Ceritasilat Novel Online

Rainbow 1

Rainbow Karya Eni Martini Bagian 1


RAINBOW CUMULUS Akna: Flashback Mimpi "Tidak ada jalan keluar, ini penanganan yang ter"baik?"
TERBAIK" Akna melotot pada sepasang kakinya yang tidak lagi
seimbang, kaki kanannya diamputasi sebatas lutut dan ini
disebut PENANGANAN TERBAIK"
Dia menutup matanya, mencoba menyingkirkan apa
yang baru saja dilihatnya. Sejenak mencoba mengingat bahwa
itu mimpi terburuk dalam hidupnya.
Pukul 7 pagi, Akna begitu terburu-buru untuk meng"
hadiri sebuah rapat. Dia hanya memakan setengah potong
roti selai kacang yang dibuatkan Keisha.
"Beib, dihabiskan dong," rengek Keisha, dia selalu ingin
apa yang dibuatkan untuk suaminya, dinikmati laki-laki itu
dengan sempurna. Rainbow isi.indd 1 Eni Martini "Aku buru-buru, Sayang. Rapat hari ini di Cikarang
tentang proyek yang aku tangani, dan dihadiri rekanan
perusahaan. Masa aku telat?" Akna bekerja di sebuah peru"
sahan solo agen yaitu satu-satunya cabang perusahaan alat
elektrik merek Chavin Arnoux dari Prancis, di Indonesia,
yang menjual hardware mesin berat, kantor pusatnya di
gedung Sudirman. Keisha hendak menjawab, tapi bibirnya
sudah dihujani ciuman lembut Akna. "Aku berangkat dulu
ya, doakan proyeknya gol. Jadi kita bisa beli rumah sebelum
bayi kita lahir"."
Bayi" Keisha tersenyum tipis, perutnya saja masih rata.
Pada bulan kedua belas pernikahannya, dia baru saja kelar
haid kemarin. Memangnya bayi itu diberikan oleh burung
bangau seperti di negeri dongeng"
"Jangan melamun, Sayang. Aku butuh doamu untuk
kesuksesan hari ini," Akna mencolek pipi Keisha lembut.
Lesung pipi istrinya langsung muncul begitu senyumnya
mengembang lebar, "Hati-hati, suamiku"," bisik Keisha
melepas Akna yang akan melaju dengan Honda Jazz-nya,
membelah pagi yang masih dingin karena gerimis turun bagai
jarum. Aku selalu berdoa sepenuhnya untukmu suamiku".
"Oya, jangan lupa pulang nanti jangan telat, malam ini
anniversary kita yang pertama"," kata Keisha.
Akna melotot, tidak jadi menaikkan kaca jendela mo"
bil"nya. Ya Tuhan, dirinya hampir lupa! Besok, 12 Juli 2012,
genap setahun usia pernikahannya, dan dia belum mem"
belikan kado buat Keisha.
Aduh, pria berkeluarga itu kadang terlalu lemot untuk
memikirkan sebuah kado spesial, karena baginya mencurah"
kan sang istri dengan kerja keras dan kesetiaan saja sudah
cukup. Tapi tentu berbeda dengan wanita. Mereka akan
Rainbow isi.indd 2 RAINBOW ain menangis sedih merasa sang suami sudah tidak secinta dulu
jika ulang tahun pernikahan tidak dirayakan secara khusus.
Bah! Wanita memang hatinya benar-benar peka.
"Ayooo, kamu lupa, ya?" Keisha cemberut, bibirnya
yang tebal terlihat sangat lucu. Sungguh, segala hal yang ada
pada wanita itu, di mata Akna terlihat luar biasa. Membuat
dia selalu ingin berlama-lama di sana, walau hanya sekadar
meli"hat Keisha. "Oh, Nggak! Nggak mungkin dong aku lupa," geleng
Akna cepat, dia berusaha menunjukkan wajah ceria seolaholah benar-benar mengingatnya. Bagi dia bukan perbuatan
satria jika seorang suami mengecewakan istrinya.
Keisha tersenyum. Senyumnya bagai garis pelangi yang
diciptakan bagi para bidadari. "Aku sudah menyiapkan
sesuatu buatmu, Ratatouille au Micro-Ondes," bisik Keisha.
Haduw, ampun deh! Ini nih, yang bikin para pria beristri
malas ke kantor, istri yang mampu menghipnotis suaminya
dengan seluruh daya magic-nya: senyum yang tulus, suara
lembut, plus aroma masakannya yang lezat " Ratatouille au
Micro-Ondes. Keisha biasa menjadikan masakan tradisional
Prancis yang mirip oseng-oseng itu sebagai isi kandungan
cr"pe atau omelette. Keisha memang tidak sepandai Mami
yang jago meramu bumbu masakan Batak seperti lokio atau
bawang Batak, andaliman rempah khas masakan Batak, yang
menjadi campuran tombur atau sambal pedas untuk dioleskan
ke lele goreng yang gurih. Tapi karena memasaknya dengan
cinta, Ratatouille au Micro-Ondes buatan Keisha menjadi luar
biasa. Akna menelan liurnya. Dia pasti masih memiliki waktu
untuk mampir sebentar mencari kado nanti. Lagi pula pukul
dua belas malam kan masih lamaaa.
Rainbow isi.indd 3 Eni Martini "Oke, aku berangkat dulu, Darling," Akna mengedipkan
matanya dengan nakal sebelum menaikkan kaca jendela
mobil dan meluncur. Keisha tersenyum manis. Setelah suaminya menghilang
dari pandangan, ditutup pintu rumah rapat, kemudian dia
siap-siap mandi untuk berangkat ke tokonya.
Rapat selesai pukul empat sore, tapi Akna baru bisa kembali
ke Jakarta pukul delapan malam, itu pun harus balik ke
kantor untuk menemui atasannya. Dia hanya bisa berdoa
semuanya beres pukul sepuluh malam. Hari ini penuh dengan
kabar gembira: tender pengadaan alat electric untuk proyek
Pertamina dimenangkan oleh mereka.
Sekitar pukul lima sore, Akna menerima SMS Keisha.
Sebelumnya, istrinya sudah tiga kali menelepon Akna. Itu
ter"lihat dari tanda panggilan yang tak terjawab di monitor
ponsel. Beib, Jangan lupa pulang cepat ya
Aku baru mau siap2 membuat Ratatouille au Micro-Ondes
Apa nih kado special buatku"
Buatmu " ada deh "
Aduh, celaka tiga belas! Ke mana Akna harus mencari
kado yang pas buat Keisha dalam tempo sesingkat-singkatnya"
Jangan kan tahu tempatnya, mau memberi kado apa, juga
belum terpikirkan. Mana hujan lagi. Akna mengetuk gagang
Rainbow isi.indd 4 RAINBOW setir sambil melantunkan lagu dari tape mobil yang sengaja
disetel lirih". The colors of the rainbow so pretty in the sky
Are also on the faces of people going by
I see friends shaking hands saying "How do you do."
They really say: "I love you!"
Soal menang tender ini akan dirahasiakannya dulu dari
Keisha. Akna akan memberi tahu wanita itu setelah uangnya
masuk rekening supaya jadi kejutan. Akna melamun sambil
tersenyum-senyum. Tapi mau tidak mau kepalanya sedikit
pusing juga memikirkan perihal kado buat istrinya malam
ini. Dia tidak mau membuat wanita terindah itu kecewa.
Jiaaah, kenapa dia nggak telepon Romi saja, si playboy
botol kecap. Panggilan botol kecap karena Romi itu hitam
manis dan sebenarnya lebih mirip dengan Shahrukh Khan
aktor India, tapi Akna lebih suka memanggilnya "botol kecap".
Biasa kan, lidah lebih legit buat menyebut yang jelek-jelek
ketimbang yang bagus-bagus.
"Hah, Akna" Gini hari lo baru nyari kado buat Keisha"
Mana masih di jalan tol pula"!" terdengar suara Romi yang
lebay. "Seberapa pentingnya Keisha sama pekerjaan lo" Aduh,
jadi cowok yang sensitif sedikit, Na."
"Sejak kapan lo beralih profesi jadi mami gue, Rom?"
ledek Akna. Dia menyipitkan matanya karena dari arah
berlawanan sebuah mobil melintas dengan lampu sorot yang
menyilaukan. "Sejak gue kawin sama papi lo," jawab Romi santai.
Akna harus diladeni santai, kalau dibawa serius apalagi kalap,
bisa habis dirinya dijadikan bulan-bulanan.
Rainbow isi.indd 5 Eni Martini Akna ngakak. "Bisa gitu" Manusia kawin sama kodok
lahir pangeran Akna?"
Tuh, kan " ditanggapin santai saja masih bisa bikin
jantung loncat. "Terus lo mau telepon gue cuma buat bahan hinaan"
Cari aja keledai, Na."
"Buat apaan keledai?"
"Ya, buat lo hina. Kan, keledai memang simbol hinaan
sebagai si dungu, nggak bakal sakit hati tuh lo katain sampai
berbusa juga." Tawa Akna benar-benar meledak.
"Oke, oke " jadi gue mesti kasih kado apa, Rom?"
"Perhiasan asli, Na. Wanita itu walau sudah memiliki
toko emas, akan tetap senang kalau dikasih perhiasan asli."
Aduh! Kenapa dia nggak mikir dari kemarin-kemarin ya
soal cincin atau kalung buat Keisha. Kan dia tinggal jalan ke
Plaza Indonesia yang tidak jauh dari kantornya. Boro-boro
mikir, ingat juga nggak. Kerjaan kantor dan target membeli
rumah telah mengisi seluruh daya ingatnya.
"Jam segini gue masih di tol, belum lagi mesti ketemu
bos. Haduw, mustahil banget. Gimana kalau gue minta
tolong lo, Rom"," Akna mulai merengek.
"Apa kata Keisha kalau tahu praktik kotor ini?" sembur
Romi. "Lo kan lebih deket ke Plaza Indonesia, terus anterin
ke kantor tetangga lo ini, Rom. Nanti gue ganti, plus bonus
makan! Tender gue gol!" seru Akna, senang mengingat hasil
rapat tadi. Kesampaianlah uang muka untuk membeli rumah
di Villa Dago Pamulang tipe 45. Sebenarnya ini hadiah
perkawinan mereka yang sesungguhnya. Tapi wanita butuh
simbol nyata yang harus langsung diberikan pada hari H,
Rainbow isi.indd 6 RAINBOW bukan sekadar berita. Jadi sebaiknya dia memang membelikan
Keisha perhiasan malam ini. Kalung sajalah dengan liontin
berbentuk hati yang ada sebutir berlian kecil di tengahnya.
Harganya cukup pas di kantong.
"Wow! Selamat bro!" Romi ikut berseru. "Jadi Keisha
mau lo beliin emas sebalok nih?"
"Lo pikir kayak beli es, sebalok," gerutu Akna.
Romi tertawa. "Gue nitip beliin kalung platina dengan liontin ber"ben"
tuk hati"," Akna memberi gambaran kalung yang diingin"
kan sekaligus kisaran harganya.
Usai menelepon, Akna mengembuskan napas lega. Me"
miliki sahabat itu memang hal yang paling luar biasa. Seka"
rang dia sebaiknya menelepon Keisha. Wanita tercinta itu
tidak boleh cemas menan"Astaga!
Mata Akna nanar. Mendadak sebuah cahaya yang lebih
kuat melintas, meluncur deras ke arahnya. Bersamaan dengan
itu, ponsel di tangannya melayang".
BRAK!!! Dentuman membuyarkan malam, membuatnya semakin
gelap. Sangat gelap sehingga dia tidak mengetahui begitu saja
kalau dia kehilangan".
Kehilangan kaki ka" Akna tidak mampu melanjutkan ingatannya. Takut membuka
matanya. Amat takut. Karena dia ingin apa yang barusan
diingatnya adalah bayangan, mimpi buruk di saat tertidur
pada jam-jam sibuk atau lembur tengah malam. Yang dia
Rainbow isi.indd 7 Eni Martini tahu dengan pasti, dirinya tengah meluncur dari tol Cikarang
menuju Gatot Subroto untuk berbelok ke arah Sudirman,
menemui bosnya, mengambil kado buat Keisha lalu pulang
untuk menikmati Ratatouille au Micro-Ondes bersama wanita
tercinta itu. Sungguh hidup begitu indah, bukan"
And I think to myself " what a wonderful world
Yes I think to myself " what a wonderful world
ain Akna masih menutup matanya, suara Louis Armstrong
yang menyanyikan lagu What a Wonderful World masih
melekat di telinga. "Akna"," Keisha mengerutkan kening, melihat wajah
suaminya yang terpejam menyunggingkan senyum. Namun
bukan seperti senyum jenaka lelaki tampan itu yang selama
ini dilihatnya. Senyum kali ini seperti seringai badut yang
malang. "Akna"," Keisha kembali memanggil, suaranya hatihati.
Senyum Akna terputus, tersadar saat sebuah suara yang
memanggilnya, menyusul sentuhan halus penuh kasih di
ba"hu"nya. Di sinilah dia sadar apa yang barusan dilihatnya
nyata. DIRINYA CACAT! Jeritan melengkingnya merobek kesunyian ruang Cem"
paka. Keisha mencengkeram bahu Akna sambil menahan air
mata. Dokter dan suster tergopoh-gopoh memberikan sun"
tikan penenang. Sejenak suasana kembali sunyi, sepi, bahkan
jatuhan air mata di pipi Keisha bersama desah napas"nya
begitu terdengar memilukan.
Inikah takdir bagi dirinya dan Akna"
Rainbow isi.indd 8 RAINBOW Keisha: Kado Annivesary Pertama
Keisha sudah rapi mengenakan turtle neck biru dan rok kelabu
tua selutut. Di luar, gerimis masih turun. Dia memutuskan
untuk memesan taksi menuju tokonya: Baby Shop, toko
perlengkapan bayi yang dikelola bersama sahabatnya, Emi,
terletak di Cilandak, di sebelah rumah Emi, karena memang
mereka menyewa pada Mama Emi sehingga jauh lebih
murah. Selain menjual perlengkapan bayi secara langsung di
toko, Baby Shop juga menjualnya secara online. Nanti, dirinya
berencana pulang cepat, mampir ke supermarket terdekat
untuk mencari daun parsley, terong, timun, cr"pe, untuk me"
lengkapi bahan Ratatouille au Micro-Ondes.
Baru selesai menelepon taksi, telepon berdering. Dari


Rainbow Karya Eni Martini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seorang kurir ekspedisi yang mencari alamatnya.
Aha! Sepatu kulit model kasual warna cokelat yang di"
pesannya dari sebuah toko online buat Akna, sedang menuju
ke sini. Keisha memberi petunjuk jelas dan memberi tahu
ART-nya, Yanti, kalau ada kurir ekspedisi yang akan datang
mengantarkan pesanannya. Sepertinya hari ini semua akan
beres dengan indah: menu makan malam plus hadiah buat
Akna. Kegiatan tokonya seperti biasa ramai meski gerimis masih
berlangsung. Setelah usaha mereka berjalan setahun, Keisha
dan Emi memutuskan untuk mengambil tiga orang karyawan:
Rainbow isi.indd 9 Eni Martini ain satu orang untuk menjaga toko, satu melayani pesanan online,
satu lagi melakukan pekerjaan rangkap seperti mengecek stok
barang dan memotret produk Baby Shop yang baru datang
untuk dimasukkan ke website toko mereka. Admin toko ini
dipegang Keisha, dan marketing dipegang Emi, tapi kadang
Keisha juga turun tangan. Untuk jasa pengiriman mereka
menggunakan jasa ekspedisi yang menjemput barang dengan
pembayaran bulanan. Jasa ekspedisi seperti ini memang ada
nilai minimumnya, tapi untuk toko online yang pelang"gan?"nya
sudah berkembang biak, hal ini tidak perlu dikha"wa"tir"kan.
Malah jadi lebih hemat karena mereka tidak perlu meng"gaji
seorang kurir. "Happy anniversary, Kei, semoga langgeng sampai aki
nini, ya," Emi mengecup kedua belah pipi Keisha, lalu diang"
surkan sebuah bingkisan mungil. "Maaf ya, kalau nggak se"
berapa, tapi niatnya tu-lussss," ucap Emi lucu, bibirnya me"
nge"rucut. Matanya yang terbingkai kacamata minus nyaris
terpejam. "Waduh, besok kali, Em. Premature nih ngucapinnya,"
canda Keisha sambil menerima kado dari sahabatnya.
"Besok kan lo izin libur. Gue seharian meeting sama
supplier perlengkapan mandi bayi. Takut lupa, honey"."
"Ehmmm " terus kadonya boleh gue buka sekarang?"
"Gimana, ya?" Emi mengerlingkan matanya, lalu meng"
angguk-angguk bagai pelatuk.
Secepat kilat Keisha membukanya " Trantam! Sepasang
jam tangan Puma: salah satunya yang berwarna hitam buat
Akna pastinya, dan yang biru muda buat dirinya. Mata
Keisha berbinar. Walau modelnya yang sporty kurang cocok
buat Keisha, tapi dia menyukai pemberian Emi, karena saha"
batnya itu memberikannya dengan tulus.
Rainbow isi.indd 10 RAINBOW "Thanks, ya, Em!" Keisha memeluk sahabatnya.
"Aduuuh, Akna pasti geer nih dapat jam."
"Semoga jadi awal hari yang paling membahagiakan
buat kalian berdua ya, Kei," bisik Emi. "Oya, jangan lupa
buruan punya anak!" "Dan lo buruan dilamar Dimas," Keisha ngikik melepas
pelukannya. "Tahun ini, pastilah."
"Aamiin." "Ehmmm " Akna ngasih kado apa nih buat annivesary
pertama?" Keisha terdiam, kemudian menggeleng pelan. "Belum
tahu juga, hari ini dia ada meeting seharian di Cikarang. Gue
juga belum tahu pulangnya jam berapa. Yang penting jam
dua belas malam teng, dia sudah hadir di rumah," kata Keisha
dengan wajah bersemu. Aduh, dia jadi nggak sabar mau lihat
pesanan sepatu buat Akna dan belanja untuk memasakkan
menu spesial mereka, Ratatouille au Micro-Ondes. Menu
itulah yang paling dia kuasai, meski masakan Prancis yang
mudah diolah itu banyak jenisnya, seperti salad nicoise, tapi
Akna kurang suka tuna. Salad nicoise menggunakan ikan
tuna dalam proses pembuatannya, sehingga kalau diganti
akan mengurangi citra rasa salad nicoise.
Untuk membuat masakan Indonesia terlebih lagi
masakan daerah Akna yaitu Sumatera, beraaaaat rasanya
buat Keisha yang baru belajar masak. Menghafal nama-nama
bumbunya saja susah. Mami Akna pernah mengajaknya ke
dapur untuk memasak bareng. Waktu itu Mami memasak
naniura, kalau tidak salah memasak ikan tanpa dimasak
di kompor, tapi mentah-mentah direndam aneka bumbu
selama sekian jam. Bumbunya macam-macam dan asing,
Rainbow isi.indd 11 Eni Martini ada rias yang bentuk tanamannya mirip jahe, tapi bunganya
berwarna merah muda. Bunganya ini yang digunakan untuk
bumbu. Ada jeruk jungga, rasanya hampir sama dengan jeruk
nipis namun lebih harum dan memiliki tingkat keasaman"nya
lebih tinggi, tekstur kulit jeruk jungga kasar. Ada andaliman.
Kata Mami, andaliman ini dikenal sebagai "merica batak".
Rasa andaliman ini unik, yang masih kata Mami, rasanya
menggigit dengan aroma jeruk yang lembut, sedikit rasa
mentol, dan menimbulkan sensasi mati rasa di lidah. Masih
banyak bumbu lain yang sebagian dipotong, sebagian ditum"
buk lalu dilumuri di atas ikan, lalu didiamkan selama empat
jam dalam lemari kulkas. Mau tahu rasanya" Awalnya Keisha jijik membayangkan memakan ikan
men"tah dengan lumuran bumbu tradisional. Dia pernah
diajak Emi makan sashimi di restoran Jepang. Sashimi berupa
ikan dengan tingkat kesegaran tinggi yang dinikmati mentahmentah bersama kecap asin, parutan jahe, dan wasabi. Dia
sama sekali tidak mau mencicipi. Namun karena naniura
ini yang memasak Mami, mau tidak mau dia mencicipi juga
dan ternyata " lezat! Rendaman bumbunya tidak membuat
ikan terasa mentah dan amis. Daging ikan jadi sedikit keras
dan amat jelas teksturnya seperti daging ikan yang dikukus.
Yummy! Tapi kalau disuruh masak naniura, maaf deh " bum"bu"
nya ribet, seribet mencarinya, karena jeruk jungga dan anda"
liman itu masuk ke dalam barisan bumbu masakan langka.
Gampangan masakan luar, deh. Bumbu-bumbunya mudah
dibeli di supermarket terdekat, tinggal potong-potong, taburtabur, aduk-aduk, masukan oven, beres dan yummy! Keren
lagi. Masakan barat gitu loh.
Rainbow isi.indd 12 RAINBOW "Akna yang sok romantis itu pasti bakal mati-matian
nyariin lo kado yang spesial, kalau perlu yang cuma ada satu
di dunia, Kei," canda Emi.
Keisha tersenyum. "Muluk banget. Udah ah, gue mau
nemenin Tia motret baju buat new arrival kita bulan ini."
"Iya, tuh dia lagi di ruang foto, bajunya lucu-lucu deh,
Kei. Lo pasti serasa pengin cepet punya baby."
Keisha buru-buru mendatangi Tia. Ruang foto itu hanya
berupa sebuah ruangan yang dibagi dua dengan gudang. Toko
mereka hanya terdiri atas tiga ruangan; bagian depan untuk
area penjualan yang diset senyaman mungkin karena rata-rata
pembeli membawa baby mereka. Ruang tengah untuk kantor
toko online dan admin. Sementara ruang belakang, yang
selain terdapat toilet dan pantry amat mungil, juga memiliki
ruangan yang digunakan sebagai gudang dan ruang foto.
Seharusnya mereka mempunyai toko offline terpisah, tapi
toko yang baru berjalan hampir dua tahun ini belum cukup
modal. Lagi pula Keisha mengelola Baby Shop bersama Emi
sejauh ini selain untuk mendapat sedikit uang lebih untuk
membeli keperluan pribadi, sekadar untuk membunuh jenuh
selama menunggu Akna pulang kantor dan mereka belum
memiliki momongan. Benar apa yang dikatakan si Emi, baju-baju baby new
arrival bulan ini membuatnya serasa ingin cepat-cepat punya
baby. Hadewww, tiap hari juga dirinya ngiler pengin punya
baby secara kerjaannya berkecimpung dengan berbagai pro"
duk bayi. Lihat tuh, pasangan piama, sepatu Hogls yang bisa
juga jadi kaus kaki, lucuuu banget. Warnanya ada merah, biru
" Aduh, duh, Keisha jadi ngebayangin kaki-kaki mungil nan
montok yang bersemu merah muda mengenakannya.
Rainbow isi.indd 13 Eni Martini Tuhan pasti punya rencana mengapa dia dan Akna
belum juga kunjung diberi momongan. Dia yakin Tuhan
Maha Tahu waktu yang pas buat umat-Nya.
Brug! Sekantong belanjaan buat memasak Ratatouille au
Micro-Ondes Keisha letakkan di lantai ruang tengah, saking
nafsunya dia melihat dus berstempel ekspedisi di atas karpet
berbulu yang biasa dipakai untuk alas duduk maupun tiduran
saat menonton TV. Breeet"Breeet"! Dibukanya bingkisan tersebut.
Ehmmm " benar-benar pas buat Akna, model sepatu
kasual dari Bally warna cokelat. Suaminya laki-laki yang
energik, sporty, dan tidak suka ribet. Sepatu yang mudah
dilepas maupun dipakai adalah kesukaan Akna. Laki-laki itu
paling alergi dengan sepatu formal model moncong buaya
yang kinclong jali. Karena banyak bekerja di lapangan, Akna
lebih suka mengenakan kemeja dibalut vest meski harus
mengenakan dasi ketimbang jas resmi yang berat.
Saatnya membungkus hadiah ini sebelum memasak, batin
Keisha. Diliriknya jam hadiah dari Emi yang melingkar
manis di pergelangan tangannya. Baru pukul lima sore.
Diputuskannya untuk mengirimkan SMS kepada Akna, tapi
soal sepatu, rahasia dulu aaah".
Setelah dikupas, potong-potong terong, ketimun, tomat,
dan paprika sesuai selera. Iris kasar bawang bombay menjadi
bentuk bundar, dan kupas siung bawang putih. Lalu masuk"
Rainbow isi.indd 14 RAINBOW kan semua ke dalam microwave. Jangan lupa bumbui dengan
garam dan merica. Masak selama sepuluh menit, kemudian
keluarkan dari microwave, aduk. Setelah diaduk, masukkan
kembali ke dalam microwave, sampai airnya meresap, Lalu
keluarkan Ratatouille au Micro-Ondes dari microwave.
Kemudian Keisha menambahkan tiga sendok makan
minyak zaitun dan satu sendok teh cuka.
"Sedikit daun parsley," gumam Keisha sambil mena"
bur"kan daun parsley yang sudah dirajang kasar. Dia akan
membungkusnya dengan cr"pe, nanti setelah menerima
kabar dari Akna kalau laki-laki itu sudah dalam perjalanan
ke rumah, supaya masakannya bisa dinikmati dengan fresh.
Tadi selain mengirim satu SMS, Keisha juga sudah tiga kali
menelepon, tapi nada sambung memberi tahu kalau suaminya
sedang sibuk. Semoga Akna pulang sebelum pukul sepuluh malam, sebab
tidak enak betul kalau mereka makan malam di hari yang
indah dengan kondisi Akna yang keletihan, batin Keisha. Kelar
dengan masakannya, dia berjalan ke kamar, memperhatikan
bungkus kado buat Akna. Sepatu itu dibungkus kertas kado
warna-warni, sebab Akna suka dengan segala warna yang
dilihat, bukan dipakai. Kalau dipakai, laki-laki itu lebih suka
mengenakan warna yang biasa-biasa saja, yang cenderung
gelap. Jadi seperti pelangi, batin Keisha melihat bungkus kado"
nya. Dia melirik arloji. Waduh! Sudah jam delapan, kira-kira
Akna di mana ya" Sebaiknya Keisha menelepon. Seharian
ini suaminya sama sekali tidak ada kabar. Segitu sibuknya
kah" Biasanya laki-laki itu selalu menyempatkan diri untuk
menyapanya lewat telepon atau SMS pendek: I love you, atau
SMS penggalan lagu-lagu romantis, seperti: Hello, it"s me
Rainbow isi.indd 15 Eni Martini your"re looking for, atau sekadar mengirimkan icon-icon lucu.
Keisha mencari-cari ponselnya. Dia baru ingat tadi
sehabis mengirim SMS kepada Akna, dia meletakkannya di
dapur. Dia buru-buru lari ke dapur. Yanti sedang membereskan
meja makan. Keisha meminta taplak meja diganti warna
biru, dan vas bunganya diisi mawar aneka warna: merah,
kuning, pink, biru, yang tadi dia beli di toko bunga di dekat
Baby Shop. Di deretan Baby Shop memang banyak kios yang
menjual banyak barang seperti ponsel sampai bunga segar
Ponsel itu tergeletak di atas lemari es. Baru saja tangan
Keisha terjulur, tiba-tiba ponselnya jatuh begitu saja hingga
pecah menjadi dua bagian di lantai, bahkan baterainya
terlempar ke kolong lemari es.
Keisha melongo. Apa tadi dia salah pegang" Kok bisa
jatuh" Saat akan berjongkok untuk memungutinya, Yanti mun"
cul agak terburu-buru. "Bu, ada telepon!" serunya dengan
napas memburu. "Dari siapa?" Keisha mengurungkan niatnya.
"Rumah sakit," jawab Yanti tegang, sebab si penelepon
tadi seperti tokoh agen rahasia. Si penelepon mencari Ibu Kei.
Pasti keluarga Ibu Kei dalam bahaya. Tapi siapa yang masuk
rumah sakit" Begitu otak Yanti langsung bekerja menanggapi
si penelepon. Yanti masih mengingat dengan detail pertanyaan-per"
tanyaan di telepon tadi, ada ketegangan terasa dari suara si
penelepon yang membuat Yanti ikutan tegang.
"Heh, Yan! Dari rumah sakit cari siapa?" dada Keisha
mulai berdebar, berbagai praduga bermunculan. Dia ingat
Mama dan Papa di Bandung sehat-sehat saja, orangtua Akna
Rainbow isi.indd 16 RAINBOW di Medan juga sepertinya sehat-sehat saja, jangan-jangan
salah sambung. Dasar Yanti!
"Dia cari Ibu Kei!" seru Yanti.
Hah! Keisha melongo, lalu tanpa pikir panjang, dia
berlari ke ruang tengah, mengangkat gagang telepon yang
masih menggantung. "Bapak Akna Harahap kecelakaan di Tol Jatiasih"."
Hanya suara itu yang tertangkap di telinga Keisha, sepenuh"
nya menyerupai bisikan yang bergema, dibawa angin, tidak
jelas dan sulit dicerna. Tangan Keisha menggigil saling meremas satu sama lain.
Kadang, dia galau dan menatap langit-langit di lorong rumah
sakit, Kadang dia nanar menatap lantai yang berdebu, dan


Rainbow Karya Eni Martini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuang pandangannya ke perawat dan dokter yang lalulalang.
"Sabar ya, Kei," Emi yang diteleponnya untuk meng"
antarkan ke rumah sakit, duduk di sebelahnya sambil meme"
luk bahu Keisha kuat. "Akna sudah mendapat penanganan
yang baik dari dokter"."
"Tapi amputasi, Em " Akna diamputasi," Keisha meng"
geleng, untuk kesekian ratus kali, air matanya meleleh di pipi
hingga jatuh ke tepian bibir sampai dia mengusapnya dengan
ujung sweternya. Musibah di penghujung hari menuju
anniversary pertama mereka.
Astagfirullah, ini kado atau petaka?""
Jangan melamun, Sayang, aku butuh doamu untuk
kesuksesan hari ini " kata-kata Akna pagi tadi kembali ter"
kenang. Rasanya baru saja terucap.
Rainbow isi.indd 17 Eni Martini Ya Rabb, bukan tadi " oh, bukan hanya tadi! Tapi se"
tiap hari Keisha selalu berdoa yang baik-baik buat suaminya.
Mengapa bisa terjadi hal buruk seperti ini" Bukankah doa itu
konon penuh keajaiban yang baik"
Keisha merasakan air matanya lagi-lagi tumpah. Tanpa
dia sadari, bahunya berguncang.
Keluarganya dan keluarga Akna akan ke Jakarta besok
pagi. Tanpa Emi, dia tidak tahu bagaimana harus berjalan
menembus malam menuju rumah sakit, bagaimana harus
bersikap ketika dokter menemuinya dan meminta persetu"
ju"an Keisha soal amputasi yang harus segera dilaksanakan,
bagaimana dia harus menunggu pagi hingga Akna siuman,
karena separuh jiwanya sudah melayang sejak menerima tele"
pon yang mengabarkan Akna kecelakaan, lebih-lebih soal
amputasi. Keisha yakin mungkin bisa disebut dirinya sete"
ngah pingsan. "Kei, Kei " Istigfar, lo harus kuat. Akna butuh Keisha
yang kuat," bisik Emi menahan air matanya sendiri. Sumpah!
Tenggorokannya sakit banget, matanya panas banget, semua
yang dilihatnya bukan sesuatu yang sederhana. Jadi pasti luar
biasa berat buat sahabatnya itu.
Keisha menggigit bibirnya, menahan perasaan agar air
matanya tidak kembali tumpah. Ya, Emi betul! Akna butuh
Keisha yang kuat". Ketika diri harus berpasrah pada takdir
Keisha menatap tubuh Akna yang berbaring nyenyak.
Digenggamnya tangan Akna erat, penuh sedih dan kasih.
Rainbow isi.indd 18 RAINBOW Diciuminya hingga air matanya sendiri merembes di luar
kendali. Kalau bisa dia ingin membenamkan sejuta pe"ra?"sa"
annya ke dada lelaki itu agar Akna bangun dengan kekuat"
annya yang dulu. "Kamu itu bidadari tanpa sayap, Sayang, maka dari itu
aku datang diciptakan Tuhan untuk menjadi sepasang sayap
buatmu"." Keisha tersedu mengingat kata-kata Akna. Saat itu Akna
dengan senyum riang datang melamarnya padahal mereka
sahabat. Seorang sahabat melamarnya. Mungkin jika tidak
ada rasa, Keisha akan lari tunggang langgang sambil bilang:
aku tak mau mengotori ikatan sahabat yang suci!
Tapi waktu itu Keisha dengan pipi memerah, merasakan
debaran yang aneh, dia tidak tahu sudah lama menyimpan
perasaan lebih terhadap Akna. Mereka berteman sejak satu
kampus di sebuah universitas swasta di Jakarta meskipun
berbeda jurusan. Saat itu Akna satu jurusan dengan Emi,
yaitu teknik mesin industri. Sementara Keisha seperti anakanak perempuan kebanyakan yang mentok dan bingung mau
mengambil apa, sehingga terjerumus di jurusan ekonomi.
Jadi sebetulnya Emi termasuk perantara benang merah di
antara Akna dan Keisha. Akna termasuk populer di kampus. Senyumnya yang
familier, sifatnya yang kocak, wajahnya yang tampan, dan
otaknya juga cermelang. Sementara Keisha hanya gadis
pemalu yang tidak aktif di kampus. Kalaulah banyak orang
yang mengenalnya, biasanya karena bibirnya yang dia pikir
dower sehingga membuat wajahnya dimirip-miripkan dengan
Liv Tyler. Rainbow isi.indd 19 Eni Martini "Tapi buat aku, kamu secantik bidadari. Siapa yang bisa
membayangkan wajah bidadari, kecuali sejauh angan-angan si
pengkhayalnya. Kamu tahu nggak, aku khayalin kamu seperti
apa?" kata Akna. Keisha mengerutkan dahi. "Seperti " Ratu Roro Kidul," canda Akna, biasanya sam"
bil menoel pipi Keisha. "Uuuh, katrok!"
"Loh, itu wanita yang kecantikannya melegenda di pulau
Jawa loh. Masa kamu tinggal di pulau Jawa gak tahu?"
"Iya, tahu. Tapi kan, lebih familier dan enak didengar
misalnya seperti"."
"Liv Tyler" Ah, itu kan sudah pasaran. Diakui semua
laki-laki, aku nggak mau khayalan yang pasaran," Akna masih
menggoda. "Yeeee " Liv Tyler!" cibir Keisha, "Paris Hilton!" Keisha
men"coba bergurau meski dia jadi merah jambu sendiri,
blushing. Akna ngakak, seluruh matanya tertutup rapat. Giginya
yang rapi berbaris putih.
"Kok ketawa sih?" kata Keisha.
"Aku nggak percaya kamu punya khayalan seseksi itu "
hahahaha." Keisha semakin memerah, namun senyumnya pecah begitu
Akna menawarkan diri untuk menggendongnya. Tubuh gagah
itu bisa sekuat kuda putih yang ditunggangi kekasih Putri
Aurora. "Buatku kau secantik Yuki-Onna?"
"Siapa itu, Na?"
"Putri cantik dalam dongeng Jepang berjudul Wanita
Salju"." Rainbow isi.indd 20 RAINBOW Keisha termangu oleh segala kenangannya, air matanya masih
berhamburan ketika perlahan tangannya menyimbak selimut
Akna " laki-laki itu hanya memiliki kaki kirinya saja.
Ya Rabb " nasib apa yang menunggu di depan sana"
Akna bagaikan seekor kuda pelari tanpa kaki.
Keisha menggigil. Dia menggigit bibir agar tangisnya
tidak pecah menimbulkan suara.
"Keike"," sebuah tangan lembut membelai pipi Keisha
yang basah. "Sing kiat Neng, sing kiat1. Suamimu butuh
seorang istri yang tegar seperti tongkat yang menguatkan
kakinya. Buang air matamu sebelum Akna bangun yah","
suara Mama berbisik rapat di telinga Keisha.
"Mama!" jerit Keisha tertahan, memeluk Mama. Tangan"
nya meremas belakang baju Mama, seolah berusaha meme"
gang apa saja yang bisa menopang perasaannya saat ini.
Papa menepuk-nepuk bahunya tanpa bicara, sementara
orangtua Akna memilih menanti di rumah. Maminya Akna
sudah berapa kali pingsan, kata Yanti. Wanita itu pasti sangat
terpukul. "Kasihan atuh Akna, kasian ibu mertuamu. Sing kiat,
Neng. Mama yakin Keike kiat," bisikan Mama terus mengalir,
berulang-ulang, suaranya bergetar, menahan gejolak air mata"
nya. Dia rasakan tubuh Keisha gemetar, pasti putrinya me"
nahan ledakan tangisnya. "Aku kuat, Ma. Kekei pasti kuat, Ma"," Keisha balas
berbisik, suaranya masih kacau-balau menahan semua rasa
"Kita salat dulu," Papa buka suara, menyadarkan keduanya
dari rasa yang mengimpit.
"Akna, Pa?" 1 Yang kuat Nak, yang kuat.
Rainbow isi.indd 21 Eni Martini "Dia aman di sini, Sayang"."
"Tapi Kei ingin saat dia tersadar melihat Kei, Pa."
"Kalau begitu, Kei salat di kamar saja. Biar Mama dan
Papa salat Zuhur di musala," Mama menengahi.
Keisha mengangguk, menerima mukena dari Mama,
lalu mengambil wudu di toilet, membasahi wajahnya yang
sembap. Matanya bengkak dan perih, dia mengucek dan
mem"basuhnya berulang-ulang. Akna tidak boleh tahu dia me"
nangisi takdir laki-laki itu, dia harus tersenyum begitu Akna
tersadar. Selebar senyumnya saat menyuguhkan Ratatouille
untuk sang suami di hari istimewa.
Keisha: I just can"t smile without you
You see I feel sad when you"re sad
I feel glad when you"re glad
If you only knew what I"m going through
I just can"t smile without you
Pukul sepuluh pagi lewat dua puluh lima menit.
Hari pertama Akna pulang dari rumah sakit, kamar
mereka sudah dirapikan sedemikian rupa. Ada bunga mawar
merah, kuning, putih di meja rias di kamar. Alas tidur pun
diganti warna biru, jendela dibuka lebar menghadap taman
belakang yang merangkap lokasi menjemur. Tapi pagi ini
tidak ada besi jemuran di sana, hanya terlihat sekelompok
pohon hijau sebagai penyegar.
Rainbow isi.indd 22 RAINBOW "Selamat datang, Beib!" seru Keisha begitu mereka sudah
masuk kamar dan menutupnya rapat, Keisha menyorong"kan
kursi roda Akna hingga tepi tempat tidur.
Akna hanya tersenyum kecil nyaris tanpa ekspresi.
Keisha mengecup kedua belah pipi suaminya, apa yang
dinantinya akan dia katakan sekarang, meski telat, "Happy
ann?" "Kei, bisa kamu keluar kamar sebentar?" potong Akna.
Masih dengan mulut terbuka, tampak jelas Keisha ter"
kejut karena ucapannya terpotong begitu saja. Perlahan, dia
men"coba menatap bola mata Akna, seperti yang biasa dia
lakukan jika sedang tidak memahami laki-laki itu. Biasanya
Akna akan dengan penuh kasih menangkup wajah Keisha
dengan kedua belah tangannya yang kekar, menjelaskan mak"
sudnya pelan-pelan agar Keisha paham dan tidak tersing"gung,
diakhiri dengan kecupan lembut di bibir. Tapi ini".
"Bisa, kan kamu keluar sebentar?" wajah Akna masih
sama tanpa ekspresi, bahkan kemudian dia mengalihkan
pandangannya. "A-aku"," Keisha gagap, bingung, takut, sedih, ter"sing"
gung. Campur aduk. "Aku harap kamu bisa keluar sebentar, Kei," Akna meng"
ulangi permintaannya sambil membelakangi Keisha.
Ouw! Keisha membekap bibirnya, jari-jarinya gemetar.
Akna berdeham. "Oke, oke, tapi aku ingin membantumu istirahat,"
akhir"nya ucapan itu keluar juga dari bibir Keisha. "Kau ingin
istirahat di tempat ti?"
"Keisha!" tiba-tiba Akna berbalik, menatap Keisha tajam.
Ekspresi ini sama sekali belum pernah terlihat sebelumnya.
"Aku ingin sendiri, itu saja."
Rainbow isi.indd 23 Eni Martini Keisha kembali ternganga. Ada butiran bening siap me"
lompat keluar dari matanya, ada amarah yang bergemuruh
di dadanya, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sesuatu yang
asing baru saja muncul di hatinya. Perlahan dia berjalan
hendak keluar, namun suara Akna kembali terdengar, kali
ini lebih pelan. Membuat dirinya sedikit berharap, walaupun
suaminya masih pada posisi yang sama, membelakangi.
"Tolong matikan musiknya"."
Ouw! Lagi-lagi Keisha menutup mulutnya dengan
telapak tangannya, lalu berlari keluar kamar tanpa memati"
kan musik, menutup pintu kamar, dan meneteskan air mata
seraya bersandar ke pintu. Dadanya berguncang hebat karena
tangisnya tertahan tanpa suara.
Di saku sweternya masih ada kado kecil yang dia siap"
kan secara mendadak buat Akna sebagai pengganti hadiah
anniversary mereka, yaitu sebuah surat dan pulpen yang
dibungkus dalam kotak cukup elegan, yang dibelinya di
sebuah toko peralatan kantor dekat rumah sakit. Tapi apa
yang barusan dihadapinya, Akna berubah menjadi orang
asing yang menyakitinya. Keisha meremas kado untuk Akna hingga kotaknya
gepeng. Dia terus meremas hingga Mami memergokinya
dengan panik. "Kei, kenapa pula kamu menangis! Ada apa dengan
Akna?" dengan membabi buta, Mami menerjang pintu kamar
tanpa sempat Keisha cegah.
"Akna!" panggil Mami sambil menghambur ke kursi
roda laki-laki itu. Keisha masih berdiri di ambang pintu dengan meng?"
gigil, tidak tahu apa yang harus dia lakukan" Kekhawatiran
mun"cul kalau-kalau Akna akan mengusir Mami, tapi dia me"
Rainbow isi.indd 24 RAINBOW lihat ibu dan anak itu saling berbisik dan saling peluk.
Keisha tidak dapat menahan pukulan hatinya. Dia ber"
balik hendak menjauh dari kamar hingga Mama yang se"
dang menyibukkan diri dengan menonton TV, melihatnya.
Rencananya Mama dan Papa akan kembali ke Bandung
besok pagi. "Kekei"," panggil Mama lembut, mencoba menebak
apa yang membuat putrinya berurai air mata.
Keisha memeluk Mama, meneruskan tangisnya tanpa
malu. "Kuat, Kei, kau harus kuat yah. Apalagi Akna sudah pu"
lang," bisik Mama sambil melepas pelukan Keisha perlahan.
Keisha tak menjawab, menghapus air mata, mencoba
mengatur napasnya untuk memulai pembicaraan.
"Masa baru sampai rumah berapa menit kau sudah
menangis seperti ini?"
"Ma," suara Keisha Pelan. "A-Akna tidak seperti yang
kukenal lagi. D-dia " dia kasar, dia tidak"," Keisha meng"


Rainbow Karya Eni Martini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

geleng-geleng, mengusap air matanya lagi. Luapan di dada"
nya membuat dia sulit menyampaikan kata-kata meski ingin,
ingin menceritakan semuanya kepada Mama.
"Kekei diusirnya, Ma"," final, hanya itu yang bisa
Keisha sampaikan. Mama termenung sejenak. Dipandangi Keisha dan
Mama menemukan kesedihan yang amat sangat di sana.
"Sekarang Akna tengah berpelukan dengan Mami","
kata Keisha sedih. "Aduh, Kekei, Akna kan pulang dengan jiwa bagai
bayi yang baru terlahir, kamu harus siap menghadapi segala
perubahannya. Akna kehilangan satu kakinya, itu tidak
mudah atuh. Tidak mudah," Mama menggeleng pelan
Rainbow isi.indd 25 Eni Martini seolah memberi pengertian pada dirinya sendiri. Iyalah,
sesungguhnya mama mana yang tidak khawatir jika putrinya
dilukai, apalagi Keisha putri tunggalnya.
"Terima dengan ikhlas yah, Ke. Jalani ini sebagai bukti
kesetiaanmu dan baktimu sebagai istri. Surga, Ke, surga kang"
go istri-istri nu ikhlas2"," mata Mama akhirnya berkacakaca juga, sejauh mana beliau menahannya agar Keisha lebih
kuat. "Setiap kehidupan berumah tangga itu pasti mendapat
ujian, entah kematian, sakit, ekonomi, perselingkuhan, dan
banyak lagi karena manusia itu diuji keimanannya tidak
hanya asal mengatakan "aku beriman", Ke. Kau harus ber"
syu"kur sudah mendapat ujian ini. Banyak pasangan-pasang"
an lain yang masih bertanya-tanya seperti apa ujian mereka
di depan sana"," Mama terus berkata-kata sebisanya untuk
mem"beri kekuatan putrinya.
"Iya, Ma " iya," angguk Keisha. Digenggam tangan
Mama kuat-kuat, seakan tangan lembut itu tongkat yang
mem"bantu menopang bobot tubuhnya yang nyaris ter"sung"
kur. "Keisha"," tahu-tahu Mami muncul, dan langsung
duduk di depan Keisha dan Mama. Refleks, Mama menge"
cilkan volume TV yang sedang menyiarkan berita infotain"
ment. Wajah Mami yang keras semakin terlihat keras.
Keisha buru-buru memperbaiki sikapnya, membersih"
kan wajahnya sekilas. Dia mencoba tersenyum pada Mami.
Garis senyumnya mengguratkan rasa sakit di pipi.
"Besok Mami dan Papi kembali ke Medan," kata Mami
pelan, namun terdengar berat.
2 Surga, Kei, surga imbalannya bagi istri-istri yang berhati ikhlas.
Rainbow isi.indd 26 RAINBOW Keisha dan Mama terkejut. Mereka mengira Mami
yang begitu memanjakan Akna akan menunggui dalam
tempo cukup lama"mungkin sampai Akna mendapat kaki
palsunya"karena Papi sudah tidak terikat kerja, sementara
Papa masih terikat kerja, maka orangtuanya tidak dapat izin
untuk berlama-lama di Jakarta.
"Kok cepat sekali, Mi?"
Mami terdiam, gelisah sekali wajahnya.
"Akna masih butuh kehadiran orang-orang yang dicin"
tainya, Mi. Terlebih Mami"," Keisha masih terus bicara
sementara Mama memilih diam. "Mami pasti lebih tahu
menghadapi Akna, karena dia putra Mami."
"Akna yang meminta"," ucap Mami pelan, namun ter"
dengar mengejutkan bagai halilintar.
Akna yang meminta, masa" Tadi Keisha lihat sendiri
bagaimana Akna begitu luruh dalam pelukan Mami.
"Dia bilang, dia ingin dibiarkan berdua denganmu saja,
Kei. Dia butuh waktu bersamamu"."
Keisha terlongo, begitu juga Mama. Bahkan Mama
mulai menerka tangis putrinya tadi hanya kemanjaan, hanya
cemburu karena Akna lebih condong ke Mami.
Mama tersenyum kecil, ada lega di hatinya.
"T-tidak mungkin, Mi," kata Keisha sambil menggeleng
dengan cepat. "Kei, Mamimu ini bicara serius pula!" suara Mami
sedikit keras. Sungguh, hatinya sedih oleh permintaan putra"
nya. Mami ingin menemani Akna sampai laki-laki itu bisa
berjalan dengan kaki palsunya. Papi pun menyetujuinya.
Tapi mengapa Akna tidak ingin didampinginya" Bahkan tadi
Mami bersikeras, tapi Akna justru menangis tanpa menge"
luarkan sepatah kata pun.
Rainbow isi.indd 27 Eni Martini "Beri aku waktu berdua saja dengan Kei, Mi"," hanya
itu kata terakhir diucapkan Akna setelah lama menangis.
Sunggguh pernikahan kadang membuat kita kehilang"
an anak kita. Akna anak yang paling dekat dengan Mami
dibanding kedua kakaknya Rafif dan Dina".
"Mami mau membicarakannya dulu ke Papi," kata
Mami langsung menuju kamar tamu di lantai atas. Di lantai
atas memang hanya ada dua ruangan yang digunakan sebagai
kamar tamu, di sanalah mertua dan mama papa Keisha ber"
istirahat selama menginap.
Sejenak Keisha dan Mama saling pandang, keduanya
menyadari kegelisahan dan kekecewaan yang tertangkap di
wajah Mami. "Bukannya besok Dina dan Rafif baru bisa datang?"
tanya Mama. Dina dan Rafif adalah kakak Akna yang tinggal
di Batam. "Kenapa mamimu justru pulang?"
Keisha angkat bahu. Dia sendiri kehilangan Akna,
jadi mana dia tahu kenapa Akna meminta Mami dan Papi
pulang. Mama menarik napas, mengembuskannya perlahan.
"Kamu istirahat, yah?" Mama mengusap pipi Keisha.
Istirahat di mana" pikir Keisha. Akna barusan meng"
usirnya dari kamar, tapi masa dia mau tidur berdesakan
bersama Mama dan Papa. Asyik sih sebenarnya, menjadi
gadis kecil mereka lagi, namun pasti bisa jadi bumerang: apa
kata mereka dan mertuanya, masa baru sampai rumah dan
suami dalam keadaan sakit, kok istri malah bermanja ria di
ketiak orangtuanya. "Ke, temani Akna sana. Baru pulang ditinggal sendirian.
Mamah juga mau istirahat, ah."
Rainbow isi.indd 28 RAINBOW Keisha tak beranjak, tak juga menjawab. Pikirannya
mengambang. "Heiiii"," Mama menggoyang-goyangkan tangannya
di depan wajah Keisha. "Mah, Akna alimeun abi aya dina kamar3," kata Keisha
lirih. "Ah, jangan menuruti emosimu sendiri, Ke. Ayolah,
Akna butuh kehadiranmu."
Fiuuuuh, Keisha membuang napas. Lebih baik dia
meng"iyakan sajalah, kasihan Mama tampaknya sudah sangat
capai, makanya beliau tidak paham dengan tangisnya tadi.
"Oke, oke, Kekei ke kamar."
"Nah, itu baru anak Mamah yang luar biasa," Mama
mengecup kening Keisha sebelum naik ke lantai atas menyu"
sul Papa yang sudah istirahat lebih dahulu. Mereka semua
pasti benar-benar capek. Ruang TV sepi. Keisha linglung berjalan ke dapur. Yanti tengah sibuk
mencuci piring. "Masak apa hari ini, Yan?" dia iseng ber"
tanya. "Mamih tadi minta dibuatkan gulai kakap buat Pak
Akna, Bu. Apa mau disiapkan makan siang?"
Keisha mengerutkan keningnya " Astaga! Dia baru
ingat, mereka pulang dari rumah sakit menjemput Akna,
tapi semua belum ada yang sarapan, termasuk dirinya dan
sekarang sudah hampir pukul satu siang.
Waduh! Keisha garuk-garuk kepala. Mama sama Papa
kok langsung meluncur ke kamar, ya" Mami Papi juga, eh
" Akna! Akna, kan harus minum obat. Keisha langsung
Rainbow isi.indd 29 Ma, Akna tidak mau aku di kamar.
Eni Martini menghambur ke kamarnya, karena ingat Akna harus makan
siang. Tadi pagi di rumah sakit laki-laki itu sudah sarapan dan
minum obat yang disediakan suster sebelum check out, jadwal
minum obat sehari tiga kali, pagi-siang-malam.
Ih, tolol banget sih dirinya. Dia kan sudah menyiapkan
Ratatouille babak kedua, setelah babak pertama membeku di
kulkas. Sebelum Akna pulang, Keisha pamit terlebih dahulu
untuk membawa pulang baju-baju kotor duluan sambil
menyempatkan membeli kado kedua, belanja, dan masak
Ratatouille. Dia ingin tetap merayakan anniversary mereka.
Mengingat itu, Keisha bergegas ke kamarnya.
"Ak?" suara Keisha terpotong. Dia melihat tubuh Akna
berbaring di tempat tidur dengan posisi menghadap tembok,
membelakangi arah pintu keluar.
Perlahan Keisha mendekati tempat tidur, tangannya ter"
ulur menjamah lengan Akna, sesaat tanpa gerakan, ke"mu"di"
an mulai mengguncang kecil. Bagaimanapun juga suami"nya
harus makan. "Na, Akna " Ayo, makan siang dulu," bisik Keisha
lembut. Tubuh Akna bergeming. Keisha menghentikan gerakannya, memutuskan duduk
di sisi pembaringan, menunggu gerakan selanjutnya. Biasa
jika nyenyak betulan, laki-laki itu akan mendengkur halus,
tapi ini begitu hening. Apakah Akna berpura-pura tidur
setelah tadi mengusirnya"
Sejenak Keisha terdiam, hatinya dan organ tubuhnya
kaku, sehingga tangannya yang semula mengguncang Akna,
hanya menggenggam kaku".
Aku tidak boleh egois. Aku harus kuat. Akna sedang
Rainbow isi.indd 30 RAINBOW terpuruk, aku harus sabar, Keisha berbisik pada dirinya hingga
dia mulai mengguncang tubuh suaminya lagi, pelan.
"Akna, aku buatkan Ratatouille au Micro-Ondes tadi
pagi. Aku jadikan isi telur dadar. Yuk, kita makan bersama,"
kata Keisha nyaris tak terdengar karena sesungguhnya dia
hanya ingin menangis. "Keisha!" mendadak sebuah panggilan yang lumayan
menyadarkannya terdengar di kamar. Saat dia menoleh, entah
kapan, tahu-tahu Mami sudah berjalan ke arahnya. Dia pikir
Mami tadi ke kamar sekalian mau istirahat.
"Kamu membangunkan Akna, Kei?" bola mata Mami
yang cokelat menjeling ke arah Akna lalu ke arah Keisha.
"Iya, Mi, Akna harus makan dan minum obat."
"Ehmmm"," bibir Mami membentuk seperti kue
dadar gulung, saking cemberutnya, dan sama sekali tidak
enak dilihat. "Harusnya kamu bawakan ke kamar, siapkan
obat, baru bangunkan," kata Mami sok tahu.
"Iya, maksudku juga mau membawakan makanannya
ke kamar, Mi, tapi ternyata Akna tidur, jadi aku bangunkan
dulu," kata Keisha. Mami hanya mengangkat alis, lalu memerintahkan Keisha
untuk mengambil makanan, dan kemudian membangun?""kan putra bungsunya dengan tepukan lembut di pipi.
"Akna " Akna, bangun, Sayang. Makan dululah, Mami
suapin"." Akna mencoba bertahan, tapi semua orang hampir tahu
betapa gigihnya Mami. "Aha dope4, Mi?" Akna menggeliat meski belum juga
mengubah posisinya. Rainbow isi.indd 31 Apalagi sih. Eni Martini "Makan, minum obat. Ak"."
"Mi, tolong untuk saat ini jangan berdebat. Akna capek,"
potong Akna cepat sambil memeluk guling erat. Merapat"
kannya ke dada. Ya Tuhan, Mami memandangi tubuh putranya dari
belakang: rambut yang ikal tebal, batang leher yang kokoh,
bentuk bahu yang lebar. Mami masih ingat bagaimana Akna
mencintai sepak bola, dari SMP laki-laki itu sudah menun"
jukkan minatnya di sepak bola.
"Mi, Akna ambil eskul sepak bola biar kayak Papi," kata
Akna, waktu itu dia baru masuk kelas satu SMP.
"Sudahlah, papimu hanya atlet kampung. Hasil nggak
ada, tapi sering salah urat iya," seloroh Mami.
"Lihat saja, Mi, kelak aku jadi atlet bola betulan kayak
David Beckham," kata Akna sambil tersenyum, dimainkan
bola di tangannya hingga berputar bagai gasing di ujung jari
telunjuk. Lantas, meski tidak menjadi seperti David Beckham,
Akna dapat menjuarai pertandingan sepak bola antar sekolah
sampai SMA. Mami memejamkan matanya. Dia tidak tahan meng"
ingat semua itu. Terlebih mengingat pernikahan putranya
baru seumur jagung dengan Keisha yang muda belia dan
cantik, belum dikaruniai momongan. Mendadak perut Mami
melilit. "Mi, nanti makanan yang dibawa Kei letakkan saja di
meja," Akna buka suara lagi.
"Oh, eh, bukannya istrimu harus menyuapi kamulah,
Na," kata Mami cepat. "Kamu butuh Keisha di sisimu. Biar"
kan istrimu menyuapi dan membantumu minum obat."
"Mi!" tahu-tahu Akna berbalik, dan matanya tampak
merah. Rainbow isi.indd 32 RAINBOW Ya Tuhan, kamu menangis lagi" Mami terpaku. Unang ho
martangis mang".5 "Kenapa sih, Mi, apa-apa Akna harus dibantu?"
"Maksud Mam?" bibir Mami serasa terkunci, bingung
mau mengucapkan apa karena hatinya terlalu terpukul
melihat mata Akna. "Mi, nanti suruh Keisha letakkan makanan dan obat
Akna di meja itu," Akna mengulangi lagi permintaannya
sambil menuding meja kecil di sebelah tempat tidurnya yang
terdapat vas bunga mawar warna-warni. "Setelah itu Mami


Rainbow Karya Eni Martini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keluar dulu, please"."
Mami belum juga beranjak keluar, dia sebenarnya ingin
dekat Akna saat ini. "Seperti yang tadi kita bicarakan, Mi, sebaiknya Mami
dan Papi kembali ke Medan. Aku akan baik-baik saja dengan
Keisha. Oya, nanti tolong bilang Keisha aku ingin ke kamar
mandi sendiri." "Ya, ya"," Mami asal mengangguk, keluar kamar
Akna, mencari Keisha ke dapur. Tadi saat membicarakan
permintaan Akna soal kembali ke Medan, Papi meminta
Mami menyakinkan Akna lagi, apakah laki-laki itu benarbenar tidak membutuhkan kehadiran orangtuanya lagi. Tapi
belum juga memulai percakapan tentang itu Akna sudah
menegaskan kembali agar Mami dan Papi kembali ke Medan
saja. Mami mengusap matanya yang basah saat kakinya
menginjak dapur. Rainbow isi.indd 33 Jangan menangis lagi, Nak.
Eni Martini Telur dadar diisi Ratatouille au Micro-Ondes baru se"le"sai
Keisha hangatkan. Ditambah segelas air putih, semua"nya siap
di atas baki. Dia baru akan berbalik, ketika Mami mun"cul.
Haduw, apa lagi sih"
"Kei, nanti makanan, minuman, dan obatnya, kamu
letakkan saja di atas meja ya, kau biarkan Akna sendiri," ujar
Mami serak. Keisha mengerutkan kening, Apa yang Akna bicarakan
dengan Mami" Apa yang terjadi, mengapa Mami tampak
sedih sekali" "Mi!" panggil Keisha begitu menyadari Mami hendak
pergi. Mami menoleh. "Mami sama Papi belum makan siang, kan?" tanya
Keisha pelan, dia melihat dengan jelas garis luka di wajah
Mami. "Iya, iya, nanti Mami makan. Kau uruslah dulu suami"
mu, jangan lupa lauk kesukaan Akna, gulai kakap." Hanya
itu, lalu Mami meninggalkan dapur, mungkin kembali lagi
ke kamarnya. Gulai kakap" Haduw, Ratatouille au Micro-Ondes saja deh. Makan di
kamar dengan kondisi Akna seperti itu, kurang praktis untuk
menikmati gulai kakap, pikir Keisha.
"Kei"," Mami tahu-tahu balik ke dapur lagi. "Tolong,
siapkan kursi di kamar mandi Akna buat dia mandi. Dia
ingin mandi sendiri"."
Keisha hanya mengangguk. Dia sudah berencana untuk
membuat dudukan khusus permanen di kamar mandi.
Entah, kapan bisa terealisasi mengingat perubahan sikap
suami?"nya. Rainbow isi.indd 34 RAINBOW Keisha meletakkan kursi kayu lipat lebih dulu ke kamar
mandi, dan menempatkan posisinya senyaman mungkin.
Untung kamar mandi mereka cukup luas dan memiliki
toilet duduk hingga memudahkan Akna untuk beraktivitas
di kamar mandi dengan kondisinya sekarang. Kelar dengan
itu semua, Keisha baru mengambil baki berisi makanan dan
minum"an untuk Akna.
Posisi Akna tetap seperti tadi.
Keisha meletakkan baki berisi makanan dan minuman
pelan-pelan, lalu membuka laci meja, menyiapkan obat
untuk Akna. "Na, selamat anniversary " semoga kita tetap pada tem"
patnya dan selalu saling mencintai."
Keisha mencoba memberi senyuman walau hanya ber"
hadapan dengan punggung Akna yang bisu. Ditarik kembali
senyumannya. Sebab, terasa sakit sekali organnya untuk ter"
senyum. Dia pun melangkah keluar kamar, menutup pintu
tanpa menoleh lagi. Yang terpenting dirinya sudah terlaksana
mengucapkan anniversary mereka, meski tak ada ucapan
balasan. Pernahkah kalian bermimpi mendapat hal ajaib pada
hari ulang tahun pertama pernikahan kalian" Hal ajaib yang
membahagiakan" Keisha hanya ingin sebuah ucapan indah
yang ditutup dengan makan malam bersama penuh cinta,
tapi siapa yang tahu takdir ke depan, satu detik ke depan
saja" Air mata Keisha tumpah begitu saja.
Rainbow isi.indd 35 Eni Martini Akna: Sayap-Sayap Patah Apabila cinta memanggilmu
Ikutlah dengannya, walaupun jalan yang akan kalian
lalui terjal dan berliku.
Dan bila sayap-sayapnya datang merengkuhmu, pasrah
serta menyerahlah" "Maksudnya?" wajah teduh pemilik pipi dan bibir nan
indah itu mengangkat wajahnya dari buku bersampul biru:
Sayap-Sayap Patah Sang Nabi, karangan Kahlil Gibran, yang
baru Akna belikan. "Maksudnya"," Akna menoel pipi Keisha.
Keisha menunggu dengan wajah bersemu.
"Akulah sayap-sayap itu, Kei, dan kau bidadarinya.
Bidadari tidak pas jika tidak bersayap"."
Akna memejamkan mata, menghalau kenangan-kenangan"
nya. Namun semakin dia sadari tangan mungil Keisha yang
menyorong kursi rodanya, kenangan itu semakin nyata dan
menyakiti hatinya. Terlebih ketika roda-rodanya meng"ge"
linding tepat di kamar mereka, ruang paling hangat yang
sudah mereka bangun selama dua belas bulan, ruang yang
membuat ia merasa sempurna sebagai lelaki, tapi kali ini
dia datang sebagai lelaki berkaki satu. Akna yakin manusia
setengah dewa pun akan menangis.
Terlebih lagi, suasana kamar yang dihiasi dengan musik
dan bunga, membuat kepala Akna serasa akan meledak.
Dirinya butuh sendiri dan sepi!
Tapi, ya Tuhan! Wajah istrinya begitu pias. Dirinya
memang bukan laki-laki yang pernah menyakiti istri, tapi
Rainbow isi.indd 36 RAINBOW kali ini dia benar-benar ingin hening. Sangat hening dan
sendiri. Dia juga muak dengan segala sikap orang-orang di
sampingnya yang ingin membantu. Akna memutuskan untuk
memalingkan wajahnya. Bah! Sungguh dia ingin meludahi keadaannya, setiap
orang yang datang langsung mengulurkan tangan padanya.
Bahkan sang istri yang begitu ingin dia lindungi dari jatuhan
daun kering sekalipun, kini mengulurkan tangan untuknya.
Lihat itu, Keisha ingin membantunya naik ke tempat tidur
" TIDAK! AKNA TIDAK MAU!
Akna marah, frustasi, dan terluka. Dikuatkan lehernya
agar tetap tegak menatap dinding. Dia dengar detak langkah
kaki istrinya yang menjauh kamar, lalu terdengar suara Mami.
Ah, untuk apa Mami datang" Tapi segala emosinya tumpah
dalam pelukan Mami, wanita yang pernah begitu dekat dalam
hidupnya, yang melindungi, mengasihi, dan memarahi jika
dirinya badung. Namun ketika Mami memberondong per"
tanyaan, Mami seketika menjelma menjadi nenek cerewet
yang omongannya memekakkan telinga. Akna hanya butuh
hening dan sendiri. Sebelum Mami dan Papi membulatkan keputusan
mereka untuk tinggal di sini selama berapa bulan ke depan,
Akna harus mengutarakan luapan hatinya. "Mi, pulanglah.
Aku butuh hanya bersama Kei saat ini?"
Ekspresi Mami nyaris sama dengan Keisha sewaktu
Akna meminta Keisha keluar dari kamar mereka, begitu pias.
"Tidak mudah, Mi. Aku tidak mudah menerima orang lain
untuk mengetahui perubahan seluruh hidupku ini"."
"Tapi ini Mami kau sendiri, Akna!"
"Mami tidak lupa bukan, aku selalu ingin menjadi jago"
an Mami. Aku tidak siap Mami melihat aku tanpa kaki."
Rainbow isi.indd 37 Eni Martini Persis seperti Keisha, Mami menghambur keluar kamar
dengan histeris. Akna tahu dia sudah melukai dua wanita
yang dicintainya sekaligus, maka dia menangis sesenggukan.
Tubuhnya terguncang-guncang".
Perlahan, tangannya merogoh kantong celana, jemari"
nya menangkap kotak beledu kecil berwarna biru dove yang
belum terbungkus. Ada kalung platina berliontin hati dengan
setitik berlian kecil di dalamnya, karena baru seukuran itu
yang mampu Akna beli. Mata Akna yang terhalang air mata, memandangi benda
cantik itu. Berapa hari lalu, setelah siuman, saat Keisha ke
kantin di rumah sakit, dengan gemetar Romi memberikan"
nya, "Jangan lupa berikan pada, Kei, Na. Jangan pikirkan soal
uang gantinya, semoga rumah tangga kalian langgeng ya"."
Bah! Bahkan Romi, sahabatnya mengasihaninya. Jangan"
kan Romi, Emi juga. Semua, semua orang mengasihani"nya
karena dia cacat! Manusia invalid yang butuh pertolongan
semua orang. "HAH!" Akna berteriak sambil tengadah, lalu meninju
dinding sambil berteriak. "HAH!" teriaknya lagi dan sekuat
tenaga bergerak ke tepi tempat tidur, mengayunkan tangan
ke bawah tempat tidur".
Pluk! Dilempar kotak itu ke kolong tempat tidur hingga
terdampar bersama debu yang tak terjangkau alat pembersih
Yanti. Rasa sakit menjalar dari lutut kirinya. Akna telentang
dengan terengah-engah di atas tempat tidur yang dingin".
You see I feel glad when you"re glad
I feel sad when your"re sad
Rainbow isi.indd 38 RAINBOW Telinga Akna terasa perih. Berengsek! Tak satu pun yang
membiarkannya hening. Dengan bertumpu pada tangannya,
lalu bergerak sekuat tenaga, menahan sedikit rasa sakit di
lutut, Akna berhasil duduk di kursi roda, mendorongnya ke
arah tape di pojok kamar yang mengalunkan lagu itu.
Klik! Lagu itu mati, bersamaan dengan itu, dia mendengar
langkah yang amat dikenalnya menuju kamar. Secepat kilat
Akna memutar rodanya, dia tertatih hingga terjatuh di atas
tempat tidur, meringis sakit, saking terburu-burunya. Dia
menarik selimut hingga menutupi seluruh kakinya sebatas
pinggul, lalu berbalik menghadap dinding, dan diam. Kenapa
orang-orang terlalu sibuk mengurusinya"
Sentuhan jemari Keisha terasa hangat, sejenak hati
Akna bergelenyar, ada kerinduan sekaligus luka yang me"
nye"limutinya terlalu rapat hingga tubuhnya tak mampu ber"
gerak, kecuali denyut jantungnya yang menjadi tanda alami
bahwa dirinya masih diberi napas hidup.
Sentuhan Keisha terhenti, hilang, lalu hadir lagi".
Maafkan aku, Kei".bisik Akna dalam hati saja.
Suara Mami kini terdengar lagi, menginterupsi Keisha,
lalu terdengar langkah Keisha keluar dari kamar. Para wanita
memang ditakdirkan selalu ribet!
Sepotong besar telur dadar gulung berisi Ratatouille au
Micro-Ondes, masakan Prancis buatan istrinya yang lezat,
segelas air putih, segelas orange juice, dan setumpuk obat,
diletakkan di atas meja di samping tempat tidur, sehingga
Akna bisa menghabiskan semua itu dengan tetap berada di
tempat tidur. Ya Tuhan " dulu saat sakit pun, dia akan berusaha tetap
makan di meja makan dengan Keisha, meski disuapi wanita
Rainbow isi.indd 39 Eni Martini itu. Sekarang, semuanya harus ditolong orang lain. Bagai"
mana dia akan menjadi seorang suami apalagi ayah kalau
begini terus?""
AYAH?"" Sekarang mimpi pun terasa menyakitkan.
Lihatlah! Akna menyibak selimutnya: satu kaki terbungkus
perban. Jika kelak perban ini dibuka, pastilah kulit di ujung"
nya akan berwarna kehitaman. Menjijikkan".
"Na, kasihan tuh pengemis yang di sebelah pengemis ber"baju
hitam," kata Keisha saat mobil mereka berhenti di an"trean
lampu merah Jalan Sabang.
"Yang mana, Kei?" kata Akna tanpa membuka kaca jen"dela
mobil saat seorang ibu muda yang menggendong bayi, mengetuk
kaca jendela Jazz mereka. Akna paling tidak suka pengemis yang
menggunakan trik untuk dikasihani orang, seperti ibu muda
yang pasti menyewa bayi untuk diajak mengemis. Makanya dia
membiarkan kaca jendelanya ter"tutup rapat.
"Itu, laki-laki yang kakinya hanya satu. Yang pakai kruk
itu, loh!" tuding Keisha.
Mau tak mau Akna menoleh juga. Lampu merah keli"hat"
annya akan mendapat bonus lebih karena macet. Akna melihat
seorang laki-laki yang sebenarnya belum terlalu tua, mengena"
kan kruk karena kaki kirinya hanya sebatas paha.
"Tentu tidak mudah mengemis di siang bolong, berebut
dengan pengemis lain, pasti kalah cepat. Kalau pengemis itu
punya keluarga " kasihan sekali ya," kata Keisha sedih.
"Iya, melamar kerjaan normal juga sulit buat orang cacat."
"Panggil dong. Aku mau kasih sekadar yang kupunya,"
rengek Keisha. "Nanti pengemis yang lain ikut merubung, berabe." Akna
melihat ibu muda dengan bayi tadi saja masih bertahan di
Rainbow isi.indd 40 RAINBOW jendela, mimiknya dibuat sesedih mungkin. Hadewww, dunia
ini memang panggung sandiwara.
"Buruan, Na, keburu mobil kita melaju," Keisha men"
desak. Akhirnya Akna mengalah, dan memberi selembar dua
ribuan kepada ibu muda dan anak bayi tadi yang langsung
kabur ke mobil lainnya. "Pak! Pak!" Akna melambai ke pengemis yang dimak"sud
istrinya. Untung, benar-benar hanya pengemis itu yang menoleh
dan berjalan ke arah mobil mereka.
Keisha mengulurkan selembar lima puluh ribuan. "Semo"


Rainbow Karya Eni Martini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ga bermanfaat ya, Pak"," kata Keisha lirih, matanya ber"sinar
redup. Pengemis itu mencium uang pemberian Keisha dengan
takzim sambil bergumam penuh doa-doa.
Akna memejamkan matanya mengenang ingatan itu. Tatapan
mata Keisha pada pengemis berkaki satu yang masih diingat"
nya, menikam jantungnya. Lalu bayangan tadi berganti de"
ngan senyum khas Keisha yang menawan, Akna kali ini jadi
membayangkan sejuta pasang mata yang mengarah padanya
ketika nanti dirinya berjalan tertatih di samping wanita muda
dan cantik itu. Jantungnya kembali tertikam.
"Na, selamat anniversary " semoga kita tetap pada tem"
patnya dan selalu saling mencintai." Bisikan kalimat Keisha
tadi, sebelum wanita itu meninggalkan kamarnya, ditangkap
telinganya dengan jelas. Jujur, ada getar bahagia di hatinya.
Tapi berapa lama mereka akan tetap pada tempatnya dan
sela"lu saling mencintai, setahun, dua tahun, tidak mungkin
seribu tahun" Rainbow isi.indd 41 Eni Martini WINTER IN HOME Keisha: Berdamai dengan Takdir
Orangtua Akna dan orangtua Keisha sudah pulang sejak
pagi. Keisha mengantar Mami dan Papi sampai bandara
dengan taksi karena dia tidak bisa menyopir mobil. Lagi
pula walaupun bisa menyopir, mau menyopir mobil siapa"
Kan mobil Akna sudah babak belur, dan sekarang masih di
bengkel atas bea dari kantor. Sementara Mama dan Papa
sehabis salat Subuh, langsung berangkat Bandung. Mereka
membawa sopir sendiri. Untuk pertama kalinya Keisha merasa rumah begitu
hening bagai di perkuburan, padahal setahun menempati
rumah ini, hanya ada tiga orang yang tinggal di dalamnya:
diri"nya, Akna, dan ART mereka, Yanti. Namun rasa hening
yang mengempas hatinya hari ini, sebenarnya sudah dimulai
Rainbow isi.indd 42 RAINBOW dari semalam, setelah makan malam bersama mertua dan
orang"t"uanya, menyiapkan makan dan obat Akna, dan mengo"
brol banyak hal dengan Mami yang terus bicara tanpa henti.
Pukul sepuluh malam, Keisha baru masuk kamar. Posisi
Akna tidak berubah, membelakanginya dalam hening.
Dengan ragu-ragu, Keisha membaringkan tubuhnya di
samping Akna. Pembaringan terasa dingin hingga seluruh
jiwanya menggigil. Sesekali, dia memejamkan mata, sesekali
gelisah menoleh ke arah Akna yang tidak terdengar dengkur
halusnya. Apakah Akna belum tidur" Keisha beringsut, me"
nempelkan punggungnya ke punggung suaminya, dia hanya
ingin merasakan bahwa dirinya masih tidur dengan suaminya
seperti biasa. Namun punggung itu terasa dingin, seolah-olah
telah ditinggal jiwanya. "Kau harus bisa mendampingi suamimu, Kei. Apa pun
sikapnya, kau tidak boleh putus asa, ya. Mami titip anak
Mami, Kei"," mata Mami banjir air mata tadi, tubuhnya
geme"tar memeluk Keisha. "Bersumpahlah untuk selalu setia,
Kei"." Keisha merasakan bibirnya asin, air matanya sudah
tum"pah tanpa terkendali. Refleks dia berbalik dan memeluk
tubuh Akna keras-keras. Dia menangis sepuas-puasnya di
punggung suaminya. Dada Akna berdebar, tubuhnya bergetar hebat. Dia me"
rasakan tubuh hangat yang luruh di punggungnya, lalu rasa
dingin menembus kulitnya, mungkin kausnya basah oleh
air mata istrinya. Sesaat, jemari Akna seakan ingin meremas
jari-jari Keisha yang mencengkeram pinggangnya, tapi urung
karena dia tak ingin bergerak. Dia hanya ingin hening dalam
kesendiriannya, walau hatinya sangat sakit.
Maafkan aku, sayang".
Rainbow isi.indd 43 Eni Martini "Bu, ada telepon dari kantor Bapak," suara Yanti membu"
yar"kan lamunan Keisha. Telepon lagi. Tadi Romi juga mene"
lepon menanyakan Akna. Sahabat suaminya itu tahu, Akna
tidak mungkin menerima teleponnya. Terakhir Romi datang,
Akna juga tidak mau menemuinya. Tapi Romi selalu me"
nelepon meski Keisha yang selalu menjawabnya.
"Bu, ada telepon dari kantor Bapak," Yanti mengulangi
lagi. "Oh, apa, Yan?" Keisha sejenak linglung.
"Ada telepon dari kantor Bapak."
Keisha mengangguk. Siapa sebaiknya yang menerima
telepon itu, dirinya atau Akna" Tapi kondisi Akna seperti
itu". Keisha menatap telepon di atas meja kaca. Yanti sudah
menghilang. Perlahan, tangannya mengangkat gagang telepon
yang dibiarkan menggantung sekian detik.
"H-halo?" "Bisa disambungkan ke Bapak Akna?"
"Maaf, ini dengan siapa ya" Saya Keisha, istri Bapak
Akna," suara Keisha pelan, mengambang. Dia tidak tahu
ada keperluan apa pihak kantor Akna menelepon ke rumah.
Setahu dirinya, rekan Akna mengatakan pihak kantor beren"
cana merumahkan suaminya. Sementara sebagai penghor"
matan atas kinerja Akna di sana selama tiga tahun, semua
bea rumah sakit dan pembetulan mobil, ditanggung kantor,
selain juga dari asuransi jamsostek.
Apakah kantor Akna akan mengurus proses perumahan
Akna" Mendadak keringat dingin mengucur dari kening dan
Rainbow isi.indd 44 RAINBOW ketiak Keisha. Dia tahu walau Akna akan mengetahui risiko
seperti ini, pasti semuanya tetap tidak mudah.
Ya Tuhan " lindungilah jiwa suamiku".
"Ibu Keisha"," terdengar suara di seberang sana lembut.
Tampaknya sudah berkali-kali memanggil Keisha, tapi dia
tidak kunjung menyadari karena nada suara di seberang sana
yang terdengar seperti seorang wanita muda berubah cemas.
"Anda baik-baik saja?"
"Ya, ya, saya baik-baik saja," jawab Keisha cepat sambil
mengelap keringat di dahinya dengan punggung tangan.
"Besok sekitar pukul sepuluh pagi, kami akan mengirim
staf kantor untuk mengantarkan dokumen-dokumen yang
harus ditandatangani Bapak Ak?"
"Dokumen apa?" potong Keisha.
"Ehmmm " d-dokumen sehubungan dengan dirumah"
kannya Bapak Akna," suara di seberang sana terdengar me"
ngam"bang, tentu si penelepon juga memahami makna
"dirumah"kan" meski berkata dengan "hormat".
"Oke, oke," jawab Keisha singkat.
"Oya, Bu, yang datang nanti Pak Nasri, perwakilan dari
atasan kami " bla " bla " bla"."
Klik. Tubuh Keisha terempas di sofa. Sekarang tugas beratnya
adalah menyampaikan kepada Akna tentang kedatangan Pak
Nasri besok pagi. Tapi kemudian dia yakin Akna pasti tahu
prosedur itu. Perlahan dia menuju kamar.
Keisha sejenak terdiam di ambang pintu. Akna terlihat
sudah duduk di kursi roda, tengah menghadap jendela kamar,
bergeming meski mendengar suara pintu dibuka, langkah
istrinya yang mendekat. "Akna"," panggil Keisha pelan, hati-hati. Sejak pulang
Rainbow isi.indd 45 Eni Martini dari bandara, Keisha belum masuk kamar. Dipersiapkan
hatinya untuk melanjutkan berita yang akan dia katakan.
Akna tak menjawab dan tak menoleh.
"Besok rekan kantormu akan datang ke rumah, sekitar
pukul sepuluh pagi, Pak Nasri"."
Deg! Akna tersentak, pasti untuk membereskan suratsurat status kerjanya. Dia sebenarnya tidak setuju jika pihak
kantor mengutus seseorang ke rumahnya. Dia sudah me"
nelepon sekretaris bosnya, Shinta, agar surat-surat tersebut
dikirim via kurir saja. Tapi kata Shinta, dalam surat-surat itu
terdapat pula cek yang nilainya cukup besar untuk pem"bayar"
an uang ganti rugi atas dirumahkannya Akna, dan bonus
proyek yang berhasil digolkan tersebut.
"Tapi nilainya seperempat dari yang sudah disepakati
karena proyek itu sepenuhnya jadi di-handle team Irawan,
Pak," Shinta memberi tahu.
Ya, tidak bisa dipersalahkan memang begitu keadaan?"nya,
proyek yang di-handle dari awal dengan susah payah, tidak
bisa Akna selesaikan hingga finish. Timnya ganti dipim?"pin
Irawan yang masih juniornya. Mau apalagi, itu rezeki Irawan.
Yang patut dipersalahkan adalah tangan Tuhan yang mem"
buat"nya menjadi seperti sekarang, laki-laki cacat. Padahal
apa salah dia" Dia telah bekerja dengan jujur, menjadi suami
yang setia dengan mencintai istrinya, menjadi menantu yang
bersahaja, menjadi anak yang baik dan " tidak lupa pada
Tuhan-nya. Tangan Akna terkepal keras.
"Aku tidak bisa menemui mereka," kata Akna pelan,
dingin. "Tapi Na?" "Suruh saja Pak Nas menunggu di ruang tamu. Doku"
Rainbow isi.indd 46 RAINBOW mennya aku tanda tangani di kamar saja," potong Akna.
"Na, tujuan mereka baik, me?"
"Kau bangga suamimu dalam keadaan cacat, bertemu
dengan rekan kerjanya" Kamu senang?" kali ini nada suara
Akna sedikit tinggi. "Aku sudah tahu soal dirumahkan. Tanpa
mereka rumahkan pun, aku akan mengundurkan diri karena
aku tahu, tidak ada tempat bagi orang cacat. Lagi pula siapa
yang mau tampil hina dina di depan orang banyak," untuk
pertama kalinya sejak kecelakaan itu, Akna bicara panjang.
Suaranya sangat bergetar.
Keisha terdiam, mulutnya terkunci secara otomatis,
tenggorokannya sakit menahan gejolak hatinya.
"Bisa kau bayangkan bukan, suamimu ini tampil di
depan rekan kerjanya dengan duduk di atas kursi roda, terle"
bih jika kau sok-sokan membantu mendorong," nada suara
Akna sangat sengit. Keisha merasa posisinya seperti kena getah nangka. Apa
salahnya atas kecelakaan Akna" Apa salah jika sebagai istri,
dirinya mendorong kursi roda suaminya" Spontan hatinya
berubah jengkel, tapi dia tidak bisa apa-apa.
"Aduh, Kekei, Akna kan pulang dengan jiwa bagai bayi
yang baru terlahir, kamu harus siap menghadapi segala peru"
bahannya. Akna kehilangan satu kakinya, itu tidak mudah
atuh. Tidak mudah"," perkataan Mama kembali terngiang.
Keisha menyimbak rambut keritingnya dari matanya,
dan menatap Akna lembut. "Baiklah kalau itu terbaik
buatmu. Oya, nanti sore Bang Rafif dan Kak Dina datang,
mereka tidak membawa keluarganya karena tidak bisa lama.
Paling hanya menginap sehari."
"Mau apa datang, melihat adiknya berjalan dengan kaki
satu?" Rainbow isi.indd 47 Eni Martini "Akna!" tanpa sadar, Keisha mengeluarkan suara sedikit
keras. "Cukup ber-suuzan dengan orang, apalagi mereka sau"
daramu sendiri. Mereka mengasihimu makanya datang jauhjauh untuk menjenguk."
Menjenguk" Bah! Untuk kondisi sekarang, dia tidak
mau dijenguk, tidak ingin menjumpai siapa-siapa. Dia hanya
ingin hening dan sendiri.
"Kei, bisa kau keluar kamar?"
Keisha menelan ludah. Kini Akna selalu mengusirnya,
bicara seperlunya. "Aku siapkan makan siang, ya?"
Akna mengangguk, lalu hening.
Keisha tanpa sadar berdiri mematung, menatap pung"
gung kursi roda yang menyanggah tubuh Akna, lalu keluar
kamar, menutup pintu dan tidak menoleh ke belakang.
"Kei!" Dina yang turun dari taksi bersama Rafif, menghambur
memeluk tubuh Keisha. "Astaga! Berat badanmu turun, ya?"
Dina melepas pelukannya, menepuk pipi Keisha yang tirus,
memandanginya dengan sedih. Mata adik iparnya itu seakan
dipenuhi aliran air mata yang siap luruh.
"Mana Akna?" Rafif langsung masuk rumah, mencari
Akna. Mata laki-laki yang tinggi besar berkulit sawo matang
itu, mengelilingi ruangan demi ruangan.
"Sssttt"," Dina menepuk bahu Rafif. "Kata Mami,
Akna sekarang mengurung diri di kamar," bisiknya.
Rafif memandang Keisha, meminta jawaban yang se"
sungguhnya. Rainbow isi.indd 48 RAINBOW Keisha mengangguk pelan, belum bisa buka suara. Dia
mengantar kedua kakak iparnya langsung ke kamar. Akna
tengah berbaring menghadap tembok seperti biasa.
"Akna!" Rafif langsung memburu adiknya, menubruk
tubuhnya. Air matanya menetes saat dia menyentuh kaki
Akna yang hanya tinggal satu, adiknya benar-benar kehi?"
lang"an kaki. Tadinya dia selalu membisikkan dirinya bah?"wa berita kece"lakaan itu bohong. Kini, mantan atlet bola di
seko"lah itu hanya berkaki satu".
Rafif memeluk tubuh adiknya hingga Akna nyaris tak
bisa bernapas. Dia pun mendorong tubuh kakaknya.
"Ada apa sih, Bang?" Akna terengah-engah berusaha
untuk duduk. Rafif sejenak hanya bisa memandangi adiknya tanpa
kata. Dina langsung memeluk Akna. Tidak hanya Keisha yang
bobot tubuhnya turun, Akna juga jauh lebih kurus. Mata
Akna seperti mata panda, pipinya tirus, bibirnya tertutup
rapat, tidak seperti Akna yang humoris dan jail
"Kamu baik-baik saja, Akna?" bisik Dina seolah hanya
sambil lalu, karena dia tahu adiknya tidak baik-baik saja.
"Ya, baik," jawab Akna setelah melepas pelukan Dina.
Sekarang dia selalu merasa tidak nyaman dipeluk dan berada
di antara orang banyak.

Rainbow Karya Eni Martini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Keisha membuang wajah dari pandangan itu, dia
memilih keluar kamar. Meminta Yanti untuk menyiapkan
makan malam nanti serta membuatkan minuman untuk
Rafif dan Dina. Rainbow isi.indd 49 Eni Martini Meski diajak makan malam bersama, Akna keukeuh
untuk makan di kamar. "Begitulah, Bang, sejak kecelakaan itu," kata Keisha
sedih. "Ehmm, benar ya, Mami disuruh pulang oleh Akna?"
Dina membuka suara sambil menikmati balado udang galah,
dia tampak asyik berkutat menguliti udang hitam sebesar
telunjuk orang dewasa. Namun sesungguhnya pikirannya
terus mengarah kepada Akna.
Keisha mengangguk. "Oya, Akna sudah benar-benar dirumahkan oleh kan"
tor"nya, besok pagi pihak kantornya mengirim orang untuk
menyerahkan dokumen yang harus Akna tanda tangani, tapi
Akna tidak mau menemui utusan kantornya. Dia hanya mau
menandatanginya di kamar"."
Dina mengerutkan dahinya, menghentikan keasyik"an"
nya. "Kau sudah membujuknya, Kei?"
"Sudah." "Tanggapannya?"
"Untuk saat ini Akna tidak bisa dibantah, baginya dunia
yang ternyaman hanya kamar."
Dina merasakan makanannya jadi hambar seketika,
tapi tetap terus dinikmatinya agar tidak menambah suasana
runyam di hati adik iparnya.
"Tidak bisa dibiarkan begitu, Kei. Akna harus menerima
kenyataan, banyak orang yang cacat masih bisa beraktivitas,
memberdayakan hidupnya. Akna kan cerdas dan bertitel.
Otaknya tidak cacat," ucap Rafif, meneguk air putih dingin.
Hatinya memang sedih, tapi dia tidak ingin adiknya terpuruk
terus pada takdir yang tengah berjalan di dirinya.
Rainbow isi.indd 50 RAINBOW Keisha menghela napas dan mengembuskannya. Sama
seperti Dina, dia asyik menguliti udang galah, tapi sesung"
guhnya pikirannya tertuju pada Akna.
"Butuh waktu, Bang, ini kenyataan pahit. Butuh waktu
buat Akna menerima keadaannya, berdamai dengan takdir"
nya," sela Dina bijak.
"Yaaa, aku tahu," Rafif ikut menarik napas panjang,
menyudahi makannya. "Lalu pekerjaanmu bagaimana?" tanya Dina pada
Keisha. "Toko itu kan, dikelola bareng sahabatku, jadi cutinya
nggak jelas " hehehe," Keisha mencoba tertawa walau ga"
ring. Sudah lama juga ya, dia meninggalkan toko. Kangeeen
rasanya, tapi dia belum siap meninggalkan Akna di rumah
hanya berdua dengan Yanti saja.
"Biar dikelola dengan sahabat, tetap harus serius, Kei,
apalagi keadaan suamimu sudah berbeda. Kau harus siap
jika posisi berubah," sela Dina pelan, seakan dia ragu untuk
mengeluarkan ucapan itu, tapi itulah yang dia rasakan dan
khawatirkan. Benar saja dugaannya, wajah Keisha berubah seketika.
Hah! Keisha tersentak, ucapan Dina bagai pecut kuda
yang menyadarkannya. Akna yang dirumahkan, yang mau
tidak mau harus dia akui menjadi manusia cacat, bukan
mustahil perekonomian yang selama ini stabil, yang meski
belum bisa disebut mapan karena rumah masih sewa, akan
sedikit mengalami pergeseran. Tabungan dan uang yang
dirumahkan sebesar apa pun akan habis jika tidak ditopang
pendapatan tetap. Tubuh Keisha mendadak menggigil. Jika dihitunghitung sejak Akna mengalami kecelakaan, cukup lama juga
Rainbow isi.indd 51 Eni Martini dia tidak ke toko dan bertanya tentang perkembangan toko.
Emi pun tampaknya tidak berani mengusiknya.
Ya Tuhan, dia serasa habis tenggelam ke dalam sumur,
pingsan dan baru sadar. "Aku berharap kau menjadi istri yang kuat," kata Rafif
sambil menatap Keisha tajam, melihat perubahan adik ipar"
nya. "Ya, aku juga berharap begitu, Kei. Aku yakin, kau
dipilih Akna dengan tepat." Dina mengusap bahu Keisha
de"ngan lengannya karena tangannya belepotan bumbu. Ada
sedi?"kit sesal atas ucapannya tadi.
"Insya Allah, doakan saja " aku kuat," kata Keisha sam"
bil tersenyum samar. Benar yang diucapkan Kak Dina, ber"
damai dengan takdir. Kalau Akna belum mampu, dirinyalah
yang harus belajar berdamai dengan takdir agar kuat men"
dam"pingi Akna. Sebab, selama ini dia baru pasrah terhadap
takdir. Pasrah saja tanpa berdamai tenyata sulit untuk
kompromi. Buktinya, dia baru dibangkitkan akan keadaan
ekonomi ke depan sekarang.
Keisha: Bangkit Menata Masa Depan
Padatnya pekerjaan membuat kedua kakak Akna harus
terbang ke Batam pagi-pagi. Rafif membuka usaha ekspor
ikan laut, dan siang ini dia ada janji bertemu dengan klien
baru dari Tokyo, sementara Dina bekerja di bagian finance di
sebuah perusahaan asing dan hanya mendapat izin cuti dua
hari. Rainbow isi.indd 52 RAINBOW ain Sama seperti orangtua Akna dan orangtuanya, mereka
berdua begitu banyak menyampaikan pesan buat Keisha.
Kalau saja semua pesan itu bisa ditimbang, entah berapa ratus
kilo beratnya yang menindih hati Keisha. Namun dia ber"
syukur atas kedatangan kedua kakak iparnya yang mem"beri
suntikan semangat baru. Setidaknya itu yang dirasakan ketika Keisha, yang me"
ngenakan celana panjang hitam dan bolero biru dengan
rambutnya diikat rapi dan make up tipis, menyambut keda"
tangan Pak Nasri. Keisha begitu profesional mengung"kap?"kan
alasan suaminya tidak mau menemui tamunya. Dia mem"
beresi urusan dokumen-dokumen yang mesti ditanda"tangani
Akna dan menerima cek untuk Akna.
"Perusahaan mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya terhadap suami Anda, Bu Keisha. Sebagai peng"
hor"matan, kami memberikan piagam ini," Pak Nasri mem"
berikan kotak berukuran sedang yang terbungkus rapi,
kepada Keisha. "Terima kasih, Pak."
"Kami juga ikut berdukacita atas peristiwa ini, semoga
apa yang diberikan kantor dapat dibuat"," Pak Nasri sedikit
gugup. "Dapat dibuat untuk membuka peluang usaha baru
yang sesuai, maksud saya " saya yakin Pak Akna orang yang
cerdas, kreatif, dan semangat. Di kantor dia luar biasa"." Pak
Nasri berhenti bicara sejenak untuk menarik napas panjang.
"Andai peristiwa ini tidak terjadi, keberhasilannya menang
proyek itu akan meningkatkan kar?"
"Ya, ya, tapi siapa yang bisa merencanakan sesuatu
dengan sempurna, Pak Nas?" potong Keisha. Dia tidak mau
menyakiti hatinya dengan mendengar kelanjutan ucapan
laki-laki setengah baya itu. Dia harus memandang ke depan
Rainbow isi.indd 53 Eni Martini bukan ke belakang. Pak Nasri terdiam, kemudian meminta maaf sebelum
pamit, "Maafkan, jika ada kata-kata saya yang melukai, Bu
Kei. Tapi dengan tulus saya dan orang kantor mendoakan
yang terbaik buat Pak Akna"."
"Terima kasih"."
Tanpa sadar, Akna menunggu Keisha muncul, tapi tak
terdengar detak langkah wanita itu. Sedang bicara apa saja
istrinya dengan Pak Nas"
Fiuuuh " aku berpikir apa sih" Akna buru-buru me"
nang"kup wajahnya dengan kedua tangan. Perlahan dia me"
mu"tus"kan untuk melihat nilai nominal cek yang diberikan
kepadanya dalam amplop cokelat".
Breeeet! Selembar cek dan dua lembar kertas bertuliskan basabasi plus perincian isi cek. Ada yang luruh dalam dirinya.
Uang itu tidak cukup untuk DP sebuah rumah idaman yang
Akna rencanakan buat istrinya. Tidak cukup sama sekali.
Kalau saja proyek itu sempurna di-handle olehnya hingga
finish, hal tersebut bisa menjadi kabar terindah di annivesary
pertamanya. Hih! Akna meremas cek hingga lecek. Dia terus mere"mas
sekuat tenaga. Uang ini sekarang untuk apa" Sampai hari ke
berapa uang ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan seharihari jika dia tidak bekerja" Kalau dibuat membuka usaha,
usaha apa yang cocok bagi manusia cacat" Dibuat ber"obat
terapi selanjutnya pun akan segera ludes.
"Akna!" Keisha muncul dengan cemas.
Rainbow isi.indd 54 RAINBOW "AKU INGIN SENDIRI, KEI!" suara Akna meng"
gelegar. "Apa yang kau remas-remas itu?" Keisha mencoba
merebutnya dari Akna. "Cek! Ini cek yang aku berikan buat hidupmu seharihari saja tidak cukup bertahan lama. Semua kacau, semua
hancur!" Akna mendadak di luar kontrol, dia menangis
sesenggukan. Keisha memberanikan diri memeluknya, dan menciumi
rambut Akna. Kuat, aku harus kuat".
"Pasti ada jalan, Na, pasti Tuhan kasih kita jalan yang
indah," bisik Keisha.
Akna tidak peduli, dia terus menangis dalam dekapan
istrinya. Keisha kira semua berakhir hari itu, mereka dapat
menata hidup bersama seperti semula, ternyata tidak. Selesai
menangis, Akna meminta Keisha meninggalkannya.
"Aku butuh sendiri, Kei"."
"Aku istrimu." "Pahami aku, Kei. Aku ingin sendiri"."
Tanpa menunggu jawaban Keisha, laki-laki itu memutar
kursi rodanya ke arah tempat tidur. Tapi tiba-tiba Akna
menoleh, dan menatap Keisha tajam. "Bisa keluar kamar?"
Sesaat Keisha terdiam. Sungguh, dia ingin membantu
suaminya berbaring, dia ingin melihat bagaimana Akna
dapat menjalankan kursi rodanya ke pembaringan. Dia tidak
ingin laki-laki itu bersusah payah sementara ada istrinya yang
begitu dekat. Seingat Keisha, waktu di rumah sakit Akna
selalu dibantu suster untuk ke tempat tidur, lalu pelan, dia
belajar sendiri. Namun Keisha tidak tahu prosesnya karena
hal itu selalu terjadi ketika dirinya sedang tidak ada.
Rainbow isi.indd 55 Eni Martini Keisha perlahan berbalik, keluar dari kamar tanpa me"
noleh meski lehernya begitu ingin bergerak ke belakang.
Akna menghela napas lega menyaksikan kepergian
wanita itu, lantas sekuat tenaga dengan bertumpu pada
kedua tangannya, kakinya yang sempurna, lalu lutut, dia
bergeser ke atas pembaringan, terempas dengan berjuta rasa
yang mengimpit. Dipejamkan matanya. Sungguh, dia belum siap Keisha
melihat semua ini. Tidak akan siap sepertinya, Akna meng"
geleng". Dalam kondisi seperti ini biasanya kenangan-kenangan
lama berdatangan, masa-masa manis bersama istrinya.
"Aku gendong saja, ya?"
"Aku masih bisa!" geleng Keisha, pipinya bersemu merah
oleh udara dingin Tangkuban Perahu. Syal tebal melilit leher"
nya, sementara tubuhnya tertutup sweter wol dan celana jeans
panjang, kakinya terbungkus kaus kaki dan sepatu kets cukup
rapat. Tapi tetap saja wanita itu terlihat rapuh kedinginan
sehingga langkahnya pelan.
Tanpa basa-basi, tahu-tahu Akna menggendongnya hingga
Keisha menjerit, "Waw!"
Akna tertawa-tawa, senang merasakan tubuh istrinya
mem"berontak, namun tidak lama kemudian Keisha justru ber"
sandar ke dalam dekapannya.
"Gendong belakang saja ya, biar lebih cepat?"
"Bener kamu kuat gendong aku sampai atas. Aku gini-gini
55 kg, loh." Keisha menatap suaminya ragu.
"Masa kamu nggak percaya sama kekuatan kaki atlet sepak
bola?" Rainbow isi.indd 56 RAINBOW Keisha tertawa lepas mendengarnya, dan mencium pipi
suaminya mesra. Pipi Akna basah, tubuhnya gemetaran oleh alam pikirannya.
Ditarik rambutnya kuat-kuat agar kenangan yang datang
terkubur lagi dan kasar diseka air matanya dengan punggung
tangan. "Em, lagi sibuk ya?"
"Hei, Kei! Apa kabar, honey bunny sweety?" seru Emi keras,
histeris. Sebab, lama dia menunggu Keisha menghubunginya
untuk membahas toko mereka. Sebenarnya banyak laporan,
perkembangan, dan setumpuk tugas yang menanti Keisha.
Sumpah! Emi tidak sanggup menjadi admin. Pembukuan"
nya kacau. Makanya banyak berkas bon dan faktur, yang
masih utuh bertumpuk belum dia update di komputer, dan
tetek-bengek lainnya. Jurusannya dari teknik ke toko bayi ini
memang sudah jauh melenceng, tapi lebih melenceng lagi
kalau dia terjun sebagai admin. Ini bidang anak ekonomi
kayak Keisha. Ngeles sih Emi sebenarnya " hehehe. Tapi
tidak sopan namanya kalau menghubungi Keisha soal itu.
Kese"dihan sahabatnya itu butuh waktu panjang untuk di"
obati. Makanya saat Keisha menelepon " oooh, indahnya
dunia dirasa Emi". "Besok gue mulai ngantor, ya?" kata Keisha mantap.
Pilihannya sudah bulat. Hidup yang dijalaninya bergerak
pasti, maka dia harus bertindak pasti. Cukup sudah dirinya
terpuruk dalam tangis. Rainbow isi.indd 57

Rainbow Karya Eni Martini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Eni Martini "Akna?" "Akna?" Keisha mengulang pertanyaan sahabatnya. "Ya,
Akna seperti yang lo tahu, dia dirumahkan perusahaannya.
Jadi gue harus gigih bekerja. Konsep iseng, mengisi waktu
kosong itu sudah tidak berlaku lagi saat ini"."
Astaga! Emi mengelus dadanya. Dia baru menyadari
sejauh ini efek kecelakaan itu. Akna cacat dan pengangguran.
Dadanya mendadak sesak. "Em"." "Ya, ya, Kei!" sahut Emi cepat.
"Kerjaan yang gue tinggalin lo beresin, kan?"
Emi garuk-garuk kepala, bingung: apakah tepat untuk
bicara jujur atau tidak. "Pasti semua kertas-kertas bon, faktur, PO, dan seba"
gainya masih utuh belum di update, ya?" Keisha sudah dapat
menduga. "Hehehe " begitulah sahabatku, tapi semua gaji lo beres,
gue yang transfer"." Biasanya gaji pemilik dan karyawan
ditransfer oleh Keisha. "Huuuu"," Keisha manyun. "Oke deh, berarti ada PR
banyak buat gue nih?"
"Yaaa, kalau ada lo sih, gue bisa bantu-bantu. Kan, ada
mentornya." "Nggak usah merayu," cibir Keisha menahan tawa.
Sungguh, dia begitu rindu dengan Emi dan suasana kerja.
Selesai menelepon Emi, dia akan mempersiapkan apa saja
yang perlu dibawa besok dan baju yang akan dikenakan. Lama
tidak berangkat ke tokonya, rasanya dia sedikit berdebar dan
salah tingkah. Setelah itu dia memberi tahu Akna perihal
rencana besok. "Besok aku mulai ke toko lagi ya, Na," ujar
Keisha. Akna sudah berbaring membelakanginya setelah
Rainbow isi.indd 58 RAINBOW makan malam dan minum obat. "Tapi aku antar kau terapi
dulu. Oya, kata dokter, untuk sementara kau sudah bisa
menggunakan kruk karena luka di kakimu sudah mulai pulih
dengan baik, sambil menunggu pembuatan kaki palsu."
Akna bergeming. Keisha menunggu. Tak ada suara, tak ada gerakan, ber"
arti besok dia bisa menjalankan semuanya sesuai jadwal yang
sudah dibuat. Maka direbahkan tubuhnya di samping Akna
seperti biasa, dibelai punggung Akna, lalu dia terpejam dalam
keheningan dan dingin yang panjang.
Akna tidak lagi mendengar suara istrinya, dia hanya
merasakan tubuh wanita itu rebah di belakangnya, tanpa
suara, menyusul gerakan halus menyentuh kulitnya yang
selalu membuat dia bergelenyar namun bertahan dalam diam
yang sakit sampai Keisha tak bergerak. Entah tertidur atau
melamun dalam kesedihan. Besok Keisha kembali ke toko, mengapa ada takut yang
menekan hatinya. Hah! Bukannya dia bisa mandiri, meng"
ambil makanan, minuman, menyiapkan obat, buat apa keha"
diran Keisha" Ya Tuhan, ada apa dengan dirinya. Keisha istrinya,
mengapa dia jadi begitu ingin jauh dari wanita itu, tenggelam
dalam jurang gelap tak bertuan. Agar hanya dia, Tuhan, dan
dedemit yang tahu bagaimana tertatih dirinya yang hanya
berkaki satu. Air mata Akna menetes. Cepat-cepat dia mengusapnya
dengan selimut, dia tidak ingin Keisha mengetahui dirinya
menangis. Itu akan terlihat sangat menyedihkan. Tidak!
Tidak satu pun yang boleh tahu hatinya semakin rapuh dan
cengeng. Rainbow isi.indd 59 Eni Martini Akna menarik selimut, menutupi seluruh tubuhnya
hingga sebatas bahu. Keisha: Keluar dari Sarang yang Lembap
My Bonnie lies over the ocean
My Bonnie lies over the sea
My Bonnie lies over ocean
"Keishaaa!" Emi menyambut Keisha di pintu toko,
begitu juga dengan tiga karyawan mereka Shasa, Tia, dan
Rosita, yang bergantian memeluk Keisha.
Suasana toko santai dengan musik My Bonnie, dua pe"
ngunjung tampak asyik memilah-milah: seorang wanita
muda yang tengah hamil besar dan wanita muda lain yang
menggendong bayinya. Siang ini Keisha mengenakan dress selutut dari bahan
denim yang sederhana dengan syal biru bernuansa ceria, dan
sepatu datar warna merah. Rambut keritingnya dikonde ke
atas sehingga wajahnya bersih. Tapi Emi masih membaca
duka dan keletihan di wajahnya.
"Langsung masuk, yuk!" Emi mengedipkan matanya.
"Langsung dikasih tugas nih?"
"Yeaaah, macem-macem deh. Ya tugas, ya gosip"," kata
Emi riang. Keisha mengangkat bahu, mengikuti Emi sambil ter"
senyum pada pengunjung wanita hamil yang menoleh ke
arahnya. Rainbow isi.indd 60 RAINBOW Bruk! Keisha meletakkan tas besarnya di sebelah kom"
puter. Emi membuka file-file, memperlihatkan produk baru
yang berhasil dia lobi: Carters, Disney, CIRCO, Zara, dan
Jumping Beans. "Makin lengkap kan, koleksi toko kita, Kei," kata Emi
bangga. Keisha manggut-manggut, bangga dengan kinerja saha"
batnya. "Gue pengin buru-buru punya cabang toko offline, Kei,
biar toko kita lebih nyaman. Jadi di sini khusus buat kantor
saja." "Iya, gue juga berpikir seperti itu, Em. Tapi gue kurang
berminat buka toko di mal."
"Kenapa?" "Gue pengin buka toko di tempat strategis, yang daya
saingnya nggak membeludak seperti di mal. Kadang di mal
orang lebih banyak lihat-lihat, sementara kita mesti bayar
tempat sempit lebih mahal."
"Tapi kan, orang banyak datang tanpa kita perlu repotrepot buat promo agar orang tahu kita punya toko per"leng"
kapan bayi." "Buat apa banyak yang datang kalau daya beli kurang?"
"Terus?" "Aku mau cari tempat strategis, mungkin kita bisa me"
ngontrak kios atau syukur-syukur membelinya dan mem"
bangunnya. Aku mau membuat toko perlengkapan bayi dan
playground yang bisa dibisniskan sebagai tempat penitipan
anak," kata Keisha sambil tersenyum manis.
Emi melotot. "Setinggi itu, Kei?"
Keisha mengangguk. Rainbow isi.indd 61 Eni Martini "Nunggu modalnya kita keburu botak," keluh Emi.
"Ngapain bingung, kita cari modal pinjaman, Em. Toko
kita sekarang ini daya jualnya sudah bagus, secara olshop juga
sudah bisa dibanggakan. Tinggal bagaimana kita mengem"
bangkannya." "Oke, oke, yang anak ekonomi itu lo, silakan gue
dimentori, Neng geuilis," canda Emi.
"Ekonomi terusss, belajar bisnis kan bisa dari mana aja,
Em." "Iya, iya, tapi kadang gue ngerasa nggak secerdas lo
dalam pengembangannya," keluh Emi.
"Siapa bilang" Toko gue tinggal nyaris dua bulan, se"
muanya berkembang. Tadi gue lihat karyawan kita sekarang
jadi punya seragam, merek-merek terkenal bergabung, paling
yang kendor cuma pembukuan. Tapi nggak apa, bisa gue
bereskan sekarang," ujar Keisha seraya membuka file pem"
bukuan. "Bagi ceritanya kapan?" todong Emi.
"Ya ampuuun, Em, ngelihat warisan kerjaan ini saja gue
nggak tahu bisa dikelarin berapa hari," keluh Keisha sambil
menatap tiga tumpuk binder berisi bon, faktur, dan lain-lain.
Emi tertawa, "Oke, oke, nanti makan siang gue traktir,
dan kita cerita apa saja."
Keisha tersenyum, mulai memeriksa urutan bon mau"
pun faktur yang tersusun rapi di binder, secepatnya dia pin"
dahkan ke dalam komputer dengan teliti. Sesekali dia meng"
hitung pendapatan dan pengeluaran, yang sesuai perkiraan,
belum dihitung semua. Ternyata pemasukan toko mereka
berjalan bagus. Emi langsung ikut berkutat di bagian depan toko saat
diberi tahu Shasa bahwa toko semakin ramai. Sementara itu
Rainbow isi.indd 62 RAINBOW toko online yang ditangani Rosita juga lagi ramai, Tia sedang
mengecek barang datang di gudang. Benar-benar ritme yang
asyik. Keisha merasakan dadanya longgar. Dia bisa menghirup
udara renyah yang lama meninggalkannya. Semangat!
Bring back, Oh " bring back
Oh bring back my Bonnie to me, to me
Bring back, Oh"bring back
Bring back my Bonnie to me
Keisha mengangguk-angguk mengikuti irama lembut
musik My Bonnie. Akna: Ketika Sepi Itu Benar-Benar Ada
Begitu Keisha pamit pergi bersama taksi, Akna menatap kruk
baru yang tadi diambilnya dari rumah sakit. Kesendirian
adalah kemerdekaannya. Dia mencoba menggunakan kruk.
Hal pertama yang mengganggunya, ketiaknya terasa begitu
nyeri sehingga dia tidak kuat berjalan lama.
"Hati-hati, Pak!" seru Yanti melihat Akna berjalan ter"
tatih-tatih menggunakan kruk hendak membuka lemari es.
"Biar saya ambilkan saja. Bapak butuh apa?"
"Yanti, saya peringatkan, ya!" kata Akna ketus membuat
Yanti gemetar. Aduh, apa yang salah dengan ucapannya"
"Jangan pernah berkomentar terhadap apa pun yang saya
lakukan, kalau kamu masih ingin bekerja di rumah saya,"
Rainbow isi.indd 63 Eni Martini mata Akna menatap lurus ke arah ART itu, lalu meninggalkan
Yanti dengan tertatih-tatih.
Sial! Kenapa ketiaknya nyeri sekali, mungkin beban
tubuhnya terlalu berat. Yanti masih gemetaran, tangannya ditangkupkan ke
dada. Sejak kapan Pak Akna jadi menyeramkan" Sebagai
ART di rumah ini, sudah sewajarnya dia membantu apalagi
keadaan Pak Akna sekarang seperti itu, kakinya cacat. Apakah
karena Pak Akna berubah menyeramkan sehingga dia sering
melihat wajah Bu Kei seperti habis menangis"
Yanti membuang khayalannya, dia harus membereskan
pekerjaan lain. Tadi Akna menjalani assessment atau pemeriksaan un"
tuk pem"buatan kaki palsu. Masih ada serangkaian panjang
pemeriksaan lagi untuk dapat memakai kaki palsu, maka
Keisha memutuskan untuk membelikan kruk dulu agar
Akna tidak repot dengan kursi roda yang memakan tempat
ketika ber"gerak di dalam rumah. Menurut dokter, kruk
itu juga berguna untuk sekalian melatih otot kakinya yang
normal. Istrinya memang wanita yang pandai, penuh kasih, dan
perhatian. Tidak seharusnya Akna bersikap dingin padanya,
tapi sulit rasanya meredam perasaan bergejolak yang ada
di hatinya bila dia berada di dekat orang-orang, walaupun
itu istrinya, orangtuanya, saudara-saudara dan sahabatnya,
bahkan ART mereka yang setia. Tapi memang mereka sama
sekali tidak memahami kalau dia tidak mau dikasihani.
Seperti ART-nya barusan. Akna hanya ingin mengambil
minuman dingin, dan dia mampu melakukannya, kenapa
Yanti harus teriak-teriak seolah-olah melihat balita belajar
jalan yang dikhawatirkan bakal jatuh tersungkur, atau ba"li"ta
Rainbow isi.indd 64 RAINBOW yang tengah bermain dengan baby walkers-nya, yang konon
baby walkers masuk dalam benda berbahaya karena mem"
buat empat belas ribu anak-anak masuk rumah sakit tiap
tahunnya. Dasar orang-orang bodoh! Akna meletakkan kruk-nya di sisi tempat tidur. Dia
memutuskan berbaring sampai terdengar pintu diketuk. Itu
pasti suara langkahnya Yanti. Mau apa dia" Membersihkan
kamar mandi" "Mau apa, Yan?" seru Akna. Sebenarnya dia risih ART
itu keluar masuk kamarnya. Tapi kalau untuk membersihkan
kamar mandi, memang itu tugas Yanti.
"P-Pak Akna"," wajah Yanti yang takut-takut muncul
di ambang pintu. "Ada telepon dari Mamih".," suara Yanti yang berciri
khas logat Sunda memberitahunya.
Mami" "Bilang saya tidur. Cepat tutup pintunya. Kalau tidak
ada keperluan bersih-bersih kamar mandi, jangan pernah
masuk kamar. Siapa pun yang telepon, bilang saya tidur!"
suara Akna keras. Yanti mengangguk-angguk, lalu buru-buru menutup
pintu kamar. Baru satu hari Bu Keisha pergi, terbongkar semua
sikap Pak Akna sekarang. Galak, menyeramkan, tidak mau
didekati, dan tidak mau dibantu. Pantas semuanya cepat
pulang, bukannya menunggui Pak Akna.
Kasihan Bu Kei". Akna melirik pintu yang ditutup kembali oleh Yanti.
Sesaat tanpa sadar, dia nyaris hendak mengangkat gagang
telepon di atas meja, mau menekan nomor ponsel Keisha,
Rainbow isi.indd 65 Eni Martini

Rainbow Karya Eni Martini di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tergelitik untuk menanyakan kapan Keisha pulang, dan
sedang apa wanita itu sekarang"
Tapi ditarik lagi tangannya. Dia berbalik menghadap
dinding, tak ada suara yang terdengar dari mana pun. Sepi
benar-benar datang. Keisha: Sisi Hidupnya yang Berubah Rapuh
"Bener Bapak tidur, Yan?" tanya Keisha di telepon, dia hanya
ingin mengetahui apakah Akna sudah makan siang dan
minum obat tadi. Yanti tampak ragu, nyaris dia menceritakan bagaimana
sikap Pak Akna terhadap dirinya tadi. Tapi, lebih baik jangan
dulu. Kasihan Bu Keisha. Wanita baik hati itu baru mulai
kerja lagi hari ini, nanti terganggu pikirannya, batin Yanti.
"Yan"," panggil Keisha lembut. "Bapak lagi nggak
tidur, kan?" Yanti gugup. Loh, Ibu Kei kok malah tahu duluan"
"Saya hanya mau tanya, tadi Pak Akna sudah makan siang
dan minum obat?" Keisha menyadari ada yang disembunyi"
kan ART-nya. Apakah Akna mengancam dan menghar"dik"
nya" Sebenarnya itu bukan sifat laki-laki itu. Akna yang
humoris selalu baik dengan siapa pun, bahkan waktu laki-laki
itu tugas ke Bali, dia sempat-sempatnya membelikan oleholeh sandal jepit Bali buat Yanti.
"T-tadi sih, Bapak ambil makanan sendiri, tapi saya
kurang tahu, Bu, soal minum obatnya."
Rainbow isi.indd 66 RAINBOW "Bapak ambil makan sendiri pakai kursi roda ke dapur?"
Keisha sedikit terkejut. Kenapa Akna keras kepala betul sih,
kan ada Yanti yang bisa dimintai tolong.
"Pakai kruk, Bu."
"Kruk?" Keisha lebih terkejut lagi, kruk itu baru diambil
tadi, Akna sudah langsung mempraktikkannya. Dia kira,
Akna akan menggunakannya setelah dirinya pulang karena
kalau belum biasa, suaminya bisa jatuh.
"Untuk sementara waktu dalam tahap awal, akan
menyebabkan ketiak kita ngilu dan sakit karena dipakai
untuk menopang tubuh. Belajar pelan-pelan untuk melatih
keseimbangan," kata Dokter Pandu yang merawat Akna dari
awal. "Oya, Bu, tadi Mamih telepon cari Bapak."
"Bicara sama Pak Akna?"
"Ng-nggak, Bu, Pak Akna nggak mau bicara"."
"Terus, kamu bilang apa sama Mami?"
"Tidur." "Tidur?" Keisha mengerutkan kening, sama ya alasan"
nya. "Itu Bapak yang suruh, Bu"," kata Yanti akhirnya.
"Iya, kamu nggak salah, Yan " terus Mami langsung
tutup telepon?" "Tanyain Ibu Kei. Saya jawab ke toko"."
Fiuuuuh, Keisha mengembuskan napas panjang. Dia
menutup telepon lalu menatap layar monitor dengan nanar.
"Bikin bete ya, Kei, kerjaan yang menumpuk digarap
bareng?" Emi muncul dengan wajah berdosa. Dua jam lagi,
pukul enam sore, dan toko akan tutup.
"Bukan kerjaan kok yang bikin gue bete," kata Keisha
pelan. Sejak pukul sebelas siang tadi sudah lumayan banyak
Rainbow isi.indd 67 Eni Martini yang dia garap. Mungkin besok dengan datang lebih cepat
dari tadi, dia bisa membereskan semuanya.
Emi mengerutkan kening. "Barusan gue telepon ke rumah, masa Akna sudah
kelayapan ke dapur pakai kruk. Padahal kruk baru gue ambil
tadi pas terapi dia," gerutu Keisha.
"Loh, malah bagus dong!"
"Bagus, gimana" Awal-awal pakai kruk butuh kese"
imbangan, Em, bisa jatuh. Lagi pula ketiak sedikit nyeri kalau
dipaksakan...," Keisha menggeleng-geleng.
"Jatuh kan, bisa bangun sendiri " hehehehe," Emi
mencoba tertawa melihat ekspresi Keisha yang melotot tidak
suka. "Kei, jangan paranoid dan overprotective, ah!" Emi bicara
serius. "Lo harusnya bersyukur, berarti ada kemauan yang
kuat dalam diri Akna untuk bangkit. Coba kalau dia terem"
pas terus di kursi roda, dan mengurung di dalam kamar?"
Astaga! Benar juga yang diucapkan Emi. Tapi, apa iya,
karena kegigihan Aknalah sehingga dia ingin menggunakan
kruk untuk bangkit kembali, atau karena laki-laki itu tidak
ingin dikasihani" "Udah, beresin kerjaan lo, Kei. Kita pulang, yuk! Gue
antar ya, sekalian gue mau jenguk Akna nih."
"Eh, Em"!" kalimat Keisha menggantung di udara,
karena Emi sudah menghambur ke toilet. Dia dengar toko
sudah mulai tutup, karyawan mereka mulai beberes, bersiap
pulang. Keisha sejenak kebingungan mendengar Emi akan
menjenguk Akna, tapi tidak mungkin mengatakan pada Emi
kalau Akna tidak mau bertemu siapa pun. Dia tidak tega
mengecewakan niat baik Emi karena dia bisa lihat sinar mata
Emi begitu tulus untuk menjenguk Akna.
Rainbow isi.indd 68 RAINBOW "Nanti kita mampir dulu ya, beli pisang goreng pasir kesuka"
an Akna," kata Emi sambil menyetir menuju Pondok Labu.
Sekarang jam-jamnya macet. Mobil pribadi, motor yang
selap-selip, dan angkot, membuat sesak pemandangan.
"Satu kotak cukup nggak?"
"Cukup," jawab Keisha, pikirannya masih dipenuhi
kekhawatiran bagaimana Akna menyambut mereka nanti.
"Heh, ngapain bengong terus?" Emi menyenggol bahu
Keisha. "Kalau kangen doi, telepon dong. Bilang gue mau
datang bawain pisang pasir, atau gue yang telepon sini!" Emi
Manusia Bertopeng Hitam 2 Dewi Sri Tanjung Mencari Ayah Kandung Live To Love 6

Cari Blog Ini