Gadis Ketiga 4
Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie Bagian 4 ?tidak dapat melihat kapan Poirot telah mengerjakan sesuatu yang bermanfaat. Dia kecewa terhadap Poirot. Kalau nanti Poirot selesai berbicara, dia akan mengatakan kepadanya lagi. Poirot dengan tenang dan sistematis membeberkan apa yang dinamakannya "pola" tersebut. "Berkaitan. Ya, semuanya berkaitan, dan itulah sebabnya mengapa menjadi sulit. Satu hal berkaitan dengan yang lain, dan kemudian kita mendapatkan bahwa hal itu masih juga ada hubungannya dengan hal yang lain lagi, yang tampaknya ada di luar pola itu. Tetapi, sebetulnya tidak di luar pola itu. Hal ini membawa lebih banyak orang lagi yang terlibat dalam lingkaran orang-orang yang dicurigai. Dicurigai apa" Di sini, lagi-lagi kita tidak tahu. Pertama-tama ada si gadis itu, dan melalui semua pola rumit yang saling bertentangan, saya harus menemukan jawaban untuk pertanyaan yang paling menonjol. Apakah gadis ini seorang korban keadaan, apakah dia dalam bahaya" Atau apakah gadis ini amat lihai" Apakah gadis ini telah berhasil memberikan kesan yang ingin diberikannya demi tujuannya sendiri" Kedua kemungkinan ini sama-sama masuk akal. Saya masih membutuhkan sesuatu. Suatu petunjuk, dan ini pasti ada, cuma entah di mana. Saya yakin pasti ada, entah di mana." Nyonya Oliver sedang menggeledahi tasnya. "Heran, saya tidak pernah bisa menemukan aspirin saya pada waktu saya membutuhkannya," katanya dengan jengkel. "Ada satu set hubungan yang berkaitan. Si ayah, si anak, dan si ibu tiri. Hidup mereka saling berkaitan. 216 Ada pamannya yang tua, yang agak linglung dengan siapa mereka tinggal serumah. Ada si gadis Sonia. Dia berkaitan dengan pamannya. Dia bekerja untuknya. Tutur katanya baik, sopan. Pamannya senang sekali kepadanya. Katakanlah saja, pamannya agak jatuh hati kepadanya. Tetapi apakah peranan gadis itu di dalam rumah tangga ini?" "Mau belajar bahasa Inggris, saya kira," kata Nyonya Oliver. "Dia menemui salah satu anggota Kedutaan Herzegovinia di Kew Gardens. Dia ?bertemu dengannya di sana, tetapi tidak berbicara dengannya. Dia meninggalkan sebuah buku, dan orang itu mengambilnya...." "Semua ini apa sih?" tanya Nyonya Oliver. "Apakah hal ini ada hubungannya dengan pola yang lain" Kita masih belum tahu. Tampaknya tidak mungkin, tetapi barangkali bukan tidak mungkin. Apakah Mary Restarick secara kebetulan mengetahui sesuatu yang mungkin berbahaya bagi gadis itu?" "Jangan sampai Anda mengatakan bahwa semua ini ada hubungannya dengan spionase segala." "Saya tidak mengatakan demikian, saya hanya menduga-duga saja." "Anda sendiri mengatakan bahwa Sir Roderick yang tua itu setengah tidak waras." "Entah dia waras atau tidak, bukan masalahnya. Dia adalah orang yang cukup penting pada masa peperangan. Surat-surat penting pernah melewati tangannya. Dia mungkin juga menerima surat-surat yang penting. Surat-surat yang boleh disimpannya sendiri setelah dianggap tidak penting lagi." "Anda membicarakan soal perang, dan itu sudah lewat bertahun-tahun yang lalu." 217 "Memang. Tetapi masa lalu tidak selamanya selesai hanya karena sudah lama berlalu. Aliansi baru dibentuk. Pidato-pidato umum dikumandangkan, menyangkal ini, menolak itu, berbohong mengenai yang lain. Dan seumpama surat-surat atau dokumen-dokumen yang bisa membuka kedok seseorang masih ada" Saya tidak menceritai Anda apa-apa, Anda mengerti" Saya hanya membuat perkiraan-perkiraan perkiraan yang pernah terbukti benar di masa-masa yang lampau. Barangkali ada ? surat-surat atau dokumen yang perlu dihanguskan, atau diserahkan 'k pada suatu pemerintahan asing. Siapakah yang akan dapat melaksanakan tugas ini dengan lebih baik daripada seorang gadis muda yang membantu seorang tua yang terkenal mengumpulkan bahan untuk menulis buku kenangannya" Semua orang menulis buku kenangannya sekarang. Tidak ada yang dapat mencegah mereka berbuat demikian! Umpama saja, si ibu tiri itu mendapat sedikit bahan tambahan dalam makanannya pada hari gadis sekretaris pendamping ini yang memasak" Dan umpama dialah yang mengaturnya agar Norma yang dicurigai?" "Tobat, tobat, otak Anda!" kata Nyonya Oliver. "Menyiksa diri sendiri, menurut saya. Maksud saya, semua ini tidak mungkin terjadi." "Itulah. Ada terlalu banyak pola. Yang mana yang benar" Si gadis Norma meninggalkan rumah, pergi ke London. Dia adalah, seperti kata Anda kepada saya, gadis yang ketiga, yang berbagi petak tinggal bersama dua orang gadis lainnya. Di situ mungkin ada suatu pola lagi. Kedua orang gadis yang lain merupakan orang-orang asing baginya. Tetapi, apa yang saya temukan kemudian" Claudia Reece-218 Holland ternyata bekerja sebagai sekretaris pribadi ayah Norma Restarick. Di sini kita menemukan suatu kaitan lagi. Apakah ini hanya kebetulan" Atau mungkin ada suatu pola di baliknya" Gadis yang satunya, kata Anda, adalah seorang model, dan kenal dengan pemuda yang Anda sebut si Burung Merak, dengan siapa Norma menjalin hubungan cinta. Lagi-lagi suatu kaitan. Masih ada kaitan-kaitan lain lagi. Dan apakah hubungan David Si Burung Merak dengan semuanya ini" Apakah ?dia mencintai Norma" Kelihatannya begitu. Orang, tua %adi& itu. tidak menyetujuinya, yang mana tentu saja masuk akal dan normal." "Memang agak aneh bahwa Claudia Reece-Holland itu sekretaris Restarick," kata Nyonya Oliver sambil berpikir. "Menurut penilaian saya, dia sangat efisien dalam segala tugas yang dikerjakannya. Barangkali dialah yang mendorong wanita itu dari jendela tingkat ketujuh." Perlahan-lahan Poirot menoleh kepadanya. "Anda mengatakan apa?" desaknya. "Anda mengatakan apa?" "Cuma seseorang di petak-petak tinggal itu namanya saja saya tidak tahu, ?tetapi dia jatuh dari jendela, atau melemparkan dirinya keluar jendela dari lantai ketujuh dan meninggal." Suara Poirot meninggi dengan galak. "Dan Anda tidak pernah mengatakannya kepada saya?" katanya menuduh. Nyonya Oliver memandangnya dengan terbengong-bengong. "Saya tidak mengerti maksud Anda." "Maksud saya" Saya sudah minta kepada Anda untuk menceritakan mengenai kematian. Itulah yang 219 saya maksudkan. Suatu kematian. Dan Anda mengatakan tidak ada kematian. Anda hanya bisa teringat suatu percobaan peracunan. Namun, di sini ada kematian. Kematian di apa nama wisma tersebut?" ?"Wisma Borodene." "Ya, ya. Dan kapan terjadinya?" "Bunuh diri ini" Atau apa pun itu" Saya kira ya -r-saya kira sekitar seminggu ?sebelum kunjungan saya ke sana." "Bagus! Bagaimana Anda bisa mengetahuinya?" "Seorang pengantar susu yang menceritakannya." "Seorang pengantar .susu, astaga!" "Dia cuma bermaksud mengobrol saja," kata Nyonya Oliver. "Kedengarannya agak menyedihkan. Terjadinya di pagi hari pagi-pagi sekali, saya kira."?"Siapakah namanya?" "Saya tidak tahu. Saya kira dia tidak menyebutnya." "Muda, setengah baya, atau tua?" Nyonya Oliver mempertimbangkan. "Nah, dia tidak menyebutkan umurnya yang tepat. Sekitar lima puluhan, saya kira, adalah apa katanya." "Suatu bahan pemikiran. Apakah dia dikenal oleh salah satu dari ketiga gadis itu?" "Mana saya tahu" Tidak ada orang yang mengatakan apa-apa tentang hal itu." "Dan tidak terpikirkan oleh Anda untuk menceritakannya kepada saya." "Sebetulnya saja, Tuan Poirot, saya tidak melihat hubungannya dengan semua ini. Yah, barangkali 220 mungkin ada tetapi tidak ada orang yang pernah mengatakan begitu, atau yang. ?berpikir begitu." "Tetapi tentu saja, ada kaitannya. Si gadis Norma ini tinggal di petak-petak tinggal di wisma yang sama, dan suatu hari seseorang bunuh diri (saya kira begitulah pendapat umum). Maksud saya, seseorang melemparkan dirinya atau jatuh dari jendela di lantai ketujuh, dan meninggal. Lalu" Beberapa hari kemudian gadis Norma itu, setelah mendengar Anda bercerita tentang saya di sebuah pesta, datang mengunjungi saya, dan berkata kepada saya bahwa dia takut jangan-jangan dia telah melakukan suatu pembunuhan. Tidakkah Anda lihat" Suatu kematian dan ?tak berapa lama kemudian seseorang berpikir dia mungkin telah melakukan suatu pembunuhan. Pasti, itulah pembunuhannya." Nyonya Oliver ingin mengatakan "tidak masuk akal," tetapi dia tidak punya cukup keberanian untuk berbuat itu. Namun bagaimanapun juga, begitulah yang dipikirnya. "Jadi, ini tentulah mata rantai yang satu itu yang belum sampai kepada saya. Ini seharusnya dapat menghubungkan semuanya! Ya, ya, saya sekarang masih belum melihat kaitannya, tetapi pasti ada. Saya harus berpikir. Itulah yang harus saya lakukan. Saya harus pulang dan berpikir sampai lambat-laun semua fakta ini cocok membentuk suatu pola karena inilah kuncinya yang akan menghubungkan ?semuanya.... Ya. Akhirnya. Akhirnya saya bisa melihat kaitannya." Dia bangkit dan berkata, "Selamat tinggal, Nyonya yang baik," dan bergegas keluar dari kamar 221 itu. Nyonya Oliver baru sekarang dapat mengeluarkan perasaannya. m "Omong kosong," katanya kepada kamar yang kosong. "Sama sekali tidak masuk akal. Apakah empat butir pil aspirin terlalu banyak?" 222 BAB LIMA BELAS Di dekat siku lengan Hercule Poirot terletak secangkir tisane yang disediakan George untuknya. Dia mencicipinya sambil berpikir. Dia berpikir dengan caranya yang khas. Inilah teknik seseorang yang memilih bahan yang dipikirnya seperti orang memilih bagian-bagian gambar yang bisa dicocokkan untuk membentuk suatu pola. Kalau tiba saatnya, bagian-bagian ini akan dikumpulkan semua untuk membentuk suatu gambaran yang jelas dan dapat dimengerti. Sekarang, hal yang penting yaitu penyortirannya, pemisahannya. Dia mencicipi tisane-nya dan meletakkan cangkirnya, menyandarkan lengannya pada lengan kursinya, dan membayangkan satu per satu fakta-fakta yang ada, Setelah dia mengenalinya semua, baru dia akan menyortirnya. Potongan-potongan yang melukiskan langit, potonganpotongan yang melukiskan gundukan yang hijau, barangkali potongan-potongan yang bergaris-garis seperti kulit macan.... Rasa sakit pada kakinya sendiri yang mengenakan sepatu kulit. Dia mulai dari sana. Berjalan sepanjang suatu jalan karena dorongan petunjuk teman baiknya, Nyonya Oliver. Seorang ibu tiri. Dia melihat dirinya dengan tangannya pada pintu gerbang. Seorang wanita menoleh, seorang wanita 223 yang menundukkan kepalanya, memotongi cabang-cabang yang kurang sehat dari tanaman bunga mawarnya, menoleh dan menatapnya" Apa yang terbentang di hadapannya di sana" Tidak ada apa-apa. Sebuah kepala yang berwarna keemasan, sebuah kepala yang berwarna keemasan menguning seperti ladang jagung, dengan ikal-ikal rambut yang sedikit mengingatkannya kepada rambut Nyonya Oliver. Dia tersenyum kecil. Tetapi rambut Mary Restarick diatur lebih rapi daripada yang pernah dilihatnya pada Nyonya Oliver. Sebuah bingkai keemasan bagi wajahnya, bingkai yang tampaknya sedikit terlalu besar untuknya. Dia teringat Sir Roderick tua itu pernah mengatakan bahwa Mary harus mengenakan rambut palsu karena suatu penyakit. Menyedihkan bagi seorang wanita yang masih begitu muda. Kalau dipikirkannya sekarang, memang ada sesuatu yang membuat kepala Mary kelihatan berat. Terlalu kaku, terlalu rapi dandanannya. Dia memikirkan rambut palsu Mary Restarick kalau memang itu rambut palsu karena dia sama sekali tidak yakin? ?dia boleh mengandalkan keterangan Sir Roderick. Dia mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang ditimbulkan oleh rambut palsu ini, seandainya berarti. Dia mengingat kembali percakapan mereka. Apakah mereka telah mengatakan sesuatu yang penting" Dia pikir tidak. Dia mengingat ruangan yang mereka masuki. Suatu ruangan yang tidak berkepribadian, yang baru saja dihuni dalam rumah orang lain. Dua buah lukisan tergantung pada dinding, lukisan seorang wanita yang mengenakan gaun berwarna kelabu seperti bulu burung dara. Dengan bibir yang tipis, bibir yang terkatup rapat. Rambut yang berwarna coklat 224 keabu-abuan. Nyonya Restarick yang pertama. Dia kelihatannya mungkin lebih tua daripada suaminya. Lukisan suaminya berada di dinding di seberangnya, menghadap padanya. Kedua-duanya adalah lukisan yang baik. Lansberger memang seorang pemkis potret yang baik. Pikirannya beralih pada lukisan si suami. Dia tidak melihatnya begitu jelas pada hari pertama itu sebagaimana yang dilihatnya kemudian di kantor Restarick.... Andrew Restarick dan Claudia Reece-Holland. Apakah ada apa-apanya" Apakah ada hubungan yang lebih daripada hanya sebagai sekretarisnya" Tidak perlu ada. Di sini seorang pria yang telah kembali ke negaranya setelah absen bertahun-tahun lamanya, yang tidak mempunyai teman-teman dekat atau sanak kerabat, yang kuatir dan bingung melihat watak dan sikap anak perempuannya. Tentunya tidaklah luar biasa jika dia lalu berpaling kepada sekretaris barunya yang amat kompeten dan minta dia mengusulkan suatu tempat di mana anaknya boleh tinggal di London. Dengan menyediakan akomodasi tersebut, berarti suatu keuntungan bagi Claudia, toh dia sedang mencari gadis ketiga. Gadis ketiga... ungkapan itu yang diperolehnya dari Nyonya Oliver selalu timbul dalam otaknya seolah-olah ?mengandung arti ganda, yang mana karena suatu hal masih belum dapat dilihatnya. Pelayannya, George masuk, sambil menutup pintu dengan bijaksana di ?belakangnya. "Seorang putri yang belia ada di sini, Pak. Putri belia yang pernah datang tempo hari." Kata-kata itu datangnya terlalu pas dengan apa yang sedang dipikirkan Poirot. Dia duduk tegak dengan terkejut. 225 "Putri belia yang datang pada waktu sarapan itu?" "Oh, bukan, Pak. Maksud saya putri belia yang datang dengan Sir Roderick Horsefield tempo hari." "Ah, yang itu." Poirot mengangkat alisnya. "Bawalah dia masuk. Di manakah dia?" "Saya membawanya ke kantor Nona Lemon, Pak." "Ah. Baik, bawalah dia masuk." Sonia tidak menunggu untuk diumumkan George. Dia masuk ke kamar itu mendahului George dengan langkah yang cepat dan agak agresif. "Tidak mudah bagi saya untuk meninggalkan tempat. Tetapi saya kemari untuk memberi tahu Anda bahwa saya tidak mencuri kertas-kertas itu. Saya tidak mencuri apa-apa. Anda mengerti?" "Apakah ada orang yang mengatakan bahwa Anda mencurinya?" tanya Poirot. "Duduklah, Nona." "Saya tidak mau duduk. Waktu saya sedikit sekali. Saya cuma datang untuk memberi tahu Anda bahwa itu sama sekali tidak benar. Saya amat jujur dan saya melakukan apa yang diperintahkan." "Saya menerima penjelasan Anda. Saya sudah mengerti. Pernyataan yang Anda buat adalah, bahwa Anda tidak memindahkan kertas-kertas, informasi, surat-surat, dokumen apa pun dari rumah Sir Roderick Horsefield" Begitu, bukan?" "Ya, dan saya kemari untuk memberi tahu Anda bahwa begitulah sesungguhnya. Dia mempercayai saya. Dia tahu bahwa saya tidak akan berbuat seperti itu." "Baiklah, kalau begitu. Ini adalah suatu pernyataan, dan saya telah mengingatnya." 226 "Apakah Anda pikir Anda bisa menemukan surat-surat itu?" "Pada saat ini saya punya tugas yang lain," kata Poirot. "Surat-surat Sir Roderick harus menunggu gilirannya." "Dia kuatir. Dia amat kuatir. Ada sesuatu yang tidak bisa saya katakan kepadanya. Saya akan mengatakannya kepada Anda. Dia sering kehilangan barang. Barang-barangnya tidak disimpan di tempat yang diingatnya. Dia menyimpannya di bagaimana bisa saya ungkapkan" di tempat-tempat yang aneh. Oh, saya tahu, ? ?Anda mencurigai saya. Semua orang mencurigai saya karena saya orang asing. Karena saya datang dari negara yang lain, mereka berpikir mereka berpikir ?saya mencuri dokumen rahasia seperti yang diceritakan dalam cerita-cerita spionase Inggris Anda yang konyol. Saya tidak seperti itu. Saya orang yang terpelajar." "Aha," kata Poirot. "Saya selalu suka mengetahuinya." Tambahnya, "Apakah ada hal lain lagi yang ingin Anda katakan kepada saya?" "Mengapa?" "Siapa tahu?" "Apakah tugas-tugas lain tersebut yang tadi Anda katakan?" "Ah, saya tidak mau menahan Anda. Hari ini adalah hari libur Anda, saya kira?" "Ya. Saya diberi satu hari setiap minggu di mana saya bebas mengerjakan apa saja sesuka saya. Saya boleh pergi ke London. Saya boleh pergi ke Museum Inggris." "Ah, ya, dan ke Victoria dan Albert juga, pasti." "Betul." Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Dan ke Gedung Kesenian Nasional dan melihat 227 lihat lukisan. Dan pada hari yang cerah Anda bisa pergi ke Kensington Gardens, atau bahkan sejauh Kew Gardens." Dia tersentak. Dia menatapnya dengan amarah dan tanda tanya. "Mengapa Anda menyebut Kew Gardens?" "Karena di sana ada beberapa tanaman dan semak-semak dan pohon-pohon yang bagus. Ah! Anda tidak boleh melewatkan Kew Gardens. Karcis masuknya murah sekali. Satu sen, saya kira, atau dua sen. Dan untuk itu Anda bisa melihat pohon-pohon tropis, atau Anda bisa duduk di bangku dan membaca sebuah buku." Poirot tersenyum kepadanya dengan ramah dan merasa tertarik karena dia melihat perasaan canggung gadis ini bertambah. "Tetapi, saya tidak boleh menahan Anda lebih lama, Nona. Barangkali Anda punya teman-teman di kedutaan yang akan Anda kunjungi." "Mengapa Anda berkata demikian?" "Tidak ada alasan khusus. Anda, seperti kata Anda sendiri, adalah seorang asing di sini, dan mungkin sekali Anda punya teman-teman yang ada hubungannya dengan kedutaan negara Anda di sini." "Ada orang yang telah menceritakan sesuatu kepada Anda. Seseorang telah menuduh saya! Saya katakan kepada Anda bahwa dia adalah seorang tua yang konyol, yang suka salah menaruh barangnya. Itu saja! Dan dia tidak tahu apa yang penting. Dia tidak pernah memiliki surat-surat itu atau dokumen yang rahasia. Dia tidak pernah punya." "Ah, tetapi Anda belum cukup memikirkan apa yang Anda katakan. Waktu berlalu, Anda tahu. Dia memang pernah menjadi orang penting yang betul-betul mengetahui rahasia-rahasia penting." "Anda berusaha menakut-nakuti saya." "Tidak, tidak. Saya tidak semelodramatis seperti itu." "Nyonya Restarick. Nyonya Restarick-lah yang sudah bercerita kepada Anda. Dia tidak menyukai saya." "Dia tidak berkata begitu kepada saya." "Nah, saya tidak menyukainya. Dia adalah tipe wanita yang tidak saya percayai. Saya kira dia tentunya punya rahasia." "Begitukah?" "Ya, saya kira dia menyembunyikan sesuatu dari suaminya. Saya kira dia pergi ke London atau ke tempat-tempat lain untuk bertemu dengan laki-laki lain. Paling sedikit, untuk bertemu dengan satu laki-laki lain." "Masa?" kata Poirot, "Itu betul-betul menarik. Anda pikir dia pergi untuk menjumpai laki-laki lain?" "Ya, betul. Dia begitu sering pergi ke London dan saya kira dia tidak selalu mengatakannya kepada suaminya, atau katanya dia berbelanja, atau dia harus membeli sesuatu. Semua alasan serupa itu. Suaminya sibuk terus di kantor dan dia tidak memikirkan mengapa istrinya pergi ke London. Nyonya Restarick lebih sering di London daripada di rumahnya di luar kota. Namun dia berpura-pura begitu menggemari berkebun." "Anda tidak mengetahui siapakah laki-laki yang ditemuinya?" "Mana saya tahu" Saya tidak membuntutinya. Tuan Restarick bukanlah seorang yang suka curiga. 229 228 Dia percaya kepada apa yang dikatakan istrinya. Barangkali setiap saat dia hanya memikirkan usahanya. Dan lagi, saya pikir dia sedang menguatirkan anaknya." "Ya," kata Poirot, "dia memang menguatirkan anaknya. Apakah Anda mengetahui banyak tentang anaknya" Eratkah hubungan Anda dengannya?" "Saya tidak mengenalnya terlalu baik. Kalau Anda tanyakan apa yang saya pikir ?nah, saya akan memberi tahu Anda! Saya pikir dia gila." "Anda pikir dia gila" Mengapa?" "Kadang-kadang dia mengatakan hal-hal yang aneh. Dia melihat hal-hal yang tidak ada." "Dia melihat hal-hal yang tidak ada?" "Orang-orang yang tidak ada. Terkadang dia tegang sekali dan pada saat lain dia seakan-akan berada di alam mimpi. Anda berbicara kepadanya, dan dia tidak mendengar apa yang Anda katakan. Dia tidak menjawab. Saya kira ada orang-orang yang diinginkannya mati." "Anda maksudkan Nyonya Restarick?" "Dan ayahnya. Kalau dia memandangnya, seakan-akan dia membencinya." "Karena mereka berdua berusaha menghalanginya mengawini pemuda pilihan hatinya?" "Ya. Mereka tidak menghendaki itu terjadi. Mereka memang betul juga, tetapi itu membuatnya marah. Suatu hari," tambah Sonia mengangguk-anggukkan kepalanya dengan gembira, "saya kira dia akan bunuh diri. Saya harap dia tidak akan berbuat sekonyol itu, tetapi bila orang sedang jatuh cinta, itulah yang dilakukan mereka." Dia mengangkat bahunya. "Nah saya mau pergi sekarang."?230 "Coba katakan satu hal lagi. Apakah Nyonya Restarick mengenakan rambut palsu?" "Rambut palsu" Mana saya tahu?" Dia berpikir sejenak. "Mungkin, ya," Sonia mengakuinya. "Amat berguna untuk bepergian. Juga mode. Kadang-kadang saya sendiri pun memakai rambut palsu. Yang berwarna hijau! Dulu, saya pernah memakainya." Tambahnya lagi, "Saya akan pergi sekarang," lalu berlalu. Scanned book (sbook) ini hanya untuk koleksi pribadi. DILARANG M E NGKOM E R S TLKAN atau hidup anda mengalami ketidakbahagiaan dan ketidakberuntungan BBSC 231 BAB ENAM BELAS "Hari ini tugas saya banyak," Hercule Poirot mengumumkan pada keesokan harinya sementara dia bangkit dari meja sarapannya dan bergabung dengan Nona Lemon. "Melakukan penyelidikan. Anda telah mendapatkan informasi yang saya perlukan, membuatkan perjanjian pertemuan, kontak-kontak yang perlu?" "Tentu saja," kata Nona Lemon. "Semuanya di situ." Dia menyerahkan kepadanya sebuah tas dokumen yang kecil. Poirot memandang isinya sekilas dan menganggukkan kepalanya. " "Saya selalu dapat mengandalkan Anda, Nona Lemon," katanya. "Itu menakjubkan." "Ah, Tuan Poirot, saya tidak melihat apa-apanya yang menakjubkan. Anda memberi saya petunjuk, dan saya laksanakan. Biasa saja." "Pah, tidak sebiasa itu," kata Poirot. "Apakah saya juga tidak sering memberi petunjuk kepada tukang gas, tukang listrik, tukang yang datang kemari untuk membetulkan sesuatu, dan apakah mereka melaksanakan permintaan saya" Sangat, sangat jarang." Dia masuk ke lorong. "Mantel saya yang agak tebal, Georges. Saya kira dinginnya musim gugur telah tiba." 232 Dia melongok lagi ke kantor sekretarisnya. "Omong-omong, apa pendapat Anda tentang wanita muda yang kemari kemarin?" Nona Lemon yang akan melayangkan jari-jarinya di atas mesin tik, berhenti, berkata dengan pendek, "Asing." "Ya, ya." "Kentara sekali asingnya." "Anda tidak memperoleh kesan lainnya kecuali itu?" Nona Lemon berpikir. "Saya tidak punya sarana untuk menilai kemampuannya." Tambahnya ragu-ragu, "Dia tampaknya gugup mengenai sesuatu." "Ya. Dia dicurigai mencuri! Bukan uang, tetapi surat-surat majikannya." "Wah, wah," kata Nona Lemon. "Surat-surat penting?" "Kemungkinan besar. Tetapi kemungkinan yang tak kalah artinya ialah, majikannya boleh jadi tidak kehilangan apa-apa." "Wah," kata Nona Lemon, memberi Poirot suatu pandangan khusus yang selalu diberikannya dan yang menyatakan bahwa dia menginginkan majikannya cepat-cepat pergi supaya dia boleh melanjutkan mengerjakan pekerjaannya dengan bersemangat. "Nah, saya selalu berkata, kalau orang mau mencari karyawan, sebaiknya mencari yang wataknya dapat dipastikan, dan ambillah orang Inggris." Hercule Poirot keluar. Tujuannya yang pertama adalah ke Wisma Borodene. Dia naik taksi. Turun di halaman blok ini, dia memandang sekelilingnya. Seorang portir yang berseragam sedang berdiri di pintu masuk, menyiulkan suaiu~nada yang sedih.. l n JAYA A&Afii " Sementara Poirot menghampirinya, di berkata, "Ya, Pak?" "Apakah Anda bisa menceritakan kepada saya kejadian tragis yang terjadi di sini belum lama berselang?" "Kejadian tragis?" tanya si portir. "Setahu saya tidak ada." "Seorang wanita melemparkan dirinya, atau sebaiknya kita sebut saja, terjatuh dari salah satu lantai di atas, dan meninggal." "Oh, itu. Saya tidak tahu apa-apa mengenai itu karena saya baru bekerja di sini satu minggu. Hei, Joe!" Seorang portir lain yang keluar dari bangunan di seberang blok itu mendekat. "Kau tentu tahu mengenai wanita yang jatuh dari lantai ketujuh. Sekitar sebulan yang lalu, bukan?" "Belum selama itu," kata Joe. Joe orangnya agak tua dan lambat bicaranya. "Peristiwa buruk, itu." "Dia langsung meninggal?" "Ya." "Siapakah namanya" Mungkin seorang kerabat saya," Poirot menjelaskan. Poirot bukanlah orang yang segan berbohong. "Ah, begitu, Pak. Menyesal sekali. Namanya Nyonya Charpentier." "Dia sudah lama tinggal di sini?" "Coba saya ingat. Sekitar satu tahun barangkali satu setengah tahun. Tidak, ?saya kira tentunya sudah dua tahun. Nomor 76, lantai tujuh." "Itu lantai yang tertinggi?" "Ya, Pak. Namanya Nyonya Charpentier." Poirot tidak mendesak minta deskripsi lainnya, karena sebagai kerabatnya dia mungkin dianggap 234 seharusnya mengetahuinya. Tetapi dia bertanya, "Apakah hal itu menimbulkan banyak kehebohan, banyak pertanyaan" Kira-kira pukul berapakah waktu itu?" "Pukul lima atau enam pagi, saya kira. Tanpa memberikan peringatan terlebih dulu atau apa. Langsung saja jatuh. Meskipun hari masih pagi, orang-orang cepat sekali berkerumun, berdesakan mau melewati susuran pagar di sana. Anda tahu bagaimana orang-orang itu." "Dan polisi juga, tentu saja." "Oh, ya, polisi tiba dalam waktu yang cukup singkat. Dan seorang dokter, dan ambulans. Semua seperti biasanya," kata portir ini dengan nada kesal seakan-akan orang-orang selalu melemparkan diri mereka dari jendela di lantai ketujuh satu atau dua kali dalam sebulan. "Dan saya kira orang-orang lalu turun dari petak-petak mereka ketika mereka mendengar tentang kejadian itu?" "Oh, tidak ada begitu banyak yang datang dari petak-petak. Salah satu sebabnya adalah adanya suara lalu lintas dan lain-lainnya di sekitar sini, sehingga kebanyakan mereka tidak mengetahui tentang peristiwa itu. Ada yang mengatakan dia sempat berteriak pada waktu jatuhnya, tetapi tidak cukup keras untuk menimbulkan kehebohan. Cuma orang-orang yang ada di jalan, yang lewat, yang melihat kejadiannya. Dan mereka tentu Saja menjulurkan leher mereka sejauh mungkin dari atas susuran pagar itu dan orang-orang-lain yang melihat mereka, juga ikut berbuat yang sama. Anda tahu bagaimana suatu kecelakaan itu!" 235 Poirot mengiyakan ia tahu bagaimana suatu kecelakaan itu. "Dia hidup seorang diri?" katanya, nadanya hanya setengah bertanya. "Betul." "Tetapi tentunya dia punya teman-teman, di antara penghuni lainnya?" Joe mengangkat bahunya dan menggelengkan kepalanya. "Barangkali. Saya tidak tahu. Tidak sering melihatnya di restoran di sini bersama penyewa-penyewa yang lain. Terkadang ada teman-temannya dari luar yang diajaknya makan bersama. Tidak, saya kira dia tidak begitu akrab dengan siapa pun di sini. Sebaiknya," kata Joe agak tidak sabar, "Anda bertanya pada Tuan McFarlane, yang bertanggung jawab di sini, jika Anda ingin mengetahui lebih banyak mengenainya." "Ah, terima kasih. Ya, itulah yang akan saya kerjakan." "Kantornya ada di blok yang sebelah sana, Pak. Di lantai bawah. Anda akan melihat namanya tertera di pintu." Poirot pergi ke tempat yang sudah ditunjukkan itu. Dari tas dokumennya dia mengeluarkan sehelai surat yang letaknya paling atas yang telah disiapkan Nona Lemon untuknya. Pada sampulnya tercantum kata "Tuan McFarlane". Tuan McFarlane ternyata adalah seorang laki-laki yang tampan dan cerdik berusia sekitar 45 tahun. Poirot menyampaikan surat itu "kepadanya. Dia membuka dan membacanya. "Ah, ya," katanya, "saya mengerti." Diletakkannya surat itu di meja dan dipandangnya Poirot. "Pemilik tempat ini sudah menginstruksikan saya 236 supaya memberikan bantuan sedapatnya kepada Anda dalam hal kematian Nyonya Louise Charpentier. Sekarang, tepatnya, apakah yang ingin Anda ketahui, Tuan" ?dia melihat pada surat itu lagi "Tuan Poirot?" ?"Tentunya ini bersifat amat rahasia," kata Poirot. "Kerabatnya sudah diberi tahu oleh polisi dan seorang pengacara, tetapi mereka amat menginginkan, karena toh saya akan datang ke Inggris, agar saya bisa memperoleh beberapa fakta pribadi. Anda mengerti, bukan" Begitu menyedihkan kalau orang hanya menerima laporan dari pihak yang berwajib saja." "Ya, memang. Ya, saya cukup mengerti bagaimana rasanya. Nah, saya akan menceritakan apa yang saya ketahui." "Sudah berapa lama dia tinggal di sini dan bagaimana asal mulanya sampai dia memilih petak tinggal di sini?" "Dia sudah tinggal di sini saya bisa memeriksa tanggalnya yang tepat ? ?sekitar dua tahun. Ada petak kosong, dan saya kira wanita yang akan keluar ini rupanya kenalannya. Dia memberitahukan kepadanya jauh sebelumnya bahwa dia akan keluar. Namanya Nyonya Wilder. Bekerja di BBC. Sudah tinggal di London beberapa lamanya, tetapi akan pindah ke Canada. Wanita yang amat baik saya kira dia ?tidak begitu kenal dengan wanita yang meninggal ini. Dia kebetulan saja mengatakan bahwa dia akan melepaskan petak tinggalnya. Nyonya Charpentier menyukai petak itu." "Apakah Anda menganggapnya seorang penyewa yang ideal?" Ada sedikit keraguan sebelum Tuan McFarlane menjawab. 237 "Dia penyewa yang amat memuaskan, ya." "Jangan takut mengatakannya kepada saya," kata Hercule Poirot. "Sering ada pesta-pesta gila, bukan" Agak terlalu katakanlah gaduh dalam caranya ? ?berkumpul-kumpul?" Tuan McFarlane berhenti bersikap terlalu berhati-hati. "Dari waktu ke waktu ada beberapa keluhan, tetapi kebanyakan dari orang-orang yang sudah tua." Hercule Poirot membuat gerakan yang berarti. "Agak terlalu gemar minuman keras, ya dan bergabung dengan orang-orang yang ?serupa. Tentu saja dari waktu ke waktu menimbulkan kesulitan." "Dan dia juga gemar laki-laki?" "Yah, saya tidak akan berkata sejauh itu." "Tidak, tidak, tetapi saya mengerti." "Tentu saja, dia sudah tidak begitu muda lagi." "Penampilan sering menyesatkan. Berapakah umurnya menurut penglihatan Anda?" "Sulit untuk menebaknya. Empat puluh empat puluh lima." Tambahnya, ?"Kesehatannya tidak begitu baik. Anda tahu." "Begitulah yang saya dengar." "Dia minum terlalu banyak tidak diragukan lagi. Lalu dia merasa amat depresi. ?Bingung dengan dirinya sendiri. Selalu pergi ke dokter, saya kira, dan tidak mempercayai apa yang mereka katakan kepadanya. Wanita-wanita suka berpikiran demikian terutama pada usia itu dalam hidup mereka dia pikir dia sakit ? ?kanker. Merasa cukup yakin sendiri. Dokternya menentfamkan hatinya, tetapi dia tidak mempercayainya. Di pengadilan, dokter ini mengatakan sebetulnya tidak ada yang tidak beres. Oh, 238 sudahlah, kita mendengar tentang soal-soal begini setiap hari. Dia bingung sendiri dan pada suatu hari yang cerah ...." Dia mengangguk. "Memang menyedihkan," kata Poirot. "Apakah dia mempunyai teman-teman khusus dari antara penghuni petak-petak lainnya di sini?" "Setahu saya, tidak. Tempat ini, Anda lihat, bukanlah tempat yang bisa dikatakan punya suasana akrab. Kebanyakan penghuninya adalah orang-orang yang bekerja, punya kesibukan." "Saya sedang berpikir khususnya tentang Nona Claudia Reece-Holland. Saya bertanya-tanya, apakah barangkali mereka berdua saling mengenal?" "Nona Reece-Holland" Tidak, saya kira tidak. Oh, maksud saya, mereka tentunya saling tahu, saling menyapa kalau kebetulan naik lift yang sama, semacam itu. Tetapi saya kira tidak ada kontak sosial lainnya. Anda lihat, mereka berasal Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dari generasi yang berbeda. Maksud saya ..." Tuan McFarlane tampaknya agak gugup. Poirot bertanya-tanya mengapa. Kata Poirot, "Salah satu dari gadis-gadis lain yang tinggal sepetak dengan Nona Holland mengenal Nyonya Charpentier. Kalau tidak salah Nona Norma Restarick." ?"Begitu" Saya tidak tahu dia baru saja tinggal di sini. Saya hampir-hampir ?tidak mengenal rupanya. Sepertinya seorang gadis yang agak ketakutan. Belum lama lepas sekolah, saya kira." Tambahnya, "Apakah ada hal lainnya yang bisa saya kerjakan untuk Anda, Pak?" "Tidak, terima kasih. Anda sudah baik sekali. Apakah saya boleh melihat petak tersebut" Sekedar 239 supaya saya dapat mengatakan ..." Poirot berhenti, tidak menjelaskan apa yang ingin dikatakannya. "Coba saya lihat dulu. Sekarang sudah disewa orang lain. Tuan Travers. Dia ada di kota sepanjang hari. Ya, marilah naik bersama saya, kalau Anda mau." Mereka .naik ke lantai tujuh. Sementara Tuan McFarlane memasukkan anak kuncinya, salah satu nomornya lepas dari daun pintu dan nyaris menjatuhi sepatu kulit Poirot. Poirot melompat ke samping dan membungkuk memungutnya. Dilekatkannya kembali nomor itu dengan menusukkan jarum penusuknya ke daun pintu tersebut dengan hati-hati. "Nomor-nomor ini lepas," katanya. "Saya minta maaf, Pak. Akan saya catat. Ya, dari waktu ke waktu nomor-nomor itu bisa lepas. Nah, silakan masuk." Poirot masuk ke ruang tamu. Pada saat itu ruangan ini hampir tidak punya kepribadian. Dindingnya ditempeli kertas dinding dengan motif kayu yang berserat. Perabotannya cukup nyaman dan konvensional. Satu-satunya tambahan pribadi adalah sebuah pesawat televisi dan beberapa buku. "Semua petak di sini sudah dilengkapi sebagian dengan perabot," kata Tuan McFarlane. "Para penyewa tidak perlu membawa barang-barang mereka sendiri, kecuali bila mereka menghendakinya. Sebagian langganan kami adalah orang-orang yang datang dan pergi." "Dan dekorasinya semuanya sama?" "Tidak seluruhnya. Orang-orang kelihatannya menyukai kesan kayu mentah ini. Latar belakang yahg baik bagi gambar-gambar. Satu-satunya yang 240 berlainan adalah dinding yang menghadap ke p'intu. Kami mempunyai pilihan lukisan dinding yang lengkap, yang dapat dipilih penyewanya. "Kami punya sepuluh pilihan," kata Tuan McFarlane dengan sedikit bangga. "Ada yang gaya Jepang amat artistik, bagaimana pendapat Anda" Dan ada sebuah ?dengan gambar kebun Inggris; ada dengan gambar burung-burung yang amat menyodok; ada dengan gambar*gambar pohon, ada gambar pelawak, ada gambar abstrak yang menarik garis-garis dan kubus, dalam warna-warna yang kontras menyolok, dan ?sejenis itu. Semuanya rancangan pelukis-pelukis yang baik. Perabotan kami semuanya sama. Dua warna pilihan, atau tentu saja orang bisa menambah dengan kesukaan mereka sendiri. Tetapi umumnya mereka tidak mau repot-repot." "Kebanyakan dari mereka bukanlah apa yang bisa kita sebut pengatur rumah," Poirot mengusulkan. "Ya, lebih banyak tipe yang hanya mampir sementara, atau orang-orang sibuk yahg menginginkan kenyamanan yang nyata, sistem saluran air yang baik, dan segalanya itu, tetapi tidak terlalu mempersoalkan dekorasi, meskipun ada juga satu dua orang yang suka membuat perubahan, yang sebetulnya menurut kami kurang memuaskan. Kami harus mencantumkan dalam surat sewa-menyewa bahwa pada saat mereka pindah, mereka harus mengembalikan semuanya di tempatnya semula atau ?membayar biayanya jika kami yang mengerjakannya." Mereka rupanya semakin melantur dari pokok pembicaraan, yaitu kematian Nyonya Charpentier. Poirot menghampiri jendela. 241 "Dari sinikah?" Dia berkata dengan hati-hati. "Ya. Itulah jendelanya. Yang sebelah kiri. Ada balkonnya." Poirot memandang ke bawah. "Tujuh tingkat," katanya. "Perjalanan yang panjang." "Ya, dia langsung mati, saya senang dapat mengatakan ini. Tentu saja, itu mungkin suatu kecelakaan juga." Poirot menggelengkan kepalanya. "Anda tidak mungkin sungguh-sungguh mengusulkan itu, Tuan McFarlane. Pasti disengaja.". "Nah, orang selalu suka mengusulkan kemungkinan yang lebih mudah diterima. Dia memang bukanlah wanita yang merasa bahagia." "Terima kasih," kata Poirot, "untuk kesediaan Anda. Sekarang saya dapat memberi kerabatnya di Prancis suatu gambaran yang amat jelas." Gambarannya sendiri tentang apa yang telah terjadi tidaklah sejelas yang diharapkannya. Sejauh ini tidak ada yang mendukung teorinya bahwa kematian Louise Charpentier itu penting. Dia mengulangi nama kecil wanita ini dengan saksama. Louise.... Mengapa nama Louise ini membawa kenangan yang menghantuinya" Dia menggeleng-gelengkan kepalanya. Kepada Tuan McFarlane dia mengucapkan terima kasihnya, lalu pergi. 242 BAB TUJUH BELAS Kepala Inspektur Neele sedang duduk di belakang mejanya, amat resmi dan berwibawa. Dia menyapa Poirot dengan sopan dan menyilakannya duduk. Segera setelah pemuda yang mengantarkan Poirot masuk itu keluar, sikap Kepala Inspektur Neele berubah. "Dan apa yang sedang kaukejar sekarang, Setan Tua yang penuh rahasia?" katanya. "Soal itu," kata Poirot, "kan kau sudah tahu." "Oh, ya, aku telah menggali beberapa kasus kuno, tetapi aku kira kau tidak bisa memperoleh banyak dari lubang itu." "Mengapa kaunamakan lubang?" "Karena kau begitu mirip seekor kucing yang pandai sekali menangkap tikus. Seekor kucing yang duduk di "depan suatu lubang menantikan tikusnya keluar. Nah, kalau kautanya aku, lubang ini tidak ada tikusnya. Bukan berarti bahwa aku mengatakan kau tidak dapat menemukan beberapa transaksi yang mencurigakan. Kautahu bagaimana usahawan-usahawan kaya ini. Pasti banyak transaksi yang tidak jujur, mengenai barang tambang dan konsensi dan minyak dan sejenisnya. Tetapi PT Joshua Restarick mempunyai reputasi yang baik. Usaha keluarga tadinya ? ?tetapi sekarang sudah tidak bisa disebut 243 begitu lagi. Simon Restarick tidak punya anak, dan adiknya Andrew hanya punya satu anak perempuan itu. Ada seorang bibi yang tua dari pihak ibunya. Anak Andrew Restarick tinggal bersama bibi ini setelah dia keluar dari sekolah dan ibunya sendiri meninggal. Bibi ini meninggal karena serangan jantung kira-kira enam bulan yang lalu. Agak kurang beres, aku dengar ikut beberapa perkumpulan ?kepercayaan yang agak aneh. Tidak ada bahayanya. Simon Restarick jelas adalah tipe usahawan yang lihai dan mempunyai istri yang sosial. Mereka kawinnya agak tua." "Dan Andrew?" "Andrew rupanya menderita penyakit petualangan. Tidak ada laporan yang jelek mengenai dirinya. Tidak pernah tinggal lama di mana-mana, berkelana di Afrika Selatan, Amerika Selatan, Kenya, dan di beberapa tempat lainnya. Kakaknya mendesaknya untuk pulang lebih dari satu kali, tetapi dia tidak mau. Dia tidak suka London maupun berdagang, tetapi tampaknya dia juga mewarisi bakat Restarick yang ahli mengumpulkan uang. Dia mencari tambang mineral, dan yang sejenisnya. Dia bukanlah seorang pemburu gajah, atau ahli purbakala, atau ahli tanamtanaman, atau yang semacam itu. Semua transaksinya adalah transaksi bisnis dan semuanya menguntungkan." "Jadi dalam caranya sendiri dia pun sebetulnya konvensional?" "Ya, kira-kira begitulah. Aku tidak tahu apa yang menyebabkannya kembali ke Inggris setelah kematian kakaknya. Mungkin saja karena seorang istri baru dia?telah kawin lagi. Wanita yang cantik, jauh lebih muda daripada dirinya. Pada saat ini mereka 244 tinggal bersama si tua Sir Roderick Horsefield, yang adik perempuannya kawin dengan* paman Andrew Restarick. Tetapi aku kira ini cuma sementara. Apakah kau baru sekarang mendengar berita ini" Ataukah kau sudah tahu?" "Aku sudah tahu sebagian besarnya," kata Poirot. "Apakah ada gangguan kejiwaan dalam keluarga itu dari pihak yang mana pun?" "Aku pikir tidak, kecuali Bibi Tua dengan kepercayaannya yang aneh-aneh. Itu biasa pada seorang wanita yang hidup sendiri." "Jadi, sebetulnya apa yang bisa kauceritakan kepadaku hanyalah bahwa ada banyak uang yang terlibat," kata Poirot. "Banyak sekali uangnya," kata Kepala Inspektur Neele. "Dan semuanya cukup halal. Ingatlah, sebagian berasal dari uang yang dibawa Andrew Restarick ke dalam perusahaan. Konsensi-konsensi di Afrika Selatan, tambang-tambang, depositdeposit mineral. Aku nilai, pada waktu semua ini diolah atau dipasarkan, uang yang akan dihasilkannya tentu banyak sekali." "Dan siapa yang akan mewarisinya?" kata Poirot. "Itu tergantung bagaimana Andrew Restarick mewariskannya. Tergantung dia, tetapi aku kira tidak ada orang lain lagi kecuali istri dan anaknya." "Jadi pada suatu hari mereka berdua akan menerima sejumlah uang yang amat banyak?" "Begitulah perkiraanku. Aku kira tentunya ada banyak badan-badan yang mengawasi distribusi uang dan harta keluarga dan yang sejenisnya. Semua praktek spekulasi yang biasa di kota." "Tidak ada wanita lain, umpamanya, kepada siapa dia menaruh minat?" 245 "Tidak pernah mendengar soal itu. Aku pikir itu tidak mungkin. Istri barunya toh cantik." "Seorang pemuda akan mendapat semua fakta ini dengan mudah?" kata Poirot sambil berpikir. "Maksudmu, lalu mengawini anaknya" Tidak ada yang dapat mencegahnya, meskipun seandainya gadis itu ditempatkan di bawah pengawasan pengadilan. Tentu saja, ayahnya bisa mencoret namanya dari surat wasiatnya kalau dia mau." Poirot memandang secarik kertas dengan suatu daftar yang diketik rapi di tangannya. "Bagaimana mengenai Gedung Kesenian Wedderburn?" "Aku heran, dari mana kau mencium ini. Apakah ada klienmu yang menghubungimu mengenai suatu pemalsuan?" "Apakah mereka jual-beli lukisan palsu?" "Orang tidak jual-beli lukisan palsu," kata Kepala Inspektur Neele jengkel. "Pernah ada suatu kasus yang menyebalkan. Seorang jutawan dari Texas kemari untuk membeli lukisan dan dia telah membayar mahal. Mereka menjual lukisan Renoir dan Van Gogh kepadanya. Lukisan Renoir ini menggambarkan kepala kecil seorang gadis, dan ada sedikit keraguan mengenai keasliannya. Tidak ada bukti bahwa Gedung Kesenian Wedderburn mengetahui mereka telah membeli barang yang diragukan keasliannya. Kasus ini dipermasalahkan. Banyak ahli-ahli lukisan datang dan memberikan pendapat mereka. Pada akhirnya, mereka ternyata saling bertentangan satu sama lain. Gedung keseniannya menawarkan untuk menariknya kembali. Namun si jutawan tidak berubah pikiran, karena ahli yang paling terkenal dewasa ini bersumpah bahwa lukisan 246 itu asli. Maka dia tetap mempertahankannya. Tetapi bagaimanapun juga, semenjak saat itu gedung kesenian itu kehilangan kepercayaan masyarakat." Poirot membaca daftarnya lagi. "Dan bagaimana mengenai Tuan David Baker" Sudahkah kaucekkan untukku?" "Oh, dia itu salah satu dari rombongan mereka. Berandalan berkeliaran bersama?gang-gang dan mengacau di klub-klub malam. Pecandu ganja heroin narkotik ? ? Gadis-gadis tergila-gila padanya. Dia adalah tipe yang digandrungi mereka. ?Mereka mengatakan bahwa hidupnya begitu menderita dan dia adalah orang yang begitu pandai, bahwa lukisannya tidak dihargai. Semata-mata seks saja, menurut aku." Poirot membaca daftarnya lagi. "Tahukah kau sesuatu mengenai Tuan Reece-Holland, anggota parlemen?" Cukup sukses dalam politik. Punya bakat berpidato. Satu atau dua transaksi yang agak aneh di kota tetapi dia berhasil lolos dengan cukup rapi. Menurut aku dia adalah orang yang licin. Dari waktu ke waktu dia memperoleh uang dengan caracara yang meragukan." Poirot tiba pada nomor yang terakhir dari daftarnya. "Bagaimana mengenai Sir Roderick Horsefield?" "Seorang tua yang menyenangkan, tetapi agak kurang waras. Kau punya penciuman yang tajam, Poirot; tahu semuanya, bukan" Ya, di Dinas Intel memang pernah terjadi beberapa kericuhan. Yaitu demam menulis kenang-kenangan ini. Tidak ada yang tahu pernyataan sembrono apa lagi yang akan diedarkan berikutnya. Semua orang tua, baik dari 247 angkatan atau bukan, sedang berlomba-lomba mengeluarkan pernyataannya sendiri tentang apa yang diingatnya mengenai kesalahan orang lain! Umumnya tidak jadi soal, tetapi kadang-kadang nah, kautahu, kebijaksanaan Kabinet berubah dan ?kita tidak ingin menghina kelemahan seseorang atau memberikan publikasi yang salah, jadi kami harus berusaha membungkam orang-orang tua ini. Beberapa dari antara mereka agak sulit ditangani. Tetapi kalau kau mau mencari info di sana, kau harus datang ke Dinas Intel sendiri. Aku kira tidak ada yang terlalu keluar garis. Kesalahannya dulu adalah mereka tidak menghanguskan dokumen-dokumen yang seharusnya mereka hanguskan. Mereka menyimpan semuanya. Namun aku pikir tidak banyak yang bisa didapat dari dokumen-dokumen itu, tetapi kami tahu bahwa seseorang tertentu yang berkuasa, sedang mencari info." Poirot menghela napas panjang. "Apakah aku tidak berhasil membantu?" tanya Kepala Inspektur. "Aku senang sekali mendengar faktanya dari sumber yang resmi. Tetapi, memang, apa yang kau entakan kepadaku tidak banyak membantu." Dia mengeluh dan kemudian berkata, "Bagaimanakah pendapatmu jika seseorang tiba-tiba mengatakan kepadamu secara sambil lalu bahwa seorang wanita seorang wanita muda yang menarik ? ?mengenakan rambut palsu?" "Memangnya kenapa?" kata Kepala Inspektur Neele. Dan menambahkannya dengan sedikit sengit, "Istriku mengenakan rambut palsu juga kalau kami bepergian. Tidak merepotkan." "Maafkan," kata Hercule Poirot. 248 Sementara Poirot berpamitan, Kepala Inspektur bertanya, "Apakah kau sudah menerima semua keterangan mengenai kasus bunuh diri di petak-petak tinggal yang kautanyakan itu" Sudah aku suruh kirim ke tempatmu." "Ya, terima kasih. Paling tidak fakta-fakta resminya. Suatu laporan yang terbatas." "Tadi ada sesuatu yang kaukatakan yang mengingatkan aku kepada hal itu. Sebentar lagi aku bisa mengingatnya kembali. Cerita tragis yang umum. Wanita yang bebas, senang laki-laki, punya cukup uang untuk hidup, tanpa k kuat ran apa-apa, minum terlalu banyak lalu mulai merosot. Kemudian dia kejangkitan apa yang aku sebut demam penyakit. Kautahu, mereka merasa yakin mereka mengidap kanker atau semacam itu. Mereka bertanya ke dokter dan dokter mengatakan bahwa mereka tidak apa-apa. Mereka pulang tetapi mereka tidak percaya. Kalau menurut aku, ini biasanya disebabkan karena mereka menyadari bahwa mereka sudah tidak begitu menarik lagi di mata laki-laki. Itulah sebenarnya yang membuat mereka depresi. Ya, ini terjadi setiap kali. Aku kira mereka sebetulnya kesepian, kasihan. Nyonya Charpentier adalah salah satu dari orang-orang semacam ini. Aku kira tidak ada dia berhenti. "Oh, tentu saja, aku sekarang ingat. Kau tadi bertanya mengenai seorang anggota parlemen kita, Reece-Holland. Dia sendiri juga suka main-main, secara hati-hati. Pokoknya, Louise Charpentier pernah menjadi pacarnya pada suatu waktu. Itu saja." "Apakah hubungan itu serius?" "Oh, menurut aku tidak terlalu. Mereka pergi bersama-sama ke beberapa klub yang kecil-kecil dan 249 sebagainya. Kau kan tahu, kami selalu memasang mata mengenai hal-hal demikian. Tetapi mereka tidak pernah menjadi sorotan pers. Bukan sesuatu yang menggemparkan." "Oh, begitu." "Tetapi berlangsungnya cukup lama. Mereka tampil bersama-sama, dari waktu ke waktu selama enam bulan begitu, tetapi aku kira Louise bukanlah wanita satusatunya, begitu pun dia bukanlah pria satu-satunya bagi Louise. Jadi kau tidak dapat menarik kesimpulan apa-apa dari ini, bukan?" "Aku kira tidak." "Tetapi bagaimanapun juga," katanya kepada dirinya sendiri sambil menuruni anak tangga, "bagaimanapun juga, itu suatu koneksi. Itu merupakan jawaban atas sikap Tuan McFarlane yang canggung. Ini adalah satu mata rantai, mata rantai yang kecil, yang menghubungkan antara Emlyn Reece-Holland, anggota parlemen, dengan Louise Charpentier." Boleh jadi ini tidak punya arti apa-apa. Tidak ada alasannya, bukan" Namun "Aku tahu terlalu banyak. Aku tahu sedikit-sedikit ?mengenai segala hal dan semua orang, tetapi aku tidak bisa menyelesaikan polaku. Setengah-dari fakta-fakta tersebut tidak relevan. Aku butuh suatu pola. Satu pola. Seandainya aku raja, aku rela menukarkan kerajaanku dengan satu pola ini," Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo katanya keras-keras. "Bagaimana, Pak?" tanya pemuda yang melayani lift, menoleh dengan terkejut. "Tidak apa-apa," kata Poirot. 250 BAB DELAPAN BELAS Poirot berhenti di pintu masuk Gedung Kesenian Wedderburn, mengamati sebuah lukisan yang menggambarkan tiga ekor sapi garang yang tubuhnya panjang-panjang dan dibayangi oleh suatu kincir angin besar yang rumit. Kedua jenis obyek ini rasanya tidak ada hubungannya satu sama lain, ataupun dengan warna ungu yang amat janggal itu. "Menarik, bukan?" suatu suara yang halus lembut berkata. Seorang pria setengah baya, yang pada kesan pertama dengan senyumnya memamerkan deretan giginya yang putih bagus yang tidak kepalang tanggung banyaknya, berdiri di dekat siku Poirot. "Begitu segar." Tangannya putih dan montok, yang dilambaikan-nya seakan-akan dia sedang merribawakan suatu gaya arabesque dalam balet. *?" "Pameran yang hebat. Ditutup minggu lalu. Pameran Claude Raphael sudah dibuka kemarin dulu. Pasti sukses. Pasti sukses besar." "Ah," kata Poirot, dan dia dibawa lewat tirai beludru yang berwarna abu-abu masuk ke suatu ruangan yang panjang. Poirot membuat beberapa komentar yang hati-hati namun samar-samar. Pria montok itu menggandeng - 251 nya dengan luwes. Ini adalah seseorang yang tidak boleh dibiarkan lolos ketakutan, begitulah pasti perasaannya. Dia adalah seorang yang amat berpengalaman dalam teknik penjualan. Orang segera merasa seakan-akan dia boleh tinggal seharian penuh di gedung kesenian ini kalau mau, meskipun tidak membeli sebuah lukisan pun. Semata-mata hanya untuk memandang lukisan-lukisan yang indah ini meskipun pada waktu orang masuk ke gedung ini tidak akan terpikirkan ?olehnya betapa indahnya lukisan-lukisan tersebut. Tetapi pada waktu orang keluar, dia akan merasa yakin bahwa lukisan-lukisan itu memang indah. Setelah menerima beberapa petunjuk artistik dan membuat beberapa komentar baku yang umum dibuat oleh penggemar-penggemar amatir, semacam "Saya suka yang ini," Tuan Bascombe akan menanggapinya dengan memberikan dorongan seperti, "Memang luar biasa Anda berkata demikian. Ini menunjukkan, kalau boleh saya katakan, ketajaman penilaian Anda. Tentunya Anda tahu ini bukanlah reaksi yang diberikan orang pada umumnya. Kebanyakan orang menyukai sesuatu yang yah, ? yang agak jelas, semacam lukisan itu!" dia menuding pada salah satu sudut ?kanvasnya "tetapi yaflg ini, ya, Anda telah melihat mutu lukisannya. Menurut ?saya tapi ini hanya pendapat saya pribadi lho itu adalah salah satu karya ? ?besar Raphael." Poirot dan orang ini masing-masing dengan kepala di satu sisi sebuah lukisan, bersama-sama memandang lukisan suatu berlian yang berwarna oranye yang tidak simetris dengan dua buah mata manusia tergantung pada apa yang tampaknya seperti benang 252 jaring laba-laba. Setelah merasa bahwa hubungan baik sudah dijalin, dan dengan adanya waktu yang jelas tidak terbatas, Poirot berkata, "Saya kira Nona Frances Cary bekerja untuk Anda, bukan?" "Ah, ya. Frances. Gadis yang pandai dia. Sangat artistik dan sangat kompeten pula. Baru saja kembali dari Portugis, di mana dia telah mengaturkan suatu pameran seni bagi kami. Amat berhasil. Dia sendiri pun pelukis yang lumayan, tetapi tidak benar-benar kreatif, menurut saya, kalau Anda mengerti yang saya maksudkan. Dia lebih mahir di bidang bisnis. Saya kira dia sendiri pun menyadarinya." "Saya dengar dia seorang pendukung kesenian yang baik?" "Oh, ya. Dia tertarik pada kaum muda. Memberikan dorongan kepada yang berbakat, malah meyakinkan saya untuk menyelenggarakan suatu pameran untuk satu kelompok kecil artis-artis muda musim semi yang lalu. Cukup berhasil pers juga ?mengambil perhatian secara kecil-kecilan, Anda mengerti. Ya, dia punya anak ?buah." "Anda mengerti, saya ini agak kolot. Beberapa dari pemuda-pemuda ini bukan ?main!" Poirot melemparkan tangannya ke atas. "Ah," kata Tuan Bascombe dengan sabar, "Anda tidak boleh menilai mereka dari penampilannya. Itu cuma mode, Anda tahu. Jenggot dan jeans atau kemeja brokat dan rambut gondrong. Hanya satu fase yang akan berlalu." "David siapa," kata Poirot. "Saya lupa nama akhirnya. Nona Cary rupanya punya pendapat yang tinggi tentangnya." "Apakah yang Anda maksudkan itu bukan Peter Cardiff" Dia anak asuhan Nona Cary yang paling 253 akhir. Tapi, saya tidak seyakin itu terhadapnya seperti Nona Cary. Dia sebetulnya tidak sedemikian agresifnya seperti kelihatannya nah, yang pasti ?reaksionaris. Mirip mirip Burne Jones kadang-kadang! Namun, kita tidak ? ?bisa pasti. Kita memang bisa memperoleh reaksi semacam ini. Nona Cary kadangkadang menjadi modelnya." "David Baker itulah nama yang saya maksudkan tadi," kata Poirot. ?"Dia tidak jelek," kata Tuan Bascombe tanpa antusias. "Tidak bisa berkreasi sendiri, menurut saya. Dia termasuk dalam kelompok artis yang saya sebutkan tadi, tetapi dia tidak memberikan kesan yang berarti. Seorang pelukis yang baik, memang, tetapi tidak menonjol. Lebih banyak meniru!" Poirot pulang. Nona Lemon menyerahkan surat-surat untuk ditandatanganinya, dan membawanya pergi setelah semuanya ditandatangani. George menghidangkan telur dadar dengan sayuran, dan dapat dikatakan dilengkapi dengan sikap prihatin pada waktu menyajikannya. Setelah makan siang, sementara Poirot mendudukkan dirinya di kursi besarnya dengan kopi di dekat siku tangannya, telepon berbunyi. "Nyonya Oliver, Pak," kata George mengangkat pesawat telepon dan memindahkannya ke dekat sikunya. Poirot mengangkat tangkainya dengan ogah-ogahan. Dia tidak punya keinginan berbicara dengan Nyonya Oliver. Dia merasa pasti Nyonya ini akan mendesaknya berbuat sesuatu yang tidak ingin dikerjakannya. "Tuan Poirot?" "Ya, saya sendiri." 254 "Nah, apa yang sedang Anda kerjakan" Apa yang sudah Anda kerjakan?" "Saya sedang duduk di kursi ini," kata Poirot. "Sedang berpikir," tambahnya. "Itu saja?" kata Nyonya Oliver."Itu adalah hal yang penting," kata Poirot. "Apakah saya nanti berhasil atau tidak, saya tidak tahu." "Tetapi Anda harus menemukan gadis itu. Dia mungkin telah diculik." "Tampaknya mungkin begitu," kata Poirot. "Dan saya menerima sepucuk surat di sini yang tiba dengan pos siang dari ayahnya, mendesak saya untuk pergi menemuinya dan melaporkan kemajuan apa yang telah saya dapat." "Nah, kemajuan apa yang Ulah Anda dapat?" "Sementara ini," kata Poirot, "tidak ada." "Wah, Tuan Poirot, Anda betul-betul harus tahu 8iri." "Anda juga!" "Apa maksud Anda, saya juga?" "Anda terus mendesak saya." "Mengapa Anda tidak pergi ke tempat di Chelsea itu di mana kepala saya kena pukul?" "Supaya kepala saya pun kena pukul?" "Saya betul-betul tidak bisa mengerti Anda," kata Nyonya Oliver. "Saya telah memberi Anda suatu petunjuk dengan menemukan gadis itu di rumah makan. Anda sendiri yang mengatakan demikian." "Saya tahu, saya tahu." "Lalu Anda kehilangan jejaknya!" "Saya tahu, saya tahu." "Bagaimana dengan wanita itu yang melempar 255 kan dirinya keluar jendela. Apakah Anda belum mendapatkan apa-apa dari itu?" "Saya sudah bertanya-tanya, iya." "Lalu?" "Tidak ada apa-apanya. Wanita itu cuma satu di antara sekian. Ketika mudanya mereka menarik, mereka menjalin banyak hubungan asmara, nafsu mereka berkobarkobar, mereka menjalin lebih banyak hubungan asmara lagi, mereka menjadi berkurang menariknya, mereka menjadi tidak berbahagia, dan minum terlalu banyak, mereka menyangka mereka mengidap kanker atau suatu penyakit fatal, lalu pada akhirnya, dalam keputusasaan dan kesepian, mereka melemparkan diri dari jendela!" "Anda mengatakan bahwa kematiannya penting bahwa itu ada artinya." ?"Seharusnya demikian." "Masa!" Karena sudah kehabisan komentar, Nyonya Oliver memutuskan pembicaraan. Poirot bersandar kembali di kursinya, sebisa-bisanya, karena sandarannya tegak lurus, dan menggapai George supaya mengangkat cerek kopinya dan juga pesawat teleponnya, lalu mulai mengulangi kembali dalam benaknya apa yang diketahuinya dan apa yang tidak. Untuk menjernihkan pikirannya, dia berbicara keras-keras. Dia mengemukakan lagi tiga pertanyaan filosofis. "Apa yang aku ketahui" Apa yang dapat aku harapkan" Apa yang harus aku lakukan?" Dia tidak yakin bahwa susunannya sekali ini sudah betul, atau apakah pertanyaanpertanyaan ini sudah tepat, tetapi dia mempertimbangkannya. "Barangkali aku memang terlalu tua," kata 256 f Hercule Poirot, yang sudah sampai di puncak keputusasaannya. "Apa yang aku ketahui?" Setelah memikirkannya kembali dia memutuskan bahwa dia tahu terlalu banyak! Untuk sementara, dikesampingkannya pertanyaan itu. "Apa yang bisa aku harapkan?" Nah, orang selalu bisa berharap. Dia bisa berharap bahwa otaknya yang begitu hebat, jauh lebih baik daripada otak siapa pun, lambat atau cepat pasti akan menghasilkan suatu jawaban untuk suatu problema yang dirasanya sendiri tidak dimengertinya. "Apakah yang harus aku lakukan?" Nah, ini sudah pasti. Apa yang harus dilakukannya adalah pergi mengunjungi Tuan Andrew Restarick, yang tentu saja menguatirkan anaknya setengah mati, dan yang tidak diragukan lagi akan menyalahkan Poirot yang sampai kini belum berhasil menyerahkan anaknya kembali. Poirot dapat mengerti hal ini, dan bersimpati dengan pandangannya, tetapi dia tidak suka menghadap dengan kesan yang amat buruk ini. Satu-satunya hal lain yang bisa dilakukannya adalah menelepon suatu nomor tertentu dan menanyakan perkembangan apa yang sudah ada. Tetapi sebelum dia melakukan itu, dia akan kembali kepada pertanyaan yang telah dikesampingkannya. "Apakah yang aku ketahui?" Dia tahu bahwa Gedung Kesenian Wedderburn sedang "dicurigai sejauh ini ?tampaknya masih berjalan di atas jalurnya, tetapi mereka tidak akati segan-segan menipu jutawan-jutawan kaya dengan menjual lukisan-lukisan yang meragukan. Dia teringat Tuan Bascombe dengan tangannya yang putih montok dan giginya yang banyak, dan 257 memutuskan bahwa dia tidak menyukainya. Tuan Bascombe adalah jenis orang yang sudah hampir dapat dipastikan akan melakukan pekerjaan yang tidak halal, meskipun sebelumnya dia tentu akan melindungi dirinya dengan baik. Ini adalah suatu fakta yang bisa berguna karena mungkin ada kaitannya dengan David Baker. Lalu David Baker sendiri, si Burung Merak. Apa yang diketahuinya tentang David" Dia telah bertemu dengannya, pernah bercakap-cakap dengannya, dan dia telah membentuk kesan yang tertentu mengenainya. David akan bersedia melakukan hal-hal kotor apa saja demi uang, dia mau mengawini seorang gadis ahli waris yang kaya demi uangnya dan bukan demi cinta, dia mungkin juga bisa dibeli. Andrew Restarick sudah pasti berpendapat demikian, dan boleh jadi dia betul. Kecuali.... Dia mempertimbangkan Andrew Restarick, lebih memikirkan lukisannya di dinding yang tergantung di atas kepalanya daripada orangnya sendiri. Dia teringat bentuk tulangnya yang keras, dagunya yang menonjol, keteguhannya, ketetapan hatinya. Lalu dia teringat Nyonya Andrew Restarick almarhumah. Garis-garis kepahitan hidup di sekitar mulutnya.... Mungkin dia akan pergi ke Crosshedges lagi dan memandang lukisan itu, supaya dapat dilihatnya dengan lebih jelas, karena di dalamnya mungkin ada suatu petunjuk mengenai Norma. Norma tidak, dia tidak ?boleh memikirkan Norma dulu. Apa lagi yang masih ada" Ada Mary Restarick, yang menurut si gadis Sonia, pasti punya pacar karena dia pergi ke London begitu sering. Poirot berpikir Nyonya Restarick lebih cocok pergi ke London untuk melihat-lihat tanah dan kapling yang mungkin bisa dibelinya, petak-petak yang mewah, rumah-rumah di Mayfair, dekorasi, segala hal yang dapat dibeli dengan uang di kota metropolitan itu. Uang.... Rasanya semua faktor yang melintasi otaknya akhirnya bertemu di titik ini juga. Uang. Pentingnya uang. Dalam kasus ini ada banyak uang yang terlibat. Bagaimanapun juga, meskipun dengan cara yang tidak menyolok, uang itu berarti. Uang memainkan peranan. Sampai kini tidak ada fakta-fakta yang bisa mendukung dugaannya bahwa kematian Nyonya Charpentier yang tragis adalah perbuatan Norma. Tidak ada bukti, tidak ada motif; namun ia merasa bahwa di sini ada suatu hubungan yang tidak dapat disangkal. Gadis itu telah mengatakan bahwa dia "mungkin telah melakukan suatu pembunuhan." Suatu kematian telah terjadi hanya satu atau dua hari sebelumnya suatu kematian yang terjadi di bangunan yang ?sama di mana ia tinggal. Tentu saja, ini tidak mungkin hanya suatu kebetulan, dan kematian itu tidak ada kaitannya. Dia teringat lagi akan penyakit Mary Restarick yang aneh. Suatu kejadian yang begitu sederhana sehingga sudah merupakan suatu klise. Suatu kasus peracunan di mana yang meracuni adalah ?tentu saja salah seorang penghuni rumah yang sama. Apakah Mary Restarick ?telah meracuni dirinya sendiri, apakah suaminya telah meracuninya, apakah si gadis Sonia yang telah memasukkan racun" Atau apakah Norma pelakunya" Semua hal menunjuk, Hercule Poirot harus mengakuinya, kepada Norma sebagai pelakunya yang paling logis. 259 258 "Semuanya sama," kata Poirot, "karena aku tidak bisa menemukan apa-apa, logikanya berantakan." Dia mengeluh, bangkit dari duduknya dan menyuruh George memanggilkan sebuah taksi. Dia harus memenuhi janjinya dengan Andrew Restarick. 260 BAB SEMBILAN BELAS Hari ini Claudia Reece-Holland tidak berada di kantor. Sebagai gantinya, seorang wanita setengah baya menerima Poirot. Katanya Tuan Restarick sedang menunggunya, lalu diantarkannya Poirot ke kantor Restarick. "Nah," kata Restarick hampir-hampir tidak sabar menanti sampai Poirot sudah melewati ambang pintu. "Nah, bagaimana dengan anak saya?" Poirot merentangkan tangannya. "Sampai kini nihil."?"Tetapi, Bung, pasti ada sesuatu suatu petunjuk. Seorang gadis kan tidak bisa ?lenyap begitu saja." "Gadis-gadis pada masa yang lalu sudah pernah melakukannya, dan di masa yang akan datang mereka masih akan melakukannya lagi." "Mengertikah Anda, berapa pun biayanya tidak menjadi masalah, betapapun besarnya! Saya saya tidak bisa begini terus." ?Kali ini dia tampak betul-betul gugup. Dia kelihatannya lebih kurus, dan matanya yang .merah merupakan bukti bahwa dia tidak bisa tidur pada malam hari. "Saya mengerti bagaimana kuatirnya Anda, tetapi percayalah, saya telah melakukan yang semaksimal 261 mungkin untuk melacak jejaknya. Hal-hal demikian, sayangnya tidak bisa diburuburu." "Dia mungkin hilang ingatannya atau dia mungkin maksud saya, dia mungkin ? ?sakit. Sakit." Poirot tahu apa kira-kira yang diungkapkan oleh kalimat yang terpatah-patah ini. Restarick hampir saja mengatakan, "Dia mungkin mati." Poirot duduk di seberang mejanya dan berkata, "Percayalah, saya mengerti kebingungan Anda, dan saya harus mengatakannya satu kali lagi kepada Anda, Anda akan memperoleh hasil yang lebih cepat kalau Anda menghubungi polisi." "Tidak!" Kata ini meledak keluar. "Mereka punya fasilitas yang lebih banyak, lebih banyak sumber-sumber yang bisa dimintai keterangan. Percayalah, ini bukan hanya soal uang. Uang tidak bisa memberikan hasil yang sama seperti yang bisa diberikan suatu organisasi yang sangat efisien." "Bung, tidak ada gunanya berbicara dengan nada menghibur begini. Norma anak saya anak tunggal saya, satu-satunya darah dan daging saya." Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ?"Apakah Anda yakin Anda sudah menceritakan semuanya kepada saya semuanya yang ?mungkin ada mengenai anak Anda?" ?"Apa lagi yang bisa saya ceritakan?" "Itu bukan saya yang dapat menjawabnya, tetapi Anda. Apakah misalnya, di masamasa yang lampau pernah terjadi insiden?" "Misalnya" Apa yang Anda maksudkan, Bung?" "Apakah ada sejarah gangguan jiwa yang terbukti?" "Anda pikir bahwa bahwa ...."?"Mana saya tahu" Mana saya bisa tahu?" 262 "Dan mana saya tahu?" kata Restarick, tiba-tiba menjadi menyesal. "Apa yang saya ketahui tentang dia" Setelah bertahun-tahun ini. Grace adalah wanita yang penuh dendam. Seorang wanita yang tidak mudah memaafkan atau melupakan. Terkadang saya merasa saya merasa bahwa dia adalah orang yang tidak tepat untuk membesarkan ?Norma." Restarick bangkit, dan mondar-mandir di kantornya, lalu duduk lagi. "Tentu saja, saya juga tidak seharusnya meninggalkan dia. Saya menyadarinya. Saya meninggalkan dia membesarkan anak itu seorang diri. Tetapi pada saat itu saya kira saya punya alasan-alasan yang membenarkan tindakan itu. Grace adalah seorang wanita yang wataknya baik sekali, dan ia menyayangi Norma. Seorang pembimbing yang betul-betul baik untuknya. Tetapi apakah sebenarnya memang demikian" Apakah dia memang cocok" Beberapa surat yang ditulis Grace kepada saya berbau amarah dan balas dendam. Yah, barangkali itu cukup normal. Tetapi saya sendiri absen selama bertahun-tahun. Saya seharusnya kembali, kembali lebih sering dan melihat bagaimana anak ini tumbuh. Mungkin dalam hati saya punya perasaan malu karena bersalah. Tetapi sekarang tidak ada gunanya mencari-cari alasan lagi." Dia berpaling dengan tajam. "Ya. Pada waktu saya melihat Norma lagi, saya memang berpendapat bahwa sikapnya seluruhnya terlalu emosional, tidak dapat dikendalikan. Saya berharap dia dan Mary akan akan bisa berteman setelah beberapa waktu, tetapi saya harus ?mengakuinya bahwa saya merasa gadis ini tidak seluruhnya beres. Saya merasa lebih baik baginya bekerja di 263 London dan pulang hanya pada akhir-akhir pekan, tidak dipaksakan berkumpul dengan Mary setiap saat. Oh, barangkali tindakan saya salah. Tetapi di manakah dia, Tuan Poirot" Di manakah dia" Apakah Anda kira dia mungkin lupa identitas dirinya" Kita sering mendengar kejadian begitu." "Ya," kata Poirot, "itu suatu kemungkinan. Dalam keadaannya, dia mungkin sedang berkeliaran tanpa menyadari siapa dirinya. AtaG dia mungkin mendapat kecelakaan. Ini lebih kecil kemungkinannya, saya bisa menjamin bahwa saya sudah bertanya di semua rumah sakit dan tempat-tempat lain." "Anda tidak berpikir dia. Anda tidak berpikir dia sudah mati?" ?"Dia akan lebih mudah ditemukan jika mati daripada hidup, percayalah. Tenanglah, Tuan Restarick. Ingatlah, dia mungkin mempunyai teman-teman yang tidak Anda kenal. Teman-teman entah di bagian mana di Inggris, teman-teman yang dikenalnya semasa dia tinggal bersama ibunya, atau dengan bibinya, atau teman-teman yang merupakan kenalan teman-teman sekolahnya. Semua hal ini membutuhkan waktu untuk disortir. Mungkin juga Anda harus bersiap-siap menerima kenyataan ini ? dia berada bersama seorang laki-laki yang mungkin adalah pacarnya." ?"David Baker" Kalau saya tahu bahwa ...." "Dia tidak bersama David Baker. Itu," kata Poirot tanpa, humor, "adalah hal yang pertama-tama saya pastikan dulu." "Mana saya tahu teman-teman seperti apa yang dimilikinya?" Restarick menghela napas. "Kalau saya menemukannya, bila saya menemukannya ?264 lebih baik saya berkata demikian dia akan saya bawa meninggalkan semua ini." ?"Semua apa?" "Negara ini. Saya merasa susah sekali, Tuan Poirot, susah semenjak saya pulang kemari. Dari dulu saya membenci kehidupan cara kota. Lingkaran kegiatan yang membosankan, dari pekerjaan rutin kantor, sampai konsultasi yang tidak ada habis-habisnya dengan para pengacara dah penanam modal. Hidup yang saya gemari itu dari dulu selalu sama. Bepergian, berkelana dari satu tempat ke tempatyang lain, pergi ke tempat-tempat yang masih liar dan sukar dimasuki. Itulah cara hidup saya Seharusnya saya tidak boleh meninggalkan cara hidup ini. Seharusnya saya minta Norma yang menyusul saya, dan seperti yang tadi saya katakan, bila saya menemukannya, itulah yang akan saya perbuat. Sekarang saja sudah ada yang menawar untuk membeli usaha saya. Nah, mereka boleh memiliki seluruh usaha ini dengan syarat-syarat yang amat lunak. Saya akan membawa uang tunainya dan kembali ke suatu negara yang punya arti buat saya, yang hidup." "Aha! Dan apa yang akan dikatakan istri Anda tentang rencana ini?" . "Mary" Dia sudah terbiasa dengan kehidupan yang demikian. Itu adalah tempat asalnya." "Bagi kaum hawa yang punya banyak uang," kata Poirot, "mungkin London sangat menarik." "Dia akan sependapat dengan saya." Telepon di mejanya berdering. Dia mengangkatnya. "Ya" Oh, dari Manchester" Ya. Jika di sana Claudia Reece-Holland, sambungkan." 265 Dia menunggu satu menit. "Halo, Claudia. Ya. Keras sedikit salurannya jelek sekali. Saya tidak bisa ?mendengar. Mereka setuju"... Ah, sayang.... Tidak, saya kira hasilmu cukup bagus.... Baik.... Oke, kalau begitu. Kembalilah dengan kereta api malam. Kita bicarakan lebih lanjut besok pagi." Dia meletakkan tangkai telepon kembali di tempatnya.* "Gadis itu amat kompeten," katanya. "Nona Reece-Holland?" "Ya. Kompetennya luar biasa. Mengambil alih banyak pusing saya. Saya memberinya kuasa penuh untuk menutup transaksi dengan Manchester ini. Saya merasa saya sendiri sudah tidak bisa berkonsentrasi. Dan dia ternyata menelurkan hasil yang bagus sekali. Dia sama baiknya dengan laki-laki dalam beberapa hal." Dia memandang Poirot, tiba-tiba mengarahkan pikirannya kembali ke persoalan semula. "Ah, ya, Tuan Poirot. Yah, rupa-rupanya kemampuan saya telah menurun. Apakah Anda membutuhkan lebih banyak uang untuk biaya?" "Tidak, Tuan. Saya menjamin saya akan berbuat sebisanya untuk mengembalikan anak Anda dalam keadaan sehat walafiat. Saya telah mengambil langkah-langkah semaksimal mungkin demi keselamatannya." Poirot keluar lewat kantor depan. Ketika dia tiba di jalan, dia menengadah ke langit. "Satu jawaban yang pasti kepada satu pertanyaan," katanya, "itulah yang aku butuhkan." : 266 BAB DUA PULUH Hercule Poirot menengadah memandang wajah bangunan rumah gaya Georgia yang anggun, yang terletak di suatu jalan yang belum lama berselang masih sepi di suatu kota pasar yang kuno. Kemajuan zaman dalam waktu singkat telah mengubah semuanya, tetapi supermarket yang baru, toko barang-barang tanda mata, Butik Margery, Depot Peg, dan sebuah bank yang megah, semuanya telah memilih lokasi di Croft Road dan tidak memenuhi High Street yang sempit. Poirot melihat dengan puas bahwa alat pengetuk pintu yang terbuat dari kuningan itu dipoles sampai mengkilat. Dia memijat tombol bel di samping. Pintu segera dibuka oleh seorang wanita yang tinggi dan berwibawa, yang rambut putihnya disisir ke belakang dan sikapnya penuh vitalitas. "Tuan Poirot" Anda datang tepat pada waktunya. Masuklah." "Nona Battersby?" "Betul." Dia menahan pintunya untuk Poirot. Poirot masuk. Dia meletakkan topi Poirot di rak topi dan mendahului masuk ke suatu ruangan yang menyenangkan dengan pemandangan sebuah kebun kecil yang dikelilingi oleh tembok. Dia menunjuk sebuah kursi, dan dia sendiri pun 267 duduk sambil menanti. Jelas Nona Battersby bukanlah orang yang suka membuangbuang waktu dengan basa-basi yang konvensional. "Anda adalah, saya kira, bekas kepala sekolah Meadowfield?" "Ya. Saya pensiun setahun yang lalu. Saya mengerti Anda ingin menemui saya sehubungan dengan Norma Restarick, seorang bekas murid." "Itu betul." "Dalam surat Anda," kata Nona Battersby, "Anda tidak menjelaskan lebih lanjut." Tambahnya, "Saya bisa mengatakan bahwa saya mengetahui siapa Anda, Tuan Poirot. Maka saya ingin diberi sedikit lebih banyak informasi sebelum saya melanjutkannya. Apakah Anda mempertimbangkan akan mengambil Norma Restarick sebagai karyawan, misalnya?" "Itu bukan maksud saya, tidak." "Karena mengetahui profesi Anda, Anda tentunya mengerti mengapa saya minta keterangan tambahan. Apakah Anda membawa surat perkenalan dari salah seorang kerabat Norma untuk saya?" "Juga tidak," kata Hercule Poirot. "Saya akan memberikan penjelasan lebih lanjut." "Terima kasih." "Sebenarnya, saya bekerja untuk ayah Nona Restarick, Andrew Restarick." "Ah. Dia baru saja kembali ke Inggris, kalau tidak salah, setelah menghilang bertahun-tahun.", "Memang begitu." "Tetapi Anda tidak membawa surat perkenalan darinya?" "Saya tidak memintanya untuk memberikan." 268 Nona Battersby memandang Poirot dengan pandangan bertanya. "Nanti dia mungkin ingin ikut bersama saya," kata Hercule Poirot. "Itu akan menghalangi saya mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ingin saya ajukan kepada Anda, karena mungkin saja jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa membuatnya sakit hati dan sedih. Tidak ada alasan mengapa dia harus menderita lebih banyak di atas penderitaannya pada saat ini." "Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Norma?" "Saya harap tidak.... Tetapi, kemungkinan itu ada. Anda mengingat gadis itu, Nona Battersby?" "Saya mengingat semua anak didik saya. Ingatan saya kuat sekali. Lagi pula Meadowfield bukanlah sekolah yang besar. Hanya ada dua ratus gadis, tidak lebih." "Mengapa Anda pensiun dari sana, Nona Battersby?" "Wah, Tuan Poirot, saya kira itu bukan urusan Anda." "Ya, saya hanya mengungkapkan rasa ingin tahu saya yang normal saja." "Saya sudah berusia tujuh puluh. Apakah itu tidak cukup beralasan?" "Tidak dalam kasus Anda, menurut saya. Anda tampaknya masih penuh semangat dan sehat, cukup mampu untuk melanjutkan kepemimpinan Anda sebagai kepala sekolah untuk masa bertahun-tahun lagi." "Waktu sudah berubah, Tuan Poirot. Seseorang tidak mungkin selalu setuju dengan perubahan ini. Saya akan memuaskan rasa ingin tahu Anda. 269 Tambah lama saya merasa bertambah jengkel melihat sikap para orang tua. Pandangan mereka mengenai masa depan putri-putri mereka terlalu picik, dan terus terang saja, bodoh." Nona Battersby, seperti yang diketahui Poirot dari meneliti kualifikasinya, adalah seorang ahli matematika yang amat terkenal. "Jangan anda sangka bahwa saya menganggur," kata Nona Battersby. "Saya sekarang mengambil bidang yang lebih cocok bagi saya. Saya memberi bimbingan kepada mahasiswa-mahasiswa senior. Dan sekarang, bolehkah saya mengetahui minat Anda terhadap gadis Norma Restarick ini?" "Ada sesuatu yang mencemaskan. Dia, secara kasarnya saja, telah menghilang." Nona Battersby masih tidak tampak tersentuh. "Ah, ya" Yang Anda maksudkan dengan 'menghilang' saya kira ialah bahwa dia telah meninggalkan rumah tanpa memberi tahu orang tuanya ke mana perginya. Oh, saya tahu ibunya sudah meninggal, jadi, tanpa memberi tahu ayahnya ke mana perginya. Ini sama sekali tidak aneh zaman sekarang, Tuan Poirot. Tuan Restarick tidak menghubungi polisi?" "Dia tidak mau menerima pendapat orang lain dalam hal ini. Dia sama sekali menolak untuk pergi ke polisi." "Saya bisa memberikan jaminan bahwa saya sama sekali tidak mengetahui di mana gadis itu kini. Saya tidak pernah menerima kabar darinya. Betul, sejak dia meninggalkan Meadowfield saya tidak pernah mendengar dirinya. Jadi, rupanya saya tidak dapat membantu Anda dengan cara apa pun." "Bukan informasi yang demikian yang saya kehendaki. Saya ingin mengetahui gadis macam apa 270 dia bagaimana Anda menilainya. Bukan penampilan luarnya. Bukan itu yang saya ?maksudkan; Maksud saya, kepribadiannya dan karakternya." "Di sekolah, Norma adalah seorang gadis biasa. Tidak terlalu brilyan, tetapi hasilnya cukup." "Bukan tipe yang mengarah ke saraf?" Nona Battersby berpikir. Lalu katanya perlahan, "Tidak, saya tidak menilainya demikian. Tidak lebih daripada yang bisa diperkirakan, mengingat latar belakang rumah tangganya." "Maksud Anda ibunya yang sakit-sakitan?" "Ya. Dia berasal dari rumah tangga yang berantakan. Ayahnya, yang saya kira amat disayanginya, tiba-tiba meninggalkan rumah dengan seorang wanita lain suatu ?hal yang tentu saja dibenci oleh ibunya. Rupanya, ibunya telah menggoncangkan kejiwaan anaknya lebih daripada yang diperlukan dengan mengutarakan kebenciannya ini tanpa kendali." "Barangkali kalau saya menanyakan pendapat Anda mengenai Nyonya Restarick almarhumah-, itu lebih mengenai sasaran?" "Apa yang Anda minta itu penilaian saya pribadi?" "Kalau Anda tidak berkeberatan?" "Tidak, saya sama sekali tidak punya keraguan dalam menjawab pertanyaanpertanyaan Anda. Keadaan riimah tangga adalah faktor yang amat penting dalam kehidupan seorang gadis, dan saya selalu mempelajarinya sebisa-bisanya dari bahan yang saya ketahui berdasarkan terbatasnya informasi yang diberikan kepada saya. Nyonya Restarick adalah seorang wanita yang lurus dan jujur, menurut hemat saya. Menganggap dirinya lebih baik 271 daripada orang lain, suka mencari kesalahan orang, dan kepicikannya ini merupakan penghalang di dalam hidupnya!" % "Ah," kata Poirot berterima kasih. "Dia juga, saya kira, seorang yang sugesti penyakit. Tipe yang selalu membesarbesarkan penderitaannya. Tipe wanita yang keluar masuk panti-panti perawatan. Latar belakang yang merugikan bagi seorang gadis terutama jika gadisnya ?sendiri tidak mempunyai kepribadian yang kuat. Norma tidak memiliki ambisi intelektual, dia tidak mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri, dia bukanlah seseorang yang bisa saya rekomendasikan untuk suatu karier. Suatu pekerjaan yang biasa-biasa saja, diikuti perkawinan, adalah apa yang bisa saya harapkan untuknya." "Anda tidak pernah melihat maafkan pertanyaan ini tanda-tanda gangguan ? ?jiwa?" "Gangguan jiwa?" kata Nona Battersby. "Omong kosong!" "Jadi begitu pendapat Anda. Omong kosong! Dan bukannya saraf?" "Gadis mana pun, atau hampir setiap gadis, bisa menjadi saraf, terutama dalam usia remajanya dan pada saat kontak pertamanya dengan dunia. Dia masih belum matang dan memerlukan bimbingan dalam kontaknya yang pertama dengan seks. Gadisgadis umumnya tertarik pada pemuda-pemuda yang sama sekali tidak sesuai, terkadang bahkan yang berbahaya. Dewasa ini rupanya tidak ada orang tua, atau hampir tidak ada orang tua yang punya kepribadian yang kuat sendiri* untuk menyelamatkan anak gadis mereka dari pengalaman ini. Jadi, umumnya mereka harus melewati suatu masa 272 di mana mereka tenggelam di dalam kesedihan yang histeris dan barangkali melangsungkan perkawinan yang sama sekali tidak sesuai yang akhirnya tak lama kemudian berakhir dengan perceraian." "Tetapi Norma tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa?" Poirot mendesak dengan pertanyaan yang sama lagi. "Dia seorang gadis yang emosional tetapi normal," kata Nona Battersby. "Gangguan jiwa! Seperti yang saya katakan tadi omong kosong! Dia tentunya telah lari ?bersama seorang pemuda untuk melangsungkan perkawinan, dan tidak ada tindakan lain yang lebih normal daripada itu!" 273 BAB DUA PULUH SATU Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Poirot duduk di kursi besarnya yang berbentuk persegi. Tangannya bersandar di atas lengan kursi, matanya menatap ke cerobong tungkunya yang ada di depannya anpa benar-benar melihat sesuatu. Di dekat sikunya ada sebuah meja kecil dan di atasnya terdapat beberapa dokumen yang dijepit rapi menjadi satu. Laporanlaporan Tuan Goby, informasi yang didapatnya dari temannya, Kepala Inspektur Neele, serangkaian halaman-halaman yang terpisah dengan judul "Cerita-cerita orang, gossip, desas-desus" disertai catatan dari mana keterangan tersebut diperolehnya. Saat ini dia tidak perlu membaca semua dokumen ini lagi. Dia telah membacanya dengan saksama dan meletakkannya di sana seandainya ada suatu pokok tertentu yang perlu ditelitinya kembali. Sekarang dia ingin mengumpulkan semua pengetahuannya dan semua yang telah dipelajarinya dalam kepalanya, karena dia merasa yakin bahwa semuanya ini tentu bisa membentuk suatu pola. Pasti ada suatu pola di sini. Sekarang dia sedang mempertimbangkan, sebaiknya dari sudut yang mana dia mulai. Poirot bukanlah orang yang mempercayakan tindakannya kepada antusiasme suatu intuisi tertentu. Dia bukanlah orang yang berintuisi ?walaupun dia 274 punya perasaan. Yang penting bukan perasaan itu-sendiri tetapi apa yang telah?menimbulkan perasaan tersebut. Penyebabnya yang menarik; penyebabnya ini yang sering berbeda dengan apa yang kita sangka. Tidak jarang kita harus mengupasnya dengan logika, dengan pemikiran dan dengan pengetahuan. Bagaimanakah perasaannya tentang kasus ini kasus macam apakah ini" Biarlah ?dia mulai dari yang umum, baru menjurus kepada yang khusus. Apakah fakta-fakta yang penting dalam kasus ini" Uang adalah salah satu faktornya, pikir Poirot, meskipun dia tidak tahu dalam hubungan apa. Tetapi bagaimanapun juga, uang.... Dia juga berpendapat, malah semakin yakin saja, bahwa ada suatu unsur jahat di sini. Dia mengenal unsur ini. Dia pernah bertemu dengannya. Dia kenal baunya, fasanya, caranya bekerja. Masalahnya, dalam kasus ini dia tidak mengetahui dengan tepat di mana unsur jahat ini berada. Dia telah mengambil langkah-langkah tertentu untuk melawan unsur jahat ini. Dia berharap, usahanya sudah cukup. Sesuatu sedang terjadi, sesuatu sedang dikerjakan, yang masih belum selesai. Entah siapa, entah di mana, seseorang berada dalam bahaya. Sulitnya, fakta-fakta di sini menunjuk dua arah yang berlawanan. Jika orang yang dikiranya berada dalam bahaya, betul-betul dalam bahaya, sampai kini dia tidak melihat alasannya mengapa. Mengapa orang itu berada dalam bahaya" Tidak ada motif; Jika orang yang dikiranya dalam bahaya, sebetulnya tidak dalam bahaya, maka seluruh caranya menilai hal ini harus dibalik total...^ej^^y^B^nwn^rah / " "JAYA AB-ARJL" Ylbiit"4kr 4i>7" ke satu titik harus diputar balik dan dipandang dari sudut yang sama sekali berlawanan. Dia membiarkan masalah itu dulu sementara ini dalam keadaan berimbang, dan dari sana dia berpindah ke watak-watak manusianya ke orang-orangnya. Pola apakah ?yang mereka ciptakan" Peranan apakah yang mereka bawakan" Pertama-tama Andrew Restarick. Sampai kini dia telah mengumpulkan cukup ?banyak keterangan mengenai Andrew Restarick. Gambaran yang umum mengenai kehidupannya sebelum dan sesudah dia ke luar negeri. Orang yang tidak bisa tinggal diam, tidak pernah lama berada di satu tempat maupun untuk satu tujuan yang sama, tetapi umumnya disenangi orang. Dia bukanlah seorang penganggur, yang malas, bukan pula orang yang licin atau curang. Barangkali juga bukan seseorang yang berkarakter kuat" Punya banyak kelemahan" T Poirot mengerenyitkan dahinya, merasa tidak puas. Gambaran ini bagaimanapun juga tidak sesuai dengan Andrew Restarick yang pernah dijumpainya sendiri. Andrew Restarick yang ditemuinya pasti bukan orang yang berwatak lemah, dagunya yang menonjol, matanya yang tenang, sikapnya yang teguh. Ternyata dia adalah seorang Usahawan yang sukses juga. Menjalankan tugasnya dengan baik, baik pada masa mudanya, maupun setelah di Afrika Selatan dan Amerika Selatan, di man^, dia telah menutup transaksi-transaksi yang bagus. Dia telah menambah jumlah sahamnya. Dia kembali ke tanah airnya membawa kisah keberhasilan, bukan kisah kegagalan. Kalau begitu, mana mungkin dia lemah karakternya" Lemah barangkali hanya bilamana berhadapan dengan wanita. Dia pernah salah 276 langkah ketika dia kawin kawin dengan wanita yang tidak sesuai... barangkali ?atas desakan keluarganya" Lalu dia bertemu dengan wanita yang satunya. Hanya satu wanita itu sajakah" Ataukah ada beberapa wanita lainnya" Tidak mudah mencari keterangan semacam ini setelah lewat begitu lama. Yang pasti, sebagai suami dia tidak tersohor tidak setia. Rumah tangganya normal, dan semua sumber mengatakan bahwa dia amat menyayangi anaknya yang kecil. Tetapi kemudian dia bertemu dengan seorang wanita yang cukup dicintainya sehingga dia bersedia meninggalkan rumah tangga dan negaranya. Itu adalah kisah asmara yang bukan sekedar iseng. Tetapi, apakah kepergiannya itu ada kaitannya dengan motif-motif tambahan lainnya" Kebosanannya akan pekerjaan rutin kantor, akan kehidupan di kota, akan London sehari-hari" Poirot berpikir itu boleh jadi. Cocok dengan polanya. Andrew Restarick juga tampaknya seorang yang suka menyendiri. Semua orang menyukainya, baik di sini maupun di luar negeri, tetapi rupanya tidak ada yang menjadi teman akrabnya. Memang, sulit baginya untuk memiliki teman akrab di luar negeri karena dia tidak pernah tinggal lama di satu tempat. Dia terjun ke dalam pertaruhannya, mencoba suatu pengambilalihan, berhasil, lalu bosan dengan semuanya, dia akan melanjutkan kelananya ke tempat yang lain. Nomadis! Seorang pengembara. Itu masih belum cocok dengan gambaran orang yang ada di benak Poirot.... Gambaran" Dalam benaknya kata ini membangkitkan kembali bayangan suatu lukisan yang tergantung di kantor Restarick, di dinding di belakang mejanya. Itu adalah lukisan 277 orang yang sama lima belas tahun sebelumnya. Berapa banyakkah perubahan yang terjadi dalam waktu lima belas tahun pada orang yang duduk di sana" Sedikit sekali, secara keseluruhan! Lebih banyak uban di rambutnya, bahunya menjadi lebih berisi, tetapi garis-garis karakter pada wajahnya semuanya sama. Suatu wajah yang punya tujuan. Seorang yang tahu apa yang dikehendakinya dan yang bertekad untuk memperolehnya. Seorang yang berani mengambil risiko. Seorang yang kejam dalam hal-hal tertentu. Mengapa, Poirot bertanya-tanya, Restarick telah membawa lukisannya ke London" Kedua lukisan itu sebetulnya satu pasang, lukisan seorang suami beserta istrinya. Dipandang dari sudut seninya, kedua lukisan ini seharusnya dibiarkan berdampingan. Apakah seorang psikolog akan berkata bahwa secara tidak sadar Restarick ingin melepaskan dirinya dari bekas istrinya sekali lagi, untuk memisahkan dirinya dari istrinya" Apakah Restarick secara mental masih berusaha menjauhi kepribadian istrinya meskipun dia sudah mati" Suatu bahan pemikiran yang menarik.... Lukisan-lukisan itu tentunya telah dikeluarkan dari gudang bersama-sama dengan benda-benda lainnya milik keluarga. Mary Restarick tentunya telah memilih beberapa barang untuk melengkapi perabotan di Crosshedges, di mana Sir Roderick telah memberikan tempat. Poirot bertanya-tanya, apakah Mary Restarick, istri yang baru, suka dengan digantungnya sepasang lukisan itu" Barangkali lebih normal kalau dia menyimpan lukisan istri pertama ini di gudang saja! Tetapi, pikir Poirot kemudian, barangkali dia tidak punya tempat untuk menyim-278 pan barang-barang yang tidak terpakai di Crosshedges. Barangkali Sir Roderick cuma menyediakan tempat untuk beberapa barang keluarga saja sementara pasangan yang baru kembali ini mencari rumahnya sendiri yang sesuai di London. Jadi tidak terlalu menjadi masalah, dan lebih mudah untuk menggantungkan kedua lukisan tersebut. Apa lagi, Mary Restarick tampaknya adalah seorang yang bijaksana ?bukan tipe pencemburu atau emosional. "Bagaimanapun juga," pikir Hercule Poirot sendiri, "kaum wanita, mereka semuanya bisa cemburu, dan terkadang justru mereka yang kita anggap paling tidak mungkin itulah yang paling pencemburu!" Pikirannya beralih ke Mary Restarick, sekarang tiba gilirannya untuk dianalisa. -Dia baru sadar bahwa anehnya, dia begitu jarang memikirkan Mary! Dia hanya pernah melihatnya satu kali, dan Mary tidak banyak meninggalkan kesan padanya. Suatu bentuk keefisienan, nilainya, dan juga suatu bentuk bagaimana dapat ?diungkapkannya" kepalsuan! ("Tetapi di sini, Sobat," kata Hercule Poirot, ?lagi-lagi dalam hati, "di sini kau sedang memikirkan rambut palsunya!") Sebetulnya memang tidak masuk akal kalau dia hanya mengetahui begitu sedikit tentang seorang wanita seorang wanita yang efisien dan yang mengenakan rambut ?palsu, dan yang cantik, dan yang bijaksana, dan yang bisa marah. Ya, dia memang marah ketika dia memergoki si pemuda Burung Merak berkeliaran tanpa diundang di dalam rumahnya. Dia telah menunjukkan kemarahannya dengan tandas dan tegas. Dan si pemuda bagaimana tampaknya" Geli, tidak lebih. Tetapi ?279 Mary memang marah, amat marah menemukannya di sana. Nah, itu normal. Pemuda itu bukanlah pemuda pilihan ibu mana saja untuk anak gadisnya .... Poirot berhenti dalam pemikirannya, menggelengkan kepalanya dengan jengkel. Mary Restarick bukan ibu Norma. Jadi kemarahan itu bukan demi Norma, bukan karena menguatirkan anaknya akan menjalani perkawinan yang tidak bahagia, atau mengumumkan kehadiran seorang bayi haram dari ayah yang tidak sesuai! Bagaimanakah perasaan Mary terhadap Norma" Pertama-tama, Norma adalah seorang gadis yang amat menjengkelkan yang telah bergabung dengan seorang pemuda yang ?sudah pasti merupakan sumber kekuatiran dan gangguan bagi Andrew Restarick. Tetapi setelah itu" Bagaimana perasaan Mary dan pemikirannya mengenai seorang anak tiri yang ternyata sengaja ingin meracuninya" Sikap Mary rupanya adalah sikap yang bijaksana. Dia ingin Norma keluar dari rumah itu, dan dirinya bebas dari bahaya; dan dia mendukung kehendak suaminya untuk menutupi skandal mengenai apa yang terjadi. Norma datang pada setiap akhir pekan hanya sebagai proforma saja, tetapi hidup Norma semenjak itu harus berpusat di London. Meskipun kalau nanti keluarga Restarick pindah ke rumah yang sedang mereka cari, mereka tidak akan mengusulkan supaya Norma tinggal bersama mereka. Kebanyakan gadis zaman sekarang tinggal terpisah dari keluargar nya. Jadi masalah itu sudah dibereskan. Kecuali, bagi Poirot, pertanyaan siapakah yang memberikan racun kepada Mary masih jauh dari 280 beres. Restarick sendiri percaya bahwa itu perbuatan anaknya .... Tetapi Poirot tidak yakin.... Pikirannya mempertimbangkan kemungkinan si gadis Sonia. Apa kerjanya di rumah itu" Mengapa dia datang ke sana" Dia telah membuat Sir Roderick jatuh hati kepadanya barangkali dia tidak bermaksud kembali ke negaranya sendiri" ?Barangkali tujuannya semata-mata adalah untuk bisa kawin setiap hari ada pria ?tua seusia Sir Roderick kawin dengan gadis muda yang cantik. Dari sudut materi, Sonia akan dapat mengenakkan hidupnya sendiri. Suatu status sosial yang terjamin, sambil menunggu datangnya masa janda yang diharapkan, dengan penghasilan yang mencukupi dan pasti atau apakah tujuannya sama sekali bukan ?itu" Apakah dia pergi ke Kew Gardens dengan surat-surat Sir Roderick yang hilang, disembunyikan di antara lembaran-lembaran bukunya" Apakah Mary Restarick kemudian mencurigainya pada kegiatannya, pada ?kesetiaannya, ke mana perginya pada hari-hari dia libur, siapa orang yang ditemuinya" Dan apakah Sonia lalu memberikan sesuatu dalam dosis yang kecil, yang setelah menimbun, tidak akan menimbulkan kecurigaan apa-apa kecuali kasus penyakit pencernaan yang biasa" Untuk sementara waktu dia membuang keluarga di Crosshedgcs dari pikirannya. Dia datang, sebagaimana Norma datang, ke London, dan mulai mempertimbangkan ketiga gadis yang berbagi satu petak tinggal itu. Claudia Reece-Holland, Frances Cary, dan Norma Restarick. Claudia Reece-Holland, anak seorang 281 anggota parlemen yang terkenal, cukup berada, mampu, terlatih, cantik, seorang sekretaris kelas satu. Frances Cary, anak seorang pengacara di dusun, berjiwa seni, pernah sekolah drama tidak lama, lalu ke Slade, meninggalkan tempat itu juga, dari waktu ke waktu bekerja untuk Dewan Seni, sekarang bekerja di suatu gedung kesenian. Mempunyai penghasilan yang baik, berjiwa seni, dan punya temanteman seniman. Dia mengenal si pemuda, David Baker, meskipun tampaknya tidak lebih daripada hanya teman biasa. Mungkinkah dia mencintai pemuda ini" Pemuda ini adalah tipe pemuda yang umumnya tidak disenangi oleh para orang tua, pikir Poirot, oleh anggota-anggota gereja Anglikan, dan oleh polisi. Di mana letak daya tariknya bagi gadis-gadis yang berasal dari keluarga baik-baik, Poirot tidak dapat melihat. Tetapi kenyataan ini harus diakui. Apa pendapatnya sendiri tentang David" Seorang pemuda yang tampan dengan sikap kurang aturan dan agak sinis, yang pertama kali dilihatnya di lantai atas Crosshedges, sedang melaksanakan suatu tugas untuk Norma (atau menyelinap demi tujuannya sendiri, siapa tahu"). Dia melihatnya lagi ketika dia memberinya tumpangan dengan mobilnya. Seorang muda yang berkepribadian, dan memang memberikan kesan mempunyai kesanggupan melakukan sesuatu kalau dia mau. Namun ada satu sisi lain dari wataknya yang jelas tidak memuaskan. Poirot mengambil salah satu kertas yang terletak di atas meja di sampingnya dan mempelajarinya. Suatu riwayat yang jelek, meskipun tidak benarbenar kriminal. Tipuan-tipuan kecil di bengkel, keberandalan, menghancur-282 kan barang-barang, dua kali kena hukuman percobaan. Semuanya ini sudah, menjadi mode sekarang. Hal-hal begini tidak jatuh di bawah kategori kejahatan yang dimaksudkan Poirot. Tadinya David adalah seorang pelukis yang punya masa depan, tetapi dia tidak mengembangkannya. Dia adalah tipe yang tidak suka bekerja dengan tetap. Dia sombong, membanggakan dirinya, seekor burung merak yang jatuh cinta kepada penampilannya sendiri. Apakah dia lebih daripada itu" Poirot mereka-reka. Poirot mengulurkan tangannya dan mengambil sehelai kertas di mana tercantum garis besar percakapan antara Norma dan David di rumah makan r itu, sepanjang ?yang diingat Nyonya Oliver. Dan sampai di manakah itu bisa diandalkan, pikir Poirot" Dia menggelengkan kepalanya dengan ragu-ragu. Orang tidak bisa menduga kapan imajinasi Nyonya Oliver akan mengambil alih! Apakah pemuda ini sayang kepada Norma dan betul-betul mau mengawininya" Bagaimana perasaan Norma terhadapnya tidak diragukan lagi. Pemuda itu telah mengusulkan untuk kawin. Apakah Norma punya harta sendiri" Dia anak seorang yang kaya, tetapi itu hal yang tidak sama. Poirot mengeluh jengkel. Dia lupa menanyakan bagaimana bunyi surat wasiat Nyonya Restarick almarhumah. Dia membalik-balikkan kertas-kertas laporan itu. Tidak, Tuan Goby tidak melupakan subyek yang diperlukannya ini. Nyonya Restarick ternyata sudah diberi tunjangan yang cukup oleh suaminya selama hidupnya. Dia juga mempunyai penghasilan sendiri yang kecil sejumlah kurang lebih seribu pound satu tahun. Dia telah mewariskan semua miliknya untuk 283 anaknya. Poirot berpikir, itu tidak cukup jumlahnya sebagai motif suatu perkawinan. Barangkali, sebagai anak tunggalnya, Norma akan mewarisi banyak uang setelah kematian ayahnya, tetapi itu sama sekali bukan hal yang sama. Ayahnya mungkin hanya akan memberinya sedikit sekali jika dia tidak menyetujui pemuda yang dikawininya. Kalau begitu, Poirot akan mengatakan bahwa David memang menyayangi Norma, karena dia bersedia mengawininya. Namun Poirot menggelengkan kepalanya. Ini sudah ?kira-kira kelima kalinya dia menggelengkannya. Semuanya ini tidak pas, tidak memberikan pola yang memuaskan. Dia teringat meja Restarick, dan cek yang sedang ditulisnya - pastilah untuk membeli si anak muda itu supaya tidak berteman ?lagi dengan anaknya dan si pemuda, ternyata, cukup bersedia untuk dibeli. ?Jadi, lagi-lagi ini tidak cocok. Cek itu betul-betul dibuat untuk David Baker, dan jumlahnya amat besar betul-betul jumlah yang tidak masuk akal. Jumlah ?yang pasti dapat meruntuhkan pemuda yang tidak berharta, yang jelek wataknya. Namun, David baru sehari sebelumnya mengusulkan perkawinan kepada gadis itu. Itu, mungkin saja, hanya suatu akal permainannya suatu tindakan untuk ?menaikkan tarip yang dimintanya. Poirot teringat Restarick yang duduk di sana, bibirnya terkatup dengan geram. Dia tentunya amat menyayangi anaknya karena bersedia membayar jumlah yang begitu tinggi; dan dia pun tentunya sedang ketakutan bahwa gadisnya sendiri akan bersikeras untuk kawin dengan pemuda itu. Dari ingatannya tentang Restarick, dia berpindah ke Claudia. Claudia dan Andrew Restarick. Apakah 284 cuma suatu kebetulan, tidak lebih daripada itu, bahwa Claudia menjadi sekretarisnya" Mungkin antara mereka ada suatu hubungan" Claudia. Poirot mempertimbangkannya. Tiga orang gadis dalam satu petak tinggal, petak Claudia Reece-Holland. Dialah yang mula-mula menyewa petak itu dan membaginya dengan seorang teman, seorang gadis yang sudah dikenalnya, kemudian dengan gadis yang lain lagi, gadis yang ketiga. Gadis ketiga, pikir Poirot. Ya, selalu akhirnya kembali ke sana. Gadis ketiga. -Akhirnya dia sampai ke sana juga, ke subyek yang sedari tadi sudah seharusnya dibahas. Semua '^pemikiran polanya membawanya ke sana. Ke Norma Restarick. Seorang gadis yang datang untuk berkonsultasi dengannya sementara dia masih sarapan. Seorang gadis yang telah ditemaninya di meja di sebuah rumah makan di mana gadis itu sebelumnya telah makan kacang panggang bersama pemuda yang dicintainya. (Poirot mencatat bahwa ia selalu bertemu dengan gadis ini pada Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo saat-saat makan!) . Dan bagaimana pendapatnya tentang gadis itu" Pertama-tama, apa pendapat orang lain tentangnya" "Restarick menyayanginya dan amat menguatirkannya, amat menguatirkan keselamatannya. Dia bukan hanya mencurigainya saja dia malah merasa cukup yakin bahwa anaknya telah mencoba meracuni istri ?yang baru dikawininya. Dia telah menanyakan perihal anaknya kepada seorang dokter. Poirot pikir dia sendiri pun ingin berbicara dengan . dokter tersebut, tetapi dia meragukan apakah dia 1 bisa memperoleh apa-apa darinya. Dokter-dokter \ biasanya amat berhati-hati memberikan keterangan tentang pasiennya, kecuali kepada orang yang 285 dianggap benar-benar berhak, seperti orang tua. Tetapi Poirot dapat membayangkan apa yang mungkin telah dikatakan dokter ini. Dokter ini tentunya akan berhatihati, pikir Poirot, sebagaimana kebiasaan para dokter. Dia tidak akan mengatakannya dengan pasti dan barangkali akan memberikan sentilan mengenai perawatan medis. Dia tidak akan menyebutnya dengan jelas sebagai gangguan jiwa, tetapi pasti dia akan menyinggung atau mengusulkan kemungkinan ini. Sebenarnya, dalam hatinya dokter itu merasa yakin bahwa itulah penyebabnya. Tetapi dia pun mengetahui banyak mengenai gadis-gadis yang histeris, dan bahwa mereka terkadang berbuat hal-hal yang sebenarnya bukan akibat gangguan kejiwaan, tetapi hanya karena amarah, rasa cemburu, emosi, dan saraf. Dokter ini tidak akan mengambil alih peranan seorang dokter ahli jiwa atau seorang ahli saraf. Dia akan bersikap sebagai dokter umum yang tidak mau mengambil risiko mengeluarkan tuduhan tentang sesuatu yang tidak bisa dipastikannya sendiri. Tetapi dia bisa mengusulkan beberapa tindakan pengamanan tertentu. Suatu pekerjaan di tempat yang lain ?suatu pekerjaan di London, kemudian mungkin menjalani perawatan oleh seorang spesialis" Apa pendapat orang-orang lainnya mengenai Norma Restarick" Dari Claudia ReeceHolland" Poirot tidak tahu. Jelas tidak, dari terbatasnya informasi yang diketahuinya tentang Claudia. Claudia mempunyai kemampuan untuk memegang rahasia apa pun; dia pasti tidak akan membiarkan sesuatu lolos dari mulutnya jika dia tidak ingin menceritakannya. Claudia tidak menunjukkan gejala-gejala ingin mengeluarkan gadis itu ?286 tindakan mana mungkin diambilnya kalau dia memang merasa takut kepada penyakit Menuntut Balas 26 Pendekar Gila 18 Dendam Mahesa Lanang Pendekar Wanita Penyebar Bunga 14