Petualangan Manusia Harimau 10
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Bagian 10 kedua tanganku seperti dibakar! Ilmu apa namanya itu?" Kedua orang itu semakin kagum atas kebolehan masing-masing. Tanpa diduga, dan amat mengherankan lalu mengejutkan Datu Palingkar, manusia harimau itu perlahan-lahan berubah ujud sehingga menjadi Erwin yang bertubuh harimau dewasa. Orang ini dapat mengubah dirinya, pikir Datu Palingkar sedangkan dia dapat mengubah manusia jadi hewan. Dia punya kekuatan sihir untuk menghadapi sesama manusia, dapat memaksakan kehendaknya atas diri orang yang disihir. la pun punya kekuatan gaib untuk melumpuhkan hewan buas dengan pandangan saja. Membuat hewan itu jadi lemas atau bersimpuh di hadapan kakinya sebagai tanda mengaku kalah dan bersedia jadi budaknya. Tetapi dia tidak pernah belajar menundukkan mahluk yang berbadan harimau dengan kepala manusia. Mungkin ilmu sihir dapat menjangkau sampai ke sana, tetapi ia tidak pernah memperkirakan, bahwa pada suatu hari ia akan berhadapan dengan hewan ganas yang berkepala manusia. Beberapa detik Datu Palingkar bukan hanya terkejut tetapi menjadi bingung, bagaimana seorang manusia mendadak berubah tubuh tanpa ada yang menyihir, tetapi apa pun yang terjadi. Datu Palingkar sangat konsekuen dengan pendiriannya, la akan mempertaruhkan pendirian itu, harta pun harus dibayar dengan nyawa. Sekejap Datu memandang ke kerangkeng phytonnya, karena ia mendengar piaraannya itu gelisah. Memang benar si Sanca sedang memandang dengan sorot mata ganas ke arah majikan dan tamu yang mampu menembus benteng tak kelihatan di sekitar gedung besar itu. Kelihatannya phyton itu siap tempur. Kegelisahannya http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ timbul setelah Erwin berubah bentuk. Rupanya ia memandang manusia harimau sebagai suatu mahluk yang mungkin membahayakan dirinya atau bahkan merebut wanita yang dicintainya. Dari mata dan kegelisahannya tampak jelas, bahwa ia dalam keadaan cemas dan marah, tetapi juga bertekad untuk mempertahankan wanita yang secara sukar dijelaskan dengan hukum akal sangat disayang dan dicintainya. Tuan, ilmu apakah pula ini, yang belum pernah kutemui selama umur hidupku. Aku biasa mendengar tentang berbagai hewan jadijadian ataupun manusia jadi-jadian, tetapi tak pernah mengkhayalkan begini cara prosesnya dan bisa berkepala manusia dengan tubuh hewan! Hari ini aku merasa bahwa ilmuku masih teramat sedikit dan tak bermakna karena terlalu banyak keajaiban yang belum dan barangkali tidak akan pernah kukuasai." Datu Palingkar mengatakan yang sebenarnya. "Barangkali Tuan berkata benar. Tetapi apa yang terjadi atas diriku sekarang, sama sekali bukan oleh kekuatan ilmu!" "Mustahil. Aku telah berterus terang, Tuan masih saja berahasia." "Tidak Datu, tak ada yang kurahasiakan. Perubahan yang sewaktu-waktu terjadi atas diriku tak lain daripada nasib, yang tidak dapat kuelakkan karena ia merupakan warisan. Ayah dan kakekku juga bernasib seperti aku ini," kata Erwin. Kalau kedua orang berilmu itu bertutur kata dengan tenang, walaupun dalam perkelahian yang amat menentukan, maka lain halnya dengan Subrata yang hanya punya banyak uang dan mempergunakan kepintaran Datu Palingkar dengan kekuatan uangnya. "Kalau aku bisa seperti Tuan, tentu aku akan bangga sekali!" kata Datu Palingkar. "Hm, Tuan keliru. Nasibku ini buruk sekali. Seringkah aku berubah ujud tatkala aku sangat tidak menghendakinya. Bahkan takut kalau aku sampai berubah. Coba http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bayangkan, kalau aku berubah di tengah-tengah orang ramai! Tetapi di samping itu, perubahan ini kadang-kadang memberi manfaat yang luar biasa.' DATU PALINGKAR bertanya apakah ada sangkut paut Erwin dengan kehebohan tentang manusia harimau yang kabarnya membunuh dua anggota Polisi dan kemudian kuburan mereka digali oleh mahluk tak terlihat yang meninggalkan jejak-jejak harimau, la bertanya dengan nada biasa, seolah-olah mereka bukan bermusuhan. "Yang ditangkap lalu disiksa tanpa dosa memang aku, tetapi siapa yang membunuh dan menggali kuburan aku tidak tahu!" jawab Erwin setengah benar. "Mengapa sampai ditangkap" Atas tuduhan apa?" tanya penyihir. Dalam suasana demikian, kisah hidup Erwin rupanya cukup menarik baginya. "Ceritanya panjang Datu. Aku ditangkap dengan tuduhan membunuh seorang wanita dan laki-laki. Aku tidak pernah membunuh mereka. Kedua korban itu memang kukenal. Laki-laki itu bukan hanya kukenal, tetapi sahabat sangat karib yang amat kusayangi!" kata Erwin. la berkata sesuai dengan kebenaran. "Lalu?" tanya Datu Palingkar. "Aku tidak tahu keseluruhan kisahnya. Tetapi aku keluar dari tahanan dengan badan cukup rusak!" "Tuan tak tahu siapa pembunuh yang sebenarnya?" "Tahu!" "Sudah Tuan bunuh dia?" "Tidak!" Datu Palingkar bagaikan tak percaya. Oh, orang ini tak mau main hakim sendiri. "Tuan beritahukan Polisi dan dia sudah ditangkap! Tuan tak mau http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ melanggar hukum walaupun Tuan telah menderita oleh perbuatan orang laini" Erwin menggelengkan kepala. Di hadapannya terbayang Sabrina, si cindaku yang cantik. "MaukahTuan mengembalikan Hetty jadi manusia, membebaskan Hasanah dan wanita yang di dalam kerangkeng itu, serta menyerahkan biang keladi ini kepadaku?" tanya Erwin. Datu Palingkar sadar kembali bahwa dia sedang bertarung, harus membunuh atau dibunuh, la sebenarnya sudah enggan meneruskan perkelahian dengan Erwin yang begitu aneh tetapi simpatik. Namun begitu, pilihan lain sudah tiada. Dalam hati Datu Palingkar mulai mengutuk dirinya, mengapa cari makan dengan cara yang begitu hina" Tetapi dia juga menyalahkan orang yang menyuruhnya. Karena butuh uang, maka ia melaksanakan keinginan Subrata. Padahal ia sendiri tidak punya sengketa apa pun dengan Baginda na Poso beserta seluruh keluarganya. Mengingat ini ia merasa betapa ganasnya dia, betapa jahatnya Subrata yang jadi penyebab semua ini. Lalu ia mengambil keputusan bulat di dalam hatinya. Tanpa pikir ia menyerang si manusia harimau. Serbuan mendadak itu membuat Erwin tak sempat mengelak. Hidungnya mengeluarkan darah, kepala terasa pusing. Kemudian terjadilah pertarungan itu dan Datu Palingkar dalam tempo singkat mencapai tujuannya. Erwin dengan mudah mencabik-cabik dadanya, la tak menyangka, bahwa Datu Palingkar akan dapat dirobohkan begitu cepat. Penyihir itu tadi tak dapat disentuh pukulannya. Dan kini benteng ampuh itu ternyata tidak ada lagi. Erwin tidak tahu, bahwa ketika menyerang tadi. Datu Palingkar telah menyentakkan tali azimat yang melilit pinggangnya lalu membuangnya. Tanggal azimat, lenyaplah daya tolak pukulan lawan. Sebelum memulai pertarungan tadi ia telah mengatakan kepada Erwin bahwa ia akan rela mati di tangan seorang muda sederhana dengan ilmu tinggi, sebagaimana Erwin juga bersedia mati jika dikalahkan oleh seorang penyihir yang halus bahasa seperti Datu Palingkar. Merasakan perlawanan tak berarti dari penyihir itu Erwin http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mendadak berhenti mengoyak-ngoyak dada Datu Palingkar lalu memandangnya. Penyihir itu juga memandang dia, tenang tanpa rasa takut tanpa memperlihatkan rasa sakit. "Tuan tidak melawanku," kata Erwin. Wajahnya memerah, malu. Penyihir itu tersenyum. "Mengapa?" "Sudah kukatakan, aku rela mati di tangan seorang Erwin yang budiman," kata Datu Palingkar. "Aku juga tidak ragu-ragu untuk menerima kematian dalam perkelahian kita. Tetapi bukan dengan cara ini. Tuan sengaja mengalah Datu, bukan kukalahkan," kata Erwin. "Tidak. Aku memang Tuan kalahkan!" "Tuan bohong. Tuan sengaja tidak melawan," ujar Erwin. "Memang bukan kalah oleh ketinggian ilmu Tuan, tetapi oleh kehalusan budi dan kepribadian Tuan. Aku menyiksa orang yang tak kukenal dan tak pernah menyakiti diriku. Hanya karena dibayar untuk itu. Diriku sama juga dengan pembunuh bayaran. Betapa hina diriku dibandingkan dengan kemuliaan hati Tuan, anak muda. Oleh karena sama kita katakan, bahwa dunia ini terlalu sempit untuk kita berdua, maka aku menyingkir. Tuan yang lebih berhak hidup, bukan aku," lalu mengatupkan kedua matanya, sementara mulutnya ternganga, la mati. Perlahan-lahan Erwin menutup mulut itu lalu mengikatkan sapu tangan dari dagu ke kepalanya agar tidak terbuka lagi. Mungkin masih ada yang hendak dikatakannya, atau diamanatkannya, tetapi maut telah lebih dulu merenggut myawanya. Si manusia harimau tak kuasa menahan air mata. Untuk pertama kali ia menangis di hadapan mayat musuhnya. Rupanya Datu Palingkar yang amat kejam itu akhirnya menyadari kesesatan langkahnya. Telah banyak orang tak berdosa jadi mangsa sihirnya. Untuk itu ia merasa harus menebus dengan nyawa tunggalnya. Andaikata ia mempunyai sepuluh nyawa, maka kesemuanya akan dibinasakannya, supaya ia tidak ada lagi di permukaan bumi ini. Jikalau ia masih hidup mungkin masih ada lagi insan-insan tanpa dosa akan jadi korbannya. Jalan terbaik hanya http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mati. Agak lama kemudian baru- Erwin menyadari bahwa dengan kematian Datu Palingkar tugasnya belum selesai. Masih ada gadis di dalam kerangkeng phyton. Masih ada Subrata yang jadi biang keladi dari semua bencana ini. Hasanah bukan masalah, la akan diantarkannya kembali ke orang tuanya. Erwin memandang ke Subrata yang masih berdiri agak jauh. Bagaikan tak bergerak. Seperti patung, la bukan mimpi buruk, ia melihat kenyataan yang amat mencekam dan menakutkan, la ingin minta ampun kepada Erwin agar nyawanya dibiarkan menunggui dirinya, tetapi ia tak kuasa membuka mulut. Pikirannya bekerja biasa, la tadi menuntut kepada Datu Palingkar agar dirinya dihukum tetapi penyihir itu menolak dengan tegas. Kini pelindungnya itu telah tiada. Jantungnya berdebar kencang. Apakah kini gilirannya" Harimau berkepala manusia itu mendatangi Subrata. Pelanpelan. Dia tidak mengejar waktu, karena semua waktu kini telah tersedia untuknya tanpa ada satu setan pun dapat merintangi kehendaknya. Setelah tiba di hadapan Subrata, manusia harimau itu menoleh ke kerangkeng. Phyton itu sedang menegakkan kepala dengan pandangan ke arah Erwin. Rupanya ia mengikuti gerak mahluk aneh ini dan mungkin bertanya pada dirinya apa lagi yang akan terjadi setelah majikannya mati dengan dada robek. Erwin melihat amarah memancar dari mata ular raksasa itu. la berdiri memegang lengan Subrata dan menghelanya ke kerangkeng. Hatinya menolak tetapi dirinya tak mampu berbuat lain daripada menurut. Dia masih saja tak dapat berkata-kata. Tetapi nampaknya phyton itu sudah tahu apa yang akan dilakukan si manusia harimau yang menuju pintu kerangkengnya. Dengan memeluk wanita yang sudah disetubuhinya ia menjauh dari pintu lalu mempersiapkan diri. Tanpa ragu-ragu sedikit pun Erwin membuka pintu kerangkeng dan mendorong Subrata ke dalam. Dia menjadi penyebab utama dari semua bencana ini. Setelah pintu kerangkeng ditutup, mendadak sontak Subrata seperti mendapat kehidupan baru. la berteriak melihat dirinya sudah http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ terkurung. Dia dapat memastikan apa yang akan terjadi. Ular itu akan memagut dan membelitnya sehingga tak berdaya, mati. Lalu akan menelannya. Ataukah akan dibiarkan seperti penculik Hasanah. Dibunuh tetapi tidak ditelan. Tetapi yang mana pun akan terjadi, apa bedanya, la akan mati. Hanya keajaiban saja yang dapat menyelamatkannya. Tetapi apakah ada tersisa keajaiban bagi orang semacam dirinya" Phyton itu memandang Subrata lalu memandang Erwin yang masih mengharimau. Kemudian ia bergerak pelan, berhenti lagi, memandang lagi ke arah Erwin. Berkata si manusia harimau kepada dua pembantu 4-umah Datu Palingkar yang sejak tadi turut mempersaksikan seluruh kejadian tanpa kata: "Kalian lihatlah ular dan orang itu. la telah mempergunakan uang hasil curiannya untuk menyiksa orang lain melalui majikan kalian." Phyton yang menghentikan geraknya ketika Erwin bicara seakan-akan mendengar dan barangkali mengerti apa yang dikatakan manusia harimau itu. Setelah itu ia bergerak lagi. Kini agak cepat. Subrata menjerit lagi. Masih disusul oleh beberapa jeritan setelah ia dipagut dan dibelit ular raksasa itu. Kemudian hening. Mengetahui mangsanya telah mati, ular itu melepaskannya, kembali ke wanita tercintanya. Baik Hasanah, maupun kedua pembantu Datu Palingkar dan wanita dalam kerangkeng itu menggigil ketakutan. Tiba-tiba wanita di dalam kerangkeng itu berkata lemah: "Tolonglah aku!" Phyton memandang lagi ke arah Erwin. Menantang, seakan-akan mau berkata: "Jangan kau coba, kalau kau sayang pada nyawamu. Wanita ini tidak perlu ditolong karena ia tidak dalam bahaya. Aku mencintainya, la telah diberikan kepadaku. Hakku untuk menelan atau mencintainya. Kalian jangan campuri urusanku. Ini soal pribadi. Dia bukan sanak atau saudaramu!" Walaupun harimau berkepala manusia itu amat menakutkan, namun wanita di dalam kekuasaan phyton itu menyadari, bahwa http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ hanya dialah yang dapat menolong. "Siapa namamu?" tanya si manusia harimau. "Winarni," jawab wanita malang itu. Phyton besar itu kelihatan gelisah. Apa mahluk aneh itu akan mencoba" Dalam tertanya-tanya itulah ia jadi terkejut, karena tiba-tiba saja, bagaikan keluar dari bumi, di dalam kerangkeng itu telah ada mahluk semacam yang di luar. Hanya mukanya jauh lebih tua. Raja Tigor. Melihat itu, Erwin mau menangis. Ompungnya. Siapakah seberuntung dia, mempunyai kakek yang begitu cinta kepada cucunya. Keempat orang lainnya yang melihat itu kian sukar menahan cekaman dan debaran jantung mereka. Yang tidak bisa tersua di dalam mimpi dapat dilihat dalam kenyataan. Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Phyton itu mengetahui bahwa dia menghadapi musuh. Manusia bukan, harimau pun tidak. Mahluk yang langka di dunia ini. Dia keluar begitu saja dari tanah. Membinasakannya tentu tidak semudah membelit lalu menelan manusia, la bersiap. Untuk bertarung dan melindungi kekasihnya. Erwin yang dapat mengira-ngira apa yang akan terjadi merasa berkewajiban mendampingi kakeknya, la buka pintu lalu masuk ke dalam kerangkeng. Tetapi tanpa diduga dan diharap ia tiba-tiba merasa akan berubah ujud kembali menjadi manusia. Ular besar itu sangat terkejut tetapi juga menganggap perubahan ini menguntungkan dirinya, la akan mematahkan si manusia dulu. "Awas kau Erwin. Ular ini sangat berbahaya. Apalagi dalam keadaan marah," kata Raja Tigor. Sanca menyerang Erwin. la seperti melompat untuk memagut leher Erwin lalu membelitnya. Tetapi Erwin sempat mengelak. Ular itu cepat berputar dan menyerang lagi. Raja Tigor mempersaksikan. Rupanya mau tahu sampai di mana kemampuan cucunya. Beberapa saat kemudian jelas bagi manusia harimau tua itu, bahwa ular raksasa itu lebih perkasa dari cucunya. Baginya, ini untuk pertama kali berhadapan dengan ular. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ompung bantu kau Erwin," kata Raja Tigor. Tetapi cucunya itu meminta agar dia dibiarkan dulu. Dia pernah mematahkan perlawanan Ki Ampuh, mempunyai banyak ilmu, tetapi tidak untuk berkelahi dengan ular pemakan lembu dan manusia. Tak dapat memagut lawannya, akhirnya phyton itu melemparkan seperempat badannya ke atas diri Erwin, membuatnya jatuh dan dengan sigap ia membelitnya. Raja Tigor tidak dapat menunggu lebih lama. Cucunya akan remuk oleh belitan ular raksasa itu. la menerkam dan memukul kepala ular dengan kuku-kukunya yang kuat dan tajam. Kena, tetapi tidak tepat. Namun begitu ular itu sekarang harus mengalihkan perhatian pada Raja Tigor. la terpaksa melonggarkan belitan nya dan kemudian melepaskan Erwin yang sudah terengah-engah karena sulit bernapas. Kalau ular itu membelit lebih lama, sehingga jadi lebih ketat pasti tulang-tulang dadanya akan remuk. Erwin merangkak ke pinggir kerangkeng untuk mengembalikan tenaganya. Bagi Raja Tigor pun perkelahian dengan phyton baru merupakan pengalaman pertama. Kedua-duanya tahu, bahwa perkelahian ini harus mematikan lawan. Ular perkasa itu harus bekerja keras, walaupun dia amat lincah. Jauh lebih gesit dari seekor binatang yang diduga tidak bisa bergerak cepat oleh badannya yang panjang dan besar. Untunglah Raja Tigor ahli silat. Mampu mengimbangi kegesitan lawannya dengan menghindar kian ke mari. Usaha phyton menumbangkan Raja Tigor dengan caranya merubuhkan Erwin tadi ternyata tidak berhasil. Tetapi ketika pada suatu saat kedua kaki depan Raja Tigor menerkam tubuhnya ia berkesempatan untuk membelit manusia harimau itu. Mereka bergumul. Raja Tigor mengandalkan kuku, phyton percaya akan kekuatan otot-ototnya meremukkan musuhnya, sehingga lemas dan tak dapat bernapas. Raja Tigor pun tahu, bahwa dalam perkelahian seperti ini bukan hanya kekuatan atau senjata yang pegang peranan; melainkan juga bahk#i terutama akal. Ketenangan disertai perhitungan. Oleh tikaman kuku-kuku Raja Tigor yang sudah menimbulkan banyak luka pada dirinya, ular itu tidak dapat memusatkan seluruh tenaga untuk membelit. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ *** DALAM pertempuran mempertaruhkan nyawa itu Sanca beberapa kali melihat ke arah Winarni Ketika pada suatu saat dilihatnya Erwin sudah mendekati wanita itu, perlawanannya terhadap Raja Tigor tambah menggila, la tidak rela kekasihnya dijamah siapapun juga. Tetapi justeru kekalapan ini memberi Raja Tigor kesempatan mencakar kedua matanya, sehingga ia tidak lagi dapat melihat, karena kedua biji matanya ditikam oleh kuku-kuku tajam manusia harimau dari Sumatera itu. Kini sebagian kepalanya kian banyak mengeluarkan darah. Hasanah yang mempersaksikan dengan penuh kecemasan berdoa agar manusia harimau itu dapat membinasakan phyton yang dengan sisa tenaga dan luapan panik berdaya upaya membunuh Raja Tigor dan Erwin. Bagi manusia harimau yang amat mencintai cucunya, pertarungan ini merupakan terberat selama ia belum mati dan sesudah ia dapat bangkit kembali dari kuburannya. Kalau ia kalah, maka bukan hanya Erwin tetapi juga seorang wanita tak berdosa akan turut menjadi korban. Oleh karenanya ia harus menang. Selain tenaga sebagai harimau tetapi bermulut manusia, ia tidak punya taring-taring untuk dibenamkan ke dalam kepala lawannya. Tetapi dengan tujuan bulat di dalam hati pada suatu detik tangan kanannya dapat dimasukkannya ke dalam mulut phyton. Kemudian tangan kiri. Ular itu kiranya tahu maksud musuhnya, la kerahkan tenaganya untuk melepaskan mulut dari kedua tangan Raja Tigor, tetapi manusia hari mau itupun mengerahkan seluruh kekuatan. Kemudian ia berhasil menekan tangan kanan ke bawah dan menarik tangan kiri ke atas. Mulut binatang pencinta wanita dan pemakan manusia itu koyak tak kurang dari sehasta panjangnya. Perlawanannya mengendur, melepaskan seluruh bentannya dan tanpa dapat melihat, bergerak perlahan-lahan ke arah tempat Winarni duduk tadi. la tidak menyadari bahwa ia salah arah, karena Erwin telah membawanya ke tempat lain. Dengan sisa-sisa tenaga ia bergerak lamban sekali menjelajahi pinggiran kerangkeng, kalauhttp://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kalau ia dapat menyentuh wanita kesayangannya. Keinginan terakhirnya itu tak tercapai, karena Erwin dan Winarni berpindahpindah. Putus asa ia tak berusaha lagi, kemudian hanya bagian ekornya yang bergerak-gerak. Beberapa saat kemudian diam sama sekali. Riwayat phyton milik penyihir Datu Palingkar tamat di tangan Raja Tigor. Erwin, ompungnya dan Winarni memandang ular itu beberapa saat. Kagum atas tenaganya yang amat besar disertai rasa cinta yang amat besar pula pada seorang wanita anak manusia. Tiba di luar kerangkeng, Erwin memandangi Datu Palingkar lagi, yang terbaring di sana sebagai mayat biasa. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia pernah punya tenaga sihir yang luar biasa. Hasanah mencium tangan Erwin yang dipandangnya sebagai juru penyelamat. Kemudian ia memeluk Raja Tigor. Tiada rasa takut lagi, karena melihat sendiri bahwa dialah yang membinasakan ular raksasa itu. "Aku tak tahu bagaimana caranya harus menunjukkan rasa terima kasih kepada Kakek, kata Hasanah. "Tanpa kedatangan kakek dan kak Erwin tentu aku akan mati di sini." "Tak ada keharusan apa pun untuk kami Hasanah. Bersyukurlah kepada Tuhan, karena Ialah yang sebenarnya menyelamatkan engkau," kata Raja Tigor. Napasnya masih terengah-engah oleh rasa letih menghadapi Sanca tadi. Dan ia masih lemas. Walaupun ia manusia harimau dengan berbagai macam ilmu yang sukar dicari tandingannya. Kedua pesuruh Datu Palingkar tak berkata sepetah pun. Mereka hanya menanti nasib yang akan ditentukan oleh mahluk aneh dengan cucunya itu. "Terserah kepada kalian untuk menunggu di sini sampai Polisi datang atau hendak pergi," kata Erwin kepada mereka. Kedua orang itu berlutut di hadapan Raja Tigor dan Erwin. Tak menyangka akan dibebaskan begitu saja. "Kau akan kami kembalikan ke rumah orang tuamu," kata Erwin http://ceritasilat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kepada Winarni. Gadis itu tidak memberi reaksi, la begitu bingung. Sejak dimasukkan Datu Palingkar ke dalam kerangkeng, sehingga Sanca menyetubuhinya, mempersaksikan pertarungan antara Raja Tigor dengan ular besar itu, sampai ia keluar dari kurungan itu, Winarni merasa bingung, la tidak bermimpi, tetapi semuanya itu lebih buruk daripada mimpi yang terburuk. Dan ia merasa suatu keanehan di dalam tubuhnya, tak dapat diuraikan dengan kata-kata. "Bersihkan dirinya dulu Erwin, supaya ia terhindar dari bencana yang lebih besar lagi. Engkau dapat melakukannya," kata Raja Tigor. Cucunya mengangguk, mengerti. Tanpa dibersihkan, Winarni mungkin akan melahirkan ular. Anaknya dari Sanca. Akan menimbulkan heboh, rasa kasihan, tetapi di samping itu juga aib dan malu. Setelah mendengar perintah si manusia harimau kepada Erwin, secara tiba-tiba kelihatan bibir Winarni seperti akan senyum, tidak sampai tersenyum. Namun begitu tergambar kecerahan pada mukanya yang tadi seperti membeku tidak mempunyai ekspresi apa pun. Rupanya ia tahu apa yang telah terjadi atas dirinya, tak mampu bicara karena putus asa, tetapi kini timbul semacam harapan. "Erwin, aku akan pergi lagi. Jaga dirimu baik-baik. Ompung tak dapat meramalkan hari esokmu, tetapi bagi tiap mahluk yang hidup selalu ada hari esok," kata Raja Tigor. Erwin memeluk kakeknya dan tak sanggup membendung air mata. Tanpa kedatangan ompungnya itu, pastilah ia kini sudah tak ada. Mengikuti jejak Datu Palingkar yang merelakan dirinya tewas di tangan Erwin. Ada manusiamanusia yang sesungguhnya lebih baik segera mati daripada hidup lebih lama di atas dunia untuk mengurangi penderitaan orang-orang lain. Celakanya manusia-manusia tak berguna inilah yang - kalau mungkin - ingin hidup sepanjang masa, jangan sampai mengenal hari ke-matian. Datu Palingkar merupakan satu dari sedikit orang yang menyadari bahwa baginya tiada yang lebih baik daripada mati! "Mengapa aku harus selalu menyusahkan ompung?" tanya Erwin dengan sangat menyesali dirinya sendiri. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Pertanyaan bodoh," kata Raja Tigor sambil merapatkan kepalanya ke pipi cucunya. "Kalau kau sudah tidak pernah lagi memerlukan damping anku, maka tak ada gunanya aku sewaktuwaktu bangkit dari tempatku berbaring, karena tiada lagi kesenangannya!" "Maksud ompung," tanya Erwin tidak cukup mengerti. "Mendampingi dan dapat berbuat sesuatu untuk cucu yang amat kucintai merupakan suatu kesenangan yang tiada duanya. Menyelamatkan manusia tak berdosa yang ditimpa bencana juga menjadi suatu kesenangan tersendiri. Sebenarnya yang menolong selalu merasa lebih senang daripada yang ditolong. Apakah tidak begitu perasaanmu setiap menyelamatkan seseorang?" Erwin diam. Tinggi nian falsafah hidup Raja Tigor tentang tolong menolong di permukaan bumi Allah. Seharusnya persada Tuhan ini dimanfaatkan untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati serta mengasihi, tetapi banyak manusia serakah dan berjiwa setan telah mencipta-kan neraka buatan di sana-sini. "Bagaimana keadaan ayah, ompung?" tanya Erwin, agak lama tak bertemu dengan Dja Lubuk. "Dia sedang di Medan. Ada famili yang diperas orang sedang berkuasa. Satu dari sekian orang yang serakah dan suka membakar kehidupan orang lain. Ayahmu sedang memberi pelajaran kepada penjahat itu!" "Famili kita yang mana ompung?" tanya Erwin. la pernah di Medan sebelum menyeberang mengadu nasib di Jawa. "Masih pamanmu. Kaharuddin yang di Sungai Mati itu," kata Raja Tigor dan Erwin masih ingat pada pamannya itu. "Berapa lama lagi hidupku di dunia ini ompung?" "Hah, jangan tanya itu. Syukur tak kau tanyakan kepada orang lain. Pertanyaan yang terlalu tolol. Sebenarnya umur di tangan Tuhan, tetapi dalam berbagai keadaan manusia melakukan perbuatan yang menyingkatkan umurnya." http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Erwin kian merasa betapa jauhnya dia masih ketinggalan dalam berbagai hal dengan kakeknya. Hatinya bisa lembut bagaikan sutera tetapi juga bisa marah bagaikan gunung meletus. Meskipun ia mempunyai nasib yang lain dari manusia normal di mayapada yang teramat luas ini, namun kepercayaannya pada kebesaran Tuhan tidak dapat digoyahkan. Hanya Tuhan Yang Mahapengasih, Yang Mahabijaksana dan akhirnya yang paling Menentukan. Raja Tigor mencium kepala cucunya, memandang jenazah Datu Palingkar sekali lagi, membaca doa lalu raib tanpa meninggalkan bekas. Winarni dan Hasanah dibawa Erwin pergi, la akan usahakan menolong mereka sampai selesai, supaya kedua-duanya terhindar dari kehamilan yang tidak mereka ingini. Tetapi, akan dibawa ke mana" Ke rumah reotnya yang tak punya kamar, bahkan tak punya kasur" Lalu apa akan kata tetangga" Erwin yang amat sederhana, amat misterius dan konon dukun berilmu tinggi, telah menyalahgunakan kemampuannya untuk memuaskan nafsunya. Dua wanita dibawa sekaligus. Dan begitu damai. Semua itu tentu hanya bisa terjadi oleh kehebatan ilmunya. Tidak, ia tidak mungkin membawa mereka ke gubugnya. Masyarakat tidak terdiri atas para malaikat yang tahu baik buruknya tingkah laku dan isi hati orang. Hidup di dunia tidak bisa menjalankan falsafah "masa bodo". Tidak peduli apa kata orang, pokoknya aku tidak berbuat, pasti suatu cara berpikir dan praktek yang salah. Coba bayangkan. Anda seorang baik, jujur! Tak pernah merugikan atau menyakiti orang lain. Tetapi masyarakat menilai Anda seorang bejat, perusak wanita atau penggoda lelaki. Lalu mereka menjauhi Anda. Kalau berselisih jalan mereka menyindir atau memandang Anda dengan sudut mata mengejek. Atau bahkan meludah untuk menunjukkan betapa jijiknya mereka pada Anda. Betapa mengerikan, pikir Erwin. Lalu akan dibawa ke mana" Akhirnya ia teringat pada Baginda na Poso. Orang itu dari daerahnya. Baik hati pula lagi. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tiada melihat pilihan lain, Erwin pergi ke rumah keluarga yang masih ditimpa bencana amat menyedihkan itu. Sebelum Baginda na Poso bertanya atau sedikitnya berpikir siapa kedua wanita itu, maka Erwin berkata: "Kedua gadis ini punya kaitan dengan Hetty!" Baginda na Poso membawa Erwin ke kamar anaknya yang masih melingkar di sana. la menceritakan, betapa anaknya itu belum lama berselang amat gelisah, membalik-balik dan bahkan mendesis-desis. Mendengar ini manusia harimau itu lantas menduga, bahwa Sanca yang tadi bertarung mati-matian dengan ompungnya punya hubungan erat dengan gadis yang jadi ular ini. Gadis ini harus dijadikan manusia kembali, la telah menewaskan orang yang menyihir, ompungnya telah membinasakan ular yang dijadikan alat atau perantara oleh Datu Palingkar. Subrata yang membayar untuk terlaksananya niat jahat luar biasa telah jadi Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mendiang. Hanya itu yang telah terjadi. Mantera untuk mengembalikan ujud asli gadis itu ia tidak punya. Mengapa ia tadi tidak bertanya kepada Datu Palingkar yang dengan suka rela mengakhiri kehidupannya" Saat itu mendadak terdengar geledek menggelegar, tiga kali berturut-turut. Tentu suatu pertanda, pikir Erwin. Tetapi pertanda apa" Kemudian ia ingat, bagaimana mengalahkan bisa, menundukkan api dan membuat besi tak berdaya. Yaitu dengan mengetahui asal usulnya. Dengan memusatkan segenap kekuatan batin yang pernah dipelajarinya, Erwin memanggil Subrata, lalu Datu Palingkar yang disuruh orang itu, kemudian memanggil Sanca yang jadi alat untuk membuat Hetty berubah bentuk. Dalam bahasa Mandailing akhirnya manusia harimau yang dukun itu memohon: "Kalau semua sudah tiada. Yang tiada tak dapat menguasai yang ada. Maka kalian tak sanggup lagi menguasai ular buatan ini. Hetty manusia, ia harus kembali kepada asalnya." Setelah itu Erwin membaca doa mohon kasihan kepada Tuhan Yang selalu Mahapengasih agar gadis tak bersalah itu kembali jadi manusia. Dan keajaiban yang dapat terjadi dengan izin Yang http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mahakuasa pun terjadilah. Di hadapan mata Erwin dan kedua orang tuanya, ular itu bergerak, meluruskan bagian kepala sepanjang kira-kira setengah meter. Yang diluruskan ini pelan-pelan berubah bentuk, mulai dari kepala lalu leher dan bahu. Baginda na Poso dan isterinya seperti tidak yakin, padahal itulah yang dipintanya kepada Tuhan sudah dua puluh hari lamanya. Apa yang mereka lihat sekarang bukan hanya menimbulkan rasa bahagia tetapi juga rasa sangat tercekam. Kini Hetty setengah manusia setengah ular sebagaimana halnya Erwin kalau ia sedang berubah jadi manusia harimau. Kemudian sebagian lagi tubuh ular itu melurus lalu pelahan lahan berubah jadi dada. Beberapa saat kemudian tumbuh kedua buahnya yang indah. "Selimuti," kata Erwin yang ingin mencegah Hetty merasa malu. Itu baru buah dada, nanti akan menyusul bagian-bagian lain yang lebih vital dan layak dirahasiakan, setidak-tidaknya bagi Erwin, walaupun ia seorang dukun. Ibu Hetty segera menyelimuti bagian anaknya yang masih ular. Seluruh proses itu berjalan lebih dari setengah jam. Setelah sempurna terdengar tangis Hetty lalu tangis ibu dan ayahnya. Kedua orang itu memeluk anak mereka yang terbebas kembali dari pengaruh sihir. Setelah itu Baginda na Poso dan isterinya bersama-sama berlutut dan masingceritakan, betapa anaknya itu belum lama berselang amat gelisah, membalik-balik dan bahkan mendesis-desis. Mendengar ini manusia harimau itu lantas menduga, bahwa Sanca yang tadi bertarung mati-matian dengan ompungnya punya hubungan erat dengan gadis yang jadi ular ini. Gadis ini harus dijadikan manusia kembali, la telah menewaskan orang yang menyihir, ompungnya telah membinasakan ular yang dijadikan alat atau perantara oleh Datu Palingkar. Subrata yang membayar untuk terlaksananya niat jahat luar biasa telah jadi mendiang. Hanya itu yang telah terjadi. Mantera untuk mengembalikan ujud asli gadis itu ia tidak punya. Mengapa ia tadi tidak bertanya kepada Datu Palingkar yang dengan suka rela mengakhiri kehidupannya" http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Saat itu mendadak terdengar geledek menggelegar, tiga kali berturut-turut. Tentu suatu pertanda, pikir Erwin. Tetapi pertanda apa" Kemudian ia ingat, bagaimana mengalahkan bisa, menundukkan api dan membuat besi tak berdaya. Yaitu dengan mengetahui asal usulnya. Dengan memusatkan segenap kekuatan batin yang pernah dipelajarinya, Erwin memanggil Subrata, lalu Datu Palingkar yang disuruh orang itu, kemudian memanggil Sanca yang jadi alat untuk membuat Hetty berubah bentuk. Dalam bahasa Mandailing akhirnya manusia harimau yang dukun itu memohon: "Kalau semua sudah tiada. Yang tiada tak dapat menguasai yang ada. Maka kalian tak sanggup lagi menguasai ular buatan ini. Hetty manusia, ia harus kembali kepada asalnya." Setelah itu Erwin membaca doa mohon kasihan kepada Tuhan Yang selalu Mahapengasih agar gadis tak bersalah itu kembali jadi manusia. Dan keajaiban yang dapat terjadi dengan izin Yang Mahakuasa pun terjadilah. Di hadapan mata Erwin dan kedua orang tuanya, ular itu bergerak, meluruskan bagian kepala sepanjang kira-kira setengah meter. Yang diluruskan ini pelan-pelan berubah bentuk, mulai dari kepala lalu leher dan bahu. Baginda na Poso dan isterinya seperti tidak yakin, padahal itulah yang dipintanya kepada Tuhan sudah dua puluh hari lamanya. Apa yang mereka lihat sekarang bukan hanya menimbulkan rasa bahagia tetapi juga rasa sangat tercekam. Kini Hetty setengah manusia setengah ular sebagaimana halnya Erwin kalau ia sedang berubah jadi manusia harimau. Kemudian sebagian lagi tubuh ular itu melurus lalu pelahan-lahan berubah jadi dada. Beberapa saat kemudian tumbuh kedua buahnya yang indah. "Selimuti," kata Erwin yang ingin mencegah Hetty merasa malu. Itu baru buah dada, nanti akan menyusul bagian-bagian lain yang lebih vital dan layak dirahasiakan, setidak-tidaknya bagi Erwin, walaupun ia seorang dukun. Ibu Hetty segera menyelimuti bagian anaknya yang masih ular. Seluruh proses itu berjalan lebih dari http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ setengah jam. Setelah sempurna terdengar tangis Hetty lalu tangis ibu dan ayahnya. Kedua orang itu memeluk anak mereka yang terbebas kembali dari pengaruh sihir. Setelah itu Baginda na Poso dan isterinya bersama-sama berlutut dan masing masing mencium tangan kanan dan kiri dukun muda itu. "Bersyukurlah kepada Allah," kata Erwin. "Aku bukan apa-apa. Aku hanya memohon. Tuhan yang mengabulkan! UntukIMya segala puji dan syukur!" Memang begitu harusnya. Segala kebajikan dan rasa bahagia di dunia ini merupakan karunia Allah kepada hambaNya. Segala kejahatan merupakan produk iblis dan setan yang tak terlawan oleh umat manusia yang tidak atau kurang iman. ERWIN menceritakan apa yang telah terjadi di rumah Datu Palingkar sampai dengan ikut sertanya kedua wanita yang ingin ditumpangkannya di rumah Baginda na Poso karena ia sendiri tidak punya tempat tinggal yang layak untuk menampung mereka. Hetty memeluk Erwin karena luapan rasa gembira. "Mulai hari ini abang tinggal bersama kami di sini, ya," kata gadis itu. Baginda na Poso dan isterinya juga mengajak, tetapi Erwin menolak dengan halus. Pada saat itu ia mendadak teringat pada Sagita yang mengundangnya tinggal bersama. Karena berterima kasih, bukan karena cinta. Padahal cinta yang didambakan Erwin. Erwin menarik napas dalam-dalam, tiada orang yang tahu, mengapa. Banyak rahasia diri yang harus tetap rahasia. Seringkah dibawa serta ke lubang kubur. *** DENGAN memusatkan segenap kekhusukan terhadap Allah melalui cara-cara yang pernah dipelajarinya dalam ilmu pengobatan gaya kuno, pada hari itu juga Erwin mulai mengobati Hasanah yang telah dinodai penculik dirinya dan Winarni yang disetubuhi phyton yang seharusnya memakannya sebagai salah satu persyaratan pesihir untuk membuat Hetty menjadi ular. Nama kakeknya Raja Tigor, ayahnya Dja Lubuk, Datuk nan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kuniang, Sutan Harangan, bahkan Ki Ampuh dipanggilnya untuk sama-sama memanjatkan doa ke hadirat Tuhan untuk menyembuhkan Winarni yang memperlihatkan kelainan setelah disebadani Sanca. Di dalam rahimnya telah terdapat benih phyton jantan yang seyogianya menjadi telur manakala ia berhubungan intim bersama jenisnya sendiri. Pada waktu Erwin berkhusuk itulah ia seakan-akan mendengar bisikan mendiang Datu Palingkar, "Kembalilah Tuan ke rumahku, ambil air liur Sanca, walaupun sudah membeku. Sapukan itu ke perut Winarni. Air mani ular itu nanti akan keluar dan ia akan selamat. Bahkan keperawanannya akan utuh kembali!" Mendengar bisikan ini, Erwin bukan hanya merasa amat gembira karena dapat petunjuk, tetapi juga amat malu. Baru sekarang diingatnya, bahwa dua mayat masih terbujur di rumah pesihir itu. Mayat Datu Palingkar sendiri ditambah mayat Subrata yang di dalam kerangkeng. Tubuh penculik yang lumat dibelit Sanca sudah dikeluarkan dan dikuburkan oleh pesihir di pekarangan belakang rumahnya. Erwin mohon diri kepada Baginda na Poso bersama isterinya. Tampak oleh mereka kegugupan pada diri dukun yang telah amat berjasa itu. Mereka tidak berani menanyakan ada apa gerangan makanya ia mendadak harus pergi. Erwin langsung menuju rumah Datu Palingkar. Betapa alpa dirinya. Seharusnya dia menelpon polisi dan rumah sakit menceritakan bahwa di rumah itu ada mayat dua manusia dan bangkai phyton yang amat besar. Polisi akan tahu apa yang harus mereka kerjakan. Dalam segala macam peristiwa yang meminta korban manusia, Erwin selalu membentahu Polisi. Tetapi sekali ini dia lupa. Mungkin oleh adanya dua wanita hidup yang harus dipulihkan keadaannya seperti semula. Alangkah terkejutnya manusia harimau itu ketika mengetahui, bahwa jenazah Datu Palingkar yang membiarkan dirinya tewas di tangan Erwin sudah tidak ada. Mayat Subrata di dalam kerangkeng berikut phyton yang sudah tewas masih ada. Erwin masuk kerangkeng, yang pintunya sudah ternganga, cepat membuka mulut http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Sanca. Mana air liurnya! Yang tampak hanya darah. Sudah membeku atau mulai mengental, la terpaksa memasukkan tangannya ke dalam mulut ular yang sudah dikoyak Raja Tigor. Untunglah, masih ada air liur itu, walaupun tidak cair sebagaimana mestinya. Tugas pokok selesai sudah. Kini ia bertanya pada dirinya, ke mana atau di mana jenazah Datu Palingkar. Apakah pesihir yang pasti sudah meninggal itu hidup kembali, lalu pergi dari sana. Ataukah raib begitu saja" Apa ada orang yang telah membawanya dari sana" Keluarganya atau kedua orang pembantunya" Pada waktu ia tak mendapat jawaban mengenai mayat Datu Palingkar itulah, Erwin sekali lagi mendengar suara pesihir itu. Bisiknya, "Jangan pikirkan aku. Laksanakan kewajiban-kewajiban kemanusiaanmu. Tuan orang baik. Kuharap pada suatu hari kelak aku bisa mengunjungi Tuan. Kini aku mau menebus dosa-dosaku. Mau menyepi dan mencuci diri kalau masih terbuka pintu tobat bagiku! Tolong mintakan maaf bagiku dari Tuan Baginda na Poso dan anaknya, Hetty. Maukah Tuan?" Semua didengar Erwin dengan jelas, mengerti, la sangat terharu. Maka jawabnya, "Tentu Datu, aku akan menyampaikannya!" Setelah agak lama tercenung, barulah Erwin sadar bahwa ia belum juga mengetahui bagaimana caranya kepergian Datu Palingkar. Timbul pertanyaan dalam hatinya, benarkah pada suatu hari kelak pesihir itu akan mengunjunginya" Dari rumah :tu juga Erwin menelpon polisi. Seperti diatur, yang menerima kebetulan Kapten Polisi Sahata Siregar yang sudah mengetahui agak lumayan tentang dirinya. "Lama aku tak mendengar berita tentang kau, Erwin. Di mana saja" Kembali ke Mandailingkah?" tanya kapten polisi yang baik hati itu setelah mengetahui bahwa yang menelponnya adalah manusia yang telah banyak menimbulkan kege-geran di lingkungan polisi. "Tidak, masih saja selalu terkepung dan terancam di ibukota Kapten ini!" kata Erwin. la lalu menceritakan, bahwa ia menelpon dari rumah seorang pandai bernama Datu Palingkar yang baru saja pindah dari dunia ini. Oleh istilah yang digunakan Erwin itu, maka http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kapten Siregar bertanya, "Pindah ke mana maksudmu. Pulang ke negeri asalnya" "Bukan, sepanjang tahuku dia meninggal Setidak-tidaknya begitulah keadaannya tatkala kutinggalkan tadi. Tetapi sekarang dia sudah tidak ada!" "Tidak jelas. Kau seperti berteka teki," kata perwira polisi itu. "Bukan teka teki. Kutinggalkan dia tadi sebagai jenazah. Oleh suatu keperluan aku kembali kemari. Jenazah itu sudah tidak ada. Tetapi Kapten perlu juga kemari. Masih ada satu mayat di dalam kandang ular besar. Nama orang itu Subrata. Barangkali Kapten pun kenal kepadanya. Bekas pejabat. Sangat kaya. Dia mati dibelit ular itu. Selain mayat Subrata ada phyton besar itu. Tapi juga sudah mati! Kurasa Kapten perlu membenahi ini. Aku akan coba tanggalkan kekuatan yang memagari pekarangan dan rumah ini. Supaya Kapten dan anak buah bisa masuk!" "Apa lagi maksudnya ini?" tanya si petugas kepolisian. "Selama pagar yang tak tampak itu masih ada. Kapten tidak akan dapat masuk pekarangan. Lalu bagaimana pula akan bisa masuk rumah bukankah begitu?" "Aneh," kata Kapten Siregar "Lihatlah nanti. Ini alamatnya. Catatlah," lalu Erwin menerangkan alamat rumah yang tidak berpagar nyata, tetapi tak dapat dimasuki itu. Tanpa bersedia mendengar pertanyaan kapten polisi itu lebih lanjut si manusia harimau meletakkan telpon. Walaupun tidak cukup puas. Kapten Siregar menyadari bahwa polisi tidak mesti mengharapkan terlalu banyak dari orang yang bukan informannya. Mau memberi sekedar info saja untuk nanti dikembangkan oleh polisi pun sudah cukup baik. Tanpa pemberitahuan Erwin, entah kapan polisi baru akan mengetahui bahwa di sebuah rumah ada mayat orang terkenal dengan bangkai ular besar lagi. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Pemeriksaan polisi di gedung cukup mewah milik Datu Palingkar menimbulkan tanda tanya amat besar. Bagaimanakah semuanya ini bisa terjadi. Di mana si tuan rumah" Mana para pelayannya" Tetangga mengatakan, bahwa ia sedikitnya mempunyai dua pembantu, kedua-duanya pria. Orang di sekitar tempat itu tidak tahu apakah ia punya isteri, tetapi mereka pernah melihat wanitawanita keluar masuk di sana. Mereka sama sekali tidak mengetahui tentang phyton besar piaraan Datu Palingkar. Setahu mereka orang asai Kalimantan itu seorang pedagang. Ada yang mengatakan di bidang bahan-bahan bangunan. Ada pula yang menceritakan bahwa orang itu saudagar berlian. Dia tidak bergaul dengan para tetangga, tetapi mereka pernah melihat mobil-mobil mewah masuk pekarangan gedung Datu Palingkar. Tidak ada yang mengaku tahu, bahwa orang itu pandai sihir. Kapten Siregar hanya mengatakan, bahwa ia mengetahui adanya mayat di gedung itu dari seseorang yang tidak mau menyebutkan Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo identitasnya melalui telpon. Orang itu hanya mengatakan ingin memberi info kepada polisi supaya mayat bekas pejabat yang kaya itu jangan sampai membusuk. Beberapa orang di antara polisi dan para tetangga mengenal Subrata. Tetapi tidak ada yang tahu, mengapa ia sampai ke gedung ini dan lebih tidak ngerti lagi, bagaimana dia sampai berada di dalam kerangkeng ular lalu dibikin remuk oleh binatang raksasa itu. Hilangnya pemilik rumah membuat misteri itu kian pelik dipecahkan. Ke mana dia" Diakah yang punya kerja sehingga terjadi bencana ini lalu melarikan diri" Dia harus dicari dan ditangkap untuk menerima ganjarannya yang setimpal manakala dihadapkan pada hakim yang tidak mau jual diri. Tenaga intel dan detektif harus dikerahkan. Dan Kapten Siregar terpaksa membiarkan usaha pihak atasannya. Dia' tidak sanggup menceritakan apa yang dikatakan Erwin kepadanya, bahwa Datu Palingkar yang semula sudah mati ternyata tidak ada lagi di sana ketika Erwin kembali ke rumah itu. Yang pasti Erwin banyak mengetahui duduk kejadian. Perwira Polisi itu percaya, bahwa Erwin banyak tahu, tetapi bukan dia penyebab kematian Subrata dan phyton. Setelah http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dokter polisi datang dan memeriksa sesuai dengan bidangnya, ia memastikan bahwa pada bagian kepala dan badan ular itu ada bekas kuku-kuku yang sangat tajam dan kuat. Pasti bukan kuku manusia, la mengatakan, bahwa menurut keyakinannya yang melukai dan mengoyak mulut phyton itu seekor harimau atau beruang besar. Tetapi harimau dari mana pula yang sampai ke dalam gedung. Kalau macan piaraan pemilik gedung tentu masih ada. Ataukah dapat lari dari sana tanpa dilihat orang" Mustahil. Binatang buas dan sebesar itu pasti akan menimbulkan panik kalau sampai kelihatan di jalan-jalan raya! Mendengar keterangan dokter ini Kapten Polisi Siregar merasa sangat tidak enak. Seolaholah rekan-rekannya mengetahui bahwa ia menyembunyikan sesuatu. Hatinya berperang, mengatakan semua atau tidak" Lebih baik jangan. Kalau Erwin sampai ditangkap pula lagi karena banyak tahu dan mungkin dituduh terlibat, bisa terjadi lagi bencana atas beberapa orang polisi, kalau dirinya sampai disiksa seperti beberapa waktu yang lalu. Kolonel Polisi Margono yang juga teringat Erwin ketika mendengar luka-luka kena kuku binatang buas pada badan dan kepala ular besar itu, juga tidak mau menyebut dugaannya, la masih belum lupa bagaimana mahluk yang tak mau memperlihatkan diri mempermainkan dia dan keluarganya ketika sedang makan malam. Dia tidak bisa melupakan kuburan anak buahnya digali kembali oleh mahluk yang diperkirakan harimau karena dendam' yang tak mudah padam. SEMI -JTARA polisi sibuk disertai sedikit rasa gugup menghadapi peristiwa mengerikan tetapi juga amat aneh menakutkan ini, Erwin berusaha semampunya menyembuhkan Hasanah dan Winarni. Usaha baiknya berhasil, sehingga dua pasang orang tua yang kehilangan anak perawan mereka bisa tertawa dan merasa bahagia dengan kembalinya gadis-gadis itu. Mereka merasa takjub dan kagum mendengar kisah tentang Erwin yang tidak turut mengantar dan oleh karenanya tidak bertemu dengan kedua ibu dan ayah itu. Bagi manusia harimau itu yang penting hanya keselamatan gadisgadis yang jadi korban seorang pesihir yang diperintah oleh uang seorang Subrata. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Selesai semuanya, Erwin kembali ke gubugnya. Bukan untuk langsung dapat istirahat, melainkan untuk beberapa menit kemudian telah didatangi pula oleh Kapten Polisi Siregar. la yang perwira meminta nasihat kepada Erwin, bagaimana sebaiknya menyelesaikan peristiwa amat mengerikan di gedung Datu Palingkar itu. Polisi jadi terjepit oleh kewajiban menyelesaikan atau sedikitnya memberi lebih banyak penjelasan, karena beberapa wartawan cekatan telah berhasil menceritakan secara mendetail tentang Datu Palingkar yang akhirnya mereka ketahui berprofesi pesihir. Mereka juga dapat menceritakan, bahwa Subrata bekas pejabat yang di masa berkuasanya sempat menumpuk harta tanpa dapat dijamah oleh hukum karena tidak ada bukti-bukti bahwa ia mencuri. Yang kelihatan hanya dia yang dulunya bukan apa-apa, jadi kaya raya setelah memegang jabatan yang menurut istilah sekarang kedudukan basah yang selalu dibanjiri duit. Bukti, itu yang diminta dari orang awam yang mencurigai dirinya. Dan orang awam biasanya tidak mampu memberi bukti. Tetapi kematiannya yang amat aneh dan tetap misterius itu dianggap masyarakat sebagai suatu tebusan atas dosa-dosa yang sudah terlalu banyak ditumpuknya. Karena sifat manusia memang aneka ragam, maka setelah terdengar ia mati diremukkan ular raksasa, ada beberapa orang berkata, "Wajar. Di zaman jayanya ia juga meremukkan rakyat." Sadis memang, tetapi siapakah yang heran pada aneka kesadisan yang terjadi di zaman ini, periode delapan puluhan" Sekiranya peristiwa-peristiwa yang menelanjangi kebuasan melebihi binatang rimba terbuas dalam diri sejumlah mahluk yang masih dinamakan manusia pada waktu ini, terjadi di tahun tiga puluhan, yakni lima puluh tahun yang lalu, tatkala kita masih dijajah oleh Belanda, maka kita akan dengar banyak orang tua berkata: "Pertanda bahwa dunia akan kiamat." Kini tidak ada lagi istilah "tanda akan kiamat". Keanehan bencana yang timpa menimpa, kemiskinan yang membawa kematian, kekejaman yang tidak dikenal orang lima puluh tahun yang lalu oleh manusia atas manusia lain, terjadi sekarang. Bagaikan sedang berlangsung kontes keganasan. Orang di Iran, manusia di Kampuchea, mahlukmahluk di Afrika Selatan dan sejumlah hamba Allah di Indonesia http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bagaikan ingin keluar sebagai juara sadisme. BERKATA Kapten Siregar: "Maukah kau membantu kami Erwin?" Manusia harimau itu, tanpa mengangkat muka, bertanya bantuan apa yang diharapkan polisi dari dirinya. "Menjernihkan ksjadian ini, Erwin. Bekas pejabat mati di kandang ular, sementara ular besar itu pun mati pula oleh amukan harimau atau beruang. Yang punya rumah, menurut berita dan penyelidikan, seorang pesihir yang amat handal, lenyap entah ke mana. Yang kau katakan mati, Datu Palingkar, bukan" Tetapi ketika kau kembali, dia sudah tidak ada! Boleh kuketahui, apa sebab kau ada di sana dan apa sebab setelah pergi, kau kembali lagi ke sana?" "Aku ke sana untuk menyelamatkan seorang gadis dari Tapanuli. Setelah di sana kuketahui, bahwa aku juga harus menyelamatkan dua gadis lain!" kata Erwin. "Boleh kuketahui apa kesulitan mereka dan siapa-siapakah mereka itu?" tanya Kapten Siregar. la tidak ragu-ragu akan keterangan Erwin, tetapi sudah tentu dia ingin tahu, bahaya apa yang menimpa sehingga Erwin merasa berkewajiban menyelamatkan mereka. "Menyesal sekali Bang Kapten," kata Erwin kini menyebut "abang" (kakak) pada perwira yang sedaerah asal dengannya itu. "Aku tidak dapat menceritakannya karena akan menyangkut nama beberapa orang lain, yang sama sekali tak berdosa, bahkan semuanya hanya korban dari keganasan seorang yang banyak uang. Seorang amat rakus dan ganas. Abang mau tahu ataukah sudah tahu, penjahat yang menjadi dalang semua bencana ini tak lain daripada Subrata?" "Bagaimana kau mengetahuinya?" "la sendiri mengaku. Datu Palingkar juga mengatakan begitu," kata Erwin menghela napas. "Tapi dia telah membayar dengan nyawa," kata manusia harimau itu lagi. Kapten Siregar jadi sangat terkejut, karena mendadak masuk http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ seekor babi hutan. Besar dan Kekar. Tapi itu saja masih belum seberapa. Babi bertaring panjang itu tertawa. MENGETAHUI bahwa Erwin bukan manusia biasa, maka Kapten Siregar memandang tanpa tanya, tetapi cukup jelas bagi si manusia harimau bahwa perwira polisi yang kebingungan itu mengharapkan jawaban. "Sahabatku," kata Erwin. "Namanya Ki Ampuh." Siregar memandang kepada babi yang tertawa-tawa bagaikan manusia itu.- la jadi sangat terkejut karena kini binatang itu bicara, "Benar Kapten, namaku Ki Ampuh. Karena dikutuk sumpah jadi babi. Aku banyak dosa pada Tuan Erwin ini, juga pada ayah dan kakeknya. Aku sedang menebus dosa-dosaku itu. Jangan Kapten libatkan dia dalam kasus pesihir dan ular pemakan manusia itu. Apa yang telah dilakukan Erwin semua untuk kebajikan dan demi tegaknya kemanusiaan serta hukum. Walaupun caranya tidak menurut hukum yang berlaku." Kapten Sah ta Siregar memandang Erwin. Sejenak kemudian baru bertanya apakah dia memang tak dapat mengharapkan bantuan. "Apa yang dikatakan Ki Ampuh benar, Bang Kapten. Ular itu dipelihara Datu Palingkar untuk keperluan ilmu sihirnya. Mungkin sudah menelan beberapa manusia. Yang kuketahui ada dua laki-laki, tetapi hanya dibunuhnya, la tidak mau memakannya, yaitu seorang penculik gadis yang mayatnya sudah dikuburkan. Entah di mana, aku tak tahu. Yang kedua adalah Subrata yang bekas pejabat itu," ujar Erwin. "Erwin, kalau boleh aku ingin tahu, apa hubungan Subrata dengan pesihir itu. Mengapa dia ada di dalam kandang ular pemakan manusia itu?" tanya Kapten Siregar. la tidak menaruh banyak harapan untuk mendapat jawaban. Erwin memandang Ki Ampuh seakan-akan minta nasihat. Dan Ki Ampuh senang dengan sikap manusia harimau itu. Suatu pertanda dari pendekatan dan kepercayaan. Dan itu merupakan pembersihan jalan ke% arah persahabatan kembali. Seperti dulu, ketika Ki Ampuh http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ikut ke Sumatera mencari dan mendapat berbagai macam kepandaian. "Kurasa sekedar keterangan untuk Kapten kita, tidak apa-apa Erwin," kata Ki Ampuh. Dan Erwin menjawab spontan, "Kurasa juga begitu." Lalu ia menerangkan bahwa dialah yang mengajak Subrata ke rumah Datu Palingkar. Dan pejabat yang sudah kaya raya itu yang menunjukkan jalan. "Apakah dia dapat masuk begitu saja ke pekarangan Datu Palingkar yang kau katakan dipagar oleh kekuatan yang tidak tampak oleh mata?" tanya kapten polisi itu. "Itu sudah tidak penting. Bang Kapten. Pokoknya kami sampai di dalam lalu terjadilah semua yang sama sekali di luar dugaanku itu. Aku sama sekali tidak tahu tentang adanya ular raksasa di situ. Apalagi tentang dua wanita yang diserahkan kepadanya untuk dimakan," sahut Erwin. "Dan bagaimana tentang dua pengawal atau penjaga rumah Subrata yang mati itu?" Kapten Siregar menjadi agak lega, karena ternyata Erwin mau menjawab beberapa pertanyaannya. Ki Ampuh menyela, "Kapten, kematian kedua orang itu bukan urusan Tuan Erwin. Saya yang membunuh mereka. Sayalah yang bertanggung jawab! Kapten mau membawa saya ke kantor polisi?" Perwira yang tadinya sudah agak gembira itu jadi kehilangan akal. Ada babi pandai bicara mengaku membunuh. Bagaimana menghadapkan ke pengadilan, walaupun dia bersedia ditangkap" "Mengapa mereka harus dibunuh?" tanya Siregar. "Dia merintangi Tuan Erwin masuk. Diajak berunding tidak mau. Karenanya tiada jalan lain daripada membunuh mereka," kata Ki Ampuh seolah-olah alasan itu sudah cukup untuk melegalisasi tindakannya. Walaupun Kapten Siregar yakin bahwa apa yang diceritakan Erwin dan Ki Ampuh semuanya benar, namun ia semakin bingung, bagaimana menyelesaikan perkara besar ini. Yang bisa jadi tertuduh http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sedikitnya tiga orang. Yaitu Erwin yang manusia harimau, Ki Ampuh yang mengaku membunuh tetapi ia hanya seekor babi dan Datu Palingkar yang sudah tidak diketahui di mana adanya. Masih hidup atau sudah mati pun tidak jelas. Mereka masih terus berbincangbincang. Seorang perwira polisi, mahluk yang manusia harimau dan seorang manusia yang sudah berubah wujud menjadi babi. Sukar dibayangkan, tetapi inilah suatu kenyataan yang dialami sendiri oleh Kapten Siregar. Bukan di desa-desa terpencil di kaki gunung atau di pinggir hutan yang menyimpan banyak keramat, melainkan di ibukota Indonesia, Jakarta. Orang yang punya hobi menyelidiki dunia mahluk aneh atau orang halus akan mengetahui, bahwa di bandar dengan penduduk lebih enam juta manusia ini masih ada hantu dan jin. Masih ada manusia yang kadangkala menjadi harimau atau babi, bahkan menjadi tikus atau kecoa (keker-lak). Ada pula kucing yang dihuni roh manusia seperti anjing yang gentayangan dengan setan mengarahkan langkah dan perbuatannya. Di Jakarta ini ada gedung yang selain ditempati manusia biasa juga merupakan tempat tinggal jin dan hantu. Yang suka mengganggu penghuni atau yang justru melindungi manusia yang tinggal di sana. "Kalian sudah membantu sejauh mungkin. Terima kasih," kata Kapten Siregar. Erwin dan Ki Ampuh menyatakan penyesalan mereka tidak dapat memberikan bantuan lebih daripada itu. "Ada anjuranku untuk Bang Kapten," kata Erwin tatkala orang resmi itu heidak pergi. "Mungkin masih ada pesihir-pesihir lai ,. Barangkali dengan praktek yang lebih ganas. Coba Kapten selidiki. Siapa tahu bisa mencegah jatuhnya korban-korban yang tidak berdosa. Sungguh mati, aku akan membantu kalau bisa. Dan aku tidak akan menyakiti siapapun, kalau tidak terpaksa. Kalau tidak ada pilihan lain!" Sahata Siregar percaya, bahwa Erwin berkata benar. Yang berat baginya, bagaimana menyampaikan hal ini kepada atasannya. Dan bagaimana pula memberi penjelasan kepada masyarakat yang sudah mengetahui seluruh kejadian melalui surat-surat kabar. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kepada atasannya, termasuk Kolonel Margono, Kapten Siregar menceritakan apa adanya. Pada saat laporannya akan selesai baru dia berkata, "Yang membunuh kedua penjaga gedung Subrata bernama Ki Ampuh. Tadinya manusia kini telah berubah menjadi babi. Saya tidak minta Bapak-bapak percaya," kata Kapten Siregar melindungi kisahnya. "Bagi Bapak-bapak dan juga bagi saya sebenarnya musykil pada akal ada babi hutan di ibukota ini. Perbedaan di antara kita hanya sedikit, saya telah bicara dengan Ki Ampuh." Siregar berhenti sejenak. "Kapten bicara dengan babi hutan itu?" tanya Kolonel Margono Azwir seolah-olah ia salah dengar. "Benar Kolonel, saya bicara dengannya. Malah dia bertanya apakah saya mau menangkapnya!" sambung Kapten Siregar. "Mengapa tidak Kapten tangkap?"tanya Kolonel Azwir. la tidak percaya, tetapi cukup bijaksana untuk tidak mengatakannya. Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Menangkap babi?" tanya Siregar. "Ya, menangkap babi," kata Kolonel Azwir. "Apa salahnya. Dia mengaku telah membunuh dua manusia. Cukup alasan. Dengan membiarkannya berkeliaran, mungkin dia akan membunuh lagi." "Benar juga. Kalau begitu, salahlah tindakan saya tadi. Kalau saya harus dihukum karena itu, saya terima. Dan saya harap pada suatu kali terbuka kesempatan bagi Bapak untuk menangkapnya," kata Siregar kepada Kolonel Azwir. "Terima kasih, Kapten. Mudah-mudahan kesempatan itu akan terbuka," jawab Kolonel Azwir. Dia memang seorang perwira yang benar-benar berani. Sudah banyak sekali dibuktikannya dalam menghadapi penjahatpenjahat kawakan bersenjata. Dalam perburuan tidak sedikit babi hutan, di antaranya yang besar kekar bertaring panjang. Tentang phyton raksasa yang mati itu Siregar mengatakan dibunuh oleh harimau dalam suatu pertarungan berebut nyawa. Sekali ini Kolonel Polisi Azwir tidak dapat menahan diri mengajukan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pertanyaan, bagaimana harimau sampai bisa masuk ke dalam kandang phyton. Siregar dengan berat hati menjawab, bahwa harimau itu bukan raja hutan biasa, melainkan harimau berkepala manusia. Dugaannya bahwa Azwir akan tertawa untuk mengatakan bahwa ia sama sekali tidak percaya, tidak meleset. Atasannya itu memang tidak dapat menahan tawa. Dua orang perwira lain tidak tertawa. "Tidak tahu mau percaya atau tidak. Cerita itu begitu fantastis. Tetapi Kolonel Margono berpeluh. Dia percaya. Karena telah mengalami sendiri, yang tak masuk akal rupanya bisa jadi kenyataan. Kemudian mereka membicarakan bagaimana keterangan yang akan diberikan kepada para wartawan untuk diteruskan melalui media massa masing-masing kepada masyarakat. Pada malamnya Ki Ampuh minta tolong kepada Erwin untuk menghubungi Kolonel Polisi Azwir. Mengatakan kepadanya bahwa ia akan menyampaikan banyak keterangan yang akan menyingkap rahasia mayat dan phyton di rumah Datu Palingkar. "Tak jelas bagiku apa maksudmu, Ki Ampuh!" kata Erwin. "Untuk kebaikan dan untuk membuktikan kebenaran Kapten Siregar. Tolong katakan kepada Kolonel itu bahwa orang itu katakan saja bernama Ismed - hendak menyampaikannya kepada Kolonel sendiri. Tidak mau kepada bawahannya," pinta Ki Ampuh. Erwin percaya akan maksud baik manusia bertubuh babi itu. Hendak mengembalikan wibawa Kapten Siregar. la menghubungi Kolonel Azwir sebagaimana ia telah biasa menghubungi polisi kalau ada kecelakaan atau pembunuhan yang perlu dilaporkan. Ketika anak Azwir yang menerima telpon mengatakan, bahwa ada orang bernama Ismed hendak menyampaikan laporan amat penting mengenai kematian Subrata, ia bergegas. Merasa terpanggil oleh kewajiban. Walaupun ia telah banyak menangani pembunuhan besar, namun kasus yang satu ini sungguh lain. Bekas pejabat yang kaya, mati di dalam kandang seekor ular raksasa. Kalau dia dapat memecahkan misteri yang tersembunyi, pastilah dia akan segera naik pangkat menjadi brigadir jenderal polisi. Sebutan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ jenderal itu, walaupun baru pakai embel-embel brigadir, betapa yahuud! Sudah agak lama jadi idamannya. Kali ini akan terkabul. Untunglah ada Subrata mati r/ dalam kerangkeng ular. Pada waktu itu dia merasa bekas pejabat ini membuat jasa baik bagi kepentingannya. Thank you Mr. Subrata, katanya di dalam hati! "Terima kasih Pak Ismed," kata Azwir. Calon pelapor itu menyebut dirinya dengan Pak Kolonel. Sesuai dengan peraturan tak tertulis di masa kini. Tapi dia juga menyebut orang yang akan memberi laporan itu dengan "bapak" walaupun belum tahu usia dan jabatan atau pekerjaannya. Orang itu akan memberi jasa baik. Siapapun dia, boleh dong dipanggil bapak. Ismed berjanji akan tiba sekitar dua puluh menit kemudian. Pak Kolonel menanti dengan rasa kurang sabar. Dua puluh menit yang pasti terasa terlalu singkat bagi dua orang yang sedang bermesraan, bagaikan dua jam bagi perwira yang sudah meyakini kenaikan pangkat itu. Tetapi betapapun lamanya, dua puluh menit kemudian terdengar pintu diketuk agak keras. Rupanya pendatang itu tidak tahu, bahwa di pintu ada bel untuk dengan mudah memberitahukan kedatangan seseorang. Sebagaimana ' ia tadi bergegas ke telpon, maka kini pun Azwir cepat-cepat ke pintu depan lalu membukanya. Tiada kecurigaan. Siapa sih yang cukup bodoh untuk berani mempermainkan seorang kolonel. "Silakan masuk," kata Azwir setelah pintu dibuka,walaupun ia belum melihat tamunya. Matanya mencari-cari. Mana dia si tamu yang akan melapor itu" Mendadak bersuaralah pendatang itu, "Ini aku, Kolonel Azwir," dan ia hadir di hadapan perwira polisi itu. Babi hutan besar dan kekar. Bicara dengan bahasa yang jelas. "Ini aku yang kehadiranku di dunia tidak Kolonel percayai. Aku ini benar-benar ada. Pandanglah sepuas hati. Kolonel pemberani dan suka mengejek, bukan!" Apa boleh buat, karena yang di hadapannya ini bukan bandit besar pembunuh berdarah dingin, bukan pula babi buruan di hutan belukar, maka Azwir terkesima. Ini babi hutan. Benar-benar babi hutan. Dan ia benar-benar bicara. Inikah yang http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ diceritakan Kapten Siregar" la ingat kini. la tadi siang menertawakan bawahannya itu. Perwira yang biasanya sangat pemberani itu terdiam, tidak mampu bicara. "Kolonel mengharapkan Ismed memberi laporan. Kolonel ingin naik jadi brigadir jenderal, ya. Keinginan yang baik. Mudah-mudahan nanti tercapai," kata Ki Ampuh yang oleh Erwin dikatakan bernama Ismed. Mendengar kata-kata babi yang penuh persahabatan dan tidak mengandung ancaman ini, rasa takut Azwir jadi agak berkurang. Rupanya babi aneh ini punya niat baik, pikirnya. Bisa dibikin kawan. "Yang membunuh kedua orang pengawal gedung Subrata itu, benar aku. Seperti yang dilaporkan Kapten Siregar," kata Ki Ampuh, la teramat heran bagaimana seekor babi, walaupun pandai bicara bisa mengetahui pembicaraan di antara empat orang perwira polisi. Dia tidak hadir di sana. Eh, apakah Kapten Siregar mengadu" Dia jadi curiga pada bawahannya itu. "Kolonel tidak ajak aku masuk?" tanya Ki Ampuh. Kini perwira itu kaget lagi. Dia tidak menya .out tamu itu dengan cara yang layak. Sebetulnya ketika membuka pintu tadi ia telah mempersilakan tamunya masuk, tetapi waktu itu si tamu belum kelihatan. "Maafkan, saya jadi bingung," kata Azwir mengaku. "Silakan masuk Pak Ismed." Nah lu, keadaan bisa bikin yang aneh-aneh. Babi yang satu ini dipanggil "bapak". Dan kali ini babi yang tertawa geli di dalam hati. Rupanya ada manusia yang cuma begini. Mari ini gagah dan lantang selangit, besok takut gemetaran setengah modar. Tuan rumah mempersilakan tamunya duduk. Sambil menunjuk sebuah kursi empuk. Ahaa, kursi empuk untuk seekor babi. Bisa bikin insan yang selalu berjuang keras dan mau mengorbankan harta bendanya untuk mendapat kursi empuk, jadi sangat cemburu. "Terima kasih," kata Ki Ampuh. "Kolonel baik sekali. Apa semua anggota kepolisian sebaik dan seramah Kolonel?" http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kolonel Azwir tersenyum-senyum salah tingkah mengingat masih banyak bawahannya yang sadis tak kepalang tanggung. Kalau ada kontes kesadisan, bukan tidak mungkin bisa keluar sebagai juara pertama, setidak-tidaknya termasuk lima besar didunia. Siapa tahu! "Apa yang hendak Bapak laporkan?" tanya Azwir. Mengapa dunia ini jadi begini aneh" Kalau dia tidak mencemoohkan laporan Kapten Siregar tadi, segalanya tidak akan terjadi. Tetapi sebaliknya, kalau ia percaya saja, maka ia tidak akan melihat sendiri dalam kenyataan. "Segala keterangan Pak Siregar itu benar. Kolonel tahu, dia itu seorang perwira yang mematuhi perintah Kapolri! Saya tidak punya laporan tambahan, hanya ingin memperlihatkan sesuatu kepada Kolonel!" KI AMPUH dengan mata kecilnya memandang Kolonel Polisi Azwir. Laki-laki itu menundukkan mata supaya jangan bersipandang dengan mahluk yang kehadirannya di dunia pernah dicemoohkannya. "Aku mau meninggalkan sedikit kenang-kenangan untuk Tuan," kata Ki Ampuh. "Bila aku dituntut bisa dijadikan barang bukti." Begitu ucapannya berakhir ia menyeruduk lemari buku yang terbuat dari kaca, sehingga hancur dan menimbulkan kehingaran. Azwir menjadi pucat pasi. Kakinya gemetaran. Mahluk ini marah dan memperlihatkan keberanian serta kebolehannya. Sama juga dengan menantang agar ia dilawan. ^Tetapi yang dapat dilakukan oleh Azwir hanya berteriak. Keluarga dan pembantu-pembantunya yang ada di belakang terkejut. Apa yang terjadi" Mengapa Pak Kolonel menjerit" Ada perampok bersenjatakah" Berani betul, kurang ajar! Dua anjing besar milik Azwir, yang seekor jenis herder, yang lainnya bulldog menyalak lalu menghambur ke luar. Ada bahaya. Instink mengatakan mereka harus menghadapi dan membunuh siapapun yang berani mengganggu keselamatan keluarga da.. ketenangan rumah itu. Setiba di ruang tamu, kedua binatang piaraan yang amat setia itu menggeram, langsung hendak menerkam mangsanya. Tetapi mendadak langkah mereka tertahan, berhenti menggeram dan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ memandangi Ki Ampuh. Tidak menerkam. Nyali mereka bagaikan lenyap. Ketika isteri Azwir, dua anaknya yang hampir remaja serta tiga pembantu tiba di ruangan itu, maka yang mula-mula melanda mereka adalah perasaan takut yang amat sangat. Babi hutan, musuh segala jenis anjing, apalagi anjing terlatih seperti Bruno dan Leo hanya dipandangi saja. Tidak berbuat apa pun selain menanti. Nyonya Azwir menyebut-nyebut nama kedua anjingnya. Tidak ada response. "Leo, Bruno, bunuh!" bentak Nyonya Azwir memerintah. Kedua anjingnya kini duduk santai, perut dan kepala rata dengan lantai. Kini rasa takut ditambah dengan perasaan heran. Mengapa kedua anjing galaknya mendadak berubah perangai. "Serang aku Bruno! Kau juga Leo," kata Ki Ampuh menantang. Sekarang takut seluruh keluarga dan pembantu Azwir kian menjadi. Babi apa ini" Apakah yang dinamakan babi jadi-jadian" Yang konon orang mati keluar lagi dari kuburan karena sumpahnya dan karena banyak urusannya yang belum selesai di dunia" Kemudian suasana jadi sepi, tetapi penuh ketegangan. Masingmasing dengan pikiran, dugaan, dan khayalan. Apakah babi siluman ini nanti menyerang semua yang bernama manusia di sana" Apakah ia mendadak sontak akan jadi manusia dan membawa pergi Nyonya Azwir atau anaknya" Tiba-tiba keheningan itu dipecah oleh suara Ki Ampuh, "Kini Kolonel telah bertemu sendiri dengan aku. Begitu juga keluarga dan pelayan-pelayan Kolonel. Sesungguhnya aku bukan mau apa-apa. Tidak punya niat menyakiti apalagi membunuh kalian. Tetapi aku merasa terpaksa datang, menunjukkan bahwa aku ada. Seperti yang dikatakan perwira bawahan Kolonel itu. Tadi aku agak emosi, maka kuhancurkan kaca lemari buku Kolonel. Kalau aku punya uang sebenarnya aku mau ganti kerugian Kolonel. Tetapi di mana pulalah babi semacam aku ini punya uang." "Tak mengapa tak mengapa!" kata Kolonel yang merasa mulai hidup kembali setelah mendengar bahwa mahluk yang ternyata http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ amat dahsyat itu tidak akan menimbulkan bencana lebih besar. Ketika Ki Ampuh bergerak pergi, Bruno dan Leo berdiri seakan-akan pemilik rumah, yang dengan hormat melepas tamunya. Masih lama setelah Ki Ampuh menghilang, semua manusia di rumah itu tidak mengeluarkan kata sepatah pun. Masing-masing merasa sangat tercekam dan bagaikan tidak percaya akan apa yang telah terjadi. Mengapa bisa ada yang demikian di dunia ini" Mengapa tidak hanya di dalam buku-buku misteri dan horor yang bisa mengasyikkan. Sampai-sampai kedua anjing yang biasanya amat galak itu pun kelihatan tidak punya semangat. Sejak melihat babi hutan itu tadi mereka dilanda rasa takut Kolonel Polisi Azwir juga yang kemudian memecah keheningan dengan mengatakan, bahwa ia mau menelpon Kapten Siregar. Dari sikapnya terlihat bahwa Azwir tergolong atasan yang fair. Dikatakannya terus terang, bahwa ia kini percaya akan semua cerita atau laporan kapten itu. Dia pun menceritakan, bahwa ia telah didatangi babi yang tadinya manusia, memperkenalkan diri dengan nama Ki Ampuh. Kapten Siregar pula kini yang seperti tidak percaya bahwa atasannya yang menertawakan dia benar-benar telah didalangi mahluk yang tidak dipercayai ada di permukaan bumi. Sedang dia menelpon itulah pula bahunya dipegang orang. Disangkanya isterinya, tetapi betapa kaget ketika ia menoleh, mahluk aneh mengerikan lain berdiri di belakangnya. Kali ini perwira yang juga manusia biasa itu menjadi lemas dan setengah pingsan. Mahluk yang tak lain dari Raja Tigor berkata, "Aku datang hanya untuk memberitahukan kepada Tuan, bahwa akulah yang membunuh ular Datu Palingkar dan apa yang diceritakan Kapten Siregar semuanya benar." Setelah itu Raja Tigor raib, seperti jin hilang dalam gumpalan asap. Kapten Siregar yang pada malam hari ditelpon atasannya, hanya untuk mengatakan bahwa ia percaya pada semua laporannya, tentu saja menjadi sangat heran. Belum sampai 20 jam yang lalu Kolonel Azwir juga mencemoohkan ceritanya tentang babi hutan dan apa yang diketahuinya mengenai peristiwa di gedung Datu Palingkar. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Disertai permohonan maaf lagi atas sikapnya pada siang itu. Belum lagi kapten polisi itu berkata apa-apa, ia mendengar telpon mendadak terhenti, tetapi bukan diletakkan di atas tempatnya. Tentu ada sesuatu yang terjadi. Dan ia bergegas dengan kendaraan dinasnya ke rumah Kolonel Azwir. Ketika ia tiba, tampak olehnya sedikit kesibukan. Ada sebuah sedan dengan merek dan nomor yang diketahuinya milik Dokter Senja Wiradisastra. Ada kecelakaan apa" Siapa yang sakit keras sampai perlu memanggil dokter" Setelah tiba di dalam, Kapten Siregar segera tahu bahwa Kolonel Azwir pingsan. Kata isterinya dia mendadak jatuh ketika sedang menelpon. Menurut dugaannya dan kedua anaknya mungkin disebabkan serangan jantung mendadak. Tidak ada cerita tentang Raja Tigor, karena tak seorang pun di antara mereka melihat mahluk penghuni kuburan merangkap pengelana di atas bumi itu. Tetapi setelah dr. Senja melakukan pemeriksaan, diperoleh kepastian bahwa perwira itu bukan kena serangan jantung. Lalu apa yang membuat dia sampai lemas dan jatuh" Walaupun berat hati, terutama kalau Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dokter tidak percaya. Nyonya Azwir merasa puas menceritakan apa yang diketahuinya telah terjadi. Dan apa yang dikhawatirkan nyonya itu memang tepat. Dokter Senja memandanginya dengan wajah keheranan, seakan-akan bertanya apakah nyonya terpelajar itu tahu apa yang dikatakannya. Babi masuk ruang tamu, bicara, merusak lemari buku, dua anjing galak yang bagaikan terpukau. Lalu sampai suaminya mengata kan hendak menelpon Kapten Siregar. Bagaimana asal mula sehingga suaminya lemas dan terjatuh, tidak dapat diceritakannya karena ia tidak menyaksikan. Tetapi Nyonya Azwir berkata dengan nada sedikit putus asa, kalau kalau babi yang pandai berkata-kata dan mengaku bernama Ki Ampuh itu datang lagi, menyebabkan suaminya jadi sangat ketakutan dan pingsan. Kapten Siregar yang mendengarkan cerita dengan penuh perhatian tidak menanggapi, sehingga Dokter bertanya, "Bagaimana Pak Kapten?" "Bagaimana apanya Dok?" tanya Siregar kembali. Pikirannya tadi sedang menerawang ke Erwin dan ke Tapanuli, tempat terjadinya http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ aneka kisah mengenai harimau dan hubungannya dengan manusia. "Yang diceritakan oleh Ibu Azwir tadi. Bagaimana pendapat Kapten mengenai itu," kata dokter itu mengelakkan pertanyaan apakah ia percaya atau tidak akan kisah yang amat aneh itu. "Segala-galanya bisa terjadi di dunia. Sampai-sampai hal yang tak masuk akal. Terserah kepada masing-masing orang mau mempercayai, tidak percaya sama sekali atau bahkan menertawakan!" kata Siregar. "Ya, betul, tetapi pendapat Pak Kapten sendiri bagaimana?" "Saya percaya!" jawab Siregar tegas. Membuat Nyonya Azwir sedikit lega. Tidak ditertawakan saja pun sudah bagus. Baginya sendiri tidak masuk akal kalau bukan dirinya sendiri yang mengalami. Dokter Senja melakukan segala yang mungkin menurut ilmu kedokteran yang dipelajari bertahun-tahun. Bukan serangan jantung, itu dia tahu dengan pasti. "Apakah kita larikan ke rumah sakit saja Dok?" tanya Nyonya Azwir. Dokter memandang Siregar seakan-akan minta advis. "Kalau bukan serangan jantung, lebih baik jangan," kata Siregar. "Lalu?" tanya dr. Senja dan Nyonya Azwir hampir serentak. Kini Kapten Siregar memandang kedua orang yang bertanya itu. ia punya usul, tetapi tidak segera mengatakannya, khawatir ditertawakan oleh ahli pengobatan keluaran universitas itu. la tahu, bahwa nyonya atasannya itu akan setuju karena ia baru saja mengalami kenyataan yang tadinya musykil menurut hukum akal. "Saya kenal seorang dukun. Ibu setuju kalau saya minta pertolongannya?" "Apa pun saya setuju asalkan suami saya pulih kembali!" jawab Nyonya Azwir. Kapten Siregar mengatakan, bahwa yang dapat http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menentukan dan memastikan hanya Tuhan. Manusia, apa dan siapa pun dia, hanya berusaha sekuat tenaga. Dokter Senja merasa, bahwa di dalam kata-kata "apa dan siapapun" itu termasuk dirinya. Sebenarnya dia yang tergolong peka itu agak tersinggung, tetapi ia pun menyadari bahwa Kapten Siregar benar. Sekali lagi Erwin terganggu oleh kedatangan tamu tak diundang pada malam hari. Apalagi dia sedang berbincang-bincang santai dengan Ki Ampuh yang sedang menceritakan apa saja yang telah dilakukannya, la tertawa santai. Tamu yang membawa misi itu terkejut. Erwin yang sedang manusia biasa dengan babi hutan yang bercerita dan tertawa. Tetapi kedua mahluk yang bukan khayalan itu sedikit pun tidak kaget. Ki Ampuh sudah mengatakan bahwa akan datang tamu yang dikenal Erwin. Secara singkat Siregar menyatakan maksudnya. Sebelum Erwin memberi jawaban, Ki Ampuh menganjurkan agar Erwin pergi ke rumah Kolonel Azwir. "Di dunia ini kita wajib tolong menolong," kata Ki Ampuh. Entah sungguh-sungguh entah ironis. "Aku yang memecahkan lemari buku tadi!" kata Ki Ampuh tanpa ditanya. "Apakah Bapak kembali lagi ke sana ketika Pak Azwir sedang menelpon?" tanya Siregar. "Tidak," sahut Erwin menjawab pertanyaan orang sedaerahnya itu. "Ompungku ke sana setelah Ki Ampuh pergi!" Sudah jelas masalahnya bagi Kapten Siregar. Seperti biasa kedatangan dukun muda itu menimbulkan rasa heran, kemudian meremehkannya. Walaupun hanya di dalam hati. Beginikah tampang orang yang mau mengobati Azwir yang belum dapat dibuat sadar kembali oleh Senja Wiradisastra yang dokter" Tetapi sebaliknya, yang membawanya ke sana tak kurang dari seorang Kapten Sahata Siregar. Oleh penilaian rendah terhadap diri Erwin, maka keberhasilannya membuat Azwir sadar kembali dengan hanya memegang dahi dan induk jari kakinya yang sebelah kanan, amat menakjubkan dr. Senja. Kemudian terpikir olehnya, apakah http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ orang yang dikatakan dukun itu bukan pandai sulap atau tukang sihir. Saat ia berpikir begitulah tiba-tiba terasa oleh dr. Senja ada yang mengetuk bahunya, kemudian mendorong belakang lututnya sehingga ia terjatuh. Semua yang hadir heran mengapa dokter itu jatuh, nyaris tersungkur. Dr. Senja sendiri bukan sekedar heran, tetapi mendadak takut. Siapa yang mengetuk bahu dan mendorong dirinya" Mendadak dia ingat pada beberapa novel Barat yang pernah dibacanya. Kisah-kisah horor. Hantu yang gentayangan di dalam rumah, memecahkan piring, gelas, dan berbagai alat makan. Memindahkan orang tidur. Kini rasa takutnya meningkat. Apakah di rumah ini ada hantu" Apakah di rumah ini pernah ada orang mati bunuh diri atau dibunuh" Mungkin, mungkin, pikir dokter itu. Setelah memantrai segelas air putih, Erwin mohon diri tanpa mau menerima uang yang diberikan Nyonya Azwir kepadanya. Wanita itu memandang Kapten Siregar, begitu juga Azwir yang sudah normal kembali. Kapten itu hanya menundukkan kepala tanpa berkata. Lalu diantarnya Erwin pulang. Azwir dan isterinya merasa malu sekali. Sama dengan semua orang yang minta bantuan pengobatan dari Erwin, karena ia tidak mau menerima upah. Dan kalau ia kadangkala mengambil sebagian amat kecil dari uang yang diberikan kepadanya, maka kegunaannya hanya sekedar penyambung hidup. Dukun yang manusia harimau semacam dia juga harus makan. Kapten Siregar mengucapkan terima kasih berulang-ulang. Ingin berbuat apa saja untuk menyatakan kebesaran hatinya, tetapi tidak tahu caranya. Orang itu tidak membutuhkan apa pun selain bisa minum di waktu haus dan ada yang dimakan sewaktu lapar. Ketika masuk ke gubug Erwin, ternyata Ki Ampuh masih ada. Timbul pertanyaan dalam hati si manusia harimau, ada apakah sampai ia mau menanti sekian lama. Ketika Erwin berpikir begitulah, Ki Ampuh berkata, "Aku tidak mau apa-apa Erwin. Cuma ingin meneruskan cerita tentang kisah-kisah lama. Orang masa kini bilang nostalgia. Kau keberatan" Kalau cuma aku yang senang, sedangkan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kau tidak suka, aku pulang saja. Kau tahu, aku ini tidak lagi mengandung penyakit egoisme!" Erwin malu mendengar jalan pikirannya diketahui Ki Ampuh, segera menjawab, "Kau tambah hebat. Kawan. Mengetahui jalan pikiranku dengan tepat. Kisah-kisah lama, betapapun pahitnya baik kita ingat. Sebagai kenangan indah atau pelajaran pahit yang berguna." Kapten Sahata Siregar jugalah yang tambah heran dengan kenyataan-kenyataan menakjubkan di bumi Allah ini. la harus merasa beruntung dapat melihat dan mengalaminya sendiri. Kemudian ia mohon diri kepada kedua mahluk yang bukan manusia biasa itu. Malam itu Ki Ampuh menginap di gubug Erwin, pagi-pagi baru pulang tanpa tampak oleh siapa pun karena ilmu perabunnya. Erwin melepasnya dengan haru. Apakah keinginannya bermalam itu merupakan pertanda dari sesuatu yang akan menimpa Ki Ampuh" Kini ia mendoakan keselamatan bagi mahluk yang pernah membuatnya amat menderita. Sedang ia telentang di atas bale-bale membiarkan pikirannya mengingat berbagai peristiwa yang dilaluinya, ia terganggu oleh seseorang yang mengetuk pintu. Ketika dibuka, Erwin jadi heran dan agak terkejut. Yang datang tak lain daripada Sabrina, yang ingin kembali kepadanya tetapi telah ditolaknya. "Aku tahu, kedatanganku mengganggu. Apa boleh buat, bagaimanapun bencinya kau kepadaku, aku benar-benar tak punya kawan tempat rrfen-curahkan perasaan atau kegelisahan. Aku hanya sebentar saja, Erwin. Ingin menyampaikan, bahwa telah tiga malam berturut-turut Sabaruddin mendatangiku. Tiap kali ia bertanya, mengapa aku masih hidup juga, sedangkan dia sudah mati. Bukan hanya itu. Pada tiga malam yang sama ayahku juga datang menyuruh aku pulang^ karena hidupku di dunia hanya menimbulkan bencana. Kurasa tak lama lagi aku akan mati. Entah dengan cara bagaimana. Mungkin dikeroyok orang ramai, seperti ayahku!" kata Sabrina, lalu mohon diri. Dia sama sekali tidak mengharapkan tanggapan Erwin. Dia datang hanya untuk bercerita, http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ lain tidak! Kepergian Sabrina pun menimbulkan rasa haru, sebagaimana ia tadi terharu ketika Ki Ampuh pulang ke tempatnya, entah di mana. Di luar dugaan tak lama kemudian datang pula Nini yang sahabat Sabrina. Gadis yang semula heran mendengar Sabrina cantik jatuh cinta pada Erwin yang dukun, tetapi kemudian ia sendiri berbalik ingin memiliki Erwin. Walaupun sangat aneh dan sukar terjadi pada seorang di antara seratus wanita, Nini berterus terang mengatakan, bahwa ia ingin mendampingi Erwin. Heran, manusia harimau yang gagal mengambil hati Sagita itu bertanya kepada Nini, apa yang menyebabkan dia berkata begitu. "Tiap hari keinginan itu kian menggelisahkanku. Apa sebabnya aku pun tidak tahu. Kurasa dalam hal semacam ini memang sukar dikatakan sebab-sebab atau alasannya. Karena seringkah tidak ada sebab dan alasan. Perasaan itu datang begitu saja. Dan kadangkadang tak terlawan. Seperti yang kualami sekarang. Aku tak tahu mengapa aku menyukaimu. Lebih tidak tahu lagi mengapa aku ingin bersamamu!" kata Nini. Erwin diam tidak menanggapi. Bencana apa lagi yang akan menimpa dirinya, pikir manusia harimau itu di dalam hati. Mengapa ia ditakdirkan jadi manusia harimau dan sekaligus selalu dijatuhi kasih oleh wanita-wanita yang tidak diharapkannya. Tetapi juga tidak dicintai oleh wanita yang justru diharapnya bisa menjadi teman hidupnya! "Mengapa kau diam" Merasa lucu atau mengejek aku di dalam hatimu?" tanya Nini. "Ah tidak," jawab Erwin seperti tersentak dari lamunan. "Aku tidak punya sifat yang begitu!" Sebenarnya Nini ingin omong-omong terus, tetapi seorang tamu yang tidak diduga dan amat mendebarkan hati Erwin kedengaran memberi salam dari luar, lalu masuk. Sagita! Gadis yang dicintainya, tetapi hanya mau bersahabat baik, tanpa cinta-cintaan dengannya. Kedatangan wanita cantik ini membuat Nini tidak dapat meneruskan pembukaan hatinya. Dengan perasaan kesal ia mohon diri. "Siapa itu?" tanya Sagita, karena Erwin - dalam gugupnya http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tidak memperkenalkan kedua tamunya itu. "Nini, aku pernah mengobati saudaranya!" jawab Erwin. "Hanya begitu?" tanya Sagita. Membuat Erwin jadi heran. Mengapa ia mengajukan pertanyaan yang bersayap itu. "Hanya begitu!" jawab Erwin. "Tampaknya dia tidak menyukai kedatanganku. Apakah kau juga merasa terganggu dengan kedatanganku?" tanya Sagita. Sebelum Erwin menjawab, di dalam gubug itu seperti terjadi tiupan angin kencang, membuat Erwin dan Sagita terkejut dan tercengang. Alamat apa ini" Di tengah desingan taufan itulah Erwin dan Sagita mendengar suara orang berkata, "Tinggalkan tempatmu ini Erwin. Dan kau Sagita, kembalilah ke rumahmu!" "Harus ke mana aku. Ayah?" tanya Erwin. la tahu, yang berkata itu ayahnya. "Keluarlah. Nanti kau akan tahu!" "Aku harus pergi," kata Erwin kepada Sagita. "Kau telah mendengarnya. Aku disuruh ayahku keluar dari sini. Dan kau harus pulang ke rumahmu/' "Tapi aku datang untuk omong-omong denganmu!" kata Sagita. Meskipun senang dengan kunjungan wanita yang diingininya itu, Erwin tidak mau membantah perintah ayahnya. Dikatakannya kepada Sagita, bahwa mereka bisa bertemu pada lain kesempatan. Si manusia harimau keluar dari gubugnya. Cuaca bagus sekali. Berbeda dengan keadaan di dalam, la tidak tahu akan ke mana, hanya mengikutkan kehendak kaki. Entah apa lagi yang akan menghadang kehidupannya. Kecelakaan, bencana, cinta yang tidak diharap, pertarungan, ataukah kematian" Hah, persetan sama kematian. Hidup ini hanya berarti dan bisa indah kalau ada seseorang atau orang-orang yang sangat kita http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sayangi. Tanpa tempat duduk mencurahkan kasih, tanpa insan yang kita cintai dengan segenap kemurnian sayang dan membutuhkan kehidupan kita di dunia ini, maka hidup akan sangat gersang dan menjemukan. Dalam hal yang demikian, maka matilah yang paling baik. Hari itu, 28 November 1979 Erwin berusia genap 28 tahun. Hari ulang tahun yang tak pernah dirayakan. TAMAT http://cerita-silat.co.cc/ Document Outline Seri Manusia Harimau Sumber : djvu syaugy_arr Convert, Edited & Ebook: Dewi KZ Mayat Kesurupan Roh 4 Pendekar Naga Putih 41 Hantu Laut Pajang Lembah Tiga Malaikat 19