Ceritasilat Novel Online

Spirit Bound 2

Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead Bagian 2


"Wow," kata Mia. "Kau tidak membuang waktu untuk jal yang kecil." Seringaiannya
mengejang sedikit. "Tentu saja kau tidak akan datang padaku untuk hal yang kecil.
Kau bisa melakukannya sendiri."
"Bisakah kau memasukkan kami kesana?" tanyaku. "Kau berteman dengan beberapa
penjaga disii ... dan ayahmu memiliki akses ke banyak tempat. ..." Aku tidak terlalu
tahu apa sebenarnya pekerjaan Tuan Rinaldi, tapi kupikir ada kaitannya dengan hal
itu. "Apa yang sedang kau cari?" tanyanya. Dia mengangkat satu tangannya saat aku
akan membuka mulutku untuk protes. "Tidak. Tidak. Aku tidak butuh rinciannya.
Hanya gagasan umumnya sehingga aku bisa mengira-ngira. Aku tahu kau tidak
kesana hanya untuk bertamasya di sana."
"Aku hanya memerlukan beberapa data," jelasku.
Alisnya naik. "Anggota pengawal" Mencoba mendapatkan pekerjaan sendiri?"
"Aku " tidak." Hah. Itubukanlah adalah ide yang buruk, menimbang posisiku yang
sekarang cukup genting tentang apakah akan ditugaskan menjaga Lissa. Tapi tidak.
Satu masalah untuk satu waktu.
"Aku memerlukan beberapa data tentang pengamanan luar di tempat lain " sekolah,
rumah bangsawan, penjara." Aku mencoba agar mimik wajahku terlihat biasa saat
aku menyebutkan hal yang terakhir.
Mia telah mengalami banyak hal gila, namu bahkan dia pun memiliki batas. "Aku
menebak mereka pastilah menyimpan hal-hal tersebut dia kantor itu?"
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Memang," jawabnya. "Tapi sebagian besar beberbentuk elektronik. Dan bukannya
meremehkan, tapi hal itu kemungkinan besar jauh berada di atas kemampuanmu.
Meskipun kita bisa mendapatkan satu dari komputer mereka, semuanya dilindungi
oleh password. Dan jika mereka pergi, mereka akan mengunci komputer mereka.
Aku menebak kalau kau belum pernah menjadi hacker sejak terakhir kali aku
melihatmu." Tidak, kelas tidak. Dan tidak seperti pahlawan dia film-film mata-mata yang Lissa
katakan untuk menggodaku, aku tida memiliki teman dengan kemampuan teknologi
canggih yang bisa datang untuk menembus jenis enskripsi dan pengamanan. Sial.
Aku manatap kakiku dengan muram, berandai-andai kalau saja aku punya
kesempatan lagi untuk mendapatkan informasi lebih dari Abe.
"Tapi," kata Mia, "jika informasi yang kau butuhkan tidak terlalu mutakhir,
kemungkinan informasi tersebut masih berupa kertas."
Aku menghentakkan kepalaku. "Dimana?"
"Mereka memiliki ruang penyimpanan data, terselip jauh di salah ruang bawah
tanah. Berkas dan berkas. Masih memerlukan gembok dan kunci " namun mungkin
lebih mudah untuk mendapatkannya dari pada bertarung melawan komputer. Lagi,
tergantung dengan apa yang kau butuhkan. Seberapa tua hal ini."
Abe memberikan kesan kalau Penjara Tarasov pernah berada di sekitar sini selamam
beberapa lama. Tentu saja ada catatan tenang semua ini di arsip. Aku tidak
meragukan para penjaga telah memperbaharui data dengan digital beberapa waktu
yang lalu, yang berarti kami mungkin tidak dapat menemukan rincian keamanaa
penjara itu dalam beberapa menit, namun aku bisa membereskannya dengan cetak
biru. "Itu mungkin yang kami butuhkan. Bisakah kau membuat kami masuk kesana?"
Mia dia selama beberap detik, dan aku bisa melihat pikirannya menderu.
"Mungkin." Dia melirik ke Lissa. "Masih bisakah kau memaksa seseorang untuk
menjadi budakmu?" Lissa meringis. "Aku tidak suka memikirkannya seperti itu, tapi ya, aku masih bisa."
Itu adalah keunggulan lain dari pengguna roh.
Mia mempertimbangkan selama beberapa saat lagi dan kemudian memberikan
anggukan cepat. "Oke. Datang kembali sekitar jam dua, dan kita lihat apa yang bisa kita lakukan."
Jam dua di siang hari adalah masa beristirahat di duni yang berarti tengah malam
untuk Moroi, yang melakukan kegitan di malam hari. Keluar dia tengah hari tidak
terasa seperti melakukan hal dengan diam-diam, tapi aku menduga rencana Mia
disini didasari atas fakta bahwa hanya beberapa orang yang menggunakan waktu
siang disini. Aku sedang mencoba jika kami bisa lebih bersosialisai atau keluar saat sebuah
ketukan menginterupsi pikiranku. Mia tersentak dan mendadak terlihat tidak
nyaman. Dia bangkit dan menghampiri pintu, dan sebuah suara yang familiar
mengalir turun ke arah kami.
"Maaf aku datang terlalu cepat, tapi aku ?"
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Christian masuk ke dalam ruang tamu. Dia mendadak diam saat melihat Lissa dan
aku. Semua orang terlihat membeku, jadi sepertinya ini tergantung padaku untuk
berpura-pura kalau ini bukanlah situasi canggung yang mengerikan.
"Hey, Christian," kataku dengan ceria. "Bagaimana kabarmu?"
Matanya menatap Lissa dan butuh beberapa saat untuk mengubahnya ke arahku.
"Baik". Dia melirik Mia. "Aku bisa kembali lagi ..."
Lissa terburu-buru berdiri. "Tidak," katanya, dengan sura dingin dan terdengar
seperti seorang putri. "Rose dan aku memang sudah saat pergi."
"Ya," aku setuju, mengikuti perintahnya. "Kami punya ... hal ... untuk dilakukan. Dan
kami tidak ingin menggangu apa yang kalian ..." Sial, aku tidak tahu apa yang akan
mereka lakukan. Tidak yakin kalau aku ingin tahu.
Mia menemukan suaranya kembali. "Christian ingin melihat beberapa gerakan yang
aku latih bersama penjaga kampus."
"Keren." Aku tetap menahan senyum di wajahku saat Lissa dan aku bergerak menuju
pintu. Lissa melangkah sejauh yang ia bisa dari Christian. "Jill akan cemburu."
Dan bukan hanya Jill. Setelah seri salam perpisahan berikutnya, aku dan Lissa pergi
dan kemba;i menyebrangi jalan kami tadi. Aku bisa merasakan rasa marah dan
cemburu terpancar melalui ikatan kami.
"Ini hanya tentang klub bertarung mereka, Lissa," kataku, tidak perlu menunggunya
bicara untuk memulai perbincangan kami. "Tidak ada yang terjadi. Mereka akan
membicarakan tentang pukulan dan tendangan dan hal-hal membosankan yang lain,"
Sebenarnya hal itu benar-benar manis tapi aku tidak akan memuji bagaimana
Christian dan Mia menghabiskan waktu bersama. "Mungkin sekarang tidak ada yang
terjadi," dia meneram, menatap beku ke depan.
"Tapi siapa yang yahu apa yang akan terjadi" Mereka menghabiskan waktu bersama,
mempraktekkan beberapa gerakan fisik, yang satu akan membimbing yang lain ?"
"Itu konyol," kataku. "Hal seperti tidak ada romantis-romantisnya sama sekali."
Kebohongan yang lain, mengingat begitulah bagaimana hubunganku bermulai
dengan Dimitri. Lagi, lebih baik tidak menyebutkan hal itu. "Lagi pula, Christian
tidak bsa terus berhubungan dengan setiap gadis yang ia ajak bergaul. Mia, Jill "
bukan bermaksud kasar, tapi dia benar-benar buka tipe pria playboy."
"Dia itu tampan," Lissa mendebat, perasaan gelap itu masih mengitarinya.
"Ya," aku mengakui, menjaga mataku memperhatikan jalan dengan hati-hati. "Tapi
itu membutahkan lebih dari sekedar tampan. Dan lagi pula, kupikir kau tidak lagi
peduli dengan apa yang ia lakukan."
"Aku tidak peduli," dia setuju, bahkan tidak untuk meyakinkan dirinya sendiri,
membiarkan ku sendiri. "Tidak sama sekali."
Usahaku untuk mengacaukan apa yang ia yakini cukup sia-sia selama sisa hari. Katakata Tasha kembali lagi padaku : Mengapa kau tidak memperbaiki ini"
Karena Lissa dan Christian terlalu sial tanpa alasan, mereka berdua terperangkan
dalam kemarahan mereka sendiri yang membuatku kesal juga sebagai kebalikannya.
Christian akan sangat membantu salam petualnagn gilaku, namu aku harus menjaga
jarak demi Lissa. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku akhirnya meninggalkan Lissa dengan suasana hatinya yang buruk saat waktu
makan malam tiba. Membandingkan dengan situasi romantisnya, hubunganku
dengan playboy bangsawan separo-manja dari keluarga yang tidak menerimaku
terlihat jauh dari optimis. Begitu sedih dan mengerikannya dunia ini sekarang. Aku
meyakinkan Lissa kalau akan akan langsung kebali setelah makan malam dan kami
akan menemui Mia bersama. Menyebut Mia membuat Lissa tidak bahagia, namun
pikiran tentang jalan keluar yang potensial cukup mengalihkan perhatiannya dari
Christian. Gaun yang kupakai untuk makan malam ini berwarna marun, membuat bahan
tipisnya bercahaya sehingga terlihat bagus untuk musim panas. Garis lehernya
terlihat sopan dengan lengan baju yang tertutup sedikit memberikan nuansa
berkelas. Rambutku diikat ekor kuda pendek sehingga dapat menutupi tatoku yang
sedang dalam masa penyembuhan dengan rapi, aku hampir terlihat seperti seorang
pacar yang terhormat --- yang hanya muncul untuk menunjukkan bagaimana
penampilan itu bisa memperdayai orang lain, mengingat aku adalah bagian dari
sebuah rencana gila dalam misi membawa pacar ku yang sebelumnya kembali dari
kematian. Adrian menilaiku dari kepala sampai ujung kaki saat aku tiba di rumah mewah orang
tuanya. Mereka membuat sebuah kediaman permanen disini, di istana. Senyuman
kecil di wajahnya mengatakan kalau dia menyukai apa yang ia lihat.
"Kau menyukainya?" tanyaku sambil berputar.
Dia menyisipkan satu lengannya ke pinggangku. "Sayangya, iya. Padahal aku
berharap kau akan tampil dengan sesuatu yang lebih liar. Sesuatu yang bisa
membuat skandal di antara kedua orang tuaku."
"Terkadang kau terdengar seperti tidak peduli kalau aku adalah manusia," aku
memberikan pengamatanku saat kami berjalan masuk. "Seolah kau hanya
menggunakanku untuk nilai kejutan saja."
"Sebenarnya keduanya, dhampir kecil. Aku peduli padamu, dan aku
menggunakanmu untuk nilai kejutan."
Aku menyembunyikan senyumanku saat pelayan keluarga Ivashkov mengantar kami
menuju ruang makan. Istana sebenarnya memiliki restoran dan kafe yang disisipkan
ke dalam bangunan ini, namun bangsawan seperti orang tua Adrian akan
beranggapan kalau mereka akan terlihat lebih berkelas dengan memiliki ruang
makan mewah di dalam rumah mereka sendiri. Diriku, aku akan lebih memilih
keluar ke tengah orang banyak. Lebih banyak pilihan untuk melarikan diri.
"Kau pastilah Rose." Penilaianku terhadap jalan keluar terganggu saat seorang
wanita Moroi yang sangat tinggi, sangat elegan, masuk ke dalam ruangan. Dia
mengenakan gaun satin panjang berwarna hijau gelap yang seolah membuatku
menjadi bukan bagian dari tempat ini dan gaun itu sangat cocok dengan matanya --mata Adrian.
Rambut hitamnya disanggul dan dia tersenyum padaku saat menyalamiku dengan
kehangatan yang tidak dibuat-buat.
"Aku Daniella Ivashkov," katanya. "Senang sekali akhirnya aku bisa bertemu
denganmu." Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Benarkah" Tanganku secara otomatis menjabat tangannya. "Senang bertemu
denganmu juga, Nyonya Ivashkov."
"Tolong panggil aku Daniella saja." Dia berbalik ke arah Adrian dan bertanya sambil
merapikan kerah kemeja yang tidak Adrian kancing. "Sejujurnya, sayang," katanya.
"Apa kau bahkan sudah melihat ke kaca sebelum kau keluar dari pintu" Rambutmu
berantakan." Adrian mengelak saat ibunya itu meraih kepalanya. "Apa kau bercanda" Aku
menghabiskan berjam-jam di depan kaca untuk membuatnya terlihat seperti ini."
Dia mendesah tersiksa. "Suatu hari aku tidak akan bisa memutuskan apakah aku
beruntung atau tidak untuk tidak memiliki anak selain dirimu." Di belakang Daniella,
pelayan yang diam menyiapkan makanan di meja. Uap naik dari piring-piring besar
dan perutku bergemuruh. Kuharap tidak ada yang mendengar. Daniella melirik ke
seluruh aula entah kemana.
"Nathan, bisakah kau bergegas" Makanannya akan segera dingin."
Beberapa saat kemudian, suara langkah berat terdengar di lantai kayu berhias, dan
Nathan Ivashkov berayun memasuki ruangan. Seperti istrinya, dia berpakaian resmi,
dasi satin birunya bercahaya di samping setelan jas berat berwarna hitam gelap yang
terlihat dingin. Aku senang mereka punya AC disini, atau pria ini akan segera
meleleh dengan kain yang berat. Perawakannya yang sedang berdiri adalah yang
paling aku ingat sebelumnya: rambut perak yang jelas terlihat dan berkumis. Aku
penasaran apakah rambut Adrian akan terlihat seperti itu ketika ia bertambah tua.
Ah, aku tidak akan pernah tahu. Adrian mungkin akan menyemir rambutnya saat
pertama kali melihat rambut abu-abu " atau perak itu. Kenyataannya, dia terlihat
benar-benar kaget melihatku.
"Ini adalah, ah, teman Adrian, Rose Hathway," kata Daniella lembut. "Kau ingat --dia bilang dia akan membawanya malam ini."
"Senang bertemu dengamu, Tuan Ivashkov."
Tidak seperti istrinya, dia tidak menawarkanku untuk memanggilnya dengan nama
depannya, yang membuatku sedikit lega. Strigoi yang mengubah Dimitri secara
paksa juga bernama Nathan, dan itu bukanlah nama yang ingin kuucapkan dengan
nyaring. Ayah Adrian melihat keseluruhan tampilanku, namun tidak dengan apresiasi seperti
yang Adrian lakukan sebelumnya. Rasanya aku lebih terlihat seperti makhluk aneh.
"Oh. Gadis dhampir." Dia sebenarnya tidak kasar, hanya tidak tertarik. Maksudku,
dia tidak memanggilku dengan sebutan pelacur darah atau semacamnya. Kami
semua duduk untuk makan dan meskipun Adrian menahan tipikal senyuman peduli
setan di wajahnya, aku kembali mendapatkan firasat kalau dia sungguh, sungguhsungguh memerlukan rokok. Mungkin alkohol keras juga. Kebersamaan dengan
orang tunya merupakan sesuatu yang tidak bisa ia nikmati. Saat satu dari pelayannya
menungkan wine kepada kami, Adrian terlihat sangat lega dan tidak menahan diri
lagi. Aku menembaknya dengan tatapan waspada yang ia acuhkan.
Nathan mampu mendapatkan medali untuk melahap babi dengan sempurna namun
masih bisa terlihat elegan dan sopan. "Jadi," katanya, perhatian terfokus ke Adrian,
"Sekarang Vasilisa telah lulus, apa yang akan kau lakukan dengan dirimu sendiri"
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Kau tidak akan terus ikut melarat dan bersenang-senang dengan anak SMA kan"
Tidak ada alasan lagi untukmu berada disana."
"Aku tidak tahu," kata Adrian malas. Ia menggelengkan kepalanya, semakin
mengusutkan rambutnya yang telah kusut dengan hati-hati itu. "Aku senang bergaul
dengan mereka. Mereka berpikir kalau aku lebih lucu daripada aku yang sebenarnya."
"Tidak mengejutkan," jawab ayahnya. "Kau tidak lucu sama sekali. Ini waktunya
untukmu melakukan hal yang lebih bermanfaat. Jika kau tidak ingin kembali ke
kampus, kau harusnya paling tidak mulai duduk di dalam beberapa pertemuan
bisnis keluarga. Tatiana memanjakanmu, tapi kau bisa belajar banyak dari Rufus."
Aku cukup tahu tentang politik bangsawan dengan mengenali nama mereka.
Anggota tertua dari setiap keluarga biasanya merupakan "pangeran" atau "putri"
mereka dan menduduki Dewan Bangsawan --- dan memiliki peluang untuk menjadi
raja atau ratu. Saaat Tatiana naik tahta, Rufus menjadi pangeran dari keluarga
Ivashkov karena dia anggota keluarga yang tertua berikutnya.
"Benar," sahut Adrian dengan mimik muka yang tidak berubah. Dia tidak terlalu
makan dan hanya memainkan makananya saja. "Aku benar-benar ingin tahu
bagaimana ia bisa merahasiakan dua gundiknya dari sang istri."
"Adrian!" tegur Daniella, rona merah memenuhi pipinya yang pucat. "Jangan
katakan hal seperti itu di meja makan kita --- dan tentu saja tidak di depan seorang
tamu." Nathan terlihat menyadari kehadiranku lagi dan mengangkat bahu tidak peduli.
"Wanita ini bukan masalah." Aku menggigit bibirku, menahan keinginan peluang
jika aku bisa melelmparkan piring cina dengan gaya Frisbee dan memukulnya tepat
di kepala. Aku memutuskan untuk tidak melakukannya. Tidak hanya akan
mengacaukan makan malam, namun piringnya mungkin tidak akan melayang sepeti
yang aku inginkan. Nathan kembali menatap marah kearah Adrian. "Tapi kau lah
yang bermasalah. Aku tidak ingin melihat kau duduk tanpa melakukan apa pun --menggunakan uang kita untuk membiayai apa yang kau lakukan."
Sesuatu mengatakan padaku untuk menjauh dari hal ini, tapi aku tidak bisa diam
saja melihat Adrian direndahkan oleh ayahnya yang menyebalkan ini. Adrian
memang hanya duduk-duduk saja dan membuang-buang uang, Tapi Nathan tidak
punya hak untuk membuatnya menjadi bahan celaan. Maksudku, tentu saja aku juga
telah sering melakukannya. Tapi itu adalah hal yang berbeda.
"Mungkin kau bisa pergi ke Lehigh bersama Lissa," aku menawarkan. "Melanjutkan
belajar roh dengannya dan kemudian ... melakukan apa pun yang pernah kau
lakukan saat kau kuliah ..."
"Minum dan membolos," sambung Nathan.
"Seni," jawa Daniella. "Adrian mengambil kelas seni."
"Benarkah?" tanyaku, berbalik ke arah Adrian dengan kaget. Entah bagaimana, aku
bisa membayangkan dirinya sebagai lelaki bertipe seni. Cocok sekali degan sikap
tidak menentunya. "Kalau begitu ini sempurna. Kau bisa mengambilnya lagi."
Adrian mengangkat bahu dan menghabiskan gelas wine keduanya.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Aku tidak tahu. Kampus itu mungkin memiliki masalah yang sama dengan kampus
terakhir yang pernah kumasuki."
Aku merengut, "Apa itu?"
"PR."

Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Adrian," Ayahnya mengeram.
"Tidak apa-apa," jawab Adrian riang, dia mengistirahatkan lengannya dengan santai
di meja. "Aku tidak benar-benar butuh sebuah pekerjaan atau uang tambahan.
Setelah Rose dan aku menikah, anak-anak dan aku akan hidup dari bayaran Rose
sebagai pengawal." Kami semua membeku, bahkan aku. Aku tahu benar kalau ia hanya bercanda.
Maksudku, meskipun ia memang mempunyai fantasi untuk menikah dan memiliki
anak-anak (dan aku yakin dia tidak memilikinya), gaji yang kecil sebagai pengawal
tidak akan pernah cukup untuk menghidupinya di dalam kemewahan hidup yang ia
perlukan. Namun, ayah Adrian jelas tidak berpikir kalau ia sedang bercanda. Daniella terlihat
tidak bisa memutuskan. Aku, aku hanya merasa tidak nyaman. Ini merupakan topik
yang sangat, sangat buruk untuk dibicarakan di acara makan malam seperti ini, dan
aku tidak percaya kalau Adrian bisa berbicara seperti itu. Aku bahkan tidak berpikir
kalau wine yang ia minum patut dipersalahkan. Adrian hanya sangat suka menyiksa
ayahnya seperti itu. Keheningan tumbuh semakin tebal dan tebal. Naluri keberanianku ingin mengisi
percakapan hampa yang penuh kemarahan ini, namun sesuatu menyuruhku untuk
tetap diam. Tekanan meningkat. Saat bel pintu berbunyi, kami berempat hampir
meloncat dari kursi kami masing-masing.
Pelayannya, Torrie, menjawab dengan cepat dan aku bernafas lega. Seorang
pengunjung tidak diharapkan akan menolong untuk mengurangi ketegangan.
Atau mungkin tidak. Torrie membersihkan kerongkongannya saat ia kembali, jelas terlihat bingung saat
melihat dan mengubag tatapannya dari Daniella ke Nathan. "Yang mulia Ratu
Tatiana ada disini."
Tidak, mungkin. Ketiga Ivashkov berdiri mendadak, dan setengah detik kemudian, aku bergabung
bersama mereka. Aku tidak mempercayai perkataan Adrian sebelumnya yang
megatakan kalau Tatiana mungkin akan datang. Dari wajahnya, dia terlihat cukup
kaget juga sekarang. Namun cukup jelas, dia berada disana. Dia berayun masuk ke
dalam ruangan, anggun untuk sesuatu yang berkaitan dengan bisnis santai untuknya:
celana panjang hitam yang dipadukan dengan jaket berbahan sutra merah dan blus
berenda di bagian bawah. Jepit rambut permata kecil berkilau di rambut gelapnya,
dan mata angkuhnya mengintip ke bawah, kearah kami semua saat kami
membungkuk dengan tergesa-gesa. Bahkan keluarganya sendiri mengikuti
formalitas itu. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Bibi Tatiana," kata Nathan, memaksakan sebuah senyuman di wajahnya. Aku tidak
yakin dia sering melakukannya. "Maukah kau bergabung bersama kami untuk
makan malam?" Dia melambaikan tangannya dengan acuh. "Tidak, tidak. Aku tidak bisa tinggal. Aku
dalam perjalanan untuk bertemu dengan Priscilla tapi kupikir aku bisa berhenti
sebentar saat aku mendengar Adrian telah kembali." Pandangannya jatuh kepada
Adrian. "Aku tidak percaya kau disini seharian dan tidak datang mengunjungiku."
Suaranya dingin namun aku bersumpah ada binar geli di matanya. Mengerikan. Aku
tidak bisa membayangkan dirinya hangat dan berbulu. Seluruh pengalaman melihat
penampilannya berada di luar di salah satu ruang upacaranya benar-benar terasa
tidak nyata. Adrian menyeringai ke arahnya. Dia jelas sekali adalah orang yang paling terlihat
nyaman di ruangan ini sekarang. Untuk alasan yang tidak pernah aku pahami.
Tatiana mencintai dan memanjakan Adrian. Bukan berarti aku mengatakan kalau
dia tidak mencintai anggota keluarganya yang lain, hanya seja jelas sekali kalau
Adrian adalah favoritnya. Hal ini selalu mengagetkanku, mempertimbangkan betapa
begajulannya Adrian kadang-kadang.
"Aw, kupikir kau punya hal yang lebih penting dari pada melihatku," kata Adrian
padanya, "Lagipula, aku sudah berhenti merokok, jadi sekarang kita tidak bisa lagi
pergi merokok sembunyi-sembunyi di belakang ruang takhta bersama."
"Adrian!" bentak Nathan, wajahnya berubah merah. Terpikir olehku bahwa aku bisa
memggunakan permainan minum untuk taruhan sekitar berapa kali ia berseru
menyebut nama anaknya dengan tidak setuju. "Bibi, aku minta ---"
Tatiana mengangkat sebelah tangannya lagi, "Oh, diamlah Nathan. Tidak satu pun
orang yang ingin mendengarnya." Aku hampir tersedak. Berada di ruangan yang
sama dengan sang ratu sudah cukup mengerikan, tapi hal itu sebanding dengan
melihat ia mengucapkan tamparan-kasar kepada Tuan Ivashkov.
Tatiana kembali lagi kepada Adrian, wajahnya kembali ramah. "Kau sudah berhenti
merokok" Itu hanya soal waktu. Aku menduga kalo ini adalah kerjaanmu?"
Butuh waktu beberapa saat untukku menyadari kalau dia sedang berbicara padaku.
Sampai detik itu, aku berharap kalau dia tidak menyadari keberadaanku.
Kelihatannya satu-satunya penjelasan mengapa ia tidak berteriak kepada mereka
untuk menghilangkan sikap pemberontak pelacur-darah ini. Mengejutkan. Suaranya
pun tidak terdengar menuduh juga. Suaranya terdengar ... kagum.
"Se-sebenarnya, itu bukan saya Yang Mulia," jawabku, kelemahlembutanku ini jauh
dari perilakuku pada pertemuan terakhir kami.
"Adrian sendiri yang, eh,
menetapkan hati untuk melakukannya."
Jadi tolonglah aku, Tatiana terkikik. "Sangat diplomatis. Mereka harusnya
menugaskanmu untuk mengawal seorang politisi."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Nathan tidak suka perhatiannya beralih padaku. Aku tidak yakin aku menyukainya
juga, separuh senang atau tidak. "Apa kau dan Pricillia akan melakukan bisnis
malam ini" Atau hanya makan malam bersama sahabat?"
Tatiana menarik tatapannya dariku. "Keduanya. Ada beberapa percekcokan antar
keluarga yang terjadi. Tidak terbuka untuk umum, tapi berita ini sudah keluar.
Orang-orang ribut tentang keamanan. Beberapa orang telah bersiap untuk mulai
berlatih dari sekarang. Yang lain masih berpikir apakah para pengawal masih bisa
bekerja tanpa tidur." Dia memutar matanya. " Dan itu adalah saran yang paling
lemah dari semua saran."
Tidak ada pertanyaan tentang hal ini. Kunjungan ini menjadi lebih menarik.
"Kuharap kau menutup mulut mereka yang ingin menjadi calon militan," rutuk
Nathan. "Kita bertarung bersama para penjaga adalah hal yang konyol."
"Yang konyol," kata Tatiana, "adalah memiliki perselisihan di kalangan kelas istana.
Itulah yang ingin kututup mulutnya." Nada suaranya menjadi agung, sangat
terdengar keratuannya. "Kita adalah pemimpin diantara kaum Moroi. Kita harus
menjadi contoh. Kita perlu bersatu untuk bertahan hidup."
Aku mempelajarinya dengan penasaran. Apa maksudnya ini" Dia setuju atau tidak
setuju dengan pernyataan Nathan tentang Moroi yang bertarung. Dia hanya
menyebutkan berdirinyya kedamaian diantara orang-orangnya. Tapi bagaimana"
Apakah metodenya adalah dengan mendorong gerakan baru ini atau
menghancurkannya" Keamaanan adalah perhatian yang besar untuk setiap orang
setelah penyerangan dan hal ini jatuh kepadanya untuk dipikirkan.
"Terdengar sulit untukku," kata Adrian, jelas masih bermain-main dengan masalah
yang serius ini. "Jika kau ingin merokok setelahnya, aku akan membuat
pengecualian." "Aku akan mengatur waktu untukmu, agar kau melakukan kunjungan yang pantas
besok." Katanya masam. "Tinggalkan rokoknya di rumah." Dia melirik ke arah gelas
wine Adrian yang telah kosong. "Dan yang lainnya." Sebuah kilatan tekad baja
menyeberangi tatapannya, dan meskipun itu mencair secepat ia datang, aku hampir
merasa lega. Itu adalah Tatiana dingin yang kukenal.
Adrian menghormat. "Kucatat itu."
Tatiana memberi kami tatapan singkat. "Semoga malam kalian menyenangkan,"
adalah satu-satunya salam perpisahannya. Kami menunduk lagi dan kemudian di
kembali melalui pintu depan. Setelah ia keluar, aku mendengar suara ribut dan
bisikan. Aku baru menyadari kalau ia sedang berjalan dengan sebuah rombongan,
dan meninggalkan mereka semua di serambi saat ia mengucapkan helo untuk Adrian.
Suasana makan malam menjadi lebih sunyi setelah itu. Kunjungan Tatiana telah
meninggalkan perasaan heran di kepala kami semua. Paling tidak hal ini membuatku
tidak harus mendengarkan percekcokkan Adrian dan ayahnya lagi. Daniella yang
paling banyak memperbaiki situasi ini dengan percakapan kecil, berusaha
menyelidiki tentang ketertarikanku dan aku sadar dia sama sekali tidak berbicara
selama kunjungan singkat Tatiana tadi. Daniella harus menikah dengan Ivashkovs,
dan aku bertanya-tanya apakah dia merasakan intimidasi sang ratu.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Saat waktu untuk kami pergi tiba, Daniella terus tersenyum sedangkan Nathan pergi
untuk melanjukan pekerjaannya.
"Datanglah lebih sering," katanya pada Adrian, merapikan rambut anaknya itu di
tengah protes Adrian. "Dan kau diterima kapanpun, Rose."
"Terima kasih," sahutku heran. Aku terus menganalisis wajahnya untuk melihat
apakah ia sedang berbohong, namun kurasa tidak. Ini tidak masuk akal. Moroi tidak
menyetujui hubungan jangka panjang dengan dhampir. Khususnya bangsawan
Moroi. Dan bangsawan Moroi yang memiliki ikatan keluarga dengan sang ratu sudah
pasti tidak boleh, paling tidak sepeti itu lah pengalaman yang terjadi yang
mengindikasikan terhadap kesimpulan tersebut.
Adrian mengeluh. "Mungkin jika dia (ayahnya) tidak ada disini. Oh sial. Itu
mengingatkanku. Aku meninggalkan jasku disini terakhir kali aku kesini --- aku
ingin pergi terlalu cepat saat itu."
"Kau punya lima puluh jas," aku menegurnya.
"Tanya Torrie," kata Daniella. "Dia akan tahu dimana tempatnya."
Adrian pergi untuk mencari si pelayan, meninggalkanku dengan ibunya. Aku
harusnya bersikap sopan, sedikit berbasa-basi, namun rasa penasaranku lebih besar
dalam diriku. "Makan malam yang enak," kataku jujur. "Dan kuharap Anda tidak salah
paham,...tapi maksudku ... sebenarnya, Anda terlihat baik-baik saja melihat saya dan
Adrian berpacaran." Dia mengangguk dengan jelas. "Memang."
"Dan ..." Ini harus dikatakan. "Tat --- Ratu Tatiana terlihat menerima dengan hal ini
juga." "Memang." Aku harus meyakinkan diriku untuk tidak menjatuhkan rahangku ke lantai. "Tapi ...
maksud saya, terakhir kali saya berbicara dengannya, dia sangat marah. Dia terus
dan terus berkata pada saya bagaimana dia tidak akan pernah mengizinkan kami
bersama di masa depan atau menikah atau sesuatu yang sejenis dengan hal itu." Aku
meringis mengingat candaan Adrian. "Kupikir Anda merasakan hal yang sama. Tuan
Ivashkov terlihat tidak menerimaku. Anda tidak benar-benar ingin anak Anda akan
bersama dengan seorang dhampir selamanya."
Senyum Daniella terlihat tulus namun masam. "Apa kau berencana untuk
bersamanya selamanya" Apa kau berencana untuk menikahinya dan tetap diam dan
tinggal seperti itu selamanya?"
Pertanyaan itu benar-benar meruntuhkan pertahanan diriku. "Saya ... tidak ...
maksud saya, bukan bermaksud menyakiti Adrian. Saya hanya tidak pernah ---"
"Berencana untuk tetap diam dan tinggal seperti itu sama sekali?" Dia mengangguk
bijak. "Itulah yang aku pikirkan. Percayalah padaku, aku tahu Adrian tidak serius
mengatakan hal tadi. Setiap orang melompat untuk menyimpulkan sesuatu yang
bahkan tidak akan terjadi. Aku sudah mendengar semua tentangmu Rose --- setiap
orang sudah pernah mendengar tentangmu. Dan aku mengagumimu. Dan
berdasarkan dari apa yang aku pelajari, aku menebak kalau kau bukan tipe orang
yang akan berhenti menjadi pengawal untuk menjadi ibu rumah tangga."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Kau benar," aku mengakui.
"Jadi aku tidak melihat masalah disini. Kalian berdua masih muda. Kalian masih
boleh bersenang-senang dan melakukan apa yang kalian inginkan, tapi aku --- kau
dan aku " tahu bahwa meskipun jika kau melihat Adrian keluar dan masuk ke dalam
sisa hidupmu, kau tidak akan menikah atau tinggal berdiam diri bersamanya. Ini
tidak ada hubungannya dengan perkataan Nathan atau siapa pun. Ini adalah jalan
kehidupan. Ini adalah jenis dirimu yang sesungguhnya. Aku bisa melihatnya di
matamu. Tatiana menyadarinya juga, dan karena itulah ia melunak. Kau perlu keluar
sana untuk bertarung, dan itulah yang akan kau lakukan. Paling tidak jika kau
memang benar-benar ingin menjadi seorang pengawal."
"Aku memang seperti itu." Aku menatapnya heran. Sikapnya sangat mengagumkan.
Dia adalah bangsawan pertama yang aku temui yang tidak mendadak sinting dan
gila dengan ide Moroi dan dhampir berpasangan. Jika orang lain berbagi pandangan
dengannya, itu akan membuat hidup menjadi lebih mudah. Dan dia memang benar.
Ini tidak ada hubungannya dengan apa yang Nathan pikirkan. Ini bahkan bukan
masalah jika Dimitri ada di luar sana. Yang perlu di garis bawahi adalah aku dan
Adrian tidak akan bersama selama sisa hidup kami karena aku akan selalu berada
dalam tugas sebagai pengawal, tidak terus bersantai seperti yang ia lakukan.
Menyadari hal itu membuat bebanku menjadi bebas ... namun ini membuatku
sedikit sedih juga. Di belakangnya, aku bisa melihat Adrian turun ke tempat kami. Daniella merunduk
ke arahku, merendahkan nada suaranya kepadaku. Ada nada sedih dalam katakatanya saat ia berbicara, nada dari rasa perhatian seorang ibu.
"Tapi Rose, karena aku menerima kalian berdua berpacaran dan berbahagia, tolong
cobalah untuk tidak menghancurkan hatinya terlalu dalam saat waktunya tiba."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com MENURUTKU, DENGAN TIDAK MENYEBUT-NYEBUT PEMBICARAANKU TERHADAP
IBUNYA adalah hal yang tepat untuk kulakukan terhadap Adrian. Aku tidak
membutuhkan kekuatan gaib untuk merasakan perasaannya yang
bercampur baur saat kami berjalan menuju kamar tamu. Ayahnya
membuatnya kesal, namun penerimaan ibunya terlihat mampu
membangkitkan semangatnya. Aku tidak ingin merusaknya dengan
membiarkannya tahu kalau ibunya menerima kami berpacaran karena dia
menduga kalau hubungan kami hanya sementara, cuma sebatas
kesenangan. "Jadi kau akan pergi dengan Lissa?" tanyanya saat kami sampai ke kamarku.
"Yup, maafkan aku. Kau tahu -- hal-hal cewek." Dan dengan kata "hal-hal
cewek", maksudku adalah berpisah dan masuk. Adrian terlihat sedikit
kecewa, tapi aku tahu dia tidak akan cemburu dengan persahabatanku
dan Lissa. Dia tersenyum kecil dan melingkarkan tangannya di pinggangku,
merunduk untuk menciumku. Bibir kami bertemu, dan kehangatan yang
selalu mengejutkanku mengalir ke dalam tubuhku. Setelah beberapa saat
yang manis, kami berpisah, namun tatapan matanya mengatakan kalau hal
ini tidak mudah untuknya.
"Sampai jumpa lagi," kataku. Dia memberiku satu ciuman cepat dan
kemudian kembali ke kamarnya.
Aku segera menemui Lissa, yang sedang santai di kamarnya. Dia sedang
menatap sebuah sendok perak dengan tajam, dan melalui ikatan kami, aku
bisa merasakan apa maksudnya melakukan hal itu. Dia sedang mencoba
memasukkan kompulsi roh ke dalam sendok itu, jadi siapa pun yang
memegangnya akan merasa bahagia. Aku menebak-nebak apakah dia
melakukannya untuk dirinya sendiri atau hanya melakukan percobaan
secara acak. Aku tidak menggali pikirannya untuk mencari tahu.
"Sebuah sendok?" tanyaku geli. Dia mengangkat bahu dan meletakkan
sendoknya. "Hey, tidak mudah untuk membuat roh masuk ke dalam perak. Aku harus
menggunakan apa yang bisa aku dapatkan."
"Well, benda itu dibuat untuk pesta makan malam yang menyenangkan,"
dia tersenyum dan meletakkan kakinya di atas meja kopi eboni yang berada
di tengah-tengah ruang tamu kecil mewahnya. Setiap kali aku melihatnya,
aku tidak bisa menolak untuk tidak mengingat barang-barang berwarna
hitam dan mengkilat yang berada di ruangan tahanan mewahku dulu di
Rusia. Aku telah melawan Dimitri dengan sebuah pasak yang terbuat dari
kaki meja yang memiliki bentuk yang sama.
"Ngomong-ngomong, bagaimana pesta makan malammu?"
"Tidak seburuk yang aku bayangkan," aku mengakui. "Meskipun aku tidak
pernah mengira seberapa kurang ajarnya ayah Adrian. Tapi ibunya
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com sebenarnya cukup keren. Dia tidak masalah mengetahui kalau aku dan
Adrian berpacaran." "Ya, aku sudah pernah bertemu dengannya. Dia baik, meskipun aku tidak
pernah berpikir kalau dia cukup baik untuk menerima hubungan skandal.
Tebakanku yang mulia tidak datang, kan?" Lissa bercanda, jadi responku
mengagetkannya. "Dia datang, dan ... sebenarnya tidak terlalu buruk juga."
"Apa" Apa kau baru saja bilang 'tidak terlalu buruk'?"
"Aku mengerti, mengerti. Terdengar gila memang. Sebenarnya itu hanya


Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kunjungan cepat untuk Adrian, dan dia bereaksi seolah bukan masalah
melihatku ada disana." Aku tidak menyebutkan tentang pandangan politik
Tatiana tentang para Moroi yang berlatih untuk bertarung. "Tentu saja, siapa
yang bisa tahu apa yang akan terjadi jika dia bertahan lebih lama lagi saat
tu" Mungkin dia akan berubah menjadi dirinya yang biasa. Aku mungkin
memerlukan satu set perlengkapan perak kalau begitu -- untuk
menghentikanku melemparkan pisau kearahnya."
Lissa mengerang. "Rose, kau tidak bisa membuat lelucon dari hal seperti itu."
Aku menyeringai. "Aku mengucapkan hal yang tidak berani kau ucapkan."
Ucapanku mengembalikan senyuman di wajah Lissa.
"Sudah lama aku tidak mendengarnya," katanya lembut.
Perjalananku ke Rusia telah meretakkan persahabatan kami -- yang berakhir
dengan menunjukkan betapa berartinya persahabatan itu untukku. Kami
menghabiskan sisa waktu santai kami dengan membicarakan Adrian dan
gosip yang lain. Aku lega melihatnya mulai lupa dengan perasaannya
tentang Christian, namun selama waktu berlalu, rasa pusingnya tumbuh
karena misi tertuda kami bersama Mia.
"Ini akan baik-baik saja," kataku saat waktunya tiba. Kami sedang menuju
halaman istana, berpakaian jeans dan kaos yang nyaman.
Rasanya menyenangkan bebas dari jam malam sekolah, dan lagi , keluar di
bawah sinar matahari yang cerah tidak membuatku merasa sangat
tersamarkan. "Hal ini akan mudah."
Lisa menatapku namun tidak berkata apa pun. Para pengawal adalah
penjaga yang keras dan kuat dalam dunia kami, dan ini adalah markas
besar mereka. Menerobos masuk tidak akan menjadi apa pun selain menjadi
hal yang mudah. Mia terlihat telah menetapkan hati saat kami bertemu dengannya, namun
begitu, aku merasa terdorong oleh sikapnya -- dan dia mengenakan
pakaian serba hitam. Benar, pakaian itu tidak akan bekerja terlalu banyak di
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com bawah sinar matahari, namun seragam itu membuat semuanya terasa lebih
resmi. Aku hampir mati penasaran karena ingin tahu apa yag terjadi dengan
Christian, dan Lissa juga merasakannya. Lagi-lagi hal itu merupakan satu dari
banyak topik yang lebih baik dibiarkan untuk tidak dijelaskan.
Namun, Mia menjelaskan rencananya pada kami, dan sejujurnya aku
merasa hanya 65 persen kesempatannya kalau hal ini akan berhasil. Lissa
merasa tidak nyaman dengan perannya karena memasukkan kompulsi di
dalamnya, tapi dia adalah berperan sebagai seorang pengaman dan setuju
melakukanya. Kami mempersiapakan segalanya secara rinci beberapa kali
dan kemudian mlali bergerak ke arah bangunan yang merupakan tempat
para penjaga beroperasi. Aku pernah sekali kesana, saat Dimitri
membawaku untuk melihat Victor di sekat sel yang berdekatan dengan
penjaga. Aku tidak pernah menghabiskan banyak waktu di kantor pusat
sebelumnya, dan seperti yang telah diprediksikan Mia, hanya ada sedikit staf
di siang hari. Saat kami masuk, kami langsung bertemu dengan wilayah penerima tamu
seperti yang sering kalian temui di kantor-kantor administrasi yang lain.
Seorang pengawal yang terlihat galak duduk di sebuah meja dengan
komputer, rak berkas, dan meja disekelilingnya. Dia mungkin tidak memiliki
banyak hal untuk dilakukan di malam hari, tapi dia jelas masih dalam tingkat
kewaspadaan yang tinggi. Dibelakang ada sebuah pintu, dan itu menarik
perhatianku. Mia telah menjelaskan sebelumnya kalau pintu itu adalah jalan
masuk ke semua rahasia pengawal, catatan-catatan mereka dan kantor
utama -- dan merupakan daerah pengawasan yang mengawasi daerahdaerah beresiko tinggi di istana.
Galak atau tidak, laki-laki itu tersenyum kecil untuk Mia. "Bukankah
sekarang sudah sedikit malam untukmu" Kau tidak berada disini untuk
belajar, kan?" Mia menyeringai balik. Dia pastilah satu dari pengawal yang akrab
dengannya selama di istana. "Ah, hanya berjalan-jalan dengan beberapa
teman dan ingin menunjukkan tempat disekitar sini."
Dia mengangkat alisnya saat melihatku dan Lissa. Dia memberikan tundukan
hormat kecil tanda mengenal. "Putri Dragomir. Pengawal Hathaway."
Sepertinya reputasi kami telah mendahului kami. Itu adalah pertama kalinya
aku dipanggil dengan gelar baruku. Itu mengejutkanku dan membuatku
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com merasa sedkit bersalah karena mengkhianati kelompok dimana aku baru
saja masuk di dalamnya. "Ini Don," kata Mia. "Don, Sang putri ingin meminta bantuan." Dia menatap
Lissa penuh arti. Lissa menarik napas panjang dan kemudian aku merasakan
terbakarnya sihir kompulsi melalui ikatan kami saat ia memfokuskan
tatapanya ke arah Don. "Don," katanya sungguh-sungguh, "berikan kami kunci dan kode untuk
berkas catatan di bawah. Dan kemudian pastikan kamera-kamera di
daerah tersebut telah mati."
Dia merengut. "Mengapa aku harus --" namun saat mata Lissa terus
menatapnya, aku bisa merasakan kompulsi itu menguasainya. Garis-garis di
wajahnya perlahan berubah penuh kerelaan, dan aku menghembuskan
nafas lega. Beberapa orang cukup kuat untuk menolak kompulsi -khususnya Moroi biasa. Kompulsi Lissa lebih kuat karena roh, meskipun kau
tidak pernah tahu jika seseorang mungkin saja bisa melawannya.
"Tentu saja," katanya, berdiri. Dia membuka sebuah laci meja dan
menyerahkan satu set kunci kepada Mia yang dengan cepat ia serahkan
kepadaku. "Kodenya adalah 4312578."
Aku memasukkannya dalam ingatanku dan ia memberi isyarat kepada kami
untuk mengikutinya melalui semua pintu yang berkuasa. Di belakangnya,
koridor menyebar di semua arah. Dia menunjuka kepada satu koridor di
sebelah kanan kami. "Di bawah sana. Belok ke kiri di ujung lorong, turun dua kali dan pintunya
tepat di sebelah kanan." Mia melirik ke arahku, memastikan kalau aku
mengerti. Aku mengangguk dan dia kembali berpaling pada Don. "Dan
sekarang pastikan pengawasan wilayah itu dimatikan."
"Bawa kami kesana," kata Lissa kuat.
Don tidak bisa menolak perintahnya dan kemudian Lissa dan Mia
mengikutinya, meninggalkanku sendiri. Ini adalah bagian rencana yang
hanya ada aku sendiri di dalamnya, dan aku bergegas turun ke ruangan.
Fasilitasnya mungkin dikelola dengan ringan saja, namun aku masih bisa
ditangkap seseorang -- dan tidak memiliki kompulsi yang bisa membantuku
bicara untuk keluar dari masalahku.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Petunjuk arah yang dberikan Don memang tepat, tapi aku masih harus
bersiap jika ada kemungkinan akan memukul kotak kode dan masuk ke
brangkas tempat penyimpanan. Baris demi baris lemari pengarsipan
berderet ke bawah di ruangan besar. Aku tidak bisa melihat dimana
ujungnya. Laci-laci bersusun hingga lima tingkat, pencahayaan fluorescent
samar dan keheningan menakutkan memberikan suasana seram, hampir
terasa seperti dihantui. Semua informasi para pengawal jauh sebelum zaman
digital sekarang. Hanya Tuhan yang tahu seberapa panjang deretan arsip ini
dari zaman dulu. Hingga masa-masa pertengahan di Eropa" Aku mendadak
merasa takut dan berandai-andai apakah aku bisa melalui ini semuanya.
Aku berjalan ke arah lemari pertama di sebelah kiri, merasa lega melihat rak
tersebut diberi label. Labelnya terbaca sebagai AA1. Dibawahnya AA2 dan
terus selanjutnya. Oh Tuhan. Hal ini membuatku harus mengambil beberapa
lemari bahkan untuk keluar dari rak "AS". Aku bersyukur pengorganisasian
arsip sesederhana petunjuk alpabet, namun sekarang aku memahami
mengapa lemari-lemari ini terus berlanjut selamanya. Aku harus berbali lebih
dari tiga perempat dari jalan ke bawah ruangn untuk mendapatkan file "TS".
Dan itu tidak akan tercapai hingga aku mendapatkan lac TA27 yang telah
ku temukan untuk arsip Tarasov Prison (Penjara Tarasov).
Aku mengap-mengap. Berkasnya tebal, dipenuhi oleh semua jenis dokumen.
Ada halaman-halaman tentang sejarah penjara dan pola migrasi, sebaik
tatanan lantai untuk setiap lokasinya. Aku hampir susah untuk percaya.
Begitu banyak informasi .... tapi apa yang aku butuhkan" Apa yang akan
berguna nantinya" Jawabannya datang dengan cepat:
Semuanya! Aku menutup lacinya dan mengapit foldernya di bawah
lenganku. Oke. Waktunya keluar dari sini. Aku berbalik dan mulai menuju
jalan keluar di berjalan perlahan. Sekarang apa yang aku dapatkan adalah
apa yang aku butuhkan, cara melarikan diri yang mendesak ini menekanku.
Aku hampir sampai saat aku mendengar bunyi klik kecil dan pintu terbuka.
Aku membeku sama seperti dhampir tak ku kenal yang baru saja masuk. Dia
juga membeku, jelas sekali terheran-heran, dan aku menganggapnya
sebagai berkah kecil karena ia tidak langsung mengunciku ke dinding dan
mulai mengintrogasiku. "Kau Rose Hathaway," katanya. Tuhan begitu baik. Apa tidak ada orang
yang tidak kenal dengan ku sebelumnya"
Aku menegang, tidak yakin apa yang akan terjadi sekarang, namun
berbicara disaat pertemuan kami disini membuatnya sedikit terlihat masuk
akal. "Ya begitulah seperti yang terlihat. Kau siapa?"
"Mikhail Tanner," katanya, masih bingung. "Apa yang kau lakukan disini?"
"Melaksanakan perintah," kataku lembut. Aku menunjukkan berkasnya.
"Pengawal yang bertugas di sana membutuhkan sesuatu."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Kau berbohong," katanya. "Aku lah pengawal yang bertugas untuk urusan
berkas. Jika seseorang memerlukan sesuatu, mereka akan mengirimku untuk
melakukannya." Oh, sial. Rencana berbicara dengan baik-baik gagal. Namun saat aku
berdiri disana, pikiran yang aneh datang padaku. Penampilannya tidak
kukenal sama sekali: rambut cokelat keriting, tinggi rata-rata, usia dua
puluhan akhir. Cukup tampan, sungguh. Namun namanya ... sesuatu
tentang namanya .... "Nona Karp," aku terkesiap. "Kau lah ... kau terlibat dengan Nona Karp."
Dia membeku, mata birunya menatap tajam dengan hati-hati. "Apa yang
kau tahu tentang itu?"
Aku menelan ludah. Apa yang telah aku lakukan -- atau yang aku coba
lakukan adalah demi Dimitri -- bukanlah tanpa panutan. "Kau mencintainya.
Kau pergi untuk membunuhnya setelah dia ... setelah dia berubah."
Nyonya Karp telah menjadi seorang guru kami beberapa tahun yang lalu.
Dia adalah seorang pengguna sihir roh, dan sebagaik efek penggunaanya,
ia mulai menjadi gila, dia melakukan satu-satu nya hal yang bisa ia lalukan
untuk menyelamatkan kewarasannya: menjaidi seorang Strigoi. Mikhail,
kekasihnya, telah melakukan satu-satunya hal yang ia tahu untuk mengakhiri
keadaan mengerikan itu: men
cari dan membunuhnya. Terpikir olehku
sekarang kalau aku tengah berhadapan dengan pahlawan dari sebuah
kisah cinta yang hampir sedramatis kisah cintaku.
"Tapi kau belum menemukannya," kataku lembut. "Iya kan?"
Lama sekali ia belum bisa menjawab pertanyaanku, matanya dengan berat
mempertimbangkanku melalui tatapnnya. Aku menebak-nebak apa yang
sedang ia pkirkan. Nona Karp" Rasa sakitnya sendiri" Atau sedang
menganalisisku" "Tidak," katanya akhirnya. "Aku harus berhenti. Para pengawal lebih
membutuhkanku." Dia berbicara dengan tenang, terkontrol sebagaimana
seorang pengawal yang memang harus menguasainya, namun di dalam
matanya, aku melihat kesedihan -- sebuah kesedihan yang lebih kupahami.
Aku ragu sebelum mengambil sebuah kesempatan yang aku punya untuk
tidak di tangkap dan berakhir di dalam sel penjara.
"Aku tahu ... Aku tahu kau punya semua alasan untuk menyeretku keluar dari
sini dan menangkapku. Harusnya kau melakukannya. Itulah yang memang
seharusnya kau lakukan -- apa yang juga akan ku lakukan. Tapi sebenarnnya
adalah, ini ..." aku kembali menganggukan kepalaku ke arah berkas yang
kupegang. "Sebenarnya, aku sedang mencoba melakukan apa yang
pernah kau lakukan sebelumnya. Aku sedang mencoba menyelamatkan
seseorang." Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Dia diam. Dia mungkin sedang menebak siapa yang aku maksud dan
mengasumsikan kata "menyelamatkan" dengan "membunuh". Jika dia
mengenal siapa aku sebelumnya, dia pastilah tahu siapa mentorku
sebelumnya. Beberapa orang telah mengetahui hubungan romantisku
bersama Dimitri, tapi tentang aku yang mempedulikan Dimitri mungkin
menjadi kesimpulan yang lebih dulu muncul.
"Itu sia-sa, kau tahu," Mikhail berkata pada akhirnya. Kali ini suranya pecah
sedikit. "Aku telah mencoba ... aku telah mencoba sangat keras untuk
menemukannya. Namun saat mereka menghilang ... saat mereka tidak ingin
ditemukan ..." dia menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang bisa kita
lakukan. Aku mengerti mengapa kau ingin melakukannya. Percalah padaku,
aku sungguh-sungguh memahaminya. Namun itu tidak mungkin. Kau tidak
akan pernah menemukannya jika dia tidak ingin ditemukan olehmu."
Aku menimbang-nimbang seberapa banyak yang bisa aku katakan kepada
Mikhail -- seberapa banyak yang seharusnya kukatakan. Terpikir olehku
kemudian bahwa jika ada orang lain di dunia ini yang akan memahami apa
yang tengah aku lalui sekarang, orang itu pastilah pria ini. Lagipula, aku tidak
punya banyak pilihan disini.
"Hal itu, kurasa aku bisa menemukannya," kataku perlahan. "Dia sedang
mencariku." "Apa?" alis Mikhail naik. "Bagaimana kau tahu?"
"Karena dia, um, mengirmiku surat tentang hal itu."
Tatapan sengit pejuang tiba-tiba kembali dalam matanya. "Jika kau
mengetahuinya, jika kau bisa menemukannya ... kau harusnya meminta
bantuan untuk membunuhnya."
Aku tersentak ketka mendengar kata terakhir itu dan kembali takut terhadap
apa yang harus kukatakan selanjutnya.
"Apa kau memepercayaiku jika kukatakan kalau ada sebuah cara untuk
menyelamatkannya?" "Maksudmu dengan menghancurkannya."
Aku menggelengkan kepalaku. " Bukan ... maksudku benar-benar
menyelamatkannya. Sebuah cara untuk mengembalikannya ke keadaannya semula." "Tidak," kata Mikhail cepat. "Itu tidak mungkin."
"Itu mungkin. Aku mengenal seseorang yang telah melakukannya -- yang
mengubah kembali seorang Strigoi." Oke, itu adalah kebohongan kecil. Aku
sebenarnya tidak mengenal orang itu, tapi aku sedang mengikuti alur dari
seseorang yang mengetahui seseorang yang telah mengenal seseorang.
"Itu tidak mungkin," kata Mikhail lagi. "Strigoi itu telah mati. Tidak pernah mati.
Perbedaan yang sama."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Bagaimana jika memang ada sebuah kesempatan?" kataku. Bagaimana
jika hal ini bisa dilakukan" Bagaimana jika Nona Karp -- jika Sonya -- bisa
kembali menjadi Moroi lagi" Bagaimana jika kalian bisa kembali bersama
lagi?" Ini juga berarti dia akan kembali gila, tapi hal itu adalah sebuah
masalah teknis yang bisa dipikrkan nantinya.
Rasanya seperti seabad menunggunya menjawab dan rasa pusingku
semakin membesar. Lissa tidak bisa mengkompulsi seseorang selamanya,
dan kukatakan pada Mia kalau aku akan menyelesaikan bagianku dengan
cepat. Rencana ini akan hancur jika aku tidak segera keluar. Namun,
melihatnya berusaha berhati-hati, aku bisa melihat topengnya mulai
menghilang. Selama ini, dia masih mencintai Sonya-nya.
"Jika apa yang kau katakan itu benar -- dan aku tidak mempercayainya -maka aku akan ikut denganmu."
Whoa, tidak. Tidak dalam rencana ini. "Kau tidak bisa ikut," kataku cepat.


Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku sudah punya orang." Kebohongan kecil yang lain. "Menambah lagi
hanya akan mengacaukan rencananya. Aku tidak melakukannya sendirian,"
kataku, memotong apa saja yang mungkin bisa menjadi argumennya
selanjutnya. "Jika kau sungguh-sungguh ingin membantuku -- benar-benar ingin
mengambil kesempatan untuk mengembalikan Sonya -- kau harus
membiarkanku pegi." "Tidak mungkin hal seperti itu bisa menjadi kebenaran," ulangnya. Namun
ada keraguan dalam suaranya, dan aku memainkannya.
"Bisakah kau mengambil kesempatan?"
Keheningan lagi. Aku mulai berkeringat sekarang. Mikhail menutup matanya
sesaat dan mengambil nafas dalam. Kemudian dia bergeser dan
memberikan isyarat ke arah pintu. "Pergilah."
Aku hampir melorot karena lega dan segera meraih tungkai pintu.
"Terima kasih. Sungguh terima kasih."
"Aku bisa saja mendapatkan banyak masalah karena hal ini," katanya letih.
"Aku masih tidak percaya kalau hal ini mungkin."
"Tapi kau berharap kalau ini mungkin." Aku tidak butuh responya untuk
mengetahui kalau aku benar. Aku membuka pintu, namun sebelum aku
melaluinya, aku berhenti sejenak dan meliriknya. Kali ini, dia tidak lagi
menyembunyikan kesedian dan rasa sakit di wajahnya.
"Jika kau serius ... jika kau ingin membantu ... ada satu hal yang bisa kau
lakukan." Bagian lain dari kepingan puzzle mulai tersusun sendiri untukku, jalan lain
yang mungkin bisa kami lakukan. Aku menjelaskan apa yang aku butuhkan
darinya dan terkejut mengetahui betapa cepatnya ia setuju. Aku tersadar
kalau ia benar-benar mirip aku. Kami berdua telah mengetahui ide kalau
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com mengembalikan Strigoi itu tidak mungkin .. namun kami sangat, sangat ingin
mempercayainya bisa terjadi.
Aku kembali ke atas sendirian setelah itu. Don tidak ada di mejanya dan aku
berandai-andai apa yang Mia lakukan padanya. Aku tidak menunggu untuk
mengetahuinya dan langsung keluar. Mia dan Lissa sudah menunggu
disana, berjalan bolak balik. Tidak lagi terganggu oleh rasa pusing, aku
membuka diriku ke dalam ikatan kami dan merasakan kegelisahan Lissa.
"Terima kasih Tuhan," katanya saat melihatku. "Kami pikir kau telah
tertangkap." "Sebenarnya ... ceritaya panjang." Satu hal yang tidak ingin kuungkit-ungkit.
"Aku mendapatkan apa yang kubutuhkan. Dan ... sebenarnya aku
mendapatkan keseluruhannya. Kupikir kita bisa melakukannya."
Mia menatapku dengan pandangan masam sekaligus sedih. "Aku benarbenar berharap bisa tahu apa yang sedang kalian lakukan."
"Aku menggelengkan kepala saat kami bertiga berjalan pulang. "Tidak,"
jawabku. "Aku tidak yakin kalau kau perlu mengetahuinya."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com AKU MEMUTUSKAN KALAU LEBIH BAIK jika aku dan Lissa menunggu sampai
malam saat kami kembali ke kamar Lissa, membaca dokumen-dokumen itu
dengan rajin. Perasaan Lissa campur aduk saat kuceritakan tentang
pertemuanku dengan Mikhail --- yang tidak kuceritakan pada Mia. Reaksi
Lissa pada awalnya adalah kaget, tapi ada hal lain juga. Ketakutan
terhadap masalah yang bisa kudapatkan. Sedikit kehangatan romantis
terhadap apa yang aku dan Mikhail lakukan dengan penuh kerelaan untuk
orang yang kami cintai. Bertanya-tanya apakah dirinya -- Lissa -- akan
melakukan hal yang sama jika Christian berada di dalam situasi yang sama.
Secara instan dia memutuskan kalau dia bisa melakukannya; cintanya pada
Christian masih begitu kuat. Kemudian dia mengatakan pada dirinya sendiri
kalau dia sebenarnya sudah tidak peduli lagi tentang Christian, yang kurasa
menyebalkan untuk kudengarkan sekarang jika aku tidak sedang pusing.
"Ada apa?" tanyanya.
Aku menghela nafas dengan cemas tanpa sadar saat aku membaca
pikiran Lissa. Tidak ingin ia tahu kalau aku baru saja membaca pikirannya,
aku menunjuk ke arah kertas-kertas yang berhamburan di atas tempat
tidurnya. "Hanya mencoba membuat semua ini masuk akal." Pernyataan
yang tidak terlalu jauh dari kenyataan.
Bentuk penjaranya rumit. Tiap sel terdiri dari dua lantai dan kecil -- hanya
satu narapidana dalam satu sel. Kertas-kertas itu tidak menjelaskan
mengapa, namun alasannya jelas sangat terlihat. Hal ini sejalan dengan apa
yang telah dikatakan Abe tentang menjaga para penjahat agar tidak
berubah menjadi Strigoi. Jika aku terkunci di dalam penjara selama
bertahun-tahun, aku bisa memahami godaan untuk menghancurkan dan
membunuh teman sekamarku untuk menjadi Strigoi dan kabur. Sel nya juga
di letakkan dia pusat bangunan, dikeliling oleh para pengawal, ruang-runag
kantor, "ruang-ruang latihan", sebuah dapur, dan sebuah ruang makan ruang khusus untuk mengigit para sukarelawan. Dokumen-dokumen itu
menjelaskan perputaran para pengawal, begitupula dengan jadwal maka
para tahanan. Kelihatannya, para tahanan itu di kawal ke tempat
sukarelawan bergiliran, dengan pengawalan ketat, dan hanya dizinkan
untuk mengisap sedikit darah. Lagi-lagi semuanya dibuat untuk menjaga
agar para tahanan tetap lemah dan mencegah mereka untuk berubah
menjadi Strigoi. Semua itu adalah informasi yang bagus, namun aku tidak memiliki alasan
kuat untuk percaya bahwa semua informasi itu adalah informasi terkini,
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com mengingat dokumen-dokumen ini sudah berusia lima tahun. Dan sepertinya
sekarang penjara telah memiliki berbagai peralatan pengaman baru di
tempat tersebut. Kemungkinan satu-satunya hal yang bisa kami yakini tetap
sama adalah lokasi penjara dan latar belakang bangunan.
"Seberapa yakin perasaan mu tetang keahlian pembuatan- jimatmu?"
tanyaku pada Lissa. Meskipun dia belum mampu untuk meletakkan banyak roh penyembuh ke
dalam cicinku seperti yang dilakukan oleh wanita yang ku kenal bernama
Oksana, aku telah menyadari kalau kegelapan dalam diriku menjadi sedikit
tenang. Lissa membuatkan sebuah cincin untuk Adrian juga, meskipun aku
tidak yakin apakan benda itu membantunya untuk mengontrol sifat
buruknya kahir-akhir ini -- sifat buruk uang biasanya muncul setelah
mengendalikan roh. Dia mengangkat bahu dan berguling dengan
punggungnya. Keletihan memenuhi dirinya, namun dia sedang mencoba
untuk tetap bangun demi diriku.
"Lebih baik. Kuharap aku bisa bertemu Oksana."
"Mungkin suatu hari," kataku samar-samar. Aku tidak yakin Oksana mau
meninggalkanSiberia. Dia kabur dengan pengawalnya dan ingin tetap tidak
diketemukan. Selain itu, aku tidak ingin Lissa segera pergi kesana setelah
siksaan yang kudapatkan. "Pernahkah kau mencoba untuk meletakkan sesuatu selain penyembuhan?"
sesaat kemudian, aku menjawan sendiri pertanyaanku. "Oh, benar.
Sendoknya!" Lissa meringis, namun ringisannya berubuah menjadi kuap. "Aku tidak yakin
kalau benda itu benar-benar bekerja."
"Hmm." "Hmm?" Aku melirik lahi cetak biru. "Aku sedang berpikir jika kau bisa membuat
beberapa jimat kompulsi lagi, benda tersebut akan sangat membantu
dalam hal n. Kita perlu membuat orang-orang melihat apa yang kita ingin
mereka lihat." Tentu saja jika Victor -- yang memiliki kekuatan kompulsi yang
berada entah dimana dekat dengannya -- telah membuat sebuah jimat
gairah, Lissa bisa melakukan apa yang aku perlukan. Lissa hanya perlu
banyak berlatih. Dia memahami prinsip dasarnya namun terhalang saat
membuat efek yang ia nginkan terakhir kalo. Satu-satunya masalah adalah
memintanya untuk melakukan hal ini, aku sedang membuatnya agar
menggunakan roh lebih banyak lagi.
Meskipun efek sampingnya tidak muncul saat itu juga, mereka bisa saja
datang menghantui masa depannya. Lissa meliriku dengan penasaran,
namun saat aku melihat ia menguap lagi, aku mengatakan padanya untuk
tidak usah mengkhawatirkan hal ini. Aku akan menjelaskannya besok. Dia
tidak menolak, dan setelah sebuah pelukan cepat, kami beristirahat di kasur
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com kami masing-masing. Kami tidak akan mendapatkan tidur yang cukp, tapi
kami harus mendapatkan apa yang kami bisa dapatkan. Besok adalah hari
besar. Aku pernah memakai pakaian resmi pengawal berwarna hitam-putih saat
aku pergi ke pengadilan Victor. Dalan situasi normal pengawal, kami
mengenakan pakaian kasual biasa. Namun untuk acara mewah, mereka
menginginkan kami terlihat segar dan profesional. Pagi hari setelah istirahat,
aku menggunakan cita rasa fashion pengawalku untuk pertama kalinya.
Aku mengenakan pakaian saat pengadilan Victor namun dengan pakaian
resmi pengawal, dijahit sesuai dengan ukuranku: celana panjang lurus
berwarna hitam, blus putih dengan kancing hingga leher, dan jaket gaun
hitam yang muat dengan sangat sempurna ditubuhku. Pakaian ini jelas
bukan bermaksud untuk terlihat seksi, tapi caranya memeluk perut dan
pinggangku membuat tubuhku terlihat bagus sekali. Aku merasa puas
melihat pantulan diriku sendiri di cermin, dan setelah berpikir selama
beberapa menit, aku mengikat rambutku dengan kepang tinggi ke atas
sehingga menunjukkan tanda molinjaku. Kulitnya masih terlihat merah,
namun paling tidak perbannya sudah tidak ada lagi. Aku terlihat sangat ...
profesional. Aku seolah mengingatkan diriku pada Sydney. Dia seorang
Alkemis -- manusia yang bekerjasama dengan Moroi dan dhampir untuk
menyembunyikan vampir dari dunia. Dengan cita rasa sempurnanya
terhadap fashion, dia selalu terlihat siap untuk pertemuan bisnis. Aku selalu
ingin mengiriminya sebuah koper untuk natal. Jika hari-hari tersebut adalah
waktuku untuk berlagak, hari ini adalah harinya. Setelah ujian dan kelulusan,
ini adalah langkah terbesar berikutnya untuk menjadi seorang pengawal.
Hari ini adalah jamuan makan siang yang dihadiri oleh semua lulusan baru,
para Moroi yang memenuhi syarat untuk memiliki pengawal baru juga
datang, berharap untuk mengambil para kandidat.
Nilai kami dari sekolah dan ujian akan menjadi pengetahuan umum dari
sekarang, dan ini adalah kesempatan untuk para Moroi bertemu dengan
kami dan menawar siapa yang mereka inginkan untuk mengawal mereka.
Alaminya, kebanyakn para tamu adalah para bangsawan,
namun beberapa Moroi penting juga memiliki kualifikasi untuk ikut.
Aku tidak memiliki minat untuk menunjukkan kemampuanku dan di tawar
oleh keluarga kaya. Lissa adalah satu-satunya yang ingin kujaga. Namun,
aku tetap harus membuat kesan yang baik. Aku perlu membuat hal ini jelas
bahwa aku adalah orang yang tepat untuk ada bersama Lissa.
Lissa dan aku berjalan berkeliling ruang pesta bersama. Ini adalah satusatunya tempat yang cukup besar untuk menampung kami semua,
mengingat lebih dari lulusan St. Vladimir yang hadir, semua sekolah di
Amerika telah mengirim lulusan mereka yang baru, dan untuk sesaat, aku
menemukan lautan hitam dan putih yang memusingkan kepalaku. Sedikit
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com warna -- para bangsawan yang mengenakan pakaian terbaik mereka -menghidupkan sedikit kanvasnya. Di sekitar kami, lukisan dinding dengan cat
air berwarna lembut membuat dinding terlihat bersinar.
Lissa tidak mengenakan gaun pesta atau apapun, namun dia terlihat
sangat anggun dengan gaun pas badan yang terbuat dari sutra. Para
bangsawan bergaul dengan dorongan sosial yang dibesarkan bersama
mereka, namun teman-temanku bergerak dengan sangat tidak nyaman.
Tidak seorang pun terlihat keberatan. Bukanlah pekerjaan kami untuk
mencari yang lain; kami yang akan didekati. Semua lulusan mengenakan
label nama -- di ukir di bahan logam. Tidak ada stiker HELO, NAMAKU
ADALAH ... disini. Label tersebut membuat kami dikenali sehingga para
bangsawan dapat datang menghampiri kami dan melakukan negosiasi. Aku
tidak mengharapkan seseorang kecuali temanku untuk berbicara padaku,
jadi Lissa dan aku berjalan ke arah lemari dan kemudian diam di sudut
ruangan untuk menguyah cemilan dan caviar kami. Sebenarnya, Lissa yang
memakan caviar. Benda itu terlalu mengingatkanku pada Rusia.
Adrian, tentu saja, yang melihat kami untuk pertama kalinya. Aku
menyeringai ke arahnya. "Apa yang kau lakukan disini" Aku tahu kau tidak memenuhi syarat untuk
seorang pengawal." Tanpa rencana konkrit untuk masa depannya, dapat diasumsikan kalau
Adrian akan tinggal di istana. Dan dalam hal sepert itu, dia tidak
memerlukan proteksi luar -- meskipun dia jelas memiliki kualifikasi jika dia
memilih untuk pergi ke dunia luar.
"Itu benar, tapi aku sulit untuk tidak menghadiri sebuah pesta," katanya. Dia
memegang segelas sampanye di tangannya dan aku bertanya-tanya
apakag efek dari cincin yang diberkan Lissa tidak ia pakai. Tentu saja, minum
sekali-sekali bukanlah akhir dari dunia, dan janji saat lamaran sebelum
berkencan tidak termasuk hal itu. Isinya lebih banyak tentang rokok yang
aku ingin ia jauhi. "Apakah kau sudah ditemui oleh lusinan orang-orang yang berharap
padamu?" Aku menggelengkan kepalaku. "Siapa yang menginginkan Rose Hathway
yang ugak-ugalan" Orang yang putus sekolah tanpa peringatan untuk
melakukan apa yang ia inginkan?"
"Banyak," katanya. "Aku yakin banyak. Kau menang di pertarungan, dan
ingat -- semua orang berpikir kalau kau pergi untuk jalan-jalan melakukan
perburuan Strigoi. Beberapa mungkin berpikir kalau ini sesuai dengan
karakter gilamu." "Dia benarm" sebuah suara tiba-tiba berkata. Aku menatap asal suara itu
dan melihat Tasha Ozera berdiri didekat kamii, sebuah senyuman kecil di
wajahnya yang memilki bekas luka. Bukannya berpikir kalau luka tersebut
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com membuatnya terlihat jelek, aku malah menganggap kalau dia terlihat cantik
hari ini -- lebih bangsawan dari yang pernah kulihat didirinya. Rambut hitam
panjangnya berkilau dan dia mengenakan rok biru laut dan atasan terbuka
berenda. Dia bahkan mengenakan sepatu berhak tinggi dan perhiaan -sesuatu yang aku yakin belum pernah kulihat ia pakai sebelumnya.
Aku bahagia melihatnya; aku tidak tahu kalau dia datang ke istana. Pikiran
yang aneh menyerangku. "Apakah mereka sudah mengizinkanmu untuk memiliki seorang pengawal?"
Para bangsawan memiliki banyak cara yang tenang, cara sopan untuk
menghindari orang -orang yang dianggap tidak hormat. Dalam kasus Ozera,
jatah pengawal mereka telah dihentikan sebagai bagian hukuman untuk
apa yang telah orang tua Christian lakukan. Hal tersebut sungguh-sungguh
tidak adil. Para keluarga Ozera layak untuk mendapatkan hak yang sama
seperti keluarga bangsawan yang lain.
Dia mengangguk. "Kupikir mereka berharap kalau hal ini akan membuatlu
diam tenyang Moroi yang bertarung bersama para dhampir. Sejenis
sogokan." "Kau tidak akan menyerah untuk hal itu, aku yakin."
"Tidak. Hal ini hanya memberiku seseorang untuk berlatih." Senyumnya
menghilang dan dia menatap tak pasti diantara kami. "Aku harap kau tidak
akan merasa terganggu ... tapi aku ingin memintamu untuk menjadi
pengawalku, Rose.: Lissa dan aku bertukar pandangan kaget.
"Oh." Aku tidak tahu apa yang bisa aku ucapkan.
"Aku berharap mereka akan mengizikanmu bersama Lissa," Tasha segera
menambahkan, jelas merasa tidak enak. "Tapi sang ratu terlihat sangat keras
terhadap pilihannya sendiri. Jika hal itu terjadi ..."
"Tidak apa-apa," kataku. "Jika aku tidak bisa bersama Lissa, makan aku pasti
akan memilih bersamamu." Ucapanku sungguh-sungguh. Aku menginginkan
lissa lebih dari siapapun di dunia ini, namun jika mereka memisahkan kami,
maka aku jelas akan memilih Tasha daripada bangsawan angkuh lain. Tentu
saja, aku sangat yakin kalau penugasanku bersamanya akan menjadi pilihan
seburuk penugasanku bersama Lissa. Mereka yang marah padaku karena
melarikan diri akan melakukan apa yang mereka bisa untuk meletakkanku
pada situasi yang tidak menyenangkan sebisa mungkin. Dan meskipun dia
sudah dijanjikan seorang pengawal, aku punya firasat kalau pilihan Tasha


Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak akan menjadi prioritas tertinggi. Masa depanku masih menjadi tanda
tanya besar. "Hey," seru Adrian, kesal karena aku tidak menyebutkan namanya sebagai
pilihan keduaku. Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Aku menggelengkan kepalaku padanya. "Kau tahu mereka akan
menugaskanku dengan seorang wanita. Lagi pula, kau harys melakukan
sesuatu dengan hidup mu untuk mendpatkan seorang pengawal." Aku
bermaksud bercanda, namun sebuah rengutan membuatku berpikir, aku
mungkin telag menyakiti perasaanya. Sementara itu, Tasha terlihat lega.
"Aku senang kau tidak keberatan. Sebelum hal itu terjadi, aku akan
melakukan yang aku bisa untuk menolong kalian berdua." Dia memutar
matanya. "Opiniku tidak banyak membantu."
Berbagi perasaan kuatir dengan Tasha karena masalah penugasan terlihat
sia-sia. Daripada hal itu, aku ingin berterima kasih padanya untuk
tawarannya, namun kami kedatangan pengunjung baru. Daniella Ivashkov.
"Adrian," dia berucap dengan lembut, seubah senyuman kecil di wajahnya,
"kau tidak bisa menyimpan Rose dan Vasilisa sekaligus untuk dirimu." Dia
berbalik ke arah Lissa dan aku. "Sang ratu ingin bertemu kalian berdua."
Menyenangkan. Kami berdiri, namun Adrian memilih untuk duduk, tidak
memiliki keinginan untuk mengunjungi bibinya. Tasha pun sepertinya tidak
ingin bergabung dengan kami. Melihat Tasha, Daniella menganggu sopan
dan kaku. "Nyonya Ozera." Kemudian daniella berjalan menjauh,
mengganggap kami mengikutinya. Aku menemukan ironi saat Daniella
terlihat ikhlas menerimaku namun masih menyimpan prasangka menyisihkan
Ozera. Kurasa kebaikannya hanya pergi terlalu jauh.
Namun Tasha telah tumbuh dengan daya tahan yang kuat dari sikap
tersebut. "Selamat bersenang-senang," katanya. Dia berbalik menatap
Adrian. "Sampanye lagi?"
"Nyonya Ozera," katanya hormat, "kau dan aku adalah dua akal dengan
satu pemikiran." Aku ragu sebelum mengikuti Lissa untuk bertemu Tatiana. Aku terfokus pada
penamplan anggun Tasha namun hanya tertarik pada sesuatu. " Itu semua
adalah perhiasan perakmu?" tanyaku.
Dia tanpa sadar menyentuh kalung oval yang melingkari lehernya. Jarinya
dihiasi dengan tiga cincin.
"Ya," jawabnya bingung. "Kenapa?"
"Ini mungkin terdengar aneh ... well, mungkin tidak bisa dibandingkan
dengan keanehanku biasanya. Tapi bisakah kami, um, meminjam semua itu?"
Lissa menatapku dan tibatiba menebak apa maksudku. Kami memerlukan
lebih banyak jimat dan haruslah terbuat dari perak. Tasha menaikan alisnya,
tapi sama seperti banyak temanku, dia memiliki kemampuan mengagumkan
untuk setuju dengan ide yang aneh.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Tentu," jawabnya. "Tapi bisakan aku memberikannya padamu nanti" Aku
tiidak ingin mencopot semua perhiasanku di tengah-tengah pesta ."
"Todak masalah."
"Aku akan mengirimkannya ke kamarmu."
Setelah hal itu beres, Lissa dan aku berjalan ke tempat dimana Tatiana
dikelilingin oleh para pengagum dan mereka yang ingin mencari muka.
Daniella pastinya salah dengan mengatakan kalau Tatiana ingin melihat
kami berdua. Ingatan saat dia meneriaki tentang Adrian masih membara di
kepalaku, dan makan malam di kediaman Ivashkovs tidak bisa
membodohiku untuk berpikir kalau sang ratu dan aku mendadak menjadi
sahabat. Namun, herannya, saat ia menatap aku dan Lissa, dia tersenyum. "Vasilissa.
Dan Rosemarie." Dia memberi isyarat agar kami mendekat, dan grup yang
mengelilinginya bubar. Aku mendekatinya bersama Lissa, langkahku kaku.
Apakah aku akan diteriaki di depan semua orang ini"
Sepertinya tidak. Selalu ada bangsawan baru untuk ditemui, dan Tatiana
memperkenalkan Lissa untuk pertamakalinya pada mereka. Setiap orang
penasaran terhadap putri Dragomir. Aku pun diperkenalkan juga, meskipun
sang ratu tidak menggunakan kebiasaannya untuk mendendangkan
kekagumannya seperti yang ia lakukan terhadap Lissa. Namun masih saja,
menjadi orang yang diakui terasa menyenangkan.
"Vasilissa," kata Tatiana, setelah basa-basinya selesa, "Aku sedang berpikir
kalau kau harusnya segera mengunjungi Lehigh. Pengaturan perjanjian
kunjunganmu telah dibuat, oh, mungkinselama satu setengah minggu. Kami
pikir itu merupakan perlakukan yang bagus sebagai hadiah ulang tahunmu.
Serena dan Grant akan ikut bersamamu, dan aku mungkin akan mengirim
beberapa orang lagi." Serena dan Grant adalah pengawal yang
mengantikan Dimitri dan aku sebagai pelindung Lissa di masa depan. Tentu
saja mereka akan pergi bersamanya. Kemudian, Tatiana mengucapakn hal
yang paling mengaggetkan dari semua hal. " Dan kau bisa pergi juga jka
kau mau, Rose. Vasilisa tidak bisa merayakannya tanpamu."
Lissa merasa melayang. Universitas Lehigh. Iming-iming yang membuat ia
mau menerima untuk tinggal di istana. Lissa memohon untuk mendapatkan
pengetahuan sebanyak yang bisa ia dapatkan, dan sang ratu
memberikannya kesempatan untuk mendapatkannya. Kemungkinan untuk
dikunjungi sungguh membuatnya dipenuhi hasrat dan kegembiraan -khususnya jika dia bisa merayakan ulang tahun kedelapanbelasnya
bersamaku disana. Hal itu cukup untuk membuatnya melupakan Victor dan
Christia, yang artinya sesuatu.
"Terima kasih, yang mulia. Hal itu sangat bagus."
Aku tahu ada kemungkinan kuat, kalau kami -- tidak mungkin kemanamana dalam jadwal kunjungan ini -- tidak jika rencanaku untuk Victor
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com berkerja. Namun aku tidak ingin mengacaukan kebahagiaan Lissa -- dan
aku jugaa tidak mungkin menyebut-nyebut hal itu di tengah keramaian
bangsawan seperti ini. Aku pun seperti membeku setelah mengetahui aku
juga diundang. Setelah menyampaikan undangan tersebut, sang ratu idak
berbicara apa-apa lagi padaku dan melanjutkan pembicaraannya dengan
yang lain disekitarnya. Namun, dia terlihat puas -- untuk nya, paling tidak -saat menyebutkan namaku, sama seperti yang ia lakukan di kediaman
ivashkov. Tidak terasa seperti keramahan seorang sahabat tapi jelas bukan
perempuan jalang yang gila. Mungkin Daniella benar.
Semakin banyak bangsawaan yang ikut-ikutan saat setiap orang mulai
berbicara dan mencoba menarik perhatian sang ratu, dan hal ini
menjelaskan bahwa aku tidak lagi diperlukan. Melirik ke sekitar ruangan, aku
menemuka seseorang yang kuperlukan utnuk bicara dan tanpa perlawanan
memisahkan diriku sendiri dari group, menyadari kalau Lissa bisa menjaga
dirinya sendiri. "Eddie," panggilku, mencapaisisi alin dari ruangan ini. "Sendiri akhirnya."
Eddie Castile, teman lamaku, menyeringai saat ia melihatku. Dia juga
seorang dhampir, tingg dengan wajah tirus yang manis, kelaki-lakian
terpancar dari wajahnya. Dia telah mengecat rambut hitamnya menjadi
pirang-pucat sebagai perubahannya. Lissa pernah berharap aku dan Eddi
berkencan, namu aku dan Eddie hanyalah teman.
Sahabatnya adalah Mason, cowok manis yang tergila-gila padaku dan
yang telah dibunuh oleh Strigoi. Setelah kematiannya, Eddie dan aku telah
menambahkan sikap saling melindungi satu sama lain. Dia kemudian pernah
diculik saat penyerangan di St. Vladimir dan pengalamnnya membuatnya
menjadi pengawal yang serius dan tegas -- terkadang menjadi sangat serius.
Aku ingin dia mendapatkan kesenangan dan aku bahagia melihat kilatan
kebahagiaan di mata hijaunya sekarang.
"Kurasa setiap bangsawan di ruangan inti telah mencoba menyogok mu,"
godaku. Itu tidak sepenuhnya gurauan. Aku telah memperhatikannya
selama pesta, dan selalu ada seseorang bersamanya. Catatannya telah
mendapatkan bintang. Bertahan hidup daru kejadian yang mengerikan
dalam hiduonya yang mungkin menakutinya, namun semua itu terlihat
dalam kemampuannya. Dia memiliki nilai yang tinggi dan skor yang sangat
baik dalam ujan. Dan yang paling penting, dia tidak memiliki reputasi yang
menyimpang. Dia adalah tangkapan yang bagus.
"Yah sepertinya begitu." Dia tertawa. "Aku benar-benar tidak menyangka."
"Kau sangat rendah hati. Kau itu adalah hal terpanas di ruangn ini."
"Tidak jika dibandingkan denganmu."
"Ya. Dari sejumlah orang yang berbaris berbicara padaku. Setahuku, hanya
Tasha Ozera yang menginginkanku. Dan Lissa, tentu saja."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com Garis kerutan saat ia berpikir terpampang di wajah Eddie. "Bisa jadi lebih
buruk." "Ini akan menjadi lebih buruk. Tidak mungkin sepertinya aku bersama
dengan salah satu dari mereka."
Kami terdiam, dan rasa pusing mendadak memenuhiku. Aku datang untuk
meminta bantuan Eddie, dan ini tidak lagi terdengar sebagai ide yang
bagus. Eddie sedang berada di batas karis yang ersinar. Dia adalah teman
yang setia, dan aku yakin dia akan menolongku sesuai dengan apa yang
aku butuhkan ... namun mendadak aku tdak ingin memintanya menolongku.
Namun seperti Mia,Eddie adalah seorang pengintai.
"Ada apa, Rose?" Suaranya berubah kuatir -- sifat alami protektifnya muncul.
Aku menggelengkan kepalu. Aku tidak bisa melakukannya. "Tidak apa-apa."
"Rose," katanya memperingatkan.
Aku membuang muka, tidak bisa menatap matanya. "Ini tidak penting.
Sungguh." Aku akan menemukan jalan lain, orang lain.
Yang mengagetkanku, dia meraih untuk menyentuh daguku dan
mengangkat kepalaku agar kembali menatapnya. Tatapannya memerangkapku, tidak mengizinkanku untuk kabur.
"Apa yang kau butuhkan?"
Aku menatapnya lama. Aku sangat egois, mengambl risiko dari kehidupan
dan reputasi teman yang aku pedulikan. Jika Christian dan Lissa tidak
sedang bertengkar, aku akan meminta bantuannya juga. Namun Eddie
adalah yang tersisa untukku.
"Aku membutuhkan sesuatu ... sesuatu yang cukup ekstrim."
Wajahnya masih terlihat serius, namun bibirnya telah berubah menjadi
senyum yang masam. "Apapun yang kau lakukan selalu ekstrim, Rose."
"Tidak kalin. Ini ... sebenarnya, adalah hal yang bis saja menghancurkan
segalanya untukmu. Kau bisa tertimpa masalah. Aku tidak bisa
melakukannya untukmu."
Senyum separuh itu menghilang. "Tidak apa-apa," katanya hangat. :Jika kau
membutuhkanku, aku akan melakukannya. Apapun hal itu."
"Kau tidak tahu tenatng apa ini."
"Aku mempercayaimu."
"Ini ilegal. Bahkan termasuk pengkhianatan." Kata-kata itu membuatnya
ragu sebentar, namun dia kembali nampak yakin. "Apapun yang kau
inginkan. Aku tidak peduli. Aku akan mendukungmu." Aku sudah
menyelamatkan nyawa Eddie dua kali, dan aku tahu kalau dia sungguhsungguh dengan ucapannya. Dia merasa berhutang padaku. Dia akan
pergi kemanapun aku minta, bukan karena percintaan romantis, tapi karena
persahabatan dan kesetiaan.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Ini pelanggaran," aku mengulangi. "Kau harus sembunyi-sembunyi keluar
dari istana ... malam ini. Dan aku tidak tahu kapan kita akan kembali."
Sunggu sangan mungkin kalau kami tidak akan kembali. Jika kami
menerobos masuk dengan penjagaan penjara ... sebenarnya, mereka
mungkin akan melakukan ukuran kematian untuk melaksanakan tugas
mereka. Itulah untuk kam semua dilatih. Tapi aku tidak bisa menimpakan
semua rencana penerobosan ini dengan hanya mengandalkan kompulsi
Lissa. Aku perlu petarung lain yang akan mendukungku.
"Cukup katakan padaku kapan waktunya."
Dan itulah yang membuat ini terjadi. Aku tidak mengatakan padanya
keseluruhan detil rencana kami, tapi aku memberinya lokasi tempat kami
berkumpul nanti malam dan mengatakan padanya untuk membawa apa
saja yang diperlukan. Dia tidak pernah bertanya padaku. Dia berkata kalau
dia akan ada disana. Bangsawan baru datang untuk berbicara dengannya setelah itu, dan
kemudian aku meninggalkannya, mengert bahwa a akan datang nanti, Ini
sulit tapi aku mendorong keluar perasaan bersalahku yang mungkin akan
membahayakan seluruh masa depannya.
Eddie datang persis seperti apa yang ia janjikan, saat rencanaku terkuak
kemudian malam ini. Lissa juga datang. Lagi, malam berarti "siang hari bagi
masyarakat awam". Aku merasakan rasa pusing yang sama saat kami diamdiam keluar bersama Mia. Sinar matahari membuat semua hal bercahaya,
namun sebagian besar orang telah tidur. Lissa, Eddie, dan aku masih
bergerak melalui lapangan istana setersembunyi yang kami bisa, bertemu
dengan Mikhail sebagai bagian tambahan yang bertugas membawa
segala jenis alat-alat garasi. Garasi itu merupakan bangunan besi besar
yang terlihat seperti bangunan industri dipinggiran istana, dan tidak ada
orang lain yang terlihat keluar.
Kami masuk ke dalam garasi yang telah diindikasikan Mikhail malam kemarin,
dan aku lega karena tidak menemukan satu orang pun disana. Dia
memandang kami bertiga, terlihat kaget dengan "tim penyerangku," namun
dia tidak bertanya dan tidak membuat usaha lebih lanjut untuk bergabung
bersama kami. Lebih banyak perasaan bersalah merasukiku. Adalagi orang
yang telah membahayakan masa depannya untukku.
"Akan menjadi cukup sempit dan berimpitan." Gumamnya.
Aku memaksakan diri untuk tersenyum. "Kita semua teman disini."
Mikhail tidak tertawa terhadap candaanku namun langsung membuka peti
berisikan Dodge Charger hitam. Dia tidak bercanda dengan ungkapan
cukup sempit dan berimpitan. Ini adalah benda terbaru yang lebih kecil.
Model yang terdahulu lebih besar, namun para pengawal hanya
menyimpan benda terbaik untuk dibawa.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Saat kita sudah cukup jauh, aku akan menariknya dan membiarkan kalian
keluar," katanya. "Kami akan baik-baik saja," aku meyakinkannya. "Ayo kita lakukan."
Lissa, Eddia, dam aku merangkak ke dalam peti itu. "Oh Tuhan," Lissa
bergumam, "Aku berharap tidak ada yang mendertita clautrophobia disini."
Rasanya seperti permainan buruk dari arena Twister. Peti itu cukup besar
untuk beberapa barang bawaan tapi tidak untuk tiga orang. Kami terjepit
bersamam dan ruang pribadi tidak ada. Kami semua sangat dekat.
Puas melihat kami semua meringkuk, Mikhail menutup petinya dan
kegelapan menelan kami. Mesin berbunyi beberapa menit kemudian, dan
aku merasakan mobilnya bergerak.
"Menurutmu berapa lama sampai kita berhenti?" tanya Lssa. "Atau mati
karena keracunan Karbon Monoksida?"
"Kita bahkan belum keluar dari istana," catatku. Dia mendesah.
Mobil melaju, dan tidak lama setelah itu kamipun berhenti.
Mikhlai partinya sudah sampai di pintu gerbang dan berbicara dengan
pengawal. Sebelumnya dia pernah berkata padaku kalau dia harus memiliki
beberapa alasan atau untuk menjalankan tugas lainnya, dan kami tidak
memili alasan untuk mempercayai kalau para pengawal akan menanyainya
atau mencari mobilnya. Istana tidak pedul dengan orang-orang yang
sembunyi-sembunyi keluar, seperti yang terjadi pada sekolah kami.
Perhatian terbesar adalah ketika ada orang-orang yang masuk. Satu
menittelah lewat, dan aku merasa tidak nyaman menduga kalau ada
masalah yang terjadi. Kemudian mobil bergerak lagi, dan kami bertiga
menarik nafas lega. Kami melaju dengan kecepatan tinggi dan setelah aku
menduga kalau kami sudah melalu satu mil atau lebi, mobilnya menepi dan
berhenti. Petinya terbuka, dan kami bertumpahan keluar dari peti itu. Aku
tidak pernah merasa bersyukur untuk udara yang segar. Aku duduk di kursi
penumpang di samping Mikhail, Lissa dan Eddie duduk di belakang. Setelah
kami tenang, Mikhail kembali menyetir tanpa sepatah kata pu.
Aku mengizinkan diriku sendiri beberapa kali untuk mereasa bersalah


Spirit Bound Vampire Academy 5 Karya Richelle Mead di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terhadap orang-orang yang terlibat namun kemudian kubiarkan perasaan
bersalah itu lewat. Sudah sangat terlambat untuk khawatir sekarang. Aku
juga membiarkan persaan bersalahku terhadap Adrian. Dia akan menjadi
sekutu yang baik, tapi aku sulit untuk meminta pertolongnannya dalam hal
ini. Dan dengan semua hal itu, aku menenangkan diri dan mengubah
pikiranku ke pekerjaan yang akan kami lakukan. Perlu waktu sekitar satu jam
untuk mencapai bandara dan dar sana kami bertiga terbang ke Alaska.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "KAU TAHU APA YANG KAMI BUTUHKAN?"
Aku sedang duduk diantara Eddie dan Lissa, dalam penerbangan kami dari
Seattle ke Fairbanks. Sebagai pemilik tubuh yang paling pendek " sedikitnya
" dan otak dari rencana ini, aku terjebak di kursi tengah.
"Rencana baru?" tanya Lissa.
"Sebuah keajaiban?" tanya Eddie.
Aku termenung dan memelototi mereka berdua sebelum merespon. Sejak
kapan mereka berdua jadi komedian disini" "Tidak. Barang. Kita perlu
perangkat keren jika kita ingin melepaskan ini." Aku mengetuk-ngetuk cetak
biru penjara yang selalu ada di pangkuanku hampir disetiap perjalan kami
selama ini. Mikhail telah mengantar kami ke bandara kecil yang satu jam jam
jauhnya dari Istana. Kami menaiki penerbangan cepat dan berputar-putar
dari sana ke Philadelphia, dan kemudian lanjut ke Seattle dan sekarang ke
Fairbanks. Hal ini mengingatkanku tetang sedikit penerbangan gila yang
kualami dari Siberia kembali ke Amerika. Perjalanan itu juga transit di Seattle.
Aku mulai mempercayai bahwa kota tersebut merupakan pintu masuk
untuk mengaburkan keberadaan suatu tempat.
"Kupikir satu-satunya alat yang kita perlukan adalah akal kita," Eddie
termenung. Dia bisa jadi serius dengan pekerjaan sebagai pengawalnya
sepanjang waktu, namun dia juga bisa mengaktifkan rasa humornya yang
renyah di saat santai. Bukan saja ia benar-benar merasa nyaman dengan
misi disini, sekarang dia jadi lebih banyak tahu (tapi tidak semua) detil dari
rencana ini. Aku tahu dia akan kembali siaga saat kami mendarat. Dapat
dimengerti ketika ia kaget saat aku mengatakan kalau kami akan
membebaskan Victor Dashkov. Aku tidak mengatakan pada Eddie apapun
tentang Dimitri atau roh, hanya membuat Victor muncul dan memainkan
peranan yang lebih baik. Kepercayaan Eddie padaku sangat tersirat
sehingga ia mempercayai kata-kataku dan tidak mengejar keterangan lebih
jauh. Aku tidak tahu bagaimana reaksinya seandainya dia mempelajari
kebenarannya. "Pada akhirnya, kita akan memerlukan sebuah GPS," kataku. "Hanya ada
garis lintang dan bujur disini. Tidak ada petunjuk yang sesungguhnya."
"Harusnya tidak sulit," kata Lissa, mengubah sebuah gelang terus dan terus di
tangannya. Dia membuka bakinya dan menyebarkan perhiasan Tasha di
atasnya. "Bahkan Alaska memiliki teknologi yang lebih canggih, aku yakin itu." Lissa
juga berubah menjadi lebih lucu, bahkan dengan perasaan gelisah yang
terpancar melalui ikatan kami.
Perasaan nyaman Eddie mulai sedikit memudar. "Kuharap kau tidak berpikir
tentang senjata atau sesuatu yang serupa."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Tidak. Tentu saja tidak. Jika benda ini bekerja seperti yang kita inginkan,
tidak ada satupun yang akan tahu kalau kita disana." Konfrontasi secara fisik
pasti ada, tapi aku berharap bisa meminimalisasi luka serius.
Lissa menarik nafas dan menyerahkan gelang itu. Dia khawatir karena
sebagian besar rencana ku bergantung pada jimatnya " secara harfiah dan
metafora. "Aku tidak tahu apakah ini akan bekerja, tapi benda ini mungkin
akan memberikanmu daya tahan lebih."
Aku mengambil gelang itu dan memasangnya di pergelangan tanganku.
Aku tidak merasakan apa pun, namun aku hanya jarang menggunakan
objek jimat. Aku meninggalkan Adrian sebuah catatan yang mengatakan kalau aku
dan Lissa ingin kabur dengan alasan kalau kami sedang menuju "pintu
gerbang wanita" sebelum tugasku dan kunjungan kuliah Lissa. Aku tahu dia
akan tersakiti. Sudut pandang wanita bisa membawa begitu banyak beban
berat, namun dia akan merasa terluka karena tidak diundang dalam
perjalanan menegangkan ini " jika dia benar-benar percaya kalau kami
memang melakukannya. Dia mungkin memahami diriku dengan baik
dengan menebak bahwa kebanyakan aksiku memiliki motif tersembunyi.
Aku berharap kalau dia akan menyebarkan cerita kepada para pegawai
istana saat ketidakhadiran kami sudah terdeteksi. Kami tetap akan
mendapatkan masalah, namun cerita tentang akhir minggu yang liar lebih
baik dari pada cerita tentang membatu seseorang kabur dari penjara. Dan
sejujurnya, bagaimana bisa hal-hal menjadi semakin buruk untukku" Satu
kelemahanku disini adalah kalau Adrian masih bisa mengunjungi mimpimimpiku dan memeriksa tampilanku dalam mimpi itu untuk mengetahui apa
yang sebenarnya sedang terjadi. Itu adalah salah satu hal yang semakin
menarik " dan kadang-kadang menyebalkan " dari kemampuan roh.
Lissa belum mempelajari bagaimana cara berjalan dalam mimpi, namun dia
telah mengira-ngira untuk memahami prinsp-prinsp dasarnya. Antara hal itu
dengan kompulsi, dia mencoba untuk memantrai sebuah gelang yang bisa
menghalangi kekuatan Adrian saat aku tidur nanti.
Pesawat kami mulai turun di Fairbanks, dan aku menatap jejeran cemaracemara tinggi dan tanah hijau yang membentang dari luar jendela. Dalam
pikiran Lissa, aku membaca bagaimana ia setengah berharap adanya
gletser dan gundukan-gundukan salju, daripada mengetahui bahwa tempat
ini sedang musim panas. Setelah Siberia, aku telah belajar untuk tetap
membuka pikiran tentang stereotip lokal. Fokus terbesarku adalah
mataharinya. Matahari tengah terik saat kami meninggalkan Istana, dan
karena perjalanan kami membawa kami ke arah barat, perbedaan zona
waktu mengartikan bahwa sang matahari tetap akan bersama kami.
Sekarang, meskipun sudah hampir jam sembilan malam, kami disambut
langit biru cerah, terima kasih kepada garis lintang utara kita. Ini seperti
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com selimut pengaman raksasa. Aku belum menyebutkan hal ini kepada Lissa
atau Eddie, namun sepertinya Dimitri memiliki mata-mata dimana-mana. Aku
tidak tersentuh saat berada di St. Vladimir dan di Istana,namun surat Dimitri
jelas menyatakan bahwa ia akan menunggu saat aku meninggalkan batasbatas aman tersebut. Aku tidak tahu sejauh apa tingkat logistik yang
dimilikinya, namun manusia yang memata-matai Istana di siang hari tidak
akan mengejutkanku. Dan meskipun aku pergi dengan bersembunyi di
dalam sebuah truk, ada kemunkinan kuat kalau Dimitri tahu dan telah siap
untuk mengejar. Namun kenyataan bahwa para penjaga penjara akan
membuat kami aman juga cukup meringankan bebanku. Paling tidak kami
memiliki beberapa jam di malam hari untuk waspada, dan jika kami bisa
berhasil menyelesaikan hal ini dengan cepat, kami akan keluar dari Alaska
dalam kondisi seburuk apapun dan kapanpun. Tentu saja, hal itu bukan lah
hal yang bagus. Kami kalah dengan matahari.
Permasalahan pertama kami datang segera setelah kami mendarat , kami
mencoba untuk menyewa sebuah mobil. Eddie dan aku sudah berusia
delapan belas tahun, tapi tidak ada satu pun perusahaan penyewaan mobil
yang mau menyewakan mobil untuk siapa pun yang masih dianggap begitu
muda. Setelah penolakan untuk ketiga kalinya, kemarahanku mulai
memuncak. Siapa yang pernah berpikir kalau rencana kami akan tertunda
karena alasan yang begitu konyol" Akhirnya, pada penyewaan keempat,
seorang wanita dengan ragu mengatakan pada kami kalau ada seorang
pria yang tinggal sekitar 1 mil dari bandara yang mungkin mau menyewakan
mobilnya untuk kami jika kami memiliki sebuah kartu kredit dan memberi
deposit yang cukup besar.
Kami berjalan kaki dalam cuaca yang nyaman, namun aku bisa katakan
kalau sang matahari mulai mengganggu Lissa sepanjang perjalanan kami
mencapai tujuan. Bud " dari Penyewaan mobil Bud " tidak terlihat cukup
kokoh, sekokoh yang kami harapkan dan jelas ia akan menyewakan mobil
untuk kami jika kami punya banyak uang. Dari sana, kami mendapatkan
sebuah hotel sederhana dan kembali kepada rencana awal kami.
Semua informasi yang kami miliki mengindikasikan kalau penjara itu berjalan
sesuai jadwal vampir, yang berarti sekarang adalah waktu mereka tengah
aktif beraktivitas. Rencana kami adalah tetap tinggal di hotel sampai besok
hari, saat malam bagi para "Moroi" datang, dan tidur sebelum berangkat.
Ini memberikan waktu lebih bagi Lissa untuk melatih sihirnya. Kamar kami
memiliki pertahanan yang rendah. Tidurku bebas dari Adrian, sehingga
membuatku merasa bersyukur karena berarti dia telah menerima kalau kami
sedang dalam perjalanan khusus cewek atau karena ia tidak bisa
menembus kekuatan dari gelang buatan Lissa.
Di pagi hari, kami segera menghabiskan bebeerapa donut untuk sarapan
dan memakannya dengan mata yang masih setengah terbuka. Berpacu
mengejar jadwal vampir, cukup membuat kami semua sedikit lupa diri. Gula
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com membantu kami untuk memulai dengan semangat. Aku dan Eddie
meninggalkan Lissa sekitar jam sepuluh untuk melakukan beberapa
pengintaian. Kami telah membeli GPS yang kudambakan dan beberapa
benda di toko olahraga di pinggir jalan dan menggunakannya untuk
menunjukkan jalanan kota terpencil yang kelihatannya tidak mengarah
kemanapun. Saat GPS menunjukkan kalau kami berada satu mil dari lokasi
penjara berada, kami keluar ke arah jalan kecil yang kotor dan mengendapendap dengan berjalan melintasi sebuah lapangan yang dipenuhi
rerumputan tinggi yang membentang tak ada habis-habisnya menutupi
kami. "Kupikir Alaska adalah area tundra," kata Eddie, berjalan sambil
menghentakkan kaki melalui batang-batang yang tinggi. Langit berwarna
biru dan cerah lagi, dengan hanya beberapa awan yang tdak bisa
melakukan apapun untuk menjauhkan sang matahari. Awalnya aku
mengenakan jaket yang tipis tapi sekarang aku mengikatkannya ke
pinggangku karena keringat yang mulai mengucur. Kadang-kadang kami
disambut embusan angin berputar melalui permukaan rumput yang
mendera disekitar rambutku.
"Kurasa tidak di semua bagian. Atau mungkin kita harus pergi lebh jauh ke
arah utara. Oh, hey, ini terlihat menjanjikan."
Kami berhenti di depan sebuah pagar kawat berduri tinggi dengan sebuah
tanda raksasa yang bertuliskan DAERAH PRIBADI " PERSONIL YANG TIDAK
MEMILIKI IZIN DILARANG MASUK. Tulisannya berwarna merah, sepertinya
untuk meyakinkan kalau mereka benar-benar serius. Kalau aku pribadi, aku
akan menambahkan sebuah gambar tengkorak dan tulang menyilang jika
ingin meninggalkan pesan mendesak di rumah.
Aku dan Eddie mempelajari pagar itu beberapa saat, kemudian kami saling
bertatapan mengisyaratakan untuk mundur. "Lissa akan membantu
menyembuhkan luka apapun yang akan kita dapatkan," kataku dengan
penuh harapan. Menaiki pagar kawat berduri bukanlah hal yang tidak mungkin, tapi tetap
saja tidak menyenangkan. Kulemparkan jaketku ke atas kawat yang akan
kupanjat supaya bisa melindungiku, tapi aku masih saja mendapatkan
beberapa goresan dan pakaian yang sedikit terkoyak. Saat aku sudah
berada di atas, aku melompat ke bawah, memilih langsung melompat saja
daripada harus memanjat pagar itu untuk turun. Eddie melakukan hal yang
sama, menyeringai saat terkena benturan keras.
Kami berjalan lebih cepat dan kemudian bayangan hitam bangunan
nampak dipandangan kami. Kami berdua kemudian berhenti dan berlutut,
mencari apa yang bisa menutupi kami di dalam rerumputan. Data penjara
memberikan indikasi kalau mereka memiliki kamera pengintai di bagian luar,
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com yang artinya kami bisa terdeteksi jika terlalu dekat. Aku membawa teropong
canggih dengan GPS dan menggunakannya sekarang, mempelajari bagian
luar bangunan. Teropongnya bagus " sangat bagus -- sangat sepadan dengan harganya.
Detil yang diberikannya sangat mengagumkan. Seperti banyak kreasi Moroi
yang lain, bangunannya merupakan sebuah perpaduan antara antik dan
modern. Dindingnya terbuat dari blok-blok batu abu-abu yang menakutkan
dan dari keseluruhannya hampir tidak menunjukkan bahwa bangunan ini
adalah sebuah penjara dengan atapnya yang baru saja terlihat seperti
terbuka. Sepasang benda bergerak bolak-balik disepanjang dinding bagian
atasnya, mata yang mengawasi melalui kamera. Tempat itu terlihat seperti
sebuah bentengm tak tertembus dan tak terelakkan. Benar-benar panta
berada di atas jurang berbatu-batu, dengan langit hitam mengancam
dibelakangnya. Lapangan dan matahari tidak terlihat disini.
Aku menyerahkan teropong itu pada Eddie. Dia melakukan penilaian sendiri
dan menunjuk ke arah kir. "Disana."
Sambil menyipitkan mata, aku baru saja melihat sebuah truk atau SUV
dikendarai menuju penjara. Kendaraan itu berputar ke arah belakang dan
kemudian menghilang dari pandangan.
"Satu-satunya jalan masuk kita," aku berguman, mengingat kembali cetak
birunya,. Kami sudah tahu kalau kami tdak punya kesempatan untuk
memanjat dinding atau bahkan mendekat dengan berjalan kaki tanpa
diketahui. Kami perlu berjalan melalui pintu depan dan disitulah rencana
kami menjadi sedikit samar.
Eddie menurunkan teropongnya dan melirik kearah ku dengan alis berkerut.
"Kau tahu" Aku sungguh-sungguh dengan apa yang sudah aku katakan.
Aku mempercayaimu. Apapun alasan kau melakukan hal ini, aku yakin pasti
dengan alasan yang baik. Tapi sebelum kita mula bergerak, apa kau yakin
kalau hal ini yang kau inginkan?"
Aku tertawa kasar. "Ingin" Tidak. Tapi ini adalah hal yang perlu kita lakukan."
Dia mengangguk. "Cukup baik."
Kami mengamati penjara itu sedikit lebih lama, bergerak disekitarnya untuk
mendapatkan sudut pandang yang berbeda sambil tetap menjaga
batasnya. Skenario rencananya seperti apa yang sudah kami harapkan,
namun memiliki penglihatan tiga dimensi tetap saja masih sangat membantu
untuk dilakukan. Setelah sekitar setengah jam, kam kembali ke hotel. Lissa duduk sambil
menyilangkan kakinya di salah satu tempat tidur, masih mengerjakan
jimatnya. Perasaan yang datang darinya terasa hangat dan puas. Roh selalu
bisa membuatnya merasa nyaman " bahkan jika dia mendapatkan efek
sampingnya nanti " dan dia rasa dia sudah membuat kemajuan.
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
duestinae89.blogspot.com "Adrian menelponku dua kali," katanya saat kami masuk.
"Tapi kau tidak menjawab?"
"Tidak. Kasihan sekali."
Aku mengangkat bahu. "Lebih baik seperti itu."
Just a fan made for others Vampire Academy fans. Love our Vampire and Dhampir. Always
Eksperimen The Experiment 3 Kitab Ilmu Silat Kupu Kupu Hitam Naga Bumi 3 Karya Seno Gumira Naga Pembunuh 3

Cari Blog Ini