Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead Bagian 1
duestinae89.blogspot.com Translated into Indonesia
by Enoey duestinae89.blogspot.com Thanks to Richelle Mead who write this beautiful story.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com ADA SEBUAH PERBEDAAN BESAR ANTARA surat ancaman kematian
dengan surat cinta " meskipun orang yang menulis surat ancaman kematian ini
masih menyatakan kalau ia sesungguhnya mencintaimu. Tentu saja,
mempertimbangkan satu kali upaya pembunuhan yang pernah kucoba lakukan
kepada orang yang kucintai, mungkin aku tidak berhak untuk menghakiminya.
Surat hari ini sangatlah tepat waktu, bukanlah sesuatu yang harusnya tidak terlalu
kuharapkan. Aku sudah membacanya sebanyak empat kali sejauh ini, dan meskipun
aku akan terlambat, aku tidak bisa menolak membaca untuk yang kelima kalinya.
Roseku tersayang, Satu dari beberapa sisi yang tidak menguntungkan dari menjadi yang dibangkitkan adalah kami tidak lagi membutuhkan tidur; karena itulah kami
juga tidak lagi bermimpi.
Ini memalukan, karena jika aku bisa tidur, aku tahu
aku akan memimpikanmu. Aku akan memimpikan bagaimana aroma tubuhmu
dan bagaimana rambutmu yang hitam terasa seperti sutra diantara jemariku.
Aku akan memimpikan bagimana halusnya kulitmu dan buasnya bibirmu saat
kita berciuman. Tanpa mimpi-mimpi itu, aku harus mengisi diriku dengan imajinasiku sendiri "
yang rasanya hampir sama menyenangkannya. Aku bisa membayangkan semua
hal itu dengan sempurna, sesempurna saat semua ini terjadi ketika aku
mengambil hidupmu dari dunia ini. Sesuatu yang kusesali untuk dilakukan, tapi
kau membuatku tidak lagi meiliki pilihan. Penolakkanmu untuk bergabung
denganku dalam kehidupan abadi dan cinta tidak meninggalkan jalan lain, dan
aku tidak bisa mengizinkan seseorang sebahaya dirimu untuk hidup. Lagipula,
meskipun aku memaksamu untuk bangkit, kau sekarang terlalu banyak memiliki
musuh diantara para Strigoi yang satu diantaranya akan membunuhmu. Jika
kau harus mati, maka kematianmu haruslah ditanganku. Bukan orang lain.
Meskipun demikian, aku harap kau akan bertindak hebat saat kau menjalani
ujianmu " bukan karena kau perlu keberuntungan. Jika mereka benar-benar
membuatmu melawan mereka, itu hanya akan membuang waktu setiap orang.
Kau yang terbaik dalam tim, dan mulai malam ini kau akan mengenakan tanda
janjimu. Tentu saja, itu berarti kau akan menjadi lebih menantang saat kita
bertemu lagi " yang nantinya akan sangat kunikmati.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Dan kita akan bertemu lagi. Dengan kelulusan, kau akan keluar dari Akademi,
dan sekali kau berada di luar ruangan, aku akan menemukanmu. Tidak ada satu
tempat pun di dunia ini yang bisa menyembunyikanmu dariku. Aku mengawasimu. Dengan cinta, Dimitri Sekalipun dalam "doanya yang hangat", aku tidak menemukan surat ini bisa
mengispirasiku saat aku melemparkannya ke tempat tidur dan dengan mengantuk
meninggalkan ruangan. Aku mencoba untuk tidak membiarkan kata-katanya
merasuki diriku, meskipun sangat tidak mungkin untuk tidak takut terhadap hal
seperti itu. Tidak ada satu pun tempat di dunia ini yang bisa menyembunyikanmu
dariku. Aku tidak meragukannya. Aku sudah tahu Dimitri memiliki mata-mata. Sejak
mantan instruktur-sekaligus kekasihku itu telah berubah menjadi sesosok iblis,
vampir yang tidak bisa mati, dia juga menjadi semacam pemimpin di antara mereka
- sesuatu yang merupakan hasil dari campur tanganku ketika aku membunuh
mantan bosnya, Aku menduga banyak dari mata-matanya adalah manusia,
mengintaiku saat aku melangkah keluar dari batas sekolahku. Tidak ada Strigoi yang
bisa tinggal mengintai selama 24 jam. Manusia bisa, dan aku baru-baru saja
mempelajari kalau sebagian manusia bersedia untuk mengabdi kepada Strigoi
dengan imbalan dijanjikan akan diubah suatu hari nanti. Manusia-manusia itu
menganggap hidup abadi itu setimpal dengan menjual jiwa mereka dan membunuh
manusia lain untuk tetap bisa bertahan hidup. Manusia-manusia seperti itu
membuatku mual. Tapi bukan manusia-manusia itu yang membuat langkah ku terputus-putus ketika
aku berjalan melalui rerumputan yang berubah warna menjadi hijau cerah dengan
sentuhan musim panas. Dimitrilah yang bisa melakukannya. Selalu Dimitri. Dimitri,
lelaki yang kucintai. Dimitri, sesosok Strigoi yang ingin kuselamatkan. Dimitri,
seekor monster yang harus kubunuh. Cinta yang kami bagi selalu membara dalam
tubuhku, tidak peduli seberapa sering aku mengingatkan diriku untuk
melupakannya, tidak peduli seberapa banyak dunia berpikir kalau aku harus
melupakannya. Dia selalu bersamaku, selalu dalam pikiranku, selalu membuatku
menanyakan diriku sendiri.
"Kau terlihat seolah siap menghadapi satu pasukan tempur." Aku mengalihkan
pikiran kelamku. Aku terlalu dalam memikirkan Dimitri dan suratnya saat aku
berjalan menyebrangi kampus, terlupa pada dunia, dan tidak menyadari keberadaan
sahabatku, Lissa, mensejajarkan langkahnya denganku, sebuah senyuman menggoda
di wajahnya. Sangat jarang sekali ia menangkap basah aku yang terkejut karena
dirinya, karena kami berbagi ikatan batin, yang selalu membuatku waspada dengan
kedatangannya dan perasaannya. Pikiranku pastilah sedang terganggu sehingga
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com tidak menyadari kehadirannya, dan jika pernah ada sebuah gangguan yang terjadi
dalam hidupku, itu pastilah seseorang yang ingin membunuhku.
Aku memberikan Lissa sebuah senyuman yang kuharap bisa meyakinkan dirinya.
Dia sudah tahu apa yang telah terjadi pada Dimitri dan bagaimana dia menunggu
untuk membunuhku sekarang setelah aku pernah gagal " membunuhnya. Meskipun
begitu, surat-surat yang aku terima dari Dimitri setiap minggu membuat Lissa
khawatir, dan dia sudah cukup berat menghadapi hidupnya sendiri tanpa ditambah
lagi dengan penguntitku-yang-tidak-bisa-mati dalam daftarnya.
"Aku memang sedang bersiap menghadapi satu pasukan," aku menunjuk. Malam
masih belum larut, tapi musim panas yang terlambat masih menemukan sang
matahari di atas langit Montana, memandikan kami dengan cahaya emas saat kami
berjalan. Aku suka ini, tapi sebagai Moroi " seorang vampir hidup yang damai "
Lissa biasanya menjadi lemah dan tidak nyaman dengan semua ini.
Dia tertawa dan menyampirkan rambut pirang-platinanya ke bahunya. Matahari
menyinari warna pucat menjadi warna cemerlang sang bidadari.
"Kurasa. Aku tidak berpikir kau akan menjadi sangat khawatir." Aku bisa memahami
alasannya. Bahkan Dimitri sudah pernah mengatakan kalau hal ini hanya
menghabiskan waktuku. Tapi tetap saja, aku menghilang ke Rusia untuk mencarinya
dan telah bertemu Strigoi asli " membunuh sebagian dari mareka sendirian.
Mungkin aku tidak seharusnya takut dengan test yang akan segera kuhadapi ini,
namun semua keriuhan dan harapan mendadak menekan diriku. Detak jantungku
meningkat. Bagaimana jika aku tidak bisa melakukannya" Bagaimana jika aku
ternyata tidak sebagus yang aku kira" Para penjaga yang akan menantangku disini
mungkin bukanlah Strigoi yang sebenarnya, tapi mereka semua terlatih dan sudah
pernah bertarung lebih lama dari diriku. Kesombongan bisa membawaku dalam
banyak masalah, dan jika aku gagal, aku akan melakukannya di depan semua orang
yang peduli padaku. Semua orang yang percaya padaku. Satu hal yang juga menjadi
pikiranku. "Aku khawatir kalau nilai tes ini akan berdampak pada masa depanku." kataku. Itu
yang sebenarnya. Ujian adalah tes terakhir untuk seorang novis pengawal seperti
aku. Mereka yakin kalau aku bisa lulus dari Akademi Vladimir dan mengambil
posisiku dengan para penjaga yang sebenarnya yang melindungi Moroi dari Strigoi.
Ujiannya benar-benar mempengaruhi pilihan Moroi mana yang akan ditugaskan
untuk para pengawal. Melalui ikatan batin kami, aku merasakan rasa kasihan Lissa " dan
kekhawatirannya. "Alberta pikir kalau kita punya kemungkinan besar untuk bisa tetap bersama "
kalau kau masih akan menjadi pengawalku."
Aku menyeringai. "Kurasa Alberta mengatakan kalau ia ingin menahanku di
sekolah." Aku keluar dari sekolah untuk memburu Dimitri beberapa bulan yang lalu
dan kemudian kembali " sesuatu yang tidak terlihat bagus dalam catatan
akademisku. Ada juga kenyataan kecil kalau sang ratu Moroi, Tatiana, membenciku
dan mungkin akan melakukan segala cara yang ia bisa untuk mempengaruhi
penugasanku " tapi itu cerita lain.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Kurasa Alberta tahu kalau satu-satunya cara mereka untuk melindungimu adalah
jika aku merupakan pengawal terakhir di bumi ini. Dan saat itu tiba, rintanganku
sudah semakin sedikit."
Dihadapan kami, gemuruh suara kerumunan semakin nyaring. Satu dari lapangan
olahraga sekolah sudah berubah menjadi sebuah arena yang sama dengan sesuatu
yang berasal dari zaman gladiator Roma. Tempat duduk di stadion sudah di bangun,
diubah dari tempat duduk kayu sederhana menjadi bangku dengan sofa mewah dan
dengan tenda untuk melindungi Moroi dari matahari. Bendera-bendera mengelilingi
lapangan, warna mereka yang cerah terlihat dari sini saat mereka melambai. Aku
belum melihatnya, tapi aku sudah tahu bahwa ada sejenis barak yang dibangun di
dekat pintu masuk stadion, tempat dimana para novis menunggu, gelisah. Lapangan
sendiri sudah dirubah menjadi sebuah rangkaian rintangan tes berbahaya. Dan dari
suara semangat yang memekakan telinga, sebagian besar sudah berada disana untuk
menyaksikan acara ini. "Harapanku tidak akan menyerah," kata Lissa. Melalui ikatan kami, aku tahu dia
bersungguh-sungguh. Itulah satu hal yang mengagumkan dari dirinya " sebuah
kesetiaan untuk percaya dan rasa optimis yang ia berikan di saat-saat cobaan
terburuk. Sangat bertolak belakang dengan sikap sinisku. "Dan aku punya sesuatu
yang bisa membantumu hari ini."
Dia mendekatiku kemudian berhenti dan meraih sesuatu ke dalam kantung jeans
nya, mengambil sebuah cincin perak kecil dengan batu-batu kecil yang tersebar di
sekitarnya sehingga terlihat seperti peridot. Aku tidak butuh ikatan apapun untuk
mengetahui apa yang ia berikan.
"Oh Liss... Aku tidak tahu. Aku tidak ingin hal semacam , um, keuntungan yang tidak
adil." Lissa memutar bola matanya.
"Itu bukan masalah, dan kau tahu itu. Yang ini aman, aku bersumpah."
Cincin yang ia berikan adalah sebuah jimat, yang telah dimasukkan tipe sihir langka
yang ia punya. Semua Moroi mengontrol satu dari lima elemen: tanah, udara, air,
atau roh. Roh adalah elemen yang paling langka " sangat langka, yang sudah
terlupakan selama berabad-abad. Lalu kemudian Lissa dan beberapa orang muncul
dengan kemampuan ini. Tidak seperti elemen yang lain, yang lebih condong bersifat
alami dan fisik, roh terikat dengan pikiran dan semua fenomena gaib. Tidak satupun
orang mereka yang benar-benar bisa memahaminya.
Membuat jimat dengan roh adalah sesuatu yang baru-baru ini Lissa coba " dan dia
tidak terlalu bagus dalam hal ini. Kemampuan roh terbaiknya adalah
menyembuhkan, jadi dia terus mencoba untuk membuat jimat penyembuh. Yang
terakhir adalah sebuah gelang yang tergantung di tanganku.
"Yang satu ini bekerja. Hanya sedikit, tapi benda ini akan menolong untuk
menjauhkan kegelapan selama tes." Dia berbicara dengan ringan, tapi kami berdua
tahu keseriusan dari makna kata-katanya.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Dengan semua anugerah yang diberikan sihir roh, maka ada harga yang harus
dibayarkan: kegelapan yang ditunjukkan sekarang dengan kemarahan dan
kebingungan, dan bahkan terkadang mengarah ke arah kegilaan. Kegelapan yang
terkadang mengalir kepadaku melalui ikatan kami. Lissa dan aku pernah
membicarakan tentang jimat dan kekuatan penyembuhnya, kami bisa melawan ini
semua. Yang juga merupakan sesuatu yang harus kami kuasai.
Aku memberinya senyuman yang lemah, bergerak demi menanggapi perhatiannya,
dan menerima cincin itu. Benda ini tidak membakar tanganku yang berarti tandatanda yang menjanjikan. Cincin ini kecil dan hanya muat untuk jari kelingkingku.
Aku tidak merasakaan hal apapun saat aku memakainya. Terkadang hal itu terjadi
dengan jimat penyembuh. Atau ini berarti cincin ini benar-benar tidak ada gunanya.
Sepanjang ini tidak ada hal yang menyakiti terjadi.
"Trims," kataku. Aku merasa kebahagian menyapu diriku melalui pikirannya dan
kami melanjutkan perjalanan kami.
Aku mengangkat tanganku, mengagumi bagaimana batu-batu hijau berkerlap-kerlip.
Perhiasan bukanlah ide yang bagus untuk dilibatkan dalam aktivitas fisik yang akan
kuhadapi, tapi aku bisa memakai sarung tangan untuk menutupinya.
"Sulit rasanya mempercayai setelah semua ini, kita akan berakhir disini dan akan
segera keluar ke dunia nyata," aku merenung terlalu keras, tidak terlalu
mempertimbangkan kata-kataku sendiri.
Di sampingku, tubuh Lissa mengeras, dan aku mendadak menyesali ucapanku.
"Keluar ke dunia nyata" maksudnya Lissa dan aku akan berada di bawah kendali
sebuah tugas yang pernah dia -- dengan berat hati " janjikan untuk menolongku
beberapa bulan yang lalu.
Saat di Siberia, aku mempelajari kalau ada kemungkinan untuk mengembalikan
Dimitri menjadi seorang dhampir lagi seperti aku. Kesempatannya kecil " mungkin
hanya sebuah kebohongan " dan mempertimbangkan bagaimana dia mencoba untuk
membunuhku, aku tidak memiliki ilusi kalau aku memiliki pilihan lain selain
membunuh dia jika kematian menimpanya atau diriku. Tapi jika ada sebuah cara
yang memungkinkan diriku untuk menyelamatkannya sebelum hal tersebut terjadi,
aku harus menemukannya. Sayangnya, satu-satunya cara bagi kami untuk membuat keajaiban ini menjadi nyata
harus lah melalui tindak kriminal. Tidak hanya melalui orang kriminal juga: Victor
Dashkov, seorang Moroi bangsawan yang telah menyiksa Lissa dan melakukan
segala tindak kekejaman yang membuat kehidupan kami terasa seperti di neraka.
Keadilan sudah ditegakkan dan Victor telah terkunci jauh di penjara, namun
sebenarnya merupakan hal yang rumit. Kami menyadari sepanjang keberadaannya
yang ditakdirkan untuk hidup di belakang jeruji tahanan, dia merasa tidak memliki
alasan untuk berbagi apa yang dia tahu tentang saudara laki-laki tirinya "seseorang
yang pernah diduga menyelamatkan seorang Strigoi. Aku memutuskan " mungkin
secara tidak logis " kalau Victor mungkin akan menyerahkan informasi itu jika kami
menawarkan kepadanya satu hal yang tidak bisa diberikan orang lain: kebebasan.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Ide ini bukanlah sesuatu yang konyol untuk bisa dilakukan dengan banyak alasan.
Pertama, aku tidak yakin kalau rencana itu bisa berhasil. Hal ini sejenis sebuah
rencana yang besar. Kedua, aku sama sekali tidak tahu bagaimana cara
mementaskan adegan sebuah pembobolan penjara, bahkan kami tidak tahu dimana
penjaranya. Dan terakhir, sebuah fakta kalau kami harus melepaskan musuh abadi
kami. Hal in cukup menghancurkanku, membiarkan Lissa sendirian. Apalagi ada banyak
masalah yang dihadirkan ide ini untuknya " dan percayai aku, memang begitu " dia
telah bersumpah akan menolongku.
Aku sudah menawarkan untuk membebaskannya dari sumpahnya itu berlusin-lusin
kali di beberapa bulan terakhir ini, tapi dia tetap bersikeras. Tentu saja,
mempertimbangkan kami bahkan tidak memiliki cara untuk menemukan
penjaranya, sumpahnya mungkin tidak akan menjadi masalah pada akhirnya.
Aku mencoba mengisi keheningan yang canggung diantara kami, langsung
menjelaskan kalau aku bersungguh-sungguh untuk bisa merayakan ulang tahunnya
Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dengan gaya minggu depan.
Usahaku itu diinterupsi oleh Stan, satu dari instruktur lamaku.
"Hathaway!" Dia menyalak, datang dari arah lapangan. "Senang melihat kau
bergabung dengan kami. Masuk kau sekarang!"
Pikiran tentang Victor menghilang dari pikiran Lissa. Lissa memberikan pelukan
kilat untukku. "Semoga berhasil," dia berbisik. "Tapi kamu tidak memerlukannya."
Ekspresi Stan mengatakan padaku kalau ucapan perpisahan-sepuluh-detik ini lebih
lama dari kenyataannya. Aku menyeringai pada Lissa sebagai ucapan terimakasih,
dan kemudian dia pergi untuk mencari teman-teman kami yang berada di tempat
penonton saat aku mengekori Stan.
"Kau beruntung karena tidak menjadi salah satu yang mendapat giliran pertama,"
dia menggeram. "Orang-orang bahkan membuat taruhan apakah kau muncul atau
tidak." "Benarkah?" aku bertanya senang. "Rintangan apa yang ada disana" Karena aku bisa
saja merubah pikiranku dan mengambil uang taruhanku. Untuk menambah sedikit
uang saku." Matanya yang tajam mengarah padaku, memperingatkan kalau tidak ada lagi katakata yang dibutuhkan saat kami memasuki area tempat menunggu untuk ke
lapangan, berseberangan dari tempat penonton. Hal ini selalu membuatku
terkagum-kagum di masa lalu tentang bagaimana jerih upaya untuk bisa sampai ke
ujian ini, aku rasa kagumku tidak berkurang sekarang saat aku menatapnya lebih
dekat. Barak tempat para novis menunggu dibangun dari kayu, lengkap dengan atapnya.
Bentuknya terlihat seolah merupakan bagian dari stadion in sejak lama. Bangunan
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com ini dibangun dengan sangat cepat and juga akan dengan sangat cepat di hancurkan
sesaat setelah ujian ini selesai. Sebuah pintu masuk seluas tiga orang berjajar
memberikan celah untuk melihat ke lapangan, dimana satu dari teman sekelasku
tengah menunggu dengan cemas, menunggu namanya dipanggil. Segala rintangan
sudah diatur disini, tantangan tes keseimbangan dan koordinasi saat tengah
bertarung dan menghindari para pengawal dewasa yang bisa saja bersembunyi di
sekitar benda-benda dan sudut. Dinding kayu telah dibangun di sisi lapangan,
menciptakan jalan-jalan yang memusingkan. Jaring-jaring dan panggung yang
bergoyang-goyang menggantung di sepanjang area, dirancang untuk mengetes
seberapa baik kami bertarung di bawah kondisi yang sulit.
Beberapa novis lain berkerumun di pintu masuk, berharap mendapat keuntungan
dengan menonton yang sudah lebih dulu masuk dari mereka. Tidak termasuk aku.
Aku akan masuk kesana dengan kondisi buta, yakin untuk menghadapi apa pun yang
mereka lempar padaku. Mempelajari lapangan sekarang hanya akan membuatku
terlalu banyak berpikir dan panik. Tenang adalah satu-satunya hal yang aku
butuhkan sekarang. Jadi aku bersandar di satu dari dinding barak dan memperhatikan sekelilingku.
Kelihatannya aku benar-benar akan muncul paling terakhir dan aku menduga-duga
berapa banyak orang yang kehilangan uangnya karena bertaruh atas kehadiranku.
Beberapa teman sekelasku berbisik-bisik dalam kelompok. Beberapa sedang
melakukan latihan pemanasan dan perenggangan.
Yang lain berdiri dengan para instruktur yang menjadi mentor. Guru-guru itu
berbicara dengan sungguh-sungguh kepada murid-murid mereka, memberikan katakata nasihat terakhir. aku terus mendengar kata fokus dan tenang.
Melihat para instruktur itu membuat jantungku sesak. Begitulah yang kubayangkan
dulu tentang hari ini. Aku membayangkan Dimitri dan aku berdiri bersama,
bersamanya yang terus mengatakan padaku untuk menganggap hal ini serius dan
tidak kehilangan ketenanganku saat aku berada di lapangan. Alberta telah
memberikan latihan yang lumayan untukku sejak aku kembali dari Rusia, tapi
sebagai kapten, dia berada di lapangan sekarang, sibuk dengan segala macam hal
yang berbau tanggung jawab. Dia tidak punya waktu untuk datang kesini dan
menggenggam tanganku. Teman-temanku yang mungkin menawarkan kehangatan " Eddie, Meredith, dan
yang lainnya " tengah berpegangan dalam ketakutan mereka bersama. Aku
sendirian. Tanpa Lissa atau dimitri " atau, siapapun " aku merasakan rasa sakit yang
mengejutkan dari kesendirian yang membanjiri tubuhku. Ini tidak benar. Aku tidak
seharusnya sendirian. Dimitri harusnya disini bersamaku. Itulah yang seharusnya
terjadi. Aku menutup mataku, membiarkan diriku sendiri berpura-pura kalau dia
ada disini, hanya beberapa inci saat kami berbicara.
"Jangan khawatir, komrad. Aku bisa melakukan semua ini dengan menutup mata.
Hei, mungkin aku benar-benar bisa melakukannya. Apa kau punya sesuatu yang bisa
aku gunakan" Jika kau baik padaku, aku bahkan akan membiarkanmu
mengikatkannya sendiri padaku." Mengingat fantasi ini terjadi setelah kami tidur
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com bersama, ada kemungkinan besar dia mau membantu membukakan penutup
mataku " daripada hal yang lain.
Aku bisa dengan jelas membayangkan gelengan jengkel kepalanya yang kupuroleh
oleh ulahku. "Rose, aku bersumpah, terkadang setiap hari bersamamu terasa seperti
ujian personal bagi diriku sendiri."
Tapi aku tahu dia tersenyum dan ada rasa bangga yang ia perlihatkan serta dorongan
yang ia berikan padaku saat aku melangkah ke lapangan adalah satu-satunya hal
yang aku perlukan untuk melalui ujian itu "
"Apa kau sedang meditasi?"
Aku membuka mataku, heran dengan suara itu. "Ibu" Apa yang kau lakukan disini?"
Ibuku, Janine Hathway, berdiri di depanku. Dia hanya beberapa inci lebih pendek
dariku tapi sudah cukup memiliki pengalaman bertarung untuk seseorang yang
ukurannya dua kali lipat dari badanku.
Tampilan berbahaya dari wajah
kecokelatannya berani mengahadapi siapapun yang membawa tantangan. Dia
memberikanku senyuman masam dan meletakkan satu tangannya ke pinggulnya.
"Sejujurnya, apa kau merasa aku tidak akan datang melihatmu?"
"Aku tidak tahu," aku mengakui, merasa sedikit bersalah karena meragukan
kehadirannya. Dia dan aku tidak terlalu sering berhubungan selama beberapa tahun,
dan tes ini adalah kesempatan terbaru kami --- sebagian besar merupakan
kesempatan yang buruk " untuk memulai membangun kembali hubungan kami.
Selama sebagian besar hidupku, aku masih tidak tahu bagaimana perasaanku
mengenai dirinya. Aku terombang-ambing diantara gadis kecil yang membutuhkan
kehadirannya sebagi seorang ibu yang selalu tidak ada dan kemarahan seorang
remaja karena merasa dibuang. Aku juga tidak benar-benar yakin apakah aku sudah
memaafkannya pada saat secara "tidak sengaja" ia memukulku dalam sebuah
pertarungan pura-pura. "Aku pikir kau punya, kau tahu kan, banyak hal penting yang harus dilakukan."
"Tidak mungkin aku melewatkan acara ini." Dia mencondongkan kepalanya ke arah
barisan penonton, membuat rambut pirang keritingnya bergoyang. "Begitu juga
ayahmu." "APA?" Aku segera menuju ke arah pintu masuk dan mengintip ke arah lapangan.
Pandanganku ke arah penonton tidaklah sangat bagus, terima kasih kepada semua
rintangan di lapangan, tapi cukup baik. Disanalah dia: Abe Mazur. Dia mudah
terlihat, dengan janggut dan kumis hitamnya, sebagus skarf rajut hijau jamrud
berpadu padan dengan kemejanya. Aku bahkan bisa melihat kilauan dari anting
emasnya. Dia mungkin akan meleleh dengan hawa panas disini, tapi aku menduga
dia membutuhkan lebih dari sekedar keringat untuk menjinakkan selera dandanan
nya yang mewah. Jika hubunganku dengan ibuku cukup sederhana, hubunganku dengan ayahku
kenyataannya tidak pernah ada. Aku pernah bertemu dengannya di bulan Mei dan
bahkan setelah itu aku tidak tahu, tidak sampai aku kembali dan mengetahui kalau
aku adalah putrinya. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Semua dhampir memiliki satu orang tua Moroi, dan dia adalah orang tuaku. Aku
masih tidak yakin bagaimana perasaanku padanya. Kebanyakan dari latar
belakangnya masih merupakan misteri, tapi ada banyak gosip yang mengatakan
kalau ia terlibat bisnis ilegal. Orang-orang juga bertingkah seolah dia adalah tipe
pematah lutut seseorang. Di Rusia, mereka memanggilnya Zmey: sang ular.
Saat aku menatapnya dengan heran, ibuku berjalan kesampingku.
"Dia akan senang kau melakukannya tepat waktu," katanya. "Dia bertaruh banyak
kalau kau akan muncul. Dia bertaruh uang untukmu, jika itu bisa membuatmu
merasa lebih baik." Aku mengerang "Tentu saja. Tentu saja dia akan menjadi bandar dari semua itu.
Harusnya aku sudah tahu sesegera ?" rahangku terasa jatuh. "Apa dia sedang
berbicara dengan Adrian?"
Yup. Seseorang yang sedang duduk di samping Abe, Adrian Ivashkov " pacar lebih
atau kurangku. Adrian adalah seorang Royal bangsawan " dan pengguna sihir roh
seperti Lissa. Dia tergila-gila padaku (Dan seringnya hanya gila) sejak pertama kali
kami bertemu, tapi mataku hanya untuk Dimitri. Setelah kegagalanku di Rusia, aku
kembali dan berjanji memberikan Adrian sebuah kesempatan. Yang mengagetkanku,
segala hal ... berjalan dengan baik diantara kami. Bahkan sangat baik. Dia telah
menuliskan sebuah proposal mengapa mengencaninya terdengar sebagai keputusan.
Proposal itu termasuk hal-hal seperti "aku akan berhenti merokok, kecuali aku
benar-benar, sungguh-sungguh membutuhkannya" dan "aku akan memberikan
kejutan romantis setiap minggu, seperti: sebuah piknik mendadak, mawar-mawar,
atau sebuah perjalanan ke Paris " tapi bukan satu dari beberapa hal tersebut karena
mereka tidak lagi merupakan kejutan sekarang.
Bersamanya tidak seperti saat aku bersama Dimitri, tapi kemudian, aku menduga
kalau tidak ada dua hubungan yang bisa-bisa terasa sama. Ada dua laki-laki berbeda.
Aku masih terbangun sepanjang waktu, kesakitan atas hilangnya Dimitri dan cinta
kami. Aku menyikasa diriku sendiri atas kegagalanku membunuhnya di Siberia dan
membebaskannya dari kondisi tidak-bisa-mati. Meskipun begitu, rasa kehilangan itu
tidak mengartikan kalau kehidupan romantisku telah berakhir " terkadang aku
membutuhkan waktu untuk menerimanya.
Melupakan sangatlah sulit, tapi Adrian telah membuatku bahagia. Dan untuk
sekarang, semua yang ia berikan cukup bagiku. Tapi itu bukan berarti aku ingin dia
bersantai-santai dengan ayah mafiaku juga.
"Dia itu pengaruh buruk!" Aku protes.
Ibuku mendengus. "Aku ragu Adrian akan bisa banyak mempengaruhi Abe."
"Bukan Adrian! ABE! Adrian sedang belajar berperilaku baik. Abe akan
mengacaukan semaunya." Bersamaan dengan merokok, Adrian sudah bersumpah
untuk berhenti minum dan semua sifat buruk lain dalam proposal berkencannya.
Aku mengerling ke arah Adrian dan Abe di seberang padatnya penonton, mencoba
menduga topik apa yang bisa menjadi sangat menarik.
"Apa yang sedang mereka bicarakan?"
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Kurasa topiknya paling tidak masalah-masalahmu sekarang." Janine Hathway
bukan siapa-siapa dalan hal yang tidak berhubungan dengan yang berbau praktek.
"Jangan terlalu mengkhawatirkan mereka dan lebih khawatirkan ujiannya."
"Apa kau rasa mereka sedang membicarakan aku?"
"Rose!" Ibuku memberikan pukulan ringan dilenganku dan aku kembali menarik
fokus mataku ke arahnya. "Kau harus menganggap hal ini seirus. Tetaplah tenang dan fokusmu jangan
teralihkan." Kata-katanya sangat mirip dengan apa yang dikatakan Dimitri dalam imajinasiku,
membuat sebuah senyuman perlahan muncul di wajahku. Aku tidak sendirian disini
ternyata. "Apa yang lucu?" dia bertanya khawatir.
"Bukan apa-apa," kataku, memeluknya. Dia menegang awalnya dan kemudian
badanya terasa santai, sebenarnya memelukku balik sebentar dan melepaskannya.
"Aku senang kau ada disini."
Ibuku bukanlah seseorang yang bisa menunjukkan rasa kasih sayangnya dan aku
mendapatkannya lengah. "Baiklah," katanya, jelas sekali terlihat bingung, "Aku
sudah bilang padamu kalau aku tidak akan melewatkannya."
Aku melirik kembali ke arah penonton. "Abe, sebaliknya, aku tidak terlalu yakin."
Atau ... tunggu. Sebuah ide aneh datang padaku. Tidak, sebenarnya tidak terlalu
aneh. Curang atau tidak, Abe memiliki koneksi " seseorang yang cukup berkuasa
untuk menyelipkan sebuah pesan ke Victor Dashkov di penjara.
Abe adalah seseorang yang pernah dimintai informasi tentang Robert Doru, Saudara
laki-laki Victor yang menguasai roh, sebagai kebaikan hatinya untukku. Ketika Victor
sudah mengirim balik suratnya dan mengatakan kalau dia tidak memiliki alasan
untuk menolong Abe untuk apa yang ia butuhkan, aku dengan cepat mengubah
pemikiran dari meminta bantuan ayaku dan melompat ke ide membobol penjara.
Tapi sekarang " "Rosemarie Hathaway!"
Alberta yang memanggilku, suaranya memekik dan kencang. Terdengar seperti
terompet, sebuah panggilan untuk bertarung. Semua pikiran tentang Abe dan Adrian
" dan ya, bahkan Dimitri " menghilang dari pikiranku. Kurasa ibuku mengharapkan
agar aku berhasil, tapi kata-kata tepatnya sudah tidak terdengar lagi saat aku berdiri
menghadapi Alberta dan lapangan. Gelombang adrenalin menggelora dalam diriku.
Semua perhatianku sudah berada pada apa yang ditempatkan di depanku: Ujian
yang akhirnya akan menjadikanku seorang pengawal.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com UJIANKU TERASA TERLIHAT SAMAR.
Kau pasti berpikir, mengingat ujian ini merupakan bagian paling penting dalam
kehidupan pendidikanku di ST. Vladimir, sehingga aku harusnya mengingat
segalanya dalam kesempurnaan, detil yang mengagumkan. Namun pikiran
terbaruku sepertinya menyadarkanku. Bagaimana bisa semua ukuran ini sebanding
dengan apa yang pernah aku alami" Bagaimana bisa pertempuran pura-pura ini
dibandingkan dengan kepungan Strigoi yang pernah menyerbu sekolah kami" Aku
harus berdiri memunggungi perasaan aneh yang melimpah, tidak mengetahui jika
dia yang kucintai masih hidup atau telah mati.
Dan bagaimana bisa aku takut pada pertarungan yang menhadapi satu dari
instruktur sekolahku setelah mengalami perkelahian dengan Dimitri" Dia sangat
mematikan saat menjadi dhampir dan tambah parah saat menjadi Strigoi. Tidak
satupun dari semua yang aku maksudkan itu bisa ditandingi oleh ujian ini. Ujian ini
serius. Banyak novis yang gagal dalam ujian ini selama ini, dan aku menolak untuk
menjadi salah satu dari mereka. Aku telah diserang dari segala sisi, oleh para
pengawal yang telah bertarung dan melindungi Moroi sejak sebelum aku lahir.
Arena pertarungan tidak datar, yang artinya begitu rumit di segala bagian. Mereka
memenuhi arena dengan alat-alat aneh dan banyak rintangan, balok dan pijakan
yang menguji keseimbanganku " termasuk sebuah jembatan yang telah
mengingatkanku secara menyakitkan tentang malam terakhir aku melihat Dimitri.
Aku mendorongnya setelah menancapkan sebuah pasak perak ke jantungnya "
sebuah pasak yang jatuh saat ia terjerembab ke dalam sungai di bawah jembatan.
Jembatan di arena sedikit berbeda dengan jembatan kayu yang kuat seperti tempat
dimana Dimitri dan aku berkelahi di Siberia. Jembatan yang ini reyot, jalan kecil
dengan konstruksi yang buruk yang terbuat dari potongan kayu dengan hanya ada
tali yang memagari sebagai dukungan terhadap jembatan itu. Setiap langkah
membuat seluruh jembatan bergoyang dan mengayun, dan lubang-lubang di papan
menunjukkan padaku dimana tempat para mantan teman sekelasku (dengan tidak
beruntung bagi mereka) menemui titik kelemahan.
Ujian yang mereka tugaskan untukku di jembatan mungkin adalah yang paling
buruk diantara semuanya. Tujuanku adalah untuk mendapatkan "Moroi" dan
menjauhkannya dari kelompok "Strigoi" yang sedang mengejar. Moroi sedang
diperankan oleh Daniel, pengawal baru yang datang bersama pengawal lain ke
sekolah untuk menggantikan para pengawal yang terbunuh dalam penyerangan. Aku
tidak terlalu mengenalnya, tapi untuk ujian kali ini, dia berperan sungguh sangat
jinak dan tidak berguna " bahkan sedikit ketakutan, sama seperti Moroi manapun
yang mungkin akan ku kawal kelak.
Dia memberiku sedikit perlawanan saat menginjak jembatan itu, dan aku
menggunakan keahlian ketenanganku, lebih banyak menggunakan suara membujuk
agar membuatnyapada akhirnya mau berjalan di depanku. Sebenarnya mereka
sedang menguji keahlian orang-orang sama baiknya dengan keahlian bertarung.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Tidak jauh di belakang kami di jalan itu, aku telah tahu para pengawal yang berperan
sebagai Strigoi akan datang. Danial melangkah dan aku membayanginya, masih
memberikan jamina kemanan saat semua inderaku terus dalam kondisi waspada.
Jembatan berayun menggila, mengatakan padaku dengan sebuah sentakan kalau
para pengejar kami sudah bergabung. Aku melirik ke belakang dan melihat tiga
"Strigoi" mendatangi kami. Para pengawal yang memainkan peran Strigoi telah
melakukan pekerjaan yang mengagumkan " bergerak dengan ketangkasan dan
kecepatan yang sama dengan Strigoi asli bisa lakukan. Mereka akan menyusul kami
Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
jika kami tidak bergerak maju.
"Kau mekakukannya dengan bagus sekali," kataku pada Daniel. Sangat sulit untuk
tetap menjaga nada suaraku dengan tepat. Berteriak kepada Moroi mungkin akan
membuat mereka syok. Terlalu benayak kelembutan membuat mereka berpikir kalau
in tidak seirus. "Dan aku tahu kau bisa bergerak lebih cepat lagi. Kita perlu
mendahului mereka " mereka semakin dekat. Aku tahu kau pasti bisa
melakukannya. Ayolah."
Aku harus melewati bagian membujuk dari ujian ini karena dia jelas mempercepat
langkahnya " tidak cukup cepat untuk menandingi kecepatan empat pengejar kami,
tapi itu hanyalah awalnya. Jembatan bergerak menggila lagi. Daniel memekik
dengan meyakinkan dan membeku, mencengkarm sisi tali dengan kuat. Di depan
dia, aku melihat pengawal lai " sebagai- Strigoi menunggu di sisi berlawanan dari
jembatan. Aku yakin namanya adalah Randall, instruktur baru yang lain. Aku seperti
roti lapis diantara dia dan gerombolan di belakangku. Tapi Randall tetap diam,
menunggu di kayu pertama jembatan sehingga dia bisa menggoyangkan jembatan ini
dan membuatnya semakin sulit bagi kami.
"Terus berjalan," aku mendorongnya, pikiranku berputar. "Kau bisa melakukannya."
"Tapi ada Strigoi disana! Kita terjebak," Daniel berteriak.
"Jangan khawatir. Aku akan melawannya. Bergerak saja."
Suaraku terdengar hebat kali ini, dan Daniel merangkak maju, terdorong oleh
perintahku. Saat-saat berikutnya aku memerlukan perhitungan waktu yang tepat.
Aku harus mewaspadai "Strigoi" di kedua sisi kami dan tetap membuat Daniel
bergerak, semua itu dilakukan saat aku memperhitungkan dimana kami berada di
jembatan. Ketika kami sudah berada hampir di tiga per lima jalan menyebrang, aku
mendesis, "Berhenti di langkah keempat sekarang! cepat!"
Dia menurut, bersiap berhenti. Aku berlutut, masih berbicara dengan nada rendah:
"Aku akan berteriak padamu. Acuhkan saja." dengan suara keras, agar mendapatkan
keuntungan dari mereka yang mengejar kami, aku berseru, "Apa yang kau lakukan"
Kita tidak bisa berhenti!"
Daniel tidak peduli, dan aku kembali berbicara dengan suara kecil. "Bagus. Lihat
dimana tali itu terhubung dengan dasar pagar" Pegang tali-tali itu. Pegang sekuat
yang kau bisa, dan jangan lepaskan, apapun yang terjadi. Belitkan di tanganmu jika
itu perlu. Lakukan sekarang!"
Dia menurut. Jam terus berdetik dan aku tidak ingin membuang waktu lagi. Dalam
satu gerakan, ketika masih dalam posisi membungkuk, aku berbalik dan memotong
tali dengan sebuah pisau yang diberikan sepaket dengan pasakku. Mata pisaunya
begitu tajam, terima kasih Tuhan. Para pengawal yang bertugas dalam ujian ini tidak
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com pernah mengacaukannya. Pisau ini tidak serta merta mengiris talinya, tetapi aku
memotongnya dengan cepat sehingga si "Strigoi" di sisi kami yang lain tidak punya
waktu untuk bereaksi. Talinya bergemertaak saat aku kembali mengingatkan daniel untuk terus
berpegangan. Jembatan yang membagi dua berayun menuju sisi dari tangga kayu,
terbawa oleh beratnya orang-orang yang berada di atasnya. Sebenarnya, berat kami
lah yang paling tidak membuat keadaannya jadi begitu. Daniel dan aku telah bersiapsiap. Ketiga pengejar di belakang kami tampaknya belum siap. Dua dari mereka
jatuh. Satu hanya berusaha memegang sebuah papan, tergelincir sedikit sebelum
memperbaiki pegangannya. Jarak jatuhnya sebenarnya setinggi enam kaki, tapi aku
sudah di peringatkan untuk tetap menganggapnya berjarak 50 kaki " sebuah jarak
yang mungkin akan membunuhku dan Daniel jika kami terjatuh.
Mengesampingkan semua keanehan, daniel masih berpegangan pada tali. Aku juga
berpegangan sebaik mungkin, dan sekali tali dan kayu itu rebah datar memunggungi
sisi tangga-tangga itu, aku mulai berjuang mnaikinya seolah yang kuinjak itu tangga.
Tidak mudah untuk memanjat dengan menggunakan daniel, tapi aku melakukannya,
memberiku satu kesempatan lagi untuk mengatakan padanya agar terus bertahan.
Randall, yang menunggu di depan kami, belum terjatuh. Dia berhasil memijakkan
kakinya saat aku memotong jembatannya, dan cukup kaget saat ia kehilangan
keseimbangannya. Pulih dengan cepat, dia bergoyang-goyang di tali, mencoba
menaiki permukaan yang aman di atas. Dia lebih dekat dengan permukaan itu
ketimbang aku, tapi aku menangkap kakinya dan menghentikannya. Aku menyentak
dirinya ke arahku. Dia mencoba memperbaiki pegangannya pada jembatan, dan
kami sama-sama berjuang. Aku tahu kecil kemungkinan aku bisa menjatuhkannya,
tapi aku mampu untuk memperdekat jarak kami. Akhirnya, aku melepaskan pisau
yang terus kupegang dan berusaha mengambil pasak dari ikat pinggangku " sesuatu
menguji keseimbanganku. Posisi Randall yang canggung memberiku kesempatan
untuk menusuk jantungnya, dan aku melakukannya.
Untuk ujian, kami diberikan pasak yang tumpul, tidak akan melukai kulit tetapi saat
digunakan, pasak ini cukup kuat untuk meyakinkan lawan kita kalau kita tahu apa
yang sedang kita lakukan. Posisiku sangat sempurna, dan Randall, mengakui kali ini
merupakan pukulan yang membunuhnya, melepaskan pegangannya dan jatuh dari
jembatan. Meninggalkan tugas yang menyakitkan untuk membujuk daniel naik. Butuh waktu
yang cukup lama, tapi lagi-lagi, tingkahnya tidak mirip dengan karakter bagaimana
seorang Moroi yang ketakutan berperilaku. Aku hanya bersyukur karena dia tidak
memutuskan kalau Moroi yang sesungguhnya mungkin tidak akan bertahan untuk
bertahan dan akan jatuh. Setelah semua rintangan yang datang semakin banyak, tetapi aku terus melawan,
tidak pernah memperlambat seranganku atau membiarkan rasa lelah
menggangguku. Aku masuk dalam tipe siap berperang, semua inderaku fokus
terhadap insting terdasarku: lawan, menghindar, bunuh.
Dan saat terus mendengarkan insting itu, aku masih harus berinovasi dan untuk
tidak dalam ketenangan. Sebaliknya, aku tidak akan mampu untuk bereaksi
terhadapa sebuah kejutan seperti di jembatan tadi. Aku mengatur semuanya,
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com melawan dengan satu-satunya pikiran untuk terus mendahulukan tugasku daripada
diriku sendiri. Aku mencoba untuk tidak berpikir kalau para instrukturku adalh
orang-orang yang sduah aku kenal. Aku memperlakukan mereka seperti aku
memperlakukan Strigoi. Aku menark tanpa memukul.
Ketika ujian ini akhirnya berakhir, aku hampir tidak menyadarinya sama sekali. Aku
terus saja berdiri di tengah-tengah arena tanpa adanya penyerang yang
mendatangiku. Aku sendirian. Perlahan, aku menjadi lebih waspada dengan setiap
detilnya. Para penonton di pinggir arena bersorak. Beberapa instruktur saling
menganggukkan kepala saat mereka bergabung.
Jantungku berdetak keras.
Detakannya ridak berhenti sampai Alberta dengan seringaiannya menyentuh
tanganku yang akhirnya menyadarkanku kalau ujian ini sudah selesai. Ujian yang
akku tunggu selama ini, berakhir serasa dalam sekejap mata saja.
"Ayo," katanya, merangkulkan tangannya di bahuku dan membimbingku ke arah
pintu keluar. "Kau perlu minum dan duduk."
Bingung, aku membiarkannya membimbingku keluar dari arena, orang-orang di
sekeliling kami masih bersorak dan meneriakkan namaku. Di belakang kami, aku
mendengar orang-orang berkata kalau mereka harus istirahat dan memperbaiki
jembatannya. Alberta membawaku kembali ke ruang tunggu dan dengan lembut mendorongku ke
sebuah kursi panjang. Seseorang duduk di sampingku dan menyerahkan sebotol air.
Aku berpaling dan aku menemukan ibuku disampingku. Wajahnya mengekspresikan
sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya: tulus, kebanggan yang luar biasa.
"Hanya itu?" tanyaku akhirnya.
Dia mengejutkanku lagi dengan tawa gelinya.
"Hanya itu?" dia mengulangi perkataanku. "Rose, kau ada di sana hampir selama
satu jam. Kau melewati ujian ini dengan warna berbeda " mungkin satu dari ujian
terbaik yang pernah diperlihatkan di sekolah ini."
"Benarkah" Hanya saja ini terasa ..." mudah bukanlah kata yang cukup tepat. "
Terasa membingungkan, hanya itu."
Ibuku meremas tanganku. "Kau luar biasa. Aku sangat sangat bangga padamu."
Semua kenyataan ini benar-benar, benar-benar menyadarkanku kemudia, dan aku
merasakan sebuah senyuman mekar di bibirku.
"Sekarang apa yang akan terjadi?" tanyaku
"Sekarang kau menjadi pengawal."
Aku sudah sering kali ditato, tapi tidak satupun dari acara itu bisa disamakan dengan
upacara dan keriuhan yang terjadi saat mendapatkan tanda sumpahku.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Sebelum aku mendapatkan tanda molinja karena telah melakukan pembunuhan
yang tidak kuharapkan, kekacauan yang targis: bertarung dengan Strigoi di Spokane,
penyerangan sekolah, dan misi penyelamatan yang mneyebabkan duka cita, bukan
perayaan. Setelah semua pembunuhan itu, kami tidak lagi bisa menghitung jumlahnya, dan
saat pelukis tato masih mencoba untuk menghitung setiap orang yang dibunuh,
mereka akhirnya memberiku sebuah tanda berbentuk bintang yang dengan cara
hebat menyatakan kalau kami tidak lagi bisa menghitung berapa Strigoi yang sudah
kubunuh. Membubuhkan Tato bukan proses yang cepat, meskipu kau hanya mendapatkan
ukuran yang kecil, dan seluruh teman sekelasku yang lulus mendapatkannya.
Upacaranya berlokasi dia gedung yang biasanya menjadi ruang makan Akademi,
sebuah ruangan yang mampu dengan mengagumkan diubah menjadi sesuatu yang
semewah dan seluas ruangan yang pernah kami temukan di istana.
Para undangan " teman-teman, keluarga, dan para pengawal " memenuhi ruangan
saat Alberta memanggil nama kami satu persatu dan membacakan nilai kami saat
kami mendekati penato. Nilai ini sangat penting. Nilai ini diumumkan dan
bersamaan dengan keselurahan peringkat kami, jumlah nilainya akan
mempengaruhi penugasan kami selanjutnya. Moroi bisa meminta nilai khusus agar
bisa menjadi pengawalnya. Lissa sudah memintaku, tentu saja, tapi meski dengan
nilai terbaik di dunia sekalipun, nilai itu tidak akan bisa dibandingkan dengan
semua nilai kelakuan buruk di dalam catatanku.
Tidak ada Moroi dalam upacara ini, meskipun begitu ruangan ini dipenuhi oleh
orang-orang yang diundang sebagai tamu oleh para lulusan baru. Kelompok lain
yang berkumpul adalah para dhampir: baik yang sudah menjadi pengawal maupun
yang akan menjadi pengawal seperti aku.
Para tamu duduk di bagian belakang, dan para pengawal senior duduk di depan.
Teman-teman sekelasku dan aku berdiri sepanjang acara, mungkin sebagai ujian
terakhir dalam hal daya tahan.
Aku tidak keberatan. Aku sudah mengganti pakaianku yang sobek dan kotor menjadi
pakaian kedur dan sebuah sweater, pakaian yang terlihat resmi saat masih
merasakan perasaan khidmat. Pakaian ini cukup enak dikenakan karena udara di
dalam ruangan dipenuhi ketegangan, semua ekspresiwajah merupakan campucaran
dan kebahagian karena keberhasilan kami tap juga rasa khawatir tentang peran baru
dan mematikan kami di dunia. Aku menonton dengan mata bersinar saat temantemanku dipanggil naik, terkejut dan terkesan dengan beberapa nilai temanku.
Eddi Castile, seorang teman dekatku, mendapatkan sebuah nilai tingi khusu dalam
perlindungan Moroi satu lawan satu. Aku tidak bisa menahan senyum saat melihat
penato memberikan Eddie tatonya.
"Aku penasaran bagaimana ia menangani Moroinya di atas jembatan," aku berbisik
dengan nada rendaj. Eddie cukup cerdik biasanya. Disampingku, temanku yang lain,
Meredith, menatapku bingung.
"Apa yang sedang kau bicarakan?" Suaranya juga sama rendahnya.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Saat kita kejar di jemabatan dengan Moroi kita. Moroiku adalah Daniel." Dia masih
terlihat bingung, dan aku menambahkan. "Dan mereka menempatkan Strigoi di
masing-masing sisinya?"
"Aku melintasi jembatan," dia berbisik, "Tapi hanya aku sendiri yang dikejar. Aku
menempatkan Moroiku melalu jalan memutar."
Sebuah tatapan dari teman sekelas di dekat kami membuat kami diam, aku
menyembunyikan ekspresi ketidaksukaanku. Munkin bukan aku satu-satunya yang
kebingungan melewati ujian ini. Meredith mendapatkan kenyataan kalau ia
mengacau dalam tesnya sendiri.
Saat namaku dipanggil, aku mendengar beberapa suara decak kagum saat Alberta
membacakan nilaiku. Aku mendapakan nilai tertinggi sejauh ini. Aku senang dia
tidak menyebutkan nilai akademikku. Mereka pasti akan menarik kembali
kekaguman di sisa penampilanku. Aku selalu menyelesaikan kelas bertarungku
dengan baik, tapi matematika dan sejarah ... sebenarnya, kedua hal itu sangat
memprihatinkan, khususnya sejak aku keluar masuk dari sekolah.
Rambutku digelung ketat, dengans etiap helainya dijepit sehingga penato tidak akan
menemukan gangguan saat ia bekerja. I membungkukkan tubuhku dan memberinya
pemandangan bagus dan mendengar sungutan keterkejutan. Leher belakangku telah
ditutupi banyak sekali tanda, dia harus lebih cerdik menempatkan tanda baruku.
Biasanya, pengawal baru memberikan kanvas kosong. Pria ini cukup pintar dan pada
akhirnya menempatkan tandaku dengan hati-hati di tengah-tengah leherku. Tanda
sumpah itu terlihat berbentuk huruf S yang memanjang dan renggang dengan
bentuk ikal diujungnya. Dia menemppatkannya diantara tanda molinja,
membiarkannya terlihat seperti dikelilingi seolah seperti depeluk. Proses tatonya
menyakitkan, tapi aku tetap menjaga wajahku agar tetap tanpa ekspresi, tidak
membiarkan wajahku mengerutkan dahi. Hasil akhirnya ditunjukkan padaku dari
sebuah kaca sebelum dia menutupnya dengan perban sehingga luka tato ini bisa
sembuh dengan bersih. Setelah itu, aku bergabung kembali dengan teman-teman sekelasku dan menonton
sisa dari mereka yang akan menerima tato. Ini artinya berdiri untuk dua jam lagi,
tapi aku tidak keberataan. Otakku masih berputar mengingat semua yang terjadi hari
ini. Aku telah menjadi pengawal. Pengawal yang akan membaw kebaikan yang tulus
sungguhan. Dan bersamaan dengan pemikiran tentang itu munculah banyak
pertanyaan, Apa yang akan terjadi sekarang" Akankah nilaiku cuku baik untuk
menghapus catatan kelakuan burukku" Akankah aku menjadi pengawal Lissa" Dan
bagaimana tentang Viktor" Bagaimana dengan Dimitri"
Perasaanku berubah menjadi ttidak nyaman saat efek penuh dari upacara pengawal
ini menimpaku. Semua ini bukan hanya tentang Dimitri dan Viktor. Ini tentang aku
" tentang sisa hidupku. Kehidupan sekolah telah berakhir. Aku tidak akan lagi
memiliki guru yang mengikuti setiap gerakanku atau memperbaiki saat aku
melakukan kesalahan. Semua keputusan akan bergantung pada diriku sendiri saat
aku melindungi seseorang. Moroi dan dhampir yang lebih muda akan
menganggapku memiliki kekuasaan. Dan aku tidak lagi mendapakan kemewahan
dari latihan bertarung satu meit dan bersantai di kamarku setelah itu. Tidak ada lagi
jeda istirahat saat kelas berlangsung.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku akan bertugas sepanjang waktu. Pemikiran itu menakutkanku, tekanannya
hampir terlalu menyenangkan. Aku selalu menyamakan kelulusan dengan
kebebasan. Sekarang, aku tidak lagi yakin. Bentuk baru seperti apa yang akan
diambil dalam hidupku" Siapa yang akan memutuskan" Dan bagaimana aku bisa
menjangkau Victor jika aku ditugaskan untuk menjaga seseorang selain Lissa"
Di seberang ruangan, aku menemukan mata Lissa diantara para penonton. Kedua
mata itu terbakar dengan kebanggaan yang sama dengan milik ibuku, dan dia
menyeringai saat pandangan kami bertemu.
Coba lihat wajahmu, dia menghakimiku melalui ikatan kami. Kau tidak boleh
terlihat gelisah seperti itu, tidak hari ini. Kau perlu merayakannya.
Aku tahu dia benar. Aku bisa menangani apa yang terjadi. Kekhawatiranku, yang
begitu banyak, bisa menunggu satu hari lagi " khusunya sejak suasana hati yang
gembira dari teman-teman dan keluarga yang meyakinkanku untuk merayakannya.
Abe, dengan pengaruh itu, selalu terlihat bisa melakukannya, telah mengamankan
sebuah ruangan banquet kecil dan melemparkan sebuah pesta untukku yang terlihat
lebih cocok untuk acara debutnya kalangan bangsawan, bukan untuk kalangan
bawah, para dhampir yang ugal-ugalan.
Sebelum acara itu, aku kembali bergati pakaian. Pakaian pesta yang lebih cantik
sekarang terlihat lebih pantas daripada kostum acara resmi molinja. Aku
mengenakan sebuah atasan berlengan pendek, gaun ketat berwarna hijau jamrud
dan menggantungkan nazar ku di leher, meskipun benda ini terlihat tidak cocok.
Nazar ini adalah sebuah anting-anting kecil yang terlihat seperti sebuah mata,
dengan corak yang berbeda dari warna biru yang mengelilinginya. Di Turki, tempat
Abe berasal, benda ini dipercayai bisa memberikan perlindungan. Dia
memberikannya kepada ibuku beberapa tahun yang lalu, dan kemudian ibuku
memberikannya padaku. Sepanjang waktu, aku mengenakan perias wajah dan menyisir rambutku yang kusut
menjadi panjang, bergelombang hitam (karena perban tatoku sama sekali tidak
cocok dengan gaunku), aku tidak ter;ihat seperti seseorang yang mampu melawan
monster-monster atau bahkan melemparkan pukulan. Tidak " hal itu bahkan tidak
terlalu benar, aku menyadarinya sesaat kemudian. Menatap lurus ke arah cermin,
aku terkejut melihat tatapan menghantui dalam mata cokelatku. Ada rasa sakit
disana, sakit dan kehilangan yang bahkan tidak bisa ditutupi oleh gaun yang sangat
bagus dan riasan sekalipun.
Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku mengabaikannya dan bersiap untuk pesta itu, dengan cepat berlari ke tempat
Adrian secepat yang aku bisa untuk melangkahkan kaki saat keluar dari asramaku.
Tanpa sepatah kata, dia merengkuhku dalam dekapannya dan melimpahiku dengan
sebuah ciuman. Aku jelas tidak waspada. Itu dapat diperhitungkan.
Makhluk yang tidak mati tidak bisa mengagetkanku, tapi satu orang Moroi yang
sembrono bisa melakukannya. Dan kali ini adalah sebuah ciuman yang
sesungguhnya, satu dari yang membuatku merasa bersalah karena tenggelam di
dalamnya. Aku telah memikirkan kapan kencan pertama dengan Adrian, tapi sebagian besar
dari pikiran itu telah menghilang seiring berjalannya waktu. Setelah melihatnya
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com menggoda tanpa rasa malu dan tidak beranggappan serius untuk waktu yang lama,
aku tidak pernah mengira untuk melihat semacam kesetian darinya dalam hubungan
kami. Aku juga tidak mengharapkan untuk menemukan perasaanku yang tumbuh
untuknya "yang kelihatannya sangat bertolak belakang mengingat aku masih
mencintai Dimitri dan membuat jalan yang tidak mungkin untuk
menyelamatkannya. Aku tertawa ketika Adrian melepaskannku. Disekitarkami, beberapa Moroi muda
berhenti menonton kami. Moroi yang berpacaran dengan dhampir adalah hal yang
sangat-sangat tidak umum di usia kami, tapi seorang dhampir yang terkenal dengan
nama yang buruk yang mengencani keponakan kesayangan sanga ratu Moroi"
Adalah hal yang tidak pernah terjadi " khususnya sejak begitu jelas betapa ratu
Tatiana membenciku. Ada begitu banyak bukti saat terakhir kali aku bertemu
dengannya, saat dia berteriak padaku untuk menjauhi Adrian, tetapi kata seperti itu
selalu saja menghilang ditelan waktu.
"Seperti sebuah pertunjukkan?" aku menanyai penonton kami. Menyadari kalau
mereka telah gagal, anak-anak Moroi itu bergegas melanjutkan langkah mereka. Aku
berpaling ke arah Adrian dan tersenyum.
"Apa maksudnya yang tadi" Sejenis ciuman besar yang melemparkanku ke tengah
tontonan publik." "Itu,"dia berkata dengan senang, "adalah hadiah untuk tendangan yang begitu bayak
kau berikan di ujian tadi." Dia terdiam sejenak. "Itu juga karena kau jelas sekali
terlihat sangat seksi dengan pakaian ini."
Aku memberinya tatapn masam. "Hadih, huh" Pacar Meredith memberinya
sepasang anting berlian." Dia memegang tanganku dan mengangkat bahu saat kami
berjalan ke arah pesta. "Kau ingin berlian" Aku akan memberikanmu banyak berlian. Aku akan
memandikanmu dengan berlian. Aku akan membuatkanmu gaun dari berlian. Tapi
gaunnya tidak akan cukup menutupi badan."
"Kurasa aku cukup mendapatkan ciuman itu saja," kataku, membayangkan Adrian
mendandaniku seolah aku modl pakaian renang. Atau penari galah. Perhiasan juga
mendadak membawaku pada kenangan yang tidak kuinginkan. Saat Dimitri
menawanku di Siberia, membuaiku dengan kebahagian sendiri karena gigitannya, ia
juga memandikanku dengan perhiasan juga.
"Aku tahu kau hebat," lanjut Adrian. Kehangatan musim panas bertiup sepoi-sepoi
mengibarkan rambut cokelatnya yang selalu ia atur setiap harinya dengan sungguh"
sungguh, dan dengan tangannya yang bebas, dia tanpa berpikir lagi mencoba
mengaturnya kembali ketempatnya.
"Tapi aku tidak sadar berpa banyak sampai aku melihatmu menjatuhkan para
pengawal disana." "Apakah itu maksudnya kalau kau akan menjadi lebih baik padaku?" godaku.
"Aku sudah begitu baik padamu," katanya dengan angkuh. "Apa kau tahu betapa
inginnya sebatang rokok sekarang" Tapi tidak. Aku dengan berani telah bertahan
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com melalui penarikan diri dari nikotin " semuanya untukmu. Tapi kupikir melihatmu di
luar sini membuatku harus sedikit berhati-hati untuk berada di sekitarmu. Ayahmu
yang gila itu sejenis orang yang membuatku harus berhati-hati juga."
Aku mengerang, mengingat kembali bagaimana Adrian dan Abe duduk bersama.
"Tuhan. Apa kau benar-benar harus bergaul dengannya?"
"Hey, dia mengagumkan. Sedikit sensitif, tapi mengagumkan. Kebersamaan kami
menyenangkan." Adrian membukakan pintu bangunan yang kami cari. "Dan dia
hebat dengan cara dia sendiri juga. Maksudku, Seorang pria lain yang mengenakan
scarf seperti itu" Dia akan ditertawakan di sekolah ini. Tapi bukan Abe. Dia melawan
seseorang hampir seburuk yang akan kau lakukan. Kenyatannya ..." Suara Adrian
berubah gugup. Aku terkejut menatapnya.
"Kenyatannya apa?"
"Well, Abe bilang dia suka padaku. Tapi dia juga dengan jelas menyampaikan padaku
jika aku menyakitimu atau melakukan sesuatu yang jahat padamu." Adrian
meringis. "Kenyatannya, dia mendeskripsikan apa yang bisa dia lakukan dengan
detil gambarannya. Kemudian, hanya dengan seperti itu, dia menggantinya dengan
topik lain, acak, dan menyenangkan. Aku suka pria itu, tapi dia menakutkan."
"Dia sudah keluar batasan!" Aku tertegun tepat di depan ruangan pesta. Melalui
pintu itu, aku mendengar bunyi percakapan. Kami sepertinya merupakan yang
terakhir datang. Kurasa itu artinya aku harus membuat sebuah langkah masuk yang
berana dan pantas untuk menghargai para undangan.
"Dia tidak punya hak mengancam pacarku. Usiaku sudah delapan belas tahun. Aku
sduah dewasa. Aku tidak butuh bantuannya. Aku bisa mengancam pacarku sendiri."
Kejengkelanku membuat Adrian geli, dan membuatnya tersenyum malas padaku.
"Aku setuju denganmu. Tapi itu bukan berarti aku tidak akan mendengarkan
"sarannya" dengan serius. Wajahku terlalu tampan untuk menempuh resiko itu."
Wajahnya memang tampan, tapi itu tidak menghentikanku untuk menggoyangkan
kepalaku dalam kejengkelan. Aku menggapai pemegang pintu, namun Adrian
menarikku. "Tunggu," katanya.
Dia menarikku lagi ke dalam pelukannya, bibir kami bertemu dalam ciuman panas
berikutnya. Tubuhku menempel keras padanya, dan aku menemukan diriku sendiri
bingung dengan perasaanku senderi dan kesadaran bahwa aku mencapai sebuah titik
dimana aku mungkin ingin lebih dari sekedar ciuman.
"Ok," kata Adrian saat kami akhirnya selesai, "Sekarang kita bisa masuk."
Dia masih memiliki nada ringan yang sama dalam suaranya, tapi mata hijau
gelapnya, aku melihat hasrat yang menayal. Aku bukan satu-satunya yang berpikir
tentang sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman. Sejauh ini, kami menghindari
diskusi tentang seks, dan dia sesungguhnya sangat baik dengan tidak menekanku.
Kurasa ia tahu kalau aku belum siap setelah Dimitri, tapi di saat seperti ini, aku bisa
melihat betapa sulitnya Adrian untuk menahan diri.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Hal ini melembutkan sesuatu di dalam diriku, dan aku berdiri di atas jari kakiku, aku
memberikannnya ciuman yang lain.
"Apa maksudnya itu?" tanyanya beberapa saat kemudian.
Aku menyeringai. "Hadiahmu."
Saat kami akhirnya sampai ke pesta itu, semua orang di ruangn itu menyelamatiku
dengan sorakan dan senyuman bangga. Dahulu kala, aku tumbuh dengan baik
sebagai pusat dari perhatian. Hasrat itu perlahan memudar, tapi sekarang, aku
memasang wajah percaya diri dan menerima pujian kekasihku dengan angkuh dan
bahagia. Aku mengangkat tanganku dengan perasaan berjaya, menghasilkan lebih
banyak tepuk tangan dan persetujuan.
Pestaku juga hampir sekabur ujianku. Kau tidak benar-bear sadar berapa banyak
orang yang peduli padamu hingga mereka semua berbali mendukungmu. Ini
membuatku merasa rendah hati dan hampir menangis. Aku menyimpanperasaan itu
untukku sendiri. Aku bisa mulai menangis dia pesta kemenanganku sendiri.
Semua orang ingin berbicara padaku, dan aku terus terkejut dan senang setiap kali
orang yang baru menghampiriku. Tidak terlalu sering bagiku untuk bisa menemui
semua orang yang begitu aku cintai dalam satu tempat, dan dengan gelisah, aku
menyadari bahwa kesempatan ini mungkin tidak akan pernah datang lagi.
"Sebenarnya, kau akhirnya telah mendapatkan izin untk membunuh. Ini cuma
masalah waktu." Aku berbalik dan bertemu mata jahil Christian Ozera, seseorang yang pernah begitu
menyebalkan yang berubah menjadi seorang teman baik. Sangat menyenangkan,
kenyatannya, dalam semangat kebahagianku, aku menarinya dan memeluknya "
sesuatu yang sudah pasti tidak ia harapkan. Aku telah mengejutkan setiap orang hari
ini. "Whoa, whoa," katanya melangkah mundur, wajahnya memerah. "Sangat terlihat.
Kau satu-satunya cewek yang bisa begitu emosi tentang pikiran membunuh. Aku
bahkan tidak ingin berpikir tentang apa yang akan terjadi ketika kau dan Ivashkov
cuma tinggal berdua."
"Hey, lihat siapa yang sedang bicara. Kau yang sudah tidak sabar untuk keluar sana."
Christian mengangkat bahu, setuju. Ini adalah aturan baku dalam dunia kami:
Pengawal melindungi Moroi. Moroi tidak ikut serta dalam pertarungan. Namun
setelah serangan Strigoi yang baru-baru ini terjadi, banyak dari Moroi " meskipun
bukan mayoritas " telah mulai memperdebatkan kalau inilah saatnya bagi Moroi
untu melangkah maju dan mulai membantu para pengawal. Pengguna api seperti
Christian sesungguhnya sangat bernilai mengingat metode membakar adalah satu
dari car terbaik untuk membunuh satu Strigoi (bersama dengan memasak dan
pemenggalan kepala). Sekarang pergerakan untuk mengajari Moroi bertarung "
dengan sengaja " terhenti di pemerintahan Moroi; tapi hal tersebut bukan berarti
bisa menghentikan beberapa Moroi yang berlatih dalam kerahasiaan. Christian
adalah satu diantaranya. Melirik kesamping dirinya, aku mengerjap dengan heran.
Ada seseorang bersamanya, seseorang yang tidak aku sadari keberadaanya. Jill
Mastrano menungu didekatnya seperti sebuah bayangan. Moroi yang baru masuk "
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com sebenarnya, sebentar lagi menjadi siswa tingkat kedua " Jill maju sebagai seseorang
yang ingin bertarung. Dia menjadi murid Christian.
"Hey, Jill," kataku, memberikanya senyuman hangat. "Trims sudah datang." Wajah
Jill memerah. Dia memutuskan untuk belajar melindungi dirinya sendiri, tapi dia
semakin menjadi kebingungan di antara yang lain " khususnya diantara "selebritis"
seperti aku. Bertele-tele adalah reaksinya ketika ia gugup. "Aku memang harus datang," katanya,
menyampingkan rambut cokelat muda panjangnya yang menjuntai di wajahnya.
Seperti biasa, jalinannya terlihat keriting. "Maksudku,apa yang telah kau lakukan itu
sangat keren. Di ujian. Semua orang kagum. Aku dengar satu dari pengawal berkata
kalau mereka belum pernah melihat yang seperti dirimu, jadi saat Christian
menanyaiku apakah aku akan datang, tentu saja aku harus datang. Oh!" Mata hijau
mudanya melebar. "Aku bahakan lupa mengucapkan selamat padamu. Maafkan aku,
Selamat ya." Disampingnya, Christian berjuang untuk menjaga agar ekspresi wajahnya tidak
berubah. Aku tidak berusaha sama sekali untuk menahannya dan tertawa sambil
memeluk Jill juga. Aku akan berada dalam masalah serius jika berubah menjadi
hangat dan berbulu. Status pengawalku bisa langsung dicabut jika aku masih seperti
ini. "Terima kasih. Apa kalian berdua sudah siap menangani pasukan Strigoi?"
"Segera," sahut Christian. "Tapi kami mungkin memerlukan bantuanmu." Dia tahu
benar sama seperti aku kalau Strigoi adalah jalan keluar dari persekutuan mereka.
Sihir apinya sangat membantuku, tapi kalau dia hanya sendiri" Akan menjadi cerita
yang berbeda. Dia dan Jill mengajari diri mereka sendiri untuk menggunakan sihir
sebagai alat perlawanan, dan saat aku punya waktu diantara dua kelas, aku
mengajari mereka beberapa gerakan bertarung.
Wajah Jill sedikit memuram. "Latihan ini akan berhenti ketika Christan pergi."
Aku berbalik ke arah Christian. Bukan hal yang mengejutkan kalau ia akan pergi.
Kami semua akan pergi. "Apa yang akan kau lakukan dengan dirimu?" tanyaku.
Dia mengangkat bahu. "Pergi ke istana bersama kalian. Bibi Tasha bilang kami harus
membicarakan masa depanku." Dia meringis. Apapun rencana yang ia miliki,
sepertinya tidak sama dengan rencana milik Tasha. Sebagian besar Moroi
bangsawan akan pergi ke kampus elit. Aku tidak yakin apa yang adalam pikiran
Christian sekarang. Adalah sebuah latihan standar setelah kelulusan untuk pengawal
baru untuk mergi ke istana Moroi bangsawan untuk orientasi dan mendapatkan
tugas mereka. Kami semua akan meninggalkan tempat ini dalam beberapa hari.
Mengikuti tatapan Christian, aku melihat bibinya yang melintasi ruangan, dan
tolonglah aku, dia sedang berbicara dengan Abe.
Tasha Ozera berusia dua puluh tahunan, dengan rambut hitam berkilau yang sama
dan mata biru yang dimiliki Christian. Namun, wajah cantinya telah dirusak oleh hal
yang mengerikan di satu sisi wajahnya " hasil dari luka yang diakibatkan oleh orang
tua Christian. Dimitri telah menjadi Strigoi melawan kehendaknya, tapi Ozera
dengan sengaja memilih untuk berubah menjadi Strigoi agar hidup abadi. Ironisnya
harga hidup mereka terlalu sebentar setelah para pengawal memburu dan
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com menjatuhkan mereka. Tasha membesarkan Chrsitian (saat dia tidak berada di
sekolah) dan merupakan satu dari pemimpin utama dari pergerakan yang
mendukung Moroi untuk bertarung melawan Strigoi.
bekas luka atau bukan, aku mengaguminya dan masih berpikir kalau ia begitu cantik.
Dari tingkah yang ditunjukkan ayahku, dia juga terlihat berpikir begitu. Dia
menuangkan segelas champagne untuk tasha dan berkata sesuatu yang membuat
wanita itu tertawa. Dia memajukan tubuhnyam seolah sedang mengatakan sebuah
rahasia, dan kemudian tertawa sabagai balasannya. Rahangku jatuh.
Bahkan meskipun dari melihatnya dari jauh, sangat jelas sekali kalau mereka sedang
saling menggoda. "Oh Tuhan," aku menucapkannya dengan ngeri, tergesa-gesa berbalik ke arah
Christian dan Jill. Wajah Christian terpecah antara puas karena ketidaknyamananku
dan kegelisahannya sendiri melihat seorang wanita yang ia hormati seperti ibunya
sendiri terperangkap serangan seorang pria mafia pembajak. sesaat kemudia,
ekspresi Christian melembut saat ia berbalik ke arah Jill dan melanjutkan
perbincangan kami. "Hey, kau tidak perlu aku," katanya. "Kau akan menemukan yang lain di sekitar sini.
Kau akan mendapatkan klub superheromu sendiri sebelum kamu menyadarinya."
Aku mendapati diriku tersenyum lagi, tapi rasa kesenangan mendadak hancur
dengan sentakan kecemburuan. Kaget, aku melirik ke sekitarku dan mendapati
dirinya di seberang ruangan, memberikan tatapan kematian saat Christian berbicara
pada Jill. Bisa dibilang cukup bernilai jika mengingtkan kalau Christian dan Lissa pernah
berpacaran. Lebih dari sekedar berpacaran. Mereka benar-benar jatuh cinta dengan
sangat dalam, dan sejujurnya, mereka masih merasakannya. sayangnya, kejadian
yang baru-baru saja terjadi dengan sangat burut memporak-porandakan hubungan
mereka, dan Christian memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka. Dia masih
mencintai Lissa namun telah kehilangan kepercayaan padanya.
Lissa berbalik tidak terkontrol saat pengguna roh lain yang bernama Avery Lazar
mencoba mempengaruhinya. Kami sebenarnya telah menghentikan Avery, dan kabar
terakhir yang kudengar adalah kalau dia saat ini telah dikurung jauh di institusi sakit
jiwa. Sekarang Christian sudah tahu alasan perilaku buruk Lissa, namu kerusakan
telah selesai. Pada awalnya Lissa depresi, namun penderitaannya telah berubah
menjadi kemarahan sekarang. Dia menyatakan kalau dia tidak ada urusan lagi
dengan Christian, namun ikatan kami mengatakan hal sebaliknya. Dia selalu
cemburu pada setiap gadis yang diajak Christian mengobrol " khususnya Jill,
seseorang yang telah menghabiskan banyak waktu bersamanya. Aku tahu pada
kenyataannya tidak ada hal romantis yang terjadi diantara keduanya. Jill
mengidolakannya sebagai guru yang bijak, tidak lebih. Jika dia jatuh cinta pada
seseorang, maka Adrian lah orangnya, yang selalu memperlakukannya seperti
seorang adik kecil. Kami semua melakukannya, sungguh.
Christian mengikuti pandangan mataku dan ekspresinya mengeras. Menyadari
dirinya mendapatkan tatapan Christian, Lissa segera berpaling dan mulai mengobrol
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com dan lelaki pertama yang ia temukan, seorang dhampir ganteng dari kelasku. Dia
mengaktifkan pesona godaannya yang muncul dengan mudah bagi seorang
pengguna roh seperti dia, dan segera, mereka berdua tertawa dan mengobrol serupa
Abe dan Tasha. Pestaku telah berubah menjadi sekumpulan kencan kilat.
Christian berpaling kearahku, "Baiklah, sepertinya terlihat kalau dia mendapatkan
banyak hal untuk membuatnya sibuk." Aku memutar mataku. Lissa bukan satusatunya yang cemburu disini. Sama seperti ketika Lissa menjadi marah kapanpun
Christian bergaul dengan gadis lain, Christian berubah menjadi berduri saat Lissa
berbicara dengan laki-laki lain. Semua ini membangkitkan amaran. Bukannya
mengakui kalau mereka masih sama-sama memiliki perasaan dan hanya perlu
memperbaiki dan mencocokan masalah yang ada, dua orang idiot ini malah terusterusan menunjukkan peperangan diantara keduanya.
"Maukah kau menghentikan semua ini dan mencoba untuk berbicara padanya
seperti orang yang waras suatu saat?" aku mengerang.
"Tentu," katanya pahit. "Hari dimana dia bisa mulai bertingkah sepertin orang yang
waras." "Oh Tuhan. Kalian berdua hanya akan membuatku menjambak rambutku sendiri."
Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hal itu hanya akan menyia-nyiakan rambut yang bagus," sahut Christian. "Lagipula,
dia membuat sikapnya terlihat sangat jelas."
Aku mulai menunjukkan ketidaksetujuanku dan mengatakan betapa idiotnya dia,
tapi dia tidak tertarik dengan berdiri di sekitar sini dan mendengarkan kuliah yang
telah aku berikan lusinan kali.
"Ayo, Jill," katanya. "Rose perlu sedikit bergaul dengan yang lain." dengan capat ia
menjauh dan aku separuh memikirkan untuk membalas ungkapannya itu saat
sebuah suara baru berbicara.
"Kapan kau akan memperbaiki hal ini?" Tasha telah berdiri di sampingku,
menggoyangkan kepalanya ke arah mundurnya Christian. "Mereka berdua harus
kembali bersama." "Aku tahu hal itu. Kau juga sudah tahu. Tapi mereka tidak terlihat bisa
memikirkannyya dengan benar di dalam kepala mereka."
"Well, kau yang sebaiknya melakukannya," katanya. "Jika Christian pergi kuliah di
negeri lain, semuanya akan terlambat." Ada nada kering " dan gusar " dalam
suaranya saat menyebutkan masalah Christian yang akan kuliah.
Lissa akan kuliah di Leigh, sebuah universitas yang dekat dengan istana, sengan
sebuah perjanjian dengan Tatiana. Lissa akan memasuki universitas yang lebih besar
dari yang biasa dimasuki oelh Moroi kebanyakan, dengan penukaran mengahbiskan
waktunya di istana dan belajar politik istana.
"Aku tahu," sahutku juga dengan gusar. "Tapi kenapa aku yang harus memperbaiki
ini?" Tasha menyeringai. "Karena kau satu-satunya yang cukup kuat untuk membuat
mereka melihat alasannya."
Aku memutuskan untuk membiarkan keangkuhan Tasha berlanjut, lebih banyak
karena saat dia berbicara padaku berarti dia tidak berbicara dengan Abe. melirik
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com keseberang ruangan, aku mendadak mengeras. Sekarang dia sedang berbicara
dengan ibuku. Percakapan mereka terputus-putus sampai di pendengaranku melalui
suara ribut di pesta. "Janine," katanya dengan suara tenang, "kau tidak terlihat menua sedikitpun. Kau
bisa menjadi kakak Rose. Apa kau ingan malam di Cappadocia?"
Ibuku tertawa kecil. Aku tidak pernah mendengar ia tertawa seperti itu sebelumnya.
Aku memutuskan untuk tidak ingin mendengarnya lagi. "Tentu saja. Dan aku ingat
seberapa inginnya kamu menolongku saat tali gaunku rusak."
"Oh Tuhan," kataku. "Dia tidak terhentikan."
Tasha terlihat bingung sampai dia melihat apa yang sedang aku bicarakan. "Abe" Dia
sebenarnya sangat menarik."
Aku mengerang. "Permisi."
Aku melangkah kearah kedua orang tuaku. Aku terima kalau mereka pernah
mengalami kisah romantis dulu " kejadian yang mengarah ke arah pembentukkanku
" tapi itu bukan berarti aku ingin melihat mereka menghidupkan kisah itu kembali.
Mereka sedang mengingat peristiwa di pantai saat aku sampai di tempat mereka.
Aku segera menarik lengan Abe. Dia berdiri terlalu dekat dengan ibuku.
"Hey, bisa aku bicara padamu?" tanyaku.
Dia terlihat kaget tapi tanpak tak acuh. "Tentu." Dia memberi ibuku sebuah
senyuman isyarat. "Kita bicara lagi nanti."
"Apa tidak ada wanita yang aman disini?" aku menuntutnya saat aku
membimbingnya menjauh. "Apa yang sedang kau bicarakan?"
Kami sampai di tempat mangkuk punch. "Kau menggoda setiap wanita yang ada di
ruangan!" Tuduhanku tidak mengganggunya. "Well, ada banyak wanita canti disini ... apa itu
yang ingin kau bicarakan padaku?"
"Bukan! Aku ingin membicarakan tentang kau yang mengancam pacarku. Kau tidak
punya hak melakukannya."
Alis hitamnya naik. "Apa" Itu" Itu bukan apa-apa. Hanya seorang ayah yang menjaga
putrinya." "Kebanyakan ayah tidak mengancam untuk mengeluarkan isi perut pacar putrinya."
"Itu tidak benar. Dan ngomong-ngomong, bukan itu yang aku ucapkan. Sebenarnya
lebh buruk dari itu."
Aku mendesah. Dia terlihat senang dengan kegelisahanku.
"Pikirkan in i sebagai sebuah kado kelulusan. Aku bangga padamu. Semua orang
sudah tahu kalau kau hebat, tapi tidak ada yang tahu kalau kau bisa sehebat itu." Dia
mengedip. "Mereka jelas sekali tidak mengharap kau akan menghancurkan properti
mereka." "Properti apa?"
"Jembatannya." Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku mengerutkan dahi. "Aku harus melakukannya. Itu jalan yang paling efektif saat
itu. Tuhan, itu adalah tantangan jebakan. Bagaimana nilai yang lain" Apa mereka
tidak benar-benar bertarung di tengah-tengah benda itu?"
Abe menganggukkan kepalanya, senang dengan setiap menit dari pengetahuan
supernya. "Tidak satupun dari peserta lain yang berada dalam situasi itu."
"Tentu saja mereka juga mengalaminya. Kami semua menghadapi tes yang sama."
"Kecuali kau. Saat merencanakan ujian, para pengawal memutuskan kalau kau perlu
sesuatu yang ... lebih. Sesuatu yang spesial. Lagi pula, kau telah bertarung di duna
nyata di keadaan sebenarnya."
"Apa?" tingakt suaraku menarik perhatian beberapa orang. Aku menurunkan
suaraku dan kata-kata Meredit sebelumnya datang kembali menghampiriku. "Itu
tidak adil!" Dia tidak terlihat memperhatikan. "Kau luar biasa dibandingkan yang lain. Membuat
kau melakukan hal mudah lah yang tidak adil."
Aku menghadapi banyak sekali hal konyol dalam hidupku, tapi hal ini luar biasa
konyol. "Jadi mereka malahan membuatku melakukan adegan gila ketangkasan di
jembatan" Dan jika mereka kaget karena aku memotong benda itu, lalu hal bodoh
apa yang mereka harapkan untuk kulakukan" Cara lain apa yang harusnya
kulakukan agar bisa bertahan?"
"Hmm." Dia memegang dagunya tanpa sadar. "Sejujurnya aku tidak yakin mereka
tahu caranya." "Oh, Tuhan. Ini sangat tidak bisa dipercaya."
"Mengapa kau begitu marah" Kau telah lulus."
"Karena mereka meletakanku pada sebuah situaasi yang bahkan mereka sendiri
tidak tahu bagaimana cara menanganinya." Aku menatapnya dengan curiga. "Dan
bagaimana kau bahakan bisa tahu tentang hal ini" Ini semua urusan para pengawal."
Sebuah ekspresi yang tidak aku suka muncul di wajahnya. "Ah, sebenarnya, aku
bersama ibumu malam sebelumnya dan ?"
"Whoa, baiklah. Hentikan saja," aku memotong perkatannya. "Aku tidak ingin
mendengan apa yang kau dan ibuku lakkan malam tadi. Kurasa hal itu lebih
mengerikan dari pada kejadian di jembatan."
Dia menyeringai. "Keduanya adalah hal yang telah lewat, jadi jangan khawatir
sekarang. Nikmati kesuksesanmu."
"Aku coba. Cukup dengan tidak melakukan apapun lagi dengan Adrian, ok"
Maksudku, aku senang kau datang dan mendukungku, tapi itu sudah lebih dari
cukup." Abe menatapku dengan tatapan licik, mengingatkanku dengan betapa angkuh
dirinya sebagai lelaki yang licin dan berbahaya. "Kau lebih bahagia karena aku
melakukan sesuatu untukmu setelah kembali dari Rusia."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku meringis. Dia mendapatkan maksdnya, melihat ia telah mengaturkan untuk
mendapatkan pesan ke dalam penjara dengan pengamanan super ketat. Meskipun
pembicaraanku sama sekali tidak mengarah ke arah itu, dia masih bisa mendapatkan
intinya. "Baik," aku mengakui. "Itu sangat mengesankan. Dan aku sangat bersyukur. Aku
masih belum tahu bagaimana kau bisa melakukannya." Mendadak, seperti sebuah
mimpi yang kau ingat sehari kemudian, aku ingat pikiran yang aku pikirkan sebelum
ujianku. Aku merendahkan suaraku. "Kau tidak benar-benar pergi kesana kan?"
Aku mendengus. "Tentu idak. Aku tidak akan melangkahkan kakiku di tempat
seperti itu. Aku cukup menggerakkan jaringanku."
"Dimana tempat itu?" tanyaku, berharap aku terdengar lembut.
Dia tidak tertipu. "Mengapa kau ingin tahu?"
"Karena aku penasaran! Kriminal terhukum selalu menghilang tanpa bekas. Aku
pengawal sekarang dan aku bahkan tidak tahu apapun tentang sistem penjara kita.
Apa hanya ada satu penjara" Apa ada banyak?"
Abe tidak langsung menjawabnya. Dia tengah mempelajariku baik-baik. Dalam
bisnisnya, dia mencurigai maksud tersembunyi setiap orang. Sebagai putrinya, aku
mungkin bisa curiga dua kali lipat. Ada di dalam genku.
Dia pastilah meremehkan potensi ketidakwarasanku karena dia berbicara pada
akhirnya, "Ada lebh dari satu. Victor adalah satu dari yang terburuk. Penjaranya
dinamakan Tarasov." "Dimana itu?" "Sekarang?" dia mempertimbangkan. "Di Alaska, kurasa."
"Apa maksudmu dengan sekarang?"
"Penjara itu berpindah sepanjang tahun. Sekarang di Alaska. Nanti, mungkin di
Argentina." dia memberiku sneyum licik, sebenarnya sedang mengira-ngira seberapa
cerdik diriku. "Bisa kau tebak mengapa?"
"Tidak, aku " tunggu. Cahay matahari." Itu membuat dugaan sempurna. "Alaska
hampir mendapatkan siang terus-terusan di sepanjang tahun " tapi malam terusterusan di musim dingin." Kurasa dia lebih bangga dengan kesadaranku dari pada
ujianku. "Beberapa tahanan yang mencoba untuk kabur akan mendapatkan kesulitan."
Dengan terus bermandikan cahaya Matahari. tidak ada Moroi yang bisa kabur jauh.
"Tidak satupun yang bisa kabur dengan tingkat keamanaan itu." Aku mencoba
mengabaikan bagaimana informasi itu tedengar seperti ramalan. "Seolah mereka di
letakan cukup jauh di utara di Alaska," kataku, berharap bisa mengeluarkan lokasi
yang tepat secara tidak langsung. "Kau bisa mendapatkan banyak cahaya dengan
seperti itu." Dia tetawa kecil. "Meskipun begitu, aku tidak akan mengatakannya padamu.
Informasi ini di jaga para pengawal untuk tetap menjadi rahasia, terkubur di dalam
markas mereka." Aku membeku. Markas.... Abe, meskipun biasanya memindai seseorang, tidak menyadari reaksiku. Matanya
menatap seseuatu di seberang ruangan. "Apa itu Renee Szelsky" Oh, oh, ... dia tubuh
menjadi cantik setelah bertahun-tahun."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Denga enggan aku menyikngkir darinya, sebagian besar karena aku ingin mengejar
rencana baru ini di dalam pikiranku " dan karena Renee bukanlah seseorang yang
benar-benar aku kenal, yang membuatnya terkena kejutan perempuan itu.
"Well, jangan biarkan aku menghentikanmu. Pergilah pikat lebih banyak lagi wanita
dalam jaringmu." Abe tidak membutuhkan banyak dorongan. Sendirian, aku membiarkan otakku
berputar, mengira-ngira apakah skema penemuanku memiliki kesempatan untuk
sukses. Kata-kata Abe memercikkan rencana baru dalam pikiranku. Rencana kali nin
tidak segila rencana ku yang lain. Di seberang ruangan, aku bertemu mata hijau
zamrud Lissa lagi. Dengan Christian di luar pandangan, suasana hatinya meningkat.
Dia menikmati keadaan dirinya sendiri dan sedang sangat senang tentang
petualangan yang akan kami lakukan, sekarang kami bebas dan ke dunia luar.
Pikiranku melayang kembali ke rasa sakit yang ku rasakan di pagi hari. Kami
mungkin bebas sekarang, namun kenyataan akan menangkap kami segera. Jam
berdetik. Dimitri menunggu, mengintai. Aku mengira-ngira dengan berani jika aku
masih mendapatkan surat mingguannya, sekarang aku akan meninggkalkan sekolah.
Aku tersenyum padanya, merasa sedikit bersalah karena telah menghancurkan
suasana hatinya saat aku mengatakan padanya kalau sekarang kami mungkin
memiliki kesempatan yang sesungguhnya untuk menerobos penjara Victor Dashkov.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com BEBERAPA HARI KEMUDIAN terasa aneh. Aku dan para novis yang lain mungkin
memang mengalami acara kelulusan yang megah, tapi bukan hanya kami satusatunya yang lulus dari St. Vladimir. Para Moroi juga mendapatkan acara kelulusan
mereka, dan segera dipenuhi para pengunjung.
Kemudian, hampir secepat kedatangan mereka, para orang tua menghilang "
sembari membawa serta putera dan puteri mereka. Bangsawan Moroi pergi untuk
menghabiskan musim panas dengan para orang tua mereka di kediaman yang
mewah " kebanyakan di bagian selatan Hemisphere, dimana siang hari lebih pendek
disetiap tahunnya. Moroi "biasa" pergi bersama orang tua mereka juga, kebanyakan
bersembunyi di rumah sederhana, terkadang pula mendapatkan pekerjaan musim
panas sebelum kuliah. Dan tentu saja karena sekolah libur pada musim panas, semua siswa juga pergi.
Beberapa yang tidak memiliki keluarga untuk pulang, biasanya para dhampir, tetap
tinggal, mengambil mata pelajaran khusus, namun mereka jumlahnya sedikit.
Kampus menjadi kosong setiap harinya saat aku dan teman-teman sekelasku
menunggu hari dimana kami akan dbawa ke istana. Kami mengucapkan perpisahan
kepada yang lain, para Moroi yang akan pergi atau para dhampir yang segera akan
mengikuti jejak kami. Seseorang yang membuatku sedih karena harus berpisah adalah Jill. Aku bertemu
dengannya saat aku berjalan menuju asrama Lissa sehari sebelum perjalanku ke
istana. Ada seorang wanita yang berjalan bersama Jill, kurasa dia adalah ibunya.
Mereka berdua membawa banyak kotak. Jill mengangkat wajahnya saat melihatku.
"Hei Rose! Aku sudah mengucapkan salam perpisahan kepada semua orang tapi aku
tidak bisa menemukanmu," dia mengatakannya dengan jelas.
Aku tersenyum. "Well, aku senang kau menemukanku." Aku tidak bisa mengatakan
kalau aku akan mengucapakan salam perpisahan juga. Aku menghabiskan sisa-sisa
hariku di St. Vladimir berjalan kesemua tempat yang kukenal, mulai dari kampus
dasar dimana Lissa dan aku pertama kali bertemu di taman kanak-kanak. Aku
menjelajahi tiap runagan dan sudut asramaku, berjalan-jalan di kelas favoritku, dan
bahkan mengunjungi kapel. Aku juga banyak melewatkan waktu ku di tempat yang
dipenuhi oleh kenangan suka duka, seperti tempat latihan dimana aku pertama kali
mengenal Dimitri. Jalur tempat dimana ia pernah menyuruhku berlari mengelilingi
lapangan. Kabin, tempat dimana kami akhirnya menyerah satu sama lain. Itu
merupakan satu dari malam yang paling mengagumkan dalam hidupku, dan
memikirkannya selalu membawaku ke dalam perasaan bahaia dan sakit.
Meskipun begitu, Jill tidak perlu direpotkan oleh hal seperti itu. Aku berpaling ke
arah ibunya dan menawarkan tanganku untuk bersalaman sampai aku sadar kalau di
tidak bisa menyalamiku dengan tangan yang penuh dengan kotak.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Aku Rose Hathaway. Mari, biarkan aku membawanya." Aku mengambilnya sebelum
ia bisa protes karena aku yakin dia akan melakukannya.
"terima kasih," jawabnya, terkejut senang. Aku mengiringi bersama mereka saat
mereka mulai berjalan lagi.
"Aku Emily Mastrano. Jill sudah seringkali bercerita tentangmu."
"Oh, benarkah?" tanyaku sambil menggoda Jill dengan senyuman.
"Tidak banyak. Hanya bagaimana aku terkadang jalan keluar bersamamu." Ada
sedikit peringatan di mata hijau Jill, dan ini membuatu berpikir kalau Emily
mungkin tidak tahu tentang latihan terlarang formasi sihir membunuh Strigoi di
waktu senggang putrinya itu.
"Kami suka bersama Jill,"kataku, tidak membuka rahasianya. "Dan satu dari yang
kami lakukan beberapa hari terakhir adalah mengajarinya untuk menjinakkan
rambut itu." Emily tertawa. "Aku sudah mencoba hampir selama lima belas tahun. Semoga
beruntung." Ibu Jill sangat mempesona. Keduanya tidak terlalu mirip, paling tidak
ukurannya berbeda. Rambut Emily yang berkilau lurus dan hitam, matanya
berwarna biru dengan bulu mata yang panjang. Dia bergerak dengan kerampingan
yang anggun, sangat berbeda dengan cara berjalan Jill yang hanya peduli pada
dirinya sendiri. Namun, aku bisa melihat gen yang dibagikannya kepada Jill, bentuk
wajah hati dan bibir yang berbentuk. Jill masih muda, dan saat ia tumbuh menjadi
dirinya yang menonjol, dia akan menjadi penghancur hatinya sendiri suatu saat
nanti " sesuatu yang mungkin ia lupa sekarang. Semoga kepercayaan dirinya akan
tumbuh. "Dimana rumah untuk kalian?" tanyaku.
"Detrout," sahut Jill, merubah ekspresinya sendiri.
"Tidak seburuk itu," ibunya tertawa.
"Tidak ada gunung. Hanya jalan raya."
"Aku bagian dari kelompok balet disana," Emily menjelaskan. "Jadi kami tinggal di
tempat dimana kami bisa membayar tagihan." Kurasa aku lebih terkejut mendengar
Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
orang-orang ini pergi ke tempat balet di Detroit daripada mendengar Emily adalah
seorang balerina. Akan cukup menyenangkan menontonnya, dan sungguh, dengan
tubuhnya yang tinggi dan ramping, Moroi adalah penari ideal sejauh manusia
memperhatikan. "Hey, itu kota besar," kataku pada Jill. "Nikmati kegembiraan saat kau bisa sebelum
kau kembali ke tengah-tengah kebosanan antah berantah ini." Tentu saja, latihan
bertarung terlarang dan penyerangan Strigoi susah untuk dikatakan membosankan,
tapi aku ingin membuat Jill merasa lebih baik.
"Dan itu tidk akan lama." Perjalan musim panas Moroi paling tidak sekitar dua bulan.
Orang tua biasanya tidak sabar untuk mengembalikan anak-anak mereka ke tempat
yang aman di akademi. "Kurasa seperti itu," sahut Jill, tidak terdengar yakin. Kami sampai di mobil mereka,
dan aku memasukkan kotak ke dalam bagasi.
"Aku akan mengirimimu e-Mail saat aku sempat," janjiku. "Dan aku bertaruh
Christian juga akan melakukannya. Mungkin aku bahakan bisa meminta Adrian
melakukannya juga." Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Wajah Jill berbinar, dan aku senang melihatnya kembali ke sifat hebohnya yang
biasa. "Benarkah" Itu bagus sekali. Aku ingin mendengar semua yang terjadi di istana. Kau
mungkin akan melakukan hal-hal keren bersama Lissa dan Adrian, dan aku bertaruh
Christian akan menemukan beberapa hal...tentang sesuatu."
Emily terlihat tidak sadar dengan usaha konyol Jill mengedit ucapannya dan
langsung memberiku sebuah senyuman manis. "Terimakasih untuk pertolonganmu,
Rose. Senang bertemu denganmu."
"Senang bertemu denganmu juga " umph!" Jill melemparkan dirinya ke arahku
dengan sebuah pelukan. "Semoga beruntung dengan segalanya," katanya. "Kau
sangat beruntung " kau akan mendapatkan hidup yang bahagia sekarang!"
Aku memeluknya kembali, tidak bisa menjelaskan bagaimana irinya aku padanya.
Kehidupannya masih aman dan lugu. Dia mungkin akan marah karena
menghabiskan musim panasnya di Detroit, tapi hal itu tidak akan lama, segera dia
akan kembali ke dunia yang familiar dan mudah di St. Vladimir. Dia tidak akan
keluar ke dunia yang tidak diketahui dan berbahaya.
Baru setelah dia dan ibunya pergi aku bisa mendorong diriku untuk merespon
komentarnya. "Aku harap juga begitu," guman ku, memikirkan apa yang akan terjadi
nanti. "Aku harap begitu."
Teman sekelasku dan moroi terpilih terbang di pagi hari berikutnya, meninggalkan
pegunungan berbatu Montana di belakang menuju bukit berderet Pennsylvania.
Istana bangsawan masih sama seperti yang kuingat,
dengan bangunan mengesankan dan kuno yang sama dengan St. Vladimir dengan bangunanbangunan menara dan arsitektur batu yang rumit. Namun saar sekolah juga terlihat
memamerkan hawa bijaksana dan ketekunan, istana ternyata lebih pamer lagi.
Seolah bangunan ini mencoba memastikan bahwa kami mnyadari kalau bangunan
ini merupakan keukasaan dan kebangsawanan dinatara para Moroi. Istana bangsawa
ini menginginkan kami untuk terkagum-kagum dan mungkin sedikit takut.
Dan meskipun aku pernah ke tempat ini sebelumnya, aku masih mereasa kagum.
Pintu-pintu dan jendela di bangunan batunya berukir timbul dan dibingkai dengan
emas murni. Mereka tidak terlihat secerah bangunan yang pernah kulihat di Rusia,
tapi aku sadar kalau desain istana ini meniru bangunan-bangunan tua dari Eropa itu
" benteng-benteng dari istana St. Petersburg. St. Vladimir memiliki bangku-bangku
dan jalan-jalan setapak di lapangan dan halaman, namu istana ini memiliki yang
lebih dari itu. Sejumlah air mancur dan patung-patung berbentuk rumit dari
penguasa terdahulu menghiasi rumput, karya marmer indah yang tersembunyi di
balik salju. Sekarang, di dalam pergolakan musim panas, benda-benda seni itu terlihat bersinar
dan memamerkan dirinya. Dan dimanapun, dimana-mana ada pohon-pohon
berbunga, semak-semak, jalan-jalan kecil " sangat mempesona.
Masuk akal jika pengawal baru mengunjungi pusat administrasi pengawal, tapi ini
terjadi di tengah musim panas. Mereka ingin aku dan teman-teman sekelasku
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com melihat semua ini, membuat kami kewalahan dan menghargai saat dimana kami
bertarung. Melihat wajah-wajah dari para lulusan baru ini, aku tahu taktik mereka
berkerja seperti yang direncanakan. Sebagian besar dari temanku tidak pernah
kesini sebelumnya. Lissa dan Adrian satu penerbangan denganku, dan kami bertiga
berkelompok saat berjalan bersama kelompok yang lain. Nuansanya sehangat
Montana, tapi kelembabannya lebih tebal terasa. Aku merasa berkeringat setelah
sedikit berjalan-jalan santai.
"Kau sudah membawa gaun kali ini, kan?" tanya Adrian.
"Tentu saja," jawabku. "Gaun-gaun itu layak mendapatkan kemewahan saat kita
mengenakannya untuk pergi. Meskipun, mereka mungkin memberiku nuansa hitamputih saat mengenakannya."
Dia menganggukan kepala dan aku menyadari tangannya bergerak masuk ke
kantongnya sebelum dengan ragu dia tarik kembali. Dia mungkin memiliki
kemajuan untuk berhenti merokok, tapi aku cukup yakin kalau alam bawah sadarnya
memerintahkannya secara otomatis untuk mengambil benad itu saat udara luara
tersa sulit untuk disingkirkan dengan cepat.
"Maksudku untuk malam ini. Untuk makan malam."
Aku melirik Lissa dengan penuh tanda tanya. Jadwalnya di istana selalu berfungsi
sebagai tanda bahwa "orang biasa" tidak diundang. Dengan statusku yang baru dan
tidak pasti ini, aku tidak yakin aku akan pergi bersamanya. Aku merasakan
kebingunagnnya melalui ikatan kami dan dia tidak tahu menahu tentang rencana
makan malam spesial. "Makan malam apa?" tanyaku.
"Makan malam yang aku atur bersama keluargaku."
"Makan malam yang kau ?" aku berhenti dengan mata terbelalak, tidak suka dengan
seringaian di wajahnya. "Adrian!" beberapa teman-teman lulusanku menatap kami
dengan penasaran dan kemudian melanjutkan jalan-jalan mereka di sekitar kami.
"Ayolah, kita sudah pacaran beberapa bulan. Bertemu orang tua adalah bagian dari
ritual berpacaran. Aku sudah bertemu ibumu. Aku bahkan sudah bertemu ayajmu
yang menakutkan. Sekarang adalah giliranmu. Aku jamin tidak satupun dari
keluargaku akan beranggapan seperti yang ayahmu lakukan."
Sebenarnya aku sudah pernah bertemu ayah Adrian sebelumnya. Atau, sebenanrnya
aku melihat dirinya di sebuah pesta. Aku ragu dia tahu siapa diriku " di samping
reputasi gilaku. Aku khampir tidak tahu menahu tentang ibunya Adrian. Dia
sebenarnya jarang sekali membicarakan anggota keluarganya " weel, hampir semua
keluarganya. "Hanya Orang tuamu?" tanyaku hati-hati. "Ada keluarga lain yang harus kukenal?"
"Sebenarnya ..." tangan Adrian menejang algi. Kupikir ini saatnya ia menginginkan
rokok sebagai perlindungannya dari nada peringatan di dalam suaraku.
Lissa, menurut pandanganku, terlihat geli dengan semua ini. "Tanteku mungkin
akan mampir." Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Tatiana?" aku berseru. Untuk beratus-ratus kali, aku bertanya-tanya bagaimana
bisa aku begitu beruntung bisa berpacaran dengan lelaki yang memiliki ikatan
keluarga dengan pemimpin dari seluruh dunia Moroi. "Dia membenciku! Kau tahu
apa yang terjadi saat terakhir kali aku berbicara dengannya."
Kebangsawanannya ini tanggalkan saat berhadapan denganku, berteriak tentang
bagaimana aku begitu tak sederajat berhubungan dengan keponakannya dan
bagaimana dia memiliki "rencana" besar untuk Adrian dan Lissa.
"Kurasa dia hanya akan mampir sebentar."
"Oh, ayolah." "Tidak juga," Adrian hampir terlihat seperti akan mengatakan yang sesungguhnya.
"Aku berbicara pada ibuku suatu hari, dan ... aku tidak tahu. Tante Tatiana tidak
terlihat begitu membencimu."
Aku cemberut, dan kami bertiga mulai berjalan lagi.
"Mungkin dia mengangumi hasil kerja main hakimmu sendiri," goda Lissa.
"Mungkin," kataku. Tapi aku tidak benar-benar mempercayainya. Jika begitu, aku
akan akan bertindak nakal dan harus membuat diriku semakin hina di mata sang
ratu. Aku merasa dikhinatai saat Adrian membawakan makan malam ini untukku,
tapi tidak ada apapun yang bisa kulakukan tentang hal ini sekarang. Sisi terangnya
hanyalah aku mendapatkan perasaan kalau isu kedatangan tantenya itu hanyalah
untuk menggodaku. Kubilang padanya kalau aku akan pergi, dan keputusanku membuatnya berada
dalam suasana hati yang baik sehingga dia bertanyak banyak saat Lissa dan aku
mengatakan kalau kami akan melakukan "hal kami" siang nanti. Teman-teman
sekelasku mendapatkan sebuah tur di istana dan ini sebenarnya sebagai bagian dari
rencana indoktrinasi mereka, tapi aku sudah pernah melihatnya dan bisa
berlenggang santai karenanya. Aku dan Lissa meletakkan barang-barang kami di
kamar dan kemudian pergi kesisi yang lebih jauh dari istana, dimana tidak terlalu
banyak masyarakat bangsawan tinggal.
"Apa kau sudah bisa mengatakan padaku apa bagian lain dari rencanamu ini?" tanya
Lissa. Semenjak Abe menjelaskan tentang penjara Victor, aku telah membuat daftar
imajiner dari masalah yang akan kami lakukan saat melakukannya. Terutama dua
hal, yang salah satunya akan berkurang jika dari awal aku berbicara dengan Abe.
Bukan hal yang benar-benar bisa dianggap mudah. Pertama, kami sama sekali tidak
memiliki bayangan dibagian Alaska mana Victor berada. Kedua, kami tidak tahu
bentuk pertahanan dan rancangan bangunannya seperti apa. Kami tidak tahu apa
yang akan kami lalui. Namun, sesuatu memberitahuku kalau semua dari pertanyaan ini bisa ditemukan di
satu sumber, yang artinya aku benar-benar hanya memerlukan satu masalah
mendesak saja: bagaimana cara mendapatkan sumber tersebut, Untungnya, aku
mengenal seseorang yang mungkin bisa membantu kami kesana,
"Kita akan menemui Mia," kataku padanya.
Mia Rinaldi adalah Moroi bekas teman sekelas kami " bekas musuh, sebenarnya.
Dia juga seorang poster berjalan dalam hal makeover penampilan. Dia menghilang
dari sikap menjadi seorang wanita jalang licik yang bersedia menghancurkan " dan
tidur dengan " siapa pun yang menhalanginya mencapai popularitas menjadi wanita
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com yang bersahaja, gadis yang percaya diri untuk belajar mempertajhankan dirinya
sendiri dan orang lain dari serangan Strigoi. Dia tinggal disini, di istana, bersama
ayahnya. "Kau pikir Mia tahu caranya melewati sebuah penjara?"
"Mia itu baik, tapi aku tidak merasa kalau dia sebaik iyu. Dia mungkin bisa
membantu kita untuk mendapatkan orang dalam."
Lissa mengerang. "Aku tidak percaya kalau kau baru saja menggunakan kata-kata
"orang dalam". Ini benar-benar berubah menjadi film mata-mata," dia berbicara
sembrono, tapi aku bisa merasakan nada kekhawatiran di dalam dirinya. Nada
suaranya yang ringan menutupi ketakutannya, kegelisahannya masih terasa
mengingat kebebasan Victor, meskipun ia telah berjanji padaku.
Orang-orang bukan bangsawan yang bekerja dan melakukan hal-hal biasa di dalam
kehidupan istana tinggal di apartemen, jauh dari daerah Ratu dan aula penerimaan.
Aku telah mendapatkan alamat Mia sebelumnya dan kami keluar menyebrangi tanah
yang terawat sempurna, mengerang satu sama lain tentang beytapa panasnya hari ini.
Kami menemukan Mia di rumahnya, mengenakan busana kasual dengan celana jean,
kaos , dan es loli di tangannya. Matanya melebar saat dirinya melihat kami berada di
balik pintu rumahnya. "Baiklah, aku akan dikutuk," katanya.
Aku tertawa. Itu adalah sejenis respon yang aku biasa berikan. Senang bertemu
denganmu juga. Bisa kami masuk?"
"Tentu saja!" di melangkah mundur. "Apa kalian ingin es loli?"
Pernah kah aku menolak" Aku mengambil rasa anggur dan duduk dengan Mia dan
Lissa di ruang tamu kecilnya. Tempat ini sangat jauhjika dibandingkan dengan ruang
tamu bangsawan yang mewah, tapi tempatnya bersih dan nyaman dan tidak di
ragukan lagi merupakan tempat yang dicintai oleh Mia dan ayahnya.
"Aku tahu teman sekolah akan datang," kata Mia, menyisir helaian rambut pirang
ikalnya dari wajahnya. "Tapi aku tidak yakin apakah kalian datang bersama mereka
atau tidak. Apa kau bisa lulus?"
"Sudah," kataku. "Aku mendapatkan tanda sumpahku dan sebagainya." Aku
mengangkat rambutku sehingga dia bisa melihat perbannya.
"Aku kaget karena mereka mengizikanmu kembali setelah kepergianmu untuk
bersenang-senang membunuh Strigoi. Atau kau mendapatkan tambahan nilai karena
hal itu?" Kelihatannya Mia telah mendengarkan dongen panjang yang sama tentang
petualanganku seperti yang didengar setiap orang. Bagiku tidak apa-apa. Aku tidak
ingin mengatakan yang sesungguhnya. Aku tidak ingin berbicara tentang Dimitri.
"Apa kau pikir seseorang bisa menghentikan Rose untuk melakukan apa yang ia
inginkan?" tanya Lissa sambil tersenyum. Dia sedang mencoba menjaga kami untuk
tidak terlalu detil membicarakan tentang kisah lalu ku itu, dan aku sangat
berterimakasih karenanya. Mia tertawa dan mengoyangkan segelas besar es lemon.
Heran juga kenapa otaknya tidak beku karena semua yg ia makan.
"Benar." Senyumnya menghilang saat dia menagkap sesuatu dari kedatangan kami.
Mata birunya, selalu terlihat cerdik, mempelajariku dalam diam beberapa saat.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Dan Rose menginginkan sesuatu sekarang."
"Hey, kami hanya senang bertemu denganmu," kataku.
"Aku percaya padamu. Tapi aku juga percaya kalau kau punya motif tersembunyi."
Senyum Lissa merekah. Dia geli melihatku tertangkap basah dalam permainan matamataku sendiri. "Apa yang membuatmu mengatakan hal itu" Bisakah kau membaca
Rose dengan baik atau hanya karena kau selalu percaya kalau dia selalu memliki
motif tersembunyi?" Sekarang Mia tersenyum lagi. "Keduanya." Dengan cepat ia mendekati sofa,
menatapku dengan tatapan serius. Sejak kapan ia tumbuh menjadi sangat cepat
mengerti" "Oke. Tidak ada gunanya membuang waktu. Bantuan apa yang kau perlukan dariku?"
Aku menarik nafas panjang, kalah. "Aku perlu masuk ke dalam kantor utama
penjaga keaamanan." Di sampingku, Lissa seperti mengeluarkan suara tercekik. Aku merasa bersalah
padanya. Saat ia bisa menyembunyikan pikirannya dariku pada beberapa hal, tidak
terlalu banyak yang bisa ia lakukan atau katakan sehingga tidak bisa menjadi kejutan
yang sebenarnya. Aku" Aku terus menerus membuatnya buta di sisiku. Dia tidak
tahu menahu apa yang akan terjadi di separuh waktu perjalanan kami, namun
sejujurnya jika kami sedang merencanakan pembebasan seorang kriminal tersohor
keluar dari penjara, jadi menerobos ke dalam kantor pengaman harusnya bukanlah
menjadi kejutan yang besar.
Kelelawar Hijau 5 Pendekar Mabuk 072 Gadis Tanpa Raga 7 Hari Menembus Waktu 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama