Ceritasilat Novel Online

Perintah Maut 12


Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 12


Perintah Maut Karya dari Buyung Hok   "Lekas beritahu kepada toa kongcu kalian, kalau Put-im Suthay dari Ciok-cuk-am dan Ciok Sim Taysu dari kelenteng Cu-lian-sie hendak bertemu."   Pegawai gedung keluarga Kang telah lama mengikuti Kang Sang Fung, dengan sendirinya segala urusan rimba persilatan telah diketahuinya masak2.   Menyaksikan kedatangan Put-im suthay dan Ciok Sim-taysu tentu saja ia tidak berani gegabah, memberi hormat dan berkata :504 "Silahkan jiwie tunggu sebentar.   Hamba segera beritahu."   Berlari-lari orang itu memberitahu kedatangan rombongan Put-im suthay.   Tidak lama kemudian, dengan bajunya yang ber-kibar2 Kang Puh Cing berlari datang menyongsong kedatangan Put-im suthay berampat, berulang kali Kang Puh Cing merangkapkan kedua tangannya, memberi hormat dan berkata .   "Ternyata Put-im suthay yang datang, ternyata Ciok Sim taysu juga datang ke dalam rumah kami, silahkan, silahkan masuk !"   Buru2 Kang Puh Cing mempersilahkan keempat tamu itu memasuki ruangan besar.   Segera ia memberi perintah kepada orang2nya menyediakan minuman.   Ciok Sim taysu segera menerima penghormatan- penghormatan itu, lalu menudingkan jari kearah pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat dan berkata .   "Kang toa kongcu, mari kukenalkan, inilah keponakan muridku yang bernama Yen Siu Hiat."   Kang Puh Cing memperlihatkan sikapnya yang sangat terkejut, alis lentiknya terangkat sedikit, memberi hormat dan berkata .   "Selamat bertemu, selamat bertemu, nama pendekar satrawan besi Yen Siu Hiat pernah menggemparkan rimba persilatan. Juga termasuk salah seorang yang kupuji."505 Yen Siu Hiat membalas hormat itu dengan sikap yang dingin, ia berkata .   "Aku juga sering dan mengagumi nama Kang toa kongcu."   Put im suthay celingukkan kekanan dan kekiri, ia tidak menampak Kang Han Cing diruangan itu karena itu memandang Kang Puh Cing dan berkata .   "Kemana Kang jie kongcu ?"   Kang Puh Cing berkata .   "Gedung kami sedang dirundung kemalangan, sesudah ayah almarhum meninggal dunia, kembali kemalangan menimpa diriku, aku diculik penjahat sampai tiga bulan. Dan baru saja kemarin dulu berhasil terbebas dari penculikan, pulang kerumah ini."   Dengan geram Put-im suthay berkata .   "Aku sudah tahu. Yang hendak kutanyakan adalah dimana adanya Kang jikongcu ?"   Kang Puh Cing berkata .   "Selama dua hari ini, jiete membikin penyelidikan2, mencari jejak markas besar penjahat2 itu, sehingga saat ini masih belum kembali. Suthay hendak bertemu dengan jiete? Ada urusan apakah yang begitu penting ?"   Dengan dingin Put-im suthay berkata .   "Alasan menyelidiki markas besar musuh? Huh ! Apa kau tahu tindak-tanduk adikmu diluaran itu ?"506 Memperlihatkan sikapnya yang terkejut, Kang Puh Cing berkata .   "Mungkinkah jiete telah melakukan sesuatu kesalahan kepada suthay berempat?"   Dengan dingin Put-im suthay berkata .   "Nama Datuk selatan Kang Sang Fung pernah menggemparkan rimba persilatan, begitu juga kedua putranya yang hebat2, ada uang ada kekuasaan, kalau saja jie kongcu hanya melakukan kesalahan biasa, berapa besar pun nyaliku tidak mungkin berani mendatangi gedung keluarga Kang."   Dengan memperlihatkan senyumannya yang ramah, Kang Puh Cing berkata .   "Umur jiete masih terlalu muda, dimisalkan terjadi sesuatu tindakannya yang menyinggung perasaan orang, kuharap saja suthay bisa memaafkannya."   "Memaafkannya ?! Enak saja bicara."   Bentak Put-im suthay. Semakin lama Kang Puh Cing semakin bingung, memandang Put-im suthay dan bertanya .   "Kesalahan apakah yang telah jiete lakukan ? Harap suthay memberi keterangan."   Put-im suthay memainkan mutiara2nya, dengan dingin ia berkata .   "Dosa2 adikmu itu cukup untuk menghancurkan nama baik keluarga Kang. Aku507 tidak pantas menceritakannya, tanya saja saudara Yen Siu Hiat."   Kang Puh Cing menoleh kearah Yen Siu Hiat, dan dengan sabar bertanya .   "Saudara Yen Siu Hiat, kesalahan apa yang telah jiete lakukan ? Apakah saudara bisa memberi sedikit keterangan ?"   Yen Siu Hiat mengkerutkan kening, kematian Yen Siu Lan masih terbentang di depan bulu mata, Yen Siu Lan adalah adik kesayangannya, ia masih bersedih, mengeretek gigi dengan gemes dan geregetan berkata .   "Semalam Kang Han Cing mendatangi Ciok-cuk- am, ia memperkosa dan membunuh adikku."   Hampir Kang Puh Cing terlompat, dengan sikapnya yang terkejut, ia berteriak .   "Apa betul ?"   Yen Siu Hiat menudingkan jarinya ke-arah Ciok Sim taysu, kearah Liauw in nikouw dan berkata .   "Urusan semalam masih ada saksi hidup Ciok Sim taysu dan Liauw-in nikouw akan menjadi bukti, mereka bisa membenarkan keteranganku, mungkinkah Kang toakongcu masih tidak percaya?"   Wajah Kang Puh Cing menjadi tegang, menoleh kearah Ciok Sim taysu sebentar, sepatah demi sepatah ia berkata .   "Bagaimana pendapatan Ciok Sim taysu?"508 "Keterangan Yen Siu Hiat memang tepat."   Berkata Ciok Sim taysu singkat. Kang Puh Cing menundukkan kepala sebentar, menghela napas panjang dan berkata .   "Ciok Sim taysu adalah tokoh Siauw lim-pay yang ternama, aku harus percaya kepada keterangannya. Tetapi........ Saudara Yen Siu Hiat......"   Ia memandang kearah pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat. Yen Siu Hiat berkata .   "Maksudmu....."   Kang Puh Cing berkata.   "Urusan ini masih sangat gelap, bisakah saudara Yen Siu Hiat memberi keterangan yang lebih terperinci ?"   Yen Siu Hiat berkata .   "Adikku berguru kepada Put Im suthay di Ciok cuk-am, setiap tahun aku mengunjunginya untuk melihat keadaannya. Tidak disangka, kemarin malam telah terjadi kejadian yang seperti ini..."   Hampir Yen Siu Hiat mengucur air mata, sedapat mungkin menahan rasa sedih itu dan meneruskan ceritanya.   "Waktu kejadian tepat pada kentongan kedua, disaat aku mendatangi Ciok-cuk-am, terdengar suara benturan2 pedang, mengawatirkan keselamatan adikku, disaat aku dan susiok menuju kesana, adikku sudah mati menggeletak di509 tempat tidur, waktu itu Kang Han Cing sedang mengambil pedang Liauw-in sumoay, hendak membikin pembunuhan total."   Kang Puh Cing berkerutkan alis, ia berkata .   "Ah........ah......apa betul jietee melakukan perbuatan yang seperti itu ?"   Put-im suthay menggebrak meja, dengan marah membentak .   "Saudaramu telah melakukan suatu perbuatan terkutuk, bukti2 dan saksi2 sudah ada, apa lagi yang hendak disangkal ?"   Digertak dan diancam demikian Kang Puh Cing tidak menjadi gentar.   Put-im suthay ada ketua vihara Ciok-cuk-am, ilmu kepandaiannya tidak bisa dipandang ringan.   Saudara seperguruan Put- im Suthay yang bernama Bu Houw taysu sedang mengalami masa jaya, menjabat kedudukan ketua partai Ngo-bie-pay.   Disamping itu, ketua kelenteng Cu lian sie Ciok Sim taysu juga termasuk jago silat mandraguna, salah satu cabang partay Siauw-lim-pay.   Disamping itu, pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat menjadi anak angkat dari ketua Penganungan Jaya, sang paman Yen Siu Hiat yang bernama Yen Yu Sian yang bergelar si Hakim bermuka merah kini menjabat wakil ketua Penganungan Jaya, kedudukan ketua Penganungan Jaya sebagai Datuk barat cukup untuk menjadi bukti, bahwa mereka memiliki kekuatan2 yang luar biasa.   ***510 Bab 20 SlAUW-LIM-PAY, Go-bie-pay, dan benteng penganungan jaya sedang memberi tekanan kepada keluarga Datuk Selatan.   Terhadap ketiga ancaman kekuatan itu, Kang Puh Cing tidak menjadi gentar, dengan sabar ia berkata .   "Kuharap saja suthay sekalian bisa bersabar, cerita tentang adikku itu agak menyimpang dari sifat2 kebiasaannya........"   Put-im suthay cepat naik darah, dia memotong pembicaraan orang, katanya .   "Oh begitu ? Apa kau kira kami yang sengaja mencari setori ? Membuat cerita burung ?"   Kang Puh Cing berkata .   "Murid suthay telah diperkosa dan dibunuh orang. Tentu bukan cerita burung. Tapi hal ini menyangkut nama baiknya adikku, juga menyangkut nama kebesaran Datuk Persilatan. Bukan aku membela adik sendiri, seharusnya suthay membikin keterangan yang lebih jelas."   Hebat ! Pembelaan yang hebat ! Sebagai Kang toa kongcu, tidak percuma Kang Sang Fung melahirkan putra sebagai Kang Puh Cing.   Suaranya tiada gentar, gagah dan jelas, tanpa mengandung kemarahan ia masih belum kehilangan kewibawaannya.511 Put im suthay terkenal sebagai tokoh silat yang tidak mudah dihadapi, tapi nama Datuk selatan juga bukan nama kosong, ia tidak berani gegabah, wajahnya ditekuk masam2, dengan dingin berkata .   "Menurut pendapatmu, apa yang harus kami lakukan ?"   Kang Puh Cing menoleh kearah Ciok-Sim taysu, ia berkata kepada padri tersebut.   "Disaat taysu dan saudara Yen Siu Hiat tiba di Ciok-cuk-am, itu waktu jiete masih belum pergi, apa yang jiete katakan kepada kalian?"   Ciok-Sim taysu memiliki kepandaian melebihi orang, menyebut nama budha dan berkata .   "Omitohud. Menurut keterangan Kang-jie kongcu, ia sedang mengejar sesuatu bayangan hitam, dipancing sehingga tiba disana."   Kemudian Ciok Sim taysu mengulang kembali cerita Kang Han Cing. Put-im-suthay menjadi tidak sabar, ia berkata .   "Tapi siapa yang bisa percaya kepada obrolan2 itu ?"   Kang Puh Cing tidak mendebat cemoohan Put- im-suthay, ia berpikir beberapa waktu kemudian berkata .   "Apa lagi yang jiete katakan kepada taysu ?"   Ciok Sim taysu berkata :512 "Menurut keterangan Kang Jie kongcu, tentunya perbuatan lengcu Panji Hitam.   Fitnah yang sengaja hendak menjatuhkan pamornya.   Tapi..........   Liauw In nikouw ini pernah menunjuk dengan pasti, kalau perbuatan2 itu adalah perbuatan Kang jie kongcu."   Kang Puh Cing menoleh kearah Liauw in nikauw, dan biarawati muda itu memandangnya dengan sinar mata penuh kebencian.   Masalah besar yang tidak dapat dipecahkan, memakan waktu dan membutuhkan kesabaran yang luar biasa, Kang Puh Cing meremas2 tangannya sendiri, per-lahan2 berkata .   "Hingga saat ini, jietee masih belum kembali, aku percaya kepada sifat2 dan kepribadian adikku itu, kukira keterangan yang diberikan oleh Liauw- in nikouw masih membutuhkan pertimbangan...."   Kemarahan Put-im suthay memuncak, lagi-lagi ia memotong pembicaraan orang, katanya .   "Bohong! Menurut apa yang kutahu, di dalam rimba persilatan tidak ada perkumpulan baru yang seperti digambarkan seperti anak buah lengcu Panji Hitam. Apa anak muridku harus menjadi korban percuma? Begitu saja kau mengelakan tanggung jawab ? Melemparkan kepada sesuatu yang tidak ada."   Kang Puh Cing berkata .   "Suthay mempunyai kedudukan baik di dalam rimba persilatan, kita harus memegang teguh513 panji2 keadilan, menurut pendapat suthay, bagaimana kita harus menghadapi persoalan ini?"   Put-im-Suthay berkata .   "kedatanganku ketempat ini sangat singkat, sengaja aku meminta putusanmu, sebagai putra dari seorang datuk selatan, kau harus bisa mengambil putusan yang tepat. Kalau memang bukan perbuatan adikmu, bila kau bisa menyerahkan pembunuhnya itu?"   "Penjahat pasti kuserahkan !"   Berkata Kang Puh Cing.   "Kalau betul hasil karya itu adalah buah tangan adikku, tentu aku bisa menyerahkan jiete kepadamu. Tidak kubela. Tapi kalau saja ada penjahat lain yang hendak menjerumuskan ke- luarga kami kedalam kenistaan, biar bagaimana kami tidak bisa menolak tanggung jawab itu. Yang penting, berilah kami waktu dengan batas2 waktu tertentu, akan kami selidiki urusan dengan se- baik2nya, membekuk batang leher si penjahat yang asli, untuk diserahkan kepada suthay."   Put-im suthay berkata .   "Menurut pendapat Kang toakongcu, berapa lama bisa membekuk batang lehernya si penjahat?"   Se-olah2 berpikir lama, Kang Puh Cing menggelengkan kepalanya, berkerut alis beberapa waktu, sesudah itu memandang kepada keempat tamunya dan berkata .   "Menurut perkiraanku, paling cepat sepuluh hari, paling lambat satu bulan, didalam waktu satu514 bulan ini, kukira harus memberi pertanggung jawaban kepada suthay sekalian."   Jawaban Kang Puh Cing kepada Put im suthay dan kawan2 adalah jawaban yang sudah dirundingkan masak2, jawaban yang sudah disetujui oleh Kang Han Cing dan Goan Tian Hoat, sengaja menarik waktu menjadi satu bulan, agar mereka mempunyai banyak waktu dan kebebasan untuk membekuk batang lehernya si penjahat yang asli.   Dengan dingin Put-im suthay berkata .   "Memang Kang toakongcu lebih hebat dari Kang jiekongcu. Menurut janji adikmu, paling cepat tiga hari, paling lambat sepuluh hari ia bisa membekuk batang lehernya si penjahat yang asli. Tentu saja dia sendiri. Kini Kang toakongcu telah memperpanjang tiga kali, didalam waktu satu bulan, bukankah begitu?"   Kang Puh Cing berkata .   "Sehingga saat ini jiete masih belum kembali. Sangat menyesal sekali. Aku harus meminta keterangan jietee, baru bisa men-duga2 dan meng- ira2, betul tidak ia cerita itu, kalau betul jiete telah melakukan perbuatan jahat, mudah saja kuserahkan kepada kalian. Kalau sampai terjadi tipu muslihat musuh sebagai penjahat ulung, tentunya mereka pandai membawa diri dan bersembunyi, waktu satu bulan itu bukanlah waktu yang terlalu lama."   Put-im suthay tertawa dingin, katanya lagi :515 "Dimisalkan adikmu tidak kembali dalam waktu satu bulan, apa kau meminta perpanjangan waktu lagi ?"   Hati Kang Puh Cing sudah mendongkol, ia tidak mau mengutarakan pada wajahnya, dengan tersenyum berkata.   "Dimisalkan kalau sampai satu bulan jiete belum kembali, apa boleh buat aku harus meringkus adik sendiri, digiring dan digusur ke vihara Ciok-cuk-am, harus diserahkan kepada suthay. Maksud suthay seperti ini, bukan? Baiklah, kalau suthay tidak mempunyai itu kesabaran, kalau saja suthay mampu menemukan jejak adikku, boleh saja ringkus dahulu, mau mencincang atau menggorok lehernya boleh saja."   Sepasang mata Put-im suthay ber-kilat2 ia berkata .   "Inilah janji Kang toa kongcu sendiri, jangan sesalkan orang dikemudian hari."   Kang Puh Cing menganggukkan kepala, dan berkata .   "Ya. Suthay telah mendapat ijinku."   "Baik. Kami meminta diri."   Berkata Put-im suthay singkat.   Mengajak Ciok Sim taysu, pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat dan Lauw in nikouw, Put-im suthay meninggalkan gedung keluarga Kang.   Kang Puh Cing mengantar keempat tamu itu sehingga jauh didepan.516 *** Bab 21 SESUDAH betul2 mengetahui Put-im Suthay dkk meninggalkan gedungnya, Kang Puh Cing berjalan masuk menuju kearah ruang dalam, disana ia disambut oleh Goan Tian Hoat.   "Sudah pergi ?"   Goan Tian Hoat meminta ketegasan. Kang Puh Cing menganggukkan kepala, ia berkata .   "Saudara Goan juga sudah mengikuti pembicaraan mereka, bukan ? Bagaimana pendapatmu ?"   Dengan tertawa Goan Tian Hoat berkata .   "Biasanya Put-im suthay itu cepat naik darah, kukira pertempuran tidak bisa dielakan, beruntung nama datuk selatan masih melindungi kita, ia masih tidak berani berlaku kurang ajar kepada kita, hari ini ia memiliki kesabaran yang luar biasa."   "Tapi ia menggebrak meja, kukira isi meja itu sudah menjadi hancur dan sudah tidak bisa digunakan lagi."   "Langkah Kang toa kongcu sangat tepat, hanya ada sedikit kekurangan."   Berkata Goan Tian Hoat.   Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      "Di bidang apa?"   Bertanya Kang Puh Cing.517 Goan Tian Hoat berkata .   "Kang toakongcu telah melepas janji kepada Put-im suthay, kalau saja mereka bisa menemukan jiekongcu, Kang toa kongcu tidak keberatan kalau mereka meringkus jiekongcu. Inilah persoalan sulit, sedikit banyak bisa mengganggu usaha jiekongcu. Apa toakongcu tidak memikirkan keselamatan adik sendiri ?"   Dengan dingin Kang Puh Cing berkata .   "Aku sedang mendongkol kepada sikap Put im suthay yang seperti itu. Maka telah lepas janji yang seperti tadi. Tapi mengingat ilmu kepandaian jiete, mungkinkah jiete bisa diringkusnya ? Apa lagi jiete mengganti wajah, siapa yang bisa mengenali Kang Han Cing lagi ?"   Betulkah ? Tidak ada yang bisa mengenal Kang Han Cing? Mengapa Kang Puh Cing melepas janji yang menjerumuskan adik sendiri kedalam lembah kesulitan ? *** Mengikuti perjalanan Put-im-suthay, Ciok Sim taysu, Yen Siu Hiat, dan Liauw in nikouw.   Sesudah berkunjung ke gedung keluarga Kang, mereka dipaksa kembali tanpa hasil.   Sebentar kemudian, mereka sudah berada dipegunungan Cin-lian-san.   Seorang padri berjubah abu2 berdiri ditepi jalan, melihat munculnya keempat orang itu, cepat2518 menyongsong kedepan, merangkapkan kedua tangan memberi hormat, dan berkata.   "Suhu !"   Ciok-Sim-taysu memandang kearah padri itu, dengan heran ia bertanya .   "Hu-jie, ada sesuatu yang terjadi di kelenteng ?"   Padri yang dipanggil Hu-jie itu menjawab .   "Atas perintah kepala bagian penerimaan tamu, teecu diharuskan menunggu di tempat ini menyerahkan sepucuk surat kepada suhu."   Ciok Sim taysu semakin heran, ia bertanya .   "Ada apa ?"   "Teecu diharuskan segera menyerahkan surat yang amat penting."   "Dimana surat itu ?"   Ciok Sim taysu menjulurkan tangan. Hu-jie segera merogoh saku, mengeluarkan sepucuk surat, dengan ber-hati2 dengan kedua tangan diserahkan kepada ketua kelentengnya. Ciok Sim taysu menyambuti surat itu dan bertanya .   "Siapa yang mengirim surat ini ke kelenteng ?"   Hu-jie menjawab .   "Ada seseorang yang mengenakan pakaian pengurus rumah tangga datang ke kelenteng, memberitahu kepada suhu bagian penerimaan tamu, surat ini amat penting, penting sekali, dan519 harus segera diserahkan kepada suhu untuk dibuka sendiri."   Mulut Ciok Sim taysu berkemak-kemik, surat siapa lagi, tangannya segera merobek sampul, disana ia membaca surat itu, tiba2 saja wajah berubah, surat tadi disodorkan kepada Put-im suthay dan berkata .   "Lihat !"   Put-im suthay bertanya .   "Apa ada hubungan denganku ?"   Ciok-sim taysu menganggukan kepala. Maka Put-im suthay menerima surat itu dan membaca, demikian bunyi tulisan .   "Disampaikan kepada Put-im suthay dan Ciok Sim suthay ditunggu kedatangan jiwie berdua dikota Kui-lian-shia. Segera ! Penting !"   Tertanda tangan : Kang Han Cing. Tulisan itu sangat indah, suatu tanda bahwa putra Datuk Persilatan daerah selatan Kang Han Cing memiliki pendidikan yang sempurna. Put-im suthay semakin gemas, mengertek gigi dan berkata .   "Gila! Mengandalkan kekuasaan bapaknya yang sudah mati, ia berani menantang ?"   Ciok Sim taysu menyebut nama budha dan berkata .   "Omitohud, bagaimana pendapat suthay ?"520 Put-im suthay berkata .   "Inilah surat tantangan. Biar bagaimana kita harus segera pergi."   Mengikuti percakapan2 kedua orang tua itu, pendekar sastrawan besi Yen Siu Hiat bisa menduga dari mana datangnya surat itu, ia bertanya .   "Susiok, apa surat Kang Han Cing ?"   Ciok Sim taysu menganggukkan kepala berkata .   "Ya."   "Apa yang dikatakan ?"   "Ia menunggu dikota Kui-lian-shia."   "Mari kita segera pergi."   "Sabar."   Berkata Ciok Sim taysu.   "Ia hanya mengundang aku dan Put-im suthay, kalian lebih baik pulang saja ke kelenteng dan ke wihara, tunggu saja disana."   Yen Siu Hiat berkata .   "Susiok, dia telah membunuh adikku, bagaimana.........."   Tidak menunggu sampai Yen Siu Hiat sampai selesai bicara, Ciok Sim taysu berkata .   "Bukan aku melarang turut sertanya diri kalian. Tapi Kang Han Cing hanya mengundang dua orang, tentu banyak rahasia yang hendak disampaikan. Tidak mau diketahui oleh kalian. Dengan adanya Put-im suthay turut serta, apakah kau tidak percaya ?"   Yen Siu Hiat menundukkan kepala.521 Put-im suthay menoleh kearah Liauw In nikouw dan berkata .   "Kau juga boleh kembali."   Liauw In nikouw membungkukkan badan menerima perintah itu, dan kembali ke-Ciok-cuk- am. Put-im suthay memandang kearah Ciok Sim taysu dan berkata .   "Mari !"   Seorang biarawati tua dan seorang padri tua itu menuju kearah kota Kui-lian-shia.   Kui-lian-shia berarti kota Topeng Setan.   Lahirnya nama ini dikarenakan kota itu yang mempunyai bentuk seperti topeng setan, se-olah2 muka seorang yang beringas, terdapat ukiran2 yang tidak sama, maka untuk daerah Lam-keng, kota itu dipanggil sebagai kota Kui-lian-shia.   Waktu menjelang sore, peninggalan kota kuno Kui-lian-shia telah membawa sejarah yang menyedihkan, banyak batu2 dan rumput alang2 disekitar daerah itu.   (Bersambung 9) ***522   Jilid 9 TIDAK lama sejak Put-im suthay dan Ciok Sim taysu tiba ditempat itu, tiba2 terdengar satu suara yang garing tertawa, katanya .   "Selamat datang kepada Put-im suthay dan Ciok Sim taysu, Kang Han Cing sudah menunggu lama."   Put-im suthay dan Ciok Sim taysu menoleh kearah datangnya suara itu, disana berdiri seorang pemuda berbaju hijau dengan alis lentik wajahnya tampan, tertawa memandang mereka, itulah Kang Han Cing.   Ciok Sim taysu merangkapkan kedua tangan memberi hormat dan berkata .   "Omitohud ! Membuat siecu menunggu lama."   Put-im suthay belum pernah bertemu muka dengan Kang Han Cing, ditatapnya pemuda itu sekian saat, dan ia bertanya dingin.   "Kau inikah yang bernama Kang Han Cing?"   "Betul ! Aku yang bernama Kang Han Cing."   "Manusia terkutuk,"   Berkata Put-im suthay.   "Masih berani kau menemui orang?"   Alis lentiknya Kang Han Cing terjingkat, ia tersenyum kecil berkata .   "Eh, datang2 memaki orang? Undanganku bukan ditujukan untuk kalian berbuat seperti itu. Gunakanlah sedikit etiket baik."   "Manusia durjana, sesudah memperkosa dan membunuh muridku, apalagi yang kau mau."523 Memang adat Put-im suthay agak aseran, mentang2 berkepandaian silatnya tinggi, maka sering menghina orang. Mau menang sendiri. Apa lagi didalam persoalan ini, ia memang harus mendapat kemenangan, ia harus segera menyingkirkan orang yang sudah memperkosa dan membunuh muridnya. Kang Han Cing ter-senyum2. Put-im suthay membentak lagi .   "Hayo ! Masih mau menyangkal ? Hendak putar lidah ? Akuilah perbuatanmu, kau sudah memperkosa dan membunuh muridku, bukan ?"   "Baiklah,"   Berkata Kang Han Cing tertawa.   "Aku mengakui, aku tidak menyangkal lagi. Yen Siu Lan sudah kuperkosa, Yen Siu Lan sudah kubunuh mati. Apa lagi yang kau mau? Apa yang kau bisa lakukan kepada Kang Han Cing ?"   "Tidak menyangkal lagi ?"   Berkata Put-im suthay.   "Tidak perlu menyangkal. Kalian bisa apa ?"   Berkata Kang Han Cing menantang. Srettt ....Put-im suthay sudah mencabut keluar pedangnya, dihadapi Kang Han Cing dengan gemas geregetan ia berkata .   "Akan kucincang seiris demi seiris tubuhmu, baru bisa melampiaskan rasa sakit hatiku."   "Inikah kata2 seorang biarawati?"524 "Lekas keluarkan pedangmu. Mari kita bertempur tiga ratus jurus."   Berkata Put im suthay.   "Eh, masih berani menantang?"   Berkata Kang Han Cing. Ciok Sim taysu berkerut alis, ia merangkapkan kedua tangan, menyebut nama Budha dan berkata .   "Sabar ! Kuharap suthay menjadi sabar. Kedatangan kita ketempat ini atas undangannya. Tanyakan dahulu, apa maksudnya mengundang datang ?"   Put-im suthay berkata.   "Sudah kau dengar sendiri, dia mengakui semua perbuatan itu, bukan? Apalagi yang hendak ditanya?"   Dengan tertawa Kang Han Cing berkata.   "Kuundang jiehui berdua ketempat ini, karena aku hendak memberi sedikit keterangan."   "Lekas katakan keteranganmu itu."   Berkata Put- im suthay dingin. Kang Han Cing tidak segera lekas2 mengucapkan suaranya, lebih dahulu ia meng- gibrik2kan bajunya yang kena debu, sesudah itu dengan sepatah demi sepatah ia berkata.   "Kang Han Cing belum pernah melakukan sesuatu dengan dibawah ancaman, maka kalau mau mendengar keteranganku, simpan dahulu pedang itu. Agar tidak membawa mesiu peperangan."525 Put-im suthay geregetan sekali, tapi apa boleh buat, ia menancapkan pedangnya di tanah, sesudah itu ia berkata .   "Nah ! Lekas katakan, keterangan yang hendak kau beritahu !"   Kang Han Cing tertawa kecil, memandang kedua jago silat itu lalu berkata.   "Jiewie berdua telah berkunjung ke gedung keluarga Kang ?"   "Tidak salah."   Berkata Ciok Sim taysu.   "Kami baru saja meninggalkan rumahmu."   "Mengapa pergi kesana ?"   Bertanya Kang Han Cing. Dengan marah Put-im suthay berkata .   "Kau telah melakukan suatu perbuatan nista, aku kesana mencarimu untuk meminta pertanggungan jawab !"   "Sekarang aku sudah berada didepan jiewie berdua, bukan?"   Berkata Kang Han Cing menantang. Put-im suthay berkata.   "Kau adalah putra kedua dari Datuk selatan Kang Sang Fung, kalau tidak mengunjungi gedung keluarga Kang, kemana harus mencari dirimu?"   Kang Han Cing berkata.   "Kuberi peringatan keras, untuk selanjutnya jangan sekali2 mengacau gedung keluarga Kang. Jangan sekali-kali mengganggu ketenangan526 keluargaku. Jangan sekali2 mengganggu toako. Kalau saja....hem..... hem... jangan katakan Kang Han Cing keterlaluan."   Nada suara Kang Han Cing menjadi begitu congkak dan terkebur, sangat temberang. Ciok Sim taysu merangkapkan kedua tangan dan berkata .   "Omitohud, apa hanya kata2 ini yang hendak siecu keluarkan ?"   "Masih mau apa lagi ?"   Berkata Kang Han Cing.   "Omitohud."   Berkata Ciok Sim taysu.   "Lolap kira akan mendengar keterangan yang lebih penting, ternyata hanya pepesan kosong."   Kang Han Cing berkata .   "Kalau kalian percaya dan yakin kepada ilmu kepandaian sendiri, kalau kalian bisa memenangkan diriku, langsung saja membuat perhitungan dengan aku, jangan mengganggu toako, jangan mengganggu gedung keluarga Kang."   "Bocah kurang ajar,"   Bentak Put-im Suthay.   "sampai dimanakah tingginya ilmu kepandaianmu, berani menantang orang? Baik. Aku hendak mencoba, sampai dimana ilmu kepandaian Kang jiekongcu."   Betul2 Put-im taysu melaksanakan ancamannya, ia mencabut kembali pedang yang tertancap di tanah, siap menempur Kang Han Cing.527 Kang Han Cing memang bermaksud menempur kedua orang itu, sengaja memancing insindent2 ia berkata.   "Apa hanya seorang saja? Lebih baik maju berbareng."   Kecepatan Put-im suthay begitu hebat, tanpa menunggu selesainya ucapan Kang Han Cing, ia mengayun pedang menabas sepasang kaki pemuda ugal2an itu.   Sebagai seorang saudara ketua partai Ngo-bie- pay, Put-im suthay mendapat nama yang cukup harum, tidak kalah dibelakang nama Bu Houw taysu, gerakan ilmu pedangnya begitu cepat, mengancam dengan jitu.   Gerakan Put-im suthay sangat cepat, tapi gerakan Kang Han Cing juga sangat cekatan, wingg.....   serangan pedang itu lolos dari bawah ujung kaki.   "Ha, ha."   Kang Han Cing tertawa, Sreet.   Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   dia juga menghunus pedang.   Put-im suthay tidak mau banyak bicara lagi, giliran pedang yang bicara ia menyabet, menusuk, dan membacok.   Semakin lama, tekanan cahaya pedang itu semakin rapat, se-olah2 sudah mengurung seluruh jalan Kang han Cing.   ***528 Bab 22 DENGAN bajunya yang berkibar-kibar, Kang Han Cing mengelakan setiap serangan.   Berputar disekitar tempat itu, tidak hentinya tangan menyebar sesuatu.   Bagaikan bayangan seseorang, Put-im suthay mengikuti larinya pemuda itu.   "Bocah terkutuk."   Put-im suthay memaki.   "hanya sampai disinikah ilmu kepandaianmu ?"   Satu saat, cahaya pedang berobah menjadi enambelas batang, menuju kearah batok kepala Kang Han Cing, inilah ilmu kebanggaan Put-im Suthay ! Kang Han Cing menggelengkan kepala dengan satu cara yang tidak mudah dilihat, ia berhasil mengelakan datangnya ancaman maut.   Sesudah keluar menerobos kepungan cahaya pedang, ia mulai mengayun senjata, mulutnya berkata .   "Nenek tua, inilah serangan balasanku."   Tubuhnya menyempong kesamping, tangannya dijulurkan kedepan, maka pedang itu bergerak dari jurusan yang sulit diduga, menyerang Put-im suthay.   Put-im suthay juga termasuk salah seorang ahli pedang, melihat cara2 gerakan Kang Han Cing, hatinya tercekat, serangan yang seperti itu tidak boleh ditangkis, jalan yang terbaik adalah mengelakan.   Mengenjot tubuh, Put-im suthay lompat kebelakang.529 Giliran Kang Han Cing yang mengambil inisiatif penyerangan, berulang kali menusukkan senjatanya.   Agak repot juga Put-im suthay mengelakkan datangnya serangan2 itu.   Tiba2 ia rasakan perubahan sesuatu, tenaganya banyak berkurang.   Dengan tertawa Kang Han Cing berkata .   "Nenek tua, hanya sampai disini sajakah ilmu kepandaianmu ?"   Situasi berubah, dunia berputar.   Kalau dalam serangan pertama tadi Put-im suthay mendesak dan merangsak Kang Han Cing, kini keadaan telah berputar seratus delapan puluh derajat, Kang Han Cing yang memegang inisiatif mengancam dan mendesak lawannya.   Put-im Suthay berusaha mengelak dan menangkis serangan itu, agak sulit juga, semakin lama tenaganya semakin pudar.   Kang Han Cing menusuk lagi ! Put-im suthay mengertak gigi, menyentilkan pedangnya, menukik dan menghajar.   Indah ilmu kepandaian terakhir, ilmu kepandaian simpanan yang sering membuat mematahkan semangat lawan.   Sebagai seorang ahli pedang puluhan tahun, Put-im Suthay mengancam delapan jalan darah Kang Han Cing.   Kalau saja salah satu dari ancaman itu mengenai sasarannya, tubuh Kang Kan Cing akan terkapar di tanah.530 Kang Han Cing tertawa dingin, pundaknya terangkat, menangkis datangnya serangan itu.   Tranggggg.   Pedang Put-im suthay diterbangkan ! Secepat itu pula, Kang Han Cing meneruskan serangan, menotok jalan darah Put-im suthay.   Tubuh Put-im suthay jatuh ngusruk di tanah, dia bingung memikirkan kejadian2 tadi, bagaimana dengan mendadak sontak tenaganya bisa lumer dan lembek? Apa yang telah terjadi? Karena itulah, tanpa ada pegangan kekuatan, pedangnya diterbangkan Kang Han Cing.   Tentu telah terjadi sesuatu.   Menyaksikan jatuhnya sang kawan, Ciok Sim taysu terkejut, ia melejitkan tubuh menyelak di tengah dan membentak.   "Kang Han Cing, jangan kau main gila !"   Kang Han Cing memperlihatkan sikapnya yang angkuh dan sombong, melirik kearah Ciok Sim Taysu dan berkata .   "Nah ! Kini giliranmu !"   Jarak Ciok Sim Taysu dan Kang Han Cing sudah sangat dekat, padri tua itu menganggukan kepala berkata .   "Baik. Giliranku yang hendak meminta pelajaran."   Kang Han Cing telah menjatuhkan Put-im suthay dalam waktu yang sangat singkat, hal ini membuat Ciok Sim taysu tidak berani memandang531 ringan kepada lawannya.   Ia lebih berhati-hati, menyedot napasnya dalam2.   Dicurahkan kearah kedua telapak tangan, siap menghadapi pertempuran.   "Aaaaah......."   Tiba2 saja Ciok Sim Taysu tercekat, tangannya tidak bisa diangkat, wajahnya berubah, ia telah terkena semacam racun yang tidak terlihat, karena itu seperti keadaannya Put- im Suthay yang tidak bisa memegang pedangnya, kekuatan Ciok Sim taysu juga lenyap, karena adanya sesuatu yang berada di luar dugaan ini, sepasang matanya memandang wajah Kang Han Cing, menduga kalau putera dari keturunan Datuk Persilatan itu main gila, si padri mengeluarkan bentakan .   "Kang Han Cing, berani kau main gila? Racun apa yang sudah kau tebarkan kepadaku ! Mengapa menjadi seperti ini ?"   Kang Han Cing menengadahkan kepala, tertawa dingin dan berkata .   "Lucu ! Apa2an kau ini ?"   Dengan mengertak gigi Ciok Sim taysu berkata .   "Kang Han Cing, kau telah membuat perkosaan melakukan pembunuhan, masih berani menaburkan racun kepadaku dan Put-im suthay? Betul2 jahat, betul2 jahat."   "Tutup mulut !"   Bentak Kang Han Cing.   "Berulang kali kau berlaku tidak sopan. Akan kubunuh dirimu."532 Pedangnya disodorkan kedepan, menjurus kearah Ciok Sim taysu. Betapa lihaypun ilmu kepandaian Ciok Sim Taysu, karena ia sudah mendapat taburan obat racun lemas, tanpa bisa dielakan, pedang Kang Han Cing menotok jalan darahnya. Gedebrok, ia jatuh di tanah.   "Ha, ha, ha....."   Kang Han Cing tertawa besar, menudingkan jari kearah Put-im suthay dan Ciok Sim taysu, ia berkata .   "Ha, ha.... tokoh2 Ngo-bie-pay dan Siauw-lim- pay, hanya seperti ini sajakah kepandaianmu ! Kalau betul2 kalian mempunyai ilmu kepandaian, langsung berhadapan dengan aku, jangan kau mengganggu saudaraku lagi. Jangan berani2 mengganggu gedung keluarga Kang, heee!"   Wajah Put-im suthay pucat pasi, peredaran jalan darahnya membeku, ia tidak bisa bergerak, hanya mulutnya yang masih mendapat kebebasan ia mengumpat caci.   "Manusia terkutuk. Durjana, sudah memperkosa orang, membikin pembunuhan, berani kau menghina lagi ? Bah ! Hayo ! Kalau kau mempunyai keberanian, bunuh aku sekalian."   Sepasang mata Kang Han Cing berkilat-kilat ia berkata.   "Maksudku bukan hendak membikin pembunuhan, tapi...kau sendiri yang minta mati, baiklah. Kau kira aku takut kepada Ngo-bie-pay,533 lebih baik kuputuskan sepasang telingamu untuk memberi peringatan....."   Secepat itu pula, pedang Kang Han Cing melayang, meluncur kearah kepala Put-im suthay, dengan maksud membabat sepasang telinga biarawati itu. Disaat ini, satu bayangan meluncur datang, mulutnya berteriak keras.   "Jiete, jangan!"   Bayangan yang datang adalah putra tertua dari gedong keluarga Kang, Kang Puh Cing! Kang Han Cing mendongakkan kepala, mengenali siapa yang datang, segera ia berdehem keras, melirik kearah Put-im suthay Ciok-sim Taysu lalu berkata.   "Sepasang telinga masih beruntung!"   Sesudah itu, Kang Han Cing melejitkan kaki meluncur kearah utara, meninggalkan Kang Puh Cing. Kang Puh Cing segera berteriak .   "Jietee....."   Tapi Kang Han Cing tidak menghiraukan panggilan itu, meluncur lari pergi ! Kang Puh Cing menghampiri Put-im Suthay dan Ciok Sim taysu, ia berkata .   "Eh, bagaimana bisa terjadi kejadian yang seperti ini ?"   Ciok Sim taysu menyebut nama budha berkata :534 "Kedatangan Kang toakongcu sangat kebetulan. Lolap dan suthay ini telah diracuni oleh adikmu, menderita keracunan dalam."   "Ah..."   Kang Puh Cing terkejut.   "Betul ? jiete...."   Disaat ini, lain bayangan lagi meluncur datang, ia memotong pembicaraan Kang Puh Cing.   "Seharusnya toakongcu bisa membedakan, orang tadi bukanlah Kang Jie kongcu yang asli !"   Orang yang datang belakangan ini adalah pendekar cerdik pandai Goan Tian Hoat. Kang Puh Cing terkejut, hatinya tergetar, dengan memaksa tertawa ia menoleh kearah Goan Tian Hoat dan berkata.   "Eh mengapa saudara Goan datang turut serta?"   Dengan tertawa Goan Tian Hoat berkata.   "Untuk menjaga sesuatu dari ketidak-beresan, dengan membawa beberapa orang kita, kita selalu siap untuk membantu."   Apa yang Goan Tian Hoat kemukakan memang betul terjadi. Empat orang laki2 berpakaian ringkas dengan golok dipinggang lari mendatangi, mereka adalah anak buah gedung keluarga Kang. Kang Puh Cing menganggukkan kepala berkata.   "Put-im suthay dan Ciok Sim taysu telah menderita keracunan dalam, mari kita menggotong dan menolong mereka." ***535 Meninggalkan cerita Kang Puh Cing, Goan Tian Hoat, dan orang2 gedung keluarga Kang yang membawa Put-im suthay dan Ciok sim taysu kembali ke gedung datuk persilatan daerah selatan. Menyusul jejak bayangan Kang Han Cing yang melesat kearah utara ini. Tidak lama dari berkelebatnya bayangan Kang Han Cing, dari balik semak2 muncul pula lain bayangan, mengikuti bayangan Kang Han Cing didepan. Yang mengherankan, bayangan yang dibelakang juga adalah bayangan Kang Han Cing, ada dua Kang Han Cing, sampai di sini sudah waktunya kita membuka sedikit tabir rahasia, bayangan yang didepan adalah benar Kang Han Cing palsu yang dikatakan oleh Goan Tian Hoat tadi dan bayangan yang dibelakang adalah Kang Han Cing yang asli, yang palsu adalah orang yang sudah membunuh Yen Siu Lan divihara Ciok-cuk-am, dan bayangan yang dibelakang adalah Kang Han Cing aseli, hendak membekuk lehernya si penjahat, mencari tahu dengan alasan apa orang hendak mencelakakan dirinya. Dua bayangan itu saling meluncur, yang didepan cepat, tapi Kang Han Cing mengikuti dengan ber-hati2, agar jejaknya tidak kelihatan oleh orang yang dibuntuti. Waktu sudah menjelang sore, pohon2 sudah tunduk kebawa, matahari sebagian sudah berada di bawah tanah.536 Mereka masih meluncur dengan kecepatan maksimum. Semakin lama hari menjadi gelap, tiga puluhan lie telah mereka liwatkan. Tidak jauh lagi, didepan tampak semak2 pohon belukar, dimana ada cahaya lampu yang dipasang, itulah sebuah bangunan, bangunan di tengah2 semak belukar. Kang Han Cing palsu melesatkan diri memasuki tempat bangunan itu. Kang Han Cing asli menyedot napasnya dalam2, ia tidak membiarkan musuhnya lewat lepas begitu saja, juga harus dijaga agar tidak diketahui orang, kalau ia membuat pembuntutan. Ia juga turut masuk kedalam gedung itu. Hampir disaat yang bersamaan, kedua orang tadi memasuki gedung didalam rimba belukar. Orang yang didepan langsung menuju ke arah pekarangan, langkahnya diarahkan ke kamar bagian selatan. Disana tampak lampu penerangan. Kang Han Cing mengawasinya dengan mata tidak berkesiap. Sebentar kemudian, si Kang Han Cing palsu sudah mengetok jendela, suaranya sangat perlahan sekali. Tidak lama jendela terbuka, disana tampak seorang gadis pelayan berpakaian hijau menongolkan kepalanya dan bersorak girang .   "Nona baru kembali ?"537 "Ya !"   Orang yang menyamar menjadi Kang Han Cing adalah seorang wanita, maka gadis pelayan ini memanggilnya sebagai nona.   Kang Han Cing palsu segera lompat masuk kedalam kamar itu.   Dan sekejap kemudian, jendelapun sudah ditutup kembali.   *** Bab 23 SI GADIS pelayan berbaju hijau membukakan sepatu sang majikan, maka tampak kakinya yang kecil.   Kini, Kang Han Cing palsu membuka baju luarnya, tampak tubuh montok berpakaian ringkas.   Dadanya membusung ke-depan, pinggangnya ramping, pinggulnya nonjol keluar, sangat menarik pria.   Dia duduk disebuah kursi, dan membuka topi, rambutnya yang panjang hitam jengat terurai panjang.   Gadis ini mempunyai wajah yang cantik memikat, mempunyai potongan tubuh yang padat.   Setelah memperhatikan itu semua Kang Han Cing melayang masuk, ia harus segera bisa membongkar penyamaran jahat.   Si gadis pelayan berbaju hijau bisa melihat adanya pria yang nyelonong itu, sret, ia mengeluarkan pisau belati, ter-kaing2 dan538 desingan, membawa deru serangan, pisau menusuk Kang Han Cing di tiga tempat.   Kang Han Cing mengelakkan serangan itu, tangkas dan cepat.   Si gadis yang menyamar Kang Han Cing sudah membereskan ikat rambutnya ia mengeluarkan panggilan .   "Siao Siang mundur, kau bukan tandingannya !"   Ternyata ia bisa melihat dan menduga asal usul Kang Han Cing.   Peringatannya sudah terlambat ! Pelayan berbaju hijau yang dipanggil Siao Siang sudah menusukkan belatinya, Kang Han Cing menggerakkan tangan, dengan dua jari menjepit pisau itu.   Siao Siang berusaha menarik kembali pisaunya tapi tidak berhasil.   Dicabutnya, juga tidak berhasil.   Dua jari jepitan Kang Han Cing seperti berakar keras, tidak bergeming.   Siao Siang memiliki ilmu kepandaian cukup kuat, ia segera melepaskan pisaunya lalu kedua jarinya dikeraskan, menotok jalan darah Kang Han Cing.   Serangan ini mengenai sasaran, terdengar suara, puk, tapi Siao Siang yang kaget, se-olah2 membentur besi, tangan itu hampir patah, ia berteriak, aduh, dan mundur kebelakang.   Kang Han Cing melepaskan jepitannya menjatuhkan pisau dilantai.539 Gadis berbaju hijau yang menyamar Kang Han Cing tertawa dingin, diperhatikannya pemuda itu dan berkata .   "Ilmu kepandaian hebat ! Sedang berdemontrasi !"   "Hei,"   Berkata Kang Han Cing.   "Dengan maksud apa kau mencelakakan orang ?"   "Maksudmu ?"   Bertanya si gadis berbaju hijau.   "Aku ingin mengetahui jelas, siapa yang melakukan perkosaan dan pembunuhan di Ciok- cuk-am."   Gadis berbaju hijau berkata dingin .   "Hendak memeriksa hal perkosaan ? Ha, kau salah cari."   "Mengapa salah cari ?"   Bertanya Kang Han Cing. Selembar wajah gadis berbaju hijau itu menjadi merah, membanting kaki dan berkata .   "Nah ! Kau sudah ketahui. Aku juga seorang wanita. Mana mungkin bisa memperkosa wanita?"   Keterangannya memang tepat.   Tapi siapa yang memperkosa Yen Siu Lan ? Siapa yang membunuhnya ? Sedangkan Kang Han Cing sudah mengikuti bayangan gadis berbaju hijau ini, gadis ini dengan menyamar dan menggunakan kedok tipis, hampir saja ia mencelakakan Ciok Sim Taysu dan Put-im Suthay.   Kalau saja tidak ada Goan Tian Hoat yang meng-ojok2 sang toako, fitnah jatuh pula keatas dirinya.540 "Kang jiekongcu,"   Berkata si gadis berbaju hijau.   "Kau sudah mengikutiku lama ?"   "Ya,"   Berkata Kang Han Cing. Gadis berbaju hijau itu bertanya lagi .   "Apa maksudmu ?"   "Mudah saja,"   Berkata Kang Han Cing.   "Kupersilahkan kau menggunakan kedok tipis tadi, mengenakan pakaian yang sepertiku. Dan turut aku."   "Dengan alasan apa? Aku harus turut dirimu?"   Si gadis menantang.   "Lebih baik nona mengikuti saja."   Berkata Kang Han Cing perlahan.   "Kalau tidak, bagaimana ?"   Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo      Bertanya gadis berbaju hijau itu.   "Apa boleh buat, aku harus menggunakan kekerasan."   Berkata Kang Han Cing.   "Eh, mau ngajak berantam ?"   "Nona sendiri yang memaksa,"   Berkata Kang Han Cing.   "Dalam keadaan apa boleh buat, harus juga kulakukan."   "Bagus."   Berkata si gadis berbaju hijau.   "Sudah lama kudengar ilmu kepandaian silat Kang jiekongcu yang hebat, tapi belum kucoba. Mari kita bergebrak beberapa jurus."   "Boleh saja,"   Berkata Kang Han Cing.   "Kalau nona tidak bisa mengambil kemenangan kuharap saja bisa turut aku."541 "Tentu."   Berkata si gadis berbaju hijau.   "Nah ! Mulailah."   "Silahkan kau yang mulai !"   Berkata Kang Han Cing.   "Baik. Terima seranganku."   Pedangnya disentak sedikit, menusuk perut Kang Han Cing.   Kang Han Cing tidak pernah gentar, sret, ia mengeluarkan pedang, dan menepuk serangan pedang si gadis.   Gadis berbaju hijau itu tertawa cekikikan, pedangnya sebagai seekor ular yang licin, bergelut dan meluncur kebawah, dari sana meletik keatas, cahaya kilatan pedang berkelebat, mengancam tenggorokan.   Kang Han Cing terkejut, kecepatan ilmu pedang gadis ini sungguh luar biasa, karena itu, untuk mengimbanginya ia pun bergerak cepat menutup kearah luar.   Si gadis tidak berhenti sampai disitu, di tengah jalan ia mengubah arah, tusukan pedang mengancam, kini menggores dari atas kebawah.   Se-olah2 mau membelah perut Kang Han Cing.   Kang Han Cing menubruk tempat kosong, rasa kagetnya tidak kepalang.   Cepat2 menyedot perut mundur satu langkah.   Inisiatif penyerangan masih berada di tangan si gadis berbaju hijau, pedangnya ber-kilat2, sekaligus menyerang ditujuh tempat.   Setiap tempat yang diarah adalah tempat yang berbahaya.542 Betapa bunga hati si gadis berbaju hijau, menyaksikan kecepatan gerakannya yang berhasil menekan Kang Han Cing, si pemuda sudah berada didalam situasi posisi terjepit, tentu saja si gadis tidak melepaskan kesempatan baik, terus menerus menyerang lagi, mulutnya membentak, tangannya terayun, membuat gerakan istimewa, terjadi delapan kali getaran pedang, ujung pedang mengancam delapan tempat, delapan tempat itu adalah delapan jalan darah kematian Kang Han Cing.   Bilamana salah satu dari kedelapan ancaman serangan pedang itu mengenai sedikit saja tubuhnya, Kang Han Cing akan luka parah.   Dan bila serangan pedang si gadis berhasil menusuk sedikit, Kang Han Cing akan mati segera.   Ancaman hebat dan luar biasa ! Tapi disaat inilah, terdengar suara Kang Han Cing.   "Awas nona !"   Terdengar suara tang, tang, ting, ting, semua serangan pedang si gadis ditangkis dengan baik.   Hanya dengan me-nyentil2 ujung pedang serangan istimewa si gadis berbaju hijau punah dan hancur.   Secepat itu pula, pedang Kang Han Cing berhasil menekan pedang si gadis dengan kekuatan raksasa.   Si gadis berbaju hijau tidak menyangka kalau Kang Han Cing ini masih mempunyai banyak ilmu simpanan, ia hendak menarik pulang pedangnya, tapi sudah terlambat.   Pletok.....pedangnya tertekan dan jatuh berdentang dilantai.543 Apa boleh buat gadis berbaju hijau melepaskan pegangan lompat jauh ke belakang.   Kang Han Cing sangat yakin kepada ilmu kepandaian yang dimiliki, tidak mengejar gadis tersebut, ia berdiri tenang, dengan kalem berkata .   "Nona sudah menderita kekalahan, mari turut aku !"   "Siapa yang kalah ?"   Berkata si gadis berbaju hijau.   "Nah ! Lihat lain acaraku!"   Tangannya terayun, jalur2 merah mengarungi ruangan itu, menelungkup kearah Kang Han Cing.   Menduga kepada datangnya senjata rahasia Kang Han Cing menggerakkan pedang, dengan tertawa dingin menangkis serangan2 itu.   Dugaan Kang Han Cing meleset, jalur2 merah yang ditaburkan oleh si gadis adalah jalur2 yang sangat halus, semacam sutera halus, terpecah dan buyar disekitar kepalanya, mengeluruk jatuh.   Yang lebih hebat, jalur2 sutera halus itu mempunyai kaitan2 kecil, kaitan tersebut khusus untuk menangkap orang, siapa saja yang terkait, tidak mungkin mengelakkan diri, dan selanjutnya bisa meringkusnya.   Kang Han Cing kurang pengalaman Kang-ouw, ia tidak kenal dari mana senjata luar biasa tadi.   Berulang kali pedangnya menangkis, tubuhnyapun mundur ke belakang.   Si gadis berbaju hijau tertawa cekikikan dan berkata :544 "Jalaku ini bernama jala penembus langit, dewa dan iblispun tidak bisa mengelakkan.   Apalagi seorang manusia? Menyerahlah !"   Dengan senjata yang aneh luar biasa itu, si gadis berbaju hijau mendesak Kang Han Cing.   Berulang kali Kang Han Cing menabas jala berlapis langit, jala itu aneh, alot, dipotong tidak putus, ditabas menjadi lembek, pedangnya tidak berdaya.   Yang lebih hebat lagi, kalau menangkis datangnya jala itu, uiyung kaitannya yang tajam melengkung datang, semakin cepat ia bergerak, semakin cepat pula reaksinya, kecuali berlompatan kesana kemari, tidak ada lain jalan untuk memecahkan senjata aneh itu! Bekerjanya jala penembus langit memang aneh luar biasa, si gadis berbaju hijau sudah melatih diri selama tahunan, mengurung Kang Han Cing.   Kang Han Cing berusaha mengelakan datangnya kurungan2 itu, terlalu sulit, ia berlompatan kian kemari, pedangnya menangkis dan memotong, tokh tidak berdaya.   Ia harus mengelakan datangnya kaitan2 kecil itu lagi, lebih2 sulit lagi.   Pedang Kang Han Cing juga termasuk pedang pusaka, pedang yang bisa memutuskan segala benda2 keras.   Menghadapi jala2 halus itu, ia tidak berdaya.   Tiba2 pikiran Kang Han Cing tergerak, dia tidak bisa membabat putus jala sutera halus.   Tapi545 kaitan2 yang berbengkok adalah terbuat dari logam, kini diincarnya logam2 itu.   Trang, sebuah kaitan yang datang berhasil dibabat putus.   Trang, lagi2 sebuah kaitan dari ujung jala penembus langit dipapas putus.   Trang, trang, trang.....   Kang Han Cing membabat putus kaitan2 yang berada diujung jala penembus langit itu.   Dengan terpapasnya kaitan2 logam pada jala itu, bobot berat yang menggerakkan jalur2 sutera menjadi lenyap, si gadis berbaju hijau kualahan, betapa hebatpun ilmu kepandaian tenaga dalam, ia tidak bisa lagi memainkan, sutera-sutera halus itu tiada bertenaga.   Kini kaitan2nya sudah terpapas habis, ia menjadi sangat marah, dilemparkan senjata istimewa itu, dengan marah membentak.   "Kang Han Cing! Bukan maksud kami membunuh dirimu. Tapi kau keliwatan, apa boleh buat. Nah! Terima ini !"   Begitu tangannya merogoh saku, ia melempar kearah Kang Han Cing, terjadi hujan jarum beracun, jarum-jarum itu sangat halus, bertaburan seperti air hujan.   Jarak mereka terlalu dekat, seharusnya tidak mudah mengelakkan serangan jarum beracun itu, tapi Kang Han Cing selalu sudah siap sedia, tangan kirinya diluncurkan, dengan tenaga dalam memukul jarum-jarum beracun yang sudah546 menyambar terdepan, tubuhnya berjumpalitan, meluncur ke belakang.   *** Bab 24 SI GADIS berbaju hijau telah memperhitungkan sesuatu, ia berani memalsukan Kang Han Cing, tentu mempunyai ilmu kepandaian yang cukup tinggi.   Sesudah pedang, jala penembus langit dan jarum beracun tidak berhasil, kini tangannya telah memegang sebilah belati, dengan belati ini, ia menyerang Kang Han Cing, membarengi serangan jarum beracunnya, ditujukan kearah si pemuda.   Disaat itu, tubuh Kang Han Cing sedang melengkung kebelakang, datangnya serangan belati sangat mendadak, sulit mengelakkannya, hal ini sudah termasuk salah satu perhitungan si gadis berbaju hijau, maka ia menusuk dengan pisau belati.   Ada dua cara untuk menangkis datangnya serangan itu.   Cara yang pertama adalah menggunakan senjata memukul pergi belati lawan, cara yang kedua adalah bergulingan ditanah, menjatuhkan diri, tapi cara ini lebih celaka.   Kang Han Cing tidak menggunakan cara2 yang lazim, tiba2 saja badannya yang melengkung itu ditempangkan kembali ! Celaka ! Ini berani memajukan perutnya untuk ditublas oleh belati si gadis berbaju hijau.547 Si gadis berbaju hijau menjadi kaget, mana mungkin ada cara perlawanan yang seperti itu? Menjerit keras.   Ia bingung untuk meneruskan serangan belatinya yang sudah disodorkan ke depan itu.   Tak.......   Didalam situasi kebingungan itu, tiba2 jari Kang Han Cing menyentil belati si-gadis.   Belati itu jatuh terbang.   Kang Han Cing sudah berdiri berhadap- hadapan, jarak mereka cukup dekat, hampir bersampokkan kulit.   Dengan ilmu kepandaiannya yang tinggi, Kang Han Cing berhasil mengelakan segala macam bahaya.   Ia sudah berada diambang pintu kemenangan, dengan sombong berkata .   "Nona, apa lagi permainanmu ? Silahkan..."   Sebelum kata2 Kang Han Cing dilepas habis, lain senjata rahasia lagi melepus, tangan kiri si gadis terayun, benda merah menghampiri Kang Han Cing.   Kang Han Cing sedang ber-pikir2 senjata rahasia macam apa lagi yang dikeluarkan ? Tangannya menyaup, menerima datangnya gumpalan merah itu.   Aaaaa .   Ternyata selembar saputangan merah, bau harum parfum seorang gadis menusuk hidung.548 Hanya selembar saputangan merah yang digunakan untuk menyerang ? Saputangan merah ini bukan saputangan biasa, hawa bau harum itu telah mendapat olahan2 istimewa pula, disaat Kang Han Cing mengendus bau harum itu, tiba2 sepasang kakinya menjadi lemas, ia terjatuh duduk.   Kang Han Cing keracunan secara halus.   Giliran gadis berbaju hijau yang tertawa cekikikan, katanya .   "Hi, Hi......... Kang-jie kongcu, sampai disini sajakah pertempuran kita?"   Kedua tangan dan kedua kaki Kang Han Cing tidak bertenaga lagi, ia bisa melihat ia bisa mendengar, bisa bersuara, tapi tidak bisa menggerakan tenaga.   Kekuatannya telah dihancurluluhkan oleh gumpalan racun itu.   Si gadis berbaju hijau memandang ke arah Kang Han Cing, kemudian menoleh kearah pelayannya dan berkata.   "Siao Siang, Kang jiekongcu adalah tamu kita, mana pantas membiarkan seorang tamu duduk numprah ditanah, Hayo ! Lekas bawakan kursi ! Bangunkan dan dudukkan diatas kursi."   Si pelayan Siao Siang bisa bekerja cepat menyeret sebuah kursi, diletakkan di-tengah2 lalu memayang Kang Han Cing yang sudah tiada daya, didudukkan diatas kursi itu.   Sesudah selesai, Siao Siang mengeluarkan keluhan dan berkata:549 "Uh, orang ini berat sekali !"   Si gadis berbaju hijau mendelikkan mata, mendatangi Kang Han Cing dan berdiri didepan si pemuda, ia tertawa.   "Jiekongcu, apa masih ingin menyeret aku ke Ciok-cuk-am ?"   Kang Han Cing mengatupkan mata, tidak menggubris cemoohan tadi. Si gadis berbaju hijau berkata lagi .   "Saputangan merahku tidak mempunyai daya bius, hanya bisa menjinakkan seseorang yang galak. Mengapa Kang jiekongcu menutup mata, tidak berani menerima kenyataan ?"   Suaranya merdu, sangat menarik hati. Kang Han Cing merentangkan kedua mata, ia membentak .   "Bah! Mengapa tidak berani ?"   "Hi, hi....."   Gadis itu tertawa lagi.   "Ilmu kepandaian Kang jiekongcu memang hebat. Sudah boleh membanggakan diri di dalam dunia Kang-ouw."   Dengan marah Kang Han Cing membentak.   "Aku telah tertipu olehmu, kalau mau bunuh lekas bunuh, jangan banyak cingcong."   "Maaf !"   Berkata si gadis berbaju hijau.   "Tidak seharusnya aku menggunakan obat pelemas itu menjatuhkan jiekongcu. Tapi.....tidak ada jalan lain. Terpaksa aku harus menahan jiekongcu."550 "Kau hendak menahan aku disini?"   Bertanya Kang Han Cing. Gadis berbaju hijau itu menganggukkan kepala.   "Maksudmu ?"   "Ayah angkatku ingin bertemu."   Hati Kang Han Cing tergerak, ternyata si gadis berbaju hijau hanya dalang, ia masih mempunyai seorang ayah angkat.   Ayah angkat itu hendak bertemu ? Apa maksud tujuannya ? Siapakah orang yang menjadi ayah angkat si gadis ? Mungkinkah lengcu Panji Hitam? Kang Han Cing menentang sepasang sinar mata si gadis yang jeli, ia bertanya.   "Lengcu Panji Hitam yang kau maksudkan ?"   "Tidak perlu ter-buru2,"   Berkata si gadis.   "Sebentar lagi kalian segera bertemu."   "Siapa nama ayah angkatmu ?"   Bertanya Kang Han Cing.   "Tanya saja kepadanya, kalau ayah angkatku bersedia memberi tahu, ia bisa bicara sendiri. Tidak perlu meminta keteranganku."   Hati Kang Han Cing tergerak, dari pembicaraan tadi, ia bisa membuktikan bahwa ayah si gadis berbaju hijau bukanlah lengcu Panji Hitam.   Siapa ? Oh!...mungkinkah orang yang menjadi pemimpin dari lengcu Panji Hitam ? Sekali lagi Kang Han Cing menatap gadis didepannya, gadis itu sangat cantik, cukup menarik, badannya padat dan gempal, memiliki551 ilmu kepandaian silat yang cukup tinggi.   Berani menyamar dirinya, membuat fitnah yang jahat.   Rasa sakit hati Kang Han Cing itu segera mereda.   Perintah Maut Karya Buyung Hok di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo   Mereka saling pandang sebentar, cepat2 Kang Han Cing bertanya .   "Bagaimana sebutan nona?"   "Ouw ..... aku lupa memberi tahu."   Berkata si gadis.   "Aku Suto Lan."   Nama si gadis berbaju hijau adalah Suto Lan ! Apa maksud tujuan Suto Lan menggunakan wajah Kang Han Cing, mencelakakan Kang Han Cing? Inilah yang harus diselidiki.   "Kapan aku bisa bertemu dengan ayah angkat nona ?"   Bertanya lagi Kang Han Cing. Gadis berbaju hijau Suto Lan berkata.   "Tidak lama. Tunggulah beritanya. Lebih baik jiekongcu menetap disini dahulu, sesudah kuberi tahu ayah angkatku itu, nanti jiekongcu akan mendapat panggilan."   Sesudah itu, dari dalam saku bajunya, Suto Lan mengeluarkan sebuah botol obat, dituangnya, dari sana meluncur sebutir obat berwarna putih, diletakkan ditangan dan diserahkan kepada Kang Han Cing, ia berkata .    Pedang Pusaka Thian Hong Karya Kho Ping Hoo Alap Alap Laut Kidul Karya Kho Ping Hoo Keris Maut Karya Kho Ping Hoo

Cari Blog Ini