Ceritasilat Novel Online

Walet Emas Perak 7

Walet Emas Perak Karya Khu Lung Bagian 7


pasti ditepati. Biarlah Lohu tegaskan sekali lagi, bila kau
mampu melawan tiga jurus serangan Lohu, hari ini kau
kubebaskan tanpa syarat."
Diam diam senang hati Ling Ji-ping, menghadapi gembong
iblis yang jumawa ini. dia yakin jiwanya pasti takkan
berkorban sia sia. "Baiklah," akhirnya dia bersuara dengan
congkak. "Kau sendiri yang memberi janji, terus terang aku
tidak mengharap kau mengalah kepadaku."
361 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah, dari dalam hutan mendadak seorangberteriak keras : "Ling locianpwe, jangan kau ditipu oleh
bocah keparat itu." Kui-tiap-sin menggeram sekali, katanya: "Ucapan yang
sudah Lohu katakan selamanya tak pernah dijilat kembali."
Tampak bayangan seorang berkelebat keluar dari dalam
hutan, tahu-tahu disamping Kui-tiap sin sudah berdiri satu
orang, orang ini bukan lain adalah Tiang-pek-hwi-hou yang
tadi pura-pura buta dan tuli. Tapi kini tubuhnya tidak lagi
bungkuk atau buta tuli, walau dandanan dan tampangnya
tidak berubah, namun kedua bola matanya tampak
mencorong, sekilas dia melirik Ling Ji-ping dengan senyum
dingin, lalu berkata kepada Kui-tiap-sin dengan laku hormat:
"Lam-jan Seng loji sudah mengajarkan Tin-thian-sam sek
kepadanya, semalam putraku hampir saja ajal oleh serangan
Tin-thian-sam-sek yang dia lancarkan "
-oo0dw0oo- Jilid 11 Kui-tiap-sin seperti melengek sebentar, namun lekas sekali
dia sudah terloroh loroh, katanya : "Tin-thian-sam-sek
terhitung pukulan macam apa" Apalagi buyung ini baru saja
mempelajari kulit nya, terhadap orang lain mungkin, besar
manfaatnya, tapi untuk Lohu, hehe . . . ."
"Melihat Tiang-pek-hwi-hou menyusul tiba tiba, diam diam
hati Ling Ji-ping jadi tegang, batinnya :"Tiga puluh prosen
tenaga pukuian Kui tiap-sin yakin mampu kuhadapi, apalagi
dia berjanji hanya akan bergebrak tiga jurus, kini ke tambahan
Tiang-pek-hwi-hou, rase tua ini jauh lebih licik dan telengas
dari rase kecil, mungkin dia bisa menghasut dan mengadu biru
sehingga urusan menjadi runyam bagiku, bila Kui-tiap-sin
terbujuk oleh hasutannya dan merubah keputusan semula,
bisa celaka aku ini." Namun urusan sudah kebacut, terpaksa
362 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ji-ping harus nekad, jengeknya kepada Tiang-pek-hwi-hou :
"Jadi kau inilah Tiang-pek-hwi-hou (rase terbang dari TlangPek) sayang sekali orang she Liang tadi tak sempat mohon
pelajaran terhadapmu."
"Buyung bagus, bila kau tidak mampus menghadapi
pukulanku, kau masih punya kesempatan untuk melabraknya."
"Itu betul dan pasti" ujar Ling Ji-ping manggut, "satu hal
perlu kutanyakan dulu kepada kau, dimana sekarang nona
Yong-yong berada?" Bersinar mata Tiang-pek-hwi-hou, katanya gelak gelak "O,
kiranya kau sedang mencari cewek jelita itu ?"
"Betul. Kalian menculiknya dari Kun-hoa-kip sungguh
rendah dan hina perbuatan kalian." demikian cemooh Ling Jiping, Mendadak Kui-tiap-sin bertanya. : "Siapakah cewek yang
kau maksud tadi ?" Sesaat bimbang akhirnya Tiang-pek-hwi-bou menjawab
dengan seri tawa lebar "Seorang perempuan yang tiada
sangkut pautnya dengan persoalan ini,"
Agaknya Kui-tiap-sin kurang senang bicara tentang
perempuan, katanya merengut : "Kau harus jelaskan
kepadaku, apa yang kau maksud deagan tiada sangkut paut"
Kau tahu selama hidup Ini lohu paling tidak senang main
perampuan.?" Tersirap darah Tiang-pek-hwi-hou, saking jera dia
melangkah mundur, jangan kira di luar perbatasan dia
merupakan jagoan kosen yang amat disegani namun sikapnya
sekarang jelas amat takut terhadap Kui-tiap-sin, dengan tawa
menyengir lekas dia menjelaskan: "Baiklah kujelaskan kepada
locianpwe. Bukan aku yang menculik perempuan itu "
"Jawabanmu dapat dipercaya ?" ancam Kui-tiapsin.
363 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mana berani Wanpwe mengapusi Io-cianpwe ?" sahut
Tiang-pek-hwi-hou munduk munduk.
Mendengar jawaban Tlang-pek-hwi-hou, Ling Ji-ping
seketika paham, pikirnya : "Iya, waktu aku pingsan dikamar
tidur itu, jelas kudengar diluar ada tawa dingin seorang
perempuan, setelah ku timang timang yakin itulah suara Yongyong sendiri. Tak heran begitu aku mendengar suara tawa
dingin itu, semangatku seperti disentak bangun, sehingga
pengaruh tidur agak berkurang karenanya." namun lekas
sekali hatinyapun mengeluh, batinnya : "Wah, celaka, pasti dia
salah sangka bahwa aku ada main cinta dengan Pek-hoa
Kongcu. Kalau dia minggat dengan rasa jelus dan marah
padaku ke mana aku harus mencarinya ?" namun diam diam
dia pun bersyukur, asal Yong-yong tidak terjatuh ketangan
kawanan rase ini, legalah hatinya, dengan perasaan lega pula
dia boleh melabrak gembong iblis yang bangkotan ini.
Didengarnya Kui-tiap-sin berkata : "Itulah baik, tentu kau
juga tahu bagaimana watakku, Perbuatan jahat apa boleh
dilakukan, tapi menodai kesucian perempuan merupakan
pantangan terbes?r meski orang lain yang melakukan, tapi
bila koiin ngan Lohu, pasti tak kuberi ampun padanya."
"Ya, ya, Loeianpwe."
"Kau tua bangka ini memang meniru gurumu, romantis dan
kelak pasti akan mampus oleh kebejatan sendiri, agaknya
putra kesayanganmu itupun tidak mau ketinggalan, tiga
generasi seperti ber lomba saja main perempuan. Hm, suatu
ketika bila kepergok oleh Lohu, awas pasti tidak kuberi
ampun. Tahu!" Mau tidak mau timbal rasa simpatik Ling Ji-ping terhadap
gembong iblis Ini, pikirnya : "Agaknya tabiarnya yang kaku ini
membawa kebaikan juga bagi kaum hawa yaag lemah, sebab
itulah dia berumur panjang meski pernah mengalami petaka."
364 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari nada perkataan Kui-tiap-sin waktu menyinggung guru
Tiang-pek-hwt-hou, Ling Ji-pin lantas mereka dalam hati, yang
dimaksud adalah Hoat-sin-yau-hou atau yang sekarang sudah
ganti juluka sebagai Hiat-ing-cu. Maka dia membatin :
"Tiga duta lampu dari puncak iblis sudah dua kutemui,
entah siapa pula duta lampu putih yang satu lagi"
Sorot mata Kui-tiap-sin yang tajam berkilat akhirnya tertuju
kepada Ling Ji-ping pula katanya kemudian terkekeh:
"Buyung, sekarang kita boleh mulai bukan" Kau tidak usah
takut apa yang pernah lohu ucapkan pasti boleh dipercaya,
aku hanya menggunakan tiga puluh prosen tenagaku, dalam
tiga jurus akan kukalahkan kau, jiwamu juga tidak akan
kurenggut." Tiang-pek-Hwi-hou segera mundur ke tempat jauh, rona
mukanya mengunjuk sifatnya yang culas banyak muslihat dan
licin, jelas otaknya yang selicik rase sedang diputar untuk
mencari akal guna menjatuhkan dirinya.
Dengan angkuh Ling Ji-ping berkata dengan tertawa : "Apa
yang ingin Kau lakukan adalah urusanmu. Tadi sudah
kutandaskan, tak pernah akan memohon sesuatu keringanan
dari kau" "Hehehe, hahaha . . Kui-tiap-sin terloroh-loroh sampai
kedua pundaknya bergetar naik turun jubah kedodoran yang
membungkus tubuhnyapun melambung seperti balon yang
ditiup kencang, loroh tawanya bergelombang mengalun tinggi
dan menyusup dasar menggetarkan genderang telinga Ling Jiping. Seperti anak panah yang kebaeut dipasang busur, dalam
keadaan ke pepet ini betapapun Ling Ji-ping berpantang
mundur, asal dia kuat menahan tiga jurus serangan Kui-tiapsin, Tiang pek Hwi-hou tidak perlu ditakuti lagi. Maka pelan
pelan dia pasang kuda kuda, seluruh kekuatan di salurkan
kekedua tangannya. 365 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba Kui-tiap-sin tertawa gelak gelak pula, katanya
"...Buyung, kau harus tahu, selama hidup. bila bergebrak
dengan lawan lohu pasti menggunakan sepasang kampakku
ini. Tapi kau Buyung bagus ini justru bertangan kosong, maka
jangan kau kira karena Lohu hanya menggunakan sedikit
tenaga sebagai memberi kelonggaian terhadapmu, biarlah
dianggap sebanding saja."
Ling Ji-ping menjengek di hidung katanya angkuh : "Kau
pakai senjata apapun tidak jadi soal, aku orang she Ling
selamanya tak pernah pakai senjata."
Kui-tiap-sin tertawa besar, katanya : "Buyung kau ibarat
anak kambing yang tidak takut harimau sombong dan tinggi
hati. Kecuali menghadapi keroyokan seluruh jago jago kosen
dulu, belum pernah ada lawan yang bersikap tak acuh seperti
kau menghadapi seranganku ini. Mungkin kau belum pernah
dengar pameo *kampak setan bergerak, malaikatpun
terperanjat*." Ling Ji-ping insaf bahwa hari ini dia harus adu jiwa, banyak
bicara tidak berguna, maka dia hanya tertawa angkuh
menanggapi ocehan Kui-taip-sin.
Ku-tiap-sin naik pitam melihat sikap Ling Ji-ping yang
dianggapnya kurang ajar, tampak jubahnya bergelombang,
tahu-tahu dia sudah maju beberapa kaki, sebuah kampaknya
diangkat serta diayunkan membuat sebuah lingkaran, maka
terdengarlah lengking sebuah suitan tajam, suaranya seperti
pekik setan ditengah alas, udara sekitar raya seketika seperti
diaduk sehingga timbul pusa ran angin kencang yang
membadai. Ling Ji-ping berdiri tegak sambil pasang kuda-kuda, Liokhap-sin-kang dikerahkan melindungi badan, tapi begitu
keterjang oleh pusaran angin lesus yang dijangkitkan oleh
gerakan kampak Kui-tiap-sin. tanpa kuasa tubuhnya tergeser
maju beberapa langkah, hampir saja dia tergulung pergi.
366 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau sekuatnya Ling Ji-ping masih kuasa kendalikan diri,
celaka adalah pepohonan di sekitarnya seperti dibedol oleh
tangan raksasa, daon rontok dahan patah dan akarnyapun
terbongkar, semuanya tersapu bersih oleh pusaran angin
dahsyat itu Karuan bukan kepalang kejut hati Ling Ji-ping,
agaknya pameo 'kampak setan bergerak, malaikatpun
terperanjat" memang bukan bualan belaka. Agak lama
kemudian baru pusaran angin kencang itu mereda.
Pandangan tajam dingin Kui-tiap-sin kembali tertuju
kemuka Ling Ji-ping, katanya dengan tawanya yang khas : "
Buyung, biarlah kau saksikan dulu demonstrasiku, Itupun baru
menggunakan tiga puluh prosen tenagaku."
Karuan serasa beku hati Ling Ji-ping. baru tiga puluh
prosen dari Lwekang yang dimiliki ternyata sudah
menimbulkan pcrbawa sehebat ini, kalau dia mengerahkan
seluruh kekuatannya, jangan kata manusia, gunungpun
mungkin bisa di pindah olehnya.
Kecuali meneguhkan tekadnya untuk melawan sampai titik
darah terakhir, tiada jalan lain bagi Ling Ji-ping, untung Y ongyong tidak jatuh ke tangan penjahat, hatinya boleh dikata
tidak perlu kuatir dan tidak kapiran lagi. Dengan angkuh
segera dia menantang : "Cayhe sudah saksikan."
"Baik, kuulangi pertanyaanku, dimana gurumu sarg setan
itu sekarang menyembunyikan diri nya ?"
"Jangan harap kau memperoleh keterangan dari mulutku.
Orang she Ling tidak pernah tunduk dibawah ancaman orang
lain." "Bagus. Terhitung kau buyung ini menang pemberani, patut
dipuji." Mendadak mulurtya menghardik, sorot matanya
seperti lebih menencrong terang langkahnya berderap keras
maju lebih dekat, setiap langkah kakinya pasti meninggalkan
bekas tapak kaki sedalam dua dim.
367 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tanah gersang di luar hutan memang bukan tanah wadas
yang keras, namun juga bukan tanah lempung yang empuk.
Tapi langkah kaki Kui-tiap-sin seperti beranjak ditumpukkan
pasir basah krikil sekalipun yang terinjak ikut melesak amblas.
Meski Ling Ji-ping anak kaum persilatan, tapi kapan dia pernah
saksikan ada manusia yang memiliki Lwekang sehebat ini.
Semula jarak kedua orang kira-kira dua tambak lebih, derap
langkah Kui-tiap-sin yang berbunyi ganjil itu kedengarannya
amat menusuk prndengaran, ketambah jubah kedodoran yang
d pakai Kui-tiap-sin melembung besar seperti gentong, bagi
perasaan Ling Ji-ping seperti didekati oleh ma laikat kematian
yang hendak merenggut nyawanya. Jantungnya serasa mau
berhenti setiap derap langkah lawannya melangkah lebih
dekat. Tatapan kui-tiap-sin lebih tajam, lebih menakutkan. Tapi
Ling Ji-ping juga serius, bola matanya yang jeli terbelalak
lebat, diapun balas menatap lawan dengan tatapan menyala
juga. Kini jarak kedua orang hanya setombak saja. Pelan-pelan
Ling Ji-ping menekuk lutut sehingga tubuhnya mendak
kebawan. telapak tangan terangkat menghadap kelangit,
sementara telapak turun disebelah bawah menghadap
ketanah, setaker tenaganya sudah tersalur dikedua tangannya. Gempuran pertama yang dahsyat menggetar kan bumi dan
langit bakal segera dilontarkan. Tampak semakin lebar
senyum sinis Tiang-pek Hwi-hou, tanpa sadar kakinya
menyurut lagi lebih jauh ke belakang.
"He." mendadak Kui-tiap-sin bersuara kasar dengan nada


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

rendah, kampak setan ditangannya bergerak menimbulkan
sejalur cahaya remang remang dengan lengking suaranya
yang memecah keheningan udara, mendadak terbalik kedua
telapak tangan Ling Ji-ping terus diputar naik turun dua kali.
dibarengi gerungan keras, sekuat tenaga dia dorong kedepan
368 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Daaaaarrrrr !' ledakan keras seperti bunyi halilintar yang
menggelegar serasa menjungkir balik bumi, pohon patah batu
hancur dan tanahnya seperti digali. pasir beterbangan
memenuhi angkasa. Semakin kental senyum sinis Tiang-pek-hwi hou yang licik,
biji matanya yang benar-benar mirip mata rase jelilatan
menyaksikan adu kekuatan ditengah arena, dia tidak perduli
pihak mana bakal menang dan siapa akan mampus, karena
dalam benaknya sudah terancang dua rencana yang satu
sama lain akan bisa direalisir secara berurutan sesuai
kesudahan dari adu otot ditengah gelanggang, maka tawanya
kelihatan amat puas dan senang.
Tapi ditengah mengepalnya debu pasir itu di dengarnya
suara erangan tertahan, menyusul gelak tawa aneh. Bayangan
seorang kelihatan mencelat mundur gentayangan.
Siapakah yang gentayangan kebelakang ini Di luar dugaan,
ternyata adalah si Kampak setan bergerak, malaikatpun
terperanjat, yaitu Kui-tiap-sin adanya, malah kedua kampak
yang semula di pegang kedua tangannya kini sudah mencelat
entah kemana, kedua tangannya kini kosong tidak memegangi
lagi gamannya yang sudah puluhan tahun mengangkat
namanya dari percaturan dunia persilatan. Demikian pula
jubah hitam kedodoran yang dipakainya itu kini sudah
compang camping seperti pakaian gembel, rambutnya awutawutan, keadaannya amat mengenaskan.
Meski Tiang-pek-hwi-hou senang bila kedua lawan gugur
bersama. atau tidak peduli pihak mana yang bakal menang
dan kalah, namun melihat keadaan Kui-tiap-sin yang begitu
mengenaskan, sampaipun gaman yang diandalkan lenyap tak
keruan paran, sungguh di luar perhitungannya, sungguh
mimpipun tak pernah dibayangkan bahwa Ling Ji-ping si bocah
kemaren sore itu ternyata mampu mengalahkan Kui-tiap-sin.
Lambat tapi pasti debu pasir itupun akhirnya sirna, keadaan
terang kembali. Ada sesuatu hal pula sehingga Tiang-pek-hwi369 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hou lebih terkejut lagi. Ternyata setelah debu tidak kelihatan,
bayangan Ling Ji-pingpun sudah tidak nampak batang
hidungnya, ke mana dia dan cara bagai mana ia pergii "
Suasana sekeliling masih sunyi senyap, padahal berkesip
matapun dia tidak pernah, apakah Ling Ji-ping pergi sendiri".
Atau terluka parah tolong orang " Rase tua yang licik ini
ternyata tidak tahu. Ditanah tepat ditengah gelanggang tadi.
tampak sepasang kampak yang kemilau terang ditimpali sinar
matahari memancarkan cahaya refleknya yang dingin
mengiriskan. Satelah Kui-tiap-sin yang melongo kaget tersentak kaget
dari lamunannya, walau dia terluka dalam oleh getaran
pukulan Ling Ji-ping, untung Lwekangnya cakup tangguh,
darah yang sudah hampir menyembur keluar mulut secara
mentah mentah dia telan kembali, lekas dia kerahkan hawa
murni serta menyalurkan keseluruh tubuh, begitu dia
membuka kembali kedua matanya, dan melihat bayangan Ling
Ji-ping sudah tidak kelihatan lagi sekilas dia terlongong,
akhirnya dia tujukan sorot matanya yang penuh diliputi rasa
marah, penasaran serta malu itu kearah Tiang-pek-hwi-hou
bentaknya dengan nada bertanya: "Tua bangka, apakah yang
telah terjadi ?" Dalam hati kecil Tiang-pek-hwi-hou tertawa geli, namun
lahirnya dia unjuk rasa prihatin, bibirnya bergerak gerak,
akhirnya dia menjawab "Dia ditolong orang." Padahal ini
hanya dugaan Tiang-pek-hwe-hou, karena hanya itulah
kemungkinannya, dia tahu cukup jelas betapa tinggi Iwekang
Kui tiap-sin, Ling Ji-ping tidak mungkin segar bugar, luka yang
dideritanya mungkin lebih parah, disaat debu masih mengepul
tebal itulah dia telah ditolong pergi orang. Namun dihadapan
kui-tiap-sin sudah tentu dia tidak ingin mengutarakan isi
hatinya, bahwa mayat Ling Ji-ping tidak kelihatan, jelas pasti
tidak mati, jikalau tidak terluka juga takkan melarikan diri,
370 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka dia menjawab secara tepat, karena secara tidak
langsung jawabannya itu menjilat juga kepada Kui-tiap-sin.
Jelilatan sorot mata Kui-tiap-sin, amarahnya belum reda,
bentaknya pula : "Siapa yang menolong dia ?"
Kalau dijawab tidak melihat, terang menandakan ketidak
becusan dirinya. Dasar manusia licik, biji matanya berputar
lalu menjawab dengan tawa terkekeh: "Kalau mataku tidak
lamur, mungkin Seng lothau."
"Lam-jan maksudmu ?"
"Dari bentuk bayangannya jang kulihat aku rasa tidak
meleset." Sehabis berkata dia tertawa kikuk sambungnya "Ling
locianpwe tentu tahu, kalau orang lain, tentu sudah kukejar,
hehehe tapi terhadap Seng loji, terus terang aku tidak berani
mengusiknya." rase tua ini selama hidupnva memang jarang
bicara jujur, hanya jawaban kail ini dia lontarkan dengan
setulus hati, karena bila dia menyebut Lam-jan. Kui-tiap-sin
pasti tidak akan menyalahkan dirinya kenapa tidak bantu dia
merintang! orang pergi, dirinyapun takkan ma lu di tertawakan
Orang. Sepandai-pandai tupai melomrat, suatu ketika pasti
terjungkal jatuh juga. Demikian pula Tiang-pek-hwi-hou yang
anggap otaknya cerdik pandai, dibantu mulutnya yang pandai
mengoceh lagi, sehingga Kui-tiap-sin percaya seratus presen
akan bualannya, namun karena obrolannya ini maka jiwa Ling
Ji-ping tertolong, sudah tentu hal ini jauh diluar tahu Tiang pek-hwi-hou sendiri. Kui-tiap-sin terkial kial dua kali, katanya penuh kebencian :
"Setan tua itu cukup pintar juga, kalau tidak lekas minggat
dari s ini, hehehe, jiwanyapun takkan kuampuni."
Hampir saja Tiang-pek-hwi-bou tertawa geli tapi lekas dia
melengos kearah lain batinnya: "Masih membual juga, bila aku
tadi mau turun tangan, jiwamu sudah melayang sejak tadi.
Bila Seng loji betul betul berada di sini, mamangnya dia mau
371 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengampuni jiwamu" Tapi sekarang dia tidak berani menguslk
bangkotan iblis yang satu ini, setelah tertawa kering segera
dia mengumpak : " Memangnya, maka Seng loji larinya juga
cepat." Karena percaya pada obrolan rase tua ini, maka Kui-tiap-sin
tidak pernah berpikir untuk memeriksa keadaan sekitarnyaKalau Tiang-pek-hwi hou sudah mengatakan pernah melihat
Lam-jan yang menolong Ling Ji-ping, jelas dia takkan berani
ngapusi dirinya mata dia merasa tidak perlu mengadakan
pemeriksaan segala. Dengan berusaha Kui-tiap-sin jemput sepasang kumpaknya, serunya keras: "Tua bangka, hayo ikut aku, bila
Seng loji dapat kutemuKan pasti akan kubuat perhitungan
kejadian hari ini. Kukira dari mana buyung Itu dapat memiliki
Lwekang setinggi itu, siapa tahu tua krempeng buruk rupa
itulah yang menjadi biang keladinya." lalu sekali bergerak dia
menyelinap masuk ke dalam hutan.
Dibelakangnya Tiaeg-pek-hwi-hou menyengir sinis penuh
kelicikan, batinnya: "Pandai juga dia menempeli emas dimuka
sendiri, alasannya sama dengan aku, bila dia menyalahkan
Seng loji awak sendiri tidak akan kena malu ! Hehe....."
Tujuan Tiang-pek-hwi-hou hendak memperalat Kui-tiap-sin,
maka dia berusaha supaya orang tidak menaruh curiga kepada
dirinya, meski dalam hati dia merasa lenyapnya Ling Ji-ping
teramat ganjil, ingin dia memeriksa sekelilingnya, tapi setelah
dipikir sebentar, akhirnya dia berkeputusan untuk mengejar ke
dalam hutan, ikut Kui-tiap-sin meninggalkan tempat itu.
Pada saat itulah, tidak jauh dari tempat kejadian tadi, di
bawah lereng tidak jauh dari pinggir hutan, diantara semaksemak rumput yang tumbuh subur dan tinggi rebah seorang
pemuda dengan pakaian yang dedel dowel, kulit mukanya
menguning seperti dilapisi emas, tidak bergerak seperti orang
mati. Tapi napasnya bergerak, namun amat lemah Tidak lama
setelah Kui-tiap-sin dan Tiang-pek-hwi-hou meninggalkan
372 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat itu, pelan-pelan dia siuman dan membuka mata,
pandangannya masih bingung dan nanar, lekas dia pejamkan
mata pula. Pembaca tentu maklum, pemuda ini bukan lain
adalah Ling Ji-ping yang terlempar jauh dan menggelundung
ke bawah lereng oleh kedahsyatan sejurus permainan ilmu
kampak setan Kui-tiap-sin.
Agak lama kemudian, Cui-hu-jiu Ling Ji-ping baru membuka
mata lagi, hari sudah menjelang magrib, kabut tipis mulai
melingkupi alam semesta, Ling Ji-ping coba menggerakkan
badan sambil kerahkan sedikit tenaga, agak lama setelah itu
berusaha berulang kali baru dia duduk bersimpuh.
Seluruh tulang belulang tubuhnya seperti copot badan nyeri
otot linu, terutama bagian dada nya sakit bukan kepalang.
Sambil kertak gigi dia berpikir: "Ini baru tenaga tiga puluh
prosen yang kuhadapi Meski aku berhasil menyakinkan Tin
thian-sam-sek, untuk menghadapi gembong iblis ini, agaknya
masih terpaut jauh sekali."
Setelah mengatur pernapasan, dia celingukan kesekitarnya,
bayangan Kui-tiap-sin dan Tian-pek-hwi-hou tidak kelihatan
lagi. maka dia membatin pula: "Kenapa mereka tinggal pergi"
Bukankah Kui-tiap-sin bertujuan hendak menyandera diriku
supaya suhu terpancing ke luar dan hendak dibunuhnya"
Demikian pula Tiang-pek-hwi-hou hendak menuntut balas
sakit hati putranya, dalam keadaan terluka parah ini, kenapa
mereka malah pergi meninggalkan diriku "'
Hembusan angin gunung menyingkap rambut Ji-ping yang
awut-awutan kotor oleh debu dan rumput kering, suasana
sekelilingnya hening lelap setelah celingukkan pula, dan yakin
kalau kedua orang Itu sudah pergi, baru dia berusaha
mengerakkan badannya. Sekarang dia harus samadi dan lekas
kerahkan hawa murni untuk menyembuhkan luka-luka dalam
sendiri. Bila musuh datang pula, harapan hidup dirinya jelas
bakal tergenggam ditangan musuh. Apalagi hutan ini banyak
binatang buas, dalam keadaan seperti dirinya sekarang,
373 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seekor serigalapun tak mampu dilawannya celaka kalau dirinya
menjadi santapan kawanan hewan itu.
Sebagai murid Te-sat-sin Thong Bu-kong, Ling Ji-ping
pernah Liok-meh-sin-kang, latihan lwekangnya sudah terhitung kelas tinggi dibanding kaum persilatan yang
berkecimpung dipercaturan dunia persilatan. Akhir-akhir ini
Lam-jan pernah mengajarkan cara pengerahan napas, ilmu
tunggal perguruannya, latihannya kini sudah hampir tamat,
maka bekal yang dibawanya sekarang sudah boleh
dikategorlkan sebagai jago kosen ahli Lwekang.
Pelan-pelan dia mengerahkan hawa dipusatkan di bawah
pusar, meski isi dadanya terasa linu dan kejang, tapi dia
kertak gigi menahan sakit pelan-pelan napas diatur, pelanpelan dan sedikit-sedikit. setelah terhimpun cukup banyak
baru dia salurkan hawa murni keseluruh tubuh, kaki tangan
baru terakhir untuk menghangati isi perutnya yang terluka.
Lambat laun rasa sakit didadanya mulai lenyap, pernapasan
sudah lancar dan perasaan enteng. semangat tumbuh badan
segar. Waktu itu hari sudah malam, lolong Serigala dikejauhan
menambah seram hutan yang gelap itu, telinganya yang tajam
mendengar derap langkah yang ribut dari langkah binatang
binatang yang lari serabutan. lolong serigala semakin dekat
menuju kearah dirinya berada. Walau rasa sakit ditubuhnya
sudah lenyap, tapi keadaannya dewi-kz sekarang tetap belum
mampu melawan seekor serigala, apalagi kawanan serigala
yang kelaparan, beruntun dia tidak ajal oleh serangan Kuitiap-sin, sungguk celaka dan konyol bila dirinya menjadi
mangsa kawanan serigala itu.
Maka sebelum luka lukanya sembuh, dia merangkak berdiri,
tubuhnya sempoyongan berjalan turun kebawah lereng, ingin
dia mencari suatu tempat untuk menyembunyikan diri supaya
tidak menjadi incaran kawanan serigala itu, asal malam ini dia
374 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa selamat sampai besok pagi, yakin latihan napasnya akan
memulihkan sedikitnya setengah tenaganya semula.
Bulan sabit sudah bergantung di cakrawala sinarnya yang
redup menembus dari celah celah dedaonan, langkahnya
seperti kakek tua yang baru sembuh dari penyakitnya,
suasana sepi menjadikan deru napasnya yang tersengal
seperti emposan ban gembes. Langkahnya enteng namun
susah, kalau ada orang melihat keadaannya, siapa mau
percaya bahwa pemuda cakap ganteng yang rambut awutawutan pakaian compang camping ini adalah Cui-Hin-ju Ling
Ji-ping yang sudah menggetarkan bulim. Setelah keluar dari
mulut gunung, Ling Ji-ing melihat di depan, sana ada sebuah
aliran sungai, cahaya rembulan tampak kemilau dipermukaan
air, hembusan angin lalu membawa harumnya bunga liar yang
tumbuh diatas pegunungan. Otaknya seperti habis dicuci,
mendadak semangatnya menyala, waktu dia angkat kepala,
tak jauh di pinggir sungai sana terdapat sepucuk pohon
kembang Bwe, kebetulan hanya ada satu cabangnya yang
menjulur keluar melintang kebawah, kembang Bwe tampak
mekar semerbak, dibawah pohon terdapat sebuah batu
gunung yang menjulang tinggi dua tombak, setelah
memeriksa sekelilingnya, Ling Ji-ping yakin hanya batu besar


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan tinggi inilah satu satunya tempat untuk dia menyelamatkan diri dari sergapan kawanan serigala itu.
Pikirnya : "Biarlah di sini saja, meskipun semalam ini aku
harus di tempat terbuka, yah apa boleh buat." maka dia
menuju kebatu besar Itu, tapi setiba dibawah batu hatinya
mengeluh pula. Karena batu-batu ini dua tombak tingginya,
dalam keadaan seperti dirinya sekarang, bagai mana dia bisa
manjat ke atas " Lolong serigala sudah tak jauh lagi, agaknya kawanan
serigala itu sudah mengendus bau badan dan nenemukan
jejak kakinya, dengan suaranya yang ribut tengah memburu
datang. 375 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah tiada pilihan lagi bagi Llng Ji-ping, kalau tidak naik
keatas batu, maka kawanan serigala itu akan pesta pora
melalap dirinya. Demi menyelamatkan diri, apa boleh buat
dengan menahan segala derita pelan pelan dia merambat naik
keatas pohon, lalu merayap di atas dahan melintang dan turun
diatas batu. Syukur usahanya yang memeras keringat dan
menguras seluruh tenaganya itu akhirnya berhasil mencapai
keinginan. Berada diatas batu, dia jadi heran karena permukaan batu
di sebelah atas rata dan mengkilap seperti sering diduduki
oleh orang yang bersimpuh di s ini.
Tapi Ling Ji-ping tidak banyak pikir, waktu dia menunduk,
dilihatnya ada lima ekor serigala besar dengan taring
taringnya yang menggiriskan sudah mondar mandir di bawah
batu sambil mendongak dengan bola matanya yang beringas
liar. Batu besar tinggi dan licin, kawanan serigala itu tak
mampu melompat setinggi itu. maka mereka hanya berputar
putar sambil mengeluh dan melolong
Ling Ji-ping membatin dalam hati: "Kawanan binatang Ini
sudah picak matanya, kalau dalam keadaan biasa, cukup satu
jariku sudah mampu kubunuh mereka. Ai, nasib memang
mempermainkan orang. dalam keadaan seperti sekarang,
serigalapun srani menghinaku."
Namun dia tidak ambil pusing akan kawanan serigala iru,
setelah yakin kawanan serigala itu takkan berani mendekat,
legalah hatinya, pelan pelan dia mulai bersimpuh dan
mengerahkan hawa murni, duduk menghadap ketimur
menyambut terbitnya sinar surya.
Kira kira satu jam lamanya, hawa murni dalam tubuh Ling
Ji-ping sudah mengalir gencar sederas air mancur dari sumber
bawah tanah, dari sedikit terus meninggi sampai memuncak
ketingkat dua belas, seluruh tubuh serasa terbaur di dalam
keadaan hilang bobot dan Ingatan, uap putih mengepul dari
376 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuhnya, setelah sekali putaran berhasil rasa sakit tubuhnya
sudah tinggal sepuluh prosen saja.
Pada saat itulah kupingnya yang tajam mendengar suara
lambaian pakaian orang, karena kaget lekas dia buka mata.
Baru kelopak matanya terbuka, disamping tubuhnya terdengar
seorang bersuara heran, tanyanya : "Siapa kau ?"
Waktu Llng Ji-ping mendongak tahu tahu di sampingnya
berdiri seorang perempuan setengah umur dengan pakaian
serba putih, wajahnya kelihatan masih cantik dan agung,
sikapnya yang anggun dengan tatapan yang tajam penuh rasa
heran. Ling Ji-ping melengak, pikirnya : "Cepat benar gerak
ginkang perempuan ini Baru saja aku dengar lambaian
pakaiannya, tahu tahu sudah tiba disamping tubuhku."
Enam puluh prosen luka luka Ling Ji-ping sudah sembuh,
tapi tenaganya masih agak lemah. dia tidak tahu siapa
perempuan setengah umur ini.Maka diam diam dia kerahkan
tenaga yang ada dikedua telapak tangannya, siap siaga sambil
mengawasi orang. Perempuan itu tersenyum, tanyanya: "Kau terluka. Dalam
keadaan begini jangan kau kerahkan tenaga dan jangan
bergerak itu akan membawa akibat jelek bagi dirimu."
nadanya kalem dan bersahabat.
Kembali Ling Ji-ping tertegun, pikirnya: "Lihay dan tajam
pandangannya. Aku terluka dalam dan diam-diam mengerahkan tenaga ternyata tidak luput dari pengawasannya, agaknya perempuan ini bukan orang
sembarangan." "Siapakah kau ?" tanya perempuan Itu lembut penuh kasih
sayang. Berpikir sejenak akhirnya Ling Ji-ping menyebut namanya.
377 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ling .... Ji ... . ping" perempuan itu geleng-geleng sambil
mengulang namanya, "agaknya belum pernah kudengar
namamu, siapa kah gurumu "'
Rahasia gurunya sudah tidak merupakan rahasia lagi. maka
Ling Ji-ping berpikir: "Untung rugi sukar diduga, apa pula yang
masih kukuatirkan?" maka dengan lantang dia menjawab
"Suhuku bergelar Te-sat-sin Thong Bu-kong."
"Thong Bu-kong. Em, ya, nama ini sih aku pernah dengar."
ucap perempuan baju putih.
Ling Ji-ping heran, dari nada pembicaraanya. dia yakin
perempuan ini pasti punya tingkat kedudukan yang tinggi di
Bulim, Kungfunya pasti lihay sekali, padahal gurunya termasuk
satu diantara sepuluh jago top masa kini, namun terhadap
kebesaran nama gurunya perempuan ini seperti hanya pernah
mendengarnya saja tanpa embel embel.
Dengan pandangan heran dan curiga dia a wasi perempuan
baju putih, dari wajahnya yang masih cantik dapat diterka
usianya baru tiga puluhan umurnya terang separo dari
gurunya, tak mungki tiia punyu tingkatan yang lebih tinggi dari
gurunya tapi bicaranya seperti orang gede terhadap anut kecil
.' Agaknya perempuan baju putih dapat mer ba jalan pikiran
Ling Ji-ping, dengan tertaw lebar dia berkata: "Siapa yang
melukai kau?" "Kui-tiap-sin."
Terbeliak kaget perempuan baju putih, tanyanya : "Kau
masih Selamat dari tangan Kui-tiap-sin" Kalau begitu, taraf
kepandaianmu tentu cukup mengejutkan juga !"
Ling Ji-ping hanya tersenyum getir akan pengalaman
pahitnya, katanya: "Cayhe memang beruntung, kenapa jiwaku
tidak mampus, Cayhe sendiri juga heran."
378 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oh. Aku tahu Kui-tiap-sin memang bermusuhan dengan
gurumu. Setelah kau terluka di tangannya, jiwamu pasti
takkan diampuni kecuali kau mampu meloloskan diri. Dari
ceritamu ini kuduga kejadian teramat ganjil, tapi kenyataan
jiwamu masih selamat setelah bergebrak melawan dia, bekal
Kungfumu pasti cukup mengejutkan. Menurut apa yang aku
tahu, taraf kepandaian yang dicapai Te-sat-sin takkan
mungkin mendidik murid selihay kau."
Merah muka Ling Ji-ping, apa yang diuraikan perempuan ini
memang kenyataan, jadi bukan sengaja mau merendahkan
gurunya, tapi Lam-jan pernah berpesan, maka dia tidak enak
mencerita kan asal mula ilmu yang digunakan melawan Kui
tiap sin. Maka dia mandah tersenyum saja tanpa memberi
tanggapan. Tapi tiba-tiba tergerak pikiraannya, batinnya: "
Darimana dia tahu kalau Suhu bermusuhan dengan Kui-tiapsin" Agaknya diapun kenal baik dengan Kui-tiap-sin ?" mau
tidak mau timbul kesiapsiagaannya. sayang luka-lukanya
belum sembuh, hawa murni tak bisa dihimpun, dia kuatir bila
perempuan ini turun tangan terhadap dirinya, apakah dia
mampu melawan, masih merupakan tanda tanya.
Perempuan baju putih tertawa lebar, katanya: "Tak usah
tegang, aku tidak akan mencelakan kau, bila aku punya
pikiran jahat, ketambah sepuluh kau juga belum apa-apa
untukku. Apalagi luka-lukamu belum sembuh"
Apa yang terkandung dalam benak Ling Ji ping ternyata
tidak lepas dari pengawasan dewi perempuan kz baju putih,
dengan tertawa getir dia bertanya : "Dapatkah Wanpwe tahu
nama gelar Cian pwe ?"
"Kau tanya namaku ?" bola mata perempuan baju putih
mengerling tajam, "sekarang lebih baik kau tidak tahu siapa
diriku, kalau tahu pasti kau tegang dan kuatir. Yang terang
aku tidak akan mencelakai kau, untuk ini kau boleh tidak usah
kuatir." Sejenak dia menepekur, lalu berkata pula dengan
mendongak : "Sayang sekali kenapa justru kau 379 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyembuhkan luka-lukamu ditempat ini, membuat aku serba
salah jadinya." Ling Ji-ping tertegun, tanya : "Apakah Cianpwe ada urusan
disini " Kalau benar biarlah bwanpwe pergi saja."
"Kau mau meninggalkan tempat ini ?" perempuan baju
putih ragu ragu, entah apa yang tengah dirisaukan. Pada saat
itulah disebrang lereng sana berkumandang gelak tawa orang
yang aneh, menyusul mumbul sebuah lampu merah yang
melayang dan kontal kantil diantara dahan pepohonan didalam
hutan. Ling Ji-ping kaget, tanpa sempat dia menanggapi
pertanyaan perempuan baju putih, perhatiannya tertuju
kearah lampu merah itu, pikirnya': "Apakah mahluk tua itu
yang datang ?" Tiba-tiba dirasakan jari jari perempuan baju
putih menarik pundaknnya, eh, seperti ayam kecil saja tahutahu tubuhnya dijinjingnya, kejadian berlangsung begitu cepat
hasrat untuk melawan belum lagi tersirat dalam benaknya,
tahu tahu seringan doa jatuh dirinya sudah melayang
kebawah batu. Perempuan baju putih menurunkan dia di bawah pohon
kembang Bwe, dengan lirih dia berkata : "Jangan bersuara.
Satupun kau takkan kuat menghadapi para pendatang, kalau
mereka tahu kau berada disini, jiwamu pasti takkan diampuni,
akupun takkan bisa menolong kau."
Sementara itu kawanan serigala sudah bubar mendengar
gelak tawa yang menakutkan itu.
Sebelum Ling Ji-picg memberi reaksi, seringan mega
mengembang, tanpa kelihatan bergerak tahu-tahu perempuan
baju putih sudah melejit mumbul naik ke atas batu pula.
Pohon kembang Bwe ini cukup besar dan tua, dahannya
sebesar pelukan dua orang, tumbuhnya seperti berdampingan
dengan batu besar itu, kebetulan Ling Ji-ping duduk nyelempit
di antara pohon dan batu. kalau tidak diperhatikan, orang
380 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
takkan tahu akan persembunyiannya, namun dengan jelas dia
bisa melihat keadaan disebrang depan.
Gelak tawa aneh itu semakin dekat dan kumandangnya
lebih keras, suaranya mengiringi selulup timbulnya gerakan
lampu merah itu. yang seperti mengambang di tengah udara,
akhirnya berhenti di puncak sebuah pobon. Lampu merah
tidak lagi kontal kantil, dibawah penerangan lampu merah ini
samar samar kelihatan seperti ada bayangan merah yang
kadang kadang kelihatan tiba tiba lenyap di bawah pohon
sana, ternyata duta lampu merah utusan puncak iblis itu yang
telah tiba, Kaget dan curiga hati Ling Ji ping, pikirnya: "Agaknya
perempuan baju putih ada janji dengan Hiat-Ing-cu, entah
mereka kawan atau lawan'"
Begitu lampu merah berhenti dan otak Ling ji-ping tengah
berpikir itulah, dari atas batu besar tiba tiba memancar cahaya
terang warna putih yang menyilaukan mata. Dengan kaget
Ling ji-ping menengadah ke atas batu, dilihatnya perempuan
itu telah duduk bersimpuh di atas pohon di pinggir sungai tak
jauh di depan batu besar Itu bergantung sebuah lampu putih.
"Lampu putih?" bergoncang hati Ling Ji-ping, "celaka,
ternyata perempuan baju putih adalah duta lampu putih dari
puncak iblis Itu. Sungguh berbahaya, kalau tadi dia turun
tangan terhadapku, jiwaku sudah mampus tentu sudah
mampus sejak tadi." Terdengar gelak tawa aneh di seberang sana berkumandang lagi, setelah lenyap gema tawanya, terdengar
Hiat-Ing-cu berkata : "Giok-siau datang dari jauh, entah Cuko
ada pesan apa pula untuk kami"
Mendengar Hiat-ing-cu memanggil 'Glok-siau" terhadap
perempuan baju putih, Ling Ji-ping memeras otak, namun
sejauh apa yang dia ketahui selama dia malang melintang
beberapa lama ini. belum pernah dia mendengar adanya
381 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perempuan baju putih yang memiliki kepandaian tinggi
bernama Giok-siau. Didengarnya perempuan baju putih diatas batu berkata :
"Kenapa Kui-tiap-su-cia tidak datang tepat pada waktunya
yang dijanjikan?"

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kukira sebentar juga dia datang" sahut Hiat-ing-cu dari
sebrang. Belum habis dia bicara dari hulu sungai sana tiba-tiba
bergema loroh tawa keras yang menggetar bumi. Lekas Ling Ji
ping menoleh kearah hulu, dari kaki gunung sana tiba-tiba
mumbul sebuah lampu kuning seperti anak panah cepatnya
melesat datang, begitu kencang luncurannya sampai menderu
mengeluarkan lengking suara keras, tapi anehnya lampu Itu
tidak padam. Lekas sekali lampu kuningpun telah berada
diseberang, loroh tawa inipun masih terkial-kial katanya :
"Kalian datang lebih dulu, maaf Kui tiap terlambat selangkah."
Hiat-ing-cu menyambut kedatangan Kui tiap-sin dengan
gelak tawa pula, ujarnva. "Lo ling. apa sih yang kau sibukkan belakangan ini"'' Dari arah lampu kuning sana berkumandang suara Kui tiap
sin ; "Kalau dikatakan sungguh menyebalkan, hari ini aku Lo
liang hampir saja kecundang ditangan seorang bocah kecil."
"Bocah kecil maksudmu?"
"Memang salahku sendiri terlalu ceroboh, kukira seorang
anak kecil mampu apa" Kukira cukup tiga puluh prosen
tenagaku lebih dari cukup untuk membereskan dia."
Hiat ing cu tertawa gelak gelak, katanya, "Karena itu kau
kena dirugikan, begitu?"
"Bukan, bukan." seru Kui tiap sin. "tiga puluh prosen
kekuatan cakup mengakibaikan bocah itu sekarat. Menurut
maksudku semula akan membekuknya hidup hidup, untuk
382 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kukompres keterangan gurunya, siapa tahu, hehe, ternyata
dia bisa melarikan diri."
"Siapakah bocah itu?"
"Memangnya kau sudah lupa Lo-Ou, dua orang yang kita
cari dengan segala daya Itu'"'
"It-klam-klng-hun Hoan loji maksudmu "
"Bukan, bukan, setan tua she Thong itulah. Tentunya kau
Lo-ou tahu, puluhan tahun ini Vapan ada manusia yang
mampu menyelamatkan diri dari kedua kampakku ini. Tapi
bocah Itu mampu melarikan diri. bukankah aku Ini sudah
kecundang'" "Apakah bocah itu she Ling?" tanya Hiat-ing-cua.
"Betul, betul. Eh, Lo-ou, Dari mana Kau tahu bocah Itu?"
Hiat-ing-cu mendengus sekali, katanya "Akupun sedang
mencari bocah keparat itu."
"Ha, Lo-ou pernah kecundang juga oleh bocah she Ling
itu?" tanya Kui-tiap-sin,
"Huh, memangnya dia setimpal" Jikalau Lam-jan Pak-koat
dan It-si-cin-mo tidak me libat diriku, sepuluh bocah she
Lingpun Jangan harap bisa lolos dari jariku."
"Betul, tidak salah." seru Kui-tiap-sin. "kukira Lam-jan setan
keparat itu pula yang menolongnya pergi."
Perempuan baju putih yang bersimpuh di atas batu lantai
berkata setelah tertawa "Untuk apa kalian ogobrol soal yang
tidak perlu me lulu" Seorang pemuda memangnya pantas
dibicarakan seribut ini oleh kalian?"
"Giok siau," jengek Kui-tiap-sin "jangan kau aiggap enteng
bocah she Ling itu. Kalau sekarang dia tidak dibunuh, kelak
kemungkinan bisa jadi musuh tangguh dari cukong kita."
383 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ji-ping tertawa dingin di tempitnya sembunyi. "Tepat
juga dugaan setan tua ini."
Hiat-ing-cu tertawa dingin, ujarnya. "Kalian tidak tahu,
bocah itu menggembel sesuatu yang menyangkut suatu
rahasia b?ar." Bergetar hati Ling Ji-ping. batinnya. "Mungkinkah perihal
Lam-jan menyerahkan kunci Itu kepadaku telah diketahui
oleh Kiat-ing-cu?" "Rahasia tentang spa?" terdengar Kui-tiap-sin tanya.
Hiat ing-cu tertawa gelak-gelak serunya "Thian tiok sam
po" Perempuan baju putih diatas batu bersuara heran, serta
merata ujung matanya melirik kebawah dimana Ling Ji ping
duduk bersimpuh, katanya: "Apakah pemuda itu sudah tahu
rahasia kedua pusaka itu"
"Mungkin demikan ujar Hiat ing cu" tertawa. "Giok pin kim
so berada d tangan Lam-jan, konon Giok liong siok untuk
memasuki Cui hwe koh berada ditangan bocah itu."
"Apa betul'" tanya Giok siau melengking. Matanya melirik
pula kearah Ling Ji-ping.
Bergetar sekujur tubuh Ling Ji ping, bibir nya." Malam ini
tamatlah riwayatku, demi merebut ketiga pusaka itu, bukan
mustahil perempuan baju putih ini merubah tekadnya semula,
jelas aku bukan tandingan satu diantara ketiga orang ini bila
perempuan ini bilang aku berada dibawah batu. Jiwaku jelas
bakal terancam." Cara terbaik untuk menolong diri sendiri sekarang adalah
secepatnya menyembuhkan luka dalam sendiri dengan
kekuatan Lwekang dan samadi. bila tenaga dan semangatnya
sudah pulih baru mungkin dia bisa rneloloskan diri secara
diam-diam. Maka lekas dia himpun Lwekang yang sudah mulai
384 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terhimpun dan mendorong hawa murni didalam tubuh
sehingga mengailir dan menderu kencang disekujur badan.
Terdengar Kui-tiap-sin berkata keras. "Tidak benar, tidak
mungkin. Menurut apa yang kutahu gelang naga itu kini
berada ditangan Ang-hoa Kaucu. Tapi apa yang diucapkan Loou tadi juga tidak salah, Ang-hoa Kaucu memang merebutnya
dari tangan bocah she Ling."
"O, kalau demikian, laporan rahasia yang di sampaikan
kepada majikan agaknya tidak salah." demikian kata
perempuan baju putih. "Kau. Giok-siau untuk apa menyusul ke Ceng-seng san ini.
apakah lantaran persoalan Ini " tanya Kui-tiap-sin.
"Benar." sahut perempuan baju putih. "Majikan suruh Giok
siau kemari adalah untuk menyampaikan pesannya berkenaan
dengan ketiga pusaka itu, beliau suruh kalian dalam jangka
sepuluh hari harus berhasil merebut ketiga pusaka itu dan
langsung pulang memberi laporan."
Dingin perasaan Ling Ji-ping mendengar percakapan ini
pikirnya : "Ang-hoa kaucu Yubing-kau, sampaipun Tok-busiang, Tiang-pek-hwi-hou dan lsin lain bukanlah merupakan
musuh yang patut dikuatirkan, kalau majikan puncak iblis juga
mencampuri urusan ini, urusan bakal lebih pelik dan ramai,
jikalau ketiga pusaka itu terjatuh ketangan majikan puncak
Iblis, bagaimana dirinya harus bertanggung jawab kepada
Seng locianpwe yang sudah bertekad mengorbankan jiwa
raganja demi menyelamatkan umat persilatan ?"
Terdengar Hiat-ing-cu tertawa gelak gelak katanya:
"Urusan sekecil ini terhitung apa'" Memangnya kau Giok-siau
perlu diutus kemari menyampaikan perintah ini."
"Lo-oa," seru Kui tiap-sin terloroh-loroh "jangan kau
takabur, urusan kukira tidak segampang yang kau kira,
tahukah kau ditangan siapa sekarang penyimpanan ketiga
pusaka itu ?" 385 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudah tentu aku tahu." ucap Hiat-ing-cu membusung
dada, "Tok-bu-siang terhitung manusia apa " B ila kutemukan
dia, sepatah kataku yakin cukup untuk memaksanya
menyerahkan gambar lukisan itu kepadaku."
"Lalu gemboknya bagaimana ?" tanya Kui-tiap-sin.
"Ketahuilah Lam-jan, Pak-koat dan lt-ci-sin-mo bukan manusia
sembarangan yang dianggap enteng, kalau satu lawan satu,
kita cukup berkelebihan untuk mengalahkan mereka, tapi
untuk memperebutkan gembok itu, ketiga tua bangka Itu
sudah saling labrak selama tujuh puluh tahun, bila mereka
tahu kita mengincar barang milik mereka, bila mereka
bergabung melawan kita, urusan tentu tidak mudah
dibereskan." Perempuan baju putih menyela bicara: "Hal Ini majikan ada
berpesan, bila menghadapi kesulitan, majlkan akan turun
gunung dan membereskan sendiri soal ini. Bila majikan sendiri
turun tangan, apakah ketiga orang itu mampu melawan nya?"
Bukan kepalang kaget Ling Ji-ping, entah macam apa
sebenarnya majikan puncak Iblis itu" Lam-jan, Pak-koat dan
It-ci-sin-mo ternyata tidak masuk hitungan. Agaknya Seng
locian-pwe memang sudah memperhitungkan hal itu sejak
semula maka dia sudah bersiaga.
Hiat-ing-cu tertawa gelak-gelak, katanya "Urusan sekecil
ini, buat apa majikan sampai perlu turun gunung?"
"Ini bukan urusan kecil" ucap perempuan baju putih.
"Thian-tiok sam-po secara langsung akan menyangkut
keselamatan dan kejayaan puncak iblis kita, kalau tidak, buat
apa aku disuruh turun gunung menyampaikan perintahnya
kepada kalian " "Lo-ou, perintah majikan sudah disampaikan apa pula yang
kita tungau di sini?" demikian seru Kui-tiap-sin, "walau urusan
agak pelik, sehingga majikan merasa perlu untuk turun
gunung membereskan sendiri, lalu dimana muka kita yang
386 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah keriput ini akan ditaruh" Nah coba katakan dari ketiga
pusaka itu, kau ingin membereskan yang mana?"
Hiat-ing-cu menepekur, agak lama baru ia bersuara :
"Barang ada tiga, namun yang paling sukar diurus adalah
gembok emas itu. Lo-ling bagaimana kalau gambar lukisan
rahasia berisi simpanan ketiga pusaka bersama gelang naga
diurus satu orang, sementara gembok emas itu selesaikan
seorang lagi, adil tidak menurut pandanganmu?"
"Apa yang telah kau usulkan, kapan aku orang she Ling
pernah menentangnya," ujar Kui-tiap-sin.
"Begitu paling baik." ucap perempuan baju putih, "baiklah
sekarang kalian lekas ambil putusan, siapa bertanggung
jawab memperoleh gembok emas, siapa pula yang harus
merebut kedua pusaka yang lain ?"
Hiat-ing-cu tertawa gelak-gelak, katanya: "Selama hidupnya
Lo-ling tidak pernah mau dirugikan biarlah dia yang merebut
kedua pusaka itu, tugas yang paling berat boleh serahkan
kepada aku" Tergerak hati Ling Ji-ping Hoat-sin-yau-hou memang
terkenal licik dan culas, tak mungkin dia rela melepas yang
enteng memungut yang berat, mungkinkah dia sudah tahu
bahwa Lam-jan sudah menyerahkan gembok emas itu
kepadaku " Didengarnya Kui-tiap-sin bersuara heran, katanya: "E, eh,
kau Lo-ou kapan pernah bersikap sesungkan dan setia kawan
seperti ini. Memangnya kau rela menyerahkan tugas, yang
ringan kepadaku?" Hiat-ing-cu tertawa gelak gelak. katanya "Kalau kau mau
kita saling tukar juga boleh meski aku terkenal licin, tapi
terhadap orang sendiri aku tak pernah berlaku curang"
387 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan baju putih tertawa ringan, katanya "Baiklah,
ditenttukan demikian saja, aku akan segera puiang memberi
laporan." Sejenak Kui-tiap-sin tampak bimbang, tapi akhirnya dia
terkekeh, katanya : "Baiklah kita putuskan demikian."
Luka luka Ling Ji-ping sudah sembuh sembilan puluh
presen dalam hati dia membatin "Bila sekaraag aku tidak lekas
menyingkir, andai pembicaraan mereka telah selesai, umpama
kedua gembong iblis diseberang itu tidak melihat kehadiranku
di sini, mungkin perempuan baju putih itu berubah sikap
terhadapku. Bila hal itu sampai terjadi, celakalah aku." karena
itu pelan pelan dia menggeser lebih dekat kebawah batu
raksasa itu, pikirnya dia akan mengeremet mundur lewat batu
supaya tidak diketahui oleh perempuan baju putih.
Setiba didekat batu raksasa Ling Ji-ping berhenti sebentar,
setelah tidak mendengar reaksi apa apa dari perempuan baju
putih dlatas batu, dia menempelkan tubuhnya ke batu raksasa
terus melorot kebawah menyurut kebelakang.
Ling Ji ping takut menghadapi kenyataan maka dia dipaksa
bertindak demikian, padahal menurut wataknya biasa,
selamanya dia tidak tahu apa artinya lari dan takut meski
menghadapi musuh tangguh macam apapun, tapi malam ini,
satu saja diantara ketiga duta lampu ini dirinya bukan
tandingannya. Bukan dia takut kena perkara, adalah dia kuatir
bila dirinya menyia-nyiakan harapan yang dipercayakan
kepadanya oleh Lam-jan. Demi menyelamatkan kaum
persilatan, terpaksa dengan hati berat dan tanpa hiraukan
gengsi dan martabat dirinya, dia berbuat demikian.
Tiba tiba didengarnya Hiat ing-cu diseberang sana terseru;
"Baiklah, kami mohon pamit, Harap Giok-siau laporkan
kesediaan kami menunaikan tugas mulia ini."
Perempuan baju putih diatas batu tertawa, katanya:
"Baiklah, kudoakan kalian sukses menunaikan tugas,"
388 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang satu gelak-gelak yang lain terkiai-kial. waktu Itu Ling
Ji ping sudah menyurut mundur ke belakang batu raksasa,
tampak dua lampu merah kuning tiba-tiba berkelebat di
tengah udara, lalu didengarnya suara menderu kencang
melesat ke barat dan timur, suaranya dari keras semakin lirih,
jaraknyapun telah semakin jauh dan akhirnya tak kedengaran
pula. Ling Ji-ping tidak sempat pikirkan ke arah mana kedua
orang ini menuju, begitu bertiarap setangkas trenggiling dia
terus meluncur ke depan menuju ke semak-semak pohon di
pinggir kali sebelah sana.
Setiba di balik semak-semak, kakinya menutul sekali,
tubuhnya lantas melambung tinggi ke angkasa secepat anak
panah lepas dari busurnya, seringan asap. tubuhnya telah
meluncur ke pucuk sebuah bukit.
Sewaktu Ling-Ji-ping meluncur pula ke bumi dan
mengambil kesempatan masih ditengah udara ia menoleh ke
belakang. Dilihatnya lampu putih sudah lenyap, perempuan baju putih
sedang bangkit pelan-pelan, agaknya perempuan itu tahu
bahwa dirinyasudah meninggalkan tempat itu.


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Legalah hati Ling Ji-ping, namun dia tidak berani berhenti.
Segera dia kembangkan Ginkangnya, meluncur pula kedalam
hutan di pinggir sana. Ling Ji-ping kira bila dirinya sudah
berada di dalam hutan, lebih mudah ia menyembunyikan
dirinya, bila perempuan baju putih menyadari bahwa dirinya
sudah tidak ditempat itu, betapapun tinggi ilmu s ilatnya untuk
menyandaknya amat sukar. Tak nyana begitu dia me luncur kearah hutan, baru saja
kaki depannya menjejak bumi, tiba tiba terasa pandanganya
jadi kabur, bayangan putih tahu tahu berkelebat didepan
mata. seorang berkata lirih dengan tertawa : "Siauhiap,
389 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenapa kau pergi diam diam " Apa kau curiga aku bakal
melakukan sesuatu yang merugikan dirimu ?"
Ling Ji-ping me longgong, cepat dia melompat mundur,
waktu dia angkat kepala Giok-siau alias perempuan baju putih
tahu tahu sudah berdiri didepannya dengan sikap santai dan
tersenyum rumah, bola matanya yang bening dan terang bak
bintang kejora tengah menatap wajahnya, dari senyumnya
yang manis dan ramah, dia merasa orang memang tidak
mengandung maksud jahat. Dengan sikap kikuk dingin, Ling Ji-ping berkata : "Kalau kau
toh orang dari puncak iblis maka tiada yang bisa kita
bicarakan lagi. Sekararng orang she Ling tidak ingin
bermusuhan dengan kau."
"O," perempuan baju putih bersuara dalam mulut dengan
tertawa lebar, "kau bermusuhan dengan pihak puncak iblis ?"
Ling Ji-ping menyeringai angkuh, sahutnya "Tidak!"
"Ya, aku mengerti, tentunya karena Ow Tang hoat dan Ling
Jong bersikap bermusuhan terhadap kau. Tapi mereka adalah
urusan mereka, aku adalah aku, diantara aku dan kau kan
tidak bermusuhan dan tidak perlu bermusuhan, betul tidak?"
"Apakah kau bukan salah satu dari tiga duta lampu Puncak
Iblis ?" Tanya Ling Ji-ping.
"Memang betul. Aku adalah duta lampu putih, tadi juga kau
sudah saksikan'" "Lha, urusan kan sudah gamblang. Puncak iblis merajalela
dan mengganas di bulim, seluruh insan persilatan pasti
bangkit melawannya, lalu pula yang harus dibicarakan lagi
antara kita berdua ?"
"Em." sikap perempuan baju putih tetap kalem, sedikitpun
tidak marah karena sikap kasar Ling Jing-ping. "Maksudmu
tentang kematian dua puluh delapan orang orang diatas
maklumat kematian itu ?"
390 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkin diautara para korban itu tidak pantas mati,
umpama betul harus dihukum mati, bila orangnya sudah mati
dosanyapun himpas, tapi kalian justru mempamerkan batok
kepalanya di buat pajangan diatas maklumat kematian, bukan
kah itu keterlaluan?"
Perempuan baju putih tetap tertawa, katanya : "Jadi karena
itulah kau bermusuhan dengan majikan puncak Iblis " Hehe,
tak kukira semuda ini usiamu, namun sudah punya tanggung
jawab dan merasa wajib melindungi keselamatan dan
kesejahteraan kaum persilatan umumnya."
"Ji-ping tidak berani menerima pujian ini.T api demi keadilan
aku rela berkorban.?"
"Ya, dengan bekal Kungfumu sekarang, memangnya kau
mampu bermusuhan dengan majikan puncak iblis ?"
Dingin tatapan mata Ling Ji-ping, katanya tertawa: "Ling Jiping hanya tahu demi kebenaran, kepaia boleh dipenggal
darah boleh menetes sampai titik terakhir, selama ini belum
pernah aku pikirkan keselamatanku sendiri."
"Kau yakin bahwa kau tidak akan mampu melakukan apa
apa yang berarti, tapi kau justru bertindak secara
serampangan, itu berarti kau mengantar kematian, apa pula
manfaat Kematianmu yang konyol untuk kaum persilatan
dilolong langit ini ?"
"Kan bukan hanya Ling Ji-ping seorang yang menderma
baktikan dirinya demi keselamatan kaum persilatan."
"Ya. ya, kau memang seorang pendekar muda yang jiwa
ksatria, sungguh aku kagum dan patut dipuji."
Mendelik bola mata Ling Ji-ping, katanya: "Kau merintangi
jalanku, apa pula maksudmu?"
"Ah, tidak apa apa. kau jangan kuatir, aku tidak akan
bertindak kepadamu karena kau bermusuhan dengan
mereka." 391 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm," Ling Ji-ping menjengek angkuh. "orang she Ling
selamanya tidak pernah takut di persulit orang, tapi maksud
kebalkan Duta kepadaku sejak kini akan selalu kucatat dalam
benakku " "Kau memanggiIku Duta"
"Karena itulah gelar kehormatanmu."
"Dapatkah aku bicara dengan kau bukan sebagai Duta
lampu putih dari puncak iblis?"
"Sudah tentu bo!eh, tapi aku kan pernah mohon
petunjukmu.'' "Oh ya, memang aku belum memberitahu siapa aku
sebenarnya!" Tiba tiba perempuan baju putih menghela
napas, "mereka memanggilku dewi Giok-siaukz, kau
mendengarnya bukan ?"
"Sudah tentu dengar, sayang Ling Ji-ping bodoh dan masih
hijau." "Sudah tentu kau takkan tahu, memangnya berapa banyak
kaum persilatan yang tahu siapa sebetulnya diriku ini "'"
"Dapatkah aku mengetahui?"
Menunduk sejenak akhirnya perempuan baju putih
menggeleng gelengkan kepalanya seraya katanya "Lebih baik
tidak kukatakan saja," lalu matanya, mengerling dan
menyambung kalimatnya sambil tertawa : "Sebetulnya siapa
aku ini tidak jadi soal kuberitahu kepada kau. Pendek kata,
sekarang aku bukan sebagai Duta lampu putih dari puncak
iblis bicara dengan kau."
"Cayhe tidak tahu apa maksudmu."
"Apakah pembicaraan Ou Tang-hoat dan Ling Jong tadi kau
dengar seluruhnya?" "Ya, kudengar seluruhnya."
392 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tahu Ou Tang-hoat suka rela untuk merebut gembok
emas itu ?" Mendengar perempuan baju putih menyinggung gembok
emas itu, tergerak hati Ling Ji-ping, pikirnya : "Lihay juga
perempuan ini, ternyata tujuannya hendak mengorek
keterangan tentang gembok emas Itu dari mulutku." Maka dia
geleng geleng dan sahutnya : "Cayhe tidak tahu."
Tertawa lebar perempuan baju putih, katanya: "Rase tua
itu memang licn sekali, coba kau pikir bila gembok emas itu
benar ditangan Lam-jan bertiga, mungkinkah Ou Tang-Jioat
menampilkan dirinya untuk merebut gembok emas itu"
"Untuk apa kau singgung soal ini kepadaku?"
"Sudah tentu untuk memperingatkan kau."
Pernyataan ini sudah gamblang, betapapun bodoh Ling Jiping juga sudah meraba kemana tujuan kata katanya, lekas
dia kerahkan tenaga dan menjengek dingin: "Maksudmu . . ."
"Ah, masa kau lupa Ou Tang hoat pernah bilang bahwa kau
ada sangkut pautnya dengan ketiga pusaka itu. gelang naga
sudah tak berada ditanganmu, sementara gambar lukisan itu
berada ditangan Tok-bu siang, lalu benda apa yang ada
sangkut pautnya dengan ketiga pusaka itu atas dirimu ?"
Ling Ji-ping tersentak mundur, serunya: "Jadi kau curiga
bahwa gembok emas itu ada di tanganku?"
"Bukan curiga lagi." Ucap perempuan baju putih oengan
tatapan tajam tidak berkesip, "aku menganalisanya dari
ucapan rase tua tadi, oleh karena Itu aku harap kau hati hati,
jangan sampai kau bertemu dengan mereka, sekarang kau
mengerrti " Itulah sebabnya kenapa Sekarang aku bicara
dengan kau bukan sebagai Duta lampu putih dari puncak
iblis." Ling Ji-plng masih ragu, apakah orang setulus hati memberi
peringatan kepadanya, atau sengaja hendak memancing
393 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keterangan darinya. Otaknya bekerja kilat, akhirnya dia
tertawa dingin, katanya : "Cayhc tetap tidak mengerti, soal
gembok emas itu memang benar Cayhe mendengarnya. tapi
kalau Lam-jan, Pak-koat dan It-ci s ian mo memperebutkannya
sampai tujuh puluh tahun, kenapa dikatakan aku ada sangkut
pautnya dengan gembok emas itu"
Perempuan baju putih tertawa, katanya : "Semoga
demikian, kalau tidak, banyak kesulitan akan kau hadapi."
Demi menjaga kepercayaan dirinya akan pesan Lam-jan,
sudah tentu Ling Ji-ping segan memberi keterangan, maka dia
bersikap tetap congkak, katanya tertawa angkuh : "Itulah
sebabnya kenapa kau merintangi aku pergi?"'
"Masih ada lagi."
"Masih ada?" "Ya, aku Ingin tahu dimana tempat tinggal gurumu?"
Melonjak hati Ling Ji-ping, sahutnya angkuh : "Hal ini tak
bisa kuterangkan." Perempuan baju putih menghela napas rawan, katanya
dengan wajah sayu: "Kau tak usah kuatir. bukan untuk
menuntut balas aku ingin mencarinya,"
"Lalu untuk apa kau mencari beliau ?"
"Aih, atcu hanya ingin menjernihkan sesuatu persoalan di
masa lalu" "Urusan masa lalu?"
"Ya. suatu peristiwa masa lalu yang takkan terlupakan."
Ling Ji-ping melongo, pikirnya : "Suhu selamanya bertindak
jujur dan terang terangan. selamanya belum pernah
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain, mungkinkah
beliau ada pertikaian cinta dengan perempuan yang bernama
Giok s iau ini ?" 394 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Canang pandangan perempuan baju putik mengawasi
rembulan dari celah-celah pepohonan, tiba tiba terbayang
perasaan haru dan sedih diwajahnya, entah karena
mengenang masa lalu yang manis madu atau risau akan
pengalaman hidup yaog pernah dialaminya " Atau mungkin
kini dia tengah menghadapi sesuatu yang menguatirkan diri
nya" Entah karena cahaya rembulan yang redup keperakperakan, atau karena reflek cahaya bulan yang berpadu
dangan pakaiannya yang putih, tiba tiba terasa oleh Ling Jiping wajah perempuan baju putih amat pucat, sendu, rawan
dan kudus, sinar matanya memancarkan perasaan kebencian
yang lapat lapat. Tanpa sadar Ling Ji-ping jadi merasa simpatik terhadap
Duta lampu putih dari puncak Iblis yang riwayat hidupnya
masih misterius bagi dirinya. Terasa walau sekarang dia
sebagai salah salah satu Duta lampu dari puncak iblis,
kemungkinan kedua taogatnya juga berlepotan darah seperti
Ou Tang-hoat dan Ling Jong, namun dia dapat meraba bahwa
riwayat kehidupan perempuan yang satu ini jauh lebih bersih
dan lurus. Karena dari rona muka dsn sinar matanya nan
anggun dan bening dapatlah dirasakan, bahwa di situlah letak
perbedaan yang nyata antara perempuan yang satu ini
dengan kedua gembong iblis itu, paling tidak wajahnya tidak
pernah menampilkan sifat buas, liar dan sesat, demikian pula
sifatnya lembut dan ramah"
Siapakah dia " Merupakan teka teki yang tak terjawab
dalam benak Ling Ji-ping. kalau dia tidak mau menjelaskan,
mungkin karena dia sekarang sebagai utusan puncak iblis, dia
pantang merusak nama kebesaran dari golongan yang
dianutnya, demikian pula malu untuk mengudal pula masa
lalunya. Tapi Ling Ji-ping yakin bahwa gurunya dulu pasti kenal baik
dengan dia, cuma apa maksud menyelesaikan persoalan
395 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
*masa lalu* yang diucap kan tadi, *masa lalu* Ini mungkinkah
menyangkut soal cinta atau persoalan pribadi "
Ling Ji-ping menjubjek ditempatnya, terbayang dalam
benaknya masa di kala dirinya masih berada disamping
gurunya dulu. tiba tiba terasa olehnya bahwa sebab dari pada
gurunya mengasingkan diri dan tidak mau berkecimpung di
Kangouw, serta tempat semayamnya dirahasiakan, mungkin
bukan takut menghadapi perkara, atau kuatir musuh datang
menuntut balas kepadanya, kemungkinan besar lantaran ada
hubungan persoalan masa lalu dengan perempuan Ini.
Masih segar dalam ingatannya, sering dia melihat diluar
pintu kamar yang dirinya dilarang masuk, gurunya sering
mondar mandir sambil menggendong tangan, alisnya yang
memutih panjang bertaut dalam, bukankah itu pertanda
bahwa pikirannya pepat atau risau " Didengarnya pula
gurunya sering berkeluh kesah bila berada seorang diri di
dalam kamar, namun diluar tahu gurunya dia sering
mendengar tingkah polah gurunya
yang aneh dan mengherankan ini. Tapi bila berhadapan dengan dirinya, sikap
sedih, risau dan bimbang itu sirna tanpa bekas, tawanya
tampak lebar dan suaranya lantang tegas, kalau adegan masa
lalu di bayangkan pula, lantas dalam hati kecilnya menjadi
yakin bahwa gurunya menyandang suatu persoalan pribadi
yang tidak ingin di ketahui orang lain.
Dan semua yang diduganya ini ternyata klop dan persis
dengan apa yang di lihatnya atas perempuan baju putih ini.
Mungkin perempuan baju putih bicara sejujurnya.
Setelah menarik napas panjang, didengarnya perempuan
baju putih berkata: "Siauhiap, kau pasti curiga apa maksud
sebenarnya dari pertanyaanku tentang tempat tinggal
gurumu?" "Entah peristiwa masa lalu

Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu dapatkah aku mengetahuinya?" 396 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ah, masa lalu hanya membawa kenangan sedih. Nak,
marilah duduk, bolehkah aku memanggilmu demikian nak?"
Mendengar nada suaranya berubah sedemikian lembut
penuh kasih sayang, panggilan 'nak" ini amat menyentuh
perasaan hati Ling Ji-ping, namun dia juga merasa janggal
karena dinilai dari usia, sebetulnya mereka hanya terpaut
sepuluhan tahun, tapi suaranya adalah sedemikian welas asih.
seperti panggilan seorang ibu yang mendambakan putranya,
maka Ling Ji-ping segera menganggukkan kepala tanyanya :
"Apakah mereka takkan kembali?" sembari bicara dia duduk
diakar di bawah pohon sana.
Perempuan baju putih membetulkan letak sanggulnya,
kembali dia mendongak memandang nanar kearah rembulan
yang memancarkan cahayanya nan redup, katanya :
"Maksudmu Hiat-ing-cu dan Kui-tiap-sin ?"
Ling Ji-pirg mengiakan "Tidak mungkin Dalam arena satu Li disekeliling sini, bila
ada orang, apalagi menuju kearah sini, pasti kuketahui."
Ling Ji-ping melengak, pikirnya: "Memangnya taraf yang
kau capai sudah setinggi itu " Bila tidak mempunyai ilmu
mendengar jarak jauh, darimana dia bisa tahu ada tidak ada
orang dalam jarak satu Li jauhnya?"
"Jangan kau curiga akan perkataanku," perempuan baju
putih menandaskan, "sekitar sini memang tiada orang, boleh
kau duduk dengan lagi hati." setelah melirik Ling Ji-ping
perempuan baju putih meneruskan, "kau lihat bukankah aku
kelihatan masih terlalu muda?"
Ling Ji-ping manggut, "Betul Lo-cianpwe."
"Yang benar, usiaku dua kali lipat dari umur mu sekarang,
namun aku meyakinkan ilmu yang dapat mempertahankan
kehalusan wajah, maka aku kelihatan masih muda Itulah
sebabnya aku memanggilmu seperti putraku sendiri."
397 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka perempuan baju putih juga duduk di atas batu di
depan Ling Ji-ping, katanya pula "Sejak dahulu kala entah
betapa banyak manusia bekorban karena 'c?nta", masa remaja
tersia-sia, Kebahagiaan terpendam, betapa banyak pula
dendam permusuhan timbul karenanya, jiwa melayang secara
konyol pula. Hanya kenyataan pahit dan kejam belaka yang
menyesatkan manusia kejurang nista ?"
Ling Ji-pinp tertawa beku katanya : "Apakah komentar
Cianpwe ini tidak terlalu menyimpang dari kenyataan?"
Perempuan baju putih berkata rawan "kau masih terlalu
muda, banyak persoalan yang belum bisa kau selami dan
pahami, karena seusia mu inilah kau justru sedang mengejar
kenyataan hidup ini. Seperti juga anak-anak muda seusiamu,
apa yang kau pikirkan, yang kau lihat adalah begitu indah
mengesankan, tapi itu hanyalah kenangan sebelah. Nak coba
kau pikir. sejak dahulu kala betapa banyak orang yang ingin
memperoleh kenyataan hidup ini " Umpama betul ada orang
yang berhasil mencapainya, itupun hanya sementara saja
malah celakanya, imbalan selanjutnya yang harus dikeluarkan
justru jauh lebih parah dan banyak Dan akhirnya......ai,
merupakan akhir dari suatu tragedi, suatu kenangan yang
sama-sama akan mendatangkan keluh kesah manusia"
Ling Ji-ping menepekur, terasa apa yang diucapkan ini
memang tiada salahnya, memang kenyataan di dalam
ingatannya, belum pernah dia menemukan suatu cerita dalam
kenyataan ini yang betul-betul dapat memuaskan hatinya.
-ooo0dw0ooo- Jilid 12 Tiba-tiba perempuan baju putih tertawa tawar, suara
tertawa yang akan-akan ingin menyapu bersih kerawanan
yang timbul dalam hati sanubarinya. Katanya kemudian:
"Sudah tentu, ada sesuatu yang terkecuali. Tapi, nak. Hal itu
398 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jarang sekali terjadinya, hanya bisa dikatakan tidak pernah
saja." Tanpa sadar Ling Ji-ping mengangguk sambi! mengiakan.
Perempuan baju putih menghela napas, katanya pula:
"Nah, semestinya aku tidak pantas bicara begini rupa terhadap
pemuda seperti kau, karena orang seusiamu belum saatnya
mempunyai pandangan yang mendalam untuk menghadapi
kenyataan hidup ini, seharusnya kau mempunyai pandangan
luas mengejar yang kau inginkan, bukan kebencian atau
muak." Dari uraian terakhir ini Ling Ji-ping lebih condong untuk
meresapi perkataan orang, bahwa sifat perempuan ini
nyentrik, namun sekaligus dari perkataannya ini diam-diam dia
telah ini meresapi penderitaan hidup yang pernah diresapi
oleh perempuan yang lihay ilmu silatnya ini tapi gagal dalam
menempuh kehidupan sehingga di membenci dan amat jelus
ternadap kerageman suatu pasangan manusia yang berhasil
memupuk diri ke jenjang kehidupan yang sempurna, oleh
karena itulah maka dia rela diperbudak oleh majikan puncak
iblis. Tapi siapa pula orang yang menyebabkan dia jelus dan
bersifat nyentrik terhadap sesama manusia ini " Mungkinkah
orang itu adalah gurunya "
"Tidak mungkin." demikian pikir Ling Ji-ping lebih lanjut.
"Suhu teramat keras dan disiplin dalam pendidikan budi
pekerti maupun dalam pelajaran silat, beliau mengutamakan
keluhuran budi kesetiaan dan kepercayaan, walau biasanya
dia larang banyak bicara, namun dalam relung hati nya diliputi
rasa hangat akan cinta kasih, tidak mungkin beliau adalah
manusia yang Ingkar janji dan menyia-nyiakan masa remaja
seorang dara, apalagi gadis yang pernah dicintainya.''
Perempuan baju putih memandang nanar ke arah
bayangannya sendiri diatas tanah, lama sekali dia tidak
bergerak, maka diapun tidak memperhatikan apa yang kini
dipikirkan oleh Ling Ji-ping. Cukup lama kemudian baru dia
399 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkata perlahan: "Nak. sekarang mungkin kau sudah dapat
menyelami pribadiku, dan lagi pertemuan kita kali ini juga
mungkin karena ada jodoh, bahwa aku simpai berkotbah
terhadapmu, karena aku menuntut kepercayaanmu terhadapku, tapi kau boleh yakin bahwa apa yang kulakukan
sekarang pasti akan mendatangkan kebalkan bagi dirimu,
terhadap aku sebaliknya merupakan suatu akhir yang masih
samar-samar dan belum bisa diramalkan.''
Ling Ji-ping bingung dan keheranan, katanya "Locianpwe
Ji-ping terlalu tumpul, aku tidak paham apa maksud Cianpwe."
"Kelak kau akan tahu sendiri, nak." ucap perempuan baju
putih, "kau tidak sudi menerangkan dimana tempat tinggal
gurumu sekarang bukan "
"Ya, aku tidak bisa menerangkan, bukan karena tidak sudi."
"Kenapa"'' "Karena sebagai murid beliau, aku tidak berani melanggar
pantangannya." "Em," perempuan baju putih bersuara dalam mulut, "kalau
begitu aku tidak bisa salahkan kau, Tapi nak, dapatkah kau
memberitahukan kepadaku apa tujuanmu datang ke Cengseng-san ," Tergerak hati Ling Ji-ping. Agak lama dia menatap
perempuan baju putih, karena dua pertanyaan yang diajukan
tak mungkin akan dijawabnya. Pertanyaan pertama adalah
yang menyangkut rahasia gurunya. Sudah jelas ini tak boleh
dibocorkan Dan pertanyaan kedua, menyangkut nasib banyak
insan persilatan. Peduli bagaimana sikap perempuau baju
putih ini, apakah dia jujur, tulus dan baik sekalipun terhadap
dirinya, tetap takkan boleh diterangkannya. Apalagi orang ini
adalah sa lah satu dari tiga duta lampu dari puncak Iblis. Maka
setelah direnungkan sekian saat akhirnya Ling Ji-ping
menjawab dengan suara dingin: "Agaknya Locianpwe amat
ketarik pada sepak terjangku selama ini ?"
400 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nak, kalau dugaanku tidak meleset, tujuanmu kemari pasti
ada hubungannya dengan Thian-Cok-sam-po bukan.?"
"Tujuan utama waktu datang ke Ceng-seng ini sebetulnya
bukan karena itu," "Tapi sekarang kesitulah tujuanmu ?"
Ling Ji-ping tertegun, pikirnya : "Lihay benar perempuan
ini." Tahu bahwa menyangkal jelas tidak mungkin, maka
dengan tawa angkuh dia ber kata : "Memangnya siapa yang
tidak ngiler terhadap barang pusaka. Apa lagi sebagai insan
persilatan, setelah tiba di Ceng-serg baru aku tahu tentang
ketiga pusaka itu. Jadi hanya secara kebetulan saja aku
memergoki kejadian ini."
"Lalu, kau yakin akan memperolehnya?"
"Mungkin saja bila aku memang berjodoh."
Tiba tiba perempuan baju putih mendongak mengawasi
mega yang mengambang diangkasa, mulutnya seperti
mengigau : "Kalau pihak iblis juga ikut mencampuri urusan ini,
kukira nak, jodoh itu takkan mungkin tiba pada dirimu."
Mendadak Ling Ji-ping berseru "Locianpwe..." sebetulnya
dia ingin tanya tentang rahasia majikan puncak Iblis, namun
dengan lekas dibatalkannya niatnya, karena dia tabu
perempuan baju putih pasti takkan mau menjelaskan kepada
nya, "Apa yang ingin kau ketahui dariku nak". Katakanlah "
Akhirnya Ling Ji-ping bertekad dalam hati meski perempuan
baju tidak mau menjawab dia tetap ingin mengajukan
pertanyaan ini, sudah dua tahun teka teki ini bersemayam
dalam benaknya tanpa ada jawaban kepastian. Sudah puluhan
tahun tanpa ada seorangpun dari kaum persilatan yang
mampu membongkar rahasia ini. Sekarang, mumpung ada
kesempatan kenapa dia mengabaikan kesempatan yang baik
401 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini " Maka dia tatap bola mata orang yang bening, tanyanya :
"Ji-ping ingin tahu, siapakah majikan Puncak iblis ?"
"Apa penting bagimu untuk tahu perihal ini nak?"
"Bukan untuk pribadiku, tapi untuk kaum persilatan di
seluruh dunia." Perempuan baju putih menunduk, bola mata nya yang
bening memancarkan sinar terang, sekian saat Ling Ji-ping
ditatapnya, akhirnya menghela napas, katanya : "Nak,
keperkasaanmu memang patut dipuii, tapi usahamu ini salah
salah bisa mendatangkan petaka bagi dirimu."
"Sebagai orang yang sudah menerjunkan diri dalam
percaturan peisilatan, tidaklah pantas bila aku memikirkan
keselamatan dan kepentinganku sendiri."
"Kau memang mirip gurumu. Dahulu gurumu tidak tahu
apa yang dinamakan takut, bahayapun dihadapinya dengan
lapang dada, apalagi membantu yang lemah menumpas
lalim." "Agaknya Locianpwe banyak mengenal pribadi suhu "
"Ya, banyak sekali, jauh lebih banyak dari apa yang kau
duga sekarang Tapi,.. aih."
"Apakah hal itu ada hubungan langsung dengan persoalan
masa lalu yang ingin Locianpwe selesaikan?"
"Ya, mungkin ada, tapi mungkin juga tidak." berkata
perempuan baju putih. "Mungkin. Kenapa mungkin?"
"Sebelum duduk persoalannya menjadi jelas, aku hanya
bisa menilaikan dengan "mungkin" saja."
"Bolehkah Ji-ping tahu?" Ling Ji-ping masih perasaran.
"Tidak boleh, nak." perempuan baju putih geleng-geleng
kepala. 402 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa majikan puncak iblis " Juga tidak bisa diterangkan?"
"Ya, tidak boleh juga."
"Apa karena alasan yang sama "
"Ya, alasannya sama."
"Ji-ping tidak habis mengerti."
"Banyak urusan dalam dunia Ini yang belum kau ketahui
nak. Malah ada kalanya urusan sebanyak itu suatu ketika bisa
melibatkan dirimu," "Apakah majikan puncak iblis juga ada pertikaian lama
dengan guruku ?" "Bukan begitu maksudnya," ujar perempuan baju putih
geleng kepala. "Semua ini terjadi karena timbulnya sebab
musabab belaka." Ling Ji-ping membatin: "Agaknya Suhu tidak bisa
meluputkan diri dari kerumitan yang bakal terjadi dalam Bulim
ini, mungkin angan-angan nya untuk hidup tentram di hari tua
ini takkan bisa terlaksana."
"Oleh karena itu." kata perempuan baju putih lebih lanjut,
"meski kau tidak mau menerangkan di mana tempat semayam
gurumu, cepat atau lambat dia sendiri takkan bisa berpeluk
tangan apalagi kau sebagai muridnya sudah terlibat d!
dalamnya, umpamanya bila kau sampai disandera oleh orang."
Ling Ji-ping tertawa angkuh, katanya: "Hal itu sudah Ji-ping
ketahui meski bekal Kungfu Ji-ping terbatas, tapi aku yakin
diriku tidak sampai begitu tidak becus "
"Nak, keyakinan merupakan bekal keberanian yang amat
berharga, tapi sombong mudah mendatangkan malapetaka
bagi dirimu." "Betul, Ji-ping akan berhati-hati'."
403 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nak, jagalah dirimu. Aku masih ada urusan lain,
selanjutnya kau harus berhati-hati terhada Tiat-ing-cu dan
Kui-tiap-sin." lenyap suaranya mendadak Ji-ping merasa
dirinya seperti diseret terbang ketengah udara, tubuhnya
melayang turun pelan-pelan, begitu kakinya menginjak bumi,


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia menoleh dan celingukan, suasana sepi pegunungan seperti
mencekam perasaannya, bayangan perempuan baju putih
sudah lenyap entah kemana.
Untuk mencari Yong-yong, berulang kali dia menghadapi
bahaya, tapi dia memperoleh suatu rahasia yang amat
berharga pula, terasa urusan semakin rumit dan gawat, sudah
jelas bahwa majikan puncak iblis juga mengincar ketiga
pusaka itu, seperti apa yang dikatakan perempuan baju putih
bila perlu majikan puncak iblis akan turun tangan sendiri, lalu,
dengan bekal kepandaiannya yang terhitung rendah ini,
mungkinkah menandingi majikan puncak iblis dalam usahanya
memperebutkan ketiga pusaka itu. Musuh tangguh berada di
sekeliling, setiap langkahnya amat berbahaya, seorang diri
berada di dalam lingkungan yang terjepit ini harus berjuang
mati-matian, walau gembok emas berada ditangannya, tapi
untuk mencapai keinginan seperti apa yang dicita-citakan
Lam-jan, agaknya harapannya terlalu kecil. Selama ini Ji-ping
tidak pernah putus asa, namun kini mau tidak mau dia
menarik napas, dengan rasa hambar dan kecewa pandangannya nanar mengawasi rembulan.
Angin pegunungan menghembus sepoi-sepoi, tiba-tiba Ling
Ji-ping bergidik, seketika dia sadar pula dari lamunannya,
bukan karena kedinginan, tapi lantaran hembusan angin lalu
membawa kumandangnya suara jeritan keras yang mengerikan. Sekilas Ling Ji-ping melenggong, tanpa merasa langkahnya
lalu berlari cepat kearah datangnya suara. Setelah dia
melampaui sebuah selokan yang dihimpit dua puncak gunung
kira-kira setengah jam kemudian, mendadak dilihatnya sinar
404 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jago merah yang membumbung tinggi keangkasa, lekas dia
percepat langkahnya, kejap lain dia sudah tiba di tempat
kebakaran. Waktu dia periksa keadaan sekitarnya, akhirnya dia berdiri
melongo, karena yang terbakar adalah sarang kediaman Pekhoa Kongcu, bangunan yang terdiri dari bambu itu kini sudah
menjadi puing-puing yang rata dengan tanah, dari asap yang
masih mengepul tinggi tercium pula bau hangusnya mayat
yang terbakar. Padahal Ling Ji-ping tidak pernah merasa simpatik terhadap
Pek-hoa Kongcu, tapi me lihat tempat kediamannya habis
terbakar, hatinya ikut sedih juga, dalam hati dia menduga
kebakaran ini pasti perbuatan Tiang-pek-hwi-hou. Entah
bagaimana nasib Pek-hoa kongcu sekarang " Kalau nasib jelek
dan dia mati terbakar, kejadian lantas menyangkut urusannya
pula, itu berarti juga dirinya telah mengorbankan jiwa dua
orang perempuan. Dengan perasaan hambar dia berdiri mematung diluar
pekarangan dengan pandangan terlongong, sulit dia
membuktikan apakah Pek-hoa kongcu terkubur dalam kobaran
api. Rasa dendam dan kebenciannya terhadap Tiang-pek-hwi
hou semakin mendalam, akhirnya dia menyengir getir,
desisnya : "Kalian boleh tunggu rase yang licik dan jahat,
kalau Ji-ping tidak mampu menumpas
kalian atau mengusirnya keluar perbatasan aku bersumpah takkan jadi
manusia. Biar kaum persilatan di Tionggoan tidak lagi
tertindas oleh mereka."
Lama dia menjublek ditempat itu, akhirnya tergerak
pikirannya, pikirnya: "Tujuan Tiang-pek-hwi-hou membakar
rumah bambu Ini pasti bukan hanya menuntut balas luka-luKa
yang diderita oleh putranya, tujuan yang utama pasti ingin
merebut gelang naga itu. Kalau dugaanku benar, Tiang-pekhwi-hou pasti berada bersama Kui-tiap-sin dan sekarang
405 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin sudah meluruk ke Bwe-tun, langsung menuju
kemarkas besar Ang-hoa-kau menemui Bwe-ou Hujin."
Gelisah hati Ling Ji-ping, kalau gelang naga terjatuh
ketangan Kui-tiap-sin, jelas jauh lebih sukar untuk merebutnya
dari tangan Bwe-ou Hu jin. Maka tanpa hiraukan peringatan
perempuan baju putih, sampaipun nasib Yongyong juga tidak
terpikir lagi olehnya, segera dia angkat langkah berlari kearah
Bwe-tun. Setiba dihutan kembang Bwe, fajarpun telah menyingsing,
kembang Bwe mekar ditengah kabut pagi dengan embun
airnya yang bintik-bintik menambah keindahan dan kesegaran
alam semesti ini, bau harum merangsang napas menyegarkan
badan. Pucuk rumah yang berwarna merah tampak ditengah
hutan kembang Bwe, namun suasana sepi dan lengang di sini
terasa amat ganjil, seolah olah tidak pernah terjadi apa-apa di
sini. Ji-ping lantas menduga: "Apakah dugaanku keliru" Kui
tiap-sin dan T iang-pek-hwi-hou tidak atau belum kemari ?"
Karena heran dia jadi kebingungan sendiri, padahal
semalam dia dengar sendiri bahwa Kui-tiap-sin menerima
tugas untuk merebut gelang naga dan gambar lukisan rahasia
penyimpanan harta, dari Hiat ing cu, Kui-tiap-sin sudah
memperoleh keterangan bahwa gelang naga kini berada
ditangan Ang-hoa-kau, tidak mungkin dia tidak akan me luruk
kemari. Sembari membatin tubuhnya meluncur cepat ke dalam
hutan, tak nyana baru beberapa langkah, dari belakang
sebuah pohon didengarnya seorang terkekeh dingin,
membentak : "Siapa " Hayo berhenti."
Ling J-iping segera berhenti, dilihatnya di belakang pohon
Bwe berkelebat keluar seorang laki-laki tua, yaitu laki-laki tua
yang pura-pura mau gantung diri itu. Melihat Ling Ji-ping laki
laki tua bernama Tan In ini kelihatan melenggong, tapi lantas
terkekeh dan menyapa : "Kiranya kau ?"
Dingin dan angkuh tawa Ling Ji-pimg, katanya: "Betul,
ternyata kau masih mengenal aku ?""
406 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Untuk apa kau kemari " bentak Tan In.
Ling Ji-ping mendengus dingin, katanya; "Memangnya
kedatanganku Ini tidak dalam dugaan kalian "
"Anak kemaren sore seperti dirimu ini terhitung apa ?" ejek
Tan In, "Ang-hoa kau kita belum memasukkan kau sebagai
musuh yang berarti" "O, jadi hari ini ada orang lain yang hendak me luruk
kemari?" jengek Ling Ji-ping..
"Masih bocah ternyata kau cerdik juga, kalau tahu diri lekas
kau menggelinding pergi, hari ini aku tiada tempo
membereskan kau." Ling Ji-ping tahu bahwa dugaannya tidak melesat, Kui-tiapsin dan Tiang-pek-hwi-hou belum tiba di sini, namun pihak
Ang-hoa kau sudah tahu bakal kedatangan musuh tangguh,
maka mereka telah mempersiapkan diri untuk menyambut
kedatangan kedua penyatrom ini. Maka dengan tertawa dingin
dia membentak : "Tan In, lekas beritahu kepada Kaucu kalian,
katakan orang she Ling hendak minta kembali gelang naga itu,
kalau tidak, hem. peduli jebakan apapun yang telah kalian
rencanakan, biar hari ini kusapu bersih perkampungan ini."
Tan In terkekeh-kekeh, serunya : "Anak keparat, besar
juga mulutmu. Kami memang sudah siap, tujuan kami adalah
memburu dua ekor binatang buas, tapi bukan kelinci macam
dirimu hehe ..he, tapi kalau kau ingin cari mati, boleh juga kau
coba-coba." "Orang she Ling memang ingin mencobanya, Ingin aku
melihat persiapan apa saja yang telah kalian lakukan dan
betapa llhaynya ?" "Boleh silakan." ucap Tan In geleng-geleng, "sungguh tak
nyana belum lagi berhasil menjebak dua binatang buas,
seekor kelinci telah mengantar kematian." habis bicara tiba407 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba dia melompat mundur lantas menyelinap kebalik pohon
dan menghilang. Karuan Ling Ji-ping melenggong, matanya menyapu
pandang keempat penjuru, hutan .pohon Bwe Ini terlalu lebat,
di slang hari bolong lagi, bagaimana mungkin hanya sekali
berkelebat, tahu tahu jejak Tan In sudah lenyap tak berbekas"
Dahan pohon bergerak, cahaya mentaripun cukup benderang
di mana angin menghembus lalu, kembang Bwe rontok
berhamburan, suasana di sini amat sunyi dan tenang, pada
hakikatnya tiada sesuatu yang kelihatan ganjil.
Tapi Tan In menghilang tanpa karuan paran merupakan
suatu bukti bahwa apa yang diucapkan Tan In tadi pasti bukan
gertakan belaka, hutan ini pasti telah diatur dengan suatu
barisan yang menyesatkan, kalau tidak Ang-hoa kau Kaucu
sudah tahu bahwa pihaknya bakal kedatangan Kui-tiap-sin dan
Tiang-pek-hwi-hou, kenapa kelihatannya tetap tenang dan
tidak gentar sedikitpun. Diam-diam Ling Ji-ping menerawang: "Disebelah depan
dalam hutan kembang Bwe ini pasti ada diatur semacam
barisan, entah itu Ngo-hing-pat-kwa atau Kiu-kiong-pat-kwa,
memangnya semua ini dapat mempersulit diriku?"
Perlu diketahui Te-sat-sin Thong Bu-kong guru Ling Ji-ping
adalah seorang jago silat kenamaan yang memiliki kemahiran
diberbagai bidang, bukan saja lihay silatnya, tapi ilmu
sastranya juga amat tinggi, sebagai murid Te-sat-sin satusatunya, sudah tentu Ling Ji-ping mendapat warisan yang
cukup banyak dan luas, maka soal barisan dan jebakanpun
pernah juga dipelajarinya dengan bekal yang cukup sempurna
mana dia gentar menghadapi rintangan apapun, maka sambi|
menyeringai dingin, segera dia melangkah lebar ke dalam
hutan. Tapi langkahnya diperhitungkan, taraf kepandaian silat
Ang-hoa kau-cu memang belum tehitung top, tapi orangnya
licik dan culas, banyak muslihat keji, kekejaman dan
408 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelicikannya tidak kalah dibanding keluarga Hwi-hou rase
terbang dari luar perbatasan, meski bukan salah seorang dari
empat datuk ahli racun dalam bulim ini, tapi diapun cukup ahli
dibidang ini, sekail kena bukan mustahil dirinya bisa
kecundang penasaran. Sebelum beranjak lebih dalam, Ling Ji-pin mendekati pohon
dimana tadi Tan In menghilang dia periksa dengan teliti,
dilihatnya pohon ini tak ubahnya pohon-pohon lain yang
tumbuh secara wajar, bau harum kembang merangsang
hidung, suasana hening lelap, hakikatnya tidak kelihatan
sesuatu yang mencurigakan, karuan hati Ling Ji-ping
keheranan, pikirnya : "Mungkinkah Tan in sengaja hendak
menggertak aku atau hanya membual belaka ?"
Tengah dia terlongong itulah, tiba tiba kupingnya
menangkap suara tawa dingin, di susul seorang berkata :
"Bocah, kuharap, kau tahu diri dan lekas menggelinding pergi.
Biar terus terang kuberitahu kepada kau. Yang ingin kami
tangkap hari ini bukan kau, bukan karena aku kasihan dan
sayang kepada kau, tapi lantaran kuatir memukul ular
mengejutkan ular, sehingga kedua ekor binatang buas itu
sukar masuk perangkap, maka gagal lah segala rencana
besarku" Ling Ji-ping melongo, dengan cermat, dia dengarkan dari
arah mana datangnya suara, tapi di sana pohon Bwe berdiri
kokoh, dahannya bergoyang ditiup angin, kembang berhamburan, sang kumbang memetik madu, hakikatnya tidak
kelihatan ada bayangan manusia. Diam diam Ling Ji-jing
perhatikan setiap pucuk pohon kembang Bwe itu, sepertinya
tumbuh secara alamiah, letak dan susunan nya juga seperti
tidak teratur, seperti asal tumbuh begitu saja, hakikatnya
bukan tumbuh dengan diatur oleh manusia, jelas ini bukan
barisan pohon. Tapi peringatan orang menyadarkan pikiran Ling Ji-ping,
pikirnya : "Memang, peduli barisan menyesatkan atau barisan
409 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beracun, kenapa aku harus menjadi pelopor bagi Kui-tiap-sin "
Biar aku jadi penonton ditempat gelap saja, biarlah baku
hantam dan gugur bersama, barulah nanti aku merebut
gelang naga Itu." segera dia menyapu pandang, dilihatnya
dibelakang pohon sebelah kiri sana tumbuh sepucuk pohon
Siong yang tinggi dan tua, aneh memang ditengah hutan Bwe
tumbuh sepucuk pohon siong, tapi daunnya tampak rimbun,
cabangnya menjulur panjang dan kokoh, segera Ling Ji-ping
menjejak kaki, tubuhnya melambung tinggi kesana, hinggap
didahan pohon yang lebat dengan dedaunan.
'Setelah berada dipucuk pohon Ling ji-ping mencari posisi
yang paling enak dan menguntungkan, situasi hutan
sekelilingnya diperhatikan dengan seksama, dengan sabar dia
menunggu perkembangan selanjutnya. Tapi setelah lama
dinanti belum tampak ada gerakan apapun dari luar
Tan In juga tidak kelihatan muncul pula. Gedung merah
dengan puncaknya yang berbentuk mirip kelenteng tampak
bertengger di kejauhan sana, bila gin menghembus lalu,
tampak kembang Bwe seperti mengalun dengari tarian
gemulai, pegunungan, dikejauhan di bungkus mega,
sementara gemercik air mengalir di sungai diluar hutan. Diamdiam Ling Ji-ping membatin dalam hati : "Di sini memang
mirip dunia impian, taman firdaus yang di impikan setiap
manusia, sayang bila Kui-tiap-sin datang, pasti terjadi
pertempuran sengit, alam se permai ini bakal menjadi ajang
pertempuran, sayang sekali bila di sini akhirnya dibumi


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hanguskan pula." Tengah menepekur, tiba tiba kupingnya yang tajam
mendengar adanya suatu gerakan yang meluncur diudara,
maka tampak dua bayangan orang muncul dari balik puncak
sana, secepat panah meluncur kearah sini, kecepatannya
sungguh sukar di ukur. belum pernah Ling Ji-ping
menyaksikan ginkang sehebat ini. Tegang urat syaraf Ling Ji410 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ping, batinnya : "Datang juga akhirnya, biar aku jadi penonton
saja, siapa yang bakal mampus peduli amat."
Hanya sekejap saja kedua bayangan orang itu sudah
meluncur turun di luar hutan, yang di depan memang Kui-tiapsin, dibelakangnya adalah Tian pek-hwi-hou yang licik dan
culas. Begitu kaki hinggap di tanah, bola mata Kui-tiap-sin
baga! cahaya kilat menyapu di tengah angkasa, sambil
terkekeh dia berkata: "Apakah Ui Bwe-ing tinggal di s ini ?"
Tiang-pek-hwi-hou yang ada dibelakangnya segera
mengiakan, sahutnya : "Ya, memang di sini diatas loteng
tinggi besar ditengah hutan kembang Bwe itulah"
Sambil bertolak pinggang segera Kui tiap-sin berseru :
"Lekas kau suruh Ui Bwe menemui aku"
Tergerak hati Ling Ji-ping, batinnya: "Nama asli Ang-hoakau. Kaucu ternyata Ui Bwe-Ji tak heran, hobbynya suka
memelihara kembang Bwe. Agaknya Kui-tiap-sin jelas
mengetahui asal usul Ang-hoa Kaucu, padahal sudah dua
tahun lebih dia berkecimpung didunia Kangouw, tapi belum
pernah dengar siapa nama asli dan hidu hidup Ang-hoa
Kaucu" Terdengar Tiang-pek-hwi-hou tertawa, katanya: "Locianpwe, apa kau tidak merasa heran dan aneh akan suasana
hening didalam hutan Bwe ini"
Kui-tiap-sin menyabitkan kampak ditangannya ditengah
udara katanya setelah terloroh loroh :"Bila Ui Bwe-ing tahu
aku yang telah datang, meski besar nyalinya, memangnya dia
berani bertingkah dan mengatur perangkap untukku Hehe he,
memangnya hutan Bwe begini buat kedua kampakku bekerja,
tanggung sekejap saja sudah kubuat rata dengan tangan, kau
takut apa "'' Tiang-pek-hwi-hou mengiakan, tapi dia berkata pula
"Maksud Wanpwe .."
411 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendelik biji mata Kui-tiap-sin, bentaknya "Kau takut
memasuki hutan Bwe ini ?"
Tiang-pek-hwi-hou mundur selangkah, tapi wajahnya tetap
tertawa licik : "Bersama Locianpwe, kenapa aku harus takut "
Saking senang di umpak Kui-tiap-sin tertawa gelak gelak,
serunya : "Syukurlah kalau kau tahu."
Pikir Ling Ji-ping : "Rase tua ini memang licik dan bermulut
manis, kwpandaiannya menjilat memang sukar dicari
tandingannya, agaknya dia memang ada rencana memperdaya dan memperalat iblis laknat itu."
Didengarnya Tiang-pek-hwi-hou
telah berkata pula "Maksudku, Ang-hoa Kaucu sekarang sudah berbeda dengan
yang dahulu. Konon kabarnya dia sudah bergabung dengan
Bantok Pocu dan Thian-yok Sin-thong, dua dari empat datuk
racun di Bulim. Menurut kabar belakang belakangan ini ilmu
silatnya telah maju pesat, maka tidak ada ruginya kita berlaku
hati hati." Ling Ji-ping yang mencuri dengar kaget, pikirnya:
"Makanya, hutan kembang Bwe ini kelihatannya seperti tiada
apa apa, ternyata memang sudah diatur oleh suatu barisan,
bukan saja menyesatkan juga barisan beracun pula."
Kui-tiap-sin mengerutkan kening, katanya "Empat datuk
racun Bulim" Orang macam apa mereka?"
Tiang-pek-hwi-hou batuk batuk dulu baru menjawab :
"Mereka adalah angkatan muda, maklum kalau kau orang tua
tidak kenal, Bu-lim Si-tok atau empat datuk beracun bulim
dikepalai oleh Ngo-tok Hu-jin, lalu disusul Tok-po-cu, ketiga
adalalh Thian-tok-sin-thong dan keempat yaitu Tok-bu-siang
yang menyimpan gambar lukisan itu,"
Jelilatan biji mata Kui-tiap-sin, katanya agak terkekeh :
"Ngo-tok Hu-jin, apakah perempuan yang dulu suka main
412 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
main kelabang beracun warna hijau itu" Hehe, sejak kapan
mereka, berani angkat nama jadi Bu-lim-si-tok segala?"
Tiang-pek-hwi-hou senyum sinis, katanya : "Betul, betul.
Kejadian satelah kau orang tua mengasingkan diri, bila kau
orang tua tetap berada, di barisan depan, memangnya orang
orang ini berani bertingkah dihadapanmu ?"
Kui-tiap-sin tertawa gelak gelak kesenangan karena
diumpak, tanyanya "Siapakah Ban-tok Pocu dan T hiao-tok-sinthong ?" "Ban-tok Pocu adalah alias Tok-bi-kui Li K i yang dulu itu."
"Lini K i "' Kui-tiap-siu terpingkal-pingkal "Perempuan modar
itu kini juga menamakan Pocu (nenek) segala " Hehehe,
maklumlah, kalau gunung tiada harimau, kerapun jadi raja."
"Memangnya begitulah," segera Tiang-pek-hwi-hou menjilat
lebih berani, "sejak puluhan tahun kau orang tua
mengasingkaa diri, kemajuan telah dicapainya dalam bermain
racun, kini usia memang sudahnya tua, maka dia mengubah
nama julukannya menjadi Ban tok Pocu."
Kui-tiap-sin tertawa ejek menghina, katanya: "Hayo lekas
jelaskan,siapa pula T hian-tok sin-thong ?"
"Buyung yang satu ini sih belum lama angkat nama,
mungkin kau orang tua belum pernah mendengar namanya.
Dia she Ciok bernama Tiong, entah murid didik siapa atau dari
aliran mana tapi kabarnya kepandaiannya dalam bermain
racun Justru paling unggul diantara ketiga rekannya."
"Bocah kecil masih berbau bawang, meski lihay juga masih
terbatas, coba kau jelaskan, racun apa saja yang pandai dia
gunakan?" "Konon cukup dengan sekali tuding dengan jarinya, benda
yang tidak beracun seketika juga beracun, itu belum hebat,
lebih lihay lagi sekujur badan bocah itu bukan saja berlumuran
racun, sehingga lima kaki sekelilingnya di manapun dia
413 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berada, hawanya juga mengandung racun, orang yang berada
dekat dalam jangkauan lima kaki pasti binasa keracunan,
maka dia menjuluki diri nya Thian-tok."
"Masa betul begitu ?" Kui-tiap-sin menegasi
"Meski hanya kabar angin, mungkin berita ini juga bukan
bualan." Ling Ji-ping yang mencuri dengar kaget dalam hati, pikirnya
: "Pernah aku dengar nama Thian tok-sin-thong, namun tak
pernah kutahu bahwa dia selihay itu, untung tadi aku tidak
serampangan main terjang kedalam hutan, kalau tidak
bukankah aku terperangkap?"
Kui-tiap-sin terloroh loroh, katanya : "Sudah puluhan tahun
Lohu malang melintang di Kang ouw, belum pernah kudengar
ada manusia selihay ini, dahulu aku pernah berhadapan
dengan T ok mo (racun Iblis) Ui T hian-ho, diapun tidak selihay
ini. Kukira bocah itu hanya besar nama kemampuan kecil,
julukannya itu hanya untuk menakuti orang belaka"
Makin lebar senyuman sinis Tiang-pek-hwi hou, katanya
"Mungkin ucapan kau orang tua memang benar, umpama
kabar angin itu benar, dengan Lwekang Locianpwe yang
tangguh itu, memangnya hawa beracun mampu mengapakan
kau orang tua ?" Gembong iblis ini memang suka diumpak dan diagulkan,
segera dia terkial kial kesenangan sambil membusung dada,
katanya kemudian : "Kau bocah tua Ini ternyata juga tahu
tabiat Lohu." "Oleh karena itu, kupikir. . oo . berani. . . masuk bersama
kau orang tua, bila kepergok dengan kawanan beracun itu,
dengan berada disamping kau orang orang tua yakin aku tak
akan gentar lagi" Tergerak hati Ling Ji-ping, diam diami tertawa geli,
pikirnya: "Rase tua ini memang licin dan hina dina, pulang
414 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pergi tetap rnemperlihat jiwanya yang kerdil dan takut mati,
dia harap gembong iblis laknat itu maju lebih dulu"
Kui-tiap-sin memang kegirangan oleh sanjung puji Tiangpek hwi-hou. Ling Ji-ping tahu, bahwa seorang tokoh silat
yang Lwekangnya sudah mencapai taraf yang paling tinggi,
sekedar permainan racun memang tidak akan mampu
menjatuhkan dia, apalagi Kui-tiap-sin dengan kampaknya
sudah mendapat pengakuan umum bahwa kampak sekali
bergerak, setan malaikatpun terkejut. Hutan kembang Bwe
sekecil ini, pasti diratakan oleh sang kampaknya itu dalam
sekejap mata belaka"
"Bagus, anak tua" seru Kui-tiap-sin tertawa gelak gelak,
"mari ikuti di belakangku saja."
"Baiklah, sekarang silahkan masuk," ucap Tiang-pek-hwihou sambil munduk-munduk.
Dengan menjinjing sepasang kampaknya yang kemilau
tajam, Kui-tiap-sin melangkah lebar masuk kedalam hutan,
sengaja Tiang pek hwi hou menunggu beberapa langkah
disebelah belakang, baru dia mulai beranjak dari tempatnya.
Ling Ji-ping memandang jauh kedalam hutan, suasana
tetap hening, T an In juga tidak kelihatan bayangannya. Lekas
sekali Kui-tiap-sin sudah tiba didepan pohon di mana tadi T an
In menghilang, sementara Tiang-pek-hwi-hou kira kira lima
kaki dibelakangnya, Kui-tiap-sin angkat kepala dan membusung dada, seperti
tidak acuh kakinya terus melangkah ke muka, betul juga dua
langkah lagi dia maju, dari dalam hutan lantas kurnandang
suara hardikan nyaring: "Siapa berani keliaran didaerah
terlarang Ang-hoa-kau kita?"
Dari tempat tinggi persembunyiannya, tetap Ling Ji-ping
tidak melihat orang yang bicara sembunyi ditempat mana.
415 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui-tiap-sin menghentikan langkah, serunya dengan tawa
lebar: "Lekas suruh Ui Bwe-ing keluar menyambut
kedatanganku," "Siapa kau ?" Kui-tiap-sin ayun sebelah kampaknya, selarik sinar gelap
berkeleoat, bentaknya : "Lihat tidak, inilah nama julukan
Lohu." Orang dalam hutan mengejek, katanya : "Peduli siapa kau!
Memangnya gampang kau mau menemui Kaucu kita ?"
Kui-tiap-sin menggerung gusar, kampak setan ditangannya
tiba tiba menggaris kedepan, sinar gelap laksana kilat
menyambar diiringi deru angin kencang, terdengar suara
gemuruh didalam hutan puluhan batang pohon Bwe disebelah
depannya entah besar atau kecil semuanya terbabat putus
tepat ditengah dahannya, ranting beterbangan kembangpun
berhamburan. Tak nyana ditengah berhamburan kembang Bwe yang
semerbak itu, terdengar tawa dingin dari dalam hutan, kejap
lain dari sekeliling hutan berhamburan pula larutan jalur jalur
kabut yang beraneka warnanya. Tiang-pek-hwi-hou yang
cerdik tangkas, begitu melihat semburan kabut berwarna, dia
sudah mendahului lompat mundur setombak lebih, kebetulan
dia berada di luar lingkungan semburan asap aneka warna itu.
Ternyata Kui-tiap-sin tetap berdiri gagah di tempatnya,
serunya setelah tertawa gelak gelak sombong: "Kau punya
permainan apa boleh silahkan pamer semua, coba buktikan
apakah diriku ini mudah dipermainkan ?"
Dari tempat persembunyiannya, lapat lapat terlihat oleh
Ling Ji-ping dibalik lingkaran kabut berwarna ini ada bayangan
orang yang bergerak-gerak, lekas sekali dari pucuk pucuk
pohon di sekitar Kui-tiap-sin berada beruntun berlompatan
turun beberapa orang. Ji-ping lantas berpikir "Makanya Tan In
situa bangka itu mencegah aku masuk, ternyata mereka
416 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang telah mengatur perangkap selihay ini untuk
menghadapi gembong ibils ini, biarlah aku jadi penonton dan
saksikan sampai di mana kelihayan barisan beracun ini ?"
Dilihatnya ditengah kabut berwarna yang berkelebatan itu
muncul tiga bayangan orang. Meski lingkaran kabut cukup
tebal dan berwarna warni pula, tapi di s iang hari bolong, maka
dia masih bisa melihat jelas, yang ditengah adalah seorang
kakek, sebelah kirinya seorang nenek yaijg sudah beruban
seluruh rambutnya, disebelah kanan ternyata adalah pemuda
tanggung berusia, tujuh belasan, pakaiannya serba merah
menyala amat menyolok pandangan
Diantara ketiga orang ini, Ji-ping hanya pernah melihat si
kakek di tengah, yaitu kakek tua yang pernah menyebut
namanya Ui Ciok-kong itu, meski kedua orang lain belum
pernah melihat, tapi dia sudah menduga nenek disebelah kiri
pasti Ban-tok Pocu adanya sementara pemuda tanggung
disebelah kanan adalah Thian-tok-sin-thong.
Begitu ketiga orang ini muncul Kui-tiap-sin lantas bersuara
heran, katanya: "He, tua bangka kiranya kau belum mampus."
Ui Ciok-kong tertawa gelak gelak, katanya "Aku tidak ingin
mati sebelum kau mampus, hai Ling Loji, memangnya kau
sudah lupa, kau masih berhutang terhadapku..?"
"Lho" Ling Ji-ping heran dan kagumkan she Ui ini ternyata
pernah bermusuhan dengw Kui-tiap-sin, agaknya dia punya
asal usul juga" "Kukira Ui Bwe-ing mana punya nyali sebesar ini, berani
menentang kepadaku, tak tahunya ada kau binatang tua yang
berbisa ini jadi tulang punggungnya serta menghasut dia
untuk memusuhi aku, tapi biarlah, syukur tumben aku bekerja
sekaligus menumpas kalian "


Walet Emas Perak Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Binatang tua berbisa ?" tergerakhati Ling Ji-ping. T iba-tiba
dia jadi teringat akan Tok-mo Ui Thian-hi yang tadi pernah
disinggung oleh Kui-tap-sinm Kini mengertilah dia sudah,
417 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa Ui Ciok kong ini ternyata bukan lain adalah Tok-mo Ui
Thian ho yang daahulu itu. Kalau kejadiannya demikian, bukan
mustahil kalau Ang-hoa kaucu adalah putri Tok-mo, jelas
bukan tiada sebabnya kenapa Ang-hoa Kaucu mau bergabung
bekerja sama dengan kawanan beracun itu untuk menghadapi
Kui-tiap-sin. Terdengar Ui Thian-ho tertawa gelak gelak, katanya "LingJong, aku sudah siapkan kerangkeng untuk menjaring
harimau, ketahuilah Pek-tok-hoa-tin (barisan kembang seratus
bisa) Ini khusus kusiapkan untuk menyambut kedatanganmu"
Kui-tiap-sin Ling Jong tertawa tidak acuh katanya "Tok-mo,
dahulu lohu tidak gentar menghadapi kelihayan kedua
tanganmu yang beracun, memamgnya sekarang aku perlu
takut terhadap Kabut beracun, ular berbisaa atau kelabang
beracun sekalipun" Tok-mo Ui Thian-ho tertawa gelak-gelak sambil menengadah katanya: "Ling Jong dengarkan jelas, inilah Pektok-hoa-tin yang khusus kuciptakan untuk menyambut
kehadiranmu di s ini."
Ling Jong melangkah lebar setapak, katanya dengan
tertawa besar: "Ular atau kelabangpun aku tidak gentar,
memangnya aku takut kembangmu yang beracun ini" Iblis
laknat, kau tentu tahu tabiatku Kui-tiap-sin ini, selama hidup
kapan aku pernah gentar menghadapi apapun. Sekarang
boleh kau pamerkan segala kemahiranmu, setelah kau
kehabisan bekal, hehehe coba saja apakah kau mampu hidup
di bawah sepasang kampak setanku ini. Hari ini jangan harap
kau bisa lolos seperti dahulu "
"Kau tidak akan memperoleh kesempatan lagi Ling Jong."
"Hehehe, keparat kau, perlihatkan kemahiranmu."
Diam-diam Ling Ji-ping memperhatikan, di kala mereka adu
mulut itu, tiba-tiba pohon pohon disekitar gelanggang
bergerak tanpa ada angin menghembus lalu, kembang diatas
418 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pononpun berhamburan, anehnya semua kelopak kembang itu
tidak jatuh lurus kebawah tapi seperti disedot daya magnit
saja semua meluncur kearah Kui-tiap-sin kembang jatuh tanpa
suara, tapi Kui-tiap-sin justru seperti tidak merasakan apaapa. Dalam hati Ling Ji-ping membatin : "Mungkinkah kelopakkelopak kembang Bwe itu semua mengandung racun jahat "
Semakin banyak kelopak kembang yang berhamburan kearah
Ling Jong, berarti hawa beracun semakin tebal disekitar diri
nya" Tok-mo Ui T hian-ho tampak menyengir tawa beberapa kali,
tapi tidak tampak adanya reaksi apa-apa, katanya pula: "Ling
Jong, sebelum ajalmu tiba, ingin aku tanya sesuatu pada kau."
"Racun jahat," maki Kui-tiap-sin, "kau ingin memperpanjang waktu supaya aku lebih banyak menghirup
hawa beracun bukan?"
Tok-mo Ui Thian-ho terloroh-loroh, katanya "Tepat juga
dugaanmu, kalau kau takut, baiklah aku tidak akan
mengajukan pertanyaan."
Meski Kui-tiap-sin seorang gembong silat yang perkasa di
jaman ini, sayang tabiatnya pemberang, sedikit tersinggung
lantas naik pitam, sambil merggerung dia memaki: "Racun tua
keparat, memangnya selama hidupku Ini pernah takut
terhadap siapa" Peduli betapa jahat racunmu, aku mampu
ngobrol dengan kau selama beberapa hari di sini, tahu!"
Ling Ji-ping membatin: "Setan tua ini akhirnya pasti
terjebak, kawanan jahat pandai main racun ini kalau tidak
yakin dapat mengalahkan dia, mana berani bertingkah
melawannya ?" Terdengar Tok-mo Ui Thian-ho berkata "Ling Jong,
kabarnya kau terima diperbudak oleh majikan puncak iblis,
statusmu sekarang adalah Duta lampu kuning, apa itu betul?"
419 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui-tiap-sin tampak melenggang, agaknya tentang dirinya
menjadi antek majikan purcak Iblis dan diangkat sebagai Duta
lampu kuning amat pantang diketahui orang luar. Kini sete lah
ditanya blak-blakan, sulit juga dia menyangkal akhirnya
dengan tawa sinis dia balas bertanya "Racun keparat, untuk
apa kau tanya hal ini " "
"Berdasarkan gengsi dan kebesaran nama besar serta
tabiatmu yang berangasan itu, ternyata kau sudi diperbudak
orang, lalu siapa sebenarnya majikan puncak iblis itu?"
"Racun keparat!" bentak Kui-tiap-sin, "Siapa sudi bicara
soal ini dengan kau "! Siapapun majikan puncak iblis, peduli
amat dengan kau " "Lalu untuk apa kau kemari?"
"Hehehe, nah itulah urusan yang utama, aku ingin minta
gelang naga dari Ui Bwe-ing."
"Jadi untuk memperoleh Thian-tiok-sam-po?"
"Bukankah kau cerewet?"
"Tahukah kau siapa Ui Bwe-ing itu?"
"Lho, siapa lagi, kan Ang-hoa Kaucu. Oh, ya bukankah kau
racun tua keparat ini juga terima diperintah orang ?"
Tok-mo Ui Thian-ho terpingkel-pingkei, serunya : "Ling
Jong, kali ini dugaanmu meleset."
"Dugaanku meleset?"
"Ya, ketahuilah Ang-hoa Kaucu, UI Bwe-ing adalah putriku."
Kui-tiap-sin tertawa aneh, serunya; "Peduli amat dia putri
siapa. Tua bangka beracun, hari ini galang naga itu harus kau
serahkan kepadaku." Tok-mo tersenyum, jengeknya : "Kau yakin dapat
merebutnya dari tangan kami?"
420 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kui-tiap-sin mengayun sebelah kampaknya.
"Dengan kampakku ini, tidak ada sesuatu yang bila dibilang
sulit, pasti dapat kucapai."
"Dahulu bagaimana pula pengalamanmu sewaktu berada di
Hek-cui-tam dalam Kui-tiap-kok sarangmu sendiri itu"
Agakrya olok-olok ini membakar amarah Kui tiap-sin,
bentaknya "Tapi boleh kau tua bangga beracun ini
menghitung dengan jari, masih berapa banyak di antara para
keparat itu yang sekarang masih hidup ?"
Selama dalam bercakap-cakap ini, kelopak-kelopak kembang yang berhamburan itu sudahi berserakan disekitar
kaki Ling Jong dan bertumpuk tebal menggunung, dari
tumpukan kelopak kelopak kembang itu lama kelamaan
mengepul asap putih kehijauan, kira-kira mencapai setengah
pinggang Kui-tiap-sin lantas terbaur dengan kabut aneka
warna yang semakin tebal pula, lambat laun ke empat orang
yang berada di tengah kabut kelihatan samar-samar.
Sudah jelas bahwa kabut warna warni ini semua
mengandung racun jahat, tapi Kui-tiap-sin tampak masih
bertengger di tengah kabut, keadaannya kelihatan tetap segar
bugar, sedikitpun tiada kelihatan tanda-tanda keracunan, dari
sini dapatlah dibuktikan betapa tangguh bekal Lwekang yang
pernah dia yakinkan. Tempat di mana Ling Ji-ping sembunyi di atas pohon
Lencana Pembunuh Naga 4 Kisah Pendekar Bongkok Karya Kho Ping Hoo Bende Mataram 30

Cari Blog Ini