tepat saat itu Paman
Hao dikebumikan, sejak kecil dia sangat
akrab dengan Paman Hou maka dia datang ke
kuburannya untuk bersembahyang. Ketika
sedang merasa sedih tiba-tiba dia diserang
oleh seorang laki-laki. Laki-laki itu
adalah Zhong Zhou Yi Jian Meng Fei. Meng
Fei menotok pundak kanannya dan mencabut
pedangnya. Karena Wu Ling-feng sedang
bersedih, dia tidak bersikap waspada saat
ada orang menyerangnya.
Terpaksa dia menutup nadinya sendiri
dan memotong ranting untuk bertarung
dengan Meng Fei. Mungkin Meng Fei merasa
malu karena dengan cara tidak jujur dia
menyerang Wu Ling-feng. maka dia memaksa554
Wu Ling-feng bertarung di hutan, takut ada
yang melihat dan dia bertarung tanpa
bersuara. Karena Wu Ling-feng harus
menutup nadinya, dia lebih-lebih tidak bisa
bersuara. Mereka berdua bertarung tanpa
bersuara. Jika bukan karena kejelian mata
Xin Jie, mungkin dia tidak akan melihat
kedua orang itu. Nafas Wu Ling-feng
semakin lemah, dia terus dipaksa bertarung
oleh Meng Fei. Wu Ling-feng hanya bisa
bertahan, tapi tiba-tiba nadi yang ditotok
terkena sentilan kayu Xin Jie, maka dengan
jurus-jurus Wu Zhao-yun dia berhasil
memaksa Meng Fei mundur. Sebenarnya ilmu
silat Wu Ling-feng berada di atas Meng Fei
tapi karena dia ditotok maka gerakan Wu
Ling-feng tidak leluasa. Setelah Xin Jie
membuka totokan-nya, Meng Fei menjadi
tidak tenang, ditambah lagi ada orang yang
ikut campur, maka dia merasa malu kalau
terus berada di sana, dia membalikkan badan
dan segera pergi dari sana.
Secara garis besar Wu Ling-feng
menceritakan keadaannya. Xin Jie
mengangguk dan berkata, "Meng Fei adalah
adakah murid Ku An Shang-ren dari E Mei.
Dulu 5 perkumpulan itu membunuh ayahmu.555
Aku yakin kau pasti sudah tahu. Karena
Meng Fei melihat pedangmu yang bernama
'Duan Hun Jian', maka dia berani
menyerangmu."
Wu Ling-feng benar-benar sedih dan
berkata, "Seharusnya tadi Kakak jangan
melepaskan bocah itu, hanya saja aku tidak
tahu kalau dia adalah orang E Mei. Kalau
saja aku tahu, aku sangat ingin
mencincangnya."
Xin Jie mengangguk, "Aku hanya
membiarkannya pergi, selain meminjam
mulutnya untuk memberitahu seluruh dunia
persilatan bahwa murid Duan Hun Jian dan
murid Qi-mao Shen-jun berniat membalas
dendam. Dendam berdarah 10 tahun yang
lalu!"
Mereka terus mengobrol dan saling
mengagumi. Mereka langsung merasa sangat
akrab. Wu Ling-feng tertawa, "Apakah
sentilan kayu tadi berasal dari Kakak Xin?"
Xin Jie mengangguk, tapi dia melarang
Wu Ling-feng berterima kasih kepadanya
dan dia berkata, "Tahun ini aku berumur 20
tahun, apakah Kakak Wu...."
"Aku berusia 21 tahun. Kalau tidak
keberatan, aku memanggilmu adik,556
bagaimana?"
Xin Jie setuju. Wu Ling-feng ternyata
bermaksud sama. Perasaan mereka bertambah
dalam lagi. Tiba-tiba Wu Ling-feng
bertanya, "Adik, di dunia persilatan ada
gosip yang mengatakan kalau Paman Mei
muncul kembali di Wu Han, apakah itu
benar? Apakah keadaan Paman Mei baik-baik
saja? Apakah aku bisa mengunjungi beliau?"
"Aku akan memberitahukan Kakak,"
janji Xin Jie.
Dia memberitahu bahwa Qi-mao Shenjun terluka di Wu Hua Shan. Dia juga
memberitahu tugas-tugas apa saja yang
harus dilakukannya. Wu Ling-feng
mendengar demi ayahnya Paman Mei terluka
dan cacat. Dia merasa sedih. Mereka berdua
bersumpah akan membalas dendam demi Wu
Zhao-yun dan Mei Shan-ming. Terakhir
membuat dunia persilatan sekali lagi
menjadi kacau.
Mereka berdua turun gunung.
Sebelumnya sekali lagi mereka
bersembahyang ke makam Paman Hou. Mereka
berunding akan mencaritahu dulu siapa yang
telah membunuh Paman Hou. Wu Ling-feng
mengira 5 perkumpulan lah yang membunuh557
telah Paman Hou dengan tujuan memancing
Mei Shan-ming keluar lalu menyuruh Meng
Fei menunggu di kuburan Hou Er untuk
membunuh mereka. Xin Jie tahu kalau
identitasnya belum terbongkar dan tahu
kalau Paman Hou bukan dibunuh oleh 5
perkumpulan. Apalagi ilmu yang dimiliki
Paman Hou walaupun ketua 5 perkumpulan
datang untuk membunuhnya belum tentu bisa
membunuh Paman Hou. Sambil berjalan
mereka terus mengobrol. Tanpa terasa
mereka sudah sampai di depan toko perhiasan
Shan Mei.
Tuan Zhang datang menyambut. Melihat
Xin Jie membawa seorang pemuda dan di
punggungnya terselip pedang panjang, dia
mengira ada orang dunia persilatan yang
datang dan berkata, "Bos Xin, Tuan sudah
pulang."
Dia tidak menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan Paman Hou karena takut
Xin Jie akan menjadi sedih lagi.
Xin Jie menyuruh pelayan
membereskan kamar untuk Wu Ling-feng. Wu
Ling-feng bertanya kepada kasir, "Beberapa
hari ini di daerah Wu Han apakah ada kabar
penting yang beredar?"558
Kasir Zhang segera mengangguk. "Ada
dan sangat banyak, tadi aku terburu-buru
jadi belum sempat memberitahu Bos Xin."
Dia berkata lagi, "Katanya Qi-mao
Shen-jun muncul kembali di dunia
persilatan. Hal in menarik perhatian orang
dunia persilatan. Hal yang paling
menggegerkan adalah 3 hari yang lalu,
kantor perjalanan milik Tombak Perak Meng
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Bo-qi diserang dan Tuan Meng mati saat itu
juga. Pembunuhnya meninggalkan pesan
sebelum pergi. Semua ini adalah karena
perbuatan 'Hai Tian Shuang-sha'. Berita ini
membuat geger seluruh kota Wu Han."
Wajah Xin Jie berubah katanya, "Kedua
siluman itu jauh-jauh datang ke Wu Han,
apakah karena mereka berniat bangkit
kembali?"
Kasir Zhang menjawab, "Aku tidak
mengerti hal ini, tapi kelihatannya orang
persilatan sangat ketakutan. 5 perkumpulan
tidak berani banyak bicara tapi ada juga
yang berani mengeluarkan kata-kata ingin
menghajar kedua siluman itu."
Hati Xin Jie benar-benar kacau, "Aku
tahu dunia persilatan akan kembali kacau."
Dia berpesan kepada pelayan untuk559
memanggil Wu Ling-feng dan makan malam
lalu memberitahu hal-hal yang terjadi di
dunia persilatan. Wu Ling-feng sudah lama
tinggal di gunung, dia tidak tahu siapa yang
disebut 'Hai Tian Shuang-sha'. Sepertinya
dia juga tidak tertarik. Xin Jie tidak
banyak bicara tapi dia sudah menyusun
rencana.
Hari kedua pagi, begitu Xin Jie dan
Wu Ling-feng bangun, Xie Jie memberi saran
agar Wu Ling-feng mengganti penampilannya
menjadi seorang pelajar agar tidak menarik
perhatian orang.
Wu Ling-feng merasa ide Xin Jie
masuk akal. Dia mengganti bajunya dan 'Duan
Hun Jian' yang terlihat sangat mencolok
disimpan di kamarnya. Dia ikuti Xin Jie
keluar rumah.
Karena sudah sebulan lebih Xin Jie
meninggalkan Wu Han, teman-teman yang
kenal dengannya pasti akan merasa curiga,
maka dia memutuskan untuk berkunjung dan
membuat alasan masuk akal bagi mereka.
Begitu tiba di kota bagian timur,
perusahaan biro perjalanan Xin Yang tampak
sangat sepi. Mungkin karena pemimpin
mereka baru dikebumikan, maka di depan560
pintu masih tergantung lampion dan kain
putih, suasana itu bertambah sepi dan sedih.
Mereka berjalan memutar sedikit, Xin
Jie berniat mengunjung kantor biro
perjalanan Wu Fei untuk bertemu dengan Jiu
Gong Dan, Fan Zhi Cheng. Begitu tiba di
depan pintu kantor itu, dikantor tampak
sangat sibuk. Dia bertanya kepada salah
satu pelayan di sana, "Apakah Ketua Fan
ada?"
Pelayan itu mengangguk dan menunjuk
ke arah sana. Ternyata Fan Zhi Cheng
sedang mengobrol dengan seorang laki-laki
berusia sekitar 40 tahunan. Fan Zhi Cheng
melihat Xin Jie dan Wu Ling-feng, dia
mengangguk dan berjalan mendekat.
Fan Zhi Cheng tertawa tapi wajahnya
tampak kelelahan. Sikapnya penuh dengan
kekhawatiran. Xin Jie sudah bisa menebak
apa yang terjadi, tapi dia tetap pura-pura
bertanya, "Sudah lama kita tidak bertemu,
apakah Kakak Fan baik-baik saja? Aku baru
pulang dari Si Chuan...."
Dia sengaja berhenti bicara, melihat
reaksi Fan Zhi Cheng seperti tidak
mendengar perkataannya, dalam hati dia
ingin tertawa.561
Dia berkata lagi, "Aku tidak menduga
kalau Kakak Meng bisa terbunuh. Aku belum
memberikan ucapan bela sungkawa, hatiku
merasa sangat tidak tenang."
Fan Zhi Cheng menarik nafas, "Hai
Tian Shuang-sha benar-benar kejam. Mereka
ingin membuat nama mereka terkenal lagi
tapi tidak perlu sampai harus mencari 2
kantor biro perjalanan milik kami. Mungkin
malam ini atau besok, nyawaku juga akan
melayang!"
Xin Jie pura-pura terkejut dan
bertanya, "Apa? Hai Tian Shuang-sha ingin
membunuh Kakak Fan?"
Fan Zhi Cheng mengangguk. Dari balik
baju bagian dadanya dia mengeluarkan
sehelai kertas undangan berwarna putih dan
berkata lagi, "Undangan pengejar roh milik
Hai Tian Shuang-sha dikirim kepadaku, tidak
perlu membutuhkan waktu 20 jam lagi,
mereka pasti akan datang...."
Dia memberikan kertas undangan putih
itu kepada Xin Jie. Di atas kertas undangan
itu tergambar sebuah anak panah. Yang
bertanda tangan adalah 2 gambar pak tua.
Kedua-duanya cacat. Tidak dipungkiri lagi
kalau yang mengirim undangan itu adalah562
Hai Tian Shuang-sha.
Hati Xin Jie terus bergejolak.
Sikapnya sedikit berubah tapi mulutnya
tetap berkata, "Apakah ini adalah perintah
mengejar roh?"
Fan Zhi Cheng mengangguk, "Karena
perintah mengejar roh sudah berada di
tanganku, maka aku mengundang 2 pesilat
tangguh datang ke sini. Aku berharap
mereka bisa membantuku melawan mereka.
Dan mereka telah setuju. Mari, Bos Xin aku
kenalkan kepada mereka."
Dia menunjuk laki-laki agak tinggi
dan berusia setengah baya, "Dia adalah
pesilat tangguh dari Dian Cang-pai Chong
Zhao. Dan ini adalah orang yang baru
terkenal dia bernama Lu Xing Kong."
Kemudian dia juga memperkenalkan
mereka kepada Xin Jie. Xin Jie tidak lupa
memperkenalkan Wu Ling-feng kepada
mereka.
Mereka mengobrol sebentar, lalu Xin
Jie segera pergi dengan Wu Ling-feng.
Sepanjang perjalanan pulang Xin Jie
berkata kepada Wu Ling-feng, "Kakak,
sekarang kau tahu kalau Hai Tian Shuangsha bukan sembarangan orang. Aku563
mempunyai sebuah ide...."
Dia menceritakan rencananya. Wu
Ling-feng mengangguk, "Ide yang bagus!"
Mereka berjalan-jalan sebentar
kemudian kembali ke Shan Mei.
Setelah makan, mereka mengobrol
sebentar lalu kembali ke kamar untuk
bersiap-siap.
Begitu tengah malam tiba, di toko
perhiasan Shan Mei ada yang bertepuk
tangan, kemudian muncul 2 bayangan orang
seperti kucing naik ke atap rumah. Begitu
mereka melihat sebentar langsung pergi
secara bersamaan.
Bulan di atas langit bersinar tidak
begitu terang tapi hutan terlihat dengan
jelas. Dengan bantuan cahaya bintang, wajah
mereka tertutup oleh sehelai kain, hanya
terlihat 2 mata. Kedua bayangan itu
berkelebat, lalu segera menghilang dalam
kegelapan.
Malam sudah larut, kantor perjalan Wu
Wei masih tampak terang benderang. Di
malam begitu gelap terlihat cahaya begitu
terang.
Tiba-tiba di atas atap rumah Wu Wei
terdengar siulan kemudian suara aneh564
terdengar membentak. Fan Zhi Cheng....
Dia baru selesai bicara, di bagian
barat ada sesosok bayangan terbang ke atas
setinggi 10-12 meter. Dia berhenti di atas
sebentar lalu berputar setelah itu baru
turun.
Jurus itu memang terlihat sangat
indah, dari gerakan tubuh dan gayanya
memang menakjubkan. Dengan cepat bayangan
itu berada di atap rumah.
Orang itu baru sampai di atas genting,
dia sudah membentak, "Saudara Jian, kalian
begitu terkenal, mengapa harus
bersembunyi?"
Baru saja selesai bicara, dari kiri
muncul 2 orang yang tertawa.
Yang satu membentak, "Bocah, apakah
kau adalah orang yang diundang oleh Fan
Zhi Cheng?"
Suara aneh dan tinggi membuat telinga
tidak nyaman saat mendengarnya. Suara
mereka penuh dengan tenaga seperti petir di
siang bolong.
Orang yang di depan segera menjawab,
"Apakah Jiu Gong Shen Dan sanggup
mengundangku?"
Orang itu berkata, "Kalau kau bukan565
orang yang membantu Fan Zhi Cheng, cepat
mundur! Setelah membereskan dia...."
Tapi orang itu sudah memotong,
"Jangan banyak bicara!"
Kedua orang itu seperti terpaku.
Orang pertama tertawa terbahak-bahak,
"Tidak disangka! Ha ha ha...."
Tawanya seperti teriakan setan, sangat
menusuk telingat! Mungkin dia benar-benar
marah, dengan ilmu 'She Hun Gui Yin'
(mengambil roh bersuara setan) dia berniat
melukai lawannya. Suara tawa itu semakin
tinggi. Orang di depannya tampak tergetar.
Sepertinya dia sudah tidak tahan dengan
suara itu!
Tiba-tiba di dalam kegelapan ada yang
membentak, "Diam dan berhenti tertawa!"
Kata-katanya singkat tapi sangat
jelas, seperti naga tua yang sedang
berteriak tapi juga tenang. Orang yang
sedang tertawa itu terpaku dan berhenti
berteriak.
Orang yang menggunakan ilmu 'She Hun
Gui Yin' berhenti tertawa dan melihat ke
arah dimana orang itu bersuara. Tampak
bayangan seseorang keluar. Dia sangat luwes
dan berkesan bersih.566
Dengan bantuan sinar bulan terlihat
wajahnya ditutup oleh sehelai kain hitam.
Tangannya memegang sebuah pedang,
perawakannya sedang, boleh dikatakan malah
agak kurus.
Suara aneh itu terdengar lagi, "Pak
Tua Fan membeli begitu banyak pesilat
tanguh, malam ini kalian boleh mencoba
bertarung dengan Hai Tian Shuang-sha."
Hai Tian Shuang-sha, Tian Fei bisu,
maka Tian Can yang selalu memerintah.
Jiao-hua baru selesai bicara, orang yang
wajahnya ditutup berkata, "Malam ini kami
pun ingin mengenal ilmu dari sepasang
orang cacat, apakah benar ada yang
istimewa?"
Tian Fei Jiao-lao entah mengeluarkan
apa, dia meloncat ke depan orang yang
wajahnya ditutup kemudian dengan sebelah
tangan menyerang dengan membawa angin
kencang.
Orang yang wajahnya ditutup melihat
wajah Tian Fei yang tidak mempunyai hidung
juga mulut. Dia terkejut. Dia mundur 5
langkah untuk menghindari desakan angin.
Jiao-lao masih berniat mengejar tapi
Tian Fei sudah memberi kode dengan567
tangannya. Kedua saudara itu saling
mengerti maksud masing-masing. Jiao-lao iap
meloncat turun. Mungkin maksud Jiao-hua,
di atas masih ada orang maka dia menyuruh
Jiao-lao memeriksanya. Tapi orang yang
wajahnya ditutup, dengan suara jernih
menghalangi She Hun Gui Yin bersiul
panjang lagi. Seperti suara naga terbang.
Jiao-lao memang tuli dan tidak bisa
mendengar tapi genting yang diinjaknya
terus bergerak, membuatnya membalikkan
badan untuk melihat.
Tangan kanan orang yang wajahnya
ditutup itu memegang pedang, tangan kirinya
memegang ujung pedang, kemudian dia
melipat pedang membentuk sebuah lingkaran.
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Begitu tangan kirinya melepas ujung pedang,
pedang bergetar. Ujung pedang terus
meloncat-loncat, di langit hitam tergores 7
kuntum Mei-hua. Tian Can dan Tian Fei
sangat terkejut karena mereka tahu ini
adalah tanda dari Qi-mao Shen-jun, Mei
Shan-ming.
Hai Tian Shuang-sha dan Qi-mao Shenjun sama-sama terkenal di dunia persilatan,
tapi mereka belum pernah saling bertemu.
Beberapa hari ini Qi-mao Shen-jun568
dikabarkan muncul kembali di dunia
persilatan, mereka juga telah mendengar
berita ini. Sekarang orang yang wajahnya
ditutup kain itu bisa mengeluarkan 7
kuntum Mei-hua dengan pedangnya. Mereka
merasa sangat aneh.
Tian Can berpikir, "Pedang orang itu
bukan benda yang lentur, tapi dia bisa
melipatnya membentuk sebuah lingkaran dan
tidak sampai terputus. Tenaga orang ini
benar-benar kuat. Apakah benar Qi-mao
Shen-jun muncul kembali di dunia
persilatan?"
Orang yang wajahnya ditutup itu
berkata, "He Luo Yi Jian, Guan Zhang Ba
Jiu Hao, Hai Mei Chun Qi Mio, Shi Wai San
Xian, Jiu Hao walaupun berada di Guan
Zhong, mereka pun harus tetap menghormati
Qi-mao Shen-jun."
Kemudian dia meloncat, seperti sebuah
bola dia melenting ke tempat jauh dan suara
tawanya terus mengikuti, "Jika Hai Tian
Shuang-sha tidak takut, ikutilah denganku."
Jiao-hua tertawa terbahak-bahak,
"Kita biarkan Pak Tua Fan hidup semalam
lagi."
Dia memberi isyarat kepada Jiao-lao.569
Kedua orang cacat itu seperti meteor dengan
cepat mengejar laki-laki yang wajahnya
ditutup itu. Tidak lamajejak mereka pun
menghilang.
Di atas genting ternyata masih ada
satu orang lagi yang wajahnya ditutup.
Melihat mereka bertiga sudah pergi dari
sana, dia membuka kain penutup wajahnya.
Wajahnya yang tampan terlihat jelas. Dia
adalah Wu Ling-feng.
Wu Ling-feng mendengar situasi
sebentar lalu bicara sendiri, "Mengapa saat
di atas genting kita harus terus
mengeluarkan suara ribut, malam seperti
ini sedikit suara pun tidak akan terdengar."
Angin malam mengantarkan suara
senjata saling beradu. Wu Ling-feng
terkejut. Segera meloncat dari atas genting
dan masuk ke pekarangan rumah Fan Zhi
Cheng.
Begitu masuk ke pekarangan, di rumah
tidak terpasang lampu, suasana sangat gelap.
Baru saja dia akan berjalan kakinya
tersandung sesuatu dan dia hampir jatuh.
Karena memiliki kuda-kuda kuat maka tidak
sampai jatuh terjengkang, tapi cukup
mengeluarkan suara keras.570
Tiba-tiba CES, korek api dinyalakan.
Dalam teranganya sinar korek api, Wu Lingfeng terkejut hampir berteriak, karena dia
tersandung badan seseorang.
Begitu mendekatkan sinar koreknya
ternyata itu adalah tubuh dari orang yang
diundang oleh Fan Zhi Cheng, yang bernama
Lu Xing Kong. Wu Ling-feng pernah bertemu
dengannya sekali, maka dia bisa langsung
mengenalinya. Di tubuh Lu Xing Kong tidak
ada luka senjata, di dagu ada setetes noda
darah, seperti terkena senjata rahasia
beracun.
Wu Ling-feng tidak mengerti apa yang
telah terjadi. Dia segera membawa korek dan
terus berjalan.
Rencana mereka yang diberitahu Xin
Jie adalah Xin Jie akan memancing Hai Tian
Shuang-sha pergi dari sana, dan Wu Lingfeng akan menolong Fan Zhi Cheng.... dan Wu
Ling-feng ingin menggunakan kesempatan
ini bertanya mengenai Dian Cang-pai kepada
Zao Zi Chong. Sekarang Lu Xing Kong mati
di depan pintu, benar-benar membuatnya
tidak mengerti dengan keadaan yang terjadi.
Dengan hati-hati dia masuk ke dalam
rumah. Di dalam ada cahaya api, di meja571
tampak seseorang sedang menelungkupkan
wajahnya. Begitu badannya dibalikkan,
ternyata dia adalah Fan Zhi Cheng!
Wajah Fan Zhi Cheng sudah menghitam.
Di tubuhnya tidak ada bekas luka tapi Wu
Ling-feng tahu ini dia mati karena totokan
Dian Cang-pai Qi Jue Shou.
Wu Ling-feng tidak bodoh. Melihat
keadaan seperti itu, dia langsung menaruh
curiga kepada pesilat tangguh Dian Cang-pai
Zao Zi Chong.
Dia meletakkan korek api. Kedua
tangannya dikedepankan untuk melindungi
dadanya, dia menendang daun pintu, tapi di
dalam kamar kosong, tidak ada siapa pun.
Begitu dia akan maju 2 langkah lagi,
tiba-tiba di depan terdengar suara angin.
Dia salto ke belakang. Ada dua senjata
rahasia lewat di depannya dan sekarang
menancap di tembok.
Wu Ling-feng telungkup ke lantai. Dia
membiarkan matanya untuk terbiasa melihat
kegelapan. Ruangan itu kosong, tapi di sudut
kamar seperti ada seseorang yang sedang
telungkup.
Begitu Wu Ling-feng membawa korek
apinya mendekat, di lantai ada sesosok572
mayat. Bagian dadanya masih terasa hangat,
sepertinya dia baru mati. Begitu melihat
wajahnya, ternyata dia adalah pesilat
tangguh Dian Cang-pai, Zao Zi Chong.
Dadanya terluka sepertinya terkena luka
pedang.
Semua kecurigaannya ternyata salah.
Wu Ling-feng terpaku, tapi dia melihat
tangan Zao Zi Chong sepertinya memegang
sesuatu. Ternyata itu adalah sebuah paku
Shang Men. Kelihatannya tadi dia ingin
melemparkan senjata rahasia itu tapi sudah
kehabisan tenaga dan sebelum melempar dia
sudah kehabisan nafas. Wu Ling-feng
melihat dua senjata rahasia yang tertancap
di tembok. Kedua senjata rahasia itu persis
seperti milik Shang Men Ding. Artinya
senjata rahasia tadi berasal dari tembakan
Zao Zi Chong.
Perubahan ini membuat Wu Ling-feng
menjadi bingung. Dia terpaku melihat mayat
Zao Zi Chong. Fan Zhi Cheng mati karena
jurus Qi Jue Shou, artinya Zao Zi Chong lah
yang telah membunuh Fan Zhi Cheng. Lu
Xing Kong mati lebih awal dibandingkan Fan
Zhi Cheng, mungkin juga Zao Zi Chong yang
membunuh mereka. Tapi mengapa Zao Zi573
Chong berniat membunuh mereka? Benarkah
dia diundang oleh Fan Zhi Cheng untuk
berhadapan dengan Hai Tian Shuang-sha?
Jika mereka dibunuh oleh Zao Zi Chong,
siapa yang telah membunuh Zao Zi Chong?
Tiba-tiba dia melihat sesuatu.
Laci di meja Fan Zhi Cheng tampak
berantakan. Lemari di dekat dinding pun
sudah terbuka.
"Pasti karena barang mahal milik Fan
Zhi Cheng, sehingga mereka saling
membunuh...." pikir Wu Ling-feng. Tiba-tiba
dia teringat dia pernah mendengar suara
senjata saling beradu. Jika Fan Zhi Cheng
dan Lu Xing Kong sudah mati, lalu Zao Zi
Chong mati tidak lama kemudian....
"Benar! Senjata dari dua orang saling
beradu, yang satu pasti milik Zao Zi Chong,
yang satu lagi pasti milik orang yang
membunuh Zao Zi Chong.... mungkin orang itu
belum keluar dari rumah ini. Aku harus
mencari tahu...."
Baru saja dia melangkah keluar, dari
luar masuk seseorang.
Wu Ling-feng berdiri, menatap orang
yang sedang memegang pedang dan dengan
dingin berkata, "Cara yang sangat sadis, kau574
sekaligus membunuh 3 orang!"
Kalau dia tidak bicara, Wu Ling-feng
masih dalam keadaan bingung, setelah
bicara, Wu Ling-feng langsung tahu kalau
orang itulah yang telah membunuh Zao Zi
Chong. Dia melihat pedang yang dipegangnya
masih ada darah yang menetes, dia tidak
salah lagi, Wu Ling-feng segera membentak,
"Siapakah Tuan?"
Orang itu tertawa keras, "Apakah nama
Kong-dong San Jue Jian, tidak kau kenal?"
Begitu mendengar nama Kong-dong,
darah Wu Ling-feng langsung mendidih, tapi
dia tetap menjawab dengan dingin, "Aku
belum pernah mendengar nama itu, siapa
nama Tuan?"
"Orang-orang memanggilku Tian Jue
Jian, Zhu Ge-ming."
Wu Ling-feng tiba-tiba membentak,
"Zhu Ge-ming, harap keluarkan barang
berharga milik Tuan Fan!" kedua matanya
terus melihat Zhu Ge-ming.
Wajah Zhu Ge-ming tampak berubah,
dia membalikkan tubuh dan segera berlari
dari sana.
Wu Ling-feng bisa memastikan kalau
tebakannya tidak salah, maka tanpa berpikir575
panjang lagi, dia langsung mengejar Zhu Geming.
Zhu Ge-ming berlari ke arah utara,
Wu Ling-feng berpikir, "Hai Tian Shuangsha berilmu silat tinggi, Adik Xin tidak
akan kalah." karena itu dia terus mengejar
Zhu Ge-ming.
Dia terus mengejar dan menemukan
jejak kaki ketua Kong-dong-pai, Jian Shi
Li-e. Tapi dia tetap berpikir, "Kalau tidak
masuk ke kandang harimau, mana mungkin
bisa mendapatkan anak harimau." karena itu
dia terus mengejar, tapi sepanjang jalan dia
memberikan tanda supaya Xin Jie bisa
melihat tanda itu dan mengikuti jejaknya.
Tiga mayat yang tergeletak di kantor
biro perjalanan Wu Wei bila ditemukan oleh
orang-orang, mereka pasti menganggap kalau
mereka bertiga telah dibunuh oleh Hai Tian
Shuang-sha. Seumur hidup, mereka selalu
membunuh banyak orang, ditambah 3 orang
lagi tidak masalah untuk mereka.
Orang yang wajahnya ditutup itu
memancing Hai Tian Shuang-sha keluar kota,
setelah keluar dari kota, dia berlari lebih
cepat. Hai Tian Shuang-sha melihat orang
yang mengaku sebagai Qi-mao Shen-jun576
berlari sangat cepat. Dalam hati mereka
berpikir, "Apakah benar dia adalah Mei
Shan-ming?" karena mereka ingin tahu maka
mereka pun ikut mengejar.
Guan Zhong Jui Hao dan Qi-mao Shenjun memiliki nama yang sejajar, sekarang
melihat ilmu meringankan tubuh Qi-mao
Shen-jun begitu hebat, mereka berniat
untuk bersaing. Tangannya dilayangkan
kedua bersaudara itu telah mengejarnya.
Mereka bertiga adalah pesilat
tangguh, sekali berlari hanya terdengar
suara kelebatnya angin, tidak lama kemudian
mereka telah berada di kota bagian barat di
sebuah gunung yang bernama Gui Shan.
Sepertinya Qi-mao Shen-jun ingin
naik ke gunung itu. Dia membalikkan kepala
dan berkata, "Gunung Gui sangat tinggi dan
berbahaya, apakah kalian berdua tertarik
kepada-ku sehingga malam seperti ini
berniat bermain ke sana?"
Hai Tian Shuang-sha sangat
berpengalaman, dalam hati mereka telah
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
curiga dengan rencana musuh memancing
mereka, tapi nama Qi-mao Shen-jun terlalu
hebat, maka mereka tidak berani bertindak
ceroboh, mereka melepaskan pikiran masing-577
masing, tapi bersatu mengejar Mei Shanming.
Qi-mao Shen-jun naik ke Gunung Gui.
Awalnya Hai Tian Shuang-sha terpaku,
akhirnya Jiao-hua berkata, "Aku ingin tahu
apakah Qi-mao Shen-jun bisa menghadapi
kami berdua?" dalam suara siulan yang aneh
mereka seperti berebut naik gunung.
Gunung Gui sangat tinggi dan
berbahaya, walaupun ilmu meringankan
tubuh mereka sangat tinggi dan terus
mengejar tanpa terasa begitu sampai di
tengah gunung, hari telah terang.
Qi-mao Shen-jun yang berada di depan
mereka, takut kalau mereka tidak bisa
menemukannya, maka dia sering membalikkan
kepala untuk memanas-manasi mereka.
Sebenarnya dia tidak perlu merasa khawatir
karena Hai Tian Shuang-sha telah disiksa
olehnya, maka mereka bertekad tidak akan
mau melepaskan Qi-mao Shen-jun begitu saja.
Qi-mao Shen-jun terus berlari,
sepanjang jalan dia terus berpikir, "Apakah
aku harus membuka penutup wajahku supaya
mereka tahu kalau aku adalah putra Xin Jiu
Peng."
Tapi dia berpikir lagi, "Sekarang aku578
memalsukan identitas Qi-mao Shen-jun,
lebih baik mereka tidak perlu tahu kalau
aku adalah putra Xin Jiu Peng, sampai
keadaan terakhir aku baru akan
memberitahu mereka kalau putra Xin Jiu
Peng akan membalaskan dendam ayah dan
ibunya!"
Mengingat kembali ayah dan ibunya,
hatinya dipenuhi dengan amarah, gerakan
tubuhnya menjadi lamban, Hai Tian Shuangsha sudah dekat, tinggal beberapa meter
lagi.
Xin Jie berpikir, "Waktu yang berlalu
cukup lama, Fan Zhi Cheng pasti telah lolos
dari bahaya." pikiran ini membuatnya
berhenti berlari dan membalikkan tubuh.
Hai Tian Shuang-sha melihat Qi-mao
Shen-jun tiba-tiba berhenti berlari, mereka
pun ikut berhenti di sebelah kiri dan kanan
Qi-mao Shen-jun. Ketiga orang itu saling
berhadapan, jarak mereka tidak lebih dari 5
meter.
Xin Jie tertawa angkuh, "Kalian
berdua memang mempunyai hobi naik gunung,
akhirnya kalian bisa naik gunung ini
bersama dengan Mei Shan-ming."
Tian Can dan Tian Fei telah tersiksa579
selama satu malam mengejar Qi-mao Shenjun, mereka merasa marah. Kedua wajah
mereka yang jelek bertambah jelek lagi.
Jiao-hua memben-tak, "Qi-mao Shen-jun
memancing kami ke sini...."
Hari telah terang. Dari balik penutup
wajahnya, Xin Jie bisa melihat Hai Tian
Shuang-sha, wajah mereka masih sama
seperti 10 tahun yang lalu, sama sekali
tidak berubah. Dia teringat pada ayah dan
ibunya yang telah meninggal, tubuhnya
gemetar, perkataan Jiao-hua tidak ada satu
pun yang didengarnya.
Dia berhenti bicara sebentar, Tian Can
melihat wajah Qi-mao Shen-jun datar, dia
mengira Qi-mao Shen-jun tidak menganggap
mereka, karena itu wajah mereka seperti api
yang ditambah dengan minyak, kobarannya
bertambah besar, Jiao-hua berteriak, "Kau
tidak perlu bersikap begitu sombong, kami
Hai Tian Shuang-sha akan membuat darahmu
mengucur di gunung ini."
Kata-kata ini membuat Xin Jie marah
karena kata-kata ini sangat menusuk
telinganya, dia tertawa panjang dan
terdengar sedih, tangannya sudah menyerang
ke arah Tian Can Jiao-hua.580
Dari balik tawa Xin Jie, Tian Can bisa
merasakan ada kesedihan, dalam hati dia
merasa bingung, dia berusaha menghindari
serangan Xin Jie.
Jiao-lao yang berada di sisi malah
menyambut serangan itu, Xin Jie tidak
mundur, telapak tangan kirinya dan kepalan
tangan kanannya bersamaan menyerang.
Jurus 'Lei Dong Wan Wu' dilancarkan,
(guntur menggerakan benda).
Tian Can Jiao-hua tidak menghindar,
dia maju setengah-langkah, kemudian
kakinya menendang lutut Xin Jie.
Kaki Xin Jie seperti terpaku rapat di
tanah gunung itu, kedua kepalan tangannya
terus menyerang berturut-turut sebanyak 8
kali. Angin kepalan terasa sangat keras.
Tian Can Jiao-hua terus mundur, dengan
semua daya upaya dia baru bisa menghindar.
Sekarang dia percaya kalau orang yang
wajahnya ditutup itu adalah Qi-mao Shenjun, kalau satu lawan satu dia tidak akan
bisa menang!
Karena itu dia memberi kode kepada
Jiao-lao mereka langsung bergabung.
Jiao-lao menyerang nadi 'Zhang Men',
Xin Jie tertawa, tangan kirinya keluar, dia581
berniat memecahkan jurus itu, tapi kedua
telapak Jiao-lao telah membelah, tangan
kiri menyerang ketiak kiri Xin Jie, tangan
kanannya dibalik, kedua jarinya siap
menotok. Satu jurus dengan 3 perubahan, dan
terus menyerang pada dua nadi penting. Hal
ini membuat Xin Jie sedikit terkejut.
Tiba-tiba di belakang Xin Jie terasa
ada angin besar yang menyerang, sepertinya
Jiao-hua menyerang dari belakang, dan Xin
Jie sangat terkejut, ternyata tempat di
mana Jiao-hua menyerangnya adalah jalan
mundur baginya.
Dengan cepat tangan kiri Xin Jie
menahan, dan sangat tepat menutup jurus
Jiao-lao, tangan kanannya dengan cepat
mengayun, jurus ini sangat tepat untuk
memecahkan serangan Jiao-hua, tapi sayang
dia terlambat, dan tenaga yang dikeluarkan
tidak cukup, dia hampir terjatuh dan mundur
sepuluh langkah lebih.
Ketiga orang itu terus mengeluarkan
jurus-jurus aneh, kalau ada orang yang
melihat dari sisi, dia pasti akan
mendapatkan banyak kejadian aneh.
Hai Tian Shuang-sha merasa lawannya
benar-benar mempunyai ilmu tinggi, mereka582
pun lebih berhati-hati, kepalan tangan
mereka terus diluncurkan.
Ilmu silat Xin Jie sekarang berada di
atas mereka, tapi kalau mereka bergabung,
akan membuat Xin Jie sulit menyerang.
Hati Hai Tian Shuang-sha saling
mengarti, apalagi saat mereka berdua
bergabung, tenaga mereka benar-benar
sangat dahsyat. Tapi dengan sedikit tenaga
Xin Jie tetap bisa memaksa mereka mundur.
Matahari telah berada di tengah
langit, mereka bertiga masih terus
bertarung, sudah hampir satu jam
pertarungan itu berlangsung, Xin Jie
dipaksa mereka berdua mundur terus. Di
belakangnya adalah jalan gunung. Mereka
memaksa Xin Jie terus naik ke gunung.
Sekarang Xin Jie berada di puncak gunung.
Di puncak Gunung Gui tidak ada awan,
hari terlihat sangat cerah. Pohon-pohon di
kedua sisi jalan tampak bergoyangan dari
celah daun tampak 3 bayangan manusia.
Mereka seperti kelinci yang melompatlompat, seperti burung yang turun ke bawah.
Ketiga bayangan manusia itu tampak
panjang.
Angin sepoi-sepoi berhembus, langit583
berubah, ada awan menutupi bayangan ketiga
orang itu. Ketiga bayangan itu berubah
menjadi tiga titik hitam.
Tiba-tiba terdengar suara SRENG,
sebuah kilauan terlihat, mungkin ada
senjata terjatuh.
Ketiga bayangan itu berubah lagi,
mereka bergeser ke arah dua pohon itu. Bila
dilihat dengan teliti ternyata orang yang
wajahnya ditutup itu sudah mencabut pedang
dan sekarang dengan erat memegangnya.
Angin bertiup lagi, pohon terus
bergoyang-goyang, dan tampak celah daun
lebih melebar lagi.
Awan mengikuti hembusan angin,
mereka tidak bisa menutupi matahari lagi,
dan matahari terus menyinari mereka,
bayangan mereka tampak lebih pendek.
Matahari keluar dari balik awan,
tiba-tiba terlihat cahaya, pedang dari orang
yang wajahnya ditutup itu, walaupun ada
orang yang tidak bisa ilmu silat melihat
jurus orang itu, mereka akan merasa kalau
ilmu pedang orang itu sangat bagus.
Semenit demi semenit telah berlalu,
pertarungan mereka masih tampak alot.
Diam-diam Hai Tian Shuang-sha merasa584
terkejut, dengan gabungan tenaga, mereka
berdua bertarung dengan Qi-mao Shen-jun,
ternyata Qi-mao Shen-jun tidak kalah tapi
juga tidak bisa menang dari mereka.
Matahari telah bergeser ke arah
barat, bayangan mereka bertiga mengikuti
matahari yang berubah arah, dari pendek
menjadi panjang lagi lalu terlihat ada di
atas batu.
Sewaktu matahari telah berada di
barat, mereka telah bertarung sebanyak
3.000 jurus.
Pedang Xin Jie telah mengeluarkan
jurus "Mei-hua San Long'.
Dalam bayangan pedang, dia telah
membuat Hai Tian Shuang-sha mundur
beberapa langkah.
Xin Jie menarik nafas berusaha
mengatur nafasnya.
Semalaman telah berlari, setengah
hari harus bertarung, tenaga Xin Jie
hampir habis, dia melihat Hai Tian Shuangsha, sepertinya.mereka tidak lelah, dalam
hati dia mengagumi kedua orang cacat itu.
Jiao-lao bersiul panjang, dua kali
siulan dia telah naik ke atas, dia
menyerang.585
Xin Jie dipaksa lagi untuk mundur,
Tian Can dan Tian Fei sepertinya mempunyai
rencana jahat, mereka terus menyerang
bagian kanan Xin Jie, membuat Xin Jie
terus mundur hingga mendekati jurang yang
ada di sebelah kiri. Tidak sampai 10 jurus
Xin Jie telah mundur hingga ke sisi jurang.
Tempat di mana dia berdiri dengan jurang
tidak mencapai 15 meter. Tapi Xin Jie telah
mengetahui rencana busuk mereka, beberapa
kali dia meloncat berniat melewati kepala
mereka supaya dia tidak dekat dengan
jurang. Tapi Hai Tian Shuang-sha sangat
berpengalaman, dengan telapak tangan
mereka selalu menyerang atau dengan jurusjurus aneh menahan Xin Jie pergi dari sana.
Jiao-hua dan Jiao-lao sekali lagi
menyerang, kedua kaki Xin Jie berdiri
dengan kuat. Dia menerima 3 jurus lagi tapi
saat itu juga mundur beberapa meter.
Hai Tian Shuang-sha mendorong Xin
Jie dengan telapak tangan mereka.
Xin Jie mengangkat pedangnya, salah
satu jurus 'Da Yan Shen Jian' dikeluarkan.
Dalam hembusan angin jurus pedang
dikeluarkan sebanyak 10 jurus lebih. Tibatiba jurus Xin Jie berubah lagi, dia masuk586
pada bagian kedua jurus 'Da Yan Shen Jian'.
Ilmu 'Da Yan Shen Jian' sangat dalam,
perubahan terjadi terus menerus, Hai Tian
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Shuang-sha harus melenting ke belakang
baru bisa menghindari jurus itu.
Xin Jie telah mengeluarkan jurus
andalan '10 jurus Da Yan', tenaga yang
dikeluar-kan sangat dahsyat. Dia sendiri
pun ikut merasa terkejut dan mundur
beberapa langkah.
Dia lupa kalau sekarang dia berada di
sisi jurang. Dia baru ingat posisinya
sekarang, dengan ujung kaki dia meloncat,
dia berniat maju ke depan.
Tapi Hai Tian Shuang-sha sudah
melenting dan sekarang sedang meluruskan
tubuh, tidak ada kesempatan bagi Xin Jie
untuk berlari meninggalkan sisi jurang.
Mereka bersama-sama menyerang.
Hari telah menjelang sore, matahari
yang berwarna merah menyinari pedang Xin
Jie, dan mengeluarkan kilau yang sangat
menyilaukan.
Melihat Hai Tian Shuang-sha
menyerangnya, Xin Jie terkejut, dia ingin
menarik tubuhnya yang akan meloncat,
pedangnya bergetar, menimbulkan banyak587
bayangan pedang. Jurus ini disebut 'Da Yan
Shen Jian' bagian 'Wu Huan Xing Yi' (benda
bertukar bintang berpindah).
Jurus pedang baru dikeluarkan, dia
segera menghentikannya, dengan cepat dia
mengganti dengan jurus 'Xian Yun Tan Ying'
dan membalikkan tangan menyerang ke arah
tangan dan pergelangan musuh.
'10 jurus Da Yan' jika dikeluarkan
tidak boleh berhenti dan juga harus
bergerak dengan cepat, sebuah jurus belum
habis harus segera diganti jurus
seterusnya, dengan cara seperti itu
tenaganya akan bertambah dasyat.
Jiao-hua tidak menyangka kalau jurus
pedang Xin Jie begitu indah, sepertinya Xin
Jie akan terlepas dari bahaya, dalam hati
dia berpikir, "Qi-mao Shen-jun benar-benar
mempunyai kepandaian tinggi, hari ini
adalah kesempatan baik, kami harus bisa
mengalahkan dan memusnahkan ilmunya,
supaya kelak akan berkurang lagi seorang
musuh kuat."
Sifat Tian Can sangat keras, mereka
telah berencana seperti itu, dan segera
membentak, mengeluarkan tangan kuat
mennyambut serangan Xin Jie dengan588
pedangnya.
Jurus-jurus Xin Jie bertujuan
memaksa Hai Tian Shuang-sha mundur supaya
dia bisa terlepas dari tempat berbahaya itu,
maka serangan yang dilakukan pun sangat
cepat. Tapi dia tidak memakai semua
tenaganya, sekarang melihat Jiao-hua
merebut pedangnya, Xin Jie terkejut, tapi
pedangnya telah dipegang Jiao-hua.
Dengan cepat Xin Jie mengeluarkan
tenaga dalamnya, pedangnya terus bergetar
dan mengeluarkan suara, tapi tangan Jiaohua seperti terbuat dari emas!
Begitu Jiao-hua memegang pedang,
tangannya menyerang wajah Xin Jie!
Terdengar suara CHA, CHA, pedang
panjang Xin Jie yang dipegang Jiao-hua
putus, Xin Jie melenting untuk menghindari
serangan Jiao-hua. Angin serangan telapak
itu terasa sangat kencang, membuat penutup
wajah Xin Jie terlepas, dengan cepat Xin
Jie mengambil kembali kain penutup
wajahnya, kain berada di tangannya dan
dikepal.
Dengan cepat dia melambaikan lengan
bajunya untuk menutupi wajahnya, dia
sepertinya tidak ingin kedua cacat itu589
melihat wajahnya.... sebenarnya wajah Xin
Jie tidak ditutup pun tidak menjadi masalah,
hanya saja bila penutup wajahnya terlepas,
otomatis orang itu akan menutup wajahnya
dengan tangan.
Xin Jie merasa ada angin besar
menyerangnya, dari sudut mata dia melihat
Jiao Hao datang menyerang, kalau tidak
segera menghindar Xin Jie akan terluka
parah, tapi kalau ingin menghindar dia
harus mundur, tidak ada cara yang tepat!
Dalam waktu begitu sempit terpaksa
Xin Jie mengambil jalan mundur, dia
melenting ke belakang, sewaktu tubuhnya
berada di tengah udara, dengan tenaga
dalamnya dia membuka penutup wajahnya dan
berusaha mengait tangan lawan yang
menyerang.
Jiao-hua sepertinya sudah tahu kalau
Xin Jie akan berbuat seperti itu, tangan
kanannya dibalikkan, malah berbalik
menangkap tangan Xin Jie. Begitu Jiao-lao
berhasil menangkap kain penutup wajah itu,
dia merasa ada tangan yang mencengkramnya
dengan kuat.
Xin Jie merasa caranya gagal,
terpaksa dia melepaskan tangan dan pasrah590
jatuh ke dalam jurang.
Tapi dari sudut matanya dia melihat
telapak Jiao-hua mengeluarkan darah dan
kulitnya sobek, mungkin karena tadi dia
dengan paksa merebut pedang.
Dia melihat ke atas, sepertinya dia
akan terjatuh beberapa puluh meter dari
bibir jurang. Tapi dia masih sempat melihat
wajah Hai Tian Shuang-sha yang menoleh ke
arah jurang. Dia sangat marah, tapi dia
hanya bisa menarik nafas panjang,
mengingat dendamnya yang belum terbalas,
dan sekarang dia harus mati, maka dia pun
merasa sedih....
Dari atas terdengar tawa senang, tapi
suara tawa itu semakin jauh. Apakah karena
Hai Tian Shuang-sha telah pergi? Atau
karena dia jatuh ke jurang yang dalam dan
dalam....
Ooo)*(ooO
BAB 17
Lembah teratai suci dan sepi
Di sebelah barat Chang Jiang ada
sebuah kota besar.bernama Han Yang.
Di utara kota Han Yang ada sebuah
gunung bernama Gui Shan (Gunung KuraKura), gunung itu dengan She Shan (Gunung591
Ular) yang ada di Wu Chang letaknya saling
berhadapan.
Di sebelah utara kota Han Yang ada
sebuah danau bernama Xi Yue Hu,
pemandangan di sana sangat indah. Di sisi
danau itu ada sebuah kuil kecil. Kuil itu
terletak di atas gunung, dan jarang ada
orang yang datang kesana. Mungkin yang
tahu keberadaan kuil ini pun tidak terlalu
banyak.
Sekarang adalah musim gugur,
matahari masih menggantung di tengah
langit, tapi rumput-rumput di sisi jalan
telah layu. Hal ini memberitahu kepada kita
bahwa musim gugur akan berlalu.
Sore hari. Matahari yang telah lelah
membawa sinar merahnya memudar. Pohonpohon bambu memancarkan kilauannya.
Cat dinding kuil itu tampak telah
terkelupas sehingga menimbulkan warna
terang, karena disinari oleh matahari maka
dinding itu tampak seperti baru dicat. Di
atas pintu kuil tertulis 'Shui Yue An' (kuil
air bulan).
Di bawah papan nama 'Shui Yue An',
tampak seorang biksuni berbaju putih sedang
duduk di depan pintu. Tubuhnya yang592
berperawakan panjang tampak kalau dia
memiliki sosok langsing dan ringan.
Kedua matanya memandang ke arah
jauh, sorot matanya bening seperti
mengandung air mata. Di bawah bulu matanya
yang panjang dan lentik, tampak hidung
yang mancung dan kecil. Ditambah dengan
mulutnya yang kecil, kecantikannya seperti
kecantikan seorang gadis tapi kepalanya
yang botak menjadikannya tampak aneh.
Keadaan aneh.
Kulitnya yang mulus dibungkus dengan
baju biksuni berwarna putih, membuat
bajunya yang besar dan longgar tampak
bagus. Sinar matahari menyorot tubuhnya,
tapi hatinya seperti berada beberapa meter
di dalam salju.
Dari balik air matanya dia melihat
seraut wajah tampan dan tubuh yang
bergerak lincah, mata besar yang penuh
dengan perasaan....
Dia terus memanggil, "Kakak Jie,
Kakak Jie...."
Dia adalah Jiu Mei Ling.... bukan,
sekarang dia bernama Biksuni Jing Lian
(teratai suci).
Sorot matanya melihat awan di sebelah593
barat, awan dan bintang seperti bersatu dan
membentuk bulatan, akhirnya bentuknya pun
memudar.
Dalam hati dia berpikir, "Menurut
orang kuno 'awan putih angin hijau'
sebenarnya bukan hanya awan putih saja,
semua hal yang ada di dunia ini, selalu
berubah. Begitu melihat dia berubah, semua
akan kembali ke semula, tidak tersisa
sedikit pun."
Dari dalam kuil terdengar guru tua
sedang mengetuk ikan kayunya, membuat sore
itu bertambah tenang.
Tiba-tiba sorot matanya melihat
setitik bayangan, dia mengusap-usap
matanya, menghapus air matanya yang terus
berlinangan, dan membuka matanya lebarlebar untuk melihat....
Dari bibir jurang tampak ada bayangan
seseorang yang meloncat ke bawah, dia
melihat itu adalah bayangan manusia.
Kepala berada di bawah dan kaki berada di
atas, dia terjatuh ke jurang.
Dia tahu jurang itu sangat dalam,
mungkin ada ribuan meter dalamnya,
jangankan sampai terjatuh, melihat ke bawah
saja pada saat mendengar ada suara datang594
dari bawah akan membuat siapa pun merasa
pusing dan hati bergetar. Kalau orang itu
terjatuh kejurang apakah orang itu bisa
bertahan hidup?
Karena terkejut hampir saja dia
berteriak, tapi ada hal aneh terjadi, orang
itu membalikkan badannya, kakinya sekarang
berada di bawah, kepalanya berada di atas,
kemudian kedua kakinya terus bergerak.
Pada awal melihatnya sepertinya orang itu
akan mati, tapi begitu dengan teliti
melihat, kecepatan jatuhnya semakin
melambat.
Jing Lian adalah orang dunia
persilatan, sekali melihat dia sudah tahu
bahwa tendangan orang itu yang membuat
gerakan jatuhnya melambat.
Orang itu turun dengan pelan,
tubuhnya dengan miring melayang, dia tidak
pernah melihat semua ini Tubuhnya turun
dengan lurus, lalu pelan-pelan turun
dengan miring. Benar-benar ilmu
meringankan tubuh yang hebat.
Di bawah adalah jurang yang dalamnya
ribuan meter, kalau terjatuh ke dalam sana,
sekalipun dewa, tetap akan mati. Orang itu
dengan perlahan melayang, dia ingin turun595
di hutan bambu itu.
Sewaktu dia turun ke arah pohon
bambu, dia mendengar teriakan perempuan,
suara itu mengandung tenaga hebat, membuat
hatinya bergetar, tapi karena dia harus
berkonsentrasi, dia tidak bisa memecah
pikirannya maka dia hanya bersiul panjang.
Kedua kakinya berada di atas pohon bambu
itu sebentar dan ....
Sewaktu orang itu turun, Biksuni Jing
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lian telah melihat wajah orang itu, maka
dia terkejut dan berteriak.
Hampir dia berteriak, "Kakak Jie...."
Saat dia hampir bersuara, dari dalam
kuil terdengar suara lonceng, suara lonceng
itu terus bergema di lembah, dia segera
tersadar dan ingat kalau dia telah mencukur
rambutnya, dia telah menjadi seorang
biksuni!
Tapi orang yang berada di atas pohon
bambu wajahnya tampan, orang itu adalah
Kakak Jie yang setiap hari dirindukannya.
Mana mungkin tidak akan membuat
jantungnya berdebar-debar?
Dia tidak tahu mengapa selama dua
bulan dia tidak bertemu Kakak Jie, ilmu
silat Kakak Jie nya sudah bertambah tinggi,596
kemudian dia menekuk satu kakinya dan
meloncat, dia seperti sebuah bola meloncat
ke atas.
Biksuni Jing Lian sangat terkejut,
dalam hati dia berpikir, "Ilmu meringankan
tubuh Kakak sangat tinggi tapi kalau ingin
meloncat keatas lagi, rasanya mustahil!"
Biksuni itu berusaha menahan
teriakannya, tapi wajahnya yang cantik
penuh dengan kekhawatiran.
Tapi Xin Jie dengan mantap sudah
berada di tengah jurang, walaupun dinding
sangat licin, tapi ada lekukan di
dindingnya, dan Xin Jie menapak di batu
yang menonjol, kalau dari jauh melihat, Xin
Jie seperti menempel di dinding jurang.
Dia tetap mengumpulkan nafas dan
menggunakan ilmu meringankan tubuhnya
yang tinggi, sekali lagi meloncat, akhirnya
sosoknya tidak tampak lagi.
Kalau ada yang menceritakan kepada
orang lain tentang apa yang terjadi tadi,
mereka pasti tidak akan percaya kalau di
dunia persilatan ini ada ilmu meringankan
tubuh begitu tinggi. Jing Lian melihat
semuanya, tapi dia tidak mempunyai
kesempatan mengatakannya pada orang lain.597
Sebenarnya terkejut oleh ilmu
meringankan tubuh tinggi Xin Jie tidak
lebih besar dari tekanan batinnya. Sekarang
dia hanya bisa bengong, tidak tahu apa yang
harus dia lakukan. Dia tidak berpikir kalau
ilmu meringankan tubuh yang begitu hebat,
dimiliki oleh pemuda berwajah tampan yang
selalu dirindukannya.
"Kakak Jie, kita akan berpisah
selamanya, seperti awan dan kabut bila
tertiup angin akan menghilang hingga tidak
tampak...."
"Tapi aku ingin sekali lagi bertemu
denganmu. Walaupun hanya sebentar tapi aku
sudah merasa puas...."
"Mulai sekarang aku adalah orang di
luar dunia ini, berhati tenang seperti air
dan bersih. Tentang dirimu, kau pasti masih
mempunyai banyak pekerjaan yang harus
diselesaikan. Setiap hari aku akan berdoa
untukmu.... berdoa agar kebahagian selalu
bersamamu.... semuanya...."
Air matanya mengalir dari sudut
matanya yang indah mengalir ke wajahnya
lalu menetes ketan ah. Tanah kering segera
menghilangkan tetesan air matanya.
Dia berdiri, berjalan dengan gontai598
dan perlahan. Bayangan putih berada di
lembah, seperti sekuntum bunga teratai
putih.... seperti namanya sekarang.
Matahari sudah terbenam. Suasana akan
segera menjadi menjadi gelap, Danau Xi Yue
tampak sedikit terang.
Angin malam terus berhembus di
lembah itu, membuat siapa pun merasa
dingin. Bayangan seseorang turun seperti
anak panah.... dia tidak bermaksud berlari
dengan cepat seperti anak panah melainkan
naik ke atas jurang dengan bersusah payah
seperti panah.
Dengan bersusah payah dia menaiki
jurang itu, kemudian kedua tangannya
terangkat. Dia sudah berada di sisi jurang.
Walaupun sedikit mengalami kesulitan tapi
cara seperti ini jarang terlihat.
Dia berdiri tegak kemudian menarik
nafas panjang. Mungkin sejak tadi dia
menahan nafas, membuat wajahnya sedikit
merah. Dia berkata pada dirinya sendiri,
"Ilmu Ji Mo Shen Bu benar-benar sangat
berguna. Jika tadi aku tidak
menggunakannya, mungkin sekarang aku
sudah mati di dasar jurang."
Dia membalikkan tubuh, berjongkok599
untuk melihat ke bawah. Di bawah jurang
hanya tampak awan dan kabut, tidak tampak
dasarnya, hanya terdengar suara air
mengalir dan mengenai batu-batuan. Jika
tidak ada hutan bambu, walaupun dia
mempunyai ilmu silat tinggi dia tetap akan
mati karena Hai Tian Shuang-sha.
Dia memikirkan kembali teriakan
perempuan yang didengarnya tadi.
Teriakannya terdengar penuh kecemasan dan
terkejut. Suara itu seperti sangat
dikenalnya! Tapi karena dia sedang
mengumpulkan nafas, dia tidak sempat
melihat kekiri atau kekanan. Sekarang dia
baru teringat hal tadi, apakah di bawah
jurang tadi tinggal seseorang? Tapi itu
tidak mungkin. Apakah teriakan tadi hanya
ilusinya?
Xin Jie kebingungan dan
menggelengkan kepala. Lalu dia berkata,
"Mei Ling! Kau berada di mana sekarang...."
Di dalam kabut tebal, seorang gadis cantik
terus melihat ke arahnya dengan penuh
perasaan, hampir saja dia berlari kesana.
Tiba-tiba wajah yang cantik itu
berubah menjadi 2 wajah yang jelek. Dia
langsung menghentikan laju tubuhnya.600
Karena berhenti tiba-tiba, sebuah batu
besar tertendang masuk ke dalam jurang dan
lalu menghilang ke dalam awan dan kabut.
Suara batu yang jatuh ke dasar jurang tidak
terdengar sama sekali.
Dia terkejut dan diam-diam marah
kepada dirinya...." Xin Jie, Xin Jie, mengapa
kau begitu bodoh? Dendam ayah dan ibu
belum terbalas, tapi otakmu hanya dipenuhi
dengan perasaan antara laki-laki dan
perempuan. Bagaimana dengan perintah
Paman Mei, kematian Paman Hou...."
Mengingat hal-hal itu, keringatnya
terus mengalir. Angin malam terus
berhembus dengan dingin. Dia memegang
tangannya yang berkeringat dingin,
tubuhnya bergerak seperti asap lalu
menghilang dalam kegelapan.
Kemunculan Qi-mao Shen-jun, Hai Tian
Shuang-sha, lalu dua kali membunuh orangorang, membuat kota Wu Han sangat tegang.
Ditambah lagi dengan masalah yang terjadi
antara Wu Dang dan Kong-dong, kedua
perkumpulan itu saling menyerang. Orangorang merasa dunia persilatan akan banjir
darah lagi.
Semenjak Tombak Perak Meng Bo-qi dan601
Jiu Gong Shen Dan Fan Zhi Cheng terbunuh,
kantor biro perjalanan di kota Wu Han
tutup semua. Semua orang mengira dengan
kemunculan Hai Tian Shuang-sha, pasti akan
terjadi hal yang lebih hebat lagi. Tapi
semenjak Fan Zhi Cheng terbunuh, Hai Tian
Shuang-sha pun menghilang.
Dunia persilatan menjadi tidak tenang.
Di propinsi An Hui, di sebuah jalan, di
suatu sore hari, ada seseorang. Oh, bukan,
harus dikatakan sesosok manusia dan seekor
kuda. Kuda berwarna putih bersih, tidak
tercampur dengan warna lain. Penunggangnya
memakai baju pelajar bersih. Udara dipenuhi
pasir tapi bajunya tetap tampak bersih. Di
punggungnya terselip sebuah pedang
panjang.
Jika dilihat dengan teliti, kau pasti
akan terkejut. Pelajar penunggang kuda itu
begitu tampan. Wajahnya yang putih tampak
kemerahan, benar-benar seperti seekor naga
berjalan harimau meloncat. Sepertinya dia
adalah orang yang mempunyai ilmu tenaga
dalam tinggi. Kuda berlari dengan cepat,
tiba-tiba dia berteriak tertahan, kuda itu
dengan cepat berhenti. Matanya melihat
sebuah pohon besar yang ada di sisijalan.602
Pohon itu terukir sebuah gambar
pedang. Ujung pedang menunjuk ke arah
utara. Gambar pedang itu tidak terukir
dengan dalam. Jika tidak diperhatikan
dengan benar, tidak akan tampak. Langit
sudah gelap, kuda berlari lebih cepat lagi.
Mengapa pelajar itu bisa melihat dengan
jelas?
Dia menatap langit kemudian berkata
pada dirinya sendiri, "Sepanjang jalan
Kakak Wu telah memberi tanda dan
menyuruhku pergi ke arah utara. Dia pasti
menemukan sesuatu, hanya saja sekarang
sudah malam, aku harus mencari suatu
tempat untuk beristirahat semalam."
Kebetulan jalan itu sangat terpencil.
Kuda sudah berlari hingga 1 kilometer
lebih, tapi tetap tidak tampak ada
penginapan di dekat sana. Rumah petani pun
tidak ada, hanya ada batu batuan dan hutan
di sepanjang jalan. Burung malam terus
berteriak, membuat bulu kuduk merinding.
Hari semakin malam, di sekeliling sana
semakin sepi, hanya terdengar suara kuda
berlari. Pelajar penunggang kuda itu
memang tidak tampak takut tapi dia tampak
cemas.603
Tiba-tiba di tempat tidak jauh dari
sana terdengar suara teriakan kesakitan.
Walaupun suara itu tidak keras tapi cukup
menusuk telinga. Pelajar itu menjadi tegang.
Suara teriakan terdengar lagi. Di
sekeliling sana adalah kuburan. Sinar bulan
tidak begitu terang tapi pada saat
menyinari peti mati yang tampak kuno dan
tua, menjadikan suasana disana sangat
menakutkan.
Kudanya pun seperti takut dengan
keadaan seperti ini. langkah larinya
menjadi perlahan.
Suara teriakan ketiga terdengar lagi.
Pelajar itu melihat ada 2 bayangan manusia.
Dua bayangan orang yang tinggi dan
panjang. Mereka berbaju putih dan tampak
ditambal-tambal. Anehnya mereka memakai
topi merah tinggi, ditambah dengan
perawakan mereka yang tinggi, mungkin
tinggi mereka ada sekitar 3 meter. Dua
wajah yang sama, berwarna kuning, kedua
mata tampak menonjol. Wajah mereka seram
tidak seperti wajah manusia. Mereka naik
kuda. Kedua lutut tidak ditekuk sama sekali.
Mereka seperti terbang. Burung malam terus
berteriak menambah suasana menjadi604
menakutkan.
Pelajar yang berada di atas kuda
berusaha menenangkan diri, tapi kuda yang
ditungganginya mulai ketakutan kepada
kedua orang itu. Kuda terus mundur.
Kedua setan itu tiba di hadapan
pelajar. Mereka terasa membawa angin
dingin, membuat pelajar itu gemetar karena
kedinginan. Kedua tangannya memegang tali
kekang kuda dengan erat, keringat dingin
terus menetes. Dia berusaha menarik nafas
dan membentak, "Siluman mana yang
berpura-pura menjadi setan untuk menakutinakutiku! Aku, Xin Jie ada di sini!"
Xin Jie bukan nama seorang dukun,
untuk apa dia berteriak? Tapi manusia
memang seperti itu, apa dia sengaja
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
berteriak supaya mengusir ketakutannya?
Tapi suara bentakan itu terasa kalau
tenaga dalam orang itu sangat tinggi. Udara
di sekeliling tergetar hingga berdenging.
Kedua setan itu saling berpandangan.
Mereka melayang melewati Xin Jie,
terdengar setan sebelah kiri berkata, "Lao
Er, apakah kau telah salah melihat?
Kemampuan orang ini sudah berada pada
tahap ilmu menarik sorotan mata orang605
lain, apakah karena dia takut kita berpurapura menjadi setan? Tadi teriakannya
seperti teriakan singa, jika tidak berlatih
selama 10 tahun hingga mempunyai tenaga
dalam seperti ini, dia tidak akan bisa
bersuara seperti tadi."
Setan kanan berkata, "Lebih baik kita
pergi dari sini secepat mungkin!" Suaranya
menjauh.
Xin Jie melihat kedua setan itu. Dia
marah tapi juga merasa tenang. Tali kekang
yang masih dipegangnya sudah gepeng.
Pikir Xin Jie, "Dua orang yang
berpura-pura menjadi setan, ilmu
meringankan tubuh mereka sangat bagus,
tapi siapakah mereka sebenarnya?" Sambil
berpikir, tali kuda dipegang semakin
kencang. Kuda putih itu berlari dengan
cepat.
Semenjak Xin Jie mendapatkan ilmu
dari Pin Fan Shang-ren, kemampuan ilmu
silatnya bertambah satu kali lipat dari
semula. Walaupun sinar bulan tidak begitu
terang tapi matanya bisa melihat dengan
sangat jeli. Dia melihat di dalam hutan
terdapat sebuah rumah, karena itu dia
merasa sangat senang. Jalan hutan606
berkelok-kelok, dia melihat ada sebuah kuil
kecil di hutan itu. Hutan sangat gelap. Xin
Jie mengikat kudanya di sebuah pohon dan
pelan-pelan mendekati kuil tua itu. Tibatiba dia merasa tegang. Setiap maju
selangkah sepertinya dia tambah mendekati
bahaya.
Xin Jie seperti mempunyai firasat.
Begitu dia memegang pintu kuil itu, dia
tidak berusaha mendorong pintu....
Akhirnya dia mengetuk pintu kuil,
tapi pintu itu ternyata terbuka sendiri.
Dan pintu sama sekali tidak terkunci.
Di dalam kuil sangat gelap dan
tercium bau busuk. Ini bukan tempat tinggal
manusia.
Baru saja dia melewati pintu dan
berniat mengambil korek api, tiba-tiba ada
yang menyerangnya.... Tangan Xin Jie yang
berada di balik baju bagian dada tidak
sempat dikeluarkan. Kedua kakinya tidak
bergerak. Dia segera melenting ke belakang.
Tubuhnya membentuk sudut siku-siku. Jika
yang menyerangnya tadi adalah senjata
rahasia, pasti senjata itu telah lewat....
Tapi tidak terdengar suara senjata
rahasia yang lewat.607
Baru saja Xin Jie akan bergerak,
bagian perutnya diserang lagi. Kali ini Xin
Jie segera tahu kalau yang menyerangnya
adalah sebuah tangan dan itu adalah 2 jari
yang mencoba menotok nadinya.
Xin Jie sangat terkejut, dalam
kegelapan orang itu bisa mengetahui posisi
nadinya dengan tepat. Tangan dia tidak
ragu-ragu berbalik menangkap tangan
lawannya, tapi lawannya bisa merubah
gerakan dalam waktu singkat, ternyata
orang itu sangat gesit dan mempunyai ilmu
silat tinggi.
Jika tempat yangbegitu gelap, bisa
melihat Xin Jie membuka kelima jarinya dan
menotok di 5 titik nadinya. Cara ini benarbenar menunjuk-kan kalau ilmu Xin Jie
adalah ilmu yang sangat tinggi.
Dalam kegelapan tidak tampak apa pun,
tapi orang yang menyerang Xin Jie bisa
mengetahui semua gerakan Xin Jie dengan
jelas. Xin Jie mencoba mencakar, tapi kelima
nadinya terancam tertotok oleh lawannya.
Kemudian terdengar orang itu bersuara,
kemudian terjatuh.... Xin Jie terkejut dan
mundur 2 langkah. Xin Jie merasa cakarnya
tidak mengenai sasaran dan lawan dengan608
jurus aneh seperti seekor ikan lolos dari
cengkramannya dan sempat memukul perut
Xin Jie....
Yang membuat terkejut adalah pukulan
ini sangat lembut tidak bertenaga. Xin Jie
hanya merasa sedikit sakit tapi tidak
sampai terluka.
Dia berdiri dengan bengong, lawan
sudah membentak, "Penjahat tua tidak tahu
malu, apakah kau berniat membunuh semua
orang...."
Suaranya terdengar masih sangat muda
seperti suara anak-anak kemudian terdengar
nafasnya terengah-engah. Xin Jie bingung
tapi matanya mulai bisa menangkap bayangan
seseorang. Mungkin karena dia sudah
terbiasa dalam kegelapan. Walaupun tidak
begitu jelas tapi dia bisa melihat orang itu
setengah berbaring di bawah, sepertinya dia
sedang sakit berat.
Tiba-tiba CESS', korek api dinyalakan.
Ruangan itu menjadi terang. Api dari korek
yang dipegang Xin Jie, orang itu berada di
dalam gelap, karena itu Xin Jie tidak bisa
melihat orang itu tapi segera dia berteriak
terkejut.
Begitu korek didekatkan, Xin Jie baru609
bisa melihat yang sedang terbaring di bawah
adalah seorang remaja, rambutnya
berantakan. Sepertinya dia baru berumur
sekitar 15-16 tahun. Bajunya sangat kotor
dan ditambal-tambal. Dia persis seperti
seorang pengemis kecil. Sekarang dia
membuka matanya lebar-lebar. Matanya yang
besar melotot melihat Xin Jie, dan
sepertinya dia juga sangat terkejut.
Ternyata remaja ini walaupun
wajahnya kotor, rambutnya berantakan, tapi
jika dilihat lagi dengan teliti, kedua
alisnya seperti dilukis, hidungnya besar,
bibir merah, gigi putih dan rata. Walaupun
wajahnya kotor tapi dari kulit lehernya
tampak kalau kulitnya halus, seperti
seorang tuan mu da yang kaya.
Remaja itu bertanya, "Ada hubungan
apa antara kau dan Penjahat Tua Li?"
"Apa? Siapa Penjahat Tua Li?"
Remaja itu menggelengkan kepala, "Kau
bukan orang yang disuruh Penjahat Tua Li....
Aku tanya kepadamu, apakah ketika kau
masuk ke sini, kau tidak tahu kalau aku ada
di sini?"
Xin Jie tertawa di dalam hati, "Jika
aku adalah orang suruhan Penjahat Tua Li,610
aku juga tidak akan tahu kalau kau berada
di dalam kuil ini." Tapi mulutnya menjawab,
"Aku tidak kenal siapa Penjahat Tua Li
yang kau sebut tadi."
Remaja itu seperti menahan sakit saat
berbicara. Mendengar kata-kata Xin Jie
tadi, dia mengeluh, "Kalau begitu aku bisa
tenang!" Tiba-tiba dia kram dan terjatuh
ke lantai.
Begitu mendekatnya untuk melihat,
kedua alisnya berkerut seperti menahan
sakit. Xin Jie berjongkok untuk melihatnya.
Mungkin karena merasa sangat sakit,
air matanya menetes dari mata remaja itu,
membuat debu yang menempel di wajahnya
terhapus. Kulit putih wajahnya tampak
jelas.
Xin Jie merasa remaja itu pasti anak
orang kaya, mengapa dia berpenampilan
seperti seorang pengemis dan terbaring di
kuil terpencil ini? Sepertinya dia terluka
parah. Remaja itu terus meneteskan keringat
dingin. Dia tidak tega lalu memegang
wajahnya. Wajahnya terasa sangat dingin.
Tiba-tiba di belakang mereka ada yang
berkata dengan dingin, "Penjahat tidak tahu
malu, hentikan perbuatanmu!"611
Terasa ada angin kencang menyerang di
belakang Xin Jie.
Dengan bantuan cahaya korek, Xin Jie
melihat kedua kaki orang itu telah
memasang kuda-kuda. Dia tidak bergerak,
tapi dia sudah menotoknadi 'HuaGai'.
Orang itu tertawa dingin. Suasana itu
membuat siapa pun merasa merinding, tapi
dia sama sekali tidak menyerang Xin Jie.
Tiba-tiba terasa ada angin kencang
mencengkram pundak kiri Xin Jie. Jika jari
Xin Jie dimajukan, dia bisa menotok lawan
tapi pukulan di pundak akan membuatnya
mati. Sepertinya jurus ini bukan berasal
dari belakang Xin Jie melainkan serangan
dari temannya. Mereka berdua sangat kompak
dan teratur. Xin Jie memasang kuda-kuda
dan punggungnya menghadap musuh.
Pinggangnya bergerak 2 kali, satu tangan
dengan 4 jarinya sudah menotok lawan.
Terdengar orang yang menyerangnya
tidak berhasil menyerangnya, dia meloncat
ke belakang tapi api dari korek yang
dipegang Xin Jie sedikit pun tidak
bergoyang.
Perlahan-lahan Xin Jie membalikkan
tubuhnya. Begitu membalikkan tubuh, mereka612
bertiga terkejut....
Ternyata dua orang yang menyerang
Xin Jie adalah 2 orang yang tadi berpurapura menjadi setan. Tapi mengapa setelah
mereka pergi lantas kembali lagi?
Setelah melihat dengan jelas kalau
orang itu adalah Xin Jie, mereka sama-sama
terkejut. Orang yang berada di kiri tertawa
kering. Wajahnya yang kuning terpasang
mata memancarkan kemarahan. Api menyinari
topi tingginya yang berwarna merah,
membuat siapa pun yang melihatnya merasa
takut.
Orang yang berada di kanan wajahnya
mirip sekali dengan orang yang berada di
sebelah kiri, hanya saja wajahnya sedikit
berwarna hitam. Dia berkata dengan dingin,
"Apakah Penjahat Tua Li ingin membunuh?"
Karena marah, meja sembahyang dibelah
dengan tangannya.
Xin Jie pernah melihat ilmu
meringankan tubuh mereka berdua, tidak
disangka tenaga telapak mereka pun begitu
lihai. Dia terus dituduh sebagai anak buah
Penjahat Tua Li. Walaupun tahu mereka
telah salah paham kepadanya tapi melihat
mereka begitu galak, dia merasa tidak perlu613
menjelaskan keadaan sebenarnya. Xin Jie
tidak sudi melihat kedua orang ini. Dia
hanya membalikkan kepalauntuk melihat
remaja itu.
Remaja itu sepertinya telah melewati
masa sakit yang amat sangat. Dia mulai bisa
bicara. Melihat kedua laki-laki yang galak
itu seperti melihat orang yang dekat
dengannya. Sambil menangis dia berkata,
"Paman Jin...." Air matanya sudah menetes.
Kedua orang itu berebut mendekat lalu
menggendong remaja itu ke dalam pelukan
mereka. Mereka terus mengelus-elus
rambutnya yang berantakan. Mulut mereka
terus berkomat kamit. Apa yang mereka
katakan, Xin Jie tidak mengerti. Melihat
kedua laki-laki jelek itu bisa mengeluarkan
kasih sayang yang kental, kebenciannya
sudah menghilang. Topi tinggi berwarna pun
tidak terlalu mencolok mata lagi.
Remaja itu seperti anak yang
kelelahan lalu diam di pangkuan ibunya. Dia
menangis tersedu-sedu sepertinya sangat
sedih.
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Laki-laki yang wajahnya agak hitam
itu berkata, "Anak baik, kami benar-benar
telah menyusahkanmu...."614
Remaja itu melihatnya sambil
berlinangan air mata dan berkata,
"Akhirnya aku mampu menjaga sarung
pedangku dengan baik dan tidak direbut oleh
penjahat tua itu...."
Laki-laki yang wajahnya agak kuning
berteriak, "Anak baik, untung kau bisa
mencari tempat sebagus ini. Tadi paman
sudah beberapa kali lewat tempat ini, lalu
pada saat kembali lagi baru bisa menemukan
tempat ini. Ketua kita benar-benar hebat."
Suaranya tinggi tapi gagah.
Remaja itu melihatnya. Wajah yang
kotor menggesek baju bagian dada laki-laki
tersebut. Wajahnya menjadi bersih dan putih.
Xin Jie baru bisa melihat dengan jelas
remaja ini. Sepertinya dia baru berusia 1516 tahun tidak lebih dari 12 tahun.
Wajahnya kecil tapi sikapnya tabah dan
tegar. Hanya sebentar di terdiam, lalu
menangis lagi dan berkata, "Tapi penjahat
tua itu sepanjang jalan bergiliran
mengejarku. Aku merasa takut dan lelah....
Penjahat Tua Li memukulku dengan
telapaknya. Jika bergerak, aku meras sangat
kesakitan...." Melihat remaja ini terluka
hingga seperti ini, kedua laki-laki itu615
benar-benar marah. Kedua alis mereka yang
jelek berkerut menjadi satu, dan mereka
tampak lebih jelek lagi.
Telapak tangan dari laki-laki
berwajah yang lebih kuning memukul ke
arah tumpukan tanah, membuat pasir
beterbangan dan berkata, "Lao Er, dendam
ini harus kita catat dalam kepala kita...."
Dia kembali berkata pada remaja itu,
"Peng Er, Paman akan membantumu membalas
dendam, jangan menangis lagi. Semua ketua
Gai-bang adalah pahlawan. Jangan mudah
meneteskan air mata. Coba paman periksa
lukamu."
Dari nada bicaranya, Xin Jie bisa
merasakan ada perasaan hangat.
Kedua laki-laki itu membuka baju
remaja itu. Wajah mereka segera berubah,
ternyata luka remaja ini bukan luka ringan.
Laki-laki berwajah kuning tiba-tiba
dengan cepat menotok dada remaja itu, dia
ditotok hingga 12 kali kemudian menarik
nafas panjang lalu berdiri. Laki-laki
berwajah hitam berkata, "Peng Er, paman
akan membuat darah bekumu menyebar. Atur
nafasmu, maka kau akan cepat sembuh."
Kata laki-laki berwajah kuning,616
"Marga Li benar-benar tidak berperasaan.
Baik, kita lihat saja nanti!"
"Hei, kau belum pergi dari sini...." Dia
melihat Xin Jie masih berdiri di belakang
mereka.... Dia menganggap Xin Jie adalah
Penjahat TuaLi.
Xin Jie baru saja akan menjawab,
remaja itu segera berkata, "Paman Jin, dia
bukan...."
Di belakangnya ada yang menjawab,
"Dia memang bukan Penjahat Tua Li,
sedangkan aku adalah Penjahat Tua Li."
Laki-laki berwajah hitam segera
memberi tanda kepada temannya dan berkata
dengan suara kecil, "Peng Er jangan takut.
Cepat atur nafasmu, paman akan
melindungimu."
Xin Jie berbalik melihat. Di depan
kuil berdiri 3 orang, tapi mereka tidak
bicara sepatah kata pun. Laki-laki berwajah
kuning segera mendekat. Dia melihat ketiga
orang itu dan berkata, "Kalau kalian tahu
diri, keluarlah!"
Ketiga orang itu melihat laki-laki
berwajah hitam melindungi remaja itu.
Mereka tertawa dingin dan bersama-sama
keluar dari balik pintu.617
Laki-laki berwajah kuning melihat
Xin Jie sekali, lalu dia pun keluar.
Terdengar suara bentakan, "Jin Laoda, maaf!" Kemudian suara telapak
berbunyi. Mereka sudah bertarung.
Di luar kuil, Jin Lao-da melawan
ketiga orang itu, tapi dia sama sekali tidak
merasa takut. Telapaknya sangat kuat,
membuat ketiga orang itu tidak bisa
mendekat ke dalam kuil. Xin Jie berpikir,
"2 bersaudara Jin ini ilmu silatnya benarbenar tinggi. Mengapa mereka memanggil
anak itu dengan sebutan ketua? Sarung
pedang apa yang mereka maksud? Penjahat
TuaLi.... apakah dia?"
Ternyata 3 orang itu, 2 orang
menggunakan ilmu telapak Kong-dong.
Siapakah Penjahat Tua Li yang dimaksud?
Dia pasti adalah ketua Kong-dong-pai, Jian
Shen Li-e.
Berpikir sampai di sana, darah Xin Jie
langsung bergejolak. Wajahnya yang pucat
segera berubah menjadi seperti orang mabuk.
Sorot matanya tajam, membuat orang tidak
berani melihatnya secara langsung. Li-e,
adalah orang yang mencelakai Paman Mei.
Xin Jie segera mendukung perbuatan Jin618
Lao-da.
"Benar, pasti dia! Dengan jumlah
lebih banyak menindas yang lebih sedikit,
yang tua menindas yang kecil, ini memang
caranya dari dulu...." Xin Jie berkata pada
dirinya sendiri. Kepalan tangannya terus
bergerak-gerak. Tiba-tiba terdengar sebuah
suara siulan. Ada 2 bayangan yang turun.
Xin Jie melihat dari tempat gelap dan dia
terkejut. Ternyata orang yang ada di
sebelah kiri masih muda dan wajahnya
tampan. Dia adalah Kong-dong San Jue, Di
Jue-jian Yu Yi-fei.
Yang ada di sebelah kanan agak tua.
Dari caranya berjalan tampak ilmunya lebih
tinggi.
Yu Yi-fei membentak ketiga orang itu,
"Adik Shi, tahan dia." Dia seorang diri
masuk ke dalam kuil.
Remaja yang masih ada di dalam kuil
sedang duduk bersila untuk mengatur nafas.
Laki-laki berwajah hitam yang berada di
sisinya, sedang melihat remaja ini dengan
cemas, tapi dia tidak bisa membantu apa pun.
Tiba-tiba dia mengeluarkan
telapaknya, sepertinya dia ingin membantu
remaja itu supaya lebih cepat pulih.619
Waktu itu, pintu kuil dibuka seseorang
dan ada dua orang masuk sambil membawa
pedang panjang. Orang pertama mencoba
mencengkram remaja itu....
Laki-laki berwajah hitam itu, sebelah
tangannya menekan punggung remaja itu,
sedangkan tangan yang lainnya mencengkram
tangan orang itu. Dia sama sekali tidak
membalikkan kepala untuk melihat. Orang
itu berteriak, orang itu terjatuh tapi
pedangnya sudah ditusuk ke depan 3 kali.
Dia adalah salah satu dari Kong-dong
San Jue Jian, Tian Jue Jian, Zhu Ge-ming.
Yu Yi-fei berjaga-jaga di pintu
supaya musuh tidak bisa melarikan diri.
Tian Jue Jian, Zhu Ge-ming adalah
orang terkuat dalam 'Kong-dong 3 Jue Jian'.
Tiga tusukan pedangnya membuat Xin Jie
yang telah melihatnya terus menganggukangguk. Dalam hati dia berpikir, "Ilmu
pedang orang ini lebih tinggi dan lebih
bagus dari Yu Yi-fei. Dia pasti kakak
seperguruan Yu Yi-fei."
Tapi laki-laki berwajah hitam itu
sama sekali tidak melihat ke arah Zhu Geming. Dia berkonsentrasi membantu remaja
itu memulihkan lukanya.620
Xin Jie terkejut. Dalam hati berpikir,
'Meskipun ilmu silatmu tinggi, tapi kau
tidak boleh bertindak ceroboh.'
Waktu itu pedang Zhu Ge-ming hampir
mengenai wajah laki-laki berwajah hitam
itu,,,yaitu Jin Lao Er.... tiba-tiba dia
membalikkan tangan untuk mencengkram.
Ternyata dia mencengkram pedang Zhu Geming....
Zhu Ge-ming sangat berpengalaman.
Melihat cengkraman Jin Lao Er datang
menyerangnya, telapak Jin Lao Er berwarna
kehitaman, dia terkejut. Dia segera menarik
kembali jurus yang telah dia keluarkan.
Diam-diam Xin Jue terkejut. Dia
pernah mendengar dari Paman Mei, di Si
Chuan ada ilmu sangat istimewa, bernama
Yin Feng Hei Sha Zhang'! (telapak pasir
hitam dan angin gelap). Mereka terlatih
bisa mencengkram senjata lawan dengan
tangan kosong. Ini adalah ilmu dengan
kemampuan sangat tinggi. Tapi selama
ratusan tahun ini ilmu seperti itu sudah
musnah dan sudah lama tidak ada yang
menggunakannya lagi. Tidak disangka
cengkraman Jin Lao Er tadi berasal dari
ilmu yang sudah lama musnah dan dengan621
lancar dia bisa menggunakannya. Untung Zhu
Ge-ming dengan cepat menarik kembali
jurusnya. Jika tidak, pedangnya walaupun
bukan terbuat dari besi biasa tapi pasti
tidak akan bisa menahan cengkraman Yin
Feng Hei Sha Zhang!
Yu Yi-fei sepertinya juga sempat
melihat serangan telapak Jin Lao Er. Dia
langsung mendekat. Dengan pedang dia
menusuk ke arah Jin Lao Er bersama dengan
serangan Zhu Ge-ming.
Tian dan Di, kedua pedang menyatu,
tenaganya pasti sangat kuat. Apalagi kedua
pedang itu sangat cocok. Jin Lao Er sekuat
tenaga berusaha menahan.
Wajah remaja itu mulai merah,
sepertinya dia bisa mengatur nafasnya dan
sekarang tiba di saat yang menentukan. Jin
Lao Er tidak berani bertindak ceroboh. Satu
tangannya mulai tidak bisa bertahan.
Zhu Ge-ming yang licik sering
mengambil kesempatan dalam kesempitan, dia
menyerang remaja yang sedang mengatur
nafas, membuat Jin Lao Er menjadi kalang
kabut.
Yu Yi-fei dengan jurus 'Feng Huang
Zhan Chi' (phoenix mengepak sayap) terus622
menyerang ke pundak kiri Jin Lao Er. Zhu
Ge-ming menyerang Jin Lao Er di bagian
lain. Jika Jin Lao Er menghindari jurus Yu
Yi-fei, dia akan terkena ujung pedang Zhu
Ge-ming. Jurus-jurus mereka sangat kejam.
Jin Lao Er sedang menyalurkan tenaganya
kepada remaja itu, tapi dia pun sangat
berpengalaman. Begitu pedang Zhu Ge-ming
diangkat ke atas, Jin Lao Er segera tahu
apa yang diinginkannya. Terdengar raungan,
satu tangan mengeluarkan jurus 'Jin Feng
Hei Sha Zhang'. Dia mencengkram pedang Yu
Yi-fei.
Tapi Zhu Ge-ming malah tertawa
dingin. Pedang panjangnya dibalikkan lalu
menusuk ke tulang rusuk Jin Lao Er.
Jin Lao Er tidak bisa bertahan lagi.
Terdengar ada suara DING, Zhu Geming mundur 3 langkah. Tangan Yu Yi-fei
yang memegang pedang dicengkram oleh
seseorang yangwajahnya tertutup kain.
Mata Jin Lao Er yang besar terus
melotot melihatnya.
Ooo)*(ooO
BAB 18
Pedang dari barat
Ternyata telapak besi Jin Lao Er623
hampir mencengkram pedang Yu Yi-fei dan
pedang Zhu Ge-ming hampir asja mengenai
Jin Lao Er, sesosok bayangan meloncat dari
dalam kegelapan. Tubuhnya berkelebat, dia
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mendarat di depan ketiga orang itu. Sekali
tangannya dikeluarkan, dia sudah
mencengkram tangan Yu Yi-fei kemudian
dengan menggunakan pedang Yu Yi-fei dia
menahan pedang Zhu Ge-ming....
Karena itu Jin Lao Er hanya
mencengkram tempat kosong. Tangan Yu Yifei sudah ditotok dan sekarang terasa lemas.
Zhu Ge-ming merasa ada tenaga lembut
mengalir melalui pedangnya dan masuk ke
tangannya, karena terkejut tanpa terasa dia
mundur 3 langkah.
Kuil menjadi sepi, hanya terdengar
nafas remaja itu yang berat.... mungkin dia
sudah mencapai tahap akhir dalam
penyembuhan.
Di luar kuil terdengar siulan pendek
dan cemas. Mendengar siulan itu wajah Zhu
Ge-ming dan Yu Yi-fei tampak berubah.
Zhu Ge-ming tiba-tiba menusuk orang
yang wajahnya ditutup. Karena jarak mereka
sangat dekat, walaupun dia seorang dewa,
hanya ada satu jalan di mana dia bisa624
meloloskan diri.... yaitu melepaskan tangan
yang masih memegang Yu Yi-fei.
Pada saat orang yang wajah ditutup itu
melepaskan tangannya, Zhu Ge-ming menarik
tangan Yu Yi-fei dan membentak, "Kita
pergi dari sini!"
Terdengar teriakan Jin Lao-da dari
luar, "Mau lari ke mana kalian!" Kemudian
terdengar suara orang terjatuh. Lalu
kembali hening.
Jin Lao-da masuk sambil menundukkan
kepala topi merahnya yang tersenggol kusen
pintu yang membuatnya miring.
Dia membetulkan letak topinya. Dengan
suara kecil dia bertanya, "Lao Er, apakah
Peng Er sudah selesai mengatur
pernafasannya? Penjahat Tua Li itu
sepertinya akan segera datang. Kita harus
cepat-cepat pergi dari sini...."
Dia melihat Jin Lao Er tidak
menjawab. Tampak sedang membantu remaja
itu melewati proses akhir.
SEHHHT. Suara itu dikeluarkan oleh
Jin Lao Er. Dia sudah meloncat bangun.
Remaja itu membuka matanya, lalu Jin Lao
Er berlutut kepada orang yang wajahnya
ditutup.... yang pasti dia adalah Xin Jie625
yang tidak mau dikenali oleh Yu Yi-fei.
"Tuan adalah orang yang bisa membuat
Jin Lao Er berlutut, mulai sekarang kami
dari Gai-bang berhutang budi kepada Tuan.
Siapakah nama Tuan?" Mungkin tadi Xin Jie
sudah memberitahu kepada mereka tapi
mereka tidak mau mendengarnya. Xin Jie
sudah membuka penutup wajahnya dan tertawa
terbahak-bahak. Dia memapah Jin Lao Er dan
berkata, "Margaku adalah Xin, bernama Jie,
untuk apa namaku harus diingat-ingat?"
Tapi Xin Jie merasa dia harus lebih terbuka
dengan sikap mereka.
Jin Lao-da memberi hormat kepada Xin
Jie dan membalikkan kepala berkata kepada
Jin Lao Er, "Kita harus pergi sekarang
juga."
Jin Lao-da menuntun remaja itu
keluar dari kuil. Xin Jie ikut keluar. Jin
Lao-da melihat jalan di sisi hutan,
kemudian jalan di sebelah kanan pohon, dan
ranting-ranting yang sepertinya sengaja
diinjak-injak untuk meninggalkan jejak. Dia
menatap langit. Cahaya bulan tidak begitu
terang, bulan berada di tengah-tengah
langit. Tiba-tiba dia menarik nafas. Jin Lao
Er berlutut di depan remaja itu, dengan626
mimik sangat serius dia berkata, "Ketua
Gai-bang ke-14 dengarlah, penjaga ke-13
Jin Yuan Bo dan Jin Yuan Zhong pada saat
bulan naik ke tengah, tugas kami sudah
selesai. Kami tidak bisa berada di Gai-bang
lagi, harap ketua Gai-bang menuruti
peraturan untuk mencari penjaga pengganti.
Kami sekarang harus pamit, harap ketua
dengan ilmu dan kepintaran Ketua bisa
membuat Gai-bang lebih makmur dan maju."
Setelah laporan selesai, remaja itu
memeluk tangan Jin Lao-da dan berkata,
"Paman, jangan pergi! Jangan tinggalkan
Peng Er! Aku tidak mau menjadi ketua Gaibang. Aku ingin bersama-sama dengan
Paman." Dia sudah menangis.
Tadi wajah Jin Lao-da terlihat sangat
serius, sekarang dia tampak mengelus-elus
kepala remaja itu. Wajahnya yang jelek
mengeluarkan cahaya penuh perasaan.
Setelah lama dia baru berkata kepada
remaja itu, "Peng Er, ketua Gai-bang tidak
boleh mudah menangis. Ketua Gai-bang
terdahulu telah memberikan kedudukan ini
kepadamu, apa pesannya, kau masih ingat?
Jangan menangis lagi!"
Jin Lao Er melihat Peng Er menahan627
air matanya yang akan terjatuh. Dia
menarik nafas panjang dan memegang tangan
Peng Er, "Peng Er, kelak Gai-bang bisa
berjaya atau tidak, semua harus dilihat
apakah kau bisa menjadi pemimpin Gai-bang?
Semua pahlawan hebat harus sering diuji
dulu baru bisa sukses. Ketika kau merasa
kesulitan, kau harus berpikir bahwa di
dunia ini masih banyak pahlawan yang
sedang tersiksa. Maka kau tidak akan
kehilangan keberanianmu. Peng Er, paman
harus berpisah denganmu karena ini adalah
peraturan perkumpulan. Kelak kau harus
bisa menjaga dirimu sendiri. Apakah kau
mengerti?"
Peng Er pelan-pelan mengangguk. Air
matanya akhirnya tidak menetes lagi. Jin
Lao Er berkata lagi, "Aku tahu orang-orang
perkumpulan kita dan Li-e selalu
mengejarmu, asalkan kau bisa lari ke Hu Bei
ke kuil Guan Di, dengan tanda milik ketua
Gai-bang itu, kau pasti akan didukung oleh
ketua cabang di selatan. Waktu itu kau tidak
perlu takut lagi kepada Li-e dan lainlainnya."
Jin Lao-da menunjuk jalan di sebelah
kiri dan berkata kepada Peng Er, "Paman628
akan berjalan ke arah sini." Dia menunjuk
jalan sebelah kiri yang sengaja
meninggalkan jejak kaki, "Kau berjalan ke
arah sini."
Peng Er mengangguk, tapi dia tidak
bergerak. Kedua lengan Jin Lao-da
mendorongnya dan berkata, "Pergilah!"
Dengan angin telapak itu, Peng Er telah
didorong jauh.
"Sampai bertemu lagi. Paman Jin...."
suara Ping Er seperti anak-anak terdengar
sendu. Bayangannya menghilang dalam
kegelapan.
Jin Lao-da menarik nafas dan berkata
kepada Jin Lao Er, "Kita juga harus
pergi!"
Kemudian dia berkata kepada Xin Jie,
"Sebentar lagi Jian Shen Li-e akan
datang...."
Xin Jie yang pintar dan lincah, dia
mengerti maksud perkataan mereka. Dia
berkata, "Kakak Jin tenanglah, aku dan Pak
Tua Li pun mempunyai dendam." Artinya dia
tidak akan membocorkan arah Peng Er pergi
kepada Li-e.
Jin Lao-da berkata, "Jaga diri Tuan."
Dia menarik tangan saudaranya. Tidak629
terlihat kaki mereka bergerak tapi mereka
sudah meloncat tinggi dan segera
menghilang. Dua topi merah mereka yang
tinggi pun menghilang dalam kegelapan.
Xin Jie tiba-tiba merasa suara mereka
jadi tidak begitu menusuk telinganya. Wajah
mereka yang jelek pun tidak membuatnya
terlalu terkejut.
Dua saudara itu mempunyai ilmu silat
tinggi, dan mereka mempunyai sifat setia.
"Totokan Peng Er tadi sangat aneh.
Dengan menggunakan ilmuku sekarang ini,
aku masih tidak sanggup menahan
serangannya...."
Dia teringat kalau Peng Er pergi
seorang diri, tiba-tiba dia merasa tidak
enak.
"Ini benar-benar aneh, mengapa ketua
Gai-bang mewarisi jabatan ketua kepada
seorang anak yang penampilannya seperti
anak orang kaya...."
Tiba-tiba terdengar suara siulan kuat.
Siulan ini membawa suasana dingin, membuat
hati orang merasa tidak enak.
Mendengar suara siulan itu, Xin Jie
merasa itu pasti suara Jin Shen Li-e yang
telah tiba di tempat itu. Dia diam di tempat630
gelap, entah mengapa dia merasa sedikit
tegang.
Siulannya hanya terdengar satu suara,
tapi suara itu terus terdengar dan tidak
berhenti. Xin Jie terganggu oleh satu
pertanyaan. "Jika siulan itu berasal dari
Li-e, berarti ilmu silatnya benar-benar
sangat tinggi. Tapi apakah selama 10 tahun
ini ilmunya maju begitu pesat? Hanya
mendengar siulannya saja, aku sudah tahu
dia telah berlatih sampai tahap 'Hun Yuan
Gui', apakah benar...."
Baru saja dia berpikir sampai sana, di
tempat yang tidak terlalu jauh dari sana
terdengar suara kelebat angin yang terbawa
oleh baju. Bayangan seseorang tiba dan dia
seperti terbang.
Dia berhenti di depan pintu kuil. Dia
terbang begitu cepat dan bisa tiba-tiba
berhenti, tapi tidak membuat debu
beterbangan. Xin Jie yang berada di tempat
gelap, benar-benar memuji kelihaiannya.
Orang ini melihat jalan bercabang
kemudian membalikkan kepala seperti
menunggu temannya yang belum datang. Tidak
lama kemudian, 2 bayangan lainnya turun
lagi. Walaupun gerakan mereka cepat, tapi631
mereka sepertinya terengah-engah dan
sangat terburu-buru. Xin Jie diam-diam
melihat kelakuan mereka. Orang pertama
berjanggut datang dengan terbang, tubuhnya
sangat kurus, di punggungnya terselip
pedang panjang. Pita pedang berwarna krem
terus berkibar tertiup angin. Begitu
melihat wajahnya, dia mempunyai dahi lebar,
sorot matanya seperti elang. Dia tampak
licik.
Xin Jie berpikir, "Benar memang dia!"
Pak tua ini persis seperti yang diceritakan
Paman Mei. Hanya kedua cambangnya sudah
memutih seperti salju.
Li-e melihat jalan kecil yang
meninggalkan banyak jejak kaki. Dengan
licik dia berkata, "Jin Lao-da, Jin Lao Er
kalian sudah ada di depanku tapi masih
ingin berbuat macam-macam!" Dia menunjuk
ke arah kanan kemudian membawa kedua
orang itu untuk mengejar.
Xin Jie memuji perhitungan Jin Laoda, mereka benar-benar telah menipu Pak
Tua Li, dia pun dengan cepat menutup
wajahnya dengan kain. Dia tidak bisa
menguasai ketegangan hatinya. Sewaktu
mengikat kain di wajahnya, harus632
menghabiskan waktu lama baru bisa mengikat
dengan benar. Li-e dan lainnya telah
berlari sejauh 5 meter lebih....
Terdengar Xin Jie bersiul, dia
meloncat setinggi 10 meter kemudian di
tengah udara tubuhnya menekuk. Dengan
cepat dia menyusul dan turun di depan Li-e.
Jika dikatakan Xin Jie takut kepada
ilmu silat Li-e yang tinggi lalu menjadi
tegang, sebenarnya tidak seperti itu. Shi
Wai San Xian, Guru Hui pun mempunyai ilmu
Pedang Bunga Mei Karya Gu Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
silat tinggi, Xin Jie masih bisa menerima 3
jurusnya. Walaupun Li-e ini mempunyai ilmu
silat lebih tinggi dari perkiraan Xin Jie,
mana mungkin dia merasa takut? Apalagi
dendam Paman Mei terus berkobar di dalam
hatinya.
Mungkin karena siang malam Xin Jie
selalu teringat ingin membalas dendam pada
5 perkumpulan itu, begitu hal ini terjadi di
depan matanya dia malah tegang. Sewaktu dia
meloncat turun, ketegangannya sudah
menghilang. Dia berhenti di depan Li-e....
Li-e tidak berlari dengan kecepatan
tinggi karena di belakangnya masih ada 2
orang yang ilmunya lebih rendan darinya.
Tapi bisa dikatakan itu saja sudah termasuk633
sangat cepat. Terdengar suara HU. Seseorang
meloncat melewati kepalanya dan turun di
depan Li-e. Dia pun segera berhenti.
Di depannya ada seseorang yang
wajahnya ditutup kain, hanya terlihat
sepasang matanya yang bercahaya.
"Guru, ini dia...."
Di belakangnya ada seseorang
berteriak. Orang itu adalah Tian Jue Jian
Zhu Ge-ming, sedangkan yang satunya lagi
adalah Di Jue-jian, Yu Yi-fei. Mungkin
mereka sudah menceritakan semuanya kepada
Li-e tentang orang yang wajahnya ditutup
yang menghalangi serangan mereka di dalam
kuil tadi.
Mata Li-e seperti seekor elang
menatap dengan galak ke arah Xin Jie dan
berkata kepada dua orang itu, "Kalian
berdua kejar dulu remaja itu, sebentar lagi
aku akan menyusul kalian." Dia terdengar
penuh percaya diri dan sombong.
Zhu Ge-ming menarik tangan Yu Yifei lari ke depan. Dia mengira orang yang
wajahnya ditutup itu akan menghalangi
mereka, tapi ternyata tidak. Hanya sepasang
matanya mengeluarkan cahaya aneh dan
terus melihat Li-e.634
Zhu Ge-ming dan Yu Yi-fei sudah
pergi jauh. Kedua lengan baju Li-e
diturunkan, sepertinya dia bersikap masa
bodoh, tapi sebenarnya dia sedang berpikir
siapakah orang yang wajahnya ditutup ini?
Dia berani mengajak 'Pedang nomor satu'
bertarung.
Xin Jie mengangguk, Mei Shan-ming
sudah dianggap seperti ayahnya sendiri.
Musuh Mei Shan-ming adalah musuhnya juga.
Walaupun dia tidak tahu bagaimana wajah 5
ketua perkumpulan, tapi Xin Jie menganggap
mereka hanya orang kerdil yang tidak tahu
malu, seperti orang yang telah membunuh
ayah dan ibunya.... Hai Tian Shuang-sha!
Lengan baju Li-e diturunkan, dia
menunggu lawan menyerang dulu. Karena
selama 10 tahun ini dia adalah orang nomor
satu di dunia persilatan, dia tidak sudi
menyerang dulu. Tapi sekarang dia melihat
lawannya juga tidak menyerang, dia merasa
sedikit aneh.
Waktu itu juga, tangan orang yang
wajahnya ditutup itu dijulurkan, kemudian
dia menyerang ke dada Li-e. Kepalan
tangannya belum sampai, angin kencang
telah membuat bajunya terus bergerak-635
gerak.
Li-e tertawa panjang. Dia tidak
mundur malah maju. Dia bergeser sedikit
kesamping, kedua jarinya berniat mencolok
mata orang yang wajahnya ditutup itu.
Xin Jie tidak membiarkan jari orang
itu mencolok matanya. Tangan yang sudah
dijulurkan tidak ditariknya kembali, tapi
telapak tangan kanannya dibuka dan
digerakan miring. Perubahan jurusnya
begitu cepat, menunjukkan bahwa dia adalah
pesilat tangguh.
Jian Shen Li-e merobah dari gerakan
mencolok menjadi menepis, bersamaan waktu
itu, kepalan tangan dari bawah ditarik ke
atas. Jurus ini disebut jurus 'Tian Huo Liao
Yuan'. (api langit terbakar luas). Dari jurus
Kong-dong Shen Quan.
Jurus Tian Huo Liao Yuan adalah
jurus bertahan dilanjutkan menyerang balik,
jurus itu digunakan oleh Jian Shen Li-e,
jurus itu bertambah dahsyat, membuat orang
sulit melihatnya.
Kepalan baru saja dikeluarkan,
keseimbangan tubuhnya menghilang. Dengan
musuh seperti itu, kepalan tangannya yang
baru akan tiba sudah berganti gerakan. Li-e636
sangat berpengalaman, walaupun dia
kehilangan keseimbangan tapi tenaga
telapaknya tetap dikeluarkan. Dia berusaha
mengembalikan keseimbangan badannya.
Pukulan telapaknya menyerang bagian
pinggang musuhnya.
Dalam serangan ini sepertinya Li-e
berada di pihak dirugikan, tapi sebenarnya
Xin Jie yang harus memiringkan tubuhnya
baru bisa menghindari pukulan Li-e. Xin
Jie memuji pengalaman Li-e yang dapat
mengubah jurus dengan cepat.
"Jika aku berada dalam keadaan kurang
seimbang, aku akan kerepotan dan
Hitler Bangkit Lagi 4 Pendekar Slebor 55 Alengka Bersimbah Darah First Horror 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama