Menuju Titik Nol Towards Zero Karya Agatha Christie Bagian 4
Ia tidak menyelesaikan kaiimatnya. Thomas menyelesaikannya untuknya.
"Si Nevile pasti akan kena."
Ia berbicara dengan nada puas, lalu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum
sedikit wak-tu ia melihat pandangan. Mary yang mencela.
"Bukannya aku tak punya hati, tetapi sekarang Nevile sudah lolos dari bahaya,
mau tak mau aku senang ia mendapat sedikit guncangan. Ia selalu begitu puas
dengan dirinya sendiri."
"Sebetulnya ia tidak begitu, Thomas." "Mungkin tidak. Cuma pembawaannya.
pokoknya ia ketakutan sekali pagi ini!" "Kejam kau ini!"
"Yah, kan sekarang ia sudah tak apa-apa. Kau tahu, Mary, bahkan di sini pun
Nevile punya kemujurannya sendiri. Orang lain, dengan semua bukti-bukti terhadap
dirinya itu, mungkin tak akan bisa lolos."
Maiy bergidik lagi. "Jangan berkata begitu. Aku ingin berpikir bahwa orang yang tak bersalah
akan"dilindungi."
"Begitu, Sayang?" Suara Thomas Royde kedengaran lembut. Tibatiba Mary berkata
lagi dengan cepat. 'Thomas, aku kuatir. Aku kuatir sekali." "Ya."
"Tentang Tuan Treves itu."
Pipa Thomas terjatuh di atas batu-batu. Suaranya berubah waktu ia membungkuk
untuk me-mungutnya. "Ada apa dengan Tuan Treves?"
"Malam itu waktu ia di sini"cerita yang dituturkannya"tentang seorang pembunuh
cilik! Aku jadi berpikir, Thomas.... Apakah itu betul hanya sebuah cerita" Atau
apakah ia menceritakannya dengan maksud tertentu?"
"Maksudmu," kata Royde dengan tegas, "apa-kah itu ditujukan kepada seseorang
yang berada di dalam ruangan?"
Mary berbisik, "Ya."
Thomas berkata perlahan, "Aku sedang mencoba mengingat-ingat. Kau ta-hu, aku sedang memikirkan itu waktu
kau datang." Mary agak memejamkan matanya.
"Aku sedang mencoba mengingat.... Ia menceritakan itu seperti dengan sengaja
sekali.... Seperti dengan sengaja mengarahkannya ke dalam perca-kapan. Dan ia bilang ia
akan mengenali orangnya di mana pun juga. Ia menekankan itu. Seakan
iasudahmengenali orangnya."
"Mm," kata Thomas. "Aku juga sudah memikirkan itu."
"Tetapi mengapa ia melakukannya" Apa tujuannya?"
"Aku rasa," kata Royde, "itu semacam peringatan. Agar si pembunuh gentar."
"Maksudmu, Tuan Treves mengetahui pada waktu itu bahwa Camilla akan dibunuh?"
"Bukan. Itu terlalu hebat. Mungkin cuma peringatan secara umum saja."
"Yang sedang kupikirkan adalah, kaupikir sebaiknya kita member! tahu polisi?"
Tliomas mempertimbangkan lagi dalam-dalam,
"Kurasa tidak," katanya akhirnya. "Aku tak melihat hubungannya sama sekali. Lagi
pula Treves sudah tidak ada daniatak dapat lagi menceritakan apa-apa kepada
mereka." " 'Tidak," kata Mary. "Ia sudah meninggal!" Ia bergidik sebentar. "Sungguh aneh,
Thomas, caranya meninggal itu."
"Serangan jantung. Ia punya jantung yang lemah."
"Maksudku, yang aneh adalah lift yang rusak itu.Aku tak suka itu."
"Aku sendiri juga tak suka itu," kata Thomas Royde.
XI Inspektur Battlemelihat ke sekeitling ruang tidur. Tempat tidurnya sudah
dirapikan. Selain itu kamarnya tak berubah. Sangat rapi waktu mereka memeriksanya. Juga
sangat rapi sekarang. "Itu dia," kata Inspektur Polisi Battle sambil menunjuk pagar perapian kuno yang
terbuat dari besi baja itu. "Kaulihat sesuatu yang aneh pada pagar perapian
itu?" "Pasti tak mudah dibersihkan," kata Jim Leach. "Terurus baik. Tak ada yang aneh
yang bisa kulihat, kecuali"ya, kepala gagangnya yang sebelah kiri lebih
cemerlang dari yang sebelah kanan."
"Itulah yang membuat Hercule Poirot muncul di kepalaku," kata Battle. "Kau tahu
bagaimana dia itu mengenai hal-hal yang tak benarbenar simetris. Membuatnya
terus berpikir. Kurasa dengan tak sadar aku berpikir, Ttu akan membuat si Poirot
kepikiian,' lalu aku mulai berbicara tentang dia. Kaubawa alat-alat sidik jari-mu, Jones"
Mari kita periksa kedua bulatan kepala gagang itu."
Jones melaporkan, setelah sesaat lamanya.
"Ada sidiksidik jari di kepala gagang sebelah kanan, Pak, dan tak ada satu pun
pada yang kiri." "Kalau begitu yang kirilah yang kita inginkan. Sidiksidik jari itu kepunyaan
pelayan waktu ia membersihkannya terakhir kali. Yang sebelah kiri itu sudah
dibersihkan lagi setelah itu."
"Ada sedikit kertas amplas yang sudah dire-mas-remas di keranjang sampah ini
waktu itu," kata Jones. "Saya tak menyangka itu ada makna-nya."
"Karena kau tak tahu apa yang kaucari pada waktu itu. Nah, sekarang, aku berani
bertaruh apa saja"kepala gagang itu bisa dilepaskan dengan diputar"ya, betul
juga." Jones memegang kepala gagang itu dan mengangkatnya ke atas.
"Berat-juga," katanya sambil menirnbang-nimbangnya dalam tangannya.
Leach, sambil membungkuk, berkata,
"Ada sesuatu yang gelap... pada sekrupnya."
"Pasti noda darah," kata Battle, "Kepala gagangnya sendiri sudah dibersihkan dan
dilap dan noda kecil pada sekrup itu tak terlihat. Aku berani bertaruh apa pun
juga"inilah benda yang melu-bangi tengkorak nyonya tua itu. Tapi masih ada yang
harus dicari. Terserah padamu, Jones, apa-kah kau masih mau memeriksa rumah ini lagi. Kali ini
kau tahu pasti apa yang kaucari."
Ia memberikan beberapa instruksi dengan cepat dan terperinci. Lalu ia berjalan
menuju jendela dan menjulurkan kepalanya.
"Ada sesuatu berwarna kuning yang terkait pada tanaman rambat itu. Itu mungkin
salah satu jawaban lag) dari teka-teki itu. Kurasa begitu."
XII Waktusedang berjalan menyeberangi ruang depan, Inspektur Battle dihentikan oleh
Mary Aldin. "Bolehkah saya berbicara dengan Anda sebentar, Inspektur?"
"Tentu saja, Nona Aldin. Bagaimana kalau kita masuk ke sini?"
Ia membuka pintu ruang makan. Makan siang sudah disingkirkan oleh Hurstall.
"Saya ingin menanyakan sesuatu pada Anda, Inspektur. Anda toh tidak"tidak lagi
berpikiran bahwa"bahwa kejahatan ini dilakukan oleh salah satu dari kami" Itu
pasti oleh orang Iuar! Seorang mamak!"
"Anda tak salah terka di situ, Nona Aldin. Maniak adalah sebuah kata yang tepat
sekali untuk penjahat ini kalau saya tak salah. Tapi bukan orang Iuar."
Mata Mary Aldin membuka sangat lebar.
"Anda maksudkan seseorang di rumah ini-gila}"
"Yang Anda pikirkan," kata Inspektur Battle, "adalah seseorang yang mulutnya
berbuih dan matanya berputar-putar. Seorang maniak tidak seperti itu. Beberapa
dari penjahat gila yang paling
berbahaya kelihatan sama normalnya dengan Anda dan saya. Persoalannya, biasanya,
adalah orang-orang itu punya sebuah obsesi. Satu hal, mencekam pikiran, lalu
perlahan lahan merusak-nya. Orang-orang yang sedih, nampak waras, yang datang
pada Anda dan menjelaskan bagaimana mereka itu dianiaya orang dan bagaimana
setiap orang memataimatai mereka"dan kadangkadang Anda memang bisa merasa bahwa
semua yang dikatakan itu benar."
"Saya yakin semua orang di sini tak ada yang merasa dianiaya orang,"
"Saya hanya memberikan sebuah contoh. Ada bentuk-bentuk kegilaan yang lain.
Tetapi saya percaya, siapa pun yang melakukan kejahatan ini termasuk golongan
yang dikuasai oleh satu pikiran tertentu"pikiran yang terus-menerus memenuhi
otaknya sehingga" dalam arti yang sesungguhnya"tak ada hal lain yang lebih penting atau lebih
berarti lagi." Mary bergidik. Ia berkata,
"Ada sesuatu, yang saya rasa Anda harus tahu."
Ia menceritakan pada Battle dengan singkat dan jelas tentang kunjungan Tn.
Treves untuk makan malam bersama dan tentang cerita yang diceritakan olehnya,
Inspektur Battle sangat tertarik. "Katanya ia bisa mengenali orang ini" Wanita
atau pria?" "Saya menganggap cerita itu tentang seorang pria"tetapi memang Tuan Treves tidak
mengatakan begitu" malahan saya ingat sekarang"dengan jelas dikatakannya bahwa
ia tak akan menyebut jenis kelamin atau usianya."
"Betulkah itu" Dengan maksud tertentu, mungkin. Dan katanya ada sebuah ciri
badaniah yangjelasyang bisa memastikannya untuk me-ngenaliOrangini di mana pun?"
"Ya." "Bekas luka, mungkin"apakah ada orang mempunyai bekas luka di sini?"
Battle melihat sedikit keraguan sebelum Mary Aldin menjawab, "Yang
sayatahu,tidak." "Ayolah, Nona Aldin," kata Battle sambil tersenyum."Anda mengetahui
sesuatu.Kalau me-mang begitu, apakah Anda pikir saya tak akan melihatnya?"
Mary menggelengkan kepalanya.
"Saya"saya belum melihatnya."
Tetapi Batde melihat bahwa ia terkejut dan risau. Katakata Battle rupanya
menimbulkan bayangart-bayangan yang tak enak di dalam pikirannya. Ia ingin
sekali mengetahuinya, tetapi pengalamannya membuatnya sadar bahwa mendesak pada
saat ini tak akan memberikan hasil.
Ia membawa pembicaraan kembali kepada Tn. Treves.
Mary menceritakan kejadian tragis yang terjadi setelah itu.
Battle terus menanyainya untuk beberapa saat lamanya. Lalu ia berkata perlahan,
"Itu sesuatu yang baru untuk saya. Belum pernah bertemu yang seperti itu." "Apa
maksud Anda?" "Saya belum pernah menemukan kasus pembunuhan yang dilakukan dengan cara yang
begitu sedeihana, dengan hanya menggantungkan se-buah plakat pada sebuah lift."
Mary kelihatan terkejut sekali.
"Anda tidak berpikir bahwa..."
"Bahwa itu sebuah pembunuhan" Tentu saja itu pembunuhan! Sebuah pembunuhan yang
cepat dan sangat pandai. Ada kemungkinan meleset, tentu saja"tetapi yang
ituberhasil." "Hanya karena Tuan Treves mengetahui."
' 'Ya.Kaiena ia akan dapat mengarahkan perhatian kami pada satu orang tertentu
di rumah ini. Sekarang ini, kami mulai di dalam gelap. Tetapi kami sudah
memperoleh secercah cahaya sekarang, dan kasus ini semakin lama semakin jelas.
Saya bisa katakan ini, Nona Aldin"pembunuhan ini sudah direncanakan sebelumnya
dengan sangat teliti sam-pai ke deril yang sekecil-kecilnya. Dan saya ingin
menekankan satu hal pada Anda" jangan katakan pada siapa pun juga bahwa Anda
telah menceritakan pada saya tentang itu tadi. Itu penting se-kali. Ingat,
jangan katakan padasiapa pun juga."
Mary mengangguk. Ia masih kelihatan bingung.
Inspektur Battle keluar dari ruangan itu dan pergi melakukan apa yang hendak
dilakukannya tadi waktu Mary menghentikannya. Ia seorang pria yang penuh metode.
Ia menginginkan sesuatu informasi tertentu, dan sebuah penerrman baru yang memberikan harapan tidak
menycbabkan-nya menyeleweng dari pelaksanaan tugas-tugas-nya dengan teratur,
bagaimana menariknya pun penemuan baru itu.
Ia mengetuk pintu ruang perpustakaan, dan suara Nevile Strange berkata, "Masuk."
Battle diperkenalkan pada Tn. Trelawny, seorang pria berbadan tinggi dan bermata
gelap serta tajam, dengan penampilan yang mengesankan.
"Maaf saya mengganggu," kata Inspektur . Battle. "Tetapi ada sesuatu yang perlu
saya tanyakan. Anda, Tn. Strange, mewarisi setengah dari harta Sir Matthew;
tetapi siapa yang mewarisi setengahnya lagi?"
Nevile kelihatan heran. "Saya sudah mengatakannya pada Anda. Istri saya."
"Ya. Tetapi..." Battle batuk-batuk, "istri yang mana, Tuan Strange?"
"Oh, itu maksud Anda. Ya, memang saya tidak mengatakannya dengan jelas. Uang itu
diwariskan pada Audrey yang menjadi istri saya pada waktu su-rat wasiat itu
dibuat. Betul begitu, Tuan Trelawny?"
Ahli hukum itu membenarkan,
"Wasiat itu tertulis dengan jelas. Harta pening-galan itu dibagi dua di antara
anak angkat Sir Matthew, Nevile Henry Strange, dan istrinya Audrey Elizabeth
Strange alias Nona Standish. Perceraiin yang terjadi sesudahnya tidak meng^
ubahnya sama sekali."
"Kalau begitu, jelas sudah," kata Battle. "Saya bisa.menganggap bahwa Nyonya
Audrey Strange mengetahui betul fakta-fakta ini?"
'Tentu saja," kata Tn. Trelawny.
"Dan Nyonya Strange yang sekarang?"
"Kay?" Nevile kelihatan agak heran. "Oh, saya kira begitu. Sedikitnya"saya tak
banyak mem-perbincangkannya dengan dia."
"Saya kira Anda akan mendapatkan," kata Battle, "bahwa ia salah mengerti. Ia
mengira bahwa uang yang akan diwarisi karena kematian Lady Tressilian itu
diwarisi oleh Anda dan istri Anda yangsekarang.Sedikitnya, itulah yang dapat
saya simpulkan dari pembicaraan kami tadi pagi. Karena itulah saya datang untuk
mendapat penjelasan bagaimana persisnya isi surat wasiat tersebut."
"Aneh sekali," kata Nevile. "Tetapi, toh,sayakira keterangannya mudah saja.
Sekarang saya ingat ia mengatakannya sekali atau dua kali, 'Kami akan mewarisi
uang itu pada waktu Camilla meninggal,' tetapi saya kira ia hanya mengikutsertakan dirinya dalam hubungannya dengan saya dan bagian saya saja."
"Memang Iuar biasa," kata Batde, "banyaknya salah pengertian yang terjadi bahkan
di antara dua orang yang sering membicarakan sesuatu"keduanya menganggap sesuatu
secara berbeda dan tak seorang pun menemukan ketidak-cocokannya."
"Saya rasa begitu," kata Nevile, suaranya kedengaran tak begitu tertarik. 'Tak
jadi soal am hal ini. Toh kami tidak dalam keadaan kesempitan uang. Saya senang
karena memikirkan Audrey. Ia agak kesulitan uang dan ini akan banyak
membantunya." Batde berkata dengan gamblang, "Tetapi, Tuan, tentu saja pada
waktu bercerai ia berhak menerima tunjangan dari Anda?"
Wajah Nevile memerah. Ia berkata dengan suara yang agak tersendat, "Ada sebuah
perasaan seperti"sepeiti harga diri, Inspektur. Audrey selalu dengan keras hati
menolak menyentuh satu sen pun dari tunjangan yang ingin saya berikan untuknya."
'Tunjangan yang tidak kecd," sambung Tn. Trelawny. "Tetapi Nyonya Audrev Strange
selalu mengembalikannya dan menolak untuk meneri-manyn."
"Menarik sekali," kata Batde dan ia berjalan ke Iuar sebelum seorang pun bisa
memintanya untuk menjelaskan kata-katanya itu.
Ia pergi menemui kemenakannya.
"Ada motif keuangan untuk hampir setiap orang dalam kasus ini," katanya. "Nevile
Strange dan Audrey Strange masing-masing mendapat lima puluh ribu pounds utuh.
Kay Strange mengira ia berhak memperoleh lima puluh ribu. Mary Aldin mendapat
sejumlah uang yang membuatnya tidak perlu lagi bekerja. Thomas Royde, harus
kukatakan, tak mendapat keuntungan apa-apa. Tetapi kita bisa memasukkan Hurstall
dan bahkan Barrett kalau kita menyimpulkan bahwau
ia mau mengambil risiko dengan obat bius itu untuk menghilangkan kecurigaan
orang. Ya, seperti yang kukatakan, tak ada kesulitan untuk mencari motif keuangan. Dan
toh, kalau aku benar, uang tak ada hubungannya sama sekali dengan ini. Kalau ada
pembunuhan yang dilakukan semata-mata karena rasa benci, inilah dia. Dan kalau
tak ada orang yang datang dan menyabot rencananya, aku akan menemukan orang yang
melakukannya!" Sesudah itu ia berpikir tentang bagaimana katakata tersebut muncul di benaknya"
Andrew MacWhirter telah datang ke Easteihead Bay pada hari Sabtu sebelumnva.
XIII AndrfwMacWhirterduduk di teras Hotel Easterhead Bay dan memandang ke seberang
sungai, ke Stark Head yangjinggi menjulang dan kelihatan muram.
Pada saat ini ia sedang tenggelam dalam pikiran dan perasaannya.
Di sini, tujuh bulan yang lalu ia berusaha bunuh diri. Sebuah kebetulan, hanya
sebuah kebetulan saja, telah menggagalkan usalianya. Apakahia,pikirnya, merasa
berterima kasih karena kebetulan itu"
Ia memutuskan, bahwa ia tidak merasa begitu. Memang, ia tak lagi merasakan
keinginan untuk bunuh diri. Fase hidup itu sudah lewat untuk selamanya. Kini ia
sudah siap untuk melaksana-han kewajiban-kewajiban dalam hidup, tidak dengan
penuh kegairahan dan perasaan senang, tetapi dengan semangat hari-demihari yang
metodis. Orang tak bisa, ia mengakui, mengakhiri hidupnya sendiri dengan darali
Menuju Titik Nol Towards Zero Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dingin. Harus ada dorongan keputusasaan, kesedihan, ataukebi-ngungan yang
teramat sangat. Otang tidak bisa bunuh diri hanya karena merasa bahwa hidup
hanyalah sebuah lingkaran kejadian yang membosankan. Sekarang, rasanya ia bisa
dianggap sebagai seorang pria yang beruntung. Nasib, sesudah mencibirkan bibir
padanya, kini tersenyum padanya. Tetapi ia sedang tak ingin tersenyum. Rasa
humornya agak tergelitik waktu mengingat kembali wawancaranya dengan Lord
Comelly, bang-sawan kaya yang eksentrik itu.
"Anda MacWhirter" Anda pernah bekerja pada Herbert Clay" Clay mendapat
peringatan pada SIM-nya, hanya karena Anda tak mau mengatakan bahwa ia
mengendarai mobitnya pada kecepatan dua puluh mil sejam waktu itu. Geram sekali
ia! Dia bercerita pada kami pada suatu malam di Savoy. 'Skotlandia kepala batu
sialan!' katanya. Saya berkata pada diri sendiri"itulah orang yang kucari! Orang
yang tidak bisa disuap untuk berbohong. Anda tak perlu berbohong untuk saya.
Saya tidak bekerja dengan cara itu.
Saya berkelana di dunia mencari orang-orang yang jujur"dan memang tak banyak
orang yang benarbenar jujur."
Bangsawan kaya itu tertawa terbahak, wajahnya yang cerdik dan seperti kera itu
berkerut karena ketawanya. MacWhirter berdiri dengan tegak, tidak merasa geli.
Tetapi ia mendapat pekerjaan itu. Pekerjaan yang bagus. Masa depannva kini
terjamin. Dalam waktu satu minggu ia akan meninggalkan Inggris dan pergi ke Amerika
Selatan. Ia tak mengerti mengapa ia memilih melewatkan hari-hari terakhir liburannya di
tempat di mana ia sekarang berada. Tetapi sesuatu telah menariknya ke sini.
Mungkin keinginan untuk mengetes dirinya sendiri"untuk melihat apakah masih ada
sisa-sisa keputusasaan di dalam hatinya.
Mona" Ia hampir tak peduli sekarang. Mona sudah menikah dengan pria lain. Ia
pemah bertemu dengan wanita itu di jalan"-dan tak ada perasaan apa pun. Ia dapat
mengingat perasaan sedih dan pahitnya waktu istrinya meninggalkannya, tetapi itu
semua sudah lalu. Ia terbangun dari lamunannya mendengar suara teman baninya,
Nona Diana Brinton, tiga belas tahun, yang meributkan anjingnya yang basah.
"Oh, jangan dekat-dekat, Don. Jangan dekat-dekat. Menjijikkan, ya" Ia menggeluti
ikan atau sesuatu di pantai sana. Baunya bisa tercium dari jarak bermd-mil.
Ikannya benarbenar sudah busuk, lho."
Hidung MacWhirter membenarkan asumsi ini.
"Di sebuah celah karang," kata Nona Brinton.
"Saya membawanya ke laut dan mencoba mencu-cinya, tapi rupanya itu tak banyak
gunanya." MacWhirter setuju. Don, anjingterrieryang jinak dan bersifat penyayang itu
nampak agak terluka barinya karena melihat temannya tak mau didekati.
"Air laut memang tak baik untuk itu," kata MacWhirter. "Satu-satunya yang bisa
menghi-langkannya adalah air panas dan sabun."
"Saya tahu. Tapi itu tidak mudah di hotel. Kami tak punya kamar mandi pribadi."
Akhirnya, dengan sembunyi-sembunyi, MacWhirter dan Diana menyeret Don masuk
lewat pintu samping ke kamar mandi MacWhirter. Don dimandikan. MacWhirter dan
Diana menjadi sangat basah. Don sangat sedih waktu mereka selesai. Bau sabun
yang menjijikkan itu lagi " baru saja ia menemukan wewangian yang sedap yang
akan membuat anjing lain iri had. Ah, apa boleh buat, manusia itu sama saja
semua"mereka tak punya indria penciuman yang baik.
Kejadian kecil itu telah membuat perasaan MacWhirter sedikit gembira. Ia naik
bis ke Saltington, di mana ia meninggalkan setelan jasnya pada tukang binatu.
Gadis yang bertugas di24-Hour Cleaners itu memandangnya dengan pandangan kosong.
"MacWliirter, kata Anda" Saya kuatir baju Anda belum selesai."
"Seharusnya sudah." Ia dijanjikan bahwa sete-lannya akan siap pada haii
sebelumnya dan bahkan itu berarti 48 jam dan bukannya 24 jam.
Seorang wanita bisa saja mengatakan semua ini. MacWhirter cembeiut "Belum ada
waktu," kata gadis itu dengan senyum tak peduli.
"Omong kosong."
Senyumnya langsung lenyap. Ia berkata dengan ketus.
"Pokoknya belum selesai," katanya.
"Kalau begitu biar saya ambil seperti apa adanya," kata MacWliirter.
"Sama sekali belum diapa-apakan," gadis itu memperingatkan.
"Biar saya ambil."
"Saya kira kami bisa menyelesaikannya besok "sebagai pelayanan khusus."
"Saya tak biasa minta dilayani secara khusus. Harap berikan setelan itu pada
saya." Dengan muka cemberut, gadis itu masuk ke ruang beiakang.
Ia kembali dengan sebuah bungkusan yang nampak dilakukan dengan sembarangan saja
dan mendorongnya ke meja.
MacWhirter mengambilnya dan berjalan ke Iuar.
Ia merasa, secara tak masuk akal, seperti ia baru saja memperoleh sebuah
kemenangan. Sebetulnya itu hanya berarti bahwa ia harus membawa setelan itu ke tempat binatu
yang lain! Ia melemparkan bungkusannya ke tempat tidurnya waktu ia sampai di kamar hotelnya
dan memandangnya dengan kesal. Mungkin ia bisa meminta orang hotel untuk
membersihkan dan menyetrikanya. Toll baiunva tak terlalu kotor "mungkin masih
belum perlu dicuci" Ia membuka bungkusan itu dan benarbenar merasa iengkel. 24-Hour Cleaners itu
memang tidak beres. Ini bukan setelan jasnya. Bahkan warnanya pun tidak sama!
Yang ditinggalkannya di sana itu berwarna biru tua. Orang-orang yang tidak becus
dan kurang ajar. Ia melihat sepintas lalu ke labelnya. Memang nama yang tercantum di situ betul
MacWhirter. Ada MacWhirter lain" Atau kekeliruan yang bodoh dalam menaruh
labelnya. Dipandanginya lagi tumpukan itu dengan kesal. Tiba-riba ia mencium bau sesuatu.
Ia kenai bau itu "bau yang tak enak... yang ada hubungannya dengan seekor anjing.
Ya, betul. Diana dan anjingnya. Bau ikan busuk yang amat menusuk!
Ia membungkuk dan memeriksa setelan itu. Itu dia, sebuah noda pada bahu jasnya.
Padababumz. Wah, pikir MacWhirter, ini benarbenar aneh....
Pokoknya, besok, ia akan mengumpat-umpat
gadis di 24-Hout Cleaners itu. Manajemen yang
kacau! Sesudahmakan malam ia tjerjalan keluar dari hotel menuju ke ferry. Malam itu
langit sangat bersih, tak berawan, tetapi udara sangat dingin menusuk. Musim
panas telah berlalu. MacWhirter menyeberang dengan ferry ke sisi Saltcreek. Ini adalah kedua kalinya
ia mengunjungi Stark Head. Tempat ini punva daya tarik tersendiri untuknya. Ia
bet jalan perlahan, mendaki bukit, melewati Hotel Balmoral Court, lalu melewati
sebuah rumah besar yang terletak di ujung sebuah karang. Gull's Point"ia membaca
namanya yang tertulis pada pintu yang dicat itu. Ah, ya, itulah rumah tempat
terbunuhnya si nyonya tua itu. Kejadian itu banyak dibicarakan orang di hotel;
pelayan kamar hotelnya memaksanya mendengar ceritanya tentang itu, dan surat
kabar mengutamakan bertta tentang itu, yang justru sangat menjengkelkan
MacWliirter, yang memildi membaca tentang beritaberita dunia dan yang tidak
tertarik kepada kriminalitas.
Ia terus bei jalan, menuruni bukit itu lagi dan mengitari sebuah pantai kecil
dan beberapa pon-dok-pondok nelayan kuno yang sudah dipermo-dern. Lalu berjalan
lagi ke atas sampai ke ujung jalan raya dan perlahan-lahan menyusuri jalan kecil
yang menuju ke Stark Head.
Stark Head kelihatan suram dan seram. MacWhirter berdiri di pinggir karang yang
rerjal itu dan melihat ke lautdi bawahnya. Begitulah juga ia berdiri pada malam
itu. Ia berusaha mengingat kembali perasaan-perasaan yang melandanya pada waktu
itu"keputusasaan, kemarahan, keletihan "keinginan untuk keluar dari semuanya
itu. Tetapi tak ada lagi yang dirasakannya. Sebaliknya, ada perasaan marah yang
dingin. Tersangkut pada pohon itu, diselamarkan oleh penjaga keamanan pantai,
dirawat dan dijaga di rumah sakit seperti seorang anak yang nakal. Rasanya
terhina betul. Mengapa mereka tak bisamembiarkannya sendiri}Ia lebih suka,
sungguh, beribu-ribu kali lebih suka, keluar dari semuanya itu. Ia masih merasa
begitu. Satu-satunya hal yang tak dirasakannya lagi adalah dorongan untuk itu.
Aiangkah sakitnya" waktu itu, setiap kali ia memikirkan Mona! Ia bisa memikirkan
tentang wanita itu dengan penuh ketenangan sekarang. Mona memang seorang wanita
yang agak bodoh. Gampang sekali dipengaruhi oleh siapa pun juga yang mau
menyanjungnya. Cantik, memang. Ya, cantik sekali"tapi tak punya otak. Bukan tipe
wanita yang pernah diimpikannya.
Tetapi itulah kecantikan. Sebuah bayangan samar seorang wanita yang melayang
dalam kekelaman malam, dengan gaun sutra putih yang melambai-lambai di
belakangnya.... Seperti pe~ rahu yang berlayar menembus kabut"antara kelihatan dan tidak"tak
begitu nyata... seperti tidak benarbenar ada.
Lalu, dengan sangat tibatiba, sesuatu yang Iuar biasa terjadi" Dari tengah
kelamnya malam mun-cul sesosok tubuh yang terbang melayang. Satu saat ia ada
diSana,pada saat yang lain ia... sesosok tubuh berwarna putih berlari... berlari...
menuju ke tepi tebing. Sesosok tubuh, cantik dan putus asa, merasa dikejar-kejar dan berlari menuju
kehancuran! Berlari dengan keputusasaan yang teramat sangat. MacWliirter
mengenali keputusasaan itu. Ia tahu apa artinya itu
Dengan cepat ia berlari keluar dari bayang-bayang malam dan menangkap wanita itu
tepat pada saat ia akan melompati tepi tebing!
MacWhirter membentak, "Tidak, jangan..."
Rasanya seperti memegangi seekor burung. Wanita itu meronta"meronta dengan diam,
lalu, masih seperti seekor burung, tibatiba ia terpaku.
MacWhirter berkata cepat,
"jangan lemparkan dirimu! Tak ada sesuatu
pun yang seberharga itu.Tidak sesuatu pun\
Walaupun kau merana setengah mati "
Wanita itu mendesah. Kedengaian samar seperti teitawa.
MacWhirter berkata dengan tajam,
"Anda tidak merana" Kalau begitu, mengapa?"
Wanita itu menjawab dengan suara yang berde-sah perlahan, "Takut."
"Takut?" Ia begitu heran hingga ia melepaskan pegangannya pada wanita itu, lalu
mundur selang-kah untuk bisa memandangnya dengan lebih jelas.
Lalu disadarinya kebenaran katakata wanita itu. Memang benar ketakutanlah yang
telah mendorong langkah-langkahnya itu. Ketakutanlah yang telah membuat wajah
kecil yang cerdas itu nampak kosong dan tolol. Ketakutanlah yang membuat kedua
mata itu makin lebar. Ia berkata dengan tak mengerti,
"Apa yang Andatakutkan?"
Wanita itu menjawab sangat perlahan, hampir tak terdengar.
"Saya takut digantung."
Ya, ia cuma mengatakan itu. MacWhirter memandang dan memandang. Ia memandang dan
wanita itu ke pinggir tebing.
"Jadi itulah sebabnya?"
"Ya. KematianVangcepat, daripada..." Ia memejamkan matanya dan menggigil. Dan ia
terus menggigil. MacWhirtei sedang berusaha merangkai-rang-kai peristiwa itu secara logis di
dalam pikirannya. Akhirnya ia berkata, "Lady Tressilian" Nyonya tua yang terbunuh itu." Lalu, ia berkata dengan
menuduh, "Anda pasti Nyonya Strange"Nyonya Strange yang pertama."
Masih menggigil, wanita itu menganggukkan kepalanya.
MacWhirter terus berbicara, perlahan-lahan dan hati-hati, berusaha mengingat
semua yang didengarnya. Desas-desus telah bertemu dengan kenyataan.
"Mereka menahan suami Anda..., betul" Ada banyak bukti yang memberatkannya"lalu
me-reka mendapatkan bahwa semua bukti itu sengaja dihuat oleh seseorang...."
Ia berhenti dan melihat wanita itu. Wanita itu tak lagi menggigil. Ia hanya
berdiri memandang MacWhirter seperti seorang anak yang patuh.
MacWhirter sangat tersentuh hatmya melihat sikapnya itu.
Ia terus berbicara, "Begitu. Ya, jadi begitulah duduk perkaranya....
Ia meninggalkan Anda dengan wamca lain,
bukan" Dan Anda mencintainya. Itulah sebabnya?"
la tak meneruskan kalimatnya. Ia berkata,
"Saya mengerti. Istri saya meninggalkan saya
dengan pria Iain " Wanita itu merentangkan tangannva dengan cepat. Ia mulai berbicara dengan sangat
tergagap, tak terkendali,
"B-b-bukan... b-b-bukan b-begitu. S-sama se-kali bukan." MacWhirter memotongnva
cepat. Suaranya tegas dan berwibawa.
"Pulanglah!Anda tak perlu takut lagi.Anda dengar"Sayaakan mengurus hingga Anda
tak digantung!" XV Mary Aldinsedang berbaring di sofa di ruang tamu. Kepalanya pening dan seluruh
tubuhnya terasa capek. Sidang pemeriksaan telah dilakukan sehari sebelunpnya, dan setelah pembuktian
identifikasi secara formal dilaksanakan, sidang ditunda selama satu minggu.
Pemakaman Lady Tressilian akan dilakukan keesokan harinya. Audrey dan Kay telah
pergi ke Saltington dengan mobil untuk mencari gaun liitam. Ted Larimer pergi
dengan mereka. Nevile dan Thomas Royde pergi berjalan-jalan.
Jadi kecuali para pelayan, Mary sendirian saja di rumah.
Inspektur Battle dan Inspektur Leach tidak datang hari ini, dan itu, sangat
melegakan. Bagi Mary, dengan keddakhadiran mereka rasanya sebuah bayang-bayang hitam telah
tersingkir. Mereka memang sangat sopan, bahkan cukup ramah; tetapi
pertanyaanpertanvaan yang tak henti-hentinya itu"keterangan-keterangan yang
dikorek, ditapis, disaring"benarbenar menegangkan saraf. Pada saat ini,
Inspektur berwajah seperti pahatan kayu itu pasti sudah mengetahui setiap
kejadian, setiap kata, bahkan setiap gerakan, yang terjadi dalam jangka waktu
sepuluh hari yang telah lewat.
Sekarang, dengan kepergian mereka, ada ketenangan. Mary membiarkan dirinya
bersantai. Ia ingin melupakan semuanya"semuanya. Ia cuma ingin membaringkan
badannya dan berisrirahat.
"Maaf, Madam." Hurstall berada di pintu, melihat dengan perasaan tak enak karena mengganggu.
"Ya, Hurstall?"
"Ada seorang tuan yang ingin bertemu dengan Anda. Saya telah mempersilakannya
masuk ke ruang kerja."
Mary menatap Hurstall dengan heran dan sedikit kesal.
"Siapa?" "Ia mengatakan bahwa namanya adalah MacWhirter, Nona."
"Sava belum pernah mendengar nama itu."
"Memang belum, Nona."
"Ia pasti seorang wartawan. Mestinya kau tak membiarkannya masuk, Hurstall."
Hurstall batuk-batuk. "Saya rasa ia bukan seorang wartawan, Nona. Saya rasa ia teman Nona Audrey."
"O, kalau begitu tak apa."
Mary merapikan rambutnya^lalu berjalan de-ngan tak bersemangat ke ruang kerja.
Waktu pna ringgi yang berdiri di dekat jendela itu membalikkan badannya, ia agak
heran. Pria itu sama sekali tak kelihatan seperti teman Audrey.
Walaupun demikian, ia berkata dengan ramah,
"Saya menyesal Nyonya Strange tidak ada di rumah. Anda ingin menemuinya?"
Pria itu memandangnya seperti mempertimbangkan sesuatu, lalu berkata, "Anda
pasti Nona Aldin?" "Ya." "Saya rasa Anda juga bisa membantu saya. Saya mencari tali." , "Tali?"
"Ya, tali. Di mana biasanya Anda menyimpan tali?"
Mary merasa seperti setengah terhipnotis setelah itu. Kalau orang aneh ini
memberikan penjelasan, mungkin ia bahkan akan menolak membantunya. Namun Andrew
MacWhirter, karena merasa
tak dapat memberikan penjelasan yang dapat diterima, dengan bijak memutuskan
untuk tidak mencoba menjelaskan. Ia hanya mengatakan apa yang diinginkannya.
Mary mendapatkan dirinya, seperti setengah linglung, mengajak MacWhirter mencari
tali. "Tali macam apa?" tanyanya.
Dan pria itu men(awab, "Tali apa saja."
Mary berkata ragu,
Menuju Titik Nol Towards Zero Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mungkin di gudang penyimpan pot-pot...."
"Bisakah kita ke sana?"
Ia menunjukkan jalannya. Ada berbagai tali kecil di situ, tetapi MacWhirter
menggelengkan kepalanya. Ia mencari tali "sebuah gulungan tarn-bang yang cukup
besan. "Mungkin di ruang penyimpan peti-peti," kata Mary ragu.
"Ya, mungkin di situ."
Mereka masuk ke dalam dan naik ke atas. Mary membuka pintu ruang penyimpan peti.
MacWhirter berdiri di pintu masuk dan melihat ke dalam. Ia menarik napas panjang
yang menunjukkan rasa puas.
"Itu dia," katanya.
Di dekat pintu terdapat sebuah gulungan besar tambang yang terletak di atas
sebuah peti, bersama dengan sebuah alat pancing tua dan beberapa bantal yang
sudah dimakan ngengat. MacWhirter menyentuh lengan Mary dengan tangannya dan
dengan lembut mendorongnya ke depan hingga mereka berdiri sangat dekat,
memandangi gulungan tali itu. Ia menyentuh tali itu dan berkata,
"Saya mau Anda mengingat ini, Nona Aldin. Anda melihat bahwa semua yang ada di
sini tertutup debu.Tak ada debu pada tambang ini.Peganglah."
Mary berkata, "Terasa agak lembab," dengan suara yang menunjukkan rasa heran. "Memang."
MacWliirter membalikkan badannya untuk ke-luar lagi.
"Tetapi tambangnya" Saya kira Anda memerlukannya?" kata Mary heran. MacWhirter
tersenyum. "Saya cuma ingin tahu apakah itu ada di situ. Itu saja. Mungkin Anda tak
keberatan mengunci pintu ini, Nona Aldin"dan menyimpan kuncinya" Ya. Saya akan
merasa berterima kasih kalau Anda menyerahkan kuncinya kepada Inspektur Battle
atau Inspektur Leach. Itu yang paling aman."
Waktu mereka berjalan ke bawah, Mary memaksa pikirannya untuk bekerja. Setelah
mereka tiba di ruang depan, ia berkata, 'Tapi sungguh saya tak mengerti...."
MacWhirter berkata dengan tegas, "Anda tak perlu mengerti." Ia menjabat tangan
Mary dengan sangat ramah. "Saya sangat berterima kasih atas kerja sama Anda."
Lalu ia langsung berjalan keluar melalui pintu depan. Mary bertanya pada dirinya
sendiri, mungkinkah ia sedang bermimpi!
Tak lama sesudah itu Nevile dan Tliomas masuk ke dalam rumah dan sebentar
kemudian mobil yang membawa orang-orang yang lain itu kembali. Mary Aldin merasa
iri pada Kay dan Ted yang kelihatan begitu gembira. Mereka tertawa dan bergurau
bersama. Yah, mengapa tidak, pikir Mary. Camilla Tressilian tak berarti apa-apa
untuk Kay. Semua kejadian tragis ini terlalu berat untuk orang mudaceriaseperti
dia. Mereka baru saja 'selesai makan siang waktu polisi datang. Ada nada takut dalam
suara Hurstall waktu ia memberitahukan bahwa Inspektur Batde dan Inspektur Leach
ada di ruang duduk. Suara Inspektur Battle cukup riang waktu ia nienyalami m*"eka semua.
"Saya harap saya tak mengganggu Anda se-mua," katanya dengan nada minta maaf.
"Tetapi ada satu dua hal yang perlu saya ketahui. Sarung tangan ini, misalnya,
milik siapakah ini?"
Ia mengulurkan sarung tangan itu dengan tangannya; sebuah sarung tangan kecil
dari kuht kambing berwarna kuning.
Ia berkata pada Audrey. "Punya Anda-kah ini, Nyonya Strange?"
Ia menggelengkan kepalanya.
'Tidak"bukan punya saya."
"Nona Aldin?" "Saya kira bukan. Saya tak punya yang warna -nya begitu."
"Boleh saya lihat?" Kay mem ngannya. "Bukan."
"Mungkin Anda bisa mencobanya."
Kay mencoba, tetapi sarung tangan itu terlalu kecil.
"Nona Aldin?" Giliran Mary untuk mencoba.
'Terlalu kecil untuk Anda juga," kata Battle. Ia melihat kembali pada Audrey.
"Saya rasa ini pas di tangan Anda. Tangan Anda lebih kecil dari wanita-wanita
yang lain." Audrey mengambilnya dan memasukkan ta-ngan kanannya ke dalamnya.
Nevile Strange berkata tajam,
Ta sudah mengatakan pada Anda, Battle, bahwa itu bukan sarung tangannya."
"Ah, ya," kata Battle, "mungkin ia salah. Atau lupa."
Audrey berkata, "Mungkin punya saya"sa-rung tangan memang mirip sekali satu sama
Iain, bukan?" Battle berkata, "Bagaimanapun juga, itu ditemukan di depan jendela Anda, Nyonya Strange,
diselipkan ke dalam tanaman rambat"bersama dengan pasang-annya."
Semua diam sejenak. Audrey membuka mulutnya untuk berbicara, lalu menutupnya
lagi. Matanya tertunduk di bawah tatapan Inspektur Battle yang tajam.
Nevile melompat ke depan. Begini, Inspektur...." "Mungkin kami bisa berbicara
dengan Anda, Tuan Strange, sendiri?" kata Battle dengan wajah serius.
'Tentu saja, Inspektur. Mari kita ke ruang perpustakaan."
Ia berjalan dan kedua perwira polisi itu mengikutinya.
Segera setelah pintu tertutup, Nevile berkata dengan tajam, "Apa-apaan cerita
gila tentang sarung tangan di depan jendela istn saya?"
Battle berkata perlahan, "Tuan Strange, kami menemukan hal-hal yang aneh di rumah ini."
Nevile cemberut. "Aneh" Apa yang Anda maksudkan dengan aneh?"
"Saya akan tunjukkan pada Anda."
Dengan anggukan Battle, Leach keluar dari ruangan dan kembali dengan membawa
sebuah benda aneh. Batde berkata, "Seperti Anda lihat, Tuan, ini adalah sebuah bola baja yang diambil dari pagar
perapian model Victoria"sebuah bola baja yang berat. Sebuah raket tenis di
gergaji kepalanya dan bola baja itu disekrupkan pada gagang raket itu." la
berhenti berbicara sebentar.
"Saya kira tak bisa diragukan lagi inilah yang dipakai untuk membunuh Lady
Tressilian." "Gila!" kata Nevile dengan bergidik. "Tetapi di mana Anda menemukan "benda vang
mengerikan ini?" "Bola baja itu telah dibeisihkan dan dikembah-kan ke pagar perapian itu. Akan
tetapi, pembunuhnya teledor dan tak membersihkan sekrupnya. Kami menemukan noda
darah di situ. Demikian juga gagang dan kepala raketnva disambung kembali dengan
plester. Lalu ditaruh begitu saja di lemari di bawah tangga dan mungkin saja tak akan
terlihat di antara begitu banyak raket lain kalau saja kami kebetulan tak sedang
mencari benda seperti itu."
"Cerdik sekali Anda, Inspektur."
"Cuma rutin saja."
'Tak ada sidik jari, saya rasa, ya?"
"Raket itu, dilihat dan beratnya, saya rasa milik Nyonya Kay Strange, dan telah
dipergunakan olehnya dan oleh Anda juga dan sidiksidik jari Anda berdua ada di
situ.Tetapi ada tanda-tanda yang tak bisa diragukan lagi bahwa seseorang yang
memakai sarung tangan mempergunakannya setelah Anda berdua.Hanya ada satu sidik
jari lain tertinggal di situ, karena kurang hati-hati, saya kira. Itu terdapat
pada plester yang dipakai untuk menyambung raket itu kembali. Sementara ini saya
tak akan menyebutkan sidik jari siapa itu. Ada hal-hal lain yang perlu saya
sebutkan terlebih dahulu."
Battle berhenti berbicara sebentar, lalu berkata, "Saya ingin Anda berjaga-jaga
supaya tidakkaget, Tuan Strange. Dan pertama-tama saya ingin menanyakan sesuatu
pada Anda. Pastikah Anda bahwa pertemuan di sini ini gagasan Anda sendiri dan bukan
disarankan pada Anda oleh Nyonya Audrey Strange, sebenarnya?"
"Audrey tidak melakukan itu. Audrey..."
Pintu terbuka dan Tliomas Royde masuk.
"Maaf saya mengganggu," katanya, "tetapi saya rasa saya ingin hadir di sini."
Nevile menunjukkan muka tak senang karena diganggu.
"Kalau kau tak keberatan, Kawan, ini soal pribadi."
"Maaf saja, tapi aku tak peduli tentang itu. Soalnya, aku dengar sebuah nama
disebut dari Iuar tadi." Ia berhenti sebentar. "Nama Audrey."
"Dan apa hubungan nama Audrey dengan kau?" tanya Nevile dengan kasar, tekanan
darahnya naik. "Dan apa hubungannya dengan kau kalau dipikir" Aku belum mengatakannya dengan
pasti pada Audrey, tetapi aku datang kemari dengan maksud memintanya menikah
denganku, dan kukira ia tahu. Lagi pula, aku memang benarbenar ingin
menikahinya." Inspektur Battle batuk-batuk. Nevile berpaling padanya dengan kaget.
"Maaf, Inspektur, gangguan ini..."
Battle berkata. "Bagi sava tak apa-apa, Tuan Strange. Ada satu hal lagi yang perlu saya tanyakan
pada Anda. Jas iru tua yang Anda pakai pada makan malam pada hari pembunuhan itu terjadi; ada
beberapa helai rambut berwarna pirang di balik kerahnya dan pada kedua-bahunya.
Tahukah Anda bagaimana rambui-rambut itu sampai ke situ?" "Saya kira itu rambut
saya sendiri." "Oh, bukan, itu bukan rambut Anda, Tuan. Itu rambut seorang
wanita, dan juga ada rambut-rambut merah di lengannya."
"Saya rasa itu kepunyaan istri saya "Kay. Yang lain itu, Anda pikir punya
Audrey" Bisa juga. Kancing manset saya terkait pada rambutnya pada suatu malam di teras,
saya ingat." "Dalam hal itu," gumam Inspektur Leach, "rambut pirang itu akan berada pada
manset." "Apa sebetulnya yang mau Anda katakan?" jerit Nevile.
"Ada bekas-bekas bedak juga, di sebelah dalam kcralv jasnya," kata Battle.
"Primavera Narurelle No.1" bedak yang sangat wangi dan mahal"teta-pi tak ada
gunanya mengatakan bahwa Anda memakai bedak itu, Tuan Strange, karena saya tak
akan mempercayai Anda. Dan Nyonya Kay-Strange memakai Orchid Sun Kiss. Nyonya
Audrey Strange memang memakai Primavera Naturelle1."
"Apa yang mau Anda katakan?" ulang Nevile. Battle menjuiurkan badannya ke depan.
"Yang hendak saya katakui adalah"pada satu saatNyonya Audrey Strange memakai jas
itu.Itu adalah satu-satunya cara yang masuk akal bagaimana rambut dan bedak itu
bisa terdapat di situ. Lalu. Anda sudali melihat sarung tangan yang saya
keluarkan tadi" Itu juga sarung tangannya. Itu tadi yang kanan,ini yang
kirinya...."Ia mengeiuarkan benda itu dari sakunya dan meletakkannya di meja.
Sarung tangan itu kusut dan penuh dengan noda-noda berwarna kecoklatan.
Nevile berkata dengan suara yang mengandung nada takut, "Apa itu?"
"Darah, Tuan Strange," kata Battle tegas. "Dan Anda catat ini dalam ingatan
Anda; ini tangankirmya.Nah, Nyonya Audrey Strange memang kidal. Saya langsung
melihatnya waktu ia duduk memegang cangkir kopinya di tangan kanan dan
sigaretnya di tangan kiri di meja makan. Juga baki pena di meja tulisnya telah
dipindahkan ke sebelah kiri.
Semuanya cocok. Bola baja dari pagar perapiannya, sarung tangan di Iuar
jendelanya, rambut dan bedak di jas itu. Lady Tressilian dipukul pada pelipis
kanannya"tetapi posisi tempat tidurnya itu memberikan kesulitan pada orang untuk
berdiri di sisinya yang lain.
Jadi, memukul Lady Tressilian dengan tangan kanan akan canggung sekali" tetapi
sangat wajar bagi seseorang yang kidal."
Nevile tertawa mengejek. "Anda mau mengatakan bahwa Audrey-Audreymembuat semua perstapan yang rumit ini
dan memukul seorang wanita tua yang telali dikenalnya bertahun-tahun untuk
memperoleh uang wanita tua itu?"
Battle menggelengkan kepalanya.
"Saya sama sekali tak mengatakan itu. Maaf, Tuari Strange, Anda harus mengerti
duduk persoalannya. Kejahatan ini, dari mula hingga akhirnya, selalu ditujukan
padaAnda.Sejak Anda mentnggalkannya, Audrey Strange selalu memikirkan tentang
kemungkinan-kemungkinan membalas dendam. Pada akhirnya keadaan mentalnya tak
lagi seimbang. Mungkin ia memang tak pernah kuat secara mental. Mungkin, ia
memikirkan untuk membunuh Anda, tetapi itu tak cukup. Ia memikirkan untuk
sedikitnya membuat Anda digantung karena pembunuhan. Ia memilih suatu malam pada
waktu ia tahu bahwa Anda bertengkar dengan Lady Tressilian. Ia mengambil jas
Anda dari kamar Anda dan memakainya waktu ia memukul nyonya tua itu sehingga jas
itu penuh dengan bercak darah. Ia meletakkan tongkat golf Anda di lantai karena
ia tahu bahwa kami akan menemukan sidiksidik jari Anda di situ dan ia
melumasinya dengan darah dan menempelkan rambut pada kepala tongkat golf itu. Ia
jugalah yang mcnanamkan dalam pikiran Anda gagasan untuk datang kemari pada
waktu ia juga ada di sini. Dan yang menyelamatkan Anda adalah satu hal yang tak
bisa diduganya"fakta bahwa Lady Tressilian memanggil Barrett dengan menarik
loncengnya dan bahwa Barrett melihat Anda meninggalkan rumah."
Nevile telah mcmbenamkan mukanya ke dalam tangantangannya. Sekarang ia berkata,
"Itu tidak benar. Itu tidak benar! Audrey tak pernah mendendam pada saya.
Analisa Anda salah seluruhnya. Ia adalah orang yang paling Jujur, paling
lurus"tak ada sedikit pun pikiran jahat dalam hatinya."
Batde menarik napas panjang.
"Bukan urusan saya untuk berdebat dengan Anda, Tuan Strange. Saya hanya mau
memper-siapkan Anda. Saya akan member! tahu Nyonya Strange dan memintanya untuk
lkut dengan saya. Saya membawa surat perintali penahanannya. Anda sebaiknya
mencarikan seorang pengacara untuknya."
"Ini gila. Berul-betul gila."
"Cinta berubah menjadi benci, lebih mudah dari yang Anda kira, Tuan Strange."
"Saya beri tahu Anda lagi, itu tak benar"gila."
Thomas Royde berkata, suaranya perlahan dan enak dtdengar.
"Hentikanlali mengulang-ulang bahwa itu gila, Nevile. Tenangkan dirimu. Tak
kaulihatkah, bahwa satu-satunya yang bisa membantu Audrey sekarang adalah
berhenti berkelakuan seperti ksatria dan menceritakan yang sebenarnya?"
"Yang sebenarnya" Maksudmu..."
"Maksudku, yang sebenarnya tentang Audrey dan Adrian." Royde berpaling pada
perwira-perwira polisi itu. "Begini, Inspektur, fakta-fakta Anda salah. Nevile
tidak meninggalkan Audrey. Audrey-lah yang meninggalkannya, la lari dengan adik
saya Adrian. Lalu Adrian terbunuh dalam kecelakaan mobil. Nevile bertindak
dengan penuh keksatriaan. Ia mengatur agar Audrey menceraikannya dan ia yang
memikul kesalahannya."
"Saya tak mau namanya terserct dalam lum-pur," gumam Nevile dengan cemberut.
"Saya tak tahu bahwa ada orang Iain yang tahu."
"Adrian menyuratiku. Sebelum kecelakaan itu." Tliomas menjelaskan dengan
singkat. Lalu ia mencruskan, 'Tidakkah Anda lihat, Inspektur, ini menggagalkan teori Anda
tentang motifnya! Audrey tak punya alasan untuk membenci Nevile.
Sebahknya,iamempunyai banyak alasan untuk merasa berterima kasih padanya. Nevile
berusaha membuatnya menerima tunjangan uangnya dan ia tak mau. Tentu saja waktu
Nevile memintanya untuk datang dan berkenalan dengan Kay ia merasa tak bisa
menolak." "Anda lihat," Nevile menyambung dengan antusias. "Itu menggagalkan motifnyaThomas betul." Wajah Battle yang seperti pahatan kayu Itu tak berubah.
"Motif memang satu hal," katanya. "Mungkin saya salah tentang itu. Tetapi faktafakta lain lagi. Semua fakta menunjukkan bahwa ia bersalah."
Nevile berkata, "Semua fakta menunjukkan bahwasayabersa-lah dua hari yang lalu!"
Battle nampak agak tercengang.
"Itu betul sekali. Tetapi, cobaiah pikir, Tuan Strange, tentang apa yang Anda
ingtnkan untuksaya percayai. Anda minta saya percaya bahwa ada orang yang
membenci Anda berdua"seseorang yang, apabiia rencana yang dibuatnyaatasAnda
gagal, telah membentuk jalur kedua yang mengarah pada Audrey Strange. Nah,
menurut Anda, apakah ada orang yang membenci baik Anda,maupunistri pertama
Anda?" Nevile membenamkan kepalanya lagi ke dalam kedua tangannya.
"Kalau Anda mengatakannya seperti itu, kedengarannya tak masuk akal!"
"Karena itu memang tak masuk akal. Saya harus bekerja berdasarkan fakta. Kalau
Nyonya Strange punya penjelasan?"
"Kalau saya punya penjelasan?" tanya Nevile.
"Tak ada gunanya, Tuan Strange. Saya harus melaksanakan tugas saya."
Battle berdiri dengan cepat. Ia dan Leach berjalan terlebih dahulu keluar dari
ruangan. Nevile dan Royde menyusul di belakangnya.
Mereka berjalan menuju ruang duduk. Di situ mereka berhenti.
Menuju Titik Nol Towards Zero Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Audrey Strange berdiri. Ia berjalan menemui mereka. Ia memandang lurus pada
Battle, bibirnya sedikit terbuka hampir seperti tersenyum.
Ia berkata perlahan, "Anda mau bertemu dengan saya, bukan?"
Sikap Battle menjadi sangat resmi.
"Nyonya Strange, saya membawa surat perintah penahanan Anda dengan tuduhan
membunuh Camilla Tressilian pada hari Senin, 12 September.
Saya harus memperingatkan Anda bahwa apa saja yang Anda katakan akan dicatat dan
bisa digunakan sebagai bukti dalam pengadilan Anda."
Audrey menarik napas panjang. Wajahnya yang kecil dengan garis-garis yang bersth
dan jelas itu kelihatan sangat damai dan suci seperti ukiran porselen.
"Lega benar rasanya. Saya senang ini sudah "selesai!"
Nevile melompat ke depan.
"Audrey"jangan berkata apa-apa"jangan berbicara sama sekali."
Audrey tersenyum pada Nevile.
"Mengapa, Nevile" Semuanya benar"dan aku begitu capek."
Leach menarik napas dalam-dalam. Yah, begitulah. Gila, tentu saja, tapi itu akan
memudahkan semuanya! Ia heran melihat pamannya. Pria yang lebih tua itu seperti
melihat hantu. Ia menatap wanita malang yang giia itu seakan tak bisa
mempercayai pengiihatannya sendiri. Ah, yah, kasus ini memang sangat menarik,
pikir Leach lagi. Lalu, seperti sebuah antiklimaks yaog aneh, Hurstall membuka pinru ruang duduk
dan mengumumkan, "Tuan MacWhirter."
MacWhirter berjalan masuk dengan langkah-langkah pasti. Ia langsung menemui
Battle. "Apakah Anda perwira polisi yang menangani kasus Lady Tressilian?"
'Betul. "Kalau begitu, saya ingin membuat sebuah pernyataan yang penting. Saya menyesal
tidak datang sebelumnya, tetapi saya baru saja sadar akan pentingnya sebuah
kejadian yang kebetulan saya lihat pada malam hari Senin yang lalu." Ia melihat
dengan cepat ke seluruh ruangan. "Apa-kah. saya bisa berbicara dengan Anda di
suatu tempat?" Battle berpaling pada Leach.
"Kau tinggal di sini dengan Nyonya Strange?"
Leach berkata dengan resmi,
"Baik, Pak." Lalu ia memiringkan badannya ke depan dan berbisik pada telinga pria yang lain
itu. Battle berpaling pada "yJacWhirter. "Mari ikut saya."
Ia berjalan menuju ruang perpustakaan.
"Nah, ada apa ini" Kawan sekerja saya mengatakan bahwa ia pernah melihat Anda"
pada mu-simdingin yang lalu?"
"Betul sekali," kata MacWhirter. "Usaha bu-nuh diri. Itu sebagian dari cerita
saya." "Teruskan, Tuan MacWhirter."
"Pada musim dingin yang lalu saya mencoba bunuh diri dengan melemparkan diri
saya sendiri dari Stark Head. Kini, entail bagaimana, saya ingin mengunjungi
tempat itu lagi. Saya berjalan naik ke sana pada hari Senin malam. Saya berdiri di situ untuk
beberapa waktu lamanya. Saya memandang laut di bawah dan ke seberang, ke
Easterhead Bay, lalu saya melihat ke sebelah kiri saya. Dengan kata lain, saya
melihat ke seberang, ke arali rumah ini. Saya bisa melihatnya dengan jelas di
bawah cahaya bulan."
"Ya." "Sampai hari ini, saya tidak menyadarj bahwaitulah malam pada waktu pembunuhan
itu dilakukan." Ia menjulurkan badannya ke depan. "Biar saya ceritakan pada Anda, apa yang saya
lihat." XVI Sebetulnyahanya kurang lebih lima menit saja sebelum Battle kembali lagi ke
ruang duduk, tetapi untuk orang-orang lain yang berada di situ rasanya jauh
lebih lama. Kay tibatiba saja kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. Ia berteriak pada
Audrey, "Aku tahu bahwa itu kau. Aku selalu tahu itu
kau. Aku sudah tahu bahwa kau sedang merencanakan
sesuatu " Mary Aldin memotong, "Kay, hentikan."
Nevile berkata tajam, "Tutup mulutmu, Kay, demi Tulian."
Ted Latimer mendekati Kay, yang sudah mulai menangis.
"Tahanlah dirimu," katanya dengan manis. Ia berkata pada Nevile dengan marah,
"Kau rupanya tak menyadari bahwa Kay sangat tertekan! Mengapa kau tak
mengutusinya sedikit, Strange?"
"Aku tak apa-apa," kata Kay.
"Biar aku bawa kau pergi dari mereka semua itu!" kata Ted.
Inspektur Leacli berdehem. Ia tahu bahwa pada saatsaat seperti ini banyak
katakata yang dikeluarkan secara sembrono. Payahnya, katakata itu biasanya
diingat pada saatsaat yang tak menguntungkan.
Battle kembali ke dalam ruangan. Wajahnya tetap tanpa ekspresi.
Ia berkata, "Anda bisa mengepak sedikit pakaian, Nyonya Strange" Maaf, tetapi
Inspektur Leach harus ikut dengan Anda ke atas."
Maty Aldin berkata, "Saya akan ikut juga."
Pada waktu kedua wanita itu sudah meninggalkan ruangan bersama Inspektur Leach,
Nevile berkata dengan cemas,
"Apa yang diinginkan orang itu?"
Battle berkata perlahan, "Tuan MacWhirter menceritakan sesuatu yang sangat aneh."
"Apakah itu membantu Audrey" Apakah Anda masih bersikeras untuk menabannya?"
"Saya sudah katakan kepada Anda, Tuan Strange. Saya harus melaksanakan tugas
saya." Nevile berpaling ke arah lain, keingintahuannya hilang sudah.
Ia berkata, "Saya rasa sebaiknya sava menelepon Trelawny."
"Tak periu tergesa-gesa untuk itu, Tuan Strange. Ada sebuah eksperimen yang
ingin saya buat terlebih dahulu karena pemyataan Tuan MacWhirter. Biar saya
tunggu sampai Nyonya Strange sudah berangkat."
Audrey menuruni tangga, Inspektur Leach berjalan di sebelahnya. Wajahnya masih
tetap tenang, menerawang.
Nevile datang mendekatinya, tangantangannya direntangkan.
"Audrey..." Wajah Audreyyang pucat itu memandang cepat padanya. Ia berkata, "Tak apa,
Nevile. Aku tak keberatan. Aku sama sekali tak keberatan."
Thomas Royde berdiri di pintu depan, seakan hendak menutup jalan keluar itu.
Sebuah senyum samar terbentukdibibir Audrey.
"Thomas yang lurus," gumamnya. Tliomas bergumam,
"Kalau ada sesuatu yang bisa kulakukan...."
"Tak seorang pun bisa melakukan sesuatu," kata Audrey.
Ia berjalan keluar dengan kepala tegak. Sebuah mobil polisi sedang
menunggudiIuar dengan Sersan Jones di dalamnya. Audrey dan Leach masuk.
Ted Larimer bergumam dengan nada terkesan,
"Gaya yang indah!" '
Nevile melihat padanya dengan marah. Inspektur Battle dengan tangkas mcmisahkan
keduanya dan berkata dengan suaranya yang enak didengar, "Seperd yang saya
katakan, saya harus membuat sebuah eksperimen. Tuan MacWhirter se-dang menunggu
di ferry. Kita bergabung dengan dia dalam waktu sepuluh menit. Kita akan kc Iuar
dengan perahu motor, jadi para wanita sebaiknya berpakaian cukup hangat.
Dalam waktu sepuluh menit, ya."
Battle bagai seorang manajer panggung, yang sedang mengatur sekelompok pemain di
panggung. Ia tak mempedulikan wajah mereka yang kehcranan.
Satu atau dua kali, pertanyaanpertanyaan mu-lai dilontarkan, tetapi setiap kali
Inspektur Battle mengangkat tangannya yang besar, menandakan bahwa waktunya
belum tiba. Dengan demikian kesunyian hanya dipecahkan oleh desiran air. Kay dan
Ted berdiri berdekatan, memandang ke air. Nevile duduk dengan merosot, kakikakinya menjulur ke depan. Maiy Aldin dan Thomas duduk di haluan. Dari waktu ke
waktu pandangan mereka tertuju pada pria asing yang tinggi itu, MacWhirter, yang
duduk di buritan. Ia tidak memandang siapa pun, melainkan duduk membelakangi
yang lain, kedua bahunya menonjol ke atas.
Baru waktu mereka tiba di bawah bayang-bayang Stark Head, Battle mematikan motor
perahu dan memulai bicaranya.
Ia berbicara tanpa rasa canggung dan dengan nada seperti orang yang sedang
berpikir. "Kasus ini adalah sebuah kasus yang sangat aneh"satu dari kasus-kasus yang
paling aneh yang pernah saya temui, dan saya ingin mengatakan sesuatu tentang
pembunuhan secara umum. Yang saya ingin katakan ini bukan buah pikiran
orisinal"sebenarnya saya mendengar Tuan Daniels, Pengacara Agung, mengatakan
sesuatu seperti itu, dan mungkin saja ia juga mendengamya dari orang lain.
"Begini! Kalau Anda membaca tentang sebuah pembunuhan"atau katakan saja, sebuah
cerita khayal tentang pembunuhan, biasanya Anda mu-lai dengan pembunuhnya itu
sendiri. Itu semua salah. Pembunuhan itu sudah adalama sebelumnya.Sebuah
pembunuhan adalah puncak dari berbagai keadaan yang berbeda, yang diatur agar
semuanya bertemu pada suatu saat tertentu, di suatu titik tertentu. Orang dibawa
ke situ dari berbagai tempat di dunia ini dengan alasan-alasan yang tak terduga
sebelumnya. Tuan Royde ada di sini dari Malaya. Tuan MacWhirter ada di sini karena ia ingin
mengunjungi lagi tempat di mana ia pemah berusaha bunuh diri pada suatu waktu di
masa lalu. Pembunuhan itu sendiri adalahakbirdari ceritanya. Itu adalah Titik
Nol-nya." Ia berhenti sebentar. "Sekarang kita berada di Titik Nol."
Limawajah berpaling kepadanya"hanya lima, karena MacWhirter tidak memalingkan
kepalanya. Lima wajah yang memandang dengan tak mengerti.
Mary Aldin berkata, "Maksud Anda, kemanan Lady Tressilian ada-lah puncak dari sebuah deretan panjang
berbagai keadaan?" "Tidak, Nona Aldin, bukan kematian Lady Tressilian. Kematian Lady Tressilian
kecil artinya dibandingkan dengan tujuan pokok pembunuhnya. Pembunuhan yang saya
maksudkan adalahpembunuhan Audrey Strange."
Ia mendengarkan suarasuara tarikan napas yang tajam. Ia bertanya dalam hati
apakalse-seorang, tibatiba, merasa takut. .
"Kejahatan ini sudah cukup lama direncanakan" barangkah sejak musim dingin yang
lalu. Dan direncanakan sampai detil yang sekecil-kecilnya. Tujuannya cuma satu,
yaitu bahwa Audrey Strange harus digantung sampai mati....
"Orang yang merencanakannya dengan licik itu merasa dirinya sangat pandai. Para
pembunuh biasanya memang congkak. Mula-mula semua bukti memberatkan Nevile
Strange, bukti yang dangkai dan tidak memuaskan itu, yang memang dimaksudkan
oleh perencananya untuk akhirnya dilihat oleh polisi. Setelah menemukan
serangkaian bukti palsu, pembunuh itu berpikir, tak mungkin polisi akan menduga
lagi bahwarangkaian bukti yang kedua pun juga bukti-bukti paten.Dan toh, kalau
benarbenar Anda perhatikan, semua bukti terhadap Audrey Strange itubisa
dipalsukan.Senjata yang diambil dari tempat perapiannya, sarung-sarung
tangannya"sarung tangan kirinya dtbasuh dengan darah"disembunyikan dalam tanaman
rambat di Iuar jendelanya.
Bedak yang dipakainya dtpupurkan pada sebelah dalam kerah jas, dan beberapa
iembar rambut dilekatkan di sana juga. Sidik jarinya sendiri, terdapat dengan
wajar pada segulung plester yang diambil dari kamarnya. Sampai pada jenis
pukulan tangan kidalnya. "Lalu akhirnya bukti terakhir yang mencelaka-kan yang datang dari Nyonya Strange
sendiri "saya rasa tak ada seorang pun di antara Anda semua (kecuaji orang
yangtahu)bisa percaya bahwa ia tak bersalah setelah melihat kelakuannya pada
waktu kami menahannya. Secara praktis ia mengakui kesalahannya, bukan" Saya
sendiri mungkin tak akan percaya akan kebersihannya kalau tidak karena
pengalaman pribadi saya sendiri. Mata saya benarbenar langsung terbuka, pada
waktu saya melihat dan mendengamya"itu karena, saya mengenal seorang gadis Iain
yang melakukan hal yang persis sama"yang mengaku bersalah padahal ia tidak
bersalah "dan Audrey Strange memandang sayadengan pandangan mata gadis yang lain
itu. "Saya harus melakukan tugas saya. Saya tahu itu. Kami, perwira polisi, harus
bertlndak berdasarkan bukti yang ada"tidak berdasarkan apa yang kami rasakan dan
pikirkan. Tetapi saya bisa katakan pada Anda bahwa pada saat itu saya berdoa agar sebuah
keajaiban terjadi"karena saya berpikir bahwa hanya sebuah keajaibanlah yang
dapat membantu nyonya yang malang itu.
"Nah, saya memperoleh keajaiban itu. Bahkan memperalehnya dengan segera!
"Tuan MacWliirter ini, datang dan menuturkan ceritanya."
Ia berhenti sebentar, "Tuan MacWhirter, bisakah Anda mengulangi apa yang Anda ceritakan pada sava di
rumah tadi?" MacWhirter berpaling. Ia berbicara dengan kalimat-kalimat yang pendek dan tajam
serta jelas, yang penuh keyakinan.
Ia menceritakan tentang bagaimana ia ditolong daii tebing di bulan Januari yang
lalu dan tentang kemginannya untuk mengunjungi tempat itu lagi. Ia meneruskan,
"Saya pergi mendaki ke sana pada hari Senin malam. Saya berdiri di situ,
tenggelam dalam pikiran saya sendiri. Saya rasa waktu itu sekitar pukul sebelas.
Saya memandang ke rumah yang ada di seberang"yang saya ketahui sekarang disebut
Gull's Point." Ia berhenti berbicara sebentar lalu meneruskan.
"Ada sebuah tali tergantung dari sebuah jendela di rumah itu dan jatuh ke taut.
Saya melihat seorang pria menaiki tali itu...."
Baru setelah sejenak lamanya kalimat itu nampaknya masuk di kepala mereka. Mary
Aldin berteriak, "Jadibetulorang Iuar" Tak ada hubungannya dengan kami semua. Hanya pencurian
biasa saja!" "Jangan begitu cepat," kata Battle. "Ia memang datang dari seberang sungai. Ya,
karena ia berenang menyeberang. Tetapi seseorang di dalam rumah yang harus
menyiapkan tali itu untuknya; oleh karenanyaorang dalampasti ada hubungannya
dengan itu." Ia meneruskan dengan perlahan.
"Dan kita mengetahui tentang seseorang yang berada diSeberangsungai malam itu"
seseorang yang tak terlihat antara jam sepuluh tiga puluh dan jam sebelas
seperempat dan yang mungkin telah berenang menyeberang dan balik lagi. Seseorang
yang mungkin punya teman di sisi sungai yang ini."
Ia menambahkan, "Bukan begitu, Tuan Latimer?"
Ted mundur satu langkah ke belakang. Ia menjerit nyaring, "Tapi saya tak bisa
berenang! Semua orang tahu saya tak bisa berenang. Kay, katakan pada mereka aku
tak bisa berenang." "Tentu saja Ted tak bisa berenang!" jent Kay.
"Betulkah begitu?" tarn a Battle dengan ramah.
Ia berjalan maju dan led berjalan mundur. iesaat kemudian terlihat gerakangerakan canggung dan terdengar suara ceburan ke dalamair.
"Aduh," kata Inspektur Battle dengan nada kuatir. "Tuan Latimer terjatuh kc
dalam air." Tangannya dengan cepat mencekam lengan Nevde waktu yang belakangan ini bersiap
untuk terjun ke air. "Tidak, tidak, Tuan Strange. Tak perlu membuat diri Anda basah. Dua orang saya
kebetulan ada di sini"mereka sedang memancing di sampan kecil itu." Ia menengok
ke sisi perahu. "Memang betul," katanya dengan penuh perhatian. "Ia tak bisa
berenang. Tapi tak apa. Mereka sudah menolongnya. Saya akan segera minta maaf, tetapi
memang satu-satunya jalan untuk mengetahui bahwa seseorang betul-betul tak dapat
berenang adaiah dengan melemparkannya ke dalam air dan memperhatikannya.
Soalnya, Tuan Strange, saya ingin seteliti mungkin. Saya harus bisa mengesampingkan Tuan Latimer terlebih dahulu. Tuan Royde ini punya lengan yang hampir
lumpuh sebelah, ia tak bisa menaiki tali."
Suara Battle terdengar seperti dengungan.
"Jadi sekarang tinggalAnda,bukan, Tuan Strange" Seorang atlet yang baik, pendaki
gunung, perenang, dan sebagainya. Anda memang betul pergi dengan ferry pada jam
10.30; tetapi tak seorang pun melihat Anda di Hotel Easterhead hingga jam
Menuju Titik Nol Towards Zero Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sebelas seperempat walaupun Anda mengatakan bahwa Anda mencari Tuan Latimer pada
waktu itu." Nevile menarik tangannya dan membuang kepalanya ke belakang sambil tertawa.
"Anda mengatakan bahwasayaberenang menyeberangi sungai dan menaiki tali...."
"Yang sudah Anda siapkan tergantung pada jendela Anda," kata Battle.
"Lalu membunuh Lady Tressilian dan berenang kembali" Mengapa saya harus
melakukan hal yang hebat itu" Dan siapa yang memasang bukti-bukti palsu terhadap
saya itu" Saya rasasayasendiri yang memasangnya terhadap dirisaya sendiri'."
"Betul sekali," kata Battle. "Sebuah gagasan yang cukup pintar."
"Dan mengapa saya mau membunuh Camilla Tressilian?"
"Bukan itu tujuan Anda," kata Batde. "Tetapi Anda bermaksud menggantung wanita
yang telah meninggalkan Anda untuk pergi dengan pria lain. Keadaan mental Anda
memang tak seimbang. Itu sudali sejak Anda masih anak-anak"oh, ya, saya juga
sudah menyelidiki kasus lama tentang busur dan anak panah itu. Siapa pun yang
melukai Anda harus dihukum"dan bagi Anda kematian nampaknya bukan suatu hukuman
yang terlalu berat untuk mereka bayar. Kematian itu sendiri tidak cukup untuk
Audrey"Audrey yang Anda cintai setengah mari"ya, Anda memang mencintainya
sebelum cinta itu berubah menjadi benci. Anda harus mencari bentuk kematian
khusus, bentuk kematian khusus yang lama dan menyiksa. Dan waktu Anda
menemukannya dalam pikiran Anda, fakta bahwa hal itu akan menyebabkan
terbunuhnya seorang wanita yang sudah seperti seorang ibu bagi Anda, tidak
merisaukan Anda sama sekali...."
Nevde berkata, suaranya cukup lembut,
"Semuanva bohong! Bohong semuanya! Sayatidakgila."
Battle berkata dengan gamblang,
"Sebuah tamparan bagi Anda, bukan, waktu ia pergi dan meninggalkan Anda dengan
pria lain" Harga diri Anda terluka! Bagaimanaiabisa meninggalkanAnda'.Anda
mencoba menyelamatkan harga diri Anda dengan mengumumkan pada dunia bahwaAndahhyang meninggalkandiadan Anda mengawini gadis lain yang jatuh cinta pada Anda
hanya supaya orang lebih yakin tentang itu. Tetapi sepanjang waktu pikiran Anda
sibuk membuat rencana untuk membalas dendam pada Audrey. Anda tak bisa lagi
menemukan sesuatu yang lebih buruk dari ini"membuatnya digantung. Sebuah gagasan
yang bagus"sayangnya Anda tak punya otak untuk melaksanakannya dengan lebih
baik!" Bahu-bahu Nevile bergerak-gerak, bergeliut-geliut aneh.
Batde meneruskan, "Kekanak-kanakan"tongkat golf itu! Jejak-jejak kasar yang mengarah pada Anda
sendiri! Audrev pasti sudah mengetahui apa yang Anda tuju! Ia pasti tertawa
dalam hati! Pikiran bahwasayatak mencurigai Anda! Anda, para pembunuh, memang orang yang
aneh! Begitu sombong. Merasa diri tiebar dan pintar, padalia! sebetulnya sangat kekanak-kanakan dan
patut dikasihani...."
Sebuah jeritan yang terdengar sangat aneh keluar dari mulut Nevile.
"Tapi gagasan itumemanghebat"sungguh]Anda tak akan menyangkanya. Tak akan!
Kalau saja bukan karena orang Skotlandia goblok yang kurang ajar ini. Aku sudah
memikirkan setiap detilnya"setiapdetilnynlYang meleset adalah di Iuar
perhitungarj^K.Bagaimana aku tahu bahwa Thomas Royde tahu yang sebenarnya
tentang Audrey dan Adrian! Audrey dan Adrian.... Audrey terkutuk" iaakandigantung"
kauharusmenggantungnya"aku mau ia mati ketakutan "mati... mati... Aku benci padanya.
Aku sungguh ingin dia mati...."
Suara tinggi yang seperti ringkikan kuda itu berhenti. Nevile terhenyak dan
mulai menangis perlahan. "Ya, Tuhan," kata Mary Aldin.
Wajahnya pucat sampai ke bibir-bibirnya.
Battle berkata dengan lembut, suaranya rendah,
"Saya menyesal, tetapi saya harus mendesaknya sampai ke pojok.... Soalnya,
buktinya tak ba-nyak."
Nevile masih merintih. Suaranya seperri suara anak kecil.
"Aku mau ia digantung. Aku betul-betul ingm ia digantung..."
Mary Aldin bergidik dan mendekati Thomas Royde.
sebagai seorang teman. "Selalu takut"sepanjang waktu," kata Audrey.
Battle menganggukkan kepalanya dan berkata,
"Saya tahu Anda ketakutan saat pertama saya melihat Anda. Dan Anda juga
kelihatan pucat dan bersikap sangat tertutup seperti orang yang sedang menahan
suatu emosi yang sangat kuat. Itu bisa berupa cinta atau benci, tetapi
sebetulnya itu adalahrasa takut,bukan?"
Audrey mengangguk. "Saya mulai merasa takut pada Nevile segera setelah kami menikah. Tetapi
payahnya, saya tak tahumengapa.Saya mulai berpikir bahwasayayang tidak waras."
"Bukan Anda," kata Batde.
"Waktu kami menikah, bagi saya nampaknya Nevile begitu waras dan normal "selalu
berpe-rangai gembira dan menyenangkan."
"Menarik sekali," kata Battle, 'ia memainkan perannya sebagai olahragawan yang
baik, Anda tahu. Karena itulah ia bisa menahan perasaannva dengan baik waktu mam
tenis. Peranannva sebagai olahragawan yang baik lebih penting baginya daripada
memenangkan pertandingan itu sendiri. Tapi itu menyebabkan ketegangan saraf,
tentu saja. Memainkan peranan selalu menyebabkan itu. Di baliknya, ia menjadi
lebih payah." "Di baliknya,"bisik Audrey dengan bergidik. "Selaludi Salikny:a,Tak ada yang
bisa ditangkap. Hanya kadangkadang saja, sebuah kata atau pandangan matanya,
lalu saya mengira itu hanya imajinasi saya saja. Aneh. Lalu, seperti yang sudah
saya katakan, saya pikir,saya-hfiayang aneh. Dan saya menjadi semakin takut"rasa
takut yang tak bisa dijelaskan, Anda tahu, yang bisa membuat orang menjadigila\
"Saya katakan pada diri saya sendiri bahwa saya sedang menjadi gila"tapi tak ada
sesuatu pun yang bisa saya buat. Saya merasa saya ingin melakukan apa pun juga
untuk lari! Lalu Adrian datang dan berkata bahwa ia mencintai saya dan saya
berpikir aiangkah menyenangkan pergi dengannya dan merasa aman..."
la berhend. "Anda tahu apa yang terjadi" Saya pergi untuk menemui Adrian"ia tak pernah
muncul... ia terbunuh. Saya mempunyai perasaan seperunya Nevile yang telah
melakukannya." "Mungkin memang begitu," kata Battle.
Audrey berpaling pada Battle dengan wajah kaget.
"Oh, Anda pikir begitu?"
"Kita tak akan pernah tahu sekarang. Kecelakaan motor bisa diatur. Jangan
pikirkan tentang itu lagi, Nvonya Strange. Ada kemungkinan juga bahwa itu
terjadi dengan wajar."
"Saya... saya sungguh terpukul. Saya kembali ke Rumah Pendeta"rumah Adrian. Kami
sebetulnya mau menulis surat pada ibunya, tetapi karena ibunya belum mengetahui
tentang hubungan kami, saya berpikir lebih baik tidak memberitahunya supaya ia
tidak bertambah sedih. Dan Nevile langsung datang. Ia sangat ra-mah"dan baik"dan
selama berbicara dengannya saya ketakutan setengah mati! Ia mengatakan, tak ada
orang yang perlu tahu tentang Adrian"saya bisa menceraikannya berdasarkan bukti
yang akan dikirimnya kepada saya, dan ia akan menikah lagi setelah itu. Saya
merasa sangat berterima kasih padanya. Saya tahu ia tertarik pada Kay dan saya
berharap semuanya akan berjalan baik dan saya bisa membuang perasaan-perasaan
gila ini. Saya masih berpikir bahwasayahhyang tidak beres.
"Tetapi saya masih tak bisa membuang segala perasaan itu. Saya tidak bisa merasa
bahwa saya terlepas dari itu semua. Lalu saya bertemu dengan Nevile di Park pada
suatu hari dan ia menjelaskan bagaimana ia menginginkan agar Kay dan saya
berteman, lalu ia mengusulkan agar kami semua bertemu di sini pada bulan
September. Saya tak bisa menolaknya"bagaimana saya bisa, sesudah menerima semua
kebaikan-kebaikannya."
" 'Maukah kau masuk ke rumahku"' kata la-bah-labah pada lalat," tukas Batde.
Audrey bergidik. "Ya, seperti itulah."
"Cerdik sekali ia di situ," kata Battle. "Menyangkal keras-keras semua orang,
mengatakan bahwa itu adalahgagasannya,yang member! kesan pada semua orang bahwa
itu bukan gagasannya."
Audrey berkata, "Lalu saya datang ke sini"dan semuanya seperti sebuah mimpi buruk yang
mengerikan. Sayatahusesuatu yang buruk akan terjadi "sayatahuNevile yang
menginginkan itu"dan bahwa itu akan terjadi atas dirisaya. Tetapi saya tak tahu
apa itu.Saya rasa, pada waktu itu memang sayabenar-benarhampir menjadi gila!
Saya menjadi kaku oleh ketakutan " rasanya seperti dalam mim-pi, pada waktu
sesuatu akan menimpa diri kita dan kita tak bisa bergerak...."
"Saya bayangkan," kata Inspektur Battle, "itu seperti seekor burung yang dicekam
ketakutan karena melihat seekor ular, sehingga ia tak bisa terbang."
Audrey meneruskan. "Bahkan waktu Lady Tressilian terbunuh, saya masih belum menyadariarttnya.Saya
bingung. Saya bahkan tidak mencurigai Nevile. Saya tahu ia tidak gila uang"tak
masuk akal menyangka ia membunuhnya untuk mewarisi lima puluh ribu pound.
"Saya berpikir dan berpikir lagi tentang Tuan Treves dan centa yang
dicerictkannya malam itu Bahkan waktu itu saya tidak menghubungkannya dengan Nevile. Treves menyebutkaji
sesuatu ciri tubuh yang aneh, dengan mana ia bisa mengenali orang yang waktu itu
masih anak-anak. Ada bekas luka di telinga saya, tetapi saya kira yang lain tak
punya ciri-ciri tubuh yang gampang dilihat."
Battle berkata, "Nona Aldin punya secercah rambut putih. Tliomas Royde punya tangan kanan yang kaku, yang mungkin bukan cuma
disebabkan oleh gempa bumi. Tuan Ted Latimer punya kerangka kepala yang
bentuknya aneh. Dan Nevile Strange..."
Ia berhenti sebentar. "Nevile tak punya ciri tubuh yang aneh bukan?"
"Punya. Kelingking kirinya lebih pendek daripada kelingking kanannya. Itu tidak
normal, Nyonya Strange"sangat tidak normal."
"Jadi i*"lah yang dimaksudkan?"
"Betul, itu." "Dan Nevile menggantungkan pemberitahuan itu pada lift?"
"Ya. Dengan cepat ia berjalan ke sana dan kembali ke rumah pada waktu Royde dan
Latimer sedang minum-minum dengan orang tua itu. Cerdik dan sederhana"saya
raguragu apakah kita bisa membuktikan bahwaituadalah sebuah pembunuhan."
Audrey bergidik lagi. "Ah, sudahlah," kata Battle. "Itu sudah lewat sekarang. Teruskan berbicara.
"Anda pintar sekali.... Sudah bertahun-tahun saya tak berbicara begini banyak!"
"Ya. Itulah yang tidak betul. Kapan Anda mulai sadar akan permainan Tuan Nevile
ini?" "Saya tak tahu tepatnya. Tibatiba saja saya menyadari semuanya. Ia sendiri sudah
bebas dari sangkaan dan tinggalkamisemua. Lalu, tibatiba, saya melihat ia
memandang saya" pandangan seperti menunjukkan kemenangan. Dan sayatahn\Itu adalah pada waktu..."
Tibatiba. Ia berhenti berbicara. "Itu pada waktu apa?" Audrey berkata perlahan,
"Pada waktu saya pikir jalan yang cepat adalah yang"lebih baik."
Inspektur Battle menggelengkan kepalanya. "Jangan pemah menyerah. Itu motto
saya." "Oh, Anda benar sekali. Tetapi Anda tak tahu akibatnya begitu lama dicekam
ketakutan. Itu melumpuhkan"kita tak bisa berpikir"tak bisa membuat rencana"hanya menanti
sampai sesuatu yang buruk terjadi. Lalu, waktu itu sudah benarbenar
terjadi?"tibatiba saja ia tersenyum?"kita akan heran dengan datangnya
perasaanyang amat melegakanlTidak lagi menunggu dan merasa takut"itu semua
sudahterjadi.Anda mungkin benarbenar berpikir bahwa saya sudah gila, kalau saya
ceritakan pada Anda bahwa pada waktu Anda menahan saya karena tuduhan membunuh
itu, saya sama sekali tidak keberatan. Nevile telali melakukan yang terburuk dan
itu telah berlalu. Saya merasa begitu aman pergi dengan Inspektur Leach." "
"Itu juga mengapa kami melakukannya," kata Batde. "Saya ingin Anda berada di
Iuar jangkauan orang gila itu. Lagi pula, karena saya ingin mengguncangkan
sarafnya, saya Ingin ia benarbenar mengalamishock.Dengan begitu ia akan melihat
bahwa semuanya berjalan sesuai dengan rencananya"dan guncangannya bertambah besar." Audrey berkata dengan suara perlahan,
"Kalau ia tidak mengalami guncangan saraf, apakah ada bukti-bukti?"
"Tidak banyak. Ada cerita MacWhirter vang mengatakan bahwa ia melihat seorang
pria sedang menaiki seutas tali di bawah cahaya bulan. Dan tali itu sendiri yang
membenarkan ceritanya, dan tali itu masih lembab. Malam itu hujan turun."
Ia berhenti sebentar dan memandang Audrey tajam-tajam, seakan menantinya
mengatakan sesuatu. Karena Audrey hanya memandangnya dengan penuh perhatian, ia meneruskan, "Lalu
ada jas bergaris kecil itu. Ia membuka pakaiannya, tentu saja, di dalam gelap di
atas karang di Pantai Easterhead Bay, dan menyembunyikan jasnya di sela-sela
karang. Kebetulan ia meletakkannya diatassisa-sisa bangkai ikan yang sudah membusuk yang
terbawa oleh air pasang kira-kira dua hari yang lalu. Itu menyebabkan noda di
bagian bahunya"dan bau busuk. Ada
ribut-ribut, tentang saluran air yang tak beres di hotel. Nevile sendiri yang
menyiarkan cerita itu. v Ia memang memakai jas hujan di Iuar jasnya, tetapi bau
itu sangat menusuk. Lalu ia ketakutan sendiri karena jas yang bau itu dan pada kesempatan yang
pertama membawanya ke binatu, dan seperti orang yang tolol, tidak memberikan
namanya sendiri. Ia memakai nama seseorang yang timbul di pikirannya, dan yang kebetulan
dilihatnya di daftar tamu hotel. Itulah yang telah menyebabkan teman kita
bertemu dengan jas itu dan, karena otaknya tajam, ia menghubungkannya dengan
orang yang menaiki tali itu. Orang bisa sajamenginjakikan busuk tetapi orang
tidak akan menyentuhnya denganbahunya, kecuali kalau orang itu membuka
pakaiannya untuk berenang di malam hari,dan tak seorang pun akan berenang untuk
bersenang-senang di malam yang basah di bulan September. Ia pun menghubunghubungkan semuanya. Cerdas sekali, Tn. MacWhirter itu."
"Lebih dari cerdas," kata Audrey. "Mm, yah, mungkin. Ingin tahu lebih banyak
tentang dia" Saya bisa menceritakan pada Anda sedikit riwayatnya."
Audrey mendengarkan dengan penuh perhatian. Battle mendapat seorang pendengar
yang baik. Ia berkata, "Saya banyak berutang budi padanya"dan pada Anda."
"Anda tak berutang budi pada saya," kata
Inspektur Battle. "Kalau saja saya tidak begitu tolol saya akan melihat arti
Ionceng itu." "Lonceng" Lonceng apa?" "Lonceng di kamar Lady Tressilian. Saya selalu merasa
ada sesuatu yang tak beres dengan lonceng itu. Sebetulnya saya juga hampir
menemukannya, pada waktu saya berjalan menuruni tangga dari lantai teratas dan
mehhat tangkai kayu yang dipakai untuk membuka jendela itu." Audrey masih tak
mengerti. "Itu sebetulnya maksud dari lonceng itu, Anda tahu"untuk memberi
Nevile Strange sebuah alibi. Lady Tressilian tak bisa mengingat mengapaiamenarik
belitu"tentu saja tak bisa karenaia sama sekali tidak menariknyalNevile yang
menarik lonceng itu dari Iuar kamar dengan mempergunakan tangkai panjang itu;
tali loncengitumemang dipasang sepanjang langitlangit.
Maka datanglah Barrett dan ia melihat Tuan Nevile Strange turun ke bawah dan
keluar, lalu ia masuk dan menemukan Lady Tressilian dalam keadaan hidup dan
baikbaik saja. Kasus si pelayanitumemang meragukan. Apa gunanya membiusnya untuk
sebuah pembunuhanyang akan dilakukan sebelum tengah malam"Kemungkinan besar
adalah ia belum puias benar pada waktu itu. Tetapi itu akan menunjukkan bahwa
pembunuhan itu dilakukan oleh orang dalam, dan itu memberikan sedikit waktu bagi
Nevile untuk memainkan perannya sebagai tersangka pertama " lalu Barrett
berbicara dan Nevile dengan penuh
kemenangan menjadi bebas sehingga tak seorang pun akan menyelidiki dengan teliti
tentang-tarnberapa tepatnya ia sampai di hotel itu. Kami tabu bahwa ia tidak
menyeberang kembali dengan ferry, dan juga tidak dengan perahu. Kemungkinan yang
tinggal adalah berenang. (a adalah seorang perenang yang kuat, walaupun demikian
waktunya pasti sempit. Ia naik dengan tali yang telah disiapkannya itu ke
kamarnya dan meninggalkan banyak genangan air di lantai, seperti yang kami lihat
(tanpa bisa menduga, sayangnya). Lalu ia memakai jaket biru dan celananya dan
terus menuju kamar Lady Tressilian"saya tak akan membicarakan itu lagi itu tak
akan mengambil waktu lebih dari dua menit; ia telah rnenyiapkan bola baja itu
sebelumnya"lalu kembali, membuka pakaiannva, menuruni tali itu dan kembali ke
Easterhead." "Bagaimana kalau waktu itu Kay masuk?" "Ia telah dibius ringan, saya berani
bertaruh. Ia sudah mulai menguap sejak makan malam, begitu kata mereka. Lagi pula, ia
dengan sengaja memancing pertengkaran sehingga Kay mengunci pintunya dan tidak
Menuju Titik Nol Towards Zero Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mendekatinya." "Saya mencoba mengingat apakah saya melihat bahwa bola baja itu tak ada di
perapian malam itu. Saya kira tidak. Kapan ia mengembalikannya?"
"Pada pagi hari waktu mulai ribut-ribut. Sere-lah ia kembali dengan mobil Ted
Latimer, ia punya waktu sampai pagi untuk menghilangkan jejaknya, membetulkan
barang-barang, memperbaiki raket tenis, dan sebagainya. Oh, ya, ia memukul Lady
Tressilian dengan pukulanback-hand,Anda tabu. Karena itu orang mendapat kesan
bahwa kejahatan itu dilakukan oleh orang yang kidal. Strange selalu kuat dalam
pukulan backhand-nya, Anda ingat!"
"Jangan"jangan"kata Audrey sambil mengangkat kedua tangannya. "Saya tak tahan
lagi." Battle tersenyum padanya.
"Bagaimanapun juga, baik untuk Anda untuk bisa mengeluarkan semuanya, Nyonya
Strange. Bolehkah saya berlaku sedikit tidak sopan dan memberi Anda sedikit
nasihat?" "Ya, silakan." "Anda hidup selama delapan tahun dengan seorang kriminal gila"itu cukup untuk
mengguncangkan saraf wanita mana pun juga.Tetapi Anda harus sadar dan keluar
dari keadaan itu sekarang, Nyonya Strange.Anda tak perlu lagi merasa takut *
sekarang"dan Anda harus membuat diri Anda sadar benar tentang itu."
Audrey tersenyum padanya. Pandangan kaku karena takut itu telah hilang dari
wajahnya; kini wajahnya tampak manis, sedikit malu, tetapi terbuka, dan matanya
yang lebar dan saling berjauhan letaknya itu memancarkan rasa terima kasih.
"Apa langkah yang terbaik untuk memulai itu,
ya?" Inspektur Battle berpikir.
"Pikirkan tentang hal yang paling sukar Anda
lakukan, lalu ambil keputusan untuk melakukannya," katanya menasihati.
Andrew MacWhirtersedang berkemas.
Ia mcletakkan tiga buah baju dengan'hati-hati ke dalam kopornva, sesudah itu
setelan jas biru tuanya yang sudah diambilnya dari binatu. Dua setelan jas yang
ditinggalkan oleh dua orang MacWliirter itu telah sangat membingungkan gadis
yang bertugas di tukang binatu itu.
Sebuah ketukan terdengar di pintu dan ia berkata, "Masuk."
Audrey Strange berjalan masuk. Ia berkata,
"Saya datang untuk mengucapkan tenma kasih "Anda sedang berkemas?"
"Ya. Saya akan meninggalkan tempat ini malam ini. Dan berlavar lusa."
"Ke Amerika Selatan?"
"Ke Chili." Audrey berkata, "Biar saya kemaskan untuk Anda."
Laki-laki itu memprotes, tetapi si wanita bersikeras. Si laki-laki memandangi si
wanita sementara si wanita bekerja dengan sigap dan metodis.
"Nah, selesai," katanya setelah selesai.
"Rapi sekali," kata MacWhirter.
Mereka diam sebentar. Lalu Audrey berkata,
"Anda menyelamatkan jiwa saya. Kalau saja kebetulan Anda tidak melihat apa yang
Anda lihat.' Ia tak melanjutkan kalimatnya. Lalu ia berkata,
"Apakah waktu itu Anda menyadarinya de-ngan segera, pada malam itu di atas
tebing pada waktu Anda"Anda menghentikan saya"pada waktu Anda berkata,
'Pulanglah, saya akan mengums hingga Anda tak digantung' "apakah Anda sadarwaktu
itu,bahwa Anda punya bukti yang penting?"
"Sebetulnya tidak," kata MacWliirter. "Saya harus memikirkannya."
"Kalau begitu, bagaimana Anda bisa mengatakan"apa yang Anda katakan?"
MacWhirter selalu merasa kesal manakala ia harus menjelaskan kesederhanaan
proses berpikir-nya. "Memang itulah yang saya maksudkan "bahwa saya bermaksud mencegah Anda
digantung." Pipi-pipi Audrey mulai memerah.
"Seumpama saya memang telah melakukannya."
"Itu tak akan mengubah maksud saya."
"Kalau begitu, apakah waktu itu Anda berpikir bahwasaya yang melakukannya!"
"Saya tak banyak berpikir tentang itu. Saya memang lebih condong untuk percaya
bahwa Anda tak bersalah, tetapi itu tak akan mengubah rindakan-tindakan saya."
"Lalu Anda ingat tentang orang yang menaiki tali itu?"
MacWhirter diam sebentar. Lalu ia berdehem.
"Saya kira lebili baik Anda tabu. Sebenarnya saya tidak betal-betul melihat
seorang pria memanjat tali"memang itu tidak mungkin, sebab saya berada di Stark
Head pada hari Minggu malam dan bukan Senin malam. Saya menyimpulkan apa yang
telah terjadi dari fakta tentang jas itu dan perkiraan saya ternyata dikuatkan
oleh penemuan segulung tali yang basah di loteng rumah."
Wajah Audrey berubah dari merah menjadi putih. Ia berkata dengan wajah tak
percaya, "Jadi cerita Anda itu bohong?"
"Deduksi tidak akan meyakinkan polisi. Saya harus mengatakan bahwa
sayamelihatapa yang telah terjadi."
"Tetapi "mungkin Anda harus bersumpah tentang itu pada pengadilan saya."
"Ya." "Anda akan melakukannya?"
"Betul." Audrey berseru, "Dan Anda"Anda adalah orang yang kehilangan pekerjaan dan hampir saja
melemparkan diri dari tebing karena mempertahankan kebenaran!"
"Saya sangat menghargai kebenaran. Tetapi saya sudah belajar bahwa ada hal-hal
lain yang lebih berarti."
"Misalnya?" "Anda," kata MacWhirter. Mata Audrey tertunduk. MacWhirter berdehem karena rasa
malu. "Anda tak perlu merasa bemtang budi atau tak enak. Anda tak akan menerima kabar
lagi dari saya sesudah hari ini. Polisi sudah memperoleh pengakuan Strange dan
mereka tidak akan rae-merlukan saya lagi sebagai saksi. Lagi pula saya dengar
keadaannya sangat buruk sehingga mungkin ia tak akan bertahan hidup sampai saat
pengadilannya." "Saya gembira mendengar itu," kata Audrey.
"Anda pernah mencintainya?"
"Saya pernah mencintainya sebagai pria yang ada dalam angan-angan saya."
MacWhirter mengangguk. "Kita semua pemah mengalami perasaan sepei ti itu, mungkin."
la meneruskan, "Semuanya telah berakhir dengan baik. Inspektur Battle telah berhasif bertindak
berdasarkan cerita saya dan mengguncangkan jiwa orang itu...."
Audrey menukas. Ia berkata,
"Ia memang bertindak berdasarkan cerita An-da, itu betul. Tetapi saya kira Anda
tidak memperdayakannya. Ia dengan sengaja menutup matanya."
"Mengapa Anda berkata begitu?"
"Waktu ia berbicara dengan saya ia mengatakan, untung sekali Anda melihat apa
yang Anda lihat di bawah terang bulan itu, lalu ia menambahkan sesuatu sesudah
itu"ia menyebut bahwa malam ituhujan turun."
MacWhirter tercengang."Itubetul. Pada hari Senin malam saya rasa saya tak akan
bisa melihat apa-apa." "Itu tak penting," kata Audrey."Iatahu bahwa apa yang
Anda katakan telah Anda lihat memang yang sebenarnya terjadi. Tapi itu
menjelaskan mengapa ia berusaha keras untuk mengguncangkan saraf Nevile. Ia
memang mencurigai Nevile segera setelah Thomas menceritakan padanya tentang
Adrian dan saya.Iatahu bahwa kalau dugaannya betul"selama ini ia telali
memusatkan perhatian pada orang yang salah "apa yang diperlukannya adalah
semacam bukti yang bisa dipakai untuk menjatuhkan Nevile. Seperti yang
dikatakannya, ia memerlukan sebuah keajaiban"Anda adalah jawaban atas doa
Inspektur Battle." "Aneh bahwa ia mengatakan itu," kata MacWhirter datar.
"Jadi Anda lihat sendiri," kata Audrey, "Anda adalah sebuah keajaiban. Keajaiban
saya yang istimewa."
MacWhirter berkata dengan penuh kesungguh-an,
"Saya tak mau Anda merasa berutang budi pada saya. Saya akan segera keluar dari
kehidupan Anda...." "Haruskah Anda?" kata Audrey.
MacWhirter menatapnya. Rona merah me-rayap, memenuhi wajah Audrey hingga ke
telinga dan pelipisnya. Ia berkata, 'Tak maukah Anda membawa saya bersama Anda?" "
"Anda tak tahu apa yang Anda katakan!"
"Ya, saya tahu. Saya sedang melakukan sesuatu yang sangat sulit"tetapi sesuatu
yang sangat berarti untuk saya, lebih dari hidup atau mati. Saya tahu waktunya
tak banyak. Oh, ya, saya orang konvensional, saya ingin kita menikah dulu
sebelum kita pergi!"
'Tentu saja," kata MacWhirter. Ia sangat terguncang. "Kau toh tak mengira aku
akan melakukannya tanpa itu."
"Aku yakin kau tak akan begitu," kata Audrey.
MacWliirter berkata, "Aku bukan jenis pria yang cocok untukmu. Aku mengira kau akan menikah
denganpriapendiam yang sudah mencintaimu begitu lama itu."
"Thomas" Thomas yang baik dan lurus. Ia terlalu lurus. Ia sangat setia pada
bayangannya tentang seorang gadis yang dicintainya bertahun-tahun yang lalu.
Tapi orang yang betul-betul disayanginya sekarang adalah Maty Aldin, walaupun ia
sendiri belum mengetahuinya."
MacWhirter maju selangkali mendekatinya. Ia berkata dengan tegas, "Kau
benarbenar jujur dengan apa yang kaukatakan?"
"Ya... aku ingin dekat denganmu selalu, tak pernah pergi darimu. Kalau kau pergi,
aku takakan bisa menemukanorang Iainsepenti kau,Danaku akan melewati hari-hariku
dengan sedih." MacWhirrer menarik napas panjang, la mengambil dompetnva dan dengan hati-hati
melihat isinya. Ia bergumam, "Surat nikah khusus mahal biayanya. Aku harus pergi ke bank pagi-pagi besok."
"Aku bisa meminjamimu uang," gumamAudrey.
"Sama sekali tidak. Kalau aku menikahi seorang wanita, aku yang membayar surat
nikahnya. Kau mengerti?"
Kau tak perlu," kataAudreylembut, "kelihatan begitu galak."
MacWIurter berkata dengan lembut sambil mendekatiAudrey, "Saat terakhir aku
memegangimu waktu itu, lasanya seperti memegangi seekor burung"
yang berusaha melepaskan diri. Kau tak akan bisa melepaskan diri sekarang...."
Filename: Agatha Christie - Menuju Titik Nol LIT.doc Directory: D:
Template: C:\Documents and Settings\Astinaa\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dot
Title: Subject: Author: astina Keywords: Comments: Creation Date: 6/3/2008 7:30:00 PM
Change Number: 6 Last Saved On: 6/4/2008 5:34:00 PM
Last Saved By: astina Total Editing Time: 59 Minutes
Last Printed On: 6/4/2008 5:55:00 PM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 186 Number of Words: 54,815 (approx.)
Number of Characters: 312,446 (approx.)
Dewi Penyebar Maut X I I 1 Pendekar Rajawali Sakti 166 Bajingan Gunung Merapi Siluman Hitam 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama