Ceritasilat Novel Online

Rajawali Sakti Langit Selatan 21


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long Bagian 21


Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya dari Sin Long   Keadaan di sekitar tempat itu gelap sekali, karena ruangannya tertutup, sehingga tidak setitik sinar pun yang menembus masuk.   Sedangkan Yo Him baru saja tersadar dari pingsannya, maka melihat sekelilingnya yang gelap pekat seperti itu, dia menduga bahwa dirinya telah berada di dalam neraka.   Dia telah mengawasi sejenak keadaan disekitarnya, sampai akhirnya waktu Yo Him mendengar suara napas seseorang, dia telah memanggil perlahan .   "Paman Phang....? Encie Siang ?". Yo Him memanggilnya dengan perlahan, dengan suara yang ditekankan, karena dia ragu-ragu kalau dia masih hidup didalam dunia, sebab begitu dia siuman dari pingsannya,684 justru sekitar dirinya gelap pekat, sehingga untuk melihat tubuhnya sendiri saja tidak bisa. Apa lagi saat itu Yo Him merasakan tubuhnya kaku tidak bisa bergerak, maka dia menduga dirinya telah meninggal dunia dan telah dikubur didalam tanah.... Keadaan seperti ini telah membuat Yo Him jadi ragu-ragu, maka waktu dia memanggil Phang Kui ln dan Kwee Siang, dia memanggilnya dengan suara yang perlahan sekali. Kwee Siang mendengar suara Yo Him, dia jadi girang sekali.   "Aku disini, adik Him ...!"   Kata Kwee Siang dengan cepat.   "Apakah engkau sehat-sehat saja ? Tidak terlukakah tubuhmu ?". Yo Him menghela napas.   "Encie Siang, rupanya kita berdua telah mati, bukan ?"   Tanya Yo Him.   "Telah mati ? Mengapa begitu ?"   Tanya Kwee Siang tidak mengerti.   "Bukankah sekarang ini kita berdua berada dalam timbunan tanah, kita telah dikubur ? Tubuh kita tidak bisa digerakkan karena tertimbun tanah, bukan ?". Kwee Siang tertawa kecil.   "Tidak, kita masih hidup!"   Kata Kwee Siang cepat.   "Bukankah kita masih bisa bernapas ? Dan masih dapat bercakap-cakap ? .Kita hanya tertahan oleh pihak Tiauw Pang dan berada dalam keadaan tertotok, sehingga tubuh kita tidak bisa bergerak". Mendengar perkataan Kwee Siang hati Yo Him jadi agak lega.685   "Lalu..lalu mengapa keadaan di sekeliling kita ini gelap sekali ? Semula aku menduga bahwa kita telah berada dalam tanah atau dineraka...!"   Kata Yo Him lagi.   "Dan...di mana paman Phang ?".   "Kita dikurung didalam, ruangan yang rapat dan tidak memiliki sinar sedikit pun juga, kita berada dalam ruangan tawanan, maka dari itu, kita harus berusaha meloloskan diri. Sedangkan paman Phang mu dalam keadaan pingsan, karena telah dirubuhkan ketua Tiauw Pang itu...! Yang terpenting bagaimana aku bisa membuka totokan ditubuhku...jika totokan ditubuhku bisa dibuka, aku bisa memikirkan lebih lanjut cara bagaimana kita bisa meloloskan diri...!".   "Apakah aku tidak bisa membuka totokan ditubuhmu, encie Siang ?"   Tanya Yo Him.   "Kau ?"   Dan Kwee Siang berdiam sejenak, tampaknya dia tengah berpikir keras. Tetapi kemudian dia telah berseru girang.   "Adik Him ! Kita akan tertolong !"   Teriaknya.   "Kau bisa membuka totokan di tubuhku mempergunakan jalan pernapasanmu yang aneh itu .! Kini engkau harus berusaha membuka totokan ditubuhmu sendiri dulu, kau turuti petunjukku !"   "Baik encie Siang !"   Menyahuti Yo Him, yang juga ikut girang. Setelah itu, Kwee Siang berkata dengan suara yang tidak begitu keras karena dia kuatir di luar ruangan kamar tahanan itu adda anak buah Tiauw Pang.   "Kau salurkan pernapasanmu kejalan darah Wie-cing-hiat didekat pundakmu.!"   Kata Kwee Siang memberikan petunjuknya bagaimana Yo Him harus menyalurkan jalan pernapasannya untuk membuka totokan ditubuhnya. Yo Him menuruti dia merasakan pundaknya ngilu.686   "Pundakku ngilu dan sakit sekali !"   Kata Yo Him memberitahu keadaannya itu.   "Biar ... tidak apa? engkau tahan dulu!"   Kata Kwee Siang.   "Sekarang engkau salurkan pernapasanmu itu ke jalan darah Hai-tiong-hiat, lalu memutar setengah lingkaran, tiga dim dari Hai Tiong-hiat, yaitu kejalan darah Pie liahg hiat". Yo Him menuruti terus petunjuk-petunjuk yang diberikan Kwee Siang. Setelah dia menyalurkan pernapasannya sampai kejalan darah Pie liang hiat, seketika itu juga terasa hawa hangat bergolak diperutnya. Kuat sekali golakan hawa panas itu. seperti juga bola api yang berputar-putar dan semakin lama jadi semakin panas juga. Yo Him segera memberitahukan keadaannya itu kepada Kwee Siang.   "Cepat kau salurkan jalan pernapasanmu kejalan darah Sim-touw-hiat...!"   Perintah Kwee Siang, nada suaranya girang bukan main.   Yo Him menuruti.   Dan seketika itu juga Yo Him merasakan bola api yang panas didalam perutnya itu seperti buyar dan sekejap mata saja dia sudah terlepas dari totokan yang dilakukan oleh Ciong Lam Cie, karena dia telah berhasil menggerakkan kaki dan tangannya.   Rupanya tenaga totokan itu telah buyar oleh kekuatan napas dari Yo Him.   Segera YoHim bangkit, dia jalan me raba-raba "Kau dimana encie Siang ?"   Tanya Yo Him .   "Ya, kekanan, aku berada disini, dua langkah lagi !"   Kata Kwee Siang memberitahukannya.687 Harus diketahui, jika Yo Him memang tidak memiliki latihan mata, sedangkan Kwee Siang justru telah terlatih matanya, walaupun berada dalam ruangan yang sangat gelap pekat, dia masih bisa melihat cukup jelas.   Yo Him menuruti petunjuk Kwee Siang maka dia bisa sampai disamping si gadis.   "Kini pertama-tama engkau harus menotok jalan darah Bao-siang hiatku..!"   Kata Kwee Siang.   "Cepat, jangan ragu-ragu...!"   Memang Yo Him jadi ragu-ragu, karena dengan menotok tubuh si gadis berarti tangannya akan bersentuhan dengan tubuh si gadis.   Tetapi dibentak begitu oleh Kwee Siang, Yo Him jadi tidak ragu-ragu lagi, dia telah menggerakkan tangannya untuk menotok jalan darah Ban Siang Hiat Kwee Siang.   "Ya, tepat totokanmu itu, kini hati-hati, engkau harus menotok yang tepat jalan darah Bun Cie Hiat, tiga dim dipinggul, jangan meleset, karena terpisah satu dim terdapat jalan darah Bian-to-hiat, jalan darah yang bisa mematikan...!". Yo Him melaksanakan perintah Kwee Siang dengan hati- hati. Dia memang telah mengerti letak jalan darah, karena waktu Kwee Siang mengajari dia dasar-dasar ilmu lwekang, dia telah memperoleh petunjuk mengenai letak jalan darah itu. Sebagai seorang anak yang cerdas sekali, maka Yo Him bisa mengingatnya dengan baik letak jalan darah itu. Setelah itu, Kwee Siang memberi petunjuk lagi agar Yo Him menotok beberapa jalan darah lainnya. Yo Him melakukannya dengan tepat sekali. Waktu Yo Him terakhir kali menotok jalan darah Sung-ko- hiat didekat pundak si gadis. maka Kwee Siang telah dapat melompat bangun.688   "Ya, bebaslah kini aku dari totokan orang she Ciong itu i"   Kata Kwee Siang. Yo Him juga jadi girang, tetapi belum lagi Yo Him sempat berkata-kata, Kwee Siang telah berkata kepadanya .   "Adik Him engkau tentu heran bukan, mengapa aku yang memiliki kepandaian yang tinggi tidak bisa membuka sendiri totokan ditubuhku, sedangkan engkau yang belum memiliki kepandaian yang berarti telah bisa membuka totokanmu itu sendiri ?".   "Benar, encie Siang ...!"   Seru Yo Him dia memang heran, mengapa justru tadi Kwee Siang mengetahui dan memberikan petunjuk kepadanya agar jalan pernapasannya itu disalurkan dari jalan darah yang satu kejalan darah yang lainnya, tetapi mengapa Kwee Siang tidak bisa membuka sendiri jalan darahnya yang tertotok itu.   "Sesungguhnya, disini letak kemujijatan dari kekuatan tenaga dalammu yang luar biasa itu...!"   Berkata Kwee Siang.   "Seperti engkau juga telah mengetahui bahwa engkau telah memperoleh kekuatan lwekang yang hebat sekali, lwekang yang mengandung kemujijatan. sehingga bisa memukul balik kembali setiap tenaga yang menghantam ketubuhmu, karena otot dan jalan darah utamamu itu akan bekerja begitu diserang dari luar. Maka aku jadi yakin bahwa engkau bisa membuka sendiri totokan di tubuhmu dengan mempergunakan pernapasanmu yang aneh itu...! Dan dugaanku ternyata tepat, engkau berhasil ! Bahkan dengan totokan-totokan jari tanganmu itu, yang mengandung lwekang yang mujijat itu, engkau telah, berhasil menolongku ! Maka dari itu, ini telah membuktikan bahwa engkau memiliki lwekang yang dahsyat sekali, sayangnya engkau belum mengetahui cara untuk menyalurkannya ! Jika memang nanti kita telah berhasil meloloskan diri dari orang-orang Tiauw Pang"   Dan telah bertemu dengan ayahmu, kita mencari tempat yang sepi, aku akan memberikan petunjuk-petunjuk-689 kepadamu, begitu pula engkau boleh meminta petunjuk ayahmu "jika saja engkau mengetahui cara-cara untuk menguasai dan mengendalikan pernapasanmu tentu engkau akan memiliki suatu kekuatan yang sulit dilawan..!' Yo Him jadi girang sekali.   "Terima kasih encie."!."   Katanya.   "Walaupun aku memiliki lwekang yang tinggi, tetapi lwekangku itu saja, tidak mempunyai kemujijatan yang seperti engkau miliki, aku memperoleh lwekangku ini berkat latihan, maka walaupun aku telah mengerahkan lwekangku itu untuk membuka totokan Ciong Lam Cie, kenyataannya aku gagal, karena totokan orang she Ciong itu sangat aneh sekali ! Tetapi dengan lwekangmu yang aneh dan sangat mujijat itu, ternyata totokanku dapat digempur buyar ...!". Mendengar keterangan yang diberikan oleh Kwree Siang, tentu saja telah membuat Yo Him jadi bertambah girang. Kemudian tampak Kwee Siang telah berkata lagi .   "Mari kita melihat keadaan paman Phang-mu itu ...!!". Yo Him baru teringat kepada Phang Kui In, kembali perasaan kuatir menguasai dirinya. Dengan dituntun oleh Kwee Siang, Yo Him diajak menghampiri Phang Kui In. Saat itu mata Yo Him juga telah terbiasa di tempat gelap, sehingga dia bisa melihat samar-samar paman Phang-nya itu menggeletak dilantai tanpa bergerak, Kwee Siang telah berjongkok, dia telah memeriksa keadaan Phang Kui In.   "Hemmm, paman Phangmu telah terluka di dalam, urat besar didada kirinya, yaitu urat besar Bian-tiang-hiatnya, telah tergeser....!"   Menjelaskan Kwee Siang setelah memeriksa tubuh Phang Kui In.   Yo Him jadi tambah berkuatir, hampir saja dia menangis karena bingung,690 Disaat itu Kwee Siang telah sibuk menguruti tubuh Phang Kui In, dan dia berusaha, mengembalikan urat besar didada kiri Phang Kui In yaitu urat besar Bian-tiang-hiatnya.   keposisi yang semula.   Tetapi pekerjaan itu tidak mudah dan urutan tangan Kwee Siang tidak sanggup menggeser urat itu dengan baik.   Tiba-tiba Kwee Siang telah teringat sesuatu, dia mengeluarkan seruan tertahan yang perlahan sekali.   Yo Him jadi terkejut.   Tadi dia dengan tegang sedang memandangi Kwee Siang yang sibuk menguruti dada paman Phangnya itu, dan dia jadi terkejut ketika melihat Kwew Siang mengeluarkan suara seruan tertahan seperti itu.   "Ada apa encie Siang?'"   Tanya Yo Him dengan berkuatir sekali.   "Hemm, rupanya paman Phang-mu ini bisa ditolong oleh kau pula, adik Him!!"   Kata Kwee Siang. Dengan lwekangmu yang mujijat itu urat besar itu bisa dikembalikan keposisinya yang semula."   Mendengar itu tentu saja Yo Him jadi sangat girang, dan dia mengiyakan berulangkali.   "Cepatlah encie Siang bagaimana caranya aku bisa menolong paman Phang, tolong kau beritahukan kepadaku !"   Kata Yo Him tidak sabar.   "Tenang, tidak akan terlambat, walaupun terluka akibat tergesernya urat besar didada kirinya, namun paman Phangmu itu tidak mengalami ancaman kematian.....jangan membuat suara berisik, nanti menarik perhatian anak buah dari orang she ciong itu ...!".691 Yo Him meleletkan lidahnya, dia baru teringat bahwa mereka memang sedang berada dikamar tahanan musuh, maka dia telah menutup mulut tidak berkata-kata lagi. Sedangkan Kwee Siang telah memberikan petunjuknya, dia meminta kepada Yo Him agar duduk didekat tubuh Phang Kui ln, duduk disebelah kanannya. Dengan suara yang perlahan sekali Kwee Siang memberikan petunjuk-petunjuknya apa yang harus dilakukan oleh Yo Him. Jalan darah yang harus ditotok oleh Yo Him ternyata banyak jumlahnya, karena setiap kali Kwee Siang menyebutkan nama jalan darah yang harus ditotok di tubuh Phang Kui In, Yo Him harus menotok dengan mempergunakan tenaga mujijatnya.   "Sie-tung-hiat, Mie-ko-hiat, urut perlahan jalan daerah Liu-bong-hiat, kemudian totok lagi jalan darah Kie-mui-hiat didekat lutut, kau harus mengurut jalan darah Ma-siang-hiat, dan kini urutlah jalan darah Lu-cing Hiat ...   ".692 Begitulah Kwee Siang telah menyebutkan terus menerus jalan darah yang harus ditotok oleh Yo Him. jumlah jalan darah yang harus ditotok oleh Yo Him ditubuh Phang Kui In ternyata sangat banyak jumlahnya. Peluh yang besar-besar telah memenuhi kening dan tangan Yo Him, keringat itu menunjukkan bahwa Yo Him telah lelah sekali. Tetapi Kwee Siang menyadari bahwa pertolongan yang tengah diberikan kepada Phang Kui In tidak boleh tertunda, karena jika sampai tertunda, berarti akan menyebabkan bahaya yang tidak kecil untuk Phang Kui In, karena jalan-jalan darah yang telah terbuka itu akan kemasukan hawa kotor yang belum lagi dilenyapkan. Maka dari itu Kwee Siang meneruskan petunjuknya tanpa memperdulikan bahwa Yo Him telah lelah sekali. Yo Him juga menguatkan hatinya untuk dapat melakukan terus tugasnya, demi keselamatan paman Phangnya ini. Walaupun kepalanya mulai pusing dan juga matanya mulai berkunang-kunang, tetapi Yo Him tidak berani beristirahat. Setiap kali Kwee Siang menyebutkan jalan darah yang harus ditotoknya, segera juga Yo Him melakukannya dengan cepat. Setelah menotok lebih dari seratus jalan darah di tubuh Phang Kui In, barulah orang she Phang itu menggeliat perlahan dan tersadar dari pingsannya, terdengar dia mengeluarkan suara keluhan pendek.   "Phang Susiok !"   Berseru Yo Him gembira melihat paman Phangnya telah tersadar.   "Sssttt !"   Kwee Siang memperingati Yo Him agar tidak menimbulkan suara berisik, karena bisa menarik perhatian orang diluar kamar tahanan ini, berarti mereka bisa celaka, karena mereka bertiga dalam keadaan yang lemah.   Yo Him juga menyadari bahaya yang bisa timbul oleh kecerobohannya itu, maka anak ini teiah meleletkan lidahnya693 dengan sikap yang lucu, sehingga mau atau tidak Kwee Siang ikut tersenyum oleh sikap anak itu.   "Ayo kita mulai lagi membersihkan pengaruh kotor ditubuh paman Phangmu, masih ada puluhan jalan darah lagi yang harus ditotok olehmu...!"   Kata Kwee Siang yang kemudian menyebutkan satu persatu jalan darah yang harus ditotok oleh Yo Him dengan mempergunakan tenaga mujijat yang ada padanya.   Keadaan seperti itu berlangsung terus sampai beberapa saat lamanya, dan tampak Phang Kui In telah tersadar dari pingsannya dan dia telah berhasil menggerakkan tubuhnya, berusaha untuk duduk.   Yo Him dan Kwee Siang yang melihat telah cepat-cepat mengulurkan tangan mereka, untuk membantu paman Phang tersebut duduk dengan tubuh yang masih lesu.   "Phang Susiok, akhirnya kau bisa diselamatkan juga !"   Kata Yo Him sambil tersenyum.   "Ya, kau juga harus merasa berterima kasih pada Kwee Liehiap, karena Kwee Liehiap yang telah menyelamatkan kita. Coba kalau tidak ada Kwee Liehiap, bukankah berarti aku akan menemui bencana dan meninggal, dan engkau pun akan terus dalam keadaan tertotok tidak berdaya.......?"   "Tunggu dulu Phang Lo-enghiong, bukan aku yang telah menolongimu... justru aku pun telah ditolong oleh seseorang ...! kata Kwee Siang cepat memotong perkataan orang she Phang itu. Phang Kui In jadi tertegun, dia memandang dengan sorot mata terkejut, katanya dengan ragu-ragu .   "Ada seorang pendekar sakti lainnya yang telah menolongi kita ?". Kwee Siang mengangguk.   "Ya, Phang Lo-enghiong dan Siauw-moy (aku) telah ditolong oleh Yo Him...!"   Menjelaskan Kwee Siang.694   "Hah ?"   Tentu saja Phang Kui In jadi tambah terkejut.   "Yo Him pertama-tama membuka totokan ditubuhnya menurut ilmu tenaga dalam seperti yang kuberikan, kemudian setelah berhasil membebaskan dirinya dari totokan, barulah dia membuka totokan ditubuhku dengan mudah lalu menotok pula jalan darah jalan darah Phang Lo-enghiong, sehingga kita jadi dapat selamat dari pengaruh totokan si jahat she Ciong itu!"   "Sungguh luar biasa dan sulit bisa dipercaya !"   Kata Phang Kui In sambil geleng-gelengkan kepalanya mengawasi kearah Yo Him, bagaikan ada sesuatu yang telah menakjubkan hatinya. Yo Him mengangguk, katanya ;   "Benar Phang Susiok, tadi Ciecie Siang telah memberikan petunjuk-petunjuknya, jalan darah yang mana harus ditotok olehku menurut encie Siang aku memiliki lwekang yang mujijat, yang melebihi lwekangnya sendiri yang telah dilatihnya selama belasan tahun ! Menurut Encie Siang bahwa di tubuhku terdapat suatu keistirnewaan pada jalur-jalur jalan darahku". Setelah tertegun sejenak lagi, tiba-tiba Phang Kui In tertawa bergelak-gelak dengan keras. Untung saja Kwee Siang bergerak cepat. Gadis ini terkejut sekali waktu melihat Phang Kui In tertawa keras, tanpa pikir panjang lagi Kwee Siang telah mengulurkan tangannya membekap mulut jago she Phang itu.   "Hati-hati Phang Lo-enghiong. Kita bisa celaka, suara tertawamu itu bisa memancing kedatangan lawan...!"   Kwee Siang telah memperingati.   Phang Kui In jadi terkejut, dia baru teringat bahwa diri mereka tengah berada dalam kekuasaan musuh.   Maka dari itu dengan penuh penyesalan Phang Kui In mengangguk.   Sedangkan Kwee Siang telah menarik pulang tangannya kembali.695   "Sekarang yang perlu kita pikirkan", kata kwee Siang lagi, tindakan apa yang harus kiia lakukan untuk meloloskan diri dari tangan orang she Ciong itu ?". Phang Kui In juga tampaknya bingung sekali.   "Ciong Lam Cie memiliki kepandaian yang tinggi dan diatas kepandaian kita tampaknya tidak mudah kita melarikan diri dari jaringan anak buahnya yang berjumlah cukup banyak dan juga masing-masing memiliki kepandaian yang tinggi. Maka kita tidak boleh berlaku ceroboh, sekali saja mereka mengetahui kita sudah terbebas dari tolokan mereka dan juga sekali saja mereka mengetahui kita akan melarikan diri, tentu diri kita akan dianiaya lebih berat dan lebih menyakitkan. Atau kemungkinan juga kita bertiga akan dibinasakan."   "benar Phang Loenghiong akupun berpikir begitu, kita harus merencanakan sebaik mungkin cara yang terbaik untuk bisa meloloskan diri dari tangan orang she Ciong itu !."   "Atau kita pecahkan dinding kapal ini untuk menerobos keluar, kedalam air laut dan berenang meninggalkan kapal ini ?"   Phang Kui In telah memberikan sarannya.   "Bagaimana jika kita sekarang ini sedang berada ditengah lautan yang jauh dari daratan. bukankah berarti kita membinasakan jiwa kita sendiri, membunuh diri dengan cara seperti itu ?"   Bantah Kwee Siang. Phang Kui In jadi tertegun lagi memandang kosong dalam kegelapan seperti itu.   "Memang serba sulit...!"   Menggumam Phang Kui In kemudian dengan suara yang perlahan, seperti juga dia tengah berkata kepada dirinya sendiri.   "Ya dalam hal ini kita seperti juga terjepit dalam dua pilihan. Pertama, kita membiarkan berdiam diri saja ditawan oleh orang she Ciong itu dan kita lihat apa yang dikehendakinya nanti...atau kita menempuh bahaya mengadu696 untung menjebolkan dinding perahu ini dan kemudian berenang keluar...!"   Setelah berkata begitu, Kwee Siang menghela napas berulang kali.   Phang Kui In bertiga jadi bingung juga dan mereka serba salah dalam menentukan sikap dan langkah-langkah bagaimana yang harus mereka ambil.   Waktu itu tampak Yo Him telah berkata dengan suara yang ragu-ragu "Bagaimana jika kita mengadu nasib dengan menjebolkan dinding kapal dan berenang keluar ? Bukankah dengan langkah demikian kita masih.   memiliki harapan kalau-kalau sekarang ini kapal tengah berlayar dan berada tidak jauh dengan daratan ?".   Phang Kui In dau Kwee Siang tidak segera menyahutinya, mereka telah saling pandang sejenak kemudian terdengar Kwee Siang berkala .   "Ya, itupun memang cukup baik. Lebih baik kita binasa di lautan dari pada kelak kita akan diperhina terus menerus oleh Ciong Lam Cie, si cebol itu ...!". Phang Kui In melihat Kwee Siang telah menyetujui untuk mengambil jalan merusak dinding kapal dan menerobos keluar berenang di lautan, diapun mengangguk.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Ya, aku pun lebih condong mengambil jangkah yang seperti itu ...!"   Katanya.   Phang Kui In kemudian berunding dengan Kwee Siang, tindakan apa yang pertama-tama harus mereka lakukan.   Dan siapa yang harus memecahkan dinding kapal itu...Yang jelas, kita harus merusak dinding kapal tanpa bersuara.   Jika kita menghajarnya dengan kekerasan dan suara gaduh itu terdengar oleh anak buah Ciong Lam Cie, kemungkinan besar rencana kita akan gagal sama sekali..!".697 Phang Kui In mengangkat tangan kanannya memperlihatkan ibu jari tangannya, memuji akan kecerdasan dan ketelitian dari jago wanita she Kwee ini.   "Aku akan memukul dengan serangan Pukulan Kapas, sehingga pukulan itu waktu tiba dikayu dinding kapal ini, tidak menimbulkan suara yang berisik, tetapi kayu dinding kapal akan rusak hancur karenanya !". Phang Kui In hanya mengangguk saja, karena dia menyadari walaupun usia Kwee Siang masih muda, tetapi dia memiliki kekuatan yang boleh diandalkan dan kecerdikan yang bisa di puji tinggi. Kwee Siang duduk menghadapi dinding kapal, dia duduk dengan sikap yang tegak, kedua tangannya diangkat perlahan-lahan sambil menarik napas dalam-dalam. Kemudian dengan perlahan dia memukul kedepan, seperti juga mengusap dinding kapal itu karena perlahannya pukulan tersebut. Lalu dia mengeluarkan suara siulan yang nyaring, disertai suara 'krekk!' pecahnya dinding kapal dalam lingkaran yang besar, setombak lebih. Air juga telah berhamburan menerobos masuk, mengejutkan Phang Kui In dan Yo Him, tubuh Kwee Siang sendiri telah terdorong oleh serbuan air itu, sampai terguling. Tetapi pendekar wanita ini memiliki kegesitan, cepat sekali dia telah berhasil untuk menguasai diri.   "Biarkan air itu masuk dulu sampai memenuhi ruangan ini, sehingga kita menyelam dan berenang keluar tanpa perlu menghadapi terjangan air...!"   Kata Kwee Siang.   Phang Kui In mendengar itu memuji akan kecerdikan si gadis, karena memang jika mereka berusaha keluar disaat itu juga, berarti mereka harus melawan terjangan air yang menerobos masuk kedalam ruangan, tenaga air sangat kuat dan mereka tidak mungkin berhasil menerobos keluar.   Tetapi jika air mulai menggenangi kamar itu dan tinggi air didalam ruang bawah kapal itu telah melewati tepian lobang didinding698 kapal, mereka bisa berenang keluar tanpa perlu diterjang oleh air pula.   Saat itu juga telah terdengar suara berisik diatas kapal, rupanya suara siulan Kwee Siang yang nyaring dan juga suara air yang menerobos masuk ke ruangan dalam kapal dengan cepat dan keras, telah menyebabkan anak buah Ciong Lam Cie jadi terkejut dan mereka tergesa-gesa berlari untuk melihat ruangan dibawah, dari arah mana suara berisik itu datang.   Alangkah terkejutnya anak buah Ciong Lam Cie waktu melihat ruangan bawah itu telah digenangi penuh air laut, dan mereka berteriak-teriak dengan suara yang keras .   "Tawanan melarikan diri ! Tawanan melarikan diri ! Dan dinding kapal telah di rusaknya ! Kapal kita akan segera tenggelan !!"   Teriakan itu datangnya sangat keras sekali, karena yang berteriak-teriak itu lebih dari belasan anak buah Ciong Lam Cie yang tengah diliputi perasaan panik bukan main.   Saat itu Phang Kui In bertiga dengan Yo Him dan Kwee Siang telah berenang keluar dari liang didinding kapal itu.   Memang mereka tidak menemui rintangan dan juga tidak terhalang oleh terjangan air yang menerobos masuk, karena air itu telah menerobos masuk menggenangi lebih dari tepian diatas lobang yang dibuat oleh Kwee Siang.   Dengan menggendong Yo Him, Phang Kui In berenang dengan cepat.   Kwee Siang juga mengikuti dari belakang, pendekar wanita ini memang pandai berenang, maka dalam waktu yang cepat sekali mereka telah berenang meninggalkan kapal itu sejauh puluhan tombak.   Kwee Siang berenang mendahului Phang Kui In dan Yo Him, dia menggerakkan tangan kanannya menunjuk kearah kanan, menganjurkan agar Phang Kui In berenang kearah kanannya.699 Phang Kui In mengerti apa yang dikehendaki oleh si gadis, maka dia berenang kearah kanan, arah yang berlawanan dengan kapalnya Ciong Lam Cie.   Sedangkan kapal yang telah kemasukan air itu mulai tenggelam, membuat anak buah Ciong Lam Cie jadi panik sekali.   Begitu juga Ciong Lam Cie sendiri jadi marah dan penasaran, tetapi dia menyadarinya bahwa dirinya tidak bisa mengumbar kemarahan hatinya, yang terpenting adalah menyelamatkan kapalnya dari ketenggelaman itu.   Kurang lebih empat puluh anak buah Ciong Lam Cie segera bekerja.   Mereka telah menerobos keruangan bawah yang telah digenangi air, kemudian dengan cepat mereka menambal lobang dinding kapal itu dengan kain-kain yang tebal, ditambah dengan kayu yang dipantekan untuk menutupi lobang tersebut.   Beberapa orang diantara mereka segera mempergunakan gayung yang ber ukuran besar menyendoki air yang telah masuk kedalam kapal untuk dibuang kelaut kembali.   Cukup lama juga mereka bekerja, namun akhirnya mereka bisa juga menyelamatkan kapal mereka dari karam yang cukup mengerikan.   Ciong Lam Cie telah perintahkan anak buahnya untuk mencari Phang Kui ln bertiga.   Belasan anak buah Ciong Lam Cie telah menurunkan beberapa buah perahu kecil, dan dengan mempergunakan perahu kecil itu mereka berkeliling disekitar kapal mereka mencari jejak Phang Kui In bertiga.   Mereka yakin bahwa Phang Kui In bertiga tidak bisa melarikan diri terlalu jauh.   Dan mereka bertiga juga tidak mungkin menyelam terus menerus, walaupun bagaimana mereka tentu akan muncul kepermukaan air mengambil udara segar.700 Tetapi walaupun belasan orang anak buah Ciong Lam Cie telah berputar-berputar sekian lama.   Ketiga orang buruan mereka itu tidak juga terlihat batang hidungnya.   Akhirnya dengan penuh kemendongkolan dan kemarahan dihatinya, Ciong Lam Cie memanggil pulang anak buahnya itu.   Mereka meneruskan perjalanan dengan cepat.   Betapa kecewanya Ciong Lam Cie karena ketiga tawanan itu sesungguhnya merupakan tawanan penting baginya setidak- tidaknya Yo Him tentunya bisa dipergunakan untuk memancing kedatangan Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.   Tetapi kini ketiga orang tawanannya itu berhasil 'terbang' dari telapak tangannya.   Namun Ciong Lam Cie masih terhibur juga bahwa dia telah mengetahui Yo Ko memiliki seorang putera, yaitu Yo Him.   Maka kelak jika mereka telah berada didaratan, Ciong Lam Cie akan menyebarkan anak buahnya yang umumnya memiliki kepandaian tinggi, untuk mencari Yo Him.   Waktu itu tampak kapal Ciong Lam Cie berlayar beriringan dengan cepat sekali.   Tetapi baru saja mereka berlayar tidak jauh, air laut bergolak dan berputar-putar cepat, bagaikan ada angin topan yang menerjang, kapal sulit untuk dikendalikan.   Air laut yang berputar-putar itu kuat bukan main, untung, saja Ciong Lam Cie dan anak buahnya telah mengenal sifat- sifat air laut, mereka telah terbiasa menghadapi berbagai mara bahaya dilautan, maka mereka tidak menjadi gugup dan telah mempergunakan cara yang cukup baik guna menguasai kapal mereka itu dari terjangan gulungan air laut.   Seluruh anak buahnya dikerahkan, dan kapal telah berlayar dengan pesat sekali.....   000odw^kzo000701 PHANG KUI IN bertiga wakiu berenang dari liang dinding kapal yang dilobangi oleh Kwee Siang merasakan mereka tidak mungkin menyelam terus menerus didalam air.   Se tidak- tidaknya mereka tentu harus sering-sering muncul di permukaan air Terlebih lagi Phang Kui In yang menggendong Yo Him dipunggungnya, dia membutuhkan udara segar untuk menambah kekuatan tenaganya Mereka beruntun-runtun telah dua kali muncul di permukaan air laut dan melihat sekeliling mereka hanya tampak air laut yang kebiru-biruan dan luas sekali.   Hal itu memperlihatkan bahwa mereka berada ditengah lautan dan sulit untuk mengharapkan bisa bertemu dengan daratan.   Phang Kui In jadi mengeluh tanpa di kehendakinya, karena dengan berada ditengah lautan seperti itu tentu saja mereka tidak memiliki harapan untuk hidup terus.   Karena mereka hanya sanggup bertahan hidup beberapa saat lagi dan kemudian mereka akan kehabisan tenaga dan mati tenggeiam.   Kwee Siang juga menyadari bahaya yang mengancam jiwa mereka bertiga.   Jika saat itu mereka berhasil dua kali muncul di permukaan air, berarti mereka memang masih memiliki kesempatan itu, sebab anak buah Ciong Lam Cie tengah sibuk mengurusi tubuh kapal mereka yang berlobang, dan sedang berusaha mencegah kapal mereka tenggelam.   Namun jika anak buah Ciong Lara Cie telah berhasil menguasai keadaan, dan juga telah berhasil menambal dinding kapal yang bocor itu, tentu mereka akan melakukan pengejaran, berarti merekapun akan menghadapi bahaya tidak kecil.   Waktu ketiga orang ini tengah diliputi perasaan yang tidak keruan, yaitu perasaan sedih, penasaran dan marah, karena disebabkan Ciong Lam Cie maka mereka jadi terancam bahaya702 yang tidak kecil ini, tiba-tiba sekali Kwee Siang mengeluarkan suara seruan kaget.   Belum lagi lenyap suara seruannya itu.   Phang Kui In juga telah mengeluarkan suara seruan tertahan.   Yo Him jadi heran sekali, dia telah bertanya dengan penuh kekuatiran .   "Ada apa Phang Susiok ?".   "Ada user-user air.....!"   Menjelaskan Phang Kui In.   Yo Him jadi terkejut juga, karena user-user air adalah air laut yang menerjang dengan bergulung!, sama sifatnya dengan gulungan angin topan.   Belum lagi Kwee Siang bertiga mengetahui apa yang harus mereka lakukan dalam keadaan terancam seperti ini, tampak air laut telah bergolak.   Waktu Phang Kui In ingin meneriaki Kwee Siang agar menyelam dan berenang kearah yang berlawanan dengan user-user air laut itu, justru disaat itulah telah menerjang kearah mereka suatu kekuatan memutar dan menghisap mereka masuk kedalam lautan !.   Phang Kui In tidak sempat mengeluarkan teriakan, tubuhnya telah terhisap dan berputar-putar.   Tetapi Phang Kui In merangkul sepasang kaki Yo Him kuat-kuat, dia telah berusaha untuk mempertahankan agar anak itu tidak terlepas dari gendongannya.   Siapa tahu user-user air itu hanya sebentar saja, dan nanti mereka bisa menyelamatkan diri ? Kwee Siang juga telah berseru keras berusaha mengerahkan lwekangnya melawan daya menghisap dari user-user air laut itu, namun Kwee Siang mana sanggup menghadapi daya menghisap yang begitu kuat dari user-user air laut ! Kwee Siang mengeluh pendek, sedangkan tubuhnya telah tenggelam kembali Kedalam lautan, dan berputar-putar memusingkan kepalanya.703 Dia juga sudah tidak bisa melihat sesuatu, dia tidak mengetahui bagaimana nasib Phang Kui In dengan Yo Him.   Dalam keadaan seperti inilah, tampak tubuh Kwee Siang telah lemas tidak bertenaga, kerena dia telah pingsan dan tubuhnya seperti juga sehelai daun yang ringan, diputar-putar oleh user-user air laut.   Lama juga terjadinya gulungan user-user air laut, dan disaat itu juga dia sudah tidak mengetahui dirinya berada dimana, karena dalam keadaan pingsan seperti itu, tubuhnya terseret terus oleh air laut yang ber gulung-gulung itu.   Phang Kui ln memang hendak mempertahankan diri agar tidak pingsan, dengan terus memegangi sepasang kaki Yo Him, supaya anak itu tidak terpisah dari dirinya, namun walaupun dia berusaha bagaimana kuatnya, tetap saja dia tidak sanggup bertahan terus, karena akhirnya dia jatuh pingsan, dan tidak bisa me megangi terus lagi kedua kaki Yo Him yang juga telah pingsan lebih dulu sejak tadi.   Dengan pandangan mata yang gelap dan kepala pening, Phang Kui In telah jatuh pingsan, dan tubuh mereka bertiga telah dipermainkan oleh gulungan air, yang memiliki semacam tenaga menghisap yang sangat kuat sekali, sehingga mereka tidak mengetahui lagi apa yang terjadi pada diri masing- masing, karena mereka sudah tidak sadarkan diri......   000odw^kzo000 SEKUJUR tubuh Phang Kui In terasa sakit-sakit dan tulang- tulang disekujur tubuhnya seperti juga bercopotan terlepas dari tubuhnya, tubuhnya seperti telah terpukul sesuatu yang keras.   dada, perut, pundak, siku tangan, kepalanya, semuanya dirasakan sakit bukan main.   tenaganya, juga seperti telah lenyap dari tubuhnya, dia sudah tidak memiliki kekuatan lagi.704 Dengan mengeluarkan suara erangan perlahan karena kesakitan, tampak Phang Kui ln telah membuka matanya.   Pertama-tama yang dilihatnya adalah sinar matahari yang sangat terang menyilaukan pandangab matanya, menyebabkan Phang Kui In jadi memejamkan sepasang matanya pula.   "Apakah aku telah mati? Apakah aku kini berada dineraka ?"   Berpikir Phang Kui In.   "Dan bagaimana nasib Kwee Liehiap dengan Yo Him ?"   Karena berpikir begitu, Phang kui ln telah membuka lagi pelupuk matanya perlahan-perlahan Walaupun cahaya matahari masih seperti tadi dan menyilaukan, tetapi kenyataannya tidak begitu memedihkan mata Phang Kui In lagi.   Dia menggerakkan tubuhnya, perasaan sakit segera menyelinap kesekujur tubuhnya, sehingga Phang Kui In tidak berani menggerakkan badannya lagi, dia hanya berdiam diri rebah diatas tumpukan pasir yang lembut sekali.   Phang Kui In sekarang baru mengetahui bahwa dia berada ditepi pantai.   Pasir-Pasir putih yang lembut itulah menunjukkan kepadanya bahwa dia tengah rebah ditepi pantai, Mungkin user-user air telah melempar tubuh Phang Kui In terdampar dipantai yang tidak dikenalnya ini.   Mata Phang kui In bergerak-gerak perlahan kekiri dan kanan, mencari-cari barangkali Yo Him dan Kwee Siang pun berada ditempat yang sama dengannya, terdampar di tepi pantai ini.   Tetapi dia kecewa.   Dipasir tepi pantai itu tidak terlihat lainnya selain dari kulit kerang dan pasir yang putih halus lembut itu.   tidak dilihatnya Yo Him dan Kwee Siang.   Dia telah menghela napas panjang, dia mengeluh sendirinya dan perasaan kecewa jadi meliputi dihatinya.705 Untuk apa aku hidup jika mereka berdua terbinasa ? Apa artinya ? Bukankah justru yang terpenting adalah Him-jie, yang harus bertemu dengan ayahnya ?.   Mengapa justru aku yang tetap hidup seorang diri.   Sambil menggumam begitu, Phang Kui In menghela napas dalam-dalam.   Dia jadi kecewa dan malu, karena tidak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik guna membawa Yo Him bertemu dengan ayah kandungnya, yaitu Sin Tiauw Taihiap Yo Ko.   Phang Kui In telah menggeliat lagi perlahan dengan menderita kesakitan tidak kepalang, dia merintih perlahan, tetapi kemudian mengeraskan hati, dia telah bergerak terus untuk duduk.   Akhirnya Phang Kui In berhasil duduk ditumpukan pasir ditepi pantai itu, walaupun usahanya itu diliputi perasaan sakit disekujur tubuhnya.   Dilihatnya sekelilingnya hanyalah pasir yang terbentang luas dan juga hanya terlihat air laut yang sangat luas, dimana gelombang air laut tengah menyambar-menyambar dengan gelombang kecil dan lembut.   Suara air laut yang membentur batu-batu karang juga telah menyebabkan Phang Kui ln mengeluh, karena dia segera memperoleh kenyataan bahwa hanya dia seorang diri berada ditempat itu.   tidak terlihat Yo Him maupun Kwee Siang.   Setelah duduk diam beberapa saat sambil mengatur jalan pernapasannya, Phang Kui In memandang kesekelilingnya, dia telah mengawasi keadaan pulau dimana dia terdampar.   Pulau itu ternyata hanya sebuah pulau yang kecil tidak terlalu besar, hanya ditumbuhi oleh pohon-pohon yang sedikit sekali yang banyak hanya batu-batu karang.   Dan juga ketika Phang Kui In menyusuri perlahan tepi pantai pulau itu dia melihat keadaan disekitar tempat itu sunyi dan pulau ini tidak berbukit.706 Tetapi waktu Phang Kui In menghela napas dan ingin memutar tubuhnya kembali ketempat tadi dimana dia terdampar, tiba-tiba matanya melihat sesuatu diatas tumpukan pasir ditepi pantai sebelah selatan.   Dia melihat sesosok tubuh yang rebah tidak sadarkan diri.   Untuk girangnya, Phang Kui ln segera mengenali sosok tubuh yang tengah menggeletak diatas tumpukan pasir ditepi pantai itu adalah Kwee Siang.   Dengan kegirangan yang meluap-luap dan tidak hentinya mengucapkan syukur kepada Thian.   Phang Kui In berlari menghampiri tubuh Kwee Siang.   Tetapi baru saja dia berlari empat atau lima langkah, tubuhnya telah terjungkel rubuh diatas tumpukan pasir, dia juga mengeluarkan suara keluhan kesakitan dan mengerang- erang perlahan tanpa bisa segera bangkit berdiri lagi.   Rupanya dalam kegembiraan yang meluap seperti itu, Phang Kui In lupa diri, dia lupa sama sekali, bahwa tubuhnya sendiri masih lemah, disamping itu juga dia tengah menderita sakit-sakit disekujur tubuhnya.   Itulah sebabnya Phang Kui ln jadi terguling rubuh diatas pasir.   Waktu itu, tampak Phang Kui In dengan mengerang perlahan telah merangkak untuk bangun berdiri lagi.   Kembali dia gagal, dirasakan pinggangnya sakit bukan main, dia merintih lagi dengan suara tidak jelas, untuk sejenak lamanya Phang Kui In rebah diam tidak bergerak.   Waktu dia merasakan sakitnya mulai berkurang dan tenaganya telah pulih, Phang Kui In bangun perlahan-lahan, dengan langkah satu-satu menghampiri Kwee Siang, yang masih rebah disitu tanpa bergerak.   Phang Kui In menghampiri Kwee Siang dan telah memeriksanya dengan segera.   Dia jadi girang sekali waktu memperoleh kenyataan Kwee Siang masih bernapas dan hanya pingsan saja.   Segera707 timbullah harapan di hati Phang Kui In bahwa Yo Him tentunya terdampar di pulau ini juga.   Setelah melihat Kwee Siang tidak terluka dan jiwanya tidak terancam bahaya apa-apa, sehingga dia bisa ditinggalkan sementara waktu, untuk ia mencari Yo Him.   Dengan langkah yang tidak begitu cepat Phang Kui In menyusuri tepi pantai itu.   Dia memandang sekeliling tempat yang dilaluinya, mencari- cari dengan harapan Yo Him terdampar dipulau ini juga.   Tetapi setelah Phang Kui In mengelilingi pulau yang tidak begitu besar, dia tidak berhasil menemui Yo Him.   "Ha", menghela napas Phang Kui In dengan suara yang sedih.   "Rupanya kami berdua, aku dan Kwee Siang saja yang selamat, sedangkan Yo Him..."   Dan Phang Kui In tidak meneruskan perkataannya itu.   dia menunduk sedih dan dari ujung kedua sudut matanya telah menitik turun butir-butir air mata yang bening, karena dia merasa kecewa dan sedih tidak berhasil menemui Yo Him.   Disaat Phang Kui In tengah diliputi perasaan sedih, tiba-tiba dia mendengar sesuatu, suara berkeresek yang perlahan sekali.   Tetapi sebagai seorang jago silat yang memiliki kepandaian cukup tinggi dan juga pendengaran yang sangat tajam, Phang Kui ln segera dapat menduga ada seseorang yang tengah mengintainya didekat-dekat tempat itu.   Phang Kui In menarik napas dalam-dalam, dia menyalurkan pernapasannya, untuk memulihkan tenaganya.   Karena dia kuatir kalau-kalau orang yang tengah mengintainya itu yang menimbulkan suara keresekan patahnya ranting-ranting yang terpijak itu, melancarkan serangan kepadanya.708 Dalam keadaan seperti itu, Phang Kui In telah melirik dari arah mana datangnya suara berkeresek tadi.   Didalam hatinya ada sedikit harapan dan berdoa agar orang yang menimbulkan suara berkeresek itu adalah Yo Him.   "Him-jie, engkaukah itu ...? "   Phang Kui In telah bertanya ragu-ragu.   Tidak terdengar jawaban.   Phang Kui In jadi yakin bahwa orang yang tengah bersembunyi itu tentunya bukan Yo Him.   Karena jika orang itu Yo Him, tentunya waktu ditegur begitu olehnya.   Yo Him akan keluar untuk memperlihatkan diri.   Tampak Phang Kui In telah mengayunkan langkahnya perlahan-lahan ingin meninggalkan tempat tersebut.   Rajawali Sakti Dari Langit Selatan Karya Sin Long di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   "Krekk ...! "   Kembali Phang Kui In mendengar suara patahnya ranting kering yang terpijak sesuatu dibelakangnya.   Phang Kui In mengerutkan alisnya, tiba-tiba sekali dia memutar tubuhnya.   Dengan berbuat demikian, orang yang dibelakangnya tidak mungkin dapat bersembunyi lagi, karena Phang Kui In telah memutar tubuhnya dengan cepat sekali.   Namun waktu Phang Kui In memutar tubuhnya, tetap saja dia tidak melihat seorang pun manusia ditempat itu, hanya dia seorang diri.   Angin laut telah berkesiuran dengan lembut dan juga, di saat itu air laut yang menerjang pantai mempermainkan pasir-pasir dipantai yang lembut itu.   Phang Kui In jadi habis kesabarannya, dia telah berkata dengan suara yang nyaring sekali .   "Siapakah yang tengah bersembunyi ? Jika memang bukan seorang Bu Beng Siauwcut (Maling kecil tidak bernama), keluarlah perlihatkan diri dengan berterang dan gagah, jangan main sembunyi-sembunyian seperti itu". Suara Phang Kui In tidak memperoleh sahutan, hanya suara itu saja yang menggema, di susul dengan suara709 mendamparnya gelombang, laut yang menerjang batu-batu karang ditepi pantai tersebut. Phang Kui In jadi penasaran dan mendongkol, karena dia merasa dirinya seperti dipermainkan oleh seseorang. Diulangi kembali perkataannya tadi dengan seruan yang jauh lebih keras dan kuat. Tetapi Phang Kui In tetap tidak berhasil melihat seorang lainnya pun, hanya suaranya itu yang kembali menggema. Karena penasaran sekali, tampak Phang Kui In telah melangkahkan kakinya menghampiri tepi hutan kecil yang ada ditepi pantai itu untuk melikat apakah ditempat tersebut bersembunyi orang yang telah mempermainkan dirinya, Karena tadi telah mendengar suara berkeresek itu datangnya dari hutan kecil itu. Namun makin Phang Kui In telah sampai dihutan kecil itu, dia tetap tidak melihat seorang manusiapun juga. Hal ini membuat Phang Kui In jadi tambah binggung dan heran sekali.   "Apakah aku telah bertemu dengan setan penunggu pulau ini ?"   Katanya dengan suara perlahan, ditujukan untuk dirinya sendiri.   "Heran !"   Baru saja dia menyelesaikan kata-katanya itu dia telah mendengar suara mendehem mengejek dari arah belakangnya.   Cepat dia memutar tubuhnya dengan gesit, dia telah memandang sekelilingnya.   Tetapi tidak dilihatnya seorang manusiapun juga.   Keadaan disekitar tempat tersebut sunyi sekali tidak terlihat ada seorang manusiapun.   Hanya dikejauhan tampak tubuh Kwee Siang yang masih menggeletak di pasir tepi pantai tanpa bergerak, rupanya pendekar wanita itu dalam keadaan pingsan.710   "Benar-benar aku bertemu dengan hantu !"   Berpikir Phang Kui In didalam hatinya dengan perasaan takut mulai menyelinap kedalam hatinya.   "Jelas-Jelas tadi aku mendengar suara orang mendehem, yang datangnya dari belakangku, tetapi mengapa sekarang tidak terlihat sesosok tubuhpun juga ? Sedangkan keadaan ditepi pantai ini lapang dan luas, hanya terhampar pasir belaka, tidak ada tempat yang bisa dipergunakan untuk bersembunyi. Maka walaupun bagaimana sempurnanya ginkang (ilmu meringankan tubuh) orang itu, tentu dia tidak bisa 'lenyap begitu saja dalam waktu yang sangat singkat. Siapakah orang yang pandai itu ? Atau memang benar-benar hari ini aku tengah dipermainkan oleh hantu penunggu pulau ini ?!!". Setelah berpikir begitu, tampak Phang Kui In berjalan lagi cepat-cepat menghampiri Kwee Siang. Gadis itu masih menggeletak tidak sadarkan diri, dia masih pingsan diam tidak bergerak. Maka Phang Kui In melupakan larangan seorang pria menyentuh bagian tubuh wanita, dia telah menotok beberapa kali jalan darah Kwee Siang untuk menyadarkan gadis itu dari pingsannya. Setelah dia menotok jalan darah Mie-lu hiat, Sie-tiang-hiat, Tian-tan-hiat, dan Pai cing-hiat maka Kwee Siang merintih perlahan dan membuka pelupuk matanya. Tetapi ketika dia menggeliat menggerakkan tubuhnya, justru dia merasakan kesakitan yang bukan main pada pinggang dan sekujur tubuhnya, sehingga Kwee Siang mengeluarkan suara teriakan kesakitan.   "Tenang liehiap !"   Kata Phang Kui In menghiburnya "Perasaan sakit itu tidak lama lagi akan lenyap, karena kita telah terbawa oleh user-user air laut yang kuat sekali, sehingga menimbulkan sakit-sakit disekujur tubuh kita...!".   Kwee Siang membuka matanya dan melihat Phang Kui In tengah berjongkok di sampingnya dia telah berkata dengan711 suara yang lemah .   "Apakah kita masih hidup dan berada didunia ?"   Tanyanya. Phang Kui In mengangguk membenarkan.   "Ya, kita masih dilindungi Thian ...!"   Katanya dengan suara yang berduka, karena Phang Kui In teringat kepada Yo Him yang belum diketahui jejaknya.   Waktu itu, tampak Kwee Siang perlahan-lahan menggerakkan tubuhnya berusaha untuk duduk.   Phang Kui In melihat gadis itu meringis seperti menahan sakit, cepat-cepat Phang Kui In telah memegang lengan si gadis, membantunya untuk duduk.   Setelah bersusah payah menahan perasaan sakit ditubuhnya, Kwee Siang bisa juga duduk.   Dia memandang sekelilingnya, kemudian mengucapkan terima kasihnya.   Saat itu dia seperti teringat sesuatu .   "Mana adik Him ?"   Tanyanya lagi. Phang Kui In telah menggeleng perlahan.   "Hanya kita berdua yang terdampar dipulau ini ...!"   Dia menjelaskannya.   "Aku tadi telah mengelilingi pulau ini, tetapi tidak berhasil menemui Him-Jie !". Mendengar perkataan Phang Kui In sampai disitu, tiba-tiba Kwee Siang menangis dengan sedih.   "Adik Him ternyata harus menerima nasibnya yang buruk itu...! Mengapa justru kita berdua yang selamat dan adik Him tidak ?"   Dan kembali Kwee Siang telah menangis dengan suara yang keras sekali. Phang Kui In juga ikut bersedih, tetapi dia masih bisa mengendalikan goncangan hati dan kesedihannya, dia menghibur Kwee Siang agar menghentikan tangisnya.   "Nanti kita mencarinya lagi, siapa tahu kita bisa menemui Him-jie...tadi aku mengelilingi pulau ini hanya terbatas ditepi712 pantainya saja, nanti kita memasuki hutan itu untuk mencari kembali jejak Him-jie...!". Kwee Siang mengangguk dan dia telah mengiyakan sambil menyusut air matanya. Kemudian Phang Kui In telah berdiri, baru saja dia ingin mengatakan sesuatu kepada Kwee Siang, telinganya yang tajam, kembali telah mendengar suara patahnya ranting kering dan langkah-langkah kaki yang perlahan. Muka Phang Kui In jadi berobah, dia melirik kepada Kwee Siang, dan dia meiihat wajah si gadis juga telah berobah, ternyata Kwee Siang juga telah mendengar suara ranting patah itu.   "Ada orang-."!"   Kata Kwee Siang dengan suara yang berbisik dan memandang kepada Phang Kui In.   "Ya .!"   Mengangguk Phang Kui In dengan suara yang perlahan juga, membenarkan perkataan si gadis.   "Aku telah mendengarnya sejak tadi, tetapi aku tidak berhasil menemui seorang manusiapun juga".   "Siapakah orang itu ! Musuh atau kawan ?"   Menggumam Kwee Siang.   "Entahlah kita lihat saja nanti, karena orang itu main sembunyi-sembunyi tidak memperlihatkan diri"   Kwee Siang menghela napas.   Dia menyadari, dengan mendengar dari suara langkah kaki yang ringan dan dapat lenyap dengan cepat, berarti orang itu telah memiliki ginkang yang sangat tinggi sekali.   Maka Kwee Siang telah mengawasi lagi kesekelilingnya.   Waktu itu Phang Kui In telah mengeluarkan suara siulan yang sangat nyaring.713   "Wahai orang yang bersembunyi itu, keluarlah memperlihatkan dirimu ! Bukan perbuatan seorang hohan dengan main sembunyi seperti itu !"   Suara Phang Kui In telah menggema disekitar tempat itu.   mengema menggetarkan keadaan disekitar pantai tersebut.   Namun tetap saja orang yang tengah mempermainkan dirinya itu tidak mau memperlihatkan dirinya.   Baru saja dia ingin berteriak pula, disaat itulah terdengar suara "hmm!"   Dari arah belakangnya, Phang Kui In jadi terkejut bukan main dia telah memutar tubuhnya cepat-cepat.   Tetapi tidak dilihatnya seorang manusia pun juga, dan dia semakin bertambah penasaran Kwee Siang yang telah menoleh juga, tidak melihat seorang manusiapun dipantai itu.   "Aneh sekali !"   Kata Kwee Siang seperti kepada dirinya sendiri.   "Tempat ini lapang dan luas, tidak ada tempat yang bisa dipergunakan bersembunyi. Jelas-jelas tadi aku mendengar suara tertawa mendehem itu dari arah sebelah kiri. Tetapi mengapa tidak terlihat orangnya ! Seharusnya, walaupun tinggi sekali ginkang orang itu, dia tentunya tidak bisa menyembunyikan diri dalam waktu yang demikian singkat !"   Phang Kui In telah mengangguk.   "Justru aku telah ketiga kalinya dengan yang sekarang, ini dipermainkan orang ini. Entah mengapa dia tidak mau memperlihatkan diri secara berterang...!". Setelah berkata begitu Phang Kui In menghela napas. Kwee Siang juga telah berdiam diri saja dia tidak mengerti entah manusia macam apa yang tengah mempermainkan mereka. Kwee Siang tidak percaya adanya hantu, maka dia yakin yang tadi mendehem itu adalah seorang manusia biasa,714 sama seperti mereka. Hanya yang membuat dia tidak habis mengerti adalah kecepatan orang itu yang bisa bersembunyi, padahal ditepi pantai yang berpasir lapang itu, tidak ada tempat yang bisa dipergunakan untuk bersembunyi. Apakah orang itu memiliki kepandaian untuk masuk keperut bumi ?. o0o^d!w^o0o   Jilid 21 KARENA heran dan tidak mengerti.   Phang Kui In dan Kwee Siang hanya berdiam diri saja dengan sikap tertegun.   Waktu itu Kwee Siang telah meluruskan pernapasannya dia telah berhasi! memulihkan semangat dan tenaganya.   Kemudian Kwee Siang telah berdiri dengan perlahan-perlahan.   Phang Kui In telah bersiap-siap kalau-kalau Kwee Siang rubuh kembali, seperti yang dialami oleh orang she Phang itu tadi tetapi Kwee Siang telah bisa berdiri tetap, dia menoleh kepada Phang Kui In sambil katanya .   "Terima kasih atas pertolongan Phang Loenghiong...!!". Phang Kui ln cepat-cepat mengeluarkan kata-kata yang merendah !. Disaat itu Kwee Siang mengajak Phang Kui In untuk menyusuri pedalaman pulau itu untuk mencari Yo Him. Ajakan itu disetujui oleh Phang Kui In, mereka telah memasuki hutan kecil dimana tadi mereka telah mendengar suara yang perlahan dari deheman seseorang. Hutan itu walaupun tampaknya merupakan hutan kecil, namun cukup luas. Diluar hutan itu tampak jarang ditumbuhi pohon-pohon yang besar. Namun waktu Phang Kui In dan Kwee Siang menyusuri terus memasuki hutan itu mereka melihat pohon-pohon yang bertumbuhan disitu selain rapat715 dan besar-besar, juga tinggi sekali. Maka dari itu Kwee Siang telah menarik ujung jubah Phang Kui In, sambil katanya .   "Kita harus hati-hati Phang Loenghiong.....jika ada seseorang yang bersembunyi ditempat ini, tentu kita bisa saja diserang secara menggelap !". Phang Kui In mengangguk. Dia membenarkan perkataan Kwee Siang, karena tadipun dia telah dipermainkan oleh seseorang yang tidak mau memperlihatkan dirinya. Keadaan dipedalaman hutan itu jadi agak gelap, karena cahaya matahari tidak bisa menerobos masuk sepenuhnya terhalang oleh daun-daun yang rimbun. Waktu Phang Kui In dan Kwee Siang tengah melangkah hati-hati memasuki terus hutan itu, tiba-tiba mereka mendengar suara langkah kaki dibelakang mereka. Cepat luar biasa Phang Kui In memutar tubuhnya, dia telah memandangnya dengan mata yang dibukanya lebar-lebar. Tetapi tidak ada seorang manusiapun juga.   "Aneh!"   Menggumam Kwee Siang dengan penasaran dan mendongkol, dia juga telah memutar tubuhnya untuk melihat, kenyataannya disekitar tempat itu tidak terdapat orang lain selain mereka berdua saja.   "Wahai orang yang-berjiwa pengecut, mengapa kau main kucing-kucingan seperti ini?"   Teriak Phang Kui In dengan suara mengandung kemendongkolan dan penasaran.   "Hemmm !' tiba-tiba terdengar suara orang mendehem kuat dibelakang mereka. Dengan cepat sekali Phang Kui In dan Kwee Siang telah memutar tubuh mereka untuk melihat siapa orang yang mempermainkan mereka. Dan waktu itu, mereka telah memutar tubuh mereka cepat dan gesit sekali, karena belum lagi suara 'Hemmm!' itu lenyap, mereka telah berhasil memandang keadaan dibelakang mereka. Tetapi tetap tidak terlihat seorang manusiapun juga. Diam- diam Kwee Siang jadi diliputi perasaan heran disamping juga716 perasaan takut, karena dia merasa ngeri ketika membayangkan bisa saja terjadi orang yang mempermainkan mereka itu bukan manusia melainkan hanya hantu yang tengah mempermainkan mereka. Phang Kui In yang kecele waktu membalikkan tubuhnya dan tidak berhasil melihat orang yang mempermainkan mereka, telah memandang kepada Kwee Siang. Begitu pula pendekar wanita ini telah memandang kepada Phang Kui In dengan sorot mata bertanya-tanya. Tetapi sekarang Phang Kui In yakin, bahwa orang yang mempermainkan mereka itu tentunya memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali, karena orang itu bisa bergerak begitu cepat dan gesit, sehingga tidak terlihat ujudnya, bahkan bayangannya pun tidak tampak ! Segera Phang Kui In telah merangkapkan kedua tangannya, dia membungkukkan tubuh-nya menjura sambil berkata kearah gerombolan pohon-pohon dihadapannya.   "Locianpwee manakah yang hendak memberikan petunjuk kepada kami berdua ?"   Katanya kemudian dengan suara yang nyaring "Kami memang telah lancang berada dipulau ini, dan mungkin kesalahan kami itu tidak terlalu berat, karena kami berdua telah terdampar di sini terhindar dari gulungan air user-useran laut...!".   Baru saja Phang Kui In berkata sampai di situ, telah terdengar suara tertawa yang bergema disekitar tempat itu, tapi tidak terlihat orangnya.   Muka Kwee Siang berobah tegang, begitu pula Phang Kui In telah berdebaran.   "Memang kalian bersalah ! Siapa yang mengatakan bahwa kalian benar ? Hemmm, hemmm, aku tidak segera turun tangan membinasakan kalian, itu sudah merupakan suatu717 peruntungan yang tidak kecil untuk kalian ...! Tetapi kau, hai lelaki sialan, engkau memaki-makiku tidak hentinya tadi ..!!". Phang Kui In cepat-cepat merangkapkan tangannya dan berkata sambil membungkuk memberi hormat.   "Maafkanlah, tadi karena kami tidak mengetahui ada seorang dari tingkatan tua ingin memberikan petunjuk. untuk itu aku Phang Kui Ih memohon maaf dari kau, locianpwe !".   "Enak saja kau bicara!"   Terdengar suara itu menggema pula, tetapi orang yang bersuara itu tidak terlihat.   "Enak saja kau menggoyangkan lidah.. apakah maaf yang kau minta itu akan diberikan begitu mudah hanya dengan goyang bibir saja ?". Mendongkol juga Phang Kui In dan Kwee Siang mendengar perkataan orang tersebut. Walaupun Phang Kui In menyadarinya bahwa orang itu tentunya seorang tokoh persilatan yang sangat lihay sekali.......    Darah Daging Karya Kho Ping Hoo Walet Besi Karya Cu Yi Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying

Cari Blog Ini