Petualangan Manusia Harimau 9
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Bagian 9 bahwa kedua korban bukan ditabrak mobil tetapi diserang harimau. Begitu cerita Husni dan Albert yang cukup dikenal oleh Polisi sebagai penjahat langganan mereka. Tetapi, apa hubungan mereka ini dengan mahluk yang sudah membunuh tiga anggota Polisi itu" Mereka yakin tidak ada harimau lain. *** ATAS pertanyaan Polisi kedua manusia yang semula bermaksud jahat terhadap Baginda na Poso tak dapat lain daripada menerangkan yang sebenarnya. Bahwa mereka hendak merampas uang dan barang-barang berharga yang ada pada kedua orang yang mereka todong. Bahwa tiba-tiba datang seekor harimau yang menyerang dan menggagalkan maksud mereka. Kemudian dilihat mereka bahwa harimau itu bermuka manusia. Bahwa salah satu dari kedua orang yang mereka todong adalah anak mahluk menakutkan itu. Polisi yang mengetahui apa yang pernah terjadi sekitar dua tahun yang lalu dan apa yang belum lama berselang terjadi atas diri tiga orang anggota penegak hukum segera menduga, bahwa salah seorang dari orang yang ditodong kedua penjahat itu tak lain daripada Erwin. Siapa yang seorang lagi tidak mereka ketahui, sebab tidak ada yang datang melaporkan tentang penodongan yang baru berlangsung itu. Albert dan Husni yang sama-sama luka oleh kuku harimau meminta kepada Polisi supaya mereka ditahan sebab takut akan didatangi lagi oleh manusia harimau itu. Sebaliknya Polisi merasa tidak cukup alasan untuk menahan mereka, karena tidak ada korban yang mengadu kena todong. Dengan paksa barulah Albert dan Husni dapat dikirim ke rumah sakit, diantar oleh dua Polisi bersenjata yang berdoa agar jangan sampai terjadi pula lanjutan dari peristiwa yang menimpa kedua orang itu. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ DI DALAM Bajaj Erwin tertanya tanya apakah sebenarnya kemauan orang sedaerahnya yang juga mempunyai ilmu ini. Hampir dua puluh menit perjalanan mereka tiba di daerah gedung-gedung besar, daerah elite. Di sinikah rumah Baginda na Poso" Orang sangat kayakah dia" Seperti Afandi, ayah Sagita yang terpelajar dan tinggi ilmu hitamnya itu" Ayahnya berpesan kepada Baginda na Poso agar jangan salah mempergunakan ilmunya. Mungkin dia ini tukang bikin orang jadi gila, busung atau lumpuh untuk siapa saja yang berani membayar mahal. "Kenalkah Tuan pada almarhum Afandi?" tanya Erwin. "Yang punya anak gadis cantik itu" Yang bunuh diri beberapa waktu yang lalu?" tanya Baginda na Poso. "Ya," jawab Erwin. Walaupun belum menjawab ia sudah dapat mengetahui, bahwa sudah pasti mereka berkenalan, bahkan barangkali bersahabat. Kalau tidak, dari mana pula dia sampai tahu bahwa Afandi mempunyai seorang anak gadis cantik. Sagita! Sesaat hatinya berdebar teringat Sagita yang diingininya tetapi nampaknya tiada harcpan. "Almarhum sahabat baik saya. Ilmunya hebat sekali." "Tuan seperguruan dengan dia?" tanya Erwin berterus terang. "Oh tidak. Saya dari aliran lain." "Kasihan dia bunuh diri," kata Erwin, "Mengapa ia sampai mengambil keputusan nekat begitu?" "Mungkin karena ilmunya itu! Ada beberapa macam ilmu yang akhirnya membuat penganutnya tak sanggup lagi hidup di dunia ini!" kata Baginda na Poso. "Lalu mengapa ada juga orang yang mau memakai ilmu begitu?" "Karena keampuhannya yang luar biasa. Orang mau keampuhannya itu. Yang membuat orang jadi tenar dan terkenal ke mana-mana!" "Tetapi akhirnya dia harus membayar dengan nyawa," kata http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Erwin. "Mereka tahu, dan tidak perduli. Pada suatu hari tiap manusia akan mati juga. Lebih baik terkenal atau kaya raya sebelum mati. Daripada hidup melarat dan susah seumur hidup. Anak-anak mereka pun mereka korbankan. Mereka tukar dengan kekayaan atau kejayaan!" kata Baginda na Poso. "Bodoh sekali," kata Erwin. "Itu kata Tuan!" Baginda na Poso memerintahkan Bajaj untuk berhenti. Rupanya telah sampai di rumah tujuan. "Berapa?" tanyanya kepada supir Bajaj. "Enam ratus Pak. Jauh," jawab pengemudi kendaraan rakyat itu. Orang itu memberi lembaran seribu rupiah. Supir kendaraan merogoh sakunya mencari pengembalian. Baginda na Poso berkata: "Tak usah. Bawalah semua!" Supir Bajaj itu mengucapkan terima kasih. Baginya hadiah empat ratus cukup berarti. Belum tentu seorang di antara seratus penumpang ''mau berbaik hati begitu. Erwin memuji orang sedaerah nya itu di dalam hati. Dia bukan orang kaya yang pelit. Mereka masuk pekarangan luas. Walaupun malam Erwin bisa melihat bahwa gedung Baginda na Poso amat besar dan indah. Melebihi kepunyaan Afandi. Baginda na Poso tentu mempunyai mobil. Besar kemungkinan lebih dari satu. Tetapi dia mau naik Bajaj. Dibayarnya lebih dari yang dipinta. Orang baik dan rendah hati. "Mari," kata tuan rumah mempersilakan tamunya masuk. Dalam hati Erwin mengagumi perabotan dan perlengkapan lain di ruang tamu yang amat luas. Hanya mengagumi. Sedikit pun tidak ada khayalan atau keinginan untuk memiliki yang demikian. "Berkat kerja keras bertahun-tahun. Saya datang ke mari bermodal dengkul," kata Baginda na Poso tanpa ditanya. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Tuan orang hebat," kata Erwin. "Hampir semua perantau memulai sesuatu dengan keberanian dan kerja keras saja. Tapi saya sama sekali tidak hebat. Kalau cukup hebat tidak meminta bantuan Pak Dukun," kata perantau yang sudah kaya itu. Lagi-lagi ia menyebut Pak Dukun. Orang ini tentu berkata benar, pikir Erwin. Dia mau minta bantuan, tetapi dalam hal apa" Yang ada sangkut pautnya dengan perdukunan" Isteri atau anaknyakah sakit keras" Gila seperti Armen yang merusak rumah orang halus itukah" Setelah Erwin duduk Baginda na Poso masuk dan tak lama kemudian keluar lagi dengan seorang wanita. Diperkenalkannya kepada Erwin sebagai isterinya. "Pak dukun muda ini seasal dengan saya," kata tuan rumah kepada isterinya. "Sama-sama dari Tapanuli Selatan." Kepada Erwin dikatakannya, bahwa isterinya itu orang Betawi asli. Perkara masak memasak tak bisa dilawan, katanya. Pembantu menghidangkan teh dan sedikit juadah. Erwin mengatakan, bahwa ia tidak biasa minum sebelum mengetahui apa yang harus diusahakannya. Semacam pantangan. Suami isteri itu bisa mengerti, tiap dukun punya pantangannya. "Kami mohon agar hal ini dirahasiakan. Dapatkah pak dukun berjanji?" tanya Baginda na Poso. Setelah berpikir sejenak, Erwin berkata: "Untuk merahasiakan saja saya boleh berjanji. Tetapi saya belum menyanggupi lain daripada itu!" "Pak dukun sangat berhati-hati dan bijaksana. Saya dapat mengerti. Pak dukun belum tentu mau melakukannya. Bukankah begitu?" Erwin meng-iyakan. Mereka masuk ke sebuah kamar. Hanya setengah terang. Tapi kelihatan sebuah ranjang kayu. Bagus dan besar. Dinyalakan sebuah lampu lain. Kamar tidur itu jadi terang. Baginda dan isterinya mendekati ranjang, Erwin ikut. "la sedang tidur," kata isteri Baginda na Poso. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Siapa?" tanya Erwin. "Hetty. Putri sulung kami," jawab Baginda na Poso. Erwin lantas tahu bahwa di bawah selimut ada anak perempuan, Hetty, entah umur berapa. Tapi tentunya sakit dan ia diminta datang untuk tolong mengobatinya. "Boleh saya lihat?" tanya Erwin. Suami isteri Baginda na Poso saling pandang, lalu memandang Erwin. Seperti ragu-ragu. "Atau kita tunggu sampai nona Hetty bangun?" tanya Erwin. "Tak usah," kata tuan rumah lalu mengangkat selimut perlahan-lahan, rupanya kuatir Hetty terkejut. Erwin terkejut, walaupun dia dikatakan dukun kawakan. Sebaliknya Baginda na Poso dan isterinya tenang-tenang saja. Erwin memandang kedua orang itu dengan perasaan bingung seperti tak percaya akan ketenangan mereka. Yang dikatakan bernama Hetty dan putri sulung mereka ternyata seekor ular phyton cukup besar. "Ini Hetty?" tanya Erwin. Walaupun sudah menjadi kenyataan ia seperti belum bisa percaya. "Inilah anak kami yang tertua, umur sembilan belas tahun!" kata Baginda na Poso. la menundukkan kepala. Kemudian mengeluarkan sapu tangan dari saku celana, menghapus air mata. Isterinya terisak-isak. Erwin sendiri kini jadi sedih karena ibu dan ayah itu tentu sangat menderita, walaupun ia belum tahu, bagaimana sampai mereka mempunyai anak seekor ular. Ini bukan penyakit. Apakah isteri Baginda na Poso melahirkan ular, sembilan belas tahun yang lalu. dan diberi nama Hetty. "Hetty bukan ular sejak lahir," kata nyonya Baginda, seolah-olah ia dapat menerka apa saja yang dipikir Erwin mengenai Hetty yang ular itu. "Selama sembilan belas hari ini ia menjadi ular," kata Baginda na Poso melengkapi keterangan isterinya. Jadi sampai sembilan belas http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ hari yang lampau Hetty gadis yang manusia. Isteri Baginda mengelus-elus kepala phyton itu. Sudah menjadi biasa. Tidak ada perasaan takut atau geli. Bahkan seperti membelai anaknya Hetty tatkala ia belum menjadi ular. Dan ular itu menjulur julurkan lidahnya menjilati tangan ibunya. "Boleh saya mengetahui bagaimana kejadian nya?" tanya Erwin. Manusia harimau itu sangat tertarik, karena ia menghadapi kenyataan. Sekali lagi terbukti, bahwa khayalan, bagaimanapun fantastisnya bisa menjadi kenyataan. Dan kalau kenyataan ini diceritakan kepada orang, hanya sedikit sekali yang mau percaya. Baginda na Poso mengajak Erwin duduk. Di kamar tidur yang lapang itu tersedia tiga buah kursi. Tempat duduk Hetty membaca menjelang tidur atau bercengkerama dengan teman-teman terdekatnya. Baginda na Poso menceritakan, bahwa Hetty tergolong gadis cantik dan lincah. Rumah mereka selalu ramai dengan para remaja. Baginda na Poso cukup terkenal, terutama di kalangan orang Tapanuli, la seorang pedagang yang sukses setelah pada tahuntahun pertama kedatangannya di Jakarta banyak merasakan getirnya hidup. Oleh karena itu ia mengetahui, bagaimana rasanya lapar tanpa punya uang untuk pembeli nasi. la pun tahu betapa rasanya dingin tanpa mempunyai selimut atau sekedar pakaian yang memadai. Kini, setelah ia mempunyai segala yang dibutuhkan manusia untuk dapat dikatakan hidup berkecukupan ia menjadi seorang berjiwa sosial. Suka membuka dompet dan mengulurkan tangan untuk memberi. Tak ada peminta sumbangan atau sedekah yang pulang berhampa tangan dari rumahnya. Ada lagi kelebihan Baginda na Poso. la suka silat. Bukan sekedar pandai, tetapi menguasai. Karena ia pernah belajar sungguhsungguh pada seorang guru silat terkenal, Sutan Hasayangan di Bunga Bondar. la dinyatakan lulus setelah tiga kali beradu sigap dan tangkas dengan seekor harimau yang selalu menjadi penguji terakhir dalam ilmu persilatan. Aneh kedengaran, tetapi bukan suatu dongengan. Guru-guru silat kenamaan di Tapanuli bersahabat baik http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dan bekerja sama dengan raja rimba yang sangat ahli dalam ilmu persilatan. Itu makanya di sana cukup terkenal apa yang dinamakan "silat harimau". Setelah beberapa tahun di Jakarta dan mempunyai penghidupan yang agak lumayan ada seorang perantau baru dari kampungnya yang mengenal Baginda na Poso. Bahwa ia pandai silat. Sekelompok anak-anak muda mendatanginya dan mohon padanya agar ia sudi mengajar mereka dalam bidang olahraga tradisional itu. Baginda yang biasa merendahkan diri semula menolak dengan alasan bahwa kepintarannya tidak seberapa, tetapi anak-anak muda itu mendesak juga. Akhirnya ia memenuhi permintaan mereka. Pekarangan luas seorang pemuda keluarga kaya digunakan untuk maksud tersebut. Baginda na Poso tidak mengetahui, bahwa' ?Suryawinata, ayah si pemuda juga seorang ahli silat yang pernah terkenal di masa mudanya di Garut. Kegemaran itu membuat dia di waktu senggang suka turut mempersaksikan anaknya Suganda bersama teman-temannya belajar dari Baginda na Poso. Semula semua yang dilihatnya biasa-biasa saja. Langkah-langkah yang diajarkan orang dari Mandailing itu tidak banyak beda dengan ajaran guru-guru di Jawa Barat. Tidak sama memang, karena tiap daerah punya gaya kemudian punya tipu muslihat serang dan tahan sendiri-sendiri. Tetapi setelah lebih sebulan latihan ia melihat ada gaya dan lompat yang belum pernah dikenalnya di Jawa Barat ataupun Betawi. Suryawinata jadi kian tertarik. Lompat Baginda na Poso semakin jauh dan tinggi. Kelihatannya tanpa menggunakan tenaga. Begitu ringan. Kemudian dalam suatu lompatan setinggi tiga dan sejauh lima meter tubuh Baginda berputar seratus delapan puluh derajat sedang kedua tangannya menyabet ke sebelah kanan. Kedua kakinya tiba ringan tetapi mantap di tanah sementara tangan sebelah kanan bagaikan menampar musuh. Murid-muridnya dan Suryawinata bersorak gemuruh penuh kekaguman. Dan Surya bukan sekrtdar bersorak, la menyalam Baginda na Poso: "Lompat dan pukulan apa itu tadi Baginda?" Baginda na Poso agak malu dan dengan suara biasa, tidak terengah-engah berkata: http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kami menamakannya putaran si belang menipu imbang?" "Apa maknanya itu?" tanya Suryawinata. "Dua harimau jantan berkelahi memperebutkan seekor betina," jawab Baginda. *** SURYAWINATA yang penggemar segala jenis silat dan ahli silat Sunda mengatakan, bahwa ia belum pernah mengenal beberapa macam langkah, ancang-ancang dan lompat serta putar tubuh di udara yang diperlihatkan Baginda na Poso. Oran Mandailing itu dengan rendah hati mengucapkan terima kasih tetapi menerangkan bahwa apa yang dikenalnya mengenai silat baru sedikit sekali. Dia hanya menggemarinya, katanya. Dari situ hartawan Suryawinata semakin tahu, bahwa guru anak-anak muda termasuk anaknya sendiri itu pasti seorang yang berilmu tinggi, setidak-tidaknya dalam Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo persilatan. Orang yang suka bicara di bawah itulah sebenarnya orang yang berada di atas dalam kepandaian dan kebolehan. Dan ia jadi semakin simpati pada perantau dari Sumatera itu. la mengundang Baginda na Poso untuk makan malam, suatu kehormatan yang belum pernah didapatnya selama ini. Atas permintaan tuan rumah, Baginda na Poso menceritakan sedikit tentang beberapa macam seni silat yang ada di Tapanuli. Pasti tidak lebih hebat daripada di Jawa Barat, katanya, la juga menjawab pertanyaan Suryawinata, bahwa di Mandailing juga ada orang yang menuntut ilmu melalui pertapaan, tetapi sungguh jumlah orang yang sampai bertapa di sana terlalu sedikit dibandingkan dengan di daerah Parahiangan. "Kabarnya di sar banyak orang yang pandai ilmu guna-guna. Dengan memandang saja bisa membunuh orang. Apa betul?" tanya Suryawinata. "Ah, itu dilebih-lebihkan orang. Mana bisa dengan pandangan membunuh orang. Memang ada beberapa orang jahat yang kadangkala main-main dengan racun. Tapi itu jarang sekali. Dan orang yang begitu menjadi kebencian masyarakat!" "Main-main dengan racun bagaimana?" "Maksud saya, kadang-kadang racun simpanannya digunakan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ terhadap orang yang sama sekali tidak berdosa. Kadangkala terhadap keluarganya sendiri!" "Lha, kenapa mesti begitu?" "Itulah jahatnya memelihara racun. Walaupun dia hanya serbuk saja, tetapi punya tuntutan. Harus saban tahun diberi makan. Kalau tidak digunakan atas permintaan orang yang membayar kepada penyimpan untuk menewaskan musuhnya, maka racun itu harus digunakan terhadap siapa saja. Pokoknya dia harus makan. Artinya membunuh! Kalau tidak dipakai untuk membunuh orang, tidak perduli siapa, maka ia akan memakan tuannya sendiri. Penyimpan racun itu akan mati. Tidak bisa dicegah oleh dukun yang punya ilmu segudang sekalipun!" "Waduh mengerikan sekali. Daerah Tuan mengerikan sekali!" kata Suryawinata. "Tidak. Orang jahat yang begitu hampir di tiap daerah ada. Masing-masing dengan caranya. Bukankah di sini juga ada. Sebenarnya orang-orang kampung daerah saya sangat ramah tamah. Semuanya rajin. Cuma, kebanyakan pelit. Perkara pelit ada yang bisa jadi juara. Banyak anekdot tentang kepelitan orang Mandailing." Baginda na Poso lalu mengajukan beberapa cerita terkenal tentang pelitnya orang Tapanuli Selatan. Tentang tulang ikan yang digantung di atas kuali. Kalau sayur atau gulai mendidih dan uapnya naik mengenai tulang ikan, maka akan meneteslah "keringat" tulang yang kepanasan itu, masuk ke dalam kuali. Sayur atau gulai itu dianggap sudah pakai ikan, walaupun hanya bau baunya. Suryawinata tertawa terpmgkel pingkel. "Tuan serba bisa. Bersilat mencengangkan, berkelakar menyakitkan perut. Orang seperti Tuan tentu bahagia sekali. Saya kepingin seperti Tuan." "Syukur kalau Tuan pikir saya berkelakar, sehingga saya jadi tidak terlalu malu," kata Baginda na Poso. Mendengar ini http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Suryawinata tambah terbahak-bahak. Dia benar-benar senang sekali. "Tuan Baginda betul-betul luar biasa. Badut di TV dan di film tidak mampu bikin saya sesenang ini!" Dan Baginda na Poso juga sangat gembira. Orang yang membuat orang lain merasa senang selalu lebih gembira daripada orang yang dibuat senang. "Kalau bukan rahasia, saya kepingin tanya, benarkah pemutus pendidikan silat di daerah Tuan itu seekor atau lebih harimau" Tak masuk pada akal saya," kata Suryawinata. "Yah, bagaimana ya. Memang tak masuk akal. Dan tidak benar, bahwa keputusan terakhir tentang lulus atau tidaknya seseorang murid tergantung dari pertarungannya dengan harimau!" "Jadi hanya dongeng?" "Tidak. Maksud saya, tidak semua guru silat punya hubungan dengan harimau. Tetapi ada beberapa orang yang memang memanggil sahabatnya untuk ujian terakhir!" kata Baginda na Poso. "Sahabatnya, siapa?" "Ya, nenek bilang begitu!" kata Baginda na Poso. "Harimau" Harimau sungguhan?" "Ya, tetapi tak usahlah kita bicarakan itu!" kata Baginda na Poso. "Pantang?" tanya Suryawinata. "Tidak." "Tak boleh saya mendengar ceritanya sedikit?" tanya Suryawinata berhati-hati. la tahu, bahwa hal-hal yang demikian, tidak selalu boleh diceritakan. Di Jawa pun banyak hal-hal gaib yang tidak dapat dipecahkan dengan hukum akal dan orang harus berhati-hati menceritakannya. Salah-salah bisa celaka! "Asal usulnya dulu kala saya juga tidak menguasai," kata Baginda na Poso. "Tetapi memang ada sejumlah orang Mandailing, bukan hanya guru silat yang punya hubungan dengan harimau!" http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Piaraan?" tanya Suryawinata. Dia sendiri tahu bahwa di Jawa juga ada orang yang punya piaraan binatang, jin, hantu, keris dan tuyul yang bisa disuruh sekehendak hati tuannya. "Tidak selalu. Ada harimau piaraan, yang memandang si pemelihara sebagai tuannya. Sebab, dialah yang memberi makan. Tetapi dirinya jugalah yang akan dibunuh kalau dia ingkar janji, tidak memenuhi kewajibannya. Tetapi ada harimau yang bukan piaraan. Harimau biasa. Katakanlah harimau liar yang bebas, tetapi ia bersahabat dengan orang-orang yang tinggi ilmu. Misalnya pandai silat. Harimau terkenal amat pintar bersilat. Orang yang pandai bisa memanggil sahabatnya untuk dipertarungkan dengan murid yang melakukan ujian terakhir. Kadang-kadang pertarungan itu diulang beberapa kali, karena sang murid tidak lulus dalam ujian pertama dan seterusnya. Aneh memang, tetapi bukan dongeng. Di Jawa sini banyak yang lebih ajaib darippada itu," kata Baginda na Poso. Di situlah salah satu seni bergaul orang Mandailing itu. Selalu menyudahi cerita bahwa negeri orang yang mendengar jauh lebih hebat daripada negerinya. Itulah makanya orang simpati padanya. Walaupun Suryawinata sangat baik. Baginda na Poso tidak pernah meminta bantuan kepadanya, la takut terikat oleh budi baik orang. Kepada murid-muridnya ia selalu meminta supaya jangan menceritakan kepada orang lain, bahwa ia bisa silat sedikit-sedikit. "Saya mohon kepada kalian, jangan ceritakan. Apa lagi mengatakan, bahwa saya guru silat. Saya tidak merasa diri saya seorang guru," kata Baginda na Poso. la tak mau dirinya sampai dicoba orang. Ada banyak ahli silat, apalagi kalau dinamakan jagoan, punya silat suka mencari sebab untuk bertengkar. Maksudnya hanya supaya terjadi perkelahian. Dengan begitu mereka menguji kekuatan orang lain. Apalagi pendatang semacam Baginda na Poso. Berkat kesungguhan berusaha, perlahan-lahan nasib Baginda na Poso berubah, la nikah dengan seorang wanita Sunda, la hidup hemat sekali. Tetapi tidak sampai sepelit orang Mandailing yang diceritakannya kepada Suryawinata. Karena pandainya bergaul, sahabat kenalan perantau itu pun kian banyak. Dan murid-muridnya http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang patuh tidak pernah menceritakan bahwa guru mereka orang berasal dari seberang. Tetapi apa mau dikata, pada suatu kali terjadi peristiwa yang menyebabkan Baginda na Poso turut terbawabawa, la bertengkar dan akhirnya berkelahi dengan seorang pemuda sebaya dengannya, anak orang kaya yang terkenal sebagai tuan tanah dan pemberi pinjaman kepada para petani miskin dengan imbalan tenaga atau bunga yang mencekik leher. Anak orang kaya itu, Sadikin memukul seorang petani yang sudah beberapa kali menunggak pembayaran. Sadikin akhirnya marah dan menghajar orang itu sampai berdarah-darah. Sudah sering dilakukannya tetapi ia belum srmpai pernah berkenalan dengan rumah tahanan. Uang punya kuasa. Baginda na Poso mohon kepada Sadikin supaya mengasihani si petani malang. Tapi dia bukannya jadi reda, malah semakin garang. Baginda dimaki-maki sebagai bajingan tak tahu diri yang mau mencampuri urusan orang. Perantau itu menahan diri. Memang benar dia mencampuri urusan orang lain. Dan yang memerintahkan dia berbuat demikian adalah kemanusiaan di dalam dirinya. "Sudahlah Raden," kata Baginda na Poso. "Ini saya ada sepuluh ribu. Raden terimalah sebagai pengangsur hutangnya!" katanya sambil menyodorkan uang. Ini pun membuat Sadikin tambah ganas. Dipukulnya tangan Baginda yang menyodorkan uang itu, sehingga uang tersebut jatuh bertebaran. Baginda membungkuk mengutip uangnya, masih kuasa menahan diri. Padahal puluhan orang jadi penonton. Mungkin banyak yang kasihan melihat Baginda na Poso, tetapi barangkali ada juga yang menikmati kesadisan dan kesombongan Sadikin. Semua orang itu tahu sebagaimana sudah sering mereka persaksikan, bahwa siapapun yang dihantam pemuda kaya itu tak kan berani melawan. Ketika Baginda mengutip lembaran-lembaran uang itulah Sadikin melepaskan tendangan, mengenai bawah bahu sasarannya, sehingga terjungkal. Sadikin melompat, mengangkat kakinya mau menginjak dada korbannya. Penonton menahan napas. Kalau tepat kenanya, pasti Baginda na Poso akan memuntahkan darah. Tetapi sialan, orang yang mau dibinasakan itu mengelitkan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tubuhnya sehingga kaki kanan Sadikin terhenyak dengan kuat ke tanah Sadikin merasa sakit dan kaget. Tetapi lebih daripada itu, amarahnya jadi menyala bagaikan api disiram bensin. Binatang bener-bener, hewan ini kok berani mengelak. Korban-korbannya yang lain menerima pukulan, tendangan dan injakan dengan pasrah. Sadikin melangkah maju, mengangkat kakinya lagi. Ini kali tentu telak. Binatang itu akan mampus, setidak-tidaknya setengah modar. Memang benar perhitungan Sadikin. Injakan itu akan tepat menghunjam dan meremukkan tulang-tulang dada Baginda na Poso, kalau ia tidak menangkap dan menahan kaki penyerangnya lalu memutarnya dengan suatu kemahiran yang tak diduga oleh orang kaya itu. Sadikin terputar lalu jatuh berdebab sebagai nangka busuk yang lepas dari tangkainya. Para penonton terkejut dan takut dan sebelum sempat memikirkan apa seterusnya akan terjadi. Baginda na Poso bangkit dengan gaya yang amat ringan, mundur beberapa langkah memandang Sadikin. la tidak berbuat lain daripada menanti. Sadikin yang sangat kaget, malu dan marah juga segera bangkit dan bersiap untuk menerkam lawannya. Tetapi kini, dia yang juga dapat bersilat tidak lagi segegabah tadinya. "Bangsat kau. Berani melawan aku. Kau akan membayar mahal sekali untuk ini!" desis Sadikin hampir menyerupai ular cobra yang hendak mematuk mangsanya. "Maaf Tuan Sadikin, saya hanya membela diri. Lebih baik kita hentikan perkelahian yang tidak ada gunanya ini," kata Baginda na Poso yang sebenarnya takut akan akibat dari pertikaaian itu. "Rupanya kau hanya binatang hina pengecut. Baru mulai kau sudah tahu bahwa kau akan celaka. Minta maaf hah! Kelihatannya kau seperti laki-laki, tetapi bukan jantan. Coba buka celanamu, aku mau lihat. Kau punya apa tidak!" kata Sadikin mengejek dan menghina Baginda na Poso. Muka orang dari seberang itu jadi merah padam, tetapi dengan sekuat daya dia kendalikan dirinya. Kini para penonton kian berdebar. Mereka sudah lihat dengan mata sendiri, bagaimana Baginda na Poso merobohkan Sadikin yang http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ditakuti oleh semua orang. Orang ini tentu berisi. Ejekan dan penghinaan Sadikin mengundang pertarungan. Apakah dia akan melawan" "Aku tak mau berkelahi Tuan Sadikin," kata Baginda na Poso. "Suka hatimu. Melawan kau akan mati. Tak melawan pun kau akan kubunuh juga. Tinggal pilih." "Kau mau membunuh orang yang tak melawan?" tanya Baginda na Poso. "Apa salahnya. Kematianmu tidak akan merugikan bangsa dan negara. Malah bisa menghemat beras yang biasa dimakan orang tak berguna semacam kau! Dan orang-orang ini semua akan menjadi saksi, bahwa aku membunuh kau dalam membela diri!" la merangsang dan menggoda Baginda. Mau mati melawan atau mati konyol. Dia begitu yakin bahwa dia akan bebas dari segala tuntutan. Ayahnya akan dapat mengatur itu semua, pikirnya. "Jangan Tuan Sadikin," bujuk Baginda na Poso. Pikirannya bimbang, tetapi sungguh mati dia akan bersedia kehilangan nyawa tunggalnya secara konyol. Sadikin menyerang secara tiba-tiba, dengan mudah dielakkan oleh sasaran. Pukulan dan tendangan kemudian datang bertubi-tubi, tetapi tak satu pun mengenai diri si murid harimau, sehingga orang kaya itu kian panas dan bertekad menghabiskan nyawa orang yang dianggapnya sangat kurang ajar dan tak tahu diri itu. Satu kali tangan kanan Baginda menampar lawannya dengan pukulan harimau menerkam bahu rusa, membuat si sombong itu jatuh. "Bunuh dia!" perintah Sadikin kepada orang-orang yang menonton. Beberapa penonton sudah bersiap untuk menyerang Baginda karena imbalannya pasti cukup berguna bagi mereka. Tetapi Baginda na Poso mengancam: "Siapa saja yang mendekat akan mati." Mendengar ini, mereka jadi ragu-ragu. MELIHAT para penonton itu tidak segera melaksanakan perintahnya, hati Sadikin jadi panas bukan buatan. Belum pernah http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ penduduk di sekitar tempat kediamannya berani menolak perintahnya. Pada umumnya mereka, terutama yang muda-muda tidak punya pekerjaan. Bukan karena malas, tetapi karena lowongan yang langka. Padahal hidup membutuhkan uang, apalagi kalau sudah pandai menaruh cinta. Mereka tidak terlalu menyukai Sadikin, tetapi mereka membutuhkan biaya. Dan uang mudah diperoleh dari anak orang kaya ini. Itulah makanya ia menganggap orang-orang di situ sebagai anak buahnya. Tetapi sekali ini mereka kelihatan ragu-ragu. "Bunuh kataku," bentaknya kepada para penonton itu. Mereka saling pandang, seakan-akan menyuruh mulai. Tetapi begitu ada yang mau bergerak. Baginda na Poso berkata tenang: "Mulailah, tetapi siapa yang mendekat akan ku tebas. Akan kubikin mati." Suara tenang penuh wibawa ini rupanya membuat mereka lebih menyayangi nyawa. Apa gunanya uang Sadikin kalau hanya untuk biaya penguburan mereka. "Kalian takut nah. Pengecut!" bentak Sadikin, lalu ia menyerang Baginda na Poso lagi. Maksudnya hendak memberi semangat kepada penonton agar mereka mau menyerang dan membunuh Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo lawannya itu. Tendangan Sadikin ditangkap oleh Baginda na Poso. Dengan suatu gerakan cepat ia menangkap kaki musuhnya yang satu lagi, laki mengangkat Sadikin lurus-lurus, bagaikan anak-anak memegang boneka. Kedua kaki orang kaya itu diputar-putarnya di udara, suatu pemandangan yang belum pernah dipersaksikan penonton dalam pertandingan atau perkelahian silat mana pun. Keanehannya terletak pada ketidak-mampuan Sadikin untuk melepaskan diri, misalnya dengan jalan melompat ke tanah, la tetap berdiri lurus bagaikan lilin dan berputar terus sehingga ia merasa pusing dan akhirnya minta-minta ampun. Baginda na Poso berbuat bagaikan tak mendengar permohonan orang yang sudah tidak berdaya itu. Setelah lebih tiga puluh kali Sadikin berputarputar, Baginda na Poso yang memegang telapak kaki lawannya melemparkan tubuh itu ke udara setinggi tak kurang dari lima meter secara vertikal, kemudian dia menjauhkan diri untuk tidak ditimpa oleh bobot hidup yang akan turun ke bumi itu. Semua penonton http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menahan napas dan merasa ngeri sekali oleh jerit ketakutan Sadikin di udara. Hanya dua detik kemudian tubuh Sadikin mencapai tanah dengan kedua kakinya duluan. Tubuh itu lalu berputar-putar seperti orang mabok, dan sebenarnya Sadikin merasa pusing sekali. Setelah beberapa putaran Sadikin terhuyung-huyung tak mampu menjaga keseimbangan. Saat berikutnya ia jatuh tersungkur. Kesialan seringkah tak mau datang sendirian. Mukanya yang pucat dan berkeringat jatuh tepat di atas seonggokan tahi lembu, terbenam ke dalamnya. Barangkali Sadikin sudah tidak menyadari itu. la tidak mengangkat kepalanya sehingga muka itu terus terletak di sana bagaikan mobil yang parkir setelah tiba di tempat tujuan. Baginda na Poso memandang hadirin yang jadi saksi pertarungan tadi. Katanya: "Kalian telah melihat sendiri sejak awal. Aku tidak menghendaki perkelahian ini. Tetapi aku juga tidak mau dibunuhnya atau kalian matikan beramai-ramai. Aku hanya minta agar kalian tidak berkata lain dari apa yang kalian lihat dan ketahui." Baginda na Poso lalu pergi dengan hati tak tenteram, karena ia yakin bahwa kisah itu tidak akan berhenti sampai di situ saja. Tuan Subrata yang ayah kandung Sadikin menjadi terkejut dan marah bukan alang kepalang ketika mendengar anak kesayangan yang sangat dimanjakannya kalah berkelahi dengan seorang pendatang yang sebenarnya bukan apa-apa bagi orang di situ. Orangnya tidak kaya raya, bahkan kaya saja pun tidak. Memang dia tidak termasuk golongan yang dinamakan hidup di bawah garis miskin, tetapi kalau mau dikatakan kuat, hanya sebegitulah kekuatannya. Masih bisa beli beras dan berpakaian untuk dirinya sekeluarga, walaupun hanya dari bahan murah. Orang seperti itu di zaman sekarang kurang nilainya. Tidak memenuhi syarat untuk dikatakan orang disegarti. Terutama oleh mereka yang kini menilai segala sesuatu dengan materi atau jabatan yang sedang dipegang. Muka Subrata jadi merah dan suaranya gemetar ketika kemudian melihat bahwa muka anaknya penuh bergelimang tahi lembu. Ini http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bukan kalah dalam pertarungan tetapi suatu penghinaan yang tidak ada taranya terhadap dirinya yang amat terkenal, disegani tambah ditakuti karena pernah jadi orang lumayan besar dan akhirnya jadi tuan tanah yang memiliki ratusan hektar. Berupa kebun-kebun karet, jeruk dan cengkeh. Ditambah lagi dengan tanah-tanah persawahan yang digarap oleh orang-orang lain yang dinamakan petani kuli. Subrata semakin sakit hati kenapa tidak ada orang membela anaknya, padahal sebagian terbesar dari mereka hidup dari kemurahan hatinya. Memberi pinjaman dengan bunga tinggi atau memberi porsekot untuk menanam padi dan sayur mayur yang harus dijual kepadanya dengan harga selalu di bawah harga pasaran. Dengan suara gemetar oleh amarah yang meluap-luap ia memerintahkan dua orang pembantu rumahnya yaitu tukang kebun dan centeng jaga malam untuk mengambil orang yang telah menyiksa anaknya. Tetapi belum sampai sejam kemudian kedua petugas ini kembali dengan mengatakan, bahwa orang yang mau diambil tidak mau turut. "Bangsat," kata Subrata. "Bukan dia yang menentukan mau atau tidak. Kamu harus membawanya ke mari. Baawaa ke mari, mengerti! Kalau kalian tidak membawanya, hari ini juga kalian berhenti dari sini! Masih cukup banyak orang yang bisa diperintah!" Tahu, betapa sulitnya cari pekerjaan, walaupun dengan gaji yang sangat minim oleh karena pendidikan dan pengetahuan mereka juga sangat minim, kedua orang itu bertekad untuk membawa Baginda na Poso ke majikannya. Kalau sudah sampai nanti, terserah majikannya mau dibikin apa. Mendengar bagaimana hebatnya orang dari seberang yang seorang ini, maka kedua utusan itu berlaku hati-hati. Dengan cara halus mereka mengatakan apa tugas yang mereka bawa. Kalau Baginda na Poso tak terbawa oleh mereka maka mereka akan diperhentikan. Akhirnya mereka minta dikasihani agar orang itu mau mengikut supaya mereka jangan sampai diperhentikan dari pekerjaan. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kalau kalian sampai diperhentikan akan kumintakan pekerjaan pada seorang kenalanku yang amat baik orangnya. Tak usah kuatir. Dan sekarang pulanglah. Katakan kepada majikan kalian, kalau ia begitu perlu atau berhasrat mau menemui aku, pintu rumah burukku ini selalu terbuka. Aku belum jadi anak buahnya untuk diperintah datang. Aku tidak bersedia menerima perintah apa pun dari dia. Aku sudah mengetahui bahwa Tuan Subrata itu orangnya kaya dan pernah punya kuasa besar, tetapi aku tidak perduli sama semua itu. Kalau dia mau ketemu, maka dialah yang harus ke mari!" Baginda na Poso memang sengaja tak mau datang, karena menurut perintah orang sombong itu sama artinya dengan menerima hukumannya. Kedua utusan itu diperintahkan untuk membawanya. Mesti membawanya menghadap ke depan Subrata. Jika tidak mau secara baik-baik, seret. Tetapi cerita tentang bagaimana dia memperlakukan Sadikin hanya sebagai boneka maka mereka tidak mau mengambil risiko. Apalagi sudah dijanjikan pekerjaan lain oleh Baginda na Poso. Orang ini tidak sekejam yang mereka duga. Orang yang benar-benar punya kebolehan memang biasanya tidak banyak lagak. Setiba di gedung mewah Subrata dan berhadapan dengan majikan yang berwajah merah padam, garang tetapi bibir gemetar karena amat marah itu, kedua orang itu tidak menunggu disapa, malahan lebih dulu berkata: "Raden, kami tidak usah diberhentikan. Kami minta berhenti hari ini juga." Subrata yang tak biasa dibantah, yang tahunya cuma memerintah dan dipatuhi jadi kian marah sehingga seluruh tubuhnya gemetar. Semenjak ia jadi orang gede di Bandung semua keinginannya tercapai, semua titah perintahnya dipatuhi orang bawahannya, la terkenal sebagai penjahat halus dengan bersenjatakan kedudukan. Orang sakit hati, tetapi orang juga ingin selamat. Maka, demi keselamatan, rasa sakit hati ditekan saja. Itulah makanya ia kaya raya ketika masa pensiun telah tiba. Subrata kemudian bergegas masuk hendak mengambil senjata api pribadinya. Dia kalap. Kedua orang itu dianggapnya http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pemberontak yang berani meremehkan kedaulatannya. Menurut pikirannya orang-orang demikian harus dilenyapkan dari permukaan bumi. Itu merusak ketenteraman dan wibawa. Sambil masuk dia sudah tahu apa yang akan dikatakannya kelak sebagai alasan penembakan kedua orang yang dipandangnya tak tahu diri itu. Dia membunuh karena membela diri. Dia bekas orang besar, punya sangat banyak kekayaan. Orang yang begitu bukan tipe pembunuh dan tidak akan mau membunuh lalat sekalipun. Kalau sampai membinasakan sesama manusia tentu ada sebabsebab yang dianggap membenarkan tindakannya. Panas hati Subrata tambah memuncak ketika mendapati kedua calon mayat tadi sudah melenyapkan diri. "Kurang ajar, bajingan," desisnya dan ia melepaskan serentetan tembakan ke udara. Kemudian amarahnya menurun sedikit ditelan oleh dentumandentuman peluru tadi. Sekurang-kurangnya ia sudah melepaskan tembakan-tembakan. Banyak orang mengintai dari tempat agak jauh ingin tahu apa gerangan yang telah terjadi. Ada garongkah" Belakangan mereka mengetahui juga bagaimana terjadi peristiwa. Pergi menghindar seperti yang dilakukan kedua pesuruh Subrata itu, memang merupakan jalan yang terbaik.Melawan orang semacam Subrata dan anaknya Sadikin sama halnya dengan memukul karang dengan tangan kosong. Tangan sendiri juga yang akan binasa. Baginda na Poso memang akan mendapat kesulitan besar kalau Suryawinata yang mengagumi tehnik silatnya tidak segera turun tangan mencampuri. Karena dia pun orang kuat, maka akhirnya Baginda na Poso selamat. Suryawinata menerangkan segala apa yang diketahuinya tentang orang yang selalu rendah hati itu. Dia malah mengancam akan mengambil tindakan ke tingkat lebih tinggi kalau sampai terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan atas diri Baginda na Poso. Sebagai akibat dari perkelahiannya dengan Sadikin dan buntut peristiwa itu, ia malah jadi terkenal dan belakangan menjadi guru silat beberapa banyak orang terkemuka di kota Bandung. Beberapa ahli silat Priangan yang baik hati juga menjadi http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sahabat dekat Baginda na Poso. Mereka tukar menukar atau mengawinkan tehnik Mandailing dengan tehnik silat-silat Sunda. Beberapa tahun kemudian Baginda na Poso yang telah tambah baik dalam ekonomi memboyong keluarganya, yaitu isteri beserta seorang anak perempuan dan dua anak laki lakinya ke Jakarta. Dengan ketekunan dia kerja keras disertai bintang yang sedang terang, kehidupannya kian baik, sehingga kemudian dapat dikatakan kaya. Ketiga orang anak-anaknya pun selalu maju di sekolah, Hetty yang tertua sudah di tingkat pertama Fakultas Kedokteran. Tetapi berbeda dengan kebanyakan orang di masa kini, perubahan nasib itu tidak membawa perubahan pada sifat-sifat baik yang ada pada diri Baginda na Poso. la tetap ramah taman, berjiwa sosial, tetap melaksanakan segala kewajiban yang digariskan dalam agama Islam yang dianutnya. Begitu pula menjauhi segala larangannya. Dia tidak mengenal serakah, yang sekarang jadi penyakit atau mode pada cukup banyak bangsa Indonesia yang terpelajar, bahkan selalu ditambah dengan sebutan pemimpin. Sangat getol menganjurkan yang baik-baik, tanpa merasa perlu memberi contoh yang baik kepada masyarakat. Orang-orang yang secara singkat dikatakan lain kata lain perbuatan. Dalam kehidupannya yang baik itu Baginda na Poso masih saja terus menjadi guru silat bagi sejumlah anak muda dan orangorang berusia empat puluhan yang menyukai olahraga bela diri dan menyerang lawan itu. Banyak orang mengagumi dan menyukai Baginda na Poso, tetapi ada pula yang tidak senang melihat dirinya. Begitulah di dalam kehidupan. Yang baik pun tidak selaki disukai orang. Ada orang mengatakan, bahwa pegawai yang jujur kadangkadang disingkirkan oleh atasan, karena tidak disukai. Ironis memang, tetapi kata orang benar-benar selalu merupakan kenyataan. Hetty yang masuk usia sembilan belas dan memenuhi berbagai syarat untuk dikatakan cantik, telah beberapa kali dilamar orang dari berbagai macam golongan, tetapi semua ditolak oleh gadis itu. Penolakan yang amat sesuai dengan harapan Baginda na Poso yang http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ingin sekali membuat anaknya itu jadi sarjana untuk dijadikan kebanggaan, di kalangan keluarga dan di kampung. Mendadak, dua puluh empat hari yang lalu Hetty berubah sifat. Dari gadis periang dan suka tawa jadi pendiam dan murung. Ditanya orang tua, kedua adik dan banyak handai serta sahabat mengapa ia kelihatan sedih, ia tak pernah menjawab. Tetapi semua orang yang menanyainya itu dipandangnya dengan mata sayu tanpa kedip. Akhirnya mereka yang menundukkan mata bagaikan kena pengaruh oleh pandangan Hetty yang aneh itu. Orang tua dan keluarga jadi kuatir. Dokter dan dukun yang dimintai bantuan tak dapat mengubah Hetty untuk jadi gadis seperti biasanya, la tetap tak mau menjawab tanya. Apakah dia menjadi bisu" Diguna-gunai orangkah" Anehnya ia tetap berselera biasa dalam hal makan dan minum. Dia tidak mengurus. Dia suka membuka-buka buku. Tidak membaca, tetapi melihat-lihat gambar. Yang paling digemarinya membalik-balik dua buku besar dan tebal berbahasa Inggris yang penuh dengan aneka binatang rimba. Dari yang besar sampai yang kecil. Yang lebih aneh lagi, binatang ular rupanya amat disukainya. Selalu ia melihatnya dengan tenang, penuh perhatian dan lama. Setelah lima hari menjadi gadis pendiam dan pemurung ia tak keluar kamar walaupun matahari sudah tinggi. Ibunya masuk, nampak Hetty masih berselimut. Kepalanya pun tak kelihatan. Kedinginankah ia" Sakit" Perlahan-lahan wanita itu membuka selimut anaknya. Dan ia tak dapat menahan pekik, lalu jatuh pingsan. Di bawah selimut itu bukan anaknya Hetty yang terbaring kedinginan, tetapi seekor ular phyton besar. JERIT wanita itu membuat seisi rumah terkejut dan berlari menuju kamar Hetty. Pikiran pertama yang terlintas dalam benak mereka, Hetty telah mati. Tetapi Baginda na Poso yang pertama masuk kamar disusul oleh dua orang anak laki-lakinya jadi lebih terkejut dan takut ketika melihat ular di tempat tidur Hetty, sedang anaknya sendiri telah tidak ada di sana. Anaknya telah ditelan ular, itulah pikir Baginda na Poso. Apa lagi kalau bukan dimakan ular. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ular itu begitu besar sehingga sudah mampu untuk menelan seorang manusia. Untunglah ia tidak pingsan pula seperti isterinya. Binatang pemakan manusia itu memang besar dan pasti panjang lebih dari empat meter tetapi perutnya tidak menggendut. Jadi tidak baru menelan mangsa yang besar. "Hetty, Hetty," panggil Baginda na Poso sambil mencari-cari di kamar tidur itu. Apakah gadis itu sudah mati dibelit tetapi belum dimakan" Hetty tidak ada. Kedua adik Hetty menangis. Dari mana ular itu masuk" Melalui pintu depan atau belakang" Kedua-duanya hampir tak mungkin. Tentu ada yang melihatnya. Tiba-tiba Baginda na Poso mendengar suara anaknya yang hilang itu. "Ayah," kata Hetty yang tidak kelihatan orangnya. Baginda terperanjat sekaligus girang. Hetty anaknya masih ada. Tetapi mana dia" La melihat ke Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sekitarnya. Juga kedua anaknya tercari-cari sebab mereka pun mendengar suara Hetty. Tetapi mereka pun tidak melihatnya. Sekali lagi terdengar suara Hetty. Kini tidak hanya menyebut ayah, tetapi juga ibu, Oloan dan Hasayangan, kedua adiknya. Suara itu dari tempat tidur. Ketiga orang itu memandang ke tempat phyton besar itu berbaring dalam suatu lingkaran. Binatang itu mengangkat kepalanya, sekali lagi menyebut "Ayah". Tidak salah lagi, ular itu bicara dengan suara Hetty. Mata ular itu kelihatan sayu, tidak sebagaimana biasanya mata ular, memancarkan sinar menakutkan. Dan ular itu menangis, jelas tampak air matanya mengalir pelan. Anakku menjadi ular, kata Baginda na Poso di dalam hati. la jadi terkejut lagi dan sedih, la tahu yang demikian hampir tak pernah terjadi, tetapi bisa terjadi, la mengetahui tentang manusia yang mendadak jadi monyet oleh kutukan sumpah. Ada pula orang yang http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ jadi anjing oleh kekuatan guna-guna. "Hetty," kata Baginda na Poso lama kemudian. Dengan suara lembut. "Ayah," sahut ular itu dengan suara terisak-isak. Dan laki-laki itu beserta kedua anaknya, adik-adik Hetty, tak dapat menahan air mata. Dalam pada itu ibu Hetty yang dibantu oleh kedua anaknya telah siuman, dibawa ke kamar lain. Belum saatnya diberitahu kepadanya apa yang sebenarnya telah terjadi. PERISTIWA yang amat memilu dan memalukan itu dirahasiakan. Kepada beberapa dukun yang dimintai bantuan ditekankan benar untuk tidak menceritakan kepada siapapun apa yang telah terjadi. Mereka berjanji, tetapi tidak.sanggup mengembalikan Hetty menjadi manusia biasa kembali. Akhirnya Baginda na Poso mencari Erwin yang telah didengarnya kemampuannya dalam penyembuhan dan punya piaraan harimau. Dia belum mengetahui, bahwa sebenarnya Erwin manusia harimau, bukan orang yang memelihara harimau suruhan. Melihat kenyataan, bahwa ular di ranjang itu benar-benar Hetty yang sembilan belas hari yang lalu masih manusia, dukun muda itu terdiam dan sedih sekali, la tidak mempunyai ilmu untuk mengubah binatang menjadi manusia. Hetty menjadi manusia kembali. "Tolonglah kami Tuan dukun," pinta Baginda na Poso, diperkuat lagi oleh isterinya yang berat badannya sudah turun dua kilo sejak anaknya berubah ujud. "Saya tak punya kemampuan untuk ini Tuan. Belum pernah menghadapi peristiwa semacam inil Saya menyesal sekali, mengapa saya tidak sanggup menolong," kata Erwin. Dan ia mengatakan yang sebenarnya. "Tuan punya banyak hubungan dengan dunia gaib. Bebaskanlah anak kami dari penderitaan ini," pinta Baginda na Poso lagi. Ular yang sedang diam seperti mendengarkan itu menggerakkan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kepala dan menjulurkannya ke arah Erwin yang berdiri di pinggir ranjang. Dukun itu tidak menghindar, karena ia yakin bahwa ular itu sebenarnya manusia. Binatang itu menjilat-jilat tangan Erwin sebagimana ia tadi menjilati tangan ibunya. Dengan caranya itu ia hendak memperlihatkan rasa persahabatan dan mohon pertolongan. Erwin mengerti apa yang hendak dikatakan atau dikehendaki ular itu. la terharu. "Saya tak punya kemampuan memanusiakannya kembali. Tetapi saya akan coba kerjakan apa yang barangkali saya bisa. Dengan pertolongan Tuhan tentu," kata Erwin. Seperti biasa, ia minta disediakan air putih semangkuk dan perasapan dengan kemenyannya. Limau purut jantan sebuah. Untung masih ada sisa dari beberapa buah yang dibeli tiga hari yang lalu. Seorang dukun asai Jambi yang pernah mencoba menolong juga meminta limau purut jantan. Waktu itu mereka beli beberapa buah setelah bersusah payah mencarinya di beberapa pasar yang ada penjual bunga rampainya. Erwin mengeluarkan sebilah pisau tua, meletakkannya di atas karpet di depan ranjang Hetty. Kamar itu dipenuhi bau kemenyan dan setanggi. Erwin membaca beberapa mantera sambil mengasapi pisaunya. Setelah itu meletakkannya kembali di hadapannya. "Datuk Tan Ameh, kau lihat di ranjang ini ada seorang anak manusia yang telah berubah ujud jadi ular. Kalau kau masih Tan Ameh yang setia pada ompungku Raja Tigor dan setia pula kepada ayahku Dja Lubuk tentu kau setia juga kepadaku. Dari kalau kau setia padaku, tentu kau kasihan melihal gadis yang malang ini. Tak tahu aku apa yang akan kulakukan. Kau pun tak dapat berbuat banyak Datuk Tan Ameh. Tetapi kau dapat mengatakan kepadaku, mengapa ia jadi begini. Karena kutuk sumpahnya sendiri ataukah karena kejahilan orang terhadap dirinya. Kalau karena kutuk, berputarlah Datuk. Kalau karena buatan orang jahil, berdirilah. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Erwin dan hadirin yang lain memperhatikan dengan jantung berdebar oleh ingin tahu apa yang akan terjadi. Pisau itu tidak bergerak. "Bentahulah Datuk!" bujuk Erwin. Pisau tua itu masih saja tidak bergerak. Tetapi beberapa saat kemudian terdengar suara dari pisau itu: "Katanya tak boleh. Aku diancamnya Erwin!" "Datuk mau mematuhi dia ataukah setia pada ompung, amang dan diriku?" Erwin bertanya sambil membaca-baca untuk menghalau mahluk halus yang mengancam Datuk Tan Ameh. "Aku takut Erwin. la mengatakan akan membuat aku hancur luluh dan kembali ke tempat asalku di perut bumi. Itu aku tak mau Erwin. Aku lebih suka hidup di dunia yang penuh dengan aneka keindahan, keburukan, kebaikan, kejahatan, kecurangan dan sedikit kejujuran! Dan sewaktu-waktu kau suruh aku bekerja untuk kemanusiaan!" kata pisau tua itu. "Itu hanya gertak Datuk. Kenapa jadi penakut" Karena usia yang bertambah tua kah. Dia tidak dapat mengubahmu!" ujar Erwin. Setelah hening sepi sejenak pisau itu berkata pelan: "Gadis ini terlalu baik untuk dikutuk oleh sumpah atau perbuatannya, la dijadikan ular oleh seorang pesihir." "Untuk diri pesihir itu sendiri?" tanya Erwin melanjutkan usaha mengetahui apa sebenarnya yang jadi penyebab sampai Hetty mesti bernasib begitu. "Tidak. Bukan untuk dirinya." "Lalu, untuk siapa?" "Baginda na Poso mengenal orang itu. Dan orang itu tetap mengingat dia, walaupun sudah lama tidak bertemu." Mendengar kata-kata pisau itu Baginda na Poso coba-coba mengingat, siapa gerangan orang itu. Siapakah yang mungkin memusuhinya" Rasanya ia tidak punya lawan, setidak-tidaknya secara terbuka. Entahlah kalau musuh tersembunyi. Orang-orang yang tidak menyukainya oleh sebab-sebab yang kadang-kadang tidak mestinya http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menimbulkan kebencian. Tetapi karena dunia ini dilengkap-ramaikan dengan mahluk mahluk berhati dengki penuh khisit, maka kelebihan seseorang pun mudah membangkitkan sakit hati pada orang lain. Tetapi kalau sakit hati kepadanya mengapa dibalaskan atas diri anaknya yang tidak punya sangkut dalam hal itu, pikirnya. Kemudian ia menyadari, bahwa orang berdendam tidak selamanya membalaskan amarahnya secara langsung atas diri yang dimusuhi, sebab pukulan yang demikian dinilai kurang menyakiti lawan. Ditimpakan atas diri anaknya, insan yang amat dicintainya, yang sesungguhnya tidak berdosa itu. Lawan itu, dalam hal ini Baginda na Poso akan merasa jauh lebih sakit dan sedih, bisa membuat dia jadi gila. Dan sesungguhnya musuh yang membalas sakit hati itu ingin melihat Baginda na Poso jadi gila. Dimulai dengan ngomongngomong sendirian, berteriak-teriak atau menangis tak tentu sebab, lalu tak suka lagi mengenakan baju dan celana. Yang menjadi kesenangannya nanti bernyanyi sambil menari-nari sepanjang jalan dalam keadaan telanjang bulat, la jadi ~ tontonan orang ramai karena gila. Gila karena anaknya yang cantik telah berubah menjadi ular. Jika sudah demikian si penyebab akan senang oleh rasa puas. Setelah lama keadaan amat hening. Baginda na Poso mengingatingat, yang lainnya menanti, pesilat harimau itu menggumam: "Subrata kah" Ataukah anaknya Sadikin?" la seakan-akan berkata pada diri sendiri, tetapi terdengar oleh Erwin. "Saya pernah bertengkar dengan seorang kaya bernama Subrata karena berkelahi dengan anaknya bernama Sadikin," kata Baginda na Poso kepada Erwin. Erwin bertanya kepada pisau yang masih tetap berdiri atas hulunya: "Datuk Tan Ameh, Subrata kah nama orang yang jadi penyebab mala petaka ini?" Pisau itu berkata jelas: "Dialah orangnya." Aneh dan sungguh tak masuk akal sebilah pisau bicara menjawab pertanyaan. Tetapi ini pun suatu kenyataan yang dapat dibuktikan oleh seorang ahli mistik http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang menguasai benda-benda mati tertentu. Dan benda mati pisau yang dimiliki Erwin ini bukan pisau sembarangan. la dukun nama Datuk Tan Ameh. Penulis tidak dapat mencari sebab musabab ia dinamakan Tan Ameh secara pasti. Tetapi menurut cerita beberapa orang tua pisau pusaka yang telah berumur sedikitnya dua ratus tahun ini dibuat oleh seorang kampung di dekat Natal, la bukan seorang pandai besi, melainkan seorang dukun besar yang amat terkenal, namanya Datuk Tan Ameh, asal Minang tetapi lama bermukim dan tutup usia di sebuah kampung di dekat Natal sana. Berbulan-bulan baru ia berhasil membuat pisau itu. Benda itu bukan dari besi atau baja semata-mata, tetapi dicampurnya dengan beberapa gram emas yang didulangnya sendiri di sungai. Mula pertama pisau itu dinamakannya si Ucok Ameh, paduan bahasa Minang dan Mandailing. Yaitu Ucok nama umum bagi anak-anak lelaki kecil di Tapanuli dan "ameh" bahasa Minang untuk emas. Tetapi setelah Datuk Tan Ameh meninggal dan menurut cerita sehari sebelum tutup usia ia menggali sebuah lubang di bawah pohon bunga kenanga dalam kawasan kuburan kecil, la membuat sendiri kain kafan dengan beberapa tali dari kain tersebut untuk pengikat tubuh mayat. Sar.ak keluarga yang melihat bertanya untuk apa lubang dan kain kafan itu. Tanpa mengangkat muka ia ber/ata: "Untungku. Besok aku akan pulang kepadaNya. Jangan kalian terkejut atau takut kalau melihat seekor harimau besar, jantan, selalu duduk di sisi kuburanku. la sahabat baikku!" Menurut kisah itu, sehabis sembahyang subuh keesokan harinya Datuk Tan Ameh tutup usia dengan tenang dan semua pesannya dipenuhi oleh keluarga yang tinggal. Pisau yang dibuatnya itulah yang akhirnya jadi milik Erwin, pemberian ayahnya, yang menerima dari seorang sahabatnya yang tinggal di daerah Natal. Pisau yang berdiri atas hulunya itu menjawab pertanyaan Erwin, sampai pada nama pesihir yang mengerjakan kejahatan itu untuk Subrata. Sebagai imbalan Subrata telah menyuruh orang bernama Enghu melakukan penculikan atas anak perempuan umur sembilan belas tahun Nama aneh dari seorang kriminal yang mau berbuat apa saja http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ asal dibayar sesuai dengan keinginannya. Dengan tidak terlalu sukar Enghu menculik seorang gadis. Walaupun Subrata mengatakan bahwa gadis itu hanya harus berumur sekitar sembilan belas, sedangkan rupanya tidak menjadi soal, Enghu toh mencari yang cantik. Karena ia juga selalu haus seks. Gadis itu disekapnya dulu satu malam dan dikerjainya sepuas hati semampu tenaga. Keesokan harinya gadis malang itu diserahkan kepada pesihir. Malamnya dimasukkan ke dalam kerangkeng luas, karena ular yang menghuni juga besar sekali. Mulut gadis disumpal sehingga tidak dapat bersuara. Tetapi kaki tangannya dibiarkan bebas supaya merupakan santapan yang mengasyikkan bagi phyton itu. Tak terlalu lama setelah lama setelah gadis berada dalam kerangkeng ular bergerak untuk membelit dan kemudian menelan mangsa yang dihadiahkan kepadanya. Tetapi sebaik ia menciumi tubuh si wanita ia bukan membelit meremukkan tulang-tulangnya untuk memudahkan penelanan, tetapi berbalik jadi marah dan beringas sekali, la berdaya upaya meloloskan diri, tetapi tak berhasil karena jarak jeruji besi amat dekat antara satu dengan lainnya. Pesihir heran dan kemudian takut melihat gerak ular yang serba cepat dan memancarkan sinar bagaikan api dari matanya, la marah, tetapi mengapa" Belakangan si pesihir tahu, bahwa amarah binatang itu dikarenakan gadis yang diumpankan kepadanya sudah tidak perawan lagi. Pesihir mempergunakan kekuatan ilmu memanggil penculik pemerkosa yang telah dibayarnya. Tak lama antaranya laki-laki ini datang bagaikan kerbau diberi tali pada hidungnya dan seakan-akan ada kekuatan yang menarik dirinya ke sana. SETIBA di rumah pesihir berasal dari Palangkaraya Kalimantan itu, si penculik duduk bersimpuh bagaikan seorang budak menunggu perintah pemiliknya. "Namamu!" kata pesihir, datar seperti tak acuh. "Dulhasan tuan hamba," jawab penculik itu. Kata-kata "tuan hamba" itu keluar begitu saja dari mulutnya, padahal tadinya ia tidak pernah mempergunakan istilah itu. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Kau dibayar untuk mencari perawan!" "Benar tuan hamba." "Tidak untuk memperkosa!" "Tidak tuan hamba." "Kau harus membayar untuk itu." "Bagaimana kata tuan hamba saja." Pesihir itu membawa Dulhasan ke kerangkeng phyton. la memerintahkan si penculik untuk memandang ke dalam. Melihat ular amat besar itu Dulhasan tidak terkejut, tidak kelihatan takut, tidak memberi reaksi apa pun. "Kau akan kuberikan kepada ular itu, sebab ia menolak menelan wanita yang telah kau pe-rawani!" kata pesihir. "Baik tuan hamba," jawab Dulhasan. Dengan nada biasa. Tidak perduli, tanpa protes. Pesihir itu telah membuatnya benar-benar seperti budak yang hanya tahu mematuhi apa kata pemilik. Lain tidak. Diperintah terjun ke dalam lautan api pun ia akan melakukannya tanpa sanggahan. Wanita yang ditolak phyton sebagai santapannya mempersaksikan seluruh kejadian itu tanpa tanya, la telah dari tadi sadarkan diri kembali. Tahu, bahwa ia selamat dari diremuk dan ditelan ular pemakan manusia itu. Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Setelah Dulhasan masuk, pesihir mengunci pintu kerangkeng. Ular mengangkat kepala, menggerak-gerakkannya dengan mata memandang tajam ke arah Dulhasan. Kemudian ia bergerak. Si penculik hanya memandangi tanpa memperlihatkan rasa takut, mungkin ia sudah tidak peduli atau tidak bisa lagi membayangkan apa yang akan terjadi atas dirinya. Ular memagut kaki Dulhasan, merobohkannya lalu membelitnya dengan mengencangkan ototototnya yang amat kuat. Tidak ada perlawanan sedikit pun dari korbannya. Belitan itu meremukkan tulang-tulangnya, dari bahu sampai ke pinggul. Dulhasan tewas tanpa mengeluarkan jerit. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Binatang yang kelihatan amat marah itu terus membelit dan menggencet korbannya. Pesihir dan wanita yang lolos dari maut memperhatikan adegan demi adegan. Dugaan mereka bahwa sang ular akan menelan korbannya ternyata keliru. Mengetahui bahwa korban yang mengkhianati dirinya telah mati, ia kembali ke pojok kerangkeng dan menggulung dirinya, la tidak sudi makan Dulhasan. Pesihir tahu, bahwa tujuannya untuk membuat Hetty jadi ular tidak akan berhasil selama ular itu belum menelan seorang wanita muda yang mesti masih perawan. "la telah menerima hukumannya atas kejahatan yang dilakukannya terhadap dirimu, siapa namamu?" kata dan tanya si pesihir. "Hasanah," jawab wanita itu singkat. Kesadaran dan kecerdasan telah membuat Hasanah memaklumi bahwa laki-laki yang jadi penawannya itu tentu seorang pesihir. la berniat akan membalas, kalau ia dapat membebaskan diri. Tetapi apakah ada kemungkinan" "Nama yang bagus. Namaku Datu Palingkar, penyayang binatang dan penyampai hajat manusia." kata si Pesihir yang tanpa ragu-ragu menyebutkan namanya karena ia yakin, wanita itu tidak akan pernah lagi sampai ke tengah-tengah masyarakat. Jadi, tidak ada yang perlu dirahasiakannya kepada Hasanah. Datu Palingkar lalu menceritakan beberapa orang yang telah ditolongnya membalas sakit hati. Di antara mereka ada orang-orang terkenal dan terpelajar, yang hampir tak masuk akal bahwa mereka mau melakukan perbuatan seterkutuk itu. "Aku dapat mengubah manusia jadi binatang. Babi, anjing, kucing, ular. Pendeknya binatang apa saja. Seharusnya kau jadi makanan ularku itu. Tetapi binatang yang kusuruh mencari perawan telah mengambil kegadisanmu, sehingga ular keramat itu menolak makan engkau. Dia sudah membalas dendamnya. Kau lihat itu, si celaka yang memperkosa dirimu telah binasa. Tetapi aku harus mencari perawan untuknya. Tak dapat ditawar," ujar Datu Palingkar. Hasanah mengerti, bahwa seorang wanita yang masih perawan akan dibawa ke rumah itu oleh suruhan si pesihir untuk dikorbankan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kepada ular besar itu. "Kau boleh menontonnya. Kukira nanti malam juga sudah akan dapat wanita itu. Hanya orang beruntung semacam kau yang mendapat kesempatan untuk melihat ular menelan manusia. Bulatbulat. Kau akan senang sekali melihatnya/' kata Datu , Palingkar lalu pergi. Hasanah benci, jijik dan muak mendengar kata-kata pesihir itu, tetapi sekuat daya ia menyembunyikannya, la berharap akan dapat menyelamatkan diri. Kesempatan sebenarnya terbuka. Di rumah itu hanya ada dua orang lain di luar Datu Palingkar, walaupun pekarangannya lebih dari tiga ribu meter persegi dan rumah itu teramat luas dengan lebih dari tujuh buah kamar. Dan ia sama sekali tidak dijaga. Dipelajarinya keadaan. Mencari jalan dan cara yang paling mudah melarikan diri. Tidak terlalu susah mencari dan mendapatkannya. Hatinya berdebar penuh harapan, bahkan keyakinan. Senja hari ia tinggalkan kamarnya. Kamar tidur biasa dengan segala perlengkapannya, la sama sekali tidak diperlukan sebagai tawanan. Tidak ada orang yang melihatnya, la akan berhasil, ia yakin benar akan berhasil. Setelah tiba di depan pintu keluar ia menoleh ke belakang, kalau kalau ada yang mengintai dirinya. Yang akan menyergapnya bilamana ia keluar dari pintu itu nanti. Tidak ada. Aman. la bukan pintu, melihat ke alam bebas. Dengan hati yang ditegapkan ia hendak keluar. Tetapi, apa yang terjadi" Kaki tak terangkat, terasa berat, berat sekali. Kesemutan" Kramkah" Dicobanya lagi, tidak juga terangkat. Apa ini, tanyanya pada diri sendiri. Mukanya terasa jadi pucat dan jantungnya berdebar keras sekali. Akan gagalkah dia" Mengapa kaki sial itu tidak bisa melangkah" Kemudian ia menjadi lemas. Gedung ini milik pesihir yang punya aneka kekuatan gaib. Sekarang ia sadar, bahwa seluruh rumah itu telah dipagar oleh Datu Palingkar. Baik orang di dalam maupun di luar rumah tidak dapat melakukan sesuatu yang tidak disukai si pesihir. Orang di dalam tak dapat melarikan diri, pencuri atau orang jahat mana http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pun tidak akan dapat memasuki gedung itu. Putus asa, Hasanah mau kembali ke kamarnya untuk menangisi nasib. Dan langkah menuju kamar terasa begitu ringan. Dari penjara bertembok empat lapis dengan kawat berduri orang bisa lari, tetapi dari gedung tanpa pengawal ini orang tak dapat melangkah ke luar tanpa izin Datu Palingkar. Aneh, tetapi di beberapa daerah nusantara ini, yang demikian bukan hal yang luar biasa. Itulah makanya banyak orang sangat takut pada pesihir yang benar-benar kawakan dan tak punya istilah kasihan dalam kamus profesi mereka. Itulah pula sebabnya di beberapa daerah, di antaranya di Jawa Timur dan Jawa Barat terjadi pengeroyokan masyarakat terhadap orang-orang yang diduga keras suka mempraktekkan ilmu sihir. Tiba di kamar, Hasanah melempar dirinya di pembaringan. Kini habislah harapan yang tadinya telah menggunung di dalam hati. Akan diapakan dirinya" Dibunuh ataukah dijadikan seekor binatang" Dalam kepanikannya ia bayangkan dirinya menjadi kera. Kemudian menjadi anjing, la akan menjerit-jerit di pohon atau menyalak di pinggir-pinggir jalan. Ketika malam telah tiba, ia diperintahkan melihat seorang wanita belasan tahun digumuli bukan dibelit remukkan oleh ular besar yang tak mau memakan dirinya. Ular itu seperti mencumbui gadis perawan yang telah lemas tetapi tidak pingsan. Kemudian ia menelanjangi perempuan malang itu dengan mempergunakan mulut dan giginya, la menjilati daerah sekitar kemaluan perawan itu. Setelah itu terjadilah apa yang amat musykil bagi akal manusia. Persetubuhan antara si ular dan sang perawan. Jantung Hasanah seperti berhenti berdetak mempersaksikan adegan yang amat mengerikan dan menjijikkannya ini, tetapi si pesihir memperhatikan dengan perasaan yang amat takjub, walaupun ia pesihir. Belum pernah terjadi, ularnya menyetubuhi perawan yang diberikan kepadanya, manakala ia menyajikan korban sebagai salah satu persyaratan untuk menghasilkan tujuannya, membuat seseorang menjadi ular. Biasanya ular amat besar itu langsung membelit dan menelan korbannya. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Datu Palingkar menanti dengan harap-harap cemas. Ular itu harus menelan perawan yang sudah diambil keperawanannya itu. Lama ia menunggu, tetapi binatang itu hanya menjilat-jilati sajian si pesihir. Tidak membelit untuk menghancurkan tulang-tulangnya. "Makan dia, makan Sanca," perintah pesihir kepada ularnya. Tetapi binatang itu membangkang, tidak menurut perintah. "Makan Sanca. Tak kau dengar perintah tuanmu?" Ular itu tidak menghiraukan, bahkan kian memperlihatkan sayangnya pada wanita yang harus ditelannya itu. Pesihir mengambil air dalam mangkuk putih. seperti yang biasa dilakukannya untuk melihat apa gerangan yang sedang terjadi atas diri manusia yang jadi tujuan sihirannya. "Oh, berhasil," katanya kepada diri sendiri. Di dalam mangkuk ra jelas melihat proses yang sedang terjadi atas diri Hetty yang harus dijadikan ular. Datu Palingkar senang. Dimulai dari rambut, gadis cantik puteri Baginda na Poso berubah bentuk. Rambut potong pendek yang sesuai benar dengan bentuk kepala Hetty, yang masa kini dinamakan rambut Lady Diana, menghilang dan kepala yang indah itu perlahan-lahan mengambil ujud kepala ular. Datu Palingkar memanggil Hasanah mendekat, disuruh melihat ke dalam mangkuk. Mau tidak percaya kepada mata sendiri tak mungkin. Hasanah merasa seram dan bulu romanya berdiri. "Bagus ya," kata Datu Palingkar. Dia bangga sekali, kiranya tanpa memakan perawan yang disajikan, sasarannya bisa juga menjadi ular. Kemudian dalam benak kotornya timbul penafsiran menelan korban dan apa yang dilakukan ular itu tadi. Mengambil perawannya bisa juga diartikan makan perawan dalam arti kata yang lain. Hasanah benci bercampur takut amat sangat pada Datu Palingkar yang jahat, kejam dan ganas itu, tetapi bersamaan dengan segala kejahatan itu ia juga mempunyai ilmu yang sangat ampuh. Akan menerima nasib bagaimana dirinya" la tak dapat membayangkan, karena segala-galanya bisa terjadi. Yang mustahil kini hanya satu dan yang satu inilah yang menentukan nasibnya. Melarikan diri dari rumah setan itu. la telah mencoba, telah mengetahui sendiri http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bagaimana hebatnya kemampuan penawan dirinya itu. Tetapi apa yang dinantikan Hasanah, yaitu kematian entah dengan cara bagaimana, tak kunjung j.tiba. Sangat girang dengan keberhasilannya Datu Palingkar tidak mengambil sesuatu tindakan yang menyakiti Hasanah lebih hebat dari apa yang dirasakannya sekarang. Tawanan yang tidak mungkin meloloskan diri. *** BEGITULAH caranya seorang pesihir mengubah Hetty jadi ular. Dari pisau tuanya Erwin mengetahui, bahwa yang memerintah pengularan diri Hetty bernama Subrata, pernah bermusuhan atau lebih tepat memusuhi dan sangat sakit hati pada diri Baginda na Poso. Pisau itu -juga akhirnya menerangkan kepada tuannya, bahwa pesihir kejam itu bernama Datu Palingkar, berkediaman di sebelah selatan ibukota. Pisau itu tak sampai mampu mengatakan secara lebih jelas, kampung mana yang dikatakan di sebelah selatan itu. Kebayoran Baru, Cilandak, Ciputat atau salah satu dari sekian banyak perkampungan yang berada di selatan "Jakarta. Yang paling baik adalah mengetahui rumah si pesihir dan mendatanginya untuk meminta dengan tepat agar ia memanusiakan Hetty yang tidak berdosa kembali. S a pasti dapat mengembalikan korbannya kembali ke asalnya. "Tuan sudah mendengar sendiri," kata Erwin kepada Baginda na Poso dan isterinya yang bernama Titin Rukmini. "Saya tidak punya kemampuan untuk menolong Hetty karena yang dideritanya bukan penyakit, melainkan perubahan ujud oleh kekuatan ilmu sihir." "Tapi kami tidak punya harapan lain daripada Tuan," kata Baginda na Poso yang masih saja yakin bahwa manusia yang disangkanya memelihara harimau ini dapat menolong. Oleh putus asa ia tak dapat menahan diri bertanya: "Tidakkah harimau Tuan dapat disuruh mencari pesihir itu dan memaksanya mengembalikan anakku jadi manusia?" Pertanyaan ini sebetulnya bisa dianggap kurang ajar, seperti mau mengatur bagaimana hendaknya Erwin bekerja. Tetapi karena dapat merasakan betapa bingungnya ayah asal Tapanuli dan ibu asal Priangan itu menghadapi musibah aneh http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dan amat menyedihkan ini, Erwin menjawab: "Tuan keliru menyangka saya punya harimau. Saya tidak punya piaraan apa pun. Jadi, tidak ada yang bisa saya suruh. Tetapi tenanglah Tuan. Saya akan berusaha, tetapi beri saya waktu sampai besok. Saya akan coba di gubug saya. Saya akan lakukan apa pun yang dapat saya lakukan. Saya akan sangat berbahagia kalau dapat mengembalikan Hetty ke asalnya. Sebab saya jug sangat sedih melihat akibat kezaliman si pesihir terhadap keluarga Tuan. Hanya satu permohonan saya. Tolong turut doakan agar saya berhasil mencari bantuan." Tiada jalan lain bagi Baginda na Poso, bersabar. Erwin bertekad untuk mencari si pesihir sampai dapat, la tahu, bahwa risikonya besar sekali. Jangan-jangan Datu Palingkar akan mengubah dirinya jadi tikus atau bahkan hanya jadi semut. WAKTU sehari yang dipinta Erwin kepada Baginda na Poso untuk mengusahakan jalan bagi pengembalian Hetty ke ujud manusia dirasakan amat singkat. Harus didapat jalan pintas menemukan Datu Palingkar. Kalau sudah bertemu ia harus sanggup menundukkannya agar menurut perintah. Hanya dengan begitu ia dapat menolong Baginda na Poso. "Aku akan menolongmu sayang," kata suatu suara yang sangat dikenal Erwin. Suara ompungnya Raja Tigor. Kata-kata sayang itu begitu lembut dan penuh rasa kasih. Terasa benar oleh Erwin bahwa kakeknya sangat menyayangi dan memanjakannya. Belum dimintai bantuan sudah datang. Karena dia tahu, bahwa tugas berat ini tak mungkin dapat dilaksanakan oleh Erwin sendiri. Betapa kuat pun kemauan, betapa hebat pun keberanian, betapa tinggi pun ilmu yang dimilikinya, la memang bisa mengharimau dengan tenaga yang luar biasa ditambah lagi dengan ilmu-ilmu gaib. Tetapi Datu Palingkar yang penyihir masih di atas kemampuan Erwin. "Aku mau menghadapinya sendiri ompung," kata Erwin. "Ini mengenai penderitaan tuan Baginda na Poso, orang daerah kita." "Aku tahu. Anaknya Hetty disihir jadi ular oleh Datu Palingkar," ujar Raja Tigor. Sekali lagi menunjukkan bahwa ia seringkah mengetahui kesulitan cucunya dan apa yang menjadi sebab http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kesusahan yang dirasakan atau bahaya yang menghadang cucu tercintanya. Pada saat begitu Erwin ingin mempunyai kemampuan seperti ompungnya. "Dapatkah dia dijadikan manusia kembali ompung?" tanya Erwin. "Kalau Tuhan menghendaki segala apa pun bisa terjadi, sebab Dia Mahakuasa dapat berbuat apa yang dipinta hambaNya. Tetapi tidak semus permintaan manusia dikabulkan begitu saja oleh Tuhan. Tuhan itu Mahapengasih, tetapi juga Maha-bijaksana. Kebijaksanaannya itu menyuruh manusia berpikir, mempergunakan otak dan mencari jalan yang tersedia di dunia ini. Hidup terlalu mudah akan membuat manusia lupa pada adaNya Tuhan yang Mahatunggal. Sama halnya dengan seorang anak. Kalau diberi orang tuanya apa saja yang d i pintanya, maka ia akan jadi manusia tak percaya pada diri sendiri, selalu bimbang dan lagi akan rusak!" Erwin mendengarkan dan merasa bahwa semut yang diterangkan kakeknya itu benar. Manusif harus berdaya upaya. Harus berpikir dan berbuat Kadang kala menempuh aneka macam kesulitan "Jadi bagaimana ompung?" tanya Erwin. "Cara yang kau pikirkan itu sudah benar. Kai cari si pesihir yang tinggal di sebelah selatan ibukoti ini. Tentu saja kau harus bertarung, sebab dia tidal< akan patuh begitu saja pada kehendak hatimu la orang hebat. Dia juga pasti seorang yang ama jahat. Dia Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo bukan saja menyukai uang, tetapi girani melihat hasil sihirnya berhasil. Saat ini ia sedan) berbincang-bincang dengan Subrata yang membaya kemampuannya itu! Kau tahu, jangankan rumahnya pekarangannya saja pun tidak akan dapat dimasuk oleh orang yang berniat buruk terhadap dirinya Tetapi pengunjung yang tidak punya maksuc buruk bisa saja masuk. Hebat, bukankah kita tidak mempunyai ilmu yang begitu." Erwin terheran-heran mendengar dan dalam hati merasa kagum atas adanya orang yang punya ilmu sehebat itu. "Aku akan mencobanya ompung!" kata Erwin. "Ini menyangkut http://ceritasilat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ seorang gadis yang tidak berdosa." Raja Tigor senang mendengar kebesaran jiwa dan kebaikan budi cucunya. Sudah diberitahu bahwa Datu Palingkar yang pesihir itu teramat hebat ilmunya, ia masih tidak mundur untuk menghadapinya. Khas sifat keluarga kakek Raja Tigor, sampai ke dirinya sendiri, lalu menurun ke Dja Lubuk hingga ke Erwin, barangkali juga ke anak cucu Erwin di abad-abad akan datang, kalau si manusia harimau ini sempat memperoleh anak dan cucu. Kini isteri pun dia belum punya lagi dan anak satu-satunya telah tiada. Erwin mengambil keputusan untuk malam itu juga mencari Subrata, bekas pejabat yang kaya raya itu. Mencari itu tidak akan sesusah mencari tempat kediaman pesihir yang hanya diketahui oleh sejumlah kecil manusia yang pernah atau ingin berhubungan dengannya. Tidak selalu Erwin dibawa kakinya ke suatu tempat yang jadi tujuan, sama halnya dengan dirinya tidak setiap waktu bisa menjelma menjadi harimau walaupun ia sedang menginginkannya. Memasuki pekarangan Subrata harus melalui dua orang petugas keamanan pribadinya yang dibawa dari daerah asalnya, Garut. Kedua orang ini tidak memberinya izin masuk. Pertama karena ia tidak mereka kenal dan kedua karena ia berpakaian lusuh dengan hanya bersandal jepit pula. "Saya ada keperluan dengan Tuan Subrata/' kata Erwin. "Meskipun saya orang tidak mampu, kedatangan saya bukan untuk minta-minta sum bangan, melainkan untuk memberikan sesuatu yang amat berharga kepada beliau." Kedua penjaga keamanan itu mengatakan, bahwa segala sesuatu yang hendak diberikan kepada majikan mereka harus mereka lihat dulu atau diserahkan kepada mereka untuk diteruskan ke tuan Subrata. "Yang dari saya ini tidak mungkin. Sebab teramat rahasia. Tetapi beliau pasti akan senang sekali," kata Erwin setenang mungkin http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ untuk membangkitkan kepercayaan kedua orang yang statusnya hanya orang gajian dan harus menurut segala perintah dan instruksi sang boss. "Kalau begitu aku harus menyingkirkan kalian," kata Erwin. Mendengar tantangan tak diduga ini kedua petugas itu agak terkejut dan bersiap untuk menghadapi kemungkinan. Dari cara Erwin bicara tidak kelihatan tanda-tanda ia akan menyerang. Pada saat itu terdengar suara: "Aku singkirkan yang satu sebagai pengangsur hutangku padamu kawan. Kau singkirkan yang seorang lagi!" Selesai kalimat itu kelihatan seorang petugas Subrata terjajar jatuh. Erwin melihat bahwa yang menyerangnya tak lain dari Ki Ampuh yang pernah mengkhianati dirinya tetapi sudah berkali-kali memperlihatkan bukti ingin berbaik kembali. Ki Ampuh yang berujud babi itu menyerang tidak kepalang tanggung. Taringnya menembus tubuh si petugas pada beberapa tempat. Sampai-sampai ia tidak sempat menjerit atau menahan jeritnya karena mau mempertahankan harga diri. Malu berteriak, karena ia seorang pesilat amat ulung. Dalam pada itu Erwin telah menyerang petugas keamanan yang lainnya. Yang ini susah dirobohkan, karena ia lebih kawakan, sementara Erwin juga menghadapinya dengan cara manusia biasa. Tanpa dipinta, Ki Ampuh menyerang lawan yang dihadapi Erwin sehingga mengalami nasib seperti rekannya, roboh dengan berlumuran darah. "Maafkan, aku mencampuri, karena masih banyak yang akan kau hadapi kawan," kata Ki Ampuh. "Terimalah itu sebagai angsuran hutangku. Aku benar-benar merasa banyak berhutang budi yang kemudian kubalas dengan kejahatan. Aku ingin kembali ke jalan yang benar Erwin." Tanpa menunggu jawab, Ki Ampuh berlalu. Erwin terharu, la yang pernah bermusuhan dengan Ki Ampuh, kemudian jadi sahabat akrab untuk kemudian dikhianati oleh orang yang juga punya ilmu tinggi itu, kini jadi merasa kasihan padanya, la ingin agar manusia yang dikutuk sumpahnya sendiri sehingga menjadi babi, bisa menjadi manusia lagi. Suatu kelemahan atau rasa kemanusiaan yang amat tinggikah ini" Babi yang berasal dari http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ manusia itu telah berjasa sekali dengan merubuhkan kedua penjaga keamanan Subrata. Kini Erwin masih harus berhadapan dengan bekas pejabat korup dan kejam bernama Subrata. Bahwa ia sangat kejam sudah tidak usah diragukan. Oleh tiadanya kemanusiaan di dalam dirinya itulah maka ia minta bantuan Datu Palingkar untuk menyihir Hetty menjadi ular. Erwin memberi salam yang dijawab dengan suara cukup jelas dari dalam rumah. Tak lama antaranya keluarlah seseorang, yang tak lain daripada Subrata sendiri. Melihat tamunya ia merasa heran, bagaimana orang ini sampai bisa masuk sedangkan ia sama sekali tidak mengenalnya. Mana pakaiannya lagi begitu kumal, la tidak punya sahabat yang begituan. Kenalan setingkat pendatang itu tidak pernah ada di dalam daftar orang-orang yang diperkenankan masuk pekarangan rumahnya. Pengemiskah ini" Ataukah orang yang bawa les minta sumbangan untuk yatim piatu atau rumah ibadah" Yang begitu tidak boleh masuk. Lalu, bagaimana si kumal ini bisa sampai di pintu gedungnya" "Kau sudah lapor?" tanya Subrata. Rasa heran bercampur benci. "Sudah! Dengan kedua pengawal istana Tuan ini maksud Tuan?" balas Erwin. Subrata merasa dielus sedikit karena pendatang itu menamakan gedungnya istana. Tetapi hanya seketika. Kemudian ia berpikir apakah orang ini menyindir" Apakah orang ini salah satu dari anggota gerakan bawah tanah yang secara halus membalas dendam terhadap orang-orang yang mencuri dari negara, tetapi belagak sebagai pejoang atau patriot tak ada bandingannya. "Kau diberi mereka izin untuk masuk?" tanya Subrata. "Ya sesudah memperlakukan saya dengan cara yang memalukan!" "Maksudmu?" taya Subrata. "Kepadaku diajukan banyak sekali pertanyaan dan kemudian seluruh diriku digeledah lagi," jawab Erwin. Kalimat ini membuat tenteram si bekas pejabat. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Hm, bagus. Memang semua orang yang mau masuk ke mari harus digeledah dulu," kata Subrata. "Apa maumu?" "Mau membawa Tuan." Si bekas koruptor yang tak pernah diganjar hukuman jadi kaget lagi. Mau membawa dia" Kurang ajar bener! Ini orang sinting yang tidak tahu dengan tokoh mana yang berhadapan atau benar-benar anggota serikat gelap yang punya macam-macam kelakuan tetapi ganasnya juga bukan kepalang tanggung. Sebenarnya, kalau dilihat dari gaya, si tamu tak berarti ini tentunya bukan apa-apa. Kelihatan begitu tolol dan konyol. "Bersiaplah. Mari kita pergi!" kata Erwin seperti kepada temannya saja. "Kau tahu dengan siapa kau bicara?" "Tahu tanpa ragu-ragu. Tuan yang bernama Subrata dan semasa jadi pejabat melakukan pencurian uang negara dan mengibuli rakyat petani secara besar-besaran. Bukankah begitu Tuan Subrata!" Kini Subrata kaget kembali. Wah, ini pasti orang serikat gelap yang mau bertindak di luar hukum. Dia datang untuk mengambil nyawanya. Dia tahu ada beberapa koruptor kelas berat yang sudah hilang, diculik tak pernah kembali. Orang-orang under-ground itu berjanji akan mengambil penjahat-penjahat negara itu seorang demi seorang, kalau mereka tak terjangkau oleh hukum resmi yang berlaku, tetapi masih selalu diselewengkan di negara ini. "Kau dari serikat gelap?" tanya Subrata. Bagaimanapun hebatnya dia, kalau menghadapi manusia-manusia bawah tanah itu tidak bisa sem-barangan. Mereka terlalu berani dan terlalu pintar. Di antara para pejabat sendiri ada yang masuk serikat gelap, yaitu mereka yang tidak menyukai segala macam kecurangan dan kepalsuan. Mereka ini merupakan informan-informan yang teramat baik dan jitu bagi gerakan bawah tanah. "Apa bedanya dari serikat gelap atau serikat terang. Tuan harus ikut denganku!" kata Erwin. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Harus katamu?" "Ya, harus. Kau tidak salah dengar dan aku tidak salah ngomong!" "Kau menyebut aku dengan "kau?"" "Apa salahnya! Tetapi kalau ingin disebut dengan "tuan" seterusnya, juga boleh. Ayo Tuan, kita berangkat!" Erwin memandang Subrata dengan mata redup tetapi membuat Subrata tertunduk. "Tuan tak menghiraukan kehadiranku?" tanya satu suara tiba-tiba di belakang Subrata. la menoleh. Ya, Tuhan, mau kiamatkah dunia ini, pikirnya, la menjadi pucat dan lemas walaupun ia hanya setengah percaya akan apa yang dilihatnya. Harimau besar dengan muka manusia. Muka yang sudah tua. "Ikutlah apa yang dipinta cucuku!" kata manusia harimau yang kakek Erwin itu. Raja Tigor memandang Subrata dengan mata bagaikan memancarkan api, kontras sekali dengan mata Erwin. "Saya tidak berdosa apa-apa Aki," kata Subrata memanggil "kakek" kepada Raja Tigor. "Kalau mencuri uang negara dan menipu rakyat kecil bukan kejahatan dan dosa, lalu orang bagaimana yang dapat dikatakan jahat?" tanya Raja Tigor. Rasa takut Subrata jadi meningkat. Bagaimana manusia harimau ini tahu, bahwa ia mencuri harta negara dan menipu rakyat" "Mau Aki apakan aku?" tanya Subrata. "Tanya kepada cucuku. Dia yang akan menentukan!" "Mau Tuan apakan aku?" tanya Subrata kepada Erwin, kini dengan mempergunakan kata "tuan". "Mau dibikin jadi ular seperti anaknya Baginda na Poso," kata Erwin. Ucapan ini sedikit pun tidak diduga oleh Subrata. Nyaris membuat dia mati berdiri. Dijadikan ular" Ya Tuhan, apa gunanya http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ harta yang ratusan juta itu kalau ia jadi ular" "Jangan Tuan, aku mohon dikasihani. Jangan bikin aku jadi ular!" pinta Subrata. "Mengapa takut jadi ular" Bukankah Hetty, gadis tak berdosa itu juga kau suruh jadikan ular kepada penyihirmu?" Mendengar ini Subrata semakin takut dan putus asa. Manusia harimau dan manusia biasa yang cucunya ini, mengetahui segala kejahatannya. *** DALAM ketakutan dan panik yang sampai ke puncaknya Subrata mengharapkan pesihir yang disewanya mengetahui keadaannya yang amat terjepit dan datang membantu, la pasti dapat melumpuhkan kedua musuh ini. Tetapi harapannya tidak terkabul. Rupanya Datu Palingkar tidak mengetahui apa yang sedang menimpa darinya. "Tuan-tuan mengatakan aku pernah korupsi. Tetapi mengapa hanya aku yang Tuan-tuan datangi. Ada banyak koruptor di negara ini. Ada yang sampai milyar-milyar. Itulah ambil duluan," kata Subrata. "Jangan bawa-bawa penjahat lain yang sejenis dengan engkau," kata Erwin. "Ada yang mengurus itu. Bukan kami. Kami datang karena engkau melakukan kejahatan di luar batas-batas kemanusiaan terhadap Baginda na Poso. Dia itu orang dari daerah kami. Mengertikah kau?" kata Erwin. Dia mulai emosi. "Tapi yang membuat anaknya jadi ular bukan aku. Aku tidak punya ilmu sihir. Aku hanya manusia biasa!" kata subrata. "Tapi kau yang menyuruh Datu Palingkar dengan uang yang dulu kau curi dari negara. Bukankah kau biang keladinya!" bentak Raja Tigor. Suaranya menegakkan bulu roma, begitu besar pengaruhnya. "Ambillah hartaku semua. Tetapi biarkan aku hidup sebagai manusia," pinta Subrata. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ha ha, kau mau menyogok" Kau lihat aku! Apa gunanya uang bagiku. Uang hasil curian pula lagi," kata Raja Tigor. "Kalau uang tak berguna bagi Aki, bisa di berikan kepada cucu Aki! Dia tentu sangat membutuhkan. Banyak sekali yang bisa dicapai dengan uang," kata Subrata yang sudah terbiasa mempergunakan uang untuk mencapai segala tujuannya dan menyangka bahwa dengan uang memang segala apa yang dikehendaki pasti bisa didapat. "Aku tidak butuh uangmu. Aku menghendaki dirimu. Sudahlah jangan banyak bicara. Uang hasil curianmu itu tidak laku bagiku!" kata Erwin. "Mari berangkat!" Subrata berteriak memanggil kedua pengawal pribadinya. Tidak ada sahutan bahkan tidak ada seorang pun yang datang. "Mereka sedang tidur nyenyak! Sia-sia kau berteriak," kata Erwin. "Kau bius?" tanya Subrata putus asa. Harapan terakhir lenyap sudah. "Tidak. Jagoan-jagoanmu itu diseruduk babi!" kata Erwin. Sudah tentu Subrata tidak percaya. Mana pula ada babi di tengah-tengah ibukota ini. "Kalau aku tak mau pergi," kata Subrata. "Kurobek-robek kau di sini," kata Raja Tigor. Maka ikutlah Subrata. Sesampai di pintu pekarangan Erwin menyuruhnya melihat keadaan kedua penjaga keamanan yang selama ini jadi andalannya. Benar penuh luka-luka oleh tusukan taring, la tak dapat mengerti, bagaimana sampai-sampai babi hutan jadi kawan kedua tamu yang menyusahkannya itu. "Akan dibawa ke mana aku?" tanya Subrata. "Kau harus bawa kami ke rumah pesihirmu! Aku mau berhitung dengannya," kata Erwin. Walaupun tadinya merasa takut karena bersalah, tetapi maksud http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Erwin membawanya ke rumah Datu Palingkar bagaikan pucuk dicita ulam pula lagi yang tiba. Bertemu dengan si pesihir pasti merupakan penyelamatan atas dirinya. Tak kan ada orang sanggup menghadapi pengamal ilmu hitam yang amat hebat itu. Siapa yang bisa Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mengubah ujud manusia jadi ular. Hanya Datu Palingkar. Dengan kekuatan sihirnya ia akan membuat laki-laki tak tahu diri yang merasa dirinya hebat ini beserta kakeknya yang mengira dirinya tak terkalahkan oleh kekuatan apa pun, menjadi ulat-ulat yang menjijikkan tanpa punya makna. Kini Subrata yang sudah memperoleh kembali semangatnya yang hilang, bersandiwara, la berpura-pura masih sangat takut supaya pendatang itu jangan sampai mengubah niat. Kalau manusia harimau yang masih berdiri di belakangnya itu menyerang dirinya, pasti ia hanya akan meninggalkan nama yang berbau busuk saja. la cukup tahu, bahwa orang-orang yang selalu hormat dan patuh kepadanya itu hanyalah karena uangnya, walaupun itu hanya hasil curian, la pun sangat merasa bahwa banyak manusia amat membenci dirinya karena mereka tahu bahwa ia pejabat merangkap pencuri, tetapi tak terjangkau oleh hukum. Tetapi, persetan sama mereka. Yang ditakutinya hanya satu. Orang-orang nekat yang bergabung dalam serikat gelap khusus menculik dan membunuh para pejabat yang sangat curang, para penyelundup dan pembuat uang palsu. Subrata yakin sepenuhnya bahwa tak lama lagi kartu akan terbalik, la akan tertawa sementara Erwin dan kakeknya akan mintaminta ampun kepadanya supaya dijadikan manusia dan manusia harimau kembali. "Saya sudah siap," kata Subrata. Bencana atas kedua pengawalnya akan berbalas. "Kau yang menunjukkan jalan dan rumah itu," kata Raja Tigor. "Kalau kau coba-coba curang, kau besok tidak akan melihat matahari lagi." "Saya tak akan berani bohong atau mempermainkan Tuan-tuan yang begini hebat. Kupikir di dunia ini tak ada orang, setan, jin atau http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ jadi-jadian yang melebihi Tuan-tuan," kata Subrata. Dalam hati dia mentertawakan si manusia harimau dan cucunya. "Kita naik Bajaj saja supaya cepat sampai," kata Erwin. Subrata setuju sementara Raja Tigor mengatakan, bahwa ia tidak usah ikut ke rumah pesihir itu. "Lebih baik ikut, supaya Tuan-tuan berdua dapat membinasakan dia," kata Subrata memancing keikut-sertaan Raja Tigor. Tapi manusia harimau yang lanjut usia itu tetap menolak. Di hadapan mata Subrata ia mendadak hilang. Bekas pejabat itu terkejut lagi melihat kehebatan itu, tetapi hanya sesaat. Nanti pesihirnya akan membinasakan Erwin biar kakeknya mencucurkan air mata sampai kering. Tak lama kemudian kendaraan berhenti. Hati Subrata berdebar lagi. Tak diragukannya, bahwa sebentar lagi ia akan mempersaksikan Erwin berubah bentuk menjadi ulat. Betapa assyiik dan seronok tontonan itu nanti. "Kita telah sampai," kata Subrata. Suaranya enteng menunjukkan kegembiraan, setidak-tidaknya tidak lagi mempunyai rasa takut secuil pun. Si manusia harimau membaca jampi untuk meruntuhkan pertahanan pekarangan yang tidak tampak oleh mata. Tidak ada ranjau, tidak ada kawat berduri. Erwin mendorong pintu pagar yang tidak dikunci, karena pesihir yakin, si apapun yang mungkin membawa kesulitan, tidak akan bisa masuk. Erwin memasuki pekarangan. Tetapi Subrata terpaku tak bergerak di batas pekarangan rumah pesihir. Kakinya tak dapat melangkah. "Ayo," ajak Erwin. "Jangan kau berpura-pura. Kau merasa lega akan bertemu dengan pesihir, bukankah begitu?" Subrata tidak menjawab. Rasa girang tadi kini diganjal oleh rasa heran dan malu. Mengapa dia tak dapat melangkah, padahal Erwin tidak menemukan halangan apa pun. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Mengapa kau, orang kaya?" tanya Erwin. "Kakiku berat, tidak dapat melangkah!" jawab Subrata. Tidak dapat berbohong. Erwin mengulurkan tangan sambil berkata kepada Subrata agar memegang tangannya. Bekas pejabat itu menurut dan benar kini dia dapat masuk. "Mengapa saya tadi tidak bisa melangkah?" tanya Subrata. "Tentu kau yang lebih tahu, karena kau yang punya pesihir!" "Mengapa Tuan dapat masuk tanpa merasakan apa yang kurasa?" "Karena aku tidak punya sihir," jawab Erwin membuat Subrata malu, tetapi juga dendam kembali. Dia diejek. Dia mengerti betul bahwa dirinya diejek. Erwin mengetuk pintu. Tak lama menanti, pintu dibukakan pesuruh Datu Palingkar. Dia tidak perlu merasa kuatir, karena siapapun yang dapat masuk pekarangan tentu orang baik. Dia tidak tahu, bahwa Subrata tadi tak dapat masuk, karena ia membawa Erwin yang akan berhadapan dengan si pesihir. Dia membawa musuh, itulah makanya kakinya tadi jadi seberat pohon beringin tua. Subrata dan Erwin duduk di ruang tamu. Mereka tidak tahu, bahwa Datu Palingkar yang sedang istirahat di kamarnya tiba-tiba saja merasa tubuhnya panas bagaikan terbakar, la gelisah. Badan panas merupakan pertanda ada tantangan. Kalau sangat panas, seperti yang dirasakannya sekarang, itulah menunjukkan, bahwa musuh sudah ada di dalam rumah. Bagaimana mungkin, tanyanya di dalam hati. Dia sering merasa badannya panas karena ada tantangan, tetapi yang panasnya teramat sangat, barulah sekali ini. Karena baru sekali ini pula musuh sampai sudah ada di dalam rumahnya. Setan mana gerangan yang berani dan mampu melanggar kawasannya ini. Pesihir jugakah semacam dia" Apa maunya" Setelah mengumpulkan seluruh tenaga gaibnya, ia memerintahkan seorang pesuruhnya untuk mengajak tamu yang hebat itu masuk ke ruangan dalam. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Erwin dan Subrata masuk. Melihat Subrata ia tak heran, karena tak mungkin ia berani punya niat yang tidak baik. Tetapi siapakah lelaki lusuh yang dibawanya itu" Pembantunya" Subrata menahan diri untuk menceritakan apa saja yang telah terjadi sejak orang asing itu mendatanginya. "Siapa sahabat kita ini Tuan Subrata?" tanya pesihir yang walaupun curiga tetapi selalu bijaksana menghadapi orang baru. "Dia ini yang mengajak saya ke mari Pak!" jawab Subrata. "Adakah sesuatu yang dapat saya lakukan untuk Tuan?" tanya Datu Palingkar. la menyebut tamunya itu dengan "tuan" walaupun keadaannya begitu sederhana, tak berbeda dengan orang yang hidup pas-pasan di garis miskin. Baginya yang arif, miskin harta belum tentu miskin dalam hal lain. Mendengar kata-kata yang halus ini Erwin tidak dapat lain daripada mengimbanginya dengan cara hormat dan halus pula. "Saya lihat Datu seorang yang halus bahasa. Sangat simpatik. Betapa bahagia orang yang dapat bersahabat dengan Tuan," kata Erwin. "Tuan berlebih-lebihan. Saya orang biasa. Ingin selalu baik, tetapi kadang kala tidak bisa baik. Terus terang, ada saatnya saya berbuat sangat jahat. Oleh berbagai sebab dan berdasarkan berbagai pertimbangan pula. Saya yakin. Tuan tahu bahwa saya ini kadangkadang jahat. Dan karena kejahatan saya itu makanya Tuan sampai kemari. Bukankah begitu Tuan. Ah, Tuan belum memperkenalkan diri kepada saya sedangkan nama saya sudah Tuan ketahui!" "Nama saya Erwin. Tuan sangat pintar dan berpengetahuan tinggi. Mengetahui mengapa saya datang ke mari. Tuan berterus terang, suatu sifat kejantanan yang harus ada pada laki-laki." "Orang Sumatera memang hebat-hebat!" kata Datu Palingkar. "Tidak benar. Tuan yang berlebih-lebihan. Orang Surrlatera ada yang baik, ada yang kurang baik, bahkan ada yang panas dikatakan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ buaya. Sama saja dengan orang-orang di Kalimantan dan di sini," ujar Erwin. "Ada beberapa persamaan di antara kita. Antara lain, suka berterus terang," kata Datu Palingkar. "Saya ingin bicara Datu Palingkar," kata Subrata menyela. "Silakan," kata Datu Palingkar, "Bukankah Tuan sedang menyewa diri saya dan pada saat ini Tuan boss saya." "Bagus kalau Datu menyadari itu," kata Subrata, mulai sombong lagi karena keyakinannya bahwa pesihirnya itu tak kan dapat dilawan oleh siapapun. Memang Erwin telah menunjukkan kebolehannya, masuk pekarangan pesihir itu tanpa halangan sedangkan dirinya sendiri tidak dapat melangkah di pintu pagar tadi. Tetapi setelah berhadapan begitu, pasti ia akan dengan mudah dilumpuhkan oleh pesihir kawakan itu. "Dia telah memaksa saya datang ke mari. Dua pengawal saya luka-luka berat, barangkali pun telah mati oleh serudukan babi hutan yang tentu kawan atau piaraannya. Datu harus membinasakan dia. Tapi jangan dimatikan Datu. Ubahlah ujudnya jadi ulat atau cacing, supaya lenyap segala kesombongannya/' kata Subrata melanjutkan, la telah berdiri di sebelah pesihir kini, menunggu hasil permintaan atau perintahnya. "Tidak semudah yang Tuan duga. Tuan Subrata," kata Datu Palingkar. "Mengubah diri orang harus melalui beberapa persyaratan." Mendengar jawaban ini Subrata sangat kecewa. "Kedatangan saya untuk Baginda na Poso dan anaknya yang Tuan sihir jadi ular. Apakah Tuan memungkirinya?" tanya Erwin. "Tidak, mengapa mesti mungkir. Lelaki yang jantan, tangan mencencang bahu memikul. Mari kita ke dalam," kata Datu Palingkar. Erwin segera melihat kerangkeng besi dengan phyton besar di dalamnya, la mendekap seorang wanita. Erwin kaget tetapi tidak sampai terpekik. Jelas tampak olehnya bahwa ular itu tidak membelit si wanita, bahkan kelihatan seperti menyayanginya. Lain http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ halnya dengan Subrata. Melihat ular besar dengan manusia di dalam kerangkeng ia tak kuasa menahan jerit. Badannya gemetaran. "Itu kulakukan untuk mengularkan anak orang yang Tuan benci itu, Tuan Subrata. Dia jatuh cinta padanya. Seorang laki-laki sudah dibunuhnya, la tak sudi memakan wanita yang telah diperawani oleh lelaki yang dibunuhnya itu," kata penyihir itu tenang-tenang. MENDENGAR cerita si penyihir Subrata terkejut. Baru dia tahu, bahwa untuk membuat sasaran jadi ular, penyihir itu harus membunuh orang lebih dulu dengan jalan melemparkannya ke dalam kandang phyton raksasa itu untuk diremukkan lalu ditelannya. Semula dia menyangka, bahwa ujud seseorang dapat diubah hanya dengan memandanginya atau menjampi-jampi atau cara lain, bukan dengan memberikan manusia hidup kepada ularnya. Ular itu tentu bukan sembarang ular, karena ia bisa pula jatuh cinta pada wanita yang seharusnya jadi santapannya. "Jadi Tuan lihat sendiri," kata Datu Palingkar kepada Subrata, "Jatuhnya cinta binatang pada manusia bukan hanya ada dalam cerita atau dongeng, tetapi bisa merupakan kenyataan. Siapapun yang berani masuk ke dalam kandang itu untuk membebaskan wanita itu pasti akan dibunuhnya." Sebenarnya dalam kalimat pesihir ini tersimpul semacam tantangan bagi Erwin, apakah dia punya maksud untuk menolong wanita itu demi kemanusiaan" Tetapi Erwin tidak memberi reaksi. Penyihir yang bijaksana itu pun tidak menantang Erwin. Dalam laut boleh diduga, ilmu orang siapa yang tahu! "Makanan ular itu manusia saja?" tanya Subrata. "Hanya kalau ada orang hendak diubah jadi ular! Kalau tidak ada keperluan begitu ia diberi makan anak sapi atau beberapa ekor kambing," jawab si pesihir. Erwin percaya akan keterangan Datu Palingkar. Dia tidak membunuh manusia untuk mengenyangkan ularnya. Tak lama kemudian kelihatan seorang wanita lain menyertai mereka. Hasanah yang tidak dapat melarikan diri karena tidak http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mampu mengangkat kakinya keluar pintu. Tanpa dipinta penyihir itu memperkenalkan Hasanah kepada Erwin dengan mengatakan, bahwa inilah wanita yang ditolak si phyton sebagai makanannya karena ia diperawani oleh orang yang menculiknya. Kemudian penculik itu dipanggil dan diserahkan kepada ular. Dia hanya membunuh penculik itu, tidak mau memakannya. "Aneh sekali tabiat ular Tuan," kata Erwin. "Ya, begitulah. Tetapi ketika gadis yang masih perawan pun dimasukkan ke dalam kandangnya, dia tidak juga mau menelannya. Bahkan mencintainya. Tuan lihatlah itu. Barangkali Tuan tidak percaya. Tadi ular itu menyetubuhi wanita itu. Kalau dia sampai mengandung dan beranak, mungkin anaknya setengah ular setengah manusia. Atau ular dengan kepala manusia," kata Datu Palingkar. Mendengar itu Erwin jadi teringat pada dirnya sendiri, ompung dan ayahnya yang semuanya manusia harimau. Sewaktu-waktu berubah jadi bertubuh harimau dengan kepala tetap manusia, la jadi kasihan sekali memikirkan nasib yang akan menimpa diri gadis yang dicintai ular itu. Semua ini hanya akibat. Penyebabnya adalah Subrata, yang dengan uangnya mempergunakan Datu Palingkar untuk membalaskan dendamnya terhadap Baginda na Poso dengan cara yang amat ganas. Subrata ini harus dilenyapkan, kata Erwin di dalam hati. Tetapi apakah ia akan sanggup. Orang itu pasti akan dilindungi oleh Datu Palingkar. "Aku minta Tuan mengembalikan Hetty pada keadaannya semula," kata Erwin. "Hak tuan untuk meminta dan hakku untuk mengabulkan atau menolak. Aku menolak," kata Datu Palingkar. "Ya, betul begitu Datu," kata Subrata girang. Ini suatu pertanda bahwa penyihir itu pasti akan melindungi dirinya. "Tuan berkata tepat sekali. Hak Tuan untuk menolak http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ permintaanku. Dengan itu Tuan sekaligus menyatakan tidak suka bersahabat denganku. Bukan hanya tidak mau bersahabat, tetapi mengajak aku adu kemampuan dengan Tuan. Tuntutanku bukan pula hanya mengembalikan Hetty jadi manusia. Hasanah harus dibebaskan biar ia kembali ke orang tuanya yang tentu sudah putus asa. Dan orang ini," kata Erwin menunjuk Subrata, "Harus dihukum. Tidak lewat Pengadilan. Sebab bukan tak mungkin dia nanti dibebaskan oleh Hakim yang akan mengatakan tidak cukup bukti untuk menghukum dirinya." Walaupun yakin akan kehebatan si penyihir, tuntutan Erwin mampu membuat Subrata tersentak. "Apa lagi Tuan, hanya itu tuntutan Tuan?" tanya Datu Palingkar mengejek si manusia harimau. "Hanya itu. Tidak banyak dan wajar, bukan?" kata Erwin. Tenang, walaupun tahu dirinya diejek. "Betul. Tidak banyak dan memang wajar, tetapi tidak satu pun Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo akan kukabulkan. Dan tidak satu pun akan Tuan dapat/' kata Datu Palingkar sambil memulai sihirnya la pandangi muka Erwin. Dan benar, walaupun manusia harimau, Erwin merasa kelainan pada dirinya. Dan ia sadar, bahwa penyihir itu sudah mulai mencobakan kekuatannya. Erwin yang punya ilmu lain membaca-baca jampi dan doa agar ia punya cukup kekuatan untuk menahan tekanan lawannya. Kemudian ia pandang muka penyihir, sehingga mata mereka bertemu. Datu Palingkar dengan sorotnya yang tajam sementara Erwin dengan tatapannya yang redup tetapi penuh daya takluk. Hanya kekuatan luar biasa jugalah yang membuat ia tidak sampai tunduk, tetapi cukup merasakan, bahwa Erwin bukan lawan yang dapat disepelekan. Dua pasang mata saling tatap, tak ada yang mengalah karena tidak ada yang kalah! "Baru kali ini aku menemukan lawan yang benar-benar tangguh. Aku melihat kekuatan amat besar di mata Tuan!" kata Datu Palingkar. "Tuan lah yang luar biasa, karena dapat membuat manusia jadi hewan. Aku, aku hanya orang biasa dari desa!" kata Erwin. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Sabbas," kata penyihir, "Tuan bukan hanya lawan tangguh, tetapi manusia berbudi yang suka merendahkan diri. Orang yang tanggung ilmunya tidak akan mau bicara dengan nada merendah seperti Tuan. Sayang kita harus adu kekuatan. Kalau kita bersahabat, gabungan tenaga Tuan dan tenagaku yang tidak seberapa akan mampu memindahkan gunung." "Aku puji Tuan yang tidak besar omong, walaupun aku tahu Tuan sendiri pun dapat memindahkan gunung kalau Tuan mau. Tak banyak orang pandai sanggup menyembunyikan kekuatannya. Aku pun merasa sayang, kita harus berhadapan. Oleh pertentangan pendirian dan kepentingan, dunia yang amat luas ini menjadi terlalu sempit untuk kita berdua Datu Palingkar." "Tepat. Dan ini membuktikan salah satu di antara sekian banyak persamaan di antara kita. Dunia ini jadi terlalu sempit untuk kita berdua. Bahasa Tuan teramat halus. Bahasa kasarnya, salah satu di antara kita harus mati!" kata Datu Palingkar. "Dan kalau aku harus mati di tangan Tuan, maka aku akan tenang di kuburanku. Mati wajar, karena kalah ilmu dengan seorang muda sederhana yang memiliki seribu kekuatan, tetapi selalu sopan santun dan rendah hati!" Erwin kian kagum pada kebijaksanaan penyihir ini. Dia bisa berbahasa lembut, tetapi dia juga teguh dengan pendiriannya. Tadi dia katakan terus terang bahwa tidak satu pun permintaan Erwin akan terkabul. "Senjata apa yang akan kita pakai" Ataukah dengan tangan kosong?" tanya Erwin. "Aku tidak akan mempergunakan benda mati sebagai senjata. Orang mengatakan aku penyihir. Maka sihirlah senjataku. Tuan boleh gunakan senjata apa saja yang Tuan sukai. Sungguh mati, aku tidak keberatan. Dan aku tidak akan menganggap pertandingan i\.ia tidak seimbang. Jangan segan-segan, gunakan senjata Tuan dan mulailah menyerang!" Erwin malu mendengar saran lawannya. "Kalau Tuan tidak menggunakan senjata yang Tuan namakan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ benda mati, maka aku juga tidak pakai senjata," kata Erwin. "Jangan meniru-niru aku, nanti Tuan menyesal!" Kedengarannya penyihir itu berkata polos. "Nuh, Tuan benar-benar luar biasa. Membuat aku tambah kagum pada Tuan. Tapi sungguh aku tidak akan menyesal, kalau sampai tewas oleh kekuatan Tuan," kata Erwin tenang. Dan ia benar-benar kagum pada penyihir itu. Erwin melancarkan pukulan. Maksudnya sekedar pancingan. Dalam pertarungan nanti dia akan pelajari kelemahan si penyihir, kalau ada. Tetapi celaka, pukulannya tidak mengenai sasaran. Seperti ada yang menahan beberapa senti dari tubuh Datu Palingkar. Dicobanya berulang kali, tidak ada satu pun yang bisa menyentuh lawannya. Ajaib. Ilmu apakah yang dipakai penyihir yang memelihara phyton besar itu" "Dengan pukulan biasa, Tuan tidak akan pernah dapat mengenai diriku. Cobakan jampi-jampi Tuan, barangkali ada yang dapat mematahkan bentengku yang tak kelihatan dengan mata telanjang!" Erwin memerah padam. Baginya memang tiada jalan lain daripada membaca beberapa mantera di dalam hati. Tetapi tubuh si penyihir tetap tak tercapai oleh pukulannya. Pada saat itu ia berpikir, andaikata dia menggunakan pisau atau senjata tajam lainnya, tentu Datu Palingkar tidak juga akan cedera. Bagaimana mau cedera, kalau senjata tertahan dan tak mengenai sasarannya! "Bagaimana kalau kini aku yang memukul?" tanya Datu Palingkar. "Silakan, aku malah malu kalau Tuan tidak membalas. Seperti mempermainkan aku saja, padahal aku sungguh ingin membinasakan Tuan!" kata Erwin, tak mau kalah terbuka dengan lawannya. Begitu Erwin selesai menjawab. Datu Palingkar menimpa kedua bahu Erwin dengan kedua belah tangannya. Erwin terhenyak hampir terduduk, tetapi segera berdiri kembali. Pukulan si penyihir kuat sekali, di luar dugaannya. Ki Ampuh dulu tak pernah mampu memperlihatkan kekuatan tangan sehebat itu. Tetapi bukan hanya dia merasakan hentak tangan dengan kekuatan raksasa itu. Datu http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Palingkar yang menimpa kedua bahu musuhnya itu juga terkejut dan buru-buru menarik kembali tangannya yang seperti dijilat api. "Hentakan tanganmu itu bisa meremukkan tulang-tulang bahuku Datu," kata Erwin mengaku. "Belum pernah aku merasakan pukulan seperti itu!" "Tapi tidak panas bukan" Sedangkan bahu Tuan dapat memancarkan api yang tak tampak oleh mata, tetapi membuat Teror Si Pedang Kilat 1 Pendekar Mabuk 051 Sabuk Gempur Jagat Legenda Kematian 7