Ceritasilat Novel Online

Aerial 3

Aerial Karya Sitta Karina Bagian 3


Ketika latihan selesai dan Hassya berjalan ke barak, ingin meletakkan pedangnya, ia mendengar percakapan dua prajurit yang tidak menyadari kehadirannya karena terhalang pilar raksasa penyangga bangunan barak bertingkat tiga.
Tinggal menghitung hari sepertinya, si prajurit pertama berkata.
Penyerangan ke negeri Cahaya maksudmu" Bukankah keputusan Yang Mulia belum mutlak" prajurit kedua menimpali.
Ya, tapi paling lama kapan menurutmu" Prajurit pertama terkekeh.
Hmm, tidak lebih dari tiga minggu. Tepatnya saat Pesta Seribu Cahaya.
Dan harus pada malam hari.
Tentu saja malam hari, bodoh! Kau mau mati terpanggang sinar matahari, hah"
Ceallach. Rasanya aku ingin segera melakukan itu membaui ribuan darah tikus-tikus Cahaya yang ketakutan. Pastinya sangat membangkitkan semangat!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Hahaha& kita tunggu saja, kawan!
Ceallach, kata yang tak lain artinya adalah perang. Istilah ini digunakan oleh bangsa Kegelapan, juga Cahaya, ketika perang semakin dekat.
Hassya menyingkir dari situ, kembali ke ruangannya. Mendengarnya lebih jauh lagi hanya akan membuat darahnya mendidih dan bisa-bisa ia bertindak dengan gelap mata.
Ketika melihat ke luar jendela kamar, bulan bersinar sangat terang. Sungguh beruntung, kali ini negerinya kebagian sinar rembulan.
Tiba-tiba Hassya menyadari bahwa sejak awal dirinya mendapati kenyataan tidak adil seperti ini, sekali pun ia tidak dendam pada bangsa Cahaya.
Dan kini, ia justru senang melihat Sadira hidup di negeri yang indah, penuh dengan kenikmatan yang tersedia oleh alam.
Semoga cara Toireann tepat dan dapat dilakukan dengan cepat! pikirnya. Kalau perang benar-benar pecah dan sampai melukai Sadira, maka ia tidak akan memaafkan bangsanya sendiri.
Karena lelah, kantuk pun dengan cepat menguasai dirinya hingga Hassya terlelap dalam sekejap.
Ia kembali bermimpi. Mimpi aneh yang sama; tentang cahaya bahwa cahaya matahari tidak akan melukainya.
Di dalam mimpi itu, Hassya yang tadinya berusaha menutupi wajah dan matanya dengan lingkupan kedua tangan, kini dikejutkan oleh suara yang dalam.
Brennius bukan ayahmu. Hassya mengangkat wajah, berusaha mengenali sosok ini,
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
yang rupanya terhalang sinar menyilaukan. Orang ini dapat berdiri di bawah cahaya, berarti dia
Jangan bercanda! Hassya mendengar dirinya berteriak demikian. Brennius dan Isaura adalah orangtuaku. Kau siapa kau"!
Sosok ini menampakkan wajahnya. Hassya dapat melihat dengan jelas walau dengan dahi mengernyit. Siapa" Ia merasa pernah melihatnya, tapi di mana"
Pandangan Hassya jatuh pada tato dua lingkaran di telapak tangan orang ini, yang kalau diperhatikan lebih lanjut merupakan gambar matahari dan bulan yang saling bersinggungan. Hassya menggeleng, tidak mengerti maksudnya. Apa ini" Sosok ini tersenyum hangat. Kalau kau datang, akan kujelaskan artinya, Anakku.
Kedua mata Hassya membelalak, pada saat bersamaan ia mengenali siapa wajah ini. Aku tahu! Kau& kau& !
Di atas tempat tidurnya, Hassya terlonjak sambil memegangi lehernya, terbatuk berkali-kali. Sesaat ia merasa ada sesuatu tersangkut di lehernya, membuatnya tidak dapat bernapas. Aku tahu&
Ia langsung meraih belati dan berlari pergi. Aku tahu siapa ayahku!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
W ILAYAH Cahaya masih diselimuti malam.
Hasya tidak akan menunggu pagi untuk bisa tiba di daerah ini. Walau mimpinya berkali-kali meyakinkan dirinya bahwa ia tidak akan terbakar sinar matahari di wilayah Cahaya, Hassya tetap tidak berani mengambil risiko.
Dengan belati yang sudah siaga di tangan, Hassya dengan gesit menyelinap masuk, memanjat gerbang istana, dan selalu luput dari pencahayaan obor para pengawal yang tengah berjaga malam.
Dengan mudah Hassya berlari ke lapangan luas yang menurut cerita Sadira biasa dijadikan arena berlatih prajurit. Matanya yang terbiasa dengan kelamnya malam dengan mudah meneliti tiap sudut arsitektur bangunan Castrum Niveus. Memang lebih indah dari Istana Kegelapan, ia berpendapat. Dengan tatapan penuh mimpi dilihatnya sederetan jendela dengan lengkungan besar, membayangkan Sadira sedang tidur di salah satu kamar itu.
Tapi sekarang bukan saatnya. Kedatangan Hassya yang begitu mendesak ke negeri Cahaya dengan risiko menggadaikan nyawanya bukan untuk bertemu dengan Sadira, melainkan&
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Berhenti di tempat. Buang senjatamu. Taruh kedua tangan di belakang kepala.
Suara itu"! Hassya mengikuti perintahnya. Bukan hanya belati, tapi persediaan sumpit beracun yang didapatnya dari Ginta ikut ia lempar ke tanah.
Bagus. Sekarang berputar perlahan-lahan, pemuda Kegelapan.
Jantung Hassya berdegup cepat. Bukannya takut, ia malah merasa sangat antusias!
Dasar cinta muda! Kau tidak lihat ini jam berapa" Putri Sadira tentunya sudah tidur.
Kalau Sadira yang kukenal pasti belum, Hassya bergumam halus, yang ternyata terdengar oleh si penangkap.
Orang itu hanya menggeleng-geleng seraya menggiring Hassya ke tempat yang tidak terekspos pos penjaga dari menara gerbang. Kau mata-mata"
Bukan. Perlahan Hassya menurunkan tangan. Aku& kau adalah Saking gembiranya, kata-kata yang akan terlisankan luruh di tenggorokan.
Apa keperluanmu tengah malam begini" Kau pasti tahu bahwa Cahaya dan Kegelapan bukanlah bangsa yang akur. Keh! Dengan senang hati aku akan menangkapmu hidup-hidup demi melindungi Tuan Putri
T-Tunggu! Tato di telapak tanganmu& tato bulan dan matahari jelaskan artinya padaku!
Bagaimana... kau bisa tahu" Jenderal Arth terenyak kaku mendengar ini. Tidak pernah ada yang tahu bahwa tato di telapak tangannya berbentuk bulan dan matahari. Bahkan sebagian besar orang mengira itu bekas luka, sisanya
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
mengatakan Jenderal memiliki selera yang aneh, karena memilih titik-titik hitam sebagai gambar tatonya.
Hassya baru ingat akan sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya.
Dan ia mengetahui ini bukan dari bisikan mimpi, melainkan dari instingnya sebagai keluarga.
Sebagai seorang anak. Dibukanya telapak tangan bagian kiri, memperlihatkan gambar yang sama, namun dalam ukuran lebih kecil. Karena aku memilikinya juga& Ayah. Isaura adalah ibuku. Kata orangorang, Brennius adalah ayahku. Tapi kini aku tahu yang sebenarnya... kau melakukan itu untuk melindungi kami melindungiku, bukan"
Fhrei" Air muka Jenderal Arth bagai kehilangan warna. Apalagi saat Hassya menyebutkan nama orang tercintanya yang selalu ia rahasiakan karena perbedaan warna kulit mereka, perbedaan klan mereka.
Jenderal Arth masih terlalu tercengang untuk dapat merumuskan kata-kata yang tepat untuk diucapkan pada saat-saat momentus seperti ini. Isaura& ibumu& tidak ingin Raja Righ mengetahui bahwa ada darah Cahaya di dalam tubuhmu. Perpisahan kami terjadi di gua perbatasan wilayah Kegelapan dan Cahaya. Saat itu kau masih kecil sekali.
Jadi itu sebabnya aku seperti pernah berada di gua tempat penanaman mawar hitam, walau Toireann dan Isla tidak memberitahuku, batin Hassya.
Walau akhirnya Hassya tahu semua ini, ia tetap tidak menyangka ia adalah putra panglima tinggi negeri Cahaya. Fhrei... kah" Ia terkekeh kecil, mengetes nama asing yang tak lain namanya sendiri. Jadi itu namaku sebagai orang Cahaya"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Jenderal Arth mengangguk.
Hassya menggeleng-geleng dengan gestur keras hatinya. Tidak kusangka, aku Hassya si Pangeran Kegelapan, ternyata merupakan saudara sebangsa dengan Sadira.
Jenderal Arth memberi isyarat agar Hassya mengikutinya. Ia tetap berkata-kata walau dalam volume pelan. Tuan Putri tahu ini juga"
Tidak. Hassya menghindari mata sang Jenderal. Kontak mata dengannya masih membuatnya grogi. Belum saatnya. Maaf, Sadira, untuk saat ini ada hal lebih penting yang harus kulakukan!
Mata Hassya melirik ke atas. Sebentar lagi matahari akan memunculkan sebagian tubuhnya di langit timur. Sebentar lagi kulitnya akan melepuh, jantungnya terasa akan pecah apabila ia tidak bersembunyi.
Bangsa Kegelapan akan menyerang negeri Cahaya, Hassya mengumumkan.
Begitu juga bangsa Cahaya.
Hassya melihat ke bawah, menghela napas bimbang. Jadi... inikah takdir untuk melawan ayahku sendiri"
Itu suatu pilihan yang tidak akan kupengaruhi, Nak. Perlahan-lahan bayangan Jenderal Arth dan Hassya terpantul pada tanah, pertanda sebentar lagi mereka sama-sama akan menjelang terang. Sesuatu yang seharusnya membuat Hassya lari kocar-kacir, tapi kali ini ia diam bertahan di tempat.
Itu adalah takdir kita masing-masing! Sudah begitu dari sananya kita tidak akan bisa memerangi sesuatu yang sudah mendarah daging, sesuatu yang sifatnya naluriah& bahwa pada akhirnya Kegelapan dan Cahaya adalah dua klan yang berp u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
seberangan, dengan atau tanpa perang. Untuk mengubah semua itu sangat sulit, hampir mustahil
Naluriah, katamu. Jenderal tertawa berat, menertawakan Hassya. Fhrei, perubahan merupakan hal naluriah juga. Bagian dari proses alam. Sulit memang, tapi dengan usaha dan adaptasi yang semestinya, bangsa Kegelapan toh pada akhirnya dapat hidup dan berjaya tanpa sinar matahari.
Kami setengah mati menghadapi semua ini! Sekilas Hassya merasa geram. Ayah kandung yang baru ditemuinya dalam waktu kurang dari sepuluh menit mengatakan seakanakan apa yang dialami klannya selama ini adalah hal mudah.
Sinar matahari semakin tinggi, menembus tiap celah pada ranting-ranting pohon yang terkecil sekalipun. Salah satu celah berada tepat di depan tubuh Hassya. Ia mundur selangkah karenanya.
Untuk bisa bertahan hidup, semua harus setengah mati dulu. Itu hakikat manusia sejati.
Chess! Hassya meringis ketika salah satu cahaya dari celah ranting mengenai kulitnya. Celaka! Ia benar-benar harus pergi.
Ketika ia berbalik badan, sebuah tangan kokoh mencengkeram keras lengannya.
Lepaskan! Aku akan terbakar! Rasa takut Hassya mengalahkan rasa malunya.
Namun Jenderal Arth tetap pada pendiriannya dan matahari kini sudah terlihat bulat. Burung-burung mulai bersahutan menyambut pagi.
Suara riuh itu semakin membuat Hassya panik dan meronta keras.
Diam dan rasakan! perintah Jenderal.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Rasa ngeri langsung menghantui Hassya. Lelaki yang ia akui ayahnya ini pasti sudah gila! Bukankah seharusnya dia tahu apa akibatnya kalau Hassya sampai terpapar penuh oleh sinar matahari"
Hassya langsung memejamkan mata. Ia akan mati. Ini menjadi kiamatnya.
Perlahan rasa menggelitik menjalari seluruh permukaan kulitnya. Lalu rasa yang ditunggu-tunggu mulai muncul: gatal, perih, dan&
Eh" Hassya membuka kedua matanya dan mendapati kulitnya, juga organ di dalamnya, tidak merasakan sakit sama sekali. Sensasi rasa aneh sebelumnya pun ikut hilang. Ini& " Ia gerak-gerakkan kedua telapak tangannya. Benar-benar tidak sakit walau sinar matahari begitu terang menyinarinya!
Bagaimana mungkin& " Jadi mimpi itu memang benar! Hassya kehabisan kata saking takjubnya. Ingin sekali ia perlihatkan semua ini pada Sadira!
Jenderal Arth ikut tersenyum. Ditepuknya punggung pemuda ini dua kali. Kapan-kapan kau harus duel dengan anak buahku di sini. Bahkan Sadira ahli memegang toya.
Hassya terlalu bahagia untuk bisa mendengarkan ucapan Jenderal Arth secara detail. Seiring datangnya pagi, suara kehidupan di sekitar istana pun kian keras terdengar. Ia ingin segera bertemu Sadira untuk menceritakan semua ini. Putri.
Hassya mengangkat wajahnya, merapatkan tubuhnya di balik semak belukar yang cukup tinggi.
Putri Sadira, kau harus pergi denganku hari ini. Hassya memperhatikan sosok lelaki yang memanggil Sadira dengan tatapan tidak suka. Dari yang ia dengar nama lelaki
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
berambut pirang ini adalah Micchal. Lalu terdengar suara khas Sadira yang menolak ajakan itu dengan intonasi halus.
Mengerti akan perubahan ekspresi Hassya, Jenderal hanya tersenyum tenang, yakin. Putri sudah menetapkan pilihan hatinya.
Cih! Itu bukan urusanku. Hassya gengsi diceramahi seperti itu. Ia sama sekali tidak perlu mendengar pendapat ayahnya tentang urusan pribadi kehidupannya.
Terima kasih atas pemberitahuanmu, Fhrei. Panggil aku Hassya saja. Lebih aman untuk saat ini. Namun semua ini butuh perjuangan keras. Walau terlihat sedang memperhatikan gerbang utama yang perlahan dibuka untuk memulai aktivitas pagi, mata Jenderal tampak menerawang, Putri Matahari dan Pangeran Kegelapan tidak mungkin hidup bersama. Itu sudah ketentuannya. Apakah kau akan melawan para dewa"
Yang jelas aku akan mencari jalan. Toireann dan Isla& mereka telah mengusahakan itu jauh sebelum aku dan Sadira tahu. Jadi aku tidak akan menyerah!
Para pengawal akan berpatroli beberapa saat lagi. Setelah keadaan di sekeliling mereka cukup lengang, Hassya berlari ke arah gerbang. Ingat! Aku takkan membiarkan perang terjadi.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Franconia paling tidak suka menjadi prioritas kedua, apalagi kalau pelakunya adalah Hassya.
Kata Raja harus kau atau Toireann yang menemaniku menghadiri acara di kediaman Neosys, Franconia berkata setengah merajuk.
Hassya menggeleng, bersikeras pada jawabannya. Ia tidak punya waktu untuk acara-acara nonsens seperti itu. Cukup Pesta Topeng saja dan itu pun tidak akan dilakukannya kalau bukan untuk alasan berjaga-jaga, yang malah membuatnya beruntung setengah mati karena malam itu ia bertemu Sadira! Sadira.
Hassya memperhatikan Franconia lekat-lekat, membuat gadis ini tersipu walau rautnya tetap saja keras kepala, seperti tidak ingin ditaklukkan.
Serupa tapi tak sama, ia berpendapat dalam hati. Sadira dan Franconia tampak sama kerasnya, sama-sama memiliki determinasi yang kuat. Namun di dalam kepala Fran yang terpenting adalah pesta, pesta, dan pesta. Sedangkan Hassya tidak terlalu menyukai keramaian kecuali kalau itu suara desingan pedang yang beradu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Tapi Hassya tahu semua itu adalah justiikasi egoismenya saja. Bukan dengan Franconia ia ingin menghabiskan waktu. Aku sibuk, Fran.
Sibuk menyiapkan perang atau sibuk yang lain" Hassya berhenti menyikat bulu-bulu Rab. Lirikan matanya yang tajam membuat Franconia grogi dan malah berubah jadi defensif. B-Belakangan kau sering menghilang dan lama-lama aku jadi curiga !
Bukan urusanmu, Fran. Jadi tidak usah repot-repot. Hassya kembali menyikat. Rab tampak gelisah mendengar intonasi kasar suara majikannya. Beberapa kali kuda betina ini berjingkat, hampir mengenai Franconia di samping depannya.
Awas! Hassya menarik tubuh Franconia ke dekapannya. Ia terkejut akan tindakan impulsifnya itu; Fran lebih kaget lagi. Buru-buru Hassya melepaskan kedua tangannya. Hati-hati. Kecelakaan bahkan bisa terjadi di tempat yang paling aman.
Kata-kata itu membuat Franconia terenyak. Dengan orang yang membuat kita merasa aman& sekalipun"
Ya. Tidak ada keraguan dalam jawaban Hassya. Dipandangi si Putri Kegelapan yang sangat cantik di depannya. Dengan kulit putih, pucat, dan hampir transparan seperti es, Franconia terlihat dingin, tak tersentuh, sekaligus rapuh. Bertolak belakang pada kenyataan bahwa putri ini sangat kuat kemauan hatinya terutama kalau itu berhubungan dengan perasaannya pada Hassya.
Hanya orang bodoh yang menolak gadis memikat seperti Fran.
Dan orang bodoh itu adalah dirinya.
Kenapa begitu, Hassya" Franconia kesal karena tangan hangat itu berhenti memeluknya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kenapa apa" Kenapa tidak pernah memandang mataku tidak melihat diriku sebagai aku" Semua orang di Kegelapan kagum pada Franconia Hadyr. Lalu ekspresi Fran berubah jadi sedih. Semua& kecuali Hassya.
Sudahlah, Fran& , Hassya mulai gerah. Kita kan berteman baik sejak kecil
Aku tidak ingin hanya jadi teman, Hassya!
Hassya tersentak. Baru kali ini Franconia melisankan perasaannya dengan sangat gamblang.
Karena tahu diri, tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa mengembalikan perasaan itu, Hassya memilih diam.
Ada gadis lain" Fran masih bersikukuh untuk mencari tahu walau ia semakin sakit karenanya.
Hassya mengangguk sekali lalu memalingkan wajah, berharap Franconia berhenti menyiksa diri seperti ini. Seorang putri juga"
Hassya mengangguk lagi. Ia bukan dari sini"
Kali ini Hassya diam. Ia tahu maksudnya apa dan apa konsekuensi dari diamnya ini.
Plak! Setelah menamparnya, Franconia pergi dari kandang kuda sambil terisak. Semoga kau sadar kau hanya menyia-nyiakan
nyawa saja! d Keir menghalau gumpalan asap yang menari-nari di depannya, mengoyak gambar adegan pertengkaran di kandang kuda yang baru saja ia saksikan.
Ia tersenyum membayangkan itu. Hmm, jadi Pangeran Kep u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
gelapan jatuh cinta pada Putri Matahari, menyisakan dendam dan kesedihan pada si Putri Kegelapan" Sungguh situasi yang terlalu bagus untuk segera dimanfaatkannya!
Pintu ruangannya diketuk tiga kali dan ia mempersilakan si tamu masuk.
Keir sudah mengharapkan kedatangan orang ini sejak tadi.
Kaien masuk dengan ekspresi tidak begitu gembira. Ia malah cenderung murung dan tidak nyaman, seakan-akan tengah berbuat sesuatu yang bertolak belakang dengan niatnya.
Dengan datang ke sini kuanggap kau sudah mempertimbangkan tawaranku, Keir berasumsi dengan nada sangat positif.
Kaien mengangguk. Tapi ini bukan untuk kepentinganku. Ini demi Hassya, ia cepat-cepat menegaskan.
Oh, tentu, tentu. Keir menepuk tangannya sekali, terlihat begitu suportif.
Kaien malah jadi kian frigid oleh perlakuan terlalu ramah ini. Tapi kembali ia ingatkan dirinya bahwa ia tengah melakukan suatu kebaikan, dan kadang untuk itu diperlukan pengorbanan dari orang terdekat.
Yang Mulia Pangeran sangat beruntung memiliki orang sepertimu.... Dengan senyum penuh arti dan mata memandangi Kaien dari ujung kaki sampai ujung rambut, Penasihat Keir bertutur.
Kaien tersenyum kecil sopan dan formal. Ia ingin segera keluar dari ruangan aneh ini.
Tapi Keir belum selesai&
& Kau bisa seenaknya keluar-masuk ruang singgasana. Bukan hanya Yang Mulia Raja memercayaimu, tapi juga Pangeran Toireann dan Pangeran Hassya. Sungguh beruntung
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
nasibmu sebagai mantan pembantu, senyum Keir berubah jadi sinis, atau masih pembantu"
Kaien tersentak dengan penuturan halus yang menyinggungnya sampai ke dasar dirinya.
Masih pembantu" ia menelaah kembali.
Melihat peranannya di negeri Kegelapan, Kaien tetaplah pengawal seorang pembantu. Sedekat-dekatnya ia dengan Hassya, walau label sahabat sehidup-semati telah dikukuhkan Hassya sebagai status hubungan mereka, ia tetap tidak bisa memungkiri status sosial dirinya yang sesungguhnya.
Belasan tahun silam Kaien muncul pertama kalinya di Istana Kegelapan untuk menjadi teman main seorang pangeran yang kesepian. Saat itu Toireann sudah dikukuhkan menjadi putra mahkota, pengganti Raja kelak, sehingga hari-harinya disibukkan dengan belajar dan seabrek kewajiban menyangkut urusan kerajaan. Perhatian Raja Righ sepenuhnya tertumpu pada si anak sulung.
Kaien melihat anak sebaya itu calon majikan barunya bersandar di pilar tak jauh darinya, tangan terlipat di dada. Mulutnya cemberut, sorot matanya sinis, menelanjanginya dengan tajam dan sarat pelecehan.
Hassya, ini teman barumu, Kaien. Mulai sekarang ia akan menemanimu bermain. Jadi anak baik, ya, Raja Righ berkata sambil memegang kepala putranya lalu pergi.
Tinggal berdua saja dengan Hassya di satu ruangan awalnya membuat Kaien grogi. Anak ini belagu sekali! pikirnya.
Lalu Hassya menghampirinya. Kaien menanti di tempat seperti rusa yang pasrah didekati singa.
Jadi Ayah membayarmu untuk bermain denganku"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dengan tempat tinggal dan sekerat roti untuk makan, ya. Hassya tertegun mendengar jawaban itu. Bukan dengan uang"
Seperti dapat membaca pikiran Hassya, Kaien menggeleng perlahan.
Kau suka kuda" tanya Hassya.
Hmm, ya& . Kaien tidak yakin akan jawabannya sendiri. Mau makan saja susah sekali, apalagi memiliki seekor kuda.
Mulai besok kau akan mendapatkan kudamu sendiri. Aku yang belikan, Sobat.
Kaien tercengang mendengarnya.
Jangan mau dinamai orang lain. Kau yang harus menamakannya sendiri.
Kenapa" Kaien bertanya lugu.
Karena itu berarti kau membiarkan dirimu diatur orang lain. Rab adalah nama yang kupikirkan selama seminggu sebelum kuda betinaku tiba. Sudah tahu akan memberi nama apa"
Dengan jujur Kaien menggeleng, lalu ia mendapat ide lain. Kau saja yang menamakannya, Yang Mulia.
Apa" Bodoh sekali& itu sama saja
Ya, benar, Kaien memotong, tersenyum riang juga tulus, hidupku memang di tanganmu. Untuk itu aku datang ke sini.
Hassya terharu setengah mati, dan setengah mati pula ia kendalikan diri agar tidak terbawa suasana sentimentil.
Huh! Itu pilihanmu, ya. Hassya mendengus, wajah terpaling ke samping. Baiklah, namanya Odin.
Wajah Kaien langsung jadi sumringah. Nama yang gagah sekali!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dan satu lagi, Hassya masih terlihat sok dingin namun aura hangatnya terpancar, atau setidaknya Kaien dapat merasakan bagaimana klik -nya mereka satu sama lain, cukup Hassya. Tidak perlu pakai Tuanku atau Yang Mulia segala.
Lepas dari lompatan memorinya sesaat, Kaien akhirnya mendapatkan satu jawaban yang solid. Ya, ia memang pembantu Hassya, tapi bukan Hassya yang menjadikannya demikian; dirinyalah yang memintanya.
Jadi kalau Keir meremehkannya sebagai pembantu, seharusnya ia tidak perlu sakit hati apalagi berkecil hati.
Memangnya kenapa kalau pembantu" Sebelah alis Kaien naik. Senyumnya penuh percaya diri.
Tidak apa-apa. Kesetiaanmu layak diacungi jempol, maka itu aku memanggilmu ke sini. Keir begitu sabar memainkan peranannya. Jadi, keputusanmu adalah&
Kaien sudah tahu jawabannya tapi entah kenapa lidahnya makin kelu.
Mengapa ragu, Anak muda" Keir bangkit dari kursi dengan sandaran yang sangat tinggi. Ia berjalan ke arah rak bukunya yang lebih tinggi lagi, hampir mencakar langit-langit ruangan. Dibukanya bagian tengah sebuah buku yang berukuran besar dan tampak lusuh kulitnya.
Ia mengacungkan jari telunjuk, memulai ceritanya. Exitium. Kehancuran. Kita semua akan menuai itu apabila Pangeran terus bersama Putri Matahari. Itu adalah ramalan kuno yang dijaga turun-temurun oleh leluhur kita sampai generasi ini, maka itu diciptakanlah perang di antara keduanya agar percintaan seperti itu tidak sampai terjadi.
Tapi sebuah ramalan tampaknya tidak dapat menghentikan langkah Pangeran Hassya dan Putri Sadira. Apabila demikian,
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
cara satu-satunya adalah dengan meletakkan benda ini Batu Bulan di dasar danau suci Aerial. Sayangnya, perisai pelindung di sekitar pulau mengambang itu tidak mengizinkan aku masuk. Kurasa kau bisa, Kaien. Oleh karena itu aku minta tolong kepadamu.
Apabila batu itu kuletakkan di Aerial, apa yang akan terjadi pada Hassya dan Putri Matahari" Sebelah mata Kaien terpicing curiga.
Mereka tidak dapat bersama-sama lagi.
Deg! Kaien hampir saja mundur dari niatannya mendengar konsekuensi tersebut. Tapi kembali lagi ini untuk kebaikan Hassya dan keselamatan bangsanya.
Jadi, Kaien& " Kaien akhirnya mengangguk, mengulurkan tangan untuk menerima benda yang sejak tadi dalam genggaman Keir. Ini untuk Hassya, tegasnya.
Keir mengangguk, tersenyum lebar. Kau membuat keputusan yang tepat. Akhirnya kiamat itu dapat dicegah. Kaien memandangi Batu Bulan yang bersinar redup di telapak tangannya. d Penasihat, Anda Hampir saja Blath nyelonong masuk ke dalam ruangan tempat Penasihat Keir menghabiskan waktu apabila sedang tidak bersama Raja. Tapi kehadiran Kaien di situ membuatnya cepatcepat membungkam mulut.
Ia mundur perlahan dan berlalu pergi ke barak. Hassya dan Raoul ada di situ, sedang mengasah pedang.
Melihat kedatangan Blath, wajah Hassya langsung tampak tegang. Jadi"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Benar, Yang Mulia. Kaien sedang bersama Keir& lagi. Begitu. Tangan Hassya secara impulsif terkepal. Tanpa berkata-kata lagi, ia langsung pergi dari situ. Muak oleh berita yang didengarnya. Ada konspirasi apa antara Kaien dan Keir" Mengapa Kaien tidak cerita apa-apa kepadanya" Hassya!
Di jalan, Hassya berpapasan dengan Franconia. Gadis ini menahan lengannya. M-Maaf, Hassya... aku Lepaskan, Fran.
Suara mematikan Hassya membuat Fran mundur. Ia tahu watak Hassya yang keras yang tidak jauh beda dengannya tapi ini bukan sifat keras biasa. Hassya tampak benar-benar tidak bisa tersentil sedikit saja saat ini.
Hassya, aku minta maaf, Fran berkata terbata, menunduk walau gestur keras kepalanya masih terlihat. Ia mengangkat wajahnya lagi. Melampiaskan kepadamu seperti itu rasanya tidak tepat. Belakangan aku aku sangat frustrasi! Mimpi ini... yang kualami tiap malam, benar-benar membuatku stres! Seperti ada ribuan roh-roh halus yang memaksaku menyentuh Batu Bulan padahal benda itu membahayakan. Tapi aku tidak kuasa. Aku harus ke sana. Ke Danau Aerial.
Hassya terenyak. Danau di Aerial" Ia dan Sadira pernah berenang ke sana dan menemukan prasasti dari masa lalu. Apakah Batu Bulan yang Fran maksud ada di situ juga" Tapi baginya tempat itu tidak terlihat membahayakan.
Jangan. Itu bukan tempat untuk gadis sepertimu. Hassya tidak biasa berbohong. Maka itu melakukannya kini membuat wajahnya berubah jadi merah.
Kenapa" Kau pernah ke sana" Franconia mengguncang
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
kedua bahu pangeran ini. Ia yang dari tadi sudah uring-uringan kini jadi semakin kesal, ia kembali jadi Franconia si galak. Hassya memalingkan wajah, cemberut.
Hassya! Jawab aku. Kumohon jangan berpaling lagi Ketika mengucapkan ini, Fran seolah-olah menyelipkan makna konotatif lainnya yang datang dari hati.
Fran, aku tidak punya waktu untuk itu. Hentikan! HENTIKAN!
Tanpa sadar, Hassya mendorong gadis ini dengan tenaga cukup keras hingga Franconia menabrak dinding batu di belakangnya.
Hassya& Fran terkejut setengah mati. Untungnya ia dapat sedikit menahan tubuhnya, hingga benturan itu tidak terlalu keras mengenai tulang belakangnya.
Hassya terkesima akan perbuatannya. Pergi& Tapi nyatanya dia yang lebih dulu melangkah pergi tanpa melihat kehancuran di mata Franconia.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Satu siang yang mendung ketika matahari hanya bersinar sedikit dari balik awan, Antya duduk bersama Linc di dalam lingkaran kecil yang dikelilingi semak belukar pohon ceri, yang hanya memberi celah kecil untuk sinar matahari menembus masuk.
Suasana hening yang meliputi mereka tiba-tiba terinterupsi oleh hela napas panjang Antya yang sarat frustrasi.
Tidak bisa! pekik Antya sambil memegangi kepala. Kalau kau saja tidak tahu bagaimana cara memanggil si penolong, bagaimana aku, Linc"
Linc tidak menjawab, tidak juga mengirim Antya pesan telepati lainnya. Diamnya membuat Antya semakin depresi.
Tujuan kuda terbang memiliki seorang majikan adalah untuk menjadi penunjuknya. Aku, bagaimanapun juga, hanya mampu membantu dan melindungimu, Tuan Putri.
Antya tersenyum lembut, mengelus kepala Linc. Apa yang kaulakukan sudah lebih dari cukup, Linc. Akunya saja yang memang belum menemukan cara.&
Waktu kita tidak banyak, Putri. Aku merasakan energi jahat dari arah utara.
Antya menoleh ke arah yang disebut Linc. Arah utara
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
adalah wilayah Kegelapan. Tapi tidak semua dari mereka jahat, bukan" Ia teringat pada adik Nenna. Ketika bertemu pertama kali, ia harus menguatkan segenap hati dan jiwanya, karena saat itu Ginta terhipnotis, ia menjadi begitu liar seperti dikendalikan oleh setan.
Tapi setelahnya Ginta tidak sepenuhnya lupa kepadaku, batin Antya. Dan membayangkan hal ini hanya membuat pipinya yang bernuansa kemerahan semakin terlihat seperti buah apel ranum.
Antya dan Linc berpisah tak lama kemudian. Linc menghilang ditelan Hutan Alasdair, sedangkan Antya berjalan seorang diri, melamun. Kakinya terus melangkah tanpa arah yang jelas, sampai&
Dukk! Aduh-duh! Sakit sekali& , Antya berseru keras kesakitan. Karena kelamaan melamun, ia tidak melihat pohon ek besar di depannya.
Antya" Antya yang berniat merajuk manja seorang diri terkejut mendengar suara lain suara yang sangat familiar menyertai keheningan atmosfer hutan di sekelilingnya.
Tubuhnya jadi gemetaran. Ia tidak sendiri! Bukannya takut karena harus berhadapan dengan urla-urla tanpa Sadira atau Linc di sebelahnya, Antya gemetar karena kehadiran sosok ini, yang mungkin sudah sejak tadi menyaksikan betapa bodoh kelakuannya sampai menabrak pohon sebesar itu, yang seharusnya terlihat jelas oleh mata.
G-Ginta! Kukira siapa. Antya tertawa grogi, lega. Tak terbayang apabila bertemu urla atau peri hutan yang ukurannya sebesar manusia; ia pasti sudah pingsan di tempat.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Sangat berbahaya seorang diri seperti ini, bukan" Kalau ingin melamun, kau bisa cari tempat yang lebih aman Ginta memetik beberapa helai daun mint muda.
Aku tidak melamun! Antya berkilah dengan raut frustrasi yang sama seperti ketika berhadapan dengan Linc. Seperti Sadira, Antya merasa Ginta dan kadang juga Linc memperlakukan dirinya seperti anak kecil.
Aku hanya merenung, bisik gadis ini, berpikir keras& apa dan bagaimana& seperti apa penolong yang dimaksud dan bagaimana menghubunginya.
Antya berhenti berbicara dan memperhatikan bagaimana teliti dan cekatannya Ginta menumbuk daun mint muda yang tadi baru dipetik. Setelah halus, ia mengeluarkan sebuah biji kenari dari tas karungnya dan meneteskan sedikit cairan kental berwarna kekuningan.
Reaksinya bisa delapan kali lebih dahsyat daripada bisa ular kobra. Ginta tertawa kecil, menganggap hal yang ia kerjakan layaknya mainan anak-anak. Matanya tetap terfokus pada reaksi penggabungan unsur-unsur yang baru ia campur.
Antya tidak terlalu suka melihat pemandangan di depannya. Ginta, mengapa kau menciptakan racun dan melukai orang"
Aku hanya tidak mungkin memerangi sifat alamiku sebagai orang Kegelapan. Inilah aku sekarang, Putri, ia menjawab cepat. Antya terkejut mendapati respons berapi-api ini.
Antya menghindari tatapan intens anak laki-laki yang usianya lebih tua empat tahun darinya ini. Karena tidak ingin berdebat lebih jauh, ia pun memilih bergumam sendiri, Memangnya itu sifat dasar klan Kegelapan, ya"
Mendapati sikap tenang Antya, emosi Ginta malah terpancing. Ia merasa dipojokkan oleh penuturan naif Antya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Untuk bisa hidup kita harus berburu, Ginta menukas defensif. Kalau tidak, sesuatu tidak akan bisa bertahan hidup. Itu sifat dasar bagi segala sesuatu yang bernapas.
Segala hal yang eksis, segala sesuatu yang hidup di jagat raya ini, terhubung satu sama lain membentuk rantai kehidupan. Makan dan dimakan, hidup dan dihidupi. Aku bisa hidup karena dihidupi oleh Tuan Hassya. Oleh karena itu, membunuh untuk Tuan Hassya adalah sesuatu yang akan kulakukan apabila diperlukan, sebagai wujud balas budi. Sebagai rasa tahu diri.
Kau benar-benar orang yang baik. Antya malah menepuk halus lengan si lawan bicara, membuat pemuda itu makin bingung.
Ia mencoba mencerna kembali perkataan Ginta tadi, segala sesuatu yang hidup terhubung satu sama lain
Aku tahu! pekik Antya. Senyum riang yang sangat lebar ikut mendukung gestur antusiasnya ini.
Ia berlari pergi tanpa memedulikan Ginta yang penasaran setengah mati oleh perubahan sikapnya.
Aku harus kembali ke Castrum Niveus, ke kamar Nenek Rhona! seru Antya, mengangkat roknya sampai sebetis ketika melewati sungai kecil yang membelah Hutan Alasdair. Siapa" Ginta masih mengikutinya.
Nenek Rhona. Koleksi bukunya banyak sekali salah satu dari buku-buku peninggalan Nenek Rhona pasti memiliki jawabannya!


Aerial Karya Sitta Karina di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hei, hei! Apa maksudmu" Nenekku dulu seorang penyihir.
Ginta terkejut mendengar fakta ini. Bukannya penyihir atau praktik sihir apa pun dilarang di kedua kerajaan kita"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Nenek Rhona sudah meninggal, kata-kata Antya, seolaholah jadi pembenaran terhadap profesi sang nenek, tapi aku menyimpan buku hariannya. Dan aku akan mencari tahu melakukan ritual apa pun untuk memanggil sang penolong kita... di Aerial.
Ae& rial" Sesaat Ginta bingung mendengar segala rencana bertubitubi gadis kecil ini. Beberapa menit yang lalu ia terlihat begitu stres dan terpuruk, kini bukan saja energi positif Antya telah kembali, namun dilengkapi sebongkah ide yang menurutnya cukup gila.
Ya, Aerial. Tempat itu menjadi pilihanku dan Linc untuk memanggil si penolong. Akan kujelaskan nanti siapa penolong yang dimaksud ini.
Namun kebingungan itu tidak berlangsung lama. Senyum Ginta langsung merekah, mengerti ide cerdik Antya. Tentu saja Aerial& karena Aerial tidak termasuk wilayah negeri mana pun.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
l ETAKKAN Batu Bulan pada dasar danau di Aerial dan ambil prasasti batu yang menempel di istana bawah air.
Kaien mengingat-ingat instruksi itu dengan saksama. Ia berdiri di tepi danau, mata memandang lurus ke bawah, ke air tenang yang sesekali menyapu ujung kakinya.
Sesaat Kaien ragu, berpikir bahwa apa yang dilakukannya terutama bagian ia tidak pernah memberitahu ini pada Hassya adalah sesuatu yang keji, sehingga terus-menerus menelurkan rasa bersalah yang semakin menumpuk di hatinya.
Tapi kalaupun kukatakan langsung kepadamu, Hassya, maukah kau meninggalkan Sadira untuk kepentingan klan kita" ia bertanya pahit.
Dan Kaien pun sudah tahu apa jawabannya.
Ia melompat ke dalam air berbekal sebatang alat pencongkel batu di tangan kanan dan Batu Bulan di sakunya.
Tatkala menyelam, Kaien tidak menyadari ada cairan warna merah pekat yang ikut meluruh, bercampur dengan air, dari sakunya. Batu Bulan yang telah diberi cap darah oleh Keir kini mengeluarkan darah yang menyatu dengan air. Cairannya menempel pada permukaan batu, pasir, tumbuhan, dan segala benda yang ada di dalam danau.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kaien berhenti di depan reruntuhan istana termegah yang pernah ia lihat. Prasasti yang harus diambilnya menempel pada salah satu sisi jendela. Ia maju ke depan, memperhatikan lebih dekat, lebih fokus lagi pada objek yang dimaksud. Di situ memang terdapat beberapa baris tulisan, namun Kaien tidak mengerti hurufnya.
Dan menurut Keir, pada prasasti ini ada tulisan yang dapat menciptakan perdamaian di seluruh negeri. Hmm, mungkin penasihat nyentrik ini tidak sejahat yang kukira, Kaien membatin.
Sebelum melepaskan prasasti dari tempatnya, Kaien mengeluarkan Batu Bulan dari saku dan melemparkannya ke dasar danau. Ia baru menyadari ada cairan merah yang menyertai benda itu, tapi tidak memedulikannya.
Kaien! Kaien terkejut setengah mati, mendengar suara dari daratan di atasnya.
Suara Blath. Bagaimana mungkin Blath bisa ada di sini"
Ia pun langsung kembali ke permukaan, bersikap seolaholah tidak mengerjakan sesuatu secara sembunyi-sembunyi.
Kukira Yang Mulia saja yang suka datang ke Aerial sendirian, Blath berkata tanpa nada curiga atau penasaran di dalamnya, dan ini membuat Kaien lega.
Aku hanya ingin menyendiri, Kaien merespons sekenanya.
Blath tidak datang sendiri. Raoul ikut di sisinya, membawa sebilah pedang. Hassya mencarimu. Ada perubahan jadwal penjagaan. Mulai hari ini kita turun pukul dua belas malam sampai pagi. Perintah langsung dari Penasihat Keir. Kaien tidak heran mendengarnya. Di antara semua orang
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
yang ia tahu di Kegelapan, Keir termasuk yang paling bersemangat memproklamirkan perang.
Menyendiri katamu" Tidak biasanya kau begini, Kaien, Blath masih tidak puas dengan jawaban sobatnya. Kau tidak percaya padaku" Kaien menantangnya. Blath hanya melempar senyum kecil yang sarkastis. Di saat situasi memanas sulit membedakan mana kawan mana lawan.
Apa katamu"! Kaien hampir menerjangnya, merasa dituduh sebagai pengkhianat.
Hei, hei, kalian ! Raoul langsung mengambil tempat di antara mereka berdua. Justru di saat memanas begini kita harus lebih jeli menilai situasi. Semua yang terlihat di mata bisa jadi terbalik dan lebih menyesatkan dari kenyataan sebenarnya. Kita berlima bersahabat, bukan"
Persahabatan. Aneh rasanya kalau harus mengucapkan itu dalam kata-kata, papar Kaien dengan nada kesal dan sedih yang bercampur jadi satu.
Di depannya ekspresi Blath masih tetap sama: merasa di atas angin, dan tampak belum puas mencari masalah dengan dirinya.
Aku akan kembali ke istana. Tuan Hassya menunggu kita.
Entah mengapa Blath memutuskan pertunjukan cukup untuk hari ini. Ia langsung berbalik badan tanpa memedulikan suasana tidak enak yang telanjur tercipta.
Merasa tidak ada keperluan lain di Aerial, Raoul pun beranjak pergi, meninggalkan Kaien seorang diri. Kaien hampir saja melakukan hal yang sama, namun ingatp u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
annya akan tugas yang belum dirampungkan olehnya membuat kakinya tidak jadi melangkah.
Tinggal sedikit lagi, pikirnya. Dengan prasasti ini seharusnya
perang tidak akan terjadi. d
Keir menepuk tangannya dengan rasa sangat puas.
Tadinya ia sempat gusar karena rencananya terbentur satu hambatan vital dan fatal: Linc si kuda terbang. Beberapa waktu lalu ketika menyadari dirinya kecolongan adik Putri Matahari berhasil memanggil Linc Keir langsung mengirimkan ratusan petir ke langit Cahaya untuk melukai kuda terbang ini, namun usahanya sia-sia. Kekuatannya sama sekali tidak sebanding, bahkan menyentuh bulu halus kuda terbang ini saja ia tidak mampu.
Yang penting kini si kuda terbang hitam sudah tidak dapat membantu pasangannya lagi. Keir merasa tenang mengingat ia telah lebih dulu menyingkirkan Llyr, si kuda terbang hitam.
Kini tanpa susah-susah, ia dapat memanfaatkan tenaga suka rela Kaien untuk meletakkan Batu Bulan di dasar telaga dan mengambil prasasti kuno di dalamnya, sesuatu yang tidak dapat dilakukannya sendiri karena perisai pelindung Aerial menolak kehadirannya. Kaien sendiri tidak menyadari bahwa Batu Bulan itu justru akan menyeret sahabatnya ke neraka karena setelah dibubuhi mantra khusus, benda itu akan berfungsi sebagai pasir hidup; akan menelan siapa pun yang berenang di Danau Aerial.
Kejadian yang menarik akan segera dimulai. Seulas senyum lebar bertahta di wajah tirusnya.
Keir tahu ia memang dapat mengandalkan Kaien untuk melakukan ini. Tapi tak pernah disangkanya bantuan paling
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
utama justru datang dari sahabat orang yang paling ia segani ia benci.
Ya, walau selama ini ia menjadi kepercayaan Raja, bukan berarti Keir senang berakrab-akrab dengan kedua putra Raja. Hubungan dengan mereka bisa dikategorikan jelek, dan paling parah adalah dengan Hassya. Anak ingusan macam Hassya seharusnya bukan ancaman penting bagi keberhasilan ambisi dan rencananya. Namun nyatanya Hassya lebih bebal dan nekat dari Toireann!
Hanya dalam waktu singkat anak muda satu ini tanpa sungkan, tanpa malu-malu, menjalin cinta dengan Putri Matahari. Dan yang paling memalukan adalah di saat pemuda ini seharusnya bisa memangsa bangsa Cahaya, menerkam Sadira yang berada di sisinya, ia justru setengah mati menekan hasrat membunuhnya itu.
Itu sama saja Hassya menolak kodratnya sebagai bangsa Kegelapan, sebagai pemburu. Apa gunanya mereka diberi kelebihan untuk membaui makhluk lain dan kondisi di sekitar melalui darah yang tercium"
Keberadaan para pengecut Kegelapan itu sangat tidak berguna, kata Keir memberi alasan. Oleh karena itu, tidak satu pun dari mereka yang layak hidup.
Keir telah mempelajari sejarah Aerial dan prasasti yang terdapat pada istana bawah air. Pada permukaan batu prasasti yang terlihat, terdapat sepenggal tulisan yang menurut Keir isinya adalah hal-hal nonsens tentang perdamaian bangsa Cahaya dan Kegelapan. Tetapi bukan itu yang dicarinya.
Rahasia sesungguhnya terletak pada lapisan tipis di bawah permukaan huruf-huruf prasasti yang konon berisi kunci untuk membumihanguskan sebuah peradaban.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Untuk melakukan sesuatu yang dahsyat, diperlukan ramuan dahsyat juga.
Itu satu-satunya petunjuk yang terkumpul berkaitan dengan rencananya terhadap bangsa Cahaya, yaitu dengan menggunakan sihir.
Keir telah menguak rahasia untuk menjadi lebih kuat, atau bahkan menjadi sakti seperti para dewa, yaitu dengan meminum darah Putri Matahari. Ia pernah mencoba membunuh Sadira melalui Ginta, namun tidak berhasil.
Cara apa pun tidak akan berhasil selama Pangeran Hassya masih berada di sisinya.
Untuk bisa menjadi kuat dan menghilangkan peradaban Cahaya, Keir sadar hal pertama yang harus dilakukannya adalah menyingkirkan si anak ingusan Hassya.
De inimico non loquaris sed cogites 1 . Keir menyingkap jubahnya dengan tangan, menyadari di belakangnya telah hadir orang lain, & Bukan begitu, Blath"
Dan untuk ini, Keir telah menyiapkan tentara-tentara Kegelapan yang siap mendukung rencananya.
Tentu, Tuanku. Saat ini Kaien sedang kembali membawa prasasti, Blath melaporkan.
1 Jangan berharap lawanmu sakit, tapi susun rencanamu sebaik mungkin
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Satu-satunya cara menghentikan perang adalah dengan pernikahan. Toireann dan Isla.
Yeah, setidaknya mereka lebih dulu, Hassya cepat-cepat menambahkan sebelum gadis di depannya salah sangka, atau berpikiran yang tidak-tidak.
Lalu Hassya diam, memandangi manik mata Sadira lekatlekat. Sadira tahu apa yang sedang dilakukan laki-laki ini: membaca pikirannya, sekuat apa pun dia berusaha menyembunyikannya.
Masalahnya sendiri sudah jelas bagi Sadira. Franconia.
Sayangnya Hassya tidak menyadari apa yang terjadi, apa yang terkatakan di perjumpaan mereka terakhir, saat Ginta mengabarkan tentang makan malam bersama Franconia.
Tapi bukan Hassya namanya kalau tidak tahu perubahan sikap ini. Ia bosan bermain tebak-tebakan. Cara paling jitu adalah dengan terus menguliti lapis demi lapis dinding hati Sadira, melihat apa yang sesungguhnya mengganjal di situ.
Dan apa yang Hassya temukan membuat keningnya berkerut:
Franconia" p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
F-r-a-n-c-o-n-i-a. Makan malam bersama& berdua& " Aku dan Fran"
Hmm. Hassya tersenyum, di satu sisi menikmati sikap cemburu gadis ini.
Hmm kenapa" Sadira berusaha menyibukkan diri dengan mencoba genggamannya pada tongkatnya yang pernah patah dan kini yang diperbarui lagi oleh Jenderal Arth, padahal sebenarnya ia lagi salah tingkah.
Makan malamnya tidak berdua, kata Hassya, berusaha mengulum senyum. Franconia adalah teman kecilku. Keluarganya dekat dengan keluarga Ayah sejak Toireann kecil. Jadi sudah hampir menjadi kebiasaan apabila keluarganya dan keluargaku melakukan makan malam resmi bersama-sama. Aku tidak butuh penjelasanmu. Sadira buang muka. Kalau begitu mungkin aku yang butuh. Rasa ingin tahu Hassya membuatnya terlihat seperti anak kecil. Siapa Micchal, Sadira"
Pertemuan rahasia Hassya dan Sadira masih berlangsung sampai kini. Di siang yang cerah di Aerial, saat bayangan dinding-dinding hutan masih rendah dan terang sinar matahari pada puncak maksimalnya.
Saking takutnya sinar ini melukai Hassya, Sadira selalu mengganti posisi berdirinya ketika mereka ngobrol agar Hassya terhindar dari cahaya.
Angin mendesir pelan, membuat gaun tenun Sadira tersingkap cukup tinggi. Ia menahannya, malu dengan mata Hassya yang tertuju ke arahnya.
Cepat-cepat Hassya memalingkan wajah. Sadira"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Posisi awan di langit bergeser, mengekspos sinar matahari sepenuhnya ke arah Hassya.
A-AWAS ! Impulsif, Sadira menerjang Hassya, memeluknya agar laki-laki ini terlindungi.
Dan Hassya salah mengerti maksud gadis ini. Ia memeluk balik dengan lebih erat. Sadira, aku hanya ingin tahu siapa Micchal. Tolong katakan yang sebenarnya. Aku tidak akan marah.
Marah" Sadira jadi bingung. Mendapati wajah Hassya hanya kurang dari sejengkal dengannya, ia pun mundur, tanpa sengaja menyebabkan cahaya mentari yang jatuh di punggungnya kini beralih ke dada Hassya.
Kedua mata Sadira melotot. Hassya, kau& " Oh ya, aku bermaksud mengatakan ini kepadamu. Hassya tidak sudi dirinya dan Sadira harus berjarak. Ia tarik kembali gadis berkulit tembaga mengilap ini ke pelukannya, mencium bau cendana segar di rambutnya. Aku tidak terbakar oleh sinar matahari. Kulitku bahkan sama sekali tidak melepuh.
Oh, wow! Ini benar-benar berita bagus. Tidak menyangka ramuan rosa nera Isla seampuh ini.
Ini bukan karena ramuan Isla. Hassya ikut memandangi kulit pucatnya yang tampak begitu terang, membiasakan akan hangatnya matahari yang kadang terasa lembut, kadang menusuk.
Aku setengah Cahaya. Hassya melepaskan pelukannya, mundur beberapa langkah untuk melihat ekspresi Sadira.
Sadira terpaku cukup lama, lalu ia menghambur kembali ke pelukan Hassya, memekik senang.
Mereka berpelukan lama, seolah-olah alasan lain tidak penting untuk dilisankan lagi.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Sadira menyentuhkan ujung jemarinya pada ruang di atas dada Hassya, memperhatikan lagi kulit pucatnya yang begitu indah berkilauan dan yang paling penting, pemuda Kegelapan ini tidak tampak kesakitan.
Hassya menarik napas panjang, merasa degup jantungnya bertambah keras. Telapak tangannya terasa basah oleh keringat, lalu tatonya... entah mengapa, mungkin karena ia begitu gembira. Tato bulan dan mataharinya terasa menggelitik juga. Ia tahu hubungan dekat Sadira dan panglima perang bangsa Cahaya, maka itu ia tidak sungkan untuk mengatakannya sekarang, Sadira, ayahku yang sebenarnya adalah& HASSYA!
Suara perempuan, yang sama sekali bukan Sadira, ikut terdengar di situ. Suara yang sangat terkejut dan marah.
Franconia. Hassya juga sama terkejutnya, namun ia masih dapat mengendalikan diri.
Ia kini berdiri di depan Sadira, membelakanginya. Jadi ini maksud semuanya. Tidak biasanya meledak-ledak, kini suara Fran terdengar begitu rendah.
Fran! Hassya! Belum pulih keterkejutan Hassya, Raoul, Blath, dan Kaien muncul di situ juga, memperlengkap drama siang ini. Dan mereka juga menjadi saksi pertama kesaktian Hassya: berdiri di bawah sinar matahari, tapi tidak apa-apa.
Hassya, kau& Kaien kehabisan kata saking takjubnya. Lalu ia menoleh ke Sadira, teringat ramalan yang diucapkan Keir. Batu Bulan sudah diletakkan di dasar danau, tapi mengapa Sadira dan Hassya masih bersama"
Kau benar-benar pengkhianat! Franconia berseru histeris. Kukira ia siapa kukira putri lain yang memang pantas di
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
sisimu. Ternyata hanya seorang Cahaya! Perempuan dari klan lemah!
Diam, Hassya berbisik, mengisyaratkan pada gadis di belakangnya untuk tidak bereaksi.
Sadira mengikutinya bukan karena ia penakut atau butuh perlindungan, ia bingung. Selama ini ia bertanya-tanya siapa Franconia; bagaimana pertanyaan simpel Ginta saat itu membuatnya tak bisa tidur karena tahu dirinya punya rival, tahu bahwa pemuda sedingin, segagah, setampan Hassya tak mungkin sepi pemuja.
Dan bukan Sadira saja yang diam, tapi Hassya juga. Kali ini mulut tajam Hassya ikut sadar situasi. Ia menunggu dan terus menunggu. Tidak terpancing segala makian Fran kepadanya. Sampai Franconia meludah ke arahnya, mengenai pipinya. Ternyata diam tidak selamanya emas, ya" Sambil melap wajahnya dengan punggung tangan, Hassya merespons dingin. Yuk kita pergi, Sadira.
Ugh! Sebuah tali dari sabut keras melesat ke arah Hassya, mengikat pergelangan tangannya. Apa-apaan ini, Blath" Mundur. Jangan ikut campur.
Blath tersenyum aneh. Senyuman mengerikan yang tidak pernah dilihat Hassya sebelumnya. Biasanya ekspresi sobatnya ini begitu datar dan kosong, kini matanya tampak berkilat& jahat.
Sorot mata itu yang memberikan jawaban pada Hassya bagaimana Franconia tahu dirinya sedang ada di Aerial. Ternyata kau, Blath.
Tentunya kau tidak akan pergi tanpa memberikan penjelasan bukan, Yang Mulia"
Kejadian berikutnya terjadi dengan sangat cepat. Franconia
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
yang melihat posisi Hassya terikat seperti itu langsung menerjang Sadira, namun Hassya berhasil mencegah dan menjauhkan gadis itu darinya. Franconia yang kehilangan keseimbangan langsung tercebur ke danau di belakangnya.
Danau Aerial yang biasanya memiliki permukaan tenang ini tiba-tiba bergolak seperti diamuk badai. Airnya beriak ke sana kemari dan tiba-tiba permukaannya berubah jadi merah manyala, menelan tubuh Fran dengan paksa. Franconia yang bisa berenang pun tidak dapat mengendalikan situasi. Tangan kanannya menggapai-gapai, tapi tidak bisa meraih apa-apa.
Melihat ini, Hassya bersiap melompat, namun ditahan Kaien.
Batu bulan itu& seharusnya batu itu& Kaien tergagap, ngeri melihat tubuh Fran sudah tidak tampak lagi. Hassya, kau tidak boleh terjun! Danau ini terkutuk!
Yang Mulia Hassya bertanggung jawab atas kematian Putri Franconia Hadyr. Ia harus ikut untuk penyidikan lebih lanjut, Blath menyatakan dalam suara lantang.
Raoul sempat tidak berkutik, terlalu terpana atas kejadian barusan. Ia lalu berjalan ke arah Hassya, bersiap menangkapnya. Ketika berbicara suaranya terdengar bergetar, tidak yakin. Tidak usah melawan, Hassya. Pasukan pengawal sedang dalam perjalanan ke sini&
& untuk menangkapku" Hassya kembali berdiri di depan Sadira yang terlalu syok untuk berkata-kata. Jadi semua ini sudah direncanakan"
Sorot mata Kaien mengatakan dirinya tidak ingin melakukan ini namun ia banyak diam, terkesima, terlalu kaget atas konsekuensi perbuatannya, yang telah menaruh Batu Bulan di dasar danau.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Sekarang, serahkan Putri Matahari kepada kami, Blath menuntut persisten.
Blath, apa perlu& Raoul tampak ragu. Ia tersentuh melihat betapa protektifnya Hassya pada gadis yang tidak disangka-sangka berasal dari klan musuh.
Derap langkah serentak kaki-kaki lain terdengar tak lama kemudian, mengusik ketenangan Aerial yang syahdu. Pasukan yang tadi disebut Raoul hadir membawa senjata lengkap, bersiaga penuh, seperti akan meringkus pembunuh berdarah dingin.
Hassya meregangkan tangannya, tidak jadi meraih senjata di sisi tubuhnya. Tidak ada guna melawan orang sekampung begini, tapi&
Busssst! Segumpal asap besar muncul dari benda bulat kecil yang ia lempar ke kakinya.
LARI, SADIRA! Sadira terkesima sesaat. T-Tapi "! Tidak mungkin ia meninggalkan Hassya di sini!
Lari! Sekarang! Dengan ekspresi enggan hampir menangis Sadira menguatkan hati untuk melangkah pergi, meninggalkan igur Hassya yang tenggelam dalam kerumunan prajuritnya sendiri.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Arak-arakan pasukan muncul di Istana Kegelapan dan sayangnya ini bukan untuk bersuka cita. Di tengah-tengah pasukan tersebut, tampak Hassya berjalan seorang diri dengan kedua tangan terikat tali ke kereta kuda di depannya.
Dari dalam istana, Toireann berlari keluar, tidak percaya. Ingin menyaksikan dengan mata kepala sendiri berita tragis yang didengarnya. Hassya memang agak liar dan cenderung pembangkang, tapi pembunuh" Ia yakin sekali itu bukan adiknya!
Toireann menghentikan kereta kuda.
Ini pasti salah paham. Katakan itu, Hassya; kau tidak membunuh Franconia!
Laki-laki ini memajukan wajahnya, menarik kerah tunik Hassya yang setengah compang-camping. Ia berbisik tajam, mengulangi maksudnya, Katakan semua ini tidak benar dan aku dapat membelamu, Hassya!
Tidak, Hassya menolak tegas.
Ia malah menatap dingin kakaknya, tidak hanya membenarkan, tapi juga menantangnya.
Tantangan yang membuahkan bogem mentah di mukanya dari Toireann.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Bodoh! umpatnya sekalian.
Suara riuh-rendah rakyat di sekitar mereka memperkecil ruang dengar mereka, hingga percakapan intens hanya terdengar jelas di antara Hassya dan kakaknya saja.
Isla belum juga selesai membuat ramuan rosa nera-nya dan kau malah berbuat gila. Kecerobohanmu ini dapat menjerumuskan semuanya, merusak apa yang telah aku, Isla kita semua! perjuangkan selama ini, Hassya!
Hassya berusaha setengah mati menahan amarahnya sendiri. Tidak usah diteriaki begini ia sudah tahu konsekuensi pahitnya. Kaukira aku tidak berjuang sama sekali"
Aku tidak melihat bukti apa-apa, Toireann membalas ketus, tidak peduli aura syok sakit hati menghiasi wajah Hassya.
Karena kau bukan kakakku! Hassya meyakinkan diri bahwa ia tidak menyesali ucapannya ini. Kau... bukan darah dagingku.
Toireann tersentak sampai tubuhnya otomatis mundur dari kedekatannya dengan Hassya. Ucapan Hassya ibarat sebilah mata pisau yang tiba-tiba mengiris dadanya. Tidak dalam tapi mengejutkan.
Mengerti dengan pilihan berani yang diambil adiknya, Toireann pun memberi isyarat anggukan pada penjaga walau dalam hati kecilnya ia yakin Hassya tidak begitu.
Ayo jalan! si penjaga bermuka bengis meneriaki Hassya. Kesempatan emas baginya dapat memperlakukan darah biru seperti budak.
Hassya tidak melawan. Sebagai pendistraksi, ia asyik sendiri menyibukkan pikiran dengan bertaruh: penjara mana yang akan dihuninya; apakah penjara menara yang dinginnya
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
menusuk tulang atau penjara bawah tanah yang gelap dan
penuh ular berbisa" d
Sadira terus berlari menembus Hutan Alasdair tanpa menengok ke belakang. Alas kakinya rusak karena menginjak bebatuan keras dan tanaman berduri. Sebagian telapak kakinya pun melepuh dan berdarah. Sakit seperti ini adalah sesuatu yang bisa ditoleransi.
Tapi hatinya tidak. Sadira marah dan gemas karena tidak dapat berbuat apaapa. Mengapa Hassya yang disalahkan atas kematian Franconia" Hassya tidak mendorong gadis itu. Semua terjadi karena kecelakaan semata, sesuatu yang tidak sengaja terjadi karena Hassya membela diri membelanya!
Lalu hutan mendadak jadi ramai. Derap kaki yang terdengar tidak hanya dari Sadira saja. Di sebelahnya puluhan urla ikut berlari ketakutan. Ketika menoleh ke belakang, ia terkejut melihat makhluk besar mengejarnya.
Monster hutan" Seekor binatang mirip naga namun lebih ramping, dengan kaki dua di depan dan cakar-cakar yang runcing berlari kencang ke arahnya, mengaum keras pada urla-urla yang berusaha menghalanginya. Suatu tindakan berani yang tidak pernah Sadira bayangkan akan dilakukan makhluk-makhluk kecil ini.
Terima kasih. Kalian berusaha melindungiku ya" Sadira berseru ngos-ngosan. Kita harus terus berlari. Ternyata monster hutan memang benar-benar ada! Pantas saja Hutan Alasdair terkenal angker dan sangat berbahaya.
Sadira meraih akar pohon yang bergelantungan dan bersalto ke atasnya. Mungkin lari dan melompat dari pohon ke pohon
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
akan lebih membingungkan si monster hutan. Urla-urla di bawah mengikutinya, mengira dengan bersama Sadira mereka lebih aman. Beberapa dari mereka yang tadinya menghalangi monster hutan memilih kabur juga karena takut pada cakar dan deretan gigi taring si monster.
Linc! Linc! Sadira berteriak sekeras mungkin dari pangkal kerongkongannya.
Kalau ada Linc, ia bisa naik ke atas tubuhnya dan terbang. Tapi Linc tidak juga muncul dan Sadira baru menyadari Linc pastinya sedang sibuk bersama Antya, mencari jalan untuk menghubungi Eripia dari dunia lain.
Tidak ada siapa-siapa& . Jadi sekarang aku harus berusaha sendiri berhadap AAAARGHH!
Sadira terjatuh dari ketinggian tiga meter dan ia merasa punggungnya terkilir, kakinya juga tidak dapat digerakkan. Untung saja tidak ada yang patah. Tapi kini nyawanya berada di ujung tanduk. Di depannya monster hutan mengurangi kecepatannya sampai ia berjalan setengah mengendap-endap, menikmati visualisasi mangsanya yang terjepit dari dekat.
Ini benar-benar konyol! Sadira memikirkan hidupnya kalau sampai harus berakhir di perut monster hutan.
Monster hutan sudah berjarak satu meter di depannya. Ia mengangkat kepalanya tinggi, penuh kemenangan dan pada saat bersamaan terdengar suara auman keras, merintih, sebelum akhirnya makhluk besar ini rubuh ke sisi Sadira. Jenderal Arth!
Dengan tiga kali tembakan anak panah ke arah kepalanya, monster hutan akhirnya tumbang.
Kau tidak apa-apa, Tuan Putri"
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kakiku saja& . Sadira menunjuk ke telapaknya yang melepuh.
Jenderal Arth dan dua orang anak buahnya, Chronn dan Dermid, menyisir lingkungan sekitar dan memastikan keadaan sudah aman.
Sadira mencoba berdiri sendiri tapi tidak bisa. Jenderal Arth akhirnya menggendongnya di belakang, menggelenggeleng melihat kondisi putri mereka yang terluka cukup parah. Ah, ini tidak apa-apa. Sadira nyengir menahan sakit.
Kau bahkan tidak bisa berdiri sendiri. Raja akan murka apabila mengetahui semua ini.
Termasuk kalau tahu aku jatuh cinta pada Pangeran Kegelapan"
Perkataan Sadira membuat suasana jadi sunyi, terkejut. Apa" Chronn yang pertama kali bereaksi.
P-Putri dan& Pangeran Kege... lapan" Dermid membayangkan itu sebagai mimpi terburuknya. Ia memandangi Putri Sadira ketakutan.
Hanya Jenderal yang tidak kaget.
Sadira sudah tidak peduli apa pendapat orang terhadap apa yang dijalaninya. Ia dan Hassya setengah mati mengusahakan hal yang baik untuk kepentingan bersama, lantas kenapa harus terus-menerus menyembunyikannya"
Kenapa" Kalian tidak suka apa yang kalian dengar" Menurut kalian apa; teryata Putri Matahari bersama seorang monster, hah" Yang namanya monster adalah yang tadi itu! Sadira membentak Chronn dan Dermid. Tangannya menunjuk tubuh tak bernyawa si monster hutan.
Tapi, Putri, klan Kegelapan tidak pernah terkena sinar matahari sama sekali. Itu artinya mereka adalah bangsa yang
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
dikutuk, diasingkan oleh para dewa, kata Chronn berapi-api. Ia teringat sumpit beracun Ginta yang mengenainya saat bilah kayu yang dijadikan jembatan rubuh. Menurutnya hanya seorang pembunuh yang mampu menciptakan sesuatu sefatal itu.
Sadira memutar mata, merasa kadang-kadang para pengawal ini terlalu protektif serta melihat sesuatu sebagai hitam dan putih saja.
Mereka terus berjalan sampai keluar dari Hutan Alasdair dan melewati rumah kaca Nenna. Hari ini Nenna sedang berkutat di Ruang Eksplorasi bersama Isla, terus meracik ramuan rosa nera yang terbaik. Sadira sengaja tidak ingin mengabari ini pada keduanya, tahu bahwa tindakannya itu dapat menghambat kerja mereka.
& dan klan Kegelapan identik dengan dunia sihir. Walau sama seperti kita, praktik sihir dilarang di sana, tapi mereka tidak sungguh-sungguh menjalankan peraturan itu, makanya tidak mengherankan klan itu isinya orang jahat semua, Dermid menambahkan.
Cukup! Jenderal Arth mendiamkan mereka. Putri, bagaimana kalau kuobati Tuan Putri di tempatku saja" Tidak usah memanggil Madam Fletta" Ia memberi isyarat kedua anak buahnya untuk pergi. Ada yang ingin kuceritakan kepadamu.
Melihat sorot mata serius Jenderal Arth, Sadira mengiyakannya. Lagi pula kalau sampai Madam Fletta tahu, bisa-bisa berita ini sampai ke Ratu dan pernikahannya dengan Micchal kemungkinan dipercepat. Ia ingin mengulur-ulur waktu sampai akhirnya ramuan rosa nera selesai dan ia dapat membuktikan kepada Raja dan Ratu bahwa upaya damai sangat mungkin dilaksanakan.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Dan dengan begitu, Sadira berharap, aku dapat menentukan
sendiri siapa pasangan hidupku. d
Namanya Fhrei. Dan dia putraku.
Ketika menceritakan semua hal yang dianggapnya perlu diketahui Sadira, raut Jenderal tampak tidak segagah di lapangan, terlihat seperti bapak yang kehilangan anaknya atau kangen pada anaknya.
Sadira mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Panglima ini bercerita sambil membersihkan dan membalut lukanya. Dari cerita itu, Sadira baru tahu bahwa ternyata Jenderal Arth pernah memiliki kekasih dari golongan bangsawan Kegelapan, namun karena peraturan ketat di negeri Cahaya, hubungan itu harus segera berakhir dan mereka memutuskan menyimpan rapat-rapat rahasia itu.
Semua untuk kepentingan Fhrei, Sadira menyimpulkan. Jenderal Arth mengangguk. Dan aku bahagia melihatnya tumbuh sehat sampai kini. Tidak disangka ia menjadi pilihan hati Yang Mulia.
Kedua mata Sadira membelalak. T-Tunggu! Jadi Fhrei adalah
Brak! Pintu kastil kecil Jenderal Arth dibuka paksa oleh dua orang yang mereka kenal baik dan beberapa prajurit yang mengawalnya.
Ikut kami, Sadira. Sadira bangkit mendadak, lupa di tubuhnya banyak luka yang baru dibaluri tanaman obat. Kain penutupnya hampir saja terjatuh. Dengan kedua tangan, ia mencengkeram erat-erat kain itu. Apa-apaan, Jedidah, Micchal"!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Perintah dari Yang Mulia Raja bahwa mulai hari ini Sadira tidak boleh menghadiri latihan isik bersama Jenderal Arth, Micchal mengumumkan. Mulai sekarang kau tidak dapat mengajarkan hal-hal aneh lagi pada Tuan Putri, hai orang tua! hardiknya ke muka Jenderal.
Aku menolak, Sadira merespons tegas.
Ini perintah resmi, Sadira. Tolonglah mengerti. Ini semua demi kebaikanmu, Jedidah berkata. Laki-laki berparas halus ini terlihat memohon dengan sangat.
Aku tetap menolak! Micchal maju ke depan, mencengkeram, memelintir keras pergelangan tangan gadis ini. Kau perempuan ADUHHH! ia berteriak melengking ketika sebuah senjata berbentuk piringan kecil dengan ujung-ujung yang tajam terbang dan menyilet jarinya.
Menyingkir dari Yang Mulia. Kau punya cara yang lebih sopan untuk meminta beliau keluar dari pasukanku. Senjata kecil nan maut itu kembali ke tangan si pelempar yang tak lain adalah Jenderal Arth.
Cukup, Tuan-Tuan sekalian.
Sadira menoleh ke samping kirinya. Madam Fletta.& Madam Fletta memukul punggung tangan Micchal dengan kipasnya. Memalukan sekali caramu memperlakukan wanita, Micchal Eodyn. Sadira dirumahkan kembali tak lain karena ia harus sepenuhnya mengikuti kelas piano. Jadi tidak perlu menghina Jenderal segala. Ia berpaling ke gadis di depannya, meneliti pakaiannya yang setengah compang-camping, setengah lagi tertutupi kain panjang polos, Kau harus mengikuti perintah orangtuamu, Nak. Terutama permintaan ibumu ini. Sebentar lagi adalah penobatan kayleigh-mu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Sadira terkesiap. Jantungnya tiba-tiba berdebar cepat. Pesta Seribu Cahaya, batinnya hampir lupa. Pesta yang sangat indah dan meriah, impian semua gadis di negeri Cahaya& . Sadira berhenti melawan dan berjalan ke Madam Fletta.
& tapi saat itu Hassya tidak bisa hadir di sisiku. d
Dua orang berkulit kecokelatan mengendap-endap dari arah selatan di tengah kegelapan. Padang Rumput Illya yang malam ini sedang bertiup angin keras menjadi tempat pertemuan mereka. Satu sosok lagi muncul dari balik pohon ek. Jubahnya berkibar-kibar, setengah menutupi igurnya.
Sosok pertama mengeluarkan sebutir Batu Perak yang terselubungi kulit binatang dari sakunya. Ini. Sesuai permintaanmu, Penyihir Kegelapan.
Keir mengesampingkan jubahnya, membawa lebih dekat batu tersebut ke depan mata. Batu Bulan terbukti dapat menjadi pasir hidup di dalam air. Aku tidak sabar menyaksikan kehebatan Batu Perak ini.
Keir berhasil memaksimalkan fungsi Batu Bulan. Akibatnya Franconia menjadi korban dan Hassya akhirnya dipenjara. Kini Putri Matahari tidak memiliki kesatria yang akan melindunginya lagi.
Batu Perak memiliki fungsi unik. Intinya adalah keseimbangan. Apabila ada orang yang menggunakan Batu Perak untuk tujuan kebaikan, maka batu itu pun dapat digunakan untuk fungsi kejahatan secara maksimal. Sosok kedua, walau terlihat lebih tua, namun jelas-jelas ia anak buah dari sosok pertama, mengagumi benda yang baru berpindah tangan.
Sosok pertama tersenyum licik. Rambut ikalnya berkibar menutupi mata. Fungsi kejahatan, eh" Ia berpaling ke Keir,
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
rautnya menggertak. Kalau begitu pastikan tidak satu pun bangsa Cahaya yang tersisa, kecuali kami berdua tentunya.
Keir membalasnya dengan senyuman diplomatis. Apakah itu perintah" Sungguh menyebalkan baginya karena selama ini ia harus menunggu kedua orang ini untuk mengambilkan Batu Perak yang berserakan di Aerial untuknya; sampai saat ini ia sendiri tidak dapat menembus perisai pelindung di hutan tersebut. Mungkin karena sihirnya yang begitu keji dan kotor sehingga tempat suci itu menolaknya.
Itu namanya kerja sama. Dan darah Putri Matahari"
Akan kaudapatkan saat Pesta Seribu Cahaya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Apa" Hassya ditangkap" Isla sungguh terkejut mendengar berita ini.
Toireann mengangguk lemah.
Apa tidak ada yang dapat kaulakukan untuknya apakah Hassya benar-benar pelakunya, atau semua ini hanya jebakan" tanya Isla lagi.
Sedang dilakukan penyidikan lebih lanjut. Toireann berhenti sejenak, memalingkan muka. Karena kau bukan kakakku. Kau bukan darah-dagingku. Kata-kata Hassya kembali menghantui nuraninya, menohok hati kecilnya sebagai seorang kakak.
Kau tidak apa-apa" Isla bertanya cemas. Sejak tadi kekasihnya tampak termangu, seperti hanyut dalam dunianya sendiri.
Oh, tidak. Tidak apa-apa. Toireann cepat-cepat mengenyahkan semua pikiran buruk itu. Bagaimana dengan persiapan ramuan rosa nera dan Batu Perak-nya" Apakah akan...
Selesai saat Pesta Seribu Cahaya" Isla menyediakan jawaban yang dimaksud, tersenyum dengan mata menerawang. Iya, pasti. Aku ingin kamu dapat berdansa di bawah sinar matahari.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ramuan yang dimaksud Isla adalah salep antimatahari untuk Toireann dan klannya.
Dan sesuai dengan hukum keseimbangan dari Batu Perak yang ia ketahui, keberhasilan ramuannya tidak lepas dari fungsi ganda Batu Perak yang baginya cukup menyeramkan: niatan Isla dengan membuat salep ini adalah baik dan berhasil itu berarti di tempat lain seseorang tengah mengupayakan kejahatan dan berhasil juga.
Di depannya, Isla melihat Toireann mengangguk setuju dengan ekspresi sangat bahagia. Seperti ini adalah sesuatu yang ditunggu kekasihnya berabad-abad lamanya.
Akan segera kita jelang saat itu, Isla.
Bibir mereka saling bertemu, terkunci dalam ciuman panjang. Tepi Hutan Alasdair yang sunyi dengan cuaca sejuk berawan terasa menyelimuti mereka dalam syahdu.
Isla pun urung mengatakan kekuatan sesungguhnya dari Batu Perak.
Toireann sengaja bertemu dengan Isla di dekat wilayah Cahaya karena ia mengutamakan keselamatan Isla lebih dulu. Apabila bahaya menghadang, Isla dapat langsung lari ke gerbang istana yang letaknya tidak jauh dari tepi hutan. Dan untuk bahaya itu sendiri, Toireann yakin klannya tidak mungkin seberani senekat itu mengejar musuh sampai gerbang istana mereka.


Aerial Karya Sitta Karina di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tapi mungkin tidak semua orang setuju dengan pemikiran itu.
Dari atas pohon ek, Blath mengamati keduanya berbincang.
Tinggal satu lagi yang harus disingkirkan. d
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Sadira tidak pernah mengira kamarnya seluas se- dingin ini. Sudah hampir seminggu ia berada di dalam ruangan ini. Sehari-hari ia biasa menghabiskan waktu di luar, selalu bermandikan matahari dan siap menjelang petualangan baru. Dikurung seperti ini ibarat merenggut separo jiwanya; Sadira merasa mati suri.
Setelah turun dari tempat tidur, Sadira berjalan ke pintu. Tangannya menarik gagang pintu dan pintu raksasa dengan ukiran malaikat memegang harpa itu tetap tidak terbuka. Ia tidak percaya dirinya tengah dipenjara di kamarnya sendiri! Sadira bersandar di pintunya.
Ting! Sesuatu yang berkilauan jatuh dari tas kulit yang biasa ia selempangkan.
Berlian dari Hassya. Apabila kau sedang diliputi keputusasaan, ingatlah bahwa kita memiliki keinginan yang sama.
Kata-kata Hassya terngiang-ngiang di kepala, bukannya membuat tenang, melainkan jadi lebih menyesakkan.
Aku ingin bertemu Hassya! jerit Sadira di dalam hati, kedua tangannya mendekap erat berlian bulat sebesar satu buku jari telunjuk.
Tiba-tiba pada dinding putih di depan Sadira, terbentang visualisasi transparan yang menyajikan gambar ruangan gelap bertembok batu-batu besar dengan jendela kecil yang letaknya setinggi kepala. Ada rantai besi panjang malang-melintang di lantai, yang ujungnya mengikat dua pergelangan kaki&
Hassya"! Sadira langsung berlari ke dinding, merapatkan kedua tangannya di situ, memukul-mukulnya berkali-kali tapi tetap saja ia tidak dapat menembusnya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Sadi... ra" Hassya mengangkat kepalanya yang sejak tadi tertunduk.
Mereka dapat saling melihat tapi Hassya tidak dapat mendekat ke dinding karena kedua tangan dan kakinya dirantai.
Keh! Jadi berlian ini benar-benar mengabulkan keinginanku.... Hassya tertawa kecil. Keadaannya tidak baik.
Sadira dapat melihat darah mengering di pelipis dan lengan kiri Hassya. Tidak terbayang apa yang sudah dilalui pemuda itu sampai ditempatkan di ruangan tinggi ini, yang menyebabkan setiap desah napasnya berubah menjadi es di udara, yang kemudian luruh jadi serpihan-serpihan kecil. Tempat itu pasti dingin sekali.
Hassya di mana& "
Mata Hassya memandangi satu sudut ruangannya lalu menghela napas, tampak lega. Tempat sedingin ini... sepertinya menara penjara. Tak tahu juga; aku sendiri belum pernah ke sini. Ini tempat tahanan kelas kakap di negeriku. Ia berhenti sejenak, menarik napas kembali. Sangat sulit bernapas normal di tempat yang bertekanan tinggi seperti ini. Kejadian yang menimpa Franconia... sepertinya semua itu jebakan. Fran perenang yang hebat, kami pernah menyelam sampai dasar danau dan tidak menemukan satu pun tumbuhan dan binatang berbahaya di dalamnya. Jadi ada orang yang menginginkan Fran mati agar aku menjadi kambing hitamnya.
Sesaat, sorot mata Hassya tampak diliputi penyesalan. Dan orang ini tahu bagaimana perasaan Fran kepadaku. Jadi tidak ada alasan untuk menyerah. Aku harus segera keluar dari sini!
Kerut-kerut halus menghiasi kening Sadira, membuat paras cantiknya jadi terlihat dramatis. Ia gemas karena idak ada yang dapat diperbuatnya untuk meringankan penderitaan Hassya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Secara impulsif ia menggigit bibirnya. Cukup keras sampai berdarah.
Kenapa, Sadira" Hassya bertanya dengan gaya acuh tak acuh. Dengan rantai di mana-mana, ia mencoba mengambil posisi yang terenak baginya.
Sadira tetap diam menunduk. Ia tidak ingin Hassya melihatnya setengah mati menahan air mata.
Kenapa menunduk terus" Hassya bertanya lagi, lebih tegas, lebih keras.
Soalnya... aku& aku tidak tahu harus bagaimana lagi. Kau terkurung di sana dan keadaanku di sini juga tidak lebih baik. Aku tidak tahu bagaimana lagi kita harus memperjuangkan perdamaian. Begitu banyak halangannya. Mungkin kita memang harus berperang Sadira mengangkat wajahnya dan berkata secepat kilat, berharap dengan begitu ia jadi lebih percaya diri berhadapan dengan Hassya.
Jangan ngomong aneh-aneh! Hassya membentaknya, tapi dalam suara itu terkandung rasa sayang dan perhatian yang meluap-luap dan Sadira sungguh merasakannya.
Si vis pacem, para bellum 2 . Di antara sekian banyak orang yang setuju dengan cara itu, aku adalah salah satu yang menolak. Sangat tidak masuk akal mewujudkan perdamaian dengan menaklukkan bangsa lain. Karena yang tersisa hanya dendam, dan itu akan membawa kita pada peperangan berikutnya, lanjut pemuda ini.
Walau Sadira tidak memberi respons, ia tahu dirinya setuju dengan pernyataan tersebut. Siapa pun yang akan memulai 2 Kalau kau menginginkan perdamaian, persiapkan diri untuk perang.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
perang berarti akan menciptakan luka, sakit hati, penderitaan& exitium.
Lihat aku, Sadira! Suara Hassya kembali penuh penekanan. Dan pada detik itu Sadira merasakan energi baru mengaliri tubuhnya. Energi yang ia kenal: lemah tapi meledak-ledak. Energi Hassya.
Tangan Hassya kini tengah memeluknya, erat dan posesif, memberinya kekuatan dan keyakinan Sadira yakin sekali itu.
Lalu Hassya membisikinya, Terus apa yang akan kaulakukan" Kamu mau melarikan diri dari semua ini" Mau mundur" Begitu"
Tentu saja tidak! Sadira menjawab cepat, marah karena disangka pengecut. Ia memang takut, tapi ia tidak akan kabur layaknya pengecut.
Lantas, kenapa murung begitu& " Sadira tidak menjawab.
Pelukan Hassya terasa lebih erat lagi, hampir menghancurkan tulang rusuknya. Sungguh luar biasa kekuatan berlian ini; Sadira yang biasanya hanya mampu bertelepati dengan Hassya, kini dapat melihat dan merasakan kehadirannya.
Aku tidak bisa, Hassya berkata sungguh-sungguh. Bola matanya yang biru dan teduh berkilat yakin. Tanpamu, aku tidak bisa, Sadira. Jadi jangan mundur.
Hassya& Sadira memejamkan mata, mengumpulkan lagi segenap determinasi dan kekuatan hatinya. Ya, tanpamu, Hassya, aku pun tidak bisa. Kita harus yakin dan bersatu.
Lantas bagaimana mengeluarkanmu dari situ" Sadira setengah berteriak.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Jenderal Arth! Ceritakan ini ke beliau. Ia dapat membebaskanku dengan tato bulan-matahari yang sama-sama kami miliki. Tato itu dapat melakukan sesuatu itu sesuatu yang juga terdapat di dalam mimpiku! Pokoknya Jenderal Arth pasti tahu. Dia ayah kandungku....
Aku tahu. Sadira mengangguk-angguk lalu segera bangkit, mencari cara untuk kabur dari sangkar emasnya. Dan, Sadira&
Sadira menoleh ke Hassya lagi, masih dengan tatapan cemas.
Hati-hati. Ia melihat laki-laki yang biasanya serampangan ini tengah menenangkannya dengan seulas senyuman hangat.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Di tengah heningnya hutan Aerial, Antya berusaha berkonsentrasi, memejamkan mata dengan erat, meleburkan dirinya dengan kesenyapan alam. Buku harian Nenek Rhona memang memiliki mantra yang sangat lengkap, tapi keberhasilan mantramantra tersebut kembali ke kesungguhan dan kekuatan hati pencetusnya.
Mata kanan Antya terbuka perlahan seperti orang mengintip.
Ada apa, Putri" Linc yang sejak tadi mendampinginya, bertanya.
Susah sekali berkonsentrasi, keluh Antya, menyeka keringat di keningnya. Aku khawatir pada Kakak. Dikurung seperti itu agar tidak bertemu Hassya. Bagaimana kalau Micchal benar-benar mengadukannya ke Ayah dan Ibu" Berikutnya Sadira akan mendapatkan lebih dari sekadar pengurungan, Linc!
Putri, kakakmu dapat menjaga diri. Saat ini yang lebih penting adalah bagaimana kau tahu siapa Eripia yang akan kaupanggil ke sini.
Antya mengangguk. Dipejamkannya matanya lagi. Bersamaan dengan sebuah
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
helaan napas panjang dan rileks, Antya yang saat ini duduk bersila di atas rumput, kembali tenggelam dalam pertapaannya sampai ia benar-benar tidak menyadari keadaan sekelilingnya. Hanya dirinya dan alam.
Krek! Sebuah ranting kering terinjak kaki hingga mengeluarkan bunyi halus.
Ginta mampir ke sini karena melihat bulu putih Linc dari kejauhan. Ia tahu, di mana ada Linc di situ ada Antya, maka itu ia ingin mengecek sebenarnya ingin bertemu si putri kecil. Pada perjumpaannya yang terakhir Antya tidak sempat menjelaskan apa itu ritual memanggil penolong dan siapa penolong yang dimaksud.
Dielusnya kepala Linc sebagai sapaan bersahabat. Majikanmu semakin menguasai mantra-mantra itu, kata Ginta.
Ginta duduk di atas rumput yang sama, dengan sabar menunggu Antya yang saat itu tampak seperti otang sedang berdoa.
Beberapa waktu kemudian, Antya membuka matanya, menyapa Ginta dengan senyuman. Aku tidak sadar kau ada di sini.&
Ginta tampak rikuh dan malu-malu. Ia bangkit mendekat ke arah gadis ini. Maaf, kalau kedatanganku mengganggumu, Putri.
Antya menggeleng sekali. Sudah ketemu. Eh"
Nama Eripia itu. Ada dua orang. Sashika dan Laskar. Ginta mengernyitkan keningnya, semakin bingung. Melihat ini, Antya menggiring si pemuda ke sebuah pohon tua tak jauh dari tempat mereka duduk. Di situ terdapat tas
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
kayu yang berisi bekal makan siang: roti isi telur, sup krim sayur, dan teh dari melati yang baru dipetiknya. Bagaimana kalau kujelaskan semua ini sambil makan siang& ngg, kita berdua" d Sadira memakai cara klasik untuk kabur dari kamarnya. Kalau Rapunzel menggunakan rambutnya untuk turun dari menara, maka Sadira menyambung-nyambungkan seluruh kain yang ada di kamarnya kain seprai, selimut, gaun satin, taplak tenun, tirai dan jadilah gelondongan tali raksasa yang siap dipanjat turun.
Tato bulan dan matahari di tangan Jenderal Arth. Sadira mengulangi kata-kata itu seperti mantra sambil berlari menyusuri labirin taman mawar yang sudah ia hafal luar kepala letak ujung dan pangkalnya. Sampai kini hanya Sadira dan Micchal yang benar-benar hafal ruas labirin di taman, dibandingkan kerabat-kerabat dekat Raja dan Ratu yang sering keluar-masuk Castrum Niveus.
Sadira membuka keras pintu kastil Jenderal tanpa mengetuk sama sekali. Bahaya, Jenderal! Fhrei Hassya dipenjara di menara Kegelapan. Kondisinya tidak baik. Hassya mengatakan Jenderal tahu cara membebaskannya dengan tato bulan dan matahari..
Tuan Putri" Jenderal, terlihat sedang mengeluarkan pedang dari sarungnya, bersiap akan berlatih seorang diri. Sejak Sadira dilarang ikut berlatih di lapangan, Arth dan para anak buahnya sempat diliputi ketegangan, hampir memberontak terhadap keputusan yang sangat sepihak itu.
Kita harus bergegas! Sekuat apa pun, Hassya bisa mati apabila dipenjara di tempat sedingin itu.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Segera, setelah Sadira berada di dalam kastil, ia tumpahkan segala hal yang diketahui, dilihatnya dialaminya tadi; bahwa ia dan Hassya seperti terhubung satu sama lain.
Jenderal Arth tahu urgensi yang dimaksud sang Putri, tapi ia sama sekali tidak mengerti maksud perkataan anaknya. Tato ini tidak dapat melakukan apa-apa. Ini hanya sesuatu yang muncul di tubuhku dan kuukir pada telapak Hassya sebagai tanda lahirnya.
Hassya yakin tato ini dapat melakukan sesuatu. Sadira meraih tangan besar Jenderal dan memperhatikan bentuk gambar yang sama yang pernah dilihatnya pada telapak tangan Hassya. Coba berkonsentrasi, Jenderal. Cari segala kemungkinan yang ada perlahan-lahan.
Walau awalnya tidak yakin, Jenderal Arth menurutinya. Dan benar saja, sebuah imaji muncul di kepala, memberikan petunjuk langkah-demi-langkah cara menggunakan panah dan busurnya, sasarannya adalah tato bulan dan matahari yang lain, yaitu milik Hassya.
Atau tepatnya, jeruji besi jendela yang mengurung Hassya. Sungguh ajaib& , suara Jenderal Arth sehalus bisikan saking kagumnya.
Sadira tidak tahu apa yang dilihat sang Jenderal, tapi sepertinya itu hal yang positif.
Ingatan Jenderal Arth akan masa lalunya kembali memenuhi kepala, masa ketika ia dan Ratu Isaura masih bersama. Kekasihnya itu selalu menceritakan secara detail negeri tempat tinggalnya, negeri yang selalu dibanggakannya walau mentari tak pernah bersinar.
Suatu kebanggaan yang kini dimengerti juga olehnya; bahwa seburuk apa pun ia akan tetap menyayangi kampung halap u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
mannya seperti Sadira mencintai negerinya, juga Hassya yang bangga berdiri sebagai Pangeran Kegelapan, walau kini ia dikhianati bangsanya sendiri.
Jenderal ingat dengan baik tempat yang dimaksud: menara penjara& dua puluh langkah ke timur dari arah istana utama& tingginya tiga belas tingkat di atas permukaan tanah& hanya memiliki satu jendela berupa jeruji besi&
Bersiap-siaplah untuk menyambut Hassya, Nak. Sambil tersenyum penuh arti, Jenderal Arth membidikkan anak panah yang ujungnya berpengait ke menara tertinggi di wilayah
Kegelapan. d Hassya berusaha menggerak-gerakkan tangannya yang kaku. Di luar hujan turun dengan lebat, membuat suhu menurun drastis. Separo badannya mati rasa, separonya lagi kedinginan yang amat sangat. Bercampur dengan rintik deras hujan, ia mendengar percakapan orang yang menggema, entah di depan pintu atau lorong pada tangga menara.
Mohon beri saya waktu sebentar saja untuk melihat Paduka Hassya.
Hassya mengenali suara itu. Suara Ginta.
Cih! Ha-ha-ha& anak ingusan, terlalu berharga memanggil tahanan ini paduka. Ia kini tak lain seorang budak.
Ginta diam saja, tidak memberi jawaban yang malah akan mempersulit permintaannya.
Paduka Hassya-mu akan menghadapi hukuman mati atas perbuatannya. Bahkan Penasihat Keir dan Yang Mulia Raja setuju akan ganjaran itu, tak peduli ia berdarah biru. Si penjaga berhenti tiba-tiba, tersenyum akan suatu ide yang baru terpikir olehnya. Tapi, karena sebentar lagi Pangeran akan mep u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
nemui ajalnya, bolehlah kau berbicara dengannya untuk terakhir kali.
Ginta mengikuti si penjaga dengan patuh. Ia diperbolehkan menjenguk Hassya asal penjaga penjara juga ikut masuk ke dalam.
Dilihatnya si penjaga menyematkan serenceng kunci bilik penjara di pinggangnya; satu hal yang tidak akan ia lakukan apabila ia menjadi sipir penjara. Apalagi kalau tahanannya Hassya.
Pintu berat itu pun dibuka. Hawa dingin menusuk dan bau usang ruangan bau sisa-sisa orang yang pernah menghabiskan sisa hidup di sini menyapa hidung Ginta.
Releks, Ginta menutupi hidungnya. Dan sambil melakukan itu, satu tangannya lagi meraih tali pengikat kunci-kunci, lalu mengantonginya.
Di sudut ruangan, terlihat Hassya bersimpuh, kepala menunduk menghadap lantai. Kegelapan menyelimuti setengah igurnya hingga Ginta tidak dapat melihat jelas ekspresi tuannya.
Tapi Hassya tahu apa yang tadi dilakukan Ginta. Ia mengedipkan mata sebagai isyarat agar Ginta bersiap dengan kunci itu.
Hei, jangan mati dulu kau! si penjaga menendang kaki yang diborgol itu.
Hassya tersenyum sinis. Si penjaga jadi keheranan. Tiba-tiba& sebuah titik menyilaukan terlihat jauh di luar, mengarah ke jendela.
Titik itu, semakin dekat semakin terlihat besar, seperti bola cahaya yang berpijar dan berputar-putar, dan&
Boo! Hassya meniup ringan.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Si penjaga terlihat bingung, tidak mengerti mengapa tahanannya tersenyum lebar tanpa sebab.
Brakkkkk! Praaang! Bola cahaya yang ternyata hanya berukuran sekepal tangan menghantam menara; pengait yang sebelumnya telah disangkutkan Jenderal Arth ke anak panah menjebol jeruji jendela. Paduka, terima ini!
Hassya menerima kunci lemparan Ginta, secepat kilat dirinya membebaskan diri, dan langsung mengambil tali itu sebelum jatuh ke air di bawahnya.
Terima kasih, Jenderal! Ia berpaling ke Ginta yang masih bengong mendapati semua ini. Dikiranya ada meteor yang tibatiba jatuh dan mendarat di tempat tertinggi di wilayah Kegelapan.
Diulurkannya tangan ke anak ini. Ikut kabur, Ginta" Sesaat Ginta bimbang. Ia melirik ke bawah, si penjaga ternyata tidak mati. Kepala orang ini tadi hanya sedikit terantuk pecahan dinding batu sehingga sempat pingsan sejenak, tapi kini ia sudah siuman penuh.
Ginta bersiap mengeluarkan sumpit beracunnya, namun bala prajurit langsung tiba di situ akibat kericuhan yang mereka dengar dari bawah.
Tutup gerbang utama. Sekarang! Tahanan akan kabur! Jenderal Larus, panglima perang Kegelapan berseru lantang. Aku pergi duluan, kalau begitu.
Ginta menahan diri untuk tetap pada posisinya. Maafkan aku, Pangeran Hassya. Kalau aku ikut kabur, tidak ada lagi yang memantau pergerakan di sini!
Tapi Ginta lengah, apalagi Hassya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Salah seorang pemanah jarak jauh berhasil mengambil tempat di antara reruntuhan dan melepaskan satu anak panah yang fatal mengenai Hassya.
Ginta hampir melompat, ingin menolong tuannya, walau ia tahu orang seperti Hassya pasti akan bertahan dari panah yang mengenai bahunya seperti itu.
Tidak apa-apa sedikit meleset. Terima kasih kepadamu, anak muda, ujung anak panah ini sudah kububuhi racun buatanmu. Daun mint, bisa tarantula, dan bisa ular kobra& sungguh dahsyat!
Kata-kata si pemanah membuat wajah Ginta berubah pucat. Pemuda ini tak sanggup bergerak tak sanggup bernapas. Hanya ia satu-satunya yang pandai meracik racun di Kegelapan, dan kini racunnya justru dipakai untuk melukai tuannya" Hassya jatuh ke sungai di bawahnya.
Tembak! Setelah itu, hujan panah kembali menyerangnya, menembus buih-buih tenang air sungai.
Jenderal Larus tersenyum puas. Tidak akan ada yang bisa keluar hidup-hidup dengan serangan seperti itu, tidak juga si Pangeran Kegelapan.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Air sungai membawa Hassya sampai ke tepi Hutan Alasdair yang dingin akibat sisa-sisa hujan.
Menurutmu tidak apa-apa, Linc, kita diamkan saja di sini" Antya memeluk kepala si kuda terbang putih.
Linc tetap tidak bergerak untuk menolongnya padahal Antya yakin kuda terbang ini dapat melakukan apa saja yang tidak mungkin sekalipun apabila bintang emas di keningnya menyala.
Jangan khawatir. Udara dingin di sekitar sini memperlambat reaksi racun. Pangeran Hassya pasti akan bertahan hidup, Linc menenangkan tuannya.
Ketika gumpalan awan di langit bergerak, Linc mendongak Antya, lihat!
Antya ikut mendongak. Kedua matanya langsung membelalak, terkejut melihat pemandangan ajaib yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Apakah aku salah lihat, Linc" Tidak. Dan hanya kita berdua yang dapat melihatnya, Putri. Di antara awan-awan putih dan kelabu terdapat bentuk elips hitam yang hampir pipih, seperti mata yang berangsur terbuka, seperti langit yang seolah-olah terbelah. Bentuk elips
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
itu kian membesar dan warna hitamnya berubah jadi aneka warna, membentuk suatu pemandangan.
Ternyata Porta Illusia mulai terbuka, kata Linc dengan nada lega.
Porta Illusia" Antya bertanya, merasa asing dengan nama itu.
Ya. Dengan terbukanya Porta Illusia atau Pintu Ilusi, maka kesempatan untuk memanggil Sang Penolong semakin besar. Karena pintu inilah yang akan menjadi penghubungnya.
Uugh& Hassya mengerang. Setengah tubuhnya masih terendam dalam air sungai.
Antya mulai panik melihat keadaan pemuda ini, yang kulit wajahnya perlahan membiru.
Linc, kita harus segera menolongnya. Kalau tidak Hiyyyyaa! HASSYA!
Sadira dan Jenderal Arth menghentikan kuda mereka tepat di depan Linc.
Anak muda bernama Ginta itu memberikan kami ini. Jenderal Arth memperlihatkan botol kecil berisi penawar racun. Sepertinya ia berhasil menyelinap keluar setelah kericuhan akibat kaburnya Hassya.
Hassya, kuatkan dirimu. Kumohon jangan mati! Sadira langsung melompat dari kudanya, memeluk tubuh Hassya yang kini tidak hanya dingin, tapi juga kaku.
Dengan berbekal penawar racun Ginta di bibirnya, Sadira meneteskan cairan itu langsung ke mulut Hassya. Begitu tertelan, hanya dalam hitungan detik rona wajah Hassya kembali seperti sedia kala.
Jenderal Arth menyentuh pelan bahu gadis yang masih
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
gemetaran ini. Kita teruskan perawatan luka Hassya di kastil, Tuan Putri.
Sadira mengangguk setuju. Terlalu bahaya berada di tempat terbuka selama ini. Bahkan sekarang ia seperti dapat merasakan
beberapa pasang mata mengamatinya. d
Isla mengangkat kepalanya, lama memandangi langit di atas. Tidak apa-apa di sana. Padahal ia merasa ada sesuatu, sebersit perasaan aneh tadi meluapi dirinya. Seperti ada sesuatu yang tidak normal di langit, batinnya.
Isla tidak sendiri. Dari atas pohon Toireann menjaganya dengan mata elang yang selalu menyisir area dengan teliti. Pedangnya siap dikeluarkan dari sarungnya kapan pun diperlukan.
Tapi untuk area seluas Hutan Alasdair, penjagaan yang hanya dilakukan oleh satu orang saja dirasakan kurang. Toireann tahu itu, namun ia tidak bisa bergantung ke siapa pun. Blath tidak ada di mana-mana. Raoul dan Ginta masih terlalu muda untuk melakukan tugas berisiko tinggi seperti ini, bahkan status Ginta kini dipertanyakan karena dianggap memiliki andil dalam kaburnya Hassya.
Toireann tidak bisa sembarangan menunjuk, memercayai orang untuk menjaga proses pembuatan ramuan antisinar matahari ini. Alih-alih dijadikan kunci utama pencetus perdamaian, ramuan ini malah digunakan sebagai senjata perang , mampu membuat klan Kegelapan menyerang bangsa Cahaya di bawah sinar matahari langsung.
Matahari menyembul dari balik awan. Langit mendadak jadi terang. Toireann releks melompat ke kanopi pohon berukuran besar sehingga ia terlindung dari sengatan cahayanya.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Sudah jadi, Isla" Toireann bertanya tidak sabar. Dengan gelisah ia kembali menoleh ke atas, berharap matahari kembali terhalangi awan.
Aku butuh satu tumbuhan lagi. Batang Konjac. Aku harus mencarinya Isla terlihat kelelahan. Ia mulai meracik ramuannya tanpa henti sejak fajar belum menyingsing.
Kau di sini saja. Aku yang akan mencarinya. Toireann melompat turun dari pohon. Dikeluarkannya belati dari sarung dan diberikan ke Isla, mata Toireann tampak agak cemas. Kalau ada yang mencurigakan, jangan sungkan gunakan ini.
Sosok Toireann menghilang di balik rimbunnya Hutan Alasdair.
Tinggal sedikit lagi, batin Isla, dan Toireann dapat menikmati sinar mentari& dapat menjadi pasanganku di Pesta Seribu Cahaya. Saat itu aku tidak akan sungkan memperkenalkannya pada Ayah, pada Jedidah dan lainnya. Saat itu... tinggal empat hari lagi
Seiring warna langit berubah jadi mendung, tiba-tiba muncul beberapa sosok dari balik pohon.
Benar-benar hari yang mujur, bisa menemukan gadis Cahaya di tengah hutan begini.
Suara serak itu membuat Isla terkejut sampai papan kayu yang ia jadikan alas untuk meracik terjatuh dan ramuannya berserakan.
Bau darahnya warna-warni; kaget, takut, deg-degan, tegang& berani&
Berani, eh" Sejak kapan makhluk Cahaya berani berhadapan dengan kita"
Di depan Isla berdiri empat orang yang mukanya bercoreng, dan bulu binatang yang meliliti kostum perang mereka mulai dari bahu sampai batas pinggang. Berhadapan dengan mereka,
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
tinggi Isla hanya mencapai ulu hati saja. Ia bagaikan putri liliput tersesat di negeri para raksasa raksasa dengan tatapan mata buas.
Apa mau kalian"! Isla menyalak ketus. Tangannya bersiap di pinggang, meraih belati Toireann.
Mau kami" sosok yang sejak tadi tidak ikut sahut-menyahut dengan teman-temannya, kini buka mulut. Mau kami, Nona, adalah mencicipi sedikit darah lezatmu itu.
A-Apa" Isla terkejut mendengarnya. Pegangannya di belati melonggar tatkala ia mundur selangkah.
Wow, ide yang bagus, Eragna!
Ya. Sedikit saja. Kita dapat melakukannya secepat mungkin hingga kau tidak merasakan apa-apa.
Keempat sosok itu mengitari Isla, memojokkannya dalam lingkaran sempit.
Jangan mendekat! Aku dapat menyakiti kalian dengan ini. Isla memperlihatkan ramuan setengah jadinya. Ia tidak ingin mati di sini. Oh, matahari& segeralah keluar kembali dari persembunyianmu!
Tapi sebelumnya kau yang akan terkapar di hadapan kami, Cantik. Kini menyerahlah. Tahukah kau apabila kami klan Kegelapan minum darah klan Cahaya maka kekuatan kami akan berlipat ganda, bahkan tidak mustahil kami akan dilimpahi kekuatan sihir pula.
Tapi walau negeri kita berperang, ada aturan dasar yang melarang hal seperti itu, tukas Isla, setengah berseru.
Ah, itu hanya formalitas saja. Raja-raja kita tidak perlu tahu semua ini. Nah, sekarang kemarilah. Kesabaran kami ada batasnya. Kalau tidak&
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Jangan maju selangkah lagi.
Toireann! Isla bersyukur sekali mendengar suara baru yang bergabung di situ.
Keempat sosok ini berbalik badan, tidak memercayai seruan Isla dan nama yang dipanggil gadis ini.
Yang Mulia Toireann" Mengapa Anda
Tidak perlu bertanya macam-macam. Sekarang, menyingkirlah. Jangan paksa aku menggunakan kekerasan, Toireann berkata tanpa satu pun senjata di tangannya.
Salah prajurit Kegelapan yang bernama Eragna bersikeras tetap di tempatnya. Kalau Raja Righ tahu ini pasti kita akan kaya raya, ujarnya dengan mata melotot dan senyum lebar yang mengerikan. Kita bisa dapat dua-duanya: darah gadis Cahaya dan imbalan uang emas atas laporan pengkhianatan Putra Mahkota& ha-ha-ha!
Toireann memejamkan mata sesaat, kesal dan frustrasi dengan keadaan ini, lalu menghela napas kecil. Maaf, kau tidak bisa.
Srett! Aaargh! Secepat kilat ia lepaskan panah dari busurnya ke arah Eragna. Melihat temannya rubuh, ketiga prajurit Kegelapan lainnya langsung mengeluarkan pedang, mengeroyoknya. Tahu bahwa lawannya ini lebih unggul, salah satu dari mereka berbuat curang, dengan sengaja menghunuskan pisau ke leher Isla dan mendesak Toireann ke arah sinar matahari.
Berhenti atau ia mati, Pangeran, ancamnya. Nah, kalau kau menginginkan kekasih Cahaya-mu hidup-hidup, buang
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
senjatamu dan berjalanlah kemari. Perlahan-lahan. Rasakan hangatnya sinar matahari ini di kulitmu.
Toireann tahu bahwa tipikal orang licik ini tetap akan berbuat semaunya walau ia menuruti keinginan mereka sekalipun. Tapi ia tidak punya pilihan& dan hanya bisa berharap perjalanan sejauh sepuluh meter di bawah eksposur matahari ini jangan sampai membuatnya mati lebih dulu.
Tidak sekarang, batin Toireann persisten.
Lalu siluet Hassya muncul di kepalanya. Kau bukan darahdagingku. Mengingat-ingat itu membuat Toireann geram; ia tidak boleh mati sampai memberi pelajaran pada mulut lancang adiknya!
Sambil berjalan ia merasakan lapis demi lapis kulitnya merekah, mengelupas. Cahaya matahari tidak hanya berhenti sampai di situ. Setelah melewati kulit, ia menghunjam pembuluh darah, bergerak cepat ke arah jantung.
Tidak boleh sampai mati di sini, batin Toireann menahan sakit. Akan kuberi pelajaran Hassya karena telah berkata begitu
Toireann merasa tubuhnya ringan. Pandangan matanya pun mengabur.
Hentikan! Tolong jangan ke sini& Isla memalingkan wajah, tersedu. Tidak kuasa melihat siksaan di depan mata itu.
Tiba-tiba sebuah belati melesat ke tangan prajurit yang meletakkan pisau di leher Isla.
Kau yang jangan mati dulu, karena lawanmu adalah aku. Hassya berdiri di depan Toireann, di bawah paparan sinar matahari yang sama, dan ia tampak tidak apa-apa Bukan! Bukan sekadar tidak apa-apa; Hassya malah terlihat begitu kuat dan tak terkalahkan.
Sebuah pemandangan yang membuat Isla (yang merasa
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
belum merampungkan ramuan antisinar mentarinya) dan Toireann yang nyaris pingsan, terheran-heran.
Isla, kau tidak apa-apa"
Di kedua sisi kanan-kiri Hasssya muncul Sadira dan Jenderal Arth. Dengan segera panglima perang ini memapah Toireann ke tempat teduh. Ia masih hidup, katanya ke Hassya.
Hassya mengangguk, terlihat lega. Tapi begitu matanya kembali ke lawannya, ia tidak main-main lagi.
Pertarungan tiga lawan satu ini hanya berlangsung singkat. Tidak seperti Toireann, darah muda adiknya masih lebih bergolak dan nyaris tak terkendali. Dan sebelum tumbang, ternyata lawan terakhirnya itu berhasil melepaskan kembang ke api ke langit.
Hassya langsung mengenali arti dari warna pendaran cahayanya. Sial, itu tanda SOS, ujarnya ketus. Ia menoleh ke yang lain. Kita harus segera pergi dari sini.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ginta ikut mengangkat gelas untuk merayakan kematian Hassya.
Atau setidaknya itu rumor yang berembus di negeri Kegelapan. Raja Righ sangat terpukul dengan kenyataan ini; bahwa putra bungsunya mati di tangan prajuritnya sendiri, dan lebih parah lagi, si pangeran ini sebelumnya telah menghilangkan nyawa orang putri dari keluarga dekat istana pula!
Dan kini Ginta ikut di barisan orang-orang yang mengecam perbuatan Hassya, atau tepatnya ia berada bersama para prajurit di barak. Raoul dan Blath terlihat melebur juga di sana. Kaien... sejak peristiwa naas di Aerial itu, ia tidak pernah terlihat lagi batang hidungnya.
Teman sehidup semati... kah" Ginta mencoba memberi penilaian tapi kemudian berhenti. Ia tidak punya kapasitas untuk bersuara begitu. Hanya Hassya dan Kaien yang tahu masalah yang sebenarnya terjadi di antara mereka. Yang jelas, ia harus berpura-pura bersikap kontra terhadap Hassya seperti orang kebanyakan di sini agar dapat keluar-masuk Istana Kegelapan dengan leluasa.
Hassya yang dicap pembunuh, kini aman di tangan Jenderal
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Arth. Dan menurut informasi Antya, justru Toireann yang membunuh beberapa prajurit Kegelapan yang berpatroli karena melindungi Isla, Ginta mengurai selentingan informasi yang didapatnya ketika tadi bertemu Antya dan Jenderal Arth. Beliau juga telah aman dalam penjagaan Jenderal Arth. Jadi kini Pangeran dan Putra Mahkota ada di negeri Cahaya.
Ginta mengangkat wajahnya, mencoba membaca keadaan sekitar yang atmosfernya masih sama. Sepertinya tidak ada yang tahu bahwa Toireann terluka parah.
Ia menemui salah satu prajurit yang berpapasan dengannya. Hei, apakah hari ini ada pertemuan lagi" Yang Mulia Raja, Penasihat Keir, Pangeran Toireann "
Si prajurit mengibaskan telapak tangannya ke depan. Ya, ya, seperti biasa. Tapi sepertinya Pangeran sedang pergi berburu.
Pangeran tidak apa-apa" Ginta memastikan apakah ada orang lain selain dirinya yang tahu bahwa Toireann terluka dan tidak akan kembali ke Istana Kegelapan untuk sementara waktu.
Si prajurit tampak keheranan. Tentu saja tidak apa-apa! Kau ini bagaimana" Pangeran Toireann tahu seluk-beluk Hutan Alasdair seperti itu ruang kerjanya sendiri!
Oh ya, ya. Ginta melepas napas kecil, lega. Untungnya hanya aku yang tahu!
Lalu Ginta kembali berjalan, melamun, merenungi hal-hal yang terjadi tepatnya telah terjadi sejak Hassya bersama Sadira. Karena mereka berdualah usaha perdamaian dapat terang-terangan diupayakan.
Beberapa prajurit tampak berlari tergesa-gesa ke arahnya, berpapasan dengannya.
Ada apa" tanya Ginta penasaran.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Tanda SOS di langit, jawab orang itu cepat. Empat prajurit yang berpatroli hari ini tidak satu pun yang kembali. Keh! Brengsek sekali orang-orang Cahaya itu! Kini mereka benar-benar ingin berperang!
Tapi apa sudah pasti itu karena bangsa Cahaya" Air muka Ginta berubah seakan-akan ia sangat terkejut.
Siapa lagi memangnya"!
Ginta tidak membalas lagi. Atau mungkin para Eripia itu sudah tiba di negeri ini, pikirnya. Pada salah satu pertemuannya dengan Antya, ia mendengar tugas putri ini adalah memanggil penolong dari dunia lain, dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat dibantunya.
Ketika sosok mereka sudah menghilang di balik gerbang utama, dan Ginta bersiap kembali ke posnya, sebuah tangan membekap mulutnya dan menarik tubuhnya ke balik tembok batu.
Sesaat Ginta jadi panik, tapi ia mengenali suara yang kemudian berbicara.
Akting yang pintar, Ginta. Tapi tidak cukup pintar untuk mengelabuiku. Kau yang membantu Hassya kabur, kan" Tangan itu melepaskan bungkamannya.
Kaien" Kaien melirik ke kanan-kiri lalu kembali memandangi Ginta serius. Situasi semakin gawat.
Bukankah kau ada andil menciptakan itu" suara Ginta ketus. Kaien memalingkan wajah.
Paduka Hassya bukan pembunuh. Aku yakin semua ini hanya jebakan.
Sorot mata Kaien tampak sedih. Seandainya aku dapat memberitahu itu ke Hassya.&
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ginta memicingkan sebelah matanya, sesaat ragu apakah Kaien bersungguh-sungguh atau tidak. Setahunya, orang inilah yang mengirim Hassya ke penjara menara.
Ginta, Hassya mungkin tidak akan memaafkanku, tapi satu hal yang aku tahu bahwa Keir telah memanfaatkanku. Kematian Franconia sepertinya memang sudah direncanakan, dan dibuat seakan-akan Hassya adalah pelakunya! Kaien berkata penuh semangat, dan itu akibat rasa risi dan tidak enak hati yang melandanya.
Ekspresi Ginta tetap kosong walau ia merasa Kaien benarbenar telah menyesali perbuatannya. Lagi pula mengetahui keadaan Toireann dan Hassya yang baru saja terluka, sejujurnya ia membutuhkan satu orang lagi untuk menjaga Antya saat ritual pemanggilan Eripia berlangsung.


Aerial Karya Sitta Karina di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tuan Hassya bersama Jenderal Arth. Yang Mulia Toireann juga, bisik Ginta akhirnya.
Apa"! Ya. Situasi sekarang semakin kacau. Antya harus segera memanggil Eripia. Tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Sesaat Ginta terlihat tidak yakin.
Kenapa" Ritual pemanggilan Eripia harus dilakukan pada malam hari di jantung Aerial, di pusat hutan Aerial. Aku sangsi& penjagaan yang hanya dilakukan satu orang akan cukup. Ginta melirik ke arah Kaien dengan muka naif yang penuh harap.
HEI! Nggak usah menyindir seperti itu, tau"! Kaien berteriak sewot.
Ginta menahan tawa, geli.
Cih! Kaien buang muka, tidak ingin ekspresi sedih dan
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
irinya terlihat. Kau bisa tertawa enak, Ginta. Kau ini kan kesayangannya Hassya, sedangkan aku& hanya pembantu. Berbeda denganmu yang memilih jadi pembantu, padahal bukankah di Cahaya kau adalah bangsawan juga"
Aku mengabdikan hidupku untuk Tuan Hassya. Pendapat Tuan Hassya tentangku tidaklah penting, Ginta berkomentar datar.
Lucu sekali. Itu seharusnya kata-kataku juga, tapi kenyataannya selama ini aku hanya membuat Hassya sengsara. Kaien memejamkan mata sesaat, tersenyum penuh kenangan. Dulu tatkala mereka berbuat gaduh bareng dan seringnya diprakarsai oleh Kaien karena Hassya lebih anteng Penasihat Keir selalu marah dan Hassya selalu membelanya. Tidak pernah sekali pun Hassya tidak membantunya.
Itu tidak benar. Kau selalu bisa menjunjung sesuatu yang kauanggap benar tanpa pandang bulu, Kaien. Walau itu berarti harus melawan Paduka Hassya. Oleh karena itu malam ini saatnya kita menjadi pelindung dari kebenaran yang
sesungguhnya, Ginta mengukuhkan niatnya. d
Malam hari, jantung Aerial, tepatnya di tengah-tengah hutan, tepi danau dan terlingkupi dinding-dinding hutan.
Antya, Linc, Ginta, dan Kaien tiba di Aerial dengan penuh kewaspadaan.
Suasana Aerial terasa lebih mencekam dari biasanya. Di sekeliling mereka yang terlihat kegelapan, yang membentuk siluet-siluet dahan pohon seperti percabangan tengkorak. Jubah dan mantel mereka berkibar-kibar diembus angin kencang. Obor yang dipegang Kaien dan Ginta berkali-kali hampir mati.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kaien mengangkat obornya tinggi, melihat-lihat ke atas. Tempat ini aslinya memang menyeramkan. Sungguh aneh Hassya dan Putri senang sekali bertemu di sini.
Bulan yang tadinya tertutupi awan, kini kembali bersinar redup. Releksinya yang bergerak-gerak di atas danau Aerial membuat suasana sekitar terasa makin mistis.
Apakah ritual ini harus dilakukan malam hari, Putri Antya" tanya Kaien, membawa obornya ke dekat Antya, menerangi dia yang sedang mempersiapkan beberapa lilin untuk ritual.
Ya, menurut Nenek Rhona begitu. Antya menyalakan lilin pertama dan ajaibnya kesembilan lilin lainnya serentak ikut menyala.
Lagi pula kalau ini dilakukan siang hari kau bisa terbakar, Kaien, kata Ginta, lalu sebuah senyuman penuh arti tersungging di wajahnya, kecuali aku dan Paduka Hassya. Kenapa Hassya" Kaien tidak mengerti.
Karena Paduka Hassya ternyata adalah keturunan Cahaya juga. Beliau putra Jenderal Arth, dulu dikenal dengan nama Fhrei.
A-APA"!!! Hassya ternyata setengah Cahaya" Saat ini ia sedang bersama Jenderal Arth, menelusuri masa lalu dan berlatih pedang dengan lebih giat lagi. Jadi tugas mengawal Putri Antya menjadi tanggung jawab kita.
Hassya" Orang Cahaya" Kaien sulit sekali membayangkan sobatnya menjadi bagian dari klan halus itu. Padahal Hassya adalah preman di antara preman paling ganas sekalip
Kedua mata Ginta terpicing. Tangan siap mengeluarkan pedang. Ssssht! Hawanya tidak enak. Ada sesuatu yang datang. Bersiaplah.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Ia berpaling ke Antya dan Linc. Apa ritual Animus Accesor bisa dimulai sekarang"
Antya yang saat itu memeluk buku raksasa Nenek Rhona mengangguk sekali. Wajah mungilnya terlihat takut dan tegang.
Tenang saja. Aku dan Kaien akan berdiri di depan kalian, kata Ginta meyakinkan.
Kaien mengangguk, mendukung perkataan Ginta. Lantas, bagaimana kita menyambut Eripia ini" Apakah lebih dari satu orang" Apakah kau tahu namanya"
Antya mengangguk lagi. Sashika dan Laskar. Linc memanduku untuk menemukan jiwa-jiwa yang memiliki getaran serupa dengan Sadira dan Hassya. Dan merekalah orangnya.
Angin bertiup semakin kencang dan berisik. Rantingranting pepohonan bersinggungan satu sama lain. Deretan dinding hutan ikut membentuk gelombang karena tiupan angin. Bulan berangsur menghilang ditelan awan. Ayo, Antya! perintah Ginta.
Ego, Antya, hic vinco of niveus unicorn voco curator animus ex ceterus universitas ut hic... IAM! Aku, Antya, tuan dari kuda terbang putih, akan memanggil para jiwa penjaga dari dunia lain ke sini& SEKARANG!
Antya membaca keras mantra yang ditulis tangan oleh Nenek Rhona di buku hariannya. Ia harus memegangi erat halaman buku tersebut agar tidak terbalik-balik karena tiupan angin yang makin lama makin kencang dan sepertinya sengaja tertuju ke arah mereka.
Dan kedua obor mereka pun mati bersamaan. Kaien! Ginta mengeluarkan pedangnya.
Ya, aku tahu. Benar-benar hawa jahat yang kuat& dan
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
jelas-jelas berasal dari klan Kegelapan. Kaien tersenyum senang, akhirnya ia bisa membabat orang tanpa harus merasa sungkan. Tidak ada hukum apa pun yang mengikat mereka ketika berada di Aerial.
Tapi baru saja Kaien berkata begitu, tiba-tiba ada entakan tenaga mahadahsyat yang mementalkan Kaien dan Ginta dengan telaknya.
G-GINTA! Konsentrasi Antya buyar, terkejut melihat kejadian sekejap mata itu.
Jangan pedulikan aku! seru Ginta yang susah payah bangkit lagi.
Tak jauh darinya tampak Kaien juga berusaha bangkit dengan bertumpu pada gagang pedangnya. A-Apa itu tadi..."
Langit malam yang kelam tiba-tiba penuh kedipan cahaya menyilaukan cahaya petir saling menyambar dan terpusat di atas jantung Aerial, di atas mereka.
Berhasilkah" Apakah para Eripia dapat dipanggil, Antya"! tanya Ginta.
Belum. Antya memejamkan mata, setengah mati berkonsentrasi. Diulangnya kembali mantra Animus Accesor itu, sebuah mantra untuk memanggil jiwa-jiwa penjaga Aerial dari dunia lain.
Ketika petir-petir yang telah berkumpul itu melesat ke arah mereka, Linc maju ke depan, membentuk perisai pelindung dengan bintang emas di keningnya. Untuk beberapa saat Antya aman di dalamnya.
Tapi petir-petir itu tidak kehabisan akal. Tidak berhasil menyerang Antya, petir itu langsung memburu Ginta dan Kaien secara bersamaan, membuat Antya secara impulsif berlari keluar dari perlindungan Linc.
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Kembali ke dalam perisai, Putri Antya! seru Linc. Tapi Antya sudah memeluk erat tubuh Ginta yang kini penuh luka baretan.
Pada detik-detik yang kritis ini, tatkala sambaran petir hanya tertuju pada Antya dan Ginta, Antya yang sangat putus asa, tidak tahu lagi bagaimana caranya mendatangkan si penolong, sekuat tenaga berteriak, TOLONG KAMIIIIII!!!!!
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Bagian 2 Jakarta, Indonesia
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
p u s t a k a i n d o . b l o g s p o t . c o m
Tolong kamiiiiii! Hah"!
Gubrakkk! SIAL! Sailendra Aslan akrab dipanggil Sai yang duduk di deretan meja paling belakang terlonjak keras dari tidurnya hingga bangkunya terbalik dan ia jatuh terjungkal menghajar tembok di belakangnya.
Aduh& apaan sih itu tadi" Ia mengelus-elus kepalanya yang nyut-nyutan.
Suasana yang tadinya hening, karena semua sedang mendengarkan penjelasan Pak Guruh tentang perang saudara di Amerika Serikat panjang dan membosankan langsung berubah jadi makin hening. Lebih cocok disebut kuburan daripada kelas Sejarah.
Suara perempuan& siapa dia" Kenapa minta tolong" Ia melirik ke kanan-kiri, berharap suara itu berasal dari salah satu teman cewek di kelas, tapi saat ini semua orang sedang konsen ama Sejarah.
Sai melap keringat dingin yang mengalir deras di kening dan lehernya. Saking bosannya mendengarkan uraian bertele Petualangan Manusia Harimau 3 Raja Petir 15 Api Di Suraloka Pendekar Sakti 18

Cari Blog Ini