Ceritasilat Novel Online

Gadis Ketiga 5

Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie Bagian 5 jiwanya. Antara Claudia dan Frances pasti tidak ada banyak diskusi mengenai hal ini, karena gadis satunya ini tanpa sengaja telah mengatakan bahwa Norma tidak kembali ke tempat mereka setelah berakhir pekan di rumah. Claudia tampakjengkel karena ini. Boleh jadi peranan Claudia lebih besar dalam pola ini daripada kelihatannya. Dia pandai, pikir Poirot, dan efisien.... Poirot kembali ke Norma, kembali sekali lagi ke gadis ketiga ini. Di manakah kedudukannya dalam pola ini" Suatu peranan yang akan menghubungkan semuanya menjadi'satu. Semacam Ophelia, pikirnya" Tetapi ada dua pendapat mengenai Ophelia, Sebagaimana ada dua pendapat mengenai Norma. Apakah di dalam cerita Hamlet itu Ophelia betul-betul gila, atau hanya berpura-pura gila" Pemain-pemain sandiwara berpecah pendapat mengenai bagaimana seharusnya membawakan peranan ini atau, sebaiknya Poirot berkata, para produsernya yang berpecah pendapat karena merekalah yang punya kuasa dalam hal ini. Apakah tokoh Hamlet gila atau waras" Pilihlah. Apakah Ophelia gila atau waras" Meskipun cuma dalam otaknya, Restarick tidak akan menggunakan kata "gila" untuk anaknya. Terganggu kejiwaannya adalah istilah yang suka dipakai semua orang. Kata-kata lain yang pernah dipakai untuk melukiskan Norma adalah "sinting." "Dia agak sinting." "Kurang waras." "Mempunyai sedikit kekurangan, kalau Anda tahu apa yang saya maksudkan." Apakah "tenaga-tenaga bagian pembersihan" ini merupakan penilai yang baik" Poirot berpikir boleh jadi. Memang ada sesuatu yang aneh 287 mengenai Norma, pasti, tetapi anehnya barangkali dalam hal yang lain daripada kesan yang ditimbulkannya. Poirot teringat akan penampilannya ketika dia masuk ke kamarnya, seorang gadis masa kini, tipe modern dengan penampilan yang sama seperti gadis-gadis lainnya. Rambut yang lemas menempel sampai ke bahunya, baju yang tidak berpotongan, rok pendek di atas lututnya semua ini menurut matanya ?yang kolot, tampak seperti seorang gadis dewasa yang menyamar sebagai anak kecil. "Maafkan, Anda terlalu tua." Barangkali itu benar. Dia memandang gadis itu dengan mata seorang tua, tanpa rasa kagum sedikit pun. Di matanya gadis ini tampaknya hanya seorang gadis yang tidak punya kemauan untuk menyenangkan laki-laki, tanpa daya pikat seorang ?gadis yang tidak mengenal kodrat kewanitaannya tidak punya daya tarik atau ?suasana misterius yang menyelubunginya, atau keinginan untuk menggoda, gadis yang tidak punya apa-apa untuk ditawarkan, kecuali barangkali semata-mata seks biologis. Jadi barangkali gadis ini betul menuduhnya tua. Poirot tidak dapat membantunya karena tidak dapat memahaminya, karena untuk mengaguminya saja sudah tidak mungkin bagi Poirot. Dia telah berbuat sebisanya bagi gadis ini, tetapi apakah arti semuanya itu sampai hari ini" Apa yang telah dilakukannya bagi gadis ini semenjak permintaan tolongnya yang satu kali itu" Dan di dalam hatinya Poirot menjawab dengan cepat. Dia telah menjaga keselamatannya. Paling sedikit itu. Itu kalau dia memang perlu dijaga keselamatannya. Itulah pertanyaan yang paling penting. Apakah dia perlu dijaga keselamatannya" 288 Pengakuan yang luar biasa itu, "Saya kira saya mungkin telah melakukan suatu pembunuhan." Peganglah teguh pernyataan itu karena itulah kunci seluruh masalahnya. Itulah profesinya. Berurusan dengan pembunuhan, membereskan suatu pembunuhan; mencegah pembunuhan! Menjadi anjing pelacak yang baik untuk mencari si pembunuh. Pembunuhan telah diumumkan. Pembunuhan entah di mana. Dia telah mencarinya dan tidak mendapatkannya. Pola racun arsenik dalam sop" Pola pemuda-pemuda berandal saling menikam dengan pisau" Kalimat yang menggelikan dan mengerikan, "noda-noda darah di halaman". Tembakan sepucuk pistol. Diarahkan kepada siapa dan mengapa" Tidak seperti yang diharapkannya, suatu bentuk 'kejahatan yang cocok dengan kata-kata yang diucapkan gadis itu, "Saya mungkin telah melakukan suatu pembunuhan." Poirot terus meraba-raba dalam kegelapan, berusaha melihat suatu pola kejahatan, berusaha melihat di mana gadis ketiga ini berperan dalam pola itu, dan selalu dia kembali ke hal yang mendesak, yang sama, yaitu perlunya mengetahui bagaimanakah gadis ini sebenarnya. Lalu dengan tidak disengaja Ariadne Oliver telah memberinya petunjuk, begitulah pikirnya. Kematian seorang wanita yang dianggap orang bunuh diri di Wisma Borodene. Itu bisa cocok. Itu terjadi di tempat yang sama di mana gadis ketiga ini tinggal. Tentunya inilah pembunuhan yang dimaksudkannya. Kalau ada pembunuhan lainnya yang terjadi sekitar waktu yang sama, itu terlalu tidak mungkin! Apa lagi juga tidak ada tanda-tanda atau bekas-bekas yang menunjukkan adanya pembunuhan lain 289 yang terjadi sekitar waktu itu. Tidak ada kematian lain yang mungkin membuat gadis ini lari terbirit-birit kepadanya setelah pada suatu pesta ia mendengar Poirot dipuji-puji temannya, Nyonya Oliver. Maka pada waktu Nyonya Oliver menyebut secara kebetulan kematian seorang wanita yang melemparkan dirinya keluar jendela, tampaklah kepada Poirot seakan-akan akhirnya dia memperoleh apa yang sudah lama dicari-carinya. Di sinilah petunjuk tersebut, jawaban atas kekuatirannya. Di sini dia akan menemukan apa yang dicarinya soal mengapanya, soal kapannya, soal di mananya. ?"Betapa mengecewakan!" kata Hercule Poirot keras-keras. Direntangkannya tangannya dan disortirnya daftar riwayat hidup wanita itu yang telah diketik dengan rapi fakta-fakta kehidupan Nyonya Charpentier. Seorang ?wanita yang berusia empat puluh tiga tahun dengan status sosial yang baik, yang dulunya dikatakan sebagai seorang gadis yang terlalu bebas dua kali kawin ? ?dua kali bercerai seorang Wanita yang suka laki-laki. Seorang wanita yang ?pada usia senjanya minum lebih banyak daripada yang baik bagi kesehatannya. Seorang wanita yang gemar berpesta-pesta. Seorang wanita yang akhir-akhir ini dikatakan suka berpacaran dengan pria-pria yang jauh lebih muda usianya daripada dirinya. Hidup seorang diri di sebuah petak di Wisma Borodene. Poirot bisa mengerti dan merasakan tipe wanita macam apakah dia, dulu dan sekarang, dan dia bisa mengerti pula mengapa seorang wanita yang demikian ingin melemparkan 290 dirinya keluar jendela suatu pagi hari ketika dia bangun tidur dalam keadaan putus asa. Karena dia punya penyakit kanker atau mengira dia punya penyakit kanker" Tetapi di pengadilan, bukti medis dengan jelas menunjukkan bahwa itu sama sekali tidak benar. Apa yang dicari Poirot adalah suatu ikatan dengan Norma. Dia tidak bisa menemukannya. Dia membaca lagi fakta-fakta ini. Di pengadilan, identifikasi korban dilakukan oleh seorang pengacara. Namanya adalah Louise Carpenter, meskipun wanita ini membahasakan nama keluarganya dalam bahasa Prancis Charpentier. Apakah karena kedengarannya lebih enak dengan ?nama kecilnya" Louise" Mengapa nama Louise ini seperti pernah didengarnya" Pernah disebutkan secara sambil lalu" suatu kalimat" jari-jari tangan ? ?Poirot membalik-balikkan halaman-halaman ketikan yang rapi. Ah! Itu dia! Cuma sekali saja disebutkannya. Gadis untuk siapa Andrew Restarick telah meninggalkan istrinya bernama Louise Birell. Seseorang yang ternyata tidak punya banyak arti dalam kehidupan Andrew Restarick selanjutnya. Mereka telah bertengkar dan berpisah setelah \urang-"lerjih satu tahun "bersama. "r\>"la yang sama, pikir Poirot. Sejarah yang sama dengan yang terus menerus terulang dalam kehidupan wanita yang satu ini. Mencintai seorang laki-laki dengan berkobar-kobar, merusak rumah tangganya, barangkali, hidup bersamanya, kemudian bertengkar dengannya, dan meninggalkannya. Poirot merasa pasti, pasti sekali, bahwa Louise Charpentier ini adalah Louise yang sama. Meskipun begitu, bagaimanakah hubungannya 291 dengan si gadis Norma" Apakah Restarick dan Louise Charpentier memperbarui hubungan mereka ketika Restarick kembali ke Inggris" Poirot meragukannya. Mereka telah berpisah jalan lama sekali. Bahwa mereka bisa bersatu kembali kelihatannya amat kecil kemungkinannya, bahkan, bahkan sama sekali tidak mungkin! Kisah asmara mereka terlalu singkat dan tidak berarti sebetulnya. Istrinya yang sekarang tidak mungkin menjadi demikian cemburunya kepada masa lalu suaminya sehingga perlu mendorong bekas pacarnya keluar jendela. Gila! Satu-satunya orang yang sejauh ini dapat dianggapnya menyimpan dendam selama bertahun-tahun dan yang berkeinginan untuk membalas sakit hatinya terhadap wanita yang telah menghancurkan rumah tangganya adalah Nyonya Restarick yang pertama. Dan itu pun kedengarannya gila sekali, apa lagi, Nyonya Restarick yang pertama sudah mati! Telepon berdering. Poirot tidak bergerak. Pada saat ini dia tidak mau diganggu. Dia punya firasat dia mencium jejak sesuatu.... Dia ingin mengejarnya.... Telepon berhenti berdering. Bagus. Nona Lemon tentu telah menanganinya. Pintu terbuka dan Nona Lemon masuk. "Nyonya Oliver ingin berbicara dengan Anda," katanya. Poirot melambaikan tangannya. "Tidak sekarang, tidak sekarang, tolong! Saya tidak bisa berbicara dengannya sekarang." "Dia berkata bahwa ada sesuatu yang baru saja diingatnya sesuatu yang lupa ?dikatakannya kepada Anda. Tentang sehelai kertas suatu surat yang belum ?selesai ditulis, yang rupanya jatuh dari bawah kertas penghisap sebuah meja yang sedang 292 diangkut ke atas truk." Tambah Nona Lemon dengan suara yang kurang senang, "Cerita yang tidak begitu jelas." Poirot semakin gigih melambaikan tangannya. "Tidak sekarang," desaknya. "Tolong, jangan sekarang." "Saya akan mengatakan bahwa Anda sibuk." Nona Lemon keluar. Sekali lagi suasana tenang kembali dalam ruangan itu. Poirot merasakan kelelahan merayap masuk ke sendi-sendi tulangnya. Terlalu banyak berpikir. Orang harus santai. Ya, orang harus santai. Tidak boleh membiarkan ketegangan timbul ?dalam kesantaian, pola itu akan kelihatan. Dia memejamkan matanya. Di sini semua komponen sudah ada. Dia sekarang merasa pasti mengenai hal itu; tidak ada lagi yang dapat diperolehnya dari luar. Ini harus datang dari dalam. Dan tiba-tiba tepat pada saat kelopak matanya akan terlelap dalam tidur ? ?ide itu muncul.... Semuanya siap menantinya! Dia harus membereskannya. Tetapi sekarang dia tahu. ?Semua faktanya di sana, fakta-fakta yang tidak berhubungan, sekarang semuanya cocok. Sebuah rambut palsu, sebuah lukisan, pukul lima pagi, wanita-wanita dengan gaya sisiran rambut mereka, si Burung Merak semuanya membawa kepada ?kalimat yang dimulai dengan: Gadis ketiga.... "Saya mungkin telah melakukan suatu pembunuhan...." Tentu saja! Sebuah pantun anak-anak yang tidak masuk akal muncul di benaknya. Diucapkannya keras-keras. 293 Gosok, debuk, debak, tiga laki-laki dalam bak Dan kaukira mereka siapa" Tukang jagal, tukang roti, tukang buat lilin.... Sayang, dia tidak mengingat baris terakhir pantun ini. Tukang roti, ya, dan dalam arti yang agak ekstrem, tukang jagal.... Dia mencoba lagi pantun ini dengan mengganti kata-katanya: Tepak, tepuk, tepak, tiga gadis satu petak Dan kaukira mereka siapa" Sekretaris pribadi dan seorang seniwati Dan yang Ketiga adalah .... Nona Lemon masuk. "Ah sekarang saya ingat 'Dan mereka semuanya dibuat dari satu KENTANG ? ?kecil.'" Nona Lemon memandangnya dengan was-was. "Dokter Stillingfleet memaksa untuk berbicara dengan Anda sekarang. Katanya penting." "Katakan kepada Dokter Stillingfleet dia bisa ... Dokter Stillingfleet, kata Ada?" Poirot bergegas mengesampingkan Nona Lemon, dan merebut tangkai telepon. "Poirot di sini. Sesuatu telah terjadi?" "Dia telah meninggalkan saya." "Apa?" "Anda sudah mendengar tadi. Dia telah pergi. Keluar dari pintu halaman." "Anda membiarkannya?" "Apa lagi yang bisa saya perbuat?" "Anda bisa menghentikannya." "Tidak." "Membiarkannya pergi itu suatu kebodohan." "Tidak." 294 "Anda tidak mengerti." "Perjanjiannya begitu. Dia bebas untuk pergi setiap saat." "Anda tidak mengerti apa yang mungkin terlibat." "Baiklah, saya memang tidak mengerti. Tetapi saya tahu apa yang saya lakukan. Dan jika saya tidak mengizinkannya pergi sekarang, sia-sialah semua usaha saya yang telah saya bina padanya. Dan saya sudah membinanya. Pekerjaan Anda dan pekerjaan saya berbeda. Kita tidak bekerja untuk tujuan yang sama. Anda saya beritahu, saya sudah memperoleh kemajuan. Memperoleh kemajuan, sehingga saya merasa cukup yakin dia tidak akan meninggalkan saya." "Ah, ya. Dan kemudian, Temanku, dia justru berbuat itu." "Terus terang saja, saya tidak bisa mengerti. Saya tidak mengerti terjadinya kemunduran yang tiba-tiba ini." "Sesuatu telah terjadi." "Ya, tetapi apa?" "Seseorang yang dilihatnya, seseorang yang berbicara kepadanya, seseorang yang tahu di mana dia berada." "Saya tidak melihat bagaimana itu mungkin terjadi.... Tetapi rupanya apa yang tidak Anda mengerti adalah, dia itu merdeka. Dia harus merasa merdeka." "Seseorang telah berhasil mendekatinya. Seseorang telah berhasil menemukan di mana dia berada. Apakah dia menerima surat, telegram, atau telepon?" "Tidak, tidak. Itu saya cukup yakin." 295 "Kalau begitu, bagaimana ah, tentu saja! Surat kabar. Anda berlangganan surat?kabar tentunya, di perumahan Anda itu?" "Tentu saja. Kehidupan sehari-hari yang normal, begitulah suasana tempat praktek saya." "Kalau begitu, itulah cara yang dipakai mereka untuk menghubunginya. Kehidupan sehari-hari yang normal. Surat kabar apa saja yang Anda terima?" - "Ada lima." Dia menyebutkan kelimanya. "Kapan dia pergi?" "Tadi pagi. Setengah sebelas." "Tepat. Setelah dia membaca surat kabar. Itu suatu permulaan yang bagus. Surat kabar yang mana yang biasa dibacanya?" "Saya kira dia tidak punya pilihan khusus. Kadang-kadang yang satu, kadangkadang yang lain, kadang-kadang semuanya kadang-kadang cuma dilihatnya ?sepintas." "Nah, saya tidak boleh membuang-buang waktu dengan mengobrol." "Anda kira dia telah melihat suatu iklan, semacam itu?" "Kemungkinan lain apa lagi yang masih ada" Sekian dulu, saya tidak bisa berbicara lebih banyak sekarang. Saya harus mencari. Mencari iklan yang mungkin cocok dan bertindak dengan cepat." Poirot meletakkan tangkai telepon. "Nona Lemon, ambilkan saya dua surat kabar. Morning News dan Daily Comet. Suruh George keluar membeli yang lain." Sambil membuka surat kabar di hadapannya ke bagian iklan-iklan pribadi dan dengan teliti matanya menelusuri setiap iklan, Poirot berpikir. 2% Dia pasti keburu. Dia harus keburu.... Sudah ada satu pembunuhan. Tentu ada pembunuhan yang berikutnya. Tetapi dia, Hercule Poirot akan mencegahnya... kalau dia masih keburu.... Dia adalah Hercule Poirot pembela yang tidak bersalah. ?Tidakkah dia berkata (dan orang-orang tertawa mendengar dia mengatakannya), "Saya tidak setuju dengan pembunuhan?" Mereka menganggap ini suatu pernyataan yang lemah. Tetapi ini bukan pernyataan yang lemah. Ini adalah pernyataan yang sederhana, pernyataan suatu fakta tanpa melodrama. Dia tidak menyetujui pembunuhan. George masuk membawa seikat surat kabar. "Ini semuanya terbitan hari ini, Pak." Poirot memandang Nona Lemon yang sudah berdiri di dekatnya, siap membantunya. "Telitilah kembali dalam surat-surat kabar yang telah saya telusuri, ?seandainya ada yang kelewatan." "Kolom Pribadi maksud Anda?" "Ya. Saya pikir di sana mungkin ada nama David. Nama seorang gadis. Nama julukan atau sebutan mesra. Mereka tidak akan memakai nama Norma. Suatu permintaan tolong, barangkali, atau undangan untuk bertemu." Dengan patuh Nona Lemon mengambil surat kabar itu meskipun agak jengkel. Ini bukanlah idenya tentang keefisienan, tetapi sementara ini Poirot tidak memberinya pekerjaan yang lain. Poirot sendiri sedang membeberkan surat kabar Morning Chronicle. Ini adalah bidang yang paling luas yang harus ditelitinya. Tiga kolom seluruhnya. Poirot membungkuk di atas halaman yang terbuka itu. Seorang wanita yang ingin menjual mantel bulunya.... Penumpang-penumpang yang mencari Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo 297 tour dengan mobil ke luar negeri.... Rumah kuno indah yang dijual.... Pemondokan.... Anak-anak terbelakang.... C kiat buatan sendiri.... "Julia. Tidak akan terlupakan. Selamanya milikmu." Ini lebih mirip. Dia mempertimbangkannya, tetapi membaca terus. Perabotan zaman Raja Louis XV.... Mencari wanita setengah umur untuk membantu menjalankan hotel.... "Dalam kesulitan mendesak. Harus bertemu. Dalanglah ke petak 4:30 tanpa ayat. Kode kita Goliath. Poirot mendengar bel pintu depan berbunyi tepat pada saat dia berteriak, "Georges, taksi," mengenakan mantelnya, dan bergegas ke lorong depan persis pada waktu George sedang membuka pintu depan dan bertabrakan dengan Nyonya Oliver. Mereka bertiga semua sibuk mengembalikan keseimbangan badan masing-masing di lorong yang sempit itu. 298 BAB DUA PULUH DUA Frances Cary menjinjing tas pakaiannya dan berjalan sepanjang Mandeville Road, sambil bercakap-cakap dengan seorang teman yahg baru dijumpainya tadi di persimpangan, dalam perjalanannya menuju ke Wisma Borodene., "Betul lho, Frances, seperti hidup di kompleks penjara saja, gedung itu. Persis seperti penjara Wormwood Scrubs atau apa." "Omong kosong, Eileen. Kautahu, tempatnya nyaman lho, petak-petak ini. Aku beruntung sekali, dan Claudia adalah teman sepetak yang menyenangkan tidak ?pernah mengganggu. Dan dia punya seorang pembantu harian yang hebat sekali. Petak-petak ini betul-betul diorganisir dengan baik." "Apakah cuma kalian berdua saja" Aku lupa. Aku pikir ada gadis ketiga?" "Nah, dia rupanya telah meninggalkan kami." "Maksudmu dia tidak membayar sewanya?" "Oh, aku kira uang sewanya beres. Aku kira dia lagi punya hubungan asmara dengan seorang pacar." Eileen acuh. Soal pacar itu soal biasa. "Kau datang dari mana tadi?" "Manchester. Ada pertunjukan tunggal. Sukses besar." 299 "Apakah kau betul jadi ke Wina bulan depan?" "Ya, aku kira begitu. Semuanya sudah diatur beres. Menyenangkan juga." "Tidak berabe kalau ada lukisan yang hilang?" "Oh, semuanya sudah diasuransikan," kata Frances. "Paling tidak, semua yang betul-betul berharga." "Bagaimana hasil pertunjukan temanmu, si Peter?" "Tidak terlalu gemilang, sayang. Tetapi di dalam majalah The Artist kritikusnya memberikan liputan yang lumayan, dan itu besar artinya." Frances membelok ke Wisma Borodene dan temannya meneruskan perjalanannya menuju ke deretan rumah-rumah kecilnya sendiri yang masih ada di depan. Frances mengucapkan "Selamat malam" kepada portir, lalu naik ke lift ke lantai enam. Dia berjalan sepanjang gang sambil bernyanyi-nyanyi kecil. Dimasukkannya anak kuncinya ke dalam lubang kunci pintu petaknya. Lampu lorong depan masih belum dinyalakan. Claudia baru akan pulang dari kantor satu setengah jam lagi. Tetapi di kamar tamu yang pintunya agak terbuka, lampu sudah menyala. Frances berkata keras-keras, "Lampunya menyala. Kok aneh." Dia menanggalkan mantelnya, meletakkan tas pakaiannya, mendorong pintu kamar tamu terbuka lebih lebar lalu masuk.... Lalu dia terpaku mematung. Mulutnya membuka dan menutup. Tubuhnya menjadi kaku matanya tertumbuk pada sesosok tubuh yang tergeletak di lantai; lalu ?perlahan-lahan pandangannya beralih ke kaca pada dinding yang memantulkan kembali 300 bayangan wajahnya sendiri yang dicekam kengerian.... Lalu dia menarik napas yang dalam. Kelumpuhan sesaat telah berlalu, dia menghentakkan kepalanya ke belakang dan berteriak. Dia berlari, tersandung tas pakaiannya yang terletak di lantai lorong depan yang lalu disepaknya ke samping, keluar dari petaknya dan pergi ke lorong di luar untuk memukul-mukul pintu petak tetangganya seperti dikejar setan. Seorang wanita yang lanjut usia membukakan pintu. "Ada apa...." "Ada orang mati orang mati. Dan saya kira saya kenal orang itu... David Baker. ?Dia tergeletak di sana di lantai... saya kira dia kena tikam... dia pasti tertikam. Ada darah darah di mana-mana." ?Dia mulai terisak-isak dengan histeris. Nona Jacobs mengguncang-guncangnya, menenangkannya, mendudukkannya di atas sofa, dan berkata dengan suara yang berwibawa, "Diamlah sekarang. Saya ambilkan brandy.." Dia menyorongkan sebuah gelas ke dalam tangan gadis itu. "Tunggu di sini dan minumlah ini." Frances, minum dengan patuh. Nona Jacobs bergegas keluar dari pintu petaknya ke lorong di luar dan masuk ke petak yang pintunya terbuka dan dari mana tampak cahaya lampu. Pintu kamar tamu terbuka lebar dan Nona Jacobs langsung masuk. Dia bukanlah tipe wanita yang suka berteriak. Dia berdiri di dekat ambang pintu, bibirnya terkatup rapat. Apa yang dilihatnya adalah pemandangan yang mengerikan. Seorang pemuda yang tampan tergele- * 301 tak di atas lantai, lengannya terentang lebar, rambutnya yang coklat tua menutupi bahunya. Dia mengenakan sebuah mantel beludru berwarna merah darah, dan kemejanya yang putih penuh noda-noda darah. Nona Jacobs terkejut menyadari kehadiran sosok tubuh kedua dalam ruangan tersebut bersamanya. Seorang gadis sedang berdiri menempel pada dinding, di mana gambar badut yang besar itu serasa melompat di angkasa yang dilukis. Gadis itu mengenakan sehelai baju wol putih dan rambut coklat mudanya tergantung lemas di kanan-kiri wajahnya. Tangannya memegang sebilah pisau dapur. Nona Jacobs memandangnya, dan gadis itu membalas memandang Nona Jacobs. Lalu gadis itu berbicara dengan suaranya yang tenang sambil berpikir, seakanakan dia sedang menjawab pertanyaan seseorang yang diajukan kepadanya, "Ya, saya telah membunuhnya.... Darah itu mengenai tangan saya dari pisau ini.... Saya masuk ke kamar mandi untuk mencucinya tetapi barang begitu tidak bisa dicuci, ?bukan" Lalu saya masuk ke sini lagi untuk memastikan apakah semuanya ini betulbetul terjadi.... Tetapi memang betul terjadi.... Kasihan David.... Tetapi barangkali saya terpaksa melakukannya." Kegoncangan jiwa menyebabkan Nona Jacobs mengucapkan kata-kata yang aneh. Pada waktu dia mengucapkannya, dia sendiri menyadari betapa janggal kedengarannya! "Masa" Mengapa Anda terpaksa melakukan sesuatu seperti ini?" "Saya tidak tahu.... Paling sedikit saya kira saya ?302 tahu sebetulnya. Dia dalam kesulitan besar. Dia minta saya kemari dan saya ? ?kemari.... Tetapi saya ingin bebas darinya. Saya ingin melepaskan diri darinya. Saya tidak benar-benar mencintainya." Gadis itu meletakkan pisau itu dengan hati-hati di atas meja dan duduk. "Tidak aman, bukan?" katanya. "Untuk membenci seseorang.... Tidak aman, karena kita tidak tahu apa yang mungkin bisa kita lakukan.... Seperti Louise...." Lalu katanya dengan tenang, "Tidakkah sebaiknya Anda menelepon polisi?" Dengan patuh Nona Jacobs memutar 999. 2 Sekarang ada enam orang di dalam ruangan di mana gambar badut itu menempel di dinding. Berjam-jam telah lewat. Polisi sudah datang dan pergi. Andrew Restarick duduk seperti orang linglung. Sekali dua dia mengulang katakata yang sama. "Aku tidak percaya...." Setelah ditelepon, dia datang dari kantornya, bersama Claudia Reece-Holland. Dengan caranya yang tenang Claudia tetap efisien. Dia telah menelepon seorang pengacara, menelepon Crosshedges, dan dua agen real estate dalam usahanya menghubungi Mary Restarick. Dia telah memberikan suntikan penenang kepada Frances Cary dan menyuruhnya berbaring. Hercule Poirot dan Nyonya Oliver duduk berdampingan di atas sofa. Mereka tiba pada waktu yang sama dengan polisi. Yang terakhir tiba, setelah semua orang sudah pulang, adalah seorang pria yang tenang dengan 303 rambut beruban dan sikap yang lemah lembut, Kepala Inspektur Neele dari Scotland Yard, yang menyapa Poirot dengan anggukan kecil, dan diperkenalkan kepada Andrew Restarick. Seorang laki-laki muda jangkung dengan rambut berwarna merah sedang berdiri di jendela, memandang ke halaman di bawah yang dikelilingi oleh bangunan petak-petak tinggal Wisma Borodene. Apakah yang sedang mereka nantikan" Nyonya Oliver bertanya-tanya. Jenazahnya telah dipindahkan, juru-juru foto dan petugas-petugas kepolisian lainnya sudah selesai menjalankan tugas mereka. Mereka sendiri, setelah digiring masuk ke kamar tidur Claudia, sudah diperbolehkan keluar kembali ke kamar tamu di mana mereka sedang menunggu, pikir Nyonya Oliver, menunggu kedatangan seseorang dari Scotland Yard. "Kalau Anda menginginkan saya pergi" Nyonya Oliver berkata kepadanya dengan ?ragu-ragu. "Anda Nyonya Ariadne Oliver, bukan" Tidak, kalau Anda tidak berkeberatan, sebaiknya Anda tinggal. Saya tahu ini tidak menyenangkan " ?"Seperti mimpi." Nyonya Oliver memejamkan matanya membayangkan semuanya kembali. Si pemuda ?Burung Merak, mati dengan begitu indahnya sehingga dia tampaknya seperti pemain pentas figuran. Dan gadis itu gadis itu telah berubah bukan Norma yang ? ?ragu-ragu dari Crosshedges Ophelia yang tidak menarik, seperti kata Poirot ? ?tetapi seorang gadis yang anggun dan tragis yang menerima kematiannya. ?Poirot minta izin kalau dia boleh menelepon dua 304 orang. Yang satu adalah ke Scotland Yard, dan ini disetujui setelah si sersan memberikan beberapa pertanyaan pendahuluan yang menyelidik di telepon. Si sersan telah menyuruh Poirot memakai pesawat di kamar Claudia, dan Poirot menelepon dari sana. setelah menutup pintu di belakangnya terlebih dahulu. Sersan itu masih tampak curiga, dan dia berbisik kepada anak-anak buahnya, "Kata mereka tidak apa-apa. Siapa sih orang ini" Orang kecil yang aneh." "Orang asing, bukan" Barangkali dari Dinas Intel?" "Ah, bukan. Dia minta berbicara dengan Kepala Inspektur Neele." Asistennya mengangkat alisnya dan bersiul tertahan. Setelah selesai menelepon, Poirot membuka pintu kembali dan memberikan isyarat kepada Nyonya Oliver yang sedang berdiri dengan canggung di dapur untuk mengikutinya. Mereka duduk berdampingan di atas tempat tidur Claudia ReeceHolland. "Kalau saja kita bisa berbuat sesuatu," kata Nyonya Oliver yang selalu ingin ?bertindak. "Sabar, Nyonya yang baik." "Anda tentunya dapat berbuat sesuatu?" "Sudah. Saya telah menelepon orang-orang yang harus ditelepon. Kita tidak dapat berbuat apa-apa di sini sampai polisi selesai dengan penyelidikan pendahuluan mereka." "Siapa yang Anda telepon setelah Kepala Inspektur itu" Ayahnya" Tidakkah ayahnya bisa kemari dan memberikan uang jaminan bagi kebebasan anaknya atau apa?" 305 "Kemungkinan besar dalam kasus pembunuhan, uang jaminan itu tidak berlaku,"' kata Poirot tanpa humor. "Polisi sudah memberi tahu ayahnya. Mereka memperoleh nomor teleponnya dari Nona Cary." "Dan di mana Nona Cary?" "Sedang histeris di petak tetangga sebelah, Nona Jacobs, kalau tidak salah. Dialah yang menemukan mayatnya. Tampaknya hal itu menggoncangkan keseimbangannya. Dia berlari keluar dari sini dengan berteriak-teriak." "Dia si seniwati itu, bukan" Kalau Claudia, pasti dia tetap tenang." "Saya setuju dengan Anda. Claudia adalah seorang wanita muda yang amat anggun." "Kalau begitu siapa yang Anda telepon?" "Pertama, seperti yang barangkali sudah Anda dengar, adalah Kepala Inspektur Neele dari Scotland Yard." "Apakah rombongan di sini ini senang dengan kedatangannya dan campur tangannya?" "Dia tidak datang untuk campur tangan. Akhir-akhir ini dia sedang menyelidiki sesuatu untuk saya, yang mana mungkin bisa menjernihkan pembunuhan ini." "Oh begitu.... Siapa lagi yang Anda telepon?" "Dokter John Stillingfleet." >?"Siapa dia" Untuk memberikan kesaksian bahwa si Norma itu memang sinting dan tidak bisa mempertanggungjawabkan tindakannya membunuh orang?" "Kualifikasinya akan memberinya hak untuk memberikan kesaksian demikian di pengadilan kalau perlu." 306 "Apakah dia tahu mengenai Norma?" "Tahu banyak, merfurut saya. Semenjak hari itu pada waktu Anda menemukan Norma di rumah makan Shamrock sampai kini, dia berada di bawah perawatannya." "Siapa yang menyuruhnya ke sana?" Poirot tersenyum. "Saya. Saya telah mengaturnya lewat telepon pada hari itu sebelum saya mengikuti Anda ke rumah makan itu." "Apa" Dan selama ini saya begitu kecewa terhadap Anda dan mendesak Anda terus untuk berbuat sesuatu padahal Anda telah melakukan sesuatu" Dan Anda tidak ?pernah mengatakannya kepada saya! Terlalu, Tuan Poirot! Sepatah kata pun tidak! Mengapa Anda bisa berbuat se sekejam itu?" ?"Jangan marah, Nyonya, saya mohon. Apa yang saya lakukan saya lakukan untuk kebaikannya." "Orang selalu mengatakan demikian kalau mereka telah melakukan sesuatu yang gila. Apa lagi yang Anda lakukan?" "Saya mengatur supaya ayahnya memakai tenaga saya, agar saya dapat mengambil langkah-langkah yang perlu demi keselamatannya." "Maksud Anda Dokter Stillingwater ini?" "Stilling/fee/. Iya." "Bagaimana Anda bisa berbuat begitu" Saya tidak dapat membayangkan bahwa Anda adalah orang yang akan dipilih ayahnya untuk mengatur semuanya ini. Ayahnya tampak seperti orang yang amat mencurigai orang asing/' "Saya mengelabuinya seperti seorang tukang sulap mengelabui orang. Saya ?datang kepadanya, mengaku menerima surat darinya yang menyuruh saya datang." 307 "Dan apakah dia mempercayai Anda?" "Tentu saja. Saya tunjukkan surat itu kepadanya. Surat itu diketik di atas kertas surat kantornya dan ditandatangani dengan namanya meskipun, seperti ? yang ditunjukkannya kepada saya, tulisan tersebut bukanlah tulisannya." "Maksud Anda, Anda sendiri yang telah menulis surat itu?" "Ya. Saya telah membuat perkiraan yang tepat bahwa surat itu akan menimbulkan rasa ingin tahunya, dan dia akan mau menemui saya. Setelah saya melangkah sejauh itu, saya mengandalkan bakat saya." "Anda mengatakan kepadanya apa yang akan Anda lakukan mengenai Dokter Stillingfleet ini?" "Tidak. Saya tidak mengatakan kepada siapa-siapa. Berbahaya, Anda tahu." "Berbahaya bagi Norma?" "Bagi Norma, atau Norma yang berbahaya bagi orang lain. Dari semula kedua kemungkinan ini selalu ada. Fakta-fakta bisa diinterpretasikan dari dua sudut. Percobaan peracunan Nyonya Restarick tidak meyakinkan terlalu lama ?tertundanya, itu bukanlah suatu usaha pembunuhan yang sungguh-sungguh. Lalu ada suatu cerita yang tidak pasti mengenai suatu tembakan pistol di Wisma Borodene di sini dan suatu cerita lain mengenai pisau otomatis dan noda-noda darah. ?Setiap kali hal-hal ini terjadi, Norma tidak tahu apa-apa, tidak ingat dan sebagainya. Dia menemukan arsenik dalam lacinya tetapi tidak ingat pernah ?menaruhnya di sana. Mengaku sering mengalami kehilangan ingatan, kehilangan waktu yang lama di mana dia tidak bisa mengingat apa yang telah dia kerjakan. Jadi kita 308 harus bertanya kepada diri kita sendiri apakah yang dikatakan olehnya itu ?benar, atau apakah dia telah mengarangnya untuk suatu tujuannya sendiri" Apakah dia seorang calon korban suatu rencana yang keji dan mungkin gila ataukah dia ?sendiri yang menjadi motivatornya" Apakah dia memberikan kesan dirinya sebagai seorang gadis yang menderita gangguan jiwa, atau ia memang punya niatan membunuh dengan pembelaan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban karena dia tidak waras?" "Hari ini dia lain," kata Nyonya Oliver perlahan. "Apakah Anda merasa" Amat lain. Tidak tidak sinting lagi." ?Poirot mengangguk. "Bukan Ophelia tetapi Iphigenia*." ?Bertambah ramainya suara gaduh di luar kamar tersebut mengalihkan perhatian mereka berdua. "Apakah Anda kira Nyonya Oliver berhenti. Poirot sudah berada di jendela dan sedang memandang ke halaman di bawah. Sebuah mobil ambulans ada di sana. "Apakah mereka akan membawanya pergi?" tanya Nyonya Oliver dengan suara gemetar. Lalu tambahnya dengan luapan perasaan ibanya, "Kasihan si Burung Merak." "Dia bukan orang yang menyenangkan," kata Poirot dingin. "Dia amat pesolek.... Dan masih muda sekali," kata Nyonya Oliver. "Itu sudah cukup bagi kaum wanita," kata Poirot, Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo * Iphigenia: tokoh cerita legenda Yunani yang dikorbankan ayahnya dan menyelamatkan saudaranya 309 sambil membuka pintu kamar tidur itu sedikit dengan hati-hati dan mengintip keluar. "Maafkan," katanya, "saya akan meninggalkan Anda sebentar." "Anda mau ke mana?" desak Nyonya Oliver curiga. "Saya kira itu bukan pertanyaan yang sopan di negara ini," kata Poirot memarahi. "Oh, maafkan." "Tetapi itu bukan jalan ke kakus," bisik Nyonya Oliver karena dia pun mengintip ke mana perginya Poirot dari celah pintu. Nyonya Oliver kembali ke jendela untuk melihat apa yang terjadi di bawah. "Tuan Restarick baru tiba dengan taksi," katanya ketika Poirot menyelinap masuk lagi ke dalam kamar itu beberapa menit kemudian, "dan Claudia datang bersamanya. Apakah Anda berhasil masuk ke kamar Norma, atau ke tempat mana saja yang tadi mau Anda masuki?" "Kamar Norma sedang dipakai polisi." "Tentunya menjengkelkan buat Anda. Apa yang Anda bawa dalam bungkusan hitam yang Anda pegang itu?" Sebagai jawaban, Poirot mengajukan sebuah pertanyaan. "Apa yang ada di dalam tas kanvas dengan gambar kuda Persia ini?" "Tas belanja saya" Kebetulan cuma beberapa buah advokat." "Kalau begitu, kalau boleh saya ingin menitipkan bungkusan ini pada Anda. Jangan kasar-kasar memegangnya atau menindihnya, saya mohon." "Apa sih?" 310 "Sesuatu yang saya harap bisa saya temukan dan telah saya temukan. Ah, ?barang-barang mulai berlalu sendiriDia menyinggung bertambahnya suara gaduh di luar. Kata-kata Poirot bagi Nyonya Oliver kedengarannya lebih deskriptif daripada yang mungkin dilukiskan oleh ungkapan Inggris. Restarick, suaranya keras dan bernada marah. Claudia masuk untuk menelepon. Sepintas terlihat seorang stenografis polisi pergi ke petak sebelah untuk mencatat pernyataan Frances Cary dan seorang wanita yang belum dilihatnya, bernama Nona Jacobs. Kesibukan keluar masuk yang teratur dan akhirnya kepergian dua orang yang membawa kamera. Lalu, tiba-tiba masuklah ke dalam kamar tidur Claudia seorang pria muda yang jangkung dan luwes dengan rambut berwarna merah. Tanpa mempedulikan Nyonya Oliver, dia berbicara kepada Poirot. "Apa yang telah dilakukannya" Pembunuhan" Siapa" Pacarnya?" "Ya." "Dia mengakuinya?" "Rupanya." "Itu tidak cukup kuat. Apakah dia berkata begitu dengan kata-kata yang pasti." "Saya belum mendengarnya berkata demikian. Saya sendiri tidak mendapat kesempatan untuk menanyakan apa-apa kepadanya." Seorang polisi melongok. "Dokter Stillingfleet?" tanyanya. "Dokter bedah kepolisian ingin berbicara dengan Anda." Dokter Stillingfleet mengangguk dan mengikutinya keluar dari kamar itu. 311 "Jadi itu yang namanya Dokter Stulingfleet,' kata Nyonya Oliver. Dia berpikir sejenak, "Di cukup menarik, bukan?" 312 BAB DUA PULUH TIGA Kepala Inspektur Neele mengambil sehelai kertas, membuat beberapa coretan di atasnya, lalu memandang seputar ruangan kepada kelima orang yang berada di sana. Suaranya tegas dan formal. "Nona Jacobs?" katanya. Dia memandang polisi yang berjaga-jaga di pintu. "Saya tahu bahwa Sersan Conolly sudah mencatat pernyataannya. Tetapi saya sendiri ingin mengajukan beberapa pertanyaan." Nona Jacobs diantarkan masuk beberapa menit kemudian. Neele bangkit dengan sopan untuk menyalaminya. "Saya Kepala Inspektur Neele," katanya, sambil menjabat tangannya. "Maafkan karena saya harus mengganggu Anda untuk kedua kalinya. Tetapi kali ini tidak resmi. Saya hanya ingin mendapatkan suatu gambaran yang lebih jelas tentang apa yang telah Anda lihat dan dengar. Saya menyesal, hal ini mungkin memilukan...." "Memilukan, tidak," kata Nona Jacobs, menerima kursi yang ditawarkan kepadanya. "Mengejutkan, tentu saja. Tetapi tidak ada emosi yang terlibat." Tambahnya, "Anda sekalian rupanya sudah membereskan tempat ini." Pak Inspektur menduga Nona Jacobs berbicara soal pemindahan mayatnya. 313 Mata wanita ini awas dan tajam, menyapu sekilas pada orang-orang yang berkumpul, mengungkapkan bagaimana perasaannya terhadap mereka. Poirot dipandangnya dengan sinar tertegun Ini orang apa"), Nyonya Oliver dipandangnya dengan sedikit perhatian, bagian belakang kepala Dokter Stillingfleet yang berwarna merah, dipandangnya dengan pandangan menilai, kepada Claudia dia memberikan pandangan tanda kenal disertai anggukan kecil, dan yang terakhir kepada Andrew Restarick ia memberikan pandangan ikut bersimpati. "Anda tentunya ayah gadis ini," katanya kepada Andrew Restarick. "Pernyataan ikut berduka dari seorang yang tidak Anda kenal, tidak ada artinya. Lebih baik tidak usah diucapkan. Kita hidup di zaman yang susah kini paling tidak ?begitulah tampaknya kepada saya. Anak-anak gadis belajar terlalu berat, menurut saya." Lalu dia berpaling dengan tenang kepada Neele. "Ya?" "Saya minta, Nona Jacobs, Anda menceritakan dengan kata-kata Anda sendiri, tepatnya apa yang Anda lihat dan dengar." "Saya kira keterangan kali ini tidak akan persis dengan apa yang telah saya katakan tadi," kata Nona Jacobs di luar dugaan. "Biasanya begitu, Anda tahu. Kita berusaha memberikan penjelasan yang seakurat mungkin, sehingga kita memakai lebih banyak kata-kata. Saya kira, kita bukannya menjadi lebih akurat; saya kira secara tidak sadar kita malah menam bah nambahi apa yang kita sangka sudah kita lihat atau yang kita kira seharusnya kita lihat atau dengar. Tetapi saya akan ?berusaha sebisa saya. "Mulainya dari teriakan-teriakan. Saya terkejut. 314 Saya mengira ada orang yang terluka. Jadi saya sudah berjalan ke pintu ketika seseorang memukul-mukulnya dari luar sambil berteriak-teriak. Saya membukanya dan ternyata salah satu dari tetangga saya ketiga gadis yang tinggal di nomor ?67. Saya menyesal saya tidak tahu namanya, meskipun saya kenal rupanya." "Frances Cary," kata Claudia. ?"Dia sedang bingung sekali dan mengucapkan sesuatu dengan terbata-bata mengenai ada orang yang mati orang yang dia kenal David siapa saya tidak ? ? ?mendengar namanya yang terakhir. Dia sedang terisak-isak dan sekujur tubuhnya gemetar. Saya membawanya masuk, memberinya sedikit brandy, lalu keluar untuk melihat sendiri." Semua orang merasa bahwa sepanjang hidupnya, itulah yang selalu akan dilakukan Nona Jacobs. "Anda sudah tahu apa yang saya temukan. Apakah perlu saya gambarkan lagi?" "Singkat saja, barangkali." "Seorang pemuda, salah satu pemuda-pemuda masa kini berpakaian menyolok dan berambut gondrong. Dia terkapar di lantai dan dia ?jelas sudah mati. Kemejanya sudah kaku kena darah." Stillingfleet bergerak. Dia memalingkan kepalanya dan memandang Nona Jacobs dengan perhatian. "Lalu saya menyadari bahwa di dalam kamar itu ada seorang gadis. Dia sedang memegang sebilah pisau dapur. Dia tampaknya cukup tenang dan menguasai keadaan sebetulnya,^ aneh sekali." ?Stillingfleet berkata, "Apakah dia mengatakan sesuatu kepada Anda?" "Dia berkata dia habis dari kamar mandi untuk 315 mencuci darah dari tangannya lalu katanya 'Tetapi barang begitu tidak bisa ?dicuci, bukan"'" "Keluarlah. Noda terkutuk. Seperti cerita Macbeth, begitu?" "Saya tidak mengatakan bahwa dia mengingatkan saya kepada Lady Macbeth. Dia bagaimana harus saya lukiskan" tenang sekali. Dia meletakkan piatu itu ? ?di atas meja dan duduk di kursi." "Apa lagi katanya?" tanya Kepala Inspektur Neele, matanya menunduk sambil menulis sesuatu di atas kertas di hadapannya. "Sesuatu mengenai kebencian. Bahwa membenci siapa pun itu tidak aman." "Dia mengatakan sesuatu tentang 'Kasihan David', bukan" Begitulah cerita Anda pada Sersan Conolly. Dan bahwa dia ingin bebas darinya." "Saya sudah lupa. Ya. Dia mengatakan sesuatu mengenai pemuda itu memaksanya kemari dan sesuatu mengenai Louise juga." ?"Apa katanya tentang Louise?" Kali ini Poirot yang bertanya, sambil mendoyongkan badannya ke depan dengan tiba-tiba. Nona Jacobs memandangnya dengan ragu-ragu. "Tidak ada, sebetulnya. Dia hanya menyebut namanya saja. 'Seperti Louise,'katanya, lalu berhenti. Itu dikatakannya setelah dia berkata tidak aman membenci orang...." "Lalu?" "Lalu katanya dengan tenang, saya sebaiknya menelepon polisi. Yang mana saya lakukan. Kami hanya dud'A di situ sampai mereka datang.... Saya pikir lebih ?baik saya tidak meninggalkannya sendiri. Kami tidak berbicara apa-apa. Dia tampaknya terbenam di dalam lamunannya, dan saya ?316 yah, terus terang saja, saya tidak tahu apa yang harus saya katakan." "Anda bisa melihat, bukan, bahwa dia terganggu kejiwaannya?" kata Andrew Restarick. "Anda bisa melihat bahwa dia tidak tahu apa yang telah diperbuatnya atau mengapa, anak malang itu?" Restarick berbicara setengah memohon berharap. ?"Kalau setelah melaksanakan suatu pembunuhan seseorang tetap kelihatan tenang dan menguasai keadaan itu merupakan tanda menderita gangguan jiwa, maka saya sependapat dengan Anda." Nona Jacobs menjawab, dengan nada yang jelas menyatakan bahwa dia tidak sependapat dengan Restarick. Stillingfleet berkata, "Nona Jacobs, apakah dia pernah mengakui bahwa dialah yang membunuhnya?" "Oh, ya. Saya seharusnya menyebutkan hal ini lebih dulu Itu justru hal ?pertama yang dikatakannya. Seolah-olah dia sedang menjawab pertanyaan yang saya ajukan kepadanya. Dia berkata, 'Ya. Saya telah membunuhnya,' lalu melanjutkan dengan kalimat mengenai telah mencuci tangannya itu." Restarick mengeluh dan membenamkan kepalanya di dalam tangannya. Claudia meletakkan tangannya pada lengan Restarick. Kata Poirot, "Nona Jacobs, Anda berkata bahwa gadis itu meletakkan pisau itu di atas meja. Apakah itu dekat dengan Anda" Dapatkah Anda melihatnya dengan jelas" Apakah Anda melihat pisau itu sudah dicuci?" Nona Jacobs memandang Kepala Inspektur Neele 317 dengan ragu-ragu. Sudah jelas dia merasa bahwa Poirot tampaknya asing dan tidak berwewenang resmi dalam interogasi yang dianggapnya resmi ini. "Bisakah Nona tolong jawab pertanyaan itu?" kata Neele. "Tidak saya kira pisau itu tidak dicuci atau dilap. Masih ada bekas sesuatu ?yang kental yang menempel dan menodai pisau itu." "Ah," kata Poirot, bersandar kembali di kursinya. "Saya pikir Anda seharusnya tahu mengenai pisau itu," kata Nona Jacobs kepada Neele setengah menuduh. "Apakah polisi anak buah Anda tidak memeriksanya" Kalau* memang tidak, mereka amat ceroboh di mata saya." "Oh, ya, polisi telah memeriksanya," kata Neele. "Tetapi kami er selalu ? ?suka memperoleh penegasan." ? Nona Jacobs melirik kepadanya dengan pandangan curiga. "Apa yang Anda maksudkan, saya kira, adalah Anda ingin menguji sampai di manakah akuratnya penglihatan saksi Anda. Apa yang mereka karang sendiri, atau apa yang betul-betul mereka lihat atau mereka kira telah mereka lihat." Neele tersenyum sedikit ketika dia berkata, "Saya kira, kami tidak perlu meragukan Anda, Nona Jacobs. Anda akan menjadi saksi yang bagus." "Saya tidak akan senang melakukannya. Tetapi saya kira ini merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa dielakkan." "Kira-kira begitu. Terima kasih, Nona Jacobs." Neele memandang sekelilingnya. "Tidak ada lagi yang ingin mengajukan pertanyaan tambahan?" Poirot memberikan isyarat bahwa dia ingin 318 mengajukan pertanyaan. Nona Jacobs yang sudah sampai di ambang pintu, berhenti, dengan hati yang kurang senang. "Ya?" katanya. "Mengenai disebutnya seseorang yang bernama Louise ini. Tahukah Anda siapa yang dimaksudkan gadis itu?" "Mana saya tahu?" "Apakah mungkin yang dimaksudkannya adalah Nyonya Louise Charpentier" Anda mengenal Nyonya Charpentier, bukan?" "Tidak." "Anda tahu bahwa belum lama berselang dia telah melemparkan dirinya keluar jendela di Wisma ini?" "Tentu saja itu saya tahu. Saya tidak tahu nama kecilnya adalah Louise, dan saya tidak mengenalnya secara pribadi." "Dan barangkali juga memang tidak punya keinginan untuk berkenalan dengannya?" "Saya tidak berkata demikian karena wanita itu sudah mati. Tetapi saya mengakui bahwa itu cukup benar. Dia adalah seorang penyewa yang amat tidak menyenangkan, dan saya serta penyewa-penyewa lainnya sudah sering kali mengeluh kepada penanggung jawab di sini." "Tentang apa, persisnya?" /"Terus terang saja, wanita itu suka minum, petaknya terletak persis di atas petak saya, dan pesta-pesta yang tak keruan berulangulang diadakan, gelas-gelas dipecahkan, perabotan dijatuhkan, nyanyi-nyanyi, dan berteriak-teriak, banyak sekali er orang keluar masuk."? ?"Barangkali dia seorang wanita yang kesepian," Poirot mengusulkan. 319 "Itu sama sekali tidak sesuai dengan kesan yang kami peroleh," kata Nona Jacobs pedas. "Dalam sidang disebutkan bahwa dia merasa depresi karena status kesehatannya. Itu tidak lebih daripada imajinasinya sendiri. Ternyata tidak ada yang tidak beres dengannya." Dan setelah menyelesaikan topik Nyonya Charpentier almarhumah tanpa simpati, Nona Jacobs mengundurkan diri. Poirot mengalihkan perhatiannya kepada Andrew Restarick. Dengan hati-hati dia bertanya, "Betulkah dugaan saya, Tuan Restarick, bahwa pada suatu waktu Anda pernah mengenal Nyonya Charpentier dengan baik?" Restarick tidak menjawab untuk beberapa saat. Kemudian dia menghela napas dalam dan mengalihkan pandangannya kepada Poirot. "Ya. Pada suatu waktu, bertahun-tahun yang lalu, saya mengenalnya dengan baik sekali.... Tidak dengan nama Charpentier. Dia adalah Louise Bi 11 pada waktu saya mengenalnya." "Anda er pernah mencintainya!" "Ya. Saya pernah mencintainya.... ? ?Mencintainya setengah mati! Saya meninggalkan .istri saya karena dia. Kami pergi ke Afrika Selatan. Baru satu tahun, seluruhnya sudah berantakan. Dia kembali ke Inggris. Saya tidak pernah mendengar beritanya lagi. Saya bahkan tidak pernah tahu apa jadinya dengan dia.'" "Bagaimana dengan anak Anda" Apakah dia pun mengenal Louise Birell?" "Pasti dia tidak akan mengingatnya. Seorang anak yang berusia lima tahun!" "Tetapi apakah dia mengenalnya?" desak Poirot. 320 "Ya," kata Restarick perlahan. "Dia kenal Louise. Maksud saya, Louise pernah datang ke rumah kami. Dia tadinya suka bermain-main dengan anak itu." "Jadi ada kemungkinan gadis ini mengingatnya, meskipun setelah lewat bertahuntahun?" "Saya tidak tahu. Saya sama sekali tidak tahu. Saya tidak tahu bagaimana rupa Louise; perubahan apa saja yang sudah terjadi padanya selama ini. Saya tidak pernah melihatnya lagi, seperti yang saya katakan." Poirot berkata dengan lemah lembut, "Tetapi Anda menerima kabar darinya, bukan, Tuan Restarick" Maksud saya, Anda pernah menerima kabar darinya semenjak kepulangan Anda ke Inggris?" Sekali lagi timbul tarikan napas yang dalam dan sedih. "Ya saya pernah menerima kabar darinya..." kata Restarick. Kemudian dengan ?perasaan ingin tahu yang mendadak, dia bertanya, "Dari mana Anda mengetahuinya, Tuan Poirot?" Dari sakunya Poirot mengeluarkan secarik kertas yang terlipat dengan rapi. Dia membuka lipatannya dan menyerahkannya kepada Restarick. Yang belakangan ini menatapnya dengan pandangan yang agak keheranan. Andy sayang, Saya melihat di surat-surat kabar bahwa kau sudah kembali lagi. Kita harus bertemu dan bertukar pengalaman tentang apa yang kita kerjakan selama ini .... Surat itu berhenti di sini lalu mulai baru lagi. ?rf "ia ya m"mi * - "k.KAL.iUR." km s,* Andy Tebaklah siapa Jiang menulis ini! Louise. Awas, jangan mengatakan bahwa Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo ?kau telah lupa padaku!... Andy sayang, Sepertiyang kaulihat dari kepala kertas ini, aku tinggal di blok yang sama dengan sekretarismu. Betapa kecilnya dunia ini! Kita harus bertemu. Dapatkah kau mampir pada hari Senin atau Selasa yang akan datang sekedar minum sedikit" Andy sayang, aku harus melihatmu lagi.... Tidak ada orang lainyang berarti bagiku seperti kau kau pun tidak benar-benar melupakan aku, bukan"?"Dari mana Anda mendapat ini?" tanya Restarick kepada Poirot dengan ingin tahu, jari-jarinya mengetuk-ngetuk kertas itu. "Dari seorang teman saya via sebuah truk pengangkut perabotan," kata Poirot sambil melirik Nyonya Oliver. Restarick memandang Nyonya Oliver dengan tidak senang. "Bukan salah saya," kata Nyonya Oliver, yang, menginterpretasikan pandangan tersebut dengan., benar. "Saya kira, yang diangkat keluar saat itu tentu perabotan Nyonya Charpentier, dan tukang-tukang itu melepaskan pegangan mereka pada sebuah meja, sehingga satu lacinya terjatuh dan banyak barang jatuh berserakan, lalu angin meniup kertas mi sampai ke halaman blok itu, jadi saya pungut dan saya serahkan kembali kepada mereka, tetapi mereka sedang bertengkar dan tidak mau menerimanya, maka kertas ini saya masukkan saku saya tanpa berpikir lagi. Dan saya sendiri pun sama sekali tidak teringat untuk membacanya sampai tadi sore ketika 322 saya merogoh-rogoh semua saku mantel saya sebelum saya binatukan. Jadi, sebetulnya bukan salah saya." Nyonya Oliver berhenti sebentar, agak kehabisan napas. "Apakah pada akhirnya dia jadi menulis surat kepada Anda?" tanya Poirot. "Ya dalam versi yang lebih formal! Saya tidak membalasnya. Saya pikir lebih ?bijaksana begitu." "Anda tidak mau bertemu lagi dengannya?" "Dia adalah orang terakhir yang mau saya temui! Dia wanita yang cerewet dari ?dulu. Dan saya sudah mendengar tentang riwayatnya salah satunya ialah dia ?suka mabuk. Dan yah hal-hal lain." ?"Apakah Anda menyimpan suratnya kepada Anda?" "Tidak, saya sobek-sobek." Dokter Stillingfleet tiba-tiba bertanya. "Pernahkah anak Anda membicarakan Louise dengan Anda?" Restarick tampaknya segan menjawab. Dokter Stillingfleet mendesaknya, "Kalau betul, boleh jadi fakta yang penting, Anda tahu?" "Huh! Kalian dokter-dokter ini! Ya, dia pernah satu kali menyinggungnya." "Tepatnya, apa katanya?" "Dia tiba-tiba berkata, 'Aku pernah melihat Louise tempo hari, Ayah.' Saya terkejut. Saya berkata, 'Di mana kau melihatnya"' Dia kemudian berkata, 'Di restoran di blok petak tinggal kami.*' Saya menjadi agak malu, saya berkata, 'Aku tidak pernah membayangkan kau masih ingat padanya.' Dan dia berkata, 'Aku tidak pernah lupa. Kalaupun 323 aku mau, Ibu tidak pernah membiarkan aku melupakannya.'" "Ya,"-kata Dokter Stillingfleet. "Ya, itu bisa jadi penting." "Dan Anda, Nona," kata Poirot tiba-tiba berpaling kepada Claudia. "Apakah Norma pernah berbicara kepada Anda soal Louise Charpentier?" "Ya setelah kejadian bunuh diri itu. Dia mengatakan bahwa Louise adalah ?seorang wanita yang jahat. Cara mengatakannya seperti anak kecil, kalau Anda tahu apa yang saya maksudkan." "Anda sendiri berada di petak ini pada malam atau lebih tepatnya, dini hari ?itu ketika Nyonya Charpentier bunuh diri?" "Saya tidak berada di sini malam itu, tidak! Saya tidak tidur di sini. Saya ingat saya tiba keesokan harinya dan mendengar soal itu." Dia setengah berpaling kepada Restarick. "Anda ingat" Itu tanggal dua puluh tiga. Saya pergi ke Liverpool." "Ya, tentu saja. Kau mewakili saya di pertemuan Hever Trust itu." Poirot berkata, "Tetapi Norma tidur di sini malam itu?" "Ya." Claudia tampaknya kurang enaje. "Claudia?" Restarick meletakkan tangannya di atas lengan Claudia. "Apakah yang kauketahui tentang Norma" Ada sesuatu. Sesuatu yang kausem-bunyikan." "Tidak ada! Apa yang harus saya ketahui tentang dia?" V "Anda pikir dia kurang waras, bukan?" kata Dokter Stillingfleet dengan suara yang normal. "Dan begitu pula gadis yang berambut hitam itu. Dan 324 begitu pun Anda," tambahnya tiba-tiba berpaling kepada Restarick. "Kalian semuanya bersikap sopan-sopan dan mengelakkan pembicaraan itu, padahal kalian semua memikirkan hal yang sama! Kecuali, Pak Kepala Inspektur. Dia tidak berpikir apa pun. Dia hanya mengumpulkan fakta: orang gilakah atau pembunuhkah. Bagaimana dengan Anda, Nyonya?" "Saya?" Nyonya Oliver tersentak. "Saya tidak tahu." ?"Anda mengubah pendirian" Saya tidak menyalahkan Anda. Memang sulit. Secara keseluruhannya kebanyakan orang mempunyai satu pendapat yang sama. Hanya saja mereka menggunakan istilah yang berlainan itu saja. Sekrupnya lepas. Sinting. ?Ada yang kurang di atas sananya. Miring. Saraf. Linglung. Apakah ada yang berpendapat bahwa gadis ini waras?" "Nona Battersby," kata Poirot. "Dan siapakah si Nona Battersby ini?" "Seorang Kepala Sekolah." "Kalau pada suatu hari saya mempunyai anak perempuan, saya akan mengirimnya ke sekolah tersebut.... Tentu saja, saya tergolong kelompok yang lain. Saya tahu. Saya mengetahui segala sesuatunya mengenai gadis ini!" Ayah Norma menatapnya. "Siapa sih orang.ini?" tanyanya kepada Neele. "Apakah yang dimaksudkannya dengan mengatakan dia mengetahui segala sesuatunya mengenai anak saya?" "Saya tahu mengenai dia," kata Dokter Stillingfleet. "Karena selama sepuluh hari yang terakhir ini dia berada di bawah perawatan medis saya." 325 "Dokter Stillingfleet," kata Kepala Inspektur Neele, "adalah seorang psikiater yang terkenal dan berkualifikasi tinggi." "Dan bagaimana caranya sampai dia jatuh ke dalam cengkeraman Anda tanpa ?mendapatkan izin saya terlebih dahulu?" "Tanya saja kepada si Kumis," kata Dokter Stillingfleet, mengangguk kepada Poirot. "Anda Anda...." ?Restarick hampir-hampir tidak bisa berbicara, dia begitu murka. Kata Poirot dengan tenang, "Saya sudah menerima instruksi Anda. Anda menginginkan anak Anda mendapatkan perawatan dan perlindungan bila dia ditemukan. Saya menemukannya dan saya ?berhasil membuat Dokter Stillingfleet tertarik kepada kasusnya. Anak Anda ada dalam bahaya, Tuan Restarick, bahaya yang besar sekali." "Dia tidak mungkin berada dalam bahaya yang lebih besar daripada ini! Ditahaft dengan tuduhan membunuh!" "Secara resmi, dia masih belum dituntut," gumam Neele. Dia melanjutkan, "Dokter Stillingfleet, apakah benar Anda bersedia memberikan pendapat profesional Anda mengenai kondisi mental Nona Restarick, sampai di manakah dia menyadari ban mengetahui sifat serta arti perbuatannya?" "Kita simpan saja segala bahasa teknis ini untuk pengadilan nanti," kata Stillingfleet. "Apa yang ingin Anda ketahui secara gampangnya adalah, 326 apakah gadis ini gila atau waras" Baik, saya katakan. Gadis ini waras sewaras ?siapa saja yang duduk di dalam ruangan ini!" 327 BAB DUA PULUH EMPAT Mereka semuanya melotot kepadanya. "Kalian tidak menyangkanya, bukan?" Restarick berkata dengan marah, "Anda keliru. Anak itu bahkan sama sekali tidak tahu apa yang telah diperbuatnya. Dia tidak berdosa sama sekali tidak berdosa. ?Dia tidak bisa disuruh mempertanggungjawabkan sesuatu yang dia sendiri tidak tahu telah melakukannya." "Izinkanlah saya yang berbicara sebentar. Saya tahu apa yang saya bicarakan. Anda tidak. Gadis ini waras dan bertanggung jawab atas perbuatannya. Sebentar lagi kita akan memanggil dia masuk dan membiarkannya berbicara untuk . dirinya sendiri. Dialah satu-satunya orang yang belum diberi kesempatan untuk berbicara untuk! dirinya sendiri! Oh, ya, mereka masih menahannya di sini dikunci di ?dalam kamar tidurnya bersama/ seorang polwan. Tetapi sebelum kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepadanya, ada sesuatu yang ingin saya katakan, yang sebaiknya kalian dengarkan. "Ketika gadis itu datang kepada saya, dia penuh dengan narkotik." ^ ?"Dan yang memberikan itu kepadanya pasti pemuda itu!" teriak Restarick. "Pemuda brengsek yang tidak baik itu."' 328 "Semula memang dialah yang mengajarnya menggunakan narkotik, itu tidak diragukan." "Syukur," kata Restarick. "Syukur kepada Tuhan karenanya." "Mengapa Anda bersyukur kepada Tuhan?" "Saya tadi salah mengerti Anda. Saya pikir Anda tadi mau menjerumuskannya dengan terus-menerus mengatakan dia waras. Saya salah menilai Anda. Narkotik itulah biang keladinya. Narkotik telah membuatnya melakukan hal-hal yang tidak pernah akan dilakukannya atas kehendaknya sendiri, dan membuatnya sama sekali lupa akan apa yang telah diperbuatnya." Stillingfleet meninggikan suaranya, "Jika Anda mengizinkan saya yang berbicara daripada Anda sendiri yang terus-menerus bicara, dan merasa begitu yakin Anda mengetahui semuanya, kita barangkali bisa memperoleh kemajuan. Yang pertama, dia bukanlah seorang pecandu narkotik. Tidak ada bekas-bekas suntikan. Dia juga tidak punya kebiasaan mencium bahan itu. Seseorang, barangkali pemuda itu, barangkali orang lain, telah memberikan narkotik kepadanya tanpa sep ngetahuannya Bukan cuma sedikit ganja seperti yang menjadi mode sekarang. Tetapi suatu campuran yang menarik LSD, yang mengakibatkan timbulnya mimpi-mimpi ?yang seolah-olah seperti kejadian sungguh-sungguh baik yang menakutkan maupun ?yang menyenangkan. Hemp, sejenis serat yang dibuat hashish, membuatnya tidak bisa membedakan waktu sehingga dia percaya sesuatu telah terjadi berjam-jam yang lewat padahal cuma beberapa menit. Dan banyak bahan lainnya yang menarik, tetapi saya tidak bermaksud menceritakan semuanya kepada kalian. 329 Seseorang yang ahli dengan narkotik sudah mempermainkan gadis ini. Obat perangsang, obat penenang, semuanya mempunyai peranan mengendalikan gadis ini dan membuatnya melihat dirinya sendiri sebagai orang yang sama sekali lain " Restarick memotong, "Itulah apa yang saya katakan. Norma tidak dapat dipersalahkan! Seseorang telah menghipnotisnya untuk melakukan hal-hal ini." "Anda masih tetap belum mengerti! Tidak ada orang yang dapat membuat gadis ini melakukan sesuatu yang dia sendiri tidak mau melakukannya. Apa yang dapat mereka kerjakan adalah membuatnya Berpikir dia telah melakukannya. Sekarang kita panggil dia kemari dan membuatnya menyadari apa yang selama ini terjadi padanya." Dia memandang Kepala Inspektur Neele dengan pandangan bertanya, dan Neele mengangguk. Stillingfleet berbicara lewat atas bahunya kepada Claudia sementara dia keluar dari kamar tamu itu. "Di mana Anda menempatkan gadis satunya, yang Anda bawa dari Nona Jacobs dan Anda beri obat penenang" Di kamarnya di at^s tempat tidur" Sebaiknya Anda guncang-guncangkan sedikit dan bawalah dia keluar juga. Kita membutuhkan bantuan sebisanya."! i Claudia juga keluar dari kamar tamu itu. Stillingfleet kembali, menggandeng Norma, dan mengucapkan kata-kata yang tegas untuk membesarkan hatinya. "Ayolah, Anak baik... tidak ada yang akan menggigitmu. Duduklah di sana.'^^X Dia duduk dengan patuh. Kepatuhannya masih agak mengerikan. 330 Si polwan masih menunggu di pintu, tampaknya termangu-mangu. "Apa yang aku minta supaya kaulakukan adalah mengatakan yang sebenarnya. Itu tidak sesulit yang kaukira." Claudia masuk bersama Frances Cary. Frances terus-menerus menguap lebar. Rambutnya yang hitam tergerai seperti tirai menutupi setengah dari mulutnya setiap kali dia menguap. "Anda butuh obat pemelek," kata Stillingfleet kepadanya. "Saya harap kalian semua membiarkan saya tidur," gumam Frances " tidak jelas. "Tidak ada orang di sini yang punya kesempatan tidur sampai saya selesai dengan mereka! Sekarang, Norma, jawablah pertanyaanku Wanita yang di seberang lorong?itu mengatakan bahwa kau mengakui kau telah membunuh David Baker. Apakah itu betul?" Suara Norma yang patuh berkata, "Ya. Aku telah membunuh David." "Menikamnya?" "Ya." ?"" "Dari mana kautahu kau yang melakukannya?" Norma tampak agak bingung. "Aku tidak mengerti maksudmu. Dia ada di sana, di lantai mati." ?"Di mana pisau itu?" "Aku memungutnya." "Ada darah pada pisau itu?" "Ya. Dan di kemejanya." "Bagaimana rasanya darah pada pisau itu" Darah yang kena tanganmu dan yang ?mau kaucuci Basah" Atau lebih mirip selai arbei?" ?331 "Seperti selai arbei lengket." Dia menggigil. "Aku harus pergi dan mencucinya ?dari tanganku." "Amat bijaksana. Nah, itu menghubungkan semuanya dengan sempurna. Si korban, si pembunuh kau semuanya, lengkap dengan senjatanya. Apakah kauingat telah betul? ?betul melakukannya?" "Tidak... aku tidak ingat itu.... Tetapi pasti aku telah melakukannya, bukan?" "Jangan tanya aku! Aku tidak di sini. Kaulah yang mengatakannya. Tetapi sebelum ini ada pembunuhan yang lain, bukan" Pembunuhan yang lebih duluan?" "Maksudmu Louise?"?"Ya. Maksudku Louise.... Kapan pertama-tama timbul idemu untuk membunuhnya?" "Bertahun-tahun yang lalu. Oh, lama sekali." "Ketika kau masih kecil?" "Ya." "Harus menunggu lama, bukan?" "Aku sudah sama sekali lupa." "Sampai saat kau melihatnya lagi dan mengenalinya?" "W "Ketika kau masih kecil, kau j membencinya. Mengapa?" "Karena dia telah membawa.' Ayah, ayahku, pergi." "Dan membuat ibumu susah?" "Ibu membenci Louise. Katanya Louise benar-benar wanita yang jahat." "Dia banyak berbicara soal Louise kepadamu, bukan?" "Ya. Kalau saja dia tidak.... Aku tidak mau mendengarkan ceritanya terus-menerus." 332 "Membosankan aku mengerti. Kebencian itu tidak kreatif. Ketika kau melihatnya ?lagi, apakah kau benar-benar mau membunuhnya?" Norma tampaknya berpikir. Suatu ekspresi perhatian samar-samar timbul pada wajahnya. "Tidak juga.... Rasanya sudah begitu lama berlalu. Aku tidak bisa membayangkan diriku sendiri itulah mengapa ...." ?"Mengapa kau tidak pasti kau telah membunuhnya?" "Ya. Aku punya beberapa pendapat gila bahwa sebetulnya aku tidak pernah membunuhnya sama sekali. Bahwa semuanya itu cuma suatu mimpi. Bahwa barangkali dia benar-benar telah melemparkan dirinya keluar jendela." "Nah mengapa tidak?" ?"Karena aku tahu aku telah melakukannya aku pernah mengatakan bahwa aku telah ?melakukannya." "Kau pernah mengatakan kau telah melakukannya" Kepada siapa kau berkata itu?" Norma menggelengkan kepalanya. Aki;" tidak boleh.... Seseorang yang bermakud baik kepadaku membantuku. Dia mengatakan bahwa dia akan berpura-pura tidak tahu ?apa-apa mengenai hal itu." Norma melanjutkan, kata-katanya meluncur dengan cepat dan tegang, "Aku berada di depan pintu petak Louise, pintu nomor 76, baru saja keluar dari sana. Aku pikir barangkali aku telah berjalan dalam tidurku. Mereka dia berkata bahwa suatu kecelakaan telah terjadi. Di halaman di bawah. Dia ? ?terus-menerus mengatakan kepadaku bahwa itu tidak ada hubungannya dengan aku. Tidak ada yang 333 akan tahu .... Dan aku tidak bisa ingat apa yang telah aku perbuat tetapi benda ?itu ada di tanganku." "Benda" Benda apa" Maksudmu darah?" "Tidak, bukan darah tirai yang cabik. Ketika aku mendorongnya keluar."?"Kau ingat kejadian mendorongnya keluar, bukan?" "Tidak... tidak. Itulah yang membuatnya begitu mengerikan. Aku tidak ingat apaapa. Itulah mengapa aku berharap. Itulah mengapa aku pergi..." dia memalingkan Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo wajahnya kepada Poirot ... "kepadanya Dia berpaling kembali ke Stillingfleet. "Aku tidak pernah mengingat hal-hal yang aku perbuat, satu pun tidak. Tetapi tambah lama aku tambah ketakutan. Karena sering ada waktu-waktu yang sama sekali hilang dari ingatanku berjam-jam yang tidak dapat aku ingat ke mana perginya, ?atau dari mana aku tadi dan apa yang telah aku kerjakan. Tetapi aku menemukan barang-barang barang-barang yang tentunya telah aku sembunyikan sendiri. Mary menderita "keracunan karena aku, " 'rumah sakit mereka menentukan bahwa dia diracuni. Dan ?aku menemukan obat hama yang aku sembunyikan dalam laci. Di petak tinggal di sini aku menemukan sebilah pisau otomatis. Dan aku bisa memiliki pistol yang aku sendiri tidak tahu pernah kubeli! Aku betul-betul pernah membunuh orang, tetapi aku tidak bisa mengingat perbuatan itu, jadi aku bukanlah benar-benar seorang pembunuh aku cuma gila! Akhirnya aku menyadari bahwa aku gila, dan aku tidak ?bisa berbuat apa-apa. Orang tidak akan menyalahkan perbuatanmu karena kau gila. Kalau aku bisa sampai di sini dan bahkan membunuh David itu membuktikan bahwa aku gila, bukan?" "Kau ingin sekali dianggap gila?" "Aku ya, aku kira begitu." ?"Kalau begitu mengapa kau mengaku kepada seseorang bahwa kau telah membunuh seorang wanita dengan mendorongnya keluar dari jendela" Siapa yang kauceritai itu?" Norma memalingkan wajahnya, ragu-ragu. Kemudian mengangkat tangannya dan menuding. "Aku mengatakannya kepada Claudia." "Itu sama sekali tidak benar." Claudia memandangnya dengan marah. "Kau tidak pernah berkata soal itu kepadaku!" "Pernah. Pernah." "Kapan" Di mana?" "Aku tidak tahu." ?"Dia mengatakan padaku bahwa dia telah mengakui semuanya kepadamu," kata Frances kurang jelas. "Terus terang saja aku kira dia lagi histeris dan mengarang seluruh cerita ini sendiri." Stillingfleet memandang Poirot. "Mungkin dia mengarang semua," katanya tidak memihak. "Memang ada cukup dasarnya untuk berpikir demikian. Tetapi, jika iya, kita harus mencari motifnya, motif yang kuat, mengapa dia menghendaki kematian dua orang Louise Charpentier dan ?David Baker. Suatu kebencian dari masa kanak-kanak" Sudah dilupakan bertahuntahun yang lalu. Tidak masuk akal. David hanya supaya bisa 'bebas darinya'" ?Bukan karena alasan-alasan ini maka gadis ini membunuh! Kita menghendaki motif yang lebih bagus daripada ini. Setumpuk uang yang banyak nah! " ketamakan!" ? ?335 334 Dia memandang sekelilingnya dan suaranya berubah biasa lagi. "Kita membutuhkan sedikit bantuan. Masih ada satu orang yang belum ada. Istri Anda kok lama sekal tidak datang-datang bergabung dengan kita di sini, Tuan Restarick?" "Saya tidak mengerti di mana gerangan Mary. Saya sudah menelepon. Claudia sudah meninggalkan pesan di semua tempat yang bisa kami pikirkan. Pada saat ini seharusnya dia sudah menelepon kita entah dari mana." "Barangkali kita punya ide yang salah," kata Hercule Poirot. "Barangkali Nyonya sudah sebagian ada di sini kalau bisa digambarkan demikian." ? "Apa sebetulnya yang Anda maksudkan?" bentak Restarick marah. "Bolehkah saya merepotkan Anda. Nyonya yang baik?" Poirot condong ke Nyonya Oliver. Nyonya Oliver bengong. "Bungkusan yang saya titipkan Anda tadi." "Oh." Nyonya Oliver merogoh ke dalam tas belanjanya. Dia menyerahkah, kembali bungkusan hitam itu kepadanya. \ Poirot mendengar suatu tarikah napas yang tajam di dekatnya, tetapi dia tidak berpaling. Dia membuka bungkusannya dengan hati-hati dan mengeluarkan sebuah rambut ?palsu yang berwarna kuning keemasan. "Nyonya Restarick tidak di sini," katanya, "tetapi rambutnya ada. Menarik." "Dari mana kaudapatkan itu, Poirot?" tanya Neele. ^ ?"Dari dalam tas pakaian Nona Frances Cary, yang 336 belum sempat disingkirkannya. Apakah sebaiknya kita lihat pantaskah dia memakai rambut palsu ini?" Dengan satu gerakan yang cepat, Poirot menyibakkan rambut hitam yang menutupi wajah Frances. Sebelum dia bisa berontak, kepalanya sudah ditutup dengan mahkota kuning keemasan. Frances melotot kepada mereka semua. Nyonya Oliver berseru, "Aduh ia memang Mary Restarick." ?Frances berontak seperti ular yang marah. Restarick melompat dari tempat duduknya untuk mendekatinya tetapi cengkeraman Neele yang kuat menahannya. ?"Tidak. Kita tidak menghendaki tindakan kekerasan dari Anda. Permainan sudah buyar sekarang, Tuan Restarick atau sebaiknya saya menyebut Anda Robert ?Orwell Dari mulut orang itu keluar serentetan makian. Suara Frances melengking dengan tajam, "Tutup mulutmu, goblok!" katanya. Poirot telah meninggalkan pialanya, yaitu rambut palsu itu. Dia menghampiri Norma dan memegang tangannya dengan lemah lembut. "Penderitaanmu sudah berakhir, Anakku. Korban tidak lagi akan dipersembahkan. Anda tidak gila, maupun telah membunuh siapa-siapa. Ada dua orang yang jahat dan kejam yang merencanakan semuanya ini dengan memberikan obat-obat bius secara licik, dengan kata-kata bohong, dan berbuat sebisa mereka untuk memaksa Anda bunuh diri atau mempercayai bahwa Anda berdosa atau gila." Norma memandang dengan ngeri kepada salah seorang anggota komplotan tersebut. "Ayah saya. Ayah saya" Dia bisa berpikir 337 melakukan hal itu kepada saya" Ayah saya, yang mencintai saya "Bukan ayah Anda, Anakku tetapi seseorang yang kemari setelah kematian ayah ?Anda, yang menyamar sebagai ayah Anda dan merangkumkan tangannya pada harta yang berlimpah. Hanya ada satu orang yang mungkin akan mengenalinya atau yang ?mengenali bahwa orang ini bukanlah Andrew Restarick yaitu wanita yang pernah ?menjadi pacar Andrew Restarick lima belas tahun yang silam." 338 BAB DUA PULUH LIMA Empat orang duduk dalam kamar Poirot. Poirot yang duduk di kursinya yang persegi sedang minum segelas sirup buah. Norma dan Nyonya Oliver duduk di sofa. Nyonya Oliver tampaknya benar-benar telah berdandan ala suasana pesta dengan mengenakan gaun dari brokat yang berwarna hijau apel yang tidak sesuai baginya, dan dimahkotai oleh salah satu dandanan rambutnya yang lebih rumit. Dokter Stillingfleet duduk setengah bermalasan di atas kursi dengan kakinya yang panjang dijulurkan ke depan sehingga seolah-olah kakinya mencapai setengah dari kamar itu. "Nah, sekarang, ada banyak hal yang ingin saya ketahui," kata Nyonya Oliver. Suaranya mengandung nada menuduh. Poirot cepat-cepat berusaha meredakan suasana. "Tetapi, Nyonya yang baik, pikirlah. Hutang saya kepada Anda tidak terkatakan. Semuanya, semua ide baik saya datangnya dari usul Anda kepada saya." Nyonya Oliver memandangnya dengan ragu-ragu. "Bukankah Anda yang memperkenalkan saya kepada ungkapan 'Gadis Ketiga'" Dari sanalah saya mulai dan dari sana pula saya mengakhirinya pada gadis yang ? ?ketiga dari ketiga orang gadis yang tinggal dalam satu petak. Norma, secara teknis, 339 selalu dianggap Gadis Ketiga tetapi pada waktu saya melihatnya dari sudut ?yang benar, semuanya cocok. Jawaban yang tersembunyi, teka-teki yang belum selesai, setiap kali selalu terbentur pada hal yang sama gadis yang ketiga. ?"Selalu, kalau Anda mengerti saya, ada seseorang yang tidak hadir di sana. Dia bagi saya hanya berupa suatu nama, tidak lebih." "Heran, saya tidak pernah menghubungkannya dengan Mary Restarick," kata Nyonya Oliver. "Saya sudah pernah melihat Mary Restarick di Crosshedges, berbicara dengannya. Tentu saja, pertama kalinya saya melihat Frances Cary, rambut hitamnya tergerai menutupi wajahnya. Itu akan mengelabui siapa pun!" "Lagi-lagi Andalah, Nyonya, yang membawa perhatian saya kepada suatu fakta bahwa penampilan seorang wanita bisa berubah sedemikian mudahnya hanya dari caranya menyisir rambutnya. Ingatlah, Frances Cary pernah belajar seni drama. Dia tahu mengenai teknik mengganti tata rias dalam waktu yang singkat. Dia dapat mengganti suaranya jika diperlukan. Sebagai Frances dia berambut hitam yang panjang, membingkai, dan setengah menyembunyikan wajahnya yangdirias tebal, yang alisnya dipertebal dengan pinsil ya>ig hitam dan maskara, suaranya lambat dan rendah^. Sebagai Mary Restarick yang rambut palsunya bferwarna keemasan dalam tataan resmi dihiasi oleh ombak-ombak yang lembut, pakaiannya yang konvensional, aksen suaranya yang agak berbau kolonial Inggris, cara berbicaranya yang tegas, ia memberikan kontras yang sempurna. Namun, saya merasa sedari semula, 340 dia tidak wajar. Wanita macam apakah dia" Saya tidak tahu. "Saya tidak pandai menilainya .... Tidak. Saya, Hercule Poirot, sama sekali tidak pandai." "Tepuk tangan, tepuk tangan," kata Dokter Stillingfleet. "Pertama kalinya saya mendengar Anda berkata demikian, Poirpt! Keajaiban tidak pernah ada habishabisnya!" "Saya tidak bisa mengerti mengapa dia memerlukan dua identitas," kata Nyonya Oliver. "Tampaknya begitu membingungkan dan berlebihan." "Tidak. Itu amat berharga baginya. Hal itu memberinya alibi yang bergantian bilamana ia memerlukannya. Kalau saya pikir, sebetulnya hal ini selalu sudah ada di depan mata saya sendiri, tetapi saya tidak melihatnya! Rambutnya yang palsu itu secara tidak sadar saya terus-menerus terganggu olehnya, tetapi tidak ?mengerti mengapa saya terganggu. Dua orang wanita tidak pernah, kapan pun, ?dilihat bersama-sama. Hidupnya dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada orang yang mengambil pusing dengan ketidakhadirannya yang lama dari waktu ke waktu, yang mana sulit baginya untuk menjelaskannya. Mary sering ke London untuk berbelanja, mendatangi agen real estate, berangkat dengan setumpuk penawaran yang harus dilihatnya, semua orang menganggap dia menghabiskan waktunya dengan hal-hal ini. Frances pergi ke Birmingham, ke Manchester, bahkan ke luar negeri, sering mendatangi Chelsea bersama-sama kelompok khususnya, pemuda-pemuda seniman, yang dipekerjakannya dalam bidang yang pasti tidak akan direstui yang berwajib. Bingkai-bingkai lukisan khusus dirancang untuk Gedung Kesenian Wedder341 burn. Seniman-seniman muda mengadakan 'pameran' di sana. Lukisan mereka lumayan lakunya, dan dikirim ke luar negeri atau dikirim untuk dipamerkan, dengan bingkai yang dipenuhi oleh bungkusan-bungkusan rahasia yang berisi heroin. Tipuan-tipuan dunia kesenian pemalsuan lukisan-lukisan pelukis-pelukis kuno ?yang tidak begitu terkenal Frances-lah yang mengatur dan mengorganisir ?semuanya. David Baker adalah salah satu seniman yang bekerja padanya. Dia mempunyai bakat yang hebat dalam meniru lukisan orang." Norma menggumam, "Kasihan David. Ketika saya pertama kali melihatnya, saya pikir dia begitu hebat." "Lukisan itu," kata Poirot melamun. "Selalu, selalu, saya kembali kepada hal itu di dalam pikiran saya. Mengapa Restarick membawanya ke kantornya di London" Arti penting apakah yang diberikan lukisan itu baginya" Pokoknya, saya tidak mengagumi ketololan saya." "Saya tidak mengerti mengenai lukisannya." "Suatu ide yang amat cerdik. Lukisan itu dipakainya sebagai semacam sertifikat tanda pengenalnya. Sepasang lukisan, suami dan istri, yang dibuat oleh seorang pelukis potret kenamaan di zaman itu. Pada waktu lukisan-lukisan ini dikeluarkan dari gudang, David Backer mengganti lukisan Restarick dengan lukisan Orvvell, yang dibuatnya kelihatan sekitar dua puluh tahunJebih muda dari orangnya. Tidak ada orang yang akan menyangka bahwa lukisan itu palsu; gayanya, caranya mengoleskan catnya, kanvasnya, semuanya adalah karya pemalsuan yang meyakinkan. Restarick menggantungkannya di atas mejanya. Siapa pun yang kenal 342 kepadanya bertahun-tahun yang lalu dan mengatakan, 'Saya hampir tidak mengenali Anda', atau 'Anda berubah banyak, lho,' lalu menengadah memandang lukisan tersebut, akan berpikir bahwa dirinya sendiri yang sebenarnya telah lupa bagaimana rupa orang ini dulunya!" "Ini suatu risiko yang besar untuk Restarick atau yang benar, untuk Orwell," ? kata Nyonya Oliver termenung. "Tidak sebesar yang Anda bayangkan. Dia bukan seorang penuntut hak yang pandai, dengan gaya Tichborne. Dia menyamar sebagai orang yang merupakan patner suatu perusahaan yang terkenal di kota, yang pulang setelah kematian kakaknya untuk membereskan urusan kakaknya, setelah lama tinggal di luar negeri. Dia membawa seorang istri yang muda bersamanya, yang baru saja didapatnya di luar negeri, dan tinggal bersama seorang paman yang tua, yang setengah buta, tetapi amat dihormati orang, yang tidak pernah mengenalnya dengan baik setelah masa sekolahnya, dan yang menerimanya tanpa ragu-ragu. Dia tidak punya kerabat lainnya yang dekat, kecuali anaknya, yang ketika terakhir dilihatnya masih berusia lima tahun. Ketika dia semula berangkat ke Afrika Selatan, kantornya mempunyai dua orang pegawai yang tua, yang sudah lama meninggal. Zaman sekarang tenaga-tenaga muda tidak akan tinggal lama pada satu perusahaan. Pengacara keluarganya juga sudah meninggal. Anda bisa merasa yakin bahwa seluruh situasi ini sudah diteliti dengan saksama oleh Frances setelah mereka memutuskan untuk mengambil alih. "Rupanya Frances bertemu dengannya di Kenya, sekitar dua tahun yang lalu. Mereka berdua 343 sama-sama bajingan, meskipun dalam bidang yang berlainan. Yang pria berkecimpung dalam transaksi-transaksi haram sebagai pencari barang tambang Restarick dan ?Orwell pernah bekerja bersama mencari tambang di daerah yang masih liar. Dikabarkan Restarick meninggal (mungkin memang benar), yang kemudian disangkal." "Banyak uang yang dipertaruhkan, saya kira?" kata Stillingfleet. "Sejumlah uang yang banyak terlibat. Pertaruhan besar-besaran untuk jumlah ?yang luar biasa banyaknya. Berhasil. Andrew Restarick adalah seorang yang kaya dari hasilnya sendiri, dan dia juga ahli waris kakaknya. Tidak ada orang yang meragukan identitasnya. Kemudian mulai timbul kesulitan. Tanpa diduga dia ?menerima surat dari seorang wanita, yang jika dia sampai berhadapan muka dengannya, segera akan mengetahui bahwa dia bukanlah Andrew Restarick. Lalu datang pula nasib sial yang kedua David Baker mulai memerasnya." ?"Itu tentunya sudah diperkirakan sebelumnya, saya pikir," kata Dokter Stillingfleet sambil merenungkannya. "Mereka tidak memperkirakannya," kata Poirot. "David sebelumnya tidak pernah memeras. Karena me ihat harta orang ini yang melimpah ruah itulah yang membuatnya lupa daratan, saya kira. Uang yang dibayarkan mereka kepadanya untuk memalsu lukisan tersebut tampaknya amat tidak memadai. Dia menginginkan lebih banyak lagi. .Maka Restarick membuat cek-cek untuk jumlah yang besar, dan mengakuinya sebagai pembayaran demi anaknya demi mencegah anaknya mengikat ?tali perkawinan yang tidak sesuai. Apakah Dayjd memang mau ?mengawininya, saya tidak tahu mungkin iya. Tetapi memeras dua orang seperti ?Orwell dan Frances Cary adalah hal yang berbahaya sekali." "Maksud Anda kedua orang itu dengan darah dingin merencanakan pembunuhan dua orang dengan tenang begitu saja?" desak Nyonya Oliver. ? ?Nyonya Oliver tampak agak muak. "Mereka hampir saja memasukkan nama Anda ke dalam daftar mereka, Nyonya," kata Poirot. "Saya" Maksud Anda yang memukul kepala saya itu salah satu dari mereka berdua" Frances, saya kira" Bukan si pemuda Burung Merak yang malang itu?" "Saya pikir bukan si Burung Merak. Anda sudah pernah datang ke Wisma Borodene. Sekarang barangkali Anda telah menguntit Frances sampai di Chelsea, atau begitulah pikirnya, dan alasan yang Anda kemukakan juga amat meragukan. Maka dia keluar sebentar dan memberikan hadiah ketukan kecil di atas kepala Anda sebagai ganjaran sementara rasa ingin tahu Anda. Anda tidak mau percaya ketika saya memperingatkan bahwa bahaya sedang mengintai." "Saya hampir tidak bisa mempercayai ini tentang Frances! Berbaring dalam gaya seorang lakon wanita tulisan Burne-Jones di dalam studio yang kotor pada hari itu. Tetapi mengapa ..." dia memandang kepada Norma lalu kembali ke Poirot. ?"Mereka membuat Norma percaya bahwa dia telah membunuh dua orang. Mengapa?" "Mereka mencari kambing hitam..." kata Poirot. Poirot bangkit dari duduknya dan menghampiri Norma. Anakku Anda telah melewati suatu pencobaan yang ngeri. Ini adalah sesuatu yang tidak perlu 345 344 terjadi lagi pada Anda. Ingatlah, bahwa sekarang Anda bisa selalu mempunyai kepercayaan pada diri Anda sendiri. Dengan pernah mengenal dari sedemikian Gadis Ketiga Third Girl Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dekatnya bagaimana kejahatan total itu, berarti Anda sudah memiliki kesanggupan untuk menghadapi apa pun yang disodorkan hidup kepada Anda kelak." "Saya kira, Anda memang benar," kata Norma. "Mengira diri sendiri gila bahkan ?benar-benar mempercayainya, adalah sesuatu yang mengerikan...." Dia menggigil. "Saya tidak mengerti, sampai sekarang, bagaimana saya bisa lolos bagaimana ?masih ada orang yang mempercayai bahwa saya tidak membunuh David meskipun ?saya sendiri sudah percaya bahwa saya telah membunuhnya?" "Darahnya tidak sesuai," kata Dokter Stillingfleet dengan gamblang. "Sudah mulai membeku. Kemejanya 'kaku kena darah' seperti yang dikatakan Nona Jacobs, bukannya basah. Kau kan seharusnya baru saja membunuhnya tidak lebih dari lima menit sebelum Frances berpura-pura menjerit." "Bagaimana dia telah ..." Nyonya Oliver mulai menyortir urutannya. "Dia baru datang dari Manchester "Dia sudah pulang dengan kereta api yang lebih pagi, ganti mengenakan rambut pals\i dan tata rias Mary-nya dalam kereta api. Masuk ke petaknya di mana David sedang menantinya/ seperti yang dipesannya kepada David. Davjd sama sekali tidak curiga, dan dia menikamnya. Lalu"cHa keluar lagi dan mengintai sampai dia melihat Norma datang. Dia menyelinap masuk ke tempat penyimpanan mantel, menukar penampilannya, dan bergabung dengan seorang temannya di ujung jalan, berjalan bersama, 346 berpisah di Wisma Borodene, lalu dia sendiri naik dan memainkan sandiwaranya ?saya kira dia tentunya menikmati permainannya. Pada waktu polisi sudah ditelepon dan tiba di sana, dia pikir tidak bakal ada orang yang akan mencurigai ketidakcocokan waktunya. Aku harus mengatakannya, Norma, hari itu kau betulbetul mempersulit kami. Bersikeras terus telah membunuh semua orang seperti itu!" "Aku ingin membuat pengakuan supaya semuanya beres dan selesai,... Apakah kau ?apakah kaupikir aku mungkin betul-betul telah melakukannya?" "Aku" Kau kira aku ini apa" Aku tahu apa yang akan dilakukan atau tidak dilakukan pasien-pasienku. Tetapi aku kira kau mau membuat semuanya menjadi sulit. Aku tidak tahu sampai di mana Neele akan bekerja sama. Tidak mirip prosedur kepolisian yang biasanya. Lihatlah bagaimana dia memberikan peluangpeluang kepada Poirot." Poirot tersenyum. "Kepala Inspektur Neele dan saya sudah saling mengenal selama bertahun-tahun. Di samping itu dia juga telah menyelidiki mengenai hal-hal tertentu. Anda tidak pernah berada di luar pintu petak Louise. Frances telah mengganti nomornya. Dia menukar angka tujuh dan enam di pintu petak Anda sendiri. Nomor-nomor itu lepas, hanya dilekatkan dengan jarum penusuk. Pada malam itu Claudia tidak di rumah. Frances membius Anda sehingga Anda mendapat mimpi buruk itu. "Tiba-tiba saya melihat kebenarannya. Satu-satunya orang lain kecuali Anda yang mungkin 347 membunuh Louise adalah 'gadis ketiga' yang sesungguhnya, Frances Cary." "Kau bolak-balik setengah mengenalinya, kautahu," kata Stillingfleet, "ketika kau menggambarkan kepadaku bagaimana satu orang bisa berubah menjadi orang yang lain." Norma memandangnya sambil berpikir. "Sikapmu amat kasar," katanya kepada Stillingfleet. Stillingfleet agak terkejut. "Kasar?" "Hal-hal yang kaukatakan kepada setiap orang. Caramu membentak mereka." "Oh, yah, iya, barangkali memang aku kasar... aku sudah biasa. Orang-orang begitu menjengkelkan." Tiba-tiba Stillingfleet meringis kepada Poirot. "Dia gadis yang hebat, bukan?" Nyonya Oliver bangkit sambil menghela napas. "Saya harus pulang." Dia memandang kedua pria itu lalu kepada Norma. "Mau kita apakan dia?" tanyanya. Kedua pria itu tampak terkejut. "Saya tahu sementara ini dia tinggal bersama saya," lanjut Nyonya Oliver. "Dan katanya dia cukup senang. Tetapi maksud saya, ini adalah suatu masalah. Uang yang bertumpuk-tumpuk karena ayah Anda yang asli, maksud saya telah ? ?mewariskan semuanya kepada Anda. )Dan ini akan menyebabkan komplikasi sertajdataiignya surat-surat permintaan uang dan semuanya itu. Dia bisa pergi dan tinggal bersama Sir Roderick, tetapi itu tidak akan begitu menyenangkan buat seorang gadis Sir Roderick sudah amat tuli dan buta pula dan egoisnya bukan ? ?main. Omong-omong, apa jadinya 348 dengan surat-suratnya yang hilang, gadis itu, dan-Kew Gardens?" "Surat-surat itu muncul di tempat yang tadinya dikira sudah dibongkarnya ?Sonia yang menemukannya," kata Norma, dan tambahnya, "Paman Roddy dan Sonia akan menikah minggu depan ?"'Tidak ada yang lebih bodoh daripada seorang tua yang bodoh," kata Stillingfleet. "Aha!" kata Poirot. "Jadi wanita muda itu lebih menyukai kehidupan di Inggris daripada terlibat dalam politik. Kalau begitu, boleh jadi dia memang cerdik, gadis kecil itu." "Oke, jadi begitulah," kata Nyonya Oliver menutup pokok ini. "Tetapi melanjutkan soal Norma, kita harus berpikiran praktis. Kita harus membuat rencana. Gadis ini tidak bisa tahu sendiri apa yang harus dikerjakannya. Dia menunggu ada orang yang memberi tahunya." Nyonya Oliver memandang mereka dengan serius. Poirot tidak berkata apa-apa. Dia tersenyum. "Oh, dia?" kata Dokter Stillingfleet. "Nah, aku yang memberi tahu kepadamu, Norma. Aku akan terbang ke Australia hari Selasa. Aku mau melihat-lihat dulu ?melihat apakah yang telah disiapkan untukku akan berhasil dan lain-lain. Lalu aku akan mengirim telegram kepadamu dan kau bisa menyusul aku. Kemudian kita kawin. Kau harus mempercayai kata-kataku bahwa bukan uangmu yang aku kehendaki. Aku bukan tipe dokter yang mau membangun riset besar-besaran dan lain sebagainya. Aku cuma tertarik kepada manusia. Aku pikir, kau pun akan bisa mengendalikan aku dengan 349 cukup baik. Semua pembicaraan tadi mengenai bersikap kasar kepada orang aku ?sendiri tidak menyadarinya. Aneh, sebetulnya kalau kaubayangkan kesulitan yang pernah kaualami tidak berdaya seperti seekor lalat dalam larutan gula yang ?kental namun sekarang bukannya aku yang akan mengendalikan kau, melainkan kau ?yang akan mengendalikan aku." Norma berdiri dengan tenang. Dia memandang John Stillingfleet dengan amat teliti, seakan-akan dia mempertimbangkan sesuatu yang tadinya dia kenal dari sudut yang sama sekali berlainan. Lalu dia tersenyum. Senyum yang manis sekali seperti seorang ibu muda yang ?berbahagia. "Baiklah," katanya. Norma menyeberangi ruangan itu menghampiri Hercule Poirot. "Saya pun bersikap kasar," katanya. "Pada hari saya kemari ketika Anda masih sarapan. Saya mengatakan kepada Anda bahwa Anda sudah terlalu tua untuk membantu saya. Itu kata-kata yang kasar untuk diucapkan. Dan itu tidak benar." Norma meletakkan tangannya pada bahu Poirot dan menciumnya. "Sebaiknya kaupanggilkan taksi untuk kita," katanya kepada Stillingfleet. Dokter Stillingfleet mengangguk dan meninggalkan ruangan. Nyonya Oliver mengambil tasnya dan selendang bulunya dan Norma mengenakan mantelnya dan mengikutinya ke pintu, - "Nyonya, sebentar...." Nyonya Oliver berpaling. Poirot telah memungut dari lipatan sofanya seikal rambut kelabu yang indah. 350 Nyonya Oliver berseru dengan jengkel, "Ya begini ini barang buatan masa kini, tidak ada gunanya sama sekali! Jepit maksud saya. Selalu lepas dan semuanya berjatuhan.'" Dia keluar sambil mengernyitkan dahinya. Sejenak kemudian kepalanya nongol lagi di pintu. Dia berbicara dengan bisikbisik seperti sedang berkomplot. "Katakanlah kepada saya tidak apa-apa, saya . sudah menyuruh Norma duluan ? ?apakah Anda mengirim gadis ini khusus kepada dokter satu ini dengan suatu maksud tertentu?" "Tentu saja. Kualifikasinya...." "Jangan menyebut kualifikasinya. Anda tahu apa yang saya maksudkan. Stillingfleet dan Norma Apakah Anda?" ?"Kalau Anda harus tahu, iya." "Saya pikir begitu juga," kata Nyonya Oliver. "Anda memikirkan segalanya, bukan?" Scanned book (sbook) ini hanya untuk koleksi pribadi. DILARANG MENGKOMERSILKAN atau hidup anda mengalami ketidakbahagiaan dan ketidakberuntungan 351 Pasukan Pembunuh 2 Pendekar Slebor 44 Perserikatan Setan Keris Iblis 1

Cari Blog Ini