Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Bagian 17
pengakuan ini membuat An Hun Kiong makin memandang
rendah kepada kakek itu. Biarpun sudah tua sekali, akan tetapi
kalau hanya suheng dari dara remaja ini, mana mungkin
memiliki ilmu yang tinggi" Maka timbullah keberaniannya,
karena memang dia sejak tadi sudah tergila - gila kepada dara
yang cantik manis itu. "Ah, semuda ini sudah menjadi sumoi seorang tokoh besar,
sungguh mengagumkan! Aku merasa gembira sekali dapat
menjadi seorang sahabatmu, nona Gan Ai Ling! Dan sebagai
seorang sahabat aku mempersilakan padamu dan kepada
suhengmu untuk duduk bersama kami dan bercakap - cakap."
Sejak tadi Ling Ling sudah merasa muak dengan sikap
orang she An itu. Memang harus diakui bahwa An Hun Kiong
adalah seorang laki - laki yang gagah dan tampan memiliki
daya tarik besar bagi kaum wanita. Akan tetapi, sikapnya yang
mata keranjang dan sinar matanya yang kurang ajar itu
melenyapkan rasa suka, bahkan mendatangkan perasaan
muak dan marah dalam hati Ling Ling. Dia maklum bahwa
suhengnya tidak menghendaki dia memperlihatkan sikap
keras, maka suhengnya selalu mewakili dia bicara. Setelah kini
9 orang she An itu menujukan kata-katanya langsung
kepadanya, dia tidak dapat menahan kesabarannya lagi.
"Kami datang ke sini bukan untuk bersahabat dengan
siapapun juga, juga tidak ingin mencampuri urusan siapapun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga, melainkau untuk mencari dua orang yang tadinya kami
kira akan muncul di tempat ini!" Suara dara ini memang
nyaring dan mengandung kelincahan, dan biarpun dia tidak
bersikap manis, namun karena wajahnya memang cerah dan
manis, maka ucapan itu terdengar wajar dan tidak
menyinggung hati. "Apakah bukan aku orang she An yang kaucari, nona?"
tanya An Hun Kiong yang terseret oleh kelincahan dara itu dan
ingin berkelakar. Ling Ling tersenyum mengejek. Dia belum marah, hanya
merasa tidak suka kepada orang ini. "Mau apa mencari orang
seperti engkau"'' dia balas bertanya.
Andaikata orang lain yang bersikap seperti itu kepadanya,
tentu An Hun Kiong akan marah sekali karena ucapan itu
mengandung penghinaan, dan sama sekali tidak menghargainya, padahal dia adalah pemimpin orang Khitan
yang gagah perkasa! Akan tetapi karena kata-kata itu keluar
dari mulut manis seorang dara jelita yang telah membuat
hatinya tertarik sekali, An Hun Kiong tidak menjadi marah,
sebaliknya dia tertawa. "Ah, kita sudah menjadi sahabat, memang tidak usah saling
mencari lagi. Akan tetapi siapakah dua orang yang kaucari itu,
nona" Mungkin aku dapat membantumu untuk menemukan
mereka. " Kini Ling Ling bersikap sungguh-sungguh
Siapa tahu, dan besar sekali kemungkinannya orang ini
akan dapat membantunya menemuan musuh-musuh besarnya
yang tidak muncul di tempat itu, apa lagi mengingat betapa
percakapan orang-orang ini tadi menyangkut Im yang-kauw.
"Agaknya engkau memang dapat menolongku menemukan
dua orang yang kucari itu. Mereka adalah ketua Im-yangkauw dan ketua Im yang-pai. Di mana
mereka, mengapa Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mereka tidak muncul dan di mana aku dapat menemukan
mereka ?" Semua orang terkejut mendengar ini. Bahkan An Hun Kiong
10 yang tadinya bersikap main-main dan mengagumi wajah jelita
itu, kini kelihatan terkejut dan sikapnya berubah sungguhsungguh.
"Nona, mau apa engkau mencari ketua Im-yang-kauw dan
ketua Im-yang-pai" " Tiba-tiba Thai-kek Seng-jin bertanya dan
sepasang matanya memandang tajam penuh penyelidikan.
Juga semua orang yang berada di situ memperlihatkan sikap
penuh kecurigaan sehingga Lui Sian Lojin mengerutkan
alisnya, khawatir kalau sumoinya akan menimbulkan
keributan. Akan tetapi sebelum dia sempat mewakili
sumoinya, dara itu sudah lebih dulu menjawab dengan jujur
sambil menentang pandang mata kakek botak itu dengan
sikap menantang, "Mau apa " Aku hendak membunuh mereka!"
Tentu saja semua orang menjadi makin terkejut, bahkan An
Hun Kiong sendiri sampai mundur dua langkah. Tak
disangkanya bahwa nona muda yang menarik hatinya ini
ternyata adalah seorang musuh yang berbahaya dan tidak
ragu lagi hatinya bahwa tentu dua orang ini adalah mata-mata
pemerintah ! "Kiranya kalian adalah mata - mata busuk dari kerajaan!"
bentaknya marah. Kini Lui Sian Lojin maju dan mengangkat kedua tangannya.
"Harap cu-wi tidak salah sangka. Kami mencari ketua Im yang
kauw untuk urusan pribadi, sama sekali tidak ada sangkutpautnya dengan pemerintah,"
"Siapa percaya omonganmu ?" An Hun Kiong membentak,
kini karena dia merasa curiga bahwa kedua orang itu adalah
mata - mata pemerintah, dia menjadi marah sekali. "Kalau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memang urusan pribadi, mengapa engkau hendak membunuh
mereka, nona?" "Karena mereka telah membunuh ayah bundaku! Ketua Im
yang kauw telah membunuh ayah bundaku, dan ketua Imyang-pai telah menyebabkan kerusuhan di
Cin-an sehingga mengakibatkan peristiwa kematian orang tuaku itu !"
"Hemm, siapakah ayahmu, nona ?"
'Ayahku adalah mendiang pendekar gagah perkasa Gan
Beng Han !" "Ohhh......!" Terdengar seruan di sana sini karena nama ini
banyak dikenal mereka. Sebetulnya, diam - diam fihak Khitan dan Tibet merasa
girang mendengar bahwa seorang di antara saingan mereka,
yaitu Im-yang pai, dimusuhi orang. Akan tetapi karena An Hun
Kiong tetap menaruh curiga bahwa dua orang itu adalah
mata-mata kerajaan, di samping keinginannya untuk
menangkap hidup-hidup dara yang amat jelita itu untuk
dijadikan korban pemuasan nafsunya, maka orang she An ini
lalu berteriak, "Mereka ini tentu mata-mata pemerintah !" Lalu
dia menoleh kepada belasan orang Khitan yang bertubuh
11 tinggi besar, yaitu para pengawalnya "Tangkap hidup-hidup
nona ini dan bunuh kakek itu !"
Duabelas orang Khitan yang tinggi besar itu serentak
berloncatan ke depan, dan kini semua tamu sudah mengurung
tempat itu dan menonton dengan penuh perhatian. Mereka
tertarik sekali dan sambil berbisik-bisik semua tamu mengira
bahwa kakek dan gadis remaja itu adalah mata-mata
pemerintah, dan mereka membicarakannya dengan hati
tegang karena tentu dua orang itu akan celaka.
Akan tetapi Ling Ling sama sekali tidak memperlihatkan
sikap takut ataupun gugup sama sekali, bahkan dia berdiri
tegak dengan senyum mengejek, menghadapi duabelas orang
Khitan tinggi besar itu, sedangkan kakek itupun dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tenang-tenang saja berdiri di situ, bahkan memangku kedua
lengannya seolah-olah dia tidak melihat bahaya apapun juga.
Lui Sian Lojin memang sama sekali tidak ingin bermusuhan
dengan siapapun juga, apa lagi dengan orang-orang yang dia
tahu memiliki kepandaian tinggi dan memiliki kedudukan yang
kuat pula ini. Oleh karena itu, dia berbisik, bisikan lirih akan
tetapi cukup terdengar oleh semua orang. "Sumoi, jangan
bunuh orang !" Biarpun dia marah sekali, namun Ling Ling
mentaati pesan suhengnya dan ketika belasan orang itu sudah
bergerak hendak menyerang suhengnya dan menangkap dia,
Ling Ling mendahului mereka dengan teriakan nyaring dan
tubuhnya seperti lenyap, berobah menjadi bayangan yang
berkelebatan ke sana-sini. Terdengar teriakan berturut-turut
dan dalam waktu singkat sekali duabelas orang itu telah roboh
atau terlempar ke sana-sini !
Semua orang terkejut bukan main melihat betapa
dalam waktu singkat sekali,
dara itu telah merobohkan
duabelas orang jagoan Khitan, dan Tai-lek Hoat-ong,
guru dari An Hun Kiong yang
melihat keadaan tidak baik
bagi anak buahnya, cepat meloncat ke depan dan langsung dia menyerang Lui
Sian Lojin, karena dia menganggap bahwa tentu kakek ini yang merupakan orang terpandai dan yang harus dirobohkan terlebih dulu.
Raksasa Khitan yang agak bongkok ini menyerang dengan
hebatnya. Dia tidak mempergunakan senjatanya yang ampuh,
yaitu sabuk rantai emas, melainkan menyerang dengan
dorongan kedua telapak tangannya sambil mengerahkan
tenaga saktinya yang kuat bukan main.
12 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat penyerangan yang amat hebat ini Lui Sian Lojin
berseru kaget, "Siancai.....!" Dan terpaksa diapun mengulur
kedua lengannya dengan telapak tangannya dia menyambut
dan menolak serangan itu karena dia maklum bahwa untuk
mengelak sudah tidak sempat lagi.
"Desss......! " Hebat bukan main pertemuan dua tenaga
sakti itu, akan tetapi ternyata Tai lek Hoat-ong memiliki
sinkang yang lebih kuat, karena terbukti tubuh Lui Sian Lojin
terpental ke belakang sampai tiga meter sedangkan tubuh Tailek Hoat-ong hanya terhuyung saja!
Wajah Lu Sian Lojin berobah pucat. "Ha ha-ha, kiranya hanya sedemikian saja kepandaian Lui
Sian Lojin yang terkenal!" Tai-lek Hoat-ong tertawa mengejek,
"Mari. mari, majulah lagi, Lui Sian Lojin, jangan hanya berani
menghadapi anak buah kami saja"
"Hemm, kami tidak bermaksud memusuhi siapapun," kata
Lui Sian Lojin dengan sikap masih tenang, sungguhpun
mukanya menjadi pucat dan napasnya agak terengah, tanda
bahwa dia telah mengalami guncangan hebat akibat
pertemuan tenaga sakti tadi.
"Suheng, biarlah aku menghadapi tua bangka bongkok
yang sombong ini!" tiba-tiba Ling Ling berteriak dan sekali
menggerakkan kaki, dia telah melayang ke depan Tai-lek
Hoat-ong, lalu berdiri tegak dan bertolak pinggang sambil
memandang dengan sinar mata bercahaya penuh kemarahan.
"Sumoi, jangan membentak. mencari keributan !" suhengnya "Jangan khawatir, suheng, aku hanya ingin menunjukkan
bahwa kita tidak takut menghadapi mereka yang hendak
membela musuh musuhku! Heh, tua bangka sombong, kami
tadi telah memperkenalkan diri, bahkan telah menceritakan
maksud kedatangan kami. Engkau ini siapakah dan mengapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
engkau menyambut kami pengerahan anak buahmu ?"
13 dengan pengeroyokan dan Tai-lek Hoat-ong tersenyum lebar. Dia sendiri dahulu di
waktu mudanya adalah seorang mata keranjang, maka
biarpun sudah tua, dia masih suka memasang aksi di depan
wanita cantik, apa lagi karena tadi dia sudah mengukur tenaga
Lui Sian Lojin dan mendapat kenyataan bahwa dia lebih kuat
dari pada kakek pertapa dari Gunung Kwi-hoa-san itu. Apa lagi
kini menghadapi sumoi dari kakek itu, tentu saja dia
memandang rendah sekali. "Ha ha-ha, nona Gan Ai Ling yang manis. Kami sudah
mendengar akan kegagahan ayah bundamu, maka pantaslah
engkau menjadi puteri mereka, engkau masih muda sudah
memiliki kepandaian tinggi dan keberanian besar. Ketahuilah
bahwa aku adalah Tai-lek Hoat-ong. Karena kedatangan kalian
berdua amat mencurigakan, kami semua menduga keras
bahwa kalian tentulah mata-mata pemerintah, maka sudah
sepatutnya kalau kami hendak menangkap kalian Kalau
engkau suka menyerah untuk menjadi tawanan kami, tentu
kami tidak perlu lagi menggunakan kekerasan."
Ling Ling tersenyum manis sehingga An Hun Kiong tidak
tahan untuk diam saja, maka dia berbisik, "Suhu, harap
jangan lukai dia !" Ling Ling tidak meroperdulikan kata-kata An Hun Kiong itu,
melainkan kini berkata kepada Tai-lek Hoat-ong, "Ah, kiranya
engkau adalah guru dari pemimpin pemberontak itu, Tentu
engkau seorang tokoh Khitan yang terkenal. Kami tidak ada
urusan apapun dengan orang-orang Khitan, akan tetapi
jangan mengira bahwa kami takut kepadamu!"
"Ha ha, mundurlah saja, nona dan biarkan suhengmu yang
maju. Aku merasa malu untuk menghadapi seorang nona
muda seperti engkau, dan kalau aku sudah selesai mengurus
suheng mu, biar engkau nanti melayani muridku saja ha-ha!"
Semua orang yang mendengar kata "melayani" itu tertawa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena mereka maklum apa yang dimaksudkan oleh kakek
bongkok itu. Akan tetapi Ling Ling belum menangkap arti kata yang
menghina dan kotor itu, dan karena dia memang berwatak
lincah jenaka, maka diapun tersenyum ketika menjawab,
"Kakek tua, engkau sudah tua dan bongkok, mana patut
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menjadi lawan suheng " Lebih baik engkau dan kaki tanganmu
mundur saja dan keluar dari Tiongkok, dan membiarkan kami
berdua pergi, katena kalau engkau lanjutkan gangguanmu,
14 engkau akan menyesal nanti. Mundurlah!"
Tai-lek Hoat-ong tertawa bergelak. "Lucu lucu...... engkau
benar-benar nekat." "Suhu, harap suhu tangkap dia dan jangan sampai terluka,"
kembali An Hun Kiong berkata.
"Jangan khawatir, dalam sepuluh jurus aku akan menotok
dia roboh! " kata kakek bongkok itu.
"Tua bangka sombong, omong kosongmu tak ada harganya
! " kata Ling Ling yang sudah melangkahkan kakinya ke
depan. "Coba robohkan aku dalam sepuluh jurus !" Setelah
berkata demikian, dara itu sudah menerjang ke depan,
gerakannya lincah dan ringan, cepatnya seperti kilat dan yang
amat mengejutkan hati kakek bongkok itu adalah suara yang
timbul dari gerakan tangan dara itu, suara bercuitan seperti
ada senjata tajam yang digerakkan. Akan tetapi, karena
memang watak tokoh Khitan ini sombong dan terlalu
mengandalkan kepandaian sendiri, dia tetap memandang
rendah dan menyambut kedua serangan yang dilakukan
dengan tangan kiri menyambar dari atas dan tangan kanan
menusuk dari depan itu, sambil tersenyum dan dia berusaha
menggunakan kedua tangannya untuk menangkap pergelangan kedua tangan lawan.
"Ha-ha, kau boleh juga, nona.......!" Dia mengejek sambil
menyambar dengan kedua tangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wuuuut, plak plak plak-plak !"
Kakek itu terkejut setengah mati karena ketika tadi kedua
tangannya sudah berhasil mencengkeram pergelangan tangan
nona itu, dia merasa seperti mencengkeram tubuh ular yang
halus dan licin sekali, juga amat keras dan mengeluarkan
hawa dingin menusuk tulang sehingga otomatis dia
melepaskan cengkeraman kedua tangannya, kemudian tibatiba saja kedua tangan nona itu sudah
melakukan tamparan bertubi-tubi yang membuat dia gelagapan dan harus cepat
menangkis dengan kedua tangannya sambil meloncat mundur
karena tamparan tamparan itu mengandung hawa dingin yang
amat kuat dan yang dijadikan sasaran adalah bagian-bagian
tubuh yang berbahaya dan dapat menimbulkan maut.
"Dia hebat......." bisik Gu Lam Sing, tokoh Uighur yang
raksasa hitam itu kepada Thai-kek Seng-jin. Ketua Pek lian
kauw ini mengangguk dan tersenyum, lalu memandang penuh
kagum kepada Ling Ling. Kini dara itu sudah menerjang lagi dengan kecepatan yang
luar biasa, membuat Tai-lek Hoat-ong makin terdesak dan
15 terus main mundur sambil mengelak dan menangkis, sama
sekali tidak memperoleh kesempatan untuk membalas
serangan lawan karena gerakan lawannya yang luar biasa
cepatnya itu. Dia berusaha untuk mengerahkan tenaga
lweekangnya, mengerahkan sinkang dari pusar untuk
mengatasi kecepatan lawan dengan kekuatannya, namun
makin terkejutlah dia ketika mendapat kenyataan bahwa nona
itupun memiliki sinkang yang amat kuat, bahkan tidak kalah
kuat kalau dibandingkan dengan kekuatannya dan jelas malah
lebih kuat dari pada tenaga dari Lui Sian Lojin yang tadi telah
mengadu tenaga dengan dia. Benar-benar dia merasa
penasaran sekali. Apakah dia kehilangan tenaganya" Ataukah
ada suatu keanehan dimana kepandaian sumoi melebihi
tingkat kepandaian suhengnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jangankan dapat merobohkannya dalam sepuluh jurus! Kini
sudah lewat tigapuluh jurus lebih dan selama itu keadaan
kakek yang menjudi tokoh Khitan itulah yang terus-menerus
terdesak hebat. An Hun Kiong sendiri sampai memandang
bengong dan mukanya menjadi agak pucat melihat betapa
gurunya didesak sedemikian rupa oleh dara remaja yang
cantik manis itu. "Hai, tua bangka bongkok, sudah berapa juruskah kita
berkelahi" Mana janjimu yang hendak merobohkan aku dalam
sepuluh jurus" Menotokku sampai roboh" Huh. tak tahu malu
engkau, ya?" Ling Ling mengejek dan lawannya
mempergunakan kesempatan selagi lawannya bicara ini untuk
mengirim penyerangan kilat dengan tonjokan ke arah perut
lawan sambil mengerahkan tenaga sinkang sekuatnya, batu
karangpun akan remuk terkena hantaman ini, apa lagi perut
seorang dara remaja seperti perut Ling Ling. Sukar
dibayangkan akan menjadi apa perut dara itu kalau sampai
terkena tonjokan maut itu.
"Ah, seranganmu kaku dan tak ada artinya !" Ling Ling
kembali mengejek dan biarpun kelihatan pukulan itu hampir
mengenai perut, namun dalam saat terakhir dara itu mampu
mengelak dengan lincahnya, tubuhnya kelihatannya begitu
ringan seperti kapas sehingga se olah - olah terdorong ke
samping oleh hawa pukulan sehingga pukulan itu tentu saja
tidak mengenai sasaran. Pada saat mengelak itu, Ling Ling
menggerakkan kakinya dan ujung sepatunya sempat mencium
lutut lawan. Biarpun tiduk keras, akan tetapi karena yang
dicium ujung sepatu adalah sambungan lutut yang amat
lemah maka kakek itu berjingkrak dan memegangi lututnya
sambil meloncat ke belakang dan meringis, beberapa kali
berloncatan dengan sebelah kaki karena kaki yang tercium
lutufnya itu terasa nyeri kalau diturunkan.
"Hi-hik. kau yang memukul, kenapa kau sendiri yang
16 kesakitan" Apakah kau mau mempertunjukkan tarian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
monyet?" Ling Ling mengejek terus untuk memanaskan perut
lawan atau untuk membalas sikap sombong lawan yang
hendak merobohkannya dalam sepuluh jurus tadi.
Diam-diam ketua Pek lian kauw itu menjadi girang bukan
main dan dia yang kini berbisik kepada tokoh Uighur yang
menjadi nekutunya. "Hebat....... hebat dia.......!"
Bukan main marahnya hati Tai lek Hoat-ong menghadapi
ejekan dara itu, dan diam-diam diapun makin terkejut karena
kini tahulah dia bahwa dara itu memang lihai bukan main dan
sama sekali tidak boleh dipandang rendah.
"Srat....... singgg...... I" Nampak sinar keemasan dan tahu
tahu di tangan kanan kakek itu telah Nampak sebatang rantai
emas yang ujungnya dipasangi kaitan-kaitan, itulah senjatanya
yang ampuh dan. amat sukar dihadapi lawan.
"Bocah setan, bersiaplah untuk mampus !" bentak kakek itu
yang kini sudah menjadi marah dan sabuk rantainya
menyerang untuk membunuh!
"Suhu.......! " An Hun Kiong berseru karena dia masih
merasa sayang kalau nona itu dibunuh. Akan tetapi gurunya
tidak memperdulikannya lagi, bahkan kini dengan bentakan
nyaring telah menubruk ke depan, didahului oleh ujung rantai
emas itu yang menyambar ganas, kaitannya yang pertama
menyambar mata dan yang ke dua menyambar ke arah dada
Ling Ling ! "Aihhh, ganas.......! " Dara itu masih sempat berteriak
mengejek, kakinya digerakkan secara indah sekali, kaki kanan
ditekuk dan berada di sebelah kaki kiri yang ditekuk juga
sehingga kedudukan tubuhnya setengah berjongkok dengan
lutut kanan menahan lantai, kedua tangan dirangkap ke depan
dada dan siku-sikunya terbuka, lalu tangan itu diangkat ke
atas, dengan cepat sekali jari telunjuknya menyentil ke depan.
"Tinggg !" Kaitan emas itu
menyeleweng dari pada sasaran !
terkena sentilan dan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba tiba dara itu dengan gerakan indah memutar tubuhnya
ke kanan dan menggantikan kedudukan kaki kanan yang
tadinya menahun lantai dengan lutut, berbalik lutut kanan itu
diangkat dan digantikan dengan lutut kiri yang menahan
17 lantai, kedua tangan tetap bertemu di depan dada dan siku
kanannya digerakkan menerima sebuah tendangan lawan
yang disusulkan serangan rantai tadi.
"Dukk !" Dan untuk kedua kalinya kakek itu meringis dan
tubuhnya agak terputar karena yang bertemu dengan siku
adalah bagian mata kakinya yang lemah. Nyeri rasanya dan
dia meringis kesakitan ! Gerakan dara itu memang indah karena dia
memainkan jurus Sin liong-paik-kwan-im (Naga
Menghormat Dewi Kwan im) !
telah Sakti Tai-lek Hoat-ong makin marah dan penasaran, kembali dia
memutar rantainya dan menyerang dengan sapuan ke arah
kedua kaki lawan. Namun Ling Ling yang tadinya masih
setengah berjongkok itu, dengan lincahnya telah meloncat
naik ke atas sehingga kedua kakinya terbebas dari sambaran
rantai yang menyabet di bawah kakinya, kemudian dia
menurunkan kaki dan memainkan jurus Naga Sakti
Menghantam Bumi. Gerakan mi dilakukan cepat, ketika
tubuhnya turun, kaki kanan meloncat ke depan, disusul kaki
kiri, langsung dia memasang kuda-kuda bersudut, yaitu kudakuda dengan kaki depan ditekuk
bagian depan, dan kaki kiri
lurus di belakang, kedua tangannya bergerak menangkap dari
kiri ke kanan, disusul dengan pukulan tangan kiri ke arah
pusar lawan, pukulan menyerong ke bawah yang amat
ampuh, sedangkan siku lengan kanan menunjuk ke atas,
tangan kanan siap pula untuk menyusulkan serangan lain.
Indah dan kuat serta gagah sekali jurus Naga Sakti
Menghantam Bumi ini dan kembali kakek bongkok itu menjadi
gugup karena ketika rantainya tadi luput mengenai sasaran,
kini dia malah terancam bahaya oleh pukulan yang menuju ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pusarnya. Karena rantainya masih berputar, maka dia tidak
sempat menangkis atau balas menyerang, maka jalan satu
satunya untuk menyelamatkan diri baginya hanya melempar
tubuh ke belakang, lalu bergulingan ke atas tanah sambil
menyabetkan rantainya dari bawah bertubi-tubi ke arah tubuh
lawan. "Hi hiik, kau memang seperti trenggiling bongkok!" Ling
Ling mengejek dengan mudai dia meloncat-loncat, untuk
menghindarkan sambaran rantai, bahkan kadang-kadang
secara memandang rendah sekali dia menggerakkan kakinya
dan dengan ujung sepatunya dia menangkis atau menendang
ke arah ujung rantai emas yang ada kaitannya itu ! Memang
dara ini telah mewarisi ilmu kepandaian yang luar biasa dari
18 Bu Eng Lojin, kakek buyut gurunya yang telah menjadi
gurunya itu ! Kemudian terdengar suara dara itu melengking nyaring
sekali, mengejutkan semua orang dan tiba tiba saja nampak
tubuh dara itu sudah melayang ke atas dan dari atas dia
sudah meluncur dengan serangan dahsyat sekali ke arah
kepala lawannya, tangan kiri mencengkeram ke arah ubun
ubun kepala sedangkan tangan kanan menghantam ke arah
pundak kiri lawan dibarengi pula kaki yang menendang ke
bawah. Inilah jurus maut yang disebut Naga Sakti Membuat
Gempa, hebatnya bukan kepalang karena dari gerakan kedua
tangan dan kaki itu sudah lebih dulu menyambar hawa
pukulan yang dahsyat dan amat kuatnya,
"Ahhh....!" Tai-lek Hoat ong terkejut dan cepat menarik
tubuh ke belakang, mengebutkan rantai emasnya ke arah
tangan lawan yang hendak mencengkeram ubun-ubun
kepalanya. "Cappp !" Tangan dara itu bertemu dengan ujung rantai
yang berkait, akan tetapi seperti tanpa memperdulikan kaitan
yang runcing mengerikan itu, Ling Ling menangkap ujung
rantai. Girang hati Tai-lek Hoat-ong karena dia mengira bahwa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan dara itu tentu akan dapat dilukainya, maka dia menarik
keras rantainya. Akan tetapi pada saat itu, kaki Ling Ling yang
menendang sudah tepat mengenai pergelangan tangan
kanannya yang memegang gagang rantai, berbareng pula
tangan kanan Ling Ling yang tadi luput menghantam pundak,
kini sudah menampar ke arah siku tangan kanan dari lawan
itu. Seketika terasa lumpuh tangan kanan kakek itu setelah
terkena tamparan dan sentuhan ujung kaki Ling Ling dan
tanpa dapat dicegah lagi, rantainya dapat dirampas oleh dara
itu yang kini sudah turun ke atas tanah.
"Mampuslah........!" Tai-lek Hoat-ong yang menjadi marah
itu menubruk. Akan tetapi begitu kedua kakinya menginjak
tanah, Ling Ling memutar kaki kiri ke kiri, kaki kanannya
diangkat tinggi dengan gerakan melingkar sehingga telapak
kaki kanan bersentuhan dengan tangan kanan yang
menghadang datangnya telapak kaki itu, dan pada saat
kakinya melayang itu, kaki ini menendang ke arah kepala
lawan, dibarengi pula dengan gerakan tangan kiri yang
mengelebatkan rantai rampasan itu menotok ke arah leher!
Inilah yang dinamakan jurus Naga Sakti Menghancurkan
Gunung ! Memang ilmu silat dari para petapa di Kwi hoa san
itu berdasar kepada Ilmu Silat Naga Sakti (Sin liong-kun) yang
telah diolah sedemikian rupa oleh Bu Eng Lojin. Bahkan
mendiang Siangkoan Lojin sendiripun mendasarkan ilmu
silatnya pada Sin-liong-kun itu sehingga dia menclptakan Ilmu
Silat Sin-liong-jiauw kang (Cakar Naga Sakti) yang hebat itu.
19 "Wuuut. plak...... bukkkk !" Tai-lek Hoat-ong masih dapat
menyelamatkan kepalanya namun kaki dara itu masih
mengenai pundaknya dan tubuh tinggi besar agak bongkok itu
terpelanting sampai beberapa meter jauhnya!
"Omitohud, perempuan iblis ini sungguh berbahaya !"
terdengar Ba Mou Lam berseru dan tahu-tahu pendeta Lama
berjubah merah itu telah meloncat ke depan, mencegah Ling
Ling mengejar lawan yang sedang bergulingan itu dan tiba
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tiba terdengar ledakan dua kali seperti cambuk dibunyikan
ketika jubahnya yang lebar itu digerakkan dan kedua ujung
jubah itu sudah menyambar ke arah leher dan dada Ling Ling
dengan kekuatan dahsyat sekali. Kepandaian Ba Mou Lama ini
kalau dibandingkan dengan tingkat Tai-lek Hoat-ong masih
menang dua tingkat maka dapat dibayangkan betapa dahsyat
dan berbahaya serangannya itu. Ketika pendeta Lama ini
menyaksikan kekalahan sekutunya, tanpa ragu-ragu lagi dia
maju sendiri karena dia maklum bahwa dara itu amat lihai dan
di antara teman-temannya, agaknya hanya dia atau ketua
Pek-lian kauw yang dapat mengatasinya. Akan tetapi karena
yang dikalahkan oleh dara itu adalah tokoh Khitan, yaitu
sekutunya, maka tidak mungkin dia mengharapkan fihak Peklian kauw akan mau
maju,dan dia sendiri sudah
maju dan langsung menyerang dara yang amat lihai itu. Serangan tiba-tiba yang sama sekali tidak disangkanya itu membuat Ling Ling terkejut sekali
karena dara ini mengenal kekuatan dahsyat yang amat berbahaya.. Dia cepat mengelak, akan tetapi hawa pukulan itu masih
mendorong pundaknya sehingga dia terpaksa menjatuhkan
diri dan bergulingan agar tidak sampai terluka, dan ketika dia
bergulingan itu dan melihat tubuh berjubah merah itu
20 mengejar, cepat dia menggerakkan tangan dan rantai emas
rampasan tadi meluncur ke depan memapaki tubuh berjubah
merah itu bagaikan sebatang anak panah!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Omitohud......! " Ba Mou Lama berseru kaget ketika
melihat sinar emas meluncur dari bawah. Cepat dia
menggerakkan lengan kanannya menyampok.
"Tringgg!" Rantai emas itu tertangkis dan terbanting ke
atas tanah, akan tetapi ujung jubah di lengan pendeta itu
terobek pula, tanda bahwa lontaran rantai emas itu tadi
mengandung tenaga yang amat kuat. Wajah berkulit kuning
dari pendeta Tibet itu berobah agak kemerahan. Biarpun
serangannya tadi membayangkan kemenangan tipis, namun
robeknya ujung lengan baju menghapus kemenangannya dan
keadaannya dengan dara itu boleh dikata sekali kalah sekali
menang! Ling Ling sudah meloncat berdiri dan memasang kuda kuda dengan kedua kaki terpentang lebar,
kedua lutut ditekuk, kedua lengan ditekuk pula, yang satu ke atas yang lain ke
bawah, kepalanya miring menghadap lawan dan sepasang
matanya mengeluarkan sinar kilat, sikapnya demikian gagah
sehingga mengagumkan semua orang yang menonton, Lui
Sian Lojin sendiri diam-diam merasa kagum dan yakinlah
hatinya bahwa gurunya benar-benar telah menggembleng
dara itu menjadi seorang yang memiliki ilmu silat tinggi sekali.
Namun hatinya khawatir juga melihat sumoinya menghadapi
pendeta Lama yang jelas merupakan seorang lawan tangguh
yang sakti. Oleh karena itu, melihat sumoinya dan pendeta itu
sudah saling pandang dan siap untuk bertanding, dia lalu
melangkah maju. "Harap totiang suka bersabar," katanya menjura dengan
hormat. "Di antara kita tidak terdapat permusuhan apa-apa,
dan sudah kami katakan bahwa kami datang hanya khusus
untuk mencari pimpinan Im-yang-kauw, maka apakah
perlunya perkelahian ini dilanjutkan" Totiang adalah seorang
tokoh besar yang sudah berusia lanjut, tentu sudi mengalah
terhadap seorang gadis remaja seperti sumoiku ini!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan itu bernada mengalah, akan tetapi juga merupakan
peringatan bahwa nama besar seorang tokoh seperti Ba Mou
Lama akan terjatuh dan ternoda kalau sampai dia melawan
seorang dara remaja, apalagi kalau sampai kalah!. Oleh
karena itu, pandang mata Ba Mou Lama menjadi agak bingung
dan ragu-ragu. Kesempatan itu dipergunakan oleh Thai-kek
Seng-jin, ketua Pek-lian-kauw yang sejak tadi sudah
memandang kepada Ling Ling penuh kagum dan dengan mata
21 bersinar-sinar penuh kecerdikan, untuk maju pula dan berkata
dengan suara lantang, "Siancai.......! Memang tidak perlu perkelahian dilanjutkan!
Ba Mou Lama, kami percaya akan keterangan kedua orang
gagah ini. Seorang gagah perkasa yang memiliki kepandaian
seperti nona Gan ini, apa lagi mengingat akan kegagahan
mendiang ayahnya, tidak mungkin membohong ketika
mengatakan bahwa dia bukan mata-mata pemerintah. Gan lihiap, aku Thai - kek Seng-jin percaya
kepadamu! Dan Ba Mou Lama, harap suka mengalah sedikit dan biarkan aku
bicara dengan nona ini."
Ba Mou Lama mengangguk dan terpaksa mundur karena
kalau dia berkeras, bukan saja dia bisa ditertawai orang, akan
tetapi juga amat berbahaya mempertaruhkan nama besarnya
melawan dara yang amat lihai ini, hanya untuk urusan tetek
bengek! Ling Ling yang melihat lawannya mundur, lalu
tersenyum dan menoleh kepada kakek berkepala botak yang
memegang tongkat bambu itu. Tongkat itu menarik hatinya
karena baru saja dia mengagumi banyak macam bambu
bersama suhengnya, maka pertama tama yang menarik
hatinya adalah tongkat di tangan kakek itu. Tongkat itu kalau
dilihat dari jauh persis seekor ular.
'"Bukankah itu Bambu Sisik Naga?" tanyanya, ulahnya
seperti anak anak saja. Thai-kek Seng-jin tercengang, memandang kepada tongkat
di tangannya, lalu tertawa, "Ha-ha-ha, nona Gan selain ahli
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam ilmu silat, juga ternyata ahli dalam soal bambu. Benar,
lihiap, tongkatku ini terbuat dari bambu Sisik Naga. "
Setelah dugaannya tepat, maka perhatian Ling Ling
terhadap tongkat itupun hilang sudah dan dia kini menatap
wajah kakek berkepala botak yang memiliki sinar mata aneh
itu. "Thai-kek Seng-jin, aku dan suheng tidak membutuhkan
orang percaya kepada kami atau tidak, akan tetapi kami
bukanlah pengecut pengecut yang menyembunyikan maksud
kedatangan kami. Kuulangi bahwa aku datang mencari ketua
Im yang kauw yang bernama Kim sim Niocu karena iblis
betina itu telah membunuh ayah bundaku. Nah apa lagi yang
akan kaubicarakan dengan aku?"
"Siancai....., sungguh mengagumkan. Kepandaiannya
setinggi langit, hatinya sekeras batu dan semangatnya
berkobar seperti api! Karena melihat bahwa perselisihan ini
tidak ada manfaatnya bagi kedua fihak, mengingat bahwa
lihiap sudah pasti tidak berwatak serendah itu untuk menjadi
mata-mata gelap, dan mengingat pula bahwa urusan antara
lihiap dan Im yang kauwcu (ketua Im yang-kauw) adalah
urusan pribadi, maka kami ingin bicara dengan lihiap.
Ketahuilah bahwa kalau lihiap suka ikut bersama kami, kami
22 akan menunjukkan di mana adanya Im-yang-kauwcu dan kami
sanggup untuk mempertemukan lihiap dengan Im yang
kauwcu agar urusan pribadi dapat diselesaikan secara gagah
dan adil." "Bagus !" Ling Ling berseru girang dan mengerling ke arah
Tai-lek Hoat-ong dan Ba Mou Lama yang memandang dengan
sinar mata masih mengandung kemarahan. "Itu baru suara
orang gagah! Memang aku tidak ingin mencampuri urusan
orang lain, semata-mata hendak mencari musuh besarku.
Nah, Thai-kek Seng-jin, mari antar aku menemui Im-yangkauwcu !"
Lui Kakek berkepala botak itu tertawa dan mengerling kepada
Sian Lojin. "Maaf, bukan maksudku untuk tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghormat kepada Lui Sian Lojin, akan tetapi karena urusan
lihiap adalah urusan pribadi, dan karena tidak boleh
sembarangan orang luar untuk bertemu dengan Im-yangkauwcu, maka jika lihiap hendak berjumpa
dengan Im-yang kauwcu, haruslah sendirian saja, baru mungkin dapat bertemu
dengan perantaraanku."
Ling Ling menoleh kepada Lui Sian Lojin, "Suheng,
maafkan, terpaksa aku akan pergi sendiri, harap suheng
menanti saja di Kwi-hoa-san."
Kakek itu menarik napas panjang. Tadipun sudah terbukti
olehnya bahwa sumoinya ini memiliki kepandaian yang lebih
tinggi dari pada tingkatnya sendiri, maka Tentu saja sumoinya
mampu menjaga diri dan tidak membutuhkan lagi
perlindungannya. "Baiklah, sumoi, akan tetapi hati hatilah terhadap tipu
muslihat." "Tidak percuma selama ini suheng membimbingku, suheng
tahu bahwa aku tidak akan mudah ditipu orang."
Akan tetapi Lui Sian Lojin berkata kepada Thai-kek Sengjin, "Aku hanya tahu bahwa sumoiku pergi
bersama ketua Peklian kauw dan Pek-lian-kauw yang bertangungjawab kalau
sampai terjadi apa apa dengan sumoi.!" Setelah berkata
demikian Lui Sian Lojin meninggalkan tempat itu tanpa
menoleh lagi. "Thai kek Seng-jin mari kita berangkat!" Ling Ling
mendesak ketua Pek lian-kauw itu.
Thai-kek Seng-jin menoleh ke arah kelompok Khitan dan
Tibet, tersenyum sambil memandang dan berkata halus,
"Maafkan, sahabat sahabat, agaknya terpaksa pertemuan ini
diakhiri sampai di sini saja karena muncul urusan pribadi yang
menyangkut Im-yang- kauwcu" Kemudian tanpa banyak cakap
1agi ketua Pek-lian-kauw ini pergi bersama Ling Ling, diikuti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
23 oleh semua pengikutnya, juga oleh orang-orang Uighur yang
dipimpin oleh Gu Lam Sing.
Biarpun pertemuan puncak itu gagal di tengah jalan,
namun pertandingan pertandingan yang baru saja
berlangsung di luar perhitungan semula itu sudah cukup
memuaskan para tamu yang hadir, yang kesemuanya
menyatakan kagum bukan main terhadap dara yang berhasil
mengalahkan Tai-1ek Hoat-ong, seorang tokoh besar yang
terkenal sakti itu. Maka seketika terkenallah nama pendekar
wanita remaja Gan Ai Ling, puteri dari mendiang pendekar
Gan Beng Han. Perjalanan Ling Ling yang mengikuti orang-orang Pek-liankauw dilakukan dengan cepat dan
ternyata tempat yang didatangi oleh rombongan ini tidak begitu jauh seperti yang
dikawatirkannya semula. Hanya makan waktu perjalanan tiga
hari saja dan mereka telah tiba di tempat yang dituju. Tempat
itu berada di kaki Pegunungan Tai-hang-san, di lembah sungai
Huang-ho, di sebelah selatan Pegunungan Tai-hang-san yang
luas itu. Tempat ini sunyi sekali, merupakan lembah sungai
yang tertutup hutan dan tebing-tebing tinggi. Sungai Huangho dengan kedua tebingnya yang amat
tinggi mengalir di dalam hutan itu, antara dua belah yang amat terjal, dan di
lembah sungai itulah mereka menuju karena tempat itu
merupakan tempat atau sarang sementara dari sekutu
mereka, yaitu Im-yang-kauw, Pek-lian-kauw, dan bangsa
Uighur. Biarpun maklum bahwa dia memasuki sarang naga dan
harimau yang amat berbahaya, namun Ling Ling melangkah
dengan tenang memasuki hutan yang angker itu , dan hatinya
tidak merasa gentar sedikitpun juga ketika dia melihat
banyaknya orang-orang yang memakai pakaian seragam, ada
yang di bagian dada baju mereka digambari lambang Imyang, yaitu bulatan dengan tanda belahan
hitam dan putih ada pula yang pada baju di dada digambari teratai putih,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanda bahwa mereka adalah anggauta-anggauta Pek-liankauw. Dia maklum bahwa di situ terdapat
ratusan orang anak buah Im-yang pai dan Pek-lian-kauw, belum dihitung puluhan
orang Uighur yang juga berkumpul di dalam hutan yang luas
itu. Dari samping, Thai-kek Seng-jin memandang kagum Bukan
main, pikirnya, dara ini benar benar gagah perkasa dan kita
amat membutuhkan seorang pendekar seperti ini ! Maka ketua
Pek-lian-kauw ini melanjutkan siasatnya yang amat lihai, yaitu
untuk memikat hati Ling Ling agar mau bekerja sama dengan
Pek-lian-kauw. "Thai-kek Seng-jin, mana dia ketua Im yang kauw" Aku
24 ingin segera bertemu dengan dia" kata Ling Ling yang sudah
tidak sabar lagi "Ah, mengapa lihiap tergesa-gesa" Im-yang kauwcu tidak
mudah dihubungi, apa lagi hanya secara mendadak. Aku harus
memberi tahu lebih dulu dan kiranya besok pagi baru akan
mau datang menemuimu. Sementara itu harap lihiap suka
menjadi tamu kehormatan dari Pek-lian kauw ! "
"Totiang, engkau tabu bahwa aku tidak suka orang main
main denganku. Harap saja engkau tidak mengurangi
kepercayaanku padamu. "
"Aih, mengapa lihiap begitu curiga" Kami merasa kagum
sekali kepada kegagahan lihiap dan kami girang bahwa lihiap
telah berhasil memukul dan memberi malu kepada orangorang asing Khitan yang sombong itu, juga
orang asing Tibet ! Kami berterima kasih kepada lihiap karena mereka itu adalah
saingan saingan dan musuh-musuh kami, maka bagaimana
mungkin kami hendak mempermainkan lihiap" Percayalah,
aku, Thai-kek Seng-jin adalah ketua Pek-lian-kauw di sini, dan
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
aku berjanji akan mempertemukan lihiap dengan Im-yangkauwcu agar dapat dilakukan perhitungan
yang gagah dan jujur. Kami adalah orang-orang gagah, kami adalah patriotpatriot bangsa. Silakan, lihiap, silakan
lihiap istirahat di dalam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sementara aku sendiri akan pergi menghubungi Im-yangkauwcu!" kata Thai kek Seng-jin dengan
ramah setelah mereka memasuki sebuah bangunan besar di tengah hutan
itu. Beberapa orang pelayan wanita menyambut Ling Ling
dengan hormat, dan terpaksa Ling Ling mengangguk dan
membiarkan kakek itu pergi untuk menyampaikan berita
kunjungannya kepada musuh besarnya. Yang menjadi
musuhnya hanyalah ketua Im-yang kauw, yaitu yang
membunuh ayah bundanya. Dia tidak akan mengusik yang lain
kecuali kalau ketua lm yang-pai juga hendak mencampuri
urusan ini. Dan dia sudah mendengar dahulu dari Pek I
Nikouw dan Thian Ki Hwesio betapa lihainya ketua Im-yangkau itu sehingga ayah dan ibunya
sampai tewas di tangannya.
Melihat penyambutan yang ramah dan hormat, Ling Ling tidak
merasa sungkan lagi. Setelah membersihkan tubuhnya dengan
air yang disediakan oleh para pelayan, dia lalu makan
hidangan yang disajikan dengan hati hati agar jangan sampai
makan hidangan yang dicampuri racun, kemudian dia
beristirahat sambil menunggu di dalam sebuah kamar yang
disediakan untuknya. Dia menyuruh semua pelayan keluar dan
duduk bersamadhi di dalam kamar itu, mengumpulkan
kekuatan untuk menghadapi musuh besarnya.
Kamar itu cukup besar dan terhias lukisan lukisan dan
slogan - slogan yang mengandung semangat anti pemerintah.
Ling Ling yang tadinya duduk bersamadhi kini masih duduk,
25 akan tetapi pandang matanya meneliti keadaan di kamar itu
kalau-kalau ada dipasang jebakan. Sudah banyak dia
menerima peringatan dari suhengnya tentang keadaan di
dunia kang-ouw tentang tipu muslihat licik para tokoh
golongan sesat. Akan tetapi, melihat sikap ketua Pek lian
kauw, juga sikap para pelayan wanita itu, dan keadaan dalam
kamar ini, slogan - slogan itu, dia tidak melihat tanda - tanda
yang menunjukkan bahwa orang-orang di situ adalah
termasuk golongan sesat atau penjahat-penjahat. Bahkan
slogan - slogan itu penuh semangat menentang penindasTiraikasih Website http://kangzusi.com/
penindas rakyat, menentang pembesar-pembesar yang korup
dan menentang kekuasaan kaisar yang dianggap menyengsarakan rakyat ! Ketukan pada pintu kamar membuat Ling Ling meloncat
turun dari atas pembaringan dan berdiri tegak di tengahtengah kamar, seluruh syaraf syarafnya
tegang dan siap menghadapi apapun. "Siapa di luar" " dia bertanya tenang pandang matanya
seperti hendak menembus daun pintu.
"Gan lihiap, aku di sini, " jawab orang di luar pintu. Suara
Thai-Kek Seng-jin! Ling Ling cepat membuka pintu dan keluar dari dalam
kamar itu. Ketua Pek-lian-kauw itu mengajaknya untuk duduk
di dalam ruangan dalam dan setelah memberi isyarat kepada
para pelayan dan pengawal untuk pergi mcninggalkan
ruangan, kakek itu berkata kepada Ling Ling yang duduk di
depannya, "Lihiap, aku telah bertemu dengan Im - yang kauwcu dan biarpun dengan perasaan amat
menyesal, namun dia telah menentukan pertemuan antara dia dan lihiap di
dalam lian-bu-thia (ruangan silat) pada besok pagi. Harap
lihiap suka siap" Ling Ling menyesal?" mengerutkan alisnya. "Hemm, mengapa 26 Kakek itu menarik napas panjang. "Dia mengatakan merasa
menyesal sekali bahwa lihiap mendesaknya, karena
sesungguhnya dia tidak ingin bermusuhan denganmu."
"Ahh, boleh jadi dia tidak ingin memusuhiku, akan tetapi
aku tetap akan memusuhinya ! Mengapa harus menanti
sampai besok" Biar aku mendatanginya sekarang juga. Di
mana dia !" Kakek berkepala botak itu mengangkat kedua tangan ke
atas, akan tetapi mukanya masih ramah. "Aihh, harap lihiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suka bersabar. Hendaknya ingat bahwa aku yang menjadi
perantara pertemuan antara lihiap dan im-yang kauwcu, maka
sudah selayaknya kalau kita mentaati peraturan sehingga tidak
membuat aku sebagai ketua Pek-lian-kauw kehilangan nama.
Mengapa tergesa-gesa kalau Im-yang kauwcu telah
menentukan tempat dan waktunya. Sebagai ketua agama
tentu saja dia menghendaki agar segala sesuatu dilakukan
secara resmi Yaaah, memang Im-yang-kauwcu seorang yang
mentaati peraturan, seorang ketua yang amat baik, sayang
sekali terpaksa bermusuhan denganmu Gan-lihiap." Kakek itu
menarik napas panjang dan kelihatan seperti orang yang
meyesal sekali. Ling Ling tidak mau memperpanjang percakapan tentang
urusannya dengan musuh besarnya itu, yang agaknya amat
disegani dan dikagumi oleh ketua Pek-lian-kauw ini. Dia tidak
menjawab, melainkan melihat keadaan ruangan di mana dia
duduk berhadapan dengan kakek itu. Juga ruangan ini, seperti
kamar di mana dia beristirahat tadi, rapi dan terhias tulisan
tulisan bersemangat dan lukisan lukisan indah. Ingin dia
mengetahui lebih banyak tentang perkumpulan yang dipimpin
oleh kakek ini. Semenjak kecil dia berada di tempat
tersembunyi di Kwi-hoa-san, maka dia tidak mengenal Pek lian
kauw, biarpun suhengnya pernah mengatakan bahwa Pek-lian
kauw semenjak dulu adalah perkumpulan orang-orang yang
suka memberontak terhadap pemerintah.
"Totiang, apakah sebenarnya perkumpulan lian kauw yang
kaupimpin ini" Agama apakah Pek lian kauw (Agama Teratai
Putih) itu ?" Mendengar pertanyaan ini, kakek itu memandang dengan
tajam, lalu menarik napas dan berkata, "Nama sebutan agama
itu hanya sebagai penutup maksud sebenarnya dari
perkumpulan kami, lihiap. Perkumpulan kami mempelajari inti
Agama Buddha dan Agama To, akan tetapi bukan
keagamaanlah yang terpenting bagi kami, melainkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perjuangan membela rakyat. Kami adalah orang-orang yang
27 membela rakyat yang tertindas, menentang kelaliman dan
pemerintah yang lalim dan sewenang-wenang. Kami adalah
orang-orang gagah yang tidak sudi melihat rakyat tertekan
dan selama belum terdapat pemerintahan yang benar-benar
bijaksana dan melindungi rakyat, perkumpulan kami akan
selalu ada dan bergerak."
Ling Ling memandang kakek itu dan diam diam merasa
kagum juga melihat kakek ini bicara penuh semangat dan
mengepal tinju, sepasang mata kakek itu bersinar-sinar!
"Akan tetapi, kenapa perkumpulanmu memakai nama Peklian-kauw" Apa yang dimaksudkan
dengan Teratai Putih " "
Kakek ini tersenyum, kelihatan bangga menerima
pertanyaan itu dan memperoleh kesempatan untuk
menerangkannya. "Lihiap tentu tahu bahwa bunga teratai
merupakan bunga yang dianggap keramat dalam Agama
Budda bahkan Kwan im Pouwsat digambarkan duduk di atas
teratai putih. Teratai adalah lambang kesucian, karena biarpun
bunga itu hidup di atas air berlumpur yang kotor, namun
bunganya tetap putih bersih ! Bunga itu kami pakai sebagai
nama perkumpulan kami untuk menggambarkan bahwa
biarpun keadaan dunia ini sudah kotor dengan banyaknya
orang - orang yang berhati busuk, apa lagi kaum pembesar
yang kotor dan menindas rakyat, namun kami bersih seperti
bunga teratai putih !"
"Memang demikian keadaan kita pada umumnya. Kita suka
sekali untuk menggambarkan diri sendiri sebagai yang terbaik,
yang terbersih, yang paling suci ! Kita tidak pernah
memandang diri sendiri seperti apa adanya diri kita ini, berikut
kemarahan kita, kedengkian kita, kebencian kita. ambisiambisi kita, keinginan keinginan kita yang
tak kunjung habis, pamrih-pamrih kita, rasa iri dan takut, akan tetapi kita hanya
membayangkan suatu gambaran yang muluk tentang diri kita.
Kita ingin menonjolkan kebaikan kita, kita ingin dikebut orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik! Sungguh merupakan suatu kebutaan yang menyedihkan.
Tindakan yang kita lakukan dengan pamrih agar kita disebut
baik, bukanlah tindakan baik lagi namanya, melainkan suatu
kepalsuan, suatu tindakan yang merupakan sarana untuk
mencapai "gelar" kebaikan. Apa lagi kebaikan yang ditonjoltonjolkan, perbuatan yang
ditonjol-tonjolkan sebagai
perbuatan baik agar kita dicap sebagai manusia baik, jelas
merupakan tindakan yang kotor dan munafik, dan di balik
semua kepalsuan itu tersembunyi keinginan untuk
memperoleh kesenangan! Dalam hal ini yang dianggap
kesenangan adalah "menjadi orang baik" itulah ! Maka
berebutlah kita untuk "menjadi orang baik" karena hal itu
mendatangkan perasaan senang dan bangga !"
Kenyataan ini mungkin sekali akan menimbulkan
28 pertanyaan bagi sebagian orang, yaitu. Setelah melihat
kenyataan menyedihkan dalam kehidupan manusia di dunia ini
yang penuh dengan kebencian, permusuhan dan kesengsaraan, lalu apakah yang harus kita lakukan kalau kita
tidak boleh melakukan kebaikan dengan disadari bahwa yang
kita lakukan itu adulah kebaikan "
Kita sudah melihat jelas kepalsuan akan tindakan yang
disadari sebagai tindakan baik, karena di situ terkandung
unsur kesengajaan untuk berbuat baik dan menjadi orang
baik. Segala macam tindakan dalam bentuk apapun juga,
tindakan yang dinilai baik atau tidak baik, adalah tindakan
yang mengandung kepalsuan apabila tindakan itu keluar dari
pikiran yang menilai, memilih dan yang selalu menujukan
semua hal demi keuntungan diri sendiri, keuntungan lahir
maupun keuntungan batin. Pikiran merupakan dasar dari
semua perbuatan palsu, yang bersumber kepada kepentingan
diri pribadi. Tindakan seperti itu jelas akan menimbulkan
konflik, baik konflik dalam batin sendiri maupun konflik keluar,
antara manusia, kemudian antara kelompok, antara suku,
antara bangsa. Karena anggapan baik yang berdasarkan
penilaian sendiri itu sudah pasti bukan kebaikan lagi,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melainkan "menguntungkan diri sendiri" dan kebaikan macam
itu sudah pasti akan bertemu dengan kebalikannya, yaitu
penilaian orang lain, Yang kita anggap baik itu belum tentu
dianggap baik oleh orang lain, mungkin saja dianggap jahat
dan buruk! Demikian pula, yang dianggap baik oleh orang lain
belum tentu kita terima sebagai suatu kebaikan. Ini sudah
jelas dan merupakan kenyataan yang dapat kita lihat sehari
hari dalam kehidupan kita!
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk merobah keadaan
kehidupan yang kacau dan penuh pertentangan di dalam
dunia ini" APAPUN yang kita lakukan dengan pamrih, tidak
akan dapat merobah keadaan, bahkan malah menambah
kekacauan karena tindakan kita itupun berpamrih dan
mengakibatkan kekalutan dan pertentangan pula. Inilah yang
menyebabkan timbulnya pemberontakan- pemberontakan,
revolusi revolusi yang tak kunjung padam selama dunia
berkembang. Keadaan seperti apa adanya tidak mungkin
dapat berobah selama diri sendiri belum berobah ! Keadaan
seperti apa adanya tidak mungkin DI - robah, akan tetapi
keadaan itu akan mempunyai arti yang lain sama sekali
apabila diri sendiri sudah berubah! Jadi pertanyaan: Apa yang
29 harus kita lakukan itu hanya dapat dijawab dengan : Kita tidak
harus melakukan apa-apa! Kita tidak dapat merobah keadaan apa adanya, juga
perobahan dalam diri sendiri tidak dapat kita robah!
Perobahan batin tidak dapat DIROBAH melainkan akan
berobah sewajarnya apa bila kita sadar, mengerti dan
waspada!. Bukan kita, atau sesuatu di atas batin, yang
waspada terhadap batin, melainkan batin itu sendiri waspada
terhadap gerak-geriknya sendiri, terhadap tindakantindakannya sendiri lahir batin, terhadap kesibukannya sendiri
setiap saat, memandang, mengamati, waspada, penuh
perhatian, tanpa ingin apa-apa, tanpa ingin merobah, tanpa
ingin menjadi baik, tanpa menyalahkan atau membenarkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling adalah seorang dara yang jujur dan belum dapat
membedakan kepalsuan, maka mendengar keterangan ketua
Pek lian kai itu dia memandang kagum dan hatinya mulai
tertarik. Kiranya Pek-lian-kauw adalah perkumpulan orang
orang gagah, pikirnya. Hatinya mulai terasa tidak enak karena
dia memusuhi ketua Im-yang kauw yang agaknya menjadi
sahabat dari Pek-lian-kauw.
"Bagaimana dengan Im-yang-kauw?" tanyanya, hatinya
mulai terasa kecut dan dia berharap akan mendengar bahwa
Im-yang kauw tidaklah sebaik Pek-lian-kauw. Akan tetapi
harapannya itu kosong karena dia mendengar keterangan
yang jelas tentang Im-yang-kauw dari kakek itu.
"Im-yang-kauw adalah sekutu kami, karena Im-yang-kauw
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
juga memperjuangkan kepentingan rakyat dan menentang
pemerintah yang menindas rakyat jelata. Im-yang-kauw
adalah perkumpulan orang-orang gagah yang bersedia
mengorbankan nyawa demi membela kepentingan rakyat
jelata!" Ucapan dari kakek ini terdengar gagah dan agung
sekali, dan seorang dara seperti Ling Ling tentu saja tidak
dapat melihat lebih mendalam. Si aku dari kita masing masing
adalah pikiran yang amat licik dan pandai. Setelah melihat
bahwa si aku ini hanya dangkal, maka si aku lalu melekat
kepada yang dianggap lebih besar, seperti rakyat, bangsa,
negara, agama, dan sebagainya lagi. Dalih yang didengungkan
tidak lagi "demi aku" melainkan "demi rakyat", "demi agama",
"demi negara", dan selanjutnya. Jelas bahwa "demi apapun
juga" masih bersumber kepada aku, rakyatKu, bangsa Ku, dan
selanjutnya dan tak dapat disangkal pula bahwa sikap ini akan
menciptakan kebalikan atau lawannya sehingga akan lahirlah
permusuhan dan pertentangan, yaitu antara "agamaku" dan
"agamamu", antara bangsaku dan bangsamu, dan
30 selanjutnya. "Akan tetapi mengapa Im-yang kauw menimbulkan
kekacauan di Kuil Ban hok-tong di Cin-an sehingga kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyeret ayah ibuku sehingga kemudian ayah ibuku
bermusuhan dengan Im-yang-kauw dan terbunuh oleh
ketuanya ?" Ling Ling bertanya, penasaran.
Kakek itu menggeleng - geleng kepalanya! "Aku tidak
berhak bicara tentang hal itu. lihiap, karena sebaiknya engkau
mengetahuinya dari Im yang kauw sendiri. Akan tetapi yang
jelas, Im yang kauw tidak memusuhi orang orang gagah."
"Dan mendiang ayah bundaku " Apakah mereka bukan
orang gagah?" "Bukan begitu maksudku,
nama besar Gan-taihiap yang
yang juga seorang pendekar
kauw sama sekali tidak pernah
termasuk orang tuamu."
lihiap. Siapa tidak mengenal
menjadi ayahmu, dan ibumu
wanita" Maksudku, Im-yangmemusuhi orang-orang gagah,
"Akan tetapi ayah bundaku tewas di tangan ketua lm-yangkauw!"
"Kesalahfahaman bisa saja terjadi di manapun juga, akan
tetapi mengenai urusan orang tuamu dengan fihak Im-yangkauwcu, biarlah engkau bicarakan
sendiri dengan dia kalau besok engkau berjumpa dengannya. "
Malam itu Ling Ling tidak dapat tidur. Semua yang
dibicarakannya dengan Thai-kek Seng-jin teidengar kembali di
telinganya. Kalau Im-yang kauw tidak memusuhi ayah
bundanya, mengapa ketua Im-yang-kauw membunuh ayah
bundanya " Dan mengapa pula Im-yang-kauw diserbu oleh
pasukan pemerintah dan dihancurkan kalau memang Im-yangkauw bukan perkumpulan
pemberontak yang jahat" Apa
artinya semua keterangan ketua Pek-lian kauw itu" Mulailah
dia ragu-ragu dan bingung, akan tetapi kemudian dia
mengambil keputusin bahwa apapun yang terjadi,
kenyataannya adalah bahwa ayah bundanya terbunuh. Kalau
ketua Im-yang-kauw mengakui hal ini. dia tidak akan
memperdulikan urusan lain kecuali membalas dendam atas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kematian ayah bundanya dan membunuh orang yang
menewaskan orang tuanya itu. Setelah mengambil keputusan
ini dalam hatinya, dia dapat tidur pulas.
Ketegangan meliputi hati Ling Ling ketika pada keesokan
31 harinya, pagi-pagi dia sudah berjalan bersama Thai-kek Sengjin menuju ke ruangan lian-bu-thia dari
bangunan yang luas itu. Wajah dan tubuh Ling Ling segar karena dia pagi-pagi
sekali sudah bangun dan mandi, dan wajahnya segar
kemerahan dan berseri. Biarpun hatinya merasa tegang,
namun dia sama.sekali tidak kelihatan tegang atau khawatir.
Bahkan dia mengambil sikap tidak perduli ketika melihat
betapa kini dia memasuki lorong yang terjaga oleh orang
orang Im-yang-kauw atau Im-yang-pai yang berbaris rapi
Ketika mereka tiba di lian bun-thia, sebuah ruangun tembok
yang luas dan biasa dipergunakan sebagai tempat berlatih
silat dari para anggauta Pek-lian kauw, di situ nampak duduk
para pimpinan Pek-lian kauw dan juga nampak para pengawal
dengan pakaian gagah dan lencana Im-yang-kauw dan Peklian-kauw menjaga sekitar ruangan. Dan
di tengah ruangan itu yang sudah dikosongkan, kelihatan berdiri seorang wanita
cantik ! Jantung Ling Ling berdebar penuh ketegangan.
Sedikitpun dia tidak merasa gentar, akun tetapi
membayangkan bahwa dia akan berhadapan dengan
pembunuh ayah bundanya, sungguh membuat jantungnya
berdebar te (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
gang. Dan dia dahulu mendengar bahwa
pembunuh ayah bundanya adalah seorang wanita cantik yang
amat lihai, yaitu wanita yang bernama Kim-sim Niocu, ketua
dari Im yang kauw! Maka, melihat seorang wanita cantik yang
berdiri tegak di tengah ruangan itu seperti ditarik besi
sembrani, kedua knki Ling Ling melangkah cepat menghampiri
wanita itu. Dua orang wanita itu berdiri saling berhadapan, saling
memandang, sama cantiknya akan tetapi kecantikan mereka
itu sungguh berbeda, bahkan berlawanan. Ling Ling adalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang dara remaja yang cantik manis, kejelitaan yang wajar
seperti setangkai bunga yang segar dan baru mulai merekah.
Sebaliknya, wanita itu amat cantik, kecantikan yang megah
dan meriah membayangkan kematangan seorang wanita
penuh pengalaman. Ling Ling tak berkejap memandang penuh perhatian. Sukar
menaksir usia wanita itu, karena melihat bentuk tubuhnya
yang masih ramping padat, wajahnya yang ayu, dia seperti
serang wanita yang tidak akan lebih dari tigapuluh tahun
usianya. Pakaiannya dari sutera serba putih bersih dan
mengkilap, sehingga sabuknya yang berwarna hitam
melingkari pinggangnya itu nampak jelas sekali. Melihat
kecantikan wanita ini, dan juga pakaiannya yang serba putih,
Ling Ling teiingat akan penuturan yang pernah didengarnya
dahulu dan dia menduga-duga bahwa tentu inilah wanita yang
menjadi ketua Im-yang-kauw itu. Apa lagi melihat betapa
semua anggauta Im - yang - kauw di tempat itu kelihatan
diam tak berani berani bergerak, kelihatan sangat
menghormati wanita ini. "Ahhhh, tak salah lagi, mata dan mulutmu mengingatkan
aku kepada ayahmu, Gan Beng Han taihiap, anak manis!" Tiba
- tiba wanita cantik itu berkata, suaranya halus merdu dan
ketika dia bicara sambil tersenyum, bibirnya terbuka
memperlihatkan deretan gigi yang putih dan rapi.
"Dan engkau siapa?" tanya Ling Ling, suara dingin dan
kaku karena dia makin jakin bahwa inilah musuh besarnya.
"Apakah engkau ketua Im - yang - kauw ?"
Wanita cantik itu mengangguk! "Namaku Bu Siauw Kim,
dan memang akulah ketua Im yang - kauw. Engkau Gan Ai
Ling?" Ling Ling mengerutkan alisnya dan mengangguk, dalam
hati dia menduga bahwa tentu wanita ini sudah bersiap sedia
karena sudah tahu akan kedatangannya, maka dia harus
waspada jangan sampai terjebak oleh tipu muslihat musuh.
1 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ai Ling, ada keperluan apakah engkau mencariku, anak
manis ?" Makin panas rasa hati Ling Ling melihat sikap manis ini dan
mendengar ucapan yang ramah itu, karena dia menganggap
sikap itu palsu! "Iblis betina, tidak perlu kau bersikap manis kepadaku !
Engkau tahu bahwa aku adalah puteri Gan Beng Han dan Kui
Eng dan aku tahu bahwa ayah ibuku itu telah tewas di
tanganmu! Maka perlukah engkau bertanya lagi mengapa aku
mencarimu" Aku datang untuk membunuhmu ! Bersiaplah
engkau !" Setelah berkata demikian, Ling Ling sudah
memasang kuda-kuda dengan gagahnya.
Akan tetapi wanita cantik itu. Bu Siauw Kim atau Kim-sim
Niocu atau Im-yang-kauwcu menarik napas panjang dan
kelihatannya berduka. "Orang tuamu dan Im-yang-kauw
menjadi korban fitnah....... ! Kematian ayah bundamu adalah
akibat cemburu....... ! Ah, betapapun juga, tidak kusangkal
bahwa memang mereka tewas di tanganku, dalam suatu
perkelahian yang adil dan jujur, satu lawan satu."
"Aku tahu dan tak perlu kautekankan hal itu! Maka akupun
datang sendiri untuk menantangmu mengadakan perhitungan
dan bertanding satu lawan satu, sampai seorang di antara kita
menggeletak tak bernyawa! Dan kalau engkau tidak berani
dan hendak melakukan pengeroyokan, akupun tidak akan
mundur dan tidak takut ! "
Im-yang-kauwcu itu tidak marah melihat sikap penuh
tantangan dari dara itu, bahkan dia memandang kagum, lalu
berkata, "Bukan main! Masih begini muda sudah memiliki
ketabahan besar, sungguh hebat dan tidak mengecewakan
menjadi puteri Gan taihiap.......!"
"Im-yang-kauwcu, engkau takkan dapat melarikan diri di
balik kata-kata manis! Hutang nyawa harus membayar
nyawa!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak yang baik, sampai sekarang aku masih merasa
menyesal oleh terjadinya peristiwa itu, dan aku tidak akan lari.
Aku bersedia membayarnya dengan nyawa, tentu saja kalau
engkau dapat mengalahkan aku. Akan tetapi sedangkan ayah
bundamu sendiri tidak mampu mengalahkan aku, bagaimana
engkau akan melawanku" Lebih baik engkau melihat
kenyataan dan marilah kita hidup bersama, engkau kujadikan
anakku, Ai Ling. engkau akan kusayang, sebagai pengganti
ayahmu ........" "Tutup mulut, iblis betina! Bersiaplah engkau!" Ling Ling
membentak marah dan dia sudah menyerang dengan
hebatnya. Sikap wanita itu demikian baik, demikian ramah dan
2 kata-katanya mengandung kasih sayang, maka Ling Ling mulai
tergerak hatinya, dan hal ini membuat dia makin marah, kini
sebagian marah kepada diri sendiri mengapa ada rasa suka di
hatinya terhadap wanita yang menjadi musuh besarnya ini.
Maka dia tidak mau mendengar lebih lanjut dan mulai
menyerang. Melihat serangan yang amat ganas dan hebat ini, barulah
Kim-sim Niocu atau Im-yang-kauwcu terkejut bukan main. Dia
sudah mendengar dari Thai-kek Seng-jin bahwa gadis puteri
bekas kekasihnya ini memiliki kepandaian hebat, bahkan telah
mengalahkan seorang tokoh seperti Tai-lek Hoat-ong dan
berani melawan Ba Mou Lama, akan tetapi dia masih belum
percaya kalau tidak menandinginya sendiri. Maka diaturlah
pertemuan itu, pertemuan yang memang telah direncanakan
terlebih dahulu oleh ketua Pek-lian-kauw yang cerdik itu.
Maka, ketika ketua Im-yang-kauw itu mulai bergerak
mengelak dan balas menyerang, tidak ada seorangpun di
antara para anggauta Im-yang-kauw atau Pek-lian kauw yang
bergerak mengeroyok, dan hal ini saja sudah menambah
kagum hati Ling Ling yang tadinya mengira bahwa dia tentu
akan dikeroyok. Kiranya wanita yang menjadi musuh besarnya
ini selain cantik sekali dan bersikap baik dan ramah, juga
bensr benar gagah perkasa dan tidak mau menggunakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengeroyokan terhadap membunuhnya. musuh yang datang hendak Karena dalam gebrakan-gebrakan pertama. Ling Ling sudah
melihat kenyataan yang mengejutkan hatinya bahwa wanita
ini benar-benar luar biasa lihainya, bahkan lebih lihai dari pada
Tai-lek Hoat-ong karena gerakan wanita ini halus dan di dalam
kelembutannya menyembunyikan kedahsyatan yang berbahaya, maka dia tidak berani memandang rendah dan
begitu bertanding dia sudah mengeluarkan ilmu silat aselinya,
yaitu Kwi-hoa Sin-liong dan sambil mengerahkan tenaga
sinkang yang dia kuasai di bawah bimbingan Bu Eng Lojin.
Maka setiap gerakan dara ini mengandung hal pukulan yang
3 hebat, bukan hanya terasa oleh lawannya bahkan
mengeluarkan suara bersuitan nyaring !
"Bukan main....... !", berulang - ulang ketua Im-yang-kauw
itu memuji, dan dia terpaksa harus mengerahkan seluruh
tenaga dan kepandaiannya untuk menghadapi serangan
serangan maut itu. Akan tetapi, betapapun lihainya Im yang kauwcu,
betapapun halus dan ringan gerakannya dan kuat sinkangnya,
menghadapi desakan murid Bu Eng Lojin ini, setelah lewat
tigapuluh jurus dia merasa tidak kuat juga ! Gerakan dara itu
sedemikian cepat dan dahsyatnya sehingga pada jurus - jurus
terakhir Im-yang-kauwcu tidak lagi dapat membalas serangan,
melainkan hanya dapat menangkis dan mengelak sambil
mundur saja ! "Iblis betina, engkau harus menghadap ayah dan ibu di
alam baka! Haiiitttt!" Dara itu mengeluarkan suara melengking
nyaring dan dia sudah menerjang cepat dengan jurus amat
ampuh, yaitu tubuhnya berputar seperti gasing dan tiba-tiba
dari putaran tubuhnya itu mencuat serangan kaki atau jari
tangannya untuk menotok jalan darah di tubuh lawan secara
tiba-tiba dan tidak terduga-duga. Inilah jurus maut yang amat
hebat, bahkan Lui Sian Lojin sendiri belum pernah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempelajarinya karena merupakan satu di antara jurus- jurus
rahasia yang diajarkan oleh Bu Eng Lojin kepada muridnya
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tercinta ini. Jurus ini disebut Naga Mengamuk Dari Balik Awan,
Putaran tubuh seperti gasing itu membentuk bayangan, seolah-olah menjadi awannya dan dari
dalam "awan" itu secara
tak disangka-sangka keluar serangan - serangan kaki dan
tangan, seperti naga sakti mengamuk dari balik awan yang
menyembunyikan dirinya Maka tentu saja semua serangan itu
datangnya berbahaya karena tidak dapat disangka terlebih
dulu. "Aihhh.....!" Im yang kauwcu menjerit lirih ketika melihat
serangan ini, karena sama sekali dia tidak tahu dari mana
lawannya akan menyerangnya dan tahu-tahu dara itu sudah
menyerang secara bertubi-tubi dengan tendangan dan
totokan, dan kemanapun dia mengelak, lawan atau bayangan
yang berputaran itu terus mengejarnya. Betapapun lincah
gerakannya akhirnya pangkal paha Kim-sim Niocu terkena
tendangan kaki Ling Ling.
"Auhhh...! " Wanita itu menggulingkan tubuhnya dan
meloncat lagi dengan muka berobah merah. Biarpun
tendangan itu merobek celananya dan memperlihatkan kulit
pahanya yang putih mulus, namun dia tidak sampai terluka
parah karena tadi masih keburu menjatuhkan diri sehingga
tendangan itu hanya menyerempet saja. Betapapun juga tentu
saja hal ini membuktikan bahwa lawannya benar-benar amat
4 lihai, maka diapun lalu melolos sabuk hitamnya. Sabuk ini
teibuat dari pada sutera hitam, akan tetapi dijadikan pengikat
pinggang ramping itu hanya untuk menyimpan saja, karena
sabuk ini sebenarnya adalah senjatanya yang ampuh sekali !
"Ai Ling, engkau memang hebat dan aku tidak akan
penasaran kalau sampai roboh olehmu! Akan tetapi aku belum
menyerah Nah, kaukeluarkanlah senjatamu untuk melawan
sabukku ini!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling berdiri tegak, bertolak pinggang, tersenyum
mengejek, hatinya senang dan besar karena dia merasa
bahwa dia akan dapat mengatasi musuh besarnya ini, dan
memang dia tidak biasa menggunakan senjata. "Iblis betina
pembunuh ayah ibuku, kaulihatlah baik-baik. Aku tidak pernah
menggunakan senjata dan aku tidak mempunyai senjata lain
kecuali, kaki tanganku. Nah, majulah !"
Diam-diam Im-yang-kauwcu terkejut bukan main. Di dalam
dunia persilatan, sudah bia"a orang mengandalkan bantuan
senjata-senjata, dan karena merasa bahwa dirinya kurang
kuat maka orang membawa senjata dan mempelajari
bermacam senjata untuk melindungi diri, untuk menyerang
dan bertahan. Bahkan seorang yang tingkatnya sudah tinggi
dalam ilmu silat sekalipun. masih mengandalkan bantuan
senjata, sungguhpun senjata itu tidak lagi menyolok, seperti
tongkat, sabuk dan sebagainya. Makin tinggi tingkat seorang
ahli silat, makin ringan dan sederhanalah senjata yang
dibawanya. Akan tetapi dara remaja ini tidak membawa
senjata dan hanya mengandalkan kaki tangan! Hal ini
menunjukkan bahwa dara ini sudah mewarisi ilmu yang amat
tinggi sehingga dia tidak lagi membutuhkan bantuan senjata.
Diam-diam dia kagum sekali, dan ikut merasa bangga bahwa
puteri bekas kekasihnya, anak yang dia saksikan kelahirannya,
kini telah menjadi seorang dara yang demikian saktinya! Dia
teringat ketika untuk pertama kalinya dia bertemu dengan Gan
Beng Han melihat pendekar itu berlatih silat di dalam taman
rumahnya. Teringat dia betapa dia melihat isteri pendekar itu
sedang melahirkan, melahirkan anak yang kini menjadi dara
ini ! Teringat betapa dia membujuk dan memaksa Gan Beng
Han uniuk melayaninya bermain cinta, dan teringat semua itu,
timbul kembali rasa rindu dan cintanya kepada Beng Han dan
kini dia memandang anak kekasihnya itu dengan sepasang
mata agak basah oleh air mata karena timbul penyesalan
besar bahwa kekasihnya itu.mati di tangannya !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Gan Ai Ling, kuulangi lagi, ayahmu mati bukan karena aku
sengaja membunuhnya, dan aku menyesal bukan main. Aku
5 siap untuk menebus dengan nyawaku, kalau engkau mampu
mengalahkan aku. Kalau tidak, dan engkau sampai roboh dan
mati pula di tanganku, maka hidupku selanjutnya hanya akan
penuh dengan penyesalan belaka. Akan tetapi bagaimanapun
juga, kita adalah orang-orang gagah yang hidup di ujung
pedang, maka kita harus berani menghadapi kenyataan. Nah,
anak manis, mari kita lanjutkan perhitungan ini!"
Kembali perasaan hati Ling Ling tersentuh oleh sikap dan
kata-kata wanita itu. Kalau saja wanita ini bukan pembunuh
ayah bundanya kalau hanya perselisihan biasa saja, mau
rasanya dia membuang dendam itu dan bersahabat dengan
wanita ini. Akan tetapi yang dihadapinya adalah seorang
pembunuh ayah bundanya maka bagaimanapun juga dia
harus membunuh wanita ini! Tanpa mengeluarkan kata kata
lagi, Ling Ling lalu menerjang dengan ganas disambut oleh
Im-yang kauwcu dengan gerakan tangan dan nampaklah
gulungan sinar hitam sabuknya itu berkelebatan dengan
mengeluarkan suara bersuitan. Terjadilah perkelahian yang
dahsyat, lebih hebat dari pada tadi dan kini gerakan kedua
orang wanita itu sedemikian cepatnya sehingga yang nampak
hanyalah bayangan berkelebat-kelebat di antara gulungan
sinar hitam sabuk di tangan ketua Im-yang-kauw itu.
Mereka yang menyaksikan pertandingan itu merasa kagum
bukan main. Kepandaian ketua Im yang kauwcu ini masih
lebih tinggi dari pada tingkat kepandaian ayah wanita itu,
yaitu Kok Beng Thiancu, kakek ketua Im yang pai! Juga Thai
kek Seng-jin sendiri, ketua Pek-han-kauw, tidak berani
memandang rendah wanita ini dan tokoh Pek-lian-kauw ini
sendiri meragukan apakah dia akan mampu menandingi Imyang-kauwcu. Kini, ketua Im-yang-kauw
itu bertemu tanding dan biarpun ketua itu telah menggunakan senjata sabuknya
yang amat terkenal itu, ternyata dara remaja itu dapat
mengimbanginya! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thai-kek Seng - jin memandang dengan wajah berseri.
Dara remaja itu merupakan tenaga yang amat hebat!
Bagaimanapun juga, dia harus dapat menarik dara itu menjadi
sekutunya! Akan tetapi, mengingat bahwa dara itu adalah
puteri mendiang pendekar Gan Beng Han, tentu dara itu tidak
mau sudah sebelum dapat membalas dendam atas kematian
ayah bundanya, sebelum ketua Im-yang-kauw tewas di
tangannya! Kalau perintang ini sudah disingkirkan, kiranya
tidak akan sukar membujuknya untuk menentang pemerintah,
karena bukankah mendiang Gan Beng Han dan dua orang
saudara seperguruannya, yaitu mendiang Tan Bun Hong dan
mendiang Kui Eng yang menjadi isterinya, dahulu juga
terkenal sebagal Tiga Naga Sakti yang pernah menentang
pembesar di kota raja "
6 Ketika Thai kek Seng-jin memandang lagi dan mengikuti
jalannya pertandingan, dia makin terkejut karena ternyata
bahwa kini gerakan sabuk hitam itu mengendur, gulungan
sinar hitam mulai mengecil dan ketua Im-yang-kauw itu
kembali mulai terdesak hebat oleh pukulan-pukulan dara yang
amat lihai itu.! "Bukan main, engkau hebat sekali !" terdengar ketua Im yang - kauw itu berseru dan dorongan Ling
Ling membuat dia terguling, akan tetapi cepat sabuknya mencuat ke depan,
menotok ke arah dada Ling Ling yang sedang menubruknya.
Melihat sinar hitam meluncur ke arah dadanya. Ling Ling
memekik keras dan menyampok dengan tangan kirinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XXIV "BRETTT!" Ujung sabuk hitam itu pecah dan robekrobek! Dan dara itu sudah
melangkah maju, siap mengirim
pukulan maut kepada Im-yangkauwcu yang mulai bangkit.
Keadaan amat berbahaya bagi
ketua Im yang-kauw itu! Akan
tetapi tiba tiba Thai-kek Sengjin menggerakkan tangannya
tanpa ada yang melihatnya.
"Dukkk.......!" Im - yangkauwcu masih dapat menangkis
pukulan maut yang dilancarkan
oleh Ling Ling, yaitu pukulan
yang bernama Sin - liong - tong
- te (Naga Sakti Menghantam Bumi) Pukulan ini hebat bukan
main, dilakukan dengan tangan kiri menyerong ke bawah
mengarah pusar lawan dan pukulan itu mengandung tenaga
sinkang yang amat kuat. Im-yang-kauwcu yang sedang
terhuyung; karena sabuknya terobek tadi, menghadapi
pukulan ini dengan gugup dan biarpun dia masih mampu
memapaki pukulan dengan tangkisan lengan kanannya,
namun dia terdorong dan terguling ke atas tanah!
Pada saat Ling Ling sudah siap untuk terus mendesak, tibatiba terdengar suara mendesis dan
nampak asap hitam mengepul tebal menggelapkan pandang mata Ling Ling. Di
antara gumpalan asap Ling Ling melihat lawannya meloncat
maka diapun menerjang ke depan antara gumpalan asap
sambil membentak, "Hendak lari ke mana kau?" Akan tetapi
asap itu menggelapkan pandangan matanya dan dia sudah
kehilangan lawannya. Ketika dia menjadi penasaran dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
marah memukul ke kanan kiri dalam gumpalan asap hitam itu,
7 terdengar suara lawannya dari belakangnya,
"Nona manis, aku di sini....... "
Ling Ling cepat membalikkan tubuhnya dan benar saja, dia
melihat Kim-sim Niocu berdiri di belakangnya, memegang
sehelai sapu tangan merah, Melihat saputangan merah ini,
teringatlah Ling Ling akan cerita orang bahwa ayahnya
dikalahkan wanita ini dengan saputangan merah yang beracun
itu, maka timbullah kemarahannya. Kalau tadi dia melihat
wajah cantik itu amat menyenangkan dan menimbulkan rasa
suka, kini dia melihat wajah itu ketakutan dan sinar matanya
seperti palsu dan tidak jujur, maka lenyaplah semua perasaan
sayang di hatinya terhadap ketua Im-yang-kauw itu dan dia
sudah menubruk dengan menggerakkan kedua tangannya
secara cepat. Wanita berpakaian putih itu menggerakkan
saputangan merahnya, akan tetapi Ling Ling yang sudah
marah dan juga waspada itu mendorongkan tangan kirinya ke
arah saputangan sehingga hawa pukulannya menahan
saputangan dan racun yang disebarkannya, sedangkan tangan
kanannya sudah menyambar seperti kilat ke arah kepala
lawannya. Wanita itu berusaha mengelak, namun kurang
cepat. "Prakkk!" Kepala itu kena disambar tangan kanan Ling Ling
dan terdengar jerit mengerikan ketika ketua Im yang-kauw itu
terjungkal roboh dengan kepala retak berdarah dan tewas
eketika ! Terdengar teriakan-teriakan dan jerit tangis. Melihat semua
orang menangis dan berlarian menghampiri, Ling Ling sudah
siap untuk mengamuk menghadapi pengeroyokan. Akan
tetapi, dia tercengang ketika melibat semua orang
menjatuhkan diri berlutut dan menangisi jenazah dari Imyang-kauwcu itu! Bahkan para tokoh yang
hadir di situ kelihatan berduka sekali. Lebih-lebih Kok Beng Thiancu, kakek
gagah perkasa yang berpakaian sederhana itu, yang tadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya duduk menonton tanpa bergerak sedikitpun. Dengan
suara lirih namun menggetar dan terdengar jelas oleh Ling
Ling, kakek ini berlutut dan mengelus rambut kepala yang
berdarah itu. "Ahhh, anakku, sungguh buruk sekali nasibmu........
menjadi korban cinta sehingga di waktu hidup engkau
menderita, kini engkau tewas pula gara gara cinta kasihmu
dengan Gan Beng Han........"
Ling Ling terkejut bukan main mendengar ini, akan tetapi
dia hanya memandang heran dan tidak berani bertanya. Dia
sendiri merasa, menyesal bahwa dia terpaksa harus
membunuh wanita cantik yang ramah itu, dan dia makin
menyesal melihat betapa wanita itu amat dicintai orang
sehingga semua orang di situ kini berduka cita oleh
8 kematiannya. Akan tetapi, dia terpaksa harus melakukan
pembunuhan itu, demi membalas kematian ayah bundanya.
Maka terheranlah dia mendengar ucapan yang keluar dari
mulut kakek itu. Ling Ling menoleh kepada Thian-kek Seng jin yang
memang sudah berdiri di sebelahnya dengan kepala
menunduk dan wajahnya kelihatan berduka pula. Pada saat
Ling Ling menoleh, dia melihat kakek ini menarik napas
panjang. "Siapakah dia... .?" Ling Ling berbisik sambil
menggerakkan muka ke arah kakek gagah perkasa yang
berlutut dan mengelus elus kepala jenazah itu.
"Dia adalah Kok Beng Thiancu, ketua Im-yang-pai........"
"Ah, dia ayah Im-yang-kauwcu ?" tanyanya terkejut.
"Benar, Gan-lihiap, beliau adalah ayah dari...... mendiang
kauwcu........ ahh, sungguh kasihan Bu Siauw Kim......." Suara
kakek ini mengandung isak tertahan sehingga Ling Ling
merasa makin menyesal. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah maksudnya ketika mengatakan bahwa puterinya
menjadi korban cinta dengan ...... ayahku..... ?" tanya Ling
Ling dengan suara lirih. Kembali kakek ketua Pek-lian kauw itu menarik napas
panjang, "Marilah kita bicara di dalam, lihiap. Sesungguhnya
kami semua sama sekali tidak pernah memusuhi ayahmu.
Hanya keadaan yang timbul karena cinta kasih maka terjadi
peristiwa sampai menyebabkan kematian ayah bundamu.
Mendiang ayahmu dan ibumu adalah pendekar - pendekar
besar yang kami hormati dan seperti juga menjadi perjuangan
kami untuk melindungi rakyat dari kelaliman para pembesar,
ayah bundamu di waktu mudanya juga terkenal sebagai
pendekar pendekar pelindung rakyat
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan pernah menggegerkan kota raja dan istana sehingga mereka bersama
seorang saudara mereka terkenal dengan sebutan Tiga Naga
Sakti. Marilah kita bicara di dalam, setelah kematian Im-yangkauwcu maka tidak ada alasan lagi
bagimu untuk memusuhi kami." Ling Ling yang merasa bahwa tentu terkandung rahasia
besar dalam riwayat ketua Im yang-kauw dengan ayahnya,
tidak membantah dan bersama dengan ketua Pek lian-kauw
juga diikuti pula oleh Kok Beng Thiancu, dan pergi ke ruangan
sebelah dalam. Sebelum ikut masuk pula, Kok Beng Thiancu
dengan suara parau namun sikapnya tenang sekali
memerintahkan anak buahnya untuk mengurus jenazah
9 puterinya. Ling Ling merasa tidak enak dan seperti bersalah ketika dia
duduk di dalam ruangan yang amat luas itu, hanya bertiga
dengan Thian kek Seng-jin dan Kok Beng Thiancu. Beberapa
kali dia menatap wajah kakek di depannya yang menjadi ayah
kandung wanita yang baru saja dibunuhnya, namun wajah
yang agak pucat itu hanya nampak sedih, sama sekali tidak
membayangkan kemarahan atau kebencian kepadanya ! Hal
ini membuat dia makin merasa tidak enak, dia merasa seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang berdosa berhadapan dengan orang-orang yang baik
dan sabar. Ling Ling adalah seorang dara remaja yang lincah,
jujur dan keras hati. Keadaan yang tidak enak itu amat
menyiksanya dan akhirnya dia bangkit berdiri dan mengepal
tinjunya. "Aku telah membunuh orang, telah membunuh Im-yangkauwcu, dan aku siap sedia menanggung
segala akibatnya! Tidak perlu orang bersikap pura-pura dan kalau ada yang
tidak senang, silakan maju !"
Dua orang kakek itu mengangkat muka dan mereka
tersenyum sedih. Kok Beng Thiancu merangkap kedua tangan
di depan dada, berkata halus, "Gan lihiap, sudah dikehendaki
oleh Siauw Kim sendiri bahwa dia harus mati ditangan puteri
orang yang dicintanya, maka tidak ada lagi urusan dendam di
antara kita. Sewaktu hidupnya dia sudah menyiksa diri dengan
penyesalan, maka kematiannya di tanganmu malah menebus
semua penyesalannya itu."
Ling Ling duduk kembali dan memandang kepada kakek ini.
Seorang kakek yang berwajah dan bersikap gagah, pikirnya.
"Beberapa kali engkau menyebut adanya cinta antara
mendiang ayahku dan........ mendiang kauwcu. Apakah artinya
itu ?" Kok Beng Thiancu menarik napas panjang. "Memang perlu
kauketahui semuanya, lihiap, agar terhapus benar-benar
permusuhan diantara kita yang tidak ada gunanya itu.
Sesungguhnya, di antara anakku dan ayahmu terdapat
pertalian kasih sayang yang amat mendalam, pertama kali
mereka saling jumpa ketika ibumu sedang melahirkanmu,
lihiap. Dan terjadilah jalinan cinta kasih antara mereka. Akan
tetapi Siauw Kim terpaksa menjauhkan diri dengan hati hancur
oleh kenyataan bahwa ayahmu telah beristeri. Siauw Kim rela
berkorban dengan kesengsaraan batin, tidak mau mendekati
ayahmu agar tidak mengganggu ketenteraman rumah tangga
ayahmu........" Kakek itu berhenti sebentar dan menundukkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mukanya dengan sedih, Ling Ling memandang tanpa pernah
10 berkedip dia sangat tertarik dan diam diam merasa terharu.
Benarkah ada jalinan cinta antara mendiang ayahnya dan
mendiang Jm-yang-kauwcu" Dia mengingat kembali wajah
kauwcu yang cantik dan sikapnya yang manis. Tidak
mengherankan kalau ada pria jatuh cinta kepada kauwcu itu,
dan mungkin sekali ayahnya juga jatuh cinta.
"Akan tetapi, dasar nasibnya yang sial .........!" kakek itu
melanjutkan. "Tanpa kami sangka sangka, terjadilah
malapetaka itu. Im-yang-pai diserbu oleh pasukan pemerintah,
didahului oleh ayah dan ibumu yang menuduh kami menculik
murid mereka. Pertemuan antara Siauw Kim dan ayahmu
terjadi lagi tanpa disangka sangka dan cinta kasih yang sudah
bertahun-tahun dipendam saja itu bersemi kembali, bahkan
lebih hebat sehingga ketahuan oleh ibumu. Ibumu menjadi
cemburu dan marah lalu diserangnya anakku. Anakku
mengalah, akan tetapi karena ibumu sudah murka saking
marahnya yang dibakar oleh cemburu, terjadi perkelahian itu
dan akhirnya ibumu roboh dan tewas ketika berkelahi
melawan anakku. Melihat isterinya tewas, ayahmu berduka
dan menyerang anakku, terjadi perkelahian dan tewas pula
ayahmu di tangan anakku........"
Hening sejenak dan Ling Ling memejamkan kedua
matanya, membayangkan semua peristiwa yang menyedihkan
itu. Dia percaya akan apa yang di ceritakan oleh kakek ini,
karena melihat sikap mendiang Im-yang-kauw-cu yang
mencinta ayahnya, diapun sudah menduga akan terjadinya
permusuhan karena cemburu ini.
"Ayah bundamu tewas, anakku merana karena menyesal
dan bersedih, dan Im-yang-pai dibasmi oleh pasukan
pemerintah. Kami ayah dan anak bersama sisa anggautaanggauta Im-yang pai menyelamatkan diri,
terlunta-lunta. Akan tetapi hal itu tidak mengapa, yang membuat aku amat
berduka adalah melihat keadaan Siauw Kim. Semenjak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
peristiwa itu, dia seperti bosan hidup. Kalau tidak mengingat
akan kegagahan, tentu dia sudah membunuh menyusul pria
yang dicintanya. Akhirnya engkau muncul, maka terbukalah
jalan bagi Siauw Kim untuk menyusul ayahmu, sungguhpun
harus diakui bahwa dia tewas karena kalah pandai dalam
pertandingan tadi olehmu, lihiap."
Kembali hening sekali setelah kakek itu selesai bercerita.
Ling Ling menarik napas panjang, kemudian berkata lirih,
"Betapapun! juga, salahnya puterimu sendiri mengapa
mencinta seorang pria yang sudah beristeri........!"
"Memang benar, lihiap. Akan tetapi betapa, mungkin
menyalahkan orang yang jatuh cinta. Akan tetapi aku girang
bahwa sekarang dia telah bersatu dengan orang yang
dicintanya...!" 11 "Hemm, kau harus ingat bahwa di sana ada pula ibuku, Kok
Beng Thiancu," bantah Ling Ling.
"Siancai ...... di sana tidak ada lagi perasaan cemburu,
lihiap dan kami yakin mereka bertiga itu akan dapat hidup
rukun dan damai. Hal ini akan dapat kami buktikan kelak,
lihiap dapat melihat sendiri kerukunan mereka bertiga......... "
Sepasang mata yang tajam itu terbelalak memandang
ketua Pek-lian-kauw ini. "Apa maksudmu ?"
Kok Beng Thiancu yang menjawab, "Lihiap sahabat Thaikek Seng-jin ini memang memiliki ilmu gaib
dan dia dapat mendatangkan roh-roh orang yang telah mati sehingga kini
dapat bertemu atau melihat ujud mereka."
"Ah, benarkah?"
Thai-kek Seng jin mengangguk perlahan sambil tersenyum.
"Roh roh orang gagah seperti ayah bunda lihiap dan Im-yangkauw paling rnudah dihubungi dan
tentu akan sudi jika kuundang untuk memperlihatkan ujud mereka di hadapan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lihiap. Dari sikap mereka kita akan dapat melihat bagaimana
keadaan mereka bertiga di alam baka...."
"Aihh..... benarkah itu" Thai-kek Seng-jin, harap kau suka
lakukan itu untukku! Aku ingin sekali melihat ayah bundaku!"
teriak Ling Ling dengan gembira karena tentu saja dia ingin
sekali melihat arwah ayah bundanya!
Akan tetapi ketua Pek-lian-kauw itu menggeleng kepalanya.
"Tidak dapat dilakukan sekarang, lihiap. Arwah baru dapat
diundang datang kalau jenazahnya sudah lenyap, baik sudah
hancur lebur jika dikubur atau sudah menjadi abu jika dibakar.
Oleh karena itu, kami harap lihiap bersabar menanti sampai
jenazah kauwcu diperabukan, barulah lihiap dapat melihat
keadaan mereka bertiga."
"Pula, setelah lihiap mendengar riwayat anakku dan
ayahmu, apakah lihiap tidak mau menganggap Im-yang-pai
sebagai sahabat" Kok Beng Thiancu bertanya dengan suara
halus. Ling Ling menarik napis panjang. "Sesungguhnya,
akupun menyesal terpaksa harus membunuh Im-yangkauwcu. Aku tidak mempunyai permusuhan
apapun dengan Im-yang pai. Akan tetapi, peristiwa di kuil ketika aku masih
kecil, kekacauan yang dilakukan oleh Im-yang-pai menjadi
sebab timbulnya malapetaka yang menewaskan orang tuaku. "
"Harap lihiap suka mendengarkan dengan sebaiknya. Sudah
dikatakan oleh mendiang anakku pula kepada lihiap, kami
fihak Im-yang-pai sama sekali tidak pernah melakukan
kekacauan di Kuil Ban-hok-tong itu. Kami telah menjadi
korban fitnah, demikian pula orang tuamu. Yang menyamar
dan mengaku sebagai anggauta-anggauta Im-yang-pai dan
mengacau di kota Cin-an itu adalah orang-orang Beng-kauw,
bukan kami! " 12 "Hemm, bagaimana aku dapat yakin bahwa hal itu bukan
perbuatan Im-yang-pai" Apa buktinya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kok Beng Thiancu mengepal tinju dan menarik napas
panjang. "Memang, sepintas lalu semua orang menyalahkan
Im-yang-pai, akan tetapi kalau lihiap mau berlaku adil dan
menyelidiki dengan sesungguhnya, kalau lihiap mau bersama
kami menghadapi Beng-kauw, lihiap tentu akan melihat bukti
dan kenyataannya kelak. Beng-kauw telah bersekutu dengan
orang-orang asing, dengan orang Khitan dan orang Tibet.
Beng-kauw menentang pemerintah bukan untuk membela
rakyat dari kelalima melainkan untuk menjual tanah air kepada
bangsa asing!" Ling Ling mengerutkan alisnya, meragu, "Benarkah Imyang-pai tidak bersalah dalam kerusuhan
yang mengakibatkan kematian ayah bundaku itu" "
"Lihiap, kami tidak perlu banyak bicara membela diri.
Sebaiknya lihiap melihat buktinya sendiri kelak. Sayang bahwa
puteriku telah tewas, padahal puteriku yang merupakan
pejuang paling gigih untuk menentang Beng-kauw dan untuk
membela rakyat dari kelaliman." Kok Beng Thiancu kembali
menarik napas panjang dan suaranya terdengar penuh
kedukaan.Ling Ling merasa tidak enak sekali"Kalau benar bahwa Beng-kauw telah memalsukan
nama Im-yang-pai, berarti Beng-kauw yang menjadi biang keladi
tewasnya orang tuaku dan aku akan membasmi Beng-kauw!"
kata Ling Ling. "Siancai.......... harap lihiap tidak terlalu ceroboh dan
terburu nafsu. Tidak mudah menghadapi Beng-kauw seorang
diri saja. Beng-kauw merupakan perkumpulan yang amat
besar dan kuat, memiliki hanyak orang sakti, apa lagi setelah
bersekutu dengan para pendeta Lama dari Tibet dan tokoh
tokoh Khitan, sebaiknya kalau lihiap bekerja sama dengan
kami menghadapi mereka, demi rakyat jelata, " kata Thai-kek
Seng-jin. Ling Ling termenung. "Akan kita lihat nanti."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sekarang kami persilakan lihiap menjadi tamu agung kami,
kalau lihiap suka, untuk ikut memberi penghormatan terakhir
kepada jenazah anakku......." kata Kok Beng Thiancu.
"Dan sekalian menanti sampai jenazah selesai diperabukan
agar lihiap dapat bertemu dengan arwah orang tua lihiap dan
arwah mendiang kauwcu." sambung Thai-kek Seng-jin cepat.
Akhirnya Ling Ling setuju untuk menanti sampai upacara
memperabukan jenazah selesai. Untuk itu dia harus bermalam
di tempat itu seiama lima hari, dan selama itu dia melihat
13 banyak tamu yang terdiri dari tokoh tokoh dunia kang-ouw
datang berlayat, karena nama Im-yang-kauwcu telah terkenal
di seluruh pelosok. Dia merasa terharu juga mendengar
betapa ketua Im-yang-pai dan ketua Pck-lian kauw berikut
anak buah mereka, merahasiakan sebab kematian Im-yang
kauwcu, hanya mengatakan bahwa kauwcu itu tewas karena
penyakit. Hal ini adalah untuk menghabiskan permusuhan
antara mereka, demikian kata Kok Beng Thian kepadanya.
Ling Ling menanti dengan sabar sampai melihat sendiri peti
jenazah itu habis dimakan api dalam suatu upacara
pembakaran yang cukup meriah. Diam-diam dia membayangkan ayah bundanya. Apakah ayah bundanya
merasa puas dengan hasilnya membalas dendam dan
membunuh musuh besar itu" Dan benarkah bahwa ayahnya
pernah saling mencinta dengan wanita yang kini jenazahnya
dimakan api itu" Seperti orang melamun Ling Ling
memandangi asap yang bergumpal-gumpal membubung ke
udara. Dia tidak tahu betapa sejak tadi Thai-kek Seng-jin,
ketua Pek-lian-kauw, memandang wajahnya dan mulut kakek
itu berkemak-kemik. Tiba-tiba kakek itu mendekatinya dan berkata, suaranya
terdengar aneh, tergetar dan berbisik-bisik, namun penuh
wibawa, "Gan-lihiap, lihat baik-baik........ kauwcu telah
meninggalkan raganya........."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling menoleh dan melihat sepasang mata kakek itu
memandangnya dengan tajam dan dia meiasakan sesuatu
yang aneh menyerap ke dalam hatinya, dan melihat kakek itu
menuding ke arah api, dia nunoleh dan memandang. Bukan
main kaget dan herannya, sampai kedua matanya terbelalak
ketika dia melibat Kim-sim Niocu yang cantik itu berada di
antara gumpalan asap, melambai dan tersenyum kepadanya,
kemudian perlahan-lahan menghilang.
Ling Ling meloncat berdiri, akan tetapi tangan Thai-kek
Seng-jin yang besar menyentuh lengannya. "Harap lihiap
tenang dan tidak mengganggu arwah yang sedang melakukan
perjalanan ......" Ling Ling duduk kembali, matanya masih terbelalak,
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
wajahnya pucat, akan tetapi dia segera menggosok kedua
matanya dengan punggung tangan. Kini dia tidak melihat lagi
wanita cantik itu, melainkan asap bergumpal-gumpal
"Be...... benarkah itu........"
melihatnya..........?" Dia berbisik.
14 Mungkinkah aku dapat Kakek itu mengangguk. "Itu tandanya bahwa dia senang
sekali kepadamu, lihiap, bahwa dia tidak menaruh dendam
kepadamu. Dan sikapnya itu memudahkan kita untuk dapat
bertemu dengan dia. Mudah-mudahan dia berhasil untuk
mengajak datang ayah ibumu."
"Ah, mudah-mudahan........" Ling Ling juga berbisik, seperti
kepada diri sendiri, dan jantungnya berdebar penuh
ketegangan. Malam itu di luar gelap sekali. Langit mendung dan
bintang-bintang di langit tertutup awan mendung yang gelap.
Hawa amat dingin karena angin malam berhembus liar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suasana di dalam ruangan yang besar itu lengang dan
menyeramkan bagi Ling Ling. Keseraman itu datang karena
dia akan dipertemukan dengan arwah ayah bundanya di
dalam ruangan ini. Asap hio yang mengepul harum menambah
keseraman ruangan yang sunyi itu. Hanya dia Kok Beng
Thiancu, dan Thai-kek Seng-jin bertiga saja yang hadir di
ruangan itu. Setelah melayani ketua Pek-lian-kauw,
mengangkat meja dan mempersiapkan segala keperluan yang
dibutuhkan oleh ketua Pek-lian-kauw itu, maka beberapa
orang pendeta Pek-lian-kauw lalu meninggalkan ruangan itu
pula. Kini hanya dia tiga orang itulah yang berada di dalam
ruangan. Belasan batang lilin yang dipasang di tiap penjuru di
ruangan itu menimbulkan cahaya yang bergoyang-goyang dan
menambahi keseraman suasana. Mereka duduk berhadapan
menghadapi sebuah meja bundar dan membentuk segitiga.
Ketua Pek-lian-kauw duduk di sebelah kanan Ling Ling,
sedangkan ketua Im-yang-pai duduk di sebelah kirinya.
Dinding sebelah kiri Ling Ling merupakan bagian yang paling
menyeramkan karena dinding ini tertutup oleh kain berwarna
hitam sehingga melihat dinding ini seperti melihat daerah tak
terkenal yang amat dalam dan penuh rahasia.
"Lihiap, mendatangkan .arwah merupakan ilmu yang amat
sukar dan membutuhkan ketelitian dan ketertiban. Oleh
karena itu, kalau lihiap menghendaki agar kami berhasil
mendatangkan arwah ayah bundamu, saya minta agar lihiap
suka mentaati segala petunjuk dan permintaan saya, demikian
pula Kok Beng Thiancu tidak boleh membantah sedikitpun."
Ling Ling mengangguk dan dia melihat ketua Im-yang-pai
15 itupun mengangguk. Dia sama sekali asing tentang urusan ini,
dan karena dia memang amat mengharapkan untuk dapat
melihat ayah bundanya, tentu saja dia sanggupi mentaati
semua petunjuk kakek ini.
"Dan pantangannya adalah agar lihiap sama sekali tidak
boleh mengeluarkan suara dan sama sekali tidak boleh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergerak meninggalkan bangku di mana lihiap duduk. Biarkan
saya yang bercakap-cakap dengan mereka kalau kita berhasil
mengundang mereka, lihiap hanya melihat dan mendengarkan
saja." "Baik, Thai-kek Seng-jin," jawab Ling Ling dengan jantung
berdebar tegang. Dia masih belum dapat percaya begitu saja
bahwa kakek ini dapat mengundang datang arwah ayah
bundanya yang telah mati.
Kini terdengar ketua Pek-lian-kauw itu membaca mantera
berbisik-bisik dan mengeluarkan .sebuah kantung merah dari
saku jubahnya yang lebar Ling Ling dan Kok Beng Thiancu
hanya memandang penuh ketegangan.
"Telentangkan kedua tangan kalian di ata meja!" tiba-tiba
Thai-kek Seng-jin berkata suaranya penuh wibawa namun
tidak bernada memerintah, melainkan memohon. Ling Ling
melihat betapa ketua Im-yang-pai meletakkan kedua tangan di
atas meja dan kedua tangan itu ditelentangkan, maka diapun
lalu mengikuti gerakan ini tanpa banyak bicara. Nampak
olehnya betapa besar perbedaan antara kedua tangannya dan
kedua tangan Kok Beng Thiancu yang berada di sebelah
kirinya. Kedua tangannya itu berkulit putih halus, sedangkan
kedua telapak tangan ketua Im-yang-pai itu besar, kasar
sekali, dengan guratan-guratan mendalam dan warnanya
kemerahan, kuku-kukunya panjang dan kotor tak terpelihara.
Kini Thai-kek Seng-jin mengeluarkan beberapa buah benda
dari dalam kantung merah dan meletakkan benda-benda itu di
atas meja. Melihat benda benda itu, Ling Ling terkejut dan
terheran, juga ngeri. Benda pertama adalah sebuah tengkorak
anak kecil, dengan lubang mata yang terlalu besar dan mulut
yang giginya masih utuh dan rapi. Ketika masih mempunyai
wajah, anak itu tentu elok rupanya. Selain tengkorak itu. juga
nampak sebuah pisau yang amat tajam mengkilap, seikat hio,
tujuh batang lilin merah, dan seekor burung dara yang diikat
kedua kaki dan sayapnya sehingga tidak mampu terbang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecuali hanya menggerakkan kepalanya ke kanan kiri dan
sepasang matanya yang bening kemerahan itu melirik ke
sana-sini, penuh ketakutan.
Sambil terus mengucapkan mantera-mantera dalam bahasa
16 yang aneh dan tidak dimengerti oleh Ling Ling, ketua Pek-liahkauw itu menyalakan tujuh batang lilin
dan menaruhnya di atas meja dengan sudut-sudut teratur yang aneh. Kemudian
dia menyalakan pula seikat hio itu dan mengepulkan asap
tebal yang harum, menambah keharuman kamar yang sudah
sejak tadi penuh asap dupa itu. Thai-kek Seng-jin membagi
seikat hio itu menjadi tiga, bagian yang terbanyak
diberikannya kepada Ling. Ling.
"Lihiap, peganglah hio-hio ini dengan kedua tangan, angkat
tinggi di depan dahi dan pusatkanlah seluruh perhatian dan
pancaindera lihiap kepada orang tua lihiap, mohon ke
datangan arwah mereka sekarang ke tempat ini."
Ling Ling tidak membantah, menerima segebung hio itu
dan mengangkatnya ke atas kedua ibu jarinya menempel di
dahi dan dia lalu memejamkan mata, mengheningkan cipta
ditujukan kepada orang tuanya yang telah tiada
Tak lama kemudian terdengar lagi suara Thai-kek Seng-jin,
"Cukup, lihiap, kini taruhlah hio itu di sini."
Ling Ling membuka matanya dan dia melihat bahwa hio-hio
di tangan kedua orang kakek tadi sudah ditancapkan atau
dimasukkai ke dalam lubang di ubun-ubun tengkorak itu
Diapun lalu memasukkan semua hio itu ke dalam lubang
tengkorak kecil dan kini asap makin menebal, suasana makin
menyeramkan. "Telungkupkan kedua tangan kalian di atas meja dan
pejamkan mata........" Suara Thai-kek Seng-jin terdengar
seperti dari tempat jauh dan Ling Ling lalu mentaati perintah
ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jantung di dalam dada Ling Ling makin menegang.
Suasana amat menyeramkan dan yang terdengar hanya suara
aneh dari kakek itu membaca mantera dan asap hio
menyesakkan napas. Namun berkat kepandaiannya, Ling Ling
dapat mengatur napas dan dapat menolak pengaruh asap itu.
Tak lama kemudian, dia terkejut bukan main karena merasa
betapa papan meja di mana tangannya tertelungkup itu
tergetar, makin lama makin hebat.
"Siapa yang datang........?" Terdengar Thai-kek Seng- jin
bertanya dengan suara yang gemetar. Sunyi sampai lama dan
meja itu terguncang makin keras. Ling Ling yang merasa
heran itu membuka mata, tidak melibat apa-pa. Dua orang
kakek itu masih duduk dengan kedua tangan bertelungkup
seperti dia. Tidak ada yang bergerak, akan tetapi jelas meja
itu terguncang, kini makin liar sampai keempat kaki meja
bundar itu terdengar berdetak seperti kaki kuda. Dia berusaha
mempergunakan sinkangnya untuk menekan meja itu, namun
hasilnya sia-sia! Meja itu tetap saja bergerak-gerak tanpa
dapat dilawan oleh kekuatan sinkangnya !
17 "Siancai......, kami mengundang arwah-arwah tertentu
datang dengan niat baik..... siancai....!"
Kembali terdengar suara Thai-kek Seng-jin dan perlahanlahan guncangan pada meja itupun
melemah dan akhirnya berhenti sama sekali. "Harap kalian membuka mata........" Thai-kek Seng-jin
berkata dan Ling Ling memang sejak tadi sudah membuka
kedua matanya. Dia melihat kakek itu berkeringat dan kini
ketua Pek-lian-kauw itu menggunakan ujung lengan baju
untuk: mengusap peluhnya, dan sepasang matanya yang
bersinar-sinar aneh itu menatap wajah Ling Ling.
"Usaha kita akan berhasil, lihiap. Sekarang harap lihiap dan
Kok Beng Thiancu mengikuti upacara."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan gerakan lengan bajunya yang dikibaskan, ketua
Pek - lian - kauw itu meniup padam beberapa batang lilin di
sekitar kamar itu sehingga kini yang menyala hanya tujuh
batang lilin merah di atas meja. Tentu saja keadaan ruangan
itu menjadi agak gelap dan remang-remang saja, menambah
seram suasana. Dan gerakan kakek itu yang memadamkan
lilin dengan kibasan lengan baju dari jauh, diam-diam
membuat Ling Ling kagum dan tahulah dia bahwa kakek ini
memiliki kepandaian tinggi dan akan merupakan lawan yang
tangguh dan berbahaya. "Lihiap, karena arwah ayah bundamu dan arwah Im-yang
kauwcu adalah arwah orang-orang gagah, maka untuk
mengundang mereka haruslah diadakan pengorbanan dan
harus ada nyawa suci yang menjemput mereka."
"Nyawa suci........?" Suara Ling Ling lirih dan agak gemetar.
Kakek itu tersenyum dan tangan kirinya meraba burung
dara yang terikat di atas meja. "Inilah dia nyawa suci. Dan
karena ada lihiap dan Thiancu di sini yang merupakan
anggauta keluarga sedarah, maka akan lebih mudah
mendatangkan mereka bertiga itu. Nah, harap ji-wi lihat baikbaik dan dengan penuh perhatian, saya
akan mulai melakukan upacara pengorbanan!"
Tangan kiri kakek itu mengambil burung dara,
membalikkannya dengan dada di atas dan meletakkannya di
atas meja, tangan kanan mengambil pisau kecil yang amat
tajam tadi, kemudian perlahan-lahan dia menggunakan pisau
itu untuk membelah dada burung dara putih itu. Pisau vang
tajam itu merobek kulit daging, membuka dada dan
terdengarlah suara rnencicit perlahan. Burung itu merontaronta, merintih-rintih dan darah mengucur
keluar dari dada yang terbuka. Melihat betapa dada itu terbuka dan darah
merah kelihatan jelas sekali di balik bulu-bulu putih, melihat isi
dada yang masih hidup bergerak gerak, Ling Ling merasa
18 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muak dan hampir saja muntah kalau dia tidak cepat
menggunakan sinkangnya bertahan.
"Lihiap. Untuk mengundang ayah bundamu, kita
membutuhkan dua tetes darahmu. Nah, tusukkan pisau ini di
ibu jari tangan kirimu."
Ling Ling tidak membantah. Diambilnya pisau itu dan
dengan ujungnya yang runcing dia menusuk ujung ibu jari
tangan kirinya. "Teteskan dua tetes darah ke dalam sini, cepat selagi dia
masih hidup!" Ling Ling merasa ngeri, akan tetapi tidak berani
membantah dan dia membawa ibu jari yang terluka itu ke atas
burung yang terbuka dadanya. Dua tetes darah menitik turun
memasuki dada yang terbuka itu!
"Sekarang engkau, Thiancu. Setetes darahmu untuk
mengundang puterimu," kata pula ketua Pek-lian-kauw
dengan suara parau. Ketua Im-yang pai juga meniru perbuatan Ling Ling tadi
dan menjatuhkan setetes darahnya ke dalam burung dara
yang terbuka dadanya "Sekarang, harap kalian meletakkan tangan menelungkup
di atas meja seperti tadi. Gan lihiap, kaucurahkan semua
perhatianmu bayangkan wajah ayah bundamu, dan engkau
bayangkan wajah puterimu, Thiancu, harap lakukan ini benarbenar, karena itulah syarat utamanya,
Dan jangan ganggu aku kalau terjadi apa apa "
Dengan jantung berdebar tegang Ling Ling lalu meletakkan
kedua telapak tangan di atas meja sambil memejamkan mata.
Otomatis dia mentaati perintah kakek itu dan kini dia
mencurahkan seluruh ingatannya untuk membayangkan wajah
ayah bundanya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba meja itu tergetar dan bergerak-gerak kembali,
dan suara ketua Pek-lian kauw yang tadinya membaca
mantera dan doa dalam bahasa asing, kini menjadi kacau
baiau. Kadang kadang mertjadi tinggi kecil seperti suara
wanita, merdu dan nyaring, akan tetapi kadang-kadang
berobah rendah dan parau seperti suara pria, dan bercampur
aduk seolah-olah ada banyak sekali orang bicara di dalam
tubuh kakek itu melalui mulutnya! Suasana dalam kamar itu
makin menyeramkan dan Ling Ling hampir tidak dapat
menahan dirinya lagi karena tegangnya. Dia membuka
matanya dan memandang kepada ketua Pek-lian-kauw itu. Dia
merasa ngeri. Wajah kakek itu menjadi tidak karuan, kerutmerut dan berobah robah. matanya
mendelik dan suara yang keluar dari mulutnya makin kacau-balau. Akan tetapi tadi
19 kakek ini sudah pesan agar tidak diganggu kalau terjadi apaapa dengan dirinya. Dan dia melihat
bahwa ketua Im-yang-pai juga telah membuka mata. "Lihiap, Seng-jin mulai mendapatkan hubungan dengan
arwah-arwah....... mari kita pejamkan mata kembali agar
jangan mengganggu, biarkan dia memilih arwah arwah yang
betul seperti yang kita kehendaki........"
Ling Ling menurut dan kembali dia memejamkan kedua
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
matanya akan tetapi dia membuka kedua telinga lebar-lebar
untuk menangkap segala gerak-gerik ketua Pek-lian-kauw dan
apapun yang terjadi di dalam ruangan itu. Suara campur aduk
dan hiruk pikuk dari mulut Thai-kek Seng-jin makin lama
makin mereda, lirih dan akhirnya berhenti sama sekali.
Suasana amat hening mencekam dan mejapun tidak lagi
bergoyang-goyang. Ling ling seperti merasa mendengar detak
jantungnya sendiri dan detak jantung orang lain yang tidak
dapat ditentukannya jantung siapa. Asap dupa makin
menyeakkan napas. Tiba-tiba terdengar suara halus merdu. "Ai Ling. kami
datang......." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling bampir terlonjak kaget. Itulah suara Im-yangkauwcu! Suaranya begitu dekat! Dan suara itu
bukan suara palsu, karena dia masih ingat benar akan suara wanita musuh
besarnya yang telah dibunuhnya itu! Ling Ling cepat membuka
matanya dan menoleh ke kiri.
Hampir dia menjerit dan sepasang matanya terbelalak
memandang ke arah dinding
yang tertutup kain hitam itu.
Di situ kini nampak bayangan
tiga orang! Dia segera mengenal wajab ayahnya, dan ayahnya menggandeng tangan ibunya yang berdiri di
sebelah kanannya, akan tetapi tangan kiri ayahnya
memeluk pinggang ramping dari Im-yang-kauwcu! Ketua
Im-yang kauw itu tersenyum
manis sekali dan matanya bersinar-sinar memandang ke arah
Ling Ling! Ling Ling hendak melompat, hendak bangkit, akan tetapi
dia merasa kakinya seperti lumpuh, bahkan seluruh tubuhnya
tidak dapat digerakkan, kedua tangannya yang menelungkup
di atas permukaan meja itu seperti melekat pada meja, tak
20 dapat diangkatnya. Dia hanya dapat mengeluh dan suara yang
keluar dari mulutnya hampir tak dikenalnya sendiri.
"Ayah........ ibu........!"
"Tenanglah, Gan-lihiap, jangan bergerak, jangan ganggu
mereka agar mereka tidak takut dan lari, tenang dan
dengarkan saja baik-baik." Terdengar bisikan suara Thai-kek
Seng-jin, seolah-olah kakek itu menempelkan mulut di dekat
telinganya. Ling Ling tak kuasa membantah dan dia
mengangguk, matanya tak pernah berkedip memandang ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pada wajah ayah dan ibunya. Ayah dan ibunya, atau lebih
tepat bayangan ayah dan ibunya itu tidak berkata-kata, akan
tetapi dengan perlahan kedua bayangan itu lalu menudingkan
telunjuk mereka ke arah Im-yang- kauwcu yang dirangkul
pinggangnya oleh ayahnya, seolah-olah mereka memberi
isyarat agar Ling Ling berhubungan dengan wanita cantik itu.
"Ai Ling, aku berterima kasih kepadamu. Engkau telah
mengirimku ke alam baka, sehingga aku dapat berkumpul
kembali dengan orang yang kucintai. Di sini kami tidak
mengenal cemburu, lihat ibumu tidak cemburu padaku. Ai
Ling, kami bertiga menjadi korban kepalsuan dan fitnah dari
Beng-kauw, oleh karena itu, atas nama ayah bundamu kami
Pendekar Sakti Suling Pualam 18 Pendekar Gila 50 Prahara Di Gunung Kematian Bocah Sakti 4
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama