Kedele Maut Karya Khu Lung Bagian 20
Thian cun yang segera menghela napas, katanya kemudian :
"Kalau kaupun bersedia menemaninya, untuk apa kami berdua
angkat kaki dari sini" sekalipun empek merasa yakin kalau mereka
telah memindahkan para sandera dari sini, tapi kita memang wajib
untuk menyelidikinya lagi sampai jelas."
"Tunggu dulu" cegah Kho Beng dengan suara dalam , "boanpwee
tak berniat untuk berbuat demikian."
"Lantas apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Thian cun yang agak
tertegun. "Gua pengikat cinta bukan tempat yang aman, seandainya
cianpwee berdua menjumpai peristiwa yang diluar dugaan dalam
gua ini, berarti keselamatan seluruh umat persilatan pun akan
kehilangan dukungan, oleh sebab itu lebih baik biar boanpwee
seorang yang pergi melakukan pemeriksaan."
Kemudian sambil berpaling kearah Beng Gi ciu, katanya pula :
"Adik Ciu, kaupun harus menuruti perkataanku."
"Kau tak usah berbicara lagi" tukas Beng Gi ciu agak emosi,
"perduli apa pun bakal kau ucapkan, tak nanti akan kukabulkan,
apalagi kau pun tidak mengerti tentang ilmu barisan serta alat-alat
rahasia." "Aaaah, sekalipun kau mengerti sedikit kukira tak nanti dapat
menandingi pengalaman empek yang jauh lebih banyak" sambung
Thian cun yang sambil tertawa. Kemudian agak emosi, dia
melanjutkan : "Beng toako bernasib kurang mujur dan mati kelewat muda,
sedang kau adalah satu-satunya keturunan toako, andai kata empek
berdua yang mati masih tak apa, bila kau yang mengalami musibah
.." "Kebaikan hati empek biar kuterima didalam hati saja" kata Beng
Gi ciu sambil menggeleng, "tapi akupun tak ingin kita menyerempet
bahaya bersama-sama."
"Tak usah banyak bicara lagi" teriak oh Kui sam tiba-tiba. "Kalau
ini dilanjutkan aku situa bisa menangis, Cun yang cepat membuka
jalan" Thian cun yang tak banyak berbicara lagi, setelah mengawasi
sekejap sekeliling tempat itu, tiba-tiba ia melepaskan sebuah
pukulan. Blaaaammm Ketika angin pukulannya menumbuk diatas dinding dengan
menerbitkan suara keras, sebagian dinding batu itu runtuh ketanah.
Ternyata dinding batu itu tebalnya Cuma setengah depa, biarpun
Thian cun yang hanya menggunakan enam bagian tenaga dalamnya,
namun dinding batu tersebut sudah tak mampu untuk menahan ,
seketika muncullah sebuah lubang selebar tujuh depa.
oh Kui sam segera mengayunkan langkah berniat memasuki gua
dibalik dinding yang roboh, namun Thian cun yang segera
menariknya. Dengan sepasang mata melotot besar oh Kui sam
segera berseru : "Apakah lantaran dinding gua ini kau yang menjebolnya maka
aku tak boleh menerobosinya lebih dulu?"
Thian cun yang segera tertawa.
"Kui sam, usiamu sudah begini besar mengapa sifat
berangasanmu belum juga mereda, tahukah kau bahwa daerah
diluar lubang dinding tersebut adalah kawasan yang sangat
berbahaya" sekalipun tubuhmu terdiri dari baja aslipun, bisa jadi
tubuhmu akan terlumat hingga hancur tak ada wujudnya lagi."
oh Kui sam segera memukul jidat sendiri, seraya berseru :
"Didalam masalah ini aku memang tak mampu menandingimu,
lebih baik kau saja yang membawa jalan"
Tapi Thian cun yang segera menggelengkan kepalanya :
"Aku sendiripun tak sanggup, sebab tempat itu merupakan
sebuah kawasan yang amat berbahaya serta mematikan."
Hmm oh Kui sam segera mendengus, "kalau memang tempat
tersebut merupakan kawasan berbahaya yang mematikan, apa
gunanya kau memukulnya hingga berlubang?" sembari mengawasi
daerah disekeliling tempat itu, Thian cun yang menjawab :
"Aku tak lebih hanya ingin membuktikan kebenaran dari
dugaanku, coba akan kulihat apa betul bangunan ini dibuat menurut
system Pat kwa yang dikombinasikan dengan barisan yang lain lagi."
Menyusul kemudian ia pun melepaskan sebuah pukulan lagi.
Gempuran keras kembali menerbitkan suatu dentuman yang
amat nyaring, lagi-lagi ada sebagian dinding gua yang runtuh.
Akhirnya sambil manggut-manggut, Thian Cun yang berkata :
"Dugaanku memang benar, tempat ini memang dibangun
menurut system Pat kwa dan Ji gi"
"Apakah aku boleh melalui lubang yang kedua ini?" Tanya oh Kui
sam kemudian dengan kening berkerut.
sambil berkata lagi-lagi dia bermaksud menerobos masuk. Cepatcepat
Thian cun yang mencegahnya seraya berseru :
"Tidak boleh, tempat itu merupakan ceng kiong, sama seperti
yang pertama, merupakan kawasan berbahaya yang mematikan"
"Huuuh, lagi-lagi kawasan yang mematikan" seru oh Kui sam
mendongkol, "Kalau memang sudah tahu tempat tersebut
mematikan, apa gunanya dilubangi" Bajingan tua Ui sik kong dan si
banci Liong hoa sinkun sudah kabur dari sini, kenapa kita mesti
membuang waktu lagi dengan percuma?"
Dengan suara dalam Thian cun yang berkata :
"Akupun dapat membayangkan hal tersebut, tapi kau jangan lupa
sekali kita bertindak teledor akibatnya sepanjang masa akan merasa
menyesal, bagaimanapun juga aku mesti bertindak lebih berhatihati,
lagipula sekalipun kita lebih cepat pun, kita tak akan bisa
menyusul si tua Bangka tersebut."
Tiba-tiba oh Kui sam berpaling kearah Kho Beng danBeng Gi ciu
sambil ujarnya : "Apakah kalian berdua tidak mempunyai sesuatu
pendapat?" Beng Gi ciu memandang sekejap kearah Kho Beng tanpa
menjawab, sedang Kho Beng seegra berkata sambil tertawa :
"Bukankah ada locianpwee berdua disini, tentu saja locianpwee
berdualah yang mengambil keputusan buat kami semua."
"Tidak" memberi kesempatan kepada oh Kui sam buka suara,
Thian cun yang telah berseru lebih dulu :
"Kalau begitu, biar akulah yang menjadi penunjuk jalan bagi kita
semua dengan melakukan pemeriksaan lebih dulu disekeliling tempat
ini." setelah memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, dia
berkata lebih jauh : "Ruangan batu ini merupakan pusat dari seluruh gua pengikat
cinta, tapi justru tempat ini pula yang paling aman, agaknya si
bajingan tua Ui tidak punya rencana untuk menghadapi kita dengan
mempergunakan alat rahasia Karena itu mempersilahkan kita datang
kemari." "Kalau memang pusatnya terletak disini, bukankah berarti seluruh
kunci utama yang mengendalikan segala perubahan atas alat rahasia
yang berada dalam gua pengikat cinta terletak pula disini?" Tanya
Beng Gi ciu. Thian Cun yang segera menggeleng
"itu sih tidak. menurut pendapatku, letak pusat pengendalian alat
rahasia berada dalam sebuah ruang lain disebelah kiri, namun pusat
pengendalian alat rahaisa mempunyai komposisi yang berbeda satu
dengan lain menurut selera pembuatnya, maka walaupun aku
memahami system konstruksinya, bukan berari dapat menggunakan
pula alat pengendali alat rahasia mereka."
"Aaaah, bicara pulang pergi, bukankah sama halnya dengan kau
sudah angkat tangan, menyerah dan tak punya akal lagi?" teriak oh
Kui sam penasaran. sambil tertawa Thian cun yang menggelengkan kepalanya
berulang kali, sahutnya :
"Itu sih tidak. biarpun aku tak dapat mempergunakan pusat
pengendalian alat rahasianya, namun untuk masuk keluar sih tak
bakal dapat hambatan, bangunan ditempat ini semuanya terbagi
menjadi dua, satu berunsur dingin dan yang lain panas, pihak yang
berunsur dingin terdiri dari empat kawasan mematikan, sedangkan
pihak yang berunsur panas merupakan kawasan hidup dan aman."
Lagi-lagi sebuah pukulan gencar dilontarkan kedepan.
Kali ini dinding batu itu sama sekali tidak roboh, tapi terbukalah
sebuah pintu rahasia. oh Kui sam segera bersorak gembira.
"Bagus sekali, kali ini kita boleh memasukinya, bukan?"
"Memasukinya sih boleh saja, tapi biar aku saja yang bertindak
sebagai penunjuk jalan."
sambil berkata ia segera berjalan lebih dulu memasuki pintu
rahasia tersebut. secara beruntun semua orang mengikuti dibelakangnya
menembusi pintu rahasia tadi.
Dibalik pintu rahasia merupakan sebuah lorong bawah tanah,
dikedua belah sampingnya masing-masing terdapat empat buah
ruangan dengan perlengkapan yang komplit, tapi ada pula yang
kosong tak berisi. Keempat buah ruangan tersebut segera diperiksa, sehingga
dalam waktu singkat semuanya telah selesai diperiksa.
Diujung lorong situ terdapat sebuah persimpangan jalan, Thian
cun yang dengan cepat mengebaskan ujung bajunya kesebelah
kanan. Lorong sebelah kanan berbentuk setengah lingkaran, pada
jarak lima kaki kemudian terdapat lagi sebuah tikungan menuju
kekanan, disisi lorong terdiri pula dari empat buah ruangan, bentuk
maupun perabotnya tak jauh berbeda seperti ruangan sebelumnya.
Hanya pada empat ruang berikut keadaannya kosong, Cuma
pada ruang terakhir terdapat sebuah rak senjata, tapi diatas rak
tersebut kecuali sebuah tombak yang telah berkarat, sama sekali tak
Nampak senjata taham lainnya. Tak tahan oh Kui sam berseru :
"Tempat ini bagaikan gua yang sama sekali tak berpenghuni,
kalau kita mesti melakukan pemeriksaan dengan cara demikian hasil
apakah yang akan kita peroleh?"
"aku tak lebih hanya berusaha dengan segala kemampuan untuk
melakukan penyelidikan ke setiap tempat yang bisa didatangi di gua
pengikat cinta ini, andaikata tak berhasil menemukan sesuatu, yaa
apa boleh buat lagi."
sambil berkata kakek dari marga Thian ini melanjutkan kembali
perjalanannya kedepan. Beng Gi ciu berpikir sebentar, kemudian
selanya : "Menurut pendapatku, kemungkinan besar mereka sudah
mempunyai rencana untuk mengundurkan diri dari sini." Dengan
cepat oh Kui sam menggeleng.
"Berada dalam keadaan seperti tadi, dimana bajingan tua Ui sik
kong melarikan diri dengan membawa luka dilengan, tak mungkin ia
mempunyai rencana yang baik, keponakanku, kali ini dugaanmu tak
tepat" "Aku hanya berbicara mengikuti situasi didala m gua ini," ucap
Beng GI Ciu sambil tertawa, "coba lihat semua barang yang penting
telah mereka pindahkan semua,kalau bukan direncanakan masa
dapat kita temukan dalam keadaan begini?"
"Betul juga perkataan itu," kata Thian Cun yang sambil
menganguk, "Situa Bangka Ui Sik kong memang bukan manusia
sembarangan, nampaknya dia telah melakukan pelbagai pesiapan,
agaknya dia sudah berjaga-jaga bila usahanya kali ini mengalami
kegagalan." Kemudian setelah berhenti sejenak dengan suara dalam kembali
tambahnya : "Ia benar-benar merupakan musuh yang tangguh buat
kita" "Empek Thian, selanjutnya kita akan memeriksa kemana?" Tanya
Beng Gi ciu kemudian dengan nada menyelidik.
"Tempat didepan situ adalah posisi Kan kiong, kita lakukan
pemeriksaan lebih lanjut," ujar Thian cun yang sambil mendampingi
kedepan. "Tampaknya keadaan ditempat itupun tak akan jauh berbeda
dengan tempat disini?"
"Benar Empat kawasan terdiri dari empat tempat yang berbentuk
sama, tentu saja keadaan disetiap tempat tak akan jauh berbeda,
kalau bukan demikian masa bangunan ini disebut mengandung
unsur Pat kwa dan Ji gi?"
Sementara pembicaraan masih berlangsung, mereka telah
memasuki sebuah lorong yang lain.
Tapi dengan cepat ia menghentikan perjalanannya dengan wajah
tertegun, oh Kui sam, Beng Gi Ciu-serta Kho Beng sekalipun segera
dibuat termangu. Ternyata dugaan Thian Cun yang telah mengalami perubahan
sama sekali diluar dugaan,
sebelumnya dia mengatakan bentuk bangunan dikedua tempat
tersebut sama satu dengan lainnya, namun setelah menembusi
tempat itu mereka temukan keadaan yang sama sekali berbeda.
Lorong itu Cuma sepanjang berapa kaki dengan ujungnya
merupakan sebuah ruangan batu yang luasnya mencapai dua kaki,
perabot yang berada disitupun tidak terlalu banyak.
setelah sebuah meja besar yang etrletak dibagian tengah, empat
buah kursi besar yang terbuat dari kayu cendana terletak diempat
sudut, sementara pada empat dinding masing-masing tergantung
sebuah lentera minyak. sebaliknya dibawah dinding bagian muka
terletak sebuah patung Buddha yang tingginya dua kali manusia
dewasa. Kening oh Kui sam berkerut, segera ia menegur : "Cun
yang, apa maksud kesemuanya ini?"
Thian Cun yang terbelalak keheranan, gumamnya agak tergagap.
"aneh, aneh, sunguh aneh"
"sebetulnya permainan busuk apa sih?" seru oh Kui sam lagi
bertambah gelisah, "masa kau tak dapat melihatnya?"
"Jangan ribut, jangan ribut dulu" Thian cun yang mengulapkan
tangannya, "keanehaan disini terletak pada patung Buddha tersebut,
mengapa disini bisa dilengkapi dengan sebuah patung Buddha?"
"siapa tahu patung tersebut hanya sebuah tipu muslihat bajingan
tua Ui yang sengaja hendak mengaburkan perhatian kita" sela Beng
Gi ciu. "Tidak mungkin, sudah pasti bukan begitu maksudnya," kata
Thian cun yang sambil menggeleng. Mendadak.
"Hati-hati locianpwee agaknya dari mulut patung Buddha itu
menyembur keluar segulung asap berwarna hijau"
Buru-buru semua orang mengalihkan perhatiannya kepatung itu,
benar juga, dari mulutnya patung tersebut memang Nampak
menyembur keluar segulung asap berwarna hijau.
Tak lama kemudian asap hijau tersebut telah berubah menjadi
berwarna kuning bahkan dari telinga, mata serta mulutnya
menyembur keluar asap. makin lama semakin tebal dan semakin
banyak. Dengan perasaan gelisah Beng Gi ciu segera berseru : "sudah
pasti asap beracun" Mendadak paras muka Thian cun yang berubah hebat, teriaknya
kaget : "Bukan asap beracun tapi asap belirang, aaah perhitunganku
salah besar, tempat ini buka saja diatur dengan unsure Pat kwa dan
Ji gi bahkan diantaranya disisipkan juga dengan barisan Jit coat tin
yang mematikan." Kemudian dengan suara dalam serunya :
"cepat ikuti diriku untuk mundur dari sini" sambil membalikkan
badan cepat-cepat dia mengundurkan diri dari tempat tersebut.
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
oh Kui sam tak berani berayal , menyusul dibelakang Thian Cun
yang semua berlarian meninggalkan gua pengikat cinta.
setibanya diluar gua, Thian Cun yang sama sekali tak berhenti
namun dengan mengerahkan ginkangnya dia kabur menuju
kebelakang lembah. Hingga tiba didasar lembah Thian Cun yang baru menghentikan
larinya sambil menghembuskan napas panjang.
Kemudian menyusul Beng Gi ciu, Kho Beng dan siau wan
sekalian, mereka semua pun segera berkumpul dibalik semak.
Dengan kening berkerut, oh Kui sam segera berseru :
Bersambung ke jilid 43 Jilid 43 "cun yang, aku merasa tindakan kita kali ini amat memalukan,
masa didepan angkatan muda, kita dibuat lari terbirit-birit hanya
karena sebuah patung Buddha, hmmm, kemana kita harus taruh
muka kita sebagai keturunan dari tiga dewa?"
Sambil menghela napas Thian cun yang menggelengkan
kepalanya berulang kali, katanya kemudian : "Yaa, apa boleh buat."
Kemudian menunjuk kepuncak cian san, serunya lagi : "coba
kalian perhatikan kesana..."
Belum habis perkataan tersebut diucapkan tiba-tiba terdengarlah
suara ledakan dahsyat yang amat memekakkan telinga bergema,
memecahkan keheningan disusul pula Nampak semburan api yang
amat mengerikan menyembur keluar dari puncak bukit itu
Menyusul kemudian terjadi lagi ledakan kedua dan ketiga.
Ledakan demi ledakan yang menggelegar diangkasa membuat
seluruh permukaan tanah dimana Kho Beng sekalian berada turut
berguncang amat keras, hampir boleh dibilang tanah turut
berguncang, bumi serasa merekah, seakan-akan hari kiamat telah
tiba. Bongkahan batu-batu raksasa berguguran disekeliling tempat
persembunyian mereka bagaikan hujan batu, untung beberapa
orang itu sudah mengerahkan tenaga dalamnya untuk melindungi
badan, coba kalau tidak niscaya tubuh mereka akan terluka oleh
hujan batu. Sampai lama..Lama kemudian suara dentuman yang
deras itu baru berhenti namun kobaran api dipuncak bukit masih
membara dengan hebatnya, seluruh tanah perbukitan tersebut telah
dilanda oleh lautan api. sambil menghembuskan napas panjang Thian Cun yang berkata :
"sudahkah kalian lihat sendiri" Rupanya si bajingan tua ui sik
kong telah bertekad akan mengubur kita dalam lautan api. itulah
sebabnya ia berani berbuat yang aneh-aneh, coba kalau kita
melakukan pemeriksaan dulu kebagian gua yang lain, rasanya akan
sulit sekali buat kita untuk meloloskan diri dari musibah ini"
"Darimana empek Thian mengetahui bahwa mereka telah
menanam bahan peledak didalam gua tersebut?" Tanya Beng Gi ciu.
"Masalahnya terletak pada patung Buddha tersebut, ketika kita
memasuki ruangan gua tadi, aku masih mengira bangunan tersebut
memang benar-benar dibangun menurut system pat kwa dan ji gi,
namun tak seharusnya ditempat semacam ini terdapat patung
Buddha nya, kehadiran patung tersebut membuatku bingung dan tak
habis mengerti, hingga timbulnya asap kuning dari patung tersebut
aku baru mendapatkan ilham apa yang sesungguhnya terjadi,
rupanya mereka telah menambahkan barisan Jit coat tin yang
mematikan disana" Kho Beng tak mampu berkata-kata, dia hanya
menghela napas panjang. sesudah tertawa getir, Thian Cun yang
berkata lebih lanjut : "Ilmu barisan dan silat rahasia merupakan kepandaian andalan
partai kupu-kupu, kenyataannya mereka mampu mengkombinasikan
barisan pat kwa, Ji gi dan Jit coat tin menjadi satu barisan yang
hebat, hal ini benar-benar berada diluar dugaanku"
"Dengan meledaknya bahan peledak tersebut, bukankah seluruh
gua pengikat cinta telah menjadi rata dengan tanah?" sela Beng Gi
ciu. Thian Cun yang menghela napas panjang :
"Aaaai Bukan Cuma gua pengikat cinta yang telah musnah,
semua binatang dan burung yang berada dipuncak bukit itupun
mungkin tak ada yang tersisa sama sekali, aaaai tindakan mereka
benar-benar teramat keji." setelah berhenti sejenak. kembali katanya
kepada Kho Beng : "Tapi kaupun tak perlu risau ataupun sedih hati, biarpun tindakan
dari ui sik kong kali ini cukup keji namun orangnya amat cerdik, bila
keadaan belum sampai pada posisi yang amat terdesak, tak nanti dia
akan mengorbankan para sandera, oleh sebab itu kaupun tak usah
terlalu mengkuatirkan keselamatan dari cicimu sekalian"
"Benar" sambung Beng Gi ciu, "mari kita segera memeriksa
keadaan dari tiga bersaudara Kim"
sementara itu kobaran api dipuncak bukit sudah makin mereda,
terlihat dengan jelas bagaimana sebagian daricuncak bukit itu sudah
kena diledakkan hingga musnah.
Dengan membawa perasaan yang berat dan dalam semua orang
beranjak meninggaikan tempat tersebut dan kembali ke gua didasar
jurang. Keadaan medan didasarjurang itu amat berbahaya, batuan cadas
berserakan dimana-mana, ditambah lagi pepohonan yang tumbuh
rimbun membuat keadaan disana amat mengerikan hati.
Disaat semua orang sedang menelusuri pepohonan yang rimbun,
mendadak terdengar gelak tertawa yang menyeramkan bergema
memecahkan keheningan, menyusul kemudian tampak tiga sosok
bayangan manusia menyelinap keluar dari tempat
persembunyiannya. Dengan perasaan tertegun, serentak Thian cun yang sekalian
menghentikan langkahnya. Ternyata ke tiga orang itu tak lain adalah ui sik kong yang
bertubuh kecil ceking dan berlengan tunggal beserta Liong hoa
sinkun disebelah kirinya dan disebelah kanannya adalah seorang
perempuan tua yang berbentuk seperti Liong hoa sinkun, berambut
panjang sebahu, memakai baju putih dan berwajah pucat bagaikan
dilumuri semacam kapur, tampangnya tidak mirip manusia, tujuh
bagian justru mirip setan.
semua orang segera mengerti, kemungkinan besar orang itu
adalah istri Liong hoa sinkun yang bernama Pek kut hujin.
Bekas lengan kanan ui sik kong yang kutung kini telah dibalut
dengan kain putih, namun pakaiannya belum diganti, sehingga noda
darah masih kelihatan mengotori seluruh badannya, keadaan dari
ketua partai kupu-kupu ini kelihatan paling mengenaskan. Terdengar
ia berseru sambil tertawa seram.
"Tentunya kalian tidak menyangka bukan, meskipun berulang kali
aku ui sik kong menderita kekalahan, bahkan lengan kananku pun
sudah kutung, namun kesemuanya ini tidak mengurangi semangat
juangku untuk menguasai jagat." Thian cun yang tertawa tergelak.
"Haaahh..haaahh .. haaahh . Tua Bangka Ui, mungkin kau
sendiripun tidak menyangka bukan, bahwa kami semua tak sampai
mampus oleh ledakan bahan peledakmu bahkan masih akan
meneruskan cita-cita kami untuk mengusirmu dari daratan
Tionggoan" ui sik kong tertawa seram.
"Kejadian ini memang sedikit diluar dugaan namun aku tidak
merasa terlalu kecewa biarpun satu gagal satu kali, toh masih ada
kesempatan dilain saat." Kho Beng segera menyelinap maju
kedepan, tegurnya dingin : "Ayoh katakan, apa yang hendak kau
lakukan sekarang?" Kemudian setelah memperhatikan sekejap wajah Pek kut hujin,
katanya lebih jauh : "SEtelah mendatangkan bala bantuan, tentunya
kau berniat untuk berkelahi bukan?"
Dengan sikap yang amat tenang Ui sik kong menggelengkan
kepalanya berulang kali, ujarnya :
"Lengan kananku baru kutung, aku tidak berminat sama sekali
untuk melangsungkan pertarungan-"
"Lalu apa tujuanmu?" bentak sang pemuda tak sabar. sambil
tertawa seram Ui sik kong berkata :
"Ada tiga hal yang perlu kubicarakan dihadapan kalian. Pertama,
leluhur kami telah menemui ajalnya dibawah tebing hati Buddha
pada seabad berselang ditangan tiga dewa, maka setelah hidup
memencilkan diri hampir seabad lamanya, partai kupu-kupu tetap
bertekad akan membalas dendam atas sakit hati ini."
Ditatapnya wajah Thian cun yang sekejap dengan sinar matanya
yang hijau menyeramkan, kemudian lanjutnya lebih jauh :
"siapa sangka lengan kananku justru sudah kutung lebih dulu
ditanganmu, maka aku telah bersumpah kepada langit, kecuali
keturunan dari tiga dewa telah kutumpas habis semua, aku tak nanti
akan melupakan sakit hati yang terjadi hari ini."
"Haaahh . Haaahh .. haaahh asal kau berkepandaian untuk
berbuat yang sama, terserah apapun kemauanmu" sahut Thian cun
yang acuh tak acuh. Ui sik kong kembali berkata lebih jauh :
"Kedua, kitab pusaka Thian goan bu boh adalah mestika dari
partai kupu-kupu, terlepas apakah ilmu silat yang tercantum didalam
kitab tersebut bermanfaat atau tidak buat partai kupu-kupu, aku
tetap bertekad akan mendapatkannya kembali." sambil berpaling
kearah Kho Beng, bentaknya :
"Mati hidup kakakmu sekalian masih tetap berada dalam
cengkeramanku, bila kau berniat menyelamatkan jiwa mereka, cara
yang paling tepat adalah selekasnya mengembalikan kitab pusaka
Thian goan bu boh tersebut kepadaku"
"Aku pun tetap bermaksud menyampaikan syarat kmepadamu"
kata Kho Beng dengan suara dalam, "asal kau dapat mewujudkan
apa yang menjadi syaratku itu, kujamin kedua lebar kitab pusaka
Thian goan bu boh itu akan kukembalikan ketangan anda secara
utuh, nah, apakah persoalanmu yang ketiga?"
"Ketiga, aku hendak menyampaikan sebuah berita buruk kepada
kalian semua" seru Ui sik kong sambil tertawa seram.
"Berita buruk apa?" Kho Beng merasa agak tertegun-Ui sik kong
kembali tertawa seram. "Heehh heehh . Heeehh . seluruh kekuatan inti dari tujuh partai
besar dan para jago kenamaan dari empat penjuru mungkin akan
terkubur untuk selamanya didalam sebuah selat yang sempit garagara
Chee Tay hap telah menyampaikan berita yang salah."
"Hei, dari mana kau bisa tahu tentang chee Tay hap?" seru Kho
Beng agak tercengang, "berita salah apa pula yang disampaikan
olehnya sehingga akan menyebabkan tewasnya para jago dalam
sebuah selat" Mengapa kau tak berani menerangkan persoalan ini
dengan lebih jelas lagi?"
Kembali ui sik kong tertawa seram.
"Heeehhh .heeehh . Heehh .orang menyebut chee Tay hap
sebagai saudagar racun berkaki sakti, hal ini disebabkan ilmu
meringankan tubuhnya yang amat sempurna, oleh sebab itulah aku
sengaja memilih dirinya sebagai penyampai berita, yang lebih
penting lagi adalah hubungannya yang begitu dekat denganmu,
kehadirannya sebagai pembawa berita sudah pasti akan dipercaya
ketua siau lim pay secara utuh dan tanpa curiga"
setelah memandang sekajap wajah musuh-musuhnya dengan
sorot mata yang dingin kembali dia melanjutkan :
"Dia telah menyampaikan berita darimu untuk mengajak para
jago yang berkumpul dikuil siau lim si untuk bersama-sama
berangkat kesebuah selat tertentu, bahkan mereka sudah harus tiba
sebelum tanggal tujuh belas."
"Tanggal tujuh belas" Berarti besok?" Tanya Kho Beng setengah
percaya setengah tidak. ui sik kong tertawa terkekeh-kekeh :
"Betul, namun bila dihitung dengan gerak cepat langkah Chee
Tay hap mungkin saat ini dia telah tiba di siau lim si, kasihan benar
kawanan jago yang menganggap dirinya sebagai pendekar sejati,
mungkin mereka sudah mulai melangkahkan kakinya untuk
berangkat menuju ke pintu kematian"
"Aku tidak mengerti apa yang kau maksudkan?" seru Kho Beng
sambil menggigit bibir. Kembali ui sik kong tertawa tergelak.
"Padahal perkataanku sudah amat jelas, sepantasnya kau bisa
memahami dengan segera berita yang disampaikan chee Tay hap ke
pihak siau lim si tak lain adalah berita yang berasal darimu, tentu
saja yang dimaksud disini adalah aku yang mewakilimu"
"Hmmm, jangan kau bermimpi disiang hari bolong" seru Kho
Beng sambil tertawa dingin, "mana mungkin chee Tay hap bersedia
menuruti perintahmu" Apalagi belum tentu para jago akan
mempercayai perkataannya."
"Chee Tay hap telah terpengaruh oleh ilmu memindah sukma
menggeser hawa dari Liong hoa sinkun, gara-gara pengaruh hipnotis
tersebut telah salah menganggap Liong hoa sinkun sebagai dirimu
Kho Beng. Tentang bagaimana caranya merebut kepercayaan dari
para jago hal ini disebabkan dia membawa tanda pengenalmu."
"Tanda pengenal apa?" Kho Beng semakin tak habis mengerti.
"Mengapa kau tidak memperlakukan pemeriksaan atas dirimu
sendiri. Coba dilihat benda apakah yang telah hilang dari tubuhmu?"
Dengan perasaan tertegun Kho Beng mencoba untuk meneliti
keadaan sendiri, dengan cepat ia menjumpai kalau lencana naga
kemala hijau yang biasanya tergantung dilehernya kini sudah lenyap
tak berbekas, saking tertegunnya dia sampai tak mampu
mengucapkan sepatah kata pun.
sambil tertawa tergelak ui sik kong segera mengejek :
"sudah kau temukan?"
"Kau .. kau maksudkan lencana naga kemala hijau?" Ui sik kong
segera tertawa. "Kecuali lencana naga kemala hijau tersebut benda apalagi yang
mudah merebut kepercayaan orang" Ketika sibungkuk Thio Ciong
lan menjumpai lencana naga tersebut dia pasti mempercayai kalau
berita tersebut disampaikan orangnya sendiri, asal sibungkuk sudah
percaya maka orang-orang yang lainpun bukan masalah lagi."
"sejak kapan kau mencuri lencana naga kemala hijauku ini?"
teriak Kho Beng dengan gusar.
"Haaahh haahh .. haahh .demi tercapainya tujuanku, cara yang
paling tak halal pun bakal kutempuh, buat apa kau menanyai urusan
sepele seperti itu?" Tiba-tiba oh Kui sam menyela :
"Hey situa Bangka ui, kenapa sih kau suka sekali menyusun cerita
bohong" Cepat katakan apa nama selat itu dan cara apa kau hendak
menipu kewananjago tersebut?" Dengan cepat ui sik kong
menggelengkan kepalanya berulang kali, sahutnya :
"Apa nama selat tersebut" Maaf kalau aku tak bisa menjelaskan,
pokoknya ada sekelompok jago yang terdiri dari ratusan orang,
didalamnya termasuk juga sebagian besar inti dari dunia persilatan,
malam ini juga bakal mati secara mengenaskan didalam selat
tersebut" "Hmmm, aku tahu kau sedang mengigau untuk menipu orang lain
saja" teriak oh Kui sam.
"Hmmm, akupun perlu menjelaskan pula kepada kalian, yang
mendapat tugas untuk menyelesaikan pekerjaan besar ini ialah
putriku Dewi In un serta kedua puluh empat orang pembantunya."
setelah berhenti sejenak, pelan-pelan dia melanjutkan :
"SEandainya kalian cerdik, rasanya tak akan sulit memecahkan
persoalan ini" Mendengar perkataan tersebut, Kho Beng sekalian
menjadi terperanjat sekali dibuatnya. Dengan penuh amarah oh Kui
sam berkata : "Tua Bangka ui, mungkin kau hendak mengulangi lagi perbuatan
busukmu dengan menggunakan bahan peledak?"
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Haaahh .. haaahh . Haahh .mungkin saja dugaanmu benar,
pokoknya yang menjadi tujuanku adalah membasmi seluruh
kekuatan inti yang berkumpul di siau lim si ini. sampai waktunya
maka tinggal kalian beberapa orang dengan jumlah seminim ini,
mana mungkin kalian mampu menghadapi kami lagi?"
"Bajingan tua, aku lebih suka melanggar pesan guruku almarhum
dari pada membiarkan manusia macam kau tetap hidup didunia ini"
teriak Kho Beng penuh amarah. sambil mengerahkan tenaga
dalamnya, dia melepaskan sebuah pukulan kedepan.
Tampaknya ui sik kong telah mempersiapkan diri secara baikbaik,
dengan cepat dia mengayunkan tangan tunggalnya untuk
menyongsong datangnya ancaman tersebut, sementara Liong hoa
sinkun serta Pek kut hujin tidak tinggal diam, serentak mereka pun
melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Tenaga dalam mereka bertiga segera bergabung menjadi satu
menimbulkan segulung tenaga serangan yang maha dahsyat.
Didalam melepaskan serangannya tadi Kho Beng telah
menggunakan tenaga dalamnya sebesar sembilan bagian.
Blaaammm Terjadi benturan yang memekakkan telinga ketika kedua gulung
kekuatan tersebut saling bertumbukkan satu sama lainnya.
Kho Beng segera merasakan pergelangan tangannya menjadi linu
dan kesemutan, peredaran darahnya menjadi kurang lancar
sehingga tanpa terasa lagi ia mundur selangkah kebelakang.
Thian Cun yang, oh Kui sam dan Beng Gi ciu sekalian yang
menyaksikan peristiwa itu serentak bergerak maju kemuka dan
melakukan pengepungan dengan posisi setengah lingkaran.
sementara itu Liong hoa sinkun serta Pek kut hujinpun kelihatan
bergoncang keras akibat bentrokan tadi, tiba-tiba saja dari saku
mereka menyembur keluar asap berwarna merah yang menyebar
keangkasa, dalam waktu singkat asap tersebut menyelimuti daerah
seluas berapa kaki dan menyelimuti seluruh tubuh ui sik kong
sekalian. "Empek berdua hati- hati, mungkin asap itu beracun" teriak Beng
Gi ciu dengan perasaan terkejut.
Thian Cun yang serta oh Kui sam kelihatan agak tertegun,
dengan cepat mereka mundur sejauh dua langkah kebelakang.
Dalam amarahnya oh Kui sam segera menghimpun tenaga
dalamnya dan melontarkan sepasang telapak tangannya kedepan
untuk membuyarkan asap tersebut.
Tenaga pukulannya memang luar biasa sekali, ditengah amukan
angin topan yang menderu- deru, asap tebal berwarna merah tadi
hilang lenyap seketika, namuan bayangan tubuh ui sik kong sekalian
pun sudah lenyap dari pandangan mata. sambil menggertak gigi oh
Kui sam berseru dengan gemas.
"Benar-benar bajingan yang amat licik, nampaknya aku perlu
memapas kutung lengan kirinya juga."
"sudah tak usah mengumpat terus, yang penting kita harus
merundingkan masalah yang pokok" sela Thian cun yang.
Kemudian sambil mengalihkan pandangan matanya kewajah Kho
Beng serta Beng Gi ciu sekalian, katanya lebih jauh :
"Aku tidak begitu memahami tentang persoalan ini, siapa sih
Chee Tay hap itu?" setelah menghela napas Kho Beng menjawab :
"Dia adalah orang kepercayaan enciku, andaikata berita ini benarbenar
disampaikan kepihak siau lim si, apalagi sampai dipercayai
oleh para jago disitu, aaai . Akibatnya benar-benar tak bisa
dibayangkan dengan perkataan"
"Yaa, seandainya memang benar ditakdirkan akan terjadi
musibah tersebut tentu saja kita tak bisa banyak berkutik," Thian
cun yang mengangguk tanda membenarkan.
"Apa lagi waktu yang tersedia hanya sehari, rasanya mustahil
bagi kita untuk berangkat ke siau lim si." setelah berhenti sejenak,
kembali katanya : "Lagipula seandainya bisa disusul kesana bila mereka betul-betul
sudah tertipu dan berangkat keselat tersebut, mungkin disaat kita
tiba disana, mereka telah berangkat pula keselat tadi."
Paras muka Kho Beng berubah menjadi amat serius, saking
sedihnya dia sampai tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Andaikata pula jago yang berkumpul di siau lim si benar-benar
terkena musibah, sekalipun hal ini disebabkan rencana keji dari ui sik
kong namun namanya yang justru dipergunakan, sudah pasti dia
akan menjadi manusia yang paling berdosa didunia ini.
Diam-diam ia menggetarkan gigi kencang-kencang disamping itu
dia pun bertekad akan melenyapkan ui sik kong dari muka bumi.
Akhirnya Thian cun yang yang memecahkan keheningan lebih dulu,
katanya : "Entah bagaimanapun perubahan situasi yang bakal terjadi kita
harus segera berangkat ke siau lim si."
setelah berhenti sejenak, tambahnya :
"Aku rasa lebih baik kita pergi mencari tiga bersaudara Kim lebih
dahulu" Maka berangkatlah kawanan jago itu menuju ke ^oa didasar
jurang tersebut. Tak lama kemudian mereka telah sampai dimuka pintu gua,
mendadak Kho Beng mengendus bau amis darah yang sangat
menusuk penciuman, ia menjadi amat terperanjat, teriaknya tanpa
sadar : "Aduh celaka"
Dengan satu kali lompatan cepat dia menerobos masuk lebih dulu
kedalam goa itu. Benar juga suatu pemandangan yang amat tragis
terpapar didepan matanya.
Tiga bersaudara Kim kini sudah roboh terkapar diatas genangan
darah, tampaknya mereka telah dibantai orang secara keji.
sambil menggertak gigi menahan rasa gusar yang meluap. Kho
Beng segera berseru : "Bajingan tua ui, bila aku tak dapat mencincang tubuhmu hingga
hancur berkeping-keping, aku bersumpah tak akan menjadi
manusia." Tapi Beng Gi ciu segera menarik tangannya seraya
berkata : "Engkoh Beng, mungkin bukan hasil karya dari bajingan
tua she Ui itu" sambil menunjuk kedalam gua dia melanjutkan :
"Coba lihat, mereka pun telah mendapat celaka, dibantai orang
secara kejam" Ketika Kho Beng mengalihkan pandangannya kedalam gua, betul
juga, ia melihat Cun hong lengcu Jin cun- Hoe im lengcu Li sian soat
serta si gedang geledek sin cu beng telah tewas pula dalam keadaan
yang mengerikan, darah segar berceceran membasahi seluruh lantai
gua. Mereka tewas dalam keadaan masih terikat, sedang bagian
kepalanya hancur terkena pukulan keras.
sungguh aneh peristiwa ini. Tanpa terasa Kho Beng berseru
keheranan- Peristiwa ini memang merupakan suatu kejadian yang sangat
aneh, andaikata peristiwa ini merupakan hasil karya dari Ui sik kong
atau orang-orang partai kupu-kupu maka tak mungkin mereka
membantai juga Cun hong lengcu sekalian
Tapi kalau bukan hasil karya dari jago partai kupu-kupu, siapa
yang telah melakukan pembantaian tersebut"
Mendadak terdengar Thian cun yang berseru :
"Tampaknya orang ini belum mati."
Mendengar ucapan tersebut Kho Beng segera berpaling ternyata
yang dimaksud adalah Kim lo sam.
Benar juga dadanya kelihatan masih bergerak naik turun, meski
keadaannya sudah amat lemah.
Cepat-cepat Kho Beng berjongkok disisinya dan menempelkan
telapak tangan kanan keatas jalan darah Ki hay hiat nya, segulung
aliran hawa hangat pun pelan-pelan tersalur masuk kedalam
tubuhnya. Berkat bantuan hawa murni yang mengalir masuk kedalam
tubuhnya itu, pelan-pelan Kim Losam sadar kembali dari sekaratnya.
Ia membuka matanya lebar-lebar, lalu memaksakan diri untuk
mengeluarkan secercah senyuman, dengan suara yang lemah dan
terputus bisiknya : "Kho .. Kho sauhiap kali kalian tee ..telah kembali
.." "siapakah yang telah mencelakai kalian semua?" Tanya Kho Beng
dengan perasaan gelisah. Agaknya Kim Losam tak rela mati dengan begitu saja, ditambah
lukanya tidak mencapai taraf akan mematikan dengan segera, maka
selama ini dia masih dapat mempertahankan hidupnya secara paksa.
Namun setelah berjumpa dengan Kho Beng, semangatnya untuk
mempertahankan hidup pun menjadi kendor sebagian, meski sudah
memperoleh bantuan tenaga dalam dari Kho Beng, namun
keadaannya tak lebih sudah mendekati saat ajal. sambil berusaha
bergelut dengan maut, serunya terbata-bata :
"Perbuatan ini .. di .. dilakukan .. o oleh Kiong . ceng .. san-."
"Kiong Ceng san?" Kho Beng amat terkesiap lalu teriaknya lagi
sambil menggertak gigi, "apakah Liong kiong sincu Kiong Ceng san
dari bukit Kun san?"
Namun Kim Losam telah menghembuskan napasnya yang
terakhir, mati dengan perasaan puas.
Kho Beng segera terjerumus dalam lamunan yang sangat
mendalam. Diam-diam ia mencoba untuk menganalisa, apa sebabnya Kiong
Ceng san membunuh tiga bersaudara Kim secara keji"
Akhirnya dia berhasil memperoleh suatu pendapat, walaupun
Kiong Ceng san adalah seorang pemimpin diwilayah telaga Tong
ting, sesungguhnya dia merupakan seorang manusia rendah yang
munafik dan berhati sempit.
Tindakan tiga bersaudara Kim yang berpihak kepadanya jelas
menimbulkan rasa tak puas dalam hati kecilnya, sekalipun dia telah
membuat perjanjian dengan para jago dari dunia persilatan untuk
mengadakan gencatan senjata sementara waktu, namun hal ini
nampaknya tidak mengurangi rasa bencinya terhadap dia serta tiga
bersaudara Kim. Itulah sebabnya ketika berjumpa kembali dengan tiga bersaudara
Kim, segera timbulah napsu membunuhnya sehingga berakibat
tewasnya ketiga orang pendekar sejati ini secara mengenaskan.
sedang mengenai Cun hong lengcu sekalian, kesatu lantaran
mereka adalah anggota partai kupu-kupu, kedua diapun kuatir
orang-orang tersebut bakal membocorkan rahasianya membunuh
tiga bersaudara Kim, maka orang-orang tadi segera dibantai
sekaligus dengan maksud menutup mulut mereka untuk selamanya..
Tapi sama sekali tak terduga olehnya, ternyata Kim Losam tak
sampai tewas seketika, mungkin sukma tiga bersaudara Kim masih
penasaran hingga berniat membalas sakit hati ini.
Menyaksikan kematian tiga bersaudara Kim yang begitu
mengenaskan dalam waktu singkat rasa bencinya terhadap Kiong
ceng san menjadi setingkat lebih mendalam ketimbang rasa
bencinya terhadap Ui sik kong. Diam-diam ia berbisik didalam hati :
"Kiong Ceng san, bila kita bersua kembali lain waktu, saat itulah
merupakan hari ajalmu"
sementara dia masih termenung, terdengar Thian cun yang
berkata : "Biarcun aku kurang begitu tahu tentang anggota persilatan
didaratan Tionggoan- namun nama Kiong ceng san pernah
kudengar, bukankah dia adalah seorang tua yang berjiwa
pendekar?" "Tapi diapun seekor binatang buas, seorang manusia munafik
yang berhati jahat, buas dan tak punya rasa perikemanusiaan"
sambung Kho Beng emosi. Dengan pandangan lembut, Beng Gi ciu mengerling sekejap
kearahnya, kemudian berkata :
"Mungkin dulu kau pernah mempunyai ikatan perselisihan
dengannya, kalau tidak mustahil dia akan membencimu begitu
mendalam." sambil menggigit bibir Kho Beng berseru :
"Dihadapan jenasah tiga bersaudara Kim, aku bersumpah, apabila
berjumpa lagi dengan bajingan tua tersebut dimasa mendatang, saat
itulah merupakan saat ajalnya, aku tak bakal melepaskan dia dengan
begitu saja." "Bajingan tua itu terlampau kejam, dia memang pantas untuk
dibantai" Beng Gi ciu mendukung dengan suara lembut. oh Kui sam
turut menghela napas panjang.
"Ya a, walaupun aku dengan mereka bertiga hanya sempat
bertemu satu kali, namun kesanku terhadap mereka memang cukup
baik." Kemudian sambil berpaling kearah Kho Beng, terusnya :
"Aku rasa tiada waktu lagi buat kita untuk mengubur jenasah
mereka, menurut pendapatku lebih baik kita gempur dulu gua
tersebut untuk sementara waktu, bila urusan si tua Bangka Ui sudah
usai, kita baru mengubur jenasahnya secara layak."
"Perkataan locianpwee memang benar" buru-buru Kho Beng
menyahut. Maka dengan perasaan berat semua orang melangkah
keluar dari gua tersebut.
Dengan gerakan cepat Kho Beng menyumbat mulut gua dengan
beberapa buah batu besar, kemudian berangkatlah mereka
meninggalkan bukit Cian san menuju kebukit siong san^ooooooo semenjak ketua siau limpay Phu sian sangjin menyebarkan surat
undangan, berbondong-bondonglah para jago dari pelbagai daerah
berdatangan kesana, termasuk juga para ketua partai besar dengan
membawa serta kawanan jago lihaynya.
Berhubung pengalamannya ketika berada dipuncak Giok cing
hong dibukit Tiong lam san, Phu sian sangjin sekalian tahu bahwa
penjagaan yang diserahkan kepada jago-jago kelas dua dan kelas
tiga tak mungkin akan mengetahui kehadiran kawanan jago lihay
sebangsa Ui sik kong, oleh sebab itu dia segera menghimpun seluruh
kekuatan inti para jago yang terdiri dari lima ratusan orang itu untuk
dilakukan seleksi yang ketat dengan memilih seratus orang
diantaranya. Dan keseratus orang inilah yang menjadi kekuatan ini dari usaha
untuk menumpas iblis dari muka bumi.
Maka empat penjuru disekeliling kuil siau lim si dilakukan
penjagaan oleh sekawanan jago lihay kelas wahid, bisa dibayangkan
betapa ketatnya penjagaan disekeliling tempat itu.
Baik siang maupun malam semua jago yang berada dalam kuil,
pemimpin golongan dan pemimpin perkumpulan bersama-sama
berkumpul diruang Hongtiang untuk bersiap menghadapi segala
perubahan yang tak terduga. Dengan suara nyaring Phu sian sangjin
berkata : "selama beberapa hari terakhir ini, berbagai jago dari segala
penjuru telah berdatangan, kalau dihitung kembali rekan-rekan yang
harus hadir pun sebagian besar telah berkumpul tinggal para jago
yang dipimpin oleh Liong kiong sicu dari telaga Tong ting masih
belum ada kabar beritanya."
seorang kakek bertubuh tinggi besar segera menyahut :
"Menurut apa yang kuketahui, Kiong Ceng san baru akan tiba
kemari dua hari lagi, sebab murid utamanya mendadak menghianati
perguruan, Kiong Ceng san hendak menyelesaikan persoalan
pribadinya terlebih dahulu."
Yang berbicara adalah sipedang angin sakti Kongsun Jiang, dia
adalah ketua perkumpulan Tong ting yang menjadi sahabat karib
Kiong ceng san, karenanya dia cukup mengetahui keadaan dari
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
rekannya itu. "omitohud" ucap Phu sian sangjin kemudian, "kalau memang
Kiong sicu masih ada urusan pribadi yang mesti diselesaikan dulu
tentu saja aku tak bisa terlalu mendesak."
setelah memperhatikan sekejap wajah para jago yang hadir
dalam ruangan, ia berkata lagi :
"Berbicara dari pengalaman kita dipuncak Giok cing hong dibukit
Tiong lamsan- ui sik kong memiliki Ilmu silat yang luar biasa sekali
lagipula jumlah anak buahnya sangat banyak. aku lihat tujuan kita
untuk menumpas kaum iblis mungkin .."
sambil menghembuskan napas panjang dia segera membungkam
dan tidak melanjutkan kembali kata-katanya .
Terdengar seseorang menyambung dengan suara yang rendah
dan berat. "mungkin sekalipun sudah menghimpun segenap kekuatan inti
yang berada dalam dunia persilatan pun tetap masih belum mampu
untuk menghadapi kekuatan partai kupu-kupu." Ternyata yang
berbicara adalah Bu Wi lojinsebenarnya
para hadirin merasa sangat tidak puas dengan
perkataan itu, namun berhubung Bu wi lojin adalah seorang tokoh
silat yang mempunyai nama serta kedudukan yang sangat terhormat
dan terpandang, maka kata-kata tak puas itu segera ditelan kembali.
Dengan kening berkerut kembali Phu sian sangjin berkata :
"Tapi kalau dibilang kita benar-benar tak punya harapan lagi,
lantas apa gunanya saudara sekalian diminta datang berkumpul di
siau lim si ini." Bu wi lojin tertawa tergelak. katanya :
"Perkataanku belum selesai dikatakan, kesatu, walaupun dalam
soal ilmu silat kita kalah dari partai kupu-kupu, namun jago-jago dari
Tionggoan termasyur sebagai orang yang berbakat dan pintar, siapa
tahu diantara kita akan berhasil mendapatkan sebuah akal cerdik.
Dan kedua, terpaksa kita melimpahkan semua pengharapan atas diri
Kho Beng" "PErkataan Bu wi sicu memang tepat sekali," kata Phu sian
sangjin dengan suara dalam, "sesungguhnya Kho Beng adalah
seorang yang bisa kita harapkan, karena kudengar ilmu silatnya
telah memperoleh kemajuan yang pesat sekali."
Pelan-pelan dia memandang sekejap sekeliling tempat itu lalu
lanjutnya segera suara dalam :
"Namun berita yang kudengar agaknya gelagat sedikit kurang
menguntungkan. " "sebenarnya berita apakah itu?" buru-buru si hwesio daging
anjing bertanya dengan nada gelisah.
Phu sian sangjin menghela napas panjang.
"Aaaai .. sipembawa berita itupun kurang begitu jelas, tapi
katanya Kho Beng sicu telah dihajar oleh ui sik kong hingga
menderita luka parah dan jejaknya tidak diketahui, apa yang berhasil
kuketahui sampai disini saja."
Hwesio daging anjing kembali menghela napas panjang, katanya
kemudian. "Aaaai . Kalau toh setiap persoalan telah digariskan oleh takdir,
tampaknya kita hanya bisa berusaha dengan segala kemampuan
yang kita miliki." "omitohud .. bila diantara saudara sekalian mempunyai satu
pendapat silahkan diutarakan keluar untuk dirundingkan bersama,
tujuan kita telah jelas sekarang yakni membasmi pengaruh siluman
dari muka bumi serta menegakkan kembali suasana tentram bagi
seluruh umat persilatan."
Mendadak dari sudut ruangan sana berdiri seorang kakek
bungkuk, katanya dengan lantang :
"Menurut pendapatku, lebih baik kita menyelidiki dulu kebenaran
dari berita tentang Kho Beng tadi, lalu menariknya untuk bergabung
dalam deretan kita untuk bersama-sama menumpas kaum iblis,
sebab aku lihat hanya dia seorang yang mampu menandingi Ui sik
kong." sewaktu Phu sian sangjin berpaling dia segera mengenali si
pembicara adalah si unta sakti Thio Ciong la n-Maka cepat-cepat
sahutnya : "Ucapan Thio sicu tepat sekali, terus terang saja aku telah
mengirim banyak sekali mata-mata untuk mencari kabar berita
tentang Kho Beng sicu, hanya kini belum ada kabar beritanya yang
pasti tiba ditanganku."
Baru saja Thio bungkuk hendak mengucapkan sesuatu tiba-tiba
tampak seseorang pendeta tua berjalan masuk kedalam ruang
hongtiong, setelah itu dia memberi hormat kepada Phu sian sangjin
sambil berkata : "Lapor ciangbun susiok "
Pendeta tua itu tak lain adalah Hui beng siansu satu diantara
sepuluh pendeta agung yang bertugas dibidang hokum, untuk
sementara waktu dia bertugas sebagai pembawa berita dari luar
kedalam ruangan- Buru-buru Phu sian sangjin bertanya : "Ada urusan apa?"
"Ada seorang sicu mengaku bernama Chee Tay hap ingin
bertemu dengan ciangbunjin Chee Tay hap ."
Gumam Phu sian sangjin-"Apakah sudah ditanya asal usulnya?"
sebelum Hui beng siansu sempat menjawab, Thio bungkuk telah
menimbrung dengan cepat. "aku cukup mengetahui asal usul chee Tay hap ini"
"Kalau memang Thio sicu tahu, dapatkah dijelaskan asal
usulnya?" Thio bungkuk segera tersenyum, "Dia adalah pembantu Kho yang
ciu." Phu sian sangjin agak tertegun, serunya kemudian :
"Pembantunya kakak perempuan Kho Beng"
"Benar" Thio bungkuk mengangguk. "orang ini berhati jujur dan
setia kepada majikannya, belum lama berselang dia baru berpisah
denganku, mungkin kedatangannya adalah untuk bergabung dengan
kelompok kita dalam urusan menumpas kaum iblis." setelah berhenti
sejenak. kembali katanya :
"Tapi berbicara menurut ilmu silat, menurut standar yang telah
ditetapkan lo siansu saat ini, dia masih belum berhak untuk
memasuki ruang hongtiong ini"
Phu sian sangjin berpikir sebentar, lalu katanya :
"Kalau begitu ajaklah dia beristirahat dulu, siapkan hidangan
baginya." Tapi Hui beng siansu segera menggeleng seraya berkata :
"sicu ini bersikeras hendak bertemu dengan ciangbunjin, katanya
ada rahasia penting yang akan disampaikan"
sementara Phu sian sangjin masih ragu-ragu, Thio bungkuk telah
menyela dengan gelisah : "Chee Tay hap adalah orang jujur, kalau dia mengatakan ada
rahasia besar yang perlu disampaikan, hal ini tak mungkin akan
salah lagi." sembari berkata , ia sudah beranjak dari tempat
duduknya. Cepat-cepat Phu sian sangjin berseru :
"Kalau memang demikian, cepat undanglah dia untuk masuk
keruang hong tiong" Hui beng siansu segera mengundurkan diri dari ruangan untuk
melaksanakan perintah. Tak lama kemudian chee Tay hap dengan wajah penuh debu dan
kelihatan letih sekali telah berjalan masuk kedalam ruangan dengan
langkah tergesa-gesa. segenap jago persilatan yang berada dalam ruangan serentak
mengalihkan pandangan mata nya kewajahnya, dengan keheranan
mereka mengawasi gerak-geriknya, mereka ingin mengetahui
rahasia apakah yang hendak disampaikan.
chee Tay hap menjura lebih dulu kesekeliling ruangan, lalu
kepada Thio bungkuk serunya :
"Majikan muda Kho Beng menyuruh aku menyampaikan kabar,
minta kepada Thio cianpwee agar menyampaikan kepada ketua siau
lim si agar segera mengumpulkan para jago dan berangkat ke selat
Pak hong sia dibukit Hu Gou san"
"Kenapa?" Tanya Thio bungkuk sambil memancarkan sinar tajam
dari balik matanya. "sebab majikan muda berhasil mendapat kabar kalau Ui sik kong
sekalian akan datang ke selat Pak hong sia."
"Lantas mengapa Kho Beng tidak datang sendiri kemari?" Tanya
Thio bungkuk lebih lanjut dengan perasaan tak habis mengerti. chee
Tay hap nampak tertegun sejenak. setelah itu ujarnya :
"soal ini majikan muda tak menjelaskan tapi ia bilang paling
lambat pada malam hari tanggal tujuh belas kalian harus sudah
berada diselat Pek hong sia."
"Wah, berarti hari ini?" seru Phu sian sangjin agak tercengang.
"Benar, itulah sebabnya aku menempuh perjalanan siang malam
karena kuatir membengkalaikan urusan besar." setelah berpikir
sebentar, kemudian katanya :
"Menurut majikan muda, inilah rencana yang paling bagus untuk
menumpas kaum iblis."
Phu sian sangjin segera termenung tanpa berbicara.
sedangkan Thio bungkuk menegur lagi dengan kening berkerut :
"chee tua, dimanakah kau telah bertemu dengan Kho Beng"
Bukankah dia telah menderita luka parah karena dihajar oleh Ui sik
kong?" Dengan wajah bimbang chee Tay hap mendongakkan kepalanya,
lalu menjawab : "Tidak. Ia sama sekali tidak terluka, kami bertemu didalam
sebuah kuil bobrok. malah dia datang bersama keturunan dari Kim
ka sian, nona Beng Gi ciu."
"Jadi kau pun telah bertemu dengan nona Beng?" Tanya Phu sian
sangjin cepat. "Yaa, selain nona Beng masih ada dayangnya Siau wan, malah
majikan muda telah mengikat tali perkawinan dengan nona Beng"
"Haaahh" Tanpa sadar para jago yang hadir dalam ruangan
berseru tertahan, selain kaget mereka pun merasa kagum.
sekulum senyuman gembira pun segera menghiasi wajah hwesio
daging anjing, pelajar rudin Ho heng serta Bu wi lojin sekalian. Buruburu
phu sian sangjin berkata lagi :
"Tahukah kau apakah nona Beng telah berhasil menemukan
kedua orang empeknya?"
"sudah ditemukan, malah majikan muda berpesan dia bersamasama
para keturunan tiga dewa akan segera menyusul kesana"
Mendengar berita ini para jago menjadi amat gembira.
"omitohud" Phu sian sangjin berseru kemudian"dengan bantuan dari keturunan tiga dewa serta Kho Beng
mungkin partai kupu-kupu akan mengalami nasib yang sama tragis
dan seperti seabad berselang, dunia persilatan benar-benar masih
bernasib mujur." setelah berhenti sejenak, terusnya : "Tapi ..
mengenai berita tersebut .."
Ia segera membungkam dan menengok kearah Thio bungkuk
tanpa menguraikan lagi kata-katanya.
Thio bungkuk memahami maksudnya, sambil berpaling ke arah
Chee Tay hap katanya lagi :
"sewaktu menyampaikan pesan tersebut kepadamu, apakah dia
masih berkata sesuatu lagi?"
chee Tay hap berpikir sebentar, lalu menggeleng.
"Rasanya sudah tidak ada"
Tapi setelah berhenti sejenak, tiba-tiba serunya :
"Yaa benar, majikan muda telah menyerahkan sebuah benda
kepadaku, katanya sebagai tanda pengenal .. benda itu tak lain
adalah mestika keluarganya, lencana naga kemala hijau."
sambil berkata dia segera merogoh kedalam sakunya dan
mengeluarkan lencana naga kemala hijau.
Thio bungkuk segera menerima lencana tersebut dan
diperiksanya sebentar, kemudian katanya :
"Yaa benar, benda ini memang milik Kho Beng." Phu sian sangjin
segera bersorak gembira, "Kalau begitu, berita yang disampaikan olehnya pun sudah pasti
benar, Kho Beng tidak datang ke siau lim si tapi langsung menuju ke
selat Pek hoa sia, mungkin hal ini disebabkan hendak berlomba
dengan waktu, aku yakin dia pasti sedang menghubungi Thian dan
oh sicu." Kemudian setelah memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu,
terusnya lebih jauh : "Aku rasa lebih baik kita segera bersiap-siap untuk berangkat ke
selat Pek hong sia, entah bagaimanakah pendapat kalian?"
semua orang segera mengangguk tanpa menjawab, hal ini
menunjukkan kalau mereka setuju sekali dengan usul tersebut.
Pada saat Phu sian sangjin hendak menyampaikan perintah
inilah, tiba-tiba terdengar seseorang berseru dengan suara merdu :
"Tunggu sebentar lo siansu"
Ketika semua orang berpaling ternyata orang itu adalah ketua
Hoa san pay yang baru Ngo Cun ki.
semenjak keberhasilan Ngo cun ki membongkar rencana busuk
orang orang dari partai kupu-kupu yang menyamar sebagai ketua
partai besar, para jago persilatan boleh dibilang sudah menaruh
perasaan hormat dan percaya kepadanya. Maka sewaktu mendengar
seruan tersebut, Phu sian sangjin segera bertanya : "Apakah Ngo
ciangbunjin ada sesuatu pendapat?"
"aku rasa persoalan ini agak mencurigakan" kata Ngo Cun ki
dengan nada tenang. Thio bungkuk nampak agak tertegun, lalu serunya :
"Persoalan apakah yang mencurigakan" chee Tay hap baru
berpisah denganku pada dua hari berselang, selain aku menaruh
kepercayaan penuh kepadanya, lencana naga kemala hijau pun
merupakan benda mestika warisan keluarga Kho, bukan baru satu
kali ini aku sibungkuk melihatnya, mungkin saja lantaran persoalan
ini kelewat penting dan rahasia Kho Beng takut kita tidak
mempercayai perkataannya, maka ia serahkan lencana naga kemala
tersebut kepada chee Tay hap sebagai tanda pengenal."
"Perkataan anda memang benar," Ngo Cun ki tertawa hambar.
"Akupun mengetahui bahwa dalam persoalan ini sembilan puluh
persen merupakan kenyataan."
"Kalau memang demikian, mengapa kau masih menaruh curiga?"
sela Thio bungkuk cepat. Dengan suara dalam, Ngo Cun ki berkata :
"Mungkin saja hal ini disebabkan masalahnya mempengaruhi
akibat yang besar sekali, andaikata rencana inipun merupakan salah
satu rencana busuk dari Ui sik kong, maka bukan saja akibatnya
berpengaruh atas keselamatan dari seluruh dunia persilatan, aku
rasa tanggung jawab sebesar ini tak nanti akan mampu dipikul oleh
siapapun-" Thio bungkuk segera terbungkam dibuatnya, namun sesaat
kemudian dengan wajah bersemu merah, ia bertanya :
"Lalu apakah yang menjadi pangkal kecurigaan Ngo ciangbunjin?"
Ngo Cun ki tidak langsung menjawab, dia mengalihkan
pandangan matanya kesekeliling tempat itu, kemudian berkata :
"saudara Chee ini pasti lelah sekali, bagaimana kalau
dipersilahkan untuk beristirahat dulu?"
Phu sian sangjin segera memahami maksud hatinya, ia segera
memerintahkan : "Hantar chee sicu beristirahat di ruang tamu"
Dua orang pendeta segera mengiakan dan menemani chee Tay
hap keluar dari ruangan, Chee Tay hap sendiripun menanggapi
dengan senyum ramah, sama sekali tak Nampak perubahan pada
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
wajahnya. Memandang hingga bayangan tubuh Chee Tay hap lenyap
daripandangan mata, Ngo Cun ki segera berkata :
"Jarak dari bukit Cian san sampai disini mencapai ribuan li tapi
menurut pembicaraannya tadi seakan-akan baru kemarin malam
berangkat kesini, coba anda bayangkan sendiri dengan jarak yang
begitu-jauh, mampukah dia mencapai tujuan hanya didalam
semalaman suntuk?" Mendengar perkataan itu, Thio bungkuk segera tertawa, katanya
: "Biarpun dalam soal ilmu silat kemampuannya amat biasa, namun
ilmu meringankan tubuhnya sudah mencapai tingkatan yang luar
biasa, asal kau tahu julukannya sebagai saudagar beracun berkaki
sakti, maka kau akan tahu kalau perbuatan tersebut sanggup
dilakukan olehnya. Itu sih soal kecil, selain itu .."
Ditatapnya wajah Thio bungkuk lekat-lekat, kemudian serunya :
"Bila ditinjau dari wajah saudara Chee yang jujur, bermata besar
dan alis tebal, hidung mancung dan bibir tebal, semestinya dia
adalah seorang yang amat berperasaan, Thio cianpwee cukup akrab
dengannya, tentu kau bisa menilai sendiri bukan atas kebenaran dari
perkataanku ini." "Yaa, memang benar perkataan itu" Thio bungkuk berseru sambil
bertepuk tangan. sambil manggut-manggut Ngo Cun ki segera
berkata : "Disinilah letak pangkal kecurigaanku yang terutama."
Thio bungkuk serta ketua siaU limpay jadi tertegun dibuatnya,
setelah mendengar perkataan itu.
Tapi sebelum mereka sempat membuka suara , Ngo Cun ki telah
berkata lebih jauh : "Sewaktu Chee Tay hap sedang berbicara tadi apalah anda
sekalian telah memperhatikan mimik wajahnya?"
Lalu sambil berpaling kearah Phu sian sangjin katanya lagi
sembari tertawa : "Maaf kalau aku berbicara kasar, biarpun lo siansu sudah hidup
sepanjang usia didalam kuil namun menurut pendapatku kau masih
belum memiliki ketenangan seperti Chee Tay hap hingga sedikitpun
perubahan emosi tak Nampak."
Begitu perkataan itu diutarakan keluar semua orang pun seperti
memahami akan sesuatu, untuk sesaat mereka saling berpandangan
tanpa mengucapkan sepatah katapun. "Perkataan Ngo ciangbunjin
memang betul." Kata Phu sian sangjin kemudian-Lalu ..
"Yaa sekarang aku baru merasa kalau ada yang tak beres dibalik
peristiwa ini" sela Hwesio daging anjing pula tak tahan.
"Tapi andaikata hal ini merupakan permainan busuk dari ui sik
kong, tidak seharusnya ia menjatuhkan pilihannya kepada Chee Tay
hap, selain itu mengapa Chee Tay hap bersedia diperalat olehnya?"
"Karena dia terpengaruh oleh ilmu sesat" kata Ngo Cun ki sambil
tertawa. Hwesio daging anjing segera tertawa terbahak-bahak :
"Haaahh haaahhh . Haaahhh . Menurut apa yang kuketahui,
walaupun Ui sik kong berakal licik, namun ia tak mengerti ilmu sesat,
seandainya mengerti, mungkin kita sudah akan merasakan
kelihaiannya sewaktu masih berada di kuil Giok cing hong dibukit
Tiong lam san tempo hari."
"Untuk menggunakan ilmu sesat maka dibutuhkan orang yang
sangat ahli." Kata Ngo Cun ki dengan suara dalam.
"Dia toh bisa mencari orang yang mengerti ilmu tersebut."
Kemudian setelah memandang sekejap sekeliling tempat itu,
katanya kembali : "Padahal persoalan ini sangat sederhana, asal kita lakukan
percobaan maka segala persoalan akan menjadi jelas."
"Tapi bagaimana caranya untuk mencoba?"
"silahkan memanggil chee Tay hap agar datang kembali kemari"
Phu sian sangjin merasa agak rikuh, katanya ragu-ragu :
"Baru saja kita memintanya beristirahat dikamar tamu, tapi
sekarang telah mengundangnya kembali, apakah .."
"Yaa apa boleh buat" kata Ngo Cun ki sambil tertawa.
"Toh perkataan yang kita bicarakan barusan tak boleh terdengar
olehnya tapi sekarang kitapun perlu untuk membuktikan dirinya,
kalau tidak diterima kita tak bisa tahu kalau ia sudah terpengaruh
ilmu sesat atau tidak?"
Dengan pandangan minta maaf, Phu sian sangjin memandang
sekejap kearah Thio bungkuk. lalu katanya dengan nada berat hati :
"Coba undang lagi Chee sicu agar datang kemari"
Maka dua orang pendeta pun segera berangkat untuk
melaksanakan perintah tersebut. Tak selang berapa saat kemudian,
chee Tay hap sudah diundang menghadap kembali. Tampak ia
menjura dalam-dalam kepada Phu sian sangjin lalu berkata perlahan
: "Majikan muda Kho Beng telah berpesan agar losiansu berangkat
secepatnya agar tak sampai melalaikan persoalan besar."
"Yaa, saat ini kami sedang merundingkan persoalan ini bersama
para jago." Kemudian menunjuk kearah Ngo cun ki, katanya lagi :
"Yang ini adalah ketua Hoa sanpay, Ngo lisicu, dia ada berapa
persoalan yang hendak dibicarakan dengan chee sicu"
chee Tay hap menjura kedepan Ngo cun ki, seraya berkata :
"Mohon petunjuk."
"Mana, mana .." ucap Ngo Cun ki sambil tertawa hambar.
Kemudian dengan suara yang lebih lembut dia berkata lagi :
"Aku dengar kau adalah pembantu Kho Yang ciu, enci Kho Beng,
benarkah begitu?" "Benar, antara Ngo ciangbunjin dan majikan kami ..Kami adalah
sahabat karib" "ooooh" Chee Tay hap manggut-manggut.
"Katanya Ngo ciangbunjin ada persoalan yang hendak
disampaikan kepadaku?"
Dengan wajah serius Ngo cun ki berkata :
"Aku dan majikanmu mempunyai hubungan yang amat akrab
melebihi saudara sendiri, tapi sungguh tak beruntung dia dia telah
tewas .. sudah tewas"
chee Tay hap kelihatan agak tertegun. "Mengapa aku tak
mendengar kabar tersebut?"
Nada suaranya mendatar dan kedengarannya sangat tenang,
paras mukanya pun sama sekali tak Nampak perubahan apapun.
Ngo Cun ki segera menggelengkan kepalanya berulang kali,
serunya kemudian : "Pertanyaanku telah selesai diutarakan, entah
bagaimana pendapat anda sekalian?"
Thio bungkuk yang melompat bangun terlebih dahulu, sambil
menjura kepada Ngo Cun ki segera ujarnya :
"Andai Ngo ciangbunjin tidak teliti dan bersikap cermat, dunia
persilatan benar-benar tak akan terhindar dari bencana besar,
jelaslah sudah sekarang, Chee Tay hap yang sekarang bukan lagi
Chee Tay hap yang dulu lagi."
Mendadak ia membalikkan badan sambil melakukan
cengkeraman, dia mencengkeram bahu orang itu kencang-kencang..
Chee Tay hap sama sekali tak menyangka kalau Thio bungkuk
bakal melancarkan serangan, ia sama sekali tidak menunjukkan
sikap untuk melawan, begitu bahunya kena dicengkeram seketika itu
juga badannya tak mampu bergerak lagi. Dengan suara dalam Thio
bungkuk segara menegur : "Cepat katakan sebenarnya apa yang
terjadi ?" Dengan wajah tertegun Chee Tay hap menjawab :
"Thio cianpwee, sebenarnya apa kesalahanku, mengapa kau
menyerangku secara tiba-tiba?"
Tanpa banyak bicara Thio bungkuk menampar kepalanya
berulang kali kemudian hardiknya
"Semua berita yang kau sampaikan adalah bohong, sebenarnya
apa yang kaujumpai?" Darah meleleh keluar dari ujung bibir chee
Tay hap akibat tamparan tersebut, namun Ia tak tampak kesakitan
malah katanya dengan suara tergagap :
bersambung ke jilid 44. Jilid 44 "Aku telah bertemu dengan majikan muda Kho Beng, segala
sesuatunya toh sudah kusampaikan?"
Thio bungkuk menghembuskan napas panjang, serunya sambil
menggigit bibir : "Semua pengakuanmu itu cuma mengaco belo
saja" Tiba-tiba Ngo cun ki berkata :
"Thio Cianpwee tidak usah menyusahkan dirinya lagi, ketahuilah
sebelum kesadaran pikirannya diperoleh kembali, dia tak akan
mampu untuk menerangkan apa-apa."
"Aaaai, percuma aku berkelana sepaniang masa didunia
persilatan," kata Thio bungkuk mengeluh.
"Nyatanya Ngo ciangbunjin masih begitu muda, namun dalam
sekali pandangan saja sudah berhasil membongkar masalah yang
begini pelik." Ketua Siau lim pay Phu sian sangjin berseru pula :
"omitohud, akupun merasa sangat menyesal." Ngo cun ki
tersenyum. "PAdahal hal tersebut tak terhitung seberapa, mungkin lantaran
kaum wanita jauh lebih teliti ketimbang kaum lelaki."
Buru-buru Thio bungkuk menjura berulang kali, tanyanya dengan
harap cemas : "Dapatkah Ngo ciangbunjin menyadarkan kembali
pikirannya?" sambil tertawa Ngo Cun ki menggelengkan kepalanya berulang
kali, katanya : "Aku hanya dapat melihat kalau dia terpengaruh ilmu sesat
namun belum pernah mempelajari pengetahuan tentang ilmu
semacam ini, tentu saja akupun tidak mengerti bagaimana cara
pemecahannya, padahal padahal pengaruh tersebut tak perlu
membingungkan." setelah berhenti sejenak. lanjutnya :
"sebab aku pernah mendengar penjelasan dari seorang cianpwee
yang mengatakan bahwa pengaruh ilmu sesat yang betapapun lihai
daya pengaruhnya tak nanti bisa bertahan sampai satu bulan keatas,
secara otomatis sang korban akan mendapatkan kesadarannya
kembali." "Tapi tanpa menyadarkan kembali pikirannya, bagaimana
mungkin kita bisa mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya?"
sela Phu sian sangjin. "sekalipun kita berhasil menyadarkan kembali dirinya pun
percuma, persoalan ini tak mungkin bisa ditelusuri sampai jelas,
paling banter dia hanya bisa mengatakan siapa yang telah
melakukan ilmu sesat tersebut kepadanya, tentang keadaan yang
sebenarnya aku percaya pihak lawan tak akan membocorkan
kepadanya, Karena tujuan mereka adalah memperalat musuh untuk
memancaing kita semua mendatangi selat Pek hong sia." Kemudian
menatap tajam wajah Phu sian sangjin, ia berkata lagi :
"Jarak dari sini kebukit Hu gou san tidak terlalu jauh, apakah lo
siansu cukup memahami daerah sekitar selat Pek hong sia ini?"
Dengan cepat Phu sian sangjin menggeleng.
"Kecuali menghadapi persoalan yang gawat, aku amat jarang
meninggaikan kuil, bahkan banyak tempat disekitar siong san
sendiripun tidak begitu kukuasai, apalagi tempat kawasan lain."
Tapi kemudian dengan suara dalam ia segera berseru :
"Adakah diantara kalian yang menguasai sekali daerah disekitar
selat Pek hong sia?"
Belum habis perkataan tersebut diucapkan seorang pendeta telah
bangkit berdiri dan berkata : "Aku tahu"
Ketika semua orang berpaling ternyata orang itu adalah Kim
Cuncu dari lima rasul panca unsur.
Buru-buru Phu sian sangjin berkata : "Kalau sute memang tahu
cepat katakan" Kim Cuncu berpikir sebentar, lalu ujarnya :
"setahun berselang karena suatu persoalan aku telah menaiki
bukit Hu gou san dan pernah menelusuri selat Pek hong sia
tersebut." "Tentunya bentuk perbukitan disana amat curam dan berbahaya
sekali?" buru-buru Ngo Cun ki menyela.
"Bukit Hu gou san tidak termasuk gunung yang besar, namun
selat Pek hong sia justru merupakan tempat yang paling berbahaya
yang pernah kujumpai selama ini, jangankan dibukit siong san tak
akan ditemukan tempat seperti itu, biarpun selama hidup aku sudah
sering berkelana dipelbagai bukit kenamaan, namun belum ada
sebuah tempat pun yang bisa dibandingkan dengan selat Pek hong
sia" semua orang memasang telinga serta memperhatikan dengan
penuh seksama. Kim Cuncu berkata lebih jauh.
"Mulut selat seperti lorong gua, sebab bukit dikedua sisinya
menjulang tinggi keatas membentuk lingkaran yang mengepung
selat tersebut, dengan begitu selat tadi terjuntai persis diantara bukit
yang mengelilinginya."
"Berapa banyakkah mulut selat yang terdapat disana?" Tanya
Ngo Cun ki dengan kening berkerut.
Dengan cepat Kim Cuncu menggeleng.
"Hanya terdapat sebuah jalan masuk saja, dalam selat itu amat
lembab dan sepanjang hari susah melihat sinar surya, itulah
sebabnya hampir semua permukaan tanahnya ditumbuhi lumut
tebal, meski keadaan sisi dindingnya tak mencapai ketingian puluhan
ribu kaki, namun yang terendahpun diatas ribuan kaki, benar-benar
tempat tersebut merupakan sebuah tempat yang susah dilalu oleh
burung sekalipun." Dengan gemas dan benci Ngo Cun ki segera
berseru : "Tepat betul tempat yang dipilih bajingan tua itu." setelah
berhenti sebentar, ia bertanya lagi :
"Berapa banyak manusia yang dapat tertampung didalam selat
tersebut?" Dengan kening berkerut Kim Cuncu berpikir sebentar,
kemudian jawabnya : "Paling tidak dapat menampung lima enam ratus orang, lagipula
letaknya amat strategis dan berbahaya, selain lembab suasana pun
gelap. tempat semacam ini ideal sekali untuk menjebak orang."
"Hmm, terlalu berbahaya mematikan lagi." Kata Ngo Cun ki
sambil menggigit bibir. "Bila sebelum kejadian disekeliling dinding tebing ditanam
sejumlah bahan peledak lalu bukit tersebut diledakkan pada saatnya,
entah berapa persen manusia yang bisa lolos dari musibah itu."
Berubah hebat paras muka Kim Cuncu segera sahutnya :
"Tiada seorangpun yang punya harapan untuk melanjutkan
hidup, apalagi kalau dinding dikedua belah sisinya runtuh sama
sekali, biarpun manusia yang terdiri dari otot kawat tulang baja pun
tak nanti bisa lolos dari selat tersebut dalam keadaan selamat."
Dengan wajah berubah, Phu sian sangjin berseru pula :
"Ngo ciangbunjin, jangan-jangan .. dugaanmu memang benar,.
Rencana tersebut adalah siasat mereka."
Dengan wajah tenang Ngo Cun ki mengangguk katanya :
"Bila menuruti perkataan Kim Cuncu mungkin cara tersebut
memang paling baik, sebab selian selat yang berbahaya seperti ini
memang paling cocok dipakai menggempur musuh dengan bahan
peledak karena dengan gempuran seperti ini, maka betapapun
lihainya ilmu silat yang dimiliki seseorang jangan harap bisa lolos
dari musibah ini." Berpuluh-puluh pasang mata dari para pemimpin jago yang hadir
dalam ruangan serentak mengalihkan pandangan kagumnya
kewajah Ngo Cun ki, sebab dugaannya memang beralasan sekali.
Buru-buru Phu sian sangjin berkata :
"Perhitungan dari Ngo ciangbunjin nampaknya jauh lebih hebat
daripada perhitungan bajingan tua Ui sik kong."
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan :
"Hal ini memang merupakan suatu masalah yang pelik." Kata Ngo
Cun ki sambil berkerut kening, untuk sesaat lamanya ia jadi
terbungkam dan tak berkata lagi. Dengan nada menyelidk Phu sian
sangjin berkata lagi : "Dengan perhitungan Ngo ciangbunjin yang begitu tepat, masa
kau tak punya suatu usul"
"Usul sih ada tapi sulit untuk dilaksanakan" kata Ngo Cun ki
tertawa. setelah bangkit berdiri dan berjalan bolak-balik berapa kali, ia
berkata lebih jauh : "Cara yang terbaik tentu saja turun tangan mendahului mereka,
kita bekuk semua orang-orangnya yang telah dipersiapkan disitu
kemudian pada tengah malam pada tanggal tujuh belas kita sulut
sumbu obat peledak tersebut serta meledakkan bukit itu."
"Apa gunanya bukit itu diledakkan?" phu sian sangjin tampak
tak habis mengerti. "Agar Ui sik kong mengira kita semua ketimpa musibah kemudian
kita bisa menggunakan sedikit akal untuk memancing mereka yang
masuk kedalam selat tersebut dengan rencana yang sama seperti
yang dipersiapkannya kita ledakkan kembali obat peledak yang lain,
atau bisa juga kita bius mereka dengan dupa An hun hiang dari Hoa
sanpay kami, aku yakin dengan demikian mereka pasti akan dapat
kita tumpas semuanya."
sipelajar rudin Ho heng yang selama ini membungkam terus tibatiba
bersorak sambil bertepuk tangan : "sebuah akal yang sangat
bagus." Dengan wajah serius Phu sian sangjin segera berkata :
"Persoalannya yang kita tidak mengetahui berapa banyak jago
yang telah dipersiapkan dan berapa banyak bahan peledak yang
ditanam disekitarnya. Andaikata seorang saja diantara mereka
berhasil meloloskan diri, rasanya akan sulit bagi kita untuk
memancing Ui sik kong masuk perangkap."
setelah menghembuskan napas panjang, kembali katanya :
"Apalagi tugas tersebut amat berat dan masalahnya amat
penting, bajingan tua Ui sik kong pasti akan menngirim jago-jago
pilihannya untuk sembunyi disana,"
"aku rasa Apa yang dikuatirkan , losiansu memang benar" sela
Ngo Cun ki. "Tapi masalah yang penting adalah soal waktu, mungkin Ui sik
kong kuatir bila waktunya berlarut-larut akan terjadi perubahan yang
tak disangka, maka sedapat mungkin ia mempersingkat waktu yang
tersedia, bila kita hendak bertindak demikian maka sebelum hari
menjadi gelap semua jago-jagonya akan dipersiapkan harus sudah
dapat dibekuk, kalau tidak maka kita tak akan punya waktu lagi."
setelah berhenti sebentar, tambahnya :
"Tentu saja pekerjaan ini bukan suatu pekerjaan yang mudah,
lagi pula kemungkinan untuk berhasil dengan sukses pun tidak
terlalu besar." Persoalan itu memang suatu masalah yang sangat pelik, bukan
saja mereka harus berangkat saat itu- juga dan paling lambat
menjelang matahari terbenam harus sudah sampai di selat Pek hong
sia bukit Hu goa san, lagi pula mereka harus berhasil menyingkirkan
semua jago musuh yang dipersiapkan disana dalam sekali serangan,
karena satu saja diantara lawan berhasil kabur, semua rencana
mereka pasti akan mengalami kegagalan total. Untuk sesaat suasana
didalam ruangan menjadi hening dan tak seorangpun yang bersuara.
Akhirnya Phu sian sangjin berkata sambil menghela napas.
"sekarang waktu sudah makin larut, kita harus berani mengambil
keputusan dengan cepat Lebih baik diputuskan oleh lo siansu
sendiri" seru para jago hampir bersamaan. "Kalau memang begitu
mari kita berangkat" kata Phu sian sangjin dengan suara dalam.
"seandainya usaha kita memang gagal, yaa . Itu kemauan takdir ."
"Berangkat sih berangkat, tapi kita mesti menyusun barisan dulu
dengan secermatnya." Kata Ngo Cun ki.
"silahkan Ngo ciangbunjin memberi petunjuk"
"bila kita harus berangkat kesana dalam rombongan yang besar,
apalagi dipagi hari yang begini cerah, sudah pasti sepak terjang kita
akan segera diketahui musuh, paling tidak usaha kita akan
mengalami kegagalan total." sesudah memutar biji matanya, ia
melanjutkan : "oleh sebab itu menurut pendapatku lebih baik kita berangkat
dengan jalan menyaru rombongan pun harus dipecah-pecah dalam
kelompok sekecil mungkin, tapi sebelum itu kita mesti menentukan
dulu posisi masing-masing kelompok hingga dalam bertindak kita
bisa bekerja sama secara diam-diam, serentak dan tanpa
menimbulkan suara, selain daripada itu ditempat-tempat yang
strategis menuju kearah selat mesti ditempatkan jago-jago lihay
yang tugasnya menjaring setiap musuh yang berhasil lolos dari
sergapan, dengan bertindak secara begini kemungkinan besar usaha
kita akan berhasil dengan lebih baik." PErkataan Ngo ciangbunjin
memang amat tepat. Maka dengan melalui suatu perundingan rahasia yang
dilaksanakan secara kilat, mereka berhasil memutuskan beberapa
hal. Kesatu, para ketua dari tujuh partai besar bersama Bu wi lojin,
pelajar rudin Ho heng, Hwesio daging anjing, Thio bungkuk serta
sepuluh orang jago lihai lainnya berangkat secara terpencar dengan
jalan menyamar dengan tujuan menyergap jago-jago dari partai
kupu-kupu yang dipersiapkan diselat tersebut.
Kedua, diseleksi oleh pelbagai perguruan maka dihimpun suatu
kelompok kekuatan baru yang terdiri dari enam puluhan orang
bertugas menyebar disekeliling selat Pek hong sia dan menangkap
setiap musuh yang berhasil meloloskan diri atau bertugas
menyampaikan berita. Ketiga, dengan dipimpin oleh lima rosul panca unsur serta
sepuluh pelindung hukum siau lim si dan memimpin dua rombongan
jago siau lim si yang pandai dalam ilmu barisan Kim kong tin
berangkat menuju dua sudut selat Pek hong sia yang berseberangan
untuk menyikat setiap musuh yang berada disana.
Keempat, sisa jago yang tidak terpilih dalam rombongan
diwajibkan tetap berada di siau lim si untuk menghadapi sergapan
tak terduga dari luar, sebaliknya bila yang datang jago-jago utama
dari partai kupu-kupu maka mereka diwajibkan melarikan diri
tercerai berai untuk mengurangi jumlah korban jiwa yang jatuh.
Begitu keputusan telah diambil, maka dengan dipimpin oleh Phu
sian sangjin serta Ngo Cun ki, berangkatlah kawananjago persilatan
itu meninggalkan kuil. Tidak sampai setengah peminuman teh kemudian para jago telah
berbondong-bondong berangkat meninggalkan tempat itu.
Tapi begitu keluar dari Siau lim si, kawanan jago tadi segera
menyebarkan diri dan hilangkan jejak masing-masing.
Waktu itu Ngo Cun ki menyamar sebagai seorang gadis dusun
dan menempuh perjalanan bersama si pelajar rudin.
si pelajar rudin sendiri menyamar sebagai tukang obat yang rudin
wajahnya yang memelas memang cocok dengan peranan yang
dibawakan olehnya. Mereka berdua khusus menempuh jalan yang
sepi yang jarang dilalui manusia.
sedang tugas yang dibebankan kepada mereka berdua adalah
menghantam setiap jago partai kupu-kupu yang berada pada
kawasan terdepan dari selat Pek hong sia, entah banyak atau sedikit,
tangguh atau lemah, mereka diwajibkan untuk menyikat mereka
semua sampai ludes. sambil mengawasi orang dijalanan, kedua orang itu menempuh
perjalanan dengan cepat sekali.
Berbicara soal ilmu meringankan tubuh serta kesempurnaan
dalam ilmu silat tentu saja Ngo Cun titak bisa menandingi si pelajar
rudin, namun si pelajar rudin tidak mempunyai kebiasaan berlomba
dengan kaum wanita maka sedapat mungkin ia selalu membiarkan
Ngo Cun ki berjalan lebih dulu dan sama sekali tak berniat
melampauinya. Tiba-tiba Ngo Cun ki berkata sambil tertawa manis :
"Cianpwee dengan menempuh perjalanan bersamaku tentu kau
merasa tersiksa bukan?"
"Apa maksud perkataanku itu?" seru si pelajar rudin sambil
mendelik, Ngo Cun ki kembali tertawa.
"Ilmu meringankan tubuh yang cianpwee miliki telah mencapai
tingkat kesempurnaan, bila bukan gara-gara aku, mungkin kau
sudah berada puluhan li dari sini"
Diumpak dengan kata-kaTayang manis, si pelajar rudin merasa
kegirangan setengah mati, segera serunya sambil tertawa :
"Baik sewaktu dibukit Tiong lam san maupun selama berada
digunung siong san, kau selalu berhasil menonjolkan diri secara
mantap. aku yakin sehabis peristiwa besar ini, pamor Hoa san pay
kalian bakal melampaui nama besar siau lim pay"
"Aaaah, cianpwee kelewat memuji" buru-buru Ngo Cun ki
berseru. "Boanpwee tak berani menerima penghormatan sebesar ini, Siauli
sebagai orang muda yang menjabat kedudukan tinggi dalam Hoa
san pay, Cuma berharap bisa memperlihatkan sedikit kemampuan
agar tidak dihina dan ditindas oleh pihak yang kuat, asal keadaan ini
sudah terwujud maka siauli pun sudah merasa puas sekali" si pelajar
rudin tertawa tergelak. "Kau tak usah merendah lagi, Hoa san pay yang dipimpin seorang
ketua hebat macam dirimu sudah pasti akan melambung tinggi,
kalau dibilang ada orang berani menindas kalian .. aku rasa tak
seorangpun yang akan mempercayainya." Kemudian setelah
berhenti sejenak, tanyanya lagi sambil tertawa :
"Tapi apa sebabnya kau memilih untuk menempuh perjalanan
bersama aku si pelajar rudin?"
"Masa kau orang tua tak bisa mengetahuinya?" Ngo Cun ki
tertawa semakin manis. "Aku si pelajar rudin benar-benar tak dapat
menduganya." "PErtama karena kau orang tua mempunyai watak yang baik,
mudah bergaul dan tidak suka menunjukkan soknya sebagai seorang
cianpwee, kedua hal inipun merupakan keinginan pribadiku sendiri"
"Apa sih keinginan pribadimu itu?"
"Cianpwee memiliki ilmu silat yang sangat hebat, bila suatu ketika
Hoa san pay menemui kesulitan, boanpwee percaya kau orang tua
pasti tak akan berpeluk tangan saja bukan" Kau tentu akan
mengingat-ingat persahabatan pada hari ini dengan membantu
pihak Hoa san pay kami, bukan?"
Mendengar perkataan ini kembali si pelajar rudin tertawa
bergelak "Kau memang sangat pandai berbicara, aku si pelajar rudin
benar-benar merasa kagum dan takluk kepadamu"
Dalam waktu singkat dia merasakan hatinya benar-benar sangat
nyaman dan hangat. Tak selang berapa saat kemudian Ngo Cun ki kembali bertanya :
"Cianpwee apakah kau tinggalkan keempat budak asing itu dikuil
siau lim si?" si pelajar rudin mengangguk.
"Ilmu silat mereka amat rendah, tak cukup untuk mengikuti
rencana besar ini, karenanya terpaksa harus ditinggal di siau lim si?"
"Maaf, kalau boanpwee banyak mulut, aku rasa keempat orang
itu rada kurang sesuai untuk tinggal disitu?"
"Kenapa?" "Jiwa mereka sempit, wataknya tak stabil, besar kemungkinan
akan berhianat dimasa depan, apalagi sifat mereka pun buas dan
jahat, tidak mudah bergaul dengan masyarakat."
"Ketajaman mata Ngo ciangbunjin memang sungguh
mengagumkan." Puji si pelajar rudin sambil mengangguk.
"Penglihatanmu memang benar tapi .., apa boleh buat, karena
sesungguhnya keempat orang itu adalah pembantu-pembantu Kho
Beng." "oooh, sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Ngo Cun ki tertegun.
secara tingkas si pelajar rudin segera menceritakan keadaan yang
sebenarnya, sebagai akhir dari cerita tersebut, kedua orang itu saling
berpandangan sambil tertawa terbahak-bahak.
Matahari pelan-pelan bergeser kelangit barat, mereka berdua
sudah mulai memasuki kawasan bukit Hu goa san. Dengan suara
serius Ngo Cun ki segera berkata :
"Dewasa ini kita telah memasuki kawasan Hu goa san, ini berarti
kita pun harus berganti sebutan-"
Kemudian dengan suara yang manis dan lembut, serunya :
"Ayah.." "Ada apa anakku?"
Kedua orang itu kembali berpandangan sambil tertawa, namun
langkah perjalanan mereka pun segera diperlambat, pelan-pelan
mereka mendekati selat Pek hong sia.
sepenanak nasi kemudian mereka telah sampai didepan mulut
selat tersebut, ternyata sesuai dengan apa yang dilukiskan Kim
Cuncu dari kejauhan sudah terlihat bahwa alat itu mengerikan sekali.
Tatkala mereka berdua masih celingukan, mendadak tampak
seorang pendeta tua yang berkaki korengan, dengan mengenakan
jubah yang amat dekil sedang berjalan pada arah sepuluh kaki
disebelah kanan. Hampir saja si pelajar rudin tertawa geli melihat tampang
pendeta itu, sebab dia segera mengenalinya sebagai hwesio daging
anjing. sementara itu-jarak dengan selat Pek hong sia makin dekat,
kedua orang itu mulai memasuki mendaki bukit disisi selat tersebut,
namun mereka mendaki dengan bersusah payah, sengaja berlagak
seolah-olah tidak memiliki ilmu silat. selain itu, Ngo Cun ki berbisik
pula : "Ayah, sulit benar untuk mendaki bukit ini."
"Nak, berhati-hatilah," sahut si pelajar rudin dengan suara parau.
"SEkali kita daki bukit ini, mungkin akan ditemukan jalan menuju
keluar bukit." "Ayah "kembali Ngo Cun ki mengomel. "Bukankah kau bilang
hapal sekali dengan daerah sekitar sini, kenapa kita bisa tersesat
jadinya?" si pelajar rudin segera menghela napas panjang :
"Aaaai, aku pernah kemari pada sepuluh tahun berselang,
sekarang sepuluh tahun sudah lewat, bukit ini seperti berubah saja
tak heran kalau kita menjadi tersesat."
"Aku sudah tak sanggup lagi untuk meneruskan perjalanan ."
Keluh Ngo Cun ki dengan kening berkerut.
"Begini saja, bagaimana kalau kita beristirahat dulu sebelum
melanjutkan perjalanan."
"Aku pun lapar ."
"Itu mah bukan masalah, ayah membawa ransum kering, kita
dpat bersantap dulu sambil beristirahat."
Maka dia pun mengeluarkan kantong ransum dari punggungnya
dan mereka berdua mulai bersantap dibukit tersebut. Mendadak .
Tampak bayangan manusia berkelebat lewat, seorang nona
berusia dua puluh tahunan telah melayang turun dihadapan mereka.
Ngo cun ki segera berlagak kaget dan berteriak : "Ayah, ada orang
.." "Malah kebetulan kalau ada orang," sahut si pelajar rudin sambil
tertawa. "Kita bisa minta petunjuk kepadanya."
Buru-buru dia berpaling kearah gadis berpedang itu dan sapanya
: "Nona, apakah kau tinggal dibukit ini?"
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Gadis itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan tersebut,
sebaliknya malah menegur dengan suara dalam. "siapakah kalian?"
si pelajar rudin menghela napas panjang :
"Aaaai, kami hanya seorang pengembara yang hidup terluntalunta,
selama ini kami mencari sesuap nasi dengan menjual obat,
aaai dalam sepuluh hari kadangkala sembilan hari tak bisa makan
hingga kenyang." "oooh, rupanya kalian adalah penjual obat keliling?" paras muka
gadis tadi kelihatan lebih cerah.
"Yaa benar, kalau nama yang lebih sedap didengar memang si
penjual obat keliling, tapi kalau yang tingin didengar adalah si
peminTa yang terlunta-lunta." sambil tertawa dingin gadis itu
berseru lagi : "Kalau dilihat keadaanmu yang begitu miskin mungkin ilmu
pengobatanmu terlalu rendah sehingga tak ada yang berani
mengundangmu" "oooh, tidak mungkin, bukan begitu-jalan ceritanya." Buru-buru si
pelajar rudin menggoyangkan tangannya berulang kali.
"Lantas bagaimana ceritanya?" Tanya nona itu sambil tertawa.
"Yang kupelajari kebanyakan adalah ilmu menyambung tulang
patah atau mengobati luka-luka digigit binatang berbisa dan lain
sebagainya, padahal kebanyakan penderita sakit dikota adalah
muntaber, itulah sebabnya kepandaianku jarang sekali dimanfaatkan
orang." "Kau dapat menyembuhkan luka akibat digigit ular berbisa?"
gadis itu menegaskan. "Justru kepandaian semacam inilah merupakan andalanku, baik
digigit ular berbisa maupun binatang berbisa lainnya, asal sudah
kuberi obat pasti akan sembuh dengan cepat."
"Bagus sekali, cepat turut aku"
"Apakah ada orang disengat kelejengking?" Tanya si pelajar rudin
dengan kening berkerut. "Hmmm, bukan disengat kelejengking tapi digigit ular berbisa."
Tanpa banyak berbicara lagi dia segera menarik kedua orang itu
dan berjalan menuju kedepansepuluh
kaki kemudian mereka sudah mendengar suara orang
sedang merintih, rupanya ada orang yang benar-benar tergeletak
dibalik batuan besar. si pelajar rudin Ho heng mulai merasa serba salah, sebab dalam
buntalannya sekarang sama sekali tidak membawa bahan obatobatan,
diapun tidak mengerti bagaimana cara mengobati luka bekas
gigitan ular berbisa, Ngo Cun ki dapat menyaksikan kesulitan yang
dihadapi si pelajar rudin Ho heng, sambil tertawa dia segera maju
kedepan lebih dulu. Dengan kening berkerut gadis tadi segera
membentak. "Hey siapa suruh kau berebut maju" sebetulnya ayahmu yang
akan mengobati atau dirimu?"
"siapa saja bisa melakukan pengobatan," sahut Ngo Cun ki sambil
tertawa. "Tapi menurut jenis kelamin si penderita maka sepantasnya aku
yang turun tangan sebab dia adalah wanita, ayahku tak senang
mengobati perempuan, aku takut bila dipaksakan maka akhirnya
akan salah obat atau timbul kejadian lain yang kurang enak."
Ternyata orang yang tergeletak diantara batuan memang tak lain
adalah seorang wanita, "Mengapa begitu?" Tanya si nona keheranan.
Ngo Cun ki mengerling sekejap kearah si pelajar rudin lalu
menjawab sambil tertawa. "setiap bertemu dengan perempuan, ayahku langsung saja
merasa gugup, maka akibatnya semua ilmu pengobatannya jadi
terlupakan sama sekali, tentu saja hal demikian paling mudah
menimbulkan gejala lain."
"Apakah kau yakin bisa mengobati lukanya itu?" Tanya gadis
tersebut kemudian sambil tertawa.
Ngo Cun ki ikut tertawa lebar,
"Asalkan hanya digigit ular berbisa, kujamin lukanya pasti
sembuh tapi jika isi perutnya menderita penyakit lain, aku tak berani
menjamin." "ooooh, jangan kuatir, ia sama sekali tidak menderita luka yang
lain, gara-gara kurang cermat tadi tubuhnya terpatuk seekor ular
yang berbisa." Ngo Cun ki segera berjongkok sambil melakukan pemeriksaan,
tampak olehnya perempuan itu berusia tiga puluh tahunan, kaki
kanannya yang terluka oleh gigitan ular dan berada dalam keadaan
tak sadar, wajahnya pun kelihatan bersemu hitam. Dengan nada
menyelidik Ngo Cun ki segera bertanya : "Apakah disini hanya
terdapat kalian berdua?" Mendadak gadis itu membentak keras :
"Lebih baik kau jangan banyak bertanya, cepat obati luka
tersebut, yang penting toh kami akan memberi uang kepadamu?"
"oooh, tentu saja luka tersebut segera akan sembuh sekali."
Kemudian sambil berpaling ia berkata lebih jauh.
"Aku hendak mengeluarkan racun dari tubuhnya lebih dulu,
bersediakah nona untuk membantu?"
Gadis itu menurut dan segera berjongkok katanya :
"Apa yang mesti kulakukan?"
"Coba tekanlah kedua sisi mulut luka tersebut"
Gadis tersebut sama sekali tidak menaruh curiga, sepasang
tangannya benar-benar diletakkan pada kedua sisi mulut luka
perempuan tersebut, dengan suatu gerakan cepat Ngo Cun ki segera
menotok jalan darahnya. setelah musuh roboh, si pelajar rudin baru memuji sambil
tersenyum : "Ngo ciangbunjin, cara kerjamu memang hebat dan cekatan"
Ngo Cun ki celingukan sekejap disekeliling tempat itu, kemudian
katanya : "Pendengaran serta penglihatan cianpwee sangat lihai, apakah
kau berhasil menjumpai jejak musuh di sekitar sini?"
Dengan cepat si pelajar rudin menggelengkan kepalanya
berulang kali, katanya : "Paling tidak dalam jarak lima puluh kaki dari sini bisa diketahui
tiada bayangan manusia dari sini bisa diketahui bahwa jago yang
dikirim partai kupu-kupu ketempat ini tidak banyak jumlahnya,"
"heran kenapa mereka Cuma mengirim kaum wanita saja
kemari?" Ngo Cun ki berpikir sebentar, kemudian sahutnya :
"Bisa jadi orang-orang ini adalah anak buah dewi In un, ditinjau
dari situasi bisa disimpulkan juga bahwa pemimpin dari kawanan
jago musuh ditempat ini tak lain adalah Dewi In un."
"Diantara kedua orang wanita tadi, tentunya tak ada yang
bernama Dewi In Un bukan?" Tanya si pelajar rudin dengan kening
berkerut. "Tentu saja tak mungkin ada" sahut Ngo Cun ki tertawa.
"Kalau Dewi In Un yang terpagut ular, tak mungkin kaki tangan
partai kupu-kupu hanya berpeluk tangan belaka dan membiarkan
racun ular bekerja didalam tubuhnya."
setelah berhenti sejenak, dia melanjutkan :
"Menurut penilaian boanpwee, gadis yang kutotok jalan darahnya
tadi pasti telah melapor kepada Dewi In Un bahwa rekannya
terpagut ular berbisa. Tapi karena Dewi In Un masih berada dibawah
bukit mengatur persiapan, maka ia tidak memberikan pengobatan
sama sekali." "Benar-benar luar biasa" seru si pelajar rudin sambil
membelalakkan matanya lebar-lebar.
"Kau Nampak seperti menyaksikan sendiri peristiwa tersebut."
Kembali Ngo Cun ki tersenyum.
"orang yang tergigit ular itu nampaknya sudah tak tertolong lagi,
sebab racun ular telah tersebar luas keseluruh tubuhnya,
berdasarkan keadaan tersebut, paling tidak ia sudah terpagut ular
setengah jam berselang, sedang rekannya sigadis tadi sudah pasti
tak berani berdiam diri saja dan melaporkan kejadian ini kepada
Dewi In Un, tapi kenyataannya setengah jam sudah lewat sedang
Dewi In Un belum datang kemari, dari sini dapat disimpulkan pula
kalau Dewi In Un sudah mengambil keputusan tidak mengurusi
keadaannya lagi." "Ehmm, masuk diakal, tapi kenapa begitu?" Tanya si pelajar rudin
tak habis mengerti. Ngo Cun ki tertawa dingin.
"Tentu saja hal ini menyangkut soal waktu, kini lohor sudah
menjelang tiba, andai kata Chee Tay hap berhasil menipu para jago
yang berkumpul di siau lim si berarti saat ini mereka sudah akan
berdatangan kemari, tentu saja Dewi In Un tak ingin membocorkan
rahasia mereka gara-gara mengurusi seorang anak buahnya, tentu
saja terpaksa dia harus mengorbankan jiwa anak buahnya itu."
"Ya a, betul-betul, lantas apa yang mesti kita perbuat sekarang?"
"Harap cianpwee perhatikan baik-baik apakah disekeliling sini
masih ada orang, kemudian biar kulakukan pemeriksaan disekitar
sini, jelas sudah kedua orang itu satu kelompok dan mereka
mempunyai tugas tertentu disini."
si pelajar rudin tak banyak berbicara lagi, dengan cepat dia
memasang telinga untuk memeriksa keadaan diseputar sana, dalam
waktu singkat ia sudah mendapatkan kenyataan bahwa disekitar
sana tak ada orang laini sementara Ngo Cun ki juga mulai melakukan pemeriksaan
disekeliling bukit tadi. Tak lama kemudian ia menemukan segundukun tanah yang
gembur ditutup dengan rumput liar, sewaktu ditarik rumput tersebut
berguguran semua dan muncullah sebuah sumbu berwarna hijau
yang amat panjang. si pelajar rudin segera memburu kedepan lalu dengan setengah
rasa gembira dan setengah terkejut ia berseru :
"Ternyata dugaan Ngo ciangbunjin memang tepat sekali."
sesudah menghembuskan napas panjang, kembali katanya :
"Andaikata Ngo cianbunjin tak berhasil membongkar rahasia ini,
mungkin sulit bagi kami semua untuk lolos dari musibah ini."
Ngo Cun ki segera menutup kembali sumbu tadi dengan rumputrumputan,
kemudian setelah berpikir sebentar katanya.
"Entah berapa banyak orang yang ditempatkan disekeliling selat
Pek hong sia ini, terutama kehadiran Dewi In Un disini."
"Aku dengar ilmu silat yang dimiliki Dewi In Un masih sedikit
dibawah kemampuan tua Bangka Uisik kong, ini berarti susah bagi
pihak kita untuk menandingi kemampuannya, bila sampai terjadi
bentrokan kekerasan, akibatnya .."
"Aku rasa paling tidak barisan Kim kong tin dari siau lim pay
masih bermanfaat untuk mengurungnya." sela Ngo Cun ki sambil
tertawa. "Hmmm, berbicara sejujurnya, aku kurang begitu yakin dengan
kemampuan kawanan hwesio tersebut."
sementara itu Ngo Cun ki sudah selesai memperhatikan sekejap
sekitar sana, katanya tiba-tiba :
"Cianpwee mari kita lanjutkan perjalanan keatas"
Maka mereka berdua pun ebrgerak menuju keatas bukit.
Kali ini mereka sama sekali tidak menyembunyikan jejak tapi
berlagak seperti orang yang tak mengerti ilmu silat, gerak-geriknya
amat payah dan mempergunakan tenaga, sambil menyeka keringat
sambil berjalan, orang akan merasa kasihan melihat cara berjalan
kedua orang tersebut. Tak lama kemudian terdengar suara orang berbatuk dari balik
batu besar disisi bukit. Kedua orang itu sama-sama tertegun- lalu
Ngo Cun ki berlagak berseru gembira. "Ayah, agaknya disitu ada
orang, mari cepat kita Tanya jalan kepadanya."
"Baiklah, tapi betulkah kau mendengar ada suara manusia?"
"Mungkin saja, telingaku rasanya masih lebih tajam daripada
pendengaran ayah." "Aaai, dasar sudah tua, telinga dan mata ku makin lama semakin
tak berguna." sambil berkata pelan-pelan mereka berjalan mendekati
batu besar itu. Namun setibanya dibela kang batu tersebut hampir saja mereka
berdua tertawa karena geli, ternyata orang yang bersembunyi disitu
adalah Bu wi lojin serta ketua Bu tong pay Hiam im totiang.
Kedua orang itu menyamar sebagai pemburu tua yang miskin,
ditangan mereka membawa senjata garpu, sementara disisinya
terkapar dua orang kakek berbaju ungu yang tertotok jalan
darahnya, jelas kedua orang itu adalah anggota partai kupu-kupu.
"Kalian cepat kemari." Bisik Bu wi lojin sambil menggapai. Cepatcepat
si pelajar rudin berjongkok sambil berkata :
"Ancaman bahaya terhadapmu paling besar, kau tahu siapa yang
telah dikirim pihak partai kupu-kupu untuk mengatur perangkap dan
obat peledak ditempat ini"
"Dewi In Un, malah aku sempat bertemu dengannya" Bu wi lojin
manggut-manggut. "Kau telah bersua dengannya?" Tanya si pelajar rudin terkejut.
Bu wi lojin tertawa. "Benar, kami saling berpapasan muka namun ia tidak melihat
diriku, sayang aku pun tidak membayangkan sampai kesitu, kalau
tidak. pasti akan kukenakan topeng kulit manusia agar gerak-gerikku
lebih leluasa lagi. "
"Tahukah cianpwee, Dewi In Un menuju kearah mana?" Bu wi
lojin segera menunding kemuka, katanya :
"Tadi ia telah munculkan diri dari jarak sepuluh kaki, aku rasa
jaraknya dari sini pasti tak terlalu jauh."
Dengan kening berkerut ketua Bu tong pay Hiam im totiang
berkata : "Kawasan sana merupakan tanggung jawab ketua Tay khek kun
sam liu serta ketua Tong ting pang Kongsun Jiang, tapi hingga
sekarang belum ada kabar berita dari mereka, entah bagaimana
keadaannya" Aaai, membuat hati orang menjadi risau saja."
"Baik ada suara atau tidak belum cukup nyata untuk
membuktikan keadaan yang sudah terjadi, apalagi dari pihak
manapun yang berhasil dengan serangannya, tak nanti mereka akan
bersuara, Cuma ." setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan :
"Bila Bu ciangbunjin dan Kongsun pangcu sudah dipecundangi
musuh, sudah pasti Dewi In Un akan melakukan pemeriksaan secara
diam-diam." Belum habis perkataan itu diucapkan dari kejauhan sana sudah
terdengar suara langkah manusia.
"Cepat bersembunyi." Bu wi lojin segera berseru.
si pelajar rudin dan Ngo Cun ki tak berani berayal, serentak
mereka menyembunyikan diri dibelakang batu.
Tak lama kemudian tampak seorang pelayan berbaju biru
munculkan diri disitu dan berseru kearah balik batu :
"siancu sedang mengadakan pemeriksaan, kalian cepat keluar"
Tanpa menanti jawaban, dia melanjutkan perjalanannya kedepan.
Ngo Cun ki segera berbisik kepada si pelajar rudin : "Dayang itu
tak boleh dibiarkan hidup, cianpwee."
si pelajar rudin mengangguk tanda mengerti, dengan cepat dia
melompat bangun dan menerjang kemuka dengan mengerahkan
ilmu meringankan tubuhnya, dalam waktu sekejap dia telah berhasil
menotok jalan darahnya dan menyeret dayang itu menuju kebalik
semak. Namun ia sama sekali tidak balik kembali ketempat semula,
sebab Dewi In Un telah munculkan diri disitu.
Tampak perempuan itu berjalan mendekat dengan tergesa-gesa
dikawal oleh dua nenek.
Kedele Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mungkin keadaan yang gawat, sehingga ia tak sempat melakukan
perubahan untuk mengatasinya, maka Dewi In Un segera
membentak setibanya didepan batu tersebut. "Tan huhoat, ong
huhoat dimana kalian?"
Tiada jawaban dari balik batu namun segulung kabut putih
menyebar luas dari sana. Kebetulan jawaban dari balik batu namun
segulung kabut putih menyebar luas dari sana.
Kebetulan Dewi In Un berdiri berhadapan dengan arah angin
maka dalam waktu singkat kabut putih tersebut telah menyebar luas
selebar dua kaki persegi. Dengan perasaan terkejut Dewi In un
segera berseru : "Cepat menyingkir"
seraya berseru dengan cepat dia melayang mundur sejauh tiga
kaki dari pos isi semula dan melompat kebalik batu besar.
Ternyata gerakan tubuh kedua orang nenek itupun sangat hebat,
hampir bersamaan mereka sama-sama telah melompat pula
kebelakang batu. Dengan demikian betapapun banyaknya akal muslihat Ngo Cun
ki, ia tak mampu lagi untuk menggunakan siasatnya guna
melumpuhkan lawan- Bersamaan itu- juga dapat disimpulkan bahwa
ketua tay khek bun serta ketua Tong ting pang telah jatuh ketangan
musuh. sementara itu Dewi In Un telah berseru sambil tertawa
seram. sementara itu si pelajar rudin Ho heng telah menyusul datang
setelah menyaksikan jejak rekannya ketahuan"sungguh tak disangka diantara kalian terdapat tokoh yang lihai
sehingga rencana partai kupu-kupu kami bisa dibongkar."
setelah memandang sekejap dengan suara dingin kembali dia
berseru lantang : "Ehmm, Bu wi lojin, Hiam im totiang ..siapakah
bocah perempuan ini?" sambil tertawa dingin Ngo Cun ki berkata :
"Nonamu bernama Ngo Cun ki, kini menjabat sebagai ketua Hoa
san pay." Rupanya dalam keadaan terdesak tadi ia telah melepaskan
segenggam dupa pemabuk Ang hun hiang, tapi diapun mengerti
bahwa hasilnya tak dapat diharapkan apalagi dalam keadaan yang
sama sekali tak terduga, hal ini membuatnya sedikit rada rikuh.
sambil tertawa dingin Dewi In Un berkata :
"Tak kusangka semua yang hadir disini hari ini adalah jago-jago
kelas satu dari dunia persilatan, pertemuan hari ini pasti akan meriah
sekali." Kemudian sambil menatap wajah Ngo Cun ki lekat-lekat,
terusnya : "Tapi aku menaruh perhatian yang paling khusus terhadapmu
seorang, aku dengar kau berhasil menggagalkan rencana kami
sewaktu berada di Tiong lam san, kalau begitu peristiwa hari inipun
pasti merupakan usulmu bukan?"
"Benar" Ngo Cun ki tertawa lebar. "Memang akulah yang telah
membuka rencana busuk kalian dan merusak siasat licik ini."
"Hmm, tak nyana kau berani mengakuinya secara jujur."
"Berapa banyak jago yang kau bawa serta hari ini?"
"oooh, banyak sekali, setiap jago yang menganggap dirinya
merupakan bagian dari dunia persilatan hampir semuanya telah
berdatangan kemari, bila kau mulai menyesal sekaranglah saat yang
paling tepat." Lalu setelah berhenti sebentar, dengan suara dalam ia
melanjutkan : "Kalau tidak. bila sudah tertawan nanti mungkin sikap kami tak
akan seramah sekarang."
Dewi In un tertawa terkekeh-kekeh :
"Haaahh . Haahhh .. haaahh .kalian anggap kemenangan pasti
berada dipihakmu" Dengan suara dalam Ngo Cun ki berkata :
"sejak dulu hingga kini, pihak sesat pasti akan kalah dan tumpas,
jangan lagi rencana busukmu sudah terbongkar, sekalipun
rencanamu itu belum diketahuipun dibawah keroyokan seluruh umat
persilatan, tak mungkin usaha kalian akan mencapai hasil." Dengan
suara yang menyeramkan Dewi In Un berkata :
"Tujuh partai besar, jago-jago dari empat penjuru maupun
kawanan jago silat kenamaan dari dunia persilatan belum ada
seorang pun yang kupandang sebelah mata, hmmm, akan kulihat
siapa saja yang mampu melawan kekuatan partai kupu-kupu kami?"
si pelajar rudin mendengus dingin.
"Hmmm, lebih baik kau jangan mengibul dulu, ketahuilah dalam
pertemuan diTiong lam san ayahmu sendiri sudah menderita
kekalahan, apalagi Cuma manusia semacam kau. Hmmm, andaikata
umat persilatan belum bersatu padu masih agak mending, tapi sekali
telah bersatu maka tiada manusia sesat didunia ini yang mampu
menanggulanginya" Dewi In Un menjadi amat gusar teriaknya.
"setelah mampus nanti kau bakal tahu akan kelihaian kami, aku
ingin bertanya, apa sih yang kalian andalkan?"
Namun sebelum semua orang menjawab, dia telah melanjutkan
lebih jauh. "Mungkin Kho Beng serta keturunan dari tiga dewa?" Ngo
Cun ki balas mendengus. "Hmmm, bila partai kupu-kupu belum juga mau sadar dan
kembali kejalan yang benar mungkin kalian akan mengulangi
kembali sejarah seabad berselang."
"Tapi sayang Kho Beng dan keturunan tiga dewa yang kalian
andalkan itu sekarang telah berubah menjadi abu dan entah sudah
tersebar sampai dimana" Jengek Dewi In Un sambil tertawa.
"omong kosong, hal ini tak mungkin terjadi" teriak si pelajar rudin
dengan penuh amarah. "Tidak percaya pun bukan masalah, karena apa yang kukatakan
sebenarnya merupakan suatu kejadian yang nyata."
sesudah berhenti sejenak, sambil tertawa ia melanjutkan :
"Didalam gua pengikat cinta telah disekap encinya Kho Beng,
kakek tongkat sakti serta Chin sian kun, orang-orang tersebut
merupakan orang yang hendak mereka tolong, maka atas
permintaan Kho Beng, Thian cun yang yang mengetahui seluk beluk
alat rahasia pasti akan mengajak rekan-rekannya pergi kegua
tersebut untuk melakukan operasi pertolongan." sambil tertawa
dingin Ngo Cun ki menyela :
"Kalau memang Thian cun yang cianpwee menguasai ilmu alat
rahasia, sudah pasti ia dapat menghancurkan pertahanan gua
pengikat cinta tanpa mengalami kejadian diluar dugaan."
"Haaah . Haahh .haahh perkataan itu memang benar" kata Dewi
In Un lagi sambil tertawa tergelak.
"Justru kami telah memanfaatkan keadaan tersebut, dengan
diprakarsai Thian cun yang yang mengusai ilmu alat rahasia, mereka
pasti akan berusaha menerobos masuk kedalam gua tersebut, siapa
sangka dalam barisan Pat kwa dan Ji gi kami justru sudah
tambahkan dengan barisan Jit coat tin, nah bayangkan sendiri
siapakah yang mampu keluar lagi dari gua tersebut?"
Diam-diam Ngo Cun ki merasa amat terperanjat, namun diluar ia
sengaja tertawa paksa, katanya :
"sekalipun apa yang kau katakan merupakan kenyataan, namun
ada satu hal belum kau ketahui secara jelas yakni soal hukum langit,
bila Kho Beng serta keturunan dari tiga dewa benar-benar tewas
dibukit Cian san, maka didunia ini tidak berlaku lagi hukum alam"
Dewi In Un agak tertegun, lalu serunya sambil mendengus :
"Mungkin saja disinilah letaknya hukum alam tersebut, paling
tidak bibit penyebab yang ditanam seabad berselang kini harus
menerima buah akibatnya."
Kemudian setelah berhenti sejenak dengan suara dalam dia
menambahkan : "Masalah tersebut bukan persoalan yang perlu kita bicarakan saat
ini, sekarang yang perlu kita bahas adalah nasib kalian selanjutnya,
Ngo Cun ki, semua orang boleh kulepaskan tapi kau jangan mimpi
bisa lolos dari cengkeramanku." Ngo Cun ki segera tertawa lebar,
jengeknya : "susah untuk menduga setiap perubahan yang terjadi didunia ini,
sebelum menang kalah diketahui aku rasa terlalu awal bila kau
berkata demikian." "Jadi kau mengira kalian bisa mengungguli diriku?" jengek Dewi
In Un sambil tertawa dingin,
"Jadi kau anggap pasti menang?" Ngo Cun ki balas mengejek
sambil tertawa. "Aku rasa persoalan ini perlu kita buktikan dalam kenyataan, Nah
Ngo Cun ki, tahukah kau apa yang hendak kuperbuat terhadap
dirimu?" Ngo Cun ki tertawa terkekeh-kekeh :
"Bila kau berhasil menduduki posisi diatas angin, maka semua
kulit dan daging menjadi milikmu, mau dibunuh dicincang terserah
kepadamu sendiri, sebaliknya bila kau yang menduduki posisi
dibawah angin, tahukah kau apa akibat yang bakal kau rasakan?"
Dewi In Un mendengus : "Hmmm, apalagi selain sesuai dengan ucapanmu tadi, terserah
apapun yang akan kalian perbuat."
"Lalu dengan cara apa kau hendak menentukan menang kalah
tersebut" Dengan pertarungan kekerasan?"
Dewi In Un tertawa tergelak :
"Haaahh haahh haahhh .dengan cara apapun yang hendak
dilakukan mungkin kalian semua bukan tandinganku."
Kemudian dengan suara dalam ia kembali membentak : "Ngo Cun
ki, aku hendak meringkus dirimu paling dulu"
"aku rasa tak akan segampang yang kau katakan, jelek-jelek
begini aku masih terhitung seorang ketua partai"
Dewi In Un tertawa seram, tiba-tiba bentaknya :
"Nenek penunjang langit dan perata bumi, cepat kalian ringkus
bocah perempuan itu, tapi ingat, jangan dibunuh, aku tak bisa
membiarkan dia mampus dengan begitu saja."
Kedua orang nenek tua itu menyahut dan pelan-pelan berjalan
mendekati Ngo Cun ki, setiap langkah kaki mereka berdua segera
meninggalkan bekas sedalam tiga inci diatas permukaan tanah,
sementara ujung baju mereka pun menggelembung besar, dalam
sekilas pemandangan saja dapat diketahui bahwa mereka adalah
jago-jago berilmu tinggi"
sementara itu Dewi In Un telah mengundurkan diri kesisi arena
dan menyaksikan peristiwa tersebut dengan senyuman dikulum.
si pelajar rudin, Bu wi lojin serta Hian im totiang merasa terkejut
sekali, karena mereka tahu secara pasti bahwa Ngo Cun ki bukan
tandingan dari kedua orang nenek tersebut.
Namun untuk sesaat pun mereka merasa sangsi, haruskah turun
tangan membantu ataukah lebih baik berdiam diri saja"
sebaliknya Ngo Cun ki nampak amat tenang, malah ujarnya
sambil tertawa hambar : "Terima kasih banyak atas perhatian siancu terhadap diriku,
dengan menganggap diriku sebagai musuh yang utama, Ngo Cun ki
merasa amat berbangga hati tentu saja akan kutemani mereka
untuk bermain beberapa gebrakan lebih dulu."
Kemudian sambil berpaling kearah Bu wi lojin dan si pelajar rudin
sekalian, katanya lagi sambil tertawa :
"Biar aku Ngo Cun ki yang turun tangan pada babak pertama ini,
silahkan cianpwee sekalian mundur sedikit agak jauh."
sementara itu kedua nenek tersebut sudah berada lima depa
dihadapannya, mendadak mereka mengayunkan tangan kanannya
dan serentak mencengkeram bahu nona tersebut.
Ngo Cun ki sadar bahwa kepandaian silat yang dimilikinya bukan
tandingan lawan, maka ia tak menyambut datangnya ancaman
tersebut, dengan cepat ia menarik diri sambil membungkukkan
badan. Pertarungan semacam inijauh diluar kebiasaan, suatu
pertarungan yang umum, bukan saja dua orang nenek itu menjadi
Pendekar Sadis 9 Pedang Inti Es Peng Pok Han Kong Kiam Karya Okt Pedang Ular Mas 14
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama