Dewi Ular 32. Hantu Kesepian Bagian 2
bahkan ikut menundukkan kepala dan berwajah duka. Sandhi menyangka Kumala telah berubah pikiran. Mungkin secara tiba-tiba Kumala menemukan suatu pertimbangan yang membuat la harus membatalkan niatnya semula. Sebelum meninggalkan tanah pekuburan. Sandhi sempat bertanya dengan
suara pelan "Kenapa kau berubah pikiran" Ada apa
dengan dirimu, Kumala?"
` "Nggak apa-apa," Kumala menjawab
dengan nada malas malasan.
"Kurasa memang...," kata-kata Sandhi
terputus sampai di situ, karena tiba-tiba ia
menemukan seraut wajah cantik separoh
baya di bawah pohon kamboja putih. Wajah cantik separoh baya itu berdiri di
'samping Alben, mengenakan busana berkabung, '
"Hey bukankah itu si Alben?"
Kumala Dewi memandang ke arah yang
dimaksud Sandhi. ' "Hmm, Alben bersama Tante
Zer.. Oh, rupanya mereka-kenal dengan
Bima"'~' "pasti Alben yang membawa Tante Zen
kesini'. Tampaknya mereka akrab sekali."
"Kurasa keakraban itu dimulai dari ru' 76 mah mencari sl Adinda,"
"Alben sudah putus dengan 'Adinda
kan?" ' . "o, udah putus. ya?"
Tante Zen memandang ke arah Sandhi
dan Kumala. la tersenyum, memberikan
lambaian kecil. Alben pun ikut tersenyum
dari' kejauhan. Pada saat pemakaman
usai, mereka sama-sama menuju ke tempat
parkir. - "Dari mana kau tahu Bima meninggal?"
tanya Kumala kepada 'Alben,
"Tante Zen yang memberi tahu-" .
"Aku baca di koran' tentang berita aneh
mengenai Bima. " ` "Rupanya Tante Zen kenal juga dengan
Bima. " . "Ya, cukup kenal. Dia pemah membantuku menyelesaikan urusan perkreditan di
bank' tempatnya bekerja."
"Obo...," Kumala manggut-manggut
kecil. "Kenapa Tante nggak ke rumh lagi"
Kata si Buron, Tante punya masalah yang
perlu dibicarakan denganku?"
"Memang sih. Sebenarnya aku ingin
segera membicarakannya denganmu. tapi..
sepertinya beberapa hari ini aku masih
banyak lsesibukan. Mungkin minggu depan
aku ada waktu buat ke rumahmu."
"Kalau mau datang, telepon dulu, ya
Tante. Biar nggak kecele seperti kemarin.
Kasihan, udah nunggu lama-lama tapi
nggak ketemu juga." Alben menimpali, "Atau sekarang saja
kita ke rumah Kumala?" Tante Zen melirik arlojinya yang berlapis emas "Pukul tujuh nanti aku ada pertemuan di Sanga Hotel. Kurasa hari ini
acaraku padat. Bukankah kau juga akan
meliput sesuatu' di Sango Hotel?"
"Oo, iya! Hampir saja aku lupa."
Tante Zen berkata lagi kepada Kumala,
"Pokoknya begitu aku ada waktu kosong,
aku akan langsung hubungi kamu deh, Kumala Entah siang, entah malam, atau sore,
http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
aku pasti hubungi kamu dulu."
"Boleh Saya tunggu leleponnya lho. ..."
Kumala menyahut ramah, memberikan senyum manis.Mereka berpisah dari tempat
parkir. Alben dan Tante Zen masuk ke
BMW hitam, Kumala dan Sandhi masuk ke
BMW kuning. "Sialan. Akhirnya si Alben yang mendapatkan perempuan itu. waah... bakalan
jadi orang kaya tuh si Alben."
"Kamu iri" Kalau kamu iri, geser saja s!
Alhen dengan aji 'Tunduk Seta-mu itu. Perempuan mana sih yang nggak mempan
dengan aji pemikatmu itu" Biar .dia udah
punya sepuluh suami, kalau kena aji 'Tunduk Seta' itu bakalan tergila gila padamu."
"Ach, kalau "dah gini nggak enak.
Sama saja merebut mata pencaharian teman sendiri."
"Makanya". ngak usah maruk!" tandas Kumala dengan bersungut-sungut. Sandhi hanya cengar-cengir tersipu malu,
"Aku lebih salut pada si Alben. Dia bisa
.merebut simpati dari Tante Zen tanpa
menggunakan ajian apa-apa. 'Begitulah yang namanya pria jantan pria sejati! Jangan hanya bisa menundukkan wanita dengan kekuatan gaib pemikat. tapi pakai
dong seni merayu yang baik dan benar... "
"Anh, sudah, sudah...! Nggak usah-dibicarakan lagi!" potong Sandhi agak kesal.
tapi rasa kesal itu hanya sepintas, lalu hilang
dengan sendirinya' setelah percakapan di
dalam mobil itu. beralih pada kematian Bima yang misterius itu.
"Apakah menurutmu Bima kena kutukan roh jahat?" .
"Bisa saja. begitu. Tapi kutukan yang
bagaimana dan dari siapa. itu kan belum
kita ketahui?" ' ` "Beberapa koran menulis tentang lapisan aneh itu sebagai lapisan' lumpur dari' planet lain. Apa mungkin begitu?"
"Boleh saja para 'urartawan menilai kasus ini sebagai fenomena dalam bentuk apapun, tetapi sebentar lagi dunia akan gempar
dengan kebangkitan Bima. " ~
http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
- "Kau tetap ingn membangkitkan Bima
dari kuburnya!" Sandhi berkerut dahi
sambil menatap Kumala sepintas.
"Baru sekarang aku dibuat sepenasaran
ini oleh sebuah kasus misteri yang sepertinya menantang pribadiku. Aku memang
belum tahu, siapa yang mengirimkan tantangan ini. Tapi akan kulayanl dan kubuktikan bahwa putri' tunggal Dewa Permana
dan Dewi Nagadinl tak akan mundur menghadapi tantangan seperti apa pun."
Sandhi masih belum bisa menduga, cara apa yang akan digunakan Kumala dalam
upaya membangkitkan Bima nanti. Satu-satunya dugaan yang terlintas dalam benak
Sandhi adalah pekerjaan malam yang akan
melibatkan dirinya. Kumala akan datang ke
kuburan. Bima dan membangkitkan Bima
dengan kekuatan supranaturalnya. Dan pada -saat itu, Sandhi pasti diminta mengantarnya ke kuburan tersebut. Ooh. sungguh
sesuatu yang amat menyiksa batin jika
sampai diminta mengantar ke kuburan pada tengah malam nanti.
Mereka tiba di rumah setelah lewat
waktu magrib. Petang hampir berubah malam. Ternyata kedatangan Kumala sudah
ditunggu seorang tamu. Buron menemani
sang tamu di teras depan. .Tamu itu tak lain
-adalah Delvina. si keponakan Tante Zen.
"Sudah lama, Del?"
"Yaah... sekitar sepuluh menitlah. Tapi
capek juga menunggu sepuluh menit itu
lho," ujar Delvina sambil mengembangkan
tawa ceria. Namun tawa ceria itu tampak
sebagai keceriaan yang dipaksa hadir di
wajah cantik Delvina. Kumala menangkap
adanya getaran hati yang resah dalam diri tamunya. ' '
Oleh sebab itu, Kumala langsung bertanya, "Apa yang membuatmu resah, Del"
Kau menyimpan ketakutan yang cukup besar, ya?" ' '
"Hmm, eeh...," Delvina ingin menghindari tuduhan halus itu, tapi ia ingat tentang
kemampuan supranatural yang dimiliki Kumala la tahu Kumala tak bisa dihohongi.
' Maka akhirnya Delvina pun mengatakan
keresahan yang sebenarnya diderita sudah
beberapa hari lamanya. "Aku membaca koran dan mengikuti
berita di TV tentang Bima,"
"O, ya" Lalu apa kesimpulanmu?"
"Aku nggak tahu kesimpulannya. Yang '
kutahu, beberapa waktu yang lalu. Bima
pemah datang ke rumah. Tante Zen sempat
mengenalkannya padaku. Bahkan aku tahu
pada malam itu Bima tidur di kamar Tante
Zen." "Apakah dia kekasih gelapnya "Tante
Zen?" sela Dewi Ular.
"Aku nggak tahu secara pasti. Tapi
kata Tante Zen, dia sudah lama kenal dengan Bima. Baru kali itu dibawa pulang ke
rumah dan tidur bersama. Namun esok paginya Tante Zen kelabakan mencari Bima !
"Maksudmu.... Bima pergi tanpa pamit?"
"Kayaknya sih begitu. Bima pergi tanpa
setahu Tante Zen. Tapi anehnya...."
Delvina diam sesaat, 'mengusap tengkuknya yang merinding; Lalu melanjutkan
http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
penjelasannya lagi setelah didesak Sandhi.
"Anehnya bagaimana?"
"Anehnya barang-barang Bima masih
ada di kamar Tante Zen. Celana, baju, sepatu. bahkan pakaian dalamnya masih tertinggal di sekitar ranjang. " "Jadi dia pergi dalam keadaan telanjang?" sela Buron. `
"mungkin juga, sebab... tak ada selimut
atau pakaian lain milik Tante yang hilang.
Semuanya masih utuh." "Bagaimana dengan mobil Bima?" tanya Sandhi, karena la tahu Bima punya
mobil Katana "Mobilnya..." Hmmm, kayaknya waktu
dia datang ngak bawa mobil deh. Ikut mobilnya tanteku"
"Jadi Bima dijemput Tante Zen dari
kantornya?" "Mungkin saja begitu. Yang jelas, Tante
mencoba menghubungi kantor Bima, tapi
temyata Bima tidak ada di kantor. Sampai
tiga hari tanteku selalu menelepon ke kantornya Bima, tapi rupanya sejak peristiwa
aneh itu Bima nggak pernah datang ke
kantornya lagi " Delvina berhenti bicara, Semua tertegun- diam tanpa suara -pula. Tapi masing-masing bertanya dalam hatinya sendiri.
"Ada apa di balik- hubungan Tante Zen dengan Birna" Mengapa Bima pergi dalam
keadaan tanpa busana"
Malam itu adalah malam pertama Alben
menginap di rumah Tante Zen. Tempo lain',
ketika mereka bercumbu 'menjelang sore,
Alben tak jadi bermalam di rumah mewah
itu. la masih bisa menghindari bujukan Tante Zen, karena memang ia harus pergi ke
rumah sakit. Adiknya sedang diopname di
rumah sakit. la dapat giliran menunggu, jadi
terpaksa menyingkirkan bujukan Tante
Zen. Tetapi pulang dari menghadiri upacara
pemakaman Bima, Alben tidak punya-acara '
lagi. la merasa punya kesempatan untuk
bermalam di rumah janda kaya itu. Padahal, siang sebelum mereka berangkat ke
pemakaman, Tante Zen berhasil membangkitkan gairah Alben, sehingga pemuda berpenampilan jantan itu memberikan cumbuan hangatnya di sebuah hotel '
namun agaknya tante Zen masih ingin
mengulangi kemesraan di hotel tadi siang.
Malam itu ia berhasil menyeret Alben ke
kamar tidumya. "Bagaimana kalau aku mandi dulu,
Ben" Badanku kotor kena debu kuburan."
"Aku akan sabar menunggu, Tante," jawab Alben sambil tersenyum renyah." la
berbaring di ranjang dalam keadaan tinggal
mengenakan celana pendek.
Ciuman nakal diberikan Tante Zen sebelum pergi ke, kamar mandi. Remasan tangan nakal Alben pun membalasnya. Remasan tangan itu menyengat indah hati
Tante Zen. _ "Uuuh..., Ben, nanti saja deh. Biar lebih
puas'. Hii, hii, hii, hnim" ,
Alben membiarkan perempuan itu masuk ke kamar mandi dengan hanya mengenakan penutup dada dan secuil kain penutup bagian baurah"ya. Debar-debar kebahagiaan' meliputi hati Alben dalam penantian itu. Malam masih panjang, masih
pukul tujuh lewat sedikit Berarti akan
tersedia waktu cukup lama untuk saling menikmati keindahan di malam itu
Alben sengaja memutar musik untuk
mengisi penantiannya.. Tanpa disengaja ia
memutar lagu-lagunya Morra Shally yang
sudah dipindahkan ke dalam CD. Lagu itu
sangat lembut dan mengundang keromantisan bagi siapa pun yang mendengarnya
Sebagai persiapan kencan, Alben menyemprot tubuhnya dengan parfum. Parfum itu diambilnya dari atas meja rias kuno.
Aroma lembut namun membakar gairah
menyebar menambah keromantisan suasana.
Namun ketika Alben memandangi wajahnya di .depan cermin rias kuno itu.
tiba-tiba bulu kuduknya meremang tegan g.
"Aneh kenapa aku jadi merinding sendiri" Ada apa ini?" pikirnya sambil mem87' perhatikan tangan, kaki, paha yang semuanya berbintik-bintik karena merinding.
"lniahh..."!" Alben terperanjat pada saat
'memandang bayangan wajahnya dalam
cermin kuno itu. Bayangan tersebut tidak sempurna seperti tadi. Seolah olah tubuhnya meliuk-liuk
bergelombang. Wajahnya tampak menyeramkan. Kini rambut pendeknya pun terasa
ikut meremang. tegang, Perasaan takut
mencekam hati. membuat jantung berdetak-detak cepat. Alben menarik diri, mundur sampai ke tepian ranjang.
Pada saat itu, cermin meja rias kuno itu
berubah seperti genangan air. Berkilauan
dan bergelombang. Seolah-olah dapat dipakai membasuh muka.
Blaab...! Lampu yang tadi terang kini
'padam sendiri Sungguh aneh, Bahkan-sekarang lampu tidur yang bercahaya temaram itu menyala sendir.Suasana menjadi remang-remang. Tetapi perubahan pada permukaan cermin kian jelas seperti permukaan air telaga yang bening. "
http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
Pyuuk...! 'tiba-tiba dari' dalam cermin itu
keluar sepotong tangan berkulit kuning langsat dan
berjari lentik. "0oh..."!" Alben semakin ketakutan. Lidahnya menjadi kelu. tenggorokan menjadi kering.
ia tak bisa berteriak, karena tangan yang keluar dari cermin itu semakin panjang.
Makin lama yang keluar dari cermin itu bukan hanya sepotong tangan tapi juga dengan pundaknya. bahkan semua wajah mulai tampak muncul
dari dalam cemrin tersebut. Akhirnya, jantung Alben seperti berhenti total untuk beberapa saat ketika sesuatu yang muncul dari cermin im semakin
utuh. tubuh molek dan sexy pun keluar
dari cermin tersebut. Dadanya lebih montok dari
dada Tante Zen, pinggulnya lebih sexy dari pinggul si janda kaya itu. Wajahnya lebih cantik dari
wajah Tante. Zen. ' Perempuan yang keluar dari cermin tersebut menyunggingkan senyum manisnya yang
sangat . menawan. Alben terperangah antara
kagum dan takut la mengedip-ngedipkan
matanya, tetapi seraut wajah cantik berambut. hitam pendek dan ikal itu masih tetap
ada di depan meja rias. Aroma yang tercium pada saat itu adalah aroma cendana
dengan campuran sedikit pandan dan melati. 'Wewangian itu sangat membakar gairah. .
Dewi Ular 32. Hantu Kesepian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Alben menggigil ketika si wajah cantik
berbibir sensual .itu mendekati ranjang.
Dengan susah payah Alben mencoba untuk
bicara walaupun tergagap gagap.
"Sii... si..! siapa kamu...?"
Perempuan cantik berusia sekitar dua
puluh tujuh tahun itu' menjawab dengan
suaranya yang serak -serak basah. Banyak
bercampur desah mesra. ' "Aku juga kesepian, sama dengan Tante Zen." - '
Kakinya mulai naik ke ranjang. Alben
bergeser dalam keraguan. Perempuan itu
merangkak mendekati Alben dengan senyum semakin mengoda jiwa. Akhirnya ia
duduk setengah berbaring. kepalanya tepat
http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
berada di depan pangkuan Alben.
"Aku ingin menikmati kehangatanmu untuk
mengusir rasa sepiku. Jamahlah aku. Alben." .
"Tap... tapi..." .
**Jamahlah aku.. .," suaranya makin mendesah, suaranya yang. sangat indah itu semakin menjadi sayu. Adu pandangan mata itu memikat Alben
seperti terhipnotis. Akhimya ia menyentuh bibir
perempuan cantik tersebut dengan ragu-ragu.
' Seer.. .! Darah mengalir cepat sekali ketika ujung jari menyentuh bibir itu. Alben merasa bibir perempuan tersebut begitu lembut. selembut
busa busa salju. Api asmara semakin berkobar dalam jiwa Alben. . "Tap... tapi... tapi aku belum kenal dirimu
"Panggil aku... Morra."
"morra... ... "
mulut berbibir indah itu terbuka kecil.
Ujung jari Alben dipagutnya dengan lembut. Alben
merasakan kehangatan lidah
perempuan itu yang menari-nari dengan nakal.
' "maukah kau mengisi kesepianku. Alben?"
Kekuatan hipnotis membuat Alben tak bisa
menggeleng selain menganggukkan kepala. Morra
kian mendekat. Bibirnya merekah pasrah. Alben
tak bisa membiarkannya begitu saja- Bibir itu pun
segera dikecup. Morra pun memeluknya erat-erat.
Hangatnya gairah membaur dalam kecupan. menciptakan sejuta keindahan bag keduanya.
". pintar sekali kau.
Alben." Morra menggelinjang sambil menghamburkan desahan panjang. Beberapa saat kemudian. ganti
Alben yang memperoleh sentuhan asmara yang
terindah. - Kecupan bibir Morra lebih hangat dari
kecupan bibir Tante Zen. Bahkan' sentuhan
lidahnya terasa lebih lembut dibandingkan sentuhan bibir Tante zen yang ganas itu. Alben merasa
dilambung-lambungkan ke awan-awan beberapa
waktu lamanya. Akhirnya mereka pun berlayar mengarungi
lautan cinta dengan penuh gairah. Morra sangat
menikmati tiap desiran yang dihadirkan oleh
Alben. _ - Alben sangat terbuai oleh permainan cinta
yang dikendalikan oleh Morra. Perempuan itu
selain pandai bermain cinta, juga pandai membius
.mata lawan jenisnya. Barangkali karena terbius
keindahan itulah maka Albert tak ingat lagi bahwa
ia berada di rumah Tante Zen, bahwa perempuan
yang kini mengintiminya dengan penuh semangat
itu adalah wajah yang ada dalam bingkai. Wajah
cantik itu adalah wajah Morra Shally.
Alben tak sadar. bahwa dirinya saat itu
sedang bercinta bersama hantu yang mengaku
kesepian. Alben hanya bisa menyimpulkan. bahwa
Morra memang ganas namun ;tidak seliar Tante
Zen. morra memang haus kemesraan. namun tidak
sekasar Tante Zen. Perempuan itu menikmati kemesraannya dengan seni, bukan dengan
kebuasan. itu hilang dari kamar dalam keadaan meninggalkan barang-barangnya. Bahkan diduga Agas pergi tanpa mengenakan selembar benang pun
.Beberapa waktu setelah itu. ada berita
tentang penemuan mayat Agas di belakang
bangunan bekas Supermaket. Mayat Agas
ditemukan dalam keadaan dililit benang
laba~iaba yang sukar diputus dengan senjata apa pun. Delvina tak berani datang ke
pemakaman Agas. karena selain hatinya
hancur, ia`juga takut terlibat kasus tersebut.
"Maka ketika peristiwa aneh itu terulang
kedua kalinya. kuputuskan untuk bicara padamu, Kumala Siapa tahu kau bisa
'mengungkap tabir misteri yang ada di balik
kematian Agas dan Bima itu."
"Mudah-mudahan malam-ini aku bisa
menyingkapkan rahasia di balik kematian
aneh ini," ujar Kumala Dewi sambil menenangkan hati delvina. Tangis gadis itu pun
menjadi reda setelah punggungnya diusap
Kumala. Usapan tersebut terasa .mengandung hawa sejuk yang menenteramkan hati
Malam itu memang Kumala ingin menangani kasus mayat Bima sampai tuntas
Karenanya, ia memindahkan mayat itu ke
belakang rumah. Pendopo itu
adalah tempat Kumala melakukan pertemuan gaib dengan para roh atau makhluk.
halus -lainnya. Kumala memindahkan mayat Bima hanya sekali kedip. Kedipan matanya membuat mayat tersebut lenyap dari dalam
kamar tidur. Ketika mereka bergegas ke pendopo, ternyata mayat itu sudah membujur
di lantai tengah pendopo "Buron, tutup rapat!"
Perintah singkat itu dikerjakan oleh
Buron tanpa, menunda waktu. la berdiri di luar pendopo lalu menyentakkan kedua tangannya ke langit. Cralaap.,.l Cahaya kuning menyebar bagaikan melingkupi seluruh halaman rumah tersebut.
Cahaya kuning itu lenyap, Buron kembali ke pendopo. Itu pertanda bahwa sekeliling rumah tersebut sudah dipagar dengan
kekuatan gaib jin yang mampu membendung kekuatan gaib lain agar tak menerobos masuk seenaknya saja. Rupanya
itulah yang dimaksud 'tutup pagar' bagi Kumala. `
Delvina dan Sandhi sengaja berada di
tepian lantai panggung pendopo tersebut.
Sandhi bersila menemani Delvinaa Sementara itu, Mak Badah, si pelayan setia. hanya
menyaksikan dari depan dapur. Meski acara seperti itu sudah tak asing lagi baginya,
namun rasa waswas dan ngeri tetap saja
mengusik ketenangan batinnya. Mak Badah
memilih berada di depan dapur, sebab jika
terjadi apa-apa ia bisa lari masuk ke kamarnya dan menutup pintu rapat-rapat
Hanya Buron yang berada di dekat Kumala. Buron tak punya rasa takut sedikit
pun, sebab mungkin menurutnya wajah aslinya justru lebih menakutkan daripada sosok mayat yang terbungkus benang aneh
itu.. Kumala Dewi menyalakan semua lilin
yang dipasang membentuk lingkaran besar.
Lampu listrik dipadamkan, dan lilin dinyatakan dengan hanya .menudingkan telunjuknya. Bluub...! Lilin itu menyala dengan
102 serentak. Anak bidadari itu hanya mengenakan
baju tidur berupa celana panjang dan blus
longgar bertali pada bahunya. Rambut digulung naik asal-asalan, dalam keadaan seperti itu . ia tetap kelihatan cantik dan
menawan hati kaum prja. Tetapi jika ia sudah duduk bersila. raut
wajahnya "memancarkan kharisma yang
tinggi serta wibawa yang membuat siapapun menjadi segan terhadapnya. la duduk
bersila dengan badan tegak, mata memandang lurus ke arah mayat Bima. Pandangan
mata indahnya itu sangat tajam dan tidak
berkedip sedikit pun. Sekitar tiga menit ia
bersikap begitu. " Tiba-tiba .dari kedua matanya terpancar
sinar hijau bening yang menyebar, menyelimuti mayat Bima bersama pembungkusnya. Claass Zuuubb...! Cahaya hijau itu
bertahan selama satu menit lebih. Setelah
itu padam seketika; Bluub...! Tapi pembungkus tubuh Bima belum masih utuh.
Tak ada bekas. hangus atau keretakan sedikit pun.
" 103 ' Sandhi dan Delvina hanya bisa memandang dengan rasa kagum. Mereka semakin
bertambah kagum lagi setelah Kumala Dewi melakukan yang kedua kalinya. Cahaya
hijau menyelimuti sekujur mayat Bima dan
pembungkusnya. Namun kali ini -cahaya
hijau itu bercampur bintik-bintik putih berkerilap seperti serpihan permata. Zaaabh...! ' cahaya itu putus dengan kedua mata dewi
Ular. tetapi masih tetap menyelimuti mayat Bima. Dalam posisi duduk' bersila
itu. tiba-tiba tubuh' Kumala Dewi melayangnaik, kemudian bagaikan terbang berkelebat bersama tangan kanannya yang .diayunkan bak menyapu udara bebas.
.Wuuus .' Bluulg...! . Cahaya hijau berbintik-bintik itu padam.
Dewi Ular kembali duduk di tempatnya semula. Ternyata pembungkus mayat Bima '
itu tak mengalami perubahan sedikit pun.
Hangus sedikit pun tidak. '
Sementara itu, angin malam mulai terasa kencang. Hembusannya membuat api lilin meliuk liuk. Alam tiba-tiba seperti mati,
104 tanpa suara apa pun kecuali desau angin
dan gemersiknya dedaunan.
"Aneh. Aku tak mendengar suara motor ,
atau suara keramaian malam lainnya?" blsik Delvina kepada Sandhi.
"Mungkin alam sengaja dimatikan sementara oleh Kumala," balas Sandhi berbisik. "Kita diam saja Jangan berisik"
Delvina mengangguk tegang, matanya
tetap tertuju pada Dewi Ular. Gadis cantik
itu memejamkan mata dengan kedua telapak tangan bertemu di dada. 'tiba-tiba kedua telapak tangan itu dihentakkan ke depan dan dua larik sinar 'hijau 'melesat dari
telapak tangan itu. Zlaap...! Kedua 'sinar
tersebut menghantam pembungkus mayat
Bima. Duuuum...! Mayat Bima bergetar samar-samar. _Makin lama getarannya makin besar. Dewi
Ular tetap mengerahkan kesaktiannya berupa sinar hijau telapak tangan itu. Tubuhnya sendiri ikut bergetar, namun tak
seberapa keras Hanya saja, lantai dan
bangunan pendopo itu terasa sedang diguncang gempa. Lantai kayu itu terdengar
105 berderak-derak seperti mau roboh.
Anehnya, pembungkus mayat Bima tetap tak mengalami perubahan. Selain tetap
utuh. juga tak mengalami kehangusan 'sedikit pun. Padahal 'sinar sinar hijau yang
digunakan Dewi Ular tadi adalah sinar-sinar
maut yang mampu menghancurleburkan
sebuah gunung ' '
Melihat tenaga Kumala dikerahkan
tinggi.. keringatnya mulai bercucuran .Buron segera ikut ambil bagian.Dengan tetap
duduk bersila di tempatnya ia mengulurkan
kedua tangannya. Masing-masing tangan
mempunyai dua jari yang terjulur kaku dan
lurus. Dan' masing-masing kedua jari dari
Buron mengeluarkan hawa saktinya berupa
sinar kuning melingkar-lingkar seperti spiral.
Sinar itu menghantam pembungkus mayat
Bima Cralaap...! .. Sekitar dua puluh detik kedua sinar
tersebut menghantam pembungkus mayat
Bima. Detik berikutnya, terjadi letupan kecil
yang memancarkan sinar putih k`e atas.
Taaarr...! Byaaak...! ' Dewi' Ular dan Jin Layon memadamkan
106 sinarnya masing-masing. Cahaya putih
yang menyebar ke "atas itu juga padam seketika. dan padamnya cahaya putih itu
membuat mata Sandhi seperti mengalami
kebutaan dalam beberapa detik, demikian
pada mata Delvina. Mungkin karena cahaya
'putih tadi sangat menyilaukan, maka ketika
gelap membuat mata menjadi ge|ap,tak bisa melihat apa-apa -Termasuk mata Mak
bariah yang ada di depan dapur.
Klik...! Kumala Dewi menjentikkan: jarinya ke atas, lampu neon yang ada di pendopo itu menyela terang. Byaar...! Api lilin padam seluruhnya, Maka mulai teranglah
pandangan Sandhi dan Delvina. Mereka mulai
dapat memandang dengan jelas, bahwa
pembungkus mayat Bima itu ternyata telah lenyap tanpa bekas abu sedikit pun. Kini
hanya tersisa hanyalah keadaan mayat Bima
yang masih membujur kaku tanpa selembar
benang pun. Delvina buru buru buang muka.. karena malu. "
Dewi Ular dan Buron tampak mengah-mengah dan bermandi keringat. mereka saling pandang menampakkan rasa puas atas
107 http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
kerja samanya yang-berhasil menyingkirkan
pembungkus misterius itu.
Kedua tangan Kumala segera berkelebat, bagaikan manan cepat. ,dan tiba-tiba
gerakan tangan itu mengeluarkan cahaya
hijau tipis. wusss...! Tahu~tahu tubuh mayat Bima sudah berseltmut kain tipis semacam sutera tak tembus pandang. Kain
itu menutupi bagian vital mayat. tapi bagian
kaki dan perut ke atas masih tampak terbuka. ~
"Apakah mayat itu masih bisa hidup lagi?" bisik Delvina kepada Sandhi. "Menurut Kumala sih... masih bisa. Tapi
lihat saja nanti, hasilnya, benar masih bisa
dihidupkan lagi atau nggak"
Kini gadis cantik berbibir ranum itu
bangkit menghampiri mayat Bima yang
tetap seperti kayu lapuk tanpa darah itu.
Buron juga menghampiri mayat tersebut,
namun posisinya tidak lebih dekat dari
Dewi Ular. Buron hanya berdiri dalam jarak '
dua meter dan kedua tangannya bersidakap di dada.
"Energi kehidupannya masih ada. Se108 perti pendapatku semula, dia masih hidup!"
"Kalau begitu, sebaiknya bangkitkan saja secepatnya, supaya kita bisa mengetahui
apa yang terjadi atas dirinya."
Dewi Ular hanya menggumam pendek,
kemudian telapak tangan kanannya mengembang. Telapak tangan itu kemball mengeluarkan cahaya hijau bening dan berbintlk-bintik putih seperti serpihan permata
Cahaya itu menyiram wajah Bima. Perlahan lahan mayat Bima mengalami perubahan, te rutama pada bagian kaki
Kaki yang putih seperti kayu lapuk itu
mulai berwarna keruh, lama-lama menjadi
coklat seperti kulit manusia pada umumnya. Perubahan warna itu menjalar naik
sampai ke. dada. dan akhirnya sekujur tubuh Bima menjadi seperti tubuh manusia
normal. . Cahaya hijau berbintik-bintik putih itu
padam. Kumala memandang ke atas. Entah
apa maksudnya. Hanya sekejap ia memandang ke atas, seperti menengok genteng
bocor Tapi ketika wajahnya kembali memandang Bima, suasana malam mulai ter109 dengar kembali; suara motor, suara klakson
mobil. suara musik di rumah tetangga dan
sebagainya. Alam bagaikan hidup kembali.
Sandhi dan Dehvina mulai berani mendekat. Bahkan Mak Bariah pun ikut mendekat karena disuruh mengambil handuk oleh
Kumala. Handuk itu diselimutkan di atas
Dewi Ular 32. Hantu Kesepian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kain hijau penutup bagian vital. Begitu
handuk menyentuh tubuh Bima, kain hijau
itu lenyap dengan sendirinya.
Kumala Dewi memeriksa denyut nadi
bima melalui pergelangan tangan.
"Berhasil" ucapnya datar sambil memandang Buron. Buron ikut-ikutan memeriksa denyut nadi, Sandhi pun ikut pula.
Denyut nadi itu dapat dirasakan dengan
jelas. Sandhi terperangah kagum.
"Dia benar-benar masih hidup?" ujarnya kepada Delvina. ' "
Sebelum' Delvina ikut-ikutan memeriksa
denyut nadi, kedua kelopak mata Bima pun
terbuka secara serentak Byaak...!
"Oooh, dia hidup kembali"!" sentak
Delvina dengan mata membelalak.
110 Bima segera bangkit, tapi tampak Sudah
payah. Badannya lemas bagaikan tak bertenaga Mungkin karena 'beberapa hari
tidak makan sehingga tak memiliki tenaga
lagi. Buron dan Sandhi membantu Bima`
untuk bangkit. Pemuda itu clingak-clinguk
kebingungan seperti orang pikun.
"Ad... ad... ada di mana aku ini?" tanyanya dengan suara parau yang cukup lemah. Menghiba hati. '
Roti tawar disiram susu hangat Itulah
makanan pertama yang diberikan kepada
Bima- la dalam perawatan keluarga Kumala
Dewi. Sikapnya masih serba bingung dan
terlongong-longong. Walaupun ia sudah sadar
berada di rumah Kumala, namun hanya
masih shock dan belum bisa diajak bicara
secara normal Dua Jam kemudian, kondisi Bima mulai
membaik Sedikit demi sedikit ia dapat
memberikan penjelasan walau tampaknya
ll! harus berpikir keras lebih dulu .la ditempatkan di kamar tidur tamu yang biasanya
digunakan sandhi. Malam itu, D"lvina terpaksa bermalam di rumah Kumala, karena
ia- penasaran ingin mendengar penjelasan
Bima. - "Kau masih ingat saat berada di rumah
Tante Zen?" tanya Kumala dengan hati-hati.
'Tante Zen.."!" Bima berpikir sebentar.
ya..., Tante Zen. Aku ingat Tante
Zen." ' "Apa yang terjadi saat kau bermalam di
sana?" Bima terlongong dengan wajah datar,
tanpa ekspresi sedikit pun. Caranya memandang pun masih terlihat datar, seperti
orang menerawang "Aku". aku dan Tante Zen... bercinta,"
'jawabnya polos walaupun tak selancar biasanya.
"Setelah bercinta?" tanya Sandhi yang
tak sabar ingin segera mengetahui misteri
tersebut. 112 "Setelah bercinta... setelah bercinta..."
Bima mengingat-ingat dengan susah payah,
tapi akhirnya berhasil menemukan ingatannya kembali.
"Setelah bercinta.-. Tante Zen pergl.._.."
"Ke mana?" tanya Kumala.
"Ke... ke... ke_kamar mandi."
"Lalu...?" pancing Sandhi.
" lalu... dia datang... dari cermin."
'Tante Zen datang dari Cermin?"
Bima menggeleng. "Perempuan cantik
itu " "Siapa maksudmu?"
Bima diam mengikgat-ingat sebentar,
kemudian menatap Kumala, "Dia... dia..
Morra." ' "Morra..."!" gumam Dewi Ular sambil
memandang Sandhi dan Delvina
"Dia itu siapa?" tanya Burcn
"Morra". Morra Shally."
"O0h..."!" D"lvina terperanjat tegang.
la segera menjelaskan kepada yang' lain
tentang Morra Shally. Maka Sandhi dan
Kumala teringat tentang pameran barang113 http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
barang Morra Shally di hotel berbintang,
sebulan yang lalu: Delvina membenarkan, bahwa tantenya
sekitar sebulan yang lalu membeli meja rias '
kuno milik Morra Shally dari pelelangan tersebut. Meja rias kuno itu ditempatkan. di
kamar tidur Tante Zen. 'Jadi Mona Shally keluar dari cermin
rias itu?" tanya Sandhi kepada Bima, dan
pemuda itu mengangguk. "Setelah itu apa yang terjadi?"
"Morra" suka padaku dan..! dan mau
bercumbu denganku. Kami... bercinta selama., selama Tante Zen di... kamar mandi."
"Setelah itu?" pancing Sandhi lagi.
"Mona mengajak aku. . pergi."
"Pergi ke mana"
"Pergi". pergi ke cermin..." "Berkaca di depan cermin, maksudmu "
Bima menggeleng, "Bukan"
"Kalian bercinta di depan cermin?" 'sahut Buron. ,
Bima menggeleng lagi. "Di dalam Cer114 min." , - Semua saling pandang sebentar, kemudian sama-sama menatap Bima lagi.
"Kau dibawa masuk ke dalam cermin?" Kali ini 'pada muda itu :menganggukkan
kepada dengan lugu dan polos, tanpa rasa
malu atau sungkan sedikit pun
Menurut cerita Bima, permukaan cermin menjadi permukaan air telaga.
Dengan mudahnya ia digandeng morra
Shally memasuki cermin itu, la merasa. seperti memasuki gerbang istana.
Dalam pandangannya. ia dibawa ke istana tersebut oleh Morra Shally. la dipertemukan dengan seorang raja yang duduk
di singgasana. Kursi raja itu terbuat dari
emas murni berukir dengan hiasan batu
permata. 'Tetapi pada 'keempat kakinya diganjal dengan tengkorak manusia. Singgasana itu berada di tengah gumpalan-asap
merah yang membentuk lingkaran bergaris
tengah sekitar empat meter.
Raja itu berbentuk menyefamkan._selain bertubuh tinggi, besar, juga bersisik. Sisik
000 pada kulitnya itu berbentuk seperti kelopak
rumah 'bekicot, warnanya hitam kecoklat-coklatan. '
Sang raja mengenakan mahkota dari
tulang-belulang manusia. Mahkota itu bagaikan menyangga delapan tanduk di kepalanya. Sang raja juga mempunyai delapan tangan, masing-masing empat tangan
di kanan-kiri. Sekalipun raja itu mengenakan jubah megah berlapis benang emas di tepiannya,
tetapi tetap berkesan menyeramkan. Ia
bukan memiliki dua mata, melainkan. memiliki tiga mata. Satu mata lagi ada di kening. 'tiga mata itu berwarna merah dengan
bagian tengahnya berwarna putih.
' "Azora...!",gumam Kumala Dewi 'setelah mendengar ciricin raja yang dimaksud Bima itu.
"Maksudmu Azora penjaga pusara arus
gaib itu"!" tanya buron
"Benar, Azora adalah dewa separoh
iblis. " ` "Berarti selama ini 'Morra Shally berse
mayam di dalam pusaran arus gaib itu?"
"Kurasa begitu. Tapi... entah
dia sampai berada di sana. Mungkin dia .
adalah' pengikut setia Azora."
Bima melanjutkan penjelasannya. bahwa setelah menghadap raja menyeramkan'
itu, Morra Shally membawanya masuk ke
sebuah kamar. Kamar itu sangat indah dan
serba mewah. Lantainya berlapis lempengan emas, demikian pula dindingnya. Di sana mereka bercinta sepanjang waktu. Bima
sempat teringat kata-kata Morra Shally
yang sering dibisikkan padanya.
"Puaskan hasratku, Bima. Jangan biarkan aku kesepian Puaskan hasratku, Bima...
Bima tak pemah bisa menolak ajakan
bercumbu Morra. Manakala Morr mulai
merengek, saat itu pula gairah Bima bangkit hingga 'berkobar-kohar. Bima hanya
diberi waktu istirahat sekitar lima belas
menit. Setelah itu, Morra selalu menyeretnya kembali ke lembah asmara, berenang
di lautan penuh kemesraan
"Lalu, mengapa kau sampai berada di
117 belakangnya bangunan rusak bekas super-market itu?" tanya Sandhi kepada Bima.
Pemuda itu menggelengkan kepala dengan
wajah polos berkesan bingung.
"Kurasa dia. tak ingat lagi tentang itu,"- bisik Delvina. Kumala pun menyahut dengan suara pelan.
"Setelah merasa puas menikmati Bima.
hantu kesepian itu membuangnya."
Tetapl beberapa saat kemudian Bima
berkata lagi, sepertinya ia menemukan
Ingatan lain yang belum diceritakan.
"Aku diserahkan... kepada raja. Tubuhku... lengket, seperti bergetah. Raja Melemparkan tubuhku ke lantai, tapi... lengket. Ada getah yang melekat.. di tubuhku.
Lalu... lalu aku terayun ayun. Aku... mengantuk... dan tidur."
Kumala segera menyahut, "Itu lendir si
Azora." ' "Berarti benang laba-laba yang membalut Bima itu adalah lendirnya Azora?"
tanya Buron yang memang tidak tahu banyak tentang dewa 'separoh iblis itu. Ku118 http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
mala membenarkan kesimpulan tersebut;
Bahkan ia mempunyai kesimpulan sendiri
tentang Morra Shally'. - "Rupanya selama ini kesuksesan Morra
Shally dibantu oleh kekuatan Azora Biasanya Azora hanya mau membantu manusia yang mau menjadi gundiknya. Entah
bagaimana mulanya, yang jelas Morra Shally .pernah menjadi gundiknya Azora. la
diberi kebebasan oleh Azora untuk memuaskan gairahnya sendiri dengan pasangan lagi, tetapi sewaktu waktu Azora menginginkannya. morra harus siap melayani.
Dan... agaknya setelah mati pun Morra
tetap menjadi pelayan Azora. Mungkin ia
telah terikat perjanjian pribadi dengan penjaga Owasa itu."
"mengerikan sekali!" gumam Delvina
sambil mengusap lengannya sendiri yang
merinding dan merasa dingin.
119 TANTE zen pemah mewanti-wanti Delvina agar tidak menceritakan pada siapapun tentang raibnya dua pemuda yang dikencaninya. Tetapi karena rasa tak sampai
hati melihat berita tentang ditemukan mayat Agas dalam keadaan semisterius itu,
Delvina terpaksa bercerita kepada orang
yang dapat dipercaya untuk menjadi pelindungnya, yaitu' Kumala Dewi.
'tetapl agaknya lenyapnya Alben itu juga ingin dirahasiakan oleh Tante Zen. Hati
perempuan itu hanya merasa aneh dan yakin ada sesuatu yang tak beres. la bermaksud meminta bantuan kepada Kumala Dewi
untuk memeriksa keadaan di rumahnya. '
Tante Zen tak tahu bahwa Delvina sudah menceritakan kemisteriusan tersebut
kepada Kumala, sehingga ketika ia datang
menemui Kumala, langsung saja -Kumala
menanyakan tentang meja rias yang dibeli
120 dari pelelangan itu. . "Kenapa kau menanyakan tentang ,
meja rias itu?"
"Cermin riasnya adalah pintu mas
menuju pusaran arus gaib." '
"Apa..."!" Tant" Zen berkerut dahi. Matanya menampakkan rasa tidak percayanya terhadap penjelasan Dewi Ular.
"Cermin itu bukan hanya jalan masuk
ke Owasa, atau pusaran arus gaib, tetapi
juga sebagai pintu keluar masuknya roh
morra Shally." "Omong kosong itu!" bantah Tante
Zen. 'Tampaknya ia bermaksud mempertahankan meja rias peninggalan Morra
Shally. "Mona Shally adalah hantu yang kesepian. Dia selalu mengambil pria yang menurutnya pandai melayani seorang wanita.
pada saat Tante Zen bercinta dengan seorang lelaki, sepasang mata hantu kesepian
itu memperhatikan dari balik cermin rias
tersebut. Manakala lelaki itu dianggap sesuai dengan seleranya, maka ia akan meng121 ambilnya sewaktu Tante Zen tidak ada di
Samping lelaki tersebut.".
"Bicaramu semakin mengacau. Kumala.
"Salah satu jalan untuk menghindari.
korban lain adalah dengan menghancurkan
meja rias dan cerminnya." . '
"itu tidak' mungkin!" sahut Tante Zen, "Meja rias itu kubeli dengan harga sangat
mahal Masa' harus dihancurkan begitu
saja"! Aku hanya meminta bantuanmu untuk memeriksa rumahku, bukan meja rias
itu" "Dari sini aku sudah bisa melihat, Tante. Rumah itu aman-aman saja. Yang tidak
aman adalah meja riasnya Morra Shally."
Kumala Dewi bergeser maju dalam duduknya dan berkata lebih serius lagi.
"Cepat atau lambat, cermin rias itu akan membawa korban lagi Tante akan dituduh
sebagai pembunuh, dan dijebloskan dalam
penjara!" . "Apakah ini hanya siasatmu yang merasa iri karena aku bisa memiliki meja riasnya
122 http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
Morra?" Dew! ular menggeleng dengan
lembut. "Kalah aku merasa iri, untuk apa aku
menyarankan menghancurkan :meja rias dan
cerminya" Mestinya aku justru merasa sayang
jika cermin itu dihancurkan." ` "
Tertegun si janda kaya itu :merenungi ,
kata-kata Kumala la menjadi gelisah '
sekali, menghancurkan meja rias itu sama
saja membakar uang jutaan rupiah. `
ia pun merasa ngeri jika memang benar
cermin rias itu adalah jalan masuk ke pusaran arus gaib, dan sebagai pintu keluar-masuknya roh Morra Shally. _
"Aku sudah mencoba berkomunikasi
dengan roh Morra," kata Kumala saat 'tante Zen mondar-mandir di depannya dengan
gelisah. -~"lalu,'apa~ kata Morra?"
Dewi Ular 32. Hantu Kesepian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
'Dia' membenarkan dugaanku, bahwa
dia memang p"ngikutnya Azora penjaga .
pusaran arus gaib itu," sambil Kumala membayangkan saat ia berhasil berkomunikasi
dengan roh Morra Shally pada malam se123 belum menerima kedatangan Tante Zen.
"Morra pun mengakui. bahwa Tante
ternyata adalah perempuan yang pandai
memilih pasangan kencan. Ada tiga orang
yang telah diambil oleh' Morra, karena tergiur melihat permainan cinta Tante Zen dengan pria tersebut."
"Jika benar Morra bilang begitu. siapa
saja pria yang diambilnya?"
"Yang pertama adalah 'Agas. Bima dan
yang terakhir. .. Alben!"
'tersentak hati tante cantik itu. Ternyata
Kumala sudah mengetahui kasus hilangnya
Alben. Lebih kaget. lagi setelah Kumala
memanggil seseorang, dan orang itu keluar
dari sebuah kamar. "Ooh, Bi..., Bl..., Bima..?" Tante Zen
menggigil ketakutan melihat Bima dalam
keadaan sehat. Bima hanya tersenyum tawar dan segera duduk di samping Kumala
"Dia telah membawaku pergi melalui
cermin itu. Tante," ucap Bima mulai lancar,
karena kesehatan fisik dan jiwanya sudah124 memulih. Kumala menimpali. "Bima tahu lebih
banyak tentang apa yang ada di balik cermin itu 'Tante. bima adalah saksi hidup, juga `
sebagai korban yang harus" kuselamatkan."
Tante Zen merasa kehilangan bahasa.
Lidahnya' terasa kelu. Pikirannya tak tentu arah kemana yang ada membuatnya
tak bisa mengingkari atau menyanggah pendapat Kumala tentang cermin tersebut.
"Sore `ini`juga aku ingin melihat cermin
itu, tante." -"Ap... apakah... apakah ada cara
lain. selain menghancurkannya." ' `
"Aku akan pelajari dulu keadaannya."
Akhirnya Tante Zen menyerah, walau
ia tetap 'berharap kalau bisa cermin itu_ jangan dihancurkan.
Dewi ular sesaat meluncur ke rumah
Tante Zen ketika langit mulai merah lembayung adzan magrib belum berkumandang. Kumala tidak sendirian, selain Tante
Zen juga ada Sandhi. Buron, dan Bima.
125 Kebangkitan Bima memang belum disebar-luaskan ke mana-mana. Kumala masih
ingin menyelesaikan kasus cermin itu dulu,
dan mengambil Alben dari pusaran arus
gaib tersebut "Setelah itu kita akan mengantar Bima'
pulang kepada istrinya. Aku gak ingin-suasana "menjadi kacau sebelum menyelesaikan urusan dengan roh Morra Shally. Jika
sekarang kita menelepon .Sersan Burhan
atau yang lainnya, maka urusan kita akan
bercampur aduk Konsentrasiku bisa terganggu," ujamya kepada Sandhi .
Bima masih tetap diam la dalam pengawalan Buron. la tak mau berada di mobilnya Tanie Zen, karena takut mengalami
hal aneh lagi. Bima duduk dijok belakang,
bersebelahan dengan Buron.
Sementara itu. di mobilnya Tante Zen
bukan sendirian. la .juga bersama buron
yang mengajaknya 'bicara tentang kehebatan kencan cinta pria yang hilang itu. Tante Zen tak tahu bahaya ia sebenarnya bersama kekuatan gaib yang dimiliki Jin Layon
dalam wujud Buron 126 http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
Namun ketika tiba di rumah Tante zen.
Buton yang bersama perempuan itu
pergi ke belakang mobil. Di sana ia menghilang dan zal gaibnya menyatu dengan
Buron yang asli. Lenyapnya Buron palsu
itu tidak diketahui karena mereka tiba di
rumah Tante Zen ketika petang mulai datang. , '
"Aku tidak mau masuk ke kamar itu,"
kata Bima kepada Kumala, tapi' Sandhi segera menjawab.
"kalau begitu kau tinggal di ruang tamu
saja bersama Delvina."
Sandhi mendekati Delvina yang seolah-olah tidak mengetahui rencana kedatangan
m"reka, padahal sebelumnya kedatangan
itu sudah diatur lebih dulu bersamanya.
"Del, 'temani' bima di ruang tamu. Dia
takut masuk ke kamar."
"Baiklah" jawab Delvina berkesan sebagai gadis penurut. Walaupun sebenarnya .
dia ingin melihat Kumala Dewi menghancurkan cermin itu, tapi karena mendapat
tugas menemani Bima, maka terpaksa ia
127 hilangkan keinginan tersebut.
Baru saja Dewi ular masuk ke kamar
itu, tiba-tiba lantainya Rumah
tersebut bagaikan dilanda gempa kecil yang
menakutkan bagi penghuninya hiasan dinding dan 'lampu-lampu gantung ikut bergoyang--goyang. bahkan ada foto Morra Shally yang jatuh dari pakunya. Praang-.!
Kumala Dewi segera merentangkan kedua tangannya dengan tenang. Maka getaran tersebut pun berhenti dengan sendirinya; seakan ditahan oleh kekuatan gaibn ya Dewi Ular.
Meja rias kuno dan cerminnya menjadi
pusat perhatian mereka Pada umumnya,
mereka hanya berani berdiri tak jauh dari
pintu. termasuk dua pelayan di rumah itu.Yang mendekati meja rias kuno itu hanya
Dewi Ular dan-Buron di belakangnya.
Kumala memeriksanya dari jarak dekat.
Setiap jengkal dipandangi dengan radar
gaibnya bekerja lebih peka lagi. Suasana
sangat sepi, tak ada yang bicara. Merekadicekam oleh ketegangan Sampai akhirnya
mereka .mendengar suara denting yang'
128 amat Tttinggg...! Kumala Dewi mundur beberapa
langkah dari meja rias itu, karena tepiannya memancarkan cahaya merah bara',
membuat permukaa" cermin itu meniadi
bersinar merah. Sinar itu kadang terang,
kadang redup, seakan irama denyut jantung yang bekerja secara teratur.
"Ron, hancurkan dia! Nggak ada cara
lain lagi." Buron mengangguk, Tante Zen mendesah sedih. Buron segera mengangkat Sebuah kursi lalu menghantamkan pada cermin tersebut. Wuul, praak...! Kursi itu justru
memantul balik dan mengenai wajah Buron
sendin. Pemuda itu terjengkang ke belakang dan :mengerang kesakitan
"Jangan dengan benda mati. Tolol! Gunakan aji peleburmu!"
Buron segera bangkit kemudian mendekati cermin tersebut Dalam satu jangkauan tangan Buron melepaskan kekuatan
pelebumya sebagai Jin layon.. Namun sebelum hal _itu dilakukan, tiba~tiba Cahaya
129 merah pada cermin memudar dan permukaan cermin menjadi bening kembali, hanya bagian tepinya saja yang semburat merah
mereka terkejut :melihat sebuah wajah
cantik muncul dalam bayang-m cermin. .sedangkan bayangan Buron lenyap tanpa bekas. Bayangan cermin itu adalah wajah
Mona Shally yang memandang dengan tatapan mata tajam dan ganas. Bahkan perempuan itu menyeringai kepada buron.
-menampakkan dua taring kecilnya yang
mengerikan. Semua orang menjadi merinding, kecuali Kumala dan Buron.
, "Grrrhh...l Kau tak akan bisa menghancurkan diriku.Pemuda busuk!"
Tiba~tiba dari dalam cermin. itu keluar
sepotong tangan Morra Shally yang menyambar rambut Buron- Brus...! Tangan
itu memanjang sendiri hingga berhasil menyambar rambut Buron, kemudian ia menariknya dengan -kuat. Wuuut, bruuus ..
Kepala Buron masuk ke dalam cermin, 'sementara badannya masih di luar cermin. la
meronta-ronta menahan tarikan tangan
Morra shally 130 http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
tetapi tenaga Morra Shally
seakan lebih besar dari tenaga Buron "
"Kumalaaa *Tarik kakiku..." teriak
Buron dengan suara bergema, seperti berada dalam kaleng kerupuk besar.
Kumala Dewi bergegas menarik kaki
'Buron Namun tubuh Buron semakin tenggelam ke dalam cermin sampai sebatas
pundak. "Dia dibantu oleh kekuatan Azora" Hajar dia dari' dalam Buron...!" seru Kumala Dewi. `
Sandhi dan yang lainnya memandang
tegang ke arah cermin. Mereka melihat kedua tangan Buron :sudah masuk ke dalam
cermin dan melepaskan pukulan ke arah
Morra Shally .Tetapi pukulan itu seperti pukulan seorang-bocah, tak mempunyai tenaga dan kekuatan dahsyat
sebagaimana mestinya Slub...' Tubuh Buron semakin tenggelam ke dalam cermin sebatas dada. Kumala Dewi masih berusaha membetot melalui kaki Buron.
131 http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
"Sandhi, bantu aku!" teriak Kumala DeWi.
Sandhi pun bergegas membantunya
dengan panik. ,Tapi karena mentalnya sudah dicekam rasa takut lebih dulu, maka
kekuatan Sandhi pun tidak ada separohnya
dari kekuatan biasa. Kedua kaki Buron
meronta-ronta. justru menjejak wajah Sandhi. hingga Sandhi jatuh terpelanting.
Sluub...! Buron bagaikan lebih diseret
lagi kedalam cermin. Kumala Dewi kehabisan tenaga. Maka ia pun segera melepaskan pukulan bersinar hijau ke arah cermin
tersebut. Claap...! ' Prraang...! Pyaarrr...! "Aaaaaaa...!!" Morra Shally menjerit
panjang,.lalu lenyap bagaikan ditelan malam. `
Wuuuusss...! Cermin itu pecah dan. mengeluarkan
hembusan angin besar bagaikan badai .semua Hembusan angin itu membuat tubuh
Buron terlempar ke belakang hingga jatuh
di atas sofa Bruuk...! Kumala Dewi juga.
132 Ikut terpental tak seberapa jauh. ` .
- Tetapi pada saat itu juga, ada
yang sesuatu terlempar keluar dari dalam cermin
setelah berbarengan dengan sama jerita"
Mona Shally. Benda yang terlempar dari
dalam cermin' itu ternyata adalah Alben,
yang sudah terbujur kaku dengan dililit
benang laba2 tak seberapa tebal. .
Kumala bangkit dibantu Sandhi. Buron
pun bergegas bangkit sendiri dengan terh uyung-huyung. Wajahnya menjadi biru
seperti habis digencet oleh kekuatan besar.
Mereka baru sadar bahwa pecahnya
cermin itu mempengaruhi meja riasnya.
Meja rias tersebut menjadi sepmi besi yang
sudah ratusan tahun tenggelam ke dasar
samudera.. Selain berkarat juga motif ukirannya menjadi kabur. bau amis darah menyengat
ke mana mana. . Mereka lebih terkejut lagi melihat serpihan kaca tersebut ternyata mengandung
percikan darah merah segar: Padahal baik
Buron maupun `Kumala tidak ada yang
sampai berdarah. ' 133 http://cerita-silat.mywapblog.comFF0059">SFF0007">eFF4900">rFF8C00">iFED200">aD6FF00">l 87FE00">De36FF00">wi 00FF2C">Ul00FF7F">ar 00FFCC">- H00DBFF">an0093FF">tu 0051FE">Ke0002FF">se5000FF">pi9E00FF">an
"Darah itu adalah darah Morra! Tapi...`
tidak akan mempunyai kekuatan apa-apa.
Bersihkan saja dan kubur semua serpihan
kaca ini!" kata Kumala dengan tegas kepada Tante Zen.
Perempuan itu hanya menganggukkan
kepala sambil masih diliputi perasaan sedih
yang mendalam atas hancurnya uang jutaan rupiah itu. Namun hati kecilnya
sepakat dengan logikanya', bahwa lebih baik
cermin itu hancur walau berarti hancur Pula
uang jutaan rupiah, daripada setiap saat ia
bercinta dengan seorang lelaki, maka' lelaki
itu akan menjadi korban hantu kesepian
'tersebut. ` Alben berhasil dipulihkan oleh Kumala
dan Buron, seperti yang dilakukan kepada
Bima. Namun sejak itu Alben` tak berani
mendekati Tante Zen, karena masih trauma
dengan pengalaman mengerikan itu. Bimapun tak berani dekat dekat dengan perempuan lain mana pun, kecuali istrinya sendiri.
Berita kebangkitan Bima memang sempat menggemparkan masyarakat Tapi ia
tak mau menceritakan secara terus terang
134 apa yang telah dialami. Bahkan nama ,
tante Zen pun tidak disebut sebutkan `_
ceritanya _kepada siapa saja, karena hal itu
sudah merupakan kesepakatan bersama
Dewi uLar, bahwa Ia dan Alben tetap akan merahasiakan peristiwa yang sebenarnya. ,
Tentu saja hal itu. dilakukan untuk
menjaga nama baik Tante Zen yang sekarang punya niat bersuami daripada berpetualang dari pria ke pria lainnya Ia tak
mendapat julukan 'hantu kesepian' seperti
halnya roh Morra Shally itu. '
SELESAl 135 Boysitter 1 Pendekar Naga Putih 43 Darah Perawan Suci Si Gila Dari Muara Bondet 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama