Pendekar Seribu Diri Karya Aone Bagian 7
kemampuan yumi dalam melempar shuriken telah meningkat
drastis dari sebelumnya. diceritakan memang panjang, padahal
kejadiannnya begitu singkat. brukkk Silelaki baju hitam terjatuh
dilantai dan segera ditolong kawannya yang sudah bangkit.
"Senjata ini..." Desis siperempuan buruk muka lirih.
"Cucu kura-kura siapa yang berbuat keributan disini.." Dari
Jendela seorang kakek-kakek berbaju berjubah hijau berkata
lantang sambil meneguk Arak dari Guci.
"Maafkan kami Locianpwee kami hanya menyelesaikan sedikit
urusan hutang" Aram mewakili.
"heh, bocah bau kencur cucu kura-kura. masakah engkau
menagih hutang di rumah makan heh?"
"Begini locianpwee, bila locianpwee memberikan hutang pada
orang lain lalu locianpwee hendak menagihnya, namun orang itu
selalu melarikan diri. dan bila pada suatu hari locianpwee
bertemu dengan orangnya apa yang akan dilakukan locianpwee"
"Tentu saja menagihnya goblok" bentak kakek itu.
458 "Nah beitulah dengan kami saat ini" Aram tersenyum penuh
kemenangan. sikakek tergagap, ia terjebak dengan permainkan
kata sianak muda. namun ia tak mau mengaku kalah, cepat ia
berkata lagi. "lihatlah seluruh kedai ini berantakan, bukankah itu malah
merepotkan yang ketiga."
"Sekarang ia, tapi nanti tidak."
"Jangan berkata yang menyulitkanku bocah"
"Hehe, maksud boanpwee sekarang memang pihak ketiga akan
dirugikan. tapi setelah ini pasti pemilik restoran akan ketiban
untung" "Untung kepalamu gondrong" Sikakek mencak-mencak.
"ia locianpwee, rambut boapwee memang gondrong locianpwee"
Sikakek makin keki. ia segera meneguk araknya. "Glekkk..." Tapi
ternyata isinya telah habis sikakek segera kocok-kocokan
gucinya namun tak ada suara. mulut sikakek manyun
kebelakang, sebab giginya tidak ada sehingga terlihat lucu
dimata Aram. Sambil menahan geli Aram berkata. "Mari duduk disana
locianpwee, disana masih ada tiga kati arak.., jikalau mau kita
beli lagi" Aram mengajak.
459 Seperti anak kecil saja kakek itu mengikut dibelakang Aram.
setelah sampai Aram mempersilahkan duduk dengan diiringi tatapan kagum
oleh sekian banyak kaum persilatan. diantara mereka siapakah
yang tak mengenal kakek itu, dalam dunia persilatan ia dikenal
dengan sebutan Arak seribu kati, mengenai namanya tak ada
seorangpun yang mengenalnya.
Dia berprinsip Arak adalah segalanya, segala urusan beres bila
dengan Arak, menang minum arak senang atau sedih juga
minum arak begitupula bila kalah tetap minum arak. jadi
kesimpulannya dalam suasana apapun arak adalah segalanya.
"Arak yang bagus hehe?" kakek itu memuji.
"Akh, rasanya tak lengkap bila tidak ada tarian, jelita yumi
menarilah dengan mereka" Kata Aram sambil menunjuk
kawanan baju hitam ditengah kedai.
"Sampai mereka mati?" Jelita Indria bertanya.
"Terserah kalian, boleh sampai mati atau sampai sekarat saja.
yang penting hutang kita lunas"
"Tarian apa bocah, kok sampai mati segala?" kakek itu bertanya.
"Tarian mencabut nyawa,.."
"Menyeramkan sekali!" gumam kakek itu dengan mata
memandang tajam ke arah arena sambil meneguk gucinya.
460 Aram edarkan pandangannya, dilihatnya disebelah kiri pemilik
kedai mengumpat dimeja kasir dengan ketakutan. "hey
kemarilah" perintahnya lembut.
Sang pemilik itu celingak-celinguk antara mendekati atau tidak,
namun sepertinya ia tidak berani membantah. dengan terseokseok ia mendekat.
"Ada yang hamba bantu, kongcu?"
"Ambilkan Arak terbaik sepuluh guci, " Pemilik kedai itu
melenggong, rupanya Aram mengerti apa yang dipikirkan
Sipemilik kedai, "jangan khawatir aku akan mengganti rugi keruksakan kedaimu
juga makanan dan minuman yang kubayar"
Dengan ragu pemilik kedai itu segera lri kebelakang namun
hatinya sedikit lega juga mendengar janji Aram.
Jelita Indria dan Yumi segera memandang ketiga kawanan baju
hitam itu dengan mata dipicingkan.
Angkara dan Ryusuke saling berteriak memberi semangat
kepada kedua gadis itu. "Habisi dalam dua gerak tarian saja yumi!"
"ayo Dria semangat tunjukan kebolehanmu!"
461 Mendapat dukungan dari sang kekasih yumi segera memajukan
kaki kanannya tubuhnya memutar seiring dengan kaki kirinya,
tangannya membuat lingkaran didepan tubuh sehingga lekuk
tubuhnya menonjol, gerakannya sungguh indah dan gesit.tak
ingin kalah Jelita Indria juga segera melakukan hal yang sama
dengan yumi sehingga keduanya mirip seperti dua dewi yang
sedang menari.. Sebenarnya itu adalah kembangan jurus dari jurus dewa dewi
langit menari, jurus sang legenda persilatan tanah jawa
Sepasang Dewa Dewi dari Jawadwipa. seharusnya jurus itu
dilakukan berpasangan namun ternyata dilakukan sendiri juga
tak mengurangi kehebatannya adapun jurus itu terdiri dari 5
jurus yaitu ewa dan dewi tersenyum, dewa dan dewi menebar
kasih, dewa merayu dewi cemberut, dewi menari dewa bahagia,
dewa murka dewi menangis, dan dewa dan dewi mengamuk.
Wuuut, Wwess...! Yumi dan Jelita indria bergerak mendekat dan.....
Agaknya Kawanan baju hitam itu terbawa suasana tarian indah.
tiba-tiba saja dari balik baju Jelita Indria dan Yumi muncul
sebilah pedang pandak. dan segera menyerang. Kawanan
Berbaju Hitam itu terperanjat melihat serangan yang begitu
mendadak. Tebasan pedang Yumi kepada Lelaki berbadan
pendek dihindari dengan tubuh miring ke kiri, tapi pedangnya
segera disabetkan ke atas. Bretttt...! Pedang yumi merobek
pakaian Silelaki berbaju pendek, meski tak menimbulkan luka
462 apa pun di tubuh Silelaki berbaju pendek tak urung wajahnya
telah berubah pucat pasi.
Sedangkan serangan Jelita indria menusuk dada siperempuan
buruk muka, namun dipertengahan jarak, jelita indria segera
membelokan pedangnya kebelakang kepada Silelaki baju hitam
berbadan tegap. Dengan disertai angin tajam pedang Jelita
indria menyambar leher Lelaki itu.
"akhhh" Dengan disertai jeritan kaget Lelaki berbadan tegap itu berusaha
untuk mengelak. namun tak urung dilehernya tercipta goresan
merah. tak berhenti begitu saja, jelita indria melemparkan
pedangnya kebelakang. "Jrubbb" "Akkhh" Ternyata pedang itu menusuk lengan Si perempuan buruk muka,
sekali dayung dua pulau terlampaui, benar-benar siasat
bertarung yang luar biasa.
"Hiaaaahh...!!" Jelita Indria melemparkan sebuah tali halus
kearah pedangnya, dan tali itu kemudian melilit digagang
pedang. dengan sekali sentakan pedang itu kembali kearah
Jelita Indria. 463 Tiba-tiba, dari arah belakang jelita indria terhembus angin tajam
menggiriskan kulit. Tetapi Yumi menangkis serangan itu
menggunakan pedang yang ia pegang.
Traaak...! Serangan itu dapat tertahan sehingga jelita indria dapat
menerima pedangnya dengan baik sekaligus membabatkan
kebelakang. Wuuut, crraass...! "Aaahkk...!" orang yang membokong itu mendelik seketika,
perutnya robek dan isinya mulai berhamburan. tak kalah
cepatnya yumi juga menyabetkan pedangnya yang bergerak dari
atas ke bawah. Wuuut...! Craaas...! Pedang itu membelah tubuh pembokong
yang tak lain adalah silelaki bertubuh pendek dari ubun-ubun
sampai keselangkangannya..
tanpa ampun lelaki itu tumbang tanpa nyawa lagi.
Brrruuk...! Rupanya ketika silelaki bertumbuh pendek bertarung dengan
yumi ia terdesak hingga mendekati Jelita indria, melihat
kesempatan bahwa jelita indria tidak bersenjata lagi, ia nekat
menyerang. namun naas, nasibnya tidak sebaik apa yang
dipikirkannya. nyawanya melayang sebelum ia menebaskan
pedangnya ditubuh Jelita Indria.
464 Kakek Arak seribu kati yang sejak tadi menonton pertarungan
yang sadis itu kali ini ia bergumam.
"Benar-benar sadis kedua perempuan ini. jurus-jurusnya benarbenar indah sekaligus mematikan, sebaiknya hentikan saja
tarian ini" "apakah locianpwee merasa ngeri"."
Kakek Arak seribu kati terdiam, ia benar-benar mati kutu bila
berhadpan orang disampingnya, dengan menggerundel tak jelas
kakek itu kembali memperhatikan pertarungan diarena.
Aram tertawa ringan sambil kembali meneguk tuaknya, tiba-tiba
matanya menangkap sesuatu yang membuatnya tersenyum
berseri. "Dria, Yumi lekaslah,... rekan kita sudah datang..."
"benarkah, baiklah waktu bermain sudah habis mengasolah
dialam baka." teriak Yumi sambil menyerang siperempuan buruk
muka yang sedang terluka, Dengan menekuk silang pada kaki
dengan suatu putaran Yumi menyabetkan pedangnya kearah
leher. "Rubah merobek mangsa"
Siperempuan buruk muka merunduk kebawah, namun tiba-tiba
Yumi melemparkan pedangnya keatas, dan sebuah tendangan
keras menghampiri mukanya.
465 "Desss" "Akkkhh" "Settt" Jrubbb...Brukk"
Ternyata pedang yang dilemparkan keatas itu itu ditangkap
ketika jatuh oleh Yumi dan dengan telak ditusukan kedada
Perempuan itu. maka berakhirlah nyawa dari perempuan buruk
rupa itu. Yumi berpaling kesamping, dilihatnya Jelita Indria juga telah
menyelesaikan pertarungannya. setelah saling berpandangan
keduanya tersenyum dan tertawa. lalu berlarian menuju kekasih
hatinya yang disambut dengan pelukan dan ciuman mesra.
Ternyata ketka yumi menyerbu Siperempuan buruk muka, jelita
Indria juga secara berbarengan menyerang lelaki berbadan
tegap yang telah terluka, terutama pahanya itu.
"Pedang Pemburu mangsa"
Jelita Indria berteriak melengking sambil melemparkan
pedangnya, dengan menganggap enteng Silelaki berbadan
tegap menahan pedangnya menggunakan tangannya dengan
merangkap dada. "Tekk" pedang itu memang dapat ditahan silelaki berbadan
tegap dengan menangkap batang pedang namun Jelita Indria
melompat dan menendang gagang pedang itu sehingga
menancap ditubuhnya. Maka Lelaki itupun mati secara
466 bersamaan dengan temannya yang lain.
Melihat itu, Bengsan dan kawan-kawan terpengarah melihat
kelihaian dua gadis itu, selama merek berkecimpung dalam
dunia persilatan baru kali ini mereka sadari bahwa diatas langit
memang ada langit. . . . **** "A..Aram, apa yang hendak engkau lakukan," Angkara bertanya,
"Bermain-main..." Aram berkata enteng. sambil mengangkat
mayat lelaki berbadan tegap. kemudian ia melemparkan mayat
itu kearah tulisan yang telah ia buat, seperti telah diperhitungkan
sebelumnya, mayat itu tiba-tiba meledak mengagetkan semua
orang yang ada disitu. lebih hebatnya lagi, darah mayat itu
semuanya menggurat mengikuti tulisan itu tanpa berceceran
seperti dagingnya.. jika bukan memiliki tenaga dalam yang tinggi
mustahil bisa melakukan itu.
Tiba-tiba.... "Kalian ini, datang-datang malah membuat keributan, benarbenar membuat orang keki.." Sebuah suara yang akrab ditelinga
orang berkata di pintu kedai.
Aram berpaling, dilihatnya tiga sosok orang yang tidak asing lagi
baginya. mereka adalah Thian Liong, Thian Hong Li dan Amuk
Samudra. yang barusan berkata itu adalah Thian Liong.
"Sepasan pendekar Naga dan Hong."
467 "Pendekar Samudera mengamuk"
berbagai seruan terkejut mengiringi kehadiran tiga sosok itu,
memanglah sejak kedatangan kembali ke tionggoan dari tanah
seribu pulau kedua bersaudara she Thian dan Amuk samudera
itu menggegerkan dunia persilatan tanah Tionggoan, Kedua
Saudara She Thian Kemudian digelari orang sebagai Sepasang
Pendekar Naga dan Hong sedangkan Amuk Samudera digelari
orang sebagai Pendekar Samudera Mengamuk,
Mereka terkenal sebagai pendekar muda paling menonjol dari
kalangan golongan putih, sedangkan Amuk samudera meski
termasuk golongan putih ditanah tionggoan namun sifat dan
kelakuannya lebih tepat masuk golongan merdeka sebab ia
paling senang berbuat onar.
"hehehe.... kau juga datang Liong Ji, Hong Ji" Suara Kakek Arak
Seribu kati. "Susiok..." Kedua She Thian Berseru kaget lalu kemudian
mendekati dan memberi hormat.
"Hahaa... bangunlah kalian berdua. hehe,,.. kalian bertutur sapa
dengan pemuda liar ini, apakah kalian saling mengenal", .."
Thian Hong berpaling kepada Thian Hong li. membuat wajah
Thian Hong Li memerah malu. rupanya Kakek seribu katipun
paham, ia segera tertawa terbahak-bahak menambah kemaluan
Thian Hong Li. 468 "Sudah sana, kau pasti kangen dengannya!" Goda Kakek seribu
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kati, Thian Liong tersenyum kepada Thian Hong Li, dan rupanya
Thian Hong li paham tanda itu, segera ia berlari menuju Aram
yang sedang bersandar ditiang kedai., mereka segera
berpelukan haru melepas rindu didada.
Mata Thian Hong li yang dulunya sayu kini mulai bercahaya, dia
tampak cantik dengan bajunya yang berwarna hijau muda dan
jubah hijau tua. "Kau kurus sekali, Hong Moay..!" Bisik Aram ditelinga Thian
Hong Li yang membuat ia menggelinjang geli. dengan sebat ia
berpaling kearah Aram namun ia kembali mundur, mengapa"
"Akh,... Engkoh matamu...!" Dengan heran dan ragu Thian Hong
Li menatap mata Aram yang tajam seperti Rajawali. cukup lama
mereka bertatapan hingga pada suatu ketika Aram menunduk,
setetes air mata jatuh dipipinya, membuat suasana dikedai itu
diliputi kesedihan dan kepahitan mendalam seakan ikut larut
dalam kesedihan Aram. "Aku hanya mengalami sedikit insiden kecil" Jawabnya setelah
menimbang-nimbang. dan sepertinya Thian Hong Li pun tak
mengatakan apa-apa ia tak bertanya apa-apa lagi. sebab ia
paham apa yang sedang terjadi,
ketika ia menatap mata Aram, kontak mata dan pikiran tak dapat
dihindarkan lagi olehnya, sebab ia melihat dalam pikirannya apa
yang terjadi waktu itu. 469 Thian Hong li menubruk Aram dan menangis tersedu-sedu.
Thian Liong kebingungan dengan apa yang sedang ditangisi
adiknya. segera ia mendekat bersama dengan Kakek Arak
seribu kati. "Aram..." Panggil Thian Liong.
Aram berpaling kepada Thian Liong, seperti halnya dengan
Thian Hong Li, merekapun berpandangn dengan cukup lama.
betapa kagetnya Thian Liong ketika menatap mata Aram dan
terjadi Kontak pikiran, ia melihat seakan mengalaminya sendiri
ketika Aram dicambuki, dicongkel matanya, disayati tubuhnya
juga ketika berjalan dengan merangkak. Thian Liong tak
sanggup lagi melihatnya dengan segera ia melepas kontak
pikirannya. Setelah terlepas Thian Liong muntah-muntah karena ngeri,
Kakek Arak seribu kati terkejut segera ia menolongnya meski ia
tak tahu apa yang sedang terjadi namun dilihat dari sorot mata
kengerian dari Thian Liong ia cukup paham bahwa ada sesuatu
yang tidak beres sedang akan atau sudah terjadi.
"Kau Tidak apa-apa Liong Ji?"
Thian Liong tak menjawab namun segera ia merangkul Aram
bersama adiknya. "Sungguh-sungguh berat penderitaanmu Aram,
syukurlah...syukurlah kau.." Thian Liong tak sanggup berkata
apa-apa lagi. ia merangkul Aram dengan erat. yang melihatnya
470 sungguh terheran-heran... sebenarnya apa yang sedang terjadi
pikir mereka. "Sudahlah Kak, Hong Moay, semuanya sudah terjadi lagipula
aku sudah berada disini bersama kalian! meski kini,... aku bukan
manusia yang normal lagi" Aram menghibur. Tampaknya Thian
Liong dan Thian Hong dibuat mengerti juga dengan berat hati
mereka melepas pelukan itu.
"Syukurlah ilmu itu sudah kalian sempurnakan,.. aku turut
berbahagia.." Aram mengalihkan pembahasan.
"rasanya tidak enak bila kita berdiri terus, sebaiknya kita
mengobrol sambil minum minum itu terasa membahagiaakan"
sambungnya lagi. "Terserah" Thian Liong menjawab setengah ngambang. ruanya
jiwanya masih belum juga kembali melihat kengerian dalam
kontak batin itu. "Pelayan sini" Aram memanggil pelayan yang diam mematung di
meja kasir. "Ya Kongcu.." "Aram merogoh kantong dalam bajunya dari balik bajunya itu ia
mengambil empat batang emas dan dua berlian sebesar kepalan
bayi, "Segini cukup.."
471 Mata Pelayan itu membelalak besar melihat batangan emas dan
berlian itu, "Cuk..cukup kongcu, malah lebihh" Ucapnya gagap.
"Ya sudah, aku jamu semua tamu yang ada disini untuk makan
bareng sekaligus carikan aku lima setel pakaian. untukku
berwarna biru langit, dan kau lihat empat orang yang berbaju
aneh itu, carikan juga pakaian untuk mereka warnanya samakan
saja dengan yang mereka pakai, perlu kutambah uangnya?".
"tidak usah kongcu segini juga masih cukup malah masih ada
sisa" "hehehe, lekas hidangkan makanan untuk mereka, juga arak
terbaiknya ditambah"
Aram segera berkata lantang. " Saudara-saudara sekalian,
Cayhe bernama Aram Widiawan, maafkan bila kami
mengganggu Tayhiap sekalian, sebagai permohonan maaf kami
akan menjamu Tayhiap sekalian untuk mencicipi makanan di
kedai ini, silahkan..silahkan"
Riuh rendah sahutan Para kaum rimba hijau itu mendapat
tawaran yang langka itu, mereka disuguhi pertarungan yang
mendebarkan, Arak juga makanan, jarang-jarang ada pendekar
yang bersifat seperti itu. meski ada namun dapat dihitung
dengan jari saja. Akhirnya mereka segera menikmati jamuan itu hingga larut
malam, suara tawa gembira, candaan dan suara malam menjadi
472 satu dikedai itu, dalam keadaan itu pemilik kedai adalah orang
yang paling diuntungkan apalagi setelah beredar tulisan dengan
dicampuri darah anggota Nawa Awatara itu.
MUNCULNYA SEBUAH PERKUMPULAN Nawa Awatara di
daerah tionggoan menimbulkan tragedi berdarah dimanapun
mereka mendirikan markas yang biasa disebut markas cabang
itu. Hari itu masyarakat awam dan Kaum Rimba hijau sedang
berpesta bahagia khususnya bagi mereka yang selalu ditindas,
mengapakah demikian"
Ternyata dalam waktu satu malam telah terjadi hal yang
menggemparkan sekaligus mengejutkan. peristiwa yang
meminta korban jiwa para Anggota Nawa Awatara yang dibantai
habis seluruh anggotanya bahkan markasnya telah rata dengan
tanah. Kematian mereka secara aneh dengan kondisi sama
semuanya terpenggal kepalanya dan tak ada luka lain seakan
para Anggota Nawa Awatara hanyalah patung yang bisa dengan
mudah dipenggal. Padahal sebenarnya kemampuan dari mereka setingkat dengan
jago-jago kelas satu lalu mengapakah bisa dengan mudahnya
mereka mati terpenggal" tak ada saksi mata dalam pembunuhan
itu, si pembunuh itu sama sekali tak meninggalkan
ciripembunuhan hanya meninggalkan mayat yang
bergelimpangan saja membentuk tulisan "AKU MENGHILANG
DATANGLAH TENANG AKU MUNCUL DATANGLAH DARAH".
473 Jika terjadi di satu tempat saja itu tidaklah aneh, lalu bagaimana
bila kejadian itu terjadi sama di lima tempat yang saling
berjauhan" Adapun tempat itu adalah Kanglam, Hopak, Ciat kang, Siauw an
dan lokyang. dengan cepat berita itu tersebar kemana-mana
sehingga membuat gempar seluruh daerah tionggoan, anggota
kay-pang telah disebar demi mencari keberadaan sang
Pembunuh. ciri-cirinya mereka ketahui keterangan dari Pemilik
Kedai yang dulu dijadikan pertarungan Oleh Aram, apalagi
tulisan pertamanya yang dibuat dengan disaksikan beberapa
kaum persilatan sudah menjadi rahasia umum.
Nama Sepasang Pendekar Naga dan Hong, Pendekar
Samudera mengamuk bahkan Si Arak seribu Kati juga menjadi
bahan pembicaraan seluruh umat persilatan ditanah tionggoan.
Pasar, Kedai, Perguruan, danau, lautan bahkan di ladangpun
berita itu selalu menjadi buah bibir.
Sementara ditempat lain disebuah tebing yang menjulang tinggi
mencakar langit sembilan orang sedang duduk menatap awan
yang berarak di sebuah bangunan kecil dari bambu.
?"kau memang liar dan gila-gilaan anak muda," Seorang kakek
berbaju hijau juga berjubah hijau berkata kepada seorang
pemuda tampan berbaju biru dengan jubahnya yang melambailambai.
474 "Ketua, aku tak melihat siapapun disini... kemanakah yang lain
sehingga bangunan ini kosong begini...." Amuk Samudera
menyela membuat Sikakek cemberut.
"Hemm...., "Aram hanya menggumam saja tak menjawab
pertanyaan keduanya. "Ada yang bisa aku bantu engkoh...."
Suara Thian Hong Li berbisik dalam batinnya. "Dapatkah engkau
mencari dimana nenek, dan yang lainnya sekarang.." Aram
menjawab dalam batin, sehingga yang lain tidak dapat
mendengar percakapan itu.
Thian Hong Li bersila, ia meletakan telapak tangan kirinya
didepan dada, sementara pergelangan tangan kanannya
disimpan diatas tangan kirinya, tiga jarinya yaitu ibu jari, jari
manis dan kelingking ditekuk menyisakan jari tengah dan
telunjuk yang diarahkan keatas, kedua matanya terpejam,
mengumpulkan segenap konsentrasinya.
Awal mula terlihat gelap, perlahan-lahan Thian Hong li
merasakan tubuhnya melayang-layang di sebuah ruang hampa,
Thian Hong Li paham bahwa ia baru memulai pengembaraan
Sukmanya, mulanya Thian Hong Li kebingungan harus
memanggil siapa, setelah berpikir akhirnya ia memilih Nyi
Permata Dewi atau Dewi Pemanah Asmara sebagai jembatan
penghubungnya. Thian Hong li memusatkan perhatian sekaligus mengingat wajah
dan karater Dewi Pemanah Asmara, perlahan-lahan ia
mengumpulkannya dalam sebuah bentuk dan mengirimkan
475 getaran batin untuk memanggil Dewi Pemanah asmara ke Alam
yang ia ciptakan sendiri.
Disebuah tempat lain di sebuah pegunungan hijau dengan
dikelilingi awan yang menggumpal dan menari-nari empat orang
manusia berlainan jenis dan usia sedang melakukan suatu
aktifitas yang membuat tanya dalam hati. dua orang sedang
duduk memperhatikan dan dua lainnya sedang bertarung
dengan sengit, yang menonton itu adalah seorang kakek tua
dengan dandanan super aneh, bajunya terdiri dari dua warna,
kanan terbuat dari kain sutra berwarna biru, sementara yang kiri
terbuat dari karung goni berwarna coklat. Celananya juga terdiri
dari dua jenis, kiri pendek dan kanan panjang, dia tak lain adalah
Ki Asmaradanu adanya. . .
yang satunya lagi adalah seorang lelaki seumuran dengan ki
Asmaradanu, dia memakai baju Kuning gading dengan guci
ditangannya, matanya sayu dengan kantong mata yang cukup
tebal. wajahnya pucat sepertinya ia terlalu keseringan mabuk.
dilihat dari ciri-cirinya dia memanglah Sipemabuk dari selatan
adanya. Sementara yang bertarung itu adalah seorang wanita paruh
baya berambut terurai sepanjang punggung. Perempuan itu
mengenakan jubah tanpa lengan warna merah. Dadanya ditutup
dengan selembar kain warna hijau muda. Namun masih tampak
kencang dan menantang. dilihat dari ciri cirinya jelaslah ia salah
satu datuk ilmu silat yang dikenal dengan julukan "Dewi
Pemanah Asmara" yang bernama asli Nyi Permata Dewi.
dengan seorang gadis cantik berhidung mancung diapit matanya
476 yang jeli dan sayu ia berbaju kain sutera berwarna kelabu
dengan tubuh mungil namun berisi, teriakannya merdu
melengking mendayu-dayu mengikat siapapun yang
mendengarnya, sebab itu adalah sebuah ilmu milik Nyi Permata
Dewi yang dinamakan Mengikat Pikiran menjerat jantung.
ia adalh Melati yang sedang dididik olah kanuragannya oleh tiga
orang datuk dunia persilatan jadi bisa dibayangkan jika olah
kanuragannya sudah setingkat apa. apalagi dua guru
sebelumnya yang memberikan dasar ilmu tinggi beserta jurus
pamungkasnya menjadikan Melati seorang gadis cantik yang
berimu bukan olah-olah. Tampak melati memainkan jurus-jurus silat penuh gelora
semangat di bawah siraman sinar mentari hangat dan angin
sepoi-sepoi yang dilayani oleh Nyi Permata Dewi dengan tak
kalah hebatnya, "Hiaaa!" Pekikan lantang Melati menggelegar merobek langit mencakar
udara. seraya menusuk perut Nyi Permata dewi dengan tangan
kanannya. meskipun hanya tangan kosong ketajamannya
tidaklah dibawah pedang mustika terbukti dengan desisan angin
yang tersayat oleh tangan kanan itu., itu juga menandakan kalau
tenaga dalam gadis ini sudah mencapai tingkat tinggi lebih
daripada sebelumnya. Serangan itu dipapaki dengan tangan kosong pula oleh Nyi
Permata Dewi sehingga: 477 "Trang" "Trang" "Blaaarrrr!" Terdengar suara dentingan pedang yang beradu, rupanya
tangan kosong mereka yang sudah dialiri tenaga dalam itu
menjadikannya seperti logam, sehingga ketika dua tangan itu
beradu terdengar dentingan pedang.
"Cukup, Anakku!" seru Nyi Permata Dewi. yang ternyata
mendapatkan suatu tanda getaran dalam batinnya, segera ia
bersila menenangkan hatinya.
Sipemabuk dari selatan dan Ki Asmaradanu saling
berpandangan, sedangkan melati juga tak kalah herannya
namun ia ak mengganggu. segera ia bersemadi mengembalikan
kekuatannya. Setelah Nyi Permata Dewi Bersemadi segera saja ia terasa
melayang diruang hampa menembus kabut berwarna jingga.
hingga ia sampai di tempat yang serba lembayung, didepannya
seorang gadis cantik duduk bersila sambil tersenyum
kepadanya, Tentu saja Nyi Permata Dewi terkejut sekaligus
kagum akan kemampuan Gadis itu. gadis yang ia tahu sebagai
kekasih cucunya. "Nenek, maafkan Ananda hingga mengganggu nenek" Gadis
yang ternyata adalah Thian Hong berbasa basi setelah Nyi
Permata Dewi duduk dihadapannya.
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
478 "tidak apa-apa anakku, ada apakah gerangan"." tanya Nyi
Permata Dewi Maklum. "Engkoh Aram meminta ananda untuk memanggil nenek dan
yang lain sekaligus mencari keberadaan nenek untuk segera
datang kemarkas,.." "Apakah Ia sudah Pulang.... Terimakasih Tuhan... Kau lindungi
nyawanya.." Gumam Nyi Permata Dewi.
"Ia nek, ia pulang tapi....."
"Tapi,...tapi Apa?"
"Seluruh Tubuhnya dipenuhi dengan luka, juga matanya yang
dulu telah hilang berganti dengan mata yang lain.."
"Luka" " Thian Hong li tak sanggup lagi membendung air matanya,
dengan sedih ia segera menceritakan apa yang sudah terjadi
dengan Aram yang ia ketahui melalui Kontak Pikiran.
Setelah mendengar penuturan Thian Hong Li Nyi Permata Dewi
menghela Nafas panjang juga tersenyum pedih, butiran air mata
jatuh dipelipisnya. kemudian ia diam sehingga keduanya
membisu dan asyik dengan lamunan masing-masing....
"Nek...!" "Akh ya..." Nyi Permata Dewi tersentak dari lamunannya,.
479 "Ananda belum menguasai ilmu ini dengan sempurna sehingga
ananda tidak dapat mempertahankannya lebih lama lagi.."
Tak usah dijelaskan secara rincipun Nyi Permata Dewi Paham
dengan ucapan Thian Hong Li segera ia berkata " Tidak Apa-apa
Anakku, nenek kagum dengan kemampuanmu ini, sangat jarang
ada seorang gadis belia seusiamu dapat melakukan Perjalanan
sukma.." Merah Wajah Thian Hong Li mendapat Pujian itu, untuk
menutupi rasa malu itu melati segera berkata :
"Nek, Engkoh Aram akan menjemput nenek dengan sebuah
lingkaran penembus dimensi, bilamana nenek melihat sebuah
lingkaran berwarna toska masuklah kesana..."
Perlahan-lahan tubuh Thian Hong Li lenyap dari pandangan
mata, sepertinya gadis itu tidak dapat lagi mempertahankan
ilmunya. begitupula dengan Tubuh Nyi Permata dewi yang
mengabur dan segera kembali ketubuh asalnya.
Nyi Permata Dewi buka matanya, benarlah saja disampingnya
disebuah batu cadas terdapat lingkaran berwarna toska yang
sedang dikelilingi oleh Sipemabuk dari selatan, Melati dan Ki
Asmaradanu. "Kau tahu apa ini?" tanya Sipemabuk dari selatan kepada Nyi
Permata Dewi. Nyi Permata Dewi Tersenyum ia segelara
berseloroh. 480 "Murid Tunggalmu sedang menunggu dibalik sana, mari
masuk..." Nyi Permata dewi mendahului yang lainnya. meski
ragu namun tiada tak ada pilihan lagi bagi mereka, akhirnya
mereka segera masuk kedalam sana...
"Nenek, Ayah Guru " Seru Aram sambil menghormat....
"Murid sialan, semakin hari semakin gila saja ilmumu itu..."
gerutu Sipemabuk Dari Selatan kepada Aram yang sedang
cengengesan. "Cucuku, kau Memanggil kami namun mengapa kau melupakan
yang satu?" tanya Nyi Permata Dewi.
"Habisnya, masa aku harus menghormat kepadanya" bukankah
itu terbalik nek" Aram manyun seraya merentangkan tangannya.
Mendapat kesempatan emas, Melati segera berlari kepelukan
Aram... melihat tingkah Aram semuanya tertawa menertawakan
dirinya, namun Aram tak mempedulikan malah tangan kanannya
dilingkarkan di pinggang ramping Thian Hong Li.
"Dasar serakah, satu saja belum kau nikahin kau malah nyosor
yang lainnya.." Ki Asmaradanu berkomentar.
"Hihi....tidak apa-apa kok ayah mertua, lagipula ananda tidak
sanggup melayaninya bila hanya sendirian, bahkan mungkin dua
orang juga kita gak bakalan sanggup.." Celetuk Thian Hong Li
membuat wajah Melati yang masih belum berpengalaman
memerah. 481 "Husshh.... bicara apa kamu sayang, tapi benar juga yah.. satu
mana cukup..." Timpal Aram membuat suasana semakin meriah
dengan canda dan tawa. Pulau yang tak bernama dipesisir pantai selatan bergemuruh. Air
laut menggapai-gapai karang tinggi menjulang.langit masih biru
dengan garis putih keabu-abuan. Kelapa melambai-lambai
digoyang angin. Seorang Pemuda tampan berbaju hijau transparan dan jubah
panahan hijaunya mengikatkan sebuah pedang bermata delapan
dipunggung. mata tajamnya mencorong tajam laksana rajawali,
"Jika tak berani menyantroni kandang macan tak mungkin aku
bisa mendapatkan anaknya.." gumamnya dalam hati sambil
meloncat-loncat seperti tupai diatas pepohonan.
Seperti bayangan saja ia melesat menembusi pintu batu
penembus tempat menuju dunia luar, Anak buahnya sama sekali
tak mengetahui kepergiannya itu, sebab Aram melesat dengan
cepatnya hingga tak membuat goyang api yang dilewatinya.
Setelah diluar segera ia merubah dirinya dengan mengeluarkan
segenap emosi nafsu liarnya, Aram merasakan tubuhnya panas
menggelegak melewati segenap simpul syarafnya. diatas kulit
punggung dan bokongnya ia merasakan seakan ada energi yang
akan meledak keluar, ia ingin menjerit namun yang keluar hanya
lengkingan seperti Rajawali. "Keeeeaaaakkkkk" suara itu
menjerit merobek-robek gendang telinga siapapun yang
mendengarnya. 482 Rambut yang dulu hitam kini perlahan memutih, namun bukan
putih seperti orang tua, putih itu berwarna keperakan yang
melambai-lambai tertiup angin. semilir angin malam begitu dingin
meresap tulang. Dengan sekali sentakan tubuhnya meloncat dari tebing itu.
"Werrrr" Sayapnya yang sudah berkembang menghentak udara
membuat tubuhnya melayang. setelah berputar-putar sebentar ia
melesat menuju arah barat daya menyusurri hutan belantara
diatas awan-awan kelabu. Ditempat lain disebuah pulau yang dikenal dengan nama
Borneo, tepatnya di desa Mujung Sungkur seorang pemuda
berusia sekitar duapuluh sembilan tahunan, wajahnya cakap
dengan tahi lalat di atas alis sebelah kiri, hidungnya mancung,
bibirnya tipis seperti perempuan. rambutnya sebatas pundak
memakai baju merah darah, didada kirinya terdapat rajahan
piramida berantai dengan bertulisan angka sembilan sedang
duduk dengan ditemani empat orang perempuan berbeda rupa,
yang pertama berwjah cantik dengan kulit seputih salju, yang
kedua berwajah manis namun kulitnya hitam, yang ketiga
wajahnya tidak memiliki keistimewaan apapun namun entah
mengapa bisa bergaul dengan mereka, dan yang terakhir adalah
seorang perempuan dengan wajah buruk lebih tepatnya
mengerikan bersenda gurau sambil bertawa-tawa.
Keempat perempuan itu dalam kondisi badan telanjang,
ditubuhnya hanya melekat sebuah selendang transparan
dilehernya, entah mengapa maksudnya itu.
483 Dihadapan mereka berjajar manusia-manusia dengan corak
berbeda macam, suara gelak tawa berpadu dengan musik yang
merdu dan sedikit membakar gairah berdenting nyaring,
Beberapa perempuan bernyanyi sambil menari dalam keadaan
polos membuat hadirin semakin panas,
Salah satu dari Penari itu adalah seorang gadis belia berusia
kira-kira sembilan belas tahun, wajahnya cantik jelita bagaikan
bidadari, tubuhnya berkulit kuning putih bersih bagaikan susu
khas tanah jawa, sepasang pipinya kemerahan seperti gadis
yang sedang dicekoki tuak menambah gairah siapapun yang
melihatnya. Sepasang matanya jeli dan sayu. sepasang bibirnya
berbentuk indah, kecil penuh berkulit halus tipis, berwarna segar
kemerahan bagaikan buah yang sudah masak. Hidungnya kecil
mancung menyempurnakan kecantikannya. Rambutnya
sepunggung agak awut-awutan kurang teratur rapi, akan tetapi
hal ini, sekali-kali tidak mengurangi kecantikannya, bahkan
mendatangkan gairah yang tak wajar buat kalbu tiap laki-laki.
Bentuk tubuhnya menggiurkan, ramping dan penuh, kedua
gunung dengan puncak kemerah-merahan mencuat bergetargetar mengikuti gerak tubuhnya. bagian lembahnya bersih dan
terawat rapi bahkan terlihat sedikit mengkilap. tubuhnya benarbenar proporsional untuk kalangan remaja seumuran gadis itu.
mendatangkan pemandangan yang benar-benar luar biasa.
Tiga orang laki-laki tua mengikutinya menari disampingnya
dengan sekali-kali mencolek bagian tubuh gadis itu. dan
tampaknya gadis itupun tak keberatan dengan tingkah nakal
484 ketiga laki-laki tua yang mencolek-colek tubuhnya, bahkan gadis
itu mengerang menikmati sentuhan itu.
"Emhhh..akhhhh..." Suara yang keluar dari bibir indah ini amat
merdu bagaikan nyanyian burung dipagi hari membuat malam
yang begitu dingin menjadi hangat dalam kalbu.mendengar
suara itu, ketiga lelaki tua itu semakin bersemangat. salah
seorang lelaki tua itu memegang kedua pundak gadis penari itu,
dan menggoyangkan tubuhnya lalu berkata:
"Indah sekali tubuhmu, nona....!"
Orang tua mata keranjang ini merasa betapa pundak penari itu
terasa halus, lunak, dan hangat. Juga dari rambut penari itu
tercium olehnya keharuman yang membuat semangatnya
melayang jauh ke langit ketujuh.
"bagaimana menurutmu gadis yang kucekoki dengan pil Buluh
rindu berahi itu..Tiga Setan Neraka"!"
kata seorang Pemuda yang bermata liar dan licik. Pemuda ini
adalah salah satu pelindung dari Ketua Nawa Awatara, jadi
meski masih muda, kemampuannya tidak dapat diremehkan. dia
adalah si Pangeran Keempat Pandara Gala.
Mendengar ucapan Pangeran Keempat Pandara Gala ini, para
tamu yang duduk terdekat di tempat itu tertawa dan semua bibir
tersenyum dengan mata mengerling penuh arti ke arah penari
itu. 485 "Ha, ha, ha! Kau memang hebat Pangeran Keempat, bagaimana
jikalau gadis ini kita jadikan Kartu As malam ini!" kata Salah satu
dari Setan Neraka. teriakan riuh rendah dari hadirin bergemuruh.
"Nah, bagaimana denganmu nona cantik..." yang satunya lagi
berkata pada gadis penari itu. sunyi senyap diruangan itu,
mendadak musik berhenti serempak juga para penari diam
sebentar mengambil nafas. maka dari itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa semua orang memperhatikan jawaban ini.
Dengan gaya yang memikat hati, gadis penari itu menundukkan
wajah kemalu-maluan, kemudian ia memperdengarkan suaranya
yang merdu. "Baiklah...tuan-tuanku yang terhormat, namun kali ini izinkanlah
aku untuk menari menghibur kalian."
"Bagus, bagus! Benar-benar ide yang bagus!" Ketiga Setan
Neraka berseru gembira sambil menepuk-nepuk pundak gadis
itu dan mengelusnya. "Baiklah Nona lekas menari. Aku tak sabar lagi untuk segera
menikmati tarianmu yang indah!" Ucapan ini mendapat
sambutan sebagai pernyataan setuju dari sebagian besar para
tamu yang hadir di situ. "Mau lekas menari atau mau yang itu..!" gadis itu cekikikan . lalu
berdiri tegak, dan memulai tariannya, tarian itu begitu indah
menggiurkan entah tariannya, atau mungkin juga gerakan
tubuhnya yang menggiurkan itu.
486 Tubuhnya bergerak dengan lemah gemulai bagaikan sebatang
pohon yang tertiup angin. Sepuluh jari tangannya yang kecil dan
halus itu seakan-akan sepuluh ekor ular yang hidup dan
bergerak amat indahnya. Pinggangnya yang ramping bergerak
melenggang-lenggok mengikuti irama musik. Kerling matanya
benar-benar menghipnotis setiap hadirin, apalagi gadis itu dalam
keadaan telanjang, Setelah menari beberapa lama, gadis itu lalu memperliar
tariannya, sehingga beberapa bagian penting dalam tubuhnya
semakin sering terkuak. Makin terpesonalah semua hadirin
menyaksikan tarian itu, karena benar-benar amat indahnya.
Pada saat semua orang bergembira karena melihat betapa
indahnya tarian gadis itu, mendadak ....,
Terdengar bentakan nyaring menggelegar mengagetkan setiap
hadirin., tahu-tahu di tengah ruangan itu telah berdiri seorang
pemuda dengan sikap gagah.
"Aku Datang..... !" demikian Pemuda itu membentak.
Tentu saja semua orang terkejut sekali mendengar bentakan ini
dan semua mata memandang ke arah gadis yang baru datang
ini. Dia adalah Seorang Pemuda tampan berbaju hijau
transparan dan jubah panahan hijaunya mengikatkan sebuah
pedang bermata delapan dipunggung. mata tajamnya
mencorong tajam laksana rajawali, ia berdiri dengan tubuh tegak
dan dadanya membusung ke depan seperti orang yang
menantang, kedua kakinya dipentang sedikit ke kanan kiri,
487 Para penari yang tadi kini telah serabutan melarikan diri kebilik
ruangan, hanya gadis yang tadi dijadikan kartu as saja yang
tampak berdiri melenggong dihadapan pemuda itu.
Sementara para hadirin lainnya mundur kebelakang sebanb
mereka sudah mengenal kehebatan pemuda yang menyatroni
tempat itu, para Pelindung dari ketua Nawa Awatara yang tadi
bersenang-senang mundur hingga mengelilingi ketuanya.
"Enyah Kau...." Pemuda yang tak lain adalah Aram itu
membentak gemetar sebab ia mengenali gadis itu sebagai anak
buahnya. Tanjung Putri itulah Nama Gadis itu.
"Selamat datang dikediaman kami Aram Widiawan, aku pikir kau
telah mati dalam penyerbuan itu... ada apakah gerangan
sehingga seorang pendekar sepertimu mengunjungi kediaman
kami yang buruk ini"
Sambut seorang pemuda berusia sekitar duapuluh sembilan
tahunan, wajahnya cakap dengan tahi lalat di atas alis sebelah
kiri, hidungnya mancung, bibirnya tipis seperti perempuan.
rambutnya sebatas pundak memakai baju merah darah, didada
kirinya terdapat rajahan piramida berantai dengan bertulisan
angka sembilan sedang duduk dengan ditemani empat orang
perempuan berbeda rupa itu.
Aram tersenyum pahit, senyuman yang begitu gemas dan sedih
sebab dilihatnya kenanga dan Nyi Mawar juga sedang main Api
dengan Pemuda itu, 488 "Aku hanya menagih nyawa anak buahku" begitu sinis dan
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
singkat ucapan itu. Ketua Perkumpulan Nawa Awatara alias
Maharaja Sembilan Dewa itu manggut manggut dan maju
kehadapan Aram hingga keduanya bertatapan tegang.
Suasana yang tadi begitu gembira dalam waktu hitungan detik
berubah menjadi tegang. tempat itu begitu sepi seakan badai
yang sedang mempersiapkan senjatanya dan akan meledak
setiap saat. "Ketua, biarlah kami yang memberinya pelajaran.." seru salah
seorang dari pengawalnya. Tampaklah tiga orang pengawal
yang tadi diam dibelakang, dengan senjata terhunus dan wajah
menampilkan sikap menghina selangkah demi selangkah
mendekati Aram. Aram menjengek dingin menyaksikan kedatangan ketiga
pengawal itu, lalu ia menegur dengan nada dingin
"Kalian belum setimpal untuk bertarung melawanku"
"Bangsat Kubunuh dirimu" bentakan gusar tiba-tiba menggelegar
diangkasa. Tiga pengawal itu membentak keras dan segera
menerjang maju kedepan, bayangan pedang memburu dengan
kecepatan yang luar biasa ketiga batang senjata tajam itu
menerjang ketiga bagian penting Aram, Pengawal Pertama
menyabetkan pedangnya kearah leher, pengawal ke dua kearah
lutut dan arahnya berlawanan dengan serangan pengawal
pertama, sementara pengawal satunya lagi menyabetkannya
489 dari bawah keatas. serangan itu benar-benar keji dan
mematikan. Aram mengambil nafas dalam, tubuhnya sama sekali tidak
berkutik dari tempat semula hanya meliuk-liuk mengikuti arah
serangan sehingga serangan itu tak ada satupun yang
mengenainya, itulah yang dinamakan dengan jurus Rubah
melengang lenggok. Serangan yang dilancarkan ketiga
pengawal itu benar-benar cepat dan sepenuh tenaga, akibatnya
mereka tidak bisa menghentikan laju serangan dan terjadilah.
"Tranggg,,," tiga buah senjata itu beradu sehingga pemiliknya
merasakan tangannya dan bergetar.
Tiba-tiba... laksana kilat aram mengangkat telapak kanannya
dan mengirim satu pukulan kedepan, Tiada desiran angin tajam
yang menggidikkan hati, tiada deruan angin pukulan yang
menderu- deru udara tetap tenang dan sunyi. Tapi pada saat
itulah ditengah angkasa berkumandang tiga kali jeritan
melengking yang menyayatkan hati, ketiga pengawal itu
mencelat sejauh dua tombak dari tempat semula dan terkapar
didekat dinding ruangan itu dalam keadaan tak bernyawa lagi.
"Oooh...." hampir semua orang yang hadir dalam ruangan itu
menjadi kaget, mereka tak menyangka dalam satu gerakan
tangan yang sederhana dari pemuda itu, dapat mengantarkan
tiga Pengawal Maharaja Sembilan Dewa. padahal mereka tahu
sendiri kekuatan mereka seperti apa.
490 Aram sama sekali tidak memandang tiga sosok mayat yang
terkapar dalam keadaan mengerikan itu, dengan dingin ia
berkata. "Jangan lagi mengorbankan Anak buahmu Maharaja."
Dengan wajah menyeringai bengis dan tertawa seram yang
memekakkan telinga, selangkah demi selangkah Maharaja
Sembilan Dewa masuk kembali kegelanggang pertarungan.
Tanpa sadar para jago jago Nawa Awatara semua mundur ke
belakang, sorot mata Maharaja Sembilan Dewa menatap wajah
Aram tanpa berkedip. kian lama jarak di antara mereka kian
mendekat. "Took.. took... took..." langkah kaki yang berat seakan-akan gada
yang menghantam jantung setiapjago dalam ruangan itu.
"kau memang pantas menjadi lawan utamaku Aram.... namun
belum cukup untuk dapat membunuhku..."
"Haa haa haa.. dapat atau tidak itu urusan belakangan,
sebaiknya kita urus saja yang ada dihadapan kita..."
Sambil mengobrol selangkah demi selangkah Maharaja
Sembilan Dewa lanjutkan tindakannya mendekati Aram. jika
seandainya Aram hanya bernyalikan tikus mungkin ia bakal
terkencing-kencing melarikan diri. namun Aram tetaplah Aram.
seperti Anjing kepepet lompat ketembok, kucing terdesak naik
kepohon, setelah tiba dan menantang bertarung tak ada dalam
kamusnya untuk mundur tanpa bertarung, kalah menang sudah
491 biasa, hakikatnya ia sudah siap menghadapi segala resikonya.
dalam keadaan terdesak apapun dan siapapun manusia akan
menunjukan segala potensinya, dan itulah yang dimanfaatkan
Aram, membiarkan dirinya kepepet dengan datang sendirian.
lalu memanfaatkan tenaga naluri alamiah yang bangkit sebagai
senjata utama, jika bukan Aram siapakah yang akan bertindak
sedemikian rupa gilanya. Maharaja Sembilan Dewa memasang kuda-kuda, telapak yang
semula lurus kebawah perlahan-lahan diangkat keatas, serunya
ketus. "Sekarang bersiaplah, aku akan menyerang"
"Aku sudah siap sedari tadi.. "
"Hiaaa"....Hiaaa" bentakan keras berkumandang diruangan itu,
Ditengah bentakan keras mereka saling menerjang kemuka
secara berbareng, cahaya pedang dan bayangan pedang
memancar keempat penjuru kedua serangan itu ganas, cepat
dan luar biasa sekali, deruan angin pukulan menderu-deru dan
nampak menyeramkan sekali.
Ditengah ketegangan yang memuncak dan menyelimuti seluruh
ruangan, Maharaja Sembilan Dewa segera mempergencar
serangannya, tubuh yang kekar menerjang kemuka dengan
cepatnya, bagaikan setan gentayangan dia menyerang Aram,
Serentetan dentingan pedang yang mendebarkan hati segera
berkumandang dari ruangan tengah, Waktu itu napsu
492 membunuh telah menyelimuti seluruh benak kedua ketua dua
perkumpulan itu, sambil mendengus dingin Maharaja Sembilan
Dewa putar badan dan melancarkan serangan dahsyat.
Serentetan cahaya merah yang amat menyilaukan mata
memancar ketengah udara, Aram terkejut, segera ia
melintangkan pedangnya dan
Suara Teriakan kebahagiaan dari Anggota Nawa Awaytara
bersahut-sahutan, "hidup Maharaja Sembilan Dewa,... hidup
Maharaja Sembilan Dewa"
"Ketua Maharaja Sembilan Dewa, apakah dia harus kita bunuh?"
Salah seorang pengawalnya yang ternyata adalah Permaisuri ke
dua geram, sebab kekasihnya mati dibunuh pemuda kita.
"Hahaha.... terlalu enak baginya bila ia harus mati dengan cepat,
lekas bawa dia ke penjara neraka, ikat tulang pundaknya dengan
rantai..." Perintah Maharaja Sembilan Dewa.
Permaisuri itu tak membantah, segera ia menggusur tubuh Aram
kesebuah ruangan lain disisi ruangan itu, kemudian Permaisuri
itu menekan salah satu tombol dari batu sehingga lantainya
membuka. setelah terbuka segera Permaisuri kedua,
memabawanya kesebuah ruangan yang lembab, bau busuk dan
bau amis. setelah itu ia segera disandarkan disebuah dinding
yang ada rantainya, sebentar saja Permaisuri Kedua
menyelesaikan tugasnya dan kembali keruangan atas.
493 Tak selang begitu lama, ketika Aram siuman didalam penjara, ia
merasa kepalanya sangat berat, ia tidak tahu dimana dirinya
berada saat itu dan sudah lewat berapa lamanya. Pelahan-lahan
ia merasakan kesakitan pada punggung, paha dan bokong. Ia
ingin membalik tubuh supaya tempat yang kesakitan itu tidak
tertindih dibawah, tapi mendadak pundaknya juga kesakitan luar
biasa, juga ia mendengar suara gemerincingnya benturan besi,
waktu ia menunduk, ia lihat ada dua utas rantai menjulur turun
dari pundaknya sendiri. Karuan ia kaget namun bibirnya malah
tersenyum manis seakan memenangkan sebuah pertempuran,
mengapakah demikian. "Hehe, otot tulangmu telah dirusak orang, kepandaianmu telah
punah semua, he-he, tapi kau malah tersenyum gembira, aneh
sungguh aneh!" tiba-tiba suara seorang berkata dengan dingin
dipojok kamar penjara itu.
Waktu ia berpaling, ia lihat diujung sana ada lima pasang mata
menatapnya dengan sayu. Ia tidak terkejut. malah tersenyum
lembut. "apakah yang berhadapan dengan saya adalah Ketua Lima
Perguruan Putih?" Aram bertanya.
Keempat orang itu wajahnya penuh berewok, hanya satu yang
tidak ternyata ia adalah seorang perempuan. rambutnya panjang
terurai sampai diatas pundak, bajunya compang-camping tak
keruan hingga lebih mirip orang hutan. Ada juga persamaannya
dengan dirinya, yaitu kaki-tangan orang itupun diborgol, bahkan
tulang pundaknya juga ditembusi dua utas rantai.
494 "Hm, benar.. siapakah kau anak muda... maafkan mata kami
yang tak bisa melihat wajahmu lagi semua ilmu kami sudah
musnah?" keluh salah satu dari mereka.
"Jangan Khawatirkan itu, lebih baik kita segera meninggalkan
tempat ini...." Aram berkata.
"haha... bagaimana caranya, sementara dirimu juga tak begitu
jauh kondisinya dengan kami."
Aram tak menggubris, tangan kanannya segera melepaskan
borgol rantai dikedua tangannya, dengan sekali sentakan rantai
dari besi itu hancur berantakan, kemudian Aram segera
mencabut kedua utas tali rantai di pundaknya dan berdiri.
Tentu saja ketua Lima Perguruan Golongan Putih terkejut luar
biasa, bagaimana mungkin seseorang yang dihancurkan tulang
pundaknya dapat melakukan itu.
Ternyata ketika bertarung, sewaktu ia melentik dan tangannya
masuk kedalam saku ia mengambil dua butir pil, pil itu ia telan
ketika ia melentik tanpa diketahui oleh Maharaja Sembilan
Dewa. pil itu dapat menawarkan serangan Racun dari Telapak
Darah Merah. juga dapat meringankan detak jantung layaknya
seorang kercunan, jadi tidak salah jika Maharaja Sembilan
Dewapun terkecoh. Tubuh Aram bukanlah seperti layaknya orang Normal, ketika
tubuhnya digusur sebenarnya ia sudah siuman, namun ia
mematikan segenap rasanya sehingga ia tak merasakan apa495
apa ketika ia jatuh bangun sewaktu digusur oleh Permaisuri
Kedua,. Ketika bagian Pundaknya akan di tusuk dan dihancurkan Aram
merubah tulangnya kedalam bentuk halus, jadi meski ditusuk
hanya luarnya saja yang kena. lalu mengapakah ia bersusah
payah melakukan itu" ternyata ia memang bertujuan
melepaskan tahanan, hanya cara yang ia pakai melebihi batas
kewajaran, membiarkan diri terjebak dan dijadikan sandera itu
adalah sebuah hal yang sangat lucu dan gila tapi dialah Aram
sang pemuda kita. Aram segera melepaskan rantai, dan ikatan ikatan lainnya
ditubuh para ketua lima perguruan itu,
"Tunggu disini, tenangkan pikiran kalian aku akan membawa dua
orang lainnya.." Aram memerintah, tanpa membantah kelima
orang itu segera melaksanakan perintah itu.
Aram segera berjalan kesebuah sisi ruangan lain di tempat itu,
disepanjang perjalanannya itu, sisa sisa daging dan tengkorak
tampak berserakan. namun Aram sama sekali tak peduli,
dengan menajamkan pendengaran dan penciumannya akhirnya
ia menemukan sebuah titik yang ia cari,
Ruangan itu cukup terang dengan sebuah penerangan dari obor,
dua sosok tubuh manusia berlainan jenis tampak sedang
tergolek lemah berbaring dilantai yang dingin, tanpa berkata
Apa-apa Aram segera membuka ikatan tubuh mereka, tak ada
kata yang terucap dari dua sosok itu, sepertinya mereka sedang
496 berada dalam titik dibawah kesadaran, tubuh mereka
berlumuran darah yang sudah mengering, bajunya compang
campuing dan tubuh yang tinggal pembungkus tulang.
Sekali angkat saja, Aram dapat mengangkat dua tubuh itu tanpa
ada halangan yang berarti, setelah menimbang ia memilih untuk
kembali keruangan tadi. singkat cerita akhirnya Aram dapat
kembali keruangan tadi dengan sambutan gembira dari kelima
orang ketua lima perguruan golongan putih.
"Siapakah yang berada dipundakmu Anak muda...?" tanya salah
satu dari mereka yang perempuan. dia tak lain adalah Nyi
Sawitri dari perguruan teratai putih adanya.
"Kijalak dan Nyi Renjani...." Aram menyahut singkat. segera ia
meletakan kedua tubuh itu didepan Ki Ardam yang membuat
kelima orang itu terkejut, diantara mereka siapakah yang tak
mengenal dua sosok datuk persilatan itu, mereka tak
menyangka bahwa dua datuk itupun ikut terjerumus kedalam
penjara neraka itu.. Lalu ia mulai berkosentrasi dengan alam pikirannya lagi. Terlihat
Aram bersujud kepada bumi, setelah bangkit tangannya diangkat
kelangit seperti menahan benda jatuh, kedua tangannya ditarik
kesamping membentuk ligkaran dan bertemu lagi didada seperti
saat menyembah. dengan disertai teriakan nyaring tangannya
didorongan kemuka. "Wahai bumi, wahai langit pinjamkanlah nafas kalian
padaku...Hiaaattt" 497 "WERRR,...." Dari dinding kokoh penjara itu muncul sebuah lingkaran sihir
berwarna toska. Kelima ketua perguruan putih lagi-lagi dibuat
terkejut dengan ilmu yang dimiliki pemuda yang ada
disampingnya itu, "mari masuk,.... " Aram segera memapah satu persatu kelima
orang itu dapat berdiri meski dengan sempoyongan... tak lupa ia
juga segera memanggul tubuh Ki Jalak dan Nyi Renjani keatas
pundaknya. Dengan beriringan, akhirnya mereka masuk kedalam lingkaran
itu, hingga mereka kembali kemarkas Bendera Awan Langit.
Setelah tiba disana, ternyata mereka disambut oleh para anak
buahnya yang rupanya sedang berkumpul panik mencari
ketuanya yang hilang tanpa permisi...
"Akh... Ada kejadian apakah sehingga wajah kalian terlihat panik
begitu".. ucap Aram memecah keheningan..
"Gerrr... Anak Sial, kalau pergi pamit dulu. jangan keluyuran
tanpa ada seorangpun yang tahu, kau membuat kami jantungan
saja... kau pergi kemana sih?" Sebuah suara mengguntur
memarahi dirinya, dialah Sipemabuk dari Selatan adanya.
"Aku gak kemana-mana kok, hanya menengok markas Nawa
Awatara sebentar, bersalaman dengan Maharaja Sembilan
Dewa main-main kepenjaranya dan pulangnya membawa oleh498
oleh... nih oleh-olehnya..! " Aram menunjuklan Nyi Renjani dan
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Ki Jalak beserta para Ketua Lima Perguruan.
"Melati, Hong moay, tolong siapkan dua buah pembaringan
untuk dua orang ini, juga ruangan istirahat untuk Tamuku, Lima
ketua Perguruan golongan putih.." timpal Aram sambil lalu dan
melesat masuk kedalam bangunan rumah membuat para anak
buahnya menangis tidak ketawa juga tidak hingga wajah mereka
terlihat begitu lucu. Nyi Permata Dewi, dan Sipemabuk dari Selatan dan beberapa
sahabat dekatnya menghela napas panjang, bukan hanya satu
kali mereka melihat dan menyaksikan Aram bersikap seperti
itu,... Mereka juga paham dengan ucapan Aram, menengok berarti
menyantroni, Bersalaman berarti bertarung, bermain-main
berarti dijebloskan, dan pulang berarti kabur sedangkan
membawa oleh-oleh berarti melepskan tahanan lainnya.
"Kakang, siapakah Kedua orang ini?" Melati bertanya.
"Nyi Renjani dan Ki Jalak.."
"Aaakkkhhh" Melati terpekik dan menutup wajahnya.. beberapa
tetes air matanya bercucuran dipipi menambah kecantikannya.
"Sudahlah, nanti malam ia akan siuman lagi, tolong kau panggil
nenek kemari.." Aram memerintah lagi.
"Heem.." melati membalikan meninggalkan Aram yang sedang
sibuk mengurut tubuh Nyi Renjani. butiran keringat tampak
499 berjatuhan dikeningnya, bau tumbuhan obat menyeruak
disekeliling tempat itu, tak lama kemudian munculah Nyi
Permata Dewi bersama Melati ketempat itu.
"Akh.... Kau sudah datang Nek, maukah nenek menolongku?"
Aram berkata. Nyi Permata Dewi melenggong sepertinya ia sedang syok
dengan keadaan waktu itu, meski ia sudah diberitahu melati
bahwa orang yang tadi dipanggul Aram itu adalah sahabatnya
namun tadi tak sebersitpun akan sangkaan itu,
"Apa yang harus kulakukan..." Nyi Permata Dewi berkata
gamang. "Urut dada Keduanya satu kali selama rentan waktu sejam
dengan menggunakan tenaga dalam" Aram berkata tenang
sambil merangkul pinggang melati dan beranjak meninggalkan
tempat itu. Ketika mereka melewati lorong menuju tempat dimana kelima
ketua perguruan, Seseorang mata menatap keduanya dengan
mata sedih dan cemburu, namun sepasang mata lain juga
melihat sosok mata yang sedang cemburu itu, lalu siapakah
keduanya". "Emmmm..". Aram menggumam,... sepertinya ia juga dapat
merasakn aura itu, namun ia tetap memajukan langkah kakinya,
hingga mereka sampai diruangan yang dituju itu.
"Selamat Pagi semuanya..." Aram menyapa mereka.
500 Mereka itu adalah seorang Lelaki Paruh baya berusia enam
puluh lima tahunan dengan baju serba kuning keemasan yang
sudah compang camping. atau yang biasa dipanggil dengan
Bintang Endrayana pewaris ketua generasi ke-124 Rajawali
emas. yang kedua adalah Seorang Kakek berusia Tujuh Puluh
lima tahunan dengan wajah ramah berbaju Ungu yang sudah
compang-camping pula kakek itu adalah Ki Ardam adanya. yang
ketiga adalah seorang wanita setengah baya dengan baju
kebaya kuning yang sudah bolong sana bolong sisi,yang tak lain
adalah Nyi Sawitri dari Perguruan teratai putih. yang keempat
adalah Seorang lelaki berusia tigapuluh tahunan berpenampilan
simple, hanya baju putih yang sudah kusam dengan kotoran dan
darah dengan gambar kepala harimau ditembus dua golok yang
menyilang, dia adalah Ki Bedu, yang terakhir adalah Ki Madya
Dari Perguruan bintang kemukus.
"Selamat pagi jua, Terimakasih engkau sudah menolong kami
Pendekar Seribu Diri," Bintang Endrayana yang sudah dapat
mengenali pemuda itu. "Tak usah sungkan, Istirahatlah... Baringkan tubuh kalian,
supaya kalian lekas mengembailikan tenaga dalam masingmasing." Aram menasihati sambil tersenyum.
Ia segera memeriksa mereka satu persatu, dia bergumam
dengan tenang disamping mereka.
"Ki Bedu, kau ganas dan berangasan... berani namun ceroboh,
bila kau marah maka tak peduli kawan maupun lawan kau babat
501 habis mirip sifat Api...," Merah wajah Ki bedu Si Golok Harimau
api. Aram segera melanjutkan ucapannya.
"Bintang Endrayana,... kau tidak memiliki pegangan yang kuat,
kadang ini kadang itu tergantung keadaan.... sifatmu terlalu
angin-anginan., lebih identik ke sifat angin.Ki Ardam, tenang
namun keras, membiarkan apa yang terjadi seperti air yang
mengalir, lebih tepat keair yang dalam. Nyi Sawitri, Lembut
namun tangkas, lebih tepat kekapas dan Ki madya teguh dan
mantap, kau pantas memiliki sifat tanah. yasudah, malam ini
kalian harus belajar memahami kawan kalian, sebab aku akan
membentuk barisan kalian berlima." Aram berkata sambil
meninggalkan mereka yang melenggong dengan menggandeng
melati kesebuah ruangan Pribadi Milik Aram, "
Ternyata disana juga ada Thian Hong Li yang sedang menunggu
kedatangan mereka berdua dan menyapa.
"Wah, mesranya..."
"haha...Ayo sayang malam ini kita lepaskan kepenatan" Ajak
Aram. "Ayuk.." Jawab Melati polos. Thian Hong Li tertawa cekikikan
sebab ia tahu itu adalah tanda bahwa mereka akan melakukan
"sesuatu" berbeda dengan melati yang tak tahu apa-apa.
"Kau tahu maksud ucapannya melati?" Thian Hong Li bertanya.
"Tidak..." jawab melati heran.
502 "Itu Artinya kau bakal menangis malam ini..."
"kok begitu?" Aram dan Thian Hong Li tertawa lucu, sedangkan Melati tampak
kebingungan, meski tak mengerti, daripada ia tak tenang
akhirnya ia memilih untuk ikut tertawa.
Ketiganya kemudian masuk kedalam ruangan itu dengan hati
yang riang gembira. Setiba di dalam ruangan atau kamar sambil terkikik kecil Thian
Hong Li berkata "Lati, ayo lekas buka pakaianmu...".
Kamar itu sangat besar dan bersih, Sebab Aram adalah Ketua
dalam perkumplan ini, sehingga kamarnyapun yang paling besar
dan indah.. "Tapi...." Melati mulai paham apa yang akan dan sedang terjadi.
"haha... bukankah kau sudah menyetujuinya sejak tadi diluar?"
Thian Hong Li tertawa ringan.
Dengan perasaan serba salah Melati hanya mengangguk lemah.
dengan gerakan lemah dan ragu penuh kemalu-maluan melati
perlahan-lahan melepaskan pakaian yang dikenakannya.
Terlihat pundaknya yang putih mulus, leher yang jenjang dan
pakaian dalam warna merah menyala, terpampang belahan bukit
membusung ketat di baliknya.
503 Melati berhenti sebentar, ia melirik kearah Aram yang sedang
memperhatikannya dengan senyuman lembut dan penuh cinta
dan berahi. kemudian ia berpaling kepada Thian Hong li,
ternyata tanpa merasa malu Thian Hong Li juga mulai
melepaskan pakaian luar dan pakaian dalamnya yang ketat dan
segera tampak sepasang bukit yang montok dihiasi puncaknya
yang kecil kemerahan. Tiba-tiba ia melepaskan rok panjang yang dipakainya dan
tampak pahanya yang mulus dan langsing, sambil tersenyum
tipis Thian Hong Li memiringkan tubuhnya yang padat berisi
sedikit menghadap Aram hingga terlihat jelas dihadapannya
bagian inti seorang perempuan. semua bagian tubuhnya sangat
menakjubkan. Setiap lekuk tubuhnya mampu membangkitkan
gairah setiap laki-laki. Melati tertegun, tanpa ada pilihan lain iapun segera melepaskan
baju dalamnya hingga langsung sepasang bukitnya mencuat
menantang. wajahnya segar dan bibirnya merah delima merekah
dengan sorot mata yang kemalu-maluan hingga menambah
kecantikannya. Tubuh Aram tergetar, tanpa menunggu Melati melepaskan
celananya, Aram sudah memeluknya dan melumat bibirnya
dengan rakus, Thian Hong Li tersenyum, dengan lembut ia
membimbing mereka untuk berbaring dipembaringan,
Malam semakin larut, deruan nafas yang memburu diantara
insan manusia bersahut-sahutan, suara jeritan kesakitan
terdengar melambangkan bahwa suatu dinding penghalang dalm
504 cinta telah terbobol, namun tak begitu lama kemudian terdengar
rintihan pelan menjadi melodi dalam keheningan hingga pada
suatu kesempatan mereka sudah mencapai dan menjerit, bukan
jeritan ngeri, bukan pula jeritan kesakitan melainkan sebuah
jeritan pengepresian diri dalam cinta.
Terlihatlah tubuh Aram memeluk tubuh Melti yang melengkung
indah kebelakang dengan erat. leher jenjang melati terpampang
begitu saja hingga Aram tak tahan untuk mengecupnya dengan
lembut. tak berhenti begitu saja, Aram segera bangkit dan menindih
seorang perempuan lainnya yang berbaring disamping
menunggu giliran sejak tadi,.. begitulah mereka bertamasya ke
puncak kesenangan dalam surga keindahan. nyanyian merdu
yang dikemas dalam jeritan begitu merdu dan memabukan
siapapun yang mendengarnya.
Tanpa mereka sadari dibalik pintu itu seorang gadis cantik
bertangis pilu bercucuran air mata. wajahnya sembab tubuhnya
sudah lunglai, dengan lesu gadis itu meninggalkan tempat yang
membuat hatinya dirundung pilu itu.
Cinta memang menyakitkan bila tak terbalas, lebih sakit lagi bila
cinta itu tidak kesampaian sebab sudah ada yang memiliki.
Fajar mulai mengintip dalam bayang bayang kegelapan, bintangbintang sudah menyelimutkan dirinya diantara langit yang hitam,
seorang pemuda tampan bertelanjang dada dengan tubuh
penuh luka berjalan santai menelusuri lorong-lorong dalam
505 kesunyian, langkah kakinya begitu ringan seperti kapas yang
turun kebumi, ia terus berjalan hingga sampai disebuah
perpustakaan yang dipenuhi dengan rak-rak buku yang berjejer
rapi. Perpustakaan itu lumayan besar, dindingnya terbuat dari batu
cadas yang berlumut hijau, beberapa ukiran indah menghiasi
tempat itu, obor-obor berjejer disekelilingnya menerangi ruangan
itu. batu-batu berbentuk balok berjejer rapi, sepertinya itu
merupakan sebuah bangku tempat membaca, perpustakaan itu
dibagi menjadi beberapa ruangan yang didepannya sudah
diberikan tanda berupa tulisan keterangan.
Ruangan paling kiri yaitu ruangan pertama bertuliskan "Kitab
Ilmu Silat dan Perang", sebelah kanan ruangan itu yaitu nomor
dua, bertuliskan "Kitab Perbintangan dan bumi" ruangan nomor
tiga bertuliskan "Kitab Obat dan Racun" ruangan nomor empat
bertuliskan "Kitab Sastra" dan yang terakhir bertuliskan "Ruang
Senjata". Ia masuk keruangan sebelah sisi kiri yang bertuliskan "Kitab Ilmu
Silat" dan terus meneliti kitab-kitab yang sudah lapuk maupun
yang masih baru., namun Aram belum juga berhenti meneliti
hingga ia menemukan enam buah kitab yang diinginkannya.
Kitab pertama bernama "Kitab Api Neraka"
Kitab Kedua bernama "Kitab Angin Topan"
Kitab Ketiga bernama "Kitab Samudera Kematian"
Kitab Keempat bernama "Kitab Kapas Surga"
506 Kitab Kelima bernama "Kitab Tanah Inti Bumi"
Dan yang terakhir adalah Kitab "Barisan lima elemen semesta"
Kelima kitab itu merupakan kitab yang sudah lama tak beredar
dalam dunia persilatan, tebukti dengan kitabnya yang terbuat
dari lembaran kulit kambing, dan tulisan kuno. sedangkan kitab
barisan lima elemen semesta merupakan kitab ilmu silat tunggal
yang tak pernah turun kepada pewaris lain dari lima Pendekar
Semesta Raya karena tak ada ahli warisnya yang sanggup
menguasainya. Setelah itu, ia segera keluar dari ruangan itu kemudian masuk
kedalam ruangan senjata, diruangan itu beribu-ribu macam
senjata berserakan, senjata rahasia, pedang, cerulit, pisau,
panah, kapak, cakram, golok, kaitan juga senjata senjata lainnya
tampak menggantung dan tergeletak begitu saja diruangan itu.
namun Aram tak melirik semua senjata itu, ia hanya mengambil
sebuah peti berukuran sedang, bergambarkan element-elemen
yang ada dibumi, setelah dibuka, ternyata isinya hanya sarung
tangan dari bahan yang sama namun dipunggung telapak
tangan itu tertera simbol-simbol alam, diantaranya adalah lima
elemen tadi juga masih banyak lainnya seperti petir, kayu, besi,
emas, dan lainnya. Diambilnya lima pasang sarung tangan kelima elemen tadi dan
menutup kembali petinya, setelah itu, ia segera beranjak
meninggalkan perpustakaan menuju dimana ketua lima
perguruan berada. 507 Setelah tiba, ia segera mengetuk pintu itu, tak begitu lama seraut
wajah cantik yang sudah tertelan usia membukakan pintu,
wajahnya begitu bercahaya dan berseri-seri.
"Akh, Ketua eh maksud saya tuan pendekar, silahkan masuk..."
Ucapnya ramah. "Terimakasih Nyi..." Aram menjawab sambil masuk kedalam
ruangan. diruangan itu terlihat empat orang lainnya sedang
duduk bersila diatas pembaringan masing-masing, sepertinya
mereka baru bersemadi. "Bagaimana keadaan kalian saat ini?" Aram berbasa-basi.
sambil duduk dikursi yang disediakan Nyi Sawitri.
"Kami merasakan lebih baik, berkat tuan pendekar,... kami masih
belum mempercayai bahwa tenaga dalam kami pulih meski
hanya sebagian, " Ki Ardam mewakili yang lain.
"Baiklah jikalau sudah merasa baik, saat ini kita sedang berada
dalam perang sebaiknya kita bergegas, semakin cepat semakin
baik... mari kita kesebuah tempat..." Aram berdiri dan
meninggalkan mereka. kelima ketua perguruan melenggong
dengan sifat Aram, namun mereka tidak memasukannya
kedalam hati, segera mereka mengikut Aram menyusurri loronglorong markas, beberapa Anggota Bendera Awan langit tampak
sibuk dengan aktivitasnya, ketika bertemu mereka segera
menyapa meski hanya sebagai basa-basi.
508 Aram dan kelima Perguruan kini sudah berada diluar ruangan,
langit biru kehitaman, matahari tampak kemalu-maluan
memunculkan dirinya dibalik bukit, daun-daun gemerisik
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyambut pagi dengan sapaan angin yang lembut.
Disebuah lapangan rumput dengan hiasan bebatuan, enam
orang manusia berdiri berhadapan. seseorang diantaranya yang
ternyata Aram segera berkata.
"Ini adalah lima kitab ilmu silat berdasarkan element, yang ku
sesuaikan dengan sifat masing-masing dari kalian, dalam kitab
ini berisi cara menghimpun tenaga dalam, menyembuhkan luka,
pertahanan maupun serangan. aku harap kalian menguasainya
dalam waktu singkat, untuk sementara kalian berlatihlah disini
menurut kitab yang kuberikan, dan yang satunya lagi merupakan
kitab barisan dari ilmu yang kalian pelajari, semua kitab ini
merupakan kitab yang sudah lama tak beredar dalam dunia
persilatan, jadi jangan heran bila kalian tak mengetahuinya, yang
kedua ini adalah lima pasang sarung tangan elemen sebagai
pembantu dari ilmu kalian, bisa dikatakan ini merupakan senjata
tangan kosong, sebab sarung tangan ini kuat senjata tajam, juga
racun. ini ambilah...." Aram menyerahkan kitab dan sarung
tangan itu ketangan masing-masing dan menyerahkan kitab
yang keenam kepada Ki Ardam.
"Entah apa yang harus aku ucapkan dengan budimu ini anak
muda,...." Ki Madya terenyuh hatinya, matanya berkaca-kaca
haru. 509 "Tak usah dipikirkan,... belajarlah dengan giat maka kalian sudah
membalas budiku,..." Aram menjawab degan tubuh yang mulai
kabur, "Anak..." Bintang Endrayana tak melanjutkan ucapannya sebab
tubuh Aram sudah lenyap dari pandangan,.
"Benar-benar bukan kemampuan yang bisa dianggap cetek.." Ki
Bedu mengomentari. "Sudahlah mari kita berlatih..." Nyi Sawitri mengingatkan, tanpa
berkata apa-apa lagi mereka segera membuka kitab masingmasing, lembaran demi lembaran mereka baca, ekspresi
kekaguman muncul dari wajah masing-masing. hanya dengan
membaca sekilas saja mereka sudah dapat melihat kwalitas dari
ilmu tersebut. Kembali ke Aram, Setelah mengatakan apa yang diinginkannya
Aram segera kembali ke-aula markas, kedatangannya ternyata
telah di tunggu oleh seorang lelaki paruh baya berusia empat
puluh delapan tahunan, berbaju hitam seperti orang yang
berduka cita, ya dia adalah Adipati Rajalela sang Raja ditanah
sunda ini. ia berduka cita atas kehancuran kerajaannya,.
Adipati Rajalela tersenyum ramah, dengan perlahan ia maju
kedepan Aram dan bersoja. Aram tersipu, dengan senyuman
dibibir ia bangunkan Adipati itu dan tersenyum.
"Tak usah banyak adat yang mulia,"
510 "jangan memanggilku yang mulia Ketua, panggilah namaku"
Adipati Rajalela menolak.
"Hem, baiklah Adi ada apakah gerangan?"
"Heh.... Hamba Ingin meminta tolong...?"
"meminta Tolong?" Aram heran.
"Laraspati, anakku.... ia." Adipati Rajalela terdiam,
"Ia mengapa?" "akh,... Ia kabur dari kamarnya"
"Oh, Apakah Adipati ingin saya mencarinya?"
"Bukan..." "Loh Kok bukan?" Aram semakin bingung.
"Anakku mencintaimu... sepertinya ia sedang cemburu"
"Ohh...." Aram mulai paham arah tujuan pembicaraan ini...
"Tapi, meski saya bisa menghiburnya tak mungkin saya
meninggalkan kekasihku, kecuali" Timpal Aram.
"Kecuali apa?" mata Adipati yang sudah tak bersemangat
kembali bersinar. 511 "Kecuali bila Laraspati mau tinggal bersama kami bertiga dan
Kedua kekasihku mengijinkan.."
Adipati Rajalela terdiam, membujuk anaknya untuk menerima
hidup bersama Aram berempat masih mungkin. namun
membujuk dua kekasih Aram untuk menerima anaknya adalah
hal yang paling tersulit.
"Baiklah Adi, mungkin saya akan berbicara dulu kepada mereka
berdua baru saya akan putuskan tindakan selanjutnya...." Putus
Aram. "Baiklah ketua, terimakasih atas pengertianmu..." Adipati
Rajalela bersoja dan meninggalkan Aram yang termangumangu. akhirnya ia putuskan untuk kembali keruangannya dan
membatalkan niatnya untuk berdiskusi dengan mantan anggota
ksatria satwa. Tanpa memperlihatkan kesekelilingnya Aram berjalan dengan
melamun, orang yang disampingnya tak ada yang mengganggu
sebab mereka tahu, bila ketuanya kadang bersikap aneh bila
akan melakukan sesuatu, tapi ada satu orang yang paham ada
yang sedang dengan keadaan Aram.
Orang itu kemudian menyikut temannya yang sama sedang
memperhatikan dan mengikutinya masuk kedalam ruangan
Pribadi Aram. mereka melihat Aram duduk di pembaringan
dengan meletakan tangannya didagu tanpa menyadari bahwa
ada yang mengikuti dan memperhatikannnya.
512 "Ada apa engkoh?" Orang pertama dari mereka menegur. Aram
terperanjat kaget, dilihatnya Thian Hong Li dan Melati
menatapnya dengan pandangan heran dan khawatir.
"Ekh, akh Anu.." Aram tergagap. ternyata orang secerdas dan
segagah dirinyapun masih tergagap bila berhadapan dengan
masalah CINTA. "Anu apa?" melati bertanya sambil mengusap pundaknya
lembut. "Adipati memintaku untuk meminang Anaknya ...." Aram berkata
ragu. "hihihi..." Melati dan Thian Hong Li cekikan.
"lihat, setan cilik mata keranjang ini sudah mendapat korban
baru..." Thian Hong Li berkata kepada melati membuat Aram
menunduk lesu. "oh, kakang... pergilah temui dia, kasihan dia menangis sendiri di
sebelah barat pantai... kami rela menerimanya sebab kami
sudah mengetahui bahwa putri itu sudah menyukaimu..!" Melati
menghibur. membuat mata Aram bersinar dan merangkulnya
lalu menciuminya dengan rakus sampai melati ngos-ngosan. lalu
tanpa pamit Aram juga merangkul Thian Hong Li dan
menciuminya, setelah puas tubuhnya melesat kejendela
meninggalkan dua gadis yang sedang ngos-ngosan itu.
Setelah menerobos hutan akhirnya sampailah Aram disebuah
pesisir pantai, benarlah saja disana terdapat gadis yang sedang
513 berselonjoran sambil menangis, kakinya yang putih mulus indah
itu dipermainka ombak membuat suasana semakin romantis.
suara gemericik air menjadikan sebuah musik pengiring dalam
suasana seperti itu..Gadis itu mendongakkan kepalanya melihat
langit biru yang menjadi atap dalam hidupnya.. Matahari mulai
bersinar sangat terangnya, cahaya keperakan, menimpa air laut
dengan tenang dan lembutnya membuat wajah cantik itu
tergambar jelas didalamnya .
Mata Aram tak bisa lagi berbohong bahwa gadis yang bernama
lengkap Rismi Laraspati itu benar-benar cantik, apalagi baju
merahnya yang berumbai-rumbai menjadikannya lebih
sempurna. Tanpa permisi Aram memeluknya dari belakang, membuat
wajah gadis itu kaget dan ketakutan, namun ketika melihat wajah
dibalik bayangan air laut ia merasakan bahwa langit ambruk
bumi bergoncang, hatinya luruh tak keruan, ketakutan dan
kemarahan semula yang menghantuinya mulai menghilang
digantikan dengan rasa gembira yang meluap-luap.
Tangan Aram yang melingkar di pinggang gadis itu mulai naik
dan merambat menelusuri lekuk tubuh gadis itu, gadis itu
menggelinjang dan menggeliat, tak ada penolakan dalam
tubuhnya, semuanya berlancar dengan mudahnya tanpa
sedikitpun ada hambatan, sepertinya gadis itu telah
memasrahkan seluruh tubuhnya dengan berlandaskan cinta
yang sudah merasuki akal sehatnya, cinta memang gila, segala
514 hal apapun akan dilakukannya demi sebuah kepuasaan meski
cuman sesaat begitu pula dengan Rismi Laraspati itu.
Satu persatu, kain yang dikenakan gadis itu berjatuhan dipasir
putih, pasir yang suci akan sebuah jamahan, hingga gadis itu
kini sedang dalam keadaan polos tanpa selembar benangpun.
Sepasang mata Aram tidak lepas dari tubuh yang sangat
menggiurkan itu, terlebih-lebih terlihat jelas dalam keadaan
telanjang bulat seperti itu, Aram benar-benar terlena. sepertinya
Rismi Laraspati merasa bangga dengan memperlihatkan tubuh
telanjangnya yang sintal, indah dan sensual. Sepasang bukit
yang kenyal dan mungil bergoyang-goyang mengikuti gerak
tubuhnya yang putih mulus dan tarikan nafasnya yang mulai
memburu. Jantungnya berdenyut lebih kencang daripada
biasanya, cintanya benar-benar telah mendapatkan pelampiasan
yang tepat hingga ia tak mampu untuk tidak tersenyum.
Dalam keadaaan seperti ini tidak ada seorang lelaki pun yang
sanggup bertahan terhadap godaan di depan matanya ini kecuali
seorang lelaki yang tak memiliki hasrat untuk bercinta! Aram
benar-benar terlena, Bau harum segar seorang gadis muda
terpencar menerpa hidungnya dan membuat gairahnya bangkit
perlahan-lahan. Aram mencium dan memagut bibir Rismi Laraspati yang merah
terbuka bagaikan ombak mencium pasir dengan lembut dan
membuat Laraspati mendengus kecil.
515 Dengan lembut Aram membaringkan tubuh Laraspati di atas
pasir putih bak permadani taman surga, Laraspati merasa
bagaikan berada di langit ke tujuh. ketika tubuhnya dimandi
kucingkan, remasan ditubuhnya seperti pijatan refleksi dikala
tubuhnya lelah. tak ada kata cinta diantara mereka, hanya
tatapan mata yang penuh kasih sayang dan bahasa tubuh
mereka pancarkan dalam permainan indah itu,
Permainan semakin memuncak ketika pedang tumpul telah
keluar dari sarangnya, terbang mencari sasaran hingga darah
meleleh, jeritan kesakitan terdengar, namun itu tak menyurutkan
semangat mereka mereka berpacu seperti kuda pacuan hingga
mereka mencapai puncak kemenangan dengan kata lain garis
finish. "Serrr..Serr" "Akkkhhh" Dengan tubuh lunglai Aram berbaring di samping Rismi
Laraspati yang sedang tersenyum lemah penuh kepuasan. Daun
kelapa melambai, angin laut pagi yang segar membelai wajah
mereka yang kuyu. Dengan perlahan Aram menyentuh dan
membelai-belai wajah sayu Rismi Laraspati.
Aram menatap wajah Rismi Laraspati. Ia bertanya apakah ia
menyesal dengan apa yang barusan mereka lakukan. ia berkata
" Rismi,... dindaku apakah kau menyesal dengan apa yang
sudah kita lakukan?"
516 Dengan perasaan malu dan bahagia Rismi Laraspati memegang
tangan Aram dengan erat tanpa sanggup berkata-kata.
Tiba-tiba.... "Hayoo... mau sampai kalian akan berdiam diri?" Sebuah suara
merdu menegur mereka. Rismi Laraspati terkejut segera ia
menutupi tubuhnya namun Aram masih tenang,
"Ayo sapa kedua kakakmu Dinda Rismi..." Aram berbisik di
telinganya. "Ekh... Akhhh..." Merah wajah Rismi Laraspati.
"Sudahlah, jangan menggodanya terus, biarkan ia berpakaian
dulu.."melati mengajukan usul.
Tanpa berkata lagi, Rismi Laraspati segera mengenakan
pakaiannya, meski canggung mereka mengobrol dengan riang
gembira, lalu Mereka kemudian meninggalkan pesisir pantai
yang menjadi saksi bisu keintiman yang dilakukan sepasang
manusia ini. *** Matahari kini tepat berada diatas kepala, panas menyengat kulit
seorang pemuda berkulit putih, seputih salju yang sedang
bertelanjang dada penuh dengan luka seakan menantang sang
matahari untuk membakar kulitnya itu. dialah Aram Widiawan.
Dihadapannya seorang kakek berbaju Kuning gading dengan
guci ditangannya, matanya sayu dengan kantong mata yang
517 cukup tebal. wajahnya pucat sepertinya ia terlalu keseringan
mabuk. dilihat dari ciri-cirinya dia memanglah Sipemabuk dari
selatan adanya. Mereka bersila tenang, mereka saling berhadapan dalam
diam,diam itu tak ada kata, diam itu tak bergerak, diam itu
berhenti, ataupun makna lainnya, ya, hakikatnya itu yang
mereka lakukan... Namun tiba-tiba pemuda itu bersenandung lirih, " Begitulah
kisahnya, kisah sang raja yang perkasa dan panglima yang
saling berseteru, sang raja yang maha sakti dan panglima yang
maha cerdas, ribuan jurus mereka hambur-hamburkan.. sang
raja yang perkasa hanya memainkan sembilan dari jumlah
ragam jurus sipanglima, bila sang raja adalah gulanya maka
sang panglima adalah semutnya, penasaran bukan kepalang
hati sang panglima, mengapa jurusnya yang beragam tak
mampu menumbangkan sang raja.. dalam keputusasaannya
sang panglima mengambil langkah penyelamatan diri dibalik
kematian, siapapun yang berada diatas angin pasti akan
takabur, siapa yang berada diatas langit ia akan lupa diri bahwa
masih ada langit, aneh sungguh aneh, tapi itulah manusia. dasar
kau panglima, panglima cerdas yang malang...."
Diam lagi.... Tak ada suara.... Nyanyian berhenti menambah kerutan di dahi sang kakek.
sepertinya ia sedang mencerna ucapan itu.
518 Semilir angin lembut membawa setiap patah kata yang ia
ucapkan, adapun ucapannya itu ialah seperti ini.
"Kau melupakan sang satu, sang maha perkasa, percuma kau
menjadi seribu bila kau tak mampu menjadi satu, satu adalah
seribu, namun seribu bukanlah satu."
Diam lagi.... Aram merenung, mendengar kata gurunya tiba-tiba
ia teringat akan suatu kitab dimasa kecilnya, tanpa sadar ia
bergumam. "Satu adalah seribu, Seribu Adalah satu, Semua berawal dari
Satu maka kembalilah menjadi satu, panas dan dingin akan
menjadi mengerikan apabila telah menjadi satu, satu adalah
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sumber, sumber adalah kekuatan, kekuatan adalah kosong
kosong adalah diam" "Kitab Satu bukan dua atau seribu bagian dua penyatuan Hawa
dan bentuk" Sipemabuk dari Selatan terpekik kaget.
"Apa itu kitab Satu bukan dua atau seribu bagian dua penyatuan
Hawa dan Bentuk?" Aram heran,...
"Kitab yang ditulis oleh sang maharaja Deva Cakravala, seorang
jenius ilmu silat pada beberapa ratus tahun yang lalu, itu
merupakan kitab teraneh dalam sejarah manusia, kitab itu dibagi
menjadi dua.... kitab bagian pertama menceritakan tentang
sebuah pedang yang tak memiliki mata yaitu lidah. dan yang
kedua yaitu kitab yang kau baca barusan"
"Pedang" Lidah?"
519 "Ya, itulah senjata paling tajam didunia, satu kata dapat
membunuh ribuan jiwa atau biasa dikenal sebagai kambing
hitam. dari kitab itulah manusia ditanah jawa mengenal istilah
Kambing Hitam" "Luar biasa..... Saya yakin itu merupakan kumpulan dari segala
ilmu siasat..." "Ya, setahuku Maharaja Deva Cakravala mencuplik ilmu itu
berasal dari sebuah kitab dari kulit kambing dari gurun pasir
dimana terdapat mata air yang mukzizat, juga buah yang lezat
dinamakan dengan kurma, menurut kabar lembaran kitab itu
dinamakan oleh orang muslim dengan Al-Qur"an"
"Al-Qur"an!...... meski Saya tak mengetahui bentuknya, saya
yakin itu merupakan kitab yang luar biasa...." Aram mendesah.
" Aram," "Ya, Guru..." "Satukanlah segala ilmu silat yang kau miliki, agar engkau
memiliki pegangan yang kuat dan tak kebingungan mencari
jurus..." "Saya Paham guru.... mumpung sempat, kita akan
melakukannya sekarang guru, apakah engkau bersedia?"
"hahaha.... tentu saja muridku.... aku gurumu, semakin engkau
maju maka akulah yang berbahagia..."
520 "Terimakasih Guru, letakanlah tanganmu ditanganku guru. saya
mohon" Meski tak mengerti, Sipemabuk dari selatan menurut juga, ia
letakan ditangannya.... Mereka bersemadi, mencapai apa yang
disebut dengan Badai dibalik ketenangan.wajah mereka semu
merah dengan uap tipis di kepala.
Sipemabuk dari selatan dan Aram merasakan tubuh mereka
melayang kesebuah ruang yang tak ada batasnya, tubuh mereka
begitu ringan dari sebuah bulu yang tertiup angin, perasaan
mereka tenang seakan tak memiliki beban.....
Aram tahu mereka sudah sampai ditengah perjalanan, Aram
segera mengerahkan segenap imajinasinya untuk membentuk
sebuah alam yang ada dalam pikirannya, benar lah saja,
perlahan-lahan ruangan putih tiada batas itu mulai membentuk
dataran, gunung, bukit, pepohonan, dan yang lainnya mulai
terbentuk. takjub tak terkira perasaan Sipemabuk dari selatan
menyaksikan pemandangan dari imajinasi yang dibuat oleh
muridnya. Bunga mawar, melati bertebaran disekeliling mereka membuat
perasaan semakin nyaman...bukit cadas menjulang diangkasa,
Aram tahu kini mulai tiba saatnya ia melatih ilmunya lalu
menggabungkannnya menjadi satu.
"Guru, saya akan memulai mohon petunjukmu"... Tanpa
meminta jawaban, Aram mulai mengosongkan pikirannya,
tubuhnya bergerak kesana kemari, seperti air yang mengalir
521 jurusnya keluar begitu saja, ia memulai dari jurus-jurus yang
dimiliki lima perguruan, lalu ilmu lainnya seperti ilmu Pedang
lintasan satu garis, halilintar perobek bumi, Silat Rubah, Aura
Kematian dan jurus-jurus langka lainnya, entah berapa waktu
telah habis, entah berapa ratus macam ilmu yang
dikeluarkannya, Aram semakin terlena dalam kesenangannya,
bumi menggelegak langit bergemuruh, Sipemabuk dari selatan
yang membentengi dirinya dengan pembenteng batin yang ia
miliki hampir tidak kuat menahan ledakan ilmu ilmu yang ratarata bukanlah ilmu kelas rendahan. ia bergidik bila
membayangkan Aram melatih ilmunya dialam nyata, entah
berapa jiwa yang akan melayang terkena amukan jurusnya itu.
Kini ia tahu seperti apa kemampuan dari muridnya yang selalu
tenang dibalik senyuman lembutnya, bila muridnya ini bertarung
seimbang dengan Maharaja Sembilan Dewa maka bisa
dibayangkan kemampuan dari Maharaja sembilan Dewa itu.
Ia hidup sudah hampir setahun adanya, namun ketika
menyaksikan kemampuan dari muridnya ia merasakan bahwa
dirinya bukanlah siapa-siapa, ia mulai mengerti apa yang
dimaksud dengan diatas langit masih ada langit. diatas gunung
yang tinggi masih ada langit.
Amukan Bumi dan langit dalam alam pikiran itu mulai mereda,
sepertinya Aram sudah mencapai puncaknya, diantara kepulan
debu yang mengepul Aram berdiri tegak mematung, matanya
tertutup rapat, perlahan kaki kanannya berjinjit dan kepalan
tangan kanan ditempelkan pada telapak tangan kiri, seperti
layaknya suatu penghormatan pembukaan, kemudian ia
522 memutar balikan tangan kanan yang telah dibuka pada jarijarinya, dengan kecepatan bagaikan kilat, ia melakukan gerakan
putaran tangkisan pada tangan kiri lalu mengayunkan silang
pada tangan kanan untuk menutup dan tangan lainnya
melakukan suatu tusukan tajam dengan ujung jarinya yang
bersinar keperakan. sepintas jurus itu memang terlihat
sederhana, namun kecepatan dan gerak serangan itu lebih
cepat dari kesiuran angin yang terpukul, membuktikan bahwa
serangan itu lebih dahsyat dari yang terlihat. tiba-tiba.
"Duaaaarrr....." sebuah batu sejauh lima tombak hasil ciptaan
fikirannnya hancur berantakan. padahal waktu itu Aram sedang
berdiri tegak tak melakukan sesuatu apapun. ternyata sinar yang
muncul dari jarinya itu sudah menghancurkan batu yang tepat
ada didepannya, dan batu itu meledak ketika waktu sudah cukup
lama. bila dibayangkan serangan itu mengenai manusia maka
lawan yang terkena serangan itu tak akan sadar bahwa
tubuhnya telah hancur. Tak berhenti begitu saja, Aram menekuk silang pada kaki
dengan suatu putaran tangkisan atas yang dilakukan oleh
tangan kiri, sementara tangan kanannya melakukan suatu
pukulan yang sangat keras, " Blaaarrrr" kini yang menjadi
korbannya adalah sebuah pohon sebesar dua pelukan orang
dewasa. tapi sepertinya itu masih belum cukup. terbukti dengan
dilanjutkannya dengan suatu gerak tendangan pada kaki kanan
serta dorongan yang dilakukan oleh tangan kanan yang telah
diputar sedemikian rupa, untuk menghimpun tenaga secara
cepat.... gerakan kedua ini dahsyat luar biasa sebab disekeliling
tempat itu pohon-pohon pada layu, terkena hawa yang terpancar
523 dari setiap gerakan Aram itu. gerakannya itu dahsyat bagaikan
seorang ksatria membabat angkara.
Aram yang sudah berada dalam posisi kuda-kuda segera
mendorongkan kedua telapak tangannya dengan kuat
mendorong angin seakan angin itu memiliki bobot ribuan kati.
entah bagaimana kejadiannya, kedua tangannya itu masih
mendorong angin namun entah juga darimana datangnya, aram
memiliki dua tangan lagi yang mengayun simpan menyamping
pada tangan kanan yang diayunkan kedalam dan tangan lainnya
yang terkepal untuk disilangkan didepan dada, perlahan kedua
tangan yang mendorong angin telah hilang, sambil
menyelinapkan tubuh kedepan maka disini tangan kiri
melakukan suatu totokan yang cepat pada daerah yang lemah
ditubuh lawan.... setelah itu Aram segera berdiri tegak
mematung. "Wuuurrssshhhh... Blaarrr....Crekk...crekkk"
Gulungan angin tornado bergulung gulung dari tempat dimana
kedua telapak tangan Aram mendorong angin, berat namun
cepat, itulah salah satu rahasia dari jurus itu. diam namun
bergerak, gerakannya kosong seperti tak berisi, namun memiliki
sumber, sumber kekuatan tenaga dalam dari alam yang diolah
ditangan tanpa memasuki tiantan. sesuai dengan ajaran
penyatuan dari kitab Satu bukan dua atau seribu bagian dua
penyatuan Hawa dan bentuk.
Aram yang berdiri tegak mematung memajukan kaki kanan
disamping kaki lainnya, sambil sedikit menekuk rendah pada
524 kuda-kuda dengan kedua tangan yang menekuk, lalu
mengayunkan kaki kanan kebelakang sambil mengangsurkan
kedua tangan kedepan untuk mengimbangi kaki kanannya yang
terangkat tersebut, dengan cepat ia mengayunkannya dengan
gerakan yang cepat laksana kilat untuk berjongkok (jari-jari
kakinya berjinjit) dengan kedua tangan diturunkan sedemikian
rupa, dan sebagai kelanjutannya, adalah meloncat mengudara
setinggi empat sampai lima tombak dengan kedua tangan
terangkat tingi-tinggi. kemudian ia mengangkat kaki kanannya
berupa tendangan keatas, tangan kirinya diturunkan kebawah
"Wusssttt" Blaaarrrrrr..."
Tanah merekah terkena tendangan itu, membuktikan bahwa
tendangan itu bukan hanya tendangan biasa saja, hawa
kematian dan hawa magis bertebaran disekeliling tempat itu.
matanya mencorong tajam luar biasa, ia segera memasang
kuda-kuda dan menarik kedua tangannya secara perlahan
seakan menarik angin, dengan suatu gerak putar pada
pergelangan tangan, maka tangan kanan melakukan suatu
tangakapan, dan tangan lainnya, melakukan suatu tebasan yang
tajam dengan tenaga yang tersalur secara sempurna, selarik
sinar kilat bersamaan dengan suatu gema menggelegar laksana
guntur keluar dari tangan yang menebas itu menerobos semak
belukar yang langsung terbakar dengan dahsyat,
"Jelegar,..... Kretek....kreteekkk" Suara itu mengiringi Aram yang
berdiri membuka kakinya dan menaikan kedua tangannya dalam
keadaan jari-jari menunjuk keatas, lalu perlahan menurunkan
kedua tangannnya kedepan dada dengan jari-jari masih
525 menghadap ketas, lalu mengepalkan jari-jari tangan untk
diletakan disisi pinggang masing-masing dan menurunkan
kebawah dengan jari jari yang terbuka kembali.
Setelahnya ia segera duduk bersemadi, selain untuk
menenngkan pikiran dan mengembalikan kekuatannya, ia juga
bermaksud untuk memberi nama-nama jurus yang barusan ia
keluarkan. uap tebal diatas kepalanya menandakan bahwa Aram
sudah mencapai suatu taraf yang tinggi dalam tenaga dalamnya,
diam-diam Sisinting dari selatan juga mengakui itu.
ARAM bangkit dari semedi, tanpa meminta pertimbangan
gurunya yang menatap takjub ia segera memainkaan lima jurus
yang baru saja di ciptakannya itu. jurus itu ia ciptakan dari Jurus
Halilintar Perobek bumi yang pada walnya jurus yang berasal
dari Thiantok atau Gujarat itu, lalu jurus Silat Rubah yang
merupakan jurus gabungan dari Negri malaya dan Tanah Jawa
peninggalan dari Guru Pertamanya, selain itu terdapat jurus dari
Tornado Arwah, Totokan Si Kelabang biru, Ninjutsu, Genjutsu,
Sihir penysat Sukma dan Aura Kematian. jadi bisa dibayangkan
betapa hebatnya jurus itu. Beberapa kali ia mengulang barulah
ia berhasil menguasai dengan lancar.
Adapun jurus itu ia namakan dengan jurus ksatria langit yang
terdiri dari : ksatria memberi sembah, ksatria menolak angin,
ksatria menerima angin, ksatria langit turun bumi dan ksatria
membabat angkara. Aram tidak melangsungkan menggabungkan jurus yang lain, ia
sadar bila semua ilmunya digabung menjadi satu membutuhkan
526 pemikiran yang lebih dahsyat, maka ia putuskan untk menjadi
dua atau tiga rangkaian jurus saja. dengan senyuman dibibir
didekatinya Sipemabuk dari selatan lalu duduk dihadapannya.
"Guru...." "Ya, Ada Apa muridku?"
"Emhhh, apakah guru ingin tetap disini menungguiku atau
kembali kealam nyata?"
"hahahah..... kau pikir aku ini lelaki apa, tentu saja akau akan
setia menunggumu disini...."
"Tapi guru," "Gak ada tapi-tapian, aku tahu kau tak ingin aku menunggu
kesepian bukan" jangan khawatir selama ada tuak hidupku akan
tentram...." "Baiklah jikalau itu sudah menjadi keputusan guru" Aram
menyerah dan kembali ketempat dimana ia tadi berlatih. ia
merenung, matanya terpejam, sepertinya ia sedang
mengumpulkan segenap rasa dan ciptanya, wajahnya yang putih
mulai memerah, dan semakin memerah, ketika matanya terbuka
sebersit kilatan tajam bersinar dari mata Rajawalinya itu,
Hawa panas dan dingin menyeruak tajam, Aram yang sedang
bersiap dengan kuda-kudanya melaksanakan tendangan ringan
kebawah yang ditujukan kepada lutut lawan, dan itu dikaburkan
dengan suatu gerakan serangan pada kedua tangan yang akan
527 membuat lawan tidak menyangka terhadap serangan bawah ini,
seperti seorang yang bertarung dilangit namun tiba-tiba
menyerang dipusat bawah dengan merobek bumi. Tak ada
keistimewaan lainnya dalam serangan itu, tak jelas maksud
Aram menggabungkan jurus yang hanya sedemikian rupa. tapi
dia terkenal akan kecerdasannya bahkan Sipemabuk dari
selatan juga meyakini hal itu,
Dan benar lah saja, secara tiba-tiba Aram menurunkan kaki
kanan dan menggeser maju cepat pada kaki lainnya untuk
mengiringi dengan suatu tamparan serta bacokan dengan
tangan lainnya, "Jelegaaarr....." bukan sesuatu yang ada
dihadapnnya yang menggelegar, namun sebuah kilat putih
menyambar tajam setombak didepannya, anehnya lagi, kilat
yang membelah langit itu tidak sama sekali menyentuh tanah,
bila dihadapannya terdapat lawan barangkali lawan itu akan
menghindari serangan tangan, tanpa sama sekali menyadari
bhwa serangan sesungguhnya beraal dari alam. akibatnya lawan
itu jelas akan mati gosong tersambar kilat itu.
Aram menendang kesamping dilanjutkan dengan
menurunkannya dengan perhitungan membalik kearah kiri
belakang yang berarti harus membalikannya sedemikian rupa,
dan berganti dengan mengangkat kaki kanan tinggi-tinggi. dan
kedua tangan adalah untuk bersama-sama ditarik kebagian
tengah seakan menutupkan sayap, gerakan membalik ini
merupakan suatu kepandaian khusus yang tidak lain adalah
gabungan jurus Kelelawar dan jurus rubah, satu elemen udara
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan satu elemen darat, dengan ciri-cirinya yang anh itu maka
serangan ini dapat membingungkan lawannya. sanggahan pada
528 satu kaki harus dapat dikuasai terlebih dahulu untuk
memperoleh keteguhan dalam ekspresi gerakan-gerakan
tersebut.. Lalu ia menurunkan kaki kiri yang mantap disusul pula dengan
dinaikannya kaki kanan dan tangan kiri diayunkan mengarah
samping kiri dengan jari-jari menunjukan kekiri
"Heaaaaa...." Aram berteriak mengguntur, Sipemabuk dari selatan terperanjat,
sebab telinga luar dan telinga batinnya seperti digedor jutaan
gong, dengan mengerahkan segenap kemampuannya akhirnya
suara itu dapat diredam juga meski tak sepenuhnya, ia melihat
Aram yang melangkahkan kaki kanan disertai ayunan tangan kiri
kebelakang dan tangan lainnya kearah depan. gerakan itu
benar-benar terpadu dan mantap.
Sebagai kelanjutan daripada gerakan sikap terdahulu, maka
pandangan Aram dialihkan kearah kiri dengan tangan kiri yang
telapaknya digerakan kearah samping bawah dan tangan
lainnya yaitu tangan kanan didekatkan kedepan pusar sambil
menarik nafas cukup panjang. penarikan nafas tersebut adalah
suatu cara pemantapan cadangan untuk suatu gerakan yang
panjang serta juga menambah potensi daripada suatu serangan.
dengan secepat kilat ia mengayunkan tubuhnya dengan
menyanggahkan kedua tangan pada tanah sambil menyapukan
kaki kanan pada sasaran. dan mengalihkan dalam suatu putaran
tubuh kekanan dengan sanggahan dua tangan dan berganti kaki
kiri yang melakukan sapuan... tak berhenti begitu saja, ia
529 melanjutkan dengan gerak maju pada kaki kanan sambil
mengayunkan serangan memutar dari bawah keatas pada
tangan kanan, dan tangan lainnya ditarik memutar keatas.
dijabarkan memang panjang, namun kenyataannya serangan itu
cepat dan dahsyat, serangan ini seperti bumi yang merekah saja
yang dapat merusak serta menjatuhkan lawan yang
dihadapinya, juga seperti seorang manusia yang sedang
merobek-robek bumi dengan dahsyat.
seperti diketahui ia memiliki ilmu yang beragam yang berjumlah
hingga ratusan jurus, maka dari itu, jurus yag dimilikinya juga
tidak mungkin dibuat kedalam satu jurus, maka dari itu ia pun
semakin mempergiat pembuatan jurusnya, satu dua tiga dan
seterusnya ia gabungkan menjadi satu, hingga jurus yang ia
ciptakan berhasil digabung menjadi dua rangkaian jurus yang ia
berinama dengan jurus ksatria langit yang terdiri dari 5 jurus dan
barusan yang diciptakannya ia berinama jurus pukulan perobek
bumi pembelah langit yang terdiri dari delapan jurus yaitu
pangeran langit merobek bumi, raja langit membelah langit, bumi
dan langit merindu, guntur menyalak pencakar langit. langit
terbelah bumi merekah. bumi berhenti berputar. langit gelap
bumi tak tau arah. langit terobek bumi porak poranda.
Dalam alam pikrannya itu genap sudah satu purnama Aram
menyatukan ilmunya, selain dua jurus yang dia ciptakan dulu ia
juga telah ciptakan jurus pamungkasnya dari jurus-jurus yang
dimilikinya yang ia beri nama " jurus tunggal jagad" jurus itu
terdiri dari : "pedang tunggal melintang jagad", "pukulan tunggal
perobek jagad", "totokan tunggal paku jagad", "racun pemusnah
530 jagad", "obat penghalau murka jagad" "Panca menuju tunggal"
"tunggal menjadi kosong.
Hari itu Aram berlatih diatas sebuah bukit yang menjulang tinggi
bersama Gurunya Sipemabuk dari selatan, tampak keduanya
bertarung dengan serius, mereka kelihatan sedang melatih jurus
yang sama dengan cara bertarung.
kaki kanan Aram berjinjit dan kepalan tangan kanan ditempelkan
pada telapak tangan kiri, seperti layaknya suatu penghormatan
pembukaan, kemudian ia memutar balikan tangan kanan yang
telah dibuka pada jari-jarinya, dengan kecepatan bagaikan kilat,
ia melakukan gerakan putaran tangkisan pada tangan kiri lalu
mengayunkan silang pada tangan kanan untuk menutup dan
tangan lainnya melakukan suatu tusukan tajam dengan ujung
jarinya yang bersinar keperakan.
Tanpa diperingatipun Sipemabuk dari selatan sudah paham
bahwasanyaa jurus tersebut bukanlah jurus yang bisa dianggap
remeh. ia tahu Aram sedang menggunakan jurus ksatria
memberi sembah dari rangkaian jurus ksatria langit. segera
iapun memapak dengan jurus yang tak kalah lihainya, ksatria
membabat angkara. terlihat Sipemabuk dari selatan menekuk silang pada kaki
dengan suatu putaran tangkisan atas yang dilakukan oleh
tangan kiri, sementara tangan kanannya melakukan suatu
pukulan yang sangat keras, " Blaaarrrr"
531 Dua buah tenaga sakti diudara beradu, dua tenaga dalam yang
berlawanan, Panca menjadi tunggal yang dikeluarkan oleh Aram
dan Tunggal menjadi kosong oleh Sipemabuk dari selatan. dua
buah tenaga dalam yang digabungkan oleh Aram dari seluruh
penjuru dunia, Segala tenaga dalam yang mengandung unsur elemen seperti,
Api, Air, Tanah, Kayu, Angin dan logam/ metal ia gabung
menjadi satu dalam jurus yang bernama Panca Menjadi
Tunggal, sedangkan Jurus yang mengandung unsur keras dan
lunak ia gabung menjadi satu dalam jurus yang bernama
Tunggal menjadi kosong. jurus itu ia gabung berdasarkan
pemahaman dari"Kitab Satu bukan dua atau seribu bagian dua
penyatuan Hawa dan bentuk" yang berbunyi panas dan dingin
akan menjadi mengerikan apabila telah menjadi satu, satu
adalah sumber, sumber adalah kekuatan, kekuatan adalah
kosong kosong adalah diam"
Tenaga sakti itu benar-benar luar biasa, hawa dingin dan panas
bersatu dalam udara sekitar, hawa magis dalam sihir, hawa
pembunuhan, hawa kemenangan, hawa kebahagiaan, hawa
ketenangan bergulung-gulung dalam udara itu. menjadikan
suasana begitu mencekam akan suatu perasaan yang tak bisa
dilukiskan. seluruh tempat itu telah porak poranda tak keruan,
rupanya mereka sudah bertarung dengan cukup lama.
Setelah debu dan alam mulai tenang, Aram dan Gurunya
berpandangan penuh arti, secara bersamaan keduanya
menganggukan kepakla, satu persatu alam itu mulai musnah
kabur tertelan sebuah cahaya putih hingga semuanya menjadi
532 ruangan serba putih yang tak keruan dimana ujungnya, bukan
hanya Alam itu, rupanya tubuh merekapun mulai menghilang
semu kembal kedalam badan masing-masing
***** Layung beureum... Luhur gunung Mukakeun rasa tunggara Layung beureum narembongan
Kananga ge ngarangrangan Panutan nu kungsi nyarengan
Ayeuna tinggal lamunan Kiwari tinggal waas na Ngupahan paitna rasa Kabagjaan nu kungsi kasorang
Ayeuna tinggal tunggara Cinta, cinta urang Ayeuna tinggal lamuna Duriat, duriat urang Ayeuna ukur waasna Bagja, bagja urang Ayeuna tinggal impian Deudeuh, deudeuh keur urang
Ayeuna tinggal kalangkang
533 Sebuah lantunan sajak sunda terdengar indah dikeheningan
malam yang tanpa bulan itu, sebuah lantunan sajak yang
dilantunkan oleh seorang gadis cantik bermata sipit dengan
rambut dikuncir kuda, wajahnya begitu ayu dan lembut saat
terkena cahaya obor yang temaram. disampingnya juga terdapat
kumpulan dari sahabat-sahabat Aram, antara lain mantan
Anggota Ksatria satwa, Nyi Permata Dewi, Ki Asmaradanu, Ki
Guntur, Rehan, Adipati Rajalela, tak lupa juga Melati dan Rismi
Laraspati. Gurat-gurat cemas dan harapan tersampir diwajah
mereka. Mereka duduk mengelilingi dua orang yang bersemadi diantara
mereka, jika bersemadi selama satu hari mungkin mereka tak
akan secemas itu. tapi Aram dan Sipemabuk dari selatan sudah
bersemadi selama tujuh hari tujuh malam tanpa henti, wajah
mereka merah seperti kepiting rebus, Uap mengepul tinggi
seperti pembakaran lokomotif. Wajah cemas mereka sedikit
hilang ketika mereka mendengar lantunan indah dari Thian Hong
Li, diam-diam Melati merasa malu juga ketika Thian Hong Li
yang berasal dari Negri tetangga dapat menyanyikan sajak indah
dari kesastraan sunda itu.
"Akkkhhh...." Sebuah suara seorang gadis menyentak semua
orang, dilihatnya Rismi Laraspati menunjuk Aram yang sudah
siauman, matanya begitu mengkilat tajam memberikan sebuah
perasaan segan dan gentar bagi siapapun yang melihatnya, tak
begitu lama akhirnya Sipemabuk dari selatan juga mulai siuman,
"Uhukkk..." Sipemabuk dari selatan Muntah darah dan pingsan
tergeletak, tentu saja mereka kaget dan segera memburunya,...
534 belum satu diurus Aram juga menyusul Pingsan, membuat
semuanya merasa sibuk dan cemas, dengan hati-hati dan penuh
perasaan segera mereka membopong keduanya masuk
kedalam ruangan meninggalkan setumpuk api sisa
pembakaran.... *** Hari itu Aram sebagai ketua berdiri gagah dengan baju hijau
transparan dan jubah panahan hijaunya.. Semua Anggota
Perkumpulan bendera awan langit duduk berbaris rapi,
mempersiapkan diri untuk menghadapi Perkumpulan Nawa
Awatara yang telah mengembangkan sayapnya.
Sebelum pertemuan Anggota dimulai Aram sudah memanggil
Anggota Ksatria satwa untuk melakukan suatu tugas bersama
Adipati Rajalela, disana mereka berdiskusi dari siang sampai
fajar menjelang. dilanjut dengan berdiskusi dengan Ketua lima
perguruan untuk melaksanakan tugasnya demi kesejahteraan
umat persilatan tanah jawa atau lebih besarnya Nusantara
<.mengenai isi diskusi itu kita bahas dilain bab.>
kita kembali ke pertemuan lagi.
"Adakah diantara kalian yang paham mengapa kalian aku
kumpulkan?" seperti biasanya Aram bertanya untuk meminta
jawaban kepada setiap anggotanya. Semua hening dan diam....
"Adakah diantara kalian mengetahui bahwa Aggota Tingkat
enam setara dengan kemampuan Angkara dan kawan-kawan?"
535 Hening lagi.... tak ada kata, hakikatnya dari dulu mereka paham
akan itu, maka dari itu selain berlatih mereka tak berani keluar
sebab mereka hanya sebanding dengan tingkat delapan dari
sepuluh tingkat Anggota Nawa Awatara.
"Lalu apa yang harus kita lakukan ketua" Seseorang beramput
pitak bertanya lemah. "Kita akan pergi ke Tempat terjun dibalik gunung itu...." Aram
menunjuk sebuah gunung di samping kirinya.
"Lalu apa yang akan kita dilakukan disana?" Ia bertanya lagi.
setelah itu ia diam, ia sadar bahwasanya ia telah kelepasan
omong, keringat dingin bercucuran ditengkuknya, teman yang
ada di sampingnya paham apa yang sedang ditakutkan
temannya itu, namun mereka tercengang dengan sebuah
ucapan ketuanya menanggapi pertanyaan itu.
"haha... benar-benar ucapan yang bagus dan tepat sekali
pertanyaanmu saudaraku..., kita akan berltih bersama disana,
membuang seluruh ilmu yang kalian miliki sekarang, sebab ilmu
yang kalian miliki sekarang kita akan sebarkan disegenap
penjuru....." betapa gembiranya perasaan lelaki berambut pitak
itu, dulu ia merupakan anggota dari Perguruan Rajawali Emas,
namun ia dikeluarkan akibat kesalahan yang sama dengan
sekarang. bertanya yang seharusnya ditanyakan kepada sang
ketua, mengenai jawaban Aram yang malah memujinya ia begitu
terharu, diam diam semangat dan kesetiaannya terhadap Aram
semakin berkobar membara. tapi ia tak mengerti jawwaban
ketuanya. akhirnya ia putuskan untuk bertanya kembali.
536 "Apa...apa maksud dengan menyebarkannya kesegenap penjuru
ketua?" Teman-teman lainnya tercengang akan keberanian lelaki
itu, mereka pikir bertanya seperti itu terlihat begitu tabu dan
aneh. "Apa kau memiliki seorang murid didikan?" Aram bertanya
menyimpang membuat lelaki itu kaget dan heran. tapi ia
menjawab juga. "Mengenai itu.... mana mungkin orang seperti Saya dapat
memilikinya ketua....jangankan memiliki murid, memimpin orang
saya juga belum pernah"
"Maka dari itu, aku akan mengabulkan hal yang kau belum
pernah lakukan itu,"
"Maksud ketua, aku.. aku akan memiliki murid dan pasukan
sendiri..?" "Hahaha... tidak...tidak hanya kau, tapi semuanya....."
"Maksud ketua kami juga" celetuk seorang wanita Paruh baya
berbaju hitam dengan antusias.
"Benar,, " Aram berkata Tegas...
Sorakan gembira gegap gempita disekeliling tempat itu, dalam
otak mereka terbayang mereka yang sedang memimpin orang
lain, jika selama ini mereka selalu dipimpin maka pada hari itu
mereka sendiri yang akan memimpin, senyuman lembut keluar
dari bibir mereka. 537 "Dengarlah wahai sahabat-sahabatku sekalian, saudaraku yang
selalu aku banggakan. kita akan memulai bangkit dari tidur
kita.... sudah hampir waktunya kita kembali berkeliaran didunia
yang indah ini... Berlatihlah dengan giat... barang siapa yang
telah mencapai tahap siap. maka aku akan memandatkannya
untuk kembali bertugas berkeliaran..... Kalian Siap?""
"Yeeeaaaahhhhh"
*** Satu hari kemudian Aram bersama ketiga kekasihnya dan
Anggotanya berangkat ke Sebuah Air terjun di kaki gunung kecil
yang telah ditentukan Aram. Sementara Gurunya dan kawankawan gurunya termasuk Kakek Arak seribu Kati yang sudah
Pendekar Seribu Diri Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mencari Bende Mataram 18 Kereta Berdarah Karya Khu Lung Pedang Tanpa Perasaan 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama