Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 32

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 32


endera kuning di Ekspedisi Thian Liong, sedangkan pemimpin ekspedisi Thian
Liong adalah Souw Peng Hai, setelah berhasil menundukkan
Cuang Tong Si Chouw (Empat Manusia Buruk Cuang Tong),
maka nama Souw Peng Hai semakin terkenal, sehingga para
pesilat lain pun tidak berani cari gara-gara dengan ekspedisi
Thian Liong. "Saudara Yap punya urusan apa?" tanya Ling Kie Ngiap
dan tetap berlaku sopan walau hatinya sudah mendongkol
akan sikap Yap Yong Ceng.
"He he!" Yap Yong Ceng tertawa terkekeh, "Tentu punya
urusan penting!" sementara Ling Hung menyaksikan gerak-gerik Yap Yong
Ceng, sudah tidak sabaran, namun ketika ia baru mau
meloncat ke hadapan orang itu, Pek Yun Hui telah menangkap
tangannya dan berbisik "Nona Ling Hung, jangan menimbulkan urusan!"
Padahal wajah Ling Hung penuh diliputi kegusaran, tapi
begitu mendengar suara Pek Yun Hui, seketika juga wajahnya
berubah berseri. "Apa yang engkau katakan memang benar," sahutnya
lembut. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui menarik nafas dalam hati, Kelihatannya gadis
ini telah jatuh cinta padaku, Biar bagaimana pun malam ini aku
harus kabur dari sini, Kalau tidak, pasti celakai Ujar Pek Yun
Hui dalam hati. ia sama sekali tidak berani memandang Sie Bun Yun,
sebab ia tahu, kalau ia memandangnya pasti tidak jadi
meninggalkan Cui Cuk San Cung ini.
Padahal Pek Yun Hui kenal Sie Bun Yun dan Ling Hung
baru satu hari, namun dalam sehari ini, hubungan mereka
justru kacau begini. "Ha ha!" Ling Kie Ngiap tertawa, "Apakah karena aku tidak
mau bergabung dengan Partai Thian Liong, maka Saudara
Yap ingin cari urusan di sini?"
"He he!" Yap Yong Ceng tertawa aneh. "Banyak pesilat
tinggi di dalam partai Thian Liong, Saudara Ling tidak mau
bergabung juga tidak apa-apa!"
"Kalau begitu, kenapa Saudara Yap masih ke mari?" tanya
Ling Kie Ngiap sambil mengerutkan kening.
"Hm! Hm!" dengus Yap Yong Ceng berulang kali,
"Ekspedisi Thian Liong dengan Cui Cuk San Cung selama ini
tiada pertikaian Kenapa engkau mengutus orang merobohkan
ke dua orangku?" Setelah mendengar apa yang dikatakan Yap Yong Ceng,
tertegunlah Cui Cuk Sin Ong-Ling Kie Ngiap.
"Kenapa engkau mengatakan begitu?" tanyanya heran
Yap Yong Ceng tertawa dingin, kemudian menoleh ke
belakang seraya bertanya pada ke dua orang itu.
"Apakah mereka yang merobohkan kalian itu berada di
sini?" Sebelum ke dua piauwsu itu menyahut, Pek Yun Hui
sudah memunculkan diri, lalu berkata lantang, "Aku berada di
sini!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dia!" Kedua piauwsu itu segera menunjuknya. "Me-mang
dia!" "Saudara Yun Hui!" seru Ling Hung cemas, "Yap Yong
Ceng itu sangat lihay, engkau jangan bertempur dengannya!"
Setelah berseru, Ling Hung pun berlari ke sisi Pek Yun
Hui. seketika juga Ling Kie Ngiap mengerutkan kening dan
membentak "Anak Hung jangan banyak mu!ut!"
Ling Hung langsung diam, namun masih melirik ke arah
Pek Yun Hui. Setelah itu barulah menundukkan kepala.
***** Bab ke 29 - Banjir Darah di Cut Cuk San Cung
KemuncuIan Pek Yun Hui justru membuat Ling Kie Ngiap
terheran-heran, Maka ia menatapnya seraya bertanya.
"Yun Hui! Ada kaitan apa dengan dirimu?"
"Aku menunggang kuda seorang diri, mereka berdua
menantang aku bertarung, Kepandaian mereka masih rendah
maka roboh di tanganku! Mau bilang apa itu?" jawab Pek Yun
Hui. Ketika melihat kemunculan Pek Yun Hui yang ber-karisma,
itu membuat Yap Yong Ceng tertegun Akan telapi, ketika
mengingat ke dua anak buahnya dipecun-dang orang,
seketika juga ia membentak
"Sungguh besar omonganmu! Beranikah engkau
menyambut sepuluh jurus seranganku di tempat ini?"
"Kenapa tidak?" Pek Yun Hui menatapnya dingin. "Jadi
engkau mau bertarung dengan aku?"
Ling Kie Ngiap tahu akan kelihayah Yap Yong Ceng, maka
orang tua itu khawatir Pek Yun Hui akan celaka di tangannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkaujangan ceroboh!" Kemudian Ling Kie Ngiap
memandang Yap Yong Ceng, "Saudara Yap, kenapa harus
bertarung dengan kaum muda?"
"Ha ha!" Yap Yong Ceng lertawa. "Cui Cuk Sin Ong,
apakah engkau ingin mengalihkan urusan itu pada dirimu?"
sesungguhnya Ling Kie Ngiap sudah lama mengundurkan
diri dari rimba persilatan, tentunya juga merasa enggan
bertarung dengan siapa pun. Akan tetapi, kalau ia tidak turun
tangan, bagaimana mungkin Pek Yun Hui mampu
menghadapi Yap Yong Ceng" Mendadak ia mendengar suara
tawa yang amat nyaring. "Ha ha ha!" Ternyata Pek Yun Hui yang tertawa, "Paman
Ling, ini adalah urusanku, tak mungkin ditim-pakan pada diri
Paman!" "BetuI! Harus berani menghadapi Yap Yong Ceng," seru
beberapa tamu yang tidak senang pada orang tersebut
Begitu mendengar seruan itu, semangat Pek Yun Hui pun
bertambah, dan seketika juga menghimpun Lwee-kangnya.
"Yap Yong Ceng, lihat serangan!" bentak Pek Yun Hui dan
langsung menyerang tiga jurus beruntun.
Ketiga jurus itu adalah Hui Liong Sam Sek (Tiga jurus
Naga Sakti), yang dipelajarinya dari Kui Goan Pit Cek.
Sungguh dahsyat dan aneh ke tiga jurus tersebut, mengarah
pada jalan darah penting di tubuh Yap Yong Ceng.
Yap Yong Ceng terkejut ketika melihat serangan-serangan,
Pek Yun Hui. ia sama sekali tidak tahu ilmu pukulan apa itu.
Karena tidak dapat memecahkan jurus-jurus tersebut, maka ia
terpaksa mundur selangkah, lalu balas menyerang dengan
jurus Tok Mien Hong Lan (Mendorong Dengan Angin Puyuh).
Jurus ini penuh mengandung Lweekang, Maksudnya ingin
membuat Pek Yun Hui terpental sementara para tamu sudah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bangkit berdiri, dan dengan mata tak berkedip mereka
menyaksikan pertarungan itu.
Akan tetapi, badan Pek Yun Hui bergerak menggunakan
Ngo Heng Mie Cong Pu. Sebetum angin pukulan
menyentuhnya, ia telah lenyap dan tahu-tahu sudah berdiri di
belakang Yap Yong Ceng. pukulan Yap Yong Ceng menghantam tempat ko-song,
dan menghancurkan beberapa kursi bambu di ruangan itu.
Ketika ia baru mau membalikkan badannya, pada waktu
bersamaan, dua pukulan Pek Yun Hui sudah mendarat di
punggungnya. Pada waktu itu, Lweekang Pek Yun Hui masih belum
begitu tinggi, maka pukulannya tidak merenggut nyawa Yap
Yong Ceng, hanya membuatnya berkunang-kunang dan
sempoyongan Yap Yong Ceng bertarung dengan kaum muda, sebetulnya
telah mencemarkan kedudukannya, namun kini malah
punggungnya harus menerima pukulan itu pula, Dapat
dibayangkan, betapa malunya di saat itu.
Trang! Yap Yong Ceng mencabut goloknya, kemudian
tertawa aneh sambil menyerang Pek Yun Hui.
Pek Yun Hui sudah tidak sempat mencabut pedangnya,
tapi ia masih sempat mendengar suara bentakan Tampak
empat orang melesat ke arah Yap Yong Ceng, bahkan tampak
pula sebuah cambuk menangkis go!oknya.
Yap Yong Ceng terpaksa menarik goloknya dan
memandang, ternyata orang yang menggunakan cambuk
menangkis goloknya itu seorang berpakaian pelajar berusia
empat puluhan Dia adalah Phang Niap Kia dari Partai Tiam
Cong, Satu lagi adalah Liauw Cin dan To Pie Kim Kong-Thu It
Kang serta adik seperguruan Sam Ciu Ju Lay-Cing Men.
Begitu melihat empat orang berkapandaian tinggi itu
mengurungnya, Yap Yong Ceng tertawa gelak seraya berkata.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau Partai Tiam Cong dan partai Hwa San ingin cari
urusan dengan ekspedisi Thian Liong, aku dan semua
saudara-saudaraku di ekspedisi Thian Liong pasti menunggu
kalian di Cing Pak! Kenapa kalian mau turut campur di sini?"
"Phui!" Liauw Cin meludah. "Yap Yong Ceng, engkau
tergolong orang yang berkedudukan tinggi di rimba persilatan
Tadi engkau menantang sepuluh jurus, tapi tidak sampai
empat jurus, malah sudah terkena pukulan lawan Kenapa
tidak mau mengaku kalah?"
"Omong kosong!" bentak Yap Yong Ceng sambil tertawa,
"Sebelum ada yang mati, bagaimana mungkin tahu siapa yang
kalah dan yang menang?"
"Dasar tak tahu malu!" sela Ling Hung mendadak ia amat
girang karena Pek Yun Hui dapat memukul punggung Yap
Yong Ceng, "Sudah kalah masih omong besar!"
Tiba-tiba Yap Yong Ceng memekik keras, lalu langsung
mengayunkan goloknya dengan gerakan Yah Hwee Sauh
Thian (Api Berkobar Membakar Langit) menyerang ke empat
lawannya, serangan yang mendadak itu membuat ke empat
orang lawannya terpaksa meloncat mundur.
Setelah ke empat orang itu mundur, sekonyong-konyong
Yap Yong Ceng menyerang Pek Yun Hui dengan jurus Tok
Tang Kan Kun (Menggetarkan Jagat).
Pek Yun Hui segera mencabut pedangnya, Karena golok
Yap Yong Ceng sudah mendekat, maka gadis itu terpaksa
mengeluarkan jurus SiauwCih Thian Lam (Ter-tawa Menunjuk
Thian Lam) untuk menangkis serangan itu.
Trang! Terdengar benturan keras.
Pek Yun Hui merasa tangannya ngilu, dan seketika juga
pedangnya ter!cpas. ia memang bukan lawan Yap Yong Ceng,
maka setelah pedang itu terlepas dari tangan-nya, pasti
dirinya dalam bahaya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Benar! Sebab Yap Yong Ceng masih menyerangnya
dengan golok, pada waktu bersamaan, terdengarlah suara
tawa yang amat nyaring, tampak sosok bayangan berkelebat
laksana kilat, kemudian berdiri di tengah-tengah Yap Yong
Ceng dan Pek Yun Hui. Ketika menyaksikan sosok bayangan tersebut, Yap Yong
Ceng tertegun, karena orang itu dapat menerobos serangan
goloknya. "Saudara kecil! Biar aku yang menghadapinya!" ujar orang
itu yang ternyata Sie Bun Yun.
Yap Yong Ceng mengernyitkan kening, karena sosok
bayangan itu ternyata seorang pemuda yang tangannya hanya
memegang sepotong bambu kering, Betapa gusarnya Yap
Yong Ceng dan langsung menyerang Sie Bun Yun bertubi-tubi
dengan jurus Yah Hwee Sauh Thian (Api Berkobar Membakar
Langit), Siang Hong Cun Yun (Awan Beterbangan Di Dua
Puncak) dan Yu Ih Pan Lang (lkan Berenang Melawan Arus).
Sie Bun Yun pun menggerakkan bambu kering itu
membentuk sebuah lingkaran Kelihatan amat sederhana
gerakan itu, namun justru dapat membendung seranganserangan Yap Yong Ceng, sedangkan Yap Yong Ceng ingin
menebas bambu kering tersebut, akan tetapi, bambu kering itu
selalu dapat mengelak, bahkan sekaligus menekan golok itu di
bagian tumpulnya. Betapa penasarannya Yap Yong Ceng, sebab lingkaranlingkaran itu penuh mengandung tenaga, sehingga
membuatnya sulit untuk mengerahkan ilmu golok an-dalannya,
Tentunya menyebabkan Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng
terkejut bukan main. Dari mana munculnya pemuda itu, kok
ilmu silatnya begitu aneh"
Setelah berpikir demikian ia pun tidak berani meremehkan
lawannya lagi, Kemudian ia menyerang pemuda itu dengan
jurus Heng Sau Cian Kun (Menyapu Ribuan Prajurit) jurus
tersebut dapat membuat goloknya terlepas dari tekanan
bambu kering pihak lawan, bahkan sekaligus menyabet ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pinggangnya, Tapi tiba-tiba terdengar suara "Ngung", bambu
kering itu pun bergerak dan berhasil menekan golok Yap Yong
Ceng lagi. "Hm!" dengus Yap Yong Ceng, ia berusaha menyalurkan
Lweekangnya ke goloknya, namun mendadak terdengar suara
"Taak", bambu kering itu berhasil mengetuk bagian tumpul
golok tersebut Bukan main terperanjatnya Yap Yong Ceng, sedangkan
Sie Bun Yun malah tersenyum-senyum, dan sekaligus
menggerakkan bambu keringnya laksana kilat mengarah pada
Yang Men, Yang Ku dan Yang Ceh Hiat, tiga jalan darah di
lengan Yap Yong Ceng. Pek Yun Hui yang menonton itu kagum bukan main,
sehingga coba menduga siapa guru Sie Bun Yun. Akan tetapi,
bagaimana mungkin ia menduganya"
sementara Yap Yong Ceng yang diserang itu tampak
kalang kabut dan terpaksa menarik lengannya ke belakang.
Pada waktu bersamaan, Sie Bun Yun juga segera
merubah jurusnya, tahu-tahu ujung bambu kering itu sudah
mengarah pada tenggorokan lawan.
Wajah Yap Yong Ceng telah berubah hijau. ia bertarung
dengan dua orang di tempat ini, justru dirinya yang di bawah
angin, sehingga kegusarannya pun memuncak Ketika melihat
bambu kering itu mengarah pada tenggorokan nya, ia pun
cepal-cepat membungkuk Di saat membungkuk, ia pun mengeluarkan jurus Kun Suh
Keng (Pohon Lapuk Akarnya Tereabut), itu merupakan
serangan mendadak, maka sulit bagi Sie Bun Yun
mengelaknya. Kelihatannya sepasang kaki Sie Bun Yun akan buntung
oleh golok itu. Namun disaat itulah Pek Yun Hui menyambar


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pedangnya di lantai, kemudian mendadak menerjang dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pedangnya, menggunakan ilmu Sin Kiam Hap (Badan Dan
pedang Menyatu). ilmu itu merupakan ilmu pedang tingkat tinggi Namun
karena Lweekang Pek Yun Hui masih dangkal, maka belum
mencapai ke tingkat itu. Namun terjangannya justru mengarah pada dada Yap
Yong Ceng, Kalau Yap Yong Ceng meneruskan serangannya
pada Sie Bun Yun, dadanya pasti tertembus pedang Pek Yun
Hui. Oleh karena itu, ia terpaksa menarik goloknya dan
sekaligus menangkis pedang Pek Yun Hui.
Tranng! Pedang itu terlepas dari tangan Pek Yun Hui. Yap Yong
Ceng memang sudah amat membenci kepadanya, maka
tangan kirinya pun melakukan jurus Yen Kauw Tie Kua
(Monyet Memetik Buah) Plaak! Dada Pek Yun Hui terkena pukulan, membuat matanya
langsung gelap dan jatuh berguling-guling.
Setelah berhasil memukul dada Pek Yun Hui, ia pun
tertawa dingin sambil mundur
Begitu melihat Pek Yun Hui terluka demi meno!ong-nya,
Sie Bun Yun terharu dan sangat berterimakasih padanya,
Disamping itu, ia pun amat membenci pada Yap Yong Ceng.
Ketika Yap Yong Ceng mundur, Sie Bun Yun pun langsung
menyerangnya.Tapi kini Yap Yong Ceng sangat bersemangat
setelah berhasil melukai Pek Yun Hui dengan puku!annya,
apalagi ia masih memiliki senjata rahasia Cu Bo Sin Tan
(Peluru Sakti) yang belum digunakannya.
Yap Yong Ceng menyambut serangan itu, kemudian balas
menyerang dan terjadilah pertarungan yang amat seru.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di sisi lain ketika Pek Yun Hui jatuh berguIing-guling, Ling
Hung segera melesat ke arahnya, lalu me-mapahnya bangun
dengan wajah cemas dan air matanya pun meleleh.
"Yun Hui, bagaimana lukamu?"
"Mungkin tidak apa-apa, Nona Ling," sahut Pek Yun Hui
yang wajahnya pucat pias.
Ling Hung memapah Pek Yun Hui ke tempat duduk, lalu
mengeluarkan senjatanya merupakan tongkat trisula.
"Yun Hui, aku akan menuntut balas untukmu!"
sementara Yap Yong Ceng dan Sie Bun Yun masih
bertarung dengan serunya, Mereka berdua dikelilingi Ling Kie
Ngiap, Liauw Cin dan beberapa jago lain yang semuanya
sudah siap menolong Sie Bun Yun.
Ling Hung menerjang, namun ditahan oleh Ling Kie Ngiap,
sehingga gadis itu terpaksa kembali ke sisi Pek Yun Hui.
sekonyong-konyong terdengar suara "Bumm", atap rumah
sudah berlubang dan melayang turun seseorang berusia
empat puluhan, tangannya memegang sebuah kipas, Begitu
sepasang kakinya menginjak lantai, kipas yang di tangannya
menunjuk ke sana ke mari.
Ternyata ia telah menyerang orang-orang yang berdiri di
situ, sehingga membuat mereka terpaksa mundur Sungguh
tinggi kepandaian pendatang itu, Kemudian ia segera
menghampiri Yap Yong Ceng, dan berseru Ian-tang.
"Saudara Yap! Aku datangi Cong Cin To (Oambar
penyimpanan Kitab Pusaka), Kui Goan Pit Cek berada pada
pemuda ini!" Begitu melihat temannya datang, Yap Yong Ceng bersiul
panjang sambil menyerang Sie Bun Yun bertubi-tubi.
Namun bambu kering di tangan pemuda itu masih dapat
bergerak lincah, Walau sudah berada di bawah angin, tapi ia
masih belum kalah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika orang berkipas itu mencetuskan ucapan, seketika
juga para tamu bangkit berdiri.
Cong Cin To (Gambar penyimpanan Kitab Pusaka) Kui
Goan Pit Cek, kata-kata tersebut bagaikan geledek di siang
hari bolong menggelegar di setiap hati para tamu.
itu karena Cong Cin To-Kui Goan Pit Cek, konon siapa
yang memperoleh kitab pusaka itu, akan menjadi jago nomor
wahid di kolong langit, Maka Cong Cin To (Gambar
penyimpanan Kitab Pusaka) pun menjadi incaran kaum Bu
Lim, dan karena itu Bu Lim pun akan terjadi banjir darah.
Kini Cong Cin To itu berada pada Sie Bun Yun. Hati siapa
tidak akan tergerak karenanya"
Setelah bangkit berdiri dan tertegun sejenak, mereka
serentak menghampiri Sie Bun Yun.
Orang berkipas itu langsung mengeluarkan siulan panjang,
lalu berkata pada Yap Yong Ceng.
"Saudara Yap! Biar aku saja!"
Yap Yong Ceng tahu maksud temannya itu, maka ia
segera mengayunkan goloknya, lalu mundur
Orang berkipas itu melesat ke hadapan Sie Bun Yun,
sekaligus menggerakkan kipasnya mengarah Wie Bun Hiat di
pinggang Sie Bun Yun. Pemuda itu menurunkan bambu kering yang di tangannya, kemudian secepat kilat memukul kipas tersebut
Akan tetapi, tangan kiri orang berkipas itu bergerak cepat
mencengkeram urat nadi di lengan Sie Bun Yun.
Pemuda itu tidak bisa berkelit, maka urat nadi di lengannya
berhasil dicengkeram lawan.
Serrrt! Orang berkipas itu menariknya melesat ke arah atap
rumah yang telah bolong itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika melihat Sie Bun Yun telah dikuasai orang, cemaslah
hati Pek Yun Hui, maka ia berteriak keras dan pingsan
seketika, Cepat-cepat Ling Hung menahan dirinya agar tidak
jatuh, bahkan mulai menangis.
Di saat itu, tampak beberapa orang ikut melesat ke luar
melalui atap rumah, mereka bermaksud mengikuti orang
berkipas itu. Akan tetapi, pada waktu bersamaan Yap Yong Ceng juga
mengayunkan tangannya melepaskan senjata rahasia yang
amat terkenal itu. Serrt! Serrrt! Serrrt... Beberapa orang yang telah melesat itu jatuh ke bawah,
Ternyata mereka sudah terluka oleh senjata rahasia tersebut.
"He he he!" Yap Yong Ceng tertawa terkekeh, "Siapa yang
masih ingin mencoba kehebatan peluru sakti Cu Bo Sin Tan?"
Tak terdengar suara apa pun. Yap Yong Ceng tertawa lagi,
lalu mendadak melesat pergi melalui atap rumah yang bolong
itu. Tepat pada saat itu, Cui Cuk Sin Ong-Ling Kie Ngiap
membentak keras sambil melancarkan pukulannya ke arah
Yap Yong Ceng yang sedang melesat itu.
Yap Yong Ceng tidak bisa berkelit, namun ia segera
mengayunkan tangannya melepaskan senjata rahasia
andalannya mengarah pada orang tua itu.
sementara Ling Hung terus memijat beberapa jalan darah
Pek Yun Hui agar dia sadar Kalau pikiran Ling Hung tidak
kacau disaat itu, ia pasti mengetahui kalau Pek Yun Hui
adalah anak gadis. Namun karena hatinya kacau sehingga
membuat dirinya tidak menyadari akan hal tersebut Ketika
Ling Kie Ngiap membentak, kebetulan Pek Yun Hui mulai
sadar dan langsung berseru.
"Kejar! Cepat kejar!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di saat itu sebetulnya pukulan Ling Kie Ngiap hampir
menyentuh badan Yap Yong Ceng, tapi orang itu pun
melepaskan senjata rahasianya.
Ting! Ting! Ting! Tiba-tiba semua senjata rahasia itu
terjatuh ke bawah. Ternyata Ling Kie Ngiap telah
mengeluarkan sebatang bambu memukul jatuh semua senjata
rahasia itu. Ling Kie Ngiap tidak menyia-nyiakan kesempatan, ia
langsung menggerakkan bambunya menyerang kaki Yap
Yong Ceng, itu adalah jurus Cui Cuk Yauw Ih (Bambu Hijau
Bergoyang). Terkejutlah Yang Yong Ceng, tapi ia masih sempat
melancarkan sebuah pukulan ke arah Ling Kie Ngiap, Sebelah
tangannya pun cepat-cepat menyambar bambu yang
melintang di lubang atap rumah itu, Dengan meminjam tenaga
sentakan, ia langsung melesat pergi.
"Jangan kabur!" bentak Ling Kie Ngiap, orang tua itu pun
melesat pergi melalui lubang itu untuk mengejar Yap Yong
Ceng. sementara para tamu mulai berhambur ke luar Mereka pun
ingin mengejar orang berkipas yang membawa pergi Sie Bun
Yun itu. Nah! Karena Cong Cin To, para pesilat rimba
persilatan akan saling membunuh demi merebut Cong Cin To
tersebut dan bencana banjir darah pun akan melanda rimba
persilatan Kini di ruang itu tinggal dua orang, yaitu Pek Yun Hui yang
telah terluka parah, dan Ling Hung menjaganya dengan air
mata berderai-derai. "Kejar! Cepat kejar!" gumam Pek Yun Hui.
"Yun Hui! Semua orang sudah pergi mengejar me-reka,
engkau tidak usah cemas," ujar Ling Hung mem-beritahukan.
"Nona Ling, kakak misanmu jatuh ke tangan penjahat dia...
dia...." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Yun Hui, engkau telah terluka parah, beristirahat saja!
Kalau engkau kenapa-napa, aku... aku...."
Pek Yun Hui sedang mengkhawatirkan Sie Bun Yun, maka
tidak begitu memperhatikan reaksi Ling Hung.
sedangkan Ling Hung sudah mulai terisak-isak, sepasang
matanya yang basah itu terus menatap Pek Yun Hui.
"Nona Ling! Engkau.,.?" Pek Yun Hui tertegun.
"Yun Hui...." Ling Hung menarik nafas panjang, "Lukamu
sedemikian parah, kalau terjadi sesuatu atas dirimu, aku... aku
pun tidak mau hidup lagi."
Betapa terkejutnya Pek Yun Hui mendengar ucapan Ling
Hung. Setelah itu ia pun menggeleng-gelengkan kepala sambil
menarik nafas panjang. Kalau sekarang ia meninggalkan Cui Cuk San Cung ini,
otomatis berpisah dengan Sie Bun Yun, itu membuatnya
merasa berat sekali. Akhirnya ia memejamkan matanya, Di saat itu pula ia
teringat akan cara pengobatan yang dipelajarinya dari kitab
Kui Goan Pit Cek. Oleh karena itu ia mulai menghimpun
Lweekangnya untuk mengobati lukanya.
Memang tidak bisa segera sembuh, namun setelah ia
menghimpun Lweekangnya untuk mengobati lukanya, tak
lama wajahnya tampak tidak begitu pucat Iagi.
"Kakak Yun, sekarang engkau merasa cnakan?" tanya
Ling Hung lembut dan girang menyaksikan muka Pek Yun Hui
sudah agak memerah. Pek Yun Hui tertegun ketika mendengar Ling Hung
memanggilnya "Kakak Yun", karena itu merupakan panggilan
yang mesra, Akan tetapi, Pek Yun Hui pura-pura tidak tahu.
"Nona Ling, Saudara Sie Bun Yun sudah pulang?"
"Belum." Ling Hung menggelengkan kepala.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, barusan engkau memanggil siapa?" tanya
Pek Yun Hui. Wajah Ling Hung kemerah-merahan, kemudian menyahut
dengan suara rendah dan lembut
"Kakak Yun, aku memanggilmu demikian, apakah engkau
merasa kesal?" "Karena engkau memanggil demikian, sama juga
memanggil Sie Bun Yun, maka aku tidak dapat membedakannya," ujar Pek Yun Hui dan menambahkan, "Karena
itu, aku tidak tahu engkau sedang memanggil siapa?"
"Engkau adalah Kakak Yun, sedangkan dia kakak misan A
Yun, bagaimana engkau tidak bisa membedakan-nya?" Ling
Hung tersenyum. "Nona Ling!" Pek Yun Hui menatapnya da!am-dalam
seraya berkata, "Kakak misanmu sangat menyukaimu apakah
engkau tidak tahu?" "Kakak Yun!" Ling Hung tertawa kecil, "ltu urusan ketika
kami masih kecil, kenapa harus diungkit kembali?"
Pada saat itu, terdengar suara langkah berai memasuki
ruang tersebut Pek Yun Hui segera berpaling ternyata yang
masuk itu adalah To Pie Kim Kong-Thu It Kang, kemudian
menyusul pula Phang Niap Kia dari Partai Tiam Cong, wajah
mereka tampak gusar seka!i.
Tak lama masuk pula beberapa orang, termasuk Cui Cuk
Sin Ong-Ling Kie Ngiap, wajah mereka pun tampiik gusar
"Di mana Saudara Sie Bun Yun?" tanya Pek Yun Hui cepat
Suaranya agak lemah lantaran terluka parah, lagi pula ia
duduk di sudut, maka tiada seorang pun dapat mendengar
pertanyaan nya. ia ingin bangkit berdiri, tapi Ling Hung segera
mencegahnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Keponakanku ditangkap oleh orang ekspedisi Thian
Liong, kalian semua ikut mengejar, namun tidak membantuku
apa maksud kalian begitu?" tanya Ling Kie Ngiap mengguntur
bernada gusar. "Hm!" dengus To Pie Kim Kong-Thu It Kang, "Sau-dara
Ling, di antara kita sudah terjalin hubungan baik, kan?"
"Tidak salah!" Ling Kie Ngiap mengangguk
"Kalau begitu..." sela Phang Niap Kia. "Keponakan-mu
telah menemukan Cong Cin To, kenapa engkau tidak mau
memberitahukan pada kami" Apakah engkau masih
menganggap kami sebagai teman lamamu?"
"Tadi aku telah menjelaskan aku sama sekali tidak tahu
tentang itu!" sahut Ling Kie Ngiap.
"Ling Kie Ngiap!" Terdengar suara seruan disertai tawa
dingin, "Siapa akan mempereayai omonganmu?"
"Selama ini aku tidak pernah bohong!" bentak Ling Kie
Ngiap, "Siapa yang bersuara barusan?"
"Aku!" seseorang tampil ke depan.
Semua orang langsung mengarah padanya, Orang itu
berbadan kurus pendek, wajahnya pun buruk sekali, namun
semua orang mengenalinya, dia adalah Hui Liong Ciu-Cih Sia
(Si Tangan Kilat Naga Terbang), adik seperguruan Sin Goan
Tong dari Partai Khong Tong.
"Saudara Cih!" Ling Kie Ngiap tertawa dingin, "Apakah


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

barusan engkau omong bereanda?"
"Ha ha!" Cih Sia tertawa gelak, "Ling Kie Ngiap, siapa yang
omong bereanda?" "Oh?" Wajah Ling Kie Ngiap langsung berubah, kemudian
orang tua itu pun tertawa terbahak-bahak, "Ternyata kalian ke
mari demi merebut Cong Cin To itu, bukan untuk menghadiri
pesta ulang tahunku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ling Kie Ngiap mengatakan begitu, disebabkan kegusarannya telah memuncak. padahal sesungguhnya, para
tamu itu ke mari memang untuk menghadiri pesta ulang tahun
Cui Cuk Sin Ong-Ling Kie Ngiap, namun begitu mendengar
tentang Cong Cin To itu, tergeraklah hati mereka untuk
merebut Gambar penyimpanan Kitab Pusaka tersebut
"Ling Kie Ngiap, kebetulan kami berada di sini, uolehkah
engkau memperlihatkan Cong Cin To itu?" tanya seseorang.
"Omong kosong!" sahut Ling Kie Ngiap dengan wajah
kehijau-hijauan. "Tadi Kim Coa Suseng (Pelajar Ular Emas)
Wang Han Siang telah menangkap keponakanku seandainya
Cong Cin To itu ada, juga pada dirinya!"
"He he he!" Hui Liong Ciu-Cih Sia tertawa aneh. "Cong Cin
To itu menyangkut kitab Kui Goan Pit Cek, Keponakanmu
telah berada di sini sebelum ditangkap Kim Coa Suseng itu,
tenlunya.... Cong Cin To itu sudah tidak berada padanya,
kan?" "Kalau begitu, Kim Coa Suseng-Wang Han Siang itu sudah
jadi orang bodoh!" sahut Ling Kie Ngiap.
"Dia sama sekali tidak bodoh!" Cih Sia tertawa dingin. "Sie
Bun Yun itu adalah calon menantumu, Kim Coa Suseng
menangkapnya dengan maksud memaksamu menyerahkan
Cong Cin To itu!" padahal sesungguhnya, Cui Cuk Sin Ong-Ling Kie Ngiap
sama sekali tidak tahu menahu tentang Cong Cin To tersebut,
Apa yang dikatakan pada-para tamu memang sejujurnya.
Akan tetapi, para tamu yang merupakan teman baik-nya,
justru tidak pereaya sama sekali, maka betapa kecewa dan
gusarnya Ling Kie Ngiap. "Jangan omong sembarangan!" bentaknya menggun-tur.
"Ling Kie Ngiap, kenapa kau harus keras kepala!" ujar Thu
It Kang dan menambahkan, "Walau memperoleh Cong Cin To
itu, namun masih harus pergi mencari kitab pusakanya, Nah,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bukankah lebih baik diperlihatkan bersama, lalu masingmasing pergi cari kitab pusaka itu berdasarkan keberuntungan
masing-masing pu!a?"
"Kalian semua jangan bicara sembarangan!" bentak Ling
Hung mendadak "Kalian jangan coba-coba mengacau di Cui
Cuk San Cung! Ayoh, cepat enyah!"
Ling Hung membentak sambil bertolak pinggang, suara
bentakannya yang amat nyaring itu membuat semua orang
tertegun. "Anak Hung!" Hardik Ling Kie Ngiap, "Jangan banyak
omong, cepat papah Yun Hui ke ruang dalam!"
Lantaran Ling Kie Ngiap menghardik begitu, maka
beberapa orang yang ada di situ pun yakin, bahwa Cong Cin
To tersebut berada di Cui Cuk San Cung ini. Pihak ekspedisi
menangkap Sie Bun Yun untuk dijadikan san-dera, Kalau
begitu, kini masih punya kesempatan menangkap Ling Hung,
putri kesayangan Ling Kie Ngiap itu.
Ada beberapa orang berpikir demikian, karena itu Hui
Liong Ciu-Cih Sia yang turun duIuan, langsung melesat ke
arah Ling Hung, Beberapa tahun ini, nama Partai Khong Tong
memang tidak begitu baik, tidak heran Hui Liong Ciu-Cih Sia
begitu Hcik langsung turun tangan.
Ketika melihat sepasang bola mata Cih Sia berputar-putar,
Ling Kie Ngiap sudah tahu bahwa orang itu berniat jahat,
maka begitu melihat badannya bergerak, Ling Kie Ngiap pun
langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah pinggangnya
Di saat itu, badan Hui Liong Ciu-Cih Sia sudah melesat ke
atas, Ketika melihat pukulan itu, ia membentak keras sambil
menggerakkan tangannya, itu adalah salah satu jurus dari ilmu
Sam Im Ciang Hoat (Pukulan Hawa Dingin), ilmu andalan Cih
Sia. Ling Kie Ngiap berkelit, kemudian mendadak menyerang
lagi dengan sebuah pukulan, Akan tetapi, Hui Liong Ciu-Cih
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sia sudah melesat ke hadapan Ling Hung dan sekaligus
mencengkeram lengannya. Pada waktu bersamaan, berkelebat sosok bayangan ke
sisi Ling Hung pula seraya berseru.
"Saudara Cih, harap berhenti!" Ternyata orang itu adalah
To Pie Kim Kong Thu It Kang, ia pun mengeluarkan jurus
Siauw Pit Sung Thian (Melintang Di Tengah Langit), untuk
menangkap tangan Cih Sia.
Hui Liong Ciu-Cih Sia yang sedang gusar itu sudah tidak
perduli kawan atau lawan lagi, ia langsung menggeserkan
lengannya dan secepat kilat menyerang dengan jurus Im Hong
Ce,n Cen (Desiran Angin Dingin).
To Pie Kim Kong tidak mengelak, malah mengeluarkan
jurus Yen Kauw Long Ciang menyambut pukulan yang
dilancarkan Cih Sia. Dua tangan beradu dan masing-masing terdorong mundur
dua langkah, Mereka sama-sama merasakan tangannya ngilu.
Pada saat itu, Ling Hung yang sudah menyiapkan
senjatanya di tangannya pun segera mundur ke sisi Pek Yun
Hui. "Nona Ling!" ujar Pek Yun Hui. "Jangan maju Iagi, tetap
berdiri di sisiku saja!"
sebetulnya Ling Hung memang sudah ingin menyerang
mereka, tapi begitu mendengar suara Pek Yun Hui, ia pun
langsung merapatkan dirinya di sisi Pek Yun Hui.
sementara Ling Kie Ngiap sudah mulai bertempur dengan
beberapa orang, Ling Hung menggenggam senjatanya eraterat.
"Nona Ling!" pesan Pek Yun Hui, "Jangan sembarangan
menyerang!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Yun, engkau sudah terluka parah, biar aku
memapahmu ke ruang dalam saja," sahut Ling Hung.
Ling Hung ingin memapah Pek Yun Hui ke dalam, namun
mendadak Pek Yun Hui bangkit berdiri seraya berseru
nyaring. "Kalian semuanya jangan bertempur kitab Kui Goan Pit
Cek itu sudah ada majikannya!"
Kenapa Pek Yun Hui berseru demikian, ternyata ia melihat
Ling Kie Ngiap dalam bahaya, lagi pula urusan tersebut justru
ia yang menimbulkannya. Maka ia berseru agar mereka
berhenti bertempur Benar! Mereka yang sedang bertempur itu langsung
berhenti Hui Liong Ciu-Cih Sia dan To Pie Kim Kong-Thu It
Kang lalu bertanya serentak
"Siapa yang telah memperoleh Kui Goan Pit Cek?"
Pek Yun Hui tertegun Ketika berseru begitu, ia sama sekali
tidak memikirkan akibatnya, dan tidak menyangka semua
orang menghendaki Kui Goan Pit Cek. Padaha! kitab tersebut
sudah diperoleh Na Hai Peng gurunya itu.
justru disaat itu, pesan gurunya pun mengiang di dalam
lelinganya, sehingga ia pun membisu.
"Dia bohong!" seru seseorang, Setelah itu tampak
beberapa orang mulai menyerang Ling Kie Ngiap lagu
Orang tua itu mengeluarkan siulan panjang, lalu tampak
bambu yang di tangannya berkelebat balas menyerang
mereka, dan terjadilah pertarungan yang amat seru.
"Kakak Yun! Cepatlah engkau bersembunyi bisik Ling
Hung, kemudian memapahnya ke ruang dalam menuju
kamarnya. Setelah berada di dalam kamar tersebut, wajah Ling Hung
tampak kemerah-merahan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Yun! ini adalah kamarku, engkau boleh beristirahat
di sini," ujarnya agak malu-malu dan lembut
"Nona Ling...." Pek Yun Hui ingin memberitahukan bahwa
dirinya juga seorang gadis, namun Ling Hung sudah berlari ke
Iuar. Apa boleh buat! Pek Yun Hui terpaksa duduk di pinggir
tempat tidur dengan hati kacau baIau. Sayup-sayup ia pun
mendengar suara pertempuran di !uar. ia yakin Ling Hung
sudah ikul bertempur membantu ayah-nya.
"Ling Kie Ngiap!" Terdengar suara seruan To Pie Kim
Kong-Thu It Kang. "Kalau engkau masih keras kepala, kami
akan membakar Cui Cuk San Cung ini!"
Betapa gusarnya Ling Hung mendengar suara seruan itu,
ia langsung menyerang Thu It Kang dengan trisu!anya
mengeluarkan jurus Tok Coh Yu Hong (Duduk Tenang
Seorang Diri). Thu It Kang tidak menyambut serangan itu, melainkan
cuma berkelit, lalu melesat keluar
Pada waktu bersamaan, Ling Hung merasakan adanya
desiran angin di belakangnya, Tanpa menoleh ia langsung
menangkis dengan jurus Cun Yah Coh Hoat (Rerumput Musim
Semi Mulai Tubuh) dan serangan gelap itu dapat ditangkisnya,
Setelah itu ia pun merapatkan punggungnya ke punggung
Ling Kie Ngiap. sementara mereka berdua ayah dan anak bertempur matimatian, tiba-tiba terdengarlah suara ledakan dahsyat
Bum! Bum! Bum! seketika juga tampak api ber-kobarkobar.
"Thu It Kang!" bentak Ling Kie Ngiap, "Engkau sungguh
membakar Cui Cuk San Cung ini?"
Ling Kie Ngiap segera melesat ke luar Memang tidak
salah, Thu It Kang sedang metempar semacam obat peledak,
dan sebuah obor untuk membakar ke sana ke mari. Dalam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
waktu sekejap, Cui Cuk San Cung itu telah terbakar Maklum,
semua rumah di sana terbuat dari bambu, maka amat
gampang terbakar Sudah lama Ling Kie Ngiap mengundurkan diri dari rimba
persilatan, Cui Cuk San Cung merupakan tempat tinggalnya
untuk melewati hari-hari tuanya, Namun siapa nyana, hari ini
justru dibakar orang, Dapat dibayangkan, betapa gusarnya
Ling Kie Ngiap. Orang tua itu segera mengerahkan ginkangnya melesat ke
arah Thu lt Kang, bahkan sekaligus menyerangnya dengan
dahsyat Thu It Kang merasakan adanya desiran angin di atas
kepalanya, maka ia cepat-cepat menundukkan kepalanya
sambil berkelit ke samping, lalu balas menyerang dengan obor
yang di tangannya. Ling Kie Ngiap mengibaskan lengannya menghalau obor
itu. Setelah itu secepat kilat menyerang Thu It Kang dengan
sepasang telapak tangannya.
Thu It Kang tahu Ling Kie Ngiap sudah gusar sekali, dan
juga tahu dirinya bukan lawan Ling Kie Ngiap, Karena itu ia
segera meloncat menghindar, bahkan juga melempar obor itu
ke rumah Ling Kie Ngiap. Ling Kie Ngiap menoleh Orang tua itu melihat api sudah
berkobar-kobar di rumahnya, Betapa sakit hatinya seketika,
Dia buru-buru mengejar Thu It Kang laksana kilat
Tampak sosok bayangan melesat keluar dari rumah itu.
Dia ternyata Sam Ciu Ju Lay-Cing Men, adik seperguruan Thu
It Kang. Setelah melesat keluar, Sam Ciu Ju Lay-Cing Men juga
langsung menyerang Ling Kie Ngiap dengan sen-jatanya.
jurus yang dikeluarkannya merupakan jurus andalannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Terperanjat Ling Kie Ngiap, Tanpa banyak pikir lagi ia
segera menangkis serangan itu. Pada waktu bersamaan, Thu
It Kang pun menyerangnya secara mendadak dari belakang.
Angin serangan itu membuat Ling Kie Ngiap langsung
berkelit ke samping, dan sekaligus menggerakkan bambunya
mengeluarkan jurus Fan Yun Fuk Ih (Mem-balik Awan
Menurunkan Hujan). jurus tersebut amal aneh dan dahsyat
tapi juga membahayakan dirinya sendiri Ling Kie Ngiap
mengeluarkan jurus tersehut justru ingin mati bersama
lawannya. Namun To Pie Kim Kong-Thu It Kang malah tidak
sudi mati bersama. Secepat kilai ia meloncat mundur.
Akan tetapi, Ling Kie Ngiap bergerak lebih cepat DijuIurkan
tangan kirinya mencengkeram lengan Thu It Kang, Di saat itu
pula Sam Ciu Ju Lay-Cing Men menyerang dari belakang.
Ling Kie Ngiap memutarkan badannya laksana kilat sambil
mengayunkan tangan, Sebuah serangan yang tak terduga,
membuat dada Cing Men terkena pukulan itu.
Duuuk! Cing Men terpental dan jatuh terguling-guling, ketika Ling
Kie Ngiap berhasil memukul dada Cing Men, Tiba-tiba
dirasakan bahunya sakit sekali, Orang tua itu tahu bahunya
telah dilukai Thu It Kang, Tanpa menoleh ia balas menyerang
dengan sebuah pukulan. Plak! Lengan Thu It Kang terpukul, seketika juga terasa sakit
dan ngilu, Tapi ia sama sekali tidak mau melepaskan belatinya
yang menancap pada bahu Ling Kie Ngiap, sebaliknya malah
berusaha merobek bahu itu.
Darah mulai mengucur Ling Kie Ngiap merasa bahunya
sakit sekali, Mendadak Ling Kie Ngiap mengayunkan kakinya
menendang, Tendangan itu tidak mengena sasaran, sebab
Thu It Kang telah meloncat mundur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tak mungkin Ling Kie Ngiap akan melepaskannya, maka
langsung melesat sambil menyerang Thu It Kang bertubi-tubi
dengan jurus yang mematikan
"Ayah! Hati-hati!" Mendadak terdengar suara seruan Ling
Hung. Ternyata ada senjata rahasia menyambar ke arah Ling Kie
Ngiap, Orang tua itu tampaknya telah mendengar suara
desiran senjata rahasia tersebut
"Ha ha! Saudara Ling harap berbelas kasihan.,.!"
Terdengar suara seruan lain pula.
Terkejut Ling Kie Ngiap dan segera berkelit Dia tidak tahu
siapa yang datang, tapi yakin orang itu berkepandaian amat
tinggi. Tiba-tiba melayang turun seseorang, yang ternyata Pat Pie
Sin Ong-Tu Wee Seng, kakak seperguruan Thu li Kang dan
Cing Men, Sambi! melayang orang itu langsung menyerang
Ling Kie Ngiap, Serangan itu membuat Ling Kie Ngiap


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terpaksa meloncat mundur beberapa depa, sebab serangan
yang dilancarkan Pat Pie Sin 0ng-Tu Wee Seng dirasakan
sangat dahsyat "Sutee (Adik Seperguruan), mari kita-pergi!" seru Tu Wee
Seng. Mendengar seruan itu, Thu It Kang dan Cing Men segera
melesat pergi, Ling Kie Ngiap tampak ingin mengejar tapi
dihalang oleh Tu Wee Seng.
Ling KJe Ngiap telah terluka bahunya, Hal itu
menyebabkan tenaganya berkurang. Hanya dalam beberapa
jurus ia telah terpukul oleh Tu Wee Seng.
"Ayah!" seru Ling Hung sambil menghampirinya.
"Bagaimana keadaan Ayah?"
Ling Kie Ngiap terkulai wajahnya pucat pias dengan darah
tampak mengalir dari mulutnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ayah.,.!" Ling Hung tampak cemas melihat keadaan
ayahnya. "Uaaakh!" Mendadak Ling Kie Ngiap menyemburkan darah
segar dari mu!utnya. "Ayah...!" Karena gusar Ling Hung langsung mengejar Tu
Wee Seng yang baru melesat pergi, "Jangan kabur,
Jahanam!" "Anak Hung...!" Ling Kie Ngiap berteriak lemah, Hal itu
membuat dia kembali menyemburkan darah segar dari
mulutnya, Sesaat kemudian dia pun pingsan.
sementara para pesilat Bu Lim sudah mulai meninggalkan
tempat itu, sebab Cui Cuk San Cung telah musnah dilalap api.
***** Bab ke 30 - Air Mata Bereucuran Berpisah Dengan
Kekasih Ling Hung mengerahkan ginkangnya mengejar Tu Wee
Seng, namun orang tersebut sudah tidak kelihatan lagi,
Dengan rasa penasaran gadis itu terus melesat ke depan.
sementara Thu It Kang dan Cing Men yang telah terluka
itu, sudah tidak punya tenaga untuk mengerahkan ginkangnya
lagi Mereka berdua cuma berjalan cepat Akibatnya cepat Ling
Hung berhasil menyusul mereka.
"Lihat serangan!" bentak Ling Hung, langsung menyerang
Tu Wee Seng dengan senjatanya, Dia mengerahkan jurus Cuk
Thauw Fan Lang (Bambu Menggetar Ombak Menderu).
Tu Wee Seng yang berjalan di belakang tampak diam,
Namun, begitu senjata Ling Hung hampir mengena kepalanya, mendadak ia berkelit dan sekaligus balas menyerang
dengan toya bambunya, mengeluarkan jurus Han Goat Can
Poh (Bulan Dingin Arus Merana).
Kepandaian Ling Hung tak mungkin dibandingkan dengan
kepandaian Tu Wee Seng, Tidak heran kalau serangan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
balasan itu membuat Ling Hung terkejut bukan main.
Terpaksalah ia mengayunkan trisulanya untuk me-nangkis.
"Nona Kecil, meskipun sepuluh tahun lagi, kau tetap tak
bisa menandingiku!" ujar Tu Wee Seng dingin.
Ling Hung menyadari hal itu, Namun karena teringat akan
luka ayahnya, gadis itu jadi nekad dan menyerang Tu Wee
Seng lagi dengan jurus Hun Koh Hui Kie (Ranting Pohon
Berterbangan). "Hm!" dengus Tu Wee Seng dingin, "Engkau mau cari
mati, ya?" Tu Wee Seng tidak berkelit, melainkan menangkis dengan
mengeluarkan jurus Taysan To Hong (Gunung Taysan
Membendung Angin), itu adalah salah satu jurus dari ilmu Hok
Mo Cang Hoat (llmu Toya Penalduk Iblis), Toya bambunya
menghantam trisula Ling Hung. seketika gadis itu terpental,
terdorong oleh tenaga yang amat kuat.
Pada waktu bersamaan, sebatang bambu yang terbakar
tumbang mengarah ke dirinya, Cepat-cepat Ling Hung
menjatuhkan diri, berguling menghindari bambu terbakar itu.
Namun secepat itu pula dia meloncat ba-ngun. Segera gadis
itu kaget melihat Tu Wee Seng dan ke dua adik
seperguruannya sudah tidak tampak lagi, Ling Hung berdiri
tertegun di tempat, Saat itu tiba-tiba ia teringat sesuatu dan
seketika juga air matanya berderai, Ternyata ia teringat pada
Pek Yun Hui yang berada di dalam kamarnya.
sementara itu, tampak dua orang lelaki memapah Lie Kie
Ngiap meninggalkan api yang berkobar-kobar semakin
membesar Api itu sekarang sudah menjalar sampai di rimba
bambu. "Nona!" seru salah seorang lelaki itu, "Cepatlah, tinggalkan
tempat ini!" "Kalian melihat Pek Yun Hui?" tanya Ling Hung cepat.
"Tidak!" sahut mereka serentak.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jawaban tersebut membuat Ling Hung langsung melesat
ke rumah. Tak seberapa lama ia melihat empat orang berlari
keluar. "Eh" Nona mau ke mana?" tanya salah seorang itu.
"Kalian melihat Pek Yun Hui" Apakah ada orang
menolongnya keluar?" tanya Ling Hung dengan wajah cemas.
"Tidak! Api begitu besar, Nona jangan ke sana!" Ling Hung
memandang ke depan, Di depan sana telah berubah jadi
lautan api. Tidak mungkin ia menerobos ke sana untuk
menolong orang, itu sama juga cari mati! Akan tetapi, Ling
Hung sudah tidak memperdulikan itu.
"Kakak Yun! Kakak Yun!" seru Ling Hung menerjang ke
arah api yang berkobar-kobar itu, "Jangan takut, Kakak Yun!
Aku datang menyelamatkanmu!"
Keempat orang hanya melongo, melihat Ling Hung
menerjang api yang berkobar-kobar.
"Ayoh, cepat tolong Nona!" seru seseorang, "Jangan cuma
melongo!" "Tapi.," Salah seorang tampak ragu.
"Cepat!" bentak temannya, Mereka berempat lalu
menerjang ke dalam. sementara Ling Hung sudah sampai di dalam rumahnya
yang terbakar, Gadis tersebut pun berteriak-teriak.
"Kakak Yun! Kakak Yun!"
Bagaimana mungkin ada suara sahutan, Ruangdalam
sudah terbakar Kobaran api seakan kian membesar dan
menyala-nyala. "Nona! Nona!" Ternyata ke empat orang itu sudah berada di sisi nya.
Mereka berempat berusaha menariknya keluar dari tempat itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Ling Hung malah mengibaskan tangannya,
membuat ke empat orang itu terpelanting keluar
Ling Hung seakan sama sekali tidak merasa takut, Gadis
itu nekad hendak menolong jantung hatinya, Men-dadak ia
mengayunkan senjatanya untuk melindungi diri-nya, lalu
melesat ke ruang dalam. Namun seketika ia disambut oleh
asap yang bergumpal-gumpal, sehingga matanya dirasakan
pedih sekali, Ling Hung cepat-cepat mengibaskan tangannya,
membuat asap itu buyar Mata Ling Hung pun mengawasi ke
kamarnya yang ternyata juga telah terbakar
Bagaimana dengan nasib Pek Yun Hui" Saat itu dirinya
sedang duduk di pinggir tempat tidur. Apa yang telah terjadi
diluar, ia tidak tahu sama sekali Kemudian telinganya
mendengar suara orang berteriak-teriak kebakaran Terdengar
pula suara siraman air di luar kamarnya .
Betapa terkejutnya Pek Yun Hui. Sebab pada waktu itu ia
sedang menghimpun Lweekang untuk mengobati lukanya itu.
Dan ketika membuka matanya asap tebal telah mengepul ke
dalam. Segeralah ia bangkit berdiri Namun tubuhnya mendadak
terjaluh. sepasang matanya sulit dibuka, sebab asap semakin
banyak mengepul ke dalam kamar Walau demikian, Pek Yun
Hui tetap berusaha bangkit berdiri sambil meraba-raba.
Akhirnya ia menemukan pintu kamar Karena di sekitar tempat
itu sudah terbakar, sulit sekali bagi Pek Yun Hui untuk
meloloskan diri dari kobaran api.
Pek Yun Hui berusaha menghimpun Lweekangnya, lalu
melesat keluar Namun karena dadanya telah terluka parah, ia
tidak bisa melesat jauh. Tubuhnya malah kembali merosot ke
bawah. ia tidak bisa melihat apa-apa, karena asap terus memenuhi
ruangan, Ketika merosot ke bawah, ia justru merasa badannya
menimpa sesuatu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hah" Kakak Yun...!" Terdengar teriakan girang, "Nona
Ling.J" "Kakak Yun, aku menerjang ke mari untuk menyelamatkanmu!"
"Nona Ling, kita terkurung dalam api.,.!" Keluh Pek Yun Hui
"Jangan khawatir Kakak Yun, aku pasti berusaha
menyelamatkanmu!" Ling Hung, lalu menggendong Pek Yun
Hui. Betapa terharunya Pek Yun Hui, seketika matanya
berkaca-kaca, Kalau ia seorang lelaki, tentu akan memperisteri Ling Hung itu.
Ling Hung melesat keluar setelah menggendong Pek Yun
Hui, Keempat orang yang berada di luar tadi melihat Ling
Hung, seketika juga mereka berteriak-teriak.
"Nona sudah keluar! Nona sudah keluar!"
"Pek Yun Hui berada di sini, cepatlah kalian sambut...!"
Ling Hung melempar Pek Yun Hui ke arah empat orang itu,
Kemudian ia pun terkulai dan pingsan seketika.
Entah berapa lama kemudian, barulah Ling Hung siuman.
"Di mana Pek Yun Hui" Bagaimana keadaannya?"
"Tuan Pek Yun Hui selamat!" sahut seorang tua, dia
adalah jongos di rumah Ling Kie Ngiap.
"Oooh!" Ling Hung menarik nafas lega. "Kalau be-gitu,
tenanglah hatiku walaupun harus mati!"
Jongos tua dan beberapa pelayan lelaki yang mendengar
itu, barulah mereka sadar bahwa yang Ling Hung cintai adalah
Pek Yun Hui pendatang baru ini, bukan Sie Bun Yun.
sedangkan Pek Yun Hui berusaha duduk setelah
mendengar itu, ia amat terharu juga merasa cemas, karena
Ling Hung begitu mencintainya, padahal dirinya seorang
gadis. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kemudian Pek Yun Hui memandangnya, ternyata rambut
Ling Hung telah terbakar sedikit, pakaiannya pun terbakar
sana sini, sedangkan dirinya tidak cidera sedikitpun.
"Adik Hung! Adik Hung.." panggilannya dengan suara
rendah. Ling Hung segera mendekatinya, Walau sekujur badannya
telah terluka bakar, namun wajahnya tidak tampak menderita
karena itu. Ketika mendengar Pek Yun Hui memanggilnya
"Adik Hung", wajahnya langsung berseri dengan hati
berbunga-bunga. "Kakak Yun!" sahutnya lembut "Aku girang sekali, engkau
tidak apa-apa." "Aku memang tidak apa-apa, tapi...." Pek Yun Hui menarik
nafas panjang, "Engkau justru telah ter!uka...."
"Kakak Yun!" Ling Hung tersenyum manis. "Aku sama
sekali tidak merasa sakit."
Aaakh! Keluh Pek Yun Hui dalam hati, disaat begini,
bagaimana tega hatinya memberitahukan, bahwa dirinya
adalah seorang gadis" Ling Hung telah terluka, kalau ia
memberitahukannya sekarang, pasti akan membuat batin Ling
Hung terpukuL Namun... apakah ia harus terus
mengelabuinya " Semakin berpikir hati Pek Yun Hui semakin ber-duka, ia
sama sekali tidak menduga, karena dirinya menyamar sebagai
anak lelaki, justru menimbulkan urusan ini. Di saat pikirannya
sedang kacau, terdengarlah suara Lie Kie Ngiap.
"Anak Hung! Yun Hui! Kalian berdua ke mari!"
Ling Hungsegera memapah Pek Yun Hui mendekati
ayahnya, Di bawah sinar rembulan, wajah Lie Kie Ngiap
tampak pucat pias, dan nafasnya pun sangat Icmah.
Menyaksikan itu, tak kuasa Ling Hung menahan sedih, dan
seketika juga ia menangis terisak-isak dengan air mata
berderai-derai. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ayah...." "Anak Hung, jangan menangis!"
Ling Hung mengangguk, namun air matanya semakin
bereucuran Lie Kie Ngiap menjulurkan tangannya, lalu membelai
rambut Ling Hung dengan penuh kasih sayang.
"Anak Hung, ayah sudah habis!"
"Ayah, aku tahu, musuh kita adalah...."
"Anak Hung!" potong Lie Kie Ngiap. "Musuh kita
berkepandaian tinggi, engkau jangan sembarangan menyebut
nama mereka!" "Ya." Ling Hung mengangguk
"Yun Hui!" Lie Kie Ngiap memandangnya.
"Cianpwee mau pesan apa?" tanya Pek Yun Hui cepat
Lie Kie Ngiap tidak menyahut, hanya menatap Ling Hung
seraya berkata. "Anak Hung, selama ini ayah mengira engkau mencintai
kakak misanmu, namun hari ini ayah sudah tahu bahwa
ternyata engkau tak mencintainya.
Ling Hung langsung menundukkan kepala, dan
menjawabnya tampak kemerah-merahan.
"Yun Hui!" Lie Kie Ngiap menatapnya. "Engkau harus
mengabulkan permintaanku...."
"Katakanlah Cianpwee!" ujar Pek Yun Hui.
"Seumur hidupmu, haruslah engkau baik-baik terhadap
anak Hung!" sahut Lie Kie Ngiap dengan suara lemah.
Pek Yun Hui tertegun, sedangkan Ling Hung
memandangnya dengan penuh cinta kasih,
"Aku,., aku...." Pek Yun Hui betul-betul serba salah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba Lie Kie Ngiap menjulurkan sepasang tangannya,
Digenggamnya tangan ke dua orang itu lalu disatukannya,
"Aku sudah hampir mati, namun semoga kalian berdua
saling mencinta selama-lamanya! Yun Hui kabulkanlah ujar
Ling Kie Hiap dengan napas semakin lemah,
padahal Pek Yun Hui ingin memanfaatkan kesempatan ini
untuk menjelaskan hal yang sebenarnya. Akan tetapi, ketika
menyaksikan keadaan Lie Kie Ngiap, ia pun merasa tidak
tega, sebab tahu kalau ajal telah mendekati orang tua itu.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Paman!" Mata Pek Yun Hui berkaca-kaca. "Legakanlah
hatimu selamanya aku pasti baik-baik terhadap Adik Hung!"
Lie Kie Ngiap tersenyum, kemudian mendongakkan kepala
memandang jauh ke depan yang masih tampak memerah.
seketika juga wajahnya berubah gusar, bahkan amat
menderita karena ia tahu bahwa banyak penghuni Cui Cuk
San Cung yang sudah menjadi korban, Setelah itu, ia
memandang Pek Yun Hui dan Ling Hung. wajahnya yang
penuh kegusaran mulai berubah tenang, lalu perlahan-lahan
kepalanya terkulai ke bawah, ternyata orang tua itu sudah
mati, Diam-diam Pek Yun Hui menarik nafas panjang, menyadari
bahwa urusan ini akan bertambah kacau,
Akan tetapi, terhibur juga hatinya, karena ia dapat
menenangkan hati orang tua itu ketika mau menarik nafas
penghabisan Kemudian ia duduk termangu-mangu di tempat
itu. "Ayah! Ayah:..." Ling Hung memeluk jenazah ayahnya
sambil menangis gerung-gerungan,
Pek Yun Hui cuma diam, sama sekali tidak tahu harus
bagaimana menghibur anak gadis itu.
Namun ia telah mengambil keputusan dalam hati, bahwa
setelah lukanya sembuh, ia akan meninggalkan sepucuk surat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
untuk Ling Hung memberitahukan tentang dirinya yang
sebenarnya, setelah itu akan meninggalkannya .
Menurutnya, memang tepat keputusan ini, namun ia tidak
tahu bagaimana perkembangan selanjutnya,
sementara Ling Hung terus menangis, sehingga sepasang
matanya membengkak Tak terasa hari pun sudah mulai
terang, "Adik Hung jangan terlampau berduka, lihatlah pa-man!
wajahnya begitu tenang, berarti beliau pergi dengan damai,"
ujar Pek Yun Hui menghiburnya.
"Kakak Yun!" Ling Hung memandang Pek Yun Hui dengan
air mata berlinang-Iinang. "Hatiku sangat duka, ingin tidak
menangis tapi tidak bisa."
"Adik Hung, sebaiknya kita kubur jenazah ayahmu du!u!"
usul Pek Yun Hui. Ling Hung mengangguk, dan segera berpesan kepada
para pelayan lelaki untuk membuat peti mati. Para pelayan
lelaki menurut dan segera melaksanakannya, Setelah petang,
usailah pemakaman itu, Ling Hung menyalin pakaiannya, lalu berjalan ke tepi
sungai, Dihadapkannya wajahnya ke air sungai lalu
diguntingnya rambutnya yang terbakar itu. Sesudah itu, ia
menghampiri Pek Yun Hui seraya bertanya,
"Kakak Yun, rambutku digunting pendek, apakah masih
tetap enak dipandang?"
"Adik Hung!" Pek Yun Hui sambil tersenyum "Bagaimanapun engkau tetap enak dipandang." sahutnya,
"Oh?" Ling Hung menarik nafas, "Ayahku telah meninggal,
maka kini engkaulah orang yang paling dekat denganku."
"Adik Hung!" Pek Yun Hui mengingatkan "Bukan-kah
masih ada kakak misanmu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebenarnya Pek Yun Hui ingin mengalihkan cinta kasih
Ling Hung pada Sie Bun Yun. Meskipun ia sendiri juga
mencintai pemuda tersebul, tapi karena Ling Hung telah
menyelamatkan dirinya, maka ia rela mengorbankan cintanya
demi gadis itu. "Kakak misan A Yun adalah familiku, dan engkau tidak
berbeda dengannya," sahut Ling Hung sungguh-sungguh,
Pek Yun Hui tersenyum getir, ia memandang Ling Hung
dan berkata lembut, "Adik Hung, Sie Bun Yun terhadapmu jauh lebih baik
dariku, engkau harus tahu itu!"
"Bagaimana baiknya dia terhadapku, tetap tidak
sepertimu," sahut Ling Hung sambil menatapnya dalamdalam. "Kakak Yun, kalaupun engkau jahat terhadapku, aku
tetap baik terhadapmu tapi, mungkin aku akan mati."
"Adik Hung...." Pek Yun Hui terperanjat "Seandai-nya
aku... aku...." "Seandainya kenapa?" tanya Ling Hung dengan wajah
memerah, "Aku cuma bereanda saja," sahut Pek Yun Hui karena
melihat Ling Hung begitu tegang, "Seandainya aku juga
seorang gadis?" "Kakak Yun!" Ling Hung tampak lega, "Engkau....,"
"Adik Hung, jawablah!" desak Pek Yun Hui.
"Kalau engkau adalah wanita, berarti aku tidak punya
Kakak Yun lagi, maka aku pun tidak mau hidup lagi," ujar Ling
Hung sungguh-sungguh, Celaka! Keluh Pek Yun Hui dalam hati, sebab urusan ini
semakin sulit dijernihkan.
Sudah hampir delapan hari Pek Yun Hui tinggal di sebuah
gubuk, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Selama itu boleh dikatakan setiap detik Ling Hung
menemaninya. Ketika Pek Yun Hui memejamkan mata
menghimpun Lweekangnya untuk mengobati luka di dadanya,
Ling Hung duduk di hadapannya sambil memandangnya.
Apabila kening Pek Yun Hui berkerut, segeralah Ling Hung
bertanya dengan penuh perhatian
Enlah sudah berapa kali Pek Yun Hui ingin
memberitahukan tentang dirinya, Namun ketika menyaksikan
sikap Ling Hung yang begitu, iapun tidak punya keberanian
untuk rnemberitahukan. Pada hari ke sembilan, luka di dada Pek Yun Hui sudah
hampir sembuh, dan boleh bergerak bahkan berjalan Karena
itu, ia dan Ling Hung berjalan-jalan di luar Cui Cuk San Cung.
Memang memprihatinkan, kini perkampungan itu telah
musnah, hanya tersisa abu bambu saja,
Menyaksikan keadaan itu diam-diam Pek Yun Hui menarik
nafas panjang, ia masih ingat ketika datang bersama Sie Bun
Yun, Cui Cuk San Cung ini begitu indah menakjubkan, tapi
sekarang... Sementara Ling Hung berdiri termangu, kemudian air
matanya meleleh membasahi pipinya.
"Kakak Yun! Kejadian itu ditimbulkan Cong Cin To
(Gambar penyimpanan Kitab Pusaka), Engkau datang
bersama kakak misan A Yun, pernahkan engkau dengar dia
menyinggung tentang itu?" tanya Ling Hung mendadak
"Dia tidak pernah bilang apa-apa padaku," jawab Pek Yun
Hui sejujurnya, "Dia juga tidak bilang apa-apa padaku, begitu pula
terhadap almarhum Namun orang lain bilang, bahwa Cong Cin
To itu berada pada nya. Tentang itu apakah ada sebab
musababnya?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mungkin itu cuma kabar angin," sahut Pek Yun Hui dan
bertanya, "Engkau tahu siapa gurunya?"
"Aku pun tidak tahu, hanya ingat ketika dia mau
meninggalkan Cui Cuk San Cung, mendadak muncul seorang
tua aneh, Almarhum sangat menghormati orang tua aneh itu,
sedangkan di tangan orang tua aneh itu terdapat sebatang
bambu kering yang mengkilap. Orang tua aneh itu bilang, dia
tertarik akan bambu-bambu di Cui Cuk San Cung, maka
mampir untuk sekedar melihat-lihat. Namun ketika melihat
kakak misan A Yun, orang tua aneh itu berkeras ingin
menerimanya menjadi murid.
Pada waktu itu, aku kira ayahku tidak setuju, tetapi tidak
tahunya ayahku menyetujuinya dan orang tua aneh itu lalu
membawa kakak misan A Yun pergi."
"Siapa orang tua aneh itu?"
"Aku pernah bertanya pada ayah, tapi ayah tidak mau
memberitahukannya." "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut lalu mengalihkan
pembicaraan "Sie Bun Yun telah diculik orang, entah
bagaimana keadaannya sekarang. Ekspedisi Thian Liong
merupakan perkumpulan apa" Biar bagaimanapun kita harus
menolongnya." sebetulnya Pek Yun Hui ingin pergi setelah lukanya
sembuh, tetapi dalam sembilan hari ini, ia telah menyaksikan
sikap Ling Hung, Kalau ia meninggalkan sepucuk surat lalu
pergi, ia yakin Ling Hung tidak akan pereaya apa yang
ditulisnya, sebaliknya mungkin akan menganggapnya sebagai
penipu, dan Ling Hung pun mungkin akan membunuh diri.
Karena itu, ia tidak berani mengambil keputusan yang
semula, melainkan akan menghadapi Ling Hung dengan cara
lebih tepat, yakni bersikap dingin dan acuh tak acuh, setelah
itu barulah meninggalkannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedangkan Ling Hung menceritakan tentang ekspedisi
Thian Liong, Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng dan Kim Coa
Suseng-Wang Han Siang, "Kalau begitu.,." ujar Pek Yun Hui seusai Ling Hung
menceritakan itu, "Belum tentu Sie Bun Yun dibawa ke markas
pusat, Mungkin dia dibawa ke markas cabang di Kota Thai
Chouw, Bagaimana kalau kita datang ke kota itu
menyelidikinya?" "Baiklah." Ling Hung mengangguk
Pada saat mereka sedang berbicara serius, tiba-tiba
terdengar suara tawa aneh.
Pek Yun Hui dan Ling Hung segera menoleh, tampak
seseorang berjubah abu-abu berdiri tak jauh dari situ, Tangan
orang itu memegang sebatang toya bambu, Begitu melihat
orang tersebut, Ling Hung sudah mengenalinya tidak lain
adalah pembunuh ayahnya, yaitu Pat Pie Sin Ong-Tu Wee
Seng, ketua partai Hwa San.
Pek Yun Hui dan Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng bertemu
di tempat ini, namun kenapa dua tahun kemudian Tu Wee
Seng tidak mengenali Pek Yun Hui lagi, ketika bertemu di
gunung Kwat Cong San" itu karena di tempat ini Pek Yun Hui
menyamar sebagai anak lelaki, dan kepandaiannya belum
begitu tinggi, serta tampak masih kekanak-kanakan, Apalagi
ketika bertemu dengan orang tua itu di gunung Kwat Cong
San Pek Yun Hui telah berpakaian wanita,
Begitu melihat Tu Wee Seng, dendam dalam hati Ling
Hung pun membara seketika, dan langsung menyerangnya
dengan senjata trisula. Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng cuma mundur selangkah
sepasang matanya terus menatap Pek Yun Hui, sama sekali
tidak memandang sebelah mata pada Ling Hung,
Tadi Ling Hung menyerang Tu Wee Seng dengan jurus
Cun Thau Coh Hoat (Rerumput MuIai Tumbuh Di Musim
Semi), Karena Tu Wee Seng melangkah mundur, maka Ling
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hung menyerangnya lagi dengan gerakan Siau Cih Thian Lam
(Tertawa Menunjuk Thian Lam).
Ling Hung tahu bahwa Tu Wee Seng sangat lihay, maka ia
tidak berani beradu senjata, Tu Wee Seng berkelit, kemudian
balas menyerangnya tiga jurus beruntun, yaitu Kim Kong Ceh
Kiam (Arhat Menekan Pedang), Lang Cien Liu Sah (Ombak
Menderu Pasir Mengalir) dan Ciau Ceh Lam Hai (Ombak Lam
Hai Menderu), Tampak toya bambu Tu Wee Seng berkelebatan
mengarah kepada Ling Hung. Pek Yun Hui yang menyaksikan
serangan-serangan itu, tahu bahwa Ling Hung tidak dapat
menekannya, Secepat kilat ia melesat ke arah Ling Hung, dan
sekaligus memegang lengannya, lalu mengerahkan Ngo Heng
Mie Cong Pu untuk menghindar
Walau Pek Yun Hui belum begitu mahir menggunakan ilmu
langkah ajaib tersebut, namun tetap berhasil menarik Ling
Hung lolos dari serangan-serangan itu, bahkan sudah berada
di belakang Tu Wee Seng, padahal waktu itu, Tu Wee Seng yakin dengan tiga jurus
itu pasti berhasil membekuk Ling Hung, Akan tetapi, justru
mendadak Ling Hung lenyap dari hadapannya.
Tu Wee Seng tertegun dan cepat-cepat membalikkan
badannya, "Siapa engkau?" bentak Pek Yun Hui.
Pek Yun Hui adalah putri kaisar, tentunya memiliki suatu
karisma tersendiri Maka tidak heran kalau suara bentakannya
membuat Tu Wee Seng tertegun, Berselang sesaat, barulah
Tu Wee Seng menyahut "Aku Ketua Hwa San, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng!"
"Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Engkau seorang ketua
partai, tetapi tidak malu! Cuma berani melancarkan serangan
gelap!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedudukan dan reputasi Tu Wee Seng amat tinggi di rimba
persilatan, maka selama ini tidak pernah dicaci maki orang,
Namun hari ini justru dicaci si pemuda berbaju hijau ini, maka
tidak heran kalau ia amat gusar, ia menatap Pek Yun Hui
tajam, lama sekali barulah berkata.
"Bocah! Walau engkau telah mencaci diriku, aku tidak akan
membuat perhitungan denganmu!"
"Kakak Yun, tidak perlu banyak bicara dengannya!
Cepatlah turun tangan membalas dendam!" seru Ling Hung,
Pek Yun Hui khawatir Ling Hung akan menyerang Tu Wee
Seng, Oleh karena itu ia cepat-cepat menggerakkan
pedangnya ke arah Tu Wee Seng,
Ketika menyaksikan gerakan pedang Pek Yun Hui begitu
aneh, Tu Wee Seng tertegun dan langsung mengayunkan
toya bambunya untuk menangkis seraya membentak
"Bocah! Engkau dari perguruan mana?"
"Phui! Engkau masih belum berderajat menanyakan nama
guruku" sahut Pek Yun Hui ketus,
Setelah itu, ia pun menyerang lagi, Tu Wee Seng berkelit
dan sekaligus balas menyerang dengan jurus Yun Liong Sam
Hiang (Naga Di Awan Memuncul Tiga Kali) dan Hui Hong Soh
Liu (Angin Puyuh Menyapu Pohon),
Walau Pek Yun Hui memiliki ilmu pedang aneh, tapi
Lweekangnya masih dangkal, sehingga terdesak mundur oleh
serangan-serangan Tu Wee Seng,
"Aku ke mari demi kebaikan kalian!" bentak Tu Wee Seng,
"Namun kalian sungguh tak tahu diri!"
"Omong kosong!" sahut Ling Hung,
Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa gelak, ia tergolong
tokoh tua dalam rimba persilatan, namun berhati licik, Kalau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bukannya ingin memperalat mereka, mungkin ia sudah turun
tangan jahaL Usai tertawa, ia pun berkata,
"Kalian barusan sedang kasak-kusuk tentang Sie Bun Yun,
tahukan kalian dia berada di mana sekarang?"
"Dia berada di mana, ada urusan apa denganmu?" sahut
Ling Hung ketus. Ketika mendengar Tu Wee Seng mengatakan begitu., hati
Pek Yun Hui tergerak "Adik Hung, tahan senjatamu!" serunya ketika melihat Ling
Hung mau menyerang Tu Wee Seng, lalu bertanya pada
orang itu, "Kalau begitu, engkau tahu dia berada di mana?"
"Tentu tahu." Tu Wee Seng manggut-manggut.
"Kalau begitu...." Pek Yun Hui maju selangkah
"Beritahukanlah pada kami!"
"Beritahukan pada kalian?" Tu Wee Seng tertawa dingin,
"Apa gunanya aku beritahukan?"
"Aku temannya, maka setelah tahu dia berada di mana,
tentunya aku akan pergi menolongnya!" sahut Pek Yun Hui,
"Ha ha ha!" Tu Wee Seng tertawa gelak bergema ke
mana-mana. "Kenapa engkau tertawa, tua bangka?" bentak Ling Hung,
"Apakah salah perkataan kakak Yunku?"
"Tahukah kalian, Sie Bun Yun jatuh ke tangan siapa
sekarang?" Tu Wee Seng balik bertanya,
"Dia diculik oleh pihak ekspedisi Thian Liong!" sahut Pek
Yun Hui. "Kedua orang yang menculik Sie Bun Yun adalah
Wang Han Siang dan Yap Yong Ceng!"
Tu Wee Seng diam saja, akan tetapi secara sengaja dan
tidak mendadak menggerakkan toya bambunya ke atas,
Tampak seekor burung yang sedang terbang beberapa
depa tingginya mengeluarkan suara "Kuk", lalu jatuh seketika.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hei, tua bangka!" bentak Ling Hung ketika melihat burung
itu terpukul jaluh, "Engkau benar-benar tidak punya perasaan!
Kenapa burung yang tidak bersalah itu kau pukul sampai
jatuh?" Usai membentak, Ling Hung segera mengangkat burung
itu, lalu dielus-elusnya, bahkan kemudian juga disentuhnya
dengan pipinya, Pek Yun Hui menyaksikannya dengan hati duka, sebab itu
pertanda Ling Hung merupakan gadis yang amat perasaan
dan berhati bajik, sebaliknya ia malah akan membuat gadis itu
menderita. Ketika melihat mereka seakan tidak memperdulikannya, Tu
Wee Seng segera tertawa dingin,
"Kalian berdua tidak menghendaki Sie Bun Yun hidup, yah!
Sudahlah!" ujarnya sambil membalikkan badannya lalu
melangkah pergi. "Tunggu, Cianpwee!" seru Pek Yun Hui cepat Tu Wee
Seng membalikkan badannya, lalu tertawa dingin lagi seraya
berkata, "Kalian berdua punya nyali mau pergi menolong Sie Bun
Yun, kenapa masih suruh aku menunggu?"
"Maksud Cianpwee, berdasarkan tenaga kami ber-dua,
sama sekali tidak bisa menolong Sie Bun Yun kan?" "Tidak
salah." Tu Wee Seng mengangguk "Kakak Yun" sela Ling
Hung, yang telah melepaskan burung tersebut "Jangan dengar
perkataannya!" Pek Yun Hui memang pereaya akan apa yang dikatakan
Tu Wee Seng, sebab Yap Yong Ceng memang berkepandaian
tinggi, apalagi Kim Coa Suseng-Wang Han Siang, Tentunya
mereka berdua tidak akan dapat melawan ke dua orang itu,
lagi pula masih ada orang lain yang berkepandaian tinggi di
tempat ekspedisi Thian Liong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Harap Adik Hung diam dulu!" sahutnya, lalu berkata pada
Tu Wee Seng, "Cianpwce ada petunjuk apa?"
"Sekarang ini, yang berani menentang ekspedisi Thi-an
Liong atau partai tersebut, hanya sembilan partai besar
Kenapa kalian tidak mau minta bantuan pada. orang dekat?"
Walau Tu Wee Seng tidak mengatakan secara jelas,
namun Pek Yun Hui dan Ling Hung sudah tahu apa
maksudnya, yakni minta bantuannya.
"Siapa mau.,.," Baru mengucapkan demikian, Ling Hung
segera memandang Pek Yun Hui sambil tersenyum. "Kakak
Yun, aku banyak mulut lagi, maaf ya!"
"Tidak apa-apa," sahut Pek Yun Hui lalu menatap Tu Wee
Seng, "Cianpwee adalah ketua partai Hwa San yang
berkepandaian tinggi, entah sudi apa tidak membantu kami?"
Tu Wee Seng tertawa terbahak-bahak, lalu menyahut -"
dengan lantang, Tentu boIeh, tapi aku tak ada urusan apa-apa dengan
partai Thian Liong, kenapa harus cari masalah dengan partai
itu?" "Eeeh?" sela Ling Hung lagi, "Kalau begitu, apa
kehendakmu?" "Aku mengerti maksud Cianpwee." Pek Yun Hui tersenyum
"Tentunya kami harus melakukan sesuatu untuk Cianpwee
sebagai imbalannya, bukan?"
Tu Wee Seng tertawa gelak, Suara tawanya membuat
beberapa batang bambu yang ada di sekitarnya bergoyangnya
ng. itu pertanda Lweekang orang itu telah mencapai tingkat
tinggi, "Bocah! Engkau sungguh pintar!" ujar Tu Wee Seng, "Aku
memang bermaksud demikian."
"Apa yang harus kami lakukan untuk Cianpwee?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Setelah berhasil menolong Sie Bun Yun, kalian harus
menyuruhnya memperlihatkan Gambar Penyimpanan Kitab
Pusaka padaku!" "Sudah lewat sekian hari, apakah Wang Han Siang masih
belum memperoleh Cong Cin To itu?" tanya Pek Yun Hui
heran, "Sie Bun Yun tidak mau memberitahukan berada di mana
Cong Cin To itu," sahut Tu Wee Seng.
"Cianpwee, bagaimana Wang Han Siang memperlakukan
Sie Bun Yun?" tanya Pek Yun Hui mendadak,
"Tentu tidak terlepas dari suatu siksaan." Tu Wee Seng
memberitahukan Hati Pek Yun Hui terasa sakit mendengar itu, bahkan
nyaris mengucurkan air mata pula,
"Baiklah, kuterima syarat Cianpwee Asal berhasil
menolongnya, aku pasti menyuruhnya memperlihatkan Cong
Cin To itu pada Cianpwee," ujar Pek Yun Hui berjanji
"Engkau adalah...." Tu Wee Seng tampak masih ragu,
"Cianpwee tidak usah ragu, aku teman baik Sie Bun Yun,
Pokoknya aku tidak akan ingkar janji," sahut Pek Yun Hui.
"Ha ha!" Tu Wee Seng tertawa terbahak-bahak, "Baiklah,
Aku pereaya padamu, Bagaimana kalau kita berangkat
sekarang?" Ketika Pek Yun Hui baru mau membuka mulut, Ling Hung
telah mendahuluinya dengan bentakan
"Aku tidak mau bekerja sama dengan orang yang telah
membunuh ayahku, Kakak Yun!"
"Adik Hung!" Pek Yun Hui mendekatinya seraya berbisik,
"Kepandaiannya amat tinggi, maka kita harus memanfaatkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kepandaiannya untuk menolong Sie Bun Yun, Adik yang baik,
dengarkanlah perkataanku!"
Hati Ling Hung langsung berbunga-bunga ketika Pek Yun
Hui memanggilnya "Adik yang baik, ia memandang Pek Yun
Hui dengan penuh cinta kasih dan berkata,
"Kakak Yun, aku menurut perkataanmu, tapi tidak sudi
bicara dengan orang itu," katanya sambil memandang Pek
Yun Hui dengan penuh cinta kasih,
"Adik Hung!" Pek Yun Hui tersenyum, "Apakah aku sudi
bicara dengannya" Yang penting kita harus pergi menolong
Sie Bun Yun." "Ya." Ling Hung mengangguk.
Setelah mereka berdua usai berbisik-bisik, barulah Tu Wee
Seng membuka mulut, "Wang Han Siang mengurung Sie Bun Yun di Seh Tong,
markas cabang ekspedisi Thian Liong, Aku berangkat duluan
dan akan menunggu kalian di luar pintu Kota Thai Chouw,
Kalian berdua harus segera menyusul, jangan membuang
waktu!" Usai berkata begitu, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng
melesat pergi, dan dalam sekejap menghilang dari pandangan
Pek Yun Hui dan Ling Hung,
Setelah mengetahui kabar beritanya Sie Bun Yun, hati Pek
Yun Hui jadi kacau, ingin cepat-cepat berangkat ke kota Thai
Chouw bertemu Tu Wee Seng, lalu bersama menolong
pemuda tersebut ***** Bab ke 31 - Cinta Menimbulkan Badai
Setelah membeli dua ekor kuda, Pek Yun Hui dan Ling
Hung segera berangkat ke Kota Thai Chouw, Pek Yun Hui
menunggang kudanya bagaikan terbang dan Ling Hung
mengikutinya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Yun!" tanya Ling Hung heran, "Kenapa engkau
tampak begitu tergesa-gesa?"
pertanyaan tersebut membuat hati Pek Yun Hui tergerak,
maka ia ingin secara tidak langsung menjelaskan identitas
dirinya, "Adik Hung! Ketika engkau menerjang ke dalam kobaran
api menolongku, engkau merasa cemas apa tidak?"
"Cemas sekali!"
"Adik Hung, saat ini perasaanku seperti perasaanmu di
saat itu." Ling Hung manggut-manggut, tapi kemudian menggelenggelengkan kepala seraya berkata,
"Kakak Yun, tidak benar perkataanmu itu."
"Kenapa tidak benar?" tanya Pek Yun Hui.
Ling Hung tersenyum dengan wajah kemerah-merahan.
"Kakak Yun, karena kalau tiada engkau aku tidak akan
hidup lagi, maka aku begitu cemas, sedangkan hubunganmu
dengan kakak misanku sangat akrab, namun bagaimana
mungkin dibandingkan dengan... cinta kasihku padamu?"
"Adik Hung...." Diam-diam Pek Yun Hui menarik natas
panjang. "Engkau jangan bodoh, Suatu hari nanti aku pasti
mati, apakah engkau pun ingin mati?"
"Betul," sahut Ling Hung sungguh-sungguh,
"Adik Hung, seandainya aku jahat terhadapmu?" tanya Pek
Yun Hui mendadak. Wajah Ling Hung langsung menyiratkan kepedihan
"Kakak Yun, setelah aku melakukan suatu kesalahan
barulah engkau akan jahat padaku, Oleh karena itu, aku tidak
akan melakukan suatu kesalahan apa pun."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tidak menyangka kalau Ling Hung akan
menjawab demikian, yaitu yang menandakan Ling Hung sama
sekali tidak berpikir bahwa Pek Yun Hui tidak akan
mencintainya, Maka seketika juga Pek Yun Hui membisu,
sementara kuda mereka terus berlari, derapnya membuat
hati Pek Yun Hui semakin kacau,
Jarak dari Cui Cuk San Cung ke Kota Thai Chouw tidak
begitu jauh, maka tak seberapa lama kemudian, mereka
sudah melihat tembok kota tersebut sementara Pek Yun Hui
tampak bersemangat tiba-tiba mendadak dari rimba samping
muncul beberapa orang berpakaian hitam menghadang di
depan mereka, Akan tetapi Pek Yun Hui dan Ling Hung tidak
menghiraukanpara peng-hadang itu dan terus memacu
kudanya, "Harap minggir!" teriak Pek Yun Hui.
"Kalian berdua harap turun!" sahut salah seorang
penghadang, "Cepat tinggalkan gelar!"
Pek Yun Hui belum lama berkecimpung di rimba persilatan,
maka tidak tahu apa yang dimaksudkan "gelar" tersebut
"Kalian bilang apa" Harus tinggalkan apa?" tanya Pek Yun
Hui sambil menarik tali kendali kudanya agar berhenti
"Tinggalkan nama kalian!" sahut seorang berbaju hitam
dan tampak gusar, "Kenapa kami harus meninggalkan nama?" Pek Yun Hui
mengernyitkan kening. sedangkan Ling Hung sudah gusar ia langsung
mengeluarkan senjata lalu diayunkannya ke arah orang-orang
itu. Para penghadang itu langsung menyingkir pada waktu
bersamaan terdengarlah suara desiran senjata rahasia ke
arah Pek Yun Hui dan Ling Hung, Mereka berdua cepat-cepat
mengayunkan senjata masing-masing untuk menangkis
senjata rahasia itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, karena mereka berada di atas punggung
kuda, maka agak sulit melakukan gerakan, Apalagi ketika
kuda mereka meringkik-ringkik dan berjingkrak-jingkrak karena
terkena senjata rahasia, Ling Hung meloncat turun, dan sekaligus menyerang
orang-orang itu dengan jurus Cui Cuk Yauw Ih (Bambu Hijau
Bergoyang), Cun Thauw Coh Hoat (Rerumputan Mulai
Tumbuh di Musim Semi) dan Cok Cok Ko Seng (Setingkat
Naik Setingkat), Tampak dua orang yang mengeluarkan senjata berupa
rantai besi, kemudian menangkis senjata Ling Hung, mulailah
mereka bertempur dengan seru.
Tiga orang menghampiri Pek Yun Hui. seketika juga Pek
Yun Hui meloncat turun dari kudanya dengan pedang di
tangan. "Kalian siapa?" bentaknya,
"Kalian melakukan perjalanan di malam hari, dan tidak
mau tinggalkan nama, maka harus mampus!" sahut salah
seorang berbaju hitam sambil tertawa terkekeh,
"Apakah kalian opas dari kantor pejabat" tanya Pek Yun
Hui. ia seorang putri kaisar, maka tidak memandang sebelah
mata pada opas-opas mana pun.
"Hm!" dengus salah seorang berbaju hitam, "Kalian sudah
mendekati markas cabang Thian Liong, kalau kalian tidak
memberitahukan nama, berarti kalian mau cari gara-gara
dengan kami!" Begitu mendengar mereka dari ekspedisi Thian Liong,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

timbullah rasa benci dalam hati Pek Yun Hui.
"Ekspedisi Thian Liong sedemikian tidak tahu atur-an,
sama juga seperti golongan hitam!" ujarnya sambil tertawa,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apa?" Wajah ke tiga orang berbaju hitam itu langsung
berubah, "Engkau berani bicara sembarangan di sini?"
"Kenapa tidak?" sahut Pek Yun Hui dingin.
Ketiga orang berbaju hitam itu segera mengeluarkan
senjata masing-masing, lalu menyerang Pek Yun Hui dari tiga
arah, Pek Yun Hui menggerakkan pedangnya mengeluarkan
jurus Goan Yah Coh Cing (Rumput Hijau di padang Liar),
Badannya berputar, tahu-tahu sudah berada di belakang salah
seorang berbaju hitam, Ketiga orang berbaju hitam tertegun,
dan ketika baru mau menyerang lagi, mendadak rerumputan
yang ada di pinggir jalan bergerak, dan terdengar pula suara
"Serrt! Serrrt! Serrrrt" Tampak beberapa sinar meluncur ke
arah tiga orang berbaju hitam dan tanpa sempat menjerit lagi
ke tiga orang itu pun roboh,
Setelah itu, melesat ke luar seseorang dari rerumputan
ternyata adalah To Pie Kim Kong-Thu It Kang. Lukanya telah
sembuh, bahkan kini telah membunuh ke tiga orang itu
dengan senjata rahasia andalannya,
"Kita bertekad menolong orang, jadi jangan sembarangan
membunuhi" tegur Pek Yun Hui.
Akan tetapi, Thu It Kang tampak seakan tidak mendengar
teguran itu. ia terus menghampiri dua orang berbaju hitam
yang sedang bertempur dengan Ling Hung, kemudian secepat
kilat memegang bahu ke dua orang itu seraya membentak
"Bagaimana kata sandi markas cabang Thian Liong malam
ini?" Ternyata Thu It Kang telah memegang jalan darah yang
mematikan di punggung ke dua orang itu, namun mereka
tetap tidak mau memberitahukan kata sandi tersebut.
"Kami orang gagah dari ekspedisi Thian Liong, bagaimana
mungkin...." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Belum juga orang itu usai menyahut, Thu It Kang telah
menekan jalan darah mereka, sehingga membuat orang
tersebut menjerit-jerit kesakitan
"Kata sandi malam ini adalah... "Pendatang Siapa dan
Dewa Kaki Telanjang" itu adalah kata sandi malam ini!" Salah
seorang itu memberitahukan.
"Hm!" dengus Thu It Kang dingin,
"Plak! Plak!" Terdengar dua kali tepukan, Ke dua orang
berbaju hitam itu terpental dengan mulut menyemburkan
darah segar, dan nyawa mereka pun melayang seketika.
"Kalian berdua ikut aku!" ujarnya dingin pada Pek Yun Hui
dan Ling Hung. "Huh!" Ling Hung membuang muka,
"Hei!" bentak To Pie Kim Kong-Thu It Kang, "Kenapa
engkau mengeluarkan suara Huh?"
sesungguhnya Ling Hung telah berusaha menekan
dendamnya yang membara, terhadap Thu It Kang yang
membakar Cui Cuk San Cung, karena itu ia menyahut dengan
menghardik "Engkau jangan sok! Dasar tukang bakar rumah orang!"
Ling Hung langsung menyerangnya dengan jurus Tok Coh Yu
Hong (Duduk Tenang Seorang Diri),
Thu It Kang segera berkelit dan secepat kilat balas
menyerang dengan sebuah pukulan.
Ling Hung melesat ke atas, kemudian menyerang lagi
dengan jurus Can Cui Ik Tie (Memular Bambu Hijau),
Trisulanya membentuk sebuah lingkaran dan secepat kilat
mengarah kepada Thu It Kang.
Thu It Kang tidak mau menangkis serangan itu, melainkan
meloncat mundur selangkah, dan sepasang telapak
tangannya mendorong ke depan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tahu bahwa Ling Hung tidak dapat berkelit
atau menangkis pukulan itu, maka laksana kilat ia menyerang
punggung Thu It Kang dengan pedangnya mengeluarkan jurus
Cang Hong Khoan Jit (Pelangi Me-lintang Di Matahari),
Thu It Kang terpaksa menarik kembali pukulannya, dan
sekaligus membalikkan badannya,
"Serrt!" Pada waktu bersamaan, pedang Pek Yun Hui
melubangi bajunya, Betapa gusarnya Thu It Kang, ia langsung melancarkan
sebuah pukulan yang penuh mengandung Lwee-kang,
maksudnya ingin melukai Pek Yun Hui dalam satu puku!an,
Akan tetapi, setelah ia melancarkan pukulan itu, di saat
bersamaan terdengarlah suara tawa di belakangnya.
Thu It Kang tertegun, ternyata sudah tidak tampak Pek
Yun Hui di hadapannya, sehingga pukulannya malah
merobohkan sebuah pohon yang ada di depannya,
"Trang!" Thu It Kang mencabut goloknya lalu membentak
keras sambil menyerang Pek Yun Hui dengan jurus Hong Sau
Lok Yap (Angin Menyapu Dedaunan Rontok). Golok itu
berkelebat mengarah Pek Yun Hui.
Pada waktu bersamaan, tampak sosok bayangan melesat
ke arahnya lalu terdengar suara benturan senjata,
"Trang!" sebatang toya bambu menangkis golok Thu It
Kang, Ternyata pendatang itu adalah Pat Pie Sin Ong-Tu Wee
Seng. "Sutee (Adik Seperguruan), sudah mengetahui kata sandi"
Kenapa engkau bertarung dengan mereka?" tanya Tu Wee
Seng, "Mereka berdua sungguh menghina orang!" sahut Thu It
Kang. "Hm!" dengus Tu Wee Seng, "Yang penting malam ini kita
harus melaksanakan pekerjaan itu, kenapa harus ambil pusing
pada mereka?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tapi....," "Sudahlah!" potong Tu Wee Seng, "Ayo, cepat ikut aku!"
Tu Wee Seng melesat ke depan, Thu It Kang segera
niengikutinya, menyusul Pek Yun Hui dan Ling Hung,
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di
tembok kota, Keempat orang itu mengerahkan ginkang
melesat ke dalam melalui tembok kota itu, Setelah berada di
dalam tembok kota, Tu Wee Seng segera berkata,
"Selain Wang Han Siang dan Yap Yong Ceng, di dalam
markas cabang itu masih terdapat Coan Tiong Si Chouw
(Empat Orang Buruk Coan Tiong), Kita menggunakan akal,
tidak perlu melawan dengan tenaga, Kalau kalian berdua tidak
mendengar perkataanku sehingga tidak dapat menolong
orang, jangan menyalahkan aku."
"Kami pasti mendengar petunjukmu," sahut Pek Yun Hui
"Bagus." Tu Wee Seng manggut-manggut dan
mengayunkan kakinya, Thu It Kang, Pek Yun Hui dan Ling
Hung mengikutinya dari belakang, Sete!ah melewati beberapa
jalan kecil, tampaklah sebuah bangunan besar, Di atas pintu
bangunan itu bergantung sebuah papan bertuliskan "Markas
Cabang Ekspedisi Thian Liong", "Hati-hatilah!"
Kedudukan Tu Wee Seng adalah ketua dari suatu partai,
maka kalau ingin memusuhi ekspedisi Thian Liong, tentunya
harus dengan cara terang-terangan, Namun dalam beberapa
tahun ini, sudah banyak pesilat tinggi bergabung dengan
partai Thian Liong, Oleh karena itu, seandainya hanya
mengandalkan partai Hwa San, pasti tidak akan dapat
melawan partai Thian Liong,
justru itu, Tu Wee Seng ingin menolong Sie Bun Yun
dengan cara diam-diam, tidak berani secara terang-terangan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Usai berpesan begitu, Tu Wee Seng lalu melangkah
memasuki halaman bangunan itu, namun tiba-tiba terdengar
suara bentakan, "Pendatang siapa?"
"Dewa kaki telanjang!" sahut Thu It Kang, Hening seketika
setelah Thu It Kang menyahut begitu, Keempat orang itu lalu
menuju pintu bangunan tersebut Tu Wee Seng mendorong
pintu itu, dan sekaligus masuk ke dalam. Thu It Kang, Pek Yun
Hui dan Ling Hung segera mengikuti dari belakang,
Ternyata mereka sampai di sebuah ruang tamu yang amat
besar dan indah, serta penuh lampu menyala terang, Tu Wee
Seng dan Thu It Kang menundukkan kepala, lalu melangkah
ke dalam melalui sisi dinding.
Ketika Pek Yun Hui dan Ling Hung baru mau mengikuti
mereka, mendadak tampak sebuah pintu yang ada di ruang
tamu itu terbuka, Segeralah Pek Yun Hui memandang ke
dalam pintu itu, Sungguh di luar dugaan, di dalamnya terdapat
seseorang, yang tidak lain adalah Sie Bun Yun.
Begitu melihat Sie Bun Yun berada di dalam kamar itu,
Pek Yun Hui tertegun beberapa saat lamanya, Setelah itu, ia
segera menghunuskan pedang, Namun ketika ia mau
menerjang ke dalam kamar tersebut, Tu Wee Seng sudah
melesat ke hadapannya seraya berkata, "Jangan bertindak
sembarangan!" Akan tetapi, Pek Yun Hui sudah tidak dapat
mengendalikan diri. Didorongnya Tu Wee Seng ke samping,
namun Tu Wee Seng malah mencengkeram lengannya.
"Lepaskan tanganmu!" bentak Ling Hung karena melihat
Tu Wee Seng mencengkeram lengan Pek Yun Huu justru
pada waktu bersamaan, terdengarlah suara bentakan yang
amat keras. "Siapa ribut-ribut di luar?"
"Tidak ada apa-apa!" sahut Thu It Kang cepat, lalu melesat
ke tempat gelap, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng menarik Pek Yun Hui ke sana, Ling Hung
pun mengikuti mereka, Setelah berada di tempat gelap itu, Tu
Wee Seng langsung berbisik
"Kini Wang Han Siang dan lainnya sedang menginterogasi
Sie Bun Yun. Asal mereka membawa dia kembali ke ruang
tahanan, kita pun punya akal."
Pek Yun Hui mengangguk dan memandang ke dalam
kamar tempat Sie Bun Yun diinterograsl Selain pemuda itu, di
dalam kamar itu masih terdapat enam orang. Dua di antaranya
Pek Yun Hui sudah kenal, yakni Yap Yong Ceng dan Wang
Han Siang, sedangkan empat orang lainnya pasti Coan Tiong
Si Chouw, Sie Bun Yun duduk di sebuah kursi dengan kaki dan
tangan diikat ia menghadap mereka berenam juga
menghadap pada arah Pek Yun Hui,
Sepuluh hari tidak melihat Sie Bun Yun, pemuda itu
tampak agak kurus dan wajahnya agak kusut, Menyaksikan
itu, mata Pek Yun Hui langsung bersimbah air.
"Bun Yun! Bun Yun!" serunya dalam hati, "Tahukah
engkau, aku sudah datang?"
Pek Yun Hui ingin sekali menerjang ke dalam kamar itu
untuk menolongnya namun untung masih dapat
mengendalikan diri, Ling Hung yang berdiri di sisinya melihat mata Pek Yun
Hui bersimbah air, Namun gadis itu sama sekali tidak tahu apa
sebabnya, hanya menganggap Pek Yun Hui sangat baik
terhadap teman, Terhadap temannya sudah begitu, apalagi
terhadap dirinya" Pikir Ling Hung dan merasa bahagia sekali,
"Sie Bun Yun!" suara Wang Han Siang, "Kami
mengundangmu ke mari, Asal engkau bersedia menyerahkan
Cong Cin To itu pada kami, siapa pihak lain berani
mengganggu dirimu lagi, kami pihak partai Thian Liong pasti
membantumu!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa gelak, "Terimakasih atas
maksud baik ka)ian! Sudah kukatakan sejak aku berada di
sini, bahwa aku sama sekali tidak tahu menahu tentang Cong
Cin To itu. pereuma kalian terus bertanya padaku."
"Meskipun engkau berada di luar perbatasan, kami sudah
mengetahui berita mengenai dirimu." ujar Wang Han Siang.
"Tentunya berita itu tidak palsu, Malah kini partai Hwa San
telah membumi hanguskan Cui Cuk San Cung, apakah itu
tiada sebab musababnya?"
"Apa?" Sie Bun Yun tampak terkejut sekali, "Partai Hwa
San membumi hanguskan Cui Cuk San Cung" Kalau begitu,
bagaimana keadaan paman dan adik misan pe-rempuanku
itu" Ayoh! Cepat beritahukan!"
Setelah mendengar itu, berdukalah hati Pek Yun Hui.
Karena setelah mendengar tentang itu, Sie Bun Yun langsung
bertanya tentang Ling Hung, sama sekali tidak bertanya
mengenai dirinya, Berdasarkan itu, dapat diketahui betapa cintanya pada
Ling Hung, Walau kini sedang berada di tangan musuh, ia
masih memikirkan keselamatan gadis tersebut Pek Yun Hui
menoleh ke arah Ling Hung, Gadis itu justru tampak tidak tahu
di balik ucapan Sie Bun Yun yang penuh mengandung cinta
kasih padanya, Seketika juga Pek Yun Hui berpikir, kalau ia
berniat membantu Sie Bun Yun dalam hal tersebut, mungkin Ling Hung tetap
tidak akan mengacuhkan pemuda itu,
"Pamanmu sudah meninggal," sahut Wang Han Siang.
"Kalau begitu, bagaimana keadaan adik misan
perempuanku?" tanya Sie Bun Yun lagi,
"Tiada kabar berita dan jejaknya," sahut Wang Han Siang
sambil tertawa dingin, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ayoh! cepatlah kalian lepaskan aku!" bentak Sie Bun Yun
dan sekaligus meronta, sehingga kursi yang didudukinya
bergoyang-goyang, "Tenang!" ujar Wang Han Siang sambil tersenyum.
"Ekspedisi Thian Liong memiliki banyak anak buah, Hanya
mengeluarkan perintah saja, kami akan mengetahui jejak adik
misan perempuanmu itu, jadi engkau tidak perlu cemas."
"Aku tidak membutuhkan bantuan kalian! Aku akan pergi
mencarinya sendiri!" bentak Sie Bun Yun.
"Engkau tidak boleh meninggalkan tempat ini." Wang Han
Siang tertawa-tawa, "Kecuali kalau engkau menyerahkan
Cong Sin To itu." Sie Bun Yun tertegun, Keningnya berkerut-kerut rupanya
sedang mempertimbangkan untuk mengambil suatu
keputusan "Kalau engkau masih keras kepala, kami sudah tidak bisa
bersabar untuk menunggu lagi," ujar Wang Han Siang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bernada mengancam, kemudian mendadak bangkit berdiri dan
sekaligus melancarkan pukulan ke arah Sie Bun Yun dengan
jurus Wua Ti Fan Yun (Dibawah pergelangan ,Membalikkan
Awan), mengarah pada jalan darah Sien Kie dan Hwa Kai,
Kedua jalan darah itu terletak di bagian dada. Siapa
tertotok ke dua jalan darahnya itu, kalaupun tidak mati, pasti
akan cacat seumur hidup, Akan tetapi, mendadak Wang Han Siang menahan
tangannya, ternyata ia cuma ingin menakuti Sie Bun Yun saja,
Namun Pek Yun Hui yang bersembunyi itu, tanpa sadar
mengeluarkan suara jeritan saking terkejutnya,
nAaakh...." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suara jeritannya itu membuat Yap Yong Ceng dan Coan
Tiong Si Chouw langsung bangkit berdiri sambil memandang
ke luar. Tu Wee Seng telah bersusah payah memasuki bangunan
markas cabang ekspedisi Thian Liong ini, tapi malah dirusak
oleh Pek Yun Hui di saat yang begitu genting, otomatis sangat
menggusarkannya, "Plak!" Tu Wee Seng langsung menghantam punggung
Pek Yun Hui. seketika juga Pek Yun Hui menjerit, badannya pun
terpental ke dalam kamar itu, tepat di sisi kursi Sie Bun Yun.
Keenam orang yang berada di dalam kamar itu tertegun
dan terbelalak Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa
yang menerobos ke dalam kamar itu seorang pemuda, maka
mereka pun berlega hati, dan tertawa dingin seketika,
Pek Yun Hui tahu bahwa dirinya sudah berada dalam
bahaya, namun ia malah bersikap tenang, bahkan tidak
menghiraukan mereka, "Saudara Bun Yun, bagaimana keadaanmu?" tanyanya
kepada Sie Bun Yun. Begitu melihat yang menerobos ke dalam kamar itu Pek
Yun Hui, hati Sie Bun Yun tersentak kaget dan girang,
"Saudara kecil, engkau bukan lawan mereka! Kenapa
engkau harus ke mari cari mati?" sahut Sie Bun Yun
menggeleng-gelengkan kepala,
Sahutan Sie Bun Yun membuat hati Pek Yun Hui terhibur,
sebab pemuda tersebut masih memperhatikan dirinya, Hanya
saja pemuda itu sama sekali tidak tahu bahwa Pek Yun Hui
adalah seorang gadis. "Saudara Bun Yun, aku akan melepaskan tali yang
mengikat dirimu." Pek Yun Hui menjulurkan tangannya dengan
maksud ingin melepaskan tali itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, di saat bersamaan Pek Yun Hui mendengar
desiran di belakangnya, Ternyata Kim Coa Su-seng-Wang
Han Siang telah menyerang dengan kipas mengarah pada
lengannya, Pek Yun Hui terpaksa meloncat mundur, kemudian
bentaknya gusar, "Saudara Bun Yun sudah bilang, bahwa dia tidak tahu
tentang Cong Gin To itu! Kenapa kalian masih mengurungnya
di sini" Apakah kalian sudah kebal akan hukum?"
He he he!" Wang Han Siang tertawa terkekeh, "Sobat kecil,
engkau ingin mencampuri urusan ini?"
Ketika Pek Yun Hui baru mau menyahut, mendadak Sie
Bun Yun sudah mendahuluinya bertanya,
"Saudara kecil, di mana Ling Hung?"
Pek Yun Hui tadi cuma memperhatikan Sie Bun Yun,
sehingga melupakan gadis tersebut Karena Sie Bun Yun
bertanya, ia pun jadi tertegun,
Tadi ia bersama Ling Hung, maka seharusnya Ling Hung
menyusulnya di kamar ini. Namun kenapa Ling Hung malah
tak ada suaranya" Apakah ia sudah dibawa pergi oleh Tu
Wee Seng dan Thu It Kang"
Setelah tertegun beberapa saat lamanya, Pek Yun Hui
berpikir Walau ke dua orang itu sangat licik dan jahat, namun
ia yakin ke dua orang itu tidak akan melukai Ling Hung, sebab
masih ingin memperalat gadis itu untuk memaksa Sie Bun Yun
membuka mulut, Setelah berpikir demikian, Pek Yun Hui pun
berlega hati "Dia baik-baik saja, engkau tidak perlu mencemaskannya,"
sahut Pek Yun Hui dengan suara rendah,
"Syukurlah kalau begitu," ucap Sie Bun Yun sambil
menarik nafas lega, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui mendongakkan kepala, ia melihat dirinya
telah dikurung oleh enam orang itu.
ia tahu jelas, kalaupun satu lawan satu, masih sulit baginya
untuk melawan, apalagi harus melawan enam orang itu,
Namun apa boleh buat, tidak bisa melawan pun harus
mengadakan perlawanan "Kalian ingin bertempur?" tanya Pek Yun Hui sambil
menggenggam pedangnya erat-erat.
"Ha ha!" Wang Han Siang tertawa gelak, "Sobat kecil,
sungguh besar mulutmu!"
Karena barusan Pek Yun Hui memandang Wang Han
Siang, maka dia pula yang menyahut, itu pun karena dia yang
menculik Sie Bun Yun. "Engkau paling jahat!" bentak Pek Yun Hui.
ia lalu menggerakkan pedangnya menyerang Wang Han
Siang dengan jurus Cang Hong Khong Jit (Pelangi Melintang
Di Matahari), yaitu salah satu jurus dari ilmu pedang yang
terdapat di dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Maka dapat
dibayangkan betapa lihay dan dahsyatnya jurus tersebut,
Padahal Wang Han Siang sama sekali tidak memandang
sebelah mata pada Pek Yiin Hui, Namun ketika pedang itu
berubah berbentuk seperti pelangi mengarah padanya, ia pun
terkejut dan tidak berani meremehkannya lagi, ia
mengeluarkan jurus Mung Ih Si Kang (Hujan Deras Di Si
Kang) untuk menangkis serangan Pek Yun Hui.
ilmu pedang Pek Yun Hui berasal dari kitab pusaka Kui
Goan Pit Cek. Hanya sayang Lweekangnya masih dangkal,
sehingga masih tidak mampu mengembangkan kehebatan
ilmu pedang tersebut Akan tetapi, cukup merepotkan Wang
Han Siang untuk memecahkan jurus tersebut
Wang Han Siang menangkis dengan jurus andalannya itu,
maksudnya ingin membuat pedang itu terlepas dari
tangannya, Tapi mendadak gerakan pedang Pek Yun Hui
berubah, Memang masih tetap jurus Cang Hong Khoan Jit
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tetapi gerakannya telah berubah, Pedang itu membentuk
beberapa lingkaran dan tetap mengarah pada dada Wang Han
Siang, sehingga membuat kipas Wang Han Siang menangkis
tempat kosong, Wang Han Siang sungguh terkejut, dan cepat-cepat
mengeluarkan ilmu andalannya, yaitu Pat Pu Teng Khong
(Delapan Langkah Menembus Angkasa), lalu secepat kilat
badannya melesat ke belakang,
Dengan ilmu ginkang tersebut, barulah Wang Han Siang
dapat meloloskan diri dari serangan Pek Yun Hui.
Ketika Wang Han Sang mulai bertarung dengan Pek Yun
Hui, Coan Tiong Si Chouw duduk kembali Tentu-nya mereka
menganggap Wang Han Siang dapat mengalahkan Pek Yun
Hui hanya dalam beberapa jurus. Akan tetapi, sebaliknya
malah Wang Han Siang yang terdesak mundur beberapa
langkah, Pek Yun Hui tidak melancarkan serangan lagi pada Wang
Han Siang, melainkan dengan jurus Ngo Gwce Tang Hong
(Desiran Angin Di Bulan Lima) mengarah pada tali yang
mengikat Sie Bun Yun. "Krek! Krek!" Tali itu telah putus.
Setelah tali itu putus, Sie Bun Yun segera melancarkan
beberapa pukulan dan berseru,
"Saudara kecil, terjang ke luar!"
Pek Yun Hui mengangguk, dan mereka berdua lalu
menerjang keluar Akan tetapi baru beberapa depa, Coan
Tiong Si Chouw telah melesat ke hadapan mereka, dan
langsung mengurung mereka dengan Si Siang Tin Hoat
(Formasi Empat Gajah). "Kalian berempat tidak perlu turun tangan!" seru Wang Han
Siang, "Biar aku yang minta petunjuk pada mereka!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah terlepas dari ikatan, semangat Sie Bun Yun
bertambah, dan kemudian mengeluarkan senjatanya yang
berupa sebatang bambu yang mengkilap. Mereka berdua
berdiri dengan punggung menghadap punggung di ruang
tengah, Pada saat itu, Pek Yun Hui tampak gagah sekali,
siapa pun tak menyangka bahwa sesungguhnya dia adalah
seorang gadis, "Kim Coa Suseng!" bentak Sie Bun Yun. "Engkau adalah
tokoh tua rimba persilatan, maka kami berdua melawan satu!"
"Ha ha ha!" Kim Coa Suseng-Wang Han Siang tertawa
jumawa. "Kalian berdua boleh maju bersama!"
Sie Bun Yun menggerakkan bambunya membentuk
beberapa lingkaran ia tidak langsung menyerang Wang Han
Siang, melainkan berkata padanya,
"Kim Coa Suseng! Kalau kami kalah memang tidak bisa
bilang apa-apa lagi, tapi bagaimana seandainya kami yang
menang?" "Ha ha!" Wang Han Siang tertawa gelak, "Kalian sedang
bermimpi apa" Majulah!"
"Jawab dulu!" bentak Sie Bun Yun. "Bagaimana
seandainya kami yang menang?"
"Kalau kalian menang, kalian boleh meninggalkan tempat
ini!" sahut Kim Coa Suseng-Wang Han Siang.
Sie Bun Yun memang menghendakinya mengatakan
demikian, maka segera menandaskan
"Sebagai lelaki sejati, jangan menarik kata-kata yang telah
dicetuskan! Saudara kecil, mari kita serang dia!"
Bambu itu bergerak, jurus Khong Ceh Toh Cing (Merana
Seorang Diri) pun dikeluarkan mengarah pada Wang Han
Siang. Guru Sie Bun Yun tergolong tokoh tua yang aneh, maka
ilmu silatnya sangat berbeda dengan ilmu silat Tionggoan,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setiap jurus mengandung banyak gerakan aneh, bahkan amat
bertenaga dan sekaligus menotok jalan darah lawan.
Jurus tersebut mengarah pada jalan darah di tenggorokan
Wang Han Siang, yakni Thian Tu, Sien KJe dan Hwa Kai Hiat.
"Serrrt!" Wang Han Siang mengembangkan kipasnya
mengeluarkan jurus Sen Ngai Hui Pok (Air Terjun Di Tepi
Tebing), Jurus itu dapat mematahkan serangan Sie Bun Yun,
bahkan sekaligus menyerang puIa,
Sie Bun Yun segera mundur Wang Han Siang ingin
memburunya, tetapi pedang Pek Yun Hui telah bergerak, jurus
Cih Hun Lam Pak (Memisahkan Selatan Utara) mengarah
pada punggung Wang Han Siang,
jurus tersebut membuat Wang Han Siang harus meloncat
kesamping, akan tetapi pada waktu bersamaan, Sie Bun Yun
telah menyerangnya, begitu pula Pek Yun Hui. pedang dan
bambu saling menyusul menyerang Wang Han Siang dengan
jurus-jurus yang aneh, Dalam waktu sekejap, Wang Han Siang
telah terkurung oleh pedang Pek Yun Hui dan bambu Sie Bun
Yun. Kim Coa Suseng telah mencetuskan, bahwa apabila
mereka menang, maka boleh meninggalkan tempat itu.
Yap Yong Ceng dan Coan Tiong Si Chouw diam saja,
sebab kedudukan Wang Han Siang masih di atas mereka,
Meskipun mereka berlima merasa kurang puas, tapi tetap
diam, sementara pertarungan semakin seru, tak terasa sudah
melewati belasan jurus, Tiba-tiba Wang Han Siang membentak keras dan tangan
kirinya mengeluarkan jurus Kim Coa Seh Yu (Ular Emas
Merayap), sedangkan tangan kanannya menggerakkan
kipasnya yaitu gerakan Coa Hang Sam Cun (Ular Melingkar Di
Musim Semi), mengarah pada Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui terpaksa berkelit ke samping, seketika juga
Wang Han Siang menyerang Sie Bun Yun dengan jurus-jurus
beruntun, yakni Chiang Coa Cut Tong (Ular Panjang Keluar
Gua), Mieh Khi Tok Thian (Hawa Ama-rah Menembus Langit)
dan Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu pasir Mengalir).
serangan tiga jurus beruntun itu menimbulkan suara
menderu-deru, bahkan mengurung Sie Bun Yun dari tiga arah,
Sie Bun Yun termundur-mundur dan kelihatan sudah berada di
bawah angin. Terkejutlah Pek Yun Hui. ia langsung melesat ke arah
Wang Han Siang bersama pedangnya dengan gerakan Liong
Hang Yen Khong (Naga Meliuk Di Ang-kasa), Namun sayang
sekali, Lweekang Pek Yun Hui masih dangkal, maka belum
mencapai tingkat Sen Hap Kiam (Badan Menyatu Dengan
Pedang), sebetulnya itu adalah ilmu pedang tingkat tinggi
yang tiada laranya, Namun karena Lweekang Pek Yun Hui
masih dangkal, maka kedahsyatan jurus tersebut masih
kurang, sementara Wang Han Siang terus mendesak Sie Bun Yun
dengan jurus-jurus yang mematikan, sehingga membuat
nyawa pemuda tersebut berada di ujung tanduk,
Akan tetapi, Pek Yun Hui mendadak menyerangnya,
sehingga Wang Han Siang terpaksa berhenti menyerang Sie
Bun Yun, lalu secepat kilat berkelit sambil melancarkan
sebuah pukulan. Pukulan tersebut disertai hampir delapan bagian
Lweekangnya, sehingga menimbulkan suara menderu deru. ia
yakin, pukulannya pasti akan membuat Pek Yun Hui terpental
Tapi Wang Han Siang mana tahu, jurus yang dilancarkan
Pek Yun Hui justru adalah jurus ciptaan Sam Im Sin Ni dan
Thian Kie Cinjin, Dapat dibayangkan betapa lihaynya jurus
tersebut Setelah melancarkan pukulan itu, Wang Han Siang
menyerang Sie Bun Yun lagi dengan kipasnya, sebab ia yakin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bahwa Pek Yun Hui akan terpental oleh pukulannya itu. Akan
tetapi, ketika kipasnya hampir mengenai dada Sie Bun Yun, ia
pun merasa punggungnya dingin.
Sungguh di luar dugaannya, ternyata jurus Liong Hang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yen Khong dapat menerobos angin pukuIannya, bahkan
pedang Pek Yun Hui mengarah punggungnya,
Bukan main terkejutnya Wang Han Siang, ia terpaksa
menarik serangannya yang mengarah ke dada Sie Bun Yun,
kemudian secepat kilat berkelit ke samping, dan sekaligus
batas menyerang dengan kipasnya,
"Tranng!" Terdengar suara benturan senjata,
Pek Yun Hui merasa ngilu tangannya sehingga pedangnya
terlepas dari tangannya, Namun memang sungguh luar biasa jurus Liong Hang Yen
Khong tersebut, sebab ketika pedang itu terlepas dari tangan
Pek Yun Hui, masih dapat menyabet sebagian pakaian Wang
Han Siang. Sementara Sie Bun Yun telah menyerang dengan jurus
Phing Lan Cih Ie (Bersandar Di pagar Mengirim Kenangan),
ujung bambunya mengarah ke Cioh Ceh Hiat di badan Wang
Han Siang. Wang Han Siang tidak dapat berkelit Lengannya terasa
sakit dan ngilu terkena totokan itu, dan kipas pun terlepas dari
tangan "Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa gelak, "Saudara kecil, kita
sudah menang, mari kita pergi!"
Sudah lama Wang Han Siang malang melintang di rimba
persilatan Selama itu tidak pernah mengalami hal seperti ini.
Namun jurus Liong Hang Yen Khong, telah membuatnya
berada di bawah angin, bahkan pakaiannya juga hilang
sebagian tersabet pedang Pek Yun Hui, dan pada waktu
bersamaan kipasnya pun terlepas dari tangannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Berdasarkan kenyataan, Wang Han Siang memang sudah
kalah, Oleh karena itu Sie Bun Yun segera berseru demikian,
justru menyebabkan Wang Han Siang tertegun dengan mulut
membungkam sementara Wang Han Siang masih tertegun dengan mulut
membungkam Sie Bun Yun segera menyentak pedang Pek
Yun Hui yang tergeletak di lantai dengan ujung tongkat
dengan cepat, "Wang Cianpwee tidak akan ingkar janji kan" Nah, kami
mohon pamit!" ujar Pek Yun Hui,
"Saudara Wang!" tegur Coan Tiong Si Chouw sambil
tertawa dingin "Apakah harus membiarkan mereka pergi
begitu saja?" "Biar mereka pergi!" sahut Kim Coa Suseng-Wang Han
Siang, "Saudara Wang!" seru Cu Bo Sin Tan-Yap Yong Ceng,
"Bukankah urusan Cong Cin To sangat penting?"
"Aku membiarkan mereka pergi, tentunya aku pula yang
akan menangkap mereka lagi!" Wang Han Siang tertawa
panjang, Yap Yong Ceng dan Coan Tiong Si Chouw tahu maksud
hati Wang Han Siang yang tidak mau mengingkar janji Namun
setelah mereka keluar dari markas cabang Thian Liong, Wang
Han Siang pun akan menangkap mereka berdua lagi.
"Ha ha!" Mereka tertawa gelak, "Sungguh hebat rencana
Saudara Wang!" Kelicikan mereka membuat Pek Yun Hui gusar sekali,
tetapi Sie Bun Yun telah menarik tangannya,
"Saudara kecil, mari kita pergi dulu! Sampai di luar barulah
kita cari akal untuk meloloskan diri." bisiknya,
Mereka berdua lalu melangkah pergi meninggalkan tempat
itu. Coan Tiong Si Chouw, Yap Yong Ceng dan Wang Han
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Siang saling memandang, kemudian mereka pun manggutmanggut sambil tersenyum licik.
***** Bab ke 32 - Hati Remuk Timbul Dendam
Sie Bun Yun berjalan sambil mencari akal agar dapat
meloloskan diri Sebelum keluar dari pintu markas cabang
ekspedisi Thian Liong, sekonyong-konyong terdengarlah
suara jeritan yang memilukan, tampak pula api membumbung
tinggi "Cepat lapor pada kepala piauwsu, sekelompok musuh
menuju ke mari!" itu suara teriakan para anak buah Wan^ Han Siang,
tentunya sangat mengejutkannya.
"Coan Tiong Si Chouw, cepat pergi lihat apa yang terjadi!"
seru Kim Coa Suseng-Wang Han Siang,
Dalam keadaan kacau balau, Sie Bun Yun dan Pek Yun
Hui telah berhasil keluar Tapi begitu sampai di pintu, beberapa
orang langsung menghadang mereka, Sie Bun Yun
menggerakkan bambunya, dan beberapa orang itu pun roboh
seketika. Wang Han Siang bergerak cepat melesat ke arah mereka,
namun pada waktu bersamaan tampak beberapa benda
meluncur ke arahnya, Begitu melihat benda benda itu, Wang
Han Siang pun membentak "Tikus-tikus Hwa San, ayoh cepat keluar!"
Tampak dua orang melayang turun. Yang di depan
seorang tua memegang sebatang toya bambu, Wang Han
Siang mengenali orang itu, yang tidak lain adalah Pat Pie Sin
Ong-Tu Wee Seng, ketua partai Hwa San.
Melihat orang tersebut, Wang Han Siang tidak berani
berlaku ayal lagi, dan langsung menyerang dengan kipas-nya.
Tu Wee Seng memutarkan badannya ke belakang, Wang Han
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Siang tidak berani memburunya, karena ia tahu kepandaian
orang tersebut amat tinggi
Di saat itu, muncul To Pie Kim Kong-Thu It Kang, dan
langsung menyerang Wang Han Siang, namun kemudian
meloncat mundur Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara
anak gadis, "Jago-jago dari sembilan partai telah ke mari! Hari kiamat
bagi ekspedisi Thian Liong telah tiba!"
Wang Han Siang menyadari bahwa setelah ia menculik Sie
Bun Yun dari Cui Cuk San Cung, kaum Bu Lim tidak akan
menyudahi sampai di situ sebab menyangkut Cong Cin Ttf.
Oleh karena itu, begitu sampai di markas cabang tersebut,
secara diam-diam ia pun menghubungi ke suatu tempat di luar
Kota Thai Chouw. Tapi ketika mendengar gadis itu membentak demi-kian,
seketika juga ia tertegun Benar atau tidak ucapan gadis itu, ia
pun tidak mengetahuinya. Namun yang jelas suasana di luar
telah kacau balau, sementara itu, Tu Wee Seng, Thu It Kang, Pek Yun Hui,
Sie Bun Yun dan gadis yang berteriak itu telah melesat pergi,
Setelah mengetahui bahwa dirinya ter-jebak, Wang Han Siang
segera mengejar, tetapi ke lima orang itu telah hilang,
Betapa gusarnya Wang Han Siang, akhirnya ia kembali ke
dalam untuk membantu memadamkan api yang berkobarkobar.
Segala itu, memang harus berterimakasih pada Pat Pie Sin
Ong-Tu Wee Seng. Ketika ia memukul punggung Pek Yun
Hui, justru tidak menyangka kalau Pek Yun Hui akan terpental
ke dalam kamar tempat Sie Bun Yun sedang diinterogasi,
Begitu melihat Pek Yun Hui terpental ke tempat itu,
timbullah suatu ide dalam hati Tu Wee Seng. Pada waktu itu,
Ling Hung juga ingin melesat ke dalam kamar itu, namun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
keburu dicegah oleh Tu Wee Seng sambil menyekap mulutnya
agar tidak bersuara, "Kalau engkau menghendaki dia tidak mati, harus
mendengar perkataanku!" bisik Tu Wee Seng,
Ling Hung memandang ke dalam kamar itu, kebetulan
melihat Pek Yun Hui mengayunkan pedangnya memutuskan
tali yang mengikat Sie Bun Yun. ia pun berlega hati
menyaksikannya. Setelah Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui mulai bertarung
dengan Wang Han Siang mereka bertiga lalu menyelinap ke
belakang, dan sekaligus menyalakan api di sana,
Padahal sesungguhnya, Tu Wee Seng ingin menggunakan
api untuk memecahkan perhatian Wang Han Siang, Tak
terduga sama seka li, begitu api menyala, para anak buah
markas cabang ekspedisi Thian Liong pun bermunculan, maka
terpaksalah mereka melukai para anak buah itu.
Di saat bersamaan, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui telah
berhasil mengalahkan Wang Han Siang, Oleh karena itu
timbullah suatu rencana baru dalam hati Tu Wee Seng, yaitu
menyuruh Ling Hung berteriak begitu untuk mengejutkan
Wang Han Siang agar dia tidak menyuruh para anak buahnya
mengejar, Maka dengan aman mereka berlima dapat
meninggalkan tempat itu. Mereka berlima terus mengerahkan ginkang, dan tak lama
sudah berada di luar Kota Thai Chouw, Tapi Tu Wee Seng
tidak berhenti, masih terus mengerahkan ginkangnya,
sehingga yang lain harus mengikutinya.
Berselang beberapa saat kemudian, mereka berlima sudah
sampai di tepi sebuah sungai, tanpa membuang waktu mereka
langsung meloncat ke dalam perahu yang di situ, Thu It Kang
segera menyuruh pemilik perahu mengayuh sekuat tenaga,
dalam waktu sekejap perahu itu sudah mulai melaju.
Tu Wee Seng yakin Wang Han Siang akan melakukan
pengejaran, tapi ia pun pereaya Wang Han Siang tidak akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menduga mereka mengambil jalan air. Maka ia duduk tenang
menghadap Sie Bun Yun. "Sie Bun Yun, kini engkau telah meloloskan diri," ujarnya.
Sebetulnya Sie Bun Yun memang sangat berterima-kasih
pada Tu Wee Seng, namun ia sudah mengetahui, bahwa Thu
It Kang yang membakar Cui Cuk San Cung.
"Lalu kenapa?" sahutnya dingin.
"Sebelum pergi menolongmu, aku dan adik misanmu
berikut teman baikmu ini, telah mengadakan suatu perjanjian."
"Perjanjian apa?"
"Setelah berhasil menolongmu, engkau harus
memperlihatkan Cong Cin To itu padaku," Tu Wee Seng
memberitahukan. "Omong kosong!" sahut Sie Bun Yun.
"Saudara Bun Yun, pada waktu itu aku memang telah
mengabulkannya," sela Pek Yun Hui.
"Saudara kecil!" Sie Bun Yun mengerutkan kening.
"Bagaimana engkau boleh mengabulkan itu?"
Ditegur demikian, hati Pek Yun Hui merasa ter-singgung,
sehingga nyaris menangis seketika,
Melihat Pek Yun Hui begitu, hati Ling Hung merasa sakit
sekali, maka tanpa sungkan-sungkan lagi ia menegur Sie Bun
Yun. "Kakak misan! Kenapa engkau berlaku begitu kasar
terhadap Kakak Yun" Bukankah kalian teman baik" Kok
engkau tega menyentaknya?"
Sie Bun Yun tertegun ketika mendengar Ling Hung
menyebut "Kakak Yun" pada Pek Yun Hui.
"Adik misan, engkau panggil dia apa?" tanyanya dengan
heran, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku memanggilnya Kakak Yun, apakah salah itu?" sahut
Ling Hung dan balik bertanyaj
Mendadak Sie Bun Yun barigkit berdiri dengan wajah
menghijau, tapi kemudian kembali duduk. Itu pertanda hatinya
telah terpukul hebat. Ia begitu mencintai Ling Hung, tapi kini ia dapat melihat
Ling Hung begitu dingin dan acuh tak acuh terhadapnya,
sebaliknya malah begitu mesra terhadap Pek Yun Hui.
Pemuda itu sama sekali tidak menduga Pek Yun Hui
sebetulnya seorang gadis, tentunya tidak bisa mencintai Ling
Hung. Ia mengira, ketika dirinya diculik, Pek Yun Hui justru
merebut cinta tersebut, sehingga membuat Ling Hung
menjauhinya. "He he he!" Sie Bun Yun tertawa aneh. "Saudara kecil,
bagus! Bagus sekali-.!"
"Saudara Bun Yun!" sahut Pek Yun Hui tenang,
"Legakanlah hatimu, aku bukan orang semacam itu."
"Masih bilang begitu?" Sie Bun Yun melotot
"Eh?" Ling Hung terheran-heran, "Kalian membicarakan
apa?" Pek Yun Hui ingin menggunakan kesempatan ini untuk
menjelaskan identitasnya, maka ia berkata dengan mata agak
bersimbah air. "Adik Hung, Saudara Bun Yun mengira aku mencintaimu
padahal aku,., aku... aku...." Berkata sampai di sini, Pek Yun
Hui melihat wajah Ling Hung telah berubah pucat, dan air
matanya meleleh, "Kakak Yun, kalau begitu engkau sama sekali tidak
mencintaiku?" "Bukan, Aku...." Hati Pek Yun Hui kacau balau, Yang
paling tidak sabaran adalah Tu Wee Seng, "Hei! Hubungan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kalian yang tidak karuan itu, lebih baik diselesaikan nanti saja!
sekarang kita membicarakan Cong Cin To itu, di mana barang
itu?" bentaknya, "Ada urusan apa denganmu?" sahut Sie Bun Yun
membentak pula. "Bagus!" Tu Wee Seng mulai marah, "Mati-matian aku
menyelamatkanmu, bahkan juga telah mengikat permusuhan
dengan partai Thian Liong! Apakah hanya dengan sahutanmu
itu dapat menyudahinya?"
"Dasar tak tahu diri!" sambung Thu It Kang sambil
melangkah maju ke hadapan Sie Bun Yun, kemudian
mendadak menyerangnya dengan sebuah pukulan
Sie Bun Yun menyambut pukulan itu dan timbullah
pertarungan Ling Hung sama sekali tidak mengacuhkan pertarungan
itu. ia menatap Pek Yun Hui dengan mata redup seraya
bertanya. "Kakak Yun, betulkah engkau tidak mencintaiku?"
Pek Yun Hui merasa iba padanya, ia menarik nafas
panjang dan menjawab perlahan
"Aku tentu mencintaimu."
"Syukurlah!" ucap Ling Hung sambil menarik nafas Iega.
"Kakak Yun, kalau engkau menjawab tidak mencintaiku maka
aku akan segera bunuh diri di sini."
"Adik Hung, tapi aku... aku...."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketika Pek Yun Hui berkata sampai di situ, mendadak ia
mendengar suara bentakan Sie Bun Yun.
"Berhenti!" Pemuda itu meloncat mundur, lalu memandang
Pek Yun Hui dengan wajah penuh diliputi kegusaran "Saudara
kecil!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tersentak Pek Yun Hui dibentak demikian lebih-lebih
ketika menyaksikan wajah pemuda itu
"Saudara Bun Yun, engkau telah salah paham
terhadapku!" serunya dengan nada berduka.
"Saudara kecil!" Tiba-tiba Sie Bun Yun menarik nafas
dalam-dalam, kemudian ujarnya menegaskan "Aku tidak
menghendakimu melakukan suatu kesalahan terhadap adik
misanku!" Setelah menegaskan sampai di sini, wajah Sie Bun Yun
berubah pucat pias tapi masih melanjutkan perlu diketahui,
pemuda itu telah terluka dalam
"Adik Hung! Aku mengucapkan selamat padamu yang
telah mendapatkan. kekasih yang begitu baik...."
Air mata Sie Bun Yun berderai, kemudian mendadak
terkulai. Ternyata ia ingin berkorban demi Ling Hung, padahal
sesungguhnya ia sangat mencintai gadis tersebut
Kini yang serba salah adalah Pek Yun Hui. sesungguhnya
ia mencintai Sie Bun Yun sedangkan Sie Bun Yun justru
sangat mencintai Ling Hung, sebaliknya Ling Hung malah
mencintainya, namun dirinya juga seorang gadis, Entah harus
bagaimana membereskan masalah yang tidak karuan ini"
Begitu Sie Bun Yun jatuh pingsan, hati Pek Yun Hui
seakan remuk dan merasa dirinya tenggelam entah ke mana"
Tiba-tiba ia merasa matanya gelap, dan apa yang
diucapkan Sie Bun Yun terus mengiang di dalam telinganya,
sehingga membuat air mukanya berubah tak sedap
dipandang. Sekonyong-koyong ia merasa ada sebuah tangan halus
memegang bahunya, terdengar pula suara yang amat lembut
"Kakak Yun, kenapa engkau" Kok diam saja?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu suara Ling Hung, akan tetapi mendadak Pek Yun Hui
mengibaskan tangannya sekuat tenaga, sehingga membuat
Ling Hung terdorong beberapa langkah.
"Saudara Sie Bun!" teriaknya sambil mengarah pada
pemuda itu. "Engkau telah salah paham terhadapku!"
Ternyata Sie Bun Yun telah sadar dari pingsannya,
Kebetulan ia melihat Pek Yun Hui mengibaskan tangannya
mendorong Ling Hung, maka hatinya bertambah duka.
"Saudara kecil!" bentaknya mengguntur. "Engkau.,, engkau
bersikap begitu terhadap adik Hung?"
"Saudara Bun Yun...." Air mata Pek Yun Hui meleleh
"Walau Ling Hung mencintaiku tapi aku... aku...."
Tutup mulutmu!" bentak Sie Bun Yun lagi.
sementara Ling Hung terhuyung-huyung ke belakang, lalu
berdiri dengan wajah pucat pias, dan air matanya mulai
berderai-derai "Adik Hung begitu mencintaimu, apakah engkau tidak
mengetahuinya" Saudara kecil!" Sie Bun Yun menarik nafas
panjang. "Aku tahu." Pek Yun Hui manggut-manggut.
"ltulah! padahal aku sangat mencintai adik Hung, namun
dia malah mencintaimu, oleh karena itu mulai sekarang aku
serahkan dia padamu, Tapi kenapa engkau tadi
mendorongnya" Apakah engkau cuma ingin
mempermainkannya ?" tanya Sie Bun Yun dengan wajah murung.
"Saudara Bun Yun, aku akan memapahmu bangun, Ada
sesuatu yang harus kusampaikan padamu," ujar Pek Yun Hui
lembut "Tidak usah!" sahut Sie Bun Yun membentak dan
berusaha bangun, tapi terkulai lagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Secepat kilat Pek Yun Hui menahannya agar tidak terkulai
itu membuat Sie Bun Yun bersandar pada dirinya, sehingga
menyebabkan hati Pek Yun Hui ber-debar-debar tidak karuan.
Sie Bun Yun meraih sebuah kursi, lalu duduk dengan
nafas memburu, kemudian memandang Pek Yun Hui seraya
berkata. "Engkau mau menyampaikan apa, cepatlah!" Ketika Pek
Yun Hui baru mau membuka mulut, mendadak terdengar
suara seruan Ling Hung yang bernada putus asa.
"Kakak Yun!" Pek Yun Hui segera menoleh memandang Ling Hung,
Gadis itu melangkah perlahan dengan air mata terus berderai.
"Kakak Yun, apa kesalahanku sehingga engkau begitu
tega mendorongku ?" ujarnya.
"Bukan...." Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala.
Ling Hung terus menatapnya dengan mata menyorotkan
sinar aneh, lalu tertawa.
"Kakak Yun, legalah hatiku, Aku tadi mengira engkau
sengaja mendorongku, maka aku pun ingin bunuh diri," ujar
Ling Hung. "Adik Hung, dengarkanlah!" Pek Yun Hui mengeraskan
hati. "Kakak Yun, katakanlah! Aku pasti dengar dan menurut
seandainya engkau bilang tidak mencintaiku, aku pun tidak
akan membencimu Sungguh!" ujar Ling Hung sambil
tersenyum. "Adik Hung, aku bukan tidak mencintaimu, melainkan
aku...." Baru berkata sampai di sini, air muka Ling Hung telah
berubah. "Melainkan apa?" tanya gadis itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara kecil!" bentak Sie Bun Yun. "Kalau engkau berani
menebuskan kata-kata yang menyakitkan hati adik Hung, aku
pasti tidak akan melepaskanmu!"
"Aaaakh.,." keluh Pek Yun Hui, lalu melangkah ke depan
perahu. "Kakak Yun!" Ling Hung segera menyusulnya.
Pek Yun Hui berdiri di tempat sambil memandang arus
sungai yang terus mengalir pemandangan itu membuat
hatinya seperti tersayat "Kakak Yun, perkataanmu barusan masih belum usai," ujar
Ling Hung yang berdiri di sisinya.
Pek Yun Hui menoleh, tampak wajah Ling Hung pucat pias
seperti kertas, dan sekujur badannya bergemetar.
"Adik Hung, apakah engkau tidak tahu Sie Bun Yun amat
mencintaimu?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku tahu itu," sahut Ling Hung.
"Karena engkau tidak mencintainya, maka dia begitu
berduka," ujar Pek Yun Hui sambil menatapnya. "Apakah
hatimu sama sekali tidak tergerak?"
"Kakak Yun!" Ling Hung menarik nafas panjang, "Aku
merasa bersalah terhadapnya, Namun aku cuma seorang diri
dan memiliki sebuah hati, sedangkan hatiku telah
mencintaimu." Pek Yun Hui diam, dan di saat itu terdengarlah suara tawa
Sie Bun Yun yang memilukan hati.
"Saudara kecil!" ujarnya pula, "Walau adik Hung tidak
mencintaiku, aku tetap tidak menyalahkannya, lagi puIa... cinta
tidak bisa dipaksa."
Yang paling kesal di saat itu adalah Pat Pie Sin Ong-Tu
Wee Seng, ia menyaksikan adegan itu seakan sedang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menonton opera, ia bangkit berdiri menghampiri Pek Yun Hui
dengan membawa toya bambunya.
"Urusan kalian yang tidak karuan itu, sudah usai belum?"
tanyanya dingin. "Bukankah sudah usai?" sahut Sie Bun Yun sepatah demi
sepatah. "Kakak misan A Yun!" ucap Ling Hung sambil bersandar di
badan Pek Yun Hui. "Aku memang bersalah terhadapmu."
"Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa, "Adik Hung, jangan kau
ungkit lagi masalah itu!"
Pek Yun Hui malah tertegun. Kalau urusan ini masih
berlanjut, akan semakin sulit menyelesaikannya, Namun kalau
ia memberitahukan tentang identitas dirinya se-karang, ia
khawatir Ling Hung akan bunuh diri saking malu nya.
Di saat Pek Yun Hui sedang termenung, mendadak
terdengar suara deru arus sungai, bahkan terdengar pula
suara terompet. "Kalian cepat masuk!" bentak Pat Pie Sin Ong-Tu Wee
Seng. Karena hatinya sedang kesal, maka ketika mendengar
suara bentakan itu, Pek Yun Hui menyahut dingin.
"Kenapa kami harus menurut padamu?"
"Bocah sialan!" Caci To Pie Kim Kong-Thu It Kang. "Kakak
seperguruan adalah ketua partai Hwa San, tentunya kalian
harus menurut padanya!"
"Phui!" Ling Hung meludah, "Siapa berani menghina Kakak
Yunku?" "Gadis bedebah...."
"Kalian jangan ribut, cepat lihat!" Tu Wee Seng menunjuk
ke depan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Air muka Tu Wee Seng membuat mereka tertegun, sebab
Tu Wee Seng berkepandaian tinggi, namun saat ini justru
tampak gugup, Bukankah sungguh mengherankan7
Ternyata tampak hampir dua puluh orang berenang
mendekati perahu tersebut Mereka jelas sangat ahli dalam air,
bahkan tangan mereka juga memegang semacam senjata.
"Hm!" dengus Pat Pie Sin Ong Tu Wee Seng. "Memang
Kim Coa Suseng-Wang Han Siang tidak bernama kosong, dia
bisa menduga kita mengambil jalan air."
"Suheng, apakah mereka orang-orang ekspedisi Thian
Liong?" tanya Thu It Kang.
"Tidak salah," sahut Tu Wee Seng dan menambahkan
"Mereka mahir berenang dan membawa semacam alat, tentu
mereka ingin menenggelamkan perahu ini. Maka kalau di
antara kita masih ada yang ribut, kita pasti celaka."
Hati Pek Yun Hui dan Ling Hung kebat-kebit menyaksikan
itu. sedangkan Tu Wee Seng sudah mengeluarkan senjata
rahasianya, begitu pula Thu It Kang.
Tampak tiga orang berenang mendekati perahu, seketika
juga Thu It Kang mengayunkan tangannya melepaskan
senjata rahasianya. Ketiga orang itu tahu akan kelihayan senjata rahasia itu.
Maka mereka segera nyelam, Berselang beberapa saat
kemudian, ke tiga orang itu timbul lagi, Akan tetapi pada waktu
bersamaan, Tu Wee Seng mengayunkan tangannya
melepaskan senjata rahasianya dengan sepenuh tenaga.
Dua orang tidak keburu menyelam, maka tenggelam
selama-Iamanya, sedangkan salah seorang yang keburu
menyelam itu muncul di tempat lain lalu mendadak
mengeluarkan siulan aneh.
Begitu mendengar suara siulan itu, belasan orang yang
sedang berenang mendekati perahu itu langsung menyela m.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng dan Thu It Kang terus menunggu, tapi
mereka tidak timbul lagi, entah menghilang ke mana.
"Suheng, bagaimana baiknya?" tanya Thu It Kang.
"Hm!" dengus Tu Wee Seng dingin, lalu memandang Sie
Bun Yun seraya membentak, "Bocah! Di mana Cong Cin To
itu?" "Kenapa aku harus bilang?" sahut Sie Bun Yun ketus.
Demi Cong Cin To itu, Tu Wee Seng telah bermusuhan
dengan partai Thian Liong, tapi akhirnya tetap tidak
mengetahui barang itu berada di mana, Sudah puluhan tahun
ia berkecimpung di rimba persilatan dan selama itu tidak
pernah mengalami hal seperti ini. Maka begitu mendengar
jawaban Sie Bun Yun yang ketus itu, amarahnya langsung
memuncak "Bocah, apakah engkau mau cari mati?" bentaknya
mengguntur, lalu mendadak menyerangnya dengan jurus
Taysan To Liu (Air Mengalir di Gunung Taysan).
Sie Bun Yun mana punya tenaga untuk menangkis
serangan itu" Namun pada saat bersamaan, Pek Yun Hui pun
membentak. "Jangan bergerak!"
Tu Wee Seng berhenti menyerang Sie Bun Yun, lalu
membalikkan badannya memandang Pek Yun Hui
"Bocah, engkau telah ingkar janji, masih mau omong
apalagi?" bentak Tu Wee Seng.
Pek Yun Hui memang telah berjanji, apabila Tu Wee Seng
berhasil menyelamatkan Sie Bun Yun, ia akan menyuruh
pemuda tersebut memperlihatkan Cong Cin To itu pada Tu
Wee Seng. Kenapa Pek Yun Hui berani berjanji begitu, sebab ia tahu
bahwa Cong Cin To itu sama sekali tiada gunanya, karena
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kitab pusaka Kui Goan Pit Cek telah berada di tangan Na Hai
Peng, gurunya. Dibentak begitu, Pek Yun Hui membungkam, sedangkan
Tu Wee Seng mulai menyerang Sie Bun Yun lagi.
Pek Yun Hui dan Ling Hung saling memandang, kemudian
mereka berdua melesat ke arah Sie Bun Yun, Pek Yun Hui
tidak membuang waktu, langsung menyerang Tu Wee Seng
dengan gerakan Hui Pok Liu Cua (Air Terjun Kembali Ke
Suraber), lalu disusul lagi dengan gerakan Kim Liong Sam
Hiang (Naga Emas Muncul Tiga Kali), Kedua gerakan itu
berasal dari Kui Goan Pit Cek, maka sangat aneh dan dahsyat
Ling Hung yang berdiri di samping Sie Bun Yun, terus
mengawasi Thu It Kang. Tiba-tiba orang itu membentak dan
sekaligus menyerang punggung Pek Yun Hui, tentunya tidak
terlepas dari mata Ling Hung. Gadis itu segera menyerangnya
dengan trisulanya mengeluarkan jurus Cun Thauw Coh Hoat
(Rerumput Mulai Tumbuh Di Musim Semi).
sementara Tu Wee Seng tahu ilmu pedang Pek Yun Hui
sangat aneh dan lihay, maka ia pun berhati-hati
menghadapinya, Akan tetapi, ruangan dalam perahu itu tidak
begitu luas, sehingga membuat Tu Wee Seng agak kurang
leluasa berkelit Karena itu, Tu Wee Seng segera mengeluarkan ilmu
andalannya, yaitu jurus yang amat dahsyat dan aneh pula,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tahu-tahu toya bambu Tu Wee Seng telah menekan pedang
Pek Yun Hui. Ternyata Tu Wee Seng melancarkan jurus Hui
Hong Soh Liu (Angin Puyuh Menyapu Pohon), bahkan juga
disertai Lweekang, maka seketika Pek Yun Hui merasa
pedangnya menjadi berat sekali.
"Ha ha!" Tu Wee Seng tertawa gelak sambil maju
selangkah Pek Yun Hui ingin mengangkat pedangnya, tapi tidak bisa
dan malah terdesak mundur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di saat itu pula Tu Wee Seng menyerang lagi dengan jurus
Sin Liong Sam Hiang (Naga Sakti Muncul Tiga Kali),
mengarah pada dada Pek Yun Hui.
Sungguh aneh jurus tersebut sehingga Pek Yun Hui tidak
bisa berkelit, dan terpaksalah menangkis dengan pedangnya,
Walau Pek Yun Hui menangkisnya, namun ujung toya bambu
itu tetap meluncur ke arah dada Pek Yun Hui.
Tu Wee Seng yakin, dada Pek Yun Hui pasti ber-lubang,
karena itu ia pun tertawa gelak, Di saat begitu kritis,
mendadak Pek Yun Hui mengerahkan Ngo Heng Mie Cong Pu
(llmu Langkah Ajaib). Pada waktu bersamaan terdengarlah
suara ledakan. "Bummm!" Perahu itu pun bergoyang-goyang.
Di saat itulah Pek Yun Hui berhasil berkelit menyelamatkan
diri dari serangan Tu Wee Seng, Namun sesaat kemudian
terdengar lagi suara ledakan.
"Bummm! Bummmm!"
Tak lama air pun menerobos masuk, Kini sadarlah mereka
bahwa orang-orang yang berenang tadi mulai melubangi
dasar perahu, Pek Yun Hui dan Tu Wee Seng langsung
berhenti bertarung. Namun dalam waktu se-kejap, air sudah
mulai menggenang di dalam perahu dan perahu itu pun mulai
miring. Tu Wee Seng bersiul panjang, lalu melesat ke luar Thu It
Kang pun melesat ke luar mengikuti kakak seperguruannya
itu. "Adik Hung, cepat ke luar!" seru Pek Yun Hui dan berkata
pada Sie Bun Yunyang berdiri seperti kehilangan sukma,
"Saudara Bun Yun, kapal sudah hampir teng-gelam, cepatlah
keluar!" "Saudara kecil!" sahut Sie Bun Yun sambil tertawa getir.
"Lukaku belum sembuh, lebih baik engkau menjaga adik Hung
saja!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Bun Yun, kalau engkau mati, aku pun tidak mau
hidup lagi," ucap Pek Yun Hui tanpa sadar.
Sie Bun Yun tertegun mendengar ucapan
Walet Besi 1 Kilas Balik Merah Salju Karya Gu Long Kasih Diantara Remaja 5

Cari Blog Ini