Ceritasilat Novel Online

Misteri Pedang Naga Suci 3

Wiro Sableng 140 Misteri Pedang Naga Suci 212 Bagian 3


Perlahan lahan Wiro bangkit berdiri. Celah terang di samping kanan lebih dekat
-dari perahu kayu yang tertambat. Wiro benjalan di atas batu batu di sepanjang
-tepi telaga. Dia harus kerahkan ilmu meringankan tubuh MISTERI PEDANG NAGA SUCI
212 agar tidak terpeleset ketika menginjak batu licin berlumut.
Begitu sampai di celah terang dan berdiri di atas batu besar, Wiro melihat
sebuah sungai berair jernrh kebiruan terbentang
di depannya. Di seberang sungai menghadang rimba belantara. Wiro perhatikan batu
besar yang dipijaknya. Dia melihat sesuatu. Wiro membungkuk agar bisa
memperhatikan Iebih dekat.
Walau tanda tanda sangat samar, dia merasa yakin sebelumnya ada orang di tempat
-itu. Murid Sinto Gendeng bersikap lebih waspada. Bukan mustahil ada orang saat
itu tengah memperhatikan gerak geriknya.
-Dia melingkari telaga. Tak kelihatan bayangan orang, tak tampak gerakan. Kecuali
perahu kayu yang terapung dan
bergoyang perlahan.
Wiro akhirnya mencebur memasuki telaga dan berenang
menuju perahu. Pada saat tangan kanannya menggapai pinggiran perahu, dua kepala
bergerak naik dari dalam perahu. Ketika Wiro keluarkan kepala dan tubuh atasnya
dan dalam air pada saat itu pula ada dua tangan berkelebat. Satu menjambak
rambut gondrong basah
sang pendekar, tangan kedua mendorong perutnya.
Wiro berteriak kaget. Jantungnya seperti mau copot!
Selagi tubuhnya melayang ke udara Wiro mendengar dua suara tawa bergelak. Satu
suara anak lelaki, satu lagi suara tawa perempuan. Setelah jungkir balik di
udara Wiro melayang turun dan injakkan kaki di atas batu. Di saat hampir
bersamaan dua sosok melesat keluar dan dalam perahu kayu, mengumbar tawa haha
-hihi lalu berkelebat ke hadapan Pendekar 212.
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Tidak tunggu Lebih lama sebelum dua sosok itu
menginjak batu murid Sinto Gendeng segera pukulkan dua tangan ke depan.
"Hai ini aku!" Suara anak kecil berteriak nyaring.
"OaIa! Apa kau tidak mengenali diriku lagi" Hik ... hik!"
Menimpali suara perempuan yang disertai tawa
cekikikan! Wiro terkesiap dan cepat tarik dua tangannya yang sudah diisi kekuatan tenaga
dalam tirggi. Mata mendelik dan begitu dia mengenali siapa dua orang yang
berdiri di hadapannya Iangsung saja mulutnya memaki.
"Bocah kurang ajar! Kau rupanya. Dan kau nenek jahil!"
Dua orang yang dimaki semakin keras gelak tawanya.
"Setan keblinger! Kalian masih bisa tertawa! Bagaimana kalian bisa muncul di
sini?" Bentak murid Sinto Gendeng.
"Kami lagi jalan jalan. Saking enaknya jalan jalan kesasar sampai ke sini. Kami - -berdua mau mandi bugil bugilan di telaga waktu kau muncul! Takut diintip bugil
-kami lantas sembunyi di dalam perahu!"
"Bocah sialan! Apa kau dan nenek kekasihmu itu tahu berada dimana saat ini?"
Dua orang di hadapan Wiro tertawa haha hihi.
-Orang pertama anak lelaki berpakaian hitam berambut jabrik bukan lain adalah
Naga Kuning bernama asli Gunung. Pada dada pakaiannya tergurat gambar seekor
naga bergelung, kulit kuning mata merah. Seperti diketahul ujud asli anak lelaki
ini adalah seorang kakek berusia lebih dari seratus tahun, yang dalam rimba
persilatan dikenal dengan julukan Kiai Paus Samudera BInu. Di punggung Naga
Kuning terikat sebuah bumbung
bambu yang sudah pecah.
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Di samping Naga Kuning tegak seorang nenek berambut
tebal kelabu berwajah angker. Bahkan waktu tertawa atau
tersenyum sekalipun tampangnya tetap mengerikan. Lima jari tangan yang menyembul di balik lengan jubah hitam memiliki
kuku runcing berwarna hitam pekat. Siapa gerangan nenek ini"
Nama asli semasa mudanya adalah Ning Intan Lestari.
Dalam rimba persilatan tanah Jawa dia kemudian dikenal dengan julukan Gondoruwo
Patah Hati. Konon si nenek tengah berusaha mendapatkan satu llmu kesaktian yang
disebut Ilmu Kuku Api. Namun karena banyak masalah besar yang dihadapi dalam
dunia persilatan, ilmu tersebut sampai saat ini masih belum dapat
dirampungkan. Diriwayatkan dalam beberapa Episode
serial Wiro Sableng sebelumnya, di masa muda antara Gunung dan Ning Intan
Lestari terjalin hubungan tali kasih. Nasib membuat mereka berpisah selama
puluhan tahun dan ketika bertemu kembali keduanya sudah
berusia sangat lanjut. Namun hubungan cinta yang selama ini seolah terputus kini
bersambung kembali dengan segala kehangatannya. Sejak beberapa lama
belakangan ini kemana mana mereka selalu berduaan.-"Wiro," kata Naga Kuning menjawab pertanyaan
Pendekar 212 tadi. "Kami dua insan yang sedang
dimabuk cinta. Mana perduli dimana kami berada saat ini?"
"Cinta gila bisa membuat kalian mati konyol di tempat ini!" tukas Wiro.
"Nyatanya kau juga ada di sini. Apa juga mau ikutan mati konyol" Kalau begitu
silahkan mati konyol duluan!" ucap si nenek berjuluk Gondoruwo Patah Hati lalu
tertawa MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
gelak gelak. -"Kalian berdua sama saja gebleknya!" Wiro mengomel kesal. Sebaliknya Naga Kuning
dan Gondoruwo Patah Hati malah tertawa haha hihi.
-Wiro perhatikan bumbung bambu di puggung Naga
Kuning. Dia mengenali benda itu adalah bumbung
bambu milik Dewa Tuak yang pernah ditemukannya di sebuah pondok di tengah hutan
tempat dimana Wulan Srindi hampir jadi korban perkosaan manusia pocong.
"Anak kurang ajar! Bagaimana bumbung bambu itu bisa
ada padamu?" Wiro bertanya.
"Kami menemukannya di sebuah gubuk ambruk di
tengah hutan," yang menjawab Gondoruwo Patah Hati.
"Melihat bentuk dan bau yang masih menempel di
bumbung itu, kami menduga keras bumbung itu adalah milik tokoh silat bernama
Dewa Tuak. Kalau bumbung miliknya ditinggal begitu rupa dalam keadaan pecah
sedang orangnya tidak kelihatan, kami menaruh curiga sesuatu telah terjadi
dengan kakek itu. Apa lagi melihat keadaan gubuk jelas ada tanda tanda
-terjadinya penkelahian hebat di sana. Kami juga melihat percikan darah."
"Bagaimana pun juga dia adalah sahabat kita semua,"
menyambung Naga Kuning. "Pantas saja kami berusaha menyelidik apa yang terjadi
dengan kakek itu, dimana dia berada saat ini. Apa lagi kami menyirap kabar bahwa
di salah satu bagian kawasan ini terdapat lorong maut yang dikenal dengan nama
Seratus Tga Betas Lorong Kematian,
markas manusia manusia-jahat
yang menamakan diri Barisan Manusia Pocong. Waktu
pertemuan kita terakhir kali tempo hari, kami berdua MISTERI PEDANG NAGA SUCI
212 berniat bergabung dengan kalian di Kotaraja, di gedung kediaman Sutri Kaliangan,
puteri Patih Kerajaan. Tapi kami tidak menemukan dirimu dan tuan rumah. Juga
tidak melihat bidadari Angin Timur, Ratu Duyung dan Anggini. Terakhir kami
sempat melihat Ratu Duyung di sebuah rumah di Jatipurno. Ada manusia pocong yang
hendak memperkosa Sutri Kaliangan! Nasibnya jelek.
Kemaluannya aku gebuk sampai amblas!"
"Kami juga mendapat kabar bahwa selain menculik
perempuan perempuan hamil ternyata orang orang
- -Seratus Tiga Betas Lorong Kematian juga menculik para tokoh silat serta orang
-orang berkepandaian tinggi. Apa maksud mereka perlu diwaspadai. Di masa muda aku
sering berkeliaran di tempat ini. Aku tahu kalau ada sebuah telaga di bawah
bukit batu. Aku dan Naga Kuning menyusuri sungai dengan perahu. Beberapa jauh
dari sini perahu kami kandas. Kami masih bisa berenang dan
berhasil menemukan telaga ini. Ternyata di sini kami menemul kejutan!"
"Kejutan apa?" tanya Wiro pula pada Gondoruwo Patah
Hati. "Di telaga kami menemukan sebuah perahu. Lalu dinding
batu ini kini memiliki sebuah tangga menuju ke atas.
Berarti ada pintu di atas sana. Paling tidak ujung tangga ini berhubungan dengan
sebuah ruangan. Karena telaga
berada di bawah bukit batu tempat terletaknya Seratus Tiga Betas Lorong Kematian
kami berdua yakin ini semua adalah pekerjaan manusia manusia pocong penghuni
-lorong!" Wiro garuk garuk kepala mendengar semua ucapan
-Naga Kuning itu.
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Gondoruwo Patah Hati memandang ke bagian tangga
sebelas atas. Lalu berkata, "Aku dan Naga Kuning tengah memeriksa perahu ketika
kau jatuh dan kecemplung masuk ke dalam telaga."
"Yang aku heran, mengapa kau kini cuma tinggal
mengenakan celana. Kemana baju putih bututmu?"
bertanya Naga Kuning. Lalu ia meneruskan, "Janganjangan ada anak gadis orang
yang kau kerjakan di atas sana. Gadis itu berontak dan mendorongmu ke dalam
jurang! Betul!?"
"Anak Setan bermulut jahil. Enak saja kau menuduh yang bukan bukan!" damprat -murid Sinto Gendeng. Lalu dia cenitakan yang terjadi dijurang.
"Jadi nenek cebol yang suka manggut manggut itu yang
-melemparkanmu ke dalam jurang?" ujar Naga Kuning.
"Tadinya aku menduga buruk. Ternyata dia sengaja ingin mengirim aku ke tempat
ini. Untuk menunjukkan bahwa
ada jalan rahasia menuju Seratus Tiga Belas Lorong Kematian. Saat itu aku ingin
cepat cepat menerobos ke atas. Tapi ingat pada petunjuk Nyi Roro Manggut aku
-harus berlaku waspada. Di dalam lorong ada satu kekuatan luar biasa. Kekuatan
roh!" "Kau jangan menakut nakuti aku!" kata Naga Kuning.
-Wiro menyeringai. "Kita akan masuk ke sana. Kau akan lihat sendiri apa aku
menakuti dirimu atau tidak. Nyi Roro minta aku berhubungan dengan roh agar bisa
menghadapi kekuatan yang ada di dalam lorong. Aku jadi bingung. Mau menghubungi
roh siapa" Bagaimana
caranya" Salah salah aku bisa dipencet roh sampai mati mencelet!"
-MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
"Kenapa bingung?" ujar Naga Kuning pula. "Setahuku kau punya kekasih. Seorang
gadis dan alam roh!"
"Astaga!" Wiro terkejut. "Anak kurang ajar! Kau betul!"
lalu Pendekar 212 sibuk menggeledah sekitar
pinggangnya. Semua benda yang disimpan di balik
pinggang kecuali Kapak Naga Geni 212 dikeluarkan. Yaitu sapu tangan biru muda
pemberian Wulan Srindi, kipas cendana pemberian Nyi Roro Manggut, kaleng rombeng
milik Kakek Segala Tahu, batu hitam serta gulungan kain putih kecil. Namun benda
yang dicarinya tidak
ditemukan. Wiro jadi bingung. Diperiksanya sekali lagi.
Pinggang celana ditarik ke depan, di betot ke samping.
"Ada apa" Apa yang kau cari?" tanya Naga Kuning.
"Burungmu lenyap"!"
"Hik...hik...hik." Gondoruwo Patah Hati tertawa cekikan.
"Jangan bergurau! Aku mencari benda yang sangat
menentukan mampu tidaknya kita menghadapi kekuatan
roh di dalam lorong! Celaka, jangan jangan benda itu ada di saku baju putihku!
-Itu satu satunya benda yang bisa menghubungkan aku dengan gadis dan alam roh!"
-Naga Kuning menunjuk ke batu di depan kaki kiri Wiro.
Ketika Wiro sibuk mencari cari seputar pinggang
- celananya, anak ini melihat sebuah benda meluncur dari kaki celana kiri Wiro.
"Benda itu yang kau cari?"
Wiro memandang ke arah yang ditunjuk Naga Kuning.
Mata membesar, mulut menyeringai. Dia menjadi lega dan cepat cepat mengambil -benda yang ada di atas batu
di depan kakinya.
*** MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
WIRO SABLENG MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212 9
Benda yang dipungut Wiro itu ternyata adalah sekuntum
kembang kenanga yang telah mengering dan kini
menjadi layu karena kebasahan air telaga. Wiro
mengeringkan bunga basah itu dengan kedua tangannya
sambil meniup niup. Setelah itu Wiro pegang kembang kenanga itu diantara ibu
-jari dan jari tengah tangan kanan. Mata dipejamkan. Sambil menggosok perlahan
bunga di antara dua jarinya Wiro berucap.
"Bunga, datanglah. Aku membutuhkan pertolonganmu.
Bunga datanglah..."
Wiro menunggu dengan dada berdebar. Tidak terjadi apa apa. dia mengulang Iagi.
-Kembang kenanga digosok-gosok. Mulut berucap, "Bunga, aku memerlukanmu.
Datanglah ...."
Naga Kuning dekatkan mulutnya ke telinga Gondroruwo
Patah Hati dan berbisik, "Apa yang dilakukannya" Bicara sendiri sambil
mengusapusap kembang kenanga ..."
Si nenek meilntangkan jari telunjuknya di atas bibir.
"Jangan berisik. aku tahu apa yang dilakukannya. Aku tahu siapa yang
dipanggilnya."
Naga Kuning masih bandel. "Maksudmu dia tengah
memanggii kekasihnya gadis dan alam roh itu" Mana aku
tahu kalau caranya begitu. Aku ...." Anak lelaki itu baru hentikan bicaranya
ketika tiba tiba dia mencium
- harumnya bau kembang kenanga santar sekali. Si nenek
juga sudah mencium bau itu dan dalam keadaan
tercekat dia sama sekali tidak kedipkan mata.
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Tiba tiba dan arah batu yang terang terasa ada-sambaran angin. Cahaya terang untuk sesaat seperti terhalang. Suasana di sekitar
telaga menjadi redup.
Ketika cahaya dan luar kembali memasuki telaga
terdengar satu suara berucap.
"Wiro, aku di sini."
Wiro berpaIing ke arah datangnya suara. Naga Kuning dan Gondoruwo Patah Hati
melakukan hal yang sama.
Di situ, di atas perahu tampak segulung asap yang perlahan lahan berubah menjadi
-sosok seorang gadis mengenakan kebaya putih berkancing besar. Dia duduk di
lantai perahu. Dua kaki yang disilang terlindung oleh celana putih sebatas
betis. Di tangan kanannya dia memegang sehelai baju putih. Wajahnya cantik namun
pucat seperti tidak berdarah. Inilah gadis dan alam roh bernama Suci yang oleh
Wiro dipanggil dengan sebutan
Bunga. Dalam serial Wiro Sableng benjudul "Dewi Bunga
Mayat" dikisahkan bahwa Suci menemui kematian akibat
diracun oleh Sadewo, bekas kekasihnya sendiri atas suruhan Suntini, adik tiri
Suci. Antara Wiro dan Suci kemudian terjalin satu hubungan mesra. Suci yang
menyadari keadaan dirinya yang berbeda alam dengan Wiro dan tak mungkin hidup
berdampingan dengan
pemuda itu lebih banyak mengalah dan sengaja
menjauhkan diri. Namun dia memberikan sekuntum
kembang kenanga pada Wiro. Jika Wiro ingin bertemu dengan dirinya Wiro harus
mengusap kembang kenanga
itu sambil memanggil namanya.
Dalam girangnya melihat kemunculan Bunga, Pendekar 212 melompat dari atas batu.
Di dalam perahu, Bunga bangkit berdiri, kembangkan dua tangan lalu melesat ke
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212


Wiro Sableng 140 Misteri Pedang Naga Suci 212 di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

udara menyambut kedatangan Wiro. Untuk beberapa
saat keduanya seperti menghambang dan saling
berangkulan di udara.
"Wiro, aku rindu padamu. Rindu sekali" bisik Bunga.
Wiro memeluk erat erat gadis dan alam roh itu. Bunga menggerakkan kakinya. Dia
-membawa Wiro melayang
turun ke atas batu.
"Aku juga rindu padamu, Bunga. Tapi saat ini ada perkara besar yang tengah aku
hadapi. Aku butuh bantuanmu."
"Dalam alamku, aku sudah tahu kesulitan apa yang tengah kau hadapi. Tapi seperti
yang pernah aku jelaskan, aku tidak bisa keluar dan alamku. Kecuali kau mengusap
kembang kenanga itu dan menyebut namaku.
Untung kau masih menyimpan kembang itu. Dulu kuberi
satu pernah kau hilangkan."
Wiro tersenyum. "Maafkan aku Bunga. Dua orang
temanku ada di sini. Mari kuperkenalkan kau pada mereka."
"Biar dulu, aku masih kangen. Aku masih ingin
memelukmu," jawab Bunga dan tidak mau melepaskan pelukannya.
Naga Kuning kembali keluar jahilnya. Dia mendehem berulang kali sampai akhirnya
Wiro dan Bunga lepaskan
pelukan masing masing. Bunga tersenyum manis dan-lambaikan tangan pada Naga Kuning. Pada Gondowuro Patah Hati dia anggukkan
kepala lalu membungkuk. Si nenek balas penghormatan Bunga dengan kedip-kedipkan
sepasang matanya.
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Bunga angsurkan tangannya yang memegang baju putih.
"Di alamku aku melihat kau tidak mengenakan baju.
Pakailah ini, mudah mudahan cocok."
-Wiro mengambil baju yang diberikan Bunga lalu
memakainya dan ternyata cocok dengan besar
tubuhnya. "Terima kasih ..." bisik Wiro sambil membelai pipi gadis dan alam roh itu.
"Bunga, seorang nenek sakti bernama Nyi Roro Manggut
memberi tahu bahwa kau akan menjadi juru nikahku.
Kau akan mengawinkan aku dengan roh yang berada dalam Seratus Tiga Belas Lorong
Kematian. Setelah itu baru kekuatan jahat yang ada di lorong dapat
dimusnahkan."
Wiro hendak mengeluarkan gulungan kain putih dari dalam kantong kain yang
terikat di pinggangnya.
Bunga tersenyum. "Tidak usah dikeluarkan. Tulisan di atas kain putih itu aku
yang menulisnya. Dan alam gaib aku kirim ke dalam alammu. Diterima oleh tokoh
silat berjuluk Dewa Sedih. Selanjutnya kain itu sampai di tangan Raja Penidur
yang kemudian diserahkan pada Kakek Segala Tahu dan akhirnya jatuh ke tanganmu."
Kaget Wiro bukan olah olah. Mulutnya sampai
- menganga dan sepasang mata terbuka lebar tak
berkesiap. "Bunga, kau merencanakan pernikahan bagi diriku,"
ucap Wiro perlahan. "Aku ..."
Bunga tundukkan kepala. "Aku mengerti apa yang ada dalam hati dan pikiranmu.
Perasaan kasihku padamu ingin menolak hal itu. Namun aku merasa punya
tanggung jawab untuk menolong dirimu serta rimba MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
persilatan dimana kau berada. Hanya pernikahan itu yang akan menyelamatkan
dirimu dan semua orang yang
disekap di dalam lorong. Hanya pernikahan itu satu-satunya jalan yang bisa
menyelamatkan rimba
persilatan. Kalau saja nasib diriku bukan sebagai mahluk dan alam roh, sudah
lama aku ingin bersimpuh di depan
kakimu untuk dapat kau terima sebagai teman
pendamping hidupmu. Namun ...." Bunga tidak
meneruskan katakatanya. "Maafkan aku Wiro. Aku tidak
dapat menahan perasaanku. Tidak seharusnya aku
mengeluarkan kata kata tadi."-Kalau saja di situ tidak ada Naga Kuning dan Gondowuro Patah hati, ingin sekali
Wiro memeluk gadis dari alam roh itu kembali. Masih bingung Wiro kembali ajukan
pertanyaan. "Pernikahan itu, apakah memang benaran" Maksudku
apakah aku betul betul akan terikat dalam satu tali perkawinan" Gila! aku tidak
-dapat membayangkan!"
"Aku juga tidak dapat membayangkan. Aku hanya
menjalankan sesuatu yang tersirat dan tersurat
sebagaimana petunjuk yang aku dapat dari alamku."
Wiro garuk garuk kepala. "Bunga sebenarnya apa tujuan
-manusia pocong penghuni lorong dengan segala
perbuatan keji mereka itu?" tanya Wiro pula.
"Mereka ingin menguasai dan menjadi raja diraja rimba persilatan. Caranya dengan
menghimpun seluruh
kekuatan yang dimiliki para tokoh persilatan melalui satu ilmu sesat.
Memanfaatkan kekuatan nyawa kedua atau memperalat kekuatan roh yang saat ini
bisa mereka kuasai."
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
"Nyawa kedua" Aku tidak mengerti." Murid Sinto
Gendeng lagi lagi garuk garuk kepala.- -"Seseorang yang sudah mati dihidupkan kembali.
Rohnya yang mengapung diantara langit dan bumi
dimasukkan kembali ke dalam jazadnya lalu dikuasai.
Dialah yang disebut dengan panggilan Yang Mulia Sri Paduka Ratu. Mahluk dengan
nyawa kedua dan alam roh
ini akan melakukan apa saja segala yang diperintahkan oleh orang yang
menguasainya. Dan orang ini adalah penguasa atau pimpmnan Barisan Manusia Pocong
Seratus Tiga Belas Lorong Kematian."
"Kau tahu siapa orangnya?"
Bunga gelengkan kepala. "Sebelum aku masuk ke dalam
lorong sulit aku menduga siapa adanya mahluk dengan nyawa kedua dan alam roh
itu." "Luar biasa. Mengerikan ...." ucap Wiro.
"Wiro, jika sampai di dalam lorong, berlaku hati hati.
-Orang orang di dalam lorong telah mengetahui
-kedatanganmu dan dua sahabatmu itu."
"Aku sudah menduga hal itu," jawab Wiro.
"Satu hal lagi, Wiro. Di dalam lorong sahabat bisa menjadi musuh yang dapat
membunuhmu."
"Terima kasih, kau telah mengingatkan aku..." kata Wiro
sambil meremas jari jari tangan Bunga. "Sebelum kau pergi, ada satu hal yang
-ingin aku tanyakan."
Bunga anggukkan kepala.
"Di atas jurang sana ada seorang kakek dari negeri seribu dua ratus tahun silam.
Dia menjadi korban keganasan penghuni
lorong. Seluruh tenaga dalam dan kesaktiannya disedot oleh mahluk yang disebut Yang Mulia Sri Paduka Ratu.
Menurut Nyi Roro dialah yang MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
akan dinikahkan dengan diriku. Apa yang dikatakan Nyi Roro sama dengan yang kau
jelaskan."
"Lalu?" tanya Binga pula.
"Kakek itu bercerita. Waktu di dalam lorong dia melihat sebuah benda putih
bercahaya. Katanya jika saja dia bisa menyentuh benda itu maka seluruh tenaga
dalam dan kesaktiannya yang lenyap akan kembali. Bunga, kau tahu benda apa yang
dilihat kakek itu?"
Bunga diam sejenak, seperti merenung. "Wiro, aku barusan mendapat petunjuk. Benda itu
adalah salah satu dan dua benda pusaka yang lenyap."
Habis keluarkan ucapan itu sekujur tubuh Bunga
mendadak bergetar hebat. Mukanya seputih kain kafan.
Dua kakinya yang menginjak batu kepulkan asap putih.
"Bunga!" seru Wiro kaget dan cepat hendak memeluk gadis alam roh itu sambil
alirkan hawa sakti untuk menjaga segala kemungkinan. Wiro merasa ada hawa panas
menyengat dirinya. Cepat dia kerahkan tenaga dalam untuk membentengi diri. Hawa
panas yang menyengat perlahan lahan hilang.-"Tenang Wiro. Aku masih dapat menguasai diri.
Kekuatan roh di dalam lorong melancarkan serangan gaib agar aku tidak bicara."
"Benda itu Bunga, apakah Pedang Naga Suci Dua Satu Dua atau Kitab Seribu
Pengobatan?" tanya Wiro.
"Aku tidak dapat memastikan sebelum masuk ke dalam Seratus Tiga Belas Lorong
Kematian. Saat ini aku hanya bisa menduga duga. Benda yang dilihat kakek itu
-mungkin Pedang Naga Suci 212."
"Doss! Doss! Doss!"
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Tiga letupan keras menggema di tempat itu. Dua tepat di bawah kaki Bunga hingga
gadis alam roh ini terpekik dan terlempar ke udara. Dua kaki celananya kelihatan
hangus hitam. Letupan ke tiga terjadi di atas kepala Bunga.
Untuk menghindari cidera akibat letupan di atas
kepalanya, gadis alam roh hantamkan tangan kanan ke atas.
"Bummmmm!"
Satu ledakan dahsyat menggelegar. Permukaan air
telaga sampai muncrat. Perahu kayu bergoyang keras dan terangkat sepuluh jengkal
di atas permukaan air telaga. Naga Kuning dan Gondoruwo Patah Hati saling
berpegangan karena batu yang mereka pijak bergeletar keras. Wiro tegak
tergontai gontai dengan wajah pucat.
- Bunga hampir jatuh terduduk. Ketika dia berhasil berdiri, sekujur tubuhnya
bergetar dan keringat kebiruan
memercik di wajahnya yang pucat pasi.
Setelah keadaan gadis dari alam roh itu tenang, Wiro berkata, "Bunga, boleh aku
mengajukan satu pertanyaan
lagi?" Bunga anggukkan kepala.
"Menurut kakek tadi, dia melihat , dia melihat benda itu di dalam rongga. Bunga,
mungkin kau tahu rongga apa?"
Bunga tersenyum. Gadis alam roh ini kembali merenung.
Sesaat kemudian dia gelengkan kepala.
"Maafkan aku Wiro. Aku bisa menjawab pertanyaanmu itu. Tapi jika kuberitahu
tempat ini akan runtuh. Aku bisa selamatkan diri. Kau dan tiga temanmu tak
mungkin lolos dari maut!"
Wiro garuk kepala lalu berkata, "Aku bisa menduga rongga apa yang dimaksudkan
kakek itu"
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
"Wiro! Jangan kau sebutkan! Kita bisa mati semua!"
Bunga cepat memberi ingat sambil menekap mulut Wiro
dengan jari jari tangan kanannya. Wiro hanya bisa mengangguk angguk.- -"Maaf, aku masih punya satu pertanyaan," kata Wiro pula. Bunga tersenyum dan
anggukkan kepala. "Aku pernah mengerahkan beberapa ilmu kesaktian bahkan
menghantam dinding batu jalan masuk ke dalam lorong.
Aku pernah menerapkan Ilmu Meraga Sukma. Tapi
semua itu membalik menghantam diriku sendiri ...."
"Kau atau siapapun selaku manusia tidak mungkin
menghadapi kekuatan roh secara langsung. Justru
disitulah letak pantangannya. Roh di dalam lorong memiliki kekuatan luar biasa.
Dan roh itu menyedot kekuatan
yang kau keluarkan untuk kembali dihantamkan pada dirimu. Pada siapa saja yang berani menghadapinya secara
langsung. Apapun yang terjadi, dimanapun, jangan sekali kali berani melakukan
-adu kekuatan secara langsung dalam satu garis lurus dengan roh."
"Kalau begitu tidak seorangpun, tidak satu kekuatanpun yang bisa menghadapi sang
Ratu." "Kaulah yang akan menghadapinya Wiro. Dengan
pernikahan itu. Dengan menikahi dirinya. Aku hanya bertindak sebagai pembantu."
Wiro garuk garuk kepala sementara tengkuknya terasa merinding.-"Ada satu hal yang perlu aku jelaskan padamu, Wiro,"
kata Bunga pula. "Di dalam lorong terdapat sebuah benda berupa batu pipih hitam
persegi. Batu inilah yang jadi pangkal sebab segala bencana. Kau harus
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
mendapatkan batu itu dan menghancurkannya. Dan
petunjuk yang aku lihat di alam gaib, batu itu berada di tangan pimpinan manusia
pocong." "Tambah lagi satu pekerjaan ..." ucap Wiro sambil garuk-garuk kepala.
"Aku pergi sekarang. Aku akan membukakan pintu
rahasia di atas tangga sana untukmu dan teman teman.
-Sebelum pergi aku akan memberikan sesuatu padamu."
Dan balik kebaya putihnya Bunga keluarkan sebuah kantong kecil terbuat dan kain
putih. "Ambil, simpan baik baik. Dalam keadaan terdesak jika kau harus
-berhadapan dengan kekuatan roh di dalam lorong usap wajah dan tubuhmu dengan
benda ini. Sebagian
tebarkan di depannya."
"Benda apa yang ada di dalam kantong mi?" tanya Wiro.
"Serbuk Setanggi."
"Eh, dimana sebelumnya aku mencium bau Setanggi?"
Wiro bertanya tanya pada diri sendiri. Lalu dia ingat.
-"Bunga, sewaktu aku hendak mencoba masuk ke dalam
lorong menerapkan Ilmu Meraga Sukma, ada kekuatan dahsyat menghantam diriku
disertai menebarnya bau Setanggi."
"Kekuatan dahsyat itu adalah kekuatan roh. Datang dan
dalam lorong bersama tebaran bau setanggi."
Menerangkan Bunga. Gadis dan alam roh ini memegang
lengan sang pendekar dan berkata, "Aku pergi sekarang.
Hati hatilah! Keselamatan semua orang yang diculik dan berada di dalam lorong
-kematian serta masa depan rimba persilatan berada di tanganmu..."
Wiro menggaruk kepala, "Aku selalu ketiban pulung hal yang tidak enak..."
ucapnya. MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Bunga lepaskan pegangannya di lengan Pendekar 212.
Sosok gadis alam roh itu melesat ke atas dan lenyap dan pemandangan,
meninggalkan bau harum bunga kenanga
yang membuat Naga Kuning, Gondoruwo Patah Hati dan
Wiro jadi tercekat.
Setelah Bunga tinggalkan tempat itu Naga Kuning dan Gondoruwo Patah Hati datangi
Wiro. Si bocah pegang lengan sahabatnya.
"Wiro, apa aku barusan tidak salah dengar. Gadis alam roh sahabatmu itu bilang
kau akan dikawinkan dengan roh yang ada di dalam Seratus Tiga Belas Lorong
Kematian. Kawin dengan gadis benaran saja kau belum pernah. Sekarang kau mau
kawin dengan roh! Apa
otakmu sudah berubah pindah ke dengkul, lalu turun ke
pantat?" Wajah Pendekar 212 tampak memerah. Namun enak
saja dia menjawab.
"Sahabatku bocah berambut jabrik," kata Wiro pula.
"Kau memang tidak salah dengar. Karena kau belum torek, belum budek. Tapi kau
keliru menyebut. Aku bukannya mau dikawinkan. Tapi dinikahkan..."
"Lalu apa bedanya?" tanya Naga Kuning.
"Tentu ada beda. Kalau nikah pakai niat. Kalau kawin pakai urat!" jawab murid
Sinto Gendeng lalu tertawa gelak gelak dan melompat ke arah tangga batu.-***
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
WIRO SABLENG MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212 10


Wiro Sableng 140 Misteri Pedang Naga Suci 212 di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kembali ke kawasan jurang di sebelah belakang bukit batu dimana terletak 113
Lorong Kematian.
Tak lama setelah Pendekar 212 didorong jatuh ke dalam
jurang Nyi Roro Manggut tinggalkan tempat itu dengan melintas di atas tumbangan
pohon. Tak selang berapa lama ketika setelah Wakil Ketua dan anak buahnya muncul
dari pintu rahasia lalu menghancurkan pohon yang melintang di atas jurang dan
kembali masuk ke dalam lorong lewat pintu rahasia di dinding batu, dua orang
melayang turun dari atas satu pohon besar berdaun rimbun. Rupanya sudah cukup
lama mereka sembunyi di atas pohon dan menyaksikan semua
kejadian di tempat itu. Kedua orang ini ternyata gadis cantik Bidadari Angin
Timur dan Jatilandak, pemuda berkulit kuning dan negeri 1200 tahun silam.
"Aku mengkhawatirkan Wiro. Kalau sampai dia menemui
ajal di dasar jurang..."
Bidadari Angin Timur bersikap dingin saja mendengar ucapan Jatilandak.
"Kau tidak khawatir?" tanya Jatilandak sewaktu Bidadari Angin Timur dilihatnya
hanya berdiam diri.
"Sebelumnya kau sudah tahu, aku tidak ingin ke tempat
ini. Tapi kau membujuk..."
"Maksudku baik. Ingin membantu para sahabat yang menghadapi urusan besar," sahut
Jatilandak. "Umur manusia di tangan Tuhan. Kalau pemuda itu harus menemui kematian di dasar
jurang, apa yang perlu MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
dikawatirkan?"
"Sahabatku, kau menyaksikan sendiri nenek itu
mendorong Wiro masuk ke dalam jurang. Tidakkah kau ingin tahu mengapa dia
melakukan hal itu?"
"Mungkin saja nenek itu punya silang sengketa dengan Wiro. Mungkin pula si nenek
adalah kaki tangan orang-orang penghuni lorong atau salah seorang dari mereka
yang sengaja muncul untuk mencelakai Wiro. Pemuda itu karena tidak tahu gelagat
dan tidak waspada akhirnya jadi korban. Dalam rimba persilatan segala sesuatunya
bisa terjadi. Kematian bisa berlangsung karena seribu satu macam sebab. Wiro
telah menemukan penyebab
kematiannya..."
"Kalau Wiro benar benar menemui ajal di dasar jurang, apakah kau tidak punya -rasa hiba" Bukankah antara kau
dan dia..."
Jatilandak tidak teruskan ucapannya. Bidadari Angin Timur sendiri berdiri sambil
rangkapkan dua tangan di atas dada dan kepala memandang ke langit yang terlihat
di sela sela kerimbunan daun pepohonan. Bibirnya
-digigit gigit.
-"Jatilandak," sang dara akhirnya keluarkan ucapan. "Aku tak ingin lagi
membicarakan pemuda itu. Aku
mengikutimu cukup hanya sampai di sini. Kau silahkan meneruskan perjalanan
seorang diri".
Jatilandak menatap lekat lekat ke wajah cantik itu.
-"Sahabat, aku sedih sekali mendengar semua ucapanmu.
Seandainya kau benci pada seseorang akulah orangnya.
Karena sebenarnya akulah yang telah berlaku keliru.
Kalau Wiro menemui kematian tanpa aku sempat
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
memberi keterangan padanya tentang hubungan kita, aku akan menyesal seumur
hidup..." "Kita tidak punya hubungan apa apa. Seandainya dia nanti ditemui dalam keadaan -hidup, tidak ada yang perlu diterangkan. Bukankah dia sudah berbahagia dengan
sahabat barunya, gadis bernama Wulan Srindi itu?" kata Bidadari Angin Timur
pula. Di dalam hati Jatilandak bertanya tanya apa sebenarnya yang membuat gadis
-berambut pirang itu selalu
berubah ubah pikiran serta menunjukkan kebencian
-mendalam terhadap Pendekar 212 Wiro Sableng. Hanya
karena rasa cemburu yang berubah menjadi kebencian semata"
"Aku ingin pergi. Kau mau ikut bersamaku?" Bidadari Angin Timur bertanya. Dia
bertanya dengan kepala dipalingkan ke jurusan lain. Untuk menyembunyikan
sepasang matanya yang berkaca kaca.
-"Aku ingin pergi kemana kau pergi. Tapi saat ini kita menghadapi urusan besar.
Aku..." Bidadari Angin Timur angkat tangan kirinya memberi tanda agar Jatilandak
hentikan ucapan. "Aku ingin membawamu menemui seorang tokoh rimba persilatan.
Namanya Bujang Gila Tapak Sakti. Dia memiliki ilmu yang bisa merubah warna
kulitmu yang kuning."
"Sahabatku Bidadari Angin Timur, terima kasih kau memperhatikan diriku. Soal
keadaan kulit tubuhku yang kuning kalaupun tidak bisa disembuhkan bagiku tidak
menjadi apa. Saat ini ada hal lain yang lebih penting dari diriku. Yaitu
menyelamatkan rimba persilatan dari manusia manusia pocong lorong kematian.
-MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Kau tahu sendiri banyak perempuan hamil yang diculik.
Beberapa tokoh silat yang tersesat ke dalam lorong tidak diketahui bagaimana
keadaannya. Kita harus berbuat sesuatu."
"Kau orang baik. Budimu sangat luhur. Satu saat kau akan mengerti. Kepentingan
orang banyak tidak selalu diatas kepentingan diri pribadi. Selamat tinggal
Jatilandak. Selamat berbakti pada rimba persilatan."
Habis berkata begitu Bidadari Angin Timur balikkan badan dan tinggalkan tempat
itu. Jatilandak memanggil dan hendak mengejar. Namun ragu. Sudah dua kali dengan
ini si gadis bersikap seperti itu. Akhirnya pemuda berkepala botak kuning ini
duduk di tanah, bersandar ke batang pohon. Menatap ke seberang jurang, di arah
mana Luhkentut dan Hantu Muka Dua berada.
Bidadari Angin Timur Iari cukup jauh. Gadis ini baru berhenti berlari ketika
sampai di pinggiran rimba belantara. Dia duduk di tanah, bersandar pada
tumbangan batang pohon yang telah kering. Wajah
dibenamkan di atas telapak tangan. Pundaknya bergetar
pertanda dia berusaha menahan isak. Sebelum isakan berubah menjadi tangis, tiba-tiba dua bayangan
berkelebat dan berdiri di kiri kanannya. Sang dana mencium bau pesing santar
sekali. "Sinto Gendeng," pikir Bidadari Angin Timur. Wajahnya masih dibenamkan di atas
dua telapak tangan akhirnya telinganya mendengar suara perempuan menegur.
"Bidadari Angin Timur, sahabatku, apa yang kau buat di sini?"
Bidadari Angin Timur terkejut. Dia mengenali suara itu.
Dua tangan yang menutupi wajah diturunkan.
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Dihadapannya berdiri Ratu Duyung dan kakek berjuluk Setan Ngompol.
"Ah, kalian berdua rupanya. Aku gembira bisa bertemu dengan kalian lagi."
Ratu Duyung tersenyum, anggukkan kepala lalu
bertanya, "Kau seorang diri di tempat ini. Raut wajah dan sinar matamu
menunjukkan hati dan perasaanmu sedang tergoncang. Maukah kau berbagi rasa
menceritakan padaku apa yang terjadi?"
Bidadari Angin Timur usap kedua matanya, tensenyum lalu tertawa.
"Ratu Duyung, terima kasih kau punya perhatian begitu baik terhadapku. Tapi apa
perlunya kau mengkawatirkan
orang seperti diriku" Urusanmu sendiri begitu banyak."
Dalam hati Bidadari Angin Timur berkata, "Aku tidak punya silang sengketa apa
-apa dengan gadis bermata biru ini. Tapi entah mengapa aku tidak suka padanya.
Hubungannya dengan Wiro sangat dekat. Aku heran, mengapa aku masih mencemburui
orang lain. Padahal aku sendiri ingin berpaling diri dari pemuda itu. Mana
mungkin aku menghargai seorang pemuda yang punya kekasih dimana mana. Yang
-pernah kawin dengan
seorang gadis dari alam lain..."
Ratu Duyung pegang bahu Bidadari Angin Timur lalu berkata, "Kau sahabatku, susah
senangmu susah senangku juga. Ayo katakan apa yang terjadi?"
Bidadari Angin Timur masih tersenyum. Dia melirik pada Setan Ngompol. Si kakek
kedip kedipkan mata lalu cepat-cepat pegang bagian bawah perutnya agar kencing
-tidak terpancar. "Di tengah jalan kakek Setan Ngompol ini bilang padaku MISTERI PEDANG NAGA SUCI
212 kau pengi bersama pemuda bernama Jatilandak. Dimana
dia sekarang?"
Bidadari Angin Timur sisir rambut pirangnya dengan jari-jari tangan.
"Dia pergi ke arah sana. Mungkin tengah menuju bukit batu sarang manusia manusia-pocong. Untuk sementara
aku menunggu di sini"
"Aneh, mengapa mereka tidak pergi sama sama?" pikir Ratu Duyung.
-"Kau tahu dimana Wiro berada?"
"Itulah..."
"Itulah apa?" tanya Ratu Duyung ketika Bidadari Angin Timur tidak teruskan
ucapannya. "Di belakang bukit batu, ada sebuah jurang. Wiro berada di sana. Seorang nenek
cebol mendorongnya masuk ke dalam jurang. Sulit aku menduga apakah pemuda itu
masih hidup atau..."
Ratu Duyung menatap wajah Bidadari Angin Timur.
Ketika pertama kali berjumpa tadi dia melihat paras gadis berambut pirang itu
lesu sedih dan sepasang mata yang balut seperti mau menangis. Tapi agaknya bukan
lenyapnya Wiro ini yang menjadi ganjalan kesedihan hatinya.
Ratu Duyung tidak rnenunggu Bidadari Angin Timur menyelesai kan kalimatnya.
Gadis bermata biru dari samudera selatan ini memberi tanda pada Setan
Ngompol, lalu berkelebat pergi tinggalkan tempat itu.
Sambil berlari cepat Ratu Duyung berkata, "Aku melihat sikap aneh Bidadari Angin
Timur. Kalau dia tahu Wiro didorong orang masuk jurang mengapa dia masih bisa
duduk tenang tenang di tempat itu?"
-MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
"Aku melihat matanya balut sedih seperti habis
menangis. Mungkin meratapi kematian Wiro," ujar Setan
Ngompol. "Jangan kau bicara seolah Wiro sudah mati. Kita belum tahu kenyataan
sebenarnya..."
"Kau bisa pergunakan cermin sakti untuk menyelidiki"
"Sebelumnya telah beberapa kali aku mempergunakan cermin itu. Namun satu
kekuatan gaib menghantam
diriku dengan dahsyat. Aku khawatir... Nanti saja kalau kita sampai di jurang
aku akan mencoba..."
"Kau bisa menduga siapa nenek cebol yang disebutkan Bidadari Angin Timur tadi?"
"Mungkin aku bisa menduga. Tapi mustahil dia mau berbuat sejahat itu" jawab Ratu
Duyung. Sambil terus berlari Ratu Duyung berkata, "Aku tadi memperhatikan.
Ketika Bidadari Angin Timur melirik ke arahmu, ada sesuatu di balik lirikan
itu." "Maksudmu dia menaruh hati padaku?" ujar Setan
Ngompol. "Tua bangka geblek!" maki Ratu Duyung hingga Setan Ngompol tersentak kaget lalu
tertawa mengekeh dan kucurkan air kencing.
"Air mukanya menunjukkan ada sesuatu yang
dikhawatirkan..."
"Benar sekali. Dia kawatir kalau aku jatuh cinta pada gadis lain! Ah, kasihan
kalau Bidadari Angin Timur sampai patah hati karena ulahku," sahut Setan Ngompol
kembali bergurau dan tertawa gelak gelak.-Kedua orang itu sampai di tepi jurang di sebelah belakang bukit batu markas
manusia pocong. Mereka tidak menemukan Jatilandak. Namun di seberang jurang,
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
dekat dinding batu mereka melihat seorang kakek dan seonang nenek berwajah
angker. Ratu Duyung bertanya
perihal kedua orang yang tidak dikenalnya itu. Setan Ngompol yang pernah
tersesat ke negeri 1200 tahun silam bersama Naga Kuning dan Wiro segera saja
mengenali. "Si kakek yang memiliki dua muka di
kepalanya itu berjuluk Hantu Muka Dua. Jahatnya
selangit tembus, si nenek bernama Luhkentut karena kentut melulu. Keduanya
memiliki ilmu kepandaian
sangat tinggi. Mereka sama sama berasal dan negeri seribu dua ratus tahun silam.
-Tapi heran dari sini aku lihat Hantu Muka Dua hanya duduk menjelepok di tanah
seperti kakek pikun tiada daya. Mengapa mereka berdua
bisa berada di seberang jurang sana" Tak mungkin melompat sejauh ini walau ilmu
mereka setinggi langit sekalipun. Nenek jelek itu. Aku benci padanya. Dia yang
membaIikkan daun telingaku sebelah kanan! Nanti akan
kubalas!" Si kakek pegang daun telinga sebelah
kanannya yang lebar tapi terbalik.
"Dan tanda tanda di sekitar sini," ucap Ratu Duyung sambil sepasang matanya yang
-biru memperhatikan
berkeliling. "Memang jelas ada beberapa orang berada di tempat ini sebelumnya.
Lalu pada kemana mereka?"
"Bidadari Angin Timur memberi tahu, seorang nenek cebol mendorong pemuda itu ke
dalam jurang. Saatnya kau mempergunakan cermin untuk menyelidik." kata
Setan Ngompol sambil menahan kencing.
Ratu Duyung sesaat merasa ragu. "Aku kawatir kejadian
itu akan terulang kembali. Saat ini kita justru berada dekat sekali dengan markas manusia pocong."
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
"Kalau kau takut, biar aku yang pegang kacanya. Kau yang melihat ke dalam
cermin," kata Setan Ngompol pula sambil seka tangan kanannya yang basah oleh air
kencing ke dada.
Ratu Duyung tersenyum. Dan balik pakaiannya yang bagus dia keluarkan cermin
sakti bulat. Cermin dipegang di tangan kanan. Untuk menjaga segala kemungkinan
Ratu Duyung alirkan tenaga dalam ke kaki hingga dua kaki itu laksana di pantek
ke tanah. Sebagian tenaga dalam juga dialirkan ke tangan kiri. Tangan ini
kemudian diangkat sebatas dada untuk membentengi diri. Dengan
dada berdebar Ratu Duyung kemudian mulai arahkan pandangannya ke dalam cermin.
Pikirannya dipusatkan pada jurang di hadapannya. Tak ada getaran pada tangan
kanan dan cermin yang dipegangnya. Tak ada hawa aneh mempengaruhi. Sepasang
matanya melihat
hamparan kabut muncul di dalam cermin. Sesaat
kemudian kabut lenyap. Dalam kejernihan permukaan cermin dia melihat jurang di
bawah sana. Mula mula yang tampak adalah rimbunan pepohonan dari-bebatuan. Lalu genangan air muncul sebuah benda
berbentuk perahu.
"Ada sebuah telaga dalam cermin. Hai, apa ini ...." Di salah satu dinding ada
tangga batu menuju ke atas. Aku melihat seorang anak menaiki tangga. Aku seperti
mengenalinya. Pakaian hitam, rambut tegak lurus seperti ijuk"
"Itu pasti Naga Kuning!" seru Setan Ngompol. "Kau tidak melihat yang lain lain"
-Wiro, Anggini, Wulan Srindi, Jatilandak?"
Ratu Duyung gelengkan kepala. "Tunggu. Astaga, apa MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
ini"! Ada seekor binatang melompat lompat menaiki tangga mengikuti bocah itu.
-Seekor tikus besar. Tapi bulunya panjang tebal dan runcing..."
"Gila, apakah Wiro telah berubah menjadi tikus besar?"
ujar Setan Ngompol sambil menahan kencing. "Ratu, kalau bocah itu Naga Kuning,
bersamanya pasti ada seorang nenek jelek ...."
"Aku tak melihat orang lain," ucap Ratu Duyung.
"Kalaupun Wiro sudah menemui ajal di dasar jurang, pasti aku bisa melihat
sosoknya lewat cermin ini. Aneh, tidak terjadi apa apa. Tidak ada kekuatan gaib
-menyerangku."
Perlahan lahan dia gerakkan cermin sakti di tangan kanan. Gerakan mi membuat dia
-mampu melihat bagian
atas tangga batu. Namun saat itu tangannya mulai bergetar. "Serangan itu datang
kembali..." membatin Ratu Duyung. Dengan cepat dia turunkan cermin, tegak tak
bergerak sambil kerahkan tenaga dalam. Mendadak sontak menggelegar satu dentuman dahsyat.
Seantero kawasan bergetar.
Ratu Duyung hampir terjungkal ke dalam jurang. Setan Ngompol
masih sempat memegang pinggang pakaiannya. Kedua orang ini terbanting jatuh ke tanah.
Setan Ngompol pancarkan air kencing. Sambil pegangi kupingnya yang mengiang dia
bertanya. Di seberang jurang nenek Latanahsilam Luhketut terhempas ke


Wiro Sableng 140 Misteri Pedang Naga Suci 212 di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tanah. Hantu Muka Dua mencelat ke udara dan jatuh bergedebuk.
Di dalam jurang terdengar suara teriakan teriakan beberapa orang disusul benda- -benda yang berjatuhan kecebur masuk ke dalam telaga.
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
"Apa yang terjadi ....?" Setan Ngompol keluarkan suara bergetar.
Ratu Duyung duduk bersila di tanah. dia coba melihat ke dalam cermin kembali.
Tak kelihatan apa apa kecuali kabut tebal.
-"Aneh, sewaktu aku memantau ke dalam jurang tidak terjadi apa apa. Ketika aku
-merubah arah cermin
pandangan ke dinding batu sebelah kiri letak markas manusia pocong itu tanganku
bergetar. Lalu ada letusan keras itu..." Ratu Duyung geleng geleng kepala.
-"Sesuatu terjadi di bawah sana. Aku kawatir. Kita harus bisa turun ke dasar
jurang. Tapi bagaimana caranya?" Ratu Duyung
usap keringat yang memericik di kening. Setan Ngompol
usap celananya yang kuyup oleh air kencing.
"Ratu, waktu ledakan menggelegar aku mendengar
suara teriakan. Coba kau menyelidik lagi lewat cermin.
Perhatikan ke arah jurang, jangan melenceng ke arah dinding batu..."
Ratu Duyung ikuti ucapan Setan Ngompol. Dia angkat cermin sakti ke depan
wajahnya lalu memperhatikan dengan seksama. Kabul menutupi pandangan di
permukaan cermin. Kabut lenyap berganti dengan
pohon pohon lebat. Lalu muncul telaga di dasar jurang.
-"Astaga, aku melihat mereka!" seru Ratu Duyung.
"Siapa saja?"
"Wiro, Naga Kuning, nenek berpakaian serba hitam. Lalu tikus besar itu ...
Mereka berada di telaga. Mereka berenang menuju salah satu tepian. Hai!"
"Ada apa?" Naga Kuning coba melihat ke dalam cermin.
Namun dia tidak melihat apa apa. "Aku tidak melihat apa apa. Kau melihat apa" - -Apa yang barusan
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
mengejutkanmu?"
"Setibanya di pinggir teiaga di arah tangga batu, tikus besar tadi berubah
menjadi kepulan asap. Lalu muncul sosok seorang pemuda berpakaian coklat,
berkepala botak dan berkulit kuning."
"Itu pasti Jatilandak. Pemuda dari negeri Latanahsilam.
Ah, aku tahu ilmu yang dipakainya. Untuk turun ke bawah dia merubah diri ke
bentuk aslinya. Seekor landak besar!"
Satu suara tercekat terdengar di belakang kedua orang itu. Ratu Duyung dan Setan
Ngompol berpaling. Di situ berdiri Bidadari Angin Timur dengan wajah pucat. Dua
tangan memegangi pangkai leher. Apa yang diucapkan Setan Ngompol tadi membuatnya
sangat terkejut.
Ternyata perwujudan asli pemuda bernama Jatilandak itu adalah seekor landak
besar. "Bidadari Angin Timur," tegur Ratu Duyung. "Kami gembira akhirnya kau mau
menyusul ke sini. Kami tengah memikirkan bagaimana cara turun ke dalam
jurang. Wiro dan beberapa orang terlihat lewat cermin saktiku. Mereka berada di
dasar jurang yang ada telaganya..."
Bidadari Angin Timur tidak menjawab. Hanya sepasang matanya menatapi Ratu Duyung
lalu beralih pada Setan
Ngompol. Perlahan lahan dua butir air bening
-menggelinding dan kelopak mata sebelah bawah gadis berambut pirang ini.
Kepalanya digelengkan. Mulutnya terbuka. Suaranya berucap perlahan.
"Nasib diriku buruk sekali..."
"Sahabatku, kau menyesali apa?" tanya Ratu Duyung seraya mendekat.
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Bidadari Angin Timur gelengkan kepaa lalu memutar tubuh dan tinggalkan tempat
itu. "Lagi lagi dia menunjukkan sitat aneh..." ucap Ratu Duyung.
-*** BUNGA gadis dari alam roh sampai di anak tangga teratas. Mata manusia biasa
tidak akan melihat celah sehalus rambut membentuk bagian empat persegi pada
dinding batu. Ada celah. Ternyata mereka tidak sepandai yang aku sangka..." ucap Bunga dalam
hati. Gadis dan alam roh ini goyangkan kepala. Saat itu juga sosoknya berubah
menjadi samar, berubah lagi menjadi asap tipis lalu bergerak menembus celah
halus di dinding batu. Sesaat
kemudian Bunga telah berada di bagian dalam dinding batu. Ujudnya yang seperti
asap kembali membentuk sosok seorang gadis berkebaya putih. Memandang
berkeliling dia dapatkan dirinya berada di satu ruangan cukup besar. Di sebelah
depan ada satu lorong pendek.
Di ujung lorong kelihatan sebuah tangga menuju ke atas.
Bunga balikkan tubuh, menatap ke arah dinding yang barusan dilewatinya melalui
celah halus. Samar samar dia melihat ada cahaya kuning pada bagian dinding batu -yang berada dalam celah sehalus rambut.
"Cahaya itu, pertanda satu kekuatan roh dahsyat
membentengi batu. Apakah aku sanggup menembusnya" Aku harus bertindak cepat sebelum roh
di dalam lorong mengetahui kehadiranku..."
MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Tiba tiba setiup angin berhembus disertai menebarnya bau setanggi.
-"Celaka, mahluk penguasa lorong telah mengetahui
kehadiranku," Baru saja Bunga membatin seperti itu tiba tiba satu suara halus
-seolah datang dan kejauhan mengiang di telinga Bunga.
"Roh dari alam gaib. Kau datang membawa bencana.
Terima kematianmu sebelum kau menimbulkan
malapetaka!"
Mendengar suara halus itu Bunga cepat menyahuti.
"Bencana ada dalam hatimu. Malapetaka ada dalam
benakmu! Aku datang membawa kebaikan. Aku akan
berindak sebagai juru nikahmu. Untuk melepas dirimu kembali
bebas alammu. Dunia bukan tempat kediamanmu. Di dalam lorong ada manusia jahat yang memperalatmu!"
"Ahai! Pandai sekali kau mengeluarkan ucapan. Hanya perintah Yang Mulia Ketua
yang harus dilaksanakan.
Hanya Yang Mulia Ketua seorang yang wajib dicintai! Aku mau lihat apakah kau
masih bisa berkata kata sesudah aku menjatuhkan kematian kedua padamu!"-Dari arah lorong di depan sana kembali bertiup
serangkum angin, menyusul munculnya cahaya kuning.
Bunga cepat rapatkan dua telapak tangan di atas kepala.
Mulut terkancing rapat. Sepasang mata menatap tajam ke arah cahaya kuning yang
datang menyambar.
"Roh dari alam gaib, aku mewakili semua roh dari alammu. Berikan kekuatanmu
padaku! Hancurkan pintu itu!" Bunga gerakkan tangan kanannya ke depan. Sejenis
bubuk menebar di udara. Bubuk setanggi. Bau harum MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
semakin santar di tempat itu. Dan jauh mendadak terdengar suara pekikan.
Sosok Bunga Iaksana kilat berubah menjadi asap melesat ke atas. Di ujung lorong
kemudian terdengar satu teriakan keras.
"Jangan!"
Cahaya kuning berkiblat. Menghantam dinding batu.
Tebaran setanggi yang masih melayang di udara berubah
menjadi percikan bunga api terang benberang.
"Bummm! Byaaarr!"
Satu letusan dahsyat berdentum mengguncang seantero
tempat. Dinding batu di depan sana hancur berantakan.
Sebuah lobang berupa pintu empat persegi terpentang.
Bunga kembali membentuk ujud nyatanya. Gadis dari alam roh ini berseru :"Terima
kasih! Kau telah membuka pintu untuk calon suamimu!"
Satu pekikan panjang terdengar di kejauhan. Begitu suara pekikan sirna, mendadak
terdengar suara genta tujuh kali berturut turut. Terguncang ke kiri ke kanan.
-Bunga lari ke arah pintu.
"Wiro, cepat!"
Di bawah sana Wiro, Gondoruwo Patah Hati, Naga
Kuning dan Jatilandak baru saja keluar dari dalam telaga.
Keempatnya cepat menaiki tangga menuju ke atas.
"Cepat, ikuti aku!" kata Bunga begitu keempat orang itu sampai dihadapannya. Di
kejauhan genta terdengar lagi tujuh kali berturut turut. Kawasan 113 Lorong -Kematian seperti diguncang gempa.
TAMAT MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Segera terbit Episode selanjutnya
KEMATIAN KEDUA MISTERI PEDANG NAGA SUCI 212
Raja Pedang 1 Pedang Ular Merah Karya Kho Ping Hoo Pedang Kilat Buana 1

Cari Blog Ini