Perintah Maut 32
Perintah Maut Karya Buyung Hok Bagian 32
Perintah Maut Karya dari Buyung Hok Teori-teori ini tentu saja berupa teori isapan jempol zaman dahulu kala. Tian Toa Nio juga sedang mengincar beberapa anak muda, tapi ia tidak selengah suaminya, datangnya senjata rahasia Kho See Ouw masih keburu dilihat, maka tongkat diayun, demi mempamerkan kekuatan tenaga dalamnya, hanya satu kali sedot, serangan gelap Kho See Ouw dipatahkan, butiran-butiran senjata rahasia itu menempel di ujung tongkat. Suatu kesalahan yang terbesar ! Ya ! Suatu kesalahan yang paling besar, kalau menganggap senyata rahasia Kho See Ouw bisa dibikin mati seperti itu. Sang Datuk yang empunya senjata rahasia itu memberi suatu nama yang bagus: Lui- hwee-sin-ciam yang berarti Jarum Api Geledek Langit ! Nenek Tian Toa Nio berhasil menyedot Lui-hwee- sin-ciam, anggapnya senjata rahasia biasa saja.1430 "Hei !" Ia membentak. "Hendak menggelap ? Hi, hi, hi, hi! Senyata besi tua berkarat mau diberi kesempatan demonstrasi ? Hi, hi..." Ciiitttt......Bleguuurrrr Terdengar ledakan dahsyat, Lui-hwee-sin-ciam meletus dan memuntahkan lahar api, menggulung tubuh Nenek Tian Toa Nio, seketika itu ia menjadi merah ! Nasib sudah ditentukan kalau riwayat hidup Tian Toa Nio berakhir ditempat ini dan ia mengeluarkan suara jerit lengkingan, mendahului suaminya, menuyu ke perjalanan alam baka. Beberapa anak buah Ngo-hong-bun yang agak dekat juga turut menjadi korban, api Lui-hwee sin- ciam memang hebat luar biasa, sulit dipadamkan dan mempunyai gerak sifat cepat menyalar, arena di tempat itu menjadi lautan api. Si Jembros Tian Hu Cu terkejut, ia menggibrik baju dan hendak memberi pertolongan maka percikan api turut membakar bajunya pula, gesit laksana kancil, ia memang melebihi istrinya, melejit dan membuka serta melempar baju yang sudah berapi dengan kulit-kulit yang sudah melepuh, langsung ia menyerang Kho See Ouw. "Biar aku mengadu jiwa !" Geramnya sambil mengamuk kalang kabutan. Kho See Ouw melayani dengan berhati-hati, manusia kalap ini bukan lawan biasa, apa lagi ia sesudah kehilangan istri, lengah berarti1431 membiarkan maut merenggut nyawa. Demikianlah mereka bergumul keras. Kedudukan Ngo-hong-bun yang berada dibawah pimpinan Tian Hu Cu suami istri agak kacau. Raya Racun Bak Cang Ong mengambil alih pimpinan itu, mengatur barisan baru dan tetap menyerang. Maka Kakek Beracun Cu Hoay Uh harus turun tangan, diterimanya semua serangan Bak Cang Ong, kedua akhli racun bersua dan merekapun mengukur kekuatan. Ngo tay Khu-hut Hut-sim Taysu berhadapan dengan Tian-hung Totiang, tanpa banyak bicara, merekapun berirama diatas pencak silat masing2. Datuk Barat Cin Jin Cin menghadapi Dewa Tulang Pek-kut Sin-kun beserta kedua sutee si Dewa Tulang yang bernama Pek kut Yi-sat dan Pek kut Sam-sat, dengan dibantu oleh Yen Yu San, terjadi pertempuran dua lawan tiga ! Dilain tempat, Tan Siauw Tian dan Kong Kun Bu dari Lembah Baru sudah berkontrang kentrung mengadu senjata dengan Naga Terbang Liok Hauw Toan dari Ngo-hong bun. Tidak jauh, Lie Wie Neng sedang mendesak Hian-keng Hweeshio dari Ngo hong bun. Kebalikan dari itu, Hui-keng sedang mendesak Kho In In secara gencar. Letak tempat kedua pertempuran ini tidak berjauhan, kadang kala mereka bergantian partner tempur atau memberi bantuan dimana perlu.1432 Inilah pertempuran terbesar didalam sejarah rimba persilatan. Dua pimpinan tertinggi dari kedua pihak yang berkancah perang, masing-masing Kang Sang Fung disatu pihak dan Toa Kiongcu Pian Hui Hong dilain pihak, dengan mengambil letak tempat strategis, mengkomandoi anak-anak buah mereka dengan baik. Beginilah terjadinya peperangan, kalau dua macam idiologi yang tidak sama dipaksakan meruncing, darah dan daging manusia dikorbankan ! Bercerita bagaimana Sie lie cu dan Ciok kiam Sianseng mengepung Pek bie Khong-tong Lau Cin Jin, biarpun menggunakan tenaga gabungan dua orang, mereka tidak bisa menarik banyak keuntungan, seratus jurus lebih sudah dilewatkan, kedudukan masih seimbang. Di sebelah barat pertempuran ini, Cu Hoay Uh sedang mendesak lawannya, Bak Cang Ong memang kalah setingkat dari sicakal bakal bisa2an dan racun2an. Kecuali dua arena yang baru kita sebut, dilain- lain tempat, pihak Ngo hong-bun menempati situasi bagus. Teristimewa keadaan Tian-hung Totiang, ketua Pek-yun koan kita bisa menjadi raja obat-obatan, tapi diadu dengan Ngo tay Khu-hut Hut-sim Taysu yang kenamaan, bagaimana tidak mengalami kepahitan ? Seperti seekor kucing yang mempermainkan mangsanya, Ngo-tay Khu-hut1433 Hut-sim mendesak, terus menerus menghujani pukulan-pukulan keras, dan disuatu waktu terdengar bentakan yang keras . "Pergi !" Dengan satu sepakan kaki, tubuh Tian hung Totiang jungkir balik ditanah beberapa kali. Berakhirlah pertempuran yang agak berat sebelah itu. Kang Puh Cing menampakkan diri. Tapi keburu dicegah oleh Kang Sang Fung, datuk kita maklum kalau sang putrapun bukan tandingan Ngo-tay Khu-hut Hut sim Taysu yang gagah perkasa, pihaknya terasa kurang orang, apa boleh buat, kecuali turun tangan sendiri, sulit mencari jalan keluar. Ketua Lembah Baru siap turun gelanggang ! Pian Hui Hong tidak berpeluk tangan, mengetahui kalau pimpinan tertinggi dari pihak lawan mau terjun, Toa Kiongcu Ngo hong-bun ini meneriakinya . "Jangan campur tangan didalam gelanggang arena pertempuran mereka, mari kita buka peperangan baru ! Aku adalah lawanmu !" Winggg...... Betul-betul serangan Toa Kiongcu dilontarkan datang, membelah angkasa, mengancam Kang Sang Fung. Pian Hui Hong pernah dilukai oleh Tong Jie Peng, tenaganya tidak sekuat apa yang dimiliki asli, inipun sudah membawa desing dan bising yang luar biasa, menyeramkan lawannya.1434 Kang Sang Fung melayani dengan hati-hati. Ia maklum, kalau saya Toa Kiongcu ini tidak menderita luka, mana mungkin bisa dilawan lagi ! Adanya korting konsentrasi itu menambah gairah tempur, kalau ia cukup berhati-hati, masih ada kans kesempatan memenangkan pertandingan. Memenangkan Pian Hui Hong berarti memenangkan perang itu, berarti memenangkan atas Ngo-hong-bun. Dan ia bisa mengakhiri pertempuran-pertempuran lainnya. Demikianlah ketua Lembah Baru Kang Sang Fung mengukur ilmu bersama-sama Toa Kiongcu Ngo hong-bun. Pelajaran ilmu-ilmu silat selama ia mengeram didalam Lembah tidak percuma, kini ia bisa mengimbangi kekuatan Pian Hui Hong. Bisa mengimbangi bukan berarti bisa mengalahkan lawan, kepandaian sejati adalah simpanan asli, lambat tapi pasti, Pian Hui Hong mendesak Kang Sang Fung. Ujian terberat bagi rombongan Lembah Baru. Mati hidupnya golongan itu akan ditentukan oleh hasil pertempuran dari tokoh-tokoh utamanya ditempat itu. Dilihat dari apa yang sedang kita saksikan, keadaan Lembah Baru tidak menyenangkan. Tiba-tiba.......... Terdengar suara sorak sorai yang riuh, dibarengi oleh pecahnya para anggota Ngo hong bun yang sedang mengurung jago-jago Lembah Baru, pertempuran-pertempuran baru diluar arena1435 pertempuran terjadi, bala bantuan Lembah Baru datang ! Rombongan yang baru datang berada dibawah pimpinan seorang hweeshio tua, itulah ketua Siauw-lim-pay Tay-kiok Taysu. Menyertai Tay-kiok Taysu adalah Ciok beng Taysu dan Ciok sim Taysu. Dibelakang mereka adalah ketua kelenteng Ciok-cuk-am Put-in Suthay dan ketua partai Ngo-bie-pay Bu-hauw Suthay. Datangnya bantuan Lembah Baru bukan dari satu jurusan, ditempat lain, tampak rombongan Hay-yang pay yang dikepalai oleh Kuo See Fen dan Jen Pek Coan ! Ternyata sang ketua Hay-yang pay Kuo See Fen menggunakan lidah diplomatiknya, berhasil membujuk ketua partai lain, agar mereka berani mengambil resiko atas tekanan Ngo hong-bun. Tunduk dibawah kekuasaan Ngo hong bun berarti meletakkan telapak kaki kita didalam telapak tangan orang. Kita bisa hidup, dengan syarat patuh kepada yang berkuasa itu. Ditelanjanginya pula tentang kebohongan- kebohongan Ngo-hong-bun, damai dalam arti sebenarnya adalah damai yang menyeluruh, kita tidak membutuhkan 'Damai sementara, damai kalau kita tunduk dan satu idiologi, tapi perang kalau tidak tunduk dan tidak sependapat. Partai-partai dimasa itu hidup tertekan dibawah kekuasaan Ngo-hong-bun, mengetahui kalau adanya lain kekuatan yang hendak menggulingkan1436 Ngo-hong bun, beramai-ramai mereka teryun kedalam kancah situasi. Apa lagi mengetahui kalau Pian Hui Hong pernah dikalahkan Tong Jie Peng. Sam kiongcu Sun Hui Eng melakukan desersi, memisahkan diri dari Ngo-hong bun, Kang Han Cing mengalahkan Go Kiongcu dan lain-lain berita lagi, gengsi Ngo- hong-bun merosot seratus persen, mengetahui Ngo hong bun bisa dilawan, dan kini merekapun melawan ! Kemenangan Lembah Baru berarti kemenangan mereka, dan kekalahan Lembah Baru akan membawa mereka ke tempat yang lebih buruk. Munculnya barisan yang dipimpin oleh Tay kiok Taysu dan barisan Kuo See Fen, Jen Pek Coan mengacaukan kurungan, anak-anak Ngo-hong bun dikucar-kacirkan, beberapa pimpinan Ngo-hong- bun bingung, bagaimana harus mengatasi keadaan diluar perhitungan itu ? Orang pertama yang menjadi korban adalah si Jembros Tian Hu Cu, bagaimanapun pikiran sudah kacau, mengingat istrinya mati didepan kaki. Dengan satu kali keprukkan, Kho See Ouw mengakhiri pertempuran itu. Dan disaat ini, Kang Sang Fung terdesak semakin hebat. Tanpa menghentikan gerakannya, Kho See Ouw turun tangan, ia membantu sang rekan, mengeroyok Pian Hui Hong. Keadaan cepat jungkir balik !1437 Beberapa saat lagi, terdengar jeritan Bak Cang Ong, inilah korban tangan dari Cu Hoay Uh. Hampir disaat yang sama, Datuk Barat Cin Jin Cin mengakhiri hidupnya Dewa Tulang Pek-kut Sin-kun. Dan pertempuran-pertempuran lainnya kacau balau. Ngo-tay Khu hut Hut sim Taysu melihat situasi yang tidak menguntungkan Ngo hong-bun, walau ia berada pada posisi yang menguntungkan, karena tidak mungkin membela dan merubah situasi, ia mendesak lawan-lawannya, dengan satu kali loncatan, meninggalkan tempat yang sudah amis dengan darah. Dasar nasib Ngo hong-bun yang sudah sampai pada waktunya, dengan datangnya bala bantuan Tay kiok Taysu, Kuo See Fen, Jen Pek Coan dan lainnya, mana mungkin bisa bertahan lagi ? Satu persatu berguguran, dan beberapa diantaranya melarikan diri. Sampai disini tamatlah riwayat Ngo-hong bun dan berakhir pula cerita PERINTAH MAUT. TAMAT1438 Bajak Laut Kertapati Karya Kho Ping Hoo Pendekar Tongkat Liongsan Karya Kho Ping Hoo Sejengkal Tanah Percik Darah Karya Kho Ping Hoo