Petualangan Manusia Harimau 7
Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Bagian 7 kenangan terakhir dari Ermina-mu." Sadis! Kalimat-kalimat indah yang mengandung tantangan dalam keadaan wajar, menjadi sangat sadis pada saat semacam itu. Sabrina mencekik batang leher Ismail dengan sekuat tenaga wanita yang ada padanya. Sampai ia yakin bahwa laki-laki itu telah http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mati. la mencuci kedua tangannya yang berlumuran darah. Setelah itu mengenakan pakaiannya. la turun dengan tenang, setenang ia tadi naik bersama Ismail menuju ranjang kematian orang yang menyangka akan mendapat suatu kenikmatan yang tak terlupakan. Seperti di lobby hotel tempat ia menginap, maka di lobby hotel pilihan Ismail ini pun orang yang masih ada di sana mengagumi Sabrina. Termasuk para petugas hotel itu. Tak seorang pun mencurigai dia, di antaranya dua orang yang melihat dia check in di hotel itu bersama seorang laki-laki yang cukup ganteng. Sebagai wanita panggilan, bagitu pikir kedua orang ini - dia sungguh terlalu cantik. Dia sepantasnya jadi isteri orang gede atau pedagang kaya. Tetapi kalau dipikir-pikir kembali, apalah yang .tidak mungkin di zaman serba aneh sekarang. Laki-laki beristeri cakep masih saja cari kesenangan, perempuan bersuami orang ternama masih kepingin pemuda bayaran. Bukan untuk bikin puas, tetapi perlu untuk menampang. Ismail yang bargaji kecil sesuai dengan pangkat rendahnya bisa sewa hotel kelas satu. Dia tahu cara bagaimana cari duit melalui kekuatannya yang secuil itu. Bagian pelayanan kamar mulai hartanya antara sesama mereka, ketika seorang rekan mereka bernama Ujang yang tadi membawa minuman ke kamar 733 sudah sekian lama balum kembali. Sesudah dicari kian kemari tidak ada, tiada lain jalan daripada mencarinya ke kamar 733. Pintu terkunci, diketuk pelan-pelan, tiada sahutan. Lebih kuat, juga tidak ada jawaban. Lalu ditelpon ke kamar itu. Suara deringan yang kuat tentu akan membangunkan tamu yang sedang tidur, juga tidak ada yang menghiraukan. Pihak pimpinan dan security dipanggil, diminta bantuan. Kini harus ditempuh jalan terakhir. Segala sesuatu mungkin saja terjadi, termasuk yang paling buruk, meskipun mereka tidak percaya, bahwa di kamar itu telah terjadi sesuatu yang amat tidak diingini. Boleh jadi tamu yang mendaftarkan diri sebagai Kusdianto SH telah pergi bersama wanita temannya, entah isteri entah sekedar bawaan. Pintu dibuka dengan kunci duplikat. Yang pertama tampak, tubuh http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ujang terbujur di lantai, rrjinuman tumpah dari botolnya, dua gelas beran-takan tidak pecah, karena karpetnya cukup tebal. Setelah itu tampak tubuh telanjang bulat berlumuran darah di atas ranjang. Laki-laki ini pasti habis atau akan melakukan persetubuhan. Tibatiba datang laki-laki lain, membunuhnya lalu merampok segala kekayaan yang dibawanya. Dan perempuan cantik bawaannya dibawa laki-laki itu. Namakanlah diculik di bawah ancaman. Nanti akan diperkosa sekuat nafsu. Lalu perhiasannya dipereteli. Dan si jelita yang bernasib malang itu akan diser belih. Barangkali dipotongmenjadi tujuh seperti Ir.Koto, bakas pegawai Bogasari yang direnggut nyawanya, tampaknya bukan sekedaruntuk dibunuh tetapi lebih merupakan balas dendam yang terlalu meluap-luap. Sekarang banyak orang yang entah karena apa jadi terlalu amat sadis. Bunuh saja tidak lagi memuaskan. Atau, kalau si penculik dan pemerkosa tidak sadis tetapi mempunyai darah komersil wanita itu akan dijualnya. Banyak yang akan barsedia membeli. Sedangkan yang jelek, asal perawan banyak cukong mau bali. Buat ambil kegadisannya guna menjaga kemudaan rupa. Kata orang, laki-laki tua yang banyak makan perawan akan selalu awet muda. Wanita secantik Sabrina bisa barharga tinggi di Jakarta. Di lahap dulu oleh orang-orang barduit. Kabarnya yang suka bali ncek-ncek. Sesudah oper sana oper sini dengan harga yang kian menurun, maka akan dijual untuk umum. Siapa saja boleh beli menurut tarip yang sudah ditentukan. Atau diekspor ke luar negeri. Di luar negeri orang Indonesia akan dianggap barang impor. Bekas lulusan Kramat Tunggak juga masih bisa barharga mahal. Siapa yang tahu di Hong Kong, Tokio, Amsterdam dan lain-lain. Barang impor kan selalu lebih mahal dari "bikinan" lokal. Itulah yang terpikir oleh Security dan seorang pimpinan yang rajin baca koran tentang wanita diculik, diperkosa dan wanita-wanita kita yang diperdagangkan di luar negeri. Bedanya dengan barang ekspor resmi cuma tidak bisa menambah devisa negara untuk dibelikan emas atau dimainkan di Wall Street. Cara barpikir yang wajar, walaupun belum tentu banar. Tetapi petugas yang melihat Sabrina pergi sendirian tanpa teman http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ segera melenyapkan sangkaan tadi. Kini timbul dugaan lain. Apakah wanita itu pergi setelah dipakai atau pergi karena tidak dapat kecocokan harga. Ataukah, wanita cantik itu setelah dipakai laki-laki yang kini sudah jadi mayat itu ternyata hanya cantik rupa, tetapi termasuk kelas rendah dalam pelayanan. Tidak bisa memberi kesenangan kepada laki-laki yang membayarnya. Ataukah laki-laki itu punya nafsu yang menyimpang dan wanita itu tidak barsedia melayani" Lalu pembunuhan terjadi setelah wanita itu pergi. Mungkin si pembunuh menyerbu ketika pelayan masuk kamar, langsung membunuh korban yang "sarjana hukum" itu. Sedikit pun tidak ada dugaan.bahwa wanita teman korban turut pegang peranan, bahkan pembunuh tunggal. Polisi yang menerima laporan tentang pembunuhan itu segera mengirim tiga orang petugasnya di bawah pimpinan Kapten Polisi Sarono. Betapa dia terkejut ketika melihat rupa korban yang segera dikenalnya sebagai Ismail. Laporan per-telpon tadi mengatakan bahwa yang jadi korban seorang sarjana hukum. Setelah mendengar cerita bahwa "sarjana hukum" yang malang itu datang barsama seorang wanita muda yang amat cantik, Sarono segera mengerti mengapa bawahannya ini mendaftar dengan nama palsu. Tambahan titel itu hanya untuk mengangkat gengsi sekaligus mengelabui wanita gandengannya itu. Pemeriksaan, dokter menguatkan, bahwa korban bukan mati oleh tusukan senjata tajam untuk kemudian dapat memastikan bahwa luka-luka di leher Ismail disebabkan gigitan binatang bartaring panjang atau kuku binatang yang kuat dan tajam. Dokter itu juga segera ingat pada peristiwa maut yang menimpa diri Sabaruddin dan Juariah yang sampai sekian jauh belum diketahui siapa yang menjadi pembunuh mereka. Ketika Kolonel Margono mengetahui apa yang telah terjadi dan siapa korbannya, ia lantas ingat pada' Erwin yang pernah ditahannya. Ingat pula pada ayah anak muda itu. Lalu terbayang muka Saiman dan Maladi yang kedua-duanya mati dengar, isi perut terburai. Dengan kematian Ismail, maka ketiga orang penyiksa http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Erwin telah menerima balasannya. Dari ayah atau kakek Erwin. la sama sekali tidak menduga bahwa wanita yang diceritakan petugas hotel tak lain daripada Sabrina yang sudah pernah dipanggil dan kemudian memberi kesaksian bahwa tatkala terjadi pembunuhan atas diri Sabaruddin dan Juariah, Erwin yang jadi tersangka sedang bersama-sama dia. Kejadian ini memberi bukti' tambahan kepada Kolonel Margono, bahwa keluarga anak muda yang pernah ditahannya itu melakukan pembalasan tak kenal ampun. Perwira Polisi itu pun percaya, bahwa mayat Ismail akan mengalami nasib sama seperti rekan-rekannya Maladi dan Saiman. Dikeluarkan dari kuburannya. BEBERAPA koran pagi memuat berita pembunuhan yang dikatakan amat misterius dan pembunuhnya tidak meninggalkan jejak. Dari pemberitaan inilah Erwin mengetahui, bahwa orang yang sudah masuk daftar hitamnya telah dibunuh oleh orang lain. Mungkin seseorang bekas tahanan semacam dia. Orang seperti Ismail dan kawan-kawannya yang sesadis dia tentu mempunyai banyak musuh yang menunggu kesempatan untuk membalas dendam. Erwin kesal sekali, walaupun ia menghendaki kematian Ismail, la tidak puas dengan cara bagini. Dia telah bertekad untuk membunuh Ismail dengan tangannya sendiri. Jangan sampai didului ayah atau kakeknya. Tahu-tahu kini calon mangsanya itu telah mati. Betapa mengecewakan!' Koran sore memuat berita itu lebih lengkap. Bahwa pembunuhan ini identik dengan dua pembunuhan yang belum lama berselang terjadi. Atas diri seorang pemuda hartawan Sabaruddin dan Nyonya Juariah. Polisi menduga bahwa pembunuhnya sama. Cuma siapa orangnya masih dalam penyelidikan. Ada surat kabar mengatakan bahwa pembunuh itu tentu sangat berbahaya dan dia masih bagitu bebas berkeliaran untuk memilih mangsanya yang baru. Dari barita-berita itu pula Erwin menarik kesimpulan yang pasti tidak meleset, bahwa pembunuh Ismail tentu Sabrina. Mengapa ia melakukan itu. la tidak punya sengketa dengan polisi itu, walaupun ia terkenal ganas. Mengapa ia merebut mangsa yang http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ jadi hak manusia harimau yang amat dendam itu! APA maksud Sabrina membunuh Ismail" Mendahului dia dan dengan begitu, merusak dan mematahkan niat hatinya. Mau unjuk kekuatan" Karena penyerahan diri untuk dibunuh oleh Erwin telah ditolak dengan cara kasar! Apakah ia kini baru bah sama sekali dan hendak adu tenaga dengan laki-laki yang pernah amat dicintainya itu" Erwin masih ingat bagaimana wanita cindaku yang amat cantik tetapi sudah mengambil beberapa korban itu datang menyerahkan diri karena merasa punya dosa yang wajar ditebus dengan nyawa tunggalnya. Tetapi bukan hanya itu saja yang mungkin menjadi penyebab Sabrina membunuh anggota Polisi yang jatuh cinta setengah mati padanya. Sangat boleh jadi Sabrina hendak memperlihatkan bukti kepada Erwin bahwa ia benar-benar telah berubah menjadi sahabat, bahkan kekasih yang rindukan sayang dari anak Dja Lubuk, cucu Raja Tigor. Tetapi Erwin tidak menghendaki itu. Cindaku itu boleh saja berubah pendirian baru menaruh cinta kembali kepadanya, bahkan kepada siapapun yang jadi pilihannya, tetapi bagaimana sikap orang yang dilimpahi kasih, ditentukan oleh yang empunya diri. Menerima, menolak atau bahkan mengejek. Kematian tamu mengaku bernama Kusdianto, SH yang sebenarnya anggota Polisi Ismail amat menggegerkan pimpinan dan pegawai hotel dan para tamu. Ketegangan kian meningkat, setelah Ujang yang pingsan di kamar pembunuhan, sadarkan diri dan agak lama kemudian menceritakan apa yang telah dilihatnya. Laki-laki telanjang di ranjang. Darah di leher dan tubuhnya bagian atas. Kemudian yang paling mengerikan dan membuat ia jatuh hilang kesadaran, makhluk bertubuh harimau dengan muka amat cantik. Wanita. Tetapi tidak seorang pun percaya pada ceritanya. Mereka menganggap dia amat ketakutan sehingga mengkhayalkan yang tidak masuk akal. Polisi juga tidak percaya. Tetapi ketika cerita ini sampai pada Kapten Polisi Harahap ia teringat pada peristiwa mobil masuk parit dengan seorang wanita cantik bartubuh harimau pingsan di belakang setir. Seorang wartawan yang mendengar cerita http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ itu dari Ujang si pelayan kamar, menulis di dalam surat kabarnya seluruh cerita yang tidak masuk akal itu. Dia sendiri juga tidak percaya, tetapi dia kan wartawan. Cuma menulis apa yang diceritakan seorang saksi utama dalam pembunuhan. Itu kan tidak usah mengganggu stabilitas politik dan keamanan. Paling banter orang anggap itu cuma berita sensasi. Peduli amat. Korannya kan tambah laku. Di celah-celah rasa takut yang ditimbulkan cerita Ujang, terselip suatu bagian yang membuat keheranan tambah tak bisa dimengerti. Ujang menemukan lima lembar sepuluh ribuan dalam sakunya. Siapa yang memasukkan uang ini" Si mati sudah pasti tidak mungkin. Makhluk lain yang ada di kamar itu, selain Ujang hanya si harimau dengan muka wanita cantik. Menurut logika biasa tentu dialah yang memasukkan uang ini ke dalam saku Ujang. "Ini bukan uang saya. Saya tidak pernah punya uang ini!" kata Ujang bingung. Dia mau menyerahkan uang itu kepada Polisi yang hadir di sana. Tetapi pada saat itu ia dengar suara orang melarangnya. Suara wanita, la menoleh dan orang-orang lain juga menoleh. Dan memang ada seorang wanita. Cantik sekali. Sesaat perhatian berpindah kepada wanita itu. "Itu uangmu. Aku memberimu kemarin ketika kau mengantarkan nasi goreng ke kamarku. Wah, kau pelupa sekali!" kata Sabrina. Memang dialah yang berdiri tak jauh dari beberapa orang yang sedang mempercakapkan pembunuhan misterius dengan cerita Ujang yang tak masuk akal. Melihat Sabrina, Ujang terdiam, tetapi otaknya bekerja terus. Ini dia muka harimau yang dilihatnya kemarin malam. Dia tak keliru. Sungguh mati, dia yakin dia tidak keliru. Tetapi mulutnya terkatup. Bukannya dia tak ingin bicara. Dia tidak bisa bicara. Sebaliknya Sabrina, setenang air sungai tanpa riak berkata lagi, "Masih begitu muda, sudah begitu pelupa. Seperti pejabat yang secara benar-benar mengurus negara. Sebetulnya kau tahu, bahwa akulah yang kau antari nasi goreng kenvjtin. Di kamar 735." Setelah ucapan itu Sabrina pergi. Rekan Ujang bertanya, "Kau d i persen lima puluh ribu oleh wanita cantik tadi" Aku belum pernah dengar ada tamu http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sebaik dan seroyal itu." "Ya, dialah orangnya. Tetapi aku tidak ingat dia memberi aku persenan lima puluh ribu," kata Ujang. "Tetapi, memang kau melihat dia di kamar 735 kemarin malam?" tanya Polisi. Saat itu tiba Kapten Polisi Sahata Siregar. "Bukan, tapi aku bertemu dengannya kemarin malam," kata Ujang. "Kenapa perempuan yang kau lihat itu jadi begitu'penting?" tanya Kapten Siregar, yang kini langsung menangani penyelidikan. "Siapa dia?" "Tidak tahu Pak, tetapi memang saya melihatnya kemarin malam' kata Ujang. "Apa kaitannya dengan pembunuhan?" "Sebenarnya tidak ada Pak," kata pelayan kepala. "Tetapi wanita itu membari Ujang lima puluh ribu. Ujang mengantar nasi goreng untuknya." "Wah, royal amat," kata Siregar. "Nyonya atau nona kaya tentunya!" "Barangkali juga kelas super Pak. Siapa tahu." "Mana dia. Saya jadi kepingin barkenalan," kata Siregar. Orang-orang di sekitarnya memandang heran pada Siregar. Dan Kapten Polisi itu mengerti. Katanya, "Mengapa pula kalian heran. Saya ini kan juga manusia biasa. Wajar kalau laki-laki ingin berkenalan dengan wanita cantik, kalau bisa. Kalau tidak bisa barkenalan, melihat saja kan boleh. Kalau saya bilang saya tidak suka perempuan cantik, itu kan namanya munafik." Mendengar kata-kata Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo perwira polisi itu yang hadir di sana merasa senang. Orang ini tak suka berpura-pura. Itu lebih baik. Dua orang petugas cepat-cepat keluar. Tetapi percuma, wanita yang membangkitkan keinginan Siregar sudah tidak ada. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Siregar meminta kepada Ujang untuk memberi dia keterangan seperlunya, walaupun dia tadi sudah bercerita apa yang diketahui dan diingatnya. Pada ujung kisahnya Ujang berkata, "Nah, sekarang saya ingat. Muka perempuan yang berbadan harimau itu persis seperti wan .antik tadi. Ya benar, saya ingat sekarang." "Kau ngoceh," kata Kapten Siregar. "Tidak Pak, saya ingat betul. Bersumpah pun saya berani!" "Kau berkhayal!" "Tidak, dialah yang barbadan harimau itu. Dan dialah yang menyebabkan saya lemas lalu jatuh. "Setelah itu?" tanya Siregar. "Saya tidak ingat apa-apa lagi. Baru tadi saya ketahui, bahwa di dalam saku saya ada uang lima puluh ribu. Tidak ada yang memberi saya uang sebanyak itu. Seribu saja pun jarang. Tetapi tadi perempuan cantik itu mengatakan, dia yang memberi!" kata Ujang. "Barangkali memang dia yang memberi," kata Kapten Siregar. "Tidak. Saya tahu pasti. Dia tidak memberi saya apa pun. Dan saya tidak pernah bertemu dengan dia seperti yang saya lihat tadi. Tetapi mukanya persis harimau yang amat menakutkan saya itu. Entahlah, kalau dia memasukkan uang itu ke dalam saku saya tatkala saya tidak sadarkan diri!" "Jadi kau kira, tadi dia wanita cantik etapi kemarin malam ia wanita berbadan harimau" Mana mungkin," ujar Kapten Siregar. "Lalu mengapa dia mengatakan bahwa dialah yang memberi saya uang itu?" "Hanya untuk main-main saja!" kata Siregar. "Tidak masuk akal saya Pak. Masa iya dia yang begitu cantik mau main-main dengan saya yang hanya pelayan!" "Bukan tak ada orang cantik dan kaya lagi yang rendah hati. Dia manusia dan kau pun manusia. Baginya barangkali semua manusia http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ itu sama. Kedudukan tidak mengubah harga hakiki seorang manusia!" Setelah berkata begitu Kapten Siregar menganggap penyelidikan sekedarnya itu selesai. Nanti Ujang akan diminta datang ke kantor. "Uang ini bagaimana Pak?" tanya Ujang ketika Siregar melangkahkan kaki. "Pemberian wanita itu kepadamu. Tidak ada persoalan apa-apa dengan uang itu. Itu hakmu dan halal, kau tidak perlu khawatir!" jawab Kapten Siregar. Ujang dan kawan-kawannya masih terus memperbincangkan wanita cantik yang mengaku bahwa dialah yang memberi Ujang tip sebanyak lima puluh ribu. Tidak masuk akal memang. Milyarwan pun tidak akan pernah membari persenan sebanyak itu kepada pelayan hotel. Bagi mereka pelayan hotel hanya pesuruh yang sudah akan kegirangan kalau dibari hadiah lima ratus perak. Yang baik menurut ukuran orang yang kian kaya kian pelit, seribu perak sudah top. Tapi kalau untuk wanita bayaran, bukan tidak ada orang kaya, apalagi yang kaya dari korupsi atau bahasa orang dulu mencuri, setengah atau satu juta sih biasa saja. Wanita bayaran yang nakal akan minta tambah lagi dengan mengatakan, "Tambah dong Pak. Bapak cari uangnya kan gampang. Satu tanda tangan atau kata "sotuju" saja, kan bisa menghasilkan satu juta dollar!" Ada bajingan rakus yang jadi marah mendengar kata-kata begitu, tetapi ada pula yang malah jadi bangga dan serta merta menambah satu juta lagi. SETELAH melakukan pembunuhan di kamar hotel, Sabrina sebenarnya tidak tahu harus senang, gelisah ataukah menyesal" Semula ia memang merasa bangga pada dirinya karena telah menunaikan tugas yang sedianya akan dilaksanakan oleh Erwin, Dja Lubuk atau Raja Tigor. Bukan pula tak mungkin pembunuhan itu akan dikerjakan Ki Ampuh, entah di jalan atau di pekarangan rumah Ismail. Bukan tak mungkin babi hasil sumpahnya sendiri ini ingin berbuat baik pada Erwin yang telah di-jahatinya dan kini hendak dibuatnya menjadi sahabat kembali, la telah menunjukkan pertandahttp://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pertanda ke arah itu. Ataukah Sabrina harus malu karena Erwin pasti mengetahui siapa yang melakukan, tetapi jasa baiknya itu tidak akan mengubah pendirian Erwin yang telah mengusirnya dari gubug-nya ketika Sabrina barkunjung ke sana minta dihukum. Huh, kalau Erwin malah marah, batapa akan malunya dia. Bagaimana kini" Akan dicarinya-kah Erwin da"h menerangkan mengapa ia melakukan pembunuhan itu. Dengan menerima segala resiko dari manusia harimau muda yang punya ilmu tinggi itu" Sabrina yang kini menginap di rumah sahabatnya, Nini, untuk menghindari kemungkinan kawan-kawan Ismail mengkaitkan kematiannya dengan wanita yang hendak dikunjunginya' di hotel tersebut tidak mudah memecahkan jalan mana yang terbaik ditempuhnya. Bahwa ia hendak berbaikan kembali dengan Erwin sudah suatu kenyataan. Untuk itulah dia membunuh Ismail. Kini baru terasa olehnya bahwa langkahnya itu bukan mustahil tambah menjauhkan dirinya dari Erwin yang sudah berulang kali disakitinya. Apakah ia pergi kepada Margono dan menerangkan kepadanya bahwa dialah yang membunuh Ismail karena cintanya pada Erwin" Orang yang di benci Erwin menjadi musuhnya pula. Tetapi apakah Margono akan percaya pada kisah yang merupakan pengakuan murni itu" Membaca di surat-surat kabar, bahwa pelayan kamar hotel bertemu dengan makhluk bertubuh harimau dengan wajah wanita cantik di kamar tempat Ismail menemui ajalnya, banyak orang yang tidak percaya. Tetapi sejumlah laki-laki yang suka menyewa "barang" panggilan jadi ragu-ragu. Siapa tahu yang diantarkan kepadanya justru si wanita cantik yang gemar darah manusia itu. Pertemuan tak diduga dan tak diatur terjadi antara seorang lakilaki sederhana tetapi berwajah simpatik dengan seorang wanita jelita yang amat menarik. Antara dua insan yang sebenarnya makhluk hampir sekelompok tetapi berlainan kelamin. Erwin dengan Sabrina. Erwin kaget, entah karena apa. Padahal ia ingin bertemu dengan Sabrina. Hanya pada saat itu ia tidak sedang mencarinya. Begitu pula Sabrina amat terkejut. Di tengah orang ramai di Senen. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Sabrina lebih dulu menguasai dirinya. "Erwin, dari mana kau" Kelihatannya kau segar sekali!" ujar Sabrina. "Terima kasih Ina, kau juga kelihatan lebih cantik daripada biasa-biasanya. Kau bayangkan saja bagaimana seorang cantik semacam kau jadi lebih cantik. Kan bikin banyak lelaki ingin sujud di hadapanmu!" kata Erwin setengah berkelakar sete ngah sungguhan. Sabrina senang, tetapi berkata. "Sujud itu hanya untuk Tuhan, kawan!" Erwin juga senang pada ucapan Sabrina. Bagaimanapun kadangkadang ganasnya dia di luar kemauannya, tetapi pada saat-saat wajar ia seorang wanita yang amat taat pada agama. "Kalau kau tak malu dengan pakaian kumel dan sandal jepitku ini, aku ingin mengajak kau makan di restoran yang agak sepi. Tetapi kau yang bayar, aku tidak punya uang. Kau tahu, aku hampir tidak pernah punya uang!" kata Erwin tanpa malu-malu. "Karena kau tidak menyukainya. Bukan karena kau tidak pandai mencarinya," kata Sabrina. "Kau keliru. Aku juga suka uang. Tetapi tidak melalui segala cara." "Aku mengerti. Kau tidak mau uang dari mereka yang kau tolong sembuhkan." "Karena yang menyembuhkan itu bukan aku, melainkan Tuhan." Sabrina menghela napas. "Ya, memang begitu. Hampir tidak ada orang semacam kau," kata Sabrina. Mereka duduk di rumah makan pilihan Sabrina. "Seharusnya kau tidak melakukannya," kata Erwin. Sabrina tahu apa yang dimaksud. "Karena kau hendak melakukannya sendiri. Aku memang selalu salah. Lain yang dimaksud, lain yang tercapai. Kau tahu apa yang kuingini sekarang" Kau dan ak" berubah jadi harimau di sini," kata http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Sabrina. Erwin heran mendengarnya. IA bertanya mengapa Sabrina berharap begitu. "Supaya aku dan kau dikeroyok lalu dibunuh. Sehingga tamatlah riwayat yang penuh derita ini!" kata Sabrina. "Kau kira semudah itu" Ayahku yang telah tiada masih terus saja bisa mendatangiku. Begitu pula kakekku. Dan begitu juga ayahmu! Kalau kau dan aku mati, mungkin begitu pula." kata Erwin. Sabrina diam sejenak. Kemungkinan itu memang besar sekali. "Erwin, kau dapat memaafkan dan melupakan semua dosaku padamu?" "Mengapa kau bertanya begitu?" "Aku ingin kembali padamu Erwin. Aku tak tahan hidup begini." "Kau juga tidak akan tahan hidup bersamaku Sabrina. Kita mempunyai sifat-sifat yang berlainan dan ada yang malah bertentangan. Kau mau membunuh manusia tak berdosa." "Tetapi itu bukan kehendakku." "Walaupun begitu." "Lalu bagaimana aku ini?" "Kau dulu hendak kawin dengan Sabaruddin, sebelum terlaksana, kau membunuh dia. Aku yang tak berdosa dituduh pula membunuh ibu Amal ia. Padahal kau yang melakukannya," kata Erwin. Sabrina tunduk. Memang banyak sekali dosanya. Lama mereka diam sambil makan perlahan-lahan. Kemudian Erwin kembali menyesali perbuatan Sabrina yang telah membunuh Ismail. Wanita cindaku itu mengatakan, bahwa ia melakukannya untuk Erwin tetapi perbuatannya itu pun dinilai salah juga. "Seharusnya kau jangan mengotori tanganmu dengan urusanku," kata Erwin. "Sudah sekian bencikah kau padaku?" tanya Sabrina. "Kurasa bagitulah. Kau tahu apa yang terbaik untukmu dan aku" http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Kita jangan pernah bertemu lagi." Sabrina memanggil pelayan dan membayar apa yang telah mereka makan dan minum. "Akan kuusahakan supaya kita tidak bertemu lagi," kata Sabrina. "Aku tidak menaruh dendam padamu Ina. Tidak bartemu lagi kumaksudkan untuk mencegah hal-hal yang menyusahkan kau dan aku. Hidup kita ini sudah tidak wajar, jangan ditambah lagi dengan kejadian-kejadian yang amat pahit. Kau mengerti maksudku bukan?" "Aku coba mengerti," kata Sabrina lalu ia pergi. Erwin mengikutinya dengan pandangan yang sebenarnya menggambarkan kesedihan dan keharuan. Bagaimanapun ia pernah mencintai gadis itu. Dengan kepahit-getiran yang harus ditelannya entah apa lagi yang akan dilakukan Sabrina atau menimpa dirinya. Dan walaupun ia orang tabah, matanya berkaca-kaca. Kaki rasakan tak kuat mendukung, hati Sabrina hancur lebih daripada hanya barkeping-keping. Akan ke mana dia" Berapa lama lagi ia harus menderita di permukaan bumi yang selalu tak kenal kasihan ini" Tiba di rumah sahabatnya, Nini kaget melihat Sabrina begitu pucat dan lesu. "Apa yang kau rasakan Ina" Kau kelihatan begitu loyo!" tanya Nini. Sabrina tak kuasa lagi membendung air mata. Dipeluknya Nini, "Aku sudah, bosan hidup Nini. Sudah tak tertahankan olehku!" Nini yang telah memandang Sabrina sebagai saudara sendiri, mengelus-elus rambut sahabatnya itu sambil membujuk, "Apa yang membuat orang secantik kau sampai bisa berkata bosan hidup, hah! Aku heran. Kau ini barangkali orang yang teramat peka. Peka menguntungkan tidak apa, tetapi kalau punya perasaan berlebihlebihan pada zaman ini kita jadi bodoh." Sabrina terus saja terisakhttp://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ isak. "Coba katakan apa yang menyiksa hatimu," kata Nini lagi. "Dia telah menolak aku Nini, padahal dialah satu-satunya harapanku di dunia ini," isak Sabrina. "Tanpa dia dunia tidak ada arti bagimu, begitu," kata Nini berkelakar lalu tertawalah dia pelan-pelan menganggap apa yang dikatakan sahabatnya benar-benar sebuah lelucon di zaman penuh gombal. Sabrina tidak menjawab. "Kuteruskan Ina. Hidupku hanya untuknya, betapa hancur hati ini Nini. Kau mau mendengarkan" Baginya kau hanya satu di antara sekian boneka hidup permainannya. Bodoh . . . bodoh, kau terlalu bodoh kalau mau merana oleh lelaki semacam itu. Siapapun dia. Kalau laki-laki menolak wanita macam kau, tandanya dia gila, atau terlalu banyak orang yang tergila-gila padanya sehingga bangkit kesombongannya." "Kau tidak mengertNMini," kata Sabrina. "Aku tidak mengerti cinta" Huh, kau memang setahun lebih tua daripadaku, tetapi barangkali aku sepuluh tahun lebih tua dalam masalah cinta daripada kau. Aku mendengar kalimat-kalimat pertama seorang lelaki saja sudah bisa tahu, akan ke mana ujung percakapannya atau apa maunya. Kalau lelaki hendak memperbodoh kita maka kita harus belagak bodoh. Pada saat-saat klimaks baru kasih ajaran sama dia, bahwa dialah yang bodoh. Bahwa dialah yang sebenarnya kita permainkan. Dan ajaran begitu akan sangat sakit, tetapi juga pantas diterimanya." Mereka telah di kamar Sabrina dan duduk di tepi ranjang. "Aku boleh tahu, siapa lelaki yang sok paling laku itu?" tanya Nini. "Boleh saja, tetapi untuk apalah. Aku sudah tidak punya harapan. Inilah kekecewaan terbesar dalam hidupku. Kau tidak akan mengerti Nini, walaupun kau banyak pengalaman. Memang benar katamu, aku ini mungkin masih terlalu bodoh di dalam bercinta. Tetapi kau http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tidak mengerti persoalannya," kata Sabrina. "Kalau ada persoalan, biar dia yang memikirkan. Jangan kau. Sekiranya aku secantik kau, kesombongan lelaki seperti itu akan kulawan dengan tawa basar. Akan kukatakan akhirnya apa yang kuharap tiba juga. Sudah lama aku ingin menjauh dari engkau, lakilaki yang merasa hebat. Sudah lama aku mual. Hanya rasa kasihan membuat aku menahan diri. Rasa kasihan! Kau tahu apa artinya kasihan" Untunglah kau jadi salah mengukur dirimu. Kau jadi sombong dan aku merasa geli sekali melihat kesombonganmu. Setelah rasa kasihanku punah, kini aku tinggal memilih yang mana di antara mereka yang berebutan itu akan kukasihi atau kukasihani seperti engkau. Aku pikir suatu ucapan terima kasih kepadamu tidak Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo berlebihan. Setelah itu Ina kau putar tubuh dan pergi. Begitu Ina!" Sabrina jadi bisa tertawa mendengar ajaran sahabatnya. Tertawa keluar, merintih ke dalam. Oleh karena Nini memang tidak mengetahui persoalannya. "Apa yang kau katakan agaknya betul Nini. Tetapi bagiku persoalannya tidak semudah itu. Aku benar-benar cinta padanya Nini. Hanya dia yang sesuai bagiku. Kau tidak mengerti Nini. Aku telah mengkhianati dia. Aku juga telah membunuh untuknya. Ini bukan mimpi Nini." Dua kalimat terakhir lebih banyak mengherankan daripada mengejutkan Nini. Kawannya ini benar-benar agak terganggu ingatan. Sabrina membunuh" Mustahil, siapa yang mau percaya. Mungkin dia bermimpi buruk yang dirasakannya sebagai suatu perbuatan nyata. Kasihan, kawannya ini tentu tidak mengada-ada, tetapi dia juga tidak sadar benar akan apa yang dikatakannya. "Kau perlu istirahat Ina," kata Nini. Tangan kanannya dipelukkan ke leher Sabrina. "Kau tak percaya rupanya Nini!" kata Sabrina. "Aku dan seluruh insan di dunia ini tidak percaya. Kau mimpi, lain tidak." http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Sabrina menekankan pada Nini, bahwa ia sama sekali tidak bermimpi membunuh seseorang, tetapi ia telah melakukan pembunuhan dengan tangannya sendiri. Dijelaskannya lagi bahwa pembunuhan itu dilakukannya di sebuah hotel cukup terkenal, la menyebutkan nama hotel itu. Dikatakannya nama laki-laki yang dibunuhnya. Diceritakannya juga apa yang jadi penyebab sampai ia nekat melakukan pembunuhan itu. Rupa yang cantik itu telah dijadikan modal, la pun mengatakan, bahwa laki-laki itu telah menganiaya orang yang sangat dicintainya dan ia ingin membalaskan dendam laki-laki itu. Hanya tidak diceritakannya bagaimana ia melakukan pembunuhan itu. Tidak dibukakannya bahwa ia meminum darah korbannya. Nini jadi teringat pada berita pembunuhan yang baru dibacanya. Tetapi tidak masuk akal, bahwa Sabrina, yang melakukannya. Mungkin ia putus asa karena ditolak oleh kekasihnya dan ia mengakui suatu kejahatan yang tidak benar dilakukannya. Mungkin untuk menarik hati lelaki yang menjauhkan diri dari dia. "Kau bukan hanya perlu istirahat, Ina-ku, kau sakit. Perlu kubawa ke dokter. Mari kita pergi. Aku punya kenalan. Tiap waktu ia bersedia menolong!" "Dokter" Kau harus membawa aku ke Polisi. Ini bukan urusan dokter. Kau kira aku tidak waras?" "Tidak! Tetapi kau pasti sedang mendapat gangguan jiwa. Katakanlah gleh shock. Kau tidak pernah membunuh. Katakan pada dirimu. Kau tidak pernah membunuh. Kalau benar kau rasakan seolah-olah kau telah membunuh, maka itu hanya mimpi. Aku berani sumpah, kau hanya bermimpi, karena tindakan laki-laki tak tahu diri itu sangat menyakitkan hatimu. Kalau aku boleh tanya, apa sih pekerjaan Arjuna-mu itu. Pedagang besar atau pejabat tinggi?" Sabrina tidak menjawab. Nini penasaran, mendesak supaya ia katakan siapa laki-laki yang tidak tahu diuntung itu. "Lelaki gila," kata Nini jengkel. "Dia bukan pedagang, bukan pula pejabat," kata Sabrina. "Kau http://ceritasilat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dengar itu, aku berkata teratur bukan" Orang sakit ingatan tidak bisa bicara seperti aku ini. Orang yang kucintai itu orang miskin. Dukun!" "Dukun" Pantesan. Gila bener kau. Masa jatuh hati sama dukun. Itu kan mustahil. Kau diguna-gunai. Kau ngerti diguna-gunai" Jangan-jangan dia dukun cabul." "Jangan berkata sembarangan Nini. Dia selalu berada di mana saja orang mencaci atau punya niat buruk terhadap dirinya." Dia tidak ingin kawannya itu terbawa-bawa atau kualat pada Erwin. Ilmu tinggi manusia harimau itu telah diketahuinya. Orang itu bisa baik sekali, tetapi kalau marah juga tidak ada duanya di dunia ini. Ayah dan kakeknya pun akan datang membantu. "Tetapi kalau dia benar dukun, pasti kau kena guna-guna. Mana mungkin kau jatuh cinta pada seorang dukun. Tidak mungkin Sabrina. Sedangkan aku tidak akan mungkin jatuh cinta pada tukang jampi-jampi yang selalu bau asap kemenyan dan setanggi," kata Nini. "Tidak Nini, aku tidak diguna-gunainya. la tidak mau melakukan perbuatan serendah itu. Kau tidak tahu dan tidak mengerti." "Kalau dukun tidak mau mengguna-gunai, apa kerjanya!" "Dia ini dukun lain. Kau keliru sekali kalau memperbandingkan atau mempersamakannya dengan dukun-dukun lain." "Apa lainnya. Aku jadi ingin tahu!" kata Nini. Dia memang sesungguhnya jadi tertarik. "Yang terang dia dukun benar. Bukan penipu seperti sebagian di antara mereka yang mengaku dukun. Telah banyak tokoh berpenyakit berat yang disembuhkannya." "Hm, kalau betul begitu, hebat dia. Dokter-dokter bisa tutup praktek." "Nini, kau jangan mengejek. Dia bukan menyaingi dokter. Dia menolong orang yang kebetulan tak tertolong dengan ilmu http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kedokteran. Yang gila, yang lumpuh sudah banyak disembuhkannya. Tetapi bukan itu yang luar biasa pada dirinya. Dia yang miskin itu tidak mau menerima bayaran untuk memperkaya diri. Dia hanya mengambil sebagian amat kecil dari yang diberikan kepadanya. Sekedar untuk bisa makan. Selebihnya dikembalikannya. Pernah kutanya kepadanya, apakah dia tidak suka uang" Suka, katanya. Tetapi tidak melalui pengobatan! Aku tahu ada beberapa banyak gadis dan isteri orang kaya jatuh hati padanya. tetapi kalau sudah sampai begitu, maka ia buru-buru menghindar, la orang baik Nini, sungguh dia orang baik. Dan aku tidak keliru. Aku mencintainya karena dia orang baik. Bukan karena aku cinta padanya, maka kukatakan dia orang baik!" "Tetapi seorang dukun Ina." "Apa bedanya. Martabat seseorang bukankah tidak ditentukan oleh profesinya. Kau nilai tukang becak semua buruk hati dan hina sementara pejabat tinggi pasti orang baik" Hah, kau tidak tahu ada orang kecil yang jujur tetapi sebaliknya cukup banyak orang besar malah mencuri!" "Apa itu ina. Kau sekarang main politik" Tak usah Ina, biar mereka memikirkan itu." "Tidak, aku tidak mengerti politik. Aku cuma bicara tentang kenyataan. Kau pun tahu akan hal ini kalau kau tidak buta mata dan buta hati!" Tiba-tiba percakapan mereka diseling oleh suara lain. Nini terkejut dan heran, takut, tetapi Sabrina mengetahui. Itu suara ayahnya. Sutan Rimbogadang. Untung dia tidak mengaum. Tenang dia berkata, "Kau pintar anakku. Bagus, kau tidak buta tuli pada keadaan di sekitarmu. Tetapi apa yang dikatakan sahabatmu Nini itu benar. Jangan siksa dirimu dengan mencintai orang yang sudah tidak menyukaimu. Jangan membenci Erwin, karena dia memang orang baik. Lagi pula, apa yang terjadi sekarang adalah karena kesalahanmu. Kau yang harus tahu diri!" "Suara siapa itu Ina?" tanya Nini. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Ayahku," jawab Sabrina. Nini jadi heran, la mengetahui bahwa ayah Sabrina telah tiada. Tetapi dalam keadaan seperti ini ia mendatangi anaknya tanpa menampakkan diri. Nini mengalami sendiri sekarang, bahwa di dunia ini ada yang ajaib dan gaib yang tak terjawab oleh akal. Bulu romanya berdiri. *** SETELAH suara itu hilang dan Nini pelan-pelan menjadi normal kembali, ia bertanya pada sahabatnya, apakah maksud kedatangan ayahnya yang sudah almarhum itu. Dengan tenang Sabrina menjawab, bahwa yang demikian telah dialaminya beberapa kali. "Telah kau dengar sendiri Nini. Ayah sependapat dengan kau agar aku melupakan Erwin. Itulah yang sulit bagiku. Aku membutuhkannya sebagai kawan hidup tetapi ia kini menolak. Sebenarnya penolakan itu wajar, tetapi aku sukar menerima. Banyak sebabnya Nini. Tak dapat kuceritakan satu persatu. Tetapi kau telah melihat salah satu sebabnya. Kadang-kadang ayahku datang. Tadi hanya bersuara. Tetapi ada kalanya ia memperlihatkan diri. Erwin sudah mengetahui ini, tetapi andaikata aku hidup dengan lelaki lain dan ayahku datang, besar kemungkinan ia pun akan jadi takut lalu meninggalkan aku. Dan itu baru satu bagian kecil yang kau ketahui," kata Sabrina. Nini mendengarkan dengan berbagai macam perasaan. Kasihan dan ingin tahu. Tetapi ia tak sampai menanyakannya. Kasihan Sabrina. Begitu cantik, begitu tertekan dan punya banyak problim. "Apakah kau tidak bisa minta bantuan ayahmu untuk menggerakkan hati Erwin supaya memaafkan kesalahankesalahanmu dan ia menerima kau kembali?" tanya Nini polos, la pikir ayah Sabrina tentu serba bisa. "Tidak mungkin. Ayah tadi sudah mengatakan agar aku menjauhi Erwin saja tanpa memusuhinya. Andaikata pun ia ingin agar Erwin mau kembali padaku, belum tentu ia dapat membujuk atau menggerakkan Erwin. Sebab dia sendiri pun punya ilmu tinggi yang http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ luar biasa." Sabrina mengatakan yang sebenarnya. Bagi Nini suatu pengakuan yang amat menarik. Kalau ayah Nini yang sudah tiada sanggup datang bicara dengan anaknya tidak mampu menundukkan Erwin, tentunya orang muda ini luar biasa, la lalu teringat pada seorang saudara misannya, laki-laki berumur sekitar tiga puluh tahun. Telah tiga tahun mengidap penyakit jiwa yang sudah parah. Banyak orang mengatakan ia gila. Kasihan, Armen yang sudah sarjana hukum, berhati baik dengan rupa ganteng mendadak saja berubah perangai. Dari orang lembut jadi orang beringas. Dia pelototi adik-adiknya tanpa sebab. Anjing kesayangan keluarga, seekor Dalmatian yang gagah dan pintar dibacoknya tepat di leher ketika binatang tak berdosa itu sedang tidur. Adiknya melihat tetapi tak sempat mencegah. Anak berusia sembilan tahun ini turut melihat bagaimana kepala anjing yang terpisah dar< tubuhnya itu terlompat-lompat beberapa kali sebelum terdiam menyemburkan darah. Begitu pula badannya masih terangkatangkat dengan kaki meregang-regang sehingga tak bergerak lagi. Dari lehernya muncrat darah seperti air keluar deras dari pipa yang bocor. Anak kecil itu berteriak karena -merasa ngeri dan takut. Sebaliknya Armen tertawa-tawa kegirangan, la tetap memegang parang perenggut nyawa anjing lalu memandang ke sekitar seolaholah ingin mencari korban baru. Ayah dan ibunya yang sudah datang ke tempat pembantaian itu pun jadi pucat, tak berani mendekati Armen. Di luar dugaan, Armen kemudian tunduk, melepaskan parang dari tangannya dan pergi ke kamarnya dengan jalan gontai. Suhud dan istennya, yang ayah dan ibu Armen, bukannya marah tetapi menangis tersendat-sendat oleh kesedihan ganda. Pertama oleh kelakuan Armen dan kedua karena kematian Dalmatian mereka yang amat setia dan tidak punya kesalahan apa pun. Armen bukan langsung ke kamar tidurnya untuk menangisi apa yang telah dilakukannya, kalau ke-pergiannya dengan langkah lesu tadi menandakan ia telah sadar kembali, la duduk di ruang tamu, http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ memandang lurus-lurus ke depan tanpa melihat suatu benda apa pun. Pandangan kosong bagaikan orang yang tidak punya benak lagi di dalam kepalanya. Suhud dan isteri datang ke ruangan itu pelan-pelan untuk tidak mengejutkan Armen. Mereka tidak langsung duduk, tetapi Armen yang ngelamun itu rupanya menyadari kehadiran orang. Secara mendadak bagaikan gerak refleks ia meraih sebuah buku, lalu membukanya dan berbuat seperti sedang asyik membaca. Suhud dan isterinya jadi tambah sedih. Anak mereka, tertua dari empat saudara yang jadi kebanggaan keluarga karena sudah bertitel, telah berubah pikiran. "Kau sakit Ar?" tanya nyonya Suhud lembut. Armen berbuat seakan-akan terkejut, menyebabkan orang tuanya tambah sedih. Tambah jelas bahwa Armen memang sudah tidak normal lagi. Tetapi belum benar-benar gila. la masih dapat berpura-pura terkejut dan membaca. "Aku?" tanya Armen. "Segar bagaikan . . dia diam sejenak, "Bagaikan apa Mam" Oh, bagaikan ikan di dalam air," ujar Armen yang biasa memanggil ibunya dengan Mami dan ayahnya dengan Papi. "Jangan berpura-pura sama Mami. Apa yang kau rasa" Kepalamu mendenyut-denyut barangkali?" tanya nyonya Suhud lagi. "Mami kok jadi risau tanpa sebab?" "Mami lihat kau seperti sakit. Apa kesalahan si Macan tadi?" tanya ibunya pelan-pelan. Yang dimaksudnya Macan adalah Dalmatian mereka. "Si Macan" Salah apa maksud Mami?" "Si Macan kita sudah mati!" "Mati, sakit mendadak" Diracun orang maksud Mami" Atau ditabrak mobil. Dia kan tak biasa keluar pagar!" kata Armen. Armen memandang ibunya dan ibunya memandang Suhud! Keduanya bertanya pada diri sendiri, bersandiwarakah Armen. Atau http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tak sadar akan apa yang telah dilakukannya. "Kepalanya bercerai dari badannya!" kata Suhud. Armen kaget, menghambur ke belakang, disusul ibu dan ayahnya. Begitu melihat Macan dalam genangan darah, Armen berlutut lalu menangisi kematian binatang itu. "Setan mana yang melakukan kekejaman ini, biar kubunuh dia," kata Armen, lalu bangkit menghambur ke dapur. Suhud memegangi dan menyabarkannya. Sejak waktu itu mereka sangat berhati-hati. Takut kalau terjadi lagi seperti yang dialami si Macan. Telah beberapa dokter dipanggil, tidak membawa perubahan. Bahkan salah seorang dokter itu ditinjunya, kemudian diinjak-injaknya tanpa dapat dicegah oleh ayahnya yang hadir di sana. Armen seperti mempunyai tenaga kerbau, tak dapat dikuasai ayahnya. Takut dan panik, Suhud mengambil asbak besar terbuat dari kaca tebal lalu memukulkan benda berat itu ke kepala anaknya. Darah menyembur dari luka Armen, membuat ia jatuh dan pingsan. Kini ayahnya yang menjerit, seperti orang histeris. Takut, sedih dan sesal bergelut menjadi satu. Dokter jiwa yang mengalami cedera dan Armen dilarikan ke rumah sakit. Beberapa hari kemudian, Armen dipindahkan ke rumah sakit jiwa di Bogor. Tetapi setelah empat bulan dirawat, ia melarikan diri. Kata para petugas di sana, ia Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mempunyai sifat-sifat yang sangat kontras di dalam dirinya. Ada kalanya ia bicara ramah dan sopan sekali dengan orang yang menyapanya. Dalam keadaan seperti itu ia sama sekali tidak memperlihatkan adanya kelainan di dalam dfrinya. Tidak akan ada orang percaya, bahwa dia gila, kalau orang itu baru kali itu bertemu dengannya. Tetapi kadang-kadang ia mendadak marah tak tentu sebab dan mengamuk. Suhud dan isterinya, begitu pula ketiga saudaranya amat terkejut melihat dia kembali. Mereka tidak berani bertanya. Tetapi Armen sendiri berkata: "Kalian sebenarnya ingin bertanya kepadaku, bagaimana aku ada di sini. Bukankah begitu" Jangan kalian berpurahttp://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ pura. Baiklah kuterangkan. Tempatku di sini, bukan di rumah sakit jiwa di Bogor itu. Aku ini kan anak Tuan dan Nyonya Suhud," katanya tenang. Mereka makan bersama dan kemudian mengatur dengan RSJ agar Armen dirawat di rumah saja. Setelah beberapa dokter pula tak sanggup menolong, Suhud dan isterinya lari ke beberapa dukun. Semua mengatakan buatan orang. Ada yang bilang Armen pernah menolak cinta seorang gadis, ada pula yang mengatakan, bahwa ada orang sirik, sakit hati padanya. Tetapi sekedar itulah yang dapat mereka perbuat. Bukan menyembuhkannya. *** SETELAH Sabrina reda, Nini menganggap bahwa ia sudah boleh bicara tentang Armen yang saudara misannya itu. Diceritakannyalah semua. Yang paling menderita, kata Nini, adalah Suhud dan isterinya. Suhud yang adik ibu Nini sudah putus asa. la dan segenap keluarga, termasuk Nini tentu akan girang sekali kalau ada yang sanggup menolong Armen. Sabrina mendengarkan dan segera tahu akan ke mana ujung cerita itu nanti. Dan dugaannya tepat. Nini minta diperkenalkan dengan Erwin yang amat dicintai Sabrina. "Kalau sahabatmu yang amat baik itu dapat menolong paman dan bibi, kebahagiaan akan kembali ke lingkungan mereka," kata Nini. Sabrina ingin berbuat baik terhadap Nini. Tetapi bagaimana" la sudah dibuang oleh Erwin. la tak sanggup menemui Erwin, walaupun ia ingin sekali menolong sahabatnya. Nini memohon agar Sabrina membuat surat untuk dibawanya ke Erwin memperkenalkan diri dan menceritakan nasib paman dan bibinya. "Tak usahlah pakai surat Nini. Tanganku pasti akan menggeletar oleh emosi. Kau pergi saja ke rumahnya, dia tidak akan menolak siapapun yang minta tolong padanya. Tak usah kau bawa-bawa namaku. Siapa tahu oleh kebenciannya padaku, ia nanti malah tak mau menolongmu. Namanya Erwin," lalu Sabrina memberi alamat dukun muda itu. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Erwin mau keluar, ketika Nini tiba di rumah kecil yang lebih tepat dikatakan gubug. Pada saat Nini menemukan alamat itu, ia hampir tak percaya bahwa orang yang digilai Sabrina tinggal di situ. Tetapi ia teruskan langkahnya, karena sahabatnya juga sudah terus terang menceritakan, bahwa Erwin hanya seorang dukun miskin. Begitu melihat Erwin, jantung Nini bagaikan berhenti berdetak. Dia heran, mengapa! Ah, memang begitu barangkali kalau berhadapan dengan dukun, katanya pada diri sendiri untuk menenangkan pikiran. Nini bertanya, apakah ia tidak salah alamat. "Saya ingin bertemu dan bicara dengan beliau," kata Nini. "Inilah beliau, ada urusan apa mau bertemu dengan beliau?" kata Erwin dengan nada yang jelas mengandung kelakar. Nini juga merasakannya. Mukanya memerah tetapi tak luput dari kekaguman, bagaimana seorang dukun kok mau berkelakar seperti main-main saja. la membayangkan, seorang dukun tentu bersuara agak parau, berkopiah dan bicara dengan nada datar, serius. Nini memperkenalkan diri dan mengatakan bahwa ia memerlukan pertolongan, kalau-kalau pak dukun sudi bermurah hati. Erwin bertanya dari siapa ia mendapat alamat. Oleh Nini dikatakan, bahwa banyak orang mengenal dukun Erwin, jadi banyak yang tahu alamatnya. "Nona bohong. Nona mendapat alamat gubug saya ini dari orang yang saya kenal," menyebabkan Nini kian merah padam karena malu, tetapi Erwin menolong dengan berkata lagi: "Tetapi tak mengapa-lah. Nona bohong bukan untuk kejahatan. Hanya orang yang saya kenal itu meminta kepada nona untuk tidak mengatakan, bahwa alamat ini nona dapat daripadanya, la mempersilakan Nini duduk di kursi rotan yang dibawa Letnan Polisi Karnadi, setelah ia melihat bahwa di rumah orang yang diharapkannya mau jadi gurunya itu, tidak ada perabotan apa pun selain bale-bale beralaskan tikar. Nini menceritakan maksud kedatangannya. Erwin menyediakan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ diri dengan mengatakan seperti biasa, bahwa ia sekedar berusaha dan meminta kepada Tuhan. Segala ketentuan berada di tangan Yang Mahakuasa. Dia berjanji akan datang pada esok harinya. Seperti biasanya pula ia meminta agar dirinya jangan dipanggil "bapak" karena pada masa kini bapak diperuntukkan mereka yang berkedudukan, yang kaya dan yang disegani. Erwin mengantarkan Nini sampai ke mobil yang diparkirnya di seberang jalan. Semula ia hendak memberi ongkos untuk bertaksi ke rumah pamannya, tetapi teringat pada cerita Sabrina maka tak jadi. Kalau ia ulurkan uang dan Erwin menolak, betapa malunya. Tetapi kalau dukun miskin itu tidak punya uang, pikirnya dalam perjalanan pulang, tentu ia akan jalan kaki. Atau naik Bajaj kalau ada sedikit duit. Sampai tiba di rumah, pikirannya tak lepas dari Erwin. Kadang-kadang jantung berdebar tak bersebab. Guna-guna" Ah bukan, Sabrina telah menceritakan bahwa dukun ini tidak serendah itu. Sampai di rumah didapatinya Sabrina sedang tidur. Bermandi keringat, padahal kamar itu berhawa sejuk buatan manusia melalui alat pendingin. Dia heran, tetapi membiarkan sahabatnya. Dia tidak tahu, bahwa dia mujur sekali tidak datang seperempat jam lebih cepat. Tadi Sabrina mengharimau. Baru saja jadi manusia kembali. Oleh rasa takut ketahuan, Sabrina jadi amat letih dan tertidur. *** SEPERTI ada yang menyuruh, Erwin keluar rumah untuk berjalan-jalan tanpa tujuan. Dan terjadilah pertemuan yang tidak diatur dan sama sekali tidak diduga, la berjumpa dengan Sagita, anak Afandi yang berilmu tinggi dan bunuh diri beberapa waktu yang lampau, la ingat, pernah menegur Sagita di tepi jalan tanpa memperlihatkan diri, sehingga gadis itu terbengong-bengong mencari. Kali ini Sagita yang menegurnya: 'Tuan Erwin, masih ingat?" "Ya, saya tidak akan pernah lupa," jawabnya dan kini jantung Erwin yang berdebar. Sama debarnya dengan jantung Nini tadi tatkala mula berhadapan dengan dia. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ TANPA diketahui Sagita Erwin malu pada diri sendiri, mengapa jantung berdebar dan hati tergetar bertemu dengan gadis yang telah kehilangan ayah itu. Apakah matanya menceritakan debaran itu kepada Sagita" la jadi tambah malu. Perasaan di dalam diri dapat disembunyikan, tetapi pandangan mata yang selalu bicara sesuai kata hati, tidak dapat ditutup-tutupi. Sagita merasa senang bertemu dengan orang muda yang berilmu tinggi itu. Lebih tinggi dari ilmu ayahnya, la di bawah sederhana. Punya sifat baik suka merendahkan diri. Memakai ilmu padi, kian berisi kian runduk. Tak banyak lagi orang seperti dia. Di zaman ini sudah sukar dicari dua orang di antara seratus. Orang ini patut dikenal lebih dekat. Mengapa dia memilih cara hidup begitu di tengah-tengah hampir semua orang sekarang mengutamakan materi di atas daripada segala-galanya. "Lama sekali kita tidak bertemu," kata Sagita membuka percakapan. "Tuan Erwin ke mana saja?" "Ya, lama. Tetapi saya tak ke mana-mana. Di sini-sini juga. Jarang bepergian. Tak tahu mau pergi ke mana," sahut Erwin. "Di Jakarta ini banyak tempat untuk dikunjungi. Dan tentu Tuan mempunyai banyak kawan untuk didatangi. Sekali-sekali, kan baik. Di antaranya bisa jalan-jalan ke rumahku. Kalau suka tentunya." "Oh suka sekali. Hanya aku," Erwin tidak meneruskan. "Hanya apa" Mengapa tak diteruskan?" "Malu." Erwin merasa mukanya memerah. Ah, kenapa mesti begini, pikirnya jengkel pada dirinya sendiri. Tidak biasanya. Sagita tertawa lembut untuk menolong orang yang pernah jadi sahabat ayahnya walaupun hanya sejenak dan pernah ke rumahnya, walaupun hanya sekali. "Aku ingin mengajak Tuan ke rumah, mau?" tanya Sagita. Erwin memandang dirinya, begitu minim, walaupun tidak merasa rendah diri. Dan Sagita mengerti. Katanya: "Aku senang sekali punya kawan sesederhana Tuan. Aku ingin ngomong-ngomong di http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ rumah. Bagaimana, mau" Ini bukan membujuk, hanya mengajak, kalau mau!" Kini Erwin yang senang. Sagita berterus terang. Mau boleh, tidak mau juga tidak apa-apa. "Kapan?" tanya Erwin. "Sekarang," jawab Sagita. Dia bergerak dan seperti sudah semestinya begitu, Erwin mengikut. Ke tempat parkir mobil. Seperti dulu, Sagita membukakan pintu depan kiri, lalu ia duduk di belakang setir. Perasaan seperti dulu menjelma kembali. Si dukun muda miskin duduk di samping gadis cukup menarik dengan pakaian yang amat serasi mengemudikan mobil. Hidup ini kadangkala memang seperti mimpi. Mimpi indah menyenangkan atau mimpi buruk menakutkan: Tetapi bagi Erwin apa yang dirasakannya adalah ibarat mimpi indah yang menggelisahkan. Tiba di rumah Sagita pintu mobil segera dibukakan oleh Mang Ugan yang bekerja pada keluarga Afandi sejak masih ada nyonya Afandi dan Sagita pun kala itu baru berusia tiga tahun. Kini kedua suami isteri itu sudah tiada dan Sagita sudah memasuki usianya yang ke dua puluh. Pewaris tunggal dari seluruh peninggalan ayahnya. Makanya ia dikenal sebagai gadis kaya tanpa orang tua. Sudah banyak jejaka dan duda tambah sejumlah lelaki yang berstatus suami mencoba mendekati. Belum ada yang benar-benar dapat masuk ke dalam hatinya. Tetapi ia mempunyai beberapa kawan pria yang mendapat simpati darinya. Terbatas pada perkawanan. Di antara mereka ada yang anak orang berpangkat dan ada duda kaya. Hanya orang yang untuk kedua kali dibawa ke rumahnya ini yang lain. Oang miskin berilmu tinggi dan oleh beberapa orang terkenal sebagai dukun yang telah menunjukkan kebolehannya. Mang Ugan heran, mengapa orang muda miskin ini bisa berhubungan dengan Sagita. la masih ingat padanya, ketika ia dulu untuk pertama kali datang, tetapi kala itu tuan Afandi masih ada dan tamu itu punya urusan dengan majikannya yang didengarnya mempunyai ilmu yang jarang dimiliki orang lain. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Sagita melihat bagaimana Erwin yang sebenarnya amat hebat itu duduk gelisah oleh aneka perasaan yang merasuk hati dan benaknya. Tetapi gadis itu hanya menafsirkannya hanya sebagai akibat jurang pemisah yang begitu lebar dan dalam antara mereka berdua. Memang orang kecil biasa selalu merasa kikuk dan minder bila berhadapan dengan orang kaya. Bagi Erwin kegelisahan itu sama sekali bukan karena merasa minder, tetapi oleh debaran yang tidak diketahui penyebabnya. "Aku ingin Tuan jadi sahabatku. Boleh?" tanya Sagita mendadak, la ingin menetralisir rasa segan Erwin. Laki-laki itu kaget mendengar pertanyaan yang begitu langsung tanpa pendahuluan. Sampai begitu terbukakah Sagita" "Aku heran. Nona tentu punya banyak kawan. Orang-orang yang memang pantas jadi sahabat nona. Tetapi aku tidak punya syarat apa pun untuk dijadikan kawan. Nona lihat sendiri!" kata Erwin. Dia merasa mengatakan yang benar. Keduanya kemudian semufakat untuk saling menyebut nama saja supaya jangan terlalu formil dan kaku. "Erwin tentu punya ilmu yang tinggi. Telah menolong banyak orang, tetapi tidak mengharapkan imbalan apa pun atai jasa-jasa itu. Falsafah hidup apa namanya itu?" tanya Sagita. "Entah, aku tak mengerti apakah itu juga dinamakan falsafah hidup. Dan aku sama sekali bukan manusia yang tidak membutuhkan uang. Bagaimana aku bisa hidup tanpa uang. "Untuk hidup, orang kan harus makan!" kata Erwin berterus terang, la senang dengan keterbukaan gadis ini. "Tetapi kudengar kau selalu menolak uang!" kata Sagita. la lalu teringat pada ayahnya yang menerima bayaran besar atas tiap bantuan yang diberikannya kepada orang-orang yang membutuhkan. "Itu tidak benar. Aku selalu menerima. Hanya saja dalam jumlah yang sekedar. Aku tidak menjual pertolongan. Kalau mereka sembuh, itu hanya karena ridho Tuhan. Aku hanya perantara. Aku http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ terima uang sekedar untuk penyambung hidup. Dan aku bukan dukun profesional. Seharusnya aku bekerja, tetapi belum ada lowongan." "Kau lain daripada mereka. Dan itulah makanya aku ingin kau jadi sahabatku. Sekali lagi, kalau kau tidak keberatan berkawan dengan orang semacam aku, yang punya cara hidup lain. Aku ingin jadi seperti kau, apa bisa?" "Tidak ada yang muskil di dunia ini, kalau orang mau dan berkemauan. Tetapi apa gunanya. Kurasa kau sudah menemukan kebahagiaan!" "Ah, itu hanya pandangan dari luar. Kulit. Yang menentukan kebahagiaan isi. Itu makanya bahagia atau tidaknya seseorang tak dapat kita nilai >ecara lahiriah." "Boleh jadi juga," kata Erwin. "Bukan boleh jadi. Memang sebenarnya begitu," kata Sagita. la wanita yang punya prinsip dalam berpikir dan berbuat. "Kau hebat!" puji Erwin. "Itu bukan soal hebat. Hanya soal pendirian." "Pendirian seseorang yang menentukan hebat atau tidaknya dia," kata Erwin. Sagita mengajak Erwin makan di rumahnya saja hari itu dan dukun muda itu menerima, walaupun perasaan malu tak menentu masih saja menguasai dirinya, la benar-benar merasa aneh. Pertanda apakah ini" Dia tidak berani menjawab, walaupun hanya di dalam hati. Bibi pelayan yang menghidangkan makanan juga merasa heran, kenapa non Sagita punya tamu atau kawan yang aneh. Belum Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo pernah ia melihat majikan mudanya punya teman seperti itu. Siapakah ini, pikir Dariyem" Saat itu Erwin memandang, kebetulan matanya bertemu dengan mata si pelayan. Dariyem langsung tunduk. Dia tidak mampu berhadapan pandang dengan orang itu, http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ padahal matanya tidak tajam. Bukan sekedar itu. Tubuhnya serasa dilalui semacam getaran. Selama makan mereka omong-omong ringan. Sagita menanyakan asal Erwin, berapa bersaudara, orang tua dan apakah ia berkeluarga. Erwin menjawab sesuai dengan apa adanya. Tahulah Sagita bahwa ia telah pernah punya isteri dan anak, tetapi keduaduanya telah meninggal. Erwin tidak menerangkan bagaimana kematian Indahayati dan anaknya. "Pavilyun rumahku ini kosong. Apakah kau mau menempatinya. Kalau kau suka tinggal di sini aku jadi tidak terlalu kesepian. Dan aku lebih mudah belajar dari kau yang punya banyak pengalaman," kata Sagita. Suatu penawaran yang sama sekali tak pernah dimimpikan oleh Erwin. Tetapi ia menolak dengan halus. Ada sebabnya, la tak mau jadi bahan pergunjingan. Hidup menyendiri seperti sekarang sudah cukup menyenangkan baginya. "Tak usah dijawab sekarang," kata Sagita. "Asal kau ketahui saja, bahwa rumahku selalu terbuka bagimu." Erwin mengucapkan terima kasih dan debaran dalam jantungnya kumat lagi. Ketika tiba saatnya untuk pulang, Sagita ingin mengantarkan dan dia tidak mau tahu dengan penolakan Erwin. "Sekali ini tidak diberi kesempatan untuk menolak," kata Sagita sambil tertawa. Aduh, gadis ini tidak kasihan sama aku, pikir Erwin yang sebenarnya lebih suka pulang sendiri. Dengan Bajaj saja untuknya sudah lebih daripada bagus. Mobil dihentikan di depan gang yang tak dapat dimasuki kendaraan beroda empat. Erwin mengulurkan tangan untuk berpisah sambil mengucapkan terima kasih. Tetapi Sagita tidak mau menyambut. Dia ngotot mau mengantarkan Erwin sampai ke rumahnya. Dia tidak perduli keterangan lelaki itu, bahwa tempatnya tinggal bukan rumah, tetapi hanya sebuah gubug. Sagita malah berkata: "Wah kebetulan. Gubugmu itulah yang aku ingin lihat dan masuki." Sekarang Sagita duduk di kursi rotan yang pernah diduduki Nini. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Dia kasihan melihat keadaan di gubug itu. Erwin merasa, lalu berkata: "Jangan prihatin, aku bahagia di sini. Bukankah kebahagiaan tidak dapat dinilai secara lahiriah, begitu ajar guruku." Sagita merasa dirinya dipukul kembali dan dia senang dengan kecerdasan dan cara Erwin. Orang ini betul-betul baik unti-k dijadikan sahabat. "Kau pendendam Erwin," kata Sagita tertawa. "Aku jadi tambah kagum padamu. Aku benar-benar bahagia sekali mempunyai kau sebagai sahabat," kata Sagita. "Kapan kau mau ke rumahku lagi" Kalau sudah tiba waktunya kau pindah ke sana, ya." la mengulurkan tangan, tetapi kini Erwin yang tidak mau menerima. Dia antarkan Sagita sampai ke mobilnya. Sambil tersenyum Sagita mengulurkan tangan. Erwin menyambut lalu meljhat kawan barunya meninggalkan dia. Tiba di gubugnya Erwin menutup pintu dan merebahkan diri di bale-bale tak berkasur untuk membayangkan kembali apa yang telah terjadi selama sekitar tiga jam belakangan ini. la dan Sagita. Ditanyainya diri sendiri, apakah ia jatuh hati pada Sagita" Ah, gila benar, masa dia yang cuma begitu mau taruh hati sama gadis setingkat Sagita. Bisa jadi bahan tertawaan. Apa ini yang dinamakan lelaki tak tahu diri" Tapi, belum tentu juga, jawab Erwin sendiri atas pertimbangannya. Dan Sagita tadi menawarkan pavilyunnya. Lalu waktu akan pergi tadi dia berkata. "Kalau sudah tiba waktunya kau pindah ke sana, ya." Apa artinya itu" Eee, Erwin yang manusia harimau dan selalu hebat, jadi kebingungan sendiri. Kemudian dia teringat pada Sabrina yang telah membunuh Ismail untuknya guna membuktikan kesadarannya dan ingin kembali ke samping lelaki yang paling sesuai bagi dirinya. Dia telah menolaknya. Sabrina bisa jadi merana, bisa juga jadi kalap. Kalau merana, maka dia sendiri menanggung, tetapi kalau kalap, maka akan banyak manusia berjatuhan jadi korbannya. Tak terkecuali bayi-bayi yang pada waktu-waktu tertentu menjadi kesukaannya. Malamnya Erwin bersamadhi untuk mencari ketenangan yang terasa hilang dari dirinya, la biasa berbuat demikian bilamana terasa http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bahwa ia kehilangan pegangan atau teramat sedih. Samadhi dengan khusuk tanpa mengingat apa pun yang namanya duniawi bisa membuat orang menyadari apa dan siapa dia sebenarnya. Dia bisa mengenal "aku"-nya yang sejati dan tahu, bahwa dia sebenarnya bukan apa-apa di dunia. Hanya laksana sebutir pasir yang tiada makna. Bila ia sudah mampu menempatkan dirinya pada nilai yang hakiki, maka ada kemungkinan ia dapat berhadapan langsung dengan Tuhan yang disembahnya, tiada lain yang disembah selain Dia. Baik selama masih di dunia, maupun di akhirat sampai setelah hari kiamat. Tetapi malam itu Erwin tidak mampu menghimpun seluruh konsentrasi, la digoda oleh Sagita yang selalu datang membayang. Sudah terang bukan salah Sagita. Itu Erwin tahu. Dialah yang lemah, mengapa sampai tak dapat memusatkan seluruh pikiran. Erwin teringat akan tugas yang harus dipenuhinya pada keesokan hari. Ke rumah keluarga Suhud untuk coba mengobati anaknya Armen yang sudah tiga tahun mengidap penyakit gila. Pada saat wajah Sagita datang lagi dan Erwin menyalahkan dirinya yang lemah itulah, bekas musuhnya Ki Ampuh tiba-tiba hadir di dekatnya dalam ujud sebagai babi hutan bertaring panjang. "Kalau aku dapat menolong, aku ingin sekali menolongmu Erwin. Tetapi aku tak berdaya. Kau tergoda oleh anak Afandi, orang berilmu yang aneh itu. Kasihan dia, mengapa sampai menyudahi nyawa sendiri. Kini kau jatuh cinta pada anaknya. Tak usah' kau ragukan lagi, kau memang telah tergoda olehnya. Kau bisa merasa sahabatku. Sama merananya dengan Sabrina yang nanti mungkin akan jadi kalap," kata Ki Ampuh. *** KEDATANGAN Ki Ampuh tidak mengejutkan, tetapi sedikit banyak mengherankan. Apa lagi ia telah mengetahui kegelisahan manusia harimau itu. Dia tertarik akan kata-kata Ki Ampuh, bahwa ia bisa merana seperti keadaan Sabrina sekarang. Bisa merana belum tentu akan merana, pikir Erwin membujuk diri. la berhenti bersamadhi http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang gagal itu. "Kau telah mengetahui keadaanku Ki Ampuh. Kau tetap hebat, seperti dulu saja. Bagaimana kau mengetahuinya?" tanya Erwin yang senang dengan kunjungan manusia yang kini berujud babi oleh kutuk sumpahnya sendiri. "Tak lebih hebat dari kau kawan," kata Ki Ampuh .merendah. Sejak jadi babi ia selalu menyadari bahwa kesombongan akhirnya akan mendatangkan bencana. Ki Ampuh lalu menceritakan, bahwa ia baru saja datang dari melihat Sabrina tanpa diketahui yang empunya diri. Dia mengetahui, bahwa Sabrina tadi berubah menjadi harimau, untung tidak diketahui oleh siapapun. Tidak dikatakan oleh Ki Ampuh, bahwa wanita cindaku itu menumpang di rumah sahabatnya Nini. la mengetahui bahwa Nini tidak ingin Erwin mendengar persahabatannya dengan Sabrina, karena begitulah pesan Sabrina kepadanya. "Aku sedang bingung Ki Ampuh. Aku tak pernah selemah ini. Kau dapat memberi aku nasehat apa yang sebaiknya kulakukan?" tanya Erwin. "Buat sementara ataupun seterusnya aku tidak akan mencampuri urusanmu dengan Sagita. Laksanakan saja apa yang kau kira baik. Hasilnya kelak, pahit atau manis akan merupakan pelajaran. Asal saja jangan kau lupakan, bahwa kau manusia harimau. Sama halnya dengan aku yang manusia babi. Tetapi kau jauh lebih beruntung. Kau hanya sesekali mengharimau sedangkan aku tidak bisa mengubah ujudku menjadi manusia kembali." Pada waktu itu terasa angin bertiup kencang di dalam gubug. Ki Ampuh dan Erwin saling pandang, sama mengetahui bahwa akan terjadi sesuatu dalam kehidupan mereka yang penuh misteri. Mereka tak salah duga. Dja Lubuk datang dalam ujud manusia. Tua, tetapi tetap gagah dengan misai putih yang menambah wibawa pada wajahnya. Yang mula-mula ditegurnya adalah Ki Ampuh, begitu sopan santun yang biasa diamalkannya dulu. Tamu didahulukan. Di gubug Erwin ia merasa sebagai tuan rumah. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Ki Ampuh memberi hormat dan menyatakan kegembiraannya dapat bertemu lagi dengan Dja Lubuk yang pernah membawanya ke Sumatera untuk menambah ilmu. Dia tanyakan bagaimana keadaan sahabat-sahabat di Tapanuli yang pernah menyambut kunjungannya dengan penuh keramah-tamahan, la pun menitip salam untuk mereka minta disampaikan bila Dja Lubuk kembali ke Mandailing. "Aku ingin kau jadi manusia kembali Ki Ampuh. Aku akan coba menanyakannya kepada bekas guruku. Juga kepada seorang pertapa di Sorek Merapi. Tetapi kau jangan terlalu berharap. Kalau tidak berhasil Kau akan sangat kecewa," kata Dja Lubuk. Ki Ampuh jadi sangat terharu, la bersimpuh dan sujud di hadapan kaki Dja Lubuk. Begitu jahatnya dia, begitu baiknya orang. "Erwin," kata Dja Lubuk kepada anaknya. "Tabahkan hatimu. Apa yang dikatakan Ki Ampuh benar. Kau bisa jadi merana oleh kelemahanmu ini. Tetapi siapa yang tidak punya kelemahan di permukaan bumi Allah ini. Yang terkuat pun punya kelemahan. Apa lagi mahluk-mahluk yang hanya seperti kita ini." Setelah mencium tangan ayahnya, Erwin bertanya apa yang sebaiknya dilakukan. Tetapi sekali ini Dja Lubuk tidak memberi petunjuk apa pun. la serahkan kepada anaknya sendiri untuk menentukan sikap. Harus kuat hati dan tabah, hanya itulah pesannya. Seperti kata Dja Lubuk, tiap pengalaman ada gunanya. "Bagaimana tentang Sabrina, ayah?" tanya Erwin. "Pendirian yang kau ambil kupikir cukup baik. Biarkan dia mencari jalan yang terbaik baginya, la cerdas walaupun ganas di luar keinginannya. Dan ia juga punya ayah, yang walaupun sudah tiada, tetapi bila perlu datang mendampingi anaknya. Tak usah kau pikirkan dia sekarang. Terlalu penuh sudah kepalamu. Orang harus mempergunakan akal pikiran guna mencegah hal-hal yang tidak diingininya, tetapi dalam pada itu ada takdir yang tidak bisa dielakkan dengan cara apa pun juga. Itu suratan badan. Tetapi jangan mudah mengatakan segala musibah sebagai takdir. Banyak http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bencana timbul karena manusia tidak mempergunakan akal pikiran yang diberikan Tuhan kepadanya," kata Dja Lubuk. Ki Ampuh kagum sekali dengan cara bicara dan cara menilai Dja Lubuk. Orang tua yang perkasa ini sungguh sangat cerdas. Dja Lubuk pergi, sementara Ki Ampuh masih menemani Erwin. la diberi harapan oleh Dja Lubuk, walaupun ia tidak boleh terlalu berharap. Menjelang jam tiga pagi, barulah Ki Ampuh mohon diri dan berkata bahwa sesekali ia akan datang. *** KEESOKAN harinya jam sembilan pagi Erwin ber-Bajaj ke rumah paman Nini. la disambut oleh Suhud, isterinya dan Nini sendiri. Sebagaimana biasa, pandangan pertama membuat Suhud dan isterinya kecewa. Ini pasti akan sia-sia, tetapi untuk tidak mengecilkan hati kemenakan yang sudah bersusah payah mencarikan pertolongan, mereka bawa Erwin ke ruang tamu. Dengan setengah hati Suhud menceritakan apa yang pernah terjadi, termasuk pembantaian Dalmatian yang amat mereka sayangi. "Boleh saya melihatnya?" tanya Erwin setelah mendengar seluruh kisah. Suhud membawanya ke sebuah kamar, tetapi tidak langsung masuk. Dari sebuah lubang pengintip yang sengaja dibuat di tembok, dengan ukuran sepuluh sentimeter garis tengah, Erwin melihat ke dalam. Pas di depan mata, rapat pada tembok ada sebuah ranjang. Kosong, tandanya Armen sedang di bagian lain dalam kamar itu. Suhud mengetuk pintu pelan-pelan. Sebagai jawab terdengar pintu itu ditendang keras sekali dari dalam. Suhud dan isterinya menghela napas. Tiba-tiba Erwin terkejut. Pandangannya tertutup. Karena Armen menempatkan matanya pada lubang itu dari dalam. Suhud segera menarik Erwin dari lubang itu. Masih tepat pada waktunya. Pada saat berikut kelihatan ludah terlompat melalui lubang itu. Pekerjaan Armen. Sudah selalu dilakukannya, karena ia tidak suka diintip. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Setan," bentaknya dari dalam. "Kalau berani, masuk!" "Sudah lihat sendiri. Masih mau mencoba?" tanya Suhud. Kata-kata tidak enak, terutama untuk Erwin. Tetapi ia tidak berkecil hati. Orang yang sudah putus asa selalu tak sadar akan ucapannya. "Kalau diperkenankan, saya coba. Dengan suatu catatan, bahwa saya hanya berusaha, sedangkan hasilnya ditentukan oleh Yang Mahakuasa," jawab Erwin. Dia minta segelas air putih mentah yang segera dibawakan. Air itu disiramkan di muka pintu kamar Armen. la berdiri sejenak di sana, lalu minta pintu itu dibuka. Ragu-ragu Suhud memenuhi. Entah apa yang akan terjadi berikutnya. Erwin masuk, yang lainnya menunggu di luar dengan hati cemas. Sepi. Apakah Armen sembunyi dan nanti mendadak melompat menyerang orang tak dikenal yang berani masuk kamarnya" Beberapa detik berlalu tanpa terjadi sesuatu. Tetapi tiba-tiba terdengar tawa besar dan ucapan: "Heee juru penyelamat, akhirnya kau datang!" Betapapun berisinya, Erwin terkejut juga. Armen yang bersembunyi di dalam lemari tempat kemeja, jas dan celana digantung tiba-tiba melompat. Jauh lain daripada dugaan. Armen bukan marah-marah atau memukul, tetapi malah mengulurkan tangan kepada Erwin. Semuanya jadi heran. "Aku Armen. Kau datang untuk mengobati aku bukan?" tanya Armen. "Ya, kalau kau mau," sahut Erwin. "Tentu saja aku mau. Siapa pula yang ingin bertahun-tahun dalam keadaan begini. Tak boleh keluar dan semua orang di rumah ini takut padaku. Coba kau pikir dan ibaratkan dirimu jadi aku. Ini rumahku atau yang lebih tepat rumah ayah dan ibuku. Tapi aku panggil mereka Papi dan Mami," Armen tertawa, lalu sambungnya: "Mereka semua, termasuk Papi dan Mamiku itu takut padaku. Apakah pantas orang tua takut sama anaknya. Coba jawab! Mereka menyangka aku gila. Apaku yang gila! Coba tunjukkan apaku yang gila. Orang gila tidak akan menyambut baik orang tak dikenal yang mau mengobatinya, http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bukankah begitu?" Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Erwin mengangguk-angguk menyenangkan hati Armen. Orang sakit itu nongol keluar pintu, la tertawa lagi: "Ngapain kalian di luar. Nggak ke-bagian karcis" Mari semuanya masuk. Kamar ini punyaku. Jadi aku yang menentukan siapa boleh masuk dan siapa yang tidak. Kalian semua aku persilakan masuk. Jangan kuatir. Tidak ada naga, tidak ada hantu." Seperti diperintah oleh komandan, semua keluarga Armen patuh. Masuk. "Na, begitu," kata Armen. "Mari kawan," katanya pula kepada Erwin. Dibimbingnya tangan Armen ke ranjang, lalu ia merebahkan diri. "Periksalah. Apa yang tak beres pada diriku ini," kata si sakit. Semua orang jadi heran. Tak ada tanda-tanda gila padanya. Setidak-tidaknya pada saat itu. Erwin meletakkan telapak tangannya di dahi Armen. "Tidak demam ya duk!" Armen kayak ngeledek. Mentangmentang dokter disingkat "dok", dukun diringkaskan jadi "duk". Mendengar itu Erwin sendiri pun jadi tersenyum. Semua keluarganya merasa geli. Habisnya, mereka belum pernah dengar dukun dipanggil dengan "duk". "Tidak, tidak demam Tuan Armen," sahut Erwin. "Jangan begitu ah. Kita kan bersahabat, masa menyebut aku dengan tuan segala. Eh namamu siapa" Seingatku kau belum mengatakannya!" "Namaku Erwin. Aku bahagia sekali kalau kau memandang aku sebagai sahabat. Tapi aku ini orang miskin," kata Erwin. Dia senang pada anak muda yang sedang sakit itu. "Engkau Erwin, aku Armen. Singkatannya Er dan Ar. Cocok untuk bersahabat akrab. Kau kata kau miskin. Biar saja. Kan pandai mengobati. Aku ini kaya tapi tak pandai menolong orang sakit. Mana http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ada manusia serba komplit di dunia ini," kata Armen. Pendapat dan cara menilai yang baik sekali. Erwin dan keluarga Armen heran mendengar. Siapa sangka dia tidak normal. Erwin meneruskan usahanya. Setelah menjampi-jampi dipijitnya induk jari kedua kaki Armen. Tak ada suara. Sekali lagi, juga tidak ada reaksi dari si sakit. "Sudah?" tanya Armen. "Kini tentu kau minta air putih di dalam gelas atau mangkuk besar yang berwarna putih pula." "Benar, kok kau sudah tahu. Sudah pantas juga kau jadi dukun, tapi jangan saingi aku. Nanti aku tidak kebagian pasien dan aku akan lapar." "Kau suka berkelakar ya duk. Rata-rata dukun yang pernah datang ke mari minta air putih. Kau juga sama dengan mereka" Tidak ya!" "Aku cuma orang biasa. Mohon kemurahan Tuhan. Lain tidak," kata Erwin. "Orang biasa yang dukun?" "Orang mengatakan aku dukun, suka hati merekalah." "Kau punya piaraan?" "Tidak. Tak punya ayam. tak punya kucing atau anjing." "Bukan itu maksudku. Kudengar ada dukun yang piara ular, lipan, kalajengking atau bahkan harimau yang bisa disuruh-suruh!" kata Armen menjelaskan maksudnya dengan piaraan. Nini gelisah mendengar pertanyaan saudara misannya. Dukun itu bisa tersinggung atau bahkan marah. Tetapi nampaknya Erwin tenangtenang saja. Tak ada orang yang tahu bahwa sesungguhnya ia berdebar tadi waktu Armen menyebut harimau. Erwin menjawab bahwa ia tidak punya piaraan apa pun. Air putih sudah dibawa dan dijampi-jampi oleh Erwin. Dipintanya Armen meminumnya sedikit. Armen patuh, setelah itu berkata: "Dukun senang mempunyai pasien seperti aku patuhnya?" http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Senang sekali," jawab Erwin walaupun ia merasakan, bahwa di dalam pertanyaan Armen terkandung ejekan. Tapi bukan ejekan menghina. Lebih merupakan kelakar saja. Tiba-tiba terjadilah apa yang tidak mereka duga sama sekali. Di tengah kelegaan hati melihat perkembangan Armen, anak muda itu mendadak bangkit lalu melompat dari atas ranjang, la menghambur ke luar langsung ke dapur mengambil parang. Dia mencari sasaran, untung pembantu-pembantu sudah sempat menyingkir. Nini menjerit, Suhud dan isteri serta anggota keluarga yang lain jadi ketakutan. Bukan tak mungkin Armen membabi buta membacok siapa saja yang terjangkau olehnya. Hanya Erwin yang berjalan tenang mendapatkan Armen. "Jangan mendekat dukun. Selangkah lagi akan kuterkam kau. Kupisahkan kepala dari badanmu yang busuk itu!" teriak Armen. Si manusia harimau memandang lurus-lurus ke wajah Armen. Dia berkata: "Aku punya banyak kelebihan dari kau Armen. Namun aku tidak mau membinasakan kau, karena kau sahabatku. Lepaskan parang itu." "Apa katamu! Kau mau memerintah aku" Keliru, bukan aku orangnya yang mau tunduk pada perintah seorang dukun," bentak Armen, tetapi sehabis berkata dia tunduk dan parang dilepaskan dari tangannya, la tak angkat muka lagi. "Sekarang kembali ke kamarmu, supaya kita tetap bersahabat!" perintah Erwin, tetapi dengan nada lembut. Armen menurut, membuat semua orang lega kembali dan kagum bukan kepalang pada dukun muda Tetapi sedang mereka terheran heran dan bersyukur, ketika itu pula terdengar suara mengejut dan menakutkan. Auman harimau. Rasanya di dalam rumah itu. Erwin tahu, itu suara ayahnya. "Tenang-tenang sajalah, tidak ada yang perlu ditakuti. Jangan panik. Itu alamat baik," kata Erwin. Rasa takut mereka semua memang menurun tetapi rasa heran dan takjub meningkat. Yang amat kagum pada Erwin adalah Nini, sahabat Sabrina. SETELAH Armen merebahkan diri kembali di ranjang, Erwin http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ meneruskan ikhtiarnya. Disapu-kannya air dingin yang sebagian telah" diminum Armen tadi pada muka si pasien. Kemudian ke dadanya. Ajaib setelah kena air itu dada yang turun naik dengan cepat, menjadi normal kembali. "Kau perlu istirahat Armen. Tidur ya," kata Erwin. Si sakit mengangguk pelan dan tak sampai dua menit kemudian telah tertidur. "Setelah bangun nanti, semoga dia merasa tenang. Samasamalah kita mendoakannya," kata Erwin. "Pak dukun," kata nyonya Suhud, "Sudah pak dukun lihatkah apa yang jadi sebab sampai Armen sakit begini" Sudah lebih tiga tahun! Apakah benar buatan orang. Kalau benar, tolong pak dukun katakan siapa orangnya." "Saya belum tahu. Saya coba usahakan malam ini. Sampai saat ini saya tidak merasakan bahwa penyakit anak nyonya oleh kejahilan seseorang!" jawab Erwin. "Kalau sekiranya ternyata buatan orang, maukah pak dukun mengembalikan penyakit Armen kepada orang yang menjahatinya?" tanya isteri Suhud lagi. Rupanya dia sangat penasaran. Bisa dimengertti. Siapa yang tak sakit hati dan dendam kalau anak kebanggaan yang sudah sarjana hukum dibuat sampai gila oleh sesama manusia yang berhati jahat. Tetapi Erwin tidak menjawab. Membuat nyonya Suhud tidak puas dan mengulangi pertanyaannya. "Jangan kita bicarakan itu. Bukankah saya diminta berusaha menolong Armen. Dalam usaha berat ini janganlah ada pikiran kotor di dalam hati kita," kata Erwin membuat nyonya Suhud jadi malu, tetapi dendam di dalam hatinya kian membara. Dalam pada itu Nini terus memperhatikan si dukun muda miskin yang amat digilai Sabrina. la sendiri menasehati sahabatnya agar jangan jadi bodoh. Masa cinta dihadiahkan kepada dukun. Miskin pula lagi. Tetapi sekarang, dia sendiri menumpahkan perhatian pada lelaki muda yang sedang mengobati saudara sepupunya. Entah apanya yang menyebabkan dia tertarik. Ilmunya" Rupanya" Ataukah http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ketenangan yang menjadi ciri-cirinya" "Tolong bawakan ke mari makanan kesukaannya. Yang masih mentah boleh, yang sudah dimasak pun jadi," pinta Erwin. Segera Suhud sendiri membawakan salak Bali dan rambutan Rafiah yang sedang musim. Dalam hal rasa, si Rafiah ini memang tak terlawan. Erwin memanterai buah-buahan itu untuk dimakan Armen bila ia meminta. Dukun-dukun yang pernah dipanggil tidak ada yang mempergunakan cara ini. Setelah itu ia mohon diri. Nini, tanpa tanya ingin mengantarkan Erwin pulang. Ketika akan berangkat, Suhud menyalam Erwin sambil hendak meninggalkan sesuatu ke dalam genggaman dukun itu. Tetapi Erwin bertanya: "Apa ini," sambil melihat pemberian itu. "Uang" Maaf saya tak dapat menerimanya. Sekali lagi maaf, dan jangan salah faham. Saya sudah akan senang sekali kalau dapat menolong anak Tuan. Semoga Tuhan mengizinkan." Suhud coba memaksakan karena ia merasa layak mengimbali jasa atas usaha Erwin. Rasanya ia berhutang kalau Erwin tak mau menerima. Tetapi dukun itu tetap menolak dan akhirnya Suhud mengalah, setelah mendapat isyarat dari kemenakannya Nini. Gadis ini mengiringkan Erwin ke pintu depan lalu entah sadar entah tiada, ia memegang pergelangan Erwin terus dibawa ke mobilnya. Ketika pintu kendaraan itu dibukakan untuknya, ia menolak, mengatakan bahwa ia hendak ke rumah seorang temannya dulu. Untuk itu ia akan naik Bajaj saja. Tetapi Nini tidak mau mengalah, Erwin menyerah. Kalau kemarinnya dia berdampingan dengan Sagita, hari ini duduk di samping Nini. Bedanya, kemarin jantung Erwin berdebar, sekarang hati Nini yang bergetar. Seperti halnya Erwin ketika duduk bersama Sagita, kini Nini yang merasa sedikit malu pada diri sendiri, mengapa ia sampai punya perasaan lain. Senang pada dukun itu. Hih, betapa buruknya. Kemarin dia anjurkan kepada Sabrina agar membalas kesombongan Erwin, sekarang dia mulai tertarik padanya. Dia yakin pula, bahwa perasaan baru ini bukan oleh guna-guna. "Munafik, aku ini munafik," kata Nini pada diri sendiri. Kenapa http://ceritasilat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ mesti tertarik pada dukun. Mestinya berjalan bersamanya pun akan terasa canggung dan malu. "Bagaimana, adakah harapan?" tanya Nini untuk menutupi perasaannya. Seolah-olah Erwin tahu apa yang sedang dipikirkannya. Dan besar kemungkinan dukun itu tahu. Bukankah ia punya ilmu tersendiri" "Harapan apa?" Erwin bertanya, la sedang asyik membayangkan Sagita sehingga tidak segera menangkap maksud Nini. Tentu saja yang dimaksudkannya mengenai penyakit Armen. Mereka baru dari sana, tentu itulah yang ditanyakan. "Harapan harus selalu ada. Selama kita masih hidup. Bahaya paling besar dalam kehidupan manusia ialah putus asa atau putus harapan," sahut Erwin. "Pedoman hidupmu kuat," kata Nini. "Sudah mestinya begitu. Semua orang harus begitu. Bukankah kau juga tak pernah putus harapan?" Nini tidak menjawab, hanya melepas sebuah tawa. "Bagaimana kalau kita mampir di sebuah restoran. Makan bersama sedikit. Setelah itu baru kita pulang," kata Nini. "Terima kasih atas budi baikmu, tetapi lebih baik jangan," sahut Erwin. < "Mengapa. Pantang?" tanya Nini. Erwin menjawab "tidak", la teringat pada Sabrina dengan siapa ia makan dua hari yang lalu. Pulang semobil dengan Nini, kemarin dengan Sagita, kemarin dulu makan bersama Sabrina. Sekarang dengan Nini pula. Huh, lebih baik jangan. Lebih mungkin bawa mudharat daripada manfaat. Lagi pula kalau kebetulan bertemu dengan Sagita, bagaimana" Uwaa, sudah berpikir sejauh itu, kata Erwin pada diri sendiri, la sadar bahwa ia berkhayal. Sudah takut dilihat Sagita segala. Seperti orang yang sudah janjian saja! Lalu ia mengambil keputusan. Apa salahnya makan bersama Nini. Anggap saja petualang an kecil. Detik-detik yang akan bisa jadi kenangan kan tidak selalu datang di dalam http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kehidupannya. Kalau sedang hari naas, bukankah dia menderita di bawah tekanan keadaan, la lalu teringat, bagai mana ia didorong ke dalam sel tahanan dan kemudian dihajar hampir mati oleh tiga orang pelindung hukum. Maladi, Saiman dan Ismail. Semuanya sudah mati. Seorang dibinasakan ayahnya, yang satu lagi oleh kakeknya dan yang bernama Ismail oleh Sabrina. Tidak bisa disangkal bahwa Sabrina turut berperan - walaupun tidak dipinta - dalam rentetan pembalasan dendam itu. Nini memesan makanan, setelah Erwin menyerahkan saja padanya. "Apa yang kau pilih tentu kusukai, walaupun barangkali aku belum pernah mencobanya," kata Erwin. Membuat Nini merasa iba. Tapi dia yakin, Erwin tentu jarang sekali bisa masuk ke restoran ka kelas mahal. Kalau dia mau menerima bayaran atas jasa penyembuhan yang telah dilaksanakannya, ia bisa kaya. Rupanya kekayaan tidak merupakan salah satu dari tujuan hidupnya, betapa besar perbedaan antara Erwin dengan banyak orang pintar, penting, berkedudukan tinggi yang mau melakukan berbagai cara untuk dengan cepat menimbun harta. Begitulah insan-insan pengisi dunia ini. Yang berjiwa sosial dan yang rakus seperti tikus got. Mereka makan sambil ngomong-ngomong enteng. Asal saja. Pikiran keduanya tiada persamaan. Nini menaksir-naksir lelaki yang duduk di hadapannya. Erwin digoda bayangan Sagita. Tiba-tiba Erwin bertanya: "Sudah lama kau kenal atau bersahabat dengan Sabrina?" Nini terkejut, untung nasi tak termasuk ke lubang pernafasan. Diam-diam rupanya Erwin tahu bahwa dia sahabat Sabrina. "Sabrina yang mana?" tanya Nini dalam usaha mengembalikan kewajarannya. "Itu, yang menginap di rumahmu dan mem beritahukan alamatku." "Jadi kau tahu?" "Bukankah kemarin sudah kukatakan, bahwa kau mendapat alamatku dari seseorang yang kukenal." http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Nini merasa malu sekali, tetapi Erwin menolongnya. "Kan tidak mengapa, Sabrina yang meminta padamu agar jangan mengatakan bahwa kau sahabatnya. Dia sahabat baikku. Apa kabarnya?" kata Erwin lagi mengenakkan suasana. "Baik, baik," jawab Nini. "Kau mau bertemu dengannya. Nanti setelah makan kita ke rumahku!" la menawarkan begitu ramah, tetapi tidak sepenuh hati. la lebih suka Erwin tidak bertemu dengan sahabatnya itu. Sesuai dengan harapannya Erwin menolak. "Tidak usah. Baru dua hari yang lalu kami bertemu. Makan bersama juga di restoran. Cuma bukan restoran ini. Dan dia yang bayar, karena aku Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo tidak punya cukup uang untuk harga makanan yang sebanyak itu." Erwin bercerita polos. "Apa ada pesan untuknya?" tanya Nini. "Tidak. Tak usah katakan, bahwa aku mengetahui persahabatan kalian. Jadi aku juga tidak tahu bahwa Ina yang memberimu alamatku. Begitu maunya, begitulah kita lakukan. Memenuhi harapan kawan kan juga suatu kesenangan," kata Erwin. Dia kasihan pada Sabrina, tetapi hanya itulah yang dapat diberikannya saat ini. Rasa kasihan, tiada lain daripada itu. "Kau keberatan kalau aku singgah di sebuah toko sebentar" Ada yang kucari," tanya Nini setelah mereka keluar dari restoran. Mereka berhenti di tempat parkir Duta Merlin, pusat pertokoan yang menyediakan cukup banyak barang-barang berharga tinggi. "Aku belum pernah kemari. Kau belanja, aku melihat-lihat ya. Kalau aku sudah bekerja kelak, siapa tahu aku bisa kemari," kata Erwin. Katakata begini saja pun telah membangkitkan rasa iba dalam hati Nini. la semakin yakin, bahwa ia menyukai dukun itu. Yang berat dan belum terjawab, apakah Erwin juga simpati hendaknya lebih dari itu - padanya. Nini hanya dua puluh lima menit di sana. Keluar dari sebuah toko di lantai terbawah ia sudah menjinjing dua kantong plastik. Bukan kantong kelas murahan. Tentu isinya juga bukan yang harga di http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bawah. Seperempat jam kemudian mereka telah tiba di depan gang gubug Erwin. Nini mengantarkan dengan membawa satu di antara dua kantong plastik tadi. "Boleh kupinta kau jadi sahabat baikku Er?" tanya Nini. Erwin menyatakan senang sekali dan mengucapkan terima kasih atas kebaikan Nini. "Kau mau kan, menerima oleh-oleh kecil ini," katanya sambil memberikan kantong yang dibawanya. Erwin tidak menolak. Menolak pemberian begitu akan mengecilkan hati orang yang memberi. Nini pulang dengan pikiran masih pada Erwin, sementara si manusia harimau merebahkan diri mengkhayalkan Sagita. Ayahnya tidak melarang. Apa salahnya dicoba. Bagaimanapun hidup kan harus ada variasinya. la tertarik pada Sagita, itu sudah pasti. Itulah maka ia teringat inqat padanya. Pada saat-saat seperti itu ia lupa, bahwa ia anak Dja Lubuk, cucu Raja Tigor yang sewaktu-waktu berubah jadi harimau tanpa dapat dicegah. Pada saat semacam itu ia merasa dirinya sama dengan manusia yang normal, sedikit pun tiada kelainan. Punya keinginan untuk hidup berteman, punya rasa kasih dan rindu, punya daya khayal yang indah. Kemudian, setelah di depan matanya terbayang segala kemesraan berkencan atau hidup bersama seorang wanita yang dicintai, ia mendadak tersentak oleh kesadaran akan keadaan dirinya. Terbayang yang buruk dan mengerikan yang telah biasa dialami di masa lampau. Dirinya mendadak berubah ujud. Kemudian dibujuknya lagi dirinya. Bukankah dia dulu juga pernah punya isteri yang amat dicinta dan sangat mencintainya" Yang mengetahui keadaan dirinya, bahkan pernah melihat dia berubah menjadi harimau" Tetapi sedikit pun tidak meng-goncangkan hatinya, bahkan ia yang memberinya semangat untuk tidak kecewa pada kenyataan yang diperuntukkan bagi dirinya itu" http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Tetapi akan seperti Indahayati kah Sagita yang tanpa dapat dilawan telah membuat ia ber pikir, berhasrat dan berkhayal" *** EMPAT hari setelah terjadi pembunuhan misterius atas diri Ismail yang polisi, ketika Kolonel Margono masih dihantui perasaan takut, saat Kapten Sahata Siregar masih berspekulasi tentang diri Sabrina dan Letnan Karnadi berharap-harap akan bisa diterima oleh Erwin sebagai murid ilmu mistik, terjadi suatu kegemparan baru. Pagi Senin itu beberapa orang yang akan menggali sebuah lubang untuk menampung mayat yang akan dikebumikan hari itu, jadi kaget melihat lagi sesosok mayat yang kain kafannya bergelimang lumpur seluruhnya terletak membujur di luar lubangnya. Tentu ada yang membongkar kuburan itu lalu mengangkat mayatnya. Karena mereka juga yang menggali lubang mayat yang bernasib sial ini dan penyebab kematiannya amat dihebohkan, maka tanpa melihat papan nisan mereka terus mengetahui, bahwa mayat itu tak lain daripada Ismail yang mati dibunuh di sebuah hotel. Mereka tidak lari lintang pukang karena mereka sudah pernah mengalami peristiwa semacam itu. Dua kali malah, yaitu pembongkaran mayat Maladi dan Saiman di kuburan yang sama. Orang-orang ini sudah menjadi "orang kuburan" tak takut lagi dengan kejadian-kejadian aneh semacam itu. Lain halnya kalau mereka pada malam hari didatangi mayat yang dikenalnya. Mungkin juga akan mati kejang. Tetapi akan lain pula halnya kalau mayat itu membawakan satu kantong uang untuknya karena ia rajin membersihkan tempat terakhir orang yang sudah tiada itu. Barangkali dia akan minta supaya mayat yang baik hati itu sering-sering datang. Masyarakat gempar lagi. Belum lama berselang kuburan dua anggota polisi dibongkar, entah oleh siapa. Tetapi di sekitar kuburannya terdapat banyak jejak harimau. Telapak kakinya tampak jelas sejak ia memasuki kuburan. Tetapi telapak dengan arah ia keluar lagi tidak ada. Sekarang di sekitar kuburan Ismail kelihatan banyak telapak kaki babi. Besar-besar. Menandakan babinya juga tentu besar. Apa pula maknanya ini semua. Apa kaitan Ismail http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dengan babi7 Kolonel Margono bingung. Hampir segenap anggota Polisi menghadapi pertanyaan yang tak terjawab. Apakah pembunuh Ismail di hotel itu siluman babi" PERS menyiarkan berita ini dengan cara dan gaya masingmasing. Yang pernah mendenggar cerita tentang binatang-binatang siluman, memberi komentar atau apa yang terjadi di pemakaman itu. Ada juga yang mengatakan, bahwa yang menggali kembali mayat Ismail bukan siluman, tetapi raja babi hutan yang merasa dendam pada Ismail, karena ia dulu sering berburu babi dan cukup banyak hewan pengganggu tanaman petani itu dibinasakannya. Ada kemungkinan mayat Ismail kelak akan digali lagi oleh sang babi. Raja ini ingin memberi peringatan kepada para pemburu, bahwa inilah yang akan mereka alami, manakala mereka telah mati. Untunglah peristiwa itu tidak punya sangkut paut dengan politik atau kampanye pemilu sehingga pers boleh saja menyiarkannya sesuka selera. Walaupun begitu, jangan dikira berita itu tidak mempunyai pengaruh sampingan. Banyak orang membicarakannya. Dikaitkan lagi dengan pembongkaran dua kuburan belum lama yang lalu. Kedua-duanya pula kuburan anggota Polisi. Apakah penyebab atau maksud tiga kejadian ini pikir masyarakat. Selama sejarah Jakarta, sejak masih bernama Sunda Kelapa, Betawi, Jayakarta tidak pernah ada kejadian seperti ini. Bukan berarti tidak pernah ada kuburan yang digali kembali. Tetapi yang menggali bukan hewan atau siluman. Melainkan manusia biasa. Dengan maksud mencuri harta yang diikutsertakan bersama penguburan mayat atau hendak mencuri mayat itu guna mengambil bagian-bagian tertentu dari tubuhnya untuk dibuat tangkal penentang bahaya dan membuat semua orang yang dihadapi jadi menurut segala kata. Ada pula dukun yang mengambil minyak mayat untuk dijadikan minyak sinyongnyong atau minyak pekasih. Minyak orang mati ini dicampur dengan minyak halus yang keras baunya untuk menetralisir bau minyak mayat itu. Dijampi lalu ditanam sehasta dalamnya di bawah pohon beringin tujuh hari tujuh malam lamanya. Dimulai dari Kamis petang menjelang magrib sampai saat yang sama sepekan http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kemudian. Menanamnya bukan asal tanam saja. Botol yang berisi minyak mayat itu harus dibalut dengan kain kuning tujuh lapis. Sebilah pisau lipat yang tajam harus menjaga minyak, jadi turut serta ditanam. Jika sudah tiba masanya untuk dikeluarkan, si penanam harus menjaga jangan sampai ada orang yang melihatnya. Minyak itu belum boleh langsung dipergunakan. Menanti tujuh malam lagi, memberi dia kesempatan menghimpun seluruh kekuatan. Setelah itu tinggal mencolekkannya saja pada wanita yang jadi sasaran. Tentu saja wanita juga dapat membuat minyak pekasih untuk pria yang tak dapat ditundukkannya dengan cara biasa. Mencolekkannya harus dengan jari sendiri dan harus pada kulit sasaran. Kulit bagian mana saja. Tetapi minyak tidak akan manjur kalau tidak mengenai kulit orang yang dimaksud. Tapi tiga kuburan dari tiga orang anggota Polisi digali kembali o|eh hewan benar atau siluman adalah sesuatu yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah pemakaman di Jakarta. Di kota-kota lain juga pernah terjadi pembongkaran kuburan oleh mahluk-mahluk tak dikenal seperti harimau, anjing dan babi. Bahkan ada mayat yang berulang kali digali kembali oleh tenaga yang tak mau memperkenalkan dirinya. Namun begitu tidak pernah kejadian penggalian mayat penegak hukum sampai tiga mayat terturut-turut. Di kalangan kepolisian, terutama yang mengetahui apa yang telah dilakukan oleh ketiga oknum itu semasa hidupnya terhadap seseorang tahanan bernama Erwin, kejadian itu setengah terjawab. Erwin punya hubungan erat dengan harimau dan babi. hewan benar yang dikuasai Erwin atau hewan-hewan siluman yang masih ada hubungan keluarga dengannya. Diam-diam, para penegak hukum yang tidak turut serta dalam penyiksaan merasa beruntung sekali. Tetapi Margono yang kolonel, walaupun tidak turun tangan secara langsung, tetap merasa gelisah, kadang-kadang takut. Apakah kekuatan-kekuatan gaib itu akan mendatanginya lagi untuk melakukan teror sebagaimana anak buahnya telah menteror seorang tahanan yang sama sekali tidak berdosa" Ke manakah dia harus menghadap untuk minta maaf atas perbuatan tiga orang anak buahnya, agar ia jangan sampai mendapat gangguan lagi. la http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ semakin menyadari bahwa kekuatan gelap seperti ini jauh lebih memusingkan dan menakutkan daripada bandit-bandit kejam dan teroris-teroris ganas yang dapat dihadapi dengan kekuatan senjata. *** TIBA di rumah, Nini langsung masuk kamar mengunci diri. la merasa resah, lebih daripada yang pernah dirasakannya setahun yang lalu ketika ia jatuh hati pada Mahmul. Si duda dengan anak satu yang duluan menyatakan cinta padanya, dia pun menerima. Jadi tidak ada problim besar, walaupun hubungan itu putus kembali. Lain halnya kali ini. Yang dipilih hatinya tak lebih, tetapi juga tak kurang daripada seorang dukun, walaupun dengan embel-embel dukun sosial, la sudah mengecilkan kedudukan dukun kepada sahabatnya Sabrina yang mati-matian ingin memiliki tukang obat berjampi jampi itu. Apa akan kata Sabrina kalau ia sampai mengetahui isi hatinya. Lebih daripada itu. Si dukun belum pula tentu menyukai dirinya. Andaikata Erwin menolak cintanya, bagaimana" Apa masih berani hidup di dunia ini" Katakanlah tak ada orang yang mengetahui isi hatinya, tetapi bukankah dia sendiri tak dapat lari dari kenyataan, kalau Erwin menolak, la boleh katakan Erwin dungu, tak tahu diri. Tetapi bukankah orang dungu dan tak tahu diri itu yang tak dapat ditundukkan" Tetapi pada petang hari, kedua sahabat itu bertemu juga. Nini yang mendatangi Sabrina di kamarnya. "Bagaimana dengan saudara misanmu itu Nini" Ada kemajuan?" tanva Sabrina. "Ya, sahabatmu itu hebat sekali. Pantas kau jatuh cinta padanya," kata Nini tanpa pikir. Sabrina jadi heran mendengar. Kemarin dia masih memberi nasehat jangan sampai mau jatuh ke tangan dukun kini dia menyatakan "pantas jatuh cinta". Apa yang mendorong dia berkata demikian. "Kok kau bilang begitu Nin?" tanya Sabrina. Nini jadi gugup, merasa dia telah salah ngomong. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Bagaimana ya. Kurasa karena dia memang lain daripada kebanyakan dukun. Rendah hati dan sangat bersopan santun," jawab Nini seadanya. "Jangan-jangan kau yang kemarin meremehkan dia sekarang tertarik padanya, hah! Barangkali juga kau sudah jatuh hati, siapa yang tahu!" kata Sabrina tertawa, seakan-akan berkelakar, tetapi sebenarnya tidak berkelakar. Malah ia sudah berprasangka terhadap sahabatnya. Anehnya Nini tidak secara tegas menyangkal. Dia cuma berkata: "Kau ini ada-ada saja Ina." Jawaban itu membuat Sabrina tambah yakin, bahwa Nini mulai mengandung perasaan lain setelah bertemu dengan Erwin. Kini tidak ada lagi ejekan. Kalau tidak ada apa-apa dan melihat caranya bicara kemarin, mestinya Nini berkata: "Dia memang baik, pinto' lagi. Tetapi buat jatuh hati, tunggu dulu. Dukun tidak cocok untuk seleraku!" Mereka berdua minum teh dan makan sedikit kuwe kering. Malamnya Nini mengajak Sabrina melihat bioskop. Film bagus tidak menarik perhatiannya. Pikirannya tak lekang dari Erwin dan sahabatnya Sabrina. Tidak disadarinya bahwa sahabatnya itu melihat kegelisahan yang mengganggu dirinya. "Film ini tidak menarik perhatianmu Nini," kata Sabrina. "Apakah kau lebih suka kita jalan-jalan ke tepi laut" Atau ke disco. Buang semua kekalutan pikiran. Aku remuk diamuk badai, sudah kuceritakan. Jangan kau ikut-ikutan ketularan nasibku!" Sabrina berkata wajar, tak diketahuinya bahwa kata-kata begitu telak mengenai jantung sahabatnya. Satu manusia bernama Erwin yang membuat mereka jadi begitu. Dan lelaki yang dukun sosial itu tak pula kurang daripada manusia harimau. Bagi Sabrina bukan rahasia, tetapi buat Nini, hiiiii. Habis nonton yang bagi Nini tanpa kesan, mereka pergi ke Pecenongan, tempat makan yang terdiri atas ratusan tenda di kirikanan jalan, yang betul-betul internasional. Bagi semua bangsa. Asap masakan dengan aneka bau yang seringkah menusuk hidung tidak merupakan gangguan. Atau bahkan barangkali merupakan rangsangan. Ada kodok hidup yang dikupas di depan anda, kalau http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ anda suka kodok, ada anak-anak burung dara yang belum berbulu yang dijebloskan ke dalam minyak mendidih, kalau anda tega melihat proses sebelum ia melewati tenggorokan anda. Tidak ada yang mengatur, tetapi tak jauh dari meja kedua dara yang jatuh hati pada manusia yang sama itu, duduk pula tiga orang gadis, tak sama warna kulit, tetapi sama menariknya. Yang dua orang menyebut kawan mereka dengan Ita, singkatan dari Sagita. Dan dia tak lain daripada Sagita yang telah kehilangan ayahnya Afandi melalui peluru menembus kepala. Dia tak mengenal Sabrina Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dan Nini yang memikirkan Erwin, sebagaimana Nini dan Sabrina tak mengenal Sagita yang jadi pikiran Erwin. Begitu dekat, begitu berbeda. *** JAM sembilan malam itu Kapten Sahata Siregar dengan pakaian sipil datang ke rumah Erwin. Terus terang dia mohon bantuan. "Keadaan amat menggelisahkan Erwin," katanya. "Bantulah aku. Bukan dengan menyusahkan siapa-siapa. Hanya mengembalikan ketenangan. Karena banyak kawan-kawanku dihantui rasa takut. Tak dapatkah mohon bantuan ayah dan ompungmu?" "Yang membuat kegaduhan bukan kami Kapten. Orang-orang ganas itu yang jadi penyebab semua ini," kata Erwin. "Itu telah kami sadari dan akui. Tetapi tidak semua orang Polisi itu orang kejam. Sebagian terbesar malah orang-orang yang turut menangisi penderitaan sementara orang yang ditahan. Banyak sekali di antara kami yang baik. Demi Tuhan, Erwin aku mengetahui ini!" "Aku juga tahu. Tetapi tanpa adanya kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ini, seperti pembalasan ayah dan kakekku, mereka menyangka bahwa mereka boleh berbuat apa saja yang mereka senangi. Mereka orang sadis. Dengan cara mereka akan banyak orang tak berdosa dijebloskan ke dalam penjara, karena pengakuan yang dipaksakan. Orang terpaksa mengakui apa saja, walaupun mereka tidak berbuat, kalau kukunya dicopoti atau jarihttp://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ jarinya dihimpit di bawah kaki meja. Dada dan muka disulut api rokok, bukan cerita aneh, bukankah begitu Kapten?" Sahata Siregar tidak bisa menjawab. Dia malu. Andaikata dia bukan Kapten Siregar yang mengenal Erwin dan Erwin ini bukan manusia harimau, besar kemungkinan orang yang berani berkata begitu akan dibikin hancur. Akan dinilai kurang ajar dan terlalu berani. Walaupun sekedar mengatakan yang benar. Sebetulnya Kapolri sendiri telah berulang kali memberi perintah supaya jangan melakukan pemeriksaan dengan cara tak berkemanusiaan, tetapi di waktu-waktu yang belakangan ini keganasan di banyak tempat malah menggila. Masyarakat jadi gelisah. Apa maunya insan-insan penegak hukum yang kejam ini. "Kau, sebagai orang sedaerah mau membantu aku, bukankah begitu Erwin" Bukan untukku, tetapi untuk masyarakat yang butuh ketenangan. Kehidupan ekonomi dan sosial kita belum cukup baik. Jangan ditambah dengan kegelisahan lain. Aku tahu kekuatan gaib sejumlah orang-orang hebat kita di kampung!" kata Siregar. Erwin tidak segera menjawab. Apa yang dapat dilakukannya untuk mengembalikan ketenangan" "Mayat Ismail digali babi. Babi benar atau silumankah itu Erwin?" tanya Kapten Siregar. Mendadak Erwin jadi ingat pada kuburan Ismail yang digali kembali dan di sekitar tempat itu banyak telapak kaki babi. Sudah pasti perbuatan Ki Ampuh, la hendak mendekatkan diri dengan segala usaha, la membutuhkan kawan-kawan dan bagi babi manusia semacam dia tidaklah mudah mencari kawan. Yang pasti pernah sangat baik padanya adalah keluarga Dja Lubuk, la perlu mendekati mereka kembali. Siapa tahu dengan bantuan Dja Lubuk atau ayahnya Raja Tigor ia masih dapat diampuni untuk jadi manusia kembali. Dan kalau yang demikian sampai bisa terjadi, maka ia taubat tujuh turunan tidak akan melakukan perbuatan maksiat seperti dahulu. http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ "Yang menggali itu sahabatku," kata Erwin berterus terang, "la tadinya manusia, pernah bersamaku ke Tapanuli. Tetapi oleh kutukan sumpahnya ia berubah menjadi babi, hingga kini." Kapten Siregar tercengang. Kalau begitu Erwin bukan hanya berkelompok dengan ayah dan kakeknya, tetapi masih ada yang lain. Dan sahabatnya itu begitu setia membalaskan sakit hatinya. Membuat keadaan jadi lebih kacau. Kini masyarakat bukan hanya memikirkan harimau gaib atau manusia harimau, atau harimau benar ataupun harimau piaraan. Tetapi ditambah lagi dengan babi. Benar atau siluman. Karena ketiga-tiganya kuburan itu menyimpan mayat anggota Polisi yang kemudian mereka dengar memang suka menyiksa tahanan, maka masyarakat mengaitkan harimau dengan babi sebagai sahabat-sahabat yang erat dan rdalu bekerjasama. "Dapatkah kau pintakan bantuan mereka, maksudku, ayah dan ompungmu, begitu pula sahabatmu yang telah berubah jadi babi itu dan yang lain-lain untuk tidak lagi menimbulkan keresahan di kalangan penduduk." "Sudah kukatakan Kapten. Apa pun yang kami lakukan hanyalah akibat dari apa yang kalian perbuat. Kami tidak akan pernah melakukan kejahatan atau pembalasan tanpa sebab," kata Erwin. Pada saat itu pintu diketuk orang dan tak lama antaranya telah masuk Sagita. Darah Erwin tersirap, mukanya serasa merah dan jantungnya berdebar. Ada apa Sagita datang" "Boleh kuperkenalkan kau pada tuan ini?" tanya Erwin. Sagita mendekat lalu mengulurkan tangan. Kapten Siregar kagum pada sahabat Erwin. Kelihatannya orang kaya dan terpelajar. Kemudian dia ingat-ingat. Di manakah ia pernah melihat gadis ini" Akhirnya dia ingat. Di rumah almarhum Afandi, orang penting yang sudah pensiun, kemudian diam-diam buka praktek ilmu hitam. Dia belum tahu, bahwa Erwin telah jatuh hati tanpa punya keberanian untuk mengatakannya. Sagita pun heran, mengapa seorang kapten Polisi ada di gubug Erwin. MEREKA ngomong-ngomong ringan sejenak sekedar sama-sama menghilangkan rasa kaku. Kemudian Erwin bertanya kepada Sagita http://cerita-silat.co.cc/ TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ apakah ada sesuatu yang dapat dilakukannya. Sesungguhnya ia senang atas kunjungan itu dan ingin segera mengetahui apakah yang hendak dikatakan Sagita. Tetapi Kapten Polisi itu mungkin jadi penghambat. "Maukah kau ke rumahku nanti, kalau ada waktu yang dapat kau Pedang Naga Kemala 11 Suro Bodong 17 Menembus Kabut Berdarah Jago Jago Bayaran 2