Kisah 47 Ronin The 47 Ronin Story Karya John Allyn Bagian 4
yang akan berjalan menyusuri Tokaido dengan membawa barang milik seorang daimyo yang kaya di Edo.
Sesuai dengan cara perpisahan sebuah rumah
geisha, Okaru dan maiko kecil, mengenakan kimono
yang paling cerah, berdiri di depan rumah untuk
mengantar kepergian mereka. Mereka tertawa seolah
saat itu adalah akhir pekan yang menyenangkan.
Chikara membungkuk untuk berpamitan dengan
238 239 Kisah 47 Ronin TUJUH BELAS M imura berangkat beberapa jam sebelum yang
lainnya. Dia dipercaya melakukan misi terpenting dan merasa bangga diberi tanggung jawab
tersebut. Dia juga berpakaian tukang angkut namun jalur
yang dilaluinya tidak langsung ke Edo. Dia mengambil jalan ke Kyoto, jalan yang redup" dalam kegelapan dini hari. Dia memasuki kota dan langsung
menuju lokasi istana Kaisar. Di salah satu gerbang
belakang di tepi jalan dia berhenti, memerhatikan
sekeliling untuk memastikan tak ada yang mengikuti, lalu mengetuk dengan perlahan.
Di dalam tidak ada lampu yang menyala, namun
tak lama kemudian terdengar ada yang datang dan
gerbang dibuka perlahan. Dia mendengar suatu
kesibukan dari arah dalam dan isak tangis seorang
wanita sebelum sesosok tubuh mungil melangkah
240 keluar. Ternyata itu putri Lord Asano yang berpakaian seperti orang biasa, namun raut yang bersinar
dan penuh harapan di wajah kecilnya yang kebangsawanan membuatnya tidak mirip seorang petani.
Tanpa berkata apa-apa pada mereka yang berada
di dalam, Mimura menggandeng anak kecil itu dan
langsung pergi dengan langkah cepat. Oishi sudah
mengucapkan terima kasih kepada orangtua asuhnya
di dalam suratnya yang juga mengatur pertemuan
ini, dan pembantu yang ceroboh itu tak ingin membuang-buang waktu karena setiap saat sangat berharga.
Matahari mulai terbit di atas Yamashina ketika
dia tiba kembali di perempatan jalan ke Edo. Kedatangannya tepat waktu. Di saat yang bersamaan,
dari arah Yamashina muncul Oishi dan seluruh
anggotanya sambil berjalan di samping kuda-kuda
yang membawa beban. Mereka tidak bisa menyembunyikan kegembiraan ketika melihat gadis kecil itu dan menyambutnya
dengan suara pelan. Dia berlari ke arah Oishi dan
langsung memeluknya. Oishi lalu mengangkat serta
mendudukkannya di salah satu kuda. Dia memberi
isyarat pada Mimura untuk memegang kendali kuda
dan kemudian bergabung kembali dengan kelompoknya. Kemungkinan mereka akan dikenali selalu
mengiintai, jadi Oishi ingin putri Lord Asano mela241
John Allyn Kisah 47 Ronin kukan perjalanan terpisah. Mimura akan selalu berada tidak terlalu jauh bila terjadi keadaan darurat.
Mereka tidak terburu-buru. Oishi masih yakin
kalau jalan memutar lebih baik dan dengan sengaja
mengulur waktu. Di malam hari mereka sering
beristirahat di tepi jalan karena takut dikenali bila
istirahat di penginapan di mana gunjingan bisa
membahayakan. Dengan berjalan perlahan, sepuluh
hari barulah mereka sampai Lembah Hakone.
Sejauh ini perjalanan berlangsung aman tanpa
terlihat ada mata-mata. Karena alasan itu, dan juga
karena masa depannya kini makin jelas, Oishi dapat
bersantai serta menikmati pemandangan yang tidak
sempat diperhatikannya sebelumnya. Kini dia dapat
mensyukuri pemandangan alam yang luar biasa di
musim gugur dan keagungan Gunung Fuji seperti
yang pernah dirasakannya.
Di Hakone ada pos penjagaan terakhir sebelum
turun ke Dataran Kanto, tapi Oishi yakin dapat
meyakinkan para penjaga bahwa mereka dalam
urusan dagang yang sah. Namun, dia tetap mendekati pos penjagaan itu
di malam hari agar lebih aman. Angin dingin yang
kencang memberi mereka alasan untuk menaikkan
leher jubah dan juga membuat penjaga takkan
berada di luar pondok yang dingin.
Semuanya berjalan sesuai rencana. Para penjaga
tergesa-gesa kembali ke dalam tanpa memeriksa
barang-barang mereka. Semuanya selesai dengan
cepat dan mereka pun melanjutkan perjalanan.
Tampaknya tak ada lagi yang dapat menghalangi
mereka. Tapi, ketika mulai melewati jalan menurun yang
panjang, ada penunggang kuda yang mendekat.
Oishi merapatkan jubah dan berpaling ke samping
ketika orang itu lewat. Kemudian dia mengenal
sosok yang tinggi dan kurus itu adalah orang yang
telah mengikutinya selama berbulan-bulan. Tidak
salah lagi, itu adalah Fujii.
Tak ada yang dapat dia lakukan untuk memperingatkan yang lain. Tangannya meraih pedang di
balik jubahnya. Fujii memerhatikan setiap orang
dalam kelompok itu dengan cermat dan kelihatannya tidak mungkin dia tidak mengenali mereka.
Meskipun bagitu, dia tetap berkuda dengan tenang
tanpa memperlihatkan tanda bahwa dia tahu. Oishi
mengawasi sampai dia menghilang dari pandangan
kemudian memberi tanda kepada anak buahnya
untuk berhenti. Demi keselamatan, akan lebih baik
bila mereka mempercepat perjalanan namun Oishi
memikirkan si gadis kecil. Mereka akan menunggu
sampai dia tiba dengan selamat.
Ketika meninggalkan kelompok Oishi dan kudanya mendaki ke pos penjagaan, kepala Fujii pusing.
242 243 John Allyn Kisah 47 Ronin Dia tak berani melawan Oishi pada pertemuan yang
pertama ini karena jumlah mereka banyak. Dia bisa
dihabisi dalam sekejap. Namun apa yang akan Chisaka berikan padanya bila tahu kalau apa yang
paling dia takutkan akan menjadi kenyataan dan
bahwa pasukan dan Ako sedang dalam perjalanan"
Dia hanya perlu memberitahu para pengawal yang
ada di pos penjagaan, maka Oishi bisa ditahan atas
perintah Shogun. Sudah pasti dia akan menerima
hadiah - bahkan mungkin diberi jabatan tetap dalam
pasukan Uesugi. Itulah merupakan keinginannya yang utama.
Tapi sekarang, ketika dia makin dekat ke pondok
pengawal, dia mulai berubah pikiran. Apakah saat
ini ada yang membayarnya untuk menjadi matamata" Apakah dia bertanggung jawab pada mantan
majikannya yang ingkar janji" Dan bagaimana jika
memang ada hadiah - setimpalkah dengan kerugian
yang mungkin dihadapinya"
Dia sampai di pos juga dan berhenti. Para
pengawal keluar sambil gemetar kedinginan dan
mengajukan pertanyaan rutin tentang identitas serta
tujuannya. Lebih mudah meninggalkan Edo daripada
masuk ke sana. Dia ingin sekali membagi rahasianya
pada mereka, sekadar membuat mereka terkejut,
namun kata setia selalu muncul di benaknya dan
membuatnya tetap diam. Ketika keterangannya memuaskan, para penjaga kembali masuk ke dalam
dan dia menoleh ke arah dari mana dia datang lalu
menghentak kudanya untuk berjalan. Kesetiaannya
yang pertama adalah untuk nama baiknya sebagai
samurai, bahkan mantan samurai, dan dia tahu
bahwa kehormatan dirinya sedang dipertaruhkan.
Apa urusannya jika seorang samurai datang ke Edo"
Terutama orang seperti Oishi, yang amat dia hormati
lebih dari sebelumnya"
Saat terus berjalan, dia melihat laki-laki berpakaian lusuh mendekat bersama anak kecil yang
menunggang kuda. Dia tak mengenal laki-laki ini
karena dia berjalan di sisi yang berlawanan dengan
kudanya, walaupun cara berjalannya yang kaku seperti tidak asing lagi. Anak kecil itu tidak penting
baginya. Hanya sempat terpikir olehnya bahwa saat
itu adalah malam yang dingin dan anak sekecil itu
seharusnya sudah tidur. Dia merapatkan mantel lalu
melanjutkan perjalanan sambil tersenyum aneh.
Di Kamakura, tiga puluh mil dari Edo, Oishi dan
kelompoknya berhenti. Mereka beristirahat di sana
selama tiga hari, masih mencemaskan pertemuannya
dengan Fujii. Namun ketika ternyata tak ada pasukan yang muncul, mereka pun bisa bernapas lega. Di
hadapan patung besar Budha dari perunggu, Oishi,
244 245 John Allyn Kisah 47 Ronin seperti juga anggota lainnya, mengucapkan syukur
atas perjalanan mereka yang berlangsung aman. Kini
Oishi menyuruh Chikara berjalan di depan sebagai
pemandu, sementara sisanya bergerak ke Kawasaki,
yang terletak dekat Edo. Sementara menunggu dengan tidak sabar akan
berita bahwa keadaan aman untuk melanjutkan
perjalanan, mereka melewatkan waktu sambil memerhatikan ikan di sungai kecil dekat tempat mereka
bermalam. Di sini, untuk pertama kalinya sejak
meninggalkan Yamashina, Oishi merasa cukup aman
untuk menghampiri si gadis kecil.
"Bagaimana keadaanmu di istana Kaisar?" tanyanya sambil duduk di samping gadis itu di sebuah
batu di tepi sungai. "Menyenangkan sekali, Paman," katanya. "Mereka sangat baik padaku - mereka memperlakukan
aku seperti anak mereka sendiri. Aku belajar musik
dan kaligrafi bersama anak mereka. Kami juga mengadakan pesta dan merayakan semua festival."
Oishi mengangguk. Dia memang berharap begitu.
"Kau tahu kan, bahwa tinggal dengan ibumu
mungkin akan sangat berbeda" Ibumu mungkin
akan ditahan di rumah orangtuanya untuk waktu
yang sangat lama dan kau diharapkan untuk melewatkan waktu bersamanya dalam pengasingan."
Dia menggangguk. "Aku tahu."
"Kau tetap ingin tinggal bersama ibumu, kan?"
"Oh, ya," katanya tanpa ragu. "Itu tempat yang
tepat untukku." Oishi tersenyum. Baginya, membawa gadis kecil
itu kembali pada ibunya sama pentingnya dengan
memperbaiki istana. Dan kini pencapaian itu berada
dalam genggamannya. Mereka masih duduk bersama sambil bercerita
tentang pengalamannya di Kyoto ketika Chikara
muncul di tepi sungai sambil melambaikan tangan.
Mereka segera menghampiri untuk mendengar berita
yang dibawanya. "Keadaan aman," lapornya, dan Oishi tidak
menyia-nyiakan waktu untuk mengumpulkan anggotanya dan bersiap-siap berangkat.
246 Mereka berpencar dan memasuki kota secara terpisah. Kali ini Oishi menemani gadis itu, sementara
yang lain membuat markas di penginapan di tengah
kota. Pertama-tama mereka menyingkirkan barangbarang yang mereka bawa di sebuah "sekolah anggar" yang baru didirikan oleh Horibe. Tempat itu
sesuai untuk menyimpan persenjataan yang mereka
selundupkan dari Kyoto. Oishi tetap memegang janjinya untuk tidak ber247
John Allyn Kisah 47 Ronin temu Lady Asano lagi, walaupun sangat berat baginya tidak mengantar gadis kecil itu bertemu ibunya.
Dia tidak mengabarkan tentang rencananya itu,
melainkan hanya mengandalkan ingatannya saja
tentang letak taman orangtua Lady Asano hingga
dia tahu cara menemukan gerbang belakang dan
masuk. Tangis kebahagiaan yang didengarnya melalui dinding merupakan hadiah yang dia inginkan
untuk tugas yang telah berhasil dilaksanakan dengan
baik, dan dia pun tersenyum puas.
Kemudian, dengan berat hati dia kembali dan
bergabung dengan anggotanya.
"Aku tidak menyukainya," gumam Hara. Dia
datang ke penginapan di Nihombashi di mana Oishi
tinggal dengan Onodera dan Chikara, untuk melaporkan keadaan yang sebenarnya.
"Di Edo sekarang ada lebih dari enam puluh
orang anggota kita," lanjutnya sambil menggelengkan kepala. "Cukup untuk menarik perhatian. Bagaimana mungkin Kira dan Shogun tidak menyadari
keberadaan kita?" "Memang aneh," kata Oishi setuju, "seolah kita
ini tidak kelihatan."
"Aku takut mereka telah menunggu kita. Begitu
kita bertindak, kita langsung disergap."
Oishi mengangguk. Dia juga sudah memikirkan
hal ini. "Hanya ada dua kemungkinan," katanya kepada
Hara. "Mereka memang benar-benar tidak mengetahui kehadiran kita di sini, atau seperti yang kau
katakan, mereka menunggu kita berbuat sesuatu.
Aku cenderung memercayai yang kedua. Lagi pula,
hukum apa yang kita langgar dengan datang ke Edo"
Tidak ada. Karena itu tak seorang pun yang memiliki
dasar hukum untuk menantang kita."
"Tapi kurasa kita tidak sedang diawasi!" Hara
menambahkan. "Mungkin memang tidak. Mereka tidak harus
mengawasi kita - mereka hanya perlu mengawasi
Kira. Itu jauh lebih mudah dan hanya perlu sedikit
orang." "Kalau begitu, tidakkah sebaiknya kita serang
sebelum pasukan mereka lebih terorganisir?"
"Itu alasan yang bagus," Oishi terpaksa menyetujui, "namun yang jauh lebih penting adalah bila
kita serang, maka hal itu harus direncanakan dengan
secermat mungkin agar tidak gagal."
Hara menggumam pada dirinya sendiri, lalu
mengangguk. "Kau benar - seperti biasa, kau benar."
"Hal pertama yang ingin kulakukan," kata Oishi,
"adalah melihat keadaan secara langsung. Dapatkah
kau menemuiku besok pagi dan mengantarku menemui Kira?"
248 249 John Allyn Kisah 47 Ronin Mata Hara terbelalak. "Tidak ada yang lebih
Kisah 47 Ronin The 47 Ronin Story Karya John Allyn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menyenangkan bagiku - selain melihat kepala Kira
menggelinding dalam kotoran."
"Kalau begitu besok dini hari kita akan bertemu
di jembatan di seberang Sumida - yang tidak jauh
dari sini dan menuju ke arah Honjo. Kita akan
menyamar sebagai pelayan yang akan pergi kerja."
Keesokan paginya, Oishi merasa sangat bersemangat. Dia merasa seolah sudah mengakhiri suatu
perjalanan panjang dan semua yang dia inginkan
telah menanti di ujung yang lain. Untuk pertama
kalinya dia akan bertemu musuh pemimpinnya.
Dia bertemu Hara sesuai rencana dan mereka
menyeberang ke bangsal Honjo lalu masuk ke Matsuzaka di mana terletak rumah Kira. Pada dini hari
seperti ini, di jalan mereka bertemu dengan beberapa pejalan kaki. Namun banyak sekali anjing, dan
Oishi takut kalau mereka akan menimbulkan masalah selama penyerangan. Anjing-anjing akan menggonggong bila nanti pasukan mereka datang, dan
akan membuat musuh menjadi bersiaga. Dia harus
memikirkan cara untuk mengatasi hal ini.
Ketika di dekat gerbang kediaman Kira, mereka
berjalan perlahan untuk mengamati. Pintu itu kokoh
dan terlalu berat untuk dirobohkan. Mereka juga
memerhatikan celah di sebelah atas di mana para
pemanah dapat memanah ke arah mereka dan
lubang-lubang kecil di bawah di mana orang yang
akan masuk harus menunjukkan wajah.
Dengan santai mereka mengelilingi daerah itu
dan menemukan pintu samping yang sama kokohnya dengan yang ada di depan. Tentu saja Horibe
telah melaporkan semua keadaan ini dengan lengkap dan bahkan sudah memperoleh denah rumah
itu. Tapi Oishi tetap ingin melihatnya sendiri sebelum menyusun rencana akhir penyerangan.
Saat mereka tiba di belakang gerbang depan,
mereka mengambil posisi di pasar terbuka yang ada
di seberang jalan dan menunggu. Mereka berada di
sana hampir sepanjang pagi itu dan mulai merasa
takut akan ditanyai pemiliknya ketika mendengar
gerbang terbuka. Sepasukan pemanah berlari keluar dan membentuk barisan. Kemudian sebuah tandu dengan
cepat dibawa keluar diikuti sepasukan pemanah
lagi, lalu seluruh rombongan itu pun bergerak lewat
jalan itu. Oishi harus melihat dengan cepat, dan
akhirnya dia berhasil. Tak salah lagi, yang dalam
tandu itu adalah Kira, yang dapat dikenalinya berdasarkan semua keterangan yang pernah dia dengar.
Hanya penglihatan sekilas, tapi dia takkan lupa raut
wajah yang memberengut dan giginya yang hitam.
250 251 John Allyn Dia berjanji itulah wajah yang akan berada di ujung
pedangnya. Dia menoleh pada Hara dan sadar bahwa dia
telah menahan napas, lalu dihembuskan dengan
perlahan. "Kurasa sudah cukup," kata Oishi, dan dengan
diam-diam mereka pun kembali ke tempat anggota
mereka menunggu.* DELAPAN BELAS A nak buah Oishi kini tersebar di seluruh Edo.
Sampai sejauh ini, tampaknya mereka berhasil
luput dari pemantauan petugas setempat, namun
tetap waspada karena keberadaan mereka bukan
dalam bentuk suatu kekuatan yang utuh.
Hara dan Horibe bertindak sebagai wakil komandan dan menyampaikan pesan Oishi kepada pimpinan kelompok, yang meneruskan kepada setiap
samurai. Karena mereka masih belum tahu kapan
atau di mana penyerangan akan dilakukan, maka
perintah pertama Oishi yaitu setiap samurai harus
mengenal daerah di sekitar rumah Kira dan, jika
memungkinkan, belajar mengenal Kira dengan cara
melihat. Dia harus yakin bahwa tak satu pun dari
mereka akan terkejut begitu melihat bajingan bergigi
hitam itu, dan berusaha membunuhnya sendirian.
Dalam pesannya, Oishi menekankan bahwa para
252 253 John Allyn Kisah 47 Ronin pengawal Kira sangat terlatih, dan setiap tindakan
yang sembrono akan dapat dilumpuhkan dengan
sangat mudah. Lebih lagi, tindakan seperti itu akan
memberi peringatan kepada seluruh Edo tentang
kehadiran mereka dan kesempatan untuk berhasil
akan hilang. Sejauh ini semuanya berjalan sesuai rencana.
Para prajurit, baik sendiri maupun dalam kelompok
kecil, mengenal Kira dengan cara lewat di depan
gerbang pada waktu di mana diperkirakan dia akan
keluar atau kembali ke rumahnya. Mereka tidak
pernah tinggal terlalu lama di sana. Satu-satunya
pengecualian adalah seorang penjaga tetap di depan
toko tepat di seberang rumah itu. Penjaga ini mencatat dengan lengkap setiap kedatangan dan kepergian, dan dengan diam-diam tandu Kira juga diikuti
untuk mempelajari pola kegiatan musuh mereka.
Pertanyaannya: seberapa lama mereka dapat terus
melakukan ini sebelum pengawal Kira tahu"
Yoshida juga mengetahui satu bahaya lagi.
"Kita lemah dalam satu hal, Oishi-dono," katanya di malam dalam rapat soal strategi dengan Hara,
Horibe dan Onodera di kamar Oishi di penginapan.
"Dalam hal apa?" tanya Oishi dengan penuh
perhatian. "Kita semua sangat bergantung padamu untuk
mendapatkan petunjuk... bukan karena aku tidak
ingin begitu," tambahnya dengan cepat ketika alis
Oishi mengkerut. "Tapi tidakkah akan lebih masuk
akal agar kau lebih berhati-hati?"
Oishi menggelengkan kepala atas kemungkinan
membatasi gerakannya sendiri, namun yang lain
setuju dengan Yoshida. "Ada beberapa 'peristiwa' yang dapat menimpamu bila Kira menghendakinya," kata Hara.
"Tapi aku tidak bisa berkeliling dengan seorang
pengawal bersenjata," Oishi membentak. "Apa gunanya aku bagi orang lain?"
"Mungkin jawabannya adalah tidak keluar,"
Yoshida memberi saran. "Satu kelompok yang terdiri
dari empat atau lima orang prajurit bisa tinggal di
sini sepanjang waktu."
"Kurasa dia benar, Oishi-dono," kata Horibe.
"Kau tinggi dan mudah dikenali. Dengan berjalannya
waktu, kau akan dianggap mata-mata, jika tidak
dikenal sebagai kepala pengawal Lord Asano."
Oishi tampak gelisah selama beberapa saat dan
kemudian menarik napas panjang.
"Aku benci bila harus mengurung diri - aku
sudah lama mengurung diri di Yamashina."
"Aku mengerti," kata Hara, "tapi apa yang akan
kau peroleh dengan menemui musuh kita lagi?"
"Kurasa tidak ada.... kuharap bisa bertemu Daigaku, tapi tempat pengasingannya dijaga ketat.
254 255 John Allyn Kisah 47 Ronin Mungkin memang sebaiknya begitu. Sedapat mungkin, aku tak ingin dia terlibat dalam rencana kita."
Anggota yang lain mengangguk.
"Apakah setiap orang boleh melihat Kira?" tibatiba Oishi bertanya.
Hara ragu-ragu dan melihat ke arah Horibe. Dia
mendehem dan bersiap bicara ketika ada ketukan
pelan di pintu. Horibe membuka pintu sedikit, dan
langsung mempersilakan Kataoka yang masuk sambil tersenyum.
Dia membungkuk hormat pada Oishi, juga pada
yang lain lalu duduk di lantai.
"Kau kelihatan senang," kata Oishi.
Senyum Kataoka semakin lebar.
"Aku sudah menemukan usaha baru untuk pedagang kaya seperti aku di Edo."
"Oh" Dan apa yang akhir-akhir ini dilakukan
pedagang yang sedang berkunjung di Edo untuk
menyibukkan diri?" "Belajar," kata Kataoka dengan nada penuh
percaya diri. "Belajar tata upacara minum teh."
"Upacara minum teh!" seru Oishi.
Orang-orang saling memandang dengan terkejut.
Apakah Kataoka sudah gila untuk bermain dengan
mereka di saat seperti ini"
"Tentu saja aku tahu tentang upacara ini lebih
baik dari dia," lanjut Kataoka dengan tenang, "tapi
guru upacara itu terlalu banyak bicara dan bagian
itulah yarg menyenangkan."
"Aku senang kau terhibur," kata Oishi dengan
tajam. "Beberapa di antara kita kurang beruntung
dapat memilih cara untuk mengisi waktu."
Tapi kataoka bukanlah jenis orang yang dapat
menerima sindiran halus. Aku mendapat banyak gosip tentang istana dari
guruku," dia meneruskan dengan tenang. "Tentang
pejabat tinggi mereka."
256 "Lalu apa untungnya buat kita?" tanya Hara
dengan tidak sabar. "Aku tak peduli dengan gosip
tentang istana." "Tapi bukankah lebih baik bila kita tahu rencana
Kira, kan?" "Tentu saja." "Nah, guruku punya pelanggan yang bisa menjadi sumber penting untuk berita seperti itu."
Siapa orang itu?" tanya Hara dengan malas.
"Kurasa kau takkan bertanya. Dulu dia adalah
Pembawa Acara di istana. Namanya Kira."
Semua yang hadir merasa terkejut tapi senang.
Kataoka memang membuat kemajuan.
"Bagus, Kataoka," kata Oishi sambil tersenyum.
"Aku tahu kau tak sekadar membuang waktu kami."
"Tentu tidak," kata Hara, lalu tertawa bersama
dengan yang lain. 257 John Allyn Kisah 47 Ronin Onodera menganggukkan kepalanya yang beruban.
"Aku tak bisa memikirkan cara yang lebih baik
untuk mengikuti kehidupan sosial Kira - dan kelihatannya, itulah yang kita butuhkan untuk mengetahui kegiatannya. Jika kita bisa menjebaknya pada
suatu tempat dan waktu..."
Tak ada lagi yang perlu dikatakan. Semuanya
sibuk dengan pikiran mereka sendiri sampai Oishi
ingat beberapa urusan yang belum selesai.
"Hara, tadi kau melaporkan tentang penugasan
anggota kita. Apakah kau mengatakan bahwa ada
yang belum melihat Kira?"
Hara kembali ragu. "Ya, benar." "Kenapa?" Hara menatap lantai. Inilah laporan yang tidak
menyenangkan baginya. "Karena beberapa orang yang tercantum dalam
daftar - menghilang."
"Menghilang," ulang Oishi dengan sengit. "Maksudmu lari, kan?"
Hara tak menjawab, dan Oishi mengeluh.
"Berapa orang yang meninggalkan kita?"
"Sekitar sepertiga dari kekuatan kita."
"Dan baru sekarang kau melaporkan?" Oishi
bertanya dengan marah. "Tidak ada bedanya," kata Hara dengan tegas.
"Kita tetap akan maju."
"Kau tidak perlu terkejut," kata Onodera dengan
lembut kepada Oishi. "Kau sendiri bilang kalau beberapa orang akan berpaling dari kita bila pertempuran semakin dekat."
Oishi mengangguk. "Aku tahu. Maaf." Dia melirik ke arah Horibe.
"Kau benar, Horibe, ketika kau mengatakan bahwa
waktu tidak berpihak pada kita. Bagaimana aku bisa
berharap dapat mempertahankan mereka dalam keadaan siap tempur bila aku selalu membuat mereka
menunggu." Horibe menggelengkan kepala.
"Bukan karena waktu tidak berpihak pada kita tapi rasa takut."
"Sebagian besar disebabkan oleh perpecahan
dalam organisasi kita," kata Oishi. "Yang akan semakin buruk bila aku menyembunyikan diri."
Dia menghela napas panjang. Jelas sekali perlu
tindakan yang drastis. Oishi berjalan ke pintu dan
memberi isyarat pada orang di luar.
"Mimura," katanya setelah pembantu itu masuk,
"ada satu tugas khusus untukmu."
Mimura mengangguk sambil mendengarkan.
"Aku mau kau mencari tempat yang cocok 258 259 John Allyn mungkin rumah makan - di mana kita bisa berkumpul."
"Semuanya?" tanya Hara dengan hati-hati.
"Ya," jawab Oishi. "Sudah waktunya kita mengadakan satu pertemuan terakhir untuk menegaskan
tujuan kita sebelum 'pejuang kita' pergi satu demi
satu." Oishi merasa penting untuk menjaga agar kelompok yang setia tidak semakin berkurang.
Di Fukagawa, daerah di pusat kota, Mimura menemukan penginapan yang memiliki beberapa ruang
makan pribadi yang luas. Dia memilih ruangan di
lantai bawah karena lebih mudah melarikan diri bila
disergap. Dia meminta izin untuk melihat dapur
dengan alasan bahwa teman-temannya sangat rewel
soal makanan, dan memerhatikan lokasi pintu samping yang dapat digunakan dalam keadaan darurat.
Dia juga meminta agar kelompoknya jangan diganggu selama makan karena masalah keuangan
yang akan mereka bicarakan perlu konsentrasi.
Ketika semua persiapan sudah dilakukan, Oishi
mengirim pesan kepada seluruh samurai Ako yang
masih tinggal di Edo untuk berkumpul di hari yang
telah ditentukan. Mimura masuk ke ruang makan bersama Oishi,
260 Kisah 47 Ronin lalu keluar untuk melakukan pemeriksaan terakhir
di dapur guna memastikan pintu samping tidak
terhalang. Tapi, ketika melongok melalui pintu, dia
cepat-cepat menutupnya dan berlari menemui Oishi
Kisah 47 Ronin The 47 Ronin Story Karya John Allyn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan wajah pucat. "Kita tak bisa bertemu di sini," katanya dengan
tergesa-gesa. "Kenapa?" tanya Oishi dengan keras. "Aku yang
akan memutuskan apakah kita bertemu di sini atau
tidak." "Maaf," kata Mimura. "Maaf bila aku...."
"Katakan saja," kata Oishi. "Ada apa?"
"Anak itu - anak penjaga api yang bekerja di
rumah kita di Edo... sebelum pemimpin kita Lord
Asano meninggal. Dia ada di dapur! Untung dia
tidak melihatku. Tapi bila dia masuk kesini..."
Oishi berpikir cepat. "Mungkin dia hanya pembantu di dapur, maka dia takkan melayani kita di
sini... Bagaimana kau tidak melihatnya sebelumnya"
Kukira kau telah memeriksa tempat ini dan menganggapnya aman?"
"Maaf," kata Mimura. "Waktu itu dia tidak ada
di sana. Seharusnya aku periksa lagi pagi ini... aku
benar-benar menyesali kekhilafan ini."
"Tak ada yang bisa kita lakukan," kata Hara,
yang masuk ketika mereka sedang membicarakan
masalah itu. "Kita harus pindah."
261 John Allyn Kisah 47 Ronin "Kita tidak bisa mengubah rencana di saat yang
sempit ini," kata Oishi keberatan. "Seluruh anggota
akan segera tiba. Tidak ada pilihan lain kecuali tetap
melanjutkan pertemuan ini sesuai rencana."
"Tapi jika anak itu melihat salah satu..." kata
Mimura dengan putus asa. "Bila dia lihat kita," sela Oishi, "tugasmu untuk
mengurusnya. Kau yang bawa kami ke sini, kau juga
yang harus membawa kami keluar dari sini... Duduklah di pintu dekat dapur. Dengarkan setiap ada
pelayan yang mendekat dan beritahu kami jika
mereka datang. Kau bisa berdehem atau mengajak
bersulang. Bila yang masuk adalah si penjaga api,
kuperintahkan kau bunuh dia dengan cara yang
'wajar'. Bagaimana caranya, terserah kau. Mengerti!"
Mimura mengangguk dengan putus asa.
"Sekarang duduklah di tempatmu. Pertemuan
akan segera dimulai dan kita tidak boleh menyebabkan keterlambatan."
Oishi masuk dan duduk di tempatnya di ujung
meja. Mimura menempatkan dirinya seperti yang
diperintahkan, sedangkan Kataoka duduk di sebelahnya untuk memberi bantuan bila diperlukan. Anggota yang lain mulai berdatangan.
Ketika semua telah hadir, makan siang pun
dimulai dan Oishi lega saat yang melayani adalah
wanita. Makanan disajikan dengan cepat lalu gadisgadis itu mengundurkan diri sesuai perintah.
Oishi meminta perhatian dari semua yang hadir.
Dia tak membuang-buang waktu untuk langsung ke
pokok persoalan. "Rekan-rekan," dia memulai, dengan emosional,
"aku senang kalian semua hadir. Waktu yang kita
nantikan sudah dekat dan kita harus menyusun
rencana akhir. Sebelum melanjutkan, aku harus tahu
siapa yang dapat diandalkan. Jumlah anggota yang
sedikit, kita tak bisa mengharapkan keberhasilan.
Kuharap kalian memahami dan menerimanya."
Terdengar suara menggumam setuju dan dia pun
meneruskan. Dia mengumumkan bahwa ada sumpah baru yang harus ditandatangani dengan darah.
Dia berhenti lalu membacakan sumpah itu.
"Tidak peduli apa pun tugasnya, takkan ada
perbedaan dalam penghargaan atau jasa. Selama dia
melaksanakan tugas sesuai kemampuannya. Setiap
anggota harus saling membantu, tanpa mencari
kemenangan sendiri. Harus sungguh-sungguh dimengerti..."
Tiba-tiba dia disela oleh Mimura yang berdehem
keras. "Mari bersulang," ajaknya, "bersulang untuk
Hara, maksudku Harano, pedagang beras!"
"Untuk Harano, pedagang beras," ucap yang lain
menirukan dan menghabiskan sake ketika pelayan
262 263 John Allyn Kisah 47 Ronin wanita masuk dari arah dapur untuk memeriksa
makanan. "Untuk pedagang bahan tirai dari Kyoto," ajak
Mimura selanjutnya dan mereka bersulang untuk
Kataoka, yang menyeringai malu. Ketika pelayan itu
pergi, Oishi membacakan sumpah tersebut.
"Harus sungguh-sungguh dimengerti bahwa tak
seorang pun dari kita boleh bertindak semena-mena
bahkan setelah Kira dibunuh. Prosedur yang harus
dipatuhi akan tergantung pada keadaan yang tidak
kita ketahui dan akan diberitahukan pada saat itu."
Semua menggumam setuju dan ketika makan
siang selesai, mereka menuliskan nama dengan
darah. Ada empat puluh tujuh penanda tangan,
termasuk seorang laki-laki berumur tujuh puluhan;
lima orang berumur enam puluhan, termasuk Yoshida dan Onodera; empat orang berumur lima
puluhan, termasuk Hara; empat orang berumur
empat puluhan, termasuk Oishi; delapan orang
berumur tiga puluhan, termasuk Kataoka dan Horibe; tiga belas orang berumur dua puluhan, termasuk putra Onodera, Koemon; serta Yato dan Chikara,
yang keduanya berumur tujuh belas tahun. Setiap
anggota diberi petunjuk rinci soal peralatan perang,
senjata, tanda, tempat pertemuan, dan nama pemimpin langsung mereka. Waktu dan tempat penyerangan akan ditentukan kemudian. Hal-hal yang lain
sudah diputuskan. Para anggota itu pergi seperti ketika mereka
datang, berdua dan bertiga, sampai hanya tinggal
Oishi dan Mimura. Kini Oishi berkesempatan untuk
bersantai dan bahkan tersenyum. Mimura menghampiri dengan senyum dan mereka pun keluar bersamasama puas dengan keberhasilan pertemuan itu.
Beberapa waktu kemudian, beberapa pelayan
dapur membersihkan meja. Salah satunya adalah si
penjaga api dari rumah Lord Asano. Dia sedang
mengangkat beberapa piring di tempat Oishi ketika
dia memerhatikan serbet kotor di lantai. Dia ambil
serbei itu dan memerhatikannya dengan penuh rasa
ingin tahu. Serbet itu penuh bercak darah dan dia
melemparnya ke meja dengan rasa jijik. Andai rasa
ingin tahunya lebih besar, dia melihat jumlah noda
darah itu ada empat puluh tujuh.
264 265 Tak mau kalah dengan Kataoka, Hara pun menjalin
hubungan dengan rumah tangga Kira. Dia membuka
toko peras dan berhasil mendapatkan pelayan dapur
musuhnya itu sebagai pelanggannya. Pelayan ini
meminta potongan harga yang besar sehingga akhirnya Hara menjual berasnya dengan harga lebih
rendah dari harga beli. Kerugian usaha dapat memJohn Allyn Kisah 47 Ronin beri keuntungan dalam hal lain. Dia tidak diizinkan
mengirimkan beras hingga ke gerbang - keamanan
di sana sangat ketat - tapi dia sempat mengetahui
jumlah beras yang diperlukan untuk pesta. Horibe
berkenalan dengan pendeta yang menjadi teman
Kira. Anggota yang lain menggunakan cara sendiri
untuk melacak kegiatan buronan mereka yang sukar
ditangkap. Tapi Kataoka, melalui guru tehnya, yang lebih
dulu berhasil mendapat petunjuk yang benar.
Dia pergi mengikuti pelajaran mingguannya dan
menguatkan diri untuk menghirup teh tidak enak
ketika gurunya dipanggil untuk menerima sebuah
pesan. Ketika gurunya sedang membelakanginya,
Kataoka membuang tehnya ke dalam hibachi, tapi
gurunya, laki-laki gemuk dengan kepala yang dicukur
seperti pendeta, begitu senangnya ketika kembali
hingga dia tak memerhatikan.
"Coba tebak," katanya. "Aku diundang ke pesta!"
"Menyenangkan sekali," gumam Kataoka, sambil
berpura-pura menghirup teh dari cangkirnya. "Pasti
itu peristiwa penting sehingga Anda begitu senang."
"Oh, memang! Di rumah Lord Kira..."
Kataoka menahan napas. "...upacara minum teh pagi hari tanggal enam
Desember. Aku sangat tersanjung karena diundang.
Sudah lama aku tidak ke Edo, tapi aku sudah mulai
masuk dalam lingkungan mereka."
"Ya," kata Kataoka, "memang benar. Dan upacara ini akan dilangsungkan di kediaman Lord Kira?"
"Ya, di rumahnya. Oh, seandainya aku bisa
mengajakmu. Kau belum pernah masuk ke rumah
Edo yang sesungguhnya, kan?"
"Belum pernah," Kataoka berbohong, sambil
mengingat pagi yang amat bersejarah itu ketika Lord
Asano pergi dari rumah untuk yang terakhir kali.
"Tapi sudah pasti aku tidak berhak mengundangmu. Aku tahu Lord Kira sangat memilih tamutamunya dan ada penjaga yang akan memeriksa
undangannya. Apakah menurutmu dia takut kalau
anak buah Lord Asano masih mengejarnya?"
"Entah kenapa dia harus berpikiran seperti itu kejadian itu sudah lama sekali."
"Ya - aku juga berpikir begitu. Bila mereka ingin
balas dendam, mereka pasti sudah melakukannya
sejak dulu." Kataoka mengangguk sementara laki-laki itu
terus berbicara. "Lagi pula, hal itu menunjukkan bahwa masa
kejayaan samurai telah berakhir. Jika tidak lagi menjunjung tinggi kode etik mereka sendiri, apa yang
akan terjadi pada moral seluruh bangsa?"
266 267 John Allyn Kisah 47 Ronin Kataoka mengatupkan gigi dan tidak mengatakan apa pun.
"Namun, pesta di kediaman Lord Kira ini akan
menjadi peristiwa yang luar biasa. Nah, sekarang,
bisakah kita lanjutkan pelajarannya?"
Dengan patuh Kataoka mengangkat cangkir yang
kosong ke bibir dan pura-pura menghirup, memutarnya sedikit setiap kali akan menghirup sesuai tata
krama. Dia merasa akan tepat bila penyerangan dilakukan pada malam hari tanggal lima dengan kepastian
bahwa sasaran mereka akan berada di rumah.
kinan besar akan ada pesta akhir tahun di kediaman
Kira. Kataoka meneruskan berita ini kepada Oishi
dan laporannya dikuatkan oleh Horibe, yang diminta
oleh teman pendetanya untuk menyampaikan surat
persetujuan untuk hadir di pesta itu.
Pesta akan diadakan pada tanggal empat belas
Desember dan Oishi merinding ketika mendengar
tanggal tersebut. Kataoka dan Horibe juga menyadari maknanya dan menatap penuh arti pada Oishi.
Tanggal itu adalah adalah tanggal kematian Lord
Asano dan menjadi pertanda yang pasti bahwa
waktu untuk menyerang akhirnya tiba!*
Kataoka sudah melaporkan kepada Oishi tentang
pesta itu ketika ada kabar dari sumber lain bahwa
pesta tersebut ditunda. Kataoka mengadakan pelajaran tambahan dengan guru tehnya dan diberitahu
bahwa berita itu memang benar. Guru tehnya sangat
kecewa dan hanya dapat berharap akan ada kesempatan yang lain. Kelihatannya Shogun mengadakan
pesta di hari yang sama dan Kira membatalkan
pestanya sendiri agar dapat hadir di sana.
Semangat para anggota menjadi kendur, namun
minggu berikutnya ketika Kataoka menghadiri pelajarannya, mereka kembali memiliki alasan untuk
tetap berharap. Kali ini dia tahu bahwa kemung268
269 Kisah 47 Ronin alju mulai turun pada malam hari tanggal
sebelas. Hujan yang turun sangat deras dan
kelihatannya akan berlangsung selama beberapa
hari. Orang-orang di jalan mengenakan baju yang
sangat tebal, berjalan cepat dan tidak memerhatikan
hal-hal lain seperti kegiatan orang asing. Sungguh
cuaca yang sempurna bagi kelompok dari Ako.
Rencana akhir Oishi sederhana saja: serangan
serentak pada pintu masuk dan pintu samping kediaman Kira dengan kekuatan penuh. Begitu mereka
berhasil melumpuhkan gerbang, anggota yang lebih
tua akan tetap di situ untuk menjaga campur tangan
dari luar, sementara yang muda akan masuk untuk
mencari sasaran. Oishi yang akan memimpin serangan dari pintu
masuk; Hara akan bertanggung jawab di pintu samping, sementara Onodera dan Yoshida akan memimpin pasukan yang berada di luar. Senjata dan
seragam sudah diperoleh dan akan dikenakan tepat
sebelum penyerangan. Setiap anggota tahu tempat
dan sasaran mereka; kini tak ada yang dapat dilakukan selain menunggu.
Salju masih terus turun pada tanggal tiga belas,
tapi masih belum ada berita soal pembatalan atau
penundaan pesta di kediaman Kira. Semangat para
samurai Ako semakin lama semakin bertambah.
Di pagi hari tanggal empat belas, Oishi pergi ke
kuil Sengaku-ji untuk memberi penghormatan yang
terakhir pada Lord Asano. Inilah pertama kalinya dia
lepas dari pengawasan pengawalnya.
Di pemakaman, dia menyingkirkan salju dari
plakat yang terletak di depan makam Lord Asano
lalu berbicara dengan pemimpinnya yang sudah
meninggal. "Kami siap, tuanku, untuk membalas dendam."
Dia berhenti dan membayangkan bahwa katakata ini memberi kepuasan bagi Lord Asano seperti
halnya bagi dirinya sendiri.
"Pasukanmu yang setia sudah berkumpul. Sebelum malam ini berakhir, beberapa orang atau bahkan
kami semua akan mengorbankan hidup kami, tapi
kami anggap itu bukan apa-apa karena kami menghormatimu.
"Berhasil atau tidak, kami akan segera berga270 271 SEMBILAN BELAS S John Allyn Kisah 47 Ronin bung dengan tuanku, dan ini memberi kami keberanian untuk melaksanakan tugas. Musuh kita lebih
Kisah 47 Ronin The 47 Ronin Story Karya John Allyn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
banyak, tapi dengan semangat, kami akan kalahkan
mereka - atau mati dalam berusaha. Kami akan
memberi kejutan, dan dengan keberuntungan kami
akan menemukan sasaran dengan cepat tanpa pertumpahan darah."
Sekali lagi Oishi bersumpah setia, dan dengan
membungkuk hormat, dia meninggalkan Sengaku-ji.
Di persimpangan jalan ke pemakaman, terdapat
penginapan sederhana dan ketika Oishi melewatinya
dia mendengar suara musik dan teriakan orang-orang
yang mabuk. Dia mengernyitkan dahi ketika teringat
saat dia melakukan hal yang serupa; ini memang
kebiasaan penduduk Edo. Tapi alisnya kemudian berkerut ketika alunan
samisen terdengar jelas dan seorang gadis mulai
menyanyi. Dia tersenyum dan merasakan penyesalan yang sangat dalam. Dia melihat bayangan
wajah Okaru di hadapannya dan sadar kalau harihari yang ia lalui bersama gadis itu di Yamashina
akan selalu membayangi dirinya. Dia menghela napas panjang dan setelah beberapa saat dia pun
berlalu. Di gerbang penginapan itu, seorang pengemis
buta yang hampir tertutup oleh salju meminta
sedekah. Oishi hampir jatuh tersandung olehnya,
tapi terus berjalan. Sesudah berjalan beberapa langkah, dia berhenti. Pengemis itu membawa pedang
samurai, dan Oishi tak bisa mengabaikannya. Setahu dia, pedang seperti itu seharusnya ada lambang
Klan Asano - bisa jadi pengemis itu salah satu
anggotanya yang jatuh miskin.
Dia lalu kembali menghampiri pengemis itu,
memberinya beberapa keping uang, dan melanjutkan perjalanannya. Lalu dia berhenti untuk yang
kedua kalinya. Kali ini ketika dia kembali mendatangi pengemis buta itu, dia menuangkan seluruh isi
dompetnya ke keranjang pengemis itu. Saat ini,
ketika berjalan di jalan yang bersalju, dia merasa
lega, merasa damai dan bebas. Uang tidak lagi
sesuatu yang perlu dia kuatirkan.
272 273 "Kejadian itu mengingatkanku betapa beruntungnya
kita karena pengemis itu di tempatkan di jalan yang
aku lewati," katanya kepada Chikara, ketika mereka
berbaring dekat hibachi di kamar yang dingin di
penginapan. "Tahukah kau," dia melanjutkan, "kalau beberapa orang menjalani hidup tanpa mengetahui jalan
yang benar. Mereka dihantam oleh angin ini dan itu
dan sama sekali tidak tahu ke mana mereka pergi.
Biasanya begitulah nasib orang biasa - mereka yang
John Allyn Kisah 47 Ronin tidak memiliki pilihan atas nasib mereka. Bagi kita
yang terlahir sebagai samurai, kita tahu arah dari
tugas kita dan kita mengikutinya tanpa mempertanyakannya."
Dia bangkit untuk memandang keluar jendela
sambil melanjutkan. "Tapi itu tidaklah mudah karena ada banyak
hambatan yang mungkin tidak dapat diatasi. Seperti
yang dihadapi oleh pengemis buta itu. Mungkin dia
juga memiliki keinginan rahasia untuk balas dendam
pada penindasnya. Mungkin keadilan berpihak pada
dia seperti yang kita miliki sekarang, tapi dia tidak
berdaya. Menurutku, kita beruntung - kita tahu apa
yang harus kita lakukan dan kita mampu mewujudkannya!"
Mata Chikara bersinar ketika ayahnya bicara dan
dia baru akan berkomentar ketika tiba-tiba Oishi
agak maju ke depan untuk melihat dengan lebih
jelas melalui jendela. Dua penunggang kuda mendekat menembus
salju, yang satu orang dewasa dan yang anak kecil
kecil. Selama beberapa saat Oishi melihat dirinya
sendiri dan putri Lord Asano sedang menunggang
kuda melalui padang rumput Ako di hari itu, dulu
sekali. "Ayah..." kata Chikara, dan Oishi berbalik. Selama beberapa saat dia lupa apa yang sudah dia
katakan, kemudian dia melanjutkan kata-katanya
tapi dengan lebih lembut.
"Seperti yang sudah kukatakan, kita beruntung,
beruntung." "Kita memang beruntung, Ayah."
Oishi tersenyum. "Benar. Itulah kata-kata seorang samurai. Ingat, selalu ada pengorbanan dalam
setiap kehidupan. Bahkan orang yang memilih jalan
yang aman juga harus mengorbankan getar pertempuran. Intinya, begitu tahu apa yang kau inginkan,
kau harus siap berkorban untuk mendapatkannya.
Orang yang menyadari ini adalah orang yang beruntung. Yaitu mereka yang tahu dan mau berusaha.
Apalagi yang dapat diminta laki-laki selain itu?"
Chikara menggelengkan kepala. Baginya, tak ada
yang lebih penting dari hal itu.
Oishi merasa senang telah mengizinkan putranya bergabung dalam kelompok ini.
Namun, ada kenangan... Saat makan malam bersama, Oishi tiba-tiba
teringat pada istrinya dan anak-anaknya yang lain.
Selama beberapa saat dia merasa dikuasai emosi,
tapi dia menyembunyikan itu dari putranya.
"Jangan habiskan nasinya," katanya pada Chikara, sambil berdehem. "Kau akan merasa lebih baik
bila tidak terlalu banyak makan."
Chikara mengangguk dan menaatinya, meskipun
274 275 John Allyn Kisah 47 Ronin sebenarnya dia masih lapar. Tentu saja tak ada
daging atau ikan, dan makanan yang enak lainnya
tak diperbolehkan karena alas an spiritual. Memanjakan diri sebelum melakukan sesuatu yang penting
seperti yang mereka hadapi sekarang akan menjadi
pertanda buruk. Setelah makan malam, mereka berbaring sejenak
untuk beristirahat meskipun mereka berdua tidak
bisa tidur. Chikara mengingat kembali tugasnya
dalam penyerangan itu, dan kemudian pikirannya
melayang ke masa lalu. Dia ingat pada ibu dan adikadiknya, lalu maiko kecil yang dikenalnya secara
singkat; Sedikit pun takkan ada kesempatan baginya
untuk bertemu lagi dengan maiko kecil, namun dia
tetap belum dapat melupakannya...
Mereka "dibangunkan" tepat pukul delapan oleh
kedatangan Kataoka dan Onodera yarig berbisik
sehingga semakin menunjukkan betapa pentingnya
peristiwa ini. Dalam keheningan mereka bangkit dan
berpakaian lalu keluar menembus salju.
anggota akan berkumpul. bila mereka sudah siap
menyerang. Tempat pertemuan pertama untuk kelompok Oishi
adalah sekolah anggar milik Horibe, di mana mereka
berganti pakaian tempur. Ada tiga tempat yang
ditunjuk untuk keperluan itu, di mana seluruh
276 Pakaian mereka biru, keduanya merupakan lambang dari kesucian untuk menjamin perlindungan
Yang Kuasa dan sebagai bukti bahwa tindakan mereka ini bukan karena kemiskinan. Di atas tumpukan
pakaian dalam dari sutera, mereka mengenakan
kemeja yang dikancingkan hingga ke pergelangan
tangan. Setelah itu celana lebar yang akan memudahkan gerak mereka. Kemudian pakaian perang
berlapis kain satin dan di atasnya. Setiap prajurit
memakai pelindung dada dengan jalinan tali sutera
dan hiasan dari emas. Sebuah mantel dan pelindung
kepala dari bahan tenunan halus yang dapat dilepas
dengan mudah memtuat penampilan mereka mirip
seperti petugas pemadam kebakaran, suatu penyamaran yang mereka harap dapat memungkinkan
mereka untuk pergi tanpa mengalami hambatan
melewati jalan-jalan. Oishi menyiapkati seragam ini dengan diamdiam di beberapa penmbuat pakaian perang di Kyoto,
sedikit demi sedikit agar tidak menimbulkan kecurigaan. Setelah berpakaian, mereka berjalan berdua
atau bertiga menuju toko beras milik Hara, tempat
pertemuan terakhir. Di sini Oishi memeriksa setiap prajurit dan
mengajukan pertanyaan tentang tugas yang diberi277
John Allyn Kisah 47 Ronin kan untuk mereka. Oishi sudah menyelesaikan tugas
dan sedang duduk dengan tenang menunggu waktu
berangkat, ketika dia dikejutkan oleh seseorang
yang memberinya secangkir sake. Dia menoleh dan
melihat Hara yang beruban.
Inilah waktunya untuk bersulang terakhir demi
keberhasilan dan dia melakukannya dengan sikap
percaya diri yang memberikan kekuatan pada yang
lain. Saatnya untuk berangkat. Di luar, mereka membentuk empat barisan dan
berjalan di bawah komando Oishi. Mereka membawa dua tangga yang ringan dan tampak seperti
pasukan pemadam kebakaran yang berpatroli, pemandangan yang biasa di lorong dan gang. Satusatunya perbedaan yaitu di barisan luar Mimura
membawa plakat yang berisi pernyataan atas tujuan
mereka yang akan diperlihatkan pada waktu tepat.
Salju sudah berhenti, tapi lapisan salju yang
ada dapat menyembunyikan bunyi langkah kaki
mereka. Tak seorang pun yang terlihat di jalan,
kecuali seorang pengawas kebakaran yang memukulkan tongkatnya untuk menunjukkan bahwa dia
bersiaga. Oishi membalas salamnya dan tidak ada
yang menghalangi mereka. Mereka sudah menyeberangi jembatan yang terbentang di atas sungai Sumida menuju Honjo, dan
berjalan memasuki Matsuzaka ketika terjadi insiden.
Seekor anjing kotor yang menggigil, berdiri di tengah
jalan dan mulai menggeram ketika mereka mendekat. Takut jika anjing itu menggonggong dan
menimbulkan keributan, Oishi memberi tanda pada
Hara yang berada di sampingnya. Tanpa berhenti,
Hara memasang anak panah lalu membidik anjing
itu tepat di leher. Anjing itu menggelepar, lalu diam
tak bergerak. Pasukan berjalan terus melewatinya.
Ketika melihat bangkainya, mereka sadar bahwa ini
tindakan pelanggaran pertama mereka atas undangundang Shogun. Kejadian itu bisa membuat mereka
dihukum berat, dan mereka tahu ini baru awal.
Bagi Hara, pemandangan anjing itu membuatnya
tertawa. Dia senang dengan keahliannya memanah
selain juga menyadari bahwa mereka sudah melewati titik di mana mereka tidak bisa mundur lagi.
Inilah peristiwa yang telah dia nantikan selama
hampir dua tahun dan dia ingin menikmati saat-saat
ini sebaik mungkin. Apa yang lebih menyenangkan
dalam hidup ini selain penantian untuk bertempur"
Sambil berbaris, pikiran Kataoka juga dipengaruhi kematian anjing itu. Dia ingat prosesi pemakaman yang mereka jumpai di kota Edo dalam
perjalanan ke kastil Shogun bersama Lord Asano.
Dia meyakini itu adalah pertanda buruk. Seekor
anjing mati adalah tanda yang pasti bahwa Kira
278 279 John Allyn Kisah 47 Ronin sedang menanti kedatangan mereka. Dia hanya berharap dialah yang akan pertama kali menemukan
Kira. Dia tahu bahwa Kira pemain pedang yang
hebat, namun dengan semangat yang ada sekarang,
dia merasa sanggup melawan dua puluh orang
seperti Kira, dan menang. Pedang bajanya sudah
ingin menebas orang yang membawa kematian bagi
pemimpinnya. Anggota yang lebih tua berbaris dengan susah
melewati salju, tapi langkah mereka sama gagahnya.
Onodera dan Yoshida, keduanya memandang peristiwa malam ini dengan cara pandang yang lebih
luas. Bagi mereka, peristiwa ini seperti langkah
dalam permainan go di mana setiap biji harus
memainkan satu bagian. Membunuh anjing adalah
gerakan pertama, namun strategi keseluruhan yang
paling penting dan akan menentukan keberhasilan
atau kegagalan mereka. Bagi sebagian besar anggota yang lebih muda,
anjing hanyalah anjing, gangguan yang memang
harus disingkirkan. Ujian mereka yang sebenarnya
akan tiba ketika menghadapi baja dingin untuk
pertama kalinya. Setelah itu mereka akan tahu,
termasuk Chikara, apakah mereka pantas disebut
samurai. Ketika Mimura melewati bangkai anjing itu, dia
cepat-cepat keluar dari barisan untuk menimbun
bangkai itu dengan salju agar tidak ditemukan
sampai matahari menghangatkan bumi. Kembali ke
barisannya, dia memandang lekat ke salju, seolah
belum pernah melihatnya. Dalam cahaya rembulan,
salju tampak begitu indah. Dia berusaha mengingat
puisi tentang salju tapi tidak berhasil; tak pernah
terlintas di benaknya untuk membuat puisi sendiri.
Hal itu hanya dilakukan para bangsawan.
Oishi, yang memimpin barisan, sudah melupakan anjing itu. Dia sibuk membayangkan reaksi
musuhnya atas serangan itu.
Satu-satunya bahaya terbesar yaitu tanda peringatan akan dinaikkan dengan sangat cepat hingga
bantuan akan tiba sebelum mereka membereskan
Kira. Pasukannya yang terdiri dari empat puluh tujuh
orang sudah jelas tak sebanding dengan enam puluh
pemanah yang ada di rumah itu, belum lagi pembantu yang juga akan melakukan perlawanan bila
terpaksa. Tapi kalau pasukan lain juga dikerahkan,
baik oleh Chisaka dari Klan Uesugi atau tetangga
Kira yang lain, maka pasukannya pasti akan kalah.
Oishi merasa perlu memikirkan tindakan pertama yang akan dilakukan Kira: meminta bantuan.
Bila Kira mempunyai api isyarat yang bisa dinyalakan, maka harus segera mereka padamkan. Atau
mungkin Kira akan berusaha mengirim utusan. Dengan kekuatan pasukan Oishi di kedua gerbang, dia
280 281 John Allyn Kisah 47 Ronin rasa tidak mungkin seorang pun bisa lolos. Tapi jika
berhasil lolos, maka dalam waktu sekejap pasukan
pemanah dari Uesugi pasti telah berhadapan dengan
mereka. Pertanyaannya adalah, dapatkah mereka
menemukan Kira sebelum semua kemungkinan itu
terlaksana" Perintahnya pada seluruh pasukan yaitu menemukan Kira tanpa penundaan, tidak terlibat dalam
perkelahian yang tidak perlu dan tidak membunuh
orang yang tidak melawan. Melalui peta, mereka
tahu mana kamar Kira, namun mungkin dia akan
bersembunyi begitu mendengar tanda peringatan.
Kisah 47 Ronin The 47 Ronin Story Karya John Allyn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Oishi menggelengkan kepala. Dia telah memperhitungkan segalanya; dia hanya berharap tidak hal
lain terlewati. Tapi kini semua perenungan telah berakhir.
Mereka sudah sampai di gerbang Kira dan tibalah
waktunya untuk bertindak.
Kesunyian adalah hal yang sangat penting dan
tak seorang pun bersuara ketika berjalan perlahan
hingga akhirnya berhenti. Tak ada suara dari arah
dalam rumah dan mereka menganggap bahwa sejauh ini kehadiran mereka tidak diketahui.
Oishi memberi perintah dan kedua kelompok
berkumpul. Hara memimpin pasukannya ke pintu
samping, dan sekali lagi berusaha mendengar tandatanda kegiatan dari dalam. Tak terdengar suara apa
pun, jadi dia langsung memberi isyarat pada Kataoka
yang ditugaskan untuk memimpin kelompoknya
dengan satu alasan khusus. Dia melangkah maju
sambil menyeringai, meludahi kedua tangannya lalu
mulai memanjat tembok di sisi gerbang dengan
ditopang Mimura. Dia berhasil mencapai puncak
tembok tanpa bersuara. Setelah memeriksa sekeliling dengan hati-hati, dia bersandar untuk membantu orang berikutnya naik. Orang itu adalah Yato,
yang ditopang oleh Hara dan Mimura; Sesudah Yato,
dua orang lainnya juga naik. Keempat orang itu
tetap di atas tembok menunggu hingga mata mereka
terbiasa dengan kegelapan dan bisa melihat apa
yang sedang dilakukan para penjaga. Di bawah ada
dua penjaga yang mengantuk sambil bersandar ke
tembok tempat para penyerang berdiri. Kedua penjaga tak menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka
tahu keharian orang lain.
Kataoka mengangkat tangan, lalu menurunkannya dengan tanda tanpa suara dan keempat orang
itu pun segera melompat turun. Mereka mendarat di
atas tanah yang lembut lalu menyerang para penjaga yang tidak sempat berteriak. Empat pedang
menusuk kedua tubuh itu hampir bersamaan hingga
mereka mati tanpa bersuara. Kataoka lalu berlari ke
gerbang, membuka kunci, dan dengan bantuan yang
lain mendorong gerbang hingga terbuka lebar. Hara
282 283 John Allyn Kisah 47 Ronin serta pasukan pedangnya masuk meninggalkan Yoshida dan anggota lain yang lebih tua di luar. Dari
arah gerbang utama masih belum terdengar suara
anggota lain yang masuk hingga Hara menjadi bimbang. Dorongan untuk menjelajahi rumah itu sendirian begitu kuat tapi dia menahan diri untuk menunggu. Dia sadar bahwa satu tanda peringatan bisa
menimbulkan bencana bila Oishi dan anak buahnya
belum selesai memanjat tembok.
Di gerbang utama, dua buah tangga yang disiapkan untuk penyerangan ini diletakkan pada posisinya ketika Oishi memperkirakan bahwa Kataoka
telah selesai menaiki tembok samping. Kecuali Onodera dan anggota yang sudah tua, para anggota
yang lain menaiki tangga itu dan melompat ke
dalam. Para penjaga berhasil dilumpuhkan tanpa
sempat berteriak. Karena tidak melawan para penjaga itu diikat dan mulutnya disumbat. Hal ini butuh
waktu lebih lama daripada ditikam. Demi mengejar
waktu, Oishi memimpin anak buahnya berlari menyeberangi daerah terbuka yang mengelilingi rumah.
Dia bertemu Hara tepat pada waktunya untuk mencegahnya masuk ke dalam sendirian.
Kini kedua kelompok itu bergabung dan para
anggota yang bertubuh besar diperintahkan mendobrak pintu rumah. Kayu pintunya ternyata hanya
sekadar hiasan dan tidak kokoh sehingga langsung
hancur begitu didobrak. Ini menjadi pertanda pertama bagi penghuni rumah bahwa mereka diserang.
Oishi dan anggotanya segera ke ruang masuk, lalu
ke ruang lain untuk memberi kejutan pada para
penjaga sebelum mereka sempat menyiapkan diri.
Di ruang penerimaan utama mereka menemukan
lima penjaga yang langsung menyerah. Kini para
penyerang menyebar ke seluruh penjuru rumah,
ingin segera menyelesaikan urusan sebelum datang
lebih banyak pasukan musuh.
284 285 * Kira terbangun sebelum seorang pelayan tua membuka pintu kamar dengan panik. Dia mendengar
keributan lalu dengan sangat ketakutan dia sadar
apa yang sedang terjadi. "Tuan!" pelayan tua itu berteriak. "Musuh telah
memasuki rumah. Apa yang harus kita lakukan?"
Kira bangkit dengan tergesa-gesa, menjatuhkan
nampan berisi sisa tehnya semalam.
"Penjaga," gumamnya, sambil mencari pedang,
"beritahu penjaga."
"Mereka sedang bertarung, tuan," jawab orang
tua itu. "Keluar dan bantu mereka," kata Kira dengan
datar sambil mengikatkan pedang di atas jubah
tidurnya. Kemudian dia berjalan ke pintu.
John Allyn Kisah 47 Ronin Ketika melangkah ke lorong, dia terkejut mendengar teriakan dan dentingan pedang lalu segera
berbalik ke arah yang berlawanan.
"Tahan mereka, bodoh!" dia berteriak sambil
menoleh ke belakang. "Tahan mereka selama mungkin!"
Setelah itu dia menghilang. Pelayan yang kebingunan itu berjalan kembali ke arah dia datang
tadi. Pikiran untuk menahan sepasukan samurai
muda yang sangat kuat tidak dapat dia pahami.
Waktu Kira berjalan cepat dengan bertelanjang
kaki ke ruangan terpencil di samping rumah. Dia
hampir menabrak pelayan muda bertubuh kokoh
yang berdiri dengan mata mengantuk.
"Kau!" tegurnya. "Apa ada musuh lewat sini?"
"Musuh?" tanya pemuda itu sambil mengantuk.
"Orang-orang dari Ako," Kira membentaknya
dengan tidak sabar. "Kau tidak tahu kalau kita
diserang?" Mata pembantu itu membelalak karena terkejut
tanpa menunjukkan rasa takut. Dengan penuh harapan Kira meraih bahu pemuda itu.
"Kuminta kau antar pesan - pada Klan Uesugi."
Pembantu itu mengangguk. Dia mengerti apa
yang harus dilakukan. "Minta Chisaka mengirim pasukan! Dan cepat!"
Dia membawa pelayannya ke pintu samping dan
melihat keluar. Dalam kegelapan, dia hanya dapat
melihat bentuk samar di halaman dan mendorong
pemuda itu dengan senyum menakutkan.
"Cepat," bisiknya. "Cepatlah dan kita bisa diselamatkan."
Di kamar tidur, Oishi serta anak buahnya menendang pintu kamar itu dan membangunkan pelayan serta tamu tanpa mendapat perlawanan. Mereka
tidak menemukan Kira di kamarnya, maka pencarian
286 287 Pemuda itu menghilang dalam gelap dan Kira
membungkuk kembali ke dalam rumah. Dia berlari
ke bagian lain rumahnya yang terdiri dari beberapa
kamar tidur dan membuka pintu salah satu kamar
tanpa basa-basi. Dia baru saja akan mengatakan
sesuatu pada penghuni kamar itu ketika terdengar
langkah orang mendekati kamar. Kira cepat-cepat
masuk ke dalam dan menutup pintu.
Oishi, bersama Chikara dan beberapa orang pilihan,
berjalan menuju kamar Kira sesuai dengan denah
yang sudah mereka pelajari dengan cermat. Mereka
bertemu beberapa pelayan yang ketakutan, laki-laki
maupun wanita, dan dengan kasar memerintahkan
mereka keluar dari rumah untuk mengurangi orang
yang berkeliaran dengan kebingungan di sekitar
lorong. John Allyn Kisah 47 Ronin pun menjadi lebih kacau ketika mereka bergerak
dari lorong ke lorong. Saat itu seluruh bagian rumah kacau dan penuh
dengan jeritan dan teriakan yang bercampur dengan
pukulan bila ada orang yang menghalangi jalan. Tapi
tak banyak terjadi pertumpahan darah karena penyerang tak bermaksud membunuh secara membabibuta. Begitu musuh dilumpuhkan, mereka tidak lagi
menaruh perhatian pada orang itu; satu-satunya
kepedulian mereka adalah menemukan Kira.
Kekacauan yang sama juga terjadi di luar. Saat
itu, sebagian besar pelayan dan tamu berlarian
kesana kemari dengan bingung di depan rumah.
Gerbang ditutup dan dijaga pembawa obor untuk
mencegah orang lari, tapi pelayan muda yang menerima perintah Kira melihat ada jalan keluar. Begitu
mendapat ide, dia langsung lari ke tembok di antara
kedua gerbang lalu melompat naik dengan cara sama
seperti yang dilakukan Kataoka untuk masuk. Dia
mengangkat tubuh lalu mendarat di luar di tepi
jalan. Onodera, komandan pasukan yang menjaga gerbang utama, memergoki pemuda itu saat bangkit
berdiri lalu berlari dengan cepat di tepi jalan. Sambil
berteriak, orang tua itu menarik busur dan melepas
anak panah tapi luput. Begitu juga panah dari
pasukan Ako lain yang segera tahu apa yang terjadi.
Onodera segera memerintahkan dua prajuritnya
mengejar pelayan itu, namun sama sekali tak ada
gunanya. Selain karena pemuda itu sudah berlari
lebih dulu, orang yang mengejarnya juga sudah tua.
Onodera mengumpat kesal. Bila tujuan pemuda itu
ke kastil Uesugi, tak lama mereka akan diserang
dalam jumlah pasukan yang besar. Onodera bersumpah akan bunuh diri atau mati dalam pertempuran
bila kesalahannya membuat mereka gagal menangkap Kira.
Ada masalah lain yang dihadapi Onodera.. Pelayan dari beberapa rumah tetangga mulai berdatangan dengan rasa ingin tahu oleh keributan itu.
Dia menjawab pertanyaan mereka dengan menunjukkan plakat yang sudah disiapkan Oishi:
288 289 Kami, ronin yang mengabdi pada Lord Asano
Takumi no Kami, malam ini akan menyerbu
kediaman Kira Kotzuke no Suke untuk membalas dendam atas kematian pemimpin kami.
Percayalah bahwa kami bukan perampok dan
takkan menimbulkan kerusakan di lingkungan
ini. Tampaknya ini cukup memuaskan bagi mereka dan
Onodera lega karena tak ada yang menentang dan
mencari bantuan. Sayangnya, kelegaannya tak berJohn Allyn Kisah 47 Ronin langsung lama ketika dua orang yang diperintahkannya mengejar pemuda itu kembali tanpa hasil.
Mereka hanya bisa melaporkan bahwa buronan
terlihat berlari dengan sangat cepat ke kastil Uesugi.
Sayangnya, mereka tak berhasil menemukan
Kira. Ada beberapa bangsawan yang menjadi tamu
di sana tapi tak satu pun dari mereka yang melawan. Oishi melewati mereka dengan tidak sabar.
Mereka hanya perlu memeriksa beberapa kamar lagi
ketika tiba-tiba terdengar teriakan Hara. Oishi segera
memimpin anak buahnya berlari ke dapur, meninggalkan Chikara menjaga lorong sendirian.
Hara sudah membuka pintu dapur dan berhadapan dengan pasukan pemanah cadangan Klan
Uesugi. Dia hampir tak sempat berteriak memberi
peringatan saat anak panah menembus bahunya.
Panah itu membuatnya pusing tapi dengan kekuatan
yang luar biasa dia berbalik untuk menerjang lawanlawannya. Saat itu anak buah Hara muncul dari
belakang dan menerjang musuh yang tak sempat
memasang anak panah ke busur. Mereka terpaksa
menarik pedang, tapi dalam pertarungan berdarah
itu kelihatan kalau musuh tidak mahir menggunakan
pedang. Dalam waktu singkat semua musuh berhasil
ditaklukkan. Hara bernapas dengan susah. Darah membasahi
pelindung dadanya namun dia tak ingin berhenti.
Dia sudah menunggu penyerangan ini terlalu lama
dan tak ingin kehilangan kesempatan untuk turut
ambil bagian di dalamnya. Dia memegang anak
panah yang menancap lalu dia patahkan agar tidak
mengganggu gerakannya. Setelah itu dia langsung
ke ruangan lain untuk memeriksa. Anak buahnya,
290 291 * Di dalam rumah, pencarian atas Kira terus berlangsung. Oishi melanjutkan pencariannya di bagian
kamar tidur, sementara anak buah Hara memeriksa
dapur dan ruangan untuk pelayan. Chikara diperintahkan tetap bersama ayahnya dan dia berusaha
menaatinya meskipun bingung dengan pencarian
itu. Dia begitu bersemangat, namun dia berusaha
sekuat tenaga mengendalikan diri, sekuat genggaman di pedangnya agar tidak melakukan hal yang
bodoh. Dia takut bergerak mendahului ayahnya
karena tak mau terlihat sombong, tapi juga ingin
berada di belakangnya karena tak ingin kelihatan
seperti pengecut. Akibatnya gerakan mereka menjadi
kaku, hingga akhirnya Oishi berhasil mengatur cara
menyerbu kamar. Dia perintahkan Chikara membuka
pintu di saat yang bersamaan hingga dia bisa masuk
sambil menghunus pedang untuk menghadapi penghuni kamar. Cara ini ternyata jauh lebih berhasil
dibanding berusaha masuk ke kamar bersamaan.
John Allyn Kisah 47 Ronin yang terbakar oleh tekadnya, mengikuti dengan
bersemangat. Oishi, yang datang setelah mendengar teriakan
Hara, tiba di tempat itu dan melihat bahwa Hara
telah berhasil mengendalikan keadaan. Dia berharap
teriakan itu berarti Kira sudah ditemukan. Tapi
ketika tahu ternyata bukan, dia hanya melambaikan
tangan ke arah ksatria tua itu tanpa memerhatikan
lukanya dan kembali ke bagian kamar tidur.
Sementara itu Chikara, yang ditinggalkan sendirian di lorong, mengumpat dengan tidak sabar.
Bagaimana kalau Kira ada di salah satu kamar yang
belum diperiksa itu" Bukankah ia akan bangga jika
berhasil menemukan Kira lalu membunuhnya atau
menangkapnya sendiri. Kabarnya, Kira jago pedang,
namun dengan kepercayaan diri, Chikara yakin dia
bisa mengalahkannya. Namun dia harus mematuhi perintah ayahnya
dan tetap menunggu seandainya dia tak mendengar
suara pintu yang didorong di ujung lorong. Dia
langsung berlari ke arah suara namun terlambat
untuk melihat Kira yang, karena sepi, berani berlari
di lorong lalu menghilang lewat pintu samping.
Tapi, ketika berdiri sambil memerhatikan, dia mendengar bunyi pedang dikaitkan dan sadar tak mungkin diam di sana dan menunggu diserang.
dan membukanya. Ternyata dia tak salah tentang
Kisah 47 Ronin The 47 Ronin Story Karya John Allyn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pedang itu, di depannya berdiri seorang pemuda
seumur dengannya yang bersenjata lengkap dan siap
bertarung. Pemuda itu adalah Sahyoe, cucu dan penerus
Kira, walaupun Chikara belum pernah melihatnya.
Beberapa saat mereka saling menatap dengan kaget,
lalu Sahyoe menarik pedang. Mereka menyerang di
saat bersamaan namun ayunan pedang mereka luput
dan tak ada yang terluka. Dengan hati-hati mereka
saling mengitari dalam kamar yang kecil, mengayunkan pedang di tempat yang sempit. Tebasan
pedang mengenai shoji yang ada di dinding, tepat di
seberang pintu, dan Chikara melihat ada lorong di
balik pintu itu. Dia sengaja mengayunkan pedang ke
arah seluruh dinding dan menghancurkan partisi
yang tipis seperti gagang korek api. Kini ruangan
menjadi lebih luas hingga mereka dapat mengayunkan pedang dengan berani dan memporak-porandakan ruangan itu. Chikara ingin minta bantuan, tapi
dia bertekad untuk mengalahkah musuhnya tanpa
bantuan orang lain. Lawannya jelas lebih berpengalaman. Sementara perlahan Chikara mulai mundur.
Dalam perjalanan kembali dari dapur, Oishi
mendengar denting besi beradu dan berusaha mencari sumber bunyi itu. Kedengarannya berasal dari
taman dan dia meninggalkan anak buahnya lalu
Dia berlari ke pintu dari mana suara itu berasal
292 293 John Allyn berjalan ke arah itu. Bunyi yang menarik perhatiannya itu seperti datang dari balik pintu kayu tepat di
seberang tempatnya berdiri.
Dia kaget ketika melihat dua sosok jatuh dengan
keras menghantam pintu lalu jatuh ke taman, saling
menindih. Dia baru tahu kalau orang yang tergeletak
di bawah adalah Chikara saat lawannya bangkit
berdiri dan hendak menusuk.
"Chikara!" teriak Oishi hingga perhatian musuh
anaknya itu terpecah. Dalam waktu singkat Chikara
berguling ke samping, dan menebas dengan membabi-buta. Dia berhasil menghantam kaki orang itu
yang langsung jatuh seperti pohon tumbang. Chikara
segera berdiri dan hendak menghujamkan pedang ke
orang yang mengerang di tanah ketika Oishi menghentikannya.
"Tunggu!" katanya, sambil berlari mendekat.
"Dia tidak berbahaya lagi."
Oishi menendang pedang Sahyoe jauh dari jangkauan, mengenali lambang Klan Uesugi yang ada di
sana. Dia menunjuk ke lambang itu dan Chikara
mengangguk. Oishi menepuk bahu putranya sebagai
ucapan selamat atas pertarungannya yang bagus,
lalu mereka kembali ke dalam rumah untuk mencari
musuh utama mereka. Di dalam rumah mereka kembali bergabung
dengan kelompok Oishi dan menyelesaikan penyi294
Kisah 47 Ronin siran di bagian kamar tidur. Setiap kamar dan lemari
telah diperiksa, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Kira. Ketika meninggalkan rumah lewat pintu
samping, mereka bertemu Hara dan kelompoknya
yang juga tidak memperoleh hasil.
Selama beberapa waktu Oishi dan Hara berdiri
dalam kebimbangan. Saat itulah baru Oishi tahu
kalau bahu teman lamanya ini terluka. Ketika memerhatikan lebih dekat dan melihat panah yang
patah, dia memanggil pemegang obor dan memerintahkan agar Hara dirawat. Hara marah dan berusaha
melawan, tapi wajahnya berubah pucat ketika Kataoka berusaha mencabut anak panah itu.
Oishi hampir putus asa. Setelah sekian lama,
apakah usaha mereka akan sia-sia" Bagaimana Kira
bisa lolos padahal semua pintu masuk sudah dijaga"
Dia merasa tekanan yang besar mulai menguasai
dirinya ketika, untuk pertama kalinya, dia memikirkan kemungkinan gagal.
Hara juga terbakar oleh perasaan yang sama.
Ketika mata panah berhasil dicabut, dia melepaskan
kemarahannya dengan teriakan kesakitan dan kesal.
"Kira! Apakah kau tikus yang harus diasapi
untuk keluar dari persembunyian" Keluar dan bertarunglah secara jantan!"
Ada keheningan sesaat lalu terdengar teriakan
dari gudang kayu yang terletak dekat pintu masuk
295 John Allyn Kisah 47 Ronin dapur. Perlahan pintu gudang itu terbuka. Kemudian, dengan mengenakan jubah tidur sambil memegang pedang panjang, Kira keluar dengan hatihati. Ancaman Hara untuk membakar ternyata berhasil dan Oishi lega dengan rasa kemenangan.
Tapi, setelah menyadari keadaannya, dengan
tiba-tiba Kira mengambil sikap menantang dan berteriak ke arah mereka.
"Ayo, maju kalian semua - akan kuhabisi kalian
sekaligus! Ada berapa orang" Seratus" Akan kulawan semuanya kalau mereka pengecut terbaik yang
dapat kalian tawarkan!"
Entah tantangannya ini karena keberanian atau
hanya siasat, tapi itu berhasil menghentikan para
samurai Ako. Bahkan Hara tak mampu bicara karena
kaget. Kemudian Oishi maju.
"Jangan ada yang mengganggu," kata Oishi.
"Pasukanku takkan membunuhmu, Lord Kira - tapi
aku." Dengan teriakan mengerikan, Kira menyerang
dengan pedang. Oishi menangkis dan duel hingga
tetes darah terakhir pun dimulai. Ketika mereka
saling menebas, Oishi sengaja membuat jubah Kira
robek di bahu sehingga luka sabetan Lord Asano
dua tahun lalu tampak jelas dalam cahaya fajar.
Melihat luka itu, orang yang menonton berteriak
marah. Luka itu menyulut semangat mereka seperti
juga Oishi, maka dia pun bertarung dalam kemarahan. Luka itu adalah simbol dari apa yang pernah
terjadi dan menambahkan arti pada setiap goresan.
Kira bukanlah lawan yang lemah; dia jago pedang sehingga setiap tebasannya harus diperhitungkan. Tapi bertahun-tahun hidup nyaman di istana
membuatnya lemah. Sadar kalau tak ada pendukung
dan bantuan tak akan datang, dia terus bertarung.
Matanya menatap tajam sementara napasnya kian
menderu. Ketika menangkis hantaman pedang yang
keras, Kira tergelincir dan jatuh. Pedangnya tertancap di tanah. Waktu berusaha menarik pedang, dia
sadar kalau akhir hidupnya sudah tiba.
296 297 "Asano!" umpatnya. Oishi lalu menebas dengan
kedua tangan hingga kepala Kira terpenggal. Teriakan kemenangan meledak dari prajurit Ako dan
Oishi tersenyum lemah ke arah mereka yang mengelilinginya.
"Kita berhasil... kita berhasil," gumamnya dan
merasa bahwa pengorbanan mereka tak sia-sia. Kemenangan menjadi milik mereka dan takkan bisa
diambil dari mereka. Namun untuk menyelesaikan
urusan dengan baik, Oishi tahu masih ada yang
harus dilakukan dan dia memerintahkan anak buahnya berbaris.
Onodera datang dengan sikap memohon maaf
atas lolosnya pelayan Kira, namun kalau dia mengira
John Allyn Kisah 47 Ronin akan ditegur, dia keliru. Oishi hanya mengangguk
dan berterima kasih karena telah menjaga gerbang
dari orang luar. Kepala Kira lalu dibungkus dengan potongan
jubahnya dan diikat ke ujung tombak Mimura,
setelah itu diangkatnya tinggi-tinggi sementara kelompok itu berbaris keluar. Semua anggota lengkap;
tak ada yang terbunuh, walau ada enam orang yang
terluka, termasuk Hara. Mereka berjalan dengan
perlahan agar tidak menyulitkan yang terluka.
Setelah Kira ditaklukkan, beberapa orang ingin
bersantai dan bercanda, tapi Oishi memikirkan pasukan Uesugi dan memerintahkan mereka tetap siaga.
"Bila kau sudah meraih kemenangan, kencangkan ikatan pelindung kepalamu," katanya. "Kita
telah menyelesaikan pertarungan kecil, tapi mungkin kita masih akan menghadapi pertempuran lain."
Salju mulai turun pagi itu ketika mereka mulai
berbaris menyeberangi kota menuju Sengaku-ji. Di
bagian ini, sedapat mungkin mereka berjalan melewati jalan belakang dan gang kecil, tidak ingin
rencana tindakan terakhir mereka terganggu.
Ketika mencapai pemakaman kecil di Sengakuji, para prajurit berkumpul tanpa memakai penutup
kepala walau hujan salju masih turun. Kepala Kira
dibersihkan dan dipersembahkan di atas makam
Lord Asano. Dupa dibakar dan Oishi meletakkan
pedang di makam itu, mengarah pada kepala Kira
dan mohon agar pimpinannya melakukan apa yang
diinginkannya. Setelah itu dia berlutut dan membungkuk. Anak buahnya mengikuti dengan gerakan
yang sama ke arah makam sambil mengucapkan
janji setia. Oishi merasakan ketenangan yang aneh
dalam dirinya. Dia mengartikan itu sebagai tanda
bahwa jiwa Lord Asano telah puas dan dapat meninggalkan bumi dengan tenang. Setelah keadilan
berhasil dilaksanakan, arwahnya dapat bergabung
dengan para leluhurnya. Mereka lalu menunduk sebagai salam perpisahan terakhir dan mengundurkan diri ke kuil. Kepala
biara terbangun dengan ketakutan karena dikelilingi
orang bersenjata. Ketika Oishi memberitahukan apa
yang telah mereka lakukan, dia mengutus dua pendeta meletakkan kepala Kira dalam kotak untuk dikembalikan ke rumahnya. Oishi menegaskan bahwa
mereka tidak meminta tempat berlindung; mereka
hanya akan menunggu di sana hingga Shogun memutuskan atas kejadian itu. Dia menulis laporan
tentang seluruh kejadian, termasuk mencantumkan
nama mereka. Dia mengutus Yoshida membawa
surat itu. Tinggal satu hal lagi yang harus dilakukan
sebelum mereka ditangkap. Oishi menulis pesan
pada janda Lord Asano tentang keberhasilan mereka
dan meminta Yoshida menyampaikan pesan itu
298 299 John Allyn dalam perjalanan ke istana. Semua laporan telah
selesai dan dia senang akan diadili.*
DUA PULUH Y bshida mengabarkan pada Lord Sengoku, kepala
prajurit Shogun, bahwa mereka telah membalaskan dendam Lord Asano. Lord Sengoku langsung
berpakaian untuk datang ke kediaman Kira lalu
dengan tergesa-gesa dan wajah pucat, segera menuju istana Shogun. Yoshida diizinkan kembali ke
Sengaku-ji. Yoshida juga melaporkan bahwa dewan
pemerintahan Shogun mengadakan pertemuan mendadak. Dia juga menyampaikan bahwa meskipun
Lord Sengoku kaget dengan kematian Kira, namun
sikapnya tetap baik dan bahkan tampak kagum pada
Yoshida, sebagai orang yang ikut dalam peristiwa
yang berani itu. Hari sudah siang ketika Yoshida kembali, namun
mereka harus menunggu lebih lama lagi sampai ada
keputusan resmi. Setelah hari gelap, seorang utusan
datang dengan membawa pesan bahwa mereka akan
300 301 John Allyn Kisah 47 Ronin dibawa ke kediaman Lord Sengoku sampai ada keputusan. Tak lama setelah itu, Lord Sengoku tiba
dengan tujuh ratus pasukan.
Oishi dan anak buahnya diminta berkumpul.
Mereka tidak diperlakukan sebagai tawanan ketika
berbaris. Dengan bangga mereka berjalan keluar dari
Sengaku-ji, dalam dua baris - Oishi dan Chikara di
barisan depan. Keenam orang yang luka ditandu
oleh rekan-rekannya. Orang-orang berkumpul dari
berbagai tempat dan memagari jalan dengan rasa
hormat. Di kediaman Lord Sengoku, kelompok itu diterima dan dijamu dengan makan malam yang mewah.
Saat itu sudah larut malam dan ini adalah makanan
pertama kali mereka sepanjang hari itu. Mereka disediakan kamar tidur yang nyaman, Oishi menyampaikan rasa terima kasihnya pada 'tuan rumah' atas
perlakuan yang begitu baik, dan jenderal itu mengatakan bahwa mereka layak menerimanya.
Di kastil Uesugi, keadaan tenang. Ketika dipanggil
menghadap Lord Uesugi yang sudah tua, Chisaka
memberi alasan untuk kesepuluh kalinya mengapa
dia tidak mengirim pasukan untuk membantu Kira.
"Pelayan itu melaporkan bahwa jumlah musuh
paling sedikit seratus orang - sebagian besar pengawal telah terbunuh. Hamba bermaksud melindungi nama baik Anda..."
Lord Uesugi mengatupkan kedua tangannya agar
tidak terlalu gemetar. "Tapi kenapa kau tak beritahu" Dalam keadaan
yang penting seperti itu, kenapa kau mengambil
keputusan sendiri?" "Hamba tak ingin mengganggu Tuanku,".jawab
Chisaka sambil tertegun. Lord Uesugi terus melihat ke arahnya dengan
tatapan licik. Dia tahu sekarang, sesudah terlambat,
bahwa dia memberi tanggung jawab yang terlalu
besar pada orang yang ambisius ini. Dia menyalahkan diri karena kelambanannya, tapi sudah terlambat untuk melakukan perubahan. Kerusakan sudah
terjadi. Chisaka menambahkan. "Hamba berpikir bahwa
jika hamba mengirim pasukan, mereka akan menemukan Kira sudah mati dan kalau sebagian cerita
pelayan itu bisa dipercaya, pasti banyak dari prajurit
kita yang akan terbunuh."
Lord Uesugi tak menanggapi seisin menarik
napas, sehingga Chisaka pun melanjutkan.
"Hamba rasa Tuanku juga akan sependapat kalau
hanya sedikit orang yang berduka atas kematian
Lord Kira. Dia punya banyak musuh selama masa
jabatannya..." 302 303 John Allyn Kisah 47 Ronin Chisaka hendak meneruskan namun disela oleh
kedatangan pelayan yang membawa pesan untuk
Lord Uesugi. Chisaka merasa terganggu melihat
wajah pemimpinnya yang pucat menjadi makin
pucat ketika membaca pesan itu. Kemudian dia
meminta pelayan membawa tamunya masuk.
"Utusan dari dewan Shogun," katanya dengan
gelisah. Chisaka berdiri ketika utusan itu memasuki
ruangan dan membuka gulungan surat resmi. Satu
pertanda bahaya menyelimuti Chisaka, namun dia
menggelengkan kepala dan menyandarkan tubuhnya
ke depan seolah tak ingin kehilangan satu kata pun.
"Menyangkut pembunuhan mantan Pembawa
Acara Shogun," utusan itu membaca dengan nada
datar, "keputusan berikut ini dibuat berdasarkan
undang-undang Shogun."
"Pertama, cucu Lord Kira, Sahyoe, yang gagal
dalam pertarungan hingga tetes darah terakhir demi
Kisah 47 Ronin The 47 Ronin Story Karya John Allyn di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
melindungi keluarganya, diperintahkan untuk pergi
begitu kesehatannya memungkinkan."
"Kedua, setiap pembantu Lord Kira yang diketahui melarikan diri tanpa melakukan perlawanan
akan dipenggal bila mereka setingkat samurai, dan
akan dibuang dan tanpa pemimpin bila mereka
berasal dari tingkat yang lebih rendah."
"Ketiga, Lord Uesugi," dan di sini utusan ini
berhenti sejenak, "Lord Uesugi, karena tidak menengahi peristiwa itu atas hubungan saudara angkat,
seluruh wilayahnya disita untuk selamanya."
Utusan itu masih terus membaca keputusan
resmi itu tapi tak ada yang mendengarkan. Lord
Uesugi roboh dan meninggal, sementara Chisaka
juga kembali terduduk, mendengar bunyi di telinganya bahwa dia tahu kiamat sudah datang.
304 305 Pagi berikutnya para samurai Ako dibagi menjadi
empat kelompok dan diberangkatkan di kediaman
Lord Hosokawa, Hisamatsu, Mori dan Mizuno. Mereka akan tinggal di sana sampai hukuman ditentukan dan dilaksanakan. Meskipun lebih suka tinggal
bersama teman-temannya, Oishi merasa berkewajiban untuk menugaskan Hara, Kataoka, dan Horibe
sebagai pemimpin dalam ketiga kelompok lain. Dia
yakin akan kemampuan mereka dalam mengatasi
keadaan dan tahu bahwa mereka bisa diandalkan
untuk menjadi panutan. Dia menyalami mereka satu
demi satu ketika berangkat, sadar bahwa kemungkinan besar mereka takkan bertemu lagi. Hara dan
Kataoka adalah yang terakhir, dan tenggorokan Oishi
tercekat ketika mengucapkan selamat tinggal. Hara
tampak serius, namun Kataoka memaksakan diri
John Allyn Kisah 47 Ronin tersenyum. "Kita akan bertemu lagi," katanya, "Jika
bukan di dunia ini, di dunia lain."
Kemudian mereka pergi dan masa penantian
pun dimulai. Hari berlalu dengan lambat disertai
desas-desus tentang berat atau ringannya hukuman,
namun Oishi tak tertarik mengikuti rumor itu. Dia
senang telah berhasil melaksanakan tugas, dan kini
dia siap mati kapan saja.
Suatu siang di musim dingin, Oishi dikunjungi
Araki yang bertubuh tinggi dan tampak terhormat,
yang membawa petisi menuntut pemulihan kastil
untuk dewan kota Shogun. Araki ingin melaporkan
bahwa secara keseluruhan, pihak yang berwenang
berpendapat bahwa Oishi dan anak buahnya bersalah. Dari Araki, Oishi juga tahu tentang nasib
Sahyoe, Lord Uesugi dan Chisaka.
Oishi mengucapkan terima kasih pada Araki atas
berita itu, meskipun dia merasa bahwa keputusan
itu takkan berdampak apa pun pada kasusnya.
Shogun hanya menunjukkan sikap netral dalam
menerapkan hukum. Oishi dan anak buahnya telah
melanggar aturan dan akan menanggung akibatnya.
Araki juga memberitahukan bahwa ada simpati
dari masyarakat bagi para samurai Ako dan pastilah
itu alasannya hukuman ditunda. Bahkan Shogun
mengambil langkah yang belum pernah dilakukan
dengan melakukan pemungutan suara di antara para
daimyo dan juga berkonsultasi dengan orang yang
ahli agar yakin telah melakukan hal yang benar.
Sebagai orang yang dengan sengaja melanggar peraturan yang melarang tindakan balas dendam, jelas
sekali mereka layak dijatuhi hukuman mati. Namun
tampaknya mereka takkan dihukum sebagai penjahat
biasa karena mereka telah menyerahkan diri dengan
damai di kastil Ano, dan bahwa mereka juga tidak
menunjukkan kebencian pada Shogun.
"Jadi bagaimana keadaannya?" tanya Oishi seolah tertarik. "Apakah kami akan dihukum mati atau
diasingkan atau dipenjara dengan siksaan" Aku tak
melihat alasan hukumannya bisa lebih ringan."
"Masih ada satu harapan," kata Araki dengan
sungguh-sungguh. "Kini Shogun sedang berunding
dengan Kepala Biara Ueno, otoritas Budha tertinggi
di Edo. Kelihatannya Tsunayoshi ingin agar orang
itu menjadi penengah."
Oishi menghembuskan napas panjang. "Aku tak
mengira kalau kami begitu penting."
"Seluruh negeri membicarakan kalian," kata
Araki, karena Oishi tak menyadari ketenarannya.
"Mereka bahkan membawakan sandiwara tentang
Anda dan anak buah Anda di berbagai teater di
Osaka dan Kyoto." "Kabuki?" tanya Oishi, marah karena tindakan
mereka ditiru oleh pemain-pemain biasa.
306 307 John Allyn Kisah 47 Ronin "Kenapa?" tanya Araki. "Di mana lagi tradisi
agung kita bisa dipertahankan sebagai contoh bagi
semua orang?" "Termasuk petani..." gumam Oishi.
"Termasuk petani," Araki setuju. "Kita tahu
mereka tak mampu menjaga disiplin diri samurai
yang abadi. Salahkah untuk memperlihatkan teladan
itu dan untuk mencoba menerapkannya dalam kehidupan mereka sendiri?"
"Tidak, kurasa tidak," Oishi mengakui, lalu dia
tersenyum. "Tapi aku tidak bisa," kata Kepala Biara. "Aku
juga terikat pada aturan, sama seperti Anda. Tak ada
yang dapat kita lakukan."
Tsunayoshi terdiam beberapa saat, kemudian
dia menunduk dan pergi. Kini, tak ada yang dapat
dilakukan kecuali membuat perubahan kecil dalam
undang-undang. Hal ini masih dalam wewenangnya
dan akan lebih memenuhi rasa keadilannya.
Pembicaraan Tsunayoshi dengan Kepala Biara Ueno
berlangsung tidak lama dan tidak banyak hasil.
Shogun, orang yang memegang teguh etika, pelindung anjing, dan pengagum anak muda, merasa
berat menghukum mati orang-orang pemberani karena bertindak sesuai hukum feodal.
"Ada undang-undang yang melarang balas dendam," pendeta berambut putih itu dengan lembut
mengingatkan. "Coba pikirkan akibatnya jika kita
membebaskan pelanggar undang-undang itu."
"Aku tak bermaksud membebaskan," kata Tsunayoshi dengan gelisah. "Namun sebagai pemimpin
spiritual, mungkin Anda dapat mengusulkan keringanan..."
308 Di awal bulan Februari, daimyo yang mengawasi
Oishi dan anak buahnya diberitahu bahwa keputusan telah ditetapkan dan akan datang orang yang
menyampaikan keputusan itu. Lord Sengoku segera
memberitahu Oishi bahwa bahkan Kepala Biara
Ueno merasa tak mampu melakukan hal lain selain
membiarkan hukum dilaksanakan: mereka dijatuhi
hukuman mati. Oishi mengangguk. Ini sudah dia duga. Tapi dia
kaget ketika Lord Sengoku memberitahukan cara
hukuman mati akan dilaksanakan. Walaupun tidak
punya pemimpin sehingga tidak berhak diperlakukan seperti itu, mereka diizinkan bunuh diri dalam
upacara agung seppuku. Oishi hampir tak percaya
apa yang didengarnya dan dia menjatuhkan diri lalu
membungkuk dengan ucapan terima kasih pada Lord
309 John Allyn Sengoku. Kemudian dia bergegas memberitahukan
kabar baik ini pada anak buahnya.
Di hari yang ditentukan, petugas pemeriksa tiba
dan para ronin dipanggil satu demi satu ke panggung di luar tempat penerimaan mereka masingmasing. Oishi yang pertama, diikuti Chikara, lalu
anggota yang lain berdasarkan pangkat. Oishi mengucapkan salam perpisahan dan berjabat tangan
dengan senyum bangga. Dia berbicara lama kepada
Chikara, tapi dengan sikap yang sama seperti pada
yang lain. Kemudian dia melangkah ke luar.
Pagi itu musim dingin yang cerah, hampir sama
dengan hari ketika Lord Asano meninggal. Oishi
mengenang majikannya saat dia berjalan perlahan
dan dengan bangga untuk mengambil tempat di
panggung di depan pedang upacara. Dia juga mengingat air mata istrinya, tawa Okaru, keberanian
putranya dan kesetiaan tanpa batas anak buahnya:
Hara, Kataoka, Mimura, Yoshida, Onodera dan yang
lainnya. Kemudian dia teringat pada dirinya sendiri.
Ada satu hal lagi dan dia akan melakukan semua
yang harus dilakukannya. Di saat dia menempatkan
pedang itu untuk tusukan terakhir, dia berterima
kasih kepada para dewa atas kesempatan yang dia
peroleh untuk membuktikan diri sebagai samurai.
Pada akhirnya, hanya nama yang akan hidup
untuk selamanya. 310 Kisah 47 Ronin Para samurai Ako dengan berani menentang undangundang Shogun. Mereka rela mati demi pemimpinnya, untuk menunjukkan pengabdian pada apa yang
mereka anggap sikap moral tertinggi.
Keempat puluh tujuh ronin dimakamkan di kuil
Sengaku dan berdekatan dengan makam pemimpin
mereka. Lady Asano juga dimakamkan di sini, berhadapan dengan makam para pengikut yang setia. Kita
juga dapat melihat sumur tempat kepala Kira dicuci
dan di dekatnya ada museum yang berisi benda dari
alat dan senjata yang memang digunakan para
samurai Ako.* 311 Pedang Ular Merah 7 Pukulan Naga Sakti Karya Khu Lung Rahasia Iblis Cantik 8
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama