Ceritasilat Novel Online

Pedang Bayangan Panji Sakti 12

Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen Bagian 12


asalkan kau menepati janji pertamamu, aku tidak akan mengingat
lagi masa lalu. Cepatlah katakan, apakah kau mau ikut aku pergi
jauh dari sini atau tidak?"
"Ini bukan masalah kecil, berilah aku waktu untuk berpikir."
Kata Mu Xin Xin, "Ada pepatah yang mengatakan : asalkan
gunung masih hijau, tidak perlu takut tidak ada kayu bakar. Aku
nasihati dirimu, jangan pikir lagi rumah dan hasil kerjamu, mengenai
Mu Hao Hao aku sudah menolong putranya dan membawa putranya
pulang. Walaupun ilmu silatnya sudah musnah tapi nyawanya masih
bisa tertolong, dia masih bisa menjadi orang biasa. Aku tidak
bersalah kepada Mu Hao Hao."
Ketua Bai Tuo Shan tetap diam.
Mu Xin Xin mengerutkan dahi dan berkata, "Kau mau berpikir
sampai kapan" Aku takut sebelum mengambil keputusan, kau sudah
tidak bisa lari lagi."
Tiba-tiba ada yang melapor, "Lapor Ketua, Panglima Mu datang!"
Ketua Bai Tuo Shan sangat senang dan berkata, "Belum tentu,
Mu Zhi Yao bisa membantuku!"
Kata Ketua Bai Tuo Shan, "Paling sedikit aku bisa bersembunyi di
antara pasukan pengawal istana."
Kata Mu Xin Xin, "Semua hal di dunia ini tidak ada yang serba
kebetulan, begitu kau mendapat bencana besar, dia sudah berada di
depan matamu." "Apa maksudmu?"
"Aku tidak bermaksud apa-apa, sekarang kau sudah mempunyai
pendukung, apakah aku masih bisa memaksamu untuk ikut pergi
denganku" Baiklah, berlindunglah pada Mu Zhi Yao, aku harap kau
jangan meminta tolong lagi kepadaku!"
Ketua Bai Tuo Shan keluar dari ruangan rahasia dan bertanya
kepada orang itu, "Bagaimana kau tahu yang datang adalah
Panglima Mu?" "Karena dia memakai cincin bambu kotak. Aku ingat ketua pemah
mengatakan...." Kata Ketua Bai Tuo Shan, "Benar,cincin itu adalah pemberianku.
Jika ada cincin itu, dia bukan Mu Zhi Yao palsu."
Tapi panglima pengawal yang datang adalah Wei Tian Yuan.
Ketua Bai Tuo Shan adalah orang yang sangat teliti, walaupun
dia berharap orang yang datang adalah Mu Zhi Yao, tapi karena
kata-kata Mu Xin Xin tadi dia menjadi sedikit curiga. Walaupun di
mulut mengatakan tidak ada yang mencurigakan tapi di dalam hati
dia masih merasa waswas. Yu Wen Lei pun terkenal dengan ahli mengubah wajah, begitu
keluar dari ruangan dan meneliti, benar saja panglima ini sedikit
berbeda, walaupun cincin yang dipakainya adalah asli.
Yu Wen Lei merasa curiga, dia bertanya, "Panglima Mu, angin
apa yang membawamu datang kemari?"
Wei Tian Yuan tahu bahwa dia sedang diuji, dengan sengaja dia
berkata, "Bukankah kau sendiri yang menyuruhku datang ke sini?"
Kata Ketua Bai Tuo Shan, "Benarkah" Akhir-akhir ini aku sering
lupa, sudah tidak seperti dulu lagi, Panglima Mu, kau kelihatannya
lelah, apakah kau sedang merasa tidak sehat?"
Jawab Wei Tian Yuan, "Aku merasa sehat, tapi gunung ini terlalu
dingin, aku belum terbiasa dengan keadaan di sini dan aku
mengalami sedikit flu."
Wei Tian Yuan meniru logat Mu Zhi Yao, walaupun dia tahu dia
tidak akan bisa meniru dengan sempurna, karena itu dia
mengatakan bahwa dia sedang flu. Dalam hati dia berpikir,
"Sebentar lagi akan terjadi pertarungan, aku hanya bisa menutupi
untuk serrlentara waktu."
Tanya Ketua Bai Tuo Shan, "Panglima Mu, apakah kau ingin
beristirahat dulu?" Jawab Wei Tian Yuan, "Flu adalah suatu penyakit biasa, tidak
perlu beristirahat pun bisa sembuh sendiri, lebih baik kita
membicarakan hal yang lebih penting."
"Tadi kita sudah mengobrol sampai di mana?"
"Mengenai aku yang menepati janji Ketua."
"Sepertinya aku pemah menulis sepucuk surat untukmu."
"Surat itu kubawa, apakah Anda ingin melihat surat yang anda
sendiri?" Mengapa Wei Tian Yuan masih saja menjawab pertanyaannya
bukan segera mengeluarkan serangannya" Wei Tian Yuan
melakukan ini bukan tanpa sebab, pertama, Wei Tian Yuan
menunggu bantuan dari orang yang ditunggunya.
Walaupun asisten Ketua Bai Tuo Shan yang sangat kuat sudah
tumbang, tapi anak buahnya masih ada sekitar 300-500 orang,
sedangkan di pihak Wei Tian Yuan hanya ada Yu Xu Zi dan Chu Tian
Shu, bila langsung menyerang, mungkin sebelum bertemu dengan
Ketua Bai Tuo Shan sudah kecapaian bertarung, karena itu Wei Tian
Yuan memikirkan cara ini dengan cara menyamar menjadi Mu Zhi
Yao untuk bertemu langsung dengan Ketua Bai-Tuo Shan, Yu Xu Zi
dan Chu Tian Shu pasti tidak bisa datang bersama-sama dengannya,
supaya tidak dicurigai, mereka sudah berjanji, begitu Wei Tian Yuan
masuk ke pusat perkumpulan, dalam waktu setengah dupa yang
dibakar, mereka datang untuk membantu Wei Tian Yuan, tapi
mereka tidak akan masuk melalui pintu utama
Kedua, Wei Tian Yuan pun harus menunggu waktu yang tepat
karena Ketua Bai Tuo Shan memiliki ilmu silat yang sangat tinggi
walaupun belum tentu Wei Tian Yuan kalah darinya, tapi bila terlalu
meleset dari rencana semula, maka rencana yang telah di susun
akan gagal Kapankah waktu yang paling tepat" Pastinya adalah
pada saat ketua Bai Tuo Shan tidak menaruh curiga lagi kepadanya
dan tidak bersikap waspada kepadanya.
Wei Tian Yuan merasa saat ini Ketua Bai Tuo Shan berusaha
mengorek identitasnya, apakah dia itu palsu atau asli. bila dia tahu
bahwa Wei Tian Yuan adalah Mu Zhi Yao yang palsu, mengapa
hingga saat ini dia belum menyerangnya"
Wei Tian Yuan tidak tahu bahwa Ketua Bai Tup Shan sangat
berpengalaman dan licik, sebelum mendapat kepastian yang mutlak
dia harus menunggu kesempatan, rencana yang disusunnya lebih
sempurna dia berkeinginan, tidak perlu mengeluarkan tenaga, bisa
mengambil nyawa lawan, karena saat ini dia belum mengetahui
siapa yang sudah menyamar menjadi Mu Zhi Yao, dia takut janganjangan
yang menyamar adalah Qi Le Ming.
Ketua Bai Tuo Shan melihat dia mengeluarkan sepucuk surat
dalam jarak 5 langkah dia sudah mencengkram surat itu.
Wei Tian Yuan merasa terkejut, dalam hati dia berfikir "Yang
kulatih adalah ilmu menangkap cakar naga, walaupun dalam 5
langkah bisa mencakar benda, tapi bila dibandingkan dengan
ilmunya, aku harus berlatih 3 tahun lagi, baru bisa setingkat
dengannya." Begitu Ketua Bai Tuo Shan melihat isi surat itu. dia segera
tersenyum dan berkata, "Benar, surat ini memang ditulis olehku.
Tuan Mu jangan merasa tersinggung, kita hanya bertemu sekali 20
tahun yang lalu teknik mengubah wajah di dunia persilatan semakin
canggih, aku harus berhati-hati, takut kalau-kalau ada yang
memalsukan dirimu." Wei Tian Yuan mengira Ketua Bai Tuo Shan belum mengetahui
identitasnya, kemudian dia berkata, "Apakah sekarang Anda sudah
tidak curiga lagi kepadaku?"
Dalam hati Ketua Bai Tuo Shan ingin tertawa, "Kau kira kau
sudah berhasil menipuku" Malah kau yang masuk ke dalam
perangkapku." Ternyata sewaktu di Bei Jing, dia dan Mu Zhi Yao pemah
bertemu secara rahasia, Wei Tian Yuan tidak mengetahui hal ini,
begitu diuji oleh Ketua Bai Tuo Shan, dia sudah tahu, yang mana
yang asli dan mana yang palsu.
Ketua Bai Tuo Shan memegang secangkir teh dan berkata,
"Panglima Mu, aku ingin meminta maaf, silakan diminum."
Wei Tian Yuan tidak berani minum teh yang dihidangkan, dia
berkata, "Lain kali saja, Anda harus hati-hati bicara, tidak perlu
merasa sungkan." Kata Ketua Bai Tuo Shan, "Panglima Mu, bila kau tidak mau
menerima permintaan maafku, artinya kau masih marah kepadaku,
di mana ada tamu yang tidak mau menerima suguhan dari tuan
rumah?" Dalam hati Wei Tian Yuan berpikir, "Bila aku tidak meminum teh
ini, dia pasti akan curiga kepadaku, sekarang dia sudah
menganggapku sebagai Mu Zhi Yao yang asli, dia tidak akan
memberikan racun ke dalam teh ini."
Akhirnya Wei Tian Yuan memutuskan minum teh itu, sewaktu dia
akan mengambil cangkir teh itu ada sebutir batu yang memecahkan
cangkir itu. Air teh tumpah dan segera mengeluarkan asap hijau, kebetulan
batu yang memecahkan cangkir itu jatuhnya tersiram oleh air teh,
batu yang rata itu segera berlubang karena tersiram air teh itu.
Orang bodoh pun bisa mengetahui bahwa air teh itu
mengandung racun yang ganas.
Sewaktu cangkir teh pecah, di luar mangan terdengar suara yang
ramai. Orang-orang di luar berteriak, "Ada pembunuh!"
"Cepat kemari!"
"Siluman perempuan, kau mau lari ke mana?"
Yang pertama berteriak ada pembunuh pada saat itu orangorang
belum bisa melihat dengan jelas siapa pembunuhnya,
teriakan kedua, artinya mereka sudah tahu ke mana pembunuh itu
melarikan diri, teriakan ketiga dapat diketahui bahwa pembunuhnya
adalah seorang perempuan.
Walaupun Bai Tuo Shan sudah tidak memiliki pembantu tangguh,
tetapi kecepatan dan komunikasi antar anggota di sana tetap
berlangsung sangat cepat dan ketat.
Ketua Bai Tuo Shan bergerak lebih cepat lagi. Bila orang lain
melihat cangkir yang dipegang tiba-tiba pecah oleh batu yang
terbang ke dalam ruangan itu, pasti hanya bisa terkejut dan
terbengong-bengong tapi tidak untuknya, dia membalikkan badan
dan mulai menyerang Wei Tian Yuan.
Kedua telapak tangan saling beradu, tubuh Ketua Bai Tuo Shan
bergoyang-goyang, Wei Tian Yuan terdesak hingga mundur 3
langkah ini bukan disebabkan tenaga Wei Tian Yuan lebih rendah
dari dia, karena ilmu silat yang dipakai oleh Ketua Bai Tuo Shan
adalah ilmu sesat Telapak tangan kanannya dilatih jurus Huo Yun htm (Pisau Api)
Wei Tian Yuan menyenggol tangannya, seperti sudah menyenggol
besi yang panas, dia-terkejut, terpaksa dia mundur, terlihat Wei
Tian Yuan berada diposisi bawah angin.
Dengan cepat telapak tangan kiri Ketua Bai Tuo Shan digerakkan.
kali ini Wei Tian Yuan menghindar untuk tidak beradu telapak
tangan dengannya, tapi telapak angin tidak dapat dihindari, angin
yang keluar dari telapak kanan, terasa panas seperti api yang keluar
dari tungku panas. Sedang telapak tangan yang kiri dilatih jurus Han
Bing Zhaug (Telapak Es), rasa dingin keluar dari telapak tangan
kirinya, rasa dingin seperti keluar dari tempat es, dingin hingga
menusuk tulang. Begitu Wei Tian Yuan menerima kedua jurus ini, ketua Ban Tuo
Shan sudah mengetahui bahwa orang itu bukan Qi Le Ming.
walaupun saat itu Wei Tian Yuan menggunakan jurus keluarga Qi.
Bisa menggunakan ilmu silat keluarga Qi, tapi kemampuannya
berada di bawah Qi Le Ming, siapakah dia" Ketua Ban Tuo Shan bisa
langsung menebaknya. Hati Ketua Bai Tuo Shan mulai merasa tenang, dengan dingin dia
berkata, "Aku kira siapa, ternyata kau orang yang bernama Wei, kau
menyamar menjadi Mu Zhi Yao untuk mengelabui diriku, apakah
perbuatanmu ini adalah perbuatan seorang pendekar sejati?"
Dia berkata begitu padahal dia sendiri menggunakan racun yang
dimasukkan ke dalam teh, sekarang malah dia yang marah kepada
Wei Tian Yuan. Wei Tian Yuan merasa marah dan berkata, "Waktu itu kau
memberikan racun dan senjata rahasia kepada Mu Zhi Yao, kau
menyuruhnya membunuh ayahku, apakah perbuatanmu itu
termasuk perbuatan seorang pendekar sejati?"
Ketua Bai Tuo Shan tertawa terbahak-bahak dan berkata,
"Ternyata kau datang untuk membalas dendam, baiklah, aku akan
membuatmu cepat bertemui dengan ayahmu di alam sana!"
Sambil bicara dia sudah menyerang Wei Tian Yuan dengan juius
yang bertubi-tubi. Tapi yang tadi diteriakan pembunuh oleh murid-murid Bai Tuo
Shan sudah kembali lagi, Seorang gadis mengenakan baju putih
masuk ke dalam ruang tamu, dia bukan lain adalah Shang Guan Fei
Feng. Segera dia mengeluarkan jurus Pedang Bayangan dengan
serangan yang aneh dan berubah-ubah, memukul mundur orangorang
yang mencoba menghalangi jalannya. Murid-murid Bai Tuo
Shan melihat pedang yang diayunkan begitu ganas dan berbahaya
mereka berhenti melangkah.
Wei Tian Yuan sudah tahu yang datang adalah Shang Guan Fei
Feng tapi pada saat melihat Shang Guan Fei Feng tetap saja hatinya
masih bergejolak. Wei Tian Yuan berteriak, "Kau sudah datang! Di mana Xue Jun?"
Shang Guan Fei Feng tidak menjawab malah berteriak, "Hati-hati,
telapak beracun!" Fei Feng segera mengayunkan pedangnya, memaksa Ketua Bai
Tuo Shan mundur. Hati Shang Guan Fei Feng pun bergejolak, karena begitu terlihat
Wei Tian Yuan, dia langsung menanyakan di mana Xue Jun,
bagaimana perasaan Shang Guan Fei Feng saat itu, ada rasa sedih
dan ada rasa khawatir bercampur-aduk "
Shang Guan Fei Feng menahan kesedihannya dan berkata, "Aku
belum sempat bertemu dengan Xue Jun, tapi aku tahu dia ada di
mana, sekarang kita harus menghadapi musuh, setelah selesai aku
akan menemanimu mencari dia."
Ketua Bai Tuo Shan tertawa, "Kalian masih ingin mencari Xue
Jun, Xue Jun sudah dibunuh olehku!"
Walaupun 2 hari yang lalu Wei Tian Yuan sempat bertemu
dengan Xue Jun, dia tetap merasa terkejut.
Kata Shang Guan Fei Feng, "jangan percaya kepada katakatanya!"
Kata Ketua Bai Tuo Shan lagi, "Aku beritahu kepadamu, sejam
yang lalu, dia sudah kuracun hingga mati, apakah kau mau melihat
mayatnya?" Suami istri Bai Tuo Shan ahli dalam permainan racun, walaupun
Wei Tian Yuan tahu bahwa dia berbohong, hatinya tetap merasa
tidak tenang, membuat hati Wei Tian Yuan tidak tenang ini memang
tujuan dari Ketua Bai Tuo Shan.
Sebenarnya setelah kedatangan Shang Guan Fei Feng, posisi
Ketua Bai Tuo Shan hanya bisa bertahan, tapi sekarang karena hati
Wei Tian Yuan merasa tidak tenang, dia berbalik menyerang lagi,
sekarang posisi mereka sama-sama kuat.
Shang Guan Fei Feng berteriak, "Jangan terpancing oleh
omongannya!" Kecuali melihat keadaan Xue Jun yang sebenarnya
hati Wei Tian Yuan baru merasa tenang.
Tiba-tiba ada yang berkata, "Yu Wen Lei, kau lihat siapa aku ini"


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kau ingin mencelakaiku, tapi aku tidak mati."
Katua Bai Tuo Shan melihatnya, begitu pula dengan Wei Tian
Yuan, ada seorang gadis yang lewat di depan jendela, tapi mereka
benar-benar sudah melihatnya.
Wei Tian Yuan berteriak, "Xue Jun! Xue Jun!" Xue Jun tidak
menyahut, juga tidak masuk ke dalam ruangan. Kata Shang Guan
Fei Feng, "Sekarang kau boleh merasa tenang, cepat balaskan
dendam ayahmu!" Sekarang setelah hatinya merasa tenang, Wei Tian Yuan baru
mengerti mengapa Xue Jun tidak mau masuk, dia berharap Wei Tian
Yuan dan Shang Guan Fei Feng bergabung untuk mengalahkan
Ketua Bai Tuo Shan, dia tidak mau merepotkan mereka berdua.
Sekarang giliran Ketua Bai Tuo Shan yang tampak kebingungan.
Bagaimana caranya Xue Jun bisa masuk" Ilmu silatnya tidak setinggi
Wei Tian Yuan dan Shang Guan Fei Feng, mengapa dengan
penjagaan yang begitu ketat, dia masih bisa lewat di depan jendela"
Apakah semua anak buahnya sudah buta"
Walaupun di dalam hatinya banyak pertanyaan, tapi di wajahnya
tidak terlihat perubahan, sebaliknya dengan dingin.dia berkata, "Xue
Jun sudah mati, kau kira di sini tidak ada orang sehingga dia bisa
mondar mandir" Semua orang-orangku berada di luar, tidak perlu
aku yangturun tangan untuk membunuhnya, anak buahku akan
memenggal kepalanya, kalian berdua pun tidak akan bisa keluar
hidup-hidup dari sini!"
Kata-kata ini bukan sekedar ancaman, bila dalam waktu singkat
Wei Tian Yuan dan Fei Feng tidak bisa membunuh Ketua Bai Tuo
Shan, anak buahnya akan semakin banyak, mereka berdua akan
terkepung dan diserang hingga mati.
Anehnya pada waktu Fei Feng baru datang, di sekeliling mereka
sepertinya banyak suara, sekarang setelah dia berada di ruang itu
dan bertarung, mengapa tidak terdengar ada suara dari luar"
Bahkan tidak ada seorang pun yang masuk.
Lagi-lagi Wei Tian Yuan merasa aneh, ada seseorang yang
berkata, dan dia mengenal suara ini, "Yang melewati batas gunung
buatan, akan mati!" Wei Tian Yuan menjadi sangat gembira, sebaliknya Ketua Bai Tuo
Shan benar-benar merasa terkejut, ini adalah suara Qi Le Ming.
Sekarang Ketua Bai Tuo Shan baru mengerti mengapa anak
buahnya tidak datang untuk membantunya, ternyata ada Qi Le Ming
yang menjaga dari luar. Ketua Bai Tuo Shan tidak bisa melihat keadaan di luar, bila dia
melihatnya dia akan merasa sangat terkejut, karena di luar anak
buahnya yang mati mencapai 30-40 orang.
Separuh dari mereka roboh karena ditusuk oleh pedang Qi Le
Ming, dia tidak membunuh mereka hanya membuat mereka tidak
bisa melawan. Tapi bila tidak menghalanginya, dia pun tidak akan
menotok mereka. Separuh lagi dari mereka terkena serangan jarum rahasia milik
Mu Juan Juan, dia tidak mengolesi jarum itu dengan racun, tapi
jarum-jarum itu bisa membuat orang menjadi kaku dan tidak
sadarkan diri. Anak buah Bai Tuo Shan berjumlah 300 orang lebih, yang roboh
hanya 1/10 nya saja , tapi semua cukup untuk membuat mereka
takut dan kaget. Kata Ketua Bai Tuo Shan, "Qi Le Ming, kau ingin membunuhku,
sekarang ini adalah kesempatan yang baik, masuklah!"
Tapi Wei Tian Yuan yang menjawab, " Paman Guru, kau jangan
masuk!" Qi Le M ing mengerti maksud dari Wei Tian Yuan, Qi Le
Ming tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Tian Yuan, aku tahu,
kau tidak ingin mendapat bantuan dari orang lain, Yu Wen Lei, tidak
perlu menggunakan cara ini untuk membuatku marah, bila aku
memang ingin membunuhmu, sejak tadi kau sudah kubunuh!"
Kemudian dia melanjutkan lagi, "Sudah beberapa kali kau
mencoba mencelakaiku, sebenarnya aku ingin membuat
perhitungan denganmu, tapi Wei Tian Yuan ingin membalaskan
dendam ayahnya, itu lebih penting dibandingkan dengan
perselisihan kita, karena itu kesempatan ini akan kuberikan kepada
Tian Yuan, tapi kau jangan coba-coba melarikan diri, bila kau keluar
dari ruangan ini, aku tidak akan sungkan-sungkan lagi untuk
membunuhmu! Kata Wei Tian Yuan, "Tenang saja, Paman, dia tidak akan bisa
melarikan diri!" Orang-orang tidak bisa masuk. Ketua Bai Tuo Shan pun sulit
untuk bertahan, pantas Wei Tian Yuan begitu percaya diri.
Tapi kata-kata ini terlalu awal untuk dibicarakan.
Memang benar Ketua Bai Tuo Shan diserang oleh Wei Tian Yuan
dan Shang Guan Fei Feng, dan dia hanya bisa bertahan, tidak bisa
menyerang mereka, melepaskan senjata rahasianya pun tidak bisa.
Tiba-tiba dalam pertarungan sengit ini, mereka mencium suatu
harum yang aneh, seperti wangi madat, awalnya mereka tidak
begitu memperhatikan, semakin lama semakin tercium, mereka
harus mengatur nafas dan tidak berbicara.
---ooo0dw0ooo--- B. Dosa Yang Terlalu Besar Menghantar Kematian
Bau yang aneh ini menyebar dengan sangat cepat, walaupun
mereka menahan nafas tapi tetap merasa terganggu. Perasaan
mengantuk mulai menyerang, badan terasa tidak bersemangat, tapi
ketua Bai Tuo Shan malah terlihat bersemangat.
Ternyata ini adalah pil dewa yang khusus, kekuatannya 10 kali
lipat lebih hebat dari pil dewa biasa. Ketua Bai Tuo Shan adalah
orang yang menciptakan pil dewa. Bau seperti ini sudah biasa
baginya, dia sama sekali tidak terganggu.
Tapi dia juga kaget sekaligus senang. Dalam hati dia
berpikir,"Obat semacam ini belum pemah ku buat, tidak disangka
Mu Xin Xin sudah-meramunya menjadi obat seperti ini."
Bau ini keluar dari balik dinding. Ketua Bai Tuo Slmn tahu siapa
yang berada di balik sana.
Benar saja, suara Mu Xin Xin keluar dari dalam sana dan berkata,
"Jangan ragu lagi, kesempatan ini kita gunakan untuk melarikan diri,
mengapa kau masih merasa ragu" Jika terlambat tidak akan ada
kesempatan lagi!" Ruangan di balik dinding adalah sebuah pintu rahasia, Ketua Ban
Tuo Shan berusaha mendekati dinding itu, tapi sebelum dia bisa
menekan tombol. Dia sudah diserang lagi oleh Wei Tian Yuan dan
Shang Guan Fei Feng, dia hanya bisa bertahan. Dia sudah tidak
mempunyai kesempatan mencoba untuk mendekati tembok atau
menekan tombolnya. Dia mengerti Mu Xin Xin menyuruhnya masuk ke ruangan rahasia
dan melarikan diri dengannya. Tadinya dia menolak melakukan hal
itu, sekarang dia malah ingin melakukannya.
Tapi kemudian tiba-tiba dia tidak ingin melarikan diri, dia seperti
seorang penjudi yang serakah. Berjudi sampai kalah total, dia ingin
memenangkan kembali modal judi berikut dengan bunganya.
Karena itu dia masih ingin bertaruh lagi.
Perhitungannya adalah, jika Wei Tian Yuan dan Shang Guan Fei
Feng bisa dilumpuhkan, dia akan mempunyai sandera di tangannya,
dia memiliki modal untuk tawar menawar dengan Qi Le Ming, paling
sedikit dia bisa mempertahankan usaha dan rumahnya di Bai Tuo
Shan. Dia malah menyalahkan Mu Xin Xin mengapa tidak keluar untuk
membantunya. Mu Xin Xin seperti tahu jalan pikirannya, terdengar
dia menarik nafas di dalam dan berkata, "Kau belum sadar juga. Bila
kau belum sadar, aku tidak bisa menemanimu beresiko lagi."
Dalam hati Ketua Bai Tuo Shan berpikir, "Kau pergi dari sini, itu
lebih baik supaya aku tidak dibuat pusing olehmu."
Karena sekarang kekuatan telapak tangan Wei Tian Yuan tinggal
30% dan jurus Shang Guan Fei Feng sudah tidak teratur, dengan
kekuatannya sendiri dia bisa menangkap mereka, tidak perlu
dibantu oleh Mu Xin Xin. Tapi terjadi perubahan lagi di luar dugaan Ketua Bai Tuo Shan.
Tiba-tiba di antara bau obat pil dewa yang kental tercampur dengan
sedikit wewangian. Jika orang yang tidak peka, dia tidak bisa
mencium bau tersebut. Tadinya Wei Tian Yuan dan Fei Feng merasa kepala mereka
pusing dan dalam keadaan setengah sadar, sekarang mereka tibatiba
merasa mulai bisa bernafas dengan lancar dan kembali
bersemangat. Mereka berdua merasa sejak kepala mereka pusing dan setengah
sadar hingga pikiran mereka kembali segar, semua ini seperti
mimpi, mereka merasa aneh.
Mereka merasa sangat aneh tapi Ketua Bai Tuo Shan tahu
wewangian ini adalah penawar dari obat pil dewa. Penawar ini lebih
manjur dibanding dengan penawar yang dia buat, tidak perlu
ditanya lagi penawar ini buatan Yin Hu.
Benar saja, terdengar Mu Juan Juan di luar pintu berkata, "Bibi,
seumur hidup kau selalu membuat susah, semua ini karena Yu Wen
Lei, mengapa sekarang kau masih mau membela dia?"
Ketua Bai Tuo Shan seperti mendengar ada yang menarik nafas,
apakah Xin Xin masih bersembunyi di dalam ruangan rahasia itu"
Dia berteriak, "Xin Xin, dulu aku bersalah kepadamu, aku sudah
tahu kesalahanku. Cepat, bantu aku!"
Mu Juan Juan yang berdiri di luar pintu tidak mendengar suara
nafas ini. Dia berkata, "Bibi, bila kau tidak membantunya, aku juga
tidak akan membantu mereka. Bila kau masih tidak mau sadar juga,
maaf aku akan berbuat tidak sopan terhadapmu."
Begitu Wei Tian Yuan dan Shang Guan Fei Feng sadar, segera
mereka menyerang lagi. Bayangan telapak tangan, bayangan
pedang berputar, segera mengurung Ketua Bai Tuo Shan di tengahtengah.
Sekang dia ingin melarikan diri sudah tidak ada waktu lagi.
Ketua Bai Tuo Shan berteriak, "Xin Xin, kau adalah bibinya,
mengapa kau takut kepadanya" Ilmu silatmu lebih tinggi darinya,
cepat bantu aku!" Tiba-tiba terdengar ada yang menarik nafas lagi, kali ini bukan
suara Mu Xin Xin. "Kalian berdua benar-benar tidak tahu malu, tapi kau adalah
suamiku!" ini adalah suara Jin Hu, Mu Hao Hao.
Pintu rahasia tiba-tiba terbuka, dan Jin Hu keluar dari dalam.
Begitu dia keluar segera terdengar suara senjata rahasia dilepaskan,
belum mencapai tanah sudah meledak.
Ini adalah senjata rahasia keluarga Mu, Jin Chen Du Wu (Kabut
Jarum Emas Beracun). Sekarang di dalam ruangan penuh dengan kabut asap. Di dalam
kabut itu masih terbawa banyak jarum seperti bulu sapi, jarum
tampak berkilauan. Angin pukulan telapak tangan Wei Tian Yuan bisa menghalau
jarum-jarum ini, tapi asap kabut yang beracun dalam waktu singkat
tidak bisa disapu bersih. Asap memenuhi ruangan, mata Wei Tian
Yuan tidak bisa dibuka. Tiba-tiba dia merasa hawa panas dan dingin, dan ada udara
dingin yang menyerangnya juga ada gelombang panas menyciluinyii
Ternyata Ketua Bai Tuo Shan menggunakan kedua telapak
tangannya bersamaan menyerang Wei Tian Yuan. Tangan kanan
menggunakan jurus Huo Yan Dao, tangan kiri menggunakan jurus
Han Bing Zhatig. Keempat telapak tangan saling beradu, Wei Tian Yuan
mengerahkan seluruh tenaganya. Wei Tian Yuan segera roboh,
ketua Ban Tuo Shan pun muntah darah.
Shang Guan Fei Feng tidak tahan melihat Ketua Bai Tuo Shan
berhasil melukai Wei Tian Yuan, segera pedang ditusukan. Pundak
kiri Ketua Bai Tuo Shan segera tertusuk, dia sudah terluka ditambah
dilukai pedang lagi. Tiba-tiba terdengar Jin Hu membentak, "Apakah kau masih
menginginkan nyawa Wei Tian Yuan?"
Shang Guan Fei Feng terkejut, segera dia menusukkan padang
ke arah suara Jin Hu. Ketua Bai Tuo Shan segera mengambil kesempatan itu, dia
menekan tombol rahasia dan masuk bersembunyi ke dalam.
Sebenarnya Wei Tian Yuan tidak jatuh ke tangan Jin Hu. Tenaga
dalam Wei Tian Yuan sangat dalam, dia tidak akan pingsan dalam
wuktu sesingkat ini. Dia hanya terguling ke pojok.
Begitu Jin Hu memancing Shang Guan Fei Feng, dia segera
masuk ke ruang rahasia. Karena baju yang dia pakai adalah baju hitam dan ruangan
dipenuhi dengan asap, Shang Guan Fei Feng hampir tidak bisa
melihat bayangannya. Tapi begitu menusuk ke tempat kosong dia
sudah tahu bahwa Jin Hu sudah akan melarikan diri.
Jin Hu diam-diam mendekati tembok, tapi pintu rahasia lainnya
tidak bisa dibuka. Ternyata Ketua Bai Tuo Shan takut lawan
mengikutinya masuk. Begitu dia masuk, segera dikuncinya dari
dalam. Kecuali dinding diruntuhkan, tidak ada orang yang bisa
membuka pintu rahasia ini.
Jin Hu menjadi marah sekali, adalah dalam keadaan berbahaya
dia menolong suaminya, tapi sekarang suaminya tidak mau tahu
apakah dia hidup atau mati.
Dia marah dan memukul tembok sambil berteriak, "Cepat buka!
Aku mau masuk!" Dia juga berpikir Pedang Bayangan Fei Feng sangat lihai, dia
hanya berharap pintu rahasia itu segera terbuka daripada
menghadapi pedang bayangan Shang Guan Fei Feng yang sudah
kembali menyerang. Hanya gema yang dia dengar, ujung pedang Shang Guan Fei
Feng sudah berada dekat sekali di punggungnya.
Ilmu silat Jin Hu tidak lemah, tapi dia tidak bisa menandingi ilmu
pedang milik Shang Guan Fei Feng. Terdengar suara baju yang
sobek, lengan baju sudah sobek. Senjata yang tersimpan di lengan
bajunya tidak berhasil melukai Shang Guan Fei Feng. Pedang Shang
Guan Fei Feng mulai bergerak kembali, ilmu pedang itu bergerak
menyerang musuh dan juga menjaga diri.
Karena diserang terus oleh Pedang Bayangan, dan tidak bisa
masuk ke dalam ruang rahasia, terpaksa Jin Hu melarikan diri
keluar. Sesudah Jin Hu keluar, Shan Guan Fei Feng tidak mengejarnya.
Segera dia memapah Wei Tian Yuan, dia merasa kaki tangan Wei
Tian Yuan mulai dingin, dipanggil pun tidak menyahut. Shang Guan
Fei Feng terkejut kemudian diperiksa nadi Wei Tian Yuan, ternyata
nafasnya belum berhenti. Segera Shang Guan Fei Feng
menggendong dia keluar. Begitu Jin Hu keluar dari ruangan itu. Orang yang pertama dia
temui adalah Chu Tian Shu. Chu Tian Shu pemah dilukai oleh jarum
beracunnya dan hampir mati karenanya. Sekarang setelah bertemu
dengannya lagi, tidak akan begitu gampang meloloskan diri. Chu
Tian Shu membentak, "Jin Hu, kau juga harus kuperhitungkan!"
segera dengan menggerakan penanya dia menotok.
Tiba-tiba penanya ditahan oleh Yin Hu.
Kata Yin Hu, "Tian Shu, lihatlah wajahku, dia adalah kakakku."
Terpaksa Tian Shu membiarkan Jin Hu pergi.
Jin Hu melihat Yin Hu dan berkata, "Kau masih mau mengakui ku
sebagai kakakmu?" "Walaupun sejak kecil kita berpisah, tapi yang disebut adik kakak
tetaplah adik kakak. Aku juga banyak membuat kesalahan, bila kau


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mau..." "Aku tidak mau mendengar nasihat-nasihatmu, aku hanya minta
satu hal kepadamu." "Katakanlah!" "Ilmu silat putraku dimusnahkan oleh suamimu. Dia tidak bisa
tinggal di Bai Tuo Shan. Apakah kau mau membantuku
mengurusnya seumur hidup?" mata Jin Hu terus memandangi Yin
Hu. Wajah Jin Hu terlihat sangat aneh.
Kata Yin Hu, "Kakak, kau jangan bunuh..."
Kata Jin Hu, "Kau kira aku akan bunuh diri" Aku masih belum
mau mati, tapi kehidupan di dunia ini sulit untuk diperkirakan. Aku
hanya bertanya kepadamu, apakah kau setuju dengan
permintaanku?" "Baik, kalau begitu aku setuju."
"Kalau begitu aku cukup tenang. Aku akan pergi!"
Segera dia membalikkan badan dan berlari dengan cepat Dia
masuk ke ruangan tadi. Di ruangan itu asap belum bersih.
Kata Qi Le Ming, "Juan Juan, mengapa kau tidak melarangnya?"
Kata Yin Hu, "Karena aku sudah tahu dia akan melakukan apa."
Dia teringat dengan raut wajah kakaknya yang aneh. Di matanya
penuh dengan api kebencian. Yin Hu gemetar dan berkata,
"Seseorang bila sudah ingin melakukan suatu hal, dan kau
melarangnya, mati pun dia tidak akan bisa menutup matanya."
Qi Le Ming tertawa kecut, "Walaupun kalian sudah berpisah sejak
kecil, tapi orang yang paling mengerti dia adalah dirimu."
Kata Yin Hu, "Itu pasti, karena kami adalah saudara kandung,
mengapa kau tahu bahwa aku mengerti tenteng dirinya?"
Kata Qi Le Ming tertawa, "Jangan lupa kau dan aku adalah orang
yang segolongan, sekarang kau sedang memikirkan apa Ingi'.'"
Yin Hu bengong, kemudian dia berkata, "Aku sedang berpikir,
bila sejak kecil aku berada di Bai Tuo Shan, aku juga akan seperti
kakakku!" Terlihat Shang Guan Fei Feng dan Wei Tian Yuan keluar dari
ruangan itu. Shang Guan Fei Feng juga berpikir, "Apakah aku pun
adalah orang yang segolongan dengannya" Aku yakin Tian Yuan
pasti akan berpikir seperti itu."
Qi Le Ming memeriksa nadi tangan Wei Tian Yuan, dan berkata,
"Dia terkena Han Bing Zhang milik Ketua Bai Tuo Shan."
"Benar." Kata Qi Le Ming, "Tian Shu, apakah kau masih memiliki Qiong Yu
Wan?" obat ini adalah obat milik keluarga Chu dan khasiatnya
sangat hebat. "Masih tersisa 2 butir."
Qi Le Ming memberikan obat itu kepada Wei Tian Yuan dan
berkata, "aku akan membantunya melancarkan aliran darah, tapi
begitu dia sadar karena tenaga dalamnya belum pulih dia masih
akan merasa kedinginan."
Kata Shang Guan Fei Feng, "Tidak apa-apa, aku ada Yang He
Dan. Rasa dingin di Xing Su Hai masih bisa ditahannya."
Kata Qi Le Ming, "Kalau begitu, 2 jam kemudian dia akan sadar."
Shang Guan Fei Feng melihat ruangan yang masih dipenuhi asap
dan berkata, "Semua masalah di sini belum selesai, jika 2 jam
kemudian dia baru sadar, apakah Ketua Bai Tuo Shan akan...."
Yin Hu mengerti apa yang dimaksud oleh Shang Guan Fei Feng,
dia berkata, "Aku pikir Wei Tian Yuan tidak perlu membalas dendam
sendiri." Tebakan Yin Hu tidak salah, jika ada yang membantu Wei Tian
Yuan membalas dendam, apa pun hasilnya sama saja.
Ketua Bai Tuo Shan lari ke ruang rahasia, dia melihat Mu Xin Xin
duduk bersila di tempat tidur. Di sisi ranjang terpasang sebuah lilin,
cahaya lilin berwarna hijau membuat wajah Mu Xin Xin terlihat
sangat genit. Lampu di ruang rahasia tadinya memakai tutup entah sejak
kapan sudah diganti oleh Mu Xin Xin dengan sebuah lilin.
Tapi Ketua Bai Tuo Shan tidak memperhatikan masalah sepele
seperti ini. Dia memanggil, "Xin Xin!"
Mu Xin Xin membuka mata dan berkata, "Kau tahu aku menyukai
cahaya lilin. Pertama kali kita berhubungan, di kamar itu pun, aku
memasang lilin." Tertawa Ketua Bai Tuo Shan seperti terpaksa dan berkata,
"Apakah kau masih selalu mengingat masa lalu?"
Kata Mu Xin Xin, "Kau bisa melupakannya, tapi aku tidak."
Kata Ketua Bai Tuo Shan, "Dulu aku memang bersalah
kepadamu, tapi yang lalu biarlah berlalu, mulai sekarang kita tidak
akan berpisah lagi."
Tanya Mu Xin Xin, "Apakah selamanya tidak akan berpisah"
Apakah itu benar?" Jawab Ketua Bai Tuo Shan, "Benar, karena aku sudah tahu hanya
kaulah yang selalu baik kepadaku, kau telah menyerahkan hatimu
seluruhnya kepadaku. Aku pun akan berlaku sama kepadamu."
Kata Mu Xin Xin, "Kata-kata ini sepertinya rasanya pemah kau
katakan kepada Mu Hao Hao."
Ucap Ketua Bai Tuo Shan, "Semua itu adalah kata-kata bohong,
dulu kami memang berkasih-kasihan, tapi mana aku bisa melupakan
budimu. Aku menyusulmu ke sini ini adalah bukti yang paling kuat."
Kata Mu Xin Xin, "Aku memang sudah tahu, kau pasti akan
menyusulku ke sini, karena itu aku menunggumu sejak tadi di sini."
Kata Ketua Bai Tuo Shan,"Xin Xin, kau harus membantuku."
Mu Xin Xin menhela nafas dan menjawab, "Kau tidak mau
mendengarkan nasehatku, sekarang baru meminta tolong
kepadaku. Terlambat, semua ini sudah terlambat!"
Ketua Bai Tuo Shan mengira mungkin karena Xin Xin takut
kepada musuh kuat yang berada di luar. Dia berseru, "Tidak
terlambat! Di sini masih ada sebuah rahasia yang belum kau
ketahui." Tanya Mu Xin Xin, "Rahasia tentang apa?"
Jawab Ketua Bai Tuo Shan, "Di sini masih ada sebuah
terowongan rahasia yang bisa menyambung keluar. Tidak ada orang
lain yang tahu tentang hal ini, aku bisa bersembunyi di sana untuk
menyembuhkan luka, tapi kau harus mau mengurusku." Luka dalam
yang dialami Ketua Bai Tuo Shan sangat parah, dia harus dilindungi
oleh Mu Xin Xin. Walaupun ilmu silat Mu Xin Xin tidak sehebat d ia,
tapi cara untuk melarikan diri sangat banyak.
Mu Xin Xin terdiam, kata Ketua Bai Tuo Shan lagi, "Aku berkata
yang sejujurnya, mengapa kau tidak mempercayaiku?"
"Bila lukamu sudah sembuh, mungkin kau ingin kembali menjadi
ketua di sini." Jawab Ketua Bai Tuo Shan, "Tidak, aku hanya ingin bersamamu
selamanya. Jika kau tidak setuju aku menjadi ketua, kita akan
mencari tempat yang kau sukai dan kita tinggal di sana."
Mu Xin Xin terlihat sangat puas, dia berkata, "Selamanya akan
menemaniku, baik, ini sangat baik!"
Ketua Bai Tuo Shan juga sangat puas dengan jawabannya dan
berkata, "Baiklah, kalau begitu kita pergi sekarang juga."
Kemudian dia membuka tombol jalan rahasia itu.
Tiba-tiba mendengar suata 'FENG', asap hitam sudah muncul.
Seorang perempuan berbaju hitam seperti setan muncul dari balik
asap hitam itu. "Kau pasti tidak mengetahui bahwa sejak dulu aku sudah
mengetahui jalan rahasia ini."
Ketua Bai Tuo Shan sangat terkejut juga marah, dia membentak,
"Hao Hao, kau...."
Dia mengangkat telapaknya dan memukul. Tiba-tiba dia
mengetahui bahwa dia sudah kehilangan seluruh tenaganya. Dia
membalikkan badan dan melihat. Keadaan Mu Xin Xin lebih parah
dibanding dia. Mu Xin Xin sudah pingsan, mata tertutup dan
berbaring di atas tempat tidur.
Kata Jin Hu, "Satu hal lagi yang tidak kau ketahui, aku sudah
meramu semacam racun, khasiat racun ini sebaliknya dari pil dewa.
Persamaannya adalah bisa membuat semangat seseorang membeku
dan menciut, badan pun lemas. Sebaliknya, jika sudah terbiasa
makan pil dewa, khasiat yang terjadi dalam tubuhnya akan lebih
hebat lagi. Mengapa kau melototiku terus, apakah kau tidak suka
bila aku kembali lagi ke sisimu?"
"Kita adalah suami istri yang sehidup semati, mengapa aku tidak
suka bila kau kembali ke sisiku?"
Dengan dingin Mu Hao Hao menjawab, "Apa" Suami istri sehidup
semati" Bila bukan karena Juan Juan yang masih mengakuiku
kakaknya, aku sudah mati di luar sana!"
Kata Ketua Bai Tuo Shan, "Tadi aku pun tidak bisa menjaga
diriku sendiri, bukan aku meninggalkanmu. Suami istri tidak ada
dendam, kau jangan marah lagi!"
Kata Jin Hu, "Apakah tenaga untuk membuka pintu juga tidak
ada?" Ketua Bai Tuo Shan tidak bisa menjawab. Dia hanya tertawa
kecut kemudian berkata, "Aku tahu kau pasti akan mempunyai cara
untuk kembali ke sini, kembali ke sisiku."
"Mengapa?" "Hanya kau paling baik kepadaku. Hao Hao, percayalah
kepadaku, kau sangat baik kepadaku, aku juga pasti akan baik
kepadamu. Mulai sekarang kita adalah suami istri tidak akan
terpisahkan lagi!" "Kata-kata seperti ini sepertinya pemah kau katakan juga kepada
bibiku." "Kita adalah suami istri yang sah, mana bisa dia menandingimu"
Aku terpaksa saja meladeni dia, kalau kau tidak percaya, aku bisa
segera membunuhnya!"
"Aku ke sini bukan menyuruhmu untuk membunuh bibiku!"
Kata Ketua Bai Tuo Shan, " Kalau begitu, sekarang lebih baik.
kita pergi, biarkan dia mati di sini!"
"Sekarang kau sedang membutuhkanku, kelak bagaimana?"
"Nanti juga sama."
"Tapi aku tidak percaya kepadamu!"
"Tempat ini makin cepat ditinggalkan makin baik. Dengan cara
apa kau baru percaya kepadaku?"
"kau pemah berkata, selamanya tidak akan meninggalkanku!" dia
mengangkat tangannya memukul ke kepala ketua Bai Tuo Shan.
Ketua Bai Tuo Shan berteriak, "Kau mau apa?"
Kata Jin Hu, "Kalau kau mati, aku juga ikut kau mati. Bukankah
dengan cara ini kita selama-lamanya bersama?"
Teriak ketua Bai Tuo Shan, "Tidak, tidak, ada apa" Kau jangan,
jangan..." Belum habis bicara, Jin Hu sudah memukul kepala dia.
Ketua Bai Tuo Shan merasa kepalanya pusing, dia hampir
pingsan. Ketua Bai Tuo Shan kaget, Jin Hu lebih kaget lagi. Ternyata tadi
dia ingin membunuh suaminya, kemudian bunuh diri. Tenaga yang
dipukul ke kepala suaminya dengan sekuat tenaga, tapi kenapa dia
merasa tenaga dia sudah hilang dan hilangnya sangat cepat. Waktu
dia mau memukul suaminya masih ada tenaga biasa, sekarang dia
sudah tidak mempunyai tenaga lagi.
Dia melihat bibinya, bibinya masih terbaring di tempat tidur.
Sepasang mata tertutup seperti tidur tapi mulutnya sedang tertawa
dingin. Ketua Bai Tuo Shan merasa pusing sesudah rasa pusingnya lewat
dia berkata, "Aku mengira kau benar-benar mau membunuhku!"
Jin Hu tertawa dan berkata, "Aku mana tega membunuhmu, tapi
hari ini kau telah membuat aku sedih, karena itu..."
Kata ketua Bai Tuo Shan, "Aku tahu aku sudah bersalah
kepadamu, tadi kau juga sudah menghukum aku. Sekarang berilah
aku obat penawar!" Jin Hu sangat mengerti kepintaran suaminya, tapi tenaga Jin Hu
sudah hilang. Lama kelamaan suaminya pasti tahu, penawar di
badan dia pasti diambil suaminya. Dalam hati dia berpikir, "Aku akan
peralat dia sekali lagi, tenaga untuk mengambil obat penawar masih
ada." Dia berikan sebutir obat kepada suaminya dan berkata,
"ambilah obat penawar ini, tapi kau harus setuju satu hal."
"Silakan nyonya beritahu!"
"Dia adalah bibiku, aku tidak tega dia terkena racunku, kau
gendong dia keluar."
"Bukankah aku sudah berkata, biarkanlah dia mati sendiri
disana?" "Di sini dia pasti mati, kalau di luar mungkin dia masih bisa
hidup. Hal ini baru bisa dikatakan biarlah dia mati sendiri."
Ketua Bai Tuo Shan mengira istrinya sedang mencoba dia dan dia
berkata, "Tidak perlu begitu repot-repot, kau takut dia mati
kesakitan, biarlah aku membunuh dia dulu."
Jin Hu mengetahui keadaan sendiri, semakin lama semakin
payah. Dia adalah ahli racun, dia tahu dia sendiri sudah terkena
racun. Racun sudah masuk ke organ tubuh bagian dalam. Hidup
sudah pasti tidak mungkin, dia berputar-putar otaknya. Terakhir dia
berkata, "Baiklah, kau mau membunuh dia, bunuhlah!"
Sesudah makan obat penawar, pernafasan ketua Bai Tuo Shan
sepertinya agak lancar. Segera dia menuju ke Mu Xin Xin dan
memukul kepalanya. Begitu dia memukul dia juga seperti Jin Hu
merasa tidak ada tenaga. Jin Hu masih bisa memukul dia sampai
pingsan, tapi dia memukul kepala Xin Xin sedikit tenaga pun tidak
ada. Tiba-tiba Mu Xin Xin duduk kembali dan membuka mata.
Dengan santai dia berkata, "Kau tidak bisa membunuhku, kau
merasa aneh, apakah betul" Kenapa sudah minum obat penawar,
tenaga untuk membunuhku juga tidak ada" aku beri tahu rahasia ini
kepadamu, karena sumbu lilin ini terbuat dari Hei Xin Lan (lilin
anggrek hati hitam)."
Hei Xin Lan adalah salah satu racun dalam 7 macam racun di
dunia ini yang paling beracun. Membuat lilin beracun terbakar tidak
ada bau dan tidak sengaja orang akan bisa terbunuh. Tenaga dalam
Jin Hu lebih rendah dari suaminya karena itu dialah yang pertama
kali terkena racun. Biarpun ketua Bai Tuo Shan lebih lambat, tapi
racun dia paling dalam. Kata Jin Hu, "Selamat bibi sudah bisa meramu racun yang begitu
aneh. Betul, aku iri kepadamu tapi yang aku mau bunuh kau bukan
ideku." Kata Mu Xin Xin, "Betul, pertama kau ingin memperalat dia untuk
membunuhku. Kau kira sebelum tenaga dia habis akan lebih mudah
membunuhku. Kemudian kau ingin aku bertahan hidup karena kau
ingin memaksaku mengeluarkan obat penawar tapi otakmu
terlambat berpikir."
Kata ketua Bai Tuo Shan, "Xin Xin kau benar-benar bisa melihat,
sebenarnya aku tidak ingin membunuhmu. Aku ingin membunuhmu
karena ingin mencoba wanita jalang ini."
Jin Hu marah dan berkata, "Aku tahu kau tidak punya perasaan,
tapi aku tidak tahu kau adalah orang yang tidak tahu malu. Aku
sangat menyesal kenapa aku bisa ditipu olehmu seumur hidup?"
Ketua Bai Tuo Shan tertawa dingin dan berkata, "Tadi waktu aku
mencoba bertanya kepadamu, apa yang kau jawab, apakah harus
aku ulangi lagi?" Kemudian dengan cara Jin Hu berkata ditirukan, "Baiklah, kalau
kau mau membunuh dia, terserah!"
Suami istri ini sudah tidak ada tenaga untuk berkelahi, hanya bisa


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertengkar mulut. Xin Xin baru menarik nafas dan berkata, "Kalian tidak usah
bertengkar lagi, aku tahu kalian membutuhkan obat penawar, tapi
aku hanya bisa menanam Hei Xin Lan, tidak bisa meramu obat
penawarnya. Racun ini sama sekali tidak ada obat penawar!"
Ketua Bai Tuo Shan kaget, dengan tenaga terakhir berteriak,
"Tidak ada penawar?"
Jin Hu tiba-tiba tertawa seperti orang gila dan berkata, "Tadinya
aku ingin mati bersama orang ini yang tidak mempunyai perasaan
dan tanggung jawab. Hari ini keinginan ini tercapai tidak ada yang
tidak baiknya!" Mu Xin Xin juga tertawa dan berkata, "Betul, kata-kata yang dia
katakan kepadamu atau kepadaku selalu sama, dia berharap
selamanya tidak berpisah lagi. Kita bertiga adalah orang yang
berdosa besar karena itu aku merasa harus memenuhi cita-citanya.
Akhir yang paling baik adalah seperti sekarang ini!"
Tertawa Mu Xin Xin sangat sedih juga senang. Melihat Jin Hu dan
ketua Bai Tuo Shan roboh, terakhir dia juga roboh (gb 477a ).
Begitu Mu Juan Juan masuk ke ruangan rahasia yang dia temui
adalah 3 orang yang sudah menjadi mayat.
Baik, jahat, cinta, benci, dosa, budi, semua sudah mati bersama.
Mu Juan Juan memegang tangan suaminya, dengan kecil dia
berkata, "Celaka dan rejeki, jika kita sendiri tidak memanggil dia.
Dia tidak akan datang sendiri."
Qi Le Ming dia kemudian berkata, "Betul, di dunia ini siapa yang
tidak mempunyai kesalahan" Kalau sudah tahu salah, tidak apa-apa
yang lebih parah sudah salah dia tidak tahu salah karena dia tidak
merasa bersalah." Kata Mu Juan Juan, "Terima kasih sudah menasehati aku"
Kata Qi Le Ming, "Aku bukan hanya bicara kepadamu, aku juga
bicara kepada diriku sendiri. Kata-kata yang tadi berguna untuk
orang orang seperti kita."
Kata Mu Juan Juan, "Apakah termasuk Shang Guan Fei Feng"'
Kata Qi Le Ming, "Kelihatannya di luar dia seperti kita sebenarnya
tidak sama. hal yang dia lakukan apakah betul atau salah orang luar
sulit untuk berkomentar. Hal yang menyangkut orang lain kita tidak
perlu bicara, di sini kita sudah menyelesaikan. Mari kita pergi"
"Bagaimana akhir permainan catur yang berantakan ini?"
Kata Qi Le Ming, "Sekarang permainan caturnya sudah tidak
berantakan, menurutmu harus bagaimana jalannya?"
"Aku tidak tahu."
Kata Qi Le Ming, "Kita hanya memancing orang yang bermain
catur kemari, membiarkan mereka melihat kedepan harus
bagaimana jalannya, kita tidak bisa membantu."
---ooo0dw0ooo--- C. Bunga Terapung, Air Mengalir dengan Sendirinya
Benar, menurut orang-orang, "bermain catur membuat orang
sering kebingungan." Tapi kadang-kadang yang bermain catur akan
sadar dengan sendirinya. Sekarang Wei Tian Yuan pun mulai sadar.
Dia melihat api yang sedang melalap tempat obat milik Ketua Bai
Tuo Shan. Suami istri Qi Le Ming pun menghilang, seperti Shang Guan Fei
Feng yang juga menghilang.
Yang tertinggal di sisinya hanya Chu Tian Shu. Dengan sedih Wei
Tian Yuan berkata, "Fei Feng sudah pergi."
Kata Chu Tian Shu, "Kau jangan bertanya kepadaku ke mana dia
pergi" Kalau saja aku tahu, aku pun tidak akan memberitahukannya
kepadamu." "Mengapa?" "karena aku tahu dia tidak ingin bertemu denganmu."
"Apakah dia meninggalkan pesan untukku?"
"Dia hanya mengatakan bahwa dia sudah bersalah kepadamu,
dia tidak ingin kau memaafkan kesalahannya, hanya mengharapkan
kau mendapatkan kebahagiaan."
Pesan yang ditinggalkan Shang Guan Fei Feng hanya begitu saja.
Chu Tian Shu .menambahkan sedikit pendapatnya dan berkata lagi,
"Kali ini dia yang menolongmu, bila dia memang sudah berbuat
suatu kesalahan, kau harus mau memaafkan dia."
Wei Tian Yuan tertawa kecut dan berkata, "Siapa yang sudah
bersalah kepada siapa" Aku pun tidak tahu. Xue Jun berada di
mana?" "Apakah dia pemah ke sini" Mengapa aku tidak melihatnya?"
"Dia pemah datang, dia melihatku, aku juga melihatnya. Itu
bukan suatu khayalan."
"Mungkin dia melihat kalian, karena itu dia pergi."
Wei Tian Yuan mengerti maksud Chu Tian Shu.
Chu Tian Shu berkata, "Cinta seorang laki-laki dan perempuan
seperti mata. Sebutir pasir tidak bisa masuk ke dalamnya.
Sebenarnya kau mencintai siapa?"
Wei Tian Yuan terpaku dan menjawab, "Aku tidak tahu, aku
hanya ingin mencarinya." Tiba-tiba dia memukul es:batu hingga
hancur. Chu Tian Shu terkejut dan berkata, "Kakak Wei, kau kenapa?"
Kata Wei Tian Yuan, "Kau lihat, tenagaku sudah pulih 70%
sampai 80%, kau tidak perlu mengkhawatirkanku lagi. Aku ingin
mencari Xue Jun, kau harus pulang."
Tanya Chu Tian Shu, "Aku harus pulang, pulang ke mana?"
"Adik Qi sedang dirawat oleh Biksuni Yao Guang, aku kira
sekarang lukanya pasti sudah sembuh, dia pasti sedang
menunggumu hingga kesal."
"Baiklah, kalau begitu aku tidak akan menemanimu mencari Xue
Jun. Apa pun yang kalian hadapi, aku tidak dapat membantu. Hanya
kalian yang bisa membuka simpul ini."
Wei Tian Yuan kembali lagi ke lembah itu.
Keadaan di sana masih seperti kemarin. Di lembah itu tampak
bunga berguguran, di sisi danau dipenuhi dengan pohon. Hanya di
sisi yang jarang terpadat pepohonan, terlihat Xue Jun seorang diri.
Malam itu yang dia lihat seperti mimpi, tapi sekarang ini adalah
siang hari. Matahari sangat terik, membuatnya bisa melihat dunia
nyata, bukan seperti sebuah mimpi.
Dia melewati beberapa pohon, di belakang sana ada sebuah
rumah yang terbuat dari batu. Hati Wei Tian Yuan bergetar cepat,
dia memanggil, "Xue Jun, Xue Jun!"
Tidak ada yang menjawab. Pintu tiba-tiba terbuka, ada seorang biksuni keluar. Dia adalah
Xue Jun tapi dia sudah menjadi seorang biksuni.
Xue Jun dengan telapak dikatupkan, berkata, "Aku adalah Biksuni
Hui Jing, Tuan mencari siapa?"
Wei Tian Yuan terpaku dan berkata, "Xue Jun, kau tahu aku
mencarimu, mengapa kau pura-pura tidak mengenaliku?"
Kata Xue Jun, "Xue Jun di dunia ini sudah tidak ada, yang ada
hanya Biksuni Hui Jing."
Wei Tian Yuan terpaku dan berkata," Bukankah dalam agama
Budha diajarkan tidak boleh berbohong?"
"Benar." "Mengapa kau lupa bahwa kita pemah bersama-sama memungut
batu Yuan Yang" Kau pemah mengatakan kita akan menjadi
sepasang Yuan Yang yang tidak akan bisa dipisahkan!"
"Yang mengatakan itu adalah Xue Jun, bukan Biksuni Hui Jing."
Kata Wei Tian Yuan, "Xue Jun adalah Hui Jing, Hui Jing adalah
Xue Jun." Ucap Jiang Xue Jun, "Kau salah. Sebelum menjadi Hui Jing dia
adalah Xue Jun, tapi Hui Jing bukan Xue Jun."
"Kalau X ue J un bisa berubah menjadi Hui Jing, mengapa Hui
Jing tidak bisa berubah menjadi Xue Jun?"
"Mungkin Hui Jing akan berubah, tapi tidak akan menjadi Xue Jun
lagi." "Mengapa?" Xue Jun tidak menjawab, tapi dia berjalan ke arah danau. Wei
Tian Yuan mengikuti dia dari belakang. Wei Tian Yuan berkata
sendiri, "Apakah Xue Jun yang sudah menjadi Hui Jing, perasaannya
yang dulu pun sudah berubah?"
Xue Jun berjalan menyusuri danau, dia memungut bunga yang
jatuh, sekuntum demi sekuntum dilemparkannya ke danau. Segera
bunga berhamburan mengikuti aliran air.
Kata Wei Tian Yuan, "Malam itu kau pun seperti sekarang, tapi
kau tidak perlu mengatakan lagi : bunga terapung air mengalir
dengan sendirinya, bila kau mau...."
Tiba-tiba Xue Jun berkata, "Kau lihat bunga yang berada di atas
air, bukankah berbeda dengan bunga yang jatuh di tanah?"
"Mengapa berbeda?"
Kata Xue Jun, "Kau lihat sekuntum bunga di tanganku masih
utuh, tapi begitu dilemparkan ke dalam air, apa yang akan terjadi?"
Bunga itu dilempar ke dalam air, walaupun danau itu mempunyai
gelombang yang tidak besar tapi tetap ada gelombang yang sangat
kecil. Dalam gelombang kecil itu, bunga tadi selembar demi
selembar menjadi hancur. Kata Xue Jun, "Kau lihat, apakah bunga itu masih seperti bunga
biasa" Apalagi bunga yang jatuh di tanah, tanah yang diinjak
olehmu adalah tanah terbuat dari bunga yang berguguran, apakah
kau bisa mengatakan bahwa tanah adalah bunga, bunga adalah
tanah?" Kata Xue Jun lagi, "Kau lihat air yang mengalir ini, air tetap air,
tapi air yang sekarang ini mengalir bukan air yang tadi mengalir."
Kata Wei Tian Yuan, "Kalau memang begitu mengapa?"
"Berarti di dunia ini tidak ada yang tidak berubah. Bunga yang
menjadi tanah, tanah berubah, mungkin akan menjadi dinding
jurang, tapi tidak mungkin berubah menjadi bunga yang berada di
pohon!" Kata Wei Tian Yuan, "Peribahasa bahasa kuno Tiongkok
mengatakan : laut boleh mengering, batu boleh hancur, tapi
perasaan tidak akan berubah. Bunga bisa berubah, air bisa berubah,
tapi perasaan tidak bisa berubah."
Kata Xue Jun, "Bahasa kuno belum tentu benar, perasaan bisa
datang sungguh-sungguh jika kesungguhan itu sudah berubah,
perasaan juga berubah. Aku akan menceritakan sepotong ajaran
agama Budha." Wei Tian Yuan tertawa kecut dan berkata, "Aku tidak mengerti
ajaran-ajaran Budha yang dalam, aku hanya ingin bertanya
kepadamu, mengapa kau berubah menjadi Hui Jing?"
Jawab Xue Jun, "Aku adalah Hui Jing. Hui Jing tidak berubah, aku
pun tidak berubah." Wei Tian Yuan menggelengkan kepala dan berkata, "Jangan
berputar-putar mengatakannya. Baiklah, aku langsung bertanya
saja, Jiang Xue Jun, mengapa harus menjadi Hui Jing?"
Kata Xue Jun, "Karena aku menginginkan ketenangan hati."
"Kalau begitu, semua ini pasti karena Shang Guan Fei Feng?"
Jika Wei Tian Yuan bertanya seperti itu, artinya Xue Jun ingin
menjodohkannya dengan Shang Guan Fei Feng dan dia
mengorbankan diri. Kata Xue Jun, "Fei Feng adalah Fei Feng, Xue Jun adalah Xue
Jun. Ini semua demi ketenangan hati, tidak untuk orang lain."
Kata Wei Tian Yuan, "Aku tidak mau tahu, sekarang kau adalah
Hui Jing atau Xue Jun, jujur beritahukan kepadaku, apa yang sudah
terjadi di Mi Mo Ya?"
Jawab Xue Jun, "Pada hari itulah Xue Jun sudah mati, apakah
kau tidak tahu?" "Tapi Xue Jun masih hidup."
"Tapi dia sudah menjadi orang lain. Ajaran Budha mengatakan..."
Wei Tian Yuan mengayunkan tangan dan berkata, "Aku tidak
ingin mendengarkan ajaran-ajaran Budha. Kau pura-pura mati,
apakah Shang Guan Fei Feng yang mengatur semua ini?"
"Aku yang minta dia mengaturnya sedemikian rupa, kau jangan
menyalahkannya. Aku menginginkan ketenangan hati, dia pun
demikian." Ternyata semenjak pertarungan di Mi Mo Ya, Shang
Guan Fei Feng benar-benar membantu Xue Jun membalas dendam
(jarum beracun Xue Jun yang membunuh Xu Zhong Yue adalah
jarum beracun milik Yin Hu yang dipinjam oleh Shang Guan Fei
Feng. Semua teknik pun diajarkan oleh Shang Guan Fei Feng).
Begitu Xue Jun membunuh Xu Zhong Yue, kemudian dia bunuh diri
dengan cara memakan racun. Tapi racun itu adalah obat palsu,
sesudah diminum memang dia akan berhenti bernafas seperti orang
yang sudah mati. Tiga hari kemudian dia akan hidup kembali, obat
palsu ini Shang Guan Fei Feng juga yang memberikannya.
Wei Tian Yuan berkata, "Kau mengatakan semua ini untuk
mencari ketenangan hati, apakah setelah kau meninggalkanku,
hatimu lebih tenang" Saat kita kecil kita pemah...."
"Sewaktu kecil aku pun berpikir demikian. Waktu itu duniaku
hanya ada dirimu, duniamu pun hanya ada aku. Tapi sekarang
bukan lagi waktu kecil, siapa yang menyangka dua keluarga secara
bersama-sama mendapat musibah kemudian berpisah. Kau tumbuh
besar di dalam keluarga Qi, aku dan ayah ibu hidup di Luo Yang.
Aku juga tidak tahu mengapa aku hampir menjadi istri Xu Zhong
Yue. Walaupun belum melangsungkan upacara adat, tapi aku sudah
pernah naik tandu. Banyak peristiwa yang terjadi yang tidak kita
sangka pada saat kecil bukan?"
Dalam hati Wei Tian Yuan juga berpikir, "Waktu itu aku juga
tidak menyangka bisa bertemu dengan Shang Guan Fei Feng
bahkan akhirnya aku melamar dia!"
Xue Jun terus berkata, "Tian Yuan, aku ingin bertanya
kepadamu, jika aku menyuruhmu untuk meninggalkan Nona Fei
Feng, apakah hatimu bisa tenang?"
Wei Tian Yuan merasa bingung, dia berkata, "Aku tidak tahu."
Xue Jun menarik nafas dan berkata, "Perasaan dulu yang kita
miliki mengalir seperti air, mencabut sebuah pisau untuk memotong
air, itu tidak mungkin, tapi air mengalir berubah arah. Tian Yuan,
coba pikir kesenangan seseorang yang paling besar itu apa?"
Xue Jun bertanya dan dia menjawab sendiri, "Itu adalah
ketenangan hati, karena itu aku memintamu jangan memaksaku
untuk berubah menjadi Xue Jun, bila aku kembali menjadi Xue Jun,
hatiku tidak akan tenang. Nona Shang Guan dan dirimu pun akan
menyesali hal ini seumur hidup."
Tiba-tiba ada yang membaca ajaran Budha, suara itu datang dari
tempat yang jauh tapi tidak terlihat ada orang.
Segera Xue Jun duduk bersila dan sepasang telapaknya
dikatupkan. Dia berkata, "Terima kasih atas nasehat guru. "
Guru itu berkata, "Hui Jing, apakah kau sudah mengerti?"
Jawab Xue Jun, "Memutuskan semua yang tidak dimengerti,
memutuskan apa yang ada sekarang, bangunlah kepintaran,
membuktikan yang benar."
Suara itu berkata, "Aku memberimu nama Hui Jing, ini ada
artinya." Suara itu berkata lagi," Kalau kau sudah mengerti, tidak perlu
banyak berpikir lagi."
"Ya." Kemudian dia duduk bersila seperti seorang biksuni. Dia tidak
menjawab pertanyaan Wei Tian Yuan lagi.
Dalam hati Wei Tian Yuan berpikir, "Bila aku terus memaksa, aku
akan memutuskan apa yang sudah ada sekarang."
Wei Tian Yuan tidak begitu mengerti ajaran Budha,, tapi dia


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengerti bagaimana pikiran Xue Jun sekarang, dia benar-benar
sudah mendapat ketenangan hati.
Wei Tian Yuan diam-diam berjalan keluar dari lembah itu,
walaupun sedih tapi hatinya terasa ringan. Sebenarnya ada dua
perasaan yang bertolak belakang, tapi sekarang dalam hatinya bisa
menyatu. Dia sendiri juga merasa aneh, tapi keadaannya memang
seperti itu. Wei Tian Yuan keluar dari lembah, yang menyambut dia adalah
matahari yang cerah. Kesedihan di dalam hati seperti awan yang
tidak bisa menutupi teriknya matahari.
Jiang Xue Jun sudah memberinya satu jawaban. Sekarang yang
dia inginkan adalah satu jawaban yang lain....
Ke mana perginya Shang Guan Fei Feng"
Turun dari Bai Tuo Shan. Wei Tian Yuan berjalan selama 3 hari,
baru menemukan tempat yang ditinggali orang. Tapi dia tetap tidak
bisa menemukan Shang Guan Fei Feng.
Pada hari ke 5, dia tiba di satu kota. Kota itu adalah kota di
perbatasan, hanya ada satu yang membuka toko. dan tampak
kumpulan orang. Begitu dia masuk ketengah kota, di tengah jalin ada orang anak
sedang mengobrol, "Xiao Da Zi memang bernasib baik, tidak
disangka pejabat pun memberinya uang perak."
"Kau hanya iri kepada nasibnya yang baik, mengapa kau tidak
mau menerima nona bangsa Han itu tinggal di rumahmu'.'"
"Karena sepertinya nona bangsa Han itu sedang sakit. Kakek
takut dia jatuh sakit di rumah kami, aku tidak tahu orang sakit akan
menjadi dewa rejeki bagi kami."
"Dewa rejeki datang, kalian malah mengusir dia, itu suluh siapa?"
Wei Tian Yuan tidak mengerti orang sakit dan pejabat pasukan,
apa hubungannya dengan uang, tapi nona Han keempat aksara ini
membuatnya tertarik. Kemudian dia bertanya kepada kedua anak itu
siapa nona Han yang di bicarakan.
Jawab kedua anak itu, "aku tidak kenal siapa dirimu, mengapa
aku harus memberitahukannya kepadamu?"
Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, " Aku adalah teman nona
Han itu, aku akan memberikan 5 tail perak ini kepada kalian. Siapa
yang bercerita lebih jelas akan ditambah 5 tail perak lagi."
Kedua anak itu segera berebutan menjelaskan. Dari kata-kata
kedua anak ini, Wei Tian Yuan menyusunnya seperti berikut :
Nona Han itu sakit. Di dalam rumah Xiao Da Zi dia sudah tinggal
selama 2 hari. Pagi ini dia ingin makan bubur, dia memberi uang
satu untai kepada Xiao Da Zi, menyuruh dia membeli 2 kilogram
beras. Orang-orang di kota itu biasanya hanya memakan bakpao
yang terbuat dari terigu.
Tiba-tiba ada seorang pejabat pasukan masuk. Dia membayarkan
uang beras itu dan mengembalikan 3 tail uang kepada Xiao Da Zi.
Pejabat pasukan itu menyuruh Xiao Da Zi membawa jalan menuju
tempat tinggal nona Han, karena nona Han adalah temannya.
Hati Wei Tian Yuan berdegup semakin cepat. Segera dia
bertanya, "Apakah kalian tahu rumah Xiao Da Zi berada di mana"
Siapa yang bisa membawaku kesana, Aku akan memberikan
tambahan uang lagi!' Kedua anak itu berebutan menjawab, "Aku akan menunjukkan
jalan!" Setelah memberi uang kepada mereka, dua anak itu membawa
Wei Tian Yuan keluar dari kota. Tidak jauh dari kota, kedua anak
menunjuk sebuah tenda. Dan berkata kepada Wei Tian Yuan,
"Itulah rumah Xiao Da Zi. Tenda ini tidak sama dengan tenda besar.
Tenda di sini hanya atap yang ditutup dengan selimut tebal. Dinding
tetap terbuat dan batu."
Wei Tian Yuan mulai mendengar suara yang aneh, segera dia
berpesan kepada kedua anak itu, "Kalian kembalilah, aku akan
mencarinya sendirian."
Dalam jarak ratusan langkah dari tenda itu, Wei Tian Yuan
mendengar ada suara tawa dingin yang dikenalnya. Tapi suara tawa
i tu bukan suara Shang Guan Fei Feng.
Betul nona yang sakit itu adalah Shang Guan Fei Feng. Hatinya
sudah terasa hancur dan dia memutuskan meninggalkan Bai Tuo
Shan. Selama puluhan tahun dia belum pemah jatuh sakit, sekarang
dalam perjalanan tiba-iba saja dia sakit.
Untung ada seorang nenek bangsa Tibet yang membawanya
pulang dan Shang Guan Fei- Feng tinggal di rumah itu mengobati
penyakitnya. Pagi ini dia ingin makan bubur, dia memberikan uang kepada
Xiao Da Zi untuk membeli beras, tidak disangka sewaktu Xiao Da Zi
pergi dia hanya seorang diri, begitu pulang berempat. Kecuali
pejabat pasukan, masih ada seorang suku bangsa Han setengah
baya dan seorang suku bangsa Han yang tinggi besar. Pejabat
pasukan itu menyatakan bahwa mereka adalah teman nona suku
Han itu. Memang mereka kenal dengan Shang Guan Fei Feng tapi sayang
mereka bukan teman sebenarnya.
Pejabat pasukan itu adalah wakil pasukan pengawal istana Lu
Ting Fang yang dulu pemah membawa anak buah menyerang
keluarga Chu di Yang Zhou.
Suku bangsa Han yang setengah baya adalah Mei Qing Feng. Mei
Qing Feng adalah teman baik Xu Zhong Yue. Sebenarnya dia adalah
orang dunia persilatan tapi sekarang dia bergabung dengan Lu Ting
Fang. Shang Guan Fei Feng sama sekali tidak menyangkanya.
Orang ketiga lebih-lebih di luar dugaan dia, dia adalah anak buah
ayahnya. Salah satu di antara 13 ketua perkumpulan. 13
perkumpulan hanya dia dan seorang yang tidak ikut Gai Fu Tian
dalam rencana merebut kekusaan. Shang Guan Fei Feng selalu
mengira dia sangat setia kepada ayahnya, tidak disangka dia;
bergabung dengan Lu Ting Fang.
Lu Ting Fang tertawa terbahak-bahak, dia berkata, "Nona Shang
Guan, kau pasti tidak menyangka kami bisa mencarimu sampai ke
sini!" Walaupun Xiao Da Zi masih kecil, tapi dia sangat lincah. Dia
sudah tahu ada sesuatu yang salah, segera dia berteriak, "Kau
berbohong, kau bukan teman bibi ini, kau adalah orang jahat."
Lu Ting Fang mencengkram Xiao Da Zi dan membentak, "Aku
akan membunuhmu!" Shang Guan Fei Feng duduk di tempat tidur dan berkata, "Bila
kau membunuh dia, aku akan membunuhmu!"
Lu Ting Fang tertawa dingin dan berkata, "Kau kira kau bisa
melawan kami bertiga?"
Dengan santai Shang Guan Fei Feng berkata, "Mungkin tidak
bisa, tapi bila nyawaku ditukar dengan nyawamu masih bisa!"
Lu Ting Fang sudah pemah melihat Pedang Bayangan Shang
Guan Fei Feng, walaupun dia tahu Shang Guan Fei Feng sedang
sakit, tapi dia tetap tidak berani mencoba-coba. Karena jika hanya
untuk membunuhnya Shang Guanj Fei Feng masih bisa
melakukannya. Mei Qing Feng pura-pura berkata, "Kami datang keinan bukan
untuk membunuh orang, kami hanya ingin mengadakan
perdagangan denganmu.."
Kata Lu Ting Fang, "Benar, harga yang kami berikan juga tidak
akan jelek." Segera dia melempar Xiao Da Zi keluar tenda. Xiao Da Zi marahmarah.
Perempuan suku bangsa Tibet itu segera keluar melindungi
putranya. Kata Shang Guan Fei Feng, "Selamat Pendekar Mei, kau sudah
naik jabatan, sesudah naik jabatan pasti ingin kaya tapi aku hanya
mempunyai sedikit uang, apa bisa berdagang dengan kalian?"
Begitu mendengar pendekar, wajah Mei Qing Feng memerah dan
berkata, "Jangan begitu, uang ini kukembalikan kepadamu."
Ternyata uang yang dikembalikan Mei Qing Feng kepada Shang
Guan Fei Feng adalah uang dari pemilik toko beras. Beras sudah
dibayar oleh Lu Ting Fang. Karena uang yang Shang Guan Fei Feng
berikan kepada Xiao Da Zi adalah uang untuk dipakai di Zhong Yuan
(Tionggoan). Uang di sini tidak seperti itu karena uang inilah Lu Ting
Fang menaruh curiga dan menyuruh Xiao Da Zi membawa jalan.
Mei Qing Feng meminta seuntai uang itu darinya, begitu tangan
digerakan seuntai uang itu segera terlepas dari tali dan melayang ke
arah Shang Guan Fei Feng.
Hanya terlihat kilauan pedang, 18 buah uang yang dilayangkan
oleh Mei Qing Feng, 10 buah bisa ditangkis, 5 buah terpotong
menjadi 2. Tiga buah lagi saling beradu dan kembali terbang ke
arah Mei Qing Feng. Shang Guan Fei Feng tertawa dan berkata, "Mengapa begitu
pelit, uang hanya dikembalikan separuh kepadaku."
Dengan tenaga sentilan, uang logam yang dikembalikan kepada
Mei Qing Feng terbelah menjadi 2 bagian.
Mei Qing Feng tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Nona Fei
Feng, kau hanya sakit 2 hari, ilmu pedangmu sudah begitu jelek?"
Dalam keadaan biasa, begitu jurus pedang dikeluarkan dia pasti
bisa membuat 18 uang logam itu terbelah menjadi dua.
Kemudian uang yang sisa setengah untai itu terbagi menjadi 2
oleh salah satu anggota dari 13 ketua perkumpulan. Begitu dia
membentak, semua uang logam yang dia pegang sudah hancur dan
berjatuhan ke bawah. Dengan dingin Shang Guan Fei Feng berkata, "Sangat
berwibawa." Kata ketua itu, "Nona, kalau kau tidak sakit, tanganku ini belum
tentu bisa memenangkan Pedang Bayanganmu, tapi sekarang
keadaan sulit untuk dikatakan."
Matanya memandang kepada Shang Guan Fei Feng kemudian
mengarah ke bawah, dimana ada uang logam yang terbelah oleh
Shang Guan Fei Feng. Matanya bersorot penuh percaya diri.
Kata Shang Guan Fei Feng dengan santai, "Aku tidak bisa
membelah 10 buah uang logam, tenaga telapakmu juga lebih lihai
dari pedangku. Sepertinya hari ini aku harus menuruti kemuan
kalian." Kata Lu Ting Fang, "Kalau kau sudah tahu, lebih baik sekarang
kita mulai berdagang saja!"
"Bukalah harga!"
Ucap salah satu dari 13 ketua perkumpulan, "Kau harus
menyerahkan Panji Sakti itu."
"Jadi yang kau kehendaki adalah panji itu."
"Benar, ayahmu sudah menjadi ketua selama 30 tahun, dia harus
mengundurkan diri. Aku tahu Panji itu berada di tanganmu, aku juga
tahu kau dan ayahmu ingin mewariskannya kepada Wei Tian Yuan
tapi Wei Tian Yuan adalah orang luar, dengan Xi Yu tidak ada
hubungannya...." Shang Guan Fei Feng memotong kata-katanya dan berkata,
"Sepertinya kau lebih tahu banyak dariku. Maksudmu, kau
menganggap kaulah yang lebih pantas meneruskan posisi ayahku?"
Ketua itu membentak, "Cepat keluarkan Panji itu!"
Shang Guan Fei Feng tidak melayaninya, berkata kepada Mei
Qing Feng, "Pendekar Mei, kau adalah seorang jago pedang, kau
pasti menginginkan Pedang Bayanganku."
Mei Qing Feng tidak membantah, Shang Guan Fei Feng berkata
lagi, "Apakah kau tahu Pedang Bayangan yang terpenting bukan
pedangnya?" Kata Mei Qing Feng, "Aku tahu, tapi teori jurus Pedang Bayangan
pasti ada. Kau tulis teori itu untukku, aku masih bisa
memperpanjang umur selama 3 hari lagi."
"Untuk apa?" Kata Mei Qing Feng, "Untuk mendapat teori jurus Pedang
Bayangan itu." Maksudnya adalah dia ingin Shang Guan Fei Feng mengajari dia
ilmu Pedang Bayangan karena Shang Guan Fei Feng sedang sakit
maka Mei Qing Feng percaya sewaktu Shang Guan Fei Feng mengajar,
dia tidak akan bisa melawannya.
Shang Guan Fei Feng membalikkan badan bertanya kepada Lu
Ting Fang, "Mereka sudah mengeluarkan keinginannya, bagaimana
dengan dirimu?" Kata Lu Ting Fang, "Yang aku inginkan adalah kau memancing
Wei Tian Yuan kemari, aku akan menangkapnya. Bila belum bisa
menangkapnya, kau tidak boleh pergi!"
"Ternyata kalian masing-masing memiliki keinginan, jika aku
harus membayar kalian bertiga. Bukankah perdagangan ini
merugikanku?" Kata Lu Ting Fang, "Satu nyawa ditukar dengan satu nyawa,
apakah kau rugi?" Mereka berdua juga berkata, "Bila nyawamu hilang, Pedang
Bayanganmu dan Panji pun akan hilang!"
"Tapi aku tidak bisa menghitung."
Kata Lu Ting Fang, "Jujur saja, apakah kau setuju dengan syarat
dari kami?" Jawab Fei Feng dengan tegas, "Tidak setuju!" Segera wajah Mei
Qing Feng berubah. Lima uang yang terjatuh dan sudah terpotong
oleh Fei Feng diambil oleh pedang dan ditusuk ke ujung pedang.
Begitu pedang berkelebat, uang logam itu melayang keluar dan
uang yang berbentuk persegi sudah terkupas menjadi bentuk bulat,
lebih kecil dari bentuk uang sebelumnya.
Lima uang logam yang menjadi kecil itu melayang ke hadapan
Shang Guan Fei Feng dan menjadi sebuah bentuk bunga Mei.
Teknik pedang Mei Qing Feng begitu cepat, tepat, dan aneh.
Tenaga dalam yang dipakainya pun begitu tepat, ilmu pedang Mei
Qing Feng tidak berada di bawah Shang Guan Fei Feng.
"Ini adalah uang muka, apakah kau mau terima atau tidak itu
terserah kepadamu." Mei Qing Feng dengan sombong dan dingin
mengatakannya. Ketua itu pun berkata, "Nona jangan memaksaku untuk
melakukan hal yang tidak ingin kulakukan."
Kata-kata mereka menyatakan jika Shang Guan Fei Feng tidak
setuju, mereka berdua akan bergabung membunuhnya.
Shang Guan Fei Feng terdiam, sorot matanya mengawasi tubuh
mereka. Dia tahu dia tidak akan bisa menahan serangan mereka
bertiga, karena itu dia sudah siap mati bersama dengan salah dari
mereka. Siapa yang paling dia benci" Dan yang mana yang paling
jahat" Mereka bertiga seperti mengetahui apa yang dipikirkan olehmya.
Mereka bertiga masih takut dengan kehebatan Pedang
Bayangannya. Waktu itu tidak ada orang yang berani menyerang terlebih dulu.
Kata Lu Ting Fang, "Aku hitung sampai 3, kita bersamaan
bergerak. " Mei Qing Feng dan ketua itu setuju dengan ide ini,
mereka mengangguk. Lu Ting Fang mulai menghitung, "satu, dua...."
Kata 'tiga' belum keluar dari mulutnya, tiba-tiba terdengar ada
yang berkata, "Tidak perlu dengan cara licik untuk menangkapku.
Wei Tian Yuan akan datang dengan sendirinya."
Shang Guan Fei Feng langsung bersemangat dan meloncat
dengan cepat. Wei Tian Yuan juga sudah berada di depan mereka
sambil melancarkan serangan.
Terdengar Wei Tian Yuan dan ketua itu beradu telapak tangan.


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tenaga dalam Wei Tian Yuan membuat ketua ke 13 itu seketika
roboh, kakinya berada di atas kepalanya di bawah, kemudian
muntah darah. Sekarang Pedang Bayangan Shang Guan Fei Feng mulai
dikeluarkan. Mei Qing Feng hanya melihat sekeliling tubuhnya penuh
dengan bayangan pedang, selanjutnya dia merasakan sakit seperti
diiris, ternyata pedang Shang Guan Fei Feng sudah menusuk ke
tulang pundaknya. Mata Mei Qing Feng seperti mata koki menonjol keluar dan
penuh keterkejutan. Sepertinya dia tidak percaya, dia tidak percaya
karena ilmu pedangnya walaupun tidak berada di atas Fei Feng tapi
tidak mungkin hanya dalam sejurus bisa menusuk putus tulang
pundaknya. Percaya atau tidak percaya yang jelas dia sudah roboh.
Seperti seorang yang tersesat di padang pasir dan tiba-tiba
mengetahui ada sebuah mata air. Kedatangan Wei Tian Yuan
memberinya semangat hidup juga menambah semangat juang.
Sekarang semangat Shang Guan Fei Feng boleh dikatakan penuh
dengan kekuatan. Lebih hebat dan lebih dasyat dari sebelum dia
jatuh sakit, seperti orang yang minum air. Hanya dialah yang tahu
panas atau dinginnya air itu, tapi Mei Qing Feng tidak tahu hal ini.
Lu Ting Fang melihat kedua temannya sudah roboh. Dia sangat
kaget dan membalikkan badan ingin melarikan diri. Tapi Wei Tian
Yuan membentak, "Mu Zhi Yao sedang menunggumu, apakah kau masih mau
pergi?" Dengan cepat Shang Guan Fei Fengi sudah menghalangi
langkahnya. Dengan satu kali sabetan pedang, dia menjadi limbung
kemudian roboh dan mati di bawah Pedang Bayangan Shang Guan
Fei Feng. Wei Tian Yuan bertanya, "Bagaimana cara membereskan Ketua
Mei ini?" "Dia adalah seorang ketua, biarkan dia mempertahankan
hidupnya." Mereka berdua berterimakasih kepada perempuan Tibet itu, juga
Xiao Da Zi. Sesudah menyelesaikan segalanya segera Wei Tian Yuan
dan Shang Guan Fei Feng meninggalkan tempat itu. Ilmu silat Mei
Qing Feng sudah dimusnahkan oleh Shang Guan Fei Feng, tapi
nyawanya masih hidup. Datang tidak bersama, pulang bersama pasangannya, budi dan
dendam sudah habis, hanya tertinggal beribu-ribu kata-kata yang
belum terucap, tapi entah harus dimulai dari mana"
Mereka diam dan terus berjalan, setelah begitu lama Shang Guan
Fei Feng baru bertanya, "Bagaimana kau bisa datang mencariku?"
"Aku ingin bermain catur denganmu, hanya kita berdua saja yang
memainkannya." "Di mana kakak Xue Jun?"
"Dia sudah tidak bisa bermain catur lagi dengan kita."
Shang Guan Fei Feng ragu dan berkata, "Sangat tidak adil?"
"Dia mencari ketenangan hati, aku pun mencari ketenangan
hatiku." "Tapi aku...." "Kau tidak perlu pusing lagi, karena sisa dari permainan catur ini
sudah ada cara untuk memecahkannya."
"Bagaimana cara memecahkannya?"
"Xue Jun yang membantuku memecahkan kesulitan ini, karena
dia yang membantu, dia sudah berada di luar permainan ini." Wei
Tian Yuan meneruskan, "Apakah kau masih ingat dengan Dui Lian (puisi) yang ada di Mo
Zhou Hu?" Fei Feng membacakan Dui Lian itu yang berarti :
Nama dan keuntungan adalah omong kosong. Malam bermimipi
m encoba melihat k eadaan. Permainan catur, siapa yang bisa tahu
akhir dari permainan catur"
Puisi kuno juga mengatakan,
"Setengah kolam bunga teratai tidak bisa menandingi wanginya
Yu Jin Xiang (semacam bunga yang sangat wangi), cobalah
menghibur Mo Zhou (nama orang)."
Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Sudah hampir setahun,
sekarang simpul-simpulnya sudah dipecahkan, kita harus kembali
lagi ke danau Mo Zhou untuk melihat bunga teratai."
"Nanti saja kita baru pergi ke danau Mo Zhou."
"Sekarang kita akan pergi ke mana?"
"Aku ingin pergi ke Hua Shan melihat daun merah karena di Hua
Shan juga ada seseorang yang ingin kutengok."
Wei Tian Yuan baru mengerti dan berkata, "Chu Tian Shu lah
yang harus menengoknya."
"Kita berpangku tangan melihat mereka di luar."
---ooo0dw0ooo--- Musim gugur, gunung dipenuhi dengan daun yang berwarna
merah. Kata orang musim gugur sering membuat orang sedih. Bagi
Qi Shu Yu sepertinya juga begitu.
Dia diobati oleh Biksuni Yao Guang dengan teliti, lukanya sudah
sembuh dan pulih seperti dulu. Sekarang dia sedang berjalan di
tengah hutan itu. Dia merindukan seseorang yang jauh di sana, "Mengapa Kakak
Chu belum datang ke sini untuk menengokku" Apakah lukanya
sudah sembuh" Menurut Biksuni Yao Guang, Kakak Qing Luan
sangat teliti mengobati orang, apakah...."
Dia sudah disembuhkan oleh Yao Guang tapi hati Qi Shu Yu
bertambah satu bayangan hitam, "Sepuluh laki-laki ada sembilan
yang tidak bisa dipercaya. Walaupun dia sudah bersumpah sehidup
semati denganmu, tapi jika dia sudah lama berkumpul dengan
perempuan lain, dia akan berubah hatinya." Kata-kata ini diucapkan
Biksuni Yao Guang berkali-kali kepadanya.
Qing Luan mengobati Chu Tian Shu dan mengadakan perjalanan
jauh dengan Chu Tian Shu. Sudah setengah tahun berlalu, apakah
Chu Tian Shu juga sudah berubah hatinya"
Dia mempunyai pikiran seperti itu karena sewaktu dia kecil,
setiap hari dia terus bersama dengan Wei Tian Yuan. Kemudian dia
mencintai Wei Tian Yuan, yang sudah berkumpul sekian lama dan
akhirnya tumbuh rasa cinta.
"Tapi Tian Shu bukan anak kecil, Qing Luan juga bukan gadis
kecil, jika mereka berkumpul lama dan tumbuh rasa cinta, pasti
tidak akan berubah lagi. Tapi waktu Tian Shu mengatakan suka
kepadaku, aku dan dia juga bukan anak kecil lagi."
Berjalan di h utan itu, tiba-tiba dia melihat Yao Guang sedang
melukis. Qi Shu Yu memuji, "Bibi Yao Guang ternyata kau sangat mahir
melukis, aku baru tahu sekarang."
"Kau jangan terus memuji." Sambil berkata matanya tetap tidak
lepas dari lukisan itu. Lukisan yang dia gambar adalah sebuah rumah yang berada di
dalam kabut juga seperti yang terapung di lautan awan.
Asap dan awan membuat dia teringat ke masa lalu juga
membuat dia bingung. Dia belajar melukis dengan Yu Xu Zi. Waktu itu mereka berdua
belum menjadi biksu atau biksuni. Yu Xu Zi adalah tuan muda yang
kaya dan terkenal. Wajahnya tampan dan mata keranjang. "
Yu Xu Zi pemah melukis lukisan meniru lukisan kuno. Sekarang
Yao Guang lukisan gambar Yu Xu Zi.
Puisi mengatakan : Masa lalu seperti debu, jangan diingat-ingat kembali, hati tenang
seperti air mengalir ke arah timur.
Semenjak dia menjadi biksuni dia memang sudah berniat
mengubur masa lalunya, tapi debu yang tertinggal tidak bisa
dibersihkan, dia sering terbangun tengah malam karena
bermimpi....sekarang 20 tahun sudah berlalu, dia tetap terganggu
oleh perasaan ini, karena itu semua kekalutan pikirannya dia
tumpahkan ke dalam lukisan.
Tapi perasaannya ini tidak dapat dia katakan kepada Qi Shu Yu.
Qi Shu Yu m elihatnya, dia seperti sedang berpikir, " Bibi, kau
sedang memikirkah apa?"
"Aku tidak memikirkan apa-apa, aku hanya rindu kepada Qing
Luan." Dia berbalik bertanya kepada Qi Shu Yu, "Apakah ada yang ingin
kau bicarakan denganku?"
"Tidak ada, Bibi ingat kepada Kakak Qing Luan, sedangkan aku
teringat kepada Kakak Tian Shu, apakah luka Kakak Tian Shu sudah
sembuh?" "Aku tahu kau sedang menkhawatirkan dirinya, tapi banyak hal
yang terjadi di luar dugaan kita. Mungkin saat ini dia sedang dalam
perjalanan pulang dengan seseorang dan hal ini membuatmu
kecewa." Qi Shu Yu mengerti yang dimaksud dengan orang lain adalah
murid Yao Guang, Qing Luan.
Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak, 'Guru! Adik Yu!" mereka
menoleh ke suara itu, ternyata Qing Luan sudah kembali, dia pulang
dengan seorang pemuda, yang menjadi kecewa ternyata bukan Qi
Shu Yu melainkan Yao Guang.
Yang pulang dengan Qing Luan tak lain adalah Bao Ling Hui.
"Mengapa hanya kalian saja yang pulang" Kemana Chu Tian
Shu?" Seharusnya Shu Yu yang bertanya kepada mereka.
Wajah Qing Luan memerah dan menjawab, "Aku tidak tahu,
setelah aku mengobati lukanya sampai sembuh, kita berpisah
dengannya, Guru, aku, aku ada...."
Yao Guang mengerutkan dahi dan berkata, "Ada apa" Katakan
saja." Tiba-tiba ada seseorang yang tertawa terbahak-bahak, kemudian
berkata, "Dia malu, biar aku saja yang mengatakannya."
Yu Xu Zi sudah muncul di hadapan Yao Guang, kata Yu Xu Zi,
"Dia dan Ling Hui meminta ijinmu untuk menikah."
Yao Guang terdiam sejenak, wajahnya menjadi dingin. Yu Xu Zi
tertawa dan berkata lagi, "Apakah kau merasa muridku tidak pantas
menikah dengan muridmu" Yao Guang, jangan mengulangi
kesalahan seperti yang pemah kita lakukan!"
Yu Xu Zi dan Yao Guang adalah pasangan kekasih di masa lalu,
karena tidak mendapat dukungan dari orang tua ditambah dengan
kesalahpahaman yang terjadi antara mereka, membuat mereka
tidak bisa melanjutkan hubungan kejenjang yang lebih serius. Hati
Yao Guang menjadi tergetar mengingat masa lalu, "Benar, kita
sendiYi sudah mengalami hal itu, jangan ulangi kesalahan kita pada
orang lain." Saat itu ada seseorang yang datang dengan tiba-tiba, Qi Shu Yu
segera menghampirinya, dengan gembira dia berteriak, "Kakak Shu,
aku mengira...." Mereka berpelukan, mereka tidak peduli dengan
orang-orang di sekeliling mereka.
Yao Guang pun sepertinya tidak melihat kelakukan mereka,
wajahnya semakin melembut, akhirnya dia berkata kepada
muridnya, "Bila kalian memang saling mencintai, menikahlah!"
Yu Xu Zi menarik Yao Guang dan bertanya, "Kapan kau akan
berhenti menjadi biksuni?"
"Siapa yang mengatakan aku akan berhenti menjadi biksuni?"
"Kau mengijinkan muridmu berhenti menjadi biksuni, mengapa
kau sendiri tidak" Kita sama-sama berhenti menjadi biksu dan
biksuni." Tiba-tiba wajah Yao Guang memerah, dan berkata, "Kita akan
ditertawakan oleh anak-anak muda ini."
"Semua yang kukatakan adalah yang sesungguhnya, walaupun
aku terlambat datang 20 tahun, tapi sekuntum bunga chrysan yang
mekar melewati musim salju, akan berbunga lebih indah."
---oo0dw0oo--- Chu Tian Shu berkata, "Kau mengira aku kenapa?"
"Aku mengira kau tidak kembali kesini."
"Apakah kau tidak menanyakan tentang Wei Tian Yuan?"
Wei Tian Yuan dan Shang Guan Fei Feng pun secara bersamaan
muncul di depan mereka. Kata Chu Tian Shu, "Kita kembali ke Yang Zhou, ada satu hal
yang ingin kuberitahu kepadamu, kakekmu dan Tetua Shang Guan
Yun Long sedang pesiar ke Yang Zhou."
Kata Wei Tian Yuan, "Baiklah kita akan ke sana, tapi sebelumnya
kita main dulu ke Xi Hu."
Tanya Qi Shu Yu, "Mengapa harus ke sana?"
"Karena di sana ada sebuah rumah yang dinamakan Yue Lao Ci,
di sana pun ada sebuah Dui Lian, nanti di sana kita sama-sama
melihat Dui Lian itu dan membelinya Mengharapkan orang yang
saling mencintai menjadi suami istri, jangan mengingkari jodoh yang
sudah ditentukan oleh Tuhan."
Tamat Bandung,23 Desember 2005 Salam hormat Petualang Asmara 4 Jodoh Rajawali 06 Sumur Perut Setan Kisah Si Rase Terbang 4

Cari Blog Ini