Ceritasilat Novel Online

Never Too Far 1

Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines Bagian 1


bacabukunovel.blogspot.com
bacabukunovel.blogspot.com
Never Too Far (Too Far #2) by Abbi Glines bacabukunovel.blogspot.com
Sinopsis: Rush memegang rahasia yang menghancurkan dunianya. Segala
sesuatu yang ia tahu tidak lagi benar.
Blaire tidak bisa berhenti mencintainya tapi ia juga tahu bahwa ia
tidak akan pernah bisa memaafkannya. Sekarang ia kembali ke
kampung halaman dan belajar untuk hidup lagi. Melanjutkan
hidup...sampai sesuatu terjadi dan membuat dunianya berputar
sekali lagi. Apa yang akan kalian lakukan ketika orang yang paling tidak ingin
kalian percaya adalah orang yang begitu ingin kalian percaya"
Kalian akan berdusta, sembunyi, menghindar, dan berdoa agar
dosa-dosa kalian tidak akan pernah terungkap.
Never Too Far dimulai segera setelah Fallen Too Far berakhir, Blaire
pulang ke Alabama dalam keadaan hancur setelah menemukan fakta
di balik rahasia kebencian Nan terhadap dirinya, dia juga mendapati
kalau dirinya hamil. Tanpa keluarga dan tanpa uang, dia
memutuskan untuk kembali ke Rosemary dan tinggal dengan
sahabatnya Bethy dan memutuskan kembali bekerja di clubhouse,
sehingga ia dapat menabung untuk memulai hidup baru di suatu
tempat bersama bayinya. Ketika Rush tahu tentang kepulangan Blaire, ia bertekad akan
melakukan apa saja untuk mendapatkannya kembali dan tidak akan
membiarkan Blaire pergi lagi, terutama setelah ia tahu bahwa Blaire
hamil. Namun, Rush harus berjuang untuk menyeimbangkan
bacabukunovel.blogspot.com
cintanya kepada Blaire juga kepada adiknya. Rush harus membuat
pilihan diantara dua wanita yang paling dicintainya di dunia ini.
Novel ini ditulis secara bergantian dengan POV Blaire dan Rush.
Dalam Never Too Far kita bisa melihat sesuatu dari perspektif Rush,
berada di dalam kepalanya untuk mengetahui apa yang dia pikirkan
dan menyaksikan pertentangan internal yang tengah ia alami.
Dengan sudut pandangan ini kita bisa tahu karakter Rush jauh lebih
mendalam. Copyright? 2013 by Abbi Glines
Bab 1 Rush Tiga belas tahun yang lalu...
Ada ketukan di pintu kemudian seretan langkah kaki. Dadaku terasa
nyeri. Ibu telah menelponku saat mereka dalam perjalanan pulang
dan mengatakan padaku apa yang telah ia lakukan dan sekarang ia
ingin pergi keluar untuk minum koktail bersama teman-temannya.
Aku menjadi satu-satunya orang yang harus menenangkan Nan.
Ibuku tidak bisa mengatasinya jika melibatkan stres. Atau begitulah
seperti yang ia katakan saat menelponku.
bacabukunovel.blogspot.com
"Rush?" Suara Nan yang tersedu. Dia menangis.
"Aku ada di sini, Nan," Kataku saat aku berdiri dari sofa kecil yang
kududuki di sudut ruangan. Ini adalah tempat persembunyianku. Di
rumah ini kalian perlu tempat untuk bersembunyi. Jika kalian tidak
memilikinya sesuatu yang buruk akan terjadi.
Helaian rambut merah ikal Nan melekat di wajahnya yang basah.
Bibir bawahnya gemetar saat ia menatapku dengan pandangan
sedihnya. Aku hampir tidak pernah melihat matanya bahagia. Ibuku
hanya memberinya perhatian ketika Nan perlu baju baru dan
menunjukkannya pada orang lain. Selain dari waktu itu Nan
diabaikan. Kecuali olehku. Aku melakukan yang terbaik untuk
membuat ia merasa diinginkan.
"Aku tidak melihatnya. Dia tidak ada di sana," dia berbisik saat
sebuah isakan kecil terlepas. Aku tidak perlu bertanya siapa "dia".
Ibu lelah mendengar Nan yang terus bertanya tentang ayahnya. Jadi
dia memutuskan untuk membawa Nan menemui ayahnya. Kuharap
Nan mengatakannya padaku. Kuharap aku bisa ikut pergi. Tatapan
terluka di wajah Nan membuat tanganku mengepal. Jika aku bisa
bertemu pria itu aku ingin memukul hidungnya. Aku ingin
melihatnya berdarah. "Kemarilah," kataku, meraih tangannya dan menarik adikku ke
dalam pelukanku. Dia membungkus erat pinggangku dan
memelukku erat. Saat seperti ini membuatku sulit bernafas. Aku
tidak suka kehidupan yang telah ia jalani. Setidaknya aku tahu
ayahku menginginkanku. Dia meluangkan waktunya bersamaku.
"Dia punya anak perempuan lain. Mereka kembar. Dan mereka...
cantik. Rambut mereka seperti rambut malaikat. Dan mereka
bacabukunovel.blogspot.com
memiliki ibu yang membiarkan mereka bermain di lumpur. Mereka
memakai sepatu tenis. Sepatu yang kotor." Nan iri pada sepatu tenis
yang kotor. Ibu kami tidak akan membiarkannya berpenampilan
tidak sempurna sepanjang waktu. Dia tidak pernah memiliki
sepasang sepatu tenis. "Mereka tidak mungkin lebih cantik darimu," Aku meyakinkan Nan
karena aku sangat mempercayainya.
Nan tersedu dan kemudian menarik dirinya. Kepalanya terangkat
dan mata hijau besarnya menatapku. "Mereka cantik. Aku melihat
mereka. Aku bisa melihat foto di dinding kedua gadis itu dan
bersama seorang pria. Dia menyayangi mereka...Dia tidak
menyayangiku." Aku tidak bisa berbohong padanya. Nan benar. Dia tidak
menyayanginya. "Dia orang bodoh. Kau memiliki aku, Nan. Kau selalu memilikiku."
*** Bab 2 Blaire Saat ini... Lima belas mil di luar kota ternyata sudah cukup jauh. Tidak ada
seorangpun yang pergi sejauh ini dari Sumit hanya untuk pergi ke
apotik. Kecuali, tentu saja kalau mereka berusia sembilan belas
tahun dan sedang memerlukan sesuatu yang tidak ingin warga kota
bacabukunovel.blogspot.com
mengetahui apa yang mereka beli. Sesuatu yang di beli di apotik
lokal akan tersebar ke seluruh kota kecil Sumit, Alabama dalam
beberapa jam. Terutama jika kau belum menikah dan membeli
kondom...atau alat tes kehamilan.
Aku meletakkan alat tes kehamilan di atas meja dan tidak menatap
pada kasir. Aku tidak bisa. Rasa takut dan bersalah di mataku adalah
sesuatu yang tidak ingin kubagi dengan orang asing. Ini adalah
sesuatu yang tidak bisa kukatakan pada Cain. Sejak aku mendorong
pergi Rush keluar dari kehidupanku tiga minggu lalu aku perlahanlahan kembali ke
rutinitasku dulu dengan menghabiskan waktu
bersama Cain. Ini mudah. Dia tidak menekanku untuk berbicara tapi
ketika aku membicarakannya dia mendengarkan.
"Enambelas dolar lima belas sen," wanita di samping meja kasir
berkata. Aku bisa mendengar nada keprihatian dalam suaranya.
Tidak mengejutkan. Ini adalah sesuatu yang memalukan bagi
seorang gadis. Aku memberinya dua puluh dolar tanpa mengangkat
mataku dari kantong kecil yang ia letakkan di depanku. Kantong itu
menyimpan satu jawaban yang kubutuhkan dan itu membuatku
takut. Mengabaikan fakta bahwa siklusku sudah dua minggu
terlambat dan menganggap hal seperti ini tidak terjadi dengan
mudah. Tapi aku harus tahu.
"Kembalianmu tiga dolar dan delapanpuluh lima sen," katanya saat
aku meraih dan mengambil uang itu dari tangannya yang terulur.
"Terima kasih," gumamku dan mengambil kantongnya.
"Kuharap semuanya baik-baik saja," kata wanita itu dengan suara
lembut. Aku mengangkat mataku dan bertemu sepasang mata coklat
penuh simpati. Dia orang asing yang tidak akan pernah kulihat lagi
bacabukunovel.blogspot.com
tapi saat ini sangat membantu jika ada orang lain yang kukenal. Aku
tidak merasa begitu kesepian.
"Aku juga," Aku menjawab sebelum berbalik dan berjalan menuju
pintu. Kembali ke matahari musim panas yang menyengat.
Aku mengambil dua langkah menuju tempat parkir ketika mataku
menatap pada sisi kemudi trukku. Cain bersandar di sana dengan
lengan bersedekap. Topi baseball abu-abu yang ia pakai bertuliskan
Univertas Alabama ditarik kebawah menutupi dengan rendah tatapan
matanya dariku. Aku berhenti dan menatapnya. Tidak ada kebohongan tentang ini.
Dia tahu aku tidak ke sini untuk membeli kondom. Ada ada satu
kesimpulan lain. Meskipun tak mampu melihat ekspresi matanya aku
tahu...kalau dia tahu. Aku menelan gumpalan di tenggorokanku yang sudah kutahan sejak
aku mengendarai truk pagi ini dan pergi ke luar kota. Sekarang
bukan hanya aku dan orang asing di balik meja yang tahu. Sahabat
baikku juga tahu. Aku memaksakan diriku untuk melangkah mendekat. Dia akan
bertanya sesuatu dan aku akan menjawab. Setelah beberapa minggu
berlalu dia layak mendapatkan jawaban. Dia layak tahu yang
sebenarnya. Tapi bagaimana aku menjelaskan ini"
Aku berhenti hanya beberapa kaki di depannya. Aku senang bahwa
topi yang dia pakai menutupi wajahnya. Akan lebih mudah untuk
menjelaskan jika aku tidak bisa melihat apa yang dia pikirkan
melalui matanya. bacabukunovel.blogspot.com
Kami berdiri dalam keheningan. Aku ingin dia bicara terlebih dulu
tapi setelah beberapa menit dia tidak mengatakan apapun sehingga
aku tahu dia ingin aku bicara lebih dulu.
"Bagaimana kau tahu aku ada di sini?" Aku akhirnya bertanya.
"Kau tinggal di rumah nenekku. Saat kau pergi dengan bersikap
aneh, nenek menelponku. Aku khawatir padamu," jawabnya.
Air mata menggantung di mataku. Aku tidak boleh menangis tentang
hal ini. Aku akan menangisi semua yang ingin kutangisi.
Menggenggam tas yang berisi tes kehamilan lebih erat aku
meluruskan pundakku. "Kau mengikutiku," kataku. Ini bukanlah
pertanyaan. "Tentu saja," jawabnya, kemudian menggelengkan kepalanya dan
mengalihkan tatapannya dariku dan beralih pada hal lain. "Apakah
kau akan mengatakannya padaku, Blaire?"
Apakah aku akan mengatakan padanya" Aku tak tahu. Aku tidak
berpikir sejauh itu. "Aku tidak yakin ada yang harus kukatakan."
Jawabku jujur. Cain menggelengkan kepalanya dan mengeluarkan tawa kecil yang
sama sekali tidak terdengar lucu, "Tidak yakin, hah" Kau datang ke
sini karena tidak yakin?"
Dia marah. Atau apakah dia terluka" Dia tidak punya alasan untuk
keduanya. "Sampai aku memakai tes ini aku tidak yakin. Aku
terlambat. Itu saja. Tidak ada alasan aku harus mengatakan padamu
tentang ini. Ini bukan urusanmu."
bacabukunovel.blogspot.com
Perlahan, Cain mengangkat pandangannya hingga tatapannya tertuju
padaku. Dia mengangkat tangannya dan memiringkan topinya
kebelakang. Bayangan telah hilang dari matanya. Ada rasa tak
percaya dan rasa sakit di sana. Aku tidak ingin melihatnya seperti
ini. Rasanya hampir sama buruknya melihat penghakiman di
matanya. Dimana penghakiman sepertinya lebih baik.
"Benarkah" Itukah yang kau rasakan" Setelah semua yang telah kita
lalui itukah yang sejujurnya kau rasakan?"
Apa yang pernah kami lalui adalah masa lalu. Dia adalah masa
laluku. Aku pernah melalui banyak hal bersamanya. Sementara dia
menikmati kehidupan SMAnya aku berjuang untuk mempertahankan
hidup. Dia sebenarnya menderita karena apa" Rasa marah perlahan
mendidih dalam darahku dan aku mengangkat mataku untuk
menatapnya. "Ya, Cain. Itu yang kurasakan. Aku tak yakin apa sebenarnya yang
telah kita lalui. Kita teman baik, kemudian kita pacaran, kemudian
ibuku sakit dan kau butuh kejantananmu dihisap jadi kau selingkuh
dariku. Aku menjaga ibuku yang sakit sendirian. Tidak ada tempat
bersandar. Kemudian ibuku meninggal dan aku pindah. Aku patah
hati dan dunia berantakan dan pulang. Kau ada di sini untukku. Aku
tidak memintamu tapi kau melakukannya. Aku berterima kasih untuk
itu tapi ini tidak membuat semua masalah lain menghilang. Itu tidak
akan memperbaiki keadaan bahwa kau meninggalkan aku ketika aku
sangat membutuhkanmu. Jadi maafkan aku kalau duniaku sekali lagi
runtuh kau bukanlah orang pertama yang akan kuhubungi. Kau
bahkan belum pantas menerimanya."
Aku terengah-engah dan air mata yang tidak inginku tumpahkan
menuruni wajahku. Aku tidak ingin tangis sialan ini. Aku
bacabukunovel.blogspot.com
memperkecil jarak diantara kami dan menggunakan semua
kekuatanku untuk mendorongnya dari hadapanku jadi aku bisa
meraih gagang pintu dan membukanya. Aku harus keluar dari sini.
Jauh darinya. "Minggir," Teriakku saat aku berusaha keras untuk membuka pintu
sementara tubuhnya masih ada di sana.
Aku mengira dia akan mendebatku. Aku mengira ia akan melakukan
hal lain selain yang kuminta. Aku memanjat ke tempat duduk di
belakang kemudi dan melemparkan kantong plastik kecil pada kursi
di sampingku sebelum menyalakan truk dan mundur dari tempat
parkir. Aku bisa melihat Cain tetap berdiri di sana. Dia tidak banyak
bergerak. Hanya cukup memberiku ruang agar bisa masuk ke dalam
trukku. Dia tidak memandangku. Dia menunduk menatap tanah
seolah semua jawabannya ada di sana. Aku tak perlu kuatir tentang
dia sekarang. Aku perlu pergi jauh.
Mungkin aku tidak seharusnya berkata seperti itu kepadanya.
Mungkin aku harus tetap menyimpannya di dalam hati di mana aku
mengubur semuanya bertahun-tahun lamanya. Tapi ini sudah
terlambat sekarang. Dia menekanku di saat yang salah. Aku tidak
merasa bersalah tentang ini.
Aku juga tidak bisa kembali ke rumah neneknya. Neneknya berpihak
padaku. Cain mungkin akan menelponnya dan mengatakan padanya.
Jika tidak mengatakan yang sebenarnya, mungkin sesuatu yang
nyaris mendekati. Aku tidak punya pilihan lain. Aku akan
menggunakan tes kehamilan itu di toilet pompa bensin. Akankah
keadaan ini bisa menjadi lebih buruk lagi"
*** bacabukunovel.blogspot.com
Bab 3 Rush Ombak yang menerjang pantai biasanya menenangkanku. Aku sudah
terbiasa duduk di dek ini mengamati air sejak aku masih kecil. Ini
selalu membantuku menemukan sisi pandang yang lebih baik dalam
banyak hal. Namun itu tidak berpengaruh lagi untukku.
Rumah sudah kosong. Ibuku dan...pria yang kuingin agar ia terbakar
selamanya di neraka sudah pergi, segera setelah aku kembali dari
Alabama tiga minggu yang lalu. Aku marah, rusak, dan liar. Setelah


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengancam nyawa pria yang dinikahi ibuku itu, aku mendesak
mereka untuk segera pergi. Aku tidak ingin melihat salah satu dari
mereka. Aku harus menelepon ibuku dan bicara dengannya tapi aku
belum mampu memberanikan diri untuk melakukan itu.
Memaafkan ibuku lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.
Nan, adikku, mampir beberapa kali dan meminta aku agar bicara
dengannya. Ini bukanlah kesalahan Nan tapi aku juga tidak bisa
bicara dengannya tentang hal ini. Dia mengingatkanku tentang
sesuatu yang telah hilang. Sesuatu yang pernah hampir aku miliki.
Sesuatu yang aku tak pernah berharap bisa menemukannya.
Ada gedoran keras berasal dari dalam rumah dan membuyarkan
lamunanku. Berbalik, aku menoleh dan menyadari ada orang di
depan pintu ketika bel pintu berdering diikuti dengan suara ketukan
lagi. Siapa itu" Tidak ada yang datang kesini lagi kecuali adikku dan
Grant sejak Blaire pergi.
bacabukunovel.blogspot.com
Aku meletakkan bir di atas meja sampingku dan berdiri. Siapapun
itu, mereka harus punya alasan yang benar- benar kuat mengenai
kedatangan mereka ke sini tanpa diundang. Aku berjalan melintasi
rumah yang tetap bersih sejak kunjungan terakhir Henrietta,
pengurus rumah. Dengan tidak adanya pesta-pesta atau kehidupan
sosial maka menjadi lebih mudah untuk menjaga segala benda dari
kerusakan. Aku menyadari bahwa aku jauh lebih suka keadaan
seperti ini. Ketukan terdengar lagi ketika aku sampai di pintu depan dan aku
menyentaknya hingga terbuka, bersiap untuk memberitahu siapa pun
itu agar segera pergi namun tak sepatah katapun sanggup keluar dari
mulutku. Dia bukan seseorang yang kuharap bisa kulihat lagi. Aku
hanya bertemu pria itu sekali dan aku langsung membencinya.
Sekarang dia ada di sini, aku ingin meraih bahunya dan
mengguncangnya sampai ia menceritakan bagaimana keadaan
Blaire. Apakah dia baik-baik saja. Di mana dia tinggal" Oh Tuhan,
aku berharap Blaire tidak tinggal bersamanya. Bagaimana jika dia
telah...tidak, tidak, tidak, itu tidak mungkin terjadi. Dia tidak akan
mau. Bukan Blaireku. Tanganku mengepal erat membentuk tinju di sisi tubuhku.
"Aku perlu tahu satu hal," Cain, pria dari masa lalu Blaire, berkata
saat aku menatapnya dengan pandangan tak percaya dan
kebingungan. "Apakah kau," ia berhenti dan menelan ludah.
"Apakah kau...meniduri - " Dia melepas topi bisbol dan mengusap
rambutnya. Aku melihat lingkaran hitam di bawah matanya dan
ekspresi lelah di wajahnya.
Jantungku seakan berhenti. Aku meraih lengan atasnya dan
menggoncang tubuhnya. "Di mana Blaire" Apakah dia baik-baik
bacabukunovel.blogspot.com
saja?" "Dia baik-baik saja...Maksudku, dia tidak dalam masalah. Lepaskan
aku sebelum kau mematahkan lenganku," bentak Cain, menyentak
lengannya menjauh dariku. "Blaire masih hidup dan sehat di Sumit.
Itu bukan alasan kenapa aku ada di sini."
Lalu kenapa dia ada di sini" Kami hanya punya satu keterkaitan.
Blaire. "Ketika dia meninggalkan Sumit ia gadis yang polos. Sangat polos.
Aku pacar satu-satunya. Aku tahu betapa polosnya dia. Kami sudah
bersahabat sejak kami masih kecil. Blaire yang pulang bukan gadis
yang sama saat dia pergi. Dia tidak bicara soal itu. Dia tidak mau
bicara soal itu. Aku hanya perlu tahu apakah kau dan dia...apakah
kalian...Aku hanya akan mengatakan ini, apa kau pernah
menidurinya?" Pandanganku kabur saat aku bergerak tanpa memikirkan yang lain
kecuali membunuhnya. Dia telah melewati batas. Dia tidak boleh
bicara tentang Blaire seperti itu. Dia tidak boleh mengajukan
pertanyaan semacam itu atau meragukan kepolosannya. Blaire masih
polos, dasar sialan. Dia tidak punya hak.
"Astaga! Rush, bro, turunkan dia!" Suara Grant berteriak padaku.
Aku mendengar suaranya tapi seakan begitu jauh dan terdengar
seperti di dalam terowongan. Aku terfokus pada orang di depanku
saat kepalan tanganku mengenai wajahnya dan darah menyembur
dari hidungnya. Dia berdarah. Aku butuh dia berdarah. Aku butuh
seseorang untuk berdarah.
Dua lengan melilit lenganku dari belakang dan menarikku menjauh
bacabukunovel.blogspot.com
saat Cain terhuyung mundur memegangi hidungnya dengan tatapan
panik di matanya. Well, salah satu matanya. Mata yang lain sudah
bengkak dan tertutup. "Sebenarnya apa yang kau katakan padanya?" Tanya Grant dari
belakangku. Ternyata Grant yang telah melilitku.
"Jangan kau katakan!" Bentakku saat Cain membuka mulutnya
untuk menjawab. Aku tidak mau mendengar dia bicara tentang
Blaire seperti itu. Apa yang kami lakukan memang lebih dari sekedar
sesuatu yang kotor atau salah. Dia bertingkah seolah aku telah
menghancurkan Blaire. Blaire masih polos. Luar biasa polos. Apa yang telah Cain lakukan
tidak pernah mengubah hal itu.
Lengan Grant mengencang di tubuhku saat ia menarikku ke
dadanya. "Kau harus pergi sekarang. Aku hanya bisa menahannya
untuk sementara waktu. Dia punya otot sepuluh kilo lebih banyak
dibanding denganku dan ini tidak semudah seperti yang terlihat. Kau
harus lari, bung. Jangan kembali. Kau beruntung karena aku
muncul." Cain mengangguk, dengan terhuyung kembali ke truknya.
Kemarahan sedikit mereda dalam pembuluh darahku tapi aku masih
merasakannya. Aku ingin lebih menyakitinya. Untuk mencuci bersih
pikiran apapun yang mungkin dia miliki di kepalanya bahwa Blaire
tidak sesempurna seperti saat ia meninggalkan Alabama. Dia tak
tahu apa saja yang telah Blaire lalui. Penderitaan yang telah dia lalui
karena keluargaku. Bagaimana dia bisa merawat Baire" Baire
membutuhkanku. bacabukunovel.blogspot.com
"Kalau aku melepaskanmu apa kau akan mengejar truknya atau kita
berdua sudah tenang?" Tanya Grant mulai melonggarkan
cengkeramannya pada tubuhku.
"Aku sudah tenang," Aku meyakinkannya saat aku membebaskan
diri dari kungkungannya dan menghampiri pagar untuk
berpegangan, lalu menarik nafas dalam-dalam. Rasa sakit itu
kembali dengan kekuatan penuh. Aku telah berhasil mengubur rasa
itu hingga hanya terasa berupa denyutan samar, tapi melihat si
pengecut itu, membuatku mengingat segalanya. Malam itu. Malam
yang tak akan pernah bisa kupulihkan ke asalnya. Malam yang telah
dan akan membekas dalam diriku untuk selamanya.
"Bisakah aku bertanya padamu sebenarnya apa yang terjadi atau kau
juga akan menghajarku?" Tanya Grant sambil menjaga jarak di
antara kami. Bagaimanapun dia adalah saudaraku, diatas semua kepentingan dan
tujuan yang melatar belakanginya. Orangtua kami dulu pernah
menikah ketika kami masih kecil. Pernikahan yang cukup lama bagi
kami untuk membentuk ikatan itu. Meskipun ibuku memiliki
beberapa suami setelah itu tapi Grant masih tetap keluargaku. Dia
cukup paham untuk mengetahui bahwa ini adalah tentang Blaire.
"Mantan pacar Blaire," jawabku tanpa menoleh ke arahnya.
Grant berdeham. "Jadi, eh, dia datang ke sini untuk mengejekmu"
Atau kau menghajarnya sampai babak belur hanya karena dia pernah
menyentuh Blaire?" Dua-duanya. Atau bukan. bacabukunovel.blogspot.com
Aku menggeleng. "Tidak. Dia datang ke sini mengajukan pertanyaan
tentang aku dan Blaire. Sesuatu yang bukan urusannya. Dia
menanyakan sesuatu yang salah."
"Ah, aku mengerti. Itu masuk akal. Well, dia sudah membayar
perbuatannya. Pria itu mungkin mengalami patah hidung ditambah
matanya yang tertutup karena bengkak."
Aku akhirnya mengangkat kepalaku dan kembali menatap Grant.
"Terima kasih sudah menahanku darinya. Aku hanya tiba-tiba sangat
marah." Grant mengangguk lalu membuka pintu. "Ayo. Mari kita mulai
permainan dan minum bir."
*** Bab 4 Blaire Makam ibuku adalah satu-satunya tempat yang ada dalam pikiran
untuk kutuju. Aku tidak punya rumah. Aku tidak bisa kembali ke
rumah Granny Q. Dia adalah nenek Cain. Cain mungkin ada di sana
menungguku. Atau mungkin tidak juga. Mungkin aku juga sudah
mendorongnya pergi. Aku duduk di ujung makam ibuku. Aku
menarik lutut di bawah dagu dan melingkarkan tangan di kakiku.
Aku pulang kembali ke kota Sumit karena ini satu-satunya tempat
yang kutahu akan aku datangi. Sekarang, aku harus pergi. Aku tidak
bisa tinggal di sini. Sekali lagi hidupku akan segera menikung tajam.
Keadaan yang tidak siap untuk kuhadapi. Ketika aku masih gadis
kecil ibuku pernah membawa kami ke sekolah Minggu di gereja
bacabukunovel.blogspot.com
Baptis setempat. Aku teringat sebuah ayat suci yang mereka bacakan
untuk kami dari Alkitab tentang Tuhan tidak memberikan beban
lebih banyak daripada beban yang mampu kita hadapi. Aku mulai
bertanya-tanya apakah itu hanya untuk orang-orang yang pergi ke
gereja setiap hari Minggu dan berdoa sebelum mereka pergi tidur di
malam hari. Karena Tuhan tidak tanggung-tanggung memberikan
pukulannya terhadapku. Mengasihani diri sendiri tidak akan menolongku. Aku tidak bisa
melakukannya. Aku juga harus mencari tahu jawabnya tentang yang
satu ini. Menumpang di rumah Granny Q dan membiarkan Cain
membantuku mengatasi urusan hidup sehari-hari hanyalah untuk
sementara. Aku tahu saat aku pindah ke kamar tidur tamu bahwa aku
tidak bisa menumpang terlalu lama. Terlalu banyak sejarah antara
Cain dan aku. Aku tidak punya niat untuk mengulangi sejarah itu.
Jawaban tentang kapan aku akan pergi berada di sini tapi aku masih
tetap tidak mengerti kemana aku akan pergi dan apa yang akan
kulakukan sama seperti tiga minggu yang lalu.
"Aku berharap kau ada di sini, Momma. Aku tak tahu harus berbuat
apa dan aku tidak punya siapa pun untuk kutanyai," bisikku sambil
duduk di pemakaman yang tenang. Aku ingin percaya bahwa dia
bisa mendengarkanku. Aku tidak senang memikirkan dia berada di
bawah tanah tapi setelah saudara kembarku, Valerie, meninggal aku
duduk di sini, di tempat ini bersama ibu dan kami bicara dengan
Valerie. Momma mengatakan arwahnya sedang mengawasi kami dan
dia bisa mendengar kami. Aku sangat ingin percaya itu sekarang.
"Ini aku. Aku rindu kalian. Aku tidak ingin sendirian...tapi begitulah.
Dan aku takut." Suara yang terdengar hanyalah desiran angin
menerpa daun-daun di pepohonan. "Kau pernah memberitahuku
kalau aku mendengarkan dengan cermat aku akan tahu jawabannya
bacabukunovel.blogspot.com
di dalam hatiku. Aku mendengarkannya Momma, tapi aku sangat
bingung. Mungkin kau bisa membantuku dengan menunjukkan
padaku ke arah yang benar, entah bagaimana?"
Aku menyandarkan dagu di lututku dan memejamkan mata, tidak
mau menangis. "Ingat saat kau bilang aku harus mengatakan kepada Cain bagaimana
perasaanku yang sebenarnya. Bahwa aku tidak akan merasa lebih
baik sampai aku menumpahkan semuanya keluar. Well, Aku
melakukannya hari ini. Bahkan jika dia memaafkanku keadaan tidak
akan pernah akan sama lagi. Bagaimanapun aku tidak bisa terusterusan bergantung
padanya dalam banyak hal. Sudah waktunya aku
mencari tahu sendiri. Aku hanya tidak tahu bagaimana caranya."
Hanya bertanya padanya membuatku merasa lebih baik. Tahu bahwa
aku tidak akan mendapatkan jawaban sepertinya tidak menjadi
masalah. Suara pintu mobil ditutup memecah kedamaian dan aku menurunkan
tangan dari kakiku dan menoleh kebelakang di pelataran parkir dan
melihat mobil yang terlalu mahal untuk kota kecil ini. Memutar
mataku untuk melihat siapa yang telah melangkah keluar dari dalam
mobil aku terkesiap kemudian melompat. Itu Bethy. Dia ada di sini.
Di Sumit.Di kuburan ini...mengendarai mobil yang terlihat sangat,
sangat mahal. Rambut cokelatnya yang panjang ditarik di atas bahunya membentuk
ekor kuda. Ada senyum tersungging di bibirnya saat mataku bertemu
dengan matanya. Aku tidak bisa bergerak. Aku takut aku berkhayal
yang tidak-tidak. Apa yang Bethy lakukan di sini"
bacabukunovel.blogspot.com
"Kau tidak punya ponsel seperti seekor burung. Bagaimana bisa aku
meneleponmu dan bilang aku datang untuk menemuimu kalau aku
tak punya nomor yang harus dihubungi" Hmmm?" Kata-katanya
tidak masuk akal namun hanya mendengar suaranya membuatku
berlari mempersempit jarak di antara kami.
Bethy tertawa dan membuka lengannya saat yang aku melemparkan
diriku kepadanya. "Aku tak percaya kau ada di sini," kataku setelah
memeluknya. "Ya, aku juga. Ini perjalanan yang panjang. Tapi kau sepadan dan
mengingat bahwa kau meninggalkan ponselmu di Rosemary aku tak
punya cara untuk bicara denganmu."
Aku ingin menceritakan semuanya tapi aku tidak bisa. Belum. Aku
perlu waktu. Dia sudah tahu tentang ayahku. Dia tahu tentang Nan.
Tapi yang lainnya...Aku tahu dia tidak tahu.
"Aku sangat senang kau ada di sini tapi bagaimana caranya kau
menemukanku?" Bethy menyeringai dan memiringkan kepalanya. "Aku menyetir
mengelilingi kota untuk mencari trukmu. Itu tidak sulit. Tempat ini
punya sesuatu seperti lampu merah. Kalau aku berkedip dua kali aku
masih akan melewatkannya."
"Mobil itu mungkin menarik perhatian warga kota," kataku melirik
ke arah mobil itu. "Itu milik Jace. Mobilnya sangat nyaman dikendarai."
Dia masih bersama Jace. Bagus. Tapi dadaku terasa sakit. Jace
bacabukunovel.blogspot.com
mengingatkanku pada Rosemary. Dan Rosemary mengingatkanku
pada Rush. "Aku akan menanyakan bagaimana kabarmu tapi, kau terlihat seperti
tongkat yang berjalan. Apakah kau pernah makan sejak kau pergi
meninggalkan Rosemary?"
Semua pakaianku sekarang longgar. Makan sulit dilakukan
mengingat simpul besar yang terus terikat erat di dadaku setiap saat.
"Ini adalah beberapa minggu yang buruk tapi kurasa aku semakin
membaik. Melupakan banyak hal. Menghadapinya."
Bethy mengalihkan tatapannya ke kuburan di belakangku.
Keduanya. Aku bisa melihat kesedihan di matanya saat ia membaca
kedua batu nisan itu. "Tidak ada yang bisa mengambil pergi
kenanganmu. Kau memilikinya," katanya sambil meremas tanganku.
"Aku tahu. Aku tidak percaya mereka. Ayahku seorang pembohong.
Aku tidak percaya satu pun dari mereka. Dia, Ibuku, dia tidak akan
melakukan apa yang mereka tuduhkan. Jika ada yang harus
disalahkan itu adalah Ayahku. Dia menyebabkan rasa sakit ini.


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bukan mommaku. Mommaku tak akan pernah."
Bethy mengangguk dan menggenggam tanganku dengan erat. Hanya
memiliki seseorang yang mendengarkanku dan tahu bahwa mereka
percaya padaku, bahwa mereka percaya Ibuku tidak bersalah sudah
cukup membantu. "Apa saudara perempuanmu sangat mirip denganmu?"
Memori terakhirku dari Valerie adalah saat dia tersenyum. Senyum
riangnya jauh lebih cantik dibanding senyumku. Giginya sempurna
bacabukunovel.blogspot.com
tanpa bantuan kawat gigi. Matanya lebih cerah dibanding mataku.
Tapi semua orang mengatakan kami identik. Mereka tidak melihat
perbedaannya. Aku selalu heran kenapa. Aku bisa melihatnya
dengan jelas. "Kami kembar identik," jawabku. Bethy tidak akan memahami
kebenaran. "Aku tidak bisa membayangkan dua Blaire Wynns. Kalian pasti
sudah mematahkan hati seluruh pria di kota kecil ini." Dia mencoba
untuk meringankan suasana setelah bertanya tentang saudara
perempuanku yang sudah meninggal. Aku menghargainya.
"Hanya Valerie. Aku bersama Cain sejak aku masih kecil. Aku tidak
mematahkan hati siapapun."
Mata Bethy sedikit terbelalak kemudian membuang pandangannya
sebelum berdehem. Aku menunggu sampai ia berpaling lagi padaku.
"Meskipun melihatmu sangat menyenangkan dan kita bisa benarbenar menggoncang
kota ini, aku sebenarnya datang ke sini karena
suatu tujuan." Aku menduganya, aku hanya tidak tahu dengan tepat apa tujuannya.
"Oke," kataku menunggu lebih banyak penjelasan.
"Bisakah kita bicara tentang ini sambil menikmati kopi?" Dia
mengerutkan kening kemudian melirik kembali ke jalan. "Atau
mungkin Dairy K karena sepertinya itu satu-satunya tempat yang
kulihat ketika aku melewati kota."
Dia tidak nyaman berbicara di kuburan seperti aku. Itu normal.
bacabukunovel.blogspot.com
Sedangkan aku tidak. "Ya, oke," kataku dan berjalan untuk
mengambil dompetku. "Itu jawabanmu," bisik suara lembut yang sangat pelan hingga aku
nyaris berpikir kalau aku hanya berkhayal. Berbalik menengok
kembali ke arah Bethy dia tersenyum dengan tangannya terselip di
saku depannya. "Apa kau mengucapkan sesuatu?" Tanyaku bingung.
"Eh, maksudmu setelah aku menyarankan kita pergi ke Dairy K?"
tanyanya. Aku mengangguk. "Ya. Apa kau membisikkan sesuatu?"
Dia mengernyitkan hidungnya dan kemudian memandang ke
sekeliling dengan gelisah dan menggeleng. "Tidak...um...kenapa kita
tidak keluar saja dari sini?" Katanya meraih lenganku dan menarikku
di belakang punggungnya menuju mobil Jace.
Aku menengok menatap makam Ibuku dan kedamaian datang
padaku. Apakah itu merupakan..." Tidak. Jelas tidak.
Menggelengkan kepalaku, aku berbalik dan menuju ke sisi
penumpang sebelum Bethy mempersilahkan aku masuk.
*** Bab 5 Rush Sekarang adalah hari ulang tahun Ibuku.Nan sudah dua kali
menelponku menanyakan apakah aku akan menelpon Ibu kami.Aku
bacabukunovel.blogspot.com
tidak bisa melakukannya.Dia sedang berada di pantai di Bahama
bersama dengannya.Hal ini sama sekali tidak mempengaruhinya.
Sekali lagi dia kabur untuk menikmati hidupnya sementara itu
meninggalkan anaknya di belakang untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri. "Nan menelpon lagi.Kau ingin aku menjawabnya dan mengatakan
padanya agar meninggalkan kau sendirian?" Grant berjalan masuk
ke ruang tamu memegang ponselku di tangannya sementara ponsel
itu berdering. Dua orang itu bertengkar seperti layaknya saudara kandung, "Tidak,
berikan itu padaku," jawabku sambil dia melemparkan ponsel itu
padaku. "Nan," sapaku dengan hangat.
"Apakah kau akan menelpon Ibu atau tidak" Dia sudah dua kali
menelponku sekarang bertanya apakah aku bicara padamu dan jika
kau ingat ini adalah hari ulang tahunnya. Dia peduli padamu.
Berhenti membiarkan gadis itu menghancurkan segalanya, Rush. Dia
menodongkan senjatanya padaku, demi Tuhan. Senjata, Rush. Dia
gila. Dia-" "Berhenti. Jangan berkata apa-apa lagi. Kau tidak mengenalnya. Kau
tidak ingin tahu tentangnya. Jadi hentikan. Aku tidak akan menelpon
Ibu. Lain kali dia menelpon katakan padanya seperti itu. Aku tidak
ingin mendengar suaranya. Aku tidak peduli akan liburannya atau
apa yang dia dapatkan saat ulang tahunnya."
"Ouch," guman Grant saat dia merebahkan diri pada sofa
diseberangku dan menopangkan kaki nya pada ottoman(sofa rendah
bacabukunovel.blogspot.com
tanpa sandaran) di depannya.
"Aku tidak percaya kau berkata seperti itu. Aku tidak memahamimu.
Dia tidak mungkin baik dalam-"
"Jangan Nannette. Percakapan ini selesai. Telpon aku jika kau butuh
aku." Aku menekan tombol end kemudian melemparkan ponselku ke kursi
disampingku dan menyandarkan kepalaku pada bantal.
"Ayo pergi. Sedikit minum. Berdansa dengan beberapa gadis.
Lupakan semua omong kosong ini. Semuanya." kata Grant. Dia
menyarankan ini beberapa kali selama lebih dari tiga minggu. Atau
setidaknya sejak aku berhenti memecahkan sesuatu dan dia merasa
itu sudah cukup aman untuk bicara.
"Tidak,"jawabku tanpa melihatnya .Tidak ada satu alasan pun untuk
bersikap seolah aku baik-baik saja. Sampai aku tahu Blaire baik-baik
saja, aku tidak akan pernah baik. Dia mungkin tidak akan
memaafkanku. Masa bodoh dia mungkin tidak akan pernah
melihatku lagi tapi aku ingin tahu apakah dia sudah pulih. Aku ingin
tahu sesuatu. Apa saja. "Aku sangat baik untuk tidak ikut campur. Aku membiarkanmu
menjadi gila, berteriak pada semua yang bergerak dan menyebalkan.
Ku pikir ini saatnya kau bilang sesuatu padaku. Apa yang terjadi
ketika kau pergi ke Alabama" Sesuatu pasti telah terjadi. Kau tidak
kembali menjadi orang yang sama."
Aku menyayangi Grant seperti saudara tetapi tidak mungkin aku
mengatakan padanya tentang malam di kamar hotel bersama Blaire.
bacabukunovel.blogspot.com
Dia telah terluka dan aku sangat putus asa."Aku tidak ingin
membicarakannya. Tapi aku ingin pergi keluar. Berhenti menatap
pada semua dinding ini dan mengingatnya...yeah aku perlu keluar."
Aku berdiri dan Grant melompat dari tempat duduknya di sofa.
Kelegaan nampak nyata di matanya.
"Untuk apa kau pergi keluar" Bir atau gadis atau keduanya?"
"Musik yang keras," jawabku. Aku benar-benar tidak perlu bir atau
gadis...Aku hanya tidak siap untuk itu.
"Kita harus keluar kota. Mungkin ke Destin?"
Aku melemparkan kunci mobilku padanya, "Tentu, kau yang
menyetir." Bunyi bel menghentikan langkah kami berdua. Terakhir kali aku
punya tamu tak diundang berakhir dengan tidak baik. Seolah ada
polisi yang datang untuk menahanku karena memukul wajah Cain.
Cukup aneh, aku tidak peduli. Aku tidak takut.
"Aku yang akan membukanya," kata Grant, menatapku dengan
gelisah. Dia memikirkan hal yang sama.
Aku duduk kembali di sofa dan menopangkan kakiku ke atas meja
kopi di depanku. Ibuku tidak menyukainya ketika aku meletakkan
kakiku di atas meja ini. Dia membelinya pada waktu liburan luar
negerinya dan meja itu dikirimkan kesini. Aku merasa tiba-tiba rasa
bersalah datang karena tidak menelponnya tapi aku
mengabaikannya.Seumur hidupku aku membuat wanita itu bahagia
dan menjaga Nan. Aku tidak akan melakukan hal itu lagi. Aku sudah
selesai. Dengan semua omong kosongnya.
bacabukunovel.blogspot.com
"Jace, ada apa" Kami baru saja akan keluar. Kau mau ikut?" kata
Grant sambil melangkah mundur dan membiarkan Jace masuk ke
dalam rumah. Aku tidak bangun.Aku ingin dia pergi. Melihat Jace
mengingatkanku pada Bethy yang mengingatkanku pada Blaire.
Jace harus pergi. "Uh, tidak, aku uh...Aku perlu bicara padamu tentang suatu hal,"
kata Jace, menyeret kakinya dan memasukkan tangannya ke
sakunya. Dia kelihatannya siap untuk melompat keluar dari pintu.
"Oke," balasku.
"Hari ini mungkin bukan waktu yang baik untuk berbicara
dengannya, kawan," kata Grant, melangkah ke depan Jace dan
menatapku. "Kami berdua mau keluar. Ayo pergi. Jace bisa bicara
nanti." Sekarang aku penasaran, "Aku bukanlah orang yang tidak terkendali,
Grant. Duduklah. Biarkan dia bicara."
Grant menghembuskan nafas dan menggelengkan kepalanya.
"Baiklah. Kau akan mengatakan padanya omong kosong ini
sekarang, maka katakan padanya."
Jace menatap Grant dengan gugup kemudian dia menatapku
kembali. Dia berjalan dan duduk di kursi yang paling jauh dariku.
Aku menatap saat dia menyelipkan rambutnya di belakang
telinganya dan ingin tahu apa yang akan dia katakan adalah hal
penting. "Bethy dan aku menjadi lebih serius," dia memulai. Aku sudah tahu
bacabukunovel.blogspot.com
ini. Aku tidak peduli. Aku merasakan rasa sakit terbuka di dadaku
dan aku mengepalkan tanganku. Aku harus fokus untuk
memasukkan udara ke dalam paru-paruku. Bethy adalah teman baik
Blaire. Dia tahu bagaimana Blaire. "Dan uh...tempat tinggal Bethy
sewanya naik dan tempat itu juga buruk. Aku merasa tidak aman dia
tinggal disana. Jadi, aku bicara pada Woods dan dia bilang bahwa
Ayahnya punya kondominium dengan dua kamar yang kosong jika
aku ingin menyewanya. Aku uh, menyewanya untuk Bethy dan
membayar uang sewa dan semuanya. Tapi ketika aku mengajaknya
untuk melihatnya dia marah. Sangat marah. Dia tidak ingin aku
membayar uang sewanya. Dia bilang itu membuatnya merasa
murahan," Dia menghembuskan nafas dan tatapan maaf yang tetap
terlihat di matanya tetap tidak berarti. Aku tidak peduli tentang
pertengkarannya dengan Bethy.
"Itu dua kali lebih...atau, setidaknya, Bethy berpikir itu dua kali lebih
mahal dari tempat tinggal lamanya. Dan sebenarnya itu empat kali
lebih mahal dari tempat lamanya. Aku meminta Woods
merahasiakannya. Aku membayar bagian yang lain tanpa dia
ketahui. Ngomong ngomong. Dia, uh...dia...pergi ke Alabama hari
ini. Dia menyukai kondominium itu. Dia ingin tinggal di properti
klub atau di pantai. Tapi satu-satunya orang yang dia anggap cocok
sebagai teman sekamarnya adalah...Blaire."
Aku berdiri. Aku tidak bisa duduk.
"Whoa kawan...duduklah." Grant menahanku dan aku menepisnya.
"Aku tidak marah. Aku hanya perlu bernapas," kataku, menatap
keluar ke pintu kaca menatap ombak yang menghantam pantai.
Bethy pergi untuk mendapatkan Blaire. Jantungku berdetak cepat.
Apakah dia akan datang"
bacabukunovel.blogspot.com
"Aku tahu kalian berdua berakhir dengan tidak baik. Aku
memintanya untuk tidak melakukannya tapi dia marah dan aku tidak
suka membuatnya marah. Dia bilang dia merindukan Blaire dan
Blaire membutuhkan seseorang. Dia, uh, juga bicara pada Woods
agar memberi Blaire pekerjaan lagi jika dia bisa mendapatkan Blaire
kembali." Blaire. Kembali... Dia tidak akan kembali. Dia membenciku. Dia membenci Nan. Dia
membenci Ibuku. Dia membenci Ayahnya. Dia tidak akan kembali
ke sini...tapi Ya Tuhan, aku ingin dia kembali. Aku menoleh dan
melihat Jace. "Dia tidak akan kembali," kataku. Rasa sakit di suaraku tidak bisa
dipungkiri. Aku tidak peduli untuk menyembunyikannya. Tidak lagi.
Jace mengangkat bahu. "Dia mungkin butuh waktu untuk memikirkan hal ini. Bagaimana
jika dia kembali" Apa yang akan kau lakukan?" Grant bertanya
padaku. Apa yang akan kulakukan"
Aku akan memohon. *** Bab 6 Blaire bacabukunovel.blogspot.com
Bethy menghentikan mobil Jace ke tempat Dairy K. Aku melihat
mobil Volkswagen kecil berwarna biru milik Callie dan memutuskan
untuk tidak keluar dari mobil. Aku hanya pernah bertemu Callie dua
kali sejak aku kembali dan dia sudah siap mencakar keluar mataku.
Dia telah menyukai Cain semenjak SMA. Aku pulang kembali dan
mengacaukan apa pun jenis hubungan mereka yang akhirnya telah
berhasil mereka jalani. Aku tidak bermaksud seperti itu. Dia bisa
memiliki Cain. Bethy mulai keluar dari mobil dan aku meraih lengannya. "Mari kita
bicara di dalam mobil saja," kataku, menghentikannya.
"Tapi aku ingin beberapa es krim yang dicampur dengan Oreo,"
keluhnya. "Aku tidak bisa bicara di sana. Aku kenal banyak orang," jelasku.
Bethy menghela napas dan bersandar di kursinya. "Oke baik.
Lagipula diriku tidak membutuhkan es krim dan kue."
Aku tersenyum dan santai, berterima kasih atas jendela berwarna
gelap. Mengetahui aku tidak akan terlihat saat orang berhenti dan
menatap mobil Jace itu. Tidak ada seorang pun di sini yang
mengendarai mobil yang bahkan dekat dengan lingkaran ini.
"Aku tidak akan bertele-tele dengan ini, Blaire. Aku merindukanmu.
Aku tidak pernah punya teman dekat wanita sebelumnya. Tidak
pernah. Kemudian kau datang dan kau pergi. Aku benci ketika kau
pergi. Pekerjaanmenjadi menyebalkan tanpamu ada di sana. Aku
tidak memiliki seorangpun yang bisa di ajak cerita tentang
kehidupan seksku dengan Jace dan bagaimana manisnya dia yang
bacabukunovel.blogspot.com
mana takkan pernah kudapatkan bila aku tak mendengar nasihatmu.
Aku hanya merindukanmu."
Aku merasa airmata mulai menggenang. Hanya merasa dirindukan
terasa begitu baik. Aku merindukannya juga. Aku merindukan
banyak hal. "Aku juga merindukanmu," jawabku , berharap aku
tidak menjadi cengeng. Bethy mengangguk dan senyum terpasang di bibirnya. "Oke baik.
Karena aku ingin kau kembali dan tinggal bersamaku.Jace
menempatkanku di kondominium tepi pantai di properti klub. Aku,
bagaimanapun,menolak untuk membiarkan dia membayarnya. Jadi,


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

aku butuh teman sekamar. Tolong kembalilah. Aku
membutuhkanmu. Dan Woods mengatakan kau akan mendapatkan
pekerjaanmu kembali segera."
Kembali ke Rosemary" Dimana Rush berada...dan Nan...dan
Ayahku. Aku tidak bisa kembali. Aku tidak bisa bertemu mereka.
Mereka akan berada di klub. Apakah Ayahku akan mengajak Nan
untuk bermain golf" Bisakah aku melihatnya" Tidak, aku tidak bisa.
Ini akan menjadi terlalu banyak.
"Aku tidak bisa," aku tercekat. Aku berharap aku bisa. Aku tidak
tahu kemana aku akan pergi sekarang mengetahui bahwa aku hamil
tapi aku tidak bisa pergi ke Rosemary dan aku tak bisa tinggal disini.
"Kumohon, Blaire. Rush merindukanmu juga. Dia tidak pernah
meninggalkan rumahnya. Jace mengatakan dia begitu
menyedihkan." Rasa amarah seketika menggelegak dalam dadaku. Mengetahui
bahwa Rush juga sakit terasa terlalu berat. Aku membayangkan dia
bacabukunovel.blogspot.com
mengadakan pesta dirumahnya dan meneruskan hidupnya. Aku tidak
ingin dia masih sedih. Aku hanya perlu bagi kita untuk melanjutkan
hidup. Tapi mungkin aku tidak akan pernah bisa. Aku akan selalu
mengingat Rush. "Aku tidak bisa melihat mereka. Salah satu dari mereka. Ini akan
terlalu berat," aku berhenti. Aku tidak bisa memberitahu Bethy
tentang kehamilanku. Saya hampir tidak punya waktu untuk
memahaminya. Aku belum siap untuk memberitahu siapa pun. Aku
mungkin tidak akan pernah memberitahu siapa pun selain Cain. Aku
akan segera meninggalkan tempat ini. Kemanapun aku pergi aku tak
ingin mengenali seorangpun. Aku akan mulai lagi dari awal .
"Ayah...eh Ayahmu dan Georgianna tidak ada. Mereka pergi. Nan
ada tapi dia lebih tenang sekarang. Ku rasa dia mengkhawatirkan
Rush. Akan sulit pada awalnya, namun setelah kau mencoba
melupakan lukamukaubisa mengatasi mereka. Bahkan segalanya.
Selain itu, dari gaya mata Woods yang mengerjap bahagia ketika aku
menyebutkan kau akan kembalikau bisa mengalihkan dirimu
padanya. Dia jauh lebih menarik."
Aku tidak ingin Woods. Dan tidak ada yang dapat mengalihkan
perhatianku. Bethy tidak tahu segalanya. Aku pun tidak bisa
mengatakan padanya. Tidak hari ini.
"Sebanyak yang ku inginkan...aku hanya tidak bisa. Maafkan aku."
Aku menyesal. Tinggal bersama Bethy dan mendapatkan kembali
pekerjaanku di klub akan menjadi jawaban untuk masalah saya,
hampir. Bethy mendesah frustrasi dan membaringkan kepalanya kembali di
bacabukunovel.blogspot.com
kursi dan memejamkan mata. "Oke. Aku mengerti. Aku tidak
menyukainya namun aku mengerti."
Aku mengulurkan tangan dan meremas tangannya erat. Aku
berharap sesuatu yang berbeda. Jika saja Rush hanya seorang lelaki
dari beberapa lelakiyang telah putus dengankumungkin itu lebih
baik. Tapi dia tidak. Dia tidak akan pernah. Dia lebih dari itu. Jauh
lebih dari yang bisa Bethy mengerti.
Bethy meremas tanganku kembali. "Aku akan membiarkan ini
berlalu untuk hari ini. Tapi aku tidakakan segera mencari teman
sekamar. Aku memberimu waktu seminggu untuk berpikir tentang
hal ini. Lalu aku harus mencari seseorang untuk membantuku
membayar tagihan. Jadi kau mau kan" Memikirkantentang hal ini?"
Aku mengangguk karena aku tahu itu apa yang dia butuhkan walau
ku tahu dia menunggu dengan sia-sia.
"Bagus. Aku akan pulang dan berdoa jika Tuhan masih mengingat
siapa sih aku ini." Dia mengedipkan mata ke arahku dan kemudian
melintasikursi untuk memelukku.
"Makanlah makanan untukku, oke" Kau terlalu kurus," katanya.
"Oke," jawabku, bertanya-tanya apakah itu akan mungkin.
Bethy duduk kembali. "Nah, jika kau tidak akan berkemas dan
kembali ke Rosemary denganku maka setidaknya mari kita pergi
keluar. Aku perlu untuk menginap semalam sebelum aku melakukan
perjalanan ini lagi. Kita bisa mencari tempat hiburan di suatu tempat
dan kemudian lelah setibanya di hotel."
bacabukunovel.blogspot.com
Aku mengangguk. "Ya. Kedengarannya menarik. Hanya saja tidak
ada honky-tonks." Aku tidak bisa datang kembali salah satu dari
mereka. Setidaknya tidak secepat ini.
Bethy mengerutkan kening. "Oke...tapi apakah ada sesuatu yang lain
di negara bagian ini?"
Dia punya tujuan. "Ya...kita bisa menyetir ke Birmingham. Itu
adalah kota besar terdekat."
"Sempurna. Mari kita bersenang-senang."
Ketika kami berhenti di parkiran jalan di rumah Nenek Q dia duduk
di luar di teras sedang mengupas kacang polong. Aku tidak ingin
menemui dia, tapi dia telah memberikutempat tinggal selama tiga
minggu tanpa pamrih. Dia berhak mendapatkan penjelasan jika dia
ingin.Aku tidak yakin Cain telah memberitahunya segalanya.
Truknya tidak ada di sini dan aku sangat berterima kasih.
"Kau ingin aku tetap tinggal di mobil?" tanya Bethy. Akan lebih
mudah jika dia melakukannya tapi Nenek Q akan melihatnya dan
menngatakan betapa tidak sopannya diriku jjika tak mengijinkan
temankuuntuk masuk. "Kau bisa ikut denganku," kataku dan membuka pintu mobil .
Bethy berjalan mengitari bagian depan mobil dan
melangkahdisampingku. Nenek Q tidak mendongak dari kacang
polongnya tapi aku tahu dia mendengar kami. Dia sedang
memikirkan apa yang akan dia katakan. Cain pasti telah
memberitahunya. Sialan! bacabukunovel.blogspot.com
Aku memandang saat ia terus mengupas kacang polong dalam
keheningan. Hanya rambut pendeknya berwarna putihlahyang bisa
aku lihat darinya. Tidak ada kontak mata. Akan jauh lebih mudah
untuk hanya masuk ke dalam dan mengambil keuntungan darinya
tang tak berbicara padaku. Tapi ini adalah rumahnya. Jika dia tidak
ingin aku berada di sini saya perlu untuk berkemas dan pergi.
"Hei, Nenek Q," kataku dan berhenti, menunggu dia untuk
mengangkat kepalanya untuk menatapku.
Senyap. Dia marah denganku. Kecewa atau marah, aku tidak yakin
yang mana. Aku benci Cain sekarang untuk memberitahunya. Tidak
bisakah dia menutup mulutnya"
"Ini temanku, Bethy. Dia datang untuk mengunjungiku hari ini,"
lanjutku. Nenek Q akhirnya mengangkat kepalanya dan kemudian tersenyum
pada Bethy selanjutnya tatapannya berpindah padaku. "Kau ajaklah
dia masuk dan suguhkan dia segelas besar es teh dan berikan dia
sepiring pie goreng yang telah kudinginkan di meja. Kemudian
kembalilah keluar sini dan bicara padaku sebentar, hmmm." Ini
bukan perintah; Itu permintaan halus. Aku mengangguk dan
memimpin Bethy masuk ke dalam.
"Apakah kaumembuat jengkel wanita tua itu?" bisik Bethy ketika
kami berada aman di dalam rumah.
Aku mengangkat bahu. Aku tidak yakin. "Aku tidak tahu," jawabku.
Aku pergi ke lemari dan mengambil gelas tinggi dan pergi untuk
menyuguhkan Bethy segelas es teh. Aku bahkan tidak bertanya
bacabukunovel.blogspot.com
apakah dia menginginkannya. Aku hanya mencoba untuk melakukan
apa yang dikatakan Nenek Q tadi.
"Ini. Minumlah ini dan makanlah sepotong pie goreng. Aku akan
segera kembali dalam beberapa menit,"kataku dan bergegas kembali
ke luar. Akuharus menyelesaikan masalah ini.
*** Bab 7 Blaire Papan kayu retak di bawah kakiku kala aku melangkah kembali ke
teras depan rumah Nenek Q. Aku membiarkan pintu kasa menutup
dengan suara keras di belakangku sebelum teringat bahwa pintu itu
sudah tua dan kelihatan sudah lama berkarat. Aku menghabiskan
banyak waktu masa kecilku di teras depan ini mengupas kacang
polong dengan Cain dan Nenek Q. Aku tidak ingin dia marah pada
ku. Perutku bergejolak. "Duduklah girl dan berhenti menatap seperti kau bersiap untuk
menangis. Tuhan tahu aku mencintaimu layaknya kau cucuku
sendiri. Kupikir kau akan menjadi salah satunya suatu hari nanti."
Dia menggelengkan kepalanya. "Bocah bodoh tidak bisa
mengatasinya bersama-sama. Aku berharap dia akan menyadarinya
sebelum semuanya terlambat. Tapi dia tidak, bukan" Kau telah pergi
dan menemukan orang lain untukmu."
Ini bukan sesuatu yang kuharapkan. Aku mengambil kursi di
depannya dan mulai mengupas kacang polong jadi aku tidak perlu
melihatnya. "Cain dan aku telah putus lebih dari tiga tahun silam.
Tidak ada yang terjadi sekarang karena hubungan itu. Dia adalah
bacabukunovel.blogspot.com
temanku, itu saja." Nenek Q berdeham dan bergeser di ayunan teras dimana
duduk ."Aku tidak mempercayainya. Kalian berdua tidak terpisahkan
semenjak anak-anak. Bahkan ketika remaja dia tidak bisa berhenti
menatapmu. Itu lucu melihat betapa dia memujamu dan bahkan tidak
menyadarinya sendiri. Tapi masa remaja menghantam mereka dan
kehilangan pikirannya tentang mencintai. Aku benci dia begitu. Aku
benci dia kehilangan dirimu, girl. Karena tidak akan ada Blaire lain
untuk Cain. Kau untuknya."
Dia tidak menyebutkan tes kehamilanku. Apakah dia tahu aku
membelinya" Aku tidak ingin mengulang masa lalu ku dengan Cain.
Tentu kami punya kenangan tapi ada begitu banyak kesedihan dan
penyesalan yang tidak ingin ku alami lagi. Aku sudah hidup dalam
kebohongan yang dibangun oleh Ayahku. Hanya mengingatnya
terasa menyakitkan. "Apakah Cain datang ke sini hari ini?" tanyaku.
"Ya. Dia datang pagi ini mencarimu. Aku bilang padanya kau belum
kembali dari kepergian awalmu. Dia tampak khawatir dan berbalik
dan pergi tanpa mengatakan apa apa. Dia juga menangis. Jangan
dikira aku pernah melihatnya menangis sebelumnya. Paling tidak
sejak ia masih kecil."
Dia menangis" Aku memejamkan mata dan menjatuhkan kacang
polong ke dalam ember plastik besar yang digunakan Nenek Q.
Cain seharusnya tidak marah. Dia tidak seharusnya menangis. Dia
membiarkan aku pergi sejak lama. Mengapa ini begitu sulit baginya"
"Berapa lama itu?" tanyaku, berpikir tentang berapa jam yang telah
dia lalui sejak aku memperlihatkan jiwaku padanya di tempat parkir
apotek. bacabukunovel.blogspot.com
"Ah, sekitar sembilan jam yang lalu kurasa. Itu masih pagi. Dia
terlihat kacau, girl. Setidaknya pergilah mencarinya dan berbicara
dengannya. Tidak peduli bagaimana perasaanmu padanya sekarang
dia perlu mendengar sendiri darimu bahwa kau baik-baik saja."
Aku mengangguk. "Bisakah aku memakai telponmu?" tanyaku,
berdiri. "Tentu saja bisa. Makanlah salah satu dari pie goreng saat kau
berada di sana. Aku membuat cukup untuk banyak orang setelah dia
kabur pagi ini. Itu rasa favoritnya," katanya.
"Cherry," jawabku dan dia tersenyum padaku. Aku bisa melihat
begitu banyak hal dalam mata miliknya. Aku tahu Cain. Tidak ada
yang mengejutkanku darinya. Aku memahami dia. Kami memiliki
masa lalu. Aku mencintai keluarganya dan mereka jelas mencintaiku
juga. Ini adalah rasa aman.
Bethy berdiri di sisi lain dari pintu menyesap segelas teh manis dan
mengeluarkan ponselnya ke arahku. Dia menguping. Aku tak
terkejut. "Telponlah dia. Selesaikan masalah ini," katanya.
Aku mengambil ponselnya dan berjalan ke ruang tamu untuk
memberi sedikit privasi pada diriku sebelum menekan nomor Cain.
Aku menghapalnya di luar kepala. Dia punya nomor yang sama
sejak dia punya ponsel pertama ketika kami berumur enam belas
tahun. "Halo," jawabnya. Aku bisa mendengar keraguan dalam suaranya.
Sesuatu telah terjadi. Dia terdengar seperti sedang berbicara melalui
bacabukunovel.blogspot.com
hidungnya. "Cain" Apakah kau baik-baik saja?" tanyaku tiba-tiba khawatir
tentang dia. Ada jeda kemudian desahan panjang. "Blaire. Yeah... Aku baik-baik
saja." "Dimana kau?" Dia berdeham. "Aku, eh...aku di Rosemary Beach."
Dia ada di Rosemary" Apa" Aku terduduk di sofa di belakangku dan
mencengkeram erat ponsel. Apakah dia memberitahu Rush" Hatiku
terasa sakit dan aku memejamkan mata ku erat-erat sebelum
bertanya, "Kenapa kau ada di Rosemary" Tolong katakan padaku
kau tidak ..." Aku tidak bisa mengatakan itu. Tidak dengan Bethy
ada di ruangan dan lebih dari senang menguping pembicaraanku.
"Aku harus melihat wajahnya. Aku perlu tahu jika dia mencintaimu.
Aku perlu tahu...karena, aku hanya perlu tahu." Itu tidak masuk akal.
"Apa yang kau katakan padanya" Bagaimana kau menemukannya"
Apakah kau menemukannya?" Mungkin dia tidak menemukannya.
Mungkin aku bisa menghentikan ini.
Ada tawa keras di ujung lain telpon. "Ya, aku menemukan dia baikbaik saja. Tidak
sulit. Tempat ini kecil dan semua orang tahu di mana
putra bintang rock tinggal."
Oh Tuhan, oh Tuhan, oh Tuhan..."Apa yang kau katakan padanya?"
tanyaku perlahan kala ketakutan mulai menyelimutiku.
bacabukunovel.blogspot.com
"Aku tidak memberitahunya. Aku tidak akan melakukannya
kepadamu. Berikan aku sedikit kesempatan. Aku selingkuh sebab
aku adalah remaja pria yang bergairah tapi sialan Blaire kapan kau
akan memaafkanku" Apakah aku harus membayar kesalahanku itu
sepanjang hidupkuku" Aku minta maaf! Oh TUHAN Aku benarbenar menyesal. Aku akan
kembali dan mengubah segalanya jika
aku bisa." Dia berhenti dan membuat rengutan yang terdengar
seperti sedang sakit. "Cain. Ada apa denganmu" Apakah kau baik-baik saja?" tanyaku.
Aku tidak mau mengakui apa yang dia katakan. Aku tahu dia
menyesal. Aku juga. Tapi tidak, aku tidak akan pernah bisa
melaluinya. Memaafkan adalah satu hal. Melupakan adalah hal lain.
"Aku baik-baik. Aku hanya sedikit babak belur. Anggap saja cowok
itu tidak suka padaku, oke."
Cowok. Rush" Apakah Rush menyakitinya" Itu tidak terdengar
seperti Rush sama sekali. "Siapa?"
Cain mendesah, "Rush."
Aku melongo saat aku menatap lurus ke depan. Rush telah menyakiti
Cain" "Aku tidak mengerti."
"Tidak apa-apa. Aku punya kamar untuk menginap dan aku akan
tidur. Aku akan pulang besok. Kita punya beberapa hal untuk
dibicarakan." "Cain. Mengapa Rush menyakitimu?"
bacabukunovel.blogspot.com
Ada jeda lain dan kemudian napas kelelahan. "Karena aku bertanya


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan hal yang menurutnya bukanlah urusanku. Aku akan pulang
besok." Dia bertanya pertanyaan. Pertanyaan macam apa"
"Blaire, kau tidak harus memberitahunya. Aku akan menjagamu.
Hanya saja... kita perlu bicara."
Dia menjagaku" Apa yang dia bicarakan" Aku tidak akan
membiarkan dia mengurusku. "Dimana kau sebenarnya?" tanyaku.
"Di sebuah hotel di luar dari Rosemary.Mereka pikir omong kosong
mereka tidak akan ketahuan di kota.Semua yang ada disana biayanya
lima kali terlalu mahal."
"Oke. Tetaplah disitu dan aku akan menemuimu besok." Jawabku
kemudian menutup telepon.
Bethy melangkah ke dalam ruangan. Dia mengangkat satu alis
gelapnya saat ia menatapku menunggu. Dia telah menguping . Aku
tahu dia melakukannya. "Aku butuh tumpangan untuk Rosemary," kataku bangkit berdiri.
Aku tidak bisa membiarkan Cain berbaring terluka di kamar hotel
dan aku tidak bisa menghadapai kemungkinan dia akan kembali dan
mencoba untuk berbicara dengan Rush lagi. Jika Bethy bisa
mengantarku kesana aku bisa memeriksanya dan kemudian
mengantarnya pulang . Bethy mengangguk dan tersenyum kecil. Aku tahu dia tidak ingin
aku untuk melihat bagaimana bahagianya dia mendengar ini. Aku
bacabukunovel.blogspot.com
tidak akan tinggal. Dia tidak perlu melambungkan harapannya
terlalu tinggi. "Ini hanya tentang Cain. Aku tidak...Aku tidak bisa
tinggal di sana." Dia tampaknya tidak percaya padaku. "Tentu saja. Aku tahu."
Aku sedang tidak bersemangat untuk meyakinkannya. Aku
menyerahkan ponsel padanya dan kembali ke kamar sementaraku
untuk berkemas beberapa hal.
*** Bab 8 Rush Grant akhirnya menyerah padaku dan pergi berdansa dengan salah
seorang gadis yang telah main mata dengan kami ketika kami
berjalan masuk ke klub. Dia datang ke sini untuk bersenang-senang
dan aku membutuhkan pengalihan tapi sekarang saat aku sudah
disini yang ingin kulakukan hanyalah segera pergi. Meminum birku,
aku tidak mencoba untuk membuat kontak mata dengan siapa pun.
Aku terus menunduk dan cemberut. Itu tidak sulit untuk dilakukan.
Ucapan Jace itu terus berputar di kepalaku. Aku takut...Tidak, aku
terlalu takut untuk membiarkan diriku percaya bahwa dia akan
kembali ke sini. Aku telah melihat wajahnya malam itu di kamar
hotel. Dia begitu kosong. Emosi di matanya hilang. Dia telah selesai
-dengan ku, dengan Ayahnya, dengan segala sesuatu nya. Cinta itu
kejam. Sangat kejam. Kursi bar di samping ku berbunyi di lantai saat itu di duduki. Aku
tidak melihatnya. Aku tidak ingin siapa pun untuk berbicara
bacabukunovel.blogspot.com
denganku. "Tolong katakan padaku bahwa mimik cemberut di wajah
gantengmu itu bukanlah karena seorang gadis. Kau mungkin
menghancurkan hatiku." Suara perempuan itu terdengar akrab.
Aku memiringkan kepalaku ke sisi hanya cukup untuk melihat
wajahnya. Meskipun dia lebih tua sekarang aku langsung
mengenalinya. Ada beberapa hal yang tak bisa dilupakan oleh pria
dalam hidupnya dan gadis yang mengambil keperjakaan mereka
adalah salah satunya. Meg Carter. Dia tiga tahun lebih tua dariku dan
sedang mengunjungi neneknya kala musim panas saat aku berumur
empat belas tahun. Itu bukanlah cinta. Lebih seperti pelajaran hidup.
"Meg," jawabku, lega itu bukanlah perempuan lain yang tidak ku
kenal yang ingin melemparkan dirinya kepadaku.
"Dan dia mengingat namaku. Aku terkesan," jawabnya lalu
memandang bartender dan tersenyum. "Tolong Jack dan Coke."
"Para pria tidak pernah melupakan wanita pertamanya."
Dia bergeser di bangkunya, menyilangkan kaki dan memiringkan
kepalanya untuk menatapku menyebabkan rambut hitam panjangnya
jatuh di salah satu bahu. Dia masih memanjangkannya. Aku pernah
terpesona akan hal itu dulu.
"Kebanyakan para pria tidak tetapi kau telah menjalani kehidupan
yang berbeda dibandingkan dengan kebanyakan orang. Ketenaran
harus mengubahmu selama bertahun-tahun."
"Ayahku yang terkenal bukan aku," bentakku, membenci hal ini
bacabukunovel.blogspot.com
ketika wanita ingin berbicara tentang sesuatu tentang yang tidak
mereka ketahui. Meg dan aku telah bercinta beberapa kali tapi dia
tidak benar-benar tahu banyak tentangku saat itu.
"Hmmm, terserah. Jadi, kenapa kau begitu murung?"
Aku tidak murung . Aku benar-benar kacau. Tapi dia bukan orang
yang aku berniat untuk menceritakan curhatku. "Aku baik-baik,"
jawabku dan melirik kembali ke lantai dansa berharap untuk
menangkap perhatian Grant. Aku sudah siap untuk pergi.
"Kau kelihatan seperti sedang patah hati dan tidak tahu apa yang
harus dilakukan dengan hal itu," katanya sambil meraih Jack dan
Cokenya. " Aku tidak akan berbicara denganmu tentang kehidupan pribadiku,
Meg." Aku memberikan peringatan terdengar keras dan jelas di
ujung suaraku. "Whoaa sabar, tampan. Aku tidak berusaha untuk membuatmu kesal.
Hanya berbasa-basi."
Kehidupan pribadi ku bukanlah hal basa-basi. "Kalo begitu tanyakan
saja padaku tentang cuaca sialan itu," kataku sambil membentak .
Dia tidak menanggapi dan aku senang. Mungkin dia akan pindah.
Jangan ganggu aku. "Aku sedang di kota merawat Nenekku. Dia sakit dan aku butuh
sesuatu yang baru untuk kulakukan dalam hidupku. Aku baru saja
mengalami perceraian yang berantakan. Sebuah perubahan
pemandangan dari Chicago adalah apa yang aku butuhkan. Aku akan
bacabukunovel.blogspot.com
berada di sini selama setidaknya enam bulan. Apakah kau akan jahat
padaku selama aku disini atau kau akan baik padaku suatu saat
dalam waktu dekat?" Dia ingin berkencan denganku. Tidak, aku tidak siap untuk itu. Aku
akan mulai menjawabnya ketika ponselku memberitahu adanya
pesan teks masuk. Lega karena memiliki jeda sejenak sehingga aku
bisa berpikir tentang bagaimana aku akan menanggapinya aku
menariknya keluar dari kantongku.
Aku tidak mengenali nomornya. Tapi "Hei Ini Bethy" menarik
perhatian saya dan aku berhenti bernapas saat aku membuka teks
untuk membaca selengkapnya.
Hei ini Bethy. Jika kau bukanlah seseorang yang sangat bodoh
bangunlah dan bersiaplah dengan rencana.
Apa artinya itu" Apa yang aku lewati" Apakah Blaire di Rosemary"
Apakah itu artinya ini" Aku berdiri dan menaruh cukup uang di bar
untuk membayar birku dan minuman Meg. "Aku harus pergi. Senang
bertemu denganmu lagi. Jaga diri mu," kataku sambil lalu saat aku
berjalan melalui kerumunan orang sampai aku menemukan Grant
sedang berdansa dengan seseorang berambut merah di lantai dansa.
Matanya bertemu mataku dan aku mengangguk ke arah pintu.
"Sekarang," kataku dan berbalik untuk berjalan keluar. Aku akan
meninggalkan dia disini jika dia tidak menyusulku saat aku
mencapai Range Roverku. Blaire akan kesini. Aku akan mencari
tahu. Bertanya pada Bethy apa yang dia maksudkan dengan pesan
yang menyemangatiku itu bukanlah sia-sia.
*** bacabukunovel.blogspot.com
Bab 9 Blaire Aku mengulurkan tangan dan menyentuh kaki Bethy untuk
membangunkannya. Dia telah tertidur selama hampir dua jam. Kami
berada di luar pantai Rosemary dan aku memerlukan nya untuk
mengemudi agar aku bisa melihat truk Cain pada semua motel
murah. "Kita sudah sampai?"gumamnya mengantuk dan duduk di kursinya.
"Hampir.Aku memerlukanmu untuk menyetir. Aku akan mencari
truk Cain." Bethy menatap bosan. Aku tahu dia melakukan ini hanya dengan
harapan bisa membawaku ke Rosemary dan menjagaku disana. Dia
kurang peduli tentang menemukan Cain.Tapi aku butuh
tumpangan.Aku akan pergi ke rumah Cain. Dia dan aku akan
berbicara. Dia tidak punya urusan untuk datang menemui Rush. Aku
hanya berharap dia tidak mengatakan pada Rush tentang apa yang
kubeli. Bukan berarti aku ingin menyimpan rahasia itu dari Rush. Hanya
saja aku tidak akan membiarkan semua nya hilang begitu saja. Aku
perlu memprosesnya. Mencari tahu apa yang harusku lakukan.
Kemudian aku akan menghubungi Rush. Cain pergi menemui Rush
seperti orang gila bukan lah hal yangku inginkan. Aku tetap tidak
percaya dia melakukan itu.
"Berhenti disana.Aku ingin masuk kesana dan pertama tama aku
mau latte untukku," perintah Bethy. Aku melakukan sesuai yang dia
bacabukunovel.blogspot.com
katakan dan memarkir mobil di depan Starbucks.
"Kau mau sesuatu?"tanya Bethy saat dia membuka pintu. Aku tidak
yakin kalau kafein bagus untuk...untuk si bayi. Aku menggelengkan
kepalaku dan menunggu sampai dia keluar dari pintu sebelum aku
mengeluarkan isakan dari dadaku yang tidakku harapkan. Aku tidak
berfikir apa arti dua garis merah itu. Seorang bayi. Bayi Rush.
Oh,Tuhan. Aku keluar dari mobil dan berjalan mengelilingi mobil untuk menuju
pintu penumpang. Saat aku kembali ke mobil dan hendak masuk
Bethy sedang berjalan menuju mobil. Dia terlihat sedikit waspada
sekarang. Aku mendorong kembali pikiran tentang bayiku dan fokus
untuk menemukan Cain. Aku bisa menjalani masa depan ku,masa
depan bayiku nanti. "Ok.Aku punya kafein.Aku siap menemukan cowok ini."
Aku tidak membetulkannya. Aku tahu dia sudah tahu nama nya
sekarang. Aku mengucapkan nya beberapa kali. Hanya saja dia
menolak untuk mengetahuinya. Bagi nya ini adalah bentuk dari
pemberontakan. Cain mewakili Sumit dan dia tidak ingin aku pergi
ke Sumit. Malahan kejengkelan nya itu membuatku hangat. Dia
menginginkanku dan rasa nya menyenangkan.
"Dia meninggalkan Rosemary karena harga kamar hotel. Jadi, dia
mungkin ada di suatu tempat yang sesuai dengannya. Biasakah kau
membawaku ke beberapa tempat itu?" tanyaku.
Dia menggangguk tetapi tidak menatapku. Dia mengetik pesan.
Bagus. Aku memerlukan nya untuk fokus dan dia malah seperti nya
mengatakan pada Jace kalau kami hampir sampai. Aku benar benar
bacabukunovel.blogspot.com
tidak ingin Jace mengetahui sesuatu.
Kami mengemudi selama tiga puluh menit dengan aku memeriksa
tempat parkir pada semua motel murah di kota.Hal ini membuatku
frustasi. Dia pasti ada di suatu tempat. "Bisakah aku meminjam
ponsel mu"Aku akan menelpon nya dan memberitahu kalau aku
mencarinya. Dia akan mengatakan padaku keberadannya kalau dia
tahu aku sudah berkendara sampai sejauh ini."
Bethy memberikan ponsel nya padaku dan aku dengan cepat
memencet nomor Cain.Terdengar nada dering dua kali.
"Hallo?" "Cain. Ini aku. Kau ada dimana"Aku ada di luar kota Rosemary dan
aku tidak bisa menemukan trukmu dimana pun."
Sunyi, kemudian "Sialan."
"Jangan marah. Aku hanya ingin mengecekmu. Aku datang untuk
membawa mu pulang." Aku tahu dia putus asa kalau aku datang
mendekati Rosemary lagi. "Ku bilang pada mu aku akan pulang segera setelah aku
menyelesaikan semua nya,Blaire. Tidak bisakah kau tetap berada
disana?" kejengkelan dalam suara nya mengganggu ku. Kau akan
berfikiran dia tidak bahagia ketika aku datang untuk mendatanginya.
"Kau ada di mana Cain?" tanyaku lagi. Kemudian aku mendengar.
Suara wanita di belakangnya. Telpon nya jadi teredam. Tidak
diperlukan otak pintar untuk mencari apa yang dilakukan Cain
dengan seorang wanita dan dia mencoba untuk menyembunyikan
bacabukunovel.blogspot.com
nya dari ku. Hal ini mebuatku marah. Bukan karena kupikir Cain dan
aku punya kesempatan tetapi karena dia membiarkanku berfikir dia
terluka dan sendirian di kota asing. Pecundang.
"Dengar. Aku tidak punya waktu untuk permainan bodoh mu,Cain.
Aku akan kesana,selesai. Lain kali, bisakah aku tidak membuat nya
terdengar seolah kau membutuhkanku padalah jelas kau tidak
butuh." "Tidak, Blaire. Dengar kan aku. Ini tidak seperti yang kau pikirkan.
Aku tidak bisa tidur setelah aku menelpon jadi aku kembali ke truk
dan pulang ke rumah. Aku ingin menemui mu."
Seorang gadis berteriak marah dari sisi lain dari telpon. Dia marah
pada siapa pun yang bersamanya. Cowok ini bodoh.
"Pergilah buat teman mu merasa lebih baik. Aku tidak butuh
penjelasan. Aku tidak butuh apa pun darimu. Aku tidak
membutuhkanmu lagi."
"BLAIRE! TIDAK!Aku mencintai mu,sayang. Aku sangat
mencintaimu. Tolong dengar kan aku," dia memohon dan gadis yang
bersamanya menjadi lebih histeris. "Diam Callie!" dia menggeram
dan aku tahu dia kembali ke Sumit. Dia bersama Callie.
"Kau pergi bersama Callie" Kau sudah pulang jadi aku tidak perlu
kuatir lagi dan pergi menemui Callie" Kau aneh,Cain. Kenyataan
nya" Kau tidak bisa menyakitiku lagi.Tapi berhentilah dan berfikir
untuk mengubah perasaan orang lain. Kau tetap bercumbu dengan
Callie dan itu salah. Berhentilah berfikir dengan kejantanan mu dan
dewasalah." bacabukunovel.blogspot.com
Aku menekan tombol end dan memberikan kembali ponsel nya pada
Bethy. Mata nya melebar saat dia manatap ku."Dia sudah kembali ke
Sumit,"kataku menjelaskan.
"Yeah...aku tahu,"kata Bethy pelan. Dia menunggu. Dia layak
mendapatkan lebih. Dia telah membawaku kembali kesini. Dia juga
satu satu nya sahabat sejati yangku punya. Cain bukan lah teman.
Tidak juga. Seorang sahabat sejati tidak akan melakukan hal bodoh
seperti yang dia lakukan.
"Bisakah aku tidur di tempat mu malam ini"Ku pikir aku tidak akan
kembali kesana. Aku akan segera pergi. Aku akan mencari tahu
kemana aku akan pergi besok dan kemudian ketikaku sampai disana
aku akan meminta Granny Q mengirimkan sisa barang ku. Seperti
nya aku tidak punya terlalu banyak barang. Trukku berada di
pemakamam. Truk itu tidak akan pernah bisa di pakai untuk
perjalanan lagi." Bethy mengangguk dan menyalakan mobil kemudian keluar menuju
jalan."Kau bisa tinggal bersamaku selama kau membutuhkannya.
Atau lebih lama," jawabnya.
"Terima kasih," kataku sebelum menyandar kan kepalaku ke kursi


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan menghirup nafas dalam dalam. Apa yang akan kulakukan
sekarang" Aroma dari bacon menjadi lebih tajam dan semakin tajam saatku
hirup. Seolah bacon itu mengambil alih semua indra ku.
Tenggorokanku sesak. Perutku bergulung oleh bau yang tajam itu.
Bunyi desis minyak terdengar dari suatu tempat. Sebelum aku benar
benar bisa membuka mataku kakiku telah menapak lantai dan aku
lari ke kamar mandi. bacabukunovel.blogspot.com
Untung saja apartemen Bethy tidak telalu besar dan aku tidak perlu
berlari jauh. "Blaire?"suara Bethy memanggil dari dapur tapi aku tidak bisa
berhenti. Menjatuhkan lututku di depan toilet aku memegang tempat duduk
porselen dengan kedua tanganku dan mulai memuntah kan semua isi
dari perutku hingga tidak ada yang tersisa selain didera kekeringan
yang melumpuhkan tubuh ku. Setiap kali aku berfikir telah selesai
aku mencium lagi bau bacon bercampur dengan muntahan dan aku
akan mulai muntah lagi. Aku begitu lemah tubuhku bergetar saat aku mencoba untuk muntah
dan tidak ada lagi yang keluar. Sebuah lap dingin ada di wajahku dan
Bethy berdiri di depanku mengguyur toilet dan kemudian menyandar
kanku pada dinding. Aku meletakkan lap pada hidungku untuk menghalangi bau. Bethy
tahu dan menutup pintu kamar mandi di belakangnya. Setelah dia
menyalakan kipas angin dia meletakkan tangan di pinggang nya dan
menatap ku. Ketidakpercayaan di wajah nya membingungkan ku.
Aku sakit.Apa yang aneh dengan itu"
"Bacon"Bau bacon membuat mu mual?" Dia menggelengkan kepala
nya,tetap menatapku seolah dia tidak mempercayainya. "Dan kau
tidak akan mengatakan nya pada ku,bukan" Kau akan menaruh
pantat mu pada bus sialan dan pergi begitu saja. Sendirian saja. Aku
tidak bisa mempercayai mu,Blaire. Apa yang terjadi pada gadis
pintar yang mengajariku agar pria tidak mempermainkan ku"
Hmmm" Kemana pergi nya dia" Karena rencana mu disini payah.
bacabukunovel.blogspot.com
Sangat payah. Kau tidak bisa pergi begitu saja. Kau punya teman
disini. Kau akan membutuhkan teman...danku harap kau berniat
mengatakan Rush tentang hal ini juga. Aku mengenal mu dengan
baik kalau ini adalah bayinya."
Bagaimana dia tahu"Aku hanya muntah. Banyak orang yang terkena
virus,"Ini hanya virus,"gumam ku.
"Jangan bohong pada ku. Ini hanya bacon,Blaire. Kau tidur begitu
nyenyak di sofa dan saat aku mulai memasak bacon kau mulai
mengeluarkan suara aneh dan terlonjak dan berbalik. Kemudian kau
berlari seperti peluru yang hendak di muntah kan. Ini bukan ilmu
pengetahuan tentang roket sayang. Hilangkan ekspresi terkejut itu
dari wajah mu." Aku tidak bisa bohong padanya. Dia adalah temanku. Mungkin satu
satu nya yang kumiliki sekarang. Aku menarik lututku ke atas dagu
dan membungkus lengan disekeliling kaki ku. Ini adalah cara untuk
memeluk diriku sendiri. Ketika aku merasa dunia seolah hancur
disekitarku dan tidak bisa mengendalikan nya aku akan selalu
memeluk diriku seperti ini.
"Itulah kenapa Cain datang kesini. Dia mengetahui aku membeli tes
kehamilan kemarin. Aku tahu itulah mengapa dia kemari. Untuk
bertanya pada Rush...untuk bertanya tentang hubungan antara Rush
dan aku. Aku menolak untuk bicara dengan Cain tentang hal ini.
Aku tidak ingin bicara tentang Rush sama sekali. Kemudian aku
terlambat.Terlambat dua minggu. Ku pikir aku akan membeli
beberapa tes dan itu akan jadi negatif dan semua nya akan baik baik
saja. "Aku menghentikan penjelasanku dan mengistirahatkan pipi
pada lutut ku. bacabukunovel.blogspot.com
"Tes itu...semua nya positif?"tanya Bethy.
Aku mengangguk dan tidak menatapnya.
"Kau akan mengatakan nya pada Rush" Atau kau hanya akan pergi
begitu saja?" Apa yang akan dilakukan Rush" Adik nya membenci ku. Ibu nya
membenci ku. Mereka membenci ibu ku. Dan aku membenci ayah
ku. Bagi Rush menjadi bagian dari kehidupan bayi ini membuat nya
menjauhi mereka. Aku tidak bisa meminta nya melakukan itu.
Meskipun mereka semua kejam. Dia mencintai mereka. Dan dia
tidak akan menyerah pada Nan. Aku sudah tahu itu ketika terjadi
padaku dan Nan, dia telah memilih Nan. Dia akan melakukannya
sampai kapan pun. Ketika aku tahu semuanya. Dia akan menyimpan
rahasianya. Dia memilihnya."
"Aku tidak bisa mengatakan padanya." kataku pelan.
"Apakah itu benar" Karena dia perlu tahu pentingnya menjadi
seorang pria dan berada disana untukmu. Pelarian ini bodoh."
Dia tidak tahu semuanya. Dia hanya tahu sedikit dan hanya
sepotong. Ini hanya cerita tentang Nan dan tidak ada yang lain di
mata Rush. Tapi aku tidak setuju. Ini juga cerita ku. Nan tetap
memiliki kedua orang tua nya dan kakak. Aku tidak punya siapa
siapa. Ibuku telah meninggal. Kakakku telah meninggal. Dan ayahku
mungkin juga sudah meninggal. Jadi cerita ini lebih menjadi milikku
daripada dia. Mungkin lebih.
Aku mengangkat kepalaku dan menatap Bethy. Dia satu satu nya
temanku di dunia dan jika aku ingin bercerita tentang hal ini maka
bacabukunovel.blogspot.com
dia lah orang satu satunya.
*** Bab 10 Rush Sudah tiga minggu, empat hari, dan dua belas jam sejak aku
melihatnya. Sejak dia menghancurkan hatiku. Jika aku mabuk, Aku
menyalahkan alkohol. Itu pasti hanya khayalan, khayalan yang
menyedihkan. Tapi aku belum mabuk. Tidak setetes pun. Tidak ada
yang salah pada Blaire. Itu memang dia. Dia memang benar-benar di
sini. Blaire kembali ke Rosemary. Dia ada di rumahku.
Aku telah menghabiskan lima jam semalam mengemudi seluruh
tempat sialan untuk mencari Bethy berharap dia akan membawaku
pada Blaire. Tapi aku tidak menemukan keduanya. Kembali ke
rumah dan menerima kekalahan, sangat menyakitkan. Aku telah
meyakinkan diri ku bahwa Bethy masih di Sumit bersama Blaire.
Mungkin pesan dari Bethy adalah pesan ketika mabuk dan tidak
lebih. Aku terpana melihatnya. Dia lebih kurus dan aku tidak
menyukainya. Apakah dia tidak makan" Apakah dia sakit"
"Halo, Rush," katanya, memecah kesunyian. Bunyi suaranya hampir
meluluhkanku.Ya Tuhan, aku merindukan suaranya.
"Blaire," Aku berhasil mengucapkan nya, takut bahwa aku akan
menakutinya hanya dengan berbicara.
Dia mengulurkan tangannya ke atas dan membalutkan sehelai
bacabukunovel.blogspot.com
rambutnya di jarinya dan menariknya dengan sedekit keras. Dia
gugup. Aku tidak menyukai bahwa aku membuat dia gugup. Tapi
apa yang bisa aku lakukan untuk membuat ini menjadi lebih mudah"
"Bisakah kita berbicara?" tanyanya lembut.
"Ya." Aku melangkah mundur untuk membiarkan dia masuk.
"Masuklah." Dia berhenti dan melirikku menuju rumah. Rasa takut dan rasa sakit
yang terpancar di matanya membuatku diam-diam mengutuk diriku
sendiri. Dia telah terluka di sini. Dunianya telah hancur di rumahku.
Sialan. Aku tidak ingin dia merasa seperti itu tentang rumahku.
Tidak ketika ada kenangan bagus juga di sini.
"Apakah kamu sendirian?" tanyanya. Matanya berpindah kembali
menatapku. Blaire tidak ingin melihat ibuku atau ayahnya. Aku mengerti
sekarang. Ini bukan tentang rumah. "Aku memaksa mereka untuk
pergi di hari kau pergi," Aku m8embalas, menatapnya dengan hatihati.
Matanya membelalak. Kenapa ini mengejutkannya" Tidakkah dia
mengerti" Dia datang pertama. Aku sudah memberitahunya di kamar
hotel itu. "Oh. Aku tidak tahu..." dia berhenti. Kita berdua tahu dia
tidak tahu karena dia menyingkirkanku dari hidupnya.
"Hanya aku. Kecuali untuk kunjungan sesekali Grant, selalu hanya
aku." Dia harus tahu aku belum pindah. Aku tidak pindah.
Blaire berjalan ke dalam rumah dan aku mengepalkan tangan
menjadi genggaman ketika aroma familiar manisnya mengikutinya.
bacabukunovel.blogspot.com
Begitu banyak malam aku duduk disini dan bermimpi melihatnya
berjalan kembali dalam hidup ku. Dunia ku.
"Bisakah aku mengambilkanmu sesuatu untuk diminum?" tanyaku,
berpikir bagaimana aku benar-benar ingin meminta dia untuk
berbicara denganku. Untuk tinggal denganku. Untuk memaafkanku.
Blaire menggelengkan kepalanya dan berbalik untuk menatapku.
"Tidak. Aku baik-baik saja. Aku...aku hanya...aku berada di kota
dan... "Dia mengernyitkan hidungnya dan aku melawan dorongan
untuk meraih dan menyentuh wajahnya. "Apakah kau memukul
Cain?" Cain. Sialan. Dia tahu tentang Cain. Apakah dia di sini untuk
membicarakan Cain" "Dia menanyakan sesuatu yang tidak
seharusnya. Mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya, "Jawabku
melalui gigi terkatup. Blaire menghela nafasnya. "Aku hanya bisa membayangkan," dia
bergumam dan menggelengkan kepalanya. "Maafkan aku dia datang
ke sini. Dia tidak memikirkan sesuatu dengan keseluruhan. Dia
hanya bertindak impulsif." Dia tidak membelanya. Dia meminta
maaf untuknya. Itu bukan tugasnya. Bajingan bodoh itu bukan
tanggung jawabnya atau salahnya.
"Jangan meminta maaf untuknya, Blaire. Itu membuatku ingin
memburunya," Aku menggeram, tidak mampu mengontrol reaksiku.
"Itu salahku dia ke sini, Rush. Makanya aku meminta maaf. Aku
menyinggung perasaannya dan dia mengira itu semua gara-gara
kamu jadi dia ke sini sebelum membicarakannya denganku."
bacabukunovel.blogspot.com
Membicarakannya dengan dia" Apa-apaan Cain perlu berbicara
dengannya" "Dia harus mundur. Kalau dia terlalu-"
"Rush. Tenanglah. Kami teman lama. Tidak lebih. Aku
memberitahunya beberapa hal yang aku ingin katakan dari dulu. Dia
tidak menyukainya. Aku kejam tapi aku harus mengatakannya. Aku
lelah untuk melindungi perasaannya. Dia mendesakku terlalu jauh.
Hanya itu." Aku mengambil nafas dalam tetapi dentuman di kepala ku semakin
keras. "Apakah kamu datang untuk menemuinya?" Aku perlu tahu apakah
itu penyebab kenapa Blaire disini. Jika hal ini tidak ada
hubungannya dengan ku, hatiku harus menghadapinya.
Blaire berjalan ke arah tangga bukannya pergi ke ruang tamu. Aku
memperhatikan itu. Aku mengerti. Dia mungkin masuk ke rumahku
tapi Ia tidak bisa berjalan ke dalam dan menghadapinya. Belum.
Mungkin tidak akan pernah. "Dia mungkin telah menjadi alasanku
untuk masuk ke dalam mobil dengan Bethy," Ia berhenti sejenak dan
menghela nafas, "Tapi dia sudah pergi ketika aku sampai di sini. Aku
disini untuk alasan lain. Aku... Aku ingin berbicara denganmu."
Dia datang ke sini untuk berbicara denganku. Sudahkah waktunya
cukup" Aku gunakan setiap ons kekuatan yang aku miliki untuk
berdiri diam dan tidak pergi menariknya ke dalam pelukanku. Aku
tidak peduli apa yang dia katakan. Fakta dia ingin melihatku sudah
cukup. "Aku senang kau datang," kataku.
Kerutan kecil itu kembali dan Blaire tidak melihat langsung ke
arahku. "Semuanya masih sama. Aku belum bisa untuk
bacabukunovel.blogspot.com
membiarkannya pergi. Aku tidak akan pernah bisa mempercayaimu.
Bahkan...bahkan jika aku mau. Aku tidak bisa."
Apa-apaan itu artinya" debaran di telingaku semakin kuat.
"Aku akan meninggalkan Sumit. Aku tidak bisa tinggal di sana. Aku
harus bisa melakukannya sendiri."
Apa?"Apa kau pindah dengan Bethy?" tanyaku, merasa ragu jika
aku masih tidur dan ini adalah mimpi.
"Tidak, aku tidak akan. Tapi pagi ini aku berbicara dengan Bethy dan
kupikir mungkin jika aku menemui mu dan berbicara dengan mu dan
menghadapi...ini, aku akan bisa tinggal bersamanya untuk sementara
waktu. Tidak akan permanen; Aku akan pergi dalam beberapa bulan.
Hanya sampai aku punya waktu untuk memutuskan kemana aku
akan pergi selanjutnya."
Blaire masih berencana untuk pergi. Aku perlu merubah itu. Aku
punya beberapa bulan jika dia tinggal di sini. Untuk pertama kalinya
sejak dia mengatakan padaku untuk meninggalkan hotel aku punya
harapan. "Aku pikir itu bijak. Tidak ada alasan untuk membuat
keputusan dengan tergesa-gesa ketika kamu memiliki pilihan yg
tepat disini." Dia bisa tinggal di rumah ku gratis. Di tempat tidur ku.
Bersamaku. Tetapi aku tidak bisa menawarkan itu. Dia tidak akan
pernah setuju. *** Bab 11 Blaire bacabukunovel.blogspot.com
"Aku akan bekerja di klub. Kita akan...umm...bertemu di lain
kesempatan. Aku bisa mendapatkan pekerjaan di tempat lain tapi aku
butuh uang dari klub." Aku menjelaskan hal ini kepada diriku sama
seperti aku menjelaskannya pada Rush. Aku tidak begitu yakin apa
yang akanku katakan saat aku muncul disini. Aku hanya tahu bahwa
aku harus berhadapan dengannya. Pada awalnya Bethy telah
memohon padaku untuk memberitahu Rush tentang kehamilanku.
Akan tetapi, setelah dia mendengar apa yang sebenarnya terjadi
dengan ayahku dan Nan dan ibunya, dia tidak berpihak lagi pada
Rush seperti sebelumnya. Dia setuju bahwa tidak ada untungnya
memberitahu Rush mengenai apapun.
Mengumpulkan keberanian untuk kembali ke rumah ini setelah aku
meninggalkannya tiga setengah minggu yang lalu adalah hal yang
sangat sulit. Harapanku bahwa hatiku tidak akan bereaksi saat
melihat wajah Rush telah sia-sia. Dadaku mengerut sangat parah
sehingga suatu keajaiban bahwa aku masih bisa bernapas. Tidak
perlu berbicara. Aku hamil bayinya...bayi kami. Tapi kebohongan.
Penipuan. Siapa dirinya. Semua itu telah menahanku untuk
mengucapkan kata-kata yang seharusnya dia dengar. Aku tidak bisa.
Itu salah. Aku telah menjadi seseorang yang egois. Aku tahu itu. Itu
tidak akan mengubah apapun. Bayi yang aku kandung sekarang
mungkin tidak akan pernah tahu tentangnya. Aku tidak bisa
membiarkan perasaaanku padanya mengaburkan tujuanku akan masa
depanku...atau masa depan anakku. Ayahku, ibunya dan adiknya
tidak akan pernah menjadi bagian dari kehidupan anakku. Aku tidak
akan membiarkannya. Aku tidak bisa.
"Tentu saja. Yeah, bekerja di klub akan menghasilkan banyak uang."
Dia berhenti dan menjalankan tangannya di rambutnya. "Blaire,
tidak ada yang berubah. Tidak bagiku. Kau tidak butuh ijinku. Ini
adalah yang benar-benar aku inginkan. Adanya kau disini. Melihat
bacabukunovel.blogspot.com
wajahmu. Ya Tuhan, sayang, aku tidak bisa melakukan ini. Aku tidak


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bisa berpura-pura bahwa aku tidak gemetar dengan adanya kau
berdiri di rumahku sekarang."
Aku tidak bisa melihatnya. Tidak sekarang. Aku tidak pernah
mengira dia akan mengatakan semua hal itu. Percakapan yang kaku
dan menegangkan menjadi lebih dari yang aku perkirakan. Itu adalah
yang aku inginkan. Hatiku tidak bisa menerima yang lainnya. "Aku
harus pergi, Rush. Aku tidak bisa, aku hanya ingin memastikan
bahwa kau tidak masalah dengan adanya diriku di kota ini. Aku akan
menjaga jarak." Rush bergerak sangat cepat hingga aku tidak menyadari sampai dia
berdiri antara aku dan pintu. "Aku minta maaf. Aku mencoba untuk
bersikap tenang. Aku mencoba untuk berhati-hati tetapi aku
menghancurkannya. Aku akan berbuat lebih baik. Aku janji. Pergilah
ke tempat Bethy. Lupakan apa yang barusanku katakan. Aku akan
bersikap baik. Aku janji. Hanya saja...hanya saja jangan pergi.
Tolonglah." Apa yang akanku katakan" Dia berusaha membuatku untuk
menenangkannya. Untuk meminta maaf padanya. Dia senjata
mematikan bagi emosi dan akal sehatku. Jarak. Kami butuh jarak.
Aku mengangguk dan melangkah melewatinya. "Aku
akan...umm...mungkin akan bertemu lagi dengan mu." Aku berhasil
mengeluarkan suara parau sebelum membuka pintu dan melangkah
keluar rumah. Aku tidak menoleh ke belakang tapi aku tahu dia melihatku pergi.
Itu satu-satunya alasan aku tidak berlari. Jarak...kami butuh jarak.
Dan aku butuh menangis. *** bacabukunovel.blogspot.com
Seolah dia tahu kalau aku datang. Aku sudah memutuskan akan
langsung pergi ke ruang makan dan mencari Jimmy. Aku rasa Jimmy
tahu dimana menemukan Woods. Tetapi Woods telah menungguku di
pintu saat aku membuka pintu masuk belakang klub.
"Dan dia kembali. Sejujurnya aku mengira kau tidak akan kembali,"
Woods menggumam saat pintu tertutup di belakangku.
"Mungkin hanya sebentar,"jawabku.
Woods berkedip padaku dan menganggukkan kepalanya menuju
ruangan yang mengarah ke kantornya. "Ayo kita bicara."
"Oke," aku berkata sambil mengikutinya.
"Bethy sudah meneleponku dua kali hari ini. Dia ingin tahu apakah
aku sudah bertemu dengan mu. Memastikan kau mendapatkan
pekerjaanmu kembali," Woods berkata sambil membuka pintu
kantornya dan menahannya supaya aku bisa masuk kedalam. "Yang
tidak kusangka adalah telepon yang baru sajaku terima sekitar
sepuluh menit yang lalu. Itu mengejutkanku. Dari caramu melarikan
diri dari sini tiga minggu yang lalu dan meninggalkan Rush begitu
saja, aku tidak mengira dia akan meneleponku untuk
kepentinganmu. Dia tidak perlu melakukannya. Aku sudah setuju
bahwa kau akan mendapatkan pekerjaanmu kembali."
Aku berhenti dan melihat ke arahnya. Apakah benar yang kudengar
darinya" "Rush?" Tanyaku, hampir takut bahwa aku berhalusinasi
terhadap komentar itu. Woods menutup pintunya kemudian berjalan dan berdiri di depan
bacabukunovel.blogspot.com
mejanya. Dia bersandar pada kayu berkilau yang terlihat mahal itu
dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. Senyum yang ada
sejak aku datang telah hilang. Dia terlihat lebih khawatir sekarang.
"Ya, Rush. Aku tahu kebenaran telah terungkap. Jace telah
memberitahuku sebagian. Setidaknya hanya yang dia ketahui. Tapi
kemudian aku tahu siapa dirimu. Atau yang disangka Rush dan Nan
sebelumnya. Aku memperingatkanmu Rush akan memilih Nan. Dia
telah memilihnya saat aku memberimu peringatan. Apakah kau
benar-benar ingin kembali ke semua ini" Apakah Alabama begitu
buruknya?" Tidak. Alabama tidak seburuk itu. Tetapi berusia sembilan belas
tahun dan hamil sendirian tanpa keluarga cukup buruk.
Bagaimanapun hal itu bukanlah sesuatu yang ingin aku ceritakan
pada Woods. "Kembali kesini tidak mudah. Melihat...mereka, juga
tidak mudah. Tapi aku perlu mengetahui apa yang akan kulakukan
selanjutnya. Kemana aku akan pergi. Tak ada yang tersisa bagiku di
Alabama. Aku tidak bisa berada disana dan berpura-pura ada yang
kumiliki disana. Ini waktunya bagiku menemukan hidup baru. Dan
Bethy adalah satu satunya temanku. Pilihan tempat untukku pergi
sedikit terbatas." Alis Woods bergerak naik. "Ouch. Lalu aku apa" Aku pikir kita
teman." Tersenyum, aku berjalan dan berdiri di belakang kursi di seberang
Woods. "Kita teman tapi...bukan teman dekat."
"Bukan karena aku tidak mencoba yang terbaik."
Aku tertawa kecil dan Woods menyeringai. "Senang mendengar itu.
Aku merindukannya." bacabukunovel.blogspot.com
Mungkin kembali tidak akan begitu sulit.
"Kau mendapatkan pekerjaanmu. Itu milikmu. Aku punya masalah
dengan cewek-cewek pembawa minuman dan Jimmy masih
merajuk. Dia tidak akrab dengan pelayan yang lain. Dia juga
merindukanmu." "Terima kasih," jawabku. "Aku menghargainya. Aku ingin jujur
padamu. Dalam empat bulan, aku bermaksud untuk pergi. Aku tidak
bisa tinggal disini selamanya. Aku punya..."
"Kau punya kehidupan yang harus kau cari. Yah, aku mendengarmu.
Rosemary bukanlah tempat untuk menanam akarmu (tempat untuk
tinggal seterusnya). Aku mengerti. Untuk berapapun lamanya, kau
mendapatkan pekerjaan."
*** Bab 12 Rush Aku mengetuk sekali sebelum membuka pintu kondominium milik
Nan dan berjalan masuk. Mobilnya terparkir di luar. Aku tahu dia
disini. Aku hanya ingin memastikan dia tahu kalau aku ada disini.
Aku pernah membuat kesalahan dengan tidak mengetuk pintu
terlebih dahulu dan kemudian aku melihat adikku sedang
mengangkang di pangkuan seorang cowok. Rasanya aku ingin
mencuci mata dan otakku setelah kejadian itu.
bacabukunovel.blogspot.com
"Nan, ini aku. Kita harus bicara." Aku memanggilnya kemudian
menutup pintu di belakangku. Aku melangkah ke ruang tamu dan
bunyi yang tidak lebih dari suara hening dan langkah kaki yang
datang dari arah kamar tidur utama hampir membuatku berbalik dan
pergi. Tapi aku tidak jadi melakukannya. Ini lebih penting. Teman
tidurnya harus pulang sekarang bagaimanapun juga. Ini sudah lebih
dari jam sebelas. Pintu kamar tidurnya terbuka dan tertutup. Menarik. Siapapun yang
ada disini, dia menetap. Kami harus pergi keluar ke balkon untuk
berbicara. Aku tidak ingin membahas Blaire di depan orang lain.
Aku mungkin kenal dengan pria yang ada di kamar itu. Itulah adalah
satu-satunya alasan kenapa Nan menyembunyikannya di dalam sana.
"Apa kamu tidak pernah mendengar tentang menelepon dulu
sebelum datang?" Nan membentak saat dia berjalan ke ruang tamu
memakai mantel sutera pendek. Dia semakin lama semakin mirip
dengan Ibu kami seiring bertambahnya usia.
"Ini hampir jam makan siang, Nan. Kau tidak bisa menahan pria mu
di tempat tidur sepanjang hari," jawab ku dan membuka pintu ke
arah balkon yang menghadap ke arah laut. "Aku butuh berbicara
denganmu dan aku tidak ingin melakukannya di tempat yang bisa di
dengar teman menginapmu."
Nan memutar matanya dan melangkah keluar. "Aku merasa aneh
bahwa ketika aku mencoba untuk berbicara denganmu selama
berminggu-minggu dan kemudian kau sekarang ingin berbicara
denganku, kau menerobos masuk seenaknya seakan aku tidak punya
kehidupan.Setidaknya aku meneleponmu terlebih dahulu." Dia juga
mulai terdengar seperti ibu kami.
bacabukunovel.blogspot.com
"Aku pemilik kondo ini, Nan. Aku bisa datang kapanpun aku mau,"
Aku mengingatkannya. Dia akan pergi dari sini pada pertengahan
Agustus untuk kembali ke asrama mahasiswanya dan jurusan kuliah
yang belum dia putuskan. Kampus adalah fungsi sosial baginya. Dia
tahu aku akan membayar tagihan dan uang sekolahnya. Aku selalu
mengurus semua hal untuknya.
"Sangat menyebalkan. Tentang apa ini" Aku bahkan belum minum
kopi." Dia juga tidak takut kepadaku. Bukan berarti aku ingin dia
takut padaku, tapi ini saatnya dia bersikap dewasa. Aku tidak akan
membiarkan dia membuat Blaire melarikan diri. Dalam sebulan, Nan
akan pergi. Biasanya aku juga akan pergi. Tapi tidak tahun ini. Aku
akan tetap berada di Rosemary. Ibu harus mencari lokasi lain. Dia
tidak akan mendapatkan rumah ini secara gratis sepanjang tahun ini.
"Blaire telah kembali," Aku mengatakan secara terus terang. Aku
telah memiliki waktu untuk melihat segalanya dari sudut yang
berbeda. Aku tidak lagi merasa bahwa Nan adalah seorang korban.
Saat kecil dia memang korban tapi begitu juga dengan Blaire. Nan
menegang dan matanya berkilat penuh kebencian yang mengarah
kepada ayahnya alih-alih kepada Blaire. "Jangan mengatakan
apapun. Biarkan aku bicara lebih dulu atau aku akan mengusir teman
menginapmu keluar dari kondo-ku. Aku yang berkuasa disini Nan.
Ibu kita tidak punya apa-apa. Aku menghidupi kalian berdua. Aku
tidak pernah memintamu untuk apapun. Tidak pernah. Tapi sekarang
aku akan memintanya... tidak, aku akan menuntutmu untuk
mendengarkanku dan mengikuti ucapanku."
Kemarahan Nan memudar dan sekarang si anak manja ada disana
melihat ke arahku. Dia tidak suka diperintah. Aku tidak bisa
menyalahkan Ibu ku atas sikapnya itu, tidak seluruhnya. Aku juga
merupakan penyebabnya. Kepuasan yang berlebihan telah
bacabukunovel.blogspot.com
menghancurkan Nan. "Aku benci dia," Nan mendidih.
"Aku bilang dengarkan aku. Jangan berasumsi aku menggertak, Nan.
Karena kali ini kau berurusan dengan sesuatu yang aku pedulikan.
Hal ini mempengaruhiku, jadi dengarkan dan tutup mulutmu."
Matanya membulat terkejut. Aku yakin aku tidak pernah berbicara
seperti itu padanya. Aku sendiri juga sedikit merasa terkejut.
Mendengar kebencian dalam suaranya yang mengarah ke Blaire
telah membuatku marah. "Blaire tinggal dengan Bethy. Woods telah memberi Blaire
pekerjaannya kembali. Dia tidak memiliki apapun di Alabama. Dia
tidak memiliki siapapun. Ayah yang kalian berdua miliki tidak
berguna. Baginya Ayahnya sudah mati. Dia kembali untuk mencari
tahu dimana tempat yang tapat baginya dan apa yang akan dia
lakukan selanjutnya. Dia telah melakukan hal itu sebelumnya, tapi
ketika kebenaran telah terungkap membuat dunianya hancur
sehingga dia melarikan diri. Merupakan sebuah keajaiban bahwa dia
telah kembali. Aku ingin dia kembali disini, Nan. Kau mungkin tidak
ingin mendengar ini, tapi aku mencintainya. Aku akan melakukan
segalanya untuk memastikan dia aman. Dia telah aman dan tidak ada
seorangpun, benar-benar seorang pun, bahkan adikku sendiri, yang
akan membuatnya merasa tidak diinginkan. Kau akan segera pergi.
Kau bisa menyimpan kebencianmu yang salah tempat jika kau ingin,
tapi suatu hari nanti aku harap kau cukup dewasa untuk menyadari
bahwa hanya ada satu orang untuk dibenci disini."
Nan tenggelam dalam kursi santai yang dia taruh disini untuk
bersantai dan membaca buku. Aku juga mencintai Nan. Aku telah
bacabukunovel.blogspot.com
melindunginya sepanjang hidupku. Memberitahunya hal ini dan
mengancamnya adalah hal yang sulit tapi aku tidak bisa
membiarkannya menyakiti Blaire lagi. Aku harus
mengehentikannya. Blaire tidak akan memberikan kesempatan lagi
padaku selama Nan masih menyiksa hidupnya.
"Jadi kau lebih memilih dia daripada aku," Nan berbisik.
"Ini bukan kontes, Nan. Berhenti bertingkah seperti itu. Kau
mendapatkan Ayah. Blaire kehilangannya. Kau menang. Sekarang
lepaskan." Nan mengangkat matanya dan air mata menempel pada bulu
matanya. "Dia membuatmu membenciku."
Drama sialan. Nan hidup dalam opera sabun dalam kepalanya. "Nan,
dengarkan aku. Aku mencintaimu. Kau adalah adikku. Tak ada
seorangpun yang bisa mengubahnya. Tapi aku jatuh cinta pada
Blaire. Itu mungkin halangan yang besar bagi rencanamu untuk
menaklukkan dan menghancurkannya, tapi sayangku, sudah
waktunya bagimu untuk melupakan masalah tentang Ayahmu. Tiga
tahun yang lalu dia telah kembali. Aku ingin kau menyingkirkan
rencanamu." "Bagaimana dengan keluarga adalah yang utama?" Dia tercekik.
"Jangan bawa-bawa itu. Kau dan aku tahu bahwa aku selalu
mengutamakanmu sepanjang hidupku. Kau membutuhkanku dan aku
ada disana. Tapi kita sekarang sudah dewasa, Nan."
Dia menghapus air mata yang keluar dari matanya kemudian berdiri.
Aku tidak bisa bilang apakah air matanya asli atau palsu. Dia bisa
bacabukunovel.blogspot.com
menyalakan dan mematikannya dalam sekejap. "Baiklah. Mungkin
aku akan kembali ke sekolah lebih awal. Kau juga tidak
menginginkanku disini bagaimanapun juga. Kau telah memilihnya."
"Aku ingin kau selalu berada disisiku, Nan. Tapi kali ini aku ingin
kau bersikap baik. Pikirkan orang lain sebagai gantinya. Kau punya
hati. Aku pernah melihatnya. Sekarang waktunya untuk
menggunakannya." Punggung Nan mengencang. "Jika kita sudah selesai bisakah kau
meninggalkan kondo-mu?"
Aku mengangguk. "Yeah Aku selesai," Aku menjawab dan berjalan
masuk ke dalam. Tanpa berkata-kata lagi aku berjalan menuju pintu
depan. Waktu akan menunjukkan apakah aku harus menggunakan
ancaman untuk memberi adikku pelajaran. Aku harap aku tidak perlu
melakukannya. *** Bab 13 Blaire Aku membutuhkan barang-barangku dan aku butuh untuk menjual
trukku. Ini tidak akan pernah sampai sejauh ini. Cain telah
memeriksanya untukku minggu lalu setelah mengetahuinya rusak
dan dia mengatakan dia mampu untuk memperbaikinya. Biaya untuk
memperbaiki segala kerusakannya akan menghabiskan lebih banyak
dari yang bisa aku keluarkan. Menelepon dan bertanya kepada
Granny Q atau Cain untuk mengirim barang-barangku dan menjual
truk sepertinya tidak benar. Mereka layak mendapat penjelasan...atau
setidaknya Granny Q akan melakukannya. Dia memberikanku
bacabukunovel.blogspot.com
tempat tinggal, sebuah tempat tidur dan memberikan aku makan
selama tiga minggu. Aku sudah harus kembali ke Sumit untuk
mengambil barang-barangku dan mengucapkan selamat tinggal
kepada Granny Q. Woods telah memberikan aku beberapa hari untuk
menetap sebelum aku mulai kembali bekerja.
Bethy sudah meminta izin kemarin untuk membawaku mengajukan
Medicaid. Sudah waktunya aku untuk memeriksakan ke dokter, tapi


Never Too Far Too Far 2 Karya Abbi Glines di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pertama-tama aku memerlukan asuransi. Hari ini aku mendengarnya
memberitahu Jace tentang bagaimana dia akan menghadapi kencan
pertama mereka malam ini. Aku telah memonopoli semua waktunya
sejak dia datang dan menemukanku. Aku mulai merasa telah
merepotkannya. Aku benci perasaan itu. Aku bisa naik bus. Itu akan
lebih terjangkau dan tidak akan membebani Bethy, tentunya. Aku
membuka laptop Bethy dan mulai mencari jadwal bus.
Sebuah ketukan di pintu menginterupsi pikiranku. Aku
menghentikan kegiatanku mencari terminal bus dan pergi membuka
pintu. Rush berdiri disana, dengan sebelah tangannya diselipkan
kedepan jins-nya dan baju kaos ketat yang dipakainya, sungguh
bukan seperti apa yang aku perkirakan. Dia mengulurkan tangan
untuk melepas kacamata aviator-nya. Aku berharap dia membiarkan
benda itu untuk tetap disana. Warna silver dari matanya saat terkena
sinar matahari terlihat lebih menakjubkan dari apa yang pernah aku
ingat. "Hey, aku melihat Bethy di clubhouse. Dia mengatakan kau berada
disini," Jelasnya. Dia terlihat gugup. Aku tidak pernah melihatnya
gugup sebelumnya. "Yeah...um Woods memberikan aku beberapa hari untuk mengambil
barang-barangku dari Sumit sebelum aku mulai kembali bekerja."
bacabukunovel.blogspot.com
"Kau harus pergi untuk mengambil barang-barangmu?"
Aku mengangguk. "Yeah. Aku meninggalkannya disana. Aku hanya
membawa tas menginap bersamaku. Aku belum merencanakan
dengan pasti untuk menetap."
Rush mengerutkan keningnya. "Jadi, bagaimana kau akan kesana"
Aku tidak melihat trukmu."
"Aku baru saja mencari terminal bus dan melihat mana yang terdekat
dari sini." Kerutan dikening Rush semakin dalam. "Itu menghabiskan 40 menit.
Semua jalur di Fort Walton Beach."
Itu tidak seburuk seperti apa yang aku takuti.
"Bus tidaklah aman, Blaire. Aku tidak suka idemu menggunakan
bus. Biarkan aku yang mengantarmu. Aku mohon. Aku akan
membawamu kesana lebih cepat dan itu gratis. Kau bisa menyimpan
uangmu." Pergi bersamanya" Seluruh perjalanan ke Sumit hingga balik"
Apakah itu sebuah ide yang bagus"
"Aku tidak tahu..." Aku terdiam karena sejujurnya aku benar-benar
tidak tahu. Hatiku tidak siap untuk segala hal yang berkaitan dengan
Rush. "Kita bahkan tidak perlu bicara...atau kita bisa jika kau ingin. Aku
akan membiarkanmu memilih musik dan aku tidak akan
bacabukunovel.blogspot.com
memprotesnya." Jika aku kembali dengan Rush, maka Cain tidak akan melakukan
perlawanan. Atau bisa saja dia melakukannya. Dia bisa memberitahu
Rush tentang kehamilan. Tapi akankah dia" Aku bahkan tidak pernah
mengatakan kepada Cain kalau aku tengah hamil.
"Aku tahu kau tidak bisa memaafkan kebohongan dan sakit yang kau
rasakan. Aku bahkan tidak akan meminta untuk itu. Kau tahu aku
merasa bersalah dan jika aku bisa kembali dan merubah semuanya,
aku ingin sekali. Aku mohon, Blaire, hanya sebagai seorang teman
yang ingin menolong dan membiarkanmu untuk tetap selamat dari
pria gila yang akan menyakitimu di bus, tolong biarkan aku
mengantarmu." Aku pikir tidak seperti yang dia pikirkan tentang mendapatkan
kesakitan di dalam bus. Dan aku juga berpikir tentang fakta bahwa
aku tidak hanya akan menyelamatkan diriku sendiri. Tapi aku punya
kehidupan lain didalam perutku yang harus aku jaga.
"Okay. Ya. Aku akan pergi denganmu."
*** Jace tergeletak di kursi biru besar yang terdapat diruang tamu Bethy
dengan kakinya bersandar pada sandarannya dan Bethy meringkuk
di pangkuannya. Aku berada di sofa, rasa-rasanya aku seperti
percobaan ilmiah, karena mereka berdua menatapku bingung.
"Jadi kau setuju dengan Rush untuk mengantarmu ke Sumit besok
untuk mengambil barang-barang" Maksudku kau tidak merasa aneh
atau..." Bethy terdiam.
bacabukunovel.blogspot.com
Itu akan terlihat aneh. Itu juga pasti akan menyakitkan berada
didekatnya tapi aku butuh tumpangan. Bethy harus bekerja, tidak ada
hari libur lain untuk membantuku minggu ini. "Dia yang
menawarkan. Aku butuh tumpangan, jadi aku menjawab ya."
"Dan apakah segampang itu" Kenapa aku tidak mempercayainya?"
Tanya Bethy. "Karena dia meninggalkan bagian-bagian dimana Rush meminta dan
memohon," ucap Jace sembari tergelak.
Aku menarik afghan* diatas bahuku. Aku kedinginan. Aku merasa
sangat dingin akhir-akhir ini dimana terasa aneh karena sekarang
musim panas di Florida. "Dia tidak memohon," jawabku, merasa
terdorong untuk membela Rush. Sekalipun dia memohon, itu
bukanlah urusan Jace. Manusia Srigala 2 Si Pedang Kilat Karya Gan K L Bidadari Penyebar Cinta 1

Cari Blog Ini